analisis pendapatan usaha pengolahan daun nipah sebagai ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of analisis pendapatan usaha pengolahan daun nipah sebagai ...
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN
DAUN NIPAH SEBAGAI BAHAN ROKOK
TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMATIGA
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
NURBAITI
Nim : 09C20101114
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2015
ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN
DAUN NIPAH SEBAGAI BAHAN ROKOK
TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMATIGA
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
NURBAITI
Nim : 09C20101114
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh
uku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH-ACEH BARAT
2015
ABSTRAK
NURBAITI Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah Sebagai Bahan
Rokok Tradisional di Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat dibawah
bimbingan Ibu Nani Verawati, SE dan Bapak Damrus, SE.
Penelitian ini dilaksanakana di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui
bagaimanakah Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah Sebagai
Bahan Rokok Tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka jumlah Biaya tetap dikeluarkan
adalah sebesar Rp. 308.889 dan biaya tidak tetap adalah Rp. 16.667, Jadi biaya
total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 325.556, dan produksi rokok tradisional
daun nipah mencapai 50 Gulungan dengan harga per-gulungan sebesar Rp.
22.000, hingga mencapai total penerimaan produksi sebesar Rp. 1.100.000
sedangkan proses produksi dilakukan selama 30 hari.
Berdasarkan analisis dalam penelitian ini diperoleh jumlah penerimaan
total lebih besar dari biaya total dengan jumlah (Rp. 774.444>Rp. 325.556).
Maka dapat dikatakan kriteria usaha untung dan layak, dan diperoleh R/C ratio Rata-rata sebesar 3,4. Kriteria usaha ini adalah R/C> = 1 maka usaha pengolahan
daun nipah sebagai bahan rokok tradisional dalam katagori layak.
Kata Kunci : Analisis Pendapatan, Daun Nipah, dan Rokok Trandisional
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Skripsi/tugas akhir : ANALISIS PENDAPATAN USAHA PENGOLAHAN
DAUN NIPAH SEBAGAI BAHAN ROKOK
TRADISIONAL DI KECAMATAN SAMATIGA,
KABUPATEN ACEH
Nama Mahasiswa : NURBAITI
NIM : 09C20101114
Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
NANI VERAWATI, SE DAMRUS, SE
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Prodi
Ekonomi Pembangunan
Dr. ISHAK HASAN, M.Si YAYUK EW, SE.,M.Si
Tanggal Lulus : 24 Mei 2015
RIWAYAT HIDUP
Nama : NURBAITI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal lahir : Cot Pluh, 06 Juli 1990
Agama : Islam
Status : Nikah
Alamat Rumah : Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar (1997-2003) : SDN 2 Blang Balee
SLTP (2003-2006) : MTsN Blang Balee
SMK (2006-2000) : MAN Suak Timah
Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi
Prodi IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan)
Universitas Teuku Umar Meulaboh
Tahun Masuk 2009
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya manusia itu sudah ditakdirkan setiap jalan
hidupnya, namun semua itu tegantung dari manusia itu sendiri
untuk menjalaninya, semua tergantung dari akal, pikiran, dan
hati manusia itu sendiri, jika manusia selalu berikhtiar dan
berdoa di jalan-Nya, maka dia akan memetik dari hasil setiap
ikhtiar dan doa yang dilakukanya, sesungguhnya DIA maha
mengetahui segala urusan. ( Hadist Riwayat Bukhari )
“Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu
supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.
(Q.s.Huud. 11: 46)
“Janganlah mengukur kesuksesan dengan uang. Kesuksesan adalah ketika kita memiliki ilmu yang
bermanfaat, pengalaman, nama baik, dan nilai yang barokah.“ (Aa Gym)
KUPERSEMBAHAN KEPADA :
Bapak dan Ibu tercinta selalu menjadi sumber inspirator dan sumber
semangat hidup Kakak dan adikku yang memberikan aku dukungan
semangat yang membuatku tetap tegar dalam liku-liku kehidupan ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penelitian dan Skripsi/tugas akhir yang berjudul : “Analisis
Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah Sebagai Bahan Rokok Tradisional
di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat”. Skripsi/tugas akhir ini adalah
untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana
Ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Teuku Umar.
Selama penelitian ini dan penyusunan laporan penelitian dalam
skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak luput dari kendala. Kedala tersebutdapat
diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak,
oleh kerena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Nani Verawati, SE selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak Damrus,
SE selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah banyak meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, masukan-masukan,
saran, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta tidak bosan-bosannya
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini.
2. Ibu Yayuk EW, SE. M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.
3. Bapak, Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku plt Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas
guna pelaksanaan Proposal Skripsi /tugas akhir ini.
4. Bapak Abdul Jamal, SE. M.Si, Bapak Saiful Badli SE. M.Si, selaku dosen
penguji yang sudah banyak membantu memberikan kritik dan saran terhadap
perbaikan skripsi ini..
5. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, yang telah banyak memberikan doa,
semangat, kasih sayang, dorongan moral dan serta semua yang telah Ayahanda
dan Ibunda korbankan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
hingga tinggkat perguruan tinggi.
6. Kakanda dan Adinda saya yang tersayang yang selalu membuat penulis
tersenyum dan selalu ceria, serta memberikan dukungan dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar, yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa
perkuliahan dan memberikan saran, serta membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat saya yang terbaik yang telah mendukung dan menemani saya
dalam menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin.
9. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2009 Khususnya Lokal C dan semua
teman-teman yang ada di Universitas Teuku Umar pada umumnya, terima
kasih atas bantuan dukungan kalian semua. Masa-masa saat kita bersama tidak
akan pernah saya lupakan, semoga tetap semangat demi meraih kesuksesan.
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah
banyak membantu penulis selama pendidikan di program Studi Ekonomi
Pembangunan Universitas Teuku Umar:
Alue Penyareng, 24 Mei 2015
NURBAITI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN TUJUAN ............................................................................ ii
ABSRTAK ............................................................................................... iii
LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING................................... iv
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................ v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 4 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................... 5
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................ 5
1.5. Sistematika Pembahasan ...................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Analisis Usaha .................................................................... 8
2.2. Usaha ................................................................................... 8
2.2.1. Pengertian Usaha...................................................... 8
2.2.2. Jenis-Jenis Usaha ..................................................... 9
2.2.3. Usaha Tradisional .................................................... 9
2.3. Pengolahan Sumber Daya Alam Berupa Daun Nipah
Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Rokok Tradisional .......... 10
2.3.1. Pengelolaan Rokok Tradisional ............................... 10
2.3.2. Daun Nipah .............................................................. 11
2.3.3. Rokok ....................................................................... 11
2.3.4. Bahan Baku .............................................................. 12
2.4. Dampak Positif Yang Ditimbulkan Dari Usaha Industri
Daun Nipah .......................................................................... 12
2.5. Produktivitas ........................................................................ 13
2.6. Usaha Industri ...................................................................... 13
2.7. Kebutuhan Masyarakat ........................................................ 14
2.8. Pasar dan Pemasaran ............................................................ 15
2.9. Rumusan Hipotesis .............................................................. 16
III. METODE PENELITIAN
3.1.Ruang Lingkup Daerah Penelitian .......................................... 17
3.2.Jenis Penelitian ........................................................................ 17
3.3.Populasi dan Sampel ............................................................... 17
3.4.Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ......................... 18
3.4.1. Sumber Data ................................................................ 18
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 19
3.5.Instrumen Penelitian ................................................................ 21
3.6.Teknik Analisis Data ............................................................... 21
IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 23
4.1.1. Letak Geografis dan Luas Daerah ................................ 23
4.1.2. Keadaan Penduduk ....................................................... 24
4.1.3. Iklim .............................................................................. 25
4.2.Hasil Penelitian ...................................................................... 25
4.2.1. Umur Responden .......................................................... 25
4.2.2. Tingkat Pendidikan Responden .................................... 26
4.2.3. Jenis Kelamin Responden ............................................. 27
4.2.4. Pengalaman Usaha ........................................................ 27
4.3.Pengujian Hipotesis ................................................................ 28
4.4.Pembahasan ............................................................................ 29
4.4.1. Pengoluahan Industri Daun Nipah ................................ 29
4.4.2. Biaya Produksi .............................................................. 30
4.4.3. Saluran Pemasaran ........................................................ 31
4.4.4. Nilai Produksi dan Penerimaan..................................... 32
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan................................................................................. 35
5.2. Saran ....................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 36
LAMPIRAN ............................................................................................. 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Pertumbuhan Jumlah penduduk Desa Cot Darat dan Cot
Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ........................ 3
Tabel 2 : Sampel Usaha Pengolahan Daun Nipah Sebagai Rokok
Tradisional Dikecamatan Samatiga Kab. Aceh Barat .................. 18
Tabel 3 : Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ............................... 24
Tabel 4 : Klasifikasi responden menurut kelompok umur Cot Darat
dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ......... 25
Tabel 5 : Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di
umur Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat ................................................................... 26
Tabel 6 : Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa
Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten
Aceh Barat ..................................................................................... 27
Tabel 7 : Klasifikasi pengalaman usaha responden Pengusaha daun
Nipah di Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat ................................................................... 28
Tabel 8 : Pengadaan Daun Nipah .................................................................. 29
Tabel 9 : Biaya Sarana produksi pengolahan daun nipah ............................. 30
Tabel 10 : Rata-rata biaya produksi dikeluarkan dalam sekali
produksi ......................................................................................... 32
Tabel 11 : Jumlah Penerimaan Rata-rata dalam sekali produksi .................... 33
Tabel 12 : Nilai produksi dalam pengolahan daun nipah di Desa Cot
Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat ............................................................................................... 33
Tabel 13 : Nilai R/C ratio usaha pembungkus rokok di Cot Darat dan
Cot Pluh ......................................................................................... 34
