Volume 50, Nomor 9, September 2018 - KANTOR WILAYAH ...

31
Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 1

Transcript of Volume 50, Nomor 9, September 2018 - KANTOR WILAYAH ...

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 1

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai2 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 1

DARI REDAKSI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAIHeru Pambudi, S.E., LLM

PENASEHAT

SEKRETARIS DITJEN BEA DAN CUKAIDr. Kushari Suprianto, M.M., M.E

DIREKTUR TEKNIS KEPABENANR. Fadjar Donny Tjahjadi, S.E., M. Si.

DIREKTUR FASILITAS KEPABEANAN Robi Toni, S.E., M.M.

Plt. DIREKTUR TEKNIS DAN FASILITAS CUKAINugroho Wahyu Widodo, S.S.T., Ak.

DIREKTUR KEBERATAN BANDING DAN PERATURANIr. Rahmat Subagio, M.A.

DIREKTUR INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAIM. Agus Rofiudin, S. Kom., M.M.

DIREKTUR KEPATUHAN INTERNAL Hendra Prasmono, S.H., M.IH

DIREKTUR AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAINirwala Dwi Haryanto, S.E., M.Si.

DIREKTUR PENINDAKAN DAN PENYIDIKANIr. B. Wijayanta Bekti Mukarta, M.A

DIREKTUR PENERIMAAN DAN PERENCANAANSTRATEGISSugeng Apriyanto, S.Sos., M.Si

TENAGA PENGKAJI BIDANG PELAYANAN DAN PENERIMAAN KEPABEANAN DAN CUKAIDwijo Muryono

TENAGA PENGKAJI BIDANG PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM KEPABEANAN DAN CUKAINugroho Wahyu Widodo, S.S.T., Ak.

TENAGA PENGKAJI BIDANG PENGEMBANGAN KAPASITAS KINERJA ORGANISASI KEPABEANAN DAN CUKAIAmbang Priyonggo, S.IP., M.P.A.

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAIIr. Harry Mulya, M.Si.

PENGARAH

Plt. DIREKTUR KEPABEANAN INTERNASIONAL DAN ANTAR LEMBAGAAmbang Priyonggo, S.IP., M.P.A

PEMIMPIN REDAKSI

KASUBDIT KOMUNIKASI DAN PUBLIKASIDeni Surjantoro

WAKIL PEMIMPIN REDAKSIMuchamad Ardani, Budi Sulistiyo, Sudiro, Devid Yohannis Muhammad

REDAKTURYella Meisha Indika, Dara Rahmania, Nur Iman, Rezky Ramadhani, Muhammad Faizur, Piter Pasaribu, Aris Suryantini, Desi Andari Prawitasari, Supomo, Andi Tria Saputra, Kitty Hutabarat, Syahroni, Supriyadi Widjaya

DESAINER GRAFIS DAN LAYOUTERDeo Agung Sembada, Shifa Nabila Mustika H., Henry Mahardhika P., Patri Yanto Mission

FOTOGRAFERSlamet Rahardi, M. Faishal Hafizh, Jodie Umbara, M. Khamil Hamid, Okta Anang Diantama, Septian Dawang Kristanto, Adhitya Riandhika Hermawan , Nurcholis Efendi, Deo Agung Sembada, Rahmad Pratomo Digdo, Dovan Wida Perwira, Rian Effendi, Fauziah Nur Ramadhan, Ria Al Whali Rismaya

SEKRETARIATRahmad Pratomo Digdo, Kartika, Nur Hani Rahmawati, Reinaldo, Mustamiludin, Dadan Heriyana, SatrioBayuwisnu, Shofa Aufar Rahman

Selamat membaca! Pimpinan Redaksi

Deni Surjantoro

Majalah Warta Bea dan Cukai diterbitkan oleh Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga

Direktorat Jendral Bea dan Cukai - Kementrian Keuangan Republik Indonesia

Redaksi menerima kiriman foto, artikel dan surat untuk keperluan konten majalah Warta Bea dan Cukai.

Kirim ke [email protected] Dengan disertai identitas lengkap pengirim dan nomor telepon yang dapat di hubungi,

serta menuliskan nama dalam kolom subyek surat elektronik.

ALAMAT REDAKSIKantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Jl. Jenderal A. Yani (By Pass) Jakarta Timur Telp. (021) 489 0308 Ext. 222

E-mail : [email protected] @Warta_BeaCukai

Terbit Sejak 1968Izin Direktur Perkembangan Pers No. 332/Dir.PK/II tanggal 25 April 1968 dan diperbaharui dengan Keputusan Menteri

Penerangan Nomor 01331/SK/DIRDJEN-PG/SIT/1972 tanggal 20 Juni 1972

Memasuki bulan Oktober 2018 banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi khususnya di DJBC. Peristiwa tersebut salah satunya disajikan melalui media WBC. Edisi ini redaksi WBC menurunkan beberapa artikel antara lain Laporan Utama mengangkat topik tentang bagaimana mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan Indonesia dan pembahasan kebijakan kenaikan tarif PPh impor. Di samping itu, Redaksi juga melaporkan peringatan Hari Jadi Bea Cukai ke-72. Untuk orang awam peringatan hari Bea Cukai mungkin tidak banyak yang tahu dan paham mengapa ada peringatan hari Bea Cukai. Untuk lebih mengetahui latar belakang lahirnya instansi Bea Cukai Indonesia mari kita simak Rubrik Laporan Khusus. Pada Rubrik Wawancara, menghadirkan Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis, Sugeng Apriyanto, terkait dengan Laporan Utama. Pada rubrik wawancara, Sugeng menjelaskan kebijakan menaikkan PPh 22 atas sebagian barang-barang impor tertentu dimaksud yang ditetapkan melalui PMK Nomor 110 tahun 2018. Termasuk penjelasan-penjelasan lebih lanjut mengenai topik tersebut. Profil Kantor Bea Cukai kali ini menceritakan bagaimana perubahan-perubahan yang dilakukan Bea Cukai Malang untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan dunia usaha tetapi juga tetap melakukan pengawasan sebagaimana yang selalu dilakukan oleh Bea Cukai untuk menjadi lebih baik Di era digital masa kini, kamera analog bisa booming kembali bahkan pegawai-pegawai muda bea cukai juga tertarik untuk mempelajari fotografi analog. Sebelum sebelum memutuskan menggiati fotografi analog ada baiknya mengetahui beberapa hal yang disampaikan pada rubrik hobi dan komunitas kali ini. Dan masih banyak lagi rubrik-rubrik menarik lainnya.

Last but not least, jangan lupa kirimkan kontribusi anda untuk majalah WBC dapat berupa foto, karya sastra baik puisi, komik, cerita pendek, ataupun cerita bersambung. Kirimkan karyamu ke [email protected]

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai2 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 3

DAFTAR IS I

28WAWANCARAPengendalian Impor Untuk Memperbaiki Defisit Neraca Perdagangan

42OPINIPenyesuaian De Minimis Value Barang Kiriman, Bukanlah Ajang Pemerasan Rakyat

Kiat Menguatkan Rupiah

44

48

53

SOSOK

GALERI FOTO

Soeharmono - Mantan Sesditjen DJBC dan Pejuang Kemerdekaan

DAFTAR IS I

4

7

TRAVEL NOTESMasjid Tiban

27HOBI KOMUNITASAsyiknya Belajar Fotografi Analog

16

BC MENJAWAB

24

LAPORAN UTAMAPengendalian Defisit Neraca Transaksi BerjalanMenjaga Fundamental Ekonomi

Securing Indonesia’s Economy Through Current Account Deficit Control

LAPORAN KHUSUSBea Cukai Peringati Hari Jadi Ke 72

12PROFIL KANTOR“Benchmark Kebijakan Cukai Nasional”KPPBC TMC Malang

FEATUREPemberitahuan Barang Bawaan Penumpang Mudah Dengan Menggunakan Customs Declaration Online

47PERATURAN

33EVENTPassenger Risk Assesment And Training Course

34SISI PEGAWAI Oemar Bakri - Community Maros

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai2 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 3

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai4 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 5

Masjid TibanJika biasanya cerita legenda atau mitos sering kali menempel pada bangunan-bangunan bersejarah tidak untuk yang satu ini, sebuah lingkungan masjid dengan pondok pesantren. Masjid yang tersohor dengan nama Masjid Tiban ini berlokasi di di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur Nomor 10, RT 07/RW 06, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur.

Bangunan masjid berornamen Timur Tengah dengan warna dominan biru dan putih itu berada di tengah-tengah pemukiman yang padat. Jarak dari jalan raya menuju lokasi, sekitar satu kilometer. Namun karena bentuk bangunannya menjulang tinggi, orang bisa langsung melihatnya dari jalan raya.

Disebut Masjid Tiban (tiba-tiba muncul) karena konon katanya masjid yang berada di perkampungan, dengan jalan yang sempit, dan dengan kemegahannya ini dibangun tanpa sepengetahuan warga sekitar. Menurut mitos yang beredar di daerah tersebut bangunan masjid ini dibangun oleh jin dalam waktu hanya semalam saja.

Namun, ketika hal ini dikonfirmasi kepada sekertariat, dikatakan bahwa pembangunan masjid yang sebenarnya merupakan kompleks Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah ini adalah murni dibangun oleh para santri dan jamaah.

Masjid Tiban

TRAVEL NOTES

Masjid Tiban atau Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah dirancang sendiri oleh pendirinya, KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam. Masjid ini dibangun tahun 1978 tapi hingga kini belum juga selesai. Masih ada bagian-bagian yang masih terlihat setengah jadi dan ada juga yang terlihat masih dalam pembangunan.

Memang pembangunannya tidak dilakukan secara runtut dari depan ke belakang atau dari bawah ke atas. Kabarnya Kiai Ahmad selaku pengasuh pondok pesantren melakukan istikharah terlebih dahulu untuk mendapatkan petunjuk.

Lazimnya sebuah masjid di kampung pasti proses pembangunannya akan melibatkan masyarakat sekitar. Biasanya mereka mengajak bergotong-royong untuk pengecoran atau pekerjaan lainnya. Tetapi Masjid Tiban sama sekali tidak melibatkan warga sekitar.

Dari pengakuan warga sekitar dulunya saat pembangunan masjid memang tertutup, jadi saat dibuka sudah setengah jadi. Warga juga melihat mobil colt masuk membawa bahan bangunan, tetapi sepertinya tidak banyak. Kalau alat berat memang tidak pernah ada. Tapi tiba-tiba sudah jadi bangunan besar. Karena keunikannya itu maka masjid ini menarik minat wisatawan, baik daerah maupun luar daerah. Masjid tersebut kini juga kerap dikunjungi masyarakat yang penasaran dengan masjid tersebut terutama di hari raya kebesaran agama maupun hari libur nasional. Oleh sebab itu sepanjang jalan menuju lokasi kini dipenuhi para pedagang dari masyarakat sekitar masjid.

TRAVEL NOTES

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 5

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai6 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 7

Kala WBC berkunjung ke masjid saat melihat bangunan tinggi dengan dominan warna putih dan biru unik, serta sebuah gerbang gapura setinggi sekitar 30 meter cukup membuat takjub. Juga saat melihat pengunjung lain, mereka langsung terkesima dengan tingginya gedung berlantai 10 berikut ornamennya, kendati berada di gang sempit perkampungan. Sepanjang menyusuri komplek Masjid Tiban, akan menemukan kamar-kamar dengan desain arsitektur yang beragam nuansanya. Secara ilmu arsitektur memang menggabungkan berbagai unsur seperti China, Eropa dan Timur Tengah.

Para pengunjung yang membawa kendaraan roda dua atau empat bisa langsung parkir melalui pos informasi 1, selanjutnya akan diarahkan menuju lahan parkir dan informasi 2. Namun bagi pejalan kaki bisa langsung menuju pos informasi 2 melalui lorong dengan warna kemasan yang megah.Pengunjung hanya akan ditanya nama atau pemimpin rombongan, jumlah rombongan dan kendaraan yang digunakan. Tidak ada pungutan biaya apapun, bahkan jika membutuhkan pendamping akan disediakan pemandu dengan cuma-cuma. Data yang tertulis di selembar kertas tersebut dibawa pengunjung sebagai bekal menyusuri komplek bangunan pesantren.

TRAVEL NOTES

Pihak pengelola menolak Masjid Tiban disebut sebagai lokasi wisata. Mereka lebih senang dikenal sebagai Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri'asali Fadlaailir Rahmah. Karena itu di beberapa sudut tertulis permintaan kesadaran para pengunjung agar bersikap selayaknya di pesantren, bukan di tempat wisata.

Masjid sekaligus Ponpes ini memiliki 10 tingkat, di mana masing-masing tingkatnya memiliki tema yang berbeda-beda. Pada lantai 1 terdapat beberapa pajangan akuarium yang cukup besar dan tempat penjualan souvenir. Lantai 2 – 6 Anda akan dimanjakan dengan berbagai ukiran-ukiran kaligrafi dan ornamen-ornamen yang memanjakan mata Anda. Pada Lantai 7-8 Anda bisa membeli beberapa pernak pernik oleh-oleh khas Masjid Tiban ini. Dan di ujung lantai 9-10 Anda akan dimanjakan dengan pemandangan desa nan hijau dan nyaman dari ketinggian.

Tak ada biaya tiket masuk yang harus Anda keluarkan jika berkunjung ke Masjid Tiban ini, hanya cukup mengeluarkan uang untuk parkir kendaraan Anda. Yang penasaran, langsung saja kunjungi masjid penuh misteri di Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang ini. (desiaprawita)

Tentu saja disebut analog karena tukang jepret atau sang fotografer menggunakan kamera analog atau kamera manual sebagai senjatanya. Sebelum ada kamera digital, orang-orang menggunakan kamera analog yang metode pemotretannya menggunakan roll film dan tidak dapat diproses secara elektronik.

Sejak abad ke-21, orang-orang beralih ke kamera digital karena penggunaan dan proses pencetakannya lebih mudah. Bukan seperti kamera digital, kamera analog tidak menggunakan memory card, baterai, dan hasil fotonya tidak dapat diakses langsung melalui komputer.

Fotografi analog yang hasilnya harus dicetak melalui proses kimia yang cukup lamapun kalah bersaing. Namun, tren fotografi analog sekarang kembali naik daun. Kamera analog, roll film, dan tempat mencetak film juga sekarang mudah ditemukan.

Salah satu penggemar fotografi analog di Bea Cukai adalah P. Yogya Wiraga yang akrab dipanggil Yogi. Jika ingin melihat hasil karya yogi bisa dilihat melalui akun Instagram miliknya @anotherlastday.

Yogi tertarik mempelajari fotografi analog bukan karena senang dengan fotografi itu sendiri tapi tidak sengaja karena kebetulan menyukai dan mengkoleksi barang vintage. Di kala teman-temannya pada mulai giat dan tertarik dengan dunia fotografi, Yogi belum merasa tertarik untuk mempelajarinya tapi setelah melihat-lihat kamera analog, ia pun jadi ingin mempelajari fotografi dengan menggunakan kamera analog.

ASYIKNYA BELAJAR FOTOGRAFI ANALOG

HOBI KOMUNITAS

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 7

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai8 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 9

Namun sebelum memutuskan menggiati fotografi analog, beberapa hal berikut dapat menjadi pertimbangan:

• Selamat tinggal kemewahan otomasi.

Meskipun ada beberapa kamera film dengan fitur-fitur otomasi, namun sebagian besar kamera yang beredar di pasaran tidak demikian. Sumber keluhan terbesar adalah ketiadaan fitur autofocus. Hal ini cukup merepotkan untuk memotret obyek foto bergerak atau untuk menangkap momen-momen yang berlangsung singkat. Keluhan kedua, tidak ada kemewahan auto ISO. ISO pada fotografi analog melekat pada film yang sedang kita gunakan. Artinya, untuk satu roll film yang sedang kita gunakan, kita harus mengekspose gambar pada ISO yang sama. Ketiga, beberapa kamera mengharuskan kita melakukan setting aperture dan shutter speed secara manual. Ini cukup menyita waktu. Keempat, masalah metering. Karena sebagian besar kamera film yang ada di pasaran telah berumur puluhan tahun, fitur metering yang mengandalkan sistem elektronik biasanya menjadi bagian yang paling cepat rusak. Akhirnya, kita harus mengandalkan handheld metering atau menggunakan metode Sunny 16.

• Siapkah untuk pelan-pelan?

Untuk kita yang terbiasa dengan fotografi digital, fitur preview gambar terpaksa harus kita lupakan selamanya. Kita harus menunggu film selesai diproses untuk bisa melihat hasil kerja kita. Oleh sebab itu, fotografi analog menuntut kita untuk selalu perpikir masak-masak sebelum menekan tombol shutter. Apalagi tanpa fitur otomasi, melakukan setting fokus, shutter speed, dan aperture secara manual membutuhkan waktu lebih banyak.

• Biaya.

Biaya menjadi faktor yang relatif untuk setiap orang. Investasi untuk membeli kamera film memang jauh lebih murah daripada kamera digital modern, namun ada biaya tambahan untuk setiap gambar yang kita hasilkan. Sebagai gambaran, untuk format film paling umum (135mm), satu roll film berkapasitas 36 frame dihargai antara Rp50.000,- s.d. 150.000,-. Untuk jasa memproses satu rol film tersebut (develop dan scan) dihargai sekitar Rp50.000,- Rp100.000,-.

