Laporan SIG acara 3

36
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kegiatan survey dan pemetaan sumber daya lahan, SIG lebih sering dimanfaatkan untuk pembuatan peta satuan lahan homogen (SLH) yang disusun berdasarkan operasi tumpang tindih dua atau lebih peta tentative yang memiliki kesamaan dalam hal skala dan kordinat. Ada tiga jenis overlay yang biasa dilakukan dalam pekerjaan SIG, yaitu : 1) Fungsi logika dan fungsi Boolean, seperti intersection, union, pilihan, dan pernyataan bersyarat; 2) Fungsi aritmatika, sepeerti penambahan, pengurangan, pengalian, pembagian, dan prosentase; dan 3) Fungsi relasional, seperti lebih besar, lebih kecil, dan sama besar. Satuan-satuan lahan yang terbentuk pada peta SLH didasarkan pada jenis overlay yang digunakan dalam penggabungan karakteristik unit lahan dari peta tentative

Transcript of Laporan SIG acara 3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada kegiatan survey dan pemetaan sumber daya lahan,

SIG lebih sering dimanfaatkan untuk pembuatan peta satuan

lahan homogen (SLH) yang disusun berdasarkan operasi

tumpang tindih dua atau lebih peta tentative yang

memiliki kesamaan dalam hal skala dan kordinat. Ada tiga

jenis overlay yang biasa dilakukan dalam pekerjaan SIG,

yaitu : 1) Fungsi logika dan fungsi Boolean, seperti

intersection, union, pilihan, dan pernyataan bersyarat;

2) Fungsi aritmatika, sepeerti penambahan, pengurangan,

pengalian, pembagian, dan prosentase; dan 3) Fungsi

relasional, seperti lebih besar, lebih kecil, dan sama

besar.

Satuan-satuan lahan yang terbentuk pada peta SLH

didasarkan pada jenis overlay yang digunakan dalam

penggabungan karakteristik unit lahan dari peta tentative

yang dioverlay, seperti kelas lereng, jenis tanah, bentuk

lahan, dan penggunaan lahan. Setiap unit lahan baru yang

terbentuk diberi simbol angka atau huruf dan dicantumkan

dalam suatu legenda pada peta sesuai kaidah kartografi.

B. Tujuan Praktikum

1. Melakukan penampalan dua tema atau lebih sehingga

menjadi tema baru yang berisi informasi gabungan

2. Melakukan pemberian skor pada setiap SLH

C. Manfaat

1. Mendapatkan informasi peta dari hasil penampalan dua

tema atau lebih.

84

2. Menggabungkan dan menyimpulkan informasi yang terdapat

pada data yang diamati.

3. Merepresentasikan informasi berdasarkan penampalan

tema yang dilakukan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat diartikan

sebagai suatu sistem yang dibangun untuk mengumpulkan,

85

mengolah, dan menginformasikan data data yang berkaitan

dengan geografis (geo = bumi, grafis =

gambaran/penulisan). Sistem Informasi yang berkaitan

dengan catatan permukaan bumi (geografi) secara

konvensional (manual, sederhana) telah dilakukan oleh

berbagai instansi sejak lama dalam bentuk peta, tabel,

dan laporan yang disimpan dalam almari dan filing

cabinet. Sekarang ini, SIG lebih berorientasi kepada

penggunaan computer dan teknologi penginderaan jauh

(Danoedoro, 1996).

Terdapat banyak sekali definisi tentang Sistem

Informasi Geografi seiring dengan perkembangan SIG itu

sendiri. Salah satu definisi yang paling sederhana

menyebutkan bahwa Sistem Informasi Geografi adalah hasil

kerja perangkat komputer, perangkat lunak, data geografi

dan proses disain dengan tujuan untuk mempermudah

pekerjaan-pekerjaan menyimpan, menganalisis, merubah dan

menampilkan seluruh bentuk informasi tentang geografi

86

(Elly, 2009). Pengertian ini kurang lebih sama dengan

definisi yang diberikan oleh Aronoff (1989) dalam

Prahasta (2004), dimana Sistem Informasi Geografi yaitu

sistem berbasiskan komputer yang di disain untuk

menyimpan, menganalisis, memanipulasi dan menampilkan

informasi geografis.

