Makalah contextual teaching learning (CTL)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Makalah contextual teaching learning (CTL)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketika kita membicarakan tentang pendidikan, kita
merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan
yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah
peserta didik, pendidik/guru , manajemen pendidikan,
kuriku-lum, fasilitas, proses belajar mengajar, dan
lain sebagainya. Salah satu masalah yang banyak
dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah lemahnya
kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
di sekolah. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas
hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-
hari. Akibatnya banyak peserta didik yang ketika
lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis,
akan tetapi mereka miskin aplikasi.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
dijelaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. ( UU Sisdiknas ,
2003). Sesuai fungsi pendidikan nasional tersebut
terletak juga tanggung jawab guru untuk mampu
mewujudkannya melalui pelaksanaan proses
pembelajaran yang mampu bermutu dan berkualitas.
Salah satu strategi yang dapat dipergunakan guru
untuk memperbaiki mutu dan kualitas proses
pembelajaran adalah dengan menerapkan strategi
pembelajaran Contextual Teaching and Learning
( CTL ).
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan strategi pembelajaran
Kontekstual (CTL) ?
2. Apa perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
?
3. Bagaimana pola dan tahapan pembelajaran CTL di
sekolah ?
4. Bagaimana aplikasi pembelajaran CTL pada mata
pelajaran biologi
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL) pada
pelajaran Biologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Pada beberapa tahun terakhir ini pembelajaran
kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
banyak dibicarakan orang. Berbeda dengan strategi
pembelajaran lainnya Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang selanjutnya oleh penulis dalam makalah ini
disingkat CTL merupakan strategi yang melibatkan peserta
didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta
didik didorong untuk beraktivitas mempelajari materi
pembelajaran sesuai dengan topik yang akan
dipelajarinya.
Menurut Elaine B Johnson (2002) Contextual Teaching andLearning (CTL) adalah :
......an educational process that aims to help students seemeaning in academic material they are studying by connectingacademic subjects with the context of their daily lives, that is,with context of their personal, social, and cultural circumstance.To achieve this aims, the system encompasses the followingeight component: making meaningful connections, doingsignificant work, self-regulated learning, collaborating, critical
and creative thinking, nurturing the individual, reaching highstandards, using authentic assesment.
Kutipan pengertian di atas menegaskan hakikat CTL yang
dapat diringkas dalam 3 (tiga) kata yaitu makna,
bermakna, dan dibermaknakan. Dengan merujuk pada 4
(empat) konsep kunci yang saling terkait, yaitu teaching
(refleksi sistem kepribadian sang guru yang bertindak
secara profesional), learning (refleksi sistem kepribadian
peserta didik yang menunjukkan perilaku yang terkait
dengan tugas yang diberikan, instruction (sistem sosial
tempat berlangsungnya mengajar dan belajar ), dan
curriculum (sistem sosial yang berujung pada rencana untuk
pengajaran ) maka dalam CTL guru berperan sebagai
fasilitator tanpa henti (reinforcing), yakni membantu
peserta didik menemukan makna (pengetahuan). Dalam
penerapan CTL ada sejumlah strategi yang mesti ditempuh
yaitu:
Pertama, pengajaran berbasis problem. Dengan memuculkan
problem yang dihadapi bersama, peserta didik ditantang
untuk berfikir kritis untuk memecahkannya. Problem
seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi
peserta didik.
Kedua, menggunakan konteks yang beragam. Makna itu ada
di mana-mana dalam konteks fisikal dan sosial. Guru
membermaknakan pusparagam konteks (sekolah, masyarakat,
tempat kerja, dan sebagainya), sehingga makna
(pengetahuan) yang diperoleh peserta didik menjadi
semakin berkualitas.
Ketiga, mempertimbangkan keberagaman peserta didik baik
perbedaan individual dan sosial. Guru mengayomi peserta
didik dan meyakini bahwa keberagaman dibermaknakan
sebagai mesin penggerak untuk belajar saling menghormati
dan membangun toleransi.
