INTEGRATED KNOWLEDGE Pak Edy
Transcript of INTEGRATED KNOWLEDGE Pak Edy
(Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Islam)
MakalahDisampaikan dalam Pendidikan dan Pelatihan
Kepala Sekolah Al Azhar Syifa BudiSeluruh Indonesia
Disusun Oleh:
DR. H. EDY JUNAEDI S., M.Pd.
0
INTEGRATED KNOWLEDGE
YAYASAN SYIFA BUDI JAKARTAJL. Kemang Raya No. 7 Jakarta Selatan
2014A. Pendahuluan
Globalisasi telah menghilangkan batas-batas
antarnegara, sehingga dunia menjadi terbuka dan
transparan. Globalisasi terjadi antara lain disebabkan
oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin hari semakin pesat perkembagannya, seiring
dengan berkembangnya zaman dan semakin majunya
peradaban manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
telah banyak memberi kemudahan kepada manusia dan
kemudahan inilah yang sering dimaknai secara beragam,
sehingga telah banyak kelompok orang yang memberikan
penafsiran yang salah. Sebagian dari kaum muslim
misalnya, ada yang sangat antipati terhadap kemajuan
teknologi, karena dianggap telah menyebabkan lunturnya
iman seseorang.
Pemahaman yang beragam inilah yang perlu
diluruskan. Sejatinya agama apapun termasuk agama Islam
tidak pernah melarang adanya perkembangan ilmu
pengetahuan sehingga menjadikan teknologi yang semakin
berkembang. Berkembangnya teknologi justru memberikan
manfaat yang banyak dan sebagai sarana untuk semakin1
mendekatkan diri kepada Allah. Pandangan yang antipati
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan perlu diluruskan
kembali dengan pemahaman yang lebih kemprehensif.
Ilmu pengetahuan dalam Islam menempati posisi
sangat penting, al-Qur’an menyebut kata ‘ilm lebih dari
700-an kali. Oleh karenanya, dalam Islam, orang berilmu
menempati posisi mulya, sebagaimana dalam Surah al-
Mujadalāh/58:11, Allah swt berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglahdalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapanganuntukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscayaAllah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam satu hadits, mencari ilmu juga mendapatkan
tempat yang mulya; “Barang siapa yang mencari ilmu maka ia di
jalan Allah sampai ia pulang” (HR. Tirmidzi).
B. Pengertian Integrasi Ilmu
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kata
“integrasi” berasal dari bahasa latin “integer”, yang
berarti “utuh atau menyeluruh”. Berdasarkan arti
2
etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai
pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.
Integrasi juga berasal dari bahasa inggris
“Integration” yang berarti kesempurnaan keseluruhan.
Definisi lain dari integrasi ialah suatu keadaan dimana
kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan
mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing.
Dari dua pengertian di atas, dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa Integrasi mempunyai dua pengertian,
yaitu:
1. Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan dalam
suatu sistem tertentu
2. Membuat keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur
tertentu.
Pengertian integrasi ilmu pengetahuan dengan
islam dalam konteks sains modern bisa dikatakan sebagai
profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan
yang bersifat duniawi di bidang tertentu disertai atau
dibangun dengan pondasi kesadaran keTuhanan. Kesadaran
tersebut akan muncul dengan adanya pengetahuan dasar
tentang ilmu-ilmu keislaman. Oleh sebab itu, ilmu-ilmu
Islam dan kepribadian merupakn dua aspek yang saling
menopang satu sama lain dan secara bersama-sama menjadi
3
sebuah pondasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
C. Hakikat Ilmu
Hakikat ilmu menurut Imam al-Ghazali adalah
“pengenalan (ma’rifah) sesuatu atas dirinya”. Pengertian ini
mengandung pemahaman bahwa, seseorang dikatakan
memiliki ilmu jika mengenal sesuatu itu apa adanya,
mengetahui esensi yang sebenarnya. Al-Raghib al-
Isfahani berpendapat, “ilmu adalah persepsi suatu hal dalam
hakikatnya”. Pengertian ini hampir sama dengan apa yang
telah didefinisikan Imam al-Ghazali bahwa ilmu
merupakan segala hal yang menyangkut hakikat yang tak
berubah. Definisi lebih filosofis diberikan oleh Syed
Muhammad Naquib al-Attas, bahwa “ilmu adalah tibanya makna
dalam jiwa sekaligus tibanya jiwa pada makna” Jika menurut al-
Ghazali dan al-Isfahani, ilmu merupakan hakikat, maka
al-Attas mengatakan bahwa ilmu merupakan makna sesuatu.
Benda atau sesuatu apapun jika diketahui dan bermakna
bagi dirinya, maka itu disebut ilmu.
Wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt. kepada
Nabi Muhammad Saw. berkaitan dengan perintah membaca
(iqra’). Tetapi, sejak awal, sudah diingatkan bahwa proses
membaca tidak boleh dipisahkan dari ingat kepada Allah
Swt. Harus dilakukan dengan mengingat nama Allah Swt.4
(Iqra’ bismi rabbikalladzī khalaq). Konsepsi Ilmu dalam Islam
tidak memisahkan secara dikotomis antara iman dan ilmu
pengetahuan. Tidak memisahkan unsur dunia dan unsur
akhirat. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan
dipelajari bermuara pada satu tujuan penting, yaitu:
mengenal Allah, beribadah kepada-Nya dan untuk mendapatkan
kebahagiaan di akhirat.
