Makalah Bentuk Negara an Bentuk Pemerintahan Indonesia

24
M A K A L A H “Bentuk dan Kedaulatan Negara Indonesia dan Sistem Pemerintahan NAMA KELOMPOK: 1. CHAIRUNISA MAULIDA FASRI (07) 2. DINDA SULISTIANINGRUM (08) 3. EVA DWI J (09) 4. FIKA ULMI Z.S (10) 5. FRIDA NOVIANTI (11) 6. HILMIA (12)

Transcript of Makalah Bentuk Negara an Bentuk Pemerintahan Indonesia

M A K A L A H“Bentuk dan Kedaulatan Negara

Indonesia dan Sistem Pemerintahan

NAMA KELOMPOK:

1. CHAIRUNISA MAULIDA FASRI (07)2. DINDA SULISTIANINGRUM (08)

3. EVA DWI J (09)4. FIKA ULMI Z.S (10)

5. FRIDA NOVIANTI (11)6. HILMIA (12)

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawatberiring salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehinggaPenulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran PendidikanPancasila dan Kewarganegaraan pada ini.

Makalah dengan judul “Bentuk Negara Indonesia dan BentukPemerintahan Indonesia” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas matapelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diberikan olehbapak  linear sihotang.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak linear sihotang,selaku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sertapihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dengankerendahan hati, Penulis memohon maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembacasekalian.

Jakarta, 27 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISIHALAMAN

JUDUL....................................................................

..............          i

KATA

PENGANTAR................................................................

..................          ii

DAFTAR

ISI......................................................................

.........................          iii

BAB I

PENDAHULUAN..............................................................

............          1

A.    Latar

Belakang.................................................................

................          1

B.     Rumusan

Masalah..................................................................

..........          2

C.     Tujuan

Penulisan................................................................

..............          3

BAB II

PEMBAHASAN...............................................................

.............          4

A.    Definisi

Negara...................................................................

.............          5

B.     Tujuan

Negara...................................................................

...............          7

C.     Unsur – unsur

Negara...................................................................

...          8

D.    Bentuk Negara dan Bentuk

pemerintahan.......................................          10

E. Sistem Pemerintahan…………………………………………………………………………… 17

BAB III

PENUTUP..................................................................

..................          20

A.    Kesimpulan...........................................................

...........................         

B.     Saran...............................................................

...............................         

DAFTAR

PUSTAKA..................................................................

................          21

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangNegara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok

masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerahtertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat, didefinisikan pulaoleh Roger H. Soltau dengan alat (agency) atau wewenang (authority), yang mengaturpersoalan-persoalan bersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara denganbaik menjadi sangat urgen bagi setiap warga negara.

Plato telah menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusiaperlu bernegara. Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri. Lantaran tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusiamemerlukan teman untuk dapat memenuhinya. Lantas mereka bergabung denganmanusia lain. Jumlah mereka yang banyak secara tidak langsung menuntutadanya aturan yang disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.

Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidakada tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkanseseorang yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jikaterjadi sesuatu dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadipenengah atas semua konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebutsebagai raja atau kepala Negara. Konklusinya adalah bahwa manusia tidakdapat hidup dengan teratur, tertib dan terjamin keamanannya tanpa adanyanegara. Karena pada hakikatnya, dalam komunitas sekecil apapun diperlukanadanya pemimpin dan aturan.

Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harusmengetahui bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentukpemerintahan di Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah iniPenulis menkaji sedikit mengenai hal tersebut.

B.     Rumusan MasalahDari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik

permasalahan mengenai Bentuk dan Kedaulatan Negara Indonesia dan SistemPemerintahan Indonesia.

C.    Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1.      Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan

2.      Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk negaradan bentuk pemerintahan di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Definisi  NegaraKeberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk

memudahkan anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan

bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskandalam suatu dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnyanilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara.Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannyanegara Konstitusi merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara.Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi diIndonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negaraterkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraanbersama  dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkritpertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayananyang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimananegara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsipelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankanfungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasabahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyaknegara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warganegara, atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yangtidak jelas dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadapperkembangan zaman atau keinginan masyarakat, semua kebijakan initercantum dalam suatu Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam prosespembentukan Undang-Undang haruslah dilakukan secara demokratis, yaknimenghormati hak tiap orang untuk terlibat dalam pembuatan keputusan yangakan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam organisasi biasa, akan adaorang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak. Dalam suatu negaramodern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak ini dipilihsecara demokratis pula.

