Pengaruh Sektor Basis, Infrastruktur Terhadap Pendapatan ...
ANALISIS AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN JASA DAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of ANALISIS AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN JASA DAN ...
ANALISIS AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN JASA DAN BEBAN
PERUSAHAAN KONSTRUKSI PADA CV. SURYA CIPTA JAYA
(Suatu Tinjauan SAK-ETAP)
ANITA
10573 01938 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi : Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Jasa Dan
Beban Perusahaan Konstruksi Pada CV. Surya
Cipta Jaya (Suatu Tinjauan SAK-ETAP)
Nama Mahasiswa : Anita
Stambuk : 10573 01938 10
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan danlayak untuk diujikan.
Makassar, ......Agustus 2014Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Muh.Amir, SE.,M.Si.,Ak. Ismail Rasulong, SE., MM.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi
DR. H. Mahmud Nuhung, M.A Ismail Badollahi, SE., M.Si. AkKTAM :497 794 NSM: 107 3428
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Alamat : jl. St. Alauddin no. 259 telp.0411-866972. Fax (0411) 865588 web: www.unismuh.ac.id
Menara Iqra lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar, Sulawesi Selatan
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
NAMA MAHASISWA : Anita
STAMBUK : 105 73 01938 10
JURUSAN : AKUNTANSI
PEMBIMBING : 1. Muh.Amir, SE.,M.Si.,Ak
: 2. Ismail Rasulong, SE., MM
JUDUL PROPOSAL : Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Jasa dan Beban
Perusahaan konstruksi Pada CV.Surya Cipta Jaya (Suatu
Tinjauan PSAK – ETAP)
No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan Tanda Tangan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Alamat : jl. St. Alauddin no. 259 telp.0411-866972. Fax (0411) 865588 web: www.unismuh.ac.id
Menara Iqra lantai 7 Kampus Talasalapang Makassar, Sulawesi Selatan
Catatan: Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian proposal jika sudah konsultasi
ke dosen pembimbing minimal 3 kali.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah
Makassar.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I
pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab
III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode
pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran
umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil
penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh
proses pendidikan.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah
Makassar.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I
pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab
III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode
pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran
umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil
penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh
proses pendidikan.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Studi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadyah
Makassar.
Skripsi ini disusun secara sistematis yang terdiri dari enam bab. Bab I
pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian. Bab II Landasan teori , kerangka pemikiran,dan Hipotesis Bab
III metode penelitian, terdiri dari Lokasi dan waktu Penelitian, metode
pengumpulan data,jenis dan sumber data,dan metode Analisis Bab IV gambaran
umum perusahaan tempat penelitian. Bab V terdiri dari pembahasan hasil
penelitian. Bab VI terdiri dari kesimpulan dan saran.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan pengarahan selama penulis menempuh
proses pendidikan.
iv
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A., selaku Dekan dan Para Pembantu
Dekan serta Staf Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membantu dalam kelengkapan administrasi penelitian.
3. Bapak Ismail Badollahi, SE, M.Si. Ak., Ketua Program studi/ Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, yang
dengan tulus memberikan nasehat, bimbingan, semangat serta petunjuk
selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar ini sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini.
4. Bapak Muh. Amir, SE. M. Si., Ak,. selaku Pembimbing I dan Ismail
Rasulong, SE., MM selaku pembimbing II, yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk bagi penulis
dalam rangka penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi/ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
6. Ibu Kepala Pimpinan Kantor CV Surya Cipta Jaya Cabang Maros, serta
segenap pegawai yang telah membantu penulis selama penelitian ini
berlangsung.
7. Keluarga besarku tercinta yang selama ini memberikan dukungan moril dan
materil, khususnya orang tua tercinta Bapak Habir dan Ibu Halijah, Bapak
Hadri dan Ibu Nurmi dan Sepupu serta keluarga yang tidak bisa kusebutkan
namanya satu persatu.
v
8. Kepada Rekan, Sahabat serta teman dekat yang selama ini membantu saya
dalam menyelesaikan skripsi ini diantaranya, Ahmad Taufik SE., Saltiah
Amd., Ainin Arsyilini, Kasmawati, Misnawati, Salmi Ahmad, Aspina Ayu
Nengsi, Hardiana, Hasmiah dan teman-teman angkatan 2010 yang tidak
sempat saya sebutkan namanya satu persatu. Semoga pertemanan ini akan
tetap hadir dan melekat dalam hati kita masing-masing dan terima kasih atas
semua bantuanya serta pengalaman berharga yang kalian berikan padaku
selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penulis, karena keterbatasan tempat
sehingga tidak dapat dituliskan namanya, namun tidak mengurangi rasa
terima kasih penulis. Semoga segala bantuan yang diberikan walau sekecil
apappun memperoleh ganjaran di sisi-Nya.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait, dan semoga semua bantuan dan partisipasi yang diberikan kepada penulis
bernilai ibadah di sisi Allah SWT, Amin Ya Rabbal Alamin.
Wa’alaikumsalam Wr. Wb
Makassar, Juni 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi ................................................................ 6
B. Prinsip Dasar Akuntansi ............................................................ 7
C. Laporan Keuangan ..................................................................... 9
D. Pengakuan Pendapatan............................................................... 13
E. Akuntansi Untuk Jasa Konstruksi .............................................. 22
F. SAK ETAP No. 20 Tentang Pendapatan ................................... 28
G. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 atas
kontrak konstruk ........................................................................ 32
H. Kerangka Pikir ............................................................................ 34
vii
I. Hipotesis..................................................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 35
B. Metode Penelitian ..................................................................... 35
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 36
D. Definisi Operasional.................................................................. 36
E. Metode Analisis Data................................................................. 37
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan ..................................................................... 38
B. Tujuan Pendirian......................................................................... 39
C. Struktur Organisasi .................................................................... 40
D. Kegiatan Usaha Yang Telah di Capai......................................... 43
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengakuan Pendapatan .............................................................. 44
B. Penerapan Metode Persentase Penyelesaian Pada Perusahaan
................................................................................................... 51
C. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Kontrak Konstruksi
................................................................................................... 51
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................ 59
B. Saran .......................................................................................... 60
Daftar Pustaka
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
GAMBAR 1 : Kerangka Pikir ..................................................................... 34
GAMBAR 2 : Struktur Organisasi CV Surya Cipta Jaya............................. 41
TABEL 1 : Anggaran Biaya Proyek....................................................... 46
TABEL 2 : Biaya Riil Pengerjaan Proyek.............................................. 47
TABEL 3 : Perhitungan Pajak................................................................ 57
TABEL 4 : Perbandingan Pengakuan Laba ........................................... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memerlukan
infrastruktur yang menunjang, baik dari segi pembangunan, pendidikan,
kesehatan, dan lain sebagainya. Pembangunan perumahan dan perkantoran
merupakan salah satu infrastruktur yang sangat diperlukan untuk menunjang
berbagai aspek kehidupan, dan pembangunan tersebut dikerjakan oleh pelaku
kontsruksi.
Akuntansi memiliki peranan penting dalam memberikan informasi baik
kepada pihak luar maupun bagi pihak dalam atau manajemen perusahaan dalam
menilai kinerja perusahaan pada suatu periode. Hal ini tercantum dalam laporan
keuangan yang disusun secara periodik seperti neraca yang menggambarkan
posisi harta dan utang yang dimiliki perusahaan pada periode tersebut, atau
laporan laba rugi dengan menyajikan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
dalam periode yang bersangkutan.
Pembangunan suatu proyek tidak terlepas dari biaya-biaya yang
dikeluarkan dan pendapatan yang harus diterima. Pengakuan pendapatan, biaya
dan laba atas pengerjaan suatu proyek harus dapat diukur dengan tepat sehingga
meminimalisasi kemungkinan terjadinya pengeluaran biaya yang terlalu besar
sehingga pendapatan dan laba yang diterima sedikit, ataupun sebaliknya.
2
Salah satu ukuran kinerja perusahaan adalah tingkat profitabilitas
perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba
pada satu periode yang tergambar dalam laporan laba rugi perusahaan. Laporan
laba rugi ini dipengaruhi oleh penentuan pendapatan dan penentuan biaya-biaya
yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, pengakuan dan penyajian
pendapatan serta biaya dalam laporan laba rugi harus menggambarkan keadaan
yang sebenarnya terjadi.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas
Publik (SAK ETAP) No. 20 Tentang Pendapatan paragraf 20.15 untuk kontrak
konstruksi, mengatakan bahwa jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal, maka entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak
yang berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan
dan beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada
akhir periode pelaporan (seringkali dimaksudkan sebagai metode persentase
penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas tagihan yang andal.
Harga kontrak diakui sebagai pendapatan, sedangkan biaya proyek diakui
sebagai biaya dalam laporan laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan
tersebut dilakukan. Perusahaan seharusnya mencerminkan prestasi kerja atas
proyek konstruksi yang masih berjalan apabila periode pelaksanaan kontrak
tersebut termasuk proyek jangka panjang atau lebih dari satu periode akuntansi.
Menurut Skousen (2010:587) terdapat 3 (tiga) yang digunakan untuk
mengukur kemajuan tahap penyelesaian kontrak yaitu, metode biaya ke biaya
3
(cost to cost method), metode upaya yang diperluas (effort expended method), dan
metode unit pekerjaan yang dilaksanakan (units of works performed method).