• Format.

Format yang paling umum dipakai adalah format film 135mm. Namun ada pula format yang lebih besar misalnya medium format (6x6cm, 6x9cm,dll) dan large format (4x5inchi).

Secara singkat proses dalam fotografi analog adalah Ekspose film dengan cahaya (menangkap gambar), Develop film (membuat gambar terekam permanen dalam film), dan Mencetak gambar (mentransfer gambar dari film ke media cetak, misalnya kertas film).

HOBI KOMUNITAS

Setelah membeli kamera pertamanya, ia pun mulai belajar motret dengan kamera analog miliknya. Tidak cukup hanya mengambil gambar saja tapi Yogi juga mempelajari bagaimana mencuci (developing) film dari hasil memotret.

Karena menyukai hobinya ini dan dirasa kamera analog tidak semahal kamera digital, Yogi berlanjut membeli gear/device lain untuk dicoba-coba. Dan ia juga jadi mempelajari sejarah fotografi dan kameranya itu sendiri.

Alasan lain Yogi memilih analog karena membuat dirinya lebih menghargai sebuah proses. Dengan hasil yang cepat dan langsung bisa direview, memotret dengan menggunakan kamera digital membuat dirinya merasa jadi kurang hati-hati. Tapi di saat menggunakan kamera analog, sekali memencet tombol shutter banyak konsekuensinya.

“Di zaman yang serba cepat, saya jadi menarik diri sesaat dari itu. Sebelum memotret harus mikir dulu baik-baik dan berhati-hati. Setiap frame yang saya jepret saya catat, berada di speed berapa, bukaan berapa, dan seterusnya. Dan untuk mendapatkan hasilnya juga menunggu ada proses-proses yang harus dilewati.”

Menurut Yogi fotografi analog sangat luas, jadi saya akan membatasinya pada salah satu medium yang jamak dipakai: film. Tidak ada hal yang begitu membedakan antara mempelajari fotografi analog (film) dan fotografi digital selain perbedaan medium perekam gambar. Di fotografi analog, gambar akan terekam pada film sedangkan pada fotografi digital, peran film digantikan oleh sensor. Selebihnya sama, kita harus mempelajari segitiga eksposure, komposisi, momen, dan sebagainya.

HOBI KOMUNITAS

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 9

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai10 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 11

Sedangkan untuk peralatan standard untuk setiap tahapan pemrosesan di atas ada sebagai berikut:

• Ekspose film dengan cahaya (menangkap gambar):

Peralatan: Kamera dan film.

• Develop film (membuat gambar terekam permanen dalam film):

Peralatan: development kit kedap cahaya (changing bag, developer tank,dll) dan bahan kimia (developer, stop bath, fixer).

Catatan: karena geliat fotografi analog yang mulai bangkit, sekarang sudah tersedia banyak laboratorium yang bisa membantu kita melakukan proses ini.

• Mencetak gambar (mentransfer gambar dari film ke media cetak, misalnya kertas film).

Peralatan: mesin enlarger.

Catatan: kita dapat pula melakukan scan atas film yang telah diproses, menyimpan dalam bentuk file digital (untuk keperluan upload di media sosial misalnya), lalu mencetak menggunakan printer modern.

“Untuk tahap awal, kita cukup mempunyai kamera analog dan film saja dan menyerahkan sisanya kepada penyedia jasa,” tutur Yogi.

Dalam fotografi analog sebenarnya tidak ada teknik dan aliran khusus. Dari dulu hingga sekarang teknik dasarnya sama saja, hanya medium penangkap gambar saja yang membedakan. Terkait film itu sendiri, memang ada beberapa teknik dalam mendevelop film yang telah diekspose.

Untuk mendapatkan informasi mengenai fotografi analog, mulai dari kamera itu sendiri, sparepart hingga barang-barang pelengkap lainnya, para penghobi mengikuti forum dan komunitas fotografi analog. Komunitas bisa menjadi sarana untuk belajar salah satunya

dengan hunting foto bareng. Dan biasanya juga saat hasil karyanya diunggah di media sosial saling sepakat untuk memberikan tagar tertentu. Di antara banyaknya, tagar yang paling banyak diikuti yaitu #35mm.

Di Bea Cukai sudah banyak komunitas fotografi tapi yang khusus analog belum ada. Karena mulai banyak para pengguna kamera analog, Yogi cukup berharap akan ada komunitas fotografi analog di antara pegawai Bea Cukai. Medium yang dapat dipakai untuk mempererat tali kekeluargaan antar sesama peminat di DJBC. Bentuk kegiatannya bermacam-macam, mulai dari hunting bareng, ngobrol santai, diskusi, praktek develop dan scan bareng, dan lain-lain.

“Bagi saya pribadi, memotret dengan film menjadi pengingat bahwa di zaman yang serba progresif, individualistis, modern, dan instan ini, ada nilai-nilai yang harus tetap kita pertahankan. Analoginya, Bea Cukai boleh (dan harus) berubah menjadi organisasi yang modern, progresif, cepat beradaptasi, namun hal tersebut seyogyanya tidak menggerus nilai-nilai yang menjadi kekuatan utama kita: korsa, disiplin, dan berintegritas.”

Meskipun saat ini sedang naik daun tapi tren kamera analog sulit mengalahkan popularitas kamera digital. Pasalnya, kamera digital terus berkembang masif dengan beragam pilihan yang diberikan. Sementara itu, kamera analog memiliki keterbatasan baik itu dari segi kelangkaan roll film di pasaran, hingga medium kameranya sendiri yang lebih sulit ditemukan ketimbang kamera digital

“Satu hal yang pasti dengan kembalinya tren kamera analog, tidaklah mungkin kita menang melawan arus modernisasi. Demikian pula dengan fotografi analog, ia tidak akan mungkin mendominasi kembali dan menggeser fotografi digital. Akan tetapi, saya rasa dalam beberapa tahun ke depan tetap ada demand untuk fotografi analog. Sebagian besar akan didominasi kebutuhan untuk sekedar bernostalgia atau kebutuhan untuk mencoba pengalaman fotografi yang berbeda dari arus mainstream,” tutup Yogi. (desiaprawita)

HOBI KOMUNITASHOBI KOMUNITAS

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai10

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai12 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 13

“Benchmark Kebijakan Cukai Nasional”KPPBC TMC MALANG

Malang adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur, yang merupakan kota terbesar dan terpadat kedua setelah Surabaya. Sebagai kota pendidikan, Malang juga selalu menjadi tujuan para pelajar untuk melanjutkan pendidikannya, karena Malang memiliki perguruan tinggi yang cukup ternama dan merupakan yang tertua di Indonesia, yaitu Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang yang dulu dikenal dengan IKIP Malang.

Secara geografis Malang merupakan kota yang sejuk karena dikelilingi beberapa pegunungan yang hingga kini masih aktif, dengan kondisi ini pula Malang menjadi sentra industri hasil tembakau, walaupun bahan baku yang digunakan bukan dari wilayah Malang. Bahkan untuk tahun 2018 saja ada sekitar 105 pabrik hasil tembakau (rokok) yang tersebar di wilayah Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Jumlah ini jauh berkurang jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga Malang sering dijadikan minilab kebijakan dan

implementasi aplikasi di bidang cukai yang mengawasi sekaligus melayani kegiatan produksi hasil tembakau.

Untuk itulah keberadaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Malang sangat dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada para pengusaha hasil tembakau dan reksan cukai lainnya, sekaligus mengawasi kegiatan mereka agar tidak menyimpang dari kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, industri hasil tembakau yang cukup menggiurkan dari sisi keuntungan, terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu sehingga mengganggu kegiatan industri tembakau yang resmi dan patuh terhadap kebijakan.

Kondisi ini diamini oleh Kepala KPPBC Tipe Madya Cukai Malang, Rudy Hery Kurniawan, menurutnya sejak dulu peran Bea Cukai di Malang sangat besar bagi perkembangan dan kemajuan industri hasil tembakau, dari situlah

PROFIL KANTOR

pada tahun 2008 Kementerian Keuangan melakukan reorganisasi dan membentuk kantor tipe madya pabean dan Cukai.

“KPPBC Malang merupakan kantor Bea Cukai pertama yang bertipe Madya Cukai dari tiga kantor yang ada di Indonesia yaitu Kudus dan Kediri. Dengan status ini, wilayah kerjanya meliputi tiga wilayah hukum yaitu Kota Malang dengan 5 kecamatan, Kabupaten Malang dengan 33 kecamatan, dan Kota Batu dengan 3 kecamatan. Untuk saat ini kantor Bea Cukai Malang menduduki peringkat ke empat terbesar untuk penerimaan setelah Pasuruan, Purwakarta, Kudus, Malang, dan Kediri,” ungkap Rudy.

Sebagai kantor pertama tipe madya cukai, Rudi mengatakan Malang selalu dijadikan minilab untuk kebijakan cukai yang akan diterapkan secara nasional. Hal ini lebih dikarenakan beragamnya kegiatan cukai dan banyaknya asosiasi berada di sekitar Malang yang memiliki kepentingan masing-masing terhadap kebijakan cukai.

“Untuk mengeluarkan kebijakan cukai secara nasional, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, biasanya melakukan kunjungan ke Malang dan bertemu dengan pengusaha dan asosiasi yang ada di sini untuk menerima masukan terhadap kebijakan yang akan dikeluarkan. Saat ini sudah jauh lebih baik dan mereka bisa kita rangkul dengan menerima beberapa masukannya, padahal dulu mereka yang tidak setuju lebih suka melalui jalan demo ketimbang berdialog, namun sekarang sudah jauh lebih baik dan elegan untuk penyampaian aspirasi,” paparnya.

Salah satu cara yang dilakukan Bea Cukai Malang untuk meredam kegiatan demo yang kerap dilakukan asosiasi industri hasil tembakau terkait kebijakan cukai baru, adalah dengan melakukan visitting pabrik dan mendengarkan keluhan-keluhan, melihat potensi, planning perusahaan (terkait akomodir kepentingan). Cara lainnya, memberikan masukkan dan asistensi, memastikan usaha berjalan dengan kondusif, dan koordinasi dengan kanwil dan pusat jika menyangkut kebijakan.

Banyaknya masukkan yang sering disampaikan oleh pengusaha dan asosiasi di Malang,

menjadikan Malang sebagai benchmark penyelesaian perkara di bidang cukai. tidak hanya itu saja, Malang juga kerap dijadikan piloting untuk implementasi aplikasi di bidang cukai, seperti yang saat ini sudah berjalan adalah implementasi aplikasi SAC 3.

Jika begitu berartinya Malang, sebenarnya kegiatan cukai apa saja yang ada di Malang ini. Malang bisa dibilang miniaturanya kegiatan cukai. Menurut Rudy, saat ini ada 105 pabrik hasil tembakau, 1 pabrik etil alkohol, 1 pabrik minuman mengandung etil alkohol, 4 kawasan berikat, 1 gudang berikat, 1 Pos Lalu Bea, 7 penyalur MMEA, 23 tempat penjualan eceran MMEA, 2 tempat penjualan eceran EA, dan 1 importir EA.

“Kami juga memiliki tugas untuk melayani beberapa pabrik rokok yang menggunakan fasilitas kepabeanan (AEO, kawasan berikat, dan gudang berikat) sehingga mereka selain terikat dengan kebijakan cukai juga terikat dengan kebijakan kepabeanan. Ini salah satu keunikan dari kantor Malang, dan kami juga memiliki visi menjadi kantor modern terbaik dalam hal pengawasan dan pelayanan di bidang cukai. misi kami pelayanan terbaik kepada industri, perdagangan, dan masyarakat. Dan motto kami adalah tanggap melayani, tegas mengawasi,” tuturnya.

Dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat usahanya, para reksan cukai yang ada di Malang pun mulai merasakan kecepatan dan ketepatan dalam pelayanan bahkan mereka diberikan ruangan khusus untuk berkonsultasi. “Kami menyebutnya ruang

PROFIL KANTOR

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai14 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 15

AREMA (Anugrah Reksan Utama), ruangan ini khusus kami berikan kepada pengusaha yang berkonstribusi besar dalam penerimaan. Untuk mereka kami berikan semacam kartu dan dengan menunjukan kartu tersebut jika ingin berkonsultasi diberikan ruangan khusus diberikan jaminan keluar dari ruangan tersebut permasalahan yang dihadapi dapat selesai,” ungkap Rudy.

Hal ini diamini oleh Solikhin selaku excise rel. executive – east PT. HM Sampoerna, dengan adanya fasilitas khusus Arema pihaknya menjadi semakin mudah dalam menerima pelayanan dan semakin cepat mendapat solusi jika ada permasalahan di lapangan. Begitu hal nya dengan IR. Lewi Purnama selaku Direktor PT. Karunia Jaya Abadi Inds, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang MMEA penyelesaian malasah saat ini sudah sangat bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya, sementara untuk pelayanan juga semakin dapat dirasakan kecepatan dan profesionalismenya.

Berbicara soal koordinasi, Bea Cukai Malang sangat aktif khususnya dalam hal pengawasan. Seperti kegiatan informal melakukan komunikasi dengan aparat penegak hukum lain terkait informasi peredaran BKC ilegal dan informasi lain yang diperlukan.”Bentuk kegiatan informal yang kami lakukan misalnya dengan mengadakan Forkopimda, di sini kami bersama instansi terkait lainnya mengikuti pelatihan penyidikan yang baik. Dengan TNI AU mengikuti

pelatihan beladiri bersama. Dengan Kepolisian dalam bentuk koordinasi terkait informasi. Dan dengan TNI AD mengikuti pelatihan teknik penyergapan,”tuturnya.

Sebagai kantor dengan penerimaan terbesar nomor empat, sebenarnya berapakan target yang ditetapkan untuk Bea Cukai Malang tahun 2018 ini. Untuk target penerimaan Rudy mengakui kalau lima tahun terakhir ini target penerimaan Bea Cukai Malang selalu tercapai hingga melebih dari 100 persen. Sedangkan untuk tahun 2018 target yang ditentukan mencapai Rp 18,7 triliun dan hingga 31 Agustus 2018 penerimaan untuk Hasil tembakau sudah mencapai Rp 9,9 trilun, EA Rp 26,7 milyar, MMEA Rp 124,4 milyar, Bea masuk Rp 15,3 milyar, sehingga total keseluruhan mencapai Rp 10,08 triliun atau sekitar 53,92 persen dari target yang ditentukan.

Namun demikian Bea Cukai Malang tetap optimis tahun ini bakal tercapai 100 persen seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sudah terlihat dari pemesanan pita yang ada hingga akhir tahun sudah dapat menutupi target penerimaan tersebut.

Banyak perubahan terkait pelayanan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bea Cukai Malang untuk menjadi lebih baik, bahkan kini kantor yang memiliki 99 SDM ini ditantang untuk menjadi kantor percontohan di lingkungan Kementerian Keuangan. Untuk

PROFIL KANTOR

dapat mengikuti ajang ini memang tidak mudah, banyak persiapan yang harus dimiliki dan dilakukan untuk menciptakan suatu kantor modern dan itu tidak dapat dilakukan dalam waktu sekejap.

“Untuk sarana dan prasarana kami telah membentuk tim program PUG, terkait sistem dan prosedur berusaha memperbaiki operasional prosedur yang ada, untuk pelayanan menjadi lebih pro aktif dan asistensi, sedangkan untuk pengawasan khusus internal kami berkoordinasi dengan PLI, dan terakhir mencoba memperbaiki sistem arsip yang ada,” papar Rudy.

Jika penyempurnaan sudah dilakukan, Rudy mengakui kalau Bea Cukai Malang untuk pelayanan dan pengawasan juga memiliki beberapa inovasi original yang sampai saat ini sudah diterapkan dan mendapat respon yang positif dari pengguna jasa, inovasi tersebut antara lain, AREMA, stakeholders counselling, sabo pasar, coaching clinic, layanan informasi keliling, MBOIS (Metode Berdikari Optimalisasi dan Identifikasi Penerimaan Strategis), aplikasi SIBAJA (Sistem Aplikasi Bukti Penerimaan Jaminan), aplikasi SITUMAN (Sistem TataUsaha Mandiri), dan Intaktis untuk unit pengawasan.

“Semua aplikasi ini merupakan inovasi original yang dibuat sendiri oleh seluruh SDM Bea Cukai Malang, jadi kami hanya mengandalkan semua itu untuk mencapai cita-cita menjadi kantor percontohan tingkat Kementerian Keuangan. Sejujurnya kami tidak banyak melakukan studi banding ke kantor lain, karena Bea Cukai Malang tidak memiliki bangunan gedung yang bagus atau baru seperti kantor lain, namun ada

satu hal yang kami dapat jual yaitu kinerja. Jadi walaupun tampilan kami Bemo tapi mesin kami Ferrari” ujar Rudy dengan penuh semangat.

Kesempatan untuk juara sudah di depan mata, bagaimana hasilnya tentunya akan diumumkan pada hari keuangan nanti dan berharap Bea Cukai Malang dapat menperoleh peringkat yang dicita-citakan. Namun demikian itu bukan akhir dari kerja keras seluruh jajaran Bea Cukai Malang, ada beberapa potensi yang banyak dan dapat digali sehingga memungkinkan untuk menambah penerimaan negara sekaligus menciptakan peluang usaha baru dan iklim usaha yang kondusif.

