Pak hasan mentah
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Pak hasan mentah
Rabu, 07 November 2012KONSEP DASAR PAI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu
tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang
penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam
pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru –
murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa
memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi
situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh
menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang
baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari
hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula
berpengaruh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan pengajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan system pengajaran?
3. Apa Fungsi Dan Tujuan Perencanaan Pengajaran PAI ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pengajaran PAI
1. Pengertian Perencanaan Pengajaran PAI 1[1]Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan serta
merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi,
finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasikan efisiensi
dan efektivitas pencapaian tujuan.2[2]Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan
penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan
1[1] Ulbert Silalahi
2[2] William H. Newman dalam Abdul Majid
program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan
penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari.3[3]Perencanaan dalam arti luas : suatu proses mempersiapkan
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Lembaga Administrasi Negaraa. Perencanaan dalam arti luas : suatu proses mempersiapkan
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Perencanaan : proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan
dan penentuan aparat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan.
c. Perencanaan : usaha yang diorganisasikan dengan dasar
perhitungan untuk memajukan perkembangan tertentu.4[4]Perencanaan Pengajaran dalam arti yang luas adalah suatu
penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih
efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tujuan
para murid dan masyarakat.5[5]Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan
3[3] Bintoro Tjokroamidjodjo
4[4] Comb dalam Harjanto
5[5] Abdul Majid
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada
masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian-pengertian diatas maka yang di maksud dengan
Perencanaan Pengajaran adalah suatu proses yang sistematis
dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
2. Bentuk-Bentuk Pengajaran PAI
Seperti yang telah diuraikan di muka, bahwa perencanaan
pengajaran khusus di bidang Pendidikan Agama Islam ditetapkan
sekarang dan dilaksanakan serta digunakan untuk waktu yang akan
datang. Dalam ilmu manajemen, perencanaan tersebut memiliki
bentuk-bentuk sebagai berikut:
a. Tujuan(objektif)
Merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan dan
diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu
tertentu.
b. Kebijakan(policy)
Yaitu suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran
dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk
mencapai tujuan. Karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis,
maka seringkali sulit untuk difahami oleh para peserta didik.
c. Strategi
Merupakan tindakan penyesuaian dari rerncana yang telah dibuat.
Disebabkan oleh adanya berbagai macam reaksi. Oleh karena itu
dalam membuat strategi haruslah memperhatikan beberapa faktor
seperti: ketepatan waktu mengajar, ketepatan tindakan yang akan
dilakukan dan sebagainya.
d. Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu
mendatang. Ini lebih menitikberatkan pada suatu tindakan.
e. Aturan
Meruapakan suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari
prosedur.
f. Program
Yaitu campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian
tugas yang disertai dengan suatu anggaran; semuanya ini akan
menciptakan adanya tindakan.
Dari semua bentuk-bentuk perencanaan tersebut satu sama lain
saling terkait dalam satu kesatuan sistem
3. Masalah-masalah pokok dalam perencanaan pengajaran
Beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan dan
dicarikan solusi pemecahannya yaitu:
a. Masalah Arah atau Tujuan
Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau tujuan
pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat oleh guru terlalu
luas dan tidak operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi
yang berakibat tujuan pengajaran tidak dipahami oleh siswa.
b. Masalah Evaluasi
Masalah yang muncul dalam evaluasi, berkisaran antara lain :
Prosedur evaluasi yang tidak dikenal oleh siswa yang berakibat
evaluasi yang dilaksanakan tidak adil, dan memuaskan para siswa.
Rumusan instrumen penilaian tidak jelas, alat penilaian di buat
secara sembarang, kurang atau tidak memenuhi syarat validitas,
serta tingkat reliabilitas yang rendah. Tingkat daya pembeda soal
yang kurang baik yaitu tidak dapat membedakan mana siswa pintar
dan mana siswa yang kurang pintar.
c. Masalah Isi dan Urutan Materi Pelajaran
Masalah yang muncul adalah bagaimana memilah-milah mana
materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara
runtun, logis dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang
disajikan tidak serasi dan tidak terorganisasi dengan baik maka
akibatnya terjadi kegagalan dalam menyampaikan uraian materi
pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru
membuat instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban
materi pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak diajarkan.
d. Masalah Metode
Masalah yang berkaitan dengan metode pengajaran adalah
kurang atau tidak tepat sasaran dalam pemilahan metode yang
digunakan, bersifat monoton dan tidak sesuai dengan tujuan,
strategi, model serta pendekatan pengajaran yang digunakan.
e. Hambatan-hambatan
Hambatan-hambatan bisa datang dari siswa (kurangmampu mengikuti
pelajaran, memiliki perbedaan indvidual), dari guru (kurang
berminat mengajar), faktor institusional (terbatasnya ruang
kelas, laboratorium serta alat-alat peraga).
B. SISTEM PENGAJARAN PAI
1. Pendekatan Sistem Pengajaran PAI
Dalam berbagai kegiatan, khususnya proses pengajaran, dewasa
ini pendekatan sistem (sistem approach) dipandang merupakan salah
satu pendekatan logis dan analitis terhadap berbagai bidang.6[6]Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah
komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan mengidentifikasi tujuan, dapat dianalisis
komponen yang terdapt pada sistem itu.
Gagasan inti filosofis adalah bahwa suatu sistem merupakan
kumpulan dari sejumlah komponen, yang saling berinteraksi dan
saling bergantungan satu sama lain. Untuk mengenal suatu sistem,
kita harus mengenal semua komponen yang beroperasi didalam.
Perubahan suatu sistem harus dilihat dari perubahan komponen-
komponen tersebut. Kita tak mungkin mengubah suatu sistem tanpa
perubahan sistem secara menyeluruh. Sistem filosofis cenderung
untuk mengkondisikan pendekatan tertentu terhadap sistem adalah
sensitivitas terhadap hakikat sistemis dari kenyataan, sikap
sensitive terhadap fariabel-fariabel dalam sistem yang saling
berinteraksi satu sama lain. Itu sebabnya para perancang sistem
6[6] Tatang M. Amirin 1995
harus bersikap rasional, senantiasa tanggap terhadap kenyataan
yang sesungguhnya.
Dalam pendekatan sistem pengajaran Pendidikan Agama Islam
harus bersifat komprehensip, intregated dan universal. Karena
itu, secara filosofis pendekatan sistem pengajaran Pendidikan
Agama Islam dapat menolong para perancang pendidikan dan orang-
orang pikiran sehat terhadap proses pendidikan. Ia seolah-olah
menjadi acuan dalam memecahkan berbagai persoalan dalam
pendidikan dan pengajaran. Hal ini disebabkan karena pendekatan
secara filosofis menjadi akar dari setiap permasalahan
kependidikan.
