pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
1
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMAN 1 KANDANGHAUR
INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Bahiyatul Firdausy Assayidiyah
NPM: 842050110014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA
2014
Motto
“Aku hanya akan hidup hari ini karena itu, aku selalu berusaha membunuh setiap waktu kosong dengan pisau kesibukan”
“ Ya Allah, kepada-Mu kuadukan lemahnya kekuatanku, kekurangan siasatku, dan
ketidakberdayaanku menghadapi manusia. Wahai Dzat Yang Maha diantara para
pengasih, Rabb orang-orang yang lemah. Engkau Rabb-ku. Kepada siapa hendak Kau
serahkan diriku? Kepada saudaraku yang bermuka masam padaku? Atau kepada
musuh yang Kau kuasakan urusanku padanya? Jika Engkau tidak marah kepadaku,
maka aku tidak peduli (apa pun sikap orang kepadaku). Hanya saja ampunan-Mu lebih
luas bagi diriku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari kegelapan ,
sehingga dengannya menjadi baik urusan dunia dan akhirat, dari kemarahan-Mu
kepadaku atau tidak terima-Mu atas diriku. Milik-Mulah keridhaan hingga Kamu
ridha. Tidak ada daya dan upaya selain dengan-Mu”
(Rasulullah, di lembah Naklah)
Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua, kakak dan adik tercinta sebagai motivator yang selalu
memberikan Do’a dan motivasi dalam hidup saya
ii
ABSTRAK
Bahiyatul Firdausy Assayidiyah. 842050110014. Pengaruh Aktivitas Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1
Kandanghaur Indramayu. Skripsi. 2014. Indramayu: Program Studi Pendidikan
Biologi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Wiralodra Indramayu
Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam proses pembelajaran
masih kurang, oleh karena itu telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran
lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. Jenis penelitian yang digunakan
adalah metode kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan yaitu desain
penelitian kausal dengan teknik analisis regresi dan korelasi. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kandanghaur
Indramayu yang berjumlah 287 siswa dengan sampel satu kelas yaitu kelas X
SSN-1 yang berjumlah 32 siswa dengan teknik cluster random sampling.
Instrumen yang digunakan teknik tes tertulis berupa 6 soal essai terbuka, dan
lembar pengamatan aktivitas siswa. Setelah dilakukan pengolahan dan analisis
data diperoleh persamaan regresi Ŷ = 06747 + 3,0288X dengan nilai rxy == 0,694
dan nilai thitung = 27,961 ttabel(0,05)(29) =2,045. Karena thitung > ttabel maka terima Ha,
artinya aktivitas belajar siswa dalam pembelajarn problem based learning
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
pencemaran lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. Saran untuk
penelitian selanjutnya mengenai kemampuan pemecahan masalah agar
menggunakan strategi pembelajaran dan materi serta jenjang yang berbeda seperti
startegi inquiri dengan materi sistem respirasi pada tingkat SMP.
Kata kunci : Pengaruh, Problem Based Learning, Kemampuan Pemecahan
Masalah, Pencemaran Lingkungan
iii
ABSTRACT
Bahiyatul Firdausy Assayidiyah. 842050110014. The Influence Of Students
Learning Activity in Based Learning Model Toward Problem Solving Ability On
Environmental Pollution Materials In SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.
Skripsi. 2014. Indramayu: Program Studi Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan. Universitas Wiralodra Indramayu
The ability of students problem solving in the learning process was still
lacking. Therefore, this research aims to know the influence of students learning
activity in based learning model towards problem solving ability on
environmental pollution material in SMAN 1 Kandanghaur Indramayu. The type
of this research is a quantitative method and used causal research design with
regression analysis and correlation techniques. The population in this research
were all students of class X SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu, amounting
to 287 students with a sample of the class X class SSN-1, amounting to 32
students with cluster random sampling technique. Technique instruments of this
research are written test about 6 essays, and sheets of students' activities
observation. After processing and analysing of the data obtained by the regression
equation Y = 06 747 + 3,0288X with rxy = 0.694 and t = 27,961 t table (0.025) (29) =
2.045. Because tcount> ttable then accept Ha. That's why this learning activity
students of problem based learning model is influence for students' problem
solving ability on environmental pollution material in SMA 1 Kandanghaur
Indramayu. Suggestions for further research on the problem-solving ability to use
instructional strategies and materials as well as different levels such as the inquiry
strategy with material respiratory system at junior level.
Keywords: Influence, Problem Based Learning, Problem Solving Ability,
Environmental Pollution
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil„alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segala kenikmatan, kesehatan, rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh
Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMA
Negeri 1 Kandanghaur Indramayu”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Wiralodra Indramayu. Dalam proses penyusunan skripsi ini. Penlis tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun moril. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua yang tersebut berikut ini,
Kepada Bapak Drs. Aan Juhana Senjaya, M.Pd., M.M., selaku Dekan FKIP
Universitas Wiralodra Indramayu dan Penguji I pada sidang skripsi yang telah
memberikan saran dan solusinya serta kebijakan-kebijakan yang membawa
banyak manfaat untuk penulis. Ibu Sri Lelis M., S.Pd., M.A. selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Biologi yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik
untuk mahasiswanya. Bapak Drs. M. Muflih Muhadjir,M.Si., selaku Pembimbing
I dan Ibu Dra. H. Uus Uslicha S., selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta memberikan dukungan,
motivasi dan saran kepada penulis selama pembuatan skripsi. Bapak Drs. H. Agus
Yadi, M.I.L selaku Penguji I pada seminar proposal dan sebagai Penguji II pada
sidang skripsi, Bapak H. Syamsuni, M.Pd selaku Penguji II pada seminar proposal
v
dan sebagai Penguji III pada sidang skripsi yang telah memberikan saran serta
solusi kepada penulis. Keluarga yang telah memberikan dukungan.
Kepada Bapak Dr. H. Ahmad, M.Ag., selaku kepala SMA Negeri 1
Kandanghaur, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
pembelajaran sebagai aplikasi dari penelitian ini. Bapak Mohammad Fatikhin,
S.T., selaku guru bidang studi biologi yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengajar dikelas X SSN-1, serta kepada siswa-siswa kelas X SSN-1
yang mau bekerja sama dalam penelitian ini.
Kepada seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra Indramayu yang telah
memberikan pengetahuan akademis dan non akademis kepada penulis baik secara
langsung maupun tidak langsung. Bapak Santoso Eureka selaku staf TU yang
telah memberikan kemudahan pada penulis untuk melengkapi administrasi yang
dibutuhkan dalam penelitian. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi
Pendidikan Biologi angkatan 2010 yang saling membantu dan memberikan
motivasi. Serta Semua pihak tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat
penulis harapkan. Teriring doa semoga Allah SWT, memberikan balasan yang
terbaik bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini,.
Amin
Indramayu, Juli 2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah .......................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 6
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................... 8
2.1 Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................ 8
2.2 Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran ............................. 11
Problem Based Learning
2.2.1. Aktivitas Belajar Siswa ...................................................... 11
2.2.2. Pengertian Model Problem Based Learning ...................... 13
2.2.3. Karakteristik Problem Based Learning ............................. 14
vii
2.2.4. Langkah Proses Problem Based Learning ......................... 15
2.2.5. Keunggulan Problem Based Learning ............................... 17
2.3 Pencemaran .................................................................................. 17
2.3.1. Definisi Pencemaran Lingkungan ...................................... 17
2.3.2. Macam-macam Pencemaran .............................................. 18
2.3.3. Pencemaran Air .................................................................. 18
2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................. 22
2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................ 23
2.6 Definisi Operasional .................................................................... 25
2.7 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 27
3.2 Desain Penelitian ......................................................................... 31
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................... 28
3.2.1. Populasi .............................................................................. 28
3.2.2. Sampel ................................................................................ 28
3.2.3. Teknik Penarikan Sampel .................................................. 29
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 29
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 30
3.5.1. Jenis Instrumen .................................................................. 30
3.5.2. Uji Coba Instrumen ............................................................ 31
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35
viii
3.7 Teknik Analisis Data .................................................................... 36
3.7.1. Analisis Deskriptif ............................................................. 36
3.7.2. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 37
3.7.3. Uji Hipotesis ...................................................................... 41
3.8 Prosedur Penelitian ...................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGAMATAN ................... 46
4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................... 46
4.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................. 46
4.1.2. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 47
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................ 47
4.2.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem .................... 48
Based Learning
4.2.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .................... 51
4.2.3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................ 55
4.3. Pembahasan .................................................................................. 58
4.3.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem .................... 58
Based Learning
4.3.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa .................... 61
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based .................... 65
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah SiswaPada Materi Pencemaran Lingkungan
Di SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 69
5.1. Simpulan ...................................................................................... 69
5.2. Saran ............................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70
ix
LAMPIRAN .............................................................................................. 74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 164
x
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning 15
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian 29
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah 31
Tabel 3.3 Contoh Ringkasan ANAVA 41
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r 42
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen 46
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen 47
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Aktivitas Siswa 48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa 49
Tabel 4.5 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Keaktifan 49
Tabel 4.6 Rata-rata Skor Total Aspek Kegiatan dan Indikator
Aktivitas Siswa
50
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 52
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Siswa 52
Tabel 4.9 Frekuensi Perolehan Skor totaltingkat kemampuan
pemecahan masalah 53
Tabel 4.10 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap
Indikator
54
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi
55
Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas 56
Tabel 4.13 Regresi Hasil Uji Hipotesis dan KP 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Pencemaran air oleh limbah domestik 19
Gambar 2.2 Pencemaran saluran drainase oleh limbah
cair pabrik kerupuk di Desa Kenanga
Indramayu
20
Gambar 2.3 Pencemaran saluran drainase oleh limbah
domestik di Desa Kenanga Indramayu
20
Gambar 2.4 Contoh eutrofikasi pada danau 21
Gambar 2.5 Kerangka berpikir 24
Gambar 3.1 Desain analisis 28
Gambar 3.2 Prosedur penelitian 43
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran A Perangkat Pembelajaran 74
Lampiran B Instrumen Penelitian 86
Lampiran C Hasil Uji Instrumen 106
Lampiran D Hasil Analisis Data 136
Lampiran E Dokumentasi 150
Lampiran F Surat-surat 153
Lampiran G Tabel-tabel 161
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Biologi bagian dari Sains, dan dalam pendidikan Indonesia sebagai
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tingkat sekolah menengah atas.
Materi dan konsep-konsep pembelajaran biologi banyak berhubungan dengan
gejala dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006
tentang standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata
pelajaran biologi SMA-MA, Mata Pelajaran Biologi dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analistis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah
yang dihadapi kelak di masyarakat, seperti yang dikatakan secara ringkas oleh
Made Wena (2011:53) bahwa kemampuan pemecahan masalah sangat
penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Menurut Utami Dewi dkk
(2014:3), “Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan individu
dalam menggunakan proses berpikirnya untuk memecahkan permasalahan
melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai
alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan yang paling efektif”.
1
2
“Kemampuan pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran biologi
di SMAN 24 Bandung pada tahun 2009 tergolong kategori cukup yaitu
sebesar 66,95 %” (Rhida, 68:2009). Sedangkan penelitian di Indramayu
mengenai kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mata pelajaran
biologi belum banyak dilakukan. Realita yang mendasari alasan tersebut
adalah adanya pengalaman penulis pada waktu PPL, masih ditemukannya
penilaian yang dilakukan oleh guru hanya mengukur kognitif siswa pada
tingkat ingatan dan pemahaman belum mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi terutama kemampuan memecahkan masalah. Model
pembelajaran yang digunakan beberapa guru belum mengarah pada
pembelajaran yang meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
karena masih menggunakan pembelajaran klasik atau ceramah.
Guru menjadi sumber informasi dan pengetahuan sehingga membuat
proses belajar lebih banyak menekan siswa ke arah pemahaman konsep. Guru
juga jarang mengajak siswa untuk aktif dalam bertanya atau berpendapat di
dalam kelas, hal ini terlihat pada saat diberikan pertanyaan, hanya beberapa
siswa saja yang menjawab pertanyaan dari guru.
“Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar” (Ahmad Fauzan, 2013:9),
tetapi peran serta siswa dalam proses pembelajaran di sekolah masih kurang
yakni hanya sedikit siswa yang menunjukkan keaktifan berpendapat dan
bertanya.. Pendapat dan pertanyaan yang dibuat siswa juga belum mengarah
kepada pemecahan masalah yang berkaitan dengan materi yang dipelajari.
1
3
Kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa dan aktivitas belajar
dalam proses pembelajaran, dikarenakan guru belum menggunakan
pembelajaran berbasis masalah untuk melatih siswa dalam memecahkan
masalah pada kehidupan sehari-hari.
Menurut Wina Sanjaya (2008:15-16) secara ringkas, sebagai
perencana guru dituntut untuk memahami secara benar kurikulum yang
berlaku, karakteristik siswa, fasilitas dan sumber daya yang ada, sehingga
semuanya dijadikan komponen-komponen dalam menyusun rencana dan
desain pembelajaran. Selain itu, harus bisa memilih model pembelajaran yang
dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam
pengalaman belajarnya. “Salah satu alternatif model pembelajaran yang
memungkinkan dikembangnya keterampilan berpikir siswa (penalaran,
komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah adalah pembelajaran
berbasis masalah atau Problem Based Learning” (Rusman: 2013:229).
Menurut Woods (2000) yang dikutip oleh Taufiq Amir (2013:13),
Problem Based Learning (PBL) dapat membantu peserta didik membangun
kecakapan sepanjang hidupnya dalam memecahkan masalah, kerja sama tim
dan berkomunikasi. Sejalan dengan pendapat Siswanto dkk (2012:54),
Problem Based Learning dikembangkan untuk membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan
intelektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanggung jawab
pada proses pembelajaran mandiri sekaligus mengembangkan kemampuan
dalam memecahkan masalah.
4
Pemilihan materi pencemaran lingkungan merupakan salah satu
materi yang membahas mengenai masalah yang ada pada lingkungan
terutama masalah pembuangan limbah oleh beberapa pabrik kerupuk dan
pabrik tahu di wilayah Indramayu. Melihat kondisi demikian perlu adanya
penerapan materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam memberikan solusi untuk menunjang hasil
belajar dan menjadikan proses belajar mengajar optimal agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Di SMAN 1 Kandanghaur
Indramayu”.
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1) Masih ditemukan penilaian mata pelajaran biologi yang bersifat kognitif
pada tingkat ingatan dan pemahaman.
2) Masih ditemukan model pembelajaran klasik atau ceramah dan belum
mengarah pada pembelajaran yang meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah
5
3) Belum banyak dilakukan penelitian mengenai kemampuan pemecahan
masalah siswa pada mata pelajaran biologi di Indramayu.
4) Proses belajar banyak menekan siswa ke arah pemahaman konsep, siswa
belum dihadapkan dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari
untuk memecahkan masalah.
5) Peran serta siswa dalam proses pembelajaran kurang menunjukan
keaktifan berpendapat dan bertanya.
6) Pendapat dan pertanyaan yang dikemukakan siswa dalam pembelajaran
belum mengarah kepada pemecahan masalah.
7) Belum ada proses pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada konsep pencemaran lingkungan di SMA
Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.
1.3. Batasasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini dapat
terarah dan dipahami perlu adanya batasan masalah dalam penelitian ini
yaitu:
1) Aktivitas belajar yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada dimensi
visual activities, motor activities, emotional activities, listening activities,
oral activities, writing activities, mental activities dengan menggunakan
Problem Based Learning (PBL) sebagai model pembelajaran.
2) Indikator kemampuan pemecahan masalah yang diukur dalam penelitian
ini dibatasi pada indikator mendefinisikan masalah, mendiagnosis
6
masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan
strategi serta mengevaluasi keberhasilan strategi
3) Materi biologi pada penelitian ini dibatasi pada materi pencemaran
lingkungan air khususnya pada sumber, dampak, dan cara
menanggulanginya yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD)
4) Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap Tahun
Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan
di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Apakah aktivitas siswa dalam
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran di SMAN 1
Kandanghaur Indramayu?”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada
materi pencemaran lingkungan di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu.
7
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu terdiri
dari, manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari hasil
penelitian ini yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa
informasi bahwa Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu inovasi
pembelajaran bagi perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran untuk mengukur
pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan berpikir siswa.
Manfaat praktis dari hasil penelitian, bagi siswa yaitu dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran
biologi, mengajarkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok,
memecahkan masalah bersama, berpendapat dan bertanggung jawab.
Sedangkan bagi Guru yaitu dapat menambah wawasan tentang model
pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, dan
memberikan solusi terhadap kendala pelaksanaan pembelajaran biologi
khususnya yang terkait dengan kemampuan memecahkan masalah. Adapun
bagi institusi yaitu, memberikan masukan atau saran dalam upaya
mengembangkan suatu proses pembelajaran yang mampu meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah siswa di Indramayu sehinggga
meningkatkan sumber daya pendidikan untuk menghasilkan output yang
berkualitas.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut W. Gulo (2008:113) dan Wina Sanjaya (2011:216) secara
ringkas, hakikat masalah ialah gap atau kesenjangan antara situasi nyata
dengan kondisi yang diinginkan, atau antara kenyataan dengan apa yang
diharapkan. “Masalah dapat mendorong keseriusan, inquiry, dan berpikir
dengan cara yang bermakna dan sangat kuat atau powerful” (Rusman,
2013:230).
Penyelesaian masalah didefinisikan secara ringkas oleh W.Gulo
(2008:113) adalah proses memikirkan dan mencari jalan keluar bagi masalah
tersebut. Sedangkan menurut Paidi (2010:2) secara ringkas, adalah proses
penghilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang
diperoleh dan hasil yang diinginkan. Salah satu bagian dari proses pemecahan
masalah adalah pengambilan keputusan (decision making), yang didefinisikan
sebagai memilih solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia.
“Menyelesaikan masalah dilakukan dengan berpikir” (Tabrani Gani
dkk, 2011:2). Menurut Devi (2012:22) secara ringkas, ada empat ketrampilan
berpikir, yaitu menyelesaikan masalah (problem solving), membuat
keputusan (decision making), berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Semuanya
bermuara pada ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang meliputi aktivitas
seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
8
9
Hakikat kemampuan pemecahan masalah menurut Made Wena
(2011:52) adalah “Melakukan operasi prosedural urutan tindakan, tahap demi
tahap secara sistematis, sebagai seorang pemula (novice) memecahkan suatu
masalah”. Menurut Paidi (2010:2-3) secara ringkas, kemampuan untuk
melakukan pemecahan masalah bukan saja terkait dengan ketepatan solusi
yang diperoleh, melainkan kemampuan yang ditunjukkan sejak mengenali
masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, serta mengevaluasi jawaban
yang telah diperoleh. Ada banyak langkah pendekatan dalam memecahkan
masalah.
Abdul Majid (2013:213) mengemukakan secara ringkas bahwa
langkah yang digunakan dalam pemecahan masalah adalah merumuskan
masalah, merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan dan
mencari data/fakta, menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi, dan
mengaplikasikan temuan ke dalam situasi baru. Sedangkan Wina Sanjaya
(2011:217) secara ringkas mengemukakan lima langkah penyelesaian
masalah melalui kegiatan kelompok, yaitu mendefinisikan masalah,
mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi, menentukan dan
menerapkan strategi pilihan, dan melakukan evaluasi keberhasilan strategi.
“Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari
peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas
masalah apa yang dikaji” (Wina Sanjaya, 2011:217). Menurut W.Gulo
(2008:117) secara ringkas mengemukakan bahwa mendefinisikan masalah
10
dari suatu peristiwa bukanlah pekerjaan yang mudah dan penyelesaian
masalah sangat tergantung pada pemahaman terhadap masalah itu sendiri.
“Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya
masalah, serta menganalisis berbagai faktor” (Wina Sanjaya, 2011:218).
Menurut W. Gulo (2008:117), “Suatu masalah muncul karena dua faktor baik
faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam
penyelesaian masalah”.
“Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan
yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas” (Wina Sanjaya, 2011:218).
Untuk itu menurut W. Gulo (2008:120) secara ringkas dalam merumuskan
alternatif strategi harus kreatif, berpikir secara divergen, memahami
pertentangan di antara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi.