SIG sebagai suatu sistem untuk mendayagunakan dan

menghasilgunakan; penyimpanan, pengolahan dan analisis

data spasial (keruangan) serta data non spasial

(tabular), dalam memperoleh berbagai informasi yang

berkaitan dengan aspek keruangan, baik yang berorientasi

ilmiah, komersial, pengolahan maupun kebijakan (Karim et

al., 2006). Sementara itu, menurut Prahasta (2002) SIG

adalah suatu teknik penampalan/penumpang-tindihan (overlay)

beberapa data dan informasi spasial dengan menggunakan

formulasi matematis untuk menghasilkan suatu tema

geografis yang baru.

87

Fungsi dari sistem informasi adalah untuk menaikkan

kemampuan dalam membuat kesimpulan. Sistem informasi

merupakan rantai dari kegiatan perencanaan yang meliputi

observasi dan pengumpulan data, penyimpanan data dan

analisis data untuk digunakan sebagai informasi untuk

penarikan kesimpulan. Kegiatan ini membawa seseorang ke

konsep yang penting, bahwa peta merupakan salah satu

sistem informasi. Peta merupakan kumpulan dari

penyimpanan dan analisis data serta informasi yang

didapatkan dari data tersebut digunakan untuk menarik

kesimpulan. Agar dapat menggunakan peta, maka peta harus

mampu menampilkan informasi dengan jelas dan pasti

(Ramakhrisnan et al., 2000).

Obyek utama dalam SIG berupa data/ informasi

permukaan bumi atau dekat permukaan bumi. Data/ informasi

tersebut dapat diperoleh melalui pengamatan langsung di

lapang, dan atau pengamatan tidak langsung (interpretasi)

dari foto udara, citra radar, citra satelit, peta, serta

88

keterangan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan

obyek yang dikaji. Tujuan utama dari operasi SIG adalah

(1) untuk menemukenali berbagai persoalan nyata permukaan

bumi yang penting bagi kehidupan manusia; dan (2) untuk

menentukan strategi dan langkah operasional penanganan

berbagai persoalan permukaan bumi dan atau dekat

permukaan bumi yang diketemukan.Sebelum tahun 1940-an

analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpung

tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu.

Namun sejak tahun 1950-an dikembangkan sistem digital

untuk melakukan analisis dalam memecahkan permasalahan

keruangan (Kadir, 2003).

A. Sumber Data SIG

Paryono (1994) mencatat 3 (tiga) jenis sumber data

yang dapat dipakai sebagai masukan bagi SIG, yaitu :

1. Data spasial berbentuk vector

89

Data ini bersumber dari peta topografi dan peta

tematik lainnya

2. Data spasial berbentuk raster

Data ini bersumber dari hasil rekaman satelit atau

pemotretan udara

3. Data alphanumeric

Data ini bersumber dari catatan statistik atau

sumber lainnya, yang sifatnya sebagai deskripsi

langsung atau sebagai tambahan data spasial.

Menurut Permanasari (2007), SIG memerlukan data

masukan agar berfungsi dan memberikan informasi hasil

analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari

tiga sumber, yaitu lapangan, peta, dan citra penginderaan

jauh.

1. Data lapangan

Data ini diperoleh langsung dari pengukuran

lapangan secara langsung, seperti misalnya pH tanah,

90

salinitas air, curah hujan, jenis tanah, dan

sebagainya;

2. Data peta

Informasi yang lebih terekam pada peta kertas atau

film, dikonversikan ke dalam bentuk digital. Misalnya,

peta geologi, peta tanah dan sebagainya. Apabila data

sudah terekam dalam bentuk peta, tidak lagi diperlukan

data lapangan, kecuali untuk mengecek kebenarannya.

3. Data citra pengideraan jauh

Citra penginderaan jauh yang berupa foto udara atau

radar dapat diinterpretasi terlebih dahulu sebelum

dikonversi ke dalam bentuk digital. Sementara itu,

citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam

bentuk digital dapat langsung digunakan setelah

diadakan koreksi seperlunya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa ketiga sumber tersebut

saling mendukung satu terhadap yang lain. Data lapangan

dapat digunakan untuk membuat peta fisis, sedangkan data

91

penginderaan jauh juga memerlukan data lapangan untuk

lebih memastikan kebenaran data tersebut. Jadi ketiga

sumber data saling berkaitan, melengkapi dan mendukung,

sehingga tidak boleh ada yang diabaikan.