DAFTAR GAMBAR
1. Pengolahan Daun Nipah Hingga Pemasaran...........................................
.................................................................................................................30
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data identitas Responden Usaha Daun Nipah sebagai Bahan
Rokok Tradisional Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat ............................................................ 38
2. Data Jumlah Penerimaan Usaha Daun Nipah Sebagai Rokok
Tradisional di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat ............................................................................ 39
3. Data Jumlah Modal Biaya Total Perbulan pada usaha Industri
Daun Nipah Sebagai Rokok Tradisional Desa Cot Darat dan Cot
Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat ................................. 40
4. Data Nilai Biaya total, penerimaan, Keuntungan dan R/C ratio
usaha daun nipah Sebagai Rokok Tradisional Desa Cot Darat dan
Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat .......................... 41
5. Daftar Quisoner usaha industri Daun Nipah Sebagai Rokok
Tradisional .............................................................................................. 42
6. Surat Izin Penelitian ................................................................................ 44
7. Surat Balasan Penelitian ......................................................................... 45
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi daerah pada akhir-akhir ini menghadapi baik
secara internal maupun eksternal, tantangan tersebut dilatar belakangi oleh
masalah kesenjangan dan globalisasi. Kesenjangan dan globalisasi dapat
berimplikasi pada pelaksanaan percepatan pembangunan ekonomi daerah. Melalui
pengembangan ekonomi daerah berdasarkan potensi sektor unggulan yang
dimiliki oleh masing-masing daerah diharapkan dapat meningkatkan keunggulan
potensi daerah.
Teguh (2010, h. 4) “dalam menghadapi keadaan ekonomi yang serba tidak
pasti ada sejumlah perusahaan yang mampu bertahan dengan segala strategi yang
telah mereka susun dan diaplikasikan di dalam persaingan bisnis sehari-hari, tetapi
dilain pihak ada pula diantara mereka yang rentan terhadap gejolak perekonomian
yang terjadi”.
Pembangunan untuk tujuan industri juga menjadi sumber yang dapat
meningkatkan pendapatan, akan tetapi hal itu harus didukung pula oleh
ketersediaan sumber daya ekonomi, baik sumber daya alam, sumberdaya manusia,
maupun sumber daya modal yang produktif, dengan kata lain, tanpa adanya daya
dukung yang cukup kuat dari sumberdaya ekonomi yang produktif maka
pengembangan dalam kegiatan industripun mengalami kesulitan dalam
miningkatkan pendapatannya.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri, dengan demikian. industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
http://cynthiaprimadita.blogspot.com,diakses 08 Maret 2014
Kehidupan industri rokok di Indonesia tidak lepas dari situasi persaingan
dalam bidang pemasaran yang makin sengit. Industri rokok, khususnya rokok
tradisional tergolong industri yang relatif masih berkembang di daerah tertentu
yang ada dikawasan Indonesia, seperti industri rokok yang dikenal dengan daun
nipah yang dikelola secara tradisional oleh masyarakat di provinsi Aceh.
Usaha industri rokok tradisional dengan pengolahan daun nipah ini
merupakan usaha keluarga secara turun temurun yang dilakukan, seperti hal nya
di Aceh Barat tepatnya di Kecamatan Samatiga hingga kini industri rokok
tradisional masih dikembangkan. Menurut pengusaha Pengolahan rokok
tradisional setempat menyatakan bahwa kebutuhkan permintaan akan rokok
tradisional dengan daun nipah mengalami peningkatan terhadap permintaan dan
terus bertahan, yang membuat rokok daun nipah ini menjadi usaha yang
berkembang dengan menyaingi rokok zaman modern, perkembangan ini
menjadikan usaha pengolahan rokok tradisional yang memiliki kemampuan untuk
menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan terhadap usaha indutri.
Kecamatan Samatiga merupakan Kecamatan dari bagian Kabupaten Aceh
Barat, dengan jumlah penduduk sebanyak 14.676 jiwa yang tersebar dalam 32
Desa, sedangkan Desa yang ada industri pengolahan daun nipah sebagai rokok
tradisional terdapat dua Desa Dikecamatan Samatiga yaitu Desa Cot Darat dan
Cot Pluh, untuk jumlah pertumbuhan penduduk di daerah pengolahan rokok
tradisional dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Pertumbuhan Jumlah penduduk
Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No Tahun Nama Desa
Cot Pluh Cot Darat
1 2010 569 882
2 2011 569 884
3 2012 557 902
4 2014 557 915
Pertumbuhan (%) 0.32 0.12 Sumber: Kantor Camat Kecamatan Samatiga 2014
Jumlah penduduk di Desa Cot Darat dan Cot Pluh yang terdapat dalam
tabel 1 di atas mengalami pertumbuhan sebesar 0.32 dan 0.12 %, Seiring dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk maka hal ini juga memberikan dampak
dari pengembangan usaha industri tradisional.
Pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) terutama terhadap sumber daya
tanaman nipah yang menjadikan ketergantungan industri rokok tradisional untuk
ketersedian bahan baku yang akan dikelola untuk tujuan produksi, sedangkan
ketersedian luas areal tanaman nipah di Kecamatan Samatiga tidak dapat
ditentukan luasnya karena tanaman ini tumbuh terus menurus sepanjang sungai
yang ada di Kecamatan Samatiga, adapun permintaan rokok tradisional ini
memiliki kalangan tertentu atau tingkat umur yang mengkomsumsinya yaitu
berkisar 35 tahun ke atas, adapun dibawah umur tersebut masih menjadikan rokok
tradisional sebagai pengguna subtitusi (Barang Pengganti). Mengenai tingkat
harga untuk daun rokok tradisional mencapai Rp. 1.000 (Per-Gulungan).
sementara untuk tembakau hanya mencapai harga Rp. 2.000 (Per-Gulungan)
dalam harga eceran, berarti konsumen rokok tradisional daun nipah untuk
memperoleh rokok dengan mengeluarkan biaya Rp. 3.000 (Pergulungan).
Usaha industri rokok di Desa Cot Darat dan Cot Pluh masih berbentuk
usaha industri rumah tangga yang mana usaha tersebut merupakan unit terkecil
dari rantai golongan atau tingkatan perekonomian rokok modern. Maka dalam hal
ini usaha tersebut memiliki persaingan yang semakin meluas, dikarenakan harga
pemasaran rokok tradisional mampu mencapai tingkat permintaan karena
harganya yang terjangkau. Menurut beberapa pendapat masyarakat di Aceh Barat
yang menghisap rokok tradisional daun nipah awal mereka mengkonsumsi rokok
moderen, karena rokok modern mengalami kenaikan harga yang semakin tinggi
maka masyarakat beralih kepada produk tradisional yaitu rokok tradisional daun
nipah.
Pengolahan daun nipah sudah merupakan pengolahan industri yang
dikenal di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga, industri rumah
tangga ini yang sudah cukup lama digeluti oleh sekian banyak rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan perekonomian.
Pemasaran produk rokok tradisional daun nipah di Desa Cot Pluh dan Cot
Darat sudah menjadikan kegiatan produksi yang berorientasi pada pendapatan.
Berpijak dari latar belakang peneliti tertarik untuk meneliti dalam sebuah karya
ilmiah yang berjudul : “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah
Sebagai Bahan Rokok Tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah bagaimanakah Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah
Sebagai Bahan Rokok Tradisional di Kecamatan Samatiga. Kabupaten Aceh
Barat?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha pengolahan daun nipah sebagai
bahan rokok tradisional di Kecamatan Samatiga. Kabupaten Aceh Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini juga memberikan
beberapa manfaat yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat bagi penulis, yaitu untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bagaimanakah analisis terhadap usaha
pengolahan daun nipah sebagai bahan rokok tradisional di Kecamatan Samatiga.
Kabupaten Aceh Barat. Selain itu juga bermanfaat dalam menciptakan sebuah
hasil karya ilmiah baru yang dapat dibaca, dipahami dan bermanfaat bagi seluruh
masyarakat, khususnya masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Samatiga dan
masyarakat Kabupaten Aceh Barat pada umumnya.
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan bagi seluruh pihak yang berada dalam ruang lingkup akademik.
Sehingga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi sebuah kontribusi dan
masukan demi kemajuan di masa akan datang. Selain itu, hasil karya ilmiah dari
penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan terutama untuk melengkapi bahan
bacaan yang ada di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Studi Pembangunan di
lingkungan kampus Universitas Teuku Umar (UTU).