Metode yang paling umum digunakan adalah metode biaya ke biaya, karena
dalam metode ini tingkat penyelesian pekerjaan ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran mengenai jumlah
keseluruhan biaya yang akan digunakan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Persentase dari biaya yang terjadi terhadap total biaya yang diperkirakan
dikalikan dengan harga kontrak untuk menentukan pendapatan yang akan diakui
sampai tanggal tersebut dan sekaligus juga laba bersih yang diperkirakan dari
proyek tersebut guna memperoleh laba sampai tanggal itu. Salah satu masalah
tersulit dalam menggunakan metode ini adalah dalam mengestimasikan biaya
yang masih akan terjadi.
Salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengerjaan konstruksi
adalah CV. Surya Cipta Jaya yang juga merupakan anggota dari GAPENSI
(Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia) Cabang Maros. Proyek konstruksi
yang telah dikerjakan oleh perusahaan ini berupa proyek jangka pendek dan
proyek jangka panjang. Adapun salah satu kegiatan konstruksi jangka panjang
yang pernah dikerjakan adalah Proyek Pembanguan Kantor Dinas Pekerjaan
Umum (Dinas PU) Kab. Maros yang proses pelaksanaannya dimulai sejak tanggal
21 Maret 2011 sampai dengan 16 September 2012. Proyek ini dilaksanakan dalam
dua periode pelaporan yaitu periode 2011 dan 2012 atau sekitar 520 hari. Pada
pelaksanaannya, proyek konstruksi ini terbagi menjadi dua tahap pengerjaan,
4
yaitu tahap pertama dimulai pada tanggal 21 Maret 2011-23 Desember 2012 dan
tahap kedua dimulai pada tanggal 7 Januari 2012-16 September 2012.
CV. Surya Cipta Jaya selama ini mengakui pendapatan dan biaya yang
diterima dan dikeluarkan setelah seluruh pengerjaan proyek diselesaikan, yang
dalam istilah akuntansi menggunakan metode kontrak selesai dalam pengakuan
pendapatannya. Hal ini tentunya tidak dapat menggambarkan pendapatan dan
biaya yang sebenarnya terjadi, sebab dalam setiap tahap pengerjaan konstruksi
terjadi biaya-biaya yang telah dikeluarkan, namun keseluruhan pendapatan dan
laba baru dapat diakui apabila proyek selesai dikerjakan.
Dampak lain yang ditimbulkan apabila perusahaan mengakui pendapatan
dan laba pada akhir penyelesaian proyek adalah perhitungan pajak dan jumlah
pajak masa yang harus dilaporkan khususnya pada pajak penghasilan pasal 23
tentunya tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya, hal ini disebabkan
karena pendapatan dan laba yang diakui perusahaan pada akhir periode tertentu
bukan pendapatan dan laba yang seharusnya diperoleh.
Metode kontrak selesai yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat
dibenarkan apabila kontrak konstruksi yang dilaksanakan perusahaan bersifat
jangka pendek, atau apabila terdapat kondisi-kondisi untuk menggunakan metode
persentase penyelesaian tidak dapat terpenuhi. Sementara itu, proyek yang
dilaksanakan oleh perusahaan tersebut memiliki sifat jangka panjang, sehingga
penerapan metode kontrak selesai untuk proyek ini dinilai tidak tepat sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul
Tugas Akhir yaitu, “Analisis Akuntansi Atas Pendapatan Jasa Dan Beban
5
Perusahaan Konstruksi Pada CV. Surya Cipta Jaya ( Suatu Tinjauan SAK-
ETAP)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan masalah yang diajukan
penulis adalah apakah metode analisis akuntansi pendapatan jasa pada CV. Surya
Cipta Jaya sesuai dengan SAK ETAP?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan di atas, tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui metode analisis akuntansi pendapatan jasa
yang digunakan oleh CV. Surya Cipta Jaya sesuai dengan SAK ETAP.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh dari bangku
perkuliahan, dan sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Manfaat Praktis
Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi perusahaan, dan sebagai bahan bacaan dan referensi
untuk penelitian berikutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Menurut Sadeli (2008:2) akuntansi adalah proses mengidentifikasikan,
mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan
mengambil keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut. Selain itu,
pengertian akuntansi oleh Winarni dan Sugiyarso (2011:1) adalah sebagai suatu
proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data
keuangan suatu organisasi. Rudianto (2009:4) adalah sebuah sistem informasi
yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu perusahaan.
Rudianto (2009:4) mengatakan bahwa akuntansi terutama mementingkan
aktivitasnya pada desain sistem pencatatan, mempersiapkan laporan keuangan
berdasarkan data yang ada, dan menginterpretasikan laporan tersebut. Akuntansi
sering kali memeriksa pekerjaan para pemegang pembukuan. Pada perusahaan
besar akuntan memiliki tanggung jawab dan otoritas yang lebih besar
dibandingkan dengan pemegang pembukuan.
Rudianto (2009:4) menyebutkan pekerjaan akuntan pada tahap awal juga
mencakup pembukuan. Tetapi pada tahap berikutnya seorang akuntan harus
memiliki pengetahuan yang lebih banyak, pemahaman konsep yang lebih baik,
dan kemampuan analitis yang lebih tinggi dibandingkan seorang pemegang
pembukuan. Hasil dari suatu proses akuntansi disebut dengan laporan keuangan.
7
Informasi yang dihasilkan dari proses akuntansi tersebut harus dapat menjawab
kebutuhan umum para pemakainya, karena itu laporan keuangan suatu badan
usaha harus memiliki kualitas yang diperlukan oleh berbagai pihak yang
memerlukan informasi keuangan tersebut.
B. Prinsip (Konsep) Dasar Akuntansi
Menurut Samryn (2012:4), Prinsip (konsep) dasar dalam penyusunan
standar akuntansi adalah sebagai berikut:
1. Prinsip biaya historis
Prinsip ini mengandung makna bahwa akuntansi diselenggarakan dengan
menggunnakan nilai-nilai yang sesungguhnya terjadi berdasarkan fakta pada saat
terjadinya transaksi di masa lalu.Di Indonesia,penyimpangan dan prinsip ini dapat
dilakukan melalui revaluasi yang disetujui pemerintah.
2. Prinsip pengakuan pendapatan
Pendapatan diakui pada saat realisasi penyerahan hak atas barang atau jasa
kepada pihak pelanggan atau pembeli. Ketika hak atas barang atau jasa sudah
berpindah maka pendapatan dapat diakui sekalipun barangnya belum dikirimkan
kepada pelanggan, atau sekalipun belum menerima uang hasil penjualannya.
Pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa, yaitu
pada saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva
yang diterima. Pengakuan pendapatan selama produksi biasanya terjadi dalam
kontrak pembangunan jangka panjang. Pendapatan diakui berdasarkan persentase
penyelesaian dalam pekerjaan pembangunan walaupun belum terjadi serah terima
pekerjaan. Dengan cara seperti ini pendapatan dapat diakui dalam periode-periode
8
dimana pekerjaan pembangunan dikerjakan dan tidak harus menunggu sampai
seluruh pekerjaan selesai dan dilakukan serah terima.
3. Prinsip mempertemukan
Prinsip ini mengandung makna bahwa pendapatan yang harus
dipertemukan dengan biaya atau pengorbanan dimana pengorbanan tersebut
memberikan manfaat. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan
pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan
biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan. Salah satu akibat
dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya.
Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk
mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Prinsip konsistensi
Prinsip ini memberikan pegertian bahwa akuntansi harus diselenggrakan
dengan menerapkan metode dan prosedur akuntansi yang sama dengan periode
sebelumnya.
Laporan keuangan suatu perusahaan seringkali dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Agar laporan tersebut dapat diperbandingkan, maka
metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus
diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan
antara satu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu
bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda. Konsistensi tidak
dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, sehingga masih
9
dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika
terjadi penggantian, akibat yang timbul harus dapat dijelaskan dalam laporan
keuangan.
5. Prinsip pengungkapan penuh
Prinsip ini mengharuskan penyelenggaraan akuntansi dengan
mengungkapkan secara memadai atas semua item yang disajikan dalam laporan
keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-
rekening tertentu.
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Baridwan (2004:17), laporan keuangan merupakan ringksasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan
ini dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu,
laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu
sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Sadeli (2008:18) mengatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan
tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang posisi keuangan dan
perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Posisi
keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat. Perubahan posisi
10
keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, memberikan gambaran tentang
apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, dan
apakah perusahaan mengalami perkembangan yang menunjukkan manajemen
telah mengelola perusahaan dengan berhasil.
Menurut Sadeli (2008:18) laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan
pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain, laporan
keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan
SAK ETAP Bab 3 Paragraf 3.12 tentang penyajian laporan keuangan
menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah
harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang
disebut passiva, atau dengan kata lain, aktiva adalah investasi di dalam
perusahaan, dan passiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk
investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah
aktiva akan sama besar dengan jumlah pasiva, dimana pasiva itu terdiri dari dua
11
golongan kewajiban yaitu kewajiban kepada pihak luar yang disebut utang dan
kewajiban terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal.
Utang merupakan milik kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan
jumlah-jumlah ini merupakan kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Cara
pelunasan utang ini bermacam-macam, bisa dengan uang atau pun dibayar dengan
barang atau jasa.
Modal menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam
perusahaan. Jumlah ini timbul dari setoran para pemilik dan para perubahan-
perubahan nilai aktiva yang terjadi karena hasil usaha perusahaan. Modal ini
bukan merupakan jumlah yang harus dilunasi, tetapi dalam hal likuidasi, para
pemilik baru menerima pelunasan sesudah para kreditur dilunasi.
b. Laporan laba-rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-
pendapatan dan biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
Selisih antara pendapatan-pendapatan dan biaya merupakan laba yang diperoleh
atau rugi yang diderita oleh perusahaan.
Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau
laporan pendapatan dan biaya merupakan tali penghubung dua neraca yang
berurutan.
12
c. Laporan perubahan modal (ekuitas)
Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah ekuitas pada
akhir periode.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode.
Laporan arus kas menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibedakan
menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah catatan dan laporan lain merupakan
bagian integral yang tak terpisahkan dari laporan keuangan. Catatan-catatan ini
tergantung pada kebijakan akuntansi yang digunakan pada waktu mempersiapkan
laporan keuangan dan memberi tambahan detail mengenai beberapa bagian di
laporan keuangan.
3. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan menurut Sadeli (2008:18) adalah sebagai
berikut:
a. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan
kewajiban.
b. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
13
bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.
c. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan
bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.
d. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam menaksir
kemampuan perusahaan memperoleh laba.
e. Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para
pemakainya.
Menurut SAK ETAP Bab 2 Paragraf 2.1, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas
suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam
memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
D. Pengakuan Pendapatan
1. Pengertian Pengakuan
Pengakuan menurut Kieso (2008:515) adalah proses untuk mencatat atau
memasukkan secara formal suatu pos dalam akun dan laporan keuangan entitas.
Pengakuan ini meliputi penjelasan suatu pos baik dengan kata-kata maupun
angka, dan jumlah itu termasuk dalam angka total laporan keuangan.
Pengakuan tidak sama dengan realisasi, walaupun keduanya kadang-
kadang digunakan secara bergantian untuk menerangkan suatu hal dalam literatur
14
dan praktik akuntansi. Realisasi adalah proses mengkonversi sumber daya dan hak
nonkas menjadi uang dan paling tepat digunakan dalam akuntansi serta pelaporan
keuangan dengan mengacu pada penjualan aktiva secara tunai atau klaim atas kas.
Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam statemen keuangan.
2. Pengertian Pendapatan
Salah satu tolak ukur keberhasilan usaha yang dilakukan sebuah
perusahaan adalah pendapatan. Terdapat beberapa pengertian pendapatan menurut
para ahli diantaranya:
Pendapatan menurut Kieso (2008:516) adalah Arus masuk aktiva dan/atau
penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa,
atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi utama atau inti
perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode.
Soemarso (2004:54) mengemukakan pendapatan adalah jumlah yang
dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan juga
dapat didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal (biasanya melalui
diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang
dijual.
Menurut Baridwan (2004:10) menyatakan pendapatan adalah aliran masuk
harta-harta (aktiva) yang timbul adri penyerahan barang atau jasa yang dilakukan
oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Skousen (2010:561) mengatakan pendapatan adalah arus masuk atau
penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi
15
barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas
utama atau aktivitas sentral yang sedang berlangsung.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli akuntansi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan berasal dari kegiatan utama
perusahaan. Kegiatan tersebut dapat berupa pengiriman barang atau jasa dimana
kegiatan ini mengakibatkan penambahan aktiva atau penurunan kewajiban
perusahaan. Dengan melihat defenisi dari pengakuan dan pendapatan di atas,
maka dapat diketahui bahwa pengakuan pendapatan adalah proses pencatatan
secara formal penerimaan perusahaan atas kegiatan operasi yang telah
dilakukannya baik dari penjualan barang, ataupun pemberian jasa kepada
pelanggan yang membentuk operasi utama atau inti sebuah entitas yang memiliki
sifat berkelanjutan selama satu periode.
3. Prinsip Pengakuan Pendapatan
Kieso (2008:515) menyebutkan prinsip pengakuan pendapatan
menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi, atau dapat direalisasi
dan dihasilkan. Oleh karena itu, pengakuan pendapatan yang tepat meliputi tiga
hal, yaitu:
a. Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atau klaim
atas kas (piutang).
b. Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran
segera dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.
16
c. Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya
telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas
manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses
menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Suatu studi yang dilakukan FASB dalam Kieso (2008:517) menemukan
dua alasan umum yang sering terjadi berkaitan dengan hal-hal yang menyimpang
dari dasar penjualan. Alasan yang pertama adalah keinginan untuk mengakui laba
lebih awal (recognize earlier) dalam proses menghasilkan laba, dan bukan pada
saat penjualan. Pengakuan pendapatan lebih awal adalah tepat jika terdapat tingkat
kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan.
Alasan yang kedua adalah keinginan untuk menangguhkan pengakuan
pendapatan setelah saat penjualan. Penangguhan pengakuan dinilai tepat jika
tingkat ketidakpastian mengenai jumlah pendapatan ataupun biaya cukup tinggi,
atau jika penjualan bukan merupakan penyelesaian yang substansial dari proses
menghasilkan laba.
4. Metode Pengakuan Pendapatan
Terdapat empat alternatif yang dapat digunakan dalam proses pengakuan
pendapatan dalam Kieso (2008:517), sebagai berikut:
a. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Kedua syarat untuk mengakui pendapatan yaitu direaliasasi atau dapat
direalisasi dan dihasilkan biasanya terpenuhi pada saat produk atau barang dagang
17
diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. Pendapatan pada saat
penyerahan terdiri atas,
1.) Penjualan dengan perjanjian beli kembali
Dalam suasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resko
kepemilikan tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli
kembali dengan harga tertentu dan harga tersebut dapat menutupi semua
biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait, maka persediaan
dan kewajiban terhadap itu tetap dalam pembukuan penjualan dengan kata
lain tidak terjadi penjualan.
2.) Penjualan dengan hak retur
Pengakuan untuk akuntansi untuk situasi seperti ini sebenrnya normal, namun
jika tingkat retur tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan
sampai hak retur habis masa berlakunya.
Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternatif jika penjual
mengalami sittuasi ini yaitu:
a. Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis masa berlakunya
b. Mencatat penjualan tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur
dimasa depan
c. Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi
3.) Trade Loading
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila, licik, dan
tidak ekonomis melalui praktik ini pabrikan membujuk pelanggan mereka
18
untuk membeli produk dari pada yang bisa mereka jual kembali atau dengan
kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk pendapatan yang akan datang.
b. Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan
Kebanyakan pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
dilakukan karena sebagian besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan
laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan tetapi, pada situasi tertentu
pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Misalnya akuntansi
kontrak konstruksi yang mengakui dua metode yang berbeda yaitu metode
kontrak selesai dan metode persentase penyelesaian.
1.) Metode kontrak selesai pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat
penjualan yaitu, pada saat kontrak diselesaikan. Menurut metode ini,
perusahaan mengakumulasi biaya kontrak jangka panjang dalam proses,
tetapi tidak ada pembebanan atau pengkreditan interim ke akun laporan laba
rugi seperti pendapatan, biaya, dan laba kotor. Metode ini hanya digunakan
jika suatu entitas terutama memiliki kontrak jangka pendek, atau syarat-syarat
untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat terpenuhi,
atau terdapat bahaya melekat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis normal
dan berulang.
Kelebihan utama dari metode kontrak selesai adalah bahwa pendapatan yang
dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan bukan estimasi pekerjaan yang
belum dilaksanakan. Sedangkan kelemahan utamanya adalah bahwa metode
ini tidak mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak
mencakup lebih dari saru periode akuntansi.
19
2.) Metode persentase penyelesaian
Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya
kemajuan ke arah penyelesaian kontrak jangka panjang. Menurut metode ini,
suatu perusahaan mengakui pendapatan dan biaya dari suatu kontrak saat
kontrak tersebut sedang bergerak menuju penyelesaian dan bukannya
menangguhkan pengakuan dari unsur-unsur ini sampai kontrak selesai.
Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah penyelesaian,
pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat-
syarat berikut :
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang diberikan dan diterima
oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan,
serta cara dan cara penyelesaian
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam
kontrak
c. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual
tersebut
Kelebihan utama dari metode ini yaitu dapat melaporkan keadaan/posisi
keuangan secara akurat dan aktual. Sedangkan kelemahannya yaitu
sewaktu-waktu dapat terjadi perubahan estimasi biaya sehingga
memerlukan penyesuaian terlebih dahulu.
c. Pengakuan pendapatan setelah penyerahan
20
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan
secara layak sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua
metode yang dapat digunakan dalam menagguhkan pengakuan pendapatan
setelah penyerahan yaitu metode akuntansi penjualan cicilan dan metode
pemulihan biaya.
1.) Metode akuntansi penjualan cicilan
Dalam metode akuntansi penjualan cicilan mengakui laba dalam periode-
periode diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode penjualan.
Metode ini dapat dibenarkan atas dasar bahwa tidak ada pendekatan yang
layak untuk mengestimasi tingkat kertetagihan, maka pendapatan tidak boleh
diakui sampai kas berhasil ditagih.
2.) Metode pemulihan biaya
Dalam metode pemuliahan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai
pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang
dijual oleh penjual. Setelah semua biaya dipulihkan penjual, setiap tambahan
kas yang tertagih dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk periode
penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta
laba kotor baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah
yang ditangguhkan. Laba kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang
terkait dengan neraca. Laporan laba rugi selanjutnya melaporkan laba kotor
sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui pada saat
dihasilkan.
21
d. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus
Terdapat dua jenis transaksi yang cukup unik namun sering dilakukan
yaitu transaksi waralaba (franchise) dan konsinyasi (consignment).
1.) Waralaba ( Franchise )
Peruasahaan waralaba memperoleh pendapatan dari sumber penjualan
waralaba awal dan aktiva atas jasa terakit dan dari iuran yang
berkesinambungan yang didasarkan pada pengoperasian waralaba.