Setiap alternatif harus dapat diperinci dengan jelas.
“Menentukan dan menerpakan strategi pilihan, yaitu
pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan” (Wina
Sanjaya, 2011:218). Sedangkan secara ringkas menurut W. Gulo (2008:121)
pada tahap ini, penyelesaian memiliki dua aspek yaitu: pengambilan
keputusan (decision making) dan penerapan keputusan (decision
implementation). Pengambilan keputusan yaitu proses menetukan suatu
pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Sedangkan penerapan keputusan
yaitu proses untuk menentukan tindakan yang diperlukan dalam
melaksanakan keputusan.
11
Melakukan evaluasi keberhasilan strategi, menurut Wina Sanjaya
(2011:218), “Terdapat dua evaluasi dalam tahap ini yaitu evaluasi proses dan
evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan
pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap
akibat dari penerapan strategi yang diterapkan”.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli di atas, langkah penyelesaian
masalah seperti mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah,
merumuskan alternatif strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan,
serta melakukan evaluasi keberhasilan strategi adalah langkah-langkah yang
digunakan penulis sebagai indikator pemecahan masalah.
2.2. Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning
2.2.1. Aktivitas Belajar Siswa
Menurut Hamdani (2011:47) secara ringkas, pembelajaran pasti
mempunyai tujuan yaitu membantu siswa agar memperoleh berbagai
pengalaman dan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan
nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku
manusia. Secara ringkas Djamarah (2008: 38) mengemukakan bahwa
aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan atau segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik.
Sardiman (2011: 22) mengemukakan belajar adalah, “Suatu
proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori”.
12
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas
belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun
mental/non fisikdalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi
(guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk
mencapai tujuan belajar.
Menurut Sardiman (2011:101) menyatakan bahwa jenis aktivitas
yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebagai berikut:
“(1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya,
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain; (2) Oral activities, seperti :
menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi,
musik, pidato; (3) Listening activities, sebagai contoh
mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket,
menyalin; (4) Writing activities, seperti misalnya menulis
cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; (5) Drawing
activities, misalnya megambar, membuat grafik, peta,
diagram; (6) Motor activities, yang termasuk didalam antara
lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, berternak; (7) Mental
activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan,
mengambil keputusan; (8) Emotional ectivities, seperti
misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.
Jadi dengan klasifikasi aktivitas, menunjukan bahwa aktivitas di
sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Dari jenis–jenis aktivitas belajar
yang dikemukakan maka dijadikan sebagai pedoman membuat lembar
observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
13
2.2.2. Pengertian Model Problem Based Learning
“Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Agus Suprijono,
2013:46). Sedangkan pendapat Rusman (2013:132) bahwa, “Model
pembelajaran adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran
yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar
pada peserta didik atau siswa”.
Menurut Made Wena (2011:91) secara ringkas, PBL merupakan
strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-
permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain
siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Sama halnya dengan
pendapat Rusman (2013:230) yang secara ringkas, PBL membantu untuk
meningkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam
pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. PBL
memfasilitasi keberhasilan memecahkan masalah, komunikasi, kerja
kelompok dan ketrampilan interpersonal dengan lebih baik dibanding
pendekatan yang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli, penulis menyimpulkan bahwa
model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
membantu peserta didik untuk mengembangkan keaktifan dalam kegiatan
penyelidikan. Selain itu model PBL dapat mengembangkan kemampuan
berpikir dalam upaya menyelesaikan masalah.
14
2.2.3. Karakteristik Problem Based Learning
Karakteristik problem based learning Menurut Wina Sanjaya
(2011:214) yaitu,
“Ciri utama strategi pembelajaran berdasarkan masalah yang
pertama adalah rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya
peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah dan
menghafal namun dititikberatkan pada kegiatan peserta didik
dalam berpikir, berkomunikasi, mengolah data dan
menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah, dalam proses pembelajaran
perlu adanya masalah yang diteliti. Ketiga, pemecahan
masalah dilakukan menggunakan pendekatan berpikir secara
ilmiah, berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris.
Sistematis artinya berpikir melalui tahapan-tahapan tertentu
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah
berdasarkan pada data fakta yang jelas.”
Menurut Richard I. Arends (terj, Helly Prajitno dkk, 2008:42),
“Model pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik yaitu
pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus pada keterkaitan antar
disiplin, penyelidikan autentik, menghasilkan produk dan
mempublikasikan, serta kolaborasi”.
Berdasarkan uraian dari beberapa ahli, penulis menyimpulkan
bahwa karakteristik model pembelajaran berdasarkan masalah adalah
menekankan pada upaya penyelesaian permasalahan. Siswa dituntut aktif
untuk mencari informasi dari segala sumber berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi. Hasil analisis peserta didik nantinya
digunakan sebagai solusi permasalahan yang dikomunikasikan.
15
2.2.4. Langkah Proses Problem Based Learning
Menurut Richard I. Arends (terj, Helly Prajitno, 2008:57), sintaks
untuk model Problem Based Learning (PBL) dapat disajikan pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Sintaks Model Problem Based Learning (PBL)
Fase Indikator Tingkah laku guru
1 Memberikan orientasi
tentang
permasalahannya
kepada siswa
Menjelaskan tujuan
pembelajaran,
mendeskripsikan logistik
yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat
pada aktivitas pemecahan
masalah
2 Mengorganisasikan
siswa untuk meneliti
Membantu siswa
mendefinikan dan
mengorganisasikan tugas
belajar yang terkait dengan
permasalahannya
3 Membantu investigasi
mandiri dan kelompok
Mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi
yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan
solusi
4 Mengembangkan dan
mempresentasikan
hasil karya (artefak
dan exhibit)
Membantu siswa dalam
merencanakan dan
menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan,
rekaman video, dan
membantu mereka untuk
menyampaikannya kepada
orang lain.
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan
proses yang mereka gunakan
Sintaks yang dikemukakan di atas sudah jelas. Secara umum
langkah pembelajarannya diawali dengan pengenalan masalah kepada
16
siswa. Selanjutnya siswa diorganisasikan dalam beberapa kelompok untuk
melakukan diskusi pemecahan dan penyelesaian masalah. Hasil dari
analisis kemudian dipresentasikan kepada kelompok lain. Akhir
pembelajaran guru melakukan klarifikasi mengenai hasil penyelidikan
siswa.
2.2.5. Keunggulan Problem Based Learning
Keunggulan model Problem Based Learning menurut Wina
Sanjaya (2011: 220) diantaranya adalah teknik yang cukup bagus untuk
lebih memahami isi pelajaran, dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa,
dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, dapat membantu siswa
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata, dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan, dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik
terhadap hasil maupun proses belajarnya, dapat memperlihatkan kepada
siswa bahwa setiap mata pelajaran merupakan cara berpikir yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari
buku-buku saja, dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
menyesuaikan dengan pengetahuan baru, dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki
dalam dunia nyata, dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
17
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir,
dan PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
Menurut Taufiq Amir (2013:27) PBL mempunyai peluang untuk
membangun kecakapan hidup (life skillI) siswa, siswa terbiasa mengatur
dirinya sendiri (self directed), berpikir metakognitif (reflektif dengan
pikiran dan tindakannya), berkomunikasi dan berbagai kecakapan terkait,
seperti meningkatnya kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah
mengingat, meningkat pemahamannya, meningkat pengetahuannya yang
relevan dengan dunia praktik, mendorong mereka penuh pemikiran,
membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan
belajar dan memotivasi siswa.
2.3. Pencemaran
2.3.1. Definisi Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan menurut Undang-Undang Lingkungan
Hidup No 32 Tahun 2009 adalah “Masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan manusia, sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan”. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:10) “Pencemaran
ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat pencemar, atau
komponen lain ke dalam lingkungan, sehingga menyebabkan lingkungan
menjadi tidak dapat berfungsi sesuai dengan pembentukkannya”.
18
2.3.2. Macam-macam Pencemaran
Menurut Kus Dwiyatmo (2007:11-12) Berdasarkan sifat zat yang
mencemari, pecemaran lingkungan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
“Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh
zat padat, zat gas, zat cair dan gas. Contohnya pencemaran
fisik antara lain, pembuangan limbah industri atau asap
kendaraan bermotor. Pencemaran biologis adalah
pencemaran yang disebabkan oleh mikroba penyebab
penyakit. Contohnya pada tempat pembuangan sampah akhir
selain pencemaran fisik juga pencemaran biologis.
Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan
oleh zat-zat kimia. Contoh pencemaran kimiawi ini antara
lain, tercemarnya oleh senyawa DDT”
“Pencemaran dapat dibedakan menjadi pencemaran udara,
pencemaran tanah, dan pencemaran air” (Kus Dwiyatmo, 2007: 11-12).
Namun, dalam penelitian ini hanya menjelaskan tentang pencemaran air
2.3.3. Pencemaran Air
Menurut Kus Dwiyatmo (2007:15), “Pencemaran air adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia atau proses alam sehingga menyebabkan kualitas air turun dan
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya”. Materi yang akan
disajikan pada penelitian ini adalah sumber pencemaran air, penyebab
pencemaran air, dampak pencemaran air, dan cara penanggulangan
pencemaran air. Khususnya pencemaran air di daerah industri kerupuk
Indramayu.
Sumber pencemaran air. “Pada umumnya, pencemaran air
disebabkan oleh aktivitas manusia” (Ricki, 2005:46). Secara ringkas
19
menurut Kus Dwiyatmo (2007:17) dan Tresna (2009:124), berdasarkan
jenis kegiatannya sumber pencemaran air dibedakan menjadi: (1) limbah
industri pengolahan berupa limbah cair berasal dari pembuangan sisa
produksi, lahan pertanian, peternakan; (2) sumber domestik atau limbah
rumah tangga.
Menurut Kus Dwiyatmo (2007:17), “Yang dimaksud dengan
limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari rumah tangga,
kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, perkantoran,
dan rumah sakit”. Tresna (2009:123) mengemukakan secara ringkas
bahwa sumber domestik terdiri atas zar organik baik berupa zat padat atau
zat cair, bahan berbahaya dan beracun (B3), serta bakteri contohnya E.coli.
Adapun contoh pencemaran air yang berasal dari limbah domestik atau
limbah rumah tangga dapat terlihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Pencemaran Air Oleh Limbah Domestik
(Sumber: http://sentanaonline.com/public/images/news
/gallery/19072012_113204.jpg)
Menurut Hamdani Abdulgani (2013:12) secara ringkas bahwa,
20
“Sumber limbah cair pada industri kerupuk di dapat dari
proses pembuatan kerupuk ikan yang berasal dari sisa air
pencucian ikan dan air es yang sudah mencair dari proses
pembaceman serta dari pencucian alat – alat produksi
kerupuk. Limbah cair tersebut dibuang tanpa pengolahan ke
saluran drainase. Keadaan ini diperburuk dengan warga
yang membuang limbah domestik dan rumah tangga juga ke
saluran drainase.
Contoh saluran drainase yang tercemar dapat dilihat pada Gambar
2.2 dan 2.3
Gambar 2.2 Pencemaran Saluran Drainase
Oleh Limbah Cair Pabrik Kerupuk
Di Desa Kenanga Indramayu (Jumat, 16/05/2014)
Gambar 2.3 Pencemaran Saluran Drainase
Oleh Limbah Domestik
Di Desa Kenanga Indramayu (Jumat, 16/05/2014)
21
Penyebab pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:17-
18) secara ringkas, penyebab pencemaran air secara umum dikategorikan
sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Adapun
pencemar air terdiri dari: pencemar fisik, pencemar biologis, pencemar
kimia dan pencemar radioaktif.
Dampak pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo (2007:21)
bahwa,
“Air yang tercemar akan berdampak bagi kehidupan
makhluk hidup, karena air merupakan sumber dari segala
kehidupan. Pencemaran air yang terjadi berdampak sangat
luas, diantaranya dapat meracuni sumber makanan makhluk
hidup, menyebabkan gangguan kesehatan dan berdampak
ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, kerusakan
hutan akibat hujan asam. Akibat kegiatan pertanian dalam
pemberian pupuk yang berlebihan dapat menimbulkan
dampak pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan
tanaman air yang di luar kendali atau eutrofikasi”
Contoh eutrofikasi pada danau dapat dilihat pada Gambar 2.4
Gambar 2.4 Contoh Eutrofikasi Pada Danau
(Sumber: http://www.scienceclarified.com/images/
uesc_05_img0239.jpg)
“Dampak yang terjadi terhadap lingkungan hidup akibat dari
limbah cair industri kerupuk di Desa Kenanga diantaranya adalah dampak
22
terhadap air permukaan, dampak terhadap sosial dan estetika” (Hamdani
Abdulgani, 2013:13).
Cara menanggulangi pencemaran air. Menurut Kus Dwiyatmo
(2007:46) cara menanggulangi pencemaran air dapat dilakukan antara lain:
“(1) mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap
hari dengan cara mendaur ulang (recycle), dan mendaur
pakai (reuse); (2) memperhatikan bahan kimia yang kita
buang setelah kita pakai; (3) menggunakan instalasi
pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah yang
dioperasikan dan dipelihara baik, sehingga mampu
menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar;
(4) memanfaatkan mikroorganisme atau pengolahan secara
biologis yaitu pengolahan secara aerob, pengolahan secara
anaerob dan pengolahan fakultatif”.
2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang dapat
dijadikan rujukan untuk memperkuat penelitian yang akan penulis lakukan.
Adapun penelitian yang relevan terhadap penelitian ini meliputi:
Muchamad Afcariono (2008), dengan judul “Penerapan
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”, menyatakan penerapan PBL pada mata
pelajaran Biologi ternyata dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa
kelas X-A SMAN 1 Ngantang. Hal ini dapat dilihat melalui adanya perubahan
pada pola pikir siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya
dan menjawab siswa meningkatkan dari kemampuan berpikir tingkat rendah
menjadi berpikir tingkat tinggi.
Utami Dewi dkk (2014), dengan judul “Pengaruh Model Problem
Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika
23
melalui Pengendalian Bakat Numerik Siswa SMP”, dengan hasil nilai rata-rata
kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang belajar dengan model PBL
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model
pembelajaran langsung. Pada siswa yang belajar dengan model PBL mampu
menunjukan pemahaman konsep yang jelas terhadap konsep-konsep dan
prinsip-prinsip fisika yang berkaitan dengan masalah, siswa juga sangat
mampu dalam mengidentifikasi variabel kemudian menyatakannya dalam
bentuk-bentuk simbol.
Siswanto dkk (2012), dengan judul “Pengaruh Model Problem Based
Learning (PBL) terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil
Belajar Kognitif Biologi Siswa Kelas VII SMPN 14 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012”, menyatakan penerapan PBL berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah biologi dan tidak terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kognitif di SMP Negeri 14
Surakarta.
2.5. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan paradigma penelitian
atau kerangka berpikir dengan memfokuskan variabel-variabel penelitian
sebagai pola hubungan antara variabel yang akan diteliti. Paradigma penelitian
diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang
akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
24
yang perlu dijawab melalui penelitian. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir
paradigma dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan Di SMA Negeri 1 Kandanghaur
Indramayu
Gambar 2.5 menjelaskan bahwa model pembelajaran problem based
learning akan memberikan dampak berupa aktivitas belajar siswa dapat
dilihat melalui penilaian lembar observasi. Kemampuan pemecahan masalah
akan diperoleh dari tes tertulis (postes) yang penerapannya berjumlah 6 soal
Ada Pengaruh Tidak Ada
Pengaruh
Korelasi Pearson
Product Momen
Koefisien
Determinasi
Kemampuan
Pemecahan
Masalah Siswa
Sumbangan efektif variabel X
terhadap variabel Y
Aktivitas Belajar Siswa
dalam Pembelajaran
Problem Based Learning
(X)
Kemampuan
Pemecahan Masalah
Siswa (Y)
Teknik Analisis
Regresi
Lembar
Observasi
Postes Materi
Pencemaran
Ada tidaknya
pengaruh
25
essay terbuka. Model pembelajaran problem based learning akan diteliti
pengaruhnya terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi
pencemaran lingkungan air di SMA Negeri 1 Kandanghaur dengan teknik
analisis regresi sederhana. Dengan menggunakan uji korelasi akan diketahui
ada tidaknya pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem
based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Jika terdapat
pengaruh maka akan dihitung besarnya pengaruh dengan menghitung
koefisien determinasinya, sehingga dapat diketahui apakah aktivitas belajar
siswa model pembelajaran problem based learning berpengaruh tinggi atau
rendah terhadap kemampuan pemecahan masalah.
2.6. Definisi Operasional
Menurut Azrul Azwar dan Joedo Prihartono (2003:43), definisi
operasional yakni rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai
pegangan dalam pengumpulan data. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu kemampuan pemecahan masalah siswa sebagai variabel terikat (variabel
dependen) dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sebagai variabel bebas (variabel independen).
Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan pengajaran
dengan masalah – masalah pada pencemaran air khususnya sumber
pencemaran air, penyebab pencemaran air, dampak pencemaran air, dan cara
penanggulangan pencemaran air yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)
26
dan Kompetensi Dasar (KD), pembelajaran ini baik digunakan untuk
merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dan aktivitas belajar siswa.
Aktivitas belajar siswa yang diperhatikan pada penelitian ini adalah:
(1) memperhatikan apa yang disampaikan guru; (2) bekerja sama dengan satu
kelompok; (3) kesungguhan siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah; (4)
mengamati kegiatan presentasi; (5) bertanya dan mengemukakan pendapat
pada kegiatan presentasi; (6) mengerjakan postes; (7) membuat kesimpulan.
Kemampuan pemecahan masalah siswa dalam penelitian ini ialah
kemampuan individu pada ranah kognitif dengan menggunakan proses berpikir
untuk memecahkan masalah pada masalah pencemaran air setelah
pembelajaran menggunakan Problem Based learning.
2.7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan asumsi yang telah dikemukakan
di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan di
SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menurut Sugiyono
(2012:14) metode kuntitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif disebut
juga dengan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis
(Sugiyono, 2012:13).
3.2. Desain Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kausal
dengan menggunakan teknik analisis regresi dan korelasi, karena tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lain (Husein Umar, 2008:10), dengan desain
analisisnya sebagai berikut:
27
28
Gambar 3.1 Desain analisis
(Sugiyono, 2012:66)
Keterangan:
X : aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based
Learning (PBL)
Y : Penilaian kemampuan pemecahan masalah setelah dilakukan
pembelajaran PBL
r : pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PBL dengan
nilai kemampuan pemecahan masalah setelah PBL
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generlisasi yang terdiri atas: obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:117). Sedangkan sampel ialah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:118). Sampel yang
diambil harus mewakili dari suatu populasi atau bersifat representatif.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-SSN SMA
Negeri 1 Kandangahaur Indramayu. Terdapat 9 kelas dengan jumlah 287
siswa. Terdiri dari 88 siswa laki-laki dan 199 siswa perempuan.
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini, peneliti mengambil satu kelas yaitu
kelas X SSN-1 di SMAN 1 Kandanghaur Indramayu, dengan jumlah
sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa. Terdiri dari 10 siswa laki-
laki dan 22 siswa perempuan.
X Y
r
29
3.3.3. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara
cluster random sampling. Cluster random sampling ialah teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengundi kelas untuk
dijadikan sampel (Fransisca, 2006:5). Dari seluruh kelas X di SMA Negeri
1 Kandangahur Indramayu yang terdiri dari 9 (sembilan) kelas yang
kemudian melakukan pengundian dan terpilih satu kelas sebagai sampel
penelitian yaitu kelas X SNN-1.
3.4. Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan di SMAN
1 Kandanghaur Indramayu, yang berlokasi di Jalan Raya Kandangahur No.
286 Indramayu 45254. Adapun rencana jadwal kegiatan penelitian dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Tahun 2014
Maret April Mei Juni Juli Agustus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengajuan judul
skripsi
Pembuatan dan
melakukan bimbingan
proposal penelitian
Pembuatan intrumen
Seminar proposal
Validasi dan uji coba
instrument
Post-test penelitian
Pengolahan data dan
penyusunan skripsi
√
√
√
√
√
√
√
√
30
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1. Jenis Instrumen
Menurut Sugiyono (2012:147), instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Jenis instrumen dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengamatan atau Lembar observasi
Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran
Problem Based Learning berlangsung untuk mengamati aktivitas
belajar siswa dengan menggunakan pedoman observasi yang telah
disiapkan. Peneliti dibantu oleh empat pengamat (observer) selama
observasi berlangsung.