Dalam Islam, ilmu terkait langsung dengan
akidah/keimanan. Syeikh Abdul Qohir al-Baghdadi
mengatakan; “pilar pertama (dari ciri akidah
Ahlussunnah wal Jama’ah) adalah menetapkan realitas dan
ilmu. Menyesatkan orang yang menolak ilmu seperti kaum
Sufastoiyyah” Syed Muhammad Naquib al-Attas mengatakan
“mengawali akidah (yang disusun oleh al-Nasafi) dengan
pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang sangat penting, sebab Islam adalah agama
yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Penyangkalan
terhadap kemungkinan dan objektifitas ilmu pengetahuan
akan mengakibatkan hancurnya dasar yang tidak hanya
menjadi akar bagi agama, tetapi juga bagi semua jenis
sains”
Orang yang bertambah ‘informasi pengetahuannya’,
namun tidak bertambah imannya, maka orang tersebut
dijauhkan dari petunjuk Allah Swt. Rasulullah saw
bersabda, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak
5
bertambah petunjuknya, maka tidak akan bertambah kecuali dia akan
makin jauh dari Allah Swt” (HR. al-Dailami). Beriman
mensyaratkan untuk berilmu. Seperti firman Allah Swt.,
dalam Surah al Fāthir/35:28
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata danbinatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalahorang-orang berilmu (ulama). Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi MahaPengampun”.
Kedudukan iman, menurut al-Attas di atas ilmu,
karena yang namanya beriman adalah usaha melaksanakan
amanah yang dibebankan kepada manusia sebagai perintah
Tuhan kepadanya, bukan sekedar ikrar dengan lisan. Tapi
harus mengakui kebenaran (tasdiq) dengan hati dan
melaksanakan amalan. Pengakuan kebenaran ini dikenal
seorang Muslim melalu ilmu. Kejahilan tidak mampu
mengetahui kebenaran.
D. Sumber Ilmu
Dalam Islam, semua ilmu berasal dari Allah yaitu
yang disebut wahyu (kalam Illāhi). Wahyu merupakan sumber
ilmu yang primer, karena berkaitan langsung dengan
6
realitas absolute, yaitu Allah Swt. Bahkan penggalian
ilmu pengetahuan dapat ditemukan di dalam wahyu.
Di bawah ini adalah beberapa ayat yang
menunjukkan bahwa Allah sebagai sumber ilmu beserta
terapannya yang masih berlaku hingga saat ini dan
seterusnya. Sebagaimana diketahui bahwa ayat-ayat ini
diturunkan sangat jauh sebelum ilmu pengetahuan itu
ditemukan. Ini menunjukkan bahwa wahyu (kalam Illāhi) yang
ditulis dalam Al Quran memang mukjizat sepanjang masa.
1. Surah al Anbiyā/21:30
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langitdan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kamipisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yanghidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
Ayat di atas, berkaitan dengan “Big bang theory” yaituteori terbentuknya alam semesta yang menyatakanbahwa pada awalnya alam semesta merupakan satukesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yangmenghasilkan pecahan-pecahan dan meluas.
2. Surah as Sajadah/32:5 dan Surah al Ma’ārij/70:4
7
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, Kemudian (urusan) itu naikkepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurutperhitunganmu.
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehariyang kadarnya limapuluh ribu tahun.
Kedua ayat di atas, berkaitan dengan temuan bahwawaktu akan berjalan lebih lambat seiring dengankecepatan cahaya. Semakin kita bergerak dengankecepatan mendekati kecepatan cahaya maka semakinlambat pergerakan waktu kita. Teori ini dikemukakanoleh Einstein dimana telah dilakukan penelitianmenggunakan dua buah jam atom: jam A dan jam B. JamA disimpan di bumi, sedangkan jam B dibawa kelilingdunia via pesawat jet. Hasilnya? Setelah sampai dibumi lagi, Jam B menunjukkan keterlambatan waktusepersekian juta detik terhadap jam A.
3. Surah ar Ra’d/13:5
... Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamulihat, Kemudian dia bersemayam di atas 'Arasy,…
Kata-kata “langit tanpa tiang” merujuk kepadakeberadaan atmosfer yang selalu mengelilingi lapisanbumi dan menjaga agar bumi selamat dari berbagaimacam serangan komponen alam dari luar.
4. Surah ath Thariq/86:11
Demi langit yang mengandung hujan.
8
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bersamabahwa atmosfer berfungsi untuk mencegah uap air dibumi yang menguap hilang ke luar angkasa. Jika ituterjadi maka akan berakibat sangat fatal karena bumibisa mengalami kekeringan luar biasa. Dengan adanyaatmosfer, uap air akan ditahan di langit dalambentuk awan untuk kemudian turun kembali ke bumimenjadi hujan.
5. Surah al An’am/6:125
Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanyapetunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allahmenjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendakilangit. begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidakberiman.
Menurut ayat di atas, Ilmu pengetahuan menunjukanbahwa semakin tinggi suatu tempat dari permukaanlaut semakin rendah tekanan udara dan semakin tipiskadar oksigennya. Keadaan udara ini mendorongpeningkatan takanan darah dan menjadikan sulitbernafas.
6. Surah an Nūr/24:40 (Tentang keadaan dasar laut)
9
“Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam,yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awangelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkantangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barang siapa tidak diberi cahaya(petunjuk) oleh Allah maka dia tidak mempunyai cahaya sedikitpun.” Berdasarkan riset ilmiah, sinar matahari terdiri
dari 7 warna. Warna merah yang memiliki panjang
gelombang terpendek akan diserap sampai kedalaman
kurang lebih 20 meter. Setelah itu tidak akan tampak
warna merah yang berasal dari matahari. Warna biru
yang panjang gelombangnya terpanjang hanya mencapai
200 meter. Di kedalaman berikutnya di dalam laut
hanya diselimuti kegelapan.