Potensi ini tidak disia-siakan oleh Bea Cukai Malang, dengan membentuk agen fasilitas, Bea Cukai Malang mencoba melihat apa yang bisa digali dan dieksplor lebih dalam khususnya terkait pemberian fasilitas kepabeanan berupa TPB, KITE, serta KITE-IKM kepada pengusaha di wilayah Malang raya. Kegiatan yang dilakukan adalah dengan menyampaikan edukasi dan bimbingan, serta mendorong eksportir dan UMKM untuk dapat memanfaatakan fasilitas kepabeanan yang sesuai dengan bisnis perusahaan.“Saya berharap kepada seluruh SDM di Bea Cukai Malang untuk tidak cepat puas diri, masih banyak hal yang dapat dikerjakan untuk meningkatkan kinerja dan potensi yang ada di Malang ini, untuk itu kami tidak ingin terlalu lama berada di zona nyaman, karena keikutsertaan kantor percontohan terbaik merupakan salah satu cara kami untuk selalu mengembangkan diri, dan tidak semata-mata untuk mendapatkan nilai tertinggi,” tandas Rudy. (Supriyadi)

PROFIL KANTOR

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai16 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 17

Perkembangan perekonomian global saat ini telah menyebabkan dinamika yang tinggi terhadap neraca transaksi berjalan (current account) dan mata uang di banyak negara, termasuk Indonesia. Pada semester pertama tahun 2018, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia mencapai USD 13,5 miliar (2,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto/PDB). Salah satu penyebab defisit transaksi berjalan adalah pertumbuhan impor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor.

Dalam empat tahun terakhir diberitahukan bahwa, defisit transaksi berjalan Indonesia semakin melebar ke level tertinggi. Ketergantungan mata uang dollar yang banyak, ditambah minimnya aliran modal asing serta bahan baku membuat Indonesia mudah terpengaruh terhadap sentimen eksternal. Bank Indonesia dan pemerintah telah berupaya untuk memangkas ketergantungan Indonesia terhadap dollar ini dengan berbagai kebijakan.Neraca transaksi berjalan adalah alat ukur terluas untuk perdagangan internasional Indonesia. Ini mencakup transaksi barang, jasa, pendapatan faktor produksi (dari aset dan tenaga kerja), dan juga transfer uang. Oleh karena itu, kalau sebuah negara mencatat defisit transaksi berjalan ini berarti negara menjadi peminjam neto dari negara-negara lain di dunia dan karenanya membutuhkan modal atau aliran finansial untuk membiayai defisit itu.

Sebenarnya, defisit transaksi berjalan tidak selalu buruk. Hampir sama dengan arus kas negatif sebuah perusahaan, defisit ini bisa menjadi hal yang positif apabila dananya digunakan untuk tujuan-tujuan investasi produktif (yang menghasilkan aliran pendapatan di masa mendatang) seperti pembangunan industri atau infrastruktur. Tetapi kalau defisit itu hanya digunakan untuk keperluan barang konsumsi, maka akan terjadi ketidakseimbangan struktural karena defisit tidak menghasilkan aliran pendapatan di masa mendatang.

International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini mengatakan bahwa defisit transaksi berjalan sebesar 1,5 persen dari PDB adalah normal untuk Indonesia. Walaupun defisit dapat menjadi suatu kenormalan, defisit transaksi berjalan tetap menyebabkan tumpukan liabilitas neto pada luar negeri dan hal ini kalau terus dibiarkan akan memperbesar risiko terhadap fundamental ekonomi nasional secara keseluruhan seiring dengan berjalannya waktu.

Melihat semakin tingginya persentase defisit transaksi berjalan Indonesia terhadap PDB belakangan ini, pemerintah memandang perlu untuk mengendalikan defisit tersebut untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia. Untuk itu pemerintah menjalankan sejumlah bauran kebijakan. Pemerintah melakukan tinjauan terhadap proyek-proyek infrastruktur pemerintah khususnya proyek strategis nasional, implementasi penggunaan Biodiesel (B-20) untuk mengurangi impor bahan bakar solar, serta melakukan tinjauan kebijakan pajak penghasilan terhadap barang konsumsi impor untuk mendorong penggunaan produk domestik.

Pemerintah telah melakukan tinjauan terhadap barang-barang yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 132/PMK.010/2015, PMK 6/PMK.010/2017 dan PMK 34/PMK.010/2017. Proses tinjauan dilakukan secara bersama-sama oleh Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kantor Staf Presiden. Tinjauan dilakukan dengan mempertimbangkan kategori barang konsumsi, ketersediaan produksi dalam negeri, serta memperhatikan perkembangan industri nasional.

Tinjauan dari tim kerjasama ini melihat dan meneliti sebagian komposisi dari komoditas yang selama ini diimpor, namun nilai tambahnya terhadap perekonomian Indonesia tidak terlalu

Pengendalian Defisit Neraca Transaksi Berjalan

Menjaga Fundamental Ekonomi

LAPORAN UTAMA MAIN REPORT

Securing Indonesia’s Economy Through Current Account Deficit Control

Current global economy condition has caused highly dynamic activities of current balance account and currency from many countries, including Indonesia. Current account deficit in Indonesia during the first semester of 2018 has reached USD 13.5 billion or 2,6% of Gross Domestic Product. One of the factors is the import growth has exceeded the export growth.

In the last four years, it is known that current account deficit in Indonesia has widened to the highest level. Dollar dependency and lack of foreign capital flow, as well as lack of raw material for production have made Indonesia has been impacted with economic sentiment. Bank of Indonesia and the government have made several policies to decrease its economic dependency towards dollar currency.

Current balance account measures the activity of international trade of Indonesia. It also determines goods trade, service trade, assets and production factors revenue, collected from assets and workforce, and money transfer. Therefore, the country that becomes a debtor, which receives net loans from other countries, will record the current account deficit. It will need capital resources and financial flow to cover the deficit.

Current account deficit is not always necessarily considered bad for the economy of a nation. It is the same as negative cash flow of a company, deficit will result positive outcome if the state budget is used for funding productive investments that will earn revenue for the state budget in the future, namely for infrastructure and domestic industry development. However, deficit will not have positive outcome as earning revenue in the future if it is only used for funding consumption expenditures.

International Monetary Fund just recently stated that 1,5% of current account deficit of Indonesia’s State Budget is considered normal. However, current account deficit is still going to cause liability to creditor country if it’s not used for funding development that will earn revenue in the future.

Given the current account deficit percentage towards State Budget keeps getting higher, the government have considered the need to control the deficit to protect Indonesia’s fundamental economy. Therefore, the government have stipulated several policies and reviewed infrastructure projects specifically national strategic project, Biodiesel (B-20) usage implementation in order to decrease diesel fuel import, as well as reviewed policy of income tax on imported goods for boosting domestic products.

The government has also reviewed the goods classified in the Minister of Finance Regulations number PMK 132/PMK.010/2015, PMK 06/PMK.010/2017, and PMK 34/PMK.010/2017. The review process has been conducted, together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Minister of Finance, Minister of Industry, Minister of Trade, and Presidential Staff Office, by considering consumer goods categories, domestic product availability, and national industry growth.

The review from this team has been examining the commodities that have been imported but don’t really add value to Indonesia’s economy significantly. Those commodities are later classified as tertiary needs such as luxury goods. The government has identified that there are at least 900 HS Codes of commodities that can be produced in this country, whereas those commodities will be imposed by higher import tariff.

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai18 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 19

signifikan. Komoditas itu merupakan barang-barang konsumsi yang bersifat tersier atau kebutuhan setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi seperti barang mewah. Pemerintah melihat dan mengindentifikasi paling tidak ada sebanyak 900 HS Code (komoditas) yang bisa diproduksi dalam negeri. Terhadap komoditas inilah nantinya yang akan diberlakukan kenaikan tarif impor. Menurut Rudy Rahmaddi selaku Kasubdit Penerimaan, Ditektorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis, menaikkan tarif PPh impor perlu pertimbangan secara matang dan tidak dapat diberlakukan terhadap semua produk. Yang menjadi pertimbangan utama adalah apakah produk impor itu merupakan bahan baku, barang modal, atau produk yang diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah. Kalau terhadap produk-produk di atas dikenakan kenaikan tarif PPh impor, hal ini malah akan membuat perekonomian nasional semakin tidak kompetitif. Kenaikan tarif impor ini secara langsung akan membebani biaya produksi sebuah produk dan akibatnya harga produk nasional menjadi mahal dan tidak dapat bersaing di pasar.

Namun sebaliknya, kalau pemerintah menaikkan PPh impor dengan maksud sedikit menahan laju peningkatan impor, terutama untuk produk konsumsi yang dapat dibuat oleh industri lokal, seperti keramik, hal ini akan berdampak positif terhadap industri nasional. Karena bila impor bisa berkurang dan permintaan tetap, maka produk nasional dapat menggantikan produk impor dan ini bisa jadi membuat industri lokal lebih bergairah.

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif PPh impor ini juga diharapkan dapat membatasi pembelian produk konsumsi impor lewat pasar online dari luar negeri. Karena pembelian produk konsumsi impor lewat pasar online dari luar negeri belakangan ini dirasakan cukup meningkat tajam, sementara kondisi industri di dalam negeri malah melambat. Seperti konsumsi tekstil dan produk tekstil di Indonesia naik sekitar 6 persen per tahun, tetapi kenaikan permintaan itu tidak dirasakan oleh industri tekstil di dalam negeri, yang berkembang justru importir tekstil.

LAPORAN UTAMA MAIN REPORT

According to Deputy Director of Revenue, Directorate Revenue and Strategic Planning, Rudy Rahmaddi, in order to increase import duties of import tariff is needed thorough consideration and can’t be applied to all commodities. What becomes main consideration is whether the commodities are classified into raw material goods, capital goods, or supporting goods for adding value to the final products. If those products are imposed by higher income tax on import, this will impact on lowering the competitiveness of the products. The increase of the tariff will directly cause higher production cost of a product which will impact on higher final price making it not competitive in the market. On the contrary, if the government increase the tariff of income tax on import with the intention of supressing the increasing import activities, specifically for consumer products that can be produced in domestic market such as porcelain, will bring good impact to domestic industry. Once the import of those products decline, domestic products can take place which will stimulate the growth of domestic market.

This policy is also expected to be able to decrease consumer goods import from e-commerce since the import volume has been considered increasing sharply, meanwhile domestic industry shows the otherwise. This has been reflected from the growth by 6% each year of textile and textile products demand in Indonesia, however it is not stimulating domestic textile industry, instead showing the surge of the imported textile products.

Based on the mentioned considerations, the policy review has resulted that there are several adjustments of income tax on import products to 1.147 tariff posts, which increase from 2.5% up to 7.5% and later stipulated in Minister of Finance Regulation number PMK 110/PMK.04/2018. The details of the increase are listed below:

a. Tariff increase of 210 commodities from 7,5% to 10% including luxury goods such as CBU car and high CC motorcycle.

b. Tariff increase of 218 commodities from 2,5% to 10% including consumer goods which large parts of it can be produced in Indonesia such as electronics (water dispenser, air conditioner, lamps), daily products such as soaps, cosmetics, and utensils.

c. Tariff increase of 719 commodities from 2,5% to 7,5% including all complimentary goods for consumer goods such as porcelain, tire, audio-visual electronics (cables, speaker boxes), and textile products (overcoat, polo shirt, swim wear).

According to Djanurindro Wibowo as Deputy Director of Import, Directorate of Customs Technique, the policy has been taken into implementation as a strategy to control import

Djanuridro Wibowo Deputy Director of Import, Directorate of Customs Technique

Rudy RahmaddiKasubdit Penerimaan, Ditektorat Penerimaan dan Perencanaan Strategis

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai20 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 21

Dari pertimbangan di atas, hasil tinjauan menyimpulkan bahwa perlu dilakukan penyesuaian tarif PPh pasal 22 terhadap, 1.147 pos tarif yang dituangkan dalam Peraturan Mentri Keuangan (PMK) 110/PMK.04/2018. Adapun kenaikan tarif yang ditetapkan itu sekitar 2,5 - 7,5 persen dilihat dari tren impor dan ketersediaan barang subtitusi dalam negeri dengan rincian sebagai berikut:

a) 210 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 7,5 persen menjadi 10 persen. Termasuk dalam kategori ini adalah barang mewah seperti mobil CBU dan motor besar.

b) 218 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5 persen menjadi 10 persen. Termasuk dalam kategori ini adalah seluruh barang konsumsi yang sebagian besar telah dapat diproduksi di dalam negeri seperti barang elektronik (dispenser air, pendingin ruangan, lampu), keperluan sehari-hari seperti sabun, sampo, kosmetik, serta peralatan masak/dapur.

c) 719 item komoditas, tarif PPh 22 naik dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen. Termasuk dalam kategori ini seluruh barang yang digunakan dalam proses konsumsi dan keperluan lainnya.

Contohnya bahan bangunan (keramik), ban, peralatan elektronik audio-visual (kabel, box speaker), produk tekstil (overcoat, polo shirt, swim wear).

Menurut Djanurindo Wibowo selaku Kasubdit Impor, Direktorat Teknis Kepabeanan, kebijakan ini dilakukan pemerintah sebagai langkah strategi untuk mengendalikan impor atas barang-barang tertentu sehingga dapat memperbaiki defisit neraca perdagangan. Selain itu pemerintah ingin mendorong penggunaan barang produksi dari dalam negeri serta melindungi industri dalam negeri.Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, diharapkan pengusaha nasional akan semakin bertumbuh dan berdaya saing dengan produk luar negeri. “Dengan adanya kenaikan tarif PPh 22 ini justru menjadi peluang bagi industri nasional untuk meningkatkan produksinya dalam memenuhi kebutuhan atas barang-barang yang sebelumnya diimpor,” ujar Djanurindo.

Sementara itu, dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam memitigasi dampak volatilitas ekonomi global, Kementerian Keuangan akan terus melakukan simplikasi administrasi perpajakan dan kepabeanan. Sinergi DJP dan DJBC akan terus diarahkan untuk meningkatkan pelayanan dan tingkat kepatuhan yang mendukung pertumbuhan industri dalam negeri. Salah satunya melalui percepatan pelayanan restitusi, khususnya untuk pelaku usaha yang memiliki reputasi yang baik.

Kebijakan untuk melakukan pengendalian impor melalui kebijakan pajak penghasilan sebenarnya bukan merupakan kebijakan yang baru pertama kali dilakukan pemerintah. Pemerintah pernah memberlakukan kebijakan yang serupa di tahun 2013 dan tahun 2015. Pada tahun 2013, pemerintah menerbitkan PMK 175/PMK.011/2013 juga dalam rangka mengendalikan impor setelah Taper Tantrum. Saat itu, pemerintah menaikkan tarif PPh pasal 22 atas 502 item komoditas konsumsi dari 2,5 persen menjadi 7,5 persen. Sedangkan pada tahun 2015, pemerintah melanjutkan kebijakan ini dengan menerbitkan PMK 107/PMK.010/2015. Melalui PMK tersebut pemerintah menaikkan PPh pasal 22 atas 240 item komoditas konsumsi dari 7,5 persen menjadi 10 persen atas barang konsumsi tertentu yang dihapuskan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) nya.

Sisi Lain dari Kenaikan Tarif PPh Impor

Perlu diketahui bahwa, setiap kebijakan yang diambil pemerintah tidak dipungkiri akan ada dampak positif dan negatifnya. Lalu yang menjadi pertanyaan, selain dampak positif yang diuraikan di atas, apa dampak negatif atau kelemahan dari kebijakan pemerintah dalam menaikkan tarif pajak impor (PPh 22) dengan dikeluarkannya PMK 110/PMK.04/2018 ini?

Mengatur impor memang bagaikan buah simalakama. Di satu sisi, membatasi impor bisa mengurangi defisit perdagangan, namun mengurangi impor tidak menutup kemungkinan akan berdampak negatif terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Menetapkan pilihan inilah yang butuh pertimbangan matang sebelum pemerintah mengambil suatu kebijakan.

LAPORAN UTAMA MAIN REPORT

activities on certain goods, therefore to stabilize current account deficit. Besides, the government wants to bolster the use of domestic products as well as to protect domestic industry.

With the implementation of the policy, it is expected domestic industry will grow and keep its competitiveness with foreign products. “With tariff increase of income tax on import will provide chance for national industry to increase its product to fulfil the domestic market demand which previously imported,” said Djanurindro.

Meanwhile, in supporting the implementation of the policy as an effort to mitigate the volatility of global economic, Ministry of Finance will improve and simplify the procedure tax and customs administration. Synergy between DGCE and DGT is driven to improve service as well as the compliance which is to boost the growth of national industry. One of the efforts is to expedite restitution proceeding for the stakeholders who have good credibility.

The policy of increasing income tax on import for controlling import volume is not the first time issued by the government. The similar policies had been stipulated in 2013 and 2015. In 2013, the government stipulated Minister of Finance Regulation number PMK 175/PMK.011/2013 in order to control import volume after Taper Tantrum effect. During that time, the government increased income tax on import of 502 commodities from 2,5% to 7,5%. Meanwhile in 2015, the government had chosen to continue the previous policy by increasing another 240 commodities from 7,5% to 10% of several consumer goods whose sales tax on luxury goods are omitted.