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyatdalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerimakeberadaan organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanyasuatu wilayah tertentu tempat negara itu berada. Hal lain adalah apa yangdisebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempatnegara itu berada.

Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagaiberikut :

  Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapatpengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.

  Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompokmanusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

  Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaanyang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaanuniversal

  Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karenakehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

  Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur ataumengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

  Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia ataukumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

  Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyaidaerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagaisebuah kedaulatan.

  Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupibeberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya,dengan tujuan kesenangan dan kehormatan bersama.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untukmencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggioleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalahsebuah negara kepulauan yang berbentuk republik yang telah diakui olehdunia internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat,laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat danpemerintah daerah yang berkuasa.

B.     Tujuan Negara

Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang –orang yangmendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuansuatu negara bermacam –macam diantaranya:

a.       Memperluas kekuasaan;b.      Menyelenggarakan ketertiban hukum;c.       Mencapai kesejahteraan umum.

Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajarandiantaranya sebagai berikut :

a.       Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk memajukankesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu) dan sebagai makhluksosial;

b.      Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan Agustinus, negarabertujuan untuk mencapai dan penghidupan dan kehidupan aman dan tenteramdengan taat kepada Tuhan;

c.       Menurut Ibnu Arabi, negara bertujuan untuk  menjalankankebijaksanaan dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga intervensipihak –pihak asing;

d.      Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakankemaslahatan agama dan negara yang bermuara pada kepentingan akhirat.

Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuangdalam pembukaan dan penjelasan  UUD 1945 adalah sebagai berikut:1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses danmaju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum darisisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

2. Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkunganyang kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yangdidukung penuh oleh masyarakat.

3. Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman sertamenjaga dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalammaupun dari luar.

4. Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilansebagai tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

C.    Unsur –Unsur NegaraMahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu

rakyat, wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif.Namun ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain sepertidengan adanya konstitusi dan pengakuan dari negara lain yang disebutsebagai unsur deklaratif.

Unsur –unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :a.       Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa

persamaan dan bersama –sama mendiami suatu wilayah;b.      Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak

mungkin ada negara tanpa ada batas –batas teritorial yang jelas;c.       Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin

organisasi negara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara;d.      Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang

adanya negara. Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan de jure danpengakuande facto.

Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarahdiuraikan sebagai berikut:

  Pendudukan (Occupatie)Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belumdikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang didudukibudak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.

  Peleburan (Fusi)Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayahmengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negarayang baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.

  Penyerahan (Cessie)Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lainberdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya,

Wilayah Sleeswijk padaPerang Dunia I diserahkanoleh Austria kepada Prusia,(Jerman).

  Penaikan (Accesie)Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibatpenaikan Lumpur Sungaiatau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayahtersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara.Misalnya wilayah negaraMesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.

  Pengumuman (Proklamasi)Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadidaerah jajahanditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebutbisa mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah ditinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika didaerahHiroshima dan Nagasaki.

Banyak pula teori –teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatunegara, diantaranya sebagai berikut :

1.      Theory Social Contract (Kontrak Sosial)Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap

bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian –perjanjian masyarakat dalamtradisi masyarakat. Teori ini meetakkan bahwa negara tidak berpotensimenjadi negara tirani, karena keberlangsungannya bersandar pada kontraksosial antara warga dengan lembaga negara.

  Thomas Hobbes (1588 -1679) menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah dalamdua zaman yakni keadaan sebelum dan sestelah ada negara. Menurutnyakeadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera tapisebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau tanpa hukum,tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjianantar individu yang tadinya hidup dama keadaan alamiah berjanji akanmenyerahkan semua hak kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yangdisebut negara;

  John Locke (1632 -1704) menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting yangmengatur kehidupan mereka demi menghindari konflik di antara warganegara. Namun menurutnya penyelenggaraan pimpinan harus dibatasi karena

dalam melakukan perjanjian individu –individu warga negara tersebut tidakmenyerahkan seluruh hak –hak alamiahnya kecuali hak –hak asasi warganegara;

  Jean Jacques Rousseau (1712 -1778) menyatakan bahwa suatu negara bersandar padaperjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu pemerintahanyang dilakukan oleh suatu organisasi politik. Menurutnya negara dibentukdari adanya pemimpin dari organisasi politik ditentukan  oleh yangberdaulat dari wakil –wakil warga negara.