Franchisor adalah pihak yang memberikan hak bisnis dalam waralaba dan
franchisee adalah pihak yang mengoperasikan bisnis waralaba.
Dalam perjanjian waralaba iuran awal dicatat sebagai pendapatan hanya bila
dan ketika franchisor melaksanakan pelaksanaan substansial jasa yang wajib
ia laksanakan dan penagihan iuran dapat dipastikan secara layak. Iuran
waralaba yang berkesinambungan diakui sebagai pendapatan saat dihasilkan
dan dapat ditagih dari franchisee.
2.) Konsinyasi ( consignment )
Dalam perjanjian konsinyasi, Consignor (pabrikan) mengirim barang dagang
kepada Consignee (dealer) yang bertindak sebagai agen yang menerima
barang dagang dn setuju untuk menjual dan menjaga barang tersebut. Kas
yang diterima dari pelanggan dikirim kepada consignor setelah dikurangi
komisi penjualan dan semua beban yang dapat dikenakan. Pendapatan hanya
diakui setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan
pengiriman kas dari consignee.
22
E. Akuntansi Untuk Jasa Konstruksi
1. Pengertian Jasa Konstruksi
Menurut Kurniawan (2011:1) konstruksi adalah suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana yang meliputi pembangunan gedung
(building construction), pembangunan prasarana sipil (civil engineer), dan
instalasi mekanikal dan elektrikal. Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai
dari perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana (team leader) dan
kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi atau manajer proyek/kepala
proyek.
Kurniawan (2011:1) mengatakan bahwa jasa konstruksi adalah jasa yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana fisik yang
dalam pelaksanaan, penggunaan, atau pemanfaatannya menyangkut kepentingan
dan keselamatan masyarakat, pemakaian prasarana dan sarana tersebut serta
ketertiban pembangunan dan lingkungannya. Perusahaan jasa konstruksi adalah
perusahaan yang berbentuk badan hukum yang bergerak dibidang usaha jasa
konstruksi dan meliputi kegiatan usaha jasa konstruksi (konsultan) dan/atau
pelaksana jasa konstruksi (kontraktor).
Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi dalam Kurniawan
(2011:2) jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa
konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. Pekerjaan konstruksi adalah
keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan
beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal,
23
elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk
mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
Berdasarkan pengertian dalam undang-undang tersebut maka dalam
masyarakat terbentuklah istilah usaha jasa konstruksi, yaitu usaha tentang jasa
atau servis di bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang
semuanya disebut penyedia jasa yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau
owner. Disisi lain muncul istilah pengguna jasa yaitu yang memberikan pekerjaan
yang bisa berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi
pemerintah.
Mengacu pada istilah tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian usaha jasa konstruksi adalah salah satu usaha dalam sektor ekonomi
yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau pelaksanaan dan atau
pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk suatu bangunan atau
bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau pemanfaatan bangunan
tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan masyarakat
pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta kelestarian
lingkungan hidup.
2. Metode Persentase Penyelesaian dalam Pengakuan Pendapatan Jasa
Konstruksi
Skousen (2010:584) mengatakan akuntansi persentase penyelesaian
(persentage of completion accounting) adalah suatu alternatif yang dikembangkan
untuk menghubungkan pengakuan pendapatan untuk jenis kontrak konstruksi
jangka panjang terhadap aktivitas-aktivitas dari suatu perusahaan dalam
24
memenuhi kontrak tersebut. Menurut metode ini, suatu perusahaan mengakui
pendapatan dan biaya suatu kontrak saat kontrak tersebut bergerak menuju
penyelesaian dan bukannya menangguhkan pengakuan dari unsur-unsur ini
sampai kontrak selesai.
Dasar pemikiran digunakannya akuntansi persentase penyelesaian dalam
Kieso (2008:521) adalah bahwa dalam kebanyakan kontrak ini pembeli dan
penjual mendapat hak yang dapat dipaksakan pemberlakuannya (enforceable
rights). Pembeli memiliki hak legal untuk mensyaratkan kinerja tertentu atas
kontrak. Sementara penjual memiliki hak untuk meminta pembayaran sesuai
dengan kemajuan proses yang menjadi bukti hak kepemilikan pembeli.
Akibatnya, terjadi penjualan yang terus-menerus selama pekerjaan berlangsung,
dan pendapatan harus diakui sesuai itu.
Keiso (2008:522) menyebutkan metode persentase penyelesaian harus
digunakan perusahaan apabila estimasi kemajuan ke arah penyelesaian,
pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan semua syarat berikut ini
terpenuhi:
a. Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan
diterima oleh pihak yang terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan
dipertukarkan, serta cara dan syarat penyelesaian.
b. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak.
c. Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual
tersebut.
25
Kieso (2008:523) mengatakan terdapat tiga perhitungan yang harus
dilakukan dalam pengakuan pendapatan menggunakan metode persentase
penyelesaian, yaitu sebagai berikut:
1. Menghitung persentase penyelesaianBiaya yang terjadi sampai tanggal iniEstimasi total biaya terkini = Persentase Penyelesaian2. Menghitung pendapatan yang diakui sampai tanggal iniPersentase Penyelesaian × Estimasi Total Pendapatan =Pendapatan Laba kotor yang akan diakui sampai tanggal ini3. Menghitung pendapatan periode berjalanPendapatan sampai tanggal ini − Pendapatan periode berjalan= Pendapatan periode berjalan
Berdasarkan rumus perhitungan tersebut di atas, diperlukan beberapa ayat
jurnal untuk mencatat pengeluaran biaya dan pengakuan pendapatan dengan
menggunakan metode persentase penyelesaian, yaitu:
a. Jurnal untuk mencatat biaya konstruksi
Konstruksi dalam proses xxx
Bahan, kas, hutang, dan sebagainya xxx
b. Jurnal untuk mencatat termin
Piutang usaha xxx
Penagihan atas konstruksi dalam proses xxx
26
c. Jurnal untuk mencatat hasil penagihan
Kas xxx
Piutang usaha xxx
d. Jurnal untuk mengakui pendapatan dan laba kotor
Konstruksi dalam proses xxx
Beban konstruksi xxx
Pendapatan dari kontrak jangka panjang xxx
e. Jurnal untuk mencatat penyelesaian kontrak
Penagihan atas konstruksi dalam proses xxx
Konstruksi dalam proses xxx
Mengacu pada ayat jurnal tersebut di atas, perusahaan konstruksi dapat
menyajikan laporan keuangan apabila menggunakan metode persentase
penyelesaian sebagai berikut:
27
1. Neraca
2011 2012
Aktiva Lancar:
Piutang Usaha xxx xxx
Persediaan
Konstruksi dalam proses xxx
Dikurangi: Penagihan xxx
Biaya dan laba yang diakui
Melebihi penagihan xxx
Kewajiban Lancar:
Penagihan melebihi biaya
Dan laba yang diakui xxx
Sumber : Kieso (2008:527)
2. Laporan Laba-rugi
2011 2012
Pendapatan dari kontrak jangka panjang xxx xxx
Biaya konstruksi xxx xxx
Laba kotor xxx xxx
Sumber : Kieso (2008:527)
Skousen (2010:587), mengatakan kontrak kontruksi jangka panjang
sebaiknya dilaporkan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
dengan memperhatikan:
28
a. Estimasi yang dapat diandalkan dapat dibuat atas pendapatan kontrak, biaya
kontrak, dan sejauh mana kemajuan ke arah penyelesaian.
b. Kontrak dengan jelas menyebutkan hak yang dapat dilaksanakan mengenai
barang atau jasa yang akan disediakan dan diterima oleh kedua belah pihak,
pertimbangan untuk menukar, dan sifat serta persyaratan penyelesaian.
c. Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi kewajiban dalam kontrak.
d. Kontraktor dapat diharapkan untuk melakukan kewajiban kontrak.
Skousen (2010:589) mengatakan bahwa baik dalam metode persentase
penyelesaian maupun metode kontrak selesai, semua biaya baik langsung maupun
tidak langsung yang dapat dialokasikan dari kontrak dibebankan ke rekening
persediaan. Perbedaan pencatatan antara kedua metode berhubungan dengan
waktu pengakuan pendapatan dan beban, yaitu waktu ketika estimasi laba yang
diperoleh diakui beserta dengan dampaknya dalam laporan laba rugi dan neraca.
F. SAK ETAP No. 20 Tentang Pendapatan
1. Kontrak Konstruksi
Beberapa ketentuan-ketentuan dalam SAK ETAP Bab 20 Tentang
Pendapatan mengenai kontrak konstruksi dan metode persentase penyelesaian:
Paragraf 20.15, jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara
andal, maka entitas harus mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang
berhubungan dengan kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan
beban yang disesuaikan dengan tingkat penyelesaian aktivitas kontrak pada akhir
periode pelaporan (seringkali dimaksudkan sebagai metode persentase
29
penyelesaian). Estimasi hasil yang andal membutuhkan estimasi tingkat
penyelesaian, biaya masa depan dan kolektabilitas tagihan yang andal.
Paragraf 20.17, ketika suatu kontrak meliputi sejumlah aset, konstruksi
dari setiap aset harus diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah
jika:
a. Proposal yang terpisah telah diserahkan untuk setiap aset;
b. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor dan pelanggan
telah menerima atau menolak bagian kontrak tersebut yang berhubungan
dengan setiap aset; dan
c. Biaya dan pendapatan setiap aset dapat diidentifikasi.