1.4.2 Manfaat Praktis
Di tinjau dari segi manfaat praktisnya, penelitian ini bermanfaat untuk
pemerintah dan pihak lain yang terlibat di dalamnya sebagai bahan informasi yang
bisa membantu pemerintah untuk mengetahui bagaimanakah usaha industri yang
dilakukan oleh masyarakat yang dipimpinnya dalam rangka memenuhi kebutuhan
ekonominya. Sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
rangka merealisasi kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam menangani
masalah perekonomian masyarakat di masa mendatang yang lebih baik dan sesuai
dengan visi dan misi pemerintahan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.5 Sistematika Pembahasan
Dalam penelitian ini pada bab pertama yaitu memuat tentang pendahuluan
atau latar belakang masalah yang dibahas dalam penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika terhadap pembahasan
penelitian.
Selanjutnya pada bab dua membahas tentang tinjauan pustaka atau kajian
teoritis yang memuat seluruh isi yang menjadi variabel permasalahan dari
penelitian yang berjudul : “Analisis Pendapatan Usaha Pengolahan Daun Nipah
Sebagai Bahan Rokok Tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat.”
Pada bab tiga akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang
dilakukan dalam penelitian.
Pada Bagian empat berisi tentang Hasil dan Pembahasan yang didalamnya
dijelaskan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, letak geografis dan luas
daerah, keadaan penduduk. Iklim, keadaan tanah dan topografi, penduduk dan
mata pencahrian, keadaan umum responden, pengolahan industri daun nipah,
biaya produksi, saluran pemasaran dan analisis usaha industri daun nipah.
Pada bab lima berisi Kesimpulan dan Saran yang didalamnya dijelaskan
mengenai simpulan-simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil penelitian serta
saran-saran. Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang penulis
guna untuk melengkapi penyusunan skripsi ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Usaha
Analisis usaha merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja berupa data. mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, serta menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Lexy 2012, h. 247).
Analisis usaha dilakukan setelah gagasan usaha layak untuk
dikembangkan, dilihat dari aspek pemasaran dan produksi. Pembahasan analisis
usaha menyangkut perhitungan biaya investasi dan operasional serta penerimaan
dari hasil penjualan produk yang dihasilkan. Metode analisis usaha yang umum
digunakan adalah anggaran aliran kas (cahs flow), analisis laba/rugi, return cost
ratio (R/C) dan Break Even Point (BEP). (Rihardi dan Rudi 2003, h. 70).
Seperti halnya yang dilakukan dalam menganalisis pendapatan usaha
pengolahan daun nipah sebagai bahan rokok tradisional di Kecamatan Samatiga.
Kabupaten Aceh Barat. Selain itu, analisis merupakan suatu tahapan yang
memegang peranan terpenting dalam menjelaskan suatu hasil dan tujuan dari
sebuah tindakan yang dilakukan secara rinci dan spesifik.
2.2 Usaha
2.2.1 Pengertian Usaha
Usaha adalah suatu kegiatan yang melakukan aktivitas produksi yang
sangat beragam atau usaha kegiatan dengan menggerakkan tenaga atau badan
yang dilakukan oleh orang-orang untuk mencapai suatu maksud tertentu
(Nordhaus dan Samuelson 2003. h, 125).
Pembentukan usaha dalam menganalisisnya yang tidak terlepas dari
kegiatan produksi dan jasa yang bertujuan memperoleh keuntungan, maka
pengertian usaha perlu juga melihat pengertian perusahaan.
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-
sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa
bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan
kebutuhan masyarakat (Firdaus 2008. h, 40)
Penulis menguraikan pendapat diatas bahwa usaha dalam industri kecil
ialah suatu wadah untuk mengetahui nilai produksi melalui kerajinan tangan yang
dapat menghasilkan uang sebagai alat pengganti atau alat tukar untuk
mendapatkan kebutuhan hidupnya. Contohnya, kerajinan tangan melalui usaha
industri pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar untuk pembuatan rokok
tradisional Aceh di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. Salah satu
pelaku yang melakukan kegiatan usaha industri tersebut adalah rumah tangga
keluarga, seperti usaha pengolahan daun nipah sebagai bahan baku dalam
pembuatan rokok tradisional yang terdapat di Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
2.2.2 Jenis-jenis Usaha
Adapun jenis-jenis usaha yaitu usaha perorangan, usaha kelompok dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan usaha milik swasta dan lain-lain.
Pengelolaan daun nipah sebagai bahan dasar rokok tradisional merupakan salah
satu jenis usaha perorangan dengan keuntungan atau kerugian akan ditanggung
sendiri oleh orang yang bersangkutan.
2.2.3 Usaha Tradisional
Usaha tradisional merupakan sebuah usaha kecil-kecilan yang kebanyakan
dilakukan oleh masyarakat tanpa diolah secara intensif/modern dengan
menggunakan alat-alat yang canggih. Usaha tradisional banyak dilakukan oleh
masyarakat pedesaan, seperti usaha pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar
dalam pembuatan rokok tradisional Aceh yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
2.3 Pengolahan Sumber Daya Alam Berupa Daun Nipah Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Rokok Tradisional
Daun nipah merupakan salah satu Sumber Daya Alam (SDA) atau
kekayaan alam yang dimiliki oleh masyarakat Kecamatan Samatiga, terutama
masyarakat yang berada di Desa Cot Darat dan Cot Pluh yang merupakan dua
nama desa yang berada di bawah naungan Kecamatan Samatiga. Sebagian kecil
dari sebagian besar masyarakat di Desa Cot Darat dan Cot Pluh menggeluti usaha
industri rumah tangga keluarga yang berupa pengolahan daun nipah sebagai bahan
dasar pembuatan rokok tradisional Aceh yang sering diperdagangkan di pasar-
pasar daerah.
Adapun cara pengolahan daun nipah untuk pembuatan rokok tradisional
Aceh yaitu sebagai berikut : (1) batang nipah yang sudah dipotong di tempatnya
dan akan diambil daun nipah. (2) Daun nipah tersebut akan diambil dari
pelepahnya. selanjutnya daun nipah itu akan dikelupas dari lidinya. (3) Kemudian
daun nipah yang sudah dikelupas akan dijemur sampai mengering dan berubah
warna dari kuning kehijau-hijauan menjadi putih menguning. Di mana setelah
proses penjemuran, daun nipah akan berbentuk lintingan rokok yang siap untuk
dikonsumsi. Sebagaimana penghisapan yang digunakan oleh pengguna rokok
putih lain, (sumber penelitian Kecamatan Samatiga)
2.3.1 Pengolahan Rokok Tradisional
Pengolahan rokok tradisional merupakan salah satu usaha kreatifitas yang
dilakukan oleh masyarakat Desa Cot Darat dan Cot Pluh untuk membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (sumber: masyarakat
desa Cot Pluh).
Pengolahan daun nipah dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku
pembuatan rokok tradisional sebagai pengganti kertas rokok untuk menggulung
tembakau. Rokok daun nipah adalah rokok yang dibuat dengan menggunakan
tembakau yang dicampur dengan cengkeh lalu dibungkus menggunakan daun
nipah. (Sumber Penelitian Kecamatan Sama Tiga)
Penulis menguraikan bahwa usaha rokok tradisional adalah suatu usaha
daun nipah untuk meningkatkan kontribusi penerimaan dari sektor hasil hutan non
kayu. Sehingga perlu dilakukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui
tingkat kelayakan usaha, proses pengolahan, dan kontribusinya.
2.3.2 Daun Nipah
Nipah (Nypa fruticans Wurmb) termasuk tanaman dari suku Palmae,
tumbuh di sepanjang sungai yang terpengaruh pasang surut air laut. Tumbuhan ini
dikelompokkan pula kedalam tanaman hutan mangrove (Subiandono. dkk, 2011.
H, 21).
2.3.3 Rokok
Menurut Mudrajad (2007. h, 167) Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok biasanya dijual dalam
bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan
mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir. Rokok Indonesia dikenal
dengan nama rokok kretek (clore cigarette) yang mempunyai cita rasa yang
berbeda, karena adanya pemanfaatan bahan baku cengkeh (sebagai tambahan
aroma) selain tembakau yang merupakan bahan pokoknya.
Industri rokok di Indonesia merupakan industri yang banyak menyerap
tenaga kerja (sumber daya manusia, SDM). SDM dibutuhkan mulai dari
penanaman tembakau dan cengkeh di perkebunan, pengeringan tembakau dan
cengkeh, perajangan tembakau dan pelintingan rokok di pabrik-pabrik sampai
pedagang asongan yang memasarkan rokok di jalanan. Industri rokok di Indonesia
menyerap tenaga kerja sekitar 500.000 karyawan, yang bekerja langsung pada
pabrik dan pada seluruh level struktur organisasi. Penyerapan tenaga kerja tidak
hanya ada di pabrik rokok saja tetapi bila ditambah dengan jumlah orang yang
terlibat dari hulu sampai hilir yang diawali dengan petani tembakau dan cengkeh,
karyawan produksi kertas rokok, sampai karyawan dalam jalur distribusi (ritel,
outlet dan pedagang asongan), jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri
ini sekitar 18 juta jiwa (Gatra. 2000,h.113).
2.3.4 Bahan Baku
Menurut Masiyal Kholmi (2003, h. 29) “bahan baku adalah bahan yang
membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan
manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan
sendiri”.
Sedangkan menurut Prawirokusumo (2001, h.61) “bahan baku adalah
bahan utama dari suatu produk atau barang”
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan
yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi.
Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan
digunakan untuk proses produksi. Sedangkan usaha pengolahan rokok tradisional
ialah menggunakan daun nipah sebagai bahan baku untuk pembuatan pembungkus
rokok. Daun nipah diperoleh dari pengumpul daun nipah yang ada di berbagai
daerah yang memasok bahan baku secara kontinu untuk usaha ini.
2.4 Dampak Positif yang Ditimbulkan Dari Usaha Industri Daun Nipah
Usaha industri daun nipah merupakan sebuah usaha rumah tangga
keluarga yang dirasakan mampu dan dapat membantu pemenuhan beban
kebutuhan hidup yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupannya. Melalui
usaha industri daun nipah, masyarakat bisa menyalurkan dan mengembangkan
kreatifitas yang dimilikinya agar bisa dinikmati dan dikonsumsi oleh masyarakat
luas.
Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak
positif yang ditimbulkan oleh usaha industri daun nipah yaitu dapat membantu
mengurangi beban ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dalam kehidupan
rumah tangganya, sehingga pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat
teratasi. “Pembangunan kesejahteraan masyarakat yang dimaksud adalah suatu
usaha yang terencana yang dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, mencegah
dan mengatasi serba masalah yang ditimbulkan karena masalah ekonomi sosial
yang terjadi di dalam masyarakat” (Suharto 2009, h. 4).
2.5 Produktivitas
Produktivitas merupakan kegiatan produksi. Sedangkan produksi adalah
kegiatan menghasilkan atau menambah nilai guna barang atau jasa. Sedangkan
manusia (perorangan/kelompok) yang melakukan kegiatan produksi disebut
produsen (Nurhadi 2004, h. 72). Salah satu contohnya adalah pengolahan daun
nipah sebagai bahan dasar pembuatan rokok tradisional Aceh.
Perkembangan dalam perekonomian, proses produksi barang atau jasa
dapat berlangsung jika terdapat alat atau sarana untuk produksi yang berupa
Sumber Daya Alam (SDA). Karena dari sumber daya tersebut akan diolah untuk
diproduksi menjadi suatu barang atau jasa yang mempunyai nilai guna suatu
barang.
2.6 Usaha Industri
Usaha industri merupakan kumpulan perusahaan-perusahaan yang
menghasilkan barang-barang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat
saling mengganti yang sangat erat (Teguh 2010, h. 4)
Usaha industri merupakan salah satu dari bidang garapan profesi pekerjaan
sosial paling muda. Pekerjaan sosial industri didefinisikan sebagai lapangan
praktik pekerjaan sosial yang secara khusus menangani kebutuhan-kebutuhan
kemanusian melalui berbagai intervensi dan penerapan metode pertolongan untuk
memelihara adaptasi optimal antara individu dan lingkungannya (Suharto 2009, h.
23)
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa usaha industri merupakan wadah
untuk memproduksikan berbagai macam jenis kreatifitas masyarakat yang
dituangkan melalui usaha industri, sedangkan industri pengolahan daun nipah
adalah sebagai bahan baku atau bahan dasar dalam proses pembuatan rokok
tradisional Aceh yang ada di Desa Cot Darat dan Cot Pluh di Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat.
2.7 Kebutuhan Masyarakat
Dalam menjalani kehidupannya, manusia senantiasa memiliki banyak
kebutuhan agar tetap bisa menjaga kelangsungan hidupnya. Kebutuhan adalah
segala sesuatu yang muncul dalam diri manusia agar tetap hidup. Semakin tinggi
tingkat kebudayaan manusia dan semakin komplek pula kebutuhan yang
diinginkan manusia, Sebagai masyarakat modern. manusia membutuhkan banyak
kebutuhan hidup dengan berbagai macam jenisnya. Adapun berbagai macam jenis
kebutuhan manusia (Sudarmi dan Waluyo 2008, h. 55-56), yaitu sebagai berikut :
a. Kebutuhan Pokok/Kebutuhan Primer. Kebutuhan pokok yaitu bentuk
kebutuhan hidup manusia yang berperan sangat penting dalam hidupnya.
Karena kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang mendasar dan muncul
secara alamiah sebagai sarana untuk kelangsungan hidup manusia secara layak.
b. Kebutuhan tambahan/Kebutuhan Sekunder. Kebutuhan tambahan atau yang
lebih dikenal dengan sebutan kebutuhan sekunder merupakan jenis kebutuhan
yang muncul karena ada tuntutan sosial yang berguna sebagai pelengkapan
kebutuhan pokok, yang dimaksud ke dalam kebutuhan tambahan/sekunder
yaitu pakaian dan kendaraan. Kebutuhan sekunder tidak mempengaruhi
kelangsungan hidup manusia. Artinya apabila seorang manusia tidak mampu
mencukupi kebutuhan sekundernya. tetapi masih tetap layak untuk menjalani
kelangsungan hidupnya. Karena kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
manusia agar tetap hidup adalah kebutuhan primer atau kebutuhan pokok
dalam kehidupan.
c. Kebutuhan Tesier. Kebutuhan tesier merupakan kebutuhan akan barang
mewah. Suatu benda dikatakan barang mewah tergantung dari tingkat
kemakmuran seseorang yang memiliki benda-benda tersebut.
Dari penjelasan tentang kebutuhan manusia diatas, dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan manusia sama juga dengan kebutuhan masyarakat. Karena
manusia yang berdomisili disuatu daerah/tempat akan menjadi warga masyarakat
didaerah tersebut. Selain hal itu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang
tidak bisa hidup tanpa adanya lingkungan lain, sehingga suatu masyarakat juga
membutuhkan kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia butuh usaha untuk
meningkatkan pendapatannya hidupnya. Salah satunya yaitu usaha pengolahan
daun nipah sebagai bahan dasar dalam proses pembuatan rokok tradisional Aceh
di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
Adapun yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan
masyarakat untuk mengkonsumsi barang dan jasa. Sebagian barang dan jasa ini
tidak semuanya berasal dari Indonesia, tetapi merupakan hasil impor dari luar
negeri. Oleh karena itu, masyarakat akan melakukan usaha yang dapat
menghasilkan uang, sehingga mampu membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2.8 Pasar dan Pemasaran
Pasar adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam menentukan tingkat nilai
jual seperti produk pertanian dan Pengusaha daun Nipahan. “Namun pasar
sebenarnya mengandung dua arti : arti fisik dan arti makna. Sebenarnya keduanya
tetap sama, yaitu pertemuan antara pembeli dengan penjual atau lebih inti lagi
pertemuan permintaan dan penawaran”(Rasyad 2006, h.176).
Upaya melihat suatu pengembangan pasar dimana dapat dipastikan dengan
informasi yang jelas tetang pasar lebih lanjut “dimana permintaan pasar yang
selalu memacu pada jumlah penjual, sedangkan jumlah konsumen biasanya
diasumsikan banyak. Secara umum efek subtitusi lebih besar dibanding dengan
efek pendapatan”. Hal ini merupakan karakteristik permintaan suatu produk oleh
seorang konsumen, dimana penjumlahan permintaan semua individu (Sunaryo
2001, h. 59)
Uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kekuatan pasar yang
memberikan dampak terhadap perputaran modal yang berlangsungnya dengan
tingkat permintaan terhadap hasil produksi. Sedangkan pemasaran suatu produk
rokok juga melihat berbagai hitungan pada saat produksi, karena hasil produksi
usaha rokok tradisional daun nipah tergantung pada besar/kecilnya tingkat
permintaan konsumen.
2.9 Rumusan Hipotesis
Berdasarkan dari apa yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini yaitu di duga bahwa analisis pendapatan usaha daun
nipah sebagai rokok tradisional layak untuk dikembangkan.
III METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Daerah Penelitian
Daerah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat, Kecamatan Samatiga terdiri 32 Desa, sedangkan desa yang memproduksi
daun nipah sebagai rokok tradisional terdiri dari Desa Cot Darat dan Cot Pluh,
pada umumnya usaha rokok daun nipah di Desa Tersebut memiliki Karakteristik
yang homogen dan daerah sentral usaha pengolahan daun nipah sebagai rokok
tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif yaitu
jenis data penelitian yang diperoleh sesuai dengan data bersifat fakta yang
diperoleh dilapangan pada saat penelitian berlangsung melalui pendekatan yang
dapat dipahami dengan kegiatan yang berlangsung.
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya, atau penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain” (Lexy 2005, hal. 5-6).
3.3. Populasi dan Sampel
Dalam sebuah penelitian, populasi adalah keseluruhan dari subjek
penelitian yang akan dilakukan, sedangkan sampel adalah sebagian dari
keseluruhan populasi yang akan diteliti atau objek yang diambil untuk diteliti
(Arikunto 2001, h. 115).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha pengolahan daun nipah
sebagai bahan Rokok Tradisional Dikecamatan Samatiga yaitu Desa Cot Darat
dan Cot Pluh. Sedangkan yang menjadi sampel adalah 27 responden, dengan
metode pengambilan sampel yaitu dengan sampling Jenuh (sensus) yaitu teknik
penentuan sampel mengambil semua anggota populasi untuk dijadikan sebagai
sampel. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2
Sampel Usaha Pengolahan Daun Nipah Sebagai Rokok Tradisional
di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No Nama Desa Jumlah populasi
(orang)
Sampel
(orang)
1 Cot Darat 15 15
2 Cot Pluh 12 12
Jumlah Total 27 27 Sumber : Data Penelitian 2014
Berdasarkan tabel 2 diatas jumlah sampel yang diperoleh yaitu 27 orang
dari 2 Desa adalah Desa Cot Darat dan Cot Pluh yang melakukan usaha industri
pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar pembuatan rokok tradisional.