2.      Theory Teokratis (Ketuhanan)Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis.

Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki pararaja berasal dari tuhan. Para raja mengklaim sebagai wakil tuhan di duniayang mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada tuhan bukan kepadamanusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan teokratis serupadengan yang dujalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabimuhammad saw.

Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islamsebagai agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi pahamdominan bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara.Menurut pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harusdipertanggung jawabkan baik kepada allah maupun kepada rakyat.

3.      Teori KedaulatanSecara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk

karena adanya dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini,kekuatan menjadi pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melaluiproses penaklukan dan pendudukan oleh suatu kelompok etnis atas kelompoktertentusehingga dimulailah pproses pembentukan negara. Dengan kata lainnegara terbentuk karena adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenangmemiliki kekuatan untuk membentuk suatu negara.

D.    Bentuk Negara dan Bentuk PemerintahanBentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk

Republik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Sedangkan bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakanuntuk merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untukmengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atassuatu komunitas politik. Definisi ini tetap berlaku bahkan untukpemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan kekuasaannya.Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang gagalpun tetapmerupakan suatu bentuk pemerintahan.

Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaannyasehari-hari, konsep Bentuk Negara seringkali dicampuradukkan dengankonsep Bentuk Pemerintahan. Hal ini juga tercermin dalam perumusanUndang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "NegaraIndonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimatini tergambar bahwa the founding fathers Indonesia sangat menekankanpentingnya konsepsi Negara Kesatuan sebagai definisi hakiki negaraIndonesia (hakikat negara Indonesia). Bentuk dari negara kesatuanIndonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa konsep bentuk negarayang diartikan disini adalah republik yang merupakan pilihan lain darikerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota BPUPKI mengenaikemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.

Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negarayang tidak dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal keduakonsep ini sangat berbeda satu sama lain. Karena yang dibicarakan adalahbentuk negara berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagaikeseluruhan. Jika yang dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentukpenyelenggaraan pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan makaistilah yang lebih tepat dipakai adalah istilah bentuk pemerintahan.

Sedangkan kata pemerintahan dalam 'sistem pemerintahan' terbataspengertiannya pada cabang eksekutif saja. Penggunaan kata governmentdalam bahasa Inggris juga sering menimbulkan kesalahpahaman. Banyak orangyang tidak menyadari bahwa kata itu mengandung dua arti, yaitu arti luasdan arti sempit. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi pemerintahan yangberkembang di Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan

Inggris mempraktekkan sistem pemerintahan parlementer, maka perkataangovernment disana menunjuk kepada pengertian yang sempit, yaitu hanyacabang kekuasaan eksekutif saja. Tetapi, dalam bahasa Inggris Amerika,kata government mencakup pengertian yang luas, yaitu keseluruhanpengertian penyelenggaraan negara. Dalam konstitusi Amerika Serikatmisalnya, istilah "the Government of the United States" selain mencakupcabang eksekutif yang dipegang oleh Presiden, juga mencakup Kongres yangterdiri atas House of Repre sentatives dan Senat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanyaperbedaan mendasar antara pengertian 'bentuk negara', 'ben tukpemerintahan', dan 'sistem pemerintahan'. Ketiga istilah tersebutsebaiknya tidak dipertukarkan satu sama lain, sehingga tidak menimbulkankesalahpahaman dalam praktek.

Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negarayaitu: bentuk negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yangparlementer, Semi-Presidensil, dan Presidensil.

Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo BambangYudhoyono pada tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negaraIndonesia yang paling tepat adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Empat pilar utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yangselama ini menopang tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila,Undang-Undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI).

a.       Negara Kesatuan (Unitaris)Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan

untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat.Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun keluar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapatdijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satukonstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satuparlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlahyang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri

utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi duamacam sistem, yaitu:

1)      Sentralisasi, dan2)      Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dandiurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankanperintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerahtidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurusrumah tangganya sendiri.Keuntungan sistem sentralisasi:

1.      Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayahnegara;2. Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yangberwenang membuatnya;

3. Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayahnegara.