Other Effects of the Increase of Income Tax on Import

It’s should be recognized that every policy has its own positive and negative effects. What comes into a question is what is the negative side and the shortcoming of this policy? Controlling import activities is not as easy it

sounds. Controlling import activity can actually decrease current account deficit, yet it also has another impact on stalling the economy growth. Therefore, it needs thorough consideration before taking this policy into implementation.

It also has another impact on higher cost burdened to importers which eventually will be charged to the consumer in Indonesia. It is known that there are four kinds of import tax tariffs which are imposed to the importers namely, import duty, value added tax (VAT), income tax on import, and sales tax on luxury goods. Those taxes will be paid by the final consumer who buy the final products after its value added by taxes.

Therefore, this policy will significantly impact the consumer who want to make a good use of the import goods which are affected by this new policy. Based on Indonesian Tariff Book (BTKI), many of the tariffs are still above 10%, such as goods classified in section 8443 of post tariff can reach up to 150%. Therefore, the choice is on the consumer hand, whether to use more expensive goods or use the similar goods produced by domestic market with cheaper price. (Piter)

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai22 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 23

Begitu pula dengan kebijakan yang diambil pemerintah untuk menaikkan tarif PPh 22 dari sebagian barang impor, dengan sendirinya akan semakin banyak beban biaya yang akan ditanggung importir dan nantinya beban itu akan dialihkan ke konsumen di Indonesia. Seperti diketahui bahwa, ada empat jenis tarif pajak impor yang dibebankan kepada importir yakni bea masuk (BM), pajak pertambahan nilai (PPN), PPh impor dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Pada kenyataannya yang menanggung keempat jenis beban pajak impor ini adalah konsumen akhir yang ditambahkan importir kepada harga sebuah produk.

Dengan demikian kebijakan ini akan berdampak kurang menguntungkan bagi konsumen yang tetap berkeinginan untuk menggunakan barang-barang konsumsi impor dimaksud. Bahkan berdasarkan buku tarif bea masuk, rentang tarif bea masuk Indonesia masih banyak yang di atas 10 persen. Misalnya barang dengan kode harmonisasi 8443 (alat elektronik) sampai dengan 150 persen (mobil, sepeda motor). Pilihan ada di tangan para konsumen, tetap menggunakan barang impor dengan harga yang lebih mahal atau menggunakan barang sejenis yang diproduksi di dalam negeri dengan harga yang lebih murah. (Piter)

LAPORAN UTAMA MAIN REPORT

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 23| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai22

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai24 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 25

Untuk orang awam peringatan hari Bea Cukai mungkin tidak banyak yang tahu dan paham mengapa ada peringatan hari Bea Cukai. Namun untuk jajaran pemerintahan, peringatan ini sangat penting mengingat peran Bea Cukai dalam penerimaan negara yang cukup besar sekitar 29 persen dari APBN. Untuk dapat diperingati tentunya ada yang didirikan terlebih dahulu, dan untuk mengingatnya ada baiknya kita mengetahui latar belakang lahirnya instansi Bea dan Cukai di Indonesia.

Sebagai mana diketahui, Bea dan Cukai merupakan salah satu institusi penting yang dimiliki hampir setiap sistem pemerintahan di dunia. Di Indonesia, Bea dan Cukai merupakan salah satu warisan perjalanan dari sejarah masa lalu. Bagi kerajaan-kerajaan maritim Indonesia, pelabuhan merupakan pintu gerbang barang impor dan ekspor, di mana arus barang dapat diawasi dan dikenakan bea seperlunya.

Pada masa kejayaan Selat Malaka di era kerajaan Islam, Bea Cukai berperan aktif dalam perdagangan internasional. Begitu kapal memasuki pelabuhan, segera syahbandar datang menghampirinya. Tugas utama seorang syahbandar adalah mengurus dan mengawasi perdagangan orang-orang yang dibawahinya, termasuk pengawasan di pasar dan di gudang.

Ia harus mengawasi timbangan, ukuran dagangan, dan mata uang yang dipertukarkan. Syahbandar memberi petunjuk dan nasihat tentang cara-cara berdagang setempat, ia pula menaksir barang dagangan yang dibawa dan menentukan pajak yang harus dipenuhi. Para Syahbandar tersebut dikepalai oleh seorang pejabat Tumenggung, yang dalam urusan dagang kedudukannya sangat penting karena ialah yang harus menerima bea masuk dan bea keluar dari barang yang diperdagangkan.

Bea Cukai Peringati Hari Jadi Ke-72

LAPORAN KHUSUS

dilalui oleh Bea Cukai, mulai dari sistem pelayanan yang serba manual hingga yang modern dan diotomasikan.

Kepada pengguna jasa juga demikian, dari yang hanya mengurus kegiatan ekspor-impor dan cukai, kini Bea Cukai juga memiliki peran yang sangat signifikan khususnya dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif baik investasi maupun kemudahan berusaha. Kecepatan layanan untuk memangkasa dwelling time dan ekonomi biaya tinggi terus digalakkan sehingga para stakeholder bener-benar merasa terlayani dan pelayanan yang diberikan tanpa kendala.

Di usia yang ke-72 ini juga ada banyak hal yang masih harus diperbaiki dan ditata kembali oleh Bea Cukai untuk menuju cita-cita nya menjadi lebih baik. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani saat upacara peringatan Hari Bea Cukai di lapangan Kantor Pusat DJBC pada 4 Oktober 2018 lalu, ia mengingatkan bahwa perjalanan panjang transformasi telah membawa Bea Cukai ke era lepas landas, “ini adalah fase di mana Bea Cukai mendapat momentum untuk benar-benar terlepas dari kesan negatif yang ada di masa lalu dan momentum untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat akan kredibilitas institusi Bea Cukai,” tutur Menkeu.

Mantan Direktur Bank Dunia ini pun turut mengapresiasi berbagai terobosan yang telah dicapai oleh Bea Cukai sejauh ini, mulai dari Penertiban Impor Berisiko Tinggi, Sinergi dengan Direktorat Jenderal Pajak, dan program lain dalam rangka pembenahan sektor fasilitas,

LAPORAN KHUSUS

Bea Cukai mulai terlembagakan secara “Nasional” pada masa Hindia Belanda, dengan nama resmi De Dienst der Invoer en Uitvoerrechten en Accijnzen (I. U & A) atau dalam terjemah bebasnya berarti “Jawatan Bea Impor dan Ekspor serta Cukai”. Tugasnya adalah memungut invoer-rechten (bea impor/masuk), uitvoererechten (bea ekspor/keluar), dan accijnzen (excise/ cukai). Tugas memungut bea (“bea” berasal dari bahasa Sansekerta), baik impor maupun ekspor, serta cukai (berasal dari bahasa India) inilah yang kemudian memunculkan istilah Bea dan Cukai di Indonesia.

Dulu petugas “pungutan” dikenal dengan nama “Tollenaar” yang secara harfiah diterjemahkan sebagai penjaga tapal batas negara atau pantai yang bertugas memungut “Tol” atau sejenis upeti terhadap barang-barang tertentu yang dibawa masuk atau keluar lewat suatu tapal batas. Selain itu, ada juga istilah lain seperti “Mantriboom” dan “Opasboom” yang dikaitkan pengertiannya dengan tanda tapal batas untuk pemeriksaan barang yang masuk dan keluar dari pelabuhan. Boom bisa berarti pohon, blok, tiang dan lain-lain.

Lembaga Bea Cukai setelah Indonesia merdeka, dibentuk pada tanggal 01 Oktober 1945 dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai, yang kemudian pada tahun 1948 berubah menjadi Jawatan Bea dan Cukai sampai tahun 1965. Setelah tahun 1965 hingga sekarang menjadi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). DJBC merupakan unit eselon I di bawah Departemen Keuangan, yang dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal.Dari sejak itulah maka ditetapkan pada 1 Oktober menjadi Hari Bea dan Cukai. Namun untuk peringatannya itu sendiri baru dilaksanakan tiga tahun terakhir ini dan untuk tahun 2018 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memperingatinya hari jadinya yang ke-72. Di usia yang cukup lanjut ini tentunya banyak hal yang sudah

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 25

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai26 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 27

LAPORAN KHUSUS

pengawasan, dan pelayanan kepada masyarakat.Tidak hanya itu, Dirinya mengungkapkan bahwa ia merasa bangga karena Bea Cukai telah menunjukkan kinerja yang baik dari segi penerimaan, pelayanan, fasilitasi, maupun pengawasan. “Setelah mencapai target pada tahun lalu, kinerja penerimaan Bea Cukai tetap melanjutkan tren positif di tahun 2018. Dalam skala nasional, sampai dengan September 2018 Bea Cukai berkontribusi cukup signifikan mendukung APBN melalui penerimaan sebesar 301,47 triliun atau 29,80% dari penerimaan perpajakan nasional,” ujar Menkeu.

Dikhususkan kepada pegawai yang masih mudah dan masih memiliki peluang besar untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya, Menkeu berpesan agar memiliki pola pikir yang makro dan luas, “Jangan pernah berpikir Bea Cukai hanyalah satpam yang menjaga pintu masuk dan keluar barang impor-ekspor saja. Berpikirlah secara makro dan luas. Bea Cukai tidak hanya merupakan agen fiskal yang memungut penerimaan, namun juga merupakan agen perekonomian, yang turut menjaga pertumbuhan dan stabilitas ekonomi bangsa Indonesia,” ujarnya.Di hadapan seluruh pegawai di lingkungan Kantor Pusat Bea dan Cukai dan juga untuk seluruh pegawai Bea dan Cukai yang ada di Indonesia, Sri Mulyani mengungkapkan

apresiasi terhadap para pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan khususnya Bea Cukai yang tetap berada di lokasi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. “Saya sangat mengapresiasi kepada para pegawai Bea Cukai yang bertahan di sana dan turut aktif membantu evakuasi serta pemulihan kondisi di daerah terdampak. Juga kepada para relawan yang akan berangkat ke Palu, misi kalian sangatlah mulia. Jagalah nama baik instansi. Saya harap semua tanggap berkoordinasi dan bersinergi dengan aparat, kementerian, maupun lembaga lain baik dari dalam hingga luar negeri sehingga dapat melayani secara cepat, dan bantuan dengan segera tersampaikan kepada warga yang berhak,” pungkas Menkeu.

Untuk perayaan hari jadi Bea Cukai ini, sebelumnya seluruh jajaran DJBC juga telah melakukan berbagai kegiatan untuk menyambut hari jadi Bea Cukai ke 72, mulai dari kegiatan seni, budaya, olahraga, hingga ilmiah yang diikuti oleh seluruh pegawai DJBC baik di pusat maupun yang ada di daerah. Dengan peringatan ini semoga DJBC dapat mencapai cita-citanya dan menjadi instansi yang paling terpandang, baik dari sisi integritas maupun dari sisi profesional dalam bekerja sesuai dengan slogannya “Bea Cukai makin baik”. (Supriyadi)

Sehubungan dengan email Saudara/i mengenai informasi pembebasan Bea Masuk dan PPN atas impor barang hibah berupa perlengkapan keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial atau kebudayaan, kami sampaikan informasi sebagai berikut:

1. Bahwa untuk peraturan mengenai pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai atas barang kiriman hibah untuk kepentingan ibadah untuk umum, amal, sosial atau kebudayaan diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2012 tentang Pembebasan Bea Masuk Dan/Atau Cukai Atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial, atau Kebudayaan;

2. Perlu diperhatikan syarat Badan atau Lembaga yang mengajukan permohonan atau importir harus memenuhi sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70/PMK.04/2012;

3. Berdasarkan pasal 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.04/2012, pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal melalui Direktur Fasilitas Kepabeanan dengan format surat yang tidak ditentukan;

4. Surat permohonan ditujukan kepada:Direktur Jenderal Bea dan Cukaiu.p. Direktur Fasilitas KepabeananDirektorat Fasilitas KepabeananGedung Kalimantan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan CukaiJl. Jenderal Ahmad Yani (By Pass) Rawamangun Jakarta Timur 13230

5. Permohonan Pembebasan Bea Masuk dan/atau Cukai harus dilampiri:a. Rincian jumlah dan jenis barang yang dimintakan pembebasan bea masuk dan/atau cukai

beserta nilai pabeannya;b. Surat keterangan dari pemberi hadiah/hibah di luar negeri (gift certificate) yang dalam

pengadaannya tidak menggunakan devisa Indonesia dan terdapat pernyataan bahwa barang tersebut adalah barang kiriman hadiah/hibah; dan

c. Rekomendasi dari instansi teknis terkait.6. Direktur Jenderal melalui Direktur Fasilitas Kepabeanan memberikan keputusan persetujuan atau

penolakan paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

PERTANYAAN

JAWABAN

- Yayasan Kasih Harapan -

Kami adalah sebuah yayasan sosial di Surabaya. Kami mendapatkan kiriman dari Singapura berupa kalender, pihak ekspedisi (TNT Express Indonesia) meminta kami menghubungi PLI Bea Cukai untuk bisa mendapatkan SKEP Bebas Bea dan PPn serta Ijin Impor. Apakah harus diurus di pusat (Jakarta) atau cukup di Surabaya? Kami sudah punya bekal Surat Rekomendasi dr dinas terkait, mohon

bimbingan bagaimana langkah kami selanjutnya? Terima kasih.

BC MENJAWAB

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai28 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 29

WAWANCARA

Pengendalian Impor Untuk Memperbaiki Defisit Neraca Perdagangan

Direktur Penerimaan dan Perencanaan StrategisSugeng Apriyanto

Dalam memperbaiki defisit neraca perdagangan, Pemerintah mengambil kebijakan dengan menaikkan sebahagian tarif pajak barang impor khususnya barang komsumsi yang tidak bersifat primer di mana barang-barang tersebut masih bisa disubsitusi dengan barang-baramg yang diproduksi di dalam negeri.

Untuk mengetahui lebih dalam apa saja pertimbangan pemerintah mengambil kebijakan menaikkan PPh 22 atas sebagian barang-barang impor tertentu dimaksud yang ditetapkan melalui PMK Nomor 110 tahun 2018 itu, WBC melakukan wawancara dengan Sugeng Apriyanto selaku Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis, berikut petikannya :

1.Bisa bapak jelaskan apa yang menjadi latar belakang perubahan PMK 110 ini ?Berdasarkan data BOP Bank Indonesia (BI) pada semester I tahun 2018 dapat diketahui bahwa Neraca Pembayaran Indonesa mengalami defisit. Defisit tersebut khususnya disebabkan oleh neraca transaksi berjalan.

Neraca Transaksi Berjalan Indonesia mengalami defisit sekitar USD -8 Miliar atau sekitar -3,04 % dari Produk Domestik Bruto/ (PDB) Nasional. Salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah terjadinya depresiasi tajam rupiah. Neraca Pembayaran Indonesia terdiri dari transaksi berjalan, serta transaksi modal dan finansial. Transaksi berjalan, khususnya perdagangan

WAWANCARA

barang, didapat dari proses ekspor impor yang notabene berada dalam pengawasan Bea dan Cukai. Berdasarkan data Bea Cukai per 31 Agustus 2018, nilai impor lebih tinggi daripada nilai ekspor sehingga menyebabkan transaksi berjalan mengalami defisit. Pada tahun 2016 dan 2017 transaksi berjalan juga mengalami defisit, namun kondisi defisit dari sisi neraca berjalan dapat ditutup dari sisi transaksi modal dan finansial yang tumbuh positif. Sayangnya kondisi itu tidak terjadi pada tahun 2018, di mana transaksi modal dan finansial tidak cukup menutupi defisit transaksi berjalan yang disebabkan kondisi (sentimen) pasar modal yang memindahkan modalnya ke pasar/negara lain yang dianggap lebih menjanjikan.

Agar transaksi berjalan dapat membaik, perlu dilakukan penurunan impor dan peningkatan ekspor. Hal ini menjadi latar belakang untuk segera dilakukan kegiatan pengendalian impor khususnya barang konsumsi. Salah satunya adalah dengan peningkatan PPh Impor.

2. Apa tujuan yang hendak dicapai oleh pemerintah dalam perubahan PMK ini ?Tujuan yang hendak dicapai adalah memperoleh solusi yang cepat dan efektif untuk menurunkan nilai impor. Pemerintah berupaya memformulasikan bauran kebijakan agar neraca transaksi berjalan terutama dikondisikan agar neraca perdagangan barang bergerak ke arah yang lebih terkendali (yakni defisit maksimal sebesar 2 persen dari PDB). Salah satunya adalah kebijakan mengendalikan impor dan mendorong ekspor. Di sisi impor Pemerintah

mengeluarkan kebijakan pengendalian impor melalui penyesuaian PPh pasal 22.

