Makalah demokrasi

21
PENGERTIAN DEMOKRASI Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", [1] yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani , salah satunya Athena ; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi. [2] Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Dari pengertian di atas, sehingga dapat diartikan bahwa demokrasi sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara.

Transcript of Makalah demokrasi

PENGERTIAN DEMOKRASIKata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía)

"kekuasaan rakyat",[1] yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani,salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[2] Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepadapria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yangdapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dansetara.

Dari pengertian di atas, sehingga dapat diartikan bahwa

demokrasi sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita

kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri

dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab

demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator

perkembangan politik suatu negara.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehinggaberfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.[4]

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentukdasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung danaktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.[5]

Pengertian demokrasi menurut para ahli :

Abraham Lincoln Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Charles Costello Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untukmelindungi hak-hak perorangan warga negara.

John L. Esposito Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupunmengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Hans Kelsen 

Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.

Sidney Hook Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

C.F. Strong Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

Hannry B. Mayo Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.

Merriem Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

Samuel Huntington Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalamsebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang

membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif

dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga

negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam

peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan

independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar

ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling

mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah

lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk

mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-

lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan

judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk

Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan

legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat

oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan

bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya

(konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum

legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau

hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara,

diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib

atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh

sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti

pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara

berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).

Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti

hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota

parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.

Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara

langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara

demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara

langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak

kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi

tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta

demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian

masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,

bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian

ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara,

masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu

sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara

demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah

melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak

memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas

narapidana).

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya

pembagian kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan

konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara

yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Prinsip semacam trias

politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan

ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah

(eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk

membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan

absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap

hak-hak asasi manusia.

Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang

lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif

menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-

anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan

membawa kebaikan untuk rakyat. Intinya, setiap lembaga negara

bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus ada

mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap

lembaga negara dan mekanisme ini mampu secara operasional

(bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan lembaga negara

tersebut.

IMPLEMENTASI DEMOKRASI PANCASILADemokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan

musyawarah mufakat tanpa oposisi [1] dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara.[2]

Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal[3]. Ciri demokrasi Pancasila[3]:

pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi

adanya pemilu secara berkesinambungan adanya peran-peran kelompok kepentingan

adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.

demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan masalah.

ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak.Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional

dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undang-undang Dasar 1945[4]. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai denganUUD 1945.

Prinsip Demokrasi PancasilaPrinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[3]:

1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia

2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah

3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dankekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya

4. adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat

5. Pelaksanaan Pemilihan Umum6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-UndangDasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945)

7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain

9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional

10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan[3]:

Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat)

pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas)

kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi PokokDalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu[5]:

Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukumSeluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.

Indonesia menganut sistem konstitusionalPemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dantidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagaipemegang kekuasaan negara yang tertinggiSeperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu[5]:

Menetapkan UUD;Menetapkan GBHN; dan

Memilih dan mengangkat presiden danwakil presiden

Wewenang MPR, yaitu[5]:

Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang

pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden

Meminta pertanggungjawaban presiden/mandataris mengenai pelaksanaan GBHN

Melaksanakan pemilihan dan selanjutnyamengangkat Presiden dan Wakil Presiden

Mencabut mandat dan memberhentikan presiden dalam masa jabatannya apabilapresiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD;

Mengubah undang-undang.

Presiden adalah penyelenggaraan pemerintahyang tertinggi di bawah Majelis

Permusyawaratan RakyatDi bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR.

Pengawasan Dewan Perwakilan RakyatPresiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalampembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget.

Hak DPR di bidang pengawasan meliputi[5]:

Hak tanya/bertanya kepada pemerintah

Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah

Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah

Hak Angket , yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal

Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

Menteri negara adalah pembantu presiden dantidak bertanggung jawab kepada DPR

Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikanmenteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berartisistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensiil.

Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi mereka bukan pegawai tinggi biasa, menteri ini menjalankan kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden.

Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatasKepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harusmemperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden[5].

Fungsi Demokrasi PancasilaAdapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut[6]:

Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara, misalkan:

1. Ikut menyukseskan Pemilu2. Ikut menyukseskan pembangunan3. Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.

Menjamin tetap tegaknya negara RI Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang mempergunakan sistem konstitusional

Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila

Menjamin adanya hubungan yang selaras,serasi dan seimbang antara lembaga negara

Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.

Demokrasi DeliberatifDalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”[7]. Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif[7].

Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama[7]:

1. prinsip deliberasi, artinya sebelummengambil keputusan perlu melakukan

pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait.

2. prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan untuk memahamipihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.

3. prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki peluang yang sama danmemiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen[7]. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahirdari musyawarah bukan dipaksakan[7]. Deliberasi dilakukan untukmencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan[7]. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional[7].

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang

Bidang ekonomiDemokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam pembangunan ekonomi.[7] Pemerintah memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar

semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencanadelapan tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi.[7] Hal ini ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila.[7] Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.[7]

Bidang kebudayaan nasionalDemokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik.[7] Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

DEMOKRASI PANCASILA PADA ERA REFORMASI

               `Demokrasi Pancasila

Pada Era reformasi

          adalah salah satu reaksi terhadap

pemerintahan orde baru yang dianggap telah

menyimpang dari tujuan dan cita-cita

demokrasi pancasila. Era reformasi

berlangsung dari 1998 sampai dengan saat ini

atau sering disebut orde transisi demokrasi

pancasila.

Sebagai warga negara kita pasti berharap

bangsa Indonesia bisa belajar dari pengalaman

sejarah agar pelaksanaan demokrasi pancasila

di era reformasi ini lebih baik dari era

sebelumnya.

Ada beberapa hal yang akan menjamin sukses

atau tidaknya demokrasi pancasila di era

reformasi ini. Antara lain adalah sebagai

berikut.

         

Komposisi elite politik yang ada di mana tidak ada sistem monopartai dan tidak adanya diktator komunitas. Semuanya memiliki porsi yang sama untuk mewakili rakyat semata.

Desain institusi politik di mana

institusi politik disusun sedemikian

rupa sehingga wakil-wakil rakyat yang

dipilih benar-benar mewakili rakyat

Indonesia bukan mewakili partai,

sehingga lebih mengutamakan

kepentingan rakyat dalam setiap

kebijakan yang dibuatnya. Institusi

yang ada juga selalu mendukung

perwujudan masyarakat Indonesia yang

sejahtera.

Budaya politik yang selalu

mendahulukan kepentingan masyarakat

bukan partai. Dengan begitu, maka

demokrasi pancasila benar-benar mampu

mewujudkan masyarakat yang sejahtera

dalah segala bidang.

Peranan masyarakat yang aktif dalam

memberikan aspirasi dalam pemilihan

wakil-wakil rakyat serta melaksanakan

hak dan kewajibannya secara selaras.

Adapun ciri-ciri khusus yang membedakan

demokrasi pancasila di era orde baru dan

era reformasi ini adalah kandungan yang

terdapat dalam demokrasi pancasila di era

reformasi itu sendiri, yaitu:

Aspek formal, yakni menunjukkan segi

proses dan cara rakyat berpartisipasi

dalam penyelenggaraan negara, yang

kesemuanya sudah diatur oleh undang-

undang maupun peraturan-peraturan

pelaksanaan yang lainnya.

Aspek kaidah atau normatif, yang

berarti bahwa Demokrasi Pancasila di

era reformasi mengandung seperangkat

kaidah yang menjadi pembimbing dan

aturan dalam bertingkah laku yang

mengikat negara dan warga negara dalam

bertindak dan melaksanakan hak dan

kewajiban serta wewenangnya.

Aspek materil, yaitu adanya gambaran

manusia yang menegaskan pengakuan atas

harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk Tuhan dan memanusiakan warga

negara dalam masyarakat negara

kesatuan republik Indonesia dan

masyarakat bangsa-bangsa di dunia.

Aspek organisasi yang menggambarkan

adanya perwujudan demokrasi pancasila

dalam bentuk organisasi pemerintahan

dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.

Aspek semangat atau kejiwaan di mana

demokrasi pancasila memerlukan warga

negara Indonesia yang berkepribadian

peka terhadap apa yang menjadi hak dan

kewajibannya, berbudi pekerti luhur,

dan tekun serta memiliki jiwa

pengabdian.

Aspek tujuan, yaitu menunjukkan adanya

keinginan atau tujuan untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia yang sejahtera

dalam negara hukum, negara

kesejahteraan, negara bangsa, dan

negara yang memiliki kebudayaan.

Reformasi adalah salah satu reaksi

terhadap pemerintahan ored baru yang

dianggap telah menyimpang dari tujuan dan

cita-cita demokrasi pancasila. Era

reformasi berlangsung dari 1998 sampai

dengan saat ini atau sering disebut orde

transisi demokrasi pancasila.

Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

http://sakauhendro.wordpress.com/demokrasi-dan-politik/pengertian-demokrasi/