pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
Makalah Belajar Pembelajaran
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Makalah Belajar Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak
yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil
satu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka.
Salah satu naluri manusia yang terbentuk dalam jiwanya secara
individual adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial
sebagai instink gregorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup
bermasyarakat. Dan bangsa naluri ini tiap manusia secara individual ditinjau
dari segi antropologi sosial disebut homo socius artinya makluk yang
bermasyarakat. Saling tolong menolong dalam rangka mengembangkan
kehidupannya disegala bidang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan
masalah sebagai beriku:
1. Bagaimana menggunakan metode pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
1
2. Bagaimana menggunakan media pembelajaran untuk menunjang
terhadap penerapaan metode pembelajaran
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk meningkatkan mutu dalam pendidikan.
1. Mengetahui kesesuaian penggunaan metode pembelajaran untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran
2. Mengetahui kesesuaian penggunaan media pembelajaran untuk
menunjang terhadap penerapaan metode pembelajaran
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoritis maupun secara praktis secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan konsep pendidikan secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep
keilmuan khususnya tentang pendidikan.
2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang pendidikan baik
secara teoritis maupun secara praktis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah
kedewasaan. Dewasa ini masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah
satu masalah yang menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat,
Departemen Pendidikan maupun Departemen lainnya. Perhatian tersebut
sudah selayaknya, karena sektor pendidikan merupakan sektor yang paling
dominan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, yang
merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan nasional.
Semua kita mengetahui bahwa proses belajar mengajar merupakan
kegiatan sosial. Dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada
masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang berkualitas
dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada
kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu
dihadapkan kepada masalah-masalah yang memerlukan Matematika sebagai
pemecahannya.
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara
sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan
secara makro (luas) ialah sebagai alat:
a. Pengembangan pribadi
3
b. Pengembangan warga Negara
c. Pengembangan kebudayaan
d. Pengembangan bangsa
Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan
pertolongan kepada peserta didik.
Pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling
mempengaruhi, namun faktor integrasinya terutama terletak pada pendidik
dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Adapun faktor-faktor
pendidikan, ada enam faktor yaitu:
a. Faktor Tujuan
Dalam praktek pendidikan, baik dilingkungan keluarga, di sekolah
maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta
didiknya.
b. Faktor Pendidik
Kita dapat mernbedakan pendidik itu menjadi dua kategori, ialah
1) Pendidik menurui kodrat, yaitu orang tua; dan
2) Pendidik menurut jabatan, ialah guru.
Orang tua-sebagai pmdidik menurut kodra adalah pendidik
pertama dan utama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh
orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan
pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu
4
dapat hidup dan berkembang makin dewasa. Hubungan orang tua dengan
anaknya dalam hubungan edukatil mengandung dua unsur dasar, yaitu :
1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak;
2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk
menuntun perkembangan anak
Guru sebagai pendidik menurut jawaban menerima tanggung
jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung
jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru
mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan diharapkan pula dari pribadi guru
memancar sikap-sikap dan sifat-sifat yang normative baik sebagai
kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya, antara lain:
2.1) kasih sayang kepada peserta didik;
2.2) tanggung jawab kepada tugas pendidik.
c. Faktor peserta didik
Dalam, pendidikan tradisional, peserta didik dipandang
sebagai,organisme yang pasif, hanya rnenerima informasi dari orang
dewasa. Kini dengan makin cepatnya,perubahan sosial dan berkat
penemuan teknologi, maka. Komunikasi antar manusia berkembang amat
cepat. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas,vang sama bisa memiliki
profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini terganturng kepada
konteks yang mendorong perkembangan seseorang
Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu :
5
1) lingkungan di mana peserta belajar secara kebetulan dan kadang-
kadang, di sini mereka belajar tidak berprogram;
2) lingkungan belaiar di mana peserta didik belaiar secara sengaja dan
dilehendaki;
3) sekolah di mana peserta didik belajag mengikuti program yang
ditetapkan; dan
4) lingkungan pendidikan optimal, di sekolah yang ideal di mana peserta
dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus
menghayati/mengimplisitkan nitai- nilai.
Secara teoretis peserta didik bisa berkembang secara optimal
dalam arti mampu berkembang kreatif optirnal, iika mendapat konteks
lingkungan yang keempat tersebut
d. Faktor isi/materi pendidikan
Yang termasuk dalam artilmateri pendidikan ialah segala sesuatu
oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang
diselenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat
utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu:
1) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;
2) materi harus dengan peserta didik.
e. Faktor metode pendidikan
Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif.
