Lp hepatitis

34
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN HEPATITIS A . Konsep Dasar Penyakit 1 . Pengertian Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh salah satu dari lima agen virus yang berbeda, hepatitis dapat ringan dan dapat disembuhkan sampai kronis dan vatal (Carpenito L. J, 1996 page 1332). Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat, atau alkohol (Dr. Jan Tambayong,2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan.page 145) Kesimpulan hepatitis adalah inflamasi sebagai reaksi yang disebabkan agen virus, obat, atau alkohol. 2. Epidemiologi Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut, dari hepatitis A sampai dengan hepatitis C. berhubungan dengan cepatnya perkembangan teknologi kedokteran terutama dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa akibat hepatitis akan segera bertambah. Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan hanya di amerika tetapi di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus dilaporkan ke pusat pengawasan kesehatan di amerika dan setiap tahun jumlahnya secara bertahap.

Transcript of Lp hepatitis

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

HEPATITIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Hepatitis adalah inflamasi hepar yang disebabkan oleh

salah satu dari lima agen virus yang berbeda, hepatitis

dapat ringan dan dapat disembuhkan sampai kronis dan

vatal (Carpenito L. J, 1996 page 1332). Hepatitis adalah

keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi

terhadap virus, obat, atau alkohol (Dr. Jan

Tambayong,2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan.page 145)

Kesimpulan hepatitis adalah inflamasi sebagai reaksi yang

disebabkan agen virus, obat, atau alkohol.

2. Epidemiologi

Kita mengenal beberapa macam hepatitis viral akut,

dari hepatitis A sampai dengan hepatitis C. berhubungan

dengan cepatnya perkembangan teknologi kedokteran

terutama dibidang molekuler, dapat dipastikan bahwa

akibat hepatitis akan segera bertambah. Hepatitis menjadi

masalah kesehatan masyarakat yang penting bukan hanya di

amerika tetapi di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 kasus

dilaporkan ke pusat pengawasan kesehatan di amerika dan

setiap tahun jumlahnya secara bertahap.

Walaupun mortilitas dari hepatitis virus relative

rendah,morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar

dihubungkan dengan penyakit ini (pince,1995) 60-90% dari

kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa

dilaporkan. Keadaan kasus subklinis, ketidakberhasilan

untuk mengenali kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis

diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang

lebih 50% orang dewasa di amerika telah memiliki antibody

terhadap virus hepatitis A, banyak orang tidak dapat

mengingat kembali episode atau kejadian sebelumnya yang

memperlihatkan gejala hepatitis (brunner,dkk, 2002)

3. Etiologi

Penyebab dari hepatitis yaitu (Sylvia A.

Price.2006.Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. page

485-488) :

Virus

Type A Type B Type C Type D Type E Type G

Metod

e

trans

misi

Fekal-

oral

melalui

orang

lain

Parentera

l

seksual,

perinatal

Parentera

l, jarang

seksual,

orang ke

orang,

perinatal

Parenteral

perinatal,

memerlukan

koinfeksi

dengan type

B

Fekal-

oral

Tranfus

i

darah,

jarum

suntik

Kepar

ahan

Tak

ikterik

dan

asimto-

matik

Parah Menyebar

luas,

dapat

berkemban

g sampai

kronis

Peningkatan

insiden

kronis dan

gagal hepar

akut

Sama

dengan

D

Tidak

menyeba

bkan

hepatit

is

fulmina

n

ataupun

hepatit

is

kronik.Sumbe

r

virus

Darah,

feces,

saliva

Darah,

saliva,

semen,

sekresi

vagina

Terutama

melalui

darah

Melalui

darah

Darah,

feces,

saliva

Darah

Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya

menjadi alkohol sirosis.

Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering

disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

4. Patofisiologi

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat

disebabkan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan

bahan-bahan kimia serta infeksi virus melalui cairan

tubuh seperti darah, saliva, semen dan cairan vagina.

Setelah virus hepatitis sampai di tubuh melalui peredaran

darah akan menyerang hati dan akan menyebabkan peradangan

atau inflamasi pada hepar sehingga menyebabkan kerusakan

hati di lobulus dan generasi sel, nekrosis parenkim hati

dan menyebabkan penurunan fungsi sel hati sehingga

mempengaruhi kekebalan tubuh, adanya reaksi antara

antigen antibodi menimbulkan respon imun seperti demam

sehingga timbul hipertermi, respon imun yang timbul

kemudian mendukung respon peradangan.