Arikunto (2001, h. 107) mengemukakan bahwa apabila objek penelitian kurang
dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih dari 100, maka dapat
diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.
3.4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Sumber Data
Penelitian ini yang menjadi sumber data adalah mengenai fonomena dan
tingkah laku pengusaha daun nipah dalam melakukan kegiatan usahanya,
sedangkan untuk keperluan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan data
skunder dan primer yaitu :
a. Data Skunder
Data skunder adalah Data yang diperoleh dari instansiterkait seperti Kantor
Kecamatan dan laporan Pemerintahan Gampong seperti RPJMG dan data lain yang
yang diperoleh secara tertulis yaitu sebagai data pengamatan untuk keperluan
dalam penelitian ini.
b. Data Primer
Data primer diperoleh lansung dari pengusaha pengolahaan daun nipah
sebagai rokok tradisional dengan menggunakan metode wawancara langsung
terhadap pengusaha daun nipah dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuisioner) yang telah disiapkan.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
melakukan sebuah penelitian, karena pada umumnya data yang dikumpulkan
dalam penelitian harus akurat sehingga membutuhkan teknik pengumpulan data
yang mampu memperoleh data secara baik. Teknik pengumpulan data adalah
salah satu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data yang akan peneliti gunakan dalam
penelitian yang berjudul pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar pembuatan
rokok tradisional Aceh yaitu :
a. Studi kepustakaan (library research) yaitu data yang diperoleh melalui buku-
buku yang sudah menjadi hasil penelitian orang terdahulu.
b. Penelitian lapangan (field research) yaitu hasil data penelitian yang langsung
diperoleh dari penelitian di lapangan melalui observasi (pengamatan),
wawancara (interview) dan studi dokumentasi (Nazir Moh 2003, h. 48).
Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data penelitian
melalui beberapa teknik yaitu sebagai berikut:
a. Observasi (pengamatan) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung terhadap objek yang akan diteliti dalam penelitian (Lexy
2005, h. 164), Observasi (pengamatan) bertujuan untuk melihat dan
menganalisis bagaimana cara pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar
pembuatan rokok tradisional Aceh di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan
Samatiga kabupaten Aceh Barat. Pada saat melakukan observasi (pengamatan)
tersebut, peneliti akan di bantu oleh orang lain/teman sejawat yang akan
bertindak sebagai observer (pengamat) untuk membantu peneliti dalam
mengamati seluruh rangkaian kegiatan masyarakat dalam proses pengolahan
daun nipah sebagai bahan dasar pembuatan rokok tradisional Aceh selama
penelitian dilaksanakan, mulai dari awal penelitian sampai penelitian berakhir.
b. Wawancara yang dimaksud adalah suatu tahapan yang dilakukan peneliti
untuk menanyakan langsung kepada responden pengrajin usaha industri
pengolahan daun nipah sebagai bahan dasar pembuatan rokok tradisional
Aceh. Selama proses wawancara berlangsung, peneliti akan merekam hal-hal
yang di wawancarai sesuai dengan daftar pertanyaan.
c. Quisoner ialah menyediakan lembaran yang berisi pertanyaan terhadap
responden, untuk membantu dalam mengenai analisis usaha industri daun
nipah di Desa Cot Darat dan Cot Pluh. Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat.
3.5. Instrumen Penelitian
Yang menjadi alat instrumen dalam penelitian in adalah segenap alat tulis
(ATK) dan mesin hitung yang dipergunakan dalam menganalisis atau pengolahan
data-data yang diperoleh lapangan.
3.6. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
data secara deskriptif kualitatif, yaitu menganalisa sejumlah data secara deskriptif
(sesuai dengan gambaran dari fakta yang diperoleh di lapangan). Sedangkan
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan pola dalam penelitian, serta menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain sesuai dengan hasil penelitian di lapangan selama penelitian
berlangsung (Lexy 2005, h. 248).
Maka dalam melakukan analisis data, data yang digunakan adalah data
yang diperoleh dalam jangka bulanan. Kegiatan penelitian hanya dilakukan pada
kegiatan produksi dan tidak sampai pada pemasaran. Adapun metode analisis
datanya sebagai berikut :
1. Proses pengolahan daun nipah sebagai bahan rokok dapat dilakukan dengan
observasi (pengamatan langsung), melalui metode wawancara kepada
pemilik usaha daun nipah sebagai rokok tradisional di Kecamatan Samatiga.
2. Analisis Kelayakan Usaha diperlukan untuk menilai layak tidaknya suatu
usaha yang dilakukan dan apakah menguntungkan atau tidak secara
ekonomi. Analisis yang digunakan meliputi:
a) Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha.
Keuntungan (I)= Penerimaan total(TR) – Biaya total(TC) Dimana:
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total Cost (Rp/bln)
TFC = Total Fixad Cost (Rp/Bln)
TVC = Total Variable Cost ( Rp/Bln)
Kriteria yang digunakan:
1. Apabila TR > TC maka usaha dikatakan untung dan layak
2. Apabila TR = TC maka usaha tidak untung dan tidak rugi.
3. Apabila TR < TC maka usaha dikatakan rugi.
b) Revenue Cost Ratio (R/C)
Penerimaan Total (TR)
R/C =
Biaya Total (TC)
Kriteria penilaian R/C :
R/C < 1 = usaha tidak layak
R/C = 1 = usaha mencapai titik impas
R/C > 1 = usaha layak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Samatiga merupakan salah satu dari 12 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Aceh Barat dengan luas wilayah 140.69 KM2. Sedangkan jumlah
penduduk mecapai 14.718 J iwa. Setelah pengumpulan data yang berupa data
usaha daun nipah sebagai rokok tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten
Aceh Barat yang terdiri dari dua desa diantaranya Desa Cot Darat dan Cot Pluh
dari data tersebut jumlah sampel yang diambil oleh penulis adalah sebanyak 27
orang yang diperoleh melalui data primer. Selanjutnya penulis melakukan analisis
data yang bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha daun nipah
sebagai rokok tradisional di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat (Kantor Kecamatan Samatiga 2013)
4.1.1 Letak Geografis dan Luas Daerah
Kecamatan Samatiga secara administratif terbagi atas 32 Desa/Kelurahan.
Daerah ini terletak pada ketinggian antara 0 sampai dengan 499.9 meter diatas
permukaan laut.
Kecamatan Samatiga secara administratif terbagi atas 32 Desa/Kelurahan.
Dilihat dari topografi wilayahnya, keseluruhan gampong di Kecamatan ini berada
pada ketinggian rata-rata 7 Meter dari permukaan laut, sebagian Desa di
Kecamatan Samatiga berada kawasan hutan.
Adapun batas-batas dari Kecamatan Samatiga adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bubon.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Johan Pahlawan.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Samudera Indonesia.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Arongan Lambalek. (Kantor
Kecamatan Samatiga 2013).
Berdasarkan kondisi geografis Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh
Barat adalah daerah dataran rendah dan kondisi ini merupakan salah satu
keunggulan yang dimiliki wilayah banyak hutan nipah, yang akhirnya masyarakat
memanfaat industri usaha daun nipah sebagai rokok tradisional.
4.1.2 Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk suatu wilayah merupakan salah satu keuntungan yang
dimiliki wilayah tersebut, jika penduduk tersebut memiliki kualitas yang baik.
Penduduk suatu wilayah merupakan sumber daya yang dapat berpengaruh
terhadap perkembangan pembangunan suatu wilayah. Oleh karena itu peningkatan
kualitas penduduk suatu wilayah sangat penting dilakukan melalui peningkatan
pendidikan maupun pengetahuan serta keterampilannya.
Adapun komposisi penduduk di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan
Samatiga Kabupaten Aceh Barat berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat.
N
No
Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase
(%)
1
2
Laki-laki
Perempuan
7.440
7.278
50.6
49.4
Jumlah 14.718 100 Sumber: Data Sekunder Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat. 2013
Tabel 3 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat yaitu sebanyak 14.718 jiwa dari jumlah tersebut sebagian
besar penduduk adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 7.278 jiwa atau
49.4 %, sedangkan untuk penduduk yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah
7.440 jiwa atau 50.6 %. Berdasarkan jumlah tersebut maka dapat diketahui rasio
jenis kelamin penduduk di Kecamatan Samatiga yaitu 95.88%.
4.1.3 Iklim
Keadaan Iklim sangat mempengaruhi proses pengolahan usaha indutri
daun nipah karena iklim adalah kebutuhan yang berkaitan dengan penjamuran.
Kecamatan Samatiga suhu udara sepanjang bulan 2009-2011 terus mengalami
perubahan yaitu dari 26,5 celsius meningkat menjadi 26,7 celsius sementara curah
hujan di Kecamatan Samatiga mencapai 418.7-328.1 Mm. Sedangkan hari hujan
di Kecamatan Samatiga Per-bulan mencapai 18.1-16 hari dengan kelembatan
86,9%. (Kantor Kecamatan Samatiga 2013).