Ada dua ciri pendekatan sistem pengajaran Pendidikan Agama Islam,
yakni sebagai berikut:
a) Pendekatan sistem merupakan suatu pendapat tertentu yang
mengarah ke proses belajar-mengajar. Proses belajar-mengajar
adalah suatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa
berinteraksi satu sama lain untuk memberikan kemudahan bagi siswa
belajar.
b) Penggunaan metodologi khusus untuk mendesain sistem
pengajaran. Metodologi khusus itu terdiri atas prosedur
sistematik, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian
keseluruhan proses belajar mengajar. Dengan demikian, pendekatan
sistem merupakan suatu panduan dalam rangka merencanakan dan
menyelenggarakan pengajaran., 7[7]pendekatan ciri tersebut pada
hakikatnya sejalan dengan pendekatan ilmiah (scientific
7[7] Oemar H. Malik(2002:09)
approach). Pendapat ilmiah ditandai oleh keyakinan tentang sebab
akibat antara peristiwa-peristiwa, konsep tentang zat yang tak
dapat rusak, dan keteraturan alam semesta.
2. Konsep Sistem Pengajaran PAI
Sistem pengajaran Pendidikan Agama Islam adalah suatu
kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan rumusan itu, orang
yang terlibat dalam sistem pengajaran secara umum adalah siswa,
pengajar (guru), dan tenaga lainnya, misalnya tenaga yang
membutuhkan dalam laboratorium. Meterial meliputi buku-buku,
papan tulis, kapur, fotografi, slide, film, audio, video tape.
Fasilitas dan perlengkapan terdiri atas ruangan kelas,
perlengkapan audiovisual, bahkan juga computer. Produser meliputi
jadual dan metode penyampain imformasi, penyedia untuk praktek,
belajar, pengetesan dan penentuan tingkat dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang dan tingkat
keunikan. Sistem pengajaran dapat dilaksnakan dalam membentuk
membaca buku, sistem belajar dikelas atau di sekolah, di
perguruan tinggi, atau disebuah kota maupun desa. Sistem
pengajaran senantiasa di tandai oleh organisasi dan intraksi
antar komponen untuk memdidik siswa.
3. Ciri-ciri Sistem Pengajaran PAI
a. Berdasarkan rumusan di atas, ada tiga ciri khas yang
terkandung dalam sistem pengajaran PAI, yaitu:
Rencana, penataan internasional orang, material, dan prosedur,
yang merupakan unsur sistem pengajaran sesuai dengan suatu
rencana khusus, sehingga tidak mengembang.
b. Saling ketergantungan (interdependent), unsur-unsur suatu
sistem merupakan bagian yang koheren dalam keseluruhan , masing-
masing bagian bersifat esensial, suatu sama lain saling
memberikan suatu tertentu.
c. Tujuan, setiap sistem pengajaran memiliki tujuan tertentu.
The goal is the purpose for which the sistem is designed. Ciri
itu menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh
manusia dan sistem-sistem alami (natural). Sistem transportasi,
sistem komunikasi, sistem peerintahan, semuanya memiliki tujuan.
Sistem natural, seperti sistem elogis, sistem persyaratan pada
hewan, memiliki unsur-unsur yang sling bergantungan antara yang
satudengan yang lain disusun dengan rencana tertentu, tetapi
tidak mempunyai tujuan untuk maksud.8[8]Tujuan utama sistem pengajaran secara umum adalah siswa yang
belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi
orang, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien
dan efektif. Karena itu, material, dan prosedur agar siswa
belajar secara efisien. Karena itu, melalui proses mendesain
sistem, si perancang membuat rancangan keputusan atas dasar
pemberian kemudahan untuk mencapai tujuan sistem.
Unsur-unsur minimal yang harus ada dalam sistem pengajaran
adalah siswa, tujuan, dan prosedur kerja untuk mencapai tujuan.
Dalam konteks ini, guru tidak termasuk sebagai unsur sistem,
8[8] (Oemar H. Malik, 2002: 12).
karena fungsinya mungkin dalam kondisi tertentu dapat digantikan
atau dialihkan kepada media lain sebagai pengganti, seperti buku,
film, slide, teks yang telah diprogram dan sebagainya.
Sebaliknya, administrator mungkin menjadi salah satu unsur sistem
karena ada kaitannya dengan prosedur perencanaan dan pelaksanaan
sistem.
Fungsi guru dalam suatu sistem pengajaran adalah sebagai
perancang dan sebgai guru yang mengajar (unsur suatu sistem).
Pelaksanaan, fungsi pertama, guru bertugas menyusun suatu sistem
pengajaran, sedangkan pelaksanaannya mungkin digantikan atau
dilaksanakan oleh tenaga lain atau dengan media lainnya.
Pelaksanaan fungsi kedua adalah guru berfungsi mendesain sistem
pengajaran, sedangkan dia sendiri bertindak sebagai pelaksana.
Fungsi kedua itu memang wajar karena guru telah menguasai bidang
pengajaran.
Di samping itu, guru telah berpengalaman dalam hubungannya dengan
para siswanya dan menguasai prinsip-prinsip dan teknik
pengajaran. Dalam hal itu, berarti guru mendesain dirinya sendiri
dalam kerangka sistem belajar yang dikembangkannya,
C. FUNGSI DAN TUJUAN PERENCANAAN PENGAJARAN PAI
Pada hakikatnya perencanaan pengajaran secara umum mempunyai dua
fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi Perencanaan Pengajaran PAI
a) Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran akan
menjadi baik dan efaektif. Maksudnya adalah, karena perencanaan
atau persiapan tersebut, maka seorang guru akan dapat memberikan
pengetahuan yang baik. Karena ia dapat menghadapi situasi di
kelas dengan tegas dan mantap serta fleksibel.
b) Dengan membuat perencanaan yang baik, maka seorang guru akan
tumbuh dan berkembang menjadi guru professional. Maksudnya
adalah, karena dalam perbuatan perencanaan yang baik, maka
seorang guru yang baik adalah berkat pertumbuhan dan perkembangan
dari hasil pengalaman atau belajar yang continue, walaupun faktor
bakat sangat menentukan.
2. Tujuan Perencanaan Pengajaran PAIa) Sesuai dengan fungsi perencanaan pengajaran, maka tujuan yang
ingin dicapai perencanaan pengajaran adalah sebagai berikut:Supaya proses belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif danefisien.
b) Supaya guru atau calon guru dapat menjadi guru yangprofessional khususnya dalam mendidik dan memberikan pengajarankepada siswanya.
c) Agar dalam proses belajar mengajar diperoleh hasil (out put)yang baik, oleh karena itu harus menggunakan cara yang baik pula.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Perencanaan pengajaran adalah suatu hal yang sangat penting
yang harus dikerjakan oleh setiap guru ataupun calon guru. Jadi
perencanaan pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan
prinsip-prinsip umum mengajar didalam pelaksanaan tugas mengajar
dalam suatu situasi interaksi pengajaran (interaksi guru-murid)
tertentu yang khusus, baik yang berlangsung di dalam kelas
ataupun diluar kelas. Makin baik dipikirkan, maka makin baiklah
persiapan perencanaan pengajaran itu, sehingga bisa diharapkan
makin baik pula dalam pelaksanaannya.