Perangsangan komponen dan lisis sel serta serangan

antibody langsung terhadap antigen-antigen virus

menyebabkan degenerasi sel-sel yang terinfeksi sehingga

hati menjadi edematosa (hepatomegali). Terjadinya

hepatomegali menimbulkan keluhan seperti nyeri abdomen

pada kuadran kanan atas, nyeri pada epigastrium, nyeri di

hulu hati sehingga menimbulkan perubahan kenyamanan dan

perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan,

pemenuhan nutrisi yang tidak adekuat dan disertai dengan

hipermetabolik sehingga akan menimbulkan keletihan.

Akibat lain dari hepatomegali yaitu muncul blokir

drainase hepar yang menyebabkan stasis empedu dan empedu

tetap menkonjugasikan bilirubin, tetapi bilirubin tidak

dapat mencapai usus halus sehingga mengakibatkan

terjadinya penurunan ekskresi urobilinogen di tinja

sehingga tinja berwarna gelap. Bilirubin terkonjugasi

tersebut akan masuk kealiran darah sehingga terjadi

kelebihan bilirubin dalam darah yang akan menyebabkan

terjadinya ikterus pada sclera mata, kulit dan membran

mukosa lainnya sehingga menimbulkan kerusakan integritas

jaringan. Pada kulit biasanya menyebabkan terjadinya

pruritus yang akan menyebabkan terjadinya kerusakan

integritas kulit sebagian besar dari bilirubin

terkonjugasi tersebut akan diekresikan melalui ginjal

sehinga warana urin menjadi berwarna sangat gelap.

5. Klasifikasi

Adapun 6 jenis hepatitis viral yaitu (Sylvia A.

Price.2006.Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Page

485) :

1. Hepatitis A

Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak

tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang

dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah,

demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan

hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali

setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi

hepatitis A akan kebal terhadap penyakit

tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,

infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis

kronik.

Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan

atau minuman yang terkontaminasi feces pasien,

misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak

dimasak atau makan kerang yang setengah matang.

Minum dengaN es batu yang prosesnya

terkontaminasi.

Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan

kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan

pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan

suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika

dan hubungan seks anal, termasuk homoseks

merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.

2. Hepatitis B

Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu

hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah,

mata kuning dan muntah serta demam. Penularan

dapat melalui jarum suntik atau pisau yang

terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan

manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan

lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung

antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14

hari setelah paparan.

Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah

tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang

merupakan risiko tertular hepatitis B adalah

pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak

pasangan seksual. Mengenai hepatitis C akan kita

bahas pada kesempatan lain.

3. Hepatitis C

Hepatitis C mencakup sekitar 20% dari semua kasus

hepatitis viral dan paling sering ditularkan

melalui yang ditransfusi dari donor asimtomatik,

berbagi jarum dengan pengguna obat intra vena dan

cairan tubuh atau didapat dari tato.

4. Hepatitis D

Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah

virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk

replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis

B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum

suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit

hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai

gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat

progresif.

5. Hepatitis E

Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu,

lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut.

Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-

limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan,

khususnya trimester ketiga, dapat mematikan.

Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.

6. Hepatitis F

Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini

para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan

penyakit hepatitis yang terpisah.

7. Hepatitis G

Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi

bersamaan dengan hepatitis B atau C. Tidak

menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis

kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum.

Hepatitis B , dapat terjadi tanpa gejala. Namun

dapat juga terjadi artalgia dan ruam pada kulit.

6. Tanda dan gejala

Gejala Hepatitis A

Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti

akan mengalami sakit seperti kuning, keletihan,

demam, hilang selera makan, muntah-muntah,

pusing dan kencing yang berwarna hitam pekat.

Demam yang terjadi adalah demam yang terus

menerus, tidak seperti demam yang lainnya

yaitupada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Secara khusus tanda dan gejala terserangnya

hepatitis B yang akut adalah demam, sakit perut

dan kuning (terutama pada area mata yang

putih/sklera). Namun bagi penderita hepatitis B

kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda

tersebut, sehingga penularan kepada orang lain

menjadi lebih beresiko.

