Karya Tulis Ilmiah Madu Kismo
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Karya Tulis Ilmiah Madu Kismo
SISTEM PENGOLAHAN TEBU TERHADAP HASILAKHIR PRODUK GULA DI PT.MADUKISMO
(KARYA TULIS)
Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas
Karya Tulis Ilmiah
di SMA Negeri 2 Sumedang Tahun 2013-2014
Nama : ANNISA’A FAUZIA CINDI UTAMI
Kelas : XI IPA 3
NIS : 111210142
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH NEGERI 2 SUMEDANG
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui/mengesahkan
Pembimbing
Acep Dodi
NIP.196609281989021001
Kepala Sekolah
Drs. YosepRaharja, M.MPd
NIP.196211261987031011
Wali Kelas
Hj. Sri HarjatiS.Pd
NIP.196604041988112002
ABSTRAK
Karya tulis ini berjudul “SISTEM PENGOLAHANTEBU TERHADAP HASIL AKHIR PRODUK GULA DIPT.MADUKISMO” bertujuan untuk mengetahuibagaimana pengaruh pengelolaan tebu terhadaphasil gula yang dihasilkan. Metode yangdigunakan penulis adalah metode observasi danstudi literature. Dan hasil yang diperolehyaitu pengelolaan tebu yang baik sertapemupukannya yang tepat akan menghasilkanproduk gula yang baik. Disamping itu pula,pemilihan pupuk untuk tanaman tebvu juga perludiperhatikan, agar hasil gula sesuai denganyang diharapkan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Mahaesa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah, karya tulis ilmiah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas Karya Tulis
Ilmiah di SMA Negeri 2 Sumedang. Dengan membuat
karya tulis ini, penulis mengharapkan mampu
menambah pengetahuan tentang energi yang
dihasilkan oleh bahan bakar minyak tanah dan
spirtus khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis
banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan
dengan cukup memuaskan. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Bpk. Drs.Yosep Raharja selaku Kepala
Sekolah SMA Negeri 2 Sumedang.
2. Pak H. Acep Dodi selaku guru pembimbing
yang tidak lelah dan bosan untuk
memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis.
3. Ibu Sri harjati S.Pd, selaku wali kelas
yang telah membantu membimbing penulis
selama penyusunan karya ilmiah ini.
4. Ibu Ikeu S.Pd, sebagai Guru Bahasa
Indonesia yang telah membantu membimbing
penulis selama penyusunan karya ilmiah
ini.
5. Guru-guru SMA Negeri 2 Sumedang yang telah
memberikan masukan, kritik, dan saran
selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Orang tua dan keluarga tercinta yang
banyak memberikan Semangat dan dorongan
serta bantuan, baik secara moral maupun
spiritual.
7. Rekan –rekan serta kepada semua pihak yang
ikut membantu dalam pencarian data dan
informasi, baik secara langsung maupun
tidak langsung, cetak maupun elektronik,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang
masih dalam proses pembelajaran, penulisan
karya ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif dan
membangun, guna penulisan karya ilmiah yang
lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan penulis, semoga karya tulis ilmiah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penulis,
umumnya bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PS Madukismo merupakan satu - satunya
pabrik alkohol (ethanol) di D.I.
Yogyakarta, dimana PS Madukismo merupakan
salah satu unit produksi dari PT. Madu
Baru selain pabrik gula PG Madukismo. PT.
Madu Baru merupakan PMDN dimana 65% saham
dimiliki oleh Sultan HB X dan 35% dimiliki
oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia
(salah satu BUMN Agrobisnis, Farmasi &
Perdagangan)
Pabrik alkohol ini mempunyai
kapasitas 25.000 liter/hari, dimana 22.000
liter adalah alkohol prima (95% v/v) dan
3.000 liter adalah alkohol teknis (94%
v/v).
Adapun letak posisi PS Madukismo
secara geografis yaitu 7˚ 4' - 8˚ 20' LS &
110˚ - 111˚ BT pada ketinggian 84 m dpl.