Keempat, memberdayakan peserta didik untuk belajar
sendiri. Peserta didik dilatih untuk kritis dan kreatif
dalam mencari dan menganalisis informasi dengan sedikit
bantuan atau malah secara mandiri.
Kelima, belajar melalui kolaborasi, Peserta didik
dibiasakan saling belajar dari dan dalam kelompok untuk
berbagi pengetahuan dan menentukan fokus belajar.
Keenam, menggunakan penilaian autentik. Hal ini
menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara
terpadu dan kontekstual, dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk maju terus sesuai dengan potensi yang
dimilikinya.
Ketujuh, mengejar standar tinggi. Standar unggul sering
dipersepsikan sebagai jaminan, baik jaminan lulus,
jaminan kerja, jaminan kepercayaan diri, jaminan
menentukan masa depan. Hal ini perlu didengungkan kepada
peserta didik agar menjadi manusia yang kompetitif pada
abad persaingan dewas ini (Elaine B Johnson : 2002)
Hampir serupa dengan pengertian CTL di atas. Wina
Sanjaya (2006) mengemukakan bahwa Contextual Teaching
and Learning adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan peserta didik secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut ada 3 (tiga) hal yang harus
difahami. Pertama, CTL akan menekankan kepada proses
keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi,
artinya proses belajar diorientasikan pada proses
pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks
CTL tidak mengharapkan agar peserta didik hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan
sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar
peserta didik dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya
peserta didik dituntut untuk dapat menangkap hubungan
antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata. Hal ini sangat penting agar materi yang
dipelajari peserta didik tertanam erat dalam memori
peserta didik, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong peserta didik untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya
mengharapkan peserta didik memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran
itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-
hari.
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7
(tujuh) asas. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan
proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL.
Adapun 7 (tujuh) asas tersebut adalah :
1. Konstruktivisme, adalah proses membangun atau
menyusun penge-tahuan baru dalam struktur
kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri, adalah proses pembelajaran didasarkan
pada pencarian dan penemuan melalui proses
berfikir secara sistematis.
3. Bertanya (Questioning), adalah bertanya dan
menjawab pertanyaan. Bertanya dipandang sebagai
refleksi keingintahuan setiap individu;
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan
kemampuan seseorang dalam berfikir.
4. Masyarakat Belajar ( Learning Community) adalah
proses kerjasama saling memberi dan menerima.
Penerapannya dapat dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran melalui kelompok belajar. Dalam hal
tertentu guru bisa mendatangkan orang-orang yang
dianggap memiliki keahlian khusus untuk
memberikan atau membahas masalah tertentu sesuai
dengan materi pembelajaran.
5. Permodelan ( Modelling ), adalah proses
pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
Misalnya guru memberikan contoh kepada siswa,
atau siswa yang telah menguasai kemampuan
tertentu memberikan contoh kepada temannya di
depan kelas.
6. Refleksi (reflection), adalah proses pengendapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan
dengan cara mengurutkan kembali kejadian-
kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah
dilaluinya.
7. Penilaian nyata ( authentic assessment ) adalah
proses yang dilakukan dengan guru untuk
mengumpulkan informasi tentang perkembangan
belajar yang dilakukan siswa. Penilaian
diperlukan untuk mengetahui apakah peserta didik
benar-benar belajar atau tidak, apakah
pengalaman belajar peserta didik memiliki
pengaruh positif terhadap perkembangan baik
intelektual maupun mental siswa.
B. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional
Terdapat beberapa perbedaan pokok antara CTL dengan
pembelajaran konvensional yang berlaku selama ini.
Perbedaan tersebut antara lain :
1. CTL menempatkan peserta didik sebagai subyek
belajar, artinya siswa berperan aktif dalam
setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan
dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan
dalam pembelajaran konvensional peserta didik
ditempatkan sebagai obyek belajar yang berperan
sebagai penerima informasi secara pasif.
