Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunami Wilayah Bengkulu

13
BULETIN VOL. 4 NO. 2 JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151 1 PENENTUAN WAKTU DATANG GELOMBANG TSUNAMI DI BEBERAPA KOTA PANTAI BENGKULU DALAM UPAYA PENYELAMATAN SECARA PREVENTIF MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI Sabar Ardiansyah Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu ABSTRAK Gempabumi yang dijadikan acuan pada tulisan ini adalah gempabumi yang terjadi pada tanggal 12 September 2007 (pukul:18:10:26 wib, 4.40 LS dan 101.37 BT, kedalaman : 34 km, magnitude : 8.5 Mw).Merupakan salah satu gempa besar yang pernah terjadi di wilayah pantai Provinsi Bengkulu.Kecepatan penjalaran gelombang tsunami dihitung berdasarkan rumus : gh v Dengan v,g dan h berturut-turut adalah kecepatan, percepatan gravitasi dan kedalaman laut. Dari harga kecepatan tersebut ditentukan kecepatan rata-rata berdasarkan variasi kedalaman laut sehingga dapat diperoleh waktu datang gelombang tsunami ke kota- kota pengamatan sepanjang pantai Bengkulu dengan rumus : x dx x v v x 0 ) ( , v x t Dengan t, x dan v berturut-turut adalah waktu penjalaran gelombang tsunami, jarak dari epicenter ke pantai dan kecepatan rata-rata. Sedangkan waktu penjalaran gelombang seismik diambil dari tabel Jeffrey-Bullen untuk gempa normal dengan kedalaman 33 km. Data kedalaman laut yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan penjalaran gelombang tsunami diperoleh dari Program Pemetaan Tsunami WinITDB. Selisih waktu antara saat gempa dirasakan dan datangnya gelombang tsunami di beberapa kota di sepanjang pesisir pantai Bengkulu yang diamati sebagai berikut: Bintuhan : 38,70 menit Manna : 37,63 menit Kota Bengkulu : 24,21 menit Lais : 29,48 menit Muko-Muko : 49,42 menit Interval waktu tersebut dapat digunakan sebagai informasi penting dalam usaha penyelamatan secara preventif menghadapi bencana tsunami jika gempa besar yang berpotensi tsunami terjadi pada lokasi yang sama atau berdekatan di masa yang akan datang. Kata Kunci : Interval, Tsunami, Penyelamatan. =================================================================== I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada koordinat 10° LU 12º LS dan 93º BT 143º BT. Hampir seluruh wilayah di Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi gempa bumi dengan disertai terjadinya tsunami. Hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang terbebas dari dampak gelombang tsunami, yaitu seperti daerah di Kalimantan kecuali Kalimantan Timur dan pantai utara Jawa. Secara tektonik wilayah

Transcript of Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunami Wilayah Bengkulu

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

1

PENENTUAN WAKTU DATANG GELOMBANG TSUNAMI DI BEBERAPA KOTA PANTAI BENGKULU DALAM UPAYA

PENYELAMATAN SECARA PREVENTIF MENGHADAPI BENCANA TSUNAMI

Sabar Ardiansyah

Stasiun Geofisika Kepahiang-Bengkulu

ABSTRAK

Gempabumi yang dijadikan acuan pada tulisan ini adalah gempabumi yang terjadi pada

tanggal 12 September 2007 (pukul:18:10:26 wib, 4.40 LS dan 101.37BT, kedalaman : 34 km, magnitude : 8.5 Mw).Merupakan salah satu gempa besar yang pernah ter jadi di w i layah pantai Provinsi Bengkulu.Kecepatan penjalaran gelombang tsunami dihitung berdasarkan rumus :

ghv

Dengan v,g dan h berturut-turut adalah kecepatan, percepatan gravitasi dan kedalaman laut. Dari harga kecepatan tersebut ditentukan kecepatan rata-rata berdasarkan variasi kedalaman laut sehingga dapat diperoleh waktu datang gelombang tsunami ke kota-kota pengamatan sepanjang pantai Bengkulu dengan rumus :

x

dxxv

v

x

0

)(

, v

xt

Dengan t, x dan v berturut-turut adalah waktu penjalaran gelombang tsunami, jarak dari

epicenter ke pantai dan kecepatan rata-rata. Sedangkan waktu penjalaran gelombang seismik diambil dari tabel Jeffrey-Bullen untuk gempa normal dengan kedalaman 33 km. Data kedalaman laut yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan penjalaran gelombang tsunami diperoleh dari Program Pemetaan Tsunami WinITDB. Selisih waktu antara saat gempa dirasakan dan datangnya gelombang tsunami di beberapa kota di sepanjang pesisir pantai Bengkulu yang diamati sebagai berikut:

Bintuhan : 38,70 menit Manna : 37,63 menit Kota Bengkulu : 24,21 menit Lais : 29,48 menit Muko-Muko : 49,42 menit Interval waktu tersebut dapat digunakan sebagai informasi penting dalam usaha penyelamatan secara preventif menghadapi bencana tsunami jika gempa besar yang berpotensi tsunami terjadi pada lokasi yang sama atau berdekatan di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Interval, Tsunami, Penyelamatan.

===================================================================

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada koordinat 10° LU – 12º LS dan 93º BT – 143º BT. Hampir seluruh wilayah di Indonesia merupakan daerah yang rawan terjadi gempa bumi dengan disertai terjadinya tsunami. Hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang terbebas dari dampak gelombang tsunami, yaitu seperti daerah di Kalimantan kecuali Kalimantan Timur dan pantai utara Jawa. Secara tektonik wilayah

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

2

Indonesia berada pada jalur pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan lempeng India-Australia. Oleh karena itu daerah-daerah di Indonesia sering mengalami gempa bumi. Bentuk kepulauan, tingkat kegempaan yang tinggi dan daerah aktif gempa yang terdapat di laut menyebabkan banyak gempa yang mempunyai episenter di laut. Beberapa gempa yang terjadi di laut dengan energi yang kuat dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Gempa bumi di laut yang disertai terjadinya tsunami biasanya menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang lebih banyak dibandingkan dengan gempa bumi yang terjadi di darat.

Tsunami yang diakibatkan oleh gempa yang sumbernya di wilayah Indonesia, hanya mempunyai perbedaan selang waktu yang relatif singkat antara waktu terjadinya gempa dengan waktu tibanya gelombang tsunami yaitu sekitar 30-60 menit. Berbeda dengan tsunami yang mempunyai sumber gempa di lautan pasifik dan sekitarnya, yang mempunyai interval waktu yang cukup lama antara waktu kejadian gempa dengan waktu tiba gelombang tsunami yang berkisar lebih dari 10 jam. Dari gambaran ini tsunami yang diakibatkan gempa lokal lebih berbahaya dan membutuhkan perhatian yang lebih serius dibandingkan dengan tsunami yang diakibatkan gempa jauh.

Pada umumnya Gempa bumi tektonik di pantai Bengkulu dipengaruhi oleh aktifitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia yang bergerak 7 cm/tahun di barat pulau Sumatera –termasuk wilayah pantai Bengkulu- yang menjadikan kawasan pesisir pantai Bengkulu berpotensii terkena dampak tsunami.

1.2 Tujuan Melalui paper ini penulis akan menghitung selisih waktu penjalaran gelombang tsunami terhadap gelombang seismik dengan maksud dan tujuan agar masyarakat memahami setelah gempa bumi dirasakan maka ada kemungkinan dalam selang waktu beberapa menit kemudian akan disusul dengan adanya gelombang tsunami yang dipicu oleh gempa bumi tersebut. Karena selisih waktu datangnya gelombang seismik dan gelombang tsunami relatif tidak terlalu singkat, maka saat getaran gempa dirasakan dapat dianggap sebagai aba-aba peringatan (warning) akan adanya kemungkinan gelombang tsunami. Apabila karakteristik ini disosialisasikan dan dipahami oleh masyarakat pesisir pantai Bengkulu pada khususnya maka jumlah korban jiwa dapat diminimalisir. 1.3 Manfaat Dan Kegunaan Penelitian Manfaat dan kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk memberikan informasi yang dapat membantu pemerintah daerah setempat dalam menyusun kebijakan penanggulangan bencana tsunami terutama dalam proses evakuasi. Interval waktu antara saat merasakan getaran gempa sampai waktu datangnya gelombang tsunami yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan untuk evakuasi penduduk dengan cepat, tepat, dan akurat. Dengan interval waktu yang sudah dapat diperkirakan kira-kira model evakuasi seperti apa yang dapat dilakukan.