Dibangun pada bekas PG Padokan yang
berjarak 5 km di sebelah selatan kota
Yogyakarta, tepatnya di dsn.Padokan ,
Kel.Tirtonirmolo Kec. Kasihan Kab. Bantul,
Propinsi DI.Yogyakarta (dekat ring road
Selatan Yogyakarta, dan wisata Kasongan
Yogyakarta)
Pabrik Spirtus Madukismo mulai
berproduksi sejak tahun 1959 dengan bahan
baku tetes tebu (molasses) yang dibeli
dari Pabrik Gula Gondang, karena Pabrik
Gula Madukismo masih sedikit menghasilkan
tetes dimana Pabrik Gula Madukismo mulai
giling 1958 sebagai taraf percobaan
berproduksi gula. Di tahun ke-2, 1960,
Pabrik Spirtus Madukismo mulai berproduksi
dengan mengunakan tetes dari Pabrik Gula
Madukismo.
Saat ini Pabrik Gula Madukismo
menghasilkan 150 ton tetes/hari (pada
musim giling), sedangkan PS Madukismo
membutuhkan 90 ton tetes/hari untuk bahan
baku pembuatan alkohol.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk memudahkan penyusunan karya tulis ini
penyusun membatasi masalah yang akan
dibahas. Dengan demikian yang menjadi pokok
masalah adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana system pengelolaan tebu
terhadap pembuatan gula?
1.2.3 Bagaimana usaha intensifikasi tebu
lahan kering?
1.2.4 Bagaimana proses pemupukan di PG
Madukismo?
1.3 Tujuan Penelitian
Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan
untuk memenuhi persyaratan mengikuti
UAN/UAS tahun pelajaran 2013/2014. Selain
itu penyusunan karya tulis ini juga
bertujuan untuk hal-hal di bawah ini.
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan mengenai
Pengolahan tebu dan Gula.
1.3.2 Mengatahui sistem pengelolaan tebu
dalam proses pembuatan gula
1.4 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Senin, 20 Mei 2013 Pukul
13.15 - 15.00 WIB.
Tempat : PT. Madubaru (Pabrik Gula
Madukismo)
Terletak di Kelurahan
Tirtonirmolo, Kecamatan
Kasihan,Kabupaten Bantul,
Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Letak posisi PS
Madukismo secara geografis yaitu
7˚ 4' - 8˚ 20' LS & 110˚ - 111˚
BT pada ketinggian 84 m dpl.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penulisan Karya Tulis ini
penulis berharap agar ada manfaat yang
dapat diambil, dan adapun manfaat tersebut
diantaranya sebagai berikut :
1.4.1 Menambah wawasan dan pengalaman
keilmuan yang lebih luas kepada
penulis.
1.4.2 Mengenal Sistem pengelolaan tebu
beserta proses pembuatannya.
1.4.3 Membiasakan keteramppilan
menulis laporan melalui prosedur
penulisan karya ilmiah yang benar
1.5 Metode Penilitian
1.5.1 Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan
adalah satu cara yang digunakan
untuk memperoleh data dengan
pengamatan ke obyek dari percobaan
yang dilakukan atau pada obyek
survei.
1.5.2 Metode Literatur
Study literature (kajian pustaka)
merupakan penelusuran literatur yang
bersumber dari buku, media, pakar
ataupun dari hasil penelitian orang
lain.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN, latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, metode penelitian, sistematik
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI, Definisi produksi,
factor-faktor produksi
BAB III METODOLOGI, metode observasi,
metode literatur.
BAB IV PEMBAHASAN,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, kesimpulan,
saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi produksi, Faktor-faktor produksi,
Pengertian tebu
2.1.1 Definisi Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang
dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menciptakan benda baru sehingga
lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
dinamakan produksi barang. Produksi bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika
tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang
mencukupi.
2.1.2 Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi adalah sumber daya yang
digunakan dalam sebuah proses produksi barang
dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga
kerja, modal, sumber daya alam, dan
kewirausahaan. Namun pada perkembangannya,
faktor sumber daya alam diperluas cakupannya
menjadi seluruh benda tangible, baik langsung
dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh
perusahaan, yang kemudian disebut sebagai
faktor fisik (physical resources). Selain
itu, beberapa ahli juga menganggap sumber
daya informasi sebagai sebuah faktor produksi
mengingat semakin pentingnya peran informasi
di era globalisasi ini.(Griffin R: 2006)
Secara total, saat ini ada lima hal yang
dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber
daya fisik (physical resources),
kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber
daya informasi (information resources).
