Mill - Jurnal Penelitian Politik - LIPI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Mill - Jurnal Penelitian Politik - LIPI
ISSN 1829 8001
Terakreditasi dengan predikat A
No 135 Akred LIPI P2MBI 06 2008
MillVol 5 No 1 2008
Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi PolitikMasalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru
Reformasi Birokrasi Lokal Melalui Pelayanan Terpadu
Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri
Politik Luar Negeri Indonesia Refleksi clan Precliksi 10 Tahun
Dinamika Peran Ulama dalam Perpolitikan Nasional
Pasca Orde BaruNasionalisme Demokratisasi clan Sentimen Primordialisme
di Indonesia Problematika Identitas Keetnisan
Versus Keinclonesiaan Studi Kasus Aceh Papua Bali clan Riau
Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh Merdeka GAM
Pasca MoU Helsinki
Dinamika Kelembagaan Desa
Gampong Era Otonomi Daerah Khusus Aceh
gffipg daIam Dunia Politik
JurnalJurnal Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indo
Penelitian Politiknesia P2P LIPI merupakan media pertukaran pemikiran
mengenai masalah masalah strategis yang terkait denganbidang bidang politik nasional lokal clan internasionalkhususnya mencakup berbagai tema seperti demokratisasipemilihan umum konflik otonomi daerah pertahanan dan
keamanan politik luar negeri dan diplomasi dunia Islam serta
isu isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan negaraIndonesia
P2P LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah dewasa ini
dihadapkan pada tuntutan dan tantangan baru baik yangbersifat akademik maupun praktis kebijakan khususnya yangberkaitan dengan persoalan otonomi daerah demokrasi HAM
dan posisi Indonesia dalam percaturan regional dan
internasional Secara akademik P2P LIPI dituntut menghasilkan
kajian kajian unggulan yang bisa bersaing dan menjadi rujukanilmiah pada tingkat nasional maupun internasional Sementara
secara moral P2P LIPI dituntut untuk memberikan arah clan
pencerahan bagi masyarakat dalam rangka membangun
Indonesia baru yang rasional adil dan demokratis Karena itukajian kajian yang dilakukan tidak semata mata berorientasipraksis kebijakan tetapi juga pengembangan ilmu ilmu
ft pengetahuan sosial khususnya perambahan konsep dan teoriteori baru ilmu politik perbandingan politik studi kawasan
dan ilmu hubungan internasional yang memiliki kemampuan
L j P jmenjelaskan berbagai fenomena sosial politik baik lokal
nasional regional maupun internasional
Penanggung Jawab Kepala P2P LIPI
Pemimpin Usaha Agus R Rahman
Pemimpin Redaksi Moch Nurhasim
Wakil Pemred Heru Cahyono
DewanRedaksi Ikrar Nusa Bhakti Syamsuddin Haris Tri Ratnawati
Dhuroruddin Mashad M Hamdan Basyar Awani Irewati
Redaksi Pelaksana Ganewati Wuryandari Lili Romli Adriana Elisabeth Firman Noor
Indriana Kartini Sri Yanuarti Riefgi Muna
Sekretaris Redaksi Nanto Sriyanto Nyimas L Letty Aziz
Keuangan Sarah Nuraini Eko Heryati Sutaningtyas
Produksi dan Sirkulasi Abubakar Desrita Zubir Syamsuri
Editor Bahasa Nanik Supriyanti
Layouter Prapti Sasiwi
Alamat Redaksi P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI
Jl Jend Gatot Subroto No 10
Jakarta 12710
Telp 021 525 1542 ext 757 763 Faks 021 520 7118ISSN 1829 8001
Penerbit LIPI Press anggota Ikapi
Jalan Gondangdia Lama RP Suroso 39
Menteng Jakarta 103 50Telp 021 314 0228 314 6942 Faks 314 4591E mail bmrlipi@centrin net id lipipress@centrin net id
Distributor Yayasan Obor Indonesia
Jl Plaju No 10 Jakarta 10230
Telp 021 319 26978 392 0114Faks 021 319 24488
E mail yayasan obor@cbn net id
Vol 5 No 1 2008
DAFTAR ISI
Catatan Redaksi 1
ArtikelLakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik
Resume Penelitian
Mochtar Pabottingi 5
Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca
Orde Baru
Lili Romli 21
Reformasi Birokrasi Lokal Melalui Pelayanan Terpadu
R Siti Zuhro 31
Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri
Sarah Nuraini Siregar 47
Politik Luar Negeri Indonesia Refleksi dan
Prediksi 10 Tahun
Ganewati Wuryandari 59
Dinamika Peran Ulama dalam Perpolitikan Nasional
Pasca Orde Baru
M Hamdan Basyar 73
Nasionalisme Demokratisasi dan Sentimen
Primordialisme di Indonesia Problematika Identitas
Keetnisan Versus Keindonesiaan Studi Kasus Aceh
Papua Bali dan Riau 87Firman Noor
Peran Elit Lokal dalam Reintegrasi Gerakan Aceh
Merdeka GAM Pasca MoU Helsinki
M Hamdan Basyar 95
Dinamika Kelembagaan Desa Gampong Era OtonomiKhusus Aceh
Irine Hiraswari Gayatri 109
Review Buku
Peran Marketing dalam Dunia PolitikNyimas Latifah Letty Aziz 127
Tentang Penulis 139
W MM a
pt
Salam dari meja redaksi
Kemanakah bangsa ini akan melangkah
Sampai kapan kira kira transisi demokrasi ini dapat kita lewati
Teka teki transisi demokrasi Indonesia begitulah tema besar Jurnal Penelitian Politik kali ini Di
tengah isu buruknya penyelenggaraan Pemilu 9 April 2009 Jurnal Penelitian Politik mengevaluasi
perjalanan transisi demokrasi di Indonesia sejak bergulir sepuluh tahun yang laluTransisi sebuah perubahan secara perlahan lahan namun drastis telah dijalani oleh Indonesia
Bangsa kita saat ini tercatat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan India
Selama ini transisi ditandai oleh perubahan demi perubahan yang seakan akan tanpa ujung berkesudahanTransisi kita cenderung berpola dari change to change dari satu perubahan ke perubahan yang miriplingkaran setan Sampai kapan kita akan berada pada masa transisi akankah kita terjebak pada laku
transisi yang terus menerusSalah satu faktor penyebab masalah ini adalah perilaku para pemimpin kita Lakunya para pemimpin
negeri ini menurut Moclrtar Pabottingi ibarat orang melangkah tanpa tujuan Seakan akan bangsa ini
tetap eksis walaupun tidak memiliki pemimpin Ini merupakan dampak karena peletakan dasar bangsaini masih lemah dan pemimpin yang masih cenderung gamang untuk berbuat bagi kebaj ikan negeri iniKita seakan akan tidak sedang berada dalam kondisi normal tetapi kita terpuruk dan terjerembab dalamsituasi krisis yang terus menerus
Pemimpin cenderung memikirkan kepentingannya sendiri dan bukan memikirkan kepentingan bangsadan rakyat Indonesia Segelintir figur yang di awal era upaya reformasi prospektif menjadi pemimpinnasional ternyata mudah tertekuk menjadi kompromistis kehilangan elan reformasi berpikir jangka
pendek dan dengan demikian mengikis sendiri prospek kepemimpinannya Padahal demokrasi memerlukan
seorang pemimpin yang konsisten dan kuat bukan saja membumikan nilai nilai demokrasi tetapimenjadikan demokrasi sebagai guidance demi terciptanya kesejahteraan rakyat Kehadiran pemimpin
dan elit masih sangat penting agar kualitas demokrasi terjaga dan bermutu Akan tetapi apa yang terjadidi awal 2009 adalah getirnya pelaksanaan pemilu dengan banyak partai yang justru semakin jauh darikualitas demokrasi
Sistem pol itik kitatidak mengarah pada pendewasaan politik mature ofpolitics tetapi cenderungterbelah pada fragmentasi politik yang semakin tajam Lahirnya partai partai politik yang cenderungkurang memiliki kemampuan dalam mengelola kelembagaan justru menyebabkan partai menjadi bebannegara Ulasan mengenai ini disampaikan secara runut oleh Lili Romli Bahwa menjamurnya partai
partai politik sejak 1999 bukan berarti mempermudah sistem politik kita tetapi yang terjadi adalahpartai justru menjadi kendaraan politik yang didasarkan pada kepentingan kepentingan kelompokprimordial
Faktor lain adalah peran birokrasi yang tampaknya masih belum berubah Birokrasi di Indonesiamasih mengalami hambatan struktural dan kultural Banyaknya tokoh tokoh lokal yang dipenjara akibatkorupsi manajemen pemerintahan daerah yang cenderung kurang efisien format birokrasi pemerintahandaerah yang masih belum berubah dan lain sebagainya merupakan sisi lain masalah transisi demokrasiyang masih kita hadapi Birokrasi telah terkontaminasi oleh kepentingan kepentingan politik kelompokdan partai politik menjadi salah satu aktor yang melakukan intervensi terhadap birokrasi Dampaknyareformasi birokrasi seperti mandeg di tengah jalan
Evaluasi lain atas perjalanan transisi demokrasi kita juga tampak dari amanat reformasi 98 khususnya
agar TNI POLRI keluar dari dunia politik Capaian atas reformasi bidang Security Sector Reform SSRtampaknya lebih bagus ketimbang reformasi birokrasi dan reformasi sistem politik kita Namun kelemahanyang justru menonjol terjadi pada lembaga kepolisian semenjak ada pemisahan POLRI dari ABRI danABRI berubah menjadi TNI polisi kita diharapkan secara lambat tetapi pasti akan menjadi polisi sipil
Akan tetapi langkah tersebut setelah 10 tahun reformasi berjalan tampaknya masih jauh panggang dariapi
Secara umum kita sudah bergerak dari sistem otoritarian menuju sistem demokrasi Akan tetapi
transisi tersebut masih terlalu bertumpu pada demokrasi yang prosedural ketimbang demokrasi yangsubstansial Kualitas demokrasi kita tampaknya masih jauh belum menuju ke arah kedewasaan dalam
berdemokrasi dan berpolitik
Akhirnya redaksi Jurnal Penelitian Politik Pusat Penelitian Politik LIPI berharap sejumlah artikelyang dimuat pada edisi kali ini memutar jarum jam ingatan kita atas perjalanan reformasi dan transisidemokrasi negeri ini Dari sanalah kita dapat merenungkan apa yang patut kita perbaiki dan bagaimanakita mendorong kualitas demokrasi yang lebih baik di nasa masa mendatang
REDAKSI
2
Lakuna Pemimpin Versus Kristalisasi Politik
Oleh
Mochtar Pabottingi
Abstract
For at least the last five year of the Reform Efforts in Indonesia there has been a loud clamor concerningthe serious dearth of leadership precisely at the time when it is most needed a grim fact that has indeed
affected the morale of the nation Indonesia has become a leaderless country Unfortunately no one tries tounravel the serious dearth At close examination we find layers of wrong political practices that has over timeundermined the normal recruitment process This paper traces the layers from the very beginning of the NewOrder to the present stage of the Reform Efforts including negligence in political science theories The politicsof depoliticization the systemic nipping of the buds of leadership the absence of regime change in the truesense of the word the hampering of the initiative for a transitional constitution the insincerity of initiativetoward truth and reconciliation commission the eruption of horizontal conflicts the practice of impunity andintroduction of anachronistic politics if in reverse manner along the New Order and in the current Era ofReform Efforts all this blurs the distinction between what is right and what is wrong in politics and malignantlycompromising ethical standards These were eight roots that have made leadership doomed Above all howeverthe leadership lacuna has a great deal to do with the trampling down ofthe concernfor nation andlor nationhoodespecially the severity of corruption among so called people s representative and with the flagrant abuse ofregional autonomy The greater the political collectivity is slighted and confused withforces ofpetty irrationalitiesand or primordialism the more numerous the distortions of leadership become The author maintains that onlya conscious undertaking towards political crystallization could Indonesia recovers its leadership i e by theinculcation of the respectability ofpolitics and of political profession by sharpening of the understanding ofour nation s blue print and by heeding the imperative ofnation in democracy by separating the business ofstatefrom that of religion and or primordial concern and by making room for transitional rulings in the nextconstitutional amendment in order to get rid of the numerous vicious circles brought about by the distortions ofthe transitional period as well as the anachronistic policies
Ifdemocracy is to survive it will have to employ and use every bit ofskill and knowledge and leadershipit can get hold of This complicated interdependent world in which we are living cannot be run withoutknowledge and skill foresight and leadership A D Lindsay
Eksis boleh dikata tanpa kepemimpinan
begitulah negara nasion kita ditakdirkan
sepanjang 1998 200 Era Upqya Reformasi
EUR Segelintir figur yang di awal EURprospektif menjadi pemimpin nasional ternyata
mudah tertekuk menjadi kompromistis
kehilangan elan reformasi berpikir jangka
Sengaja saya tidak menggunakan istilah Era Reformasi demi
obyektivitas dan kerendah hatian Menyebut masa transisi politik
seperti yang kita alami dalam periode 1998 2008 sebagai sudahEra Reformasi secara implisit menafikan dua kemungkinan
Pertama bisa saja nanti dinyatakan secara terbuka bahwa upaya
reformasi yang telah dilakukan sepanjang periode ini sesungguhnyamasih lancung dan tak mewakili reformasi dalam pengertian yangsesungguhnya Kedua jika kemungkinan pertama tadi benar kita
niscaya masih memerlukan upaya reformasi atau demokratisasi
baik sebagai koreksi parsial maupun sebagai koreksi komprehensif
pendek dan dengan demikian mengikis sendiri
prospeknya Hingga saat ini sudah tak terhitunghimbauan di media massa yang mencanangkankerinduan bangsa kita akan kepemimpinan
Sayang tak ada yang menyimak akar akar lakunaatau ketiadaan pemimpin ini lalam teori maupun
praksis sehingga kita pun tak kunjutig tahu jalanmenuju kondisi yang memungkinkan
kelahirannya
pada kesempatan lain Sepanjang kata reformasi kita seartikandengan demokratisasi kita perlu mengakui bahwa langkah
langkah perubahan politik selama lebih sepuluh tahun terakhir
untuk melaksanakannya barulah sampai pada apa yang bisa disebutmixedperfornrance kinerja yang belum menentu baik dalam
hitungan kedaulatan rakyat maupun perbaikan dalam hal perikehidupan ekonomi rakyat pada umumnya
Pada hari hari ini tatkala kita memperingati
Sepuluh Tahtin Upaya Reformasi 1998 2008
dan Seratus Tahun Kebangkitan Nasional 1908
2008 jika kita hanya mampu menunjukkan
posisi teoretis yang semestinya dan kemudiantnenyimak faset faset evolusi politik nyata di
Tanah Air yang mengerdilkan peluang bagikeiahiran kepemilnpinan dalaln arti luas baru kita
bisa memaknai kedua peringatan ini sebagaimana
mestinya Lebih penting lagi hanya dengan itukita bisa membukakan jalan bagi solusi politik
yang sehat dan rasional untuk mengatasipenderitaan yang masih terus beruntun menderamayoritas bangsa kita
Tulisan ini bertujuan untuk menegakkan
tesis bahwa minimnya kepemimpinan di
sepanjang EUR berkaitan langsung dengantiadanya kristalisasi politik terutama lantaran
begitu miskinnya niat balk kejujuran dan
ketercerahan dalam berpolitik dan atau
berdemokrasi Keadaan ini berkorelasi langsungdengan diterapkannya berturut turut dua
kebijakan politik anakronistis yang berbalikansatu sama lain yaitu pertama di sepanjang 19711998 Orde Baru di bawah Soeharto dan kedua di
sepanjang sepuluh tahun terakhir era pascaSoeharto
Korpus Teori Demokrasi Minus Kajian
Kepernimpinan
Mengaitkan lakuna kepemimpinan di
tengah tengah opacity atau kekisruhan kondisipolitik di EUR niscaya akan berhadapan dengan
kesulitan literatur dalam dua hitungan Pertama
sebagaimana telah diungkap oleh GiovanniSartori dalam karya besarnya pada korpus teori
politik modern tak terdapat kajian tersendiri
mengenai kaitan antara demokrasi dan
kepemimpinan Z Kedua jauh melampaui
kurangnya kajian mengenai kaitan antara
demokrasi dan kepetnimpinan adalah kajian
tentang perkembangan upaya demokratisasidalam kondisi anomali dan atau kondisi politik
darurat yang senantiasa sarat perangkappenyimpangan kebingungan dan atau
irasionalitas
2 Lihat Giovanni Sartori The Theory ofDemocracv Revisited PartOne The Contemporary Debate Chatham New lersey ChathamHouse Publishers Inc 1987
Ibid h1m 164
21
Sartori mengutip serangkaian pemikirpolitik mulai dari zaman Yunani Kuno hingga ke
zaman modern seperti Thucyidides Lord J
Bryce Karl Mannheim S de Madariaga V O
Key dan Daniel Bell Mereka semua bersaksitentang pentingnya menekankan kepemimpinandalam demokrasi Akan tetapi menurutnya
semua kesaksian yang sungguh benar itu hinggakini tak memperoleh pengindahan dalarn korpus
teori politik modern
If one looks into the theory of democracyin general it can hardly be said that themessage conveyed by the above quotationshas been incorporated in terms oftheoretical status the praise of leadershipremains a sideline of little theoretical
consequence And this quite apartf om theanti elitist attack 3
Kita dapat metnahami mengapa pengabaian
tersebut demikian dirisaukan terutama oleh
Sartori sebab memang dialah pemikir politikyang mungkin paling kuat dan konsistenmenekankan pentingnya memperjuangkan
demokrasi yang berkualitas J1ka mayoritasteoretikus demokrasi modern menggeluti dimensi
horisontal Berta teori deskriptif dari dan atas
demokrasi Sartori mengerahkan energi
intelektual terbaiknya pada dimensi vertikal
Berta teori preskriptif dari dan atas demokrasi
Baru belakangan ini teoretikus seperti LarryDiamond mulai menekankan pentingnya
demokrasi yang bermutu 5 Secara eksplisitDiamond mengakui pentingnya gagasan gagasan
kritis Sartori tentang demokrasiOn the more theoretical level of thedefinition of democracy and the debatesurrounding its concepts relationships andforms a stream ofstimulating new work isappearing of which the two recent two
volume contribution of Giovanni Sartorishould be considered an essential
reference
Ibid passim
Lihat Larry Diamond dan Leonardo Morlino The Quality ofDemocracy An Overview Journal ofDemocracy volume 15number 4 October 2004
Lihat Larry Diamond Juan J Linz dan Seymour Martin Lipset
Eds Democracy in Developing Countries Volume Two AfricaBoulder Colorado Lynne Rienner Publishers 1988 hlm x
Miskinnya kajian mengenai keterkaitan
inheren antara demokrasi dan kepemimpinan
antara lain disebabkan oleh dominannya para
pendukung dari apa yang saya sebut kubu
prosedural seperti Joseph Schumpeter dan
Samuel Huntington ketimbang kubu esensialdi kalangan teoris demokrasi maupun pada
sebagian besar studi lapangan yang dilakukantentang demokrasi katakanlah hingga tahun1970 an
Dominannya kubu prosedural tnungkin
sekali disebabkan oleh kenyataan bahwa memanglebih gampang melakukan penelitian mengenaiindikator indikator demokrasi yang mudahdikuantifikasikan dan diterjemahkan ke dalam
angka angka statistik dibanding dengan indikatorindikator bersifat kualitatif yang tak bisadiperlakukan demikian Kubu esensial
memerlukan konsistensi ketajaman analisis secara
lintas ilmu iltnu sosial dari awal hingga akhir
penelitian
Faktor kepemimpinan jelas termasuk dalam
ranah esensial itu Seperti akan kami utarakan
di bawah Tocqueville sendiri dalam karya
klasiknya Democracy in America bolehdikatakan tiada henti melecehkan peluangkepetnimpinan dalam alam demokrasi
Literatur politik modern yang didominasioleh para pemikir dan atau teoretikus Barat
lebih miskin lagi dalam hal analisis tentang upayademokratisasi dalam kondisi politik anomali dan
atau dalam keadaan de facto darurat yang jugamenyulitkan kelahiran pemimpin Kata anomali
dipakai untuk menunjukkan kondisi politik yangumumnya resisten baik terhadap semangatmaupun terhadap kiat kiat atau lembaga lembagademokrasi sebagaimana itu semua dipahatni di
Barat Lantaran demokrasi mula mula
berkembang dan kemudian menjadi matang diBarat maka kaidah kaidah dan pemahaman
demokrasi di dan dari Barat itulah yang kemudiandipandang sebagai yang normal atau yang
standar
Lakuna teoretis ini diperburuk oleh praktik
yang sama sama tak tercerahkan baik dari sisipara pemikir demokrasi di Barat maupun dari
Lihat Mochtar Pabottingi Pengukur Demokrasi Kita yangditulis sebagai Pengantar bagi Syamsuddin Haris Ed Partai dan
Parlemen Lokal Era Transisi Demokrast di Indonesia Jakarta
LIPI Press 2007
padanannya di kalangan bangsa kita Tiga hal
yang harus disebut dasar dasar teori politikmodern terutama teori demokrasi lahir dan
berkembang terns di Barat Hingga saat ini kitadi Indonesia seperti juga rekan rekan kita dari
negara negara berkembang mantan kolonilainnya hanyalah konsumen dari karya karya
mereka s Celakanya pada umurnnya kita tak
menyadari bahwa berdasarkan diktum sosiologi
ilmu pen getahuan pemahaman manusia atas
suatu masalah pada umumnya sangat ditentukan
oleh lingkttngan sosio historis dan atau sosio
kultural tempatnya tumbuh dan berakar
Dengan pemahaman demikian kita mestinya
berani menyatakan bahwa evolusi atau
historisitas politik Icita bukan hanya berbeda dari
evolusi dan historisitas politik Barat melainkan
cenderung bertentangan semata mata karenaadanya pertandingan global antarbangsa
sepanjang sejarah untuk menguasai sumber
sumber daya ekonomi politik Dinamika
kolonialisme yang membandingkan rumpunnegara penjajah ttrnurnnya di Barat dengan
rttmpun negara terjajah di Dunia Ketiga hampir
selalu melahirkan keadaan Zero sum
Oleh karena itu harus ditekankan bahwa
bersamaan dengan timbulnya ketimpangan yangbesar antara negara negara maju di Barat dengan
negara negara Dunia Ketiga dalam hal evolusi
ekonomi antara keduanya juga terjadi
ketimpangan besar dalam hal evolusi politik
Konsisten dengan tesis zero sum di atas akan lebih
jelas jika dikatakan bahwa sebagian besar
kemajuan ekonomi di negara negara maju dibayar
telak dengan stagnasi dan kekerdilan kemajuan
ekonomi di negara negara Dunia Ketiga Begitu
juga halnya dalam hitungan evolusi politik
Kesinambungan otoriterisme di negara negara
Dunia Ketiga sebagian besar merupakan hasil
kerja sistemik tak patut yang terus dilakukanjustru oleh negara negara demokrasi maju
Kenyataan getir tentang keterkaitan zerosum dan bersimpangannya kemajuan ekonomi
politik antara kedua belahan peradaban umat
manusia ini pada umumnya didiamkan oleh
kalangan ilmuwan dan akademisi di Barat
Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press 1993
Untuk tulisan yang mengkritisi kenyataan ini lihat misalnyaBhikhu Parekh The Cultural Particularity of Liberal Democracydalam David Held Ed Prospects for DemoaraCY StanfordCalifornia Stanford University Press 1993
7
Mereka misalnya terus menggunakan kaidah
kaidah politik modern yang tutnbtth dan
berkembang di Barat untuk mengukur evolusipolitik di Dunia Ketiga dengan asulnsi bahwa
mereka pemilik otoritas tunggal untuk melahirkan
tesis tesis politik Sebagian besar dari keduapuluh
tujuh indikator modal sosio politik yangdikemukakan oleh Samuel Huntington misalnya
lahir dari pengalalnan sosio historis Barat butir
butir klaim yang dikukuhkan ketika Barat sudahmaju 10 Dinafikan bahwa rangkaian kaidah tesis
politik mereka sama sekali tak lepas dari
kenyataan sosio historis ilmu pengetahuan tadi
Para teoretikus ekonomi politik Baratlah
yang kemudian melahirkan istilah istilah sepertideveloping economies atau developing
democracies seakan akan tak terdapat juranglebar dan tak ada rantai besi yang melilit kondisipemilik developing economies maupun
developing democracies tersebut Dengan katalain mereka sengaja atau tidak menghindari
keadaan zero sum yang mengikat kedua belahperadaban tersebut Seolah olah sengaja
melupakan bahwa kecuali negara negara satelit
mereka developed economies maupun
developed democracies secara sistemik bekerja
untuk membuat kehidupan ekonomi dan
kehidupan politik pada rumpun negara Dunia
Ketiga pada umumnya senantiasa berada dalam
cekikan atau kontrol mereka
Kondisi politik anomali sebagian besar
terjadi lantaran kolonialisme dan imperialisme
Barat terutama Eropa Barat dan kemudian juga
Amerika Serikat dengan neo kolonialisme dan
neo imperialismenya mendistorsikan serta
merampas peluang bagi berlangsungnya evolusipolitik yang sehat normal di setnua negeri jajahanatau protektorat mereka Selain itu dengan
model partisi dan unifikasi yang mereka
terapkan menjelang berakhirnya masa penjajahanlangsung negara negara kolonial itupunmenciptakan bom waktu yang hingga kinimasih terns melahirkan kekisruhan politik di
pelbagai bagian dunia
Model partisi dan unifikasi tersebut memangdirancang oleh para mantan negara kolonis Baratuntuk lnerampas peluang mantan negara negara
koloni mereka untuk bisa tumbuh dalam evolusi
politik yang normal dan sehat seperti yang mereka
Lihat Samuel Huntington The Third Mave Democratization
in the Late Tiventieth Century Oklahoma University ofOklahoma Press 1991 him 37 38
8
sendiri nikmati Jelas tujuan utamanya adalah
untuk tetap menguasai mengungguli danmengontrol mereka demi mempertahankan
hegemoni politik dan ekonomi mereka secara
global Salah satu yang paling terpukul denganrekayasa partisi dan atau unifikasi ini adalah
negara negara yang dulu merupakan bagian dariKemaharajaan Turki Osmaniah yang umumnyamerupakan negeri negeri mayoritas Muslim di
Timur Tengah
Kata de facto sengaja kita tekankan atas
dasar kenyataan bahwa di negara negara
berkembang terutama di negara negara mantankoloni kondisi anomali dan atau keadaan darurat
itu pada umtlmnya tidak diakui atau tidak
diumumkan secara eksplisit Kekaburan batas
batas antara kondisi darurat dengan kondisi
normal ini merupakan salah satu penyebab
utama dari panjangnya kiprah irasionalitas politik
di negeri kita Penyebabnya antara lain adalah
ketidak percayaan timbal bal ik antara pemerintah
dan parlemen Miriam Budiardjo mencatat bahwa
pemerintah kurang memercayai kemampuanparlemen membuat UU Darurat sedangkan
parlemen kerap mencurigai motif pemerintahdalam kehendak untuk menerapkannya Penyebab
lain adalah sifat labilitas dadakan dan ketak
terkontrolan dari rangkaian perkembangan politik
itu sendiri lantaran lemahnya lembaga lembaga
pemerintahan kita l
Semua itu jelas mempersulit bekerjanya
kaidah kaidah atau norma norma politik yangmantap Dan tanpa itu negara dan atau
masyarakat tak akan melniliki tolok tolok ukur
yang diperlukan untuk melihat menilai danmengakui kepemimpinan
Dalam kondisi resmi atau de facto darurat
kondisi politik posisi posisi politik maupun arah
perkembangan politik Dunia Ketiga terutama
yang nlantan koloni sulit untuk dibaca Besardan dalamnya distorsi politikyang dilakukan olehnegara negara kolonial atas negeri negeri jajahan
11 Untuk referensi mengenai kolonialisme Barat lihat antara lain
Albert Memmi The Coloni er and the Colonised New York The
Orion Press 1965 K M Panikkar Asia and t esternDominance
New York Collier Books Edition 1969 Frantz Fanon The
Wretched of the Earth New York Grove Press Inc 1968Chimveizu The West and the Rest of Us New York RandomHouse 1975 Untuk neo kolonialisme dan atau neo imperialisme
lihat misalnya Chalmers Johnson Blowback The Costs and
Consequences of American Empire New York An Owl BookHenry Holt and Company 200012 Lihat Miriam Budiardjo Demokrasi di Indonesia Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Pancasila Jakarta P T Gramedia
Pustaka Utaka 1994 him 274 275
mereka membuat rasionalitas politik sangat sulit
tumbuh Contoh dari keadaan ini bertebaran di
negara negara Asia ter nasuk di Timur Tengah
di Amerika Latin dan terutama di negara negara
Afrika Di sini kehidupan politik ditandai oleh
divergensi dan fragmentasi sehingga mekanisme
politik tidak sejalan dengan bangunan politik yanghendak dibangun Dalam hal ini penolakan Bung
Karno terhadap demokrasi Barat misalnya jelasmengandung sisi sisi kebenarannya juga Padahakikatnya bangunan politik yang hendakdibangun di negara negara mantan koloni ini pun
sudah rapuh sejak awal Dalam pengamatan
Larry DiamondThis includes the whole range ofphenomena establishment breakdown
reequilibration and consolidation of
democratic government periods of
democratic persistence crises
authoritarianism and renewal and all of
the ambivalences and oscillations in
between 13
Kenyataan tentang divergensi evolusi politikserta posisi zero sum dalam hal penguasaan
sumber sumber daya politik dan ekonomi inilah
yang hingga kini masih belum memperolehperhatian semestinya dari para ilmuwan politik
baik di kalangan negara negara maju maupun di
negara negara berkembang itu sendiri Padaumumnya kajian demokrasi di negara negara
maju dan di negara negara berkembang dilakukansecara terpisah dan sendiri dengan demikian
menafikan kenyataan divergensi atau zero sum
tad i
Sehubungan dengan keadaan anomali dan
kondisi de facto darurat di atas yang palingterpengaruh dan terpukul adalah peluang danpotensi yang sehat bagi nasion untuk tumbuh danberkembang Lantaran banyaknya distorsi danatau rekayasa penjajahan pelbagai perangkap
politik distorsi irasionalitas dan kebingungan
melemahkan pertumbuhan dari apa yang sayasebut otosentrisitas pada nasion Saya
merumuskan nasion sebagai kolektivitas politik
yang egaliter otosentris Tesis tentang adanyasimbiosis inheren antara nasion dan demokrasi
Lihat Larry Diamond Juan J Linz and Seymour Martin LipsetEds Democracy in Developing Countries Africa Volume Tiro
Untuk telaah telaah teoretis awal mengenai kaitan antara nasion
dan demokrasi dan sentralitas konsep otosentrisitas di dalamnyalihat Mochtar Pabottingi Demokrasi Masalah Genealogi Distorsi
dan Otosentrisitas Seminar Nasional XI dan Kongres Ill AIPI
lahir dart Sill 14 Seperti akan kita lihat di bawah
pemimpin dan atau kepemimpinan tak mungkin
dilepaskan dari konteks nasion dan demokrasi
terutama dengan moda kerja otosentrisitas tadi
Akar Akar Lakuna Pemimpin dalam
Praksis di Indonesia
Lakuna pemimpin di Tanah Air dalam
sepuluh tahun terakhir punya Sembilan sebab
preseden Pertama karena sepanjang 1971 1997Presiden Soeharto terus membabati segenappernimpin tandingan mengebiri partai partai
yang selama lebih dari empat dekade yaitu dari1920 an hingga 1960 an menjadi motor dinamika
politik bangsa dan menghabisi ruang semai bagitunas tunas pemimpin masa depart Tindakan
demikian tnenunjukkan tiadanya kenegarawanan
dan kecerdasan politik Saat lengser Soeharto
memang telah sempurna membuat Indonesiabangkrut pemimpin Dan tak terperikan dampak
negatif bagi negara maupun masyarakat yangdiakibatkan oleh pembangkrutan tersebut
Kedua stigmatisasi atas kegiatan politik
terbuka dalam sistem kekuasaan Orde Baru yangmonolitik Depolitisasi ini dilancarkan dengan
dalih bahwa kegiatan politik di luar kalangan
penguasa hanya menyuburkan pertikaian dan tak
memberikan kontribusi positif apapun Bangsa
kita dibuat lupa pada pelajaran yang tak ternilaiyaitu bahwa justru melalui perjuangan politik
yang luaslah kita bisa merebut menjaga sertamewujudkan cita cita kemerdekaan Sebagai
bentuk pembodohan politik tertinggi depolitisasi
menutup peluang bagi proses politik normal yangmemungkinkan lahirnya pemimpin 15
Ketiga ialah karena sedari awal EUR tidak
mengalami pergantian personalia Rezim Orde
Baru Ikut berjubah reformasi sehingga para
Jakarta 25 27 Januari 1994 Lima Palang Demokrasi Satu SolusiRasionalitas clan Otosentrisitas dari Sisi Historis Politik di
Indonesia Orasi Ilmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama
PPW LIPI 22 luni 2000 dan In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of Democracy in Indonesiadalam R William Liddle Ed Crafting Indonesian DemocracyJakarta Mizan Pustaka 2001
15 Seluruh sistem dan pranata sosial politik dan kenegaraan
sesungguhnya telah hancur saat Soeharto berpidato tentang
ketaksediaannya meneruskan pemerintahannya Lihat Stanley
rimbunan Sampah Orde Baru dalam Stanley Ed liarisan OrdeBaru Snidi Fenomena dan Sistem Bublasan Rerlm Soeharto di Era
Reformasi Jakarta Institut Studi Arus Reformaisi Universitas
Melbourne Ausaid 2005 him xv Uhlin mcnulis bahwa Menyusul
naiknya Soeharto ke tampuk pemerintahan seluruh oposisi hancur
Lthal Andeis Uhlin Oposisi Berserak Bandung Mizan Pustaka1997 him 89
9
komponen atau penerus Orde Baru tetapmemegang kendali bukan hanya atas jalannyapemerintahan melainkan juga atas jalannya
reformasi 6 Di bawah dominasi dan diktasi
mereka dalam pemerintahan serta kepartaian
berlanjut pula penyebaran motif atau perilaku
buruk mereka seperti keserakahan ketidak
pedulian pada balk bangsa maupun nasion dan
di atas semuanya terjadilah perampasan
kedaulatan rakyat Semua praktik tersebut sudah
berurat berakar di dalam jaringan kekuasaan
Orde Baru Di bawah dominasi dan diktasi itu
pula terciptalak rekrutmen atau cetakan cetakan
baru ke dalam jajaran mereka
Keempat dijegalnya inisiatif Konstitusi
Transisional juga lantaran dominasi diktasi tadi
Tiap negara yang mengalami transisi politik dariotoriterisme ke detnokrasi perlu melakukan
periode sela di mana Pemerintahan Transisional
dan Konstitusi Transisional diperkenalkan demi
membuka selebar lebarnya peluang bagi kopreksiatas beragam bentuk kerusakan akibat
otoritarianisme sebelumnya dan sekaligus
menutup peluangnya untuk terus mengangkangikekuasaan atau membajak upaya reformasi
Akan tetapi seperti yang kita saksikan dalamsepuluh tahun terakhir bagi para penerus Orde
Baru mempertahankan kekttasaan jauh lebih
penting daripada menyelamatkan IndonesiaKelima tiadanya ketulusan untuk
menegakkan rekonsiliasi sejati sejak awal EUR
Rekonsiliasi sejati hanya mungkin jika didahului
oleh penegakan kebenaran Pada hakikatnya
rumus yang menyatu paketkan kebenaran danrekonsiliasi seperti dilakukan pada pertengahan
1990 an di Afrika Selatan merupakan kunci
Pernyataan tentang rangkaian pemerintahan pasca Soeharto sebagattak lebih dari bablasan Orde Baru pertama kah saya lontarkan dalam
wawancara dengan Harian Kompas yang dtmuat pada halaman 1 pada14 Januari 2004 Pada beberapa kali kesempatan Vedi R Hadizjuga
menyampaikan hal yang lamaKonstitusi Transisional atau Interim Constitution dilaksanakan
misalnya oleh Afrika Selatan dalam rangka menyusun suatu konstitusi
yang benar benar progresif dengan memnggalkan segala bentuk
kebijakan pemerintahan aparthetdyang disknminatifdan monopolisticserta sepenuh penuhnya menyantuni segenap warganegara AfrikaSelatan Keutamaan demokratisasi atau lebih tepat lagi konstitusi
Afrika Selatan terletak terutama pada koreksinya yang telak dansekaligus progresif atas politik apartheid dengan segenap dampakburuknya Dengan penempatan dialektis demikian konstitusi AfrikaSelatan tidak mengacu pada tradisionalisme konstitusi melainkan
sebaltknya pada konstitusi dalam dimensi progresifnya Forconstitutions with a transformative dimension tulis Sunstein
constitutional traditionalism seems positively perverse As I have
emphasized the South African constitution is not understood byreference to long standing practices instead its meaning is gatheredfrom the effort to eliminate the apartheid legacy Lihat Cass RSunstein Designing Democracy What Constitutions Do Oxford
University Press 2001 hlm 78
911
Inenuju kristalisasi politik Kiat itu lahir dari
rasionalitas politik universal bukan milik
eksklusif pemerintahan Nelson Mandela yaitu
bahwa rangkaian kekejaman dan atau ketidak
adilan sistemik yang berlaku sebelumnya padasuatu negara itulah yang harus dikoreksi jugasecara sistemik l
Keenam ialah dibiarkannya atau
diperparallnya konflik horisontal politisasi
agama dan pembodohan politik secara serempak
di sejumlah daerah pada tahun tahun awal EUR
baik oleh pemerintah maupun oleh unsur unsur
Iniliter di daerah yang diperkirakan masihberkiprah dengan paradigma Orde Baru Di sini
dalam situasi lapangan yang serba kaotik dansarat kebengisan seperti yang berlaku di SanggauLedo Sampit Ambon dan Poso misalnya
berperanlah berbagai pelaku dengan motif motif
utamanya masing masing j9 Akan tetapi terlepasdari keragaman motif tersebut rangkaian konflik
horisontal itu turut menentukan terjegalnya dua
agenda pokok reformasi yaitu tuntutan
pertanggungjawaban dari para pelaku mega
korupsi serta para pelanggar HAM sepanjang1965 1998
Ketijuh berkaitan dengan butir keenam
adalah disistemikkannya kebijakan impunitas
Terlepas dari terhambatnya upaya upaya ke arah
penuntutan pertanggungjawaban atas para
pelanggar HAM serta para pelaku mega korupsi
lantaran konflik konflik horisontal tadi memangsangat terbaca adanya persekongkolan
terselubung di kalangan lembaga lembagaperadilan untuk tidak inenjamah mereka
Kenyataan ini terutama terasa ketika tuntutan
Pelajaran terbesar yang bisa kita timba dari pengalamanAfrikaSelatan dan belum diutarakan di manapun adalah betapa eratnya
kaitan antara konstitusi transtormatif yang berhasil disusun olehMandela dan kawan kawannya di African National Congress dengan
kinerja positif Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang merekabentuk
Telah telaah yang dihasilkan oleh P2P LIPI berhasil memaparkanhimpunan faktor faktor kultural institusional dan struktural yangmenyebabkan ledakan rangkaian konflik di daerah daerah
Termasuk di dalam atau bertumpang tindih dengan ketiga faktorinduk tersebut adalah persoalan segregasi demografi deprivasi
ekonomi oportunisme aparat keamanan maupun aparat militer
komersialisasi hutan rasisme kelembagaan dan euforia
otonomi daerah Lihat M Harridan Basyar Ed Konfltk Poso
Pemetaan don Pencarian Pola Po1a llternatifPenvelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2003 Bayu Setiawan Ed Konflik Poso
Perbedaan Intensilas Konflik dan E eklivilas Upaya
Pen
yelesaiannyaJakarta P2P LIPI 2004 Sri Yanuarti et al
Problemaltka Capacity Building Kelembagaan PemerintahanLokal dalam Pengelolaan Konflik di Maluku Jakarta P2P LIPI
2006 Heru Cahyono Ed Konflik Kalbar dan Kalteng JalanPanjang Meretas Perdarnatan Jakarta P2P LIPI bekerjasamadengan PUS aka Pelajar 2008
menyangkut diri mantan Presiden Soeharto
beserta keluarganya Logika sederhana
menyatakan bahwa jika penanggung jawabutama praktis seluruh pelanggaran HAM besar
serta korupsi masif sepanjang Orde Baru tidakbisa diadili apalagi para bawahannya Dampak
terbesar dari tiadanya punitas adalah tiada ataar
lenyapnya greget krisis sense of crisis dikalangan para penguasa betapapun dalamnya
keadaan multikrisi s yang menimpa Tidak adanyagreget krisis adalah salah satu manifestasi utama
dari tiadanya kepemimpinan sebab di tengah
tengah keadaan multikrisis yang terus menderakepemimpinan tak bisa lain haruslah bertolak dari
greget krisis yang nyataKedelapan dan meliputi keenam butir di
atas yaitu diterapkannya kebijakan politik
anakronistis dalam dua periode berturut turut
Kebijakan anakronistis terjadi lantaran adanya
kesenjangan antara asumsi preskripsi politik
dengan realitas politik Soeharto menerapkan
format politik darrlrat dari 1966 hingga 1998
padahal sejak 1975 kondisi negara nasion kita
sudah tak lagi darurat Sebaliknya sepanjangperiode 1998 2008 rangkaian pemerintahan
pasca Soeharto menerapkan format politik
normal padahal sejak Juli 1996 negara kita sudah
kembali memasuki dan kemudian terjebak dalam
kondisi de facto darurat Kentalnya kondisi
anakronisme menjungkir balikkan kaidah kaidah
rasionalitas politik dan otomatis menyulitkan
pemimpin lahir 20
Agak mencengangkan bahwa di Indonesia
seolah olah tak ada yang menyadari betapaberbahayanya anakronisme politik itu Tiap rezimatau pemerintahan yang menerapkannya
merisikokan kesia siaan bagi seluruh kinerjanya
Untuk Demokrasi Terpimpin misalnya BungHatta sudah menyimpulkan sejak dini bahwa yangakhirnya akan dicapai Bung Karno tak lebih dari
bangunan kertas Untuk Orde Baru yangdicapai Soeharto hanyalah timbunan hutangratusan trilyun rupiah serta keterpurukan politik
ekonomi hukum dan moral yang parah dan
Untuk anakronisme yang menerapkan ormctl polrrtk clanmat dalam keadaanyang tak lagi danirat 1966 1998 lihat antara lain thdisan kolom pengantardan artikel penulis Anakronisme dalam Mochtar Pabottingi Gtara 6t aknr
Jakarta Penerbit Erlangga 1999 hlm 10 13 Pengantar dan Dilema
Legitimasi Orde Banc Bayangan hrisis Politik dan Arah Pemecahannya
dalam Syamsuddin Haris dan Riza Sihbudi Eds Menelaah Kenhah hitrnat
Pollnk Orde Baru Jakarta Gramedta Pustaka Utama 1995 Untuk
anakronisme yang menerapkanJorrnat pohttk nonna dalam keadaan defactodarurat lihat Mochtar Pabottingi UU No 22 Tahun 1999 Blunder ASllinsl
di Tengah Irasionalitas Politik dalam Syamsuddin Haris Ed Alemhangmv
r itrmat Bant Otonomr Uaerah Jakarta LIPI Press 2006 Lihat Juga
Mochtar Pabottingi Dalam l utrikan Anakromsine 7empo I Agustns 2008
hingga kini para pcnguasa masih belum juga
menenulkan jalan keluar yang pasti Itu semuamembentuk akar tunjang dari multiplikasipenderitaan bangsa kita sepanjang sepuluh tahunEUR Jasa jasa baik yang dihasilkan olehDemokrasi Terpimpin maupun Orde Baru
rnenjadi lebur dan sia sia berhadapan dengan
mallabencana yang mereka ciptakan sendiri dipenghujung masa pemerintahannya masing
masing
Realitas kondisi darurat sepanjang sepuluhtahun terakhir terlihat nyata dalam bentuk
keadaan serba terpuruk sarat korupsi
penyelewengan distorsi oportunisme dan
riuhnya provokasi konflik kesewenangwenangan pemancingan di air keruh serta
bebasnya laku jarah atas aset aset masyarakat
negara Kita juga menyaksikan pembusukan
hukum dan yang sangat penting disadari terus
berlakunya apa yang saya sebut perangkapperangkap simalakama Ini semua merupakan
tumpukan kesalahan yang berhulu pada kebijakanpolitik anakronistis sebelumnya
Para komponen Orde Baru yang terusmendominasi rangkaian pemerintahan pasca
Soeharto tentu sangat berkepentingan unhlk
menganggap situasi dan format politikanakronistis itu tak ada sebab merekalall
perancang pelaku dan sekaligus profiteerutamanya Membuka kontradiksi antara asumsi
preskripsi politik mereka dan realitas politik yangdihadapi berarti membongkar muslihat politik
mereka sendiri Maka apa yang disebut denganpenuh kebanggaan oleh mantan Presiden Habibie
sebagai detik detik yang menentukan di awalmasa pemerintahannya yang singkat
sesungguhnya lebih jujur jika disebut detik detik
yang ditentukan Di sini patut disayangkan
bahwa balk para pengamat politik apalagi para
pimpinan pemerintahan sepanjang Orde Baru danselama sepuluh tahun EUR tak pernah secara
terbuka atau jujur mengakui apalagi
mempersoalkan blunder asumsi ini
Imperatif Nasion dan Kedaulatan
Rakyat Bagi Pemimpin
Di atas semuanya penyebab paling dasardari lakuna pemimpin adalah kenyataan bahwa
mesin politak Orde Baru maupun EUR tidak
Lihat B J Habibie Detrk Deiik King A enenlukan I 14CMandiri 2006
berkiprah pada poros nasion rrtelainkan pada
eksklusivisme kekuasaan yang merampaskedaulatan rakyat Lantaran lamanya
pembodohan politik berlangsung bangsa kitaumumnya lupa bahwa sejak Sumpah Pemuda clan
Proklamasi 17 Agustus 1945 pemimpin ipsofacto
hanya bisa tampil clan berkiprah dalam konteks
kolektivitas politik tertinggi yang dimiliki olehbangsa kita yang tentu saja tak lain dart nasionSama halnya sejak kedua momen penting itudemokrasi atau upaya reformasi akan sia sia jtka
kedaulatan rakyat dirampas terbuka maupun
terselubungKolektivitas nasion kita dtinjak injak
sepanjang 1965 2008 dimulai dengan
pembantaian ratusan ribu saudara sebangsa di
awal Orde Baru Sejak itu de facto Republik
Indonesia bukan lagi milik kita bersama
melainkan milik kekuasaan otoriter di bawah
Presiden Soeharto Dari situ persekusi
warganegara dan atau pembantaian atas rakyat
terrnasuk untuk merampas lahan lahan hidupmereka terus berlanjut
Konflik horisontal parah yang terjadi diKalimantan Barat Kalimantan Tengah Maluku
Utara dan Sulawesi Tengah juga harus dipahami
sebagai akibat dari penginjak injakan terhadapnasion terhadap prinsip kebersamaan kitasebagat bangsa yaitu kettka proses pembangunan
sepanjang Orde Baru hanya menguntungkankelompok kelompok masyarakat yang
mempunyai hubungan organik dengan kelompok
para penguasa sebagai kepanjangan figur figur
atau tangan tangan kekuasaan dari pusat ke
daerah daerah dengan memarj inalkan masyarakatselebihnya Pada keempat kasus itu dapat
dikatakan bahwa terutama di daerah kelompok
kelompok masyarakat yang diuntungkan adalahmereka yang mempunyai kaitan denganbirokratisasi Islam politik dimulat dart
lingkaran dalam kekuasaan Presiden Soeharto
terutama melalui Ikatan Cendektawan Muslim
Indonesia ICMI Agaknya intlah yang disebutoleh Rosa Marieta rasisme institusional
Dari kasus kasus yang ditenzukan tampakbahwa rasisme institusional memangbekerja di dalam kelembagaan
pemerintahan lokal di Maluku Tengah dan
Maluku Tenggara Hak hak istimewa yangditerima kelompok Kristen pada masa
kolonial Belanda dan di awal nzasa
kemerdekaan dan kemudian adanya
penganzbil alihan kekuasaan oleh
12
hcl mpok Islam nzelalui rekayasa
demogrqfis dan ICILV isasi di bawah
peznerintaharz Orde Barzi merupakan bukti
nvata dari bekerjanya rasistne
institu sioncrl melalui birokrasi pemerintah
dacrah
Kenyataan ini diperkuat oleh Syamsuddin
Haris ketika dia menulis bahwa faktor
terpenting di balik konflik konflik lokal tersebutadalah persoalan ketidakadilan akibat eksploitast
sumber daya alam lokal dan sentralisasi politik
secara berlebihan oleh Jakarta ketimbang masalahloyalitas daerah terhadap ide persatuan
3
Kedaulatan rakyat kita sudah dirampas
bahkan lebih awal lagi yaitu sejak periode
Demokrasi Terpimpin Meskipun Rezim Orde
Baru mengalihkan pemerintahan kita dari posisi
sangat kiri ke posisi sangat kanan monopoli
kepemitnpinan inilah yang diteruskan oleh OrdeBaru dengan cara yang lebih ketat clan sistemikterutama dengan mengangkat 60 persen anggota
MPR clan rnelitsus selebihnya Di era EUR
perampasan kedaulatan rakyat diteruskan dengan
sistem nomor urut peruakan politik uang danpelbagai muslihat yang memanfaatkan celah
celah penyelewengan yang sengaja diadakandalanf rangkaian undang undang politik maupunperaturan pelaksanaannya
Sepanjang Rezim Soeharto semboyanpembangunan nastonal terutama tunduk pada
kepentingan negara negara Barat yang menyeretIndonesia ke dalam timbunan hutangmenggelembung dart 3 milyar dolar di bawahkekuasaan Sukarno menjadi 155 milyar dolarAS
di bawah Soeharto Maka terjadilah apa yangpaling dikuatirkan oleh Bung Karno Indonesiakembali menjadi bangsa kuli clan kuli di antara
bangsa bangsa justru di alam kemerdekaan
Agenda pengkultan bangsa tak terpisahkan dari
agenda pembangunan nasional Orde Baru yangmemindahkan porsi potensi ekonomi rakyat
secara fnasif ke tangan keluarga clan para kroni
Soeharto yang rata rata merupakan konglomerathitam
zz Lthat Josephine Rosa Marieta Manajemen Konflik dan
Keberagaman dalam Konteks Kembali Negeri Ohor Ratschapdalam Sri Yanuarti et al Pro6lemattka Capacity Building op cit
Lihat Syamsuddin Haris Dtlema Salah Urns Negara dan
Pemerintahan bagi Proyek Keindonesiaan dalam Firman Noor
Ed nlasionalisme Demokratisast dan Identitas Primordialisme
di Indonesia Jakarta P2P 1 IPL 2007 him 100
Sepanjang 1998 2008 langkah langkallbesar pengkulian dan pengkhianatan terhadapbangsa terus berlangsung misalnya dalamkebijakan pertanian dalam penggundulan hutan
lebih dari 100 juta hektar raib hanya dalam
delapan tahun dalam kebijakan pendidikan
dalam pengobralan Indosat serta pengontrakan
tak wajar dari tambang tambang kaya raya kitadalam kebijakan impor yang mematikanproduktivitas rakyat termasuk impor kondom
bekas serta limbah perusak lingkungan dan di
atas semuanya itu dalam penghibahan ratusan
trilyun dana BLBI kepada bank bank yangumumnya dimiliki oleh para konglomerat hitam
tadi Tak kt tratlg khianatnya adalah kasus kasuspembuatan undang undang oleh DPR yangmenafikan kepentingan nasion 4
Pemimpin mustahil muncul di tengah tengah
meruaknya praktik yang melecehkan nasion
sebab secara ultimat kepemimpinan memangdiukur dari cttrahan pengabdian dan perkiblatan
kepada nasion Di negar a manapun
kepemimpinan senantiasa bekerja dalgn moda
otosentrisitas dan dalam konteks nasion Prinsipotosentrisitas pada hakikatnya sama dan
sebangun dengan prinsip dari oleh dan untukrakyat Pemimpin berkiprah subur dalam ukuran
dan paradigma sistem politik serta kolektivitas
politik yang otosentris itu Sama seperti nasionadalah kolektivitas politik yang otosentrisdemokrasi adalah sistem politik yang otosentrisyaitu bertujuan membawakan kesejahteraan bagi
segenap warganya Dalam konteks politik saatkedaulatan rakyat baca demokrasi dirampas
kepemimpinan akan tersendat Hanya j ika rakyatberdaulat sistetn ganjaran bagi tingkat tingkat
integritas dan kompetensi dari para aspiran
pemimpin bisa diukur dan difungsikan dengan
sebaik baiknya
Jika mekarlisme pengabdian dan perkiblatan
kepada nasion mampet pemimpin akan
kehilangan arah wadah dan tempat bernafas
Arah wadah dan tetnpat bernafas itulah yangditiadakan selama 32 tahun oleh Orde Baru
peniadaan yang diteruskan oleh jajarankomponennya sepanjang sepuluh tahun terakhirAntara nasion dan demokrasi terdapat simbiosis
alamiah yang sangat kuat Serat serat nasionmenguat dalam demokrasi dan demokrasi
tumbuh sehat dalam nasion Apabila nasion
24 Untuk ilustrasi yang komprehensif tentang ini lihat MochtarPabottingi Risiko Potitik Divestasi hrdosat Jakarta Guci Offset
Printing 2007
diinjak injak denokrasi pun bagai kerakaptumbuh di bate Dan kepemimpinan dalam
pengertian yang sesungguhnya mustahil tumbuhdi situ
Kaitan inheren antara kepemimpinan dengan
nasion inilah yang luput dari tangkapanTocqueville ketika dia dengan bias
aristo krasinya menyatakan bahwa
kepemimpinan tak punya tempat atau tak bisa
berkiprah banyak dalam alaln demokrasi Not
only is confidence in the superior attainments ofcertain individuals weakened among democraticnations tulis Tocqueville but the general
notion of the intellectual superiority which anyman whatsoever may acquire in relation to therest of the community is soon overshadowedDi sini Tocqueville memperluas kuasa prinsipkesamaan suara equality of vote hingga
mencakup kesamaan pengaruh atau kesamaandaya persuasi yang takkan dibenarkan oleh nalarsederhana sekalipun
Selain itu argumen Tocqueville
bertentangan dengan fakta fakta dasar mengenai
betapa Amerika Serikat terbentuk dari proses
kontestasi dan seleksi kepemimpinan yangkecemerlangan gagasan gagasannya terutama
dalam The Federalist Papers masih terns bersinar
dan menjadi tolok ukur negara negara demokrasi
maju hingga saat in i 2 Dia keliru ketika
menyatakan bahwa kepemimpinan dalam sistem
demokrasi di Amerika hanya berlaku dan memangsangat rnengesankan saat proses pembentukan
selama lima puluh tahun pertama negara federasi
tersebut sebab kian modern dan kian kompleks
suatu peradaban yang harus dihadapi oleh tiapnegara ke depart maka kian dituntut pula
kecerdasan dan kepeloporan untuk
menghadapinya
Perangkap Perangkap Simalakama
Sebagai dampak negatif anakronisme
politik bangsa kita secara beruntun terus saja
memasuki perangkap simalakama Itu misalnyakita hadapi pada ketentuan konstitusional maupun
perundangan yang meluangkan dua kali masa
zs Lebih lagjut Toequeville menulis As men grow more like each
other the doctrin of the equality of intellect infuses itself into theiropinion and it becomes more difficult for any innovator to acquireor to exert much influence over the minds of people Lihat Alexis
de Tocqueville Democracy in America vol 2 hlm 2732 Lihat Clinton Rossiter Ed The Federalist Papers Hamilton
Madison Jay New York A Mentor Book 1961
13
jabatan eksekutiftertinggi di pusat dan di daerah
yang sebetulnya berlaku clan diterima sebagaisesuatu yang sehat clan rasional di negara negarademokrasi pada umumnya Akan tetapi diakui
atau tidak pada tahun tahun EUR ketentuan ini
diamalkan secara sangat merugikan Parahnya
politik uang membuat para calon legislator calonkepala daerah apalagi calon presiden menumpuk
hutang ratusan juta miliaran bahkan triliunanrupiah sesuai dengan jenjang kepangkatan yangdituju Maka kuat diperkirakan bahwa pada masa
awal jabatan mereka seorang legislator kepaladaerah clan presiden sibuk mencari dana atau
jalan dalam berbagai bentuk untuk membayar
tumpukan hutang tersebut Di samping itu tentusaja mengumpulkan dana lagi untuk menghadapi
pemilihan berikutnya Dan jika terpilih untuk
masa jabatan kedua mereka tetap sibukmelakukan hat hal yang sama kali ini untuk
memperkaya diri sendiri Singkatnya pada kedua
masa jabatan itu mereka hanya sibuk
menggerogoti negara dan tak ada kontribusi apa
apa bagi kehidupan rakyat pada umumnya
Perangkap simalakama juga kita dapatidalam benturan antara keharusan mengacu pada
kabinet presidensil menurut konstitusi clan
keniscayaan praktik kabinet parlementer menurut
realitas Ini jelas sangat mengisruhkan proses
politik kita Namun kehendak untuk memaksakan
konsistensi dalam pilihan kabinet presidensiil
mengandung bahaya tersendiri sebab kita tidakberada pada kondisi normal Kita bisa saja
terjebak pada pemberian privilese tak patut
kepada partai partai besar yang ada sekarangpartai partai yang mayoritas merupakan penerusatau sudah terkontaminasi oleh rangkaian motif
perilaku buruk Orde Baru
Tentu kita juga bisa salah mernbiarkan
oportunisme partai partai kecil menjamur
Namun perlu disadari bahwa pada mulanya
multiplikasi jumlah partai terjadi terutama bukan
karena oportunisme para pendirinya melainkan
karena kebijakan depolitisasi puluhan tahun oleh
mesin otoritarianisme Orde Baru di bawah
Soeharto Lebih penting lagi mempersulit ataubahkan menutup kemungkinan munculnya partaipartai baru bisa berarti menghancurkan masa
depan nasion kita sendiri Siapa tahu masa depan
Indonesia berada di tangan partai kecil yang barnakan lahir clan pada waktunya akan tumbuh
menjadi partai raksasa dengan integritas clan
kompetensi istimewa
El
Perangkap simalakama juga berlaku luasdalam ken iscayaan melaksanakan otonomi daerah
serta demokratisasi di tengah letnahnya kapasitas
pemerintah wltuk menegakkan hukum dan
akuntabilitas pemerintahan Tidak melaksanakan
demokratisasi clan otonomi daerah akan
tnemperparah pembusukan hukum dan
pemerintahan serta menghambat aspirasi yang
sudah puluhan tahun terkekang Akan tetapimenegakkan demokratisasi dan otonomi daerah
di tengah anakronisme clan patologi politik uangserta kepicikan tentang imperatif nasion jugamenghasilkan dampak yang kurang lebih samaPolitik uang yang patologis langsung membajakupaya demokratisasi secara berbanding lurusdengan kadar gairah demokratisasi Otonorni
daerah apalagi pemekaran daerah yang
dilaksanakan secara picik terutama yangmengedepankan eksklusivisme agama daerah
akan merusak serat serat nasion serta menafikan
kriteria integritas pribadi nasional dan kompetensi
profesional nasional 2
Kebajikan Kebajikan Kristalisasi Politik
Tiap negara yang transisi politiknyaberlangsung secara benar maka akan berusahasedapat mungkin mewujudkan kristalisasipolitik
Nalarnya sederhana personalia dan atau perilaku
rezim yang nyata telah melakukan kerusakanparah atas bangsa clan negara tak boleh dibiarkan
terus berkuasa dan justru harus dimintai
pertanggungjawabannya Nalar itulah yangdilaksanakan oleh pemerintahan Orde Baru di
awal kebangkitannya yang celakanya justru iahempang sejak 21 Mei 1998
Strategi yang menghendaki kebangkitantanpa mengoreksi deretan blunder atau
pengkhianatan masa lalu jelas bersifat menipu
Menjalankan roda Republik kita dengan
mengobral impunitas adalah kekeliruan fatal Itu
mengaburkan petnisahan antara perilaku
kekuasaan yang khianat nista clan perilakukekuasaan yang bakti mulia serta membiarkanberlanjutnya dominasi para pelaku khianat nista
itu di dalam pemerintahan
Z Dalam Laporan Utamanya khusus mengenai pemekaran
wilayah yang disebutnya pemisahan wilayah Tempo menulissebagai berikut Secara umum indeks pembangunan manusia
metode untuk mengukur kesejahteraan penduduk suatu kawasan
di daerah baru masih di bawah daerah induknya Dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan pembentukan daerah baru masihbesar pasak daripada tiang Lihat Anarki Pemisahan WilayahTempo 15 Februari 2009 him 23
Mesti disadari bahwa pemimpin khususnya
negarawan hanya bisa lahir dart posisi posisi
politik yang jelas Karakter bersinar di sepanjangproses kontestasi dan deliberasi formal maupun
informal dari posisi posisi politik yang dikukuhidan dipertanggwlg jawabkan secara terbukaBegitu pula emansipasi pencerahan atau
terobosan politik Pelembagaan oposisi yangkredibel pun ditnungkinkan hanya dengan
berlakunya kejelasan dalam posisi posisi politik
makro maupun dalam pelbagai masalah
kenegaraan Di sini posisi David Hume yangmenyatakan bahwa Reason is and ought onlyto be the slave of the passions yang kurang lebihsenada dengan penilaian Tocqueville tentangdemokrasi Amerika setelah lewatnya masa para
pendirinya memperoleh sanggahan yang sangat
kuat dari posisi Juergen Habermas maupun John
Rawls dan paling mutakhir Ian Shaspiro zSTanpa kristalisasi politik tanpa kejelasan
posisi posisi politik oposisi yang kredibel akanmati dengan sendirinya digantikan oleh
merajalelanya korupsi dan oportunisme Karakter
dan prinsip prinsip politik luhur jadi lumer danmenguap di gelanggang Dan bersamanyatnenguap pulalah elan politik yang hendakmenegakkan akuntabilitas transparansi
pemerintahan bersih dan pertanggungjawaban
pemerintah kepada rakyat
Ketiadaan kristalisasi politik ini membawa
akibat yang amat serius dan menyedihkanSeluruh tatanan politik hukum ekonomi dan
moralitas kita menjadi rawan distorsi
penyelewengan dan tidak ada pertanggungjawaban Dalam konteks itulah nasion terus
dikhianati secaratelanjang bahkan bi arre justruoleh para petinggi yang berkewajiban menjagadan memuliakannya di ketiga cabangpemerintahan
The Rawlsian idea of reflective equilibrium presupposes the
possibility of moral deliberation In Habermas the ideal speechsituation is intended to permit deliberations about ends as well as
about means Because each idea is embedded in a highly complextheory one should should beware ofdiscussing them independentlyof the context Yet the arguments advanced by Habermas and Rawlsdo seem to have a common core political choice to be legitimate
must be the outcome of deliberations aboput ends among freeequal and rational agents Lihat Kata Pengantar dari Ann Elster
Ed Deliberative Democracy Cambridge University Press hlm5 dan Ian Shapiro The Moral Foundations ofPolitics New HavenYale University Press 2003
Man Nlenuju Kristalisasi Politik
Mengharapkan kebangkitan figur figur
pemimpin tanpa melaksanakan kristalisasi politik
adalah ibarat mengharapkan pepohonan tumbuh
subur tanpa sinar matahari Di luar jalan
Kebenaran dan Rekonsiliasi yang masih terusdijegal kristalisasi politiktetap bisadilaksanakansecara berarti oleh segenap komponen bangsa kitalewat enam langkah tiga yang pertama menuntutinternalisasi dan tiga lainnya menuntut praksis
Pertama sekali ialah dengan kembali
menangkap diktum Aristoteles tentang politiksebagai bidang kegiatan termulia karena jikadilaksanakan secara benartak ada bidang lainyang bisa lnengatasinya dalam tnenegakkanrangkaian kebajikan serta kemaslahatan publik
public virtues and public goods Bagi
Aristoteles politik bukanlah sesuatu yangdeskriptif tnelainkan preskriptif Secara eksplisit
dia mengaitkan pemahamannya tentang politikdengan risalahnya yang terkenal EthicaNichomachea 9 Kita perlu menghimbau tiapwarganegara yang memiliki integritas dankompetensi publik agar aktif dalam kerja politik
baik yang sifatnya mencerahkan maupun yanglangsung terjun di lapangan Pada hakikatnyapolitik itu sendiri adalah ajang kepemimpinanDan tak ada sistem pemerintahan yangmemberikan ruang seluas luasnya bagi kiprahdan atau kontestasi politik seperti yang berlakupada demokrasi
Kedua dengan kembali menajamkan
pemahaman kita akan cetak biru atau rangkaian
ideal makro politik kita sebagai nasion Kita perlu
menelusuri sejarah proto nasion dan sejarah
pergerakan nasional kita agar bisa lebih jernih
menangkap akar akar historis dari jati diri kitasebagai bangsa Dalam hitungan ini menyimak
Dalam suatu terjemahan mutakhir dari Politics karyaAristoteles
Phillips Simpson kembali menandaskan bahwa Politics harus
ditempatkan dalam konteks Ethica Nichomachea Lihat Peter LPhillips Simpson The Politics of Aristotle Chapel Hill TheUniversity of North Carolina Press 1997 Aristoteles sendirimenulis bahwa the majority of the acts commanded by the laware those which are prescribed from the point of view of virtue
taken as a whole for the law bids us practise every virtue and forbidsus to practice any vice Dan dia menambahkan bahwa This iswhy we do not allow a man to rule but rationalprinciple becausea man behaves thus in his own interests and becomes a tyrant
Lihat Richard McKeon Ed Introduction toArislotle New York
The Modern Library 1947 111m 402 412 Dengan mudah kitabisa melacak perindukan gagasan gagasan Rawls Sartori danShapiro pada gagasan gagasan Aristoteles
15
ulang korpus karya Bung Karno dan Bung Hattamerupakan suatu keniscayaan sebab pada kedua
korpus karya mereka kita dapat menangkapgenealogi nasion kita 30 Pancasila harus kita
pahami tidak melulu sebagai hasil adopsi dari
khasanah pemikiran politik universal melainkan
juga sebagai hasil sublimasi dan kristalisasi
prinsip prinsip politik modern dari partikularitasrangkaian pengalaman ideal kita sebagai bangsa
Pancasila lahir dari alam pikiran Indonesia
modern bukan dart khasanah leluhur kita ribuan
tahun lampau
Adalah ilnperatif untuk tidak memahami
atau menggunakan Pancasila sepenggal
sepenggal di luar keutuhan kohesifnya apalagi
mengoperasionalkan salah satu silanya dalam
politik praktis yang melecehkan sila sila lainnyaDulu Orde Baru melakukan ini dengan sila ketiga
Persatuan Indonesia sedemikian rupa untuk
menghabisi lawan lawan politiknya secara bengis
sehingga praktis menginjak injak sila kedua
keempat dan kelima Akibatnya ideal dan sendi
sendi persatuan itu sendiri jadi terancam dan
merapuh Kita harus tegas lnenolak laku reduksi
atas Pancasila yang menjadikannya semata mata
sebagai tongkat penggebuk sebab reduksi yangdemikian juga merupakan suatu pengkhianatan
tersendiri Pancasila tetaplah rangkaian ideal
komprehensif yang harus terus dibina ataudiwujudkan
Ketiga ialah dengan memahami adanya
simbiosis antara nasion dan demokrasi serta
memahami imperatifotosentrisitas Ini berarti kita
harus menegakkan demokrasi sembari
memuliakan nasion Persaudaraan dalam
pluralitas nasion akan diperkuat dengan
pelaksanaan demokrasi sedangkan kerja
tnenyusun kontrak kontrak politik dalam
demokrasi dipermudah dengan mengindahkan
persaudaraan se nasion Pemahaman akan
simbiosis ini mutlak perlu bagi para penentu
pelaksana kebijakan di ketiga cabangpemerintahan maupun di setiap bagian Tanah Airdalam pelaksanaan otonomi daerah
Keempat memasuki wilayah praksis yaitu
dengan memisahkan urusan agama dengan urusan
negara atau menjaga independensi keluhuran
kebajikan masing masing Ini bertujuan agar
Tentang genealogi nasion Indonesia lihat misalnya MochtarPabottingi Nationalism and Egalitarianism in Indonesia 1908
1980 Doctoral dissertation University of Hawaii at Manoa 1991dan R E Elson The Idea of Indonesia A History CambridgeUniversity Press 2008
a
keduanya tidak saling merusak melainkan justrusaling menunjang daiam independensiPencalnpur adukan urusan agama dengan urusan
negara akan merancukan integritas dan
kolnpetensi masing masing dan akhirnya akanmerusak keduanya Peradaban politik modern
cukup banyak lnenyediakan rambu rambu ataukiat kiat untuk membuat agama dan negara tidak
saling inerusak misalnya dengan mengangkatpejabat negara semata rnata menurut kriteria
keutamaan jejak integritas dan kompetensi
kenegaraannya
Kelima metnanfaatkan momentum
amandemen baru atas UUD 1945 serta perubahan
undang undang politik untuk memperkenalkan
bab aturan peralihan guna mengatasi dalamnya
dampak negatif dari pilihan pilihan silnalakama
di bidang politik yang di awal EUR mestinyadiatasi sekaligus lewat Konstitusi Transisional
Dengan memaksimalkan pemanfaatan kecerdasan
serta daya temu inventiveness politik hukum
yang ada pada bangsa kita tidak mustahil kitamampu memperkecil atau bahkan meniadakan
dampak negatif dari pilihan pilihan simalakama
tersebut
Untuk memperkecil peluang korupsi danpolitik uang misalnya kita bisa
mempertimbangkan kemungkinan menetapkan
dalam aturan peralihan agar para pejabat
eksekutif tertinggi terutama presiden dipilih
masing masing hanya untuk satu masa jabatandalam pemilihan umum dan pilkada katakanlah
hingga 2014 Kita juga bisa lnemasukkan
moratorium bagi otonomi daerah serta mencegah
munculnya partai partai oportunis dengan
mensyaratkan basis massa dan atau basis
ideologis yang belum diklaim oleh partai partaiyang sudah ada
Terakhir sedapat mungkin mengadopsi
strategi Pergerakan Kemerdekaan kita yaitu
menarik garis pisah antara pihak sini dan pihak
sana Jika dulu kedua pihak ini dibedakan atas
dasar bangsa penjajah atau bangsa terjajah kini
keduanya harus dibedakan atas dasar perilaku
yang membina atau merusak nasion Di luarwilayah abu abu tidaklah sulit mengidentifikasi
para pelaku dan rangkaian perilaku khianat
nasion oleh individu maupun partai di sekitar kita
sebagai bagian dari pihak sana dan
mein band ingkannya dengan rangkaian perilaku
bela nasion sebagai bagian dari pihak sini
Selanjutnya pihak sini wajib menggalang dan
meningkatkan kerjasama serta jaringamnya untuk
menghadapi pihak sana
Kristalisasi pihak sini pihak sana sulit
dielakkan dalam kondisi keterpurukan
berkepanj angan yang sudah langsung mengancameksistensi Republik kita Ini perlu dilakukan mulai
dari tingkat individu hingga ke tingkat partai
politik dan organisasi kemasyarakatan Partai
organisasi dituntut untuk kembali menegaskan
paradigma ideologis masing masing dan merekayang paradigmanya kurang lebih samaseyogianya melebur diri Partai yang semulabertolak sebagai kekuatan reformis namun
kemudian terkontaminasi menjadi cetakan Orde
Baru menghadapi tugas berat untuk
membersihkan diri
Partai atau organisasi pejuang denganlandasan ideologis serta sistem pengaderan yangbalk bisa menerapkan kebijakan askese politik
yaitu melarang tiap anggotanya hidup bermewahmewah di tengah kemelaratan rakyat sebab
bermewah mewah di tengah kemelaratan rakyat
adalah imoral dan sekaligus suspicious Ia pun
bisa secara sukarela mentradisikan asas
pembuktian terbalik di lingkungannya atas setiapbentuk kekayaan yang asal usulnya
dipertanyakan Kedua langkah ini akan
berdampak sangat positif bagi kebangkitannya
sebagai partai organisasi pemimpin ke depan
baik untuk menjadi simpul simpul kebajikan dan
solidaritas publik maupun untuktumbuh menjadi
partai organisasi mayoritas
Partai organisasi yang solider dengankondisi rakyat dan konsisten mengamalkan
prinsip akuntabilitas serta transparansi akan
segara bersambung dengan lekat di hati danmenjadi panutan rakyat Di manapun dan
kapanpun rakyat tak pernah terlalu bodoh untuk
menyambung dirinya dengan tiap partaiorganisasi yang konsisten m embela danmengangkat harkat hidupnya dengan kasih
Makin bajik suatu partai makin besar pulalah
peluangnya untuk memperkuat barisan dan
memperluas pengaruhnya secara nasional Maka
sama seperti hasil dari strategi pihak sini pihak
sana di masa Pergerakan Nasional yang berujungpada Republik Indonesia strategi pihak sini pihak