7. Surah ath Thalāq/65:12 (Tentang lapisan bumi)
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintahAllah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benarmeliputi segala sesuatu”.
Riset ilmiah menyatakan bahwa bumi juga terdiri dari7 lapisan seperti halnya langit yang memiliki 7lapisan.
8. Surah Yusuf/12:47 (Tentang pengelolaan panen)
“Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya)sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkandibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan”.
10
Ayat di atas, mengajarkan tentang teknik memanengandum yang efektif agar dapat bertahan lama yaitudengan cara mempertahankan bulir gandumditangkainya. Teknik ini dipakai oleh para petanisampai sekarang.
9. Surah an Nahl/16:68 (Tentang binatang lebah)
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia",Lebah merupakan salah satu binatang yang disebutkandalam Al Quran yang mendapat ilham dari Allah. Salahsatu buktinya adalah kita dapat melihat lebahmembangun sarang madu dalam bentuk heksagon (segienam) karena para pakar meneliti bahwa memangpemanfaatan paling optimal keseluruhan ruang tidakmungkin diperoleh dari bentuk selain heksagon.
10. Surah an Nahl/16:66 (Tentang binatang memah biak)
“Dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapatpelajaran bagi kamu. kami memberimu minum dari pada apa yang beradadalam perut-perutnya (buthūnihi) berupa susu yang bersih antara tahi dandarah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”.
Meskipun ilmu pengetahuan baru dapatmengidentifikasi bahwa hewan pemamah biak memilikibanyak perut, hal ini sudah dijelaskan dalam AlQuran ayat di atas dengan penggunaan kosakata(buthūnihi) yang berarti perut-perut.
11
11. Surah an Mu’minūn/23:12-14(Tentang proses penciptaanmanusia)
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yangdisimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kamijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpaldaging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulangbelulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan diamakhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yangpaling baik.
12. Surah al Qiyāmah/23:3-4(Tentang teknologi sidik jari)
“Apakah manusia mengira, bahwa kami tidak akan mengumpulkan (kembali)tulang belulangnya? Bukan demikian, Sebenarnya kami Kuasa menyusun(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”
Setiap manusia memiliki kekhususan jari jemari yangberbeda antara manusia yang satu dengan lain,sehingga pada hari kiamat pun jari tangan tidakluput dari perhatian Allah untuk disusun kembali dandimintakan pertanggungjawaban atas perilaku manusiatersebut karena hanya ada satu sidik jari tertentuuntuk satu manusia.
13. Surah an Naml/23:40 (Tentang teknologi informatika)
12
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab "Aku akanmembawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Makatatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapunberkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba Aku apakah Akubersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya) dan barangsiapa yangbersyukur maka Sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinyasendiri dan barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku MahaKaya lagi Maha Mulia".
Ayat di atas mengilhami inovasi teknologi informasiyang terus berkembang hingga sekarang. Mulai darijaman dahulu adanya sms yang mampu mengirim pesandalam hitungan detik, kemudian foto, akhirnya kinibanyak sekali hal dari berbagai penjuru dunia yangdapat diakses via internet dalam hitungan detiksaja.
14. Surah al ‘Arāf/7:142 (Tentang operasi penjumlahan)
“Dan telah kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlaluwaktu tiga puluh malam, dan kami sempurnakan jumlah malam itu dengansepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukanTuhannya empat puluh malam. dan berkata Musa kepada saudaranya yaituHarun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, danjanganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".Ayat di atas, menunjukkan operasi penjumlahan yangberhasil dikaji adalah 30 + 10 = 40
15. Surah al Ankabūt/29:14 (Tentang operasi pengurangan)
13
“Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka iatinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Makamereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim”.
Operasi pengurangan yang dipakai dari ayat di atasadalah 1000 tahun – 50 tahun = ....Pertanyaannyaadalah mengapa tidak langsung ditulis daja hasilnya?Sebab, manusia senantiasa diperintahkan untukberpikir dan menemukan ilmu-ilmu yang baru.
16. Surah al Baqarah/2:282 (Tentang Akuntansi)
14
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatuurusan dengan hutang piutang yang diberi tempo hingga ke suatu masayang tertentu, maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masabayarannya) itu. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnyadengan adil (benar). Dan janganlah seseorang penulis enggan menulissebagaimana Allah telah mengajarkannya. Oleh itu, hendaklah ia menulisdan hendaklah orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itudengan jelas). “Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, danjanganlah ia mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu. Kemudian jikaorang yang berhutang itu bodoh atau lemah atau ia sendiri tidak dapathendak merencanakan (isi surat itu), maka hendaklah di rencanakan olehwalinya dengan adil (benar) dan hendaklah kamu mengadakan dua orangsaksi lelaki dari kalangan kamu. Kemudian kalau tidak ada saksi dua oranglelaki, maka bolehlah, seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang-orang yang kamu setujui menjadi saksi, supaya jika yang seorang lupa darisaksi-saksi perempuan yang berdua itu maka dapat diingatkan oleh yangseorang lagi. Dan janganlah saksi-saksi itu enggan apabila merekadipanggil menjadi saksi. Dan janganlah kamu jemu menulis perkara hutangyang bertempoh masanya itu, sama ada kecil atau besar jumlahnya. Yangdemikian itu, lebih adil disisi Allah dan lebih membetulkan (menguatkan)keterangan saksi, dan juga lebih hampir kepada tidak menimbulkankeraguan kamu. Kecuali perkara itu mengenai perniagaan tunai yang kamuedarkan sesama sendiri, maka tiadalah salah jika kamu tidak menulisnya.Dan adakanlah saksi apabila kamu berjualbeli. Dan janganlah mana-manajurutulis dan saksi itu disusahkan. Dan kalau kamu melakukan (apa yangdilarang itu), maka sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan fasik(derhaka) yang ada pada kamu. Oleh itu hendaklah kamu bertaqwa kepadaAllah dan (ingatlah), Allah (dengan keterangan ini) mengajar kamu dan Allahsentiasa Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.”
