NASIONALISME DALAM T-SHIRT
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of NASIONALISME DALAM T-SHIRT
NASIONALISME DALAM T-SHIRT
Dicky HidayatInstitut Manajemen [email protected]
ABSTRACT
Globalization brings a great influence to a nation, including Indonesia. It covers twoaspects of positive and negative influences. The influences of globalization invarious fields of life, such as politics, economics, ideology, socio-cultural and others,will affect nationalism values to its nation.
The emerging of nationalism T-shirts with various typical cultural patterns ofIndonesia is an interesting phenomenon among the diversities. It becomes moreinteresting because it takes place in the middle of nationalism values declining in theyounger generation.
This qualitative study conducted with phenomenological approach. It aimed toanalyze the extent of nationalism values application at T-shirt.
The results of this research is expected to be a consideration for all stakeholders inpreserving nationalism values and the decision makers who are related to the fieldof visual communication design.
Keywords: Nationalism, T-shirt
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini arus globalisasi telah merasuk ke seluruh aspek
kehidupan masyarakat. Tak ada satupun anggota masyarakat yang
dapat menghindar dari pengaruh yang ditimbulkannya, termasuk
kalangan generasi muda. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai
fenomena yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh
globalisasi ini antara lain ditunjukkan dengan banyaknya
generasi muda yang berdandan dan berbusana dengan cara budaya
Barat. Tak jarang juga mereka menggunakan pakaian yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan.
Cara berpakaian tersebut tentunya tidak sesuai dengan
kebudayaan Indonesia. Fenomena ini menunjukkan pengaruh
globalisasi khususnya cara berbusana, memberi andil terhadap
lunturnya rasa nasionalisme dikalangan generasi muda.
Salah satu busana yang berasal dari budaya Barat adalah T-
shirt. Sebagai busana yang berasal dari luar, tentunya tidak
semua model busana ini sesuai dengan kebudayaan Indonesia.
Saat ini banyak beredar di pasaran T-shirt dengan model dan
desain yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia. Namun
demikian, pemakaian T-shirt yang meluas memberikan juga
peluang bagi para desainer dalam berkarya. Fungsinya yang
semakin luas sangat mendukung perkembangan desain itu sendiri.
Berbagai karya desain yang diimplementasikan dalam media T-
shirt memberi kontribusi terhadap minat masyarakat untuk
menggunakan busana ini. Didukung kemajuan dibidang industri
textile dan printing, desain T-shirt kini tampil semakin masif
dalam berbagai tema dan gaya.
T-shirt atau dikenal juga sebagai kaus oblong adalah
jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan,
seluruh dada, bahu, dan perut. T-shirt biasanya berlengan
pendek berleher bundar, tidak memiliki kerah, kancing,
ataupun saku. Bahan yang digunakan untuk membuat T-shirt
umumnya adalah katun dan atau poliester.
Bermula dari fungsi dan modelnya yang sederhana, kini T-shirt
menjadi media aktualisasi identitas pemakainya.T-shirt dengan
elemen desain berupa gambar dan tipography yang menarik dan
penuh makna senantiasa diminati masyarakat. Apalagi
perkembangan dunia konsumen kini sangat memanjakan aktualisasi
pribadi. Konsumen, perusahaan, group band, partai, anggota
komunitas atau siapapun, bisa dengan mudah menunjukkan
identitas dirinya hanya dengan memakai T-shirt.
Munculnya T-shirt dengan desain bertema Nasionalisme dan
mengangkat berbagai corak budaya khas Indonesia merupakan
fenomena menarik di tengah beragamnya tema dan model T-shirt.
Fenomena ini menjadi sangat menarik lagi, karena berlangsung
di tengah isu tentang kemerosotan nilai-nilai nasionalisme di
kalangan generasi muda yang kian menyeruak dewasa ini. Saat
ini kita kerap melihat remaja dan generasi muda dengan bangga
menggunakan T-shirt dengan gambar Garuda Pancasila, Bendera
Merah Putih, Pahlawan Nasional, maupun slogan-slogan
bernafaskan semangat kebangsaan dan nasionalisme. Kondisi ini
tentunya sangat menarik, karena mencerminkan kesadaran
generasi muda akan nilai-nilai kebangsaan dan jiwa
nasionalisme di tengah arus globalisasi yang semakin desar
menerpa.