Penderita Hepatitis C sering kali orang yang

menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala,

walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun

lamanya. Namun beberapa gejala yang samar

diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera

makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap. Pada

beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan

enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun

demikian pada penderita Hepatitis C justru

terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

7. Pemeriksaaan Fisik

Difokuskan pada bagian yang terganggu :

Mata

inspeksi : lihat perubahan sclera ikterus

Kulit

Inspeksi : lihat perubahan kulit ikterus

Abdomen

Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan

luka

Perkusi : apakah ada massa

Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri

tekan

Auskultasi : untuk mengetahui oeristaltik usus.

8. Pemeriksaan penunjang/diagnostik

Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan menurut Marilynn E.

Doenges.2000. Rencana Asuhan Keperawatan.page 535-536 :

1. Laboratorium

a.Tes fungsi hati seperti :

AST (SGOT)/ ALT (SGPT) : awalnya meningkat

dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik

kemudian tampak menurun.

Alkali Fospatase : agak meningkat (kecuali

ada kolestasis berat )

Bilirubin serum : di atas 2,5 mg/100 ml

(bila diatas 200 mg/ml prognosis buruk

mungkin berhubungan dengan peningkatan

nekrosis seluler).

b. Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan

penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati).

c. Leukemia : trombositopenia mungkin ada

(splenomegali).

d. Feses : warna tanah liat, steatorea (penurunan

fungsi hati).

e. Albumin serum menurun.

f. Anti-HAVIgM : positif pada tipe A.

g. HbsAG : dapat positif (tipe B) atau negatif

(tipe A).

h. Urinalisa : peninggian kadar bilirubin,

protein/hematuria dapat terjadi.

i. Tes ekskresi BSP : kadar darah meningkat

2. Radiologi

a. Foto polos abdomen : menunjukkan densitas

kalsifikasi pada kandung empedu, pankreas, hati

juga dapat menimbulkan splenomegali.

b. Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya

kerusakan parenkim.

3. Pemeriksaan Tambahan

Biopsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya

nekrosis

9. Diagnosis

pada stadium pra ikterik, hepatitis dapat dikacaukan

dengan penyakit infeksi akut lain seperti appendiksitis

akut/gastroenteritis akut

10. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Keperawatan

a. Istirahat sesuai kebutuhan

b. Pendidikan mengenai menghindari pemakaian

alkohol/obat lain

c. Pendidikan mengenai cara penularan kepada

mitra sehubungan dan anggota keluarga

2. Penatalaksanaan Medis

a. Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik

terhadap HAV/HBV pada keluarga pasien hepatitis

yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap

infeksi, imunitas ini bersifat sementara.

b. Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus

yang sangat menular dan berpotensi menyebabkan

kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua

individu yang termasuk kelompok berisiko tinggi,

termasuk pekerja kesehatan atau orang-orang yang

terpajan ke produk darah, divaksinasi. Yang juga

dianjurkan untuk divaksinasi adalah orang-orang

yang beresiko terinfeksi virus termasuk homosek

atau heterosek yang aktif secara seksual, pecandu

obat bius dan bayi.

c. Medikametosa

Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat

penurunan bilirubin darah, kortikosreroid dapat

digunakan pada kolestasis.

Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum

sudah kembali normal tetapi bilirubin masih

tinggi.

Berikan obat-obat yang bersifat melindungi

hati.

Antibiotik jika diperlukan.

Antiemetik jika diperlukan.

d. Vitamin K diberikan pada kasus dengan

kecenderungan pendarahan.

11. Komplikasi

Edema serebral, gagal ginjal, gangguan

elektrolit, gangguan pernafasan, hipoglikemi,

hipotensi dan sepsis

Sindroma Guilain Baire

Hepatitis kronik persisten

Hepatitis agresif

Perkembangan karsinoma hepato seluler

12. Prognosis

Menurut Dienstag J.L (2008), 95-99% dari pasien

hepatitis yang akut, sembuh secara total. Namun

prognosis penyakit hepatitis memburuk pada pasien

yang mempunyai penyakit lain. Bagi pasien yang telah

didiagnosa menderita penyakit hepatitis yang kronis,

prognosisnya baik jika pasien mendapat terapi yang

baik sehingga dapat memperbaiki kondisi pasien.

Perubahan dari fase akut ke fase kronik sangat

bergantung pada umur pasien dan cara terinfeksi.