3.Sebelum mengambil keputusan untuk menaikkan PPh 22 ini, pihak mana saja yang ikut dilibatkan ?Kebijakan pengendalian impor dengan cara menyesuaikan tarif PPh pasal 22 tentu diambil melalui pertimbangan yang komprehensif dengan melibatkan berbagai elemen. Pada sisi pemerintah terdapat beberapa kementerian yang berada di bawah kooordinasi Kemenko Bidang Perekonomian, seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan serta lembaga pemerintah lainnya seperti Bank Indonesia hingga Badan Pusat Statistik. Pada sisi non pemerintah, terdapat asosiasi pengusaha sebagai representasi Kadin serta stakeholder terkait lainnya. 4. Apa saja yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan tarif impor (PPh 22) dari suatu jenis produk ?Pertimbangan suatu produk atau komoditas yang akan dikenakan penyesuaian tarif PPh impor adalah:a. Komoditas dengan multiplier effect kecil;

Komoditas yang dipertimbangkan untuk disesuaikan tarifnya adalah yang mempunyai efek berantai relatif kecil, yakni yang menyebabkan kontraksi pertumbuhan ekonomi relatif kecil baik dari penurunan konsumsi masyarakat maupun penurunan output industri.

b.Komoditas yang masuk kategori barang konsumsi;Komoditas yang dipertimbangkan untuk

Neraca Pembayaran Indonesia

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai30 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 31

WAWANCARA

disesuaikan tarifnya adalah barang konsumsi, bukan komoditas bahan baku atau bahan penolong yang masih diperlukan bagi Industri Dalam Negeri dalam memproduksi barang, sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap output industri maupun kenaikan harga barang yang terlalu berlebihan.

c.Komoditas yang sudah dapat diproduksi oleh perusahaan Dalam Negeri;Komoditas yang dipertimbangkan untuk disesuaikan tarifnya adalah komoditas yang sudah dapat diproduksi oleh industri dalam negeri, sehingga dengan berkurangnya impor tidak menyebabkan kelangkaan barang di pasar dalam negeri. (Substitusi Impor)

5.Bisa dijelaskan secara umum tarif atau PPh 22 apa saja yang berubah ?Penyesuaian tarif PPh impor dilakukan terhadap 1.147 pos tarif barang impor, dengan rincian:a. 719 pos tarif yang semula 2,5% menjadi 7,5%

Penyesuaian dilakukan pada kelompok bahan baku yang masih dibutuhkan oleh industri tetapi sudah dapat dipenuhi oleh produsen lokal. Contoh komoditas tersebut di antaranya adalah produk-produk kimia.

b. 218 pos tarif yang semula 2,5% menjadi 10%Penyesuaian dilakukan pada kelompok barang konsumsi yang tidak terlalu dibutuhkan oleh industri, namun hanya kelompok konsumen mampu. Contoh komoditas yang termasuk pada kriteria tersebut di antaranya adalah kamera dan perlengkapan golf.

c. 210 pos tarif yang semula 7,5 persen dinaikkan menjadi 10 persen.Penyesuaian dilakukan pada kelompok barang yang nilai impornya sangat besar, seperti mobil mewah.

Sedangkan atas barang yang masih dibutuhkan oleh industri dan belum dapat dipenuhi dari dalam negeri tidak mengalami perubahan tarif PPh pasal 22.

6. Apakah kenaikan tarif PPh 22 ini diperuntukkan untuk memenuhi target penerimaan negara dari sektor perpajakan (bea masuk) ?Kebijakan penyesuaian PPh pasal 22, lebih bertujuan sebagai instrumen pengendali

impor, bukan bertujuan untuk mencapai target penerimaan. Dapat kami sampaikan bahwa hingga bulan September 2018 penerimaan terutama di bidang kepabeanan dan cukai masih menunjukkan tren yang positif. Hal tersebut diindikasikan dengan tumbuhnya penerimaan DJBC sebesar 14,24 persen dibanding tahun sebelumnya dan merupakan yang tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Penerimaan perpajakan di bidang kepabeanan dan cukai telah mencapai 63,70 persen dari target APBN 2018.

7.Dengan adanya perubahan PMK ini atau kenaikan tarif impor, kira-kira berapa persen kenaikan penerimaan negara yang akan diperoleh ?Saat ini, dampak netto perubahan kebijakan PPh impor terhadap penerimaan negara masih terus kami pantau bersama dengan BKF dan DJP. Tetapi seperti kami sampaikan sebelumnya, bahwa instrumen PPh pasal 22 digunakan untuk mengendalikan impor secara segera. Dengan naiknya PPh pasal 22, diharapkan volume impor akan turun dan neraca perdagangan akan bergerak positif.

8. Kenaikan tarif dari sebagian barang (PPh 22) ini, apakah hal ini akan memperlemah atau memperkuat daya saing produk nasional ?Kebijakan ini sebenarnya adalah kesempatan atau momentum bagi industri dalam negeri untuk dapat meningkatkan output nasional sebagai akibat penurunan impor barang konsumsi. Dengan naiknya harga barang impor khususnya komoditas konsumsi, akan membuat konsumen mencari produk sejenis dari dalam negeri. Apabila kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh industri dalam negeri dengan meningkatkan output, maka industri dalam negeri akan tumbuh dan bangkit. Secara tidak langsung, kebijakan ini dapat untuk memperkokoh kemandirian Indonesia dan memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan.

9. Setiap kebijakan yang diambil tentu akan ada kelebihan dan kelemahannya, khususnya bagi dunia usaha yang terlibat langsung. Bagaimana tanggapan dari dunia usaha ?

WAWANCARA

Dari audiensi yang dilakukan dengan kalangan dunia usaha sebelum diterapkannya kebijakan tersebut, kalangan usaha memahami urgensi dikeluarkannya kebijakan pengendalian impor melalui PPh 22 untuk memperbaiki neraca perdagangan. Apabila neraca perdagangan tidak segera membaik, nilai tukar akan terus tertekan, biaya produksi naik, inflasi naik, daya beli masyarakat menurun dan pada akhirnya akan merugikan pengusaha itu sendiri. Atas dasar pemahaman dalam rangka menyelamatkan kepentingan lebih besar itulah yang membuat para pengusaha berkomitmen untuk mendukung kebijakan PPh pasal 22 ini.

Penetapan tarif PPh impor sebagai instrumen pengendalian impor dilakukan dengan pertimbangan sifatnya yang tidak final karena pada akhir tahun, pajak yang telah dibayarkan dapat dikreditkan kembali kepada pengusaha. Di sisi lain, pemerintah juga telah menyiapkan insentif kepada dunia usaha dalam menghadapi kebijakan tersebut, antara lain :a.Percepatan restitusi;

Pelayanan restitusi yang sebelumnya rata-rata mencapai 10 bulan dipercepat menjadi hingga 1 bulan, bagi reputable trader atau WP patuh.

b.Perbaikan pelayanan di bidang perpajakan (DJP dan DJBC);Perbaikan layanan dilakukan dengan mereformasi sistem perpajakan.

c.Level the playing field;Tarif PPh antara DN dengan impor menjadi tidak terlalu lebar.

10.Selain menaikkan tarif bea masuk, sebenarnya kebijakan apa lagi yang bisa dilakukan pemerintah dalam pengendalian impor ?Sebelumnya perlu kami luruskan bahwa kebijakan penyesuaian tarif adalah pada tarif PPh bukan pada tarif BM. Sedikit kami jelaskan bahwa tarif BM mempunyai batas atas, sesuai regulasi World Trade Organization (WTO). Indonesia adalah anggota WTO, sehingga penyesuaian BM mempunyai ruang yang tidak terlalu luas meskipun bisa diterapkan. Tetapi dari segi efektifitasnya memiliki tantangan, karena semakin banyaknya importasi yang

menggunakan fasilitas Free Trade Agreement (FTA) yang hingga bulan September 2018 mencapai 30 persen dari total devisa bayar atau naik 2,1 persen dibanding tahun lalu.

Strategi pemerintah dalam upayanya mengendalikan impor, antara lain:a. Penggunaan biodiesel (B20) sebagai subtitusi

impor (per 1 Sep 2018);b. Peningkatan penggunaan komponen lokal

(TKDN) pada proyek infrastruktur;c. Kepastian dan kemudahan layanan

e-commerce termasuk penyesuaian de minimus barang kiriman;

d. Assessment impor barang konsumsi melalui program sinergi DJP-DJBC.

11.Era globalisasi saat ini malah banyak negara yang membuat kebijakan untuk tarif impor menjadi nol persen, kenapa Indonesia malah sebaliknya menaikkan tarif. Apakah hal ini tidak bertentangan ?Kembali kami sampaikan bahwa yang mengalami kenaikan adalah PPh pasal 22. Urgensinya adalah untuk memperbaiki Neraca Pembayaran. Dengan Neraca Pembayaran yang membaik, akan meningkatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Hal tersebut akan menurunkan inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Hal tersebut merupakan pertimbangan utama dalam menentukan instrumen yang akan dipilih. Pemerintah sangat berhati-hati dalam memilih instrumen untuk menurunkan impor, beberapa hal yang menjadikan PPh pasal 22 sebagai instrumen adalah :a. PPh pasal 22 merupakan pajak dalam negeri

yang dikecualikan dari aturan WTOb. PPh pasal 22 dapat dikreditkan pada akhir

tahunc. Telah diberikan insentif seperti yang telah

disampaikan sebelumnya.

12. Kalau tujuannya untuk mengendalikan defisit neraca perdagangan, mengapa pemerintah tidak melakukan kebijakan mendorong ekspor untuk memperoleh devisa ?Seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka menyehatkan neraca transaksi berjalan. Hal ini tidak hanya mengendalikan

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai32 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 33

impor tetapi juga strategi meningkatkan ekspor. Adapun langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam rangka mendorong ekspor adalah :a. Pemberlakuan Layanan Online (OSS) dan pengelolaan dampak Post-

Border;b. Pengawasan dan pengamanan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dengan program

sinergi DJP-DJBC-BI;c. Pemberian Insentif peningkatan daya saing ekspor dan kemudahan

investasi;d. Perluasan pasar ekspor baru dan mendorong perlakuan Mutual

Recognition Arrangement (MRA) di negara tujuan;e. Pemberlakuan kewajiban LC atas ekspor komoditi;f. Peningkatan peran Pusat Logistik Berikat (PLB) sebagai media konsolidasi

ekspor-impor IKM;g. Klinik fasilitasi fiskal dan prosedural untuk mendorong ekspor (Kemenkeu+

LPEI).

13.Hal-hal penting lainnya yang perlu bapak sampaikanKami berharap agar kebijakan pemerintah tersebut disambut baik oleh semua pihak. Kewajiban dalam mengawal dan mengamankan perekonomian Indonesia adalah kewajiban bersama bagi semua pihak. Yang mendesak saat ini adalah memperbaiki Defisit Neraca Transaksi Berjalan. Semua pihak harus bersatu padu untuk memperbaiki neraca perdagangan, neraca keuangan dan neraca modal. Hal tersebut dapat dicapai antara lain dengan menurunkan impor, meningkatkan ekspor, mengenjot pariwisata serta mendorong investasi baik dalam negeri maupun investasi asing (FDI).

WAWANCARA

Sebagai bagian dari kerja sama Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) Phase II antara DJBC dan Australian Border Force (ABF) dan Program Kerja JCLEC Tahun 2018 dengan Pemerintah Australia, telah diselenggarakan Passenger Assessment Training Course pada tanggal 17-21 September 2018 di Medan dan 24-28 September 2018 di Jakarta, yang juga merupakan tindak lanjut dari salah satu hasil kesepakatan dalam pertemuan bilateral tahunan the 17th Customs to Customs Talk antara DJBC dan ABF pada tanggal 20-21 November 2017 di Melbourne, Australia.

Pelatihan ditujukan bagi pegawai DJBC dan Ditjen Imigrasi yang berperan utama untuk menilai risiko penumpang di bandara internasional. Rangkaian acara ini diikuti oleh 40 (empat puluh) pegawai DJBC dan Ditjen Imigrasi yang dibagi menjadi 20 (dua puluh) peserta untuk setiap sesinya. Sehingga untuk setiap sesi, DJBC mengirimkan 10 (sepuluh) pegawai yang bertugas di unit penindakan dan penyidikan yang bertugas di Kantor Wilayah, Kantor Pelayanan Utama serta Kantor Pengawasan dan Pelayanan.

Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber dari ABF yang merupakan para ahli di bidangnya, yaitu Daniele Brigitte Vegiard-Crompton yang ini saat ini menjabat sebagai A/g Leading Officer Team 1 Aviation (Travellers), Regional Command Victoria/Tasmania, Strategic Border Command, Australian Border Force dan Catherine Anne Claridge yang saat ini menjabat sebagai Inspector Clearance and Support Aviation (Travellers), New South Wales, Australian Border Force.

Pelatihan selama 5 (lima) hari ini mencakup beberapa materi, antara lain; strategi penilaian resiko penumpang; strategi mendeteksi penipuan; komunikasi non-verbal; micro expression; pertanyaan dan teknik wawancara; serta strategi interaksi dan penilaian penumpang. Pelatihan Sesi I di Medan diselenggarakan di Hotel JW Marriott Medan dan praktek pada hari keempat di Bandara Internasional Kuala Namu, sedangkan Pelatihan Sesi II di Jakarta diselenggarakan di Hotel Mandarin Oriental dan praktek pada hari keempat di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Kegiatan pelatihan tersebut dihadiri dan dibuka oleh Mr. Benjamin Ross Honey, First Secretary of ABF, Australian Embassy-Jakarta. Dari pihak DJBC, pejabat yang menghadiri dan memberikan sambutan pada pembukaan pelatihan di Medan adalah Ibu Oza Olavia, Kepala Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, adapun pembukaan pelatihan di Jakarta dihadiri oleh Bapak Hengky Aritonang, Kepala Bidang P2 KPU Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta. Sementara itu, pada sesi penutupan, pejabat yang menghadiri berasal dari Ditjen Imigrasi, yaitu Bapak Victor Manurung yang menjabat sebagai Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Medan dan Bapak Enang Supriyadi Syamsi yang menjabat sebagai Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno Hatta.

PASSENGER RISK ASSESMENT AND TRAINING COURSEMedan, 17-21 September dan Jakarta, 24-28 September 2018

EVENT

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai34 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 35

O e m a r B a k r i

C o m m u n i t y M a r o sO e m a r B a k r i

C o m m u n i t y M a r o s

SIS I PEGAWAI

Saat dihubungi dan sampai bertemu, Usman masih menanyakan, “kenapa saya dipilih menjadi sisi pegawai ?” Bisa ditebak ungkapan ini menunjukkan kerendahan hati seorang Usman yang tidak ingin dirinya ditonjolkan, karena menurut dia, masih banyak pegawai Bea Cukai yang berpengalaman dan layak untuk dimuat di majalah Warta Bea Cukai sebagai panutan bagi pegawai lainnya.

Memang apa yang diperbuat pria kelahiran Barandasi, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ini bersama teman-teman komunitasnya yang diberi nama OBC (Oemar Bakri Community Maros) itu mungkin belum seberapa, namun bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berbuat baik sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya.

Sebagai pegawai Bea dan Cukai yang telah hampir 10 tahun bertugas di daerah Pulau Jawa, pada September 2014 Usman merasa bersyukur dapat mutasi dan kembali ke kampung halaman yakni di KPPBC TMP B Makassar, bisa berkumpul dengan keluarga besar dan teman-teman masa sekolah.Pembentukan komunitas OBC ini berawal dari reuni alumni satu sekolah Usman di SMA Negeri 2 Maros khususnya angkatan 2003. Mereka yang berkumpul dari berbagai profesi itu tidak ingin hanya makan dan bercengkerama sambil menghabiskan waktu, tapi ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat terutama untuk membantu sesama yang masih berkekurangan di daerah kampung halaman.

Usman sendiri merasakan bagaimana sulitnya pada masa-masa sekolah dulu di kampung halaman, tidak ada penerangan listrik, minimnya informasi dan buku pelajaran, jarak sekolah yang jauh dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Keadaan ini tentu sangat berbeda bila dibandingkan dengan nasib teman-teman yang bersekolah di daerah perkotaan.

Untuk itulah alumni yang bergabung dalam OBC itu mencermati kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Maros khususnya yang berada di pelosok-pelosok desa yang tidak semua dapat dijangkau langsung oleh Pemerintah Daerah baik dari segi pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan sarana ibadah.

Melihat dan mencermati kondisi masyarakat sekitar, kemudian OBC mengambil inisiatif bekerjasama dengan para dermawan untuk meringankan beban hidup mereka terutama kebutuhan sandang, kebutuhan pendidikan dan kebutuhan akan tempat ibadah yang layak.

“Saya bekerjasama dengan beberapa alumni SMA Negeri 2 Maros yang tergabung dalam OBC yang mayoritas adalah guru yang pernah dan masih bertugas di daerah pelosok Kabupaten Maros. Teman-teman melakukan survei dan mencari informasi serta mengelolanya terkait kelayakan untuk kita bantu, kebutuhan yang paling urgent yang kita utamakan dengan tetap mempertimbangkan kemampuan kita,” ujar mantan Ketua Osis SMA Negeri 2 Maros itu.

SIS I PEGAWAI

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai36 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 37

Walaupun baru berjalan pada awal tahun 2018, kegiatan OBC telah mampu memperbaiki/ membedah rumah ibadah (Masjid) satu buah dan tiga buah rumah dari keluarga yang masuk kategori tidak mampu di daerah pelosok. Dalam program bedah Masjid tersebut bantuan yang diberikan hanya sebatas pembelian bahan dan perlengkapan kebutuhan masjid sedangkan pembangunan diserahkan sepenuhnya kepada swadaya masyarakat agar nilai-nilai gotong royong tetap terpelihara.

Namun untuk melakukan bedah rumah penduduk yang kurang layak, komunitas OBC terjun langsung memperbaikinya. Mereka secara bersama-sama bergotong royong melakukan pekerjaan sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing, bahan-bahan yang digunakanpun tidak harus mahal, yang penting layak dan lebih manusiawi.

