Mill - Jurnal Penelitian Politik - LIPI

145
ISSN 1829 8001 Terakreditasi dengan predikat A No 135 Akred LIPI P2MBI 06 2008 Mill Vol 5 No 1 2008 Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru Reformasi Birokrasi Lokal Melalui Pelayanan Terpadu Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri Politik Luar Negeri Indonesia Refleksi clan Precliksi 10 Tahun Dinamika Peran Ulama dalam Perpolitikan Nasional Pasca Orde Baru Nasionalisme Demokratisasi clan Sentimen Primordialisme di Indonesia Problematika Identitas Keetnisan Versus Keinclonesiaan Studi Kasus Aceh Papua Bali clan Riau Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka GAM Pasca MoU Helsinki Dinamika Kelembagaan Desa Gampong Era Otonomi Daerah Khusus Aceh gffip g daIam Dunia Politik

Transcript of Mill - Jurnal Penelitian Politik - LIPI

ISSN 1829 8001

Terakreditasi dengan predikat A

No 135 Akred LIPI P2MBI 06 2008

MillVol 5 No 1 2008

Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi PolitikMasalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru

Reformasi Birokrasi Lokal Melalui Pelayanan Terpadu

Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri

Politik Luar Negeri Indonesia Refleksi clan Precliksi 10 Tahun

Dinamika Peran Ulama dalam Perpolitikan Nasional

Pasca Orde BaruNasionalisme Demokratisasi clan Sentimen Primordialisme

di Indonesia Problematika Identitas Keetnisan

Versus Keinclonesiaan Studi Kasus Aceh Papua Bali clan Riau

Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka GAM

Pasca MoU Helsinki

Dinamika Kelembagaan Desa

Gampong Era Otonomi Daerah Khusus Aceh

gffipg daIam Dunia Politik

JurnalJurnal Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo

Penelitian Politiknesia P2P LIPI merupakan media pertukaran pemikiran

mengenai masalah masalah strategis yang terkait denganbidang bidang politik nasional lokal clan internasionalkhususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasipemilihan umum konflik otonomi daerah pertahanan dan

keamanan politik luar negeri dan diplomasi dunia Islam serta

isu isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negaraIndonesia

P2P LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah dewasa ini

dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru baik yangbersifat akademik maupun praktis kebijakan khususnya yangberkaitan dengan persoalan otonomi daerah demokrasi HAM

dan posisi Indonesia dalam percaturan regional dan

internasional Secara akademik P2P LIPI dituntut menghasilkan

kajian kajian unggulan yang bisa bersaing dan menjadi rujukanilmiah pada tingkat nasional maupun internasional Sementara

secara moral P2P LIPI dituntut untuk memberikan arah clan

pencerahan bagi masyarakat dalam rangka membangun

Indonesia baru yang rasional adil dan demokratis Karena itukajian kajian yang dilakukan tidak semata mata berorientasipraksis kebijakan tetapi juga pengembangan ilmu ilmu

ft pengetahuan sosial khususnya perambahan konsep dan teoriteori baru ilmu politik perbandingan politik studi kawasan

dan ilmu hubungan internasional yang memiliki kemampuan

L j P jmenjelaskan berbagai fenomena sosial politik baik lokal

nasional regional maupun internasional

Penanggung Jawab Kepala P2P LIPI

Pemimpin Usaha Agus R Rahman

Pemimpin Redaksi Moch Nurhasim

Wakil Pemred Heru Cahyono

DewanRedaksi Ikrar Nusa Bhakti Syamsuddin Haris Tri Ratnawati

Dhuroruddin Mashad M Hamdan Basyar Awani Irewati

Redaksi Pelaksana Ganewati Wuryandari Lili Romli Adriana Elisabeth Firman Noor

Indriana Kartini Sri Yanuarti Riefgi Muna

Sekretaris Redaksi Nanto Sriyanto Nyimas L Letty Aziz

Keuangan Sarah Nuraini Eko Heryati Sutaningtyas

Produksi dan Sirkulasi Abubakar Desrita Zubir Syamsuri

Editor Bahasa Nanik Supriyanti

Layouter Prapti Sasiwi

Alamat Redaksi P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI

Jl Jend Gatot Subroto No 10

Jakarta 12710

Telp 021 525 1542 ext 757 763 Faks 021 520 7118ISSN 1829 8001

Penerbit LIPI Press anggota Ikapi

Jalan Gondangdia Lama RP Suroso 39

Menteng Jakarta 103 50Telp 021 314 0228 314 6942 Faks 314 4591E mail bmrlipi@centrin net id lipipress@centrin net id

Distributor Yayasan Obor Indonesia

Jl Plaju No 10 Jakarta 10230

Telp 021 319 26978 392 0114Faks 021 319 24488

E mail yayasan obor@cbn net id

Vol 5 No 1 2008

DAFTAR ISI

Catatan Redaksi 1

ArtikelLakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik

Resume Penelitian

Mochtar Pabottingi 5

Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca

Orde Baru

Lili Romli 21

Reformasi Birokrasi Lokal Melalui Pelayanan Terpadu

R Siti Zuhro 31

Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri

Sarah Nuraini Siregar 47

Politik Luar Negeri Indonesia Refleksi dan

Prediksi 10 Tahun

Ganewati Wuryandari 59

Dinamika Peran Ulama dalam Perpolitikan Nasional

Pasca Orde Baru

M Hamdan Basyar 73

Nasionalisme Demokratisasi dan Sentimen

Primordialisme di Indonesia Problematika Identitas

Keetnisan Versus Keindonesiaan Studi Kasus Aceh

Papua Bali dan Riau 87Firman Noor

Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh

Merdeka GAM Pasca MoU Helsinki

M Hamdan Basyar 95

Dinamika Kelembagaan Desa Gampong Era OtonomiKhusus Aceh

Irine Hiraswari Gayatri 109

Review Buku

Peran Marketing dalam Dunia PolitikNyimas Latifah Letty Aziz 127

Tentang Penulis 139

W MM a

pt

Salam dari meja redaksi

Kemanakah bangsa ini akan melangkah

Sampai kapan kira kira transisi demokrasi ini dapat kita lewati

Teka teki transisi demokrasi Indonesia begitulah tema besar Jurnal Penelitian Politik kali ini Di

tengah isu buruknya penyelenggaraan Pemilu 9 April 2009 Jurnal Penelitian Politik mengevaluasi

perjalanan transisi demokrasi di Indonesia sejak bergulir sepuluh tahun yang laluTransisi sebuah perubahan secara perlahan lahan namun drastis telah dijalani oleh Indonesia

Bangsa kita saat ini tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan India

Selama ini transisi ditandai oleh perubahan demi perubahan yang seakan akan tanpa ujung berkesudahanTransisi kita cenderung berpola dari change to change dari satu perubahan ke perubahan yang miriplingkaran setan Sampai kapan kita akan berada pada masa transisi akankah kita terjebak pada laku

transisi yang terus menerusSalah satu faktor penyebab masalah ini adalah perilaku para pemimpin kita Lakunya para pemimpin

negeri ini menurut Moclrtar Pabottingi ibarat orang melangkah tanpa tujuan Seakan akan bangsa ini

tetap eksis walaupun tidak memiliki pemimpin Ini merupakan dampak karena peletakan dasar bangsaini masih lemah dan pemimpin yang masih cenderung gamang untuk berbuat bagi kebaj ikan negeri iniKita seakan akan tidak sedang berada dalam kondisi normal tetapi kita terpuruk dan terjerembab dalamsituasi krisis yang terus menerus

Pemimpin cenderung memikirkan kepentingannya sendiri dan bukan memikirkan kepentingan bangsadan rakyat Indonesia Segelintir figur yang di awal era upaya reformasi prospektif menjadi pemimpinnasional ternyata mudah tertekuk menjadi kompromistis kehilangan elan reformasi berpikir jangka

pendek dan dengan demikian mengikis sendiri prospek kepemimpinannya Padahal demokrasi memerlukan

seorang pemimpin yang konsisten dan kuat bukan saja membumikan nilai nilai demokrasi tetapimenjadikan demokrasi sebagai guidance demi terciptanya kesejahteraan rakyat Kehadiran pemimpin

dan elit masih sangat penting agar kualitas demokrasi terjaga dan bermutu Akan tetapi apa yang terjadidi awal 2009 adalah getirnya pelaksanaan pemilu dengan banyak partai yang justru semakin jauh darikualitas demokrasi

Sistem pol itik kitatidak mengarah pada pendewasaan politik mature ofpolitics tetapi cenderungterbelah pada fragmentasi politik yang semakin tajam Lahirnya partai partai politik yang cenderungkurang memiliki kemampuan dalam mengelola kelembagaan justru menyebabkan partai menjadi bebannegara Ulasan mengenai ini disampaikan secara runut oleh Lili Romli Bahwa menjamurnya partai

partai politik sejak 1999 bukan berarti mempermudah sistem politik kita tetapi yang terjadi adalahpartai justru menjadi kendaraan politik yang didasarkan pada kepentingan kepentingan kelompokprimordial

Faktor lain adalah peran birokrasi yang tampaknya masih belum berubah Birokrasi di Indonesiamasih mengalami hambatan struktural dan kultural Banyaknya tokoh tokoh lokal yang dipenjara akibatkorupsi manajemen pemerintahan daerah yang cenderung kurang efisien format birokrasi pemerintahandaerah yang masih belum berubah dan lain sebagainya merupakan sisi lain masalah transisi demokrasiyang masih kita hadapi Birokrasi telah terkontaminasi oleh kepentingan kepentingan politik kelompokdan partai politik menjadi salah satu aktor yang melakukan intervensi terhadap birokrasi Dampaknyareformasi birokrasi seperti mandeg di tengah jalan

Evaluasi lain atas perjalanan transisi demokrasi kita juga tampak dari amanat reformasi 98 khususnya

agar TNI POLRI keluar dari dunia politik Capaian atas reformasi bidang Security Sector Reform SSRtampaknya lebih bagus ketimbang reformasi birokrasi dan reformasi sistem politik kita Namun kelemahanyang justru menonjol terjadi pada lembaga kepolisian semenjak ada pemisahan POLRI dari ABRI danABRI berubah menjadi TNI polisi kita diharapkan secara lambat tetapi pasti akan menjadi polisi sipil

Akan tetapi langkah tersebut setelah 10 tahun reformasi berjalan tampaknya masih jauh panggang dariapi

Secara umum kita sudah bergerak dari sistem otoritarian menuju sistem demokrasi Akan tetapi

transisi tersebut masih terlalu bertumpu pada demokrasi yang prosedural ketimbang demokrasi yangsubstansial Kualitas demokrasi kita tampaknya masih jauh belum menuju ke arah kedewasaan dalam

berdemokrasi dan berpolitik

Akhirnya redaksi Jurnal Penelitian Politik Pusat Penelitian Politik LIPI berharap sejumlah artikelyang dimuat pada edisi kali ini memutar jarum jam ingatan kita atas perjalanan reformasi dan transisidemokrasi negeri ini Dari sanalah kita dapat merenungkan apa yang patut kita perbaiki dan bagaimanakita mendorong kualitas demokrasi yang lebih baik di nasa masa mendatang

REDAKSI

2

ARTIKEL

Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik

Oleh

Mochtar Pabottingi

Abstract

For at least the last five year of the Reform Efforts in Indonesia there has been a loud clamor concerningthe serious dearth of leadership precisely at the time when it is most needed a grim fact that has indeed

affected the morale of the nation Indonesia has become a leaderless country Unfortunately no one tries tounravel the serious dearth At close examination we find layers of wrong political practices that has over timeundermined the normal recruitment process This paper traces the layers from the very beginning of the NewOrder to the present stage of the Reform Efforts including negligence in political science theories The politicsof depoliticization the systemic nipping of the buds of leadership the absence of regime change in the truesense of the word the hampering of the initiative for a transitional constitution the insincerity of initiativetoward truth and reconciliation commission the eruption of horizontal conflicts the practice of impunity andintroduction of anachronistic politics if in reverse manner along the New Order and in the current Era ofReform Efforts all this blurs the distinction between what is right and what is wrong in politics and malignantlycompromising ethical standards These were eight roots that have made leadership doomed Above all howeverthe leadership lacuna has a great deal to do with the trampling down ofthe concernfor nation andlor nationhoodespecially the severity of corruption among so called people s representative and with the flagrant abuse ofregional autonomy The greater the political collectivity is slighted and confused withforces ofpetty irrationalitiesand or primordialism the more numerous the distortions of leadership become The author maintains that onlya conscious undertaking towards political crystallization could Indonesia recovers its leadership i e by theinculcation of the respectability ofpolitics and of political profession by sharpening of the understanding ofour nation s blue print and by heeding the imperative ofnation in democracy by separating the business ofstatefrom that of religion and or primordial concern and by making room for transitional rulings in the nextconstitutional amendment in order to get rid of the numerous vicious circles brought about by the distortions ofthe transitional period as well as the anachronistic policies

Ifdemocracy is to survive it will have to employ and use every bit ofskill and knowledge and leadershipit can get hold of This complicated interdependent world in which we are living cannot be run withoutknowledge and skill foresight and leadership A D Lindsay

Eksis boleh dikata tanpa kepemimpinan

begitulah negara nasion kita ditakdirkan

sepanjang 1998 200 Era Upqya Reformasi

EUR Segelintir figur yang di awal EURprospektif menjadi pemimpin nasional ternyata

mudah tertekuk menjadi kompromistis

kehilangan elan reformasi berpikir jangka

Sengaja saya tidak menggunakan istilah Era Reformasi demi

obyektivitas dan kerendah hatian Menyebut masa transisi politik

seperti yang kita alami dalam periode 1998 2008 sebagai sudahEra Reformasi secara implisit menafikan dua kemungkinan

Pertama bisa saja nanti dinyatakan secara terbuka bahwa upaya

reformasi yang telah dilakukan sepanjang periode ini sesungguhnyamasih lancung dan tak mewakili reformasi dalam pengertian yangsesungguhnya Kedua jika kemungkinan pertama tadi benar kita

niscaya masih memerlukan upaya reformasi atau demokratisasi

baik sebagai koreksi parsial maupun sebagai koreksi komprehensif

pendek dan dengan demikian mengikis sendiri

prospeknya Hingga saat ini sudah tak terhitunghimbauan di media massa yang mencanangkankerinduan bangsa kita akan kepemimpinan

Sayang tak ada yang menyimak akar akar lakunaatau ketiadaan pemimpin ini lalam teori maupun

praksis sehingga kita pun tak kunjutig tahu jalanmenuju kondisi yang memungkinkan

kelahirannya

pada kesempatan lain Sepanjang kata reformasi kita seartikandengan demokratisasi kita perlu mengakui bahwa langkah

langkah perubahan politik selama lebih sepuluh tahun terakhir

untuk melaksanakannya barulah sampai pada apa yang bisa disebutmixedperfornrance kinerja yang belum menentu baik dalam

hitungan kedaulatan rakyat maupun perbaikan dalam hal perikehidupan ekonomi rakyat pada umumnya

Pada hari hari ini tatkala kita memperingati

Sepuluh Tahtin Upaya Reformasi 1998 2008

dan Seratus Tahun Kebangkitan Nasional 1908

2008 jika kita hanya mampu menunjukkan

posisi teoretis yang semestinya dan kemudiantnenyimak faset faset evolusi politik nyata di

Tanah Air yang mengerdilkan peluang bagikeiahiran kepemilnpinan dalaln arti luas baru kita

bisa memaknai kedua peringatan ini sebagaimana

mestinya Lebih penting lagi hanya dengan itukita bisa membukakan jalan bagi solusi politik

yang sehat dan rasional untuk mengatasipenderitaan yang masih terus beruntun menderamayoritas bangsa kita

Tulisan ini bertujuan untuk menegakkan

tesis bahwa minimnya kepemimpinan di

sepanjang EUR berkaitan langsung dengantiadanya kristalisasi politik terutama lantaran

begitu miskinnya niat balk kejujuran dan

ketercerahan dalam berpolitik dan atau

berdemokrasi Keadaan ini berkorelasi langsungdengan diterapkannya berturut turut dua

kebijakan politik anakronistis yang berbalikansatu sama lain yaitu pertama di sepanjang 19711998 Orde Baru di bawah Soeharto dan kedua di

sepanjang sepuluh tahun terakhir era pascaSoeharto

Korpus Teori Demokrasi Minus Kajian

Kepernimpinan

Mengaitkan lakuna kepemimpinan di

tengah tengah opacity atau kekisruhan kondisipolitik di EUR niscaya akan berhadapan dengan

kesulitan literatur dalam dua hitungan Pertama

sebagaimana telah diungkap oleh GiovanniSartori dalam karya besarnya pada korpus teori

politik modern tak terdapat kajian tersendiri

mengenai kaitan antara demokrasi dan

kepemimpinan Z Kedua jauh melampaui

kurangnya kajian mengenai kaitan antara

demokrasi dan kepetnimpinan adalah kajian

tentang perkembangan upaya demokratisasidalam kondisi anomali dan atau kondisi politik

darurat yang senantiasa sarat perangkappenyimpangan kebingungan dan atau

irasionalitas

2 Lihat Giovanni Sartori The Theory ofDemocracv Revisited PartOne The Contemporary Debate Chatham New lersey ChathamHouse Publishers Inc 1987

Ibid h1m 164

21

Sartori mengutip serangkaian pemikirpolitik mulai dari zaman Yunani Kuno hingga ke

zaman modern seperti Thucyidides Lord J

Bryce Karl Mannheim S de Madariaga V O

Key dan Daniel Bell Mereka semua bersaksitentang pentingnya menekankan kepemimpinandalam demokrasi Akan tetapi menurutnya

semua kesaksian yang sungguh benar itu hinggakini tak memperoleh pengindahan dalarn korpus

teori politik modern

If one looks into the theory of democracyin general it can hardly be said that themessage conveyed by the above quotationshas been incorporated in terms oftheoretical status the praise of leadershipremains a sideline of little theoretical

consequence And this quite apartf om theanti elitist attack 3

Kita dapat metnahami mengapa pengabaian

tersebut demikian dirisaukan terutama oleh

Sartori sebab memang dialah pemikir politikyang mungkin paling kuat dan konsistenmenekankan pentingnya memperjuangkan

demokrasi yang berkualitas J1ka mayoritasteoretikus demokrasi modern menggeluti dimensi

horisontal Berta teori deskriptif dari dan atas

demokrasi Sartori mengerahkan energi

intelektual terbaiknya pada dimensi vertikal

Berta teori preskriptif dari dan atas demokrasi

Baru belakangan ini teoretikus seperti LarryDiamond mulai menekankan pentingnya

demokrasi yang bermutu 5 Secara eksplisitDiamond mengakui pentingnya gagasan gagasan

kritis Sartori tentang demokrasiOn the more theoretical level of thedefinition of democracy and the debatesurrounding its concepts relationships andforms a stream ofstimulating new work isappearing of which the two recent two

volume contribution of Giovanni Sartorishould be considered an essential

reference

Ibid passim

Lihat Larry Diamond dan Leonardo Morlino The Quality ofDemocracy An Overview Journal ofDemocracy volume 15number 4 October 2004

Lihat Larry Diamond Juan J Linz dan Seymour Martin Lipset

Eds Democracy in Developing Countries Volume Two AfricaBoulder Colorado Lynne Rienner Publishers 1988 hlm x

Miskinnya kajian mengenai keterkaitan

inheren antara demokrasi dan kepemimpinan

antara lain disebabkan oleh dominannya para

pendukung dari apa yang saya sebut kubu

prosedural seperti Joseph Schumpeter dan

Samuel Huntington ketimbang kubu esensialdi kalangan teoris demokrasi maupun pada

sebagian besar studi lapangan yang dilakukantentang demokrasi katakanlah hingga tahun1970 an

Dominannya kubu prosedural tnungkin

sekali disebabkan oleh kenyataan bahwa memanglebih gampang melakukan penelitian mengenaiindikator indikator demokrasi yang mudahdikuantifikasikan dan diterjemahkan ke dalam

angka angka statistik dibanding dengan indikatorindikator bersifat kualitatif yang tak bisadiperlakukan demikian Kubu esensial

memerlukan konsistensi ketajaman analisis secara

lintas ilmu iltnu sosial dari awal hingga akhir

penelitian

Faktor kepemimpinan jelas termasuk dalam

ranah esensial itu Seperti akan kami utarakan

di bawah Tocqueville sendiri dalam karya

klasiknya Democracy in America bolehdikatakan tiada henti melecehkan peluangkepetnimpinan dalam alam demokrasi

Literatur politik modern yang didominasioleh para pemikir dan atau teoretikus Barat

lebih miskin lagi dalam hal analisis tentang upayademokratisasi dalam kondisi politik anomali dan

atau dalam keadaan de facto darurat yang jugamenyulitkan kelahiran pemimpin Kata anomali

dipakai untuk menunjukkan kondisi politik yangumumnya resisten baik terhadap semangatmaupun terhadap kiat kiat atau lembaga lembagademokrasi sebagaimana itu semua dipahatni di

Barat Lantaran demokrasi mula mula

berkembang dan kemudian menjadi matang diBarat maka kaidah kaidah dan pemahaman

demokrasi di dan dari Barat itulah yang kemudiandipandang sebagai yang normal atau yang

standar

Lakuna teoretis ini diperburuk oleh praktik

yang sama sama tak tercerahkan baik dari sisipara pemikir demokrasi di Barat maupun dari

Lihat Mochtar Pabottingi Pengukur Demokrasi Kita yangditulis sebagai Pengantar bagi Syamsuddin Haris Ed Partai dan

Parlemen Lokal Era Transisi Demokrast di Indonesia Jakarta

LIPI Press 2007

padanannya di kalangan bangsa kita Tiga hal

yang harus disebut dasar dasar teori politikmodern terutama teori demokrasi lahir dan

berkembang terns di Barat Hingga saat ini kitadi Indonesia seperti juga rekan rekan kita dari

negara negara berkembang mantan kolonilainnya hanyalah konsumen dari karya karya

mereka s Celakanya pada umurnnya kita tak

menyadari bahwa berdasarkan diktum sosiologi

ilmu pen getahuan pemahaman manusia atas

suatu masalah pada umumnya sangat ditentukan

oleh lingkttngan sosio historis dan atau sosio

kultural tempatnya tumbuh dan berakar

Dengan pemahaman demikian kita mestinya

berani menyatakan bahwa evolusi atau

historisitas politik Icita bukan hanya berbeda dari

evolusi dan historisitas politik Barat melainkan

cenderung bertentangan semata mata karenaadanya pertandingan global antarbangsa

sepanjang sejarah untuk menguasai sumber

sumber daya ekonomi politik Dinamika

kolonialisme yang membandingkan rumpunnegara penjajah ttrnurnnya di Barat dengan

rttmpun negara terjajah di Dunia Ketiga hampir

selalu melahirkan keadaan Zero sum

Oleh karena itu harus ditekankan bahwa

bersamaan dengan timbulnya ketimpangan yangbesar antara negara negara maju di Barat dengan

negara negara Dunia Ketiga dalam hal evolusi

ekonomi antara keduanya juga terjadi

ketimpangan besar dalam hal evolusi politik

Konsisten dengan tesis zero sum di atas akan lebih

jelas jika dikatakan bahwa sebagian besar

kemajuan ekonomi di negara negara maju dibayar

telak dengan stagnasi dan kekerdilan kemajuan

ekonomi di negara negara Dunia Ketiga Begitu

juga halnya dalam hitungan evolusi politik

Kesinambungan otoriterisme di negara negara

Dunia Ketiga sebagian besar merupakan hasil

kerja sistemik tak patut yang terus dilakukanjustru oleh negara negara demokrasi maju

Kenyataan getir tentang keterkaitan zerosum dan bersimpangannya kemajuan ekonomi

politik antara kedua belahan peradaban umat

manusia ini pada umumnya didiamkan oleh

kalangan ilmuwan dan akademisi di Barat

Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press 1993

Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for DemoaraCY StanfordCalifornia Stanford University Press 1993

7

Mereka misalnya terus menggunakan kaidah

kaidah politik modern yang tutnbtth dan

berkembang di Barat untuk mengukur evolusipolitik di Dunia Ketiga dengan asulnsi bahwa

mereka pemilik otoritas tunggal untuk melahirkan

tesis tesis politik Sebagian besar dari keduapuluh

tujuh indikator modal sosio politik yangdikemukakan oleh Samuel Huntington misalnya

lahir dari pengalalnan sosio historis Barat butir

butir klaim yang dikukuhkan ketika Barat sudahmaju 10 Dinafikan bahwa rangkaian kaidah tesis

politik mereka sama sekali tak lepas dari

kenyataan sosio historis ilmu pengetahuan tadi

Para teoretikus ekonomi politik Baratlah

yang kemudian melahirkan istilah istilah sepertideveloping economies atau developing

democracies seakan akan tak terdapat juranglebar dan tak ada rantai besi yang melilit kondisipemilik developing economies maupun

developing democracies tersebut Dengan katalain mereka sengaja atau tidak menghindari

keadaan zero sum yang mengikat kedua belahperadaban tersebut Seolah olah sengaja

melupakan bahwa kecuali negara negara satelit

mereka developed economies maupun

developed democracies secara sistemik bekerja

untuk membuat kehidupan ekonomi dan

kehidupan politik pada rumpun negara Dunia

Ketiga pada umumnya senantiasa berada dalam

cekikan atau kontrol mereka

Kondisi politik anomali sebagian besar

terjadi lantaran kolonialisme dan imperialisme

Barat terutama Eropa Barat dan kemudian juga

Amerika Serikat dengan neo kolonialisme dan

neo imperialismenya mendistorsikan serta

merampas peluang bagi berlangsungnya evolusipolitik yang sehat normal di setnua negeri jajahanatau protektorat mereka Selain itu dengan

model partisi dan unifikasi yang mereka

terapkan menjelang berakhirnya masa penjajahanlangsung negara negara kolonial itupunmenciptakan bom waktu yang hingga kinimasih terns melahirkan kekisruhan politik di

pelbagai bagian dunia

Model partisi dan unifikasi tersebut memangdirancang oleh para mantan negara kolonis Baratuntuk lnerampas peluang mantan negara negara

koloni mereka untuk bisa tumbuh dalam evolusi

politik yang normal dan sehat seperti yang mereka

Lihat Samuel Huntington The Third Mave Democratization

in the Late Tiventieth Century Oklahoma University ofOklahoma Press 1991 him 37 38

8

sendiri nikmati Jelas tujuan utamanya adalah

untuk tetap menguasai mengungguli danmengontrol mereka demi mempertahankan

hegemoni politik dan ekonomi mereka secara

global Salah satu yang paling terpukul denganrekayasa partisi dan atau unifikasi ini adalah

negara negara yang dulu merupakan bagian dariKemaharajaan Turki Osmaniah yang umumnyamerupakan negeri negeri mayoritas Muslim di

Timur Tengah

Kata de facto sengaja kita tekankan atas

dasar kenyataan bahwa di negara negara

berkembang terutama di negara negara mantankoloni kondisi anomali dan atau keadaan darurat

itu pada umtlmnya tidak diakui atau tidak

diumumkan secara eksplisit Kekaburan batas

batas antara kondisi darurat dengan kondisi

normal ini merupakan salah satu penyebab

utama dari panjangnya kiprah irasionalitas politik

di negeri kita Penyebabnya antara lain adalah

ketidak percayaan timbal bal ik antara pemerintah

dan parlemen Miriam Budiardjo mencatat bahwa

pemerintah kurang memercayai kemampuanparlemen membuat UU Darurat sedangkan

parlemen kerap mencurigai motif pemerintahdalam kehendak untuk menerapkannya Penyebab

lain adalah sifat labilitas dadakan dan ketak

terkontrolan dari rangkaian perkembangan politik

itu sendiri lantaran lemahnya lembaga lembaga

pemerintahan kita l

Semua itu jelas mempersulit bekerjanya

kaidah kaidah atau norma norma politik yangmantap Dan tanpa itu negara dan atau

masyarakat tak akan melniliki tolok tolok ukur

yang diperlukan untuk melihat menilai danmengakui kepemimpinan

Dalam kondisi resmi atau de facto darurat

kondisi politik posisi posisi politik maupun arah

perkembangan politik Dunia Ketiga terutama

yang nlantan koloni sulit untuk dibaca Besardan dalamnya distorsi politikyang dilakukan olehnegara negara kolonial atas negeri negeri jajahan

11 Untuk referensi mengenai kolonialisme Barat lihat antara lain

Albert Memmi The Coloni er and the Colonised New York The

Orion Press 1965 K M Panikkar Asia and t esternDominance

New York Collier Books Edition 1969 Frantz Fanon The

Wretched of the Earth New York Grove Press Inc 1968Chimveizu The West and the Rest of Us New York RandomHouse 1975 Untuk neo kolonialisme dan atau neo imperialisme

lihat misalnya Chalmers Johnson Blowback The Costs and

Consequences of American Empire New York An Owl BookHenry Holt and Company 200012 Lihat Miriam Budiardjo Demokrasi di Indonesia Demokrasi

Parlementer dan Demokrasi Pancasila Jakarta P T Gramedia

Pustaka Utaka 1994 him 274 275

mereka membuat rasionalitas politik sangat sulit

tumbuh Contoh dari keadaan ini bertebaran di

negara negara Asia ter nasuk di Timur Tengah

di Amerika Latin dan terutama di negara negara

Afrika Di sini kehidupan politik ditandai oleh

divergensi dan fragmentasi sehingga mekanisme

politik tidak sejalan dengan bangunan politik yanghendak dibangun Dalam hal ini penolakan Bung

Karno terhadap demokrasi Barat misalnya jelasmengandung sisi sisi kebenarannya juga Padahakikatnya bangunan politik yang hendakdibangun di negara negara mantan koloni ini pun

sudah rapuh sejak awal Dalam pengamatan

Larry DiamondThis includes the whole range ofphenomena establishment breakdown

reequilibration and consolidation of

democratic government periods of

democratic persistence crises

authoritarianism and renewal and all of

the ambivalences and oscillations in

between 13

Kenyataan tentang divergensi evolusi politikserta posisi zero sum dalam hal penguasaan

sumber sumber daya politik dan ekonomi inilah

yang hingga kini masih belum memperolehperhatian semestinya dari para ilmuwan politik

baik di kalangan negara negara maju maupun di

negara negara berkembang itu sendiri Padaumumnya kajian demokrasi di negara negara

maju dan di negara negara berkembang dilakukansecara terpisah dan sendiri dengan demikian

menafikan kenyataan divergensi atau zero sum

tad i

Sehubungan dengan keadaan anomali dan

kondisi de facto darurat di atas yang palingterpengaruh dan terpukul adalah peluang danpotensi yang sehat bagi nasion untuk tumbuh danberkembang Lantaran banyaknya distorsi danatau rekayasa penjajahan pelbagai perangkap

politik distorsi irasionalitas dan kebingungan

melemahkan pertumbuhan dari apa yang sayasebut otosentrisitas pada nasion Saya

merumuskan nasion sebagai kolektivitas politik

yang egaliter otosentris Tesis tentang adanyasimbiosis inheren antara nasion dan demokrasi

Lihat Larry Diamond Juan J Linz and Seymour Martin LipsetEds Democracy in Developing Countries Africa Volume Tiro

Untuk telaah telaah teoretis awal mengenai kaitan antara nasion

dan demokrasi dan sentralitas konsep otosentrisitas di dalamnyalihat Mochtar Pabottingi Demokrasi Masalah Genealogi Distorsi

dan Otosentrisitas Seminar Nasional XI dan Kongres Ill AIPI

lahir dart Sill 14 Seperti akan kita lihat di bawah

pemimpin dan atau kepemimpinan tak mungkin

dilepaskan dari konteks nasion dan demokrasi

terutama dengan moda kerja otosentrisitas tadi

Akar Akar Lakuna Pemimpin dalam

Praksis di Indonesia

Lakuna pemimpin di Tanah Air dalam

sepuluh tahun terakhir punya Sembilan sebab

preseden Pertama karena sepanjang 1971 1997Presiden Soeharto terus membabati segenappernimpin tandingan mengebiri partai partai

yang selama lebih dari empat dekade yaitu dari1920 an hingga 1960 an menjadi motor dinamika

politik bangsa dan menghabisi ruang semai bagitunas tunas pemimpin masa depart Tindakan

demikian tnenunjukkan tiadanya kenegarawanan

dan kecerdasan politik Saat lengser Soeharto

memang telah sempurna membuat Indonesiabangkrut pemimpin Dan tak terperikan dampak

negatif bagi negara maupun masyarakat yangdiakibatkan oleh pembangkrutan tersebut

Kedua stigmatisasi atas kegiatan politik

terbuka dalam sistem kekuasaan Orde Baru yangmonolitik Depolitisasi ini dilancarkan dengan

dalih bahwa kegiatan politik di luar kalangan

penguasa hanya menyuburkan pertikaian dan tak

memberikan kontribusi positif apapun Bangsa

kita dibuat lupa pada pelajaran yang tak ternilaiyaitu bahwa justru melalui perjuangan politik

yang luaslah kita bisa merebut menjaga sertamewujudkan cita cita kemerdekaan Sebagai

bentuk pembodohan politik tertinggi depolitisasi

menutup peluang bagi proses politik normal yangmemungkinkan lahirnya pemimpin 15

Ketiga ialah karena sedari awal EUR tidak

mengalami pergantian personalia Rezim Orde

Baru Ikut berjubah reformasi sehingga para

Jakarta 25 27 Januari 1994 Lima Palang Demokrasi Satu SolusiRasionalitas clan Otosentrisitas dari Sisi Historis Politik di

Indonesia Orasi Ilmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama

PPW LIPI 22 luni 2000 dan In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of Democracy in Indonesiadalam R William Liddle Ed Crafting Indonesian DemocracyJakarta Mizan Pustaka 2001

15 Seluruh sistem dan pranata sosial politik dan kenegaraan

sesungguhnya telah hancur saat Soeharto berpidato tentang

ketaksediaannya meneruskan pemerintahannya Lihat Stanley

rimbunan Sampah Orde Baru dalam Stanley Ed liarisan OrdeBaru Snidi Fenomena dan Sistem Bublasan Rerlm Soeharto di Era

Reformasi Jakarta Institut Studi Arus Reformaisi Universitas

Melbourne Ausaid 2005 him xv Uhlin mcnulis bahwa Menyusul

naiknya Soeharto ke tampuk pemerintahan seluruh oposisi hancur

Lthal Andeis Uhlin Oposisi Berserak Bandung Mizan Pustaka1997 him 89

9

komponen atau penerus Orde Baru tetapmemegang kendali bukan hanya atas jalannyapemerintahan melainkan juga atas jalannya

reformasi 6 Di bawah dominasi dan diktasi

mereka dalam pemerintahan serta kepartaian

berlanjut pula penyebaran motif atau perilaku

buruk mereka seperti keserakahan ketidak

pedulian pada balk bangsa maupun nasion dan

di atas semuanya terjadilah perampasan

kedaulatan rakyat Semua praktik tersebut sudah

berurat berakar di dalam jaringan kekuasaan

Orde Baru Di bawah dominasi dan diktasi itu

pula terciptalak rekrutmen atau cetakan cetakan

baru ke dalam jajaran mereka

Keempat dijegalnya inisiatif Konstitusi

Transisional juga lantaran dominasi diktasi tadi

Tiap negara yang mengalami transisi politik dariotoriterisme ke detnokrasi perlu melakukan

periode sela di mana Pemerintahan Transisional

dan Konstitusi Transisional diperkenalkan demi

membuka selebar lebarnya peluang bagi kopreksiatas beragam bentuk kerusakan akibat

otoritarianisme sebelumnya dan sekaligus

menutup peluangnya untuk terus mengangkangikekuasaan atau membajak upaya reformasi

Akan tetapi seperti yang kita saksikan dalamsepuluh tahun terakhir bagi para penerus Orde

Baru mempertahankan kekttasaan jauh lebih

penting daripada menyelamatkan IndonesiaKelima tiadanya ketulusan untuk

menegakkan rekonsiliasi sejati sejak awal EUR

Rekonsiliasi sejati hanya mungkin jika didahului

oleh penegakan kebenaran Pada hakikatnya

rumus yang menyatu paketkan kebenaran danrekonsiliasi seperti dilakukan pada pertengahan

1990 an di Afrika Selatan merupakan kunci

Pernyataan tentang rangkaian pemerintahan pasca Soeharto sebagattak lebih dari bablasan Orde Baru pertama kah saya lontarkan dalam

wawancara dengan Harian Kompas yang dtmuat pada halaman 1 pada14 Januari 2004 Pada beberapa kali kesempatan Vedi R Hadizjuga

menyampaikan hal yang lamaKonstitusi Transisional atau Interim Constitution dilaksanakan

misalnya oleh Afrika Selatan dalam rangka menyusun suatu konstitusi

yang benar benar progresif dengan memnggalkan segala bentuk

kebijakan pemerintahan aparthetdyang disknminatifdan monopolisticserta sepenuh penuhnya menyantuni segenap warganegara AfrikaSelatan Keutamaan demokratisasi atau lebih tepat lagi konstitusi

Afrika Selatan terletak terutama pada koreksinya yang telak dansekaligus progresif atas politik apartheid dengan segenap dampakburuknya Dengan penempatan dialektis demikian konstitusi AfrikaSelatan tidak mengacu pada tradisionalisme konstitusi melainkan

sebaltknya pada konstitusi dalam dimensi progresifnya Forconstitutions with a transformative dimension tulis Sunstein

constitutional traditionalism seems positively perverse As I have

emphasized the South African constitution is not understood byreference to long standing practices instead its meaning is gatheredfrom the effort to eliminate the apartheid legacy Lihat Cass RSunstein Designing Democracy What Constitutions Do Oxford

University Press 2001 hlm 78

911

Inenuju kristalisasi politik Kiat itu lahir dari

rasionalitas politik universal bukan milik

eksklusif pemerintahan Nelson Mandela yaitu

bahwa rangkaian kekejaman dan atau ketidak

adilan sistemik yang berlaku sebelumnya padasuatu negara itulah yang harus dikoreksi jugasecara sistemik l

Keenam ialah dibiarkannya atau

diperparallnya konflik horisontal politisasi

agama dan pembodohan politik secara serempak

di sejumlah daerah pada tahun tahun awal EUR

baik oleh pemerintah maupun oleh unsur unsur

Iniliter di daerah yang diperkirakan masihberkiprah dengan paradigma Orde Baru Di sini

dalam situasi lapangan yang serba kaotik dansarat kebengisan seperti yang berlaku di SanggauLedo Sampit Ambon dan Poso misalnya

berperanlah berbagai pelaku dengan motif motif

utamanya masing masing j9 Akan tetapi terlepasdari keragaman motif tersebut rangkaian konflik

horisontal itu turut menentukan terjegalnya dua

agenda pokok reformasi yaitu tuntutan

pertanggungjawaban dari para pelaku mega

korupsi serta para pelanggar HAM sepanjang1965 1998

Ketijuh berkaitan dengan butir keenam

adalah disistemikkannya kebijakan impunitas

Terlepas dari terhambatnya upaya upaya ke arah

penuntutan pertanggungjawaban atas para

pelanggar HAM serta para pelaku mega korupsi

lantaran konflik konflik horisontal tadi memangsangat terbaca adanya persekongkolan

terselubung di kalangan lembaga lembagaperadilan untuk tidak inenjamah mereka

Kenyataan ini terutama terasa ketika tuntutan

Pelajaran terbesar yang bisa kita timba dari pengalamanAfrikaSelatan dan belum diutarakan di manapun adalah betapa eratnya

kaitan antara konstitusi transtormatif yang berhasil disusun olehMandela dan kawan kawannya di African National Congress dengan

kinerja positif Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang merekabentuk

Telah telaah yang dihasilkan oleh P2P LIPI berhasil memaparkanhimpunan faktor faktor kultural institusional dan struktural yangmenyebabkan ledakan rangkaian konflik di daerah daerah

Termasuk di dalam atau bertumpang tindih dengan ketiga faktorinduk tersebut adalah persoalan segregasi demografi deprivasi

ekonomi oportunisme aparat keamanan maupun aparat militer

komersialisasi hutan rasisme kelembagaan dan euforia

otonomi daerah Lihat M Harridan Basyar Ed Konfltk Poso

Pemetaan don Pencarian Pola Po1a llternatifPenvelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2003 Bayu Setiawan Ed Konflik Poso

Perbedaan Intensilas Konflik dan E eklivilas Upaya

Pen

yelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2004 Sri Yanuarti et al

Problemaltka Capacity Building Kelembagaan PemerintahanLokal dalam Pengelolaan Konflik di Maluku Jakarta P2P LIPI

2006 Heru Cahyono Ed Konflik Kalbar dan Kalteng JalanPanjang Meretas Perdarnatan Jakarta P2P LIPI bekerjasamadengan PUS aka Pelajar 2008

menyangkut diri mantan Presiden Soeharto

beserta keluarganya Logika sederhana

menyatakan bahwa jika penanggung jawabutama praktis seluruh pelanggaran HAM besar

serta korupsi masif sepanjang Orde Baru tidakbisa diadili apalagi para bawahannya Dampak

terbesar dari tiadanya punitas adalah tiada ataar

lenyapnya greget krisis sense of crisis dikalangan para penguasa betapapun dalamnya

keadaan multikrisi s yang menimpa Tidak adanyagreget krisis adalah salah satu manifestasi utama

dari tiadanya kepemimpinan sebab di tengah

tengah keadaan multikrisis yang terus menderakepemimpinan tak bisa lain haruslah bertolak dari

greget krisis yang nyataKedelapan dan meliputi keenam butir di

atas yaitu diterapkannya kebijakan politik

anakronistis dalam dua periode berturut turut

Kebijakan anakronistis terjadi lantaran adanya

kesenjangan antara asumsi preskripsi politik

dengan realitas politik Soeharto menerapkan

format politik darrlrat dari 1966 hingga 1998

padahal sejak 1975 kondisi negara nasion kita

sudah tak lagi darurat Sebaliknya sepanjangperiode 1998 2008 rangkaian pemerintahan

pasca Soeharto menerapkan format politik

normal padahal sejak Juli 1996 negara kita sudah

kembali memasuki dan kemudian terjebak dalam

kondisi de facto darurat Kentalnya kondisi

anakronisme menjungkir balikkan kaidah kaidah

rasionalitas politik dan otomatis menyulitkan

pemimpin lahir 20

Agak mencengangkan bahwa di Indonesia

seolah olah tak ada yang menyadari betapaberbahayanya anakronisme politik itu Tiap rezimatau pemerintahan yang menerapkannya

merisikokan kesia siaan bagi seluruh kinerjanya

Untuk Demokrasi Terpimpin misalnya BungHatta sudah menyimpulkan sejak dini bahwa yangakhirnya akan dicapai Bung Karno tak lebih dari

bangunan kertas Untuk Orde Baru yangdicapai Soeharto hanyalah timbunan hutangratusan trilyun rupiah serta keterpurukan politik

ekonomi hukum dan moral yang parah dan

Untuk anakronisme yang menerapkan ormctl polrrtk clanmat dalam keadaanyang tak lagi danirat 1966 1998 lihat antara lain thdisan kolom pengantardan artikel penulis Anakronisme dalam Mochtar Pabottingi Gtara 6t aknr

Jakarta Penerbit Erlangga 1999 hlm 10 13 Pengantar dan Dilema

Legitimasi Orde Banc Bayangan hrisis Politik dan Arah Pemecahannya

dalam Syamsuddin Haris dan Riza Sihbudi Eds Menelaah Kenhah hitrnat

Pollnk Orde Baru Jakarta Gramedta Pustaka Utama 1995 Untuk

anakronisme yang menerapkanJorrnat pohttk nonna dalam keadaan defactodarurat lihat Mochtar Pabottingi UU No 22 Tahun 1999 Blunder ASllinsl

di Tengah Irasionalitas Politik dalam Syamsuddin Haris Ed Alemhangmv

r itrmat Bant Otonomr Uaerah Jakarta LIPI Press 2006 Lihat Juga

Mochtar Pabottingi Dalam l utrikan Anakromsine 7empo I Agustns 2008

hingga kini para pcnguasa masih belum juga

menenulkan jalan keluar yang pasti Itu semuamembentuk akar tunjang dari multiplikasipenderitaan bangsa kita sepanjang sepuluh tahunEUR Jasa jasa baik yang dihasilkan olehDemokrasi Terpimpin maupun Orde Baru

rnenjadi lebur dan sia sia berhadapan dengan

mallabencana yang mereka ciptakan sendiri dipenghujung masa pemerintahannya masing

masing

Realitas kondisi darurat sepanjang sepuluhtahun terakhir terlihat nyata dalam bentuk

keadaan serba terpuruk sarat korupsi

penyelewengan distorsi oportunisme dan

riuhnya provokasi konflik kesewenangwenangan pemancingan di air keruh serta

bebasnya laku jarah atas aset aset masyarakat

negara Kita juga menyaksikan pembusukan

hukum dan yang sangat penting disadari terus

berlakunya apa yang saya sebut perangkapperangkap simalakama Ini semua merupakan

tumpukan kesalahan yang berhulu pada kebijakanpolitik anakronistis sebelumnya

Para komponen Orde Baru yang terusmendominasi rangkaian pemerintahan pasca

Soeharto tentu sangat berkepentingan unhlk

menganggap situasi dan format politikanakronistis itu tak ada sebab merekalall

perancang pelaku dan sekaligus profiteerutamanya Membuka kontradiksi antara asumsi

preskripsi politik mereka dan realitas politik yangdihadapi berarti membongkar muslihat politik

mereka sendiri Maka apa yang disebut denganpenuh kebanggaan oleh mantan Presiden Habibie

sebagai detik detik yang menentukan di awalmasa pemerintahannya yang singkat

sesungguhnya lebih jujur jika disebut detik detik

yang ditentukan Di sini patut disayangkan

bahwa balk para pengamat politik apalagi para

pimpinan pemerintahan sepanjang Orde Baru danselama sepuluh tahun EUR tak pernah secara

terbuka atau jujur mengakui apalagi

mempersoalkan blunder asumsi ini

Imperatif Nasion dan Kedaulatan

Rakyat Bagi Pemimpin

Di atas semuanya penyebab paling dasardari lakuna pemimpin adalah kenyataan bahwa

mesin politak Orde Baru maupun EUR tidak

Lihat B J Habibie Detrk Deiik King A enenlukan I 14CMandiri 2006

berkiprah pada poros nasion rrtelainkan pada

eksklusivisme kekuasaan yang merampaskedaulatan rakyat Lantaran lamanya

pembodohan politik berlangsung bangsa kitaumumnya lupa bahwa sejak Sumpah Pemuda clan

Proklamasi 17 Agustus 1945 pemimpin ipsofacto

hanya bisa tampil clan berkiprah dalam konteks

kolektivitas politik tertinggi yang dimiliki olehbangsa kita yang tentu saja tak lain dart nasionSama halnya sejak kedua momen penting itudemokrasi atau upaya reformasi akan sia sia jtka

kedaulatan rakyat dirampas terbuka maupun

terselubungKolektivitas nasion kita dtinjak injak

sepanjang 1965 2008 dimulai dengan

pembantaian ratusan ribu saudara sebangsa di

awal Orde Baru Sejak itu de facto Republik

Indonesia bukan lagi milik kita bersama

melainkan milik kekuasaan otoriter di bawah

Presiden Soeharto Dari situ persekusi

warganegara dan atau pembantaian atas rakyat

terrnasuk untuk merampas lahan lahan hidupmereka terus berlanjut

Konflik horisontal parah yang terjadi diKalimantan Barat Kalimantan Tengah Maluku

Utara dan Sulawesi Tengah juga harus dipahami

sebagai akibat dari penginjak injakan terhadapnasion terhadap prinsip kebersamaan kitasebagat bangsa yaitu kettka proses pembangunan

sepanjang Orde Baru hanya menguntungkankelompok kelompok masyarakat yang

mempunyai hubungan organik dengan kelompok

para penguasa sebagai kepanjangan figur figur

atau tangan tangan kekuasaan dari pusat ke

daerah daerah dengan memarj inalkan masyarakatselebihnya Pada keempat kasus itu dapat

dikatakan bahwa terutama di daerah kelompok

kelompok masyarakat yang diuntungkan adalahmereka yang mempunyai kaitan denganbirokratisasi Islam politik dimulat dart

lingkaran dalam kekuasaan Presiden Soeharto

terutama melalui Ikatan Cendektawan Muslim

Indonesia ICMI Agaknya intlah yang disebutoleh Rosa Marieta rasisme institusional

Dari kasus kasus yang ditenzukan tampakbahwa rasisme institusional memangbekerja di dalam kelembagaan

pemerintahan lokal di Maluku Tengah dan

Maluku Tenggara Hak hak istimewa yangditerima kelompok Kristen pada masa

kolonial Belanda dan di awal nzasa

kemerdekaan dan kemudian adanya

penganzbil alihan kekuasaan oleh

12

hcl mpok Islam nzelalui rekayasa

demogrqfis dan ICILV isasi di bawah

peznerintaharz Orde Barzi merupakan bukti

nvata dari bekerjanya rasistne

institu sioncrl melalui birokrasi pemerintah

dacrah

Kenyataan ini diperkuat oleh Syamsuddin

Haris ketika dia menulis bahwa faktor

terpenting di balik konflik konflik lokal tersebutadalah persoalan ketidakadilan akibat eksploitast

sumber daya alam lokal dan sentralisasi politik

secara berlebihan oleh Jakarta ketimbang masalahloyalitas daerah terhadap ide persatuan

3

Kedaulatan rakyat kita sudah dirampas

bahkan lebih awal lagi yaitu sejak periode

Demokrasi Terpimpin Meskipun Rezim Orde

Baru mengalihkan pemerintahan kita dari posisi

sangat kiri ke posisi sangat kanan monopoli

kepemitnpinan inilah yang diteruskan oleh OrdeBaru dengan cara yang lebih ketat clan sistemikterutama dengan mengangkat 60 persen anggota

MPR clan rnelitsus selebihnya Di era EUR

perampasan kedaulatan rakyat diteruskan dengan

sistem nomor urut peruakan politik uang danpelbagai muslihat yang memanfaatkan celah

celah penyelewengan yang sengaja diadakandalanf rangkaian undang undang politik maupunperaturan pelaksanaannya

Sepanjang Rezim Soeharto semboyanpembangunan nastonal terutama tunduk pada

kepentingan negara negara Barat yang menyeretIndonesia ke dalam timbunan hutangmenggelembung dart 3 milyar dolar di bawahkekuasaan Sukarno menjadi 155 milyar dolarAS

di bawah Soeharto Maka terjadilah apa yangpaling dikuatirkan oleh Bung Karno Indonesiakembali menjadi bangsa kuli clan kuli di antara

bangsa bangsa justru di alam kemerdekaan

Agenda pengkultan bangsa tak terpisahkan dari

agenda pembangunan nasional Orde Baru yangmemindahkan porsi potensi ekonomi rakyat

secara fnasif ke tangan keluarga clan para kroni

Soeharto yang rata rata merupakan konglomerathitam

zz Lthat Josephine Rosa Marieta Manajemen Konflik dan

Keberagaman dalam Konteks Kembali Negeri Ohor Ratschapdalam Sri Yanuarti et al Pro6lemattka Capacity Building op cit

Lihat Syamsuddin Haris Dtlema Salah Urns Negara dan

Pemerintahan bagi Proyek Keindonesiaan dalam Firman Noor

Ed nlasionalisme Demokratisast dan Identitas Primordialisme

di Indonesia Jakarta P2P 1 IPL 2007 him 100

Sepanjang 1998 2008 langkah langkallbesar pengkulian dan pengkhianatan terhadapbangsa terus berlangsung misalnya dalamkebijakan pertanian dalam penggundulan hutan

lebih dari 100 juta hektar raib hanya dalam

delapan tahun dalam kebijakan pendidikan

dalam pengobralan Indosat serta pengontrakan

tak wajar dari tambang tambang kaya raya kitadalam kebijakan impor yang mematikanproduktivitas rakyat termasuk impor kondom

bekas serta limbah perusak lingkungan dan di

atas semuanya itu dalam penghibahan ratusan

trilyun dana BLBI kepada bank bank yangumumnya dimiliki oleh para konglomerat hitam

tadi Tak kt tratlg khianatnya adalah kasus kasuspembuatan undang undang oleh DPR yangmenafikan kepentingan nasion 4

Pemimpin mustahil muncul di tengah tengah

meruaknya praktik yang melecehkan nasion

sebab secara ultimat kepemimpinan memangdiukur dari cttrahan pengabdian dan perkiblatan

kepada nasion Di negar a manapun

kepemimpinan senantiasa bekerja dalgn moda

otosentrisitas dan dalam konteks nasion Prinsipotosentrisitas pada hakikatnya sama dan

sebangun dengan prinsip dari oleh dan untukrakyat Pemimpin berkiprah subur dalam ukuran

dan paradigma sistem politik serta kolektivitas

politik yang otosentris itu Sama seperti nasionadalah kolektivitas politik yang otosentrisdemokrasi adalah sistem politik yang otosentrisyaitu bertujuan membawakan kesejahteraan bagi

segenap warganya Dalam konteks politik saatkedaulatan rakyat baca demokrasi dirampas

kepemimpinan akan tersendat Hanya j ika rakyatberdaulat sistetn ganjaran bagi tingkat tingkat

integritas dan kompetensi dari para aspiran

pemimpin bisa diukur dan difungsikan dengan

sebaik baiknya

Jika mekarlisme pengabdian dan perkiblatan

kepada nasion mampet pemimpin akan

kehilangan arah wadah dan tempat bernafas

Arah wadah dan tetnpat bernafas itulah yangditiadakan selama 32 tahun oleh Orde Baru

peniadaan yang diteruskan oleh jajarankomponennya sepanjang sepuluh tahun terakhirAntara nasion dan demokrasi terdapat simbiosis

alamiah yang sangat kuat Serat serat nasionmenguat dalam demokrasi dan demokrasi

tumbuh sehat dalam nasion Apabila nasion

24 Untuk ilustrasi yang komprehensif tentang ini lihat MochtarPabottingi Risiko Potitik Divestasi hrdosat Jakarta Guci Offset

Printing 2007

diinjak injak denokrasi pun bagai kerakaptumbuh di bate Dan kepemimpinan dalam

pengertian yang sesungguhnya mustahil tumbuhdi situ

Kaitan inheren antara kepemimpinan dengan

nasion inilah yang luput dari tangkapanTocqueville ketika dia dengan bias

aristo krasinya menyatakan bahwa

kepemimpinan tak punya tempat atau tak bisa

berkiprah banyak dalam alaln demokrasi Not

only is confidence in the superior attainments ofcertain individuals weakened among democraticnations tulis Tocqueville but the general

notion of the intellectual superiority which anyman whatsoever may acquire in relation to therest of the community is soon overshadowedDi sini Tocqueville memperluas kuasa prinsipkesamaan suara equality of vote hingga

mencakup kesamaan pengaruh atau kesamaandaya persuasi yang takkan dibenarkan oleh nalarsederhana sekalipun

Selain itu argumen Tocqueville

bertentangan dengan fakta fakta dasar mengenai

betapa Amerika Serikat terbentuk dari proses

kontestasi dan seleksi kepemimpinan yangkecemerlangan gagasan gagasannya terutama

dalam The Federalist Papers masih terns bersinar

dan menjadi tolok ukur negara negara demokrasi

maju hingga saat in i 2 Dia keliru ketika

menyatakan bahwa kepemimpinan dalam sistem

demokrasi di Amerika hanya berlaku dan memangsangat rnengesankan saat proses pembentukan

selama lima puluh tahun pertama negara federasi

tersebut sebab kian modern dan kian kompleks

suatu peradaban yang harus dihadapi oleh tiapnegara ke depart maka kian dituntut pula

kecerdasan dan kepeloporan untuk

menghadapinya

Perangkap Perangkap Simalakama

Sebagai dampak negatif anakronisme

politik bangsa kita secara beruntun terus saja

memasuki perangkap simalakama Itu misalnyakita hadapi pada ketentuan konstitusional maupun

perundangan yang meluangkan dua kali masa

zs Lebih lagjut Toequeville menulis As men grow more like each

other the doctrin of the equality of intellect infuses itself into theiropinion and it becomes more difficult for any innovator to acquireor to exert much influence over the minds of people Lihat Alexis

de Tocqueville Democracy in America vol 2 hlm 2732 Lihat Clinton Rossiter Ed The Federalist Papers Hamilton

Madison Jay New York A Mentor Book 1961

13

jabatan eksekutiftertinggi di pusat dan di daerah

yang sebetulnya berlaku clan diterima sebagaisesuatu yang sehat clan rasional di negara negarademokrasi pada umumnya Akan tetapi diakui

atau tidak pada tahun tahun EUR ketentuan ini

diamalkan secara sangat merugikan Parahnya

politik uang membuat para calon legislator calonkepala daerah apalagi calon presiden menumpuk

hutang ratusan juta miliaran bahkan triliunanrupiah sesuai dengan jenjang kepangkatan yangdituju Maka kuat diperkirakan bahwa pada masa

awal jabatan mereka seorang legislator kepaladaerah clan presiden sibuk mencari dana atau

jalan dalam berbagai bentuk untuk membayar

tumpukan hutang tersebut Di samping itu tentusaja mengumpulkan dana lagi untuk menghadapi

pemilihan berikutnya Dan jika terpilih untuk

masa jabatan kedua mereka tetap sibukmelakukan hat hal yang sama kali ini untuk

memperkaya diri sendiri Singkatnya pada kedua

masa jabatan itu mereka hanya sibuk

menggerogoti negara dan tak ada kontribusi apa

apa bagi kehidupan rakyat pada umumnya

Perangkap simalakama juga kita dapatidalam benturan antara keharusan mengacu pada

kabinet presidensil menurut konstitusi clan

keniscayaan praktik kabinet parlementer menurut

realitas Ini jelas sangat mengisruhkan proses

politik kita Namun kehendak untuk memaksakan

konsistensi dalam pilihan kabinet presidensiil

mengandung bahaya tersendiri sebab kita tidakberada pada kondisi normal Kita bisa saja

terjebak pada pemberian privilese tak patut

kepada partai partai besar yang ada sekarangpartai partai yang mayoritas merupakan penerusatau sudah terkontaminasi oleh rangkaian motif

perilaku buruk Orde Baru

Tentu kita juga bisa salah mernbiarkan

oportunisme partai partai kecil menjamur

Namun perlu disadari bahwa pada mulanya

multiplikasi jumlah partai terjadi terutama bukan

karena oportunisme para pendirinya melainkan

karena kebijakan depolitisasi puluhan tahun oleh

mesin otoritarianisme Orde Baru di bawah

Soeharto Lebih penting lagi mempersulit ataubahkan menutup kemungkinan munculnya partaipartai baru bisa berarti menghancurkan masa

depan nasion kita sendiri Siapa tahu masa depan

Indonesia berada di tangan partai kecil yang barnakan lahir clan pada waktunya akan tumbuh

menjadi partai raksasa dengan integritas clan

kompetensi istimewa

El

Perangkap simalakama juga berlaku luasdalam ken iscayaan melaksanakan otonomi daerah

serta demokratisasi di tengah letnahnya kapasitas

pemerintah wltuk menegakkan hukum dan

akuntabilitas pemerintahan Tidak melaksanakan

demokratisasi clan otonomi daerah akan

tnemperparah pembusukan hukum dan

pemerintahan serta menghambat aspirasi yang

sudah puluhan tahun terkekang Akan tetapimenegakkan demokratisasi dan otonomi daerah

di tengah anakronisme clan patologi politik uangserta kepicikan tentang imperatif nasion jugamenghasilkan dampak yang kurang lebih samaPolitik uang yang patologis langsung membajakupaya demokratisasi secara berbanding lurusdengan kadar gairah demokratisasi Otonorni

daerah apalagi pemekaran daerah yang

dilaksanakan secara picik terutama yangmengedepankan eksklusivisme agama daerah

akan merusak serat serat nasion serta menafikan

kriteria integritas pribadi nasional dan kompetensi

profesional nasional 2

Kebajikan Kebajikan Kristalisasi Politik

Tiap negara yang transisi politiknyaberlangsung secara benar maka akan berusahasedapat mungkin mewujudkan kristalisasipolitik

Nalarnya sederhana personalia dan atau perilaku

rezim yang nyata telah melakukan kerusakanparah atas bangsa clan negara tak boleh dibiarkan

terus berkuasa dan justru harus dimintai

pertanggungjawabannya Nalar itulah yangdilaksanakan oleh pemerintahan Orde Baru di

awal kebangkitannya yang celakanya justru iahempang sejak 21 Mei 1998

Strategi yang menghendaki kebangkitantanpa mengoreksi deretan blunder atau

pengkhianatan masa lalu jelas bersifat menipu

Menjalankan roda Republik kita dengan

mengobral impunitas adalah kekeliruan fatal Itu

mengaburkan petnisahan antara perilaku

kekuasaan yang khianat nista clan perilakukekuasaan yang bakti mulia serta membiarkanberlanjutnya dominasi para pelaku khianat nista

itu di dalam pemerintahan

Z Dalam Laporan Utamanya khusus mengenai pemekaran

wilayah yang disebutnya pemisahan wilayah Tempo menulissebagai berikut Secara umum indeks pembangunan manusia

metode untuk mengukur kesejahteraan penduduk suatu kawasan

di daerah baru masih di bawah daerah induknya Dibandingkan

dengan biaya yang dikeluarkan pembentukan daerah baru masihbesar pasak daripada tiang Lihat Anarki Pemisahan WilayahTempo 15 Februari 2009 him 23

Mesti disadari bahwa pemimpin khususnya

negarawan hanya bisa lahir dart posisi posisi

politik yang jelas Karakter bersinar di sepanjangproses kontestasi dan deliberasi formal maupun

informal dari posisi posisi politik yang dikukuhidan dipertanggwlg jawabkan secara terbukaBegitu pula emansipasi pencerahan atau

terobosan politik Pelembagaan oposisi yangkredibel pun ditnungkinkan hanya dengan

berlakunya kejelasan dalam posisi posisi politik

makro maupun dalam pelbagai masalah

kenegaraan Di sini posisi David Hume yangmenyatakan bahwa Reason is and ought onlyto be the slave of the passions yang kurang lebihsenada dengan penilaian Tocqueville tentangdemokrasi Amerika setelah lewatnya masa para

pendirinya memperoleh sanggahan yang sangat

kuat dari posisi Juergen Habermas maupun John

Rawls dan paling mutakhir Ian Shaspiro zSTanpa kristalisasi politik tanpa kejelasan

posisi posisi politik oposisi yang kredibel akanmati dengan sendirinya digantikan oleh

merajalelanya korupsi dan oportunisme Karakter

dan prinsip prinsip politik luhur jadi lumer danmenguap di gelanggang Dan bersamanyatnenguap pulalah elan politik yang hendakmenegakkan akuntabilitas transparansi

pemerintahan bersih dan pertanggungjawaban

pemerintah kepada rakyat

Ketiadaan kristalisasi politik ini membawa

akibat yang amat serius dan menyedihkanSeluruh tatanan politik hukum ekonomi dan

moralitas kita menjadi rawan distorsi

penyelewengan dan tidak ada pertanggungjawaban Dalam konteks itulah nasion terus

dikhianati secaratelanjang bahkan bi arre justruoleh para petinggi yang berkewajiban menjagadan memuliakannya di ketiga cabangpemerintahan

The Rawlsian idea of reflective equilibrium presupposes the

possibility of moral deliberation In Habermas the ideal speechsituation is intended to permit deliberations about ends as well as

about means Because each idea is embedded in a highly complextheory one should should beware ofdiscussing them independentlyof the context Yet the arguments advanced by Habermas and Rawlsdo seem to have a common core political choice to be legitimate

must be the outcome of deliberations aboput ends among freeequal and rational agents Lihat Kata Pengantar dari Ann Elster

Ed Deliberative Democracy Cambridge University Press hlm5 dan Ian Shapiro The Moral Foundations ofPolitics New HavenYale University Press 2003

Man Nlenuju Kristalisasi Politik

Mengharapkan kebangkitan figur figur

pemimpin tanpa melaksanakan kristalisasi politik

adalah ibarat mengharapkan pepohonan tumbuh

subur tanpa sinar matahari Di luar jalan

Kebenaran dan Rekonsiliasi yang masih terusdijegal kristalisasi politiktetap bisadilaksanakansecara berarti oleh segenap komponen bangsa kitalewat enam langkah tiga yang pertama menuntutinternalisasi dan tiga lainnya menuntut praksis

Pertama sekali ialah dengan kembali

menangkap diktum Aristoteles tentang politiksebagai bidang kegiatan termulia karena jikadilaksanakan secara benartak ada bidang lainyang bisa lnengatasinya dalam tnenegakkanrangkaian kebajikan serta kemaslahatan publik

public virtues and public goods Bagi

Aristoteles politik bukanlah sesuatu yangdeskriptif tnelainkan preskriptif Secara eksplisit

dia mengaitkan pemahamannya tentang politikdengan risalahnya yang terkenal EthicaNichomachea 9 Kita perlu menghimbau tiapwarganegara yang memiliki integritas dankompetensi publik agar aktif dalam kerja politik

baik yang sifatnya mencerahkan maupun yanglangsung terjun di lapangan Pada hakikatnyapolitik itu sendiri adalah ajang kepemimpinanDan tak ada sistem pemerintahan yangmemberikan ruang seluas luasnya bagi kiprahdan atau kontestasi politik seperti yang berlakupada demokrasi

Kedua dengan kembali menajamkan

pemahaman kita akan cetak biru atau rangkaian

ideal makro politik kita sebagai nasion Kita perlu

menelusuri sejarah proto nasion dan sejarah

pergerakan nasional kita agar bisa lebih jernih

menangkap akar akar historis dari jati diri kitasebagai bangsa Dalam hitungan ini menyimak

Dalam suatu terjemahan mutakhir dari Politics karyaAristoteles

Phillips Simpson kembali menandaskan bahwa Politics harus

ditempatkan dalam konteks Ethica Nichomachea Lihat Peter LPhillips Simpson The Politics of Aristotle Chapel Hill TheUniversity of North Carolina Press 1997 Aristoteles sendirimenulis bahwa the majority of the acts commanded by the laware those which are prescribed from the point of view of virtue

taken as a whole for the law bids us practise every virtue and forbidsus to practice any vice Dan dia menambahkan bahwa This iswhy we do not allow a man to rule but rationalprinciple becausea man behaves thus in his own interests and becomes a tyrant

Lihat Richard McKeon Ed Introduction toArislotle New York

The Modern Library 1947 111m 402 412 Dengan mudah kitabisa melacak perindukan gagasan gagasan Rawls Sartori danShapiro pada gagasan gagasan Aristoteles

15

ulang korpus karya Bung Karno dan Bung Hattamerupakan suatu keniscayaan sebab pada kedua

korpus karya mereka kita dapat menangkapgenealogi nasion kita 30 Pancasila harus kita

pahami tidak melulu sebagai hasil adopsi dari

khasanah pemikiran politik universal melainkan

juga sebagai hasil sublimasi dan kristalisasi

prinsip prinsip politik modern dari partikularitasrangkaian pengalaman ideal kita sebagai bangsa

Pancasila lahir dari alam pikiran Indonesia

modern bukan dart khasanah leluhur kita ribuan

tahun lampau

Adalah ilnperatif untuk tidak memahami

atau menggunakan Pancasila sepenggal

sepenggal di luar keutuhan kohesifnya apalagi

mengoperasionalkan salah satu silanya dalam

politik praktis yang melecehkan sila sila lainnyaDulu Orde Baru melakukan ini dengan sila ketiga

Persatuan Indonesia sedemikian rupa untuk

menghabisi lawan lawan politiknya secara bengis

sehingga praktis menginjak injak sila kedua

keempat dan kelima Akibatnya ideal dan sendi

sendi persatuan itu sendiri jadi terancam dan

merapuh Kita harus tegas lnenolak laku reduksi

atas Pancasila yang menjadikannya semata mata

sebagai tongkat penggebuk sebab reduksi yangdemikian juga merupakan suatu pengkhianatan

tersendiri Pancasila tetaplah rangkaian ideal

komprehensif yang harus terus dibina ataudiwujudkan

Ketiga ialah dengan memahami adanya

simbiosis antara nasion dan demokrasi serta

memahami imperatifotosentrisitas Ini berarti kita

harus menegakkan demokrasi sembari

memuliakan nasion Persaudaraan dalam

pluralitas nasion akan diperkuat dengan

pelaksanaan demokrasi sedangkan kerja

tnenyusun kontrak kontrak politik dalam

demokrasi dipermudah dengan mengindahkan

persaudaraan se nasion Pemahaman akan

simbiosis ini mutlak perlu bagi para penentu

pelaksana kebijakan di ketiga cabangpemerintahan maupun di setiap bagian Tanah Airdalam pelaksanaan otonomi daerah

Keempat memasuki wilayah praksis yaitu

dengan memisahkan urusan agama dengan urusan

negara atau menjaga independensi keluhuran

kebajikan masing masing Ini bertujuan agar

Tentang genealogi nasion Indonesia lihat misalnya MochtarPabottingi Nationalism and Egalitarianism in Indonesia 1908

1980 Doctoral dissertation University of Hawaii at Manoa 1991dan R E Elson The Idea of Indonesia A History CambridgeUniversity Press 2008

a

keduanya tidak saling merusak melainkan justrusaling menunjang daiam independensiPencalnpur adukan urusan agama dengan urusan

negara akan merancukan integritas dan

kolnpetensi masing masing dan akhirnya akanmerusak keduanya Peradaban politik modern

cukup banyak lnenyediakan rambu rambu ataukiat kiat untuk membuat agama dan negara tidak

saling inerusak misalnya dengan mengangkatpejabat negara semata rnata menurut kriteria

keutamaan jejak integritas dan kompetensi

kenegaraannya

Kelima metnanfaatkan momentum

amandemen baru atas UUD 1945 serta perubahan

undang undang politik untuk memperkenalkan

bab aturan peralihan guna mengatasi dalamnya

dampak negatif dari pilihan pilihan silnalakama

di bidang politik yang di awal EUR mestinyadiatasi sekaligus lewat Konstitusi Transisional

Dengan memaksimalkan pemanfaatan kecerdasan

serta daya temu inventiveness politik hukum

yang ada pada bangsa kita tidak mustahil kitamampu memperkecil atau bahkan meniadakan

dampak negatif dari pilihan pilihan simalakama

tersebut

Untuk memperkecil peluang korupsi danpolitik uang misalnya kita bisa

mempertimbangkan kemungkinan menetapkan

dalam aturan peralihan agar para pejabat

eksekutif tertinggi terutama presiden dipilih

masing masing hanya untuk satu masa jabatandalam pemilihan umum dan pilkada katakanlah

hingga 2014 Kita juga bisa lnemasukkan

moratorium bagi otonomi daerah serta mencegah

munculnya partai partai oportunis dengan

mensyaratkan basis massa dan atau basis

ideologis yang belum diklaim oleh partai partaiyang sudah ada

Terakhir sedapat mungkin mengadopsi

strategi Pergerakan Kemerdekaan kita yaitu

menarik garis pisah antara pihak sini dan pihak

sana Jika dulu kedua pihak ini dibedakan atas

dasar bangsa penjajah atau bangsa terjajah kini

keduanya harus dibedakan atas dasar perilaku

yang membina atau merusak nasion Di luarwilayah abu abu tidaklah sulit mengidentifikasi

para pelaku dan rangkaian perilaku khianat

nasion oleh individu maupun partai di sekitar kita

sebagai bagian dari pihak sana dan

mein band ingkannya dengan rangkaian perilaku

bela nasion sebagai bagian dari pihak sini

Selanjutnya pihak sini wajib menggalang dan

meningkatkan kerjasama serta jaringamnya untuk

menghadapi pihak sana

Kristalisasi pihak sini pihak sana sulit

dielakkan dalam kondisi keterpurukan

berkepanj angan yang sudah langsung mengancameksistensi Republik kita Ini perlu dilakukan mulai

dari tingkat individu hingga ke tingkat partai

politik dan organisasi kemasyarakatan Partai

organisasi dituntut untuk kembali menegaskan

paradigma ideologis masing masing dan merekayang paradigmanya kurang lebih samaseyogianya melebur diri Partai yang semulabertolak sebagai kekuatan reformis namun

kemudian terkontaminasi menjadi cetakan Orde

Baru menghadapi tugas berat untuk

membersihkan diri

Partai atau organisasi pejuang denganlandasan ideologis serta sistem pengaderan yangbalk bisa menerapkan kebijakan askese politik

yaitu melarang tiap anggotanya hidup bermewahmewah di tengah kemelaratan rakyat sebab

bermewah mewah di tengah kemelaratan rakyat

adalah imoral dan sekaligus suspicious Ia pun

bisa secara sukarela mentradisikan asas

pembuktian terbalik di lingkungannya atas setiapbentuk kekayaan yang asal usulnya

dipertanyakan Kedua langkah ini akan

berdampak sangat positif bagi kebangkitannya

sebagai partai organisasi pemimpin ke depan

baik untuk menjadi simpul simpul kebajikan dan

solidaritas publik maupun untuktumbuh menjadi

partai organisasi mayoritas

Partai organisasi yang solider dengankondisi rakyat dan konsisten mengamalkan

prinsip akuntabilitas serta transparansi akan

segara bersambung dengan lekat di hati danmenjadi panutan rakyat Di manapun dan

kapanpun rakyat tak pernah terlalu bodoh untuk

menyambung dirinya dengan tiap partaiorganisasi yang konsisten m embela danmengangkat harkat hidupnya dengan kasih

Makin bajik suatu partai makin besar pulalah

peluangnya untuk memperkuat barisan dan

memperluas pengaruhnya secara nasional Maka

sama seperti hasil dari strategi pihak sini pihak

sana di masa Pergerakan Nasional yang berujungpada Republik Indonesia strategi pihak sini pihak

sana masa kini yang di permukaan tampakkonfrontatif sesungguhnya tak lain dari strategi

menuju reintegrasi nasional di atas dasar dasar

politik yang lebih bijak dan lebih kokoh

Kesimpulan

Nasion Republik dan Tanah Air kita adalah

tiga serangkai rahmat dan sekaligus amanah yangtiada ternilai harganya dari Yang Maha Pengasihkepada bangsa kita Oleh karena itu kita perlumelakukan beberapa hal sebagai berikut

I Memahami berturut turut politik dalam

pengertiannya yang hakiki2 memahami cetak biru Republik kita

3 memahami simbiosis antara nasion dan

demokrasi yang bineka dalam modaotosentrisitas atau yang membela danmemelihara segenap warganegara tanpadiskriminasi dalam bentuk apa pun

4 menghormati independensi serta salingtunjang negara dan agama terhadap danbagi satu sama lain di dalam Republik

