Macam Macam Candi Di Indonesia

12
KUMPULAN SITUS PENINGGALAN KEBUDAYAAN INDONESIA DI SUSUN OLEH : DAVINA MUTIARA SYAHDILLA

Transcript of Macam Macam Candi Di Indonesia

KUMPULAN SITUS PENINGGALAN KEBUDAYAANINDONESIA

DI SUSUN OLEH :

DAVINA MUTIARA SYAHDILLA

KELAS 4-C

SDN BAROS MANDIRI 6

1. Candi Borobudur

Ciri-Ciri nya :

Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiridari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat

berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagaipuncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-

tingkatannya beberapa stupa.

Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletakdi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalahkurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikanoleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

2. Candi Mendut

Ciri-Ciri nya :Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yangberselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk

kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera danseekor garuda.

Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agamaBuddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatanMungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa

kilometer dari candi Borobudur.Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indradari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengahyang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indratelah membangun bangunan suci bernama veluvana yang

artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologiBelanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan

dengan Candi Mendut.

3. Candi Ngawen

Ciri-Ciri nya :Candi ini terdiri dari 5 buah candi kecil, dua di

antaranya mempunyai bentuk yang berbeda dengan dihiasioleh patung singa pada keempat sudutnya. Sebuah patungBuddha dengan posisi duduk Ratnasambawa yang sudah tidak

ada kepalanya nampak berada pada salah satu candilainnya. Beberapa relief pada sisi candi masih nampak

cukup jelas, di antaranya adalah ukiran Kinnara, Kinnari,dan kala-makara.

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di

desa Ngawen, kecamatan Muntilan, Magelang. Menurutperkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Syailendra padaabad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan

candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah yang tersebutdalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M.

4. Candi Lumbung

Candi Lumbung adalah candi Buddha yang berada di dalamkompleks Taman Wisata Candi Prambanan, yaitu di sebelahcandi Bubrah. Menurut perkiraan, candi ini dibangun padaabad ke-9 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Candi inimerupakan kumpulan dari satu candi utama (bertema

bangunan candi Buddha)

Ciri-cirinya :Dikelilingi oleh 16 buah candi kecil yang keadaannya

masih relatif cukup bagus.

5. Candi Banyunibo

Candi Banyunibo yang berarti air jatuh-menetes (dalambahasa Jawa) adalah candi Buddha yang berada tidak jauhdari Candi Ratu Boko, yaitu di bagian sebelah timur darikota Yogyakarta ke arah kota Wonosari. Candi ini dibangunpada sekitar abad ke-9 pada saat zaman Kerajaan MataramKuno. Pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa

yang merupakan ciri khas agama Buddha.

Ciri-cirinya:

Keadaan dari candi ini terlihat masih cukup kokoh danutuh dengan ukiran relief kala-makara dan bentuk relief

lainnya yang masih nampak sangat jelas. Candi yangmempunyai bagian ruangan tengah ini pertama kali

ditemukan dan diperbaiki kembali pada tahun 1940-an, dansekarang berada di tengah wilayah persawahan.

6. Kompleks Percandian Batujaya

Kompleks Percandian Batujaya adalah sebuah suatu komplekssisa-sisa percandian Buddha kuna yang terletak di

Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya, KabupatenKarawang, Provinsi Jawa Barat. Situs ini disebut

percandian karena terdiri dari sekumpulan candi yangtersebar di beberapa titik.

Cirri-cirinya:Dari segi kualitas, candi di situs Batujaya tidaklah utuhsecara umum sebagaimana layaknya sebagian besar bangunancandi. Bangunan-bangunan candi tersebut ditemukan hanya

di bagian kaki atau dasar bangunan, kecuali sisa bangunandi situs Candi Blandongan.

Candi-candi yang sebagian besar masih berada di dalamtanah berbentuk gundukan bukit (juga disebut sebagai unurdalam bahasa Sunda dan bahasa Jawa). Ternyata candi-candiini tidak memperlihatkan ukuran atau ketinggian bangunan

yang sama.

7. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yangterletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya

terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto,Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometerdari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi

ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometerdan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan.

Ciri-cirinya:

Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah

berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleksini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalamkompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi

Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunancandi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata.Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan inidibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di

sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untukbatu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempatyang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu batake tempat candi, dilakukan secara beranting dari tanganke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannyamemberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara

bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.

8. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi diKecamatan Singosari, Malang. Dengan jarak sekitar 6 kmdari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalanKerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada

masa itu.

Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, KecamatanSingosari, Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di sebelah BaratLaut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu andesitdengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada

ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna.Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karenaterletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening

airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.

Cirri-cirinya:Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentukstupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar,kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Diatas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapikbujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan

bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta(stupa) yang puncaknya telah hilang.

9. Candi Brahu

Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Buddha,didirikan abad 15 Masehi. Pendapat lain, candi ini

berusia jauh lebih tua ketimbang candi lain di sekitarTrowulan. Menurut buku Bagus Arwana, kata Brahu berasaldari kata Wanaru atau Warahu. Nama ini didapat dari

sebutan sebuah bangunan suci seperti disebutkan dalamprasasti Alasantan, yang ditemukan tak jauh dari candibrahu. Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok pada tahun

861 Saka atau 9 September 939,

Cirri-cirinya:Candi Brahu merupakan tempat pembakaran (krematorium)jenazah raja-raja Brawijaya. Anehnya dalam penelitian,tak ada satu pakarpun yang berhasil menemukan bekas abu

mayat dalam bilik candi. Lebih lebih setelah adapemugaran candi yang dilakukan pada tahun 1990 hingga

1995.

10. Candi Sewu

Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalamkompleks candi Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari

candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) inidiperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kunooleh raja Rakai Panangkaran (746 – 784). Candi Sewu

merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candiBorobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi

bercorak Hindu.

Menurut legenda rakyat setempat, seluruh candi iniberjumlah 999 dan dibuat oleh seorang tokoh sakti

bernama, Bandung Bondowoso hanya dalam waktu satu malamsaja, sebagai prasyarat untuk bisa memperistri dewi RoroJonggrang. Namun keinginannya itu gagal karena pada saat

fajar menyingsing, jumlahnya masih kurang satu.