Seiring berjalannya waktu dan setelah beberapa kali OBC melakukan kunjungan ke berbagai pelosok desa dan berkomunikasi dengan penduduk setempat, komunitas ini semakin merasakan bagaimana sulitnya kehidupan dan perekonomian masyarakat di pedesaan. Karena dana yang dikumpulkan sangat terbatas, sehingga komunitas ini mengumpulkan barang-barang bekas apa saja yang layak pakai yang bisa diberikan kepada yang membutuhkan.

“Kami juga menyalurkan pakaian bekas layak pakai kepada warga yang betul-betul sangat membutuhkannya dan menyalurkan buku-buku bacaan, buku agama, buku pendidikan, pakaian seragam dan perlengkapan sekolah kepada siswa yang tidak mampu di pelosok desa,” ujar pegawai lulusan Prodip I Bea Cukai Angkatan XI itu.

Lebih jauh Usman yang penempatan pertamanya di KPPBC Tanjung Perak itu, menjelaskan bahwa kegiatan ini awalnya hanya berbentuk sumbangan sukarela yang disisihkan dari penghasilan setiap bulan, namun yang terkumpulkan sangat terbatas. Hal ini cukup dimaklumi karena anggota komunitas OBC juga rata-rata masih keluarga muda yang juga sangat membutuhkan biaya.

Untuk itulah Usman yang dulu lulus seleksi untuk ditugaskan di awal pembentukan KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok pada masa reformasi birokrasi itu memberanikan diri, berbekal smartphone dia mencoba memasukkan proposal kegiatan sosial OBC ini melalui beberapa grup whatsapp yang dia ikuti di antaranya Grup Bea Cukai PROXIMA, Grup EX Manifester Priok dan Grup Kajian Kantor.

“Alhamdulillah respon rekan-rekan, senior, atasan di Bea Cukai khususnya sangat tinggi. Bahkan tidak sedikit teman-teman non Muslim ikut memberikan donasi. Karena teman-teman yakin dalam rezeki yang kita peroleh ada hak orang lain yang harus kita bantu. Dari donasi yang terkumpul kemudian disalurkan sesuai dengan program kerja yang sudah direncanakan,” papar pegawai yang pernah menjuarai Lomba Stand Up Comedy KPU Tanjung Priok pada tahun 2013 itu.

Menurut suami Nurfajrin ini sebenarnya untuk berbuat kebaikan tidak perlu menunggu kita harus mapan atau berkecukupan secara materi terlebih dulu, yang terpenting kita lakukan dengan senang hati dan ikhlas sesuai kemampuan kita dan jangan merasa terpaksa.

Dari beberapa kali aksi sosial yang dilakukan OBC, kepuasan para anggota atau syukur yang tidak bisa dinilai harganya adalah respon warga masyarakat yang terlihat sangat bahagia dan merasa terbantu dengan adanya kegiatan OBC ini. Mereka dapat berteduh dengan tempat tinggal yang lebih layak serta beribadah dengan nyaman dan bisa menjadikan rumah ibadah sebagai pusat pendidikan untuk anak-anak di lingkungan mereka.

“Bahkan ada daerah yang memasukkan proposal untuk teman-teman kunjungi pada kegiatan berikutnya, namun tidak semua dapat dipenuhi. Karena dalam setiap kegiatan seperti ini kendala yang paling sering dihadapi adalah pendanaan,” papar Usman yang sudah menyandang gelar Sarjana Ekonomi Manajemen dari STIE DR. MOECHTAR TALIB pada tahun 2012 itu.

Kebahagiaan dan respon masyarakat yang cukup baik terhadap kegaitan OBC, upayanya mulai mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. “Alhamdulillah sekarang Pemerintah Daerah mulai memberikan perhatian kepada OBC Maros dalam setiap kegiatannya,” ujar pegawai Pemeriksa pada Kantor Pos Lalu Bea Makassar itu.

Ke depan masih banyak yang ingin diperbuat komunitas OBC dalam membantu sesama, terutama untuk meringankan beban kehidupan yang dialami masyarakat pedesaan khususnya di wilayah Kabupaten Maros. Dengan kegiatan sosial yang dilakukan OBC ini diharapkan berdampak positif terutama terhadap anak-anak muda yang melihat supaya tergerak hatinya mengembangkan kebaikan di wilayah masing-masing.

“Kegiatan ini semata-mata dilakukan untuk mencari bekal di kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Hidup ini hanya sebentar mari kita berbuat yang terbaik sesuai dengan kemampuan kita. Dan sebaik baik kita adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain,” pungkas Usman ayah tiga anak itu. (Piter/Andy)

SIS I PEGAWAI SIS I PEGAWAI

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai38 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 39

Penyesuaian De Minimis Value Barang Kiriman, Bukanlah Ajang

Pemerasan Rakyat

Dewasa ini transaksi pembelian barang dari luar negeri (e-commerce) semakin marak terjadi. Bahkan e-commerce telah menjadi life style masyarakat untuk melakukan transaksi jual beli terhadap barang luar negeri yang dikenal high quality, branded, melalui sistem online yang sangat mudah dilakukan di manapun dan kapanpun. Secara definisi, e-commerce merupakan perdagangan elektronik berupa aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran barang atau jasa dengan memanfaatkan sistem elektronik melalui internet atau jaringan komputer. Salah satu contoh dari kemajuan teknologi yang memanjakan setiap elemen masyarakat khususnya Indonesia yang lebih memilih membeli produk luar negeri dari pada produk dalam negeri.

Sampai dengan detik ini, masyarakat sering kali masih menggunakan prinsip “high quality, low price” sebagai dasar mencari celah agar memperoleh barang luar negeri berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Modus yang terjadi di masyarakat, adalah adanya pemecahan dokumen pembelian terhadap barang e-commerce yang berujung pada penghindaran pajak. Tentu saja hal ini membuat kerugian besar bagi Negara, karena yang seharusnya Negara memperoleh penerimaan dari barang yang dibeli melebihi batas pembebasan, namun tidak memperoleh sepeser rupiah pun dari barang milik pembeli “nakal” tersebut.

Aturan lama memang diakui masih menyediakan celah bagi para pembeli/importir untuk memecah dokumen barang kiriman supaya mendapatkan pembebasan bea masuk. Bahkan berdasarkan informasi terkait, dalam setahun Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) telah mengidentifikasi 10.000 potensi-potensi pelanggaran tersebut. Akibat kelonggaran peraturan tersebut, DJBC tidak dapat menindak potensi pelanggaran karena celah tersebut membuat apa yang dilakukan importer tidak benar-benar salah. Sehingga potensi penerimaan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) tidak dapat diupayakan secara optimal.

Melihat banyaknya modus pelanggaran pada e-commerce, membuat Pemerintah tidak tinggal diam untuk mencari solusi terbaik. Mengacu pada rekomendasi World Customs Organization

OPINI

sebagai pusat organisasi kepabeanan dan cukai dunia, sekaligus sebagai langkah perbaikan perekonomian nasional, pemerintah melakukan penyesuaian terhadap pembebasan barang kiriman melalui Peraturan Menteri Keuangan no 112/PMK.04/2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.04/2016 Tentang Ketentuan Impor Barang Kiriman yang akan diberlakukan pada tanggal 10 Oktober 2018. Tujuan peraturan tersebut adalah untuk menciptakan level of playing filed antara produk dalam negeri yang mayoritas berasal dari IKM yang membayar pajak dengan produk impor melalui barang kiriman dan impor distributor melalui jalur kargo umum yang masih beredar di pasaran. Batas pembebasan USD 75 ini diberlakukan ke semua barang kiriman kecuali buku, sesuai dengan Pasal 20 ayat (2) peraturan baru, yang menyebutkan bahwa penetapan pembebanan tarif bea masuk dikecualikan terhadap impor barang kiriman berupa buku. Biaya transaksi yang dikenakan pada peraturan ini tetap sama dengan peraturan yang sebelumnya yaitu, bea masuk 7,5 %, PPh 10%, dan PPN 10%, hanya saja batas pembebasannya yang berbeda. Pada peraturan lama berlaku batas pembebasan bea masuk sebesar USD 100 per orang per hari, sedangkan peraturan baru berlaku maksimal USD 75 per orang per hari. Pembebasan bea masuk juga berlaku bagi setiap penerima barang lebih dari satu kali pengiriman dalam sehari, selama nilai pabean atas keseluruhan barangnya tidak lebih dari USD 75. Sehingga apabila masyarakat membeli barang luar negeri lebih dari USD 75, maka akan dikenakan bea masuk beserta PDRI. Perlu diketahui juga bahwa batas USD 75 itu hanya berlaku pada Free On Board nya saja, belum termasuk biaya lainnya seperti ongkos kirim terhadap barang yang dibeli.

Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, aturan baru tersebut akan efektif mengurangi mereka yang selama ini ‘mengakali’ peraturan dengan memanfaatkan fasilitas de minimus value. De minimus value merupakan pembebasan nilai bea masuk atau nilai cukai dengan batas tertentu atas barang impor, yang semula ditetapkan USD 100 dan tanpa batasan

transaksi dalam sehari. Importir atau buyer yang ‘mengakali’ aturan sering membeli barang dengan nilai di atas USD 100, tapi melakukan splitting atau pemisahan sehingga pengiriman dilakukan beberapa kali dengan membagi nilai barang tersebut. Beliau juga mengimbau kepada seluruh importir ataupun masyarakat untuk tidak lagi menggunakan peluang menjalankan bisnis splitting dan meminta agar segera mematuhi aturan yang baru.

Menurut penulis, apa yang dilakukan pemerintah dalam menyikapi beberapa modus potensi pelanggaran tersebut sangat taktis dan serius. Pemerintah mencoba mencari inovasi demi memaksimalkan penerimaan negara yang akan berguna bagi kemajuan bangsa. Namun, niat baik pemerintah ternyata belum tentu direspon baik oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan penulis dari beberapa sosial media, tak sedikit yang mengeluhkan penurunan batas pembebasan bea masuk tersebut. Masyarakat menganggap pemerintah memeras rakyat, membatasi belanja e-commerce, mematikan bisnis usaha, membuat rumit mekanisme e-commerce dan beberapa tanggapan negatif lainnya.

Sebagai penulis, tentu saja saya ingin meluruskan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pemerintah tidak seperti apa yang mereka pikirkan. Pemerintah menurunkan batasan tersebut, dalam rangka meningkatkan potensi penerimaan Negara untuk pembangunan bangsa dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Apabila kita membuka mata hati lebih lebar, kita dapat menemukan beberapa benefit diberlakukannya kebijakan yang baru, yaitu :

1.Mengendalikan defisit neraca perdagangan yaitu terkait dengan threshold atau batasan dari pembebasan bea masuk dan pajak impor untuk barang kiriman. Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa keadaan Negara sedang defisit dan apabila dibiarkan saja akan berbahaya bagi keseimbangan perekonomian Negara;

OPINI

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai40 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 41

2.Meminimalisir importer ‘nakal’ yang melakukan splitting (pemisahan) pembelian atas barang luar negeri. Perbuatan tersebut termasuk penyalahgunaan fasilitas pembebasan bea masuk untuk tujuan komersial. Misalnya ada importir yang melakukan transaksi sebanyak 400 dokumen dengan total USD20.300 dalam sehari, namun terhindar dari bea masuk;

3.Mendorong produksi lokal dan mendorong penggunaan produk dalam negeri. Pembeli akan berpikir dua kali apabila ingin belanja di luar negeri karena jumlah barang yang diperoleh tidak akan sebanyak pada waktu batas pembebasannya USD 100. Misalnya, seorang pembeli memiliki budget sejumlah USD 80, hendak belanja barang seharga USD 78 dari luar negeri. Apabila masih menggunakan aturan lama, pembeli cenderung akan membelinya karena harga barang masih dibawah USD 100, dibebaskan dari bea masuk dan PDRI sehingga masih memiliki willingness to pay. Sedangkan dengan aturan yang baru, pembeli akan mempertimbangkan kembali, karena USD 78 telah melebihi batas pembebasan (USD 75), dan dikenai bea masuk serta PDRI. Apabila dijumlah dengan harga barang, biaya yang dikeluarkan pembeli mungkin dapat melebihi USD 80 (di luar budgetnya). Kondisi demikian, membuat pembeli cenderung beralih membeli barang dalam negeri yang membuat produk dalam negeri dicintai serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Sebagai kesimpulan dapat disampaikan bahwa upaya pemerintah melakukan penyesuaian peraturan terhadap batas pembebasan bea masuk dan PDRI bukanlah ajang pemerasan rakyat, bukan pembatasan belanja e-commerce, dan bukan untuk mematikan usaha importer, melainkan sebagai inovasi terbaik demi optimalisasi penerimaan Negara dan kebaikan masyarakat seluruh Indonesia.(Nova Enggar Fajarianto, Mahasiswa Tugas Belajar PKN STAN)

OPINI

dan Pendapatan Negara (APBN). Pasalnya pemerintah telah menetapkan asumsi nilai tukar pada APBN 2018 di kisaran Rp 13.400.

Terjadinya selisih kurs akan membuat pemerintah harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk melunasi pokok dan bunga utang yang sudah jatuh tempo. Di sisi lain hal ini bisa saja menganggu pembangunan ekonomi yang disusun oleh pemerintah. Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena dana yang seharusnya diposkan untuk anggaran pembangunan justru terserap untuk membayar kewajiban utang yang dimiliki sehingga anggaran pembangunan yang sudah direncanakan menjadi berkurang.

Sementara dari sisi swasta, dengan adanya pelemahan ini juga akan membebani kondisi finansial mereka sehingga menghambat proses produksi. Dampaknya tentu akan menurunkan tingkat produktivitas dan lebih luas lagi pertumbuhan ekonomi nasional dapat tertahan.

Perdagangan Luar Negeri

Bank Indonesia mengaku sudah melakukan intervensi pasar guna meredam tekanan pelemahan rupiah. Untuk mengantisipasi tekanan yang semakin kuat, BI akan menjalankan dual intervensi dengan stabilisasi di pasar surat berharga negara (SBN) dan pasar valas.

Kegiatan perdagangan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dihindarkan pada era globalisasi ini. Indonesia sebagai negara berkembang perlu menjalin kerja sama perdagangan dengan negara-negara lain guna memenuhi permintaan dalam negeri maupun meraih keuntungan/surplus untuk meningkatkan cadangan devisa yang dimiliki.

Kiat Menguatkan Rupiah

Rupiah dalam beberapa bulan ini terus mengalami tekanan. Bahkan menurut catatan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang tertera pada situs Bank Indonesia, hingga Senin (24/09), US$1 kini setara Rp 14,865. Tekanan terhadap Rupiah ini mungkin masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan, seiring menguatnya perekonomian AS.

Nilai tukar merupakan salah satu instrumen yang dipakai baik oleh pemerintah maupun swasta untuk mendukung berbagai aktivitas ekonomi di antaranya sumber pendanaan khususnya dari pinjaman, perdagangan lintas negara dan tingkat pariwisata. Ketika terjadi pelemahan rupiah maka kondisi tersebut bisa memberikan dampak positif maupun negatif bagi perekonomian nasional ditinjau dari berbagai indikator di atas. Di bawah ini ulasannya.

Tingkat Pinjaman

Pinjaman merupakan salah satu sumber pendanaan yang dimanfaatkan oleh pemerintah dan swasta untuk menunjang aktivitas ekonomi masing-masing. Ketika kondisi rupiah mengalami pelemahan, maka hal tersebut dapat berdampak meningkatkan jumlah utang yang harus dilunasi sebab mata uang dalam negeri yang jauh lebih rendah harganya dibandingkan dengan dolar AS. Data Bank Indonesia (BI) per April 2018, tingkat utang baik pemerintah dan swasta terus mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Dengan kondisi tingkat utang yang bergerak naik, adanya pelemahan yang terjadi pada rupiah akan membuat beban peminjam juga makin besar. Bagi pemerintah, hal ini tentu akan membebani Anggaran Belanja

OPINI

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai42 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 43

mancanegara tersebut. Ini karena jumlah uang ditukarkan oleh wisatawan akan jauh lebih besar dan berpotensi meningkatkan tingkat konsumsi para wisatawan. Kondisi tersebut secara tidak langsung akan mendorong perekonomian di daerah akan lebih maju lagi karena adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat artinya pola konsumsi masyarakat dapat bergerak lebih tinggi dan membantu tingkat pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik lagi.

Beberapa kiat untuk memperkuat rupiah antara lain sebagai berikut;

Pembelanjaan barang luar negeri juga ikut mempengaruhi kurs saat ini. Karena penukaran uang Rupiah ke mata uang asing juga mempengaruhi stabilitas kurs.

Barang eletronik dan handphone sebagian besar adalah barang impor. Hal ini penting untuk mengurangi defisit neraca perdagangan. Selain barang elektronik, pembelian mobil mewah juga ada di dalam defisit neraca perdagangan. Hal ini juga disebut oleh Wakil Presiden RI, Jussuf Kalla, yang dilansir dari Kompas.com.

