pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

180
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMAN 1 KANDANGHAUR INDRAMAYU SKRIPSI Diajukan guna Memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Bahiyatul Firdausy Assayidiyah NPM: 842050110014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS WIRALODRA 2014

Transcript of pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa

1

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI

PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMAN 1 KANDANGHAUR

INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Bahiyatul Firdausy Assayidiyah

NPM: 842050110014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WIRALODRA

2014

Motto

“Aku hanya akan hidup hari ini karena itu, aku selalu berusaha membunuh setiap waktu kosong dengan pisau kesibukan”

“ Ya Allah, kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, kekurangan siasatku, dan

ketidakberdayaanku menghadapi manusia. Wahai Dzat Yang Maha diantara para

pengasih, Rabb orang-orang yang lemah. Engkau Rabb-ku. Kepada siapa hendak Kau

serahkan diriku? Kepada saudaraku yang bermuka masam padaku? Atau kepada

musuh yang Kau kuasakan urusanku padanya? Jika Engkau tidak marah kepadaku,

maka aku tidak peduli (apa pun sikap orang kepadaku). Hanya saja ampunan-Mu lebih

luas bagi diriku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan ,

sehingga dengannya menjadi baik urusan dunia dan akhirat, dari kemarahan-Mu

kepadaku atau tidak terima-Mu atas diriku. Milik-Mulah keridhaan hingga Kamu

ridha. Tidak ada daya dan upaya selain dengan-Mu”

(Rasulullah, di lembah Naklah)

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, kakak dan adik tercinta sebagai motivator yang selalu

memberikan Do’a dan motivasi dalam hidup saya

i

ii

ABSTRAK

Bahiyatul Firdausy Assayidiyah. 842050110014. Pengaruh Aktivitas Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan

Pemecahan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1

Kandanghaur Indramayu. Skripsi. 2014. Indramayu: Program Studi Pendidikan

Biologi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Wiralodra Indramayu

Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam proses pembelajaran

masih kurang, oleh karena itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem based

learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran

lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. Jenis penelitian yang digunakan

adalah metode kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan yaitu desain

penelitian kausal dengan teknik analisis regresi dan korelasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kandanghaur

Indramayu yang berjumlah 287 siswa dengan sampel satu kelas yaitu kelas X

SSN-1 yang berjumlah 32 siswa dengan teknik cluster random sampling.

Instrumen yang digunakan teknik tes tertulis berupa 6 soal essai terbuka, dan

lembar pengamatan aktivitas siswa. Setelah dilakukan pengolahan dan analisis

data diperoleh persamaan regresi Ŷ = 06747 + 3,0288X dengan nilai rxy == 0,694

dan nilai thitung = 27,961 ttabel(0,05)(29) =2,045. Karena thitung > ttabel maka terima Ha,

artinya aktivitas belajar siswa dalam pembelajarn problem based learning

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi

pencemaran lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. Saran untuk

penelitian selanjutnya mengenai kemampuan pemecahan masalah agar

menggunakan strategi pembelajaran dan materi serta jenjang yang berbeda seperti

startegi inquiri dengan materi sistem respirasi pada tingkat SMP.

Kata kunci : Pengaruh, Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan

Masalah, Pencemaran Lingkungan

iii

ABSTRACT

Bahiyatul Firdausy Assayidiyah. 842050110014. The Influence Of Students

Learning Activity in Based Learning Model Toward Problem Solving Ability On

Environmental Pollution Materials In SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.

Skripsi. 2014. Indramayu: Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan

Ilmu Pendidikan. Universitas Wiralodra Indramayu

The ability of students problem solving in the learning process was still

lacking. Therefore, this research aims to know the influence of students learning

activity in based learning model towards problem solving ability on

environmental pollution material in SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. The type

of this research is a quantitative method and used causal research design with

regression analysis and correlation techniques. The population in this research

were all students of class X SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu, amounting

to 287 students with a sample of the class X class SSN-1, amounting to 32

students with cluster random sampling technique. Technique instruments of this

research are written test about 6 essays, and sheets of students' activities

observation. After processing and analysing of the data obtained by the regression

equation Y = 06 747 + 3,0288X with rxy = 0.694 and t = 27,961 t table (0.025) (29) =

2.045. Because tcount> ttable then accept Ha. That's why this learning activity

students of problem based learning model is influence for students' problem

solving ability on environmental pollution material in SMA 1 Kandanghaur

Indramayu. Suggestions for further research on the problem-solving ability to use

instructional strategies and materials as well as different levels such as the inquiry

strategy with material respiratory system at junior level.

Keywords: Influence, Problem Based Learning, Problem Solving Ability,

Environmental Pollution

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan segala kenikmatan, kesehatan, rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh

Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMA

Negeri 1 Kandanghaur Indramayu”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Wiralodra Indramayu. Dalam proses penyusunan skripsi ini. Penlis tidak lepas

dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun moril. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang tersebut berikut ini,

Kepada Bapak Drs. Aan Juhana Senjaya, M.Pd., M.M., selaku Dekan FKIP

Universitas Wiralodra Indramayu dan Penguji I pada sidang skripsi yang telah

memberikan saran dan solusinya serta kebijakan-kebijakan yang membawa

banyak manfaat untuk penulis. Ibu Sri Lelis M., S.Pd., M.A. selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik

untuk mahasiswanya. Bapak Drs. M. Muflih Muhadjir,M.Si., selaku Pembimbing

I dan Ibu Dra. H. Uus Uslicha S., selaku Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta memberikan dukungan,

motivasi dan saran kepada penulis selama pembuatan skripsi. Bapak Drs. H. Agus

Yadi, M.I.L selaku Penguji I pada seminar proposal dan sebagai Penguji II pada

sidang skripsi, Bapak H. Syamsuni, M.Pd selaku Penguji II pada seminar proposal

v

dan sebagai Penguji III pada sidang skripsi yang telah memberikan saran serta

solusi kepada penulis. Keluarga yang telah memberikan dukungan.

Kepada Bapak Dr. H. Ahmad, M.Ag., selaku kepala SMA Negeri 1

Kandanghaur, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan

pembelajaran sebagai aplikasi dari penelitian ini. Bapak Mohammad Fatikhin,

S.T., selaku guru bidang studi biologi yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk mengajar dikelas X SSN-1, serta kepada siswa-siswa kelas X SSN-1

yang mau bekerja sama dalam penelitian ini.

Kepada seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra Indramayu yang telah

memberikan pengetahuan akademis dan non akademis kepada penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung. Bapak Santoso Eureka selaku staf TU yang

telah memberikan kemudahan pada penulis untuk melengkapi administrasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi

Pendidikan Biologi angkatan 2010 yang saling membantu dan memberikan

motivasi. Serta Semua pihak tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat

penulis harapkan. Teriring doa semoga Allah SWT, memberikan balasan yang

terbaik bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini,.

Amin

Indramayu, Juli 2014

Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ......................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 5

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 6

1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 8

2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................ 8

2.2 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran ............................. 11

Problem Based Learning

2.2.1. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 11

2.2.2. Pengertian Model Problem Based Learning ...................... 13

2.2.3. Karakteristik Problem Based Learning ............................. 14

vii

2.2.4. Langkah Proses Problem Based Learning ......................... 15

2.2.5. Keunggulan Problem Based Learning ............................... 17

2.3 Pencemaran .................................................................................. 17

2.3.1. Definisi Pencemaran Lingkungan ...................................... 17

2.3.2. Macam-macam Pencemaran .............................................. 18

2.3.3. Pencemaran Air .................................................................. 18

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................. 22

2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................ 23

2.6 Definisi Operasional .................................................................... 25

2.7 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 27

3.2 Desain Penelitian ......................................................................... 31

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 28

3.2.1. Populasi .............................................................................. 28

3.2.2. Sampel ................................................................................ 28

3.2.3. Teknik Penarikan Sampel .................................................. 29

3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 29

3.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 30

3.5.1. Jenis Instrumen .................................................................. 30

3.5.2. Uji Coba Instrumen ............................................................ 31

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35

viii

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................... 36

3.7.1. Analisis Deskriptif ............................................................. 36

3.7.2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 37

3.7.3. Uji Hipotesis ...................................................................... 41

3.8 Prosedur Penelitian ...................................................................... 43

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN ................... 46

4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 46

4.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................. 46

4.1.2. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 47

4.2. Hasil Penelitian ............................................................................ 47

4.2.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem .................... 48

Based Learning

4.2.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .................... 51

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 55

4.3. Pembahasan .................................................................................. 58

4.3.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem .................... 58

Based Learning

4.3.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .................... 61

4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based .................... 65

Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah SiswaPada Materi Pencemaran Lingkungan

Di SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 69

5.1. Simpulan ...................................................................................... 69

5.2. Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70

ix

LAMPIRAN .............................................................................................. 74

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 164

x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning 15

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 29

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah 31

Tabel 3.3 Contoh Ringkasan ANAVA 41

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 42

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen 46

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen 47

Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Aktivitas Siswa 48

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa 49

Tabel 4.5 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Keaktifan 49

Tabel 4.6 Rata-rata Skor Total Aspek Kegiatan dan Indikator

Aktivitas Siswa

50

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 52

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan

Masalah Siswa 52

Tabel 4.9 Frekuensi Perolehan Skor totaltingkat kemampuan

pemecahan masalah 53

Tabel 4.10 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap

Indikator

54

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi

55

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas 56

Tabel 4.13 Regresi Hasil Uji Hipotesis dan KP 57

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Pencemaran air oleh limbah domestik 19

Gambar 2.2 Pencemaran saluran drainase oleh limbah

cair pabrik kerupuk di Desa Kenanga

Indramayu

20

Gambar 2.3 Pencemaran saluran drainase oleh limbah

domestik di Desa Kenanga Indramayu

20

Gambar 2.4 Contoh eutrofikasi pada danau 21

Gambar 2.5 Kerangka berpikir 24

Gambar 3.1 Desain analisis 28

Gambar 3.2 Prosedur penelitian 43

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran A Perangkat Pembelajaran 74

Lampiran B Instrumen Penelitian 86

Lampiran C Hasil Uji Instrumen 106

Lampiran D Hasil Analisis Data 136

Lampiran E Dokumentasi 150

Lampiran F Surat-surat 153

Lampiran G Tabel-tabel 161

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Biologi bagian dari Sains, dan dalam pendidikan Indonesia sebagai

salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat sekolah menengah atas.

Materi dan konsep-konsep pembelajaran biologi banyak berhubungan dengan

gejala dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006

tentang standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

pelajaran biologi SMA-MA, Mata Pelajaran Biologi dikembangkan melalui

kemampuan berpikir analistis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.

Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah

yang dihadapi kelak di masyarakat, seperti yang dikatakan secara ringkas oleh

Made Wena (2011:53) bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat

penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Menurut Utami Dewi dkk

(2014:3), “Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu

dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan permasalahan

melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai

alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling efektif”.

1

2

“Kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran biologi

di SMAN 24 Bandung pada tahun 2009 tergolong kategori cukup yaitu

sebesar 66,95 %” (Rhida, 68:2009). Sedangkan penelitian di Indramayu

mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran

biologi belum banyak dilakukan. Realita yang mendasari alasan tersebut

adalah adanya pengalaman penulis pada waktu PPL, masih ditemukannya

penilaian yang dilakukan oleh guru hanya mengukur kognitif siswa pada

tingkat ingatan dan pemahaman belum mengukur kemampuan berpikir

tingkat tinggi terutama kemampuan memecahkan masalah. Model

pembelajaran yang digunakan beberapa guru belum mengarah pada

pembelajaran yang meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa

karena masih menggunakan pembelajaran klasik atau ceramah.

Guru menjadi sumber informasi dan pengetahuan sehingga membuat

proses belajar lebih banyak menekan siswa ke arah pemahaman konsep. Guru

juga jarang mengajak siswa untuk aktif dalam bertanya atau berpendapat di

dalam kelas, hal ini terlihat pada saat diberikan pertanyaan, hanya beberapa

siswa saja yang menjawab pertanyaan dari guru.

“Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran merupakan salah satu

indikator adanya keinginan siswa untuk belajar” (Ahmad Fauzan, 2013:9),

tetapi peran serta siswa dalam proses pembelajaran di sekolah masih kurang

yakni hanya sedikit siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan

bertanya.. Pendapat dan pertanyaan yang dibuat siswa juga belum mengarah

kepada pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.

1

3

Kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa dan aktivitas belajar

dalam proses pembelajaran, dikarenakan guru belum menggunakan

pembelajaran berbasis masalah untuk melatih siswa dalam memecahkan

masalah pada kehidupan sehari-hari.

Menurut Wina Sanjaya (2008:15-16) secara ringkas, sebagai

perencana guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang

berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga

semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun rencana dan

desain pembelajaran. Selain itu, harus bisa memilih model pembelajaran yang

dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam

pengalaman belajarnya. “Salah satu alternatif model pembelajaran yang

memungkinkan dikembangnya keterampilan berpikir siswa (penalaran,

komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran

berbasis masalah atau Problem Based Learning” (Rusman: 2013:229).

Menurut Woods (2000) yang dikutip oleh Taufiq Amir (2013:13),

Problem Based Learning (PBL) dapat membantu peserta didik membangun

kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim

dan berkomunikasi. Sejalan dengan pendapat Siswanto dkk (2012:54),

Problem Based Learning dikembangkan untuk membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan

intelektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanggung jawab

pada proses pembelajaran mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan

dalam memecahkan masalah.

4

Pemilihan materi pencemaran lingkungan merupakan salah satu

materi yang membahas mengenai masalah yang ada pada lingkungan

terutama masalah pembuangan limbah oleh beberapa pabrik kerupuk dan

pabrik tahu di wilayah Indramayu. Melihat kondisi demikian perlu adanya

penerapan materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam memberikan solusi untuk menunjang hasil

belajar dan menjadikan proses belajar mengajar optimal agar tujuan

pembelajaran tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian

yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMAN 1 Kandanghaur

Indramayu”.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1) Masih ditemukan penilaian mata pelajaran biologi yang bersifat kognitif

pada tingkat ingatan dan pemahaman.

2) Masih ditemukan model pembelajaran klasik atau ceramah dan belum

mengarah pada pembelajaran yang meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah

5

3) Belum banyak dilakukan penelitian mengenai kemampuan pemecahan

masalah siswa pada mata pelajaran biologi di Indramayu.

4) Proses belajar banyak menekan siswa ke arah pemahaman konsep, siswa

belum dihadapkan dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari

untuk memecahkan masalah.

5) Peran serta siswa dalam proses pembelajaran kurang menunjukan

keaktifan berpendapat dan bertanya.

6) Pendapat dan pertanyaan yang dikemukakan siswa dalam pembelajaran

belum mengarah kepada pemecahan masalah.

7) Belum ada proses pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada konsep pencemaran lingkungan di SMA

Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.

1.3. Batasasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini dapat

terarah dan dipahami perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini

yaitu:

1) Aktivitas belajar yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada dimensi

visual activities, motor activities, emotional activities, listening activities,

oral activities, writing activities, mental activities dengan menggunakan

Problem Based Learning (PBL) sebagai model pembelajaran.

2) Indikator kemampuan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian

ini dibatasi pada indikator mendefinisikan masalah, mendiagnosis

6

masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan

strategi serta mengevaluasi keberhasilan strategi

3) Materi biologi pada penelitian ini dibatasi pada materi pencemaran

lingkungan air khususnya pada sumber, dampak, dan cara

menanggulanginya yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD)

4) Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap Tahun

Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan

di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah aktivitas siswa dalam

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran di SMAN 1

Kandanghaur Indramayu?”

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada

materi pencemaran lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu.

7

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu terdiri

dari, manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari hasil

penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa

informasi bahwa Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu inovasi

pembelajaran bagi perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada

pengembangan ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran untuk mengukur

pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan berpikir siswa.

Manfaat praktis dari hasil penelitian, bagi siswa yaitu dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran

biologi, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok,

memecahkan masalah bersama, berpendapat dan bertanggung jawab.

Sedangkan bagi Guru yaitu dapat menambah wawasan tentang model

pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan

memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi

khususnya yang terkait dengan kemampuan memecahkan masalah. Adapun

bagi institusi yaitu, memberikan masukan atau saran dalam upaya

mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa di Indramayu sehinggga

meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan output yang

berkualitas.

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah

Menurut W. Gulo (2008:113) dan Wina Sanjaya (2011:216) secara

ringkas, hakikat masalah ialah gap atau kesenjangan antara situasi nyata

dengan kondisi yang diinginkan, atau antara kenyataan dengan apa yang

diharapkan. “Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir

dengan cara yang bermakna dan sangat kuat atau powerful” (Rusman,

2013:230).

Penyelesaian masalah didefinisikan secara ringkas oleh W.Gulo

(2008:113) adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah

tersebut. Sedangkan menurut Paidi (2010:2) secara ringkas, adalah proses

penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang

diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan

masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan

sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.

“Menyelesaikan masalah dilakukan dengan berpikir” (Tabrani Gani

dkk, 2011:2). Menurut Devi (2012:22) secara ringkas, ada empat ketrampilan

berpikir, yaitu menyelesaikan masalah (problem solving), membuat

keputusan (decision making), berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Semuanya

bermuara pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi aktivitas

seperti analisis, sintesis dan evaluasi.

8

9

Hakikat kemampuan pemecahan masalah menurut Made Wena

(2011:52) adalah “Melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi

tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu

masalah”. Menurut Paidi (2010:2-3) secara ringkas, kemampuan untuk

melakukan pemecahan masalah bukan saja terkait dengan ketepatan solusi

yang diperoleh, melainkan kemampuan yang ditunjukkan sejak mengenali

masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, serta mengevaluasi jawaban

yang telah diperoleh. Ada banyak langkah pendekatan dalam memecahkan

masalah.

Abdul Majid (2013:213) mengemukakan secara ringkas bahwa

langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah merumuskan

masalah, merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan dan

mencari data/fakta, menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi, dan

mengaplikasikan temuan ke dalam situasi baru. Sedangkan Wina Sanjaya

(2011:217) secara ringkas mengemukakan lima langkah penyelesaian

masalah melalui kegiatan kelompok, yaitu mendefinisikan masalah,

mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan

menerapkan strategi pilihan, dan melakukan evaluasi keberhasilan strategi.

“Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari

peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas

masalah apa yang dikaji” (Wina Sanjaya, 2011:217). Menurut W.Gulo

(2008:117) secara ringkas mengemukakan bahwa mendefinisikan masalah

10

dari suatu peristiwa bukanlah pekerjaan yang mudah dan penyelesaian

masalah sangat tergantung pada pemahaman terhadap masalah itu sendiri.

“Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya

masalah, serta menganalisis berbagai faktor” (Wina Sanjaya, 2011:218).

Menurut W. Gulo (2008:117), “Suatu masalah muncul karena dua faktor baik

faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam

penyelesaian masalah”.

“Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan

yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas” (Wina Sanjaya, 2011:218).

Untuk itu menurut W. Gulo (2008:120) secara ringkas dalam merumuskan

alternatif strategi harus kreatif, berpikir secara divergen, memahami

pertentangan di antara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi.

Setiap alternatif harus dapat diperinci dengan jelas.

“Menentukan dan menerpakan strategi pilihan, yaitu

pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan” (Wina

Sanjaya, 2011:218). Sedangkan secara ringkas menurut W. Gulo (2008:121)

pada tahap ini, penyelesaian memiliki dua aspek yaitu: pengambilan

keputusan (decision making) dan penerapan keputusan (decision

implementation). Pengambilan keputusan yaitu proses menetukan suatu

pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Sedangkan penerapan keputusan

yaitu proses untuk menentukan tindakan yang diperlukan dalam

melaksanakan keputusan.