5 menyiasati secara cerdas perangkap

perangkap atau pilihan pilihan

simalakama yang merubung kita lantarananakronisme politik selama ini dan

6 menarik garis pisah antara pihak sini

dan pihak sana demi kebajikan publik

dan reintegrasi nasional

Semua itu adalah jalan yang sah terpujidan tak terelakkan j ika kita hendak menyediakantanah yang gembur dan udara yang lapang bagipertumbuhan pemimpin pemimpin bangsa kita di

masa depan yang dekatHanya pemimpin pemimpin sejati yang

sanggup menyelamatkan bukan hanya rangkaianagenda reformasi melainkan juga dan terutama

rangkaian cita cita luhur yang terangkum didalam Pancasila secara utuh Jika keenam

langkah di atas bisa kita hayati dan wujudkan

akan tersarnbunglah kembali ikatan tali pusar

yang menyatukan eksistensi kita dengan parapendiri Republik beserta jutaan rantai pejuangdan atau syuhada yang sudah mendahului

Alangkah indah dan bermakna hidupberjuang dan berkarya untuk menyediakan masadepan yang lebih maju lebih baik dan lebihbermartabat bagi anak cucu kita generasi

generasi bangsa kita hingga jauh ke masa depan

membawa Indonesia berdiri tegak dan sejajar

dengan bangsa bangsa termaj u di dunia bahkanjika bisa melampaui mereka semua Dalam

perenungan dan pergumulan pemikiran kita pada

peringatan Satu Dekade Era Upaya Reformasi

dan Satu Abad Pergerakan Kemerdekaan saat ini

17

inilah jalan untuk memancangkan sosok yanglebih nyata dan lebih tegar bagi Kebangkitan

Nasional kita seterusnya

Daftar Pustaka

Basyar M Harridan Ed 2003 Konflik Poso

Pemetaan dan Pencarian Pola Pola

Alternatif Penyelesaiannya Jakarta P2PLIPI

Budiardjo Miriam 1994 Demokrasi di Indonesia

Demokrasi Parlementer dan Demokrasi

Pancasila Jakarta P T Gramedia Pustaka

Utama

Cahyono Heru Ed 2008 Konflik Kalbar dan

Kalteng Jalan Panjang Meretas

Perdamaian Jakarta P2P LIPI

bekerjasama dengan Pustaka Pelajar

Chinweizu 1975 The West and the Rest of Us NewYork Random House

de Tocqueville Alexis Democracy in America Vol2

Diamond Larry dan Leonardo Morlino 2004 TheQuality of Democracy An OverviewJournal of Democracy Volume 15 No 4Oktober 2004

Diamond Larry Juan J Linz dan Seymour MartinLipset Eds 1988 Demiocracy inDeveloping Countries Volume Two

Africa Boulder Colorado Lynne Rienner

Publishers

Elson R E 2008 The Idea ofIndonesia A HistoryCambridge Cambridge University Press

Elster Jhon Ed 2003 Deliberative DemocracyCambridge Cambridge University Press

Fanon Frantz 1968 The Wretched ofthe Earth New

York Grove Press Inc

Habibie B J 2006 Detik Detik Yang MenentukanTHC Mandiri

Haris Syamsuddin dan Riza Sihbudi Eds 1995

Menelaah Kembali Format Politik Orde

Baru Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Haris Syamsuddin 2007 Dilema Salah Urus

Negara dan Pemerintahan bagi Proyek

Keindonesiaan dalam Firman Noor Ed

Nasionalisme Demokratisasi dan Identitas

Primordialisme di Indonesia Jakarta P2P

LIPI

18

Huntington Samuel 1991 The Third Wave

Democratisation in the Late Twentieth

Century Oklahoma University of klahomaPress

Johnson Chalmers 2000 Blowback The Costs and

Consequences of American Empire NewYork An Owl Book Henry Holt andCompany

Majalah Tempo Anarki Pemisahan Wilayah 15

Februari 2009

McKeon Richard Ed 1947 Introduction to

Aristotle New York The Modern Library

Memmi Albert 1965 The Colonizer and the

Colonized New York The Orion Press

Pabottingi Mochtar 1991 Nationalism and

Egalitarianism in Indonesia 1908 1980

Doctoral Dissertation Hawaii Universityof Hawaii at Manoa

1994 Demokrasi Masalah Genealogi

Distorsi dan Otosentrisitas Seminar

Nasional XI dan Kongres III A1PI bertema

Demokrasi dan Demokratisasi di Indonesia

yang diselenggarakan melalui kerjasamaantara AIPI dan PPW LIPI Jakarta 25 27

Januari 1994

2000 Lima Palang Demokrasi SatuSolusi Rasionalitas dan Otosentrisitas dari

Sisi Historis Politik di Indonesia Orasi

llmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti

Utama PPW LIPI 22 Juni 2000

2001 In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of

Democracy in Indonesia Dalam R

William Liddle Ed Crafting IndonesianDemocracy Jakarta Mizan Pustaka

2006 UU No 22 Tahun 1999 Blunder

Asumsi di Tengah Irasionalitas Politik

Dalam Syamsuddin Haris Ed

Membangun Format Baru Otonomi

Daerah Jakarta LIPI Press

2007 Pengukur Demokrasi Kita

Ditulis sebagai Pengantar bagi

Syamsuddin Haris Ed Partai dan

Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi

di Indonesia Jakarta LIPI Press

2007 Risiko Politik Divestasi Indosat

Jakarta Guci Offset Printing

2008 Dalam Kutukan Anakronisme

Dalam Tempo 1 Agustus 2008

Panikkar K M 1969 Asia and Western Dominance

New York Collier Books Edition

Parekh Bhikhu 1993 The Cultural Particularityof Liberal Democracy Dalam David Held

Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press

Rossiter Clinton Ed 1961 The Federalist Papers

Hamilton Madison Jay New York AMentor Book

Sartori Giovanni 1987 The Theory of DemocracyRevisited Part One The ContemporaryDebate Chatham New Jersey ChathamHouse Publishers Inc

Setiawan Bayu Ed 2004 Konflik Poso

Perbedaan Intensitas Konflik dan

Efektivitas Upaya Penyelesaiannya

Jakarta P2P LIPI

Shapiro Ian 2003 The Moral Foundations ofPolitics New Haven Yale University Press

Simpson Peter L Phillips 1997 The Politics ofAristotle Chapel Hill The University ofNorth Carolina Press

Stanley 2005 Timbunan Sampah Orde Baru

Dalam Stanley Ed Warisan Orde Baru

Studi Fenomena dan Sistem Bablasan

Reim Soeharto di Era Reformasi Jakarta

Institut Studi Arus Reformasi Universitas

Melbourne Ausaid

Sunstein Cass R 2001 Designing Democracy WhatConstitutions Do Oxford Oxford

University Press

Uhlin Anders 1997 Oposisi Berserak BandungMizan Pustaka

Yanuarti Sri dkk 2006 Problematika CapacityBuilding Kelembagaan Pemerintahan Lokaldalam Pengelolaan Konflik di MalukuJakarta P2P LIPI

Ell

Masalah Kelen bagaan Partai Politik

di Indonesia Pasca Orde Baru

Oleh

Lili Romli

Ahstrcrct

In contemporary reform era political parties in Indonesia facing mar v problems The public image ofpolitical party was not good due to their lack of capabilities to function well This functional problem derivedfrom the institutional problem of political parties In this paper there are three crucial institutional problemsthat have to be solved by political party 1 ideology and platform 2 cohesivity and conflict management and3 political recruitment and forming of cadres

Pendahuluan

Dibandingkan dengan bentuk bentuk sistem

pemerintahan yang lain demokrasi adalah suatucara yang lebih baik untuk lnemerintah MenurutRobert Dahl demokrasi dianggap sebagai bentukpemerintahan yang balk karena paling tidak lebihunggul dalam sepuluh hal yaitu 1 menghindari

tirani 2 menghormati hak hak asasi 3

kebebasan umum 4 menentukan nasib sendiri

5 otonomi moral 6 perkembangan manusia

7 menjaga kepentingan pribadi yang utama 8persamaan hak 9 mencari perdamaian dan 10

kemakmuran

Bila kita telah memilih demokrasi sebagai

cara untuk mengelola kehidupan berbangsa dan

bernegara mau tidak man salah satu instrumen

penting dalam delnokrasi adalah partai politikDalam demokrasi partai politik merupakan jiwa

dan sernangat Tanpa partai politik maka

demokrasi tidak bisa bekerja dan berjalan

Dengan demikian bekerja dan berfungsinya

demokrasi salah satunya tergantung pada partaipolitik

Netherlands Institute for MultipartyDemocracy NIMD rnengatakan paling tidak adatiga alasan mengapa partai politik perlu agar

demokrasi berfungsi Pertama partai politik

adalah kendaraan utalna bagi perwakilan politik

Kedua partai politik adalah mekanisme utama

bagi penyelenggaraan pemerintahan dan Ketiga

partai politik adalah saluran utama untuk

memelihara akuntabilitas demokrasi 2

Robert Dahl Periha Demokrasi Jakarta Yayasan Obor Indonesia

2001 him 63

z Netherlands Institute for Multiparty Democracy NIMD SuatuKerangka Kerja Pengembangan Partai Podhik Yang DemokratisJakarta 2006 hIm 10

Keberadaan partai politik tidak bisa

dipisahkan dari prinsip prinsip kehidupanberdemokrasi Partai politik merupakan salah satu

pilar dari demokrasi itu sendiri Dengan adanya

partai politik aspirasi dan keinginan masyarakat

dapat disalurkan dan diperjuangkan karena

memang keberadaan partai politik untuk maksudtersebut Dalam konteks itu parpol harus

melaksanakan sejumlah fungsi Di antara fungsi

fungsi yang harus dijalankan oleh partai politikyaitu fungsi sebagai mediasi antara pemerintah

dan rakyat pencalonan kandidat mengorganisasi

pemerintahan mendorong akuntabilitas publikpendidikan politik dan pengatur konflik 3

Pada era reformasi ini partai politik tampak

menghadapi krisis Partai politik dimata publik

memiliki citra yang kurang bagus Ini terjadikarena partai partai politik tidak atau belum

mampu memainkan dan menjalankan fungsi

fungsi yang dimiliki dengan optimal Partai partaipolitik tidak memiliki kemampuan dalam

mengerahkan dan mewakili kepentingan

warganegara maupun dalam menghubungkan

warganegara dengan pemerintahan

Kondisi seperti itu ditambah pula dengan

persoalan pelembagaan partai Yang dimaksuddengan pelembagaan partai politik menurut

Huntington adalah proses pemantapan partai

politik baik dalam wujud perilaku yang memolamaupun dalam sikap atau budaya Huntingtonmenegaskan bahwa dalam konteks pembangunan

politik yang terpenting bukanlah jumlah partaiyang ada melainkan sejauh mana kekokohan danadaptabilitas sistem kepartaian yang berlangsung

Tentang fungsi partai politik antara lain dapat dilihat MiriamBudiardjo Dasar Dasar Hum Politik Jakarta Gramedia 1985

21

Suatu sistem kepartaian disebut kokoh dan

adaptabel kalau ia mampu menyerap danmenyatukan semua kekuatan sosial baru yangmuncul sebagai akibat modernisasi Dari sudut

pandang ini jumlah partai hanya akan menjadipenting bila ia memengaruhi kapasitas sistemuntuk membentuk saluran saluran kelembagaan

yang diperlukan guna menampung partisipasipolitik

Bagi Huntington sebuah sistem kepartaian

yang kokoh harus memiliki sekurang kurangnyadua kapasitas Pertama melancarkan partisipasi

politik melalui jalur partai sehingga dapat

mengalihkan segala bentuk aktivitas politik

anomik dan kekerasan Kedua mencakup danmenyalurkan partisipasi sejumlah kelompokyangbaru dimobilisasi yang dimaksudkan untukmengurangi kadar tekanan kuat yang dihadapioleh sistem politik Dengan demikian sistem

partai politik masih mengalami masalah serius

dari sisi kelembagaan maupun pelaksanaan

demokrasi internalnya

Perkembangan Partai Politik di Indonesia

Tumbuh dan berkembangnya partai partai

politik di Indonesia semenjak proklamasi

kemerdekaan dimulai setelah keluarnya

Maklumat Pemerintah tanggal 4 November 1945

Maklumat tersebut berisi bahwa Pemerintah

menyukai timbulnya partai partai politik karena

dengan adanya partai partai itulah dapat dipimpin

ke jalan yang teratur segala paham yang adadalam masyarakat Selanjutnya maklumat itu

memuat bahwa pemerintah berharap supayapartai partai itu telah tersusun sebelum

dilakukannya pemilihan anggota Badan

Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946 5

Sejak keluar maklumat itu maka berdirilah

partai partai politik Umumnya partai partai

politik yang didirikan adalah kelanjutan dariorganisasi organisasi sosial dan partai politik

yang sudah dibentuk pada masa kekuasaankolonial Belanda dan kekuasaan pendudukan

Jepang Di antara partai politik yang berdiriadalah Masyumi PNI PKI dan PSI untuk

menyebut beberapa partai yang pentingDalam pembentukan partai partai politik

pengaruh ikatan primordial tampak jelas dalam

Lihat Samuel Huntington Political Order in Changing SocietiesNew Haven Yel University Press 1968

Lihat M Rusli Karim Per alanan Partat Politik di IndonesiaSebuah PasangSarut Jakarta Rajawalipers 1983

22

pengor anisasian partai partai politik Pengaruh

ikatan ikatan primordial seperti agama suku

dan kedaerahan semakin kentara dalam

memengaruhi pengorganisasian partai politik Hal

ini dilakukan dalam rangka untuk mencari

dukungan massa

Dukungan partai politik juga cenderungmengikuti perbedaan sosial keagamaan

sebagaimana diulas oleh Clifford Geertz Ia

melihat bahwa partai partai politik yang adamengikuti garis keagamaan antara kelompok

Islam abangan dan priyayi serta kelompok Islam

santri Kelotnpok Islam abangan dan priyayi

merupakan pendukung partai partai politik

sekuler sedangkan kelompok Islam santri

pendukung partai partai politik yang bersifatkeagatnaan terutama partai politik Islam

Pengorganisasian partai politik juga

mengikuti garis aliran pemikiran seperti

dinyatakan oleh Herbert Feith dan Lance Castle

Kedua Indosianist ini mengatakan bahwa partai

partai politik yang ada pasca kemerdekaanIndonesia merupakan perwujudan dari aliran

aliran pernikiran yang ada dalam masyarakatpolitik Indonesia Masyulni dan NU merupakan

perwujudan aliran pemikiran Islam PNI

perwujudan dari aliran nasionalisme radikal PKI

perwujudan aliran komunis dan PSI perwujudan

aliran sosialisme dernokrat

Periode Demokrasi Terpimpin merupakan

salah satu periode yang kelam bagi perjalanandemokrasi di Indonesia Demokrasi terpimpin

menyebabkan kekuasaan terpusat di tangan

presiden yakni Soekarno Semua kekuasaan

berada digenggamannya Partai partai politik

tidak berfungsi bahkan jumlahnya dikurangi

Dan 28 partai politik hanya tinggal 10 partai

yaitu PNI PKI NU PSII Perti Partai Katolik

Parkindo IPKI Murba dan Partindo

Keberlangsungan Demokrasi Terpimpin

ternyata tidak berumur panjang Benar apa yangdikatakan oleh Hatta bahwa Demokrasi

Terpimpin bagaikan rumah kertas yang tidakakan berumur panjang 8 Akibat tragedi G 30 SPKI Soekarno jatuh dari kursi kepresidenan

Meskipun MPRS telah mengangkat Soekarno

menjadi Presiden seumur hidup tetapi MPRSkemudian mencabutnya dan menolak

Lihat Clifford Geertz Islam Santri dan Priyap DalamAlasrm akat Jana Jakarta Pustaka Jaya 1981

Herbert Peith dan Lance Castle Pemikiran Politik Indonesia

1945 1965 Jakarta LP3GS 1988 him Ivi

Lihat Moh Hatta Denrokrasi Kita Jakarta Jambatan 1966

pertanggungjawaban yang diberikan SoekarnoDengan demikian rrlaka mandat MPRS terhadapSoekarno dicabut Dengan diberhentikannya

Soekarno maka tamatlah Demokrasi Terpimpin

terkubur bersama penggagasnya

Periode Demokrasi Terpimpin kemudian

digantikan dengan Demokrasi Pancasila oleh

Pemerintah Orde Baru Dalam sejumlah

kebijaksanaan politik pemerintah Orde Baru

melakukan reorganisasi dan refungsionalisasi

baik pada tingkat suprastruktur politik maupun

infrastruktur politik Kebijaksanaan ini

dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan

stabilitas politik sebagai landasan terlaksananya

pembangunan ekonomi Dalam pandangan Orde

Baru stabilitas politik merupakan prasyarat

terlaksananya pembangunan sehingga

pembangunan bisa dilaksanakan apabila tercipta

stabilitas politik

Orde Baru melihat bahwa biang kekacauanyang mengganggu stabilitas politik antara lainadanya partai partai politik yang dianggapberperan mengganggu stabilitas Hal ini

berdasarkan pengalaman Demokrasi Parlementer

di mana pemerintah selalu berganti ganti

diakibatkan ulah partai partai politik

Sehubungan dengan itu langkah yang dilakukanOrde Baru adalah melakttkan penyederhanaan

jumlah partai politik

Kesembilan partai politik yang adaParmusi NU PSII Perti PNI Partai Katolik

Parkindo IPKI dan Murba dikelompokan atas

dua kelompok yaitu pertama kelompok materiil

spirituil yang terdiri atas PNI IPKI PartaiKatolik Parkindo dan Murba dan kedua

kelompok spirituil materiil yang terdiri atasParrrtusi NU PSII dan Perti 9

Setelah Pemilu 197 1 tepatnya tahun 1973

kedua kelompok tersebut diharuskan melakukan

fusi Kelompok pe rtama yang terdiri atas partaipartai Islam tergabung dalam wadah PartaiPersatuan Pembangunan PPP Kelompok

kedua yang terdiri atas partai partai nasionalisdan Kristen membentuk Partai Demokrasi

Indonesia PDI Dengan adanya fusi ini partai

partai politik yang ada menjadi tiga yaitu PPPPDI dan Golkar Selain menyederhanakan jumlah

partai politik rezim Orde Baru juga

memberlakukan asas tunggal Pancasila sebagai

satu satunya asas bagi semua partai politik

termasuk juga Organisasi Massa

LihatAli Moetopo Strategi Politik Nasional Jakarta CS IS 1974

Pada awal reformasi partai politik yang adamencapai 184 partai Dari jumlah tersebut 148mendaftarkan diri ke Departemen Kehakiman

sekarang Departemen Hukum dan HAM dan

141 di antaranya melnperoleh pengesahan sebagaipartai politik Dari jumlah tersebut setelah

melalui seleksi akhirnya yang memenuhi syaratikut Pemilu 1999 hanya 48 partai politik

Banyaknya jumlah partai politik saat itu

dapat dikatakan bahwa pada era reformasi ini

mengulangi masa awal kemerdekaan sampai

dengan tahun 1950 an di mana jumlah partai

politik begitu banyak Banyaknva partai politik

tersebut merupakan cermin dari struktur

nlasyarakat Apabila masyarakat bersifat

heterogen dalam segala hal termasuk ideologi dan

aliran politik maka akan tercermin dalam

pembentukan organisasi kekuatan politik

termasuk di dalamnya partai politik Oleh karena

itu benarlah jika Indonesia adalah bangsa yangheterogen atau plural yang memiliki banyak aliranpolitik atau ideologi

Herbert Feith dan Lance Castle menganalisis

masyarakat politik Indonesia pada pasca

kemerdekaan yaitu dari tahun 1945 sampai tahun

1965 Menurut kedua pakar politik Indonesia ini

dalam masyarakat politik Indonesia terdapat lima

aliran politik yaitu Islam Nasionalisme Radikal

Komunisme Sosialisme Demokrat dan

Tradisionalisme Jawa 10

Selnentara Daniel Dhakidae

mengelompokkan partai partai politik pasca Orde

Baru atas dua jalur utama yaitu jalur kelas dan

jalur aliran Partai yang mengambil jalur kelasmembedakan dirinya berdasarkan pandangannya

terhadap modal yang pada akhirnya membagimasyarakat atas kelas pemilik modal dan kaum

buruh dengan segala kompleksitasnya Partai

yang mengambil aliran akan membedakan

dirinya berdasarkan pandangar terhadap duniadan persoalannya dan bagailnana cara

memecahkannya Agama dan kebudayaan

menjadi pilihannya

Selanjutnya Dhakidae menjelaskan bahwa

partai partai politik yang ikut Pemilu 1999 adadua sumbu yang memisahkannya yaitu sumbuvertikal dan sumbu horizontal Sumbu vertikal

melnisahkan dua kutub yaitu partai yangberdasarkan agama dan partai yang berdasarkan

1 Herbert Feith dan Lance Castle Pemikiran Politik Indonesia

1945 1965 Jakarta LP3ES 1988 hinnAiii viii

Daniel Dhakidae Partai Politik Indotiesia Ideologi Strategidan Program Jakarta Kompas 1999 him 34

23

kebangsaan Sumbu horizontal j uga memisahkandua kutub lainnya berdasarkan kelas yaitu

developmental isme dan sosialisme radikal

Pemetaan yang dilakukan oleh Feith danCastle serta Dhakidae tersebut di atas

menggambarkan bahwa partai partai politik di

Indonesia merupakan wujud dari banyaknya

aliran politik di Indonesia Banyaknya aliran

tersebut terwujud dalam pembentukan partai

politik yang tidak memunculkan konfliktualantara aliran politik parpol yang satu denganaliran politik yang lainnya Akan tetapibagaimana aliran aliran politik tersebut bersatu

padu membangun kemajuan dan kesejahteraan

bagi masyarakat Indonesia

Hasil Pemilu 1999 menunjukkan bahwa dari

48 partai politik tersebut tidak setnuanya

memperoleh dukungan suara atau kursi di DPR

Ada 7 partai politik yang secara signifikanmemperoleh kursi di DPR yaitu PDIP 153

kursi Golkar 120 PPP 58 PKB 51 PAN

34 PK 7 dan PBB 13 12

Meski banyak partai politik yang tidakmemperoleh kursi di DPR pendirian partai politik

relatif tetap banyak Menghadapi Pemilu 2004banyak partai politik yang didirikan Tercatatkurang lebih 200 partai yang berdiri yangmerupakan akumulasi dari jumlah partai politik

yang didirikan semenjak awal reformasi Namundari partai sebanyak itu tercatat hanya 50 partai

politik yang memperoleh pengesahan sebagai

partai politik Dari jumlah tersebut yang lolosuntuk ikut Pemilu 2004 hanya 24 partai politik

Dari 24 partai politik peserta pemilu itu

yang lolos electoral threshold ET 3 hanya 7

partai politik yaitu Golkar 127 kursi PDIP

109 PPP 58 PKB 52 PD 56 PAN 53

dan PKS 45 Sementara sisanya 17 partai

politik tidak lolos ET Berdasarkan peraturan

yang ada ke l7 partai politik tersebut apabilaingin ikut dalam pemilu berikutnya pengurusnya

diharuskan mernbentuk partai baru Namun

aturan tersebut kemudian dianulir dalam UU No

10 Tahun 2008 di mana partai politik yangInemperoleh kursi meski tidak lolos ET bisa ikut

pemilu berikutnya Berdasarkan aturan ini maka

9 partai politik lainnya PBB PBR PDS PPDK

PKPB PKPI Pelopor dan PPDI dan PNI

Marhaenisme otomatis menjadi peserta Pemilu

2009 13

Z Lihat Lili Romli Ed Evalua ri Pemihu 2004 Analisis Proses

dan Hasrl Pemthu Legrslatrf Jakarta P2P LIP1 2004 hlm 4Lihat Pasal 316 dalam UU No 10 Tahun 2004 tentang Pemilihan

Umum anggota DPR DPD dan DPRD

24

Dcngan demikian partai politik yangotomatis menjadi peserta pemilu ada 16 partai

poitik yang terdiri atas 7 partai politik yang lolosET 3 dan 9 partai politik yang mendapat kursidi DPR Kemudian dari partai partai politik yangberbadan hukum setelah dilakukan veriflkasi oleh

KPU ada 22 partai politik yang lolos verifikasiadministratif dan faktual Dengan demikian

jumlah partai politik peserta PeIn11U 2009 menjadi

3 8 partai di tingkat nasional dan 6 partai lokal diNanggroe Aceh Darussalam NAD Dengan

jumlah tersebut maka akan ada peningkatan

jumlah peserta Pelrlilu 2009 sebanyak 14 partaidi tingkat nasional dan 6 partai lokal di NAD

Namun banyaknya partai politik tersebut

memicu munculnya kritikan dari publik

Keberadaan partai politik pada reformasi ini tidak

berbanding lurus dengan fungsi yang

diembannya Artinya keberadaan partai politik

sebagai salah satu pilar demokrasi yang akanmemperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat

berbandingterbalik Partai politik yang ada begitumengecewakan rakyat Mereka tidak

memperjuangkan aspirasi dan kepentingan

rakyat tetapi sebaliknya memperjuangkan partai

kelompok dan kepentingan pribadi

Berdasarkan hal tersebut maka alih alih

partai politik memperjuangkan kepentingan

rakyat atau paling tidak konstituennya malahyang terjadi sebaliknya di mana partai politikcenderung sibuk memperebutkan kekuasaanjabatan dan uang Sementara persoalan yangmembelit rakyat dibiarkan begitu saja seperti

ketidakadilan kemiskinan ketidakamanan serta

ancaman rasa takut akan konflik horizontal

maupun vertikal

Sekarang ini kepartaian di Indonesia baikberdasarkan atas jumlah partai kompetisi di

antara partai jarak ideologi maupun berdasarkan

pendekatan pelembagaan partai talnpaknya

semua mengidap sejumlah persoalan Dalam haljumlah partai politik terlihat bahwa sistem

multipartai yang berjalan bersifat ekstrim Halini karena jumlah partai politik yang ada sangatsangat banyak Dengan jumlah yang sangatbanyak tersebut tentu saja pada gilirannya

mengganggu jalannya stabilitas pemerintahan

karena kekuatan kekuatan yang muncul relatifsama Tambahan pula dilihat dari segi ideologi

membuat partai partai politik terfragmentasi

sehingga agak sukar untuk bekerja sama dan

berkoalisi Sementara dari sudut pelembagaan

partai partai partai politik yang ada juga

mengidap persoalanSejak kemerdekaan hingga kini Indonesia

telah mempraktikkan sistem kepartaian

berdasarkan sistem multipartai meskipun dalam

derajat dan kualitas yang berbeda Pada masaDemokrasi Parlementer 1945 1959 diterapkan

sistem multipartai dengan tingkat kompetisi yangtinggi sementara pada masa Demokrasi

Terpimpim 1959 1965 meskipun

mempraktikkan sistem multipartai tetapi tidak

ada kompetisi dan hanya sekedar jumlah saja

karena partai partai politik yang ada tidakmemiliki peran apa apa Begitu juga padamasa

Orde Baru dengan jumlah parpol yang hanyatigamasih disebut sebagai sistem multipartai

sederhana juga Namun sistem multipartai yangada pada masa Orde Baru sama dengan saat masa

Demokrasi Terpimpin Bedanya pada masa Orde

Baru terdapat partai politik dominan yakni

Golkar yang terus menerus menang sepanjangmasa Orde Baru sehingga kerap orangmenyebutnya sebagai sistem partai hegemonik

Kini pada masa reformasi Indonesia juga

menerapkan sistem multipartai Akan tetapi

seperti telah dikemukakan sistem multipartai

berjalan sangat ekstrim hyper multyparties

karena saking banyaknya jumlah partai politikyang ada Meskipun sudah dua kali pemiludilaksanakan Pemilu 1999 dan 2004 ternyata

pelaksanaan pemilu ini tidak Inengurangi jumlah

partai politik Bahkan sebaliknya partai partai

politik terus bertumbuhan dan didirikan Partai

partai politik yang didirikan itu antara lain daripartai partai yang tidak lolos electoral thresholdkarena konflik internal atau perpecahan partai

maupun dalam bentuk pendirian partai baru yangtidak ada kaitannya dengan kedua hal tersebut di

atas a

Persoalannya sistem multipartai yangberjalan saat ini mengalami perluasan fragmentasi

sehingga pada gilirannya akan mempersulit

proses pengambilan keputusan di legislatif

DPRD Proses pengambilan keputusan akan

diwarnai oleh negosiasi negosiasi politik jangka

pendek dan mengabaikan kepentingan publik

Perlu ada agenda menuju penyederhanaan sistem

kepartaian

Dalam era reformasi ini partai politik

menjadi salah satu institusi yang penting Partai

Lihat Lili Romli Mencari Format Sistem Kepartaian di

Indonesia dalam Jurnal Pohttka Vol 2 Tahun 2006

politik diyakini sebagai instrumen yang strategisbagi perkembangan demokrasi Indonesia di masa

depan Meskipun muncul beragam reaksi

terhadap eksistensi partai politik kekinian semuapihak sepakat bahwa demokrasi akan semakin

baik bila partai politik profesional dan akuntabel

Tantangan inilah yang menjadi pekerjaan beratyang harus disikapi bersama oleh semuakomponen bangsa di mana kehadiran partai

politik yang profesional demokratis danakuntabel menjadi kebutuhan saat ini

Keberadaan partai politik era reformasi ini

yang seharusnya memperjuangkan aspirasi dankepentingan rakyat justru sangat mengecewakan

Partai partai politik tidak memperjuangkan

aspirasi dan kepentingan rakyat tetapi sebaliknya

memperjuangkan partai kelompok dan

kepentingan pribadi Oleh karena itu kehadiran

partai politik tidak lagi terasakan oleh

masyarakat Berbagai peran seperti fungsi

pendidikan politik dan penyelesai konflik yangseharusnya dilakukan oleh partai politik

terbengkalai Sementara menyangkut artikulasi

dan memperjuangkan kepentingan rakyat partai

politik dalatn kapasitasnya sebagai institusi

ataupun melalui individu anggotanya belum

menunjukkan performance yang memuaskan

Aktivitas yang dilakukan partai politik saat initampaknya lebih seputar urusan partai dan

kelompoknya sendiri Partai politik pada saat ini

juga cenderung mengutamakan kepentinganparsial sesaat ketimbang kepentingan Inasyarakatdan bangsa Faktor faktor kepentingan golongan

kelompok dan pribadi menjadi variabel

determinan yang rnenentukan pandangan dangerak partai hal ini terjadi tidak saja di tingkat

pusat namun hingga ke daerah

Ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan berkaitan dengan partai politik di

Indonesia saat ini Pertama partai politik belum

menjadi institusi publik yang memiliki tanggungjawab atau akuntabilitas terhadap pemilihnyaPada masa Orde Baru partai politik menjadi

mesin politik penguasa sehingga partai politik

lebih diarahkan pada kepentingan pelanggengan

kekuasaan penguasa status quo Ketika

memasuki era reformasi partai politik seakan

akan kaget dengan tuntutan masyarakat yangbesar namun tidak disertai dengan kelembagaan

yang baik Partai politik dewasa ini belummemperiihatkan akuntabilitas kepada konstituen

Kedua partai politik terjebak dalam bentuk

oligarkis dalatn proses pengambilan keputusan

25

strategis Kecenderungan selama ini menunjukkan

pengambilan keputusan partai politik bersifat

tertutup dan hanya ditentukan oleh sekelompokkecil elit partai Persoalan mekanisme internal

dalam pembuatan keputusan dicirikan dengan

sentralisasi dalam pengambilan keputusan Peran

pengurus pusat masih dominan dan terkadangberbeda dengan aspirasi daerah

Ketiga terkait dengan pelaksanaan fungsi

fungsi partai Secara garis besar fungsi partai

politik mencakup fungsi pendidikan politikrekrutmen politik komunikasi politik artikulasi

clan agregasi kepentingan serta fungsi penyelesai

konflik Terhadap fungsi fungsi yang dimiliki olellpartai partai politik tersebut keluhan yangmuncul adalah partai politik belum melaksanakan

fungsinya secara maksimal

Masalah Kelembagaan Partai Politik

Partai politik masih mengalami masalah

serius dari sisi kelembagaan Dalam konteks ini

paling tidak ada tiga masalah terkait masalahkelembagaan partai politik Ketiga masalah

tersebut yaitu ideologi clan platform kohesivitas

clan manajemen konflik serta rekrutmen dan

kaderisasi partai politik

1 Ideologi dan Platform

Setiap partai politik dibentuk denganmendasarkan diri pada ideologi yang hendakdiusungnya Idelogi ini yang kemudian menjadiidentitas partai Untuk melnbedakan antara partai

yang satu dengan yang lain dapat dilihat dariideologi yang dianut oleh partai yangbersangkutan Selain itu ideologi jugarnerupakan

basis perjuangan atau cita cita yang ingin dicapaisuatu partai politik Ideologi menjadi bagian yangtidak terpisahkan dari suatu partai politik clan

seharusnya melekat pada kehadiran suatu partai

politik

Ideologi yang merupakan sistem nilai clannorma tentu masih bersifat abstrak Perlu ada

penjabarannya lebih lanjut Ideologi yang dianutoleh suatu partai politik perlu diterjemahkan ke

dalam hal hal yang rill clan langsung dirasakanoleh masyarakat Dengan cara ini akan membantu

masydkarat memahami clan mengerti tentang

ideologi yang dianut oleh suatu partai politikCara untuk menerjemahkan ideologi yang

dimiliki oleh suatu partai politik ke dalam hal

hal yang riil clan konkret dirumuskan dalam

26

bentuk plutfortn partai politik Platform partai

berisikan panduan umum clan garis besar arah

kebijakan partai dalam kontribusinya terhadappermasalahan bangsa dan negara Platform partai

memuat hal hal penting dan mendasar yangdigunakan sebagi acuan dasar bagi penyusunan

hai hal yang harus dilakukan seperti programkerja dan isu politik Platform partai merupakan

cetak biru di mana sistem nilai clan norma

ideologi diterjemahkan dan menjadi landasan

bagi penyusunan hal hal yang bersifat lebihkonkret s

Bagaimana tentang ideologi dan platformpartai partai politik di Indonesia Apabila merujuk

pada asas partai yang dimiliki oleh masingmasing partai politik maka secara garis besarpartai partai politik berdasarkan pada tiga

ideologi yaitu Islam Nasionalisme clan

Sosialisme Demokrat Dari ketiga ideologi

tersebut sebagian besar partai partai politikyangada mendasarkan diri pada ideologi Islam clan

Nasionalisme Pancasila

Aneka Asas fieberapa Parpol

No Asas Partai Politik Nama Partai Politik

1 Pancasila PDIP Golkar PD PDS PKB PANPKPI PPDK PPDI PSI PPD

Pelopor dan Patriot Pancasila2 asilPanca dan UUD 1945 PBSD

3 Pancasila berasaskan Partai Merdeka

kekeluar aan dan gotong ro on4 Keadilan Demokrasi dan PPIB

Pancasila

5 Islam PPP PKS PBB PBR PPNUI PMBPKNU

6 Marhaenisme Alaran Bung PNI Marhanenisme dan PNBKKarno

Sumber Tomi Le owo Pemilihan Presiden

Langsung Jakarta Ristek 2004 hlm 63

Islam sebagai ideologi yang dimiliki olehpartai partai Islam pada dasarnya tidak memiliki

perbedaan antara partai Islam yang satu denganpartai Islam yang lainnya Demikian juga nilai

nilai agama terutama konsep aanar ma rufnahimunkar clan rahmatan lil alamiin yang diambildari ajaran Islam yang dianut oleh PAN maupunPKB pada dasarnya tidak berbeda dengan kedua

partai Islam di atas Perbedaannya hanya terletak

pada peietakan asas Pancasila nasionalisme

pluralisme clan keterbukaan pada PAN clan PKB

misalnya

Firmattzah Alengelola Partai Politik tionnrnikasi dan

Pnsdroning deologi Politrk dr Era Denrokrasi Jakarta YayasanObor Indonesia 2003 hlm 119

Pada sisi yang berseberangan PDIP danPartai Demokrat pada dasarnya lahir dari ideologi

yang sama nasionalisme Namun demikiandalam menerjemahkan nasionalisme sebagai

ideologi Partai Demokrat dan PDIP mempunyai

pandangan yang berbeda Semangat nasionalismemenurut Partai Demokrat diinterpretasikan

sebagai tidak membedakan ras suku bangsa

jenis kelamin profesi agama dan kepercayaan

kepada Tuhan Yang Maha Esa Sementara ituPDIP berpendirian bahwa nasionalisme berkaitan

dengan wawasan kebangsaan sebagai cetusan

rasa memiliki bangsa dan negara yang harusdipelihara kelanggengannya

Dasar nasionalisme yang melekat pada PDIdan kemudian diteruskan oleh PDIP diambil dari

konsepsi Marhaenisme yang dianut olehKebangkitan PNI 1927 yang merupakan cikalbakal ideologi nasionalisme PDIP Berdasarkan

ideologi nasionalisme marhaenisme ini pula

kemudian PDIP mengambil jati diri identitas

sebagai partai kerakyatan

Persoalan yang muncul ideologi yangdimiliki oleh masing masing partai politik tersebutbelum dirumuskan dan diterjemahkan ke dalam

bentuk yang riil dan konkret Umumnya partaipartai politik yang ada masih terpaku pada

ideologi abstrak yang mereka anut tersebut danideologi yang mereka miliki belum sampaidikonkretkan dalam bentuk cetak biru platform

berupa progratn dan kebijakan kebijakan yangriil Kalaupun ada program dan kebijakan yangmereka rumuskan itu masih tetap bersifat umum

Platform partai dipandang penting untuk duasasaran Pertama sebagai instrumen komunikasi

kepada massa konstituen tentang apa yangdiperjuangkan partai Selain mencerminkan

identitas partai platform juga menjadi panduan

arah partai ketika mempunyai akses terhadapkekuasaan Dalam konteks ini platfrom dapat

dilihat sebagai proposal yang ditawarkan partaikepada konstituen dan masyarakat pemilih

Kedua platform adalah cara pandang partaitentang bagaimana seharusnya kehidupanberbangsa dan bernegara dalam mengelola

berbagai bidang Platform adalah turunan dariideologi partai yang memuat nilai harapan danbench mark normatif partai Dengan demikian

bagi anggota partai platform merupakan acuan

sikap dan tindakan dalam kehidupan politikmereka sehari hari

Karena belum diterjemahkan secara riil

maka tidak heran bila sulit menemukan perbedaan

antara partai politik yang satu dengan yanglainnva Padahal titik utama untuk membedakan

antara partai vang satu dengan yang lainnyaterletak pada seperti dikemukan di atas ideologidan platform partai politik Maka dari itu ideologidan platform in menjadi ciri dan identitas suatu

partai politik yang membedakan antara yang satudengan yang laimlya Sebagai contoh saat ini adabanyak partai Islam namun publik tidak dapat

memahami secara jelas apa yang membedakanantara satu partai dengan partai lainnya Hal ini

diakui oleh Suryadharma Ali Ketua Umum DPP

PPP dalam sebuah pertemuan internal partai

Menurutnya aktivis partainya harus prihatin

terkait dengan pertanyaan yang muncul dimasyarakat mengenai perbedaan signifikan antara

PPP dengan parpol lain khususnya yang tidakmemilih asas Islam 16

Partai partai lain yang mengklaim diri lahirdari atau dilahirkan oleh kalangan nasionalis juga

tidak mampu menunjukkan diferensiasi yangnyata Munculnya banyak partai dari basis

ideologi yang sama lebih didorong olehketidakmampuan untuk mengkompromikan

perbedaan pandangan atau kepentingan di dalam

keluarga besar masing masing khususnyadalam soal pemilihan pimpinan partai Kesulitan

yang sama juga ditemukan ketika publikmembandingkan kebijakan atau sikap partaipartai terhadap isu yang berkembang dalamkehidupan bernegara Dapat dikatakan bahwa

tidak ada perbedaan yang nyata di antara mereka

Dalam istilah Subangun jenis produk yangditawarkan partai tidak jelas dan tidak dapat

dikenali serta tidak lebih dari aroma Oleh karena

itu ikatan rasional pemilih dengan partai menjadi

kosong Memilih partai pada tiap pemilu ibaratmemilih barang yang berganti terus menerussesuai tren yang ada Pilihan terhadap partaibaginya lebih tampak seperti window shoppingsemata

2 Kohesivitas dan Manajemen Konflik

Sejarah kepartaian di Indonesia tidak pernah

lepas dari konflik Semenjak zaman pergerakan

hingga era reformasi partai partai politik selalu

dilanda oleh konflik Pada masa pergerakan

konflik melanda Partai Nasional Indonesia PNI

11 Masyarakat Tidak Tahu Nilai Lebih PPP Republika 29 Maret

2008

Subangun Pemasaran Partai Politik hompas 15 April 2008

27

sehingga melabirkan Parinclra clan Partai

Pendidikan Nasional Begitu juga den an Sarekat

Islam SI yang pecab menjadi Sl Merah dan StPutih

Konflikpartai jugaterjadi padamasapasca

kemerdekaan Indonesia Untuk menvebut

beberapa konflik juga melanda Partai Masyunni

Para pendukung Masyumi ke luar satu persatumula mula PSII kemudian disuSUl oleh NU

Konflik juga terjadi di kalangan nasionalis kita

catat ada dua PIR yaitu PIR Hazairin dan PIR

Wongsonegoro

Pada Jrde Baru dengan jumlah partai politik

hanya dua yakni Partai PerS tuan Pembangunan

PPP dan Partai Demokrasi Indonesia PDI

ternyata kedua partai hasil fusi ini selalu dilanda

konflik tak berkesudalnan Konflik yang terjadidi PPP umununya disebabkan karena perbedaan

antarunsur pendukung terutama antara NU danMI NU kemudian keluar dari PPP tahun 1984

Sementara di PDI akibat konflik yang terjadimenyebabkan Megawati clan para pendukungnya

keluar dari PDI kemudian membentuk PDI

Perjuangan

Pada masa reformasi penyakit tarna itu

ternyata masih ada dalam partai partai politik

kita Kita selalu disuguhi oleh suasana konflik

partai politik Sebut saja misalnya konflik yangterjadi pada Golkar sehingga kemudian

melahirkan partai partai baru misalnya Partai

MKGR PKPI dan PKPB Konflik di PPP

melahirkan Partai Persatuan PP dan PPP

reformasi yang kemudian menjadi Partai BintangReformasi PBR Konflik di PDIP melahirkan

Partai Nasional Banteng Kemerdekaan PNBKPartai Indonesia Tanah Airku PITA Partai

Demokrasi Perjuangan Rakyat PDPR dan

Partai Demokrasi Pembaharuan PDP Konflik

di PBB melahirkan PAS dan PII Konflik di PKB

malahirkan PKD clan PKNU Konflik di PD

antara lain melahirkan Partai NKRI 18

Pada umununya konflik di dalam tubuh

partai politik disebabkan oleh nal yang relatiftidak jauh berbeda antara satu partai dengan yanglain Beberapa konflik yang pernah mencuat dimedia massa di antaranya adalah konflik

antarfaksi konflik pada kongres partai cabangdaerah dan nasional konflik personal

antarpengurus dan konflik antartingkat

pengurusan vertikal ataupun konflik

Lihat Lilt Romli Islum Fes Pm ur Islam es Yoeyakarta

Pustaka Pclajar 2006

28

antarpi ngurus pada tingkatan yang sama atau

antarsayap partai horizontalKonflik muncul sebagai konsekuensi logis

dari hukum pasar kekuasaan yang sedikitdiperebutkan oleh orang banyak Untuk

mendapatkarnnya pihak pilhak terkait harus

berkonnpetisi Di dalatYt partai yang memilikipelembagaan yang balk kompetisi tersebut diaturdi dalam mekanisme yang sudah terlembaga dandisahkan menjadi statutapartai ataupun anggaran

dasar anggaran rumah tangga Dengan adanya

aturan main yang terlembaga siapa pun yangmemenangkan kompetisi akan mampu

mendapatkan kekuasaan itu dengan elegan tanpa

memUmculkan keberatan yang berarti dari pihakyang kalah

Konflik yang menjangkiti partai partaipolitik ini terjadi karena tidak adanya tradisi

berpartai di kalangan elit elit kita Setiapperbedaan selalu diakhiri dengan perpecahan

tidak dengan konsensus Tampaknya perpecahan

sudah menjadi bagian dari perilaku elit politik

Padahal dalam politik yang dituju dari perbedaanperbedaan adalah untnik menuju konsensus bukan

perpecahan karena yang mereka perjuangkanadalah kepentingan rakyat

Apabila dalam partai politikterjadi konflik

maka pengelolaanya tidak melibatkan pengadilan

Kader politikharus mengelolakonflik internalnya

dan penyelesaiannya melalui mekanisme rumah

tangga internal partai politik Ini pentingdilakukan dalam rangka untuk memberikan

pendidikan politik pada partai politik agar bisa

mewujudkan tradisi mengelola konfl ik internalnya

secara elegan dan dewasa Partai politik

dipaksa mengatasi konflik internalnya sebagai

jalan untuk mendewasakan cara berdemokrasi

Saatnya kader kadaer partai politik menghormati

mekanisme internal partai politiknya Hal ini juga

untuk mendidik para kader partai politik untuk

menghormati aturan rumah tangganya sendiri

Mengapa konflik partai politik harus

diselesaikan melalui mekanisme internal

Mekanisme penyelesaian konflik melalui

mekanisme internal akan membendung bentukbentuk intervensi dari luar Apabila penyelesaian

konflik melalui pengadilan kemungkinan akan

terjadi manuver manuver kepentingan untuk

memengaruhi keputusan yang akan terjadiSelanjutnya mekanisme penyelesaian konflik

dilakukan melalui mekanisme internal dalam

rangka menanamkan dan memunbuhkan tradisi

berpartai di kalangan elit elit politik

Dalam upaya melembagakan penyelesaian

konflik internal itu maka telah diatur melalui UU

Partai Politik Dalatn UU Partai Politik

dicantumkan tentang mekanisme penyelesaiankonflik dengan membentuk semacam badan

penyelesaian konflik atau apa pun namanya

yang berfungsi menyelesaikan setiap perbedaanatau konflik yang terjadi di dalam tubuh partaipolitik Badan ini tercantun dalam AD ART partai

politik

Berkaitan dengan mekanisme penyelesaian

konflik beberapa partai memiliki lembaga untuk

menyelesaikan konflik internal tersebut Ada

partai politik yang memiliki Badan ArbitrasePartai BAP Lembaga ini menangani

penyelesaian sengketa di tingkat pusat dan

merupakan peradilan banding yang mengeluarkankeputusan final dan mengikat

Sementara itu dalam mekanisme

penyelesaian konflik ada partai yang

tnenggunakan pendekatan kultural dan agama

dalam penyelesaian konflik internal yangmekanisme kerjanya tergantung pada tokoh partaidi segala tingkatannya Persoalannya adalah

penerapan mekanisme seperti itu tidak memiliki

jaminan secara kelembagaan seperti terlihat dari

adanya penyelesaian konflik yang berhasil tetapitidak sedikit pula yang gagal Mekanismependekatan kultural dan agama akan efektif

manakala di dalam partai tersebut ada figur

sentral yang disegani dan didengar oleh sebagianbesar anggota partai Bila tidak ada figur seperti

itu maka kecenderungan berlanjutnya konflik

akan semakin nyata

3 Rekrutmen dan Kaderisasi

Dalam setiap organisasi anggota

merupakan sumber dukungan utama Dalam

organisasi politik peran anggota signifikan

karena para anggota ini akan berperan sebagai

juru bicara untuk menyuarakan dan

menyebarluaskan platform dan program partai

kepada masyarakat Selain itu anggota

merupakan sumber kaderisasi yang dapatmelahirkan calon calon pemimpin partai politik

Untuk mengisi keanggotaan tersebut partai

politik melakukan rekrutmen anggota Partai

politik yang baik tentu memiliki sistem rekrutmenyang baik Sistem rekrutmen itu mencakup polaseleksi penjenjangan dan pendidikan bagi para

anggotanya Dengan demikian tidak

sembarangan seseorang dapat secara otomatis

memperoleh keanggotaan tanpa melalui seleksi

terlebilt dahulu 19

Selain rekrutmen anggota partai politik

yang melembaga dengan baik akan melakukankaderisasi dan pendidikan politik bagi anggota

anggotanya secara terus menerus Tujuan dari

kaderisasi dan pendidikan politik untuk

meningkatkan kualitas anggota sehingga nantinya

mereka para anggota mampu menghadapi

persoalan dan tantangan yang selalu berkembangdalam kehidupan politik masyarakat bangsa dan

negara 20

Kaderisasi dan pendidikan politik dilakukan

oleh partai politik dalam rangka mencetak

pemimpin Oleh karena itu partai politik yangterlembaga akan melakukan pendidikan politik

dan pelatihan kepemimpinan secara reguler

Pendidikan dan pelatihan ini dilakukan secara

berjenjang sesuai dengan jenjang dan ruanglingkup tnasing masing tingkatan kepengurusanMelalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan

ini diharapkan nanti akan lahir kader pemimpin

partai yang berkualitasPersoalan yang umumnya muncul pada

partai partai politik saat ini adalah kurangmelembaganya proses rekrutmen anggota Pola

seleksi penjenjangan dan pendidikan bagi para

anggota kurang dilakukan secara lebih memadaiMemang ada beberapa partai politik yang sudahmelakukan seperti itu namun sebagian partai

politik yang lain belum melakukan secaramelembaga Fenomena munculnya kader

instan ketidaksiapan parpol dalam mengajukan

calon anggota legislatif atau eksekutif semua itu

menunjukkan bahwa partai politik belum

melakukan pola rekrutmen secara sistematik dan

ajeg2

Sementara itu dalam sistem keanggotaan

setnua partai telah menggunakan Kartu Tanda

Anggota KTA bagi mereka yang telah tnenjadianggota partai Namun persoalannya adalah

belum semua partai politik memiliki data yangpasti dan akurat tentang jumlah anggota yangterdaftar di masing masing partai yang ada Yangada baru berupa klaim yang dikemukakan olehmasing tnasing partai politik Selama ini yang

Lihat IPCOS Partai dan Kita Jakarta 2001 him 28

20 Tentang kaderisasi dan rekrutmen partai politik lihat MichaelRush dan Phillip Althoff Pengantar Sosiologi Politik JakartaRajawalipers 2002 him 183

21 Fenomena tentang munculnya kader instan ini banyakdiberilakan di berbagai media massa dengan beragam tanggapan

seperti di Kompas Media Indonesia dan Koran Tempo

29

terdata dengan balk baru sebatas j umlah penguruspartai

Serupa dengan proses rekrutmen yangdilakukan oleh partai politik yang masih

mengidap masalah maka begitu juga dalam soalkaderisasi dan pendidikan politik masih sangat

lemah Memang harus diakui ada beberapa partaipolitik sudah melakukan proses kaderisasi secara

berjenjang Namun demikian proses kaderisasimasih terbatas pada pemahaman kader tentangvisi misi partai politik yang bersangkutan belumsampai pada promosi basil kaderiasasi dan

pendidikan politik untuk mengisi jabatan jabatan

publik Untuk mengisi jabatan jabatan tersebut

umumnya partai partai politik rnengambil dari

luar kader atau anggota partai yang bersangkutanFenomena kader partai loncat pagar dari

partai yang satu ke partai politik yang lainnyamenunjukkan bahwa proses kaderisasi yangdilakukan oleh partai politik belum berhasil

menanamkan loyalitas yang kuat Bisa jadi sistemnilai dan norma ideologi suatu partai belurn

berhasil terinternalisasi ke dalam diri parakader

Akhirnya kader dengan mudah loncat pagar

ke partai laimlya

Catatan Penutup

Seperti disebutkan pada bagian sebelumnya

dalam demokrasi perwakilan partai politik

merupakan salah satu institusi penting untukbekerjanya demokrasi Agar demokrasi dapat

berjalan dengan baik maka partai politik juga

mesti melaksanakan fiingsi fungsinya dengan

balk pula

Upaya agar partai politik berfungsi dengan

balk usaha yang perlu dilakukan antara lainadalah melalui penguatan kelembagaan partai

politik agar menjadi institusi demokrasi yang kuatdan berjalan dengan optimal Dalam konteks

tersebut upaya penguatan platform partai

kaderisasi rekrutmen politik dan menciptakan

kohesivitas internal partai merupakan suatu

keniscayaan yang mesti segara dilakukan olehpartai partai politik

Penulis berpendapat bila faktor faktor

tersebut platform kaderisasi rekrutmen dan

kohesivitas internal begitu kuat dan kokoh pada

diri partai politik maka pada gilirannya akan

terbentuklah partai politik yang kuat dan tangguhpula Hal ini karena faktor faktor tersebut adalah

salah satu basis utama bagi kuat dan tangguhnya

partai politik

30

Daftar Pustaka

Budiardjo Miriam 1985 Dasar Dasarllmu Politik

Jakarta Gramedia

Dahl Robert 2001 Perihal Demokrasi Jakarta

Yayasan Obor Indonesia

Dhakidae Daniel 1999 Partai Politik Indonesia

Ideologi Strategi dan Program Jakarta

Kompas

Feith Herbert dan Lance Castle 1988 Pemikiran

Politik Indonesia 1945 1965 Jakarta LP3ES

Firmanzah 2008 Mengelola Partai Politik

Komunikasi dan Positioning Ideologi Politikdi Era Demokrasi Jakarta Yayasan Obor

Indonesia

Geertz Clifford 1981 Islam Santri dan Priyayi

Dalam Masyarakat Jativa Jakarta Pustaka

Jaya

Hatta Moh 1966 Demokrasi Kita Jakarta

Djambatan

Huntington Samuel P 1968 Political Order in

Changing Societies New Haven YaleUniversity Press

IPCOS 2001 Partai dan Kita Jakarta Friedrich

Ebert Stiftung FES Institute for Policy andCommunity Development Studies IPCOS

Karim M Rusli 1983 Perjalanan Partai Politik

di Indonesia Sebuah Pasang Surut JakartaRajawalipers

Legowo Tomi 2005 Pemilihan Presiden Langsung2004 Dokumentasi Analisis dan Kritik

Jakarta Ristek

Moertopo Ali 1974 Strategi Politik Nasional

Jakarta CSIS

Netherlands Institute for Multiparty DemocracyNIMD 2006 Suatu Kerangka Kerja

Pengembangan Partai Politik YangDemokratis Den Haag The NetherlandsInstitute For Multiply Democracy

Romli Lili Ed 2004 Evaluasi Pemilu 2004

Analisis Proses dan Hasil Pemilit LegislatifJakarta P2P LIPI

Romli Lili 2006 Mencari Format Sistem

Kepartaian di Indonesia Jurnal Politika Vol

2 Tahun 2006

Romli Lili 2006 Islam Yes Partai Islam Yes

Yogyakarta Pustaka Pelajar

Rush Michael dan Phillip Althoff 2002 PengantarSosiologi Politik Jakarta Rajawalipers

Subangun Emmanuel 2008 Pemasaran Partai

Politik Kompas 15 April 2008

Tim Kompas 2004 Partai Partai Politik Indonesia

Ideologi dan Program 2004 2009 Jakarta

Penerbit Kompas

Masyarakat Tidak Tahu Nilai Lebih PPP

Republika 29 Maret 2008

Reformasi Birokrasi Lokal

Melalui Pelayanan Terpadu

Oleh

R Siti Zuhro

Abstract

During the transition period societal forces participated much more in the formation of policy Thissuggests that the real and significant role ofsocietal forces and the strengthening of the political participationof the people has become crucial in contemporary Indonesia Decentralization and regional autonomy would behard to realize without the local buraeucracy being reformed Thus the establishment of best practices in someregions in Indonesia shows clearly that as a mater offact although the benefit ofdecentralization has not beensubstantively felt by most regions some regions have been capable ofmaking positive breakthroughs in the formof improvement of their public services either in the education sector or in healthcare like what has happenedin Jembrana Regency Bali or services to attract investment like what the Sidoarjo Regency East JavaGianyar Bali and Tarakan East Kalimantan have shown

Pendahuluan

Isu reformasi birokrasi sangat krusial dan

menjadi tolok ukur utama bagi aktivitas otonomi

daerah khususnya bila dikaitkan dengan

pengelolaan kewenangan yang dilakukan olehpemerintah daerah Otonomi daerah tidak hanya

bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada

masyarakat dan menyejahterakan masyarakat

tetapi juga untuk meningkatkan dinamika

perekonomian daerah Dalam konteks ini

otonomi daerah merupakan proses pendelegasian

wewenang dari pemerintah pusat kepadapemerintah daerah khususnya pemerintah

kabupaten dan kota Seiring dengan itu aparatbirokrasi diharapkan dapat mendeteksi langsungpersoalan persoalan di inasyarakat dan dapat

melayani langsung kebutuhan masyarakat tanpaharus menunggu rantai birokrasi yang panjangdari Jakarta Pemerintah daerah diberi

kewenangan yang luas untuk langsung melayanidan memenuhi kebutuhan masyarakat

Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan

yang saling terkait antara birokrasi dan otonomidaerah Birokrasi yang profesional netral danakuntabel akan mendorong pelaksanaan otonomi

daerah dan peningkatan perekonomian daerah

Roda pembangunan ekonomi daerah

digerakkan oleh sebuah mesin birokrasi Sebagai

mesin yang sangat vital birokrasi biasanya

memiliki sistem dan standar kerja baku sebagai

syarat untuk bisa menjadi profesional Untuk itu

perlu diciptakan sistem dan standar kerja

birokrasi dari pusat sampai daerah Gangguan

terhadap sistem dan standar kerja akanmenimbulkan distorsi hebat dalam efisiensi dan

efektivitas sebuah pemerintahan

Tulisan ini akan membahas peran birokrasi

daerah dalam mendorong terwujudnya daya saingekonomi daerah dengan mengkaji birokrasi di

empat daerah sebagai fokus bahasan Studi kasus

di keempat daerah tersebut akan diuraikan dengan

mengaitkan realisasi otonomi daerah yangberlangsung sejak 2001

Tantangan Birokrasi

Hambatan pembangunan sistem dan standar

kerja birokrasi yang profesional berasal darilingkungan internal dan eksternal birokrasi

Dilihat dari lingkungan internalnya terdapat dua

hambatan utama Pertama budaya birokrasi

Budaya itu terwujud dalam perilaku yang korupdan tidak berorientasi pada pelayanan Di

kalangan internal birokrasi masih kuat dianut

etos kerja yang bertentangan dengan kebutuhanmemfungsikan birokrasi untuk meningkatkan

daya saing ekonomi Bagi sebagian besar elit danpegawai birokrasi yang dipandang sebagaiperilaku menyimpang di dalam kehidupan

31

birokrasi sehari hari adalah tnereka yang tidak

mau ikut korupsi balk korupsi uang maupunwaktu Sementara dalam urusan pelayanan

orientasi memberikan pelayanan optimal atau

memuaskan kepada penggtma jasa pemerintahan

masih dirasakan asing oleh kalangan birokratPadahal budaya korup dan tidak berorientasimelayani jelas sangat bertentangan dengan

tuntutan saat ini yang tnensyaratkan keharusanbirokrasi mengadopsi sebagian besar nilai nilai

organisasi korporasi seperti berorientasi

rnelayani clan meningkatkan hasil efisien

akuntabel transparan dan efektif

Kedua di Indonesia kelompok birokrat

sudah lama menjadi kelompok kepentingan

ekonomi Elit birokrat berusaha membangun

solidaritas seluruh pegawai untuk mengamankan

kepentingan material lnasing masing Sebagaikonsekuensi dari eksisnya birokrat sebagai

kelompok kepentingan mereka sangat

berkepentingan dengan bentuk organisasi yang

besar dan memiliki rentang yang panjang Olehkarena itu resistensi terhadap upaya rasionalisasibirokrasi selalu muncul dari kalangan dalam

birokrat sendiri baik secara terbuka maupun

diam diam Alasan mereka jelas yakni untuk

mempertahankan bentuk rumah yang telahmemberikan kenyamanan bagi mereka sebagai

kelompok kepentingan

Akan tetapi upaya untuk membangun clan

menjalankan sistem dan standar kerja birokrasi

yang profesional tersebut tidaklah tnudahApalagi ditambah dengan hambatan eksternal dan

internal Adanya hambatan tersebut membuat

birokrasi menjadi lamban dalam melaksanakan

tugas pembangunan dan kurang mampumenjalankan sistem clan standar kerja yangprofesional

Dari sisi eksternal hambatan tersebut

terutama berasal dari politisi dan partai politik

Bagi mereka birokrasi dipandang sebagai saranauntuk memperoleh clan melanggengkan

kekuasaan Di era Orde Baru misalnya pegawai

negeri sipil PNS dan birokrasi telah dijadikan

sebagai mesin politik Birokrasi yang mestinyabekerja secara efisien clan efektif dalam melayani

dan mewujudkan kesejahteraan rakyat berubah

menjadi semacam kekuatan politik yang mengejartarget partai clan rezim yang berkuasa

Sorotan terhadap birokrasi mencuat kembaliakhir akhir ini ketika Menteri Dalam Negeri M

Ma ruf 2006 mengingatkan para pejabat untuk

tidak membawa gerbong politik mereka selama

a

menjahat balk sebagai gubernur bupati atau

walikota Dalam pelaksanaan pilkada kedudukan

birokrasi lokal menjadi sangat rentan karena

sering dijadikan ajang tarik menarik kepentinganpara calon kepala daerah dalam pilkada

khususnya dari calon yang berstatus incumbentBanyak kalangan yang menyebutkan bahwa

kesulitan utama birokrasi Indonesia untuk

menjadi netral dan profesional adalah karena

sejarallnya yang selalu dipolitisasi oleh rezimyang memerintah Balk di era Soekarno maupunSoeharto birokrasi tidak pernah absen dari tarik

menarik kepentingan partai politik Birokrasi

dijadikan ajang perebutan kepentingan politikSebagai akibatnya upaya untuk rriewujudkan

cita cita birokrasi sebagai abdi masyarakat

menjadi sulit Di satu sisi pegawai negeri sipil

PNS condong mengedepankan posisinya

sebagai abdi pemerintah atau penguasa dan

bukannya sebagai abdi negara

Di sisi lain UU dan peraturan tentangkepegawaian belum cukup mujarab menjadikanbirokrasi sebagai institusi yang profesional dannetral karena UU dan peraturan tersebut tidak

memiliki kekuatan mengikat Sebagai contoh

diterapkannya UU No 43 1999 tentang PokokPokok Kepegawaian dan PP No 5 1999 serta PP

No 12 1999 tentang PNS yang Menjadi AnggotaPartai Politik belum memberikan pengaruh

signifikan terhadap realisasi netralitas birokrasiHal ini makin mencolok dan kasat mata ketika

pemilihan kepala daerah pilkada langsungdilaksanakan sejak Juli 2005 Birokrasi lokal sulit

menjaga netralitasnya dan sebagai akibatnya

soliditas birokrasi terancam dan terkotak kotak

oleh kepentingan incumbent dan calon lain

Birokrasi belum dianggap sebagai masalahyang serius untuk dibenahi Agenda reformasibirokrasi juga belum mempunyai landasan hukum

yang kuat sehingga cetak biru birokrasi jugabelum disusun secara komprehensif Keadaan ini

perlu perhatian khusus karena untuk mengatasi

Sudah meiijadi rahasia umum bahwa gubernur bupati dan walikota

yang memenangkan pemilihan kepala daerah langsung termasukmenteri yang mewakili partai dalam kabinet membawa orangorangnya ke dalam buokrasi selama mereka menjabat Umumnya

mereka adalah yang berjasa selama pertartrngan pilkada baiksebagai pemikir maupun sebagai cukong yang tergabung dalam timsukses Celakanya mereka ini cenderung mengotak atik agar diisidengan orang orangnya Bahkan mereka bisa menjadi mesin yangmenentukan penyingkiran pegawai atau pejabat yang selama proses

pilkada bertentangan atau tidak mendukung pejabat bersangkutanKecenderungan serupajuga terjadi dalam seleksi dan pemihakan

di bidang proyek proyek pemerintah Media Indonesia 6 September2006

semua permasalahan dalarn birokrasi

membutuhkan kemauan politik dari para

pemimpin Setiap pemerintahan seharusnyamempunyai keinginan yang kuat untukmelaksanakan program reformasi birokrasi

Pemerintah perlu mendesain regulasi birokrasi

yang komprehensif dengan mencabut merevisimensinkronkan dan menyusun regulasi baru

Dalam kaitan tersebut perlu diwujudkan

program pembaruan tata kelola pemerintahan

PTKP untuk menjadi salah satu agenda

reformasi birok rasi Meskipun beberapa instansi

dan daerah telah mengambil inisiatif untuk

menyusun tata kelola pemerintahan yang baikdampak yang ditimbulkannya masih terbatasMelalui program tersebut diharapkan adanya

peningkatan efisiensi efektivitas dan kemampuan

beradaptasi serta kapasitas berinovasi oleh

birokrasi

Yang menjadi penentu dalam melakukanreformasi birokrasi di tingkat lokal tentunya

adalah kepala daerah bupati walikota

gubernur Selama ini kepala daerah cenderunglebih memfokuskan diri pada APBD baik dari

segi penerimaan maupun pengeluaran Padahal

rata rata APBD hanya berkontribusi 20

terhadap perekonomian daerah sedangkan yang80 adalah konsumsi urutan pertama dan

investasi daerah urutan kedua Pemerintah

daerah tidak mungkin mendorong masyarakatuntuk terus berkonsumsi Oleh karena itu yangharus difokuskan juga adalah bagaimana

menciptakan daya saing agar investor tertarikuntuk datang ke daerahnya Hal inilah yangsemestinya menjadi kerangka pemikiran seorangkepala daerah

Untuk menciptakan daya saing daerahharus memiliki hal hal berikut Pertama insentif

UU No 33 2004 tentang Perimbangan KeuanganPusat dan Daerah hampir tidak memberikan

insentif fiskal kepada pemerintah daerah karena

ruang untuk melakukan hal itu tidak ada Keduamenghapus ekonomi biaya tinggi baik berupa

pungutan pungutan legal maupun ilegal yangmemberatkan investor Oleh karena itu

persaingan daerah ke depan lebih terfokus pada

upaya peminimalan biaya ekonomi Untuk bisa

memenangkan persaingan diperlukan kebijakan

ekonomi lokal Salah satu contoh kebijakan

ekonomi lokal yang dianggap sebagai bestpractices adalah kebijakan yang mendorong suatukomoditas untuk menjadi komoditas unggulan di

daerah Akan tetapi dalam praktiknya tak banyak

daerah yang mempunyai kebijakan seperti ituContoh best practices dalam menarik

investasi untuk level kabupaten kota adalah yangdiperlihatkan kabupaten Sidoarjo kotaTarakan

dan kabupaten Gianyar Kabupaten Sidoarjo

tampak berbeda dengan kota kota lain di Jawa

Timur karena terobosan yang dibuat bupatimengedepankan pelayanan di bidang perizinanKota Tarakan relatif berhasil dalam menarik

investasi Inisiatif walikota Tarakan dalam

memaj ukan daerahnya memegang peran pentingKota ini memiliki PLN sendiri yang menjaminketersediaan listrik bagi masyarakatnya

sedangkan kabupaten Gianyar relatif berhasil

dalam memberikan kemudahan pada dunia usaha

Sebagai daerah yang memiliki keindahan alamdan pusat keraj inan pemerintah daerah Gianyarberkepentingan untuk memberikan fasilitas dan

kemudahan berusaha untuk memajukan

perekonoinian daerahnya

Menurut temuan Komite Pemantauan

Pelaksanaan Otonomi Daerah KPPOD dan

lembaga asing Bank Dunia dan Doing Business2007 salah satu komponen yang palingberpengaruh dalam daya saing adalah kualitasinstitusi lokal atau birokrasi Dari survei tersebut

diketahui bahwa sebagian besar birokrat lokal

tidak bersahabat kepada investor lokal dan luar

negeri Hal ini menjadi permasalahan karena

setelah enam tahun pelaksanaan desentralisasi

Indonesia belum memberikan kontribusi

signifikan terhadap perekonomian nasional Jikadibiarkan hal ini akan menjadi beban bagi

perekonomian nasional

Situasi Problematik dalam Birokrasi

Negara

Kesejahteraan pelayanan dan kemakmuran

rakyat adalah produk sistem administrasi negara

secara keseluruhan Sebagai sebuah sistem

administrasi negara sangat dipengaruhi oleh

subsistem lainnya seperti subsistem ekonomi

hukum politik sosial dan budaya Keseluruhan

subsistem tersebut secara langsung maupun tidaklangsung akan memengaruhi tugas negara dalammemberikan pelayanan publik dan pemenuhan

hak hak sipil warga

Di Indonesia sistem administrasi negara

yang menjadi pilar pelayanan publik menghadapi

masalah yang sangat fundamental Pertama

33

sebagai fakta sejarah bangsa sistein administrasi

yang sekarang adalah peninggalan pemerintahkolonial yang juga rneiniliki dasar dasar hukuindan kepentingan kolonial Struktur birokrasinorma nilai dan regulasi yang ada masih

berorientasi pada pemenuhan kepentingan

penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga

negara z Tidak mengherankan jika struktur dan

proses yang dibangun merupakan instrumenuntuk mengatur dan mengawasi perilaku

masyarakat sebagai pelayan bukan sebaliknyauntuk mengatur pemerintah dalam inemberikanpelayanan kepada masyarakat Misi utama

administrasi negara dengan paham kolonial

tersebut adalah untuk mempertahankan

kekuasaan dan mengontrol perilaku individuKetidakmampuan pemerintah untuk

melakukan perubahan struktur norma nilai dan

regulasi yang berorientasi kolonial tersebut telahinenyebabkan gagalnya upaya untuk memenuhi

aspirasi dan kebutuhan masyarakat Kualitas dankinerja birokrasi dalam meinberikan pelayanan

publik masih jauh dari harapan Masih belumtercipta budaya pelayanan publik yang

berorientasi kepada kebutuhan pelanggan service

delivery culture Sebaliknya yang terbentukadalah obsesi para birokrat dan politisi untukmenjadikan birokrasi sebagai lahan pemenuhan

hasrat dan kekuasaan power culture Oleh

karena itulah kekecewaan masyarakat terhadap

birokrasi terus terjadi dalam kurun waktu yang

lama sejak kemerdekaan

Pola pikir birokrat sebagai penguasa danbukan sebagai pelayan publik telah inenyebabkan

sulitnya melakukan perubahan kualitas pelayanan

publik lihat Dwiyanto 2004 Tidak

mengherankan jika kompetensi birokrat masih

belum memadai prosedur pelayanan berbelitbelit dan harga pelayanan publik tidak

transparan Sebagai konsekuensinya rnasyarakat

membayar mahal pelayanan yang seharusnya

menjadi tanggung jawab konstitusional negaradan pemerintah Pungutan ilegal tersebut

merupakan biaya ketidakpastian cost of

uncertainty yang harus dikeluarkan olehmasyarakat setiap kali berhadapan denganbirokrasi untuk mendapatkan pelayanan publik

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa

pungutan liar dalam pelayanan publik dianggapsebagai hal biasa dan normal Pungutan liar dan

2 Miftah Thoha Birokrasi dan Politik di Indonesia JakartaRajawali Pers 2004

34

sogokan dalam pelayanan publik telah diterima

sebagai budaya yang sangat sulit dihapuskanKesulitan untuk mengurangi atau

menghilangkan pungutan liar dan sogokan dalam

pelayanan publik di Indonesia diperburuk dengan

budaya afiliasi dan patron cliey7t relationship

yang telah berakar Proses pelayanan publik darihulu sampai ke hilir sarat dipenuhi dengan

hubungan pertemanan etnisitas agama dan

afiliasi politik Sudah bukan rahasia lagi bahwa

proses pengadaan barang dan jasa pernberian izindan lisensi dan pemberian pelayanan publik

lainnya sangat dipengaruhi oleh siapa

mendapatkan apa dan dalain hubungan apa

Gejala yang mengarah pada moral hazardtersebut merupakan faktor terpenting penyebabsulitnya reformasi pelayanan publik di Indonesia

DaIam era otonomi daerah budaya afiliasi dan

patron client relationship semakin subur di manahubungan hubungan birokrasi sangat diwarnai

oleh etnisitas budaya dan politik

Faktor lain yang menjadi situasi probleinatikpelayanan publik di Indonesia adaiah masalah

kualitas dan kompetensi aparat birokrasi lack

of competencies Ketidaksesuaian antara

kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki olehaparat birokrasi telah menyebabkan rendahnya

kualitas pelayanan publik Hal ini bermula dari

proses rekrutmen yang tidak berbasis jobanalysis di mana syarat syarat kompetensi yangdibutuhkan tertulis dan berlanjut dengan proses

dan isi pendidikan dan latihan yang tidakmenunjang penciptaan profesionalisme aparatSistem rekrutmen dan promosi masih tidak

didasarkan pada meritokrasi tetapi pada

hubungan hubungan pertemanan keluarga dan

politik Sistem perekrutan yang demikian telahmenyebabkan tumbuhnya budaya korupsi kolusi

dan nepotisme KKN

Di sisi lain gagalnya pembangunan di

Indonesia khususnya belum optimalnya

pemberantasan korupsi kolusi dan nepotisme

dalam birokrasi kleptokrasi juga disebabkan

oleh ketiadaan grand design reformasi dan

reposisi peran administrasi negara birokrasi

Hal ini pula yang inenyebabkan birokrasi belumdipandang sebagai faktor terpenting penggerakpembangunan Dalam konteks ini ada yang selaluterlupakan oleh elit pemimpin bangsa Indonesia

tentang pentingnya birokrasi negara dalammenata strategi pembangunan Bahkan peran

administrasi pembangunan dan pembangunan

administrasi dapat dikatakan sangat

termarjinalisasi oleh prioritas pembangunan

ekonomi hukum sosial dan politik Penataan

sistem penggajian PNS adalah salah satu agenda

besar dan harus menjadi bagtan revitalisasi

administrasi negara Sulit dipungkiri bahwa salah

satu penyebab tidak optimal atau mungkin

gagalnya pembangunan bangsa ini adalah

pengabaian peran birokrasi negara untuk

pembangunan termasuk pembangunan birokrasi

negara

Faktor faktor yang Saling Mempengaruhi

Kualitas birokrasi negara merupakan fungsi

dari berbagai faktor yang saling memengaruhiFaktor faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga level yaitu level kebijakan

institusional dan operasional Praktik korupsi

dalam birokrasi telah menimbulkan ekonomi

biaya tinggi karena tidak terkait dengan kegiatan

produkst penciptaan nilai Secara individual

perilaku korupsi dtanggap sangat fungsionaluntuk mengatasi problem rendahnya gaji pegawat

negeri Perilaku tersebut merugtkan rakyat

banyak karena pada akhirnya mereka menerapkan

prinsip zero sum game di mana apabila ada pthakyang diuntungkan selalu ada pihak yangdirugikan Biaya yang harus ditanggung akibatperilaku korupsi merupakan beban masyarakat