Berikut faktor-faktor produksi :
1. Sumber daya fisik
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan
yang terdapat di alam semesta dan barang
mentah lainnya yang dapat digunakan dalam
proses produksi. Faktor yang termasuk di
dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah
(raw material).
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi
insani yang secara langsung maupun tidak
langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor
produksi tenaga kerja juga dikategorikan
sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik,
pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh
tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja
dapat dikelompokan berdasarkan kualitas
(kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat
kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja
dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak
terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja
terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian
di bidangnya, misalnya dokter, insinyur,
akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil
adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau
latihan bidang-bidang keterampilan tertentu
sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang
listrik, montir, tukang las, dan sopir.
Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan
tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak
membutuhkan pendidikan dan latihan dalam
menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu,
pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja
dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga
kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah
tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa,
dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan,
dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja
jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan
kekuatan fisik dalam kegiatan produksi.
Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
3. Modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-
barang atau peralatan yang dapat digunakan
untuk melakukan proses produksi. Modal dapat
digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya,
berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan
sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat
dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal
asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal
dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran
dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal
asing adalah modal yang bersumber dari luar
perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman
bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi
menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal
konkret adalah modal yang dapat dilihat secara
nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin,
gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang
dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang
tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai
nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama
baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi
menjadi modal individu dan modal masyarakat.
Modal individu adalah modal yang sumbernya dari
perorangan dan hasilnya menjadi sumber
pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah
rumah pribadi yang disewakan atau bunga
tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud
dengan modal masyarakat adalah modal yang
dimiliki oeleh pemerintah dan digunakan untuk
kepentingan umum dalam proses produksi.
Contohnya adalah rumah sakit umum milik
pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Terakhir, modal dibagi berdasarkan
sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal
tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan
secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan
bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud
dengan modal lancar adalah modal yang habus
digunakan dalam satu kali proses produksi.
Misalnya, bahan-bahan baku.
4. Kewirausahaan
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau
keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan
sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga
manusia, serta modal yang dipergunakan dalam
proses produksi, jika dikelola dengan tidak
baik, hasilnya tidak akan maksimal.
5. Sumber daya informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data
yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan
bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi
pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan,
dan data-data ekonomi lainnya.
2.1.3 Pengertian Bahan Dasar Gula
(Tebu)
Tebu (Saccharum officinarum) adalah
tanaman yang ditanam untuk bahan baku
gula. Tebu ini termasuk jenis rumput-
rumputan. Tanaman tebu dapat tumbuh
hingga 3 meter di kawasan yang
mendukung. Tebu termasuk keluarga
Graminae atau rumput-rumputan dan
berkembang biak di daerah beriklim
udara sedang sampai panas. Tebu cocok
pada yang mempunyai ketinggian tanah
1 sampai 1300 meter di atas permukaan
laut.Umur tanaman sejak ditanam
sampai bisa dipanen mencapai kurang
lebih 1 tahun. Tebu dapat dipanen
dengan cara manual atau menggunakan
mesin-mesin pemotong tebu. Daun
kemudian dipisahkan dari batang tebu,
kemudian baru dibawa kepabrik untuk
diproses menjadi gula. Tahapan-
tahapan dalam proses pembuatan gula
dimulai dari penanaman tebu, proses
ektrasi, pembersihan kotoran,
penguapan, kritalisasi, afinasi,
karbonasi, penghilangan warna, dan
sampai proses pengepakan sehingga
sampai ketangan konsumen.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Metode Observasi
Metode observasi atau pengamatan
adalah satu cara yang digunakan
untuk memperoleh data, bisa dengan
wawancara langsung, bisa dengan
pengamatan ke obyek dari percobaan
yang dilakukan atau pada obyek
survei. Metode ini harus ditetapkan
menggunakan apa yang paling tepat
untuk sebuah pewnelitian atau survei
suatu nobyek masalah yang akan
ditulis atau diteliti.
3.1.2 Metode Literatur
Study literature (kajian pustaka)
merupakan penelusuran literatur yang
bersumber dari buku, media, pakar
ataupun dari hasil penelitian orang
lain yang bertujuan untuk menyusun
dasar teori yang kita gunakan dalam
melakukan penelitian. Salah satu
sumber acuan di mana peneliti dapat
menggunakannya sebagai penunjuk
informasi dalam menelusuri bahan
bacaan adalah dengan menggunakan
buku referensi.