11

Melakukan evaluasi keberhasilan strategi, menurut Wina Sanjaya

(2011:218), “Terdapat dua evaluasi dalam tahap ini yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan

pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap

akibat dari penerapan strategi yang diterapkan”.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, langkah penyelesaian

masalah seperti mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah,

merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan,

serta melakukan evaluasi keberhasilan strategi adalah langkah-langkah yang

digunakan penulis sebagai indikator pemecahan masalah.

2.2. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning

2.2.1. Aktivitas Belajar Siswa

Menurut Hamdani (2011:47) secara ringkas, pembelajaran pasti

mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar memperoleh berbagai

pengalaman dan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan

nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku

manusia. Secara ringkas Djamarah (2008: 38) mengemukakan bahwa

aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan atau segala sesuatu yang

dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.

Sardiman (2011: 22) mengemukakan belajar adalah, “Suatu

proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin

berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.

12

Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas

belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun

mental/non fisikdalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi

(guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk

mencapai tujuan belajar.

Menurut Sardiman (2011:101) menyatakan bahwa jenis aktivitas

yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut:

“(1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya,

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,

pekerjaan orang lain; (2) Oral activities, seperti :

menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,

musik, pidato; (3) Listening activities, sebagai contoh

mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket,

menyalin; (4) Writing activities, seperti misalnya menulis

cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) Drawing

activities, misalnya megambar, membuat grafik, peta,

diagram; (6) Motor activities, yang termasuk didalam antara

lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparasi, bermain, berkebun, berternak; (7) Mental

activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusan; (8) Emotional ectivities, seperti

misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.

Jadi dengan klasifikasi aktivitas, menunjukan bahwa aktivitas di

sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Dari jenis–jenis aktivitas belajar

yang dikemukakan maka dijadikan sebagai pedoman membuat lembar

observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

13

2.2.2. Pengertian Model Problem Based Learning

“Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Agus Suprijono,

2013:46). Sedangkan pendapat Rusman (2013:132) bahwa, “Model

pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran

yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar

pada peserta didik atau siswa”.

Menurut Made Wena (2011:91) secara ringkas, PBL merupakan

strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-

permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain

siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Sama halnya dengan

pendapat Rusman (2013:230) yang secara ringkas, PBL membantu untuk

meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam

pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. PBL

memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja

kelompok dan ketrampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding

pendekatan yang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa

model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang

membantu peserta didik untuk mengembangkan keaktifan dalam kegiatan

penyelidikan. Selain itu model PBL dapat mengembangkan kemampuan

berpikir dalam upaya menyelesaikan masalah.

14

2.2.3. Karakteristik Problem Based Learning

Karakteristik problem based learning Menurut Wina Sanjaya

(2011:214) yaitu,

“Ciri utama strategi pembelajaran berdasarkan masalah yang

pertama adalah rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya

peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah dan

menghafal namun dititikberatkan pada kegiatan peserta didik

dalam berpikir, berkomunikasi, mengolah data dan

menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan

untuk menyelesaikan masalah, dalam proses pembelajaran

perlu adanya masalah yang diteliti. Ketiga, pemecahan

masalah dilakukan menggunakan pendekatan berpikir secara

ilmiah, berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris.

Sistematis artinya berpikir melalui tahapan-tahapan tertentu

sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah

berdasarkan pada data fakta yang jelas.”

Menurut Richard I. Arends (terj, Helly Prajitno dkk, 2008:42),

“Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik yaitu

pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar

disiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk dan

mempublikasikan, serta kolaborasi”.

Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, penulis menyimpulkan

bahwa karakteristik model pembelajaran berdasarkan masalah adalah

menekankan pada upaya penyelesaian permasalahan. Siswa dituntut aktif

untuk mencari informasi dari segala sumber berkaitan dengan

permasalahan yang dihadapi. Hasil analisis peserta didik nantinya

digunakan sebagai solusi permasalahan yang dikomunikasikan.

15

2.2.4. Langkah Proses Problem Based Learning

Menurut Richard I. Arends (terj, Helly Prajitno, 2008:57), sintaks

untuk model Problem Based Learning (PBL) dapat disajikan pada Tabel

2.1.

Tabel 2.1 Sintaks Model Problem Based Learning (PBL)

Fase Indikator Tingkah laku guru

1 Memberikan orientasi

tentang

permasalahannya

kepada siswa

Menjelaskan tujuan

pembelajaran,

mendeskripsikan logistik

yang diperlukan, dan

memotivasi siswa terlibat

pada aktivitas pemecahan

masalah

2 Mengorganisasikan

siswa untuk meneliti

Membantu siswa

mendefinikan dan

mengorganisasikan tugas

belajar yang terkait dengan

permasalahannya

3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi

yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk

mendapatkan penjelasan dan

solusi

4 Mengembangkan dan

mempresentasikan

hasil karya (artefak

dan exhibit)

Membantu siswa dalam

merencanakan dan

menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan,

rekaman video, dan

membantu mereka untuk

menyampaikannya kepada

orang lain.

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau

evaluasi terhadap

penyelidikan mereka dan

proses yang mereka gunakan

Sintaks yang dikemukakan di atas sudah jelas. Secara umum

langkah pembelajarannya diawali dengan pengenalan masalah kepada

16

siswa. Selanjutnya siswa diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk

melakukan diskusi pemecahan dan penyelesaian masalah. Hasil dari

analisis kemudian dipresentasikan kepada kelompok lain. Akhir

pembelajaran guru melakukan klarifikasi mengenai hasil penyelidikan

siswa.

2.2.5. Keunggulan Problem Based Learning

Keunggulan model Problem Based Learning menurut Wina

Sanjaya (2011: 220) diantaranya adalah teknik yang cukup bagus untuk

lebih memahami isi pelajaran, dapat menantang kemampuan siswa serta

memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa,

dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, dapat membantu siswa

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam

kehidupan nyata, dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan, dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik

terhadap hasil maupun proses belajarnya, dapat memperlihatkan kepada

siswa bahwa setiap mata pelajaran merupakan cara berpikir yang harus

dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari

buku-buku saja, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru, dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki

dalam dunia nyata, dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus

17

menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir,

dan PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Taufiq Amir (2013:27) PBL mempunyai peluang untuk

membangun kecakapan hidup (life skillI) siswa, siswa terbiasa mengatur

dirinya sendiri (self directed), berpikir metakognitif (reflektif dengan

pikiran dan tindakannya), berkomunikasi dan berbagai kecakapan terkait,

seperti meningkatnya kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah

mengingat, meningkat pemahamannya, meningkat pengetahuannya yang

relevan dengan dunia praktik, mendorong mereka penuh pemikiran,

membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan

belajar dan memotivasi siswa.

2.3. Pencemaran

2.3.1. Definisi Pencemaran lingkungan

Pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Lingkungan

Hidup No 32 Tahun 2009 adalah “Masuk atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup

oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup

yang telah ditetapkan”. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:10) “Pencemaran

ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat pencemar, atau

komponen lain ke dalam lingkungan, sehingga menyebabkan lingkungan

menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan pembentukkannya”.

18

2.3.2. Macam-macam Pencemaran

Menurut Kus Dwiyatmo (2007:11-12) Berdasarkan sifat zat yang

mencemari, pecemaran lingkungan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:

“Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh

zat padat, zat gas, zat cair dan gas. Contohnya pencemaran

fisik antara lain, pembuangan limbah industri atau asap

kendaraan bermotor. Pencemaran biologis adalah

pencemaran yang disebabkan oleh mikroba penyebab

penyakit. Contohnya pada tempat pembuangan sampah akhir

selain pencemaran fisik juga pencemaran biologis.

Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan

oleh zat-zat kimia. Contoh pencemaran kimiawi ini antara

lain, tercemarnya oleh senyawa DDT”

“Pencemaran dapat dibedakan menjadi pencemaran udara,

pencemaran tanah, dan pencemaran air” (Kus Dwiyatmo, 2007: 11-12).

Namun, dalam penelitian ini hanya menjelaskan tentang pencemaran air

2.3.3. Pencemaran Air

Menurut Kus Dwiyatmo (2007:15), “Pencemaran air adalah

masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan

manusia atau proses alam sehingga menyebabkan kualitas air turun dan

tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya”. Materi yang akan

disajikan pada penelitian ini adalah sumber pencemaran air, penyebab

pencemaran air, dampak pencemaran air, dan cara penanggulangan

pencemaran air. Khususnya pencemaran air di daerah industri kerupuk

Indramayu.

Sumber pencemaran air. “Pada umumnya, pencemaran air

disebabkan oleh aktivitas manusia” (Ricki, 2005:46). Secara ringkas

19

menurut Kus Dwiyatmo (2007:17) dan Tresna (2009:124), berdasarkan

jenis kegiatannya sumber pencemaran air dibedakan menjadi: (1) limbah

industri pengolahan berupa limbah cair berasal dari pembuangan sisa

produksi, lahan pertanian, peternakan; (2) sumber domestik atau limbah

rumah tangga.

Menurut Kus Dwiyatmo (2007:17), “Yang dimaksud dengan

limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari rumah tangga,

kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, perkantoran,

dan rumah sakit”. Tresna (2009:123) mengemukakan secara ringkas

bahwa sumber domestik terdiri atas zar organik baik berupa zat padat atau

zat cair, bahan berbahaya dan beracun (B3), serta bakteri contohnya E.coli.

Adapun contoh pencemaran air yang berasal dari limbah domestik atau

limbah rumah tangga dapat terlihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Pencemaran Air Oleh Limbah Domestik

(Sumber: http://sentanaonline.com/public/images/news

/gallery/19072012_113204.jpg)

Menurut Hamdani Abdulgani (2013:12) secara ringkas bahwa,

20

“Sumber limbah cair pada industri kerupuk di dapat dari

proses pembuatan kerupuk ikan yang berasal dari sisa air

pencucian ikan dan air es yang sudah mencair dari proses

pembaceman serta dari pencucian alat – alat produksi

kerupuk. Limbah cair tersebut dibuang tanpa pengolahan ke

saluran drainase. Keadaan ini diperburuk dengan warga

yang membuang limbah domestik dan rumah tangga juga ke

saluran drainase.

Contoh saluran drainase yang tercemar dapat dilihat pada Gambar

2.2 dan 2.3

Gambar 2.2 Pencemaran Saluran Drainase

Oleh Limbah Cair Pabrik Kerupuk

Di Desa Kenanga Indramayu (Jumat, 16/05/2014)

Gambar 2.3 Pencemaran Saluran Drainase

Oleh Limbah Domestik

Di Desa Kenanga Indramayu (Jumat, 16/05/2014)

21

Penyebab pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:17-

18) secara ringkas, penyebab pencemaran air secara umum dikategorikan

sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Adapun

pencemar air terdiri dari: pencemar fisik, pencemar biologis, pencemar

kimia dan pencemar radioaktif.

Dampak pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:21)

bahwa,

“Air yang tercemar akan berdampak bagi kehidupan

makhluk hidup, karena air merupakan sumber dari segala

kehidupan. Pencemaran air yang terjadi berdampak sangat

luas, diantaranya dapat meracuni sumber makanan makhluk

hidup, menyebabkan gangguan kesehatan dan berdampak

ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, kerusakan

hutan akibat hujan asam. Akibat kegiatan pertanian dalam

pemberian pupuk yang berlebihan dapat menimbulkan

dampak pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan

tanaman air yang di luar kendali atau eutrofikasi”

Contoh eutrofikasi pada danau dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Contoh Eutrofikasi Pada Danau

(Sumber: http://www.scienceclarified.com/images/

uesc_05_img0239.jpg)

“Dampak yang terjadi terhadap lingkungan hidup akibat dari

limbah cair industri kerupuk di Desa Kenanga diantaranya adalah dampak

22

terhadap air permukaan, dampak terhadap sosial dan estetika” (Hamdani

Abdulgani, 2013:13).

Cara menanggulangi pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo

(2007:46) cara menanggulangi pencemaran air dapat dilakukan antara lain:

“(1) mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap

hari dengan cara mendaur ulang (recycle), dan mendaur

pakai (reuse); (2) memperhatikan bahan kimia yang kita

buang setelah kita pakai; (3) menggunakan instalasi

pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah yang

dioperasikan dan dipelihara baik, sehingga mampu

menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar;

(4) memanfaatkan mikroorganisme atau pengolahan secara

biologis yaitu pengolahan secara aerob, pengolahan secara

anaerob dan pengolahan fakultatif”.

2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang dapat

dijadikan rujukan untuk memperkuat penelitian yang akan penulis lakukan.

Adapun penelitian yang relevan terhadap penelitian ini meliputi:

Muchamad Afcariono (2008), dengan judul “Penerapan

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, menyatakan penerapan PBL pada mata

pelajaran Biologi ternyata dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa

kelas X-A SMAN 1 Ngantang. Hal ini dapat dilihat melalui adanya perubahan

pada pola pikir siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya

dan menjawab siswa meningkatkan dari kemampuan berpikir tingkat rendah

menjadi berpikir tingkat tinggi.

Utami Dewi dkk (2014), dengan judul “Pengaruh Model Problem

Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika

23

melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP”, dengan hasil nilai rata-rata

kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang belajar dengan model PBL

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model

pembelajaran langsung. Pada siswa yang belajar dengan model PBL mampu

menunjukan pemahaman konsep yang jelas terhadap konsep-konsep dan

prinsip-prinsip fisika yang berkaitan dengan masalah, siswa juga sangat

mampu dalam mengidentifikasi variabel kemudian menyatakannya dalam

bentuk-bentuk simbol.

Siswanto dkk (2012), dengan judul “Pengaruh Model Problem Based

Learning (PBL) terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil

Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas VII SMPN 14 Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012”, menyatakan penerapan PBL berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah biologi dan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif di SMP Negeri 14

Surakarta.

2.5. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan paradigma penelitian

atau kerangka berpikir dengan memfokuskan variabel-variabel penelitian

sebagai pola hubungan antara variabel yang akan diteliti. Paradigma penelitian

diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang

akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah

24

yang perlu dijawab melalui penelitian. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir

paradigma dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi

Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1 Kandanghaur

Indramayu

Gambar 2.5 menjelaskan bahwa model pembelajaran problem based

learning akan memberikan dampak berupa aktivitas belajar siswa dapat

dilihat melalui penilaian lembar observasi. Kemampuan pemecahan masalah

akan diperoleh dari tes tertulis (postes) yang penerapannya berjumlah 6 soal

Ada Pengaruh Tidak Ada

Pengaruh

Korelasi Pearson

Product Momen

Koefisien

Determinasi

Kemampuan

Pemecahan

Masalah Siswa

Sumbangan efektif variabel X

terhadap variabel Y

Aktivitas Belajar Siswa

dalam Pembelajaran

Problem Based Learning

(X)

Kemampuan

Pemecahan Masalah

Siswa (Y)

Teknik Analisis

Regresi

Lembar

Observasi

Postes Materi

Pencemaran

Ada tidaknya

pengaruh

25

essay terbuka. Model pembelajaran problem based learning akan diteliti

pengaruhnya terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi

pencemaran lingkungan air di SMA Negeri 1 Kandanghaur dengan teknik

analisis regresi sederhana. Dengan menggunakan uji korelasi akan diketahui

ada tidaknya pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem

based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Jika terdapat

pengaruh maka akan dihitung besarnya pengaruh dengan menghitung

koefisien determinasinya, sehingga dapat diketahui apakah aktivitas belajar

siswa model pembelajaran problem based learning berpengaruh tinggi atau

rendah terhadap kemampuan pemecahan masalah.

2.6. Definisi Operasional

Menurut Azrul Azwar dan Joedo Prihartono (2003:43), definisi

operasional yakni rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai

pegangan dalam pengumpulan data. Pada penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu kemampuan pemecahan masalah siswa sebagai variabel terikat (variabel

dependen) dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) sebagai variabel bebas (variabel independen).

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan pengajaran

dengan masalah – masalah pada pencemaran air khususnya sumber

pencemaran air, penyebab pencemaran air, dampak pencemaran air, dan cara

penanggulangan pencemaran air yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)

26

dan Kompetensi Dasar (KD), pembelajaran ini baik digunakan untuk

merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dan aktivitas belajar siswa.

Aktivitas belajar siswa yang diperhatikan pada penelitian ini adalah:

(1) memperhatikan apa yang disampaikan guru; (2) bekerja sama dengan satu

kelompok; (3) kesungguhan siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah; (4)

mengamati kegiatan presentasi; (5) bertanya dan mengemukakan pendapat

pada kegiatan presentasi; (6) mengerjakan postes; (7) membuat kesimpulan.

Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam penelitian ini ialah

kemampuan individu pada ranah kognitif dengan menggunakan proses berpikir

untuk memecahkan masalah pada masalah pencemaran air setelah

pembelajaran menggunakan Problem Based learning.

2.7. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan asumsi yang telah dikemukakan

di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan di

SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menurut Sugiyono

(2012:14) metode kuntitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif disebut

juga dengan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah

ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis

(Sugiyono, 2012:13).

3.2. Desain Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kausal

dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi, karena tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana suatu variabel

mempengaruhi variabel lain (Husein Umar, 2008:10), dengan desain

analisisnya sebagai berikut:

27

28

Gambar 3.1 Desain analisis

(Sugiyono, 2012:66)

Keterangan:

X : aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based

Learning (PBL)

Y : Penilaian kemampuan pemecahan masalah setelah dilakukan

pembelajaran PBL

r : pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL dengan

nilai kemampuan pemecahan masalah setelah PBL

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generlisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:117). Sedangkan sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Sampel yang

diambil harus mewakili dari suatu populasi atau bersifat representatif.

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-SSN SMA

Negeri 1 Kandangahaur Indramayu. Terdapat 9 kelas dengan jumlah 287

siswa. Terdiri dari 88 siswa laki-laki dan 199 siswa perempuan.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini, peneliti mengambil satu kelas yaitu

kelas X SSN-1 di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu, dengan jumlah

sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa. Terdiri dari 10 siswa laki-

laki dan 22 siswa perempuan.

X Y

r

29

3.3.3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara

cluster random sampling. Cluster random sampling ialah teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kelas untuk

dijadikan sampel (Fransisca, 2006:5). Dari seluruh kelas X di SMA Negeri

1 Kandangahur Indramayu yang terdiri dari 9 (sembilan) kelas yang

kemudian melakukan pengundian dan terpilih satu kelas sebagai sampel

penelitian yaitu kelas X SNN-1.

3.4. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan di SMAN

1 Kandanghaur Indramayu, yang berlokasi di Jalan Raya Kandangahur No.

286 Indramayu 45254. Adapun rencana jadwal kegiatan penelitian dapat

dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Tahun 2014

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Pengajuan judul

skripsi

Pembuatan dan

melakukan bimbingan

proposal penelitian

Pembuatan intrumen

Seminar proposal

Validasi dan uji coba

instrument

Post-test penelitian

Pengolahan data dan

penyusunan skripsi

30

3.5. Instrumen Penelitian

3.5.1. Jenis Instrumen

Menurut Sugiyono (2012:147), instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Jenis instrumen dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengamatan atau Lembar observasi

Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran

Problem Based Learning berlangsung untuk mengamati aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan pedoman observasi yang telah

disiapkan. Peneliti dibantu oleh empat pengamat (observer) selama

observasi berlangsung.

Pada penelitian ini lembar observasi penilaiannya

menggunakan metode nilai 1, 2, 3, 4. Untuk kisi-kisi dan lembar

observasi mengenai aktivitas siswa yang diberi model pembelajaran

PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada

Lampiran B1 halaman 86 dan Lampiran B2 halaman 91, dan untuk

Silabus serta RPP dapat dilihat pada Lampiran A1 halaman 75 dan

Lampiran A2 halaman 76.