Untuk cara manual, diperlukan ketelitian operator

yang mengkonversi data, sehingga data yang diperoleh

masih sesuai (mendekati) seperti aslinya. Untuk

penggunaan scanner, perlu diperhatikan resolusi scanner

yang digunakan, agar data yang tersimpan tidak banyak

mengalami kehilangan detilnya atau mengalami degradasi

(Paryono, 1994).

SIG menurut Aronoff (1989) dalam Prahasta (2004)

merupakan sistem informasi yang didasarkan pada kerja

komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan

menganalisa data serta memberi uraian. Beberapa kegiatan

yang berkaitan diantaranya :

1. Input Data

92

Kegiatan ini meliputi mengumpulkan, mempersiapkan

data spasial dan atribut dari berbagai sumber, dan

bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data

aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

2. Output Data

Kegiatan ini berupa menampilkan atau menghasilkan

keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam

bentuk softcopy maupun hardcopy seperti: tabel,

grafik, peta dan lain-lain.

3. Managemen Data

Manajemen data bertujuan untuk mengorganisasikan

baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis

data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil,

diupdate, dan diedit.

4. Manipulasi dan Analisis Data

Kegiatan ini menentukan informasi-informasi yang

dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini

93

juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk

menghasilkan informasi yang diharapkan.

B. Komponen SIG

Kemudian terdapat beberapa komponen SIG menurut

Yuliadji et al. (1994) diantaranya :

1. Perangkat Keras

Berupa komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter,

dan scanner.

2. Perangkat Lunak

Berupa sistem perangkat lunak yang tersusun secara

modular dimana basisdata memegang peranan kunci.

3. Data dan Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan

informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung

maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data

spasialnya dari peta.

4. Manajemen

94

Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan

baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian

yang tepat pada semua tingkatan.

C. Unsur-Unsur Penting dalam SIG

SIG dirancang untuk memanfaatkan informasi

berdasarkan keruangan (spasial) pada lokasi-lokasi

tertentu. Sedikitnya ada lima buah unsur penting yang

terdapat dalam Sistem Informasi Geografi. Untuk berbagai

aplikasi dalam SIG, unsur-unsur tersebut amatlah penting

sebagai suatu proses yang dijalankan secara sistematis

dan berurutan. Unsur-unsur pokok tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pengambilan atau Perolehan Data (Data Acquisition)

Perolehan data adalah rangkaian beberapa pekerjaan

identifikasi dan pengumpulan data yang diperlukan

dalam pekerjaan SIG. Pengumpulan data dapat ditempuh

dengan beberapa prosedur, antara lain penyiapan peta

95

skala besar dari vegetasi alami dari observasi

lapangan atau foto udara, data tersedia, hasil survey

atau laporan-laporan lain. Tahapan ini sebaiknya

mempertimbangkan dana yang tersedia. Satu hal yang

paling penting di sini adalah keakuratan data yang

tersedia akan sangat mempengaruhi hasil yang kita

dapatkan.

2. Persiapan Proses (Preprocessing)

Tahapan ini termasuk memanipulasi data untuk

dimasukkan ke dalam SIG, yang dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Dua tugas penting yang harus

diperhatikan dalam persiapan proses ini adalah;

pertama, perubahan bentuk data secara sistematis.

Masukan data dapat dilakukan dari peta, foto dan

laporan tertulis lainnya dan menyimpannya dalam

komputer. Tugas kedua dalam persiapan proses adalah

menentukan sistem yang baku untuk melakukan

penyimpanan dan spesifikasi lokasi obyek dalam data.

96

Hal penting dalam menjalankan proses ini adalah

menentukan kriteria kontrol untuk melihat pada tahapan

persiapan proses, sehingga dapat digunakan dengan

maksimum.

3. Pengolahan Data (Data Management)

Pengolahan data berfungsi untuk menentukan dan

mempermudah ke dalam bentuk yang diperlukan.

Pengolahan data memungkinkan untuk memasukkan data,

memperbaharui, pembuatan deliniasi serta

mendapatkannya kembali. Pengolahan data biasanya

dirancang berdasarkan pertimbangan keamanan. Misalnya,

untuk setiap penambahan data yang dilakukan haruslah

seijin si pembuat pertama dari aplikasi spesifik.

Untuk memulai aplikasi SIG biasanya ada tiga tahap

dasar, yaitu:

a. Membangun Database

Tahap ini merupakan yang sangat penting dan

sering merupakan bagian yang membutuhkan banyak

97

waktu. Kelengkapan dan keakuratan database

menentukan kualitas analisis dan produk akhir.