Agar interaksi dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan
6
pemilihan bahan/materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang
tepat pula. Merote adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat
disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada
beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan
dicapai.
f. Faktor situasi lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.
Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan
lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi lingkungan ini
berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu
menjadi pembatas pendidikan.
B. Belajar
Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual
yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman
individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan
oleh orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar yang
terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai pebelajar
biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang oleh guru.
Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku
pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan
sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau
7
sesama teman. Belajar adalah sesuatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman, sikap, dan tingkahlaku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta
perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu
merangsang siswa untuk belajar. Hal ini tidak harus berupa proses
transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. Aa Rooyakkers (1984 :
13) mengatakan bahwa : “Proses mengajar adalah menyampaikan bahan
pelajaran yang berarti melaksanakan beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut
tidak ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu”
Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang
multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut
dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain.
C. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber
belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan
dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil (skillful) yang
mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap
permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan
perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifitas,
8
keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta
kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk
kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan
kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya
berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai
dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak
secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas
dan perilaku karakteristik obyek atau karya.
Sedangkan menurut Eggen & Kauchak (1998),
menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa
menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan
yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan
berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya
didasarkan pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian
arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi
pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan
berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai
dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
9
D. Media Pembelajaran
a. Hakekat Alat Peraga
1) Pengertian
Komunikasi memegang penting dalam pengajaran. Proses komunikasi
selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan
majunya ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dan pengetahuan sangat
berpengaruh terhadap proses pendidikan dan pengajaran. Dalam
komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan
sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain
disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme. Agar komunikasi
antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan
dapat diterima siswa, salah satu usaha yang dilakukan dengan
menggunakan media pengajaran.
Media pengajaran sebagai perantara dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan dari pelaksanaan pendidikan disekolah. Media
pengajaran harus yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaaan media secara kreatif
akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat
meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media pengajaran yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu
alat peraga.
10
Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan
fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih
nyata/konkrit. Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untur tercapainya tujuan
yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan interaksi
edukatif biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat
nonmaterial berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya.
Sedangkan alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan
tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan, slide, video dan sebagainya
Alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids (AVA)
adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan
mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Banyak para ahli
mendefinisikan alat peraga.
E.T.Ruseffendi (1994), Alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan atau
mewujudkan konsep Ilmu Pengetahuan Alam. Benda-benda itu misalnya
batubatuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan;
kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur
sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan
untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda seperti cincin, gelang,
permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran
dan sebagainya.
11
Aristo Rohadi (2003), Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan
untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agat
tampak lebih nyata atau konkrit.
I.L.Pasaribu, B.simanjuntak (1983), Alat peraga yaitu alat untuk
membantu pengajar menyampaikan pengetahuan dan mengalihkan
keterampilan. Wens Tanlain, at.al. (1989) menyatakan, bahwa perbuatan
mendidik berlangsung dengan menggunakan alat pendidikan. Alat
pendidikan merupakan factor pendidikan yang sengaja dibuat dan
digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan factor-
faktor pendidikan lainnya seperti guru, anak didik, tujuan, dan lingkungan,
dapat menjadi alat pendidikan bilaman digunakan dan direncanakan dalam
perbuatan atau tindakan mendidik. ( Syaiful Bahri Djamarah, 2005).
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari medium yang secara karafiah berarti perantara atau pengantar. Makna
umumnya adalah, segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dan
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat
popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya
juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan
dalam proses pembelajaran disebut media pembelajaran. (M.
Basyiruddin,2002).
Sudirman, at.al, yang dikutip Moh. Uzer Usman (2002)
mengistilahkan alat bantu ini dengan perkataan “media.” Jadi, media yang
disebutkan Sudirman ini sebenarnya pula dipahami tidak lain adalah alat
12
bantu pendidikan. Alat peraga untuk menerangkan konsep Ilmu
Pengetahuan Alam itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa
gambar atau diagramnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat
peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menyampaikan
pengetahuan, fakta, konsep,prinsip kepada siswa agar lebih nyata atau
konkrit
2) Fungsi Penggunaan Alat Peraga
Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam
pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam, di antaranya:
a) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak
mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam
mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam semakin besar. Anak akan
senang, terangsang, tertarik dan bersilap positif terhadap
pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
b) Dengan disajikannya konsep abstrak Ilmu Pengetahuan
Alam dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang
lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
c) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak
membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri
ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya
akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam
belajarnya.
