Pelayanan Arsip di Kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan
-
Upload
pustral-ugm -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pelayanan Arsip di Kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi tidak akan terlepas dari arsip
karena arsip merupakan hasil samping dari pelaksanaan
kegiatan administrasi suatu organisasi. Semakin besar
suatu organisasi maka semakin kompleks kegiatan yang
dilakukan seiring dengan terciptanya arsip yang volumenya
juga semakin meningkat. Arsip memegang peranan penting
dalam menjalankan kegiatan organisasi baik untuk
pengambilan keputusan, bahan bukti pertanggungjawaban
maupun sebagai sumber informasi. Untuk itu arsip perlu
dikelola dengan baik mulai dari pada saat diciptakan,
digunakan sampai dengan dimusnahkan.
Kementerian Kehutanan sebagai lembaga pemerintah
yang memiliki kompleksitas kegiatan bidang kehutanan
memerlukan suatu manajemen arsip dinamis untuk mengelola
arsip yang tercipta agar dapat digunakan secara efektif
dan efisien dalam bidang kegiatan sektor kehutanan. Arsip
tersebut perlu dikelola dengan baik, sistematis dan
kronologis agar apabila suatu saat diperlukan dapat
ditemukan kembali secara cepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan, dari sinilah perlu adanya
pelayanan infromasi arsip yang handal dimana arsip dapat
disajikan dengan cepat, tepat serta lengkap dalam rangka
pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan sebagai
1
bahan bukti pertanggungjawaban kegiatan oleh pimpinan
atau pengguna, serta untuk kepentingan organisasi
lainnya.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Kearsipan
Tujuan Praktik Kerja Kearsipan ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tahapan kegiatan pengelolaan
arsip inaktif mulai dari penerimaan arsip, penyimpanan
dan pemeliharaan, penyusutan, sampai dengan pemberian
layanan informasi arsip kepada pengguna.
Manfaat praktik kerja kearsipan :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan secara lebih nyata
melalui praktik langsung dalam kegiatan pengelolaan
arsip inaktif khususnya dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan arsip.
2. Memberikan solusi atau pemecahan dari permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
arsip khususnya dalam pemberian layanan informasi
arsip di Kantor Unit Pusat Kearsipan.
C. Sistematika Penulisan
Laporan Praktik Kerja Kearsipan ini dibuat menjadi
empat bab. Dengan pembagian bab seperti berikut :
2
Bab I merupakan pendahuluan yang didalamnya berisi
tentang Latar Belakang yang mendasari dilaksanakannya
Praktik Kerja Kearsipan, Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja
Kearsipan, Sistematika Penulisan.
Bab II berisi uraian/gambaran umum tentang Kantor
Unit Pusat Kearsipan yang meliputi sejarah, tugas pokok,
fungsi dan struktur organisasi, sumber daya manusia,
sumber dana, prasarana dan sarana kearsipan, pengelolaan
arsip dinamis, dan layanan kearsipan.
Bab III memaparkan tentang permasalahan yang ada di
Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan dalamprosedur
pelayanan arsip dan temu kembali serta pemecahan
permasalahan tersebut.
Bab IV merupakan penutup berisi kesimpulandan saran
yang menjadi inti dari isi laporan serta rekomendasi
untuk perbaikan ke depan.
3
BAB II
PENGELOLAAN KEARSIPAN DI UNIT PUSAT KEARSIPAN
KEMENTERIAN KEHUTANAN
A. Sejarah Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan
Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan pertama
kali didirikan pada tahun 1990 berdasarkan Surat
KeputusanMenteri Kehutanan No. 368/Kpts-II/1990 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Departemen
Kehutanan yang merupakan unit kearsipan dibawah langsung
Sekretariat Jenderal Departemen Kehutanan. Sebagai Unit
Kearsipan Departemen Kehutanan pada waktu itu masih
berkedudukan di Salemba, Jakarta sampai dengan tahun
1992. Baru kemudian tahun 1992 berpindah ke lokasi gedung
baru di Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 37,2, Cimanggis. Pada
tahun 1992-2001 Unit Pusat Kearsipan Departemen Kehutanan
masih sebagai eselon III (Bagian Kearsipan) karena
adanya perampingan struktur organiasi sehingga tahun 2002
menjadi eselon IV (Sub Bag Kearsipan dan Dokumentasi).
Meskipun (Sub Bag Kearsipan dan Dokumentasi) sekarang
menjadi eselon IV dibawah langsung Bagian TU Kementerian
Kehutanannamun dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
lebih luas dalam kegiatan pengelolaan arsip inaktif
Kementerian Kehutanan. Dengan jumlah sumber Daya Manusia
kearsipan yang semakin meningkat dari tahun 1992-1998
hingga saat ini kurang lebih berjumlah 35 orang arsiparis
yang ada di Kantor Unit Pusat Kearsipan.
4
Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan dibangun
terpisah dari kantor induknya yaitu Gedung Manggala
Wanabhakti Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat dikarenakan
sebagai suatu pusat arsip yang mengelola arsip
Kementerian Kehutanan dengan volume yang sangat besar
tidak memungkinkan apabila dibangun menyatu dengan gedung
induknya selain sewa gedung yang mahal dan banyak polusi
udara menjadi pertimbangan Unit Pusat Kearsipan
Kementerian Kehutanan dibangun di Cimanggis.Selain itu
dengan pertimbangan lokasi, kemudahan akses, jauh dari
perumahan penduduk, karena tidak menutup kemungkinan
dengan dibangunnya Unit Pusat Kearsipan di Cimanggis
dapat menyesuaikan volume arsipnya yang setiap saat
meningkat denganpengembangan pembangunan gedung
penyimpanan baru di lingkungan Cimanggis akan lebih
efektif dan efisien.