“Mungkin jumlahnya tidak besar tetapi perlu untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa suasana ini, suasana berhemat,” ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/9/2018). Suasana kita tidak perlu impor barang mewah, enggak usah Ferrari, Lamborghini masuk, enggak usah mobil-mobil besar, yang mewah-mewah. Tak usah parfum-parfum mahal atau tas-tas Hermes,” sambungnya. Pemerintah, tutur Kalla, akan berupaya meningkatkan ekspor sumber daya alam dan coba menurunkan impor yang tidak perlu.

Jika memiliki uang Dollar AS, saat ini sebaiknya ditukarkan terlebih dahulu ke Rupiah. Pasalnya hal ini akan memperkuat kurs itu sendiri. (Adiansyah, Pegawai Kantor Pusat DJBC)

Dengan kondisi pelemahan rupiah, sebenarnya menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan surplus perdagangan yang mereka raih. Rilis data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018 memperlihatkan bahwa Indonesia mencatatkan surplus perdagangan mencapai US$ 1 miliar. Surplus yang diterima dapat lebih besar jika Indonesia dapat menggenjot tingkat ekspor lagi terutama ke negara-negara mitra dagang utama seperti China, Australia, Malaysia hingga AS. Di antara komoditas ekspor yang dapat dimaksimalkan selain minyak dan gas di antaranya kelapa sawit/CPO. Indonesia bersama Malaysia merupakan pengekspor utama CPO di dunia dengan pangsa pasar hampir 50%. Indonesia perlu memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan nilai tambah dari produk CPO sehingga mampu meningkatkan jumlah surplus yang diterima ke depannya.

Di samping ekspor, tingkat impor juga perlu diwaspadai Indonesia dengan adanya pelemahan yang terjadi pada rupiah. Potensi harga barang yang berasal dari impor jauh lebih mahal bisa saja terjadi. Semisal Televisi A yang berasal dari China, ketika pada awal tahun harganya sekitar Rp 1 juta, dengan pergerakan rupiah yang bergerak melemah bisa saja mendorong harga barang tersebut membengkak menjadi Rp 2 juta. Hal yang sama juga bisa saja berlaku kepada barang-barang lain yang berasal dari komoditas impor. Kondisi ini tentu akan membebani pengeluaran masyarakat karena harganya jauh lebih mahal disebabkan pelemahan rupiah tersebut.

Jumlah Wisatawan

Wisatawan merupakan salah satu faktor yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia khususnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang memiliki potensi tempat wisata. Dengan adanya wisatawan ikut membantu perkembangan sektor riil di sekitar tempat wisata dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Adanya pelemahan rupiah menjadi momentum Indonesia untuk mendapatkan keuntungan bagi Indonesia dari para wisatawan

OPINI

Seorang teman sebut saja Andri pernah cerita merasa jengkel melihat kinerja Bea dan Cukai di Bandara. Kebetulan dia baru pertama kali bepergian ke luar negeri Hongkong (Thailand) dalam rangka urusan kantornya. Andri memang hanya beberapa hari di sana, selain menyelesaikan pekerjaan kantor, dia menyempatkan diri untuk jalan-jalan, sehingga begitu pulang dalam pesawat digunakan untuk istirahat tidur sambil menunggu pesawat mendarat.

Mungkin karena terlalu lelah, diapun tidak mudah untuk dapat tertidur dalam pesawat. Andri membutuhkan beberapa waktu terlebih dulu membaca buku baru merasa ngantuk dan bisa tidur. Pas pulas-pulasnya tidur tiba-tiba Andri dibangunkan seorang pramugari untuk mengisi secarik kertas yang namanya Customs Declaration (CD). Lalu Andri bertanya, ini untuk apa? Kata pramugari untuk keperluan Bea Cukai pada saat turun dari pesawat.

Setelah dibaca dan perhatikan, semua poin yang ditanyakan tidak ada satupun jenis barang yang dia bawa termasuk dalam kategori tersebut. Dengan asal-asalan dan rasa jengkel, dia

mengisi kertas tersebut lalu mengantonginya dan berusaha untuk bisa tertidur kembali. Begitu turun dari pesawat, di pintu keluar benar petugas Bea Cukai menagih secarik kertas yang diisi. Lalu Andri memperhatikan bahwa kertas itu hanya dilihat dan kemudian ditaruh petugas begitu saja.

Sempat juga Andri bertanya kepada petugas Bea Cukai, kertas itu untuk apa ? Petugaspun menjawab dengan singkat untuk pemeriksaan dan laporan. Sambil berlalu Andri bertanya dalam hati, kok kinerja petugas Bea Cukai begitu yah…? Bila anda pernah bepergian ke luar negeri dan ingin kembali pulang ke tanah air, mungkin pernah mengalami hal serupa.

Bermula dari peristiwa kecil seperti inilah Bea Cukai Kualanamu merasa terpanggil bagaimana cara untuk menghilangkan rasa tidak nyaman penumpang pesawat untuk mengganti hard copy customs declaration dengan menggunakan Customs Declaration Online (CD-Online) sehingga image masyarakat terhadap Bea Cukai yang kurang baik bisa dibangun. CD-Online ini adalah sebuah aplikasi buatan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan

Pemberitahuan Barang Bawaan Penumpang Mudah Dengan Menggunakan

Customs Declaration Online

FEATURE

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai44 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 45

Cukai Tipe Madya Pabean B Kualanamu untuk mempermudah penumpang maupun awak pesawat dalam melaporkan barang bawaannya kepada petugas Bea dan Cukai di Bandara Internasional Kualanamu.

Hal ini dibenarkan Kepala Kantor Bea dan Cukai TMP B Kualanamu Bagus Nugroho Tantomo. “Ide awal dari penerapan CD-Online ini adalah bagaimana membuat penumpang itu untuk patuh di dalam menyampaikan customs declaration. Kita bayangkan kita sebagai seorang penumpang, pada umumnya, penumpang pulang itu pas di pesawat pasti ingin istirahat. Lagi enak-enak tidur dibangunkan untuk mengisi CD, sehingga nama Bea Cukai muncul pada saat penumpang tidak nyaman, image kita jadi jelek,” kata Bagus.

Setiap penumpang atau awak pesawat tentu tidak ingin terganggu kenyamanannya dalam penerbangan, ada yang ingin tidur, membaca, nonton hiburan atau ngobrol dengan teman. Begitu juga penumpang yang belum mengisi CD di dalam pesawat, pada saat mau keluar dari Bandara, pasti petugas Bea Cukai melarang mereka meninggalkan Bandara sebelum mengisi CD. Padahal bisa saja keluarga penumpang sudah menunggu di luar ingin cepat bertemu atau pulang, tetapi dihalangi petugas Bea Cukai, dalam hal ini image penumpang kepada Bea Cukai pasti jelek dan menjengkelkan. Dengan menggunakan CD-Online, para penumpang atau awak pesawat tidak perlu lagi bersusah payah untuk mengisi atau menulis pada form customs declaration, cukup dengan menggunakan gadget yang dimiliki, penumpang dapat mengisinya di manapun dan kapanpun pada hari yang sama sebelum penerbangan tiba di Bandara Internasional Kualanamu, sehingga sangat mudah untuk digunakan dan lebih praktis.

Lantas bagaimana cara untuk menggunakan dan mengisi CD-Online ? Pertama, pengguna jasa harus terlebih dahulu mengakses halaman pengisian atau aplikasi CD-Online dengan membuka situs www.cusdes-kno.net atau mendownload aplikasinya pada Google Play atau Playtore Customs Declaration@KNO.

Sedangkan cara untuk pengisiannya penumpang diberi dua pilihan dengan menggunakan Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris. Pada menu home, dapat dibaca mengenai aturan pembawaan barang dari luar negeri ke dalam daerah pabean (Indonesia) dan hal-hal lain yang dapat mempermudah dalam pengisian CD-Online.

Selanjutnya pada menu identitas diharuskan untuk mengisi data pribadi penumpang secara lengkap dan benar, diharapkan untuk mengisi seluruh kolom pertanyaan yang tersedia, pastikan data yang diisi telah lengkap dan benar sebelum menuju halaman selanjutnya. Pada info penerbangan, diminta untuk mengisi data penerbangan penumpang sesuai kolom pertanyaan yang tersedia, pastikan data penerbangan yang diisi telah lengkap dan benar.

Langkah berikutnya, pada menu info barang bawaan, penumpang diharapkan membaca dengan teliti serta memahami setiap poin yang diuraikan. Jika penumpang membawa barang sesuai dengan kriteria yang diuraikan, maka berikan tanda contreng pada kolom Ya, jika tidak berikan tanda contreng pada kolom Tidak. Pastikan untuk mengisi setiap kolom uraian barang yang tertera pada halaman tersebut secara lengkap dan benar.

Selanjutnya, jika penumpang mengisi jawaban dengan Ya, maka diharapkan mengisi kolom detail barang yang diberitahukan sesuai dengan kolom yang tersedia dengan lengkap dan benar untuk menuju halaman selanjutnya. Jika telah mengisi seluruh rangkaian pertanyaan yang tersedia, maka akan muncul halaman pertanyaan untuk memastikan bahwa data yang diisi telah lengkap dan benar serta memastikan bahwa data pada Customs Declaration tersebut dipergunakan sebagaimana mestinya. Kalau penumpang sudah yakin, beri tanda contreng pada kolom yang tersedia dan klik selesai.

Setelah penumpang selesai mengisi seluruh rangkaian pertanyaan dan mengisi kolom pertanyaan maka akan muncul “QR-CODE”. Pastikan untuk mendownload QR-Code sebelum mengklik tombol selesai. QR-Code

FEATURE

yang didownload, akan secara otomatis tersimpan pada folder galeri/download pada handphone penumpang.

Ingat, ketika penumpang tiba di Bandara Internasional Kualanamu, tunjukkan QR-Code yang telah diperoleh kepada petugas Bea dan Cukai, dan petugas akan melakukan scan terhadap QR-Code dan data otomatis tersimpan pada database Bea Cukai. Penumpang juga dapat mengisi Customs Declaration dengan akses melalui Playstore Customs Declaration@KNO.

Secara singkat ada empat langkah yang harus dilakukan penumpang dalam menggunakan CD-Online yaitu mengisi data diri penumpang, mengisi data penerbangan, memilih jenis barang bawaan yang dibawa serta melakukan scan QR-Code yang diperoleh pada mesin scanner yang telah disediakan. Dan yang paling penting jangan lupa pastikan semua data yang diisi adalah sesuai dan benar.

Penerapan CD-Online di Bandara Internasional Kualanamu ini memang harus diakui belum berjalan sempurna sesuai yang diharapkan. Dari pengamatan di lapangan, masih banyak penumpang yang menggunakan atau mengisi

customs declaration secara manual (hard copy), hanya beberapa orang dari awak pesawat yang menggunakan CD-Online. Kendala ini diakui Bagus Nugroho Tantomo karena memang harus melibatkan stakeholder dan stakeholder utamanya adalah maskapai penerbangan, karena mereka yang berhubungan langsung dengan penumpang. Kalau kebijakan (policy) dari maskapai tidak seirama tentang CD-Online untuk menyebar luaskan bahkan dalam tanda petik nanti menjadi sebuah kewajiban, pasti penyebarannya tidak akan bisa massif. Karena maskapai yang beroperasi di Kualanamu hampir sama dengan Bea Cukai khususnya untuk mengeluarkan biaya dan SOP decision maker-nya masih di kantor pusat, sehingga butuh dorongan dan semangat yang sama dari pucuk pimpinan maskapai dan juga pimpinan Bea Cukai.

Padahal kalau dihitung secara kasar saja, keuntungan dalam menggunakan CD-Online cukup besar terutama dari segi biaya pengadaan kertas atau hard copy customs declaration. Bisa dihitung berapa jumlah penumpang dan awak pesawat dalam satu hari di seluruh Indonesia yang datang dari luar negeri, kalau dalam satu bulan atau satu tahun dikali biaya cetak

FEATURE

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai46 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 47

kertas CD. Selain itu, data base CD-Online bisa digunakan sebagai alat analisis penumpang untuk pengawasan, belum lagi kalau dihitung biaya pekerja dan waktu yang dibutuhkan.

Beberapa awak pesawat yang menggunakan CD-Online mengaku merasa sangat nyaman dan terbantu, sehingga pada waktu keluar Bandara tidak direpotkan dengan mengisi CD, cukup menempelkan QR-Code pada mesin scan dan langsung keluar. “Saya lebih nyaman dan praktis menggunakan CD-Online, karena kita tidak menulis-nulis lagi. Kita tinggal isi dari rumah, kita kan tahu penerbangannya apa, jadi lebih gampang,” ujar Putri awak pesawat Maskapai Air Asia.

Hal senada disampaikan Deby Mayangsari yang juga awak pesawat Maskapai Air Asia yang baru turun dari Kuala Lumpur Malaysia mengatakan lebih praktis dengan menggunakan CD-Online, karena bisa diisi kapan saja. Menurutnya walaupun lebih praktis tetapi masih ada kendala seperti kadang-kadang dibilang sudah expired (kadaluwarsa) sehingga tidak bisa discan. Sedangkan penumpang masih kebanyakan menggunakan kertas, karena belum terbiasa dan mungkin karena mereka tidak boleh membuka gadget di dalam pesawat.

Melihat keuntungan atau hal positif dari penggunaan aplikasi CD-Online yang dibuat berdasarkan penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 203/PMK.04/2017 tanggal 27 Desember 2017 tentang “Ketentuan ekspor dan impor barang yang dibawa oleh penumpang dan awak sarana pengangkut” ini tentu perlu didukung oleh semua pihak sehingga dapat diimplementasikan bukan hanya di Bandara Internasional Kualanamu, tetapi di seluruh Indonesia.

Memang untuk mewujudnyatakan pelayanan “Bea Cukai Makin Baik” tidak mudah, perlu kerja keras dan terus mengembangkan inovasi baru dalam pelayanan yang lebih praktis dan mudah namun tidak bertentangan dengan norma hukum dan perundang-undangan yang berlaku, sehingga pungutan untuk penerimaan negarapun tetap berjalan sesuai aturan. Sejak reformasi birokrasi sebenarnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sudah banyak melakukan perubahan dan inovasi baru khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa terutama dalam kecepatan waktu pelayanan. Dampak positif pelayanan ini pun sudah dirasakan dan diakui oleh banyak pihak terutama para pengusaha ekspor dan impor. (Piter/Supriyadi/Henry)

PERATURAN

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK.04/2017 ditetapkan dalam rangka perumusan kebijakan tarif cukai hasil tembakau tahun 2018, telah ditetapkan dalam PMK Nomor 146/PMK.10/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau yang di dalam pasal 19 Peraturan Menteri tersebut mengatur tentang Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) yang meliputi meliputi Ekstrak dan Esens Tembakau, Tembakau Molasses, Tembakau Hirup (Snuff Tobacco), dan Tembakau Kunyah (Chewing Tobacco), dimana tarif yang akan dikenakan sebesar 57 persen. Pengaturan lebih lanjut diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-37/BC/2017 tentang Tata Cara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau yang mengatur tentang pemberlakuan tarif cukai HPTL sebesar 57% dari Harga Jual Eceran (HJE) sejak 1 Juli 2018.

Dengan telah diundangkannya PMK yang mengatur tentang tarif cukai HPTL tersebut, tentu saja harus diikuti dengan aturan mengenai mekanisme perdagangannya. Pengaturan perdagangan BKC selama ini telah diatur dalam PMK Nomor 62/PMK.04/2014 tentang Perdagangan Barang Kena Cukai yang Pelunasan Cukainya Dengan Cara pelekatan Pita Cukai Atau Pembubuhan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya, namun belum mengakomodir aturan mengenai perdagangan HPTL tersebut diatas, sehingga dipandang perlu untuk melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Adapun Pokok-pokok materi muatan yang diatur dalam Peraturan dimaksud, antara lain:

1.Latar belakang dan gambaran umum perlunya membuat ketentuan mengenai Perdagangan BKC, antara lain:a. Amanat Pasal 29 ayat (3) UU Cukai mengenai, pelunasan BKC dengan cara pelekatan pita

cukai atau pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya;b. Mengakomodir pengaturan jenis dan tarif HPTL telah diatur di dalam PMK Nomor 146/

PMK.010/2017 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakauc. Penyempurnaan PMK 62/PMK.04/2014 tentang Perdagangan Barang Kena Cukai Yang

Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Atau Pembubuhan Tanda Pelunasan Lainnya

2. Maksud dan tujuan penyusunan PMK 67/PMK.04/2017 di maksud, guna.a. Dalam rangka penyempurnaan ketentuan mengenai perdagangan BKC; b. Memberikan keseragaman mengenai isi dan desain kemasan BKC untuk penjualan eceran;c. Memberikan kepastian hukum kepada Pengusaha BKC menjalankan kegiatan perdagangan

BKC yang belum diatur dalam PMK sebelumnya.

3. Hal-hal yang diatur dalam Peraturan dimaksud antara lain:a. Penambahan definsi jenis Hasil Tembakau di ketentuan umum;b. Pengaturan isi kemasan untuk jenis BKC termasuk didalamnya HPTL;c. Pengecualian ketentuan kemasan HPTL;d. Pengecualian desain kemasan BKC untuk ekspor;e. Relaksasi waktu penerapan aturan untuk perdagangan HPTL.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 67/PMK/04/2018

Tentang Perdagangan Barang Kena Cukai Yang Pelunasan Cukainya Dengan Cara Pelekatan Pita Cukai Atau Pembubuhan Tanda Pelunasan Lainnya.