Paragraf 20.18, suatu kontrak gabungan, baik dengan pelanggan tunggal
maupun dengan beberapa pelanggan, harus diperlakukan sebagai suatu kontrak
konstruksi tunggal ketika:
1. Kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai paket tunggal;
2. Kontrak-kontrak tersebut saling berhubungan erat sehingga mereka, sebagai
akibatnya, menjadi bagian dari suatu proyek tunggal dengan suatu margin
laba keseluruhan; dan
3. Kontrak-kontrak tersebut dikerjakan bersama-sama atau dalam urutan yang
berkesinambungan.
2. Metode Persentase Penyelesaian
Paragraf 20.18, entitas melakukan penelaahan dan (jika perlu) mengubah
estimasi pendapatan dan biaya saat transaksi jasa atau kontrak konstruksi
berlangsung. Entitas harus menentukan tingkat penyelesaian dari suatu transaksi
30
atau kontrak dengan menggunakan metode yang dapat mengukur dengan andal
sebagian besar pekerjaan yang dilaksanakan.
Metode yang meliputi:
a. Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai
sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya. Biaya yang terjadi dari
pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang tidak termasuk biaya yang
berhubungan dengan aktivitas masa depan, seperti bahan baku atau
pembayaran di muka;
b. Survei atas pekerjaan yang telah diselesaikan; atau
c. Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.
Pembayaran tahapan pekerjaan dan pembayaran di muka yang diterima
dari pelanggan seringkali tidak mencerminkan pekerjaan yang telah selesai.
Entitas harus mengenali biaya yang berhubungan dengan aktivitas masa depan
atas transaksi atau kontrak, misalnya bahan baku atau pembayaran di muka,
sebagai suatu aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan besar untuk
dipulihkan. Biaya seperti itu menandakan suatu jumlah yang terutang dari
pelanggan dan tergolong sebagai pekerjaan yang sedang berjalan.
Entitas harus secepatnya mengakui sebagai beban atas semua biaya yang
tidak mungkin dipulihkan. Jika hasil dari kontrak konstruksi tidak dapat
diestimasi secara andal, maka entitas:
a. Harus mengakui pendapatan hanya sebesar nilai biaya kontrak yang memiliki
kemungkinan besar untuk dipulihkan; dan
b. Mengakui biaya kontrak sebagai beban sesuai dengan periode terjadinya.
31
Paragraf 20.24, jika ada kemungkinan bahwa harga perolehan kontrak
akan melebihi jumlah pendapatan kontrak dalam kontrak konstruksi, maka
ekspektasi kerugian harus segera diakui sebagai beban.
Paragraf 20.25, jika kolektibilitas dari suatu jumlah yang telah diakui
sebagai pendapatan kontrak tidak mungkin lagi, maka entitas harus mengakui
jumlah yang tidak tertagih tersebut sebagai beban bukan melakukan suatu
penyesuaian atas jumlah pendapatan kontrak.
3. Istilah-istilah yang Berkaitan dengan Jasa Konstruksi
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34 (2012:Baris
22), terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan jasa konstruksi, diantaranya
sebagai berikut:
a. Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus
untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat
satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan
fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok.
b. Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat bahwa
kontraktor telah mneyetujui nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarip
tetap yang telah ditentukan per unit output, yang dalam beberapa hal tunduk
pada ketentuan-ketentuan kenaikan biaya.
c. Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi dimana kontraktor
mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diijinkan atau telah
ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase terhadap biaya atau imbalan
tetap.
32
d. Suatu klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja
atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk
dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, umpamanya, dari keterlambatan
yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan dalam spesifikasi atau
rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak.
e. Retensi adalah jumlah termin (progress billings) yang tidak dibayar hingga
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk pembayaran jumlah
tersebut atau hingga telah diperbaiki.
f. Termin (progress billings) adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang
dilakukan dalam suatu kontrak baik yang telah dibayar ataupun yang belum
dibayar oleh pemberi kerja.
g. Uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum pekerjaan
dilakukan.
G. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 atas Kontrak Konstruksi
Peraturan Pajak yang terkait dengan jasa konstruksi diatur dalam PP 51
Tahun 2008 yang diubah dengan PP 40 Tahun 2009. Peraturan terkait dengan
jenis jasa lain yang dipotong PPh 23 diatur dalam PMK 244/PMK.03/2008.
Sesuai dengan PP 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dari Penghasilan Jasa
Konstruksi dijelaskan bahwa definisi pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan
atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal,
dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan
suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
33
Pasal 3 dalam peraturan ini menyebutkan bahwa penghasilan dari jasa
konstruksi dikenakan PPh yang bersifat final dengan tarif:
1. 2% (dua persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil;
2. 4% (empat persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh
Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha;
3. 3% (tiga persen) untuk Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b;
4. 4% (empat persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi
usaha; dan
5. 6% (enam persen) untuk Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan
Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki
kualifikasi usaha.
Berdasarkan peraturan tersebut di atas, mewajibkan seluruh perusahaan
dibidang usaha jasa konstruksi sebagai penyedia jasa untuk melaksanakan
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan perkiraan penghasilan
bruto yang diperoleh setiap periode baik untuk kontrak konstruksi jangka pendek
maupun jangka panjang. Perkiraan penghasilan bruto yang dimaksud adalah
jumlah pendapatan yang diperoleh perusahaan setiap akhir periode dikalikan
dengan tarif pajak sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut di atas.
34
H. Kerangka Pikir
Adapun kerangka pikir penulis dapat diuraikan dalam bentuk skema,
sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir
I. Hipotesis
Setelah memperhatikan masalah pokok yang dihadapi perusahaan, maka
dijadikan hipotesis “ Diduga bahwa metode analisis akuntansi pendapatan jasa
pada CV. Surya Cipta Jaya belum sesuai dengan SAK ETAP ”.
CV. SURYA CIPTA JAYA
Sistem Akuntansi
Pendapatan Jasa
Kontribusi
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini bertempat di Kantor Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros, Jl.
Cemara No. 28 Maros.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2014.
B. Metode Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
tipe penelitian yang digunakan yaitu :
1. Metode Lapang (Field Researh)
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, penulis melaksanakan pengamatan
secara langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi
atas pendapatan jasa dan beban perusahaan konstruksi dan melakukan
tanya jawab secara langsung dengan Karyawan Cv. Surya Cipta Jaya
Cabang Maros. Untuk Mendapatkan data dalam proses pembuatan laporan
ini.
2. Metode pustaka (Field Library)
Metode dimaksudkan menemukan teori-teori yang membahas masalah
akuntansi dan pendapatan jasa kontruksi dan beban perusahaan pada Cv.
Surya Cipta Jaya Cabang Maros. Sumber tersebut beresal dari buku-
buku, leteratur dan bahan-bahan lain yang releven.
36
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data yang digunakan terbagi 2 yaitu :
a. Data Kualitatif, yaitu data berupa gambaran umum perusahaan.
b. Data kuantitatif, yaitu data berupa harga kontrak, termin
pembayaran, dan rencana anggaran biaya proyek .
2. Sumber Data berasal dari 2 sumber yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan
melalui berbagai pengamatan serta wawancara dengan pihak
karyawan Cv. Surya Cipta Jaya Cabang Maros.
b. Data Sekunder, yaitu Data yang didapat dari berbagi laporan-
laporan dan informasi secara tertulis yang peroleh dari tempat
penelitian.
D. Definisi Operasional
Berdasarkan hasil penelitian di perusahaan Cv. Surya Cipta Jaya Cabang
Maros definisi konsep yang dapat saya simpulkan berdasarkan kerangka pikir
diatas adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan adalah merupakan hasil akhir dari proses akuntansi
yaitu neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan posisi
keuangan.
2. Kebutuhan modal kerja adalah merupakan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi perputaran modal kerja tersebut.
37
3. Peningkatan pendapatan jasa adalah prestasi yang dicapai perusahaan yang
dinyatakan dalam prosentase, setelah membandingkan antara laba bersih
setelah pajak dengan hasil penjualan neto.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif komparatif, yaitu
analisis yang membandingkan metode yang digunakan perusahaan dengan metode
yang sesuai dengan SAK ETAP dengan menggunakan rumus berikut:
1. Mengukur persentase penyelesaian= × 100%Ket :
i : Persentase Penyelesaian
x : Biaya riil yang dikeluarkan sampai akhir periode
y : Estimasi biaya konsyruksi
2. Menghitung total pendapatan yang diakui s/d tanggal ini
= % ×3. Menghitung pendapatan periode berjalan= −
Ket : A : Pendapatan periode berjalan
B : Pendapatan yang diakui pada periode ini
C : Pendapatan yang diakui pada periode sebelumnya
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
CV Surya Cipta Jaya merupakan salah satu anggota dari Gabungan
Pelaksana Konstruksi Indonesia ( GAPENSI ) cabang Maros, bertempat di Jalan
Cemara No. 28 Maros, sebagai tempat penelitian penulis dalam rangka
penyusunan Tugas Akhir adalah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang
usaha jasa konstruksi. Perusahaan ini resmi berdiri pada tahun 1999 dengan akta
pendirian nomor 22, tertanggal 12 Juli 1999, dibuat di hadapan notaris Sitske
Limowa, S.H.
Awal berdirinya perusahaan ini berkedudukan di Jalan Tarakan No. 115-B
Blok A.3. Perusahaan ini berbentuk perseroan komanditer dan yang bertindak
sebagai sekutu aktif adalah Patri Suriadi dan Patri Yulianti, adapun yang bertindak
sebagai sekutu pasif yaitu Basri Nasir Palloge dan Fatmawati. Sejak berdirinya
perusahaan hingga sekarang telah mengalami 2 (dua) kali perubahan baik susunan
pengurus maupun perubahan tempat kedudukan dari perusahaan tersebut.