sana masa kini yang di permukaan tampakkonfrontatif sesungguhnya tak lain dari strategi
menuju reintegrasi nasional di atas dasar dasar
politik yang lebih bijak dan lebih kokoh
Kesimpulan
Nasion Republik dan Tanah Air kita adalah
tiga serangkai rahmat dan sekaligus amanah yangtiada ternilai harganya dari Yang Maha Pengasihkepada bangsa kita Oleh karena itu kita perlumelakukan beberapa hal sebagai berikut
I Memahami berturut turut politik dalam
pengertiannya yang hakiki2 memahami cetak biru Republik kita
3 memahami simbiosis antara nasion dan
demokrasi yang bineka dalam modaotosentrisitas atau yang membela danmemelihara segenap warganegara tanpadiskriminasi dalam bentuk apa pun
4 menghormati independensi serta salingtunjang negara dan agama terhadap danbagi satu sama lain di dalam Republik
5 menyiasati secara cerdas perangkap
perangkap atau pilihan pilihan
simalakama yang merubung kita lantarananakronisme politik selama ini dan
6 menarik garis pisah antara pihak sini
dan pihak sana demi kebajikan publik
dan reintegrasi nasional
Semua itu adalah jalan yang sah terpujidan tak terelakkan j ika kita hendak menyediakantanah yang gembur dan udara yang lapang bagipertumbuhan pemimpin pemimpin bangsa kita di
masa depan yang dekatHanya pemimpin pemimpin sejati yang
sanggup menyelamatkan bukan hanya rangkaianagenda reformasi melainkan juga dan terutama
rangkaian cita cita luhur yang terangkum didalam Pancasila secara utuh Jika keenam
langkah di atas bisa kita hayati dan wujudkan
akan tersarnbunglah kembali ikatan tali pusar
yang menyatukan eksistensi kita dengan parapendiri Republik beserta jutaan rantai pejuangdan atau syuhada yang sudah mendahului
Alangkah indah dan bermakna hidupberjuang dan berkarya untuk menyediakan masadepan yang lebih maju lebih baik dan lebihbermartabat bagi anak cucu kita generasi
generasi bangsa kita hingga jauh ke masa depan
membawa Indonesia berdiri tegak dan sejajar
dengan bangsa bangsa termaj u di dunia bahkanjika bisa melampaui mereka semua Dalam
perenungan dan pergumulan pemikiran kita pada
peringatan Satu Dekade Era Upaya Reformasi
dan Satu Abad Pergerakan Kemerdekaan saat ini
17
inilah jalan untuk memancangkan sosok yanglebih nyata dan lebih tegar bagi Kebangkitan
Nasional kita seterusnya
Daftar Pustaka
Basyar M Harridan Ed 2003 Konflik Poso
Pemetaan dan Pencarian Pola Pola
Alternatif Penyelesaiannya Jakarta P2PLIPI
Budiardjo Miriam 1994 Demokrasi di Indonesia
Demokrasi Parlementer dan Demokrasi
Pancasila Jakarta P T Gramedia Pustaka
Utama
Cahyono Heru Ed 2008 Konflik Kalbar dan
Kalteng Jalan Panjang Meretas
Perdamaian Jakarta P2P LIPI
bekerjasama dengan Pustaka Pelajar
Chinweizu 1975 The West and the Rest of Us NewYork Random House
de Tocqueville Alexis Democracy in America Vol2
Diamond Larry dan Leonardo Morlino 2004 TheQuality of Democracy An OverviewJournal of Democracy Volume 15 No 4Oktober 2004
Diamond Larry Juan J Linz dan Seymour MartinLipset Eds 1988 Demiocracy inDeveloping Countries Volume Two
Africa Boulder Colorado Lynne Rienner
Publishers
Elson R E 2008 The Idea ofIndonesia A HistoryCambridge Cambridge University Press
Elster Jhon Ed 2003 Deliberative DemocracyCambridge Cambridge University Press
Fanon Frantz 1968 The Wretched ofthe Earth New
York Grove Press Inc
Habibie B J 2006 Detik Detik Yang MenentukanTHC Mandiri
Haris Syamsuddin dan Riza Sihbudi Eds 1995
Menelaah Kembali Format Politik Orde
Baru Jakarta Gramedia Pustaka Utama
Haris Syamsuddin 2007 Dilema Salah Urus
Negara dan Pemerintahan bagi Proyek
Keindonesiaan dalam Firman Noor Ed
Nasionalisme Demokratisasi dan Identitas
Primordialisme di Indonesia Jakarta P2P
LIPI
18
Huntington Samuel 1991 The Third Wave
Democratisation in the Late Twentieth
Century Oklahoma University of klahomaPress
Johnson Chalmers 2000 Blowback The Costs and
Consequences of American Empire NewYork An Owl Book Henry Holt andCompany
Majalah Tempo Anarki Pemisahan Wilayah 15
Februari 2009
McKeon Richard Ed 1947 Introduction to
Aristotle New York The Modern Library
Memmi Albert 1965 The Colonizer and the
Colonized New York The Orion Press
Pabottingi Mochtar 1991 Nationalism and
Egalitarianism in Indonesia 1908 1980
Doctoral Dissertation Hawaii Universityof Hawaii at Manoa
1994 Demokrasi Masalah Genealogi
Distorsi dan Otosentrisitas Seminar
Nasional XI dan Kongres III A1PI bertema
Demokrasi dan Demokratisasi di Indonesia
yang diselenggarakan melalui kerjasamaantara AIPI dan PPW LIPI Jakarta 25 27
Januari 1994
2000 Lima Palang Demokrasi SatuSolusi Rasionalitas dan Otosentrisitas dari
Sisi Historis Politik di Indonesia Orasi
llmiah Pengukuhan sebagai Ahli Peneliti
Utama PPW LIPI 22 Juni 2000
2001 In the Absence ofAutocentricityThe Case of Historical Preclusion of
Democracy in Indonesia Dalam R
William Liddle Ed Crafting IndonesianDemocracy Jakarta Mizan Pustaka
2006 UU No 22 Tahun 1999 Blunder
Asumsi di Tengah Irasionalitas Politik
Dalam Syamsuddin Haris Ed
Membangun Format Baru Otonomi
Daerah Jakarta LIPI Press
2007 Pengukur Demokrasi Kita
Ditulis sebagai Pengantar bagi
Syamsuddin Haris Ed Partai dan
Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi
di Indonesia Jakarta LIPI Press
2007 Risiko Politik Divestasi Indosat
Jakarta Guci Offset Printing
2008 Dalam Kutukan Anakronisme
Dalam Tempo 1 Agustus 2008
Panikkar K M 1969 Asia and Western Dominance
New York Collier Books Edition
Parekh Bhikhu 1993 The Cultural Particularityof Liberal Democracy Dalam David Held
Ed Prospects for Democracy StanfordCalifornia Stanford University Press
Rossiter Clinton Ed 1961 The Federalist Papers
Hamilton Madison Jay New York AMentor Book
Sartori Giovanni 1987 The Theory of DemocracyRevisited Part One The ContemporaryDebate Chatham New Jersey ChathamHouse Publishers Inc
Setiawan Bayu Ed 2004 Konflik Poso
Perbedaan Intensitas Konflik dan
Efektivitas Upaya Penyelesaiannya
Jakarta P2P LIPI
Shapiro Ian 2003 The Moral Foundations ofPolitics New Haven Yale University Press
Simpson Peter L Phillips 1997 The Politics ofAristotle Chapel Hill The University ofNorth Carolina Press
Stanley 2005 Timbunan Sampah Orde Baru
Dalam Stanley Ed Warisan Orde Baru
Studi Fenomena dan Sistem Bablasan
Reim Soeharto di Era Reformasi Jakarta
Institut Studi Arus Reformasi Universitas
Melbourne Ausaid
Sunstein Cass R 2001 Designing Democracy WhatConstitutions Do Oxford Oxford
University Press
Uhlin Anders 1997 Oposisi Berserak BandungMizan Pustaka
Yanuarti Sri dkk 2006 Problematika CapacityBuilding Kelembagaan Pemerintahan Lokaldalam Pengelolaan Konflik di MalukuJakarta P2P LIPI
Ell
Masalah Kelen bagaan Partai Politik
di Indonesia Pasca Orde Baru
Oleh
Lili Romli
Ahstrcrct
In contemporary reform era political parties in Indonesia facing mar v problems The public image ofpolitical party was not good due to their lack of capabilities to function well This functional problem derivedfrom the institutional problem of political parties In this paper there are three crucial institutional problemsthat have to be solved by political party 1 ideology and platform 2 cohesivity and conflict management and3 political recruitment and forming of cadres
Pendahuluan
Dibandingkan dengan bentuk bentuk sistem
pemerintahan yang lain demokrasi adalah suatucara yang lebih baik untuk lnemerintah MenurutRobert Dahl demokrasi dianggap sebagai bentukpemerintahan yang balk karena paling tidak lebihunggul dalam sepuluh hal yaitu 1 menghindari
tirani 2 menghormati hak hak asasi 3
kebebasan umum 4 menentukan nasib sendiri
5 otonomi moral 6 perkembangan manusia
7 menjaga kepentingan pribadi yang utama 8persamaan hak 9 mencari perdamaian dan 10
kemakmuran
Bila kita telah memilih demokrasi sebagai
cara untuk mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara mau tidak man salah satu instrumen
penting dalam delnokrasi adalah partai politikDalam demokrasi partai politik merupakan jiwa
dan sernangat Tanpa partai politik maka
demokrasi tidak bisa bekerja dan berjalan
Dengan demikian bekerja dan berfungsinya
demokrasi salah satunya tergantung pada partaipolitik
Netherlands Institute for MultipartyDemocracy NIMD rnengatakan paling tidak adatiga alasan mengapa partai politik perlu agar
demokrasi berfungsi Pertama partai politik
adalah kendaraan utalna bagi perwakilan politik
Kedua partai politik adalah mekanisme utama
bagi penyelenggaraan pemerintahan dan Ketiga
partai politik adalah saluran utama untuk
memelihara akuntabilitas demokrasi 2
Robert Dahl Periha Demokrasi Jakarta Yayasan Obor Indonesia
2001 him 63
z Netherlands Institute for Multiparty Democracy NIMD SuatuKerangka Kerja Pengembangan Partai Podhik Yang DemokratisJakarta 2006 hIm 10
Keberadaan partai politik tidak bisa
dipisahkan dari prinsip prinsip kehidupanberdemokrasi Partai politik merupakan salah satu
pilar dari demokrasi itu sendiri Dengan adanya
partai politik aspirasi dan keinginan masyarakat
dapat disalurkan dan diperjuangkan karena
memang keberadaan partai politik untuk maksudtersebut Dalam konteks itu parpol harus
melaksanakan sejumlah fungsi Di antara fungsi
fungsi yang harus dijalankan oleh partai politikyaitu fungsi sebagai mediasi antara pemerintah
dan rakyat pencalonan kandidat mengorganisasi
pemerintahan mendorong akuntabilitas publikpendidikan politik dan pengatur konflik 3
Pada era reformasi ini partai politik tampak
menghadapi krisis Partai politik dimata publik
memiliki citra yang kurang bagus Ini terjadikarena partai partai politik tidak atau belum
mampu memainkan dan menjalankan fungsi
fungsi yang dimiliki dengan optimal Partai partaipolitik tidak memiliki kemampuan dalam
mengerahkan dan mewakili kepentingan
warganegara maupun dalam menghubungkan
warganegara dengan pemerintahan
Kondisi seperti itu ditambah pula dengan
persoalan pelembagaan partai Yang dimaksuddengan pelembagaan partai politik menurut
Huntington adalah proses pemantapan partai
politik baik dalam wujud perilaku yang memolamaupun dalam sikap atau budaya Huntingtonmenegaskan bahwa dalam konteks pembangunan
politik yang terpenting bukanlah jumlah partaiyang ada melainkan sejauh mana kekokohan danadaptabilitas sistem kepartaian yang berlangsung
Tentang fungsi partai politik antara lain dapat dilihat MiriamBudiardjo Dasar Dasar Hum Politik Jakarta Gramedia 1985
21
Suatu sistem kepartaian disebut kokoh dan
adaptabel kalau ia mampu menyerap danmenyatukan semua kekuatan sosial baru yangmuncul sebagai akibat modernisasi Dari sudut
pandang ini jumlah partai hanya akan menjadipenting bila ia memengaruhi kapasitas sistemuntuk membentuk saluran saluran kelembagaan
yang diperlukan guna menampung partisipasipolitik
Bagi Huntington sebuah sistem kepartaian
yang kokoh harus memiliki sekurang kurangnyadua kapasitas Pertama melancarkan partisipasi
politik melalui jalur partai sehingga dapat
mengalihkan segala bentuk aktivitas politik
anomik dan kekerasan Kedua mencakup danmenyalurkan partisipasi sejumlah kelompokyangbaru dimobilisasi yang dimaksudkan untukmengurangi kadar tekanan kuat yang dihadapioleh sistem politik Dengan demikian sistem
partai politik masih mengalami masalah serius
dari sisi kelembagaan maupun pelaksanaan
demokrasi internalnya
Perkembangan Partai Politik di Indonesia
Tumbuh dan berkembangnya partai partai
politik di Indonesia semenjak proklamasi
kemerdekaan dimulai setelah keluarnya
Maklumat Pemerintah tanggal 4 November 1945
Maklumat tersebut berisi bahwa Pemerintah
menyukai timbulnya partai partai politik karena
dengan adanya partai partai itulah dapat dipimpin
ke jalan yang teratur segala paham yang adadalam masyarakat Selanjutnya maklumat itu
memuat bahwa pemerintah berharap supayapartai partai itu telah tersusun sebelum
dilakukannya pemilihan anggota Badan
Perwakilan Rakyat pada bulan Januari 1946 5
Sejak keluar maklumat itu maka berdirilah
partai partai politik Umumnya partai partai
politik yang didirikan adalah kelanjutan dariorganisasi organisasi sosial dan partai politik
yang sudah dibentuk pada masa kekuasaankolonial Belanda dan kekuasaan pendudukan
Jepang Di antara partai politik yang berdiriadalah Masyumi PNI PKI dan PSI untuk
menyebut beberapa partai yang pentingDalam pembentukan partai partai politik
pengaruh ikatan primordial tampak jelas dalam
Lihat Samuel Huntington Political Order in Changing SocietiesNew Haven Yel University Press 1968
Lihat M Rusli Karim Per alanan Partat Politik di IndonesiaSebuah PasangSarut Jakarta Rajawalipers 1983
22
pengor anisasian partai partai politik Pengaruh
ikatan ikatan primordial seperti agama suku
dan kedaerahan semakin kentara dalam
memengaruhi pengorganisasian partai politik Hal
ini dilakukan dalam rangka untuk mencari
dukungan massa
Dukungan partai politik juga cenderungmengikuti perbedaan sosial keagamaan
sebagaimana diulas oleh Clifford Geertz Ia
melihat bahwa partai partai politik yang adamengikuti garis keagamaan antara kelompok
Islam abangan dan priyayi serta kelompok Islam
santri Kelotnpok Islam abangan dan priyayi
merupakan pendukung partai partai politik
sekuler sedangkan kelompok Islam santri
pendukung partai partai politik yang bersifatkeagatnaan terutama partai politik Islam
Pengorganisasian partai politik juga
mengikuti garis aliran pemikiran seperti
dinyatakan oleh Herbert Feith dan Lance Castle
Kedua Indosianist ini mengatakan bahwa partai
partai politik yang ada pasca kemerdekaanIndonesia merupakan perwujudan dari aliran
aliran pernikiran yang ada dalam masyarakatpolitik Indonesia Masyulni dan NU merupakan
perwujudan aliran pemikiran Islam PNI
perwujudan dari aliran nasionalisme radikal PKI
perwujudan aliran komunis dan PSI perwujudan
aliran sosialisme dernokrat
Periode Demokrasi Terpimpin merupakan
salah satu periode yang kelam bagi perjalanandemokrasi di Indonesia Demokrasi terpimpin
menyebabkan kekuasaan terpusat di tangan
presiden yakni Soekarno Semua kekuasaan
berada digenggamannya Partai partai politik
tidak berfungsi bahkan jumlahnya dikurangi
Dan 28 partai politik hanya tinggal 10 partai
yaitu PNI PKI NU PSII Perti Partai Katolik
Parkindo IPKI Murba dan Partindo
Keberlangsungan Demokrasi Terpimpin
ternyata tidak berumur panjang Benar apa yangdikatakan oleh Hatta bahwa Demokrasi
Terpimpin bagaikan rumah kertas yang tidakakan berumur panjang 8 Akibat tragedi G 30 SPKI Soekarno jatuh dari kursi kepresidenan
Meskipun MPRS telah mengangkat Soekarno
menjadi Presiden seumur hidup tetapi MPRSkemudian mencabutnya dan menolak
Lihat Clifford Geertz Islam Santri dan Priyap DalamAlasrm akat Jana Jakarta Pustaka Jaya 1981
Herbert Peith dan Lance Castle Pemikiran Politik Indonesia
1945 1965 Jakarta LP3GS 1988 him Ivi
Lihat Moh Hatta Denrokrasi Kita Jakarta Jambatan 1966
pertanggungjawaban yang diberikan SoekarnoDengan demikian rrlaka mandat MPRS terhadapSoekarno dicabut Dengan diberhentikannya
Soekarno maka tamatlah Demokrasi Terpimpin
terkubur bersama penggagasnya
Periode Demokrasi Terpimpin kemudian
digantikan dengan Demokrasi Pancasila oleh
Pemerintah Orde Baru Dalam sejumlah
kebijaksanaan politik pemerintah Orde Baru
melakukan reorganisasi dan refungsionalisasi
baik pada tingkat suprastruktur politik maupun
infrastruktur politik Kebijaksanaan ini
dimaksudkan sebagai usaha untuk menciptakan
stabilitas politik sebagai landasan terlaksananya
pembangunan ekonomi Dalam pandangan Orde
Baru stabilitas politik merupakan prasyarat
terlaksananya pembangunan sehingga
pembangunan bisa dilaksanakan apabila tercipta
stabilitas politik
Orde Baru melihat bahwa biang kekacauanyang mengganggu stabilitas politik antara lainadanya partai partai politik yang dianggapberperan mengganggu stabilitas Hal ini
berdasarkan pengalaman Demokrasi Parlementer
di mana pemerintah selalu berganti ganti
diakibatkan ulah partai partai politik
Sehubungan dengan itu langkah yang dilakukanOrde Baru adalah melakttkan penyederhanaan
jumlah partai politik
Kesembilan partai politik yang adaParmusi NU PSII Perti PNI Partai Katolik
Parkindo IPKI dan Murba dikelompokan atas
dua kelompok yaitu pertama kelompok materiil
spirituil yang terdiri atas PNI IPKI PartaiKatolik Parkindo dan Murba dan kedua
kelompok spirituil materiil yang terdiri atasParrrtusi NU PSII dan Perti 9
Setelah Pemilu 197 1 tepatnya tahun 1973
kedua kelompok tersebut diharuskan melakukan
fusi Kelompok pe rtama yang terdiri atas partaipartai Islam tergabung dalam wadah PartaiPersatuan Pembangunan PPP Kelompok
kedua yang terdiri atas partai partai nasionalisdan Kristen membentuk Partai Demokrasi
Indonesia PDI Dengan adanya fusi ini partai
partai politik yang ada menjadi tiga yaitu PPPPDI dan Golkar Selain menyederhanakan jumlah
partai politik rezim Orde Baru juga
memberlakukan asas tunggal Pancasila sebagai
satu satunya asas bagi semua partai politik
termasuk juga Organisasi Massa
LihatAli Moetopo Strategi Politik Nasional Jakarta CS IS 1974
Pada awal reformasi partai politik yang adamencapai 184 partai Dari jumlah tersebut 148mendaftarkan diri ke Departemen Kehakiman
sekarang Departemen Hukum dan HAM dan
141 di antaranya melnperoleh pengesahan sebagaipartai politik Dari jumlah tersebut setelah
melalui seleksi akhirnya yang memenuhi syaratikut Pemilu 1999 hanya 48 partai politik
Banyaknya jumlah partai politik saat itu
dapat dikatakan bahwa pada era reformasi ini
mengulangi masa awal kemerdekaan sampai
dengan tahun 1950 an di mana jumlah partai
politik begitu banyak Banyaknva partai politik
tersebut merupakan cermin dari struktur
nlasyarakat Apabila masyarakat bersifat
heterogen dalam segala hal termasuk ideologi dan
aliran politik maka akan tercermin dalam
pembentukan organisasi kekuatan politik
termasuk di dalamnya partai politik Oleh karena
itu benarlah jika Indonesia adalah bangsa yangheterogen atau plural yang memiliki banyak aliranpolitik atau ideologi
Herbert Feith dan Lance Castle menganalisis
masyarakat politik Indonesia pada pasca
kemerdekaan yaitu dari tahun 1945 sampai tahun
1965 Menurut kedua pakar politik Indonesia ini
dalam masyarakat politik Indonesia terdapat lima
aliran politik yaitu Islam Nasionalisme Radikal
Komunisme Sosialisme Demokrat dan
Tradisionalisme Jawa 10
Selnentara Daniel Dhakidae
mengelompokkan partai partai politik pasca Orde
Baru atas dua jalur utama yaitu jalur kelas dan
jalur aliran Partai yang mengambil jalur kelasmembedakan dirinya berdasarkan pandangannya
terhadap modal yang pada akhirnya membagimasyarakat atas kelas pemilik modal dan kaum
buruh dengan segala kompleksitasnya Partai
yang mengambil aliran akan membedakan
dirinya berdasarkan pandangar terhadap duniadan persoalannya dan bagailnana cara
memecahkannya Agama dan kebudayaan
menjadi pilihannya
Selanjutnya Dhakidae menjelaskan bahwa
partai partai politik yang ikut Pemilu 1999 adadua sumbu yang memisahkannya yaitu sumbuvertikal dan sumbu horizontal Sumbu vertikal
melnisahkan dua kutub yaitu partai yangberdasarkan agama dan partai yang berdasarkan
1 Herbert Feith dan Lance Castle Pemikiran Politik Indonesia
1945 1965 Jakarta LP3ES 1988 hinnAiii viii
Daniel Dhakidae Partai Politik Indotiesia Ideologi Strategidan Program Jakarta Kompas 1999 him 34
23
kebangsaan Sumbu horizontal j uga memisahkandua kutub lainnya berdasarkan kelas yaitu
developmental isme dan sosialisme radikal
Pemetaan yang dilakukan oleh Feith danCastle serta Dhakidae tersebut di atas
menggambarkan bahwa partai partai politik di
Indonesia merupakan wujud dari banyaknya
aliran politik di Indonesia Banyaknya aliran
tersebut terwujud dalam pembentukan partai
politik yang tidak memunculkan konfliktualantara aliran politik parpol yang satu denganaliran politik yang lainnya Akan tetapibagaimana aliran aliran politik tersebut bersatu
padu membangun kemajuan dan kesejahteraan
bagi masyarakat Indonesia
Hasil Pemilu 1999 menunjukkan bahwa dari
48 partai politik tersebut tidak setnuanya
memperoleh dukungan suara atau kursi di DPR
Ada 7 partai politik yang secara signifikanmemperoleh kursi di DPR yaitu PDIP 153
kursi Golkar 120 PPP 58 PKB 51 PAN
34 PK 7 dan PBB 13 12
Meski banyak partai politik yang tidakmemperoleh kursi di DPR pendirian partai politik
relatif tetap banyak Menghadapi Pemilu 2004banyak partai politik yang didirikan Tercatatkurang lebih 200 partai yang berdiri yangmerupakan akumulasi dari jumlah partai politik
yang didirikan semenjak awal reformasi Namundari partai sebanyak itu tercatat hanya 50 partai
politik yang memperoleh pengesahan sebagai
partai politik Dari jumlah tersebut yang lolosuntuk ikut Pemilu 2004 hanya 24 partai politik
Dari 24 partai politik peserta pemilu itu
yang lolos electoral threshold ET 3 hanya 7
partai politik yaitu Golkar 127 kursi PDIP
109 PPP 58 PKB 52 PD 56 PAN 53
dan PKS 45 Sementara sisanya 17 partai
politik tidak lolos ET Berdasarkan peraturan
yang ada ke l7 partai politik tersebut apabilaingin ikut dalam pemilu berikutnya pengurusnya
diharuskan mernbentuk partai baru Namun
aturan tersebut kemudian dianulir dalam UU No
10 Tahun 2008 di mana partai politik yangInemperoleh kursi meski tidak lolos ET bisa ikut
pemilu berikutnya Berdasarkan aturan ini maka
9 partai politik lainnya PBB PBR PDS PPDK
PKPB PKPI Pelopor dan PPDI dan PNI
Marhaenisme otomatis menjadi peserta Pemilu
2009 13
Z Lihat Lili Romli Ed Evalua ri Pemihu 2004 Analisis Proses
dan Hasrl Pemthu Legrslatrf Jakarta P2P LIP1 2004 hlm 4Lihat Pasal 316 dalam UU No 10 Tahun 2004 tentang Pemilihan
Umum anggota DPR DPD dan DPRD
24
Dcngan demikian partai politik yangotomatis menjadi peserta pemilu ada 16 partai
poitik yang terdiri atas 7 partai politik yang lolosET 3 dan 9 partai politik yang mendapat kursidi DPR Kemudian dari partai partai politik yangberbadan hukum setelah dilakukan veriflkasi oleh
KPU ada 22 partai politik yang lolos verifikasiadministratif dan faktual Dengan demikian
jumlah partai politik peserta PeIn11U 2009 menjadi
3 8 partai di tingkat nasional dan 6 partai lokal diNanggroe Aceh Darussalam NAD Dengan
jumlah tersebut maka akan ada peningkatan
jumlah peserta Pelrlilu 2009 sebanyak 14 partaidi tingkat nasional dan 6 partai lokal di NAD
Namun banyaknya partai politik tersebut
memicu munculnya kritikan dari publik
Keberadaan partai politik pada reformasi ini tidak
berbanding lurus dengan fungsi yang
diembannya Artinya keberadaan partai politik
sebagai salah satu pilar demokrasi yang akanmemperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat
berbandingterbalik Partai politik yang ada begitumengecewakan rakyat Mereka tidak
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan
rakyat tetapi sebaliknya memperjuangkan partai
kelompok dan kepentingan pribadi
Berdasarkan hal tersebut maka alih alih
partai politik memperjuangkan kepentingan
rakyat atau paling tidak konstituennya malahyang terjadi sebaliknya di mana partai politikcenderung sibuk memperebutkan kekuasaanjabatan dan uang Sementara persoalan yangmembelit rakyat dibiarkan begitu saja seperti
ketidakadilan kemiskinan ketidakamanan serta
ancaman rasa takut akan konflik horizontal
maupun vertikal
Sekarang ini kepartaian di Indonesia baikberdasarkan atas jumlah partai kompetisi di
antara partai jarak ideologi maupun berdasarkan
pendekatan pelembagaan partai talnpaknya
semua mengidap sejumlah persoalan Dalam haljumlah partai politik terlihat bahwa sistem
multipartai yang berjalan bersifat ekstrim Halini karena jumlah partai politik yang ada sangatsangat banyak Dengan jumlah yang sangatbanyak tersebut tentu saja pada gilirannya
mengganggu jalannya stabilitas pemerintahan
karena kekuatan kekuatan yang muncul relatifsama Tambahan pula dilihat dari segi ideologi
membuat partai partai politik terfragmentasi
sehingga agak sukar untuk bekerja sama dan
berkoalisi Sementara dari sudut pelembagaan
partai partai partai politik yang ada juga
mengidap persoalanSejak kemerdekaan hingga kini Indonesia
telah mempraktikkan sistem kepartaian
berdasarkan sistem multipartai meskipun dalam
derajat dan kualitas yang berbeda Pada masaDemokrasi Parlementer 1945 1959 diterapkan
sistem multipartai dengan tingkat kompetisi yangtinggi sementara pada masa Demokrasi
Terpimpim 1959 1965 meskipun
mempraktikkan sistem multipartai tetapi tidak
ada kompetisi dan hanya sekedar jumlah saja
karena partai partai politik yang ada tidakmemiliki peran apa apa Begitu juga padamasa
Orde Baru dengan jumlah parpol yang hanyatigamasih disebut sebagai sistem multipartai
sederhana juga Namun sistem multipartai yangada pada masa Orde Baru sama dengan saat masa
Demokrasi Terpimpin Bedanya pada masa Orde
Baru terdapat partai politik dominan yakni
Golkar yang terus menerus menang sepanjangmasa Orde Baru sehingga kerap orangmenyebutnya sebagai sistem partai hegemonik
Kini pada masa reformasi Indonesia juga
menerapkan sistem multipartai Akan tetapi
seperti telah dikemukakan sistem multipartai
berjalan sangat ekstrim hyper multyparties
karena saking banyaknya jumlah partai politikyang ada Meskipun sudah dua kali pemiludilaksanakan Pemilu 1999 dan 2004 ternyata
pelaksanaan pemilu ini tidak Inengurangi jumlah
partai politik Bahkan sebaliknya partai partai
politik terus bertumbuhan dan didirikan Partai
partai politik yang didirikan itu antara lain daripartai partai yang tidak lolos electoral thresholdkarena konflik internal atau perpecahan partai
maupun dalam bentuk pendirian partai baru yangtidak ada kaitannya dengan kedua hal tersebut di
atas a
Persoalannya sistem multipartai yangberjalan saat ini mengalami perluasan fragmentasi
sehingga pada gilirannya akan mempersulit
proses pengambilan keputusan di legislatif
DPRD Proses pengambilan keputusan akan
diwarnai oleh negosiasi negosiasi politik jangka
pendek dan mengabaikan kepentingan publik
Perlu ada agenda menuju penyederhanaan sistem
kepartaian
Dalam era reformasi ini partai politik
menjadi salah satu institusi yang penting Partai
Lihat Lili Romli Mencari Format Sistem Kepartaian di
Indonesia dalam Jurnal Pohttka Vol 2 Tahun 2006
politik diyakini sebagai instrumen yang strategisbagi perkembangan demokrasi Indonesia di masa
depan Meskipun muncul beragam reaksi
terhadap eksistensi partai politik kekinian semuapihak sepakat bahwa demokrasi akan semakin
baik bila partai politik profesional dan akuntabel
Tantangan inilah yang menjadi pekerjaan beratyang harus disikapi bersama oleh semuakomponen bangsa di mana kehadiran partai
politik yang profesional demokratis danakuntabel menjadi kebutuhan saat ini
Keberadaan partai politik era reformasi ini
yang seharusnya memperjuangkan aspirasi dankepentingan rakyat justru sangat mengecewakan
Partai partai politik tidak memperjuangkan
aspirasi dan kepentingan rakyat tetapi sebaliknya
memperjuangkan partai kelompok dan
kepentingan pribadi Oleh karena itu kehadiran
partai politik tidak lagi terasakan oleh
masyarakat Berbagai peran seperti fungsi
pendidikan politik dan penyelesai konflik yangseharusnya dilakukan oleh partai politik
terbengkalai Sementara menyangkut artikulasi
dan memperjuangkan kepentingan rakyat partai
politik dalatn kapasitasnya sebagai institusi
ataupun melalui individu anggotanya belum
menunjukkan performance yang memuaskan
Aktivitas yang dilakukan partai politik saat initampaknya lebih seputar urusan partai dan
kelompoknya sendiri Partai politik pada saat ini
juga cenderung mengutamakan kepentinganparsial sesaat ketimbang kepentingan Inasyarakatdan bangsa Faktor faktor kepentingan golongan
kelompok dan pribadi menjadi variabel
determinan yang rnenentukan pandangan dangerak partai hal ini terjadi tidak saja di tingkat
pusat namun hingga ke daerah
Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan berkaitan dengan partai politik di
Indonesia saat ini Pertama partai politik belum
menjadi institusi publik yang memiliki tanggungjawab atau akuntabilitas terhadap pemilihnyaPada masa Orde Baru partai politik menjadi
mesin politik penguasa sehingga partai politik
lebih diarahkan pada kepentingan pelanggengan
kekuasaan penguasa status quo Ketika
memasuki era reformasi partai politik seakan
akan kaget dengan tuntutan masyarakat yangbesar namun tidak disertai dengan kelembagaan
yang baik Partai politik dewasa ini belummemperiihatkan akuntabilitas kepada konstituen
Kedua partai politik terjebak dalam bentuk
oligarkis dalatn proses pengambilan keputusan
25
strategis Kecenderungan selama ini menunjukkan
pengambilan keputusan partai politik bersifat
tertutup dan hanya ditentukan oleh sekelompokkecil elit partai Persoalan mekanisme internal
dalam pembuatan keputusan dicirikan dengan
sentralisasi dalam pengambilan keputusan Peran
pengurus pusat masih dominan dan terkadangberbeda dengan aspirasi daerah
Ketiga terkait dengan pelaksanaan fungsi
fungsi partai Secara garis besar fungsi partai
politik mencakup fungsi pendidikan politikrekrutmen politik komunikasi politik artikulasi
clan agregasi kepentingan serta fungsi penyelesai
konflik Terhadap fungsi fungsi yang dimiliki olellpartai partai politik tersebut keluhan yangmuncul adalah partai politik belum melaksanakan
fungsinya secara maksimal
Masalah Kelembagaan Partai Politik
Partai politik masih mengalami masalah
serius dari sisi kelembagaan Dalam konteks ini
paling tidak ada tiga masalah terkait masalahkelembagaan partai politik Ketiga masalah
tersebut yaitu ideologi clan platform kohesivitas
clan manajemen konflik serta rekrutmen dan
kaderisasi partai politik
1 Ideologi dan Platform
Setiap partai politik dibentuk denganmendasarkan diri pada ideologi yang hendakdiusungnya Idelogi ini yang kemudian menjadiidentitas partai Untuk melnbedakan antara partai
yang satu dengan yang lain dapat dilihat dariideologi yang dianut oleh partai yangbersangkutan Selain itu ideologi jugarnerupakan
basis perjuangan atau cita cita yang ingin dicapaisuatu partai politik Ideologi menjadi bagian yangtidak terpisahkan dari suatu partai politik clan
seharusnya melekat pada kehadiran suatu partai
politik
Ideologi yang merupakan sistem nilai clannorma tentu masih bersifat abstrak Perlu ada
penjabarannya lebih lanjut Ideologi yang dianutoleh suatu partai politik perlu diterjemahkan ke
dalam hal hal yang rill clan langsung dirasakanoleh masyarakat Dengan cara ini akan membantu
masydkarat memahami clan mengerti tentang
ideologi yang dianut oleh suatu partai politikCara untuk menerjemahkan ideologi yang
dimiliki oleh suatu partai politik ke dalam hal
hal yang riil clan konkret dirumuskan dalam
26
bentuk plutfortn partai politik Platform partai
berisikan panduan umum clan garis besar arah
kebijakan partai dalam kontribusinya terhadappermasalahan bangsa dan negara Platform partai
memuat hal hal penting dan mendasar yangdigunakan sebagi acuan dasar bagi penyusunan
hai hal yang harus dilakukan seperti programkerja dan isu politik Platform partai merupakan
cetak biru di mana sistem nilai clan norma
ideologi diterjemahkan dan menjadi landasan
bagi penyusunan hal hal yang bersifat lebihkonkret s
Bagaimana tentang ideologi dan platformpartai partai politik di Indonesia Apabila merujuk
pada asas partai yang dimiliki oleh masingmasing partai politik maka secara garis besarpartai partai politik berdasarkan pada tiga
ideologi yaitu Islam Nasionalisme clan
Sosialisme Demokrat Dari ketiga ideologi
tersebut sebagian besar partai partai politikyangada mendasarkan diri pada ideologi Islam clan
Nasionalisme Pancasila
Aneka Asas fieberapa Parpol
No Asas Partai Politik Nama Partai Politik
1 Pancasila PDIP Golkar PD PDS PKB PANPKPI PPDK PPDI PSI PPD
Pelopor dan Patriot Pancasila2 asilPanca dan UUD 1945 PBSD
3 Pancasila berasaskan Partai Merdeka
kekeluar aan dan gotong ro on4 Keadilan Demokrasi dan PPIB
Pancasila
5 Islam PPP PKS PBB PBR PPNUI PMBPKNU
6 Marhaenisme Alaran Bung PNI Marhanenisme dan PNBKKarno
Sumber Tomi Le owo Pemilihan Presiden
Langsung Jakarta Ristek 2004 hlm 63
Islam sebagai ideologi yang dimiliki olehpartai partai Islam pada dasarnya tidak memiliki
perbedaan antara partai Islam yang satu denganpartai Islam yang lainnya Demikian juga nilai
nilai agama terutama konsep aanar ma rufnahimunkar clan rahmatan lil alamiin yang diambildari ajaran Islam yang dianut oleh PAN maupunPKB pada dasarnya tidak berbeda dengan kedua
partai Islam di atas Perbedaannya hanya terletak
pada peietakan asas Pancasila nasionalisme
pluralisme clan keterbukaan pada PAN clan PKB
misalnya
Firmattzah Alengelola Partai Politik tionnrnikasi dan
Pnsdroning deologi Politrk dr Era Denrokrasi Jakarta YayasanObor Indonesia 2003 hlm 119
Pada sisi yang berseberangan PDIP danPartai Demokrat pada dasarnya lahir dari ideologi
yang sama nasionalisme Namun demikiandalam menerjemahkan nasionalisme sebagai
ideologi Partai Demokrat dan PDIP mempunyai
pandangan yang berbeda Semangat nasionalismemenurut Partai Demokrat diinterpretasikan
sebagai tidak membedakan ras suku bangsa
jenis kelamin profesi agama dan kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa Sementara ituPDIP berpendirian bahwa nasionalisme berkaitan
dengan wawasan kebangsaan sebagai cetusan
rasa memiliki bangsa dan negara yang harusdipelihara kelanggengannya
Dasar nasionalisme yang melekat pada PDIdan kemudian diteruskan oleh PDIP diambil dari
konsepsi Marhaenisme yang dianut olehKebangkitan PNI 1927 yang merupakan cikalbakal ideologi nasionalisme PDIP Berdasarkan
ideologi nasionalisme marhaenisme ini pula
kemudian PDIP mengambil jati diri identitas
sebagai partai kerakyatan
Persoalan yang muncul ideologi yangdimiliki oleh masing masing partai politik tersebutbelum dirumuskan dan diterjemahkan ke dalam
bentuk yang riil dan konkret Umumnya partaipartai politik yang ada masih terpaku pada
ideologi abstrak yang mereka anut tersebut danideologi yang mereka miliki belum sampaidikonkretkan dalam bentuk cetak biru platform
berupa progratn dan kebijakan kebijakan yangriil Kalaupun ada program dan kebijakan yangmereka rumuskan itu masih tetap bersifat umum
Platform partai dipandang penting untuk duasasaran Pertama sebagai instrumen komunikasi
kepada massa konstituen tentang apa yangdiperjuangkan partai Selain mencerminkan
identitas partai platform juga menjadi panduan
arah partai ketika mempunyai akses terhadapkekuasaan Dalam konteks ini platfrom dapat
dilihat sebagai proposal yang ditawarkan partaikepada konstituen dan masyarakat pemilih
Kedua platform adalah cara pandang partaitentang bagaimana seharusnya kehidupanberbangsa dan bernegara dalam mengelola
berbagai bidang Platform adalah turunan dariideologi partai yang memuat nilai harapan danbench mark normatif partai Dengan demikian
bagi anggota partai platform merupakan acuan
sikap dan tindakan dalam kehidupan politikmereka sehari hari
Karena belum diterjemahkan secara riil
maka tidak heran bila sulit menemukan perbedaan
antara partai politik yang satu dengan yanglainnva Padahal titik utama untuk membedakan
antara partai vang satu dengan yang lainnyaterletak pada seperti dikemukan di atas ideologidan platform partai politik Maka dari itu ideologidan platform in menjadi ciri dan identitas suatu
partai politik yang membedakan antara yang satudengan yang laimlya Sebagai contoh saat ini adabanyak partai Islam namun publik tidak dapat
memahami secara jelas apa yang membedakanantara satu partai dengan partai lainnya Hal ini
diakui oleh Suryadharma Ali Ketua Umum DPP
PPP dalam sebuah pertemuan internal partai
Menurutnya aktivis partainya harus prihatin
terkait dengan pertanyaan yang muncul dimasyarakat mengenai perbedaan signifikan antara
PPP dengan parpol lain khususnya yang tidakmemilih asas Islam 16
Partai partai lain yang mengklaim diri lahirdari atau dilahirkan oleh kalangan nasionalis juga
tidak mampu menunjukkan diferensiasi yangnyata Munculnya banyak partai dari basis
ideologi yang sama lebih didorong olehketidakmampuan untuk mengkompromikan
perbedaan pandangan atau kepentingan di dalam
keluarga besar masing masing khususnyadalam soal pemilihan pimpinan partai Kesulitan
yang sama juga ditemukan ketika publikmembandingkan kebijakan atau sikap partaipartai terhadap isu yang berkembang dalamkehidupan bernegara Dapat dikatakan bahwa
tidak ada perbedaan yang nyata di antara mereka
Dalam istilah Subangun jenis produk yangditawarkan partai tidak jelas dan tidak dapat
dikenali serta tidak lebih dari aroma Oleh karena
itu ikatan rasional pemilih dengan partai menjadi
kosong Memilih partai pada tiap pemilu ibaratmemilih barang yang berganti terus menerussesuai tren yang ada Pilihan terhadap partaibaginya lebih tampak seperti window shoppingsemata
2 Kohesivitas dan Manajemen Konflik
Sejarah kepartaian di Indonesia tidak pernah
lepas dari konflik Semenjak zaman pergerakan
hingga era reformasi partai partai politik selalu
dilanda oleh konflik Pada masa pergerakan
konflik melanda Partai Nasional Indonesia PNI
11 Masyarakat Tidak Tahu Nilai Lebih PPP Republika 29 Maret
2008
Subangun Pemasaran Partai Politik hompas 15 April 2008
27
sehingga melabirkan Parinclra clan Partai
Pendidikan Nasional Begitu juga den an Sarekat
Islam SI yang pecab menjadi Sl Merah dan StPutih
Konflikpartai jugaterjadi padamasapasca
kemerdekaan Indonesia Untuk menvebut
beberapa konflik juga melanda Partai Masyunni
Para pendukung Masyumi ke luar satu persatumula mula PSII kemudian disuSUl oleh NU
Konflik juga terjadi di kalangan nasionalis kita
catat ada dua PIR yaitu PIR Hazairin dan PIR
Wongsonegoro
Pada Jrde Baru dengan jumlah partai politik
hanya dua yakni Partai PerS tuan Pembangunan
PPP dan Partai Demokrasi Indonesia PDI
ternyata kedua partai hasil fusi ini selalu dilanda
konflik tak berkesudalnan Konflik yang terjadidi PPP umununya disebabkan karena perbedaan
antarunsur pendukung terutama antara NU danMI NU kemudian keluar dari PPP tahun 1984
Sementara di PDI akibat konflik yang terjadimenyebabkan Megawati clan para pendukungnya
keluar dari PDI kemudian membentuk PDI
Perjuangan
Pada masa reformasi penyakit tarna itu
ternyata masih ada dalam partai partai politik
kita Kita selalu disuguhi oleh suasana konflik
partai politik Sebut saja misalnya konflik yangterjadi pada Golkar sehingga kemudian
melahirkan partai partai baru misalnya Partai
MKGR PKPI dan PKPB Konflik di PPP
melahirkan Partai Persatuan PP dan PPP
reformasi yang kemudian menjadi Partai BintangReformasi PBR Konflik di PDIP melahirkan
Partai Nasional Banteng Kemerdekaan PNBKPartai Indonesia Tanah Airku PITA Partai
Demokrasi Perjuangan Rakyat PDPR dan
Partai Demokrasi Pembaharuan PDP Konflik
di PBB melahirkan PAS dan PII Konflik di PKB
malahirkan PKD clan PKNU Konflik di PD
antara lain melahirkan Partai NKRI 18
Pada umununya konflik di dalam tubuh
partai politik disebabkan oleh nal yang relatiftidak jauh berbeda antara satu partai dengan yanglain Beberapa konflik yang pernah mencuat dimedia massa di antaranya adalah konflik
antarfaksi konflik pada kongres partai cabangdaerah dan nasional konflik personal
antarpengurus dan konflik antartingkat
pengurusan vertikal ataupun konflik
Lihat Lilt Romli Islum Fes Pm ur Islam es Yoeyakarta
Pustaka Pclajar 2006
28
antarpi ngurus pada tingkatan yang sama atau
antarsayap partai horizontalKonflik muncul sebagai konsekuensi logis
dari hukum pasar kekuasaan yang sedikitdiperebutkan oleh orang banyak Untuk
mendapatkarnnya pihak pilhak terkait harus
berkonnpetisi Di dalatYt partai yang memilikipelembagaan yang balk kompetisi tersebut diaturdi dalam mekanisme yang sudah terlembaga dandisahkan menjadi statutapartai ataupun anggaran
dasar anggaran rumah tangga Dengan adanya
aturan main yang terlembaga siapa pun yangmemenangkan kompetisi akan mampu
mendapatkan kekuasaan itu dengan elegan tanpa
memUmculkan keberatan yang berarti dari pihakyang kalah
Konflik yang menjangkiti partai partaipolitik ini terjadi karena tidak adanya tradisi
berpartai di kalangan elit elit kita Setiapperbedaan selalu diakhiri dengan perpecahan
tidak dengan konsensus Tampaknya perpecahan
sudah menjadi bagian dari perilaku elit politik
Padahal dalam politik yang dituju dari perbedaanperbedaan adalah untnik menuju konsensus bukan
perpecahan karena yang mereka perjuangkanadalah kepentingan rakyat
Apabila dalam partai politikterjadi konflik
maka pengelolaanya tidak melibatkan pengadilan
Kader politikharus mengelolakonflik internalnya
dan penyelesaiannya melalui mekanisme rumah
tangga internal partai politik Ini pentingdilakukan dalam rangka untuk memberikan
pendidikan politik pada partai politik agar bisa
mewujudkan tradisi mengelola konfl ik internalnya
secara elegan dan dewasa Partai politik
dipaksa mengatasi konflik internalnya sebagai
jalan untuk mendewasakan cara berdemokrasi
Saatnya kader kadaer partai politik menghormati
mekanisme internal partai politiknya Hal ini juga
untuk mendidik para kader partai politik untuk
menghormati aturan rumah tangganya sendiri
Mengapa konflik partai politik harus
diselesaikan melalui mekanisme internal
Mekanisme penyelesaian konflik melalui
mekanisme internal akan membendung bentukbentuk intervensi dari luar Apabila penyelesaian
konflik melalui pengadilan kemungkinan akan
terjadi manuver manuver kepentingan untuk
memengaruhi keputusan yang akan terjadiSelanjutnya mekanisme penyelesaian konflik
dilakukan melalui mekanisme internal dalam
rangka menanamkan dan memunbuhkan tradisi
berpartai di kalangan elit elit politik
Dalam upaya melembagakan penyelesaian
konflik internal itu maka telah diatur melalui UU
Partai Politik Dalatn UU Partai Politik
dicantumkan tentang mekanisme penyelesaiankonflik dengan membentuk semacam badan
penyelesaian konflik atau apa pun namanya
yang berfungsi menyelesaikan setiap perbedaanatau konflik yang terjadi di dalam tubuh partaipolitik Badan ini tercantun dalam AD ART partai
politik
Berkaitan dengan mekanisme penyelesaian
konflik beberapa partai memiliki lembaga untuk
menyelesaikan konflik internal tersebut Ada
partai politik yang memiliki Badan ArbitrasePartai BAP Lembaga ini menangani
penyelesaian sengketa di tingkat pusat dan
merupakan peradilan banding yang mengeluarkankeputusan final dan mengikat
Sementara itu dalam mekanisme
penyelesaian konflik ada partai yang
tnenggunakan pendekatan kultural dan agama
dalam penyelesaian konflik internal yangmekanisme kerjanya tergantung pada tokoh partaidi segala tingkatannya Persoalannya adalah
penerapan mekanisme seperti itu tidak memiliki
jaminan secara kelembagaan seperti terlihat dari
adanya penyelesaian konflik yang berhasil tetapitidak sedikit pula yang gagal Mekanismependekatan kultural dan agama akan efektif
manakala di dalam partai tersebut ada figur
sentral yang disegani dan didengar oleh sebagianbesar anggota partai Bila tidak ada figur seperti
itu maka kecenderungan berlanjutnya konflik
akan semakin nyata
3 Rekrutmen dan Kaderisasi
Dalam setiap organisasi anggota
merupakan sumber dukungan utama Dalam
organisasi politik peran anggota signifikan
karena para anggota ini akan berperan sebagai
juru bicara untuk menyuarakan dan
menyebarluaskan platform dan program partai
kepada masyarakat Selain itu anggota
merupakan sumber kaderisasi yang dapatmelahirkan calon calon pemimpin partai politik
Untuk mengisi keanggotaan tersebut partai
politik melakukan rekrutmen anggota Partai
politik yang baik tentu memiliki sistem rekrutmenyang baik Sistem rekrutmen itu mencakup polaseleksi penjenjangan dan pendidikan bagi para
anggotanya Dengan demikian tidak
sembarangan seseorang dapat secara otomatis
memperoleh keanggotaan tanpa melalui seleksi
terlebilt dahulu 19
Selain rekrutmen anggota partai politik
yang melembaga dengan baik akan melakukankaderisasi dan pendidikan politik bagi anggota
anggotanya secara terus menerus Tujuan dari
kaderisasi dan pendidikan politik untuk
meningkatkan kualitas anggota sehingga nantinya
mereka para anggota mampu menghadapi
persoalan dan tantangan yang selalu berkembangdalam kehidupan politik masyarakat bangsa dan
negara 20
Kaderisasi dan pendidikan politik dilakukan
oleh partai politik dalam rangka mencetak
pemimpin Oleh karena itu partai politik yangterlembaga akan melakukan pendidikan politik
dan pelatihan kepemimpinan secara reguler
Pendidikan dan pelatihan ini dilakukan secara
berjenjang sesuai dengan jenjang dan ruanglingkup tnasing masing tingkatan kepengurusanMelalui pendidikan dan pelatihan kepemimpinan
ini diharapkan nanti akan lahir kader pemimpin
partai yang berkualitasPersoalan yang umumnya muncul pada
partai partai politik saat ini adalah kurangmelembaganya proses rekrutmen anggota Pola
seleksi penjenjangan dan pendidikan bagi para
anggota kurang dilakukan secara lebih memadaiMemang ada beberapa partai politik yang sudahmelakukan seperti itu namun sebagian partai
politik yang lain belum melakukan secaramelembaga Fenomena munculnya kader
instan ketidaksiapan parpol dalam mengajukan
calon anggota legislatif atau eksekutif semua itu
menunjukkan bahwa partai politik belum
melakukan pola rekrutmen secara sistematik dan
ajeg2
Sementara itu dalam sistem keanggotaan
setnua partai telah menggunakan Kartu Tanda
Anggota KTA bagi mereka yang telah tnenjadianggota partai Namun persoalannya adalah
belum semua partai politik memiliki data yangpasti dan akurat tentang jumlah anggota yangterdaftar di masing masing partai yang ada Yangada baru berupa klaim yang dikemukakan olehmasing tnasing partai politik Selama ini yang
Lihat IPCOS Partai dan Kita Jakarta 2001 him 28
20 Tentang kaderisasi dan rekrutmen partai politik lihat MichaelRush dan Phillip Althoff Pengantar Sosiologi Politik JakartaRajawalipers 2002 him 183
21 Fenomena tentang munculnya kader instan ini banyakdiberilakan di berbagai media massa dengan beragam tanggapan
seperti di Kompas Media Indonesia dan Koran Tempo
29
terdata dengan balk baru sebatas j umlah penguruspartai
Serupa dengan proses rekrutmen yangdilakukan oleh partai politik yang masih
mengidap masalah maka begitu juga dalam soalkaderisasi dan pendidikan politik masih sangat
lemah Memang harus diakui ada beberapa partaipolitik sudah melakukan proses kaderisasi secara
berjenjang Namun demikian proses kaderisasimasih terbatas pada pemahaman kader tentangvisi misi partai politik yang bersangkutan belumsampai pada promosi basil kaderiasasi dan
pendidikan politik untuk mengisi jabatan jabatan
publik Untuk mengisi jabatan jabatan tersebut
umumnya partai partai politik rnengambil dari
luar kader atau anggota partai yang bersangkutanFenomena kader partai loncat pagar dari
partai yang satu ke partai politik yang lainnyamenunjukkan bahwa proses kaderisasi yangdilakukan oleh partai politik belum berhasil
menanamkan loyalitas yang kuat Bisa jadi sistemnilai dan norma ideologi suatu partai belurn
berhasil terinternalisasi ke dalam diri parakader
Akhirnya kader dengan mudah loncat pagar
ke partai laimlya
Catatan Penutup
Seperti disebutkan pada bagian sebelumnya
dalam demokrasi perwakilan partai politik
merupakan salah satu institusi penting untukbekerjanya demokrasi Agar demokrasi dapat
berjalan dengan baik maka partai politik juga
mesti melaksanakan fiingsi fungsinya dengan
balk pula
Upaya agar partai politik berfungsi dengan
balk usaha yang perlu dilakukan antara lainadalah melalui penguatan kelembagaan partai
politik agar menjadi institusi demokrasi yang kuatdan berjalan dengan optimal Dalam konteks
tersebut upaya penguatan platform partai
kaderisasi rekrutmen politik dan menciptakan
kohesivitas internal partai merupakan suatu
keniscayaan yang mesti segara dilakukan olehpartai partai politik
Penulis berpendapat bila faktor faktor
tersebut platform kaderisasi rekrutmen dan
kohesivitas internal begitu kuat dan kokoh pada
diri partai politik maka pada gilirannya akan
terbentuklah partai politik yang kuat dan tangguhpula Hal ini karena faktor faktor tersebut adalah
salah satu basis utama bagi kuat dan tangguhnya
partai politik
30
Daftar Pustaka
Budiardjo Miriam 1985 Dasar Dasarllmu Politik
Jakarta Gramedia
Dahl Robert 2001 Perihal Demokrasi Jakarta
Yayasan Obor Indonesia
Dhakidae Daniel 1999 Partai Politik Indonesia
Ideologi Strategi dan Program Jakarta
Kompas
Feith Herbert dan Lance Castle 1988 Pemikiran
Politik Indonesia 1945 1965 Jakarta LP3ES
Firmanzah 2008 Mengelola Partai Politik
Komunikasi dan Positioning Ideologi Politikdi Era Demokrasi Jakarta Yayasan Obor
Indonesia
Geertz Clifford 1981 Islam Santri dan Priyayi
Dalam Masyarakat Jativa Jakarta Pustaka
Jaya
Hatta Moh 1966 Demokrasi Kita Jakarta
Djambatan
Huntington Samuel P 1968 Political Order in
Changing Societies New Haven YaleUniversity Press
IPCOS 2001 Partai dan Kita Jakarta Friedrich
Ebert Stiftung FES Institute for Policy andCommunity Development Studies IPCOS
Karim M Rusli 1983 Perjalanan Partai Politik
di Indonesia Sebuah Pasang Surut JakartaRajawalipers
Legowo Tomi 2005 Pemilihan Presiden Langsung2004 Dokumentasi Analisis dan Kritik
Jakarta Ristek
Moertopo Ali 1974 Strategi Politik Nasional
Jakarta CSIS
Netherlands Institute for Multiparty DemocracyNIMD 2006 Suatu Kerangka Kerja
Pengembangan Partai Politik YangDemokratis Den Haag The NetherlandsInstitute For Multiply Democracy
Romli Lili Ed 2004 Evaluasi Pemilu 2004
Analisis Proses dan Hasil Pemilit LegislatifJakarta P2P LIPI
Romli Lili 2006 Mencari Format Sistem
Kepartaian di Indonesia Jurnal Politika Vol
2 Tahun 2006
Romli Lili 2006 Islam Yes Partai Islam Yes
Yogyakarta Pustaka Pelajar
Rush Michael dan Phillip Althoff 2002 PengantarSosiologi Politik Jakarta Rajawalipers
Subangun Emmanuel 2008 Pemasaran Partai
Politik Kompas 15 April 2008
Tim Kompas 2004 Partai Partai Politik Indonesia
Ideologi dan Program 2004 2009 Jakarta
Penerbit Kompas
Masyarakat Tidak Tahu Nilai Lebih PPP
Republika 29 Maret 2008
Reformasi Birokrasi Lokal
Melalui Pelayanan Terpadu
Oleh
R Siti Zuhro
Abstract
During the transition period societal forces participated much more in the formation of policy Thissuggests that the real and significant role ofsocietal forces and the strengthening of the political participationof the people has become crucial in contemporary Indonesia Decentralization and regional autonomy would behard to realize without the local buraeucracy being reformed Thus the establishment of best practices in someregions in Indonesia shows clearly that as a mater offact although the benefit ofdecentralization has not beensubstantively felt by most regions some regions have been capable ofmaking positive breakthroughs in the formof improvement of their public services either in the education sector or in healthcare like what has happenedin Jembrana Regency Bali or services to attract investment like what the Sidoarjo Regency East JavaGianyar Bali and Tarakan East Kalimantan have shown
Pendahuluan
Isu reformasi birokrasi sangat krusial dan
menjadi tolok ukur utama bagi aktivitas otonomi
daerah khususnya bila dikaitkan dengan
pengelolaan kewenangan yang dilakukan olehpemerintah daerah Otonomi daerah tidak hanya
bertujuan untuk mendekatkan pelayanan kepada
masyarakat dan menyejahterakan masyarakat
tetapi juga untuk meningkatkan dinamika
perekonomian daerah Dalam konteks ini
otonomi daerah merupakan proses pendelegasian
wewenang dari pemerintah pusat kepadapemerintah daerah khususnya pemerintah
kabupaten dan kota Seiring dengan itu aparatbirokrasi diharapkan dapat mendeteksi langsungpersoalan persoalan di inasyarakat dan dapat
melayani langsung kebutuhan masyarakat tanpaharus menunggu rantai birokrasi yang panjangdari Jakarta Pemerintah daerah diberi
kewenangan yang luas untuk langsung melayanidan memenuhi kebutuhan masyarakat
Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan
yang saling terkait antara birokrasi dan otonomidaerah Birokrasi yang profesional netral danakuntabel akan mendorong pelaksanaan otonomi
daerah dan peningkatan perekonomian daerah
Roda pembangunan ekonomi daerah
digerakkan oleh sebuah mesin birokrasi Sebagai
mesin yang sangat vital birokrasi biasanya
memiliki sistem dan standar kerja baku sebagai
syarat untuk bisa menjadi profesional Untuk itu
perlu diciptakan sistem dan standar kerja
birokrasi dari pusat sampai daerah Gangguan
terhadap sistem dan standar kerja akanmenimbulkan distorsi hebat dalam efisiensi dan
efektivitas sebuah pemerintahan
Tulisan ini akan membahas peran birokrasi
daerah dalam mendorong terwujudnya daya saingekonomi daerah dengan mengkaji birokrasi di
empat daerah sebagai fokus bahasan Studi kasus
di keempat daerah tersebut akan diuraikan dengan
mengaitkan realisasi otonomi daerah yangberlangsung sejak 2001
Tantangan Birokrasi
Hambatan pembangunan sistem dan standar
kerja birokrasi yang profesional berasal darilingkungan internal dan eksternal birokrasi
Dilihat dari lingkungan internalnya terdapat dua
hambatan utama Pertama budaya birokrasi
Budaya itu terwujud dalam perilaku yang korupdan tidak berorientasi pada pelayanan Di
kalangan internal birokrasi masih kuat dianut
etos kerja yang bertentangan dengan kebutuhanmemfungsikan birokrasi untuk meningkatkan
daya saing ekonomi Bagi sebagian besar elit danpegawai birokrasi yang dipandang sebagaiperilaku menyimpang di dalam kehidupan
31
birokrasi sehari hari adalah tnereka yang tidak
mau ikut korupsi balk korupsi uang maupunwaktu Sementara dalam urusan pelayanan
orientasi memberikan pelayanan optimal atau
memuaskan kepada penggtma jasa pemerintahan
masih dirasakan asing oleh kalangan birokratPadahal budaya korup dan tidak berorientasimelayani jelas sangat bertentangan dengan
tuntutan saat ini yang tnensyaratkan keharusanbirokrasi mengadopsi sebagian besar nilai nilai
organisasi korporasi seperti berorientasi
rnelayani clan meningkatkan hasil efisien
akuntabel transparan dan efektif
Kedua di Indonesia kelompok birokrat
sudah lama menjadi kelompok kepentingan
ekonomi Elit birokrat berusaha membangun
solidaritas seluruh pegawai untuk mengamankan
kepentingan material lnasing masing Sebagaikonsekuensi dari eksisnya birokrat sebagai
kelompok kepentingan mereka sangat
berkepentingan dengan bentuk organisasi yang
besar dan memiliki rentang yang panjang Olehkarena itu resistensi terhadap upaya rasionalisasibirokrasi selalu muncul dari kalangan dalam
birokrat sendiri baik secara terbuka maupun
diam diam Alasan mereka jelas yakni untuk
mempertahankan bentuk rumah yang telahmemberikan kenyamanan bagi mereka sebagai
kelompok kepentingan
Akan tetapi upaya untuk membangun clan
menjalankan sistem dan standar kerja birokrasi
yang profesional tersebut tidaklah tnudahApalagi ditambah dengan hambatan eksternal dan
internal Adanya hambatan tersebut membuat
birokrasi menjadi lamban dalam melaksanakan
tugas pembangunan dan kurang mampumenjalankan sistem clan standar kerja yangprofesional
Dari sisi eksternal hambatan tersebut
terutama berasal dari politisi dan partai politik
Bagi mereka birokrasi dipandang sebagai saranauntuk memperoleh clan melanggengkan
kekuasaan Di era Orde Baru misalnya pegawai
negeri sipil PNS dan birokrasi telah dijadikan
sebagai mesin politik Birokrasi yang mestinyabekerja secara efisien clan efektif dalam melayani
dan mewujudkan kesejahteraan rakyat berubah
menjadi semacam kekuatan politik yang mengejartarget partai clan rezim yang berkuasa
Sorotan terhadap birokrasi mencuat kembaliakhir akhir ini ketika Menteri Dalam Negeri M
Ma ruf 2006 mengingatkan para pejabat untuk
tidak membawa gerbong politik mereka selama
a
menjahat balk sebagai gubernur bupati atau
walikota Dalam pelaksanaan pilkada kedudukan
birokrasi lokal menjadi sangat rentan karena
sering dijadikan ajang tarik menarik kepentinganpara calon kepala daerah dalam pilkada
khususnya dari calon yang berstatus incumbentBanyak kalangan yang menyebutkan bahwa
kesulitan utama birokrasi Indonesia untuk
menjadi netral dan profesional adalah karena
sejarallnya yang selalu dipolitisasi oleh rezimyang memerintah Balk di era Soekarno maupunSoeharto birokrasi tidak pernah absen dari tarik
menarik kepentingan partai politik Birokrasi
dijadikan ajang perebutan kepentingan politikSebagai akibatnya upaya untuk rriewujudkan
cita cita birokrasi sebagai abdi masyarakat
menjadi sulit Di satu sisi pegawai negeri sipil
PNS condong mengedepankan posisinya
sebagai abdi pemerintah atau penguasa dan
bukannya sebagai abdi negara
Di sisi lain UU dan peraturan tentangkepegawaian belum cukup mujarab menjadikanbirokrasi sebagai institusi yang profesional dannetral karena UU dan peraturan tersebut tidak
memiliki kekuatan mengikat Sebagai contoh
diterapkannya UU No 43 1999 tentang PokokPokok Kepegawaian dan PP No 5 1999 serta PP
No 12 1999 tentang PNS yang Menjadi AnggotaPartai Politik belum memberikan pengaruh
signifikan terhadap realisasi netralitas birokrasiHal ini makin mencolok dan kasat mata ketika
pemilihan kepala daerah pilkada langsungdilaksanakan sejak Juli 2005 Birokrasi lokal sulit
menjaga netralitasnya dan sebagai akibatnya
soliditas birokrasi terancam dan terkotak kotak
oleh kepentingan incumbent dan calon lain
Birokrasi belum dianggap sebagai masalahyang serius untuk dibenahi Agenda reformasibirokrasi juga belum mempunyai landasan hukum
yang kuat sehingga cetak biru birokrasi jugabelum disusun secara komprehensif Keadaan ini
perlu perhatian khusus karena untuk mengatasi
Sudah meiijadi rahasia umum bahwa gubernur bupati dan walikota
yang memenangkan pemilihan kepala daerah langsung termasukmenteri yang mewakili partai dalam kabinet membawa orangorangnya ke dalam buokrasi selama mereka menjabat Umumnya
mereka adalah yang berjasa selama pertartrngan pilkada baiksebagai pemikir maupun sebagai cukong yang tergabung dalam timsukses Celakanya mereka ini cenderung mengotak atik agar diisidengan orang orangnya Bahkan mereka bisa menjadi mesin yangmenentukan penyingkiran pegawai atau pejabat yang selama proses
pilkada bertentangan atau tidak mendukung pejabat bersangkutanKecenderungan serupajuga terjadi dalam seleksi dan pemihakan
di bidang proyek proyek pemerintah Media Indonesia 6 September2006
semua permasalahan dalarn birokrasi
membutuhkan kemauan politik dari para
pemimpin Setiap pemerintahan seharusnyamempunyai keinginan yang kuat untukmelaksanakan program reformasi birokrasi
Pemerintah perlu mendesain regulasi birokrasi
yang komprehensif dengan mencabut merevisimensinkronkan dan menyusun regulasi baru
Dalam kaitan tersebut perlu diwujudkan
program pembaruan tata kelola pemerintahan
PTKP untuk menjadi salah satu agenda
reformasi birok rasi Meskipun beberapa instansi
dan daerah telah mengambil inisiatif untuk
menyusun tata kelola pemerintahan yang baikdampak yang ditimbulkannya masih terbatasMelalui program tersebut diharapkan adanya
peningkatan efisiensi efektivitas dan kemampuan
beradaptasi serta kapasitas berinovasi oleh
birokrasi
Yang menjadi penentu dalam melakukanreformasi birokrasi di tingkat lokal tentunya
adalah kepala daerah bupati walikota
gubernur Selama ini kepala daerah cenderunglebih memfokuskan diri pada APBD baik dari
segi penerimaan maupun pengeluaran Padahal
rata rata APBD hanya berkontribusi 20
terhadap perekonomian daerah sedangkan yang80 adalah konsumsi urutan pertama dan
investasi daerah urutan kedua Pemerintah
daerah tidak mungkin mendorong masyarakatuntuk terus berkonsumsi Oleh karena itu yangharus difokuskan juga adalah bagaimana
menciptakan daya saing agar investor tertarikuntuk datang ke daerahnya Hal inilah yangsemestinya menjadi kerangka pemikiran seorangkepala daerah
Untuk menciptakan daya saing daerahharus memiliki hal hal berikut Pertama insentif
UU No 33 2004 tentang Perimbangan KeuanganPusat dan Daerah hampir tidak memberikan
insentif fiskal kepada pemerintah daerah karena
ruang untuk melakukan hal itu tidak ada Keduamenghapus ekonomi biaya tinggi baik berupa
pungutan pungutan legal maupun ilegal yangmemberatkan investor Oleh karena itu
persaingan daerah ke depan lebih terfokus pada
upaya peminimalan biaya ekonomi Untuk bisa
memenangkan persaingan diperlukan kebijakan
ekonomi lokal Salah satu contoh kebijakan
ekonomi lokal yang dianggap sebagai bestpractices adalah kebijakan yang mendorong suatukomoditas untuk menjadi komoditas unggulan di
daerah Akan tetapi dalam praktiknya tak banyak
daerah yang mempunyai kebijakan seperti ituContoh best practices dalam menarik
investasi untuk level kabupaten kota adalah yangdiperlihatkan kabupaten Sidoarjo kotaTarakan
dan kabupaten Gianyar Kabupaten Sidoarjo
tampak berbeda dengan kota kota lain di Jawa
Timur karena terobosan yang dibuat bupatimengedepankan pelayanan di bidang perizinanKota Tarakan relatif berhasil dalam menarik
investasi Inisiatif walikota Tarakan dalam
memaj ukan daerahnya memegang peran pentingKota ini memiliki PLN sendiri yang menjaminketersediaan listrik bagi masyarakatnya
sedangkan kabupaten Gianyar relatif berhasil
dalam memberikan kemudahan pada dunia usaha
Sebagai daerah yang memiliki keindahan alamdan pusat keraj inan pemerintah daerah Gianyarberkepentingan untuk memberikan fasilitas dan
kemudahan berusaha untuk memajukan
perekonoinian daerahnya
Menurut temuan Komite Pemantauan
Pelaksanaan Otonomi Daerah KPPOD dan
lembaga asing Bank Dunia dan Doing Business2007 salah satu komponen yang palingberpengaruh dalam daya saing adalah kualitasinstitusi lokal atau birokrasi Dari survei tersebut
diketahui bahwa sebagian besar birokrat lokal
tidak bersahabat kepada investor lokal dan luar
negeri Hal ini menjadi permasalahan karena
setelah enam tahun pelaksanaan desentralisasi
Indonesia belum memberikan kontribusi
signifikan terhadap perekonomian nasional Jikadibiarkan hal ini akan menjadi beban bagi
perekonomian nasional
Situasi Problematik dalam Birokrasi
Negara
Kesejahteraan pelayanan dan kemakmuran
rakyat adalah produk sistem administrasi negara
secara keseluruhan Sebagai sebuah sistem
administrasi negara sangat dipengaruhi oleh
subsistem lainnya seperti subsistem ekonomi
hukum politik sosial dan budaya Keseluruhan
subsistem tersebut secara langsung maupun tidaklangsung akan memengaruhi tugas negara dalammemberikan pelayanan publik dan pemenuhan
hak hak sipil warga
Di Indonesia sistem administrasi negara
yang menjadi pilar pelayanan publik menghadapi
masalah yang sangat fundamental Pertama
33
sebagai fakta sejarah bangsa sistein administrasi
yang sekarang adalah peninggalan pemerintahkolonial yang juga rneiniliki dasar dasar hukuindan kepentingan kolonial Struktur birokrasinorma nilai dan regulasi yang ada masih
berorientasi pada pemenuhan kepentingan
penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga
negara z Tidak mengherankan jika struktur dan
proses yang dibangun merupakan instrumenuntuk mengatur dan mengawasi perilaku
masyarakat sebagai pelayan bukan sebaliknyauntuk mengatur pemerintah dalam inemberikanpelayanan kepada masyarakat Misi utama
administrasi negara dengan paham kolonial
tersebut adalah untuk mempertahankan
kekuasaan dan mengontrol perilaku individuKetidakmampuan pemerintah untuk
melakukan perubahan struktur norma nilai dan
regulasi yang berorientasi kolonial tersebut telahinenyebabkan gagalnya upaya untuk memenuhi
aspirasi dan kebutuhan masyarakat Kualitas dankinerja birokrasi dalam meinberikan pelayanan
publik masih jauh dari harapan Masih belumtercipta budaya pelayanan publik yang
berorientasi kepada kebutuhan pelanggan service
delivery culture Sebaliknya yang terbentukadalah obsesi para birokrat dan politisi untukmenjadikan birokrasi sebagai lahan pemenuhan
hasrat dan kekuasaan power culture Oleh
karena itulah kekecewaan masyarakat terhadap
birokrasi terus terjadi dalam kurun waktu yang
lama sejak kemerdekaan
Pola pikir birokrat sebagai penguasa danbukan sebagai pelayan publik telah inenyebabkan
sulitnya melakukan perubahan kualitas pelayanan
publik lihat Dwiyanto 2004 Tidak
mengherankan jika kompetensi birokrat masih
belum memadai prosedur pelayanan berbelitbelit dan harga pelayanan publik tidak
transparan Sebagai konsekuensinya rnasyarakat
membayar mahal pelayanan yang seharusnya
menjadi tanggung jawab konstitusional negaradan pemerintah Pungutan ilegal tersebut
merupakan biaya ketidakpastian cost of
uncertainty yang harus dikeluarkan olehmasyarakat setiap kali berhadapan denganbirokrasi untuk mendapatkan pelayanan publik
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
pungutan liar dalam pelayanan publik dianggapsebagai hal biasa dan normal Pungutan liar dan
2 Miftah Thoha Birokrasi dan Politik di Indonesia JakartaRajawali Pers 2004
34
sogokan dalam pelayanan publik telah diterima
sebagai budaya yang sangat sulit dihapuskanKesulitan untuk mengurangi atau
menghilangkan pungutan liar dan sogokan dalam
pelayanan publik di Indonesia diperburuk dengan
budaya afiliasi dan patron cliey7t relationship
yang telah berakar Proses pelayanan publik darihulu sampai ke hilir sarat dipenuhi dengan
hubungan pertemanan etnisitas agama dan
afiliasi politik Sudah bukan rahasia lagi bahwa
proses pengadaan barang dan jasa pernberian izindan lisensi dan pemberian pelayanan publik
lainnya sangat dipengaruhi oleh siapa
mendapatkan apa dan dalain hubungan apa
Gejala yang mengarah pada moral hazardtersebut merupakan faktor terpenting penyebabsulitnya reformasi pelayanan publik di Indonesia
DaIam era otonomi daerah budaya afiliasi dan
patron client relationship semakin subur di manahubungan hubungan birokrasi sangat diwarnai
oleh etnisitas budaya dan politik
Faktor lain yang menjadi situasi probleinatikpelayanan publik di Indonesia adaiah masalah
kualitas dan kompetensi aparat birokrasi lack
of competencies Ketidaksesuaian antara
kebutuhan dan kompetensi yang dimiliki olehaparat birokrasi telah menyebabkan rendahnya
kualitas pelayanan publik Hal ini bermula dari
proses rekrutmen yang tidak berbasis jobanalysis di mana syarat syarat kompetensi yangdibutuhkan tertulis dan berlanjut dengan proses
dan isi pendidikan dan latihan yang tidakmenunjang penciptaan profesionalisme aparatSistem rekrutmen dan promosi masih tidak
didasarkan pada meritokrasi tetapi pada
hubungan hubungan pertemanan keluarga dan
politik Sistem perekrutan yang demikian telahmenyebabkan tumbuhnya budaya korupsi kolusi
dan nepotisme KKN
Di sisi lain gagalnya pembangunan di
Indonesia khususnya belum optimalnya
pemberantasan korupsi kolusi dan nepotisme
dalam birokrasi kleptokrasi juga disebabkan
oleh ketiadaan grand design reformasi dan
reposisi peran administrasi negara birokrasi
Hal ini pula yang inenyebabkan birokrasi belumdipandang sebagai faktor terpenting penggerakpembangunan Dalam konteks ini ada yang selaluterlupakan oleh elit pemimpin bangsa Indonesia
tentang pentingnya birokrasi negara dalammenata strategi pembangunan Bahkan peran
administrasi pembangunan dan pembangunan
administrasi dapat dikatakan sangat
termarjinalisasi oleh prioritas pembangunan
ekonomi hukum sosial dan politik Penataan
sistem penggajian PNS adalah salah satu agenda
besar dan harus menjadi bagtan revitalisasi