Ayat di atas, merupakan ayat terpanjang di AlQuran. Ayat tersebut mengkaji bagaimana utang-piutang seharusnya dicatat. Pencatatan dalam utangpiutang ini mengilhami bagaimana sistem pencatatandalam akuntansi dibentuk. Oleh karena itu ilmu
15
akuntansi yang kebanyakan orang berpikiran bahwaakuntansi itu berasal atau ditemukan dari bangsabarat, sebenarnya ilmu ini telah ada pada kitab suciAl Quran jauh ribuan tahun sebelum itu.
Berdasarkan ayat-ayat di atas, jelaslah bahwasumber ilmu itu adalah Allah melalui wahyu yang ditulisdalam Al Quran dan sebagai salah satu mukjizat terbesarRasulullah Al Quran telah benar terbukti menjadisumber segala ilmu pengetahuan sekaligus mukjizatterbesar bagi umat manusia sepanjang masa.
Ayat-ayat di atas, hanya beberapa sample kecildari sekian banyak ayat yang telah berhasil dikaji.Sangat besar kemungkinannya juga bahwa di masa yangakan datang akan muncul lagi ilmu pengetahuan yangbaru, dimana ilmu tersebut telah lebih dahulu tersajidengan sistematis dalam ayat-ayat Al Quran karenakebesaran Allah SWT. Hal ini berbeda dengan Barat yangmenolak sama sekali wahyu sebagai sumber ilmu, karenamenurut pandangan mereka wahyu tidak dapat diverifikasisecara ilmiah.
Dalam konteks epistemologis, sebenarnya konsepsi Islam
lebih komprehensif daripada Barat yang membatasi pada
ranah empirik saja. Sedangkan dari sisi ontologis,
Allah merupakan aspek sentral dalam ilmu pengetahuan
Islami. Pengetahuan Allah yang absolut ini dibutuhkan
ketika indera dan akal manusia tidak mampu
menerjemahkan realitas non-fisik. Maka di sini
diperlukan pemahaman tentang konsep Allah yang benar.
16
Pemahaman yang keliru tentang konsep Tuhan
beserta aspek-aspek teologis lainnya berimplikasi
terhadap epistemologi. Jika Tuhan yang diyakini itu
hanya merupakan aspek transendental saja yang memiliki
sifat absolut, dan Tuhan itu tidak dekat dengan alam
nyata (immanen), maka tidak akan menghasilkan apa-apa
terhadap ilmu pengetahuan Islam. Sebab, Tuhan diyakini
tidak lagi berhubungan dengan realitas empirik di dunia
dan pengetahuan sosial yang empiris.
Secara aksiologis, pemahaman tentang konsep
Tuhan, wahyu, agama dan lainnya dijadikan sebagai
sumber nilai. Sistem nilai tidak diambil dari
pengalaman manusia atau fenomena sosial yang selalu
berubah-ubah. Nilai dalam Islam tidak ‘on going proses’.
Ia bersifat tetap dan harus termanifestasikan dalam
setiap kerja-kerja ilmiah. Sehingga, Ilmu pengetahuan
Islam yang dihasilkan harus memiliki visi nilai. Nilai
ini membimbing ilmuan dari kedzāliman dan mengontrol
kerja-kerja ilmiahnya dari tujuan dasar dari
berpengetahuan adalah untuk kebahagian dunia akhirat.
Karena teologi mengimplikasikan epistemologi,
maka teologi beserta aspek-aspeknya mempengaruhi proses
berpikir seorang ilmuan. Teologi yang benar akan
menghasilan sistem epistemologi yang tepat pula sesuai
dengan nilai Islam. Syamsuddin ‘Arif dalam tulisan-17
nya Prinsip-Prinsip Dasar Epistemologi Islam, menjelaskan sumber
ilmu dalam Islam ada tiga; persepsi indera (idrak al-
hawas), proses akal sehat (ta’aqqul), intuisi sehat (qalb)
dan khabar shadiq. Menurut Syamsuddin ‘Arif “Persepsi
inderawi meliputi yang lima (indera pendengar, pelihat,
perasa, penyium, penyentuh), daya ingat atau memori
(dzahkirah), penggambaran (khayal) dan estimasi (wahm).
Proses akal mencakup nalar dan alur pikir (fikr). Dengan
alur pikir kita bisa berartikulasi, menyusun proposisi,
menyatakan pendapat, berargumentasi, melakukan analogi,
membuat putusan dan menarik kesimpulan.