13
d) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran
dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu
dengan alam sekitar dan masyarakat.
e) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk
konkret, yaitu dalam bentuk model Ilmu Pengetahuan Alam dapat
dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk
penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
b. Hakekat Media gambar
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah
berarti perantara. Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami
secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap.
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah
AECT (asosiatipn of Education and Communication Technologi, 1997)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, selain itu menurut Fleming (1987)
media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua
pihak dan mendamaikan media dapat mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran siswa dan isi pelajaran.
14
Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada
peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata
lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan
pengajaran.
Heinichdan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media
sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.
Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila
media itu membawa pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pengajaran
1) Ciri-ciri media Pendidikan
Gerlach dan Erly (1971) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang
dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak mampu atau
kurang efisien untuk melakukannya.
Adapun ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :
a) Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau
obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun
kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket
15
komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya
(direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan
saja diperlukan.
b) Ciri Manipulatif
Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan
waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse
recording.
c) Ciri Distributif
Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu
objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan
stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.
2) Kriteria Penggunaan Alat Peraga
a) Tujuan (obyektif)
Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi
tujuan pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut
mampu meningkatkan domain, cognitif, psikomotor yang
merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.
b) Materi Pelajaran
Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam
memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran
16
matematika sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman
materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.
Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah
konsep selanjutnya.
c) Strategi Belajar Mengajar
Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah
guru di dalam menerapkan strategi di dalam mengajar. Pengunaan
alat peraga merupakan strategi pengajaran dalam metode
penemuan ataupun permainan.
d) Kondisi
Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi
tertentu misalnya saja pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa
sehingga diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru
agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan materi.
e) Siswa
Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai
oleh anak misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun
hal tersebut tentunya tidak lepas dari tujuan pembelajaran.
c. Macam-macam alat peraga
Klasifikasi alat bantu pendidikan perlu diketahui, karena penting
sekali dalam menentukan suatu media untuk melaksanakan proses
17
pembelajaran dengan penerapan suatu metode . adapun klasifikasi yang
dimaksud adalah:
1). Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
a) Media audatif; yaitu media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan
audio. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai
kelainan dalam pendengaran.
b) Media visual; yaitu media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar
atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c) Media audio-visual; yaitu media yang mempunyai unsur
suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama
dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam (a) audio-visual diam,
yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara, dan
(b) audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah (a) audio-visual murni, yaitu
baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber
18
seperti film, video cassette, dan (b) audio-visual tidak murni, yaitu
yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda, misalnya flm bingkai suara yang unsur gambarnya
bersumber dari slide projector danunsur suaranya berasal dari tape
recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
2). Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:
a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak.
Penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
menjangkau jumlah anak didik dalam waktu yang sama. Contoh
media ini ialah radio dan televisi.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan
tempat, yaitu media yang dalam penggunaannya membutuhkan
ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film
rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan
pengajaran melalui computer.
3). Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi ke dalam:
a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya
mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah,
dan penggunaannya tidak sulit.
b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat
pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit
19
membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang
memadai.
c) Apa pun bentuk dan jenis alat bantu (media) pendidikan itu
tidak lain adalah sebagai pelengkap, sebagai pembantu
memeprmudah usaha mencapai tujuan, dan sebagai tujuan
20
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari seluruh uraian tentang pengertian pendidikan diatas dapat kita
kemukakan bahwa:
1. Peranan guru dalam memilih, menguasai dan menggunakan
metode mengajar sangat besar pengaruhnya untuk menghindari kebosanan
siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
2. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan
mempermudah siswa dalam menguasai suatu materi sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai.
3. Penggunakan media pembelajaran yang tepat akan
mempermudah siswa dalam memahami suatu materi sehingga tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai..
B. Saran
Meningkatkan mutu pendidikan untuk lebih baik merupakan salah
satu cara membina peserta didik lebih terarah ke jalan yang lebih baik. Untuk
itu diperlukannya bantuan dari semua pihak untuk mewujudkan pendidikan.
Terutama dari keluarga, karena keluarga merupakan faktor utama yang
menunjang lancarnya dunia pendidikan.
21