Nasionalisme dalam T-shirt adalah cara mewujudkan nasionalisme
yang sangat kreatif. Nasionalisme dalam T-shirt ini menjadi
sebagai salah satu kekuatan bangsa ini di masa yang akan
datang karena tumbuh dan berawal dari generasi muda kreatif
yang mengaktualisasikan dan menanamkan semangat nasionalisme
melalui T-shirt.
Penelitian ini mencoba menganalisa sejauhmana penerapan nilai-
nilai nasionalisme, yang diwakili oleh simbol-simbol dan
identitas nasional, diimplementasikan pada T-shirt. Selain itu
akan dapat diketahui sejauhmana desain komunikasi visual dapat
menghasilkan pendekatan yang sangat kreatif untuk menyampaikan
nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda melalui media T-
shirt. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pertimbangan berbagai pihak yang berkepentingan dalam
pelestarian nilai-nilai nasionalisme dan pengambilan keputusan
terkait bidang desain komunikasi visual.
Rumusan Masalah
Sejauhmana nilai-nilai nasionalisme dan identitas nasional
diimplementasikan pada media T-shirt?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauhmana
nilai-nilai nasionalisme diimplementasikan pada media T-shirt.
Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dengan
melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan
semuapihak yang berkepentingan dapat lebih memahami
bagaimana keterkaitan disiplin ilmu Desain Komunikasi
Visual dengan bidang ilmu lain, dalam hal ini bidang
Pancasila dan Kewarganegaraan.
b. Manfaat dalam implementasi atau praktek.
Penelitian ini memfokuskan kepada desain T-shirt sebagai
objek penelitian, diharapkan para pelaku dibidang
industri kreatif maupun pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terkait bidang desain komunikasi visual.
KAJIAN PUSTAKA
Desain
Desain dapat didefinisikan sebagai upaya untuk melakukan
perubahan pada barang-barang ciptaan manusia (C. Jones, Design
Methods, 1969: 6). Desain juga merupakan aktifitas yang
dilakukan untuk mengurangi sesedikit mungkin kesalahan dan
resiko kegagalan produksi. Pengambilan keputusan dalam desain
dilakukan untuk menghadapi ketidak pastian dengan resiko
tinggi bila melakukan kekeliruan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Buchori Zainuddin (Jonathan
Sarwono, Hary Lubis, 2007: 3), dalam desain bentuk dapat
menjadi tujuan atau pun akibat. Bentuk menjadi tujuan apabila
dilakukan dalam bidang kesenirupaan, yaitu upaya mencari
inovasi dengan menciptakan sebuah produk baru yang memenuhi
kriteria (atau kondisi yang diinginkan), bersifat humaniora.
Bentuk menjadi akibat apabila dilakukan dalam bidang rekayasa,
yaitu upaya mencari inovasi dengan menciptakan sebuah produk
baru yang memenuhi kriteria efektivitas teknis dan berdasarkan
efisiensi.
Desain Komunikasi Visual
Sumbo Tinarbuko (2008: 26) menyatakan bahwa desain komunikasi
visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan
ungkapan daya kreatif yang diaplikasikan dalam berbagai media
komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang
terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna,
komposisi dan layout. Dengan demikian, desain pada T-shirt
termasuk dalam kategori desain komunikasi visual. Hal ini
tercermin dalam desain T-shirt yang di dalamnya terdapat
pengolahan elemen desain grafis yang terdiri dari gambar
(ilustrasi), tipografi, warna, komposisi dan layout.
Selanjutnya Widagdo (1993: 31) menyatakan bahwa desain
komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang
dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat
rasional dan pragmatis, jagad desain komunikasi visual
senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena
peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya
industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan
sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga
berhadapan pada konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi
massal.