Selanjutnya dengan intuisi qalbu seseorang dapat
menangkap pesan-pesan isyarat illahi, fath, ilham, kasyf dan
sebagainya. Sumber lain yang tak kalah pentingnya
adalah khabar shadiq, yang berasal dari dan bersandar pada
otoritas. Sumber khabar shadiq, apalagi dalam urusan
agama, adalah wahyu (Kalam Allah dan Sunnah Rasul-Nya)
yang diterima dan diteruskan yakni ditransmit (ruwiya)
dan ditransfer (nuqila) sampai ke akhir zaman”
E. Pentingnya Integrasi Ilmu Pengetahuan (Integrated
Knowladge)
Sepanjang yang diketahui, belum ada agama apapun
yang mampu melampaui dalamnya pandangan terhadap ilmu18
pengetahuan sebagaimana pandangan yang diberikan Islam.
Islam sangat gigih dalam mendorong umat manusia untuk
mencari ilmu dan mendudukannya sebagai sesuatu yang
mulia.
Dalam agama Islam, imu pengetahuan, teknologi
memiliki hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut Dinul
Islam. Di dalmnya ada tiga unsur pokok yaitu iman, islam,
dan amal sholeh. Allah berfirman dalam Surah Ibrahim/14:24-
25
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaankalimat yang baik (termasuk kalimat tauhid) seperti pohon yang baik, akarnyateguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya padasetiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.
Salah satu tujuan Islam ialah untuk memberi
tuntunan sehingga manusia dapat meningkatkan taraf hidup
yang modern dan lebih maju. Islam tidak melarang untuk
memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu
pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran
manusia genius, profesional, dan konstruktif, serta
19
aspiratif terhadap permasalahan yang timbul dalam
kehidupan sehari-hari.
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang gemilang telah dicapai
oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan
eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama
berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian
manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna
meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara
umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan
cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja
dahulu kala. Tampaknya manusia di masa depan akan
mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan
memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.
Agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap
barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau, di
masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang.
Demikian pula ajaran Islam tidak akan bertentangan
dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan
lurus serta analisa-analisa yang teliti dan obyektif.
Ayat di atas, menggambarkan keutuhan iman, ilmu,
dan amal dengan sebuah pohon yang akarnya menghujam ke
bumi, batangnya menjulang tinggi, mengeluarkan buah pada
setiap musimnya atas izin Allah. Di sini diungkapkan20
iman sebagai akarnya, imu sebagai batang yang pada
akhirnya akhlak yang diumpamakan sebagai buahnya.
Berkaitan dengan hal itu, maka di bawah ini
dikemukakan beberapa contoh saja, yang memperlihatkan
bahwa antara agama dan ilmu pengetahuan saling
membutuhkan, dan tidak bertentangan, diantaranya ialah
sebagai berikut :
Pertama, agama menyuruh manusia berpikir,
menggunakan akal pikiran dan segenap potensi lainnya
yang dimiliki.
Kedua, di dalam wahyu terdapat perintah Allah
untuk melaksanakan ibadah, mengolah alam dalam rangka
pelaksanaan fungsi sebagai khalifah di bumi dan lain
sebagainya. Untuk melaksanakan semua itu jelas sekali
memerlukan agama. Dengan kata lain perintah
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam islam terintegrasi
dengan perintah melaksanakan ibadah dan lainnya.
Ketiga, agama berisikan tentang moralitas akhlak
mulia. Agama juga menjelaskan bagaimana seharusnya
berusaha dan berbuat baik di dunia ini. Semuanya hanya
bisa dijawab oleh agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menawarkan barbagai kemudahan tidak tahu tujuan apa
yang harus dicapai. Agamalah yang memberika landasan dan
arah bagi penggunaan dan pemanfaatan ilu pengetahuan dan
teknologi tersebut.21
Keempat, agama berfungsi membenarkan,
melengkapidan mengoreksi terhadap berbagai temuan dalam
bidang ilmu pengetahuan. Denganm demikian antara agama
dan ilmu pengetahuan dalam pandangan islam bukan untuk
dipertentangkan melainkan untuk saling melengkapi dengan
catatan harus bertolak dari keyakinan dan realitas yang
objektif bahwa imu pengetahuan sifatnya terbatas.
Kelima, agama berbicara tentang kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat. Kehidupan di dunia harus menjadi
media untuk menuju kebahagiaan di akhirat. Karena itu
kehidupan duniawi yang memerlukan dukungan ilmu
pengetahuan agama itu membutuhkan bimbingan agama.
F. Manfaat Integrasi Ilmu Pengetahuan (Integrated
Knowladge)
Sudah seharusnya kita sebagai Umat Islam
senantiasa men-taddaburi ayata-ayat Allah, baik yang
qouliyah maupun kauniyah. Karena di sana terdapat lautan
ilmu-Nya, serta dorongan/motivasi untuk mengkaji maupun
mengimplementasikannya. Sebagaimana firmannya dalam Surah
ar Arhmān/55:33
22
“Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjurulangit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengankekuatan”.
Berdasarkan ayat ini, manusia akan mengerti jika
ingin menembus langit diperlukan energi yang besar, maka
dengan segala bahan-bahan yang ada di alam ini manusia
harus mampu mengkonversi energi tersebut. Penerapan
sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh
nilai Islam sebagai agama “Rahmatan lil alamin” sudah pasti
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta mengangkat
harkat dan martabat manusia lebih baik dan tinggi disisi
Allah. Karena dalam Islam orang yang berilmu dan
menggunakan ilmunya di jalan Allah untuk kemaslahatan
umat manusia oleh Allah akan diangkat derajatnya lebih
tinggi dari mereka yang tidak berilmu, karena dapat
memberikan manfaat bagi orang lain.