B. Struktur Organisasi Kantor Unit Pusat Kearsipan
Sesuai dengan struktur organisasi Sekretriat
Jenderal dan Biro Umum Kementerian Kehutanan menurut
Peraturan Menteri Kehutanan No.P.40/Menhut-II/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan
bahwa Unit Pusat Kearsipan berada pada Sub Bagian
Kearsipan dan Dokumentasi, Bagian Tata Usaha Kementerian
Kehutanan yang bertanggung jawab langsung pada Biro Umum.
Unit Pusat Kearsipan/Sub Bagian Kearsipan dan
Dokumentasi yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri
5
Kehutanan Republik Indonesia Nomor: P.51/Menhut-II/2011
tentang Pedoman Tata Kearsipan Kementerian Kehutanan
disebutkan bahwa Unit Pusat Kearsipan dilaksanakan oleh
Bagian Tata Usaha Kementerian, Biro Umum Sekretariat
Jenderal Kementerian Kehutanan.
Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan dalam
pasal 16 ayat 2 Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor: P.51/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Tata
Kearsipan Kementerian Kehutanan mempunyai beberapa tugas,
yaitu:
1. Menyusun kebijakan di bidang kearsipan
2. Menerima, mengolah, menyimpan, menyusutkan, melakukan
pemeliharaan arsip inaktif, dan menyajikan informasi
arsip inaktif Kementerian Kehutanan
3. Melakukan penataan sistem kearsipan
4. Layanan jasa kearsipan dan penyuluhan
5. Perawatan koleksi dan pelacakan arsip serta
pengembangan teknologi kearsipan
6. Analisis nilai guna/penilaian arsip
7. Preservasi dan konservasi arsip
8. Penyelamatan dan pengamanan arsip vital
9. Akuisisi arsip Kementerian Kehutanan
10.Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan dan
peraturan yang berlaku
11.Menyerahkan arsip statis Kementerian Kehutanan ke
Arsip Nasional Republik Indonesia.
6
STRUKTUR ORGANISASI SEKJEN DAN BIRO UMUM
KEMENTERIAN KEHUTANAN
C. Gedung, Ruang dan Sarana Kearsipan
Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan sebagai
pusat arsip yang menyimpan arsip inaktif seluruh satuan
kerja lingkup Kementerian Kehutanan dengan volume arsip
yang sangat besar memiliki 4 (empat) gedung untuk
menunjang pelaksanaankegiatan kearsipan, yaitu:
7
UNIT PUSATKEARSIPAN
1. Gedung Flora
Gedung Floraterdiri dari 2 lantai. Lantai 1 (satu)
digunakan sebagai ruang aktifitas kerja pegawai dan
ruang pencacahan non arsip serta pemusnahan arsip,
sedangkan lantai dua digunakan sebagai ruang
kerja/pengolahan arsip, ruang perpustakaan, dan ruang
penyimpanan arsip yang terdiri dari 3 (tiga) ruang
yaitu :
a. Ruang M
Ruang M digunakan untuk menyimpan arsip-arsip
dari Biro Keuangan,Direktorat Jenderal Bina
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan
Sosial, dan Pusat Pembinaan dan Penyuluhan
Kehutanan. Di dalam roll o’pact mampu menampung
6120 boks.
b. Ruang N
Ruang N digunakan untuk menyimpan arsip-arsip
dari Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah
8
Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial dan Biro Umum.
Ruang N memiliki 20 roll o’pact yang dapat
menampung 2400 boks.
c. Ruang O
Kapasitas ruang O sama dengan ruang N yaitu
terdapat 20 roll o’pact sehingga mampu untuk
menampung 2400 boks. Ruang ini digunakan untuk
penyimpanan arsip Perum Perhutani dan PT Inhutani
V
2. Gedung Fauna
Gedung Fauna terletak di sayap kiri belakang
Gedung Flora. Gedung Fauna terdapat 2 (dua) lantai.
Untuk lantai 1 (satu) dipergunakan sebagai ruang
penyimpanan dan ruang transit setelah ada pemindahan
arsip dari Eselon I. Lantai 1 (satu) ini terdiri dari
beberapa ruang yaitu:
a. Ruang A
9
Ruang A digunakan untuk menyimpan arsip-arsip
dari Direktorat Jenderal Kehutanan Departemen
Pertanian dan dari Pusat Standarisasi dan
Lingkungan. Dengan menggunakan roll o’pact dengan
kapasitas yang dapat menampung 2640 boks.
b. Ruang B
Ruang B menggunakan pintu besi karena digunakan
untuk menyimpan arsip-arsip penting dan vital
seperti arsip Sekretariat Jenderal, arsip Menteri,
arsip surat keputusan, arsip eselon I pada saat
masa Departemen Kehutanan, arsip staff ahli
menteri, arsip Badan Planologi, dan arsip Biro
Umum.Ruang B mampu menampung 5160 boks. Sedangkan
lantai 2 (dua) untuk ruang pertemuan yang
berbentuk aula/auditorium.
3. Gedung Raflesia
Gedung Raflesia merupakan gedung terbaru yang baru
selesai dibangun1 (satu) lantai dari perencanaan
pembangunan 4 (empat) lantai. Gedung ini berada di
10
sayap kanan belakang Gedung Flora. Gedung Raflesia
terbagi menjadi beberapa ruang, yaitu:
a. Ruang A
Ruang A dapat menampung 2250 boks namun untuk
sementara ini roll o’pact dan ruangan belum
digunakan.
b. Ruang B
Ruang B digunakan untuk menyimpan arsip Bina
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan
Sosial, arsip Direktorat Jenderal Planologi, dan
Arsip Direktorat Jenderal Pengendalian Kebakaran
Hutan. Roll o’pact dalam ruangan ini dapat
menampung 2250 boks.
c. Ruang rapat kecil.