Desain T-shirt merupakan salah satu bentuk desain komunikasi
visual. Pada T-shirt terkandung unsur ilustrasi, teks dan
warna yang berfungsi sebagai media komunikasi. Ditinjau dari
sudut desain komunikasi visual, T-shirt Damn I Love Indonesia
dirancang dengan tampilan layaknya sebuah poster. Di dalamnya
terkandung ciri-ciri sebuah poster yaitu suatu media
komunikasi visual dua dimensi dengan ilustrasi, huruf dan
warna sebagai elemen-elemennya. Istilah poster atau plakat itu
sendiri sebenarnya adalah tempelan pengumuman yang dipasang di
tempat umum (Hornby, 1974: 799), namun secara umum poster
dapat diartikan sebagai salah satu media publikasi yang
mengandung tujuan untuk memberitahukan suatu keinginan,
mengumumkan sesuatu hal yang dianggap penting, mengingatkan
masyarakat tentang hal-hal yang penting untuk masyarakat itu
sendiri dan memberikan informasi yang positif kepada seluruh
lapisan masyarakat (Tinarbuko, 2008: 74).
Pada perkembangannya poster kini bermetamorfosa ke dalam
berbagai bentuk komunikasi visual yang menarik, termasuk
kedalam bentuk T-shirt. Dalam berbagai bentuknya tersebut
poster tetap mengemban tugas untuk mengkomunikasikan secara
verbal maupun visual pesan-pesan dan pemberitahuan agar
diketahui masyarakat. Untuk itu, apabila T-shirt akan
kembangkan dan difungsikan sebagai media poster, maka T-shirt
harus dibuat dengan pendekatan desain komunikasi visual, agar
pesan, tanda dan simbol yang terdapat didalamnya, dapat dengan
mudah dimengerti oleh pembacanya tanpa menimbulkan
interprestasi makna dari pesan tersebut.
Nasionalisme
Secara etimologis, kata nation berasal dari Bahasa Latin natio.
Kata natio sendiri memiliki akar kata nasci, yang pada awalnya
berkonotasi negatif yaitu sebutan untuk ras, suku, atau
keturunan dari orang yang dianggap kasar atau tidak tahu adat
menurut standar atau patokan moralitas Romawi. Kata natio
kemudian diadopsi oleh bahasa-bahasa turunan Latin seperti
Perancis yang menerjemahkannya sebagai nation, yang artinya
bangsa atau tanah air. Bahasa Italia memakai kata nascere yang
artinya “tanah kelahiran”. Bahasa Inggris pun menggunakan kata
nation untuk menyebut “sekelompok orang yang dikenal atau diidentifikasi
sebagai entitas berdasarkan aspek sejarah, bahasa, atau etnis yang dimiliki oleh
mereka” (The Grolier International Dictionary: 1992).
Istilah Nasionalisme dewasa ini kerap diartikan sebagai
(Anthony D. Smith, 2001: 6) :
- Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa
- Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa
bersangkutan
- Suatu bahasa dan simbolisme bangsa
- Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan
- Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum
maupun khusus.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, selanjutnya
Anthony D. Smith (2001: 11) mendefinisikan nasionalisme
sebagai suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan
mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu
populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk membentuk
suatu “bangsa” yang aktual atau “bangsa” yang potensial.
Identitas Nasional Indonesia
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identity yang
memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati
diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang
membedakannya dengan yang lain. Bila dilihat dalam konteks
Indonesia maka identitas nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang dihimpun dalam satu
kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan
Pancasila dan roh “Bhineka Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah
pengembangannya (Syahrial Syarbani, 2009: 203).
Identitas nasional Indonesia terbentuk dari keragaman suatu
bangsa yang majemuk. Didalamnya terkandung unsur-unsur
pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan
bahasa. Dari unsur-unsur tersebut Syarbani (2009: 204)
merumuskan pembagiannya menjadi tiga bagian, yaitu:
- Identitas fundamental : yaitu Pancasila yang merupakan
falsafah bangsa, dasar negara, dan ideologi negara
- Identitas Instrumental : UUD 1945, Bahasa Indonesia,
lambang negara, bendera, lagu kebangsaan “Indonesia
Raya”
- Identitas Alamiah : meliputi negara kepulauan dan
keberagaman suku, bahasa, budaya, agama dan
kepercayaan.