II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Kegempaan

Gempabumi merupakan salah satu akibat dari pergerakan lempeng yang ada di dalam bumi, dimana pergerakannya saling mengalami pertabrakan. Sehingga pada suatu saat tertentu akan menimbulkan adanya lipatan dan setelah melewati batas elastisitas maka akan terjadi patahan, pada saat patahan itu terjadi maka gempabumi itu akan terjadi. Bentuk energi yang dilepaskan saat terjadinya gempabumi antara lain adalah energi deformasi dan gelombang. Energi deformasi dapat dilihat pada perubahan bentuk volume sesudah terjadinya gempa bumi, seperti misalnya tanah naik, tanah turun, pergeseran batuan, dan lain-lain. Sedangkan energi gelombang akan menggetarkan medium elastis disekitarnya dan

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

3

akan menjalar ke segala arah. Gelombang yang dipancarkan oleh gempa tektonik tersebut akan menjalar keseluruh penjuru, tidak hanya melewati permukaan bumi melainkan juga melalui bagian bumi bagian dalam dan bahkan seringkali gelombang tersebut melewati inti bumi sebelum ditangkap oleh suatu stasiun pencatat gempa.

Gambar 1 : Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik. Garis tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada bagian bumi yang padat.

Pada keadaan I menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi perubahan bentuk geologi. Karena di dalam bumi terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan terdapat stress yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dari lapisan batuan. Keadaan II menunjukan suatu lapisan batuan telah mendapat dan mengandung stress dimana telah terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk daerah A mendapat stress ke atas, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi ( dikandung ) di daerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang tiba-tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempabumi. Pada keadaan III menunjukan lapisan batuan yang sudah patah, karena adanya pergerakan yang tiba-tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya, demikian seterusnya. Teori Reid ini dikenal dengan nama “Elastic Rebound Theory”. 2.2 Teori Tsunami

Tsunami berasal dar i bahasa Jepang yaitu dar i kata tsu dan nami . Tsu berart i pelabuhan dan nami berart i gelombang. Ist i lah tersebut kemudian dipakai oleh masyarakat untuk menunjukkan adanya gelombang laut besar yang disebabkan oleh gempa bumi. Lebih tepatnya, tsunami diart ikan sebagai gelombang laut yang ter jadi secara mendadak yang disebabkan karena terganggunya kestabi lan air laut yang diak ibatkan oleh gempa bumi tek tonik .

Gambar 2 : Mekanisme Pergerakan Gelombang Tsunami

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

4

Tsunami dapat dibangk itkan oleh berbagai gangguan yang ter jadi di dasar laut secara t iba-t iba, diantaranya adalah gempa bumi tek tonik , ak t ivi tas gunung api bawah laut (volcanic explosion), runtuhan ( land s l ide) dekat pantai, ledakan nuk l ir dibawah laut dan ak ibat kejatuhan meteor (secara teor i t is) . Dar i berbagai penyebab tsunami diatas, gempa bumi tek tonik merupakan pembangkit u tama gelombang tsunami. Besar keci lnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakter ist ik gempa bumi yang memicunya. Secara s ingkat tsunami dapat dideskr ipsikan sebagai gelombang laut dengan per ioda panjang yang dit imbulkan oleh suatu gangguan impuls if yang ter jadi pada medium laut. Per ioda gelombang tsunami berk isar antara 10-60 menit . Gelombang tsunami yang dit imbulkan oleh gaya impuls if ini bersifat ” transien” atau gelombang yang bersifat ”sesaat” . Gelombang semacam ini berbeda dengan gelombang -gelombang laut la innya yang lebih bersifat ”kont inyu”, sepert i gelombang permukaan yang dit imbulkan oleh gaya seret angin atau gelombang pasut yang dit imbulkn oleh gaya tar ik benda angkasa. Selain bersifat ” transien”, gelombang tsunami juga bersifat ”dispersi ve”. Art inya, per iodanya berubah terhadap jarak sumber gangguan impuls if . Gelombang yang menjalar masih dekat dengan daerah sumber mempunyai per ioda lebih keci l dibandingkan dengan gelombang tsunami yang telah menjalar jauh dar i sumber. Bagian terbesar sum ber gangguan impuls if yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang ter jadi di dasar laut. Tetapi t idak semua gempa bumi yang episenternya berada di laut dapat menyebabkan ter jadinya tsunami.

