Makalah Belajar Pembelajaran

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil satu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita- cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Salah satu naluri manusia yang terbentuk dalam jiwanya secara individual adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial sebagai instink gregorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup bermasyarakat. Dan bangsa naluri ini tiap manusia secara individual ditinjau dari segi antropologi sosial disebut homo socius artinya makluk yang bermasyarakat. Saling tolong menolong dalam rangka mengembangkan kehidupannya disegala bidang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai beriku: 1. Bagaimana menggunakan metode pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran 1

Transcript of Makalah Belajar Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak

yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

satu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-

cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup

mereka.

Salah satu naluri manusia yang terbentuk dalam jiwanya secara

individual adalah kemampuan dasar yang disebut para ahli psikologi sosial

sebagai instink gregorius (naluri untuk hidup berkelompok) atau hidup

bermasyarakat. Dan bangsa naluri ini tiap manusia secara individual ditinjau

dari segi antropologi sosial disebut homo socius artinya makluk yang

bermasyarakat. Saling tolong menolong dalam rangka mengembangkan

kehidupannya disegala bidang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan

masalah sebagai beriku:

1. Bagaimana menggunakan metode pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran

1

2. Bagaimana menggunakan media pembelajaran untuk menunjang

terhadap penerapaan metode pembelajaran

C. Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan

tujuan untuk meningkatkan mutu dalam pendidikan.

1. Mengetahui kesesuaian penggunaan metode pembelajaran untuk

meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran

2. Mengetahui kesesuaian penggunaan media pembelajaran untuk

menunjang terhadap penerapaan metode pembelajaran

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara

teoritis maupun secara praktis secara teoritis makalah ini berguna sebagai

pengembangan konsep pendidikan secara praktis makalah ini diharapkan

bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep

keilmuan khususnya tentang pendidikan.

2. Pembaca/guru, sebagai media informasi tentang pendidikan baik

secara teoritis maupun secara praktis.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan

Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah

kedewasaan. Dewasa ini masalah pendidikan di Indonesia merupakan salah

satu masalah yang menjadi sorotan dari berbagai pihak baik dari masyarakat,

Departemen Pendidikan maupun Departemen lainnya. Perhatian tersebut

sudah selayaknya, karena sektor pendidikan merupakan sektor yang paling

dominan dalam peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, yang

merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan nasional.

Semua kita mengetahui bahwa proses belajar mengajar merupakan

kegiatan sosial. Dalam dunia pendidikan saat ini kita dihadapkan pada

masalah yang lebih kompleks dimana sumber daya manusia yang berkualitas

dan mampu menghadapi tantangan zaman yang akan dapat bertahan. Pada

kenyataannya semua bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu

dihadapkan kepada masalah-masalah yang memerlukan Matematika sebagai

pemecahannya.

Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara

sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan

secara makro (luas) ialah sebagai alat:

a. Pengembangan pribadi

3

b. Pengembangan warga Negara

c. Pengembangan kebudayaan

d. Pengembangan bangsa

Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan

pertolongan kepada peserta didik.

Pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling

mempengaruhi, namun faktor integrasinya terutama terletak pada pendidik

dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Adapun faktor-faktor

pendidikan, ada enam faktor yaitu:

a. Faktor Tujuan

Dalam praktek pendidikan, baik dilingkungan keluarga, di sekolah

maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang

diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai (dimiliki) oleh peserta

didiknya.

b. Faktor Pendidik

Kita dapat mernbedakan pendidik itu menjadi dua kategori, ialah

1) Pendidik menurui kodrat, yaitu orang tua; dan

2) Pendidik menurut jabatan, ialah guru.

Orang tua-sebagai pmdidik menurut kodra adalah pendidik

pertama dan utama, karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh

orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan

pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu

4

dapat hidup dan berkembang makin dewasa. Hubungan orang tua dengan

anaknya dalam hubungan edukatil mengandung dua unsur dasar, yaitu :

1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak;

2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk

menuntun perkembangan anak

Guru sebagai pendidik menurut jawaban menerima tanggung

jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung

jawab dari orang tua diterima guru atas dasar kepercayaan, bahwa guru

mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan

perkembangan peserta didik dan diharapkan pula dari pribadi guru

memancar sikap-sikap dan sifat-sifat yang normative baik sebagai

kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya, antara lain:

2.1) kasih sayang kepada peserta didik;

2.2) tanggung jawab kepada tugas pendidik.

c. Faktor peserta didik

Dalam, pendidikan tradisional, peserta didik dipandang

sebagai,organisme yang pasif, hanya rnenerima informasi dari orang

dewasa. Kini dengan makin cepatnya,perubahan sosial dan berkat

penemuan teknologi, maka. Komunikasi antar manusia berkembang amat

cepat. Peserta didik dalam usia dan tingkat kelas,vang sama bisa memiliki

profil materi pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini terganturng kepada

konteks yang mendorong perkembangan seseorang

Ada empat konteks yang dapat disebutkan, yaitu :