2. Tes

Bentuk tes dalam penelitian ini adalah uraian yang digunakan

untuk pengambilan data kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes ini

dilakukan satu kali yaitu di akhir pembelajaran dan dari tes ini akan

dihitung bagaimana pencapaian kemampuan pemecahan masalah

31

siswanya. Kisi-kisi soal kemampuan pemecahan masalah disajikan pada

Tabel 3.2

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah

No Indikator No Soal

1. Mendefinisikan masalah 1

2. Mendiagnosis masalah 2

3. Merumuskan alternatif strategi 3

4. Menentukan dan menerapkan strategi

pilihan

4

5. Melakukan evaluasi keberhasilan

strategi

5, 6

Kisi-kisi dan soal kemampuan pemecahan masalah selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran B3 halaman 94 dan Lampiran B4 halaman 100.

3.5.2. Uji Coba Instrumen

Setelah mendapat pertimbangan dari dosen pembimbing dan

sebelum digunakan pada penelitian sebenarnya, instrumen penelitian

berupa tes diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dimaksudkan

untuk mengetahui kelayakan soal dan jawaban dari siswa. Uji coba

dilakukan pada kelas X yang sudah mendapatkan materi pencemaran

lingkungan sebelumnya. Sedangkan instrumen berupa lembar observasi

tidak diujicobakan dan hanya dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing

dan Dosen program studi biologi FKIP.

3.5.2.1. Validitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211), validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan

32

))()()((

))((

2222

yyNxxN

yxxyNrxy

sesuatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan. Pada penelitian ini menggunakan dua validasi,

yaitu:

1. Validitas Logis

Pada penelitian ini sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu

penulis melakukan konsultasi dan proses validasi dengan Dosen

Pembimbing dan Dosen di program studi biologi FKIP. Konsultasi

yang dilakukan meliputi: (1) kisi-kisi instrumen tes essai dan

lembar observasi aktivitas belajar siswa (instrumen disusun

sistematis, ringkas, jelas dan benar-benar akan mengukur aktivitas

belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah); (2) isi

instrumen (lembar observasi dan tes tersebut harus betul-betul

merupakan bahan yang representative terhadap materi pelajaran

yang diberikan). Adapun lembar validasi tes soal kemampuan

pemecahan masalah dan lembar pengamatan (lembar observasi)

dilihat pada Lampiran C4 halaman 112.

2. Validasi empiris

Untuk menguji valid tidaknya suatu instrumen dengan melakukan

pengujian soal-soal tes berdasarkan pengalaman yang yaitu dengan

validitas internal dapat dilihat dari korelasi berdasarkan

penghitungan. Penentuan rumus validitas dapat ditentukan dengan

rumus korelasi Products momen angka kasar:

33

21

2

XY

XY

r

nrt

Keterangan:

rxy = Koefisien Product Momen

N = Banyaknya peserta tes

∑X = Jumlah skor item

∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)

(Suharsimi, 2007:87)

Sebelum diinterpretasikan, terlebih dahulu dilakukan uji koefisien

korelasi dengan uji-t dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi

koefisien tersebut. Rumus uji-t untuk koefisien korelasi sebagai

berikut:

(Frendi Aryanto, 2014:25)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Banyaknya subjek yang diuji

Adapun rumusan hipotesis untuk validitas sebagai berikut:

Ho : ρxy = 0, artinya soal dikatakan tidak valid.

Ha : ρxy > 0, artinya soal dikatakan valid.

Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf

signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2, dengan

kriteria:

Terima Ho dan tolak Ha jika t hitung ≤ t tabel(α,dk), soal tidak valid.

Tolak Ho dan terima Ha jika t hitung >t tabel(α,dk), soal valid.

34

3.5.2.2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu instrumen merupakan ketepatan atau keajegan

dari hasil pengukuran meskipun diberikan pada waktu yang berbeda

terhadap siswa yang sama. Pengujian reliabilitas tes menggunakan

rumus Alpha Cronbach, adapun rumusnya sebagai berikut:

(Suharsimi Arikunto, 2007:122)

Keterangan :

r = koefesien reliabilitas Alpha Cronbach

k = jumlah item dalam instrumen

= total varians butir soal

= varians total

Untuk menghitung harga varians butir soal digunakan rumus :

Keterangan:

Si2 = varians butir soal

∑xi: = jumlah skor tiap item

n = jumlah responden

Untuk menghitung jumlah varians total digunakan rumus;

Keterangan:

Si2 = varians total

∑xi: = jumlah skor item Xt

n = jumlah responden

35

21

2

XY

XY

r

nrt

Sebelum diinterpretasikan, terlebih dahulu dilakukan uji koefisien

korelasi dengan uji-t dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi

koefisien tersebut. Rumus uji-t untuk koefisien korelasi sebagai

berikut:

(Frendi Aryanto, 2014:25)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

n = Banyaknya subjek yang diuji

Adapun rumusan hipotesis untuk validitas sebagai berikut:

Ho : rxy = 0, artinya soal dikatakan tidak reliabel.

Ha : rxy > 0, artinya soal dikatakan reliabel.

Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf

signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2, dengan kriteria:

Terima Ho dan tolak Ha jika t hitung ≤ t tabel(α,dk), soal tidak reliabel.

Tolak Ho dan terima Ha jika t hitung >t tabel(α,dk), soal reliabel.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Proses mengumpulkan data dalam penelitian merupakan proses yang

sangat penting. Data dalam penelitian ini berupa tes tertulis dalam bentuk

tes essai dan lembar observasi. Untuk memperoleh data langkah-langkah

yang digunakan oleh peneliti yaitu: (1) tes tertulis dalam bentuk essai

terbuka berjumlah enam soal yang dilakukan sebanyak satu kali sebagai

postes pada kegiatan pembelajaran fase evaluasi; (2) penilaian aktivitas

siswa dalam bentuk lembar observasi, penilaian tersebut dilakukan pada saat

36

k

range

pembelajaran di kelas berlangsung dengan bantuan 4 observer; Kedua data

tersebut akan dihitung bagaimana pengaruh aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran problem based learning dengan hasil postes kemampuan

pemecahan masalah.

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based Learning

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan statistik parametrik.

3.7.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi

aktivitas siswa yang menggunakan pembelajaran problem based learning

dan kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi. Langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi

ditunjukan dengan :

1) Menentukan skor minimal dan skor maksimal.

2) Membuat daftar distribusi frekuensi dengan cara menentukan :

a. Kelas interval. Menghitung rentang (range), yaitu data terbesar

dikurangi data terkecil.

b. Menghitung banyaknya kelas interval, dengan menggunakan

rumus : k = 1 + 3,3 log n

c. Menghitung panjang kelas dengan rumus panjang

kelas =

37

d. Menghitung rata – rata skor dengan rumus : i

ii

f

xfx

Keterangan:

x = Rata-rata

fi = Frekuensi yang sesuai dengan batas kelas

xi = Nilai tengah interval

e. Menghitung standar deviasi dan koefisien variasi, dengan rumus :

(Suharsimi, 2007:339)

Keterangan:

s : Simpangan baku

N : Banyaknya subyek

3.7.2. Uji Prasyarat Analisis

Untuk menggunakan hipotesis analisis regresi maka terlebih

dahulu dilakukan uji asumsi statistik atau uji prasyarat dengan uji

linieritas regresi. Untuk lebih jelasnya disusun langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menentukan persamaan regresi Y atas X (Ŷ= a+bX)

Langkah 1: mencari angka statistik;

Langkah 2: mencari angka statistik a dan b;

dimana:

38

2. Uji Linieritas Dan Signifikansi Regresi Y atas X

Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengukur derajat

keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta

meramalkan besarnya variabel dependen jika nilai variabel

independennya diketahui. Persamaan regresi yang diuji adalah model

regresi linier sederhana variabel Y yaitu kemampuan pemecahan

masalah siswa atas variabel X yaitu respon siswa berupa aktivitas

belajar yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning,

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: menghitung jumlah kuadrat (JK) beberapa sumber

varians, dengan rumus sebagai berikut:

39

(Kadir, 2010: 1

Langkah 2: menentukan derajat bebas (db) beberapa sumber

varians

db (T) = n

db (a) = 1

db (b|a) = 1

db (S) = n – 2

db (G) = n – k

db (Tc) = k - 2

(Kadir, 2010: 127)

Langkah 3: menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK)

(Kadir, 2010: 127-128)

Langkah 4: menentukan Fhitung, yang akan dihitung adalah

berkaitan dengan uji linearitas dan uji signifikansi regresi.

40

Uji Linearitas Regresi Y atas X

H0: Y = α + βX (regresi linear)

H1: Y ≠ α + βX (regresi tak linear)

(Kadir, 2010:128)

Distribusi (Tabel F untuk taraf signifikansi α = 0.05 dan derajat

pembilang db = n -2 dan dk penyebut dk = n - k)

Kaidah keputusan:

Jika Fhitung ≤ F(0.025:10;19) berarti linear

Jika Fhitung > F(0.025:10;19) berarti linear

Uji Signifikansi Regresi Yatas X

H0: β = 0

H1: β ≠ 0 , Dengan menggunakan rumus:

Distribusi (Tabel F untuk taraf signifikan α = 0.05 dan derajat

kebebasan pembilang db = 1 dan dk penyebut dk = n - k)

Kaidah keputusan:

Jika Fhitung > F(0.025:1;29) berarti signifikan

Jika Fhitung ≤ F(0.025:10;19) berarti tidak signifikan

Langkah 5: menyusun tabel Anava Regresi:

41

Tabel 3.3 Contoh Ringkasan ANAVA Variabel X Dan Y Untuk

Uji Linieritas

Sumber

variansi (SV)

Derajat

kebebasan

(dk)

Jumlah

Kuadrat

(JK)

Rata-rata

Jumlah

Kuadrat

(RJK)

Fhitung Ftabel

Total N ∑Y2

-

Regresi a 1 JKReg(a) JKReg(a) Keterangan:

Regresi (b|a) 1 JKReg(b|a) JKReg(b|a) JKReg(b|a)/JKRe s

Residu n-2 JKRe s JKRe s

Tuna cocok k-2 JKTC RJKTC RJKTC / RJKE

Kesalahan

(error)

n-k JKE RJKE

2.7.3. Uji Hipotesis

Pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem

Based Lerning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada

penelitian ini dilihat dari hasil tes akhir berupa soal dan lembar

pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan uji korelasi sebagai

berikut:

Ho: ρ = 0

H1: ρ ≠ 0

Uji hipotesis menggunakan uji Korelasi Pearson Product

moment (PPM), dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih

dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 artinya korelasinya negative

sempurna, r=0 artinya tidak ada korelasi, dan r=1 berarti korelasinya

sempurna positif (sangat kuat). Langkah-langkah perhitungan uji korelasi

dan uji signifikansi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Langkah 1: menghitung koefisien korelasi antara X dan Y

42

Langkah 2: uji signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y Kriteria

pengujiannya adalah:

H0: ρ ≤ 0

H1: ρ > 0

Kriteria pengujian:

(1) Terima H0 jika thitung ≤ ttab(0.95:29) (tidak signifikan atau tidak

bermakna)

(2) Tolak H0 jika thitung > ttab(0.95:29) (signifikan atau bermakna)

Selanjutnya nilai r yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam

klasifikasi koefisien korelasi nilai r (Riduwan, 2011: 228) yaitu:

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Nilai r Interpretasi

0,00 – 0,199 sangat rendah

0,20 – 0,399 rendah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 - 1,00 sangat kuat

Langkah 3: mencari besar kecilnya sumbangan variable X

(aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Problem Based Learning)

terhadap Y (kemampuan pemecahan masalah siswa) dapat ditentukan

dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

43

KP = r2 x 100%

(Riduwan, 2011:228)

Keterangan:

KP = besarnya koefisien determinan

r = koefisien korelasi

3.8. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang dapat

disajikan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengaruh Pembelajaran Berbasis

Masalah Terhadap Kemampuan Peecahan Masalah Siswa

Pada Konsep Pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1

Indramayu

TAHAP I

Studi Pendahuluan hingga

identifikasi permasalahan

TAHAP II

Persiapan Penelitian, Meliputi:

1. Pembuatan rencana

pelaksanan pembelajaran

2. Pembuatan instrumen

penelitian

3. Uji coba dan penyeleksian

instrumen

TAHAP III

Penelitian, meliputi :

1. Melaksanakan pembelajaran

menggunakan model

Problem Based Learning

(PBL)

2. Menilai aktivitas siswa

melalui lembar observasi

3. Melakukan postest

TAHAP IV

Analisis data

TAHAP V

Pembahasan hasil penelitian

TAHAP VI

Menyimpulkan hasil penelitian

44

Gambar 3.2 menjelaskan bahwa penelitian dilakukan melalui

beberapa tahap, yaitu:

Tahap I, pada tahap ini studi pendahuluan dilakukan dengan

maksud peneliti mencari referensi dalam menentukan permasalahan

hingga mengidentifikasinya. Dengan demikian peneliti dapat dengan

mudah memperoleh gambaran tentang identifikasi masalah dari judul

yang akan diteliti.

Tahap II, pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala

perangkat penelitian dengan membuat instrumen penelitian, baik berupa

rencana pelaksanaan pembelajaran maupun instrumen penelitian.

Sebelum digunakan di lapangan, instrumen penelitian ini harus sudah

divalidasi dan diuji cobakan.

Tahap III, setelah diuji cobakan dan divalidasi, instrumen

penelitian digunakan di lapangan pada saat pertemuan pertama tetapi

terlebih dahulu melakukan pembelajaran model Problem Based Learning

dan aktivitas belajar siswa diamati dengan bantuan observer kemudian

dilakukan pemberian postes. Dengan dilakukannya postes peneliti

mendapatkan gambaran tentang kemampuan pemecahan masalah yang

dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.

Diharapkan dengan pemberian pembelajaran Problem Based Learning

mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa.

45

Tahap IV, data yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis

untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah siswa

dengan diberikannya pembelajaran model Problem Based Learning.

Tahap V, setelah analisis data diperoleh hasil penelitian

dijelaskan secara terperinci sehingga tidak terjadi ketimpangan.

Kemudian barulah disimpulkan sebagai tahap akhir dari sebuah

penelitian yaitu Tahap VI.

46

BAB IV

HASIL PENELITIANP DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

4.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen

Soal yang diujicobakan sebanyak 6 (enam) soal. Uji coba dilakukan

di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu yang sudah pernah diajarkan tentang

materi pencemaran air. Berdasarkan data hasil uji coba tes kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam bentuk tes essai terbuka sebanyak 6

(enam) soal diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen

No. soal rxy thitung ttabel Ket

1. 0,488 3.014

2,045

Valid

2. 0,604 4.082 Valid

3. 0,448 2.697 Valid

4. 0,503 3.136 Valid

5. 0,634 4.416 Valid

6. 0,605 4.087 Valid

Berdasarkan Tabel 4.1 ke enam soal valid. Maka dalam penelitian

ini, digunakan enam soal sebagai instrumen evaluasi. Adapun tabel

perhitungan validitas tes dapat dilihat pada Lampiran C2 halaman 108.

Sedangkan untuk instrumen lembar pengamatan (lembar observasi)

aktivitas siswa hanya menggunakan validasi dari dosen yang dapat dilihat

pada Lampiran C4 halaman 112.

46

47

4.1.2. Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan data hasil coba instrumen tes kemampuan pemecahan

masalah siswa diperoleh hasil data yang dapat dilhat pada Tabel 4.2

sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Kemampuan

Pemecahan Masalah Materi Pencemaran Air.

No soal 1 2 3 4 5 6

s1 0,866 1,211 0,318 0,529 0,626 0,475

∑si 4,025

st2 7,055

r11 0,515

thitung 3, 235

ttabel 2,045

Kesimpulan Reliabel

Berdasarkan Tabel 4.2 instrumen soal kemampuan pemecahan

masalah materi pencemaran air yang terdiri dari 6 soal uraian ini,

semuanya dikatakan reliable. Perhitungannya bisa dilihat pada Lampiran

C3 halaman 110.

4.2. Hasil penelitian

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014 di SMAN 1

Kandanghaur Indramayu, dengan menggunakan kelas X SSN-1. Data dan hasil

penelitian meliputi skor kemampuan pemecahan masalah siswa (postes ranah

kognitif) dan hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

problem based learning, dan diperoleh deskripsi data sebagai berikut:

48

4.2.1. Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran akan

menimbulkan respon setiap siswa yang dapat dilihat melalui aktivitas di

dalam kelas X SSN-1 dengan jumlah siswa 31 orang di SMAN 1

Kandanghaur Indramayu selama pembelajaran problem based learning pada

materi pencemaran air berlangsung. Hasil pengolahan aktivitas siswa

disajikan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Aktivitas Siswa

Keterangan Hasil

Jumlah siswa 31

Skor maksimal& minimum 27 & 12

Rentang (range) 15

Banyak interval 6

Panjang kelas 2

Rata-rata skor 20,55

Simpangan baku 3,54

Berdasarkan Tabel 4.3 skor tertinggi aktivitas dalam pembelajaran

problem based learning yang dicapai siswa adalah 27 dan skor terendah

adalah 12, dengan banyaknya interval yaitu 6 (enam) kelas dan panjang kelas

interval yaitu 2. Nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran problem based

learning memperoleh skor rata-rata 20,55 dengan simpangan baku 3,54.

Untuk lebih jelasnya disajikan daftar distribusi frekuensi aktivitas siswa

dalam pembelajaran Problem Based Learning yang terlihat pada Tabel 4.4

49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Problem Based Learning

Kelas Interval Batas Kelas Fi

12 - 14

15 - 17

18 - 20

21 - 23

24 - 26

27

29

11.5 - 14.5

14.5 - 17.5

17.5 - 20.5

20.5 - 23.5

23.5 - 26.5

26.5 - 29.5

1

6

7

11

5

1

Jumlah 31

Keterangan:

Jumlah siswa kelas X SSN-1, sebagai kelas yang menggunakan model

pembelajaran problem based learning yaitu 32 siswa tetapi pada saat

pelaksanaan penelitian terdapat satu siswa yang tidak bisa hadir. Sehingga

jumlah data dalam penelitian ini hanya 31 siswa (n=32-1=31)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran problem based learning memiliki skor terendah pada interval

12-14 yaitu sebanyak 1 siswa. Skor tertinggi berada pada interval 27-29

sebanyak 1 siswa. Adapun frekuensi terbanyak berada pada interval 21-23

yaitu sebanyak 11 siswa.

Skor aktivitas belajar siswa selanjutnya dikelompokan berdasarkan

kategorisasi nilai yang didapat. Berdasarkan kategorisasi terdapat 4 kategori

yaitu kategori sangat aktif, kategori aktif, kategori cukup aktif dan kategori

tidak aktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Keaktifan Siswa

Kelas X SNN-1 Negeri 1 Kandanghaur

Skor Frekuensi Kategori

X > 21 17 Sangat aktif

14 ≤ X ≤ 21 13 Aktif

X < 14 1 Kurang aktif

0 0 Tidak aktif

50

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data bahwa frekuensi skor total dari

rentang X > 21 yaitu sebanyak 17 Siswa (kategori sangat aktif), frekuensi

skor total dari 14 - 21 yaitu sebanyak 13 Siswa (kategori aktif), dan untuk

frekuensi skor total < 14 yaitu 1 siswa (kategori kurang aktif). Sedangkan

untuk frekuensi skor total 0 yaitu nihil atau tidak ada.