administrasi negara Sulit dipungkiri bahwa salah
satu penyebab tidak optimal atau mungkin
gagalnya pembangunan bangsa ini adalah
pengabaian peran birokrasi negara untuk
pembangunan termasuk pembangunan birokrasi
negara
Faktor faktor yang Saling Mempengaruhi
Kualitas birokrasi negara merupakan fungsi
dari berbagai faktor yang saling memengaruhiFaktor faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke
dalam tiga level yaitu level kebijakan
institusional dan operasional Praktik korupsi
dalam birokrasi telah menimbulkan ekonomi
biaya tinggi karena tidak terkait dengan kegiatan
produkst penciptaan nilai Secara individual
perilaku korupsi dtanggap sangat fungsionaluntuk mengatasi problem rendahnya gaji pegawat
negeri Perilaku tersebut merugtkan rakyat
banyak karena pada akhirnya mereka menerapkan
prinsip zero sum game di mana apabila ada pthakyang diuntungkan selalu ada pihak yangdirugikan Biaya yang harus ditanggung akibatperilaku korupsi merupakan beban masyarakat
Sebagai pengguna pelayanan publik masyarakat
menanggung biaya ganda yaitu pembayaran legaldalam bentuk pajak dan pembayaran ilegal dalam
bentuk pungutan liar dan sogokan yangmerupakan bagian dari perilaku korupsi
Kompleksitas permasalahan korupst dalam
birokrasi merupakan lingkaran setan yang sangatdipengaruhi faktor budaya individu organisasi
dan kelembagaan Kasim 2004 Budaya korupsi
seakan akan sudah diterima sebagai sebuah
tradisi dalam birokrasi Budaya yangterinternalisasi dalam waktu yang lama diterimamenjadi bagian dari birokrasi Misalnya seringkali pemberian uang suap kepada aparat ataupejabat disebabkan orang tersebut merasa perlumembert sejumlah uang sebagai imbalan ataspelayanan yang diterimanya meskipun hal itubukan merupakan bagian dari prosedur
administrasi Inilah yang disebut sebagai budayasungkan atau budaya tidak enak dari masyarakat
Indonesia
1 Faktor Budaya
Dart sisi para pejabat pungutan ilegal
dipandang sebagat uang administrasi atau uangrokok dari warga masyarakat yang memerlukanpelayanan Perilaku tersebut yang dianggapsebagat tindakan korupsi dalam perspektif
hukum tetapi diterima masyarakat sebagai suatu
hal yang normal dan wajar karena gaji pegawatnegeri yang tidak mencukupi Korupsi sudahmenjadi bagian dari praktik sehari hari pelayanan
publik di Indonesia Bahkan perilaku korupsi
bukan hanya merupakan tindakan pribadi
melainkan sudah terlembaga dan melibatkan
semua pihak terkait yang saling menjaga rahasiadan melindungi Dalam taraf tertentu aparat
pengawas yang seharusnya mencegah terjadinyakorupsi juga menjadi bagian dari sistem tersebut
Secara hukum budaya korupsi tersebut sulit
diperiksa karena hal tersebut umumnya dilakukan
tanpa bukti dan transaksi tertulis
Budaya korupsi tersebut akan menjadi jadi
ketika syarat syarat administratif yang dimintasemakin berat peluangnya sangat terbatas dan
nilai bisnis yang akan diterima tinggi Sudahbukan rahasia lagi bila kick back dalam proses
pengadaan barang dan jasa untuk pelayananpublik berkisar antara 10 sampai dengan 50
persen Transaksi tersebut dilakukan secara
informal dan menjadi bagian budaya tahu sama
tahu antara swasta dan pemerintah Setiapinstansi pemerintah umumnya memiliki tata cara
atau mekanisme informal yang profesional untukmengelola kick back sebagai pembenarnya dan
sebagai bagian laporan pertanggungjawaban
kepada atasan
2 Faktor Individu
Perilaku individu meriapakan faktor yangjuga memengaruhi kualitas birokrasi Perilaku
individu adalah perilaku aparat dan politisi yangterkait dengan pelayanan publik dalam birokrasi
Perilaku individu bersifat unik dan sangat
tergantung pada mentalitas dan moralitas yangdiyakini sebagai kebenaran kejujuran dan
keadilan Perilaku moral ini sangat terkait dengan
kesempatan yang dimiliki oleh seseorang dalamkapasitasnya sebagai pemegang otoritas danjabatan Individu individu yang tidak memilikimoralitas terhadap tanggung jawab sering kaliberupaya memanfaatkan otoritas jabatan untukkepentingan dirinya sendiri Dalam sistem yang
35
korup perilaku oportunistik individual tersebutakan semakin hidup ketika manfaat yang diterimadan penyalahgunaan kekuasaan lebih besar
daripada sanksi hukumnya hldividu individu
yang memiliki moralitas balk sering kali dianggapmenyimpang dan tidak mendapatkan tempatdalam sistem pelayanan publik yang ada
3 Faktor Organisasi dan Manajemen
Faktor penting lainnya dalam birokrasiadalah keleinbagaan dan manajemen Faktor ini
secara umum dapat dibagi menjadi empat
subfaktor yaitu strukhn proses kepegawaian
dan hubungan antara pemerintah dan masyarakat
Birokrasi di Indonesia pada urnumnya belum
melaksanakan prinsip prinsip tata pemerintahan
yang baik good governance dalam empat haltersebut Organisasi instansi pemerintah seringkali tidak memiliki keseimbangan antara tugas
wewenang dan tanggrrng jawab bagi anggotaorganisasi Dalam hal struktur misalnya
organisasi pelayanan publik masih bersifat
hierarkis sentralistis Struktur organisasi masih
gemirk besar dan tidak memungkinkan tanggungjawab terdesentralisasi pada individu Dengan
kata lain struktur organisasi tersebut tidak
mengedepankan potensi lurmun capital untukbermanuver dan membuat keputusan atas inisiatif
dan pertirnbangan sendiri Tidak sulit Lmtuk
mencari contoh dalam hal Mi Otoritas
penandatanganan dokumen pelayanan KTP atau
paspor masih dilakukan oleh pejabat atasan
sebuah kantor dan bukan oleh petugas yangberada di depan loket yang bertanggung jawabatas hal tersebut Akibatnya waktu pelayanan
semakin lama jabatan dan tanggung jawabcenderung termonopoli dan aparat birokrasi tidakmemiliki inisiatif dan kreativitas
Dalam hal proses pelayanan birokrasi
umumnyatidak memiliki prinsip prinsip efrsiensi
transparansi efektivitas dan keadilan Proses
pelayanan publik tidak memiliki transparansi
dalam hal waktu biaya dan prosedur yang harusdilalui Kalaupun ada standar prosedur
pelayanan publik sering kali hanya menjadipajangan dan standar formal Ketidak
transparanan prosedur waktu dan biaya
pelayailan sengaja diciptakan untuk membuat
ketergantungan masyarakat pada aparat pemberi
pelayanan Prosedur dibuat secara berbelit belit
agar biaya yang dikenakan kepada masyarakatmenjadi lebih mahal Karelia masyarakat tidak
36
memilil i daya tawar tcrhadap prosedur tersebutmasyarakat yang ingin mendapat pelayanansecara lebih cepat harus rnembayar harga yanglebil7 mahal Praktik semaeam ini jelas sangat
kontraproduktif dengan upaya untuk menciptakan
pelayanan publik yang efisien baik waktumaupun biaya efektif dan berkeadilan Tanpa
memandana i elas dan ekonominya setiap warganegara sehariusnya memiliki kesempatan yangsama untuk mendapatkan pelayanan publik yang
balk dan cepat
Upaya untuk mengurangi hal tersebut
sebenarnya sudah dilakukan dengan
memperkenalkan konsep one stop services danelectronic public services Akan tetapi hal
tersebut masilr belum dilaksanakan secara optimal
karena tidak disertai dengan pendistribusian
otaritas baik secara internal kepada bawahan
maupun secara eksternal kepada instansi instansi
lain yang terkait dalam pelayanan publik Kepalainstansi pemerintah yang telibat dalam one stopservices masih menyadari pentingnya otoritas
untuk kepentingan diri sendiri rent seekingsehingga pendelegasian otoritas kepada bawahan
atau instansi lain tidak terjadi
Aspek organisasi pelayanan publik di
Indonesia bertambah parah karena kepemimpinan
yang tidal kredibel tidak memiliki integritaspribadi dan tidak memiliki visi organisasi Oleh
karena itu perbaikan pelayanan publik di
Indonesia sangat tergantung pada peran pemimpininstansi pemerintahan top down approachOrganisasi organisasi yang memiliki pemimpinyang kredibel berintegritas tinggi dan memilikivisi masa depan dapat menjadi panutan dan
inovator bagi reformasi pelayanan publik
Sebaliknya organisasi yang tidak memilikipernimpin yang baik pada akhirnya akanmenwnbuhkan budaya organisasi yang permisif
yang tidak berorientasi pada pelanggan danmenganggap perilaku perilaku korupsi dalampelayanan publik sebagai sesuatu yang normal
dan wajar
Aspek organisasi yang lain adalah masalahkepegawaian Rendahnya kualitas pelayanan
publik di Indonesia umumnya disebabkan oleh
rendahnya kapabilitas kornpetensi dan
pengetahuan yang mernadai dari aparat birokrasiHal tersebut yang dimaknai sebagai lack ofcompetencies Wujud lack of competencies
tersebut adalah kualitas pelayanan publik yangtidak responsif berempati reliable dan tidak
memiliki jaminan Seperti telah dijelaskan
sebelumnya hal itu juga dise abkan oleh proses
rekrutmen yang tidak berbasis pada kompetensidan pendidikan latihan yang tidak memadai Perludicatat juga masalah sumber daya ini terkait
dengan gaji yang diperoleh pegawai negeri sipilHal penting lainnya adalah hubungan antara
masyarakat dan instansi pemerintah yang masihbelum setara Masyarakat masih belum dianggapsebagai partner pemerintah daiam birokrasi
sehingga pelayanan publik yang dilakukanbirokrasi sering kali merupakan upaya untukmengontrol perilaku masyarakat guna
mendapatkan keuntungan ekonomi sosial dan
politik Belum adanya perubahan paradigma dan
mekanisme partisipasi masyarakat dalam
birokrasi telah menyebabkan pelayanan publik
jauh dari harapan masyarakat
Menuju Reformasi 1Sirokrasi
Apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas birokrasi dalam rangka
menciptakan Good Governance Dalam kaitan
ini ada beberapa hal penting yang harus dimilikidan dilakukan sebagai prasyarat reformasi
birokrasi Beberapa hal tersebut akan diuraikan
di bawah in
1 Komitmen dan Kepemimpinan Nasional
Reformasi birokrasi negara harus bermula
dari visi dan komitmen orang nomor satu di negeriini Ia harus menjadi kekuatan gerakan nasional
national movement tentang pentingnyamelakukan reposisi dan revitalisasi administrasi
negara Sebagai perbandingan misalnya Korea
Selatan telah melakukan reposisi dan revitalisasi
peran administrasi negara sejak tahun 1980 an
Beberapa reformasi yang dilakukannya adalahmelalui civil servant ethics actpada tahun 1981
civil servantproperty registration civil servant
gifts control civil servant consciousness reform
movement dan social purification movement
Pada masa pemerintahan Rho Tae Woo tahun
1988 reformasi administrasi negara diperkuat
melalui deregulasi dan simplifikasi prosedur
restrukturisasi pemerintah pusat dan penguatan
peran komisi reformasi administrasi Semua
usaha Korea Selatan untuk merevitalisasi
administrasi negara tidaklah sia sia Administrasi
negara menjadi efisien profesional bersih dan
berwibawa Berdasarkan hal tersebut kunci
terjadinya reposisi dan revitalisasi administrasi
adalah komitmeii dan visi dari political
leadership negara untuk mengagendakan haltersebut menjadi gerakan nasional pembaharuan
administrasi negara Hal ini harus bisa diresapi
oleh setiap pemimpin politik dan penyelenggaranegara
Ketiadaan komitmen dan paradigma tentangperan kedudukan dan fungsi administrasi negara
dalam pembangunan negara telah menyebabkan
reformasi birokrasi di Indonesia tidak memiliki
visi kehilangan roh dan berjalan sangat sporadis
Sampai sekarang tidak terlihat bentuk atau granddesign yang diinginkan dalam rangka reformasibirokrasi dan tidak adanya kemauan politik dari
pemerintah Semua bentuk reformasi yangdijalankan di negara lain diadopsi tanpa satu
tujuan yang terkait dan terintegrasi
Ketidakpahaman ini bukan saja menyebabkan
gagalnya program pembangunan melainkan juga
termarjinalisasinya peningkatan kapasitas
administrasi negara sebagai agen pembangunan
Ada dua arah yang harus dituju olehkomitmen dan national leadership dalamreformasi birokrasi Pertama komitmen untuk
melakukan modernisasi birokrasi dan kedua
komitmen untukmenegakkan hukum bagi setiappelanggaran birokratis mulai dari penyimpangan
administrasi korupsi kolusi dan nepotisme
Kedua komitmen tersebut harus diberikan tidak
saja oleh pemerintah dan terutama presiden
sebagai kepala negara tetapi juga oleh lembaga
lembaga tinggi lainnya seperti DPR BPK dan
MA
2 De kooptasi dan Netralisasi Birokrasi oleh
Parpol
Grand design reformasi birokrasi
semestinya mengacu pada masalah utama yang
sedang dihadapi Birokrasi pemerintah semakinterkooptasi dan terintervensi oleh partai politik
yang mempersiapkan kemenangan pemilu bagipartainya Sebagaimana diketahui sejak zaman
Orde Baru kedudukan birokrasi tidak netral Pada
masa itu struktur dan kultur kelembagaan
birokrasi dikuasai oleh dan dalam kerangka
kepentingan single majority Golkar Tidak adaperbedaan antara pejabat karir dan pejabat
politik Keadaan itu berlarut larut dan membentuk
sikap perilaku nilai kultur sistem kerja dan carapandang birokrat dan budaya interaksi rakyatterhadap birokrasi Itulah sebabnya cara berpikirbirokrat lebih berorientasi pada kekuasaan
37
daripada pelayanan Sebaliknya dari sisi rakyat
tidak ada yang gratis yang diperoleh daripenguasa birokrasi sekalipun hal tersebut menjadi
haknya
Oleh karena itu reformasi birokrasi bukan
sekadar perubahan struktur dan reposisi birokrasi
tetapi juga meliputi perubahan sistem politik
hukum sikap mental budaya birokrat danmasyarakat mindset serta komitmen pemerintah
dan partai politik Harus ada kejelasan batas
antara pejabat karir dan politik baik birokrasi
pusat maupun daerah Hal ini juga dimaksudkan
untuk membatasi pejabat politik dalam birokrasi
Sebagaimana di negara maju pejabat politik
hanya dimungkinkan j ika dipilih secara langsungoleh rakyat atau mendapatkan persetujuan dari
pejabat terpilih Oleh karena itu profesionalitas
dan netralitas birokrasi harus menjadi sasaran
utama reformasi birokrasi
3 Profesionalitas Birokrasi
Berdasarkan pengalaman negara negara
berkembang yang telah berllasil menjadi negaramaju reformasi birokrasi merupakan langkah
awal dan prioritas dalam pembangunan Birokrasi
menjadi sektor pembangunan Administrative
Development sekaligus instrumen pentingpembangunan Development Administration
Reformasi birokrasi di negara negara tersebut
pada umumnya dilakukan melalui dua strategi
yaitu 1 merevitalisasi kedudukan peran dan
fungsi kelembagaan yang menjadi motorpenggerak reformasi administrasi dan 2 menata
kembali sistem administrasi negara dalam hal
struktur proses sumber daya manusia PNS
serta relasi antara negara dan masyarakat
Strategi pertama dapat dilakukan melalui
penguatan peran dan fungsi Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Lembaga
Administrasi Negara sebagai motor reformasi
administrasi Maka dari itu kedua lembaga
tersebut harus diberi kewenangan yang bersifatpolicy policv agency dan j uga kewenangan yangbersifat eksekusi executing agency
Adapun menyangkut penataan sistem
birokrasi negara harus dilakukan program yangterintegrasi dari hulu sampai hilir dalam bidangbidang pembangunan administrasi Strategitersebut dapat dimulai dari proses rekrutmen
pegawai sistem promosi pegawai berdasarkan
38
kinerja perubahan paradigma dan spirit
administrasi publik sistem dan besarnya
penggajian peruballan struktur dan proses kerja
sampai pengawasan disiplin pegawai negeri sipil
Mengingat banyaknya hal yang perlu dilakukandalam reformasi birokrasi perlu dibuat rencana
proritas Untuk itu diperlukan penataan kembali
proses rekrutmen dan sistem penggajian PNS
pengawasan dan pencgakan hukum terhadapkekayaan pegawai negeri sipil termasuk hadiah
yang diterimanya restrukturisasi pemerintahpusat dalam konteks desentralisasi deregulasi
dan simplikasi prosedtur administrasi serta
penguatan peran masyarakat dalam mengontrol
pelaksanaan pemerintahan
4 Pengaturan ProsedurAdministrasi
Pemerintahan Administrative Procediire
Act
Hal lain yang harus dilakukan untukmeningkatkan daya saing ekonomi adalahpenyusunan undang undang prosedur
administrasi pemerintahan Di beberapa negara
undang undang tersebut menjadi dasar dalampembuatan keputusan administrasi yangtransparan akuntabel dan partisipatif Dengan
proses administrasi pemerintahan yang semakinbalk dan akuntabel kepercayaan pelaku bisnis
juga semakin meningkat Hal ini tentu saja akan
semakin kondusif bagi iklim investasi Rancangan
undang undang administrasi pemerintahan yang
disiapkan Kementerian PendayagunaanAparatur
Negara sedang dalam proses legislasi
5 Pakta Integritas dan Komitmen Semua Pihak
Reformasi birokrasi tidak akan berjalan
tanpa adanya komitmen semua pillak baik
pemerintah masyarakat maupun pelaku bisnis
Oleh karena itu salah satu instrumen pentingdalam reformasi birokrasi adalah pakta integritas
Ketiga pihak tersebut perha membuat komitmen
bersama untuk menekankan asas seperti tidak
memikirkan diri sendiri berintegritas tinggi
obyektif akuntabel terbuka jujiur mengabdi
pada kepentingan publik dan tidak melakukan
praktik KKN Hanya dengan komitmen tersebut
akan tercipta birokrasi yang bersih danberwibawa yang mampu menciptakan ikliminvestasi berdaya saing tinggi
6 Pelayanan Terpadu dalatn Konteks Dava
Saing di Beberapa Daerah
Harapan agar realisasi desentraltsasi dapat
menumbuhkembangkan ekonomt daerah tampak
sangat besar Tidak sedikit daerah yang sangatbersemangat untuk memajukan daerahnya dan
membuat terobosan terobosan penting untukmemecahkan kebekuan birokrasi lokal seperti
melalui pelayanan terpadu Data empirts juga
menunjukkan adanya berbagat undang undangUU dan peraturan yang diberlakukan bagi
perbatkan birokrasi dan daya saing ekonomidaerah Studi di delapan kabupaten kota di ernpat
provinsi menunjukkan bahwa desentralisasi
belum berkorelasi positif terhadap daya saingekonomi daerah Dart keempat provinst vangditeliti hanya provinsi Jawa Timur yangmenunjukkan respons relatifpositif Lebill dari 5
kota kabupaten di Jawa Timur memiliki unit
pelayanan terpadu U PT atau one stop servicesOSS Ball dan Kalimantan Timur masih dalam
proses mewujudkan OSS yang ditandat denganterbentuknya sekitar dua OSS di masing masingprovinsi tersebut Sementara ttu Sumatera Barat
sedang membenahi birokrasinya khususnya dikabupaten kota Solok Kebutuhan akan OSS di
Pelayanan terpadu merupakan sebuah satuan kerja di tingkat
kabupatcn kota yang memberikan pelayanan pemrosesan berbagaidokumen publik khususnya perizinan usaha dan investasi Unit
pelayanan terpadu UPT yang didirikan di beberapa daerahdimaksudkan untuk merespons permasalahan yang munculberkaitan dengan urusan perizinan usaha dan investasi selama ini
Dengan berdirinya UPT di daerah masalah masalah tersebut
diharapkan bisa diatasi karena pelayanan diberikan dalam satu atapatau satu pintu Dengan kata lain UP r menjadi Ujung tombakpelayanan perizinan
Studi ini membahas kcterkaitan antara regulasi dan daya sainglokal di Jawa Timur Kalimantan Timur Sumatera Barat dan Bali
dengan mengambil sampel daerah daerah seperti Sidoarjo
Surabaya Gianyar Denpasar Samarinda Tarakan Payakumbuh
dan Padang Lihat antara lain R Siti Zuhro Ed Profesionahtasdan Rletrahtas L3irokrasi untuk Aleirzyudkan Data Saing EkonorntLokal Jakarta THC dan HSF 2007 Bcrdasarkan pengamatan
di daerah penelitian beberapa daerah yang telah memiliki UPTcenderung mcmberikan kemudahan dan menciptakan iklim yangkondusif bagi dunia usaha Selain melayani perizinan UPT dapat
dijadikan sebagai sarana bagi pmenntah daerah untuk mcmberikan
semua informasi yang diperlukan masyarakat Denganmenmgkatnya kompetisi bisnis baik di level nasional maupun lokal
UPT cukup relevan untuk megjawab kebutuhan daerah Di bebcrapadaerah yang diteliti seperti Sidoarjo Gianyar dan Tarakanmisalnya UPT terbukti berkorelasi positif terhadap perbaikanpelayanan publik investor baik PMA maupun PMDN dan pebisnis
lokal Sebagai salah satu pusat industri di Jatim Sidoarjo tampak
makin maju setelah dibentuknya Dinas Perizinan dan Penanaman
Modal pelayanan satu pintu yang prima tahun 2001 khususnyasebelum musibah lumpur panas Lapindo
provinst tersebu belum cukup besar
dibandingkan dengan daerah daerah lain yangditeliti
DI bawall adalah tabel pelayanan terpadu
di beberapa daerah yang diteliti Jawa Timurrelatif berhasil mengimplementasikan institust
birokrasi yang profesional dan netral tneskipunmasill dtwarnat oleh individu PNS birokrat yangpartisan Sementara itu Bali masih berjuangmewujudkan birokrasi yang profesional dan netraldan keluar dart ntodel birokrasi patrimonial yangsarat dengan sistem patron klien Demikian juga
dengan Kalimantan Timur dan Sumatera Barat
yang sedang berbenah diri dan memperbatkikualitas birokrasinya Tantangan yang dihadaptadalah bagaimana daerah daerah itu mampu
mengatasi kebekuan birokrasi yang tidakkontributifterhadap pembangunan ekonomt dandaya saing ekonomi daerah Meskipun tantanganyang dthadapi tidaklah kecil tarikan untukmenjadikan institusi tersebut profesional dan
netral cukup besar Fenomena ini
mengindikasikan bahwa tidak hanya state
capacity di level pusat saja yang dipertaruhkanuntuk mewujudkan daya saing ekonomi tapi jugadi level daerah
Peran kepemtmpinan leadership kepaladaerah ikut menentukan dalam mendorong dayasaing ekonomi daerah Dalam konteks
desentraltsasi dan otonomi daerah kenyamanan
investast membutullkan keberantan pemimpin
dalam mengambil keputusan untuk merevisi
semua peraturan yang menghambat investorTerobosan kebijakan yang dilakukan kepaladaerah acapkalt membuahkan hasil positif bagi
daerah berupa best practices Terobosan
kebijakan atatJ regulasi daerah bisa jadi
menciptakan kepastian hukum keamanan dan
mengeliminasi pungutan liar yang acapkaltdikeluhkan para investor Di level nasional
kebijakan investasi guna mengatasi kelesuan
investasi merupakan terobosan positif dan
menjanjikan Di level lokal pimpinan daerah
diharapkan dapat mendukunghya dengan
penerapan peraturan daerah yang probisnissehingga aktivitas dunia usaha tidak terhambat
Temuan lapangan di delapan daerah
penelitian menunjukkan upava pemerintah pusat
dan daerah dalam memperbaiki iklim investasi
Meskipun demikian tak jarang pemerintah pusattampak kurang konsisten pula dengan UU danPP yang dike luarkannya Sementara itu pemdajuga acapkali menciptakan peraturan daerah
39
Tabel 1 Pelayanan Terpadu di Beberapa Daerah
Sumber Diolah dari data primer dan sekunder penelitian lapangan di Jatim Bali Kaltim dan Sumbar 2007
perda yang justru tidak probisnis clan bahkanmengancam aktivitas investasi Masalahnya
karena daerah daerah berupaya mencari atau
mengais ngais tambahan pendapatan daerah
meskipun dengan cara yang bertentangan denganperaturan yang berlaku Celakanya banyak yangtidak mengetahui karena ketidakjelasan peraturan
di atasnya
Sebagaimana disebutkan di atas masalah
perda juga dinilai ikut tnenghatnbat pasangsurutnya investasi Delapan daerah yang diteliti
W
menunjukkan hal itu Sebagian perda yangberkaitan dengan perizinan cenderung membebanirakyat Semangat untuk memperbesar
Pendapatan Ash Daerah PAD telah membuat
peraturan yang dikeluarkan pemprov clanpemkab pemkot bertentangan dengan peraturan
di atasnya Sebagai contoh perda tentang pajakclan retribusi yang dikeluarkan daerah daerahberpengaruh negatif terhadap pertumbuhanekonomi karena menurunkan minat investasi
Dengan kata lain perda clan investasi tidak
Jawa Timur B a I i Kalimantan Timur Sumatera Barat
Sidoarjo Surabaya Gianyar Denpasar Tarakan Samarinda Padang Payakumbuh
Jenis Dinas Unit Kantor Unit Gedung Unit Unit
Perizinan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Gabungan Pelayanan Pelayanan
dan Terpadu Terpadu Terpadu Dinas Terpadu Umum Sistem
Penanaman UPT Bidang UPT Kembar U PT Satu Pintu
Modal Perizinan Non
pelayanan Perizinan can
satu pintu Pelayanan
yang prima Pengaduan
Persyaratan Jelas clanJelas clan
Jelas dan Jelas danTeriampir di Terlampir
informatif diinformatif di
informatif informatifbuku dan dalam buku
OD clanbrosur
di buku clan di buku clanbrosur peraturan
brosur brosur brosur
Waktu 1 15 hari
perizinan3 14 had
sejak3 40 hari Hitunganjam
7 15 hari
persyaratan kerja
ter enuhi
Biaya Persentase Persentase
Rp100 000 Tergantung 0 5 1 5 0 6 10Maks Rp
Rp500 000ukuran Nominal Nominal
300 000bangunan max Rp maks Rp
1 000 000 5 000 000
Tanda Sesuai Sesuai per Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
terima permohonan mohonan permohonan permohonan permohonan permohonan permohonan
Pengharga Best ofthe Piagam
an clan Best e Penghargaa
sertifikat Government n dari Dirjen
ISO 2003 Pemerintaha
Acknowledg n Umum
e dari 2003
ISO 9001 General Menteri PAN
ASEAN 2004
2005
Kota Terbaik
Otonomi
Award
2005
Survei Dilakukan Melalui radio Dilakukan
kepuasan secara setiap hari secara
konsumen reguler Rabu jam reguler
melalui 12 00 dengan
penyebaran kuesioner dan
kuesioner siaran radio
FGD dan
indept
inteview
Mekanisme Sudah Melalui radio Dilakukan Pengaduan
komplain dilembaga setiap hari secara langsungatas kan Rabu jam regular setiap saatpenyim lembaga 12 00 dengan ke walikota
pangan komplain kuesioner clan melalui HP
ela anan I siaran radio
Sumber Diolah dari data primer dan sekunder penelitian lapangan di Jatim Bali Kaltim dan Sumbar 2007
perda yang justru tidak probisnis clan bahkanmengancam aktivitas investasi Masalahnya
karena daerah daerah berupaya mencari atau
mengais ngais tambahan pendapatan daerah
meskipun dengan cara yang bertentangan denganperaturan yang berlaku Celakanya banyak yangtidak mengetahui karena ketidakjelasan peraturan
di atasnya
Sebagaimana disebutkan di atas masalah
perda juga dinilai ikut tnenghatnbat pasangsurutnya investasi Delapan daerah yang diteliti
W
menunjukkan hal itu Sebagian perda yangberkaitan dengan perizinan cenderung membebanirakyat Semangat untuk memperbesar
Pendapatan Ash Daerah PAD telah membuat
peraturan yang dikeluarkan pemprov clanpemkab pemkot bertentangan dengan peraturan
di atasnya Sebagai contoh perda tentang pajakclan retribusi yang dikeluarkan daerah daerahberpengaruh negatif terhadap pertumbuhanekonomi karena menurunkan minat investasi
Dengan kata lain perda clan investasi tidak
berkorelasi positif Dampaknya sangat negatif
karena tidak membuat dunia usaha menjadi
kondusif
Dar perspektif investor rumitnya perizinan
investasi di Indonesia dinilai sebagai penghambat
utama Ketika dipersoalkan Pusat dan Daerah
saling lempar tanggung jawab Sementara itutarik menarik kepentingan dan kewenangan untuk
menguasa sumber sumber pendapatan sulit
dihindarkan Namun persoalan penting sepertpemberian pelayanan terbaik kepada investor
penciptaan rasa aman dan penyediaan
infrastruktur kurang mendapat perhatianOleh karena itu peluang untuk menata
kelembagaan yang lebih jelas sangat diperlukanagar fungs kelembagaan lebih berguna dalam
menarik investasi Melalui UU Penanarnan Modal
yang disahkan pemerintah 2007 nasib investasidiharapkan akan lebih pasti UU ini juga
menganut prinsip persamaan dalam pelayananterhadap semua investor Investor wajib dilayanisecara efisien oleh birokrasi diberikan pelayanan
standar dan fasilitas yang baik Pemberianfasilitas in penting mengingat Indonesia harusbersaing dengan negara negara lain balk ditingkat regional maupun global
Dari Local Bureaucratic Authoritarian ke
Local Bureaucratic Pluralism
Pergeseran dari sentralisasi ke desentralisasi
memberikan pengaruh yang relatif signifikan bagiperkembangan politik lokal Sulit dibantah telah
terjadi kebangkitan politik lokal dengan
berkembangnya jumlah aktor yang ikut berperandalam menentukan kebijakan publik baik di level
pusat maupun daerah Tak sedikit pakar asing
tentang Indonesia yang mencatat bahwa dalambeberapa hal pernerintah pusat telah kehilangan
kekuasaannya karena tekanan berbagai kekuatan
sosial balk dari dalam maupun luar negeri Pada
saat yang sama aktor aktor politik lokalmemperkuat posisinya
Fenomena tersebut memperkuat argumen
bahwa politik Indonesia saat ini dapat dipaharni
dalam kor dor bureaucratic pluralism yangdicirikan oleh peranan dan pengaruh besar
kekuatan nonbirokrasi atau kekuatan sosial
societal forces dalam proses pembuatan
keputusan Sistem ini disebut bureaucratic
pluralism karena pergantian rezim merupakan
hasil pengelolaan kekuasaan yang diputuskanmelalui kompetisi dalam pemilu pilkada Sistem
multiparta exist dan pemilu pilkada dilaksanakan
secara independen Lebih dari itu pluralisme
birokrasi hldonesia cenderung merealisasikan
bentuk demokrasi yang partisipatoris di manapartai politik mampu mengontrol birokrasi dan
memengaruh kebijakan kebijakan publik yangdibuat oleh eksekutif Selama era transisi atau
desentralisasi kelompok kepentingan parta
politik dan kekuatan sosial secara konsisten
mampu memengaruhi kebijakan penting yangmenentukan kebijakan publik
Secara umum dapat dikatakan bahwa
birokras di era transisi cenderung menciptakan
birokras yang plural yang ditanda dengan sistempolitik yang makin plural pula dan terbukaterhadap pengaruh kekuatan sos al societalforces dalam masyarakat Salah satu indikator
penting ciri pluralisme birokrasi adalah tidak satupun kebijakan publik yang ditetapkan pemerintahpusat ataupun daerah yang tidak mendapatkansorotan atau kritikan masyarakat Meskipun tidak
semua keberatan publik dapat menggagalkan
kebijakan pemerintah pusat daerah atau sebagian
kebijakan tu mengalami penundaan karena
resistensi yang besar dari masyarakat Hal initentunya tidak pernah terjadi di era Orde Baru
Pengalaman di Jawa Timur Bali
Kalimantan Timur dan Sumatera Barat
menunjukkan bahwa daerah daerah tersebut
cenderung mempraktikkan model pluralisme
birokrasi dengan kadar yang berbeda dari satudaerah ke daerah lain Jawa Timur dengan
semangat arek nya memberikan pengaruh positif
terhadap berkembang dan berperannya kekuatansosial dalam masyarakat Hampir semua daerah
di Jawa Timur berhasil melakukan peran yangsignifikan Demikian juga dengan kota Surabaya
dan kabupaten Sidoarjo Kedua daerah tersebut
tergolong dalam daerah yang memiliki LSMaktivis pers intelektual dan mahasiswa yang
cukup vokal dan senantiasa mengkritisi kinerjapemerintah daerah Hubungan antara local state
dan society relatif berimbang Local state tidakmendominasi dan relatif mau mendengar aspirasi
dan kepentingan society Sementara itu erapemilihan langsung sekarang in memberikanpeluang kepada masyarakat untuk ikut berperanserta dalam proses pembuatan kebijakan publik
Sementara itu di Bali Kalimantan Timur
dan Sumatera Barat relatif tidak memiliki
perbedaan yang mencolok dalam hal peran dankekuatan sosial dalam memengaruhi kebijakanpublik Meskipun peran mereka tidak sevokal
41
atau sesignifikan kekuatan sosial di Jawa Timur
namun secara perlahan posisi dan peran kekuatan
sosial di ketiga daerah tersebut inula diperlukan
untuk mengimbangi local state Hubungan antara
local state dan society secara perlahan mula cairKekuatan sosial mulai memberikan pengaruh dan
mendapatkan tempat dalam dinarnika politik lokal
meskipun tidak dalam bentuk yang komplit Kedepan hal tersebut cukup menjanjikan karenaakan berdampak positif terhadap realisasipluralisme birokrasi pada kllususnya dan
reformasi birokrasi pada umumnya
Saat ini gerakan nasional reformasi dannetralitas birokrasi telah menjadi suatu hal yangniscaya guna menerobos kebekuan birokrasi
Gaungnya sangat diperlukan bagi Indonesia
khususnya daerah agar segera bangkit dan
membenahi masalah yang dihadapi birokrasilokal terutama dalam mendukung daya saingekonomi daerah
Model Birokrasi Profesional dan Netral
untuk Mendukung Daya Saing EkonomiDaerah
Model birokrasi profesional dan netral
ditandai dengan penataan birokrasi yang
mendukung secara luas terciptanya ruangpartisipasi publik pemberdayaan dan
peningkatan kreativitas masyarakat Dengan kata
lain model birokrasi tersebut adalah yangkompetitif di dalam dan antarbagiannya karena
ada institusi pesaing participant autonomousoutsourcing pemberdayaan publik
demokratisasi membuat inisiatif dan peringatan
dini untuk publik standar pelayanan publik yangprofesional transparan dalam hal biaya dan
waktu public accountability merit systempengangkatan berdasarkan keahlian
pengawasan kolektif obyektif kompetisi
institusi dalam memberikan pelayanan publik dan
netral secara politik
Reformasi birokrasi bisa dilakukan baik
secara internal maupun eksternal Faktor faktor
internal meliputi reorientasi kekuasaan yangprorakyat memiliki komitmen mampu
menciptakan new image rasionalisasi
peningkatan kualitas SDM dan payung hukum
yang jelas tegas serta mengikat Sebaliknyafaktor faktor eksternal meliputi komitmen atas
keteladanan elit dan pengawasan oleh rakyat
Dengan kata lain pemerintah perlu mendesain
regulasi birokrasi yang komprehensif dengan
42
mencabut merevisi menyinkronkan dan
menyusun regulasi baru
Di era multipartai sekarang ini birokrasidaerah harus netral dari politik berpihak pada
kepentingan masyarakat dan melindungi
kepentingan ekonomi lokal Pemerintah daerah
perlu mengapresiasi pelaku dunia usaha dengan
cara mendorong pengusaha untuk berkompetisimembangun daerahnya Diperlukan pemerintahan
daerah yang adil dalam membuat kebijakanberkaitan dengan dunia usaha Bahkan
pemerintah daerah juga perlu melakukan
perbandingan dengan negara negara lain yangberhasil meningkatkan daya saingnya China
misalnya merupakan negara yang telahmemberikan kemudahan bagi pengusaha di awal
usahanya Sebal knya Indonesia justru
mempersulit langkah awal pengusaha dalam
melakukan aktivitas usahanya Lebih dari itu
pengendalian dan pengawasan juga tidak
dilakukan pemerintah dengan baik
Potensi investasi tidak hanya terdapat di satu
daerah tetap juga hampir di setiap provinsi ataukabupaten dan kota Penyebaran kekayaan alam
yang relatif merata mensyaratkan setiap daerahharus saling bersaing menjaring investor Dengankata lain perlu diciptakan berbagai kemudahan
agar investor bersedia menanamkan modalnya
Pemerintah daerah perlu melakukan langkah
penting seperti pendataan potensi investasi yangakurat dan komprehensif Data yang disuguhkanuntuk publik khususnya kepada investor
seharusnya merupakan data yang senantiasadiperbarui up date Strategi jitu yang perludilakukan pemda saat ini adalah melakukan aksi
promosi dan penjaringan investasi yang lebihterfokus
Era desentralisasi belum mampu mengatasi
pengangguran dan kemiskinan yang jumlahnyasemakin besar Untuk itu diperlukan peningkatan
pembangunan daerah yang didukung investasiswasta Kebijakan pelayanan satu pintu yang
menjamin informasi dan biaya yang transparanmenjadi kebutuhan mendesak daerah untuk
mendukung aktivitas dunia usaha Ketika potensidaerah bukan merupakan satu satunya faktor
penarik investor kual tas pelayanan melalu
pelayanan satu atap dan satu pintu OSS menjadidaya tarik tersendiri bag pelaku usaha
Ke depan perlu ada transparansi antara
pemerintah pusat dan daerah dalam menata
investasi Hal ini diperlukan supaya tidak ada rasa
saling menyalahkan dan membenarkan baik oleh
pemerintah pusat maupun daerah Selain harus
mampu meyakinkan investor tentang potensi yangdimiliki daerah pemerintah juga harus mampu
membangun kepercayaan investor tentangprospek penanaman modalnya di daerah
Untuk mereformasi birokrasi perlu dibentuk
Civil Service Commission CSC Hal ini pentingkarena lembaga tersebut memiliki ciri ciri yangmeliputi independence selection merit dan
unification Pembentukan CSC ini juga diatur
dalam pasal 13 3 UU No 43 1999 tentangPokok Pokok Kepegawaian dengan tugas a
merumuskan kebijakan umum kepegawaian b
merumuskan kebijakan penggajian dan
kesejahteraan PNS dan c memberikan
pertimbangan dalam pengangkatan pemindahan
dan pemberhentian dalam dan dari jabatan
struktural tertentu yang menjadi wewenangpresiden
Anggota tetap CSC diangkat dari PNSsenior dari instansi perguruan tinggi dan staf
senior Badan Kepegawaian Negara BKN
sedangkan anggota tidak tetap diangkat dari PNSsenior dari departemen terkait wakil organisasi
pegawai negeri dan tokoh masyarakat yangmempunyai keahlian CSC dibentuk melalui
keputusan presiden dan bertugas membantu
presiden dalam merumuskan kebijakan dan
pertimbangan tertentu CSC terdiri atas kepala
dan wakil kepala 3 anggota tidak tetap dan 2anggota tetap ketua dan sekretaris Semua
anggota diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
dan bersidang sekali dalam setahunKiranya jelas bahwa sudah waktunya
amanat pasal 13 UU No 33 1999 untuk
diwujudkan agar reformasi birokrasi yang riildapat terwujud Tujuannya agar ada pemisahan
yang tegas antara institusi yang tnerutnuskanmengawasi dan yang melaksanakan Tidakseperti sekarang ini di mana semua tugas dantanggung jawab seolah olah dipusatkan di kantorKementrian Pendayagunaan Aparatur Negara
Untuk jangka menengah pembentukan CSC
tersebut tidak hanya menjadi solusi reformasi
birokrasi melainkan juga menjadi mekanisme
penting untuk menata kembali keberadaan kantorMenPAN BKN dan LAN Di era efisiensi
s Penataan kembali ketiga institusi itu bisa jadi dilakukan dengan
mengubah nama kantornya misalnya menjadi Kantor Kementerian
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Penamaan ini menjadi penting untuk memberikan pengaruh positifterhadap PNS birokrat sebagai aparat pemerintah
sekarang ini mempertahankan eksisnya suatuinstitusi tanpa mempertimbangkan secara
sungguh sungguh peran fungsi kompetensi dan
kewenangan executingpower yang dimilikinyaakan berakibat buruk pada institusi itu sendiri
Hal yang sulit pula dielakkan adalah memperbaikikerusakan moral aparat PNS birokrat yangterlanjur sudah akut
Kerusakan moral itu juga dipicu oleh
ketiadaan payung hukum yang mengatur etikapemerintahan Krisis legitimasi pemerintahan
muncul akibat adanya kevakuman etika Oleh
karena itu bisa dipahami bila pemerintah tak
mampu membangun konsensus konsensus etik
secara konsisten sebagaimana terjadi di Amerika
Serikat bill of government ethics Absennya
peraturan atau UU semacam bill ofgovernmentethics tersebut telah menyuburkan KKN dan
menghasilkan pemerintahan yang tidak efektifdanefisien Bahkan good governance semakin sulit
diwujudkan di negeri ini
Untuk jangka pendek yang harusdilaksanakan kepala daerah adalah membuat
terobosan terobosan kebijakan yang inovatif dankondusif Sambil menunggu ditetapkannya UU
Pelayanan Publik dan UU Administrasi
Pemerintahan daerah daerah bisa melakukan
gebrakan gebrakan yang signifikan bagi daerahmereka Untuk mendobrak kelesuan daya saingekonomi daerah mereka perlu membuat
kebijakan daerah atau perda yang memberi rasaaman dan nyaman pada dunia usaha Perlu juga
digarisbawalli bahwa untuk 2 3 tahun ke depan
fokus yang perlu digarap secara serius adalahpelayanan publik dengan penekanan pada kualitas
pelayanan service quality
Seiring dengan itu pemerintah pusatsemestinya ikut mendukung dan bersikap lebilitegas dalatn menerapkan reward andpunishment
kepada para birokrat baik yang berprestasimaupun yang melakukan penyelewengan dantidak melaksanakan tugas dan kewajibannya
dengan baik Selain itu setiap institusi terkaitseperti kantor MenPAN BKN LAN diwajibkan
untuk melaksanakan programnya dengan sistem
target Hal ini dimaksudkan agar institusi yang
berkenaan langsung dengan reformasi birokrasibisa melaksanakan tugasnya secara serius
43
Penutup dan Rekomendasi
Pada dasarnya kebijakan desentralisasi dan
reformasi birokrasi memiliki kaitan yang eratdalam meningkatkan perekonomian daerah
Dengan kata lain keberhasilan realisasi
desentralisasi dan otonomi daerah mensyaratkan
adanya pembenahan birokrasi Hal ini meliputi
pula perbaikan kualitas PNS sebagai pelaksana
pembangunan daerah Oleh karena itu sebagai
pelayan publik PNS dituntut untuk memberikan
pelayanan yang prima
Temuan lapangan di empat provinsi yangditeliti menunjukkan bahwa pemerintah daerah
kurang memperhatikan standar minimumpelayanan publik Secara umum kualitas
pelayanan publik masih buruk Sebanyak 45 50
persen narasumber lokal mengatakan bahwa
pelayanan publik tidak mengalami banyak
perubahan dan sekitar 70 narasumber
mengungkapkan bahwa sistem perizinan di
daerah belum transparan
Oleh karena itu masalah pelayanan publik
menjadi sangat krusial khususnya berkaitan
dengan perbaikan sistem perizinan yang dapatmendukung aktivitas dunia usaha b Masalah inibahkan sangat relevan melihat lemahnya daya
saing ekonomi daerah sekarang ini Idealnya eradesentralisasi dan otonomi daerah memberikan
dampak positif terhadap daya saing ekonomiPemprov dan pemkab pemkot diharapkan dapat
membuat gebrakan kebijakan yang bisatnemajukan daerahnya Masalahnya kebanyakan
ntereka terbentur pada political commitment dan
konsistensi daerah untuk selalu merealisasikan
kebijakan dan programnya secara
berkesinambungan
Yang diperlukan daerah ke depan adalahperbaikan sistem dan peningkatan peran
leadership pimpinan daerah dalam memajukanperekonomian melalui investasi Hal tersebut
dipandang penting karena petnerintah pusat takbisa diharapkan berbuat banyak dalam
mendukung kemajuan daerah Apalagi dewasa inipemerintah pusat masih didera oleh banyaknya
permasalahan yang harus dipecahkan baik ditingkat nasional maupun internasional Dalam
kondisi seperti ini tak ada pilihan bagi daerah
Faktor negatif Mini usaha meliputi pajak dan retribusi pungutan
liar minimnya infrastruktur hambatan nontariff dan kurangnyakeamanan
44
selain harus mengatasi permasalahannya sendiri
balk melalui kerja satna antardaerah maupun
dengan membentuk hubungan yang bersinergidengan stakeholders lokal
Ada beberapa agenda ke depan yang perludjprioritaskan dalam pelayanan terpadu di daerah
Pertama perlunya konsistensi kebijakan atau
peraturan dan penegakannya sehingga tercipta
iklim yang kondusif bagi realisasi kebijakan atauperaturan tersebut Kedua penyediaan
infrastruktur dasar seperti jalan jembatan
pelabuhan air telepon dan listrik Dalam hal ini
pemerintah daerah bisa bersinergi dengan
pemerintah pusat dan swasta Ketiga
peningkatan kualitas pelayanan birokrasi agar
tercipta birokrasi yang profesional dan efisienDalarn kaitan ini diperlukan penyusunan kriteria
khusus dalam rekrutmen pegawai baru atau
pelatihan ulang pegawai lama dengan menerapkanasas meritokrasi berdasarkan kompetensi
Keberhasilan daerah seperti Gorontalo dalam hal
public services reform disebabkan oleh ketegasan
daerah dalam melakukan rasionalisasi pegawai
dan ketegasan penegakan sistem pelayanan yangditetapkan
Keempat penggunaan modul modul khusus
promosi potensi daerah bagi kalangan investor
dengan cara menonjolkan keunggulan komparatif
daerah misalnya melalui website VCD dan
penggunaan teknologi multimedia Kelima
perlunya manajemen pelayanan publik satu atap
one stop services baik per daerah per bidangmaupun per kawasan pembangunan seperti
Kawasan Pengembangan Ekonotni Terpadu
KAPET Keenam pembentukan pusat pusat
latihan studi sampai analisis mengenai pelayanan
publik yang mempertimbangkan local valueslocal wisdom dan local genius baik di tingkat
universitas civil society maupun rubrik rubrik
khusus media massa lokal Ketujuh pembuatan
sistem data base pelayanan publik yang mudahdiakses baik dari segi sumber daya manusia
anggaran maupun jangka waktu pelayanan
Kedelapan pembuatan akta pelayanan publik di
kantor kantor pemerintah Kesenzbilan
merumuskan dan menetapkan visi pelayanan
publik 10 atau 20 tahun
Daftar Kepustakaan
Dwiyanto Agus 2004 Administrative Reforms
What should be done How The case of
Indonesia Jakarta Makalah dalam
seminar
Kettle Donald F 2005 The Global Puhlic
Management Revolution A Report on the
Transference of Governance WashingtonDC Brookings Institution Press
Thoha Miftah 2004 Birokrasi dan Politik di
Indonesia Jakarta Rajawali Pers
Zeithaml Valerie Parasuraman A Berry LeonardL 1990 Delivering Quality ServiceBalancing Customer Perception andExpectation New York The Free Press
Makka A Makmur Ed 2006 Reformasi
Birokrasi Jakarta The Habibie Center
Zuhro R Siti dkk 2007 Profesionalitas dan
Netralitas Birokrasi Meinju Daya SaingEkonomi Daerah Stud di Empal Provinsi
Jakarta The Habibie Center dan Hanns
Seidel Foundation
45
Evaluasi Sepuluh Tahun Reformasi Polri
Oleh
Sarah Nw aini Siregur
Abstract
The reform of the Indonesian Police Institution Polri was one of the Indonesian reformasi deniand thatbegan in 1998 This aspect was the reason behind the emergence of nnanv policies related with efforts to reformPolri in structural instrumental and cultural aspects These efforts were part of internal refornn of Polri andadmittedly it showed that there has been significant changes in Polri in terms ofits organisation system Howeverthese efforts have not been able to create maximum results due to some constraints not only from internal Polribut also from government regulation assumed to be normative As a consequence there were still barriers for
Polri to fulfill the reformasi demand and to act in proportional and professional way
Latar Belakang
Salah satu tuntutan reformasi di Indonesia
yang dimulai pada tahun 1998 adalah refo masidi bidang pertahanan dan keamanan Dalam aspekini selain reformasi TNI reformasi Polri juga
menjadi agenda utama refromasi agar dapat
segera dilaksanakan Tuntutan ini bertujuan agar
institusi institusi keamanan di Indonesia TNI dan
Polri dapat berfungsi secara profesional
bermartabat dan sesuai dengan kebutuhan
negara Dari sinilah mulai dilakukan
pembenahan pembenahan yang menuju pada arah
reformasi baik oleh TNI maupun Polri
Seiring dengan pelaksanaan reformasi Polriperkembangan lainnya nenunjukkan bahwa
persoalan keamanan dalam negeri juga menjadi
sorotan penting di banyak negara termasukIndonesia Hal ini terkait dengan asumsi bahwa
keamanan dalam negeri merupakan salah satu
indikator dari kemajuan suatu negara Ini menjadi
aspek yang harus diperhatikan oleh banyak pihakApalagi tantangan globalisasi yang se nakinberkembang juga diikuti dengan tantanganpermasalahan kejahatan seperti organized crime
religious fanaticism korupsi dan sebagainya
Oleh karena itu keamanan dalam negeri akan
berdampak krusial apabila tidak dapat berjalan
secara optimal Di sinilah refor nasi Polri bukan
hanya sekedar n elakukan perubahan tetapi juga
harus dapat mengarahkan reformasi tersebut pada
kebutuhan mendasar keamanan dalam negeri diIndonesia dalam rangka menghadapi
permasalahan kejahatan di atas
Selain itu keamanan dalam negeri saat ini
juga terkait dengan banyak faktor terutama faktor
perkembangan teknologi Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi memiliki konsekuensi
logis bagi tumbuh dan berkembangnya
permasalahan kehidupan sosial yang semakinkompleks Aspek negatif dari perkembangan iptek
tersebut adalah terjadinya peningkatan kualitas
kejahatan dan pelanggaran dan ini berhubungan
langsung dengan pekerjaan kepolisian Kejahatankonvensional semakin tinggi dan munculnya
modus operandi baru dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi Hal ini membuktikan
bahwa kejahatan dan pelanggaran telah semakin
terorganisir dengan solidaritas sosial yang besardi antara anggota kelompoknya terutama dalam
upaya saling melindungi dan mengamankanmasing nasing kelompoknya
Oleh karena itu reformasi kepolisian di
Indonesia saat ini tidak hanya dilihat dari
perspektiftuntutan atau amanat reformasi tahun
1998 serta sekedar nelakukan perubahan
institusional peran dan wewenang kepolisianReformasi Polri menjadi kebutuhan yangmendesak karena faktor keamanan merupakan
bagian integral dari tujuan nasional yaitu
kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Oleh
karena itu maka reformasi dalam tubuh Polri
Penulis adalah peneliti bidang Perkembangan Politik Nasionalpada Pusat Penclitian Politik LIPI Jakarta
Irjen Pol Basyir A Bannawi Kebijakan Keamanan Sebagai
Penopang Terlaksananya Pemilu 2004 dalam Stanley Edtieamanan Demokrasi Ian Pemilu 2004 Jakarta Proptaria
2004 hhn 71
AFM
terkait dengan perubahan tiga elemen yakni
elemen struktural instrumental dan kultural
sebagai Jung tombak keamanan dalatn negeri
Dinamika Polri di Masa Orde Lama dan
Orde Baru
Kepolisian Republik Indonesia lahir sebagai
bagian dari institusi pemerintah pada tanggal 1
Juli 1946 Pada masa tersebut fungsi kepolisian
belum terfokus pada masalah ketertiban
masyarakat karena kondisi negara saat itu belutn
stabil pascakemerdekaan Tugas Polri lebih
banyak melakukan penanggulangan
penyelundupan atau penggelapan yang terkaitdengan perkembangan ekonomi rakyat 4
Namun demikian di masa ini sebenarnya
sudah mulai terlihat pergulatan kepolisian pada
tingkat parlemen clan kabinet pemerintahan
Misalnya di tingkat parlemen Polri meminta
jumlah wakil yang sama dengan militer TNIdengan asumsi bahwa kepolisian juga berperan
dalam menghadapi tekanan pemberontakan dan
ancaman imperialisme Pergulatan di tingkat
kabinet juga terlihat ketika Menteri Kehakiman
saat itu menolak untuk mengikutsertakan
kepolisian di dalam organisasinya s Pergulatan
tersebut ditambah dengan instabilitas situasi
politik pada masa itu menclorong para pemikirkepolisian menganjurkan agar kedudukan Polri
langsung berada di bawah Presiden Kedudukantersebut bukan berarti tnenjadi akhir dari
penyelesaian akibat situasi di atas melainkan
justru sebagai titik awal agar kepolisian terus
mengkaji Undang unclang Kepolisian termasukmelakukan pembenahan pembenahan organisasi
Tetapi sayangnya keberaclaan kepolisian justru
dilebur dalam satu organisasi militer oleh
pemerintah melalui UU No 13 Tahun 1961 Dari
sinilah Polri menjadi bagian dari militer ABRI
Ketika masuk masa Orde Baru Orba
kedudukan Polri masih tetap digabung dalatninstitusi tunggal yakni Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia ABRI dengan berlandaskan
pada UU di atas Pengintegrasian ini
menyebabkan peran dan fungsi Polri menjadi
tidak maksimal karena berbagai persoalan
keamanan dalam negeri diselesaikan oleh ABRI
Polisi Sipil Profesional dalam IDSPS AJI dan FES NewsletterEdisi VIUIO 2008 hlm I
Muh Nasir Konf7ik Presiden versus Polri di Era Transisi
Demokrasi Jakarta Pusat Studi Madani Institute 2004 hlm 40
Ibrd hIm 41
48
Hal ini menyebabkan prioritas untuk melakukan
pembenahan Polri menjadi terpecah clan terbagi
oleh berbagai kepentingan b Persoalan lain juga
bertambah ketikaABRI juga terkait dengan peran
sosial politik melalui konsepsi DwifungsiABRI
sehingga peran militer menjadi dominan
Peran sosial politikABRI yang dominan dankeduclukan Polri yang menjadi satu dalamnaungan institusi ABRI menyebabkan kepolisian
tidak dapat bergerak bahkan berbuat banyak
terhadap oknum ABRI yang melakukanpelanggaran hukum Beberapa tinclakan
kekerasan militer yang dilakukan oleh ABRIterhadap masyarakat dengan alasan atas namanegara dan melegalkan kekerasan menjadi tidak
tersentuh oleh hukum yang semestinya menjadifungsi kepolisian saat itu Tidak ada perbedaan
fungsi yang jelas di lapangan antara kepolisiandan ABRI Selain itu dampak kultur militeristik
juga tertanam dalam kepolisian khususnya di
tingkat para anggotanya sehingga kultur
keduanya baik kepolisian maupun ABRI tidak
dapat dibedakan yakni militeristik yang saratdengan kekerasan terhadap tnasyarakat
Kondisi di atas mendorong beberapa ahlikepolisian termasuk mantan Kapolri Jenderal
Awaluddin Djamin untuk segera melakukan
pembenahan organisasi mengingat betapa
banyak tugas dan fungsi Polri yang tidak beresdi lapangan Pernyataan beliau bahwa uniform
kepolisian sangat terlihat seperti army lookmemperlihatkan fenomena kepolisian yang tidaksewajarnya Oleh karena itu Awaluddin Djamin
menyatakan perlu dilakukan pembenahan
kepolisian agar sesuai dengan fungsi dan tugas
kepolisian yang sebenarnya Dari aspek initerlihat bahwa kebutuhan untuk melakukan
perubahan di dalam kepolisian sudah mulai
tnuncul di masa tersebut
Kebijakan Pengaturan Institusi
Kepolisian di Indonesia Pasca Orde Baru
Sebeltnn mengkaji berbagai regulasi yangmengatur kepolisian di Indonesia pascaOrba
perlu dilihat kembali pengertian dari polisi itu
sendiri Ini untuk memberikan gambaran normatif
secara singkat tentang makna clan arti dari konseppolisi baik dari segi operasional tugas kepolisian
maupun fungsinya secara institusional
Ibid hlm 42
Ibid hlm 43
Secara definitif polls adalah lembaga
negara yang melakukan operasi di bawah otoritasnasional atau idealnya di bawah kendali otoritas
sipil politik negara tersebut Secara umum
polisi merupakan perwakilan negara yang paling
jelas terlihat dalam masyarakat Oleh karena itu
terdapat berbagai macam badan kepolisian yangdapat berbeda beda di tiap negara Karakteristikinstitusi sebuah kepolisian akan selalu tergantungpada negara clan penduduknya Mereka akan
selalu mencerminkan bangsa atau wilayah
dalam budaya politiknya sejarah perkembangan
masyarakat serta perekonomian negara tersebut
Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa karakter
polisi di sebuah negara akan selalu tergantungdari sejarah perkembangan institusi polisi itu
sendiri termasuk kepolisian di Indonesia
Polisi dan masyarakat juga merupakan dua
subyek sekaligus obyek yang tidak terpisahkansatu dengan lainnya Polisi lahir karena adanya
kebutuhan masyarakat guna menjaga ketertiban
keamanan clan ketentraman masyarakat sendiri
Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Charles
Reith bahwa dalam kehidupan bennasyarakat
setelah kebutuhan pertama akan adanya
peraturan maka akan twnbuh kebutuhan kedua
yaitu dibentuknya institusi yang mengawasi danmenjamin tegaknya hukum dalam rangka
mewujudkan ketertiban clan keamanan umwn
sehingga menjamin kelangsungan lestarinya
masyarakat baik secara individu maupun
kelompok
Karakter institusi kepolisian suatu negara
juga ditentukan dari perilaku dan sikap paraanggotanya inulai dari tingkatan prajurit
tamtama bintara maupun perwira polisi Apabila
karakter tersebut mencerminkan citra yangpositif Inaka dapat dipastikan bahwa kinerja
institusi kepolisian tersebut juga balk Hal yangsama juga berlaku sebali knya jika citra yangterbangun di mata publik negatif maka ada
persoalan dengan kinerjanya yang biasanya jugacenderung negatif Dengan demikian dalamkonteks ini anggota atau petugas kepolisian di
semua tingkatan memiliki kewajiban untuk
berperilaku profesional sesuai dengan t mtutan
organisasi clan kebutuhan negara
Anneke Osse Afemahanu Peniolisian Jakarta Rinam Antartnka CV
2007 him 43
Charles Reith dalam karyanya The Blind Eye of History dalamIrjen Poi Purn Prof Koesparmono Irsan S I K S H M M M B A
Polri Mandnrn dan Budayanya dalam Al Araf Anton Aliabbas
Ed TNI Pori di Afaso Perubahan Pohok Bandung ITB 2007him xxix
zciain kewa n petugas kepolisian juga
memiliki hak hak yang selayaknya patutdihormati oleh selnua pihak Hak hak petugaskepolisian secara umum clan berlaku di hampirseluruh negara adalah 10
1 Hak dalam bertugas hak untuk hidup2 Hak di tempat kerja hak privasi
kebebasan berekspresi bebas dari
diskriminasi
3 Hak Inendapat kondisi kerja yang pantas4 Hak hak dalam proses disipliner Mau
proses pidana
Semua kewaj Than clan hak hak tersebut padadasarnya adalah tanggung jawab negara sebagaipembuat kebijakan regulasi Kebijakan yangdibuat oleh negara peinerintah yang mengaturinstitusi kepolisian semestinya juga
memperhatikan clan mempertimbangkan aspek
kewajiban clan hak kepolisian khususnva di
Indonesia Terkait dengan hal ini maka berikut
beberapa kebijakan pemerintah Indonesia yangmengatur institusi kepolisian Polri khususnya
setelah tahun 1998
Kebijakan yang mengatur institusi Polridimulai pada tahun 1998 dimulai dari
dipisal3kannya Polri secara kelembagaan dari TNI
ABRI pada waktu itu pada bulan April 1999
melalui Instruksi Presiden Inpres No 2 Tahun
1999 tentang Langkah Langkah Kebijakan dalamRangkaPemisahan Polri clan ABRI Kebijakan
berikutnya adalah dikeluarkannya Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat No VI MPR
RI 2000 tentang Pemisahan TNI clan Polri yangdiikuti dengan dikeluarkannya TAP No VII
MPR RI 2000 tentang Peran TNI clan PolriAmanat TAP MPR ini menyebutkan bahwa peran
TNI adalah di bidang pertahanan clan Polri dibidang keamanan Tindak lanjut dari amanat TAPMPR di atas adalah dikeluarkannya UU No 2
Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia clan UU TNI No 34 Tahun 2004
bid him 47
IDSPS Reformasi Kepohsian Republik Indonesia Seri 6 EdisiNo 6 2008 him I
Namun sayangnya walaupun telah ada dua produk UU tersebut
pengaturan teknis yang menerjemahkan filosofi dart pemisahanantara tugas keamanan clan tugas pertahanan tidak segera disusun
oleh pemerintah Hal ini menyebabkan pengaturan tataran
kewenangan clan koordinasi antara Polri dan TNI dalam menangani
masalah keamanan dalam negeri kerap kalt mengalami persepstyang berbeda bahkan benturan kepentingan Lihat M Nurhasimpada bagian Pendahuluan dalam Ikrar N B Ed Relasi TA7
dan Polri dalam Penanganan Keamanan Dalain A egeri 2000
2004 Jakarta P21 LIPI 2004 him 4
49
Undang Undang No 2 Tahun 2002 tentangKepolisian Negara Republik Indonesia
menyebutkan bahwa peran utama polisi adalah
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
menegakkan hukum serta memberikan pelayanan
kepada masyarakat Sebagaimana yang diaturdalam UU Kepolisian RI No 2 Tahun 2002 dapatdisimpulkan bahwa fungsi utama kepolisian
meliputi tiga hal yaitu fungsi preemptif preventif
dan represif Fungsi preemptif merupakan tugas
pembinaan masyarakat yang hanya meliputi 205dart tugas pokok Polri Dalam konteks ini dikenal
istilah Community Policing Perpolisian
Masyarakat Fungsi preventif merupakan fungsi
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
memberikan perlindungan dan mencegah
terjadinya pelanggaran hukum sedangkan fungsi
represif adalah fungsi penyelidikan dan
penyidikan atas sebuah kejahatan
Selanjutnya untuk pengaturan
operasionalisasi fungsi preemptif Polri maka
dikeluarkanlah beberapa regulasi untuk
merealisasikan program Perpolisian Masyarakat
Dasar hukum Perpolisian Masyarakat adalah
UUD 1945 perubahan kedua Bab XII Pasal 30
UU No 2 Tahun 2002 tentang Polri padaPertimbangan huruf b tentang PemeliharaanKeamanan Dalam Negeri dan Pasal 3 serta Surat
Keputusan SK Kapolri No Pol 737 X 2005
tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan danStrategi Penerapan Model Perpolisian
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas
Polri 14
Regulasi di atas diharapkan agar program
Perpolisian Masyarakat Polmas dapat
diterapkan dalam konteks membangun kemitraan
dengan masyarakat Program ini bertujuan agar
polisi dapat melakukan kemitraan dengan
masyarakat dalam rangka mengurangi kejahatan
dan meningkatkan keamanan Dengan adanya
program ini diharapkan dapat tumbuh kesadaran
dan kepercayaan masyarakat dalam membantu
kepolisian untuk menanggulangi dan
menyelesaikan masalah masalah keamanan
Kebijakan lainnya yang terkait denganupaya reformasi Polri adalah dengan dibentuknya
Komisi Kepolisian Nasional di Indonesia Melalui
Keputusan Presiden Keppres No 50 Tahun
Jend Pol Pum Prof Dr Awaloedin DJamm M P A Kedudukan
Kepolisian RI dalarn Sistem Ketatanegaraan Duht Ktni dan
Esok Jakarta PTIK Press 2007 him 54 55
Relasi Polisi Masyarakat dalam IDSPS AJI dan FES
Newsletter Edisi VIU10 2008 him 2
50
2006 dibentuklah Komisi Kepolisian Nasional
Kompolnas Pembentukan ini merupakan
bagian dari amanat UU No 2 Tahun 2002 dengan
tujuan untuk melakukan pengawasan terhadapkinerja Polri agar sesuai dengan kapasitas fungsi
dan wewenangnya
Selain upaya reformasi fungsi dan
kelembagaan di atas reformasi Polri khususnya
di level Brimob Brigade Mobil juga dilakukan
melalui beberapa kebijakan Reformasi di tubuh
Brimob dianggap perlu dilaksanakan mengingattugas pokoknya adalah menanggulangi gangguan
keamanan dan ketertiban masyarakat
Kamtibmas berkadar tinggi seperti kerusuhan
massa kejahatan terorganisir yang menggunakansenjata api born dan sebagainya Fungsi ini
dianggap sebagai satuan pamungkas Polri yangmemiliki kemampuan spesifik dalam hal
penanggulangan keamanan dalam negeri dengan
daya gerak daya tembak dan daya sergap yangcukup tinggi
Kebijakan kebijakan yang dikeluarkandalam upaya reformasi Brimob antara lain
dengan dikeluarkannya SK Kapolri No Pol
Skep 1320 VIII 1998 pada tanggal 31 Agustus1998 mengenai Buku Petunjuk Lapangan tentangPeningkatan Pelayanan Polri dalam Era
Reformasi SK Kapolri No Pol Kep 53 X 2002tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi danTata Kerja Korps Brimob dan SK Kapolri No
Pol Skep 27 IX 2002 tentang Reformasi BrimobPolri meliputi 15
1 Aspek Struktural
a Kekuatan Brimob tidak terpusat
tetapi lebih terdesentralisasi di
tingkat Polda
b Struktur organisasi tidak harus sama
dengan struktur organisasi militer
2 Aspek Instrumental
a Penyempurnaan piranti lunak yangberlaku di Brimob Polri mengacu
pada paradigma Polri UU Polri dan
ttmtutan masyarakat
b Pengkajian terhadap sistem danmetode oleh lingkungan Brimob
dengan tujuan menjadikan anggota
Brimob Polri sebagai pelayan
masyarakat dan penegak hukum
yang profesional
Muradi Reformasi Brimob Polri Antara Tradisi Militer dan
Kultur Polisi Sipil dalam Beni Sukadis Ed AlmanakReformast
Sektor Iieamanan di Indonesia Jakarta LESPERSSI DCAI
2007 him 7 9
3 Aspek Kultural
a Perlunya perubahan dari perilaku
anggota Brimob Polri yang
militeristik menjadi anggota Brimob
yang berstatus sipilb Menghindari dan menghilangkan
sifat kebanggaan korps yangberlebihan dan arogan dalam
kehidupan sehari hari di masyarakat
maupun saat menjalankan tugas
c Mengimplementasikan penggunaan
program yang komprehensif dantepat dalam rangka membangun
loyalitas setiap personil Brimob Polrikepada misi organisasi bttkan pada
pribadi atau pimpinan
Capaian dan Kendala Upaya Reformasi
Polri
Dari sisi kebijakan capaian regulasi dan
paparan kebijakan di atas yang dikeluarkan untukmengatur institusionalisasi Polri memang sudahdilakukan Namun di lain pihak kebijakan
tersebut masih terkesan belum optimal dan hanya
mengatur di level internal kepolisian saja Padahal
di sisi lain institusi keamanan di suatu negara
pada dasarnya bertanggung jawab atas keamanannegara tersebut baik keamanan dalam negeri
maupun keamanan nasional Dalam konteks
inilah kebijakan yang dikeluarkan seharusnyajuga komprehensif tidak hanya mengatur masing
masing institusi keamanan saja melainkan jugatindakan komprehensif yang mengatur kerja samadan koordinasi dengan institusi lainnya terutama
yang terkait dengan pengelolaan keamanan dalamnegeri Sebagai contoh dalam fungsi perbantuan
kepolisian kepada TNI maka diperlukan aturan
aturan telalis dan operasional yang mengaturkedua institusiini bagaimana pola tugas
perbantuan dan sebagainya
Dengan demikian level kebijakan ini masih
berada pada tahap garis besarnya saja sedangkanpada level operasionalnya masih belum terlihat
Contoh lainnya mengenai masalah yang munculdalam pembuatan kebijakan untuk mengatur
institusi keamanan juga terlihat pada pembahasan
RUU Keamanan Nasional Kamnas Berbagai
silang kepentingan saling beradu dalampembahasan RUU tersebut hingga akhirnya
menjadi deadlock
Hal di atas dapat menjadi tnasalah bagi
penanganan keamanan dalam negeri Indonesia
Beberapa kasus konflik di daerah yang terjadimenunjukkan pengelolaan keamanan yangdilakukan balk oleh Polri maupun TNI masih
terlihat adanya rivalitas di antara keduanya
Rivalitas tersebut berdampak pada konflik yangsifatnya sangat politis dan taktis operasional
Akibat ketidakjelasan pengaturan ini
menyebabkan jumlah korban sipil bertambah
dalam beberapa kasus konflik di daerah
Capaian lainnya yang memperlihatkanupaya reformasi Polri adalah dengan
dilakukannya langkah langkah reformasi internal
Polri Langkah langkah reformasi internal Polri
meliputi aspek struktural instrumental dan
kultural Aspek struktural terdiri atas peruballan
institusional kepolisian dalam ketatanegaraan
organisasi susunan dan kedudukan Aspek
instrumental meliputi filosofi visi misi dan
tujuan di level regulasi kemampuan fungsi dan
perencanaan Aspek kultural terdiri atas doktrin
sistem rekrutmen dan pendidikan serta sistem
operasional Berbagai langkah tersebut yangsudah dilakukan oleh Polri dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini
Tabel I memang memperlihatkan beberapaupaya yang sudah dilakukan oleh Polri dalamrangka melakukan reformasi internal iristitusinya
Namun demikian upaya upaya tersebut masih
perlu dikaji lagi secara kritis karena masih
membuka area persoalan di masa mendatangDari aspek struktural misalnya memang
sudah terjadi perubahan strukturalisasi dalam
tubuh Polri Namun demikian dari sisi
mekanisme pertanggungjawaban kedudukan
Polri di bawah Presiden menyebabkan Polri
memosisikan sebagai lembaga yang membuatkebijakan dan operas ionalisasinya sekaligus
Beberapa kalangan mengkhawatirkan aspek ini
karena akan terbuka kesempatan untuk
mempolitisasi fungsi kepolisian itu sendiri Selain
itu muncul anggapan bahwa posisi ini juga
menciptakan persoalan birokrasi yang tidakefektif karena pemenullan segala kebutulian dan
operasional Polri ditanggung oleh pemerintahpusat sehingga birokrasi yang harus dllalUl
Lihat M Nurhasim pada bagian Pendahuluan dalam Ikrar N B
Ed Relasr Tr1 7dan Polrr Op Crt hhn 5 Contoh yang palingnyata dari dampak pemisah masalah pertahanan dan keamanan
tersebut adalah iatrihm a korban iiwa yang sangat besar dalam prosespenanganan konflik di Sampit antara Suku Dayak dengan Madura
51
Tabel 1 Lan kah langkah Reformasi Internal Polri
Aspek Struktural Aspek Instrumental As ek Kultural
1 Perubahan Polri menjadi lembaga 1 Dikeluarkannya TAP MPR No 1 Perubahan doktrin dan
nondepartemen dengan VI dan VII Tahun 2000 tentang pedoman induk dari Doktrin
kedudukan setingkat menteri Pemisahan TNI Polri dan Catur Darma Eka Karma
2 Penempatan Polri sebagai mitra Peran TNI Polri sebagai pedoman induk di
kerja DPR RI dalam urusan 2 Amandemen Pasal 30 UUD masa Orba dan Doktrin
keamanan melalui Komisi III DPR 1945 ayat 2 yang memisahkan Sad Daya Dwi Bhakti
Bidang Hukum peran TNI dan Polri dalam sebagai doktrin
3 Pemisahan Struktur kepegawaian usaha di bidang pertahanan pelaksanaan menjadi
dari manajamen TNI dan keamanan sebagai Doktin Tri Brata sebagai
4 Pembenahan penampilan polisi kekuatan utama dalam upaya doktrin induk dan Doktrin
berseragam tidak berseragam pertahanan dan keamanan Catur Prasetya sebagai
dan peralatan tugas negara yang dilaksanakan pedoman hidup anggota5 Penetapan Polda sebagai induk melalui sistem Hankamrata 2 Perumusan pedoman
penuh kesatuan tidak sentralistik 3 Revisi 300 Petunjuk perilaku polisi dalam
ke Mabes Polri Pelaksanaan Juklak dan melaksanakan tugasnya
6 Penetapan titik pelayanan pada Petunjuk Teknis Juknis Polri yaitu postur Polri yangpengemban diskresi yang diatur 4 Penyusunan Grand Strategy profesional bermoral dan
dalam pasal 18 UU No 2 Tahun 25 tahun Polri yang terdiri atas modern sebagai pelindung2002 Dalam hal ini dalam jangka pendek untuk trust pengayom dan pelayan
melaksanakan tugas dan building jangka menengah masyarakat yangwewenangnya pejabat Polri untuk membangun kemitraan terpercaya dalam
dapat bertindak menurut dan jangka panjang untuk melindungi masyarakat dan
penilaiannya sendiri membangun strive for menegakkan hukum
7 Pelembagaan Komisi Kepolisian excellence 3 Pemberdayaan bintara dan