Sebagai pengguna pelayanan publik masyarakat

menanggung biaya ganda yaitu pembayaran legaldalam bentuk pajak dan pembayaran ilegal dalam

bentuk pungutan liar dan sogokan yangmerupakan bagian dari perilaku korupsi

Kompleksitas permasalahan korupst dalam

birokrasi merupakan lingkaran setan yang sangatdipengaruhi faktor budaya individu organisasi

dan kelembagaan Kasim 2004 Budaya korupsi

seakan akan sudah diterima sebagai sebuah

tradisi dalam birokrasi Budaya yangterinternalisasi dalam waktu yang lama diterimamenjadi bagian dari birokrasi Misalnya seringkali pemberian uang suap kepada aparat ataupejabat disebabkan orang tersebut merasa perlumembert sejumlah uang sebagai imbalan ataspelayanan yang diterimanya meskipun hal itubukan merupakan bagian dari prosedur

administrasi Inilah yang disebut sebagai budayasungkan atau budaya tidak enak dari masyarakat

Indonesia

1 Faktor Budaya

Dart sisi para pejabat pungutan ilegal

dipandang sebagat uang administrasi atau uangrokok dari warga masyarakat yang memerlukanpelayanan Perilaku tersebut yang dianggapsebagat tindakan korupsi dalam perspektif

hukum tetapi diterima masyarakat sebagai suatu

hal yang normal dan wajar karena gaji pegawatnegeri yang tidak mencukupi Korupsi sudahmenjadi bagian dari praktik sehari hari pelayanan

publik di Indonesia Bahkan perilaku korupsi

bukan hanya merupakan tindakan pribadi

melainkan sudah terlembaga dan melibatkan

semua pihak terkait yang saling menjaga rahasiadan melindungi Dalam taraf tertentu aparat

pengawas yang seharusnya mencegah terjadinyakorupsi juga menjadi bagian dari sistem tersebut

Secara hukum budaya korupsi tersebut sulit

diperiksa karena hal tersebut umumnya dilakukan

tanpa bukti dan transaksi tertulis

Budaya korupsi tersebut akan menjadi jadi

ketika syarat syarat administratif yang dimintasemakin berat peluangnya sangat terbatas dan

nilai bisnis yang akan diterima tinggi Sudahbukan rahasia lagi bila kick back dalam proses

pengadaan barang dan jasa untuk pelayananpublik berkisar antara 10 sampai dengan 50

persen Transaksi tersebut dilakukan secara

informal dan menjadi bagian budaya tahu sama

tahu antara swasta dan pemerintah Setiapinstansi pemerintah umumnya memiliki tata cara

atau mekanisme informal yang profesional untukmengelola kick back sebagai pembenarnya dan

sebagai bagian laporan pertanggungjawaban

kepada atasan

2 Faktor Individu

Perilaku individu meriapakan faktor yangjuga memengaruhi kualitas birokrasi Perilaku

individu adalah perilaku aparat dan politisi yangterkait dengan pelayanan publik dalam birokrasi

Perilaku individu bersifat unik dan sangat

tergantung pada mentalitas dan moralitas yangdiyakini sebagai kebenaran kejujuran dan

keadilan Perilaku moral ini sangat terkait dengan

kesempatan yang dimiliki oleh seseorang dalamkapasitasnya sebagai pemegang otoritas danjabatan Individu individu yang tidak memilikimoralitas terhadap tanggung jawab sering kaliberupaya memanfaatkan otoritas jabatan untukkepentingan dirinya sendiri Dalam sistem yang

35

korup perilaku oportunistik individual tersebutakan semakin hidup ketika manfaat yang diterimadan penyalahgunaan kekuasaan lebih besar

daripada sanksi hukumnya hldividu individu

yang memiliki moralitas balk sering kali dianggapmenyimpang dan tidak mendapatkan tempatdalam sistem pelayanan publik yang ada

3 Faktor Organisasi dan Manajemen

Faktor penting lainnya dalam birokrasiadalah keleinbagaan dan manajemen Faktor ini

secara umum dapat dibagi menjadi empat

subfaktor yaitu strukhn proses kepegawaian

dan hubungan antara pemerintah dan masyarakat

Birokrasi di Indonesia pada urnumnya belum

melaksanakan prinsip prinsip tata pemerintahan

yang baik good governance dalam empat haltersebut Organisasi instansi pemerintah seringkali tidak memiliki keseimbangan antara tugas

wewenang dan tanggrrng jawab bagi anggotaorganisasi Dalam hal struktur misalnya

organisasi pelayanan publik masih bersifat

hierarkis sentralistis Struktur organisasi masih

gemirk besar dan tidak memungkinkan tanggungjawab terdesentralisasi pada individu Dengan

kata lain struktur organisasi tersebut tidak

mengedepankan potensi lurmun capital untukbermanuver dan membuat keputusan atas inisiatif

dan pertirnbangan sendiri Tidak sulit Lmtuk

mencari contoh dalam hal Mi Otoritas

penandatanganan dokumen pelayanan KTP atau

paspor masih dilakukan oleh pejabat atasan

sebuah kantor dan bukan oleh petugas yangberada di depan loket yang bertanggung jawabatas hal tersebut Akibatnya waktu pelayanan

semakin lama jabatan dan tanggung jawabcenderung termonopoli dan aparat birokrasi tidakmemiliki inisiatif dan kreativitas

Dalam hal proses pelayanan birokrasi

umumnyatidak memiliki prinsip prinsip efrsiensi

transparansi efektivitas dan keadilan Proses

pelayanan publik tidak memiliki transparansi

dalam hal waktu biaya dan prosedur yang harusdilalui Kalaupun ada standar prosedur

pelayanan publik sering kali hanya menjadipajangan dan standar formal Ketidak

transparanan prosedur waktu dan biaya

pelayailan sengaja diciptakan untuk membuat

ketergantungan masyarakat pada aparat pemberi

pelayanan Prosedur dibuat secara berbelit belit

agar biaya yang dikenakan kepada masyarakatmenjadi lebih mahal Karelia masyarakat tidak

36

memilil i daya tawar tcrhadap prosedur tersebutmasyarakat yang ingin mendapat pelayanansecara lebih cepat harus rnembayar harga yanglebil7 mahal Praktik semaeam ini jelas sangat

kontraproduktif dengan upaya untuk menciptakan

pelayanan publik yang efisien baik waktumaupun biaya efektif dan berkeadilan Tanpa

memandana i elas dan ekonominya setiap warganegara sehariusnya memiliki kesempatan yangsama untuk mendapatkan pelayanan publik yang

balk dan cepat

Upaya untuk mengurangi hal tersebut

sebenarnya sudah dilakukan dengan

memperkenalkan konsep one stop services danelectronic public services Akan tetapi hal

tersebut masilr belum dilaksanakan secara optimal

karena tidak disertai dengan pendistribusian

otaritas baik secara internal kepada bawahan

maupun secara eksternal kepada instansi instansi

lain yang terkait dalam pelayanan publik Kepalainstansi pemerintah yang telibat dalam one stopservices masih menyadari pentingnya otoritas

untuk kepentingan diri sendiri rent seekingsehingga pendelegasian otoritas kepada bawahan

atau instansi lain tidak terjadi

Aspek organisasi pelayanan publik di

Indonesia bertambah parah karena kepemimpinan

yang tidal kredibel tidak memiliki integritaspribadi dan tidak memiliki visi organisasi Oleh

karena itu perbaikan pelayanan publik di

Indonesia sangat tergantung pada peran pemimpininstansi pemerintahan top down approachOrganisasi organisasi yang memiliki pemimpinyang kredibel berintegritas tinggi dan memilikivisi masa depan dapat menjadi panutan dan

inovator bagi reformasi pelayanan publik

Sebaliknya organisasi yang tidak memilikipernimpin yang baik pada akhirnya akanmenwnbuhkan budaya organisasi yang permisif

yang tidak berorientasi pada pelanggan danmenganggap perilaku perilaku korupsi dalampelayanan publik sebagai sesuatu yang normal

dan wajar

Aspek organisasi yang lain adalah masalahkepegawaian Rendahnya kualitas pelayanan

publik di Indonesia umumnya disebabkan oleh

rendahnya kapabilitas kornpetensi dan

pengetahuan yang mernadai dari aparat birokrasiHal tersebut yang dimaknai sebagai lack ofcompetencies Wujud lack of competencies

tersebut adalah kualitas pelayanan publik yangtidak responsif berempati reliable dan tidak

memiliki jaminan Seperti telah dijelaskan

sebelumnya hal itu juga dise abkan oleh proses

rekrutmen yang tidak berbasis pada kompetensidan pendidikan latihan yang tidak memadai Perludicatat juga masalah sumber daya ini terkait

dengan gaji yang diperoleh pegawai negeri sipilHal penting lainnya adalah hubungan antara

masyarakat dan instansi pemerintah yang masihbelum setara Masyarakat masih belum dianggapsebagai partner pemerintah daiam birokrasi

sehingga pelayanan publik yang dilakukanbirokrasi sering kali merupakan upaya untukmengontrol perilaku masyarakat guna

mendapatkan keuntungan ekonomi sosial dan

politik Belum adanya perubahan paradigma dan

mekanisme partisipasi masyarakat dalam

birokrasi telah menyebabkan pelayanan publik

jauh dari harapan masyarakat

Menuju Reformasi 1Sirokrasi

Apa yang harus dilakukan untuk

meningkatkan kualitas birokrasi dalam rangka

menciptakan Good Governance Dalam kaitan

ini ada beberapa hal penting yang harus dimilikidan dilakukan sebagai prasyarat reformasi

birokrasi Beberapa hal tersebut akan diuraikan

di bawah in

1 Komitmen dan Kepemimpinan Nasional

Reformasi birokrasi negara harus bermula

dari visi dan komitmen orang nomor satu di negeriini Ia harus menjadi kekuatan gerakan nasional

national movement tentang pentingnyamelakukan reposisi dan revitalisasi administrasi

negara Sebagai perbandingan misalnya Korea

Selatan telah melakukan reposisi dan revitalisasi

peran administrasi negara sejak tahun 1980 an

Beberapa reformasi yang dilakukannya adalahmelalui civil servant ethics actpada tahun 1981

civil servantproperty registration civil servant

gifts control civil servant consciousness reform

movement dan social purification movement

Pada masa pemerintahan Rho Tae Woo tahun

1988 reformasi administrasi negara diperkuat

melalui deregulasi dan simplifikasi prosedur

restrukturisasi pemerintah pusat dan penguatan

peran komisi reformasi administrasi Semua

usaha Korea Selatan untuk merevitalisasi

administrasi negara tidaklah sia sia Administrasi

negara menjadi efisien profesional bersih dan

berwibawa Berdasarkan hal tersebut kunci

terjadinya reposisi dan revitalisasi administrasi

adalah komitmeii dan visi dari political

leadership negara untuk mengagendakan haltersebut menjadi gerakan nasional pembaharuan

administrasi negara Hal ini harus bisa diresapi

oleh setiap pemimpin politik dan penyelenggaranegara

Ketiadaan komitmen dan paradigma tentangperan kedudukan dan fungsi administrasi negara

dalam pembangunan negara telah menyebabkan

reformasi birokrasi di Indonesia tidak memiliki

visi kehilangan roh dan berjalan sangat sporadis

Sampai sekarang tidak terlihat bentuk atau granddesign yang diinginkan dalam rangka reformasibirokrasi dan tidak adanya kemauan politik dari

pemerintah Semua bentuk reformasi yangdijalankan di negara lain diadopsi tanpa satu

tujuan yang terkait dan terintegrasi

Ketidakpahaman ini bukan saja menyebabkan

gagalnya program pembangunan melainkan juga

termarjinalisasinya peningkatan kapasitas

administrasi negara sebagai agen pembangunan

Ada dua arah yang harus dituju olehkomitmen dan national leadership dalamreformasi birokrasi Pertama komitmen untuk

melakukan modernisasi birokrasi dan kedua

komitmen untukmenegakkan hukum bagi setiappelanggaran birokratis mulai dari penyimpangan

administrasi korupsi kolusi dan nepotisme

Kedua komitmen tersebut harus diberikan tidak

saja oleh pemerintah dan terutama presiden

sebagai kepala negara tetapi juga oleh lembaga

lembaga tinggi lainnya seperti DPR BPK dan

MA

2 De kooptasi dan Netralisasi Birokrasi oleh

Parpol

Grand design reformasi birokrasi

semestinya mengacu pada masalah utama yang

sedang dihadapi Birokrasi pemerintah semakinterkooptasi dan terintervensi oleh partai politik

yang mempersiapkan kemenangan pemilu bagipartainya Sebagaimana diketahui sejak zaman

Orde Baru kedudukan birokrasi tidak netral Pada

masa itu struktur dan kultur kelembagaan

birokrasi dikuasai oleh dan dalam kerangka

kepentingan single majority Golkar Tidak adaperbedaan antara pejabat karir dan pejabat

politik Keadaan itu berlarut larut dan membentuk

sikap perilaku nilai kultur sistem kerja dan carapandang birokrat dan budaya interaksi rakyatterhadap birokrasi Itulah sebabnya cara berpikirbirokrat lebih berorientasi pada kekuasaan

37

daripada pelayanan Sebaliknya dari sisi rakyat

tidak ada yang gratis yang diperoleh daripenguasa birokrasi sekalipun hal tersebut menjadi

haknya

Oleh karena itu reformasi birokrasi bukan

sekadar perubahan struktur dan reposisi birokrasi

tetapi juga meliputi perubahan sistem politik

hukum sikap mental budaya birokrat danmasyarakat mindset serta komitmen pemerintah

dan partai politik Harus ada kejelasan batas

antara pejabat karir dan politik baik birokrasi

pusat maupun daerah Hal ini juga dimaksudkan

untuk membatasi pejabat politik dalam birokrasi

Sebagaimana di negara maju pejabat politik

hanya dimungkinkan j ika dipilih secara langsungoleh rakyat atau mendapatkan persetujuan dari

pejabat terpilih Oleh karena itu profesionalitas

dan netralitas birokrasi harus menjadi sasaran

utama reformasi birokrasi

3 Profesionalitas Birokrasi

Berdasarkan pengalaman negara negara

berkembang yang telah berllasil menjadi negaramaju reformasi birokrasi merupakan langkah

awal dan prioritas dalam pembangunan Birokrasi

menjadi sektor pembangunan Administrative

Development sekaligus instrumen pentingpembangunan Development Administration

Reformasi birokrasi di negara negara tersebut

pada umumnya dilakukan melalui dua strategi

yaitu 1 merevitalisasi kedudukan peran dan

fungsi kelembagaan yang menjadi motorpenggerak reformasi administrasi dan 2 menata

kembali sistem administrasi negara dalam hal

struktur proses sumber daya manusia PNS

serta relasi antara negara dan masyarakat

Strategi pertama dapat dilakukan melalui

penguatan peran dan fungsi Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Lembaga

Administrasi Negara sebagai motor reformasi

administrasi Maka dari itu kedua lembaga

tersebut harus diberi kewenangan yang bersifatpolicy policv agency dan j uga kewenangan yangbersifat eksekusi executing agency

Adapun menyangkut penataan sistem

birokrasi negara harus dilakukan program yangterintegrasi dari hulu sampai hilir dalam bidangbidang pembangunan administrasi Strategitersebut dapat dimulai dari proses rekrutmen

pegawai sistem promosi pegawai berdasarkan

38

kinerja perubahan paradigma dan spirit

administrasi publik sistem dan besarnya

penggajian peruballan struktur dan proses kerja

sampai pengawasan disiplin pegawai negeri sipil

Mengingat banyaknya hal yang perlu dilakukandalam reformasi birokrasi perlu dibuat rencana

proritas Untuk itu diperlukan penataan kembali

proses rekrutmen dan sistem penggajian PNS

pengawasan dan pencgakan hukum terhadapkekayaan pegawai negeri sipil termasuk hadiah

yang diterimanya restrukturisasi pemerintahpusat dalam konteks desentralisasi deregulasi

dan simplikasi prosedtur administrasi serta

penguatan peran masyarakat dalam mengontrol

pelaksanaan pemerintahan

4 Pengaturan ProsedurAdministrasi

Pemerintahan Administrative Procediire

Act

Hal lain yang harus dilakukan untukmeningkatkan daya saing ekonomi adalahpenyusunan undang undang prosedur

administrasi pemerintahan Di beberapa negara

undang undang tersebut menjadi dasar dalampembuatan keputusan administrasi yangtransparan akuntabel dan partisipatif Dengan

proses administrasi pemerintahan yang semakinbalk dan akuntabel kepercayaan pelaku bisnis

juga semakin meningkat Hal ini tentu saja akan

semakin kondusif bagi iklim investasi Rancangan

undang undang administrasi pemerintahan yang

disiapkan Kementerian PendayagunaanAparatur

Negara sedang dalam proses legislasi

5 Pakta Integritas dan Komitmen Semua Pihak

Reformasi birokrasi tidak akan berjalan

tanpa adanya komitmen semua pillak baik

pemerintah masyarakat maupun pelaku bisnis

Oleh karena itu salah satu instrumen pentingdalam reformasi birokrasi adalah pakta integritas

Ketiga pihak tersebut perha membuat komitmen

bersama untuk menekankan asas seperti tidak

memikirkan diri sendiri berintegritas tinggi

obyektif akuntabel terbuka jujiur mengabdi

pada kepentingan publik dan tidak melakukan

praktik KKN Hanya dengan komitmen tersebut

akan tercipta birokrasi yang bersih danberwibawa yang mampu menciptakan ikliminvestasi berdaya saing tinggi

6 Pelayanan Terpadu dalatn Konteks Dava

Saing di Beberapa Daerah

Harapan agar realisasi desentraltsasi dapat

menumbuhkembangkan ekonomt daerah tampak

sangat besar Tidak sedikit daerah yang sangatbersemangat untuk memajukan daerahnya dan

membuat terobosan terobosan penting untukmemecahkan kebekuan birokrasi lokal seperti

melalui pelayanan terpadu Data empirts juga

menunjukkan adanya berbagat undang undangUU dan peraturan yang diberlakukan bagi

perbatkan birokrasi dan daya saing ekonomidaerah Studi di delapan kabupaten kota di ernpat

provinsi menunjukkan bahwa desentralisasi

belum berkorelasi positif terhadap daya saingekonomi daerah Dart keempat provinst vangditeliti hanya provinsi Jawa Timur yangmenunjukkan respons relatifpositif Lebill dari 5

kota kabupaten di Jawa Timur memiliki unit

pelayanan terpadu U PT atau one stop servicesOSS Ball dan Kalimantan Timur masih dalam

proses mewujudkan OSS yang ditandat denganterbentuknya sekitar dua OSS di masing masingprovinsi tersebut Sementara ttu Sumatera Barat

sedang membenahi birokrasinya khususnya dikabupaten kota Solok Kebutuhan akan OSS di

Pelayanan terpadu merupakan sebuah satuan kerja di tingkat

kabupatcn kota yang memberikan pelayanan pemrosesan berbagaidokumen publik khususnya perizinan usaha dan investasi Unit

pelayanan terpadu UPT yang didirikan di beberapa daerahdimaksudkan untuk merespons permasalahan yang munculberkaitan dengan urusan perizinan usaha dan investasi selama ini

Dengan berdirinya UPT di daerah masalah masalah tersebut

diharapkan bisa diatasi karena pelayanan diberikan dalam satu atapatau satu pintu Dengan kata lain UP r menjadi Ujung tombakpelayanan perizinan

Studi ini membahas kcterkaitan antara regulasi dan daya sainglokal di Jawa Timur Kalimantan Timur Sumatera Barat dan Bali

dengan mengambil sampel daerah daerah seperti Sidoarjo

Surabaya Gianyar Denpasar Samarinda Tarakan Payakumbuh

dan Padang Lihat antara lain R Siti Zuhro Ed Profesionahtasdan Rletrahtas L3irokrasi untuk Aleirzyudkan Data Saing EkonorntLokal Jakarta THC dan HSF 2007 Bcrdasarkan pengamatan

di daerah penelitian beberapa daerah yang telah memiliki UPTcenderung mcmberikan kemudahan dan menciptakan iklim yangkondusif bagi dunia usaha Selain melayani perizinan UPT dapat

dijadikan sebagai sarana bagi pmenntah daerah untuk mcmberikan

semua informasi yang diperlukan masyarakat Denganmenmgkatnya kompetisi bisnis baik di level nasional maupun lokal

UPT cukup relevan untuk megjawab kebutuhan daerah Di bebcrapadaerah yang diteliti seperti Sidoarjo Gianyar dan Tarakanmisalnya UPT terbukti berkorelasi positif terhadap perbaikanpelayanan publik investor baik PMA maupun PMDN dan pebisnis

lokal Sebagai salah satu pusat industri di Jatim Sidoarjo tampak

makin maju setelah dibentuknya Dinas Perizinan dan Penanaman

Modal pelayanan satu pintu yang prima tahun 2001 khususnyasebelum musibah lumpur panas Lapindo

provinst tersebu belum cukup besar

dibandingkan dengan daerah daerah lain yangditeliti

DI bawall adalah tabel pelayanan terpadu

di beberapa daerah yang diteliti Jawa Timurrelatif berhasil mengimplementasikan institust

birokrasi yang profesional dan netral tneskipunmasill dtwarnat oleh individu PNS birokrat yangpartisan Sementara itu Bali masih berjuangmewujudkan birokrasi yang profesional dan netraldan keluar dart ntodel birokrasi patrimonial yangsarat dengan sistem patron klien Demikian juga

dengan Kalimantan Timur dan Sumatera Barat

yang sedang berbenah diri dan memperbatkikualitas birokrasinya Tantangan yang dihadaptadalah bagaimana daerah daerah itu mampu

mengatasi kebekuan birokrasi yang tidakkontributifterhadap pembangunan ekonomt dandaya saing ekonomi daerah Meskipun tantanganyang dthadapi tidaklah kecil tarikan untukmenjadikan institusi tersebut profesional dan

netral cukup besar Fenomena ini

mengindikasikan bahwa tidak hanya state

capacity di level pusat saja yang dipertaruhkanuntuk mewujudkan daya saing ekonomi tapi jugadi level daerah

Peran kepemtmpinan leadership kepaladaerah ikut menentukan dalam mendorong dayasaing ekonomi daerah Dalam konteks

desentraltsasi dan otonomi daerah kenyamanan

investast membutullkan keberantan pemimpin

dalam mengambil keputusan untuk merevisi

semua peraturan yang menghambat investorTerobosan kebijakan yang dilakukan kepaladaerah acapkalt membuahkan hasil positif bagi

daerah berupa best practices Terobosan

kebijakan atatJ regulasi daerah bisa jadi

menciptakan kepastian hukum keamanan dan

mengeliminasi pungutan liar yang acapkaltdikeluhkan para investor Di level nasional

kebijakan investasi guna mengatasi kelesuan

investasi merupakan terobosan positif dan

menjanjikan Di level lokal pimpinan daerah

diharapkan dapat mendukunghya dengan

penerapan peraturan daerah yang probisnissehingga aktivitas dunia usaha tidak terhambat

Temuan lapangan di delapan daerah

penelitian menunjukkan upava pemerintah pusat

dan daerah dalam memperbaiki iklim investasi

Meskipun demikian tak jarang pemerintah pusattampak kurang konsisten pula dengan UU danPP yang dike luarkannya Sementara itu pemdajuga acapkali menciptakan peraturan daerah

39

Tabel 1 Pelayanan Terpadu di Beberapa Daerah

Sumber Diolah dari data primer dan sekunder penelitian lapangan di Jatim Bali Kaltim dan Sumbar 2007

perda yang justru tidak probisnis clan bahkanmengancam aktivitas investasi Masalahnya

karena daerah daerah berupaya mencari atau

mengais ngais tambahan pendapatan daerah

meskipun dengan cara yang bertentangan denganperaturan yang berlaku Celakanya banyak yangtidak mengetahui karena ketidakjelasan peraturan

di atasnya

Sebagaimana disebutkan di atas masalah

perda juga dinilai ikut tnenghatnbat pasangsurutnya investasi Delapan daerah yang diteliti

W

menunjukkan hal itu Sebagian perda yangberkaitan dengan perizinan cenderung membebanirakyat Semangat untuk memperbesar

Pendapatan Ash Daerah PAD telah membuat

peraturan yang dikeluarkan pemprov clanpemkab pemkot bertentangan dengan peraturan

di atasnya Sebagai contoh perda tentang pajakclan retribusi yang dikeluarkan daerah daerahberpengaruh negatif terhadap pertumbuhanekonomi karena menurunkan minat investasi

Dengan kata lain perda clan investasi tidak

Jawa Timur B a I i Kalimantan Timur Sumatera Barat

Sidoarjo Surabaya Gianyar Denpasar Tarakan Samarinda Padang Payakumbuh

Jenis Dinas Unit Kantor Unit Gedung Unit Unit

Perizinan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Gabungan Pelayanan Pelayanan

dan Terpadu Terpadu Terpadu Dinas Terpadu Umum Sistem

Penanaman UPT Bidang UPT Kembar U PT Satu Pintu

Modal Perizinan Non

pelayanan Perizinan can

satu pintu Pelayanan

yang prima Pengaduan

Persyaratan Jelas clanJelas clan

Jelas dan Jelas danTeriampir di Terlampir

informatif diinformatif di

informatif informatifbuku dan dalam buku

OD clanbrosur

di buku clan di buku clanbrosur peraturan

brosur brosur brosur

Waktu 1 15 hari

perizinan3 14 had

sejak3 40 hari Hitunganjam

7 15 hari

persyaratan kerja

ter enuhi

Biaya Persentase Persentase

Rp100 000 Tergantung 0 5 1 5 0 6 10Maks Rp

Rp500 000ukuran Nominal Nominal

300 000bangunan max Rp maks Rp

1 000 000 5 000 000

Tanda Sesuai Sesuai per Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

terima permohonan mohonan permohonan permohonan permohonan permohonan permohonan

Pengharga Best ofthe Piagam

an clan Best e Penghargaa

sertifikat Government n dari Dirjen

ISO 2003 Pemerintaha

Acknowledg n Umum

e dari 2003

ISO 9001 General Menteri PAN

ASEAN 2004

2005

Kota Terbaik

Otonomi

Award

2005

Survei Dilakukan Melalui radio Dilakukan

kepuasan secara setiap hari secara

konsumen reguler Rabu jam reguler

melalui 12 00 dengan

penyebaran kuesioner dan

kuesioner siaran radio

FGD dan

indept

inteview

Mekanisme Sudah Melalui radio Dilakukan Pengaduan

komplain dilembaga setiap hari secara langsungatas kan Rabu jam regular setiap saatpenyim lembaga 12 00 dengan ke walikota

pangan komplain kuesioner clan melalui HP

ela anan I siaran radio

Sumber Diolah dari data primer dan sekunder penelitian lapangan di Jatim Bali Kaltim dan Sumbar 2007

perda yang justru tidak probisnis clan bahkanmengancam aktivitas investasi Masalahnya

karena daerah daerah berupaya mencari atau

mengais ngais tambahan pendapatan daerah

meskipun dengan cara yang bertentangan denganperaturan yang berlaku Celakanya banyak yangtidak mengetahui karena ketidakjelasan peraturan

di atasnya

Sebagaimana disebutkan di atas masalah

perda juga dinilai ikut tnenghatnbat pasangsurutnya investasi Delapan daerah yang diteliti

W

menunjukkan hal itu Sebagian perda yangberkaitan dengan perizinan cenderung membebanirakyat Semangat untuk memperbesar

Pendapatan Ash Daerah PAD telah membuat

peraturan yang dikeluarkan pemprov clanpemkab pemkot bertentangan dengan peraturan

di atasnya Sebagai contoh perda tentang pajakclan retribusi yang dikeluarkan daerah daerahberpengaruh negatif terhadap pertumbuhanekonomi karena menurunkan minat investasi

Dengan kata lain perda clan investasi tidak

berkorelasi positif Dampaknya sangat negatif

karena tidak membuat dunia usaha menjadi

kondusif

Dar perspektif investor rumitnya perizinan

investasi di Indonesia dinilai sebagai penghambat

utama Ketika dipersoalkan Pusat dan Daerah

saling lempar tanggung jawab Sementara itutarik menarik kepentingan dan kewenangan untuk

menguasa sumber sumber pendapatan sulit

dihindarkan Namun persoalan penting sepertpemberian pelayanan terbaik kepada investor

penciptaan rasa aman dan penyediaan

infrastruktur kurang mendapat perhatianOleh karena itu peluang untuk menata

kelembagaan yang lebih jelas sangat diperlukanagar fungs kelembagaan lebih berguna dalam

menarik investasi Melalui UU Penanarnan Modal

yang disahkan pemerintah 2007 nasib investasidiharapkan akan lebih pasti UU ini juga

menganut prinsip persamaan dalam pelayananterhadap semua investor Investor wajib dilayanisecara efisien oleh birokrasi diberikan pelayanan

standar dan fasilitas yang baik Pemberianfasilitas in penting mengingat Indonesia harusbersaing dengan negara negara lain balk ditingkat regional maupun global

Dari Local Bureaucratic Authoritarian ke

Local Bureaucratic Pluralism

Pergeseran dari sentralisasi ke desentralisasi

memberikan pengaruh yang relatif signifikan bagiperkembangan politik lokal Sulit dibantah telah

terjadi kebangkitan politik lokal dengan

berkembangnya jumlah aktor yang ikut berperandalam menentukan kebijakan publik baik di level

pusat maupun daerah Tak sedikit pakar asing

tentang Indonesia yang mencatat bahwa dalambeberapa hal pernerintah pusat telah kehilangan

kekuasaannya karena tekanan berbagai kekuatan

sosial balk dari dalam maupun luar negeri Pada

saat yang sama aktor aktor politik lokalmemperkuat posisinya

Fenomena tersebut memperkuat argumen

bahwa politik Indonesia saat ini dapat dipaharni

dalam kor dor bureaucratic pluralism yangdicirikan oleh peranan dan pengaruh besar

kekuatan nonbirokrasi atau kekuatan sosial

societal forces dalam proses pembuatan

keputusan Sistem ini disebut bureaucratic

pluralism karena pergantian rezim merupakan

hasil pengelolaan kekuasaan yang diputuskanmelalui kompetisi dalam pemilu pilkada Sistem

multiparta exist dan pemilu pilkada dilaksanakan

secara independen Lebih dari itu pluralisme

birokrasi hldonesia cenderung merealisasikan

bentuk demokrasi yang partisipatoris di manapartai politik mampu mengontrol birokrasi dan

memengaruh kebijakan kebijakan publik yangdibuat oleh eksekutif Selama era transisi atau

desentralisasi kelompok kepentingan parta

politik dan kekuatan sosial secara konsisten

mampu memengaruhi kebijakan penting yangmenentukan kebijakan publik

Secara umum dapat dikatakan bahwa

birokras di era transisi cenderung menciptakan

birokras yang plural yang ditanda dengan sistempolitik yang makin plural pula dan terbukaterhadap pengaruh kekuatan sos al societalforces dalam masyarakat Salah satu indikator

penting ciri pluralisme birokrasi adalah tidak satupun kebijakan publik yang ditetapkan pemerintahpusat ataupun daerah yang tidak mendapatkansorotan atau kritikan masyarakat Meskipun tidak

semua keberatan publik dapat menggagalkan

kebijakan pemerintah pusat daerah atau sebagian

kebijakan tu mengalami penundaan karena

resistensi yang besar dari masyarakat Hal initentunya tidak pernah terjadi di era Orde Baru

Pengalaman di Jawa Timur Bali

Kalimantan Timur dan Sumatera Barat

menunjukkan bahwa daerah daerah tersebut

cenderung mempraktikkan model pluralisme

birokrasi dengan kadar yang berbeda dari satudaerah ke daerah lain Jawa Timur dengan

semangat arek nya memberikan pengaruh positif

terhadap berkembang dan berperannya kekuatansosial dalam masyarakat Hampir semua daerah

di Jawa Timur berhasil melakukan peran yangsignifikan Demikian juga dengan kota Surabaya

dan kabupaten Sidoarjo Kedua daerah tersebut

tergolong dalam daerah yang memiliki LSMaktivis pers intelektual dan mahasiswa yang

cukup vokal dan senantiasa mengkritisi kinerjapemerintah daerah Hubungan antara local state

dan society relatif berimbang Local state tidakmendominasi dan relatif mau mendengar aspirasi

dan kepentingan society Sementara itu erapemilihan langsung sekarang in memberikanpeluang kepada masyarakat untuk ikut berperanserta dalam proses pembuatan kebijakan publik

Sementara itu di Bali Kalimantan Timur

dan Sumatera Barat relatif tidak memiliki

perbedaan yang mencolok dalam hal peran dankekuatan sosial dalam memengaruhi kebijakanpublik Meskipun peran mereka tidak sevokal

41

atau sesignifikan kekuatan sosial di Jawa Timur

namun secara perlahan posisi dan peran kekuatan

sosial di ketiga daerah tersebut inula diperlukan

untuk mengimbangi local state Hubungan antara

local state dan society secara perlahan mula cairKekuatan sosial mulai memberikan pengaruh dan

mendapatkan tempat dalam dinarnika politik lokal

meskipun tidak dalam bentuk yang komplit Kedepan hal tersebut cukup menjanjikan karenaakan berdampak positif terhadap realisasipluralisme birokrasi pada kllususnya dan

reformasi birokrasi pada umumnya

Saat ini gerakan nasional reformasi dannetralitas birokrasi telah menjadi suatu hal yangniscaya guna menerobos kebekuan birokrasi

Gaungnya sangat diperlukan bagi Indonesia

khususnya daerah agar segera bangkit dan

membenahi masalah yang dihadapi birokrasilokal terutama dalam mendukung daya saingekonomi daerah

Model Birokrasi Profesional dan Netral

untuk Mendukung Daya Saing EkonomiDaerah

Model birokrasi profesional dan netral

ditandai dengan penataan birokrasi yang

mendukung secara luas terciptanya ruangpartisipasi publik pemberdayaan dan

peningkatan kreativitas masyarakat Dengan kata

lain model birokrasi tersebut adalah yangkompetitif di dalam dan antarbagiannya karena

ada institusi pesaing participant autonomousoutsourcing pemberdayaan publik

demokratisasi membuat inisiatif dan peringatan

dini untuk publik standar pelayanan publik yangprofesional transparan dalam hal biaya dan

waktu public accountability merit systempengangkatan berdasarkan keahlian

pengawasan kolektif obyektif kompetisi

institusi dalam memberikan pelayanan publik dan

netral secara politik

Reformasi birokrasi bisa dilakukan baik

secara internal maupun eksternal Faktor faktor

internal meliputi reorientasi kekuasaan yangprorakyat memiliki komitmen mampu

menciptakan new image rasionalisasi

peningkatan kualitas SDM dan payung hukum

yang jelas tegas serta mengikat Sebaliknyafaktor faktor eksternal meliputi komitmen atas

keteladanan elit dan pengawasan oleh rakyat

Dengan kata lain pemerintah perlu mendesain

regulasi birokrasi yang komprehensif dengan

42

mencabut merevisi menyinkronkan dan

menyusun regulasi baru

Di era multipartai sekarang ini birokrasidaerah harus netral dari politik berpihak pada

kepentingan masyarakat dan melindungi

kepentingan ekonomi lokal Pemerintah daerah

perlu mengapresiasi pelaku dunia usaha dengan

cara mendorong pengusaha untuk berkompetisimembangun daerahnya Diperlukan pemerintahan

daerah yang adil dalam membuat kebijakanberkaitan dengan dunia usaha Bahkan

pemerintah daerah juga perlu melakukan

perbandingan dengan negara negara lain yangberhasil meningkatkan daya saingnya China

misalnya merupakan negara yang telahmemberikan kemudahan bagi pengusaha di awal

usahanya Sebal knya Indonesia justru

mempersulit langkah awal pengusaha dalam

melakukan aktivitas usahanya Lebih dari itu

pengendalian dan pengawasan juga tidak

dilakukan pemerintah dengan baik

Potensi investasi tidak hanya terdapat di satu

daerah tetap juga hampir di setiap provinsi ataukabupaten dan kota Penyebaran kekayaan alam

yang relatif merata mensyaratkan setiap daerahharus saling bersaing menjaring investor Dengankata lain perlu diciptakan berbagai kemudahan

agar investor bersedia menanamkan modalnya

Pemerintah daerah perlu melakukan langkah

penting seperti pendataan potensi investasi yangakurat dan komprehensif Data yang disuguhkanuntuk publik khususnya kepada investor

seharusnya merupakan data yang senantiasadiperbarui up date Strategi jitu yang perludilakukan pemda saat ini adalah melakukan aksi

promosi dan penjaringan investasi yang lebihterfokus

Era desentralisasi belum mampu mengatasi

pengangguran dan kemiskinan yang jumlahnyasemakin besar Untuk itu diperlukan peningkatan

pembangunan daerah yang didukung investasiswasta Kebijakan pelayanan satu pintu yang

menjamin informasi dan biaya yang transparanmenjadi kebutuhan mendesak daerah untuk

mendukung aktivitas dunia usaha Ketika potensidaerah bukan merupakan satu satunya faktor

penarik investor kual tas pelayanan melalu

pelayanan satu atap dan satu pintu OSS menjadidaya tarik tersendiri bag pelaku usaha

Ke depan perlu ada transparansi antara

pemerintah pusat dan daerah dalam menata

investasi Hal ini diperlukan supaya tidak ada rasa

saling menyalahkan dan membenarkan baik oleh

pemerintah pusat maupun daerah Selain harus

mampu meyakinkan investor tentang potensi yangdimiliki daerah pemerintah juga harus mampu

membangun kepercayaan investor tentangprospek penanaman modalnya di daerah

Untuk mereformasi birokrasi perlu dibentuk

Civil Service Commission CSC Hal ini pentingkarena lembaga tersebut memiliki ciri ciri yangmeliputi independence selection merit dan

unification Pembentukan CSC ini juga diatur

dalam pasal 13 3 UU No 43 1999 tentangPokok Pokok Kepegawaian dengan tugas a

merumuskan kebijakan umum kepegawaian b

merumuskan kebijakan penggajian dan

kesejahteraan PNS dan c memberikan

pertimbangan dalam pengangkatan pemindahan

dan pemberhentian dalam dan dari jabatan

struktural tertentu yang menjadi wewenangpresiden

Anggota tetap CSC diangkat dari PNSsenior dari instansi perguruan tinggi dan staf

senior Badan Kepegawaian Negara BKN

sedangkan anggota tidak tetap diangkat dari PNSsenior dari departemen terkait wakil organisasi

pegawai negeri dan tokoh masyarakat yangmempunyai keahlian CSC dibentuk melalui

keputusan presiden dan bertugas membantu

presiden dalam merumuskan kebijakan dan

pertimbangan tertentu CSC terdiri atas kepala

dan wakil kepala 3 anggota tidak tetap dan 2anggota tetap ketua dan sekretaris Semua

anggota diangkat dan diberhentikan oleh Presiden

dan bersidang sekali dalam setahunKiranya jelas bahwa sudah waktunya

amanat pasal 13 UU No 33 1999 untuk

diwujudkan agar reformasi birokrasi yang riildapat terwujud Tujuannya agar ada pemisahan

yang tegas antara institusi yang tnerutnuskanmengawasi dan yang melaksanakan Tidakseperti sekarang ini di mana semua tugas dantanggung jawab seolah olah dipusatkan di kantorKementrian Pendayagunaan Aparatur Negara

Untuk jangka menengah pembentukan CSC

tersebut tidak hanya menjadi solusi reformasi

birokrasi melainkan juga menjadi mekanisme

penting untuk menata kembali keberadaan kantorMenPAN BKN dan LAN Di era efisiensi

s Penataan kembali ketiga institusi itu bisa jadi dilakukan dengan

mengubah nama kantornya misalnya menjadi Kantor Kementerian

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik

Penamaan ini menjadi penting untuk memberikan pengaruh positifterhadap PNS birokrat sebagai aparat pemerintah

sekarang ini mempertahankan eksisnya suatuinstitusi tanpa mempertimbangkan secara

sungguh sungguh peran fungsi kompetensi dan

kewenangan executingpower yang dimilikinyaakan berakibat buruk pada institusi itu sendiri

Hal yang sulit pula dielakkan adalah memperbaikikerusakan moral aparat PNS birokrat yangterlanjur sudah akut

Kerusakan moral itu juga dipicu oleh

ketiadaan payung hukum yang mengatur etikapemerintahan Krisis legitimasi pemerintahan

muncul akibat adanya kevakuman etika Oleh

karena itu bisa dipahami bila pemerintah tak

mampu membangun konsensus konsensus etik

secara konsisten sebagaimana terjadi di Amerika

Serikat bill of government ethics Absennya

peraturan atau UU semacam bill ofgovernmentethics tersebut telah menyuburkan KKN dan

menghasilkan pemerintahan yang tidak efektifdanefisien Bahkan good governance semakin sulit

diwujudkan di negeri ini

Untuk jangka pendek yang harusdilaksanakan kepala daerah adalah membuat

terobosan terobosan kebijakan yang inovatif dankondusif Sambil menunggu ditetapkannya UU

Pelayanan Publik dan UU Administrasi

Pemerintahan daerah daerah bisa melakukan

gebrakan gebrakan yang signifikan bagi daerahmereka Untuk mendobrak kelesuan daya saingekonomi daerah mereka perlu membuat

kebijakan daerah atau perda yang memberi rasaaman dan nyaman pada dunia usaha Perlu juga

digarisbawalli bahwa untuk 2 3 tahun ke depan

fokus yang perlu digarap secara serius adalahpelayanan publik dengan penekanan pada kualitas

pelayanan service quality

Seiring dengan itu pemerintah pusatsemestinya ikut mendukung dan bersikap lebilitegas dalatn menerapkan reward andpunishment

kepada para birokrat baik yang berprestasimaupun yang melakukan penyelewengan dantidak melaksanakan tugas dan kewajibannya

dengan baik Selain itu setiap institusi terkaitseperti kantor MenPAN BKN LAN diwajibkan

untuk melaksanakan programnya dengan sistem

target Hal ini dimaksudkan agar institusi yang

berkenaan langsung dengan reformasi birokrasibisa melaksanakan tugasnya secara serius

43

Penutup dan Rekomendasi

Pada dasarnya kebijakan desentralisasi dan

reformasi birokrasi memiliki kaitan yang eratdalam meningkatkan perekonomian daerah

Dengan kata lain keberhasilan realisasi

desentralisasi dan otonomi daerah mensyaratkan

adanya pembenahan birokrasi Hal ini meliputi

pula perbaikan kualitas PNS sebagai pelaksana

pembangunan daerah Oleh karena itu sebagai

pelayan publik PNS dituntut untuk memberikan

pelayanan yang prima

Temuan lapangan di empat provinsi yangditeliti menunjukkan bahwa pemerintah daerah

kurang memperhatikan standar minimumpelayanan publik Secara umum kualitas

pelayanan publik masih buruk Sebanyak 45 50

persen narasumber lokal mengatakan bahwa

pelayanan publik tidak mengalami banyak

perubahan dan sekitar 70 narasumber

mengungkapkan bahwa sistem perizinan di

daerah belum transparan

Oleh karena itu masalah pelayanan publik

menjadi sangat krusial khususnya berkaitan

dengan perbaikan sistem perizinan yang dapatmendukung aktivitas dunia usaha b Masalah inibahkan sangat relevan melihat lemahnya daya

saing ekonomi daerah sekarang ini Idealnya eradesentralisasi dan otonomi daerah memberikan

dampak positif terhadap daya saing ekonomiPemprov dan pemkab pemkot diharapkan dapat

membuat gebrakan kebijakan yang bisatnemajukan daerahnya Masalahnya kebanyakan

ntereka terbentur pada political commitment dan

konsistensi daerah untuk selalu merealisasikan

kebijakan dan programnya secara

berkesinambungan

Yang diperlukan daerah ke depan adalahperbaikan sistem dan peningkatan peran

leadership pimpinan daerah dalam memajukanperekonomian melalui investasi Hal tersebut

dipandang penting karena petnerintah pusat takbisa diharapkan berbuat banyak dalam

mendukung kemajuan daerah Apalagi dewasa inipemerintah pusat masih didera oleh banyaknya

permasalahan yang harus dipecahkan baik ditingkat nasional maupun internasional Dalam

kondisi seperti ini tak ada pilihan bagi daerah

Faktor negatif Mini usaha meliputi pajak dan retribusi pungutan

liar minimnya infrastruktur hambatan nontariff dan kurangnyakeamanan

44

selain harus mengatasi permasalahannya sendiri

balk melalui kerja satna antardaerah maupun

dengan membentuk hubungan yang bersinergidengan stakeholders lokal

Ada beberapa agenda ke depan yang perludjprioritaskan dalam pelayanan terpadu di daerah

Pertama perlunya konsistensi kebijakan atau

peraturan dan penegakannya sehingga tercipta

iklim yang kondusif bagi realisasi kebijakan atauperaturan tersebut Kedua penyediaan

infrastruktur dasar seperti jalan jembatan

pelabuhan air telepon dan listrik Dalam hal ini

pemerintah daerah bisa bersinergi dengan

pemerintah pusat dan swasta Ketiga

peningkatan kualitas pelayanan birokrasi agar

tercipta birokrasi yang profesional dan efisienDalarn kaitan ini diperlukan penyusunan kriteria

khusus dalam rekrutmen pegawai baru atau

pelatihan ulang pegawai lama dengan menerapkanasas meritokrasi berdasarkan kompetensi

Keberhasilan daerah seperti Gorontalo dalam hal

public services reform disebabkan oleh ketegasan

daerah dalam melakukan rasionalisasi pegawai

dan ketegasan penegakan sistem pelayanan yangditetapkan

Keempat penggunaan modul modul khusus

promosi potensi daerah bagi kalangan investor

dengan cara menonjolkan keunggulan komparatif

daerah misalnya melalui website VCD dan

penggunaan teknologi multimedia Kelima

perlunya manajemen pelayanan publik satu atap

one stop services baik per daerah per bidangmaupun per kawasan pembangunan seperti

Kawasan Pengembangan Ekonotni Terpadu

KAPET Keenam pembentukan pusat pusat

latihan studi sampai analisis mengenai pelayanan

publik yang mempertimbangkan local valueslocal wisdom dan local genius baik di tingkat

universitas civil society maupun rubrik rubrik

khusus media massa lokal Ketujuh pembuatan

sistem data base pelayanan publik yang mudahdiakses baik dari segi sumber daya manusia

anggaran maupun jangka waktu pelayanan

Kedelapan pembuatan akta pelayanan publik di

kantor kantor pemerintah Kesenzbilan

merumuskan dan menetapkan visi pelayanan

publik 10 atau 20 tahun

Daftar Kepustakaan

Dwiyanto Agus 2004 Administrative Reforms

What should be done How The case of

Indonesia Jakarta Makalah dalam

seminar

Kettle Donald F 2005 The Global Puhlic

Management Revolution A Report on the

Transference of Governance WashingtonDC Brookings Institution Press

Thoha Miftah 2004 Birokrasi dan Politik di

Indonesia Jakarta Rajawali Pers

Zeithaml Valerie Parasuraman A Berry LeonardL 1990 Delivering Quality ServiceBalancing Customer Perception andExpectation New York The Free Press

Makka A Makmur Ed 2006 Reformasi

Birokrasi Jakarta The Habibie Center

Zuhro R Siti dkk 2007 Profesionalitas dan

Netralitas Birokrasi Meinju Daya SaingEkonomi Daerah Stud di Empal Provinsi

Jakarta The Habibie Center dan Hanns

Seidel Foundation

45

Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri

Oleh

Sarah Nw aini Siregur

Abstract

The reform of the Indonesian Police Institution Polri was one of the Indonesian reformasi deniand thatbegan in 1998 This aspect was the reason behind the emergence of nnanv policies related with efforts to reformPolri in structural instrumental and cultural aspects These efforts were part of internal refornn of Polri andadmittedly it showed that there has been significant changes in Polri in terms ofits organisation system Howeverthese efforts have not been able to create maximum results due to some constraints not only from internal Polribut also from government regulation assumed to be normative As a consequence there were still barriers for

Polri to fulfill the reformasi demand and to act in proportional and professional way

Latar Belakang

Salah satu tuntutan reformasi di Indonesia

yang dimulai pada tahun 1998 adalah refo masidi bidang pertahanan dan keamanan Dalam aspekini selain reformasi TNI reformasi Polri juga

menjadi agenda utama refromasi agar dapat

segera dilaksanakan Tuntutan ini bertujuan agar

institusi institusi keamanan di Indonesia TNI dan

Polri dapat berfungsi secara profesional

bermartabat dan sesuai dengan kebutuhan

negara Dari sinilah mulai dilakukan

pembenahan pembenahan yang menuju pada arah

reformasi baik oleh TNI maupun Polri

Seiring dengan pelaksanaan reformasi Polriperkembangan lainnya nenunjukkan bahwa

persoalan keamanan dalam negeri juga menjadi

sorotan penting di banyak negara termasukIndonesia Hal ini terkait dengan asumsi bahwa

keamanan dalam negeri merupakan salah satu

indikator dari kemajuan suatu negara Ini menjadi

aspek yang harus diperhatikan oleh banyak pihakApalagi tantangan globalisasi yang se nakinberkembang juga diikuti dengan tantanganpermasalahan kejahatan seperti organized crime

religious fanaticism korupsi dan sebagainya

Oleh karena itu keamanan dalam negeri akan

berdampak krusial apabila tidak dapat berjalan

secara optimal Di sinilah refor nasi Polri bukan

hanya sekedar n elakukan perubahan tetapi juga

harus dapat mengarahkan reformasi tersebut pada

kebutuhan mendasar keamanan dalam negeri diIndonesia dalam rangka menghadapi

permasalahan kejahatan di atas

Selain itu keamanan dalam negeri saat ini

juga terkait dengan banyak faktor terutama faktor

perkembangan teknologi Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi memiliki konsekuensi

logis bagi tumbuh dan berkembangnya

permasalahan kehidupan sosial yang semakinkompleks Aspek negatif dari perkembangan iptek

tersebut adalah terjadinya peningkatan kualitas

kejahatan dan pelanggaran dan ini berhubungan

langsung dengan pekerjaan kepolisian Kejahatankonvensional semakin tinggi dan munculnya

modus operandi baru dengan memanfaatkan

kecanggihan teknologi Hal ini membuktikan

bahwa kejahatan dan pelanggaran telah semakin

terorganisir dengan solidaritas sosial yang besardi antara anggota kelompoknya terutama dalam

upaya saling melindungi dan mengamankanmasing nasing kelompoknya

Oleh karena itu reformasi kepolisian di

Indonesia saat ini tidak hanya dilihat dari

perspektiftuntutan atau amanat reformasi tahun

1998 serta sekedar nelakukan perubahan

institusional peran dan wewenang kepolisianReformasi Polri menjadi kebutuhan yangmendesak karena faktor keamanan merupakan

bagian integral dari tujuan nasional yaitu

kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Oleh

karena itu maka reformasi dalam tubuh Polri

Penulis adalah peneliti bidang Perkembangan Politik Nasionalpada Pusat Penclitian Politik LIPI Jakarta

Irjen Pol Basyir A Bannawi Kebijakan Keamanan Sebagai

Penopang Terlaksananya Pemilu 2004 dalam Stanley Edtieamanan Demokrasi Ian Pemilu 2004 Jakarta Proptaria

2004 hhn 71

AFM

terkait dengan perubahan tiga elemen yakni

elemen struktural instrumental dan kultural

sebagai Jung tombak keamanan dalatn negeri

Dinamika Polri di Masa Orde Lama dan

Orde Baru

Kepolisian Republik Indonesia lahir sebagai

bagian dari institusi pemerintah pada tanggal 1

Juli 1946 Pada masa tersebut fungsi kepolisian

belum terfokus pada masalah ketertiban

masyarakat karena kondisi negara saat itu belutn

stabil pascakemerdekaan Tugas Polri lebih

banyak melakukan penanggulangan

penyelundupan atau penggelapan yang terkaitdengan perkembangan ekonomi rakyat 4

Namun demikian di masa ini sebenarnya

sudah mulai terlihat pergulatan kepolisian pada

tingkat parlemen clan kabinet pemerintahan

Misalnya di tingkat parlemen Polri meminta

jumlah wakil yang sama dengan militer TNIdengan asumsi bahwa kepolisian juga berperan

dalam menghadapi tekanan pemberontakan dan

ancaman imperialisme Pergulatan di tingkat

kabinet juga terlihat ketika Menteri Kehakiman

saat itu menolak untuk mengikutsertakan

kepolisian di dalam organisasinya s Pergulatan

tersebut ditambah dengan instabilitas situasi

politik pada masa itu menclorong para pemikirkepolisian menganjurkan agar kedudukan Polri

langsung berada di bawah Presiden Kedudukantersebut bukan berarti tnenjadi akhir dari

penyelesaian akibat situasi di atas melainkan

justru sebagai titik awal agar kepolisian terus

mengkaji Undang unclang Kepolisian termasukmelakukan pembenahan pembenahan organisasi

Tetapi sayangnya keberaclaan kepolisian justru

dilebur dalam satu organisasi militer oleh

pemerintah melalui UU No 13 Tahun 1961 Dari

sinilah Polri menjadi bagian dari militer ABRI

Ketika masuk masa Orde Baru Orba

kedudukan Polri masih tetap digabung dalatninstitusi tunggal yakni Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia ABRI dengan berlandaskan

pada UU di atas Pengintegrasian ini

menyebabkan peran dan fungsi Polri menjadi

tidak maksimal karena berbagai persoalan

keamanan dalam negeri diselesaikan oleh ABRI

Polisi Sipil Profesional dalam IDSPS AJI dan FES NewsletterEdisi VIUIO 2008 hlm I

Muh Nasir Konf7ik Presiden versus Polri di Era Transisi

Demokrasi Jakarta Pusat Studi Madani Institute 2004 hlm 40

Ibrd hIm 41

48

Hal ini menyebabkan prioritas untuk melakukan

pembenahan Polri menjadi terpecah clan terbagi

oleh berbagai kepentingan b Persoalan lain juga

bertambah ketikaABRI juga terkait dengan peran

sosial politik melalui konsepsi DwifungsiABRI

sehingga peran militer menjadi dominan

Peran sosial politikABRI yang dominan dankeduclukan Polri yang menjadi satu dalamnaungan institusi ABRI menyebabkan kepolisian

tidak dapat bergerak bahkan berbuat banyak

terhadap oknum ABRI yang melakukanpelanggaran hukum Beberapa tinclakan

kekerasan militer yang dilakukan oleh ABRIterhadap masyarakat dengan alasan atas namanegara dan melegalkan kekerasan menjadi tidak

tersentuh oleh hukum yang semestinya menjadifungsi kepolisian saat itu Tidak ada perbedaan

fungsi yang jelas di lapangan antara kepolisiandan ABRI Selain itu dampak kultur militeristik

juga tertanam dalam kepolisian khususnya di

tingkat para anggotanya sehingga kultur

keduanya baik kepolisian maupun ABRI tidak

dapat dibedakan yakni militeristik yang saratdengan kekerasan terhadap tnasyarakat

Kondisi di atas mendorong beberapa ahlikepolisian termasuk mantan Kapolri Jenderal

Awaluddin Djamin untuk segera melakukan

pembenahan organisasi mengingat betapa

banyak tugas dan fungsi Polri yang tidak beresdi lapangan Pernyataan beliau bahwa uniform

kepolisian sangat terlihat seperti army lookmemperlihatkan fenomena kepolisian yang tidaksewajarnya Oleh karena itu Awaluddin Djamin

menyatakan perlu dilakukan pembenahan

kepolisian agar sesuai dengan fungsi dan tugas

kepolisian yang sebenarnya Dari aspek initerlihat bahwa kebutuhan untuk melakukan

perubahan di dalam kepolisian sudah mulai

tnuncul di masa tersebut

Kebijakan Pengaturan Institusi

Kepolisian di Indonesia Pasca Orde Baru

Sebeltnn mengkaji berbagai regulasi yangmengatur kepolisian di Indonesia pascaOrba

perlu dilihat kembali pengertian dari polisi itu

sendiri Ini untuk memberikan gambaran normatif

secara singkat tentang makna clan arti dari konseppolisi baik dari segi operasional tugas kepolisian

maupun fungsinya secara institusional

Ibid hlm 42

Ibid hlm 43

Secara definitif polls adalah lembaga

negara yang melakukan operasi di bawah otoritasnasional atau idealnya di bawah kendali otoritas

sipil politik negara tersebut Secara umum

polisi merupakan perwakilan negara yang paling

jelas terlihat dalam masyarakat Oleh karena itu

terdapat berbagai macam badan kepolisian yangdapat berbeda beda di tiap negara Karakteristikinstitusi sebuah kepolisian akan selalu tergantungpada negara clan penduduknya Mereka akan

selalu mencerminkan bangsa atau wilayah

dalam budaya politiknya sejarah perkembangan

masyarakat serta perekonomian negara tersebut

Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa karakter

polisi di sebuah negara akan selalu tergantungdari sejarah perkembangan institusi polisi itu

sendiri termasuk kepolisian di Indonesia

Polisi dan masyarakat juga merupakan dua

subyek sekaligus obyek yang tidak terpisahkansatu dengan lainnya Polisi lahir karena adanya

kebutuhan masyarakat guna menjaga ketertiban

keamanan clan ketentraman masyarakat sendiri

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Charles

Reith bahwa dalam kehidupan bennasyarakat

setelah kebutuhan pertama akan adanya

peraturan maka akan twnbuh kebutuhan kedua

yaitu dibentuknya institusi yang mengawasi danmenjamin tegaknya hukum dalam rangka

mewujudkan ketertiban clan keamanan umwn

sehingga menjamin kelangsungan lestarinya

masyarakat baik secara individu maupun

kelompok

Karakter institusi kepolisian suatu negara

juga ditentukan dari perilaku dan sikap paraanggotanya inulai dari tingkatan prajurit

tamtama bintara maupun perwira polisi Apabila

karakter tersebut mencerminkan citra yangpositif Inaka dapat dipastikan bahwa kinerja

institusi kepolisian tersebut juga balk Hal yangsama juga berlaku sebali knya jika citra yangterbangun di mata publik negatif maka ada

persoalan dengan kinerjanya yang biasanya jugacenderung negatif Dengan demikian dalamkonteks ini anggota atau petugas kepolisian di

semua tingkatan memiliki kewajiban untuk

berperilaku profesional sesuai dengan t mtutan

organisasi clan kebutuhan negara

Anneke Osse Afemahanu Peniolisian Jakarta Rinam Antartnka CV

2007 him 43

Charles Reith dalam karyanya The Blind Eye of History dalamIrjen Poi Purn Prof Koesparmono Irsan S I K S H M M M B A

Polri Mandnrn dan Budayanya dalam Al Araf Anton Aliabbas

Ed TNI Pori di Afaso Perubahan Pohok Bandung ITB 2007him xxix

zciain kewa n petugas kepolisian juga

memiliki hak hak yang selayaknya patutdihormati oleh selnua pihak Hak hak petugaskepolisian secara umum clan berlaku di hampirseluruh negara adalah 10

1 Hak dalam bertugas hak untuk hidup2 Hak di tempat kerja hak privasi

kebebasan berekspresi bebas dari

diskriminasi

3 Hak Inendapat kondisi kerja yang pantas4 Hak hak dalam proses disipliner Mau

proses pidana

Semua kewaj Than clan hak hak tersebut padadasarnya adalah tanggung jawab negara sebagaipembuat kebijakan regulasi Kebijakan yangdibuat oleh negara peinerintah yang mengaturinstitusi kepolisian semestinya juga

memperhatikan clan mempertimbangkan aspek

kewajiban clan hak kepolisian khususnva di

Indonesia Terkait dengan hal ini maka berikut

beberapa kebijakan pemerintah Indonesia yangmengatur institusi kepolisian Polri khususnya

setelah tahun 1998

Kebijakan yang mengatur institusi Polridimulai pada tahun 1998 dimulai dari

dipisal3kannya Polri secara kelembagaan dari TNI

ABRI pada waktu itu pada bulan April 1999

melalui Instruksi Presiden Inpres No 2 Tahun

1999 tentang Langkah Langkah Kebijakan dalamRangkaPemisahan Polri clan ABRI Kebijakan

berikutnya adalah dikeluarkannya Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat No VI MPR

RI 2000 tentang Pemisahan TNI clan Polri yangdiikuti dengan dikeluarkannya TAP No VII

MPR RI 2000 tentang Peran TNI clan PolriAmanat TAP MPR ini menyebutkan bahwa peran

TNI adalah di bidang pertahanan clan Polri dibidang keamanan Tindak lanjut dari amanat TAPMPR di atas adalah dikeluarkannya UU No 2

Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia clan UU TNI No 34 Tahun 2004

bid him 47

IDSPS Reformasi Kepohsian Republik Indonesia Seri 6 EdisiNo 6 2008 him I

Namun sayangnya walaupun telah ada dua produk UU tersebut

pengaturan teknis yang menerjemahkan filosofi dart pemisahanantara tugas keamanan clan tugas pertahanan tidak segera disusun

oleh pemerintah Hal ini menyebabkan pengaturan tataran

kewenangan clan koordinasi antara Polri dan TNI dalam menangani

masalah keamanan dalam negeri kerap kalt mengalami persepstyang berbeda bahkan benturan kepentingan Lihat M Nurhasimpada bagian Pendahuluan dalam Ikrar N B Ed Relasi TA7

dan Polri dalam Penanganan Keamanan Dalain A egeri 2000

2004 Jakarta P21 LIPI 2004 him 4

49

Undang Undang No 2 Tahun 2002 tentangKepolisian Negara Republik Indonesia

menyebutkan bahwa peran utama polisi adalah

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

menegakkan hukum serta memberikan pelayanan

kepada masyarakat Sebagaimana yang diaturdalam UU Kepolisian RI No 2 Tahun 2002 dapatdisimpulkan bahwa fungsi utama kepolisian

meliputi tiga hal yaitu fungsi preemptif preventif

dan represif Fungsi preemptif merupakan tugas

pembinaan masyarakat yang hanya meliputi 205dart tugas pokok Polri Dalam konteks ini dikenal

istilah Community Policing Perpolisian

Masyarakat Fungsi preventif merupakan fungsi

memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

memberikan perlindungan dan mencegah

terjadinya pelanggaran hukum sedangkan fungsi

represif adalah fungsi penyelidikan dan

penyidikan atas sebuah kejahatan

Selanjutnya untuk pengaturan

operasionalisasi fungsi preemptif Polri maka

dikeluarkanlah beberapa regulasi untuk

merealisasikan program Perpolisian Masyarakat

Dasar hukum Perpolisian Masyarakat adalah

UUD 1945 perubahan kedua Bab XII Pasal 30

UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri padaPertimbangan huruf b tentang PemeliharaanKeamanan Dalam Negeri dan Pasal 3 serta Surat

Keputusan SK Kapolri No Pol 737 X 2005

tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan danStrategi Penerapan Model Perpolisian

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas

Polri 14

Regulasi di atas diharapkan agar program

Perpolisian Masyarakat Polmas dapat

diterapkan dalam konteks membangun kemitraan

dengan masyarakat Program ini bertujuan agar

polisi dapat melakukan kemitraan dengan

masyarakat dalam rangka mengurangi kejahatan

dan meningkatkan keamanan Dengan adanya

program ini diharapkan dapat tumbuh kesadaran

dan kepercayaan masyarakat dalam membantu

kepolisian untuk menanggulangi dan

menyelesaikan masalah masalah keamanan

Kebijakan lainnya yang terkait denganupaya reformasi Polri adalah dengan dibentuknya

Komisi Kepolisian Nasional di Indonesia Melalui

Keputusan Presiden Keppres No 50 Tahun

Jend Pol Pum Prof Dr Awaloedin DJamm M P A Kedudukan

Kepolisian RI dalarn Sistem Ketatanegaraan Duht Ktni dan

Esok Jakarta PTIK Press 2007 him 54 55

Relasi Polisi Masyarakat dalam IDSPS AJI dan FES

Newsletter Edisi VIU10 2008 him 2

50

2006 dibentuklah Komisi Kepolisian Nasional

Kompolnas Pembentukan ini merupakan

bagian dari amanat UU No 2 Tahun 2002 dengan

tujuan untuk melakukan pengawasan terhadapkinerja Polri agar sesuai dengan kapasitas fungsi

dan wewenangnya

Selain upaya reformasi fungsi dan

kelembagaan di atas reformasi Polri khususnya

di level Brimob Brigade Mobil juga dilakukan

melalui beberapa kebijakan Reformasi di tubuh

Brimob dianggap perlu dilaksanakan mengingattugas pokoknya adalah menanggulangi gangguan

keamanan dan ketertiban masyarakat

Kamtibmas berkadar tinggi seperti kerusuhan

massa kejahatan terorganisir yang menggunakansenjata api born dan sebagainya Fungsi ini

dianggap sebagai satuan pamungkas Polri yangmemiliki kemampuan spesifik dalam hal

penanggulangan keamanan dalam negeri dengan

daya gerak daya tembak dan daya sergap yangcukup tinggi

Kebijakan kebijakan yang dikeluarkandalam upaya reformasi Brimob antara lain

dengan dikeluarkannya SK Kapolri No Pol

Skep 1320 VIII 1998 pada tanggal 31 Agustus1998 mengenai Buku Petunjuk Lapangan tentangPeningkatan Pelayanan Polri dalam Era

Reformasi SK Kapolri No Pol Kep 53 X 2002tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi danTata Kerja Korps Brimob dan SK Kapolri No

Pol Skep 27 IX 2002 tentang Reformasi BrimobPolri meliputi 15

1 Aspek Struktural

a Kekuatan Brimob tidak terpusat

tetapi lebih terdesentralisasi di

tingkat Polda

b Struktur organisasi tidak harus sama

dengan struktur organisasi militer

2 Aspek Instrumental

a Penyempurnaan piranti lunak yangberlaku di Brimob Polri mengacu

pada paradigma Polri UU Polri dan

ttmtutan masyarakat

b Pengkajian terhadap sistem danmetode oleh lingkungan Brimob

dengan tujuan menjadikan anggota

Brimob Polri sebagai pelayan

masyarakat dan penegak hukum

yang profesional

Muradi Reformasi Brimob Polri Antara Tradisi Militer dan

Kultur Polisi Sipil dalam Beni Sukadis Ed AlmanakReformast

Sektor Iieamanan di Indonesia Jakarta LESPERSSI DCAI

2007 him 7 9

3 Aspek Kultural

a Perlunya perubahan dari perilaku

anggota Brimob Polri yang

militeristik menjadi anggota Brimob

yang berstatus sipilb Menghindari dan menghilangkan

sifat kebanggaan korps yangberlebihan dan arogan dalam

kehidupan sehari hari di masyarakat

maupun saat menjalankan tugas

c Mengimplementasikan penggunaan

program yang komprehensif dantepat dalam rangka membangun

loyalitas setiap personil Brimob Polrikepada misi organisasi bttkan pada

pribadi atau pimpinan

Capaian dan Kendala Upaya Reformasi

Polri

Dari sisi kebijakan capaian regulasi dan

paparan kebijakan di atas yang dikeluarkan untukmengatur institusionalisasi Polri memang sudahdilakukan Namun di lain pihak kebijakan

tersebut masih terkesan belum optimal dan hanya

mengatur di level internal kepolisian saja Padahal

di sisi lain institusi keamanan di suatu negara

pada dasarnya bertanggung jawab atas keamanannegara tersebut baik keamanan dalam negeri

maupun keamanan nasional Dalam konteks

inilah kebijakan yang dikeluarkan seharusnyajuga komprehensif tidak hanya mengatur masing

masing institusi keamanan saja melainkan jugatindakan komprehensif yang mengatur kerja samadan koordinasi dengan institusi lainnya terutama

yang terkait dengan pengelolaan keamanan dalamnegeri Sebagai contoh dalam fungsi perbantuan

kepolisian kepada TNI maka diperlukan aturan

aturan telalis dan operasional yang mengaturkedua institusiini bagaimana pola tugas

perbantuan dan sebagainya

Dengan demikian level kebijakan ini masih

berada pada tahap garis besarnya saja sedangkanpada level operasionalnya masih belum terlihat

Contoh lainnya mengenai masalah yang munculdalam pembuatan kebijakan untuk mengatur

institusi keamanan juga terlihat pada pembahasan

RUU Keamanan Nasional Kamnas Berbagai

silang kepentingan saling beradu dalampembahasan RUU tersebut hingga akhirnya

menjadi deadlock

Hal di atas dapat menjadi tnasalah bagi

penanganan keamanan dalam negeri Indonesia

Beberapa kasus konflik di daerah yang terjadimenunjukkan pengelolaan keamanan yangdilakukan balk oleh Polri maupun TNI masih

terlihat adanya rivalitas di antara keduanya

Rivalitas tersebut berdampak pada konflik yangsifatnya sangat politis dan taktis operasional

Akibat ketidakjelasan pengaturan ini

menyebabkan jumlah korban sipil bertambah

dalam beberapa kasus konflik di daerah

Capaian lainnya yang memperlihatkanupaya reformasi Polri adalah dengan

dilakukannya langkah langkah reformasi internal

Polri Langkah langkah reformasi internal Polri

meliputi aspek struktural instrumental dan

kultural Aspek struktural terdiri atas peruballan

institusional kepolisian dalam ketatanegaraan

organisasi susunan dan kedudukan Aspek

instrumental meliputi filosofi visi misi dan

tujuan di level regulasi kemampuan fungsi dan

perencanaan Aspek kultural terdiri atas doktrin

sistem rekrutmen dan pendidikan serta sistem

operasional Berbagai langkah tersebut yangsudah dilakukan oleh Polri dapat dilihat dalam

tabel di bawah ini

Tabel I memang memperlihatkan beberapaupaya yang sudah dilakukan oleh Polri dalamrangka melakukan reformasi internal iristitusinya

Namun demikian upaya upaya tersebut masih

perlu dikaji lagi secara kritis karena masih

membuka area persoalan di masa mendatangDari aspek struktural misalnya memang

sudah terjadi perubahan strukturalisasi dalam

tubuh Polri Namun demikian dari sisi

mekanisme pertanggungjawaban kedudukan

Polri di bawah Presiden menyebabkan Polri

memosisikan sebagai lembaga yang membuatkebijakan dan operas ionalisasinya sekaligus

Beberapa kalangan mengkhawatirkan aspek ini

karena akan terbuka kesempatan untuk

mempolitisasi fungsi kepolisian itu sendiri Selain

itu muncul anggapan bahwa posisi ini juga

menciptakan persoalan birokrasi yang tidakefektif karena pemenullan segala kebutulian dan

operasional Polri ditanggung oleh pemerintahpusat sehingga birokrasi yang harus dllalUl

Lihat M Nurhasim pada bagian Pendahuluan dalam Ikrar N B

Ed Relasr Tr1 7dan Polrr Op Crt hhn 5 Contoh yang palingnyata dari dampak pemisah masalah pertahanan dan keamanan

tersebut adalah iatrihm a korban iiwa yang sangat besar dalam prosespenanganan konflik di Sampit antara Suku Dayak dengan Madura

51

Tabel 1 Lan kah langkah Reformasi Internal Polri

Aspek Struktural Aspek Instrumental As ek Kultural

1 Perubahan Polri menjadi lembaga 1 Dikeluarkannya TAP MPR No 1 Perubahan doktrin dan

nondepartemen dengan VI dan VII Tahun 2000 tentang pedoman induk dari Doktrin

kedudukan setingkat menteri Pemisahan TNI Polri dan Catur Darma Eka Karma

2 Penempatan Polri sebagai mitra Peran TNI Polri sebagai pedoman induk di

kerja DPR RI dalam urusan 2 Amandemen Pasal 30 UUD masa Orba dan Doktrin

keamanan melalui Komisi III DPR 1945 ayat 2 yang memisahkan Sad Daya Dwi Bhakti

Bidang Hukum peran TNI dan Polri dalam sebagai doktrin

3 Pemisahan Struktur kepegawaian usaha di bidang pertahanan pelaksanaan menjadi

dari manajamen TNI dan keamanan sebagai Doktin Tri Brata sebagai

4 Pembenahan penampilan polisi kekuatan utama dalam upaya doktrin induk dan Doktrin

berseragam tidak berseragam pertahanan dan keamanan Catur Prasetya sebagai

dan peralatan tugas negara yang dilaksanakan pedoman hidup anggota5 Penetapan Polda sebagai induk melalui sistem Hankamrata 2 Perumusan pedoman

penuh kesatuan tidak sentralistik 3 Revisi 300 Petunjuk perilaku polisi dalam

ke Mabes Polri Pelaksanaan Juklak dan melaksanakan tugasnya

6 Penetapan titik pelayanan pada Petunjuk Teknis Juknis Polri yaitu postur Polri yangpengemban diskresi yang diatur 4 Penyusunan Grand Strategy profesional bermoral dan

dalam pasal 18 UU No 2 Tahun 25 tahun Polri yang terdiri atas modern sebagai pelindung2002 Dalam hal ini dalam jangka pendek untuk trust pengayom dan pelayan

melaksanakan tugas dan building jangka menengah masyarakat yangwewenangnya pejabat Polri untuk membangun kemitraan terpercaya dalam

dapat bertindak menurut dan jangka panjang untuk melindungi masyarakat dan

penilaiannya sendiri membangun strive for menegakkan hukum

7 Pelembagaan Komisi Kepolisian excellence 3 Pemberdayaan bintara dan

8 Likuidasi satuan Brimob dalam tamtama Polri dalam upaya

arti mereposisi Brimob Polri community policing Dalamsebagai satuan khusus polisi hal ini polisi tidak lagi

profesional dengan daya tangkal menempatkan diri secara

tinggi yang berbeda fungsinya vertikal tetapi horizontal di

dengan militer dalam mas arakat

Sumber Langkah langkah Reformasi Internal Polri dalam IDSPS AJI dan FES Newsletter Edisi VII 10

2008

menjadi panjang Akan tetapi di lain pihakanggapan tersebut juga perlu dikritisi lebih lanjut

Perlu diingat bahwa kepolisian merupakan

institusi keamanan dan alat negara yang diberikankewenangan kewenangan tertentu yang sifatnyaperlu pengaturan dan kontrol yang kuat secarastruktural dan tersentralisir oleh negara

Pengontrolan tersebut memang berdampak secarabirokratis tetapi hal itu memang menjadikonsekuensi logis dari sebuah pengontrolan dan

pengawasan alat negara yang dapat melakukankekerasan secara legal dalam konteks pengelolaan

keamanan masyarakat

Terkait dengan posisi di atas Polri juga

harus mengkaji secara serius dan kritis karena

akan berpengaruh di masa mendatang Adaanggapan yang muncul bahwa posisi yang idealsemestinya adalah Polri memiliki departemen

tersendiri yang mengatur institusi Polri secaraterarah dan fungsional Selain itu dengan adanya

departemen tersebut intervensi secara politis juga

dapat diminimalisir sehingga tidak akan

52

menganggu konsolidasi internal Polri Akan

tetapi di lain pihak kepemilikan departemen

tersendiri juga bukan merupakan solusi yang tepatbagi pembenahan struktural organisasi dalam

kepolisian Pengalaman di beberapa negara maju

seperti Inggris memperlihatkan bahwa idealnya

Polri bergabung atau menjadi bagian dari satudepartemen tertentu tergantung dari tugas dankebutuhan keamanan masyarakat Apabila tugas