Selanjutnya, skor aktivitas siswa dikelompokan berdasarkan aspek

kegiatan serta dimensi dan indikator aktivitas. Berdasarkan aspek kegiatan

terdapat 4 kegiatan yaitu kegiatan orientasi, identifikasi masalah dan

investigasi, presentasi serta evaluasi. Sedangkan berdasarkan dimensi dan

indikator aktivitas terdapat tujuh dimensi yaitu visual activities, motor

activities, emotional activities, listening activities, oral activities, writing

activities, dan Mental activities. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.6

Tabel 4.6 Rata-Rata Skor Total Aspek Kegiatan Dan Indikator Aktivitas

Siswa

Kegiatan Orientasi Identifikasi masalah

dan Investigasi Presentasi Evaluasi

Dimensi aktivitas Visual

activities

motor

activities

emotional

activities

listening

activities oral activities

writing

activities

Mental

activities

Indikator aktivitas A B C D E F G

Skor total I 96 93 92 96 84 102 64

Rata-rata I 3.10 3.00 2.97 3.10 2.71 3.29 2.06

Skor total II 96 92.5 90 83

Rata-rata II 3.10 2.98 2.90 2.68

Keterangan:

Skor total I : jumlah skor per dimensi aktivitas dan indikator aktivitas siswa

Skot total II : jumlah skor per fase kegiatan pembelajaran

Rata-rata I : rata-rata skor per dimensi aktivitas dan indikator aktivitas siswa

Rata-rata II : rata-rata skor per fase kegiatan pembelajaran

A : Memperhatikan apa yang disampaikan guru

B : Bekerja sama dengan 1 kelompok

C : Kesungguhan siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah

D : Mengamati kegiatan presentasi

E : Bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi

F : Mengerjakan kuis

G : Membuat kesimpulan

51

Berdasarkan Tabel 4.6 jika dilihat per dimensi aktivitas siswa,

diperoleh bahwa pada dimensi visual activities atau indikator memperhatikan

apa yang disampaikan guru jumlah skor didapat sebesar 96, pada dimensi

motor activities atau indikator bekerja dengan satu kelompok didapat skor

sebesar 93, pada dimensi emotional activities atau kesungguhan siswa

berdiskusi diperoleh skor sebesar 92, pada dimensi listening activities atau

indikator mengamati kegiatan presentasi diperoleh skor sebesar 96, pada

dimensi oral activities atau indikator bertanya dan mengemukakan pendapat

diperoleh skor sebesar 84, pada dimensi writing activities atau indikator

mengerjakan kuis diperoleh skor sebesar 102, dan pada dimensi mental

acivities atau indikator membuat kesimpulan di dapat skor sebesar 64.

Selanjutnya, berdasarkan Tabel 4.6 jika dilihat per kegiatan yang

dilakukan di dalam kelas, diperoleh skor sbesar 96 pada kegiatan orientasi,

skor sebesar 92,5 pada kegiatan identifikasi dan investigasi masalah, skor

sebesar 90 pada kegiatan presentasi dan skor sebesar 83 pada kegiatan

evaluasi. Pengolahan data lembar pengamatan aktivitas siswa yang

menggunakan model pembelajaran problem based learning selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran D2 halaman 138.

4.2.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Setelah melakukan pembelajaran, pengambilan data, dan pengolahan

data kemampuan pemecahan masalah siswa berupa tes tertulis essai terbuka

sebanyak enam soal dengan materi pencemaran air yang menggunakan model

52

pembelajaran problem based learning di SMA Negeri 1 Kandanghaur

Indramayu kelas X SSN-1. Hasil kemampuan pemecahan masalah disajikan

pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Keterangan Hasil

Jumlah siswa 31

Skor maksimal& minimum 92 & 33

Rentang (range) 59

Banyak interval 6

Panjang kelas 10

Rata-rata skor 62,84

Simpangan baku 15,55

Berdasarkan Tabel 4.7 nilai tertinggi kemampuan pemecahan

masalah siswa yang mampu dicapai siswa adalah 92 dan nilai terendah adalah

33 dengan banyaknya interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelas 10.

Diperoleh juga rata-rata skor sebesar 62,84 dengan simpangan baku 15,55.

Untuk lebih jelasnya disajikan daftar distribusi frekuensi hasil kemampuan

pemecahan masalah siswa yang terlihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah

Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based

Learning

Kelas Interval Batas Kelas Fi

33 - 43

44 - 54

55 - 65

66 - 76

77 - 87

88 - 98

32.5 - 43.5

43.5 - 54.5

54.5 - 65.5

65.5 - 76.5

76.5 - 87.5

87.5 - 98.5

3

8

6

8

4

2

Jumlah 31

53

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil kemampuan

pemecahan masalah siswa yang menggunakan model pembelajaran problem

based learning pada materi pencemaran air memiliki skor terendah pada

interval 33-43 yaitu sebanyak 3 siswa. Sedangkan skor tertinggi berada pada

interval 88-98 sebanyak 2 siswa. Selanjutnya, frekuensi terbanyak berada

pada interval 44-54 dan 66-76 yaitu masing-masing sebanyak 8 siswa.

Skor kemampuan pemecahan masalah siswa selanjutnya

dikelompokan berdasarkan kategorisasi nilai yang didapat. Berdasarkan

kategorisasi terdapat 3 kategori yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Kemampuan

Pemecahan Msalah Siswa Kelas X SNN-1 Negeri 1

Kandanghaur

Skor Frekuensi Kategori

X > 18 6 Tinggi

12 ≤ X ≤ 18 19 Sedang

X < 12 6 Rendah

Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh data bahwa frekuensi skor total dari

rentang X > 18 yaitu sebanyak 6 Siswa (kategori tinggi), frekuensi skor total

dari 12 - 18 yaitu sebanyak 19 Siswa (kategori sedang), dan untuk frekuensi

skor total < 12 yaitu 6 siswa (kategori rendah).

Selanjutnya, skor hasil kemampuan pemecahan masalah siswa

dikelompokan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah.

Terdapat lima indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu

mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif

54

strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan, melakukan evaluasi

keberhasilan strategi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap Indikator

No. Indikator No.

Soal Skor

Skor per

indikator

Presentase

(%) per

indikator

1. Mengidentifikasi masalah

1 71 71 57%

2. Mendiagnosis masalah 2 87

88 71% 3 89

3. Merumuskan alternatif strategi 4 82 82 66%

4. Menentukan dan menerapkan

strategi pilihan 5 74 74 60%

5. Melakukan evaluasi keberhasilan

strategi 6 57 57 46%

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa pada indikator

mengidentifikasi masalah didapat skor sebanyak 71 dengan presentase

sebesar 57%, sedangkan pada indikator mendiagnosis masalah didapat skor

sebanyak 88 dengan presentase sebesar 71%, selanjutnya pada indikator

merumuskan alternatif strategi diperoleh skor sebanyak 82 dengan presentase

sebesar 66%, untuk indikator menenentukan dan menerapkan strategi pilihan

diperoleh skor sebanyak 74 dengan presentase sebesar 60%, dan pada

indikator melakukan evaluasi diperoleh skor sebanyak 57 dengan presentase

sebeesar 46%. Pengolahan data tes kemampuan pemecahan masalah siswa

setelah pembelajaran problem based learning selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran D3 halaman 141.

55

4.2.3. Hasil Uji Hipotesis

Nilai tes kemamampuan pemecahan masalah siswa materi

pencemaran air dan nilai aktivitas siswa yang mengggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning disusun dalam Tabel seperti pada

Lampiran D4 halaman 144 mempermudah perhitungaan koefisien a dan b

pada persamaan Ŷ = a + bX. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi

Nilai Persamaan Regresi

a = 0,6747 Ŷ = 0,6747 + 3,0288X.

b = 3,0288

Pada Tabel 4.11 diperoleh harga a sebesar 0,6747 dan harga b

sebesar 3,0288. Perhitungan harga a dan harga b selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran D4 halaman 145. Jadi, bentuk persamaan regresi linier yang

dicari adalah Ŷ = 0,6747 + 3,0288X.

Selanjutnya, sebelum menganalisis hasil uji korelasi produk moment

angka kasar berikut ini hasil uji prasyarat yang diperoleh dari perhitungan:

Hasil Uji Linieritas Regresi

Setelah ditemukan persamaan regresi, langkah selanjutnya

adalah menguji linieritas regresi. Untuk mempermudah

perhitungan disusun Tabel pembantu kelompok data seperti pada

Lampiran D5 halaman 146.

Pada Lampiran D6 halaman 148 diperoleh nilai Fhitung dan

Ftabel untuk menguji kebermaknaan data dan pola data. Untuk

lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.12

56

Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas

Nilai Kesimpulan

Fhitung = 26,95 Fhitung > Ftabel

Maka regresi signifikan Ftabel(0,025)(1)(29) = 5,59

Fhitung = 0,35 Fhitung < Ftabel

Maka regresi berbentuk linier Ftabel(0,025)(10)(29) = 2,82

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa Fhitung =

26,95 dan Ftabel(0,025)(1)(29) = 4,18 (dengan taraf signifikansi 0,05;

dk = 1 sebagai pembilang; dk = n – 2 = 29 sebagai penyebut).

Karena Fhitung > Ftabel maka data bermakna. Sedangkan, untuk

mengetahui pola data berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai Fhitung

= 0,35 dan Ftabel(0,025)(10)(29) = 2,38 (dengan taraf signifikansi 0,05;

dk = k – 2 = 12 – 2 = 10 sebagai pembilang; dk = n – 2 = 31 – 2 =

29 sebagai penyebut). Karena Fhitung < Ftabel maka data berpola

linier.

Selanjutnya, setelah uji prasyarat terpenuhi, untuk melihat ada

tidaknya Pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran air di SMA

Negeri 1 Kandanghaur Indramayu maka dilakukan perhitungan dengan

mencari koefisien korelasi menggunakan rumus produk moment dengan

angka kasar, perhitungan korelasi produk moment dan koefisien determinan

(KP) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D7 halaman 149. Untuk lebih

jelasnya disajikan pada Tabel 4.13

57

Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis dan koefisien determinan (KP)

Nilai Kesimpulan

rxy = 0,694

ρ ≠ 0, berarti aktivitas belajar siswa pada

pembelajaran PBL berpengaruh terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah dengan kategori

kuat.

thitung = 27,961 thitung > ttabel, berarti data signifikan

ttabel = 2,045

KP = 48,18 % Besarnya konstribusi PBL terhadap kemampuan

pemecahan masalah

Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh hasil rxy = 0,694. Karena nilai r =

0,694 atau nilai r ≠ 0 maka terima Ha yang berarti model pembelajaran

problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan

masalah siswa pada materi pencemaran air di SMA Negeri 1 Kandanghaur

Indramayu. Dengan menggunakan klasifikasi koefisien pada Tabel 3.8 nilai r

= 0,694 termasuk kategori kuat.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut

signifikan atau tidak maka digunakan uji signifikansi korelasi produk

moment. Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai thitung = 27,961 sedangkan

ttabel(0,05)(29) =2,045 (dengan taraf signifikansi 0,05; dk = n – 2 = 31 – 2 = 29).

Karena thitung>ttabel artinya data signifikan.

Selanjutnya, untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel X

(model pembelajaran problem based learning) terhadap variabel Y

(kemampuan pemecahan masalah siswa) digunakan rumus koefisen

determinan (KP). Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai KP = 48,18 %.

Sedangkan sisanya sebesar 51,82 % dipengaruhi faktor lain yang tidak

diungkap dalam penelitian ini.

58

4.3. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini meliputi aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran problem based learning (PBL) dan kemampuan

pemecahan masalah siswa. Aktivitas belajar siswa terdiri dari pembahasan

penskoran rata-rata skor total kelas, dan persentase skor total masing-masing

dimensi aktivitas belajar serta presentase skor total masing-masing fase

kegiatan dalam pembelajaran PBL. Sedangkan hasil kemampuan pemecahan

masalah terdiri dari pembahasan penskoran rata-rata skor total kelas, dan

persentase skor total masing-masing indikator kemampuan pemecahan

masalah. Sedangkan hasil pengujian hipotesis akan dibahas hasil analisis

regresi sederhana.

4.3.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa keseluruhan tingkat

keaktifan siswa dapat terlihat dengan indikator penilaian. Keseluruhan siswa

telah mencapai skor total keaktifan siswa dan sebanyak 13 siswa berada pada

kategori aktif. Hal ini berarti sebanyak 13 siswa tersebut mampu mengikuti

kegiatan model pembelajaran problem based learning dengan materi

pencemaran air oleh limbah pabrik tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu

dan mendapatkan nilai tinggi pada kegiatan berdiskusi, presentasi dan

mengerjakan kuis. Ketiga kegiatan ini mendapat perhatian siswa karena

bahan pelajaran yang disajikan pada awal pembelajaran berupa masalah yang

autentik yaitu mengenai pencemaran air yang terjadi disekitar siswa berupa

artikel mengenai limbah pabrik tahu di Kecamatan Patrol.

59

Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2010:56)

adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju

kepada suatu obyek (benda/hal) ataupun sekumpulan objek. Sejalan dengan

hal itu menurut pendapat Rusman (2013: 232) model pembelajaran berbasis

masalah mengoptimalkan tujuan, kebutuhan, motivasi yang mengarahkan

suatu proses belajar yang merancang berbagai macam kognisi pemecahan

masalah.

Masih berdasarkan Tabel 4.5, sebanyak 17 siswa berada pada

kategori sangat aktif atau siswa tersebut sangat mampu mengikuti kegiatan

pembelajaran menggunakan PBL. Artinya, 17 siswa tersebut memiliki skor

tertinggi pada tahap-tahan kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan

oreientasi, kegiatan identifikasi dan investigasi masalah, pada kegiatan

presentasi serta kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan Hudzaifah (2012)

yang dikutip oleh Caridah (2012:15) bahwa pembelajaran berbasis masalah

adalah pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa dalam menyelesaikan

masalah secara ilmiah serta memperoleh pengetahuan untuk memahami suatu

konsep pembelajaran yang esensil melalui situasi dan masalah yang disajikan

pada awal pembelajaran.

Sedangkan, sebanyak 1 siswa berada pada kategori kurang aktif. Hal

ini disebabkan Satu siswa tersebut kurang mampu mengikuti kegiatan

pembelajaran yang menggunakan problem based learning dengan materi

pencemaran air oleh pabrik tahu dan pabrik kerupuk di wilayah Indramayu

atau mendapatkan skor rendah pada tahap-tahap kegiatan pembelajaran. Hal

60

ini disebabkan siswa belum memiliki kesiapan untuk menghadapi dan

menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Sesuai

dengan hal itu menurut pendapat Slameto (2010:59) kesiapan adalah

kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh bahwa jumlah skor total

aktivitas siswa tertinggi perdimensi dan indikator yaitu pada dimensi writing

activities dengan skor total 102. Artinya sebagian besar siswa aktif dan

berminat mengerjakan soal postes dengan kemauan sendiri. Hal ini

disebabkan oleh adanya minat siswa terhadap masalah pencemaran air oleh

pabrik kerupuk di Desa Kenanga. Sejalan dengan hal itu, menurut Aden

Lalanang jaya (2007:75) menyatakan bahwa motivasi instrisik berupa minat

dapat terlihat dari keinginan seseorang untuk lebih terlibat atau melibatkan

diri dalam berbagai kegiatan yang menjadi perhatiannya.

Selanjutnya, untuk jumlah skor total aktivitas siswa terendah

perdimensi dan indikator yaitu pada dimensi mental activities dengan skor

total 64. Artinya ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memberikan pendapat berupa kesimpulan pembelajaran dimana pada kegiatan

tersebut hanya sedikit siswa yang aktif. Kurang aktifnya siswa dikarenakan

minat siswa mulai berkurang terhadap pembelajaran problem based learning

pada materi pencemaran air. Hal ini sejalan dengan pernyataan menurut

Slameto (2010:57) bahwa peran minat sangat berpengaruh terhadap hasil

belajar, bila yang dipelajarinya tidak menumbuhkan minat siswa lagi maka

siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.

61

Masih pada Tabel 4.6, jika dilihat aktivitas per kegiatan skor yang

paling tinggi yaitu pada kegiatan orientasi dengan skor 96. Hal ini

menandakan sebagian siswa sangat serius pada saat guru memberikan

kegiatan orientasi. Tingginya skor aktivitas sebagian siswa pada kegiatan

orientasi dikarenakan adanya suatu perhatian, minat dan kesiapan siswa

dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Ahmad

Fauzan (2013:30) bahwa siswa berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil

tanggung jawab yang lebih besar pada cara belajarnya sendiri.

Sedangkan, untuk skor terendah dilihat dari kegiatan yaitu pada

kegiatan evaluasi dengan skor 83. Artinya, siswa tidak berminat pada

kegiatan evaluasi yang mencakup kegiatan mengerjakan kuis dan membuat

kesimpulan. Hal ini disebabkan pengambilan data dilakukan pada hari Jumat

pada jam terakhir sehingga siswa merasa jenuh dan kehilangan minat untuk

membuat kesimpulan. Sesuai dengan hal itu menurut Siswanto dkk (2012:56)

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah minat, dimana

minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan.

4.3.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa kemampuan

pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran problem based learning

berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 6 siswa. Hal ini berarti sebanyak

6 siswa tersebut mampu menyelesaikan masalah pencemaran air oleh pabrik

62

tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu yang dapat dilihat dari kemampuan

siswa mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif

strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan serta melakukan

evaluasi keberhasilan strategi. Tingginya skor kemampuan pemecahan

masalah dikarenakan kedua siswa ini memiliki kesiapan dalam memecahkan

masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:59) bahwa kesiapan

adalah kesediaan untuk memberi respon yang perlu diperhatikan dalam proses

belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka

hasilnya akan lebih baik.

Selanjutnya, sebanyak 19 orang berada pada kategori sedang.

Artinya, 19 siswa tersebut hanya mampu menyelesaikan masalah pencemaran

air oleh pabrik tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu yang dapat dilihat dari

kemampuan siswa mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah, merumuskan

alternatif strategi belum dapat menentukan menerapkan strategi pilihan yang

sesuai dengan permasalahan serta melakukan evaluasi keberhasilan strategi.

Hal ini disebabkan materi yang diangkat dalam pembelajaran berupa masalah

yang autentik dan bermakna sehingga siswa mempunyai motif atau dorongan

untuk menyelesaikannya.

Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:58), dalam proses

belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat

belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan

memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang

berhubungan atau menunjang belajar.

63

Sedangkan, sebanyak 6 siswa berada pada kategori rendah. Hal ini

berarti ke enam siswa tersebut tidak mampu menyelesaikan masalah.

Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dikarenakan siswa tidak terbiasa

melatih kemampuan pemecahan masalahnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sardiman (2011:31) bahwa dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi

kesanggupan memperoleh insight, yang dalam hal ini adalah kemampuan

pemecahan masalah.

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh skor tertinggi berada pada

indikator mendiagnosis masalah yaitu sebesar 88 dengan presentase sebesar

71% yaitu sebanyak 22 siswa. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar

siswa mampu menentukan serta menganalisis penyebab dan dampak dari

masalah pencemaran air yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga

Indramayu. Menurut Ahmad Rosidi (2011:59), dalam memecahkan masalah

pelajar harus berpikir, mencobakan hipotesis dan bila berhasil memecahkan

masalah itu ia mempelajarai sesuatu yang baru. Masalah-masalah yang

disajikan harus menarik dan bermakna bagi siswa serta berkaitan dengan

kehidupan nyata siswa agar menumbuhkan hasrat untuk memecahkannya.

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.