Prognosis memburuk pada pasien-pasien yang menderita

sirosis hati. Karsinoma hepar merupakan komplikasi

tersering bagi infeksi VHB yang kronik.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

1. Identitas

Di dalam identitas meliputi nama, umur, jenis

kelamin, alamat, pendidikan, status

perkawinan, agama, pekerjaan, tanggal masuk RS

2. Identitas Penanggung Jawab

Pada idenitas penanggung jawab berisi nama,

umur, pendidikan, pekerjaan, serta hubungan

dengan pasien

3. Riwayat kesehatan

Keluhan utama

Pada pasien hepatitis biasanya mengeluh nyeri,

perut kembung,diare dan nafsu makan menurun.

Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami

sakit hepatitis, apakah tidak pernah, apakah

menderita penyakit lain.

Riwayat penyakit sekarang

Pada umumnya penyakit pada pasien hepatitis

adalah nyeri pada perut bagian atas, perut

kembung, nafsu makan menurun dan diare.

Riwayat kesehatan keluarga

Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang

pernah menderita hepatitis atau sakit lain

Genogram

Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau

struktur anggota keluarga dari atas hingga ke

bawah yang didasarkan atas tiga generasi

sebelum pasien. Berikan keterangan manakah

symbol pria, wanita, keterangan tinggal

serumah, yang sudah meninggal dunia serta

pasien yang sakit.

4.Pengkajian 11 Pola Gordon

Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Apakah kondisi sekarang menyebabkan

perubahan persepsi terhadap kesehatan?

Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien

setelah mengalami gangguan ini?

b. Nutrisi/ metabolic

Bagaimana asupan nutrisi klien sejak

terkena gangguan?

Apakah klien mau memakan makanannya?

c. Pola eliminasi

Bagaimana pola BAB klien sejak gangguan

mulai terasa?

Apa konstipasi zatau diare?

Bagaimana pola BAK klien?

Apakah kencing lancar, tidak bisa kencing,

sakit

d. Pola aktivitas dan latihan

Meliputi kmampuan ADL sepertii makan minum,

mandi, toileting, mobilisasi di tempat

tidur, kemampuan berpindah, serta ambulasi

ROM apakah pasien melakukannya secara

mandiri atau dengan bantuan orang lain atau

bantuan alat. Adapaun skor yang dapat

diberikan berkaitan dengan pola akivitas dan

latihan seperti: 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu

orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung

total.

e. Pola tidur dan istirahat

Bagaimana pola tidur klien, apakah

mengalami perubahan?

Bagaimana istirahanya, dapatkah klien

beristirahat dengan tenang?

f. Pola kognitif-perseptual

Bagaimana perasaan klien terhadap panca

indranya?

Apakah klien menggunakan alat bantu?

g. Pola persepsi diri/konsep diri

Bagaimana perasaan klien tentang

kondisinya saat ini?

h. Pola seksual dan reproduksi

Apakah klien mengalami gangguan pada alat

reproduksinya?

Apakah klien mengalami gangguan saat

melakukan hubungan seksual? (jika sudah

menikah)

i. Pola peran-hubungan

Apakah setelah sakit, peran klien di

keluarga berubah?

Bagaimana hubungan klien dengan orang

sekitar setelah sakit?

j. Pola manajemen koping stress

Apakah klien merasa depresi dengan

keadaannya saat ini?

k. Pola keyakinan-nilai

Apakah klien selalu rajin sembahyang?

Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh

gangguan ini?

2. Diagnose keperawatan

Analisa data

No Data Interpretasi Masalah

keperawatan1 DS :

1. Pasien

mengatakan

lemas

2. Pasien

mengeluh

pusing

DO:

1. Penurunan

Kekurangan volume

cairan Peradangan padasel-sel hati

Hati membesar,mendesak dan

Mual

Kekuranganvolume cairan

turgor

kulit

2. Mukosa

mulut

kering

3. Kulit

kering

2 DS :

1. Pasien

mengeluh

nafsu

makannya

menurun

2. Pasien

mengeluh

jika makan

nyeri di

uluhati

DO :

1. Makanan

yang di

berikan

kepada

pasien

tampak

masih

banyak

tersisa

2. Pasien

tampak

lemas

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Peradangan pada sel-sel hati