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Umur Responden
Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan pola pikir Pengusaha
daun nipah dalam mengelola usaha usahanya. Kisaran umur responden yang
diteliti berkisar antara 33 tahun sampai dengan 63 tahun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha daun nipah merupakan angkatan
kerja yang tergolong produktif, untuk kisaran umur responden yang diteliti dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Klasifikasi responden menurut kelompok umur Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No Umur (Thn) Jumlah (Orang) Jumlah (%)
1 30– 34 2 7,4
2 35 – 39 5 18,5
3 40 – 44 4 14,8
4 45 – 49 9 33,3
5 50 – 54 5 18,5
6 55 – 60 2 7,4
Jumlah 27 100 Sumber : Data Primer setelah diolah. 2014
Pada Tabel 4 Menunjukkan bahwa kelompok umur dalam melakukan
usaha lebih banyak dilakukan oleh pengusaha yang memiliki umur berkisar antara
umur 45-49 tahun dengan jumlah 9 orang atau sekitar 33,3 %. Hal ini berarti
pengusaha daun nipah masih berada pada usia produktif untuk menjalankan
usaha/pekerjannya.
4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi nilai produksi. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana seseorang
melihat potensi usaha, bagaimana dapat berfikir, mengefisienkan penggunaan
tenaga kerja serta biaya untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Dari hasil pengumpulan data dilapangan, para pengusaha daun nipah
memiliki tingkat pendidikan yang relatif bervariasi yaitu dari tingkat SD sampai
dengan perguruan tinggi, untuk melihat tingkat pendidikan dari responden dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut ini :
Tabel 5
Klasifikasi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Cot Darat dan Cot
Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No Pendidikan/Sederajat Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD/Sederajat 6 22,2
2 SMP/Sederajat 16 59,2
3 SMA/Sederajat 5 18,5
Jumlah 27 100,0 Sumber : Data Primer Setelah Diolah. 2014
Dari Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden Pengusaha
daun nipah memiliki tingkat pendidikan formal adalah tamat SMP/Sederajat yaitu
sekitar 16 orang atau sekitar 59,2 %. hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan formal responden sudah sangat tinggi. Sudah semakin tingginya
kesadaran Pengusaha daun nipah dalam mengenyam pendidikan hal ini akan
memudahkan mereka dalam penyerapan teknologi baru, terutama dalam bidang
Pengusaha daun nipah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan mereka.
4.2.3 Jenis Kelamin Responden
Hampir seluruh Pengusaha daun nipah yang ada Desa Cot Darat dan Cot
Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat, berjenis kelamin perempuan.
Hal ini dipengaruhi bahwa perempuan sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga
yang bertugas sebagai pengatur rumah tangga untuk keluarga mereka. Keadaan
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel.6
Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 1 3,7
2 Perempuan 26 96,2
Jumlah 27 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah. 2014
Dari Tabel 6 terlihat bahwa Pengusaha daun nipah dengan berjenis
kelamin perempuan memiliki jumlah sekitar 26 orang atau sekitar 96,2 % dan
untuk Pengusaha daun nipah yang berjenis kelamin laki-laki memiliki jumlah
sebanyak 1 orang atau sekitar 3,7 %. Tingginya jumlah perempuan dalam usaha
pengolahan daun nipah menunjukkan bahwa laki-laki dalam usaha pengolahan
daun nipah kurang berfungsi, tapi terkadang saling membantu dalam usahanya.
4.2.4 Pengalaman Usaha
Pengusaha daun nipah yang memiliki pengalaman yang lebih tentunya
akan memberikan performa dan kemampuan kerja yang lebih baik. Pengalaman
seseorang dapat mendorong munculnya keterampilan sebab semakin lama
seseorang bekerja maka cenderung Pengusaha daun nipah semakin terampil dalam
pekerjaan tersebut, sedangkan pengalaman dapat diperoleh dari lamanya
seseorang berada dalam pekerjaan tersebut, dengan demikian tingkat keberhasilan
dapat semakin besar karena pengalaman adalah guru yang paling baik, serta
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam usaha akan semakin dihindari.
Untuk lebih jelasnya pengalaman usaha atau pengalaman dalam
mengelola usaha responden dapat dilihat pada Tabel.7 :
Tabel 7
Klasifikasi pengalaman usaha responden Pengusaha daun nipah di Desa Cot Darat
dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No
Pengalaman usaha
(Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 1 – 4 10 37
2 5 – 10 13 48,1
3 11 – 14 4 14,8
Jumlah 27 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah. 2014
Berdasarkan Tabel 7 diatas terlihat bahwa pengalaman usaha daun nipah
sangat bervariasi yang memiliki lama usaha 1-4 tahun adalah 10 orang atau sekitar
37%. selanjutnya 5-10 tahun adalah 13 orang atau 48,1 %, sedangkan pengalaman
usaha 11-14 tahun adalah 4 orang, hal ini melihat bahwa rata-rata pengalaman
kerja pengolahan daun nipah di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
masih berusia muda dalam pengalaman usahanya, namun dengan pengalaman
muda para pengusaha daun nipah telah mampu memotivasi dirinya untuk
melakukan usaha.
4.3 Pengujian Hipotesis
Hasil penelitian dari analisis pendapatan usaha pengolahan daun nipah
sebagai rokok tradisional di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat adalah
tingkat penerimaan dari hasil penjualan hasil produksi memberikan peningkatan
terhadap pendapatan total dan usaha dalam katagori layak dikembangkan.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengolahan Industri Daun Nipah
Pengolahan daun nipah merupakan usaha kegiatan ibu rumah tangga untuk
membantu perekonomian keluarganya, sehingga dengan adanya usaha daun nipah
di daerah tersebut memberikan kontribusi dalam menambah pendapatan terhadap
usahanya.
Sedangkan dalam pengolahan dan pekerjaan memiliki dua jenis bentuk
pekerjaan. yaitu :
1. Mengumpulkan daun, mengasapkan, mengeringan, memotong
2. Mengikat, menyortir daun dan sortir kualitas daunnya.
Pengolahan daun nipahpun memiliki kurun waktu yang bervariasi untuk
menghasilkan nilai produksi yang siap dipasarkan, adapun lama produksi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8
Pengadaan daun nipah
No Kegiatan Pengolahan Jumlah (Hari)
1 2 3 4 5 6 7
1 Mengumpulkan Daun *
2 Mengasap *
3 Mengeringkan dan Memotong *
4 Mengikat. Monyotir. * Sumber Penelitian Desa Cot Darat dan Cot Pluh 2014
Pengadaan daun nipah untuk mencapai nilai produksi memerlukan waktu
tiga hari, berdasarkan tabel di atas proses ini dapat menentukan kriteria proses
produksi dan mampu untuk menyediakan permintaan, Selain itu juga faktor cuaca
yang tidak selalu sama setiap harinya juga bisa mempengaruhi lamanya waktu
proses pengeringan daun dan kualitas yang akan dihasilkan. Adapun proses
produksi rokok daun nipah dilakukan secara berkesinambungan. Artinya proses
produksi dilakukan secara terus-menerus. Apabila satu rangkaian proses produksi
hampir selesai. maka pemilik segera mencari bahan baku lain sehingga untuk
proses produksi selanjutnya bahan baku sudah tersedia.
Sukirno (2008, h. 12) mengemukakan untuk memenuhi permintaan pasar.
Proses produksi ini adalah yang berbentuk jangka pendek. Pengolahan jangka
pendek ialah menggunakan alat kapasitas produksi yang tidak bisa ditambah,
tetapi perusahaan masih dapat menaikan kapasitas produksi yang tersedia dengan
cara menggunakan faktor-faktor produksi.
4.4.2 Biaya Produksi
Sukirno (2008. h. 12) “mengemukakan biaya produksi adalah sebagai
semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksi tersebut.” Adapun pengolahan daun nipah, biaya faktor
produksi yang digunakan adalah berbentuk biaya tersembunyi yaitu dengan
menafsirkan biaya terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan itu
sendiri.
Biaya faktor produksi yang dibutuhkan dalam usaha pengolahan daun
nipah sebagai rokok tradisional adalah biaya peralatan yaitu dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 9
Biaya Sarana Produksi Pengolahan daun Nipah
No
Bahan/Alat
Jumlah
(unit)
Harga
Pelengkapan
(Rp)
1 Sampan 1 600.000
2 Parang 1 55.000
3 Pisau Pemotong 1 35.000
4 Timbangan 1 100.000
Jumlah 4 790.000
Sumber Penelitian Desa Cot Darat dan Cot Pluh 2014
Berdasarkan tabel 9 sarana produksi yang digunakan adalah bahan baku
sebagai pendukung untuk mengolah daun nipah menjadi rokok tradisional,
sedangkan kegunaan sampan adalah alat transportasi untuk mengumpulkan daun
nipah yang tumbuh diperairan, sedangkan parang adalah untuk memotong pelepah
daun nipah pada batangnya dan pisau adalah untuk memisahkan lidi dan daun
nipah dan timbangan adalah untuk mengetahui pengukuran kuantitas daun yang
yang sudah diproduksi untuk dipasarkan, setelah diikat maka daun nipah di
masukan kedalam karung untuk membukus daun nipah yang sudah siap
diproduksi.