Polri lebih diprioritaskan untuk menangani

persoalan keamanan dalam negeri maka posisi

Polri dapat di bawah Departemen Dalam Negeri

Depdagri Jika prioritasnya lebih banyak terkait

dengan penindakan hukum posisinya dapat

bergabung atau di bawah Departemen Hukum danHAM Aspek aspek inilah yang juga seharusnyadicermati lebih lanjut

Selanjutnya dalam hal kewenangan Polri

juga sebaiknya mempertimbangkan pendelegasian

Ali Usman Saatma Polri Profesional dan Independen dalam

it it u bcrlrpos conl diakses tangga130 Des ember 2008

wewenang ke daerah dalam bentuk desentralisasimanajemen Hal ini bertujuan untuk

mengefektifkan komando manajemen operasional

serta dukungan anggaran dari Poiri sendiri

Dengan adanya desentralisasi manajemen

tersebut maka keberadaan Polri di tingkat Polda

Polwil sampai dengan Polres bisa nendapatkan

anggaran resmi dari APBD setempat Apabila

semua aspek tersebut dapat direalisasikan maka

mekanisme pertanggungjawaban Polri bisa lebih

efektif clan relatif tidak birokratis

Namun sayangnya dalam UU No 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian Negara RI juga tidakmemuat aturan hukum yang secara spesifikmengatur legiti nasi clan mekanisme

pertanggungjawaban polisi secara berkala dan

kelembagaan Pasal 11 ayat 1 dalam UU tersebut

memang menjelaskan tentang pengangkatan danpemberhentian Kapolri yang dilakukan olehPresiden dengan persetujuan DPR Namun

aturan ini tidak mengatur pertanggungjawaban

secara institusional hanya merupakan aturan

tentang pengangkatan clan pemberhentianKapolri 19 Berikutnya pasal 10 dalam UU yangsama juga menyatakan bahwa Kapolri

bertanggung jawab secara hierarkis Konsep inimemiliki kesan bahwa Polri tidak diharapkan

memberikan tanggung jawab institusional padatingkat lokal Oleh karena itu di masa mendatangpemerintah perlu nenciptakan mekanisme

pertanggungjawaban kepolisian secara

institusional clan reguler kepada publik clan

lembaga perwakilan baik pada tingkat nasional

clan lokal 20

Aspek berikutnya yang bisa menjadi kendaladi masa mendatang adalah keberadaanKompolnas itu sendiri Dalam aturan yang

dikeluarkan wewenang Kompolnas antara lain1 Mengu npulkan dan menganalisis data

sebagai bahan pemberian saran kepada

Presiden yang terkait dengan anggaranpengembangan sumber daya manusia

clan pengembangan sarana prasarana

Polri

2 Memberikan saran profesional clan

mandiri clan

ibid

Dr Makmur Keliat Reformasi Kepolisian dalam Al Araf

Anton Aliabbas Ed 7Ni Polri Op Cit hlm 4320 ibid

21 IDSPS Reformasi Op Cit him 4

3 Menerima saran dan keluhan dari

nasyarakat nengenai kinerja kepolisian

dan menyampaikannya kepada Presiden

Namun sayangnya fungsi clan kehadiran

Kompolnas masih terkesan samar di mata

masyarakat Bahkan nasyarakat juga tidak

mengetahui siapa saja pihak yang berwenangyang duduk dalam institusi ini Dengan demikiankeberadaan Kompolnas belum memilki makna

yang berarti di nata masyarakatPadahal di negara lain lembaga komisi

kepolisian nasional merupakan lembaga

pengawas yang memiliki wewenang investigasibahkan penangkapan Sayangnya di Indonesia

Kompolnas masih belum menjadi lembaga

pengawasan yang efektif karena tidak memilikifungsi pengawasan Kompolnas di Indonesia

hanya dapat menan pung keluhan masyarakatyang terkait dengan pelayanan kepolisian danmeneruskan laporan tersebut ke Mabes Polri

tanpa dapat menindaklanjutinya secara

independen

Di sisi lain memang telah tercapai beberapakemajuan internal Polri terutama dart aspek

pengadaan sarana operasional dan pengembangan

jaringan kerja sama dengan negara lain Secara

fisik internal kemajuan berarti yang telahdilakukan oleh Polri adalah peningkatan sarana

dan prasarana institusi ini Sejak tahun 1999

sampai dengan tahun 2004 sarana mobilitas

operasional kepolisian mengalami peningkatan

Misalnya kendaraan umu n kepolisian sebesar

52 5 kendaraan khusus 169 kapal 365

alat gabung 12 5 clan pesawat terbang 189Begitu juga secara eksternal kerja sama antara

Polri dengan pihak internasional juga mulai

neluas terutama dalam hal penanganan ancaman

terorisme Beberapa negara donor seperti

Amerika Serikat Jepang Iraggris BelandaJerman Selandia Baru Malaysia dan Australia

turut memberikan bantuan kepada Polri untuk

mendukung kinerja clan reformasi Polri itusendiri Selain itu dari aspek penanganan

gangguan keamanan beberapa capaian berhasil

diraih seperti mengungkap kasus terorismemenekan angka kriminalitas pengamanan hari

hari besar tertentu di Indonesia membongkar

22 ibid

23 Jend Pol Purn Prof Dr Awaloedin Djamin M P A

Kedudukan Op Cit him 36 37

53

jaringan narkotika menekan kasus illegal

logging dan sebagainyaNamun sayangnya walaupun telah ada

kemajuan dari sisi operasional di atas dari segi

rasio jumlah keanggotan tnasih belutn

menunjukkan perubahan berarti Saat ini rasio

Polri dengan masyarakat tnasih berkisar 1 750

sampai dengan 1 1000 Padahal rasio yang idealadalah 1 350 dan disesuaikan dengan kondisi

geografis wilayah yang menjadi pengawasan

keamanannya Rasio perbandingan yang tidakmerata ini menyulitkan Polri dalam menjalankan

tugasnya 24

Oleh karena itu rasio keanggotaan Polri

layak dikaji dan dibangun kembali agar polisi

mampu mengantisipasi ancaman terhadapgangguan keamanan dalam negeri Jumlah polisi

semestinya berada pada posisi yang idealPenerapan rasionalitas keanggotaan ini

diperlukan agar Polri mampu mengatasi ancaman

keamanan dalam negeri Apabila hal ini memangmasih menyulitkan terutama dari segi anggaran

maka perlu dilakukan langkah langkah

mengefektifkan Babinkamtibnas dan Perpolisian

Masyarakat Selain itu apabila mengacu pada

konseptualisasi Babinkamtibnas dan Perpolisian

Masyarakat idealnya setiap satu kelurahan diwilayah Indonesia terdapat satu anggota Polri

serta terbentuknya Kelompok Sadar Kamtibmas

Pokdarkamtibnas di tiap kelurahan dan desa 2sBerikutnya mengenai program Polisi

Masyarakat Polmas 1 Sejalan dengan definisi

ini pengertian Polmas mengacu pada kedudukan

polisi yang bertujuan menciptakan keamanandalam negeri ketertiban dalam masyarakat

pelayanan dan bantuan kepada masyarakat dan

penegakan hukum Sebagai suatu strategi Polmas

berarti model perpolisian yang menekankankemitraan yang sejajar antara petugas polisidengan masyarakat lokal dalam menyelesaikan

dan mengatasi setiap permasalahan sosial yangmengancam keamanan dan ketertiban masyarakat

setempat dengan tujuan mengurangi kejahatan

serta meningkatkan kualitas hidup wargasetempat

Dengan adanya program ini memangmuncul apresiasi positif dari rnasyarakat Tetapi

sayangnya hantbatan irnplementasi atau

za 1DSPS Reformasi Op Cit hlm 5Ali Usman Saatnya Polri Profesional dan Independen dalam

ivlvw batiposl com diakses tanggal 30 Desember2008

Istilah lainnya yang juga kerap digunakan adalah Polisi Sipildan atau Communrll Policing

54

pelaksanaan program ini justru datang dariinternal Polri sendiri Hambatan hambatan

tersebut antara lain ketiadaan perimbangan

percepatan pada tingkat pelaksanaan

ketidakpedulian dan kurangnya pemahaman

pimpinan satuan kewilayahan dari mulai

Kapolda Kapolwil Kapolwiltabes Kapoltabes

Kapolres Kapolresta Kapolres Metro dan atau

Kapolsek tentang konsep pelaksanaan Polmastujuan sasaran filosofi grand strategy sumber

dan pengelolaan anggaran mekanisme evaluasi

pengawasan dan komplain yang bersifateksternal dan internal serta kultur kinerja anggota

Polri yang belum sepenuhnya berubah dari polapola Polri di masa Orba

Hingga saat ini belum ada data pasti

mengenai implementasi program tersebut

Padahal untuk menciptakan peran polisi yangideal sebagai pengayom masyarakat dibutuhkan

sinergi yang baik antara polisi dan masyarakatsendiri Kedekatan institusi Polri melalui

anggotanya dengan rakyat dapat menjadi

landasan sinergi agar tercipta polisi yangmerakyat dan dihormati oleh masyarakat Oleh

karena itu pada tahap implementasi program inipartisipasi aktif yang datang tidak hanya darimasyarakat tetapi juga dari anggota Polri

Misalnya dari tingkat Polda sampai dengan

Polres setempat mau berpartisipasi dan

membangun komunikasi dengan masyarakat

dalam rangka memetakan permasalahan

permasalahan keamanan yang dihadapi olehmasyarakat di wilayah tersebut

Berikutnya adalah reformasi Brimob Polri

Dalam hal ini Brimob juga masih belum

menunjukkan perubahan kultural Secara kasat

mata Brimob masih memperlihatkan sifat

militeristiknya daripada satuan satuan lainnya

dan melakukan tindak kekerasan terhadapmasyarakat oleh salah satu oknum Brimob

tertentu Dengan demikian penanggalan kultur

Brimob yang masih militeristik masih sulitterwujud Selain itu upaya pengembangan

keterampilan dan keahlian personel Brimob masih

terbatas pada keahlian profesional belum

menekankan pada keahlian untuk membangun

interpersonal sebagai salah satu prasyarat dari

polisi sipil dalam era demokratisasi 8

Selain itu kendala anggaran dalam Polri

juga masih perlu diperhatikan Kendala dalam

Lihat hnp potmas u ordpress coins Muradi Op Cil hlm 12

F

anggaran ini meliputi mekanisme anggaran clan

dukungan anggaran Pada tnekansilne anggaran

akan selalu terkait dengan kedudukan polisi

sebagai kepolisian nasional Hal ini berdampak

juga pada mekanisme pemenuhan anggaran untuk

segala kebutuhan clan operasional Polri yangditanggung oleh pemerintah pusat Hal inimenyebabkan ketergantungan anggaran pada

pemerintah pusat sehingga birokrasi clan tali

komando yang harus dilalui juga menjadipanjang 29 Kemudian dalam hal dukungananggaran Dukungan anggaran yang memadaiuntuk membangun Polri yang mandiri clanprofesional semestinya dipikirkan oleh

pemerintah Saat ini anggaran dari APBN Polri

pada tahun 2008 adalah Rp 23 trilyun yangterbagi dalam tiga tahap yaitu untuk belanjapegawai belanja barang clan belanja modalAnggaran tersebut dirasakan belum mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Namun demikian perlu dicermati pula

bahwa anggaran tersebut relatif cukup besar j ikadibandingkan dengan anggaran TNI yang masihharus terbagi menjadi tiga bagian yaitu anggaran

untuk TNI Angkatan Darat Angkatan Laut clan

Angkatan Udara Polri memiliki besaran

anggaran yang utuh untuk satu institusinya sajaSelain itu Polri juga mendapatkan dana dana

bantuan dari negara negara lain yang terkaitdengan kerjasama institusi clan pembangunan

sarana prasarana kepolisian Tetapi ironisnya

proses akuntabilitas anggaran clan dana tersebut

masih dirasakan lemah clan belum terkontrol

secara ketat baik oleh pemerintah maupun

internal kepolisian sendiri

Selanjutnya persoalan paling klasikmengenai anggaran kepolisian adalah gaj i anggotaPolri Walaupun pasca reformasi ini anggaran

polisi mengalami peningkatan namun tidak

diiringi dengan anggaran untuk kesejahteraan

prajurit polisi Kenaikan anggaran saat ini hanya

dapat digunakan untuk menambah jumlah

personel kepolisian walaupun ironisnya

penambahan tersebut masih jauh memadai Polri

hanya mampu merekrut 13 000 personel per

tahun Dengan jumlah ini maka rasio ideal

perbandingan Polri dengan penduduk Indonesia

baru tercapai 1 750 di tahun 2004 clan

kemungkinan berlanjut di tahun tahun berikutnya

Hal ini memperlihatkan bahwa anggaran yang

Ali Usman Op Cit

diberikan baru memenuhi sekitar 30 dari total

kebutuhan Polri 0 Sementara itu di lain pihakpersoalan kesejahteraan prajurit Polri masih luput

dari perhatian pemerintah Jika mengacu yangterjadi di lapangan persoalan ekonomi selalumelanda para anggota Polri di tingkat prajuritseperti kesulitan memenuhi kebutuhan

kehidupannyasehari hari Bukan rahasia lagi jika

ada beberapa di antara mereka yang mencaripenghasilan tambahan seperti menjadi tukangojek membuka warung clan sebagainya Di sisilain dengan alasan keterbatasan tersebut kinerja

polisi di lapangan juga menjadi cenderung negatifseperti pungutan liar oleh oknum tertentu

sampai dengan keterlibatannya dalam

kriminalitas narkoba perjudian clan lain lain

Memang semestinya keterbatasan anggaranPolri bukan menjadi alasan utama terhadapkinerja kepolisian Namun realitas tersebut

mengakibatkan Polri harus mencari anggarannya

sendiri clan hal ini didukung oleh UU Polri itusendiri Secara eksplisit dalam UU ini tidak

ditegaskan bahwa anggaran Polri hanya berasal

dari APBN kecuali anggaran untuk Kompolnas

Dengan demikian dapat dipastikan bahwa

sumber anggaran off budget dari pos masyarakatmenjadi titik lemah dalam akuntabilitas clan

transparansi Polri

Evaluasi Langkah langkah Reformasi

Polri

Paparan di atas telah memperlihatkan bahwa

reformasi Polri sudah sebagian besar dilakukan

terutama di aspek instrumental clan struktural

Namun demikian walaupun telah ada perubahan

instrumental dan struktural namun secara

implementasi kultural polisi belum

memperlihatkan seluruh karakter sipilnya sebagai

cermin jati diri Polri yaitu polisi yang

menghormati hak hak sipil serta mengedepankan

pendekatan kemanusiaan Hal ini memang terkaitdengan paradigma lama Polri yang dulunya masihmenjadi bagian dari kekuatan militer sehingga

budaya tersebut masih belum terkikis dari institusi

Polri Harus diakui bahwa tindakan beberapa

anggota Polri di lapangan masih mencerminkan

kekerasan clan ketidakadilan terhadapmasyarakat Beberapa kasus memperlihatkan

i0 Budi Gunawan Quo Vadis Anggaran Polri dalam Kompas

Senin 4 Agustus 2003

IDSPS Rejormasi Op Cit hlm 5

55

fenomena tersebut seperti penanganan

demonstrasi penanganan keamanan di daerah

konflik seperti Ambon Aceh Papua Poso

Kalimantan dan sebagainya Bahkan sejak masa

Orba hingga pasca Orba rumor bahwa polisiadalah musuh demonstran khususnya

mahasiswa masih saja melekat salnpai sekarang

Masalah ini patut dikaji kembali oleh Polri secara

internal

Hal di atas mempengaruhi stigma

masyarakat terhadap Polri itu sendiri Di matamasyarakat yang menjadi stigmatisasi kinerjaPolri adalah kekerasan polisi pembelaan terhadapkepentingan penguasa tidak ada transparansi

maupun akuntabilitas dan masalah korupsi di

dalam lembaga ini Dalam masalah kekerasan

misalnya jugamasih mewarnai tugas kepolisian

sehari hari Sebagai contoh laporan Kontras

Sumatera Utara memaparkan pada periode

Januari sampai dengan Oktober tahun 2007

terdapat 80 kasus kekerasan yang melibatkanaparat kepolisian Angka ini naik 48 jika

dibandingkan pada tahun sebelumnya 2006

yang hanya terjadi 61 kasus 32Sementara itu perlu disadari clan diakui juga

bahwa tindakan polisi dalam posisi mereka

sebagai pengatur keamanan publik terkadang jugatidak sederhana atau tidak dapat dilihat secara

hitam putih Setiap kali polisi harus berhitungdengan minimal 10 variabel saat bertindak

khususnya yang terkait dengan kegiatankepolisian yang memiliki unsur ketertiban umumKesepuluh variabel itu adalah kewenangan yangdimiliki ketersediaan sumber daya manusia

anggaran peralatan siapa kalangan yang

dihadapi isu yang diusung opini publik tingkatkeberingasan massa kemungkinan eskalasi jika

terjadi benturan serta persoalan kesesuaian

dengan politik pemerintah s3

Kesepuluh variabel ini dapat saja bertambah

jika polisi sedang melakukan penanganankeamanan di daerah konflik seperti Aceh atau

Ambon Hal yang sama juga berlaku di daerahdengan penduduk yang memiliki temperamentinggi atau memiliki sejarah kekerasan kepolisian

seperti di Makassar 34 Hal ini menjadi semacam

dilema tugas bagi kepolisian clan membuat

Z Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam

IDSPS AJI dan FES Newsletter Op Cit hlm 4Adrianus Meliala Polisi BBM dan Situasi Dilematis dalam

Kompas 28 Mei 2008

a Ibid

56

permasalahan yang dihadapi oleh mereka menjadisangat kompleks Dilema inilah yang membuatpekerjaan polisi berbeda dengan pekerjaan militer

TNI tetapi pada saat tertentu polisi harus

bertindak sebagai militer

Dari aspek regulasi juga perlu dievaluasi

kembali terutalna yang terkait dengan masalahmasalah keamanan dan politik yang dihadapi olehinstitusi Polri itu sendiri Misalnya diperlukan

regulasi yang jelas dalam hal penataan bantuanTNI kepada Polri clan sebaliknya melalui

prosedur clan kriteria yang jelas untuk tugaskeamanan dalam negeri Dalam UU No 2 Tahun

2000 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia disebutkan bahwa dalam menjalankan

tugas keamanan dalam negeri Polri dapat

meminta bantuan kepada TNI yang akan diaturdalaln Peraturan Pemerintah PP Selain itu

dalam UU No 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara disebutkan bahwa bantuan TNI kepada

Polri akan diatur dalam UU Adanya perbedaan

penjabaran kerja sama antara Polri clan TNI

dalam menangani masalah keamanan dalam

negeri menyebabkan perbedaan konsep yang akanditerapkan oleh masing masing institusi di manaPolri membuat Peraturan Pemerintah tentangPerbantuan sementara TNI menghendaki adanya

UU Perbantuan S Hal ini mengakibatkan pola

relasi perbantuan TNI kepada Polri maupun

sebaliknya selalu berbeda pandangan dalam

mengamankan suatu wilayah khususnya daerah

konflik atau bila terjadi gangguan keamanan

dalam negeri Muncul persepsi dari kelompok

TNI militer jika tidak diminta maka mereka

tidak akan bertindak diam saja karena tugas

mereka hanya sebagai penjaga bangsa dari

serangan luar sedangkan tugas keamanan

domestik dianggap sebagai tugas polisi seDengan demikian regulasi tersebut

dibutuhkan balk oleh Polri maupun TNI agar saat

penerapan tindakan di lapangan tidak

menyebabkan kerancuan fungsi clan wewenangSelain itu regulasi ini diharapkan juga dapat

menata fungsi wewenang clan terutamakoordinasi antara Polri clan TNI sehingga dapat

lnenjadikan polisi semakin profesional di masa

mendatang Di samping itu juga dibutuhkanregulasi yang mengatur ketentuan netralitas Polri

Lihat lkrar N B pada bagian Penutup dalam Ikrar N B EdRelasi Op Cit hlm 172

Ibid

dalam pemilu maupun pilkada agar tidak terulanglagi kasus Polwil di Banjarnegara

Berikutnya dari aspek pengawasan terhadapPolri Selama ini pengawasan Polri dilakukan

secara internal yang dilaksanakan olellInspektorat Pengawasan Umum Irwasum

Pengawasan yang dilakukan oleh mereka adalahmengontrol kesesuaian dan kebenaran terhadappelaksanaan tugas clan penggunaan anggaran

seluruh jajaran Polri Akan tetapi Irwasum

sendiri juga diragukan keefektifannya mengingat

anggota di dalam jajaran ini adalah anggota Polri

juga sehingga akan kesulitan menindak sesama

rekan mereka sendiri

Oleh karena itu diperlukan tnekanistne

pengawasan eksternal di level regulasi clan politik

oleh DPR dan Presiden untuk menghindari

pimpinan kepolisian mengelak dari investigasi

Secara teoritik bentuk pengawasan ini diperlukan

agar dapat memberikan kesetaraan yang lebihbesar dalam investigasi penyalahgunaan

wewenang tnaupun tindak kejahatan yangdilakukan oleh polisi z

Dengan demikian secara fisik memang telahada upaya upaya untuk melakukan reformasi

dalam tubuh Polri clan harus diakui bahwa kondisi

Polri saat ini lebih baik dibandingkan pada masa

Orba Akan tetapi dari segi perilaku dan mental

anggota masih cenderung belum banyak berubahHal ini terjadi karena reformasi Polri masih

berjalan secara konvensional yang terlihatmelalui indikasi indikasi berikut ini 39

1 Belum adanya sinkronisasi antara

kebijakan dengan implementasi

Kebijakan yang clikeluarkan masihdirasakan normatif clan belum terlihat

implementasinya di lapangan Hal yangpaling terlihat adalah kultur kepolisianyang belum banyak berubah sehinggamenjacli sorotan negatif dari masyarakat

2 Penerapan kebijakan masih bersifat topdown Mabes Polri hanya merumuskan

konseptual secara sepihak sedangkan

polisi di wilayah hanya sekedar

menjalankannya saja Padahal perlu

diingat bahwa kondisi wilayah

Dr Bambang Widodo Umar Dampak dari Atnran Legal danKebijakan Domeslik Terhadap Reformasi Polri Disampaikanpada Simposium 10 Tahun Reformasi Sektor Keamanan di

Indonesia Jakarta

Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam

IDSPS AJI clan FES Newsletter Op Cit him 4Dr Bambang Widodo Umar Dampak dari Op Cit

permasalahan serta pola gangguan

keamanan di tiap claerah selalu berbedabeda sehingga koordinasi antara

pembuatan pola konsep keamanandengan kondisi riil di lapangan perlu

disinergikan clan saling mendukunglmelengkapi

3 Tumpang tindih kendali dalam

pelaksanaan tugas rutin dengan

pelaksanaan amanat reformasi Polri itu

sendiri Akibatnya anggota Polri lebih

terseret untuk memenuhi tugas rutin

ketimbang tuntutan reformasi4 Belum jelasnya teknik implementasi

program reformasi dengan sasaran yangakan dicapai Hal inilah yang menjadikelemahan bagi Polri karena selama ini

yang sering diusung adalah programreformasi itu sendiri Namun demikian

indikator capaian sasaran waktu serta

implementasi masih belum terlihat

dengan jelas

5 Tidak adanya reward dan punishment

bagi pelaksana upaya reformasi yangberhasil maupun yang tidak berhasilTambahan lagi juga tidak ada indikator

yang jelas mengenai keberhasilanmaupun hambatan dalam upaya

refortmasi Polri itu sendiri

6 Belum aclanya ruang dan landasan bagipelaksana Polri untuk mengubah

program yang tidak sesuai dengantuntutan masyarakat di daerah

7 Ticlak melibatkan kontrol dari

masyarakat

Penutup

Hasil kajian di atas memperlihatkan bahwa

reformasi Polri Inemang suclah dijalankan namunmasih memerlukan perbaikan di berbagai sisi

Beberapa upaya yang harus dilakukan Polri untukmenghadapi permasalahan keamanan yangsemakin kompleks adalah penyusunan

perencanaan untuk Inengembangkan keberadaan

Polri yang semestinya mampu memahamipermasalahan secara konsepsional komprehensif

dan strategis mampu memberikan upaya

pemecahan masalah yang ada a0

i Irjen Pol Basyir A Barmawi Kebijakan Kamnad Sebagai

Penopang Terlaksananya Pemilu 2004 dalam Stanley EdKeanranan Op Cit hlm 72

57

Selain itu upaya menggeser citra Polri yangdulunya militeristik ke arah polisi sipil yangdetnokratik profesional akuntabel clan

independen masih menjadi tantangan Polri di

masa mendatang Oleh karena itu pekerjaan

rumah utama Polri dalam membangun citra

positif dan dukungan masyarakat adalah dengan

kembali pada kemampuan mewujudkan polisi

yang profesional Beberapa indikatornya antaralain Polri yang ahli dan memiliki pengetahuantentang kepolisian tunduk pada ketentuan hukurnclan sumpah jabatan independen tidak berpolitik

clan berbisnis serta akuntabel Upaya upaya ini

tentu saja membutuhkan waktu serta kebijakan

clan program yang jelas dari pemerintah DPRinternal Polri clan dukungan masyarakat

Daftar Pustaka

Araf Al dan Anton Aliabbas Ed 2007 TNI Polri

di Masa Perubahan Politik Bandung ITBBhakti Ikrar Nusa Ed 2004 Relasi TNI dan Polri

dalam Penanganan Keamanan Dalam

Negeri 2000 2004 Jakarta P21 LIPI

41 Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam

IDSPS AJI dan FES Newsletter Op C it hlm 2

58

Djamin Awaloedin 2007 Kedudukan Kepolisian RI

dalani Sistem Ketatanegaraan Dttht Kini

dan Esok Jakarta PTIK Press

Nasir Muh 2004 Konflik Presiden versus Polri di

Era Transisi Dentokrasi Jakarta Pusat Stud

Madani Institute

Osse Anneke 2007 Memahanii Petnolisian Jakarta

CV Rinam Antartika

Stanley Ed 2004 Keamanan Demokrasi dan

Pemilu 2004 Jakarta Proptaria

Sukadis Beni Ed 2007 Alntanak Reformasi

Sektor Keamanan di Indonesia Jakarta

LESPERSSI DCAI

Umar Bambang Widodo 2008 Dampak dari

Aturan Legal dan Kebijakan Domestik

Terhadap Reformasi Polri Jakarta MakalahSeminar Disampaikan pada Simposium 10

Tahun Reformasi Sektor Keamanan di

Indonesia

IDSPS AJI dan FES Newsletter Edisi VII 10 2008

IDSPS Reformasi Kepolisian Republik Indonesia

Seri 6 Edisi No 6 2008

Kompas Senin 4 Agustus 2003

Kotnpas 28 Mei 2008

A

Politik Luar Negeri Indonesia

Refleksi dan Prediksi 10 Tahun

Oleh

Ganewati Wuryandari

ABSTRACT

In the last ten years Indonesia has seen some principal changes in international and domestic affairs As

a result Indonesian foreign policy need to be harmonized with these changes for contemporary and fixtureinterests Ideally this harmonization need to be addressed in conceptual fr ainework and foreign policy strategywhich refers to national interests projection based on priority scale and national capabilities reality In areflective way this paper was looking back to the way Indonesian foreign policy in the reform era 1998 2008responded to some international and domestic changes and how Indonesian foreign policy direction in the nestten years might be that is based on fixture issues problems and global challenges which potentially influence

Indonesian foreign policy

Pendahuluan

Memasuki awal abad ke 21 ini konstelasi

politik internasional mengalami perubahan yangsangat signifikan Berbagai perubahan besar yangdimulai sejak awal tahun 1990 an dengan

berakhirnya Perang Dingin telah memicuberbagai perubahan yang meliputi tidak hanyastruktur dan tatanan hubungan antarnegara yangterbentuk sejak berakhirnya Perang Dunia 11namun juga berbagai agenda dan isu politik

global Sistem dunia saat ini tidak lagi didominasi

oleh dua polar yaitu Uni Soviet dan Amerika

Serikat AS dengan hegemoni ideologi

komunisme dan liberalisme tetapi semakin

mengarah pada multipolar dengan tarikan kuat

dari pusat pusat kekuatan baru untuk membentuk

tatanan internasional yang baruDalam realitasnya perubahan perubahan

tersebut juga dibarengi dengan semakin derasnya

arus globalisasi yang dicirikan denganpeningkatan saling keterkaitan dan

ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di

seluruh dunia melalui peningkatan perdagangan

investasi dan berbagai bentuk interaksi lainnya

Berbagai perubahan dalam tataran politik global

tersebut telah rnendorong terjadinya transformasi

yang menyentuh hampir setnua aspek kehidupan

Lihat Haridadi Sudjono Globalisasi Perkembangan serta

Kemungkinan Bencananya bagi Indonesia Jakarta Lembaga

Humaniora 2008 hlm 9

setiap negara dan bangsa serta hubunganinternasional yang semakin kompleks Dalamkonteks demikian politik luar negeri Indonesia

juga mengalami perubahan yang mendasar yaitubukan lagi sekedar mendayung antara duakarang seperti yang dinyatakan oleh WakilPresiden Perdana Menteri Mohammad Hatta

dalam pidatonya di depan Badan Pekerja Komite

Nasional Indonesia Pusat KNIP pada tanggal

2 September 1948 tetapi senyatanya politik luar

negeri hldonesia harts mengarungi samudra luas

tanpa kepastian

Sosok dunia yang cenderung semakinterintegrasi secara global pada kenyataannnya

telah menimbulkan dilema dalam memaknai

kedaulatan sedangkan gerakan menuju integrasi

regional dalam bidang politik dan ekonomiseperti tnisalnya Uni Eropa Asia Pacific

Economic Cooperation APEC dan North

America Free Trade Area NAFTA dan peran

Multi National Companies MNCs yangsemakin besar dalam hubungan internasional

telah melahirkan identitas barn yang tidak lagisepenuhnya menempatkan negara sebagai aktor

tunggal Perubahan lain yang tak kalahpentingnya adalah menguatnya kecenderungan

penekanan terhadap prinsip prinsip demokrasihak asasi manusia HAM dan lingkungan

Universalisasi isu isu tersebut semakin

Mohammad Hatta htendapung Antara Dua Karang JakartaBulan Bintang 1976 hlm 17

59

mengurangi kesakralan keamanan negara

sebagai rujukan utama dalam hubungan

antarnegara clan menempatkan keamanan

insani sebagai suatu isu yang tidak dapatdiabaikan dalam politik global Tak dapat

dipungkiri pula bahwa persoalan yang terkaitdengan keamanan pangan keamanan energi dan

krisis keuangan global juga menjacli semakin

memperoleh perhatian dalam konteks hubungan

antarnegara clan diplomasi ekonomi

Sebagai konsekuensi dari berbagai

perttbahan di atas politik internasional dewasa

ini telah menjadi semakin kompleks yang tentumemunculkan banyak tantangan clan sekaligus

peluang Walaupun clunia belum sepenuhnyaberubah sebagaimana dapat dilihat dari

kenyataan bahwa berbagai konflik militer

antarnegara terus berlangsung di berbagaibelahan dunia tetapi pada sisi lain clunia yangbercirikan ketergantungan ekonomi juga telah

menjacli realitas baru yang tidak terbantahkanAtas dasar pemahaman tersebut Indonesia

sebagai negara berkembang membutuhkaninstrumen politik luar negeri yang efektif clanefisien agar mampu berkiprah untuk memenuhi

kepentingan nasional dalam kancah internasional

Tuntutan ini sejalan dengan Undang UnclangNomor 17 Tahun 2007 mengenai Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN2005 2025 yang menyatakan bahwa salah satesasaran pokok pembangunan nasional Indonesia

dalam kurun waktu 20 tahun mendatang adalahterwujudnya peranan Indonesia yang meningkat

dalam pergaulan clunia internasional 3 Sasaran

pokok ini ditandai dengan diperkuat clan

dipromosikannya hal hal berikut

1 identitas nasional sebagai negara

demokratis dalarn tatanan internasional

2 pulihnya posisi Indonesia sebagai negara

demokratis besar yang ditandai olehkeberhasilan diplomasi di berbagai foruminternasional

3 Ineningkatnya kepemirnpinan clan

kontribusi Indonesia dalam kerja sama

internasional dalam rangka mewujuclkan

tatanan dunia yang lebih adil clan damai4 terwujudnya kemandirian nasional dalam

konstelasi global clan

Lihat Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 1 ahun 2007tentang Rencana Pembangunan Jangka Paqjang Nasional Tabun2005 2005

I

5 meninokatnya investasi perusahaan

perusahaan Indonesia di luar negeri

Terkait dengan sasaran pokok tersebut

dalam RPJPN 2005 2025 dirumuskan pula

bahwa salah satu arah pembangunan nasional

adalah mewujudkan Indonesia yang berperanaktif dalam pergaulan internasional yang

diharapkan bisa dicapai melalui berbagai upaya

antara lain melalui optimalisasi diplomasi

penguatan kapasitas clan kredibilitas politik luar

negeri peningkatan kualitas diplomasi

peningkatan efektivitas clan perluasan fungsi

jaringan kerja sama untuk membangun kembali

soliclaritas Asociation ofSoirtheastAsian Nations

ASEAN dan membentiuk komunitas ASEAN

Selain itu mengupayakan pemeliharaan

perdamaian dunia melalui peningkatan salingpengertian politik dan budaya clan penguatan

jaringan hubungan dan kerja sama yang produktifantaraktor negara clan aktor non negara dalam

menyelenggarakan hubungan luar negeri

TUIISan ini bermaksud menguraikan politik

luar negeri Indonesia dalam merespon berbagai

perubahan situasi clan kondisi internasional yangsangat dinamis dalam kurun waktu sepuluh tahun

terakhir khususnya pada era reformasi 19982008 yaitu dengan melihat secara jeli

permasalahan tantangan potensi yang

dimilikinya clan kecenderungannya Untuk itu

ada tiga hal pokok yang perlu dipertanyakanyaitu 1 bagaimanakah kinerja pemerintah

Republik hldonesia RI di dalam politik luar

negeri untuk menyikapi berbagai perubahan

lingkungan strategis internasional 2 isu

masalah dan tantangan global internasional apa

yang masih akan mengemuka dan akanmemengaruhi kepentingan Indonesia di masa

mendatang 3 bagaimanakah arah politik luar

negeri Indonesia dalam kurun waktu sepuluh

tallun ke depan clan agenda apa yang seharusnyamenjadi prioritas utama serta strategi apa yangakan diambil agar kebijakan clan implementasi

politik luar negeri mampu membuahkan hasil

yang diharapkan

Politik Luar Negeri Indonesia

Refleksi Di Era Reformasi

Meski Indonesia belum sepenuhnya mampu

keluar dari imbas krisis ekonomi 1997 dengan

dampak multiclimensinya namun rekam jejak

politik luar negeri Indonesia dalam sepuluh tahun

u

terakhir menunjukkan bahwa sasaran Rencana

Pembangunan Jangka Menengah I RPJMN I

2005 2009 yang salah satunya difokuskan unttikmemperkuat dan memperluas identitas nasional

sebagai negara demokratis dalam tatanan

masyarakat internasional telah memperoleh

capaian capaian cukup penting khususnya dibidang pemantapan politik luar negeri danoptimalisasi diplomasi Indonesia peningkatan

kerja sama internasional dan penegasan komitmen

Indonesia atas perdamaian dunia 4

Transisi sistem politik dari negara otoriter

ke demokrasi pada tahun 1998 telah menjadi salah

satu modalitas penting yang memulihkan

kepercayaan diri Indonesia yang sempat terpuruksetelah dihantam krisis finansial Asia 1997 dalam

interaksinya dengan negara negara lain untuk

meraih kepentingan nasionalnya Capaian

capaian yang diraih oleh empat kepemimpinannasional sejak 1998 hingga 2008 dimulai dari B J

Habibie Abdurrahman Wahid Megawati

Sukarnoputri dan Susilo Bambang YudhoyonoSBY tentu tidak sama dalam kadar dan

jenisnya Namun satu hal yang tidak dapatdiperdebatkan adalah realitas kesamaan yangmereka miliki dalam upaya tnelakukan adaptasi

atas perumusan dan pelaksanaan politik luar

negeri Indonesia guna ntemenuhi tuntutan

perubahan lingkungan strategis Dalam konteks

adaptasi inilah Indonesia telah memprakarsai

sejumlah inisiasi dalam kebijakan luar negeri yangberorientasi pada pemenuhan kepentingan

nasional Hal ini dilakukan sebagai wujud

pemahaman bahwa politik luar negeri merupakan

bagian dari keseluruhan petnbangunan nasional

Berbeda dengan era pemerintahan Soekarno

dan Soeharto sebelumnya pada masa Orde Lama

dan Orde Baru yang memiliki prioritas dasar danorientasi politik luar negeri yang saling berbedaPada era reformasi yang dimulai pada tahun1998 sejak masa pemerintahan B J Habibie

hingga Susilo Bambang Yudhoyono dewasa inidapat dikatakan bahwa politik luar negeri

Indonesia telah memasuki suatu era baru Suatu

era Indonesia baru yang telah memunculkanbanyak harapan dan sekaligus tantangan

Lengsernya Presiden RI Soeharto pada bulan

Lihat paparan Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas

Identifikasi dan Inventarisasi Masalah Tantangan dan Isu Isu

Strategis Pembangunan Bidang Politik Luar Negeri dan Kerja samaInternasional Focus Group Discussion Jakarta Bappenas 28Juli 2008

Mei 1998 telah menyebabkan perubalianmendasar dalalrt kehidupan sosial politikhldonesia dari suatu sistem otoriter menuju sistem

demokrasi Indonesia menjelma menjadi negara

demokrasi terbesar di dunia setelah India dan AS

Sebagai sebuah negara yang mengusung nilainilai demokrasi pemerintahan baru Indonesia pun

kemudian semakin menunjukkan komitmen

nasional mereka terhadap masalah perlindungandan penghormatan HAM

Pada masa Habibie misalnya Pemerintah

Indonesia telah menerbitkan dua Undang undangyang mengesahkan dua konvensi yang berkaitandengan hak asasi manusia yaitu UU No 5 Tahun

1998 tentang pengesahan Convention AgainstTorture and Other Cruel Inhuman or DegradingTreatment or Punishment dan UU No 29 Tahun

1999 tentang pengesahan Convention onElimination of All forms of RacialDiscrimination 1969 Pemerintahan Habibie juga

telah meratifikasi empat konvensi internasional

tentang Organisasi Perburuhan InternasionalKonvensi No 87 Tahun 1948 tentang KebebasanBerserikat dan Perlindungan Hak hak

Berorganisasi Konvensi No 105 Tahun 1957

tentang Penghapusan Kerja Paksa Konvensi No138 Tahun 1983 tentang Usia Minimum danKonvensi No 111 Tahun 1958 tentangDiskriminasi dalam Ketenagakerjaan dan

Jabatan

Selain itu pada bulan Oktober 1998

dibentuklah Komisi Nasional Anti Kekerasan

Terhadap Perempuan Sementara itu padapemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono jugaberhasil mencapai penyelesaian secara damai atas

konflikAceh melalui sebuah Nota Kesepahaman

atau Memorandum of Understanding MoUyang ditandatangani antara pemerintah RI danGAM pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki

Penyelesaian konflik tidak melalui cara cara

kekerasan secara militer tersebut juga

ntenggarisbawahi komitmen baru Indonesia atas

perlindungan HAM

Beranjak dari realitas di atas tidak

berlebihan apabila dikatakan bahwa Indonesia

telah masuk dalam arus globalisasi dan

pengakuan nilai nilai universal HAM sesuatu

yang sangat bertolak belakang dengan situasiselama Orde Baru Indonesia saat ini tidak lagi

dalam posisi terpojok sebagaimana halnya pada

masa Orde Baru khususnya dalam pergaulan

internasional yang berkaitan dengan persoalanHAM Komitmen yang diperlihatkan pemerintah

3

terhadap masalah HAM sebagaimana

direfleksikan di atas pada akhirnya memperoleh

pengakuan internasional yang tampak dariterpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota

Dewan HakAsasi Manusia HAM Perserikatan

Bangsa Bangsa PBB untuk periode 2007 2010

setelah sebelumnya selama satu tahun

memperoleh posisi yang sama

Namun demikian pada sisi lain berbagai

krisis multi dimensional yang dialami sebagaiakibat lanjutan dari krisis ekonomi Asia 1997

telah menempatkan Indonesia dalam posisi yangsangat sulit Meskipun kondisi ekonomi secara

bertahap relatif inembaik Indonesia hingga saatini belum mampu sepenuhnya keluar dari krisis

ekonomi yang mulai mendera sejak pertengahan

Juli 1997 Hal ini dapat dilillat antara lain dari

indikator perekonomian Indonesia yang sebagianbesar masih tergantung pada pinjaman maupunbantuan asing kesulitan rakyat untuk

memperoleh bahan pangan maupun bahan bakar

minyak dan gas serta pengangguran dan

kemiskinan yang meluasKrisis ekonomi dan politik juga pada

gilirannya telah melnicu tnunculnya berbagai

konflik horizontal dan vertikal berupa gelombangkerusuhan sosial kekerasan bernuansa SARA

suku ras agama antargolongan dan

meningkatnya tuntutan tuntutan daerah untuk

melepaskan diri khususnya di Aceh Papua dan

Maluku Kondisi ini semakin meningkatkan

konflik dan insiden kekerasan di daerah Berbagai

konflik komunal yang terjadi dan ketidakstabilankeamanan secara langsung dan tidak langsungtelah menjatuhkan citra dan kredibilitas Indonesia

di mata internasional Faktor instabilitas

keamanan dan meluasnya korupsi di dalam negeri

pada gilirannya telah menurunkan daya saingIndonesia

Menurut World Economic Forum WEF

yang dipublikasikan di Washington tahun 2003misalnya birokrasi yang tidak efisien danketidakstabilan politik menjadi faktor yangmerintangi kegiatan bisnis di Indonesia Masalah

korupsi mendudukkan Indonesia pada peringkat

ke 88 dari 102 negara yang disurvei Negara Asialainnya pada kenyataannya masih jauh lebih balk

peringkatnya dibandingkan Indonesia seperti

China 50 Malaysia 39 Singapura 5

Thailand 45 dan Vietnam 61 Posisi Indonesia

dibandingkan negara ASEAN hanya lebih baik

dari Filipina 92 Dalam laporannya yangbertajuk Global Competitiveness Report 2003

62

2004 kondisi di atas sekaligus menempatkan

Indonesia pada peringkat bawah untuk rankingindeks daya saing pertumbuhan ke 72 dari 102negara atau jatuh dari tangga ke 66 2002 2003

dan ranking indeks daya saing bisnis berada padaranking 60 atau turun dari tahun sebelumnya diposisi 62 Kedudukan Indonesia paling rendah disemua negara ASEAN Beberapa kondisi di atas

yang tidak menguntungkan untuk pengembanganusaha di Indonesia dapat menjadi faktor

pendorong investor untuk menyurutkan minatnyamelakukan usaha di negara ini Padahal seperti

diketahui pemulihan kehidupan ekonomi dan

pertumbuhannya sangat tergantung pada

mengalirnya investasi asing yang merupakanlokomotif utama pertumbuhan ekonomi

Indonesia

Rekaman sejarah hubungan luar negeri

Indonesia yang dilakukan dengan negara negaralain atau aktor hubungan internasional lainnya

sejak Habibie hinggga SBY juga

memperlihatkan bahwa selalu ada kecenderungan

dari pembuat kebijakan luar negeri untuk

menentukan sikap dan posisi Indonesia vis a visperubahan lingkungan internal dan eksternalnya

Politik luar negeri Indonesia senantiasa perlu

memperhitungkan dinamika kondisi internal dan

eksternalnya Indonesia tetap menjadi bagianpenting dalam kerja sama internasional untukmengatasi berbagai masalah global namun

pemerintah juga harus sadar bahwa hubungan

internasional tidak bisa terpisah dari kebutuhan

kebutuhan dalam negeri Pelaksanaan politik luar

negeri harus dapat menjawab berbagai tantangan

pada iingkat nasional serta turut memberikan

solusi terhadap berbagai permasalahan tersebutSebagaimana dikatakan oleh Chris Brown dalam

bukunya Understanding International Relations2001 politik luar negeri tidak lain merupakan

cara untuk mengartikulasikan dan

memperjuangkan kepentingan nasional terhadapdunia luar b Dari definisi ini tidak berlebihan

untuk mengatakan bahwa politik luar negeri

sangat erat kaitannya dengan kepentingan

nasional suatu negara

Dalam kaitan tersebut setidaknya ada empat

fungsi yang secara esensial telah diperankanpolitik luar negeri di era reformasi Pertama

s Lihat Sinar Harapan Daya Saing Indonesia Semakin Merosot11 Mei 2003

Chris Brown Understanding International Relations 2nd EditionLondon Palgrave 2001 him 68 86

I AM

politik luar negeri ditujukan untuk membantu

memulihkan citra Indonesia yang terpuruksebagai akibat imbas krisis multi dimensi yangmendera sejak tahun 1997 Kedua politik luar

negeri ditujukan untuk rnembantu prograrn

stabilisasi ekonomi terutama untuk menarik

investasi dari luar negeri clan mendapatkan

peluang pasar untuk ekspor produk IndonesiaKetiga politik luar negeri ditujukan untuk

memainkan peran penting untuk mencegah

meluasnya internasionalisasi masalah politik

domestik Indonesia yang berkaitan denganancaman separatisme Aceh Papua dan Maluku

serta untuk menegaskan dukungan internasional

terhadap integritas kedaulatan wilayah IndonesiaKeempat politik luar negeri harus mampu

mendorong terciptanya keamanan dan stabilitasregional serta terpeliharanya perdamaian dunia

Pada masa transisi Presiden B J Habibie

dengan masa pemerintahan yang cukup singkattidak banyak inisatif politik luar negeri yangdilakukannya Meski demikian Habibie

tampaknya menyadari betul kepentingan nasional

dalam dunia diplomasi yang lebih merujuk kepadaupaya pemulihan citra stabilitas ekonomi clan

keamanan Indonesia Salah satu upayanya untuk

meraih simpati dan dukungan internasional

antara lain dengan memperlihatkan komitmennya

pada dernokrasi yang berjalan di IndonesiaBerkaitan dengan hal tersebut Habibie

mempersiapkan proses penyelenggaraan

pemilihan umum sebagai perwujudan dari

reformasi politik yang sedang berjalan diIndonesia menuju negara dernokrasi memberikan

secara luas kepada masyarakat akan adanya

kebebasan berekspresi berkumpul clan berserikat

serta memberikan komitrnen terhadapperlindungan HAM termasuk dalam hal ini

meratifikasi beberapa konvensi internasional

mengenai HAM dan rrremberikan kesempatan

jajak pendapat kepada Timor Timur pada tahun

1999 yang membawa wilayah tersebut menjadinegara merdeka saat ini Pada masa

pemerintahannya Habibie juga berhasil

menetapkan UU No 37 Tahun 1999 tentangHubungan Luar Negeri yang menjadi peganganyuridis formal Departemen Luar Negeri dalam

mengatur kebijakan luar negeri RI

Ketika Presiden Abdurahman Wahid Gus

Dur berkuasa pada bulan Oktober 1999 keadaan

domestik Indonesia masih dalam kondisi tidak

menentu yaitu kondisi ekonomi belum membaik

dan situasi keamanan juga masih buruk yang

ditandai dengan menguatnya konflik vertikal

gerakan separatis Papua Maluku dan Aceh

dan konflik horizontal di antaranya Poso

Diplomasi di era Gus Dur dalam konteks

kepentingan nasional selain mencari dukungan

pemulihan ekonomi juga diarahkan pula untuk

menarik dukungan mengatasi konflik domestik

yaitu untuk mempertahankan wilayah kedaulatan

Indonesia Ancarnan terhadap integrasi nasionalmenjadi kepentingan nasional yang mendesakpada masa pemerintahannya

Menyadari pentingnya memperbaiki citra

Indonesia clan perlunya dukungan internasional

tersebut Gus Dur memberikan prioritas yangsangat tinggi unttrk melakukan kunjungan ke

berbagai negara guna memberikan informasi lebih

Yang seimbang Gus Dur juga menggagasperlunya dibuka hubungan dagang dengan Israelselain juga mempromosikan aliansi strategis

dengan China clan India serta gagasan Forum

Pasifik Barat Gagasan tersebut tidak terealisasi

Tidak saja karena mendapatkan tentangan keras

di dalarn negeri khususnya soal Israel namun

Yang lebih penting lagi karena Gus Durdiberhentikan sebagai Presiden melalui proses

irnpeachment oleh Majelis Permusyawaratan

Rakyat MPR pada bulan Juni 2001

Hal yang sama dalam derajat tertentudilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri Yangmernbedakannya dengan pemimpin yangterdahulu pemerintahan Megawati juga

mernfokuskan pada kepentingan pokok lain yangterkait dengan upaya mengatasi terorisrne Isu ini

menjadi perhatian serius pemerintahan baru

apalagi didorong dengan tragedi World TradeCentre WTC 9 11 yang berimbas pada semakinrnenguatnya isu terorisme di Indonesia Berbagai

pernboman yang terjadi di beberapa wilayah diIndonesia telah rnengakibatkan terorisme menjadi

rnasalah yang serius baik domestik dan

internasional Pemerintahan Megawati juga

melakukan perubahan internal yaitu

merestrukturisasi Departemen LuarNegeri RI

Restrukturisasi berdasarkan Keputusan

Presiden Nornor 109 Tahun 2001 dapat

dipersepsikan sebagai langkah konkret yangdilakukan oleh Deplu untuk menjawab tantangan

perubahan politik global yaitu dengan merombak

secara kelembagaan agar birokrasi di dalam

Renne L Patti radjawane Prioritas Politik Luar Negeri RrKompas 13 November 2003 hlm 3

63

Deplu dapat menjalankan tugas dengan cepat

efektif dan komprehensif Salah satunya adalah

merombak struktur organisasi di dalam institusi

tersebut yang pada masa sebelumnya disusunberdasarkan bidang seperti Direktorat JenderalSosial Budaya Direktorat Jenderal Politik dan

Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar

Negeri

Restrukturisasi tersebut mengubah strttktur

organisasi Deplu menjadi dibangun atas dasar

kebijakan satu atap melalui konsep kewilayahanDirektorat Jenderal Amerika dan Eropa Direktur

Jenderal Asia Pasifik dart Afrika fungsi kerja

sama Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN

Direktorat Jenderal Multilateral dart fungsi

diplomasi Direktorat Jenderal Informasi dan

Diplomasi Publik Direktorat Jenderal Hukum

dan Perjanjian Internasional Direktorat Jenderal

Protokol dan Konsuler Di samping itu untukmendukung perumusan kebijakan kebijakan yangakan dibuat oleh Deplu Badan Penelitian dan

Pengembangan Balitbang diganti dengan BadanPengkajian dan Pengembangan Kebijakan 8

Kepentingan nasional yang diperjuangkandalam politik luar negeri Indonesia di era

kepemimpinan Susilo Bambang YudhoyonoSBY tidak lebih merupakan kelanjutan dart

pemerintahan sebelumnya Pada tahun awal

pemerintahannya politik liar negeri diupayakan

untuk membantu memulihkan ekonomi dart

mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia

memiliki modalitas dalam politik luar negeri

terutama karena SBY dipilih melalui suatu

pemilihan umum langsungPada masa pemerintahan SBY kehidupan

ekonomi meski belum membaik tetapi juga relatif

tidak menjadi lebih buruk secara makro dan

kondisi politik keamanan relatif stabil Indonesia

juga berhasil mencapai solusi damai untuk

masalah Aceh dan konfl ik kon fl i k horizontal juga

relatif mereda Kondisi dalam negeri yang relatifmembaik dan tnodalitas yang dimiliki SBYsebagai pemimpin negara demokrasi yang dipilihlangsung telah memberikan kepercayaan yangsemakin besar bagi Indonesia ttntuk kemudian

semakin aktif dan asertif melalui total diplomacydalam berbagai persoalan regional dan

internasional Aktivism Politik Luar Negeri ini

dijalankan di tengah situasi yang digambarkan

Disampaikan oleh Direktur Jenderal Multilateral Deplu Rezlan

1 Jenie pada Focus Group Discussion FGD yang diselenggarakanoleh Tim Polugri P2P LIPI di Jakarta tanggal 20 Agustus 2008

64

oleh SBY sebagai politik luar ne geri yang bukanlagi sekedar mendayung di antara dua karangtetapi mengarungi samudra luas tanpa

kepastian Dalam konteks internasional gerak

dinamis diplomasi Indonesia tercermin pada

terpilihnya Indonesia dalam sembilan organ

penting berbagai organ isasi internasional sepertianggota tida k tetap Dewan Keamanan PBBHAM PBB dan penunjukkan Duta Besar MartyNatalegawa sebagai Kettta ke 24 Dewan

Dekolonisasi PBB

Selain itu Indonesia juga berperan sebagai

penggagas ASEAN Community tuan rumahberbagai pertemuan internasional antara lain

United Nations Framework Convention on

Climate Change UNFCCC atau Konferensi

PBB tentang Perubahan Iklim di Bali padatanggal 3 14 Desember 2007 United Nations

Convention Against Corruption UNCAC

Conference atau Konferensi Akbar Antikorupsi

PPB di Bali pada tanggal 28 Januari 1 Februari

2008 dan Konferensi Asia Afrika pada bulan

April 2005 AsiaAfr ican Cooperation dan New

Asia African Patnership serta ikut aktif dalampenyelesaian berbagai persoalan dunia antara

lain masalah Darfour Palestina Korea Utara dan

Selatan Bosnia dan Irak

Berdasarkan paparan di atas dapatlah

dikatakan bahwa politik luar negeri Indonesia era

reformasi tidak memiliki arah tidak seperti pada

dua era pemerintahan sebelumnya yaitu high

profile era Soekarno dan low profile era

Soeharto tetapi lebih cenderung ke no profileRekam perjalanan sejarah hubungan luar

negeri Indonesia memperlihatkan bahwa bangsa

ini sesungguhnya tidak pernah secara serius

membangun basis kekuatan internal sebagai

landasan untuk mampu berinteraksi secara

produktif dan efektif di dalam hubungan

internasional Sikap dan preferensi dart masingmasing pribadi pemimpin sebagaimana yang

disampaikan oleh Alexius Jemadu masih menjadi

faktor yang dominan dalam menjalankan politikluar negeri Indonesia Akibatnya tidak ada fokus

Lihat Aleksius Jemadu Politik Global dalam Teori Praktek

Yogyakarta Graha llmu 2008 hlm 84

10 Salah satu ilustrasi adanya kesinambungan dalam kebijakan luar

negeri meski zaman dan rezim berganti dapat dilihatjelas misalnya

dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat Pada awal abad 20

Presiden AS Woodrow Wilson menyatakan doktrinnya bahwa hanya

perluasan demokrasi di banyak negara yang dapat menjaminterciptanya perdamaian dunia AS hingga dewasa ini nampaknya

secara konsisten menjalankan doktrin Wilson sebagai tema utama

yang diusung dalam kebijakan luar negerinya bid

dan kesinambungan dalam kebijakan luar

negerinya Indones ia 10

Pada masa pemerintahan SBY misalnya

berbagai inisiatif politik luar negeri di atas tentu

dapat membantu meraih tujuan politik luar negeri

yang salah satunya ditujukan untuk memulihkancitra Indonesia di panggung internasional Namunpada sisi lain tendensi pemerintahan SBY untuk

secara komprehensif meraup semua persoalanpersoalan di dunia tanpa diikuti oleh implementasi

yang konkret sehingga hanya memberikan kesansekedar tebar pesona saja Hal ini karena tidak

diimbangi dengan kapabilitas domestik untuk

mewujudkannya Ini dapat dilihat misalnya

dalam inisiatif Indonesia untuk penyelesaian

masalah konflik di Timur Tengah khususnya di

Palestina Indonesia menyatakan kesediaannya

sebagai mediator namun tidak jelas bagaimana

mewujudkan tercapainya perdamaian di sana Ini

karena Indonesia hanya bersedia berhubungan

dengan pihak Palestina sementara pada saat yangsama tidak mengakui keberadaan Israel karena

adanya resistansi domestik yang sangat kuatkhususnya dari beberapa kelompok masyarakat

Islam di dalam Indonesia sendiri

Gagasan lain yang dikemukakan SBY yangberkaitan dengan kesepakatan ekstradiksi

Indonesia Singapura tahun 2007 yang dikaitkandengan Defence Cooperation Agreement DCA

yang secara hakikat tidak ada kepentingannasional yang diraih maksimal darinyaKesepakatan ini tidak populer bukan saja karena

dilakukan secara diam diam lebih dari itu realitas

kesepakatan tersebut juga lebih banyak

menguntungkan pihak Singapura Negara ini

memang cerdik memanfaatkan Indonesia yangbutuh kesepakatan ekstradiksi yang telah dinantiselatna tiga puluh tahun Singapura yangmembutuhkan tempat untuk latihan militernya

akhirnya menggaburigkannya

Pada sisi lain Indonesia yang memilikiidentitas nasional baru dalam politik luar

negerinya yaitu sebagai negara dernokratis

sebagaimana disebutkan dalam Undang UndangNomor 17 Tahun 2007 mengenai RPJPN 2005

2025 belum sepenuhnya mencapai sasaran pokok

ini Ketidaktegasan sikap Indonesia ataspelanggaran HAM di Myanmar menjadi bukti

Sikap demikian sangat berbeda dengan Filipinamisalnya yang secara tegas menyatakan tidakakan meratifikasi ASEAN Charter apabila tidak

ada perubahan dalam hal perlindungan HAM di

Myanmar

Oleh karena itu tanpa mengecilkan arti

berbagai pencapaian diplomasi internasional diforum multilateral oleh pemerintah SBY

sesungguhnya situasi dan kondisi domestik

Indonesia menunjukkan bahwa lebih bermanfaat

bagi Indonesia untuk mengutamakan

pembangunan kekuatan internal Dengan

kekuatan tersebut Indonesia diharapkan mampu

mewujudkan politik luar negeri bebas aktif

daripada mulai dengan berbagai inisiatif politik

luar negeri tanpa memperhitungkan kapabilitas

nasional untuk rnelaksanakannya

Laporan dari Bank Dunia misalnya

menyatakan bahwa sampai dengan September

2006 terjadi peningkatan penduduk miskin

sebesar 17 5 persen dari total penduduk Indonesia

atau sebesar 39 j uta dan penduduk di bawah gariskemiskinan juga meningkat hingga pada bulan

Maret 2006 sebesar 39 05 persen dibandingkan

17 75 persen pada bulan Februari 2005 Hasil

laporan tersebut tidak jauh berbeda dengan

Human Development Report 2007 2008 yangdikeluarkan oleh UNDP yaitu bahwa Indeks

Pembangunan Manusia Human Development

Index HDI Indonesia menempati urutan ke 107

dari 170 negara yang disurvei Ini artinyaIndonesia jauh berada di bawah negara negara

sesama ASEAN lainnya seperti Singapura 25

Malaysia 63 Thailand 78 dan Vietnam 105

Yang lebih mengejutkan lagi Indonesia jugaberada di bawah Occupied Palestinian

Territories 105

Oleh karena itu menjadi suatu keniscayaan

pentingnya Indonesia membangun kondisi

domestik yang kuat sebagai basis diplomasi yangefektif di dunia internasional Sehebat apa pun

kemampuan berdiplomasi para diplomat

Indonesia di luar negeri jika tidak didukung olehperbaikan ekonomi politik dan keamanan

domestik usaha mereka akamsia sia belaka dan

cita cita Indonesia untuk secara aktif berperan

dalam percaturan politik internasional akan

menemukan hambatan serius Sebagaimana juga

diakui oleh Hasan Wirajuda dalam wawancaranya

di The Jakarta Post bahwa every domestic issuehas a foreign policy aspect 13

Menjadikan Indonesia Negara Adikuasa lihat di httphisnispolilik irorldpress com 2007 ll 21 menjadikan indonesia

negara adikuasa diakses 15 Oktober 2008

Z UNDP Human Development Report 200712008 New York

Palgrave Macmillan 2007 hlm 262 263

The Jakarta Post 8 November 2004

65

Beberapa Isu Penting dan I antanganMendatang

Hubungan luar negeri Indonesia di masa

mendatang akan diwarnai dengan berbagaiperkembangan dan tantangan baru bukan saja

karena dunia akan semakin terglobalisasi dan

terliberalisasi namun juga karena Indonesia akan

dihadapkan dengan perkembangan bartt ekonomi

politik internasional Dalam konteks demikian

politik luar negeri Indonesia tidak bisa diabaikan

begitu saja karena ia merupakan bagian dari

kebijakan nasional secara menyeluruh Artinya

pemerintah penting mengupayakan hubunganinternasional yang sedemikian rupa untukmendukung kesejahteraan dan keamananmasyarakatnya

Pada tataran global salah satu

perkembangan yang patut dicermati setidaknyapada masa sekarang dan mendatang adalahstruktur politik internasional yang berada dalamtransisi pasca Perang Dingin yaitu adanya tarikmenarik antara kelompok negara yang tetap inginmempertahankan kekuatan bersandar kepada

kekuatan AS sebagai poros utama atau

berhadapan dengan pusat pusat kekuatan baru

yang berjuang untuk membentuk tatanan sisteminternasional yang baru FenomQna perlawananterhadap dominasi AS itu tampak semakin kuatlagi terutama setelah datangnya krisis ekonomi

global akhir September 2008 yang dipicu olehbangkrutnya sejumlah institusi keuangan AS

sebagai akibat kegagalan kredit perumahan

standar rendah subprime mortgage sebesar

US 6 triliun Krisis ekonomi tersebut tidak saja

menyebabkan kesulitan besar bagi ekonomiAS

tetapi juga telah memunculkan kegamangan atas

kebenaran klaim kemenangan kapitalisme dan

demokrasi liberal AS atas ideologi ideologi

lainnya di dunia pasca Perang DinginKegamangan ini menemukan petnbenarannya

pada tesis Francis Fukuyatna dalatn bukunya The

End of History and The Last Man 1992 14

Setelah krisis ekonomi global ini tampaknya akan

semakin sulit bagi AS untuk tetap mengklaimdirinya sebagai negara terbesar Menurut Robert

Kagan dalam bukunya The Return ofHistory and

The End ofDream 2008 dunia akan kembali

memperebutkan berbagai kepentingan nasional

Lihat Francis Fukuyama The End ofHistory and The Last ManLondon Hamish Hamilton 1992

NO

suatu fenomena abad ke 19 ketimbang fenomenatahun 1990 an tatkala AS menjadi pemenangPerang Dingin setelah runtuhnya Uni SovietNamun ketika Perang Dingin terjadi

pengelompokan struktur internasional itu terbagi

dalam dua polar yaitu pro AS dan pro Uni

Soviet

Tidak ada seorang pun yang membantahbahwa ketika arogansi dan dominasi ekonomi

politikAS di berbagai belahan dunia hampir tidak

tertandingi maka setelah Uni Soviet runtuh

muncullah kekuatan kekuatan negara baru yangmencoba melawan Fenomena ini tampak semakin

kuat setelah datangnya krisis ekonomi global

karena ancaman AS semakin kehilangan daya

Maka dari itu sejumlah negara kuat di Eropa

Amerika Latin Timur Tengah dan Asia

membentuk keseimbangan keseimbangan baru

dalam tatanan dunia Kekuatan dunia semakin

tersebar dan AS akan semakin kesulitan

memainkan peran lama sebagai polisi dunia

Di Eropa misalnya di samping Uni Eropayang tidak lagi selalu mengikuti kebijakan luarnegeri AS Rusia mulai tnenunjukkan

kekuatannya Di bawah kepemimpinan Putin dan

Medvedev Rusia berhasil membangun kembali

ekonomi dan politiknya sehingga mampu

menghadang hegemoni senjata nuklir di EropaSementara itu Presiden Ahmadinajed dari Iran

Presiden Hugo Chavez dari Venezuela Presiden

Lula dari Brazil misalnya adalah tiga negara

berkembang yang semakin berani menantangdominasi AS

Di pihak lain kebangkitan China dan India

sebagai dua kekuatan raksasa ekonomi politik

dan pertahanan baru di Asia makin menumbuhkan

kepercayaan bahwa AS bukan satu satunya

negara adidaya China dan India merupakan dua

negara yang dalam beberapa tahun terakhirberhasil membukukan pertumbuhan ekonomi

mereka yang sangat luar biasa Sejak kebijakanreformasi ekonomi diluncurkan pada akhir tahun

1970 an keberhasilan pembangunan ekonomi

China menjadi fakta tak terbantahkan Sukses

ekonomi negara tirai bambu ini antara lain

ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi

yang sangat tinggi yaittt mengalami peningkatansebesar empat kali sejak pertama kali program

reformasi ekonomi diluncurkan dan akan

meningkat dua kali lagi dalam jangka waktu dua

Lihat Svaefudin Simon Fukuyama dan Akhir Dominasi AS

Koran Tempo 31 Oktober 2008 hlm A 10

u

dekade mendatang Selain itu China jugamerupakan pusat manufaktur terbesar di dunia

dan memiliki cadangan devisa yang sangat besarsekitar lebih dari US 1 milyar pada akhir tahun

2006 16

Sebagaimana halnya China India juga telah

berhasil muncul sebagai salah satu bintang barudalam ekonomi global Negara yang berada dikawasan Asia Selatan ini telah membakukan

pertumbuhan ekonofni yang luar biasa Selamahampir satu dekade ekonomi India tumbuh lebih

dari 7 persen dan bahkan dalam tiga tahun

berturut turut sejak tahun 2005 berada pada level

di atas 9 persen yaitu 9 6 persen tahun 2006 dan

9 2 persen tahun 2007 Pertumbuhan pesat

ekonomi negara ini ditopang oleh reformasiekonomi arus besar investasi asing

meningkatnya cadangan devisa negara dan

berkembangnya pasar modal

Keberhasilan China dan India tersebut

ditanggapi secara berbeda oleh masyarakat

internasional karena munculnya dua negara

tersebut sebagai kekuatan ekonomi baru telah

memunculkan harapan dan sekaligus ancaman

baru Pada satu sisi melalui keberhasilan yangdiraihnya China dan India akan bertindak sebagai

lokomotif yang memberikan keuntungan bagipertumbuhan ekonomi kawasan Pada sisi lain

munculnya China dan India sebagai kekuatan

baru juga memunculkan persepsi sebagai

ancaman terbesar bagi stabilitas global Hasil

survei Haris Poll misalnya menunjukkan bahwa

31 persen responden di AS memandang Chinasebagai ancaman terbesar dunia melebihi Iran

dan Korea Utara yang dicap oleh Presiden Bushsebagai Axis ofEvil

Kekhawatiran ini nampaknya didasarkan

pada realitas bahwa dengan ekonomi mereka yangsemakin kuat telah memungkinkan China dan

India untuk membangun kekuatarnmiliter yanglebih handal dan modern Melalui diplomasi yangsangat aktif kedua negara juga tampak memiliki

ambisi untuk tampil sebagai aktor yangberpengaruh di kawasan dan juga di tingkat

global 19 Selain telah memiliki senjata nuklir

Lihat G John Ikenberry The Rise of China dan the Future of theWest Can the Liberal System SurvtveT Foreign Affairs January

February 2008 hlm 2Lihat Indian Economy Overview di http

www economywatch com tndtaneconomy tndtan economy

overview html diakses pada tanggal 3 September 2008

Lihat Syamsul Hadi Menyikapi Kebangkitan China Kaanpas 2

September 2008

Peter Coates China could well be a problem for Australia di

Online Opinion 4 Agustus 2008 htip wwx onlineopinton con au

print asp article 7724 dtunduh 20 Agustus 2008

China juga membentuk kekuatan laut samudra

blue ocean navy dan kekuatan udara sebagaipendukungnya Kekuatan daratnya pun

ditingkatkan dalam daya tempurnya

Dengan demikian China akan menjadi salah

satu kekuatan politik yang lebih ampuh lagi dimasa masa mendatang Sebagaimana halnyaChina di samping membangun ekonominya Indiajuga membangun kekuatan militernya khususnya

kekuatan laut Dengan kekuatan ekonominya

tidak mustahil kelak India membangun kekuatan

senjata nuklir Sebab India tidak termasuk dalam

rezim yang menandatangani Non ProliferationNuclear Treaty NPT Jika ini terjadi akan

menimbulkan masalah kelak apabila kemudian

Pakistan yang merasa terancam juga tergodauntuk mengembangkan senjata nuklir untuk

mengimbangi India China dan Pakistan yangberbatasan langsung dengan India kemungkinanjuga bisa melakukan aliansi untuk bersama

menghadapi India atau setidaknya mengurangi

dominasi negara ini China juga memiliki

kepentingan nasional yang lain untuk aliansi kuatdengan Pakistan yakni untuk menjamin pasokan

minyaknya dari kawasan Timur Tengah dan

Afrika yaitu melalui rangkaian armada lautnya

yang besar mulai dari pusat pangkalan lautnyadi China hingga pangkalan lautnya yang dibangundi Pakistan 21

Perkembangan di atas tentu akan berdampak

pada Asia Tenggara dan juga Indonesia

Kebangkitan China dan India sebagai dua

kekuatan raksasa baru di kawasan terasa lebih

problematis bagi Indonesia khususnya di bidangekonomi Dalam hal ini ada satu pertanyaan

krusial yang patut diajukan apakah Indonesiaakan Inasuk dalam pusaran konstelasi baru di

kawasan melalui poros China dan India dengan

meninggalkan sekutu lamanya yaitu ASEAN dan

Jepang Dalam konteks ini kebijakan luar negeriIndonesia perlu diarahkan pada strategi

constructive engangement dalam hubungannya

dengan negara negara tersebut mengingat

strategi lain tidak akan efektif dan bahkan dapat

memukul kepentingan nasional Indonesia Hingga

saat ini misalnya Indonesia masih sangat

tergantung pada kegiatan pembangunan ekonomibangsa Jepang Selain itu Indonesia tetapmemerlukan keberadaan ASEAN sebagai

instrumen yang diharapkan mampu secara

Ibid

67

bersama sama mendampingi kekuatan besar baru

tersebut di kawasan

Dalam kerangka ini pula pemerintah RI

juga perlu menanggapi secara positif dan bahkan

mendorong inisiasi Perdana Menteri AustraliaKevin Rudd untuk pembentukan Asia Pacific

Community yang dikemukakannya di depan TheAsia SocietyAustralAsia Centre di Sydney padatanggal 4 Juni 2008 Di samping menggunakandua kerangka multilateral tersebut kebijakan luar

negeri Indonesia juga perlu dilaksanakan

sedemikian rupa untuk mendukung kemitraanstrategis strategic partnerships dengan kedua

negara tersebut Ini tecermin dari

penandatanganan Strategic PartnershipAgreement Indonesia China 2005 yang

diimplementasikan dalam berbagai kerja sama

termasuk capacity building di bidang militerDengan demikian multilateral isme dan

bilateralisme masih akan tetap akan menjadiinstrumen penting dari politik luar negeriIndonesia di masa depan

Berkaitan dengan keberadaan ASEAN

Indonesia masih perlu menempatkan organisasi

antarnegara negara Asia Tenggara tersebut dalam

lingkaran utama konsentrik kebijakan luar negeri

Indonesia Prioritas lingkaran konsentrik ini tidak

didasarkan pada pertimbangan geografis semata

tetapi lebih pada penekanan kesamaan ide dan

nilai serta aspek fungsionalnya Pertama tujuan

dasar pembentukan ASEAN adalah untuk

menciptakan perdamaian dan kestabilan di Asia

Tenggara dan tampaknya masih akan tetaprelevan untuk kepentingan jangka pendek

menengah dan panjang pembangunan ekonomiIndonesia Terciptanya stabilitas kawasan

menjadi sesuatu hal yang amat penting terutamapotensi konflik antarnegara di dalam keanggotaan

ASEAN sendiri juga masih cukup tinggi Realitasini terlihat antara lain dari sengketa antarnegara

anggota yang bersumber pada persoalanperbatasan seperti yang tengah terjadi saat iniantara Thailand dan Kamboja

Kedua ASEAN yang sedang

mentransformasikan diri menuju Masyarakat

ASEAN 2015 akan menjadikan Indonesia

semakin terintegrasi ke dalam wadah organisasi

regional baik secara ekonomi politik keamanan

dan sosial budaya Meskipun ide pembentukan

ASEAN Community in sebagaimana telahdiputuskan dalam ASEAN Concord II di Bali

2003 hingga dewasa ini masih menghadapi

berbagai hambatan institusional dan internal

68

anggota namun keberadaan ASEAN masih tetapdiperlukan sebagai power balancer terhadapkekuatan kekuatan besar di kawasan

Sejalan dengan globalisasi yang berlangsungdewasa ini dan yang masih akan terus berlanjutdi masa depan isu isu dalam politik global pun

akan semakin beragam dan melibatkan banyak

aktor dengan masinbmasing kepentingannyaIsu isu tersebut akan bersifat lintas batas negara

balk dari sisi dampak maupun dari sudut pandangpenyelesaian masalah masalah atau konflik

kepentingan yang terjadi Isu isu yang dimaksudantara lain dalam persoalan HAM demokrasi

lingkungan hidup energy security food securityperburuhan perbatasan dan sistem keuangan dan

perdagangan global

Politik luar negeri tidak hanya didominasi

oleh aktor negara tetapi dalam globalisasi dewasa

ini para aktor non negara juga semakin terlibat

di dalamnya Keterlibatan aktor non negara

melalui berbagai jejaring global tidak jarang jugamen ghasilkan perilaku internas ion al

international action yang cenderLmg berpotensimemperbesar pengaruh terhadap kebijakan luarnegeri yang dijalankan oleh pemerintahKeterlibatan mereka dalam berbagai isu global

tersebut di atas akan menambah kompleksitas

politik global kontemporer Oleh karenanya

pemerintah dituntut untuk menyikapi tindakan

aktor non negara ini secara bijaksana agar

kepentingan nasional tidak dirugikan

Untuk memahami betapa pentingnya

memperhatikan peranan aktor non negara dalam

politik luar negeri kasus lepasnya Timor Leste

dan pembunuhan Munir dapat dipakai sebagai

ilustrasi Para aktivis dan berbagai organisasi

yang bergerak di bidang hak asasi manusiaseperti misalnya ETAN yang tidak puas denganberbagai pelanggaran HAM di bekas wilayah

Indonesia tersebut telah mendorong merekaselama bertahun tahun untuk melakukan lobi ke

penguasa negara masing masing berbagailembaga dan forum internasional Tujuannya

tidak lain agar masyarakat internasional dan

lembaga donor asing mau menekan pemerintahuntuk menyelesaikan tuntas kasus tersebut

Tekanan yang berlangsung terus menerus selamahampir dua puluh empat tahun menjadi salah satu

faktor yang mendorong pemerintah Indonesiapada akhirnya memberikan opsi referendum di