Pada penelitian ini lembar observasi penilaiannya
menggunakan metode nilai 1, 2, 3, 4. Untuk kisi-kisi dan lembar
observasi mengenai aktivitas siswa yang diberi model pembelajaran
PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada
Lampiran B1 halaman 86 dan Lampiran B2 halaman 91, dan untuk
Silabus serta RPP dapat dilihat pada Lampiran A1 halaman 75 dan
Lampiran A2 halaman 76.
2. Tes
Bentuk tes dalam penelitian ini adalah uraian yang digunakan
untuk pengambilan data kemampuan pemecahan masalah siswa. Tes ini
dilakukan satu kali yaitu di akhir pembelajaran dan dari tes ini akan
dihitung bagaimana pencapaian kemampuan pemecahan masalah
31
siswanya. Kisi-kisi soal kemampuan pemecahan masalah disajikan pada
Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Pemecahan Masalah
No Indikator No Soal
1. Mendefinisikan masalah 1
2. Mendiagnosis masalah 2
3. Merumuskan alternatif strategi 3
4. Menentukan dan menerapkan strategi
pilihan
4
5. Melakukan evaluasi keberhasilan
strategi
5, 6
Kisi-kisi dan soal kemampuan pemecahan masalah selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran B3 halaman 94 dan Lampiran B4 halaman 100.
3.5.2. Uji Coba Instrumen
Setelah mendapat pertimbangan dari dosen pembimbing dan
sebelum digunakan pada penelitian sebenarnya, instrumen penelitian
berupa tes diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dimaksudkan
untuk mengetahui kelayakan soal dan jawaban dari siswa. Uji coba
dilakukan pada kelas X yang sudah mendapatkan materi pencemaran
lingkungan sebelumnya. Sedangkan instrumen berupa lembar observasi
tidak diujicobakan dan hanya dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing
dan Dosen program studi biologi FKIP.
3.5.2.1. Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211), validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan
32
))()()((
))((
2222
yyNxxN
yxxyNrxy
sesuatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Pada penelitian ini menggunakan dua validasi,
yaitu:
1. Validitas Logis
Pada penelitian ini sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu
penulis melakukan konsultasi dan proses validasi dengan Dosen
Pembimbing dan Dosen di program studi biologi FKIP. Konsultasi
yang dilakukan meliputi: (1) kisi-kisi instrumen tes essai dan
lembar observasi aktivitas belajar siswa (instrumen disusun
sistematis, ringkas, jelas dan benar-benar akan mengukur aktivitas
belajar siswa dan kemampuan pemecahan masalah); (2) isi
instrumen (lembar observasi dan tes tersebut harus betul-betul
merupakan bahan yang representative terhadap materi pelajaran
yang diberikan). Adapun lembar validasi tes soal kemampuan
pemecahan masalah dan lembar pengamatan (lembar observasi)
dilihat pada Lampiran C4 halaman 112.
2. Validasi empiris
Untuk menguji valid tidaknya suatu instrumen dengan melakukan
pengujian soal-soal tes berdasarkan pengalaman yang yaitu dengan
validitas internal dapat dilihat dari korelasi berdasarkan
penghitungan. Penentuan rumus validitas dapat ditentukan dengan
rumus korelasi Products momen angka kasar:
33
21
2
XY
XY
r
nrt
Keterangan:
rxy = Koefisien Product Momen
N = Banyaknya peserta tes
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
(Suharsimi, 2007:87)
Sebelum diinterpretasikan, terlebih dahulu dilakukan uji koefisien
korelasi dengan uji-t dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi
koefisien tersebut. Rumus uji-t untuk koefisien korelasi sebagai
berikut:
(Frendi Aryanto, 2014:25)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
n = Banyaknya subjek yang diuji
Adapun rumusan hipotesis untuk validitas sebagai berikut:
Ho : ρxy = 0, artinya soal dikatakan tidak valid.
Ha : ρxy > 0, artinya soal dikatakan valid.
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf
signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2, dengan
kriteria:
Terima Ho dan tolak Ha jika t hitung ≤ t tabel(α,dk), soal tidak valid.
Tolak Ho dan terima Ha jika t hitung >t tabel(α,dk), soal valid.
34
3.5.2.2. Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen merupakan ketepatan atau keajegan
dari hasil pengukuran meskipun diberikan pada waktu yang berbeda
terhadap siswa yang sama. Pengujian reliabilitas tes menggunakan
rumus Alpha Cronbach, adapun rumusnya sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2007:122)
Keterangan :
r = koefesien reliabilitas Alpha Cronbach
k = jumlah item dalam instrumen
= total varians butir soal
= varians total
Untuk menghitung harga varians butir soal digunakan rumus :
Keterangan:
Si2 = varians butir soal
∑xi: = jumlah skor tiap item
n = jumlah responden
Untuk menghitung jumlah varians total digunakan rumus;
Keterangan:
Si2 = varians total
∑xi: = jumlah skor item Xt
n = jumlah responden
35
21
2
XY
XY
r
nrt
Sebelum diinterpretasikan, terlebih dahulu dilakukan uji koefisien
korelasi dengan uji-t dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi
koefisien tersebut. Rumus uji-t untuk koefisien korelasi sebagai
berikut:
(Frendi Aryanto, 2014:25)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
n = Banyaknya subjek yang diuji
Adapun rumusan hipotesis untuk validitas sebagai berikut:
Ho : rxy = 0, artinya soal dikatakan tidak reliabel.
Ha : rxy > 0, artinya soal dikatakan reliabel.
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf
signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2, dengan kriteria:
Terima Ho dan tolak Ha jika t hitung ≤ t tabel(α,dk), soal tidak reliabel.
Tolak Ho dan terima Ha jika t hitung >t tabel(α,dk), soal reliabel.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Proses mengumpulkan data dalam penelitian merupakan proses yang
sangat penting. Data dalam penelitian ini berupa tes tertulis dalam bentuk
tes essai dan lembar observasi. Untuk memperoleh data langkah-langkah
yang digunakan oleh peneliti yaitu: (1) tes tertulis dalam bentuk essai
terbuka berjumlah enam soal yang dilakukan sebanyak satu kali sebagai
postes pada kegiatan pembelajaran fase evaluasi; (2) penilaian aktivitas
siswa dalam bentuk lembar observasi, penilaian tersebut dilakukan pada saat
36
k
range
pembelajaran di kelas berlangsung dengan bantuan 4 observer; Kedua data
tersebut akan dihitung bagaimana pengaruh aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran problem based learning dengan hasil postes kemampuan
pemecahan masalah.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem Based Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan statistik parametrik.
3.7.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi
aktivitas siswa yang menggunakan pembelajaran problem based learning
dan kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi. Langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekuensi
ditunjukan dengan :
1) Menentukan skor minimal dan skor maksimal.
2) Membuat daftar distribusi frekuensi dengan cara menentukan :
a. Kelas interval. Menghitung rentang (range), yaitu data terbesar
dikurangi data terkecil.
b. Menghitung banyaknya kelas interval, dengan menggunakan
rumus : k = 1 + 3,3 log n
c. Menghitung panjang kelas dengan rumus panjang
kelas =
37
d. Menghitung rata – rata skor dengan rumus : i
ii
f
xfx
Keterangan:
x = Rata-rata
fi = Frekuensi yang sesuai dengan batas kelas
xi = Nilai tengah interval
e. Menghitung standar deviasi dan koefisien variasi, dengan rumus :
(Suharsimi, 2007:339)
Keterangan:
s : Simpangan baku
N : Banyaknya subyek
3.7.2. Uji Prasyarat Analisis
Untuk menggunakan hipotesis analisis regresi maka terlebih
dahulu dilakukan uji asumsi statistik atau uji prasyarat dengan uji
linieritas regresi. Untuk lebih jelasnya disusun langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menentukan persamaan regresi Y atas X (Ŷ= a+bX)
Langkah 1: mencari angka statistik;
Langkah 2: mencari angka statistik a dan b;
dimana:
38
2. Uji Linieritas Dan Signifikansi Regresi Y atas X
Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengukur derajat
keeratan hubungan, memprediksi besarnya arah hubungan itu, serta
meramalkan besarnya variabel dependen jika nilai variabel
independennya diketahui. Persamaan regresi yang diuji adalah model
regresi linier sederhana variabel Y yaitu kemampuan pemecahan
masalah siswa atas variabel X yaitu respon siswa berupa aktivitas
belajar yang menggunakan pembelajaran Problem Based Learning,
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: menghitung jumlah kuadrat (JK) beberapa sumber
varians, dengan rumus sebagai berikut:
39
(Kadir, 2010: 1
Langkah 2: menentukan derajat bebas (db) beberapa sumber
varians
db (T) = n
db (a) = 1
db (b|a) = 1
db (S) = n – 2
db (G) = n – k
db (Tc) = k - 2
(Kadir, 2010: 127)
Langkah 3: menghitung rata-rata jumlah kuadrat (RJK)
(Kadir, 2010: 127-128)
Langkah 4: menentukan Fhitung, yang akan dihitung adalah
berkaitan dengan uji linearitas dan uji signifikansi regresi.
40
Uji Linearitas Regresi Y atas X
H0: Y = α + βX (regresi linear)
H1: Y ≠ α + βX (regresi tak linear)
(Kadir, 2010:128)
Distribusi (Tabel F untuk taraf signifikansi α = 0.05 dan derajat
pembilang db = n -2 dan dk penyebut dk = n - k)
Kaidah keputusan:
Jika Fhitung ≤ F(0.025:10;19) berarti linear
Jika Fhitung > F(0.025:10;19) berarti linear
Uji Signifikansi Regresi Yatas X
H0: β = 0
H1: β ≠ 0 , Dengan menggunakan rumus:
Distribusi (Tabel F untuk taraf signifikan α = 0.05 dan derajat
kebebasan pembilang db = 1 dan dk penyebut dk = n - k)
Kaidah keputusan:
Jika Fhitung > F(0.025:1;29) berarti signifikan
Jika Fhitung ≤ F(0.025:10;19) berarti tidak signifikan
Langkah 5: menyusun tabel Anava Regresi:
41
Tabel 3.3 Contoh Ringkasan ANAVA Variabel X Dan Y Untuk
Uji Linieritas
Sumber
variansi (SV)
Derajat
kebebasan
(dk)
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Rata-rata
Jumlah
Kuadrat
(RJK)
Fhitung Ftabel
Total N ∑Y2
-
Regresi a 1 JKReg(a) JKReg(a) Keterangan:
Regresi (b|a) 1 JKReg(b|a) JKReg(b|a) JKReg(b|a)/JKRe s
Residu n-2 JKRe s JKRe s
Tuna cocok k-2 JKTC RJKTC RJKTC / RJKE
Kesalahan
(error)
n-k JKE RJKE
2.7.3. Uji Hipotesis
Pengaruh aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Problem
Based Lerning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada
penelitian ini dilihat dari hasil tes akhir berupa soal dan lembar
pengamatan aktivitas siswa dengan menggunakan uji korelasi sebagai
berikut:
Ho: ρ = 0
H1: ρ ≠ 0
Uji hipotesis menggunakan uji Korelasi Pearson Product
moment (PPM), dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih
dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila r = -1 artinya korelasinya negative
sempurna, r=0 artinya tidak ada korelasi, dan r=1 berarti korelasinya
sempurna positif (sangat kuat). Langkah-langkah perhitungan uji korelasi
dan uji signifikansi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Langkah 1: menghitung koefisien korelasi antara X dan Y
42
Langkah 2: uji signifikansi Koefisien Korelasi X dan Y Kriteria
pengujiannya adalah:
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
Kriteria pengujian:
(1) Terima H0 jika thitung ≤ ttab(0.95:29) (tidak signifikan atau tidak
bermakna)
(2) Tolak H0 jika thitung > ttab(0.95:29) (signifikan atau bermakna)
Selanjutnya nilai r yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam
klasifikasi koefisien korelasi nilai r (Riduwan, 2011: 228) yaitu:
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Nilai r Interpretasi
0,00 – 0,199 sangat rendah
0,20 – 0,399 rendah
0,40 – 0,599 Cukup
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 - 1,00 sangat kuat
Langkah 3: mencari besar kecilnya sumbangan variable X
(aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Problem Based Learning)
terhadap Y (kemampuan pemecahan masalah siswa) dapat ditentukan
dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:
43
KP = r2 x 100%
(Riduwan, 2011:228)
Keterangan:
KP = besarnya koefisien determinan
r = koefisien korelasi
3.8. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang dapat
disajikan pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Kemampuan Peecahan Masalah Siswa
Pada Konsep Pencemaran lingkungan di SMA Negeri 1
Indramayu
TAHAP I
Studi Pendahuluan hingga
identifikasi permasalahan
TAHAP II
Persiapan Penelitian, Meliputi:
1. Pembuatan rencana
pelaksanan pembelajaran
2. Pembuatan instrumen
penelitian
3. Uji coba dan penyeleksian
instrumen
TAHAP III
Penelitian, meliputi :
1. Melaksanakan pembelajaran
menggunakan model
Problem Based Learning
(PBL)
2. Menilai aktivitas siswa
melalui lembar observasi
3. Melakukan postest
TAHAP IV
Analisis data
TAHAP V
Pembahasan hasil penelitian
TAHAP VI
Menyimpulkan hasil penelitian
44
Gambar 3.2 menjelaskan bahwa penelitian dilakukan melalui
beberapa tahap, yaitu:
Tahap I, pada tahap ini studi pendahuluan dilakukan dengan
maksud peneliti mencari referensi dalam menentukan permasalahan
hingga mengidentifikasinya. Dengan demikian peneliti dapat dengan
mudah memperoleh gambaran tentang identifikasi masalah dari judul
yang akan diteliti.
Tahap II, pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala
perangkat penelitian dengan membuat instrumen penelitian, baik berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran maupun instrumen penelitian.
Sebelum digunakan di lapangan, instrumen penelitian ini harus sudah
divalidasi dan diuji cobakan.
Tahap III, setelah diuji cobakan dan divalidasi, instrumen
penelitian digunakan di lapangan pada saat pertemuan pertama tetapi
terlebih dahulu melakukan pembelajaran model Problem Based Learning
dan aktivitas belajar siswa diamati dengan bantuan observer kemudian
dilakukan pemberian postes. Dengan dilakukannya postes peneliti
mendapatkan gambaran tentang kemampuan pemecahan masalah yang
dimiliki siswa kelas X SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.
Diharapkan dengan pemberian pembelajaran Problem Based Learning
mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa.
45
Tahap IV, data yang diperoleh di lapangan kemudian dianalisis
untuk mengetahui pengaruh kemampuan pemecahan masalah siswa
dengan diberikannya pembelajaran model Problem Based Learning.
Tahap V, setelah analisis data diperoleh hasil penelitian
dijelaskan secara terperinci sehingga tidak terjadi ketimpangan.
Kemudian barulah disimpulkan sebagai tahap akhir dari sebuah
penelitian yaitu Tahap VI.
46
BAB IV
HASIL PENELITIANP DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
4.1.1. Hasil Uji Validitas Instrumen
Soal yang diujicobakan sebanyak 6 (enam) soal. Uji coba dilakukan
di SMA Negeri 1 Sindang Indramayu yang sudah pernah diajarkan tentang
materi pencemaran air. Berdasarkan data hasil uji coba tes kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam bentuk tes essai terbuka sebanyak 6
(enam) soal diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Instrumen
No. soal rxy thitung ttabel Ket
1. 0,488 3.014
2,045
Valid
2. 0,604 4.082 Valid
3. 0,448 2.697 Valid
4. 0,503 3.136 Valid
5. 0,634 4.416 Valid
6. 0,605 4.087 Valid
Berdasarkan Tabel 4.1 ke enam soal valid. Maka dalam penelitian
ini, digunakan enam soal sebagai instrumen evaluasi. Adapun tabel
perhitungan validitas tes dapat dilihat pada Lampiran C2 halaman 108.
Sedangkan untuk instrumen lembar pengamatan (lembar observasi)
aktivitas siswa hanya menggunakan validasi dari dosen yang dapat dilihat
pada Lampiran C4 halaman 112.
46
47
4.1.2. Hasil Uji Reliabilitas
Berdasarkan data hasil coba instrumen tes kemampuan pemecahan
masalah siswa diperoleh hasil data yang dapat dilhat pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Soal Kemampuan
Pemecahan Masalah Materi Pencemaran Air.
No soal 1 2 3 4 5 6
s1 0,866 1,211 0,318 0,529 0,626 0,475
∑si 4,025
st2 7,055
r11 0,515
thitung 3, 235
ttabel 2,045
Kesimpulan Reliabel
Berdasarkan Tabel 4.2 instrumen soal kemampuan pemecahan
masalah materi pencemaran air yang terdiri dari 6 soal uraian ini,
semuanya dikatakan reliable. Perhitungannya bisa dilihat pada Lampiran
C3 halaman 110.
4.2. Hasil penelitian
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 23 Mei 2014 di SMAN 1
Kandanghaur Indramayu, dengan menggunakan kelas X SSN-1. Data dan hasil
penelitian meliputi skor kemampuan pemecahan masalah siswa (postes ranah
kognitif) dan hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
problem based learning, dan diperoleh deskripsi data sebagai berikut:
48
4.2.1. Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran akan
menimbulkan respon setiap siswa yang dapat dilihat melalui aktivitas di
dalam kelas X SSN-1 dengan jumlah siswa 31 orang di SMAN 1
Kandanghaur Indramayu selama pembelajaran problem based learning pada
materi pencemaran air berlangsung. Hasil pengolahan aktivitas siswa
disajikan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Pengolahan Aktivitas Siswa
Keterangan Hasil
Jumlah siswa 31
Skor maksimal& minimum 27 & 12
Rentang (range) 15
Banyak interval 6
Panjang kelas 2
Rata-rata skor 20,55
Simpangan baku 3,54
Berdasarkan Tabel 4.3 skor tertinggi aktivitas dalam pembelajaran
problem based learning yang dicapai siswa adalah 27 dan skor terendah
adalah 12, dengan banyaknya interval yaitu 6 (enam) kelas dan panjang kelas
interval yaitu 2. Nilai aktivitas siswa dalam pembelajaran problem based
learning memperoleh skor rata-rata 20,55 dengan simpangan baku 3,54.
Untuk lebih jelasnya disajikan daftar distribusi frekuensi aktivitas siswa
dalam pembelajaran Problem Based Learning yang terlihat pada Tabel 4.4
49
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aktivitas Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning
Kelas Interval Batas Kelas Fi
12 - 14
15 - 17
18 - 20
21 - 23
24 - 26
27
29
11.5 - 14.5
14.5 - 17.5
17.5 - 20.5
20.5 - 23.5
23.5 - 26.5
26.5 - 29.5
1
6
7
11
5
1
Jumlah 31
Keterangan:
Jumlah siswa kelas X SSN-1, sebagai kelas yang menggunakan model
pembelajaran problem based learning yaitu 32 siswa tetapi pada saat
pelaksanaan penelitian terdapat satu siswa yang tidak bisa hadir. Sehingga
jumlah data dalam penelitian ini hanya 31 siswa (n=32-1=31)
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran problem based learning memiliki skor terendah pada interval
12-14 yaitu sebanyak 1 siswa. Skor tertinggi berada pada interval 27-29
sebanyak 1 siswa. Adapun frekuensi terbanyak berada pada interval 21-23
yaitu sebanyak 11 siswa.