Semua perencanaan yang baik adalah suatu proses pertumbuhan.
Pada mulanya suatu konsep hanya samar-samar, lambat laun berkat
pemikiran yang matang maka konsep itu makin jelas dan terperinci.
Setiap perencanaan harus bersifat fleksibel (bisa berubah-ubah)
sehingga ada usaha untuk selalu memperbaiki dan mempertinggi mutu
pengajarannya.
Mengajar itu sebenarnya merupakan juga suatu “seni” dan
sebagaimana kesenian yang lain harus pula selalu dikembangkan
dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tekun untuk mencapai taraf
dan mutu yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Darwin Syah, M.Pd, 2007, Perencanaan Sistem PengajaranPendidikan Agama Islam.Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995, PengantarDidaktik Metodik Kurikulum PBM.
Abdul Latief, 2006. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama
Islam.
Bandung. Pustaka Bani Quraisy.
Diposkan oleh dhohirus salis di Rabu, November 07, 2012 http://sarjanaspdi.blogspot.com/2012/11/konsep-dasar-pai.html
Tahapan-tahapan pembelajaran PAI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Tahapan-Tahapan Pembelajaran PAI
1. Analisis Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi
Langkah atau tahapan pertama dalam desain pengembangan
pembelaran adalah melakukan analisis tujuan dan karakteristik bidang
studi. Aspek-aspek penting yang akan dibahas dalam langkah ini
mencakup pengertian tujuan dan karakteristik bidang studi. Klasifikasi
tujuan dikaitkan dengan klasifikasi tipe isi bidang studi dan struktur
isi bidang studi. Hasil analisis ini akan menjadi masukan untuk
menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya mengacu pada hasil pembelajaran
yang diharapkan. Sebagai hasil yang diharapkan, tujuan pembelajaran
harus ditetapkan lebih dulu sehingga semua upaya pembelajaran
diarahkan untuk mencapai tujuan.
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang sejalan dengan strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro,yakni tujuan pembelajaran umum dan khusus.
Tujuan umum pembelajaran merupakan pernyataan umum tentang hasil
pembelajaran yang diharapkan. Tujuan umum mengacu pada keseluruhan
semua isi bidang studi, yaitu pada struktur orientasi bidang
studi.karena itu,tujuan pembelajaran umum akan mempengaruhi strategi
pengorganisasian pembelajaran secara makro.
Tujuan khususpembelajaran merupakan pernyataan khusus tentang hasil
pembelajaran yang diinginkan. Tujuan khusus mengacu pada konstruksi
tertentu (misalnya fakta, konsep, prosedur, atau prinsip) dari suatu
bidang studi PAI. Karena itu, tujuan pembelajaran khusus akan banyak
mempengaruhi strategipengorganisasian mikro.
Tujuan umum dapat dipilih menjadi dua, yaitu tujuan orientatif dan tujuan
pendukung. Tujuan orientatif menekankan pada pembelajaran yang berkaitan
dengan pemahaman struktur orientasi isi bidang studi, yang mencakup
keseluruhan konstruk penting serta kaitan antarisi bidang studi.
Tujuan pendukung merupakan spesifikasi isi bidang studi dan perilaku
peserta didik yang dapat memudahkan pencapaian tujuan orientatif.
b. Karakteristik Bidang Studi PAI
Analisis karakteristik bidang studi mencakup tipe isi bidang studi dan
struktur isi bidang studi. Tipe isi bidang studi sebagai konstruk isi bidang
studi meliputi: (1) fakta, (2) konsep, (3) prinsip, (4) prosedur.
Fakta ialah asosiasi antara onjek, peristiwa, atau simbol yang ada
atau yang mungkin ada dalam lingkungan nyata atau imajinasi; misalnya,
Makkah al-Mukarromah sebagai kota suci umat Islam. Konsep ialah
sekelompok objek, peristiwa, atau simbol yang memiliki karakteristik
umum yang sama dan yang diidentifikasi dengan nama yang sama, misalnya
konsep tentang manusia, ibadah, hari akhir, surga, neraka. Prinsip
ialah hubungan sebab akibat antar konsep, misalnya hubungan
diciptakannya manusia dengan perintah ibadah, hubungan perintah shalat
dengan pencegahan perbuatan keji dan munkar. Prosedur ialah urutan
langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu, atau
membuat sesuatu, misalnya prosedur menetapkan hukum dalam Islam
terhadap suatu masalah. Untuk menetapkan hukum terhadap suatu masalah
dalam Islam, disamping harus melalui prosedur tertentu juga harus
berdasarkan Al-Quran, Hadits, Ijma, dan Qiyas.
c. Struktur Isi Bidang Studi
Struktur isi bidang studi berarti hubungan antar isi bidang studi.
Struktur isi bidang studi bermanfaat bagipemilihan dan pengembangan
strategi pengorganisasian pembelajaran secara optimal. Strategi ini
berkaitan dengan memilih, menata urutan, membuat rangkuman, dan
menyintesis isi-isi bidang studi yang terkait.
Perancang pembelajaran dan ahli bidang studi telah menyadari
pentingnya tahap analisis struktur bidang studi untuk keperluan
perancangan pembelajaran. Pada awalnya, perancang pembelajaran. Pada
awalnya, perancang pembelajaran cenderung menggunakan analisis isi dan
tugas yang didasarkan pada teori belajar kumulatif dan herarki
belajar. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa analisis ini
ternyata kurang memadai lagi untuk keperluan pengembangan strategi
pengorganisasian pembelajaran tingkat makro. Herarki belajar lebih
memadai untuk pengorganisasian pembelajaran tingkat mikro.
Pengembang teori pembelajaran memperkenalkan karakteristik yang lain
dari struktur bidang studi, yang pengembangannya didasarkan pada
hubungan antar bagian isi bidang studi. Secara umum struktur isi
bidang studi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Struktur orientasi yang meliputi struktur konseptual, struktur
prosedural, dan struktur teoritik;
2. Struktur pendukung/pelengkap yang meliputi struktur konseptual,
struktur prosedural, struktur teoritik, dan struktur belajar;
3. Struktur ganda dapat menggabungkan struktur orientasi dan struktur
pendukung menjadi bentukstruktur baru.
Struktur orientasi adalah struktur yang mencakup seluruh atau
sebagian besar isi bidang studiyang akan diajarkan. Fungsi struktur
ini memperkenalkan semua bagian bidang studiyang penting, yang dapat
dijadikan kerangka untuk mengaitkan bagian-bagian isi yang lebih
rinci. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum orientasi. Dengan
melihat struktur orientasi bidang studi, peserta didik akan memperoleh
gambaran umum mengenai apa yang akan dipelajari. Sebagai contoh:
pembelajaran akhlak, mencakup akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap
sesama manusia, dan akhlak terhadap makhluk lain dan lingkungan alam
sekitar, serta bentuk dan rincian akhlak masing-masing.