Gempabumi yang dapat menyebabkan ter jadinya tsunami mempunyai persyaratan karakter ist ik , ya itu :

Magnitude gempanya (M) ≥ 7.0 SR. Kedalaman gempanya (h) dangkal ≤ 60 km. Pusat gempa (episenter) berada di dasar laut. Jenis patahannya adalah normal fault (sesar turun) atau thrust

fault (sesar naik) . J ika jenis patahannya adalah str ike fault (sesar yang bergeser) maka keci l sekal i menimbulkan tsunami karena air laut t idak mengalami usikan yang berart i . Dar i ket iga jenis patahan tadi, thrust fault (sesar naik) dapat menimbulkan tsunami yang lebih berbahaya k arena gerakan patahannya melawan gravitasi. Sehingga memerlukan energi yang cukup besar. Gempa yang ter jadi di dasar laut tadi harus bisa merobek dasar laut, j ika t idak ter jadi robekan maka sul i t atau keci l kemung kinan untuk ter jadinya tsunami.Semua syarat tadi harus dipenuhi supaya dapat menyebabkan ter jadinya tsunami. Per iode tsunami cukup bervar iasi mulai dar i dua menit hingga lebih dar i satu jam. Panjang gelombangnya sangat besar antara 100 -200 km. Kecepatan gelombang tsunami bergantung dar i kedalaman laut. Secara gar is besar, apabila kedalaman laut berkurang menjadi setengah dar i kedalaman laut sebelumnya, maka kecepatan penjalaran gelombang akan menyesuaikan dengan berkurang menjadi seperempat dar i kecepatan penjalaran gelombang sebelumnya.

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

5

III. DATA DAN METODE PENGOLAHAN

3.1 Data Penelitian

a. Data Gempabumi Utama (12 September 2007)

W aktu : 18:10:26 wib

Posis i : 4.40 LS dan 101.37BT Kedalaman : 34 km Magnitude : 8.5 Mw.

b. Data Profi l Kedalaman Tiap-Tiap Pantai Kota 1) Data Profi l Kedalaman Dari Epicenter Gempa Ke Pantai Bintuhan

Koordinat Episenter : 4.4 LS dan 101.37BT Koordinat Bintuhan : 4.71

o LS dan 103.34

o BT

Jarak : 219.366 meter

No. L intang Bujur x (meter) h (meter)

1 -4.4 101.37 0 192

2 -4.48 101.54 20667 931

3 -4.50 101.73 41099 1347

4 -4.52 101.93 62998 1560

5 -4.56 102.11 83280 1486

6 -4.59 102.29 103335 811

7 -4.63 102.47 123616 571

8 -4.67 102.66 144974 730

9 -4.71 102.85 166332 716

10 -4.71 103.34 219366 0

2) Data Profi l Kedalaman Dari Epicenter Gempa Ke Manna

Koordinat Episenter : 4.4 LS dan 101.37BT Koordinat Manna : 4.48

o LS dan 102.89

o BT

Jarak : 167.431 meter

No. L intang Bujur x (meter) h (meter)

1 -4.40 101.37 0 192

2 -4.42 101.56 21015 975

3 -4.43 101.75 41930 1447

4 -4.44 101.94 62584 1454

5 -4.45 102.12 82683 924

6 -4.46 102.31 103610 284

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

6

7 -4.47 102.50 124538 93

8 -4.49 102.69 145537 55

9 -4.48 102.89 167431 0

3) Data Profi l Kedalaman Dari Epicenter Gempa Ke Kota Bengkulu

Koordinat Episenter : 4.4 LS dan 101.37BT Koordinat Kota Bengkulu : 3.79

o LS dan 102.26

o BT

Jarak : 118.687 meter

No. L intang Bujur x (meter) h (meter)