4.4.3 Saluran Pemasaran
Usaha untuk mencapai barang dan jasa dari produsen sampai kepada
konsumen akan melibatkan banyak perantara pemasaran, adapun bentuk
pemasaran dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar : 1 Pengolahan Daun Nipah Hingga Pemasaran
Pengolahan Daun Nipah
Penampung/Agen
Pengumpulan Pengasapan Pengeringan Memotong Mengikat dan Monyotir
Penjual 2 Penjual 3
Pengumpulan Pengasapan Pengumpulan Pengasapan Pengumpulan Pengeringan Pengasapan Pengumpulan Memotong Pengeringan Pengasapan Pengumpulan Mengikat dan Monyotir Memotong Pengeringan Pengasapan Pengumpulan
Penjual 2 Penjual 1
Usaha Rumah tangga
KONSUMEN/PEROKOK
Penjual 1
Usaha Rumah tangga
4.4.4 Nilai Produksi dan Penerimaan
a. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha
Produksi merupakan penerimaan kotor oleh usaha daun nipah dalam
bentuk fisik dari hasil produksinya atau merupakan output dari penggunaan
faktor-faktor produksinya yang dihitung dalam satuan gulungan, untuk melihat
nilai produksi maka harus dibandingkan dengan biaya variabel dan biaya tetap,
sedangkan biaya variabel dan tetap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 10
Rata- rata Biaya Produksi di keluarkan dalam sekali produksi
No Jenis Peralatan yang di Gunakan Rata-rata Biaya (Rp)
1
BiayaTetap
a. Sampan (Harga Penyusutan 5tahun) b. Parang
c. Pisau Pemotong
d. Timbangan
120.000
54.630
34.259
100.000
Jumlah Biaya Tetap 308.889
2 Biaya tidak tetap
a. Daun Nipah
b. Upah Tenaga Kerja
c. Goni (Karung)
-
-
16.667
Jumlah biaya tidak tetap 16.667
Jumlah Biaya Total
325.556 Sumber : Data Primer diolah 2014
Berdasarkan tabel 10 jumlah biaya tetap dikeluarkan sebesar Rp. 308.889,-
sedangkan untuk biaya tidak tetap yang dikeluarkan adalah Rp. 16.667,- jadi biaya
total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 325.556.
Sedangkan besarnya rata-rata penerimaan dalam satu kali proses produksi
daun nipah di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 11
Jumlah Penerimaan Rata-rata dalam sekali produksi
No Penerimaan Penerimaan Produksi Rata-rata
1 Jumlah Produksi 50 keping
2 HargaJual Rp. 22.000
Total Penerimaan Rp. 1.100.000 Sumber Data Primer diolah 2014
Dari tabel 11 dapat dijelaskan jumlah produksi rokok tradisional daun
nipah mencapai 50 keping dengan harga per-gulungan sebesar Rp. 22.000, hingga
mencapai total penerimaan produksi sebesar Rp. 1.100.000,- sedangkan proses
produksi dilakukan selama 30 hari.
Perbandingan biaya total dan produksi adalah untuk mengetahui tingkat
keuntungan yang diperoleh usaha daun nipah sebagai rokok tradisional, jumlah
produksi, penerimaan dan biaya total dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 12
Nilai produksi dalam pengolahan daun nipah di Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
No
Variabel
Produksi jadi (Rp)
Produksi @ Total Produksi
(Satu Kali Produksi)
1 Jumlah Produksi 1 keping 50 keping
2 Penerimaan Rp. 22.000 Rp.1.100.000
3 BiayaTotal - Rp. 325.556
Pendapatan Total Rp. 774.444
Sumber Data Primer diolah 2014
Berdasarkan tabel 12 diatas menunjukkan bahwa jumlah produksi
mencapai sebesar 50 kepingan untuk sekali produksi. sedangkan untuk harga per-
gulungan mencapai Rp. 22.000. dengan hasil penjualan sebesar Rp.1.100.000.
Sehingga nilai pendapatan yang diperoleh usaha daun nipah sebagai rokok
tradisional mencapai Rp. 774.444, untuk sekali produksi.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penerimaan
total dan biaya total dalam penelitian ini adalah dalam kriteria usaha yang
dikatakan untung dan layak, karena jumlah penerimaan total lebih besar dari
biaya total dengan jumlah (Rp. 774.444>Rp. 325.556).
b. Analisis R/C ratio
Analisis R/C ratio merupakan perbandingan penerimaan dengan biaya
yang dikeluarkan. Tujuan dilakukan analisis R/C ratio adalah untuk mengetahui
tingkat kelayakan suatu usaha dengan kriteria penilaian tertentu, Rekapitulasi nilai
R/C ratio dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13
Nilai R/C ratio usaha pembungkus rokok di Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Uraian Jumlah
Penerimaan Rp. 1.100.000.-
Biaya Produksi Total Rp. 325.556.-
R/C ratio 3.4 Sumber Data Primer diolah 2014
Berdasarkan 13 dilihat bahwa nilai R/C ratio lebih dari satu. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Kuswadi (2006, h.134) yang menyatakan bahwa apabila nilai
R/C lebih besar dari satu, usaha tersebut layak untuk dijalankan. Berdasarkan hal
tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha rokok daun nipah layak untuk
diusahakan.
Hal ini berarti dengan modal sebesar Rp. 325.556 maka akan diperoleh
hasil penjualan sebesar 3,4 kali jumlah modal. Kriteria usaha ini adalah R/C> = 1
maka usaha pengolahan daun nipah sebagai bahan rokok tradisional dalam
katagori usaha layak. Berdasarkan nilai ini maka pendapatan yang diperoleh
cukup besar. hal ini dipengaruhi oleh modal yang relatif kecil tetapi penerimaan
cukup tinggi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Proses pengolahan daun nipah untuk menjadikan rokok adalah dengan
proses pemilahan daun, pengasapan, pemisahan daun dari lidinya,
pengeringan, pemotongan, pengikatan dan sortasi kualitas, serta
pengemasan.
2. Hasil penelitian diperoleh penerimaan produksi yaitu sebesar, Rp.
1.100.000 dengan pendapatan/penerimaan total Rp. 774.444 maka hasil
yang diperoleh TR>TC atau 774.444>325.556 maka usaha pengolahan
daun nipah sebagai rokok tradisional dikatakan untung dan layak.
3. Berdasarkan Analisis R/C ratio dengan penerimaan Rp. 1.100.000 dibagi
dengan biya total sebesar Rp. 325.556 dengan R/C ratio adalah sebesar 3,4
kali jumlah modal. Berdasarkan nilai R/C >1 maka usaha layak.
5.2. Saran-saran
Bagi usaha daun nipah di Desa Cot Darat dan Cot Pluh diperlukan strategi
pengolahan yang lebih efisien agar dapat meningkatkan jumlah produksi. Perlu
dilakukan pengembangan pasar untuk membuka aspek pengembangan usaha ini.
Bagi pemerintah dapat memberikan modal usaha agar usaha daun nipah
dapat meningkatkan produksinya dan mampu menutupi permintaan terhadap pasar
dan memberikan pelatihan terhadap kenterampilan usaha agar mampu
menciptakan nilai produksi yang tinggi atau tenaga kerja yang mampu
menciptakan produksi dalam pengembangan usahanya yang lebih efesien.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Panji, 2001. Psikologi Kerja. Rineka Cipta, Jakarta.
Gatra, 2000, Ragam Rokok. Antara Madu dan Racun. Edisi VI. PT Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
Fidaus, M. 2008, Manajemen Agribisnis. Edisi 1. PT. Bumi Aksara, Jakarta
______________, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT.
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Kuswadi, 2006, Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Edis. II.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
Lexy, Moleong, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung
Mudrajad, Kuncoro, 2007. Ekonomika Industri Indonesia. CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Masiyal Kholmi, 2003. Akuntasi Biaya”. Edisi IV. BPFE, Yogyakarta
Nazir, Moh. 2003, Metode Penelitian. PT. Ghalia Indonesia, Bandung
Nurhadi, Suyanto, 2004. Ekonomi SMP Jilid I. Erlangga, Jakarta
Prawirokusumo, S, 2001. Ilmu Usaha Tani. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Rihardi F dan Hartono Rudi, 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Rivisi IX.
Penerbar Swadaya, Jakarta.
Rasyad, 2006, Teori, Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis. Cet 2.
PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudarmi, Sri dan Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu. PT. Sindur
Press, Semarang
Suharto, Edi. 2009, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat. PT.
Refika Aditama, Bandung
Sukirno, Sadono, 2011. Mikro Ekonomi. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Sunaryo, T. 2001, Ekonomi Manajerial; Amplikasi Ekonomi Mikro. Edisi I. PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Samuelson dan Nordhaus, 2003. Ilmu Mikro Ekonomi. Edisi. IV. Media Goblal
Edukasi, Jakarta.
Subiandono, dkk. 2011. Pembangunan dan pengelolaan hutan kota. Edisi. II. PT
Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Sukirno,Sadono, 2008. Mikro Ekonomi : Teori pengantar. Edisi III. Rajawali Pers,
Jakarta.