Struktur pendukung adalah struktur yang berisi fakta, konsep-konsep,
prosedur-prosedur, atau prinsip-prinsip yang dapat dimasukkan ke dalam
struktur orientasi. Struktur ini sejalan dengan tujuan umum pendukung.
Sebagai contoh: tata cara akhlak terhadap Allah mencakup manusia
sebagai hamba Allah, tujuan manusia diciptakan Allah, dan tujuan akhir
kehidupan manusia yang merupakan pendukung pembelajaran akhlak
terhadap Allah.
Struktur ganda adalah struktur yang menunjukkan kaitan di antara
struktur bidang studi yang merupakan gabungan dari struktur orientasi
dan struktur pendukung. Struktur ini memasukkan hampir semua isi
bidang studi yang penting mulai dari fakta, konsep, prosedur, sampai
prinsip. Sebagai contoh: pembelajaran akhlak, kaitan antara akhlak
terhadap Allah beserta tata cara berakhlak kepada Allah dengan akhlak
terhadap sesama manusia dan tata caranya. Begitu pula kaitan akhlak
terhadap manusia beserta tata caranya dengan akhlak terhadap sesama
makhluk Allahdan lingkungan alam sekitarnya.
Struktur konseptual adalah suatu struktur yang emnunjukkan hubungan
lebih tinggi, setingkat, atau lebih rendah diantara konsep-konsep
tersebut. Struktur konseptual pada hakikatnya memuat konsep-konsep
bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi konseptual. Tipe struktur
konseptual mencakup taksonomi bagian, taksonomi jenis, dan matrik atau
tabel. Taksonomi bagian adalah struktur konseptual yang menunjukkan
bahwa konsep- konsep memiliki subkonsep atau bagian dari suatu konsep.
Taksonomi jenis adalah struktur konseptual yang menunjukkan bahwa
konsep-konsep tersebut merupakan varietas dari suatu konsep. Matriks
atau tabel merupakan struktur konseptual yang menunjukkan kombinasi
dari dua taksonomi atau lebih.
Struktural prosedural adalah struktur yang menunjukkan hubungan
prosedural antar bagian dalam suatu bagian bidang studi. Struktur ini
memuat isi bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi prosedural.
Ada dua tipe struktur ini, yaitu struktur prosedural prasyarat dan
struktural prosedural putusan. Struktur prosedural prasyarat
menunjukkan hubungan prosedural dan urutan untuk menampilkan langkah-
langkah suatu prosedur kerja. Sebagai contoh: untukmengambil suatu
hukum Islam, ada prasyarat yang harus ditempuh sebelum menempuh syarat
berikutnya. Struktur prosedural putusan menunjukkan hubungan
prosedural yang diperlukan dalam mengambil keputusan dalam situasi dan
kondisi tertentu. Sebagai contoh: untuk mengambil keputusan hukum
dalam Islam, dalam kondisi prasyarat tidak terpenuhi, bagaimana
mengambil langkah pengambilan keputusan.
Struktur teoritik adalah sturktur yang menunjukkan rangkaian
hubungan kausal di antara konsep-konsep atau prinsip-prinsip. Hubungan
tersebut biasanya ditunjukkan melalui diagram yang dilegkapi anak
panah untukmenunjukkan hubungan sebab akibat. Struktur ini memuat isi
bidang studi untuk mencapai tujuan orientasi teoritik.
Struktur belajar adalah struktur yang menunjukkan hubungan prasyarat
belajar di antara fakta, konsep, dan prinsip. Misalnya, suatu konsep
merupakan prasyarat untuk belajar prinsip. Struktur belajar
mendeskripsikan pengetahuan apa yang harus diketahui lebih dulu
sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari.
d. Langkah-langkah Analisis Tujuan dan Isi Bidang Studi
1. Identifikasi dan analisis tujuan. Langkah ini dimaksudkan untuk
mengetahui tujuan orientatif pembelajaran, apakah bersifat konseptual,
prosedural, atau teoritik.
2. Identifikasi tipe isi bidang studi. Langkah ini didasarkan pada
tujuan orientatif yang ditetapkan.
3. Pembuatan struktur orientasi bidang studi.
4. Analisis tujuan pendukung.
5. Identifikasi tipe isi pendukung.
6. Pembuatan struktur pendukung didasarkan hasil analisis isi
pendukung.
7. Pembuatan struktur ganda yang merupakan integrasi dari berbagai
struktur isi bidang studi.
2. Analisis Sumber Belajar
Analisis sumber belajar bertujuan untuk mengetahui sumber-
sumber belajaryang tersedia dan dapat dipakai untuk menyampaikan isi
pembelajaran kepada peserta didik. Sumber belajar mencakup semua
sumber yang dapat digunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku
belajar. Dengan demikian, sumber belajar dapat diklasifikasikan
menjadi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar.
Pesan ialah informasi yang akan disampaikan. Pesan dapat
ide, fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Dalam konteks
pembelajaran, pesan terkait dengan isi bidang studi yang ada dalam
kurikulum. Pesan dapat disampaikan dengan menggunakan komponen alat
yang lain.
Orang adalah semua yang terlibat dalam penyimpanan atau
penyampaian pesan, yang bisa berupa guru, dosen, siswa, mahasiswa, dan
narasumber lain yang termasuk dalam kelompok ini.
Bahan adalah perangkat lunak yang berfungsi menyimpan
pesan sebelum disalurkan dengan menggunakan alat yang telah dirancang,
misalnya transparansi dan kaset. Kadang-kadang bahan juga bisa
menyajikan pesan tanpa perantara alat, misalnya buku teks, surat
kabar, jurnal, majalah, dan sebagainya.
Alat adalah perangkat keras yang bisa digunakan untuk
menyalurkan pesan yang tersimpan dalam bahan.
4. Menetapkan Tujuan Belajar dan Isi Pembelajaran
Tujuan khusus pembelajaran bermanfaat mempreskripsikan strategi
pengorganisasian pembelajaran tingkah mikro. Tujuan khusus akan
menjadi arah isi bidang studi yang akan disajikan dan cara
mengorganisasikan.
Kondisi dalam tujuan pembelajaran adalah sesuatu yang secara khusus
yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan ketika peserta didik
menampilkan perilaku yang ditetapkan dalam tujuan. Sesuatu yang
dimaksudkan bisa berupa bahan atau alat, informasi, dan atau
lingkungan.