Tahapan yang dilaksanakan dalam pengembangan

database adalah 1) menentukan batas studi, sistem

koordinat, layer data yang diperlukan, atribut yang

diperlukan dan bagaimana atribut dikodekan dan

diorganisasi; 2) mengotomasi data yang meliputi

memasukkan data spasial ke dalam database,

menjadikan data spasial dapat digunakan dan

memasukkan data atribut ke dalam database; 3)

mengelola database dengan menempatkan data spasial

ke dalam koordinat bumi yang sebenarnya,

menggabungkan coverage yang bersebelahan dan

memelihara database.

b. Menganalisis Data

Tahap ini merupakan tahap dimana keistimewaan

yang sebenarnya dari Sistem Informasi Geografi

ditunjukkan. Pekerjaan analitik yang sangat

98

membutuhkan waktu atau hampir tidak mungkin

dikerjakan secara manual, dapat dilaksankan secara

sangat efisien dengan menggunakan SIG.

c. Menyajikan Hasil Analisis

SIG menawarkan banyak pilihan untuk membuat peta

dan laporan. Produk akhir sebaiknya berkaitan

langsung dengan tujuan proyek dan sasaran pemakai

yang diinginkan, keduanya telah ditentukan sebelum

memulai analisis. Keahlian dalam meringkas dan

menyajikan hasil analisis yang mudah dimengerti

merupakan kunci pada tahap ini, dan akan membantu

menentukan pengaruh dari analisis pada pembuatan

keputusan. Untuk memperjelas pengertian, berikut

disajikan deskripsi tahapan-tahapan aplikasi SIG.

99

III. METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum Sistem Informasi Geografi dilaksanakan di

Laboratorium Sistem Informasi Geografi Fakultas

Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

yang bertepatan pada tanggal 14 April 2014.

B. Bahan dan Alat

Bahan–bahan yang digunakan adalah tema hasil digitasi

on screen, lembar pengamatan, dan software SIG berupa ER

Mapper dan Arc View. Sedangkan alat-alat yang digunakan

adalah perangkat keras komputer berupa monitor, keyboard,

CPU, printer, dan mouse.

C. Cara kerja

100

Pembuatan SLH

1. Jalankan program ArcView dengan mengklik ikon yang

ada didesktop.

2. Panggil Project yang berisi tema digitasi pada acara

Penyuntingan dan Pemberian Skor pada Polygon.

3. Atur properti tampilan untuk unit jarak dan jarak

peta secara berurutan menjadi meter dan kilometer.

4. Pastikan ekstensi GeoProcessingdapat digunakan.

5. Penampalan dilakukan dengan GeoProcessing Wizard pada

menu tampilan di menubar.

6. Tentukan tipe tampalan yang hendak digunakan.

7. Tentukan tema input dan tema yang menjadi

penampalnya.

8. Simpan tema hasil penampalan kedalam folder yang

sesuai.

9. Buka tabel untuk tema yang telah ditampal.

10. Masukkan kolom data baru dengan tipe String sebagai

isinya.

101

11. Beri kode pada setiap polygon sesuai dengan polygon

pembentuknya.

Pemberian skor pada polygon

1. Proses Labelling dimulai dengan cara klik button open

theme table maka akan muncul atribut dari citra

tersebut

2. Klik menu table > start editing

3. Klik edit > add field maka akan muncul

4. Kotak field definition, keterangan ;

Pada Name kita isi “keterangan”

Pada Type kita isi “string” karena atribut yang akan

kita masukan adalah angka.

Pada Width kita isi “16” yang merupakan lebar kolom

yang kita buat.

5. Klik “OK” maka akan muncul kolom yang kita inginkan

6. Kemudian dilakukan penanaman sesuai dengan jenis data

atribut yang ada pada citra.

102

7. Setelah selesai penanaman atribut, dilakukan

penyimpanan yaitu klik theme, klik stop editing, maka

hasil atribut akan tersimpan secara otomatis. Tandanya

yaitu kolom atribut akan tercetak miring.

103

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 4. Tema tanah.

104

Gambar 5. Tema lereng.

Gambar 6. Tema curah hujan.

105

Gambar 7. Tema penampalan curah hujan, lereng, dan jenis

tanah.