Selanjutnya, skor terendah berada pada indikator melakukan evaluasi

keberhasilan strategi yaitu sebesar 57 dengan presentase 46% yaitu sebanyak

14 siswa. Artinya, pada indikator melakukan evaluasi strategi hanya 14 siswa

saja yang mampu mengemukakan penilaian berupa kendala dan kemudahan

64

dari solusi yang mereka tawarkan terhadap masalah pencemaran air yang

terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu yang disajikan di

dalam pembelajaran problem based learning. Dengan dibiasakannya

pemberian masalah ke dalam proses pembelajaran diharapkan siswa dapat

memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2010:96)

yang menyatakan pembelajaran berdasarkan masalah adalah pembelajaran

yang realistik dengan kehidupan siswa, pemberian konsep untuk

menumbuhkan sikap inkuiri siswa dan memupuk kemampuan pemecahan

masalah.

Masih berdasarkan Tabel 4.10 indikator mengidentifikasi masalah

memiliki skor 71 dengan presentase sebesar 57% yaitu sebanyak 18 siswa.

Hal ini berarti hanya sebagian siswa yang mampu mengidentifikasi masalah.

Mengidentifikasi masalah bukan pekerjaan yang mudah karena menurut W.

Gulo (2008:117) banyak orang berusaha menyelesaikan masalah secara

langsung tanpa merumuskan lebih dahulu masalahnya secara eksplisit.

Selanjutnya, pada indikator merumuskan alternatif strategi skor yang

didapat yaitu sebesar 82 dengan presentase 66% yaitu sebanyak 20 siswa.

Artinya, 20 siswa tersebut mampu mengemukakan pendapat atau argumentasi

tentang kemungkinan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah

pencemaran air yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu

seperti membuat penampungan dan pengolahan limbah, melakukan

penyuluhan serta membuat pengolahan air bersih. Menurut pendapat W. Gulo

(2008:120), pada tahap ini siswa harus kreatif, berpikir secara divergen,

65

memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang

tinggi.

Adapun skor pada indikator menentukan dan menerapkan strategi

pilihan diperoleh skor senilai 74 dengan presentase sebesar 60% yaitu

sebanyak 17 siswa. Artinya, 17 siswa tersebut mampu menentukan dan

menerapkan strategi pilihan dalam penyelesaian masalah pencemaran air

yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu. Menurut

pendapat W.Gulo (2008:121), pada tahap ini siswa menggunakan

pertimbangan-pertimbangan yang cukup kritis, selektif, dengan berpikir

konvergen. Hal ini dapat dilihat bahwa peranan problem based leraning

terhadap tahap penyelesaian masalah sangat sesuai dengan pendapat

Sudarman (2007:73) bahwa pembelajaran berbasis masalah dikembangkan

terutama untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan

ketrampilan intelektual dan belajar menjadi pemelajar yang otonom.

4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap

Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pencemaran

Lingkungan Di SMA Negeri 1 kandanghaur Indramayu

Berdasarkan Tabel 4.11, bahwa pengaruh variabel aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran problem based learning (X) terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa (Y) ditunjukkan dengan persamaan regresi liniear

Ŷ = 0, 6747 + 3,0288X, dengan nilai konstanta sebesar 0,6747 menunjukan

bahwa jika tidak ada perlakuan model pembelajaran problem based learning

(variabel X) maka kemampuan pemecahan masalah siswa (variabel Y) adalah

66

sebesar 0,6747 satuan. Kenaikan nilai konstanta kemampuan pemecahan

masalah siswa (variabel Y) jika terdapat pengaruh dari perlakuan model

pembelajaran problem based learning (variabel X) adalah sebesar 3,0288

satuan.

Berdasarkan Tabel 4.13 hasil uji hipotesis dan koefisien determinan

diperoleh juga nilai rxy = 0,694 dan nilai thitung = 27,961 > ttabel(0,025)(29) =2,045

maka terima Ha, artinya korelasi antara aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan

pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA

Negeri 1 Kandanghaur Indramayu. Karena korelasi yang didapat adalah

positif dan sangat signifikan artinya semakin tinggi aktivitas belajar siswa

dalam pembelajaran problem based learning makin tinggi pula kemampuan

pemecahan masalah yang dapat dicapai siswa.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Caridah

(2012:50) yang secara ringkas menyatakan bahwa model pembelajaran PBL

berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning siswa

dilatih untuk menyelesaikan masalah karena di dalam problem based learning

yang namanya masalah tidak sekedar latihan yang diberikan setelah contoh-

contoh soal disajikan. Sejalan dengan hal itu, menurut Taufiq Amir (2009:18)

bahwa masalah dapat merangsang rasa ingin tahu, keinginan untuk

mengamati, motivasi serta keterlibatan seseorang atas suatu hal.

67

Selanjutnya, dengan menggunakan klasifikasi koefisien pada Tabel

3.8 nilai r = 0,694 termasuk kategori kuat. Artinya model pembelajaran

problem based learning sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa dalam

melatih kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan model

pembelajaran problem based learning mengorganisasikan pengajaran di

seputar masalah yang melibatkan siswa secara aktif mencari informasi dari

segala sumber yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan menuntut

ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Sependapat dengan hal tersebut, Richard

I. Arends (2008:43) menyatakan bahwa Problem based learning tidak

dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah

besar, melainkan dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan

ketrampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah dan ketrampilan

intelektualnya.

Masih berdasarkan Tabel 4.11 kemampuan pemecahan masalah

dapat dilihat dari adanya hubungan antara aktivitas siswa dalam memecahkan

masalah dengan hasil postes kemampuan pemecahan masalah. Besar

konstribusi aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran Problem based learning sebesar nilai 48,18 %, artinya masih

51,82% kemampuan pemecahan masalah siswa dipengaruhi oleh factor lain

yang tidak dijelaskan di dalam penelitian ini. Koefisien mengandung makna

bahwa 48,18 % variasi kemampuan pemecahan masalah siswa dapat

dijelaskan oleh aktivitas belajar siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Utami Dewi dkk (2014:33) bahwa

68

pembelajaran menggunakan PBL menghasilkan suasana belajar, tingkat

pemahaman konsep, dan interaksi antar siswa yang berbeda. Senada dengan

hal tersebut menurut Siswanto dkk (2012:57) bahwa pembelajaran dengan

konteks keperluan untuk memecahkan masalah juga dapat menyimpan

pengetahuan dalam pola ingatan yang mempermudah untuk diingat dalam

memecahkan permasalahan.

Ni Made Suci (2006:76) secara ringkas menyatakan penerapan

model pembelajaran problem based learning dimaksudkan untuk

meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa, karena melalui

pembelajaran ini siswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses

interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang

ingin diketahui, mengumpulkan infromasi dan secara kolaborasi

mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Artinya, dengan problem based learning dapat diarahkan untuk melakukan

aktivitas belajar pada proses pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukan bahwa aktivitas belajar

siswa dalam pembelajaran PBL memiliki sumbangsih terhadap variasi

kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, aktivitas belajar dalam

pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah

siswa.

69

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem based learning berpengaruh

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran air di

SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.

5.2. Saran

Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian, penulis mengemukakan

beberapa saran yaitu: (1) bagi guru yang akan melakukan pembelajaran dengan

Problem Based Learning (PBL) disarankan masalah yang dikemukakan dalam

pembelajaran adalah masalah yang ada disekitar siswa agar dapat terjadi

pembelajaran bermakna yang akan membangkitkan minat serta aktivias belajar

siswa terhadap materi biologi sehingga dapat melatih kemampuan pemecahan

masalah siswa. (2) bagi yang ingin melakukan penelitian mengenai kemampuan

pemecahan masalah, karena ilmu pengetahuan semakin berkembang disarankan

akan ada penelitian yang sama dengan penggunaan strategi pembelajaran dan

materi serta jenjang yang berbeda seperti startegi inquiri dengan materi system

respirasi pada tingkat SMP.

69

70

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdul Majid. 2013. Strategi pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.

Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azrul Azwar dan Joedo Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran.

Batam: Bina Aksara Rupa.

Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Fransisca S. Tapilaw. 2006. Diktat Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan

Berbasis IPA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Putaka Setia.

Husein Umar. 2008. Desain Penelitian dan Perilaku Karyawan: Paradigma

Positivistik & Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.

Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (dilengkapi dengan

aoutput program SPSS). Jakarta: Rosemata Sampurna

Kus Dwiyatmo. 2007. Pencemaran Lingkungan Dan Penanganannya.

Yogyakarta: Citra Aji Parama.

Made Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Rhichard I. Arends, Terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini. 2008.

Learning To Teach: Buku Dua Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers.

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara

70

71

------------------------. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Taufiq Amir. 2013. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka cipta.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

W. Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.

Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

-----------------. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sumber Jurnal

Aden Lalanang Jaya. 2007. Hubungan Antara Penilaian Afektif Dengan Penilaian

Kognitif Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas X MAN Indramayu

Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu:

Tidak Diterbitkan.

Ahmad Fauzan. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Aktivitas Siswa Pada

Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMPNegeri 2 sukagumiwang

Indramayu. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak Diterbitkan.

Ahmad Rosidi. 2011. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar

Biologi Siswa Pada Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Di SMAN 1

Kroya Kabupaten Indramayu. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu:

Tidak Diterbitkan.

Caridah. 2012. Pengaruh PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah

matematika.Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak Diterbitkan.

Devi Diyas Sari. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada

Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman: Skripsi Universitas

Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia:

72

http://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf [21 Maret

2014]

Frendi Aryanto. 2014. Pengaruh Pemberian Reinforcement Terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak

Diterbitkan.

Hamdani Abdulgani. 2013. Perbaikan kualitas air limbah industri kerupuk dengan

sistem subsurface flow constructed wetland menggunakan tumbuhan Typha

angustifolia. Tesis Universitas Diponegoro Semarang: Tidak Diterbitkan.

Muchamad Afcariono. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi:

Jurnal Pendidikan Vol. 3 No.2. [Online]. Tersedia:

http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-3-no-2-muchamad-

afcariono.pdf [21 Maret 2014]

Ni Made Suci. 2008. Penerapan Model PBL Untuk Meningkatkan Partisipasi

Belajar Dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Undiksha: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan: Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Lembaga Penelitian Undiksha).

[online]. Tersedia:

http://freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_20

08/Ni_Made_Suci.pdf [23 Juni 2014]

Paidi. 2010. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA:

Artikel Seminar Nasional UNY Tahun 2010. [Online]. Tersedia:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132048519/Artikel%20Semnas%20F

PMIPA2010%20UNY.pdf [21 Maret 2014]

Rhida Lasti Utami. 2009. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa

SMA pada Konsep Sistempertahanan Tubuh Melalui PBL. Skripsi

Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbikan.

Siswanto dkk. 2012. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap

Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi

Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012:

Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 2 Tahun 2012. [Online].

73

Tersedia: download.portalgaruda.org/article.php?article=50684&val=4057

[28 Maret 2014]

Sudarman. 2007. Jurnal: Problem Based Laerning: Suatu Model Pembelajaran

Untuk Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan

Masalah: Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Nomor 2 Tahun 2007.

[Online]. Tersedia: http://Jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/04-

sudarman.pdf [21 Maret 2014]

Tabrani Gani, dkk. 2011. Penguasaan Pengetahuan Deklaratif Dan Kemamuan

Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia: Jurnal

Chemica Volume 12 Nomor 2 Tahun 2011. [Online] tersedia:

http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/article/view/493/pdf [11 April 2014]

Utami Dewi, dkk. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap

kemampuan pemecahan masalah fisika melalui pengendalian bakat numeric

siswa SMP: e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan

Ganesha program Studi IPA Volume 4 Tahun 2014. [Online]. Tersedia:

http://pasca.undiksha.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1060/808

[21 Maret 22014]

74

A-1 SILABUS PEMBELAJARAN

A-2 RPP

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN

75

LAMPIRAN A1

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu

Kelas : X (sepuluh)

Mata Pelajaran : Biologi

Semester : II (Dua)

Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia

dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelaja

ran

Pend.

Karakter Kws

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber/

Bahan/

Alat TM TT TTM

4.2. M

enjelaskan

keterkaitan

antara

kegiata

manusia

dengan

masalah

kerusakan/

pencemaran

lingkungan

dan

pelestarian

lingkungan

Pencemara

n air:

Sumber,

Penyebab

Dampak,

dan

Cara

penanggu

langan

Jujur

Kerja keras

Toleransi

Rasa ingin

tahu

Komunikati

f

Mengharga

i prestasi

Tanggung

Jawab

Peduli

lingkungan

Percaya

diri

Berorie

ntasi

tugas

dan

hasil

Mengisi

angket

respon

siswa

terhadap

pembelaja

ran

problem

based

learning

Diskusi

tentang

pencemar

an

lingkunga

n, sebab,

dampak,

dan upaya

pencegah

annya

----- Mengidentifikas

i masalah

pencemaran air

Mengidentifikas

i penyebab

terjadinya

pencemaran air

Menjelaskan

dampak

pencemaran air

Memberikan

solusi

penanggulangan

pencemaran air

Jenis

tagihan:

laporan

hasil

diskusi

Jenis

instrumen

: tes tulis

bentuk

uraian

pemecaha

n

masalah

2 x 45

menit

Buku

paket,

internet,

artikel, \

LKS

76

LAMPIRAN A2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Mata pelajaran : IPA ( BIOLOGI )

Materi pokok : Pencemaran air

Kelas/Semester : X SMA / II (Dua)

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan

manusia dalam keseimbangan ekosistem

B. Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiata manusia dngan masalah kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan

C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran

a) Model Pembelajaran : Problem Based Learning

b) Metode Pembelajaran : Diskusi

77

D. Pelaksanaan Pembelajaran

Indikator Tujuan

Pembelajaran Analisis Materi

Langkah-langkah

Pembelajaran

Alokasi

Waktu Evaluasi

Mengidentifik

asi pokok

masalah yang

ada pada

artikel

pencemaran air

Mengidentifik

asi penyebab

terjadinya

pencemaran air

Setelah siswa

berdiskusi

tentang

pencemaran air

di Patrol“

Siswa kelas X

SMA dapat :

Mengidentifi

kasi 3 pokok

masalah

yang ada

pada artikel

pencemaran

air

Mengidentifi

kasi 3

penyebab

terjadinya

pencemaran

air

Materi yang akan dipelajari adalah

pencemaran air

3 Pokok masalah pada artikel

pencemaran air:

1. Pencemaran sungai

2. Warga tidak bisa menggunakan air

sungai untuk memenuhi kebutuhan

air bersih

3. Banyak biota air sungai yang mati

Mengidentifikasi 2 penyebab

pencemaran air:

1. Pembuangan sisa produksi dari

pabrik ke sungai

2. Kurang kesadaran warga yang

1. Kegiatan pembukaan

A. Salam, berdoa, presensi

dan pengkondisian

kelas.

B. Mempersiapkan materi

ajar.

C. Siswa menyimak

tujuan pembelajaran.

D. Guru memotivasi siswa

dan menginformasikan

cara belajar yang akan

ditempuh

(pembelajaran problem

based learning)

E. Apersepsi

Siswa diberikan

pertanyaan “berapa

harga air mineral

perbotol ukuran 600ml?“

F. Guru menarik

perhatian siswa:

Membaca alquran (Q.S.

10 menit

78

Menganalisis

dampak

pencemaran air

Merumuskan

solusi

penanggulanga

n pencemaran

air

Menganalisis

dampak

pencemaran

air

Merumuskan

3 solusi cara

penanggulan

gan

pencemaran

air

membuang sampah dan limbah

rumah tangga ke sungai

3. Kurangnya ketegasan penegakan

hukum mengenai peraturan

pembuangan limbah

Menganalisis tiga dampak dari

pencemaran air:

1. Mencemari sumur warga

2. Menimbulkan beberapa penyakit

3. Merusak ekosistem dan biota

disekitarnya

4. Merusak pemandangan dan estetika

lingkungan

5. Menimbulkan bau yang tidak sedap

sehingga mengganggu pernapasan

warga

3 alternatif solusi cara menanggulangi

pencemaran air:

1. Membuat penampungan dan

pengolahan air limbah (IPAL/

instalasi pengolahan air limbah)

2. Melakukan penyuluhan

3. Memberikan zat pada air limbah

untuk mempertahankan kadar

oksigen

Al-Anbiya: 30)

2. Kegiatan inti

A. Eksplorasi

Dalam kegiatan

eksplorasi:

Siswa mendapatkan

pengarahan dan

informasi bahan ajar

tentang materi

pencemaran air dengan

model pembelajaran

Problem Based Learning

B. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi:

Siswa dikelompokan

menjadi 6 kelompok (1

kelompok berisi 5-6

siswa).

Setiap kelompok

mendapatkan 1 artikel

yang berkaitan dengan

masalah pencemaran

air.

Setiap kelompok

50 menit

79

4. Membuat pengolahan air bersih

sehingga warga masih bias

mengubah air limbah menjadi air

bersih yang bias digunakan

berdiskusi

mengidentifikasi pokok

permasalahan dan

penyebab pencemaran

air, menganalisis

dampak serta

merumuskan solusi

cara

penanggulangannya

dari artikel yang

diberikan.

Setiap kelompok

mempresentasikan hasil

diskusi.

Setiap kelompok

menyimak dan

membandingkan hasil

diskusi kelompoknya

dengan kelompok lain.

C. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi:

Siswa bersama Guru

meluruskan konsep,

memberikan penguatan

dan penyimpulan.

Siswa dibantu guru

menyimpulkan

80

E. Sumber Pembelajaran

Idun kistinah dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA untuk kelas X.

Pusat Berbukuan: Departemen Pendidikan Nasional.

Kus Dwiyatmo. 2007. Pencemaran lingkungan dan penanganannya. Yogyakarta: Citra Aji Parama

Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran lingkungan. Jakarta:Rineke Cipta

pembelajaran.

3. Kegiatan penutup

a. Evaluasi akhir (tes

tulis)

b. Pemberian tugas

(mengisi angket)

c. Berdoa

d. Salam penutup

30 menit

81

82

LEMBAR DISKUSI SISWA

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Pencemaran Air

Kelas : X MIA/II

Alokasi waktu :

Nama Siswa : 1. 4.

2. 5.

3. 6.

Kelas :

KASUS

Salah satu desa di kecamatan Patrol Indramayu memiliki permasalahan mengenai

air, karena air dari saluran drainase yang dulu biasa dialirkan ke lahan sawah

milik warga desa kini sudah tidak bisa lagi. Air tersebut berwarna hitam, terlihat

kotor dan berbuih. Saluran drainase tersebut menjadi tempat pembuangan limbah

cair oleh beberapa pengusaha tahu dan tempe. Limbah cair dari pabrik tahu dan

tempe belum diolah terlebih dahulu dan

langsung dibuang ke saluran drainase yang

telah menurunkan kualitas air permukaan.

Tidak hanya limbah dari pabrik tahu dan

tempe, ditemukannya pula sampah yang

dibuang oleh warga yang menghambat aliran

saluran drainase sehingga air drainase tidak

mengalir (Gambar 1).

Tidak hanya menimbulkan bau tak sedap,

limbah yang ada juga diyakini telah merusak

ekosistem alam yang ada disekitarnya, karena

ikan sepat (bahasa Jawa) atau Trichogaster trichopterus yang biasanya hidup di

sungai atau saluran drainase belum ditemukan. Masuknya limbah cair tahu ke

lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di perairan.

Gambar 1.air drainase tidak mengalir,

Kamis, 22 /05/14

83

Air drainase tersebut menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena

menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman

penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu sendiri

ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya

menjadi cokelat kehitaman dan

berbau busuk yang

mengakibatkan sakit pernapasan.

Apabila air limbah ini merembes

ke dalam tanah yang dekat

dengan sumur maka air sumur

itu tidak dapat dimanfaatkan lagi

dan bila masih digunakan akan

menimbulkan gangguan

kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit

lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan

yang tidak baik.