Ruang rapat ini digunakan untuk membahas
tentang pengelolaan arsip.
d. Ruang transit.
Ruang transit digunakan untuk menampung arsip
dari hasil penyerahan arsip Eselon I untuk diolah
di Kantor Unit Pusat Kearsipan.
4. Gedung Pengolahan
11
Gedung pengolahan merupakan ruang dimana
kegiatan pengolahan arsip inaktif dilakukan, gedung
ini terletak diantara gedung fauna dan gedung
raflesia. Kegiatan pengelolaan arsip inaktif dimulai
dari pemilahan,pendiskripsian sampai dengan boks arsip
siap ditata dalam rak roll o’pact.
Dalam proses pengelolaan arsip inaktif, peralatan yang
digunakan terdiri dari perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software):
1.Perangkat Keras (hardware)
Guna menunjang pelaksanaan pengelolaan arsip inaktif
diperlukan sarana pendukung seperti Alat Tulis Kantor,
antara lain : spidol, ballpoint, stepler, gunting,
lem, klips dan lain-lain. Selain itu juga diperlukan
perangkat lain seperti:
a.Kartu Deskripsi
Formulir/kartu untuk mencatat informasi dari
berkas arsip inaktif yang meliputi nomor, kode
12
klasifikasi, indeks, isi ringkas/uraian masalah,
no/tanggal arsip, jenis arsip, kurun waktu/tahun,
keadaan arsip, jumlah arsip, retensi arsip, nomor
boks, dan lokasi penyimpanan, yang digunakan
sebagai sarana pengolahan arsip. Contoh dapat
dilihat pada lampiran 1 gambar 1.
b.Kertas kising/pembungkus arsip
Kertas pembungkus arsip digunakan untuk
membungkus arsip inaktif guna menjamin kebersihan
arsip, berukuran panjang 90 cm dan lebar 40 cm.
Contoh dapat dilihat pada lampiran 1 gambar 2.
c. Sekat/guide
Sekat /guide digunakan sebagai sarana pemisah
atau penunjuk antara kelompok/bagian/kode/masalah
yang satu dengan kelompok/ bagian/kode/masalah yang
lain sesuai dengan pembagian dalam klasifikasi
arsip. Guide arsip terbuat dari kertas karton ± 1
mm, lebih tebal dari bahan folder sehingga tidak
mudah melengkung ( terlipat ) Guide berbentuk empat
persegi panjang dan memiliki tab, guide terdiri
dari guide primer, guide sekunder dan guide
tersier. Guide diletakkan diantara kelompok berkas
arsip yang satu dengan kelompok berkas lainnya di
dalam laci filing cabinet/ boks. Tab pada guide
digunakan untuk mencantumkan kode klasifikasi dan
13
indeks. Contoh : dapat dilihat pada lampiran 1
gambar 3.
d. Label guide
Label guide adalah kertas yang ditempelkan di
tab guide, label sebaiknya mempergunakan kertas
yang berkualitas agar tidak mudah rusak, dan
berwarna terang agar mudah dibaca. Contoh : dapat
dilihat pada lampiran 1 gambar 4.
e. Boks Arsip
Boks Arsip terbuat dari Karton gelombang,
berbentuk kotak persegi panjang berukuran 39x19x27
cm yang dilengkapi lubang ventilasi udara untuk
boks besar berdiameter 3 cm. Fungsi Boks Arsip
yaitu untuk menyimpan arsip (di dalam kertas
kising) sehingga arsip mudah disimpan dan ditemukan
kembali secara efektif dan efisien. Contohdapat
dilihat padalampiran 1 gambar 5.
f. Label Boks
Label boks adalah kertas yang ditempelkan pada
boks arsip yang menerangkan informasi antara lain:
pemilik arsip, kode klasifikasi, nomor berkas/nomor
arsip, nomor boks dan kurun waktu/tahun terciptanya
arsip. Contoh: dapat dilihat pada lampiran 1gambar
6.
g. Rak roll o’pact
Lemari roll o’pact adalah sarana penyimpanan
boks arsip/ordner yang disusun secara lateral dari
14
kiri ke kanan dari rak paling atas ke bawah dan
seterusnya dan terbuat dari bahan metal. Contoh
gambar dapat dilihat pada lampiran 1 gambar 7.
2.Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak digunakan dalam pengelolaan
kearsipan antara lain:
a. Sistem Kearsipan Elektronik (SKE).
Perangkat ini membantu mengolah data kearsipan
yang telah dientry arsiparis untuk membantu proses
temu kembali. Dalam Sistem Kearsipan Elektronik
dapat menemukan arsip sesuai dengan kata
tangkap/caption yang diinginkan. Seperti contohnya
jika arsiparis hanya memiliki kata tangkap nomor
surat maka Sistem Kearsipan Elektronik akan
memunculkan nomor-nomor surat yang mengandung unsur
tersebut secara cepat disertai lokasi simpannya.
Contoh gambar dapat dilihat pada lampiran 1 gambar
8.
b. Pola Klasifikasi
Pola klasifikasi digunakan untuk memberkaskan
arsip sesuai dengan pola masalah. Berdasar
P.51/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Tata Kearsipan
Kementerian Kehutanan memiliki pola klasifikasi 18
pokok masalah, yang terdiri dari kegiatan
Fasilitatif dan Substantif, yaitu:
1) Kegiatan Fasillitatif terdiri dari:
15
Organisasi dan Tata Laksana, Kepegawaian,
Kesekretariatan, Keuangan, Perlengkapan,
Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, Hukum,
Hubungan Masyarakat, Kerjasama Luar Negeri,
Pengawasan dan Pemeriksaan, Perencanaan.