Timor Leste tahun 1999 yang menghasilkanlepasnya wilayah ini dari Indonesia

Hal serupa mungkin juga akan terjadi dalam

proses peradilan pembunuhan Munir yang

berlangsung dewasa ini Mereka yang tidak puasdengan proses pengadilan di Indonesia atas kasus

tersebut telah mendorong mereka untukmelakukan berbagai lobi internasional seperti ke

Kongres AS dan Perserikatan Bangsa Bangsa

PBB Mereka menginginkan masyarakat

internasional menekan pemerintah Indonesia

untuk secara serius menyelesaikan kasus tersebut

secara tuntas Dengan adanya berbagai tekanan

internasional tersebut terbukti bahwa pemerintah

kemudian memberikan respon untuk membuka

kembali kasus tersebut

Tantangan lain pada politik luar negeri ke

depan yang diperkirakan akan sangat beratadalah isu yang berkaitan dengan persoalannuklir Kecenderungan yang tampak saat iniadalah adanya nuclear revival yang antara lainterefleksi dari munculnya tuntutan dari berbagai

negara untuk mengembangkan nuklir dengan

berbagai alasannya 21 Salah satunya adalah

godaan yang sangat kuat untuk memiliki senjatanuklir demi alasan keamanan karena negara

tetangganya memilikinya dan untuk

meningkatkan pengaruhnya dalam politik

internasional

Alasan yang lainnya adalah godaan yangsangat kuat untuk mengembangkannya sebagai

sumber energi alternatif demi mengantisipasi isu

pemanasan global Dengan adanya persoalan

pasokan dan harga minyak dunia yangmelambung pengembangan energi alternatif

tenaga nuklir tentu merupakan suatu keniscayaan

meskipun tidak ada jaminan bahwa negara negara

yang mengembangkan energi nuklir tidak

mengulangi kesalahan yang fatal seperti halnyadi Chernobyl Selain itu pengembangan energi

nuklir yang tidak terkendali juga dikhawatirkandapat memicu proliferasi nuklir untuk tujuan

militer

Persoalan yang akan dihadapi oleh Indonesiasebagai salah satu penanda tangan rezim Non

Proliferation Treaty NPT adalah bagaimanaIndonesia mempertahankan komitmennya dalam

perjanjian tersebut namun di sisi lain tidak akan

mengganggu situasi domestik dan hubungan

bilateralnya dengan negara negara yangberkeinginan mengembangkan nuklir baik dalarn

kerangka NPT atau tidak Dilema ini dapat dilihat

dari kasus konkret kebijakan Indonesia untuk

21 LihatJemadu Politik Global him 162

mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBBNomor 1747 yang menjatuhkan sanksi atas Iranyang menolak menghentikan pengayaan

uraniumnya atas dugaan akan digunakan untuk

pembuatan senjata nuklir Kebijakan yang diambiloleh pemerintah di atas pada akhirnya menuai

protes keras dari beberapa kalangan di dalam

negeri termasuk DPR Dewan Perwakilan

Rakyat Sikap pemerintah dalam soal nuklir Iranpun kemudian melunak dengan abstain ketika

Resolusi berikutnya tentang nuklir Irandikeluarkan oleh PBB

Tantangan berat lain yang akan dihadapioleh Indonesia di masa depan adalah terkait

dengan masalah perbatasan Sebagai negara

kepulauan Indonesia memiliki daerah perbatasan

yang sangat luas baik perbatasan darat maupunperbatasan laut Setidaknya ada enam provinsi

yang memiliki daerah perbatasan langsungdengan negara lain yaitu Riau Kalimantan

Timur Kalimantan Barat Sulawesi Utara Papua

dan Nusa Tenggara Timur Kawasan perbatasan

darat tersebar di tiga pulau empat provinsi dan

15 kabu pate n kota meliputi perbatasan dengan

Malaysia Papua New Guinea dan Timor Leste

sedangkan wilayah laut berbatasan dengan 10

negara Australia Filipina India Malaysia

Papua New Guinea Republik Palau SingapuraThailand Vietnam dan Timor Leste

Wilayah perbatasan yang memiliki artistrategis baik dari sisi pertahanan dan keamanan

politik ekonomi dan sosial budaya tersebut

kenyataannya ke depan memendam potensi

konflik yang cukup besar Ini terkait denganpersoalan belum tuntasnya pemerintah Indonesia

menyelesaikan persoalan wilayah perbatasan

darat dan lautnya dengan beberapa negara

tetangganya Indonesia dan Malaysia misalnya

belum sepakat mengenai batas wilayah laut

mereka di sekitar Blok Ambalat Indonesia juga

belum sependapat dengan Republik Palau

rnengenai batas Zona Eksklusif Ekonomi ZEE

kedua negara terutama di Pulau Asia dan Pulau

Mapia wilayah RI yang terdapat di UtaraPapua

Sementara itu Indonesia dan India juga

menyimpan potensi konflik perbatasan perairan

teritorial di sekitar Pulau Andaman dan Nicobar

yang secara tradisional didatangi oleh nelayandari Aceh untuk menangkap ikan 2

z Markas Besar TNI KebiJakan Kerjasama Sub Regional KK 1KK

Sosek Mahndo dan Arti Pentmgnya Peran Karantina Pertanian kertaskerja tanpa tahun dan tempat pubhkasi hthn 9 10

E

Ketidakjelasan batas wilayah laut Indonesia dan

Australia di Laut Timor juga telah menyebabkan

berulangnya penangkapan kapal kapal nelayan

asal Indonesia oleh patroli laut Australia karena

dianggap melanggar batas laut kontinen negaraKanguru Meski Indonesia sudah berhasil

menyepakati 907 titik koordinat atau 96 persen

batas darat dengan Timor Leste melalui

Provisional Agreement yang ditandatangani olehkedua negara pada tanggal 8 April 2005 namun

potensi konflik juga masih nyata terutama karena

kedua negara belum berhasil menyepakati

beberapa segmen yang hingga saat ini belumdiselesa kan yaitu antara lain di Memo Malibaka

Noelbesi Manusasi dan Subina

Proyeksi Indonesia Di Bidang Politik LuarNegeri

Berbeda dengan keadaan sepuluh tahun lalu

yaitu saat awal era reformas lnaka dalam kurun

waktu sepuluh taliun mendatang Indonesia akanmemasuki kancah percaturan politik internasional

dengan kepercayaan yang sangat tinggiWalaupun Indonesia masih menghadapi sejumlah

permasalahan sangat berat dewasa ini bangsa

kita pada kenyataamnya memiliki cukup banyakfaktor positif yang dapat dijadikan modal untukmeningkatkan efektivitas politik luar negeri Salah

satu modalitas yang dimiliki Indonesia adalahrealitas adanya hubungan yang relatif baik dengansebagian besar negara di dun a Peranan Indonesia

di dalam berbagai organisasi regional dan

internasional selama in juga cukup menonjolterutama dalam PBB ASEAN APEC ARF

Gerakan Non Blok G 33 clan Organisasi

Negara negara Islam OIC

Lebill penting lagi proses demokratisasiyang sekarang berlangsung di Indonesiamengundang banyak simpati internasionalterutama dari negara negara maju yang selamaini aktifinemajukan agenda demokrasi Tentu saja

hal tersebut merupakan modalitas yang sangatpenting dalam diplomasi internasional IndonesiaSebagaimana d aku oleh Menter Luar Negeri

RI Hasan Wirajuda bahwa proses dernokrasi di

Indonesia memberikan kontribusi penting bagpolitik luar neger Indonesia clan diplomasi

Indonesia dalam arti bahwa faktor tersebut

mendorong Indonesia untuk memainkan peran

Lihat Ganewati Wuryandari Ed Isn Keamanan Indonesia

Timor Leste Jakarta LIPI Press 2007

70

regional clan internasional dengan lebih aktif a

Namun seberapa besar modalitas tersebut dapat

dimanfaatkan untuk memperjuangkan

kepentingan nasional di forum internasional di

masa rnendatang tentu akan sangat tergantungpada kemampuan kelihaian diplomat Indonesia

memanfaatkannya secara optimal

Namun juga perlu disadar bahwa

kep awaian berdiplomasi send r juga tidak akancukup untuk efektivitas pelaksanaan politik luarnegeri Yang jauh lebih penting adalah bagaimanamemperkuat pelaksanaan politik luar negeri

Indonesia Ini perlu dipaham mengingat

pelaksanaan kebijakan luar negeri tidak terlepas

dari kemampuan nasional negara yangbersangkutan Artinya kemampuan nasional

suatu negara tentu memengaruhi pencapaian

tujuan nasional negara tersebut termasuk

Indonesia

Suatu negara yang memiliki kemampuannasional terbatas tentu tidak akan memiliki

banyak pilihan dan ruang gerak yang relatif bebasuntuk mencapa tujuan atau memaksakan

kehendaknya kepada aktor aktor lain dalam

politik internasional Kenyataannya akan

sebal knya apabila negaramemiliki kemampuan

nasional yang besar Dalam konteks inikemampuan nasional yang dimiliki oleh Indonesiaakhir akhir ini bermasalah Problemnya bukan

dari kualitas diplomat diplomat Departemen Luar

Negeri tetapi karena kew bawaan Indonesia

secara keseluruhan mengalami penurunan baik

dalam bidang ekonom politik dan pertahanankeamanan

Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila

kemudian Lee Kuan Yew menteri senior dan

mantan Perdana Menteri Singapura misalnya

b sa berani membuat pernyataan pernyataan

tajam yang belum tentu menguntungkanIndonesia atau Malaysia yang begitu progresifmengganggu berbagai kepentingan nasional

Indonesia Dalam melakukan tindakan mereka

dua negara kecil tetangga Indonesia tentu sudah

memperhitungkan kemungkinan konsekuensi

konsekuensi atau reaksi dari Indonesia yangdalam realitasnya mengambil respon soft yangmengurangi kredibilitas Indonesia sebagai negara

besar yang disegani sebagaimana ketika eraSoekarno dan Soeharto Maka dari itu untuk

Ganewati Wuryandari Ed htencermati Eemhali Enam Dekade

Po1Nik L rar iVegeri Indonesia Jakarta 1 1131 Pres 2007 h1m

158

masamendatang Indonesia harus berani bersikaptegas terhadap tindakan tindakan negara lain yangmencoba mengintervensi urusan domestik

Indonesia Ini hanya bisa terwujud apabila

Indonesia memiliki kemampuan nasional yangkuat yaitu adanya kekuatan dan ketahanan

internal di semua aspek baik sosial budaya

ekonomi politik dan pertahanan keamanan

Karena tantangan politik luar negeri

Indonesia akan semakin keras di masa depan

politik luar negeri Indonesia harus dirancangsedemikian rupa sehingga mampu merefleksikan

kebutuhan kebutuhan Indonesia saat ini clan di

masa depan Mengingat keterbatasan kemampuan

nasional yang ada saat in maka perlu disusunskala prioritas untuk mengoptimalkan

penggunaannya Dari sekian banyak kebutuhan

nasional dan komitmen dalarrt berbagai forum

internasional maka yang perlu mendapatperhatian utama dalam politik luar negeri

Indonesia di masa mendatang adalah kegiatanyang mendukung fungsi fungsi utama politik luarnegeri Fungsi fungsi tersebut seperti telah

diuraikan pada bagian awal tulisan ini terutama

yang berkaitan dengan upaya pemenuhankesejahteraan masyarakat keamanan dan

pemeliharaan lingkungan regional yang stabilDalam konteks ini Deplu tidak mungkin bekerja

sendiri dalam mencapai tujuan nasional

koordinasi dan sinergi antarlembaga pemerintah

dan kekuatan non negara yang sekarang semakinberperan dalam proses globalisasi seperti

kalangan usaha media massa cendekiawan dan

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat sehingga

diperlukan kerja sama menyeluruh untuk

mewujudkannya

Hubungan internasional pasca PerangDingin dengan basis multipolaritas dan

globalisasi ekonomi yang bercirikan pada salingketergantungan akan menjadi gambaran masa

depan hubungan antarnegara Oleh karena itu

sudah waktunya Indonesia perlu mengkaji ulang

prinsip bebas aktif politik luar negerinya lsPendekatan yang ideologis clan kaku terhadapdoktrin bebas aktif ini hanya akan menjadi beban

clan melahirkan rasa frustrasi yang mendalamkarena dalam realitasnya ketergantungan

Indonesia terhadap dunia luar sangat besar Tidak

zs Lihat Dewi Fortuna Anwar Afenggagas Poiiak Luar Negeri

Indonesia Baru Orasi Ilmiah yang disampaikan dalam pengukuhansebagai Ahli Peneliti Utama Pus itbang Politik dan KewilayahanLIPI Jakarta 22 Juni 2000

saja disebabkan oleh imbas krisis ekonomi globalsaat ini tetapi lebih dart itu adalah kenyataan

bahwa perekonomian Indonesia saat ini tnetnangtelah menjadi bagian yang tidak terpisahkan darikomunitas ekonomi regional dan terintegrasi ke

dalam sistem ekonomi global yang mau tidakmau telah tnengurangi sebagian kebebasan

Indonesia untuk bertindak secara otonom clan

independen

Di samping harus memperhatikan sistempolitik Indonesia yang semakin kompetitif sertapluralisme masyarakat yang sangat tinggi prinsippolitik luar negeri juga harus dibangun pada

identitas yang sifatnya permanen Hal ini tidaksaja penting untuk mendapatkan legitimasidukungan dalam negeri tetapi lebili dari itu untuk

memelihara kesinambungan kebijakan luar negeri

dari satu pemerintahan ke pemerintahan

berikutnya

Perjalanan Indonesia menuju sebuah negara

demokrasi modern tampaknya sudah pilihan yangtidak mungkin surut ke belakang clan identitasinilah yang idealnya ditampilkan dalam setiapperumusan dan pelaksanaan politik luar negeri

Indonesia di masa depan Penonjolan identitas

sebagai negara demokrasi tidak saja cukup tetapijuga perlu ditonjolkan keunikan detnokrasi yangdimiliki Indonesia sebagai negara demokrasi

terbesar ketiga di dunia dan terbesar di kalangan

dunia Muslim dengan masyarakat plural clan

Islam yang moderat perlu dipromosikan secaralebih luas Indonesia menurut Yuwono

Sudarsono adalah bukti nyata terciptanya

kompatibilitas antara ideologi agama Islam clan

ideologi sekuler demokrasi Kenyataan ini

penting untuk menetralisir citra buruk yangcenderung mendominasi pemberitaan tentangIndonesia

Penutup

Politik luar negeri tidak lain merupakan

kebijakan negara untuk memperjuangkan

kepentingan nasional terhadap dunia luarBerbagai perubahan yang terjadi dalam konstelasipolitik global dan transformasi sosial politik

dalam negeri telah memberi dampak baik

langsung maupun tidak langsung terhadapperumusan dan pelaksanaan politik luar negeri

Juwono Sudarsono Tiga Sorotan Luar Negeri terhadap

Indonesia L ompas 29 Oktober 2003

71

Indonesia Oleh karena itu pemerintah Indonesia

merasa perlu untuk tetap peka dan tanggapterhadap berbagai perubahan tersebut dan terusmenerus melakukan adaptasi Maka dari itudalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir inipolitik luar negeri Indonesia ditujukan untukmemenuhi berbagai tuntutan eksternal dan

internal tersebut antara lain dengan melakukan

fungsinya untuk memulihkan harkat dan martabat

bangsa Indonesia yang pernah terpurukSejalan dengan konstelasi politik global

yang terus mengalami perubahan cepat dewasaini Indonesia dituntut untuk terus berperan danmelakukan kerja sama baik dalam tingkat

regional dan internasional Dewasa ini Indonesia

memiliki hal hal positif yang mampu mendukungefektivitas politik luar negeri seperti realitas

catatan keberhasilan capaian diplomasi

internasional Indonesia akhir akhir ini dan

demokratisasi yang sedang berjalan di IndonesiaNamun satu hal yang penting untuk

dipahami adalah modalitas ini tanpa makna untuk

kepentingan nasional Indonesia apabila kondisi

sosial ekonomi politik dan keamanan di dalam

negeri sendiri tidak mendukung Oleh karena itupenguatan total diplomasi melalui koordinasi dan

sinergi antara Deplu dan lembaga lembaga

pemerintah yang terkait serta kekuatan kekuatannon negara menjadi sesuatu hal yang pentingdalam era globalisasi yang diwarnai dengankompleksitas saling ketergantungan dan ketatnyapersaingan antara negara untuk memajukan

kepentingan nasional mereka masing masing

Daftar Pustaka

Daya Saing Indonesia Semakin Merosot 2003

Sinar Harapan I 1 Mei 2003

Indian Economy Overview httpwww economywatch com

indianeconomy indian economyoverview html diunduh tanggal 3

September 2008

Menjadikan Indonesia Negara Adikuasa httpbisnispolitik x orldpress com 2007 I1

21 menjadikan indonesia negara

adikuasa diunduh 15 Oktober 2008

72

Anwar Dewi Fortllna 2008 Menggagas Politik

Luar Negeri Indonesia Baru Orasi

Ilmiah yang disampaikan dalam

pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama

Pus litbang Politik dan Kewilayahan LIPIJakarta

Brown Chris 2001 Understanding InternationalRelations 2 d Edition London Palgrave

Coates Peter 2008 China could well be a problem

for Australia Online Opinion httpwww onIineopinion com au

print asp article 7724 diunduh tanggal20 Agustus 2008

Fukuyama Francis 1992 The End of History andThe Last Man London Hamish

Hamilton

Hadi Syamsul 2008 Menyikapi Kebangkitan

China Kompas 2 September 2008

Ikenberry G John 2008 The Rise of China dan

the Future of the West Can the Liberal

System Survive Foreign Affairs

January Februari 2008Jemadu Aleksius 2008 Politik Global dalam Teori

Praktik Yogyakarta Graha Ilmu

Markas Besar TNI Tanpa Tahun Kebijakan Kerja

sama Sub Regional KK JKK Sosek

Malindo dan Arti Pentingnya Peran

Karantina Pertanian Kertas Kerja

Pattiradjawane Renne L 2003 Prioritas Politik

Luar Negeri RI Kompas 13 November

2003

Simon Syaefudin 2008 Fukuyama dan Akhir

DominasiAS Koran Tempo 31 Oktober

2008

Sudarsono Juwono 2003 Tiga Sorotan Luar Negeri

terhadap Indonesia Kompas 29

Oktober 2003

The Jakarta Post 2004 8 November 2004

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang NasionalTahun 2005 2005

UNDP 2007 Human Development Report 20071

2008 New York Palgrave Macmillan

Wuryandari Ganewati Ed 2007 Isu Keamanan

Indonesia Timor Leste Jakarta LIPI

Press

Wuryandari Ganewati Ed 2007 Mencermati

Kembali Enam Dekade Politik Luar

Negeri Indonesia Jakarta LIPI Press

Dinarnika Peran Ularna

dalarn Perpolitikan Nasional Pasca rde Baru

Oleh

M Hanulan Basyctr

Abstract

In Indonesian national politics the ulenta clerics can be categorized in three groups First are those who

percieved that religious and social Life cannot be separated There is no such separation in Islam Therefore theythink that the involvement of ulema in a daily political matters is an obligation This group of ulerna playsignificant role and actively involved in political party Second those who also think that religious and sociallife including politics cannot be separated But they think it is not necessary for them to involve in politicalpractice This group of ulenta even they concern with political and statehood problem they do not play asopponents of one of political party openly In the election this group of ulema participate to vote one ofcontestant but they do not participate in one ofpolitical party campaign Third those who do not care withpolitical life They think that political life is not their significant concern This group limit their role only inmoral religious matters They avoid political life as then think that it is too material world

Pendah uluan

Reformasi di Indonesia telah mengubah

konstelasi perpolitikan nasional Dengan adanya

kebebasan dan keterbukaan dalam masyarakat

mereka dapat menyuarakan aspirasinya dengan

berbagai cara tanpa mengganggu masyarakat

lainnya Dalam dunia politik para ulama juga

dapat berkiprah dengan lebih terbuka

Sebelumnya pada masa Orde Baru

kebijakan pemerintah banyak terpengaruh oleh

peran militer Indonesia Presiden Soeharto yangberasal dari elit militer tidak lepas dari masalah

itu Kebijakan mereka cenderung dipengaruhi olehbudaya politik abangan Pada masa itu ada

semacam Islamic Phobia ketakutan terhadapIslam Perasaan sepertiitu banyak menjangkiti

kalangan elit politik Indonesia Mereka tidak

Tulisan ini merupakan perbaikan dari bahan untuk Seminar

Nasional Revitalisasi Peran Politik Ulama dan Kiai dalam Kancah

Perpolitikan Nasional yang diselenggarakan oleh STAIDarussalam Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan

Selatan pada 31 Oktober 2007

Dalam masyarakat 1awa pemeluk agama Islam yangmengamalkan ajaran Islam bercampur dengan animisme dan Hindu

Budha sinkretis disebut abangan Sedangkan pemeluk Islam yangtidak mencampurkan ajaran Islam dengan kepercayaan lama disebut

santri Pengertian seperti ini dipopulerkan oleh Clifford Geertz

dalam karyanya The Religion of lava 1961 Buku ini kemudianditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia denganjudul Abangan

Santri Priyari dalam Afasyarakat Jai a terjemahan Daniel

Dhakidae Jakarta Pustaka laya 1989

menghendaki berkembangnya Islam Politik

dalam kehidupan kepolitikan Indonesia Oleh

karena itu penguasa Orde Baru melakukan

inarjinalisasi peranan agama dalam politik

formal Ulama sebagai tokoh Islam dibatasi

peranannya hanya untuk mengurusi soal soal

keagamaan Akibatnya ulama yang sebelumnyaaktif dalam politik merasa kecewa dan mereka

kembali ke pesantren atau hanya menjadi

mubaligh juru dakwah

Tampaknya pada waktu itu Islam sebagai

ideologi kelolnpok ataupun partai tidak dapat

diakomodir oleh elit politik Alasan yang seringdikemukakan adalah Indonesia menganut sistem

pluralisme balk dari segi agama maupun

etnisitas Untuk itu Bhinneka Tunggal Ika harus

tetap dikedepankan Walaupun di Indonesiapenganut Islam adalah mayoritas tetapi mereka

tidak dapat dan tidak boleh mengedepankan

ideologi Islatn untuk kepentingan bernegara

Ini bagian dari penjinakan radikalisme dalam politik melalui

proses depolrtisasi massa Lihat Abdul Azis Thaba Islam dan

Negara dalam Politik Orde Baru Jakarta Gema Insani Press

1996 him 188 Cara penguasa Orde Baru tersebut juga

dimaksudkan untuk memotong gigi politik Islam karena Islamlah yang selama ini dianggap sebagai pesaing politik utamapemernntahan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto Lihat

Bahtiar Effendv Teologi Baru Politik Islam Pertautan AgamaNegara dan Demokrasi Yogyakarta Galang Press 2001 hlm144 14

73

Dalam perkembangan berikutnya kalangan

santri modern mendirikan organisasi yang diberinama Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia

ICMI Desember 1990 ICMI lahir setelah

simposium 3 hari di Universitas Brawijaya

Malang yang dibuka oleh Presiden SoehartoKehadiran Presiden itu dianggap sebagai restuberdirinya organisasi yang menampung paracendekiawan Muslim Kelhadiran ini juga

dikomentarj sekelompok orang sebagai labelbahwa ICMI adalah alat pemerintah Apalagi

Ketua ICMI adalah seorang menteri dalamkabinet yang tengah menjabat yaitu Menteri Risetdan Teknologi B J Habibie

Setelah ICMI berdiri berbagai kiprah ke

Islaman muncul dalam bentuk yang lebihkonkret dan formal Kiprah ini bergerak di

berbagai bidang Di bidang pers misalnya adaharian Republika Di bidang pengkaj ian dan thinktank ada Cides Center for Inforfnation and

Development Studies Di Bidang ekonomi adaBank Muamalat BMT Bait al Mal wat Tamwil

asuransi Takaful DD Dompet Dhuafa dan

sebagainya Mereka berkiprah dalam usaha untuk

memberdayakan umat Islam Indonesia

Sebelum ICMI dan anak anaknya lahir

pemerintah Indonesia Mengajukan rancangan

Undang undang Peradilan Agama UUPAkepada DPR Setelah mengalami perribahasan

yang cukup alot akhirnya DPR menyetujui UUPAtersebut pada 1989 UUPA ini intinya untuk

meneguhkan eksistensi pengadilan agama dalam

mengadili perkara nikah talak rujuk hibah

sedekah dan kewarisan menurut hukum Islam

Munculnya UUPA Jul dipandang oleh sebagianorang sebagai itikad balk pemerintah untukmenjalin hubungan dengan kalangan Islam

Pada waktu itu kaum santri mulai masuk

dalam dunia politik dan ikut mewarnai

perpolitikan nasional walaupun mainstream

politik Indonesia masih menganut arus kaum

abangan dan sekuler Keterlibatan kaum santri

dalam perpolitikan Indonesia selnakin mendalaln

pada masa reforrnasi ini Dalam tulisan ini akan

dibahas bagaimana peran ulama dalam

perpolitikan nasional Sebelumnya akan ditulis

siapa itu ulama serta sejarah peran ulama di

Indonesia

A Makmur Makka dan Dhurorudin Mashad ICAII Dinamika

Politik Islam di Indonesia Jakarta Pustaka Cidesindo 1997

him 15

74

Pengertian IJlama

Siapa yang disebut ulama Dalam bahasa

Arab kata ulalna merupakan bentuk jamak

plural dari kata alim yang berarti orang yangmengetahui Secara umum kata ulama dapat

diartikan para cendekiawan atau para

ilmuwan Akan tetapi dalaM bahasa Indonesia

kata llama menjadi bentuk tunggal yang berartiorang yang ahli ilmu agama IslaM Sementara

itu menurut Kamlts Besar Bahasa Indonesia

yang dimaksud dengan ulama adalah orang

yang ahli dalam pengetahuan agama IslamDi Indonesia terutama di Jawa Tengah dan

Jawa Timur sebutan ulama dikaitkan dengan

kiai Dalam tradisi Jawa sendiri sebutan kiai

tidak hanya ditujukan bagi alim ulama atau kaum

cerdik pandai dalaM agama Islam tetapi juga

Untuk menyebut nama benda benda yangdianggap bertuah keramat seperti keris gamelandan sebagainya

Studi tentang kiai atau ulama pernah ditelitioleh beberapa peneliti Mereka antara lain

Clifford Geertz Leonard Binder Deliar Noer

Hiroko Horikoshi Zamakhsyari Dhofier

Karel A Steenbrink dan Mohammad

Iskandar

Geertz menjelaskan bahwa yang membuatseorang kiai menjadi karismatik adalah karenaperannya sebagai perantara budaya cultural

broker Karena perannya itu seorang kiai dapatberfungsi sebagai pemersatu dalaM masyarakat

lingkungannya Akan tetapi menurut Geertz kiai

dan ulama tradisional tidak mempunyai

kemampuan dan pengalaman apapun dalam dunia

J S Badudu dan Sutan Muhammad Zain Kamus Umum Bahasa

Indonesia Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1994 him 1579

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa

Indonesia Jakarta Balai Pustaka 1988 him 985

W J S Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia

Jakarta Balai Pustaka 1976 him 505

Clifford Geertz The Javanese Kijaji The Changing Roles ofCultural Broker dalam Comparative Studies in Society andHistory Vol 2 1960 him 220 249

Leonard Binder The Islamic Tradition and Politics The Kijaji

and The Alim dalam Comparative Studies in Societrand HistoryVol 2 1960 him 250 255

Del iar Noer Gerakan Aloderen Islam di Indonesia 1900 1942

Jakarta LP3ES 1980

1 Hiroko Horikoshi Kyai dan Perirbahan Sosial Jakarta P3M1987

Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentangPandangan flidup Kyai Jakarta LP3ES 1982

Karel A Steenbrink Pesaniren Ahladrasah Sekolah Pendidikan

dalam Kurun Aloderen Jakarta LNES 1986

Mohammad Iskandar Para Pengemban Anranah Pergulatan

Pentikiran Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900 1950

Yogyakarta Matabangsa 2001

politik Para elite agama itu menjadi besar clan

mempunyai karislna yang tinggi hanya karenaperannya sebagai perantara budaya Penclapat

Geertz tersebut dibantah oleh Binder Dia

menjelaskan bahwa salah satu kekeliruan yangdibuat oleh Geertz dalam menggambarkan sosok

seorang kiai adalah karena ia menyamakankedudukan kiai dengan para ulama di Timur

Tengah Padahal basis kiai di Jawa berbeda

dengan basis ulama di Timur Tengah Di Jawa

para kiai mempunyai basis di pedesaan

sedangkan para ulama Timur Tengah mempunyai

basis di perkotaan

Sementara itu Deliar Noer sepenclapat

dengan Geertz bahwa pada umumnya para kiai

tradisional tidak turut dalam masalah politik

Bidang itu diserahkan urusannya kepadakalangan adat dan priyayi Para kiai lebih asyik

tenggelam dalam dunia ibadah clan kegiatan

pesantren Mereka kurang aktifdalam menentangpenjajah 14 Pendapat Noer tersebut dapat

diperdebatkan karena ada di antara ulama yangjustru menggalang kekuatan untuk menentangpenj aj ahan

Selanjutnya Dhofier yang melakukanpenelitiannya di beberapa pesantren di Jawa

Tengah dan Jawa Timur menunjukkan kepada

Geertz bahwa pesantren bukanlah sekedar

lembaga tempat mempelajari masalah agama saja

yang terlepas dari masalah sosial clan ekonomiyang dihadapi oleh masyarakat lingkungannyaDhofier juga menganggap Deliar Noer kurangmemahami kalangan Islam tradisional Hal ini

clikarenakan Noer lebih banyak bertumpu pada

sumber sumber yang berasal dari kaum modernisDhofier juga menunjukkan adanya keterlibatan

kaum tradisional dalam dunia politik Bukti yangdia soclorkan adalah perolehan Nahdhatul Ulama

NU dalam pernilihan umum tahun 1971 yangmencapai 18 67 Angka perole han ini

menurutnya jauh di atas perolehan Partai

Muslimin Indonesia Parmusi yang dianggapsebagai wakil Islam modern Walaupun demikian

Dhofier membenarkan apa yang ditulis DeliarNoer bahwa di clunia pesantren yang terjadiadalah proses satu arah Seorang kiaidigambarkan sebagai guru yang ticlak dapatdibantah oleh para santrinya clan akan ada sanksi

yang berat bagi para pelanggarnyaHorikoshi yang mengadakan penelitian di

pesantren Cipari Garut Jawa Barat berpenclapat

bahwa kiai mempunyai pengaruh besar dalammasyaral at pedesaan bukan karena perannyasebagai perantara budaya seperti yang

clikatakan Geertz Kedudukan kiai yang demikiantinggi justru karena adanya kemampuan kiai

dalam bidang lain misalnya sebagai motivatordalam perubahan sosial clan politik Horikoshi

membedakan kiai clan ulama Kiai adalah seorangahli agama clan mempunyai kemampuan yangcermat dalam membaca pikiran para pengikutnya

Seorang kiai dipandang sebagai lambangkewahyuan yang mampu tnenjelaskan masalahteologi yang sulit kepada lnasyarakat kalanganbawah sesuai dengan pandangan clan suara hatimereka

Sebaliknya Horikoshi menyebut ulama

sebagai pejabat keagamaan fungsionaris agama

Dia menjabat urusan keagamaan pada pranata

keulamaan Islam yang secara tradisional telahdilestarikan oleh keluarga kalangan menengah

pedesaan yang kuat Horikoshi menganggapkeberadaan ulama berkaitan erat dengan

keberaclaan pesantren Artinya tanpa adanya

pesantren ulama tidak mempunyai arti Hal ini

berbecla dengan Dhofier yang berpendapat bahwajustru ulama yang merupakan elemen terpentingdalam suatu lembaga pesantren Ulama

menduduki peran sentral dalam keberadaan

pesantren

Sementara itu berdasarkan penelitiannya di

Jawa Barat Iskandar berpenclapat bahwa sebutan

kiai clan ulama hampir ticlak ada pe bedaannya

Akan tetapi bila diamati lebih mendalam maka

akan didapati suatu perbedaan Dikatakannya

sering kali seorang kiai disebut sebagai ulamatetapi jarang seorang ulama disebut sebagai kiaiIskandar juga menemukan sebutan lain yangsering dipakai untuk menyebut kiai yaitu ajenganAkhirnya Iskandar membuat suatu definisi yangmembeclakan seorang kiai dan ulama Kiai atauajengan adalah para ahli agama yang keilmuanserta pemahamannya mengenai agama Islam

cukup tinggi sudah naik haji serta mempunyaipesantren dengan puluhan ratusan atau tiahkan

ribuan santri sedangkan ulama adalah para ahli

agatna yang tidak mempunyai pesantren baik ituguru agama di sekolah swasta atau negeri

maupun para mu allim atau penghulu clan lainnya

yang dikenal keilmuan clan pengaruhnya dikalangan masyarakat 15

Lihat Noer Gerakan Moderen slam hlm 10 19 15 Lihat Iskandar Para Pengemban Amanah film 24 25

NI

Untuk kepentingan tulisan ini pengertian

ulama adalah para ahli agama Islam baik itu

mempunyai pesantren Inaupun tidak yangmenjadi tokoh panutan lingkungan

masyarakatnya Di sini termasuk juga juru

dakwah atau khalib yang berceramah keliling keberbagai pelosokwilayah Pengertian ulama yangagak luas tersebut berdasarkan hadis Nabi

Muhammad SAW yang mengatakan Al

ulama u waratsatul anbiya yang artinya para

ulama adalah pewaris para nabi

Gelar ulatna dengan sebutan Kiai Haji

K H merupakan identitas yang diberikan olehmasyarakat kepada seseorang yang dianggapberkualitas dan memenuhi syarat atau kriteria

tertentu untuk diberi status ulama meskipun

sebenarnya tidak ada patokan baku atau formal

Ummat memberinya gelar ustadz atau kiai

sebagai penghormatan kepada seseorang ulamayang mengandung makna keikhlasan dankeutamaan Yang Inemberikan status ulamaadalah masyarakat

Secara umum masyarakat Islam

memberikan gelar ulama dengan sebutan Kiai

Haji K H didasarkan pada kriteria sebagai

berikut

a Unsur Kapabilitas

1 Menguasai ilmu agama Islam yangcukup mendalam

2 Mempunyai tingkat kesalehan yangtinggi

3 Mempunyai pondok pesantren majelis

taklim atau lembaga pendidikan yangdisebttt madrasah

4 Mempunyai akhlakul karimah

perilaku yang terpuj i5 Telah melaksanakan ibadah haji ke

Mekkah

b UnsurAkseptabilitas

1 Sering diundang oleh masyarakatuntuk memberikan ceramah pengajian

secara luas

2 Dikenal masyarakat secara luas

3 Diikuti banyak orang santric Unsur Sosial

1 Memimpin kegiatan sosial keagamaan

Lihat Ramlan Mardjoned Kff Hasan Basrr 70 Tah m Fungsi

dan Peranan Ulama dan Peranan A9asjid Jakarta Media

Dakwah 1995 hltn 143

Lihat Rojikin Peranan Ulama dalam Penyelesaian Sengketa

Perdata Suatu Kajian Sosiologi F ukum dengan PendekatanKetahanan Nasional Jakarta Tesis S2 PKN UI 1999 hlm 3536

l

2 Menjadi pengambil keputusan dalam

masalah masalah yang dihadapi olehumat dan masyarakat lingkungannya

Sejarah Singkat Ulama

Sejarah ulama di Indonesia terutama di

pulau Jawa selama abad ke 19 sangat erat

hubungannya dengan munculnya berbagai gejala

sosial politik yang menghiasi kehidupan wilayahkolonial Belanda itu Gejala gejala itu meliputi

berbagai bentuk antara lain mengalirnya

kebangkitan kehidupan agama Islam di kalangan

masyarakat Jawa baik yang tinggal di pedesaanmaupun di perkotaan Berbagai kegiatan

keagamaan meningkat dari waktu ke waktu Hal

ini dapat dilihat dari meningkatnya ketaatan

beribadah salat puasa di kalangan rakyat dan

penguasa pribumi meningkatnya jumlah orangyang pergi haji ke Mekkah menjamurnyapendidikan Islam dengan pendirian beberapa

pondok pesantren clan madrasah untuk mendidik

generasi muda berdirinya cabang cabang tarikatdi berbagai pelosok pedesaan pembangunan

masjid masjid penyelenggaraan pengajian hingga

khotbah secara meluas t8

Berbagai keadaan di atas tidak terlepas dari

faktor yang melingkupinya Dari faktor ekonomipada waktu itu antara lain munculnya lembaga

pajak kerja paksa dan tanarrt paksa Di sisi

politik pada waktu itu Belanda tengah gencar

melaksanakan transformasi politik dart struktur

tradisional rnenjadi struktur politik modern yangsering kali disebut sebagai usaha westernisasisehingga tatanan tradisional yang sudah mapanmenjadi ambruk t9 Di pihak lain kebangkitan

agama Islam berkaitan dengan muncul dan

berkembangnya aliran Wahabisrne 0 dan Pan

Islamisme Kedua model gerakan tersebut

Lebih lanjut keterangan mi antara lain dapat dilihat pada SartonoKartodirdio Pemberantakan Pelanr Bumen 188S Jakarta Pustaka Java1984 him 207 255 Dhofier Yradni 1 esumren hlm 33 34

Kartodirdjo Ibid

Wahabisme semula merupakan gerakan pemurnian ajaran agama Islam

yang dipelopori oieh Muhammad ibn Abdul Wahhab 1703 1787Gerakan ini kemudian berkembang di Jazirah Arab bahkan akhirnyaberhasil mendirikan negara yaitu Arab Saudi 1932 oieh Abdul Aziz ibnAbdurrahman al Fayzal as Saud 1880 1953 Keterangan mengenaipengaruh gerakan wahabisme di Indonesia antara lain dapat dilihat pada

Karel A Steenbrink Beberapu Aspekleiaang Islam di Indonesia AbadKe 19 Jakarta Bulan Bintang 1984 him 33 37 101 1162 Pan Islamisme adalah suatu gerakan pemikiran Islam vang tumbuh clanberkembang pada abad ke 19 Gerakan ini dipelopori oleh Jamaludm AIAfghani 1839 1897 clan Muhammad Abduh 1849 1905 Mereka

berduamenerbitkanmajalahAl rwatal Wnsiyadi Paris 1884 Publikasimi mengguncangkan dunia Islam dan Barat sehingga para penguasa kolonial

di negara negara Islam melarang peredaran majalah itu Untuk mehhatpengaruh Pan Islamisnte di Indonesia antara lain dapat dilihat padalloerierakan Alndern L lrnn Itn 37 113

sedikit banyak telah menclorong kalangan ulamadi Jawa untuk mempelajarinya secara lebih jelas

Dengan pengetahuan yang telah bertambah paraulama dapat memegang kendali dan berperandalam usaha menentang penguasa kolonialBelanda

Ketika di Jawa terjadi huru hara kerusuhan

sosial kekacauan clan pemberontakan rakyat

pada abad ke 19 berbagai laporan Belanda

menyebutkan bahwa pemimpin clan pemuka

gerakan itu adalah kalangan ulama para haj i danguru guru ngaji Bahkan dalam menentangkekuasaan Belanda tersebut para ulama menjalin

kerja sama yang baik dengan kalanganbangsawan Jawa seperti Kiai Mojo dan

Pangeran Diponegoro

Kejadian tersebut tidaklah mengherankan

karena antara ulama dan umat Islam ada ikatan

yang sangat kuat Ulama dalam lingkungankehidupan masyarakat dianggap sebagai figurterpandang Apabila ditarik lebih ke belakangmaka ulama dalam kehiclupan kemasyarakatan

merupakan institusi atau pranata sosial yang telah

ada sebelum penguasa kolonial datang keIndonesia

Perkembangan Islam di Jawa tidak terlepas

dari tersebarnya Islam oleh para pedagang didaerah pesisir utara Jawa yaitu di Sunda Kelapa

Jakarta Cirebon Tegal Pekalongan SemarangJepara Tuban Gresik clan Surabaya 24

Perkembangan Islam itu berkat peranan para wall

yang disebut Wali Songo yakni wall yang

berjurrilah sembilan orang Para wali itu adalahSunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan

Ampel Raden Rahmat Sunan Bonang RadenMaulana Makhdum Ibrahim Sunan Drajat

Raden Kosim Syarifuddin Sunan Girl Raden

Paku atau Raden Ainul Yakin Sunan Kudus

Raden Ja far Sadig Sunan Kalijogo Raden

Mas Syahid Sunan Muria Raden Said dan

Sunan Gunung Jati Fatahillah atau SyarifHidayatullah

Membicarakan perkembangan Islam di

Jawa juga berkaitan dengan Kerajaan Demak

kerajaan Islam pertama di Jawa Semula Demak

merupakan salah satu wilayah dalam Kerajaan

Lihat Kartodirdio Penrberontakan lihat juga Husnul Aqib

Sutninto Polaik Islam Hindia Belanda Jakarta LP3ES 1980

him 17 31

21 Lihat Steenbrink Beberapa 4spek tentang Islam hint 20

30

2 Mahmud Yunus Selarah Pendidikan Islam di Indonesia

Jakarta HidakaryaAgung 1984 him 216

Majapahit Sete ii V ajapahit runtuh akibat

perang sauclara 1478 clan pusat kerajaan Hinduitu berpindah ke Keling clan akhirnya ke DahaKediri Demak bangkit berdiri menjadi kerajaan

Islam pertama di Jawa 1481

Raja Sultan pertama Kerajaan Demak

adalah Raden Fatah Dia mernimpin Demak dari

tahun 1481 sampai dengan 1518 Raden Fatah

sendiri adalah salah seorang putra BrawijayaRaja Majapahit Pada waktu mucla Raden Fatah

pernah belajar agama Islam nyantri di AmpelDenta Berkat pelajaran tersebut Raden Fatah

ingin mengembangkan agama Islam secara lebih

luas Berdirinya Kerajaan Demak tidak terlepas

dari keinginan Raden Fatah itu Pada masa

pemerintahannya Kerajaan Demak mendirikan

Bayangkare Islam yang berarti AngkatanPelopor Perbaikan Islam Bayangkare Islam itu

merupakan suatu lembaga penclidikan Islam

formal di Kerajaan Demak Menurut Mahmud

Yunus Bayangkare Islatn adalah lembaga

pencliclikan Islam pertama di Indonesia 21

Dalam memintpin Kerajaan Demak Raden

Fatah dibantu oleh pemimpin tingkat daerah yangdisebut wali penguasa Mereka dipilih dari

oranborang yang All agama clan memiliki akhlakyang baik Wall suatu daerah diberi gelar resmioleh Raden Fatah dengan sebutan Sunan dari

kata sesuhunan yang berarti pemimpinditambah nama claerah kekuasaannya Oleh

karena itu kemudian clikenal nama Sunan Klldus

yang menguasai wilayah Kudus SLman Gresikyang menguasai wilayah Gresik Sunan Bonangyang menguasai wilayah Bonang Sunan GunungJati yang menguasai wilayah Gunung JatiCirebon clan sebagainya Para wali itu dibantu

oleh badal yang mendapat gelar resmi darikerajaan yaitu Kiai Ageng ditambah namadaerahnya Maka kemudian dikenal ada Kiai

Ageng Tarub Kiai Ageng Selo dan yanglainnya 6

Setelah Kerajaan Demak jatuh pusat

kerajaan pindah ke Pajang clan kemudianMataram Pada masa Kcrajaan Mataram inilah

institusi ulama mulai terstruktur secara hierarkis

Ketika menjadi Raja Mataram Sultan Agungmemerintahkan kepada penguasa penguasa

daerah di bawahnya untuk membangun masjid

Di kabupaten kawedanan kecamatan sampai ke

desa desa dibangLm sebuah masjid Masjid di ibu

21 Yunus Ibid

Z Lihat Rojikin Peranan Ulama hlm 0

77

kota kabupaten disebut Masjid Agung yangdikepalai oleh seorang penghulu

Dalam menjalankan tugasnya para

penghulu dibagi ke dalam beberapa tingkatan

Hierarki jabatan penghulu di Jawa dapat

digambarkan sebagai berikut 2s

Tingkat Pusat Penghulu AgengTingkat Kabupaten Penghulu Kepala

Hoofd penghulu Hooge Priester

Penghulu Landraad Khalifah clan

wakilnya adalah Ajung Penghulu AjungKhalifah

Tingkat Kawedanaan Penghulu Naib dan

wakilnya adalah Aj Ling PenghuluTingkat Kecamatan Penghulu Naib

Tingkat Desa Modin Kaum Kayin

Lebe Amil

Selain penghulu sebenarnya ada pihak lain

yang juga dibebani untuk mengurus masalahagama G F Pijper mencatat bahwa di pulau Jawa

ada tiga golongan masyarakat yang mendapattugas mengurus agama Islam Pertama pegawai

tinggi dalam soal agama yang disebut penghuluKedua guru agama swasta yang disebut denganberbagai nama yakni ulama kiai atau guru

Ketiga pegawai agama rendahan di desa yangdisebut dengan berbagai nama yakni lebe amilmodin kaum atau kayin 2

Lebih lanjut Pijper menjelaskan bahwa di

antara ketiga kelompok di atas yang mempunyaikedudukan tinggi adalah guru agama Mereka itu

adalah orang orang yang terpelajar clanberpengalaman dalam soal soal agama Di

kalangan orang yang kuat menjalankan agamaguru agama dianggap mempunyai kedudukanyang lebih tinggi dibandingkan penghulumeskipun di antara penghulu penghulu itu terdapat

orang yang pandai Pada masa dahulu ada

persaingan antara guru agama clan penghulu yangmenjadi pegawai tetapi kemudian persaingan itu

mencair Penyebab utama pisahnya kedua

kelompok tersebut karena guru agama menuduh

dan menyalahkan penghulu yang mau bekerjauntuk pemerintah kafir kolonial so

2 Kata penghulu Sunda pangulu Jawa pengulu Madura

pangoloh Melayu penghulu berasal dari kata hulu yang artinyakepala Semula kata itu menunluk pada orang yang mengepalai

atau orang yang terpennng Kemudian kata penghulu berarti seorangahli dalam coal agama Islam yang diakui dan diangkat oleh yangberwa jib Lihat GF Pijper rer Beberapa Srudi reniang SejarahIslam di Indonesia 1900 1950 Jakarta UI Press 1984 him 67Z Lihat Ibnu Qoyim Ismail Kiai Penghulu Jawa Peranannya diIvIasa Kolonial Jakarta Gema Insani Press 1997 him 67

Pijper Beberapa Studi him 72

Ibid

78

Peran Ulama

Sejarah peran ulama akan bersinggungan

dengan peran penghulu Walaupun di antara

kedua kelompok itu pernah berpisah tetapi

dalam kenyataan tugas clan peran mereka sedikit

banyak akan bersamaan Penghulu adalah

pejabat formal yang mengurusi masalah agamaIslam sementara ulama yang oleh Pijper disebutguru agama swasta mengurusi masalah

keagamaan secara informal Dalam beberapa

hal ulama dan penghulu dapat dipersamakan

karena keduanya mengurusi masalah umat Islam

dan mereka dianggap ahli di bidang keagamaanMenurut Pijper paling tidak ada lima tugas danperan penghulu dalam masyarakat

Pertama mengadili soal soal agama

menurut hukum Islam Dalam hal ini seorangpenghulu bisa disebut gadhi Meskipun ia

hanya mempunyai keahlian sedikit dibandingkan

seorang gadhi penghulu menjabat sebagai ketua

pengadilan agama Kedua seorang penghuluadalah mufti yaitu orang yang memberi

penerangan dan nasihat tentang hukum agamaIslam Dalam masyarakat sering kali timbulpersoalan clan pertanyaan yang menyangkutmasalah agama Untuk membantu mengatasi hal

itu pemerintah kolonial mengangkat penghulu

yang salah satu tugasnya adalah sebagai muftiTugas penghulu ketiga adalah memimpin danmengepalai pegawai masj id Sebagai kepalaseorang penghulu mengatur tugas imam padawaktu salat khatib pada hari Jumat muazin dan

marbot pembantu kebersihan masjid Keempat

penghulu mengurus dan mencatat pernikahan

perceraian dan rujuk menurut hukum agama

Islam Dan kelima seorang penghulu bertugasmengawasi pendidikan agama

Pemerintah Belanda pernah membuat

peraturan untuk mengawasi pendidikan agama

pada tahun 1905 clan 1925 Peraturan tahun 1905

menyebutkan siapa yang akan mengajarkanagama harus mendapatkan izin tertulis dari

pemerintah setempat Untuk itu dibentuklah suatu

panitia dan seorang penghulu adalah salahseorang yang terlibat di dalamnya Padaperaturan tahun 1925 tidak lagi disebutkan

keharusan memperoleh izin tertulis dari

pemerintah Namun yang diperlukan adalahpemberitahuan tertulis dari guru agama yang

Pijper Beberapa Sludi him 72 83

bersangkutan kepada pejabat yang ditentukanPengawasan terhadap pengajaran agama masihterus dilakukan dan penghulu adalah salah satu

petugasnya

Tugas penghulu sebagai pengawas pengajaran

agama tersebut akan berbenturan dengan tugas dan

peran seorang ulama Karena sebagai seorangulama ia berperan untuk menyebarkan agama

Islam Akan tetapi sering kali benturan tersebutdapat diselesaikan dengan baik

Selain berperan sebagai pendidik seorangulama juga berperan sebagai pemimpin

masyarakat secara umum Seperti telah

disinggung di atas dalam sejarah pergerakanmelawan penjajah kolonial ulama berdiri di depan

untuk ikut tnembebaskan rakyat dari belenggu

penjajahan Ketika Indonesia telah merdeka

peran ulama masih tetap penting Dia dapat ikutmendorong berlakunya perubahan yangterencana dan terarah dalam men

transforrnasikan berbagai masalah baik di bidangsosial ekonomi budaya politik pendidikan clan

lain sebagainya

Dalam hal peran politik seorang ulamamantan Ketua MUI K H Hasan Basri

mengatakan Karena ulama hidup di tengahtengah masyarakat maka ulama tetap layakberpolitik praktis yang meliputi tiga hal pertamaterlibat langsung politik praktis kedua

menyuarakan hati nurani masyarakat clan ketiga

menjadi kekuatan moral 33 Memang telah adabeberapa ulama yang berpolitik praktiscontohnya K H Syansuri Badawi ulama asal

Tebuireng Jombang yang kemudian menjadianggota DPR fraksi PPP atau K H AlawyMuhatnmad ulama karismatik asal SampangMadura yang menjadi tokoh PPP dan yanglainnya

Sering kali keterlibatan seorang ulatna hanyakarena ajakan politikus daiam partai politik 4 Parapolitikus ingin memanfaatkan figur utama

karismatik yang mempunyai banyak pengikutSimbol keagatnaan yang melekat pada diri ulamadijadikan alat penarik magnet untuk

mengumpulkan massa sebanyak mungkin sebagai

pendukung partainya Kebanyakan partai politik

Wakhudin Tarmi 7i Taher Jembatan Umat Ulama dan

Umara Bandung Ganesa 1998 hlm 55il Lihat Mardjoned K H Hasan Basri 70 Tahun him

145

4 Walaupun ada juga kalangan ulama sendiri yang berinisiatifuntuk ikut berkiprah dalam dunia politik seperti yangdilakukan oleh beberapa ulama dalam NU yang terlibat aktifdalam politik

di Indonesia lebih inengedepankan figur tokohdaripada program partai dalam katnpanye

pemilihan umum Hal ini mengingat keadaan

masyarakat yang masih bersifat paternalistiksehingga pemanfaatan figur tokoh partai lebih

mttdah clan efektif daripada program kerja partai

Seorang ulama yang biasa manggung di

hadapan masyarakat akan lebih mudah

mengomunikasikan keinginan partai politik Hal

ini karena dia dianggap sebagai tokoh yangbiasanya dianut oleh masyarakat lingkungannya

Seorang tokoh panutan yang telah memilih salahsatu partai politik akan diikuti oleh para pengikut

tokoh tersebut Dengan demikian partai akan

memiliki banyak pemilih

Menurut Tarmizi Taher dalam

kehidupannya seorang ulama mempunyaibeberapa tugas yang mesti dijalankannya Tugastugas tersebut antara lain ss

a Menjadi panutan clan penuntun akhlak

b Meningkatkan metode pendidikan agama

Islam

c Tidak bosan dalam alnanah sebagai pewarisNabi yakni amar al ma ruf nahytt ani al

mankar memerintah berbuat baik dan

mencegah timbulnya suatu yang tidak balkd Tidak bosan dalam mengingatkan masyarakat

yang sering hanyut dan lupa sehingga merekamenyimpang dari ajaran moral dan etika

e Selalu arifdan bijaksana dalam menggunakan

semua jalur clan jenjang komunikasi baikmodern maupun tradisional

Tampak jelas bahwa seorang ulama adalahpemimpin umat yang akan diikuti tindak tandukperilakunya Dia juga dituntut untuk menuntun

umat clan masyarakat sekelilingnya agar terhindar

dari berbagai hal yang tidak baik dalam kehidupanmereka Memang ulama bukanlah pemimpinformal yang diangkat atau Bitentukan olehorganisasi tertentu baik pemerintah maupun

swasta Ulama adalah seorang pemimpininformal Dia menjadi pemimpin agama clan

masyarakat bukan karena diangkat oleh suatu

lembaga formal pemerintah ataupun swasta

tetapi dia diangkat oleh lingkungan masyarakat

sekelilingnya Bahkan dia kadang dianggapsebagai pemimpin oleh masyarakat yang lebihluas lagi di luar masyarakat lingkungannya sendiri

i5 Lihat Wakhudin 7armi i 7aher Jembatan Untat hlm

53 54

79

Dalam perkembangannya ada juga ulama yangdiangkat menducluki jabatan formal seperti

menjadi Ketua MUI Majelis Ulama Indonesia

Sebagai tokoh pemimpin seorang ulatnasemestinya melnpunyai berbagai keunggulan clan

kelebihan Menurut Ruslan Abdulgani

keunggulan pemimpin dalam dilihat dari beberapa

hal berikut ini

a Kelebihan dalam menggunakan pikiran clan

rasio yakni mempunyai kelebihan

pengetahuan tentang hakikat tujuanorganisasi yang dipimpinnya pengetahuan

tentang apa yang menclasari organisasi yang

dipimpinnya itu clan pengetahuan tentangcara cara untuk memutar roda organisasi

secara lebih efisien

b Kelebihan dalam rohaniah yakni mempunyai

kelebihan dalam sifat sifat kewajiban yangtnemancarkan keluhuran budi pekerti

ketinggian moralitas dan kesaclaran watak

c Kelebihan dalam badaniah yakni mempunyai

kesehatan baclan yang memungkinkan diamemberikan contoh contoh dalarn prestasi

kerja sehari hari

Ketiga Lmggulan kelebihan tersebut akan

semakin mantap dalam diri seorang pemimpinbila dia mempunyai kemampuan Kemampuan

itu sendiri merupakan salah satu unsur

kematangan berkaitan dengan pengetahuan clan

keterampilan yang diperoleh dari pendidikanlatihan dan pengalaman Kemampuan memimpin

meliputi beberapa unsur antara lain 37

a Mengetahui biclang tugasnyab Peka clan tanggap terhadap lingkungannyac Melakukan hubungan yang baik antarmanusia

human relations

d Melakukan hubungan kerja atau komunikasi

yang balk di dalam maupun luar organisasie Mampu mengambil keputusan secara cepat

dan tepat

f Mampu mengadakan hubungan masyarakat

Dengan demikian sebenarnya esensi dari

kepetnimpinan adalah tneliputi keunggulan

keunggulan sebagai berikut ini 38

Lihat Arifin Abdulrachman Teort Pengembangan dan

Filosofr Kepemimpinan Kerju Jakarta Bharata 1971 hlm

zz

Lihat Soewarno IIandayaningrat Ilmu Admrnistradi dan

hlanajemen Jakarta Gunung Agung 1987 him 65Lihat Rolikin Pcranan Mama him 43 44

80

a Kematnpuan menggunakan pengetahuan

dalam rangka memenuhi tugas tugasnya

b Kemampuan mengadakan komunikasi timbal

balik dengan yang dipimpinnyac Kemampuan mengambil keputusan dengan

obvektifterhadap permasalahan yang timbuld Kemampuan memberikan motivasi terhadap

utnat dalam rangka tnencapai tujuan yangdiinginkannya

Keempat kematnpuan pemimpin itu akan

dilihat sebagai dasar penilaian terhadapketokohan ulama Seorang ulama yangmempunyai pengetahuan yang luas diharapkandapat berkiprah dengan baik dalam masyarakat

Kemampuan in akan semakin menguat dengan

adanya kemampuan seorang ulama untukberkomunikasi dengan baik dengan masyarakat

yang dipimpinnya Komunikasi ini akanmembantu penyampaian pengetahuan yang baikkepada masyarakat dan diterima dengan baik

pula

Dua kemampuan itu akan semakin

memperkuat posisi tawar seorang ulama bila diamampu mengambil keputusan secara cepat

tepat tanggap obyektif efektif dan efisien Suatukeputusan yang keliru dari seorang pemimpinakan rnenyebabkan rusaknya masyarakat yang

dipimpin Oleh karena itu ketokohan ulama juga

diperkuat oleh cara dia mengambil suatu

keputusan Ada satu kemampuan lagi yang ikutmemperkuat ketokohan seorang ulama yaitukemampuan dia untuk memberikan motivasi

kepada masyarakatnya Memang memberikanmotivasi ini sering kali berhubungan dengankemampuan kedua yakni berkomunikasi dengan

masyarakatnya

Ulama pada Masa Reformasi

Dalam masyarakat Indonesia ulama

dianggap sebagai panutan Maka mungkin adabenarnya kalau ada yang mengatakan bahwaulalna yang dapat berperan sesuai dengan ajaranIslatn akan dapat mengarahkan ntasyarakatnya

menuju kehidupan yang balk Memang hal ituberkaitan dengan kemampuan ulama

sebagaimana clijelaskan sebelumnya

Peranan ulama dalam masyarakat cukupberagam Kedudukan sosial ekonomi clan politik

seorang ulama yang baik akan semakinmenambah peran mereka dalam membina

masyarakat lingkungannya Memang awalnya

eksistensi ulama dikenal di dunia ponclok

pesantren madrasah majelis taklim masjid

maupun musala sebagai pendidik clan pengajar

agama Islam Namun peran mereka kemudian

berkembang ke berbagai bidang kehiclupanmasyarakat

Dengan meluasnya kiprah ulama di berbagai

bidang kehidupan masyarakat maka mereka bisaclikatakan berperan ganda Mereka menjadi

tempat curahan hati umatnya yang memerlukanbantuan berupa nasihat apa saja yangmenyangkut masalah pribadi keluarga maupun

masyarakat

Masalah pribadi yang disampaikan kepadaulama itu misalnya minta doa agar usahanya

lancar ingin sukses dalam pemilihan pemimpin

setempat Kepala Desa anggota DPRD maupun

Bupati Walikota ingin sukses dalam pendidikan

yang ditempuhnya atau ingin agar tanaman disawah terhinclar dari hama clan bencana Mereka

datang kepada seorang ulama clan menceritakanapa yang dikehendakinya Kemudian merekameminta nasihat clan jalan keluar yang mestimereka kerjakan Dan tidak lupa mereka

meminta doa dari sang ulama itu agar apa yangmereka harapkan dapat terwujud

Masalah lain yang disampaikan kepadaulama adalah hal hal yang bersifat gaib sepertiapabila ada orang yang dianggap ticlak warasdisebabkan gangguan jin maka kiai itu diminta

untuk mengusir jin itu clan mengobati sangpenderita Ada lagi masyarakat yang

menganggap bahwa kiai juga bisa

menyernbuhkan penyakit yang ticlak jelas asalusulnya Seorang penderita penyakit yang suclahdiusahakan berobat ke dokter tetapi tidak juga

sembuh maka dia akan dibawa kepada seorangkiai Cara pengobatan biasanya dilakukan dengan

memberikan air putih yang sudah diberi doa olehkiai Seorang kiai yang melakukan eara sepertiitu tidak mau disebut sebagai dukun Memangada anggapan dari sebagian masyarakat bahwa

praktik perclukunan dibantu melalui cara setan

yakni perantara penyembuhan penyakit adalah

setan Sementara yang dilakukan oleh kiai adalahpenyembuhan dengan melalui doa kepada Allah

Doa yang digunakan oleh kiai diyakini sebagaidoa doa yang diajarkan oleh AI Qur an

Selain itu ada peran lain dari ulama yanglebih formal Majelis Ulama Indonesia MUI

adalah salah satu tempat peran formal ulama

dalam masyarakat baik secara vertikal maupun

horizontal Setidaknya ada tiga hal yang menjadi

kegiatan ulama melalui MUI yaitu penyiar

agama pemberi nasihat kepada pemerintah clan

sebagai jembatan antara penguasa dan umatmasyarakat

Pada masa reformasi yang mengedepankanketerbukaan dan kebebasan maka hubungan

agama Islam dan negara juga mengalami

perubahan Para ulama yang pada masa OrdeBaru mungkin hanya sebagai penonton dalam

clunia politik kemudian turun ke gelanggang untukikut main dalam perpolitikan nasional Dalam

kaitannya kiprah ulama dalam dunia politik ini

maka mereka dapat digolongkan menjacli tiga

kelompok Pertama mereka yang berpendapatbahwa kehidupan keagamaan clan

kemasyarakatan tidak dapat dipisahkan Islam

tidak mengenal pemisahan itu Oleh karena itu

menurut mereka keterlibatan ulama dalam

masalah politik sehari hari adalah suatu

keharusan Kelompok ulama inilah yangkemudian berperang langsung dalam kehiclupanpolitik praktis Mereka misalnya mendirikan

partai politik clan ikut kampanye untuk

memenangkan partai mereka

Ulama kelompok ini berusaha meraih

kekuasaan politik formal Ada yang terlibat dalamkepengurusan partai politik Mereka kemudian

ikut berkompetisi untuk masuk ke Dewan

Perwakilan Rakyat DPR maupun Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Ada juga

yang ikut memperebutkan jabatan BupatiWalikota bahkan Presiden Misalnya K H

Abdurahman Wahid yang mendirikan PartaiKebangkitan Bangsa PKB dan pernah menjadi

Presiden Indonesia

Kelebihan kelompok ini adalah dapat

menunjukkan bahwa antara agama clan politik

ticlak perlu dipisahkan Keduanya dapat disatukan

oleh ulama yang berpolitik praktis Denganperannya ini diharapkan ulama dapat memberikan

warna yang baik bagi kehidupan politik dan dapatmengubah citra politik yang sering kalidiidentikkan dengan kotor Akan tetapi

kelemahannya adalah mereka sering kali dicurigaioleh pihak lain yang berbecla aliran politiknyaAkibatnya peran mereka sebagai ulama menjadi

tidak aktif lagi terhadap pihak di luarkelompoknya

Kedua mereka yang berpendapat bahwakehidupan keagamaan dan kemasyarakatan

termasuk politik ticlak dapat dipisahkan Hanya

saja mereka merasa tidak perlu melibatkan diridalam politik praktis Kelornpok ulama ini

81

walaupun peduli pada masalah politik dan

kenegaraan tetapi tidak mau berperan sebagai

pendukung salah satu partai politik secaraterbuka Dalam pemilu kelompok ulama ini ikut

memilih salah satu kontestan pemilu tetapi mereka

tidak ikut kampanye ttntuk kepentingan

pemenangan partai itu

Dengan demikian peran ulama kelompok

kedua ini hanyalah mendorong berlangsungnyakehidupan politik secara baik tetapi tidak mau

ambil resiko dengan terlibat secara langsungdalam dunia politik praktis Mereka ingin menjaga

cara berpolitik secara luhur Mereka

beranggapan Islam hanya tnemberikan prinsipprinsip kehidupan politik Paling tidak ada tigaprinsip etis yang digariskan yaitu prinsip keadilanal adl prinsip kesamaan al musawah dan

prinsip musyawarah as syura 39 Namunmereka tidak mau berperan aktif untuk

bereksperimen dalam dunia politik nyata

Alasannya mereka tidak man terlibat dalam

konflik yang merugikan persatuan umat IslamKetiga mereka yang tidak mau tahu dengan

urusan kehidupan politik Mereka merasa

kehidupan berpolitik bukan urusan ulama

Kelompok ini membatasi kiprahnya hanya dalam

masalah moral keagamaan Mereka sengaja

menghindari kehidupan politik karena hal itu

dianggap terlalu dunia

Penutup

Tentu tidak mudah menentukan mana yangterbaik di antara tiga kelompok ulama tersebut

Masing masing mempunyai kelebihan dankekurangannya tersendiri Selanjutnya

merevitalisasi peran politik ulama Hal itu tidak

mudah Apabila seorang ulama memilih danmemihak suatu kelompok politik tertentu maka

dia sulit untuk berperan dalam kelompok lain

Sebaliknya ulama yang a politis tidak dapatdiharapkan dapat berperan dengan baik dalam

dunia politik Oleh karena itu sebaiknya ulama

memainkan peran politik yang lebih luhurketimbang sedekar politik praktis sehinggamereka dapat lebih membimbing umat dalatnberkehidupan politik secara santun dan Islami

Dengan demikian mereka jadi rahmatan lil

alamin

Lihat antara lain Bahtiar Effendy Teologi Baru PolitikIslam hlm 151

82

Daftar Pustaka

Abdulrachman Arifin 1971 Teori Pengembangan

dan Filosofi Kepemimpinan Kerja Jakarta

Bharata

Badudu J S dan Sutan Muhammad Zain 1994 Kamus

Umum Bahasa Indonesia Jakarta Pustaka

Sinar Harapan

Binder Leonard 1960 The Islamic Tradition and

Politics The Kijaji and The Alim Dalam

Comparative Studies in Society and HistoryVol 2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988

Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai

Pustaka

Dhofier Zamakhsyari Dhofier 1982 Tradisi

Pesantren Studi tentang Pandangan HidupKyai Jakarta LP3ES

Effendy Bahtiar 2001 Teologi Baru Politik IslamPertautan Agama Negara dan Demokrasi

Yogyakarta Galang PressGeertz Clifford 1960 The Javanese Kijaji The

Changing Roles ofACultural Broker DalamComparative Studies in Society and HistoryVol 2

Geertz Clifford 1989 Abangan Santri Priyavi dalam

Masyarakat Jawa Terjemahan Jakarta

Pustaka Jaya

Handayaningrat Soewarno 1987 IlmuAdministradi

dan Manajemen Jakarta Gunung AgungHorikoshi Hiroko 1987 Kyai don Perubahan Sosial

Jakarta P3M

Iskandar Mohammad Iskandar 2001 Para

Pengemban Arnanah Pergulatan Pemikiran

Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900 1950

Yogyakarta Matabangsa

Ismail lbnu Qoyim 1997 Kiai Penghulu Jawa

Peranannya di Masa Kolonial Jakarta Gema

Insani Press

Kartodirdjo Sartono 1984 Pemberontakan Petani

Banten 1888 Jakarta Pustaka Jaya

Makka A Makmur dan Dhurorudin Mashad 1997

ICMI Dinamika Politik Islam di Indonesia

Jakarta Pustaka Cidesindo

Mardjoned Ramlan KH 1995 Hasan Basri 70 Tahun

Fungsi dan Peranan Ulama dan Peranan

Masjid Jakarta Media Dakwah

Noer Deliar 1980 Gerakan Moderen Islam di

Indonesia 1900 1942 Jakarta LNES

Pijper G F 1984 Beberapa Studi tentang SejarahIslam di Indonesia 1900 1950 Terjemahan

Jakarta UI Press

Poerwadarminta W J S 1976 Kamus Umum Bahasa

Indonesia Jakarta Balai Pustaka

Rojikin 1999 Peranan Ulama Dalam Penyelesaian

Sengketa Perdata Suatu Kajian Sosiologi

Hukum dengan Pendekatan Ketahanan

Nasional Jakarta Tesis S2 PKN UI

Steenbrink Karel A 1984 Beberapa Aspek tentangIslam di IndonesiaAbad Ke 19 Jakarta Bulan

B intangSteenbrink Karel A 1986 Pesantren A4adrasah

Sekolah Pendidikan dalam Kuria Moderen

Jakarta LP3ES

Suminto Husnul Aqib 1980 Politik Islam Hindia

Belanda Jakarta LP3ES

Thaba Abdul Azis 1996 Islam dan Negara dalainPolitik Orde Baru Jakarta Gema Insani Press

Wakhudin 1998 Tarmi i Taher Jembatan Umat

Ulama dan Umara Bandung GanesaYunus Mahmud 1984 Sejarah Pendidikan Islam di

Indonesia Jakarta Hidakarya Agung

83

RESUME PENELITIAN

Nasionalisme Demokratisasi dan

Sentimen Primordialisme di Indonesia

Problematika Identitas Keetnisan

Versus Keindonesiaan

Studi Kasus Aceh Papua Bali dan Riau

Oleh

Firman Noorl

Abstract

This research explores theoretically the reasons behind the emergence ofprimordial sentiment in Indonesiain the era of democratization The research indicates six factors that determine this phenomenon namely thecontinuation of incorrect interpretation about the true meaning of Indonesia the existence offormalisticunderstanding on the role ofreligion in the state economical disparity political injustice and state dominationin interpreting national symbols In this regards the research finds that mismanage in governing people and therepressive tendency ofprevious government as the trigger of the emergence ofprimordial sentiment in reformasiera

Fenomena nasionalisme di Indonesia dengan

segenap problematikanya saat in merupakansebuah bahan kajian yang menarik untuk ditelitisecara mendalam Salah satu aspek yang cukuppenting adalah menyangkut hubungan antaranasionalisme dengan fenomena kebangkitan

sentimen primordial di era dernokratisasi Karena

tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kembali

kepada nilai nilai primordial dirasakan makin

tumbuh dan menguat setelah reformasi

berlangsung Berbagai fenomena yang terjadi dihampir berbagai wi iayah baik di Aceh Papua

Timor Timur dan berbagai daerah lainnya

termasuk Riau Manado hingga Bali

memperlihatkan bagaimana nilai nilai partikular

dan identitas primordial serta nilai nilai lokal

makin memuncak dengan segenap ekspresinyabaik dalam bentuk sentimen etnis maupun

keagamaan

Fenomena ini patut diperhatikan sebab

eksistensi nasionalisme sebagai sumber semangat

Resume penelitian ini merupakan ringkasan dari laporan penelitian

yang dikerjakan oleh Tim Peneliti yang terdiri dari MochtarPabottingi Muridan S Widjojo Syafuan Rozi Irine Hiraswari

Gayatri dan Firman Noor

untuk mempersatukan keragaman masyarakat

dan seluruh teritorial bangsa dapat goyah ketika

sentimen primordial baik dalam ekspresi

keetnisan maupun keagamaan menguat dan

menunjukkan ekspresi perlawanannya

Selain itu nasionalisme sebagai sebuah

cita cita dan kesepakatan kolektif yang bersifatimajiner tentang masa depan yang lahir darirefleksi atas masa lalu dan masa kini tnemangperlu dikelola dirawat dan diperbaharui agar

tetap relevan pada setiap zaman Bagi negarabangsa seperti Indonesia yang dernikian besar danmultikultural kebutuhan akan pengelolaan

perawatan dan pembaharuan terus menerus atas

imaji nasionalisme itu jelas menjadi pentingadanya Dalam konteks Indonesia hal ini berarti

mempertahankan sebuah falsafah dasar mengenai

kemauan untuk rela bersatu atas dasar

dialektika sejarah dan kesamaan visi serta

kepentingan masa depan di mana semangat

kemanusiaan menjadi landasannya Secara lebih

spesifik dalam makna keindonesiaan hal itu

dikaitkan dengan nilai nilai persamaan

keadilan dan demokrasi yang didampingkandengan nilai nilai ketuhanan dan persatuan

87

Persoalannya bukan hanya karena

pertumbuhan ide tentang nasionalisme itu padamulanya memang cenderung bersifat elitistmelainkan juga karena dasar dasar bagi

nasionalitas itu sendiri relatif longgar terutama

karena dia harus dikonfirmasikan dengan segenapunsur unsur bangsa yang berbeda secara etnikagama daerah dan ideologis Sementara

persoalan kesejarahan dan faktor faktor kekinian

meski di satu sisi turut membentuk di sisi lain

berpotensi pula mengaburkan makna

nasionalisme itu sendiri

Terkait dengan fenomena kebangkitan gejala

primordialisme dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara di era demokratisasi saat ini tanpa

mengecilkan arti faktor eksternal penelitian ini

akan terfokus pada persoalan hubungan antara

pertumbuhan demokratisasi dan nasionalisme

serta berkembangnya semangat primordialisme

di Indonesia saat ini Secara lebih spesifik

penelitian ini berupaya menjawab dua persoalan

yakni pertama melihat hubungan antara

nasionalisme dengan demokratisasi dan

kebangkitan sentimen primordial di Indonesia saat

ini Dalam hal ini akan dikaji secara teoritis pola

hubungan antara ketiganya terutama keterkaitan

antara nasionalisme dan demokratisasi

demokratisasi dan kebangkitan primordial dan

persoalan pengelolaan negara d engan keutuhan

bangsa di mana kesemuanya akan dikaitkan

dengan kondisi nasion atau keindonesiaan saat

mi Kedua mengidentifikasi dan menganalisis

faktor faktor yang memunculkan selnangat untukmenonjolkan identitas primordial baik dalam

konteks etnis maupun agama dalam alamdetnokrasi saat ini

Antara Demokratisasi dan Kebangkitan

Sentimen Primordial

Dalam konteks Indonesia penguatansentimen primordial yang kernudian memicusentimen kedaerahan dan kesadaran politik baru

di era demokratisasi telah dimulai bahkan tak

2 Smita G Sabhlok Nationalism and Ethnicity and the NationState in South Asia in Nationalism and Ethic Politics Vol 8 No3 Autumn 2002 him 27 Sejarah bangsa ini memperlihatkan bahwarasa berbangsa tumbuh setelah terbentuknya negara Sehingga

perasaan kebangsaan sejatinya merupakan suatu hal yang dimulaidan disokong oleh negara dan elit bangsa untuk ditularkan keseluruh penjuru nusantara Sesungguhnya hal ini tnerupakan

fenomena yang wajar di berbagai negara dunia ketiga atau negarabekas jajahan di mana gerakan nasionalisme itu tumbuh sejalandengan proyek pcmunculan negara negara barn