FEATURE

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai48 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 49

Sebagai seorang tentara, dia terlibat dalam sejumlah pertempuran penting. Selain misi penjagaan di sejumlah titik strategis juga terjun di medan laga berperang melawan tentara Sekutu dan Belanda. Memang kekuatan tentara Republik tak segarang lawannya yang sudah makan asam garam peperangan tapi semangat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan membuat semangatnya tak pernah pupus.

Hingga akhirnya perang kemerdekaan RI melawan pendudukan tentara Belanda di Indonesia selesai pada tahun 1949. Soeharnomo di TRIP merupakan jajaran dari TNI Brigade XVII Detasemen I TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) Jawa Timur didemobilisasi dengan menyerahkan seluruh peralatan militer dan persenjataan kepada pemerintah RI. “Jabatan terakhir saya waktu itu komandan Regu I merangkap sebagai Wakil Komandan Peleton III Kompi IV Batalion TRIP Jatim dengan pangkat sersan. Kami harus kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan. Pada waktu itu saya duduk di kelas 2 SMA.”

Tahun 1951 tamat SMA langsung test masuk Institut Angkatan Laut (angkatan pertama) di Surabaya. Karena baru saja menjalani ujian akhir SMA otak masih segar, maka lulus SMA langsung diterima masuk pendidikan di Morokrembangan Surabaya. Masuk jurusan Pelaut (Zee Dienst). Saat kesempatan libur ia pulang ke Jember menengok ibu dengan maksud membuat surprise ibu (ayahnya meninggal ketika umurnya 10 tahun) bahwa telah diterima sebagai calon perwira AL. Dipikir pasti ibunya senang karena menjadi perwira AL, kenyataan malah sebaliknya, begitu ibunya diberitahu bukannya gembira tetapi malah sedih dan menangis sepanjang malam.

Ibunya tidak setuju Soeharnomo jadi tentara. Ibunya bilang, “Kakakmu sulung jadi korban bom Jepang di Semarang (kakak saya kerja di pabrik di Semarang yang dibom oleh Jepang), kakakmu satunya jadi tentara, sekarang kamu mau jadi tentara lha saya nanti ikut siapa” “Sedih sekali waktu itu tetapi saya bisa memahami perasaan orang tua. Atas desakan ibu saya sekembali ke Surabaya saya langsung menghadap KSAL waktu itu Pak Soebyakto untuk mengajukan permohonan mengundurkan diri,” kenang Seoharnomo yang ketika itu meski dimarahi akhirnya pengunduran dirinya dikabulkan tanpa harus mengembalikan biaya pendidikan.

Selanjutnya masuk ke STT (Sekolah Teknik Tinggi) Gajah Mada, kemudian namanya menjadi Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Pada waktu itu asal nilai ujian akhir SMA bagus bisa diterima di fakultas apapun tanpa tes. Di sini saya tidak sampai satu tahun karena masalah biaya hidup tidak mencukupi. Kami dapat tunjangan dari pemerintah (KUDP= Kantor Urusan Demobilisan Pelajar) hanya Rp 125,-- sebulan sedangkan untuk bayar kost 1 kamar isi 4 orang sudah Rp 100,-- per orang, belum biaya beli buku dan kebutuhan lain uang bulanan tadi tidak mencukupi. Akhirnya dengan beberapa kawan pergi ke Jakarta mengadu nasib mencari pekerjaan lain yang lebih baik.Masuk Bea Cukai

Mendengar ada lowongan di Bea Cukai Jakarta akan dididik menjadi Adjunt Kontrolir Pabean, bersama teman lainnya dari TRIP Jawa Timur yaitu Riyanto, Moelyadi, Sopeharmadji, G. Soetjipto, Bram Paryoga dan ia sendiri pada 5 Februari 1952 datang ke Kantor Besar Bea Cukai (sebutan untuk Kantor Pusat waktu itu) untuk mendaftar. Kepala Jawatan (Dirjen) waktu itu adalah Tapiheroe dan Kepala Personalia, Saleh.

“Tadinya ditolak karena belum waktunya pendaftaran, kami mendesak agar diterima dulu bekerja sambil menunggu pendidikan. Setelah melalui perdebatan agak tegang akhirnya kami diterima untuk magang (meelopen). Saya dan Riyanto magang di Surabaya, Bram Paryogo di Semarang, Soeharmadji, G. Soetjipto dan Moelyadi di Tanjung Priok,” ujarnya.

SOSOK

Lahir di Jember, 29 Desember 1930, ayahnya R. Pringgokusumo asli Jogja dan ibu R.r. Djoharmanik asal Banyuwangi. Sewaktu kecil bersekolah di HIS (Holland Inlands School) yaitu SD untuk orang Belanda jaman itu. Belum lulus HIS, Jepang masuk ke Indonesia dan sekolah HIS ditutup diganti dengan sekolah Jepang.

Pasca Jepang menyerah, tentara Sekutu mulai memasuki wilayah Indonesia. Kedatangan mereka selain sebagai pemenang perang, sekaligus ingin melucuti senjata milik tentara Jepang. Namun kemudian tentara Belanda (NICA) membonceng tentara Sekutu, tujuannya ingin menjajah kembali Indonesia. Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah, dan bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Dengan menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional yang ada, berkobarlah pertempuran di mana-mana, termasuk di wilayah Jawa Timur, seperti di Surabaya dan sekitarnya termasuk Blitar.

Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu dipimpin Brigadir Jendral Mallaby mendarat di Tanjung Perak, Surabaya. Kedatangan tentara tersebut diikuti oleh NICA. Mula-mula tentara NICA melancarkan hasutan sehingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal tersebut menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dan wilayah sekitarnya dengan tentara Sekutu.

“Saya tamat SD tahun 1945 pada jaman pendudukan Jepang tetapi tamat SMP tahun 1946 sudah jaman Republik. Waktu revolusi fisik saya bergabung kedalam TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) dan bertugas di daerah Blitar,” ujar Soeharnomo mengawali cerita.

Minimnya persenjataan berpengaruh pula pada taktik perang yang dipraktikkan oleh para pejuang. Taktik gerilya keluar masuk hutan dipilih Soeharnomo yang tergabung dalam TRIP bersama rekan seperjuangannya. Itu sudah menjadi aktivitas rutinnya menghindari kejaran tentara musuh.

S o e h a r n o m o

M A N T A N S E S D I TJ E N D J B C D A N P E J U A N G K E M E R D E K A A N

SOSOK

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai50 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 51

juga diberi kesempatan untuk mengikuti training di “Army Management Engineering Training” selama satu bulan di Rock Island Illinois. Lembaga ini milik militer tetapi membuka kesempatan bagi orang-orang sipil calon pimpinan perusahaan untuk mengikuti training. Sepulang dari Amerika saya mampir di Jepang untuk meninjau sistem kepabeanan Jepang di pelabuhan udara Haneda dan pelabuhan laut Kobe. Saya juga diminta memberi ceramah pada para pemeriksa dari seluruh wilayah, berkumpul di semacam Pusdiklat di Tokyo. Waktu itu Tokyo sedang di up-grade untuk menghadapi Olimpiade yang akan diselenggarakan di Jepang tahun 1964.

Tahun 1965 menjadi Kepala Dinas Intelejen di Direktorat P2. Jabatan ini sangat rawan pada saat itu. Tanpa pikir panjang ia langsung menghubungi pihak Kopkamtib (waktu itu Jendral Soemitro) dan Kopkamtibda Jakarta Raya (waktu itu Jendral Amir Machmud dan Kolonel Naya Iskandar) serta BAKIN waktu itu Jendral Yoga Sugama untuk melaporkan tugas yang harus ia laksanakan dan minta petunjuk tentang apa dan bagaimana ia harus melaksanakan tugas. Selama tugas di Bea Cukai inilah amanat paling berat dan paling memakan energinya. Di kalangan Bea Cukai Soeharnomo menjadi tidak populer. Mulai banyak surat kaleng, fitnah serta isu macam-macam. Untunglah pihak penguasa tidak termakan isu-isu dan surat kaleng tersebut dan Alhamdulillah tugas itu dapat diselesaikan dengan baik.

Tahun 1968 ke Medan sebagai Kepala Bidang Pabean. Tidak sampai 1 tahun ditarik lagi ke Kantor Pusat menjabat Kepala Dinas Riset dan Perundang-undangan. Sempat pula ikut kuliah di Fakultas Hukum UI sampai tingkat sarjana muda tahun 1965 dan bisa selesai kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Keuangan Negara (STIKN) sampai tingkat Sarjana 1968. “Saya satu-satunya pejabat yang diijinkan oleh pimpinan Dep. Keuangan untuk kuliah sambil menjabat, dan pangkat saya waktu itu sudah golongan F4 padahal kalau lulusan STIKN masuk golongan F2.” Meskipun pangkatnya sudah tinggi. Sebenarnya sudah lama sekali ia ingin kuliah di STIKN tetapi selalu tidak disetujui oleh atasan dengan alasan tenaga saya sangat dibutuhkan di kantor. Sampai akhirnya pangkatnya sudah terlalu tinggi baru dapat ijin kuliah sambil tetap bekerja. Tetapi karena tujuan saya adalah belajar dan menambah ilmu maka saya terus saja kuliah sampai selesai meskipun tidak ada efek

SOSOK

Di Tanjung Perak Surabaya diterima kepala personalia, Meneer Bosch dan diberi petunjuk-petunjuk, diperkenalkan kepada pimpinan dan beberapa pimpinan lapangan yang pada umumnya orang-orang Belanda. Perasaannya campur baur, bayangkan baru saja bertempur melawan Belanda sekarang harus bekerja di bawah pimpinan mereka. “Tetapi setelah diperhatikan mereka benar-benar orang profesional dan tidak peduli siapa kita maka saya jadi senang dan enjoy saja. Bahkan banyak dibimbing dan diajari masalah-masalah teknis kepabenan. Sebagai aspirant (calon) Adjun Kontrolir mula-mula kami ditugaskan jaga kapal, jaga pintu gudang, menghitung jumlah koli yang keluar/masuk gudang dan sering juga jaga malam.”

Soeharnomo senang sekali dapat kesempatan belajar masalah kepabeanan. Gajinya lumayan besar, apalagi masa kerjanya di TRIP diperhitungkan. Jadi ia baru kerja sebagai PNS masa kerja sudah dihitung lima tahun. Belum lagi tambahan lain seperti uang lembur, upah vakasi, premi dan sebagainya. “Senang sekali bisa nabung, bantu orang tua dan adik-adik. Gaji pertama yang saya dapat waktu itu seluruhnya saya berikan ke ibu saya.”

Kira-kira 1 tahun magang di pelabuhan Tanjung Perak, dipanggil ke Jakarta mengikuti pendidikan selama 2 tahun. Angkatannya terdiri dari dua kelas. Dipimpin Meneer M.B. Loth dan kelas lainnya Meneer Heyton. Karena punya pengalaman praktik maka ia dapat menyelesaikan pendidikan tanpa ada kesulitan. Tahun 1954 lulus pendidikan Adjun Kontrolir Pabean, dapat rangking ke-2 di kelas. Nomor 1, Samadi dan nomor 3 F.A. Sinlae. Pimpinan menetapkan lulus No. 1 ditempatkan di daerah I (Tanjung Priok) nomor 2 di daerah II (Semarang) dan nomor 3 di daerah III Surabaya. Atas nasihat orang-orang di Kantor Pusat sebaiknya tugas di luar Jawa dulu baru kemudian kembali ke Jawa. Kebetulan temannya bertugas di Pontianak karena alasan keluarga ingin pindah ke Semarang yaitu Santoso. Akhirnya kami tukar tempat atas persetujuan Kantor Pusat, Soeharnomo ditempatkan di Pontianak dan Santoso yang dipindah ke Semarang.

Penempatan Sebagai Pegawai Bea dan Cukai

Tugas pertama di Pontianak, Kalbar tahun 1954 sampai 3 tahun, kemudian sebagai Kepala Kantor Bea Cukai di Singkawang tahun 1957 sekaligus ditunjuk sebagai wakil syahbandar dan sebagai perwakilan Departemen Perdagangan. Tahun 1960 dipindahkan ke Tanjung Priok Jakarta. Kepala Jawatan Bea dan Cukai, Padang Soedirdjo. Dibantu beberapa temannya eks TRIP yaitu Soeratno di bidang kepegawaian, Sultan Syamsuri di bidang logistik, Djunta Suardi di bidang pengawasan dan ia sendiri di bidang public relation. Soeharnomo Sebagai public relation tugasnya memperkenalkan tugas dan fungsi Bea Cukai kepada masyarakat. Mulailah ia bergaul dengan para wartawan. “Seminggu sekali saya pidato di RRI siaran nasional. Setelah stasiun TVRI dibangun tahun 1962 saya juga mengisi acara TV secara rutin mengenai Bea Cukai. Waktu saya menangani public relation itu saya menerbitkan untuk pertama kali majalah Warta Bea Cukai yang sampai sekarang masih tetap eksis.”

“Untuk penerbitan dan pengelolaan majalah ini waktu itu saya dibantu oleh Nurchalis Bakry ex.Departemen Penerangan dan Soemanto ex. Pengasuh majalah SSBT. Sebelum Warta Bea Cukai memang ada majalah tetapi majalah kelompok organisasi politik di Bea Cukai, setelah kelompok-kelompok tadi dilebur kedalam PPBT, majalahnya juga ikut dilebur kedalam Warta Bea Cukai.”

Untuk memperdalam pengetahuan public relation, tahun 1963 ia ditunjuk tugas belajar di School Of Public Relation and Communication Boston University di Amerika selama satu tahun, selesai tahun 1964, kemudian mengikuti US Customs Training Program di Boston dan Washington DC. Kesempatan itu ia gunakan juga untuk meninjau sistem operasional US Customs di berbagai tempat pelayanan baik di pelabuhan laut maupun udara. Soeharnomo bertemu dan berbicara dengan US Customs Commissioner (Dirjen) yang waktu itu adalah Mr. Phillips Nicholls di kantor pusatnya Washington. Kemudian masih pada tahun 1964 itu saya

SOSOK

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai52 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 53

terhadap pangkat saya. Tahun 1972 saya mengikuti Sekolah Staf dan Pimpinan Administrasi (SESPA) di Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang merupakan pendidikan untuk pejabat yang akan dipromosikan ke jabatan eselon II.

Tahun 1975 diangkat menjadi Kakanwil IX Ujung Pandang (sekarang Makassar). Tahun 1980 ditarik kembali ke Kantor Pusat sebagai Bintek III (Pembina Teknis) bidang perundang-undangan (barangkali kalau sekarang Tenaga Pengkaji-Red). Kebanyakan kegiatannya mengikuti pertemuan-pertemuan di CCC (Customs Cooperation Council) di Brussel. Seminar kepabeanan dan komputerisasi kepabeanan di berbagai Negara antara lain di Berlin, Amerika, Canada dan Wina. Di samping itu juga menghadiri pertemuan kepabeanan pada tingkat regional (Asean).

Tahun 1983 menjadi Sekretaris Ditjen. Bea dan Cukai. Tahun 1984 Dirjen Bea dan Cukai, Bambang Soejarto diberhentikan dari jabatan sebagai Dirjen dan jabatan Dirjen dirangkap oleh Menteri Keuangan Radius Prawiro. Ia ditunjuk sebagai pelaksana harian Dirjen. Tanggal 25 Februari 1986 ia pun mengakhiri jabatan sebagai Sekretaris Ditjen Bea dan Cukai dan pada tanggal 1 Maret 1987 menjalani masa pensiun.

“Begitu saya menerima SK Pensiun langsung saya memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa pengabdian saya kepada negara dan bangsa sejak masa revolusi sampai merdeka dapat saya selesaikan dengan baik. Tahun 1993 saya ditetapkan sebagai anggota Legiun Veteran RI dan mendapat Gelar Kehormatan sebagai Veteran Pejoeang Kemerdekaan RI, ini berarti peran serta saya dalam revolusi diakui oleh pemerintah.”

Ia pribadi merasa puas dengan apa yang telah dikerjakannya. Sampai detik ini ia sekeluarga merasa selalu mendapatkan kekuatan dan bimbingan dari Yang Maha Kuasa, diberi kesehatan, kedamaian, kesejahteraan lahir batin serta segala nikmat dalam kehidupan yang layak. “Saya hanya berdoa semoga tetap selalu diberi kekuatan dan bimbingan agar tetap mampu membersihkan jalan yang saya tempuh dalam sisa hidup saya menuju ke saat untuk menghadap kembali ke hadirat-Nya dalam keadaan khusnul khotimah. Amien.” Ariessuryantini.

SOSOK GALERI FOTO

Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 53

Who says Jakarta

doesn’t have interesting

spot to capture in your

photograph?

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai54 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 55

GALERI FOTOGALERI FOTO

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai56 Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 57

Rezky RamadhaniSubdit Komunikasi dan Publikasi

Direktorat Jederal Bea dan Cukai

GALERI FOTOGALERI FOTO

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai56

| Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai58

“ Melalui PMK nomor 110 tahun 2018 ini, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka menyehatkan neraca transaksi berjalan. Hal ini tidak hanya mengendalikan

impor tetapi juga strategi meningkatkan ekspor ”

Sugeng Apriyanto

(Direktur Perencanaan dan Penerimaan Strategis)