Agar identitas nasional dapat dipahami oleh masyarakat maka
pemberdayaan nilai-nilai harus bermakna dalam arti relevan dan
fungsional bagi kondisi aktual yang sedang berkembang dalam
masyarakat. Implementasi identitas nasional dalam berbagai
media merupakan upaya menanamkan jiwa nasionalisme kepada
masyarakat, termasuk generasi muda sebagai penerus tradisi dan
nilai-nilai yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
Nasionalisme dalam Desain Komunikasi Visual
Didit Widiatmoko (2009: 44-46), menyatakan bahwa visualisasi
dari nasionalisme dalam iklan (media komunikasi visual) dapat
dianalisis berdasarkan kriteria visual (bendera atau kain
merah putih, burung garuda, pahlawan, peta Indonesia,
keindahan alam Indonesia, kandungan budaya lokal, kebersamaan
aneka suku bangsa, unsur-unsur pertahanan negara, periodisasi
sejarah Indonesia), kriteria voice over dan copy (menunjukkan
rasa kepemilikan terhadap bangsa, menunjukkan rasa kecintaan
kepada bangsa, menunjukkan rasa kebanggan terhadap bangsa,
menyerukan kata-kata perjuangan atau pembelaan terhadap
bangsa, menunjukkan kesetiaan atau pengabdian terhadap
bangsa), dan kriteria musik dan sound effect (lagu-lagu dengan
bahasa atau alat musik tradisional, lagu-lagu bertema
perjuangan, efek baris berbaris atau ketentaraan, lagu-lagu
bertema kesetiaan atau pengabdian terhadap bangsa).
Berdasarkan pendekatan tersebut diatas, untuk menganalisis
karya desain komunikasi berbentuk dua dimensi pada media T-
shirt, kriteria yang dapat dipergunakan adalah kriteria visual
(ilustrasi) dan copy (teks). Unsur warna selanjutnya
ditambahkan sebagai elemen ketiga yang terkandung dalam desain
komunikasi visual.
Warna merah dan putih merupakan warna yang dapat
merepresentasikan nasionalisme Indonesia. Warna yang terdapat
pada bendera kebangsaan tersebut memiliki hubungan yang erat
dengan sejarah, budaya dan kehidupan sosial masyarakat
Indonesia. Jauh sebelum warna merah dan putih dipergunakan
oleh bangsa Indonesia sebagai bendera kebangsaan, kerajaan
Kediri dan Majapahit telah memakai panji-panji dan bendera
merah putih sebagai lambang kebesaran. Warna merah dan putih
juga dipergunakan sebagai bendera perang oleh Sisingamangaraja
XII. Pangeran Diponegoro dan pejuang-pejuang Aceh ketika
terjadi perang melawan penjajah, juga menggunakan bendera
perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih. Selain
itu bendera Merah Putih adalah simbol kebesaran kerajaan Bone
dan panji kerajaan Badung yang berpusat di Puri Pamecutan
Bali.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif deskriptif ini dilakukan dengan
pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini dilakukan melalui
langkah-langkah metodis untuk mereduksi secara transedental,
sehingga didapat intensionalitas korelasi yaitu terhubungnya setiap
aspek dari obyek yang diteliti dengan dengan aspek-aspek lain
yang menjadi rujukannya.
Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti adalah desain T-shirt yang menjadi
finalis pada Kompetisi Desain Kaos Sumpah Pemuda ver.2.0, yang
diselenggarakan oleh Damn!I Love Indonesia. Nama yang cukup akrab
di telinga generasi muda urban itu adalah brand T-shirt
lokal milik mantan VJ MTV Indonesia Daniel Mananta. Brand
ini dikenal dengan desain T-shirt yang original dan asli
Indonesia serta diyakini dapat menumbuhkan sifat nasionalisme
bagi semua yang memakainya.