5

1) lingkungan di mana peserta belajar secara kebetulan dan kadang-

kadang, di sini mereka belajar tidak berprogram;

2) lingkungan belaiar di mana peserta didik belaiar secara sengaja dan

dilehendaki;

3) sekolah di mana peserta didik belajag mengikuti program yang

ditetapkan; dan

4) lingkungan pendidikan optimal, di sekolah yang ideal di mana peserta

dapat melakukan cara belajar siswa aktif (CBSA) sekaligus

menghayati/mengimplisitkan nitai- nilai.

Secara teoretis peserta didik bisa berkembang secara optimal

dalam arti mampu berkembang kreatif optirnal, iika mendapat konteks

lingkungan yang keempat tersebut

d. Faktor isi/materi pendidikan

Yang termasuk dalam artilmateri pendidikan ialah segala sesuatu

oleh pendidik langsung diberikan kepada peserta didik dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang

diselenggarakan di keluarga, di sekolah dan di masyarakat, ada syarat

utama dalam pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu:

1) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan;

2) materi harus dengan peserta didik.

e. Faktor metode pendidikan

Peristiwa pendidikan ditandai dengan adanya interaksi edukatif.

Agar interaksi dalam mencapai tujuan, maka disamping dibutuhkan

6

pemilihan bahan/materi pendidikan yang tepat, perlu dipilih metode yang

tepat pula. Merote adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah metode dapat

disebut baik diperlukan patokan (kriterium) yang bersumber pada

beberapa faktor. Faktor utama yang menentukan adalah tujuan yang akan

dicapai.

f. Faktor situasi lingkungan

Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan.

Situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis dan

lingkungan sosio-kultural. Dalam hal-hal dimana situasi lingkungan ini

berpengaruh secara negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan itu

menjadi pembatas pendidikan.

B. Belajar

Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual

yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman

individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan

oleh orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar yang

terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai pebelajar

biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang oleh guru.

Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku

pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan

sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau

7

sesama teman. Belajar adalah sesuatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,

pemahaman, sikap, dan tingkahlaku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta

perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu

merangsang siswa untuk belajar. Hal ini tidak harus berupa proses

transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa. Aa Rooyakkers (1984 :

13) mengatakan bahwa : “Proses mengajar adalah menyampaikan bahan

pelajaran yang berarti melaksanakan beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut

tidak ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu”

Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang

multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut

dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain.

C. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber

belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Istilah keterampilan

dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari kata terampil (skillful) yang

mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan

cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap

permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem dan

perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreatifitas,

8

keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta

kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk

kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan

kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya

berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai

dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak

secara presisi untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas

dan perilaku karakteristik obyek atau karya.

Sedangkan menurut Eggen & Kauchak (1998),

menjelaskan bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa

menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,

membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan

serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan

yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan

berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya

didasarkan pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian

arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi

pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan

berpikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai

dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

9

D. Media Pembelajaran

a. Hakekat Alat Peraga

1) Pengertian

Komunikasi memegang penting dalam pengajaran. Proses komunikasi

selalu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan

majunya ilmu pengetahuan. Kemajuan teknologi dan pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap proses pendidikan dan pengajaran. Dalam

komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan

sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain

disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme. Agar komunikasi

antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan

dapat diterima siswa, salah satu usaha yang dilakukan dengan

menggunakan media pengajaran.

Media pengajaran sebagai perantara dalam rangka memperlancar

pencapaian tujuan dari pelaksanaan pendidikan disekolah. Media

pengajaran harus yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaaan media secara kreatif

akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat

meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Media pengajaran yang digunakan berupa peralatan yang efektif yaitu

alat peraga.

10

Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan

fakta, konsep prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih

nyata/konkrit. Tanpa alat sukar rasanya dipercaya untur tercapainya tujuan

yang diharapkan disuatu lembaga pendidikan. Dalam kegiatan interaksi

edukatif biasanya dipergunakan alat nonmaterial dan alat material. Alat

nonmaterial berupa suruhan, perintah, larangan, nasihat dan sebagainya.

Sedangkan alat material atau alat bantu pengajaran berupa globe, papan

tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan, slide, video dan sebagainya

Alat peraga pengajaran, teaching aids, atau audiovisual aids (AVA)

adalah alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan

mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa. Banyak para ahli

mendefinisikan alat peraga.