1 -4.40 101.37 0 192

2 -4.29 101.52 20461 874

3 -4.19 101.67 40281 1080

4 -4.08 101.83 61639 961

5 -3.97 101.99 82997 411

6 -3.79 102.26 118687 0

4) Data Profi l Kedalaman Dari Epicenter Gempa Ke Lais

Koordinat Episenter : 4.4 LS dan 101.37BT Koordinat Lais : 3.53

o LS dan 102.02

o BT

Jarak : 119.460 meter

No. L intang Bujur x (meter) h (meter)

1 -4.40 101.37 0 192

2 -4.26 101.47 18925 742

3 -4.11 101.59 40040 1011

4 -3.96 101.70 60500 867

5 -3.81 101.81 80960 310

6 -3.66 101.93 102080 47

7 -3.53 102.02 119460 0

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

7

5) Data Profi l Kedalaman Dari Epicenter Gempa Ke Pantai

MukoMuko

Koordinat Episenter : 4.4 LS dan 101.37BT Koordinat Muko-Muko : 2.58

o LS dan 101.10

o BT

Jarak : 202.391 meter

No. L intang Bujur x (meter) h (meter)

1 -4.4 101.37 0 192

2 -4.21 101.36 20928 487

3 -4.03 101.33 40937 619

4 -3.85 101.30 60988 789

5 -3.66 101.28 81999 739

6 -3.47 101.26 103013 716

7 -3.29 101.22 123209 694

8 -3.10 101.20 144217 616

9 -2.90 101.16 166609 390

10 -2.73 101.12 185747 83

10 -2.58 101.10 202391 0

3.2 Metode Pengolahan Data

Berdasarkan teor i yang diperoleh dar i Thorne Lay dan Terry C.W allace (Modern Global Seismology hal.149) merumuskan kecepatan gelombang tsunami, ya itu :

hgv . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( 3.1)

Dimana :

v = kecepatan gelombang tsunami (m/s).

g = kecepatan gravitas i bumi (10 m/s2) .

h = kedalaman laut (m).

Bi la episenter dianggap sebagai asal mula terbentuknya tsunami di lautan, maka bi la prof i l kedalaman laut dar i epicenter ke kota di pesis ir laut diketahui , dapat dibuat graf ik hubungan kecepatan terhadap jarak.

Untuk memudahkan perhitungan kecepatan gelombang tsunami maka diwak i l i oleh kecepatan rata -ratanya, melalui perhitungan dengan rumus :

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

8

x

dxxv

v

x

0

)(

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.2)

Dalam prakteknya, perhitungan di atas disederhanakan menjadi :

1-n

x) v(xn)..... x ). v(xx ).(v(x 21 v

1

)v v v v (v n3210

n

x

1

)(

n

xv . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.3)

Untuk mengetahui jarak dar i t i t ik episenter ke t i tk kota pengamatan digunakan perhitungan dengan rumus segit iga bola, yai tu :

Cos = s in e s in p + cos e cos p cos ( ep ) . . . (3.4)

Dimana :

e = l intang posis i epicenter .

p = l intang posis i kota pengamatan.

e = bujur posis i epicenter .

p = bujur posis i kota pengamatan

Dengan didapatnya kecepatan rata -rata gelombang tsunami v , maka

waktu penjalaran gelombang tsunami dapat diketahui melalui perhitungan dengan rumus :

v

xt . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.5)

Dimana :

t = waktu tempuh / travel t ime (sec).

x = jarak dar i epicenter ke kota (m).

v = kecepatan rata-rata (m/s).

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

9

Sedangkan waktu penjalaran gelombang seismik diambil dar i Tabel Jef f rey – Bul lens untuk gempa dangkal ( Normal, h = 33 km ). Tabel dapat di l ihat pada lampiran.