Skor aktivitas belajar siswa selanjutnya dikelompokan berdasarkan
kategorisasi nilai yang didapat. Berdasarkan kategorisasi terdapat 4 kategori
yaitu kategori sangat aktif, kategori aktif, kategori cukup aktif dan kategori
tidak aktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Keaktifan Siswa
Kelas X SNN-1 Negeri 1 Kandanghaur
Skor Frekuensi Kategori
X > 21 17 Sangat aktif
14 ≤ X ≤ 21 13 Aktif
X < 14 1 Kurang aktif
0 0 Tidak aktif
50
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data bahwa frekuensi skor total dari
rentang X > 21 yaitu sebanyak 17 Siswa (kategori sangat aktif), frekuensi
skor total dari 14 - 21 yaitu sebanyak 13 Siswa (kategori aktif), dan untuk
frekuensi skor total < 14 yaitu 1 siswa (kategori kurang aktif). Sedangkan
untuk frekuensi skor total 0 yaitu nihil atau tidak ada.
Selanjutnya, skor aktivitas siswa dikelompokan berdasarkan aspek
kegiatan serta dimensi dan indikator aktivitas. Berdasarkan aspek kegiatan
terdapat 4 kegiatan yaitu kegiatan orientasi, identifikasi masalah dan
investigasi, presentasi serta evaluasi. Sedangkan berdasarkan dimensi dan
indikator aktivitas terdapat tujuh dimensi yaitu visual activities, motor
activities, emotional activities, listening activities, oral activities, writing
activities, dan Mental activities. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.6
Tabel 4.6 Rata-Rata Skor Total Aspek Kegiatan Dan Indikator Aktivitas
Siswa
Kegiatan Orientasi Identifikasi masalah
dan Investigasi Presentasi Evaluasi
Dimensi aktivitas Visual
activities
motor
activities
emotional
activities
listening
activities oral activities
writing
activities
Mental
activities
Indikator aktivitas A B C D E F G
Skor total I 96 93 92 96 84 102 64
Rata-rata I 3.10 3.00 2.97 3.10 2.71 3.29 2.06
Skor total II 96 92.5 90 83
Rata-rata II 3.10 2.98 2.90 2.68
Keterangan:
Skor total I : jumlah skor per dimensi aktivitas dan indikator aktivitas siswa
Skot total II : jumlah skor per fase kegiatan pembelajaran
Rata-rata I : rata-rata skor per dimensi aktivitas dan indikator aktivitas siswa
Rata-rata II : rata-rata skor per fase kegiatan pembelajaran
A : Memperhatikan apa yang disampaikan guru
B : Bekerja sama dengan 1 kelompok
C : Kesungguhan siswa berdiskusi dalam memecahkan masalah
D : Mengamati kegiatan presentasi
E : Bertanya dan mengemukakan pendapat pada kegiatan presentasi
F : Mengerjakan kuis
G : Membuat kesimpulan
51
Berdasarkan Tabel 4.6 jika dilihat per dimensi aktivitas siswa,
diperoleh bahwa pada dimensi visual activities atau indikator memperhatikan
apa yang disampaikan guru jumlah skor didapat sebesar 96, pada dimensi
motor activities atau indikator bekerja dengan satu kelompok didapat skor
sebesar 93, pada dimensi emotional activities atau kesungguhan siswa
berdiskusi diperoleh skor sebesar 92, pada dimensi listening activities atau
indikator mengamati kegiatan presentasi diperoleh skor sebesar 96, pada
dimensi oral activities atau indikator bertanya dan mengemukakan pendapat
diperoleh skor sebesar 84, pada dimensi writing activities atau indikator
mengerjakan kuis diperoleh skor sebesar 102, dan pada dimensi mental
acivities atau indikator membuat kesimpulan di dapat skor sebesar 64.
Selanjutnya, berdasarkan Tabel 4.6 jika dilihat per kegiatan yang
dilakukan di dalam kelas, diperoleh skor sbesar 96 pada kegiatan orientasi,
skor sebesar 92,5 pada kegiatan identifikasi dan investigasi masalah, skor
sebesar 90 pada kegiatan presentasi dan skor sebesar 83 pada kegiatan
evaluasi. Pengolahan data lembar pengamatan aktivitas siswa yang
menggunakan model pembelajaran problem based learning selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran D2 halaman 138.
4.2.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Setelah melakukan pembelajaran, pengambilan data, dan pengolahan
data kemampuan pemecahan masalah siswa berupa tes tertulis essai terbuka
sebanyak enam soal dengan materi pencemaran air yang menggunakan model
52
pembelajaran problem based learning di SMA Negeri 1 Kandanghaur
Indramayu kelas X SSN-1. Hasil kemampuan pemecahan masalah disajikan
pada Tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Keterangan Hasil
Jumlah siswa 31
Skor maksimal& minimum 92 & 33
Rentang (range) 59
Banyak interval 6
Panjang kelas 10
Rata-rata skor 62,84
Simpangan baku 15,55
Berdasarkan Tabel 4.7 nilai tertinggi kemampuan pemecahan
masalah siswa yang mampu dicapai siswa adalah 92 dan nilai terendah adalah
33 dengan banyaknya interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelas 10.
Diperoleh juga rata-rata skor sebesar 62,84 dengan simpangan baku 15,55.
Untuk lebih jelasnya disajikan daftar distribusi frekuensi hasil kemampuan
pemecahan masalah siswa yang terlihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning
Kelas Interval Batas Kelas Fi
33 - 43
44 - 54
55 - 65
66 - 76
77 - 87
88 - 98
32.5 - 43.5
43.5 - 54.5
54.5 - 65.5
65.5 - 76.5
76.5 - 87.5
87.5 - 98.5
3
8
6
8
4
2
Jumlah 31
53
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil kemampuan
pemecahan masalah siswa yang menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada materi pencemaran air memiliki skor terendah pada
interval 33-43 yaitu sebanyak 3 siswa. Sedangkan skor tertinggi berada pada
interval 88-98 sebanyak 2 siswa. Selanjutnya, frekuensi terbanyak berada
pada interval 44-54 dan 66-76 yaitu masing-masing sebanyak 8 siswa.
Skor kemampuan pemecahan masalah siswa selanjutnya
dikelompokan berdasarkan kategorisasi nilai yang didapat. Berdasarkan
kategorisasi terdapat 3 kategori yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan
kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9 Frekuensi Perolehan Skor Total Tingkat Kemampuan
Pemecahan Msalah Siswa Kelas X SNN-1 Negeri 1
Kandanghaur
Skor Frekuensi Kategori
X > 18 6 Tinggi
12 ≤ X ≤ 18 19 Sedang
X < 12 6 Rendah
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh data bahwa frekuensi skor total dari
rentang X > 18 yaitu sebanyak 6 Siswa (kategori tinggi), frekuensi skor total
dari 12 - 18 yaitu sebanyak 19 Siswa (kategori sedang), dan untuk frekuensi
skor total < 12 yaitu 6 siswa (kategori rendah).
Selanjutnya, skor hasil kemampuan pemecahan masalah siswa
dikelompokan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah.
Terdapat lima indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu
mengidentifikasi masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif
54
strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan, melakukan evaluasi
keberhasilan strategi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10 Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tiap Indikator
No. Indikator No.
Soal Skor
Skor per
indikator
Presentase
(%) per
indikator
1. Mengidentifikasi masalah
1 71 71 57%
2. Mendiagnosis masalah 2 87
88 71% 3 89
3. Merumuskan alternatif strategi 4 82 82 66%
4. Menentukan dan menerapkan
strategi pilihan 5 74 74 60%
5. Melakukan evaluasi keberhasilan
strategi 6 57 57 46%
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa pada indikator
mengidentifikasi masalah didapat skor sebanyak 71 dengan presentase
sebesar 57%, sedangkan pada indikator mendiagnosis masalah didapat skor
sebanyak 88 dengan presentase sebesar 71%, selanjutnya pada indikator
merumuskan alternatif strategi diperoleh skor sebanyak 82 dengan presentase
sebesar 66%, untuk indikator menenentukan dan menerapkan strategi pilihan
diperoleh skor sebanyak 74 dengan presentase sebesar 60%, dan pada
indikator melakukan evaluasi diperoleh skor sebanyak 57 dengan presentase
sebeesar 46%. Pengolahan data tes kemampuan pemecahan masalah siswa
setelah pembelajaran problem based learning selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran D3 halaman 141.
55
4.2.3. Hasil Uji Hipotesis
Nilai tes kemamampuan pemecahan masalah siswa materi
pencemaran air dan nilai aktivitas siswa yang mengggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning disusun dalam Tabel seperti pada
Lampiran D4 halaman 144 mempermudah perhitungaan koefisien a dan b
pada persamaan Ŷ = a + bX. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persamaan Regresi
Nilai Persamaan Regresi
a = 0,6747 Ŷ = 0,6747 + 3,0288X.
b = 3,0288
Pada Tabel 4.11 diperoleh harga a sebesar 0,6747 dan harga b
sebesar 3,0288. Perhitungan harga a dan harga b selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran D4 halaman 145. Jadi, bentuk persamaan regresi linier yang
dicari adalah Ŷ = 0,6747 + 3,0288X.
Selanjutnya, sebelum menganalisis hasil uji korelasi produk moment
angka kasar berikut ini hasil uji prasyarat yang diperoleh dari perhitungan:
Hasil Uji Linieritas Regresi
Setelah ditemukan persamaan regresi, langkah selanjutnya
adalah menguji linieritas regresi. Untuk mempermudah
perhitungan disusun Tabel pembantu kelompok data seperti pada
Lampiran D5 halaman 146.
Pada Lampiran D6 halaman 148 diperoleh nilai Fhitung dan
Ftabel untuk menguji kebermaknaan data dan pola data. Untuk
lebih jelasnya disajikan pada Tabel 4.12
56
Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas
Nilai Kesimpulan
Fhitung = 26,95 Fhitung > Ftabel
Maka regresi signifikan Ftabel(0,025)(1)(29) = 5,59
Fhitung = 0,35 Fhitung < Ftabel
Maka regresi berbentuk linier Ftabel(0,025)(10)(29) = 2,82
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa Fhitung =
26,95 dan Ftabel(0,025)(1)(29) = 4,18 (dengan taraf signifikansi 0,05;
dk = 1 sebagai pembilang; dk = n – 2 = 29 sebagai penyebut).
Karena Fhitung > Ftabel maka data bermakna. Sedangkan, untuk
mengetahui pola data berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh nilai Fhitung
= 0,35 dan Ftabel(0,025)(10)(29) = 2,38 (dengan taraf signifikansi 0,05;
dk = k – 2 = 12 – 2 = 10 sebagai pembilang; dk = n – 2 = 31 – 2 =
29 sebagai penyebut). Karena Fhitung < Ftabel maka data berpola
linier.
Selanjutnya, setelah uji prasyarat terpenuhi, untuk melihat ada
tidaknya Pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran air di SMA
Negeri 1 Kandanghaur Indramayu maka dilakukan perhitungan dengan
mencari koefisien korelasi menggunakan rumus produk moment dengan
angka kasar, perhitungan korelasi produk moment dan koefisien determinan
(KP) selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D7 halaman 149. Untuk lebih
jelasnya disajikan pada Tabel 4.13
57
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis dan koefisien determinan (KP)
Nilai Kesimpulan
rxy = 0,694
ρ ≠ 0, berarti aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran PBL berpengaruh terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah dengan kategori
kuat.
thitung = 27,961 thitung > ttabel, berarti data signifikan
ttabel = 2,045
KP = 48,18 % Besarnya konstribusi PBL terhadap kemampuan
pemecahan masalah
Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh hasil rxy = 0,694. Karena nilai r =
0,694 atau nilai r ≠ 0 maka terima Ha yang berarti model pembelajaran
problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa pada materi pencemaran air di SMA Negeri 1 Kandanghaur
Indramayu. Dengan menggunakan klasifikasi koefisien pada Tabel 3.8 nilai r
= 0,694 termasuk kategori kuat.
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah koefisien korelasi tersebut
signifikan atau tidak maka digunakan uji signifikansi korelasi produk
moment. Berdasarkan Tabel 4.13 diperoleh nilai thitung = 27,961 sedangkan
ttabel(0,05)(29) =2,045 (dengan taraf signifikansi 0,05; dk = n – 2 = 31 – 2 = 29).
Karena thitung>ttabel artinya data signifikan.
Selanjutnya, untuk mengetahui besar kecilnya sumbangan variabel X
(model pembelajaran problem based learning) terhadap variabel Y
(kemampuan pemecahan masalah siswa) digunakan rumus koefisen
determinan (KP). Berdasarkan Tabel 4.12 diperoleh nilai KP = 48,18 %.
Sedangkan sisanya sebesar 51,82 % dipengaruhi faktor lain yang tidak
diungkap dalam penelitian ini.
58
4.3. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini meliputi aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran problem based learning (PBL) dan kemampuan
pemecahan masalah siswa. Aktivitas belajar siswa terdiri dari pembahasan
penskoran rata-rata skor total kelas, dan persentase skor total masing-masing
dimensi aktivitas belajar serta presentase skor total masing-masing fase
kegiatan dalam pembelajaran PBL. Sedangkan hasil kemampuan pemecahan
masalah terdiri dari pembahasan penskoran rata-rata skor total kelas, dan
persentase skor total masing-masing indikator kemampuan pemecahan
masalah. Sedangkan hasil pengujian hipotesis akan dibahas hasil analisis
regresi sederhana.
4.3.1. Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Problem Based Learning
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukan bahwa keseluruhan tingkat
keaktifan siswa dapat terlihat dengan indikator penilaian. Keseluruhan siswa
telah mencapai skor total keaktifan siswa dan sebanyak 13 siswa berada pada
kategori aktif. Hal ini berarti sebanyak 13 siswa tersebut mampu mengikuti
kegiatan model pembelajaran problem based learning dengan materi
pencemaran air oleh limbah pabrik tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu
dan mendapatkan nilai tinggi pada kegiatan berdiskusi, presentasi dan
mengerjakan kuis. Ketiga kegiatan ini mendapat perhatian siswa karena
bahan pelajaran yang disajikan pada awal pembelajaran berupa masalah yang
autentik yaitu mengenai pencemaran air yang terjadi disekitar siswa berupa
artikel mengenai limbah pabrik tahu di Kecamatan Patrol.
59
Perhatian menurut Ghazali yang dikutip oleh Slameto (2010:56)
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju
kepada suatu obyek (benda/hal) ataupun sekumpulan objek. Sejalan dengan
hal itu menurut pendapat Rusman (2013: 232) model pembelajaran berbasis
masalah mengoptimalkan tujuan, kebutuhan, motivasi yang mengarahkan
suatu proses belajar yang merancang berbagai macam kognisi pemecahan
masalah.
Masih berdasarkan Tabel 4.5, sebanyak 17 siswa berada pada
kategori sangat aktif atau siswa tersebut sangat mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran menggunakan PBL. Artinya, 17 siswa tersebut memiliki skor
tertinggi pada tahap-tahan kegiatan pembelajaran seperti pada kegiatan
oreientasi, kegiatan identifikasi dan investigasi masalah, pada kegiatan
presentasi serta kegiatan evaluasi. Hal ini sesuai dengan Hudzaifah (2012)
yang dikutip oleh Caridah (2012:15) bahwa pembelajaran berbasis masalah
adalah pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa dalam menyelesaikan
masalah secara ilmiah serta memperoleh pengetahuan untuk memahami suatu
konsep pembelajaran yang esensil melalui situasi dan masalah yang disajikan
pada awal pembelajaran.
Sedangkan, sebanyak 1 siswa berada pada kategori kurang aktif. Hal
ini disebabkan Satu siswa tersebut kurang mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran yang menggunakan problem based learning dengan materi
pencemaran air oleh pabrik tahu dan pabrik kerupuk di wilayah Indramayu
atau mendapatkan skor rendah pada tahap-tahap kegiatan pembelajaran. Hal
60
ini disebabkan siswa belum memiliki kesiapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Sesuai
dengan hal itu menurut pendapat Slameto (2010:59) kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diperoleh bahwa jumlah skor total
aktivitas siswa tertinggi perdimensi dan indikator yaitu pada dimensi writing
activities dengan skor total 102. Artinya sebagian besar siswa aktif dan
berminat mengerjakan soal postes dengan kemauan sendiri. Hal ini
disebabkan oleh adanya minat siswa terhadap masalah pencemaran air oleh
pabrik kerupuk di Desa Kenanga. Sejalan dengan hal itu, menurut Aden
Lalanang jaya (2007:75) menyatakan bahwa motivasi instrisik berupa minat
dapat terlihat dari keinginan seseorang untuk lebih terlibat atau melibatkan
diri dalam berbagai kegiatan yang menjadi perhatiannya.
Selanjutnya, untuk jumlah skor total aktivitas siswa terendah
perdimensi dan indikator yaitu pada dimensi mental activities dengan skor
total 64. Artinya ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan pendapat berupa kesimpulan pembelajaran dimana pada kegiatan
tersebut hanya sedikit siswa yang aktif. Kurang aktifnya siswa dikarenakan
minat siswa mulai berkurang terhadap pembelajaran problem based learning
pada materi pencemaran air. Hal ini sejalan dengan pernyataan menurut
Slameto (2010:57) bahwa peran minat sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar, bila yang dipelajarinya tidak menumbuhkan minat siswa lagi maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
61
Masih pada Tabel 4.6, jika dilihat aktivitas per kegiatan skor yang
paling tinggi yaitu pada kegiatan orientasi dengan skor 96. Hal ini
menandakan sebagian siswa sangat serius pada saat guru memberikan
kegiatan orientasi. Tingginya skor aktivitas sebagian siswa pada kegiatan
orientasi dikarenakan adanya suatu perhatian, minat dan kesiapan siswa
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Ahmad
Fauzan (2013:30) bahwa siswa berusaha sungguh-sungguh untuk mengambil
tanggung jawab yang lebih besar pada cara belajarnya sendiri.
Sedangkan, untuk skor terendah dilihat dari kegiatan yaitu pada
kegiatan evaluasi dengan skor 83. Artinya, siswa tidak berminat pada
kegiatan evaluasi yang mencakup kegiatan mengerjakan kuis dan membuat
kesimpulan. Hal ini disebabkan pengambilan data dilakukan pada hari Jumat
pada jam terakhir sehingga siswa merasa jenuh dan kehilangan minat untuk
membuat kesimpulan. Sesuai dengan hal itu menurut Siswanto dkk (2012:56)
bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi belajar adalah minat, dimana
minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan.
4.3.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran problem based learning
berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 6 siswa. Hal ini berarti sebanyak
6 siswa tersebut mampu menyelesaikan masalah pencemaran air oleh pabrik
62
tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu yang dapat dilihat dari kemampuan
siswa mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif
strategi, menentukan dan menerapkan strategi pilihan serta melakukan
evaluasi keberhasilan strategi. Tingginya skor kemampuan pemecahan
masalah dikarenakan kedua siswa ini memiliki kesiapan dalam memecahkan
masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:59) bahwa kesiapan
adalah kesediaan untuk memberi respon yang perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka
hasilnya akan lebih baik.
Selanjutnya, sebanyak 19 orang berada pada kategori sedang.
Artinya, 19 siswa tersebut hanya mampu menyelesaikan masalah pencemaran
air oleh pabrik tahu dan kerupuk di wilayah Indramayu yang dapat dilihat dari
kemampuan siswa mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah, merumuskan
alternatif strategi belum dapat menentukan menerapkan strategi pilihan yang
sesuai dengan permasalahan serta melakukan evaluasi keberhasilan strategi.
Hal ini disebabkan materi yang diangkat dalam pembelajaran berupa masalah
yang autentik dan bermakna sehingga siswa mempunyai motif atau dorongan
untuk menyelesaikannya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010:58), dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat
belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berpikir dan
memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan atau menunjang belajar.
63
Sedangkan, sebanyak 6 siswa berada pada kategori rendah. Hal ini
berarti ke enam siswa tersebut tidak mampu menyelesaikan masalah.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah dikarenakan siswa tidak terbiasa
melatih kemampuan pemecahan masalahnya. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sardiman (2011:31) bahwa dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi
kesanggupan memperoleh insight, yang dalam hal ini adalah kemampuan
pemecahan masalah.
Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh skor tertinggi berada pada
indikator mendiagnosis masalah yaitu sebesar 88 dengan presentase sebesar
71% yaitu sebanyak 22 siswa. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar
siswa mampu menentukan serta menganalisis penyebab dan dampak dari
masalah pencemaran air yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga
Indramayu. Menurut Ahmad Rosidi (2011:59), dalam memecahkan masalah
pelajar harus berpikir, mencobakan hipotesis dan bila berhasil memecahkan
masalah itu ia mempelajarai sesuatu yang baru. Masalah-masalah yang
disajikan harus menarik dan bermakna bagi siswa serta berkaitan dengan
kehidupan nyata siswa agar menumbuhkan hasrat untuk memecahkannya.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
Selanjutnya, skor terendah berada pada indikator melakukan evaluasi
keberhasilan strategi yaitu sebesar 57 dengan presentase 46% yaitu sebanyak
14 siswa. Artinya, pada indikator melakukan evaluasi strategi hanya 14 siswa
saja yang mampu mengemukakan penilaian berupa kendala dan kemudahan
64
dari solusi yang mereka tawarkan terhadap masalah pencemaran air yang
terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu yang disajikan di
dalam pembelajaran problem based learning. Dengan dibiasakannya
pemberian masalah ke dalam proses pembelajaran diharapkan siswa dapat
memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Trianto (2010:96)
yang menyatakan pembelajaran berdasarkan masalah adalah pembelajaran
yang realistik dengan kehidupan siswa, pemberian konsep untuk
menumbuhkan sikap inkuiri siswa dan memupuk kemampuan pemecahan
masalah.
Masih berdasarkan Tabel 4.10 indikator mengidentifikasi masalah
memiliki skor 71 dengan presentase sebesar 57% yaitu sebanyak 18 siswa.
Hal ini berarti hanya sebagian siswa yang mampu mengidentifikasi masalah.
Mengidentifikasi masalah bukan pekerjaan yang mudah karena menurut W.
Gulo (2008:117) banyak orang berusaha menyelesaikan masalah secara
langsung tanpa merumuskan lebih dahulu masalahnya secara eksplisit.
Selanjutnya, pada indikator merumuskan alternatif strategi skor yang
didapat yaitu sebesar 82 dengan presentase 66% yaitu sebanyak 20 siswa.
Artinya, 20 siswa tersebut mampu mengemukakan pendapat atau argumentasi
tentang kemungkinan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap masalah
pencemaran air yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu
seperti membuat penampungan dan pengolahan limbah, melakukan
penyuluhan serta membuat pengolahan air bersih. Menurut pendapat W. Gulo
(2008:120), pada tahap ini siswa harus kreatif, berpikir secara divergen,
65
memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang
tinggi.
Adapun skor pada indikator menentukan dan menerapkan strategi
pilihan diperoleh skor senilai 74 dengan presentase sebesar 60% yaitu
sebanyak 17 siswa. Artinya, 17 siswa tersebut mampu menentukan dan
menerapkan strategi pilihan dalam penyelesaian masalah pencemaran air
yang terjadi pada pabrik kerupuk di Desa kenanga Indramayu. Menurut
pendapat W.Gulo (2008:121), pada tahap ini siswa menggunakan
pertimbangan-pertimbangan yang cukup kritis, selektif, dengan berpikir
konvergen. Hal ini dapat dilihat bahwa peranan problem based leraning
terhadap tahap penyelesaian masalah sangat sesuai dengan pendapat
Sudarman (2007:73) bahwa pembelajaran berbasis masalah dikembangkan
terutama untuk membantu kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
ketrampilan intelektual dan belajar menjadi pemelajar yang otonom.
4.3.3. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pencemaran
Lingkungan Di SMA Negeri 1 kandanghaur Indramayu
Berdasarkan Tabel 4.11, bahwa pengaruh variabel aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran problem based learning (X) terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa (Y) ditunjukkan dengan persamaan regresi liniear
Ŷ = 0, 6747 + 3,0288X, dengan nilai konstanta sebesar 0,6747 menunjukan
bahwa jika tidak ada perlakuan model pembelajaran problem based learning
(variabel X) maka kemampuan pemecahan masalah siswa (variabel Y) adalah
66
sebesar 0,6747 satuan. Kenaikan nilai konstanta kemampuan pemecahan
masalah siswa (variabel Y) jika terdapat pengaruh dari perlakuan model
pembelajaran problem based learning (variabel X) adalah sebesar 3,0288
satuan.
Berdasarkan Tabel 4.13 hasil uji hipotesis dan koefisien determinan
diperoleh juga nilai rxy = 0,694 dan nilai thitung = 27,961 > ttabel(0,025)(29) =2,045
maka terima Ha, artinya korelasi antara aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran lingkungan di SMA
Negeri 1 Kandanghaur Indramayu. Karena korelasi yang didapat adalah
positif dan sangat signifikan artinya semakin tinggi aktivitas belajar siswa
dalam pembelajaran problem based learning makin tinggi pula kemampuan
pemecahan masalah yang dapat dicapai siswa.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Caridah
(2012:50) yang secara ringkas menyatakan bahwa model pembelajaran PBL
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
Dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning siswa
dilatih untuk menyelesaikan masalah karena di dalam problem based learning
yang namanya masalah tidak sekedar latihan yang diberikan setelah contoh-
contoh soal disajikan. Sejalan dengan hal itu, menurut Taufiq Amir (2009:18)
bahwa masalah dapat merangsang rasa ingin tahu, keinginan untuk
mengamati, motivasi serta keterlibatan seseorang atas suatu hal.
67
Selanjutnya, dengan menggunakan klasifikasi koefisien pada Tabel
3.8 nilai r = 0,694 termasuk kategori kuat. Artinya model pembelajaran
problem based learning sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa dalam
melatih kemampuan pemecahan masalah. Hal ini dikarenakan model
pembelajaran problem based learning mengorganisasikan pengajaran di
seputar masalah yang melibatkan siswa secara aktif mencari informasi dari
segala sumber yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan menuntut
ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Sependapat dengan hal tersebut, Richard
I. Arends (2008:43) menyatakan bahwa Problem based learning tidak
dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah
besar, melainkan dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan
ketrampilan berpikir, ketrampilan menyelesaikan masalah dan ketrampilan
intelektualnya.
Masih berdasarkan Tabel 4.11 kemampuan pemecahan masalah
dapat dilihat dari adanya hubungan antara aktivitas siswa dalam memecahkan
masalah dengan hasil postes kemampuan pemecahan masalah. Besar
konstribusi aktivitas siswa dalam pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran Problem based learning sebesar nilai 48,18 %, artinya masih
51,82% kemampuan pemecahan masalah siswa dipengaruhi oleh factor lain
yang tidak dijelaskan di dalam penelitian ini. Koefisien mengandung makna
bahwa 48,18 % variasi kemampuan pemecahan masalah siswa dapat
dijelaskan oleh aktivitas belajar siswa. Hal tersebut juga sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Utami Dewi dkk (2014:33) bahwa
68
pembelajaran menggunakan PBL menghasilkan suasana belajar, tingkat
pemahaman konsep, dan interaksi antar siswa yang berbeda. Senada dengan
hal tersebut menurut Siswanto dkk (2012:57) bahwa pembelajaran dengan
konteks keperluan untuk memecahkan masalah juga dapat menyimpan
pengetahuan dalam pola ingatan yang mempermudah untuk diingat dalam
memecahkan permasalahan.
Ni Made Suci (2006:76) secara ringkas menyatakan penerapan
model pembelajaran problem based learning dimaksudkan untuk
meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa, karena melalui
pembelajaran ini siswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses
interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang
ingin diketahui, mengumpulkan infromasi dan secara kolaborasi
mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Artinya, dengan problem based learning dapat diarahkan untuk melakukan
aktivitas belajar pada proses pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, menunjukan bahwa aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran PBL memiliki sumbangsih terhadap variasi
kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, aktivitas belajar dalam
pembelajaran PBL berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
siswa.
69
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran problem based learning berpengaruh
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pencemaran air di
SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu.
5.2. Saran
Berdasarkan temuan dan simpulan penelitian, penulis mengemukakan
beberapa saran yaitu: (1) bagi guru yang akan melakukan pembelajaran dengan
Problem Based Learning (PBL) disarankan masalah yang dikemukakan dalam
pembelajaran adalah masalah yang ada disekitar siswa agar dapat terjadi
pembelajaran bermakna yang akan membangkitkan minat serta aktivias belajar
siswa terhadap materi biologi sehingga dapat melatih kemampuan pemecahan
masalah siswa. (2) bagi yang ingin melakukan penelitian mengenai kemampuan
pemecahan masalah, karena ilmu pengetahuan semakin berkembang disarankan
akan ada penelitian yang sama dengan penggunaan strategi pembelajaran dan
materi serta jenjang yang berbeda seperti startegi inquiri dengan materi system
respirasi pada tingkat SMP.
69
70
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abdul Majid. 2013. Strategi pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Agus Suprijono. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azrul Azwar dan Joedo Prihartono. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran.
Batam: Bina Aksara Rupa.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Fransisca S. Tapilaw. 2006. Diktat Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Berbasis IPA. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Putaka Setia.
Husein Umar. 2008. Desain Penelitian dan Perilaku Karyawan: Paradigma
Positivistik & Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: Rajawali Pers.
Kadir. 2010. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (dilengkapi dengan
aoutput program SPSS). Jakarta: Rosemata Sampurna
Kus Dwiyatmo. 2007. Pencemaran Lingkungan Dan Penanganannya.
Yogyakarta: Citra Aji Parama.
Made Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Rhichard I. Arends, Terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini. 2008.
Learning To Teach: Buku Dua Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara
70
71
------------------------. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Taufiq Amir. 2013. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka cipta.
Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
W. Gulo. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
-----------------. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sumber Jurnal
Aden Lalanang Jaya. 2007. Hubungan Antara Penilaian Afektif Dengan Penilaian
Kognitif Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas X MAN Indramayu
Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu:
Tidak Diterbitkan.
Ahmad Fauzan. 2013. Pengaruh Media Animasi Terhadap Aktivitas Siswa Pada
Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII SMPNegeri 2 sukagumiwang
Indramayu. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak Diterbitkan.
Ahmad Rosidi. 2011. Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap Hasil Belajar
Biologi Siswa Pada Pembelajaran Sistem Pencernaan Manusia Di SMAN 1
Kroya Kabupaten Indramayu. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu:
Tidak Diterbitkan.
Caridah. 2012. Pengaruh PBL terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika.Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak Diterbitkan.
Devi Diyas Sari. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada
Pembelajaran IPA Kelas VIII SMP Negeri 5 Sleman: Skripsi Universitas
Negeri Yogyakarta. [Online]. Tersedia:
72
http://eprints.uny.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf [21 Maret
2014]
Frendi Aryanto. 2014. Pengaruh Pemberian Reinforcement Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa. Skripsi Universitas Wiralodra Indramayu: Tidak
Diterbitkan.
Hamdani Abdulgani. 2013. Perbaikan kualitas air limbah industri kerupuk dengan
sistem subsurface flow constructed wetland menggunakan tumbuhan Typha
angustifolia. Tesis Universitas Diponegoro Semarang: Tidak Diterbitkan.
Muchamad Afcariono. 2008. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi:
Jurnal Pendidikan Vol. 3 No.2. [Online]. Tersedia:
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-3-no-2-muchamad-
afcariono.pdf [21 Maret 2014]
Ni Made Suci. 2008. Penerapan Model PBL Untuk Meningkatkan Partisipasi
Belajar Dan Hasil Belajar Teori Akuntansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Undiksha: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan: Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Lembaga Penelitian Undiksha).
[online]. Tersedia:
http://freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_20
08/Ni_Made_Suci.pdf [23 Juni 2014]
Paidi. 2010. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA:
Artikel Seminar Nasional UNY Tahun 2010. [Online]. Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132048519/Artikel%20Semnas%20F
PMIPA2010%20UNY.pdf [21 Maret 2014]
Rhida Lasti Utami. 2009. Analisis Kemampuan Memecahkan Masalah Siswa
SMA pada Konsep Sistempertahanan Tubuh Melalui PBL. Skripsi
Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak Diterbikan.
Siswanto dkk. 2012. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012:
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 4 Nomor 2 Tahun 2012. [Online].
73
Tersedia: download.portalgaruda.org/article.php?article=50684&val=4057
[28 Maret 2014]
Sudarman. 2007. Jurnal: Problem Based Laerning: Suatu Model Pembelajaran
Untuk Mengembangkan Dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah: Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Nomor 2 Tahun 2007.
[Online]. Tersedia: http://Jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/04-
sudarman.pdf [21 Maret 2014]
Tabrani Gani, dkk. 2011. Penguasaan Pengetahuan Deklaratif Dan Kemamuan
Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia: Jurnal
Chemica Volume 12 Nomor 2 Tahun 2011. [Online] tersedia:
http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/article/view/493/pdf [11 April 2014]
Utami Dewi, dkk. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah fisika melalui pengendalian bakat numeric
siswa SMP: e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha program Studi IPA Volume 4 Tahun 2014. [Online]. Tersedia:
http://pasca.undiksha.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1060/808
[21 Maret 22014]
75
LAMPIRAN A1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu
Kelas : X (sepuluh)
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : II (Dua)
Standar kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelaja
ran
Pend.
Karakter Kws
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber/
Bahan/
Alat TM TT TTM
4.2. M
enjelaskan
keterkaitan
antara
kegiata
manusia
dengan
masalah
kerusakan/
pencemaran
lingkungan
dan
pelestarian
lingkungan
Pencemara
n air:
Sumber,
Penyebab
Dampak,
dan
Cara
penanggu
langan
Jujur
Kerja keras
Toleransi
Rasa ingin
tahu
Komunikati
f
Mengharga
i prestasi
Tanggung
Jawab
Peduli
lingkungan
Percaya
diri
Berorie
ntasi
tugas
dan
hasil
Mengisi
angket
respon
siswa
terhadap
pembelaja
ran
problem
based
learning
Diskusi
tentang
pencemar
an
lingkunga
n, sebab,
dampak,
dan upaya
pencegah
annya
----- Mengidentifikas
i masalah
pencemaran air
Mengidentifikas
i penyebab
terjadinya
pencemaran air
Menjelaskan
dampak
pencemaran air
Memberikan
solusi
penanggulangan
pencemaran air
Jenis
tagihan:
laporan
hasil
diskusi
Jenis
instrumen
: tes tulis
bentuk
uraian
pemecaha
n
masalah
2 x 45
menit
Buku
paket,
internet,
artikel, \
LKS
76
LAMPIRAN A2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Mata pelajaran : IPA ( BIOLOGI )
Materi pokok : Pencemaran air
Kelas/Semester : X SMA / II (Dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan
manusia dalam keseimbangan ekosistem
B. Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiata manusia dngan masalah kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
C. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
a) Model Pembelajaran : Problem Based Learning
b) Metode Pembelajaran : Diskusi
77
D. Pelaksanaan Pembelajaran
Indikator Tujuan
Pembelajaran Analisis Materi
Langkah-langkah
Pembelajaran
Alokasi
Waktu Evaluasi
Mengidentifik
asi pokok
masalah yang
ada pada
artikel
pencemaran air
Mengidentifik
asi penyebab
terjadinya
pencemaran air
Setelah siswa
berdiskusi
tentang
pencemaran air
di Patrol“
Siswa kelas X
SMA dapat :
Mengidentifi
kasi 3 pokok
masalah
yang ada
pada artikel
pencemaran
air
Mengidentifi
kasi 3
penyebab
terjadinya
pencemaran
air
Materi yang akan dipelajari adalah
pencemaran air
3 Pokok masalah pada artikel
pencemaran air:
1. Pencemaran sungai
2. Warga tidak bisa menggunakan air
sungai untuk memenuhi kebutuhan
air bersih
3. Banyak biota air sungai yang mati
Mengidentifikasi 2 penyebab
pencemaran air:
1. Pembuangan sisa produksi dari
pabrik ke sungai
2. Kurang kesadaran warga yang
1. Kegiatan pembukaan
A. Salam, berdoa, presensi
dan pengkondisian
kelas.
B. Mempersiapkan materi
ajar.
C. Siswa menyimak
tujuan pembelajaran.
D. Guru memotivasi siswa
dan menginformasikan
cara belajar yang akan
ditempuh
(pembelajaran problem
based learning)
E. Apersepsi
Siswa diberikan
pertanyaan “berapa
harga air mineral
perbotol ukuran 600ml?“
F. Guru menarik
perhatian siswa:
Membaca alquran (Q.S.
10 menit
78
Menganalisis
dampak
pencemaran air
Merumuskan
solusi
penanggulanga
n pencemaran
air
Menganalisis
dampak
pencemaran
air
Merumuskan
3 solusi cara
penanggulan
gan
pencemaran
air
membuang sampah dan limbah
rumah tangga ke sungai
3. Kurangnya ketegasan penegakan
hukum mengenai peraturan
pembuangan limbah
Menganalisis tiga dampak dari
pencemaran air:
1. Mencemari sumur warga
2. Menimbulkan beberapa penyakit
3. Merusak ekosistem dan biota
disekitarnya
4. Merusak pemandangan dan estetika
lingkungan
5. Menimbulkan bau yang tidak sedap
sehingga mengganggu pernapasan
warga
3 alternatif solusi cara menanggulangi
pencemaran air:
1. Membuat penampungan dan
pengolahan air limbah (IPAL/
instalasi pengolahan air limbah)
2. Melakukan penyuluhan
3. Memberikan zat pada air limbah
untuk mempertahankan kadar
oksigen
Al-Anbiya: 30)
2. Kegiatan inti
A. Eksplorasi
Dalam kegiatan
eksplorasi:
Siswa mendapatkan
pengarahan dan
informasi bahan ajar
tentang materi
pencemaran air dengan
model pembelajaran
Problem Based Learning
B. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Siswa dikelompokan
menjadi 6 kelompok (1
kelompok berisi 5-6
siswa).
Setiap kelompok
mendapatkan 1 artikel
yang berkaitan dengan
masalah pencemaran
air.
Setiap kelompok
50 menit
79
4. Membuat pengolahan air bersih
sehingga warga masih bias
mengubah air limbah menjadi air
bersih yang bias digunakan
berdiskusi
mengidentifikasi pokok
permasalahan dan
penyebab pencemaran
air, menganalisis
dampak serta
merumuskan solusi
cara
penanggulangannya
dari artikel yang
diberikan.
Setiap kelompok
mempresentasikan hasil
diskusi.
Setiap kelompok
menyimak dan
membandingkan hasil
diskusi kelompoknya
dengan kelompok lain.
C. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Siswa bersama Guru
meluruskan konsep,
memberikan penguatan
dan penyimpulan.
Siswa dibantu guru
menyimpulkan
80
E. Sumber Pembelajaran
Idun kistinah dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA/MA untuk kelas X.
Pusat Berbukuan: Departemen Pendidikan Nasional.
Kus Dwiyatmo. 2007. Pencemaran lingkungan dan penanganannya. Yogyakarta: Citra Aji Parama
Ricki M. Mulia. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tresna Sastrawijaya. 2009. Pencemaran lingkungan. Jakarta:Rineke Cipta
pembelajaran.
3. Kegiatan penutup
a. Evaluasi akhir (tes
tulis)
b. Pemberian tugas
(mengisi angket)
c. Berdoa
d. Salam penutup
30 menit
82
LEMBAR DISKUSI SISWA
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Pencemaran Air
Kelas : X MIA/II
Alokasi waktu :
Nama Siswa : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
KASUS
Salah satu desa di kecamatan Patrol Indramayu memiliki permasalahan mengenai
air, karena air dari saluran drainase yang dulu biasa dialirkan ke lahan sawah
milik warga desa kini sudah tidak bisa lagi. Air tersebut berwarna hitam, terlihat
kotor dan berbuih. Saluran drainase tersebut menjadi tempat pembuangan limbah
cair oleh beberapa pengusaha tahu dan tempe. Limbah cair dari pabrik tahu dan
tempe belum diolah terlebih dahulu dan
langsung dibuang ke saluran drainase yang
telah menurunkan kualitas air permukaan.
Tidak hanya limbah dari pabrik tahu dan
tempe, ditemukannya pula sampah yang
dibuang oleh warga yang menghambat aliran
saluran drainase sehingga air drainase tidak
mengalir (Gambar 1).