2. Dalam pembelajaran CTL, peserta didik belajar
melalui kegiatan kelompok seperti kerja
kelompok, berdiskusi, saling menerima dan
memberi. Sedangkan dalam pembelajaran
konvensional peserta didik lebih banyak belajar
secara individual dengan menerima, mencatat, dan
menghafal materi pelajaran.
3. Dalam CTL, pembelajaran dikaitkan dengan
kehidupan nyata secara riil; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat
teoritis dan abstrak.
4. Dalam CTL, kemampuan didasarkan atas pengalaman;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional
kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.
5. Tujuan akhir proses pembelajaran melalui CTL
adalah kepuasan diri; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah
nilai atau angka.
6. Dalam CTL, tindakan atau perilaku dibangun atas
kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak
melakukan perilaku tertentu karena menyadari
perilaku itu merugikan atau tidak bermanfaat;
sedangkan dalam pembelajaran konvensional,
tindakan atau perilaku individu di dasarkan oleh
faktor dari luar dirinya, misalnya individu
tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman
atau sekedar memperoleh nilai dari guru.
7. Dalam CTL, pengetahuan yang dimiliki setiap
individu selalu berkembang sesuai dengan
pengalaman yang dialaminya, sehingga setiap
peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam
memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam pembelajaran konvensional hal ini tidak
terjadi, karena kebenaran yang dimiliki bersifat
absolut dan final, oleh karena pengetahuan di
konstruksi oleh orang lain.
8. Dalam pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab
dalam memonitor dan mengembangkan pembelajaran
mereka masing-masing; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional guru adalah penentu
jalannya proses pembelajaran.
9. Dalam pembelajaran CTL, pembelajaran bisa
terjadi dimana saja dalam konteks dan setting
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan; sedangkan
dalam pembelajaran konvensional pembelajaran
hanya terjadi di dalam kelas.
10. Oleh karena tujuan yang ingin dicapai adalah
seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL
keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai
cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil
karya siswa, penampilan, rekaman, observasi,
wawancara, dan lain sebagainya; sedangkan dalam
pembelajaran konvensional keberhasilan hanya
diukur dari tes.
C. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL di Sekolah
Untuk lebih memahami bagaimana mengaplikasikan CTL dalam
proses pembelajaran di sekolah, maka terlebih dahulu
penyusun menyam-paikan Pola pembelajaran CTL di sekolah.
Untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan guru
dapat melakukan langkah pembelajaran sebagai berikut :
1. Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
serta manfaat dari proses pembelajaran dan
pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
b. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
misalnya :
1) Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah peserta
didik;
2) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan
observasi, misalnya kelompok 1 dan 2
melakukan observasi ke obyek A, sedangkan 3
dan 4 melakukan observasi ke obyek B, dan
seterusnya.
3) Melalui observasi peserta didik ditugaskan
untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan
dalam kegiatan observasi tersebut.
c. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang
harus dikerjakan oleh setiap peserta didik.
2. Inti
Lokasi pembelajaran : Di lapangan (Lokasi Obyek
Pengamatan )
a. Peserta didik melakukan observasi ke lokasi
atau obyek pengamatan sesuai dengan pembagian
kelompok.
b. Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka
temukan di lokasi atau obyek pengamatan sesuai
dengan alat observasi yang telah mereka
tentukan sebelumnya ( untuk peserta didik pada
tingkatan bawah dapat dibantu dalam menyiapkan
alat observasi )
Lokasi pembelajaran : Di dalam Kelas
a. Peserta didik mendiskusikan hasil temuan
mereka sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
b. Peserta didik melaporkan hasil diskusi
c. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok yang lain
3. Penutup
a. Dengan bantuan guru peserta didik menyimpulkan
hasil observasi.
b. Guru menugaskan peserta didik untuk membuat
tulisan atau rangkuman mengenai hasil
observasi mereka.