4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Anal isa

Dari tabel prof i l kedalaman laut dar i episenter ke t iap-t iap kota pengamatan, dapat diketahui kecepatan rambat gelombang tsunami untuk t iap-t iap koordinat. Dengan Demik ian, kecepatan rata -rata rambatan gelombang tsunami ke t iap -t iap kota pengamatan dapat diketahui juga. Ber ikut ini ditampilkan tabel kecepa tan rata-rata rambatan gelombang tsunami ke t iap -t iap kota pengamatan :

1. Tabel Kecepatan Rata-rata Gelombang Tsunami Tiap-tiap Kota

No. Nama Kota v (m/s)

1 Bintuhan 93,20

2 Manna 73,35

3 Kota Bengkulu 80,67

4 Lais 66,83

5 Muko-Muko 67,59

Sete lah kecepatan rata-rata set iap kota d iketahui , maka waktu penjalaran gelombang tsunami dar i episenter menuju t iap -t iap kota dapat d ih itung dengan menggunakan rumus (3.5) , sehingga d iketahui sel is ih medan waktu antara kedua penja laran gelombang.

2. Waktu Tempuh Penjalaran Gelombang Tsunami (Episenter - Kota)

No. Nama Kota x (meter) v (m/s) t (sekon)

1 Bintuhan 219.366 93,20 2.353,71

2 Manna 167.431 73,35 2.282,63

3 Kota Bengkulu 118.687 80,67 1.471,27

4 Lais 119.460 66,83 1.787,52

5 Muko-Muko 202.391 67,59 2.994,39

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

10

3. Tabel Selisih Waktu Penjalaran Gelombang Tsunami terhadap Gelombang Seismik (Episenter-Kota)

No.

Nama Kota

Waktu Penjalaran

Gel .Tsunami (sekon)

Waktu Penjalaran

Gel .Seismik (sekon)

Sel isih

(sekon)

Sel isih

(menit)

1 Bintuhan 2.353,71 31,57 2.322,14 38,70

2 Manna 2.282,63 24,87 2.257,76 37,63

3 Kota Bengkulu

1.471,27 18,64 1.452,63

24,21

4 Lais 1.787,52 18,74 1.768,78 29,48

5 Muko-Muko 2.994,39 29,28 2.965,11 49,42

4.2 Pembahasan

Dengan adanya hasi l akhir berupa tabel waktu penjalaran gelombang tsunami dan gelombang seismik , maka telah diketahui berapa lama waktu penjalaran gelombang tsunami untuk mencapai daratan atau pantai di sepanjang pesis ir pantai Provinsi Bengkulu (kota -kota yang diamati) .

Hal ini menghasi lkan sel is ih waktu yang cukup besar antara waktu datang gelombang tsunami dan waktu datang gelombang gempa. Dar i hasi l perhitungan diperoleh sel is ih waktu antara 24 -49 menit . hal ini menunjukkan bahwa setelah dirasakan adanya gempa, masyara kat di pesis ir pantai Bengkulu masih memil ik i cukup waktu untuk melakukan evakuasi sebagai t indakan penyelamatan bencana tsunami.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a). Dari hasil perhitungan, maka dapat diambil kesimpulan selisih waktu datang antara gelombang tsunami dan gelombang gempa pada kota-kota yang diamati adalah :

Bintuhan : 38,70 menit Manna : 37,63 menit Kota Bengkulu : 24,21 menit Lais : 29,48 menit Muko-Muko : 49,42 menit

b). Dengan adanya waktu yang cukup antara 24 sampai 49 menit, mmasih sangat

memungkinkan bagi masyarakat yang bermukim di pesisir pantai Bengkulu untuk menuju ke tempat yang lebih tinggi dalam upaya penyelatan dari bencana tsunami.

5.2 Saran

1. Melihat informasi yang cukup penting dari hasil perhitungan di atas, penulis menyarankan kepada masyarat pesisir pantai Bengkulu pada khususnya untuk dijadikan informasi perkiraan waktu untuk melakukan penyelatan ke tempat yang lebih tinggi sebelum datangnya gelombang tsunami.

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

11

2. Untuk pemerintah dareh (Khususnya Badan Penanggulangan bencana daerah Bengkulu) bisa membuat model/system evakuasi sebelum gelombang tsunami datang, dengan memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai salah satu informasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sutrisno. Penentuan Waktu Datang Gelombang Tsunami Di Beberapa Kota Pantai Selatan Jawa barat Sebagai Informasi Penting Dalam Usaha Penyelatan Secara Preventif Menghadapi Bencana Tsunami.Jakarta.