5. Menetapkan Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran
Kajian strategi pengorganisasian pembelajaran ini akan ditekankan
pada pembelajaran tingkat mikro dan makro, serta strategi pembelajaran
kegiatan peserta didik. Kajian strategi pengorganisasian dimulai dari
teori dan model pengorganisasian isi pembelajaran tingkat makro dan
tingkat mikro. Strategi makro untuk menata urutan keseluruhan isi
bidang studi. Strategi mikro untuk menata urutan sajian isi
pembelajaran.
Peristiwa pembelajaran merupakan proses internal tindakan belajar
melalui beberapa tahapan dengan menggunakan metode pembelajaran yang
mengikuti urutan tertentu. Peristiwa-peristiwa pembelajaran
mempreskripsikan kondisi belajar internal dan eksternal utama untuk
setiap kapabilitas yang akan dipelajari.
Strategi Makro
Strategi pembelajaran tingkat makro memusatkan pada cara-
cara penanganan empat bidangmasalah, yang disebut 4S, yakni selection,
sequencing, synthesizing, dan summary. Kajian-kajian terhadap empat aspek
tersebut dilakukan secara terpisah sesuai dengan penekanan salah satu
aspek dari aspek tersebut.
a. Herarki Belajar
Menekankan pada aspek penataan urutan dengan memunculkan gagasan
mengenai prasyarat belajar atau disebut juga hirarki belajar.
b. Analisis Tugas
Cara lain yang dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan isi
bidang studi adalah analisis tugas, yakni urutan untuk menampilkan
tugas-tugas belajar.
c. Teori Skema
Memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru
dengan cara mengaitkan atau mengintegrasikan struktur kognitif lama
yang sudah dimiliki dengan pengetahuan baru yang dipelajari. Hasil
struktur kognitif yang baru akan menjadi assimilative schema pada proses
belajar berikutnya.
d. Subsumptive Sequence
Cara membuat urutan isi pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran
lebih bermakna bagi peserta didik. Urutan pembelajaran tersebut lebih
dikenal dengan istilah subsumptive sequence.
e. Kurikulum Spiral
Dapat digunakan sebagai cara pengorganisasian tingkat makro. Dengan
konsep kurikulum spiral, pengurutan pembelajaran dimulai dari isi yang
bersifat umum kemudian secara berkala menuju ke isi pembelajaran yang
rinci.
f. Webteaching
Webteaching sebagai prosedur untuk menata urutan isi bidang
studi,menekankan pentingnya struktur pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dan struktur isi bidang studi yang akan dipelajari.
Dengan perkataan lain, pengetahuan baru, secara bertahap
diintegrasikan dengan struktur pengetahuan yang telah dimiliki.
g. Teori Elaborasi
Teori ini mempreskripsikan cara pengorganisasian pembelajaran dengan
mengikuti urutan umum ke rinci. Urutan ini dimulai dengan menampilkan
epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari) kemudian
mengelaborasi bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci.
Konteks pembelajaran selalu ditunjukkan dengan menampilkan sintesis
secara bertahap. Tiap komponen strategi yang diintegrasikan ke dalam
model elaborasi.
Model Elaborasi
Analogi
Orang yang belajar biasanya memulai pandangan sesuatu secara
menyeluruh yang menunjukkan bagian-bagian utama, hubungan antar bagian
tanpa memberikan perhatian khusus pada hal-hal yang rinci. Setelah
gambaran menyeluruh diperoleh, kemudian mengarahkan perhatian kepada
suatu bagian dan terus mengarah ke bagian-bagian utama lain serta
hubungan antar bagian.
Langkah berikutnya kemungkinan seseorang bisa mengamati rincian
tiap bagian atau dapat pula mengamati ulang secara keseluruhan untuk
melihat kembali keterkaitan antar bagian dari seluruh gambar.
Langkah-langkah Pembelajaran yang Diorganisasikan dengan Model Elaborasi
a. Pembelajaran dimulai dengan menyajikan kerangka isi dari struktur
yang memuat bagian-bagian yang paling penting dari bidang studi.
b. Elaborasi tahap pertama dengan mengelaborasi tiap-tiap bagian yang
ada dalam kerangka isi, mulai dari bagian yang penting. Elaborasi
diakhiri dengan rangkuman dan pensintesis yang hanya mencakup konstruk
yang baru diajarkan.
c. Pemberian dan rangkuman dan sintesis eksternal pada akhir elaborasi
tahap pertama. Rangkuman berisi pengertian singkat mengenai konstruk
yang diajarkan dan pensintesis menunjukkan hubungan penting
antarbagian yang dielaborasi dan hubungan antar bagian dengan kerangka
isi.
d. Elaborasi tahap kedua mengelaborasi bagian elaborasi tahap
pertamadengan meningkatkan kedalaman pemahaman sebagaimana ditetapkan
dalam tujuan pembelajaran. Elaborasi tahap kedua juga disertai
rangkuman dan pensintesis.
e. Pemberian rangkuman dan pensintesis eksternal pada akhir elaborasi
tahap kedua.
f. Setelah elaborasitahap kedua disajikan, disintesiskan, dan
diintegrasikan ke dalam kerangka isi. Pola ini dapat diulang pada
elaborasi tahap ketiga dan seterusnya sesuai tingkat kedalaman yang
ditetapkan dalam tujuan pembelajaran.
g. Tahap akhir pembelajaran disajikan kembali kerangka isi untuk
mensintesiskan keseluruhan isi bidang studi yang telah diajarkan.
6. Menetapkan Strategi Penyampaian Isi Pembelajarn
Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara yang dipakai
untuk menyampaikan pembelajaran sekaligus menerima respons masukan
dari peserta didik. Karena fungsinya sebagai penyampai, strategi ini
juga disebut metode untuk melaksanakan pengajaran.
Ada tiga komponen dalam strategi penyampaian: (1) media
pembelajaran, (2) interaksi peserta didik dengan media, dan (3) bentuk
belajar mengajar. Media pembelajaran adalah komponen strategi
penyampaian berupa orang, alat, atau bahan yang dapat dimuati pesan
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Interaksi peserta didik
dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada kegiatan yang dilakukan peserta didik dan bagaimana
peranan media dalam merangsang kegiatan belajar. Bentuk belajar
mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang
mengacu kepada apakah peserta didik dalam kelompok besar, kelompok
kecil, perseorangan, atau mandiri.
Media Pembelajaran
Cara mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai strategi
penyampaian, antara lain (1) tingkat kecermatan representasi suatu
media, (2) tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan suatu media, (3)
tingkat kemampuan khusus yang dimiliki suatu media, (4) tingkat
motivasi yang mampu ditingkatkan media, dan (5) tingkat biaya yang
diperlukan dalampembuatan suatu media.
2.2. Strategi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran PAI
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkuangan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri
dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan
intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa
yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu,
jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar-
mengajar yang tersedia.
Setiap sistem lingkungan atau setiap peristiwa belajar-
mengajar mempunyai “profil” yang unik, yang mengakibatkan tercapainya
tujuan-tujuan belajar yang berbeda. Atau, kalau dikatakan secara
terbalik, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan
sistem lingkungan belajar yang tertentu pula.