2) Kegiatan Subtantif terdiri dari:
Penyuluhan, Planologi Kehutanan, Bina Usaha
Kehutanan, Standarisasi, Perlindungan Hutan
dan Konservasi Alam, Bina Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial,
Penelitian dan Pengembangan
Sedangkan sarana yang digunakan dalam kegiatan
pelayanan arsip antara lain: Formulir Peminjaman, Buku
Tamu, Daftar Arsip, Komputer dan Sistem Kearsipan
Elektronik serta Out Indikator.
D. Kondisi Pengelolaan Arsip Dinamis
Unit pusat kearsipan kementerian kehutanan mempunyai
fungsi utama mengolah arsip inaktif yang dipindahkan dari
masing-masing satuan kerja setingkat eselon 1 mulai dari
proses penerimaan, pengolahan, pemeliharaan sampai dengan
penyusutan arsip dan kondisi saat ini proses pengolahan
arsip inaktif sudah dapat dilakukan secara terus menerus
oleh arsiparis, meskipun dalam pelaksanaannya ada
beberapa kendala yang dihadapi namun masih bisa
dilaksanakan.
16
Dalam hal penerimaan arsip yang dipindahkan dari
satuan kerja sudah mulai dilaksanakan dengan teratur dan
tertib karena arsip yang dipindahkan beberapa satuan
kerja sudah mengolah arsip terlebih dahulu sehingga pada
saat kegiatan penerimaan arsip di unit pusat kearsipan
sudah rapi disertai daftar arsip dan berita acara sesuai
fisik arsip yang dipindahkan.
Dalam hal pengolahan arsip inaktif mulai dari tahap
pemilahan, pendeskripsian, sampai pendataan arsip ke
komputer dan penataan boks ke dalam roll o’pact sudah
berjalan dengan baik.
Dalam hal pemeliharaan arsip masih belum
dilaksanakan secara maksimal mengingat arsip yang
disimpan tidak hanya berupa arsip kertas namun juga arsip
bentuk foto atau peta yang sarana pemeliharaan masih
kurang sehingga hanya sebatas dengan pemanfaatan vacum
cleaner dan penggunaan kampers di masing-masing boks serta
pelaksanaan fumigasi untuk menghilangkan hama atau
serangga yang menempel pada arsip yang belum diolah.
E. Kegiatan Penerimaan Arsip, Pengelolaan dan Penilaian
Arsip
Kantor Unit Pusat Kearsipan mengelola arsip dari
beberapa Eselon I, salah satunya berasal dari Sekretariat
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam. Saat melakukan Praktik Kerja Kearsipan penulis
ditugaskan untuk mengelola arsip dari Direktorat
17
Pengendalian Kebakaran Hutanyang berada di bawah
Sekretariat Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam. Jenis arsip yang penulis kelola
mencangkup arsip surat masuk/surat keluar yang berupa
arsip surat undangan, arsip Surat Perintah Tugas, arsip
penawaran harga, dan sebagainya.
Adapun prosedur pengelolaan arsip inaktif
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Sekretariat
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam yaitu:
1. Penerimaan Arsip
Penerimaan arsip dari Direktorat Pengendalian
Kebakaran Hutan yang dipindahkan ke Kantor Unit
Pusat Kearsipan dilakukan dengan melampirkan
daftar dan berita acara pemindahan arsipyang
masih global belum terperinci. Berita acara
tersebut mencantumkan jenis arsip, banyaknya
arsip, jadwal retensi arsip, dan jumlah arsip
serta tandatangan pemilik arsip dan pimpinan
Kantor Unit Pusat Kearsipan.
2. Pemilahan Arsip
Arsip Direktorat Jenderal Perlindungan Kebakaran
Hutan dipilah antara arsip, majalah, dan non
arsip (sampah, formulir kosong, lembaran lepas,
duplikasi).
3. Pengelompokan Berdasarkan Pola Klasifikasi
Setelah arsip dipilah, arsip dikelompokkan
berdasarkan masalah pola klasifikasi yang ada
18
sesuai P.51/Menhut-II/2011 yang terdiri dari
18(delapan belas) pokok masalah, yang terdiri
dari 11 (sebelas) kegiatan Fasilitatif dan 8
(delapan) kegiatan Substantif yang mencerminkan
kegiatan yang dilaksanakan unit kerja lingkup
Kementerian Kehutanan, yaitu :
a. Kegiatan Fasillitatif
1) Organisasi dan Tata Laksana
2) Kepegawaian
3) Kesekretariatan
4) Keuangan
5) Perlengkapan
6) Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan
7) Hukum
8) Hubungan Masyarakat
9) Kerjasama Luar Negeri
10) Pengawasan dan Pemeriksaan
11) Perencanaan
b. Kegiatan Subtantif
1) Penyuluhan
2) Planologi Kehutanan
3) Bina Usaha Kehutanan
4) Standarisasi
5) Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam
6) Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutanan Sosial
7) Penelitian dan Pengembangan
19
4. Pendiskripsian
Proses selanjutnya adalah pendiskripsian arsip.
Arsip Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan
didiskripsi sesuai dengan kondisi arsipnya. Isi
dari diskripsi antara lain : Unit Pengolah, Kode
Klasifikasi, Nomor Arsip, Tanggal Arsip, Isi
Ringkas Arsip, Asal Arsip, Jenis Arsip, Uraian
Arsip dan retensi. (Contoh pengisian kartu
deskripsi arsip Direktorat PKH Sekditjen PHKA
dapat dilihat pada lampiran 2)
5. Pemberkasan
Proses pemberkasan adalah menyatukan arsip
sesuai dengan masalahnya. Setelah arsip
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan
didiskripsi kemudian diberkaskan sesuai dengan
permasalahan yang sama dijadikan dalam satu
berkas. Misalnya arsip Kepegawaian dijadikan
satu dengan arsip kepegawaian, Keuangan,
Kesekretariatan dll.