8 Likuidasi satuan Brimob dalam tamtama Polri dalam upaya
arti mereposisi Brimob Polri community policing Dalamsebagai satuan khusus polisi hal ini polisi tidak lagi
profesional dengan daya tangkal menempatkan diri secara
tinggi yang berbeda fungsinya vertikal tetapi horizontal di
dengan militer dalam mas arakat
Sumber Langkah langkah Reformasi Internal Polri dalam IDSPS AJI dan FES Newsletter Edisi VII 10
2008
menjadi panjang Akan tetapi di lain pihakanggapan tersebut juga perlu dikritisi lebih lanjut
Perlu diingat bahwa kepolisian merupakan
institusi keamanan dan alat negara yang diberikankewenangan kewenangan tertentu yang sifatnyaperlu pengaturan dan kontrol yang kuat secarastruktural dan tersentralisir oleh negara
Pengontrolan tersebut memang berdampak secarabirokratis tetapi hal itu memang menjadikonsekuensi logis dari sebuah pengontrolan dan
pengawasan alat negara yang dapat melakukankekerasan secara legal dalam konteks pengelolaan
keamanan masyarakat
Terkait dengan posisi di atas Polri juga
harus mengkaji secara serius dan kritis karena
akan berpengaruh di masa mendatang Adaanggapan yang muncul bahwa posisi yang idealsemestinya adalah Polri memiliki departemen
tersendiri yang mengatur institusi Polri secaraterarah dan fungsional Selain itu dengan adanya
departemen tersebut intervensi secara politis juga
dapat diminimalisir sehingga tidak akan
52
menganggu konsolidasi internal Polri Akan
tetapi di lain pihak kepemilikan departemen
tersendiri juga bukan merupakan solusi yang tepatbagi pembenahan struktural organisasi dalam
kepolisian Pengalaman di beberapa negara maju
seperti Inggris memperlihatkan bahwa idealnya
Polri bergabung atau menjadi bagian dari satudepartemen tertentu tergantung dari tugas dankebutuhan keamanan masyarakat Apabila tugas
Polri lebih diprioritaskan untuk menangani
persoalan keamanan dalam negeri maka posisi
Polri dapat di bawah Departemen Dalam Negeri
Depdagri Jika prioritasnya lebih banyak terkait
dengan penindakan hukum posisinya dapat
bergabung atau di bawah Departemen Hukum danHAM Aspek aspek inilah yang juga seharusnyadicermati lebih lanjut
Selanjutnya dalam hal kewenangan Polri
juga sebaiknya mempertimbangkan pendelegasian
Ali Usman Saatma Polri Profesional dan Independen dalam
it it u bcrlrpos conl diakses tangga130 Des ember 2008
wewenang ke daerah dalam bentuk desentralisasimanajemen Hal ini bertujuan untuk
mengefektifkan komando manajemen operasional
serta dukungan anggaran dari Poiri sendiri
Dengan adanya desentralisasi manajemen
tersebut maka keberadaan Polri di tingkat Polda
Polwil sampai dengan Polres bisa nendapatkan
anggaran resmi dari APBD setempat Apabila
semua aspek tersebut dapat direalisasikan maka
mekanisme pertanggungjawaban Polri bisa lebih
efektif clan relatif tidak birokratis
Namun sayangnya dalam UU No 2 Tahun
2002 tentang Kepolisian Negara RI juga tidakmemuat aturan hukum yang secara spesifikmengatur legiti nasi clan mekanisme
pertanggungjawaban polisi secara berkala dan
kelembagaan Pasal 11 ayat 1 dalam UU tersebut
memang menjelaskan tentang pengangkatan danpemberhentian Kapolri yang dilakukan olehPresiden dengan persetujuan DPR Namun
aturan ini tidak mengatur pertanggungjawaban
secara institusional hanya merupakan aturan
tentang pengangkatan clan pemberhentianKapolri 19 Berikutnya pasal 10 dalam UU yangsama juga menyatakan bahwa Kapolri
bertanggung jawab secara hierarkis Konsep inimemiliki kesan bahwa Polri tidak diharapkan
memberikan tanggung jawab institusional padatingkat lokal Oleh karena itu di masa mendatangpemerintah perlu nenciptakan mekanisme
pertanggungjawaban kepolisian secara
institusional clan reguler kepada publik clan
lembaga perwakilan baik pada tingkat nasional
clan lokal 20
Aspek berikutnya yang bisa menjadi kendaladi masa mendatang adalah keberadaanKompolnas itu sendiri Dalam aturan yang
dikeluarkan wewenang Kompolnas antara lain1 Mengu npulkan dan menganalisis data
sebagai bahan pemberian saran kepada
Presiden yang terkait dengan anggaranpengembangan sumber daya manusia
clan pengembangan sarana prasarana
Polri
2 Memberikan saran profesional clan
mandiri clan
ibid
Dr Makmur Keliat Reformasi Kepolisian dalam Al Araf
Anton Aliabbas Ed 7Ni Polri Op Cit hlm 4320 ibid
21 IDSPS Reformasi Op Cit him 4
3 Menerima saran dan keluhan dari
nasyarakat nengenai kinerja kepolisian
dan menyampaikannya kepada Presiden
Namun sayangnya fungsi clan kehadiran
Kompolnas masih terkesan samar di mata
masyarakat Bahkan nasyarakat juga tidak
mengetahui siapa saja pihak yang berwenangyang duduk dalam institusi ini Dengan demikiankeberadaan Kompolnas belum memilki makna
yang berarti di nata masyarakatPadahal di negara lain lembaga komisi
kepolisian nasional merupakan lembaga
pengawas yang memiliki wewenang investigasibahkan penangkapan Sayangnya di Indonesia
Kompolnas masih belum menjadi lembaga
pengawasan yang efektif karena tidak memilikifungsi pengawasan Kompolnas di Indonesia
hanya dapat menan pung keluhan masyarakatyang terkait dengan pelayanan kepolisian danmeneruskan laporan tersebut ke Mabes Polri
tanpa dapat menindaklanjutinya secara
independen
Di sisi lain memang telah tercapai beberapakemajuan internal Polri terutama dart aspek
pengadaan sarana operasional dan pengembangan
jaringan kerja sama dengan negara lain Secara
fisik internal kemajuan berarti yang telahdilakukan oleh Polri adalah peningkatan sarana
dan prasarana institusi ini Sejak tahun 1999
sampai dengan tahun 2004 sarana mobilitas
operasional kepolisian mengalami peningkatan
Misalnya kendaraan umu n kepolisian sebesar
52 5 kendaraan khusus 169 kapal 365
alat gabung 12 5 clan pesawat terbang 189Begitu juga secara eksternal kerja sama antara
Polri dengan pihak internasional juga mulai
neluas terutama dalam hal penanganan ancaman
terorisme Beberapa negara donor seperti
Amerika Serikat Jepang Iraggris BelandaJerman Selandia Baru Malaysia dan Australia
turut memberikan bantuan kepada Polri untuk
mendukung kinerja clan reformasi Polri itusendiri Selain itu dari aspek penanganan
gangguan keamanan beberapa capaian berhasil
diraih seperti mengungkap kasus terorismemenekan angka kriminalitas pengamanan hari
hari besar tertentu di Indonesia membongkar
22 ibid
23 Jend Pol Purn Prof Dr Awaloedin Djamin M P A
Kedudukan Op Cit him 36 37
53
jaringan narkotika menekan kasus illegal
logging dan sebagainyaNamun sayangnya walaupun telah ada
kemajuan dari sisi operasional di atas dari segi
rasio jumlah keanggotan tnasih belutn
menunjukkan perubahan berarti Saat ini rasio
Polri dengan masyarakat tnasih berkisar 1 750
sampai dengan 1 1000 Padahal rasio yang idealadalah 1 350 dan disesuaikan dengan kondisi
geografis wilayah yang menjadi pengawasan
keamanannya Rasio perbandingan yang tidakmerata ini menyulitkan Polri dalam menjalankan
tugasnya 24
Oleh karena itu rasio keanggotaan Polri
layak dikaji dan dibangun kembali agar polisi
mampu mengantisipasi ancaman terhadapgangguan keamanan dalam negeri Jumlah polisi
semestinya berada pada posisi yang idealPenerapan rasionalitas keanggotaan ini
diperlukan agar Polri mampu mengatasi ancaman
keamanan dalam negeri Apabila hal ini memangmasih menyulitkan terutama dari segi anggaran
maka perlu dilakukan langkah langkah
mengefektifkan Babinkamtibnas dan Perpolisian
Masyarakat Selain itu apabila mengacu pada
konseptualisasi Babinkamtibnas dan Perpolisian
Masyarakat idealnya setiap satu kelurahan diwilayah Indonesia terdapat satu anggota Polri
serta terbentuknya Kelompok Sadar Kamtibmas
Pokdarkamtibnas di tiap kelurahan dan desa 2sBerikutnya mengenai program Polisi
Masyarakat Polmas 1 Sejalan dengan definisi
ini pengertian Polmas mengacu pada kedudukan
polisi yang bertujuan menciptakan keamanandalam negeri ketertiban dalam masyarakat
pelayanan dan bantuan kepada masyarakat dan
penegakan hukum Sebagai suatu strategi Polmas
berarti model perpolisian yang menekankankemitraan yang sejajar antara petugas polisidengan masyarakat lokal dalam menyelesaikan
dan mengatasi setiap permasalahan sosial yangmengancam keamanan dan ketertiban masyarakat
setempat dengan tujuan mengurangi kejahatan
serta meningkatkan kualitas hidup wargasetempat
Dengan adanya program ini memangmuncul apresiasi positif dari rnasyarakat Tetapi
sayangnya hantbatan irnplementasi atau
za 1DSPS Reformasi Op Cit hlm 5Ali Usman Saatnya Polri Profesional dan Independen dalam
ivlvw batiposl com diakses tanggal 30 Desember2008
Istilah lainnya yang juga kerap digunakan adalah Polisi Sipildan atau Communrll Policing
54
pelaksanaan program ini justru datang dariinternal Polri sendiri Hambatan hambatan
tersebut antara lain ketiadaan perimbangan
percepatan pada tingkat pelaksanaan
ketidakpedulian dan kurangnya pemahaman
pimpinan satuan kewilayahan dari mulai
Kapolda Kapolwil Kapolwiltabes Kapoltabes
Kapolres Kapolresta Kapolres Metro dan atau
Kapolsek tentang konsep pelaksanaan Polmastujuan sasaran filosofi grand strategy sumber
dan pengelolaan anggaran mekanisme evaluasi
pengawasan dan komplain yang bersifateksternal dan internal serta kultur kinerja anggota
Polri yang belum sepenuhnya berubah dari polapola Polri di masa Orba
Hingga saat ini belum ada data pasti
mengenai implementasi program tersebut
Padahal untuk menciptakan peran polisi yangideal sebagai pengayom masyarakat dibutuhkan
sinergi yang baik antara polisi dan masyarakatsendiri Kedekatan institusi Polri melalui
anggotanya dengan rakyat dapat menjadi
landasan sinergi agar tercipta polisi yangmerakyat dan dihormati oleh masyarakat Oleh
karena itu pada tahap implementasi program inipartisipasi aktif yang datang tidak hanya darimasyarakat tetapi juga dari anggota Polri
Misalnya dari tingkat Polda sampai dengan
Polres setempat mau berpartisipasi dan
membangun komunikasi dengan masyarakat
dalam rangka memetakan permasalahan
permasalahan keamanan yang dihadapi olehmasyarakat di wilayah tersebut
Berikutnya adalah reformasi Brimob Polri
Dalam hal ini Brimob juga masih belum
menunjukkan perubahan kultural Secara kasat
mata Brimob masih memperlihatkan sifat
militeristiknya daripada satuan satuan lainnya
dan melakukan tindak kekerasan terhadapmasyarakat oleh salah satu oknum Brimob
tertentu Dengan demikian penanggalan kultur
Brimob yang masih militeristik masih sulitterwujud Selain itu upaya pengembangan
keterampilan dan keahlian personel Brimob masih
terbatas pada keahlian profesional belum
menekankan pada keahlian untuk membangun
interpersonal sebagai salah satu prasyarat dari
polisi sipil dalam era demokratisasi 8
Selain itu kendala anggaran dalam Polri
juga masih perlu diperhatikan Kendala dalam
Lihat hnp potmas u ordpress coins Muradi Op Cil hlm 12
F
anggaran ini meliputi mekanisme anggaran clan
dukungan anggaran Pada tnekansilne anggaran
akan selalu terkait dengan kedudukan polisi
sebagai kepolisian nasional Hal ini berdampak
juga pada mekanisme pemenuhan anggaran untuk
segala kebutuhan clan operasional Polri yangditanggung oleh pemerintah pusat Hal inimenyebabkan ketergantungan anggaran pada
pemerintah pusat sehingga birokrasi clan tali
komando yang harus dilalui juga menjadipanjang 29 Kemudian dalam hal dukungananggaran Dukungan anggaran yang memadaiuntuk membangun Polri yang mandiri clanprofesional semestinya dipikirkan oleh
pemerintah Saat ini anggaran dari APBN Polri
pada tahun 2008 adalah Rp 23 trilyun yangterbagi dalam tiga tahap yaitu untuk belanjapegawai belanja barang clan belanja modalAnggaran tersebut dirasakan belum mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Namun demikian perlu dicermati pula
bahwa anggaran tersebut relatif cukup besar j ikadibandingkan dengan anggaran TNI yang masihharus terbagi menjadi tiga bagian yaitu anggaran
untuk TNI Angkatan Darat Angkatan Laut clan
Angkatan Udara Polri memiliki besaran
anggaran yang utuh untuk satu institusinya sajaSelain itu Polri juga mendapatkan dana dana
bantuan dari negara negara lain yang terkaitdengan kerjasama institusi clan pembangunan
sarana prasarana kepolisian Tetapi ironisnya
proses akuntabilitas anggaran clan dana tersebut
masih dirasakan lemah clan belum terkontrol
secara ketat baik oleh pemerintah maupun
internal kepolisian sendiri
Selanjutnya persoalan paling klasikmengenai anggaran kepolisian adalah gaj i anggotaPolri Walaupun pasca reformasi ini anggaran
polisi mengalami peningkatan namun tidak
diiringi dengan anggaran untuk kesejahteraan
prajurit polisi Kenaikan anggaran saat ini hanya
dapat digunakan untuk menambah jumlah
personel kepolisian walaupun ironisnya
penambahan tersebut masih jauh memadai Polri
hanya mampu merekrut 13 000 personel per
tahun Dengan jumlah ini maka rasio ideal
perbandingan Polri dengan penduduk Indonesia
baru tercapai 1 750 di tahun 2004 clan
kemungkinan berlanjut di tahun tahun berikutnya
Hal ini memperlihatkan bahwa anggaran yang
Ali Usman Op Cit
diberikan baru memenuhi sekitar 30 dari total
kebutuhan Polri 0 Sementara itu di lain pihakpersoalan kesejahteraan prajurit Polri masih luput
dari perhatian pemerintah Jika mengacu yangterjadi di lapangan persoalan ekonomi selalumelanda para anggota Polri di tingkat prajuritseperti kesulitan memenuhi kebutuhan
kehidupannyasehari hari Bukan rahasia lagi jika
ada beberapa di antara mereka yang mencaripenghasilan tambahan seperti menjadi tukangojek membuka warung clan sebagainya Di sisilain dengan alasan keterbatasan tersebut kinerja
polisi di lapangan juga menjadi cenderung negatifseperti pungutan liar oleh oknum tertentu
sampai dengan keterlibatannya dalam
kriminalitas narkoba perjudian clan lain lain
Memang semestinya keterbatasan anggaranPolri bukan menjadi alasan utama terhadapkinerja kepolisian Namun realitas tersebut
mengakibatkan Polri harus mencari anggarannya
sendiri clan hal ini didukung oleh UU Polri itusendiri Secara eksplisit dalam UU ini tidak
ditegaskan bahwa anggaran Polri hanya berasal
dari APBN kecuali anggaran untuk Kompolnas
Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
sumber anggaran off budget dari pos masyarakatmenjadi titik lemah dalam akuntabilitas clan
transparansi Polri
Evaluasi Langkah langkah Reformasi
Polri
Paparan di atas telah memperlihatkan bahwa
reformasi Polri sudah sebagian besar dilakukan
terutama di aspek instrumental clan struktural
Namun demikian walaupun telah ada perubahan
instrumental dan struktural namun secara
implementasi kultural polisi belum
memperlihatkan seluruh karakter sipilnya sebagai
cermin jati diri Polri yaitu polisi yang
menghormati hak hak sipil serta mengedepankan
pendekatan kemanusiaan Hal ini memang terkaitdengan paradigma lama Polri yang dulunya masihmenjadi bagian dari kekuatan militer sehingga
budaya tersebut masih belum terkikis dari institusi
Polri Harus diakui bahwa tindakan beberapa
anggota Polri di lapangan masih mencerminkan
kekerasan clan ketidakadilan terhadapmasyarakat Beberapa kasus memperlihatkan
i0 Budi Gunawan Quo Vadis Anggaran Polri dalam Kompas
Senin 4 Agustus 2003
IDSPS Rejormasi Op Cit hlm 5
55
fenomena tersebut seperti penanganan
demonstrasi penanganan keamanan di daerah
konflik seperti Ambon Aceh Papua Poso
Kalimantan dan sebagainya Bahkan sejak masa
Orba hingga pasca Orba rumor bahwa polisiadalah musuh demonstran khususnya
mahasiswa masih saja melekat salnpai sekarang
Masalah ini patut dikaji kembali oleh Polri secara
internal
Hal di atas mempengaruhi stigma
masyarakat terhadap Polri itu sendiri Di matamasyarakat yang menjadi stigmatisasi kinerjaPolri adalah kekerasan polisi pembelaan terhadapkepentingan penguasa tidak ada transparansi
maupun akuntabilitas dan masalah korupsi di
dalam lembaga ini Dalam masalah kekerasan
misalnya jugamasih mewarnai tugas kepolisian
sehari hari Sebagai contoh laporan Kontras
Sumatera Utara memaparkan pada periode
Januari sampai dengan Oktober tahun 2007
terdapat 80 kasus kekerasan yang melibatkanaparat kepolisian Angka ini naik 48 jika
dibandingkan pada tahun sebelumnya 2006
yang hanya terjadi 61 kasus 32Sementara itu perlu disadari clan diakui juga
bahwa tindakan polisi dalam posisi mereka
sebagai pengatur keamanan publik terkadang jugatidak sederhana atau tidak dapat dilihat secara
hitam putih Setiap kali polisi harus berhitungdengan minimal 10 variabel saat bertindak
khususnya yang terkait dengan kegiatankepolisian yang memiliki unsur ketertiban umumKesepuluh variabel itu adalah kewenangan yangdimiliki ketersediaan sumber daya manusia
anggaran peralatan siapa kalangan yang
dihadapi isu yang diusung opini publik tingkatkeberingasan massa kemungkinan eskalasi jika
terjadi benturan serta persoalan kesesuaian
dengan politik pemerintah s3
Kesepuluh variabel ini dapat saja bertambah
jika polisi sedang melakukan penanganankeamanan di daerah konflik seperti Aceh atau
Ambon Hal yang sama juga berlaku di daerahdengan penduduk yang memiliki temperamentinggi atau memiliki sejarah kekerasan kepolisian
seperti di Makassar 34 Hal ini menjadi semacam
dilema tugas bagi kepolisian clan membuat
Z Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam
IDSPS AJI dan FES Newsletter Op Cit hlm 4Adrianus Meliala Polisi BBM dan Situasi Dilematis dalam
Kompas 28 Mei 2008
a Ibid
56
permasalahan yang dihadapi oleh mereka menjadisangat kompleks Dilema inilah yang membuatpekerjaan polisi berbeda dengan pekerjaan militer
TNI tetapi pada saat tertentu polisi harus
bertindak sebagai militer
Dari aspek regulasi juga perlu dievaluasi
kembali terutalna yang terkait dengan masalahmasalah keamanan dan politik yang dihadapi olehinstitusi Polri itu sendiri Misalnya diperlukan
regulasi yang jelas dalam hal penataan bantuanTNI kepada Polri clan sebaliknya melalui
prosedur clan kriteria yang jelas untuk tugaskeamanan dalam negeri Dalam UU No 2 Tahun
2000 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia disebutkan bahwa dalam menjalankan
tugas keamanan dalam negeri Polri dapat
meminta bantuan kepada TNI yang akan diaturdalaln Peraturan Pemerintah PP Selain itu
dalam UU No 3 Tahun 2002 tentang PertahananNegara disebutkan bahwa bantuan TNI kepada
Polri akan diatur dalam UU Adanya perbedaan
penjabaran kerja sama antara Polri clan TNI
dalam menangani masalah keamanan dalam
negeri menyebabkan perbedaan konsep yang akanditerapkan oleh masing masing institusi di manaPolri membuat Peraturan Pemerintah tentangPerbantuan sementara TNI menghendaki adanya
UU Perbantuan S Hal ini mengakibatkan pola
relasi perbantuan TNI kepada Polri maupun
sebaliknya selalu berbeda pandangan dalam
mengamankan suatu wilayah khususnya daerah
konflik atau bila terjadi gangguan keamanan
dalam negeri Muncul persepsi dari kelompok
TNI militer jika tidak diminta maka mereka
tidak akan bertindak diam saja karena tugas
mereka hanya sebagai penjaga bangsa dari
serangan luar sedangkan tugas keamanan
domestik dianggap sebagai tugas polisi seDengan demikian regulasi tersebut
dibutuhkan balk oleh Polri maupun TNI agar saat
penerapan tindakan di lapangan tidak
menyebabkan kerancuan fungsi clan wewenangSelain itu regulasi ini diharapkan juga dapat
menata fungsi wewenang clan terutamakoordinasi antara Polri clan TNI sehingga dapat
lnenjadikan polisi semakin profesional di masa
mendatang Di samping itu juga dibutuhkanregulasi yang mengatur ketentuan netralitas Polri
Lihat lkrar N B pada bagian Penutup dalam Ikrar N B EdRelasi Op Cit hlm 172
Ibid
dalam pemilu maupun pilkada agar tidak terulanglagi kasus Polwil di Banjarnegara
Berikutnya dari aspek pengawasan terhadapPolri Selama ini pengawasan Polri dilakukan
secara internal yang dilaksanakan olellInspektorat Pengawasan Umum Irwasum
Pengawasan yang dilakukan oleh mereka adalahmengontrol kesesuaian dan kebenaran terhadappelaksanaan tugas clan penggunaan anggaran
seluruh jajaran Polri Akan tetapi Irwasum
sendiri juga diragukan keefektifannya mengingat
anggota di dalam jajaran ini adalah anggota Polri
juga sehingga akan kesulitan menindak sesama
rekan mereka sendiri
Oleh karena itu diperlukan tnekanistne
pengawasan eksternal di level regulasi clan politik
oleh DPR dan Presiden untuk menghindari
pimpinan kepolisian mengelak dari investigasi
Secara teoritik bentuk pengawasan ini diperlukan
agar dapat memberikan kesetaraan yang lebihbesar dalam investigasi penyalahgunaan
wewenang tnaupun tindak kejahatan yangdilakukan oleh polisi z
Dengan demikian secara fisik memang telahada upaya upaya untuk melakukan reformasi
dalam tubuh Polri clan harus diakui bahwa kondisi
Polri saat ini lebih baik dibandingkan pada masa
Orba Akan tetapi dari segi perilaku dan mental
anggota masih cenderung belum banyak berubahHal ini terjadi karena reformasi Polri masih
berjalan secara konvensional yang terlihatmelalui indikasi indikasi berikut ini 39
1 Belum adanya sinkronisasi antara
kebijakan dengan implementasi
Kebijakan yang clikeluarkan masihdirasakan normatif clan belum terlihat
implementasinya di lapangan Hal yangpaling terlihat adalah kultur kepolisianyang belum banyak berubah sehinggamenjacli sorotan negatif dari masyarakat
2 Penerapan kebijakan masih bersifat topdown Mabes Polri hanya merumuskan
konseptual secara sepihak sedangkan
polisi di wilayah hanya sekedar
menjalankannya saja Padahal perlu
diingat bahwa kondisi wilayah
Dr Bambang Widodo Umar Dampak dari Atnran Legal danKebijakan Domeslik Terhadap Reformasi Polri Disampaikanpada Simposium 10 Tahun Reformasi Sektor Keamanan di
Indonesia Jakarta
Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam
IDSPS AJI clan FES Newsletter Op Cit him 4Dr Bambang Widodo Umar Dampak dari Op Cit
permasalahan serta pola gangguan
keamanan di tiap claerah selalu berbedabeda sehingga koordinasi antara
pembuatan pola konsep keamanandengan kondisi riil di lapangan perlu
disinergikan clan saling mendukunglmelengkapi
3 Tumpang tindih kendali dalam
pelaksanaan tugas rutin dengan
pelaksanaan amanat reformasi Polri itu
sendiri Akibatnya anggota Polri lebih
terseret untuk memenuhi tugas rutin
ketimbang tuntutan reformasi4 Belum jelasnya teknik implementasi
program reformasi dengan sasaran yangakan dicapai Hal inilah yang menjadikelemahan bagi Polri karena selama ini
yang sering diusung adalah programreformasi itu sendiri Namun demikian
indikator capaian sasaran waktu serta
implementasi masih belum terlihat
dengan jelas
5 Tidak adanya reward dan punishment
bagi pelaksana upaya reformasi yangberhasil maupun yang tidak berhasilTambahan lagi juga tidak ada indikator
yang jelas mengenai keberhasilanmaupun hambatan dalam upaya
refortmasi Polri itu sendiri
6 Belum aclanya ruang dan landasan bagipelaksana Polri untuk mengubah
program yang tidak sesuai dengantuntutan masyarakat di daerah
7 Ticlak melibatkan kontrol dari
masyarakat
Penutup
Hasil kajian di atas memperlihatkan bahwa
reformasi Polri Inemang suclah dijalankan namunmasih memerlukan perbaikan di berbagai sisi
Beberapa upaya yang harus dilakukan Polri untukmenghadapi permasalahan keamanan yangsemakin kompleks adalah penyusunan
perencanaan untuk Inengembangkan keberadaan
Polri yang semestinya mampu memahamipermasalahan secara konsepsional komprehensif
dan strategis mampu memberikan upaya
pemecahan masalah yang ada a0
i Irjen Pol Basyir A Barmawi Kebijakan Kamnad Sebagai
Penopang Terlaksananya Pemilu 2004 dalam Stanley EdKeanranan Op Cit hlm 72
57
Selain itu upaya menggeser citra Polri yangdulunya militeristik ke arah polisi sipil yangdetnokratik profesional akuntabel clan
independen masih menjadi tantangan Polri di
masa mendatang Oleh karena itu pekerjaan
rumah utama Polri dalam membangun citra
positif dan dukungan masyarakat adalah dengan
kembali pada kemampuan mewujudkan polisi
yang profesional Beberapa indikatornya antaralain Polri yang ahli dan memiliki pengetahuantentang kepolisian tunduk pada ketentuan hukurnclan sumpah jabatan independen tidak berpolitik
clan berbisnis serta akuntabel Upaya upaya ini
tentu saja membutuhkan waktu serta kebijakan
clan program yang jelas dari pemerintah DPRinternal Polri clan dukungan masyarakat
Daftar Pustaka
Araf Al dan Anton Aliabbas Ed 2007 TNI Polri
di Masa Perubahan Politik Bandung ITBBhakti Ikrar Nusa Ed 2004 Relasi TNI dan Polri
dalam Penanganan Keamanan Dalam
Negeri 2000 2004 Jakarta P21 LIPI
41 Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri dalam
IDSPS AJI dan FES Newsletter Op C it hlm 2
58
Djamin Awaloedin 2007 Kedudukan Kepolisian RI
dalani Sistem Ketatanegaraan Dttht Kini
dan Esok Jakarta PTIK Press
Nasir Muh 2004 Konflik Presiden versus Polri di
Era Transisi Dentokrasi Jakarta Pusat Stud
Madani Institute
Osse Anneke 2007 Memahanii Petnolisian Jakarta
CV Rinam Antartika
Stanley Ed 2004 Keamanan Demokrasi dan
Pemilu 2004 Jakarta Proptaria
Sukadis Beni Ed 2007 Alntanak Reformasi
Sektor Keamanan di Indonesia Jakarta
LESPERSSI DCAI
Umar Bambang Widodo 2008 Dampak dari
Aturan Legal dan Kebijakan Domestik
Terhadap Reformasi Polri Jakarta MakalahSeminar Disampaikan pada Simposium 10
Tahun Reformasi Sektor Keamanan di
Indonesia
IDSPS AJI dan FES Newsletter Edisi VII 10 2008
IDSPS Reformasi Kepolisian Republik Indonesia
Seri 6 Edisi No 6 2008
Kompas Senin 4 Agustus 2003
Kotnpas 28 Mei 2008
A
Politik Luar Negeri Indonesia
Refleksi dan Prediksi 10 Tahun
Oleh
Ganewati Wuryandari
ABSTRACT
In the last ten years Indonesia has seen some principal changes in international and domestic affairs As
a result Indonesian foreign policy need to be harmonized with these changes for contemporary and fixtureinterests Ideally this harmonization need to be addressed in conceptual fr ainework and foreign policy strategywhich refers to national interests projection based on priority scale and national capabilities reality In areflective way this paper was looking back to the way Indonesian foreign policy in the reform era 1998 2008responded to some international and domestic changes and how Indonesian foreign policy direction in the nestten years might be that is based on fixture issues problems and global challenges which potentially influence
Indonesian foreign policy
Pendahuluan
Memasuki awal abad ke 21 ini konstelasi
politik internasional mengalami perubahan yangsangat signifikan Berbagai perubahan besar yangdimulai sejak awal tahun 1990 an dengan
berakhirnya Perang Dingin telah memicuberbagai perubahan yang meliputi tidak hanyastruktur dan tatanan hubungan antarnegara yangterbentuk sejak berakhirnya Perang Dunia 11namun juga berbagai agenda dan isu politik
global Sistem dunia saat ini tidak lagi didominasi
oleh dua polar yaitu Uni Soviet dan Amerika
Serikat AS dengan hegemoni ideologi
komunisme dan liberalisme tetapi semakin
mengarah pada multipolar dengan tarikan kuat
dari pusat pusat kekuatan baru untuk membentuk
tatanan internasional yang baruDalam realitasnya perubahan perubahan
tersebut juga dibarengi dengan semakin derasnya
arus globalisasi yang dicirikan denganpeningkatan saling keterkaitan dan
ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia melalui peningkatan perdagangan
investasi dan berbagai bentuk interaksi lainnya
Berbagai perubahan dalam tataran politik global
tersebut telah rnendorong terjadinya transformasi
yang menyentuh hampir setnua aspek kehidupan
Lihat Haridadi Sudjono Globalisasi Perkembangan serta
Kemungkinan Bencananya bagi Indonesia Jakarta Lembaga
Humaniora 2008 hlm 9
setiap negara dan bangsa serta hubunganinternasional yang semakin kompleks Dalamkonteks demikian politik luar negeri Indonesia
juga mengalami perubahan yang mendasar yaitubukan lagi sekedar mendayung antara duakarang seperti yang dinyatakan oleh WakilPresiden Perdana Menteri Mohammad Hatta
dalam pidatonya di depan Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat KNIP pada tanggal
2 September 1948 tetapi senyatanya politik luar
negeri hldonesia harts mengarungi samudra luas
tanpa kepastian
Sosok dunia yang cenderung semakinterintegrasi secara global pada kenyataannnya
telah menimbulkan dilema dalam memaknai
kedaulatan sedangkan gerakan menuju integrasi
regional dalam bidang politik dan ekonomiseperti tnisalnya Uni Eropa Asia Pacific
Economic Cooperation APEC dan North
America Free Trade Area NAFTA dan peran
Multi National Companies MNCs yangsemakin besar dalam hubungan internasional
telah melahirkan identitas barn yang tidak lagisepenuhnya menempatkan negara sebagai aktor
tunggal Perubahan lain yang tak kalahpentingnya adalah menguatnya kecenderungan
penekanan terhadap prinsip prinsip demokrasihak asasi manusia HAM dan lingkungan
Universalisasi isu isu tersebut semakin
Mohammad Hatta htendapung Antara Dua Karang JakartaBulan Bintang 1976 hlm 17
59
mengurangi kesakralan keamanan negara
sebagai rujukan utama dalam hubungan
antarnegara clan menempatkan keamanan
insani sebagai suatu isu yang tidak dapatdiabaikan dalam politik global Tak dapat
dipungkiri pula bahwa persoalan yang terkaitdengan keamanan pangan keamanan energi dan
krisis keuangan global juga menjacli semakin
memperoleh perhatian dalam konteks hubungan
antarnegara clan diplomasi ekonomi
Sebagai konsekuensi dari berbagai
perttbahan di atas politik internasional dewasa
ini telah menjadi semakin kompleks yang tentumemunculkan banyak tantangan clan sekaligus
peluang Walaupun clunia belum sepenuhnyaberubah sebagaimana dapat dilihat dari
kenyataan bahwa berbagai konflik militer
antarnegara terus berlangsung di berbagaibelahan dunia tetapi pada sisi lain clunia yangbercirikan ketergantungan ekonomi juga telah
menjacli realitas baru yang tidak terbantahkanAtas dasar pemahaman tersebut Indonesia
sebagai negara berkembang membutuhkaninstrumen politik luar negeri yang efektif clanefisien agar mampu berkiprah untuk memenuhi
kepentingan nasional dalam kancah internasional
Tuntutan ini sejalan dengan Undang UnclangNomor 17 Tahun 2007 mengenai Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN2005 2025 yang menyatakan bahwa salah satesasaran pokok pembangunan nasional Indonesia
dalam kurun waktu 20 tahun mendatang adalahterwujudnya peranan Indonesia yang meningkat
dalam pergaulan clunia internasional 3 Sasaran
pokok ini ditandai dengan diperkuat clan
dipromosikannya hal hal berikut
1 identitas nasional sebagai negara
demokratis dalarn tatanan internasional
2 pulihnya posisi Indonesia sebagai negara
demokratis besar yang ditandai olehkeberhasilan diplomasi di berbagai foruminternasional
3 Ineningkatnya kepemirnpinan clan
kontribusi Indonesia dalam kerja sama
internasional dalam rangka mewujuclkan
tatanan dunia yang lebih adil clan damai4 terwujudnya kemandirian nasional dalam
konstelasi global clan
Lihat Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17 1 ahun 2007tentang Rencana Pembangunan Jangka Paqjang Nasional Tabun2005 2005
I
5 meninokatnya investasi perusahaan
perusahaan Indonesia di luar negeri
Terkait dengan sasaran pokok tersebut
dalam RPJPN 2005 2025 dirumuskan pula
bahwa salah satu arah pembangunan nasional
adalah mewujudkan Indonesia yang berperanaktif dalam pergaulan internasional yang
diharapkan bisa dicapai melalui berbagai upaya
antara lain melalui optimalisasi diplomasi
penguatan kapasitas clan kredibilitas politik luar
negeri peningkatan kualitas diplomasi
peningkatan efektivitas clan perluasan fungsi
jaringan kerja sama untuk membangun kembali
soliclaritas Asociation ofSoirtheastAsian Nations
ASEAN dan membentiuk komunitas ASEAN
Selain itu mengupayakan pemeliharaan
perdamaian dunia melalui peningkatan salingpengertian politik dan budaya clan penguatan
jaringan hubungan dan kerja sama yang produktifantaraktor negara clan aktor non negara dalam
menyelenggarakan hubungan luar negeri
TUIISan ini bermaksud menguraikan politik
luar negeri Indonesia dalam merespon berbagai
perubahan situasi clan kondisi internasional yangsangat dinamis dalam kurun waktu sepuluh tahun
terakhir khususnya pada era reformasi 19982008 yaitu dengan melihat secara jeli
permasalahan tantangan potensi yang
dimilikinya clan kecenderungannya Untuk itu
ada tiga hal pokok yang perlu dipertanyakanyaitu 1 bagaimanakah kinerja pemerintah
Republik hldonesia RI di dalam politik luar
negeri untuk menyikapi berbagai perubahan
lingkungan strategis internasional 2 isu
masalah dan tantangan global internasional apa
yang masih akan mengemuka dan akanmemengaruhi kepentingan Indonesia di masa
mendatang 3 bagaimanakah arah politik luar
negeri Indonesia dalam kurun waktu sepuluh
tallun ke depan clan agenda apa yang seharusnyamenjadi prioritas utama serta strategi apa yangakan diambil agar kebijakan clan implementasi
politik luar negeri mampu membuahkan hasil
yang diharapkan
Politik Luar Negeri Indonesia
Refleksi Di Era Reformasi
Meski Indonesia belum sepenuhnya mampu
keluar dari imbas krisis ekonomi 1997 dengan
dampak multiclimensinya namun rekam jejak
politik luar negeri Indonesia dalam sepuluh tahun
u
terakhir menunjukkan bahwa sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah I RPJMN I
2005 2009 yang salah satunya difokuskan unttikmemperkuat dan memperluas identitas nasional
sebagai negara demokratis dalam tatanan
masyarakat internasional telah memperoleh
capaian capaian cukup penting khususnya dibidang pemantapan politik luar negeri danoptimalisasi diplomasi Indonesia peningkatan
kerja sama internasional dan penegasan komitmen
Indonesia atas perdamaian dunia 4
Transisi sistem politik dari negara otoriter
ke demokrasi pada tahun 1998 telah menjadi salah
satu modalitas penting yang memulihkan
kepercayaan diri Indonesia yang sempat terpuruksetelah dihantam krisis finansial Asia 1997 dalam
interaksinya dengan negara negara lain untuk
meraih kepentingan nasionalnya Capaian
capaian yang diraih oleh empat kepemimpinannasional sejak 1998 hingga 2008 dimulai dari B J
Habibie Abdurrahman Wahid Megawati
Sukarnoputri dan Susilo Bambang YudhoyonoSBY tentu tidak sama dalam kadar dan
jenisnya Namun satu hal yang tidak dapatdiperdebatkan adalah realitas kesamaan yangmereka miliki dalam upaya tnelakukan adaptasi
atas perumusan dan pelaksanaan politik luar
negeri Indonesia guna ntemenuhi tuntutan
perubahan lingkungan strategis Dalam konteks
adaptasi inilah Indonesia telah memprakarsai
sejumlah inisiasi dalam kebijakan luar negeri yangberorientasi pada pemenuhan kepentingan
nasional Hal ini dilakukan sebagai wujud
pemahaman bahwa politik luar negeri merupakan
bagian dari keseluruhan petnbangunan nasional
Berbeda dengan era pemerintahan Soekarno
dan Soeharto sebelumnya pada masa Orde Lama
dan Orde Baru yang memiliki prioritas dasar danorientasi politik luar negeri yang saling berbedaPada era reformasi yang dimulai pada tahun1998 sejak masa pemerintahan B J Habibie
hingga Susilo Bambang Yudhoyono dewasa inidapat dikatakan bahwa politik luar negeri
Indonesia telah memasuki suatu era baru Suatu
era Indonesia baru yang telah memunculkanbanyak harapan dan sekaligus tantangan
Lengsernya Presiden RI Soeharto pada bulan
Lihat paparan Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas
Identifikasi dan Inventarisasi Masalah Tantangan dan Isu Isu
Strategis Pembangunan Bidang Politik Luar Negeri dan Kerja samaInternasional Focus Group Discussion Jakarta Bappenas 28Juli 2008
Mei 1998 telah menyebabkan perubalianmendasar dalalrt kehidupan sosial politikhldonesia dari suatu sistem otoriter menuju sistem
demokrasi Indonesia menjelma menjadi negara
demokrasi terbesar di dunia setelah India dan AS
Sebagai sebuah negara yang mengusung nilainilai demokrasi pemerintahan baru Indonesia pun
kemudian semakin menunjukkan komitmen
nasional mereka terhadap masalah perlindungandan penghormatan HAM
Pada masa Habibie misalnya Pemerintah
Indonesia telah menerbitkan dua Undang undangyang mengesahkan dua konvensi yang berkaitandengan hak asasi manusia yaitu UU No 5 Tahun
1998 tentang pengesahan Convention AgainstTorture and Other Cruel Inhuman or DegradingTreatment or Punishment dan UU No 29 Tahun
1999 tentang pengesahan Convention onElimination of All forms of RacialDiscrimination 1969 Pemerintahan Habibie juga
telah meratifikasi empat konvensi internasional
tentang Organisasi Perburuhan InternasionalKonvensi No 87 Tahun 1948 tentang KebebasanBerserikat dan Perlindungan Hak hak
Berorganisasi Konvensi No 105 Tahun 1957
tentang Penghapusan Kerja Paksa Konvensi No138 Tahun 1983 tentang Usia Minimum danKonvensi No 111 Tahun 1958 tentangDiskriminasi dalam Ketenagakerjaan dan
Jabatan
Selain itu pada bulan Oktober 1998
dibentuklah Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan Sementara itu padapemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono jugaberhasil mencapai penyelesaian secara damai atas
konflikAceh melalui sebuah Nota Kesepahaman
atau Memorandum of Understanding MoUyang ditandatangani antara pemerintah RI danGAM pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki
Penyelesaian konflik tidak melalui cara cara
kekerasan secara militer tersebut juga
ntenggarisbawahi komitmen baru Indonesia atas
perlindungan HAM
Beranjak dari realitas di atas tidak
berlebihan apabila dikatakan bahwa Indonesia
telah masuk dalam arus globalisasi dan
pengakuan nilai nilai universal HAM sesuatu
yang sangat bertolak belakang dengan situasiselama Orde Baru Indonesia saat ini tidak lagi
dalam posisi terpojok sebagaimana halnya pada
masa Orde Baru khususnya dalam pergaulan
internasional yang berkaitan dengan persoalanHAM Komitmen yang diperlihatkan pemerintah
3
terhadap masalah HAM sebagaimana
direfleksikan di atas pada akhirnya memperoleh
pengakuan internasional yang tampak dariterpilihnya kembali Indonesia sebagai anggota
Dewan HakAsasi Manusia HAM Perserikatan
Bangsa Bangsa PBB untuk periode 2007 2010
setelah sebelumnya selama satu tahun
memperoleh posisi yang sama
Namun demikian pada sisi lain berbagai
krisis multi dimensional yang dialami sebagaiakibat lanjutan dari krisis ekonomi Asia 1997
telah menempatkan Indonesia dalam posisi yangsangat sulit Meskipun kondisi ekonomi secara
bertahap relatif inembaik Indonesia hingga saatini belum mampu sepenuhnya keluar dari krisis
ekonomi yang mulai mendera sejak pertengahan
Juli 1997 Hal ini dapat dilillat antara lain dari
indikator perekonomian Indonesia yang sebagianbesar masih tergantung pada pinjaman maupunbantuan asing kesulitan rakyat untuk
memperoleh bahan pangan maupun bahan bakar
minyak dan gas serta pengangguran dan
kemiskinan yang meluasKrisis ekonomi dan politik juga pada
gilirannya telah melnicu tnunculnya berbagai
konflik horizontal dan vertikal berupa gelombangkerusuhan sosial kekerasan bernuansa SARA
suku ras agama antargolongan dan
meningkatnya tuntutan tuntutan daerah untuk
melepaskan diri khususnya di Aceh Papua dan
Maluku Kondisi ini semakin meningkatkan
konflik dan insiden kekerasan di daerah Berbagai
konflik komunal yang terjadi dan ketidakstabilankeamanan secara langsung dan tidak langsungtelah menjatuhkan citra dan kredibilitas Indonesia
di mata internasional Faktor instabilitas
keamanan dan meluasnya korupsi di dalam negeri
pada gilirannya telah menurunkan daya saingIndonesia
Menurut World Economic Forum WEF
yang dipublikasikan di Washington tahun 2003misalnya birokrasi yang tidak efisien danketidakstabilan politik menjadi faktor yangmerintangi kegiatan bisnis di Indonesia Masalah
korupsi mendudukkan Indonesia pada peringkat
ke 88 dari 102 negara yang disurvei Negara Asialainnya pada kenyataannya masih jauh lebih balk
peringkatnya dibandingkan Indonesia seperti
China 50 Malaysia 39 Singapura 5
Thailand 45 dan Vietnam 61 Posisi Indonesia
dibandingkan negara ASEAN hanya lebih baik
dari Filipina 92 Dalam laporannya yangbertajuk Global Competitiveness Report 2003
62
2004 kondisi di atas sekaligus menempatkan
Indonesia pada peringkat bawah untuk rankingindeks daya saing pertumbuhan ke 72 dari 102negara atau jatuh dari tangga ke 66 2002 2003
dan ranking indeks daya saing bisnis berada padaranking 60 atau turun dari tahun sebelumnya diposisi 62 Kedudukan Indonesia paling rendah disemua negara ASEAN Beberapa kondisi di atas
yang tidak menguntungkan untuk pengembanganusaha di Indonesia dapat menjadi faktor
pendorong investor untuk menyurutkan minatnyamelakukan usaha di negara ini Padahal seperti
diketahui pemulihan kehidupan ekonomi dan
pertumbuhannya sangat tergantung pada
mengalirnya investasi asing yang merupakanlokomotif utama pertumbuhan ekonomi
Indonesia
Rekaman sejarah hubungan luar negeri
Indonesia yang dilakukan dengan negara negaralain atau aktor hubungan internasional lainnya
sejak Habibie hinggga SBY juga
memperlihatkan bahwa selalu ada kecenderungan
dari pembuat kebijakan luar negeri untuk
menentukan sikap dan posisi Indonesia vis a visperubahan lingkungan internal dan eksternalnya
Politik luar negeri Indonesia senantiasa perlu
memperhitungkan dinamika kondisi internal dan
eksternalnya Indonesia tetap menjadi bagianpenting dalam kerja sama internasional untukmengatasi berbagai masalah global namun
pemerintah juga harus sadar bahwa hubungan
internasional tidak bisa terpisah dari kebutuhan
kebutuhan dalam negeri Pelaksanaan politik luar
negeri harus dapat menjawab berbagai tantangan
pada iingkat nasional serta turut memberikan
solusi terhadap berbagai permasalahan tersebutSebagaimana dikatakan oleh Chris Brown dalam
bukunya Understanding International Relations2001 politik luar negeri tidak lain merupakan
cara untuk mengartikulasikan dan
memperjuangkan kepentingan nasional terhadapdunia luar b Dari definisi ini tidak berlebihan
untuk mengatakan bahwa politik luar negeri
sangat erat kaitannya dengan kepentingan
nasional suatu negara
Dalam kaitan tersebut setidaknya ada empat
fungsi yang secara esensial telah diperankanpolitik luar negeri di era reformasi Pertama
s Lihat Sinar Harapan Daya Saing Indonesia Semakin Merosot11 Mei 2003
Chris Brown Understanding International Relations 2nd EditionLondon Palgrave 2001 him 68 86
I AM
politik luar negeri ditujukan untuk membantu
memulihkan citra Indonesia yang terpuruksebagai akibat imbas krisis multi dimensi yangmendera sejak tahun 1997 Kedua politik luar
negeri ditujukan untuk rnembantu prograrn
stabilisasi ekonomi terutama untuk menarik
investasi dari luar negeri clan mendapatkan
peluang pasar untuk ekspor produk IndonesiaKetiga politik luar negeri ditujukan untuk
memainkan peran penting untuk mencegah
meluasnya internasionalisasi masalah politik
domestik Indonesia yang berkaitan denganancaman separatisme Aceh Papua dan Maluku
serta untuk menegaskan dukungan internasional
terhadap integritas kedaulatan wilayah IndonesiaKeempat politik luar negeri harus mampu
mendorong terciptanya keamanan dan stabilitasregional serta terpeliharanya perdamaian dunia
Pada masa transisi Presiden B J Habibie
dengan masa pemerintahan yang cukup singkattidak banyak inisatif politik luar negeri yangdilakukannya Meski demikian Habibie
tampaknya menyadari betul kepentingan nasional
dalam dunia diplomasi yang lebih merujuk kepadaupaya pemulihan citra stabilitas ekonomi clan
keamanan Indonesia Salah satu upayanya untuk
meraih simpati dan dukungan internasional
antara lain dengan memperlihatkan komitmennya
pada dernokrasi yang berjalan di IndonesiaBerkaitan dengan hal tersebut Habibie
mempersiapkan proses penyelenggaraan
pemilihan umum sebagai perwujudan dari
reformasi politik yang sedang berjalan diIndonesia menuju negara dernokrasi memberikan
secara luas kepada masyarakat akan adanya
kebebasan berekspresi berkumpul clan berserikat
serta memberikan komitrnen terhadapperlindungan HAM termasuk dalam hal ini
meratifikasi beberapa konvensi internasional
mengenai HAM dan rrremberikan kesempatan
jajak pendapat kepada Timor Timur pada tahun
1999 yang membawa wilayah tersebut menjadinegara merdeka saat ini Pada masa
pemerintahannya Habibie juga berhasil
menetapkan UU No 37 Tahun 1999 tentangHubungan Luar Negeri yang menjadi peganganyuridis formal Departemen Luar Negeri dalam
mengatur kebijakan luar negeri RI
Ketika Presiden Abdurahman Wahid Gus
Dur berkuasa pada bulan Oktober 1999 keadaan
domestik Indonesia masih dalam kondisi tidak
menentu yaitu kondisi ekonomi belum membaik
dan situasi keamanan juga masih buruk yang
ditandai dengan menguatnya konflik vertikal
gerakan separatis Papua Maluku dan Aceh
dan konflik horizontal di antaranya Poso
Diplomasi di era Gus Dur dalam konteks
kepentingan nasional selain mencari dukungan
pemulihan ekonomi juga diarahkan pula untuk
menarik dukungan mengatasi konflik domestik
yaitu untuk mempertahankan wilayah kedaulatan
Indonesia Ancarnan terhadap integrasi nasionalmenjadi kepentingan nasional yang mendesakpada masa pemerintahannya
Menyadari pentingnya memperbaiki citra
Indonesia clan perlunya dukungan internasional
tersebut Gus Dur memberikan prioritas yangsangat tinggi unttrk melakukan kunjungan ke
berbagai negara guna memberikan informasi lebih
Yang seimbang Gus Dur juga menggagasperlunya dibuka hubungan dagang dengan Israelselain juga mempromosikan aliansi strategis
dengan China clan India serta gagasan Forum
Pasifik Barat Gagasan tersebut tidak terealisasi
Tidak saja karena mendapatkan tentangan keras
di dalarn negeri khususnya soal Israel namun
Yang lebih penting lagi karena Gus Durdiberhentikan sebagai Presiden melalui proses
irnpeachment oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat MPR pada bulan Juni 2001
Hal yang sama dalam derajat tertentudilanjutkan oleh Megawati Soekarnoputri Yangmernbedakannya dengan pemimpin yangterdahulu pemerintahan Megawati juga
mernfokuskan pada kepentingan pokok lain yangterkait dengan upaya mengatasi terorisrne Isu ini
menjadi perhatian serius pemerintahan baru
apalagi didorong dengan tragedi World TradeCentre WTC 9 11 yang berimbas pada semakinrnenguatnya isu terorisme di Indonesia Berbagai
pernboman yang terjadi di beberapa wilayah diIndonesia telah rnengakibatkan terorisme menjadi
rnasalah yang serius baik domestik dan
internasional Pemerintahan Megawati juga
melakukan perubahan internal yaitu
merestrukturisasi Departemen LuarNegeri RI
Restrukturisasi berdasarkan Keputusan
Presiden Nornor 109 Tahun 2001 dapat
dipersepsikan sebagai langkah konkret yangdilakukan oleh Deplu untuk menjawab tantangan
perubahan politik global yaitu dengan merombak
secara kelembagaan agar birokrasi di dalam
Renne L Patti radjawane Prioritas Politik Luar Negeri RrKompas 13 November 2003 hlm 3
63
Deplu dapat menjalankan tugas dengan cepat
efektif dan komprehensif Salah satunya adalah
merombak struktur organisasi di dalam institusi
tersebut yang pada masa sebelumnya disusunberdasarkan bidang seperti Direktorat JenderalSosial Budaya Direktorat Jenderal Politik dan
Direktorat Jenderal Hubungan Ekonomi Luar
Negeri
Restrukturisasi tersebut mengubah strttktur
organisasi Deplu menjadi dibangun atas dasar
kebijakan satu atap melalui konsep kewilayahanDirektorat Jenderal Amerika dan Eropa Direktur
Jenderal Asia Pasifik dart Afrika fungsi kerja
sama Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN
Direktorat Jenderal Multilateral dart fungsi
diplomasi Direktorat Jenderal Informasi dan
Diplomasi Publik Direktorat Jenderal Hukum
dan Perjanjian Internasional Direktorat Jenderal
Protokol dan Konsuler Di samping itu untukmendukung perumusan kebijakan kebijakan yangakan dibuat oleh Deplu Badan Penelitian dan
Pengembangan Balitbang diganti dengan BadanPengkajian dan Pengembangan Kebijakan 8
Kepentingan nasional yang diperjuangkandalam politik luar negeri Indonesia di era
kepemimpinan Susilo Bambang YudhoyonoSBY tidak lebih merupakan kelanjutan dart
pemerintahan sebelumnya Pada tahun awal
pemerintahannya politik liar negeri diupayakan
untuk membantu memulihkan ekonomi dart
mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia
memiliki modalitas dalam politik luar negeri
terutama karena SBY dipilih melalui suatu
pemilihan umum langsungPada masa pemerintahan SBY kehidupan
ekonomi meski belum membaik tetapi juga relatif
tidak menjadi lebih buruk secara makro dan
kondisi politik keamanan relatif stabil Indonesia
juga berhasil mencapai solusi damai untuk
masalah Aceh dan konfl ik kon fl i k horizontal juga
relatif mereda Kondisi dalam negeri yang relatifmembaik dan tnodalitas yang dimiliki SBYsebagai pemimpin negara demokrasi yang dipilihlangsung telah memberikan kepercayaan yangsemakin besar bagi Indonesia ttntuk kemudian
semakin aktif dan asertif melalui total diplomacydalam berbagai persoalan regional dan
internasional Aktivism Politik Luar Negeri ini
dijalankan di tengah situasi yang digambarkan
Disampaikan oleh Direktur Jenderal Multilateral Deplu Rezlan
1 Jenie pada Focus Group Discussion FGD yang diselenggarakanoleh Tim Polugri P2P LIPI di Jakarta tanggal 20 Agustus 2008
64
oleh SBY sebagai politik luar ne geri yang bukanlagi sekedar mendayung di antara dua karangtetapi mengarungi samudra luas tanpa
kepastian Dalam konteks internasional gerak
dinamis diplomasi Indonesia tercermin pada
terpilihnya Indonesia dalam sembilan organ
penting berbagai organ isasi internasional sepertianggota tida k tetap Dewan Keamanan PBBHAM PBB dan penunjukkan Duta Besar MartyNatalegawa sebagai Kettta ke 24 Dewan
Dekolonisasi PBB
Selain itu Indonesia juga berperan sebagai
penggagas ASEAN Community tuan rumahberbagai pertemuan internasional antara lain
United Nations Framework Convention on
Climate Change UNFCCC atau Konferensi
PBB tentang Perubahan Iklim di Bali padatanggal 3 14 Desember 2007 United Nations
Convention Against Corruption UNCAC
Conference atau Konferensi Akbar Antikorupsi
PPB di Bali pada tanggal 28 Januari 1 Februari
2008 dan Konferensi Asia Afrika pada bulan
April 2005 AsiaAfr ican Cooperation dan New
Asia African Patnership serta ikut aktif dalampenyelesaian berbagai persoalan dunia antara
lain masalah Darfour Palestina Korea Utara dan
Selatan Bosnia dan Irak
Berdasarkan paparan di atas dapatlah
dikatakan bahwa politik luar negeri Indonesia era
reformasi tidak memiliki arah tidak seperti pada
dua era pemerintahan sebelumnya yaitu high
profile era Soekarno dan low profile era
Soeharto tetapi lebih cenderung ke no profileRekam perjalanan sejarah hubungan luar
negeri Indonesia memperlihatkan bahwa bangsa
ini sesungguhnya tidak pernah secara serius
membangun basis kekuatan internal sebagai
landasan untuk mampu berinteraksi secara
produktif dan efektif di dalam hubungan
internasional Sikap dan preferensi dart masingmasing pribadi pemimpin sebagaimana yang
disampaikan oleh Alexius Jemadu masih menjadi
faktor yang dominan dalam menjalankan politikluar negeri Indonesia Akibatnya tidak ada fokus
Lihat Aleksius Jemadu Politik Global dalam Teori Praktek
Yogyakarta Graha llmu 2008 hlm 84
10 Salah satu ilustrasi adanya kesinambungan dalam kebijakan luar
negeri meski zaman dan rezim berganti dapat dilihatjelas misalnya
dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat Pada awal abad 20
Presiden AS Woodrow Wilson menyatakan doktrinnya bahwa hanya
perluasan demokrasi di banyak negara yang dapat menjaminterciptanya perdamaian dunia AS hingga dewasa ini nampaknya
secara konsisten menjalankan doktrin Wilson sebagai tema utama
yang diusung dalam kebijakan luar negerinya bid
dan kesinambungan dalam kebijakan luar
negerinya Indones ia 10
Pada masa pemerintahan SBY misalnya
berbagai inisiatif politik luar negeri di atas tentu
dapat membantu meraih tujuan politik luar negeri
yang salah satunya ditujukan untuk memulihkancitra Indonesia di panggung internasional Namunpada sisi lain tendensi pemerintahan SBY untuk
secara komprehensif meraup semua persoalanpersoalan di dunia tanpa diikuti oleh implementasi
yang konkret sehingga hanya memberikan kesansekedar tebar pesona saja Hal ini karena tidak
diimbangi dengan kapabilitas domestik untuk
mewujudkannya Ini dapat dilihat misalnya
dalam inisiatif Indonesia untuk penyelesaian
masalah konflik di Timur Tengah khususnya di
Palestina Indonesia menyatakan kesediaannya
sebagai mediator namun tidak jelas bagaimana
mewujudkan tercapainya perdamaian di sana Ini
karena Indonesia hanya bersedia berhubungan
dengan pihak Palestina sementara pada saat yangsama tidak mengakui keberadaan Israel karena
adanya resistansi domestik yang sangat kuatkhususnya dari beberapa kelompok masyarakat
Islam di dalam Indonesia sendiri
Gagasan lain yang dikemukakan SBY yangberkaitan dengan kesepakatan ekstradiksi
Indonesia Singapura tahun 2007 yang dikaitkandengan Defence Cooperation Agreement DCA
yang secara hakikat tidak ada kepentingannasional yang diraih maksimal darinyaKesepakatan ini tidak populer bukan saja karena
dilakukan secara diam diam lebih dari itu realitas
kesepakatan tersebut juga lebih banyak
menguntungkan pihak Singapura Negara ini
memang cerdik memanfaatkan Indonesia yangbutuh kesepakatan ekstradiksi yang telah dinantiselatna tiga puluh tahun Singapura yangmembutuhkan tempat untuk latihan militernya
akhirnya menggaburigkannya
Pada sisi lain Indonesia yang memilikiidentitas nasional baru dalam politik luar
negerinya yaitu sebagai negara dernokratis
sebagaimana disebutkan dalam Undang UndangNomor 17 Tahun 2007 mengenai RPJPN 2005
2025 belum sepenuhnya mencapai sasaran pokok
ini Ketidaktegasan sikap Indonesia ataspelanggaran HAM di Myanmar menjadi bukti
Sikap demikian sangat berbeda dengan Filipinamisalnya yang secara tegas menyatakan tidakakan meratifikasi ASEAN Charter apabila tidak
ada perubahan dalam hal perlindungan HAM di
Myanmar
Oleh karena itu tanpa mengecilkan arti
berbagai pencapaian diplomasi internasional diforum multilateral oleh pemerintah SBY
sesungguhnya situasi dan kondisi domestik
Indonesia menunjukkan bahwa lebih bermanfaat
bagi Indonesia untuk mengutamakan
pembangunan kekuatan internal Dengan
kekuatan tersebut Indonesia diharapkan mampu
mewujudkan politik luar negeri bebas aktif
daripada mulai dengan berbagai inisiatif politik
luar negeri tanpa memperhitungkan kapabilitas
nasional untuk rnelaksanakannya
Laporan dari Bank Dunia misalnya
menyatakan bahwa sampai dengan September
2006 terjadi peningkatan penduduk miskin
sebesar 17 5 persen dari total penduduk Indonesia
atau sebesar 39 j uta dan penduduk di bawah gariskemiskinan juga meningkat hingga pada bulan
Maret 2006 sebesar 39 05 persen dibandingkan
17 75 persen pada bulan Februari 2005 Hasil
laporan tersebut tidak jauh berbeda dengan
Human Development Report 2007 2008 yangdikeluarkan oleh UNDP yaitu bahwa Indeks
Pembangunan Manusia Human Development
Index HDI Indonesia menempati urutan ke 107
dari 170 negara yang disurvei Ini artinyaIndonesia jauh berada di bawah negara negara
sesama ASEAN lainnya seperti Singapura 25
Malaysia 63 Thailand 78 dan Vietnam 105
Yang lebih mengejutkan lagi Indonesia jugaberada di bawah Occupied Palestinian
Territories 105
Oleh karena itu menjadi suatu keniscayaan
pentingnya Indonesia membangun kondisi
domestik yang kuat sebagai basis diplomasi yangefektif di dunia internasional Sehebat apa pun
kemampuan berdiplomasi para diplomat
Indonesia di luar negeri jika tidak didukung olehperbaikan ekonomi politik dan keamanan
domestik usaha mereka akamsia sia belaka dan
cita cita Indonesia untuk secara aktif berperan
dalam percaturan politik internasional akan
menemukan hambatan serius Sebagaimana juga
diakui oleh Hasan Wirajuda dalam wawancaranya
di The Jakarta Post bahwa every domestic issuehas a foreign policy aspect 13
Menjadikan Indonesia Negara Adikuasa lihat di httphisnispolilik irorldpress com 2007 ll 21 menjadikan indonesia
negara adikuasa diakses 15 Oktober 2008
Z UNDP Human Development Report 200712008 New York
Palgrave Macmillan 2007 hlm 262 263
The Jakarta Post 8 November 2004
65
Beberapa Isu Penting dan I antanganMendatang
Hubungan luar negeri Indonesia di masa
mendatang akan diwarnai dengan berbagaiperkembangan dan tantangan baru bukan saja
karena dunia akan semakin terglobalisasi dan
terliberalisasi namun juga karena Indonesia akan
dihadapkan dengan perkembangan bartt ekonomi
politik internasional Dalam konteks demikian
politik luar negeri Indonesia tidak bisa diabaikan
begitu saja karena ia merupakan bagian dari
kebijakan nasional secara menyeluruh Artinya
pemerintah penting mengupayakan hubunganinternasional yang sedemikian rupa untukmendukung kesejahteraan dan keamananmasyarakatnya
Pada tataran global salah satu
perkembangan yang patut dicermati setidaknyapada masa sekarang dan mendatang adalahstruktur politik internasional yang berada dalamtransisi pasca Perang Dingin yaitu adanya tarikmenarik antara kelompok negara yang tetap inginmempertahankan kekuatan bersandar kepada
kekuatan AS sebagai poros utama atau
berhadapan dengan pusat pusat kekuatan baru
yang berjuang untuk membentuk tatanan sisteminternasional yang baru FenomQna perlawananterhadap dominasi AS itu tampak semakin kuatlagi terutama setelah datangnya krisis ekonomi
global akhir September 2008 yang dipicu olehbangkrutnya sejumlah institusi keuangan AS
sebagai akibat kegagalan kredit perumahan
standar rendah subprime mortgage sebesar
US 6 triliun Krisis ekonomi tersebut tidak saja
menyebabkan kesulitan besar bagi ekonomiAS
tetapi juga telah memunculkan kegamangan atas
kebenaran klaim kemenangan kapitalisme dan
demokrasi liberal AS atas ideologi ideologi
lainnya di dunia pasca Perang DinginKegamangan ini menemukan petnbenarannya
pada tesis Francis Fukuyatna dalatn bukunya The
End of History and The Last Man 1992 14
Setelah krisis ekonomi global ini tampaknya akan
semakin sulit bagi AS untuk tetap mengklaimdirinya sebagai negara terbesar Menurut Robert
Kagan dalam bukunya The Return ofHistory and
The End ofDream 2008 dunia akan kembali
memperebutkan berbagai kepentingan nasional
Lihat Francis Fukuyama The End ofHistory and The Last ManLondon Hamish Hamilton 1992
NO
suatu fenomena abad ke 19 ketimbang fenomenatahun 1990 an tatkala AS menjadi pemenangPerang Dingin setelah runtuhnya Uni SovietNamun ketika Perang Dingin terjadi
pengelompokan struktur internasional itu terbagi
dalam dua polar yaitu pro AS dan pro Uni
Soviet
Tidak ada seorang pun yang membantahbahwa ketika arogansi dan dominasi ekonomi
politikAS di berbagai belahan dunia hampir tidak
tertandingi maka setelah Uni Soviet runtuh
muncullah kekuatan kekuatan negara baru yangmencoba melawan Fenomena ini tampak semakin
kuat setelah datangnya krisis ekonomi global
karena ancaman AS semakin kehilangan daya
Maka dari itu sejumlah negara kuat di Eropa
Amerika Latin Timur Tengah dan Asia
membentuk keseimbangan keseimbangan baru
dalam tatanan dunia Kekuatan dunia semakin
tersebar dan AS akan semakin kesulitan
memainkan peran lama sebagai polisi dunia
Di Eropa misalnya di samping Uni Eropayang tidak lagi selalu mengikuti kebijakan luarnegeri AS Rusia mulai tnenunjukkan
kekuatannya Di bawah kepemimpinan Putin dan
Medvedev Rusia berhasil membangun kembali
ekonomi dan politiknya sehingga mampu
menghadang hegemoni senjata nuklir di EropaSementara itu Presiden Ahmadinajed dari Iran
Presiden Hugo Chavez dari Venezuela Presiden
Lula dari Brazil misalnya adalah tiga negara
berkembang yang semakin berani menantangdominasi AS
Di pihak lain kebangkitan China dan India
sebagai dua kekuatan raksasa ekonomi politik
dan pertahanan baru di Asia makin menumbuhkan
kepercayaan bahwa AS bukan satu satunya
negara adidaya China dan India merupakan dua
negara yang dalam beberapa tahun terakhirberhasil membukukan pertumbuhan ekonomi
mereka yang sangat luar biasa Sejak kebijakanreformasi ekonomi diluncurkan pada akhir tahun
1970 an keberhasilan pembangunan ekonomi
China menjadi fakta tak terbantahkan Sukses
ekonomi negara tirai bambu ini antara lain
ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
yang sangat tinggi yaittt mengalami peningkatansebesar empat kali sejak pertama kali program
reformasi ekonomi diluncurkan dan akan
meningkat dua kali lagi dalam jangka waktu dua
Lihat Svaefudin Simon Fukuyama dan Akhir Dominasi AS
Koran Tempo 31 Oktober 2008 hlm A 10
u
dekade mendatang Selain itu China jugamerupakan pusat manufaktur terbesar di dunia
dan memiliki cadangan devisa yang sangat besarsekitar lebih dari US 1 milyar pada akhir tahun
2006 16
Sebagaimana halnya China India juga telah
berhasil muncul sebagai salah satu bintang barudalam ekonomi global Negara yang berada dikawasan Asia Selatan ini telah membakukan
pertumbuhan ekonofni yang luar biasa Selamahampir satu dekade ekonomi India tumbuh lebih
dari 7 persen dan bahkan dalam tiga tahun
berturut turut sejak tahun 2005 berada pada level
di atas 9 persen yaitu 9 6 persen tahun 2006 dan
9 2 persen tahun 2007 Pertumbuhan pesat
ekonomi negara ini ditopang oleh reformasiekonomi arus besar investasi asing
meningkatnya cadangan devisa negara dan
berkembangnya pasar modal
Keberhasilan China dan India tersebut
ditanggapi secara berbeda oleh masyarakat
internasional karena munculnya dua negara
tersebut sebagai kekuatan ekonomi baru telah
memunculkan harapan dan sekaligus ancaman
baru Pada satu sisi melalui keberhasilan yangdiraihnya China dan India akan bertindak sebagai
lokomotif yang memberikan keuntungan bagipertumbuhan ekonomi kawasan Pada sisi lain
munculnya China dan India sebagai kekuatan
baru juga memunculkan persepsi sebagai
ancaman terbesar bagi stabilitas global Hasil
survei Haris Poll misalnya menunjukkan bahwa
31 persen responden di AS memandang Chinasebagai ancaman terbesar dunia melebihi Iran
dan Korea Utara yang dicap oleh Presiden Bushsebagai Axis ofEvil
Kekhawatiran ini nampaknya didasarkan
pada realitas bahwa dengan ekonomi mereka yangsemakin kuat telah memungkinkan China dan
India untuk membangun kekuatarnmiliter yanglebih handal dan modern Melalui diplomasi yangsangat aktif kedua negara juga tampak memiliki
ambisi untuk tampil sebagai aktor yangberpengaruh di kawasan dan juga di tingkat
global 19 Selain telah memiliki senjata nuklir
Lihat G John Ikenberry The Rise of China dan the Future of theWest Can the Liberal System SurvtveT Foreign Affairs January
February 2008 hlm 2Lihat Indian Economy Overview di http
www economywatch com tndtaneconomy tndtan economy
overview html diakses pada tanggal 3 September 2008
Lihat Syamsul Hadi Menyikapi Kebangkitan China Kaanpas 2
September 2008
Peter Coates China could well be a problem for Australia di
Online Opinion 4 Agustus 2008 htip wwx onlineopinton con au
print asp article 7724 dtunduh 20 Agustus 2008
China juga membentuk kekuatan laut samudra
blue ocean navy dan kekuatan udara sebagaipendukungnya Kekuatan daratnya pun
ditingkatkan dalam daya tempurnya
Dengan demikian China akan menjadi salah
satu kekuatan politik yang lebih ampuh lagi dimasa masa mendatang Sebagaimana halnyaChina di samping membangun ekonominya Indiajuga membangun kekuatan militernya khususnya
kekuatan laut Dengan kekuatan ekonominya
tidak mustahil kelak India membangun kekuatan
senjata nuklir Sebab India tidak termasuk dalam
rezim yang menandatangani Non ProliferationNuclear Treaty NPT Jika ini terjadi akan
menimbulkan masalah kelak apabila kemudian
Pakistan yang merasa terancam juga tergodauntuk mengembangkan senjata nuklir untuk
mengimbangi India China dan Pakistan yangberbatasan langsung dengan India kemungkinanjuga bisa melakukan aliansi untuk bersama
menghadapi India atau setidaknya mengurangi
dominasi negara ini China juga memiliki
kepentingan nasional yang lain untuk aliansi kuatdengan Pakistan yakni untuk menjamin pasokan
minyaknya dari kawasan Timur Tengah dan
Afrika yaitu melalui rangkaian armada lautnya
yang besar mulai dari pusat pangkalan lautnyadi China hingga pangkalan lautnya yang dibangundi Pakistan 21
Perkembangan di atas tentu akan berdampak
pada Asia Tenggara dan juga Indonesia
Kebangkitan China dan India sebagai dua
kekuatan raksasa baru di kawasan terasa lebih
problematis bagi Indonesia khususnya di bidangekonomi Dalam hal ini ada satu pertanyaan
krusial yang patut diajukan apakah Indonesiaakan Inasuk dalam pusaran konstelasi baru di
kawasan melalui poros China dan India dengan
meninggalkan sekutu lamanya yaitu ASEAN dan
Jepang Dalam konteks ini kebijakan luar negeriIndonesia perlu diarahkan pada strategi
constructive engangement dalam hubungannya
dengan negara negara tersebut mengingat
strategi lain tidak akan efektif dan bahkan dapat
memukul kepentingan nasional Indonesia Hingga
saat ini misalnya Indonesia masih sangat
tergantung pada kegiatan pembangunan ekonomibangsa Jepang Selain itu Indonesia tetapmemerlukan keberadaan ASEAN sebagai
instrumen yang diharapkan mampu secara
Ibid
67
bersama sama mendampingi kekuatan besar baru
tersebut di kawasan
Dalam kerangka ini pula pemerintah RI
juga perlu menanggapi secara positif dan bahkan
mendorong inisiasi Perdana Menteri AustraliaKevin Rudd untuk pembentukan Asia Pacific
Community yang dikemukakannya di depan TheAsia SocietyAustralAsia Centre di Sydney padatanggal 4 Juni 2008 Di samping menggunakandua kerangka multilateral tersebut kebijakan luar
negeri Indonesia juga perlu dilaksanakan
sedemikian rupa untuk mendukung kemitraanstrategis strategic partnerships dengan kedua
negara tersebut Ini tecermin dari
penandatanganan Strategic PartnershipAgreement Indonesia China 2005 yang
diimplementasikan dalam berbagai kerja sama
termasuk capacity building di bidang militerDengan demikian multilateral isme dan
bilateralisme masih akan tetap akan menjadiinstrumen penting dari politik luar negeriIndonesia di masa depan
Berkaitan dengan keberadaan ASEAN
Indonesia masih perlu menempatkan organisasi
antarnegara negara Asia Tenggara tersebut dalam
lingkaran utama konsentrik kebijakan luar negeri
Indonesia Prioritas lingkaran konsentrik ini tidak
didasarkan pada pertimbangan geografis semata
tetapi lebih pada penekanan kesamaan ide dan
nilai serta aspek fungsionalnya Pertama tujuan
dasar pembentukan ASEAN adalah untuk
menciptakan perdamaian dan kestabilan di Asia
Tenggara dan tampaknya masih akan tetaprelevan untuk kepentingan jangka pendek
menengah dan panjang pembangunan ekonomiIndonesia Terciptanya stabilitas kawasan
menjadi sesuatu hal yang amat penting terutamapotensi konflik antarnegara di dalam keanggotaan
ASEAN sendiri juga masih cukup tinggi Realitasini terlihat antara lain dari sengketa antarnegara
anggota yang bersumber pada persoalanperbatasan seperti yang tengah terjadi saat iniantara Thailand dan Kamboja
Kedua ASEAN yang sedang
mentransformasikan diri menuju Masyarakat
ASEAN 2015 akan menjadikan Indonesia
semakin terintegrasi ke dalam wadah organisasi
regional baik secara ekonomi politik keamanan
dan sosial budaya Meskipun ide pembentukan
ASEAN Community in sebagaimana telahdiputuskan dalam ASEAN Concord II di Bali
2003 hingga dewasa ini masih menghadapi
berbagai hambatan institusional dan internal
68
anggota namun keberadaan ASEAN masih tetapdiperlukan sebagai power balancer terhadapkekuatan kekuatan besar di kawasan