Daniel Mananta Poster Kompetisi Desain Kaos
(Sumber: www. the-marketeers.com) (Sumber: www. damniloveindonesia.com)
Brand lokal yang telah berdiri sejak tahun 2008 ini, konsisten
memasukkan unsur budaya Indonesia yang dimodifikasi sedemikian
rupa sehingga terlihat cocok dan suitable bagi kalangan
muda. Damn! I Love Indonesia berharap bahwa setiap anak muda yang
memakai produk mereka dapat terinspirasi untuk mencintai
budaya nasional, menumbuhkan rasa nasionalisme dan jiwa
patriotisme.
Damn! I Love Indonesia memiliki cara yang unik dalam mengembangkan
desain untuk produk-produknya. Mereka kerap mengadakan
kompetisi desain kaos yang finalisnya ditentukan berdasar
voting dari pengunjung website mereka. Finalis-finalis yang
terpilih berdasarkan voting tersebut selanjut ditentukan
pemenangnya berdasarkan penilaian para juri yang berasal dari
berbagai disiplin keilmuan seperti desain, fashion, budaya,
dll.
Salah satu kompetisi desain T-shirt yang diselenggarakan Damn!
I Love Indonesia adalah Kompetisi Desain Kaos Sumpah Pemuda
ver.2.0. Kompetisi ini diselenggarakan untuk menyambut hari
sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 2012. Para juri yang terdiri
dari Daniel Mananta (pendiri dan CEO Damn! I Love Indonesia),
Pandji Pragiwaksono (TV & radio host, penulis, rapper),
Bernhard Subiakto (CEO Octovate Group), Surianto Rustan
(penulis dan akademisi desain grafis), dan Eric Widjaja
(pendiri ThinkingRoomInc), telah memilih para pemenang
sebagai berikut:
- Juara 1 : Tri Budiono (1 Atas
Nama Indonesia)
Desain terinspirasi dari
Indonesia sebagai negara yang
terdiri dari ribuan pulau.
Namun demikian, sekalipun
terdiri dari banyak pulau,
Indonesia tetaplah merupakan
satu kesatuan yang utuh.
(Sumber: www.damniloveindonesia.com)
- Juara 2 : Dedy Darsono
(Semoenja satoe)
Desain menggambarkan tiga
unsur sumpah pemuda, yaitu
tanah air, bangsa dan bahasa.
Tanah air digambarkan dengan
keadaan alam. Unsur Bangsa
digambarkan dengan burung
garuda dan kuda lumping. Dan
unsur bahasa digambarkan
dengan buku. Ketiga unsur
tersebut menyatu dalam bentuk
hati yang melambangkan cinta.
- Juara 3 : Louise Nathania
(Bersatu dalam Sumpah)
Desain berbentuk tiga buah
tangan yang sedang berjabat
tangan. Tiga buah tangan
tersebut memiliki warna yang
berbeda. Ketiga warna tersbut
menggambarkan ketiga unsur
yang ada dalam sumpah pemuda,
yaitu tanah air, bangsa dan
bahasa. Ketiganya saling
berjabat tangan yang
menggambarkan persatuan
Indonesia.
(Sumber: www.damniloveindonesia.com)
(Sumber: www.damniloveindonesia.com)
(Sumber: www.
damniloveindonesia.com)
- Juara 4 : Rahmat Jaka Perkasa
(Spirit of Sumpah Pemuda)
Desain menggambarkan semangat
persatuan dari sumpah pemuda.
Gambar tangan menggambarkan
semangat juang bangsa
Indonesia khususnya pemuda
pemudi Indonesia dalam
menjunjung tinggi harkat dan
martabat bangsa ini.
Sedangkan bendera merupakan
lambang persatuan dalam satu
rumpun.
Jenis Data
Data yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah data-data
sekunder berupa ilustrasi, teks dan warna yang terkandung
dalam desain yang dijadikan sampel, yaitu T-shirt pemenang
Kompetisi Desain Kaos Sumpah Pemuda ver.2.0. Data-data
sekunder tersebut merupakan unsur desain komunikasi visual
pada T-shirt, memegang peranan penting dan berfungsi sebagai
media komunikasi, visualisasi dan daya tarik dari pesan yang
akan disosialisasikan.