E.T.Ruseffendi (1994), Alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan atau

mewujudkan konsep Ilmu Pengetahuan Alam. Benda-benda itu misalnya

batubatuan dan kacang-kacangan untuk menerangkan konsep bilangan;

kubus (bendanya) untuk menjelaskan konsep titik, ruas garis, daerah bujur

sangkar, dan wujud dari kubus itu sendiri; benda-benda bidang beraturan

untuk menerangkan konsep pecahan; benda-benda seperti cincin, gelang,

permukaan gelas, dan sebagainya untuk menerangkan konsep lingkaran

dan sebagainya.

11

Aristo Rohadi (2003), Alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan

untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agat

tampak lebih nyata atau konkrit.

I.L.Pasaribu, B.simanjuntak (1983), Alat peraga yaitu alat untuk

membantu pengajar menyampaikan pengetahuan dan mengalihkan

keterampilan. Wens Tanlain, at.al. (1989) menyatakan, bahwa perbuatan

mendidik berlangsung dengan menggunakan alat pendidikan. Alat

pendidikan merupakan factor pendidikan yang sengaja dibuat dan

digunakan demi pencapaian tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan factor-

faktor pendidikan lainnya seperti guru, anak didik, tujuan, dan lingkungan,

dapat menjadi alat pendidikan bilaman digunakan dan direncanakan dalam

perbuatan atau tindakan mendidik. ( Syaiful Bahri Djamarah, 2005).

Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak

dari medium yang secara karafiah berarti perantara atau pengantar. Makna

umumnya adalah, segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dan

sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat

popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya

juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan

dalam proses pembelajaran disebut media pembelajaran. (M.

Basyiruddin,2002).

Sudirman, at.al, yang dikutip Moh. Uzer Usman (2002)

mengistilahkan alat bantu ini dengan perkataan “media.” Jadi, media yang

disebutkan Sudirman ini sebenarnya pula dipahami tidak lain adalah alat

12

bantu pendidikan. Alat peraga untuk menerangkan konsep Ilmu

Pengetahuan Alam itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa

gambar atau diagramnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat

peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk menyampaikan

pengetahuan, fakta, konsep,prinsip kepada siswa agar lebih nyata atau

konkrit

2) Fungsi Penggunaan Alat Peraga

Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam

pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam, di antaranya:

a) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak

mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya dalam

mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam semakin besar. Anak akan

senang, terangsang, tertarik dan bersilap positif terhadap

pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

b) Dengan disajikannya konsep abstrak Ilmu Pengetahuan

Alam dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang

lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.

c) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak

membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri

ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyatanya

akan terbantu daya tiliknya sehingga lebih berhasil dalam

belajarnya.

13

d) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pengajaran

dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu

dengan alam sekitar dan masyarakat.

e) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk

konkret, yaitu dalam bentuk model Ilmu Pengetahuan Alam dapat

dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk

penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru.

b. Hakekat Media gambar

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah

berarti perantara. Gerlac & Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami

secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap.

Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photo grafis atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan media yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah

AECT (asosiatipn of Education and Communication Technologi, 1997)

memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan, selain itu menurut Fleming (1987)

media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua

pihak dan mendamaikan media dapat mengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama dalam proses pembelajaran siswa dan isi pelajaran.

14

Selain itu media dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem

pengajaran yang melakukan peran mediasi. Mulai dari guru, sampai pada

peralatan yang paling canggih, dapat disebut sebagai media. Dengan kata

lain media dapat diartikan sebagai alat penyampaian pesan-pesan

pengajaran.

Heinichdan, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah media

sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.

Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,

bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi, apabila

media itu membawa pesan-pesan yang bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pengajaran

1) Ciri-ciri media Pendidikan

Gerlach dan Erly (1971) mengemukakan tiga ciri media yang

merupakan petunjuk mengapa media dipergunakan dan apa saja yang

dapat dilakukan oleh media yang guru mungkin tidak mampu atau

kurang efisien untuk melakukannya.

Adapun ciri-ciri media pendidikan tersebut antara lain :

a) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau

obyek. suatu peristiwa atau obyek dapat diurut dan disusun

kembali dengan media seperti fotografi, video tape, disket

15

komputer dan film. Suatu obyek yang telah diambil gambarnya

(direkam) dengan kamera dapat dengan mudah diproduksi kapan

saja diperlukan.

b) Ciri Manipulatif

Ciri manipulatif yaitu dimana suatu kejadian yang memakan

waktu berhari-hari dapat disajikan pada siswa dalam waktu dua

atau tiga menit dengan tehnik pengambilan gambar time lapse

recording.

c) Ciri Distributif

Ciri distributif yaitu suatu ciri dimana dimungkinkannya suatu

objek ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan

stimulus pengalaman yang relatif lama mengenai kejadian ini.