Tujuan-tujuan belajar yang pencapainya diusahakan secara
eksplisit dengan tindakan instruksional tertentu dinamakan instruksional
effect, yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan
tujuan-tujuan yang merupakan hasil pengiring, yang tercapainya karena
siswa “menghidupi” suatu sistem lingkungan belajar tertentu, seperti
kemampuan berpikir kritis dan kreatif atau sikap terbuka menerima
pendapat orang lain, dinamakan nurturant effect. Untuk mencapai tujuan-
tujuan itu guru biasanya memilih satu atau lebih strategi belajar-
mengajar.
Strategi belajar-mengajar adalah pola umum perbuatan guru-murid
di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Pengertian strategi
dalam hal ini menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan
perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar.
Sedangkan rentetan perbuatan guru-murid dalam suatu peristiwa belajar
mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional.
Klasifikasi Strategi Belajar-Mengajar
1. Pengaturan guru dan siswa
Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran oleh seorang guru
atau oleh suatu tim, selanjutnya dapat pula dibedakan apakah hubungan
guru-murid terjadi secara tatap muka ataukah dengan perantara media,
baik media cetak ataupun visual. Sedangkan dari segi siswa dapat
dibedakan pengajaran klasikal (kelompok besar), kelompok kecil (5-7
orang siswa), atau pengajaran perorangan.
2. Struktur peristiwa belajar-mengajar
Struktur peristiwa belajar-mengajar dapat bersifat tertutup, dalam arti
segala sesuatu telah ditentukan secara relatif ketat; dapat juga
bersifat terbuka, dalam arti tujuan khusus, materi, serta prosedur yang
akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan sementara kegiatan belajar-
mengajar berlangsung.
3. Peranan guru-murid didalam mengolah pesan
Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan “telah siap” (telah
diolah secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan) dinamakan bersifat
ekspositorik , sedangkan yang mengharuskan pengolahan oleh siswa dinamakan
heuristik.
4. Proses pengolahan pesan
Peristiwa belajar-mengajar yang bertolak dari yang umum untuk dilihat
keberlakuannya atau akibatnya pada yang khusus dinamakan strategi
belajar-mengajar yang bersifat deduktif , sedangkan strategi belajar-
mengajar yang ditandai oleh proses berpikir yang bergerak dari khusus
ke umum dinamakan strategi belajar-mengajar yang bersifat induktif.
5. Tujuan belajar
Ada 5 macam kemampuan hasil belajar:
a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting
dari sistem lingkungan skolastik)
b. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang
di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah.
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah,antara lain
keterampilan menulis,mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.
e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas
emosiaonal yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau
kejadian.
2.3. Langkah-Langkah Sebelum Mengajar Dalam Pembelajaran PAI
1. tahap sebelum pengajaran
Dalam tahap ini guru-guru harus menyusun: program tahunan
pelaksanaan kurikulum, program semerter atau catur wulan pelaksanaan
kurikulum, program satuan pelajaran dan perencanaan program pengajar.
2. tahap pengajaran
Dalam tahap ini berlangsung antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, siswa group atau siswa secara individual.
Rentangan interaksi ini berada di antara dua kutub yang ekstrim yaitu
suatu kegiatan yang berpusat pada guru dan kegiatan yang berpusat pada
siswa.
3.tahap sesudah pengajaran
Tahapinimerupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka
dengan siswa. Faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan tahap
pengajaran:
a. Faktor lingkungan
1). Ciri-ciri masyarakat
2). Ciri-ciri sekolah
3). Ciri-ciri murid
4). Pengaruh kebijakan pemerintah dan sekolah
5). Sumber yang diperlakukan
b. Faktor perilaku guru
Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam
proses komunikasi. Guru sebagai pemegang kunci yang sangat menentukan
proses keberhasilan belajar siswa.
DOWNLOAD file ini
Diposkan oleh miLh@ di 18.02
http://syifamilha.blogspot.com/2012/04/tahapan-tahapan-pembelajaran-pai.html
INDIKATOR, DIMENSI, KONSEP, PROPOSISI DAN TEORI
PENDAHULUAN
Latar belakang
Penelitian dilaksanakan didalam konteks suatu cara berifikr
mengenai data yang meletakan tuntutan-tuntutan khusus pada data, jika
data itu memiliki kegunaan ilmiah tertentu. Cara berfikir mengenai
data lazimnya mencakup apa secara longgar menunjuk sebagai teori.
Penelitian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode
ilmiah, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
ilmiah. Teori merupakan bagian dari ilmu yang memberikan penjelasan
mengenai fenomena alam. Karena teori bagian dari ilmu maka memiliki
jalinan erat dengan penelitian karena Penelitian merupakan proses yang
sistematis untuk mengembangkan teori.
Oleh karena itu, penulis mencoba untuk memaparkan unsure-unsur didalam
penelitian itu sendiri diantaranya konsep (konstruk), proposisi dan
teori.
Rumusan masalah
a. Pengertian indikator
b. Pengertian dimensi
c. Pengertian konsep
d. Pengertian proposisi
e. Pengertian teori
PEMBAHASAN
A. INDIKATORTerdapat banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi
indikator. Beberapa definisi diantaranya yang dianggap lebih mudah dipahami adalah menurut:
a. Wilson dan Sapanuchart, Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi.
b. World Health Organization (WHO), Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
c. Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif dan berimbang terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat.
Dari definisi di atas indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secarakeseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu pendugaan. Misalnya, kasus diare yang didapat dari data kunjunganpasien di Puskesmas bisa saja hanya menunjukan sebagian saja darikejadian diare yang melanda masyarakat.Persyaratan Indikator
a. SederhanaIndikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya.
b. TerukurIndikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya danjelas ukurannya sehingga dapat digunakan untuk perbandingan
antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain agar memudahkan dalam memperoleh data.
c. BermanfaatIndikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan.
d. TerpercayaIndikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti.
e. Tepat WaktuIndikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan.[1]
B. DIMENSIAda empat dimensi penelitian, yaitu:
1. Berdasarkan tujuan penelitiana. Penelitian eksploratifPenelitian ini mencoba untuk menggali informasi atau permasalahanyang relatif masih baru. Bertujuan untuk menjadikan penelitian lebih dekat dengan fakta atau gejala sosial, mengembangkan pengalaman mengenai gejala sosial dan menghasilkan ide serta mengembangkan teori-teori yang mampu memprediksi gejala sosial.
b. Penelitian deskriptifPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel, kelompok atau gejala sosial yang ada di masyarakat, menyediakan dan mengakurasi profil suatu kelompok masyarakat, mendeskripsikan proses, mekannisme atau hubunngan antarkelompok.
c. Penelitian eksplanatifPenelitian ini menghubungkan pola-pola yang berbeda, namun memiliki keterkaitan serta menghasilkan pola hubungan sebab akibat. Bertujuan untuk menentukan akurasi sebuah prinsip atau teori, mennjelaskan lebih lanjut mengenai pengetahuan proses-proses yang mendasar, dan menghubungkan isu atau topik yang berbeda dengan pernyataan umum.