Sejalan dengan globalisasi yang berlangsungdewasa ini dan yang masih akan terus berlanjutdi masa depan isu isu dalam politik global pun
akan semakin beragam dan melibatkan banyak
aktor dengan masinbmasing kepentingannyaIsu isu tersebut akan bersifat lintas batas negara
balk dari sisi dampak maupun dari sudut pandangpenyelesaian masalah masalah atau konflik
kepentingan yang terjadi Isu isu yang dimaksudantara lain dalam persoalan HAM demokrasi
lingkungan hidup energy security food securityperburuhan perbatasan dan sistem keuangan dan
perdagangan global
Politik luar negeri tidak hanya didominasi
oleh aktor negara tetapi dalam globalisasi dewasa
ini para aktor non negara juga semakin terlibat
di dalamnya Keterlibatan aktor non negara
melalui berbagai jejaring global tidak jarang jugamen ghasilkan perilaku internas ion al
international action yang cenderLmg berpotensimemperbesar pengaruh terhadap kebijakan luarnegeri yang dijalankan oleh pemerintahKeterlibatan mereka dalam berbagai isu global
tersebut di atas akan menambah kompleksitas
politik global kontemporer Oleh karenanya
pemerintah dituntut untuk menyikapi tindakan
aktor non negara ini secara bijaksana agar
kepentingan nasional tidak dirugikan
Untuk memahami betapa pentingnya
memperhatikan peranan aktor non negara dalam
politik luar negeri kasus lepasnya Timor Leste
dan pembunuhan Munir dapat dipakai sebagai
ilustrasi Para aktivis dan berbagai organisasi
yang bergerak di bidang hak asasi manusiaseperti misalnya ETAN yang tidak puas denganberbagai pelanggaran HAM di bekas wilayah
Indonesia tersebut telah mendorong merekaselama bertahun tahun untuk melakukan lobi ke
penguasa negara masing masing berbagailembaga dan forum internasional Tujuannya
tidak lain agar masyarakat internasional dan
lembaga donor asing mau menekan pemerintahuntuk menyelesaikan tuntas kasus tersebut
Tekanan yang berlangsung terus menerus selamahampir dua puluh empat tahun menjadi salah satu
faktor yang mendorong pemerintah Indonesiapada akhirnya memberikan opsi referendum di
Timor Leste tahun 1999 yang menghasilkanlepasnya wilayah ini dari Indonesia
Hal serupa mungkin juga akan terjadi dalam
proses peradilan pembunuhan Munir yang
berlangsung dewasa ini Mereka yang tidak puasdengan proses pengadilan di Indonesia atas kasus
tersebut telah mendorong mereka untukmelakukan berbagai lobi internasional seperti ke
Kongres AS dan Perserikatan Bangsa Bangsa
PBB Mereka menginginkan masyarakat
internasional menekan pemerintah Indonesia
untuk secara serius menyelesaikan kasus tersebut
secara tuntas Dengan adanya berbagai tekanan
internasional tersebut terbukti bahwa pemerintah
kemudian memberikan respon untuk membuka
kembali kasus tersebut
Tantangan lain pada politik luar negeri ke
depan yang diperkirakan akan sangat beratadalah isu yang berkaitan dengan persoalannuklir Kecenderungan yang tampak saat iniadalah adanya nuclear revival yang antara lainterefleksi dari munculnya tuntutan dari berbagai
negara untuk mengembangkan nuklir dengan
berbagai alasannya 21 Salah satunya adalah
godaan yang sangat kuat untuk memiliki senjatanuklir demi alasan keamanan karena negara
tetangganya memilikinya dan untuk
meningkatkan pengaruhnya dalam politik
internasional
Alasan yang lainnya adalah godaan yangsangat kuat untuk mengembangkannya sebagai
sumber energi alternatif demi mengantisipasi isu
pemanasan global Dengan adanya persoalan
pasokan dan harga minyak dunia yangmelambung pengembangan energi alternatif
tenaga nuklir tentu merupakan suatu keniscayaan
meskipun tidak ada jaminan bahwa negara negara
yang mengembangkan energi nuklir tidak
mengulangi kesalahan yang fatal seperti halnyadi Chernobyl Selain itu pengembangan energi
nuklir yang tidak terkendali juga dikhawatirkandapat memicu proliferasi nuklir untuk tujuan
militer
Persoalan yang akan dihadapi oleh Indonesiasebagai salah satu penanda tangan rezim Non
Proliferation Treaty NPT adalah bagaimanaIndonesia mempertahankan komitmennya dalam
perjanjian tersebut namun di sisi lain tidak akan
mengganggu situasi domestik dan hubungan
bilateralnya dengan negara negara yangberkeinginan mengembangkan nuklir baik dalarn
kerangka NPT atau tidak Dilema ini dapat dilihat
dari kasus konkret kebijakan Indonesia untuk
21 LihatJemadu Politik Global him 162
mendukung Resolusi Dewan Keamanan PBBNomor 1747 yang menjatuhkan sanksi atas Iranyang menolak menghentikan pengayaan
uraniumnya atas dugaan akan digunakan untuk
pembuatan senjata nuklir Kebijakan yang diambiloleh pemerintah di atas pada akhirnya menuai
protes keras dari beberapa kalangan di dalam
negeri termasuk DPR Dewan Perwakilan
Rakyat Sikap pemerintah dalam soal nuklir Iranpun kemudian melunak dengan abstain ketika
Resolusi berikutnya tentang nuklir Irandikeluarkan oleh PBB
Tantangan berat lain yang akan dihadapioleh Indonesia di masa depan adalah terkait
dengan masalah perbatasan Sebagai negara
kepulauan Indonesia memiliki daerah perbatasan
yang sangat luas baik perbatasan darat maupunperbatasan laut Setidaknya ada enam provinsi
yang memiliki daerah perbatasan langsungdengan negara lain yaitu Riau Kalimantan
Timur Kalimantan Barat Sulawesi Utara Papua
dan Nusa Tenggara Timur Kawasan perbatasan
darat tersebar di tiga pulau empat provinsi dan
15 kabu pate n kota meliputi perbatasan dengan
Malaysia Papua New Guinea dan Timor Leste
sedangkan wilayah laut berbatasan dengan 10
negara Australia Filipina India Malaysia
Papua New Guinea Republik Palau SingapuraThailand Vietnam dan Timor Leste
Wilayah perbatasan yang memiliki artistrategis baik dari sisi pertahanan dan keamanan
politik ekonomi dan sosial budaya tersebut
kenyataannya ke depan memendam potensi
konflik yang cukup besar Ini terkait denganpersoalan belum tuntasnya pemerintah Indonesia
menyelesaikan persoalan wilayah perbatasan
darat dan lautnya dengan beberapa negara
tetangganya Indonesia dan Malaysia misalnya
belum sepakat mengenai batas wilayah laut
mereka di sekitar Blok Ambalat Indonesia juga
belum sependapat dengan Republik Palau
rnengenai batas Zona Eksklusif Ekonomi ZEE
kedua negara terutama di Pulau Asia dan Pulau
Mapia wilayah RI yang terdapat di UtaraPapua
Sementara itu Indonesia dan India juga
menyimpan potensi konflik perbatasan perairan
teritorial di sekitar Pulau Andaman dan Nicobar
yang secara tradisional didatangi oleh nelayandari Aceh untuk menangkap ikan 2
z Markas Besar TNI KebiJakan Kerjasama Sub Regional KK 1KK
Sosek Mahndo dan Arti Pentmgnya Peran Karantina Pertanian kertaskerja tanpa tahun dan tempat pubhkasi hthn 9 10
E
Ketidakjelasan batas wilayah laut Indonesia dan
Australia di Laut Timor juga telah menyebabkan
berulangnya penangkapan kapal kapal nelayan
asal Indonesia oleh patroli laut Australia karena
dianggap melanggar batas laut kontinen negaraKanguru Meski Indonesia sudah berhasil
menyepakati 907 titik koordinat atau 96 persen
batas darat dengan Timor Leste melalui
Provisional Agreement yang ditandatangani olehkedua negara pada tanggal 8 April 2005 namun
potensi konflik juga masih nyata terutama karena
kedua negara belum berhasil menyepakati
beberapa segmen yang hingga saat ini belumdiselesa kan yaitu antara lain di Memo Malibaka
Noelbesi Manusasi dan Subina
Proyeksi Indonesia Di Bidang Politik LuarNegeri
Berbeda dengan keadaan sepuluh tahun lalu
yaitu saat awal era reformas lnaka dalam kurun
waktu sepuluh taliun mendatang Indonesia akanmemasuki kancah percaturan politik internasional
dengan kepercayaan yang sangat tinggiWalaupun Indonesia masih menghadapi sejumlah
permasalahan sangat berat dewasa ini bangsa
kita pada kenyataamnya memiliki cukup banyakfaktor positif yang dapat dijadikan modal untukmeningkatkan efektivitas politik luar negeri Salah
satu modalitas yang dimiliki Indonesia adalahrealitas adanya hubungan yang relatif baik dengansebagian besar negara di dun a Peranan Indonesia
di dalam berbagai organisasi regional dan
internasional selama in juga cukup menonjolterutama dalam PBB ASEAN APEC ARF
Gerakan Non Blok G 33 clan Organisasi
Negara negara Islam OIC
Lebill penting lagi proses demokratisasiyang sekarang berlangsung di Indonesiamengundang banyak simpati internasionalterutama dari negara negara maju yang selamaini aktifinemajukan agenda demokrasi Tentu saja
hal tersebut merupakan modalitas yang sangatpenting dalam diplomasi internasional IndonesiaSebagaimana d aku oleh Menter Luar Negeri
RI Hasan Wirajuda bahwa proses dernokrasi di
Indonesia memberikan kontribusi penting bagpolitik luar neger Indonesia clan diplomasi
Indonesia dalam arti bahwa faktor tersebut
mendorong Indonesia untuk memainkan peran
Lihat Ganewati Wuryandari Ed Isn Keamanan Indonesia
Timor Leste Jakarta LIPI Press 2007
70
regional clan internasional dengan lebih aktif a
Namun seberapa besar modalitas tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memperjuangkan
kepentingan nasional di forum internasional di
masa rnendatang tentu akan sangat tergantungpada kemampuan kelihaian diplomat Indonesia
memanfaatkannya secara optimal
Namun juga perlu disadar bahwa
kep awaian berdiplomasi send r juga tidak akancukup untuk efektivitas pelaksanaan politik luarnegeri Yang jauh lebih penting adalah bagaimanamemperkuat pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia Ini perlu dipaham mengingat
pelaksanaan kebijakan luar negeri tidak terlepas
dari kemampuan nasional negara yangbersangkutan Artinya kemampuan nasional
suatu negara tentu memengaruhi pencapaian
tujuan nasional negara tersebut termasuk
Indonesia
Suatu negara yang memiliki kemampuannasional terbatas tentu tidak akan memiliki
banyak pilihan dan ruang gerak yang relatif bebasuntuk mencapa tujuan atau memaksakan
kehendaknya kepada aktor aktor lain dalam
politik internasional Kenyataannya akan
sebal knya apabila negaramemiliki kemampuan
nasional yang besar Dalam konteks inikemampuan nasional yang dimiliki oleh Indonesiaakhir akhir ini bermasalah Problemnya bukan
dari kualitas diplomat diplomat Departemen Luar
Negeri tetapi karena kew bawaan Indonesia
secara keseluruhan mengalami penurunan baik
dalam bidang ekonom politik dan pertahanankeamanan
Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila
kemudian Lee Kuan Yew menteri senior dan
mantan Perdana Menteri Singapura misalnya
b sa berani membuat pernyataan pernyataan
tajam yang belum tentu menguntungkanIndonesia atau Malaysia yang begitu progresifmengganggu berbagai kepentingan nasional
Indonesia Dalam melakukan tindakan mereka
dua negara kecil tetangga Indonesia tentu sudah
memperhitungkan kemungkinan konsekuensi
konsekuensi atau reaksi dari Indonesia yangdalam realitasnya mengambil respon soft yangmengurangi kredibilitas Indonesia sebagai negara
besar yang disegani sebagaimana ketika eraSoekarno dan Soeharto Maka dari itu untuk
Ganewati Wuryandari Ed htencermati Eemhali Enam Dekade
Po1Nik L rar iVegeri Indonesia Jakarta 1 1131 Pres 2007 h1m
158
masamendatang Indonesia harus berani bersikaptegas terhadap tindakan tindakan negara lain yangmencoba mengintervensi urusan domestik
Indonesia Ini hanya bisa terwujud apabila
Indonesia memiliki kemampuan nasional yangkuat yaitu adanya kekuatan dan ketahanan
internal di semua aspek baik sosial budaya
ekonomi politik dan pertahanan keamanan
Karena tantangan politik luar negeri
Indonesia akan semakin keras di masa depan
politik luar negeri Indonesia harus dirancangsedemikian rupa sehingga mampu merefleksikan
kebutuhan kebutuhan Indonesia saat ini clan di
masa depan Mengingat keterbatasan kemampuan
nasional yang ada saat in maka perlu disusunskala prioritas untuk mengoptimalkan
penggunaannya Dari sekian banyak kebutuhan
nasional dan komitmen dalarrt berbagai forum
internasional maka yang perlu mendapatperhatian utama dalam politik luar negeri
Indonesia di masa mendatang adalah kegiatanyang mendukung fungsi fungsi utama politik luarnegeri Fungsi fungsi tersebut seperti telah
diuraikan pada bagian awal tulisan ini terutama
yang berkaitan dengan upaya pemenuhankesejahteraan masyarakat keamanan dan
pemeliharaan lingkungan regional yang stabilDalam konteks ini Deplu tidak mungkin bekerja
sendiri dalam mencapai tujuan nasional
koordinasi dan sinergi antarlembaga pemerintah
dan kekuatan non negara yang sekarang semakinberperan dalam proses globalisasi seperti
kalangan usaha media massa cendekiawan dan
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat sehingga
diperlukan kerja sama menyeluruh untuk
mewujudkannya
Hubungan internasional pasca PerangDingin dengan basis multipolaritas dan
globalisasi ekonomi yang bercirikan pada salingketergantungan akan menjadi gambaran masa
depan hubungan antarnegara Oleh karena itu
sudah waktunya Indonesia perlu mengkaji ulang
prinsip bebas aktif politik luar negerinya lsPendekatan yang ideologis clan kaku terhadapdoktrin bebas aktif ini hanya akan menjadi beban
clan melahirkan rasa frustrasi yang mendalamkarena dalam realitasnya ketergantungan
Indonesia terhadap dunia luar sangat besar Tidak
zs Lihat Dewi Fortuna Anwar Afenggagas Poiiak Luar Negeri
Indonesia Baru Orasi Ilmiah yang disampaikan dalam pengukuhansebagai Ahli Peneliti Utama Pus itbang Politik dan KewilayahanLIPI Jakarta 22 Juni 2000
saja disebabkan oleh imbas krisis ekonomi globalsaat ini tetapi lebih dart itu adalah kenyataan
bahwa perekonomian Indonesia saat ini tnetnangtelah menjadi bagian yang tidak terpisahkan darikomunitas ekonomi regional dan terintegrasi ke
dalam sistem ekonomi global yang mau tidakmau telah tnengurangi sebagian kebebasan
Indonesia untuk bertindak secara otonom clan
independen
Di samping harus memperhatikan sistempolitik Indonesia yang semakin kompetitif sertapluralisme masyarakat yang sangat tinggi prinsippolitik luar negeri juga harus dibangun pada
identitas yang sifatnya permanen Hal ini tidaksaja penting untuk mendapatkan legitimasidukungan dalam negeri tetapi lebili dari itu untuk
memelihara kesinambungan kebijakan luar negeri
dari satu pemerintahan ke pemerintahan
berikutnya
Perjalanan Indonesia menuju sebuah negara
demokrasi modern tampaknya sudah pilihan yangtidak mungkin surut ke belakang clan identitasinilah yang idealnya ditampilkan dalam setiapperumusan dan pelaksanaan politik luar negeri
Indonesia di masa depan Penonjolan identitas
sebagai negara demokrasi tidak saja cukup tetapijuga perlu ditonjolkan keunikan detnokrasi yangdimiliki Indonesia sebagai negara demokrasi
terbesar ketiga di dunia dan terbesar di kalangan
dunia Muslim dengan masyarakat plural clan
Islam yang moderat perlu dipromosikan secaralebih luas Indonesia menurut Yuwono
Sudarsono adalah bukti nyata terciptanya
kompatibilitas antara ideologi agama Islam clan
ideologi sekuler demokrasi Kenyataan ini
penting untuk menetralisir citra buruk yangcenderung mendominasi pemberitaan tentangIndonesia
Penutup
Politik luar negeri tidak lain merupakan
kebijakan negara untuk memperjuangkan
kepentingan nasional terhadap dunia luarBerbagai perubahan yang terjadi dalam konstelasipolitik global dan transformasi sosial politik
dalam negeri telah memberi dampak baik
langsung maupun tidak langsung terhadapperumusan dan pelaksanaan politik luar negeri
Juwono Sudarsono Tiga Sorotan Luar Negeri terhadap
Indonesia L ompas 29 Oktober 2003
71
Indonesia Oleh karena itu pemerintah Indonesia
merasa perlu untuk tetap peka dan tanggapterhadap berbagai perubahan tersebut dan terusmenerus melakukan adaptasi Maka dari itudalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir inipolitik luar negeri Indonesia ditujukan untukmemenuhi berbagai tuntutan eksternal dan
internal tersebut antara lain dengan melakukan
fungsinya untuk memulihkan harkat dan martabat
bangsa Indonesia yang pernah terpurukSejalan dengan konstelasi politik global
yang terus mengalami perubahan cepat dewasaini Indonesia dituntut untuk terus berperan danmelakukan kerja sama baik dalam tingkat
regional dan internasional Dewasa ini Indonesia
memiliki hal hal positif yang mampu mendukungefektivitas politik luar negeri seperti realitas
catatan keberhasilan capaian diplomasi
internasional Indonesia akhir akhir ini dan
demokratisasi yang sedang berjalan di IndonesiaNamun satu hal yang penting untuk
dipahami adalah modalitas ini tanpa makna untuk
kepentingan nasional Indonesia apabila kondisi
sosial ekonomi politik dan keamanan di dalam
negeri sendiri tidak mendukung Oleh karena itupenguatan total diplomasi melalui koordinasi dan
sinergi antara Deplu dan lembaga lembaga
pemerintah yang terkait serta kekuatan kekuatannon negara menjadi sesuatu hal yang pentingdalam era globalisasi yang diwarnai dengankompleksitas saling ketergantungan dan ketatnyapersaingan antara negara untuk memajukan
kepentingan nasional mereka masing masing
Daftar Pustaka
Daya Saing Indonesia Semakin Merosot 2003
Sinar Harapan I 1 Mei 2003
Indian Economy Overview httpwww economywatch com
indianeconomy indian economyoverview html diunduh tanggal 3
September 2008
Menjadikan Indonesia Negara Adikuasa httpbisnispolitik x orldpress com 2007 I1
21 menjadikan indonesia negara
adikuasa diunduh 15 Oktober 2008
72
Anwar Dewi Fortllna 2008 Menggagas Politik
Luar Negeri Indonesia Baru Orasi
Ilmiah yang disampaikan dalam
pengukuhan sebagai Ahli Peneliti Utama
Pus litbang Politik dan Kewilayahan LIPIJakarta
Brown Chris 2001 Understanding InternationalRelations 2 d Edition London Palgrave
Coates Peter 2008 China could well be a problem
for Australia Online Opinion httpwww onIineopinion com au
print asp article 7724 diunduh tanggal20 Agustus 2008
Fukuyama Francis 1992 The End of History andThe Last Man London Hamish
Hamilton
Hadi Syamsul 2008 Menyikapi Kebangkitan
China Kompas 2 September 2008
Ikenberry G John 2008 The Rise of China dan
the Future of the West Can the Liberal
System Survive Foreign Affairs
January Februari 2008Jemadu Aleksius 2008 Politik Global dalam Teori
Praktik Yogyakarta Graha Ilmu
Markas Besar TNI Tanpa Tahun Kebijakan Kerja
sama Sub Regional KK JKK Sosek
Malindo dan Arti Pentingnya Peran
Karantina Pertanian Kertas Kerja
Pattiradjawane Renne L 2003 Prioritas Politik
Luar Negeri RI Kompas 13 November
2003
Simon Syaefudin 2008 Fukuyama dan Akhir
DominasiAS Koran Tempo 31 Oktober
2008
Sudarsono Juwono 2003 Tiga Sorotan Luar Negeri
terhadap Indonesia Kompas 29
Oktober 2003
The Jakarta Post 2004 8 November 2004
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 17Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang NasionalTahun 2005 2005
UNDP 2007 Human Development Report 20071
2008 New York Palgrave Macmillan
Wuryandari Ganewati Ed 2007 Isu Keamanan
Indonesia Timor Leste Jakarta LIPI
Press
Wuryandari Ganewati Ed 2007 Mencermati
Kembali Enam Dekade Politik Luar
Negeri Indonesia Jakarta LIPI Press
Dinarnika Peran Ularna
dalarn Perpolitikan Nasional Pasca rde Baru
Oleh
M Hanulan Basyctr
Abstract
In Indonesian national politics the ulenta clerics can be categorized in three groups First are those who
percieved that religious and social Life cannot be separated There is no such separation in Islam Therefore theythink that the involvement of ulema in a daily political matters is an obligation This group of ulerna playsignificant role and actively involved in political party Second those who also think that religious and sociallife including politics cannot be separated But they think it is not necessary for them to involve in politicalpractice This group of ulenta even they concern with political and statehood problem they do not play asopponents of one of political party openly In the election this group of ulema participate to vote one ofcontestant but they do not participate in one ofpolitical party campaign Third those who do not care withpolitical life They think that political life is not their significant concern This group limit their role only inmoral religious matters They avoid political life as then think that it is too material world
Pendah uluan
Reformasi di Indonesia telah mengubah
konstelasi perpolitikan nasional Dengan adanya
kebebasan dan keterbukaan dalam masyarakat
mereka dapat menyuarakan aspirasinya dengan
berbagai cara tanpa mengganggu masyarakat
lainnya Dalam dunia politik para ulama juga
dapat berkiprah dengan lebih terbuka
Sebelumnya pada masa Orde Baru
kebijakan pemerintah banyak terpengaruh oleh
peran militer Indonesia Presiden Soeharto yangberasal dari elit militer tidak lepas dari masalah
itu Kebijakan mereka cenderung dipengaruhi olehbudaya politik abangan Pada masa itu ada
semacam Islamic Phobia ketakutan terhadapIslam Perasaan sepertiitu banyak menjangkiti
kalangan elit politik Indonesia Mereka tidak
Tulisan ini merupakan perbaikan dari bahan untuk Seminar
Nasional Revitalisasi Peran Politik Ulama dan Kiai dalam Kancah
Perpolitikan Nasional yang diselenggarakan oleh STAIDarussalam Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan
Selatan pada 31 Oktober 2007
Dalam masyarakat 1awa pemeluk agama Islam yangmengamalkan ajaran Islam bercampur dengan animisme dan Hindu
Budha sinkretis disebut abangan Sedangkan pemeluk Islam yangtidak mencampurkan ajaran Islam dengan kepercayaan lama disebut
santri Pengertian seperti ini dipopulerkan oleh Clifford Geertz
dalam karyanya The Religion of lava 1961 Buku ini kemudianditerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia denganjudul Abangan
Santri Priyari dalam Afasyarakat Jai a terjemahan Daniel
Dhakidae Jakarta Pustaka laya 1989
menghendaki berkembangnya Islam Politik
dalam kehidupan kepolitikan Indonesia Oleh
karena itu penguasa Orde Baru melakukan
inarjinalisasi peranan agama dalam politik
formal Ulama sebagai tokoh Islam dibatasi
peranannya hanya untuk mengurusi soal soal
keagamaan Akibatnya ulama yang sebelumnyaaktif dalam politik merasa kecewa dan mereka
kembali ke pesantren atau hanya menjadi
mubaligh juru dakwah
Tampaknya pada waktu itu Islam sebagai
ideologi kelolnpok ataupun partai tidak dapat
diakomodir oleh elit politik Alasan yang seringdikemukakan adalah Indonesia menganut sistem
pluralisme balk dari segi agama maupun
etnisitas Untuk itu Bhinneka Tunggal Ika harus
tetap dikedepankan Walaupun di Indonesiapenganut Islam adalah mayoritas tetapi mereka
tidak dapat dan tidak boleh mengedepankan
ideologi Islatn untuk kepentingan bernegara
Ini bagian dari penjinakan radikalisme dalam politik melalui
proses depolrtisasi massa Lihat Abdul Azis Thaba Islam dan
Negara dalam Politik Orde Baru Jakarta Gema Insani Press
1996 him 188 Cara penguasa Orde Baru tersebut juga
dimaksudkan untuk memotong gigi politik Islam karena Islamlah yang selama ini dianggap sebagai pesaing politik utamapemernntahan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto Lihat
Bahtiar Effendv Teologi Baru Politik Islam Pertautan AgamaNegara dan Demokrasi Yogyakarta Galang Press 2001 hlm144 14
73
Dalam perkembangan berikutnya kalangan
santri modern mendirikan organisasi yang diberinama Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia
ICMI Desember 1990 ICMI lahir setelah
simposium 3 hari di Universitas Brawijaya
Malang yang dibuka oleh Presiden SoehartoKehadiran Presiden itu dianggap sebagai restuberdirinya organisasi yang menampung paracendekiawan Muslim Kelhadiran ini juga
dikomentarj sekelompok orang sebagai labelbahwa ICMI adalah alat pemerintah Apalagi
Ketua ICMI adalah seorang menteri dalamkabinet yang tengah menjabat yaitu Menteri Risetdan Teknologi B J Habibie
Setelah ICMI berdiri berbagai kiprah ke
Islaman muncul dalam bentuk yang lebihkonkret dan formal Kiprah ini bergerak di
berbagai bidang Di bidang pers misalnya adaharian Republika Di bidang pengkaj ian dan thinktank ada Cides Center for Inforfnation and
Development Studies Di Bidang ekonomi adaBank Muamalat BMT Bait al Mal wat Tamwil
asuransi Takaful DD Dompet Dhuafa dan
sebagainya Mereka berkiprah dalam usaha untuk
memberdayakan umat Islam Indonesia
Sebelum ICMI dan anak anaknya lahir
pemerintah Indonesia Mengajukan rancangan
Undang undang Peradilan Agama UUPAkepada DPR Setelah mengalami perribahasan
yang cukup alot akhirnya DPR menyetujui UUPAtersebut pada 1989 UUPA ini intinya untuk
meneguhkan eksistensi pengadilan agama dalam
mengadili perkara nikah talak rujuk hibah
sedekah dan kewarisan menurut hukum Islam
Munculnya UUPA Jul dipandang oleh sebagianorang sebagai itikad balk pemerintah untukmenjalin hubungan dengan kalangan Islam
Pada waktu itu kaum santri mulai masuk
dalam dunia politik dan ikut mewarnai
perpolitikan nasional walaupun mainstream
politik Indonesia masih menganut arus kaum
abangan dan sekuler Keterlibatan kaum santri
dalam perpolitikan Indonesia selnakin mendalaln
pada masa reforrnasi ini Dalam tulisan ini akan
dibahas bagaimana peran ulama dalam
perpolitikan nasional Sebelumnya akan ditulis
siapa itu ulama serta sejarah peran ulama di
Indonesia
A Makmur Makka dan Dhurorudin Mashad ICAII Dinamika
Politik Islam di Indonesia Jakarta Pustaka Cidesindo 1997
him 15
74
Pengertian IJlama
Siapa yang disebut ulama Dalam bahasa
Arab kata ulalna merupakan bentuk jamak
plural dari kata alim yang berarti orang yangmengetahui Secara umum kata ulama dapat
diartikan para cendekiawan atau para
ilmuwan Akan tetapi dalaM bahasa Indonesia
kata llama menjadi bentuk tunggal yang berartiorang yang ahli ilmu agama IslaM Sementara
itu menurut Kamlts Besar Bahasa Indonesia
yang dimaksud dengan ulama adalah orang
yang ahli dalam pengetahuan agama IslamDi Indonesia terutama di Jawa Tengah dan
Jawa Timur sebutan ulama dikaitkan dengan
kiai Dalam tradisi Jawa sendiri sebutan kiai
tidak hanya ditujukan bagi alim ulama atau kaum
cerdik pandai dalaM agama Islam tetapi juga
Untuk menyebut nama benda benda yangdianggap bertuah keramat seperti keris gamelandan sebagainya
Studi tentang kiai atau ulama pernah ditelitioleh beberapa peneliti Mereka antara lain
Clifford Geertz Leonard Binder Deliar Noer
Hiroko Horikoshi Zamakhsyari Dhofier
Karel A Steenbrink dan Mohammad
Iskandar
Geertz menjelaskan bahwa yang membuatseorang kiai menjadi karismatik adalah karenaperannya sebagai perantara budaya cultural
broker Karena perannya itu seorang kiai dapatberfungsi sebagai pemersatu dalaM masyarakat
lingkungannya Akan tetapi menurut Geertz kiai
dan ulama tradisional tidak mempunyai
kemampuan dan pengalaman apapun dalam dunia
J S Badudu dan Sutan Muhammad Zain Kamus Umum Bahasa
Indonesia Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1994 him 1579
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa
Indonesia Jakarta Balai Pustaka 1988 him 985
W J S Poerwadarminta Kamus Umum Bahasa Indonesia
Jakarta Balai Pustaka 1976 him 505
Clifford Geertz The Javanese Kijaji The Changing Roles ofCultural Broker dalam Comparative Studies in Society andHistory Vol 2 1960 him 220 249
Leonard Binder The Islamic Tradition and Politics The Kijaji
and The Alim dalam Comparative Studies in Societrand HistoryVol 2 1960 him 250 255
Del iar Noer Gerakan Aloderen Islam di Indonesia 1900 1942
Jakarta LP3ES 1980
1 Hiroko Horikoshi Kyai dan Perirbahan Sosial Jakarta P3M1987
Zamakhsyari Dhofier Tradisi Pesantren Studi tentangPandangan flidup Kyai Jakarta LP3ES 1982
Karel A Steenbrink Pesaniren Ahladrasah Sekolah Pendidikan
dalam Kurun Aloderen Jakarta LNES 1986
Mohammad Iskandar Para Pengemban Anranah Pergulatan
Pentikiran Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900 1950
Yogyakarta Matabangsa 2001
politik Para elite agama itu menjadi besar clan
mempunyai karislna yang tinggi hanya karenaperannya sebagai perantara budaya Penclapat
Geertz tersebut dibantah oleh Binder Dia
menjelaskan bahwa salah satu kekeliruan yangdibuat oleh Geertz dalam menggambarkan sosok
seorang kiai adalah karena ia menyamakankedudukan kiai dengan para ulama di Timur
Tengah Padahal basis kiai di Jawa berbeda
dengan basis ulama di Timur Tengah Di Jawa
para kiai mempunyai basis di pedesaan
sedangkan para ulama Timur Tengah mempunyai
basis di perkotaan
Sementara itu Deliar Noer sepenclapat
dengan Geertz bahwa pada umumnya para kiai
tradisional tidak turut dalam masalah politik
Bidang itu diserahkan urusannya kepadakalangan adat dan priyayi Para kiai lebih asyik
tenggelam dalam dunia ibadah clan kegiatan
pesantren Mereka kurang aktifdalam menentangpenjajah 14 Pendapat Noer tersebut dapat
diperdebatkan karena ada di antara ulama yangjustru menggalang kekuatan untuk menentangpenj aj ahan
Selanjutnya Dhofier yang melakukanpenelitiannya di beberapa pesantren di Jawa
Tengah dan Jawa Timur menunjukkan kepada
Geertz bahwa pesantren bukanlah sekedar
lembaga tempat mempelajari masalah agama saja
yang terlepas dari masalah sosial clan ekonomiyang dihadapi oleh masyarakat lingkungannyaDhofier juga menganggap Deliar Noer kurangmemahami kalangan Islam tradisional Hal ini
clikarenakan Noer lebih banyak bertumpu pada
sumber sumber yang berasal dari kaum modernisDhofier juga menunjukkan adanya keterlibatan
kaum tradisional dalam dunia politik Bukti yangdia soclorkan adalah perolehan Nahdhatul Ulama
NU dalam pernilihan umum tahun 1971 yangmencapai 18 67 Angka perole han ini
menurutnya jauh di atas perolehan Partai
Muslimin Indonesia Parmusi yang dianggapsebagai wakil Islam modern Walaupun demikian
Dhofier membenarkan apa yang ditulis DeliarNoer bahwa di clunia pesantren yang terjadiadalah proses satu arah Seorang kiaidigambarkan sebagai guru yang ticlak dapatdibantah oleh para santrinya clan akan ada sanksi
yang berat bagi para pelanggarnyaHorikoshi yang mengadakan penelitian di
pesantren Cipari Garut Jawa Barat berpenclapat
bahwa kiai mempunyai pengaruh besar dalammasyaral at pedesaan bukan karena perannyasebagai perantara budaya seperti yang
clikatakan Geertz Kedudukan kiai yang demikiantinggi justru karena adanya kemampuan kiai
dalam bidang lain misalnya sebagai motivatordalam perubahan sosial clan politik Horikoshi
membedakan kiai clan ulama Kiai adalah seorangahli agama clan mempunyai kemampuan yangcermat dalam membaca pikiran para pengikutnya
Seorang kiai dipandang sebagai lambangkewahyuan yang mampu tnenjelaskan masalahteologi yang sulit kepada lnasyarakat kalanganbawah sesuai dengan pandangan clan suara hatimereka
Sebaliknya Horikoshi menyebut ulama
sebagai pejabat keagamaan fungsionaris agama
Dia menjabat urusan keagamaan pada pranata
keulamaan Islam yang secara tradisional telahdilestarikan oleh keluarga kalangan menengah
pedesaan yang kuat Horikoshi menganggapkeberadaan ulama berkaitan erat dengan
keberaclaan pesantren Artinya tanpa adanya
pesantren ulama tidak mempunyai arti Hal ini
berbecla dengan Dhofier yang berpendapat bahwajustru ulama yang merupakan elemen terpentingdalam suatu lembaga pesantren Ulama
menduduki peran sentral dalam keberadaan
pesantren
Sementara itu berdasarkan penelitiannya di
Jawa Barat Iskandar berpenclapat bahwa sebutan
kiai clan ulama hampir ticlak ada pe bedaannya
Akan tetapi bila diamati lebih mendalam maka
akan didapati suatu perbedaan Dikatakannya
sering kali seorang kiai disebut sebagai ulamatetapi jarang seorang ulama disebut sebagai kiaiIskandar juga menemukan sebutan lain yangsering dipakai untuk menyebut kiai yaitu ajenganAkhirnya Iskandar membuat suatu definisi yangmembeclakan seorang kiai dan ulama Kiai atauajengan adalah para ahli agama yang keilmuanserta pemahamannya mengenai agama Islam
cukup tinggi sudah naik haji serta mempunyaipesantren dengan puluhan ratusan atau tiahkan
ribuan santri sedangkan ulama adalah para ahli
agatna yang tidak mempunyai pesantren baik ituguru agama di sekolah swasta atau negeri
maupun para mu allim atau penghulu clan lainnya
yang dikenal keilmuan clan pengaruhnya dikalangan masyarakat 15
Lihat Noer Gerakan Moderen slam hlm 10 19 15 Lihat Iskandar Para Pengemban Amanah film 24 25
NI
Untuk kepentingan tulisan ini pengertian
ulama adalah para ahli agama Islam baik itu
mempunyai pesantren Inaupun tidak yangmenjadi tokoh panutan lingkungan
masyarakatnya Di sini termasuk juga juru
dakwah atau khalib yang berceramah keliling keberbagai pelosokwilayah Pengertian ulama yangagak luas tersebut berdasarkan hadis Nabi
Muhammad SAW yang mengatakan Al
ulama u waratsatul anbiya yang artinya para
ulama adalah pewaris para nabi
Gelar ulatna dengan sebutan Kiai Haji
K H merupakan identitas yang diberikan olehmasyarakat kepada seseorang yang dianggapberkualitas dan memenuhi syarat atau kriteria
tertentu untuk diberi status ulama meskipun
sebenarnya tidak ada patokan baku atau formal
Ummat memberinya gelar ustadz atau kiai
sebagai penghormatan kepada seseorang ulamayang mengandung makna keikhlasan dankeutamaan Yang Inemberikan status ulamaadalah masyarakat
Secara umum masyarakat Islam
memberikan gelar ulama dengan sebutan Kiai
Haji K H didasarkan pada kriteria sebagai
berikut
a Unsur Kapabilitas
1 Menguasai ilmu agama Islam yangcukup mendalam
2 Mempunyai tingkat kesalehan yangtinggi
3 Mempunyai pondok pesantren majelis
taklim atau lembaga pendidikan yangdisebttt madrasah
4 Mempunyai akhlakul karimah
perilaku yang terpuj i5 Telah melaksanakan ibadah haji ke
Mekkah
b UnsurAkseptabilitas
1 Sering diundang oleh masyarakatuntuk memberikan ceramah pengajian
secara luas
2 Dikenal masyarakat secara luas
3 Diikuti banyak orang santric Unsur Sosial
1 Memimpin kegiatan sosial keagamaan
Lihat Ramlan Mardjoned Kff Hasan Basrr 70 Tah m Fungsi
dan Peranan Ulama dan Peranan A9asjid Jakarta Media
Dakwah 1995 hltn 143
Lihat Rojikin Peranan Ulama dalam Penyelesaian Sengketa
Perdata Suatu Kajian Sosiologi F ukum dengan PendekatanKetahanan Nasional Jakarta Tesis S2 PKN UI 1999 hlm 3536
l
2 Menjadi pengambil keputusan dalam
masalah masalah yang dihadapi olehumat dan masyarakat lingkungannya
Sejarah Singkat Ulama
Sejarah ulama di Indonesia terutama di
pulau Jawa selama abad ke 19 sangat erat
hubungannya dengan munculnya berbagai gejala
sosial politik yang menghiasi kehidupan wilayahkolonial Belanda itu Gejala gejala itu meliputi
berbagai bentuk antara lain mengalirnya
kebangkitan kehidupan agama Islam di kalangan
masyarakat Jawa baik yang tinggal di pedesaanmaupun di perkotaan Berbagai kegiatan
keagamaan meningkat dari waktu ke waktu Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya ketaatan
beribadah salat puasa di kalangan rakyat dan
penguasa pribumi meningkatnya jumlah orangyang pergi haji ke Mekkah menjamurnyapendidikan Islam dengan pendirian beberapa
pondok pesantren clan madrasah untuk mendidik
generasi muda berdirinya cabang cabang tarikatdi berbagai pelosok pedesaan pembangunan
masjid masjid penyelenggaraan pengajian hingga
khotbah secara meluas t8
Berbagai keadaan di atas tidak terlepas dari
faktor yang melingkupinya Dari faktor ekonomipada waktu itu antara lain munculnya lembaga
pajak kerja paksa dan tanarrt paksa Di sisi
politik pada waktu itu Belanda tengah gencar
melaksanakan transformasi politik dart struktur
tradisional rnenjadi struktur politik modern yangsering kali disebut sebagai usaha westernisasisehingga tatanan tradisional yang sudah mapanmenjadi ambruk t9 Di pihak lain kebangkitan
agama Islam berkaitan dengan muncul dan
berkembangnya aliran Wahabisrne 0 dan Pan
Islamisme Kedua model gerakan tersebut
Lebih lanjut keterangan mi antara lain dapat dilihat pada SartonoKartodirdio Pemberantakan Pelanr Bumen 188S Jakarta Pustaka Java1984 him 207 255 Dhofier Yradni 1 esumren hlm 33 34
Kartodirdjo Ibid
Wahabisme semula merupakan gerakan pemurnian ajaran agama Islam
yang dipelopori oieh Muhammad ibn Abdul Wahhab 1703 1787Gerakan ini kemudian berkembang di Jazirah Arab bahkan akhirnyaberhasil mendirikan negara yaitu Arab Saudi 1932 oieh Abdul Aziz ibnAbdurrahman al Fayzal as Saud 1880 1953 Keterangan mengenaipengaruh gerakan wahabisme di Indonesia antara lain dapat dilihat pada
Karel A Steenbrink Beberapu Aspekleiaang Islam di Indonesia AbadKe 19 Jakarta Bulan Bintang 1984 him 33 37 101 1162 Pan Islamisme adalah suatu gerakan pemikiran Islam vang tumbuh clanberkembang pada abad ke 19 Gerakan ini dipelopori oleh Jamaludm AIAfghani 1839 1897 clan Muhammad Abduh 1849 1905 Mereka
berduamenerbitkanmajalahAl rwatal Wnsiyadi Paris 1884 Publikasimi mengguncangkan dunia Islam dan Barat sehingga para penguasa kolonial
di negara negara Islam melarang peredaran majalah itu Untuk mehhatpengaruh Pan Islamisnte di Indonesia antara lain dapat dilihat padalloerierakan Alndern L lrnn Itn 37 113
sedikit banyak telah menclorong kalangan ulamadi Jawa untuk mempelajarinya secara lebih jelas
Dengan pengetahuan yang telah bertambah paraulama dapat memegang kendali dan berperandalam usaha menentang penguasa kolonialBelanda
Ketika di Jawa terjadi huru hara kerusuhan
sosial kekacauan clan pemberontakan rakyat
pada abad ke 19 berbagai laporan Belanda
menyebutkan bahwa pemimpin clan pemuka
gerakan itu adalah kalangan ulama para haj i danguru guru ngaji Bahkan dalam menentangkekuasaan Belanda tersebut para ulama menjalin
kerja sama yang baik dengan kalanganbangsawan Jawa seperti Kiai Mojo dan
Pangeran Diponegoro
Kejadian tersebut tidaklah mengherankan
karena antara ulama dan umat Islam ada ikatan
yang sangat kuat Ulama dalam lingkungankehidupan masyarakat dianggap sebagai figurterpandang Apabila ditarik lebih ke belakangmaka ulama dalam kehiclupan kemasyarakatan
merupakan institusi atau pranata sosial yang telah
ada sebelum penguasa kolonial datang keIndonesia
Perkembangan Islam di Jawa tidak terlepas
dari tersebarnya Islam oleh para pedagang didaerah pesisir utara Jawa yaitu di Sunda Kelapa
Jakarta Cirebon Tegal Pekalongan SemarangJepara Tuban Gresik clan Surabaya 24
Perkembangan Islam itu berkat peranan para wall
yang disebut Wali Songo yakni wall yang
berjurrilah sembilan orang Para wali itu adalahSunan Gresik Maulana Malik Ibrahim Sunan
Ampel Raden Rahmat Sunan Bonang RadenMaulana Makhdum Ibrahim Sunan Drajat
Raden Kosim Syarifuddin Sunan Girl Raden
Paku atau Raden Ainul Yakin Sunan Kudus
Raden Ja far Sadig Sunan Kalijogo Raden
Mas Syahid Sunan Muria Raden Said dan
Sunan Gunung Jati Fatahillah atau SyarifHidayatullah
Membicarakan perkembangan Islam di
Jawa juga berkaitan dengan Kerajaan Demak
kerajaan Islam pertama di Jawa Semula Demak
merupakan salah satu wilayah dalam Kerajaan
Lihat Kartodirdio Penrberontakan lihat juga Husnul Aqib
Sutninto Polaik Islam Hindia Belanda Jakarta LP3ES 1980
him 17 31
21 Lihat Steenbrink Beberapa 4spek tentang Islam hint 20
30
2 Mahmud Yunus Selarah Pendidikan Islam di Indonesia
Jakarta HidakaryaAgung 1984 him 216
Majapahit Sete ii V ajapahit runtuh akibat
perang sauclara 1478 clan pusat kerajaan Hinduitu berpindah ke Keling clan akhirnya ke DahaKediri Demak bangkit berdiri menjadi kerajaan
Islam pertama di Jawa 1481
Raja Sultan pertama Kerajaan Demak
adalah Raden Fatah Dia mernimpin Demak dari
tahun 1481 sampai dengan 1518 Raden Fatah
sendiri adalah salah seorang putra BrawijayaRaja Majapahit Pada waktu mucla Raden Fatah
pernah belajar agama Islam nyantri di AmpelDenta Berkat pelajaran tersebut Raden Fatah
ingin mengembangkan agama Islam secara lebih
luas Berdirinya Kerajaan Demak tidak terlepas
dari keinginan Raden Fatah itu Pada masa
pemerintahannya Kerajaan Demak mendirikan
Bayangkare Islam yang berarti AngkatanPelopor Perbaikan Islam Bayangkare Islam itu
merupakan suatu lembaga penclidikan Islam
formal di Kerajaan Demak Menurut Mahmud
Yunus Bayangkare Islatn adalah lembaga
pencliclikan Islam pertama di Indonesia 21
Dalam memintpin Kerajaan Demak Raden
Fatah dibantu oleh pemimpin tingkat daerah yangdisebut wali penguasa Mereka dipilih dari
oranborang yang All agama clan memiliki akhlakyang baik Wall suatu daerah diberi gelar resmioleh Raden Fatah dengan sebutan Sunan dari
kata sesuhunan yang berarti pemimpinditambah nama claerah kekuasaannya Oleh
karena itu kemudian clikenal nama Sunan Klldus
yang menguasai wilayah Kudus SLman Gresikyang menguasai wilayah Gresik Sunan Bonangyang menguasai wilayah Bonang Sunan GunungJati yang menguasai wilayah Gunung JatiCirebon clan sebagainya Para wali itu dibantu
oleh badal yang mendapat gelar resmi darikerajaan yaitu Kiai Ageng ditambah namadaerahnya Maka kemudian dikenal ada Kiai
Ageng Tarub Kiai Ageng Selo dan yanglainnya 6
Setelah Kerajaan Demak jatuh pusat
kerajaan pindah ke Pajang clan kemudianMataram Pada masa Kcrajaan Mataram inilah
institusi ulama mulai terstruktur secara hierarkis
Ketika menjadi Raja Mataram Sultan Agungmemerintahkan kepada penguasa penguasa
daerah di bawahnya untuk membangun masjid
Di kabupaten kawedanan kecamatan sampai ke
desa desa dibangLm sebuah masjid Masjid di ibu
21 Yunus Ibid
Z Lihat Rojikin Peranan Ulama hlm 0
77
kota kabupaten disebut Masjid Agung yangdikepalai oleh seorang penghulu
Dalam menjalankan tugasnya para
penghulu dibagi ke dalam beberapa tingkatan
Hierarki jabatan penghulu di Jawa dapat
digambarkan sebagai berikut 2s
Tingkat Pusat Penghulu AgengTingkat Kabupaten Penghulu Kepala
Hoofd penghulu Hooge Priester
Penghulu Landraad Khalifah clan
wakilnya adalah Ajung Penghulu AjungKhalifah
Tingkat Kawedanaan Penghulu Naib dan
wakilnya adalah Aj Ling PenghuluTingkat Kecamatan Penghulu Naib
Tingkat Desa Modin Kaum Kayin
Lebe Amil
Selain penghulu sebenarnya ada pihak lain
yang juga dibebani untuk mengurus masalahagama G F Pijper mencatat bahwa di pulau Jawa
ada tiga golongan masyarakat yang mendapattugas mengurus agama Islam Pertama pegawai
tinggi dalam soal agama yang disebut penghuluKedua guru agama swasta yang disebut denganberbagai nama yakni ulama kiai atau guru
Ketiga pegawai agama rendahan di desa yangdisebut dengan berbagai nama yakni lebe amilmodin kaum atau kayin 2
Lebih lanjut Pijper menjelaskan bahwa di
antara ketiga kelompok di atas yang mempunyaikedudukan tinggi adalah guru agama Mereka itu
adalah orang orang yang terpelajar clanberpengalaman dalam soal soal agama Di
kalangan orang yang kuat menjalankan agamaguru agama dianggap mempunyai kedudukanyang lebih tinggi dibandingkan penghulumeskipun di antara penghulu penghulu itu terdapat
orang yang pandai Pada masa dahulu ada
persaingan antara guru agama clan penghulu yangmenjadi pegawai tetapi kemudian persaingan itu
mencair Penyebab utama pisahnya kedua
kelompok tersebut karena guru agama menuduh
dan menyalahkan penghulu yang mau bekerjauntuk pemerintah kafir kolonial so
2 Kata penghulu Sunda pangulu Jawa pengulu Madura
pangoloh Melayu penghulu berasal dari kata hulu yang artinyakepala Semula kata itu menunluk pada orang yang mengepalai
atau orang yang terpennng Kemudian kata penghulu berarti seorangahli dalam coal agama Islam yang diakui dan diangkat oleh yangberwa jib Lihat GF Pijper rer Beberapa Srudi reniang SejarahIslam di Indonesia 1900 1950 Jakarta UI Press 1984 him 67Z Lihat Ibnu Qoyim Ismail Kiai Penghulu Jawa Peranannya diIvIasa Kolonial Jakarta Gema Insani Press 1997 him 67
Pijper Beberapa Studi him 72
Ibid
78
Peran Ulama
Sejarah peran ulama akan bersinggungan
dengan peran penghulu Walaupun di antara
kedua kelompok itu pernah berpisah tetapi
dalam kenyataan tugas clan peran mereka sedikit
banyak akan bersamaan Penghulu adalah
pejabat formal yang mengurusi masalah agamaIslam sementara ulama yang oleh Pijper disebutguru agama swasta mengurusi masalah
keagamaan secara informal Dalam beberapa
hal ulama dan penghulu dapat dipersamakan
karena keduanya mengurusi masalah umat Islam
dan mereka dianggap ahli di bidang keagamaanMenurut Pijper paling tidak ada lima tugas danperan penghulu dalam masyarakat
Pertama mengadili soal soal agama
menurut hukum Islam Dalam hal ini seorangpenghulu bisa disebut gadhi Meskipun ia
hanya mempunyai keahlian sedikit dibandingkan
seorang gadhi penghulu menjabat sebagai ketua
pengadilan agama Kedua seorang penghuluadalah mufti yaitu orang yang memberi
penerangan dan nasihat tentang hukum agamaIslam Dalam masyarakat sering kali timbulpersoalan clan pertanyaan yang menyangkutmasalah agama Untuk membantu mengatasi hal
itu pemerintah kolonial mengangkat penghulu
yang salah satu tugasnya adalah sebagai muftiTugas penghulu ketiga adalah memimpin danmengepalai pegawai masj id Sebagai kepalaseorang penghulu mengatur tugas imam padawaktu salat khatib pada hari Jumat muazin dan
marbot pembantu kebersihan masjid Keempat
penghulu mengurus dan mencatat pernikahan
perceraian dan rujuk menurut hukum agama
Islam Dan kelima seorang penghulu bertugasmengawasi pendidikan agama
Pemerintah Belanda pernah membuat
peraturan untuk mengawasi pendidikan agama
pada tahun 1905 clan 1925 Peraturan tahun 1905
menyebutkan siapa yang akan mengajarkanagama harus mendapatkan izin tertulis dari
pemerintah setempat Untuk itu dibentuklah suatu
panitia dan seorang penghulu adalah salahseorang yang terlibat di dalamnya Padaperaturan tahun 1925 tidak lagi disebutkan
keharusan memperoleh izin tertulis dari
pemerintah Namun yang diperlukan adalahpemberitahuan tertulis dari guru agama yang
Pijper Beberapa Sludi him 72 83
bersangkutan kepada pejabat yang ditentukanPengawasan terhadap pengajaran agama masihterus dilakukan dan penghulu adalah salah satu
petugasnya
Tugas penghulu sebagai pengawas pengajaran
agama tersebut akan berbenturan dengan tugas dan
peran seorang ulama Karena sebagai seorangulama ia berperan untuk menyebarkan agama
Islam Akan tetapi sering kali benturan tersebutdapat diselesaikan dengan baik
Selain berperan sebagai pendidik seorangulama juga berperan sebagai pemimpin
masyarakat secara umum Seperti telah
disinggung di atas dalam sejarah pergerakanmelawan penjajah kolonial ulama berdiri di depan
untuk ikut tnembebaskan rakyat dari belenggu
penjajahan Ketika Indonesia telah merdeka
peran ulama masih tetap penting Dia dapat ikutmendorong berlakunya perubahan yangterencana dan terarah dalam men
transforrnasikan berbagai masalah baik di bidangsosial ekonomi budaya politik pendidikan clan
lain sebagainya
Dalam hal peran politik seorang ulamamantan Ketua MUI K H Hasan Basri
mengatakan Karena ulama hidup di tengahtengah masyarakat maka ulama tetap layakberpolitik praktis yang meliputi tiga hal pertamaterlibat langsung politik praktis kedua
menyuarakan hati nurani masyarakat clan ketiga
menjadi kekuatan moral 33 Memang telah adabeberapa ulama yang berpolitik praktiscontohnya K H Syansuri Badawi ulama asal
Tebuireng Jombang yang kemudian menjadianggota DPR fraksi PPP atau K H AlawyMuhatnmad ulama karismatik asal SampangMadura yang menjadi tokoh PPP dan yanglainnya
Sering kali keterlibatan seorang ulatna hanyakarena ajakan politikus daiam partai politik 4 Parapolitikus ingin memanfaatkan figur utama
karismatik yang mempunyai banyak pengikutSimbol keagatnaan yang melekat pada diri ulamadijadikan alat penarik magnet untuk
mengumpulkan massa sebanyak mungkin sebagai
pendukung partainya Kebanyakan partai politik
Wakhudin Tarmi 7i Taher Jembatan Umat Ulama dan
Umara Bandung Ganesa 1998 hlm 55il Lihat Mardjoned K H Hasan Basri 70 Tahun him
145
4 Walaupun ada juga kalangan ulama sendiri yang berinisiatifuntuk ikut berkiprah dalam dunia politik seperti yangdilakukan oleh beberapa ulama dalam NU yang terlibat aktifdalam politik
di Indonesia lebih inengedepankan figur tokohdaripada program partai dalam katnpanye
pemilihan umum Hal ini mengingat keadaan
masyarakat yang masih bersifat paternalistiksehingga pemanfaatan figur tokoh partai lebih
mttdah clan efektif daripada program kerja partai
Seorang ulama yang biasa manggung di
hadapan masyarakat akan lebih mudah
mengomunikasikan keinginan partai politik Hal
ini karena dia dianggap sebagai tokoh yangbiasanya dianut oleh masyarakat lingkungannya
Seorang tokoh panutan yang telah memilih salahsatu partai politik akan diikuti oleh para pengikut
tokoh tersebut Dengan demikian partai akan
memiliki banyak pemilih
Menurut Tarmizi Taher dalam
kehidupannya seorang ulama mempunyaibeberapa tugas yang mesti dijalankannya Tugastugas tersebut antara lain ss
a Menjadi panutan clan penuntun akhlak
b Meningkatkan metode pendidikan agama
Islam
c Tidak bosan dalam alnanah sebagai pewarisNabi yakni amar al ma ruf nahytt ani al
mankar memerintah berbuat baik dan
mencegah timbulnya suatu yang tidak balkd Tidak bosan dalam mengingatkan masyarakat
yang sering hanyut dan lupa sehingga merekamenyimpang dari ajaran moral dan etika
e Selalu arifdan bijaksana dalam menggunakan
semua jalur clan jenjang komunikasi baikmodern maupun tradisional
Tampak jelas bahwa seorang ulama adalahpemimpin umat yang akan diikuti tindak tandukperilakunya Dia juga dituntut untuk menuntun
umat clan masyarakat sekelilingnya agar terhindar
dari berbagai hal yang tidak baik dalam kehidupanmereka Memang ulama bukanlah pemimpinformal yang diangkat atau Bitentukan olehorganisasi tertentu baik pemerintah maupun
swasta Ulama adalah seorang pemimpininformal Dia menjadi pemimpin agama clan
masyarakat bukan karena diangkat oleh suatu
lembaga formal pemerintah ataupun swasta
tetapi dia diangkat oleh lingkungan masyarakat
sekelilingnya Bahkan dia kadang dianggapsebagai pemimpin oleh masyarakat yang lebihluas lagi di luar masyarakat lingkungannya sendiri
i5 Lihat Wakhudin 7armi i 7aher Jembatan Untat hlm
53 54
79
Dalam perkembangannya ada juga ulama yangdiangkat menducluki jabatan formal seperti
menjadi Ketua MUI Majelis Ulama Indonesia
Sebagai tokoh pemimpin seorang ulatnasemestinya melnpunyai berbagai keunggulan clan
kelebihan Menurut Ruslan Abdulgani
keunggulan pemimpin dalam dilihat dari beberapa
hal berikut ini
a Kelebihan dalam menggunakan pikiran clan
rasio yakni mempunyai kelebihan
pengetahuan tentang hakikat tujuanorganisasi yang dipimpinnya pengetahuan
tentang apa yang menclasari organisasi yang
dipimpinnya itu clan pengetahuan tentangcara cara untuk memutar roda organisasi
secara lebih efisien
b Kelebihan dalam rohaniah yakni mempunyai
kelebihan dalam sifat sifat kewajiban yangtnemancarkan keluhuran budi pekerti
ketinggian moralitas dan kesaclaran watak
c Kelebihan dalam badaniah yakni mempunyai
kesehatan baclan yang memungkinkan diamemberikan contoh contoh dalarn prestasi
kerja sehari hari
Ketiga Lmggulan kelebihan tersebut akan
semakin mantap dalam diri seorang pemimpinbila dia mempunyai kemampuan Kemampuan
itu sendiri merupakan salah satu unsur
kematangan berkaitan dengan pengetahuan clan
keterampilan yang diperoleh dari pendidikanlatihan dan pengalaman Kemampuan memimpin
meliputi beberapa unsur antara lain 37
a Mengetahui biclang tugasnyab Peka clan tanggap terhadap lingkungannyac Melakukan hubungan yang baik antarmanusia
human relations
d Melakukan hubungan kerja atau komunikasi
yang balk di dalam maupun luar organisasie Mampu mengambil keputusan secara cepat
dan tepat
f Mampu mengadakan hubungan masyarakat
Dengan demikian sebenarnya esensi dari
kepetnimpinan adalah tneliputi keunggulan
keunggulan sebagai berikut ini 38
Lihat Arifin Abdulrachman Teort Pengembangan dan
Filosofr Kepemimpinan Kerju Jakarta Bharata 1971 hlm
zz
Lihat Soewarno IIandayaningrat Ilmu Admrnistradi dan
hlanajemen Jakarta Gunung Agung 1987 him 65Lihat Rolikin Pcranan Mama him 43 44
80
a Kematnpuan menggunakan pengetahuan
dalam rangka memenuhi tugas tugasnya
b Kemampuan mengadakan komunikasi timbal
balik dengan yang dipimpinnyac Kemampuan mengambil keputusan dengan
obvektifterhadap permasalahan yang timbuld Kemampuan memberikan motivasi terhadap
utnat dalam rangka tnencapai tujuan yangdiinginkannya
Keempat kematnpuan pemimpin itu akan
dilihat sebagai dasar penilaian terhadapketokohan ulama Seorang ulama yangmempunyai pengetahuan yang luas diharapkandapat berkiprah dengan baik dalam masyarakat
Kemampuan in akan semakin menguat dengan
adanya kemampuan seorang ulama untukberkomunikasi dengan baik dengan masyarakat
yang dipimpinnya Komunikasi ini akanmembantu penyampaian pengetahuan yang baikkepada masyarakat dan diterima dengan baik
pula
Dua kemampuan itu akan semakin
memperkuat posisi tawar seorang ulama bila diamampu mengambil keputusan secara cepat
tepat tanggap obyektif efektif dan efisien Suatukeputusan yang keliru dari seorang pemimpinakan rnenyebabkan rusaknya masyarakat yang
dipimpin Oleh karena itu ketokohan ulama juga
diperkuat oleh cara dia mengambil suatu
keputusan Ada satu kemampuan lagi yang ikutmemperkuat ketokohan seorang ulama yaitukemampuan dia untuk memberikan motivasi
kepada masyarakatnya Memang memberikanmotivasi ini sering kali berhubungan dengankemampuan kedua yakni berkomunikasi dengan
masyarakatnya
Ulama pada Masa Reformasi
Dalam masyarakat Indonesia ulama
dianggap sebagai panutan Maka mungkin adabenarnya kalau ada yang mengatakan bahwaulalna yang dapat berperan sesuai dengan ajaranIslatn akan dapat mengarahkan ntasyarakatnya
menuju kehidupan yang balk Memang hal ituberkaitan dengan kemampuan ulama
sebagaimana clijelaskan sebelumnya
Peranan ulama dalam masyarakat cukupberagam Kedudukan sosial ekonomi clan politik
seorang ulama yang baik akan semakinmenambah peran mereka dalam membina
masyarakat lingkungannya Memang awalnya
eksistensi ulama dikenal di dunia ponclok
pesantren madrasah majelis taklim masjid
maupun musala sebagai pendidik clan pengajar
agama Islam Namun peran mereka kemudian
berkembang ke berbagai bidang kehiclupanmasyarakat
Dengan meluasnya kiprah ulama di berbagai
bidang kehidupan masyarakat maka mereka bisaclikatakan berperan ganda Mereka menjadi
tempat curahan hati umatnya yang memerlukanbantuan berupa nasihat apa saja yangmenyangkut masalah pribadi keluarga maupun
masyarakat
Masalah pribadi yang disampaikan kepadaulama itu misalnya minta doa agar usahanya
lancar ingin sukses dalam pemilihan pemimpin
setempat Kepala Desa anggota DPRD maupun
Bupati Walikota ingin sukses dalam pendidikan
yang ditempuhnya atau ingin agar tanaman disawah terhinclar dari hama clan bencana Mereka
datang kepada seorang ulama clan menceritakanapa yang dikehendakinya Kemudian merekameminta nasihat clan jalan keluar yang mestimereka kerjakan Dan tidak lupa mereka
meminta doa dari sang ulama itu agar apa yangmereka harapkan dapat terwujud
Masalah lain yang disampaikan kepadaulama adalah hal hal yang bersifat gaib sepertiapabila ada orang yang dianggap ticlak warasdisebabkan gangguan jin maka kiai itu diminta
untuk mengusir jin itu clan mengobati sangpenderita Ada lagi masyarakat yang
menganggap bahwa kiai juga bisa
menyernbuhkan penyakit yang ticlak jelas asalusulnya Seorang penderita penyakit yang suclahdiusahakan berobat ke dokter tetapi tidak juga
sembuh maka dia akan dibawa kepada seorangkiai Cara pengobatan biasanya dilakukan dengan
memberikan air putih yang sudah diberi doa olehkiai Seorang kiai yang melakukan eara sepertiitu tidak mau disebut sebagai dukun Memangada anggapan dari sebagian masyarakat bahwa
praktik perclukunan dibantu melalui cara setan
yakni perantara penyembuhan penyakit adalah
setan Sementara yang dilakukan oleh kiai adalahpenyembuhan dengan melalui doa kepada Allah
Doa yang digunakan oleh kiai diyakini sebagaidoa doa yang diajarkan oleh AI Qur an
Selain itu ada peran lain dari ulama yanglebih formal Majelis Ulama Indonesia MUI
adalah salah satu tempat peran formal ulama
dalam masyarakat baik secara vertikal maupun
horizontal Setidaknya ada tiga hal yang menjadi
kegiatan ulama melalui MUI yaitu penyiar
agama pemberi nasihat kepada pemerintah clan
sebagai jembatan antara penguasa dan umatmasyarakat
Pada masa reformasi yang mengedepankanketerbukaan dan kebebasan maka hubungan
agama Islam dan negara juga mengalami
perubahan Para ulama yang pada masa OrdeBaru mungkin hanya sebagai penonton dalam
clunia politik kemudian turun ke gelanggang untukikut main dalam perpolitikan nasional Dalam
kaitannya kiprah ulama dalam dunia politik ini
maka mereka dapat digolongkan menjacli tiga
kelompok Pertama mereka yang berpendapatbahwa kehidupan keagamaan clan
kemasyarakatan tidak dapat dipisahkan Islam
tidak mengenal pemisahan itu Oleh karena itu
menurut mereka keterlibatan ulama dalam
masalah politik sehari hari adalah suatu
keharusan Kelompok ulama inilah yangkemudian berperang langsung dalam kehiclupanpolitik praktis Mereka misalnya mendirikan
partai politik clan ikut kampanye untuk
memenangkan partai mereka
Ulama kelompok ini berusaha meraih
kekuasaan politik formal Ada yang terlibat dalamkepengurusan partai politik Mereka kemudian
ikut berkompetisi untuk masuk ke Dewan
Perwakilan Rakyat DPR maupun Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Ada juga
yang ikut memperebutkan jabatan BupatiWalikota bahkan Presiden Misalnya K H
Abdurahman Wahid yang mendirikan PartaiKebangkitan Bangsa PKB dan pernah menjadi
Presiden Indonesia
Kelebihan kelompok ini adalah dapat
menunjukkan bahwa antara agama clan politik
ticlak perlu dipisahkan Keduanya dapat disatukan
oleh ulama yang berpolitik praktis Denganperannya ini diharapkan ulama dapat memberikan
warna yang baik bagi kehidupan politik dan dapatmengubah citra politik yang sering kalidiidentikkan dengan kotor Akan tetapi
kelemahannya adalah mereka sering kali dicurigaioleh pihak lain yang berbecla aliran politiknyaAkibatnya peran mereka sebagai ulama menjadi
tidak aktif lagi terhadap pihak di luarkelompoknya
Kedua mereka yang berpendapat bahwakehidupan keagamaan dan kemasyarakatan
termasuk politik ticlak dapat dipisahkan Hanya
saja mereka merasa tidak perlu melibatkan diridalam politik praktis Kelornpok ulama ini
81
walaupun peduli pada masalah politik dan
kenegaraan tetapi tidak mau berperan sebagai
pendukung salah satu partai politik secaraterbuka Dalam pemilu kelompok ulama ini ikut
memilih salah satu kontestan pemilu tetapi mereka
tidak ikut kampanye ttntuk kepentingan
pemenangan partai itu
Dengan demikian peran ulama kelompok
kedua ini hanyalah mendorong berlangsungnyakehidupan politik secara baik tetapi tidak mau
ambil resiko dengan terlibat secara langsungdalam dunia politik praktis Mereka ingin menjaga
cara berpolitik secara luhur Mereka
beranggapan Islam hanya tnemberikan prinsipprinsip kehidupan politik Paling tidak ada tigaprinsip etis yang digariskan yaitu prinsip keadilanal adl prinsip kesamaan al musawah dan
prinsip musyawarah as syura 39 Namunmereka tidak mau berperan aktif untuk
bereksperimen dalam dunia politik nyata
Alasannya mereka tidak man terlibat dalam
konflik yang merugikan persatuan umat IslamKetiga mereka yang tidak mau tahu dengan
urusan kehidupan politik Mereka merasa
kehidupan berpolitik bukan urusan ulama
Kelompok ini membatasi kiprahnya hanya dalam
masalah moral keagamaan Mereka sengaja
menghindari kehidupan politik karena hal itu
dianggap terlalu dunia
Penutup
Tentu tidak mudah menentukan mana yangterbaik di antara tiga kelompok ulama tersebut
Masing masing mempunyai kelebihan dankekurangannya tersendiri Selanjutnya
merevitalisasi peran politik ulama Hal itu tidak
mudah Apabila seorang ulama memilih danmemihak suatu kelompok politik tertentu maka
dia sulit untuk berperan dalam kelompok lain
Sebaliknya ulama yang a politis tidak dapatdiharapkan dapat berperan dengan baik dalam
dunia politik Oleh karena itu sebaiknya ulama
memainkan peran politik yang lebih luhurketimbang sedekar politik praktis sehinggamereka dapat lebih membimbing umat dalatnberkehidupan politik secara santun dan Islami
Dengan demikian mereka jadi rahmatan lil
alamin
Lihat antara lain Bahtiar Effendy Teologi Baru PolitikIslam hlm 151
82
Daftar Pustaka
Abdulrachman Arifin 1971 Teori Pengembangan
dan Filosofi Kepemimpinan Kerja Jakarta
Bharata
Badudu J S dan Sutan Muhammad Zain 1994 Kamus
Umum Bahasa Indonesia Jakarta Pustaka
Sinar Harapan
Binder Leonard 1960 The Islamic Tradition and
Politics The Kijaji and The Alim Dalam
Comparative Studies in Society and HistoryVol 2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1988
Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta Balai
Pustaka
Dhofier Zamakhsyari Dhofier 1982 Tradisi
Pesantren Studi tentang Pandangan HidupKyai Jakarta LP3ES
Effendy Bahtiar 2001 Teologi Baru Politik IslamPertautan Agama Negara dan Demokrasi
Yogyakarta Galang PressGeertz Clifford 1960 The Javanese Kijaji The
Changing Roles ofACultural Broker DalamComparative Studies in Society and HistoryVol 2
Geertz Clifford 1989 Abangan Santri Priyavi dalam
Masyarakat Jawa Terjemahan Jakarta
Pustaka Jaya
Handayaningrat Soewarno 1987 IlmuAdministradi
dan Manajemen Jakarta Gunung AgungHorikoshi Hiroko 1987 Kyai don Perubahan Sosial
Jakarta P3M
Iskandar Mohammad Iskandar 2001 Para
Pengemban Arnanah Pergulatan Pemikiran
Kiai dan Ulama di Jawa Barat 1900 1950
Yogyakarta Matabangsa
Ismail lbnu Qoyim 1997 Kiai Penghulu Jawa
Peranannya di Masa Kolonial Jakarta Gema
Insani Press
Kartodirdjo Sartono 1984 Pemberontakan Petani
Banten 1888 Jakarta Pustaka Jaya
Makka A Makmur dan Dhurorudin Mashad 1997
ICMI Dinamika Politik Islam di Indonesia
Jakarta Pustaka Cidesindo
Mardjoned Ramlan KH 1995 Hasan Basri 70 Tahun
Fungsi dan Peranan Ulama dan Peranan
Masjid Jakarta Media Dakwah
Noer Deliar 1980 Gerakan Moderen Islam di
Indonesia 1900 1942 Jakarta LNES
Pijper G F 1984 Beberapa Studi tentang SejarahIslam di Indonesia 1900 1950 Terjemahan
Jakarta UI Press
Poerwadarminta W J S 1976 Kamus Umum Bahasa
Indonesia Jakarta Balai Pustaka
Rojikin 1999 Peranan Ulama Dalam Penyelesaian
Sengketa Perdata Suatu Kajian Sosiologi
Hukum dengan Pendekatan Ketahanan
Nasional Jakarta Tesis S2 PKN UI
Steenbrink Karel A 1984 Beberapa Aspek tentangIslam di IndonesiaAbad Ke 19 Jakarta Bulan
B intangSteenbrink Karel A 1986 Pesantren A4adrasah
Sekolah Pendidikan dalam Kuria Moderen
Jakarta LP3ES
Suminto Husnul Aqib 1980 Politik Islam Hindia
Belanda Jakarta LP3ES
Thaba Abdul Azis 1996 Islam dan Negara dalainPolitik Orde Baru Jakarta Gema Insani Press
Wakhudin 1998 Tarmi i Taher Jembatan Umat
Ulama dan Umara Bandung GanesaYunus Mahmud 1984 Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia Jakarta Hidakarya Agung
83
Nasionalisme Demokratisasi dan
Sentimen Primordialisme di Indonesia
Problematika Identitas Keetnisan
Versus Keindonesiaan
Studi Kasus Aceh Papua Bali dan Riau
Oleh
Firman Noorl
Abstract
This research explores theoretically the reasons behind the emergence ofprimordial sentiment in Indonesiain the era of democratization The research indicates six factors that determine this phenomenon namely thecontinuation of incorrect interpretation about the true meaning of Indonesia the existence offormalisticunderstanding on the role ofreligion in the state economical disparity political injustice and state dominationin interpreting national symbols In this regards the research finds that mismanage in governing people and therepressive tendency ofprevious government as the trigger of the emergence ofprimordial sentiment in reformasiera
Fenomena nasionalisme di Indonesia dengan
segenap problematikanya saat in merupakansebuah bahan kajian yang menarik untuk ditelitisecara mendalam Salah satu aspek yang cukuppenting adalah menyangkut hubungan antaranasionalisme dengan fenomena kebangkitan
sentimen primordial di era dernokratisasi Karena
tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kembali
kepada nilai nilai primordial dirasakan makin
tumbuh dan menguat setelah reformasi
berlangsung Berbagai fenomena yang terjadi dihampir berbagai wi iayah baik di Aceh Papua
Timor Timur dan berbagai daerah lainnya
termasuk Riau Manado hingga Bali
memperlihatkan bagaimana nilai nilai partikular
dan identitas primordial serta nilai nilai lokal
makin memuncak dengan segenap ekspresinyabaik dalam bentuk sentimen etnis maupun
keagamaan
Fenomena ini patut diperhatikan sebab
eksistensi nasionalisme sebagai sumber semangat
Resume penelitian ini merupakan ringkasan dari laporan penelitian
yang dikerjakan oleh Tim Peneliti yang terdiri dari MochtarPabottingi Muridan S Widjojo Syafuan Rozi Irine Hiraswari
Gayatri dan Firman Noor
untuk mempersatukan keragaman masyarakat
dan seluruh teritorial bangsa dapat goyah ketika
sentimen primordial baik dalam ekspresi
keetnisan maupun keagamaan menguat dan
menunjukkan ekspresi perlawanannya
Selain itu nasionalisme sebagai sebuah
cita cita dan kesepakatan kolektif yang bersifatimajiner tentang masa depan yang lahir darirefleksi atas masa lalu dan masa kini tnemangperlu dikelola dirawat dan diperbaharui agar
tetap relevan pada setiap zaman Bagi negarabangsa seperti Indonesia yang dernikian besar danmultikultural kebutuhan akan pengelolaan
perawatan dan pembaharuan terus menerus atas
imaji nasionalisme itu jelas menjadi pentingadanya Dalam konteks Indonesia hal ini berarti
mempertahankan sebuah falsafah dasar mengenai
kemauan untuk rela bersatu atas dasar
dialektika sejarah dan kesamaan visi serta
kepentingan masa depan di mana semangat
kemanusiaan menjadi landasannya Secara lebih
spesifik dalam makna keindonesiaan hal itu
dikaitkan dengan nilai nilai persamaan
keadilan dan demokrasi yang didampingkandengan nilai nilai ketuhanan dan persatuan
87
Persoalannya bukan hanya karena
pertumbuhan ide tentang nasionalisme itu padamulanya memang cenderung bersifat elitistmelainkan juga karena dasar dasar bagi
nasionalitas itu sendiri relatif longgar terutama
karena dia harus dikonfirmasikan dengan segenapunsur unsur bangsa yang berbeda secara etnikagama daerah dan ideologis Sementara
persoalan kesejarahan dan faktor faktor kekinian
meski di satu sisi turut membentuk di sisi lain
berpotensi pula mengaburkan makna
nasionalisme itu sendiri
Terkait dengan fenomena kebangkitan gejala
primordialisme dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara di era demokratisasi saat ini tanpa
mengecilkan arti faktor eksternal penelitian ini
akan terfokus pada persoalan hubungan antara
pertumbuhan demokratisasi dan nasionalisme
serta berkembangnya semangat primordialisme
di Indonesia saat ini Secara lebih spesifik
penelitian ini berupaya menjawab dua persoalan
yakni pertama melihat hubungan antara
nasionalisme dengan demokratisasi dan
kebangkitan sentimen primordial di Indonesia saat
ini Dalam hal ini akan dikaji secara teoritis pola
hubungan antara ketiganya terutama keterkaitan
antara nasionalisme dan demokratisasi
demokratisasi dan kebangkitan primordial dan
persoalan pengelolaan negara d engan keutuhan
bangsa di mana kesemuanya akan dikaitkan
dengan kondisi nasion atau keindonesiaan saat
mi Kedua mengidentifikasi dan menganalisis
faktor faktor yang memunculkan selnangat untukmenonjolkan identitas primordial baik dalam
konteks etnis maupun agama dalam alamdetnokrasi saat ini
Antara Demokratisasi dan Kebangkitan
Sentimen Primordial
Dalam konteks Indonesia penguatansentimen primordial yang kernudian memicusentimen kedaerahan dan kesadaran politik baru
di era demokratisasi telah dimulai bahkan tak
2 Smita G Sabhlok Nationalism and Ethnicity and the NationState in South Asia in Nationalism and Ethic Politics Vol 8 No3 Autumn 2002 him 27 Sejarah bangsa ini memperlihatkan bahwarasa berbangsa tumbuh setelah terbentuknya negara Sehingga