6. Pembungkusan arsip dengan kertas kising
Agar arsip rapi dan tidak cepat rapuh, arsip
dibungkus menggunakan kertas kising untuk
menjaga keamanan fisik dan informasi arsip
dengan kertas yang bebas asam.
20
7. Penomoran definitif
Setelah pemberkasan, arsip diberi nomor
definitif yaitu nomor berkas yang digunakan
untuk input data ke komputer.
8. Penataan dalam boks
Arsip yang sudah dibungkus dengan kertas kising
setelah diberi nomor definitif kemudian arsip
ditata dalam boks arsip.
9. Pemberian label pada boks
Setelah arsip tertata dalam boks, boks diberi
label untuk memberi kode perihal macam arsip
yang didalam boks, tahun arsip, asal arsip dan
kode lokasi penyimpanan.
10. Penataan boks dalam rak roll o’pact
Setelah boks diberi label untuk mempermudah
penemuan kembali, boks ditata berdasarkan
urutannya.
11. Entry data dalam Sistem Kearsipan Elektronik
(SKE)
Tahap ini adalah tahap akhir dalam pengelolaan
arsip. Pada tahap ini setiap arsip diinput agar
dapat dengan mudah diketemukan.
12. Pembuatan Daftar Arsip
Pembuatan daftar arsip Direktorat Pengendalian
Kebakaran Hutan dilakukan dari hasil input data
arsip ke komputer yang diprint out dalam bentuk
daftar arsip inaktif. (Daftar arsip inaktif
21
Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan hasil
input data SKE dapat dilihat pada lampiran 3)
13. Penilaian Arsip
Tahap akhir dari pengelolaan arsip adalah tahap
penyusutan arsip. Tahap penyusutan arsip adalah
kegiatan pengurangan jumlah arsip dengan cara
pemindahan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke
Unit Kearsipan, menyerahkan arsip statis kepada
lembaga kearsipan (arsip Nasional Republik
Indonesia), dan pemusnahan arsip yang sudah
tidak memiliki nilai guna. Pada saat
melaksanakan praktik, penulis melakukan kegiatan
penilaian arsip berdasarkan Peraturan Menteri
Kehutanan No.P.33/Menhut-II/2013 tentang Jadwal
Retensi Arsip Keuangan dan Peraturan Menteri
Kehutanan No.P.145/Menhut-II/2014 tentang Jadwal
Retensi Arsip Kepegawaian, Jadwal Retensi Arsip
Fasilitatif Non Keuangan dan Non Kepegawaian,
Jadwal Retensi Arsip Substantif.
(Daftar hasil penilaian arsip Direktorat
Pengendalian Kebakaran Hutan Setditjen PHKA yang
diusulkan musnah dapat dilihat pada lampiran 3A)
Hasil kegiatan pengolahan arsip inaktif Direktorat
Pengendalian Kebakaran Hutan Setditjen Perlindungan Hutan
dan Konservasi Alam selama mengikuti praktek kerja
kearsipan sebanyak 111 berkas arsip inaktif Direktorat
22
Pengendalian Kebakaran Hutan Direktorat Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam yaitu dari nomor
03417PKH.SRT-03475PKH.SRT yang berada di boks 184 sampai
186 lokasi simpan di Gedung Raflesia dengan rak nomor 5,
Baris nomor 5 dan Kolom nomor 5.
(Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proses
kegiatan pengolahan arsip inaktif yang dilakukan penulis
dapat dilihat pada lampiran 4)
F. Sumber Daya Manusia
Kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan
memiliki pegawai dengan jumlah total keseluruhan ada 72
orang dengan rincian 58 orang adalah Pegawai tetap dan 16
orang adalah pegawai honorer. Dengan komposisi 35
arsiparis yang terdiri dari 10 orang arsiparis keahlian
dan 25 orang arsiparis keterampilan.
Adapun rincian jumlah pegawai di Kantor Unit Pusat
Kearsipan Kementerian Kehutanan berdasarkan jenjang dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
1. Arsiparis
Jenjang Jumlah
AhliArsiparis Madya 8 orangArsiparis Muda 1 orangCalon Arsiparis Pertama 1 orang
Terampil Arsiparis Penyelia 13 orang
23
Arsiparis Pelaksana
Lanjutan12 orang
Jumlah 35 orang
2. Non Arsiparis
Jabatan JumlahKepala Sub Bagian Dokumentasi dan
Kearsipan1 orang
Non Struktural 13 orangNon Struktural Honor 2 orangSatuan Pengaman Kantor 14 orang
Cleaning servise / Petugas Kebersihan 8 orang
Jumlah 38 orang
G. Sumber Dana
Sumber dana untuk kegiatan di Unit Pusat Kearsipan
Kementerian Kehutanan berasal dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Umum Sekretariat
Jenderal Kementerian Kehutanan.
H. Pelaksanaan Pelayanan Arsip Kepada Pengguna
Sebagai suatu unit pusat kearsipan yang salah satu
tugasnya memberikan layanan kearsipan, maka petugas
dituntut untuk menguasai khasanah arsip serta daftar
arsip yang ada untuk mendukung pelayanan kearsipan yang
akan dilakukan. Pelayanan kearsipan dilakukan untuk
menyediakan informasi arsip kepada pengguna baik dari
24
internal maupun ekspternal. Tema tulisan tentang
pelayanan arsip di KUPK ini yang akan diuraikan dalam
laporan Praktik Kerja Kearsipan ini. Sebelum lebih jauh
dibahas tentang layanan kearsipan terlebih dahulu
dijabarkan tentang layanan arsip.