Tidak hanya menimbulkan bau tak sedap,
limbah yang ada juga diyakini telah merusak
ekosistem alam yang ada disekitarnya, karena
ikan sepat (bahasa Jawa) atau Trichogaster trichopterus yang biasanya hidup di
sungai atau saluran drainase belum ditemukan. Masuknya limbah cair tahu ke
lingkungan perairan akan meningkatkan total nitrogen di perairan.
Gambar 1.air drainase tidak mengalir,
Kamis, 22 /05/14
83
Air drainase tersebut menimbulkan gangguan terhadap kesehatan karena
menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman
penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu sendiri
ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya
menjadi cokelat kehitaman dan
berbau busuk yang
mengakibatkan sakit pernapasan.
Apabila air limbah ini merembes
ke dalam tanah yang dekat
dengan sumur maka air sumur
itu tidak dapat dimanfaatkan lagi
dan bila masih digunakan akan
menimbulkan gangguan
kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus dan penyakit
lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan
yang tidak baik.
Sebenarnya masalah ini pernah diatasi dengan dibentuknya instalasi
pengolahan air limbah/IPAL (Gambar 2). Tetapi tidak bekerja cukup baik karena
terbukti limbah cair tersebut masih dialirkan ke saluran drainase dan
permasalahan ini masih terjadi.
Setelah membaca permasalah di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Dari wacana di atas, kemukakan pokok-pokok permasalahan yang
terkandung di dalamnya!
Jawab:
Gambar 2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Desa,
Kamis, 22 /05/14
84
2. Apa saja yang menyebabkan permasalahan itu terjadi?
Jawab:
3. Jika hal itu tidak segera ditangani, dampak apa saja yang akan terjadi?
Jawab:
4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan agar mengurangi permasalahan
tersebut? kemukakan minimal 3 alternatif solusi!
Jawab:
5. Dari semua alternatif yang kamu kemukakan sebelumnya, mana yang
paling tepat untuk mengurangi dampaknya? kemukakan alasannya!
85
Jawab:
6. Kendala dan kemudahan apa yang terjadi jika kamu memberikan alternatif
tersebut sehingga dapat berhasil mengatasi permasalahan di atas!
Jawab:
86
B-1 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS
SISWA
B-2 LEMBAR OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA
B-3 KISI-KISI SOAL POSTES KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH
B-4 TES ESSAI KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH
LAMPIRAN B Instrumen penelitian
87
LAMPIRAN B1
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIVAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
No
Kegiatan
(Richard I.
Arends, 2008:57)
Aktivitas
siswa
(Sardiman,
2011:101)
Aspek Kriteria Skor
1. Fase 1. Orientasi visual
activities
Memperhatikan
apa yang
disampaikan
guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang dan bertanya sesuai
materi kepada guru
3. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang dan bertanya tidak
sesuai materi kepada guru
2. Siswa tidak mendengarkan penjelasan dengan tenang dan tidak
bertanya sesuai materi kepada guru
1. Siswa bercanda dan mengobrol dengan teman di luar materi
2. Fase 2.
Identifikasi
masalah dan Fase
3. Investigasi
motor
activities
Bekerja sama
dengan 1
kelompok
4. Siswa aktif berdiskusi tentang masalah pencemaran air,
merencanakan strategi/solusi dari masalah dan bertanggung jawab
dengan tugas kelompoknya
3. Siswa kurang aktif berdiskusi tentang masalah pencemaran air,
merencanakan strategi/solusi dari masalah, dan kurang bertanggung
jawab dengan tugas kelompoknya
2. Siswa tidak aktif berdiskusi masalah pencemaran air, tidak
merencanakan strategi/solusi dari masalah, dan tidak bertanggung
jawab dengan tugas kelompoknya
1. Siswa tidak aktif berdiskusi dan mengobrol diluar materi atau
melakukan di luar pengamatan
88
No
Kegiatan
(Richard I.
Arends, 2008:57)
Aktivitas
siswa
(Sardiman,
2011:101)
Aspek Kriteria Skor
3. emotional
activities
Kesungguhan
siswa berdiskusi
dalam
memecahkan
masalah
4. Terlihat sangat bersungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan
masalah
3. Terlihat sungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan masalah
2. Terlihat cukup sungguh-sungguh berdiskusi dalam memecahkan
masalah
1. Terlihat tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi memecahkan
masalah
4. Fase 4. Presentasi listening
activities
Mengamati
kegiatan
presentasi
4. Mengamati dan mendengarkan jalannya presentasi dengan tertib
3. Mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib
2. Tidak mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib
1.Gaduh dan tidak mengamati jalannya presentasi atau melakukan hal
diluar pengamatan
5. oral
activities
Bertanya dan
mengemukakan
pendapat pada
kegiatan
presentasi
4. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan
penyampaian yang jelas
3. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan
penyampaian yang kurang jelas
2. Bertanya/mengemukakan pendapat tidak sesuai materi dengan
penyampaian yang jelas
1. Tidak bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi dengan
penyampaian yang jelas atau melakukan hal diluar pengamatan
89
No
Kegiatan
(Richard I.
Arends, 2008:57)
Aktivitas
siswa
(Sardiman,
2011:101)
Aspek Kriteria Skor
6. Fase 5. Evaluasi writing
activities
Mengerjakan
kuis
4. Terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan sendiri
3.Terlihat aktif mengerjakan kuis tidak dengan kemauan sendiri
2. Terlihat cukup aktif mengerjakan kuis tidak dengan kemauan sendiri
1. Tidak terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan sendiri
7. mental
activities
Membuat
kesimpulan
4. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan
sangat baik dan lugas
3. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan
sangat baik dan kurang lugas
2. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa yang digunakan
kurang baik dan kurang lugas
1. Tidak ikut serta dalam membuat kesimpulan
Kriteria:
Skor 1: kurang
Skor 2: cukup
Skor 3: baik
Skor 4: sangat baik
90
KATEGORI PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Keterangan:
M = rata-rata
Sd = simpangan baku
imax = (4) skor maksimal
imin = (1) skor minimal
Xmax = (28) skor nilai maksimal
Xmin = (7) skor nilai minimal
Kategori rendah = X > M + Sd
Kategori sedang = M – Sd ≤ X ≤ M + Sd
Kategori tinggi = X < M – Sd
Sangat aktif = X > 21
Aktif = 14 ≤ X ≤ 21
Krang aktif = X < 14
Tidak aktif = 0
91
LAMPIRAN B2
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIVAN SISWA DALAM BELAJAR
Sekolah / Kelas : SMA Negeri 1 Kandanghaur
Hari / Tanggal : Jumat, 23 Mei 2014
Nama Observer :
Tujuan : Merekam data aktif belajar siswa di suatu kelas
Petunjuk : Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap
kegiatan yang dilakukan siswa serta memberikan skor sesuai dengan kriteria.
No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa
1. Fase 1.
Orientasi
Memperhatika
n apa yang
disampaikan
guru
4. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang
dan bertanya sesuai materi kepada guru
3. Siswa mendengarkan penjelasan dengan tenang
dan bertanya tidak sesuai materi kepada guru
2. Siswa tidak mendengarkan penjelasan dengan
tenang dan tidak bertanya sesuai materi kepada guru
1. Siswa bercanda dan mengobrol dengan teman di
luar materi
2. Fase 2.
Identifikasi
masalah dan
Fase3.
Investigasi
Bekerja sama
dengan 1
kelompok
4. Siswa aktif berdiskusi tentang masalah
pencemaran air, merencanakan strategi/solusi dari
masalah dan bertanggung jawab dengan tugas
kelompoknya
92
No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa
3. Siswa kurang aktif berdiskusi tentang masalah
pencemaran air, merencanakan strategi/solusi dari
masalah, dan kurang bertanggung jawab dengan
tugas kelompoknya
2. Siswa tidak aktif berdiskusi masalah pencemaran
air, tidak merencanakan strategi/solusi dari masalah,
dan tidak bertanggung jawab dengan tugas
kelompoknya
1. Siswa tidak aktif berdiskusi dan mengobrol diluar
materi atau melakukan di luar pengamatan
3. Kesungguhan
siswa
berdiskusi
dalam
memecahkan
masalah
4. Terlihat sangat bersungguh-sungguh berdiskusi
dalam memecahkan masalah
3. Terlihat sungguh-sungguh berdiskusi dalam
memecahkan masalah
2. Terlihat cukup sungguh-sungguh berdiskusi dalam
memecahkan masalah
1. Terlihat tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi
memecahkan masalah
4. Fase 4.
Presentasi
Mengamati
kegiatan
presentasi
4. Mengamati dan mendengarkan jalannya presentasi
dengan tertib
3. Mengamati jalannya presentasi namun cukup tertib
2. Tidak mengamati jalannya presentasi namun
cukup tertib
1.Gaduh dan tidak mengamati jalannya presentasi
atau melakukan hal diluar pengamatan
93
No Kegiatan Aspek Kriteria Skor Nomor Siswa
5.
Bertanya dan
mengemukaka
n pendapat
pada kegiatan
presentasi
4. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi
dengan penyampaian yang jelas
3. Bertanya/mengemukakan pendapat sesuai materi
dengan penyampaian yang kurang jelas
2. Bertanya/mengemukakan pendapat tidak sesuai
materi dengan penyampaian yang jelas
1. Tidak bertanya/mengemukakan pendapat sesuai
materi dengan penyampaian yang jelas atau
melakukan hal diluar pengamatan
6. Fase 5.
Evaluasi
Mengerjakan
postes
4. Terlihat aktif mengerjakan kuis dengan kemauan
sendiri
3.Terlihat aktif mengerjakan kuis tidak dengan
kemauan sendiri
2. Terlihat cukup aktif mengerjakan kuis tidak
dengan kemauan sendiri
1. Tidak terlihat aktif mengerjakan kuis dengan
kemauan sendiri
7. Membuat
kesimpulan
4. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa
yang digunakan sangat baik dan lugas
3. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa
yang digunakan sangat baik dan kurang lugas
2. Ikut serta dalam membuat kesimpulan dan bahasa
yang digunakan kurang baik dan kurang lugas
1. Tidak ikut serta dalam membuat kesimpulan
Jumlah
94
LAMPIRAN B3
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL ESSAI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Standar Kompetensi (SK) : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan
manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi dasar (KD) : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/II
Materi : 10. Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
.Indikator Pembelajaran Mengidentifikasi masalah yang ada pada artikel pencemaran air
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Mengidentifikasi masalah
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-
pokok permasalahan yang terkandung di
dalamnya!
Menuliskan 2 atau lebih masalah yang
relevan dengan wacana dan dua masalah
tersebut mencirikan masalah (4)
Menuliskan lebih dari satu masalah yang
relevan dengan wacana hanya satu yang
1. Sungainya tercemar
2. Warga tidak bisa
menggunakan air sungai
untuk memenuhi kebutuhan
air bersih
3. Banyak biota sungai yang
mati.
C4
95
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
bercirikan masalah(3)
Hanya menuliskan 1 satu masalah yang
relevan dengan wacana dan benar
bercirikan masalah (2)
Jawaban siswa tidak sesuai dengan kriteria
di atas (1)
4. Kurangnya kesadaran warga
tentang kebersihan lingkungan
Indikator Pembelajaran Mengidentifikasi penyebab terjadinya pencemaran air
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Mendiagnosis masalah
2 Apa saja yang menyebabkan
permasalahan itu terjadi?
siswa mengemukakan pendapatnya dengan
tepat sesuai dengan pernyataan tersebut.(4)
siswa mengemukakan pendapatnya dengan
cukup tepat sesuai dengan pernyataan
tersebut.(3)
siswa mengemukakan pendapatnya dengan
kurang tepat sesuai dengan pernyataan
tersebut.(2)
jawaban siswa tidak sesuai dengan kriteria
diatas.(1)
1. Pembuangan sisa
produksi kerupuk ke
sungai oleh pihak pabrik
2. Warga membuang
sampah dan limbah
rumah tangga ke sungai
C4
96
Indikator pembelajaran Menjelaskan dampak pencemaran air dan penanggulangan pencemaran air
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Mendiagnosis masalah
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
3. Jika hal itu tidak segera ditangani,
dampak/kemungkinan apa saja yang akan
terjadi?
Siswa mampu menemukan tiga atau lebih
dampak masalah dan kesemuannya relevan
dengan permasalahannya (4)
Siswa mampu menemukan dua atau lebih
dampak masalah dan relevan dengan
permasalahannya(3)
Siswa mampu menemukan dua atau lebih
dampak masalah dan tidak relevan dengan
permasalahannya (2)
Siswa tidak mampu menemukan dampak
masalah dan relevan dengan
permasalahannya (1)
1. Air sungai akan
mencemari sumur warga
2. Warga yang
menggunakan air terkena
penyakit gatal-gatal dan
diare
3. Biota sungai akan hilang
4. Merusak pemandangan
dan mengurangi
keindahan
5. Menimbulkan bau yang
tidak sedap sehingga
menggangguernapasan
warga
C4
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Meumuskan alternatif strategi
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan
agar mengurangi permasalahan-
permasalahan
Siswa mampu menuliskan tiga atau lebih
alternatif solusi dan kesemuanya relevan
dengan permasalahannya (4)
1. Membuat penampungan
dan pengolahan air
limbah agar air limbah
C4
97
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
tersebut?kemukakan minimal 3 alternatif! Siswa mampu menuliskan hanya dua
alternatif solusi dan kesemuanya relevan
dengan permasalahannya (3)
Siswa mampu menuliskan hanya satu
lternatif solusi dan relevan dengan
permasalahannya (2)
Siswa tidak mampu menuliskan alternatif
solusi dan kesemuanya relevan dengan
permasalahannya (1)
tidak dibuang ke sungai
2. Melakukan penyuluhan
kepada warga agar tidak
membuang limbah
rumah tangga ke sungai
Memberikan zat untuk
mempertahankan kadar
O2 agar biota sungai
tidak mati
3. Membuat pengolahan air
bersih sehingga warga
masih bisa mengubah air
sungai yang tercemar
menjadi air bersih yang
biasa digunakan
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Menentukan dan menerapkan strategi pilihan
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
5 Dari semua alternatif yang kamu
kemukakan sebelumnya, mana yang
paling tepat untuk mengurangi
dampaknya? Kemukakan alasanmu
memilih alternatif tersebut!
Apabila mampu memilih atau menentukan
satu dari alternatif solusi yang terbaik
dengan alasan yang rasional (4)
Apabila mampu memilih atau menentukan
satu dari alternatif solusi yang terbaik
Membuat penampungan dan
pengolahan air limbah agar
limbah tidak lagi dibuang ke
sungai, karena faktor utama
pencemaran di sungai desa
kenanga yaitu karena adanya
C3
98
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
namun tidak dengan alasan yang rasional
(3)
Apabila mampu memilih atau menentukan
satu dari alternatif solusi yang tidak terbaik
namun tidak dengan alasan yang rasional
(2)Apabila tidak mampu memilih atau
menentukan satupun dari alternatif solusi,
tidak memilih solusi yang terbaik, tidak
dengan alasan yang rasional (1)
limbah dari pabrik kerupuk
tersebut.
Langkah pemecahan masalah
(Wina Sanjaya, :2011:217)
Melakukan evaluasi keberhasilan strategi
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
6. Kendala dan kemudahan apa yang terjadi
jika kamu memberikan alternatif/solusi
tersebut sehingga dapat berhasil mengatasi
permasalahan di atas!
Menemukan dua atau lebih kendala
pemecahan yang dipilihnya secara rasional,
tepat dan dapat dibenarkan secara ilmiah
menurut ukuran siswa SMA (4)
Menemukan dua kendala pemecahan yang
dipilihnya secara rasional, tepat tetapi sulit
dibenarkan secara ilmiah menurut ukuran
siswa SMA (3)
Menemukan satu kendala pemecahan yang
dipilihnya secara rasional tetapi tidak tepat
dan sulit dibenarkan secara tepat ilmiah
Kendalanya:
1. Menambah biaya
produksi yang mahal
2. Sulit untuk diterapkan
karena kurangnya
kesadaran dari pemilik
pabrik
3. Belum banyak yang
mengetahui cara
pengolahan limbah
Kemudahan:
C5
99
NO. Soal Jawaban Alternatif Jawaban Lengkap Jenjang
Kognitif
menurut ukuran siswa SMA (2)
Tidak mampu menemukan satu kendala
pemecahan yang tidak tepat, tidak rasional,
dan tidak dibenarkan secara ilmiah (1)
Hanya pihak pabrik yang
berhubungan langsung dengan
pengolahan limbah sedangkan
warga hanya bertugas
mengawasi saja.
100
LAMPIRAN B4
TES ESSAI
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Pencemaran Air
Kelas : X MIA/II
Alokasi waktu :
KASUS
Pada awalnya sungai di Desa Dukuh
Indramayu sangat bersih dah jernih.
Biota sungai seperti ikan pun banyak
yang hidup di dalamnya. Banyak
warga menggunakan air sungai
untuk memenuhi kebutuhan air
bersihnya. Tetapi sekarang sudah
tidak lagi. Warna air sungai menjadi
kemerah-merahan, agak hitam
berbuih/berbusa, dan mengeluarkan bau
busuk (Gambar 1). Aliran sungai juga
sudah tidak mengalir lagi. Hal ini terjadi
karena banyak pabrik kerupuk yang
membuang sisa produksi ke sungai. Sisa
produksi yang dibuang ke sungai
diantaranya kulit jengkol, kulit bawang
putih, air bekas rendaman dan pencucian
bahan baku pembuatan kerupuk, dan lain-
lain.
Praktik pembuangan sisa produksi kerupuk
tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun
dan belum ada langkah pennyelesaiannya
yang konkrit sampai sekarang. Orang-(Gambar 2. Sungai tercemar oleh limbah
domestik, Jumat 16/05/14)
(Gambar 1. Sungai tercemar oleh limbah pabrik,
Jumat 16/05/14)
101
orang dari dinas dan kementrian sudah pernah datang ke tempat ini dan
memberikan bantuan berupa tempat penampungan limbah, namun tampaknnya hal
itu tidak berhasil karena sampai sekarang air sungai tetap tercemar.
Keadaan sungai yang tercemar ini diperparah oleh warga yang membuang sampah
dan limbah rumah tangga lainnya ke aliran sungai (Gambar 2) . Ini membuat
sungai tidak lagi berfungsi semestinya, ikan dan biota sungai sudah tidak
ditemukan lagi karena kadar oksigen yang terlarut di sungai sudah tidak
mencukupi kehidupan ikan dan biota sungai. Banyak warga yang mengeluh sakit
gatal-gatal dan diare setelah menggunakan air sungai. Pembuatan sumur pun tidak
begitu banyak membantu, karena air sungai yang kotor juga merembes ke sumur-
sumur warga. Usaha untuk mengurangi masalah ini pernah dilakukan.
Diantaranya warga pernah membuat pembatas dari tumpukan tanah agar sisa
produksi pabrik tidak mengalir ke area warga tetapi pekerja pabrik terus-menerus
mengeluarkan sisa produksi ke sungai sehingga permukaan air sungai meninggi
dan melewati pembatas tersebut.
102
LEMBAR JAWABAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
Nama :
Kelas :
Sekolah :
Topik Wacana : Pencemaran Air
Setelah membaca kasus pencemaran air, jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan yang
terkandung di dalamnya!
Jawab:
2. Apa saja yang menyebabkan permasalahan-permasalahan itu terjadi?
Jawab:
103
3. Jika hal itu tidak segera ditangani, dampak/kemungkinan apa saja yang
akan terjadi? (minimal 3)
Jawab:
4. Menurutmu, apa saja yang bisa dilakukan agar mengurangi permasalahan-
permasalahan tersebut? kemukakan minimal 3 alternatif solusi!
Jawab:
5. Dari semua alternatif yang kamu kemukakan sebelumnya, mana yang
paling tepat untuk mengurangi dampaknya? kemukakan alasannya!
Jawab:
104
6. Dari soal nomor 5 dalam upaya agar solusi tersebut berhasil, kendala dan
kemudahan apa yang akan ditemui?