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data diawali dengan problem seeking melalui pengamatan
karakteristik desain T-shirt, khususnya desain T-shirt yang
produk oleh Damn! I Love Indonesia. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data dan teori berkaitan dengan nilai-nilai
nasionalisme dan desain komunikasi visual. Data dan teori yang
didapat dengan kajian pustaka tersebut dipergunakan untuk
memperoleh kerangka teoritik sebagai landasan proses analisis.
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan cara berkunjung
langsung ke Outlet Damn! I Love Indonesia. Data yang diobservasi
adalah produk dan desain T-shirt yang diproduksi oleh Damn! I
Love Indonesia. Baik desain yang telah diproses menjadi produk
jadi maupun desain hasil kompetisi, yaitu Kompetisi Desain
Kaos Sumpah Pemuda ver.2.0. T-shirt Pemenang kompetisi
tersebut selanjutnya akan dijadikan sebagai sampel obyek
penelitian.
HASIL ANALISIS
Proses analisis dilakukan dengan menempatkan desain T-shirt
sebagai obyek penelitian yang akan diurai berdasarkan elemen-
elemen komunikasi visual yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan data dan teori yang telah didapat selanjutnya
dilakukan analis sejauhmana nilai-nilai nasionalisme
diimplementasikan dalam elemen-elemen desain komunikasi visual
T-shirt tersebut.
Dari observasi yang dilakukan ditemukan bahwa obyek-obyek
sampel telah memanfaatkan elemen desain komunikasi visual
untuk mengkomunikasikan secara verbal maupun visual pesan-
pesan nasionalisme agar diketahui masyarakat. Disamping
menghasilkan aspek estetika, unsur-unsur desain komunikasi
visual tersebut memegang peranan penting dan berfungsi sebagai
media komunikasi, visualisasi dan daya tarik dari pesan yang
disosialisasikan.
PEMBAHASAN
Dengan pendekatan pengejawantahan nasionalisme dalam iklan
(Didit Widiatmoko, 2009), yang diimplemantasikan pada desain
T-shirt, berikut di bawah ini adalah hasil analisis penerapan
nasionalisme dalam T-shirt pemenang Kompetisi Desain Kaos
Sumpah Pemuda ver.2.0 yang diselenggarakan oleh Damn! I Love
Indonesia.
- Unsur Visual
Unsur visual yang terkandung dalam ke empat desain T-shirt
yang komunikasikan nilai-nilai nasionalisme adalah: bendera
atau kain merah putih, burung Garuda, peta Indonesia,
kandungan budaya lokal, kebersamaan aneka suku bangsa dan
periodesasi sejarah Indonesia.
- Unsur copy atau teks
Unsur copy atau teks yang terkandung dalam ke empat desain
T-shirt yang komunikasikan nilai-nilai nasionalisme adalah:
Menunjukkan rasa kecintaan kepada bangsa dan Menunjukkan
rasa kebanggaan terhadap bangsa. Teks yang Menunjukkan rasa
kebanggaan terhadap bangsa dipergunakan oleh tiga sampel.
Ini menunjukkan ungkapan ini dianggap paling mampu
mengkomunikasikan nilai-nilai nasionalisme.
- Unsur warna
Ke empat desain T-shirt mempergunakan warna merah dan
putih, baik sebagai warna utama maupun warna pendukung. Ini
menunjukkan bahwa warna merah dan putih dianggap paling
mampu mengkomunikasikan nilai-nilai nasionalisme.