Tetapi sebaliknya penguasaan dan penerapan yang
salah dan tidak dilandasi oleh nilai nilai agama, kata
Allah tunggulah giliran kehancuran. Al-Quran menyebut
gejala-gejala alam sebagai tanda-tanda Tuhan dan
menganjurkan kajian atas berbagai gejala alam sebagai
jalan untuk menyembah Allah. Arti secara mendalam
sebenarnya tafakur sesungguhnya adalah bukan sekedar
mengagumi dan berdiam diri seperti orang menyaksikan
suatu pemandangan yang sangat indah dan cantik, tetapi
23
dibalik itu terkadung makna tindakan selanjutnya
mempelajari sampai menemukan suatu bentuk sains maupun
teknologi.
Dalam pandangan Al Qur’an umat manusia harus
memiliki ilmu (sains) untuk memaknai penciptaan Allah.
Panca indera tidak cukup untuk memperoleh informasi yang
ditulis dalam Al Qur’an atau yang dimaksud Allah SWT
kalau tidak memiliki kompetensi khusus. Oleh sebab itu
dalam Islam menuntut ilmu adalah kewajiban manusia untuk
mengisi kehidupan duniawi dan akhirat. Iman tanpa sains
akan buta, karena sains itu adalah matanya iman yang
dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah, sebaliknya
sains tanpa iman akan biadab, karena iman akan menuntun
manusia kepada hal-hal yang baik yang diridhoi Allah SWT.,
(mardhatillah)
Oleh karena itu pemikir dan intelektual Islam
harus berani dan terus menerus menyampaikan bahwa
keserasian islam dengan sains dan teknologi bukan hanya
sekedar pertukaran bebas ide ide (dialog intelektual)
dan memperjuangkan untuk menyebarkan Islam dan
mempertahankan tuduhan-tuduhan barat sebagai
fundamentalisme yang tidak mengenal kompromi dan
keterbelakangan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang
tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena
24
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan
banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam
melakukan aktivitas manusia. Contoh termudah adalah
dampak positif dari berkembangnya iptek di bidang
teknologi komunikasi dan informasi. Perkembangan
teknologi akhir-akhir ini, menjadikan dunia yang amat
luas di era globalisasi ini menjadi sempit, mengecil,
dan terbatas. Perubahan ini tentu saja berdampak positif
dan negatif bagi kelangsungan hidup seorang muslim.
Sedangkan dampak negatif dari perubahan dan pergeseran
zaman mampu mengguncang, menggeser, dan mengikis habis
nilai-nilai moral dan iman. Bahkan, lebih jauh dari itu
dapat menghancurkan masa depan dan peradaban manusia.
Oleh karena itu, seorang muslim harus membentengi
diri dengan keimanan dan keislaman yang kuat. Tanpa iman
yang kokoh kehidupan seorang muslim akan terombang-
ambing dan bisa berujung pada kehancuran. Iman adalah
pelita, yang menjadi penerang dan petunjuk pada jalan
yang lurus.
Di antara manfaat integrasi ilmu pengetahuan
tersebut adalah:
25
1. Untuk memperoleh kemudahan dalam hidup (rahmatan lil
‘alamin)
Kemampuan fisik manusia untuk meraih berbagai
kebutuhan hidup sangat terbatas. Pandangan mata,
pendengaran telinga manusia terbatas, begitu pula
kekuatan dan keterampilan tangan dan kakinya.
Kemampuan fisik manusia itu tidak sebanding dengan
kebutuhan yang diinginkan.
Tetapi manusia sebagai khalifah Allah diberikan
kemampuan akal-pikiran untuk memanfaatkannya
menemukan cara-cara yang tepat dan efektif guna
meraih kebutuhan hidup yang tidak mungkin dicapai
melalui kemampuan fisik semata. Akal-pikiran manusia
mampu mendayagunakan segala yang Allah ciptakan di
bumi ini. Kemampuan itu memang telah ditentukan oleh
Allah Swt., sebagaimana Allah nyatakan dalam
firman-Nya Surah al Jātsiyah/45:13
“Dan dia Telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang dibumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaumyang berfikir”.
Adanya integrasi ilmu pengetahuan, teknologi
dengan Islam akan meningkatkan kemampuan manusia
melakukan eksplorasi kekayaan alam secara optimal dan26
terkontrol.
Eksplorasi kekayaan alam diingatkan oleh Allah agar
jangan sampai tak terkontrol sehingga berubah menjadi
eksploitasi alam, yang mengakibatkan kerusakan alam,
terganggunya keseimbangan lingkungan, karena justru
akan mengakibatkan timbulnya malapetaka bagi manusia,
seperti: banjir, lonsor, pencemaran lingkungan, dan
lain-lain. Sebagaimana Allah firman dalam Surah ar
Rūm/30:41
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
2. Untuk mengenal dan Mengagungkan Allah.
Manusia mampu menghayati akan makna sains dan
teknologi yang dikembangkannya, bahwa semua itu bukan
semata-mata karena faktor diri pribadi manusia,
tetapi ada faktor lain di luar dirinya, maka manusia
akan memperoleh jalan untuk mengenal sesuatu yang
lain di luar dirinya itu, yaitu Yang Maha Agung, Yang
Maha Kuasa, dan Yang Maha Bijaksana, Allah SWT.