Sebenarnya masalah ini pernah diatasi dengan dibentuknya instalasi

pengolahan air limbah/IPAL (Gambar 2). Tetapi tidak bekerja cukup baik karena

terbukti limbah cair tersebut masih dialirkan ke saluran drainase dan

permasalahan ini masih terjadi.

Setelah membaca permasalah di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Dari wacana di atas, kemukakan pokok-pokok permasalahan yang

terkandung di dalamnya!

Jawab:

Gambar 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Desa,

Kamis, 22 /05/14

84

2. Apa saja yang menyebabkan permasalahan itu terjadi?

Jawab:

3. Jika hal itu tidak segera ditangani, dampak apa saja yang akan terjadi?

Jawab:

4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan agar mengurangi permasalahan

tersebut? kemukakan minimal 3 alternatif solusi!

Jawab:

5. Dari semua alternatif yang kamu kemukakan sebelumnya, mana yang

paling tepat untuk mengurangi dampaknya? kemukakan alasannya!

85

Jawab:

6. Kendala dan kemudahan apa yang terjadi jika kamu memberikan alternatif

tersebut sehingga dapat berhasil mengatasi permasalahan di atas!

Jawab:

86

B-1 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS

SISWA

B-2 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA

B-3 KISI-KISI SOAL POSTES KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH

B-4 TES ESSAI KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH

LAMPIRAN B Instrumen penelitian

87

LAMPIRAN B1

KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA

DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

No

Kegiatan

(Richard I.

Arends, 2008:57)

Aktivitas

siswa

(Sardiman,

2011:101)

Aspek Kriteria Skor

1. Fase 1. Orientasi visual

activities

Memperhatikan

apa yang

disampaikan

guru

4. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang dan bertanya sesuai

materi kepada guru

3. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang dan bertanya tidak

sesuai materi kepada guru

2. Siswa tidak mendengarkan penjelasan dengan tenang dan tidak

bertanya sesuai materi kepada guru

1. Siswa bercanda dan mengobrol dengan teman di luar materi

2. Fase 2.

Identifikasi

masalah dan Fase

3. Investigasi

motor

activities

Bekerja sama

dengan 1

kelompok

4. Siswa aktif berdiskusi tentang masalah pencemaran air,

merencanakan strategi/solusi dari masalah dan bertanggung jawab

dengan tugas kelompoknya

3. Siswa kurang aktif berdiskusi tentang masalah pencemaran air,

merencanakan strategi/solusi dari masalah, dan kurang bertanggung

jawab dengan tugas kelompoknya

2. Siswa tidak aktif berdiskusi masalah pencemaran air, tidak

merencanakan strategi/solusi dari masalah, dan tidak bertanggung

jawab dengan tugas kelompoknya

1. Siswa tidak aktif berdiskusi dan mengobrol diluar materi atau

melakukan di luar pengamatan

88

No

Kegiatan

(Richard I.

Arends, 2008:57)

Aktivitas

siswa

(Sardiman,

2011:101)

Aspek Kriteria Skor

3. emotional

activities

Kesungguhan

siswa berdiskusi

dalam

memecahkan

masalah

4. Terlihat sangat bersungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan

masalah

3. Terlihat sungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan masalah

2. Terlihat cukup sungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan

masalah

1. Terlihat tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi memecahkan

masalah

4. Fase 4. Presentasi listening

activities

Mengamati

kegiatan

presentasi

4. Mengamati dan mendengarkan jalannya presentasi dengan tertib

3. Mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib

2. Tidak mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib

1.Gaduh dan tidak mengamati jalannya presentasi atau melakukan hal

diluar pengamatan

5. oral

activities

Bertanya dan

mengemukakan

pendapat pada

kegiatan

presentasi

4. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan

penyampaian yang jelas

3. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan

penyampaian yang kurang jelas

2. Bertanya/mengemukakan pendapat tidak sesuai materi dengan

penyampaian yang jelas

1. Tidak bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan

penyampaian yang jelas atau melakukan hal diluar pengamatan

89

No

Kegiatan

(Richard I.

Arends, 2008:57)

Aktivitas

siswa

(Sardiman,

2011:101)

Aspek Kriteria Skor

6. Fase 5. Evaluasi writing

activities

Mengerjakan

kuis

4. Terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan sendiri

3.Terlihat aktif mengerjakan kuis tidak dengan kemauan sendiri

2. Terlihat cukup aktif mengerjakan kuis tidak dengan kemauan sendiri

1. Tidak terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan sendiri

7. mental

activities

Membuat

kesimpulan

4. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan

sangat baik dan lugas

3. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan

sangat baik dan kurang lugas

2. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan

kurang baik dan kurang lugas

1. Tidak ikut serta dalam membuat kesimpulan

Kriteria:

Skor 1: kurang

Skor 2: cukup

Skor 3: baik

Skor 4: sangat baik

90

KATEGORI PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Keterangan:

M = rata-rata

Sd = simpangan baku

imax = (4) skor maksimal

imin = (1) skor minimal

Xmax = (28) skor nilai maksimal

Xmin = (7) skor nilai minimal

Kategori rendah = X > M + Sd

Kategori sedang = M – Sd ≤ X ≤ M + Sd

Kategori tinggi = X < M – Sd

Sangat aktif = X > 21

Aktif = 14 ≤ X ≤ 21

Krang aktif = X < 14

Tidak aktif = 0

91

LAMPIRAN B2

LEMBAR OBSERVASI

KEAKTIVAN SISWA DALAM BELAJAR

Sekolah / Kelas : SMA Negeri 1 Kandanghaur

Hari / Tanggal : Jumat, 23 Mei 2014

Nama Observer :

Tujuan : Merekam data aktif belajar siswa di suatu kelas

Petunjuk : Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap

kegiatan yang dilakukan siswa serta memberikan skor sesuai dengan kriteria.

No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa

1. Fase 1.

Orientasi

Memperhatika

n apa yang

disampaikan

guru

4. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang

dan bertanya sesuai materi kepada guru

3. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang

dan bertanya tidak sesuai materi kepada guru

2. Siswa tidak mendengarkan penjelasan dengan

tenang dan tidak bertanya sesuai materi kepada guru

1. Siswa bercanda dan mengobrol dengan teman di

luar materi

2. Fase 2.

Identifikasi

masalah dan

Fase3.

Investigasi

Bekerja sama

dengan 1

kelompok

4. Siswa aktif berdiskusi tentang masalah

pencemaran air, merencanakan strategi/solusi dari

masalah dan bertanggung jawab dengan tugas

kelompoknya

92

No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa

3. Siswa kurang aktif berdiskusi tentang masalah

pencemaran air, merencanakan strategi/solusi dari

masalah, dan kurang bertanggung jawab dengan

tugas kelompoknya

2. Siswa tidak aktif berdiskusi masalah pencemaran

air, tidak merencanakan strategi/solusi dari masalah,

dan tidak bertanggung jawab dengan tugas

kelompoknya

1. Siswa tidak aktif berdiskusi dan mengobrol diluar

materi atau melakukan di luar pengamatan

3. Kesungguhan

siswa

berdiskusi

dalam

memecahkan

masalah

4. Terlihat sangat bersungguh-sungguh berdiskusi

dalam memecahkan masalah

3. Terlihat sungguh-sungguh berdiskusi dalam

memecahkan masalah

2. Terlihat cukup sungguh-sungguh berdiskusi dalam

memecahkan masalah

1. Terlihat tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi

memecahkan masalah

4. Fase 4.

Presentasi

Mengamati

kegiatan

presentasi

4. Mengamati dan mendengarkan jalannya presentasi

dengan tertib

3. Mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib

2. Tidak mengamati jalannya presentasi namun

cukup tertib

1.Gaduh dan tidak mengamati jalannya presentasi

atau melakukan hal diluar pengamatan

93

No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa

5.

Bertanya dan

mengemukaka

n pendapat

pada kegiatan

presentasi

4. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi

dengan penyampaian yang jelas

3. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi

dengan penyampaian yang kurang jelas

2. Bertanya/mengemukakan pendapat tidak sesuai

materi dengan penyampaian yang jelas

1. Tidak bertanya/mengemukakan pendapat sesuai

materi dengan penyampaian yang jelas atau

melakukan hal diluar pengamatan

6. Fase 5.

Evaluasi

Mengerjakan

postes

4. Terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan

sendiri

3.Terlihat aktif mengerjakan kuis tidak dengan

kemauan sendiri

2. Terlihat cukup aktif mengerjakan kuis tidak

dengan kemauan sendiri

1. Tidak terlihat aktif mengerjakan kuis dengan

kemauan sendiri

7. Membuat

kesimpulan

4. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa

yang digunakan sangat baik dan lugas

3. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa

yang digunakan sangat baik dan kurang lugas

2. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa

yang digunakan kurang baik dan kurang lugas

1. Tidak ikut serta dalam membuat kesimpulan

Jumlah

94

LAMPIRAN B3

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL ESSAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI PENCEMARAN

LINGKUNGAN

Standar Kompetensi (SK) : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan

manusia dalam keseimbangan ekosistem

Kompetensi dasar (KD) : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan.

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X/II

Materi : 10. Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah

.Indikator Pembelajaran Mengidentifikasi masalah yang ada pada artikel pencemaran air

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Mengidentifikasi masalah

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-

pokok permasalahan yang terkandung di

dalamnya!

Menuliskan 2 atau lebih masalah yang

relevan dengan wacana dan dua masalah

tersebut mencirikan masalah (4)

Menuliskan lebih dari satu masalah yang

relevan dengan wacana hanya satu yang

1. Sungainya tercemar

2. Warga tidak bisa

menggunakan air sungai

untuk memenuhi kebutuhan

air bersih

3. Banyak biota sungai yang

mati.

C4

95

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

bercirikan masalah(3)

Hanya menuliskan 1 satu masalah yang

relevan dengan wacana dan benar

bercirikan masalah (2)

Jawaban siswa tidak sesuai dengan kriteria

di atas (1)

4. Kurangnya kesadaran warga

tentang kebersihan lingkungan

Indikator Pembelajaran Mengidentifikasi penyebab terjadinya pencemaran air

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Mendiagnosis masalah

2 Apa saja yang menyebabkan

permasalahan itu terjadi?

siswa mengemukakan pendapatnya dengan

tepat sesuai dengan pernyataan tersebut.(4)

siswa mengemukakan pendapatnya dengan

cukup tepat sesuai dengan pernyataan

tersebut.(3)

siswa mengemukakan pendapatnya dengan

kurang tepat sesuai dengan pernyataan

tersebut.(2)

jawaban siswa tidak sesuai dengan kriteria

diatas.(1)

1. Pembuangan sisa

produksi kerupuk ke

sungai oleh pihak pabrik

2. Warga membuang

sampah dan limbah

rumah tangga ke sungai

C4

96

Indikator pembelajaran Menjelaskan dampak pencemaran air dan penanggulangan pencemaran air

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Mendiagnosis masalah

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

3. Jika hal itu tidak segera ditangani,

dampak/kemungkinan apa saja yang akan

terjadi?

Siswa mampu menemukan tiga atau lebih

dampak masalah dan kesemuannya relevan

dengan permasalahannya (4)

Siswa mampu menemukan dua atau lebih

dampak masalah dan relevan dengan

permasalahannya(3)

Siswa mampu menemukan dua atau lebih

dampak masalah dan tidak relevan dengan

permasalahannya (2)

Siswa tidak mampu menemukan dampak

masalah dan relevan dengan

permasalahannya (1)

1. Air sungai akan

mencemari sumur warga

2. Warga yang

menggunakan air terkena

penyakit gatal-gatal dan

diare

3. Biota sungai akan hilang

4. Merusak pemandangan

dan mengurangi

keindahan

5. Menimbulkan bau yang

tidak sedap sehingga

menggangguernapasan

warga

C4

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Meumuskan alternatif strategi

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan

agar mengurangi permasalahan-

permasalahan

Siswa mampu menuliskan tiga atau lebih

alternatif solusi dan kesemuanya relevan

dengan permasalahannya (4)

1. Membuat penampungan

dan pengolahan air

limbah agar air limbah

C4

97

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

tersebut?kemukakan minimal 3 alternatif! Siswa mampu menuliskan hanya dua

alternatif solusi dan kesemuanya relevan

dengan permasalahannya (3)

Siswa mampu menuliskan hanya satu

lternatif solusi dan relevan dengan

permasalahannya (2)

Siswa tidak mampu menuliskan alternatif

solusi dan kesemuanya relevan dengan

permasalahannya (1)

tidak dibuang ke sungai

2. Melakukan penyuluhan

kepada warga agar tidak

membuang limbah

rumah tangga ke sungai

Memberikan zat untuk

mempertahankan kadar

O2 agar biota sungai

tidak mati

3. Membuat pengolahan air

bersih sehingga warga

masih bisa mengubah air

sungai yang tercemar

menjadi air bersih yang

biasa digunakan

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Menentukan dan menerapkan strategi pilihan

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

5 Dari semua alternatif yang kamu

kemukakan sebelumnya, mana yang

paling tepat untuk mengurangi

dampaknya? Kemukakan alasanmu

memilih alternatif tersebut!

Apabila mampu memilih atau menentukan

satu dari alternatif solusi yang terbaik

dengan alasan yang rasional (4)

Apabila mampu memilih atau menentukan

satu dari alternatif solusi yang terbaik

Membuat penampungan dan

pengolahan air limbah agar

limbah tidak lagi dibuang ke

sungai, karena faktor utama

pencemaran di sungai desa

kenanga yaitu karena adanya

C3

98

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

namun tidak dengan alasan yang rasional

(3)

Apabila mampu memilih atau menentukan

satu dari alternatif solusi yang tidak terbaik

namun tidak dengan alasan yang rasional

(2)Apabila tidak mampu memilih atau

menentukan satupun dari alternatif solusi,

tidak memilih solusi yang terbaik, tidak

dengan alasan yang rasional (1)

limbah dari pabrik kerupuk

tersebut.

Langkah pemecahan masalah

(Wina Sanjaya, :2011:217)

Melakukan evaluasi keberhasilan strategi

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

6. Kendala dan kemudahan apa yang terjadi

jika kamu memberikan alternatif/solusi

tersebut sehingga dapat berhasil mengatasi

permasalahan di atas!

Menemukan dua atau lebih kendala

pemecahan yang dipilihnya secara rasional,

tepat dan dapat dibenarkan secara ilmiah

menurut ukuran siswa SMA (4)

Menemukan dua kendala pemecahan yang

dipilihnya secara rasional, tepat tetapi sulit

dibenarkan secara ilmiah menurut ukuran

siswa SMA (3)

Menemukan satu kendala pemecahan yang

dipilihnya secara rasional tetapi tidak tepat

dan sulit dibenarkan secara tepat ilmiah

Kendalanya:

1. Menambah biaya

produksi yang mahal

2. Sulit untuk diterapkan

karena kurangnya

kesadaran dari pemilik

pabrik

3. Belum banyak yang

mengetahui cara

pengolahan limbah

Kemudahan:

C5

99

NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang

Kognitif

menurut ukuran siswa SMA (2)

Tidak mampu menemukan satu kendala

pemecahan yang tidak tepat, tidak rasional,

dan tidak dibenarkan secara ilmiah (1)

Hanya pihak pabrik yang

berhubungan langsung dengan

pengolahan limbah sedangkan

warga hanya bertugas

mengawasi saja.

100

LAMPIRAN B4

TES ESSAI

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Mata Pelajaran : Biologi

Materi : Pencemaran Air

Kelas : X MIA/II

Alokasi waktu :

KASUS

Pada awalnya sungai di Desa Dukuh

Indramayu sangat bersih dah jernih.

Biota sungai seperti ikan pun banyak

yang hidup di dalamnya. Banyak

warga menggunakan air sungai

untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya. Tetapi sekarang sudah

tidak lagi. Warna air sungai menjadi

kemerah-merahan, agak hitam

berbuih/berbusa, dan mengeluarkan bau

busuk (Gambar 1). Aliran sungai juga

sudah tidak mengalir lagi. Hal ini terjadi

karena banyak pabrik kerupuk yang

membuang sisa produksi ke sungai. Sisa

produksi yang dibuang ke sungai

diantaranya kulit jengkol, kulit bawang

putih, air bekas rendaman dan pencucian

bahan baku pembuatan kerupuk, dan lain-

lain.

Praktik pembuangan sisa produksi kerupuk

tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun

dan belum ada langkah pennyelesaiannya

yang konkrit sampai sekarang. Orang-(Gambar 2. Sungai tercemar oleh limbah

domestik, Jumat 16/05/14)

(Gambar 1. Sungai tercemar oleh limbah pabrik,

Jumat 16/05/14)

101

orang dari dinas dan kementrian sudah pernah datang ke tempat ini dan

memberikan bantuan berupa tempat penampungan limbah, namun tampaknnya hal

itu tidak berhasil karena sampai sekarang air sungai tetap tercemar.

Keadaan sungai yang tercemar ini diperparah oleh warga yang membuang sampah

dan limbah rumah tangga lainnya ke aliran sungai (Gambar 2) . Ini membuat

sungai tidak lagi berfungsi semestinya, ikan dan biota sungai sudah tidak

ditemukan lagi karena kadar oksigen yang terlarut di sungai sudah tidak

mencukupi kehidupan ikan dan biota sungai. Banyak warga yang mengeluh sakit

gatal-gatal dan diare setelah menggunakan air sungai. Pembuatan sumur pun tidak

begitu banyak membantu, karena air sungai yang kotor juga merembes ke sumur-

sumur warga. Usaha untuk mengurangi masalah ini pernah dilakukan.

Diantaranya warga pernah membuat pembatas dari tumpukan tanah agar sisa

produksi pabrik tidak mengalir ke area warga tetapi pekerja pabrik terus-menerus

mengeluarkan sisa produksi ke sungai sehingga permukaan air sungai meninggi

dan melewati pembatas tersebut.

102

LEMBAR JAWABAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

Nama :

Kelas :

Sekolah :

Topik Wacana : Pencemaran Air

Setelah membaca kasus pencemaran air, jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan yang

terkandung di dalamnya!

Jawab:

2. Apa saja yang menyebabkan permasalahan-permasalahan itu terjadi?

Jawab:

103

3. Jika hal itu tidak segera ditangani, dampak/kemungkinan apa saja yang

akan terjadi? (minimal 3)

Jawab:

4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan agar mengurangi permasalahan-

permasalahan tersebut? kemukakan minimal 3 alternatif solusi!

Jawab:

5. Dari semua alternatif yang kamu kemukakan sebelumnya, mana yang

paling tepat untuk mengurangi dampaknya? kemukakan alasannya!

Jawab:

104

6. Dari soal nomor 5 dalam upaya agar solusi tersebut berhasil, kendala dan

kemudahan apa yang akan ditemui?