Perubahan pertama terjadi pada tahun 2000, yaitu masuknya sekutu baru
atas nama Hasim Wahyudi, Suardi Arib, dan Hajrah sebagai sekutu aktif dan
keempat sekutu lama pada awal pendirian menjadi sekutu pasif dalam perseroan
tersebut. Perubahan ini ditandai dengan akta notaris Jelly Eviana, S.H., nomor 13
tertanggal 27 Maret 2000, dan tempat kedudukan perusahaan tersebut berpindah
ke Jalan Badaruddin Daeng Lira No. 11 Maros.
39
Setelah berjalan selama kurang lebih 4 tahun, perusahaan ini menambah
sekutu baru atas nama Hajjah Sumarni Supardi, S.H., dan Ir. Diakbar Nurdin
sebagai sekutu aktif, Hasim Wahyudi, Suardi Arib, dan Hajrah bertindak sebagai
sekutu pasif yang baru. Pengurus lama dinyatakan telah keluar dari perseroan
tersebut yang ditandai dengan akta notaris Mohadi, S.H., nomor 85 tertanggal 27
Agustus 2003. Sejak tahun 2003 sampai sekarang perusahaan tersebut
berkedudukan di Jalan Badaruddin Dg. Lira No. 11 Maros, dan tidak mengalami
perubahan lagi sejak ditetapkannya menjadi anggota dari Gabungan Pelaksana
Konstruksi Indonesia Cabang Maros.
B. Tujuan Pendirian
Maksud dan tujuan perusahaan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan usaha kontraktor, pembangunan dan pemborongan dari segala
jenis pekerjaan bangunan gedung, jalanan, jembatan, pengairan/irigasi,
landasan, dermaga dan lain-lain.
2. Melakukan usaha pemasangan instalasi/jaringan listrik, pembangkit tenaga
listrik/generator, instalasi air/perpipaan, elektrikal dan mekanikal serta
instalasi telekomunikasi.
3. Melakukan usaha perdagangan umum secara lokal, antar pulau (inter-
insuler), ekspor dan impor.
4. Melakukan usaha pengadaan barang/bahan seperti kelistrikan, mekanikal,
mesin-mesin dan alat-alat ukur, perabot rumah tangga/alat-alat tulis-menulis,
alat-alat kantor dan lain-lain.
40
5. Melakukan usaha leveransir umum, supplier, distributor, dealer dan
keagenan.
6. Melakukan usaha dalam bidang cleaning service.
7. Melakukan usaha dalam bidang jasa catering dan boga dan jasa lainnya,
kecuali jasa dalam bidang hukum dan perpajakan.
8. Melakukan usaha pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan darat/laut dan
kehutanan.
9. Melakukan usaha industri, percetakan/penjilidan, perbengkelan,
pengangkutan, kerajinan dan pertambangan.
10. Dan lain-lain usaha yang bertalian dengan usaha-usaha tersebut di atas, asal
saja tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
C. Struktur Organisasi
Sturktur organisasi merupakan perwujudan dari setiap pembagian tugas
yang ada dalam perusahaan, yang menunjukkan hubungan antara pimpinan dan
yang dipimpin, menunjukkan garis pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas-
tugas yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap bagian, serta menunjukkan garis
koordinasi dari setiap bagian dalam perusahaan. Berikut ini struktur organisasi
perusahaan tersebut:
41
Gambar 2. Struktur Organisasi CV Surya Cipta Jaya
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, setiap bagian dalam perusahaan
dapat mengetahui fungsi dan tanggung jawabnya didalam perusahaan, sebagai
berikut:
1. Direktris:
a. Berkomunikasi dan melobi pihak-pihak pemberi kerja baik yang berasal
dari proyek pemerintah maupun yang berasal dari swasta atau dari pihak-
pihak lain.
b. Bekerja sama dengan sesama kontraktor dalam bentuk subkontraktor
ataupun joint operational.
2. Administrasi Keuangan: Mengatur lalu lintas keuangan perusahaan sehingga
arus uang dapat terhindar dari kebocoran ataupun pemborosan.
Direktris
Adm. Keuangan Logistik
Bid. Teknik Sipil Bid. Teknik Arsitek
Tukang Kayu/Batu
Mandor
Pekerja
42
3. Logistik: Menerima barang baik itu kebutuhan proyek maupun barang-barang
yang akan menjadi persediaan dan mengeluarkan barang sesuai dengan
kebutuhan yang dibuktikan dengan nota penerimaan dan nota pengeluaran.
4. Bidang Teknik Sipil: Bertanggung jawab pada pekerjaan bidang sipil seperti
pekerjaan jalan, pekerjaan jembatan, pekerjaan irigasi dan drainase, pekerjaan
drainase kota, pekerjaan bendung dan bendungan, serta pekerjaan sipil
lainnya.
5. Bidang Teknik Arsitek: Bertanggung jawab pada pekerjaan bidang arsitektur
seperti bangunan-bangunan non perumahan lainnya termasuk perawatannya,
banguan rumah kopel, bangunan gudang dan bangunan-bangunan industri
lainnya termasuk perawatannya.
6. Tukang Kayu/Batu: Melaksanakan pekerjaan konstruksi kayu dan batu
dibawah koordinasi mandor dan bertanggung jawab kepada kepala bidang
baik sipil maupun arsitek.
7. Mandor:
a. Mengatur kepala tukang, tukang, dan pekerja.
b. Bertanggung jawab kepada kepala bidang baik sipil maupun arsitek, serta
dapat pula memberikan informasi langsung kepada site manager yang
memimpin pekerjaan tersebut.
8. Pekerja: Membantu tukang baik kayu maupun batu demi terlaksananya
pekerjaan konstruksi dengan baik dan benar sesuai dengan gambar rencana
pada kontrak yang telah ditetapkan.
43
D. Kegiatan Usaha yang telah Dicapai
Perusahaan ini telah berdiri selama kurang lebih 14 tahun dan telah
melaksanakan beberapa proyek ataupun kegiatan penyedia jasa. Proyek-proyek
pembanguan yang telah dikerjakan oleh perusahaan tersebut antara lain:
1. Perbaikan saluran dan bangunan bendung saluran induk Bulumarapa Kab.
Maros tahun 2004.
2. Pembangunan gedung laboratorium dan poliklinik Kab. Sidrap tahun 2005.
3. Perbaikan jalan beton Poros Barandasi Kab. Maros tahun 2008
4. Pengaspalan pemeliharaan rutin jalan Bone Barat Kab. Bone tahun 2009.
5. Peningkatan jalan beton Moncongloe Kab. Maros tahun 2010
44
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pengakuan Pendapatan menggunakan Metode Kontrak Selesai
(Menurut Perusahaan)
Setelah perusahaan memenangkan proyek dan menandatangani kontrak
perjanjian proyek dengan pemberi kerja, maka perusahaan mulai melakukan
pencatatan atas berbagai transaksi yang terjadi selama proyek berlangsung. CV
Surya Cipta Jaya dalam pelaksanaan proyek menerapkan kontrak harga tetap
berdasarkan perjanjian kontrak, sedangkan penerimaan harga kontrak pada
perusahaan ini berdasarkan pada perjanjian yang telah disepakati bersama dengan
pemberi kerja.
Selama pelaksanaan proyek, perusahaan tersebut mencatat seluruh biaya-
biaya yang telah dikeluarkan dengan mendebet akun konstruksi dalam pengerjaan
dan mengkredit seluruh akun biaya yang bersangkutan. Pada akhir pengerjaan
proyek, perusahaan tersebut baru mencatat pengakuan pendapatan dengan
mengurangi nilai dari tagihan atas konstruksi dalam pengerjaan dan menambah
nilai pendapatan proyek. Pengakuan biaya pada akhir pengerjaan proyek diakui
secara keseluruhan dengan mendebet akun biaya dan mengkreditkan akun
konstruksi dalam pengerjaan.
Telah diuraikan sebelumnya bahwa CV Surya Cipta Jaya dalam hal
pengakuan pendapatan proyek menggunakan metode kontrak selesai baik untuk
proyek jangka pendek maupun proyek jangka panjang. Penerapan metode ini
45
untuk proyek jangka panjang dinilai kurang tepat karena tidak menggambarkan
posisi pendapatan, biaya serta laba yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi
perusahaan. Berikut ini adalah salah satu proyek jangka panjang yang
dilaksanakan perusahaan yang oleh penulis dijadikan sebagai kasus dalam
pengakuan pendapatan jasa.
Permulaan tahun 2011 perusahaan menandatangani kontrak untuk proyek
pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan
Umum (Dinas PU) Kab. Maros yang direncanakan akan selesai pada
tahun 2012. Kontrak tersebut merupakan kontrak harga tetap dengan nilai kontrak
sebesar Rp 1.071.136.780. Berikut ini beberapa ketentuan yang telah disepakati
oleh perusahaan dengan pihak pemberi kerja:
1. Pembayaran uang muka sebesar 20% dari harga kontrak sebagai modal awal
untuk mengerjakan proyek.
2. Pembayaran termin I, sebesar 20% dipotong retensi 2%, dan uang muka
proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 20%.
3. Pembayaran termin II, sebesar 30% dipotong retensi 2%, dan uang muka
proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 50%.
4. Pembayaran termin III, sebesar 30% dipotong retensi 2%, dan uang muka
proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 80%.