perasaan kebangsaan sejatinya merupakan suatu hal yang dimulaidan disokong oleh negara dan elit bangsa untuk ditularkan keseluruh penjuru nusantara Sesungguhnya hal ini tnerupakan
fenomena yang wajar di berbagai negara dunia ketiga atau negarabekas jajahan di mana gerakan nasionalisme itu tumbuh sejalandengan proyek pcmunculan negara negara barn
88
lama setelah Indonesia memasuki era reformasi
Dalam format keetnisan sentimen primordial
tercermin mulai dari upaya memasukan nilai nilai
primordial ke dalarn peraturan daerah
memisahkan wilayah administrasi pernerintahan
keinginan rnendapatkan otonomi khusus sampai
dengan inunculnya gerakan separatis Sementara
dalam konteks keagamaan sentimen
primordialisme terefleksikan misalnya dari
beragam upaya untuk memasukkan nilai nilai
keagamaan dalarn proses pembuatan kebijakan
termasuk menggejalanya Perda Syariah di
beberapa daerah maupun upaya menjadi sebuah
kota identik dengan agama tertentu
Dengan tumbuhnya gejala gejala tersebut
fenomena kebangkitan sentimen primordialisme
telah menjadi warna tersendiri di era
demokratisasi Terkait dengan hal itu Baladas
Ghosal menyatakan bahwa demokratisasi di
Indonesia tampak seperti fenomena terbukanya
kotak Pandora Ghosal mengatakan the removal
of the lid on politics has opened up a Pandorabox fomented ethnic and religious conflicts and
even encouraged separatism thereby creatingpolitical and economi uncertainties Namun
demikian situasi ini bukanlah khas Indonesia
mengingat situasi sejenis menggejala pula di
banyak negara terutama pada negara negara
multi etnis Dalam studi mengenai kebangkitan
primordial di negara negara pecahan Uni Soviet
Kumar Rupesinghe sampai pada sebuah
kesimpulan bahwa demokratisasi merupakan
sebuah paradoks di mana di satu sisi memberikan
peluang bagi terlaksananya hak hak politikrakyat namun di sisi lain turut memicu kesadaran
primordial baik dalam bentuk kebangkitan etnis
maupun fundamentalisme agama Perkembangan
yang ada tersebut seolah sejalan dengan prediksibeberapa pemerhati dan ahli politik termasuk
Mark Juergensmeyers Karen Armstrong dan
Samuel Huntington yang mengindikasikanbahwa fenomena kebangkitan primordial baik
Baladas Ghosal Democratic Transition and Political
Development in Post Soeharto Indonesia dalam Contemporary
Southeast Asia 26 no 3 2004 him 506
Kumar Rupesinghe Governance and Conflict Resolusion in
Multi Ethnic Societies dalam Kumar Rupesinghe and Valery ATishkov Ethntcttyy and Power in Contemporary Morld TokyoUnited Nations University Press 1996 him 235 Karen Amstrong The Battele For God New York Alfred Knopf2000
Mark Juergensmeyer The New Cold Mar Rehgroits Nationalism
Confronts the Secular State Berkeley University of CaliforniaPress 1993
Samuel P Huntington Clash of Civilization ForeignAffairs
Vol 72 No 3 Summer 1993
dalam wajah keetnisan maupun keagamaan
merupakan hal yang tidak terelakan dewasa iniDalam konteks transisi menuju demokrasi
secara teoritis terdapat beberapa sudut pandang
yang menjelaskan fenomena bangkitnya identitasprimordial Pada umurnnya kebangkitan
sentimen primordial dilihat sebagai gejala yangterkait dengan persoalan tidak terakomodirnya
keterwakilan kepentingan kelompok masyarakat
tertentu baik dalam bidang ekonomi politiksosial maupun budaya Di sisi lain fenomena ini
juga dipicu oleh menguatnya rasa ketidakpastian
akibat perubahan rezim yang berkuasaSementara itu faktor global isasi juga tidak dapat
diabaikan Perannya relatif paradoks sebagai
komponen yang memberikan kesadaran baru akanmakna keadilan diskriminasi clan
kekhasan hingga sebagaimana yang diyakinioleh Rankin dan Goonawerdena yaitu turut
bertanggung jawab atas meluasnya kesenjanganekonomi dan praktik diskrirninasi politik dan
budaya
Dengan demikian dapat dikatakan di sini
bahwa terdapat variabel antara di antara
hubungan demokratisasi dan kebangkitan
sentimen primordial di mana demokratisasi
sejatinya merupakan pemicu yang mengondisikan
terjadinya penguatan sentimen primordial yang
sebelumnya telah dimatangkan oleh persoalan
kesenjangan ekonomi ketidaksiapan
mengantisipasi perubahan institusonal yangberjalan cepat clan dampak dari represi politik
dari rezim sebelumnya
Faktor Faktor Penyebab
Beberapa fenomena tersebut sejatinya
menunjukkan adanya sebuah tantangan internal
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
Penelitian ini melihat beberapa faktor penyebab
yang menjadi penting untuk dipahami Hal initidak saja menjadi bagian dari upaya penyelesaian
persoalan namun juga menjadi sebuah pijakan
awal bagi pembangunan sebuah sistem
kebangsaan clan pemerintahan di kemudian hari
Pembahasan di atas memperlihatkan bahwa
kemunculan semangat primordial dalam konteks
keindonesiaan pasca Soeharto merupakan
fenomena yang disebabkan oleh banyak faktorDengan kata lain tidak ada satu faktor yang dapatmenjawab situasi itu secara memuaskan
Faktor faktor tersebut adalah pertarna
masih berlangsungnya interpretasi yang kurangtepat akan hakikat keindonesiaan Bab III
penelitian ini menjelaskan bahwa kesalahan
memahami makna keindonesiaan yang bercirikanantara lain pluralisme demokrasi clan karakter
republikan vang seharusnya menjadi sendi
pemerintahan Indonesia pada gilirannya tidak
saja memicu kegagalan bangsa dalam
mempertahankan makna kebangsaannya
sebagaimana yang diisyaratkan oleh para pendiribangsa namun juga dalam konteks yang lebihkonkret yaitu menyebabkan salah urusan
pemerintahan berlarut larut Berbagai eksperimen
penyelenggaraan negara dan pemerintahan
diinspirasikan oleh penafsiran yang subjektif dankeliru mengenai hakikat republik
Tampaknya penafsi ran subjektif dan keliru
atas hakikat republik inilah yang kemudianmelatarbelakangi munculnya berbagai kebijakan
distortif negara dan pemerintahan di berbagai
bidang pada era Soekarno clan Soeharto sertasebagian relatif masih berlanjut pada era pasca
Soeharto dewasa ini Cara pandang parapenyelenggara negara clan pemerintahan yang
cenderung sentralistik mind set penyeragaman
bagi bangsa yang amat beragam serta
pendangkalan ide persatuan menjadi sekadar
kesatuan teritori melalui konsep NKRIadalah sebagian realitas salah urusan negara yang
berdampak pada tetap termarj inalisasinya daerahclan rakyat dalam proyek keindonesiaan
Kedua hadirnya formalisasi agama yangterekspresikan dalam bentuk aktivitas clan
pemikiran religius yang tidak diarahkan padapenguatan keindonesiaan Sebagaimana yangdijelaskan pada Bab V meski faktor keagamaan
adalah elemen bagi keindonesiaan namun upaya
beberapa kalangan dewasa ini untuk menjadikan
agama sebagai payung yang membawahi
keindonesiaan kerap memicu perbenturan balkdalam tingkat konsep maupun gerakanAkibatnya situasi ini justr u menjadi
kontraproduktif bagi proyek keindonesiaan yangmenyaratkan pluralisme dan toleransi Masih
maraknya aksi clan pemikiran keagamaan yang
berkarakter formalistik dan keras saat ini yang
melingkupi hampir seluruh agama yang ada dihldonesia pada dasarnya menunjukkan masih
kuatnya kesadaran beragama secara formalistik
di tanah air
89
Ketiga hadirnya sebuah negara yangmemonopoli simbol simbol kebangsaan atas
nama kesatuan geografis modernitas clan
industrialisasi Hal ini di satu sisi memangmerupakan salah satu konsekuensi dari perilaku
negara dalam mempertahankan entitas negara
bangsa namun manakala cara penguatannya
menafikan egaliterianisme clan penghormatan
terhadap beragam elemen etnis pendukungbangun kebangsaan hasilnya justru adalah
kondisi menyesakkan bagi sebagian kelompok
primordial Kondisi seperti inilah seperti yangtergambarkan pada Bab IV yang justru memicuproblematika bagi eksistensi negara bangsa itu
sendiri Keempat berlangsungnya disparitas dan
ketidakadilan ekonomi Kesenjangan ekonomi in
menjadi landasan pembenaran bagi kelompok
primordial tertentu yang terus mengalami prosespemiskinan kepada upaya mencari kembali
kearifan lokal dalam menghadapi himpitan
kehidupan Upaya ini kerap kali justrumemperkuat identitas primodial yang bersifateksklusif dan lokal yang pada gilirannya kerapberhadapan dengan eksistensi kebangsaan yanglebih besar
Kelima perubahan institusional
pemerintahan Perubahan institusional yangberimplikasi pada berubahnya tatanan sosial
konstelasi kekuasaan dan pola distribusi
kesejahteraan memicu kekhawatiran sekaligus
pelatang bagi kelompok kelompok primordialKekhawatirkan itu muncul terutama terkait
dengan potensi berubahnya status kedudukan
kelompok primordial tertentu Dalam konteks
inilah kebangkitan sentimen primordial hadir
sebagai upaya rnempertahankan kedudukan
politik status sosial dan juga ekonomi yang mulaiterancam Sementara dalam konteks terciptanya
peluang terutama terkait dengan relaksasi
pemerintahan pusat Dalam hal inilah perubahan
institusional memberikan peluang bagibangkitnya sebuah kesadaran primordial sebagai
respon makin terbukanya kesempatan nilai nilai
primordial dalam memengaruhi kebijakan di
daerah
Keenam ketimpangan keterwakilan politik
dan budaya Ketidakproporsionalan politik dan
budaya turut memainkan peran penting dalammenciptakan sebuah frustasi politik pengabaian
keterwakilan budaya dan secara konkret
memperlambat perbaikan kehidupan Hal hal
inilah yang kemudian memicu munculnyafragmentasi politik atas dasar primordial yang
all
kemudian biasanya d1sUSUl dengan tumbuhnya
kesadaran primordial kelompok yang mengalamimarginalisasi Dalam kondisi itulah
demokratisasi yang kemudian terjadi di Indonesiamerupakan jembatan yang memberikan peluangbagi banyak pihak terutama komunitas
primordial untuk memahami kembali hakikat
keberadaan mereka sebagai sebuah komunitas
yang khas sekaligus mendefinisikan kembalikedudukan mereka dalam entitas keindonesiaan
Dari pembahasan di atas penelitian ini
secara umum menemukan bahwa faktor faktor
penyebab itu membentang dari mulai persoalankognitif intepretatif baik dalam konteks
memaknai hakikat kebangsaan dan keagamaan
persoalan struktural ekonomi perubahan
kelembagaan peran negara hingga pada
persoalan keterwakilan politik clan budaya
Namun demikian beberapa faktor yang telahdiangkat oleh penelitian ini merupakan temuan
teoritis yang patut untuk diuj i dan dikembangkanpada penelitian lapangan di tahun tahun
berikutnya
Beberapa Keeenderungan
Meskipun faktor faktor tersebut dalam
batas batas tertentu masih melekat kuat namun
sebagaimana yang dijelaskan dalam Bab IIpenelitian ini melihat adanya potensi bagi bangsa
untuk mempertahankan itu dari dua
kecenderungan yang dapat teramati darifenomena kebangkitan sentimen primordial di
beberapa daerah
Kecenderungan pertama adalah faktabahwa ekspresi kebangkitan primordial terjadi
lebih sebagai upaya pemulihan keterwakilan
ketimbang upaya serius melepaskan diri dariNKRI Hingga saat ini dapat dikatakan hanya
Aceh clan Papua saja yang terlihat serius memilikitujuan konkret yang jelas yakni kemerdekaanUpaya disintegrasi yang dilakukan oleh kelompokseparatis di kedua wilayah itu tidak saja sekadar
wacana namun telah sampai pada detail konkret
implementasinya Sementara di daerah lain meski
telah masuk dalam wilayah yang lebih kuat darisekadar pemulihan keterwakilan kebangkitan
sentimen primordial dapat dikatakan belum
mengarah ke arah merdeka secara serius Baik di
Riau Bali maupun Minahasa hal itu masih
bersifat wacana dan dalam praktiknya tidak
mendapat dukungan yang meluas Di samping ituketiadaan sebuah kelompok elit clan organisasi
IFyang solid menyebabkan wacana yangdikembangkan termasuk dalam konteks RMS
bersifat terbatas Dalam perkembangannya
wacana merdeka terutama di Riau dan Minahasa
lebih ditafsirkan sebagai kemerdekaan dari
kemiskinan kebodohan atau pun diskriminasi
agama
Kecenderungan kedtta adalah bahwa
ekspresi kebangkitan sentimen primordial itu
secara umum masih disalurkan dengan cara cara
legal formal atau masih dalam batas aturan main
bernegara ketimbang melalui jalur jalurinkonstitusional clan kekerasan Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian penggiat
kebangkitan sentimen primordial itu masih
mengakui institusi politik clan eksistensi
pemerintah yang sah Dalam beberapa kasuskebangkitan primordial yang muncul di erademokratisasi praktis hanyaAceh clan Papua saja
yang relatif inenggunakan cara cara
inkonstitusional clan kekerasan di mana kasus
penggunaan cara cara kekerasan di Aceh terlihat
lebih kolosal dengan skala pembunuhan yanglebih luas Ketidakpercayaan terhadap sistemyang ada baik karena praktik politik masalampau yang bersifat opresif maupun tawaranideologi dan kepentingan yang dipandang sulituntuk disalurkan pada sistem yang adarnenyebabkan kelompok kelompok primordial hal
ini lebih memilih jalurjalur ekstra parlementer
bahkan bersenjata
Sementara itu di sisi lain pilihan bersenjata
tampaknya bukan sebuah pilihan yang masuk akalbagi penggerak kemerdekaan di Riau Maluku
atau pun Minahasa mengingat sangat rendahnya
kemampuan kelompok ini untuk memobilisir
massa apalagi menciptakan kelompok bersenjata
Sebaliknya para penggerak Ajeg Bali meyakinibahwa cara cara damai melalui perubahan
bertahap clan masuk ke dalam sistem merupakanpilihan yang terbaik bagi mereka Dengankesadaran pragmatis masyarakat Bali bahwa
kehidupannya ditentukan oleh pariwisata yangmenyaratkan kedamaian keamanan clan
ketertiban maka pilihan untuk menggunakan
cara cara kekerasan akan sulit mendapat
dukungan yang meluasDi sisi lain dalam konteks bangkitnya
sentimen keagamaan dapat dilihat bahwa ekpresi
primordial itu diwujudkan dalam bentuk Perda
setelah melalui sebuah proses yang legalkonstitusional Cara cara parlementariat menjadi
ajang diejawantahkannya sentimen primordial itu
beriringan dengan kebutuhan praktis daerah
tersebut untuk membersihkan wilayahnya dari
kemaksiatan clan penurunan nilai nilai moral
Meski dalam konteks keagamaan ini juga terlihat
langkah langkah radikal clan kecenderungan
kekerasan dalam mengupayakan kepentingannya
namun hal itu tidak menutupi kenyataan yanglebih besar di mana sikap menahan dirimengutamakan dialog clan menggunakan jalurjalur legal lebih meluas digunakan oleh umat
Islam dalam memperjuangkan kepentingannya
Dengan melihat kecenderungan model
pengekspresian kebangkitan primordial di atas
dapat disimpulkan bahwa cara cara institusional
masih dominan digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan Hal ini memperlihatkan duakemwngkinan yakni di satu sisi kemampuan
untuk melakukan perlawanan clan separatisme
dalarn makna yang komprehensif atas namaprimordialisme masih demikian rendah Di sisi
lain juga adanya oleh kenyataan bahwa upaya
melakukan sebuah perubahan secara radikal tidak
mendapat dukungan penuh dari rakyat setempat
Dalam situasi seperti ini maka fenomena
kebangkitan primordial yang ada di Indonesiadapat dikatakan masih dalam situasi yang wajarsebagai sebuah aspek dinamis dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara Kenyataan ini
menunjukkan bahwa fondasi kebangsaan
Indonesia tidak seutuhnya lemah Di samping itukondisi ini juga menunjukkan bahwa kebijakan
pemerintah pusat yang bersifat diskriminatifsebagai pemicu gerakan separatis mulai tereduksi
dalam konteks politik saat ini
Penutup
Meskipun kecenderungan di atas
memperlihatkan sebuah optimisme namun hal ini
tidak berarti bahwa Indonesia telah sampai pada
tahap aman dalam konteks mempertahankaneksistensi kebangsaannya Karena kebangsaan itu
sejatinya tidak saja merupakan sebuah produk
zaman yang perlu terns dibina keabsahannya disetiap masa namun juga karena beberapa potensidisintegrasi yang dapat menyebabkan runtuhnyabangsa tidak seutuhnya hilang Oleh karena ituperlu dikembangkan sebuah upaya institusional
dan upaya kultural dalam bentuk kesadaran untuk
menjawab situasi tersebut di era reformasi ini
Penelitian ini menawarkan beberapa
alternatif penyelesaian terkait dengan masih
adanya peluang bagi tegaknya keindonesiaan di
91
era ketika kebangkitan primordial deras
terasakan Meskipun disadari bukan inerupakan
sebuah tawaran yang final namun penelitian inimelihat bahwa penyelesaian yang ditawarkanmerupakan bentuk minimal yang harus adamanakala upaya mempertahankan keindonesiaan
dalam semangat keragaman primordial ingin
dirajut Penelitian ini menyodorkan model
deliberative democracy sebagai salah satujawaban Salah satu keunggulan dart demokrasi
deliberatif adalah bahwa konsep demokrasi inimenempatkan masyarakat benar benar sebagai
subjek bagi pemerintahannya sendiri Oleh karena
itu balk masyarakat dan pemerintah memiliki hak
untuk mengemukakan pandangan pandangan
yang mendasari pilihan politik secara utuh clan
di sisi lain memiliki hak untuk didengar oleh
pemerintah dan kelompok lain
Situasi ini pada gilirannya akan
mengembangkan sebuah budaya politik yangmengedepankan dialog atau musyawarah meskitidak berarti harus mencapai mufakat
Sebagaimana yang dikatakan oleh Gutmann clanThompson bahwa target minimal dari
pengembangan demokrasi deliberatif adalah
hadirnya semangat kebersamaan dengan semua
elemen yang ada berada dalam sebuah komunitaspolitik yang sama schingga dapat memahamiaspirasi dan alasan di balik pilihan pilihan politik
kelompok lain Hingga mungkin saja sebuah
perbedaan pandangan yang mengkristal saat inidapat lebih melunak dan terakomodir di kemudian
hari mengingat elemen elemen yang turut dalamproses pembuatan kebijakan dapat memahami
hakikat pemikiran kelompok lainnya
Dalam konteks Indonesia saat ini demokrasi
deliberatifberpotensi membuka dialog dan salingpengertian antara elemen elemen anak bangsa dan
juga antara masyarakat dan pernerintah Kondisi
ini pada gilirannya secara normatif tidak saja
dapat menutupi rasa teralienasi dan berbeda
antara satu kelompok etnis dengan kelompok etnis
lainnya namun juga akan mendorong seluruhelemen bangsa untuk dapat lebih bekerja sama
Di samping itu situasi ini akan turut menopangupaya pembentukan pemerintahan yang
transparan dan peduli terhadap kepentingan daneksistensi seluruh elemen bangsa Hingga pada
akhirnya kebijakan yang dirasakan diskriminatif
Amy Gutmann dan Dennis Thompson Whig DeliberativeDemocracy New Jersey Princeton University Press 2004 hlm3 7
92
dan tidaic selrsitifdapat sent akin dihindari Dalam
situasi politik seperti inilah maka kehidupan
demokrasi yang diliputi oleh semangatpenghargaan terhadap seluruh elemen bangsatermasuk kelompok minoritas dalam wadah
keindonesiaan diharapkan dapat tumbuh dart
berkembang serta menjadi jembatan emas bagiperbaikan kelhidupan masyarakat
Di sisi lain penelitian ini melihat bahwa
makna kebangsaan yang genuine merupakansyarat mutlak yang harus dibangun manakalabangsa ini menginginkan keberadaannya terus
berlangsung Secara spesifik hat ini berartimengembalikan tatanan kebangsaan pada
semangat persatuan yang dilandasi ketulusanuntuk hidup bersama dalam keragaman danpemulihan model pemerintahan yang bersifatdemokratis dan non sentralistis Salah satunya
adalah terkait dengan peranan dan kemampuan
negara dan atau pemerintah dalam
merasionalisasikan ide tentang nasionalisme Halini menjadi kebutuhan yang begitu penting untukmempertahankan komitmen kolektif atas
Republik selain keperluan akan pengelolaan
perawatan dan pembaharuan terus menerus
atasnya Masalahnya pemerintah yang berkuasadi negeri ini cenderung melestarikan salah urusatas negara ketimbang mengondisikan
penyelenggaraan negara yang memungkinkannasionalistne clan semangat keindonesiaan
terkelola sebagai aset clan kekuatan kolektifdalam
menghadapi persaingan global
Sementara itu terkait dengan masalah
keagamaan dalam keindonesiaan penelitian ini
menawarkan upaya membangun gerakan
spiritualitas multikultural dan penciptaan ruangpublik yang adil bagi seluruh kelompok agamaUntuk itu diperlukan itikad baik dart seluruh
golongan agama untuk membina dialog danmembangun jembatan pengertian untuk mencari
titik temu Secara konkret hat itu dapat berarti
saling bertoleransi yang termanifestasikan baikdalam bentuk kebijakan publik materi
pendidikan ekspresi seni dan jurnalisme
multikultural Dalam hat ini tidak dapat
dipinggirkan peran seniman guru jurnalis di
samping kaum rohaniwan dan aktivis LSMuntuk mengangkat tema tema perdamaian
toleransi serta pluralisme dalam wadah
kebangsaan agar elemen keagamaan dapat
memainkan peran sebagai salah satu soko guru
penguat keindonesiaan
Terlepas dari sebuah usulan hipotetik di atas
satu hal yang tampaknya patut dikedepankanadalah bahwa makna keindonesiaan saat ini di
masa datang adalah keindonesiaan yangmenghargai nilai nilai kemanusiaan Hal ini
berarti segenap aspek aspek yang dibutuhkan olehmanusia Indonesia sebagai warga negara haruslah
terpenuhi termasuk kebutuhan untuk
mempertahankan kekhasan yang positif dankondusif bagi tegaknya rasa kebersamaan dalam
naungan keindonesiaan Dengan ini maka
sentimen primordialisme diharapkan dapat
berjalan koeksisten dengan keindonesiaan
sehingga mampu mempertahankan denyut
pluralisme sebagai nadi bagi kebangsaan
Daftar Pustaka
Sabhlok Smita G 2002 Nationalism and Ethnicityand the Nation State in South Asia In
Nationalism and Ethic Politics Vol 8 No
3 Autumn
Ghosal Baladas 2004 Democratic Transition and
Political Development in Post Soeharto
Indonesia Contemporary Southeast Asia 26No 3
Gutmann Amy dan Dennis Thompson 2004 WhyDeliberative Democracy New JerseyPrinceton University Press
Rupesinghe Kumar 1996 Governance and
Conflict Resolusion in Multi Ethnic
Societies Dalam Kumar Rupesinghe and
Valery A Tishkov Ethnicity and Power inContemporary World Tokyo United NationsUniversity Press
Horowitz Donald L 1994 Democracy in DividedSocieties Dalam Larry Diamond dan MarcF Plattner Nastionalism Ethnic Conflict and
Democracy Maryland The Johns HopkinsUniversity Press
Amstrong Karen 2000 The Battele For God NewYork Alfred Knopf
Juergensmeyer Mark 1993 The New Cold War
Religious Nationalism Confronts the Secular
State Berkeley University of CaliforniaPress
Huntington Samuel P 1993 Clash of Civilization
Foreign Affairs Vol 72 No 3 Summer
93
Peran Elit Lokal dalarn Reintegrasi
Gerakan Aceh Merdeka GAM
Pasca MoU Helsinki
Oleh
M Hamdan Basyar
Abstract
Reintegration is not an easy task There are economics politics social and psychological problems from excombatants when they have to reintegrate with its societies Due to the complexities of reintegration problemsit needs comprehensive continued and synergy cooperation among them From field research there are someconditions that need to be addressed in order to create a good reintegration program Firsth it needs to create
conditions that could build integrative behaviour from some groups towards implementation of Helsinki MoUSecondly it needs to build democracy infrastructure at local level as instrument of transfunction conflictThirdly it needs central government consistency towards integration implementation with economic basis throughsome programs that could transform conflict from armed conflict into political struggle Fourthly it needs tostrengthen the infrastructure ofreintegration implementer institution and also to prepare transfer ofresponsibilitiesfrom central to local government Fifthly all of stakeholders in Aceh need to be endorsed to actively participatein the reintegration program in order to create a permanent conflict resolution Sixthly the reintegration programneed to be built continously not only limited to compensation find In this sense the program do not act ascharity but as for strengthening the economic of ex combatants and other conflict vitims The program washoped to overcome poverty and can be implemented continously Therefore it would need an independentcontroller institution in order to have an appropriate reintegration program
Latar Belakang Masalah
Di wilayah Aceh konflik telah terjadi sejak
lama Pada tahun 1953 Teungku Daud Beureueh
memproklamirkan gerakan Darul Islam Tentara
Islam Indonesia DI TII Munculnya gerakan itu
akibat adanya kebijakan Pemerintah Pusat
Jakarta yang ingin melebur Provinsi Aceh kedalam Provinsi Sumatera Utara Penggabungan
dua provinsi ini membawa konsekuensi
dihapusnya hak istimewa bagi masyarakat Aceh
untuk menjalankan syariat Islam dalam kehidupan
masyarakat dan pemerintahan Konflik ini
akhirnya dapat reda dengan diberikannya status
istimewa bagi Aceh dengan otonomi luas dalam
bidang agama adat dan pendidikan pada tahun1959
Tim Peneliti adalah M Hamdan Basyar Koordinator dengan
para anggotaAsvi Warwan Adam R Siti Luhro Moch Nurhasim
dan Wawan Ichwanuddin
Konflik Aceh muncul kembali pada akhir
1976 ketika Hasan Tiro rnetnproklamirkan
kemerdekaan Aceh 4 Desember 1976 Mereka
menganggap Pemerintah Jakarta tidak adil dalammengeksploitasi kekayaan alam Aceh Hasil
tambang minyak dan gas yang cukup besar itutidak memberikan kesejahteraan bagi sebagian
besar rakyat Aceh Memang pemerintah OrdeBaru yang mengejar pertumbuhan ekonomi itulebih mementingkan kue besar tanpa melihat
aspek keadilan dan kurang memperhatikan aspekkeberlanjutan Akibatnya eksploitasi sumber
daya alam yang terjadi secara besar besaran itukurang Inemperhatikan kepentingan masyarakatlokal
Sebagian masyarakat Aceh menentangketidakadilan itu dengan mengibarkan bendera
Gerakan Aceh Merdeka GAM Jakarta
menganggap GAM sebagai sebuah gerakanseparatis yang hendak memisahkan diri dariwilayah RI Gerakan itu berusaha ditumpas
95
dengan berbagai cara seperti pemberlakukan
Operasi Jaring Merah OJM yang menjadikansebagian wilayah Aceh sebagai Daerah Operasi
Militer DOM Meskipun demikian perlawanan
GAM tidak pernah sepenuhnya berhasil
ditumpas
Setelah Pemerintahan Orde Baru tumbangmasalah konflik Aceh berusaha diselesaikan
dengan berbagai cara Pada masa Presiden
Abdurrahman Wahid clan Presiden Megawati ada
momentum penting untuk perdamaian AcehPertama pada Mei 2000 ketika Pemerintah RI
clan GAM menandatangani Kesepahaman
Bersama Jeda Kemanusiaan Tujuan Jeda
Kemanusiaan ini adalah untuk mengurangi
kekerasan di Aceh menyalurkan bantuan
kemanusiaan clan sekaligus meningkatkan
kepercayaan masyarakat clan dunia internasional
kepada RI clan GAM Untuk kepentingan
tersebut dibentuklah Tim Pemantau dari kedua
belah pihak Namun suasana Jeda Kemanusiaan
yang difasilitasi oleh HDC itu tidak berlangsunglama Kedua pada Desember 2002 Pemerintah
RI clan GAM kembali membuat kesepakatan yangbiasa disebut Cessation ofHostility AgreementCoHA Dalam CoHA disebutkan pembentukan
Tim Pemantau dari negara negara ASEAN yang
tergabung dalam Joint Security Committee JSCDi samping itu disepakati juga zona damaiNamun lagi lagi CoHA juga tidak berumur
panjang Kantor JSC di Aceh Tengah dihancurkanoleh pihak yang tidak bertanggung jawabAkibatnya tentara RI bentrok kembali dengan
GAM
Kegagalan CoHA telah mengubah kebijakan
yang diambil oleh Pemerintah RI dari pendekatandialogis menjadi represif Jakarta kemudian
menerapkan keadaan darurat militer di Aceh Mei
2003 Mei 2004 clan dilanjutkan dengan
pemberlakuan darurat sipil Mei 2004 Mei
2005
Berbagai bentuk penyelesaian tersebut tidak
berhasil karena kurang adanya kesetaraan diantara pihak pihak yang bertikai Selain itumediator kurang berfungsi sebagaimanamestinya Sikap netral clan proaktif dibutuhkanbagi mediator agar para pihak yang bertikairnemberikan kepercayaan penuh Pada masa
Pemerintahan Orde Baru tidak ada kesetaraan
antara pihak yang bertikai Dengan sikap sepertiitu maka dialog tidak pernah ada Pada masaAbdurahman Wahid para pihak sudah
diperlakukan setara tetapi mediator kurang
we
dapat netral clan proaktif sehingga perundingan
tidak berjalan dengan mulus Pemerintahan
Megawati pada awalnya mengadakan semacam
dialog tetapi kemudian melakukan kebijakanrepresif dengan penerapan darurat militer yangkenyataannya tidak dapat menyelesaikan masalah
konfiikAceh
Pemerintahan Susilo Bambang YudoyonoSBY menerapkan kebijakan yang berbeda
Mereka melakukan dialog dengan posisi yangsetara dengan dibantu mediator yang cukup
netral clan proaktif Hasilnya adalah
Momerandum of Understanding MoU HelsinkiMoU tersebut telah mengantarkan adanya proses
perdamaian di Aceh Kelompok GAM mau
berdamai dengan pemerintah Indonesia Selama
30 tahun GAM melakukan pemberontakan untuk
memisahkan diri dari pemerintah Indonesia
Banyak korban berjatuhan akibat pemberontakan
ini baik di kalangan Tentara Nasional Indonesia
TNI GAM maupun rakyat sipil Sulit
mendapatkan data yang akurat tentang jumlahkorban tersebut karena pihak pillak yang terkaitberkepentingan untuk melebihkan atau
mengurangi jumlah korban jiwa Kesulitan juga
dijumpai untuk menemukan data yang lengkapmengenai kerugian material seperti rumah
dibakar atau dirusak harta dijarah perusakan
ladang atau kebun dan lain sebagainyaAceh menderita adalah ucapan yang
pantas dikemukakan selama masa konflik
tersebut Kemudian pada tanggal 26 Desember
2004 gempa bwni clan tsunami melanda Aceh
Peristiwa itu telah menambah penderitaan
masyarakatAceh Ratusan ribu orang men inggal
dunia Kerugian material tidak dapat dihitunglagi Peristiwa tersebut telah menimbulkan
keprihatian bersama Sukarelawan dari berbagai
daerah berdatangan untuk membantu Aceh
Masyarakat dunia juga berusaha meringankan
penderitaan Aceh sehingga bantuan kemanusiaan
berdatangan dari seluruh penjuru dunia
Hikmah dari peristiwa tsunami adalah
adanya kebersamaan untuk membantu clan
menyelesaikan masalah Aceh Pemerintah
Indonesia clan GAM juga tampaknya menyadari
perlu ada suasana damai untuk melakukan
rehabilitasi clan rekonstruksi Aceh pascatsunami
Mereka kemudian mengadakan perundingan yangdimediasi oleh mantan Presiden Finlandia Martti
Ahtisaari Hasilnya adalah ditandatanganinya
Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik
Indonesia clan Gerakan Aceh Merdeka yang
secara umum clikenal sebagai MoU Helsinki pada
15 Agustus 2005
MoU Helsinki mengatur berbagai
kesepakatan Pada poin pertartta diatur tentangpenyelenggaraan pemerintahan di Aceh Hal ini
menyangkut pembuatan undang undang
Pemerintahan Aceh partisipasi politik yang didalamnyaterclapat klausul pendirian partai politik
lokal Aceh masalah ekonomi yang antara lainmenyebutkan Aceh berhak menguasai 70 hasil
dari semua cadangan hidrokarbon clan sumber
daya alam lainnya dan pengaturan perundangundangan Dalam poin kedzta disebutkan hak
asasi manusia yang di dalatnnya menerangkanpembentukan pengadilan HAM dan Komisi
Kebenaran clan Rekonsiliasi KKR
Poin ketiga MoU tersebut mengatur
pemberian amnesti clan upaya reintegrasi mantan
anggota GAM dan tahanan politik ke dalam
masyarakat Upaya reintegrasi ini merupakan
bagian integral dari penyelesaian konflik yang
menyeluruh di samping proses disarrrtarnentpelucutan senjata clan denaobili ation
penarikan pasukan
Proses reintegrasi membutuhkan kontribusi
timbal balik dari pihak yang diintegrasikan dandari pihak yang hendak dituju oleh prosestersebut Mantan anggota GAM sebagai subjek
yang diintegrasikan perlu didorong untuk mampumengambil kesempatan kesempatan di bidangpendidikan ekonomi politik sosial dan
sebagainya sedangkan masyarakat luas didoronguntuk membangun sikap sikap tertentu sehinggasepenuhnya dapat menerima mantan anggota
GAM dan para tahanan politik lainnya kembalimenjadi bagian dari mereka
Mengingat proses yang ticlak mudah makapada tanggal 11 Maret 2006 dibentuk Badan
Reintegrasi Aceh BRA yang kemudian berubahnama menjadi Badan Reintegrasi Damai Aceh
BRDA BRA mengemban misi antara lain
mengakomodasi perencanaan clan pelaksanaan
antarlembaga pemerintah dan non pemerintah
baik domestik maupun asing untuk melaksanakanprogram pemberdayaan ekonomi dalam rangka
reintegrasi di Aceh sesuai dengan MoU Helsinki
melaksanakan program dan kegiatan yangberkaitan dengan reintegrasi Aceh menuju
perdamaian yang berkelanjutan di Acehmengakomodasi dan memantau pelaksanaan
Dalam MoU Helsinki ticlak digunakan istilah disarmament
melainkan decommissioning
pemberdayaan di i abupaten kota kota agar
realisasi program sejalan dengan upaya
pemenuhan kesepakatan MoU memonitor clan
mengevaluasi pelaksanaan program clan kegiatan
yang telah disepakati dan mengompilasi clanmendistribusikan laporan atas realisasi program
yang dilakukan oleh masing masing lembagapelaksana kepada institusi terkait Jelas misi yangdiemban BRA sangat kompleks dan pastinyaticlak
muclah Apalagi dalam beberapa bulan pertama
sejak pembentukamlya BRA sudah dihadapkan
pada persoalan persoalan serius mulai dari
keterlambatan pencairan dana keticlakakuratan
data hingga keluarnya perwakilan GAM clan
NGOs Non Governrnent Organi ations dari
BRA pada Juni 2006
Akan tetapi berkaca dari transformasi
konflik dari kekerasan ke jalan damai di berbagai
negara lain keberhasilan proses reintegrasi
sebenarnya ticlak hanya ditentukan oleh sebuah
lembaga koordinasi semacam BRA Salah satu
faktor penting lain yang turut menentukankeberhasilan proses reintegrasi adalah adanya
keterlibatan dan dukungan dari stakeholder di
semua level tak terkecuali di tingkat lokal
terhadap proses tersebut Oleh karena itu selainmerumuskan struktur clan mekanisme kerja
lembaga yang mengoordinir proses reintegrasimaka upaya untuk mendorong peran aktif
stakeholder lokal dalam mereintegrasi mantan
anggota GAM politik menjadi kebutuhan yangtak terhindarkan Keterlibatan peran elit lokal ini
khususnya pemerintah daerah dan pihak GAM
mutlak diperlukan Inpres Nomor 15 Tahun 2005
secara eksplisit memberikan tanggung jawab yangbesar kepada Pemerintah Provinsi dalam
mengimplementasikan isi MoU antara lain untuk
merencanakan dan melaksanakan reintegrasi clan
pemberclayaan setiap orang yang terlibat dalamGAM ke dalam masyarakat mulai dari
penerimaan pembekalan pemulangan ke
kampung halaman clan penyiapan pekerjaanDi sisi lain MoU Helsinki pada dasarnya
adalah kesepakatan antara Pemerirxtah RI dengan
GAM sehingga implementasi pun juga ikutclitentukan oleh peran GAM pasca MoU Peran
GAM dalam proses reintegrasi ini menjadi
penting untuk diperhatikan terutama denganmasuknya kalangan GAM ke dalam pemerintahan
lokal pascapilkada langsung pada Desember 2006lalu Kemenangan tersebut telah membuka jalan
bagi kalangan GAM yang sebelumnya bukanhanya berada di luar tnelainkan juga berhadapan
97
den an pemerintaii untuk terlibat langsung dalamproses kebijakan pub Ilk di Aceh
Seperti telah diketahui dalam pilkada
langsung yang lalu bahwa calon kepala daerahdari kalangan GAM berhasil meraih kemenangan
di beberapa daerah Selain jabatan Gubernur
Aceh yang diraih oleh pasangan Irwandi Jusufclan Muhammad Nazar GAM juga berhasil
menempatkan orang orangnya sebagai orang
nomor satu di beberapa daerah yaitu di Kota
Sabang pasangan Munawarliza Zein clan
Islamuddin Kabupaten Pidie Mirza Ismail dan
Nazir Adma Kabupaten Aceh Jaya Azhar
Abdurrahman dan Zamzami A Rani Kabupaten
Aceh Timur Muslim Hasballah clan Nasrudin
Abu Bakar Kabupaten Aceh Utara Ilyas A
Hamid clan Syarifuddin clan Kota Lhokseumawe
Munir Usman clan T Suadi Yahya
Temuan Lapangan
Proses integrasi politik di Aceh dilakukan
melalui perundingan antara RI GAM di Helsinki
dalam lima putaran Proses tersebut mengandungtujuan menghentikan konflik secara permanen
menghentikan perang clan mengembalikan
sebagian besar kelompok GAM yang
memberontok sebagai Warga Negara Republik
Indonesia Untuk itu MoU Helsinki adalah pintu
awal bagi integrasi politik di Aceh Disebut proses
awal karena integrasi sendiri memerlukan waktu
yang cukup panjang clan lama apalagi tujuanakhirnya adalah membentuk masyarakat baru
Aceh
Untuk mencapai tujuan tersebut Pemerintah
RI yang didukung oleh berbagai lembagainternasional Aceh Monitoring Mission AMMselaku pihak yang mengawasi telah melakukan
tahap tahap decomissioning clan disarmamentsebagai langkah awal agar tidak lagi terjadi
perang clan tindak kekerasan di Aceh Setelahproses ini dilakukan pihak Pemerintah RI
membentuk badan pelaksana reintegrasi yangdisebut sebagai Badan Reintegrasi Aceh BRA
pada April 2006 Namun kehadiran lembaga
tersebut justru menimbulkan masalah karena
unsur unsur yang mewakili pihak GAM RIintelektual clan NGO sepertinya tidak memiliki
kesamaan visi misi clan tujuan Perbedaan
kepentingan di antara unsur GAM TNI
menyebabkan lembaga ini hanya seumur jagung
5c lah wakil GAiy1 intelektual clan
sebagian dari NGO mengundurkan diri
Penerintah RI mengeluarkan Keputusan Presiden
Nomor 15 2005 tentang pembentukan berbagai
lembaga yang bertuivan untuk melaksanakanbutir butir perundingan Helsinki yang telahdisepakati Keppres tersebut berisi tentanginstruksi agar Gubernnr Provinsi NAD
merencanakan clan melaksanakan reintegrasi dan
pemberdayaan setiap orang yang terlibat dalamGAM ke dalam masyarakat mulai dari
penerimaan pembekalan pemulangan ke
kampung halaman clan penyiapan pekerjaanAtas dasar Inpres tersebut pemerintah daerah
membuat beberapa langkah untuk rnenyiapkan
infrastruktur implementasi Langkah langkah
tersebut adalah
a Pada 28 Nopember 2005 dibentuk Tim
Sosialisasi Nota Kesepahaman Damai
antara Pemerintah RI dengan GAM di
Helsinki SK Guubernur Prov NAD No 330
255 2005
b Padal 24 Desember 2005 dibentuk Forum
Bersama Pendukung Perdamaian Aceh SKGubernur Prov NAD No 330 406 2005
c Pada 11 Februari 2006 dibentuk Badan
Reintegrasi Mantan Anggota GAM ke
Dalam Masyarakat SK Gubernur Prov
NAD No 330 032 2006
d Pada 13 April 2006 dibentuk Badan
Reintegrasi Damai Aceh SK Gubernur
NAD No 330 106 2006 terdiri atas
Forum Bersama Pendukung PerdamaianAceh Badan Pelaksana Reintegrasi Damai
Aceh clan Badan Pengawas ReintegrasiDamai Aceh
Badan badan tersebut diberi tugas untuk
mewujudkan hal itu sebagaimana disebut di atas
Tim Sosialisasi MoU Helsinki Tim ini
mensosialisasikan butir butir MoU dengan cara
melakukan pertemuan dengan pihak GAM
Demikian pula dengan Forum Bersama
Pendukung Perdamaian yang cakupannya terdiriatas tokoh tokoh perwakilan dari RI GAM dan
tokoh masyarakat Namun kesan yang munculkedua badan ini masih tampak didominasi oleh
birokrasi Walaupun demikian mereka beberapa
kali berhasil melakukan upacara peusejuk untuk
menyambut kehadiran GAM yang kembali lagilagi pendekatan budaya semacam ini masih
kurang maksimal
BRDA ini kemudian menetapkan empat 4
program yang merupakan lingkup kegiatan yangakan mereka wujudkan sebagai berikut
1 BidangEkonomi
a Memberi kemudahan ekonomi
b Memberi kesempatan kerja
c Alokasi lahan pertanian dan
sebagainya
2 Bidang Politik Hukum Keamanan dan HAMa Melanjutkan sosialisasi MoU
b Mendorong penyusunan RUU PAc Mendorong Pilkada 2006 tepat waktud Mendorong pendirian partai lokale Mendorong pembentukan Komisi
Kebenaran dan Rekonsiliasi KKR
f Mendorong Pembentukan KomisiBersama Penyelesaian Klaim
g Memberi dukungan kepadaAMM
h Mendorong rehabilitasi PNS yangterlibat GAM
i Mendorong mantan GAM menjadi TNIPOLRI
j Mendorong pemulihankewarganegaraan
k Mendorong pembentukan PengadilanHAM di NAD
3 Bidang Sosial dan Kesejahteraan Rakyata Memberi jaminan sosial yang layakb Merehab harta publik personal yang
rusak
c Mernberi bantuan pendidikan
d Memberi bantuan kesehatan
e Melanjutkan bantuan jadupf Melanjutkan bantuan diyat
g Mendorong kegiatan tradisional ke arahislah
4 Bidang Data clan Monev Monitoring danEvaluasi
a Mengumpulkan clan mengolah data
b Monitoring dan Evaluasi implementasiprogram Reintegrasi
BRDA merancang program reintegrasimelalui Jangka Pendek Menengah clan PanjangDiestimasikan bahwa pada 2009 program
reintegrasi ini akan selesai Sementara dari skema
pelaksanaannya reintegrasi mencakup tigakegiatan yaitu pengembalian hak kemudahan
ekonomi clan dana reintegrasi Target atau
sasarannya adalah mantan pasukan GAM GAM
nonmantan pasukan Tapol yang mendapatamnesti clan masyarakat korban konflik
meninggal dunia hilang ahli waris dari korban
yang meninggal niang rumah yang dibakarhancur harta yang rusak hancur hilangmengungsi cacat hilang anggota tubuh sakitmental sakit fisik dan hilang mata pencaharianpokok Pengembalian hak meliputi empat hal
yaitu politik ekonomi sosial clan partisipasi
Sementara kemudahan ekonomi meliputi tanah
pertanian yang pantas jaminan sosial danpekerjaan
Pelaksana dari program program yang telahdirancang tersebut adalah dinas dinas pemerintahdaerah baik di tingkat provinsi maupun
kabupaten Dilihat dari strukturnya Pemerintah
Pusat adalah pengarah dalam hal ini adalah
Menko Polhukam dan Menko Kesra Mendagri
Menkominfo MenHukum HAM Mensos
Menkeu dan Ka Bappenas Sementara Gubernur
menjabat sebagai ketua dan selanjutnya untuk
bidang bidang operasional dari BRDA adalahdinas dinas hingga ke tingkat kabupaten
Sebagaimana telah disebut dalam cakupan
program BRDA di atas bahwa untuk bidangpolitik hukum keamanan dan HAM merupakan
cakupan yang mendasar bagi upaya untukmendorong reintegrasi secara politik
Persoalannya apakah butir butir yangdirencanakan terirnplementasi secara maksimal
dan dapat dipandang efektif untuk
mengembalikan GAM ke dalam RI Dari program
reintegrasi di bidang politik dapat dianalisisbahwa program program integrasi bidang politikclan pengembalian hak relatif sulit dilakukan
ketimbang program program yang bersifatkompensasi ekonomi Tabel di bawah ini
sekurang kurangnya menggambarkan tingkatkesulitan implementasi integrasi bidang politikseperti pada Tabel 1
Ada kesan bahwa sosialisasi MoU masih
kurang dilakukan sehingga muncul persepsi lainSebagian mantan Tentara Neugara Aceh TNA
masih rnenganggap bahwaAceh melangsungkanpemerintahannya sendiri self government Halini juga tampak ketika salah seorang anggota KPAyang diwawancarai di Aceh Utara menyebutkantentang pemerintahan tersebut Padahal untukkeberhasilan integrasi politik clan pencapaian
tujuan integrasi itu sendiri sosialisasi menjadi
salah satu kuncinya Pada masa masa awal
implementasi MoU Helsinki adanyaAMM Aceh
Monitoring Mission selain berfungsi sebagai
pemantauan di dalamnya juga terdapat forumforum konsultasi antara RI GAM dalam bentuk
CoHA yang sebagian besar unsurnya juga
Tabel 1 Program Integrasi Politik dan Implementasinya
Program Implementasi Problematik
Melanjutkan sosialisasi MoU Sosialisasi MoU Helsinki masih Survei yang dilakukan oleh Bank Dunia 2005 menjelaskandilakukan secara parsial bahwa hampir sebagian besar mantan kombatan GAM
kurang memahami langkah langkah kompensasi politikclan ekonomi
Mendorong penyusunan RUU Sudah dilakukan Munculnya kekecewaan tertentu dari pihak GAM atas
PA sejumlah pasal dalam UU No 11 2006 yang dipandangtidak se alan dengan butir butir MoU Helsinki
Mendorong Pilkada 2006 tepat Masih dalam proses Pilkada telah dilakukan tepat waktu 11 Desember 2006
waktu namun di beberapa lokasi seperti di Aceh Tengah Aceh
Barat clan Banda Aceh menimbulkan ketidakpuasan
karena sebaglan besar pemilih tidak terdaftar Fenomena
Pilkada 2006 di Aceh menimbulkan kekecewaan politik
dan potensi rivalitas politik antara calon independen
den an partai partai politik
Mendorong pendirian partai Belum dilakukan Upaya untuk mengalihkan GAM sebagai sebuah kekuatan
lokal ideologis belum sepenuhnya berhasil dilakukan Komite
Peralihan Aceh KPA yang semula dianggap sebagaitranformasi GAM tampakn a masih belum maksimal
Mendorong pembentukan Belum dilakukan Dengan dihapusnya UU tentang KKR oleh MahkamahKomisi Kebenaran clan Konstitusi institusi KKR di Aceh tidak akan bekerja
Rekonsiliasi KKR maksimal untuk mendorong rekonsiliasi apalagi KKR diAceh tidak menganut asas retroaktif
Mendorong Pembentukan Belum dilakukan Potensial tidak mungkin dapat diwujudkan karena UU KKR
Komisi Bersama Penyelesaian dicabut oleh Mahkamah Konstitusi
Klaim
Memberi dukungan kepada Sudah dilakukan AMM secara fungsional berhasil menjadi katalisator bagi
AMM kedua belah pihak yang bertikai Pascabubarnya AMMdikhawatirkan tidak ada lembaga yang dapat dipercayaoleh kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketa
yang terjadiMendorong rehabilitasi PNS Sudah dilakukan termasuk Masalah di lapangan yang terjadi berkaitan dengan tingkatyang terlibat GAM pemberian amnesti terhadap pendidikan mantan GAM yang rata rata di bawah SLTA
2 100 mantan anggota GAM
Mendorong mantan GAM Belum dilakukan akan Masalah di lapangan yang terjadi berkaitan dengan tingkatmenjadi TNI POLRI terganjal oleh aturan teknis pendidikan mantan GAM yang rata rata di bawah SLTA
untuk menjadi anggota TNI
POLRI karena sebagian besar
mantan anggota GAM relatif
tidak berpendidikan
Mendorong pemulihan Sudah dilakukan Dilakukan melalui penertiban KTP Merah Putih yangkewarganegaraan berlaku pada Operasi Terpadu dengan KTP yang sifatnya
nasional
Mendorong pembententukan Belum dilakukan Masih belum dapat diwujudkan
Pengadilan HAM di NAD
melibatkan masyarakat dalam rangka sosialisasi
damai clan integrasi
Setelah AMM bubar secara resmi pada
Desember 2006 dibentuklah Forum Koordinasi
clan Komunikasi Damai Aceh FKK Aceh di
bawah Menkopolkam sebagai penggantinya
Namun sebagaimana dijelaskan oleh Ketua FKK
bahwa fungsi sosialisasi FKK ini masih sangat
terbatas sehingga belum dapat menjangkau
masyarakat secara luas Dampaknya ada
persepsi lain bahwa perundingan di Helsinki
masih dipandang sebagai jalan bagi referendumclan kemerdekaan di Aceh Tentu saja hal ini
terjadi di beberapa wi layah pedalaman gamponggampong karena proses sosialisasi yang salah
2 Wawancara dengan Ketua FKK di Banda Aceh 30 Juni 2007
11
Kesan lain pada bidang politik yang palingpenting dan mendasar untuk instrumen integrasipolitik adalah partai lokal Salah satu tujuan dari
integrasi politik GAM adalah bagaimana
mentransformasi GAM sebagai kekuatan
kombatan bersenjata menjadi kekuatan politik
Untuk menjadi kekuatan politik kekuatan
kombatan Tentara NeugaraAceh TNA dulu
AGAM Angkatan Gerakan Aceh Merdeka
dibubarkan di depan AMM pada akhir Desember
2005 Namun setelah mereka membentuk KPA
sebagai wadah baru bagi mantan anggota GAM
tampaknya upaya pemerintah masih terlalu minim
untuk tnendorong transformasi kekuatankombatan menjadi kekuatan politik yang dapatdikontrol oleh Undang undang Metamorfosis
Tabel 2 Analisis atas Program Bidang Lkonomi BRA BRDAPro ram Implementasi Problematik
Memberi kemudahan ekonomi Sulit dilakukan karena pada Program program BRA BRDA sejak awal berdirinya
praktiknya program program hanya terfokus pada program program yang berkaitanlebih bersifat sesaat berupa dengan kompensasi ekonomi Untuk desain sebuah
kompensasi program ekonomi yang sifat cakupannya untukpemberdayaan ternyata bukan menjadi tugas clan
peran clari BRA BRDA paclahal ini yang palingpenting untuk di ikirkan
Memberi kesempatan kerja BRA BRDA ticlak menyentuh Program ini hanya sebatas untuk memberikan peluangprogram program ini bagi mantan kombatan cliberi tempat pada beberapa
lembaga seperti BRA BRDA clan BRR atau lembaga
lainnya tetapi mernberi kesempatan kerja untuk
kategori mantan kombatan GAM mantan non
kombatan GAM clan masyarakat korban konflik
tern ata masih belum ada perencanaann a
Alokasi lahan pertanian clan Tidak berjalan sesuai dengan Sejumlah praktik program BRA BRDA justru
sebagainya rencana bahkan ticlak ada mengganti kompensasi untuk Iahan pertanian ini
implementasi mengenai butir ini dengan sejumlah uang akibatnya lahan yangdijanjikan sebagaimana tercantum dalam butir MoU
Helsinki ticlak dapat diimplementasikan Padahal
gagasan itu adalah untuk menclorong mantankombatan agar menanggalkan sifat diri mereka clan
orientasin a untuk tidak la i men an kat sen ata
TNA menjadi KPA dan bukan sebagai partai
politik menyebabkan lembaga ini tidak dapat
diatur dan tunduk pada kerangka perundangundangan Akan sangat berbeda apabila KPA
langsung menjadi partaj politik maka segalatingkah lakunya akan diatur menurut UU Partaj
Politik
Hal inj berkajtan dengan salah satu tujuan
dari upaya reintegrasi adalah terciptanya
pembauran secara sosial dan politik Karena
prosesnya cenderung eksklusif KPA menjadisebuah organisasi yang hanya diperuntukkanuntuk mantan TNA GAM Gejala semacam ini
tidak bagus bagi upaya upaya untuk menciptakan
pembauran politik dan sosial di Aceh Ada gejala
pembiaran dalam proses ini karena Pemerintah
RI gagal melakukan pengawalan bagi upaya
upaya pembauran sosial clan politik sebagai salah
satu cara mereduksi gagasan gagasan masa lalu
dan untuk membangun Aceh baru sebagai tujuan
dari munculnya konsep reintegrasi sebagaimanadisebut dalam MoU Helsinki
Lemahnya pengawalan ini karena
integrasi sangat identik dengan program bagi
bagi uang dari pemerintah RI kepada beberapakelompok Charity integrasi atau integrasi
berbasis ekonomi yang sesaat ini tampak sekali
dari konsep yang dikembangkan oleh PemerintahPusat sebagai implementasi dari MoU Helsinki
Konsentrasi program prograrn reintegrasi
BRDA sejak dibentuk hingga saat ini lebih pada
masalah kompensasi dana di bidang ekonomi clanpemberdayaan program bidang sosial budayaUntuk pemberdayaan ekonomi diberikan kepada
Mantan TNA Tapol Napol masyarakat korban
konflik clan kelompok lainnya GAM non TNA
GAM menyerah praMoU clan Peta Pembela
Tanah Air Sementara itu untuk bjdang sosialbudaya bentuk programnya adalah diyat rumah
dibakar rusak korban cacat clan pelayanan
medis
Dari tabel di atas tampak sekali baliwa sifat
dari program pro gram reintegrasi ini masih
berjangka pendek jbarat memberi kue di tengah
orang yang sedang lapar Meskipun dalam juduldisebut sebagai dana pemberdayaan ekonomi
dalam praktjknya program program tersebut
bukan dalam pengertian pemberdayaan yangsemestinya karena sifat penggunaan dana
sebagian besar adalah untuk konsumsi
menyambung hidup clan bukan untuk
menciptakan pekerjaan atau lapangan kerja clan
bidang usaha Bahkan ada yang memperolehdana bantuan rumah terbakar rusak ternyata
tidak digunakan untuk membangun rumah tetapi
untuk membeli Motor Honda
Tidaklah heran ada yang mengatakan balhwadalam praktiknya BRA BRDA terkesan
dibonsai sehingga kurang dapat melakukaninovasi inovasi sebagai pengembangan dari
desain reintegrasi itu sendiri Betapapun dalam
BRA BRDA telah menyusun program tetapi
desain programnya cenderung hanyalah programprogram penyaluran dana Inilah yangmenyebabkan kehadiran BRA BRDA ibarat
bonsai di tengah hutan belantara yang
memerlukan fungsi clan peran yang jauh lebihbesar Gambaran itu tampak dari hadirnya BRA
ME
BRDA di kabupaten sebagai kaki dari BRA
BRDA provinsi hanya sebatas fungsi
penyaluran semata mata
Dari segi desain reintegrasi sendiri tidak ada
platform yang jelas bagaimana sesungguhnyaupaya pembauran dapat dilakukan apabila
reintegrasi memang dimaknai seperti itu Ciri cirikonseptual reintegrasi yang dikembangkan olehBRA BRDA lebih condong pada ciri ciri fisikpadahal reintegrasi tidak hanya berkaitan dengan
fisik tetapi psikologis pemahaman dan
pemaknaan orang atas sikap dan tindakan dirinyayang dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yangterintegrasi sebagaimana disebutkan oleh Weiner
Di mana integrasi berkaitan dengan nilai nilai
suatu nilai bagaimana ada semacam konsensus
bersama untuk menjadi suatu nilai sebagai suatu
target yang harus dituju oleh semua pihak Siapayang membangun arah tersebut
Dari gambaran di atas tampaknya kurangada pihak yang mencoba membawa Aceh kedalam suatu rumusan bersama tentang cita citaAceh Baru ke depan Di sisi yang lain reintegrasijustru lebih parah karena sekedar sebagai
pemberian uang kompensasi ekonomi terhadapmantan GAM TNA rnantan GAM yangmenyerah sebelum MoU para korban konflik
dan unsur unsur masyarakat lainnya Tidaklah
heran reintegrasi sebagai sebuah konsepsebagaimana tercantum dalam butir 3 3 1 3 7
diartikan oleh Nur Dzuli secara kasar sebagai
menukar senjata dengan uang dan sejumlahkompensasi lainnya Pemaknaan seperti itu juga
ditemukan dari aparat pemerintah di Kabupaten
Aceh Utara Bahwa reintegrasi cenderung sebagaiupaya untuk perbaikan ekonomi namun
sepertinya hanya sebatas persoalan kompensasi
Seakan akan setelah ada BRA BRDA
pemerintah daerah pun melepaskan tanggtungjawab dan perannya pada lembaga yang dibentuktersebut
Memang keberhasilan reintegrasi sangattergantung pada peran para pihak yang terkaitSecara sederhana peran stakeholders tersebut
dapat dilihat pada tabel 3
MoU Helsinki ditandatangani pada tahun
2005 Artinya sudah dua tahun waktu berlalu
dan perdamaian di Aceh masih dapat bertahan
Dalam rentang waktu tersebut kedua belah pihaktelah berhasil menuntaskan beberapa poin pentingdalam MoU sementara sebagian kesepakatan
lainnya masih dalam proses baik yang telahberjalan sesuai dengan arah yang diharapkan
102
maupun belum Hingga saat ini ada beberapa
kendala yang menghambat tercapainyaperdamaian yang berkelanjutan di Aceh
Pertama tidak solidnya desain program
yang dijalankan BRA Jika reintegrasi politikrelatif berjalan lancar pelaksanaan program di
bidang sosial ekonomi ini dihadapkan padaberbagai persoalan mulai dari definisi yangkurang jelas mengenai kelompok target danindikator masing masing kelompok target jeniskompensasi hingga mekanisme penyaluran dana
kepada kelompok target dan proses sosialisasinya
Salah satu dampak dari berbagai persoalan desain
program tersebut adalah penyaluran dana bantuan
yang tidak mencerminkan tingkat kebutuhan atau
kerugian rill yang diderita Untuk dana diyattidak semua dana tersebut utuh sampai ke tangan
kelompok target karena ada pihak pihak tertentu
yang memanfaatkan ketidaktahuan para wargadengan memotong dana yang disalurkan BRASelain itu berbagai program di bidangpemberdayaan ekonomi yang ada masih kentaldengan pendekatan charity di mana danapemberdayaan ekonomi yang diterima olehmasing masing individu tidak dapat dipastikanpenggunaannya
Kedua keterbatasan dana Untuk
membiayai program BRA Pemerintah telah
mengucurkan dana sebesar Rp200 miliar pada
tahun 2005 dan Rp600 miliar pada tahun 2006
sedangkan pada tahun 2007 dari dana sebesar
Rp700 miliar yang direncanakan hinggapertengahan tahun hanya Rp250 miliar yang telahditerima BRA Dengan berkurangnya alokasi
dana tersebut dapat dipastikan bahwa ada banyak
target program yang tidak dapat terpenuhi padatahun anggaran 2007 Hal ini juga menyebabkan
BRA berada pada posisi terjepit di antara
permohonan dana bantuan yang demikian banyakdan terbatasnya dana yang tersedia untukdisalurkan
Terkait dengan berakhirnya tugas BRA pada
tahun 2009 timbul pertanyaan mengenai jumlah
dana yang akan dialokasikan untuk menuntaskanproses reintegrasi di Aceh di masa yang akandatang Hal ini patut mendapatkan perhatianmengingat pada saat yang bersamaan lembagalembaga donor asing pun mulai mengurangijumlah bantuannya Bahkan saat ini beberapa
lembagasudah meninggalkanAceh
Ketiga lemahnya sinergi antarlembaga
Ada dua lembaga khusus yang dibentuk dalamtiga tahun terakhir yaitu BRR dan BRA Sejauh
Tabei 3 Peran Stakeholders dalam Proses Reintegrasi
InstitusilTokoh Fun si dan Peran di Tataran Praksis
Pemerintah Pusat 1 Memberikan bantuan dana melalui BRA
2 Memantau proses reinte rasi antara lain melalui FKK
Forum Komunikasi can Koordinasi FKK 1 Mendorong realisasi proses reintegrasi can sekaligus menjembatani kepentingan pusatdaerah
2 Lebih berfungsi sebagai koordinator dan komunikator ketimbang bertindak nil dalam prosesreintegrasi
3 Kurang konkret cenderung hanya memonitorjalannya reintegrasi sebagai mata cantelin a pemerintah pusat
Pemerintah NAD 1 Kurang mengambil peran aktif dalam proses reintegrasi2 Cenderung menyerahkan sepenuhnya aktivitas reintegrasi kepada BRA3 Sukses tidaknya proses reintegrasi menjadi tanggung jawab BRA ketimbang pemeeintah
daerah
Badan Reintegrasi Aceh BRA Tupoksi
1 Membuat strategi kebijakan program can prosedur pemberdayaan ekonomi clan bantuan
sosial untuk korban konflik sebagai pedoman bagi BRA KabupatenlKota
2 Pelaksana pemberdayaan ekonomi untuk mantan TNA mantan TapollNapol GAM non
TNA can Relawan PETA
3 Memonitor clan mengevaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi clan Bantuan Sosial untuk
korban konflik yang dilakukan oleh BRA KablKota4 Membuat laporan kepada pihak terkait
Peran Rill
1 Sebagai koordinator program pasca konflik
2 Mendata dan mengklasifikasikan mantan kombatan can korban konflik serta menyalurkan
dana ke mereka
3 Program awal BRA lebih mengutamakan bantuan penguatan ekonomi kepada GAM yangkembali clan kompensasi dalam bentuk diyat bagi korban konflik
4 Memantau proses verifikasi kelayakan can memastikan bahwa bantuan digunakan secara
produktif
Komite Peralihan Aceh KPA 1 Sebagai kekuatan politik setengah militer dalam kehidupan politik ekonomi can
masyarakat
2 Menjadi rujukan sumber data khusus mengenai mantan GAM atau personil kombatan
3 Sebagai organisasi yang hanya diperuntukkan bagi mantan TNA GAM4 Di Aceh Utara fungsi dan peran KPA cenderung menggantikan posisi ulama tokoh adat
keuchik can mukim Artinya ada perluasan peran clan fun si
Pers 1 Mengubah wajah pers menjadi lebih damai yang mendukung sosialisasi proses reintegrasidengan mengedepankan terwujudnya Aceh yang damai
2 Mengubah opini masyarakat lokal dengan menonjolkan pentingnya membangun
perekonomian Aceh
3 Media massa cenderung memuat berita berita yang menyejukkan ketimbang konflik untuklebih men e ukkan iklim politik di Aceh
LSMIFORBES 1 Forbes berfungsi sebagai penasehat
2 Forbes juga sebagai komite pemantau yang melibatkan GAM kelompok sipil perwakilanmas arakat
Tokoh Adat 1 Ikut menyosialisasikan proses integrasi meskipun belum maksimal
2 Lemba a adat ikut berperan serta dalam menciptakan Aceh yang damaiTokoh Agama 1 Pemuka agama Islam menyerukan pentingnya menciptakan Aceh yang damai clan
menjauhkan konflik
2 Perannya lebih bersifat himbauan anjuran dan ajakan kepada masyarakat agar ikut
menunjang proses r integrasiIntelektual 1 Cukup banyak intelektual yang bergabung dalam kegiatan perbaikan Aceh termasuk untuk
menciptakan Aceh yang damai clan demokratis Sebagai contoh Rektor Institut AgamaIslam Negeri Ar Raniry Prof Yusni Saby pernah menjadi Ketua BRA
2 Melalui tulisan tulisannya para intelektual juga menyuarakan pentingnya menciptakandamai Aceh
3 Ikut mengkritisi kebijakan Pemerintah bila itu dinilai bertentangan dan tiqak konsistenden an tekad mewu udkan reinte rasi
ini kerja sama antara BRA clan BRR serta
lembaga lembaga lain yang terlibat dalam prosesreintegrasi rekonstruksi clan rehabilitasi di Aceh
dirasakan belum optimal BRR clan BRA masih
berjalan send iri sendiri meskipun keduanya
bekerja pada wilayah clan subjek bantuan yangsama
Baik BRR maupun BRA dibentuk sebagai
lembaga yang bersifat sementara clan diberikankewenangan clan tugas untuk menjalankan
program dalam jangka waktu yang terbatasHingga saat ini belum jelas benar siapa yang akan
melanjutkan berbagai pekerjaan yang belumdiselesaikan keduanya Jika tanggung jawab itu
103
nanti diserahkan kepada pemerintah daerah maka
kesiapan aparat sangat mungkin akan menjadi
kendala
Keempat kesalingpercayaan yang masihrentan Sejarah konflik yang demikian panjangdan mendalam memang sulit untuk dilupakanbegitu saja sehingga penanaman rasa salingpercaya memerlukan waktu yang tidak singkatPersoalan mutual trust ini barangkali terkait
dengan satu hal yang masih tersisa dari MoUHelsinki yakni tidak adanya pembubaran GAM
dan pernyataan resmi bahwa GAM men inggalkan
tuntutan kemerdekaan nereka Hal inilah yangmembuat sebagian kalangan masih memiliki
kekhawatiran bahwa GAM akan kembali
menyuarakan aspirasi merdeka Kemenangan
calon independen dalam Pilkada 2006 dan
peresmian Partai GAM menambah kekhawatiran
tersebut Pendapat lain yang menjelaskanmengapa pembubaran GAM belum juga
dilakukan adalah sikap GAM yang juga masihmenaruh curiga terhadap pemerintah terutama
terhadap isi UUPA yang dianggap tidaksepenuhnya mengakomodasi isi MoU
Tidak adanya pembubaran GAM memangsempat mengundang kritik keras sebagiankalangan kepada Pemerintah Namun jika
memerhatikan konteks pembicaraan damai yangterjadi saat itu dapat dipastikan kesepakatan akan
sulit tercapai jika isu tersebut dipaksakan untuk
diatur dalam MoU Pimpinan GAM yang terlibatdalam pembicaraan akan mendapat penentangan
yang lebih besar dari internal GAM sehinggapembicaraan damai mungkin akan berakhirdeadlock
Kelima lambatnya implementasi UUPA
Hal lain yang perlu mendapat perhatian seriusadalah akar konflik di Aceh yang demikiankompleks Penyebab konflik yang tidak hanyastruktural tetapi j uga kultural tentu saja menuntutpenyelesaian yang komperehensif sehinggasemua kebijakan yang terkait dengan persoalanAceh harus memperhatikan seluruh aspek yangmenjadi penyebab konflik di Aceh Dalam konteks
ini implementasi kekhususan Aceh yang diaturdalam UU No 11 tahun 2006 tentangPemerintahan Aceh harus mendapatkan perhatian
serius Hingga saat ini implementasi kekhususan
Aceh tersebut banyak terkendala oleh belum
adanya pengaturan lebih lanjut dalam bentuk
peraturan pelaksanaan maupun pengaturan
hubungan antara UUPA dengan berbagai undangundang lainnya khususnya yang bersifat sektoral
1A
terkait dengan hak ekonomi Aceh atas kekayaan
alam mereka
Keenam perilaku disintegratif mantan
GAM PilkadaAceh yang diselenggarakan secaraserentak pada Desember 2006 memunculkan hasil
yang menarik yang diraih calon independenSelain jabatan Gubernur Aceh yang diraih olehpasangan Irwandi Jusuf dan Muhammad Nazar
calon independen juga berhasil menjadi pemenangdi beberapa pilkada di Aceh Namun terpilihnya
calon independen dari kalangan GAM ini bisa
saja tidak nemberikan manfaat bagi proses
reintegrasi jika kepala daerah terpilih tidak
mampu melewati beberapa tantangan mendasar
Ada tiga tantangan utama yang dihadapioleh mantan anggota GAM yang mendudukijabatan eksekutif Pertama mereka harus mampu
mengubah mindset mereka selama ini yakni
sebagai pihak yang melawan pemerintah menjadi
bagian dari pemerintah Sebagai konsekuensinya
mereka harus berada pada posisi yang melayanisemua pihak dan tidak memberikan priviledge
kepada kelompok pendukungnya Beberapa
kalangan melihat bahwa KPA sebagai aktor yangmulai mengambil peran penting dalam pembagianproyek pemerintahan Meskipun masih perlu
dibuktikan lebih lanjut namun sinyalemen inipatut mendapatkan perhatian Mereka
dihadapkan pada tantangan untuk mengubah
mantan anggota GAM menjadi warga sipil yangsepenuhnya melakukan kegiatan ekonomi secara
legal dan meninggalkan potensi kekerasan yangmereka miliki
Kedua mereka harus mampu menunjukkan
kinerja yang baik tert tama terkait dengankesempatan untuk mengelola keuangan yang jauhlebih besar sejak disahkannya UUPA Korupsi
adalah salah satu persoalan yang ikut membuatAceh demikian menderita dan masih menjadi
ancaman bagi pemerintahan baru Ketiga terkait
dengan kebutuhan untuk membuat berbagai
terobosan guna menyejahterakan rakyat Aceh
mereka dituntut untuk dapat bekerja sama dengan
kekuatan politik lain khususnya partai politik
yang berada di DPRDSelain ekslusivitas KPA hal lain yang masih
menjadi kendala bagi reintegrasi mantan anggota
GAM adalah overlapping peran KPA dalamurusan ketertiban dan keamanan di masyarakat
Di samping berbagai kendala di atas adadua modal utama yang menjadi peluang bagikeberhasilan proses reintegrasi yaitu dukungan
dari berbagai pillak terhadap proses damai dan
desain MoU yang memberikan fondasi memadaibagi perdamaian yang berkelanjutan Pertamabesarnya dukungan terhadap proses perdamaianApresiasi positif clan penerimaan masyarakat
Aceh clan hndonesia umumnya terhadap MoUHelsinki merupakan modal penting bagiterpeliharanya perdamaian di Aceh Survei yangdilakukan LSI pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa sekitar 67 persen masyarakat Aceh puas
dengan kondisi Aceh pasca MoU dan 56 7 persen
optimistis dengan masa depan perdamaian di
Aceh Sementara di tingkat nasional 47 1 persen
masyarakat merasa puas dengan kondisi Aceh
setahun sejak penandatanganan MoU clan 43 9
persen yakin kondisi yang ada akan membawaperdamaian Sementara itu 84 8 persen mantan
anggota GAM yang menjadi responden surveiyang dilakukan oleh Bank Dunia menyatakanyakin clan sangat yakin terhadap prosesperdamaian
Dukungan terhadap perdamaian juga datangdari komunitas internasional yang memandangMoU Helsinki sebagai penyelesaian terbaik bagi
konflik di Aceh dan seharusnya merupakan
penyelesaian final Besarnya dukungan
internasional juga dirasakan dalam proses
implementasi kesepakatan damai dengan
dibentuknyaAceh Monitoring Mission AMMyang melibatkan pemantau dari beberapa negaradi Uni Eropa clan ASEAN AMM diakui telah
bekerja maksimal sehingga proses awal
implementasi khususnya pelucutan senjata dan
demobilisasi dapat berjalan lancar Sementara itu
lembaga lembaga internasional seperti Bank
Dunia clan The International Organisation of
Migration IOM juga telah banyak membantu
pemerintah untuk menjalankan program
reintegrasi khususnya melalui berbagai program
fasilitasi ekonomi
Kedila MoU Helsinki menyediakan fondasi
yang kokoh bagi perdamaian jangka panjang Adabeberapa alasan mengapa MoU Helsinki
dianggap sebagai sebuah terobosan baru dalampenyelesaian konflik di Aceh MoU mengatur
beberapa isu pokok dengan cara yang relatifkomprehensif serta merefleksikan keinginan
kedua belah pihak untuk berkompromi clan
menghindari posisi menang kalah dalammenyelesaikan konflik di Aceh Selain itu MoU
juga menyediakan formula yang kreatif dalammenyelesaikan isu isu paling sulit yang tidakpernah terselesaikan dalam berbagai pembicaraan
damai seperti isu keberadaan GAM dan tuntutan
kemerdekaan yang mereka ajukanBerikut ini setidaknya tiga alasan mengapa
MoU Helsinki dapat dikatakan komprehensif
Pertama jika Jeda Kemanusiaan clan Perjanjian
Penghentian Permusuhan atau CoHA fokus pada
gencatan senjata di tingkat bawah MoU
merupakan usaha pertama yang jugamengusahakan solusi politik Kedua MoU adalah
kesepakatan pertama antara Pemerintah Indonesia
clan GAM yang menjadikan perlucutan senjatademobilisasi clan reintegrasi sebagai sebuah
kerangka kerja integral bagi penyelesaian konflik
Ketiga MoU mengatur sejumlah isu pentingmenyangkut masa lalu dan masa depan Aceh
mulai dari soal hukum pemerintahan
penyelesaian pelanggaran HAM insentif ekonomi
hingga mekanisme pelaksanaannya termasuk
susunan kelembagaan clan mekanisme jikaterjadi
perselisihan
Butir butir kesepakatan yang ada dalamMoU Helsinki menunjukkan adanya keinginan
yang sangat kuat dari kedua belah pihak untuk
mengkompromikan tuntutan awal masing
masing antara lain menyangkut status final Acehsebagai bagian dari negara Republik Indonesia
Hak hak yang diberikan kepada pemerintahanAceh dalam MoU merupakan jalan tengah antara
status merdeka yang dituntut pihak GAM clanotonomi khusus yang ditawarkan PemerintahIndonesia
Kemajuan paling penting yang dicapai padaawal implementasi MoU adalah decommisioningdan demobilisasi pasukan GAM dan TNI Polri
Hingga Desember 2005 GAM telah
mendemobilisasi 3 000 anggota TNA clan