Jawab:

105

KATEGORI PENILAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

SISWA

Keterangan:

M = rata-rata

Sd = simpangan baku

imax = (4) skor maksimal

imin = (1) skor minimal

Xmax = (24) skor nilai maksimal

Xmin = (6) skor nilai minimal

Kategori rendah = X > M + Sd

Kategori sedang = M – Sd ≤ X ≤ M + Sd

Kategori tinggi = X < M – Sd

Tinggi = X > 18

Sedang = 12 ≤ X ≤ 18

Rendah = X < 12

106

C-1 DATA SISWA DAN SKOR HASIL UJI

INSTRUMEN

C-2 UJI VALIDITAS INSTRUMEN

C-3 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

C-4 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN

LAMPIRAN C HASIL UJI Instrumen

107

LAMPIRAN C1

DATA SISWA DAN SKOR HASIL UJI COBA INSTRUMEN

No. Nama Sampel Keterangan

Kehadiran

No. Soal Skor

Total 1 2 3 4 5 6

1. AHMAD FAHMI ALWI U-1 Hadir 4 4 3 3 3 2 19

2. AHMAD ZAENAL D U-2 Hadir 2 2 2 2 1 1 10

3. ANDY ANGGARA U-3 Hadir 1 4 3 3 2 1 14

4. ANGGI CHINTIA R U-4 Hadir 3 4 3 2 2 1 15

5. DWI YUNDA U-5 Hadir 2 3 3 3 2 2 15

6. FANNY RAHMASARI U-6 Hadir 2 1 4 3 2 3 15

7. IKHSAN HARI WIJAYANTO U-7 Hadir 1 2 3 3 4 3 16

8. IRMA JAHROTUL MAULA U-8 Hadir 4 1 3 2 4 2 16

9. ISMIATUN ALIYAH U-9 Hadir 3 2 3 1 2 2 13

10. KHARIN AGUSTIANI U-10 Hadir 2 4 3 2 3 2 16

11. M. FAILASUFDIN TRI K R U-11 Hadir 4 4 3 2 2 2 17

12. M. ISMAIL N U-12 Hadir 1 2 4 2 2 2 13

13. NADIRAH U-13 Hadir 3 4 3 3 2 2 17

14. NADYA AYU DIANTI U-14 Hadir 1 3 2 1 2 1 10

15. NINTA OKTIAS SESTI U-15 Hadir 1 2 3 2 1 1 10

16. NURUL LAELA K U-16 Hadir 4 3 3 3 2 2 17

17. OCHA ANANDA SUHERIK U-17 Hadir 2 1 3 2 2 2 12

18. OKY OKTABIRA U-18 Hadir 1 1 4 3 3 2 14

19. PRABOWO WICAKSONO U-19 Hadir 2 2 2 1 3 3 13

20. RAKEYAN RIKSANAGARA S U-20 Hadir 2 3 3 2 3 2 15

21. RIZKA MEILINDAWATI U-21 Hadir 2 4 4 3 3 3 19

22. ROMI FAJAR PANGESTU U-22 Hadir 2 1 3 2 1 1 10

23. RUTH MICHELIA SAVITRI U-23 Hadir 2 3 4 3 2 2 16

24. RYANNOVELLA CHANDRA K U-24 Hadir 2 2 3 2 2 2 13

25. SARI ARTA U S U-25 Hadir 2 3 3 2 2 2 14

26. SUKRON NURTADO U-26 Hadir 2 1 3 3 2 1 12

27. SUNANTI FITRIANI U-27 Hadir 3 2 3 2 1 1 12

28. TITA ATIKA U-28 Hadir 3 3 4 2 3 3 18

29. WIDIA RETNO AYU U-29 Hadir 1 2 3 4 2 2 14

30. WISNU FIRMANUROCHIM U-30 Hadir 2 1 2 2 3 3 13

31. YUSI INDAH PERMATASARI U-31 Hadir 2 1 3 1 1 1 9

Jumlah 68 75 95 71 69 59 437

108

LAMPIRAN C2

UJI VALIDITAS INSTRUMEN

No. Sampel Soal Skor

Total 1 2 3 4 5 6

1 U-1 4 4 3 3 3 2 19

2 U-2 2 2 2 2 1 1 10

3 U-3 1 4 3 3 2 1 14

4 U-4 3 4 3 2 2 1 15

5 U-5 2 3 3 3 2 2 15

6 U-6 2 1 4 3 2 3 15

7 U-7 1 2 3 3 4 3 16

8 U-8 4 1 3 2 4 2 16

9 U-9 3 2 3 1 2 2 13

10 U-10 2 4 3 2 3 2 16

11 U-11 4 4 3 2 2 2 17

12 U-12 1 2 4 2 2 2 13

13 U-13 3 4 3 3 2 2 17

14 U-14 1 3 2 1 2 1 10

15 U-15 1 2 3 2 1 1 10

16 U-16 4 3 3 3 2 2 17

17 U-17 2 1 3 2 2 2 12

18 U-18 1 1 4 3 3 2 14

19 U-19 2 2 2 1 3 3 13

20 U-20 2 3 3 2 3 2 15

21 U-21 2 4 4 3 3 3 19

22 U-22 2 1 3 2 1 1 10

23 U-23 2 3 4 3 2 2 16

24 U-24 2 2 3 2 2 2 13

25 U-25 2 3 3 2 2 2 14

26 U-26 2 1 3 3 2 1 12

27 U-27 3 2 3 2 1 1 12

28 U-28 3 3 4 2 3 3 18

29 U-29 1 2 3 4 2 2 14

30 U-30 2 1 2 2 3 3 13

31 U-31 2 1 3 1 1 1 9

jumlah 31 68 75 95 71 69 59 437

rxy 0.488 0.604 0.448 0.503 0.634 0.605

t-hitung 3.014 4.082 2.697 3.136 4.416 4.087

t-tabel 2.045 2.045 2.045 2.045 2.045 2.045

validitas V V V V V V

109

LAMPIRAN C3

UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

Kode

Siswa

Skor Item ∑X X

2

Kuadrat Skor Item

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6

U-1 4 4 3 3 3 2 19 361 16 16 9 9 9 4

U-2 2 2 2 2 1 1 10 100 4 4 4 4 1 1

U-3 1 4 3 3 2 1 14 196 1 16 9 9 4 1

U-4 3 4 3 2 2 1 15 225 9 16 9 4 4 1

U-5 2 3 3 3 2 2 15 225 4 9 9 9 4 4

U-6 2 1 4 3 2 3 15 225 4 1 16 9 4 9

U-7 1 2 3 3 4 3 16 256 1 4 9 9 16 9

U-8 4 1 3 2 4 2 16 256 16 1 9 4 16 4

U-9 3 2 3 1 2 2 13 169 9 4 9 1 4 4

U-10 2 4 3 2 3 2 16 256 4 16 9 4 9 4

U-11 4 4 3 2 2 2 17 289 16 16 9 4 4 4

U-12 1 2 4 2 2 2 13 169 1 4 16 4 4 4

U-13 3 4 3 3 2 2 17 289 9 16 9 9 4 4

U-14 1 3 2 1 2 1 10 100 1 9 4 1 4 1

U-15 1 2 3 2 1 1 10 100 1 4 9 4 1 1

U-16 4 3 3 3 2 2 17 289 16 9 9 9 4 4

U-17 2 1 3 2 2 2 12 144 4 1 9 4 4 4

U-18 1 1 4 3 3 2 14 196 1 1 16 9 9 4

U-19 2 2 2 1 3 3 13 169 4 4 4 1 9 9

U-20 2 3 3 2 3 2 15 225 4 9 9 4 9 4

U-21 2 4 4 3 3 3 19 361 4 16 16 9 9 9

U-22 2 1 3 2 1 1 10 100 4 1 9 4 1 1

U-23 2 3 4 3 2 2 16 256 4 9 16 9 4 4

U-24 2 2 3 2 2 2 13 169 4 4 9 4 4 4

U-25 2 3 3 2 2 2 14 196 4 9 9 4 4 4

U-26 2 1 3 3 2 1 12 144 4 1 9 9 4 1

U-27 3 2 3 2 1 1 12 144 9 4 9 4 1 1

U-28 3 3 4 2 3 3 18 324 9 9 16 4 9 9

U-29 1 2 3 4 2 2 14 196 1 4 9 16 4 4

U-30 2 1 2 2 3 3 13 169 4 1 4 4 9 9

U-31 2 1 3 1 1 1 9 81 4 1 9 1 1 1

Jumlah 68 75 95 71 69 59 437 6379 176 219 301 179 173 127

110

PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA UJI COBA INSTRUMEN

KELASXI IPA -4 SMA NEGERI 1 SINDANG

Perhitungan reliabilitas soal menggunakan rumus Alpha Cronbach (bentuk tes

essai), rumusnya yaitu:

Untuk menghitung jumlah varians skor tiap soal digunakan rumus:

Jumlah varians semua item

= Si1 + Si2 + Si3 + Si4 + Si5 + Si6

= 0,866 + 1,211 + 0,318 + 0,529 + 0,626 + 0,475

= 4,025

111

Menghitung (mencari) varians total digunakan rumus:

Menghitung (mencari) reliabilitas (r11)

= 0,515

Untuk mengetahui valid atau tidak, dilanjutkan dengan uji t.

Perhitungan ttabel

α = 0,05

dk = n – 2

= 31 – 2

= 29

Dilihat dari tabel t dengan nilai α = 0,05 dan dk 29, diperoleh ttabel(29)(0,05) = 2,045.

Membandingkan nilai ttabel dengan thitung karena thitung > ttabel yaitu 3,2354 >

2,045 berarti soal dikategorikan reliabel.

112

113

114

RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Kesesuaian antara standar

kompetensi, kompetensi

dasar, indikator

pembelajaran dan

instrumen

Keterhubungkaiatan yang jelas dan

tepat 4

Keterhubungkaiatan jelas namun

kurang tepat 3

Keterhubungkaitan kurang jelas dan

kurang tepat 2

Keterhubungkaiatan tidak jelas dan

tidak tepat 1

2

Kesesuaian antara

instrumen dengan

tingkatan taksonomi

Bloom revisi

Instrumen sesuai dengan tingkatan

taksonomi Bloom revisi 4

Instrumen cukup sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi 3

Instrumen kurang sesuai dengan

taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

2

Instrumen tidak sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

1

3 Kesesuaian indikator

pembelajaran dengan

indikator kemampuan

pemecahan masalah

Indikator yang digunakan sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

4

Indikator yang digunakan cukup sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

3

Indikator yang digunakan kurang sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

2

Indikator yang digunakan tidak sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

1

4 Ketepatan soal

kemampuan pemecahan

masalah pada indikator

kemampuan pemecahan

masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon.

Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai

dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

4

Soal yang disuguhkan cukup tepat dan

sesuai dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

3

115

Soal yang disuguhkan kurang tepat dan

kurang sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

2

Soal yang disuguhkan tidak tepat dan

tidak sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

1

5 Kesesuaian indikator

kemampuan pemecahan

masalah pada materi

pencemaran air

Penggunaan indikator tepat dan sesuai

dengan materi pencemaran air 4

Penggunaan indikator cukup tepat dan

sesuai dengan materi pencemaran air 3

Penggunaan indikator kurang tepat dan

kurang sesuai dengan materi

pencemaran air

2

Penggunaan indikator tidak tepat dan

tidak sesuai dengan materi pencemaran

air

1

6 Kelengkapan instrumen

(kisi-kisi soal, butir soal,

jawaban dan alternatif

jawaban, dan pedoman

penskoran).

Memenuhi empat komponen

kelengkapan 4

Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3

Memenuhi dua komponen kelengkapan 2

Memenuhi satu komponen kelengkapan 1

116

117

118

RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Kesesuaian antara standar

kompetensi, kompetensi

dasar, indikator

pembelajaran dan

instrumen

Keterhubungkaiatan yang jelas dan

tepat 4

Keterhubungkaiatan jelas namun

kurang tepat 3

Keterhubungkaitan kurang jelas dan

kurang tepat 2

Keterhubungkaiatan tidak jelas dan

tidak tepat 1

2

Kesesuaian antara

instrumen dengan

tingkatan taksonomi

Bloom revisi

Instrumen sesuai dengan tingkatan

taksonomi Bloom revisi 4

Instrumen cukup sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi 3

Instrumen kurang sesuai dengan

taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

2

Instrumen tidak sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

1

3 Kesesuaian indikator

pembelajaran dengan

indikator kemampuan

pemecahan masalah

Indikator yang digunakan sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

4

Indikator yang digunakan cukup sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

3

Indikator yang digunakan kurang sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

2

Indikator yang digunakan tidak sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

1

4 Ketepatan soal

kemampuan pemecahan

masalah pada indikator

kemampuan pemecahan

masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon.

Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai

dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

4

Soal yang disuguhkan cukup tepat dan

sesuai dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

3

119

Soal yang disuguhkan kurang tepat dan

kurang sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

2

Soal yang disuguhkan tidak tepat dan

tidak sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

1

5 Kesesuaian indikator

kemampuan pemecahan

masalah pada materi

pencemaran air

Penggunaan indikator tepat dan sesuai

dengan materi pencemaran air 4

Penggunaan indikator cukup tepat dan

sesuai dengan materi pencemaran air 3

Penggunaan indikator kurang tepat dan

kurang sesuai dengan materi

pencemaran air

2

Penggunaan indikator tidak tepat dan

tidak sesuai dengan materi pencemaran

air

1

6 Kelengkapan instrumen

(kisi-kisi soal, butir soal,

jawaban dan alternatif

jawaban, dan pedoman

penskoran).

Memenuhi empat komponen

kelengkapan 4

Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3

Memenuhi dua komponen kelengkapan 2

Memenuhi satu komponen kelengkapan 1

120

121

122

RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Kesesuaian antara standar

kompetensi, kompetensi

dasar, indikator

pembelajaran dan

instrumen

Keterhubungkaiatan yang jelas dan

tepat 4

Keterhubungkaiatan jelas namun

kurang tepat 3

Keterhubungkaitan kurang jelas dan

kurang tepat 2

Keterhubungkaiatan tidak jelas dan

tidak tepat 1

2

Kesesuaian antara

instrumen dengan

tingkatan taksonomi

Bloom revisi

Instrumen sesuai dengan tingkatan

taksonomi Bloom revisi 4

Instrumen cukup sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi 3

Instrumen kurang sesuai dengan

taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

2

Instrumen tidak sesuai dengan

tingkatan taksonomi Bloom revisi yang

disuguhkan

1

3 Kesesuaian indikator

pembelajaran dengan

indikator kemampuan

pemecahan masalah

Indikator yang digunakan sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

4

Indikator yang digunakan cukup sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

3

Indikator yang digunakan kurang sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

2

Indikator yang digunakan tidak sesuai

dengan kemampuan pemecahan

masalah

1

4 Ketepatan soal

kemampuan pemecahan

masalah pada indikator

kemampuan pemecahan

masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon.

Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai

dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

4

Soal yang disuguhkan cukup tepat dan

sesuai dengan indikator kemampuan

pemecahan masalah menurut David

Jhonshon& Jhonshon

3

123

Soal yang disuguhkan kurang tepat dan

kurang sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

2

Soal yang disuguhkan tidak tepat dan

tidak sesuai dengan indikator

kemampuan pemecahan masalah

menurut David Jhonshon& Jhonshon

1

5 Kesesuaian indikator

kemampuan pemecahan

masalah pada materi

pencemaran air

Penggunaan indikator tepat dan sesuai

dengan materi pencemaran air 4

Penggunaan indikator cukup tepat dan

sesuai dengan materi pencemaran air 3

Penggunaan indikator kurang tepat dan

kurang sesuai dengan materi

pencemaran air

2

Penggunaan indikator tidak tepat dan

tidak sesuai dengan materi pencemaran

air

1

6 Kelengkapan instrumen

(kisi-kisi soal, butir soal,

jawaban dan alternatif

jawaban, dan pedoman

penskoran).

Memenuhi empat komponen

kelengkapan 4

Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3

Memenuhi dua komponen kelengkapan 2

Memenuhi satu komponen kelengkapan 1

124

125

RUBRIK KRITERIA VALIDASI LEMBAR OBSERVASI

126

KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Ketepatan penggunaan

sintak problem based

learning pada lembar

observasi

Penggunaan sintak tepat dan sesuai

Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4

Penggunaan sintak kurang tepat dan

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

3

Penggunaan sintak kurang tepat dan

kurang sesuai Menurut Richard I.

Arends (2008:57)

2

Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

1

2

Ketepatan penggunaan

aspek keaktivan siswa

Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek

keaktivan siswa menurut Sadirman

(2011:101)

4

Aspek yang dinilai cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

3

Aspek yang dinilai kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

2

Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan

aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

1

3 Kesesuaian antara sintak

problem based learning

dengan aspek keaktivan

siswa

sintak yang digunakan sesuai dengan

aspek keaktivan siswa 4

sintak yang digunakan cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 3

sintak yang digunakan kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 2

sintak yang digunakan tidak sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 1

4 Keterbacaan lembar

observasi keaktivan siswa.

Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih

dan menarik. 4

Kalimat mudah dipahami, tertulis

kurang rapih dan kurang menarik. 3

Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang

rapih dan kurang menarik. 2

Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak

rapih dan tidak menarik. 1

127

5 Jumlah dari masing-

masing indikator dan

jumlah keseluruhan

pernyataan pada lembar

observasi

Jumlah masing-masing indikator sesuai

dengan jumlah pernyataan pada angket 4

Jumlah masing-masing indikator cukup

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

3

Jumlah masing-masing indikator

kurang sesuai dengan jumlah

pernyataan pada angket

2

Jumlah masing-masing indikator tidak

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

1

128

129

130

RUBRIK KRITERIA VALIDASI LEMBAR OBSERVASI

KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Ketepatan penggunaan

sintak problem based

learning pada lembar

observasi

Penggunaan sintak tepat dan sesuai

Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4

Penggunaan sintak kurang tepat dan

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

3

Penggunaan sintak kurang tepat dan

kurang sesuai Menurut Richard I.

Arends (2008:57)

2

Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

1

2

Ketepatan penggunaan

aspek keaktivan siswa

Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek

keaktivan siswa menurut Sadirman

(2011:101)

4

Aspek yang dinilai cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

3

Aspek yang dinilai kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

2

Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan

aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

1

3 Kesesuaian antara sintak

problem based learning

dengan aspek keaktivan

siswa

sintak yang digunakan sesuai dengan

aspek keaktivan siswa 4

sintak yang digunakan cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 3

sintak yang digunakan kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 2

sintak yang digunakan tidak sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 1

4 Keterbacaan lembar

observasi keaktivan siswa.

Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih

dan menarik. 4

Kalimat mudah dipahami, tertulis

kurang rapih dan kurang menarik. 3

Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang

rapih dan kurang menarik. 2

Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak 1

131

rapih dan tidak menarik.

5 Jumlah dari masing-

masing indikator dan

jumlah keseluruhan

pernyataan pada lembar

observasi

Jumlah masing-masing indikator sesuai

dengan jumlah pernyataan pada angket 4

Jumlah masing-masing indikator cukup

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

3

Jumlah masing-masing indikator

kurang sesuai dengan jumlah

pernyataan pada angket

2

Jumlah masing-masing indikator tidak

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

1

132

133

134

RUBRIK KRITERIA VALIDASI LEMBAR OBSERVASI

KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor

1

Ketepatan penggunaan

sintak problem based

learning pada lembar

observasi

Penggunaan sintak tepat dan sesuai

Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4

Penggunaan sintak kurang tepat dan

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

3

Penggunaan sintak kurang tepat dan

kurang sesuai Menurut Richard I.

Arends (2008:57)

2

Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak

sesuai Menurut Richard I. Arends

(2008:57)

1

2

Ketepatan penggunaan

aspek keaktivan siswa

Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek

keaktivan siswa menurut Sadirman

(2011:101)

4

Aspek yang dinilai cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

3

Aspek yang dinilai kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

2

Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan

aspek keaktivan siswa menurut

Sadirman (2011:101)

1

3 Kesesuaian antara sintak

problem based learning

dengan aspek keaktivan

siswa

sintak yang digunakan sesuai dengan

aspek keaktivan siswa 4

sintak yang digunakan cukup sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 3

sintak yang digunakan kurang sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 2

sintak yang digunakan tidak sesuai

dengan aspek keaktivan siswa 1

4 Keterbacaan lembar

observasi keaktivan siswa.

Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih

dan menarik. 4

Kalimat mudah dipahami, tertulis

kurang rapih dan kurang menarik. 3

Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang

rapih dan kurang menarik. 2

Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak 1

135

rapih dan tidak menarik.