4.1 Sistem Pengolahan Tanaman Tebu dan
Perluasan Lahan di PG Madukismo
A. Sistem Pengolahan Tanaman Tebu
PG. Madukismo telah melaksanakan penataan
varietas secara intensif. Pabrik Gula di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut
aktif melaksanakan kegiatan ini sejak 3 tahun
lalu. Penataan tersebut dilakukan bekerja sama
dengan Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia (P3GI), Balai Besar Perbenihan dan
Proteksi Tanaman Perkebunan Jawa Timur dan
Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi.
Penataan varietas ternyata memberikan dampak
signifikan terhadap aktivitas penggunaan bibit
dan produksi hasil. Varietas yang ditanam di
kebun bibit serta kebun tebu giling (KTG) yang
di wilayah produksi PG Madukismo hampir
seluruhnya telah menggunakan varietas
bina.Adapun jenis varietas bina yang digunakan
sebanyak 9 varietas yaitu PS 862 dan PSCO 902
untuk masak awal. PS 864, PS 921, PS 851 dan
Kidang Kancana untuk masak tengah, dan
Bululawang. Serta PS 951 dan PSJT 9433 untuk
masak lambat.
Benih bina merupakan benih dari varietas unggul
yang telah dilepas oleh Pemerintah. Untuk dapat
dilepas, varietas tanaman yang diusulkan, baik
oleh perseorangan, perusahaan atau lembaga
penelitian, harus melewati sejumlah proses
pengujian yang dilakukan oleh para peneliti
yang memiliki lisensi. Kemudian hasil pengujian
diajukan kepada tim penilai pelepasan varietas,
pada Badan Benih Nasional. Tujuannya untuk
mengetahui keunggulan daya hasil serta syarat
agronomis agar dapat diperoleh hasil yang
optimal dari varietas yang diusulkan. Sehingga
benih dari varietas yang akan dilepas dapat
dijamin kualitasnya.
Dampak lainnya dari penataan varietas di
PG Madukismo adalah terhadap peningkatan
rendemen. Berdasarkan data sementara rendemen
giling harian terjadi peningkatan 0,5 % apabila
dibandingkan dengan hasil rendemen rata-rata
giling harian tahun 2007. Hal ini terkait
dengan peningkatan penggunaan bibit tebu yang
bermutu pada KTG yang dikelola oleh PG.
Madukismo.
Dari seluruh varietas yang ditanam di kebun
bibit milik PG Madukismo, ada beberapa varietas
yang cukup diminati petani, yakni PS 862,
Kidang Kencana, PSJT 941 dan Bululawang. Namun
untuk varietas PS 864 secara bertahap dan
berangsur-angsur akan dikurangi pemakaiannya
karena ada kecenderungan varietas ini rentan
terhadap penyakit Streakmosaik. PG Madukismo
merupakan pemilik pabrik gula satu-satunya di
Propinsi DIY. Untuk musim giling tahun 2008 PG
Madukismo ditargetkan pencapaian produksi gula
SHS I A sebanyak 40.416,9 ton. Sedangkan
produksi alkhohol ditargetkan mencapai 7,5 juta
liter (Kedaulatan Rakyat, 2008).
Secara umum pertanaman tebu di wilayah PG
Maukismo didominasi oleh pasir geluhan (sandy
loam) hingga tanah ringan berlempung dimana
secara umum tersedia air. Masalah utama dalam
tipologi lahan disekitar Madukismo adalah
kelebihan air pada musim penghujan dan
lambatnya lengas tanah turun pada musim
kemarau. Sehingga tanaman tebu secara normal
menjadi mundur umur kemasakannya.
4.2 Usaha intensifikasi tebu lahan kering
1. Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit
Bermutu
- Tingkat produktivitas tinggi dengan
titik berat bobot tebu.
- Mampu dikepras dengan tingkat produksi
yang mantap.
- Bibit berasal dari KBD.
2. Penggarapan Tanah dan Penanaman
- Tenaga manusia :cangkul, garpu,
linggis dll
- Semi mekanis/sontop nardiyo : bajak,
garu, kair, ditarik sapi/kerbau.
- Mekanis : bajak, garu/rotavator, kair,
ditarik traktor.
Cara Penggarapan :
- Cukup dalam dan memecahkan lapisan
kedap (sub soiler) 25-35 cm.