5. Pembayaran termin IV, sebesar 20% dipotong retensi 1%, dan uang muka
proyek 5% dari harga kontrak, dengan ketentuan penyelesaian proyek 100%.
6. Pembayaran retensi pada saat penyerahan kontrak sebesar 7%, dengan
ketentuan telah dilakukan perawatan dan perbaikan proyek.
46
Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam melaksanakan proyek
terdiri atas 3 biaya, sebagai berikut:
a. Biaya bahan meliputi seluruh pembelian material bangunan seperti batu,
pasir, semen, kayu, dan lain sebagainya.
b. Biaya tenaga kerja yaitu biaya yang dibayarkan kepada pekerja, tukang
kayu/batu dan mandor yang berkaitan langsung dengan pengerjaan proyek.
c. Biaya administrasi umum yaitu biaya yang tidak berhubungan langsung
dalam pengerjaan proyek seperti biaya lelang, biaya dokumen, biaya
transportasi, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah tabel anggaran biaya yang dibuat oleh perusahaan untuk
menyelesaikan proyek tersebut:
Tabel 1. Anggaran Biaya Proyek
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012
Biaya bahan Rp 377.925.060 Rp 254.454.975
Biaya tenaga kerja Rp 140.355.096 Rp 63.160.897
Biaya administrasi umum Rp 38.979.524 Rp 36.000.051
Total anggaran biayaRp 557.259.680 Rp 353.615.923
Rp 910.875.603
Sumber: Data Diolah, 2013
47
Adapun biaya riil yang dikeluarkan perusahaan selama pengerjaan proyek
tersebut, yaitu:
Tabel 2. Biaya Riil Pengerjaan Proyek
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012
Biaya bahan Rp 372.755.599 Rp 248.503.733
Biaya tenaga kerja Rp 115.682.772 Rp 77.121.848
Biaya administrasi umum Rp 57.841.386 Rp 38.560.924
Total biaya riilRp 546.279.757 Rp 364.186.505
Rp 910.466.262
Sumber: Data Diolah, 2013
Pencatatan yang dilakukan perusahaan terkait dengan pengerjaan proyek
tersebut, adalah:
Transaksi Tahun 2011
1. Penerimaan uang muka proyek sebagai modal awal pekerjaan proyek sebesar
20% × Rp 1.071.136.780 = Rp 214.227.356.
Kas Rp 214.227.356
Uang Muka Proyek Rp 214.227.356
2. Pengeluaran biaya yang terjadi
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 546.279.757
Kas Rp 546.279.757
3. Penagihan termin I sebesar 20% × Rp 1.071.136.780 = Rp 214.227.356,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
proyek sebesar 5% Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
48
Piutang Usaha Rp 139.247.781
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 214.227.356
4. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 139.247.781
Piutang Usaha Rp 139.247.781
5. Penagihan termin II sebesar 30% × Rp 1.071.136.780 = Rp 321.341.034,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
proyek sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 246.361.460
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 321.341.034
6. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 246.361.460
Piutang Usaha Rp 246.361.460
Transaksi Tahun 2012
1. Pengeluaran biaya yang terjadi
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 364.186.505
Kas Rp 364.186.505
2. Penagihan termin III sebesar 30% × Rp 1.071.136.780 = Rp 321.341.034,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
49
proyek sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 246.361.460
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 321.341.034
3. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 246.361.460
Piutang Usaha Rp 246.361.460
4. Penagihan termin IV sebesar 20% × Rp 1.071.136.780 = Rp 214.227.356,
retensi 1% × Rp 214.227.356 = Rp 10.711.367, dan uang muka proyek
sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 149.959.150
Piutang Retensi Rp 10.711.367
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 214.227.356
5. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 149.959.150
Piutang Usaha Rp 149.959.150
6. Penerimaan pembayaran retensi atas penyelesaian, perawatan, dan perbaikan
proyek sebesar 7% × Rp 1.071.136.780 = Rp 74.979.575.
Kas Rp 74.979.575
Piutang Retensi Rp 74.979.575
7. Pengakuan pendapatan dan laba kotor
50
Konstruksi Dalam Proses (Laba Kotor) Rp 160.670.518
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 910.466.262
Pendapatan Proyek Rp 1.071.136.780
8. Penyerahan proyek
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 1.071.136.780
Konstruksi Dalam Proses Rp 1.071.136.780
Penyajian laporan laba rugi untuk pembebanan biaya selalu dipertemukan
dengan pendapatan dalam periode yang bersangkutan, namun dalam metode
kontrak selesai semua biaya dan pendapatan ditangguhkan kemudian pada akhir
proyek. Pada saat proyek telah selesai dikerjakan, pendapatan, biaya dan laba baru
dapat diakui. Berikut ini laporan laba rugi dan neraca yang dibuat perusahaan:
CV SURYA CIPTA JAYA
Laporan Laba-Rugi
Tahun 2011 Tahun 2012
Pendapatan Proyek - Rp 1.071.136.780
Biaya Bahan - (Rp 621.259.332)
Biaya Tenaga Kerja - (Rp 192.804.620)
Biaya Administrasi
Umum
-(Rp 96.402.310)
Total Biaya Proyek - (Rp 910.466.262)
Laba Kotor - Rp 160.670.518
51
CV SURYA CIPTA JAYA
Neraca
Tahun 2011 Tahun 2012
Aktiva:
Kas
Piutang Retensi
Konstruksi Dalam Proses
Total Aktiva
Passiva:
Tagihan atas KDP
Uang Muka Proyek
Laba Kotor
Total Passiva
Rp 53.556.840
Rp 42.845.470
Rp 546.279.757
Rp 642.682.067
Rp 535.568.390
Rp 107.113.677
-
Rp 642.682.067
Rp 160.670.518
-
-
Rp 160.670.518
-
-
Rp 160.670.518
Rp 160.670.518
B. Penerapan Metode Persentase Penyelesaian pada Perusahaan
Berikut ini akan diuraikan metode pengakuan pendapatan jasa yang
disarankan kepada perusahaan untuk proyek jangka panjang yaitu dengan
menggunakan metode persentase penyelesaian. Metode ini mengakui pendapatan
yang diperoleh perusahaan sesuai dengan tingkat penyelesaian suatu proyek
dalam suatu periode akuntansi.
Pembahasan mengenai metode persentase penyelesaian tersebut akan
diuraikan dalam kasus yang diambil dari data perusahaan yang telah diuraikan
sebelumnya dengan menggunakan metode kontrak selesai. Proyek pembangunan
Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Maros dengan nilai kontrak harga tetap
sebesar Rp 1.071.136.780, dengan jangka waktu pelaksanaan dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2012.
52
Berikut ini cara perhitungan persentase penyelesaian proyek, pendapatan
kontrak, dan laba kontrak setiap periode kontrak, sebagai berikut:
Perhitungan persentase penyelesaian
Tahun 2011 =Rp 546.279.757
Rp 910.466.262× 100% = 60%
Tahun 2012 =Rp 364.186.505
Rp 910.466.262× 100% = 40%
Perhitungan pendapatan setiap periode
Pendapatan Proyek 2011 = 60% × Rp 1.071.136.780
= Rp 642.682.068
Pendapatan Proyek 2011 = Rp 1.071.136.780 - Rp 642.682.068
= Rp 428.454.712 (40% × Rp 1.071.136.780)
Adapun jurnal yang seharusnya dibuat dengan menggunakan metode
persentase penyelesaian adalah sebagai berikut:
Transaksi Tahun 2011
1. Penerimaan uang muka proyek sebagai modal awal pekerjaan proyek sebesar
20% × Rp 1.071136.780 = Rp 214.227.356.
Kas Rp 214.227.356
Uang Muka Proyek Rp 214.227.356
2. Pengeluaran biaya yang terjadi
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 546.279.757
Kas Rp 546.279.757
3. Penagihan termin I sebesar 20% × Rp 1.071.136.780 = Rp 214.227.356,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
proyek sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
53
Piutang Usaha Rp 139.247.781
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 214.227.356
4. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 139.247.781
Piutang Usaha Rp 139.247.781
5. Penagihan termin II sebesar 30% × Rp 1.071.136.780 = Rp 321.341.034,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
proyek sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 246.361.460
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 321.341.034
6. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 246.361.460
Piutang Usaha Rp 246.361.460
7. Pengakuan pendapatan dan laba kotor
Konstruksi Dalam Proses (Laba Kotor) Rp 96.402.311
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 546.279.757
Pendapatan Proyek Rp 642.682.068
54
Transaksi Tahun 2012
1. Pengeluaran biaya yang terjadi
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 364.186.505
Kas Rp 364.186.505
2. Penagihan termin III sebesar 30% × Rp 1.071.136.780 = Rp 321.341.034,
retensi 2% × Rp 214.227.356 = Rp 21.422.735, dan potongan uang muka
proyek sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 246.361.460
Piutang Retensi Rp 21.422.735
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 321.341.034
3. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 246.361.460
Piutang Usaha Rp 246.361.460
4. Penagihan termin IV sebesar 20% × Rp 1.071.136.780 = Rp 214.227.356,
retensi 1% × Rp 214.227.356 = Rp 10.711.367, dan uang muka proyek
sebesar 5% × Rp 1.071.136.780 = Rp 53.556.839.
Piutang Usaha Rp 149.959.150
Piutang Retensi Rp 10.711.367
Uang Muka Proyek Rp 53.556.839
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 214.227.356
55
5. Penerimaan piutang usaha
Kas Rp 149.959.150
Piutang Usaha Rp 149.959.150
6. Penerimaan pembayaran retensi atas penyelesaian, perawatan, dan perbaikan
proyek sebesar 7% × Rp 1.071.136.780 = Rp 74.979.575.