88

lama setelah Indonesia memasuki era reformasi

Dalam format keetnisan sentimen primordial

tercermin mulai dari upaya memasukan nilai nilai

primordial ke dalarn peraturan daerah

memisahkan wilayah administrasi pernerintahan

keinginan rnendapatkan otonomi khusus sampai

dengan inunculnya gerakan separatis Sementara

dalam konteks keagamaan sentimen

primordialisme terefleksikan misalnya dari

beragam upaya untuk memasukkan nilai nilai

keagamaan dalarn proses pembuatan kebijakan

termasuk menggejalanya Perda Syariah di

beberapa daerah maupun upaya menjadi sebuah

kota identik dengan agama tertentu

Dengan tumbuhnya gejala gejala tersebut

fenomena kebangkitan sentimen primordialisme

telah menjadi warna tersendiri di era

demokratisasi Terkait dengan hal itu Baladas

Ghosal menyatakan bahwa demokratisasi di

Indonesia tampak seperti fenomena terbukanya

kotak Pandora Ghosal mengatakan the removal

of the lid on politics has opened up a Pandorabox fomented ethnic and religious conflicts and

even encouraged separatism thereby creatingpolitical and economi uncertainties Namun

demikian situasi ini bukanlah khas Indonesia

mengingat situasi sejenis menggejala pula di

banyak negara terutama pada negara negara

multi etnis Dalam studi mengenai kebangkitan

primordial di negara negara pecahan Uni Soviet

Kumar Rupesinghe sampai pada sebuah

kesimpulan bahwa demokratisasi merupakan

sebuah paradoks di mana di satu sisi memberikan

peluang bagi terlaksananya hak hak politikrakyat namun di sisi lain turut memicu kesadaran

primordial baik dalam bentuk kebangkitan etnis

maupun fundamentalisme agama Perkembangan

yang ada tersebut seolah sejalan dengan prediksibeberapa pemerhati dan ahli politik termasuk

Mark Juergensmeyers Karen Armstrong dan

Samuel Huntington yang mengindikasikanbahwa fenomena kebangkitan primordial baik

Baladas Ghosal Democratic Transition and Political

Development in Post Soeharto Indonesia dalam Contemporary

Southeast Asia 26 no 3 2004 him 506

Kumar Rupesinghe Governance and Conflict Resolusion in

Multi Ethnic Societies dalam Kumar Rupesinghe and Valery ATishkov Ethntcttyy and Power in Contemporary Morld TokyoUnited Nations University Press 1996 him 235 Karen Amstrong The Battele For God New York Alfred Knopf2000

Mark Juergensmeyer The New Cold Mar Rehgroits Nationalism

Confronts the Secular State Berkeley University of CaliforniaPress 1993

Samuel P Huntington Clash of Civilization ForeignAffairs

Vol 72 No 3 Summer 1993

dalam wajah keetnisan maupun keagamaan

merupakan hal yang tidak terelakan dewasa iniDalam konteks transisi menuju demokrasi

secara teoritis terdapat beberapa sudut pandang

yang menjelaskan fenomena bangkitnya identitasprimordial Pada umurnnya kebangkitan

sentimen primordial dilihat sebagai gejala yangterkait dengan persoalan tidak terakomodirnya

keterwakilan kepentingan kelompok masyarakat

tertentu baik dalam bidang ekonomi politiksosial maupun budaya Di sisi lain fenomena ini

juga dipicu oleh menguatnya rasa ketidakpastian

akibat perubahan rezim yang berkuasaSementara itu faktor global isasi juga tidak dapat

diabaikan Perannya relatif paradoks sebagai

komponen yang memberikan kesadaran baru akanmakna keadilan diskriminasi clan

kekhasan hingga sebagaimana yang diyakinioleh Rankin dan Goonawerdena yaitu turut

bertanggung jawab atas meluasnya kesenjanganekonomi dan praktik diskrirninasi politik dan

budaya

Dengan demikian dapat dikatakan di sini

bahwa terdapat variabel antara di antara

hubungan demokratisasi dan kebangkitan

sentimen primordial di mana demokratisasi

sejatinya merupakan pemicu yang mengondisikan

terjadinya penguatan sentimen primordial yang

sebelumnya telah dimatangkan oleh persoalan

kesenjangan ekonomi ketidaksiapan

mengantisipasi perubahan institusonal yangberjalan cepat clan dampak dari represi politik

dari rezim sebelumnya

Faktor Faktor Penyebab

Beberapa fenomena tersebut sejatinya

menunjukkan adanya sebuah tantangan internal

bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

Penelitian ini melihat beberapa faktor penyebab

yang menjadi penting untuk dipahami Hal initidak saja menjadi bagian dari upaya penyelesaian

persoalan namun juga menjadi sebuah pijakan

awal bagi pembangunan sebuah sistem

kebangsaan clan pemerintahan di kemudian hari

Pembahasan di atas memperlihatkan bahwa

kemunculan semangat primordial dalam konteks

keindonesiaan pasca Soeharto merupakan

fenomena yang disebabkan oleh banyak faktorDengan kata lain tidak ada satu faktor yang dapatmenjawab situasi itu secara memuaskan

Faktor faktor tersebut adalah pertarna

masih berlangsungnya interpretasi yang kurangtepat akan hakikat keindonesiaan Bab III

penelitian ini menjelaskan bahwa kesalahan

memahami makna keindonesiaan yang bercirikanantara lain pluralisme demokrasi clan karakter

republikan vang seharusnya menjadi sendi

pemerintahan Indonesia pada gilirannya tidak

saja memicu kegagalan bangsa dalam

mempertahankan makna kebangsaannya

sebagaimana yang diisyaratkan oleh para pendiribangsa namun juga dalam konteks yang lebihkonkret yaitu menyebabkan salah urusan

pemerintahan berlarut larut Berbagai eksperimen

penyelenggaraan negara dan pemerintahan

diinspirasikan oleh penafsiran yang subjektif dankeliru mengenai hakikat republik

Tampaknya penafsi ran subjektif dan keliru

atas hakikat republik inilah yang kemudianmelatarbelakangi munculnya berbagai kebijakan

distortif negara dan pemerintahan di berbagai

bidang pada era Soekarno clan Soeharto sertasebagian relatif masih berlanjut pada era pasca

Soeharto dewasa ini Cara pandang parapenyelenggara negara clan pemerintahan yang

cenderung sentralistik mind set penyeragaman

bagi bangsa yang amat beragam serta

pendangkalan ide persatuan menjadi sekadar

kesatuan teritori melalui konsep NKRIadalah sebagian realitas salah urusan negara yang

berdampak pada tetap termarj inalisasinya daerahclan rakyat dalam proyek keindonesiaan

Kedua hadirnya formalisasi agama yangterekspresikan dalam bentuk aktivitas clan

pemikiran religius yang tidak diarahkan padapenguatan keindonesiaan Sebagaimana yangdijelaskan pada Bab V meski faktor keagamaan

adalah elemen bagi keindonesiaan namun upaya

beberapa kalangan dewasa ini untuk menjadikan

agama sebagai payung yang membawahi

keindonesiaan kerap memicu perbenturan balkdalam tingkat konsep maupun gerakanAkibatnya situasi ini justr u menjadi

kontraproduktif bagi proyek keindonesiaan yangmenyaratkan pluralisme dan toleransi Masih

maraknya aksi clan pemikiran keagamaan yang

berkarakter formalistik dan keras saat ini yang

melingkupi hampir seluruh agama yang ada dihldonesia pada dasarnya menunjukkan masih

kuatnya kesadaran beragama secara formalistik

di tanah air

89

Ketiga hadirnya sebuah negara yangmemonopoli simbol simbol kebangsaan atas

nama kesatuan geografis modernitas clan

industrialisasi Hal ini di satu sisi memangmerupakan salah satu konsekuensi dari perilaku

negara dalam mempertahankan entitas negara

bangsa namun manakala cara penguatannya

menafikan egaliterianisme clan penghormatan

terhadap beragam elemen etnis pendukungbangun kebangsaan hasilnya justru adalah

kondisi menyesakkan bagi sebagian kelompok

primordial Kondisi seperti inilah seperti yangtergambarkan pada Bab IV yang justru memicuproblematika bagi eksistensi negara bangsa itu

sendiri Keempat berlangsungnya disparitas dan

ketidakadilan ekonomi Kesenjangan ekonomi in

menjadi landasan pembenaran bagi kelompok

primordial tertentu yang terus mengalami prosespemiskinan kepada upaya mencari kembali

kearifan lokal dalam menghadapi himpitan

kehidupan Upaya ini kerap kali justrumemperkuat identitas primodial yang bersifateksklusif dan lokal yang pada gilirannya kerapberhadapan dengan eksistensi kebangsaan yanglebih besar

Kelima perubahan institusional

pemerintahan Perubahan institusional yangberimplikasi pada berubahnya tatanan sosial

konstelasi kekuasaan dan pola distribusi

kesejahteraan memicu kekhawatiran sekaligus

pelatang bagi kelompok kelompok primordialKekhawatirkan itu muncul terutama terkait

dengan potensi berubahnya status kedudukan

kelompok primordial tertentu Dalam konteks

inilah kebangkitan sentimen primordial hadir

sebagai upaya rnempertahankan kedudukan

politik status sosial dan juga ekonomi yang mulaiterancam Sementara dalam konteks terciptanya

peluang terutama terkait dengan relaksasi

pemerintahan pusat Dalam hal inilah perubahan

institusional memberikan peluang bagibangkitnya sebuah kesadaran primordial sebagai

respon makin terbukanya kesempatan nilai nilai

primordial dalam memengaruhi kebijakan di

daerah

Keenam ketimpangan keterwakilan politik

dan budaya Ketidakproporsionalan politik dan

budaya turut memainkan peran penting dalammenciptakan sebuah frustasi politik pengabaian

keterwakilan budaya dan secara konkret

memperlambat perbaikan kehidupan Hal hal

inilah yang kemudian memicu munculnyafragmentasi politik atas dasar primordial yang

all

kemudian biasanya d1sUSUl dengan tumbuhnya

kesadaran primordial kelompok yang mengalamimarginalisasi Dalam kondisi itulah

demokratisasi yang kemudian terjadi di Indonesiamerupakan jembatan yang memberikan peluangbagi banyak pihak terutama komunitas

primordial untuk memahami kembali hakikat

keberadaan mereka sebagai sebuah komunitas

yang khas sekaligus mendefinisikan kembalikedudukan mereka dalam entitas keindonesiaan

Dari pembahasan di atas penelitian ini

secara umum menemukan bahwa faktor faktor

penyebab itu membentang dari mulai persoalankognitif intepretatif baik dalam konteks

memaknai hakikat kebangsaan dan keagamaan

persoalan struktural ekonomi perubahan

kelembagaan peran negara hingga pada

persoalan keterwakilan politik clan budaya

Namun demikian beberapa faktor yang telahdiangkat oleh penelitian ini merupakan temuan

teoritis yang patut untuk diuj i dan dikembangkanpada penelitian lapangan di tahun tahun

berikutnya

Beberapa Keeenderungan

Meskipun faktor faktor tersebut dalam

batas batas tertentu masih melekat kuat namun

sebagaimana yang dijelaskan dalam Bab IIpenelitian ini melihat adanya potensi bagi bangsa

untuk mempertahankan itu dari dua

kecenderungan yang dapat teramati darifenomena kebangkitan sentimen primordial di

beberapa daerah

Kecenderungan pertama adalah faktabahwa ekspresi kebangkitan primordial terjadi

lebih sebagai upaya pemulihan keterwakilan

ketimbang upaya serius melepaskan diri dariNKRI Hingga saat ini dapat dikatakan hanya

Aceh clan Papua saja yang terlihat serius memilikitujuan konkret yang jelas yakni kemerdekaanUpaya disintegrasi yang dilakukan oleh kelompokseparatis di kedua wilayah itu tidak saja sekadar

wacana namun telah sampai pada detail konkret

implementasinya Sementara di daerah lain meski

telah masuk dalam wilayah yang lebih kuat darisekadar pemulihan keterwakilan kebangkitan

sentimen primordial dapat dikatakan belum

mengarah ke arah merdeka secara serius Baik di

Riau Bali maupun Minahasa hal itu masih

bersifat wacana dan dalam praktiknya tidak

mendapat dukungan yang meluas Di samping ituketiadaan sebuah kelompok elit clan organisasi

IFyang solid menyebabkan wacana yangdikembangkan termasuk dalam konteks RMS

bersifat terbatas Dalam perkembangannya

wacana merdeka terutama di Riau dan Minahasa

lebih ditafsirkan sebagai kemerdekaan dari

kemiskinan kebodohan atau pun diskriminasi

agama

Kecenderungan kedtta adalah bahwa

ekspresi kebangkitan sentimen primordial itu

secara umum masih disalurkan dengan cara cara

legal formal atau masih dalam batas aturan main

bernegara ketimbang melalui jalur jalurinkonstitusional clan kekerasan Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian penggiat

kebangkitan sentimen primordial itu masih

mengakui institusi politik clan eksistensi

pemerintah yang sah Dalam beberapa kasuskebangkitan primordial yang muncul di erademokratisasi praktis hanyaAceh clan Papua saja

yang relatif inenggunakan cara cara

inkonstitusional clan kekerasan di mana kasus

penggunaan cara cara kekerasan di Aceh terlihat

lebih kolosal dengan skala pembunuhan yanglebih luas Ketidakpercayaan terhadap sistemyang ada baik karena praktik politik masalampau yang bersifat opresif maupun tawaranideologi dan kepentingan yang dipandang sulituntuk disalurkan pada sistem yang adarnenyebabkan kelompok kelompok primordial hal

ini lebih memilih jalurjalur ekstra parlementer

bahkan bersenjata

Sementara itu di sisi lain pilihan bersenjata

tampaknya bukan sebuah pilihan yang masuk akalbagi penggerak kemerdekaan di Riau Maluku

atau pun Minahasa mengingat sangat rendahnya

kemampuan kelompok ini untuk memobilisir

massa apalagi menciptakan kelompok bersenjata

Sebaliknya para penggerak Ajeg Bali meyakinibahwa cara cara damai melalui perubahan

bertahap clan masuk ke dalam sistem merupakanpilihan yang terbaik bagi mereka Dengankesadaran pragmatis masyarakat Bali bahwa

kehidupannya ditentukan oleh pariwisata yangmenyaratkan kedamaian keamanan clan

ketertiban maka pilihan untuk menggunakan

cara cara kekerasan akan sulit mendapat

dukungan yang meluasDi sisi lain dalam konteks bangkitnya

sentimen keagamaan dapat dilihat bahwa ekpresi

primordial itu diwujudkan dalam bentuk Perda

setelah melalui sebuah proses yang legalkonstitusional Cara cara parlementariat menjadi

ajang diejawantahkannya sentimen primordial itu

beriringan dengan kebutuhan praktis daerah

tersebut untuk membersihkan wilayahnya dari

kemaksiatan clan penurunan nilai nilai moral

Meski dalam konteks keagamaan ini juga terlihat

langkah langkah radikal clan kecenderungan

kekerasan dalam mengupayakan kepentingannya

namun hal itu tidak menutupi kenyataan yanglebih besar di mana sikap menahan dirimengutamakan dialog clan menggunakan jalurjalur legal lebih meluas digunakan oleh umat

Islam dalam memperjuangkan kepentingannya

Dengan melihat kecenderungan model

pengekspresian kebangkitan primordial di atas

dapat disimpulkan bahwa cara cara institusional

masih dominan digunakan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan Hal ini memperlihatkan duakemwngkinan yakni di satu sisi kemampuan

untuk melakukan perlawanan clan separatisme

dalarn makna yang komprehensif atas namaprimordialisme masih demikian rendah Di sisi

lain juga adanya oleh kenyataan bahwa upaya

melakukan sebuah perubahan secara radikal tidak

mendapat dukungan penuh dari rakyat setempat

Dalam situasi seperti ini maka fenomena

kebangkitan primordial yang ada di Indonesiadapat dikatakan masih dalam situasi yang wajarsebagai sebuah aspek dinamis dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara Kenyataan ini

menunjukkan bahwa fondasi kebangsaan

Indonesia tidak seutuhnya lemah Di samping itukondisi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan

pemerintah pusat yang bersifat diskriminatifsebagai pemicu gerakan separatis mulai tereduksi

dalam konteks politik saat ini

Penutup

Meskipun kecenderungan di atas

memperlihatkan sebuah optimisme namun hal ini

tidak berarti bahwa Indonesia telah sampai pada

tahap aman dalam konteks mempertahankaneksistensi kebangsaannya Karena kebangsaan itu

sejatinya tidak saja merupakan sebuah produk

zaman yang perlu terns dibina keabsahannya disetiap masa namun juga karena beberapa potensidisintegrasi yang dapat menyebabkan runtuhnyabangsa tidak seutuhnya hilang Oleh karena ituperlu dikembangkan sebuah upaya institusional

dan upaya kultural dalam bentuk kesadaran untuk

menjawab situasi tersebut di era reformasi ini

Penelitian ini menawarkan beberapa

alternatif penyelesaian terkait dengan masih

adanya peluang bagi tegaknya keindonesiaan di

91

era ketika kebangkitan primordial deras

terasakan Meskipun disadari bukan inerupakan

sebuah tawaran yang final namun penelitian inimelihat bahwa penyelesaian yang ditawarkanmerupakan bentuk minimal yang harus adamanakala upaya mempertahankan keindonesiaan

dalam semangat keragaman primordial ingin

dirajut Penelitian ini menyodorkan model

deliberative democracy sebagai salah satujawaban Salah satu keunggulan dart demokrasi

deliberatif adalah bahwa konsep demokrasi inimenempatkan masyarakat benar benar sebagai

subjek bagi pemerintahannya sendiri Oleh karena

itu balk masyarakat dan pemerintah memiliki hak

untuk mengemukakan pandangan pandangan

yang mendasari pilihan politik secara utuh clan

di sisi lain memiliki hak untuk didengar oleh

pemerintah dan kelompok lain

Situasi ini pada gilirannya akan

mengembangkan sebuah budaya politik yangmengedepankan dialog atau musyawarah meskitidak berarti harus mencapai mufakat

Sebagaimana yang dikatakan oleh Gutmann clanThompson bahwa target minimal dari

pengembangan demokrasi deliberatif adalah

hadirnya semangat kebersamaan dengan semua

elemen yang ada berada dalam sebuah komunitaspolitik yang sama schingga dapat memahamiaspirasi dan alasan di balik pilihan pilihan politik

kelompok lain Hingga mungkin saja sebuah

perbedaan pandangan yang mengkristal saat inidapat lebih melunak dan terakomodir di kemudian

hari mengingat elemen elemen yang turut dalamproses pembuatan kebijakan dapat memahami

hakikat pemikiran kelompok lainnya

Dalam konteks Indonesia saat ini demokrasi

deliberatifberpotensi membuka dialog dan salingpengertian antara elemen elemen anak bangsa dan

juga antara masyarakat dan pernerintah Kondisi

ini pada gilirannya secara normatif tidak saja

dapat menutupi rasa teralienasi dan berbeda

antara satu kelompok etnis dengan kelompok etnis

lainnya namun juga akan mendorong seluruhelemen bangsa untuk dapat lebih bekerja sama

Di samping itu situasi ini akan turut menopangupaya pembentukan pemerintahan yang

transparan dan peduli terhadap kepentingan daneksistensi seluruh elemen bangsa Hingga pada

akhirnya kebijakan yang dirasakan diskriminatif

Amy Gutmann dan Dennis Thompson Whig DeliberativeDemocracy New Jersey Princeton University Press 2004 hlm3 7

92

dan tidaic selrsitifdapat sent akin dihindari Dalam

situasi politik seperti inilah maka kehidupan

demokrasi yang diliputi oleh semangatpenghargaan terhadap seluruh elemen bangsatermasuk kelompok minoritas dalam wadah

keindonesiaan diharapkan dapat tumbuh dart

berkembang serta menjadi jembatan emas bagiperbaikan kelhidupan masyarakat

Di sisi lain penelitian ini melihat bahwa

makna kebangsaan yang genuine merupakansyarat mutlak yang harus dibangun manakalabangsa ini menginginkan keberadaannya terus

berlangsung Secara spesifik hat ini berartimengembalikan tatanan kebangsaan pada

semangat persatuan yang dilandasi ketulusanuntuk hidup bersama dalam keragaman danpemulihan model pemerintahan yang bersifatdemokratis dan non sentralistis Salah satunya

adalah terkait dengan peranan dan kemampuan

negara dan atau pemerintah dalam

merasionalisasikan ide tentang nasionalisme Halini menjadi kebutuhan yang begitu penting untukmempertahankan komitmen kolektif atas

Republik selain keperluan akan pengelolaan

perawatan dan pembaharuan terus menerus

atasnya Masalahnya pemerintah yang berkuasadi negeri ini cenderung melestarikan salah urusatas negara ketimbang mengondisikan

penyelenggaraan negara yang memungkinkannasionalistne clan semangat keindonesiaan

terkelola sebagai aset clan kekuatan kolektifdalam

menghadapi persaingan global

Sementara itu terkait dengan masalah

keagamaan dalam keindonesiaan penelitian ini

menawarkan upaya membangun gerakan

spiritualitas multikultural dan penciptaan ruangpublik yang adil bagi seluruh kelompok agamaUntuk itu diperlukan itikad baik dart seluruh

golongan agama untuk membina dialog danmembangun jembatan pengertian untuk mencari

titik temu Secara konkret hat itu dapat berarti

saling bertoleransi yang termanifestasikan baikdalam bentuk kebijakan publik materi

pendidikan ekspresi seni dan jurnalisme

multikultural Dalam hat ini tidak dapat

dipinggirkan peran seniman guru jurnalis di

samping kaum rohaniwan dan aktivis LSMuntuk mengangkat tema tema perdamaian

toleransi serta pluralisme dalam wadah

kebangsaan agar elemen keagamaan dapat

memainkan peran sebagai salah satu soko guru

penguat keindonesiaan

Terlepas dari sebuah usulan hipotetik di atas

satu hal yang tampaknya patut dikedepankanadalah bahwa makna keindonesiaan saat ini di

masa datang adalah keindonesiaan yangmenghargai nilai nilai kemanusiaan Hal ini

berarti segenap aspek aspek yang dibutuhkan olehmanusia Indonesia sebagai warga negara haruslah

terpenuhi termasuk kebutuhan untuk

mempertahankan kekhasan yang positif dankondusif bagi tegaknya rasa kebersamaan dalam

naungan keindonesiaan Dengan ini maka

sentimen primordialisme diharapkan dapat

berjalan koeksisten dengan keindonesiaan

sehingga mampu mempertahankan denyut

pluralisme sebagai nadi bagi kebangsaan

Daftar Pustaka

Sabhlok Smita G 2002 Nationalism and Ethnicityand the Nation State in South Asia In

Nationalism and Ethic Politics Vol 8 No

3 Autumn

Ghosal Baladas 2004 Democratic Transition and

Political Development in Post Soeharto

Indonesia Contemporary Southeast Asia 26No 3

Gutmann Amy dan Dennis Thompson 2004 WhyDeliberative Democracy New JerseyPrinceton University Press

Rupesinghe Kumar 1996 Governance and

Conflict Resolusion in Multi Ethnic

Societies Dalam Kumar Rupesinghe and

Valery A Tishkov Ethnicity and Power inContemporary World Tokyo United NationsUniversity Press

Horowitz Donald L 1994 Democracy in DividedSocieties Dalam Larry Diamond dan MarcF Plattner Nastionalism Ethnic Conflict and

Democracy Maryland The Johns HopkinsUniversity Press

Amstrong Karen 2000 The Battele For God NewYork Alfred Knopf

Juergensmeyer Mark 1993 The New Cold War

Religious Nationalism Confronts the Secular

State Berkeley University of CaliforniaPress

Huntington Samuel P 1993 Clash of Civilization

Foreign Affairs Vol 72 No 3 Summer

93

Peran Elit Lokal dalarn Reintegrasi

Gerakan Aceh Merdeka GAM

Pasca MoU Helsinki

Oleh

M Hamdan Basyar

Abstract

Reintegration is not an easy task There are economics politics social and psychological problems from excombatants when they have to reintegrate with its societies Due to the complexities of reintegration problemsit needs comprehensive continued and synergy cooperation among them From field research there are someconditions that need to be addressed in order to create a good reintegration program Firsth it needs to create

conditions that could build integrative behaviour from some groups towards implementation of Helsinki MoUSecondly it needs to build democracy infrastructure at local level as instrument of transfunction conflictThirdly it needs central government consistency towards integration implementation with economic basis throughsome programs that could transform conflict from armed conflict into political struggle Fourthly it needs tostrengthen the infrastructure ofreintegration implementer institution and also to prepare transfer ofresponsibilitiesfrom central to local government Fifthly all of stakeholders in Aceh need to be endorsed to actively participatein the reintegration program in order to create a permanent conflict resolution Sixthly the reintegration programneed to be built continously not only limited to compensation find In this sense the program do not act ascharity but as for strengthening the economic of ex combatants and other conflict vitims The program washoped to overcome poverty and can be implemented continously Therefore it would need an independentcontroller institution in order to have an appropriate reintegration program

Latar Belakang Masalah

Di wilayah Aceh konflik telah terjadi sejak

lama Pada tahun 1953 Teungku Daud Beureueh

memproklamirkan gerakan Darul Islam Tentara

Islam Indonesia DI TII Munculnya gerakan itu

akibat adanya kebijakan Pemerintah Pusat

Jakarta yang ingin melebur Provinsi Aceh kedalam Provinsi Sumatera Utara Penggabungan

dua provinsi ini membawa konsekuensi

dihapusnya hak istimewa bagi masyarakat Aceh

untuk menjalankan syariat Islam dalam kehidupan

masyarakat dan pemerintahan Konflik ini

akhirnya dapat reda dengan diberikannya status

istimewa bagi Aceh dengan otonomi luas dalam

bidang agama adat dan pendidikan pada tahun1959

Tim Peneliti adalah M Hamdan Basyar Koordinator dengan

para anggotaAsvi Warwan Adam R Siti Luhro Moch Nurhasim

dan Wawan Ichwanuddin

Konflik Aceh muncul kembali pada akhir

1976 ketika Hasan Tiro rnetnproklamirkan

kemerdekaan Aceh 4 Desember 1976 Mereka

menganggap Pemerintah Jakarta tidak adil dalammengeksploitasi kekayaan alam Aceh Hasil

tambang minyak dan gas yang cukup besar itutidak memberikan kesejahteraan bagi sebagian

besar rakyat Aceh Memang pemerintah OrdeBaru yang mengejar pertumbuhan ekonomi itulebih mementingkan kue besar tanpa melihat

aspek keadilan dan kurang memperhatikan aspekkeberlanjutan Akibatnya eksploitasi sumber

daya alam yang terjadi secara besar besaran itukurang Inemperhatikan kepentingan masyarakatlokal

Sebagian masyarakat Aceh menentangketidakadilan itu dengan mengibarkan bendera

Gerakan Aceh Merdeka GAM Jakarta

menganggap GAM sebagai sebuah gerakanseparatis yang hendak memisahkan diri dariwilayah RI Gerakan itu berusaha ditumpas

95

dengan berbagai cara seperti pemberlakukan

Operasi Jaring Merah OJM yang menjadikansebagian wilayah Aceh sebagai Daerah Operasi

Militer DOM Meskipun demikian perlawanan

GAM tidak pernah sepenuhnya berhasil

ditumpas

Setelah Pemerintahan Orde Baru tumbangmasalah konflik Aceh berusaha diselesaikan

dengan berbagai cara Pada masa Presiden

Abdurrahman Wahid clan Presiden Megawati ada

momentum penting untuk perdamaian AcehPertama pada Mei 2000 ketika Pemerintah RI

clan GAM menandatangani Kesepahaman

Bersama Jeda Kemanusiaan Tujuan Jeda

Kemanusiaan ini adalah untuk mengurangi

kekerasan di Aceh menyalurkan bantuan

kemanusiaan clan sekaligus meningkatkan

kepercayaan masyarakat clan dunia internasional

kepada RI clan GAM Untuk kepentingan

tersebut dibentuklah Tim Pemantau dari kedua

belah pihak Namun suasana Jeda Kemanusiaan

yang difasilitasi oleh HDC itu tidak berlangsunglama Kedua pada Desember 2002 Pemerintah

RI clan GAM kembali membuat kesepakatan yangbiasa disebut Cessation ofHostility AgreementCoHA Dalam CoHA disebutkan pembentukan

Tim Pemantau dari negara negara ASEAN yang

tergabung dalam Joint Security Committee JSCDi samping itu disepakati juga zona damaiNamun lagi lagi CoHA juga tidak berumur

panjang Kantor JSC di Aceh Tengah dihancurkanoleh pihak yang tidak bertanggung jawabAkibatnya tentara RI bentrok kembali dengan

GAM

Kegagalan CoHA telah mengubah kebijakan

yang diambil oleh Pemerintah RI dari pendekatandialogis menjadi represif Jakarta kemudian

menerapkan keadaan darurat militer di Aceh Mei

2003 Mei 2004 clan dilanjutkan dengan

pemberlakuan darurat sipil Mei 2004 Mei

2005

Berbagai bentuk penyelesaian tersebut tidak

berhasil karena kurang adanya kesetaraan diantara pihak pihak yang bertikai Selain itumediator kurang berfungsi sebagaimanamestinya Sikap netral clan proaktif dibutuhkanbagi mediator agar para pihak yang bertikairnemberikan kepercayaan penuh Pada masa

Pemerintahan Orde Baru tidak ada kesetaraan

antara pihak yang bertikai Dengan sikap sepertiitu maka dialog tidak pernah ada Pada masaAbdurahman Wahid para pihak sudah

diperlakukan setara tetapi mediator kurang

we

dapat netral clan proaktif sehingga perundingan

tidak berjalan dengan mulus Pemerintahan

Megawati pada awalnya mengadakan semacam

dialog tetapi kemudian melakukan kebijakanrepresif dengan penerapan darurat militer yangkenyataannya tidak dapat menyelesaikan masalah

konfiikAceh

Pemerintahan Susilo Bambang YudoyonoSBY menerapkan kebijakan yang berbeda

Mereka melakukan dialog dengan posisi yangsetara dengan dibantu mediator yang cukup

netral clan proaktif Hasilnya adalah

Momerandum of Understanding MoU HelsinkiMoU tersebut telah mengantarkan adanya proses

perdamaian di Aceh Kelompok GAM mau

berdamai dengan pemerintah Indonesia Selama

30 tahun GAM melakukan pemberontakan untuk

memisahkan diri dari pemerintah Indonesia

Banyak korban berjatuhan akibat pemberontakan

ini baik di kalangan Tentara Nasional Indonesia

TNI GAM maupun rakyat sipil Sulit

mendapatkan data yang akurat tentang jumlahkorban tersebut karena pihak pillak yang terkaitberkepentingan untuk melebihkan atau

mengurangi jumlah korban jiwa Kesulitan juga

dijumpai untuk menemukan data yang lengkapmengenai kerugian material seperti rumah

dibakar atau dirusak harta dijarah perusakan

ladang atau kebun dan lain sebagainyaAceh menderita adalah ucapan yang

pantas dikemukakan selama masa konflik

tersebut Kemudian pada tanggal 26 Desember

2004 gempa bwni clan tsunami melanda Aceh

Peristiwa itu telah menambah penderitaan

masyarakatAceh Ratusan ribu orang men inggal

dunia Kerugian material tidak dapat dihitunglagi Peristiwa tersebut telah menimbulkan

keprihatian bersama Sukarelawan dari berbagai

daerah berdatangan untuk membantu Aceh

Masyarakat dunia juga berusaha meringankan

penderitaan Aceh sehingga bantuan kemanusiaan

berdatangan dari seluruh penjuru dunia

Hikmah dari peristiwa tsunami adalah

adanya kebersamaan untuk membantu clan

menyelesaikan masalah Aceh Pemerintah

Indonesia clan GAM juga tampaknya menyadari

perlu ada suasana damai untuk melakukan

rehabilitasi clan rekonstruksi Aceh pascatsunami

Mereka kemudian mengadakan perundingan yangdimediasi oleh mantan Presiden Finlandia Martti

Ahtisaari Hasilnya adalah ditandatanganinya

Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik

Indonesia clan Gerakan Aceh Merdeka yang

secara umum clikenal sebagai MoU Helsinki pada

15 Agustus 2005

MoU Helsinki mengatur berbagai

kesepakatan Pada poin pertartta diatur tentangpenyelenggaraan pemerintahan di Aceh Hal ini

menyangkut pembuatan undang undang

Pemerintahan Aceh partisipasi politik yang didalamnyaterclapat klausul pendirian partai politik

lokal Aceh masalah ekonomi yang antara lainmenyebutkan Aceh berhak menguasai 70 hasil

dari semua cadangan hidrokarbon clan sumber

daya alam lainnya dan pengaturan perundangundangan Dalam poin kedzta disebutkan hak

asasi manusia yang di dalatnnya menerangkanpembentukan pengadilan HAM dan Komisi

Kebenaran clan Rekonsiliasi KKR

Poin ketiga MoU tersebut mengatur

pemberian amnesti clan upaya reintegrasi mantan

anggota GAM dan tahanan politik ke dalam

masyarakat Upaya reintegrasi ini merupakan

bagian integral dari penyelesaian konflik yang

menyeluruh di samping proses disarrrtarnentpelucutan senjata clan denaobili ation

penarikan pasukan

Proses reintegrasi membutuhkan kontribusi

timbal balik dari pihak yang diintegrasikan dandari pihak yang hendak dituju oleh prosestersebut Mantan anggota GAM sebagai subjek

yang diintegrasikan perlu didorong untuk mampumengambil kesempatan kesempatan di bidangpendidikan ekonomi politik sosial dan

sebagainya sedangkan masyarakat luas didoronguntuk membangun sikap sikap tertentu sehinggasepenuhnya dapat menerima mantan anggota

GAM dan para tahanan politik lainnya kembalimenjadi bagian dari mereka

Mengingat proses yang ticlak mudah makapada tanggal 11 Maret 2006 dibentuk Badan

Reintegrasi Aceh BRA yang kemudian berubahnama menjadi Badan Reintegrasi Damai Aceh

BRDA BRA mengemban misi antara lain

mengakomodasi perencanaan clan pelaksanaan

antarlembaga pemerintah dan non pemerintah

baik domestik maupun asing untuk melaksanakanprogram pemberdayaan ekonomi dalam rangka

reintegrasi di Aceh sesuai dengan MoU Helsinki

melaksanakan program dan kegiatan yangberkaitan dengan reintegrasi Aceh menuju

perdamaian yang berkelanjutan di Acehmengakomodasi dan memantau pelaksanaan

Dalam MoU Helsinki ticlak digunakan istilah disarmament

melainkan decommissioning

pemberdayaan di i abupaten kota kota agar

realisasi program sejalan dengan upaya

pemenuhan kesepakatan MoU memonitor clan

mengevaluasi pelaksanaan program clan kegiatan

yang telah disepakati dan mengompilasi clanmendistribusikan laporan atas realisasi program

yang dilakukan oleh masing masing lembagapelaksana kepada institusi terkait Jelas misi yangdiemban BRA sangat kompleks dan pastinyaticlak

muclah Apalagi dalam beberapa bulan pertama

sejak pembentukamlya BRA sudah dihadapkan

pada persoalan persoalan serius mulai dari

keterlambatan pencairan dana keticlakakuratan

data hingga keluarnya perwakilan GAM clan

NGOs Non Governrnent Organi ations dari

BRA pada Juni 2006

Akan tetapi berkaca dari transformasi

konflik dari kekerasan ke jalan damai di berbagai

negara lain keberhasilan proses reintegrasi

sebenarnya ticlak hanya ditentukan oleh sebuah

lembaga koordinasi semacam BRA Salah satu

faktor penting lain yang turut menentukankeberhasilan proses reintegrasi adalah adanya

keterlibatan dan dukungan dari stakeholder di

semua level tak terkecuali di tingkat lokal

terhadap proses tersebut Oleh karena itu selainmerumuskan struktur clan mekanisme kerja

lembaga yang mengoordinir proses reintegrasimaka upaya untuk mendorong peran aktif

stakeholder lokal dalam mereintegrasi mantan

anggota GAM politik menjadi kebutuhan yangtak terhindarkan Keterlibatan peran elit lokal ini

khususnya pemerintah daerah dan pihak GAM

mutlak diperlukan Inpres Nomor 15 Tahun 2005

secara eksplisit memberikan tanggung jawab yangbesar kepada Pemerintah Provinsi dalam

mengimplementasikan isi MoU antara lain untuk

merencanakan dan melaksanakan reintegrasi clan

pemberclayaan setiap orang yang terlibat dalamGAM ke dalam masyarakat mulai dari

penerimaan pembekalan pemulangan ke

kampung halaman clan penyiapan pekerjaanDi sisi lain MoU Helsinki pada dasarnya

adalah kesepakatan antara Pemerirxtah RI dengan

GAM sehingga implementasi pun juga ikutclitentukan oleh peran GAM pasca MoU Peran

GAM dalam proses reintegrasi ini menjadi

penting untuk diperhatikan terutama denganmasuknya kalangan GAM ke dalam pemerintahan

lokal pascapilkada langsung pada Desember 2006lalu Kemenangan tersebut telah membuka jalan

bagi kalangan GAM yang sebelumnya bukanhanya berada di luar tnelainkan juga berhadapan

97

den an pemerintaii untuk terlibat langsung dalamproses kebijakan pub Ilk di Aceh

Seperti telah diketahui dalam pilkada

langsung yang lalu bahwa calon kepala daerahdari kalangan GAM berhasil meraih kemenangan

di beberapa daerah Selain jabatan Gubernur

Aceh yang diraih oleh pasangan Irwandi Jusufclan Muhammad Nazar GAM juga berhasil

menempatkan orang orangnya sebagai orang

nomor satu di beberapa daerah yaitu di Kota

Sabang pasangan Munawarliza Zein clan

Islamuddin Kabupaten Pidie Mirza Ismail dan

Nazir Adma Kabupaten Aceh Jaya Azhar

Abdurrahman dan Zamzami A Rani Kabupaten

Aceh Timur Muslim Hasballah clan Nasrudin

Abu Bakar Kabupaten Aceh Utara Ilyas A

Hamid clan Syarifuddin clan Kota Lhokseumawe

Munir Usman clan T Suadi Yahya

Temuan Lapangan

Proses integrasi politik di Aceh dilakukan

melalui perundingan antara RI GAM di Helsinki

dalam lima putaran Proses tersebut mengandungtujuan menghentikan konflik secara permanen

menghentikan perang clan mengembalikan

sebagian besar kelompok GAM yang

memberontok sebagai Warga Negara Republik

Indonesia Untuk itu MoU Helsinki adalah pintu

awal bagi integrasi politik di Aceh Disebut proses

awal karena integrasi sendiri memerlukan waktu

yang cukup panjang clan lama apalagi tujuanakhirnya adalah membentuk masyarakat baru

Aceh

Untuk mencapai tujuan tersebut Pemerintah

RI yang didukung oleh berbagai lembagainternasional Aceh Monitoring Mission AMMselaku pihak yang mengawasi telah melakukan

tahap tahap decomissioning clan disarmamentsebagai langkah awal agar tidak lagi terjadi

perang clan tindak kekerasan di Aceh Setelahproses ini dilakukan pihak Pemerintah RI

membentuk badan pelaksana reintegrasi yangdisebut sebagai Badan Reintegrasi Aceh BRA

pada April 2006 Namun kehadiran lembaga

tersebut justru menimbulkan masalah karena

unsur unsur yang mewakili pihak GAM RIintelektual clan NGO sepertinya tidak memiliki

kesamaan visi misi clan tujuan Perbedaan

kepentingan di antara unsur GAM TNI

menyebabkan lembaga ini hanya seumur jagung

5c lah wakil GAiy1 intelektual clan

sebagian dari NGO mengundurkan diri

Penerintah RI mengeluarkan Keputusan Presiden

Nomor 15 2005 tentang pembentukan berbagai

lembaga yang bertuivan untuk melaksanakanbutir butir perundingan Helsinki yang telahdisepakati Keppres tersebut berisi tentanginstruksi agar Gubernnr Provinsi NAD

merencanakan clan melaksanakan reintegrasi dan

pemberdayaan setiap orang yang terlibat dalamGAM ke dalam masyarakat mulai dari

penerimaan pembekalan pemulangan ke

kampung halaman clan penyiapan pekerjaanAtas dasar Inpres tersebut pemerintah daerah

membuat beberapa langkah untuk rnenyiapkan

infrastruktur implementasi Langkah langkah

tersebut adalah

a Pada 28 Nopember 2005 dibentuk Tim

Sosialisasi Nota Kesepahaman Damai

antara Pemerintah RI dengan GAM di

Helsinki SK Guubernur Prov NAD No 330

255 2005

b Padal 24 Desember 2005 dibentuk Forum

Bersama Pendukung Perdamaian Aceh SKGubernur Prov NAD No 330 406 2005

c Pada 11 Februari 2006 dibentuk Badan

Reintegrasi Mantan Anggota GAM ke

Dalam Masyarakat SK Gubernur Prov

NAD No 330 032 2006

d Pada 13 April 2006 dibentuk Badan

Reintegrasi Damai Aceh SK Gubernur

NAD No 330 106 2006 terdiri atas

Forum Bersama Pendukung PerdamaianAceh Badan Pelaksana Reintegrasi Damai

Aceh clan Badan Pengawas ReintegrasiDamai Aceh

Badan badan tersebut diberi tugas untuk

mewujudkan hal itu sebagaimana disebut di atas

Tim Sosialisasi MoU Helsinki Tim ini

mensosialisasikan butir butir MoU dengan cara

melakukan pertemuan dengan pihak GAM

Demikian pula dengan Forum Bersama

Pendukung Perdamaian yang cakupannya terdiriatas tokoh tokoh perwakilan dari RI GAM dan

tokoh masyarakat Namun kesan yang munculkedua badan ini masih tampak didominasi oleh

birokrasi Walaupun demikian mereka beberapa

kali berhasil melakukan upacara peusejuk untuk

menyambut kehadiran GAM yang kembali lagilagi pendekatan budaya semacam ini masih

kurang maksimal

BRDA ini kemudian menetapkan empat 4

program yang merupakan lingkup kegiatan yangakan mereka wujudkan sebagai berikut

1 BidangEkonomi

a Memberi kemudahan ekonomi

b Memberi kesempatan kerja

c Alokasi lahan pertanian dan

sebagainya

2 Bidang Politik Hukum Keamanan dan HAMa Melanjutkan sosialisasi MoU

b Mendorong penyusunan RUU PAc Mendorong Pilkada 2006 tepat waktud Mendorong pendirian partai lokale Mendorong pembentukan Komisi

Kebenaran dan Rekonsiliasi KKR

f Mendorong Pembentukan KomisiBersama Penyelesaian Klaim

g Memberi dukungan kepadaAMM

h Mendorong rehabilitasi PNS yangterlibat GAM

i Mendorong mantan GAM menjadi TNIPOLRI

j Mendorong pemulihankewarganegaraan

k Mendorong pembentukan PengadilanHAM di NAD

3 Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyata Memberi jaminan sosial yang layakb Merehab harta publik personal yang

rusak

c Mernberi bantuan pendidikan

d Memberi bantuan kesehatan

e Melanjutkan bantuan jadupf Melanjutkan bantuan diyat

g Mendorong kegiatan tradisional ke arahislah

4 Bidang Data clan Monev Monitoring danEvaluasi

a Mengumpulkan clan mengolah data

b Monitoring dan Evaluasi implementasiprogram Reintegrasi

BRDA merancang program reintegrasimelalui Jangka Pendek Menengah clan PanjangDiestimasikan bahwa pada 2009 program

reintegrasi ini akan selesai Sementara dari skema

pelaksanaannya reintegrasi mencakup tigakegiatan yaitu pengembalian hak kemudahan

ekonomi clan dana reintegrasi Target atau

sasarannya adalah mantan pasukan GAM GAM

nonmantan pasukan Tapol yang mendapatamnesti clan masyarakat korban konflik

meninggal dunia hilang ahli waris dari korban

yang meninggal niang rumah yang dibakarhancur harta yang rusak hancur hilangmengungsi cacat hilang anggota tubuh sakitmental sakit fisik dan hilang mata pencaharianpokok Pengembalian hak meliputi empat hal

yaitu politik ekonomi sosial clan partisipasi

Sementara kemudahan ekonomi meliputi tanah

pertanian yang pantas jaminan sosial danpekerjaan

Pelaksana dari program program yang telahdirancang tersebut adalah dinas dinas pemerintahdaerah baik di tingkat provinsi maupun

kabupaten Dilihat dari strukturnya Pemerintah

Pusat adalah pengarah dalam hal ini adalah

Menko Polhukam dan Menko Kesra Mendagri

Menkominfo MenHukum HAM Mensos

Menkeu dan Ka Bappenas Sementara Gubernur

menjabat sebagai ketua dan selanjutnya untuk

bidang bidang operasional dari BRDA adalahdinas dinas hingga ke tingkat kabupaten

Sebagaimana telah disebut dalam cakupan

program BRDA di atas bahwa untuk bidangpolitik hukum keamanan dan HAM merupakan

cakupan yang mendasar bagi upaya untukmendorong reintegrasi secara politik

Persoalannya apakah butir butir yangdirencanakan terirnplementasi secara maksimal

dan dapat dipandang efektif untuk

mengembalikan GAM ke dalam RI Dari program

reintegrasi di bidang politik dapat dianalisisbahwa program program integrasi bidang politikclan pengembalian hak relatif sulit dilakukan

ketimbang program program yang bersifatkompensasi ekonomi Tabel di bawah ini

sekurang kurangnya menggambarkan tingkatkesulitan implementasi integrasi bidang politikseperti pada Tabel 1

Ada kesan bahwa sosialisasi MoU masih

kurang dilakukan sehingga muncul persepsi lainSebagian mantan Tentara Neugara Aceh TNA

masih rnenganggap bahwaAceh melangsungkanpemerintahannya sendiri self government Halini juga tampak ketika salah seorang anggota KPAyang diwawancarai di Aceh Utara menyebutkantentang pemerintahan tersebut Padahal untukkeberhasilan integrasi politik clan pencapaian

tujuan integrasi itu sendiri sosialisasi menjadi

salah satu kuncinya Pada masa masa awal

implementasi MoU Helsinki adanyaAMM Aceh

Monitoring Mission selain berfungsi sebagai

pemantauan di dalamnya juga terdapat forumforum konsultasi antara RI GAM dalam bentuk

CoHA yang sebagian besar unsurnya juga

Tabel 1 Program Integrasi Politik dan Implementasinya

Program Implementasi Problematik

Melanjutkan sosialisasi MoU Sosialisasi MoU Helsinki masih Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia 2005 menjelaskandilakukan secara parsial bahwa hampir sebagian besar mantan kombatan GAM

kurang memahami langkah langkah kompensasi politikclan ekonomi

Mendorong penyusunan RUU Sudah dilakukan Munculnya kekecewaan tertentu dari pihak GAM atas

PA sejumlah pasal dalam UU No 11 2006 yang dipandangtidak se alan dengan butir butir MoU Helsinki

Mendorong Pilkada 2006 tepat Masih dalam proses Pilkada telah dilakukan tepat waktu 11 Desember 2006

waktu namun di beberapa lokasi seperti di Aceh Tengah Aceh

Barat clan Banda Aceh menimbulkan ketidakpuasan

karena sebaglan besar pemilih tidak terdaftar Fenomena

Pilkada 2006 di Aceh menimbulkan kekecewaan politik

dan potensi rivalitas politik antara calon independen

den an partai partai politik

Mendorong pendirian partai Belum dilakukan Upaya untuk mengalihkan GAM sebagai sebuah kekuatan

lokal ideologis belum sepenuhnya berhasil dilakukan Komite

Peralihan Aceh KPA yang semula dianggap sebagaitranformasi GAM tampakn a masih belum maksimal

Mendorong pembentukan Belum dilakukan Dengan dihapusnya UU tentang KKR oleh MahkamahKomisi Kebenaran clan Konstitusi institusi KKR di Aceh tidak akan bekerja

Rekonsiliasi KKR maksimal untuk mendorong rekonsiliasi apalagi KKR diAceh tidak menganut asas retroaktif

Mendorong Pembentukan Belum dilakukan Potensial tidak mungkin dapat diwujudkan karena UU KKR

Komisi Bersama Penyelesaian dicabut oleh Mahkamah Konstitusi

Klaim

Memberi dukungan kepada Sudah dilakukan AMM secara fungsional berhasil menjadi katalisator bagi

AMM kedua belah pihak yang bertikai Pascabubarnya AMMdikhawatirkan tidak ada lembaga yang dapat dipercayaoleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketa

yang terjadiMendorong rehabilitasi PNS Sudah dilakukan termasuk Masalah di lapangan yang terjadi berkaitan dengan tingkatyang terlibat GAM pemberian amnesti terhadap pendidikan mantan GAM yang rata rata di bawah SLTA

2 100 mantan anggota GAM

Mendorong mantan GAM Belum dilakukan akan Masalah di lapangan yang terjadi berkaitan dengan tingkatmenjadi TNI POLRI terganjal oleh aturan teknis pendidikan mantan GAM yang rata rata di bawah SLTA

untuk menjadi anggota TNI

POLRI karena sebagian besar

mantan anggota GAM relatif

tidak berpendidikan

Mendorong pemulihan Sudah dilakukan Dilakukan melalui penertiban KTP Merah Putih yangkewarganegaraan berlaku pada Operasi Terpadu dengan KTP yang sifatnya

nasional

Mendorong pembententukan Belum dilakukan Masih belum dapat diwujudkan

Pengadilan HAM di NAD

melibatkan masyarakat dalam rangka sosialisasi

damai clan integrasi

Setelah AMM bubar secara resmi pada

Desember 2006 dibentuklah Forum Koordinasi

clan Komunikasi Damai Aceh FKK Aceh di

bawah Menkopolkam sebagai penggantinya

Namun sebagaimana dijelaskan oleh Ketua FKK

bahwa fungsi sosialisasi FKK ini masih sangat

terbatas sehingga belum dapat menjangkau

masyarakat secara luas Dampaknya ada

persepsi lain bahwa perundingan di Helsinki

masih dipandang sebagai jalan bagi referendumclan kemerdekaan di Aceh Tentu saja hal ini

terjadi di beberapa wi layah pedalaman gamponggampong karena proses sosialisasi yang salah

2 Wawancara dengan Ketua FKK di Banda Aceh 30 Juni 2007

11

Kesan lain pada bidang politik yang palingpenting dan mendasar untuk instrumen integrasipolitik adalah partai lokal Salah satu tujuan dari

integrasi politik GAM adalah bagaimana

mentransformasi GAM sebagai kekuatan

kombatan bersenjata menjadi kekuatan politik

Untuk menjadi kekuatan politik kekuatan

kombatan Tentara NeugaraAceh TNA dulu

AGAM Angkatan Gerakan Aceh Merdeka

dibubarkan di depan AMM pada akhir Desember

2005 Namun setelah mereka membentuk KPA

sebagai wadah baru bagi mantan anggota GAM

tampaknya upaya pemerintah masih terlalu minim

untuk tnendorong transformasi kekuatankombatan menjadi kekuatan politik yang dapatdikontrol oleh Undang undang Metamorfosis

Tabel 2 Analisis atas Program Bidang Lkonomi BRA BRDAPro ram Implementasi Problematik

Memberi kemudahan ekonomi Sulit dilakukan karena pada Program program BRA BRDA sejak awal berdirinya

praktiknya program program hanya terfokus pada program program yang berkaitanlebih bersifat sesaat berupa dengan kompensasi ekonomi Untuk desain sebuah

kompensasi program ekonomi yang sifat cakupannya untukpemberdayaan ternyata bukan menjadi tugas clan

peran clari BRA BRDA paclahal ini yang palingpenting untuk di ikirkan

Memberi kesempatan kerja BRA BRDA ticlak menyentuh Program ini hanya sebatas untuk memberikan peluangprogram program ini bagi mantan kombatan cliberi tempat pada beberapa

lembaga seperti BRA BRDA clan BRR atau lembaga

lainnya tetapi mernberi kesempatan kerja untuk

kategori mantan kombatan GAM mantan non

kombatan GAM clan masyarakat korban konflik

tern ata masih belum ada perencanaann a

Alokasi lahan pertanian clan Tidak berjalan sesuai dengan Sejumlah praktik program BRA BRDA justru

sebagainya rencana bahkan ticlak ada mengganti kompensasi untuk Iahan pertanian ini

implementasi mengenai butir ini dengan sejumlah uang akibatnya lahan yangdijanjikan sebagaimana tercantum dalam butir MoU

Helsinki ticlak dapat diimplementasikan Padahal

gagasan itu adalah untuk menclorong mantankombatan agar menanggalkan sifat diri mereka clan

orientasin a untuk tidak la i men an kat sen ata

TNA menjadi KPA dan bukan sebagai partai

politik menyebabkan lembaga ini tidak dapat

diatur dan tunduk pada kerangka perundangundangan Akan sangat berbeda apabila KPA

langsung menjadi partaj politik maka segalatingkah lakunya akan diatur menurut UU Partaj

Politik

Hal inj berkajtan dengan salah satu tujuan

dari upaya reintegrasi adalah terciptanya

pembauran secara sosial dan politik Karena

prosesnya cenderung eksklusif KPA menjadisebuah organisasi yang hanya diperuntukkanuntuk mantan TNA GAM Gejala semacam ini

tidak bagus bagi upaya upaya untuk menciptakan

pembauran politik dan sosial di Aceh Ada gejala

pembiaran dalam proses ini karena Pemerintah

RI gagal melakukan pengawalan bagi upaya

upaya pembauran sosial clan politik sebagai salah

satu cara mereduksi gagasan gagasan masa lalu

dan untuk membangun Aceh baru sebagai tujuan

dari munculnya konsep reintegrasi sebagaimanadisebut dalam MoU Helsinki

Lemahnya pengawalan ini karena

integrasi sangat identik dengan program bagi

bagi uang dari pemerintah RI kepada beberapakelompok Charity integrasi atau integrasi

berbasis ekonomi yang sesaat ini tampak sekali

dari konsep yang dikembangkan oleh PemerintahPusat sebagai implementasi dari MoU Helsinki

Konsentrasi program prograrn reintegrasi

BRDA sejak dibentuk hingga saat ini lebih pada

masalah kompensasi dana di bidang ekonomi clanpemberdayaan program bidang sosial budayaUntuk pemberdayaan ekonomi diberikan kepada

Mantan TNA Tapol Napol masyarakat korban

konflik clan kelompok lainnya GAM non TNA

GAM menyerah praMoU clan Peta Pembela

Tanah Air Sementara itu untuk bjdang sosialbudaya bentuk programnya adalah diyat rumah

dibakar rusak korban cacat clan pelayanan

medis

Dari tabel di atas tampak sekali baliwa sifat

dari program pro gram reintegrasi ini masih

berjangka pendek jbarat memberi kue di tengah

orang yang sedang lapar Meskipun dalam juduldisebut sebagai dana pemberdayaan ekonomi

dalam praktjknya program program tersebut

bukan dalam pengertian pemberdayaan yangsemestinya karena sifat penggunaan dana

sebagian besar adalah untuk konsumsi

menyambung hidup clan bukan untuk

menciptakan pekerjaan atau lapangan kerja clan

bidang usaha Bahkan ada yang memperolehdana bantuan rumah terbakar rusak ternyata

tidak digunakan untuk membangun rumah tetapi

untuk membeli Motor Honda

Tidaklah heran ada yang mengatakan balhwadalam praktiknya BRA BRDA terkesan

dibonsai sehingga kurang dapat melakukaninovasi inovasi sebagai pengembangan dari

desain reintegrasi itu sendiri Betapapun dalam

BRA BRDA telah menyusun program tetapi

desain programnya cenderung hanyalah programprogram penyaluran dana Inilah yangmenyebabkan kehadiran BRA BRDA ibarat

bonsai di tengah hutan belantara yang

memerlukan fungsi clan peran yang jauh lebihbesar Gambaran itu tampak dari hadirnya BRA

ME

BRDA di kabupaten sebagai kaki dari BRA

BRDA provinsi hanya sebatas fungsi

penyaluran semata mata

Dari segi desain reintegrasi sendiri tidak ada

platform yang jelas bagaimana sesungguhnyaupaya pembauran dapat dilakukan apabila

reintegrasi memang dimaknai seperti itu Ciri cirikonseptual reintegrasi yang dikembangkan olehBRA BRDA lebih condong pada ciri ciri fisikpadahal reintegrasi tidak hanya berkaitan dengan

fisik tetapi psikologis pemahaman dan

pemaknaan orang atas sikap dan tindakan dirinyayang dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yangterintegrasi sebagaimana disebutkan oleh Weiner

Di mana integrasi berkaitan dengan nilai nilai

suatu nilai bagaimana ada semacam konsensus

bersama untuk menjadi suatu nilai sebagai suatu

target yang harus dituju oleh semua pihak Siapayang membangun arah tersebut

Dari gambaran di atas tampaknya kurangada pihak yang mencoba membawa Aceh kedalam suatu rumusan bersama tentang cita citaAceh Baru ke depan Di sisi yang lain reintegrasijustru lebih parah karena sekedar sebagai

pemberian uang kompensasi ekonomi terhadapmantan GAM TNA rnantan GAM yangmenyerah sebelum MoU para korban konflik

dan unsur unsur masyarakat lainnya Tidaklah

heran reintegrasi sebagai sebuah konsepsebagaimana tercantum dalam butir 3 3 1 3 7

diartikan oleh Nur Dzuli secara kasar sebagai

menukar senjata dengan uang dan sejumlahkompensasi lainnya Pemaknaan seperti itu juga

ditemukan dari aparat pemerintah di Kabupaten

Aceh Utara Bahwa reintegrasi cenderung sebagaiupaya untuk perbaikan ekonomi namun

sepertinya hanya sebatas persoalan kompensasi

Seakan akan setelah ada BRA BRDA

pemerintah daerah pun melepaskan tanggtungjawab dan perannya pada lembaga yang dibentuktersebut

Memang keberhasilan reintegrasi sangattergantung pada peran para pihak yang terkaitSecara sederhana peran stakeholders tersebut

dapat dilihat pada tabel 3

MoU Helsinki ditandatangani pada tahun

2005 Artinya sudah dua tahun waktu berlalu

dan perdamaian di Aceh masih dapat bertahan

Dalam rentang waktu tersebut kedua belah pihaktelah berhasil menuntaskan beberapa poin pentingdalam MoU sementara sebagian kesepakatan

lainnya masih dalam proses baik yang telahberjalan sesuai dengan arah yang diharapkan

102

maupun belum Hingga saat ini ada beberapa

kendala yang menghambat tercapainyaperdamaian yang berkelanjutan di Aceh

Pertama tidak solidnya desain program

yang dijalankan BRA Jika reintegrasi politikrelatif berjalan lancar pelaksanaan program di

bidang sosial ekonomi ini dihadapkan padaberbagai persoalan mulai dari definisi yangkurang jelas mengenai kelompok target danindikator masing masing kelompok target jeniskompensasi hingga mekanisme penyaluran dana

kepada kelompok target dan proses sosialisasinya

Salah satu dampak dari berbagai persoalan desain

program tersebut adalah penyaluran dana bantuan

yang tidak mencerminkan tingkat kebutuhan atau

kerugian rill yang diderita Untuk dana diyattidak semua dana tersebut utuh sampai ke tangan

kelompok target karena ada pihak pihak tertentu

yang memanfaatkan ketidaktahuan para wargadengan memotong dana yang disalurkan BRASelain itu berbagai program di bidangpemberdayaan ekonomi yang ada masih kentaldengan pendekatan charity di mana danapemberdayaan ekonomi yang diterima olehmasing masing individu tidak dapat dipastikanpenggunaannya

Kedua keterbatasan dana Untuk

membiayai program BRA Pemerintah telah

mengucurkan dana sebesar Rp200 miliar pada

tahun 2005 dan Rp600 miliar pada tahun 2006

sedangkan pada tahun 2007 dari dana sebesar

Rp700 miliar yang direncanakan hinggapertengahan tahun hanya Rp250 miliar yang telahditerima BRA Dengan berkurangnya alokasi

dana tersebut dapat dipastikan bahwa ada banyak

target program yang tidak dapat terpenuhi padatahun anggaran 2007 Hal ini juga menyebabkan

BRA berada pada posisi terjepit di antara

permohonan dana bantuan yang demikian banyakdan terbatasnya dana yang tersedia untukdisalurkan

Terkait dengan berakhirnya tugas BRA pada

tahun 2009 timbul pertanyaan mengenai jumlah

dana yang akan dialokasikan untuk menuntaskanproses reintegrasi di Aceh di masa yang akandatang Hal ini patut mendapatkan perhatianmengingat pada saat yang bersamaan lembagalembaga donor asing pun mulai mengurangijumlah bantuannya Bahkan saat ini beberapa

lembagasudah meninggalkanAceh

Ketiga lemahnya sinergi antarlembaga

Ada dua lembaga khusus yang dibentuk dalamtiga tahun terakhir yaitu BRR dan BRA Sejauh

Tabei 3 Peran Stakeholders dalam Proses Reintegrasi

InstitusilTokoh Fun si dan Peran di Tataran Praksis

Pemerintah Pusat 1 Memberikan bantuan dana melalui BRA

2 Memantau proses reinte rasi antara lain melalui FKK

Forum Komunikasi can Koordinasi FKK 1 Mendorong realisasi proses reintegrasi can sekaligus menjembatani kepentingan pusatdaerah

2 Lebih berfungsi sebagai koordinator dan komunikator ketimbang bertindak nil dalam prosesreintegrasi

3 Kurang konkret cenderung hanya memonitorjalannya reintegrasi sebagai mata cantelin a pemerintah pusat

Pemerintah NAD 1 Kurang mengambil peran aktif dalam proses reintegrasi2 Cenderung menyerahkan sepenuhnya aktivitas reintegrasi kepada BRA3 Sukses tidaknya proses reintegrasi menjadi tanggung jawab BRA ketimbang pemeeintah

daerah

Badan Reintegrasi Aceh BRA Tupoksi

1 Membuat strategi kebijakan program can prosedur pemberdayaan ekonomi clan bantuan

sosial untuk korban konflik sebagai pedoman bagi BRA KabupatenlKota

2 Pelaksana pemberdayaan ekonomi untuk mantan TNA mantan TapollNapol GAM non

TNA can Relawan PETA

3 Memonitor clan mengevaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi clan Bantuan Sosial untuk

korban konflik yang dilakukan oleh BRA KablKota4 Membuat laporan kepada pihak terkait

Peran Rill

1 Sebagai koordinator program pasca konflik

2 Mendata dan mengklasifikasikan mantan kombatan can korban konflik serta menyalurkan

dana ke mereka

3 Program awal BRA lebih mengutamakan bantuan penguatan ekonomi kepada GAM yangkembali clan kompensasi dalam bentuk diyat bagi korban konflik

4 Memantau proses verifikasi kelayakan can memastikan bahwa bantuan digunakan secara

produktif

Komite Peralihan Aceh KPA 1 Sebagai kekuatan politik setengah militer dalam kehidupan politik ekonomi can

masyarakat

2 Menjadi rujukan sumber data khusus mengenai mantan GAM atau personil kombatan

3 Sebagai organisasi yang hanya diperuntukkan bagi mantan TNA GAM4 Di Aceh Utara fungsi dan peran KPA cenderung menggantikan posisi ulama tokoh adat

keuchik can mukim Artinya ada perluasan peran clan fun si

Pers 1 Mengubah wajah pers menjadi lebih damai yang mendukung sosialisasi proses reintegrasidengan mengedepankan terwujudnya Aceh yang damai

2 Mengubah opini masyarakat lokal dengan menonjolkan pentingnya membangun

perekonomian Aceh

3 Media massa cenderung memuat berita berita yang menyejukkan ketimbang konflik untuklebih men e ukkan iklim politik di Aceh

LSMIFORBES 1 Forbes berfungsi sebagai penasehat

2 Forbes juga sebagai komite pemantau yang melibatkan GAM kelompok sipil perwakilanmas arakat

Tokoh Adat 1 Ikut menyosialisasikan proses integrasi meskipun belum maksimal

2 Lemba a adat ikut berperan serta dalam menciptakan Aceh yang damaiTokoh Agama 1 Pemuka agama Islam menyerukan pentingnya menciptakan Aceh yang damai clan

menjauhkan konflik

2 Perannya lebih bersifat himbauan anjuran dan ajakan kepada masyarakat agar ikut

menunjang proses r integrasiIntelektual 1 Cukup banyak intelektual yang bergabung dalam kegiatan perbaikan Aceh termasuk untuk

menciptakan Aceh yang damai clan demokratis Sebagai contoh Rektor Institut AgamaIslam Negeri Ar Raniry Prof Yusni Saby pernah menjadi Ketua BRA

2 Melalui tulisan tulisannya para intelektual juga menyuarakan pentingnya menciptakandamai Aceh

3 Ikut mengkritisi kebijakan Pemerintah bila itu dinilai bertentangan dan tiqak konsistenden an tekad mewu udkan reinte rasi

ini kerja sama antara BRA clan BRR serta

lembaga lembaga lain yang terlibat dalam prosesreintegrasi rekonstruksi clan rehabilitasi di Aceh

dirasakan belum optimal BRR clan BRA masih

berjalan send iri sendiri meskipun keduanya

bekerja pada wilayah clan subjek bantuan yangsama

Baik BRR maupun BRA dibentuk sebagai

lembaga yang bersifat sementara clan diberikankewenangan clan tugas untuk menjalankan

program dalam jangka waktu yang terbatasHingga saat ini belum jelas benar siapa yang akan

melanjutkan berbagai pekerjaan yang belumdiselesaikan keduanya Jika tanggung jawab itu

103

nanti diserahkan kepada pemerintah daerah maka

kesiapan aparat sangat mungkin akan menjadi

kendala

Keempat kesalingpercayaan yang masihrentan Sejarah konflik yang demikian panjangdan mendalam memang sulit untuk dilupakanbegitu saja sehingga penanaman rasa salingpercaya memerlukan waktu yang tidak singkatPersoalan mutual trust ini barangkali terkait

dengan satu hal yang masih tersisa dari MoUHelsinki yakni tidak adanya pembubaran GAM

dan pernyataan resmi bahwa GAM men inggalkan

tuntutan kemerdekaan nereka Hal inilah yangmembuat sebagian kalangan masih memiliki

kekhawatiran bahwa GAM akan kembali

menyuarakan aspirasi merdeka Kemenangan

calon independen dalam Pilkada 2006 dan

peresmian Partai GAM menambah kekhawatiran

tersebut Pendapat lain yang menjelaskanmengapa pembubaran GAM belum juga

dilakukan adalah sikap GAM yang juga masihmenaruh curiga terhadap pemerintah terutama

terhadap isi UUPA yang dianggap tidaksepenuhnya mengakomodasi isi MoU

Tidak adanya pembubaran GAM memangsempat mengundang kritik keras sebagiankalangan kepada Pemerintah Namun jika

memerhatikan konteks pembicaraan damai yangterjadi saat itu dapat dipastikan kesepakatan akan

sulit tercapai jika isu tersebut dipaksakan untuk

diatur dalam MoU Pimpinan GAM yang terlibatdalam pembicaraan akan mendapat penentangan

yang lebih besar dari internal GAM sehinggapembicaraan damai mungkin akan berakhirdeadlock

Kelima lambatnya implementasi UUPA

Hal lain yang perlu mendapat perhatian seriusadalah akar konflik di Aceh yang demikiankompleks Penyebab konflik yang tidak hanyastruktural tetapi j uga kultural tentu saja menuntutpenyelesaian yang komperehensif sehinggasemua kebijakan yang terkait dengan persoalanAceh harus memperhatikan seluruh aspek yangmenjadi penyebab konflik di Aceh Dalam konteks

ini implementasi kekhususan Aceh yang diaturdalam UU No 11 tahun 2006 tentangPemerintahan Aceh harus mendapatkan perhatian

serius Hingga saat ini implementasi kekhususan

Aceh tersebut banyak terkendala oleh belum

adanya pengaturan lebih lanjut dalam bentuk

peraturan pelaksanaan maupun pengaturan

hubungan antara UUPA dengan berbagai undangundang lainnya khususnya yang bersifat sektoral

1A

terkait dengan hak ekonomi Aceh atas kekayaan

alam mereka

Keenam perilaku disintegratif mantan

GAM PilkadaAceh yang diselenggarakan secaraserentak pada Desember 2006 memunculkan hasil

yang menarik yang diraih calon independenSelain jabatan Gubernur Aceh yang diraih olehpasangan Irwandi Jusuf dan Muhammad Nazar

calon independen juga berhasil menjadi pemenangdi beberapa pilkada di Aceh Namun terpilihnya

calon independen dari kalangan GAM ini bisa

saja tidak nemberikan manfaat bagi proses

reintegrasi jika kepala daerah terpilih tidak

mampu melewati beberapa tantangan mendasar

Ada tiga tantangan utama yang dihadapioleh mantan anggota GAM yang mendudukijabatan eksekutif Pertama mereka harus mampu

mengubah mindset mereka selama ini yakni

sebagai pihak yang melawan pemerintah menjadi

bagian dari pemerintah Sebagai konsekuensinya

mereka harus berada pada posisi yang melayanisemua pihak dan tidak memberikan priviledge

kepada kelompok pendukungnya Beberapa

kalangan melihat bahwa KPA sebagai aktor yangmulai mengambil peran penting dalam pembagianproyek pemerintahan Meskipun masih perlu

dibuktikan lebih lanjut namun sinyalemen inipatut mendapatkan perhatian Mereka

dihadapkan pada tantangan untuk mengubah

mantan anggota GAM menjadi warga sipil yangsepenuhnya melakukan kegiatan ekonomi secara

legal dan meninggalkan potensi kekerasan yangmereka miliki

Kedua mereka harus mampu menunjukkan

kinerja yang baik tert tama terkait dengankesempatan untuk mengelola keuangan yang jauhlebih besar sejak disahkannya UUPA Korupsi

adalah salah satu persoalan yang ikut membuatAceh demikian menderita dan masih menjadi

ancaman bagi pemerintahan baru Ketiga terkait

dengan kebutuhan untuk membuat berbagai

terobosan guna menyejahterakan rakyat Aceh

mereka dituntut untuk dapat bekerja sama dengan

kekuatan politik lain khususnya partai politik

yang berada di DPRDSelain ekslusivitas KPA hal lain yang masih

menjadi kendala bagi reintegrasi mantan anggota

GAM adalah overlapping peran KPA dalamurusan ketertiban dan keamanan di masyarakat

Di samping berbagai kendala di atas adadua modal utama yang menjadi peluang bagikeberhasilan proses reintegrasi yaitu dukungan

dari berbagai pillak terhadap proses damai dan

desain MoU yang memberikan fondasi memadaibagi perdamaian yang berkelanjutan Pertamabesarnya dukungan terhadap proses perdamaianApresiasi positif clan penerimaan masyarakat

Aceh clan hndonesia umumnya terhadap MoUHelsinki merupakan modal penting bagiterpeliharanya perdamaian di Aceh Survei yangdilakukan LSI pada tahun 2006 menunjukkan

bahwa sekitar 67 persen masyarakat Aceh puas

dengan kondisi Aceh pasca MoU dan 56 7 persen

optimistis dengan masa depan perdamaian di

Aceh Sementara di tingkat nasional 47 1 persen

masyarakat merasa puas dengan kondisi Aceh

setahun sejak penandatanganan MoU clan 43 9

persen yakin kondisi yang ada akan membawaperdamaian Sementara itu 84 8 persen mantan

anggota GAM yang menjadi responden surveiyang dilakukan oleh Bank Dunia menyatakanyakin clan sangat yakin terhadap prosesperdamaian

Dukungan terhadap perdamaian juga datangdari komunitas internasional yang memandangMoU Helsinki sebagai penyelesaian terbaik bagi

konflik di Aceh dan seharusnya merupakan

penyelesaian final Besarnya dukungan

internasional juga dirasakan dalam proses

implementasi kesepakatan damai dengan

dibentuknyaAceh Monitoring Mission AMMyang melibatkan pemantau dari beberapa negaradi Uni Eropa clan ASEAN AMM diakui telah

bekerja maksimal sehingga proses awal

implementasi khususnya pelucutan senjata dan

demobilisasi dapat berjalan lancar Sementara itu

lembaga lembaga internasional seperti Bank

Dunia clan The International Organisation of

Migration IOM juga telah banyak membantu

pemerintah untuk menjalankan program

reintegrasi khususnya melalui berbagai program

fasilitasi ekonomi

Kedila MoU Helsinki menyediakan fondasi

yang kokoh bagi perdamaian jangka panjang Adabeberapa alasan mengapa MoU Helsinki

dianggap sebagai sebuah terobosan baru dalampenyelesaian konflik di Aceh MoU mengatur

beberapa isu pokok dengan cara yang relatifkomprehensif serta merefleksikan keinginan

kedua belah pihak untuk berkompromi clan

menghindari posisi menang kalah dalammenyelesaikan konflik di Aceh Selain itu MoU

juga menyediakan formula yang kreatif dalammenyelesaikan isu isu paling sulit yang tidakpernah terselesaikan dalam berbagai pembicaraan

damai seperti isu keberadaan GAM dan tuntutan

kemerdekaan yang mereka ajukanBerikut ini setidaknya tiga alasan mengapa

MoU Helsinki dapat dikatakan komprehensif

Pertama jika Jeda Kemanusiaan clan Perjanjian

Penghentian Permusuhan atau CoHA fokus pada

gencatan senjata di tingkat bawah MoU

merupakan usaha pertama yang jugamengusahakan solusi politik Kedua MoU adalah

kesepakatan pertama antara Pemerintah Indonesia

clan GAM yang menjadikan perlucutan senjatademobilisasi clan reintegrasi sebagai sebuah

kerangka kerja integral bagi penyelesaian konflik

Ketiga MoU mengatur sejumlah isu pentingmenyangkut masa lalu dan masa depan Aceh

mulai dari soal hukum pemerintahan

penyelesaian pelanggaran HAM insentif ekonomi

hingga mekanisme pelaksanaannya termasuk

susunan kelembagaan clan mekanisme jikaterjadi

perselisihan

Butir butir kesepakatan yang ada dalamMoU Helsinki menunjukkan adanya keinginan

yang sangat kuat dari kedua belah pihak untuk

mengkompromikan tuntutan awal masing

masing antara lain menyangkut status final Acehsebagai bagian dari negara Republik Indonesia

Hak hak yang diberikan kepada pemerintahanAceh dalam MoU merupakan jalan tengah antara

status merdeka yang dituntut pihak GAM clanotonomi khusus yang ditawarkan PemerintahIndonesia

Kemajuan paling penting yang dicapai padaawal implementasi MoU adalah decommisioningdan demobilisasi pasukan GAM dan TNI Polri

Hingga Desember 2005 GAM telah

mendemobilisasi 3 000 anggota TNA clan

menyerahkan 840 pucuk senjata sedangkan

Pemerintah Indonesia telah menarik pasukan TNI

clan Polri non organik dari Aceh sehingga pasukan

TNI dan Polri yang bertugas di Aceh masingmasing tinggal berjumlah 14 700 clan 9 100personel