menyerahkan 840 pucuk senjata sedangkan
Pemerintah Indonesia telah menarik pasukan TNI
clan Polri non organik dari Aceh sehingga pasukan
TNI dan Polri yang bertugas di Aceh masingmasing tinggal berjumlah 14 700 clan 9 100personel
Pemerintah Indonesia pun ynemberikan
amnesti kepada 3 000 kombatan GAM dan sekitar
1 900 orang tahanan politik Pada saat yangbersamaan dengan program reintegrasi juga
mulai dilakukan pemberian insentif ekonomi
kepada mantan kombatan GAM Berbagai
kemajuan ini sangat berpengaruh pada
peningkatan kepercayaan antara kedua belah
pihak clan sekaligus menjadikan proses damai
sebagai proses yang tidak dapat dibatalkan
105
Hal lain yang perlu mendapatkan perhatianadalah fragrnentasi antara mantan GAM dan
dinamika politik tingkat nasional yang demikianmudah berubah Kesempatan mobilitas vertikal
bagi yang terbuka balk secara politik maupunekonomi tidak dinikmati secara merata oleh
semua mantan anggota GAM Beberapa insiden
kecil di kampung kampung di Aceh Utaramisalnya disinyalir merupakan upaya mantan
anggota GAM mencari perhatian dari
atasannya yang dianggap kurangmemperhatikan nasib mereka
Keberhasilan pembicaraan damai yangdituangkan dalam MoU Helsinki tidak terlepas
dari adanya komitmen politik dari pemerintahan
baru pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono danMuhammad Jusuf Kalla yang terpilih melaluipemilihan langsung untuk mengusahakanpenyelesaian konflik melalui dialog dibandingkanpenggunaan cara militer Selama menjadi anggota
kabinet pada masa pemerinahan Megawati dan
pemerintahan Gus Dur SBY sudah menunjukkan
keberpihakannya atas resolusi konflik secara
damai Saat terpilih menjadi presiden pada tahun
2004 SBY menempatkan penyelesaian konflik
di Aceh sebagai salah satu prioritas kerja
pemerintahannya Dinamika politik nasional ke
depan khususnya setelah Pemilu 2009 mungkin
akan berubah secara signifikan Perubahan ini
dapat saja mengubah dukungan politik atas proses
yang tengah berjalan di Aceh
Rekomendasi
Reintegrasi adalah suatu pekerjaan yangtidak ringan Saking kompleksnya masalahreintegrasi maka dibutuhkan suatu kerja sama
yang komprehensif berkesinambungan dansinergis Dari hasil temuan di lapangan ada
beberapa kondisi yang perlu diperhatikan agartercipta suatu keadaan yang rnemungkinkanterjadinya reintegrasi dengan baik
Pertama perlu diciptakan kondisi yangdapat mendorong adanya perilaku perilakuintegratif dari berbagai pihak terhadapimplementasi MoU dengan mengurangi dan
menghindari perilaku yang dapat menghancurkanperdamaian di Aceh Untuk organisasi GAM
perlu segera ditransformasikan rnenjadi partai
politik lokal Sebaliknya unsur unsur NKRI
harus legowo menerima kehadiran mereka
dengan segala hak politis sosial ekonomi dan
budaya mereka
1
Kedua diperlukan infrastruktur demokrasi
di tingkat lokal sebagai instrumen transfimgsi
konflik perlu segera diwujudkan dan diperkuat
Ketiga perlu konsistensi Pemerintah Pusat
atas implementasi integrasi berbasis ekonomi
melalui berbagai program yang mampumentransformasikan konflik bersenjata menjadi
perjuangan politik
Keempat diperlukan kejelasan peralihan
dari BRA kepada Pemda untuk memperkuat
infrastuktur lembaga pelaksana reintegrasi dan
sekaligus mempersiapkan peralihan tanggungjawab kepada Pemerintah Daerah
Kelima seluruh stakeholder di Acell perlu
didorong untuk ikut aktif dalarn programreintegrasi tersebut agar tercipta penyelesaian
konflik yang permanen Untuk itu tokoh tokohinformal seperti ulama tokoh adat tahapeut
keuchik dan sebagainya perlu diberdayakan
dalam reintegrasi ini agar tidak timbul
kesenjangan antara tokoh lama dan tokoh
baru Peran mereka yang sudah cukup mengakarakan sangat membantu pemulihan kepercayaan
di antara masyarakat
Keenam program reintegrasi perlu dibuat
berkesinambungan tidak hanya terbatas pada
dana kompensasi Untuk tahap awal boleh sajahanya berkaitan dengan dana kompensasi tetapi
pada tahap lanjutan program yang jelas danmenyeluruh komprehensif diperlukan agar
tercipta kondisi yang memungkinkan para mantankombatan hidup layak dalam komunitas sipillainnya Dengan demikian program tidak hanya
bersifat charity tetapi lebih bertumpu padapemberdayaan dan penguatan ekonomi para
mantan kombatan dan korban konflik lainnya
Program juga diharapkan dapat mengentaskan
kemiskinan dan berjalan secara ber
kesinambungan Oleh karena itu perlu adanya
lembaga pengawas independen agar berbagai
program pemberdayaan tersebut tepat sasaran
Daftar Pustaka
Buku
Ake Claude 1967 A Theory ofPolitical IntegrationIllionis The Dorsey Press
Bahar Safroedin dan A B Tangdililing Eds 1996
Integrasi Nasional Teori Masalah clan
Strategi Jakarta Ghalia Indonesia
BRA Provinsi Aceh 2008 Petunjuk Operasional
Kerja Program Bantuan Kesejahteraan Sosial
dan Budaya BRA Tahun Anggaran 2008
Banda Aceh BRA Provinsi Aceh
El Ibrahimy M Nur 2001 Peranan Tgk DaudBeureueh dalam Pergolakan Aceh Edisi
Revisi Jakarta Media Da wah
Forbes 2007 Laporan Forbes Damai Aceh 22 Mei
2007
Hamid Ahmad Farhan 2006 Jalan Damai
Nanggroe Endatu Catatan Seorang WakilRakyat Aceh Jakarta Penerbit Suara Bebas
Kingsbury Damien 2006 Peace in Aceh APersonal Account of the Helsinki PeaceProcess Jakarta Equinox Publishing
Nurhasim Moch dkk 2003 Konflik Aceh Analisis
Atas Sebab sebab Konflik Aktor Konflik
Kepentingan dan Upaya Penyelesaian
Jakarta Riset Kompetitif LIPI
Patji Abdul Rachman dkk 2004 Negara
Masyarakat dalam Penyelesaian Konflik
Aceh Studi tentang Peran Pemerintah danMasyarakat dalarn Penyelesaian Konflik
Aceh Jakarta Riset Kompetitif LIPI
Jabbar Hamid dan Ramadhan K H 1995 Sjamaun
Gaharu Cuplikan Perjuangan di Daerah
Modal Jakarta Pustaka Sinar Harapan
Reid Anthony Ed 2006 Veranda of Violence TheBackground to the Aceh Problem Singapore
Seattle Singapore University PressUniversity of Washington Press
Sillars Barbara Harvey 1989 Perrnesta
Pemberontakan Setengah Hati Jakarta
Pustaka Utama Grafiti
Sukma Rizal 2005 Resolving the Aceh ConflictThe Helsinki Peace Agreement Background
paper A4 Jakarta CSIS
Sulaiman M lsa 2000 Aceh Merdeka Ideologi
Kepemimpinan dan Gerakan Jakarta
Pustaka Al Kautsar
World Bank 2006 GAM Reintegration Needs
Assessment Enhancing Peace throughCommunity level Development ProgrammingThe World Bank March 2006
Thung Ju Lan dkk 2005 Penyelesaian Konflik diAceh Aceh dalam Proses Rekonstruksi
Rekonsiliasi Jakarta Riset Kompetitif LIPI
Usman A Rani 2003 Sejarah Peradaban Aceh
Jakarta Yayasan Obor Indonesia
Welch Jr Cloude E Ed 1969 Political
Modernization A Reader in Comparative
Political Change Belmon Wadswarth
Publishing CompanyZamzami Amran 2001 Tragedi Anak Bangsa
Pembantaian Teungku Bantaqiah dan Santri
santrinya Jakarta Bina Reksa Pariwara
Artikel Jurnal Situs Internet dan lain lain
Byrne Sean 2001 Transformational Conflict
Resolution and the Northern Ireland Conflict
Dalam International Journal on World Peace
No XVIII No 2 June 2001
Gormally Brian 2001 Conversion from War to
Peace Reintegration of Ex Prisoners in
Northern Ireland Bonn BICC
http www iss co za static tet nplates
tmpl html php node id 42 link id 25diakses pada tanggal 2 Februari 2007
International Crisis Group 2005 Aceh So Far So
Good Dalam Asia Briefing No 44 JakartaBrussels ICG 13 December 2005
Jones Sidney 2006 Priorities for a GAM Led
Government in Aceh Dalam The Jakarta
Post 29 December 2006
Kamaruddin 2007 Merindukan Reintegrasi
Sepenuh Hati makalah dalam diskusi P2P
LIPI Pei an Elit Lokal dalam Proses Re
Integrasi Politik Pasca MoU pada tanggal
27 Januari 2007
LSI 2007 Persepsi Publik Aceh dan Nasional Atas
Kondisi Aceh Aceh Menjelang SetahunMOU Helsinki www lsi co id diakses
tanggal 10 Mei 2007
Republika 10 Oktober 2005
Sitanggang Hisar 2007 Menyikapi Pembentukan
Partai GAM www antara co id arc Diakses
tanggal 30 Juli 2007
The World Bank 2007 The Aceh Peace Agreement
How Far Have We Come Diakses dari
http web worldbank org tanggal 13 Mei2007
Waspada I Oktober 2005
107
a
Dinamika Kelembagaan Desa
Gampong Era Otonomi Khusus Aceh
Oleh
Irine Hiraswari Gccyatri
Abstract
Study on the evolution of local traditional village governance in Aceh called gampong which conductedin Aceh Utara and Bener Meriah districts of Nanggroe Aceh Darussalam province explores the transformationof roles functions its meanings as well as efforts to revitalise them The findings show such transformation hasbeen heavily influenced by changing political economy and social contexts that occur in Aceh and or throughcentral government regulations
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan rangkuman hasil
studi tentang dinamika kelembagaan gampongdi era otonomi khusus Aceh Gampong adalahunit pemerintahan terendah dalam struktur
pemerintahan di NAD dan disebut juga sebagai
suatu persekutuan masyarakat hukum adat
terkecil di Aceh Kelembagaan gampong dalamstudi ini ditelaah dari sudut pandang aspek idealnormatif serta dari realitas politik yangberkembang untuk mengidentifikasi persoalandemokratisasi dan otonomi dalam dinamika
kelembagaannya Penelitian dipandu oleh
beberapa pertanyaan yaitu bagaimana peran
lembaga lembaga adat dan pemerintahan di
Tim peneliti DIPA2007 2008 terdiri atas Irine Hiraswari Gayatri
S Sos M A koordinator dengan anggota yaitu Drs Heru
Cahyono Drs Afadlal M A Kurniawati Hastuti Dewi S Ip M Adan Septi Satriani S 1p Mardiyanto Wahyu Triatmojo S Ipmemberikan kontribusi pada tahap awal penelitianz Dalam UUPA No 1 I Th 2006 Pasal 1 point 20 disebutkan bahwa
gampong atau nama lain adalah kesatuan masyarakat hokum yangberada di bawah mukim dan dipimpin oleh keuchik atau nama lain
yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiriDalam Pasal 7 3 juga disebutkan bahwa Pemerintah menugaskan
sebagian urusan kepada Pemerintah Aceh dan pemerintah
kabupaten kota dan gampong berdasarkan asas tugas pembantuanNamun karena UUPA ini belum berlangsung hingga 2008 makaganun gampong pun belum ada Sebagai rujukan untuk studi inidigunakan konteks Otsus NAD setelah berlakunya UU No 44 th
1999 UU No 18 2001 dan Qanun No 51 th 2003 tentangPemerintahan Gampong
Ter Haar Bzn 4sas asas dan Susunan Huktem Adat Jakarta
Jambatan 1960 hlm 46 dikutip dalam T Djuned PartisipasiMasyarakat dalam Mengelola Sumber Daya Alam makalah dalam
Seminar U1ang Tahun Agraria di Aula Dayan Dawood UniversitasSyiah Kuala Banda Aceh 20 September 2006
dal am gampong dalam mendukung berft ngsinyagampong di era otonomi khusus AcehBagaimana persepsi masyarakat Aceh terhadapkebijakan penataan kelembagaan gampong eraotonomi khusus Aceh Persoalan demokratisasi
dan otonomi seperti apa yang muncul dala nkelembagaan gampong era otonomi khusus Aceh
Secara keseluruhan proses penelitian
dilakukan dengan rnetode kualitatif sebagai anysocial science research thatproduces results that
are not obtained by statistical procedures orother methods of quantification Bouma and
Atkinson 1995 206 Metode kualitatif ini
digunakan untuk memahai persepsi dan
perubahan sosial Oleh karena itu peneliti tinggal
di dua daerah penelitian Kabupaten Aceh Utara
dan Kabupaten Bener Meriah untuk memahami
setting sosial ekonomi dan politik setempatmengenal para narasumber dan mengetahui latar
belakang persepsi dan keterlibatan merekadalam gampong serta dapat memperoleh datalapangan yang diperlukan Orientasi metodologisini juga memungkinkan peneliti untuk dapat
mengamati dan menelaah organisasi hubungan
antarkelompok atau individu ddn perubahan
sosial yang terjadiHarrison et al 2001 74 menerangkan
empat elemen utama dalam pendekatan kualitatif
yaitu wawancara observasi partisipatif analisis
dokumen dan sumber sumber dari literatur yangrelevan serta media massa juga diskusi terbatas
dengan narasumber Wawancara semi terstruktur
dalam penelitian lapangan ini dilakukan dengan
nelibatkan 30 orang narasumber sebagai sumber
1
data utama yang kemudian di cross check melaluianalisis referensi
Penelitian lapangan dilakukan se lama satu
bulan Me Juni 2007 di dua lokasi yaitu
Gampong Meria Kecamatan Matang KullKabupaten Aceh Utara dan Kampung RamungJaya Kecamatan Permata Kabupaten Bener
Meriah Selama kurun waktu tersebut peneliti
tinggal di rumah penduduk tlntuk dapat
memperoleh gatnbaran dan pandangan dari
narasumber terhadap topik yang diteliti Metodeini juga memungkinkan peneliti membangun
komunikasi secara personal tidak sebatas
pengajuan pertanyaan antara interviewer dan
narasumber Tinggal di kampung atau gampongjuga memberikan kesempatan pada peneliti untuk
secara langsung merasakan dan terlibat denganisu isu sehari hari yang membelit para perangkatpemerintah gampong atau kampung selainmelihat dari dekat bagaimana hubungan di antara
pemerintah kampung dengan komunitas diwilayahnya Peneliti juga datang ke wilayahibukota Kabupaten di Aceh Utara Kabupaten
Bener Meriah dan kabupaten induk di Aceh
Tengah untuk rnelakukan wawancara dan akuisisi
dokumen dari kantor pemerintah di gampong dankecamatan termasuk BRR BRA BAPPEDA
MPU sekaligus nlelakukan wawancara dengan
LSM internasional ataupun lokal yangberkedudukan di kabupaten
Perspektif Sejarah Sosial dan Budaya
Gampong
Pada dasarnya desa memiliki otonomi khas
asli 4 termasuk dalam mengatur
pemerintahannya sendiri yang terbentuk darikebutuhan dan interaksi masyarakat setempat
Dalam praktiknya otonomi yang mengandungprinsip desentralisasi politik dan administrasiyang sangat penting untuk mengatur
pendelegasian hak wewenang dan kebijakan daristrttktur pemerintahan tertinggi hingga ke struktur
pemerintahan terendah belum dapat diterapkan
di level desa Persoalan demokrasi dan otonomi
dalam penataan kelembagaan desa pun akhirnya
lnenjadi rumit karena keinginan eksternal desa
dan harapan internal desa sering kali salingberbenturan Persoalan otonomi desa tidak akan
terselesaikan jika hanya melakukan penguatan
Terdapat dua pandangan mengenai terbentuknya suatu desa yaitu
yang dibentuk oleh negara dan yang terbentuk dengan sendirinyaakibatikatan geneologis
nilai kultural atau identitas lokal karena hal itu
bersifat dinamis Pertanyaannya adalah
bagaimana mengakomodasi identitas nilai kultur
tersebut ke dalam administrasi pemerintahan
formal Kondisi tersebut merupakan gambaran
yang sering kali muncul di desa desa di Indonesia
termasuk garnpong atau kampung di Aceh Untukmengetahui bagaimana praktik otonomi asli dari
unit politik terendah dalam struktur pemerintahan
gampong perlu dicermati terlebih dahuluperkembangan kelembagaan gampong dalambeberapa periode sejarah Aceh Fokus dalam
penjelasan adalah posisi garnpong dalam strukturekonomi politik kerajaan struktur kelenlbagaan
serta peran dan fungsi dari komponen
kelembagaan gampongGampong sudah dikenal sejak masa
Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan olehSultan All Mughayat Syah pada tahun 1514 5
Masa itu gampong adalah kesatuan wilayahhukum terendah yang asli lahir dari masyarakat6karena konsep mukim yang merupakan kumpulanbeberapa gampong barn yang lahir pada masakesultanan di abad XVI dan XII Konsepkekuasaan Aceh dibangun di atas dua pilar yaitu
agama dan adat yang mencerminkan pemahamanorangAceh akan keseimbangan hidup dunia danakhirat Penggunaan dua pilar ini juga tidak lepas
dari sejarah panjang berdirinya kerajaan AcehPenggunaan adat dalam segala sendi kehidupan
merupakan cerminan pengaruh ajaran Hindu dan
Buddha dalam kehidupan orang Aceh AgamaIslam yang datang belakangan mampu dipadukanmenjadi tonggak kehidupan Aceh balk dalam
bermasyarakat maupun bernegara
Konsep kekuasaan yang tidak memisahkanantara urusan negara dan agama ini diwujudkan
melalui lembaga lembaga kekuasaan dan sosial
dari tingkat pusat kesultanan hingga tingkat
garnpong Golongan ulama dan imam agamasebagai pemangku bidang kerohanian berperansebagai penyeimbang kekuasaan dalamkehidupan orang orang Aceh Jika tingkatkesultanan dijabarkan lewat sultan sebagai
pemangku adat dan ulama sebagai pemangku
agama di dalam bidang pemerintahan tingkatbawahnya ada ttileebalang maka di tingkatgampong ada kenchik dan imam meunasahAdanya hirarkhi kekuasaan dalam struktur
Bambang SUWOndo et a1 Sejarah Daerah Prorinsi DaerahstnmeivaAceh Jakarta Departemen P K Pusat Penelitian Sejarah
dan Budaya 1977 1978 hlm 65
bid hlm 43
kekuasaan kerajaan Acell menggambarkan juga
adanya hirarkhi kepatuhan dan
pertanggungjawaban dalam menjalankan
kekuasaan dan roda pemerintahan
Unsur kepemimpinan di dalam kelembagaan
gampong dapat dikelompokkan ke dalam tigabentuk 1 pemimpin formil yaitu pemimpin
administrasi pusat yang ditempatkan di desadengan legitimasi dari atas dan bersifat modern
2 pemimpir7 fot n7il tr adisionil yaitu pemimpin
yang dilahirkan dari tradisi masyarakat pedesaantetapi kemudian disahkan oleh administrasi pusat
sebagai jalur terbawah dari kekuasaannya dan
3 pemimpin informil yaitu kepemimpinan yangdilahirkan masyarakat di luar jaringan kekuasaan
tradisinya Dengan demikian dapat dikatakan
efektivitas pembangunan gampong dalam aspekekonomi sosial dan politik tidak hanya
ditentukan oleh lembaga lembaga pemerintahan
gampong tetapi juga dipengaruhi oleh lembagalembaga pemerintahan supra gampong danlembaga lembaga non pemerintahan di dalam
garnpong
Pada masa Kerajaan Aceh gampongsebagai wilayah terendah dalam struktur
pemerintahan dijalankan oleh tiga pilar yaitu
keuchik imamgteungku meunasah dan ureuengtuha Keuchik atau father ofgampong8 bersama
wakilnya yang dikenal dengan istilah waki
menjalankan tugas uleebalang di tingkat
gampong untuk mengawasi dan mengurusikampung yang menjadi tanggung jawabnyaTeungku meunasah atau mother of gampongmenjalankan seluruh urusan yang berkaitandengan bidang keagamaan yaitu mengajar anakanak dan masyarakat mengaj i Al Quran maupunmemimpin masyarakat salat di meunasah
Ureueng Tuha atau orang tua adalahrepresentasi dari masyarakat gampong sebagailembaga pertimbangan dan penasihat keuchik
dalam menjalankan kekuasaannya Biasanya
orang orang yang duduk dalam kepengurusan iniadalah orang orang yang berpengalamanberkelakuan baik dan berpengetahuan luas dalam
masalah adat dalam gampong Meunasah ada
Machdar Somadisastra Kepemimpinan dalam Masyarakat
Pedesaan Montasik Aceh Besar dalam Alfian ed Segi segi
Sosial Budaya tilasyarakatAceh Hasil hasal Penelitian dengan
Aletode Grounded Research Jakarta Leknas 1977 h1m 78
Dr Snouck Hurgronje Aceh Rakyat dan Adat Istiadatnra
Indonesian Netherlands Cooperation in Islamic Studies Jakarta
1996 h1m 46
Ibid
dalam setiap gatatpong sebagai tempatmenjalankan ibadah tempat anak anak belajar
mengaji juga tempat tinggal bagi anak laki laki
dewasa yang belum berkeluarga Gampongbiasanya didiami oleh penduduk yang beradadalam satu ikatan genealogis berdasarkan garis
keturunan ibu10 karena menurut adat yangberkembang dalam masyarakat Aceh polamenetap anak yang sudah menikah adalah dekatdengan ibu mereka matrilocal Dahulll dalam
setiap rumoh aceh selalu disediakan ruangankhusus bagi anak perempuan yang sudahmenikah tetapi anak tersebut belum memiliki
rumah Seandainya orang tua mereka mendirikanrumah untuk anak perempuan mereka kadangletak rumah tersebut tidak jauh atau masih dalam
satu pekarangan sedangkan laki laki yang sudahmenikah akan tinggal dan tersebar ke dalam
berbagai desa
Sementara itu masyarakat Gayo tradisional
menganut po la teritorial berdasarkan kekerabatan
belah yang terbentuk dari beberapa sukutt Belahini telah memiliki komponen utama dalam
pemerintahan yaitu reje peutue imeum dan
rakyat l Pola kekerabatan ini membentuk pola
pemukiman yang disebut sebagai kampungasal Posisi reje adalah pemangku adat yangbertugas menjalankan dan memelihara berlakunya
hukum adat dan menjalankan pemerintahan
Dengan masuknya agama Islam prinsip prinsipdalam menjalankan pemerintahan kampungadalah adat yang bersendikan agama Islammenjaga agar raja tidak bertindak sewenangwenang Sebaliknya Imeum memiliki otoritasuntu k mengawasi dan menentukan sesuai
tidaknya hukum adat dengan hukum Islam sesuai
norma hukum ikanatng edet edet ikanungagama setiap hukum mengandung adat dansetiap adat mengandung agama hukum adatadalah anak kandung da i hukum agamaPembatasan terhadap kekuasaan kewajiban danwewenang raja serta komponen lainnya diaturdalam pranata Sarak Opat di mana masingmasing memiliki sifat keramat dan peranankhusus serta dapat dikenai sanksi berkaitan
dengan pelanggaran terhadap penyimpangan atas
Ibid him 35
M J Mclalatoa I ebudayaan Gapo Jakarta Balai Pustaka1982 him 45
12 Ibid
sifat keramatnya itu Tugas tugas untuk
mengatur ekonomi tnasyarakat dilakukan
kejurun yang fungsinya sama penting denganreje Kekuasaan kejitrun dan hubungan antar
kejurun dilakukan secara otonom
Dalam konteks sejarah di bawah periode
kerajaan Aceh dinamika konflik kekuasaan di
antara elite elite lokal yaitu zdeebalang dengansultan yang dilanjutkan dengan ekspansikekuatan kolonial akhirnya memengaruhi
dinamika sosial dan ekonomi gampong Meskipundemikian kekuatan adat di garnpong termasukdalam inenjalankan flingsi fungsi sosial clan
ekonomi masih kuat karena peran pranata
pranata sosial clan bersinergi satu dengan lainnya
Pada masa ini kepemilikan tanah dimiki secara
komunal berdasarkan kawom yang membenttlkgampong dan dijalankan oleh pranatagampongyaitu blang keujurun clan peutue seunebok
Sementara itu di Gayo reje reje Gayo yangawalnya animis setelah masuk Islam dan menjadi
vassal Kesultanan Aceh adalah sekutu strategis
dari sudut pandang politik dalam aliansi melawanBelanda dan ekonomi yaittt penyedia hasil bumi
yang dijual ke wilayah pesisirAceh Faktor jarak
geografis yang jauh dari pusat kesultanan Acehjuga memengaruhi otonomi reje reje Gayo15 yangwilayah kekuasaannya juga meliputi Bener
Meriah sekarang clan menyebabkan sisterrlpemerintahan Gayo menjadi republik republik
kecil di mana Reje merupakan presiden dari
setiap republik itu 16 Struktur kekuasaan terpusat
Salman Yoga S Ag Adat Budara Ciayo dalani Lintasan SelarahTakengon ST AI Umversrtas Gajah Putih 2003 Sarak opat terdiri
atas empat komponen reje musuket ripel raja Nvajib menimbangdengan adil akibat suatu perkara pelanggaran adat sehingga bisa
diambil keputusan Sifat keramat reje nnusuket sipet artinya
memiliki sifat adil bijak suci benar serta kasih sayang peuthremusidiksasat peutuelorang bijak berkewajiban menyelidiki ataumembuktikan kebenaran atau penyebab suatu perkara untuk
disampaikan kepada raja sifat keramat nnrsidiksasat teliti peka
cepat tanggap imeum muperlu sunet irneum berkewajibanmelihat kesesuaian fardhu atau sunat nya suatu perkara termasuk
melihat halal dan haramnya sesuai dengan hukum Islam untuk
disampaikan pada Raja sebelum diambil keputusan sifat keramat
muperlu sunet berwibawa dengan contoh perilaku yang Islamibagi masyarakat rrz vat mugenap mt fukat rakyat berkewajibanbermusyawarah clan bermufakat dalam suatu perkara juga dalam
menilai penyelenggaran pemerintahan serta mendengar keluhan
untuk disampaikan pada raja yang akan mempertimbangkannyasebelum diputuskan
Melalatoa ibid him 28
Salman Yoga Ibid him 15 16 Otonomi kekuasaan reje tampak
dari aspek pelaksanaan hukum pidana ataupun perdata yang tidakperlu menunggu persetujuan Sultan Aceh Karena wilayah para reje
di Gayo termasuk dalam vassal Sultan Iskandar Muda mereka
cukup memberikan upeti melalui utusan kepada Sultan AcehC Snouck Hurgronje Gayo R asyaralcat dan Kebudavaaannya
Areal Abad ke 20 judul asli Het Gajoland en Zijne Beironers
penerj Hatta Hasan Aman Asnah Jakarta Balai Pustaka 1996
112
di tangan raja yang diwariskan secara turuntemurun
Mekanisme tradisional di Aceh clan Gayo
seperti di atas berubah secara radikal seiringdengan masuknya ideologi liberal yang dibawaPemerintah Kolonial Belanda dan sistem tanam
paksa yang mentranformasi sistem feodalpemilikan tanah berbasis kebersamaan
komunalisme menjadi berbasis individualisme S
Di sinilah terjadi perubahan sosial yang
mengakibatkan transforrnasi masyarakat dari
bercorak feodal ke masyarakat semi demokratis
berbasis individualisme demokrasi liberal 21
Modal sosial orang Gayo clan orang Acehsemakin memudar sejak ekspansi kapital di bawah
kekuasaan kolonial Belanda clan Jepang jugaOrde Lama clan Orde Baru Kolonial Belanda
tahun 1904 masuk ke Gayo dan menghadapi
perlawanan walaupun akhirnya bisa dihentikan
Belanda menjadikan wilayah Alas dan Gayo
dalam onderafdeling Gajo en Alcrslanden vangterdiri dari landsclzap22 Bukit Linge Syiah
Utama clan Cik Perubahan status administratif
ini tjdak mengubah fungsi fungsi kelembagaan
berdasarkan adat clan agama Islam karena
kepentingan ekonomi Selain itu berkaca dari
pengalaman sejarah dukungan Gayo pada
Kesultanan Aceh saat memerangi Belanda
sehingga kolonial membiarkan fungsi fungsi
pemerintahan adat clan ekonomi tumbuh
Pemerintahan kelima landschap di atas dipimpinmasing masing oleh seorang Kejttrun orangGayo dengan basis teritorial belah Dalam setiapbelah itu struktur kepemimpinannya terdiri atas
pengulu peutue imem rayat yang merupakankesatuan pranata sarak opat 1 Jika suatu belah
menghadapi masalah maka pengulu yang akan
him XIiI 47 SnOUCk menyebut sistem pemerintahan Gayo sebagai
republik patriarchaal karena pemusatan kekuasaan pada reje ini
Ibid
Suhartono et al Politik Lokcil Parlemen Desci Aieal
Kenrerdekaan Sanipcii Zaman Otononii Daerah Yogyakarta
Lapera Pustaka Utama 2001 h1m 43
Lihat definisi perubahan sosial menurut Rogers et al 1988
sebagaimana dikutip oleh Bahrem T Sugihen Sosvologi PedesaanSuatu Pengantar Jakarta Rajawali Pers tanpa tahun him 55
Lihat juga pendapat Suhartono e1 al ibid Poluik Lokcrl
Parlemen Desa hhn 44
Perang gerilya Tange Besi terjadi dalam konteks meahvankaum kafir yang berlangsung cukup lama
Landschap adalah kesatuan wilayah yang lebih luas sedikitdari kampmrg pada tahun 1970 an berubah menjadi kecamatanz Melalatoa ibid him 45
Seperti telah digambarkan di muka pranata ini mencerminkan
kesatuan fungsi penyelenggaraan tradisional dengan pemimpin
pemerin tali an ke7urun pengawasan pengulu legislatif peutuedengan partisipasi rakyat
menyelesaikannya melalui musyawarah namun
jika tidak selesai juga baru diserahkan kepadaKejurun S Di Gayo Belanda memelihara
kecenderungan konfliktual di kalangan
masyarakat tradisional Gayo seperti konflik
moiety yang menjadikan masyarakat Gayo bisadipecah belah menurut kepentingan politik luar b
Proses kapitalisasi berlangsung denganpembukaan perkebunan kopi besar di Aceh
Tengah
Selain mengalami transformasi sosial
wargagampongjuga mengalami pergeseran nilaidan ikatan tradisional antara uleebalang ulama
dan warga gampong Tanam paksa menyebabkanikatan tradisional antara wargagampong dan eliteberubah menjadi ikatan kontrak karena
uleebalang kini menjadi kaki tangan Belandauntuk mengontrol komoditas pertanian
sedangkan ulama disingkirkan
Di sisi lain pendudukan Belanda juga
melahirkan kesadaran baru di dalam masyarakat
gampong akan pentingnya pendidikan di luaragama sehingga metnunculkan elite elite baru
yang berbasis tidak saja pada kekayaan dan tanahtetapi melalui pendidikan hal ini terjadi baik di
wilayah pesisir maupun dataran tinggi Gayo Balk
pada masa kesultanan maupun Pemerintahan
Kolonial Belanda kepemimpinan gampongbercorak patrimonial2s karena diwarnai dengan
kekerabatan yang tinggi dan turun temurun dalampenunjukan uleebalang maupun keuchik 9Akibatnya feodalisme menjadi keniscayaan
dalam gampong akibat terpusatnya kekuasaanpada segelintir elite sedangkan warga gampong
powerless tidak berdaya Pada titik ini
demokrasi partisipatiftampaknya sulit terwujud
Kondisi di atas diperparah oleh konflik
antarelite gampong yang meruncing pada masa
pendudukan Jepang 1942 1945 Jepangmenerapkan politik keseimbangan dengan
ze Melalatoa ibid hlm 45
lbid him 46
z Suhartono ibid him 44
Tentang patrimonialisme di pedesaan Jawa lihat SartonoKartodirdjo Perkembangan dan RuntuhnyaAristokrasi Tradisional
Jawa dalam Kepemimpinan Jarva Perintah Halus Perintah
Otoriter Ed Hans Antlov and Sven Cederroth Jakarta Yayasan
Obor Indonesia 2001 him 31
21 T Bachtiar Effendi Panglima Polem Pengendalian Sosial di Aceh
Besar dalam Segi Segi Sosial Budaya iLlasyarakat 9ceh Hasil
Hasil Penelitian dengan iLletode Grounded Research ed
Alfian Jakarta Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial 1977 him 87
3o M Mansyur Amin Kedudukan Kelompok Elite Aceh dalamPerspektif Sejarah dalam Kelompok Elite dan Hubungan Sosial
di Pedesaan pengantar Alfian Jakarta Pustaka Grafika Kita
1988 him 33
mengakomodir ulecbctlang dan ulama untukmelawan sekutu 0 Namun ulama lebih disukai
rakyat daripada uleebalang karena ulamamemperoleh legitimasi institusional untuk dekat
dengan rakyat melalui Mahkamah Agama atau
membantu perbaikan masjid dan Meunasah
Sementara itu warga gampong mengalamikesengsaraan ekonomi dengan menjadi tenaga
paksa untuk kepentingan ekonomi dan militer
Jepang Z Di Gayo terjadi pemiskinan rakyatmenyusul pembangunan jalan dengan kerja paksa
dari daerah Takengon ke Blangkejeren Orangkampung ikut kerja rodi sehingga sawah dankebun terlantar mereka juga memakai baju dari
karung goniLagi lagi kesengsaraan warga gampong ini
mempersulit tulnbuhnya budaya politik
partisipatif karena mereka larut dalam tekanan
untuk bertahan hidup Puncak konflik antarauleebalang dan ulama terjadi pada PerangCumbok Februari Maret 1946 yang
dimenangkan ulama PUSA Persatuan Ulama
Seluruh Aceh sekaligus menandai pergantian
pengaruh dan posisi pemimpin formil dari
uleebalang ke ulama PUSA Perubahan petakekuasaan ini diikuti dengan kecenderunga 1
koalisi ulama dengan keuchik yang mengubahpeta hubungan kekuasaan tradisional gampongantara uleebalang dan keuchik Pergeseranukuran kepemimpinan yang terjadi pada masarevolusi yang bergerak dari arah masyarakat inimenandakan mulai terbukanya pintu partisipasi
warga gampong dan memudarnya patrimonialisme uleebalang Hal ini juga dapatdimaknai sebagai awal dari terbukanya pintu ke
arah demokratisasi partisipatif gampongPada periode pascakemerdekaan konteks
politik nasional yaitu pergantian rezim dan
keluarnya berbagai keputusan politik terutama
tentang otonomi dan desentralisasi yang berkaitanlangsung dengan gejolak politik di Aceh juga
Ibid 35
Soeyatno Sejarah Sosial Masyarakat Pedesaan Sibreh Aceh
Besar dalam Segi Segi Sosial Budaya Afasrarakat Aceh Hasil
Hasil Penelitian dengan Aletode Grounded Research Alfian
Ed Jakarta Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan
Ekonomi dan Sosial 1977 him 58
Melalatoa ibid him 46 48 Bentuk pemerintahan di Aceh
Tengah setelah lepang menyerah diawali oieh pembentukanlembaga lembaga DPR Laskar Rakyat Pesindo Penvari dan
BAGURA dan susunan pemerintahan baru yang terdiri atas KepalaLuhak Bupati beberapa kepala negeri camat kepala mukim
dan kepala kampung keucik kemudian berubah menjadi geucikAceh Tengah yang baru mendengar kabar proklamasi bulanSeptember 1945 lalu mengirim pernyataan ke Jakarta mendukung
proklamasi
113
berimbas pada kehidupan gampong Masarevolusi 1945 1950 mengakibatkan merosotnya
komoditi pertanian yang mengarah pada stagnasiekonomi gampong Kondisi ini menyebabkanurbanisasi warga gampong ke kota kota yangmengikis identitas tradisional sebuah gampong
Gampong yang awalnya merupakan tanah tempattinggal tanah kebun dan bercocok tanam yangdidiami oleh sekelompok penduduk34 kini semakin
ditinggalkan karena memudarnya ikatan sosial
dan ikatan teritorial Otoritas pranata
pemerintahan gampong seperti uleebalang
keztchik dan ulama tidak lagi sekuat pada masa
lampau karena transformasi sosial dari pola
kehidupan agragis ke pola semi urban
mengakibatkan reduksi identitas kultural warga
gampong Sebaliknya reduksi kultural tniternyata berubah menjadi solidaritas kolektif yangmemperteguh identitas politik ke Aceh an
berbarengan dengan munculnya sentimen lokal
akibat kekecawaan ulama PUSA dengan
pemberontakan DI di tahun 1953 1958 Tiga
tahun setelah merdeka petani kopi orang Gayodan Jawa mengambil alih perkebunan perkebunan
Belanda dan merawatnya dengan cara tradisional
hingga kini Ketika terjadi perang Cumbokmenyusul ketrludian peristiwa Dl TII warga
kampung di dataran tinggi Gayo terjebak dalampertarungan kekuatan politik pemerintah pusat
dan lawan lawannya S
Realitas politik yang berkembang kemudiancenderung paradoksal sebab menguatnya
identitas politik etnis tidak dapat mencegah
lunturnya penghargaan terhadap adat danmemudarnya pranata gampong Hal ini terjadimanakala Orde Baru 1966 1998 secara
sistematis melakukan delegitimasi struktural
gampong dengan UU No 5 1979 yangmenyeragamkan satuan pemerintah terkecil
sebagai desa Selain itu Orde Baru juga
mengembangbiakkan elite elite baru untuk
menguasai pemerintahan daerah Aceh dan
mengontrol gampong melalui teknokrat lokal
birokrat militer pengusaha dan ulama yang telahditundukkan melalui MUL3 Kooptasi politik
dan ekonomi tak terelakkan terutama pada
gampong yang lokasinya berdekatan dengan
4 Suyatno bid him 53
Melalatoa bid him 49
Rodd McGibbon Local Leadership and the Aceh Conflictdalam Anthony Reid Ed T randah of G iolence the Backgroundto the Aceh Problem Singapore Singapore University Press inassociation with University of Washington Press 2006 him 32123
114
kawasan industri Aceh Besar Banda Aceh
Saban Acch Utara dan perkebunan Aceh
Tengah
Pada masa pasca Orde Baru UU No 18
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagiProvinsi Nangroe Aceh Darusslam NAD yangditindaklajuti dengan terbitnya Qanun No 4 2003
tentang Mukim dan Qanun No 5 2003 tentangGampong merevitalisasi gampong dan mukimserta membuka peluang untuk kembali ke adatdan agama Islatn Namun pengamatan awal
menyimpulkan bahwa menurunnya penghargaan
terhadap adat memudarnya pranata gampongdan letnahnya sumber daya manusia di gampongmerupakan tantangan terbesar untuk kembali
ke gampong Jika cikal bakal demokrasi idealnormatif yang berbasis pemilikan tanah secara
komunal dan penghargaan terhadap otoritastradisional mulai luntur maka warga gampongmemiliki peluang untuk menciptakan sumber
kebersamaan baru dengan melakukan kontrak
sosial baru misalnya melalui pemilihan langstmgkeatchik atau imam mukim yang dulunyadilakukan secara turun temurun tnerevitalisasi
peran dan posisi ulama yang selama Orde Barudikooptasi oleh pemerintah atau melakukan
pendampingan terhadap warga gampong dalampenyusunan musrenbang37 untuk menumbuhkan
budaya politik partisipatii Jika pernilihan keuchik
secara langsung merupakan upaya mewujudandemokrasi prosedural maka keterlibatan dalam
musrenbang menjadi sarana untuk memfasilitasi
terwujudnya demokrasi desa substansial yangbersumber dari kehendak rakyat dengan tujuan
untuk kebaikan bersama
Bagian berikutnya dari tulisan ini
menyajikan illustrasi hasil penelitian dari dua
lokasi untuk melihat kondisi terkini kelembagaan
gampong dan kanipung istilah untuk desa bagimasyarakat di dataran tinggi Gayo Aceh
Keduanya mempunyai landscape teritorial yangberbeda yaitu di daerah pesisir Kabupaten Aceh
Utara Gampong Meuria Kecamatan
Matangkuli dan di daerah pegunungan Dataran
Tinggi Gayo Kampung Rainung JayaKecamatan Perinata Kabupaten Bener Meriah
serta dipengaruhi oleh derajat konteks politik
konflik yang berbeda dan memiliki modalekonomi yang jauh berbeda pula Ketiga faktor
bhisrenbang Musyawarah perencanaan pembangunan sepertiyang dilakukan oleh NGO internasional dari Jerman GTZ danSLGSR
tersebut ternyata tidak dapat diabaikan dalanl
menganalisis dinamika dan kapasitas
kelembagaan garnpongTemuan Lapangan
1 Dinamika Kelembagaan di GampongMeria Kec Matangkuli Kab Aceh Utara
Kentbali ke Gampong Sekadar Gartti Baju
Gampong Meria adalah satu gampong diKecamatan Matangkuli Kabupaten Aceh Utara
yang terdiri atas 72 gampong 2 mukim clanberpenduduk 21 814 jiwa Lokasinya terletak
agak di luar kota Lhokseumawe bersebelahan
dengan kompleks pabrik LNG Exxon Daerah ini
dulu merupakan arena konflik bersenjata39
yang menyebabkan aktivitas sosial dan ekonomimasyarakat menjadi lumpuh Sekarang ruangperdamaian yang terbuka setelah
penandatanganan MOU di Helsinki bulan
Agustus 2005 dirasakan telah memberikan rasa
aman kepada masyarakat gampong sekaligusmembuka kesempatan bagi berlangsungnya
program bantuan pascakonflik40 meskipun
hubungan sosial di antara anggota masyarakat
masih sesekali diwarnai oleh kecurigaan terhadaporang luar karena kerap muncul rumor yang
tidak jelas kebenarannya
Dari aspek penlerintahan fungsi clan
struktur kelembagaan pemerintah desa desa di
Aceh Utara kini telah berubah nama menjadi
gampong sebagai suatu unit pemerintahan
terendah yang diakomodasi dalam UU Otsus AcehNo 18 2001 clan Qanun No 5 2003 tentangPemerintahan Gampong Namun fungsi danstrukturnya hanya sebatas formalitas Baju nya
berganti menjadi gampong tetapi dalam
N Sosialisasi Rehabilitasi dan RekonstPaksi makalah Bupati
Aceh Utara di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Utara
Lhokseumawe 9 April 2006 tidak dipublikasikan
Data rekapitulasi bantuan untuk masyarakat miskin dan korban
konflik di Kab Aceh Utara tahun 2005 menunjukkan dari 57
gampong yang berada di Kecamatan Matang Kuli tercatat 505warga sipil berhak mendapat bantuan denganjumlah korban sipd
terbanyak kedua setelah Gampong Parang IX 42 warga sipilberasal dari Gampong Meria di mana 30 warga sipil mengalamiberagam kekerasan selama konflik berupa penculikan trauma
akibat disiksa perusakan dan pembakaran rumah serta kedai Data
tersebut juga menunjukkan di Gampong Meria tercatat 4 ekskombatan GAM vang berstatus tapol mengalami beragamperlakuan selama di penjara Matrix Tim Pemberdayaan
Masyarakat Miskm clan Korban Kontlik KabupatenAceh Utara
2005 tidak dipublikasikan
40 Pemberian bantuan untuk korban konflik pada tahap identifikasibantuan oleh tim pendataan kabupaten dilakukan dengan koordinasi
bersama kecamatan dan perangkat desa gampong
praktiknya masih menjalankan praktik praktik
desa masa Orde Baru Salah satu penyebabnya
adalah ketiadaan perangkat undang undang atauganun yang mengatur tentang gampong yangsemestinya dikeluarkan oleh pemerintah
Kabupaten Aceh Utara Akibatnya sebagai
contoh keuchik maupun perangkat garnpongmasih sering menggunakan aturan aturan yang
lama Mum ada yang membedakan dengan jelasantara kepala desa dan kezichik kecuali hanya
pada sebutannya saja
Orientasi dari fungsi perangkat
kelembagaan di gampong telah mengalamibanyak perubahan Perangkat adat yang telahterakomodasi dalam struktur gampong sepertituha peut ataupun imam mezrnasah tidak lagi
bekerja berdasarkan semangat komunalisme
gampong yang mengedepankan nilai nilai sosialdan kesukarelaan sebaliknya mereka bersedia
duduk di posisinya bila disertai dengan
keuntungan ekonomis yang jelas Dalam hal inikaSUS mundurnya ketua dan wakil tuha peut
merupakan bukti nyata Imam rneunasah juga
mempersoalkan rendahnya gaj i yang ia terimaPadahal berbeda dengan imam meunasah tempo
dulu imam mezlnasah pada gampong masa kinifungsinya telah menyempit sebatas tugas
memimpin salat jamaah di meunasah khususnya
shalat magrib atau bersanla sama kepala dusLm
atau keuchik mengurusi j ika ada warga gampongyang meninggal dunia Peran kepemimpinangampong juga memperlihatkan kecenderungansentralisasi pada hampir semua urusan
pemerintahan di tangan keuchik kendati ada
seperangkat aparat desa yang bisa membantunvaNamun hal ini dianggap sebagai sesuatu yanglumrah meskipun mengakibatkan tidak
berfungsinya struktur pemerintahan desa
Keberadaan perangkat gampong kini juga telahtereduksi hanya sekadar sebagai alat
pemerintahan formal yang tugasnya mengurusipembuatan dan penggantian KTP pengurusan
jual beli tanah clan semacamnya Sementara
tugas tugas sosial mereka sebenarnya telah dapat
diambil alih oleh masyarakat balk itu ketika ada
kematian maupun pernikahan
Selama 30 tahun gampong ibarat matisurikarena tidak difungsikan akibatnya masyarakat
d1 Kecuali keuchik tuhapeut luha lapan dan imam meunasah
sebenarnya dalam strukturgampong juga dikenal dengan apa yangdisebut dengan panglin a laot membawahi nelayan keujreun
blang membawah i urusan menyangkut air haria peukan yangberwenang mengambil pajak di akhir akhir pekan ke masyarakatdan lain lain
115
gampong dewasa ini umutnnya hanya mengenalsebatas nama terhadap lembaga lembaga adatyang terclapat di gampong a namun belummemahami apa clan bagaimana tugas tugasnya
Bahkan masyarakat merasa asing terhadaplembaga adat semisal keujreun blang Keujreunblang ialah lembaga adat yang membawahimasalah air untuk urusan irigasi Tugas keujreun
blang termasuk menentukan kapan waktu untukpertama kali turun bibit penanaman clan
seterusnya Selama 30 tahun masa Orde Baru
pranata pranata ini tidak digunakan lagi
Kenyataan mengenai perubahan yangsifatnya artifisial pada lembaga gampongdipengaruhi pula oleh telah runtuhnya sebagian
besar nilai nilai dan norma norma adat kecuali
beberapa tradisi yang terkait dengan acara acarayang sifatnya ritual seperti acara Maulud Nabiclan tradisi pernikahan Adat istiadat lainnya di
luar itu praktis sudah ditinggalkan orangContohnya bila ada pertengkaran antarwarga
saat ini lebih diselesaikan menurut tatacara
hukum formal clan bukan secara adat di mana
imam meunasah yang mendamaikan
pertengkaran kemudian dilakukan acara potongkambing clan peseujeuk dengan maksud agarmendinginkan hati kedua pillak yang bertengkar
Tradisi lain seperti gotong royong telahrnelemah clan dalatn beberapa situasi bahkan
tidak dikenal lagi Menurut adat asli Aceh bila
seseorang ingin membangun rumah maka iaberhak meminta bantuan dari para kerabat dekat
untuk bekerja menyingsingkan lengan clan tenaga
untuk membangun rumah sedangkan pihak tuan
rumah cukup menyediakan makanan Namundewasa ini hat tersebut sulit ditemui lagi
mengingat setiap keringat yang clikeluarkan dantenaga yang dikeluarkan senantiasa dihitungdengan uang Dengan kata lain tiada bantuanyang sifatnya cuma cuma lagi
Rendahnya Kapasitas Gamporng DilemaDemokrasi dan Otonomi
Kapasitas perangkat gampong sangatmemengaruhi terhadap berjalannya demokrasiclan otonomi gampong Di gampong keuchikbiasanya ticlak mengandalkan pendidikan
melainkan pada faktor kepopuleran kharismanya
di gampong Rendahnya rata rata pendidikankeuchik di Aceh Utara menjadi penyebab utamaburuknya perencanaan pembangunan di desa
Selain itu keuchik tidak pernah menyertakan
fi 9
berbagai unsur masyarakat dalam membuat
perencanaan pembangunan ia tidak memahami
bagaimana sebenarnya penerapan dari
perencanaan pembangunan yang partisipatif
bottorrt upProses penyusunan musrenbang di gampong
merupakan salah satu potret tentang bagaimanademokrasi dilaksanakan di level gampong Dalampenyusunan niusrenbctng kecamatan atas
permintaan kabupaten mengundang seluruhkeuchik clan mukim berkumpul di kantor
kecamatan Keuchik kemudian mengumpulkan
kaur kaur dan tzthapeut untuk membicarakan
mengenai penentuan satu proyek yang akandiusulkan ke tingkat kecamatan Namun para
petinggi gampong mengakui bahwa mereka tidakmungkin memusyawarahkan penyusunan
musrenbang gampong dengan banyak pihakkarena bila clemikian diyakini malah akan
menimbulkan keributan sebab semakin banyak
orang akan semakin banyak maunya Secara
umum terlihat bahwa pak keuchik secara sadar
ticlak henclak menerapkan kaidah kaidah
demokrasi secara seutuhnya baik karena
pertimbangan praktis waktu yang sempit atau
justru menilai bahwa dengan demokrasi akan
menimbulkan potensi konf7ik di masyarakat Pola
yang ticlak clemokratis ini juga tampaknyadisebabkan oleh pemikiran pragmatis untuk
memanfaatkan jabatan demi keuntungan pribadi
karena dengan hanya mengundang segelintirorang dalam rapat pengusulan proyek akan
menguntungkan para petinggi gampong yang
memiliki aset di suatu wilayah yang akandiusulkan menjadi proyek az
Hal lain yang penting dikemukakan ialahmengenai kapasitas gampong gampong di AcehUtara yang sungguh memprihatinkan Hampir 90persen keuchik ticlak memiliki kantor sehingga
yang dinamakan kantor keuchik itu biasanya akanmerujuk pada a rumah keuchik itu sendiri
yang paling banyak ditemui b sebuah rttangan
yang menempel dengan rumah keuchik c
kantor gampong sekaligus menumpang dimeunasah artinya meunasah sekaligus berfungsi
sebagai kantor gampong Lantaran umurnnya
a Pihak kecamatan sendiri tidak merasa perlu untuk memfasilitasi
perencanaan pembangunan dari gampong Pihak kecamatanumumnya hanya menginstruksikan kepada keuchik agar
menyiapkan musrenbang tanpa pernah berusaha melihat bagaimana
proses musrembang itu berjalan dan dilaksanakan di tingkat
gampong Kecamatan tidak pernah berusaha mendorong gampongagar bisa menyusun rencana pembangunan secara bottom up
gampong di Aceh tidak memiliki kantor sulituntuk membayangkan pemerintahan gampong
dapat berfungsi sebagaimana layaknya kantor
resmi Di kantor yang serba darurat itu tidaktampak standar minimal sebuah kantor dan
keuchik hampir dapat dikatakan tidak punya data
yang paling standar sekalipun Semua datapenting tentang sebuah gampong hanya tersitnpandi kepala Pak Keuchik Termasuk bila kita
berbicara tentang data BPS Biro pusat StatistikAceh Utara yang umumnya menempatkansukarelawan di setiap kecamatan untukmenginput data data Sayangnya data data yangdikumpulkan itu berasal dari sumber utama yaitu
Pak Keuchik yang mendasarkan datanya secarakira kira saja
Terhadap bawahannya keuchik biasanyasungkan untuk menerapkan manajemen rasional
dan justru memilih untuk banyak menenggangrasa Keuchik tidak akan begitu saja mencopot
kepala dusun kadus yang sudah tua usianyaclan mengganti dengan personalia yang lebihmuda kendatipun kadus tidak lagi bisa bertugas
dengan baik Mengganti kadus semacam itu
bahkan dianggap sebagai suatu kecerobohankarena kadus yang sudah tidak efektif itu di masalalu juga memiliki jasa yang banyak Keuchikmerasa tidak enak hati sehingga ia lebih
mendasarkan pertimbangan pada sikap danperilaku sosial kadus sehari hari yang dikenalsebagai orang baik
Desentralisasi kurang terlihat karena desatidak memiliki wewenang yang cukupdidelegasikan dari kabupaten Se nentara dari segi
keuangan saja desa tidak menerima bantuan
untuk pengeluaran rutin kecuali untuk gaji
perangkat desa Otonomi desa juga lemah karena
desa tidak memiliki sumber daya yang cukupsebagai pendapatan asli desa Otonomi gampongdi sisi lain juga semakin lemah bila melihat para
perangkat gampong bekerja lebih atas dasar tugasyang diberikan oleh negara karena merekamendapat gaji dari pemerintah kabupaten
sekaligus memunculkan perasaan yang cukup
kuat bahwa mereka adalah bagian dari sistem
administrasi kenegaraan pada level terbawah
2 i inamika Kelembagaan di KampungRamung Jaya Keeamatan Permata KabupatenBener Meriah
Kapitalisasi Sosial Ekononri dan Budaya
Tanoh Gayo
Mendiskusikan wilayah Kabupaten Bener
Meriah artinyaj uga membicarakan sistem budayaserta ekonomi masyarakat Gayol sebagai
mayoritas etnis yang mendiami daerah datarantinggi tersebut Penduduk Bener Meriah sekarangsangat heterogen termasuk migran dari Padangclan Jawa yang datang karena pembukaanperkebunan besar oleh Belanda tahun 1920 di
Aceh Tengah serta melalui program transmigrasi
di awal tahun 1980 an Daerah ini telah
mengalami beberapa kali perubahan status
administratif setelah masa kemerdekaan sewaktu
masih menjadi Kabupaten Aceh Tengah yangdibentuk pada 14 April 1948 berdasarkan UU No
10 Tahun 1948 clan dikukuhkan kembali sebagai
sebuah kabupaten pada 14 November 1956
melalui UU No 7 Drt Tahun 1956 Saat itu
wilayahnya mencakup tiga kewedanan yaituTakengon Gayo Lues dan Tanah Alas Di bawah
Orde Baru kampung di tanah Gayo diaturberdasarkan UU 5 1974 kemudian UU 5 1979
Struktur pemerintahan kampung disamakandengan desa a
Pada tahun 1974 Kabupaten Aceh Tengah
dimekarkan menjadi Kabupaten Aceh Tengah dan
Aceh Tenggara karena kondisi jalan yang burukdan desakan masyarakat Pola pemukiman tidak
lagi berdasarkan kampung asal yang berisibeberapa belah yang kelompok kelompok rumahclan dipisahkan oleh jalan kampung dengan batasbatas alam yang disebut dewal batas alam bisaberupa pohon di antara persawahan atau ladangDi ka npung asal tadinya terdapat masjidmesegit joyah lumbung dan rumah sementarajamur ketika musim berladang atau panen
Pertumbuhan penduduk clan migrasi yang
Dal am penelitian ini jika di set utkan orang Gayo adalah orangGayo Deret dan Gayo Lut yang sekarang mendiami daerahKabupaten Bener Meriah clan Aceh Tengah
Ibid him 74 Sekwilda DI Aceh tahun 1976 menyebut desa
desa di seluruh Aceh sebagai gampong padahal yang dikenal didaerah dataran tinggi Gavo adalah kampung Saat itu di AcehTengah terdapat 164 kegeciken atau kampung yang secaraadministratif adalah bagian dari 27 kemukiman yang masingmasing dipimpin oleh kepala mukim dan berada di bawah 7kecamatan
117
Inengubah pola ekonomi masyarakat kemudian
mengubah pola pemukiman kampung menjadilebih tersebar meskipun pembentukan kampungdi daerah baru ini masih melibatkan anggota
belah asal Migrasi juga membuat munculnya
kampung kampung baru seperti kampung Cinadi Takengon yang bersebelahan denganpertokoan 45
Pemerintah kampung menjadi alatmobilisasi kekuatan politik melalui pemilu
birokrasi dikuasai partai politik dan mayoritas
wilayah di Aceh Tengah saat itu menjadi kantungpemenarigan Partai Golkar Seiring denganpembangunan Orde Baru tahun 1970 an wilayah
Aceh Tengah dieksploitasi sebagai basis ekonomi
dengan keberadaan perkebunan kopi dan
perusahaan HPH yang menjadi pemasok utamaindustri kertas semen di Lhokseumawe pabrik
Kertas Kraft Aceh Jalan besar untuk
mengangkut kayu dibuka dari kawasan di atas
Laut Tawar di Takengon ke daerah Linge
menembus kecamatan Permata hingga
Lhokseumawe Masa itu utnumnya seorang tokohpolitik sekaligus menjadi patron di bidangolahraga dan kesenian di tingkat lokal mungkin
sebagai strategi penguasa untuk melakukan
penjinakan politik
Dalam buku tentang kesenian Gayo47 sebuahfoto yang diambil oleh seniman L K Aramenunjukkan Presiden Soeharto dalam pakaian
kebesaran adat Gayo meresmikan Pabrik Gula
Mini di Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh
Tengah Hal itu menggambarkan orisinalitas
tradisi adat penghargaan orang Gayo terhadappemimpin dan keterbukaan Gayo terhadap sukuluar Jawa Di sisi lain foto itu Inenggambarkan
penaklukkan adat di bawah kepentingan
ekonomi politik negara Tahun 1987
15 bid hlm 77
Peta wilayah HPH di Kec Syiah Utama tt anonim Wawancara
dengan mantan karyawan PT KKA di Pondok Baru Kec Syiah
Utama terisolasi karena jembatan utama yang menghubungkandengan Pondok Baru di pusat kabupaten Bener Menah putus karena
banjir bandang bulan Januari 2007 lalu Pada periode 1980 1999daerah itu dieksploitasi oleh pengusaha HPH dari Jakarta clan lokal
PTAPPI PT Gruti PT Olmdo PTAIas Helau Perusahaan HPH
menutup operastnya ketika konflik karena tidak berani menebangdi hutan selain itu jalan jalan pengangkutan kayu diblokade oleh
salah satu pihak Peralatan mereka sekarang masih berserakanmenjadi besi tua di daerah ttu Pemkab Bener Meriah sekarangtampaknya cendentng tetap mengonversi lahan eks HPH itu menjadiperkebunan kelapa sawit karena 9ahannya cocok untuk sawit
selain ittt Gubernur Irwandi menyatakan stop loggingpada pemkabBener Meriah
17 Drs M Affan Hassan Drs Thantawy R dan Drs KamaluddinM anggota Sanggar Seni Buntul Kuhn Kesenian Cayo dan
Perkernbangannya Jakarta Balai Pustaka 1980 hlm 2
Uij
pemerintahan Gubernur Aceh Ibrahim Hasan
1986 1993 rnengeluarkan kebijakan zona
pertanian untuk menggunakan lahan bekas HPH
yang mengundang minat investor kelapa sawitNamun hasil industrialisasi yang masif itu hanyadirasakan oleh segelintir pengusaha dan politisi
dari Jawa sejumlah elite Gayo pembesar militer
sementara masyarakat yang tinggal di daerahyang jauh dari pusat kota semakin miskin DiAceh Tengah muncul konflik antara suatu
perusahaan HPH besar PT Alas Helau dengan
masyarakat karena pola penetapan areal
penebangan memotong begitu saja lahanpertanian masyarakat 48
Kooptasi politik dan ekonomi yang menimpaorang Gayo tidak cukup untuk membuatmasyarakat Gayo yang plural identitas etnisnyaitu memobilisasi perlawanan terhadap pemerintahpusat sebagaimana yang terjadi di wilayah pesisirAceh Wilayah Aceh Tengah menjadi arena
konflik setelah periode rekrutmen anggota
kelompok gerakan perlawanan bersenjata meluas
di antara tahun 1998 2000 sehingga pemerintah
pusat menjadikan daerah ini tempat konsentrasi
operasi militer yang diikuti oleh pembentukanpasukan sipil bersenjata yang dipimpin oleh eliteelite pengusaha dan politisi lokal yangkepentingan ekonominya besar sehingga haruS
dilindungi untuk melawan GAM Kabupaten
Bener Meriah sekarang merupakan pemekaran
dart Kabupaten Aceh Tengah yang disahkanmelalui UU No 41 Tahun 2003 tentangpembentukan Kabupaten Bener Meriah di
Provinsi NAD Pada kurun waktu 2000 2005
konflik bersenjata di daerah ini menyebabkan
polarisasi sosial berdasarkan etnis dan
memunculkan gelombang pengungsi 49
Terjepit dan Bertahan di Tengah Konflik
Saat ini proses damai50 tengah berlangsungmeskipun jejakjejak konflik masih ditemui di
M Isa Sulaiman From Anronomy to Penphei dalam Anthom
Reid ibrd hlm 128 Lihat juga Eye on Aceh Aceh Logging in AConJlrct Zone Oktober 2004
49 Kirsten Schulze Strategy and The Aceh Conflict dalam AnthomReid ibid hlm 235 236
5 Di Bener Meriah proses damai ditandai oleh A hisara Pakat Redelongyaitu kesepakatan damai antarpihak TNI GAM dan kelompok sipil
bersenjata yang berlangsung di masjid besar Babussalam Redelongpada 28 Juli 2006 Kesepakatan damai mencakup dukungan danpenghormatan terhadap MOU RI GAM yang dttandatangam diHelsinki menghindari sikap sailing curiga dan selalu mengutamakankerja sama Kesepakatan itujuga mengisvaratkan bahwa siapapun yangmenyalahi perjanjian akan dikenai sanksi adat dan hukum nasional
Semua pihak tennasuk pemerintah daerah dalam kesepakatan itu
merencanakan monitoring langsung proses perdamaian sebulan sekahdi Bener Meriah
Kampung Ramung Jaya Kecamatan PennatasKabupaten Bener Meriah s Kampung iniawalnya adalah dusun dalaln wilayah KampungDarul Aman Ramung Kecamatan Bandar Sejaktahun 2005 menjadi bagian dari kecamatan
Permata yang terletak kurang lebih 16 kilometerdari Redelong ibukota kabupaten Berpenduduk172 KK 796 jiwa dengan mayoritas beretnis
Gayo 80 Gayo Laut Lut Gayo Lues 10
yang sebagian besar berasal dari beberapa belahdi wilayah Aceh Tengah Takengon dan
Blangkejeren di Kabupaten Gayo Lues Mereka
bermigrasi pada pertengahan tahun 1970 untuk
membuka lahan petnukiman dan perkebunan kopi
rakyat Etnis Aceh berjumlah kurang lebih 10dari total 796 j iwa 53
Kampung yang terdiri atas dua dusunDusun Ramung clan Dusun Jaya ini terletak di
daerah ketinggian sekitar 1600 dpl di atas
permukaan laut dengan luas wilayah 800 hektare
memiliki sumber daya alam kopi dan palawija
serta sudah mengenal ekonomi pasar karena ada
akses jalan aspal yang menghubungkan sekitar30 desa di wilayah Kecamatan Permata dengan
pusat perekonomian kota di daerah Pondok Baru
Pemukiman di kantpung ini umumnya rumahrutnah kayu setengah tembok yang mayoritasberupa ruko rumah toko Umumnya setiap KKbaik suami maupun istri selain memiliki profesi
lain PNS guru pemilik bengkel tukang jahitwarung makanan kecil atau warung stoksembako juga petani kopi dan atau palawija
dengan kepemilikan tanah per keluarga rata rata
minimal 1 hingga 2 ha
51 Kecamatan Permata daerah berbukit bukit yang terdiri atas 27kampung 4 mukim berpenduduk 12 754jiwadengan komposisipenduduk beretnis Gayo Aceh Jawa dan Batak Daerah ini
mengalami dampak konflik berupa trauma psikologis yang parah
Sekarang kegiatan reintegrasi dipusatkan di beberapa kampungtermasuk Ramung Jaya PPK B RA clan IOM Kondisi geografisnyayang tinggi dan jauh mempersulit pengiriman emergency reliefbanjir bandang pada bulan Desember Januari 2007 Diolah daricatatan lapangan pribadi dan IOM relief report Januari 2007
iz Llhat Monografi Kabupaten Bener Meriah 2004 Pusat
akhvitas pemerintahan Bener Meriah saat ini terletak di ibukota
Redelong Kecamatan Bandar Dalam UU N0 41 Th 2003 Pasal5 BAB lI tentang Pembentukan Batas Wilayah dan Ibu KotaKabupaten Bener Meriah mempunyai batas wilayah sebelah utara
berbatasan dengan Kee Juli Kee Peusangan dan Kee Makmurdari
Kab Bireuen serta Kee Sawang Kee Nisam Kee Simpang KeramatKee Meurah Mulia Kee Paya Bakong dan Kee Cot Girek di KabAceh Utara sebelah timur berbatasan dengan Kab Aceh Timur dan
sebelah barat berbatasan dengan Kee Ketol Kab Aceh Tengah
51 Keterangan Iskandar Muda Kepala Kampung Ramung JayaLihat Bener Meriah Dalam Angka 2005 Bener Meriah BPS
2005 dan Penduduk Kabupaten Bener Meriah Paska Gempa Bumi
danTsunami 2005 Jakarta BPS 2005
5 Wawancara dengan Iskandar Kepala Kampung Ramung Jaya
Kampung ini seluruh warganya beragamaIslam dengan pengaruh Muhammadiyah yangcukup besar dan menurut narasumber
memengaruhi etos pendidikan dan ekonomi
sebagian besar warganya s Aliran aliran agama
Islam lainnya adalah Jamaah Tabligh dan
Ahmadiyah keduanya baru memasuki wilayah
kampong Ramung Jaya dalam kurun waktu 3 4tahun terakhir Tidak ditemui konflik terbuka di
antara para penganut aliran yang hidupberdampingan secara damai salah satunya
disebabkan keberadaan lembaga adat sarak
Opat 56 yang menjadi forum pertemuan wargauntuk mendiskusikan masalah masalah yang
dianggap sensitif clan penting untuk kehidupansehari hari termasuk masalah penyelenggaraan
ibadah dan penentuan nominal kontribusi
masyarakat terhadap praktik praktik sosial clanekonomi kampong Suasana kekerabatan itumemotivasi kerelaan warga untuk menjalankan
iuran Rp100 000 00 per KK per tahun untuk
macam macam kebutuhan kampungmemperbaiki meunasah atau masjid atau
kegiatan sosial lainnya Rencana pemungutan
dan peruntukannya serta siapa yang melakukanpungutan biasanya dilakukan dengan membentuk
panitia kecil melalui pertemuan warga atau sarak
opat s
Organisasi kepemudaan aktif dengan
kegiatan rutin kepemudaan olahraga menjadi
panitia pemilihan kepala katnpung clan relawanpenanggulangan bencana serta sesekali panitia
dan penyedia fasilitas pesta perkawinan clan
kelompok pengajian yang terdiri atas bapak danibu ibu aktif menyelenggarakan aktivitas Jumat
bersih membersihkan rumah fasilitas desa
masjid clan mersah serta mengadakan pungutan
beras jimpitan yang hasilnya digunakan untukmembiayai anak yatim di kampung itu Beberapaibu anggota pengajian menganggap mengaji bisamembantu mengobati trauma konflik yang
Wawancara Ibu Murni pemilik kios jahit Murni Tex guru
pendiri sekolah TK istri dari peutue Sarak Opat Organisasi
Muhammadiyah berkembang di Gayo pertama kali tahun 1920an di Aceh Tengah sekarang Bener Meriah pertama kali masukdi daerah Simpang Teritit56 Sarak opat ini merupakan pranata lokal yang dibentukberdasarkan sistem nilai budaya Gayo yang mengutamakankesatuan peran dari pemimpin yang bijak serta mampu mengetahuipersoalan persoalan di kalangan masyarakat peutue musidiksasat
diakui oleh masyarakat sehingga keputusannya juga disetujui oleh
khalayak rayat genap nttipakat57 Wawancara dengan Bpk Bashiruddin dan Bpk Yahya anggota
sarak opat Kamung Ramung Jaya
119
diderita warga sebab orang menjadi ikhlas danbisa lebih memikirkan masa depan Kegiatan
pengajian clan pertemuan warga sering kalidiadakan di meunasah yang dibangun sebagiandari dana bantuan pemerintah dan sebagian
secara swadaya oleh peutue edet kampung denganbantuan warga
Pemerintahan kampung Ramung Jayaselama lima periode lumpuh di masa konflik
1999 2005 Salah satu mantan kepala
kampung ADj pernah merelakan 60 juta rupiahuntuk memenuhi pajak nangroe serta harus
menyulap rumahnya sebagai pos pemantauan
TN 1 51 Pada masa darurat militer kampung inidiwajibkan untuk melakukan jaga malam
realitasnya dilakukan 24 jam untuk
mengantisipasi pergerakan gerakan pengacau
keamanan Kealpaan melakukan jaga malam
menyebabkan penduduk diinterogasi dipukul
direndam di sungai dan sebagainya Menurut
sekretaris kampung tugas administrasi rutinnyadi masa konflik adalah mendaftar nama petugas
jaga malam membuat KTP Merah Putih clan
menulis Surat jalan 5 Warga katnpong yanghendak keluar dari desa untuk pergi ke tujuan
manapun harus membuat surat jalan yangditandatangani oleh kepala kampung sekretarisdesa clan dicap oleh setiap petugas di pos TNI dikampung setempat untuk kemudian dicek olehpetugas TNI di daerah yang dilewatinya GO Dimasa damai sekarang salah satu tugas
tambahannya bersama kepala kampung adalahmencatat kepulangan kembali mantan kombatan
GAM dan bantuan untuk korban konflik sebagai
bagian dari program reintegrasi pascakonflik b
Kepemimpinan kampung ini sekarangsecara formal berada di tangan Kepala KampungIskandar Muda 35 tahun lulusan SMU petani
kopi mantan tokoh pemuda guru SD Lembaga
pemerintahan kampung tampak masih
tnengadopsi struktur ala desa Orde Baru
meskipun mengakomodasi lembaga adat sesuai
51 Wawancara dengan Bpk A Jalil mantan kepala kampung DarulAman Ramung
51 Wawancara dengan sekretaris kampung Buntul Peteri dan BpkYh peutue edet Ramung Jaya
Wawancara dengan Tanwir Syahputra 33 th tokoh pemuda
alumni universitas di Padang clan aktivis NGO lokal Batai SyuranongAceh 23 Mei 2007 Hal ini juga ditegaskan oleh Sekretaris
Desa Buntul Peteri Kecamatan Permata yang berjarak kurang lebih7 km dari Kampung Ramung Jaya
Wawancara dengan Sekretaris Kampung Ramung Jaya JamaludinA
120
dengan UU Keistimewaan Aceh Pemerintahan
kampung terdiri atas satu orang kepala kampung3 kaur kepala urusan yaitu kaur pemerintahan
kesra clan umum satu orang sekretaris desa clan1 orang atau 3 5 7 anggota BPK Badan
Perwakilan Kampung Kepala Kampung saat inimerupakan hasil pemilihan lan sung pertamakalinya tahun 2005 setelah proses perdamaian
Proses pilkasung ini berlangsung secara cukupdemokratis di mana warga ikut memilih dan
merasa puas karena pemimpin mereka cukupdikenal oleh masyarakat sebab dia berlatar
belakang aktivis organisasi pemuda karangtaruna
Kapasitas prasarana kantor pemerintah
kampung sangat minim sebab sudah lebih darisatu tahun perangkat kampung Ramung Jayamasih berkantor di rumah kepala kampungSesekali rapat kampung dilakukan di rumahkepala kampung atau di rumah Sekretariskampung pernah merangkap sebagai tim suksessalah satu kandidat dalam pilkada Bupati Bener
Meriah di tahun 2007 bahkan di meunasah yangmasih berfungsi sebagai ruang pertemuan publikOleh karenanya kepala kampung clanperangkatnya mengusulkan pengadaan kantor
sebagai salah satu isu utama di kecamatan
Perangkat kampung sekarang rata rataberpendidikan minimum SUP Meskipun
honorarium yang diterima kecil atau tidakmenentu beberapa dari pejabat pemerintah
kampung ini juga petani kopi sukses yang mampumenyekolahkan anak anaknya hingga ke
perguruan tinggi di Padang Medan atau BandaAceh
Kepala Kampung bertanggttng jawab padapemilihnya melalui mekanisme rapat tahunan clan
kontrol terhadapnya menurut aturan dijalankan
oleh BPK BPK ini sekarang tidak berfungsiPemerintahan kampung sehari hari dikerjakanIskandar bersama para kaur serta sekretarisnya
berpedoman pada peraturan lama yang ada sejakmasa kepengurusan kampung terdahulu KarenaPemkab Bener Meriah belum mengeluarkan
Perda atau Qanun mengenai pemerintahan
kampung sesuai dengan UUPA No 11 2006maka peraturan pemerintahan di tingkat kampungmasih merujuk pada peraturan pemerintahan desa
yang dibuat oleh kabupaten induk seperti
62 Wawancara dengan Iskandar Muda
ditunjukkan oleh Kepala Bidang Pemerintahan diKecamatan Permata 63
Penyelenggaraan pemerintahan kampungdilakukan kepala kampung melalui konsultasidengan sarak opat yang terdiri atas para tetuadesa dan imam dusun Di kampung sarak opatberperan penting untuk menjaga harmoniterutama manakala muncul perselisihan
antarindividu dalam satu dusun atau antardusttn
Ada anggapan bahwa masyarakat lebih familiar
dengan mekanisme musyawarah dan pengambilan
keputusan oleh sarak opat daripada BPK 61 Pada
masa konflik rumah salah satupeutue sarak opat
dijadikan tempat berlindung warga dari etnis Jawadan Sunda yang mengungsi dari desa desatetangga Keluarga ini juga membantu ekonomi
warga asal Aceh yang hendak kembali kekampung dengan bekerja di kebun kopinyaKemampuan peutue untuk menjaga jarak baik
dengan TNI maupun GAM dan melindungi
warga yang mengungsi membuatnya hingga kinidihortnati oleh semua pihak
Berjalannya fungsi pranata tradisional di
samping adanya perangkat pemerintahan formaldi kampung bagi masyarakat tidak
membingungkan bahkan direspons dengan baik
Menurut salah satu tokoh kesenian didong iniadalah kemajuan karena mengakui adanya
lembaga adat GS Meskipun demikian ia juga
melihat bahwa adat dalam konteks tertentu
direduksi sebatas ritual dan simbol simbol belaka
sebab fungsi fungsi otonomi lembaga adat seperti
yang pernah dilakukan oleh kejurun dalalnmenentukan lnusim pertanian peran pawang
uteun sudah digantikan oleh aparatus dinas
kehutanan yang kenyataannya di Gayo lebihberperan sebagai pengawal proses eksploitasi
kayu oleh pengusaha lokal dan nasional
I Menurut penjelasan UU No 41 Th 2003 tentang PembentukanKabupaten Bener Meriah di Provinsi NAD BAB VI Ketentuan
Peralihan Pasal 16 disebutkan bahwa sebelum Kabupaten Bener
Meriah dapat menetapkan Peraturan Daerah dan membuat
Keputusan Bupati sebagai pelaksanaan Undang undang ini semuaPeraturan Daerah dan Keputusan Bupati Aceh Tengah tetap berlakudan dilaksanakan di Kabupaten Bener Meriah Oleh karenanya
perincian tugas kepala kampung di Kab Bener Meriah masihmerujuk pada buku tugas kepala kampung berdasarkan PerdaKabupaten Aceh Tengah No 31 Th 2001 Pemerintah Kabupaten
Bener Meriah juga menggunakan buku petunjuk teknis
penyelenggaraan pemerintahan gampong dalam Provinsi NAMtahun 2004 yang dikeluarkan oleh Biro Pemerintahan SekretariatPemprov NAD
1 4 Wawancara dengan Adi 26 th pemuda kampung dan petani kopilulusan SMU di Takengon
S Wawancara dengan tokoh seniman Gayo di Kampung Jelobok
Kesimpulan
Temuan lapangan mengenai dinamika
kelembagaan pemerintahan di unit terendah di
wilayah provinsi NAD baik gampong dikabupaten Aceh Utara dan kampung diKabupaten Bener Meriah memperlihatkan
beberapa perbedaan yang cukup kontras terutamasebagai implikasi dari perkembangan proses
politik di tingkat nasional dan lokal
Gambaran sejarah memperlihatkan
bagaimana perangkat kelembagaan gampongyang bercirikan komunalisme diwarnai olehkontestasi kepentingan di antara elite gampongyang menjadi bagian dari kekuasaan statekesultanan Aceh Di Gayo dengan
penerimaannya menjadi vassal kesultanan Aceh
otonomi reje reje tidak terganggu meskipun ia
memiliki posisi strategis bagi Sultan Aceh Sistem
kekerabatan belah yang menjadi basis bagisebuah kampung dan pranata sarak opat masihbisa bertahan setidaknya hingga beberapa
periode sebelum dihantam oleh gelombangkapitalisme dunia melalui kolonialisme Belanda