Layanan arsip adalah suatu proses penyediaan
informasi yang dimiliki oleh suatu lembaga kearsipan
untuk dapat disajikan kepada umum yang dapat digunakan
untuk kegiatan pemerintah, penelitian dan kepentingan
umum.
Pelaksanaan kegiatan layanan arsip di Kantor Unit
Pusat Kearsipan dilakukan setiap hari hari kerja yaitu
Senin- Kamis pukul 08.30-16.00 WIB dan pelayanan di hari
Jum’at dari pukul 7.30-16.30 WIB dengan dilengkapi
pengaturan jadwal piket pelayanan bagi semua arsiparis
yang diatur setiap bulan dengan petugas piket sebanyak 5
orang/ bulan.
Kegiatan layanan arsip yang dilakukan di Kantor Unit
Pusat Kearsipan tidak hanya sebatas peminjaman arsip dan
penyediaan informasi kearsipan namun lebih luas
lagimeliputi semua pelayanan yang berkaitan dengan
kearsipan seperti konsultasi kearsipan, magang, bimtek
dan lain-lain yang pelaksanaannya disesuaikan dengan
petugas piket.
1.Sarana yang digunakan dalam pemberian pelayanan arsip
kepada pihak pengguna antara lain:
a. Formulir Peminjaman
25
Berdasarkan pada P. 51/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Tata Kearsipan Kementerian Kehutanan tanda
bukti peminjaman arsip rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan :
1) Lembar ke-1 disimpan dalam file sebagai
pengganti arsip yang dipinjam.
2) Lembar ke-2 disertakan pada arsip yang dipinjam.
3) Lembar ke-3 disimpan sebagai sarana kontrol.
Tanda bukti peminjaman arsip/layanan arsip dapat
dilihat pada lampiran 5 gambar 1.
b. Buku Tamu
Setiap pengunjung wajib untuk mengisi buku tamu.
Guna buku tamu untuk mengetahui jumlah pengunjung
dalam kurun waktu tertentu dan keperluan
pengunjung. Contoh dapat dilihat pada lampiran 5
gambar 2.
c. Daftar Arsip
Daftar arsip dapat membantu dalam penemuan kembali.
Daftar arsip dapat berupa print out data SKE dapat
juga dilihat pada daftar arsip yang ada di
sistemnya. Fitur dapat dilihat pada lampiran 5
gambar 3.
d. Sistem Kearsipan Elektronik (SKE)
Sistem Kearsipan Elektronik membantu dalam
pencarian arsip dan penemuan kembali dengan cepat
dengan menunjukkan ruang lokasi simpan. Tampilan
26
Menu SKE dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 4 dan
5.
e. Out indicator
Out indicator berfungsi untuk memberi tanda di dalam
boks bahwa terdapat arsip yang dipinjam.Contoh
dapat dilihat pada lampiran 5 gambar 6.
Pelaksanaan pelayanan arsip biasanya dilakukan
dengan beberapa keperluan seperti untuk bahan bukti
persidangan/kasus hukum yang memerlukan bukti yang
autentik, sebagai bahan pengambilan data arsip dan
kepentingan dinas lain terkait dengan masalah kehutanan.
2. Alur Pelayanan Arsip dalam Proses Peminjaman Arsip
Pelaksanaan layanan arsip dalam proses peminjaman
arsip di Kantor Unit Pusat Kearsipan memiliki alur
sebagai berikut :
1) Permohonan peminjaman arsip.
Pengguna arsip dapat memesan arsip via
email/surat, telpon atau langsung. Seringkali
permasalahan proses peminjaman arsip terbentur
pada masalah jarak dan waktu. Dengan fasilitas
layanan via telpon memungkinkan pengguna bisa
memastikan apakah arsip yang dibutuhkan statusnya
“tersedia” di Kantor Unit Pusat Kearsipan.
2) Pemohon mengajukan surat permohonan.
Pemohon harus menyertakan surat permohonan yang
ditujukan kepada Biro Umum dengan tembusan kepada
kepala Kantor Unit Pusat Kearsipan saat
27
pengambilan arsip yang akan dipinjam. Surat
permohonan ini bersifat resmi karena Kantor Unit
Pusat Kearsipan berada di bawah Biro Umum
Sekreataris Jenderal Kementerian Kehutanan.
3) Pencarian melalui Sistem Kearsipan Elektronik
(SKE)
Setelah pengguna arsip mengajukan surat
permohonan, Arsiparis melakukan proses pencarian
melalui Sistem Kearsipan Elektronik sesuai surat
permintaan dengan tujuan untuk mengecek data arsip
yang dicari serta lokasi simpan arsip tersebut.
4) Pencarian fisik arsip
Selanjutnya jika data arsip yang dimaksud telah
ditemukankeberadaannya di Sistem Kearsipan
Elektronik, maka arsiparis bisa langsung mencari
fisik arsip ke ruang penyimpanan arsip.