Pemerintah Indonesia pun ynemberikan

amnesti kepada 3 000 kombatan GAM dan sekitar

1 900 orang tahanan politik Pada saat yangbersamaan dengan program reintegrasi juga

mulai dilakukan pemberian insentif ekonomi

kepada mantan kombatan GAM Berbagai

kemajuan ini sangat berpengaruh pada

peningkatan kepercayaan antara kedua belah

pihak clan sekaligus menjadikan proses damai

sebagai proses yang tidak dapat dibatalkan

105

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatianadalah fragrnentasi antara mantan GAM dan

dinamika politik tingkat nasional yang demikianmudah berubah Kesempatan mobilitas vertikal

bagi yang terbuka balk secara politik maupunekonomi tidak dinikmati secara merata oleh

semua mantan anggota GAM Beberapa insiden

kecil di kampung kampung di Aceh Utaramisalnya disinyalir merupakan upaya mantan

anggota GAM mencari perhatian dari

atasannya yang dianggap kurangmemperhatikan nasib mereka

Keberhasilan pembicaraan damai yangdituangkan dalam MoU Helsinki tidak terlepas

dari adanya komitmen politik dari pemerintahan

baru pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono danMuhammad Jusuf Kalla yang terpilih melaluipemilihan langsung untuk mengusahakanpenyelesaian konflik melalui dialog dibandingkanpenggunaan cara militer Selama menjadi anggota

kabinet pada masa pemerinahan Megawati dan

pemerintahan Gus Dur SBY sudah menunjukkan

keberpihakannya atas resolusi konflik secara

damai Saat terpilih menjadi presiden pada tahun

2004 SBY menempatkan penyelesaian konflik

di Aceh sebagai salah satu prioritas kerja

pemerintahannya Dinamika politik nasional ke

depan khususnya setelah Pemilu 2009 mungkin

akan berubah secara signifikan Perubahan ini

dapat saja mengubah dukungan politik atas proses

yang tengah berjalan di Aceh

Rekomendasi

Reintegrasi adalah suatu pekerjaan yangtidak ringan Saking kompleksnya masalahreintegrasi maka dibutuhkan suatu kerja sama

yang komprehensif berkesinambungan dansinergis Dari hasil temuan di lapangan ada

beberapa kondisi yang perlu diperhatikan agartercipta suatu keadaan yang rnemungkinkanterjadinya reintegrasi dengan baik

Pertama perlu diciptakan kondisi yangdapat mendorong adanya perilaku perilakuintegratif dari berbagai pihak terhadapimplementasi MoU dengan mengurangi dan

menghindari perilaku yang dapat menghancurkanperdamaian di Aceh Untuk organisasi GAM

perlu segera ditransformasikan rnenjadi partai

politik lokal Sebaliknya unsur unsur NKRI

harus legowo menerima kehadiran mereka

dengan segala hak politis sosial ekonomi dan

budaya mereka

1

Kedua diperlukan infrastruktur demokrasi

di tingkat lokal sebagai instrumen transfimgsi

konflik perlu segera diwujudkan dan diperkuat

Ketiga perlu konsistensi Pemerintah Pusat

atas implementasi integrasi berbasis ekonomi

melalui berbagai program yang mampumentransformasikan konflik bersenjata menjadi

perjuangan politik

Keempat diperlukan kejelasan peralihan

dari BRA kepada Pemda untuk memperkuat

infrastuktur lembaga pelaksana reintegrasi dan

sekaligus mempersiapkan peralihan tanggungjawab kepada Pemerintah Daerah

Kelima seluruh stakeholder di Acell perlu

didorong untuk ikut aktif dalarn programreintegrasi tersebut agar tercipta penyelesaian

konflik yang permanen Untuk itu tokoh tokohinformal seperti ulama tokoh adat tahapeut

keuchik dan sebagainya perlu diberdayakan

dalam reintegrasi ini agar tidak timbul

kesenjangan antara tokoh lama dan tokoh

baru Peran mereka yang sudah cukup mengakarakan sangat membantu pemulihan kepercayaan

di antara masyarakat

Keenam program reintegrasi perlu dibuat

berkesinambungan tidak hanya terbatas pada

dana kompensasi Untuk tahap awal boleh sajahanya berkaitan dengan dana kompensasi tetapi

pada tahap lanjutan program yang jelas danmenyeluruh komprehensif diperlukan agar

tercipta kondisi yang memungkinkan para mantankombatan hidup layak dalam komunitas sipillainnya Dengan demikian program tidak hanya

bersifat charity tetapi lebih bertumpu padapemberdayaan dan penguatan ekonomi para

mantan kombatan dan korban konflik lainnya

Program juga diharapkan dapat mengentaskan

kemiskinan dan berjalan secara ber

kesinambungan Oleh karena itu perlu adanya

lembaga pengawas independen agar berbagai

program pemberdayaan tersebut tepat sasaran

Daftar Pustaka

Buku

Ake Claude 1967 A Theory ofPolitical IntegrationIllionis The Dorsey Press

Bahar Safroedin dan A B Tangdililing Eds 1996

Integrasi Nasional Teori Masalah clan

Strategi Jakarta Ghalia Indonesia

BRA Provinsi Aceh 2008 Petunjuk Operasional

Kerja Program Bantuan Kesejahteraan Sosial

dan Budaya BRA Tahun Anggaran 2008

Banda Aceh BRA Provinsi Aceh

El Ibrahimy M Nur 2001 Peranan Tgk DaudBeureueh dalam Pergolakan Aceh Edisi

Revisi Jakarta Media Da wah

Forbes 2007 Laporan Forbes Damai Aceh 22 Mei

2007

Hamid Ahmad Farhan 2006 Jalan Damai

Nanggroe Endatu Catatan Seorang WakilRakyat Aceh Jakarta Penerbit Suara Bebas

Kingsbury Damien 2006 Peace in Aceh APersonal Account of the Helsinki PeaceProcess Jakarta Equinox Publishing

Nurhasim Moch dkk 2003 Konflik Aceh Analisis

Atas Sebab sebab Konflik Aktor Konflik

Kepentingan dan Upaya Penyelesaian

Jakarta Riset Kompetitif LIPI

Patji Abdul Rachman dkk 2004 Negara

Masyarakat dalam Penyelesaian Konflik

Aceh Studi tentang Peran Pemerintah danMasyarakat dalarn Penyelesaian Konflik

Aceh Jakarta Riset Kompetitif LIPI

Jabbar Hamid dan Ramadhan K H 1995 Sjamaun

Gaharu Cuplikan Perjuangan di Daerah

Modal Jakarta Pustaka Sinar Harapan

Reid Anthony Ed 2006 Veranda of Violence TheBackground to the Aceh Problem Singapore

Seattle Singapore University PressUniversity of Washington Press

Sillars Barbara Harvey 1989 Perrnesta

Pemberontakan Setengah Hati Jakarta

Pustaka Utama Grafiti

Sukma Rizal 2005 Resolving the Aceh ConflictThe Helsinki Peace Agreement Background

paper A4 Jakarta CSIS

Sulaiman M lsa 2000 Aceh Merdeka Ideologi

Kepemimpinan dan Gerakan Jakarta

Pustaka Al Kautsar

World Bank 2006 GAM Reintegration Needs

Assessment Enhancing Peace throughCommunity level Development ProgrammingThe World Bank March 2006

Thung Ju Lan dkk 2005 Penyelesaian Konflik diAceh Aceh dalam Proses Rekonstruksi

Rekonsiliasi Jakarta Riset Kompetitif LIPI

Usman A Rani 2003 Sejarah Peradaban Aceh

Jakarta Yayasan Obor Indonesia

Welch Jr Cloude E Ed 1969 Political

Modernization A Reader in Comparative

Political Change Belmon Wadswarth

Publishing CompanyZamzami Amran 2001 Tragedi Anak Bangsa

Pembantaian Teungku Bantaqiah dan Santri

santrinya Jakarta Bina Reksa Pariwara

Artikel Jurnal Situs Internet dan lain lain

Byrne Sean 2001 Transformational Conflict

Resolution and the Northern Ireland Conflict

Dalam International Journal on World Peace

No XVIII No 2 June 2001

Gormally Brian 2001 Conversion from War to

Peace Reintegration of Ex Prisoners in

Northern Ireland Bonn BICC

http www iss co za static tet nplates

tmpl html php node id 42 link id 25diakses pada tanggal 2 Februari 2007

International Crisis Group 2005 Aceh So Far So

Good Dalam Asia Briefing No 44 JakartaBrussels ICG 13 December 2005

Jones Sidney 2006 Priorities for a GAM Led

Government in Aceh Dalam The Jakarta

Post 29 December 2006

Kamaruddin 2007 Merindukan Reintegrasi

Sepenuh Hati makalah dalam diskusi P2P

LIPI Pei an Elit Lokal dalam Proses Re

Integrasi Politik Pasca MoU pada tanggal

27 Januari 2007

LSI 2007 Persepsi Publik Aceh dan Nasional Atas

Kondisi Aceh Aceh Menjelang SetahunMOU Helsinki www lsi co id diakses

tanggal 10 Mei 2007

Republika 10 Oktober 2005

Sitanggang Hisar 2007 Menyikapi Pembentukan

Partai GAM www antara co id arc Diakses

tanggal 30 Juli 2007

The World Bank 2007 The Aceh Peace Agreement

How Far Have We Come Diakses dari

http web worldbank org tanggal 13 Mei2007

Waspada I Oktober 2005

107

a

Dinamika Kelembagaan Desa

Gampong Era Otonomi Khusus Aceh

Oleh

Irine Hiraswari Gccyatri

Abstract

Study on the evolution of local traditional village governance in Aceh called gampong which conductedin Aceh Utara and Bener Meriah districts of Nanggroe Aceh Darussalam province explores the transformationof roles functions its meanings as well as efforts to revitalise them The findings show such transformation hasbeen heavily influenced by changing political economy and social contexts that occur in Aceh and or throughcentral government regulations

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan rangkuman hasil

studi tentang dinamika kelembagaan gampongdi era otonomi khusus Aceh Gampong adalahunit pemerintahan terendah dalam struktur

pemerintahan di NAD dan disebut juga sebagai

suatu persekutuan masyarakat hukum adat

terkecil di Aceh Kelembagaan gampong dalamstudi ini ditelaah dari sudut pandang aspek idealnormatif serta dari realitas politik yangberkembang untuk mengidentifikasi persoalandemokratisasi dan otonomi dalam dinamika

kelembagaannya Penelitian dipandu oleh

beberapa pertanyaan yaitu bagaimana peran

lembaga lembaga adat dan pemerintahan di

Tim peneliti DIPA2007 2008 terdiri atas Irine Hiraswari Gayatri

S Sos M A koordinator dengan anggota yaitu Drs Heru

Cahyono Drs Afadlal M A Kurniawati Hastuti Dewi S Ip M Adan Septi Satriani S 1p Mardiyanto Wahyu Triatmojo S Ipmemberikan kontribusi pada tahap awal penelitianz Dalam UUPA No 1 I Th 2006 Pasal 1 point 20 disebutkan bahwa

gampong atau nama lain adalah kesatuan masyarakat hokum yangberada di bawah mukim dan dipimpin oleh keuchik atau nama lain

yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiriDalam Pasal 7 3 juga disebutkan bahwa Pemerintah menugaskan

sebagian urusan kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah

kabupaten kota dan gampong berdasarkan asas tugas pembantuanNamun karena UUPA ini belum berlangsung hingga 2008 makaganun gampong pun belum ada Sebagai rujukan untuk studi inidigunakan konteks Otsus NAD setelah berlakunya UU No 44 th

1999 UU No 18 2001 dan Qanun No 51 th 2003 tentangPemerintahan Gampong

Ter Haar Bzn 4sas asas dan Susunan Huktem Adat Jakarta

Jambatan 1960 hlm 46 dikutip dalam T Djuned PartisipasiMasyarakat dalam Mengelola Sumber Daya Alam makalah dalam

Seminar U1ang Tahun Agraria di Aula Dayan Dawood UniversitasSyiah Kuala Banda Aceh 20 September 2006

dal am gampong dalam mendukung berft ngsinyagampong di era otonomi khusus AcehBagaimana persepsi masyarakat Aceh terhadapkebijakan penataan kelembagaan gampong eraotonomi khusus Aceh Persoalan demokratisasi

dan otonomi seperti apa yang muncul dala nkelembagaan gampong era otonomi khusus Aceh

Secara keseluruhan proses penelitian

dilakukan dengan rnetode kualitatif sebagai anysocial science research thatproduces results that

are not obtained by statistical procedures orother methods of quantification Bouma and

Atkinson 1995 206 Metode kualitatif ini

digunakan untuk memahai persepsi dan

perubahan sosial Oleh karena itu peneliti tinggal

di dua daerah penelitian Kabupaten Aceh Utara

dan Kabupaten Bener Meriah untuk memahami

setting sosial ekonomi dan politik setempatmengenal para narasumber dan mengetahui latar

belakang persepsi dan keterlibatan merekadalam gampong serta dapat memperoleh datalapangan yang diperlukan Orientasi metodologisini juga memungkinkan peneliti untuk dapat

mengamati dan menelaah organisasi hubungan

antarkelompok atau individu ddn perubahan

sosial yang terjadiHarrison et al 2001 74 menerangkan

empat elemen utama dalam pendekatan kualitatif

yaitu wawancara observasi partisipatif analisis

dokumen dan sumber sumber dari literatur yangrelevan serta media massa juga diskusi terbatas

dengan narasumber Wawancara semi terstruktur

dalam penelitian lapangan ini dilakukan dengan

nelibatkan 30 orang narasumber sebagai sumber

1

data utama yang kemudian di cross check melaluianalisis referensi

Penelitian lapangan dilakukan se lama satu

bulan Me Juni 2007 di dua lokasi yaitu

Gampong Meria Kecamatan Matang KullKabupaten Aceh Utara dan Kampung RamungJaya Kecamatan Permata Kabupaten Bener

Meriah Selama kurun waktu tersebut peneliti

tinggal di rumah penduduk tlntuk dapat

memperoleh gatnbaran dan pandangan dari

narasumber terhadap topik yang diteliti Metodeini juga memungkinkan peneliti membangun

komunikasi secara personal tidak sebatas

pengajuan pertanyaan antara interviewer dan

narasumber Tinggal di kampung atau gampongjuga memberikan kesempatan pada peneliti untuk

secara langsung merasakan dan terlibat denganisu isu sehari hari yang membelit para perangkatpemerintah gampong atau kampung selainmelihat dari dekat bagaimana hubungan di antara

pemerintah kampung dengan komunitas diwilayahnya Peneliti juga datang ke wilayahibukota Kabupaten di Aceh Utara Kabupaten

Bener Meriah dan kabupaten induk di Aceh

Tengah untuk rnelakukan wawancara dan akuisisi

dokumen dari kantor pemerintah di gampong dankecamatan termasuk BRR BRA BAPPEDA

MPU sekaligus nlelakukan wawancara dengan

LSM internasional ataupun lokal yangberkedudukan di kabupaten

Perspektif Sejarah Sosial dan Budaya

Gampong

Pada dasarnya desa memiliki otonomi khas

asli 4 termasuk dalam mengatur

pemerintahannya sendiri yang terbentuk darikebutuhan dan interaksi masyarakat setempat

Dalam praktiknya otonomi yang mengandungprinsip desentralisasi politik dan administrasiyang sangat penting untuk mengatur

pendelegasian hak wewenang dan kebijakan daristrttktur pemerintahan tertinggi hingga ke struktur

pemerintahan terendah belum dapat diterapkan

di level desa Persoalan demokrasi dan otonomi

dalam penataan kelembagaan desa pun akhirnya

lnenjadi rumit karena keinginan eksternal desa

dan harapan internal desa sering kali salingberbenturan Persoalan otonomi desa tidak akan

terselesaikan jika hanya melakukan penguatan

Terdapat dua pandangan mengenai terbentuknya suatu desa yaitu

yang dibentuk oleh negara dan yang terbentuk dengan sendirinyaakibatikatan geneologis

nilai kultural atau identitas lokal karena hal itu

bersifat dinamis Pertanyaannya adalah

bagaimana mengakomodasi identitas nilai kultur

tersebut ke dalam administrasi pemerintahan

formal Kondisi tersebut merupakan gambaran

yang sering kali muncul di desa desa di Indonesia

termasuk garnpong atau kampung di Aceh Untukmengetahui bagaimana praktik otonomi asli dari

unit politik terendah dalam struktur pemerintahan

gampong perlu dicermati terlebih dahuluperkembangan kelembagaan gampong dalambeberapa periode sejarah Aceh Fokus dalam

penjelasan adalah posisi garnpong dalam strukturekonomi politik kerajaan struktur kelenlbagaan

serta peran dan fungsi dari komponen

kelembagaan gampongGampong sudah dikenal sejak masa

Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan olehSultan All Mughayat Syah pada tahun 1514 5

Masa itu gampong adalah kesatuan wilayahhukum terendah yang asli lahir dari masyarakat6karena konsep mukim yang merupakan kumpulanbeberapa gampong barn yang lahir pada masakesultanan di abad XVI dan XII Konsepkekuasaan Aceh dibangun di atas dua pilar yaitu

agama dan adat yang mencerminkan pemahamanorangAceh akan keseimbangan hidup dunia danakhirat Penggunaan dua pilar ini juga tidak lepas

dari sejarah panjang berdirinya kerajaan AcehPenggunaan adat dalam segala sendi kehidupan

merupakan cerminan pengaruh ajaran Hindu dan

Buddha dalam kehidupan orang Aceh AgamaIslam yang datang belakangan mampu dipadukanmenjadi tonggak kehidupan Aceh balk dalam

bermasyarakat maupun bernegara

Konsep kekuasaan yang tidak memisahkanantara urusan negara dan agama ini diwujudkan

melalui lembaga lembaga kekuasaan dan sosial

dari tingkat pusat kesultanan hingga tingkat

garnpong Golongan ulama dan imam agamasebagai pemangku bidang kerohanian berperansebagai penyeimbang kekuasaan dalamkehidupan orang orang Aceh Jika tingkatkesultanan dijabarkan lewat sultan sebagai

pemangku adat dan ulama sebagai pemangku

agama di dalam bidang pemerintahan tingkatbawahnya ada ttileebalang maka di tingkatgampong ada kenchik dan imam meunasahAdanya hirarkhi kekuasaan dalam struktur

Bambang SUWOndo et a1 Sejarah Daerah Prorinsi DaerahstnmeivaAceh Jakarta Departemen P K Pusat Penelitian Sejarah

dan Budaya 1977 1978 hlm 65

bid hlm 43

kekuasaan kerajaan Acell menggambarkan juga

adanya hirarkhi kepatuhan dan

pertanggungjawaban dalam menjalankan

kekuasaan dan roda pemerintahan

Unsur kepemimpinan di dalam kelembagaan

gampong dapat dikelompokkan ke dalam tigabentuk 1 pemimpin formil yaitu pemimpin

administrasi pusat yang ditempatkan di desadengan legitimasi dari atas dan bersifat modern

2 pemimpir7 fot n7il tr adisionil yaitu pemimpin

yang dilahirkan dari tradisi masyarakat pedesaantetapi kemudian disahkan oleh administrasi pusat

sebagai jalur terbawah dari kekuasaannya dan

3 pemimpin informil yaitu kepemimpinan yangdilahirkan masyarakat di luar jaringan kekuasaan

tradisinya Dengan demikian dapat dikatakan

efektivitas pembangunan gampong dalam aspekekonomi sosial dan politik tidak hanya

ditentukan oleh lembaga lembaga pemerintahan

gampong tetapi juga dipengaruhi oleh lembagalembaga pemerintahan supra gampong danlembaga lembaga non pemerintahan di dalam

garnpong

Pada masa Kerajaan Aceh gampongsebagai wilayah terendah dalam struktur

pemerintahan dijalankan oleh tiga pilar yaitu

keuchik imamgteungku meunasah dan ureuengtuha Keuchik atau father ofgampong8 bersama

wakilnya yang dikenal dengan istilah waki

menjalankan tugas uleebalang di tingkat

gampong untuk mengawasi dan mengurusikampung yang menjadi tanggung jawabnyaTeungku meunasah atau mother of gampongmenjalankan seluruh urusan yang berkaitandengan bidang keagamaan yaitu mengajar anakanak dan masyarakat mengaj i Al Quran maupunmemimpin masyarakat salat di meunasah

Ureueng Tuha atau orang tua adalahrepresentasi dari masyarakat gampong sebagailembaga pertimbangan dan penasihat keuchik

dalam menjalankan kekuasaannya Biasanya

orang orang yang duduk dalam kepengurusan iniadalah orang orang yang berpengalamanberkelakuan baik dan berpengetahuan luas dalam

masalah adat dalam gampong Meunasah ada

Machdar Somadisastra Kepemimpinan dalam Masyarakat

Pedesaan Montasik Aceh Besar dalam Alfian ed Segi segi

Sosial Budaya tilasyarakatAceh Hasil hasal Penelitian dengan

Aletode Grounded Research Jakarta Leknas 1977 h1m 78

Dr Snouck Hurgronje Aceh Rakyat dan Adat Istiadatnra

Indonesian Netherlands Cooperation in Islamic Studies Jakarta

1996 h1m 46

Ibid

dalam setiap gatatpong sebagai tempatmenjalankan ibadah tempat anak anak belajar

mengaji juga tempat tinggal bagi anak laki laki

dewasa yang belum berkeluarga Gampongbiasanya didiami oleh penduduk yang beradadalam satu ikatan genealogis berdasarkan garis

keturunan ibu10 karena menurut adat yangberkembang dalam masyarakat Aceh polamenetap anak yang sudah menikah adalah dekatdengan ibu mereka matrilocal Dahulll dalam

setiap rumoh aceh selalu disediakan ruangankhusus bagi anak perempuan yang sudahmenikah tetapi anak tersebut belum memiliki

rumah Seandainya orang tua mereka mendirikanrumah untuk anak perempuan mereka kadangletak rumah tersebut tidak jauh atau masih dalam

satu pekarangan sedangkan laki laki yang sudahmenikah akan tinggal dan tersebar ke dalam

berbagai desa

Sementara itu masyarakat Gayo tradisional

menganut po la teritorial berdasarkan kekerabatan

belah yang terbentuk dari beberapa sukutt Belahini telah memiliki komponen utama dalam

pemerintahan yaitu reje peutue imeum dan

rakyat l Pola kekerabatan ini membentuk pola

pemukiman yang disebut sebagai kampungasal Posisi reje adalah pemangku adat yangbertugas menjalankan dan memelihara berlakunya

hukum adat dan menjalankan pemerintahan

Dengan masuknya agama Islam prinsip prinsipdalam menjalankan pemerintahan kampungadalah adat yang bersendikan agama Islammenjaga agar raja tidak bertindak sewenangwenang Sebaliknya Imeum memiliki otoritasuntu k mengawasi dan menentukan sesuai

tidaknya hukum adat dengan hukum Islam sesuai

norma hukum ikanatng edet edet ikanungagama setiap hukum mengandung adat dansetiap adat mengandung agama hukum adatadalah anak kandung da i hukum agamaPembatasan terhadap kekuasaan kewajiban danwewenang raja serta komponen lainnya diaturdalam pranata Sarak Opat di mana masingmasing memiliki sifat keramat dan peranankhusus serta dapat dikenai sanksi berkaitan

dengan pelanggaran terhadap penyimpangan atas

Ibid him 35

M J Mclalatoa I ebudayaan Gapo Jakarta Balai Pustaka1982 him 45

12 Ibid

sifat keramatnya itu Tugas tugas untuk

mengatur ekonomi tnasyarakat dilakukan

kejurun yang fungsinya sama penting denganreje Kekuasaan kejitrun dan hubungan antar

kejurun dilakukan secara otonom

Dalam konteks sejarah di bawah periode

kerajaan Aceh dinamika konflik kekuasaan di

antara elite elite lokal yaitu zdeebalang dengansultan yang dilanjutkan dengan ekspansikekuatan kolonial akhirnya memengaruhi

dinamika sosial dan ekonomi gampong Meskipundemikian kekuatan adat di garnpong termasukdalam inenjalankan flingsi fungsi sosial clan

ekonomi masih kuat karena peran pranata

pranata sosial clan bersinergi satu dengan lainnya

Pada masa ini kepemilikan tanah dimiki secara

komunal berdasarkan kawom yang membenttlkgampong dan dijalankan oleh pranatagampongyaitu blang keujurun clan peutue seunebok

Sementara itu di Gayo reje reje Gayo yangawalnya animis setelah masuk Islam dan menjadi

vassal Kesultanan Aceh adalah sekutu strategis

dari sudut pandang politik dalam aliansi melawanBelanda dan ekonomi yaittt penyedia hasil bumi

yang dijual ke wilayah pesisirAceh Faktor jarak

geografis yang jauh dari pusat kesultanan Acehjuga memengaruhi otonomi reje reje Gayo15 yangwilayah kekuasaannya juga meliputi Bener

Meriah sekarang clan menyebabkan sisterrlpemerintahan Gayo menjadi republik republik

kecil di mana Reje merupakan presiden dari

setiap republik itu 16 Struktur kekuasaan terpusat

Salman Yoga S Ag Adat Budara Ciayo dalani Lintasan SelarahTakengon ST AI Umversrtas Gajah Putih 2003 Sarak opat terdiri

atas empat komponen reje musuket ripel raja Nvajib menimbangdengan adil akibat suatu perkara pelanggaran adat sehingga bisa

diambil keputusan Sifat keramat reje nnusuket sipet artinya

memiliki sifat adil bijak suci benar serta kasih sayang peuthremusidiksasat peutuelorang bijak berkewajiban menyelidiki ataumembuktikan kebenaran atau penyebab suatu perkara untuk

disampaikan kepada raja sifat keramat nnrsidiksasat teliti peka

cepat tanggap imeum muperlu sunet irneum berkewajibanmelihat kesesuaian fardhu atau sunat nya suatu perkara termasuk

melihat halal dan haramnya sesuai dengan hukum Islam untuk

disampaikan pada Raja sebelum diambil keputusan sifat keramat

muperlu sunet berwibawa dengan contoh perilaku yang Islamibagi masyarakat rrz vat mugenap mt fukat rakyat berkewajibanbermusyawarah clan bermufakat dalam suatu perkara juga dalam

menilai penyelenggaran pemerintahan serta mendengar keluhan

untuk disampaikan pada raja yang akan mempertimbangkannyasebelum diputuskan

Melalatoa ibid him 28

Salman Yoga Ibid him 15 16 Otonomi kekuasaan reje tampak

dari aspek pelaksanaan hukum pidana ataupun perdata yang tidakperlu menunggu persetujuan Sultan Aceh Karena wilayah para reje

di Gayo termasuk dalam vassal Sultan Iskandar Muda mereka

cukup memberikan upeti melalui utusan kepada Sultan AcehC Snouck Hurgronje Gayo R asyaralcat dan Kebudavaaannya

Areal Abad ke 20 judul asli Het Gajoland en Zijne Beironers

penerj Hatta Hasan Aman Asnah Jakarta Balai Pustaka 1996

112

di tangan raja yang diwariskan secara turuntemurun

Mekanisme tradisional di Aceh clan Gayo

seperti di atas berubah secara radikal seiringdengan masuknya ideologi liberal yang dibawaPemerintah Kolonial Belanda dan sistem tanam

paksa yang mentranformasi sistem feodalpemilikan tanah berbasis kebersamaan

komunalisme menjadi berbasis individualisme S

Di sinilah terjadi perubahan sosial yang

mengakibatkan transforrnasi masyarakat dari

bercorak feodal ke masyarakat semi demokratis

berbasis individualisme demokrasi liberal 21

Modal sosial orang Gayo clan orang Acehsemakin memudar sejak ekspansi kapital di bawah

kekuasaan kolonial Belanda clan Jepang jugaOrde Lama clan Orde Baru Kolonial Belanda

tahun 1904 masuk ke Gayo dan menghadapi

perlawanan walaupun akhirnya bisa dihentikan

Belanda menjadikan wilayah Alas dan Gayo

dalam onderafdeling Gajo en Alcrslanden vangterdiri dari landsclzap22 Bukit Linge Syiah

Utama clan Cik Perubahan status administratif

ini tjdak mengubah fungsi fungsi kelembagaan

berdasarkan adat clan agama Islam karena

kepentingan ekonomi Selain itu berkaca dari

pengalaman sejarah dukungan Gayo pada

Kesultanan Aceh saat memerangi Belanda

sehingga kolonial membiarkan fungsi fungsi

pemerintahan adat clan ekonomi tumbuh

Pemerintahan kelima landschap di atas dipimpinmasing masing oleh seorang Kejttrun orangGayo dengan basis teritorial belah Dalam setiapbelah itu struktur kepemimpinannya terdiri atas

pengulu peutue imem rayat yang merupakankesatuan pranata sarak opat 1 Jika suatu belah

menghadapi masalah maka pengulu yang akan

him XIiI 47 SnOUCk menyebut sistem pemerintahan Gayo sebagai

republik patriarchaal karena pemusatan kekuasaan pada reje ini

Ibid

Suhartono et al Politik Lokcil Parlemen Desci Aieal

Kenrerdekaan Sanipcii Zaman Otononii Daerah Yogyakarta

Lapera Pustaka Utama 2001 h1m 43

Lihat definisi perubahan sosial menurut Rogers et al 1988

sebagaimana dikutip oleh Bahrem T Sugihen Sosvologi PedesaanSuatu Pengantar Jakarta Rajawali Pers tanpa tahun him 55

Lihat juga pendapat Suhartono e1 al ibid Poluik Lokcrl

Parlemen Desa hhn 44

Perang gerilya Tange Besi terjadi dalam konteks meahvankaum kafir yang berlangsung cukup lama

Landschap adalah kesatuan wilayah yang lebih luas sedikitdari kampmrg pada tahun 1970 an berubah menjadi kecamatanz Melalatoa ibid him 45

Seperti telah digambarkan di muka pranata ini mencerminkan

kesatuan fungsi penyelenggaraan tradisional dengan pemimpin

pemerin tali an ke7urun pengawasan pengulu legislatif peutuedengan partisipasi rakyat

menyelesaikannya melalui musyawarah namun

jika tidak selesai juga baru diserahkan kepadaKejurun S Di Gayo Belanda memelihara

kecenderungan konfliktual di kalangan

masyarakat tradisional Gayo seperti konflik

moiety yang menjadikan masyarakat Gayo bisadipecah belah menurut kepentingan politik luar b

Proses kapitalisasi berlangsung denganpembukaan perkebunan kopi besar di Aceh

Tengah

Selain mengalami transformasi sosial

wargagampongjuga mengalami pergeseran nilaidan ikatan tradisional antara uleebalang ulama

dan warga gampong Tanam paksa menyebabkanikatan tradisional antara wargagampong dan eliteberubah menjadi ikatan kontrak karena

uleebalang kini menjadi kaki tangan Belandauntuk mengontrol komoditas pertanian

sedangkan ulama disingkirkan

Di sisi lain pendudukan Belanda juga

melahirkan kesadaran baru di dalam masyarakat

gampong akan pentingnya pendidikan di luaragama sehingga metnunculkan elite elite baru

yang berbasis tidak saja pada kekayaan dan tanahtetapi melalui pendidikan hal ini terjadi baik di

wilayah pesisir maupun dataran tinggi Gayo Balk

pada masa kesultanan maupun Pemerintahan

Kolonial Belanda kepemimpinan gampongbercorak patrimonial2s karena diwarnai dengan

kekerabatan yang tinggi dan turun temurun dalampenunjukan uleebalang maupun keuchik 9Akibatnya feodalisme menjadi keniscayaan

dalam gampong akibat terpusatnya kekuasaanpada segelintir elite sedangkan warga gampong

powerless tidak berdaya Pada titik ini

demokrasi partisipatiftampaknya sulit terwujud

Kondisi di atas diperparah oleh konflik

antarelite gampong yang meruncing pada masa

pendudukan Jepang 1942 1945 Jepangmenerapkan politik keseimbangan dengan

ze Melalatoa ibid hlm 45

lbid him 46

z Suhartono ibid him 44

Tentang patrimonialisme di pedesaan Jawa lihat SartonoKartodirdjo Perkembangan dan RuntuhnyaAristokrasi Tradisional

Jawa dalam Kepemimpinan Jarva Perintah Halus Perintah

Otoriter Ed Hans Antlov and Sven Cederroth Jakarta Yayasan

Obor Indonesia 2001 him 31

21 T Bachtiar Effendi Panglima Polem Pengendalian Sosial di Aceh

Besar dalam Segi Segi Sosial Budaya iLlasyarakat 9ceh Hasil

Hasil Penelitian dengan iLletode Grounded Research ed

Alfian Jakarta Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan

Ekonomi dan Sosial 1977 him 87

3o M Mansyur Amin Kedudukan Kelompok Elite Aceh dalamPerspektif Sejarah dalam Kelompok Elite dan Hubungan Sosial

di Pedesaan pengantar Alfian Jakarta Pustaka Grafika Kita

1988 him 33

mengakomodir ulecbctlang dan ulama untukmelawan sekutu 0 Namun ulama lebih disukai

rakyat daripada uleebalang karena ulamamemperoleh legitimasi institusional untuk dekat

dengan rakyat melalui Mahkamah Agama atau

membantu perbaikan masjid dan Meunasah

Sementara itu warga gampong mengalamikesengsaraan ekonomi dengan menjadi tenaga

paksa untuk kepentingan ekonomi dan militer

Jepang Z Di Gayo terjadi pemiskinan rakyatmenyusul pembangunan jalan dengan kerja paksa

dari daerah Takengon ke Blangkejeren Orangkampung ikut kerja rodi sehingga sawah dankebun terlantar mereka juga memakai baju dari

karung goniLagi lagi kesengsaraan warga gampong ini

mempersulit tulnbuhnya budaya politik

partisipatif karena mereka larut dalam tekanan

untuk bertahan hidup Puncak konflik antarauleebalang dan ulama terjadi pada PerangCumbok Februari Maret 1946 yang

dimenangkan ulama PUSA Persatuan Ulama

Seluruh Aceh sekaligus menandai pergantian

pengaruh dan posisi pemimpin formil dari

uleebalang ke ulama PUSA Perubahan petakekuasaan ini diikuti dengan kecenderunga 1

koalisi ulama dengan keuchik yang mengubahpeta hubungan kekuasaan tradisional gampongantara uleebalang dan keuchik Pergeseranukuran kepemimpinan yang terjadi pada masarevolusi yang bergerak dari arah masyarakat inimenandakan mulai terbukanya pintu partisipasi

warga gampong dan memudarnya patrimonialisme uleebalang Hal ini juga dapatdimaknai sebagai awal dari terbukanya pintu ke

arah demokratisasi partisipatif gampongPada periode pascakemerdekaan konteks

politik nasional yaitu pergantian rezim dan

keluarnya berbagai keputusan politik terutama

tentang otonomi dan desentralisasi yang berkaitanlangsung dengan gejolak politik di Aceh juga

Ibid 35

Soeyatno Sejarah Sosial Masyarakat Pedesaan Sibreh Aceh

Besar dalam Segi Segi Sosial Budaya Afasrarakat Aceh Hasil

Hasil Penelitian dengan Aletode Grounded Research Alfian

Ed Jakarta Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan

Ekonomi dan Sosial 1977 him 58

Melalatoa ibid him 46 48 Bentuk pemerintahan di Aceh

Tengah setelah lepang menyerah diawali oieh pembentukanlembaga lembaga DPR Laskar Rakyat Pesindo Penvari dan

BAGURA dan susunan pemerintahan baru yang terdiri atas KepalaLuhak Bupati beberapa kepala negeri camat kepala mukim

dan kepala kampung keucik kemudian berubah menjadi geucikAceh Tengah yang baru mendengar kabar proklamasi bulanSeptember 1945 lalu mengirim pernyataan ke Jakarta mendukung

proklamasi

113

berimbas pada kehidupan gampong Masarevolusi 1945 1950 mengakibatkan merosotnya

komoditi pertanian yang mengarah pada stagnasiekonomi gampong Kondisi ini menyebabkanurbanisasi warga gampong ke kota kota yangmengikis identitas tradisional sebuah gampong

Gampong yang awalnya merupakan tanah tempattinggal tanah kebun dan bercocok tanam yangdidiami oleh sekelompok penduduk34 kini semakin

ditinggalkan karena memudarnya ikatan sosial

dan ikatan teritorial Otoritas pranata

pemerintahan gampong seperti uleebalang

keztchik dan ulama tidak lagi sekuat pada masa

lampau karena transformasi sosial dari pola

kehidupan agragis ke pola semi urban

mengakibatkan reduksi identitas kultural warga

gampong Sebaliknya reduksi kultural tniternyata berubah menjadi solidaritas kolektif yangmemperteguh identitas politik ke Aceh an

berbarengan dengan munculnya sentimen lokal

akibat kekecawaan ulama PUSA dengan

pemberontakan DI di tahun 1953 1958 Tiga

tahun setelah merdeka petani kopi orang Gayodan Jawa mengambil alih perkebunan perkebunan

Belanda dan merawatnya dengan cara tradisional

hingga kini Ketika terjadi perang Cumbokmenyusul ketrludian peristiwa Dl TII warga

kampung di dataran tinggi Gayo terjebak dalampertarungan kekuatan politik pemerintah pusat

dan lawan lawannya S

Realitas politik yang berkembang kemudiancenderung paradoksal sebab menguatnya

identitas politik etnis tidak dapat mencegah

lunturnya penghargaan terhadap adat danmemudarnya pranata gampong Hal ini terjadimanakala Orde Baru 1966 1998 secara

sistematis melakukan delegitimasi struktural

gampong dengan UU No 5 1979 yangmenyeragamkan satuan pemerintah terkecil

sebagai desa Selain itu Orde Baru juga

mengembangbiakkan elite elite baru untuk

menguasai pemerintahan daerah Aceh dan

mengontrol gampong melalui teknokrat lokal

birokrat militer pengusaha dan ulama yang telahditundukkan melalui MUL3 Kooptasi politik

dan ekonomi tak terelakkan terutama pada

gampong yang lokasinya berdekatan dengan

4 Suyatno bid him 53

Melalatoa bid him 49

Rodd McGibbon Local Leadership and the Aceh Conflictdalam Anthony Reid Ed T randah of G iolence the Backgroundto the Aceh Problem Singapore Singapore University Press inassociation with University of Washington Press 2006 him 32123

114

kawasan industri Aceh Besar Banda Aceh

Saban Acch Utara dan perkebunan Aceh

Tengah

Pada masa pasca Orde Baru UU No 18

Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagiProvinsi Nangroe Aceh Darusslam NAD yangditindaklajuti dengan terbitnya Qanun No 4 2003

tentang Mukim dan Qanun No 5 2003 tentangGampong merevitalisasi gampong dan mukimserta membuka peluang untuk kembali ke adatdan agama Islatn Namun pengamatan awal

menyimpulkan bahwa menurunnya penghargaan

terhadap adat memudarnya pranata gampongdan letnahnya sumber daya manusia di gampongmerupakan tantangan terbesar untuk kembali

ke gampong Jika cikal bakal demokrasi idealnormatif yang berbasis pemilikan tanah secara

komunal dan penghargaan terhadap otoritastradisional mulai luntur maka warga gampongmemiliki peluang untuk menciptakan sumber

kebersamaan baru dengan melakukan kontrak

sosial baru misalnya melalui pemilihan langstmgkeatchik atau imam mukim yang dulunyadilakukan secara turun temurun tnerevitalisasi

peran dan posisi ulama yang selama Orde Barudikooptasi oleh pemerintah atau melakukan

pendampingan terhadap warga gampong dalampenyusunan musrenbang37 untuk menumbuhkan

budaya politik partisipatii Jika pernilihan keuchik

secara langsung merupakan upaya mewujudandemokrasi prosedural maka keterlibatan dalam

musrenbang menjadi sarana untuk memfasilitasi

terwujudnya demokrasi desa substansial yangbersumber dari kehendak rakyat dengan tujuan

untuk kebaikan bersama

Bagian berikutnya dari tulisan ini

menyajikan illustrasi hasil penelitian dari dua

lokasi untuk melihat kondisi terkini kelembagaan

gampong dan kanipung istilah untuk desa bagimasyarakat di dataran tinggi Gayo Aceh

Keduanya mempunyai landscape teritorial yangberbeda yaitu di daerah pesisir Kabupaten Aceh

Utara Gampong Meuria Kecamatan

Matangkuli dan di daerah pegunungan Dataran

Tinggi Gayo Kampung Rainung JayaKecamatan Perinata Kabupaten Bener Meriah

serta dipengaruhi oleh derajat konteks politik

konflik yang berbeda dan memiliki modalekonomi yang jauh berbeda pula Ketiga faktor

bhisrenbang Musyawarah perencanaan pembangunan sepertiyang dilakukan oleh NGO internasional dari Jerman GTZ danSLGSR

tersebut ternyata tidak dapat diabaikan dalanl

menganalisis dinamika dan kapasitas

kelembagaan garnpongTemuan Lapangan

1 Dinamika Kelembagaan di GampongMeria Kec Matangkuli Kab Aceh Utara

Kentbali ke Gampong Sekadar Gartti Baju

Gampong Meria adalah satu gampong diKecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara

yang terdiri atas 72 gampong 2 mukim clanberpenduduk 21 814 jiwa Lokasinya terletak

agak di luar kota Lhokseumawe bersebelahan

dengan kompleks pabrik LNG Exxon Daerah ini

dulu merupakan arena konflik bersenjata39

yang menyebabkan aktivitas sosial dan ekonomimasyarakat menjadi lumpuh Sekarang ruangperdamaian yang terbuka setelah

penandatanganan MOU di Helsinki bulan

Agustus 2005 dirasakan telah memberikan rasa

aman kepada masyarakat gampong sekaligusmembuka kesempatan bagi berlangsungnya

program bantuan pascakonflik40 meskipun

hubungan sosial di antara anggota masyarakat

masih sesekali diwarnai oleh kecurigaan terhadaporang luar karena kerap muncul rumor yang

tidak jelas kebenarannya

Dari aspek penlerintahan fungsi clan

struktur kelembagaan pemerintah desa desa di

Aceh Utara kini telah berubah nama menjadi

gampong sebagai suatu unit pemerintahan

terendah yang diakomodasi dalam UU Otsus AcehNo 18 2001 clan Qanun No 5 2003 tentangPemerintahan Gampong Namun fungsi danstrukturnya hanya sebatas formalitas Baju nya

berganti menjadi gampong tetapi dalam

N Sosialisasi Rehabilitasi dan RekonstPaksi makalah Bupati

Aceh Utara di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara

Lhokseumawe 9 April 2006 tidak dipublikasikan

Data rekapitulasi bantuan untuk masyarakat miskin dan korban

konflik di Kab Aceh Utara tahun 2005 menunjukkan dari 57

gampong yang berada di Kecamatan Matang Kuli tercatat 505warga sipil berhak mendapat bantuan denganjumlah korban sipd

terbanyak kedua setelah Gampong Parang IX 42 warga sipilberasal dari Gampong Meria di mana 30 warga sipil mengalamiberagam kekerasan selama konflik berupa penculikan trauma

akibat disiksa perusakan dan pembakaran rumah serta kedai Data

tersebut juga menunjukkan di Gampong Meria tercatat 4 ekskombatan GAM vang berstatus tapol mengalami beragamperlakuan selama di penjara Matrix Tim Pemberdayaan

Masyarakat Miskm clan Korban Kontlik KabupatenAceh Utara

2005 tidak dipublikasikan

40 Pemberian bantuan untuk korban konflik pada tahap identifikasibantuan oleh tim pendataan kabupaten dilakukan dengan koordinasi

bersama kecamatan dan perangkat desa gampong

praktiknya masih menjalankan praktik praktik

desa masa Orde Baru Salah satu penyebabnya

adalah ketiadaan perangkat undang undang atauganun yang mengatur tentang gampong yangsemestinya dikeluarkan oleh pemerintah

Kabupaten Aceh Utara Akibatnya sebagai

contoh keuchik maupun perangkat garnpongmasih sering menggunakan aturan aturan yang

lama Mum ada yang membedakan dengan jelasantara kepala desa dan kezichik kecuali hanya

pada sebutannya saja

Orientasi dari fungsi perangkat

kelembagaan di gampong telah mengalamibanyak perubahan Perangkat adat yang telahterakomodasi dalam struktur gampong sepertituha peut ataupun imam mezrnasah tidak lagi

bekerja berdasarkan semangat komunalisme

gampong yang mengedepankan nilai nilai sosialdan kesukarelaan sebaliknya mereka bersedia

duduk di posisinya bila disertai dengan

keuntungan ekonomis yang jelas Dalam hal inikaSUS mundurnya ketua dan wakil tuha peut

merupakan bukti nyata Imam rneunasah juga

mempersoalkan rendahnya gaj i yang ia terimaPadahal berbeda dengan imam meunasah tempo

dulu imam mezlnasah pada gampong masa kinifungsinya telah menyempit sebatas tugas

memimpin salat jamaah di meunasah khususnya

shalat magrib atau bersanla sama kepala dusLm

atau keuchik mengurusi j ika ada warga gampongyang meninggal dunia Peran kepemimpinangampong juga memperlihatkan kecenderungansentralisasi pada hampir semua urusan

pemerintahan di tangan keuchik kendati ada

seperangkat aparat desa yang bisa membantunvaNamun hal ini dianggap sebagai sesuatu yanglumrah meskipun mengakibatkan tidak

berfungsinya struktur pemerintahan desa

Keberadaan perangkat gampong kini juga telahtereduksi hanya sekadar sebagai alat

pemerintahan formal yang tugasnya mengurusipembuatan dan penggantian KTP pengurusan

jual beli tanah clan semacamnya Sementara

tugas tugas sosial mereka sebenarnya telah dapat

diambil alih oleh masyarakat balk itu ketika ada

kematian maupun pernikahan

Selama 30 tahun gampong ibarat matisurikarena tidak difungsikan akibatnya masyarakat

d1 Kecuali keuchik tuhapeut luha lapan dan imam meunasah

sebenarnya dalam strukturgampong juga dikenal dengan apa yangdisebut dengan panglin a laot membawahi nelayan keujreun

blang membawah i urusan menyangkut air haria peukan yangberwenang mengambil pajak di akhir akhir pekan ke masyarakatdan lain lain

115

gampong dewasa ini umutnnya hanya mengenalsebatas nama terhadap lembaga lembaga adatyang terclapat di gampong a namun belummemahami apa clan bagaimana tugas tugasnya

Bahkan masyarakat merasa asing terhadaplembaga adat semisal keujreun blang Keujreunblang ialah lembaga adat yang membawahimasalah air untuk urusan irigasi Tugas keujreun

blang termasuk menentukan kapan waktu untukpertama kali turun bibit penanaman clan

seterusnya Selama 30 tahun masa Orde Baru

pranata pranata ini tidak digunakan lagi

Kenyataan mengenai perubahan yangsifatnya artifisial pada lembaga gampongdipengaruhi pula oleh telah runtuhnya sebagian

besar nilai nilai dan norma norma adat kecuali

beberapa tradisi yang terkait dengan acara acarayang sifatnya ritual seperti acara Maulud Nabiclan tradisi pernikahan Adat istiadat lainnya di

luar itu praktis sudah ditinggalkan orangContohnya bila ada pertengkaran antarwarga

saat ini lebih diselesaikan menurut tatacara

hukum formal clan bukan secara adat di mana

imam meunasah yang mendamaikan

pertengkaran kemudian dilakukan acara potongkambing clan peseujeuk dengan maksud agarmendinginkan hati kedua pillak yang bertengkar

Tradisi lain seperti gotong royong telahrnelemah clan dalatn beberapa situasi bahkan

tidak dikenal lagi Menurut adat asli Aceh bila

seseorang ingin membangun rumah maka iaberhak meminta bantuan dari para kerabat dekat

untuk bekerja menyingsingkan lengan clan tenaga

untuk membangun rumah sedangkan pihak tuan

rumah cukup menyediakan makanan Namundewasa ini hat tersebut sulit ditemui lagi

mengingat setiap keringat yang clikeluarkan dantenaga yang dikeluarkan senantiasa dihitungdengan uang Dengan kata lain tiada bantuanyang sifatnya cuma cuma lagi

Rendahnya Kapasitas Gamporng DilemaDemokrasi dan Otonomi

Kapasitas perangkat gampong sangatmemengaruhi terhadap berjalannya demokrasiclan otonomi gampong Di gampong keuchikbiasanya ticlak mengandalkan pendidikan

melainkan pada faktor kepopuleran kharismanya

di gampong Rendahnya rata rata pendidikankeuchik di Aceh Utara menjadi penyebab utamaburuknya perencanaan pembangunan di desa

Selain itu keuchik tidak pernah menyertakan

fi 9

berbagai unsur masyarakat dalam membuat

perencanaan pembangunan ia tidak memahami

bagaimana sebenarnya penerapan dari

perencanaan pembangunan yang partisipatif

bottorrt upProses penyusunan musrenbang di gampong

merupakan salah satu potret tentang bagaimanademokrasi dilaksanakan di level gampong Dalampenyusunan niusrenbctng kecamatan atas

permintaan kabupaten mengundang seluruhkeuchik clan mukim berkumpul di kantor

kecamatan Keuchik kemudian mengumpulkan

kaur kaur dan tzthapeut untuk membicarakan

mengenai penentuan satu proyek yang akandiusulkan ke tingkat kecamatan Namun para

petinggi gampong mengakui bahwa mereka tidakmungkin memusyawarahkan penyusunan

musrenbang gampong dengan banyak pihakkarena bila clemikian diyakini malah akan

menimbulkan keributan sebab semakin banyak

orang akan semakin banyak maunya Secara

umum terlihat bahwa pak keuchik secara sadar

ticlak henclak menerapkan kaidah kaidah

demokrasi secara seutuhnya baik karena

pertimbangan praktis waktu yang sempit atau

justru menilai bahwa dengan demokrasi akan

menimbulkan potensi konf7ik di masyarakat Pola

yang ticlak clemokratis ini juga tampaknyadisebabkan oleh pemikiran pragmatis untuk

memanfaatkan jabatan demi keuntungan pribadi

karena dengan hanya mengundang segelintirorang dalam rapat pengusulan proyek akan

menguntungkan para petinggi gampong yang

memiliki aset di suatu wilayah yang akandiusulkan menjadi proyek az

Hal lain yang penting dikemukakan ialahmengenai kapasitas gampong gampong di AcehUtara yang sungguh memprihatinkan Hampir 90persen keuchik ticlak memiliki kantor sehingga

yang dinamakan kantor keuchik itu biasanya akanmerujuk pada a rumah keuchik itu sendiri

yang paling banyak ditemui b sebuah rttangan

yang menempel dengan rumah keuchik c

kantor gampong sekaligus menumpang dimeunasah artinya meunasah sekaligus berfungsi

sebagai kantor gampong Lantaran umurnnya

a Pihak kecamatan sendiri tidak merasa perlu untuk memfasilitasi

perencanaan pembangunan dari gampong Pihak kecamatanumumnya hanya menginstruksikan kepada keuchik agar

menyiapkan musrenbang tanpa pernah berusaha melihat bagaimana

proses musrembang itu berjalan dan dilaksanakan di tingkat

gampong Kecamatan tidak pernah berusaha mendorong gampongagar bisa menyusun rencana pembangunan secara bottom up

gampong di Aceh tidak memiliki kantor sulituntuk membayangkan pemerintahan gampong

dapat berfungsi sebagaimana layaknya kantor

resmi Di kantor yang serba darurat itu tidaktampak standar minimal sebuah kantor dan

keuchik hampir dapat dikatakan tidak punya data

yang paling standar sekalipun Semua datapenting tentang sebuah gampong hanya tersitnpandi kepala Pak Keuchik Termasuk bila kita

berbicara tentang data BPS Biro pusat StatistikAceh Utara yang umumnya menempatkansukarelawan di setiap kecamatan untukmenginput data data Sayangnya data data yangdikumpulkan itu berasal dari sumber utama yaitu

Pak Keuchik yang mendasarkan datanya secarakira kira saja

Terhadap bawahannya keuchik biasanyasungkan untuk menerapkan manajemen rasional

dan justru memilih untuk banyak menenggangrasa Keuchik tidak akan begitu saja mencopot

kepala dusun kadus yang sudah tua usianyaclan mengganti dengan personalia yang lebihmuda kendatipun kadus tidak lagi bisa bertugas

dengan baik Mengganti kadus semacam itu

bahkan dianggap sebagai suatu kecerobohankarena kadus yang sudah tidak efektif itu di masalalu juga memiliki jasa yang banyak Keuchikmerasa tidak enak hati sehingga ia lebih

mendasarkan pertimbangan pada sikap danperilaku sosial kadus sehari hari yang dikenalsebagai orang baik

Desentralisasi kurang terlihat karena desatidak memiliki wewenang yang cukupdidelegasikan dari kabupaten Se nentara dari segi

keuangan saja desa tidak menerima bantuan

untuk pengeluaran rutin kecuali untuk gaji

perangkat desa Otonomi desa juga lemah karena

desa tidak memiliki sumber daya yang cukupsebagai pendapatan asli desa Otonomi gampongdi sisi lain juga semakin lemah bila melihat para

perangkat gampong bekerja lebih atas dasar tugasyang diberikan oleh negara karena merekamendapat gaji dari pemerintah kabupaten

sekaligus memunculkan perasaan yang cukup

kuat bahwa mereka adalah bagian dari sistem

administrasi kenegaraan pada level terbawah

2 i inamika Kelembagaan di KampungRamung Jaya Keeamatan Permata KabupatenBener Meriah

Kapitalisasi Sosial Ekononri dan Budaya

Tanoh Gayo

Mendiskusikan wilayah Kabupaten Bener

Meriah artinyaj uga membicarakan sistem budayaserta ekonomi masyarakat Gayol sebagai

mayoritas etnis yang mendiami daerah datarantinggi tersebut Penduduk Bener Meriah sekarangsangat heterogen termasuk migran dari Padangclan Jawa yang datang karena pembukaanperkebunan besar oleh Belanda tahun 1920 di

Aceh Tengah serta melalui program transmigrasi

di awal tahun 1980 an Daerah ini telah

mengalami beberapa kali perubahan status

administratif setelah masa kemerdekaan sewaktu

masih menjadi Kabupaten Aceh Tengah yangdibentuk pada 14 April 1948 berdasarkan UU No

10 Tahun 1948 clan dikukuhkan kembali sebagai

sebuah kabupaten pada 14 November 1956

melalui UU No 7 Drt Tahun 1956 Saat itu

wilayahnya mencakup tiga kewedanan yaituTakengon Gayo Lues dan Tanah Alas Di bawah

Orde Baru kampung di tanah Gayo diaturberdasarkan UU 5 1974 kemudian UU 5 1979

Struktur pemerintahan kampung disamakandengan desa a

Pada tahun 1974 Kabupaten Aceh Tengah

dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan

Aceh Tenggara karena kondisi jalan yang burukdan desakan masyarakat Pola pemukiman tidak

lagi berdasarkan kampung asal yang berisibeberapa belah yang kelompok kelompok rumahclan dipisahkan oleh jalan kampung dengan batasbatas alam yang disebut dewal batas alam bisaberupa pohon di antara persawahan atau ladangDi ka npung asal tadinya terdapat masjidmesegit joyah lumbung dan rumah sementarajamur ketika musim berladang atau panen

Pertumbuhan penduduk clan migrasi yang

Dal am penelitian ini jika di set utkan orang Gayo adalah orangGayo Deret dan Gayo Lut yang sekarang mendiami daerahKabupaten Bener Meriah clan Aceh Tengah

Ibid him 74 Sekwilda DI Aceh tahun 1976 menyebut desa

desa di seluruh Aceh sebagai gampong padahal yang dikenal didaerah dataran tinggi Gavo adalah kampung Saat itu di AcehTengah terdapat 164 kegeciken atau kampung yang secaraadministratif adalah bagian dari 27 kemukiman yang masingmasing dipimpin oleh kepala mukim dan berada di bawah 7kecamatan

117

Inengubah pola ekonomi masyarakat kemudian

mengubah pola pemukiman kampung menjadilebih tersebar meskipun pembentukan kampungdi daerah baru ini masih melibatkan anggota

belah asal Migrasi juga membuat munculnya

kampung kampung baru seperti kampung Cinadi Takengon yang bersebelahan denganpertokoan 45

Pemerintah kampung menjadi alatmobilisasi kekuatan politik melalui pemilu

birokrasi dikuasai partai politik dan mayoritas

wilayah di Aceh Tengah saat itu menjadi kantungpemenarigan Partai Golkar Seiring denganpembangunan Orde Baru tahun 1970 an wilayah

Aceh Tengah dieksploitasi sebagai basis ekonomi

dengan keberadaan perkebunan kopi dan

perusahaan HPH yang menjadi pemasok utamaindustri kertas semen di Lhokseumawe pabrik

Kertas Kraft Aceh Jalan besar untuk

mengangkut kayu dibuka dari kawasan di atas

Laut Tawar di Takengon ke daerah Linge

menembus kecamatan Permata hingga

Lhokseumawe Masa itu utnumnya seorang tokohpolitik sekaligus menjadi patron di bidangolahraga dan kesenian di tingkat lokal mungkin

sebagai strategi penguasa untuk melakukan

penjinakan politik

Dalam buku tentang kesenian Gayo47 sebuahfoto yang diambil oleh seniman L K Aramenunjukkan Presiden Soeharto dalam pakaian

kebesaran adat Gayo meresmikan Pabrik Gula

Mini di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh

Tengah Hal itu menggambarkan orisinalitas

tradisi adat penghargaan orang Gayo terhadappemimpin dan keterbukaan Gayo terhadap sukuluar Jawa Di sisi lain foto itu Inenggambarkan

penaklukkan adat di bawah kepentingan

ekonomi politik negara Tahun 1987

15 bid hlm 77

Peta wilayah HPH di Kec Syiah Utama tt anonim Wawancara

dengan mantan karyawan PT KKA di Pondok Baru Kec Syiah

Utama terisolasi karena jembatan utama yang menghubungkandengan Pondok Baru di pusat kabupaten Bener Menah putus karena

banjir bandang bulan Januari 2007 lalu Pada periode 1980 1999daerah itu dieksploitasi oleh pengusaha HPH dari Jakarta clan lokal

PTAPPI PT Gruti PT Olmdo PTAIas Helau Perusahaan HPH

menutup operastnya ketika konflik karena tidak berani menebangdi hutan selain itu jalan jalan pengangkutan kayu diblokade oleh

salah satu pihak Peralatan mereka sekarang masih berserakanmenjadi besi tua di daerah ttu Pemkab Bener Meriah sekarangtampaknya cendentng tetap mengonversi lahan eks HPH itu menjadiperkebunan kelapa sawit karena 9ahannya cocok untuk sawit

selain ittt Gubernur Irwandi menyatakan stop loggingpada pemkabBener Meriah

17 Drs M Affan Hassan Drs Thantawy R dan Drs KamaluddinM anggota Sanggar Seni Buntul Kuhn Kesenian Cayo dan

Perkernbangannya Jakarta Balai Pustaka 1980 hlm 2

Uij

pemerintahan Gubernur Aceh Ibrahim Hasan

1986 1993 rnengeluarkan kebijakan zona

pertanian untuk menggunakan lahan bekas HPH

yang mengundang minat investor kelapa sawitNamun hasil industrialisasi yang masif itu hanyadirasakan oleh segelintir pengusaha dan politisi

dari Jawa sejumlah elite Gayo pembesar militer

sementara masyarakat yang tinggal di daerahyang jauh dari pusat kota semakin miskin DiAceh Tengah muncul konflik antara suatu

perusahaan HPH besar PT Alas Helau dengan

masyarakat karena pola penetapan areal

penebangan memotong begitu saja lahanpertanian masyarakat 48

Kooptasi politik dan ekonomi yang menimpaorang Gayo tidak cukup untuk membuatmasyarakat Gayo yang plural identitas etnisnyaitu memobilisasi perlawanan terhadap pemerintahpusat sebagaimana yang terjadi di wilayah pesisirAceh Wilayah Aceh Tengah menjadi arena

konflik setelah periode rekrutmen anggota

kelompok gerakan perlawanan bersenjata meluas

di antara tahun 1998 2000 sehingga pemerintah

pusat menjadikan daerah ini tempat konsentrasi

operasi militer yang diikuti oleh pembentukanpasukan sipil bersenjata yang dipimpin oleh eliteelite pengusaha dan politisi lokal yangkepentingan ekonominya besar sehingga haruS

dilindungi untuk melawan GAM Kabupaten

Bener Meriah sekarang merupakan pemekaran

dart Kabupaten Aceh Tengah yang disahkanmelalui UU No 41 Tahun 2003 tentangpembentukan Kabupaten Bener Meriah di

Provinsi NAD Pada kurun waktu 2000 2005

konflik bersenjata di daerah ini menyebabkan

polarisasi sosial berdasarkan etnis dan

memunculkan gelombang pengungsi 49

Terjepit dan Bertahan di Tengah Konflik

Saat ini proses damai50 tengah berlangsungmeskipun jejakjejak konflik masih ditemui di

M Isa Sulaiman From Anronomy to Penphei dalam Anthom

Reid ibrd hlm 128 Lihat juga Eye on Aceh Aceh Logging in AConJlrct Zone Oktober 2004

49 Kirsten Schulze Strategy and The Aceh Conflict dalam AnthomReid ibid hlm 235 236

5 Di Bener Meriah proses damai ditandai oleh A hisara Pakat Redelongyaitu kesepakatan damai antarpihak TNI GAM dan kelompok sipil

bersenjata yang berlangsung di masjid besar Babussalam Redelongpada 28 Juli 2006 Kesepakatan damai mencakup dukungan danpenghormatan terhadap MOU RI GAM yang dttandatangam diHelsinki menghindari sikap sailing curiga dan selalu mengutamakankerja sama Kesepakatan itujuga mengisvaratkan bahwa siapapun yangmenyalahi perjanjian akan dikenai sanksi adat dan hukum nasional

Semua pihak tennasuk pemerintah daerah dalam kesepakatan itu

merencanakan monitoring langsung proses perdamaian sebulan sekahdi Bener Meriah

Kampung Ramung Jaya Kecamatan PennatasKabupaten Bener Meriah s Kampung iniawalnya adalah dusun dalaln wilayah KampungDarul Aman Ramung Kecamatan Bandar Sejaktahun 2005 menjadi bagian dari kecamatan

Permata yang terletak kurang lebih 16 kilometerdari Redelong ibukota kabupaten Berpenduduk172 KK 796 jiwa dengan mayoritas beretnis

Gayo 80 Gayo Laut Lut Gayo Lues 10

yang sebagian besar berasal dari beberapa belahdi wilayah Aceh Tengah Takengon dan

Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues Mereka

bermigrasi pada pertengahan tahun 1970 untuk

membuka lahan petnukiman dan perkebunan kopi

rakyat Etnis Aceh berjumlah kurang lebih 10dari total 796 j iwa 53

Kampung yang terdiri atas dua dusunDusun Ramung clan Dusun Jaya ini terletak di

daerah ketinggian sekitar 1600 dpl di atas

permukaan laut dengan luas wilayah 800 hektare

memiliki sumber daya alam kopi dan palawija

serta sudah mengenal ekonomi pasar karena ada

akses jalan aspal yang menghubungkan sekitar30 desa di wilayah Kecamatan Permata dengan

pusat perekonomian kota di daerah Pondok Baru

Pemukiman di kantpung ini umumnya rumahrutnah kayu setengah tembok yang mayoritasberupa ruko rumah toko Umumnya setiap KKbaik suami maupun istri selain memiliki profesi

lain PNS guru pemilik bengkel tukang jahitwarung makanan kecil atau warung stoksembako juga petani kopi dan atau palawija

dengan kepemilikan tanah per keluarga rata rata

minimal 1 hingga 2 ha

51 Kecamatan Permata daerah berbukit bukit yang terdiri atas 27kampung 4 mukim berpenduduk 12 754jiwadengan komposisipenduduk beretnis Gayo Aceh Jawa dan Batak Daerah ini

mengalami dampak konflik berupa trauma psikologis yang parah

Sekarang kegiatan reintegrasi dipusatkan di beberapa kampungtermasuk Ramung Jaya PPK B RA clan IOM Kondisi geografisnyayang tinggi dan jauh mempersulit pengiriman emergency reliefbanjir bandang pada bulan Desember Januari 2007 Diolah daricatatan lapangan pribadi dan IOM relief report Januari 2007

iz Llhat Monografi Kabupaten Bener Meriah 2004 Pusat

akhvitas pemerintahan Bener Meriah saat ini terletak di ibukota

Redelong Kecamatan Bandar Dalam UU N0 41 Th 2003 Pasal5 BAB lI tentang Pembentukan Batas Wilayah dan Ibu KotaKabupaten Bener Meriah mempunyai batas wilayah sebelah utara

berbatasan dengan Kee Juli Kee Peusangan dan Kee Makmurdari

Kab Bireuen serta Kee Sawang Kee Nisam Kee Simpang KeramatKee Meurah Mulia Kee Paya Bakong dan Kee Cot Girek di KabAceh Utara sebelah timur berbatasan dengan Kab Aceh Timur dan

sebelah barat berbatasan dengan Kee Ketol Kab Aceh Tengah

51 Keterangan Iskandar Muda Kepala Kampung Ramung JayaLihat Bener Meriah Dalam Angka 2005 Bener Meriah BPS

2005 dan Penduduk Kabupaten Bener Meriah Paska Gempa Bumi

danTsunami 2005 Jakarta BPS 2005

5 Wawancara dengan Iskandar Kepala Kampung Ramung Jaya

Kampung ini seluruh warganya beragamaIslam dengan pengaruh Muhammadiyah yangcukup besar dan menurut narasumber

memengaruhi etos pendidikan dan ekonomi

sebagian besar warganya s Aliran aliran agama

Islam lainnya adalah Jamaah Tabligh dan

Ahmadiyah keduanya baru memasuki wilayah

kampong Ramung Jaya dalam kurun waktu 3 4tahun terakhir Tidak ditemui konflik terbuka di

antara para penganut aliran yang hidupberdampingan secara damai salah satunya

disebabkan keberadaan lembaga adat sarak

Opat 56 yang menjadi forum pertemuan wargauntuk mendiskusikan masalah masalah yang

dianggap sensitif clan penting untuk kehidupansehari hari termasuk masalah penyelenggaraan

ibadah dan penentuan nominal kontribusi

masyarakat terhadap praktik praktik sosial clanekonomi kampong Suasana kekerabatan itumemotivasi kerelaan warga untuk menjalankan

iuran Rp100 000 00 per KK per tahun untuk

macam macam kebutuhan kampungmemperbaiki meunasah atau masjid atau

kegiatan sosial lainnya Rencana pemungutan

dan peruntukannya serta siapa yang melakukanpungutan biasanya dilakukan dengan membentuk

panitia kecil melalui pertemuan warga atau sarak

opat s

Organisasi kepemudaan aktif dengan

kegiatan rutin kepemudaan olahraga menjadi

panitia pemilihan kepala katnpung clan relawanpenanggulangan bencana serta sesekali panitia

dan penyedia fasilitas pesta perkawinan clan

kelompok pengajian yang terdiri atas bapak danibu ibu aktif menyelenggarakan aktivitas Jumat

bersih membersihkan rumah fasilitas desa

masjid clan mersah serta mengadakan pungutan

beras jimpitan yang hasilnya digunakan untukmembiayai anak yatim di kampung itu Beberapaibu anggota pengajian menganggap mengaji bisamembantu mengobati trauma konflik yang

Wawancara Ibu Murni pemilik kios jahit Murni Tex guru

pendiri sekolah TK istri dari peutue Sarak Opat Organisasi

Muhammadiyah berkembang di Gayo pertama kali tahun 1920an di Aceh Tengah sekarang Bener Meriah pertama kali masukdi daerah Simpang Teritit56 Sarak opat ini merupakan pranata lokal yang dibentukberdasarkan sistem nilai budaya Gayo yang mengutamakankesatuan peran dari pemimpin yang bijak serta mampu mengetahuipersoalan persoalan di kalangan masyarakat peutue musidiksasat

diakui oleh masyarakat sehingga keputusannya juga disetujui oleh

khalayak rayat genap nttipakat57 Wawancara dengan Bpk Bashiruddin dan Bpk Yahya anggota

sarak opat Kamung Ramung Jaya

119

diderita warga sebab orang menjadi ikhlas danbisa lebih memikirkan masa depan Kegiatan

pengajian clan pertemuan warga sering kalidiadakan di meunasah yang dibangun sebagiandari dana bantuan pemerintah dan sebagian

secara swadaya oleh peutue edet kampung denganbantuan warga

Pemerintahan kampung Ramung Jayaselama lima periode lumpuh di masa konflik

1999 2005 Salah satu mantan kepala

kampung ADj pernah merelakan 60 juta rupiahuntuk memenuhi pajak nangroe serta harus

menyulap rumahnya sebagai pos pemantauan

TN 1 51 Pada masa darurat militer kampung inidiwajibkan untuk melakukan jaga malam

realitasnya dilakukan 24 jam untuk

mengantisipasi pergerakan gerakan pengacau

keamanan Kealpaan melakukan jaga malam

menyebabkan penduduk diinterogasi dipukul

direndam di sungai dan sebagainya Menurut

sekretaris kampung tugas administrasi rutinnyadi masa konflik adalah mendaftar nama petugas

jaga malam membuat KTP Merah Putih clan

menulis Surat jalan 5 Warga katnpong yanghendak keluar dari desa untuk pergi ke tujuan

manapun harus membuat surat jalan yangditandatangani oleh kepala kampung sekretarisdesa clan dicap oleh setiap petugas di pos TNI dikampung setempat untuk kemudian dicek olehpetugas TNI di daerah yang dilewatinya GO Dimasa damai sekarang salah satu tugas

tambahannya bersama kepala kampung adalahmencatat kepulangan kembali mantan kombatan

GAM dan bantuan untuk korban konflik sebagai

bagian dari program reintegrasi pascakonflik b

Kepemimpinan kampung ini sekarangsecara formal berada di tangan Kepala KampungIskandar Muda 35 tahun lulusan SMU petani

kopi mantan tokoh pemuda guru SD Lembaga

pemerintahan kampung tampak masih

tnengadopsi struktur ala desa Orde Baru

meskipun mengakomodasi lembaga adat sesuai

51 Wawancara dengan Bpk A Jalil mantan kepala kampung DarulAman Ramung

51 Wawancara dengan sekretaris kampung Buntul Peteri dan BpkYh peutue edet Ramung Jaya

Wawancara dengan Tanwir Syahputra 33 th tokoh pemuda

alumni universitas di Padang clan aktivis NGO lokal Batai SyuranongAceh 23 Mei 2007 Hal ini juga ditegaskan oleh Sekretaris

Desa Buntul Peteri Kecamatan Permata yang berjarak kurang lebih7 km dari Kampung Ramung Jaya

Wawancara dengan Sekretaris Kampung Ramung Jaya JamaludinA

120

dengan UU Keistimewaan Aceh Pemerintahan

kampung terdiri atas satu orang kepala kampung3 kaur kepala urusan yaitu kaur pemerintahan

kesra clan umum satu orang sekretaris desa clan1 orang atau 3 5 7 anggota BPK Badan

Perwakilan Kampung Kepala Kampung saat inimerupakan hasil pemilihan lan sung pertamakalinya tahun 2005 setelah proses perdamaian

Proses pilkasung ini berlangsung secara cukupdemokratis di mana warga ikut memilih dan

merasa puas karena pemimpin mereka cukupdikenal oleh masyarakat sebab dia berlatar

belakang aktivis organisasi pemuda karangtaruna

Kapasitas prasarana kantor pemerintah

kampung sangat minim sebab sudah lebih darisatu tahun perangkat kampung Ramung Jayamasih berkantor di rumah kepala kampungSesekali rapat kampung dilakukan di rumahkepala kampung atau di rumah Sekretariskampung pernah merangkap sebagai tim suksessalah satu kandidat dalam pilkada Bupati Bener

Meriah di tahun 2007 bahkan di meunasah yangmasih berfungsi sebagai ruang pertemuan publikOleh karenanya kepala kampung clanperangkatnya mengusulkan pengadaan kantor

sebagai salah satu isu utama di kecamatan

Perangkat kampung sekarang rata rataberpendidikan minimum SUP Meskipun

honorarium yang diterima kecil atau tidakmenentu beberapa dari pejabat pemerintah

kampung ini juga petani kopi sukses yang mampumenyekolahkan anak anaknya hingga ke

perguruan tinggi di Padang Medan atau BandaAceh

Kepala Kampung bertanggttng jawab padapemilihnya melalui mekanisme rapat tahunan clan

kontrol terhadapnya menurut aturan dijalankan

oleh BPK BPK ini sekarang tidak berfungsiPemerintahan kampung sehari hari dikerjakanIskandar bersama para kaur serta sekretarisnya

berpedoman pada peraturan lama yang ada sejakmasa kepengurusan kampung terdahulu KarenaPemkab Bener Meriah belum mengeluarkan

Perda atau Qanun mengenai pemerintahan

kampung sesuai dengan UUPA No 11 2006maka peraturan pemerintahan di tingkat kampungmasih merujuk pada peraturan pemerintahan desa

yang dibuat oleh kabupaten induk seperti

62 Wawancara dengan Iskandar Muda

ditunjukkan oleh Kepala Bidang Pemerintahan diKecamatan Permata 63

Penyelenggaraan pemerintahan kampungdilakukan kepala kampung melalui konsultasidengan sarak opat yang terdiri atas para tetuadesa dan imam dusun Di kampung sarak opatberperan penting untuk menjaga harmoniterutama manakala muncul perselisihan

antarindividu dalam satu dusun atau antardusttn

Ada anggapan bahwa masyarakat lebih familiar

dengan mekanisme musyawarah dan pengambilan

keputusan oleh sarak opat daripada BPK 61 Pada

masa konflik rumah salah satupeutue sarak opat

dijadikan tempat berlindung warga dari etnis Jawadan Sunda yang mengungsi dari desa desatetangga Keluarga ini juga membantu ekonomi

warga asal Aceh yang hendak kembali kekampung dengan bekerja di kebun kopinyaKemampuan peutue untuk menjaga jarak baik

dengan TNI maupun GAM dan melindungi

warga yang mengungsi membuatnya hingga kinidihortnati oleh semua pihak

Berjalannya fungsi pranata tradisional di

samping adanya perangkat pemerintahan formaldi kampung bagi masyarakat tidak

membingungkan bahkan direspons dengan baik

Menurut salah satu tokoh kesenian didong iniadalah kemajuan karena mengakui adanya

lembaga adat GS Meskipun demikian ia juga

melihat bahwa adat dalam konteks tertentu

direduksi sebatas ritual dan simbol simbol belaka

sebab fungsi fungsi otonomi lembaga adat seperti

yang pernah dilakukan oleh kejurun dalalnmenentukan lnusim pertanian peran pawang

uteun sudah digantikan oleh aparatus dinas

kehutanan yang kenyataannya di Gayo lebihberperan sebagai pengawal proses eksploitasi

kayu oleh pengusaha lokal dan nasional

I Menurut penjelasan UU No 41 Th 2003 tentang PembentukanKabupaten Bener Meriah di Provinsi NAD BAB VI Ketentuan