dan Jepang Tampaknya situasi yang berbedadihadapi oleh gampong di Aceh Resistensinyayang sangat kuat terhadap kaum kafir Belandakekecewaan terhadap pemerintah pusat di masaSukarno yang tnewujud dalam gerakan DUTIIdan kemudian terhadap rezim Orde Baru yangmemiskinkan rakyat semakin mengentalkan
solidaritas berdasarkan etnis Namun hal ini tidak
terjadi di Gayo karena identitas etnisnya lebih
heterogen selain itu secara sosiologis masyarakat
Gayo lebih otonom dalam hal orientasi ekonomi
dan adat bisa disesuaikan atau dikonversi
dengan lingkungan eksternalnya Polasedemikian
berlangsung sejak di jaman Belanda kemudiandi masa Orde Baru terjadi kooptasi terhadap eliteelite Gayo untuk mendukung
pembangunanismenya
Kekuasaan Orde Baru yang intrusifmerusak sendi sendi kehidupan lnasyarakat
gampong dan kampung dihadapi dengan tingkatresistensi yang berbeda Dalam konteks gampongdi Aceh Utara polarisasi di tingkat masyarakat
menyusul keterpurukan modal sosial dan ekonotni
yang diakibatkan oleh militerislne dan eksploitasimodal menyebabkan kapasitas society di
gampong Meria Kecamatan MatangkuliKabupaten Aceh Utara tidak cukup mampu untukberotonomi dan berdemokratisasi Sedangkan di
kampung Ramung Jaya Kecamatan Bener
121
Meriah masyarakatnya yang terjepit selamakonflik masih bisa survive karena pola ekonomi
rakyat perkebunan kopi yang lebih berorientasipasar menuntut mereka untuk mendukung
patrimonialisme elite politik clan ekonomi yang
berada di Kabupaten Dalam konteks ini problem
kapasitas kelembagaan yang ada kantor tidakada prasarana pemerintahan kurang sebenarnyabisa lebih cepat diatasi sebab masyarakat punya
modal material dan pranata adat yangmendukung
Saat ini kebijakan otonomi khusus clan
UUPA telah memberi ruang bagi wacana formasisosial masyarakat gampong yang tidak hanyamenyentuh aspek formalitas eksistensi
kelembagaan tetapi juga aspek esensial
kehidupan masyarakat gampong Idealisasimasyarakat gampong sebagai suatu kesatuansosial yang lebih luas dari kekerabatan belah clankawom clan secara khusus menekankan
penyelenggaraan pranata sosial Islam menjadi
wacana terbuka baik di kalangan masyarakat
awam maupun praktisi politik Hal ini terutama
disebabkan karena pola kekerabatan yangcenderung bersifat pragmatis semakin memudartidak bisa bertahan melawan modernisasi sebagai
akibat kolonialisme clan birokratisasi militerisasi
dalam penyelenggaraan negara
Konteks keistimewaan Aceh
mengakibatkan secara formal wacana formasi
sosial gampong tampak semakin berkembangmengarah pada identifikasi masyarakatgampongdengan nilai nilai Islam Meskipun di Bener
Meriah terdapat Dinas Syariah clan MPU wacana
ini hanya berkembang di kalangan pejabatpemerintah atau peutue edet Kabupaten Aceh
Utara tampaknya berupaya konsisten untuk
memperkuat proses identifikasi dengan nilai nilai
Islam Kecenderungan ini mungkin merupakan
suatu solusi bagi upaya mencari identitas provinsi
NAD yang tampaknya menjadi agenda bersamasaat ini Tuntutan mengisi makna kekhususan
Aceh harus dipenuhi Identitas Islam mengalami
reaktualisasi Oleh karena itu ada harapan bahwa
identifikasi sosial masyarakatgampongterhadapIslam menjadi sumber bagi pembentukan identitas
daerah jika makna kekhususan itu dirancanguntuk memberi tempat bagi suatu idealisme di
dalam penyelenggaraan desentralisasi
pemerintahan Dengan demikian harapan agar
di masa depan masyarakat gampong berperilakuIslami adalah wajar jika hal itu mencerminkan
122
realitas politik yang memungkinkan partisipasipolitik dalam pengambilan kebijakan
Penelitian ini telah menyorot realitas sosial
politik gampong secara subjektif suatu kasusspesifik yang memungkinkan upaya memahami
perkembangan kehidupan kelembagaan gampongmengisi spiritualitas gagasan cita cita clan
tuntutan secara alamiah Hal ini berarti bahwa
penelitian ini dengan sengaja telah
mengesampingkan intrusi kekuatan ideologis para
pemimpin di provinsi Nangroe Aceh Darussalam
ke dalam proses proses yang berjalan Terlepasdari retorika kembali ke gampong mereka saatini belum bisa atau mungkin belum merasakan
urgensi bagi suatu perumusan pengertian yanghidup terhadap kelembagaan gampong Lagipula gampong dalam lintasan sejarahnyabukanlah merupakan tata susunan sistem
kemasyarakatan yang bersifat organik denganpemusatan seluruh kehidupannya pada seorangtokoh bapak
Suasana politik nasional yang membukapengembangan otonomi masyarakat dengan arti
dinamisasi kehidupan para warganya di
asumsikan telah memungkinkan pertumbuhan
sosok kelembagaan itu sendiri Penelitian ini telah
mendokumentasi kegiatan kemasyarakatan yangmenandai proses proses integrasi sosial gampongselama masa konflik dan masa damai Faktor
integratif dan disintegratif rnasyarakat gampongsejak masa lampau dipercaya bersumber pada
persoalan hubungan antara hukum clan adat suatu
ungkapan ideologis yang diterima begitu saja ataumenjadi sumber trustworthy masyarakat masing
masing kepada ulama dan uleubalang Buktisejarah telah menunjukkan bahwa hubungan
hubungan personal mereka yang salingmenguntungkan dengan menggunakan mitologi
penyatuan kedua identitas sosial itulah yangmenjadi penanda bagi perdamaian di Acell dan
kedamaian di masyarakat gampongDalam masa Otonomi Khusus Aceh
organisasi legislatifatau konsultatif seperti tatha
peut atau sarak opat tidak mengalami perubahan
yaitu tetap berperan sebagai mitra keuchik ataukepala kampung akan tetapi tokoh tokohnyasemakin memiliki orientasi yang kuat padapemeliharaan tatanan tatanan sosial Islami
termasuk menjaga moralitas para pernimpin
formal desa Mereka menjadi agen perubahan
masyarakat seperti mengembangkan pendidikan
Islam clan kepioniran ekonomi seperti di kampungRamung Jaya Peran mereka menentukan
Ij
penyelenggaraan pemerintahan gampong
meliputi tidak hanya perencanaan dan
implementasi program gampong tetapi jugamenjamin kelangsungan koalisi elite Peran politik
mereka menonjol selama masa konflik yaitu
menjamin ketenteraman batin masyarakat
Penelitian ini tentu saja tidak menganggaplembaga legislatif atau konsultatif tradisional
sarak opat maupun tuha peut sebagai
perwujudan nyata dari apa yang dimaksud dengankelembagaan gampong Dalam konteks Aceh didaerah Aceh Utara lembaga yang adamerupakan suatu organisasi kelengkapan
pemerintahan gampong yang lebih bersifatadministratif daripada suatu representasi nilai
norma atau moralitas Sebagai suatu institusi
sosial kelembagaan garnpong harus tumbuhmengakar di dalam masyarakatnya sendiri dalam
pengertian seluruh warga tnentaatinya tanpa
paksaan Dari segi esensinya kelembagaan yangdibayangkan tersebut jelas bukan suatu institusi
sosial atau politik yang mampu mengikat
kepatuhan seluruh warga masyarakat
Syariah Islam dipandang memiliki potensikuat sebagai elemen ideologis kelembagaan
gampong di mana semua kepatuhan kewajibandan loyalitas bertumpu padanya Penelitian telah
mengamati dan menemukan kenyataan di dalam
masyarakat gampong berupa interaksi tokohtokohnya dalam menyesuaikan dan melaksanakan
nilai nilai Islam Mereka tidak hanya
mernbicarakan persoalan rutinitas fungsi
Meunasah dan pembangunan fisik masjid tetapi
lebih luas lagi menyangkut implementasi hukum
Islam sebagai tatanan sosial semisal peningkatan
penarikan zakat mal di masyarakat dan
pengelolaan baitul mal untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat Masyarakatgampongjuga membicarakan masalah moralitas
penyelenggaraan kekuasaan di gampong bahkandalam lingkup lebih besar di kabupaten danprovinsi Akan tetapi kelompok kelompok
pengajian dan remaja masjid belum berhasil
berkembang menjadi suatu gerakan sosial dengantujuan utama rnelaksanakan syariah Islam
sebagai salah satu keistimewaan Aceh menurut
UUPA No 11 th 2006 dan rnemperjuangkan
aspirasi warga sesuai garis ideologisnya itu
Daftar Pustaka
Antlov Hans dan Sven Cederroth Eds 2001
Kepemimpinan Jawa Perintah Halus
Perintuh Otoriter Jakarta Yayasan Obor
Indonesia
Bappeda Pemerintah Kabupaten Bener Meriah
2005 RUTR Kawasan Perkotaan RedelongIbukota Kabupaten Bener Meriah
Biro Pemerintahan Sekretariat Pemprov NAD 2004
Petunjuk teknis penyelenggaraan
pemerintahan gampong dalam ProvinsiNAD 2004 Banda Aceh Biro
Pemerintahan Sekretariat Pemprov NAD
BPS 2005 Penduduk Kabupaten Bener Meriah
Paska Gempa Bumi danTsunami 2005
Jakarta BPS
BPS 2005 Bener Meriah Dalam Angka 2005 Bener
Meriah BPS
Djuned Teuku 2006 Partisipasi Masyarakat dalam
Mengelola Sumber Daya Alam Makalah
dalam Seminar Ulang Tahun Agraria di AulaDayan Dawood Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh 20 September 2006
Dokumen 2006 Sosialisasi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Makalah Bupati Aceh Utara
di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten
Aceh Utara Lhokseumawe 9 April 2006
tidak diterbitkan
Dokumen Matrix 2005 Tim Pemberdayaan
Masyarakat Miskin dan Korban Konflik
Kabupaten Aceh Utara Tidak
dipublikasikan
Dokumen 2005 Expose Aksi Reintegrasi Mantan
Anggota GAM Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara Tidak dipublikasikan
Effendi T Bachtiar 1977 Pengendalian Sosial di
Aceh Besar dalam Segi Segi Sosial Budava
Masyarakat Aceh Hasil Hasil Penelitian
dengan Metode Grounded Research
Alfian ed Jakarta Lembaga Penelitian
Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan
Sosial
Hassan M Affan Thantawy R dan KamaluddinM anggota Sanggar Seni Buntul Kubu
1980 Kesenian Gayo dan
Perkernbangannya Jakarta Balai Pustaka
Hurgronje C Snouck 1996 Aceh Rakvat dan Adat
Istiadatnya Jakarta Indonesian Netherlands
Cooperation in Islamic Studies
1996 Gavo Masyarakat dan
Kebudavaaannya Awal Abad ke 20 judul
asli Het Gajoland en Zijne Betivoners PenerjHatta Hasan Aman Asnah Jakarta Balai
Pustaka
1985 Aceh di Mata Kolonialis Terjdengan judul asli De Atjehers Jakarta
Yayasan Soko Guru
Lombard Denys 2006 Kerajaan Aceh Zaman
Sultan Iskandar Muda 1607 1636 Jakarta
Kepustakaan Populer Gramedia
123
Melalatoa M J 1982 Kebudayaan Gayo Jakarta
Balai Pustaka
Miller Michelle Ann 2004 The Nanggroe Aceh
Darussalam Law A Serious Response to
Separatism Dalam Asian EthnicityVolume 5 Number 2 Oktober 2004
Monografi Kabupaten Bener Meriah 2004
Muklir Aiyub dan M Akmal Demokratisasi
Pemerintahan Gampong dalam MendukungOtonomi Khusus Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Studi Kelembagaan Birokrasi
Pemerintah Gampong di Kec Baktya TimurKah Aceh Utara httppublik brawijaya ac id hlm jedlist ed
1125507600 edid 1135590703
Nurhasim Mochamad Ed 2006 Evaluasi
Pelaksanaan Darurat Militer di Aceh 2003
2004 Jakarta LIPI
Qanun No 5 Th 2003 tentang PemerintahanGampong
Reid Anthony Ed 2006 Verandah of violencethe Background to the Aceh Problem
Singapore Singapore University Press inAssociation with University of WashingtonPress
Reid Anthony 2004 War Peace and The Burden
of History in Aceh Dalam Asian EthnicityVol 5 No 2 Oktober 2004
Yoga Salman S Ag 2003 Adat Budaya Gayodalam Lintasan Sejarah Takengon STAI
Universitas Gajah Putih
124
Sugihen Bahrein T Tanpa tahun SosiologiPedesaan Suatu Pengantar Jakarta
Rajawali Pers
Suhartono dkk 2001 Politik Lokal Parlemen Desa
Awal Kemerdekaan Sampai Jaman Otonomi
Daerah Yogyakarta Lapera Pustaka UtamaTripa Sulaiman 2003 Rekonstruksi Gampong di
Aceh www acehinstitute ore
Suwondo Bambang dkk 1977 1978 SejurahDaerah Propinsi Daerah lstirnewa AcehJakarta Departemen P K Pusat Penelitian
Sejarah dan Budaya
Tim IMPARSIAL 2006 Dinamika Aceh Pasca
Perjanjian Helsinki Jakarta Imparsial
Undang undang Nomor 11 Tahun 2006 TentangPemerintahan Aceh
Undang undang Nomor 18 Tahun 2001 tentangOtonomi Khusus bagi Provinsi Daerah
Istimewa Aceh Sebagai Provinsi NanggroeAceh Darussalam
Undang undang Nomor 44 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Keistimewaan ProvinsiDaerah Istimewa Aceh
Usman A Rani 2003 Sejarah Peradaban Aceh
suatu analisis interaksionis integrasi dan
konfik Jakarta Yayasan Obor IndonesiaUU No 41 Th 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Bener Meriah di Provinsi NAD
Peran Marketing dalam Dunia Politik
Oleh
Nyimas Latifah Letty Af i
Judul Buku Marketing Politik Antara Pemahaman dan RealitasPenulis Dr Firmanzah
Penerbit Yayasan Obor Indonesia
Tahun Terbit April 2007 xii 357 him
Abstract
The Implementation of multiparty system in Indonesia nowadays has made political parties compete inachieving their goals In order to achieve those goals political parties need strategy in catching public attentionThis strategy is an implementation ofmarketing science in political arena or better known as political marketingTo be specific the strategy is called by marketing practitioners as product promotion price dan place 4P
Pendahuluan
Marketing politik adalah kombinasipenerapan ihnu marketing pemasaran danpenerapan ilmu politik Sebagai subjek akademis
marketing politik masih terkesan relatif baruNamun aplikasi marketing politik sebenarnyasudah ada sejak revolusi Prancis tahun 1789
dengan mengusung slogan Liberte Egalite danFraternite Kemudian tahun 1830 an seorangpraktisi periklanan profesional Charles Barker
menciptakan iklan politik Tahun 1930 an
Franklin D Roosevelt meluncurkanfire side chats
melalui media penyiaran
Marketing politik mulai berkembang tahun1980 an Perkembangan ini ditandai pada saat
televisi memegang peranan penting denganmenyampaikan pesan pesan komersial kepada
publik secara eksplisit Salah satu contoh
marketing politik mulai diterapkan ketikaMargaret Thatcher menjadi Perdana Menteri
Inggris pada tahun 1979 dengan melakukan
kampanye melalui radio dan televisi Hal tersebut
juga diikuti Bill Clinton ketika melawan Bob Dole
dalam pemilihan kursi PresidenAmerika Serikat
Adman Nursal 2004 Political Marketing Strategt
Memenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan Baru Kampanye
Pemilihan DPR DPD Presiden Jakarta Gramedia Pustaka Utama
hlm 8
2 lbid hlm 9
Di Indonesia penerapan marketing politik secaraterbuka sejak 1998 Pada masa yang dikenalreformasi ini banyak partai yang berrnunculanmencapai 150 partai Namun partai yang lolospemilu 1999 hanya 48 partai Selanjutnya pada
pemilu 2004 jumlah partai politik yang ikutpemilu menyusut setengah dari jurnlah
sebelumnya yaitu sebanyak 24 partai
Penyusutan ini tidak terlepas dari strategi masingmasing partai untuk mempertahankan danmengembangkan partai politik di masyarakat Di
sinilah marketing politik bermainDalam marketing bisnis ada empat konsep
yang diterapkan untuk meraih pangsa pasardengan rnelihat kepadaproduct price promotion
dan place atau disingkat 4P Konsep 4P inidigunakan untuk produk komersial dengan pangsa
pasar terbatas Sementara marketing politikmenerapkan konsep 4P untuk produk politik yangmempunyai karakteristik berbeda dengan produk
komersial serta melihat pada pangsa pasar yangluas Pangsa pasar yang dimaksudkan di siniadalah perolehan suara terbanyak partai politik
melalui pilihan massa
Sedikit banyaknya pilihan massa kepada
partai politik bergantung dari citra partai yangdibangun Salah satu cara meningkatkan citra
partai melalui kampanye baik secara tersurat
maupun tersirat Pada masa lalu marketingpolitik diterapkan melalui kampanye seperti apel
127
akbar pawai Willing kota pemasangan spanduk
dan menempei lambang lambang partai di setiapsudut kota serta pidato akbar INarnun sekarang
ini kampanye yang dilakukan iebih bervariasimelalui berbagai media seperti media cetak
internet dan televisi Acara The Candidate yangditayangkan oleh Metro TV merupakan salah
satu acara yang menampilkan perforrnancekandidat via media TV
Perkembangan strategi kampanye yang lebihmodern ini tidak terlepas dari konsep marketingpolitik yang berkembang dewasa ini sehinggamarketing politik ini menjadi kajian yang menarikuntuk dibahas lebih lanjut dalam buku
Marketing Politik Aratcrra Pernalaarnarz danRealitas karangan Firmanzah
Pentingnya Marketing Politik
Sebelum memasuki bagian inti dari
marketing politik pada bab 1 dan bab 2Firmanzah terlebih dahulu memberikan gambaran
perkembangan dunia politik yang semakinmendesak sehingga diperlukan penerapan
marketing di dalamnya Meskipun anggapanbanyak orang terhadap dun a pol itik adalah suatuhal yang negatif pada kenyataannya suka atautidak suka politik tetap dibutuhkan Karena politikmerupakan dunia yang sesunggulinya melibatkansemua orang yang berada dalam suatu wilayahnegara atau bahkan seluruh dunia
MenUrut Firmanzah dunia politik adalah
suatu domain aktivitas sosial yang menyangkutterjadinya perebutan dan distribusi kekuasaan Di
sini dunia politik mempunyai karakteristik sendiri
sebagaimana dornain aktivitas sosial lainnya
Pertama dunia politik memiliki masyarakat yangterlibat baik secara langsung maupun tidaklangsung di dalamnya Kedua dunia politikmemiliki institusi legal yang menyusun interaksisosial di dalamnya Ketiga dunia politik memiliki
aturan main legal dan etika yang mengatur caraberinteraksi aktor aktor politik di dalamnya Hal
ini menjadi penting mengingat sering terjadikonflik akibat persaingan dunia politik Dan ini
masih menjadi kewajaran apabila masih dalam
batas batas tertentu
Lebih lanjut Firmanzah menjelaskan bahwa
interaksi sosial yang terjadi dalam dunia politikmasyarakat institusi formal aturan dan etika
dipengaruhi oleh sistem nilai yang berkembangdi masyarakat Sistem ini mengikuti
perkembangan zaman sehingga dengan sendirinya
128
terjaclt transform isi dalam masyarakat yangsemakin menuntut perilaku politik yang
bertanggung jawab transparan memahamiberbagai persoalan dalam masyarakat dan
mampu memberikan solusi terbaik Dengan
demikian Firmanzah menekankan penerapan
rrrarke tirag sangat mendesak dalam dunia politikPengertian rrurrketirrg politik ini selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu
Me11UrUt Firmanzah mengutip pendapat Shamadan Kotler marketiragpolitik lebil7 menekankan
pada proses transaksi yang terjadi antara pemilih
dan candidat Selanjutnya mengutip pendapatO Leary dan Iradela marketing politik lebihmenekankan penggunaan marketing mix untuk
mempromosikan partai partai politik Sementara
pendapat Lock dan Harris mengusulkan agar
marketing politik lebih memerhatikan prosespositioning Dan Wring lebill menekankanpenggunaan riset opini dan analisis lingkungan
Dari keempat pendapat di atas Firmanzah
menyimpulkan marketing politik merupakan
sebuah alat atau metode bagi partai politik untuk
melaktukan pendekatan kepada publik Melalui
marketing politik informasi mengenai partaipolitik lebih mudah didistribusikan kepada publik
sehingga terjadi feed back atau hubungan timbal
balik antara partai politik dan masyarakat
Adanya interaksi antara partai politik clan
masyarakat memberikan pembelajaran politik
kepada masyarakat sehingga proses demokrasi
akan terjadi
Pada bab 3 Firmanzah menekankan
pentingnya dukungan masyarakat pemilih dengan
mempelajari perilaku mereka seperti yang dikutipdari Seammel bahwa kontribusi marketing dalamdunia politik terletak pada strategi untuk dapat
memahami dan menganalisis apa yang diinginkandan dibutuhkan para pemilih masyarakat
Masyarakat dalam hat ini sudah semakin sadar
dengan apa yang menjadi hak dan kewajibanmereka Masyarakat menginginkan janji politik
semasa kampanye direalisasikan oleh partai
politik melalui mereka yang terpilihMasyarakat pemilih berdasarkan pada dua
orientasi yaitu I police problem solving yangmenekankan aspek kognitif clan 2 ideology yangmenekankan aspek afektif dan emosi
Berdasarkan pada kedua orientasi di atas maka
tipe pemilih dibagi menjadi empat kategori yaitu
pemilih rasional pemilih kritis pemilih
tradisional dan pemilih skeptis Pemilih rasional
adalah pemilih yang memiliki orientasi tinggi pada
policy problem solving dan memiliki orientasirendah pada faktor ideologv Pemilih tipe inimelihat kepada prograrn kerja partai dan
menganalisis apa yang telah dilakukan partai dimasa lain Citra atau image partai berpengaruh
besar kepada pemilih rasional sehingga bila partai
tidak memberikan citra yang balk maka denganmudahnya pemilih ini akan berpindah ke partai
politik lainnya
Pemilih kritis adalah pemilih yangmempunyai orientasi tinggi pada kemampuan
partai politik atau kontestan dalam menyelesaikan
permasalahan bangsa juga terhadap hal hal yangbersifat ideologis sehingga mereka tidak mudah
berpindah ke partai politik lainnya Kemungkinan
yang muncul apabila terjadi perbedaan ideologidengan platform partai maka mereka akan
mengkritik secara internal frustasi atau membuat
partai baru Kondisi seperti ini banyak muncul
di era refonnasi ini Mudahnya orang berpindahpartai dan membuat partai baru memberikan
kelonggaran sehingga semakin banyak partai
bermunculan di era reformasi Kondisi seperti ini
sebenarnya tidak sehat karena akar berdirinya
partai tidak kuat Jarang partai tandingan yangdidirikan menjadi lebill besar dari partai
pelopornya
Perrrilih selanjutnya adalah pemilih
tradisional Pemilih tipe ini tidak memiliki
orientasi ideologi yang tinggi juga tidak terlalumengganggap kebijakan partai penting Merekalebih mengutamakan kedekatan sosial budaya
nilai asal usul pallam dan agama sebagai ukuran
untuk memilih partai politik Mereka yang
tergolong dalam tipe ini lebiih memilih figuritasatau ketokohan seorang pemimpin daripadaaspek aspek lainnya Biasanya mereka memiliki
tingkat pendidikan yang rendah dan konservatifterhadap paham paham yang dianutnya MenurutFirmanzah mengutip peridapat Rohrscheneiderpemilih tipe ini lebili bisa dimobilisasi dalam
kampanye Pemilih tipe ini masih menjadi bagian
yang mayoritas di IndonesiaPemilih terakhir adalah pemilih yang
skeptis Pemilih tipe ini menganggap ideologi dankebijakan partai politik bukanlah sesuatu yangpenting Mereka yang tergolong tipe ini lebihdikenal dengan golongan putih golput
Ketidakpercayaan golput terhadap siapapun yangmemimpin bangsa ini tidak rnemberikan pengaruh
dan perubahan yang lebih baik kepada bangsadan negara Dengan demikian pemilihan umum
sebagai salah satu pilar demokrasi menjadi tidak
berjalan Kondisi seperti ini harus segera
diantisipasi dan ditanggulangi bersama demi
tegaknya demokrasi di Indonesia
Konsep dan Strategi Marketing Politik
Bagian inti pembahasan buku marketingpolitik karangan Firmanzah ini ada di bab 4 5
dan 6 Pada bab 4 Firmanzah menekankan bahwa
dalam marketing politik diperlukan pendekatandan metode marketing untuk membantu politikusdan partai politik agar lebih efisien serta efektif
dalam membangun hubungan dua arah dengan
konstituen dan masyarakat Hubungan ini
diartikan secara luas sebagai bentuk kontak fisik
selama masa kampanye sampai dengan
komunikasi tidak langsung melalui media massaDi sini penerapan marketing diperlukan untukmemperlancar proses politik Namun sebelum
lebih lanjut dibahas Firmanzah menjelaskan
bagaimana perkernbangan marketing politikDalam perkembangannya Firmanzah
menyatakan bahwa marketing politik mengalamipro kontra Beberapa anggapan menyatakan
bahwa ilmu marketing tidak dapat digabungkandengan ilmu politik karena hal ini akan
menjadikan politiktersebutmenjadi bias Menurut
Firmanzah pendapat ini berangkat dari
pemahaman yang skeptis mengenai marketing
politik bahwa marketing merupakan ilmu dalamdunia bisnis yang ditujukan untuk meraihkeuntungan Di sini marketing berperan untukmelancarkan dan melakukan efisiensi distribusi
barang dan jasa dart produsen kepada konsumensehingga Firmanzah mengutip beberapa pendapatberikut yang kontra terhadap perkembanganmarketing politik Menurut pendapat Laczniakdan Michie seperti yang dikutip Firmanzahdikhawatirkan apabila marketing digunakan diluar konteks bisnis maka akan menurunkan
reputasi ilmu marketing itu sendiri Pendapat inijuga didukung oleh Kotler dan Levy bahwadengan memperluas marketing di luar domaintradisional dipercaya akan merusak sistem sosial
Selanjutnya masih dalam Firmanzah
menurut Laczniak Lock dan Harris penerapan
marketing dalam dunia politik akan meninggalkanpersoalan etika dan moral Karena dalam kegiatan
marketing tidak jarang organisasi mengemasinformasi yang berbeda dengan yang disampaikankepada penerima informasi sehingga
dikhawatirkan apabila penerapan marketing inidigunakan dalarn dunia politik maka akan
129
meracuni dunia politik dengan cara cara
eksploitasi dan manipulasi terhadap publikSecara lebih luas menurut O Souhnessy
sebagaimana yang dikutip Firmanzah
penggunaan rnetode marketing secara berlebihandaiam kehidupan berpolitik akan melahirkan
komersialisasi politik dan mereduksi arti
berpolitik itu sendiri Salah satu contoh dengan
meluasnya jaringan televisi radio dan media
cetak serta publikasi dikhawatirkan akan
menjauhkan masyarakat atas ikatan ideologi
sebuah partai dengan massanya Di sini
masyarakat cenderung akan memerhatikan aspek
artistik dari sebuah Man politik daripada pesan
politik itu sendiri
Beberapa pendapat di atas yang kontraterhadap perkembangan marketing politik tidaksejalan dengan pendapat Firmanzah Menurut
Firmanzah isu politik berbeda dengan isu
komersial dari sebuah Man Isu politik berkaitan
dengan sebuah nilai atau ideologi yangmenghubungkan individu dengan struktur sosial
bukan suatu produk yang diperjualbelikansehingga penerapan marketing dalam duniapolitik harus mengadaptasi nilai nilai yang adadalam dunia politik
Sementara rnenurut Lock dan Harris ada
lima perbedaan mendasar antara politik dengan
produk dan jasa komersial Pertama dalam
pemilu semua pemilih akan memberikan hak
suara pada hari yang sama secara bersamaanHal ini tidak terjadi dengan produk dan jasa
komersial Kedua ada kemungkinan rasa kecewa
dalam jangka panjang atas pilihan yang tidaksesuai dengan kenyataan namun tidak ada harga
nominal yang harus dibayar atas pilihan tersebutKetiga meski tidak ada harga yang harus dibayarpemilih dapat berpindah pilihan pada pemilu
berikutnya pemilih suka atau tidak suka harus
menerima pilihan kolektif yang berbeda denganpilihannya Hal ini tidak berlaku dengan perilaku
konsumen atas produk komersial Keempat
membutuhkan waktu untuk mengubah dukungan
atau pilihan terhadap calon atau kandidat darisuatu partai politik pada pemilu berikutnya karena
kesalahan dalam menilai kandidat terpilih
Kelima dari sudut brand ideologi kapasitas
dan kualitas seorang pemimpin partai politiksaling berhubungan satu sama lain sehinggapartai politik dan pemimpinnya tidak dengan
mudah menggantinya seperti dalam dunia bisnis
Dengan demikian penerapan marketing dalam
130
dunia politik meninggalkan banyak persoalan
yang harus dibenahiMeskipun demikian menurut Firmanzah
mengomentari beberapa pendapat di atas pada
kenyataannya dunia politik khususnya partai
politik memerlukan marketing dalam
mengampanyekan partai dan kandidatnya kepada
publik Tentu saja kampanye yang dilakukan tidakasal dilakukan tanpa mengetahui persoalan
persoalan yang terjadi di masyarakat sehinggapartai politik dapat membuat program program
kerja sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakatMenurut Firmanzah mengutip dari O Cass bahwadalam hal ini partai politik harus mempunyai
konsep pasar Namun tidak berarti partai politikharus memenuhi apa saja keinginan pasar Karena
masing masing partai memiliki ideologi yangberbeda sebagai suatu identitas partai
Selanjutnya Firmanzah mengemukakan
pesan yang ingin disampaikan dalam marketingpolitik pertama pemilih sebagai subjek bukan
objek partai Kedua permasalahan yang dihadapipemilih merupakan tujuan utama partai untuk
membuat program kerja partai dalam bingkai
ideologi masing masing partai seperti juga yangdikatakan oleh Dermody dan Scullion Ketigamarketing politik tidak menjamin kemenanganNamun merupakan alat atau media untuk
menjaga hubungan dengan pemilih sehingga
terbangun kepercayaan yang pada akhirnyapartai akan mendapatkan dukungan dari mereka
seperti juga yang dikatakan oleh O SauhnessyDari kesemua pendapat di atas Firmanzah
memandang justru disinilah marketing berperandalam dunia politik dengan membangun
kepercayaan publik terhadap partai politik Tentusaja proses ini dilakukan dalam jangka panjangdan secara terus menerus dan di sinilah konsepmarketing politik diberlakukan
Menurut Firmanzah dalam penerapan
konsep marketing politik ada pesan yang ingindisampaikan yaitu 1 menjadikan pemilih
sebagai subjek bukan objek partai politik atau
seorang kandidat Presiden 2 menjadikan
permasalahan yang dihadapi pemilih sebagailangkah awal dalam menyusun program kerja
yang ditawarkan dengan bingkai ideologi masingmasing partai 3 menyediakan tOO1S untuk
menjaga hubungan dengan pemilih sehingga dari
situ akan terbangun kepercayaan selanjutnya
akan diperoleh dukungan suara dari mereka
Penerapan marketing poiitik harus bertujuanjangka panjang dan dilakukan secara permanenserta terus menerus untuk membangun
kepercayaan konstituen sehingga image atau citra
partai politik akan baik di mata publik Selain
itu partai politik juga harus rnenawarkan
program kerja yang bisa memberikan solusiterhadap persoalan persoalan aktual yang terjadisaat ini Maka dari itu konsep marketing politikharus dilihat secara komprehensif atau
menyeluruh
Mengutip pendapat Lees MarshmantFirmanzah menyatakan pertama marketingpolitik lebih dari sekadar komunikasi politik
Kedua marketing politik diaplikasikan dalamseluruh proses organisasi partai politik mulai dari
kampanye sampai dengan pembangunan simbol
image platform clan program yang ditawarkanKetiga marketing politik juga menggunakanstrategi marketing mulai dari teknik publikasimenawarkan ide dan program desain produk
market intelligent dan pemrosesan informasi
Keempat dalam marketing politik banyak disiplinihnu yang terlibat seperti sosiologi dan psikologiFaktor sosiologi yang dimaksud adalahpemahaman mengenai simbol clan identitas
Faktor psikologis adalah kedekatan emosional dan
karakter pemimpin sampai ke aspek rasionalitas
platform partai Kelirna mengutip pendapatHarris konsep marketing politik bisa diterapkandalam berbagai situasi politik mulai dari
pemilihan urnum sampai ke proses lobi di
parlemen
Dengan demikian Firmanzah
menyimpulkan bahwa tujuan marketing dalampolitik adalah untuk membantu partai politik
menjalankan program program kerjanya
berdasarkan aspirasi masyarakat serta menjalin
komunikasi dengan masyarakat sehingga terjadi
interaksi antara partai politik dan masyarakat
Mengingat kondisi perkembangan partai
politik yang semakin banyak bermunculan diIndonesia pasca Orde Baru menyebabkan partai
partai politik harus berkompetisi memperebutkan
massa yang ada sehingga pada bab 5 iniFirmanzah menyatakan bahwa partai politik
harus menerapkan strategi jitu untuk
memenangkan hati masyarakat yang menjaditarget atau sasarannya Maka dari itu partai
politik seperti yang dikutip Firmanzah dari Wringperlu melakukan riset opini dan analisis
lingkungan untuk mengantisipasi perubahan yangterus menerus terjadi Melalui riset ini maka
partai politik dapat mencari informasi sebagai
masukan untuk menyusun produk politiknya
Selain itu partai politik dapat melakukan up datemengenai perkembangan yang terjadi dimasyarakat pesaing dan kebijakan pemerintah
Riset yang dilakukan diharapkan dapatmenyediakan informasi bagi market intelligent
Informasi yang didapat ini digunakan untukmelakukan evaluasi mengenai perkembangan
perkembangan yang terjadi saat ini untukdicarikan solusinya Solusi yang dihasilkandituangkan dalam program kerja partai Selain
itu informasi yang akurat balk bersifat strategismaupun teknis yang diperoleh dari riset dapatdigunakan bagi pengambil keputusan internal
partai politik Selain itu juga digunakan untuk
mengetahui kondisi pesaing di lapangan Tanpaadanya riset balk riset opini maupun lingkungan
eksternal partai politik maka informasi tersebut
sulit didapatkan
Hal ini juga didukung oleh pendapat Sheaclan Burton bahwa kita perlu melakukan riset
terhadap profil data pesaing Riset mengenai datapesaing sangat bernnanfaat dalam menyusun
strategi marketing politik Riset yang dilakukanadalah untuk memperkirakan apa yang
ditawarkan pesaing untuk masa depan evaluasiprospektif clan bagaimana reputasinya dimasa
silam evaluasi introspektif
Riset yang dilakukan partai politikmemerlukan tahapan tahapan Menurut
Firmanzah mengutip dari Aaker dan Day tahapanriset pertama mengidentifikasi permasalahan
yang harus diselesaikan Kedua tujuan yang ingindicapai harus jelas sasarannya Ketiga
melakukan identifikasi pendekatan yang akandilakukan apakah pendekatan eksplorasi
deskriptif atau sebab akibat Kemudian ke
empat setelah identifikasi pendekatan dipilih
maka dibuat perencanaan misalnya dengan
membuat kuisioner eksperimen desain samplingatau desain waktu dan target Kelima
pengumpulan data balk internal partai maupun
data eksternal sekunder clan primer dilakukan
kemudian diproses lebih lanjut untuk dianalisis
Keenam setelah semua tahapan tersebut maka
diambil suatu kesimpulan dan saran atau
rekomendasi atas langkah langkah yang diambil
Sumber htlp ehenniaru multit lt corn iiournal tlerni8l
Marketing Pohiik Berbasis Risel dan Data Lewat Aledradiakses 9 September 2008
131
Keenam tahapan yang dilakukan untukmenghasilkan suatu kebijakan partai harus
berorientasi pada 1 orientasi pasar dalam dunia
politik hal ini didefinisikan sebagai proses
pendesainan brand kebijakan pesan politik
dengan menyesuaikan apa yang dibutuhkan olehkonsumen 2 orientasi persaingan sebagai suatu
cara atau metode yang dipaka untuk mencapatujuan politik memenangkan pemilu Hal ini
dilakukan untuk melihat pertama apakah parta
politik sudah melakukan hal yang benar atau tidakdengan melihat perolehan suara yang didapatKedua untuk memotivasi parta politik agar
menjadi lebih baik Ketiga untuk memberikan
manfaat kepada masyarakat dengan keberadaan
partai politik tersebut 3 orientasi konsumen
memilih konsumen melalui jalinan hubungan
dengan konstituen secara kontinu 4 orientasi
pesaing dengan melihat apa sedang dan yangakan dilakukan oleh pesaing
Menghadapi kondisi di atas selanjutnya
pada bab 6 Firmanzah menyatakan bahwa partai
perlu melakukan suatu upaya atau strategi
Strategi marketing politik mengajarkanbagaimana parta mendiferensiasikan produk dan
image politiknya melalui proses marketingpolitik Menurut Firmanzah mengutip pendapat
Niffenegger ada 4P bauran marketing dalamdunia politik yaitu product promotion price
dan place
Produk product dibagi dalam tiga kategor
dengan mel hat pada 1 platform partai yangberisikan konsep identitas ideologi dan programkerja 2 catatan tentang hal hal yang dilakukanpartai politik di masa lalu untuk memberikan
kontribusi pembentukan produk politik dan 3
karakteristik personal sebaga sebuah simbol atau
mempunya kredibiltas sehingga menaikkan citra
parta
Promos promotion yang dimaksud di siniadalah berhubungan dengan program kerja yangditawarkan partai kepada publik melalui pesan
media baik media cetak televisi maupun radio
Salah satu acara yang terkenal di TV adalah debatkandidat Selain itu promosi juga dapat dilakukan
melalu acara Tabligh Akbar atau Temu Kader
penggunaan lambang simbol partai dan benderaparta d sebar melalu pamflet umbul umbul dan
poster poster semasa kampanye Namun untuk
menjaring massa promosi harus dilakukan secarakontinu tidak hanya pada masa kampanye
Harga price mencakup dari aspekekonomi psikologis sampai dengan citra nasional
132
Harga dalam pengertian ekonomi meliputi semua
b aya yang dikeluarkan oleh institusi politikselama masa kampanye Harga dalam pengertian
psikologis mengacu pada apakah pemilih merasa
nyaman dengan latar belakang etnis agamapendidikan dll dari seorang kandidat Hargadalam pengertian citra nasional sehubungan
dengan apakah pemilih merasa kandidat tersebut
memberikan citra positif bagi suatu bangsa atau
negara dan bisa menjadi suatu kebanggaaan
nasional atau tidak Sehubungan dengan biaya
yang dikeluarkan oleh partai politik ataukontestan dewasa ini melalui Man menurut
Associate Media Director Hotline AdvertisingZainul Muhtadin pada Pemilu 2004 b aya Man
kampanye setiap calon adalah Rp60 100 miliarSekarang minimal setiap calon harus menyiapkanminimal Rp100 miliar 4 Dapat kita bayangkan
betapa mahalnya biaya politik yang harusdikeluarkan seorang kontestan pemilu
Penempatan Place yang dimaksudberkaitan dengan distribusi yang dilakukan olehsuatu institusi politik dan kemampuannya dalam
berkomunikasi dengan para pemilih atau calon
pemilih melalui segmentasi publik Menurut
Firmanzah mengutip dari O Shaughnessydistribusi merupakan suatu jaringan yang berisi
orang dan institusi yang terkait dengan aliranproduk politik kepada masyarakat secara luas
sehingga masyarakat dapat merasakan dan
mengakses produk politik tersebut dengan lebih
mudah Sementara segmentasi publik berkaitan
dengan pemetaan publik secara geografis
demografis dan keberpihakan pemilih
Secara geografis pemetaan pemilih
dilakukan dengan mengidentifikasi konsentrasi
penduduk penyebarannya dan kondisi fisik
geografisnya Secara demografis pemetaan
pemilih dilakukan dengan mengelompokkan
pemilih berdasarkan tingkat pendidikan
pekerjaan usia kelas sosial pemahaman
mengena dunia politik kepercayaan agama dan
etnis Secara keberpihakan pemilih pemetaan
dilakukan dengan melihat seberapa banyak
pemilih rasional pemilih kritis pemilih
tradisional dan pemil h skeptis
Dari keempat bauran marketing dalamdunia politik 4P Firrnanzah menyimpulkan dari
pendapat Lee Marshment marketing politikbersifat komprehensif tidak hanya sebatas Man
dan komunikasi politik Nainun marketing politik
Sumber 7empoauveraktrf com 2 1 Januari 2008
menyangkut suatu cara instih si politik ketika
memformulasi produk politik menvustm program
publikasi kampanye clan komunikasi politik
perhitungan harga produk politik sampai dengan
strategi segmentasi untuk memenuhi kebutuhan
lapisan masyarakat dengan memperhitungkan
kondisi geografis dan demografis Mengingat
kondisi ini perlu dilakukan suatu pemetaan clan
positioningpolitik
Pemetaan segmentasi penting dilakukanmengingat institusi politik selalu diharapkan hadir
di tengah tengah masyarakat yang mempunyaiberagam karakteristik Kehadiran institusi politik
partai politik di tengah tengah masyarakat
ditunjukkan dengan kepedulian partai politik
terhadap persoalan persoalan yang dihadapimasyarakat sehingga dengan adanya
permasalahan tersebut partai politik dapat
membuat rancangan kerja program kerja yangberhubungan dengan kondisi dan kebutuhan
masyarakat
Menurut Firmanzah mengutip pendapatSmith dan Hirst institusi politik perlu melakukan
pemetaan disebabkan pertama tidak semua
segmen pasar harus dimasuki hal ini disebabkan
pasar mempunyai ukuran dan jumlah yangberbeda sehingga yang signifikanlah yang harusdiperhatikan Kedua sumber daya partai politik
terbatas sehingga partai harus melakukan
kegiatan yang diutamakan Ketiga berhubungandengan efektivitas clan efisiensi komunikasi
politik karena setiap segmen memilikikarakteristik berbeda sehingga memerlukan
pendekatan yang berbeda pula Keempat perludilakukan pemetaan dalam strategi bersaingdengan partai politik lainnya sehingga
memudahkan masyarakat dalam melakukan
identifikasi clan analisis terhadap partai yangdidukungnya
Berbicara pemetaan juga berhubungan
dengan positioning Kedua hal ini saling berkaitansatu sama lainnya Apabila pemetaan diperlukan
untuk mengidentifikasi karakteristik masyarakat
maka pos itioning merupakan suatu upaya untukmenempatkan image citra clan produk politik
sesuai dengan masing masing kelompokmasyarakat Hubungan ini lebih jelas seperti yangdigambarkan oleh Smith dan Hirst yangmembaginya dalam tiga tahapan Tahap pertamapemetaan pasar politik dengan cara
mengidentifikasi dasar pemetaan pemilih clan
menyusun profit dari pemetaan pemilih Setelah
itu dilakukan tahap kedua dengan melakukan
targetisasi pasar politik seperti menyusun kriteria
pemilihan segmen pemilih dan memilih target
segmen pemilih Kemudian tahap ketigamelakukan positioning partai politik de lgan caramenyusun strategi positioning di setiap segmenclan menyustm bauran nzarketing 4P di setiapsegmen politik
Pada tahap pertama profil hasil pe netaanpolitik berdasarkan tiga hal yaitu 1 profil
tentang pendukung partai politik Hal iniberkaitan dengan karakteristik pemilih seperti
usia jenis kelamin jenis pekerjaan tt juan hidupgaya hidup nilai dan norma hidup Denganmengetahui hal tersebut diharapkan partai politik
dapat terns mengembangkan kemampuannya
dalam melakukan pelayanan terhadappendukungnya clan mengembangkan program
program kerjanya sesuai dengan kebutuhan
pendukungnva 2 profil tentang massamengambang ditujukan untuk mengetahui jumlahclan karakteristik pemilihnya Biasanya massa
mengambang menunggu sampai denganberakhirnya masa kampanye Setelah itu baru
mereka menilai clan memutuskan untuk memilih
atau tidak golput 3 profit tentang pendukungpartai lain Hal ini dilakukan karena partai politik
secara tetap selalu mendapat ancaman dari partaipartai pesaingnya clan partai partai baru yangbermunculan sehingga satu sama lain salingmemproteksi diri clan berupaya menambah massa
serta merebut simpati dari pendukung partailainnya
Tahap kedua dengan melakukan sasarantargeting politik Hal ini dilakukan dengan
menentukan standar clan ukuran masing masingsegmen politik Standar pengukuran dilakukan
dengan mengunakan jumlah clan besaran potensi
pemilih serta arti penting dan efek kelompokpemilih dalam memengaruhi pendapat publik
Namun kesemuanya ini tergantung dari sumberdaya yang ada sehingga perlu dilakukanpertimbangan pertimbangan tertentu dengan
menentukan dua hal Pertama efek langsung darisegmen politik yaitu perolehan suara selama
pemilu Kedua efek pengganda yaitu dengan
ikutnya segmen masyarakat dalam memperbesar
perolehan suara
Selanjutnya pada tahap ketiga dilakukanpositioning politik Hal ini penting dilakukan agartidak tergusur dengan para pesaing yangmelakukan hal sama Positioning membantupemilih untuk membedakan suatu kontestan
dengan pesaingnya Positioning menyangkut citra
133
politik produk politik pesan politik program
kerja dan penciptaan identitas politik Selain itu
bauran marketing 4P juga memiliki peranandalam positioning Di sini terjadi prosespenciptaan dan komunikasi politik Menurut
Firmanzah mengutip dari pendapat Worcester danBaines dalam penentuan kebijakan yang akandilakukan partai maka partai perlu melakukan
riset terhadap pasar mengenai isu politik yangberkembang dan riset terhadap oposisi dan lawanpolitik partai Di sinilah peran komunikasi politik
berperan dalam penentuan kebijakan partai
Di sini kbmunikasi politik dalam penentuan
kebijakan terjadi sebagai akibat pembentukan
opini Opini yang dikemas ini memiliki komponenPertama keyakinan terdiri atas masalah percaya
dan tidak terhadap sesuatu Melalui marketingyang balk khalayak akan digiring untukmempercayai apa yang menjadi konsep dantawaran kandidat Semakin besar kepercayaan
khalayak terhadap kandidat maka opini yangberkembang akan semakin positif Kedua didalam opini juga terkandung nilai berbentuk nilainilai kesejahteraan dan nilai nilai deferensi Nilai
nilai kesejahteraan antara lain pencarian
kesejahteraan kemakmuran keterampilan dan
enlightement Sementara nilai nilai deferensi
antara lain penanaman respek reputasi bagi
moral rectitude perhatian dan popularitas serta
kekuasaan Ketiga opini juga terdiri atas
komponen ekspektasi Yakni komponen yangberkaitan dengan unsur konatif Ini merupakan
aspek dari citra pribadi dan proses proses
interpretif yang terkadang disamakan oleh parapsikolog sebagai impuls keinginan dan usahakeras sehingga melalui ketiga opini ini diharapkan
adanya keselarasan dalam kebijakan partai
dengan yang diharapkan oleh pemilih sLebih lanjut peran komunikasi politikdalam
marketing politik disalurkan melalui publisitaspolitik Publisitas merupakan upaya
memopulerkan diri kandidat atau institusi partai
yang bertarung Ada empat bentuk publisitas yangdikenal dalam khazanah komunikasi politik
Pertama dikenal sebagai pure publicity yaknitnemopulerkan diri melalui aktivitas masyarakat
dengan setting sosial yang natural atau apaadanya Kedua free ride publicity yaknipublisitas dengan cara memanfaatkan akses atau
menunggangi pihak lain untuk turut
Sutnber hltp eunheri anto btogspot com 2007 I2 nvarkelingPotitik dan inctusUri citra htmL diakses 9 September 2008
134
memopulerkan diri Keliga tie inpublicit yakni
dengan memanfaatkan kejadian sangat luar biasa
seperti peristiwa tsunami gempa bumi atau
banjir bandang Keempat paidpublicity sebagaicara memopulerkan diri lewat pembelian rubrik
atau program di media massa seperti pemasangan
iklan displav ataupun juga blocking timeprogram di media massa
Menurut Firmanzah mengutip pendapatAdman Nursal ada tiga pendekatan yangdilakukan partai politik untuk mencari dan
mengembangkan dukungan selama proses
kampanye politik Pertama dengan melakukan
push marketing Di sini partai politik berusahamendapatkan dukungan melalui stimulan yangdiberikan kepada pemilih Kedua dengan
melakukan pass marketing yaitu denganmenggunakan individu maupun kelompok tertentu
yang dapat memengaruhi pendapat publikKetiga yaitu dengan pull marketing di sinimenitikberatkan pada pembentukan citra politik
yang positif
Selanjutnya Firmanzah mengutip pendapatRobiniwitz dan Macdonald menganjurkan agar
simbol dan citra politik harus mampu
membangkitkan sentimen karena pemilih
cenderung memilih partai politik atau kontestanpolitik yang memiliki arah yang sama dengan apayang mereka rasakan Dalam hat ini diperlukanstrategi marketing politik Pengembangan strategimarketing politik seperti yang dikutip Firmanzahdari Rohrschneider partai politik menghadapi
lima jenis trade off dalam mengembangkanstrategi marketingnya Pertama apakah partai
politik memaksimalkan pemilih atau kebijakan
Kedua apakah partai politik mempertahankan
pemilih inti atau nonpartisan yang tidak terikatpartai manapun Ketiga apakah partai politik
memperjuangkan ideologi partai atau mengikuti
kepentingan masyarakat yang tercermin dalampolling Keempat apakah partai politik lebihmenekankan pada pemimpin atau justru
konstituen dalam tubuh partai politik Kelima
apakah partai politik diposisikan sebagai
instrumen mekanis atau simbolis dalam kampanye
pemilu
Dari kelima jenis trade off tersebut ada duajenis strategi untuk memenangkan pemilu yaitu
dengan strategi mobilisasi dan strategi berburu
pemilih chasing Strategi mobilisasi lebih
menekankat3 pada sisi kebijakan seperti
I bid
pendekatan terhadap pendukung partaimenonjolkan pemimpin partai dan berpandangan
bahwa partai politik adalah suatu alat untuk
mendekati pemilih Sementara strategi chasinglebih menekankan dengan memaksimalkan
pemilih secara luas Strategi in lebih menekankan
citra partai politik daripada pemimpin partai
Tema tema yang diangkat dalam kampanye lebihmerupakan simbolis
Menurut Firmanzah kedua strategi tersebut
bergantung pada kedua ukuran masing masingpartai politik Dalam hal ini terdapat partai yangrelatif memiliki pendukung tradisional dalamjumlah besar dibandingkan yang lain Besarkecilnya dukungan ini dapat dilihat dari data
historis perolehan suara partai politik pada pemilu
tahun tahun sebelumnya Partai yang mendapatdukungan banyak disebut partai besar sedangkan
sebaliknya disebut partai kecil Sementara partai
yang memperoleh suara berada di antara partaibesar dan partai kecil disebut partai sedang
Perbedaan strategi mobilisasi dan strategi
chasing sebagai berikut strategi mobilisasi lebihmenitikberatkan pada aspek internal partai Di
sini semua arak ditujukan untuk mengikat
pendukung Strategi ini memiliki kecenderunganreaktifdan pasif Ideologi dan sistem nilai menjadi
perekat sosial balk secara vertikal maupun
horizontal Hal in semata mata dilakukan untuk
memperkecil risiko berpindahnya dukungan ke
partai politik lainnya sedangkan strategi chasinglebih menekankan pada aspek eksternal Strategi
ini bersifat proaktif yang dilakukan melaluikegiatan penelitian dan pengembAngan Dengan
adanya aktivitas ini maka muncul ide atau
gagasan baru yang merebutiperhatian atau
menarik perhatian massa
Firmanzah berpendapat bahwa kedua
strategi tersebut dapat digunakan oleh semua
partai politik atau kon estan individu Hal yangmembedakannya adalah kadar dan intensitas
penggunaan dan penerapan kedua strategi
tersebut Salah satu contoh yang digarnbarkanoleh Firmanzah mengeviai strategi mobilisasi
adalah massa PDIP Mobilisasi massa yangdilakukan Megawati melalui pawai luar biasa
yang menyebabkan Jakarta menjadi lautan massa
merah Orientasi PDIP ini lebih kepada wong ciliksebagai massa pendukungnya dan hal ini terbukti
pada pemilu 1999 PDIP mampu menyaingi suara
Golkar
Di sisi lain Partai Demokrat sebagai partai
baru partainya S BY menggunakan strategi
chusing untuk ineneari pendukung pendukungbaru yang pada akhirnya mengantarkan SBY kekursi kepresidenan Lain h alnya dengan Partai
Golkar yang menggabungkan kedua strategitersebut Sebagaimana diketahui pada era
reformasi Partai Golkar telah kehilangan banyak
massan va sehingga sekarang ini Partai Golkarberupaya merebut kembali massanya dan mencari
pendukung pendukung baruPada kenyataannya partai partai besar lebih
menggunakan strategi mobilisasi massa daripada
berburu massa baru sehingga kegiatan kampanye
lebih ditujukan pada pendukung dan simpatisanpartai Dengan memperkuat keyakinan dan
rasionalitas pendukung dan simpatisan sertaiusaha menggiring mereka ke bilik pencoblosansuara untuk memilih partainya Berbeda dengan
partai yang berukuran sedang selain melakukanmobilisasi juga melakukan pemburuan massa
untuk mendukung mereka Sementara partai keciltidak memiliki pilihan kecuali berburu massa
untuk menaikkan perolehan suara pada pemilu
Dari kesemuanya ini pencapaian kemenangan
melalui perolehan suara terbanyak menjadi tujuan
atau prioritas partai dalam pemilu
Aplikasi Marketing Politik
Aplikasi marketing dalam dunia politik lebihlanjut dibahas pada bab 7 8 dan 9 Pada bab 7Firmanzah mengemukakan pentingnya
membangun citra image partai politik di mata
publik Selama ini publik merasa sudah diabaikan
oleh partai politik Mereka merasa ditinggalkan
oleh partai politik atau kontestan tertentu yangmenang pada pennilu Janji janji politik semasakampanye bagai hilang ditelan bumi tanpa adanyareal isasi sehingga publik kehilangan kepercayaan
kepada partai politik maupun kontestannya
Di sini Firmanzah rrrexngemukakan bahwa
image politik dapat dibangun melalui marketingpolitik Namun upaya membangun image ini
tidak serta merta mudah dilakukan Hal ini
membutuhkan strategi Menurut finnanzah ada
beberapa hal yang berhubungan dengan strategimembangun image tersebut pertama
membutuhkan waktu yang relatif lama Hal inidisebabkan masyarakat dan media perlu
merangkai satu per satu aktivitas yang dilakukanoleh partai politik sehingga dicapai suatupemahaman mengenai partai poitik tersebut
Kedua membutuhkan konsistensi dari semua hal
yang dilakukan partai politik bersangkutan
135
Misalnya mengenai ideologi program kerja
reputasi sampai dengan pemimpin partai Ketiga
kesan clan persepsi publik terhadap apa saja yangdilakukan partai politik Keempat adanya
kesadaran publik yang berasal dari memorikolektif masyarakat Dengan demikian posisi
masyarakat di sini adalah sebagai subjek yangmenilai bukan objek yang hanya sekadarmenerima informasi
Firmanzah mengemukakan untuk
membentuk image positif di mata publik maka
partai politik harus melakukan pendekatan
rasional clan emosional secara bersamaan dengan
melakukan keempat strategi di atas Kesemuanya
ini dapat berlangsung dengan adanya kornunikasipolitik Komunikasi politik ini adalah semua hal
yang dilakukan oleh partai politik untukmentransfer sekaligus menerima umpan balik
tentang isu isu politik berdasarkan semuaaktivitas yang dilakukannya terhadapmasyarakat
Selanjutnya Firmanzah mengemukakan
dalam komunikasi politik perlu strategi guna
mengemas pesan politik dengan cara
rnengarahkan masyarakat untuk rnemaknainya
Pesan politik ini bertujuan untuk menggerakkan
rnasyarakat Terutama pesan politik yangdisampaikan pada periode kampanye yang sangatmenentukan keberpihakan rnasyarakat terhadappartai politik
Namun pada saat ini dengan kemajuan
teknologi pesan politik disampaikan oleh partai
politik dengan mencuri start melalui penayangan
iklan di televisi radio internet clan sebagainya
untuk masyarakat perkotaan Sementara itu
untuk masyarakat pedesaan lebih pada
penggunaan media cetak seperti koran tabloid
majalah atau langsung melalui tokoh tokoh yangberpengaruh di daerah tersebut
Banyaknya informasi yang diterimamasyarakat dari berbagai media yang adamenyebabkan masyarakat yang tidak kritismenerima begitu saja sehingga di sini butuh
kejujuran dari partai politik atau kontestan untuk
rnenyampaikan informasi yang benar sebagaibentuk tanggung jawabnya kepada publik
Selanjutnya pada bab 8 Firmanzah
mengemukakan kampanye sebagai salah satu
media membangun image dan komunikasi dengan
masyarakat pemilih tidak hanya dilakukan pada
saat pemilu atau pilkada saja namun harus terus
menerus Di sini Firmanzah membaginya menjadi
dua yaitu kampanye menjelang pemilu short
136
terrn dan kampanye permanen jangka panjanglong term Kampanye menjelang pemiludigunakan untuk mengingatkan membentuk clan
mengarahkan opini publik dalam waktu yangsingkat Kampanye permanen dilakukan secara
terus menerus untuk memupuk memori kolektif
masyarakat
Men urut Firmanzah untuk dapat melakukan
kampanye jangka panjang partai politik harusmelihat permasalahan yang ada di masyarakatsehingga dalam hal ini partai harus memiliki
orientasi ke dalam dan ke luar Orientasi ke luar
dengan melihat apa yang terjadi di masyarakatsebagai dasar pengembangan program partai
Sehubungan dengan hal ini maka ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi partai pertamaadanya perubahan paradigma politik Kedua
adanya stabilitas internal partai Ketiga butuh
ideologi partai yang kuat Orientasi ke dalam lebihmemprioritaskan kepentingan dan tujuan partai
yang dikemas dalam program kerja partai untukditawarkan kepada publik
Dari kedua orientasi di atas Firmanzah
mengemukakan hal yang paling penting adalahorientasi solusi yang ditawarkan kepada publik
sehingga partai akan dikenal sebagai partai yangpeduli dibandingkan partai partai lainnya
Kemudian solusi yang ditawarkan partai akanmenjadi referensi clan pembanding dari partaipartai lainnya Selanjutnya akan memengaruhi
opini publik dengan lebih mudah dan promosi
solusi yang ditawarkan partai dapat dilakukanmelalui acara talk show media massa dan
konferensi pers Dengan demikian memori
kolektifpublik terhadap partai akan menciptakanimage positif di mata publik
Pada bab 9 yang merupakan akhir daripembahasan buku marketing politik Firmanzahmengemukakan bahwa marketing politikmempunyai peran penting dalam prosesdemokrasi Bila dikaitkan dengan negara negara
maju upaya marketing politik diarahkan untukmerebut sebanyak mungkin konstituen yang adaoleh partai partai politik Penerapan marketingpolitik di sini meletakkan pemilih sebagai subjek
bukan objek manipulasi ataupun eksploitasi Di
sini marketing politik menjadi jalan pemenanganbagi partai clan kontestannya Berbeda dengan
negara berkembang marketing politik hanyasebuah metode clan peralatan bagi partai politik
atau kontestan untuk melakukan pendekatan
dengan publik Peran clan fungsi politik hanya
dilakukan oleh sekelornpok kecil elite politik
sehingga pengaruh seorang tokoh yang dominanmasih dirasakan Selain itu masyarakat kelas
bawah masih bersifat pasif dan menunggu
digerakkan oleh elite elite politik sehingga
masyarakat kelas bawah lebih menjadi objek
bukan subjek Dengan demikian fungsi kontrol
tidak berjalan
Menurut Firmanzah peran para tokoh elite
di negara negara berkembang memberikan kesanmarketing politik tidak dibutuhkan Padahal tidakdemikian karena marketing politik tidak hanyaberfungsi untuk mempromosikan tokoh tokoh
partai saja tetapi juga pembelajaran politik
kalangan bawah untuk bersikap kritis sehinggaterjadi proses demokrasi di sini
Untuk memenuhi proses tersebut maka
marketing politik menurut Firmanzah memilikiperan dan fungsi sebagai berikut pertama
terjadinya distribusi informasi politik Di sini
marketing politik berperan sebagai mediadistribusi dan partisipasi masyarakat untuk
mendapatkan informasi mengenai dunia politik
Kedua memberikan pendidikan politik kepada
masyarakat Dengan adanya pertukaran
informasi maka partai politik dapat belajar dari
konstituen masyarakat dan begitupun
sebaliknya Di sini terjadi proses pembelajaran
di mana masyarakat dapat mengetahui apa yangmenjadi hak dan kewajibannya perilaku aktor
politik realisasi janji janji politik dan semua
peraturan yang terkait dengan kehidupan politikKetiga kesadaran politik tercipta melalui
pembelajaran politik Keempat partisipasi dan
keterlibatan politik akan berjalan seiring denganpembelajaran politik dan kesadaran politik
Diharapkan dari kesemua proses yang berjalanini kehidupan demokrasi dapat berjalan
sebagaimana mestinya
Penutup
Perlu digarisbawahi bahwa penerapan
marketing dalam dunia politik tidaklah menjaminsuatu partai politik akan memperoleh kemenangan
mutlak Proses menuju kemenangan
membutuhkan waktu dan langkah langkah yangtepat untuk mencapainya Membangun
kepercayaan masyarakat akan pentingnya peran
dan fungsi partai menjadi tujuan utama Tentunya
membangun kepercayaan masyarakat ini tidak
serta merta terjadi dalam waktu yang singkat Disini butuh waktu untuk mengembalikan
kepercayaan tersebut
Pada era reformasi ini dengan sistem
tnultipartai yang ekstrem tidak memperhitungkan
kondisi psikologis masyarakat yang dibuatbingung dengan keberadaan partai yang banyakini Akibatnya banyak masyarakat yang lebihbersikap skeptis golput daripada menjadi
pemilih partai politik atau kontestan tertentu yangpada akhirnya dikhawatirkan akan mematikan
demokrasi yang telah susah payah diperjuangkanKondisi ini haruslah memacu partai partai politik
untuk lebill berinisiatif dengan ide atau gagasan
gagasan barn dalam mempromosikan partainya
sehingga menarik perhatian publik dan pada
akhirnya dapat membangun kepercayaan publik
kembali Di sinilah peran marketing dalam duniapolitik dibutuhkan
Melalui buku marketing politik karanganFirmanzah yang cukup tebal ini diharapkanmemberikan pencerahan barn dalam dunia politik
khususnya partai politik untuk mencapai
tujuannya tanpa meninggalkan kepercayaan
publik pemilihnya Selain itu buku ini juga
menarik bagi pemerhati dan kaum awam yangtertarik dengan marketing politik karena didalamnya menjelaskan interaksi ilmu marketingdan ilmu politik mulai dari konsep sampai denganpenerapannya Selain itu penulis juga
menjelaskan bab per bab dengan terperinci dan
terstruktur Meskipun demikian alangkah
baiknya apabila penulis juga membahas lebih
dalam secara substansi mengenai persoalan
persoalan yang dihadapi partai politik saat inkhususnya di Indonesia sehingga peranan
marketing dalam dunia politik benar benardirasakan manfaatnya
Selamat membaca
Daftar Pustaka
Nursal Adman 2004 Political Marketing StrategiMemenangkan Pemilu Sebuah Pendekatan
Baru Kampanye Pemilihan DPR DPD
Presiden Jakarta Gramedia Pustaka Utama
Anonim Marketing Politik Berbasis Ifiset dan DataLewat Media dalam http ehenmaru
multiply com journal item 8l MarketingPolitik Berbasis Riset dan Data Lewat Media
diakses 9 September 2008
Heryanto Gun Gun Marketing Politik dan IndustriCitra dalam http gunheryanto
blogspol com 2007 l2 tnarketing politikdan industri citra htm diakses 9 September
2008
http www Tempointeraktifcom 24 Januari 2008
137
Tentang Penulis
Mochtar Pabottingi
Doktor lulusan University of Hawaii dalam bidang Ihnu Politik merupakan peneliti senior pada PusatPenelitian Politik LIPI Pernah menjabat sebagai Ketua Pusat Penelitian LIPI dengan bidang kajian politiknasional Opininya kerap dimuat dalam majalah Tempo selain banyak bukunya yang telah diterbitkansecara luas Fokus kajiannya berkisar pada bidang Pemikiran Politik dan Kelembagaan Politik
Lili Romli
Lili Rom lahir di Serang Banten adalah Peneliti Utama pada Pusat Penelitian Politik LIPI Ia memperolehgelar Doktor Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia FISIP UI
Melakukan penelitian tentang Partai Politik Pemilu Lembaga Perwakilan dan Otonomi Daerah Aktifmenulis di jurnal ilmiah dan media massa serta menjadi kontributor beberapa buku antara lain Pemilu
Langsung di Tengah Oligraki Partai Penerbit Gramedia 2005 dan Partai dan Parlemen Lokal EraTransisi Deinokrasi di Indonesia LIPI Press 2007 Buku yang sudah ditulis adalah Islam Yes PartaiIslam Yes Pustaka Pelajar 2005 dan Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal Pustaka
Pelajar 2007
R Siti Zuhro
Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI dan The Habibie Center Menyelesaikan studi Sl jurusan
Ilmu Hubungan Internasional FISIP Universitas Jember Mendapatkan gelar M A Ilmu Politik dari The
Flinders University Adelaide Australia dan Ph D Ilmu Politik dari Curtin University Perth AustraliaMenulis buku Konflik dan Kerjasama Antar Daerah Studi Kasus Pengelolaan Kewenangan di Jawa
Timur Kalimantan Timur dan Bangka Belitang Jakarta LIPI 2004 Menata Kewenangan Pusat Daerahyang Aplikatif Demokratis Jakarta LIPI 2005 Profesionalitas dan Netralitas Birokrasi Menuju DayaSaing Ekonomi Daerah Studi di Empat Provinsi Jakarta The Habibie Center dan Hanns Seidel Foundation2007
Sarah Nuraini Siregar
Sarah Nuraini Siregar lahir di Jakarta 30 April 1980 dan menetap di Jakarta Sejak tahun 2004 sarnpaisekarang menjadi salah satu peneliti di bidang perkembangan politik nasional di Pusat Penelitian PolitikLIPI dengan konsentrasi studi tentang militer dan kepolisian Menyelesaikan studi di tingkat Sarjanatahun 2002 dan PascaSarjana di jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Indonesia tahun 2005 Ia juga aktif sebagai salah satu staf pengajar di jurusan Ilmu Politik FISIP UI sejak
tahun 2002 hingga sekarang Beberapa tulisannya antara lain Problematik Pengelolaan Keamanan danPertahanan di Wilayah Konflik Aceh dan Papua Model Kaji Ulang Pertahanan Indonesia SupremasiSipil dan Transformasi Pertahanan Evaluasi Penerapan Darurat Militer di Aceh 2003 2004 dan Hubungan
Sipil Militer Era Megawati
Ganewati Wuryandari
Ganewati Wuryandari Ph D M A saat ini tercatat sebagai peneliti di Pusat Penelitian Politik P2P
LIPI dan juga sebagai Kepala Bidang Tata Operas ional di P2P Menyelesaikan S2 Departement ofPoliticsInternational Relations di Monash University tahun 1994 Dan S3 Discipline of Studies the Universityof Western Australia tahun 2006 Fokus kajian penelitiannya adalah Asia Pacific Australia Indonesia
Timor Leste perbatasan politik luar negeri Indonesia dan isu isu kontemporer dalam hubungan
internasional Karya buku yang telah dihasilkan antara lain Politik Luar Negeri Indonesia di tengah
139
Arus Politik Domestik 2008 Editor Pustaka Pelajar Isu isu Keamanan Indonesia Timor Leste 2007
Editor LIPI Press dan Pengelolaan Model Alternatif Keamanan di Perbatasan Indonesia Timor Leste
2008 Editor LIPI Press
M Hamdan Basyar
Peneliti senior yang lahir di Pekalongan 13 Juni 1958 ini menamatkan pendidikan program studi ArabFakultas Sastra Universitas Indonesia S1 dan Kajian Strategik PascaSarjana Universitas Indonesia
S2 Saat ini tercatat sebagai Peneliti Utama Gol IV e bidang Politik pada Pusat Penelitian PolitikLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia P2P LIPI Selain sebagai peneliti Hamdan Basyar adalah Dosen
PascaSarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia PSTTI UI dan Jurusan
Hubungan Internasional FISIP UI Beliau juga Direktur Eksekutif ISMES Indonesian Society for MiddleEast Studies Fokus bidang kajian penelitiannya adalah dunia Islam militer dan konflik
Firman Noor
Menamatkan studi S2 dari Australian National University jurusan International Relation pada tahun2007 Firman Noor merupakan bagian dari peneliti P2P LIPI di bidang Perkembangan Politik Nasionaldengan fokus kajian pada persoalan Kepartaian Islam Sistem Perwakilan Pemikiran Politik
Irine Hiraswari Gayatri
Alumni kajian Peace and Conflict Studies International Relations dari Universitas Uppsala Swedia
tahun 2005 Sejak bergabung di P2P LIPI pada tahun 1997 is telah terlibat dalam banyak penelitianDalam bulan Februari Maret 2008 is melakukan penelitian di Aceh Utara dan Aceh Timur dengan judul
Context Analyses in Eastern Aceh Using Do No Harm Approach Penelitian terakhirnya dilakukan
dalam bagian dari kerjasama P2P LIPI CRISE dan Ozford University tentang Horizontal Inequality diKabupaten Bireuen Nangro Aceh Darussalam
Nyimas Latifah LettyAziz
Menamatkan pendidikan Strata Satu S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Saat ini menjadi salah
satu peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI sejaktahun 2005 dengan fokus kajian penelitian otonomi
daerah dan isu isu ekonomi politik Dapat dihubungi di email nyim001 @lipi go id
140
BLIA
Selain karya tersebut masih terdapat karya karya lain Untuk infonnasi lebih lanjut hubungi PusatDokumentasi dan Informasi P2P LIPI Gd Widya Graha Lt 111 JI Jend Gatot Subroto 10 Jakarta
141
4
Selain karya tersebut masih terdapat karya karya lain Untuk infonnasi lebih lanjut hubungi PusatDokumentasi dan Informasi P2P LIPI Gd Widya Graha Lt 111 JI Jend Gatot Subroto 10 Jakarta
141
Naskah
Langganan
Alamat
Redaksi Jurnal Penelitian Politik menerima kiriman naskah
dengan ketentuan berikut
1 Tulisan yang dimuat harus merupakan kajian ilmiah atas isudan peristiwa yang berkaitan dengan politik dalam negeridan internasional baik dalam bahasa Indonesia maupun
bahasa Inggris
2 Tulisan merupakan karya sendiri bukan saduran atau
terjemahan dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk
dan bahasa apa pun
3 Tulisan mengandung data atau pemikiran yang baru danorisinal
4 Tulisan yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggung jawabpribadi penulis yang bersangkutan
5 Persyaratan teknis
a Panjang naskah untuk artikel 20 25 halaman kuartospasi ganda book review 10 15 halaman kuarto spasi
ganda
b Naskah dilengkapi dengan daftar pustaka dan abstraksi
100 200 kata
c Naskah ditulis dengan format tulisan ilmiah dilengkapi
dengan catatan kaki dan daftar pustaka
d Naskah dikirim dalam bentukprint out besertafile yangdisimpan dalam floppy disk dengan menggunakanprogram Microsoft Word Windows ke alamat redaksi
6 Redaksi memberikan honorarium untuk setiap artikel yangdimuat
7 Artikel yang diterima setelah deadline akan dipertimbangkanuntuk dimuat pada edisi berikutnya
Harga Pengganti ongkos cetak Rp50 000 per eksemplar sudah
termasuk ongkos kirim biasa Untuk berlangganan dan surat
menyurat langsung hubungi bagian sirkulasi Redaksi JurnalPenelitian Politik
P2P LIPI Widya Graha LIPI Lantai XI
Jl Jend Gatot Subroto No 10
Jakarta 12710
Telp 021 5251542 ext 757 763 Faks 021 5207118