Kas Rp 74.979.575
Piutang Retensi Rp 74.979.575
7. Pengakuan pendapatan dan laba kotor
Konstruksi Dalam Proses (Laba Kotor) Rp 64.268.207
Konstruksi Dalam Proses (Biaya Proyek) Rp 364.186.505
Pendapatan Proyek Rp 428.454.712
8. Penyerahan proyek
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses Rp 1.071.136.780
Konstruksi Dalam Proses Rp 1.071.136.780
Berikut ini laporan laba rugi dan neraca dengan menggunakan metode
persentase penyelesaian:
56
CV SURYA CIPTA JAYA
Laporan Laba-Rugi
Tahun 2011 Tahun 2012
Pendapatan Proyek Rp 642.682.068 Rp 428.454.712
Biaya Bahan Rp 372.755.599 Rp 248.503.733
Biaya Tenaga Kerja Rp 115.682.772 Rp 77.121.848
Biaya Administrasi
Umum
Rp 57.841.386Rp 38.560.924
Total Biaya Proyek (Rp 546.279.757) (Rp364.560.924)
Laba Kotor Rp 96.402.311 Rp 64.268.207
CV SURYA CIPTA JAYA
Neraca
Tahun 2011 Tahun 2012
Aktiva:
Kas
Piutang Retensi
Konstruksi Dalam Proses
Total Aktiva
Passiva:
Tagihan atas KDP
Uang Muka Proyek
Laba Proyek
Total Passiva
Rp 53.556.840
Rp 42.845.470
Rp 546.279.757
Rp 642.682.067
Rp 439.166.079
Rp 107.113.677
Rp 96.402.311
Rp 642.682.067
Rp 160.670.518
-
-
Rp 160.670.518
-
-
Rp 160.670.518
Rp 160.670.518
57
C. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Kontrak Konstruksi
Selain perbedaan pengakuan laba pada kedua metode, perbedaan lain yang
timbul adalah perhitungan serta pelaporan pajak untuk setiap tahun akan berbeda
pula. Berikut ini perhitungan pajak untuk proyek tersebut dengan menggunakan
kedua metode pengakuan pendapatan:
Tabel 3. Perhitungan Pajak
Tahun Metode Kontrak SelesaiMetode Persentase
Penyelesaian
2011
2012
Rp 0 (2% × Rp 0)
Rp 21.422.735
(2% × Rp 1.071.136.780).
Rp 12.853.641
(2% × Rp 642.682.068)
Rp 8.569.094
(2% × Rp 428.454.712).
Sumber: Data Diolah, 2013
Berdasarkan perhitungan atas kedua metode yang telah dilakukan, terlihat
perbedaan pengakuan laba pada kedua metode tersebut seperti pada tabel berikut
ini:
Tabel 4. Perbandingan Pengakuan Laba
Tahun Metode Kontrak SelesaiMetode Persentase
Penyelesaian
2011
2012
Rp 0
Rp 160.670.518
Rp 96.402.311
Rp 64.268.207
Sumber: Data Diolah, 2013
58
Pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode kontrak selesai
seperti yang dilakukan perusahaan akan mengakumulasikan keseluruhan laba
pada tahun terakhir penyelesaian kontrak yaitu tahun 2012 atau pada saat tingkat
penyelesaian kontrak sebesar 100% dengan total pendapatan sebesar Rp
1.071.136.780 dan laba sebesar Rp 160.670.518, sehingga pada tahun 2011
perusahaan tidak mengakui pendapatan dan laba.
Apabila perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian seperti
yang telah disarankan, perusahaan akan mengakui laba pada kedua tahun berjalan
yaitu pada tahun 2011 akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 642.682.068 dan
laba sebesar Rp 96.402.311 dengan tingkat penyelesaian 60% dari keseluruhan
proyek, dan pada tahun 2012 memperoleh pendapatan sebesar Rp 428.454.712
dan laba sebesar Rp 64.268.207 dengan tingkat penyelesaian 40% dari
keseluruhan proyek.
Selain perbedaan pengakuan laba pada kedua metode, perbedaan lain yang
timbul adalah perhitungan serta pelaporan pajak untuk setiap tahun akan berbeda
pula. Berdasarkan metode yang digunakan perusahaan, pada tahun 2011 tidak
akan melaporkan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebab perusahaan tidak mengakui
pendapatan sebagai penghasilan neto, dan pada tahun 2012 perusahaan akan
melaporkan PPh 23 sebesar Rp 21.422.73. Apabila perusahaan menggunakan
metode persentase penyelesaian, perusahaan dapat menghitung dan melaporkan
pajak secara lebih akurat, yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 12.853.641 dan pada
tahun 2012 sebesar Rp 8.569.094.
59
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada Bab IV, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengakuan pendapatan yang seharusnya diterapkan oleh CV
Surya Cipta Jaya adalah metode persentase penyelesaian, karena pendapatan yang
diperoleh menurut metode perusahaan pada tahun terakhir penyelesaian kontrak
yaitu pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 1.071.136.780 dengan laba sebesar Rp
160.670.518. Apabila perusahaan menerapkan metode persentase penyelesaian,
maka pada tahun 2012 perusahaan akan memperoleh pendapatan sebesar Rp
428.454.712 dengan laba sebesar Rp 64.268.207.
Perbedaan ini menimbulkan selisih pendapatan dan laba yang diakui
sebesar Rp 642.682.068 dengan selisih laba sebesar Rp 96.402.311. Hal ini
disebabkan karena perusahaan mengakui laba pada akhir tahun penyelesaian
proyek, sehingga selisih yang timbul tersebut merupakan pendapatan dan laba
yang diakui pada periode sebelumnya apabila perusahaan menggunakan metode
persentase penyelesaian. Perbedaan lain yang ditimbulkan oleh pengakuan
pendapatan dengan kedua metode yang berbeda tersebut adalah perhitungan pajak
yang harus dilaporkan pada akhir tahun yaitu pada metode kontrak selesai
perusahaan hanya akan melaporkan pajak periode terakhir pelaksanaan proyek,
sedangkan pada metode persentase penyelesaian perusahaan akan melaporkan
pajak untuk kedua periode pelaksanaan proyek
60
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, penulis memberikan
saran-saran kepada perusahaan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, sebagai
berikut:
1. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian untuk
proyek-proyek jangka panjang, karena metode ini dapat menggambarkan
tingkat penyelesaian proyek yang telah dilakukan perusahaan setiap periode
selama proses penyelesaian kontrak dan pengakuan pendapatan, biaya serta
laba dapat disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.
2. Dengan diterapkannya metode persentase penyelesaian, maka perusahaan
dapat menentukan estimasi biaya yang akan dikeluarkan dalam penyelesaian
proyek dengan baik.
3. Dengan menerapkan metode persentase penyelesaian, maka laporan laba rugi
yang disusun oleh perusahaan akan lebih bermanfaat, karena setiap periode
selama masa kontrak akan menunjukkan laba, pendapatan, dan biaya serta
pajak yang disajikan secara wajar dengan memperhatikan tingkat kemajuan
penyelesaian proyek.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (EdisiRevisi). Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas TanpaAkuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Jakarta: Dewan Standar AkuntansiKeuangan.
Kieso, Donald E. and Jerry J. Weygandt. 2008. Akuntansi Intermediate,(terjemahan Emil Salim, S.E.). Jilid Kedua. Edisi Keduabelas. Jakarta: PTGelora Aksara Pratama.
Kurniawan, Trianto. 2011. Catatan Mas Trianto. Usaha Jasa Konstruksi.(Online), (http;//triantomedia.blogspot.com/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-kosntruksi.html, diakses 13 September 2013).
Peraturan Pemertintah Republik Indonesia. 2009. Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atasPenghasilan dari Usaha jasa Konstruksi. (Online),(www.pajak.go.id/dmdocuments/PP-40-2009, diakses 25 Oktober 2013).
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sadeli, Lili M,Haji, Prof, Drs, M.Pd. 2008. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: PTBumi Aksara.
Skousen K, dkk. 2010. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi Kelima belas.Jakarta: Salemba Empat.
Winarni, F. M.Si dan Sugiyarso, G. M.M. 2011. Konsep Dasar dan SiklusAkuntansi. Yogyakarta: CAPS
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (EdisiRevisi). Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas TanpaAkuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Jakarta: Dewan Standar AkuntansiKeuangan.
Kieso, Donald E. and Jerry J. Weygandt. 2008. Akuntansi Intermediate, (terjemahanEmil Salim, S.E.). Jilid Kedua. Edisi Keduabelas. Jakarta: PT Gelora AksaraPratama.
Kurniawan, Trianto. 2011. Catatan Mas Trianto. Usaha Jasa Konstruksi. (Online),(http;//triantomedia.blogspot.com/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-kosntruksi.html, diakses 13 September 2013).
Peraturan Pemertintah Republik Indonesia. 2009. Perubahan atas PeraturanPemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan atasPenghasilan dari Usaha jasa Konstruksi. (Online),(www.pajak.go.id/dmdocuments/PP-40-2009, diakses 25 Oktober 2013).
Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sadeli, Lili M,Haji, Prof, Drs, M.Pd. 2008. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: PTBumi Aksara.
Skousen K, dkk. 2010. Intermediate Accounting, Buku Satu, Edisi Kelima belas.Jakarta: Salemba Empat.
Winarni, F. M.Si dan Sugiyarso, G. M.M. 2011. Konsep Dasar dan Siklus Akuntansi.Yogyakarta: CAPS