2. Berdasarkan manfaat penelitiana. Penelitian dasar (murni)Penelitian ini memfokuskan pada dukungan atau penolakan sebuah teori yang menjelaskan bagaimana dunia sosial bekerja. Penelitianini lebih banyak digunakan untuk kepentingan akademis seperti
skripsi, tesis dan disertasi. Tujuan dnarni penelitian ini adalahuntuk memberikan kontribunsi dasar, pengetahuan teoritis.
b. Penelitian terapanPenelitian terapan mencoba untuk memberikan solusi yang lebih spesifik pada masalah-masalah kebijakan dan membantu parna praktisi danlam menjalankan tungasnya. Penelitian ini merupakan bagian dari pekerjaan dan akan dinilai oleh sponsor yang akan membiayai, biasanya berada di luar disiplin ilmu peneliti. Tujuannya secara praktis mengarah untuk memperoleh imbalan batau pengguna hasil penelitian.
3. Berdasarkan waktu penelitiana. Penelitian longitudinal (antarwaktu)Penelitian ini dilakukan antarwaktu atau penelitian mengenai masalah, namun dilakukan dalam dua waktu yang berbeda. Sering digunakan pada penelitian analisis dampaka atau analisis perubahan sosial, sehingga penelitian dilakukan sebelum dan setelah kebijakan diberlakukan. Bentuk-bentuk penelitian longitudinal:
Bentuk Gejala Waktu Respondenkecenderungan (trend research)
Sama berbeda
berbeda
panel Sama berbeda
sama
kohort Berbeda
berbeda
berbeda tapi dg karakter sama
b. Penelitian cross-sectional (satuwaktu)Penelitian ini dilakukan dalam satu waktu tertentu dengan satu fokus. Lebih mudah dilakukan karena hanya memerlukan sedikitn biaya. Digunakan untuk tujuan eksplorasi, deskripsi atau eksplanasi.
c. Case Study
Cross-Sectional dan Longitudinal research dilakukan pada penelitian
kuantitatif. Sedangkan pada penelitian kualitatif, pada umumnya
para peneliti menggunakan case study atau studi kasus.
Selain berbeda dengan Cross-Sectional dan Longitudinal research dalam
jenis data yang dikumpulkan, case study mengutamakan kedalaman dari
data penelitian tersebut sehingga seringkali memerlukan waktu
yang realtif lama. Data penelitian yang diperoleh dari penelitian
ini selain mendalam, juga biasanya beragam dan sangat detil.
Case study ini pada dasarnya tidak identik dengan penelitian
kualitatif. Namun demikian, hampir seluruh penelitian kualitatif
berusaha mmebangun konstruk berdasarkan kedalaman dan detil
pengetahuan dari kasus-kasus.[2]
4. Berdasarkan teknik pengumpulan dataa. Penelitian kualitatif
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan kata-kata atau kalimat individu, buku atau sumber lain.
Field research
Field research dimulai dengan perumusan gagasan atau topik yang dapat
berubah. Selanjutnya peneliti memilih kelompok sosial atau lokasi
untuk diteliti. Setelah peneliti mendapatkan akses terhadap
kelompok atau lokasi tersebut segera ia mengadopsi setting peran
sosial dan melakukan penelitian. Peneliti melakukan observasi dan
berinteraksi dalam lingkungan sosial tersebut dalam waktu yang
dapat saja hanya beberapa bulan tetapi dapat juga dalam waktu
yang cukup lama. Individu yang diwawancarai biasanya sudah
dikenal betul oleh peneliti.
Field research biasanya digunakan untuk penelitian eksploratif
dan deskriptif, sangat jarang untuk penelitian eksplanatif.
Historical-comparative research
Penelitian ini menjelaskan aspek-aspek kehidupan di masa yang
telah lalu atau melampaui berbagai budaya yang berbeda.[3]
b. Penelitian kuantitatifPenelitian ini dilkakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka. Varian penelitian kuantitatif ada empat, yaitu penelitian survei (dengan menggunakan kuisioner), isi (memanfaatkan isi atauinformasi sebagai simbol material), analisis data sekunder ( dengan menggunakan data pemerintahan) dan eksperimen (percobaan).[4]
C. KONSEPMenurut Soedjadi yang menyatakan bahwa “Konsep adalah ide
abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata”.[5]Definisi pengertian konsep menurut para ahli:
1. Woodruf mendefinisikan konsep sebagai adalah suatu gagasan/ide
yang relatif sempurna dan bermakna, suatu pengertian tentang
suatu objek, produk subjektif yang berasal dari cara seseorang
membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
2. Dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Konsep
merupakan abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk
pada kategori atau kelas dari suatu entitas, kejadian atau
hubungan. Pengertian Konsep sendiri adalah universal di mana
mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya.
Konsep juag dapat diartikan pembawa arti.
3. Bahri menjelaskan konsep adalah satuan ahli yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama.[6]
Dalam penelitian seorang peneliti menggunakan istilah yang
khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak
ditelitinya. Hal itu yang disebut konsep, yakni istilah dan
definisi yang digunakan untuk mengambarkan secara abstrak,
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial. Dalam penelitian akan ditemui 2 jenis
konsep yaitu :
a. Konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau
arealitas yang mereka wakili.
b. Konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya
dengan fakta atau realitas. Konsep ini lebih menekankan pada
pengamatan dalam penelitian social, dan tidak mudah menghubungkan
hasil yang diamati dengan fenomena yang diacunya.[7]
D. PROPOSISIProposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep.
Dalam pengertian lain Proposisi adalah kesimpulan teoritik konsepsional tentang konstelasi hubungan antar variabel sebagai jawaban teoritik. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenaikonsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut hipotesis.
Kegunaan Proposisi dalam Metodologi Penelitian merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena.[8]Ada dua tipe proposisi yaitu:
1. Aksioma atau postulat, yaitu proposisi yang kebenarannya tidak
perlu dipertanyakan lagi. Sehingga tidak perlu diuji dengan
sebuah penelitian.