5 Jumlah dari masing-

masing indikator dan

jumlah keseluruhan

pernyataan pada lembar

observasi

Jumlah masing-masing indikator sesuai

dengan jumlah pernyataan pada angket 4

Jumlah masing-masing indikator cukup

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

3

Jumlah masing-masing indikator

kurang sesuai dengan jumlah

pernyataan pada angket

2

Jumlah masing-masing indikator tidak

sesuai dengan jumlah pernyataan pada

angket

1

136

D-1 ABSEN KELAS X SNN-1

D-2 HASIL PENELITIAN AKTIVITAS SISWA

PADA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING

D-3 HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH SISWA MATERI PENCEMARAN

D-4 HARGA-HARGA YANG DIBUTUHKAN

UNTUK MENGHITUNG A DAN B DALAM

REGRESI Y = a +Bx

D-5 PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT UNTUK

UJI KELINEARAN DAN KEBERMAKNAAN

REGRESI

D-6 TABEL ANAVA

D-7 PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS

LAMPIRAN D HASIL ANALISIS DATA

137

LAMPIRAN D1

ABSENSI

KELAS X SNN-1

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

No NIS Nama L/P Kehadiran Ket Kode

1 2 3 4 5 6 7

1 131410001 ADITIA SUTIARA L * Hadir R-1

2 131410002 ALFAN FAUZAN K L * Hadir R-2

3 131410003 ALINDRA CELINE P P * Hadir R-3

4 131410004 AMELLIA O P * Hadir R-4

5 131410005 ANGGIE DWI P L * Hadir R-5

6 131410006 AULIA NURJANAH P * Hadir R-6

7 131410007 AYU KOMARA P * Hadir R-7

8 131410008 AYU NINA P * Hadir R-8

9 131410009 BIMAYUDHA P L * Hadir R-9

10 131410010 CANDRA WIJAYA L * Hadir R-10

11 131410011 CHIKA METALLICA P * Hadir R-11

12 131410012 DEDE NURDIANTO L * Hadir R-12

13 131410308 DESY AYUNINGTIYAS P * Hadir R-13

14 131410013 DEWIKHUTBIYANTI P * Hadir R-14

15 131410014 DEWI NANI P * Hadir R-15

16 131410015 DIAN RAHMAWATI P * Hadir R-16

17 131410016 FAHRI REVANALDY L

T. Hadir -

18 131410017 JURAIS NURQORI L * Hadir R-17

19 131410018 KINTANAMI D P * Hadir R-18

20 131410019 LISDA ISMIYANTI P * Hadir R-19

21 131410021 MONIKA Y D P * Hadir R-20

22 131410023 NURSELA P * Hadir R-21

23 131410024 OPPIE FEBRIYANTI P * Hadir R-22

24 131410025 PUTRI ILYASSANI P * Hadir R-23

25 131410026 RAFA A'ISYAH N P * Hadir R-24

26 131410027 RAIHAN NABIL L * Hadir R-25

27 131410028 SILVI ADRIYANI P * Hadir R-26

28 131410029 SRI HANDAYANI P P * Hadir R-27

29 131410030 SUHARYATI P * Hadir R-28

30 131410031 SUNERI P * Hadir R-29

31 131410032 TEDI SUPARDI L * Hadir R-30

32 131410033 WIDIYAWATI P * Hadir R-31

Lak-laki : 10

Perempuan : 22 Wali Kelas

Jumlah : 32 ENTRI RESTUNINGHATI, S.Pd.

NIP.-

138

LAMPIRAN D2

HASIL PENELITIAN

AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 Skor Kategori

1 R-1 3 4 4 3 3 4 3 24 Sangat Aktif

2 R-2 3 3 3 3 3 4 2 21 Sangat Aktif

3 R-3 2 2 4 4 4 4 2 22 Sangat Aktif

4 R-4 3 2 4 4 2 4 3 22 Sangat Aktif

5 R-5 3 3 2 4 2 4 2 20 Aktif

6 R-6 4 2 2 3 2 3 2 18 Aktif

7 R-7 3 3 4 4 4 4 2 24 Sangat aktif

8 R-8 3 2 3 2 3 4 3 20 Aktif

9 R-9 3 2 4 4 4 3 2 22 Sangat aktif

10 R-10 4 4 3 3 3 4 3 24 Sangat aktif

11 R-11 2 2 2 2 3 4 3 18 Aktif

12 R-12 4 3 3 3 3 4 2 22 Sangat aktif

13 R-13 3 3 3 3 3 3 3 21 Sangat aktif

14 R-14 4 3 2 3 2 4 2 20 Aktif

15 R-15 3 3 3 3 3 3 3 21 Sangat aktif

16 R-16 3 4 3 3 2 3 3 21 Sangat aktif

17 R-17 4 3 2 2 2 2 1 16 Aktif

18 R-18 2 4 2 2 2 3 1 16 Aktif

19 R-19 2 3 1 2 1 2 1 12 Kurang

20 R-20 3 3 4 4 2 4 2 22 Sangat aktif

21 R-21 3 2 2 3 2 2 1 15 Aktif

22 R-22 4 4 3 3 3 2 2 21 Sangat aktif

23 R-23 4 4 4 4 4 4 3 27 Sangat aktif

24 R-24 2 2 3 3 2 3 1 16 Aktif

25 R-25 3 3 3 3 2 2 2 18 Aktif

26 R-26 3 4 4 4 4 4 2 25 Sangat aktif

27 R-27 2 3 3 3 2 3 1 17 Aktif

28 R-28 4 3 3 3 3 3 2 21 Sangat aktif

29 R-29 3 3 3 3 2 2 1 17 Aktif

30 R-30 4 4 4 4 4 4 2 26 Sangat aktif

31 R-31 3 3 2 2 3 3 2 18 Aktif

Jumlah 96 93 92 96 84 102 64 627

139

Hasil penelitian skor Aktivitas siswa per indikator/dimensi aktivitas dan per

kegiatan Fase

kegiata

n

Orientasi Identifikasi masalah

dan Investigasi Presentasi Evaluasi

Dimens

i

aktivit

as

Visual

motor

activiti

es

emotional

activities listening oral writing Mental

Indikat

or

aktivit

as

Memperhati

kan apa

yang

disampaika

n guru

Bekerja

sama

dengan

1

kelomp

ok

Kesunggu

han siswa

berdiskusi

dalam

memecahk

an

masalah

Mengam

ati

kegiatan

presenta

si

Bertanya

dan

mengemuka

kan

pendapat

pada

kegiatan

presentasi

Mengerja

kan kuis

Membua

t

kesimpu

lan

Skor

total I 96 93 92 96 84 102 64

Rata-

rata I 3.10 3.00 2.97 3.10 2.71 3.29 2.06

Skor

total II 96 92.5 90 83

Rata-

rata II 3.10 2.98 2.90 2.68

Keterangan:

Skor total I : skor total per indikator aktivitas

Skor total II : skor total per kegiatan pembelajaran PBL

Rata-rata I : rata-rata per indikator aktivitas/dimensi aktivitas

Rata-rata II : rata-rata per per kegiatan pembelajaran PBL

Nilai statistik/ minimum (Xmin) = 12

Nilai statistik/maksimum(Xmax) = 27

1) Menentukan rentang skor (r)

R = Xmax – Xmin

= 27 – 12

= 15

2) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus :

K= 1 + 3,3 log n

n = banyaknya data (jumlah siswa di kelas sampel)

n = 31

K= 1 + 3,3 log(31)

= 5,92`

(banyak kelas di bulatkan kebawah menjadi K = 6)

140

3) Menentukan panjang interval (p) dengan rumus :

P =

=

= 2,5

(panjang kelas di bulatkan ke atas menjadi p = 2)

4) Membuat tabel distribusi frekuensi

Kelas interval Batas kelas fi xi xi2 fixi fixi

2

12 - 14 11,5 - 14,5 1 13 169 13 169

15 - 17 14,5 - 17,5 6 16 256 96 1536

18 - 20 17,5 - 20,5 7 19 361 133 2527

21 - 23 20,5 - 23,5 11 22 484 242 5324

24 - 26 23,5 - 26,5 5 25 625 125 3125

27

29 26,5 - 29,5 1 28 784 28 784

Jumlah 31 123 2679 637 13465

5) Menentukana rata – rata hitung (rata – skor)

6) Simpangan baku (standar deviasi)

Dengan rumus,

141

LAMPIRAN D3

DATA PENELITIAN

HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI

PENCEMARAN

No Nama No. Soal

Skor Skor

(100)

Ket

1 2 3 4 5 6

1 E-1 2 4 3 3 3 3 18 75 Sedang

2 E-2 2 2 2 2 2 1 11 46 Rendah

3 E-3 3 2 4 2 4 2 17 71 Sedang

4 E-4 2 2 3 3 3 2 15 63 Sedang

5 E-5 2 3 3 3 3 2 16 67 Sedang

6 E-6 2 2 3 3 2 2 14 58 Sedang

7 E-7 2 3 3 3 2 2 15 63 Sedang

8 E-8 4 2 3 3 2 1 15 63 Sedang

9 E-9 1 2 2 1 1 1 8 33 Rendah

10 E-10 4 4 4 3 3 3 21 88 Tinggi

11 E-11 2 2 2 2 2 1 11 46 Rendah

12 E-12 3 4 3 3 3 3 19 79 Tinggi

13 E-13 2 4 3 3 2 2 16 67 Sedang

14 E-14 2 3 3 2 2 1 13 54 Sedang

15 E-15 3 4 3 3 2 1 16 67 Sedang

16 E-16 3 4 2 3 2 2 16 67 Sedang

17 E-17 1 2 3 2 2 1 11 46 Rendah

18 E-18 2 2 2 3 2 1 12 50 Sedang

19 E-19 1 1 2 2 1 1 8 33 Rendah

20 E-20 2 4 3 4 3 3 19 79 Tinggi

21 E-21 2 2 3 3 2 1 13 54 Sedang

22 E-22 4 4 3 3 3 2 19 79 Tinggi

23 E-23 4 4 4 3 4 3 22 92 Tinggi

24 E-24 1 3 3 2 2 2 13 54 Sedang

25 E-25 2 2 3 2 2 1 12 50 Sedang

26 E-26 3 4 3 3 4 2 19 79 Tinggi

27 E-27 1 2 3 3 3 2 14 58 Sedang

28 E-28 3 2 3 3 3 3 17 71 Sedang

29 E-29 2 1 2 2 1 1 9 38 Rendah

30 E-30 2 3 3 2 2 3 15 63 Sedang

31 E-31 2 4 3 3 2 2 16 67 Sedang

jumlah 71 87 89 82 74 57

presentase 57% 70% 72% 66% 60% 46%

Jumlah 460 1917

142

Hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa per indikator

No. Indikator No.

Soal Skor Skor/indikator

Presentase

(%) per

indikator

1. Mengidentifikasi masalah 1 71 71 57%

2 Mendiagnosis masalah 2 87

88 71% 3 89

3. Merumuskan alternatif

strategi 4 82 82 66%

4. Menentukan dan

menerapkan strategi pilihan 5 74 74 60%

5. Melakukan evaluasi

keberhasilan strategi 6 57 57 46%

Nilai statistik/ skor minimum (Xmin) = 33

Nilai statistik/maksimum(Xmax) = 92

7) Menentukan rentang skor (r)

R = Xmax – Xmin

= 92 – 33

= 59

8) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus :

K= 1 + 3,3 log n

n = banyaknya data (jumlah siswa di kelas sampel)

n = 31

K= 1 + 3,3 log(31)

= 5,92

(banyak kelas di bulatkan kebawah menjadi K = 6)

9) Menentukan panjang interval (p) dengan rumus :

P =

=

= 9,83

= 10

(panjang kelas di bulatkan ke atas menjadi p = 10)

143

10) Membuat tabel distribusi frekuensi

Kelas interval Batas kelas fi xi xi2 fixi fixi

2

33 - 43 32.5 - 43.5 3 38 1444 114 4332

44 - 54 43.5 - 54.5 8 49 2401 392 19208

55 - 65 54.5 - 65.5 6 60 3600 360 21600

66 - 76 65.5 - 76.5 8 71 5041 568 40328

77 - 87 76.5 - 87.5 4 82 6724 328 26896

88 - 98 87.5 - 98.5 2 93 8649 186 17298

Jumlah 31 393 27859 1948 129662

11) Menentukana rata – rata hitung (rata – skor)

12) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)

Dengan rumus,

144

LAMPIRAN D4

HARGA-HARGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGHITUNG

A DAN B DALAM REGRESI Y = a +bX

No. Responden X Y X2 Y

2 XY

1 R-1 24 75 576 5625 1800

2 R-2 21 46 441 2116 966

3 R-3 22 71 484 5041 1562

4 R-4 22 63 484 3969 1386

5 R-5 20 67 400 4489 1340

6 R-6 18 58 324 3364 1044

7 R-7 24 63 576 3969 1512

8 R-8 20 63 400 3969 1260

9 R-9 22 33 484 1089 726

10 R-10 24 88 576 7744 2112

11 R-11 18 46 324 2116 828

12 R-12 22 79 484 6241 1738

13 R-13 21 67 441 4489 1407

14 R-14 20 54 400 2916 1080

15 R-15 21 67 441 4489 1407

16 R-16 21 67 441 4489 1407

17 R-17 16 46 256 2116 736

18 R-18 16 50 256 2500 800

19 R-19 12 33 144 1089 396

20 R-20 22 79 484 6241 1738

21 R-21 15 54 225 2916 810

22 R-22 21 79 441 6241 1659

23 R-23 27 92 729 8464 2484

24 R-24 16 54 256 2916 864

25 R-25 18 50 324 2500 900

26 R-26 25 79 625 6241 1975

27 R-27 17 58 289 3364 986

28 R-28 21 71 441 5041 1491

29 R-29 17 38 289 1444 646

30 R-30 26 63 676 3969 1638

31 R-31 18 67 324 4489 1206

Jumlah 31 627 1920 13035 125646 39904

145

Perhitungan harga a dan b dalam regresi Ŷ=a+bX

146

LAMPIRAN D5

PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT UNTUK UJI KELINEARAN DAN

KEBERMAKNAAN REGRESI

Y= a +b X

No Kelompok X Y Galat

1 1 12 33 0

2 2 15 54 0

3 3 16 46 32

4 16 50

5 16 54

6 4 17 58 200

7 17 38

8 5 18 58 258.75

9 18 46

10 18 50

11 18 67

12 6 20 67 88.6667

13 20 63

14 20 54

15 7 21 46 596.833

16 21 67

17 21 67

18 21 67

19 21 79

20 21 71

21 8 22 71 1456

22 22 63

23 22 33

24 22 79

25 22 79

26 9 24 75 312.667

27 24 63

28 24 88

29 10 25 79 0

30 11 26 63 0

31 12 27 92 0

Jumlah 627 1920 2945

147

Perhitungan Jumlah Kuadrat (JK)

148

LAMPIRAN D6

TABEL ANAVA

ΣX 627

ΣY 1920

ΣX2 13035

ΣY2 125646

ΣXY 39904

B 3.0288

A 0.6746

JK (Total) 125646

JK(a) 118916.1

JK(b/a) 3242.2

JK(Sisa) 3487.7

JK(Galat) 2945

JK(Tuna Cocok) 542.7833

Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung

Ftabel

Total 31 125646 4053.1

Regresi (a) 1 118916.1 118916.1

26.95

5.59

Regresi (b/a) 1 3242.2 3242.2

Sisa 29 3487.7 120.3

Tuna Cocok 10 542.7833 54.3 0.35

2.82

Galat 19 2944.917 155

Karena Fhitung = 26,95 > Ftabel= 5.59 , regresi signifikan.

Karena Fhitung = 0,35 < Ftabel=2.82, regresi berbentuk linear.

149

LAMPIRAN D7

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS

Perhitungan Koefisien Korelasi Produk Moment Pearson

Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Produk Moment Pearson

α = 0,05

dk = n – 2

= 31 – 2

= 29

thitung(0,05)(29) = 2,045

150

E-1 UJI COBA INSTRUMEN

E-2 PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING DI KELAS

LAMPIRAN E DOKUMENTASI

151

LAMPIRAN E1

UJI COBA INSTRUMEN

152

LAMPIRAN E2

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS

153

F-1 SK PEMBIMBING

F-2 SURAT IJIN UJI INSTRUMEN

F-3 SURAT BALASAN IJIN UJI INSTRUMEN

F-4 SURAT IJIN PENELITIAN

F-5 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN

PENELITIAN

LEMBAR REVISI PENGUJI

LAMPIRAN F SURAT-SURAT

154

155

156

157

158

159

160

161

G-1 TABEL F

G-2 TABEL T

LAMPIRAN G TABEL-TABEL

162

LAMPIRAN G3

TABEL F

Keterangan:

Pada penelitian ini digunakan untuk mencari nilai Ftabel, untuk menentukan linieritas regresi.

163

LAMPIRAN G2

Nilai – Nilai dalam Distribusi T (ttabel)

α untuk uji dua pihak (two tail test)

0,05 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01

α untuk uji satu pihak (one tail test)

dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

40

60

120

1,000

0,816

0,765

0,741

0,727

0,718

0,711

0,706

0,703

0,700

0,697

0,695

0,692

0,691

0,690

0,689

0,688

0,688

0,687

0,687

0,686

0,686

0,685

0,685

0,684

0,684

0,684

0,683

0,683

0,683

0,681

0,679

0,677

0,674

3,078

1,886

1,638

1,533

1,476

1,440

1,415

1,397

1,383

1,372

1,363

1,356

1,350

1,345

1,341

1,337

1,333

1,330

1,328

1,325

1,323

1,321

1,319

1,318

1,316

1,315

1,314

1,313

1,311

1,310

1,303

1,296

1,289

1,282

6,314

2,920

2,353

2,132

2,015

1,943

1,895

1,860

1,833

1,812

1796

1,782

1,771

1761

1,753

1,746

1,740

1,734

1,729

1725

1,721

1,717

1,714

1,711

1,708

1,706

1,703

1,701

1,699

1,697

1,684

1,671

1,658

1,645

12,706

4,303

3,182

2,776

2,571

2,447

2,365

2,306

2,262

2228

2,201

2,179

2,160

2,145

2,131

2,120

2,110

2,101

2,093

2,086

2,080

2,074

2,069

2,064

2,060

2,056

2,052

2,048

2,045

2,042

2,021

2,000

1,980

1,960

31,821

6,965

4,541

3,747

3,365

3,143

2,998

2,896

2,821

2,764

2,718

2,681

2,650

2,624

2,602

2,583

2,567

2,552

2,539

2,528

2,518

2,508

2,500

2,492

2,485

2,479

2,473

2,467

2,462

2,457

2,423

2,390

2,358

2,326

63,657

9,925

5,841

4,604

4,032

3,707

3,499

3,355

3,250

3,169

3,106

3,055

3,012

2,977

2,947

2,921

2,898

2,878

2,861

1,845

2,831

2,819

2,807

2,797

2,787

2,779

2,771

2,763

2,756

2,750

2,704

2,660

2,617

2,576

Keterangan:

Pada penelitian ini digunakan untuk mencari ttabel untuk menentukan pengaruh

model pembelajaran problem based learning melalui uji hipotesis

(membandingkan nilai thitung dengan ttabel).

164

RIWAYAT HIDUP

Bahiyatul Firdausy Assayidiyah, puteri kedua dari 3

bersaudara yang lahir dari pasangan keluarga Bapak Drs.

Sayidi dan Ibu Ibnatu Juhriyah, dilahirkan di Indramayu

pada tanggal 7 Januari 1992. Menamatkan sekolah

Dasar tahun 2004 di SDN 1 Kertasemaya, Kecamatan

Kertasemaya Indramayu. Selanjutnya pada tahun 2007

menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Sukagumiwang Indramayu. Pada tahun 2010 lulus dari Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 1 Indramayu.

Pada tahun 2010 melanjutkan jenjang pendidikan Sarjana (S1) Program

Studi Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Wiralodra Indramayu dan selesai pada tahun 2014.