D. Aplikasi CTL Pada Mata Pelajaran IPS
Pada makalah ini penyusun mencoba menjelaskan juga
tentang contoh aplikasi CTL pada mata pelajaran
Biologi untuk tingkat pendidikan SD kelas IV
semester 2 dan tingkat pendidikan SMP/MTs kelas VII
semester 1 sebagai berikut :
1. Kelas IV , semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Mengenal sumber daya 2.1. Mengenal aktivitas
alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuanteknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam danpotensi di daerahnya.
2.2. Mengenal pentingnyakoperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.
2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya
Contoh langkah pembelajarannya adalah :
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan standar kompetensi yang harus
dicapai yaitu Mengenal sumber daya alam, kegiatan
ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kab/kota
dam prov. dan manfaat mempelajari dan
pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
misalnya :
a) Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah peserta
didik; misalnya siswa 36 dibagi dalam 6
kelompok setiap kelompok terdiri dari 6
orang.
b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan
observasi, misalnya kelompok 1 dan 2
melakukan observasi ke obyek aktivitas
ekonomi di sekitar sekolah, sedangkan 3 dan
4 melakukan observasi ke obyek sumber daya
alam dan potensi ekonomi di sekitar
sekolah, kelompok 5 dan 6 melakukan
observasi ke obyek koperasi di sekitar
sekolah ( KUD, Koperasi Pegawai, atau
Koperasi Sekolah )
c) Melalui observasi peserta didik ditugaskan
untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan
dalam kegiatan observasi yang telah
ditentukan dengan mengisikannya pada format
panduan yang telah disediakan guru.
3) Guru menyediakan /memberikan format panduan
pengamatan sesuai dengan materi pengamatan
kelompok siswa.
4) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas dan
kegiatan observasi yang harus dikerjakan oleh
setiap peserta didik di lingkungan obyek
pengamatan tersebut.
b. Inti
Kegiatan di Lokasi (Obyek Pengamatan )
1) Peserta didik melakukan observasi ke lokasi
atau obyek pengamatan sesuai dengan pembagian
kelompok.
2) Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka
temukan di lokasi atau obyek pengamatan sesuai
dengan alat observasi yang telah mereka
tentukan sebelumnya ( untuk peserta didik pada
tingkatan bawah dapat dibantu dalam menyiapkan
alat observasi )
3) Guru mengamati kinerja masing-masing kelompok
dan membimbing apabila ada kelompok yang
mengalami kesulitan.
4) Guru membimbing siswa kembali ke kelas dengan
tertib sesuai waktu yang ditentukan.
Kegiatan di dalam Kelas ( setelah pengamatan selesai dilakukan )
1) Peserta didik mendiskusikan hasil temuan
mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing
(dikusi kelompok).
2) Guru memimpin pembukaan diskusi kelas dan
menyampaikan peraturan dan tata tertib diskusi
agar kegiatan berjalan dengan lancar dan
tertib.
3) Guru mengatur jadwal waktu dan pembagian
kelompok yang melaksanakan tugas presentasi
hasil pengamatan.
4) Peserta didik melaporkan hasil diskusi di
depan kelas
5) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok yang lain
c. Penutup
1) Dengan bantuan guru peserta didik menyimpulkan
hasil observasi.
2) Guru menugaskan peserta didik untuk membuat
tulisan atau rangkuman mengenai hasil
observasi mereka.
2. Kelas VII , semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan
3.1. Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan.
3.2. Mengidentifikasi tindakan ekonomi
berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi “Memahami usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhan” yang harus
dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran
dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
2) Guru menjelaskan pengertian manusia sebagai
makhlug sosial (homo socius) dan makhlug
ekonomi ( berusaha mencukupi kebutuhannya)
3) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL
misalnya :
a) Peserta didik dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah peserta
didik;
b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan
observasi di lingkungan sekitar sekolah,
misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan
observasi tentang manusia sebagai makhluk
sosial, sedangkan 3 dan 4 melakukan
observasi tentang manusia sebagai makhlug
ekonomi, kelompok 5 dan 6 mengobservai
tentang motif ekonomi manusia.
c) Melalui observasi peserta didik ditugaskan
untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan
dalam kegiatan observasi tersebut.
4) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang
harus dikerjakan oleh setiap peserta didik.
5) Guru mengamati kinerja siswa dalam kegiatan
observasi untuk memastikan keberlangsungan
proses pembelajaran dengan baik.
b. Inti
Lokasi pembelajaran : Di lapangan (Lokasi Obyek
Pengamatan )
1) Peserta didik melakukan observasi ke lokasi
atau obyek pengamatan sesuai dengan pembagian
kelompok tersebut.
2) Peserta didik mencatat hal-hal yang mereka
temukan di lokasi atau obyek pengamatan sesuai
dengan alat observasi yang telah mereka
tentukan sebelumnya ( untuk peserta didik pada
tingkatan bawah dapat dibantu dalam menyiapkan
alat observasi )
3) Peserta dapat berkonsultasi dengan guru
apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugas observasi.
Lokasi pembelajaran : Di dalam Kelas
1) Peserta didik berkumpul dalam kelompok kecil
dan mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai
dengan tugas masing-masing.
2) Peserta didik melaporkan hasil diskusi
(kelompok besar) dalam kelas
3) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan
yang diajukan oleh kelompok yang lain
4) Apabila mengalami kesulitan guru dapat
menjembatani dan membantu agar terjadi
interaksi antar peserta didik secara baik dan
diskusi berjalan sesuai jadwal yang
ditentukan.
5) Guru menilai interaksi tanya jawab dan
kerjasama antar kelompok untuk menilai secara
kognisi maupun afeksi siswa dalam
pembelajaran.
c. Penutup
1) Dengan bantuan guru peserta didik menyimpulkan
hasil observasi.
2) Guru menugaskan peserta didik untuk membuat
laporan hasil pengamatan dengan sistematika
laporan yang baku.
Dengan 2 (dua) contoh tersebut kita mendapatkan
pemahaman bahwa CTL adalah pembelajaran tepat dan dapat
diterapkan pada pelajaran IPS baik di SD maupun SMP/MTs
dengan didukung kreatifitas dan kemauan guru dalam
meningkatkan mutu pembelajarannya. Karena CTL menekankan
pembelajaran dengan anak mengalami langsung dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Kelas bukanlah tempat
untuk mencatat atau menerima informasi dari guru, akan
tetapi kelas digunakan untuk saling membelajarkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penjabaran mengenai Contextual Teaching and
Learning (CTL) di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
(CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan peserta
didik secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi
nyata sehingga mendorong peserta didik untuk
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2. CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan
tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat
untuk memperoleh informasi tetapi sebagai tempat
untuk menguji data hasil temuan peserta didik di
lapangan.
4. Ada beberapa perbedaan antara strategi
pembelajaran CTL dan konvensional yang membuktikan
bahwa CTL lebih efektif dan mampu menjadi
alternatif pilihan strategi pembelajaran yang
diterapkan guru di sekolah.
5. Diperlukan pola dan langkah pembelajaran CTL di
kelas agar strategi CTL dapat diterapkan secara
efektif dan sesuai materi pelajaran yang telah
ditetapkan dalam Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD).
6. Strategi pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL) dapat diaplikasikan pada mata
pelajaran IPS baik di tingkat pendidikan SD maupun
SMP/MTs.
B. Saran
Dengan pemahaman tentang Contextual Teaching and Learning
(CTL) ini diharapkan guru mata pelajaran IPS dapat
menerapkan strategi ini dalam melaksanakan proses
belajar mengajar (PBM) di sekolah dan dapat lebih
meningkatkan kualitas maupun kuantitas penguasaan