Teguh, M, 2010. Ekonomi Industri. Cet I. PT Grafindo Persada, Jakarta.
http://cynthiaprimadita.blogspot.com.makalah-industrialisasi-di-indonesia.html.
Diakses. 08 Maret 2014
Lampiran 1 : Data identitas Responden usaha daun nipah sebagai bahan rokok
tradisional Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat.
No Nama
Responden Alamat
Umur
(Tahun) P/L
Stastus
Kawin
Pengalaman
Usaha
(Tahun)
1 Zulwaidar Cot Darat 37 P Sudah 2
2 Umi Salamah Cot Darat 45 P Sudah 2
3 Sa'idah Cot Darat 53 P Sudah 3
4 Raihana Cot Darat 63 P Sudah 7
5 Yusnawati Cot Darat 44 P Sudah 10
6 Nuraisiwati Cot Darat 54 P Sudah 12
7 Sainidar Cot Darat 35 P Sudah 6
8 Zubaidah Cot Darat 33 P Sudah 3
9 Amir Kadir Cot Darat 49 L Sudah 5
10 Hasnawati Cot Darat 45 P Sudah 4
11 Nona Darlina Cot Darat 33 P Sudah 2
12 Cut Ipah Cot Darat 60 P Janda 5
13 Ramlah Cot Pluh 37 P Sudah 5
14 Salamah Cot Pluh 35 P Sudah 6
15 Mardiana Cot Pluh 45 P Sudah 3
16 Yusnawati Cot Pluh 38 P Sudah 2
17 Ida Yani Cot Pluh 42 P Sudah 3
18 Matini Cot Pluh 43 P Sudah 4
19 Marziah Cot Pluh 44 P Sudah 5
20 jariah Cot Pluh 45 P Sudah 6
21 yuliana Cot Pluh 46 P Sudah 7
22 malaimah Cot Pluh 47 P Sudah 8
23 yuslina Cot Pluh 48 P Sudah 9
24 Nurasimah Cot Pluh 49 P Sudah 10
25 Cut Helma Cot Pluh 50 P Sudah 11
26 yana Cot Pluh 51 P Sudah 12
27 Nur Latifa Cot Pluh 52 P Sudah 13
Lampiran 2 : Data jumlah penerimaan usaha daun nipah sebagai rokok
tradisional di Desa Cot Darat dan Cot Pluh Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat
NO Nama
Responden
Jumlah Tenaga
Kerja (jiwa)
harga Rp
(Kuping)
Jumlah
Peneriamaan
Perbulan (Rp)
1 zulwaidar 1 22.000 1.320.000
2 Umi Salamah 2 22.000 1.320.000
3 Sa'idah 2 22.000 1.320.000
4 Raihana 1 22.000 1.320.000
5 Yusnawati 1 22.000 1.320.000
6 Nuraisiwati 2 22.000 1.320.000
7 Sainidar 1 22.000 660.000
8 Zubaidah 1 22.000 660.000
9 Amir Kadir 1 22.000 660.000
10 Hasnawati 1 22.000 660.000
11 Nona Darlina 2 22.000 660.000
12 Cut Ipah 2 22.000 1.320.000
13 Ramlah 2 22.000 1.320.000
14 Salamah 2 22.000 1.320.000
15 Mardiana 2 22.000 1.320.000
16 Yusnawati 2 22.000 1.320.000
17 Ida Yani 2 22.000 1.320.000
18 Matini 1 22.000 660.000
19 Marziah 1 22.000 660.000
20 Jariah 1 22.000 660.000
21 Yuliana 1 22.000 660.000
22 Malaimah 1 22.000 1.320.000
23 Yuslina 1 22.000 1.320.000
24 Nurasimah 1 22.000 1.320.000
25 Cut Helma 1 22.000 1.320.000
26 yana 1 22.000 1.320.000
27 Nur Latifa 1 22.000 1.320.000
Jumlah Rata-rata 1.100.000
Lampiran 3 : Data Jumlah modal biaya total perbulan pada usaha industri daun
nipah sebagai rokok tradisional Desa Cot Darat dan Cot Pluh
Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.
NO Nama
Responden
MODAL
Perahu
(Rp)
Harga
Penyusutan
5 Tahun
Biaya
Total
Harga
Daun
Nipah
mentah
(Ikat)
Timbangan
(Rp)
Parang
(Rp)
Goni
(karung)
Pisau
(Rp)
1 zulwaidar - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
2 Umi Salamah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
3 Sa'idah - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
4 Raihana - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
5 Yusnawati - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
6 Nuraisiwati - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
7 Sainidar - 100.000 55.000 10.000 25.000 600.000 120.000 310.000
8 Zubaidah - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
9 Amir Kadir - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
10 Hasnawati - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
11 Nona Darlina - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
12 Cut Ipah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
13 Ramlah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
14 Salamah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
15 Mardiana - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
16 Yusnawati - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
17 Ida Yani - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
18 Matini - 100.000 50.000 10.000 30.000 600.000 120.000 310.000
19 Marziah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
20 jariah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
21 yuliana - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
22 malaimah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
23 yuslina - 100.000 50.000 10.000 30.000 600.000 120.000 310.000
24 Nurasimah - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
25 Cut Helma - 100.000 55.000 10.000 35.000 600.000 120.000 320.000
26 yana - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
27 Nur Latifa - 100.000 55.000 20.000 35.000 600.000 120.000 330.000
Jumlah Biaya rata-rata 325.556
Lampira : 4 Data Nilai Biaya total. penerimaan. Keuntungan dan R/C ratio
usaha daun nipah Sebagai Rokok Tradisional Desa Cot Darat dan
Cot Pluh Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat
NO
Nama
Responden
Biya Total
( TC )
Penerimaan
Total
(TR)
Keuntungan
(I)
R/C
Ratio
1 zulwaidar 330.000 1.320.000 990.000 4.0
2 Umi Salamah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
3 Sa'idah 320.000 1.320.000 1.000.000 4.1
4 Raihana 320.000 1.320.000 1.000.000 4.1
5 Yusnawati 330.000 1.320.000 990.000 4.0
6 Nuraisiwati 330.000 1.320.000 990.000 4.0
7 Sainidar 310.000 660.000 350.000 2.1
8 Zubaidah 320.000 660.000 340.000 2.1
9 Amir Kadir 320.000 660.000 340.000 2.1
10 Hasnawati 320.000 660.000 340.000 2.1
11 Nona Darlina 330.000 660.000 330.000 2.0
12 Cut Ipah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
13 Ramlah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
14 Salamah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
15 Mardiana 330.000 1.320.000 990.000 4.0
16 Yusnawati 330.000 1.320.000 990.000 4.0
17 Ida Yani 330.000 1.320.000 990.000 4.0
18 Matini 310.000 660.000 350.000 2.1
19 Marziah 330.000 660.000 330.000 2.0
20 Jariah 330.000 660.000 330.000 2.0
21 Yuliana 330.000 660.000 330.000 2.0
22 Malaimah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
23 Yuslina 310.000 1.320.000 1.010.000 4.3
24 Nurasimah 330.000 1.320.000 990.000 4.0
25 Cut Helma 320.000 1.320.000 1.000.000 4.1
26 Yana 330.000 1.320.000 990.000 4.0
27 Nur latifa 330.000 1.320.000 990.000 4.0
Rata-rata R/C Ratio 3.4
Lampiran 5 : Daftar Quisoner
DATA QUISONER USAHA INDUSTRI DAUN NIPAH
DI DESA COT DARAT DAN COT PLUH
KECAMATAN SAMATIGA KABUPATEN ACEH BARAT
A. IDENTITAS RESPONDENT
1. Nama Responden : ....................................................................
2. Alamat : .....................................................................
3. Umur Responden :................ tahun
4. Jenis Kelamin responden :
a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Status pernikahan responden:
a. Belum c. Duda
b. Sudah d. Janda
6. Lama Usaha Industri Daun Nipah
a. 1 tahun d. 4 tahun
b. 2 tahun e. 5 Tahun
c. 3 tahun f. Lain-lain............................Tahun
7. Kepemilikan Usaha
a. Sewa Nilai Sewa/Tahun
b. Milik Sendiri
8. Pendapatan Responden
a. Hari c. Bulan
b. Minggu d. Lainya..
B. NILAI PRODUKSI
Jumlah Produksi Gulungan
Hari
Minggu
Bulan
Harga jual Daun Nipah Rokok 1 Gulungan setalah
Produksi
Rp.
Berapa Jumlah daun untuk keperluan produksi
C. BIAYA PRODUKSI
1. Berapa biaya pembelian daun nipah...............?
2. Apasaja alat yang digunakan untuk produksi dan harga nya
Nama Bahan Jumlah Harga @
3. Berapa upah tenaga kerja yang dikeluarkan.
Upah Tenaga Kerja
Hari
Minggu
Bulan
D. PENDAPATAN
1. Berapa Jumlah Pendapatan produksi yang diterima sebulan
2. Berpakah Jumlah pendapatan total yang diterima sebulan
E. TENAGA KERJA
1. Berapakah jumlah tenaga Kerja yang digunakan dalam usaha daun nipah
a. ......................Orang
b. ......................Orang
2. Berapakah jam Kerja yang terpakai sebulan