2. Ibrahim, Gunawan dan Subardjo. 2005. Pengetahuan Seismologi. Badan Meteorologi Dan Geofisika. Jakarta.

3. Nur Akbar, Rilza.2008. Estimasi Selisih Waktu Tiba Antara Penjalaran Gelombang Tsunami dan Gelombang Gempa Di Beberapa Kota Pantai Selatan Jawa.Jakarta: Akademi Meteorologi dan Geofisika.

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

12

LAMPIRAN I : JEFFREYS' NEAR-EARTHQUAKE TABLE

S-P Secs

Distance km

P-H Secs

S-P Secs

Distance km

P-H Secs

S-P Secs

Distance km

P-H Secs

5 21 6.5 44 420 57.5 1:23 816 1:47.6

6 36 8.0 45 430 58.8 1:24 826 1:48.8

7 48 9.6 46 440 1:00.0 1:25 836 1:50.1

8 60 11.0 47 450 1:01.2 1:26 846 1:51.3

9 70 12.3 48 460 1:02.6 1:27 856 1:52.6

10 80 13.8 49 470 1:03.9 1:28 866 1:53.8

11 90 15.1 50 480 1:05.2 1:29 876 1:55.0

12 100 16.3 51 491 1:06.5 1:30 886 1:56.3

13 110 17.6 52 501 1:07.7 1:31 896 1:57.6

14 120 18.8 53 511 1:09.9 1:32 906 1:58.9

15 130 20.1 54 521 1:10.3 1:33 917 2:00.2

16 140 21.4 55 531 1:11.6 1:34 927 2:01.5

17 150 22.7 56 541 1:12.9 1:35 937 2:02.7

18 160 23.9 57 551 1:14.2 1:36 947 2:04.0

19 170 25.2 58 561 1:15.4 1:37 957 2:05.2

20 180 26.5 59 571 1:16.7 1:38 967 2:06.5

21 190 27.8 1:00 581 1:17.9 1:39 977 2:07.7

22 201 29.1 1:01 591 1:19.2 1:40 987 2:08.9

23 211 30.4 1:02 601 1:20.4 1:41 997 2:10.2

24 221 31.8 1:03 611 1:21.7 1:42 1007 2:11.5

25 231 33.1 1:04 621 1:23.0 1:43 1018 2:12.8

26 241 34.4 1:05 631 1:24.2 1:44 1028 2:14.0

27 251 35.7 1:06 641 1:25.5 1:45 1038 2:15.3

28 261 37.0 1:07 651 1:26.7 1:46 1048 2:16.5

29 271 38.2 1:08 661 1:28.0 1:47 1058 2:17.8

30 281 39.5 1:09 672 1:29.4 1:48 1068 2:19.0

31 291 40.8 1:10 682 1:30.7 1:49 1078 2:20.3

32 301 42.1 1:11 692 1:32.0 1:50 1089 2:21.6

33 311 43.4 1:12 702 1:33.2 1:51 1099 2:22.9

34 321 44.7 1:13 713 1:34.6 1:52 1109 2:24.1

35 331 46.0 1:14 723 1:35.9 1:53 1120 2:25.4

36 341 47.3 1:15 733 1:37.2 1:54 1130 2:26.7

37 351 48.6 1:16 743 1:38.5 1:55 1141 2:28.0

38 361 49.8 1:17 753 1:39.8 1:56 1151 2:29.3

39 371 51.1 1:18 764 1:41.1 1:57 1161 2:30.6

40 381 52.4 1:19 774 1:42.4 1:58 1171 2:31.0

41 391 53.7 1:20 784 1:43.6 1:59 1182 2:33.1

42 401 55.0 1:21 796 1:45.0 2:00 1194 2:34.4

43 410 56.2 1:22 806 1:46.3

BULETIN VOL. 4 NO. 2 – JANUARI 2014 ISSN 2088 - 9151

13

LAMPIRAN 2 : Peta Daerah Penelitian