Peralihan Pasal 16 disebutkan bahwa sebelum Kabupaten Bener

Meriah dapat menetapkan Peraturan Daerah dan membuat

Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan Undang undang ini semuaPeraturan Daerah dan Keputusan Bupati Aceh Tengah tetap berlakudan dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah Oleh karenanya

perincian tugas kepala kampung di Kab Bener Meriah masihmerujuk pada buku tugas kepala kampung berdasarkan PerdaKabupaten Aceh Tengah No 31 Th 2001 Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah juga menggunakan buku petunjuk teknis

penyelenggaraan pemerintahan gampong dalam Provinsi NAMtahun 2004 yang dikeluarkan oleh Biro Pemerintahan SekretariatPemprov NAD

1 4 Wawancara dengan Adi 26 th pemuda kampung dan petani kopilulusan SMU di Takengon

S Wawancara dengan tokoh seniman Gayo di Kampung Jelobok

Kesimpulan

Temuan lapangan mengenai dinamika

kelembagaan pemerintahan di unit terendah di

wilayah provinsi NAD baik gampong dikabupaten Aceh Utara dan kampung diKabupaten Bener Meriah memperlihatkan

beberapa perbedaan yang cukup kontras terutamasebagai implikasi dari perkembangan proses

politik di tingkat nasional dan lokal

Gambaran sejarah memperlihatkan

bagaimana perangkat kelembagaan gampongyang bercirikan komunalisme diwarnai olehkontestasi kepentingan di antara elite gampongyang menjadi bagian dari kekuasaan statekesultanan Aceh Di Gayo dengan

penerimaannya menjadi vassal kesultanan Aceh

otonomi reje reje tidak terganggu meskipun ia

memiliki posisi strategis bagi Sultan Aceh Sistem

kekerabatan belah yang menjadi basis bagisebuah kampung dan pranata sarak opat masihbisa bertahan setidaknya hingga beberapa

periode sebelum dihantam oleh gelombangkapitalisme dunia melalui kolonialisme Belanda

dan Jepang Tampaknya situasi yang berbedadihadapi oleh gampong di Aceh Resistensinyayang sangat kuat terhadap kaum kafir Belandakekecewaan terhadap pemerintah pusat di masaSukarno yang tnewujud dalam gerakan DUTIIdan kemudian terhadap rezim Orde Baru yangmemiskinkan rakyat semakin mengentalkan

solidaritas berdasarkan etnis Namun hal ini tidak

terjadi di Gayo karena identitas etnisnya lebih

heterogen selain itu secara sosiologis masyarakat

Gayo lebih otonom dalam hal orientasi ekonomi

dan adat bisa disesuaikan atau dikonversi

dengan lingkungan eksternalnya Polasedemikian

berlangsung sejak di jaman Belanda kemudiandi masa Orde Baru terjadi kooptasi terhadap eliteelite Gayo untuk mendukung

pembangunanismenya

Kekuasaan Orde Baru yang intrusifmerusak sendi sendi kehidupan lnasyarakat

gampong dan kampung dihadapi dengan tingkatresistensi yang berbeda Dalam konteks gampongdi Aceh Utara polarisasi di tingkat masyarakat

menyusul keterpurukan modal sosial dan ekonotni

yang diakibatkan oleh militerislne dan eksploitasimodal menyebabkan kapasitas society di

gampong Meria Kecamatan MatangkuliKabupaten Aceh Utara tidak cukup mampu untukberotonomi dan berdemokratisasi Sedangkan di

kampung Ramung Jaya Kecamatan Bener

121

Meriah masyarakatnya yang terjepit selamakonflik masih bisa survive karena pola ekonomi

rakyat perkebunan kopi yang lebih berorientasipasar menuntut mereka untuk mendukung

patrimonialisme elite politik clan ekonomi yang

berada di Kabupaten Dalam konteks ini problem

kapasitas kelembagaan yang ada kantor tidakada prasarana pemerintahan kurang sebenarnyabisa lebih cepat diatasi sebab masyarakat punya

modal material dan pranata adat yangmendukung

Saat ini kebijakan otonomi khusus clan

UUPA telah memberi ruang bagi wacana formasisosial masyarakat gampong yang tidak hanyamenyentuh aspek formalitas eksistensi

kelembagaan tetapi juga aspek esensial

kehidupan masyarakat gampong Idealisasimasyarakat gampong sebagai suatu kesatuansosial yang lebih luas dari kekerabatan belah clankawom clan secara khusus menekankan

penyelenggaraan pranata sosial Islam menjadi

wacana terbuka baik di kalangan masyarakat

awam maupun praktisi politik Hal ini terutama

disebabkan karena pola kekerabatan yangcenderung bersifat pragmatis semakin memudartidak bisa bertahan melawan modernisasi sebagai

akibat kolonialisme clan birokratisasi militerisasi

dalam penyelenggaraan negara

Konteks keistimewaan Aceh

mengakibatkan secara formal wacana formasi

sosial gampong tampak semakin berkembangmengarah pada identifikasi masyarakatgampongdengan nilai nilai Islam Meskipun di Bener

Meriah terdapat Dinas Syariah clan MPU wacana

ini hanya berkembang di kalangan pejabatpemerintah atau peutue edet Kabupaten Aceh

Utara tampaknya berupaya konsisten untuk

memperkuat proses identifikasi dengan nilai nilai

Islam Kecenderungan ini mungkin merupakan

suatu solusi bagi upaya mencari identitas provinsi

NAD yang tampaknya menjadi agenda bersamasaat ini Tuntutan mengisi makna kekhususan

Aceh harus dipenuhi Identitas Islam mengalami

reaktualisasi Oleh karena itu ada harapan bahwa

identifikasi sosial masyarakatgampongterhadapIslam menjadi sumber bagi pembentukan identitas

daerah jika makna kekhususan itu dirancanguntuk memberi tempat bagi suatu idealisme di

dalam penyelenggaraan desentralisasi

pemerintahan Dengan demikian harapan agar

di masa depan masyarakat gampong berperilakuIslami adalah wajar jika hal itu mencerminkan

122

realitas politik yang memungkinkan partisipasipolitik dalam pengambilan kebijakan

Penelitian ini telah menyorot realitas sosial

politik gampong secara subjektif suatu kasusspesifik yang memungkinkan upaya memahami

perkembangan kehidupan kelembagaan gampongmengisi spiritualitas gagasan cita cita clan

tuntutan secara alamiah Hal ini berarti bahwa

penelitian ini dengan sengaja telah

mengesampingkan intrusi kekuatan ideologis para

pemimpin di provinsi Nangroe Aceh Darussalam

ke dalam proses proses yang berjalan Terlepasdari retorika kembali ke gampong mereka saatini belum bisa atau mungkin belum merasakan

urgensi bagi suatu perumusan pengertian yanghidup terhadap kelembagaan gampong Lagipula gampong dalam lintasan sejarahnyabukanlah merupakan tata susunan sistem

kemasyarakatan yang bersifat organik denganpemusatan seluruh kehidupannya pada seorangtokoh bapak

Suasana politik nasional yang membukapengembangan otonomi masyarakat dengan arti

dinamisasi kehidupan para warganya di

asumsikan telah memungkinkan pertumbuhan

sosok kelembagaan itu sendiri Penelitian ini telah

mendokumentasi kegiatan kemasyarakatan yangmenandai proses proses integrasi sosial gampongselama masa konflik dan masa damai Faktor

integratif dan disintegratif rnasyarakat gampongsejak masa lampau dipercaya bersumber pada

persoalan hubungan antara hukum clan adat suatu

ungkapan ideologis yang diterima begitu saja ataumenjadi sumber trustworthy masyarakat masing

masing kepada ulama dan uleubalang Buktisejarah telah menunjukkan bahwa hubungan

hubungan personal mereka yang salingmenguntungkan dengan menggunakan mitologi

penyatuan kedua identitas sosial itulah yangmenjadi penanda bagi perdamaian di Acell dan

kedamaian di masyarakat gampongDalam masa Otonomi Khusus Aceh

organisasi legislatifatau konsultatif seperti tatha

peut atau sarak opat tidak mengalami perubahan

yaitu tetap berperan sebagai mitra keuchik ataukepala kampung akan tetapi tokoh tokohnyasemakin memiliki orientasi yang kuat padapemeliharaan tatanan tatanan sosial Islami

termasuk menjaga moralitas para pernimpin

formal desa Mereka menjadi agen perubahan

masyarakat seperti mengembangkan pendidikan

Islam clan kepioniran ekonomi seperti di kampungRamung Jaya Peran mereka menentukan

Ij

penyelenggaraan pemerintahan gampong

meliputi tidak hanya perencanaan dan

implementasi program gampong tetapi jugamenjamin kelangsungan koalisi elite Peran politik

mereka menonjol selama masa konflik yaitu

menjamin ketenteraman batin masyarakat

Penelitian ini tentu saja tidak menganggaplembaga legislatif atau konsultatif tradisional

sarak opat maupun tuha peut sebagai

perwujudan nyata dari apa yang dimaksud dengankelembagaan gampong Dalam konteks Aceh didaerah Aceh Utara lembaga yang adamerupakan suatu organisasi kelengkapan

pemerintahan gampong yang lebih bersifatadministratif daripada suatu representasi nilai

norma atau moralitas Sebagai suatu institusi

sosial kelembagaan garnpong harus tumbuhmengakar di dalam masyarakatnya sendiri dalam

pengertian seluruh warga tnentaatinya tanpa

paksaan Dari segi esensinya kelembagaan yangdibayangkan tersebut jelas bukan suatu institusi

sosial atau politik yang mampu mengikat

kepatuhan seluruh warga masyarakat

Syariah Islam dipandang memiliki potensikuat sebagai elemen ideologis kelembagaan

gampong di mana semua kepatuhan kewajibandan loyalitas bertumpu padanya Penelitian telah

mengamati dan menemukan kenyataan di dalam

masyarakat gampong berupa interaksi tokohtokohnya dalam menyesuaikan dan melaksanakan

nilai nilai Islam Mereka tidak hanya

mernbicarakan persoalan rutinitas fungsi

Meunasah dan pembangunan fisik masjid tetapi

lebih luas lagi menyangkut implementasi hukum

Islam sebagai tatanan sosial semisal peningkatan

penarikan zakat mal di masyarakat dan

pengelolaan baitul mal untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat Masyarakatgampongjuga membicarakan masalah moralitas

penyelenggaraan kekuasaan di gampong bahkandalam lingkup lebih besar di kabupaten danprovinsi Akan tetapi kelompok kelompok

pengajian dan remaja masjid belum berhasil

berkembang menjadi suatu gerakan sosial dengantujuan utama rnelaksanakan syariah Islam

sebagai salah satu keistimewaan Aceh menurut

UUPA No 11 th 2006 dan rnemperjuangkan

aspirasi warga sesuai garis ideologisnya itu

Daftar Pustaka

Antlov Hans dan Sven Cederroth Eds 2001

Kepemimpinan Jawa Perintah Halus

Perintuh Otoriter Jakarta Yayasan Obor

Indonesia

Bappeda Pemerintah Kabupaten Bener Meriah

2005 RUTR Kawasan Perkotaan RedelongIbukota Kabupaten Bener Meriah

Biro Pemerintahan Sekretariat Pemprov NAD 2004

Petunjuk teknis penyelenggaraan

pemerintahan gampong dalam ProvinsiNAD 2004 Banda Aceh Biro

Pemerintahan Sekretariat Pemprov NAD

BPS 2005 Penduduk Kabupaten Bener Meriah

Paska Gempa Bumi danTsunami 2005

Jakarta BPS

BPS 2005 Bener Meriah Dalam Angka 2005 Bener

Meriah BPS

Djuned Teuku 2006 Partisipasi Masyarakat dalam

Mengelola Sumber Daya Alam Makalah

dalam Seminar Ulang Tahun Agraria di AulaDayan Dawood Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh 20 September 2006

Dokumen 2006 Sosialisasi Rehabilitasi dan

Rekonstruksi Makalah Bupati Aceh Utara

di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten

Aceh Utara Lhokseumawe 9 April 2006

tidak diterbitkan

Dokumen Matrix 2005 Tim Pemberdayaan

Masyarakat Miskin dan Korban Konflik

Kabupaten Aceh Utara Tidak

dipublikasikan

Dokumen 2005 Expose Aksi Reintegrasi Mantan

Anggota GAM Pemerintah Kabupaten

Aceh Utara Tidak dipublikasikan

Effendi T Bachtiar 1977 Pengendalian Sosial di

Aceh Besar dalam Segi Segi Sosial Budava

Masyarakat Aceh Hasil Hasil Penelitian

dengan Metode Grounded Research

Alfian ed Jakarta Lembaga Penelitian

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan

Sosial

Hassan M Affan Thantawy R dan KamaluddinM anggota Sanggar Seni Buntul Kubu

1980 Kesenian Gayo dan

Perkernbangannya Jakarta Balai Pustaka

Hurgronje C Snouck 1996 Aceh Rakvat dan Adat

Istiadatnya Jakarta Indonesian Netherlands

Cooperation in Islamic Studies

1996 Gavo Masyarakat dan

Kebudavaaannya Awal Abad ke 20 judul

asli Het Gajoland en Zijne Betivoners PenerjHatta Hasan Aman Asnah Jakarta Balai

Pustaka

1985 Aceh di Mata Kolonialis Terjdengan judul asli De Atjehers Jakarta

Yayasan Soko Guru

Lombard Denys 2006 Kerajaan Aceh Zaman

Sultan Iskandar Muda 1607 1636 Jakarta

Kepustakaan Populer Gramedia

123

Melalatoa M J 1982 Kebudayaan Gayo Jakarta

Balai Pustaka

Miller Michelle Ann 2004 The Nanggroe Aceh

Darussalam Law A Serious Response to

Separatism Dalam Asian EthnicityVolume 5 Number 2 Oktober 2004

Monografi Kabupaten Bener Meriah 2004

Muklir Aiyub dan M Akmal Demokratisasi

Pemerintahan Gampong dalam MendukungOtonomi Khusus Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam Studi Kelembagaan Birokrasi

Pemerintah Gampong di Kec Baktya TimurKah Aceh Utara httppublik brawijaya ac id hlm jedlist ed

1125507600 edid 1135590703

Nurhasim Mochamad Ed 2006 Evaluasi

Pelaksanaan Darurat Militer di Aceh 2003

2004 Jakarta LIPI

Qanun No 5 Th 2003 tentang PemerintahanGampong

Reid Anthony Ed 2006 Verandah of violencethe Background to the Aceh Problem

Singapore Singapore University Press inAssociation with University of WashingtonPress

Reid Anthony 2004 War Peace and The Burden

of History in Aceh Dalam Asian EthnicityVol 5 No 2 Oktober 2004

Yoga Salman S Ag 2003 Adat Budaya Gayodalam Lintasan Sejarah Takengon STAI

Universitas Gajah Putih

124

Sugihen Bahrein T Tanpa tahun SosiologiPedesaan Suatu Pengantar Jakarta

Rajawali Pers

Suhartono dkk 2001 Politik Lokal Parlemen Desa

Awal Kemerdekaan Sampai Jaman Otonomi

Daerah Yogyakarta Lapera Pustaka UtamaTripa Sulaiman 2003 Rekonstruksi Gampong di

Aceh www acehinstitute ore

Suwondo Bambang dkk 1977 1978 SejurahDaerah Propinsi Daerah lstirnewa AcehJakarta Departemen P K Pusat Penelitian

Sejarah dan Budaya

Tim IMPARSIAL 2006 Dinamika Aceh Pasca

Perjanjian Helsinki Jakarta Imparsial

Undang undang Nomor 11 Tahun 2006 TentangPemerintahan Aceh

Undang undang Nomor 18 Tahun 2001 tentangOtonomi Khusus bagi Provinsi Daerah

Istimewa Aceh Sebagai Provinsi NanggroeAceh Darussalam

Undang undang Nomor 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan ProvinsiDaerah Istimewa Aceh

Usman A Rani 2003 Sejarah Peradaban Aceh

suatu analisis interaksionis integrasi dan

konfik Jakarta Yayasan Obor IndonesiaUU No 41 Th 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Bener Meriah di Provinsi NAD

REVIEW BUKU

Peran Marketing dalam Dunia Politik

Oleh

Nyimas Latifah Letty Af i

Judul Buku Marketing Politik Antara Pemahaman dan RealitasPenulis Dr Firmanzah

Penerbit Yayasan Obor Indonesia

Tahun Terbit April 2007 xii 357 him

Abstract

The Implementation of multiparty system in Indonesia nowadays has made political parties compete inachieving their goals In order to achieve those goals political parties need strategy in catching public attentionThis strategy is an implementation ofmarketing science in political arena or better known as political marketingTo be specific the strategy is called by marketing practitioners as product promotion price dan place 4P

Pendahuluan

Marketing politik adalah kombinasipenerapan ihnu marketing pemasaran danpenerapan ilmu politik Sebagai subjek akademis

marketing politik masih terkesan relatif baruNamun aplikasi marketing politik sebenarnyasudah ada sejak revolusi Prancis tahun 1789

dengan mengusung slogan Liberte Egalite danFraternite Kemudian tahun 1830 an seorangpraktisi periklanan profesional Charles Barker

menciptakan iklan politik Tahun 1930 an

Franklin D Roosevelt meluncurkanfire side chats

melalui media penyiaran

Marketing politik mulai berkembang tahun1980 an Perkembangan ini ditandai pada saat

televisi memegang peranan penting denganmenyampaikan pesan pesan komersial kepada

publik secara eksplisit Salah satu contoh

marketing politik mulai diterapkan ketikaMargaret Thatcher menjadi Perdana Menteri

Inggris pada tahun 1979 dengan melakukan

kampanye melalui radio dan televisi Hal tersebut

juga diikuti Bill Clinton ketika melawan Bob Dole

dalam pemilihan kursi PresidenAmerika Serikat

Adman Nursal 2004 Political Marketing Strategt

Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye

Pemilihan DPR DPD Presiden Jakarta Gramedia Pustaka Utama

hlm 8

2 lbid hlm 9

Di Indonesia penerapan marketing politik secaraterbuka sejak 1998 Pada masa yang dikenalreformasi ini banyak partai yang berrnunculanmencapai 150 partai Namun partai yang lolospemilu 1999 hanya 48 partai Selanjutnya pada

pemilu 2004 jumlah partai politik yang ikutpemilu menyusut setengah dari jurnlah

sebelumnya yaitu sebanyak 24 partai

Penyusutan ini tidak terlepas dari strategi masingmasing partai untuk mempertahankan danmengembangkan partai politik di masyarakat Di

sinilah marketing politik bermainDalam marketing bisnis ada empat konsep

yang diterapkan untuk meraih pangsa pasardengan rnelihat kepadaproduct price promotion

dan place atau disingkat 4P Konsep 4P inidigunakan untuk produk komersial dengan pangsa

pasar terbatas Sementara marketing politikmenerapkan konsep 4P untuk produk politik yangmempunyai karakteristik berbeda dengan produk

komersial serta melihat pada pangsa pasar yangluas Pangsa pasar yang dimaksudkan di siniadalah perolehan suara terbanyak partai politik

melalui pilihan massa

Sedikit banyaknya pilihan massa kepada

partai politik bergantung dari citra partai yangdibangun Salah satu cara meningkatkan citra

partai melalui kampanye baik secara tersurat

maupun tersirat Pada masa lalu marketingpolitik diterapkan melalui kampanye seperti apel

127

akbar pawai Willing kota pemasangan spanduk

dan menempei lambang lambang partai di setiapsudut kota serta pidato akbar INarnun sekarang

ini kampanye yang dilakukan iebih bervariasimelalui berbagai media seperti media cetak

internet dan televisi Acara The Candidate yangditayangkan oleh Metro TV merupakan salah

satu acara yang menampilkan perforrnancekandidat via media TV

Perkembangan strategi kampanye yang lebihmodern ini tidak terlepas dari konsep marketingpolitik yang berkembang dewasa ini sehinggamarketing politik ini menjadi kajian yang menarikuntuk dibahas lebih lanjut dalam buku

Marketing Politik Aratcrra Pernalaarnarz danRealitas karangan Firmanzah

Pentingnya Marketing Politik

Sebelum memasuki bagian inti dari

marketing politik pada bab 1 dan bab 2Firmanzah terlebih dahulu memberikan gambaran

perkembangan dunia politik yang semakinmendesak sehingga diperlukan penerapan

marketing di dalamnya Meskipun anggapanbanyak orang terhadap dun a pol itik adalah suatuhal yang negatif pada kenyataannya suka atautidak suka politik tetap dibutuhkan Karena politikmerupakan dunia yang sesunggulinya melibatkansemua orang yang berada dalam suatu wilayahnegara atau bahkan seluruh dunia

MenUrut Firmanzah dunia politik adalah

suatu domain aktivitas sosial yang menyangkutterjadinya perebutan dan distribusi kekuasaan Di

sini dunia politik mempunyai karakteristik sendiri

sebagaimana dornain aktivitas sosial lainnya

Pertama dunia politik memiliki masyarakat yangterlibat baik secara langsung maupun tidaklangsung di dalamnya Kedua dunia politikmemiliki institusi legal yang menyusun interaksisosial di dalamnya Ketiga dunia politik memiliki

aturan main legal dan etika yang mengatur caraberinteraksi aktor aktor politik di dalamnya Hal

ini menjadi penting mengingat sering terjadikonflik akibat persaingan dunia politik Dan ini

masih menjadi kewajaran apabila masih dalam

batas batas tertentu

Lebih lanjut Firmanzah menjelaskan bahwa

interaksi sosial yang terjadi dalam dunia politikmasyarakat institusi formal aturan dan etika

dipengaruhi oleh sistem nilai yang berkembangdi masyarakat Sistem ini mengikuti

perkembangan zaman sehingga dengan sendirinya

128

terjaclt transform isi dalam masyarakat yangsemakin menuntut perilaku politik yang

bertanggung jawab transparan memahamiberbagai persoalan dalam masyarakat dan

mampu memberikan solusi terbaik Dengan

demikian Firmanzah menekankan penerapan

rrrarke tirag sangat mendesak dalam dunia politikPengertian rrurrketirrg politik ini selalu

mengalami perubahan dari waktu ke waktu

Me11UrUt Firmanzah mengutip pendapat Shamadan Kotler marketiragpolitik lebil7 menekankan

pada proses transaksi yang terjadi antara pemilih

dan candidat Selanjutnya mengutip pendapatO Leary dan Iradela marketing politik lebihmenekankan penggunaan marketing mix untuk

mempromosikan partai partai politik Sementara

pendapat Lock dan Harris mengusulkan agar

marketing politik lebih memerhatikan prosespositioning Dan Wring lebill menekankanpenggunaan riset opini dan analisis lingkungan

Dari keempat pendapat di atas Firmanzah

menyimpulkan marketing politik merupakan

sebuah alat atau metode bagi partai politik untuk

melaktukan pendekatan kepada publik Melalui

marketing politik informasi mengenai partaipolitik lebih mudah didistribusikan kepada publik

sehingga terjadi feed back atau hubungan timbal

balik antara partai politik dan masyarakat

Adanya interaksi antara partai politik clan

masyarakat memberikan pembelajaran politik

kepada masyarakat sehingga proses demokrasi

akan terjadi

Pada bab 3 Firmanzah menekankan

pentingnya dukungan masyarakat pemilih dengan

mempelajari perilaku mereka seperti yang dikutipdari Seammel bahwa kontribusi marketing dalamdunia politik terletak pada strategi untuk dapat

memahami dan menganalisis apa yang diinginkandan dibutuhkan para pemilih masyarakat

Masyarakat dalam hat ini sudah semakin sadar

dengan apa yang menjadi hak dan kewajibanmereka Masyarakat menginginkan janji politik

semasa kampanye direalisasikan oleh partai

politik melalui mereka yang terpilihMasyarakat pemilih berdasarkan pada dua

orientasi yaitu I police problem solving yangmenekankan aspek kognitif clan 2 ideology yangmenekankan aspek afektif dan emosi

Berdasarkan pada kedua orientasi di atas maka

tipe pemilih dibagi menjadi empat kategori yaitu

pemilih rasional pemilih kritis pemilih

tradisional dan pemilih skeptis Pemilih rasional

adalah pemilih yang memiliki orientasi tinggi pada

policy problem solving dan memiliki orientasirendah pada faktor ideologv Pemilih tipe inimelihat kepada prograrn kerja partai dan

menganalisis apa yang telah dilakukan partai dimasa lain Citra atau image partai berpengaruh

besar kepada pemilih rasional sehingga bila partai

tidak memberikan citra yang balk maka denganmudahnya pemilih ini akan berpindah ke partai

politik lainnya

Pemilih kritis adalah pemilih yangmempunyai orientasi tinggi pada kemampuan

partai politik atau kontestan dalam menyelesaikan

permasalahan bangsa juga terhadap hal hal yangbersifat ideologis sehingga mereka tidak mudah

berpindah ke partai politik lainnya Kemungkinan

yang muncul apabila terjadi perbedaan ideologidengan platform partai maka mereka akan

mengkritik secara internal frustasi atau membuat

partai baru Kondisi seperti ini banyak muncul

di era refonnasi ini Mudahnya orang berpindahpartai dan membuat partai baru memberikan

kelonggaran sehingga semakin banyak partai

bermunculan di era reformasi Kondisi seperti ini

sebenarnya tidak sehat karena akar berdirinya

partai tidak kuat Jarang partai tandingan yangdidirikan menjadi lebill besar dari partai

pelopornya

Perrrilih selanjutnya adalah pemilih

tradisional Pemilih tipe ini tidak memiliki

orientasi ideologi yang tinggi juga tidak terlalumengganggap kebijakan partai penting Merekalebih mengutamakan kedekatan sosial budaya

nilai asal usul pallam dan agama sebagai ukuran

untuk memilih partai politik Mereka yang

tergolong dalam tipe ini lebiih memilih figuritasatau ketokohan seorang pemimpin daripadaaspek aspek lainnya Biasanya mereka memiliki

tingkat pendidikan yang rendah dan konservatifterhadap paham paham yang dianutnya MenurutFirmanzah mengutip peridapat Rohrscheneiderpemilih tipe ini lebili bisa dimobilisasi dalam

kampanye Pemilih tipe ini masih menjadi bagian

yang mayoritas di IndonesiaPemilih terakhir adalah pemilih yang

skeptis Pemilih tipe ini menganggap ideologi dankebijakan partai politik bukanlah sesuatu yangpenting Mereka yang tergolong tipe ini lebihdikenal dengan golongan putih golput

Ketidakpercayaan golput terhadap siapapun yangmemimpin bangsa ini tidak rnemberikan pengaruh

dan perubahan yang lebih baik kepada bangsadan negara Dengan demikian pemilihan umum

sebagai salah satu pilar demokrasi menjadi tidak

berjalan Kondisi seperti ini harus segera

diantisipasi dan ditanggulangi bersama demi

tegaknya demokrasi di Indonesia

Konsep dan Strategi Marketing Politik

Bagian inti pembahasan buku marketingpolitik karangan Firmanzah ini ada di bab 4 5

dan 6 Pada bab 4 Firmanzah menekankan bahwa

dalam marketing politik diperlukan pendekatandan metode marketing untuk membantu politikusdan partai politik agar lebih efisien serta efektif

dalam membangun hubungan dua arah dengan

konstituen dan masyarakat Hubungan ini

diartikan secara luas sebagai bentuk kontak fisik

selama masa kampanye sampai dengan

komunikasi tidak langsung melalui media massaDi sini penerapan marketing diperlukan untukmemperlancar proses politik Namun sebelum

lebih lanjut dibahas Firmanzah menjelaskan

bagaimana perkernbangan marketing politikDalam perkembangannya Firmanzah

menyatakan bahwa marketing politik mengalamipro kontra Beberapa anggapan menyatakan

bahwa ilmu marketing tidak dapat digabungkandengan ilmu politik karena hal ini akan

menjadikan politiktersebutmenjadi bias Menurut

Firmanzah pendapat ini berangkat dari

pemahaman yang skeptis mengenai marketing

politik bahwa marketing merupakan ilmu dalamdunia bisnis yang ditujukan untuk meraihkeuntungan Di sini marketing berperan untukmelancarkan dan melakukan efisiensi distribusi

barang dan jasa dart produsen kepada konsumensehingga Firmanzah mengutip beberapa pendapatberikut yang kontra terhadap perkembanganmarketing politik Menurut pendapat Laczniakdan Michie seperti yang dikutip Firmanzahdikhawatirkan apabila marketing digunakan diluar konteks bisnis maka akan menurunkan

reputasi ilmu marketing itu sendiri Pendapat inijuga didukung oleh Kotler dan Levy bahwadengan memperluas marketing di luar domaintradisional dipercaya akan merusak sistem sosial

Selanjutnya masih dalam Firmanzah

menurut Laczniak Lock dan Harris penerapan

marketing dalam dunia politik akan meninggalkanpersoalan etika dan moral Karena dalam kegiatan

marketing tidak jarang organisasi mengemasinformasi yang berbeda dengan yang disampaikankepada penerima informasi sehingga

dikhawatirkan apabila penerapan marketing inidigunakan dalarn dunia politik maka akan

129

meracuni dunia politik dengan cara cara

eksploitasi dan manipulasi terhadap publikSecara lebih luas menurut O Souhnessy

sebagaimana yang dikutip Firmanzah

penggunaan rnetode marketing secara berlebihandaiam kehidupan berpolitik akan melahirkan

komersialisasi politik dan mereduksi arti

berpolitik itu sendiri Salah satu contoh dengan

meluasnya jaringan televisi radio dan media

cetak serta publikasi dikhawatirkan akan

menjauhkan masyarakat atas ikatan ideologi

sebuah partai dengan massanya Di sini

masyarakat cenderung akan memerhatikan aspek

artistik dari sebuah Man politik daripada pesan

politik itu sendiri

Beberapa pendapat di atas yang kontraterhadap perkembangan marketing politik tidaksejalan dengan pendapat Firmanzah Menurut

Firmanzah isu politik berbeda dengan isu

komersial dari sebuah Man Isu politik berkaitan

dengan sebuah nilai atau ideologi yangmenghubungkan individu dengan struktur sosial

bukan suatu produk yang diperjualbelikansehingga penerapan marketing dalam duniapolitik harus mengadaptasi nilai nilai yang adadalam dunia politik

Sementara rnenurut Lock dan Harris ada

lima perbedaan mendasar antara politik dengan

produk dan jasa komersial Pertama dalam

pemilu semua pemilih akan memberikan hak

suara pada hari yang sama secara bersamaanHal ini tidak terjadi dengan produk dan jasa

komersial Kedua ada kemungkinan rasa kecewa

dalam jangka panjang atas pilihan yang tidaksesuai dengan kenyataan namun tidak ada harga

nominal yang harus dibayar atas pilihan tersebutKetiga meski tidak ada harga yang harus dibayarpemilih dapat berpindah pilihan pada pemilu

berikutnya pemilih suka atau tidak suka harus

menerima pilihan kolektif yang berbeda denganpilihannya Hal ini tidak berlaku dengan perilaku

konsumen atas produk komersial Keempat

membutuhkan waktu untuk mengubah dukungan

atau pilihan terhadap calon atau kandidat darisuatu partai politik pada pemilu berikutnya karena

kesalahan dalam menilai kandidat terpilih

Kelima dari sudut brand ideologi kapasitas

dan kualitas seorang pemimpin partai politiksaling berhubungan satu sama lain sehinggapartai politik dan pemimpinnya tidak dengan

mudah menggantinya seperti dalam dunia bisnis

Dengan demikian penerapan marketing dalam

130

dunia politik meninggalkan banyak persoalan

yang harus dibenahiMeskipun demikian menurut Firmanzah

mengomentari beberapa pendapat di atas pada

kenyataannya dunia politik khususnya partai

politik memerlukan marketing dalam

mengampanyekan partai dan kandidatnya kepada

publik Tentu saja kampanye yang dilakukan tidakasal dilakukan tanpa mengetahui persoalan

persoalan yang terjadi di masyarakat sehinggapartai politik dapat membuat program program

kerja sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakatMenurut Firmanzah mengutip dari O Cass bahwadalam hal ini partai politik harus mempunyai

konsep pasar Namun tidak berarti partai politikharus memenuhi apa saja keinginan pasar Karena

masing masing partai memiliki ideologi yangberbeda sebagai suatu identitas partai

Selanjutnya Firmanzah mengemukakan

pesan yang ingin disampaikan dalam marketingpolitik pertama pemilih sebagai subjek bukan

objek partai Kedua permasalahan yang dihadapipemilih merupakan tujuan utama partai untuk

membuat program kerja partai dalam bingkai

ideologi masing masing partai seperti juga yangdikatakan oleh Dermody dan Scullion Ketigamarketing politik tidak menjamin kemenanganNamun merupakan alat atau media untuk

menjaga hubungan dengan pemilih sehingga

terbangun kepercayaan yang pada akhirnyapartai akan mendapatkan dukungan dari mereka

seperti juga yang dikatakan oleh O SauhnessyDari kesemua pendapat di atas Firmanzah

memandang justru disinilah marketing berperandalam dunia politik dengan membangun

kepercayaan publik terhadap partai politik Tentusaja proses ini dilakukan dalam jangka panjangdan secara terus menerus dan di sinilah konsepmarketing politik diberlakukan

Menurut Firmanzah dalam penerapan

konsep marketing politik ada pesan yang ingindisampaikan yaitu 1 menjadikan pemilih

sebagai subjek bukan objek partai politik atau

seorang kandidat Presiden 2 menjadikan

permasalahan yang dihadapi pemilih sebagailangkah awal dalam menyusun program kerja

yang ditawarkan dengan bingkai ideologi masingmasing partai 3 menyediakan tOO1S untuk

menjaga hubungan dengan pemilih sehingga dari

situ akan terbangun kepercayaan selanjutnya

akan diperoleh dukungan suara dari mereka

Penerapan marketing poiitik harus bertujuanjangka panjang dan dilakukan secara permanenserta terus menerus untuk membangun

kepercayaan konstituen sehingga image atau citra

partai politik akan baik di mata publik Selain

itu partai politik juga harus rnenawarkan

program kerja yang bisa memberikan solusiterhadap persoalan persoalan aktual yang terjadisaat ini Maka dari itu konsep marketing politikharus dilihat secara komprehensif atau

menyeluruh

Mengutip pendapat Lees MarshmantFirmanzah menyatakan pertama marketingpolitik lebih dari sekadar komunikasi politik

Kedua marketing politik diaplikasikan dalamseluruh proses organisasi partai politik mulai dari

kampanye sampai dengan pembangunan simbol

image platform clan program yang ditawarkanKetiga marketing politik juga menggunakanstrategi marketing mulai dari teknik publikasimenawarkan ide dan program desain produk

market intelligent dan pemrosesan informasi

Keempat dalam marketing politik banyak disiplinihnu yang terlibat seperti sosiologi dan psikologiFaktor sosiologi yang dimaksud adalahpemahaman mengenai simbol clan identitas

Faktor psikologis adalah kedekatan emosional dan

karakter pemimpin sampai ke aspek rasionalitas

platform partai Kelirna mengutip pendapatHarris konsep marketing politik bisa diterapkandalam berbagai situasi politik mulai dari

pemilihan urnum sampai ke proses lobi di

parlemen

Dengan demikian Firmanzah

menyimpulkan bahwa tujuan marketing dalampolitik adalah untuk membantu partai politik

menjalankan program program kerjanya

berdasarkan aspirasi masyarakat serta menjalin

komunikasi dengan masyarakat sehingga terjadi

interaksi antara partai politik dan masyarakat

Mengingat kondisi perkembangan partai

politik yang semakin banyak bermunculan diIndonesia pasca Orde Baru menyebabkan partai

partai politik harus berkompetisi memperebutkan

massa yang ada sehingga pada bab 5 iniFirmanzah menyatakan bahwa partai politik

harus menerapkan strategi jitu untuk

memenangkan hati masyarakat yang menjaditarget atau sasarannya Maka dari itu partai

politik seperti yang dikutip Firmanzah dari Wringperlu melakukan riset opini dan analisis

lingkungan untuk mengantisipasi perubahan yangterus menerus terjadi Melalui riset ini maka

partai politik dapat mencari informasi sebagai

masukan untuk menyusun produk politiknya

Selain itu partai politik dapat melakukan up datemengenai perkembangan yang terjadi dimasyarakat pesaing dan kebijakan pemerintah

Riset yang dilakukan diharapkan dapatmenyediakan informasi bagi market intelligent

Informasi yang didapat ini digunakan untukmelakukan evaluasi mengenai perkembangan

perkembangan yang terjadi saat ini untukdicarikan solusinya Solusi yang dihasilkandituangkan dalam program kerja partai Selain

itu informasi yang akurat balk bersifat strategismaupun teknis yang diperoleh dari riset dapatdigunakan bagi pengambil keputusan internal

partai politik Selain itu juga digunakan untuk

mengetahui kondisi pesaing di lapangan Tanpaadanya riset balk riset opini maupun lingkungan

eksternal partai politik maka informasi tersebut

sulit didapatkan

Hal ini juga didukung oleh pendapat Sheaclan Burton bahwa kita perlu melakukan riset

terhadap profil data pesaing Riset mengenai datapesaing sangat bernnanfaat dalam menyusun

strategi marketing politik Riset yang dilakukanadalah untuk memperkirakan apa yang

ditawarkan pesaing untuk masa depan evaluasiprospektif clan bagaimana reputasinya dimasa

silam evaluasi introspektif

Riset yang dilakukan partai politikmemerlukan tahapan tahapan Menurut

Firmanzah mengutip dari Aaker dan Day tahapanriset pertama mengidentifikasi permasalahan

yang harus diselesaikan Kedua tujuan yang ingindicapai harus jelas sasarannya Ketiga

melakukan identifikasi pendekatan yang akandilakukan apakah pendekatan eksplorasi

deskriptif atau sebab akibat Kemudian ke

empat setelah identifikasi pendekatan dipilih

maka dibuat perencanaan misalnya dengan

membuat kuisioner eksperimen desain samplingatau desain waktu dan target Kelima

pengumpulan data balk internal partai maupun

data eksternal sekunder clan primer dilakukan

kemudian diproses lebih lanjut untuk dianalisis

Keenam setelah semua tahapan tersebut maka

diambil suatu kesimpulan dan saran atau

rekomendasi atas langkah langkah yang diambil

Sumber htlp ehenniaru multit lt corn iiournal tlerni8l

Marketing Pohiik Berbasis Risel dan Data Lewat Aledradiakses 9 September 2008

131

Keenam tahapan yang dilakukan untukmenghasilkan suatu kebijakan partai harus

berorientasi pada 1 orientasi pasar dalam dunia

politik hal ini didefinisikan sebagai proses

pendesainan brand kebijakan pesan politik

dengan menyesuaikan apa yang dibutuhkan olehkonsumen 2 orientasi persaingan sebagai suatu

cara atau metode yang dipaka untuk mencapatujuan politik memenangkan pemilu Hal ini

dilakukan untuk melihat pertama apakah parta

politik sudah melakukan hal yang benar atau tidakdengan melihat perolehan suara yang didapatKedua untuk memotivasi parta politik agar

menjadi lebih baik Ketiga untuk memberikan

manfaat kepada masyarakat dengan keberadaan

partai politik tersebut 3 orientasi konsumen

memilih konsumen melalui jalinan hubungan

dengan konstituen secara kontinu 4 orientasi

pesaing dengan melihat apa sedang dan yangakan dilakukan oleh pesaing

Menghadapi kondisi di atas selanjutnya

pada bab 6 Firmanzah menyatakan bahwa partai

perlu melakukan suatu upaya atau strategi

Strategi marketing politik mengajarkanbagaimana parta mendiferensiasikan produk dan

image politiknya melalui proses marketingpolitik Menurut Firmanzah mengutip pendapat

Niffenegger ada 4P bauran marketing dalamdunia politik yaitu product promotion price

dan place

Produk product dibagi dalam tiga kategor

dengan mel hat pada 1 platform partai yangberisikan konsep identitas ideologi dan programkerja 2 catatan tentang hal hal yang dilakukanpartai politik di masa lalu untuk memberikan

kontribusi pembentukan produk politik dan 3

karakteristik personal sebaga sebuah simbol atau

mempunya kredibiltas sehingga menaikkan citra

parta

Promos promotion yang dimaksud di siniadalah berhubungan dengan program kerja yangditawarkan partai kepada publik melalui pesan

media baik media cetak televisi maupun radio

Salah satu acara yang terkenal di TV adalah debatkandidat Selain itu promosi juga dapat dilakukan

melalu acara Tabligh Akbar atau Temu Kader

penggunaan lambang simbol partai dan benderaparta d sebar melalu pamflet umbul umbul dan

poster poster semasa kampanye Namun untuk

menjaring massa promosi harus dilakukan secarakontinu tidak hanya pada masa kampanye

Harga price mencakup dari aspekekonomi psikologis sampai dengan citra nasional

132

Harga dalam pengertian ekonomi meliputi semua

b aya yang dikeluarkan oleh institusi politikselama masa kampanye Harga dalam pengertian

psikologis mengacu pada apakah pemilih merasa

nyaman dengan latar belakang etnis agamapendidikan dll dari seorang kandidat Hargadalam pengertian citra nasional sehubungan

dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut

memberikan citra positif bagi suatu bangsa atau

negara dan bisa menjadi suatu kebanggaaan

nasional atau tidak Sehubungan dengan biaya

yang dikeluarkan oleh partai politik ataukontestan dewasa ini melalui Man menurut

Associate Media Director Hotline AdvertisingZainul Muhtadin pada Pemilu 2004 b aya Man

kampanye setiap calon adalah Rp60 100 miliarSekarang minimal setiap calon harus menyiapkanminimal Rp100 miliar 4 Dapat kita bayangkan

betapa mahalnya biaya politik yang harusdikeluarkan seorang kontestan pemilu

Penempatan Place yang dimaksudberkaitan dengan distribusi yang dilakukan olehsuatu institusi politik dan kemampuannya dalam

berkomunikasi dengan para pemilih atau calon

pemilih melalui segmentasi publik Menurut

Firmanzah mengutip dari O Shaughnessydistribusi merupakan suatu jaringan yang berisi

orang dan institusi yang terkait dengan aliranproduk politik kepada masyarakat secara luas

sehingga masyarakat dapat merasakan dan

mengakses produk politik tersebut dengan lebih

mudah Sementara segmentasi publik berkaitan

dengan pemetaan publik secara geografis

demografis dan keberpihakan pemilih

Secara geografis pemetaan pemilih

dilakukan dengan mengidentifikasi konsentrasi

penduduk penyebarannya dan kondisi fisik

geografisnya Secara demografis pemetaan

pemilih dilakukan dengan mengelompokkan

pemilih berdasarkan tingkat pendidikan

pekerjaan usia kelas sosial pemahaman

mengena dunia politik kepercayaan agama dan

etnis Secara keberpihakan pemilih pemetaan

dilakukan dengan melihat seberapa banyak

pemilih rasional pemilih kritis pemilih

tradisional dan pemil h skeptis

Dari keempat bauran marketing dalamdunia politik 4P Firrnanzah menyimpulkan dari

pendapat Lee Marshment marketing politikbersifat komprehensif tidak hanya sebatas Man

dan komunikasi politik Nainun marketing politik

Sumber 7empoauveraktrf com 2 1 Januari 2008

menyangkut suatu cara instih si politik ketika

memformulasi produk politik menvustm program

publikasi kampanye clan komunikasi politik

perhitungan harga produk politik sampai dengan

strategi segmentasi untuk memenuhi kebutuhan

lapisan masyarakat dengan memperhitungkan

kondisi geografis dan demografis Mengingat

kondisi ini perlu dilakukan suatu pemetaan clan

positioningpolitik

Pemetaan segmentasi penting dilakukanmengingat institusi politik selalu diharapkan hadir

di tengah tengah masyarakat yang mempunyaiberagam karakteristik Kehadiran institusi politik

partai politik di tengah tengah masyarakat

ditunjukkan dengan kepedulian partai politik

terhadap persoalan persoalan yang dihadapimasyarakat sehingga dengan adanya

permasalahan tersebut partai politik dapat

membuat rancangan kerja program kerja yangberhubungan dengan kondisi dan kebutuhan

masyarakat

Menurut Firmanzah mengutip pendapatSmith dan Hirst institusi politik perlu melakukan

pemetaan disebabkan pertama tidak semua

segmen pasar harus dimasuki hal ini disebabkan

pasar mempunyai ukuran dan jumlah yangberbeda sehingga yang signifikanlah yang harusdiperhatikan Kedua sumber daya partai politik

terbatas sehingga partai harus melakukan

kegiatan yang diutamakan Ketiga berhubungandengan efektivitas clan efisiensi komunikasi

politik karena setiap segmen memilikikarakteristik berbeda sehingga memerlukan

pendekatan yang berbeda pula Keempat perludilakukan pemetaan dalam strategi bersaingdengan partai politik lainnya sehingga

memudahkan masyarakat dalam melakukan

identifikasi clan analisis terhadap partai yangdidukungnya

Berbicara pemetaan juga berhubungan

dengan positioning Kedua hal ini saling berkaitansatu sama lainnya Apabila pemetaan diperlukan

untuk mengidentifikasi karakteristik masyarakat

maka pos itioning merupakan suatu upaya untukmenempatkan image citra clan produk politik

sesuai dengan masing masing kelompokmasyarakat Hubungan ini lebih jelas seperti yangdigambarkan oleh Smith dan Hirst yangmembaginya dalam tiga tahapan Tahap pertamapemetaan pasar politik dengan cara

mengidentifikasi dasar pemetaan pemilih clan

menyusun profit dari pemetaan pemilih Setelah

itu dilakukan tahap kedua dengan melakukan

targetisasi pasar politik seperti menyusun kriteria

pemilihan segmen pemilih dan memilih target

segmen pemilih Kemudian tahap ketigamelakukan positioning partai politik de lgan caramenyusun strategi positioning di setiap segmenclan menyustm bauran nzarketing 4P di setiapsegmen politik

Pada tahap pertama profil hasil pe netaanpolitik berdasarkan tiga hal yaitu 1 profil

tentang pendukung partai politik Hal iniberkaitan dengan karakteristik pemilih seperti

usia jenis kelamin jenis pekerjaan tt juan hidupgaya hidup nilai dan norma hidup Denganmengetahui hal tersebut diharapkan partai politik

dapat terns mengembangkan kemampuannya

dalam melakukan pelayanan terhadappendukungnya clan mengembangkan program

program kerjanya sesuai dengan kebutuhan

pendukungnva 2 profil tentang massamengambang ditujukan untuk mengetahui jumlahclan karakteristik pemilihnya Biasanya massa

mengambang menunggu sampai denganberakhirnya masa kampanye Setelah itu baru

mereka menilai clan memutuskan untuk memilih

atau tidak golput 3 profit tentang pendukungpartai lain Hal ini dilakukan karena partai politik

secara tetap selalu mendapat ancaman dari partaipartai pesaingnya clan partai partai baru yangbermunculan sehingga satu sama lain salingmemproteksi diri clan berupaya menambah massa

serta merebut simpati dari pendukung partailainnya

Tahap kedua dengan melakukan sasarantargeting politik Hal ini dilakukan dengan

menentukan standar clan ukuran masing masingsegmen politik Standar pengukuran dilakukan

dengan mengunakan jumlah clan besaran potensi

pemilih serta arti penting dan efek kelompokpemilih dalam memengaruhi pendapat publik

Namun kesemuanya ini tergantung dari sumberdaya yang ada sehingga perlu dilakukanpertimbangan pertimbangan tertentu dengan

menentukan dua hal Pertama efek langsung darisegmen politik yaitu perolehan suara selama

pemilu Kedua efek pengganda yaitu dengan

ikutnya segmen masyarakat dalam memperbesar

perolehan suara

Selanjutnya pada tahap ketiga dilakukanpositioning politik Hal ini penting dilakukan agartidak tergusur dengan para pesaing yangmelakukan hal sama Positioning membantupemilih untuk membedakan suatu kontestan

dengan pesaingnya Positioning menyangkut citra

133

politik produk politik pesan politik program

kerja dan penciptaan identitas politik Selain itu

bauran marketing 4P juga memiliki peranandalam positioning Di sini terjadi prosespenciptaan dan komunikasi politik Menurut

Firmanzah mengutip dari pendapat Worcester danBaines dalam penentuan kebijakan yang akandilakukan partai maka partai perlu melakukan

riset terhadap pasar mengenai isu politik yangberkembang dan riset terhadap oposisi dan lawanpolitik partai Di sinilah peran komunikasi politik

berperan dalam penentuan kebijakan partai

Di sini kbmunikasi politik dalam penentuan

kebijakan terjadi sebagai akibat pembentukan

opini Opini yang dikemas ini memiliki komponenPertama keyakinan terdiri atas masalah percaya

dan tidak terhadap sesuatu Melalui marketingyang balk khalayak akan digiring untukmempercayai apa yang menjadi konsep dantawaran kandidat Semakin besar kepercayaan

khalayak terhadap kandidat maka opini yangberkembang akan semakin positif Kedua didalam opini juga terkandung nilai berbentuk nilainilai kesejahteraan dan nilai nilai deferensi Nilai

nilai kesejahteraan antara lain pencarian

kesejahteraan kemakmuran keterampilan dan

enlightement Sementara nilai nilai deferensi

antara lain penanaman respek reputasi bagi

moral rectitude perhatian dan popularitas serta

kekuasaan Ketiga opini juga terdiri atas

komponen ekspektasi Yakni komponen yangberkaitan dengan unsur konatif Ini merupakan

aspek dari citra pribadi dan proses proses

interpretif yang terkadang disamakan oleh parapsikolog sebagai impuls keinginan dan usahakeras sehingga melalui ketiga opini ini diharapkan

adanya keselarasan dalam kebijakan partai

dengan yang diharapkan oleh pemilih sLebih lanjut peran komunikasi politikdalam

marketing politik disalurkan melalui publisitaspolitik Publisitas merupakan upaya

memopulerkan diri kandidat atau institusi partai

yang bertarung Ada empat bentuk publisitas yangdikenal dalam khazanah komunikasi politik

Pertama dikenal sebagai pure publicity yaknitnemopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat

dengan setting sosial yang natural atau apaadanya Kedua free ride publicity yaknipublisitas dengan cara memanfaatkan akses atau

menunggangi pihak lain untuk turut

Sutnber hltp eunheri anto btogspot com 2007 I2 nvarkelingPotitik dan inctusUri citra htmL diakses 9 September 2008

134

memopulerkan diri Keliga tie inpublicit yakni

dengan memanfaatkan kejadian sangat luar biasa

seperti peristiwa tsunami gempa bumi atau

banjir bandang Keempat paidpublicity sebagaicara memopulerkan diri lewat pembelian rubrik

atau program di media massa seperti pemasangan

iklan displav ataupun juga blocking timeprogram di media massa

Menurut Firmanzah mengutip pendapatAdman Nursal ada tiga pendekatan yangdilakukan partai politik untuk mencari dan

mengembangkan dukungan selama proses

kampanye politik Pertama dengan melakukan

push marketing Di sini partai politik berusahamendapatkan dukungan melalui stimulan yangdiberikan kepada pemilih Kedua dengan

melakukan pass marketing yaitu denganmenggunakan individu maupun kelompok tertentu

yang dapat memengaruhi pendapat publikKetiga yaitu dengan pull marketing di sinimenitikberatkan pada pembentukan citra politik

yang positif

Selanjutnya Firmanzah mengutip pendapatRobiniwitz dan Macdonald menganjurkan agar

simbol dan citra politik harus mampu

membangkitkan sentimen karena pemilih

cenderung memilih partai politik atau kontestanpolitik yang memiliki arah yang sama dengan apayang mereka rasakan Dalam hat ini diperlukanstrategi marketing politik Pengembangan strategimarketing politik seperti yang dikutip Firmanzahdari Rohrschneider partai politik menghadapi

lima jenis trade off dalam mengembangkanstrategi marketingnya Pertama apakah partai

politik memaksimalkan pemilih atau kebijakan

Kedua apakah partai politik mempertahankan

pemilih inti atau nonpartisan yang tidak terikatpartai manapun Ketiga apakah partai politik

memperjuangkan ideologi partai atau mengikuti

kepentingan masyarakat yang tercermin dalampolling Keempat apakah partai politik lebihmenekankan pada pemimpin atau justru

konstituen dalam tubuh partai politik Kelima

apakah partai politik diposisikan sebagai

instrumen mekanis atau simbolis dalam kampanye

pemilu

Dari kelima jenis trade off tersebut ada duajenis strategi untuk memenangkan pemilu yaitu

dengan strategi mobilisasi dan strategi berburu

pemilih chasing Strategi mobilisasi lebih

menekankat3 pada sisi kebijakan seperti

I bid

pendekatan terhadap pendukung partaimenonjolkan pemimpin partai dan berpandangan

bahwa partai politik adalah suatu alat untuk

mendekati pemilih Sementara strategi chasinglebih menekankan dengan memaksimalkan

pemilih secara luas Strategi in lebih menekankan

citra partai politik daripada pemimpin partai

Tema tema yang diangkat dalam kampanye lebihmerupakan simbolis

Menurut Firmanzah kedua strategi tersebut

bergantung pada kedua ukuran masing masingpartai politik Dalam hal ini terdapat partai yangrelatif memiliki pendukung tradisional dalamjumlah besar dibandingkan yang lain Besarkecilnya dukungan ini dapat dilihat dari data

historis perolehan suara partai politik pada pemilu

tahun tahun sebelumnya Partai yang mendapatdukungan banyak disebut partai besar sedangkan

sebaliknya disebut partai kecil Sementara partai

yang memperoleh suara berada di antara partaibesar dan partai kecil disebut partai sedang

Perbedaan strategi mobilisasi dan strategi

chasing sebagai berikut strategi mobilisasi lebihmenitikberatkan pada aspek internal partai Di

sini semua arak ditujukan untuk mengikat

pendukung Strategi ini memiliki kecenderunganreaktifdan pasif Ideologi dan sistem nilai menjadi

perekat sosial balk secara vertikal maupun

horizontal Hal in semata mata dilakukan untuk

memperkecil risiko berpindahnya dukungan ke

partai politik lainnya sedangkan strategi chasinglebih menekankan pada aspek eksternal Strategi

ini bersifat proaktif yang dilakukan melaluikegiatan penelitian dan pengembAngan Dengan

adanya aktivitas ini maka muncul ide atau

gagasan baru yang merebutiperhatian atau

menarik perhatian massa

Firmanzah berpendapat bahwa kedua

strategi tersebut dapat digunakan oleh semua

partai politik atau kon estan individu Hal yangmembedakannya adalah kadar dan intensitas

penggunaan dan penerapan kedua strategi

tersebut Salah satu contoh yang digarnbarkanoleh Firmanzah mengeviai strategi mobilisasi

adalah massa PDIP Mobilisasi massa yangdilakukan Megawati melalui pawai luar biasa

yang menyebabkan Jakarta menjadi lautan massa

merah Orientasi PDIP ini lebih kepada wong ciliksebagai massa pendukungnya dan hal ini terbukti

pada pemilu 1999 PDIP mampu menyaingi suara

Golkar

Di sisi lain Partai Demokrat sebagai partai

baru partainya S BY menggunakan strategi

chusing untuk ineneari pendukung pendukungbaru yang pada akhirnya mengantarkan SBY kekursi kepresidenan Lain h alnya dengan Partai

Golkar yang menggabungkan kedua strategitersebut Sebagaimana diketahui pada era

reformasi Partai Golkar telah kehilangan banyak

massan va sehingga sekarang ini Partai Golkarberupaya merebut kembali massanya dan mencari

pendukung pendukung baruPada kenyataannya partai partai besar lebih

menggunakan strategi mobilisasi massa daripada

berburu massa baru sehingga kegiatan kampanye

lebih ditujukan pada pendukung dan simpatisanpartai Dengan memperkuat keyakinan dan

rasionalitas pendukung dan simpatisan sertaiusaha menggiring mereka ke bilik pencoblosansuara untuk memilih partainya Berbeda dengan

partai yang berukuran sedang selain melakukanmobilisasi juga melakukan pemburuan massa

untuk mendukung mereka Sementara partai keciltidak memiliki pilihan kecuali berburu massa

untuk menaikkan perolehan suara pada pemilu

Dari kesemuanya ini pencapaian kemenangan

melalui perolehan suara terbanyak menjadi tujuan

atau prioritas partai dalam pemilu

Aplikasi Marketing Politik

Aplikasi marketing dalam dunia politik lebihlanjut dibahas pada bab 7 8 dan 9 Pada bab 7Firmanzah mengemukakan pentingnya

membangun citra image partai politik di mata

publik Selama ini publik merasa sudah diabaikan

oleh partai politik Mereka merasa ditinggalkan

oleh partai politik atau kontestan tertentu yangmenang pada pennilu Janji janji politik semasakampanye bagai hilang ditelan bumi tanpa adanyareal isasi sehingga publik kehilangan kepercayaan

kepada partai politik maupun kontestannya

Di sini Firmanzah rrrexngemukakan bahwa

image politik dapat dibangun melalui marketingpolitik Namun upaya membangun image ini

tidak serta merta mudah dilakukan Hal ini

membutuhkan strategi Menurut finnanzah ada

beberapa hal yang berhubungan dengan strategimembangun image tersebut pertama

membutuhkan waktu yang relatif lama Hal inidisebabkan masyarakat dan media perlu

merangkai satu per satu aktivitas yang dilakukanoleh partai politik sehingga dicapai suatupemahaman mengenai partai poitik tersebut

Kedua membutuhkan konsistensi dari semua hal

yang dilakukan partai politik bersangkutan

135

Misalnya mengenai ideologi program kerja

reputasi sampai dengan pemimpin partai Ketiga

kesan clan persepsi publik terhadap apa saja yangdilakukan partai politik Keempat adanya

kesadaran publik yang berasal dari memorikolektif masyarakat Dengan demikian posisi

masyarakat di sini adalah sebagai subjek yangmenilai bukan objek yang hanya sekadarmenerima informasi

Firmanzah mengemukakan untuk

membentuk image positif di mata publik maka

partai politik harus melakukan pendekatan

rasional clan emosional secara bersamaan dengan

melakukan keempat strategi di atas Kesemuanya

ini dapat berlangsung dengan adanya kornunikasipolitik Komunikasi politik ini adalah semua hal

yang dilakukan oleh partai politik untukmentransfer sekaligus menerima umpan balik

tentang isu isu politik berdasarkan semuaaktivitas yang dilakukannya terhadapmasyarakat

Selanjutnya Firmanzah mengemukakan

dalam komunikasi politik perlu strategi guna

mengemas pesan politik dengan cara

rnengarahkan masyarakat untuk rnemaknainya

Pesan politik ini bertujuan untuk menggerakkan

rnasyarakat Terutama pesan politik yangdisampaikan pada periode kampanye yang sangatmenentukan keberpihakan rnasyarakat terhadappartai politik

Namun pada saat ini dengan kemajuan

teknologi pesan politik disampaikan oleh partai

politik dengan mencuri start melalui penayangan

iklan di televisi radio internet clan sebagainya

untuk masyarakat perkotaan Sementara itu

untuk masyarakat pedesaan lebih pada

penggunaan media cetak seperti koran tabloid

majalah atau langsung melalui tokoh tokoh yangberpengaruh di daerah tersebut

Banyaknya informasi yang diterimamasyarakat dari berbagai media yang adamenyebabkan masyarakat yang tidak kritismenerima begitu saja sehingga di sini butuh

kejujuran dari partai politik atau kontestan untuk

rnenyampaikan informasi yang benar sebagaibentuk tanggung jawabnya kepada publik

Selanjutnya pada bab 8 Firmanzah

mengemukakan kampanye sebagai salah satu

media membangun image dan komunikasi dengan

masyarakat pemilih tidak hanya dilakukan pada

saat pemilu atau pilkada saja namun harus terus

menerus Di sini Firmanzah membaginya menjadi

dua yaitu kampanye menjelang pemilu short

136

terrn dan kampanye permanen jangka panjanglong term Kampanye menjelang pemiludigunakan untuk mengingatkan membentuk clan

mengarahkan opini publik dalam waktu yangsingkat Kampanye permanen dilakukan secara

terus menerus untuk memupuk memori kolektif

masyarakat

Men urut Firmanzah untuk dapat melakukan

kampanye jangka panjang partai politik harusmelihat permasalahan yang ada di masyarakatsehingga dalam hal ini partai harus memiliki

orientasi ke dalam dan ke luar Orientasi ke luar

dengan melihat apa yang terjadi di masyarakatsebagai dasar pengembangan program partai

Sehubungan dengan hal ini maka ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi partai pertamaadanya perubahan paradigma politik Kedua

adanya stabilitas internal partai Ketiga butuh

ideologi partai yang kuat Orientasi ke dalam lebihmemprioritaskan kepentingan dan tujuan partai

yang dikemas dalam program kerja partai untukditawarkan kepada publik

Dari kedua orientasi di atas Firmanzah

mengemukakan hal yang paling penting adalahorientasi solusi yang ditawarkan kepada publik

sehingga partai akan dikenal sebagai partai yangpeduli dibandingkan partai partai lainnya

Kemudian solusi yang ditawarkan partai akanmenjadi referensi clan pembanding dari partaipartai lainnya Selanjutnya akan memengaruhi

opini publik dengan lebih mudah dan promosi

solusi yang ditawarkan partai dapat dilakukanmelalui acara talk show media massa dan

konferensi pers Dengan demikian memori

kolektifpublik terhadap partai akan menciptakanimage positif di mata publik

Pada bab 9 yang merupakan akhir daripembahasan buku marketing politik Firmanzahmengemukakan bahwa marketing politikmempunyai peran penting dalam prosesdemokrasi Bila dikaitkan dengan negara negara

maju upaya marketing politik diarahkan untukmerebut sebanyak mungkin konstituen yang adaoleh partai partai politik Penerapan marketingpolitik di sini meletakkan pemilih sebagai subjek

bukan objek manipulasi ataupun eksploitasi Di

sini marketing politik menjadi jalan pemenanganbagi partai clan kontestannya Berbeda dengan

negara berkembang marketing politik hanyasebuah metode clan peralatan bagi partai politik

atau kontestan untuk melakukan pendekatan

dengan publik Peran clan fungsi politik hanya

dilakukan oleh sekelornpok kecil elite politik

sehingga pengaruh seorang tokoh yang dominanmasih dirasakan Selain itu masyarakat kelas

bawah masih bersifat pasif dan menunggu

digerakkan oleh elite elite politik sehingga

masyarakat kelas bawah lebih menjadi objek

bukan subjek Dengan demikian fungsi kontrol

tidak berjalan

Menurut Firmanzah peran para tokoh elite

di negara negara berkembang memberikan kesanmarketing politik tidak dibutuhkan Padahal tidakdemikian karena marketing politik tidak hanyaberfungsi untuk mempromosikan tokoh tokoh

partai saja tetapi juga pembelajaran politik

kalangan bawah untuk bersikap kritis sehinggaterjadi proses demokrasi di sini

Untuk memenuhi proses tersebut maka

marketing politik menurut Firmanzah memilikiperan dan fungsi sebagai berikut pertama

terjadinya distribusi informasi politik Di sini

marketing politik berperan sebagai mediadistribusi dan partisipasi masyarakat untuk

mendapatkan informasi mengenai dunia politik

Kedua memberikan pendidikan politik kepada

masyarakat Dengan adanya pertukaran

informasi maka partai politik dapat belajar dari

konstituen masyarakat dan begitupun

sebaliknya Di sini terjadi proses pembelajaran

di mana masyarakat dapat mengetahui apa yangmenjadi hak dan kewajibannya perilaku aktor

politik realisasi janji janji politik dan semua

peraturan yang terkait dengan kehidupan politikKetiga kesadaran politik tercipta melalui

pembelajaran politik Keempat partisipasi dan

keterlibatan politik akan berjalan seiring denganpembelajaran politik dan kesadaran politik

Diharapkan dari kesemua proses yang berjalanini kehidupan demokrasi dapat berjalan

sebagaimana mestinya

Penutup

Perlu digarisbawahi bahwa penerapan

marketing dalam dunia politik tidaklah menjaminsuatu partai politik akan memperoleh kemenangan

mutlak Proses menuju kemenangan

membutuhkan waktu dan langkah langkah yangtepat untuk mencapainya Membangun

kepercayaan masyarakat akan pentingnya peran

dan fungsi partai menjadi tujuan utama Tentunya

membangun kepercayaan masyarakat ini tidak

serta merta terjadi dalam waktu yang singkat Disini butuh waktu untuk mengembalikan

kepercayaan tersebut

Pada era reformasi ini dengan sistem

tnultipartai yang ekstrem tidak memperhitungkan

kondisi psikologis masyarakat yang dibuatbingung dengan keberadaan partai yang banyakini Akibatnya banyak masyarakat yang lebihbersikap skeptis golput daripada menjadi

pemilih partai politik atau kontestan tertentu yangpada akhirnya dikhawatirkan akan mematikan

demokrasi yang telah susah payah diperjuangkanKondisi ini haruslah memacu partai partai politik

untuk lebill berinisiatif dengan ide atau gagasan

gagasan barn dalam mempromosikan partainya

sehingga menarik perhatian publik dan pada

akhirnya dapat membangun kepercayaan publik

kembali Di sinilah peran marketing dalam duniapolitik dibutuhkan

Melalui buku marketing politik karanganFirmanzah yang cukup tebal ini diharapkanmemberikan pencerahan barn dalam dunia politik

khususnya partai politik untuk mencapai

tujuannya tanpa meninggalkan kepercayaan

publik pemilihnya Selain itu buku ini juga

menarik bagi pemerhati dan kaum awam yangtertarik dengan marketing politik karena didalamnya menjelaskan interaksi ilmu marketingdan ilmu politik mulai dari konsep sampai denganpenerapannya Selain itu penulis juga

menjelaskan bab per bab dengan terperinci dan

terstruktur Meskipun demikian alangkah

baiknya apabila penulis juga membahas lebih

dalam secara substansi mengenai persoalan

persoalan yang dihadapi partai politik saat inkhususnya di Indonesia sehingga peranan

marketing dalam dunia politik benar benardirasakan manfaatnya

Selamat membaca

Daftar Pustaka

Nursal Adman 2004 Political Marketing StrategiMemenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan

Baru Kampanye Pemilihan DPR DPD

Presiden Jakarta Gramedia Pustaka Utama

Anonim Marketing Politik Berbasis Ifiset dan DataLewat Media dalam http ehenmaru

multiply com journal item 8l MarketingPolitik Berbasis Riset dan Data Lewat Media

diakses 9 September 2008

Heryanto Gun Gun Marketing Politik dan IndustriCitra dalam http gunheryanto

blogspol com 2007 l2 tnarketing politikdan industri citra htm diakses 9 September

2008

http www Tempointeraktifcom 24 Januari 2008

137

Tentang Penulis

Mochtar Pabottingi

Doktor lulusan University of Hawaii dalam bidang Ihnu Politik merupakan peneliti senior pada PusatPenelitian Politik LIPI Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian LIPI dengan bidang kajian politiknasional Opininya kerap dimuat dalam majalah Tempo selain banyak bukunya yang telah diterbitkansecara luas Fokus kajiannya berkisar pada bidang Pemikiran Politik dan Kelembagaan Politik

Lili Romli

Lili Rom lahir di Serang Banten adalah Peneliti Utama pada Pusat Penelitian Politik LIPI Ia memperolehgelar Doktor Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia FISIP UI

Melakukan penelitian tentang Partai Politik Pemilu Lembaga Perwakilan dan Otonomi Daerah Aktifmenulis di jurnal ilmiah dan media massa serta menjadi kontributor beberapa buku antara lain Pemilu

Langsung di Tengah Oligraki Partai Penerbit Gramedia 2005 dan Partai dan Parlemen Lokal EraTransisi Deinokrasi di Indonesia LIPI Press 2007 Buku yang sudah ditulis adalah Islam Yes PartaiIslam Yes Pustaka Pelajar 2005 dan Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal Pustaka

Pelajar 2007

R Siti Zuhro

Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI dan The Habibie Center Menyelesaikan studi Sl jurusan

Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember Mendapatkan gelar M A Ilmu Politik dari The

Flinders University Adelaide Australia dan Ph D Ilmu Politik dari Curtin University Perth AustraliaMenulis buku Konflik dan Kerjasama Antar Daerah Studi Kasus Pengelolaan Kewenangan di Jawa

Timur Kalimantan Timur dan Bangka Belitang Jakarta LIPI 2004 Menata Kewenangan Pusat Daerahyang Aplikatif Demokratis Jakarta LIPI 2005 Profesionalitas dan Netralitas Birokrasi Menuju DayaSaing Ekonomi Daerah Studi di Empat Provinsi Jakarta The Habibie Center dan Hanns Seidel Foundation2007

Sarah Nuraini Siregar

Sarah Nuraini Siregar lahir di Jakarta 30 April 1980 dan menetap di Jakarta Sejak tahun 2004 sarnpaisekarang menjadi salah satu peneliti di bidang perkembangan politik nasional di Pusat Penelitian PolitikLIPI dengan konsentrasi studi tentang militer dan kepolisian Menyelesaikan studi di tingkat Sarjanatahun 2002 dan PascaSarjana di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Indonesia tahun 2005 Ia juga aktif sebagai salah satu staf pengajar di jurusan Ilmu Politik FISIP UI sejak

tahun 2002 hingga sekarang Beberapa tulisannya antara lain Problematik Pengelolaan Keamanan danPertahanan di Wilayah Konflik Aceh dan Papua Model Kaji Ulang Pertahanan Indonesia SupremasiSipil dan Transformasi Pertahanan Evaluasi Penerapan Darurat Militer di Aceh 2003 2004 dan Hubungan

Sipil Militer Era Megawati

Ganewati Wuryandari

Ganewati Wuryandari Ph D M A saat ini tercatat sebagai peneliti di Pusat Penelitian Politik P2P

LIPI dan juga sebagai Kepala Bidang Tata Operas ional di P2P Menyelesaikan S2 Departement ofPoliticsInternational Relations di Monash University tahun 1994 Dan S3 Discipline of Studies the Universityof Western Australia tahun 2006 Fokus kajian penelitiannya adalah Asia Pacific Australia Indonesia

Timor Leste perbatasan politik luar negeri Indonesia dan isu isu kontemporer dalam hubungan

internasional Karya buku yang telah dihasilkan antara lain Politik Luar Negeri Indonesia di tengah

139

Arus Politik Domestik 2008 Editor Pustaka Pelajar Isu isu Keamanan Indonesia Timor Leste 2007

Editor LIPI Press dan Pengelolaan Model Alternatif Keamanan di Perbatasan Indonesia Timor Leste

2008 Editor LIPI Press

M Hamdan Basyar

Peneliti senior yang lahir di Pekalongan 13 Juni 1958 ini menamatkan pendidikan program studi ArabFakultas Sastra Universitas Indonesia S1 dan Kajian Strategik PascaSarjana Universitas Indonesia

S2 Saat ini tercatat sebagai Peneliti Utama Gol IV e bidang Politik pada Pusat Penelitian PolitikLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2P LIPI Selain sebagai peneliti Hamdan Basyar adalah Dosen

PascaSarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia PSTTI UI dan Jurusan

Hubungan Internasional FISIP UI Beliau juga Direktur Eksekutif ISMES Indonesian Society for MiddleEast Studies Fokus bidang kajian penelitiannya adalah dunia Islam militer dan konflik

Firman Noor

Menamatkan studi S2 dari Australian National University jurusan International Relation pada tahun2007 Firman Noor merupakan bagian dari peneliti P2P LIPI di bidang Perkembangan Politik Nasionaldengan fokus kajian pada persoalan Kepartaian Islam Sistem Perwakilan Pemikiran Politik

Irine Hiraswari Gayatri

Alumni kajian Peace and Conflict Studies International Relations dari Universitas Uppsala Swedia

tahun 2005 Sejak bergabung di P2P LIPI pada tahun 1997 is telah terlibat dalam banyak penelitianDalam bulan Februari Maret 2008 is melakukan penelitian di Aceh Utara dan Aceh Timur dengan judul

Context Analyses in Eastern Aceh Using Do No Harm Approach Penelitian terakhirnya dilakukan

dalam bagian dari kerjasama P2P LIPI CRISE dan Ozford University tentang Horizontal Inequality diKabupaten Bireuen Nangro Aceh Darussalam

Nyimas Latifah LettyAziz

Menamatkan pendidikan Strata Satu S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Saat ini menjadi salah

satu peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI sejaktahun 2005 dengan fokus kajian penelitian otonomi

daerah dan isu isu ekonomi politik Dapat dihubungi di email nyim001 @lipi go id

140

BLIA

Selain karya tersebut masih terdapat karya karya lain Untuk infonnasi lebih lanjut hubungi PusatDokumentasi dan Informasi P2P LIPI Gd Widya Graha Lt 111 JI Jend Gatot Subroto 10 Jakarta

141

4

Selain karya tersebut masih terdapat karya karya lain Untuk infonnasi lebih lanjut hubungi PusatDokumentasi dan Informasi P2P LIPI Gd Widya Graha Lt 111 JI Jend Gatot Subroto 10 Jakarta

141

Naskah

Langganan

Alamat

Redaksi Jurnal Penelitian Politik menerima kiriman naskah

dengan ketentuan berikut

1 Tulisan yang dimuat harus merupakan kajian ilmiah atas isudan peristiwa yang berkaitan dengan politik dalam negeridan internasional baik dalam bahasa Indonesia maupun

bahasa Inggris

2 Tulisan merupakan karya sendiri bukan saduran atau

terjemahan dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk

dan bahasa apa pun

3 Tulisan mengandung data atau pemikiran yang baru danorisinal

4 Tulisan yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggung jawabpribadi penulis yang bersangkutan

5 Persyaratan teknis

a Panjang naskah untuk artikel 20 25 halaman kuartospasi ganda book review 10 15 halaman kuarto spasi

ganda

b Naskah dilengkapi dengan daftar pustaka dan abstraksi

100 200 kata

c Naskah ditulis dengan format tulisan ilmiah dilengkapi

dengan catatan kaki dan daftar pustaka

d Naskah dikirim dalam bentukprint out besertafile yangdisimpan dalam floppy disk dengan menggunakanprogram Microsoft Word Windows ke alamat redaksi

6 Redaksi memberikan honorarium untuk setiap artikel yangdimuat

7 Artikel yang diterima setelah deadline akan dipertimbangkanuntuk dimuat pada edisi berikutnya

Harga Pengganti ongkos cetak Rp50 000 per eksemplar sudah

termasuk ongkos kirim biasa Untuk berlangganan dan surat

menyurat langsung hubungi bagian sirkulasi Redaksi JurnalPenelitian Politik

P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI

Jl Jend Gatot Subroto No 10

Jakarta 12710

Telp 021 5251542 ext 757 763 Faks 021 5207118

Informasi

Hasil Penelitian Terpilih

GERMAN ACEH MERDEKACPASCA MoU HELSINKI

r

1

DinamikaKelembagaan Mukhn

LIPI Press