Jawab:
105
KATEGORI PENILAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
SISWA
Keterangan:
M = rata-rata
Sd = simpangan baku
imax = (4) skor maksimal
imin = (1) skor minimal
Xmax = (24) skor nilai maksimal
Xmin = (6) skor nilai minimal
Kategori rendah = X > M + Sd
Kategori sedang = M – Sd ≤ X ≤ M + Sd
Kategori tinggi = X < M – Sd
Tinggi = X > 18
Sedang = 12 ≤ X ≤ 18
Rendah = X < 12
106
C-1 DATA SISWA DAN SKOR HASIL UJI
INSTRUMEN
C-2 UJI VALIDITAS INSTRUMEN
C-3 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
C-4 LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN
LAMPIRAN C HASIL UJI Instrumen
107
LAMPIRAN C1
DATA SISWA DAN SKOR HASIL UJI COBA INSTRUMEN
No. Nama Sampel Keterangan
Kehadiran
No. Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6
1. AHMAD FAHMI ALWI U-1 Hadir 4 4 3 3 3 2 19
2. AHMAD ZAENAL D U-2 Hadir 2 2 2 2 1 1 10
3. ANDY ANGGARA U-3 Hadir 1 4 3 3 2 1 14
4. ANGGI CHINTIA R U-4 Hadir 3 4 3 2 2 1 15
5. DWI YUNDA U-5 Hadir 2 3 3 3 2 2 15
6. FANNY RAHMASARI U-6 Hadir 2 1 4 3 2 3 15
7. IKHSAN HARI WIJAYANTO U-7 Hadir 1 2 3 3 4 3 16
8. IRMA JAHROTUL MAULA U-8 Hadir 4 1 3 2 4 2 16
9. ISMIATUN ALIYAH U-9 Hadir 3 2 3 1 2 2 13
10. KHARIN AGUSTIANI U-10 Hadir 2 4 3 2 3 2 16
11. M. FAILASUFDIN TRI K R U-11 Hadir 4 4 3 2 2 2 17
12. M. ISMAIL N U-12 Hadir 1 2 4 2 2 2 13
13. NADIRAH U-13 Hadir 3 4 3 3 2 2 17
14. NADYA AYU DIANTI U-14 Hadir 1 3 2 1 2 1 10
15. NINTA OKTIAS SESTI U-15 Hadir 1 2 3 2 1 1 10
16. NURUL LAELA K U-16 Hadir 4 3 3 3 2 2 17
17. OCHA ANANDA SUHERIK U-17 Hadir 2 1 3 2 2 2 12
18. OKY OKTABIRA U-18 Hadir 1 1 4 3 3 2 14
19. PRABOWO WICAKSONO U-19 Hadir 2 2 2 1 3 3 13
20. RAKEYAN RIKSANAGARA S U-20 Hadir 2 3 3 2 3 2 15
21. RIZKA MEILINDAWATI U-21 Hadir 2 4 4 3 3 3 19
22. ROMI FAJAR PANGESTU U-22 Hadir 2 1 3 2 1 1 10
23. RUTH MICHELIA SAVITRI U-23 Hadir 2 3 4 3 2 2 16
24. RYANNOVELLA CHANDRA K U-24 Hadir 2 2 3 2 2 2 13
25. SARI ARTA U S U-25 Hadir 2 3 3 2 2 2 14
26. SUKRON NURTADO U-26 Hadir 2 1 3 3 2 1 12
27. SUNANTI FITRIANI U-27 Hadir 3 2 3 2 1 1 12
28. TITA ATIKA U-28 Hadir 3 3 4 2 3 3 18
29. WIDIA RETNO AYU U-29 Hadir 1 2 3 4 2 2 14
30. WISNU FIRMANUROCHIM U-30 Hadir 2 1 2 2 3 3 13
31. YUSI INDAH PERMATASARI U-31 Hadir 2 1 3 1 1 1 9
Jumlah 68 75 95 71 69 59 437
108
LAMPIRAN C2
UJI VALIDITAS INSTRUMEN
No. Sampel Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6
1 U-1 4 4 3 3 3 2 19
2 U-2 2 2 2 2 1 1 10
3 U-3 1 4 3 3 2 1 14
4 U-4 3 4 3 2 2 1 15
5 U-5 2 3 3 3 2 2 15
6 U-6 2 1 4 3 2 3 15
7 U-7 1 2 3 3 4 3 16
8 U-8 4 1 3 2 4 2 16
9 U-9 3 2 3 1 2 2 13
10 U-10 2 4 3 2 3 2 16
11 U-11 4 4 3 2 2 2 17
12 U-12 1 2 4 2 2 2 13
13 U-13 3 4 3 3 2 2 17
14 U-14 1 3 2 1 2 1 10
15 U-15 1 2 3 2 1 1 10
16 U-16 4 3 3 3 2 2 17
17 U-17 2 1 3 2 2 2 12
18 U-18 1 1 4 3 3 2 14
19 U-19 2 2 2 1 3 3 13
20 U-20 2 3 3 2 3 2 15
21 U-21 2 4 4 3 3 3 19
22 U-22 2 1 3 2 1 1 10
23 U-23 2 3 4 3 2 2 16
24 U-24 2 2 3 2 2 2 13
25 U-25 2 3 3 2 2 2 14
26 U-26 2 1 3 3 2 1 12
27 U-27 3 2 3 2 1 1 12
28 U-28 3 3 4 2 3 3 18
29 U-29 1 2 3 4 2 2 14
30 U-30 2 1 2 2 3 3 13
31 U-31 2 1 3 1 1 1 9
jumlah 31 68 75 95 71 69 59 437
rxy 0.488 0.604 0.448 0.503 0.634 0.605
t-hitung 3.014 4.082 2.697 3.136 4.416 4.087
t-tabel 2.045 2.045 2.045 2.045 2.045 2.045
validitas V V V V V V
109
LAMPIRAN C3
UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Kode
Siswa
Skor Item ∑X X
2
Kuadrat Skor Item
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
U-1 4 4 3 3 3 2 19 361 16 16 9 9 9 4
U-2 2 2 2 2 1 1 10 100 4 4 4 4 1 1
U-3 1 4 3 3 2 1 14 196 1 16 9 9 4 1
U-4 3 4 3 2 2 1 15 225 9 16 9 4 4 1
U-5 2 3 3 3 2 2 15 225 4 9 9 9 4 4
U-6 2 1 4 3 2 3 15 225 4 1 16 9 4 9
U-7 1 2 3 3 4 3 16 256 1 4 9 9 16 9
U-8 4 1 3 2 4 2 16 256 16 1 9 4 16 4
U-9 3 2 3 1 2 2 13 169 9 4 9 1 4 4
U-10 2 4 3 2 3 2 16 256 4 16 9 4 9 4
U-11 4 4 3 2 2 2 17 289 16 16 9 4 4 4
U-12 1 2 4 2 2 2 13 169 1 4 16 4 4 4
U-13 3 4 3 3 2 2 17 289 9 16 9 9 4 4
U-14 1 3 2 1 2 1 10 100 1 9 4 1 4 1
U-15 1 2 3 2 1 1 10 100 1 4 9 4 1 1
U-16 4 3 3 3 2 2 17 289 16 9 9 9 4 4
U-17 2 1 3 2 2 2 12 144 4 1 9 4 4 4
U-18 1 1 4 3 3 2 14 196 1 1 16 9 9 4
U-19 2 2 2 1 3 3 13 169 4 4 4 1 9 9
U-20 2 3 3 2 3 2 15 225 4 9 9 4 9 4
U-21 2 4 4 3 3 3 19 361 4 16 16 9 9 9
U-22 2 1 3 2 1 1 10 100 4 1 9 4 1 1
U-23 2 3 4 3 2 2 16 256 4 9 16 9 4 4
U-24 2 2 3 2 2 2 13 169 4 4 9 4 4 4
U-25 2 3 3 2 2 2 14 196 4 9 9 4 4 4
U-26 2 1 3 3 2 1 12 144 4 1 9 9 4 1
U-27 3 2 3 2 1 1 12 144 9 4 9 4 1 1
U-28 3 3 4 2 3 3 18 324 9 9 16 4 9 9
U-29 1 2 3 4 2 2 14 196 1 4 9 16 4 4
U-30 2 1 2 2 3 3 13 169 4 1 4 4 9 9
U-31 2 1 3 1 1 1 9 81 4 1 9 1 1 1
Jumlah 68 75 95 71 69 59 437 6379 176 219 301 179 173 127
110
PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA UJI COBA INSTRUMEN
KELASXI IPA -4 SMA NEGERI 1 SINDANG
Perhitungan reliabilitas soal menggunakan rumus Alpha Cronbach (bentuk tes
essai), rumusnya yaitu:
Untuk menghitung jumlah varians skor tiap soal digunakan rumus:
Jumlah varians semua item
= Si1 + Si2 + Si3 + Si4 + Si5 + Si6
= 0,866 + 1,211 + 0,318 + 0,529 + 0,626 + 0,475
= 4,025
111
Menghitung (mencari) varians total digunakan rumus:
Menghitung (mencari) reliabilitas (r11)
= 0,515
Untuk mengetahui valid atau tidak, dilanjutkan dengan uji t.
Perhitungan ttabel
α = 0,05
dk = n – 2
= 31 – 2
= 29
Dilihat dari tabel t dengan nilai α = 0,05 dan dk 29, diperoleh ttabel(29)(0,05) = 2,045.
Membandingkan nilai ttabel dengan thitung karena thitung > ttabel yaitu 3,2354 >
2,045 berarti soal dikategorikan reliabel.
114
RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Kesesuaian antara standar
kompetensi, kompetensi
dasar, indikator
pembelajaran dan
instrumen
Keterhubungkaiatan yang jelas dan
tepat 4
Keterhubungkaiatan jelas namun
kurang tepat 3
Keterhubungkaitan kurang jelas dan
kurang tepat 2
Keterhubungkaiatan tidak jelas dan
tidak tepat 1
2
Kesesuaian antara
instrumen dengan
tingkatan taksonomi
Bloom revisi
Instrumen sesuai dengan tingkatan
taksonomi Bloom revisi 4
Instrumen cukup sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi 3
Instrumen kurang sesuai dengan
taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
2
Instrumen tidak sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
1
3 Kesesuaian indikator
pembelajaran dengan
indikator kemampuan
pemecahan masalah
Indikator yang digunakan sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
4
Indikator yang digunakan cukup sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
3
Indikator yang digunakan kurang sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
2
Indikator yang digunakan tidak sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
1
4 Ketepatan soal
kemampuan pemecahan
masalah pada indikator
kemampuan pemecahan
masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon.
Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai
dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
4
Soal yang disuguhkan cukup tepat dan
sesuai dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
3
115
Soal yang disuguhkan kurang tepat dan
kurang sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
2
Soal yang disuguhkan tidak tepat dan
tidak sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
1
5 Kesesuaian indikator
kemampuan pemecahan
masalah pada materi
pencemaran air
Penggunaan indikator tepat dan sesuai
dengan materi pencemaran air 4
Penggunaan indikator cukup tepat dan
sesuai dengan materi pencemaran air 3
Penggunaan indikator kurang tepat dan
kurang sesuai dengan materi
pencemaran air
2
Penggunaan indikator tidak tepat dan
tidak sesuai dengan materi pencemaran
air
1
6 Kelengkapan instrumen
(kisi-kisi soal, butir soal,
jawaban dan alternatif
jawaban, dan pedoman
penskoran).
Memenuhi empat komponen
kelengkapan 4
Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3
Memenuhi dua komponen kelengkapan 2
Memenuhi satu komponen kelengkapan 1
118
RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Kesesuaian antara standar
kompetensi, kompetensi
dasar, indikator
pembelajaran dan
instrumen
Keterhubungkaiatan yang jelas dan
tepat 4
Keterhubungkaiatan jelas namun
kurang tepat 3
Keterhubungkaitan kurang jelas dan
kurang tepat 2
Keterhubungkaiatan tidak jelas dan
tidak tepat 1
2
Kesesuaian antara
instrumen dengan
tingkatan taksonomi
Bloom revisi
Instrumen sesuai dengan tingkatan
taksonomi Bloom revisi 4
Instrumen cukup sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi 3
Instrumen kurang sesuai dengan
taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
2
Instrumen tidak sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
1
3 Kesesuaian indikator
pembelajaran dengan
indikator kemampuan
pemecahan masalah
Indikator yang digunakan sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
4
Indikator yang digunakan cukup sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
3
Indikator yang digunakan kurang sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
2
Indikator yang digunakan tidak sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
1
4 Ketepatan soal
kemampuan pemecahan
masalah pada indikator
kemampuan pemecahan
masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon.
Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai
dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
4
Soal yang disuguhkan cukup tepat dan
sesuai dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
3
119
Soal yang disuguhkan kurang tepat dan
kurang sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
2
Soal yang disuguhkan tidak tepat dan
tidak sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
1
5 Kesesuaian indikator
kemampuan pemecahan
masalah pada materi
pencemaran air
Penggunaan indikator tepat dan sesuai
dengan materi pencemaran air 4
Penggunaan indikator cukup tepat dan
sesuai dengan materi pencemaran air 3
Penggunaan indikator kurang tepat dan
kurang sesuai dengan materi
pencemaran air
2
Penggunaan indikator tidak tepat dan
tidak sesuai dengan materi pencemaran
air
1
6 Kelengkapan instrumen
(kisi-kisi soal, butir soal,
jawaban dan alternatif
jawaban, dan pedoman
penskoran).
Memenuhi empat komponen
kelengkapan 4
Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3
Memenuhi dua komponen kelengkapan 2
Memenuhi satu komponen kelengkapan 1
122
RUBRIK KRITERIA VALIDASI INSTRUMEN PENILAIAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Kesesuaian antara standar
kompetensi, kompetensi
dasar, indikator
pembelajaran dan
instrumen
Keterhubungkaiatan yang jelas dan
tepat 4
Keterhubungkaiatan jelas namun
kurang tepat 3
Keterhubungkaitan kurang jelas dan
kurang tepat 2
Keterhubungkaiatan tidak jelas dan
tidak tepat 1
2
Kesesuaian antara
instrumen dengan
tingkatan taksonomi
Bloom revisi
Instrumen sesuai dengan tingkatan
taksonomi Bloom revisi 4
Instrumen cukup sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi 3
Instrumen kurang sesuai dengan
taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
2
Instrumen tidak sesuai dengan
tingkatan taksonomi Bloom revisi yang
disuguhkan
1
3 Kesesuaian indikator
pembelajaran dengan
indikator kemampuan
pemecahan masalah
Indikator yang digunakan sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
4
Indikator yang digunakan cukup sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
3
Indikator yang digunakan kurang sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
2
Indikator yang digunakan tidak sesuai
dengan kemampuan pemecahan
masalah
1
4 Ketepatan soal
kemampuan pemecahan
masalah pada indikator
kemampuan pemecahan
masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon.
Soal yang disuguhkan tepat dan sesuai
dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
4
Soal yang disuguhkan cukup tepat dan
sesuai dengan indikator kemampuan
pemecahan masalah menurut David
Jhonshon& Jhonshon
3
123
Soal yang disuguhkan kurang tepat dan
kurang sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
2
Soal yang disuguhkan tidak tepat dan
tidak sesuai dengan indikator
kemampuan pemecahan masalah
menurut David Jhonshon& Jhonshon
1
5 Kesesuaian indikator
kemampuan pemecahan
masalah pada materi
pencemaran air
Penggunaan indikator tepat dan sesuai
dengan materi pencemaran air 4
Penggunaan indikator cukup tepat dan
sesuai dengan materi pencemaran air 3
Penggunaan indikator kurang tepat dan
kurang sesuai dengan materi
pencemaran air
2
Penggunaan indikator tidak tepat dan
tidak sesuai dengan materi pencemaran
air
1
6 Kelengkapan instrumen
(kisi-kisi soal, butir soal,
jawaban dan alternatif
jawaban, dan pedoman
penskoran).
Memenuhi empat komponen
kelengkapan 4
Memenuhi tiga komponen kelengkapan 3
Memenuhi dua komponen kelengkapan 2
Memenuhi satu komponen kelengkapan 1
126
KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Ketepatan penggunaan
sintak problem based
learning pada lembar
observasi
Penggunaan sintak tepat dan sesuai
Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4
Penggunaan sintak kurang tepat dan
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
3
Penggunaan sintak kurang tepat dan
kurang sesuai Menurut Richard I.
Arends (2008:57)
2
Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
1
2
Ketepatan penggunaan
aspek keaktivan siswa
Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek
keaktivan siswa menurut Sadirman
(2011:101)
4
Aspek yang dinilai cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
3
Aspek yang dinilai kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
2
Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan
aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
1
3 Kesesuaian antara sintak
problem based learning
dengan aspek keaktivan
siswa
sintak yang digunakan sesuai dengan
aspek keaktivan siswa 4
sintak yang digunakan cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 3
sintak yang digunakan kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 2
sintak yang digunakan tidak sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 1
4 Keterbacaan lembar
observasi keaktivan siswa.
Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih
dan menarik. 4
Kalimat mudah dipahami, tertulis
kurang rapih dan kurang menarik. 3
Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang
rapih dan kurang menarik. 2
Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak
rapih dan tidak menarik. 1
127
5 Jumlah dari masing-
masing indikator dan
jumlah keseluruhan
pernyataan pada lembar
observasi
Jumlah masing-masing indikator sesuai
dengan jumlah pernyataan pada angket 4
Jumlah masing-masing indikator cukup
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
3
Jumlah masing-masing indikator
kurang sesuai dengan jumlah
pernyataan pada angket
2
Jumlah masing-masing indikator tidak
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
1
130
RUBRIK KRITERIA VALIDASI LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Ketepatan penggunaan
sintak problem based
learning pada lembar
observasi
Penggunaan sintak tepat dan sesuai
Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4
Penggunaan sintak kurang tepat dan
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
3
Penggunaan sintak kurang tepat dan
kurang sesuai Menurut Richard I.
Arends (2008:57)
2
Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
1
2
Ketepatan penggunaan
aspek keaktivan siswa
Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek
keaktivan siswa menurut Sadirman
(2011:101)
4
Aspek yang dinilai cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
3
Aspek yang dinilai kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
2
Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan
aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
1
3 Kesesuaian antara sintak
problem based learning
dengan aspek keaktivan
siswa
sintak yang digunakan sesuai dengan
aspek keaktivan siswa 4
sintak yang digunakan cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 3
sintak yang digunakan kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 2
sintak yang digunakan tidak sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 1
4 Keterbacaan lembar
observasi keaktivan siswa.
Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih
dan menarik. 4
Kalimat mudah dipahami, tertulis
kurang rapih dan kurang menarik. 3
Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang
rapih dan kurang menarik. 2
Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak 1
131
rapih dan tidak menarik.
5 Jumlah dari masing-
masing indikator dan
jumlah keseluruhan
pernyataan pada lembar
observasi
Jumlah masing-masing indikator sesuai
dengan jumlah pernyataan pada angket 4
Jumlah masing-masing indikator cukup
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
3
Jumlah masing-masing indikator
kurang sesuai dengan jumlah
pernyataan pada angket
2
Jumlah masing-masing indikator tidak
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
1
134
RUBRIK KRITERIA VALIDASI LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIVAN SISWA PADA PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
No. Aspek yang dinilai Kriteria Skor
1
Ketepatan penggunaan
sintak problem based
learning pada lembar
observasi
Penggunaan sintak tepat dan sesuai
Menurut Richard I. Arends (2008:57) 4
Penggunaan sintak kurang tepat dan
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
3
Penggunaan sintak kurang tepat dan
kurang sesuai Menurut Richard I.
Arends (2008:57)
2
Penggunaan sintak tidak tepat dan tidak
sesuai Menurut Richard I. Arends
(2008:57)
1
2
Ketepatan penggunaan
aspek keaktivan siswa
Aspek yang dinilai sesuai dengan aspek
keaktivan siswa menurut Sadirman
(2011:101)
4
Aspek yang dinilai cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
3
Aspek yang dinilai kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
2
Aspek yang dinilai tidak sesuai dengan
aspek keaktivan siswa menurut
Sadirman (2011:101)
1
3 Kesesuaian antara sintak
problem based learning
dengan aspek keaktivan
siswa
sintak yang digunakan sesuai dengan
aspek keaktivan siswa 4
sintak yang digunakan cukup sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 3
sintak yang digunakan kurang sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 2
sintak yang digunakan tidak sesuai
dengan aspek keaktivan siswa 1
4 Keterbacaan lembar
observasi keaktivan siswa.