5) Memasang out indicator
Sebelum arsip diserahkan ke pengguna, arsiparis
mengambil fisik arsip tersebut ke lokasi simpan
dengan memasang out indicatorsebagai pengganti arsip
yang dipinjam. Out indicatorberupa selembar kerta
ukuran A4 atau folio yang berisi data peminjam,
tanggal dan paraf. Setelahfisik arsip diambil
kemudianmengisi data yang dipinjam di jurnal
pelayanan sebagai bahan kontrol keluar masuk arsip
yang dipinjam.( Format out indicator dapat dilihat
pada lampiran 5 gambar 6)
28
6) Jangka waktu peminjaman
Jangka waktu peminjamn maksimal 1 (satu) minggu
dan maskimal dapat diperpanjang 1x seminggu. Jika
arsip yang dipinjam adalah arsip asli maka
peminjam diwajibkan meninggalkan kartu identitas
namun jika arsip yang dipinjam sifatnya penting
dan tidak boleh keluar maka peminjam hanya
mendapatkan fotocopy arsip untuk dilegalisir oleh
Kepala Bagian TU atau Biro Umum sesuai dengan
kebutuhan pengguna.
7) Mengecek jatuh tempo pengembalian arsip
Agar tertib administrasi arsiparis selalu mengecek
tanggal jatuh tempo arsip yang dipinjam. Bilamana
ada arsip yang sudah jatuh tempo maka petugas
berhak untuk menagih kepada pengguna.
8) Pengembalian Arsip
Setelah arsip dikembalikan oleh peminjam maka
arsip dikembalikansesuai lokasi semula dan
mencabut out indicator sebagai bukti arsip sudah
dikembalikan.
(Untuk lebih jelas memberikan gambaran mengenai
alur pemberian layanan arsip kepada pengguna dapat
dilihat pada lampiran 6)
3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan arsip di Unit Pusat
Kearsipan Kementerian Kehutanan.
29
Pelayanan arsip dilaksanakan pada jam kerja namun
tidak setiap hari ada yang meminta layanan
arsip/meminjam arsip, pada saat dilaksanakan praktik
kerja kearsipan ada 2 pihak yang meminta layanan arsip
yaitu:
a. Permintaan pelayanan arsip dari PT. Inhutani V
melalui Surat Nomor 87/IHT-V/I-1/2015 Tanggal 11
Maret 2015 tentang data koperasi PT Inhutani V
berupa akte pendirian koperasi karyawan PT.
Inhutani V Palembang tahun 1992 (surat permohonan
peminjaman arsip PT.Inhutani V dapat dilihat pada
lampiran 7 dan Formulir Peminjaman Arsip a.n Iwa
Warsa dari PT. Inhutani V dapat dilihat pada
lampiran 8)
b. Permintaan pelayanan arsip tanggal 23 s/d 26 Maret
2015 dari Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan via telpon
dan datang langsung a.n Fatnarul untuk meminjam
arsip berupa surat Menteri Kehutanan tentang
penggunaan kawasan hutan sebanyak 47(empatpuluh
tujuh) berkas (Daftar arsip yang dipinjam dari
Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan Ditjen
Planologi dapat dilihat pada lampiran 9) namun
penulis pada waktu praktek kerja kearsipan hanya
melayani arsip sebanyak 4 (empat) berkas (formulir
permintaan arsip/bukti layanan penelusuran arsip
30
dari Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan Ditjen
Planologi dapat dilihat pada lampiran 10)
Daftar arsip penggunaan kawasan hutan dari Ditjen
Planologi hasil pelayanan arsip dil sebagai
berikut:
NO NO. ARSIP PENGGUNA TAHUN BOKS
1S.429/Menhut-
VII/2006
Menteri ESDM-PLTP
Bedugul2006 407
2S.158/Menhut-
VII/2007PT.Excelcomindo Pratama 2007 410
3S.353/Menhut-
VII/2007
PT. Aditya Buana Inter
(PT. ABI)2007 410
4S.355/Menhut-
VII/2007PT. Mahakam Sumber Jaya 2007 410
Apabila pengguna menginginkan arsip asli maka pengguna
diwajibkan meninggalkan tanda pengenal seperti Kartu
Tanda Penduduk (KTP), Kartu tanda Mahasiswa (KTM) atau
Surat Izin Mengemudi (SIM). Saat pencarian fisik arsip,
pengguna dipersilakan untuk menunggu di ruang tunggu
karena tata letak arsip bersifat rahasia dan tidak boleh
diketahui oleh pihak eksternal demi keamanan.
31
BAB III
MASALAH DAN PEMECAHAN
A. Permasalahan
DalampelaksanaanPraktikKerjaKearsipan di Unit Pusat
Kearsipan Kementerian Kehutanan, penulis
menemukanbeberapa permasalahan, yaitu :
1. Kantor Unit Pusat Kearsipan sebagai pusat arsip di
Kementerian Kehutanan sudah memiliki kapasitas gedung
yang cukup memadai, namun masih memiliki permasalan
pada sarana penunjang. Kantor Unit Pusat Kearsipan
belum memiliki sarana penunjang untuk mengelola arsip
bentuk khusus seperti negatif foto, peta, kartografik
sehingga arsip tersebut tidak terjaga dengan baik.
Mesin scaner, plotter saat ini baru tersedia 2 unit
dan komputer sebanyak 15 unit padahal volume arsip
yang perlu dientry sangat banyak sehingga untuk proses
32
entry data para arsiparis menggunakan laptop/netbook
masing-masing.
2. Sumber Daya Manusia untuk mengelola arsip belum
sebanding dengan volume arsip yang banyak dan semakin
hari semakin menumpuk. Disamping jumlah Sumber Daya
Manusia secara kuantitas yang masih sedikit,
permasalahan juga ada pada keahlian dan pengetahuan
arsiparis dalam mengelola arsip dan pelayanan arsip
yang masih minim.
3. Ketersediaan anggaran masih sangat minim dalam
melakukan sosialisasi/pembinaan kearsipan karena arsip
masih dianggap remeh sehingga anggaran digunakan untuk
kegiatan lain.
4. Kantor Unit Pusat Kearsipan belum memilki Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan informasi
arsip sehingga petugas layanan belum melakukan
pelayanan secara optimal.