Berikut dibawah ini adalah tabel hasil analisis penerapan
nasionalisme dalam T-shirt pemenang Kompetisi Desain Kaos
Sumpah Pemuda ver.2.0
tabel analisis penerapan nasionalisme dalam T-shirt
Visualisasi Nasionalisme Desain 1
Desain 2
Desain 3
Desain 4
Visual
1. Bendera atau kain merah putih V2. Burung Garuda V V3. Pahlawan4. Peta Indonesia V5. Keindahan alam Indonesia6. Kandungan budaya lokal V7. Kebersamaan aneka suku bangsa V8. Unsur-unsur pertahanan negara9. Periodisasi sejarah Indonesia V
Teks
10. Menunjukkan rasa kepemilikan terhadapbangsa
11. Menunjukkan rasa kecintaan kepadabangsa
V
12. Menunjukkan rasa kebanggaan terhadapbangsa
V V V
13. Menyerukan kata-kata perjuanganpembelaan bangsa
14. Menunjukkan kesetiaan dan pengabdianterhadap bangsa
Warna 15. Warna merah V V V V16. Warna Putih V V V V
Hasil 4 5 5 5
PENUTUP
Banyak cara bagi masyarakat Indonesia untuk menunjukkan
identitas nasionalnya. T-shirt yang pada awalnya hanya
berfungsi sebagai busana, ternyata bagi sebagian orang
Indonesia dapat dijadikan sebagai media untuk menunjukkan
identitas nasional, kebanggaan dan rasa cinta kepada tanah
air. Cara-cara seperti ini tentunya sangat diperlukan untuk
menanamkan nasionalisme di benak seluruh masyarakat Indonesia,
sehingga setiap perilaku yang dilakukan selalu memikirkan
dampak bagi bangsa dan negara. Penanaman nilai-nilai
nasionalisme melalui media T-shirt ini dapat menjadi salah
satu kekuatan bangsa ini di masa yang akan datang, karena
tumbuh dan berawal dari kalangan generasi muda yang secara
kreatif mengaktualisasikan dan menanamkan semangat
nasionalisme melalui T-shirt.
Penelitian ini dapat dilakukan juga terhadap T-shirt – T-shirt
yang diproduk oleh brand lain. Dengan demikian dapat
dibandingkan brand mana yang paling kuat dan konsisten di
dalam mengimplementasikan nilai-nilai nasionalisme dalam
produk mereka.
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan
melakukan penelitian serupa yaitu dengan melakukan analisis
terhadap media lain selain T-shirt. Dapat juga dikembangkan
dengan melakukan penelitian pada berbagai media desain
komunikasi visual berbasis waktu (animasi, video), maupun
multimedia interaktif dan Game .
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro.Surabaya. Penerbit Insan Cendikia.
Smith, Anthony D. (terj). 2003. Nasionalisme, Teori-Ideologi-Sejarah.Jakarta. Penerbit Erlangga.
Suratman, Tono. 2008. Patriotisme, Semangat Bela Negara. Jakarta. PT.Gheananta Cahaya Abadi
Suwarno, J dan Lubis, H. 2007. Metode Riset untuk Desain KomunikasiVisual. Yogyakarta. Penerbit Andi Offset.
Syarbaini, Syahrial. 2009. Pendidikan Pancasila (Implementasi Nilai-nilaiKarakter Bangsa) Di Perguruan Tinggi. Bogor. Ghalia Indonesia,
Tinarbuko, Sumbo. 1998. Memahami Tanda, Kode, dan Makna Iklan LayananMasyarakat (Sebuah Kajian Semiotik dengan Studi Kasus Iklan LayananMasyarakat yang Dimuat Di Harian Kompas Periode 1994-1998). TesisProgram Magister Seni Rupa dan Desain, ProgramPascasarjana, ITB.
Tinarbuko, Sumbo. 2001. Semiotika Desain Dagadu Djokdja dalam PerspektifDesain Komunikasi Visual, Dagadu for Beginner. Yogyakarta. PTAseli Dagadu Djokdja.
Tinarbuko, Sumbo. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta.Penerbit Jalasutra.
Thung, Ju Lan dan Manan, M.’Azzam. 2011. Nasionalisme danKetahanan Budaya Indonesia, Sebuah Tantangan. Jakarta. LIPIPress bekerjasama dengan Yayasan Obor Indonesia
Widiatmoko, Didit dan Kharunnisa, Anggi. 2009. MengukurNasionalisme dalam Iklan. Jurnal Komunikasi visual Wimba. Vol.01 No.2/2009. 41-54.