27
Kesempurnaan alam dengan struktur dan sistemnya
tidak bisa dibayangkan akan terbentuk dengan sempurna
apabila tidak ada kesengajaan pihak lain, yaitu Yang
Maha Kuasa dan Maha Sempurna. Semakin luas dan dalam
pengetahuan manusia akan rahasia alam ini, maka
semakin dekat manusia untuk mengenal Pencipta alam
ini, yaitu Allah, Sang Khalik. Ketika pertama manusia
mengembangkan teknologi bangunan, manusia telah
diberikan contoh langit yang tinggi, yang luas dan
kokoh, yang tidak takut akan runtuh. Begitu pula
ketika manusia mengembangkan teknologi pesawat udara,
Allah telah memberikan contoh bagaimana burung bisa
terbang di angkasa dengan stabil, mampu
mempertahankan keseimbangan tanpa takut jatuh, dan
lain sebagainya. Karena itu ketika menerangkan
berbagai struktur di alam ini, Allah menyatakan bahwa
semua itu menjadi pelajaran bagi manusia untuk lebih
mengenal dan mengangungkan Allah penciptanya. Hal itu
dapat kita pahami dari berbagai ayat Al-Qur’an,
diantaranya Surah al Ghāsyiyah/88:17-21
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan.Dan langit, bagaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia
28
ditegakkan. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?. Maka berilah peringatan,Karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.”
3. Untuk meningkatkan Kualitas Ibadah Kepada Allah SWT.
Manusia diciptakan oleh Allah hanyalah untuk
mengabdi kepada-Nya. Demikian dinyatakan oleh Allah
dalam firman-Nya Surah al dzariyat/:56
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamengabdi kepada-Ku.”
Seluruh aktivitas hidup manusia hendaknya
diwujudkan sebagai pelaksanaan pengabdian kepada
Allah tersebut. Pengabdian manusia kepada Allah di
sini adalah pengabdian dalam arti luas, yaitu seluruh
aktivitas, yang memenuhi kriteria (1) diniatkan untuk
menaati aturan Allah; (2) dilakukan dengan mengikuti
ketentuan yang diberikan Allah, baik dalam bentuk
kegiatan yang telah ditentukan tata caranya maupun
dalam bentuk penggalian jenis kegiatan yang
bermanfaat yang sejalan dengan nilai-nilai kebenaran
yang ditunjukkan Allah; dan (3) dimaksudkan untuk
memperoleh ridha Allah.
Hasil dari integrasi ilmu pengetahuan berupa
teknologi apabila dirancang dan dimanfaatkan secara
benar dalam konteks tugas pengabdian manusia
tersebut, maka teknologi diyakini akan mampu
29
meningkatkan kualitas pengabdiannya kepada Allah. Jam
misalnya, adalah produk teknologi yang dimanfaatkan
oleh umat Islam setiap hari untuk mengetahui waktu-
waktu shalat sehingga umat Islam dapat menunaikan
ibadah shalat tepat pada waktunya, begitu pula kompas
dimanfaatkan untuk mengetahui arah kiblat sehingga
tidak terjadi salah arah dalam shalat.
Dalam hal produk teknologi pangan, dengan
banyaknya produk makanan yang beredar di masyarakat,
kita mampu mengetahui komponen-komponen yang
dipergunakan sebagai bahan, proses pembuatannya,
sehingga kita dapat mengetahui apakah makanan yang
kita konsumsi itu halal atau haram, begitu pula
dengan produk-produk teknologi lainnya.
4. Menumbuhkan Rasa Syukur Kepada Allah.
Bagi orang beriman, sekecil apapun nikmat yang
dapatkan dari rezeki halal yang diberikan Allah
kepadanya akan melahirkan rasa syukur kepada Allah
sebagai pemberi nikmat. Apalagi dengan adanya
integrasi ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi
dengan aqidah islamiyah akan mampu melipat-gandakan
rasa syukur kepada-Nya karena nikmat yang diberikan
Allah tersebut. Rasa syukur kepada Allah yang paling
ringan adalah mengucapkan “alhamdulillāhi rabbil ‘alamīn“,
30
namun hakikat syukur yang sebenarnya adalah
memanfaatkan nikmat itu secara, benar untuk
meningkatkan ketakwaannya kepada Allah. Karena itu
diperlukan tekad, kesungguhan untuk mewujudkan rasa
syukur dalam amal kehidupan secara riil. Allah
mengingatkan dalam Surah Ibrahim/14:7
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jikakamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jikakamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
ajaran Islam, diharapkan dapat membuat manusia
semakin mudah meraih derajat taqwa yang setinggi-
tingginya, karena ilmu pengetahuan dan teknologi
telah mempermudah mencapai keinginannya, semakin
ringan beban hidup yang harus ditanggung, semakin
besar hasil yang bisa diperoleh. Kemudahan,
keringanan, dan kenikmatan itu tidak mustahil juga
akan membuat manusia lupa kepada Allah, semakin jauh
dari-Nya, apabila tidak disikapi secara cermat dan
diiringi dengan iman yang teguh. Karena itu ilmu
pengetahuan dan teknologi harus dilandasi oleh iman
agar pemanfaatannya terarah untuk meningkatkan
kualitas takwanya kepada Allah SWT.
31
5. Untuk memperoleh Kesenangan dan Kebahagiaan Hidup di
dunia dan akhirat
Kemudahan-kemudahan yang diperoleh manusia
melalui pengintegrasian ilmu pengetahuan, teknologi
dengan Islam dapat menjadikan manusia memperoleh
kesenangan dan kebahagiaan hidup dalam yang halal,
dan diridhai Allah. Allah tidak menghendaki manusia
hidup susah, tetapi sebaliknya Allah menghendaki
manusia hidup senang, hidup bahagia didunia dan
akhirat kelak. Ketika Allah menempatkan Adam dan
istrinya di bumi, Allah berfirman dalam Surah al
baqarah/2:36
“Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan darikeadaan semula (surga) dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamumenjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi,dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan."