Peradanganmeluas, nekrosisdan regenerasi

Kegagalan hati untukmelakukan

detoksifikasi dangangguan metabolism

Pelepasan toksinoleh hati yang

rusak

Anoreksia, mualmuntah

Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan

tubuh

3. Pasien

tampak

setelah di

berikan

makanan

merasa

mual

3 DS :

1. Pasien

mengeluh

nyeri di

bagian

perut

kanan

2. P = pasien

mengeluh

nyeri

timbul

jika perut

kuadran

atas di

sentuh

Q =

seperti

tertusuk-

tusuk

R =

terjadi di

perut

bagian

atas

S = dengan

Nyeri akut

Hati membesar,mendesak danterjadi demam

Perut kuadrankanan atas

terasa nyeri,

Nyeri akut

skala 7

dari 10

T = setiap

saat

DO :

1. Pasien

tampak

meringis

2. Nadi

meningkat

3. Respirasi

meningkat

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada pasien

dengan hepatitis

Peradangan pada sel-sel hati

1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif ditandai dengan

penurunan turgor kulit, membrane mukosa

kering dan kulit kering

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor

biologis dan ketidakmampuan untuk mencerna

makanan di tandai dengan nyeri abdomen dan

ketidakmampuan memakan makanan

3) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera

biologis ditandai dengan melaporkan nyeri

secara verbal, perubahan selera makan dan

gangguan tidur.

3. Rencana asuhan keperawatan

No Diagnose

keperawata

n

Tujuan dan

kriteria

hasil (NOC)

Intervensi (NIC) Rasional

1 Kekurangan

volume

cairan

berhubunga

n dengan

kehilangan

cairan

Setelah

diberikan

asuhan

keperawatan

selama 1 x 20

menit,

diharapkan pa

NIC Label : Fluid

Management

1. Pertahanka

n record atau

pendataan

mengenai intake

dan output

1. Mewaspadai

adanya

intake dan

output

cairan yang

aktif

ditandai

dengan

penurunan

turgor

kulit,

membrane

mukosa

kering dan

kulit

kering

sien tidak

mengalami

kekurangan

volume

cairan.

Dengan

kriteria

hasil:

NOC Label :

Fluid Balance

1. Turgor

kulit

pasien

normal

(apabila

dicubit,

akan

kembali

dalam waktu

kurang dari

2 detik).

2. Membran

mukosa

pasein

cairan.

2. Monitor

status hidrasi

pasien

(misalnya,

kelembaban

membran

mukosa),

secara tepat

3. Monitor

hasil

laboratorium

yang relevan

mengenai

adanya retensi

cairan

(misalnya,

peningkatan

osmolalitas

urine).

tidak

seimbang.

2. Status

hidrasi yang

menurun

dapat

menimbulkan

dehidrasi.

3. Mewaspadai

adanya

retensi

cairan yang

mungkin

dialami

pasien.

4. Mengetahui

tetap

lembab.

3. Adanya

keseimbanga

n intake

dan output

cairan

dalam

rentang 24

jam.

4. Monitor vital

signs pasien

secara tepat.

5. Berikan

terapi

intravena

secara tepat

6. Berikan

cairan secara

tepat.

 

keadaan umum

pasien

5. Pemberian

terapi

intravena

membantu

memenuhi

kebutuhan

cairan

pasien.

6. Selain

dengan

pemberian

terapi

intravena,

pemberian

cairan juga

dilakukan

secara oral

agar dapat

memenuhi

kebutuhan

cairan tubuh

dengan cepat2 Ketidaksei

mbangan

nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh

berhubunga

n dengan

factor

biologis

dan

ketidakmam

puan untuk

mencerna

makanan di

tandai

dengan

nyeri

abdomen

dan

ketidakmam

puan

memakan

NOC : Nutritional

Status

Setelah

dilakukan

asuhan

keperawatan

selama …x 20

menit klien

menunjukkan

keseimbangan

nutrisi

dengan

kriteria

hasil :

1. Intake

nutrisi

(kalori,

karbohidrat

, protein

dan

sebagainya)

klien baik

2. Klien

melaporkan

NIC : Nutrition

Management

1. Kaji riwayat

intake

makanan.

2. Kaji perubahan

nafsu makan

dan akibatnya.

3. Kaji tinggi

badan, berat

badan dan

bandingkan

dengan nilai

normal.

4. Atur pola

makan sesuai

dengan pola

hidup pasien

dengan tepat.

1. Untuk

mengetahui

status

nutrisi

klien.

2. Untuk

mengetahui

penyebab

penurunan

nafsu makan.

3. Untuk

mengetahui

berat badan

ideal klien.