2. Teorema, proposisi yang dideduksikan dari aksioma, aksioma
banyak digunakan dalam ilmu-ilmu eksakta sedangkan dalam ilmu
sosial aksioma sangat jarang. Sedangkan yang menjadi perhatian
peneliti adalah teorema inti.[9]
Jenis-jenis proposisi terbagi menjadi 4 bagian :
1. Proposisi berdasarkan Bentuk :
Proposisi tunggal adalah proposisi yang memiliki 1 subjek
dan 1 predikat. Contoh : Ayah membaca Koran
Proposisi majemuk adalah proposisi yang memiliki 1 subjek
dan lebih dari 1 predikat. Contoh : Indra belajar bermain piano
dan menyanyi di studio
2. Proposisi berdasarkan Sifat :
Proposisi Kategorial adalah proposisi dimana hubungan antara
subyek dan predikatnya mempunyai syarat apapun Contoh : Setiap
mengendarai mobil harus memakai seftybeld
Proposisi kondisional adalah proposisi dimana hubungan antara
subjek dan predikat membutuhkan syarat tertentu. Contoh : Jika
yogi lulus UN maka saya akan berikan hadiah
3. Proposisi berdasarkan kualitas :
Proporsisi positif, yaitu proporsisi dimana predikatnya
mendukung atau membenarkan subjeknya. Contoh : Semua gajah
berbadan besar
Proporsisi negatif, yaitu proporsisi dimana predikatnya
menolak atau tidak mendukung subjeknya. Contoh : Tidak ada wanita
yang berjenggot
4. Proporsisi berdasarkan kuantitas :
Proporsisi universal, yaitu proporsisi dimana predikatnya
mendukung atau mengingkari semua. Contoh : Semua warga Indonesia
mememiliki KTP
Proporsisi spesifik / khusus, yaitu proporsisi yang
predikatnya membenarkan sebagian subjek. Contoh : Tidak semua
murid patuh kepada gurunya[10]
E. TEORIMenurut Kelinger sebagaimana dikutip oleh Sugiyono
menyebutkan bahwa teori adalah seperangkat kontruk (konsep), definisi, dan proposisi ysng berfungsi untuk melihat fenomena yang sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Sedangkan menurut William Wiersma, teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunankan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
Menurut Sitirahayu Hadinoto, teori akan mempunyai arti penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.
Dari beberapa teori tersebut Sugiono menarik kesimpulan bahwa teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi ysng di susun secara sistematis. Jadi secara umum teori mempunysi tigs fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala.[11]
Teori mengandung tiga hal: Pertama, teori serangkaian proposisi antara konsep-konsep yang saling berhubungan.
Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan sosial antara konsep.
Ketiga,teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya.[12]Unsur-unsur teori:
a. Kategori konseptual dan kawasannyaKategori adalah unsur konseptual suatu teori sedangkan
kawasannya adalah aspek atau unsur suatu kategori. Kategori maupun kawasan disini adalah konsep yang ditunjukkan oleh data yang berbeda dalam konsep aktualnya. Kategori yang tingkatan abstraksinya lebih rendah munculnya relatif lebih cepat, yaitu sejak awal pengumpulan data. Sedangkann konsep dengan kawasan yang lebih tinggi tingkatan abstraksinya muncullnya cenderung kemudian dan kemunculannya itu berlaku baik pada tahap pengumpulan, pemberian kode, maupun pada anallisis data.
b. HipotesisAnalisis perbandingan antara kelompoktidak hanya menghasilkan
kategori, tetapi mempercepat adanya hubungan yang ndisimpulkan anntara kelompok tersebut, dan hal ini disebut hipotesis. Secara tradisional biasanya hipotesis itu telah disusun terlebih dahulu dan peneliti kualitatif lainnya masih ada yang menggunakan cara yang denmikian. Namun, pada peneliti kuantitatif, peneliti segeraakan terlibat dalam acara pembentukan hipotesis sejak awal terjunkelapangan penelitian.
c. IntregrasiIntregrasi teori maksudnya pemaduan unsur-unsur teori
sehingga menjadi lebih bermakna dan lebih kompak. Intregrasi bisadimulai dari hal yangn umum ke hal yang khusus.[13]
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
2. Persyaratan-persyaratan dalam menetapkan suatu indikator yakni
sederhana, terukur, bermanfaat, terukur, dan tepat waktu.
3. Dimensi penelitian: berdasarkan tujuan penelitian (Penelitian
eksploratif, deskriptif & eksplanatif), berdasarkan manfaat
penelitian (Penelitian dasar (murni) & terapan), berdasarkan
waktu penelitian (Penelitian longitudinal (antarwaktu), cross-sectional
(satuwaktu) & Case Study),berdasarkan teknik pengumpulan data
(Penelitian kualitatif & kuantitatif)
4. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata
5. Proposisi adalah kesimpulan teoritik konsepsional tentang
konstelasi hubungan antar variabel sebagai jawaban teoritik.
6. Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan
seperangkat konsep, definisi, dan proposisi ysng di susun secara
sistematis.
7. Unsur-unsur teori: kategori konseptual dan kawasannya, hipotesis & intregrasi
DAFTAR PUSTAKA
http://apriliana-semester4.blogspot.com/2013/01/teori-penelitian-dan-
penulisan-ilmiah.html. diakses tannggal 15 Mei 2013
http://asropi.wordpress.com/2008/08/26/dimensi-dimensi-
penelitian/,diakses tannggal 15 Mei 2013
http://bloghendrigmail.blogspot.com/2009/11/konsep-proposisi-dan-
teori.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
http://carapedia.com/
pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html,
diakses tannggal 15 Mei 2013
http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/10/indikator-indonesia-
sehat_7400.html, diakses tannggal 15 Mei 2013
http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-
variabel-dan.html, diakses tannggal 13 Mei 2013
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/06/pengertian-konsep.html,diakses
tannggal 15 Mei 2013
Martono, Nanang. “Metode Penelitian Kuantitatif”. (Jakarta:
RajaGrafindo Persada. 2011). cet. Ke-II
Moleong, Lexy J. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2002). cet. Ke-XVI
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2006)
[1] http://lewokedaerik.blogspot.com/2012/10/indikator-indonesia-sehat_7400.html, diakses tannggal 15 Mei 2013[2] http://asropi.wordpress.com/2008/08/26/dimensi-dimensi-penelitian/ , diakses tannggal 15 Mei 2013[3] ibid[4] Nanang Martono, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), cet. Ke-II, 15-21
[5] http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/06/pengertian-konsep.html, diaksestannggal 15 Mei 2013[6] http://carapedia.com/ pengertian_definisi_konsep_menurut_para_ahli_info402.html, diakses tannggal 15 Mei 2013[7] http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-variabel-dan.html, diakses tannggal 15 Mei 2013[8] http://bloghendrigmail.blogspot.com/2009/11/konsep-proposisi-dan-teori.html, diakses tannggal 15 Mei 2013[9] Hartono. Metodologi penelitian. Pekanbaru: Zanafa Publishung.2011. Hal, 30-31[10] http://sumberinfoo.blogspot.com/2012/06/mengenal-tentang-konsep-variabel-dan.html, diakses tannggal 15 Mei 2013[11] Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2006), 79-81[12] http://apriliana-semester4.blogspot.com/2013/01/teori-penelitian-dan-penulisan-ilmiah.html diakses pada tanggal 15 mei 2013[13] Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2002), cet. Ke-XVI, 38-42Posted by Wahyu Tri Wibowo at 02:40