5. Belum adanya kesadaran akan pentingnya arsip bagi
pemilik arsip. Sehingga proses pemindahan arsip hanya
disertai berita acara pemindahan dan daftar arsip yang
isinya masih global. Hal ini menyebabkantidak dapat
ditemukannya arsip secara detail. Selain itu, pemilik
arsip juga hanya melakukan pemindahan arsip dalam
bentuk karung dan bercampur antara arsip dan non
arsip.
6. Salah satu alat pelayanan kearsipan yang berupa out
indicator dan tanda bukti peminjaman arsip di Kantor
33
Unit Pusat Kearsipan hanya berupa selembar kertas
ukuran A4 atau Folio yang belum sesuai standar.
7. Belum adanya tanda bukti peminjaman yang sesuai
prosedur P.51/Menhut-II/2011, karena baru sebatas
penggunaan formulir peminjaman dan hanya rangkap 1
(satu).
B. Pemecahan Masalah
Berikut penulis paparkan beberapa pemecahan
permasalahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk perbaikan ke depannya bagi Kantor Unit
Pusat Kearsipan
1. Kantor Unit Pusat Kearsipan perlu menyediakan sarana
penunjang untuk mengelola arsip bentuk khusus, seperti
: scanner, alat untuk membaca peta, alat untuk membaca
negatif foto, pemutar kaset dan lain-lain. Disamping
itu, perlu disediakan komputer sebagai sarana
pencarian arsip.
2. Sumber Daya Manusia perlu ditambah dengan cara
rekruitmen. Kantor Unit Pusat Kearsipan juga perlu
mengadakan sosialisasi, kursus dan diklat yang
berkaitan dengan pelayanan arsip khususnya untuk
penyusunan petunjuk pelaksanaan.
3. Perlu disediakan anggaran yang berkaitan dengan
pelayanan arsip, khususnya dalam penyusunan petunjuk
pelaksanaan atau Standar Operasional Prosedur,
34
sehingga arsip dipandang sebagai kegiatan yang tidak
kalah penting dengan kegiatan lainnya.
4. Perlu disusunStandar Operasional Prosedur (SOP)
tertulis yang baku agar sebagai pedoman dalam
pemberian layanan arsip kepada pengguna tertib
administrasi sehingga dengan prosedur pelayanan jasa
kearsipan akan jelas alur pelayanan arsip, siapa yang
bertanggung jawab dalam peminjaman, jelas pengendalian
dan tepat waktu pengembaliannya.
5. Sebaiknya setiap pemindahan arsip, inaktif ke Kantor
Unit Pusat Kearsipan harus dilengkapi daftar arsip
yang lengkap dan terperinci, sehingga apabila sewaktu-
waktu ada pencarian arsip dapat ditemukan dengan mudah
lewat daftar arsip yang dipindahkan meskipun belum
dientry dalam Sistem Kearsipan Elektronik. Daftar
arsip inaktif sebaiknya memuat informasi tentang:
pencipta arsip, unit pengolah, nomor arsip, kode
klasifikasi, uraian informasi arsip, tingkat
perkembangan, jumlah, retensi, keterangan.
6. Alat pelayanan arsip seperti out indicator sebaiknya
menggunakan out indicator berbahan karton tebaldan
berwarna terangagar lebih terlihat sehingga apabila
suatu saat arsip dikembalikan ke tempatnya mudah
melihat out indicator sebagai pengganti arsip yang
keluar.
35
7. Sesuai prosedur P.51/Menhut-II/2011 arsiparis harus
mengisi tanda bukti peminjaman rangkap 3 (tiga) dengan
peruntukan :
a. Lembar ke- 1 disimpan dalam file sebagai pengganti
arsip yang dipinjam.
b. Lembar ke- 2 disertakan pada arsip yang dipinjam.
c. Lembar ke- 3 sebagai sarana kontrol.
Dengan demikian akan meminimalisir hilangnya arsip.
BAB IV
PENUTUP
36
A. Kesimpulan
1.Sebagai Pusat Arsip Kementerian Kehutanan yang
melaksanakankegiatan pengelolaan arsip inaktif serta
pelayanan arsip kepada pengguna harus didukung dengan
sarana prasarana, anggaran, Sumber Daya Manusia serta
prosedur yang baku agar pelaksanaan manajemen kearsipan
dinamis berjalan dengan berkesinambungan.
2.Penulis melihat beberapa permasalahan yang ada di
Kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian Kehutanan
terkait pengelolaan arsip inaktif khususnya dalam
pelaksanaan layanan arsip yaitu belum adanya Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam pelayanan informasi
arsip, belum adanya sarana penunjang layanan arsip,
terbatasnya Sumber Daya Manusia yang mengelola arsip
dari segi kualitas dan kuantitas, masih kurang
kesadaran akan pentingnya arsip bagi pemilik arsip,
terbatasnya anggaran kegiatan arsip dan penggunaan
outindicator yang kurang tepat.
B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran terkait permasalahan
layanan arsip di Kantor Unit Pusat Kearsipan Kementerian
Kehutanan yaitu : Kantor Unit Pusat Kearsipan perlu
membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baku
mengenai pelayanan arsip,menyediakan sarana penunjang
layanan arsip, menambah Sumber Daya Manusia yang
37
mengelola arsip perlu melalui proses rekrutmen serta
memberikan sosialisai, diklat atau kursus untuk
meningkatkan kualitas layanan arsip, pemilik arsip harus
menyerahkan arsip ke Kantor Unit Pusat Kearsipan dengan
format daftar arsip yang lengkap, meningkatkan anggaran
untuk kegiatan arsip dan menggunakan out indicator sesuai
dengan standar.
38