4. Untuk

menyesuaikan

pola makan

fan pola

hidup klien.

makanan adanya

nafsu makan

3. Makanan

yang

diberikan

dihabiskan

oleh klien

4. Kenaikan

berat badan

yang normal

5. Kolaborasi

dengan ahli

nutrisi untuk

jumlah kalori

dan tipe

nutrisi yang

dibutuhkan

untuk

pemenuhan

nutrisi.

6. Monitor intake

nutrisi klien.

7. Anjurkan klien

untuk makan

sedikit tetapi

sering.

5. Perlu

bantuan dalam

perencanaan

diet yang

memenuhi

kebutuhan

nutrisi

klien.

6. Untuk

menyeimbangka

n intake

nutrisi yang

adekuat.

7. Agar

nutrisi klien

tetap terjaga

walaupun

dengan

menghabiskan

sedikit

energy

8. Edukasi klien

pentingnya

pemenuhan

nutrisi.

8. Untuk

memberikan

pengetahuan

kepada klien.3 Nyeri akut

berhubunga

n dengan

agens

cedera

biologis

ditandai

dengan

melaporkan

nyeri

secara

verbal,

perubahan

selera

makan dan

gangguan

tidur.

Noc label:

Pain level

Setelah

diberikan

askep

selama ....x

20 menit

diharapkan

pasien dapat

mentoleransi

nyerinya

Dengan

kriteria:

1. Pasien

melaporkan

nyeri

berkurang

secara

verbal

2. Pasien

Nic label:

Analgesic

administration

1. Catat keluhan

nyeri, lokasi,

lamanya,

intensitas dan

kerakteristik

nyeri

2. Kaji ulang

1. Nyeri tidak

selalu ada

tapi bila

ada harus

dibandingkan

dengan

gejala nyeri

pasien

sebelumnya

dimana dapat

membantu

diagnose

etiologi

perdarahan

dan

terjadinya

kompilkasi

tampak

rileks dan

tenang

factor yang

meningkatkan

atau

menurunkan

nyeri

3. Diskusikan dan

ajarkan

tindakan

alternatif

penghilang

rasa nyeri

tanpa

menggunakan

obat

2. Membantu

dalam

membuat

diagnosa dan

kebutuhan

terapi

3. Dapat

menurunkan

nyeri yang

dirasakan

pasien

4. Implementasi

Implementasi dilakukan sesuai dengan interpensi yang

direncanakan sebelumnya

5. Evaluasi

No

.

Diagnosa

Keperawatan

Evaluasi

Dx1. Kekurangan

volume cairan

berhubungan

dengan

kehilangan

cairan aktif

ditandai

dengan

penurunan

turgor kulit,

membrane

mukosa kering

dan kulit

kering

S : pasien mengatakan konsentrasi bab pasien sudah

tidak lembek lagi

O : bab pasien terlihat tidaklembek lagi

A : Intervensi tercapai

P : pertahankan intervensi (nic lebel fluid

management no 1 )

2. Ketidakseimban

gan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan factor

biologis dan

ketidakmampuan

S : pasien mengatakan sudah bisa makanan seperti

bubur

O : makanan pasien tampak tidak tersisa lagi

A : Intervensi tercapai

P: pertahankan intervensi.( nic lebel nutrition

management no 4)

untuk mencerna

makanan di

tandai dengan

nyeri abdomen

dan

ketidakmampuan

memakan

makanan

3. Nyeri akut

berhubungan

dengan agens

cedera

biologis

ditandai

dengan

melaporkan

nyeri secara

verbal,

perubahan

selera makan

dan gangguan

tidur.

S : pasien mengatakan rasa sakit di perut bagian

kanan atas sudah berkurang

O : pasien sudah tidak terlihat meringis

A : intervensi tercapai

P: lanjutkan intervensi (nic lebel analgesic

administration no 3)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1.

Jakarta :

Salemba Medika.

Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah.Volume 2. (edisi Delapan). Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan& DokumentasiKeperawatan. (Edisi dua). Jakarta : EGC.

Dienstag, J. L., 2008. Acute Viral Hepatitis. Dalam:

Harrison’s Principles of Internal Medicine Volume II 17th Edition. The

Mc Graw Hill Company,1932-1948.

Doenges, Marlynn E, Mary Frances Moorhouse., dan Alice C.

Geissler. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:

EGC.

Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

NANDA. 2010. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009 -

2011. Jakarta : EGC

NANDA. 2012. Diagnose keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC

Tambayong, Jan.(2000). Patifisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta :EGC