2) Kriteria Penggunaan Alat Peraga

a) Tujuan (obyektif)

Pemilihan kriteria alat peraga yang tepat dapat mempengaruhi

tujuan pengajaran yang akan dicapai apakah alat peraga tersebut

mampu meningkatkan domain, cognitif, psikomotor yang

merupakan tujuan dari sebuah pembelajaran.

b) Materi Pelajaran

Alat peraga biasanya dipakai untuk membantu siswa dalam

memahami sebuah konsep dasar dalam materi pembelajaran

16

matematika sehingga memudahkan siswa dalam pemahaman

materi dalam ruang lingkup dan kesukaran yang lebih tinggi.

Peragaan untuk konsep dasar digunakan untuk mempermudah

konsep selanjutnya.

c) Strategi Belajar Mengajar

Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah

guru di dalam menerapkan strategi di dalam mengajar. Pengunaan

alat peraga merupakan strategi pengajaran dalam metode

penemuan ataupun permainan.

d) Kondisi

Media alat peraga membantu guru pada kondisi-kondisi

tertentu misalnya saja pada kondisi kelas yang penuh dengan siswa

sehingga diperlukan pengeras suara untuk mempermudah guru

agar dapat didengar oleh siswanya saat menjelaskan materi.

e) Siswa

Pemilihan alat peraga disesuaikan dengan apa yang disukai

oleh anak misalnya saja alat peraga yang berupa permainan namun

hal tersebut tentunya tidak lepas dari tujuan pembelajaran.

c. Macam-macam alat peraga

Klasifikasi alat bantu pendidikan perlu diketahui, karena penting

sekali dalam menentukan suatu media untuk melaksanakan proses

17

pembelajaran dengan penerapan suatu metode . adapun klasifikasi yang

dimaksud adalah:

1). Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:

a) Media audatif; yaitu media yang hanya mengandalkan

kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan

audio. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai

kelainan dalam pendengaran.

b) Media visual; yaitu media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam

seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar

atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan

gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.

c) Media audio-visual; yaitu media yang mempunyai unsur

suara dan unsure gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan

yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama

dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam (a) audio-visual diam,

yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film

bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara, dan

(b) audio-visual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-

cassette.

Pembagian lain dari media ini adalah (a) audio-visual murni, yaitu

baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber

18

seperti film, video cassette, dan (b) audio-visual tidak murni, yaitu

yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang

berbeda, misalnya flm bingkai suara yang unsur gambarnya

bersumber dari slide projector danunsur suaranya berasal dari tape

recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.

2). Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:

a) Media yang mempunyai daya liput yang luas dan serentak.

Penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta

menjangkau jumlah anak didik dalam waktu yang sama. Contoh

media ini ialah radio dan televisi.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan

tempat, yaitu media yang dalam penggunaannya membutuhkan

ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film

rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.

c) Media untuk pengajaran individual seperti modul berprogram dan

pengajaran melalui computer.

3). Dilihat dari bahan dan pembuatannya, media dibagi ke dalam:

a) Media yang sederhana, yaitu media yang bahan dasarnya

mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah,

dan penggunaannya tidak sulit.

b) Media yang kompleks, yaitu media yang bahan dan alat

pembuatannya sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit

19

membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang

memadai.

c) Apa pun bentuk dan jenis alat bantu (media) pendidikan itu

tidak lain adalah sebagai pelengkap, sebagai pembantu

memeprmudah usaha mencapai tujuan, dan sebagai tujuan

20

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari seluruh uraian tentang pengertian pendidikan diatas dapat kita

kemukakan bahwa:

1. Peranan guru dalam memilih, menguasai dan menggunakan

metode mengajar sangat besar pengaruhnya untuk menghindari kebosanan

siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran.

2. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan

mempermudah siswa dalam menguasai suatu materi sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai.

3. Penggunakan media pembelajaran yang tepat akan

mempermudah siswa dalam memahami suatu materi sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai..

B. Saran

Meningkatkan mutu pendidikan untuk lebih baik merupakan salah

satu cara membina peserta didik lebih terarah ke jalan yang lebih baik. Untuk

itu diperlukannya bantuan dari semua pihak untuk mewujudkan pendidikan.

Terutama dari keluarga, karena keluarga merupakan faktor utama yang

menunjang lancarnya dunia pendidikan.

21

DAFTAR PUSTAKA

H. Zahara Idris. Pengantar Pendidikan. PT. Gramedia Widasarana Indonesia.

1982.

Prof. Drs. Sulaiman Yusuf. Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bumi

Aksara. Jakarta.

Tim Dosen IKIP. Dasar-Dasar Kependidikan. IKIP Semarang Press. Semarang

1990.

22