Kerugian sistem sentralisasi:1)      Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat

kelancaran jalannya pemerintahan;2)      Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/

kebutuhan daerah;3)      Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat

sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnyainisiatif dari rakyat;

4)      Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan danbertanggung jawab tentang daerahnya;

5)      Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi

kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra).Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah.Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:1.      Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah

itu sendiri;2. Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dankondisi daerah itu sendiri;

3. Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahandapat berjalan lancar;

4. Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akanmeningkat;

5. Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragamanperaturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

b.      Negara Serikat (Federasi)Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa

negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negarabagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemensendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalahgabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal takbertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengannegara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-cirinegara serikat/ federal:

1.      Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri(kabinet) demi kepentingan negara bagian;2. Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidakboleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat;

3. Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diaturmelalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannyatelah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepalanegara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagiankekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan olehnegara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwalkenegaraan selebihnya (residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepadapemerintah federal meliputi:1. Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukuminternasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilandiplomatik;

2. Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dankeamanan nasional, perang dan damai;

3. Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal sertaazas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perluoleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusinegara bagian;

4. Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraanpemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang(moneter);

5. Hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya:masalah pos, telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu denganyang lain adalah:1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintahnegara bagian;

2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbulantara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

3. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negaraserikat, antara lain:

Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatukekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci

diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikatsemacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949);

Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatukekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkankepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India;

Negara serikat yang memberikan  wewenang kepada mahkamah agungfederal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintahfederal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat danAustralia;

Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemenfederal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federaldengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistemdesentralisasi ialah Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luardan sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkanperbedaannya adalah mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiriitu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkanpada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Sedangkan perbincangan mengenai 'bentuk pemerintahan' (regeringsvormen) berkaitan dengan pilihan antara bentuk kerajaan (monarki), ataubentuk republik. Jika jabatan kepala negara itu bersifat turun temurunmaka negara itu disebut kerajaan. Jika kepala pemerintahannya tidakbersifat turun temurun, melainkan dipilih, maka negara itu disebutrepublik. Sementara itu, dalam perkataan 'sistem pemerintahan'(regerings systeem) terkait pilihan-pilihan antara sistem pemerintahanpresidensiil, sistem pemerintahan parlementer, sistem pemerintahancampuran, yaitu quasi presidensiil seperti di Indonesia (di bawah UUD 1945 yang asli) atau quasi parlementer seperti sistem Perancis yangdikenal dengan istilah hybrid system, dan sistem pemerintahan collegialseperti Swiss.

Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejakkemerdekaan pada tahun 1945 cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan(eenheidstaatsvorm), bentuk pemerintahan republik (republic regerings-vorm), dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system). DalamUUD  1945, pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan inidiatur dalam bab yang tersendiri, yaitu Bab I tentang Bentuk danKedaulatan. Dalam Pasal   ayat (1) dinyatakan: "Negara Indonesia ialahNegara Kesatuan yang berbentuk republik." Ayat (2) menegaskan:"Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar." Sedangkan ayat (3)  menentukan: "Negara Indonesia adalahNegara Hukum". Khusus mengenai bentuk negara sebagaimana telah ditentukandalam Pasal 1 ayat (1) tersebut, tidak dikategorikan sebagai objekperubahan yang diatur mekanismenya dalam pasal  7 UUD  1945. Dalam Pasal  7 ayat (5) UUD  945, dinyatakan: "Khusus mengenai bentuk Negara KesatuanRepublik Indonesia, tidak dapat dilakukan perubahan".  

Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara RepublikIndonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar  1945, akan tetap berbentukNegara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis PermusyawaratanRakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan Pasal  7 ayat (5) ini atauperubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri olehUUD  1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yangterjadi maka hukum yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkanrevolusi yang mempunyai aturan hukumnya sendiri.

Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentukpemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu sebagai berikut:

  Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu.Dalam praktiknya monarki tterbagi atas dua jenis yaitu monarki absolutdengan kekuasaan tertinngi di tangan raja dan ratu serta monarkikonstitusional dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepalapemerintahannya dibatasi oleh ketentuan –ketetuan konstitusi negara;

  Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orangyang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu;

  Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatanrakyatatau yang mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyatmelalui pemilu.

Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah'sistem pemerintahan' yang menyangkut pilihan antara sistem presidential,sistem parlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang terakhir iniberkenaan dengan sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dalam articabang kekuasaan eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentukpemerintahan. Pertama adalah bahwa istilah pemerintahan dalam konsepsi'bentuk pemerintahan' bersifat statis, yaitu berkenaan dengan ben- tuknya(vormen), sedangkan dalam 'sistem pemerintahan', aspek pemerintahan yangdibahas bersifat dinamis. Kedua, dalam konsepsi bentuk pemerintahan, katapemerintahan lebih luas pengertiannya karena mencakup keseluruhan cabangkekuasaan.

E. Sistem Pemerintahan 1. Sistem pemerintahan Parlementer

Ciri-ciri Sistem Parlementer Raja/Ratu/Presiden sebagai Kepala Negara. Kekuasaan eksekutif dipegang dan dijalankan Kabinet yang dipimpin

Perdana Menteri.

Kepala eksekutif (Perdana Menteri) bertanggungjawab kepada Parlemen(Legislatif).

PARPOL mayoritas memegang kekuasaan eksekutif. Menganut sistem Multi Partai

Kelebihan : Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi

penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karenakekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai ataukoalisi partai.

Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakanpublik jelas.

Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehinggakabinet menjadi berhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.Kekurangan :

Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritasdukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkanoleh parlemen.

Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisaditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila paraanggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partaimeyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai,anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadibekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

2. Sistem pemerintahan Presidensial

Pemerintahan Presidensial adalah sistem yang bertolak dari konseppemisahan kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagaimana

diajarkan oleh Monteqiueu melalui teori Trias Politica. Teori ini mengharuskanpemisahan kekuasaan menjadi 3 yaitu :a. Kekuasaan Eksekutifb. Kekuasaan Legislatifc. Kekuasaan Yudikatif Ciri-ciri Sistem Pemerintahan Presidensial :

Presiden sebagai Kepala Negara sekaligus pemegang KekuasaanEksekutif.

Kedudukan eksekutif tidak tergantung pada Parlemen. Menteri-menteri merupakan pembantu Presiden. Kekuasaan membuat Undang-Undang ada di tangan Parlemen. Presiden

memiliki hak veto dalam pemberlakuan suatu Undang-Undang.• Kelebihan :

- Sistem check dan balances dapat menghasilkan keseimbangan antar organ yang diserahi tugas kenegaraan.

- Dapat mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut.- Kedudukan badan eksekutif lebih stabil.- Penyusunan program pemerintahan dapat disesuaikan dengan masa

jabatan eksekutif.• Kekurangan :- Setiap keputusan adalah hasil tawar-menawar antar legislatif dan

eksekutif sehingga sering kurang tegas dalam pengambilan suatukeputusan.

- Pengambilan keputusan relatif lebih lama.

BAB III

PENUTUPA.    Kesimpulan

Dari pembahsan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulanmengenai :

a)      Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentukRepublik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI).

b)      Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untukmerujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untukmengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya atassuatu komunitas politik.

c)      Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaituNegara Kesatuan(Unitarianisme) dan Negara Serikat

d)     Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentukpemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu monarki, oligarki dandemokrasi.

B.     SaranSebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam

mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untukmemperluas cakrawala berpikir, kelak ketika kita menempati posisistrategis dipemerintahan. Dan niscaya kita akan menjadi warga negara danpemimpin yang baik, berakhlak dan rasional.

DAFTAR PUSTAKAMakalah ‘Hubungan Negara, Agama dan Warga Negara’ Mata Kuliah Ham &Kewarganegaraan oleh Mahasiswa IP Reguler STISIP Muhammadiyah Sinjai.http://diajengayu-ajeng.blogspot.com/2011/04/bentuk-negara-indonesia.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttp://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=154&page=1-5http://www.polarhome.com/pipermail/nusantara/2002 September/000310.html

http://liahimilp.blogspot.com/2013/07/makalah-bentuk-negara-bentuk.html