- Lahan miring > 15% dengan kaidah
konservasi lahan (Budidaya lorong).
Cara Penanaman :
- Periode I (menjelang kemarau Mei –
Agustus) pada daerah “basah” (7 bulan
basah) dan “sedang” 95-6 bulan basah)
atau tanah lembab “ngompol”.
- Periode II (menjelang penghujan
Oktober – November) pada daerah
“sedang” dan ‘kering” (3 - 4 bulan).
- Jumlah bibit 11 mata tumbuh per meter
kairan (overlapping), bibit bagal 3
atau topstek ex KBD.
- Penanaman periode I penutupan bibit
rapat cukup tebal dan dipadatkan.
- Bila terjasi kemarau panjang perlu
pengolahan dalam dan tambahan mulsa.
4.3 Pemupukan
Jenis pupuk
1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL
2. Pupuk organik blotong, kompos, abu
ketel, pupul hijau, pupuk kandang, dsb.
Alternatif Pemupukan
Kategori Alternatif
I
(KU/Ha)
Alternatif
II (KU/Ha)
Altenatif
III
(KU/Ha)
PG(baru) ZA =8 Kelai =4 -
Sp 36 =2
KCL =1
ZA =3 -
-
Bongkar
Ratoon
ZA =6
Sp36 =1
KCL =1
Madros =8
-
-
-
-
-
-
-
-
Ratoon ZA =4
Sp =3
Madros =8
Rabok =15
ZA = 5
ZA =8
Sp 36 =2
KCL =1
Cara Pemupukan
Pemupukan I
ZA : 1/3 dosis dan seluruh TSP, KCL,
diberikan pada saat tanam atau setelah tebu
dikepras.
Tanaman Pertama (TRIT-I)
Diatur didasarkan kairan diikuti dan ditutupi
tanah
Pemupukan II
ZA : 2/3 dosis, atau bisa diganti dengan
Urea dengan dosis 50% dari dosis ZA, diberikan
pada tebu berumur + 1,5 bulan, atau pada awal
musim hujan.
Tanaman keprasan (TRIT-II)
Didahului pengolahan tanah dengan garpu
(manusia) atau type ripper (traktor), pupuk
ditabur dalam alucr dan ditutup tanah rapat.
Pada TRIT-I maupun TRIT-II ditabur dalam alur
dan ditutup tanah rapat.
Pengolahan Lahan Tebu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
penulis, dapat disimpulkan bahwa:
1. PG. Madukismo telah melaksanakan penataan
varietas secara intensif. Dari seluruh
varietas yang ditanam di kebun bibit milik
PG Madukismo, ada beberapa varietas yang
cukup diminati petani, yakni PS 862,
Kidang Kencana, PSJT 941 dan Bululawang.
Namun untuk varietas PS 864 secara
bertahap dan berangsur-angsur akan
dikurangi pemakaiannya karena ada
kecenderungan varietas ini rentan terhadap
penyakit Streakmosaik
2. Usaha intensifikasi tebu lahan kering
- Pemakaian Varietas Unggul dan Bibit
Bermutu
- Penggarapan Tanah dan Penanaman
3. Menggunakan jenis pupuk:
1. Pupuk kimia ZA, TSP, dan KCL
2. Pupuk organik blotong, kompos, abu
ketel, pupul hijau, pupuk kandang, dsb.
5.2 Saran
Sebaiknya jika kita ingin menghasilkan
gula yang memiliki kualitas yang baik kita
harus memperhatikan bahan dasar pembuatan
gula, lalu bagaimana cara kita
mengolahnya, serta pemupakannya. Jika
semua itu kita lakukan dengan baik, maka
gula yang dihasilkanpun akan menghasilkan
gula yang berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://brkouieyasbdg.blogspot.com/ 11:16 Am 09/05/2013
2. http://csepti.blogspot.com/2011/07/gambaran- umum-pt-madu-baru-pg-madukismo.html 11:22 AM 09/05/2013
3. http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20110809180142AADvnJO 11:34 AM 09/05/2013
4. http://sayudjberbagi.wordpress.com/ 2010/04/29/study-literature/ 11:34 AM 09/05/2013
5. http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/ wawancara.html 11:38 09/05/2013
6. http://neodv8.blogspot.com/2013/04/contoh- kata-pengantar-makalah-yang-baik.html 11:59 09/05/2013