Kalimat mudah dipahami, tertulis rapih
dan menarik. 4
Kalimat mudah dipahami, tertulis
kurang rapih dan kurang menarik. 3
Kalimat sulit dipahami, tertulis kurang
rapih dan kurang menarik. 2
Kalimat sulit dipahami, tertulis tidak 1
135
rapih dan tidak menarik.
5 Jumlah dari masing-
masing indikator dan
jumlah keseluruhan
pernyataan pada lembar
observasi
Jumlah masing-masing indikator sesuai
dengan jumlah pernyataan pada angket 4
Jumlah masing-masing indikator cukup
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
3
Jumlah masing-masing indikator
kurang sesuai dengan jumlah
pernyataan pada angket
2
Jumlah masing-masing indikator tidak
sesuai dengan jumlah pernyataan pada
angket
1
136
D-1 ABSEN KELAS X SNN-1
D-2 HASIL PENELITIAN AKTIVITAS SISWA
PADA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING
D-3 HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH SISWA MATERI PENCEMARAN
D-4 HARGA-HARGA YANG DIBUTUHKAN
UNTUK MENGHITUNG A DAN B DALAM
REGRESI Y = a +Bx
D-5 PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT UNTUK
UJI KELINEARAN DAN KEBERMAKNAAN
REGRESI
D-6 TABEL ANAVA
D-7 PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
LAMPIRAN D HASIL ANALISIS DATA
137
LAMPIRAN D1
ABSENSI
KELAS X SNN-1
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
No NIS Nama L/P Kehadiran Ket Kode
1 2 3 4 5 6 7
1 131410001 ADITIA SUTIARA L * Hadir R-1
2 131410002 ALFAN FAUZAN K L * Hadir R-2
3 131410003 ALINDRA CELINE P P * Hadir R-3
4 131410004 AMELLIA O P * Hadir R-4
5 131410005 ANGGIE DWI P L * Hadir R-5
6 131410006 AULIA NURJANAH P * Hadir R-6
7 131410007 AYU KOMARA P * Hadir R-7
8 131410008 AYU NINA P * Hadir R-8
9 131410009 BIMAYUDHA P L * Hadir R-9
10 131410010 CANDRA WIJAYA L * Hadir R-10
11 131410011 CHIKA METALLICA P * Hadir R-11
12 131410012 DEDE NURDIANTO L * Hadir R-12
13 131410308 DESY AYUNINGTIYAS P * Hadir R-13
14 131410013 DEWIKHUTBIYANTI P * Hadir R-14
15 131410014 DEWI NANI P * Hadir R-15
16 131410015 DIAN RAHMAWATI P * Hadir R-16
17 131410016 FAHRI REVANALDY L
T. Hadir -
18 131410017 JURAIS NURQORI L * Hadir R-17
19 131410018 KINTANAMI D P * Hadir R-18
20 131410019 LISDA ISMIYANTI P * Hadir R-19
21 131410021 MONIKA Y D P * Hadir R-20
22 131410023 NURSELA P * Hadir R-21
23 131410024 OPPIE FEBRIYANTI P * Hadir R-22
24 131410025 PUTRI ILYASSANI P * Hadir R-23
25 131410026 RAFA A'ISYAH N P * Hadir R-24
26 131410027 RAIHAN NABIL L * Hadir R-25
27 131410028 SILVI ADRIYANI P * Hadir R-26
28 131410029 SRI HANDAYANI P P * Hadir R-27
29 131410030 SUHARYATI P * Hadir R-28
30 131410031 SUNERI P * Hadir R-29
31 131410032 TEDI SUPARDI L * Hadir R-30
32 131410033 WIDIYAWATI P * Hadir R-31
Lak-laki : 10
Perempuan : 22 Wali Kelas
Jumlah : 32 ENTRI RESTUNINGHATI, S.Pd.
NIP.-
138
LAMPIRAN D2
HASIL PENELITIAN
AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 Skor Kategori
1 R-1 3 4 4 3 3 4 3 24 Sangat Aktif
2 R-2 3 3 3 3 3 4 2 21 Sangat Aktif
3 R-3 2 2 4 4 4 4 2 22 Sangat Aktif
4 R-4 3 2 4 4 2 4 3 22 Sangat Aktif
5 R-5 3 3 2 4 2 4 2 20 Aktif
6 R-6 4 2 2 3 2 3 2 18 Aktif
7 R-7 3 3 4 4 4 4 2 24 Sangat aktif
8 R-8 3 2 3 2 3 4 3 20 Aktif
9 R-9 3 2 4 4 4 3 2 22 Sangat aktif
10 R-10 4 4 3 3 3 4 3 24 Sangat aktif
11 R-11 2 2 2 2 3 4 3 18 Aktif
12 R-12 4 3 3 3 3 4 2 22 Sangat aktif
13 R-13 3 3 3 3 3 3 3 21 Sangat aktif
14 R-14 4 3 2 3 2 4 2 20 Aktif
15 R-15 3 3 3 3 3 3 3 21 Sangat aktif
16 R-16 3 4 3 3 2 3 3 21 Sangat aktif
17 R-17 4 3 2 2 2 2 1 16 Aktif
18 R-18 2 4 2 2 2 3 1 16 Aktif
19 R-19 2 3 1 2 1 2 1 12 Kurang
20 R-20 3 3 4 4 2 4 2 22 Sangat aktif
21 R-21 3 2 2 3 2 2 1 15 Aktif
22 R-22 4 4 3 3 3 2 2 21 Sangat aktif
23 R-23 4 4 4 4 4 4 3 27 Sangat aktif
24 R-24 2 2 3 3 2 3 1 16 Aktif
25 R-25 3 3 3 3 2 2 2 18 Aktif
26 R-26 3 4 4 4 4 4 2 25 Sangat aktif
27 R-27 2 3 3 3 2 3 1 17 Aktif
28 R-28 4 3 3 3 3 3 2 21 Sangat aktif
29 R-29 3 3 3 3 2 2 1 17 Aktif
30 R-30 4 4 4 4 4 4 2 26 Sangat aktif
31 R-31 3 3 2 2 3 3 2 18 Aktif
Jumlah 96 93 92 96 84 102 64 627
139
Hasil penelitian skor Aktivitas siswa per indikator/dimensi aktivitas dan per
kegiatan Fase
kegiata
n
Orientasi Identifikasi masalah
dan Investigasi Presentasi Evaluasi
Dimens
i
aktivit
as
Visual
motor
activiti
es
emotional
activities listening oral writing Mental
Indikat
or
aktivit
as
Memperhati
kan apa
yang
disampaika
n guru
Bekerja
sama
dengan
1
kelomp
ok
Kesunggu
han siswa
berdiskusi
dalam
memecahk
an
masalah
Mengam
ati
kegiatan
presenta
si
Bertanya
dan
mengemuka
kan
pendapat
pada
kegiatan
presentasi
Mengerja
kan kuis
Membua
t
kesimpu
lan
Skor
total I 96 93 92 96 84 102 64
Rata-
rata I 3.10 3.00 2.97 3.10 2.71 3.29 2.06
Skor
total II 96 92.5 90 83
Rata-
rata II 3.10 2.98 2.90 2.68
Keterangan:
Skor total I : skor total per indikator aktivitas
Skor total II : skor total per kegiatan pembelajaran PBL
Rata-rata I : rata-rata per indikator aktivitas/dimensi aktivitas
Rata-rata II : rata-rata per per kegiatan pembelajaran PBL
Nilai statistik/ minimum (Xmin) = 12
Nilai statistik/maksimum(Xmax) = 27
1) Menentukan rentang skor (r)
R = Xmax – Xmin
= 27 – 12
= 15
2) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus :
K= 1 + 3,3 log n
n = banyaknya data (jumlah siswa di kelas sampel)
n = 31
K= 1 + 3,3 log(31)
= 5,92`
(banyak kelas di bulatkan kebawah menjadi K = 6)
140
3) Menentukan panjang interval (p) dengan rumus :
P =
=
= 2,5
(panjang kelas di bulatkan ke atas menjadi p = 2)
4) Membuat tabel distribusi frekuensi
Kelas interval Batas kelas fi xi xi2 fixi fixi
2
12 - 14 11,5 - 14,5 1 13 169 13 169
15 - 17 14,5 - 17,5 6 16 256 96 1536
18 - 20 17,5 - 20,5 7 19 361 133 2527
21 - 23 20,5 - 23,5 11 22 484 242 5324
24 - 26 23,5 - 26,5 5 25 625 125 3125
27
29 26,5 - 29,5 1 28 784 28 784
Jumlah 31 123 2679 637 13465
5) Menentukana rata – rata hitung (rata – skor)
6) Simpangan baku (standar deviasi)
Dengan rumus,
141
LAMPIRAN D3
DATA PENELITIAN
HASIL TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MATERI
PENCEMARAN
No Nama No. Soal
Skor Skor
(100)
Ket
1 2 3 4 5 6
1 E-1 2 4 3 3 3 3 18 75 Sedang
2 E-2 2 2 2 2 2 1 11 46 Rendah
3 E-3 3 2 4 2 4 2 17 71 Sedang
4 E-4 2 2 3 3 3 2 15 63 Sedang
5 E-5 2 3 3 3 3 2 16 67 Sedang
6 E-6 2 2 3 3 2 2 14 58 Sedang
7 E-7 2 3 3 3 2 2 15 63 Sedang
8 E-8 4 2 3 3 2 1 15 63 Sedang
9 E-9 1 2 2 1 1 1 8 33 Rendah
10 E-10 4 4 4 3 3 3 21 88 Tinggi
11 E-11 2 2 2 2 2 1 11 46 Rendah
12 E-12 3 4 3 3 3 3 19 79 Tinggi
13 E-13 2 4 3 3 2 2 16 67 Sedang
14 E-14 2 3 3 2 2 1 13 54 Sedang
15 E-15 3 4 3 3 2 1 16 67 Sedang
16 E-16 3 4 2 3 2 2 16 67 Sedang
17 E-17 1 2 3 2 2 1 11 46 Rendah
18 E-18 2 2 2 3 2 1 12 50 Sedang
19 E-19 1 1 2 2 1 1 8 33 Rendah
20 E-20 2 4 3 4 3 3 19 79 Tinggi
21 E-21 2 2 3 3 2 1 13 54 Sedang
22 E-22 4 4 3 3 3 2 19 79 Tinggi
23 E-23 4 4 4 3 4 3 22 92 Tinggi
24 E-24 1 3 3 2 2 2 13 54 Sedang
25 E-25 2 2 3 2 2 1 12 50 Sedang
26 E-26 3 4 3 3 4 2 19 79 Tinggi
27 E-27 1 2 3 3 3 2 14 58 Sedang
28 E-28 3 2 3 3 3 3 17 71 Sedang
29 E-29 2 1 2 2 1 1 9 38 Rendah
30 E-30 2 3 3 2 2 3 15 63 Sedang
31 E-31 2 4 3 3 2 2 16 67 Sedang
jumlah 71 87 89 82 74 57
presentase 57% 70% 72% 66% 60% 46%
Jumlah 460 1917
142
Hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa per indikator
No. Indikator No.
Soal Skor Skor/indikator
Presentase
(%) per
indikator
1. Mengidentifikasi masalah 1 71 71 57%
2 Mendiagnosis masalah 2 87
88 71% 3 89
3. Merumuskan alternatif
strategi 4 82 82 66%
4. Menentukan dan
menerapkan strategi pilihan 5 74 74 60%
5. Melakukan evaluasi
keberhasilan strategi 6 57 57 46%
Nilai statistik/ skor minimum (Xmin) = 33
Nilai statistik/maksimum(Xmax) = 92
7) Menentukan rentang skor (r)
R = Xmax – Xmin
= 92 – 33
= 59
8) Menentukan banyaknya kelas interval (k) dengan rumus :
K= 1 + 3,3 log n
n = banyaknya data (jumlah siswa di kelas sampel)
n = 31
K= 1 + 3,3 log(31)
= 5,92
(banyak kelas di bulatkan kebawah menjadi K = 6)
9) Menentukan panjang interval (p) dengan rumus :
P =
=
= 9,83
= 10
(panjang kelas di bulatkan ke atas menjadi p = 10)
143
10) Membuat tabel distribusi frekuensi
Kelas interval Batas kelas fi xi xi2 fixi fixi
2
33 - 43 32.5 - 43.5 3 38 1444 114 4332
44 - 54 43.5 - 54.5 8 49 2401 392 19208
55 - 65 54.5 - 65.5 6 60 3600 360 21600
66 - 76 65.5 - 76.5 8 71 5041 568 40328
77 - 87 76.5 - 87.5 4 82 6724 328 26896
88 - 98 87.5 - 98.5 2 93 8649 186 17298
Jumlah 31 393 27859 1948 129662
11) Menentukana rata – rata hitung (rata – skor)
12) Menentukan simpangan baku (standar deviasi)
Dengan rumus,
144
LAMPIRAN D4
HARGA-HARGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGHITUNG
A DAN B DALAM REGRESI Y = a +bX
No. Responden X Y X2 Y
2 XY
1 R-1 24 75 576 5625 1800
2 R-2 21 46 441 2116 966
3 R-3 22 71 484 5041 1562
4 R-4 22 63 484 3969 1386
5 R-5 20 67 400 4489 1340
6 R-6 18 58 324 3364 1044
7 R-7 24 63 576 3969 1512
8 R-8 20 63 400 3969 1260
9 R-9 22 33 484 1089 726
10 R-10 24 88 576 7744 2112
11 R-11 18 46 324 2116 828
12 R-12 22 79 484 6241 1738
13 R-13 21 67 441 4489 1407
14 R-14 20 54 400 2916 1080
15 R-15 21 67 441 4489 1407
16 R-16 21 67 441 4489 1407
17 R-17 16 46 256 2116 736
18 R-18 16 50 256 2500 800
19 R-19 12 33 144 1089 396
20 R-20 22 79 484 6241 1738
21 R-21 15 54 225 2916 810
22 R-22 21 79 441 6241 1659
23 R-23 27 92 729 8464 2484
24 R-24 16 54 256 2916 864
25 R-25 18 50 324 2500 900
26 R-26 25 79 625 6241 1975
27 R-27 17 58 289 3364 986
28 R-28 21 71 441 5041 1491
29 R-29 17 38 289 1444 646
30 R-30 26 63 676 3969 1638
31 R-31 18 67 324 4489 1206
Jumlah 31 627 1920 13035 125646 39904
146
LAMPIRAN D5
PERHITUNGAN JUMLAH KUADRAT UNTUK UJI KELINEARAN DAN
KEBERMAKNAAN REGRESI
Y= a +b X
No Kelompok X Y Galat
1 1 12 33 0
2 2 15 54 0
3 3 16 46 32
4 16 50
5 16 54
6 4 17 58 200
7 17 38
8 5 18 58 258.75
9 18 46
10 18 50
11 18 67
12 6 20 67 88.6667
13 20 63
14 20 54
15 7 21 46 596.833
16 21 67
17 21 67
18 21 67
19 21 79
20 21 71
21 8 22 71 1456
22 22 63
23 22 33
24 22 79
25 22 79
26 9 24 75 312.667
27 24 63
28 24 88
29 10 25 79 0
30 11 26 63 0
31 12 27 92 0
Jumlah 627 1920 2945
148
LAMPIRAN D6
TABEL ANAVA
ΣX 627
ΣY 1920
ΣX2 13035
ΣY2 125646
ΣXY 39904
B 3.0288
A 0.6746
JK (Total) 125646
JK(a) 118916.1
JK(b/a) 3242.2
JK(Sisa) 3487.7
JK(Galat) 2945
JK(Tuna Cocok) 542.7833
Sumber Variasi dk JK RJK Fhitung
Ftabel
Total 31 125646 4053.1
Regresi (a) 1 118916.1 118916.1
26.95
5.59
Regresi (b/a) 1 3242.2 3242.2
Sisa 29 3487.7 120.3
Tuna Cocok 10 542.7833 54.3 0.35
2.82
Galat 19 2944.917 155
Karena Fhitung = 26,95 > Ftabel= 5.59 , regresi signifikan.
Karena Fhitung = 0,35 < Ftabel=2.82, regresi berbentuk linear.
149
LAMPIRAN D7
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Perhitungan Koefisien Korelasi Produk Moment Pearson
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Produk Moment Pearson
α = 0,05
dk = n – 2
= 31 – 2
= 29
thitung(0,05)(29) = 2,045
153
F-1 SK PEMBIMBING
F-2 SURAT IJIN UJI INSTRUMEN
F-3 SURAT BALASAN IJIN UJI INSTRUMEN
F-4 SURAT IJIN PENELITIAN
F-5 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN
PENELITIAN
LEMBAR REVISI PENGUJI
LAMPIRAN F SURAT-SURAT
162
LAMPIRAN G3
TABEL F
Keterangan:
Pada penelitian ini digunakan untuk mencari nilai Ftabel, untuk menentukan linieritas regresi.
163
LAMPIRAN G2
Nilai – Nilai dalam Distribusi T (ttabel)
α untuk uji dua pihak (two tail test)
0,05 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
α untuk uji satu pihak (one tail test)
dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120
1,000
0,816
0,765
0,741
0,727
0,718
0,711
0,706
0,703
0,700
0,697
0,695
0,692
0,691
0,690
0,689
0,688
0,688
0,687
0,687
0,686
0,686
0,685
0,685
0,684
0,684
0,684
0,683
0,683
0,683
0,681
0,679
0,677
0,674
3,078
1,886
1,638
1,533
1,476
1,440
1,415
1,397
1,383
1,372
1,363
1,356
1,350
1,345
1,341
1,337
1,333
1,330
1,328
1,325
1,323
1,321
1,319
1,318
1,316
1,315
1,314
1,313
1,311
1,310
1,303
1,296
1,289
1,282
6,314
2,920
2,353
2,132
2,015
1,943
1,895
1,860
1,833
1,812
1796
1,782
1,771
1761
1,753
1,746
1,740
1,734
1,729
1725
1,721
1,717
1,714
1,711
1,708
1,706
1,703
1,701
1,699
1,697
1,684
1,671
1,658
1,645
12,706
4,303
3,182
2,776
2,571
2,447
2,365
2,306
2,262
2228
2,201
2,179
2,160
2,145
2,131
2,120
2,110
2,101
2,093
2,086
2,080
2,074
2,069
2,064
2,060
2,056
2,052
2,048
2,045
2,042
2,021
2,000
1,980
1,960
31,821
6,965
4,541
3,747
3,365
3,143
2,998
2,896
2,821
2,764
2,718
2,681
2,650
2,624
2,602
2,583
2,567
2,552
2,539
2,528
2,518
2,508
2,500
2,492
2,485
2,479
2,473
2,467
2,462
2,457
2,423
2,390
2,358
2,326
63,657
9,925
5,841
4,604
4,032
3,707
3,499
3,355
3,250
3,169
3,106
3,055
3,012
2,977
2,947
2,921
2,898
2,878
2,861
1,845
2,831
2,819
2,807
2,797
2,787
2,779
2,771
2,763
2,756
2,750
2,704
2,660
2,617
2,576
Keterangan:
Pada penelitian ini digunakan untuk mencari ttabel untuk menentukan pengaruh
model pembelajaran problem based learning melalui uji hipotesis
(membandingkan nilai thitung dengan ttabel).
164
RIWAYAT HIDUP
Bahiyatul Firdausy Assayidiyah, puteri kedua dari 3
bersaudara yang lahir dari pasangan keluarga Bapak Drs.
Sayidi dan Ibu Ibnatu Juhriyah, dilahirkan di Indramayu
pada tanggal 7 Januari 1992. Menamatkan sekolah
Dasar tahun 2004 di SDN 1 Kertasemaya, Kecamatan
Kertasemaya Indramayu. Selanjutnya pada tahun 2007
menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Sukagumiwang Indramayu. Pada tahun 2010 lulus dari Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Indramayu.
Pada tahun 2010 melanjutkan jenjang pendidikan Sarjana (S1) Program
Studi Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Wiralodra Indramayu dan selesai pada tahun 2014.