Untuk memperoleh kesenangan dan kebahagiaan hidupnya,manusia diberikan sarana kebutuhan yang serba lengkapdi bumi, sebagaimana tercermin dalam Surah alBaqarah/2:29 Allah berfirman:
32
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan diaberkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan diaMaha mengetahui segala sesuatu”.
G. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, ilmu adalah motor
penggerak pemikiran dan aktifitas manusia. Tinggi
rendahnya martabat manusia ditentukan oleh faktor ilmu.
Karena itu, ilmu memiliki perhatian penting dalam
Islam. Ilmu dan ilmuan dalam hal ini menjadi prioritas
paling utama. Karena sebagaimana dalam hadits: ”Dua
macam golongan dari umatku (yang memegang peran penting). Bila
mereka baik, maka baiklah umat manusia, dan bila mereka rusak maka
rusakklah umat manusia. Ingatlah, mereka adalah pemimpin
pemerintahan dan ulama (HR. Ibn Abdil Barr dalam Ihya Ulum
al-Din).
Integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
Islam, telah memberikan kemudahan kepada manusia untuk
memperoleh kesenangan dan kebahagian yang diridhai
Allah SWT., karena dengan akal dan pikirannya, manusia
dapat menguasai alam semesta yang telah disediakan
Allah untuk kebutuhan hidupnya sesuai prinsip-prinsip
yang disyariatkan ajaran Allah dan untuk mendekatkan
diri kepadaNya.
Sebaliknya, bila manusia terpengaruh oleh arus
pemikiran dan gaya hidup yang matrealistis, memisahkan
33
ilmu pengetahuan dan teknologi dari sumber ilmu yang
hakiki yaitu Allah SWT., maka manusia itu akan menjadi
umat yang sombong dan tidak mengakui akan kekuasaan dan
keagungan Allah SWT. Dengan demikian, maka agar umat
manusia menjadi umat yang mendapat kebahagian di dunia
dan akhirat harus meyakini dan menjadikan sumber ilmu
pengatahuan dan teknologi adalah Allah SWT.
Niat mencari ilmu juga harus benar. Imam al-
Ghazali menerangkan tipologi ilmu ketika dipelajari,
ilmu akan mengkristal menjadi dua fenomena besar,
menurut niatnya masing-masing, yakni:
Pertama, ilmu yang dipelajari tidak karena Allah
(li ghari lillāh) memiliki karakteristik zann
dan syakk (keragua-raguan). Orangnya akan puas dengan
tujuan-tujuan eksternal, fisik atau material.
Akibatnya, timbul kegelisahan dalam jiwa: khawf (takut
pada prasangka yang tidak diketahui); huzn; khusr;
(kesempitan hidup, derita dalam diri dan akal,
depresi); hamm (risau pada bencana yang akan menimpa);
ghamm; ‘usr; (penyesalan tanpa kesudahan).
Kedua, ilmu yang dipelajari semata karena Allah
(lillah). Ilmunya akan menanamkan ‘itiqad imani yang kuat
dalam hati. Sehingga orang dengan niat ini memiliki
semangat yang tinggi, tidak cepat puas dalam pencapaian
34
ilmunya. Hasilnya adalah yaqin, sukun nafs (ketenangan
jiwa), khasyatullah (takut pada Allah).
DAFTAR BACAAN
Abdul Qohir al-Baghdadi,Al-Farqu Bainal Firaq,(Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tt), hal. 249
Abuddin Nata, M.A., dkk, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.72-74
Al-Isfahani,Mufradat al-Fadzi al-Qur’an, (Damaskus: Dar al-Qalam,1992), hal. 580
http://blog.re.or.id/persepsi-islam-terhadap-perkembangan-sains-dan-teknologi.htm, diakses pada tanggal 8 februari2014
http://mischanz.wordpress.com/2009/12/16/manfaat-teknologi-dari-sudut-pandang-islam/, diakses padaa tanggal 8Februari 2014
35
http:/www.scribd.com/doc/83019545/ pengertian-integras, diaksespada tanggal 17 Maret 2013
Imam al-Ghazali,Ihya Ulumuddin I, (Beirut: Dar al-Fikr,1999), hal. 33
Kaelany HD, M.A., Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan,(jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 224
Rohadi dan Suharsono, Ilmu dan Teknologi dalam IslamCetakan ke-3, (Jakarta : Departemen Agama RI,2005), hlm. 56
Syamsuddin Arif,Prinsip-Prinsip Dasar Epistemologi Islam dalamJurnal Islamia No. 5 Thn II April-Juni 2005, hal.
Syed Muhammad Naquib al-Attas,Ma’na Kebahagiaan danPengamalannya dalam Islam, (Kuala Lumpur: ISTAC,2005), hal. 6
Syed, Muhammad Naquib al-Attas,Prolegomena to the Metaphysics ofIslam (Kuala Lumpur: ISTAC, 1995), hal. 14
Turmudi, dkk, Islam, Sains dan Teknologi MenggagasBangunan Keilmuan Fakultas Sains dan TeknologiIslami Masa Depan, (Malang : UIN Maliki Press,2006), hlm. 15
Wan Mohd Nor Wan Daud,Epistemologi Islam dan Tantangan PemikiranUmat, dalam Jurnal Islamia No. 5 Thn II April-Juni2005, hal. 52
Wan Mohd Nor Wan Daud,Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M.Naquib al-Attas,terj. (Bandung: Mizan,2003), hal. 270
36