106

Tabel 5. Total skor dan fungsi kawasan.

B. Pembahasan

Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua

kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem

otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang

paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem

Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data

seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun

(overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey

lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan

dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer.

Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah

menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui

proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra

satelit atau foto udara digital serta foto udara yang

terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar

terdigitasi (Purwanto, 2004).

Geoprocessing adalah suatu cara yang ditempuh dalam

membuat data spasial yang baru berdasarkan existing theme

di dalam obyek view. Geoprocessing juga merupakan

kumpulan fungsi-fungsi yang terhubung dengan sistem

arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari

lokasi geografis layer-layer input. Terdapat 6 fungsi

dalam geoprocessing yakni Dissolve, Merge, Clip,

Intersect, Union, dan Assign Data. Fungsi-fungsi

geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap

dari fungsi Buffer (Lillesand et al., 1990)

Geoprocessing adalah kumpulan  fungsi fungsi yang

terhubung dengan sistem arcview dan  melakukan operasi 

dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer

input, geoprocessing ada 6 fungsi yakni Dissolve, Merge,

Clip, Intersect, Union, dan Assign Data. Fungsi-fungsi

geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap

dari fungsi Buffer, oleh sebab itu dalam contoh yang akan

ditampilkan nantinya akan banyak berkaitan dengan

geoprocessing. Pengaktifan ekstension geoprocessing akan

mengaktifkan geoprocessing wizard pada menu view.

109

Pengaktifan geoprocesing wizard sekaligus akan

menampilkan dialog box geoprocessing yang terdiri dari 6

fungsi seperti Disolve, Merge, clip, intersect, union,

dan assign (Paine, 1982).

Analisis adalah proses pengambilan keputusan dan

atau simpulan (makna) dari suatu informasi geografi.

Sedangkan, manipulasi adalah proses perolehan informasi

baru dari suatu data riil medan melalui

penyutingan, pemutakhiran, interpolasi, tumpang

tepat, dan pemodelan. Perembangan SIG saat ini

mampu menghasilkan berbagai fungsi analisis yang

canggih dengan memanfaatkan data spasial dan data

atribut untuk berbagai analisis keruangan, misalnya untuk

prediksi erosi, prediksi banjir dan longsor, prediksi

sebaran hama dan penyakit tanaman, memprediksi potensi

sumberdaya wilayah, perhitungan kelas kemampuan

lahan dan daya dukung lahan, serta untuk mengungkap

berbagai fenomena alam yang sulit diprediksi tanpa

110

bantuan SIG. Salah satu keunggulan SIG adalah terletak

pada kemampuannya untuk menampilkan obyek atau fenomena

obyek yang tidak terprediksi sebelumnya. Fungsi dasar

untuk analisis data SIG dilakukan melalui fungsi-fungsi

matematik, seperti : penjumlahan, pengurangan,

perbandingan, perkalian, interpolasi, konversi dan

ekstrasi (Sisno, 2002).

Namun sebelumnya dilakukan pengaktifan ekstension

geoprocessing untuk memunculkan geoprocessing wizard pada

menu view. Pengaktifan geoprocesing wizard sekaligus akan

menampilkan dialog box geoprocessing yang terdiri dari 6

fungsi seperti Disolve, Merge, clip, intersect, union,

dan assign.

Pada saat praktikum hanya dilakukan intersect

(pemotongan) dua tema/poligon. Adapun langkah-langkah

dalam pemotongan dua tema antara lain :

111

1. Buatlah sebuah obyek view dan kemudian tampilkan theme

(shapefile) berupa jenis tanah, lereng, dan curah

hujan.

2. Aktifkan kedua theme yang akan dipotong secara

simultan (gunakan kursor/mouse klik dan tombol SHIFT).

Aktifkan (pilihlah dengan menggunakan tool “select

feature” atau meng-klik records yang bersangkutan di

dalam table atributnya, atau dengan dengan melakukan

setting nilai-nilai bitmap records yang bersangkutan

hingga bernilai true dengan menggunakan script evenue)

unsur-unsur spasial yang bersangkutan yang termasuk

pada kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Setelah

terpilih record atau unsur-unsur spasial yang

bersangkutan akan aktif dan nampak tersorot dengan

warna default (biasanya kuning muda).

3. Setelah semua unsur spasial memenuhi kriteria telah

terpilih, aktifkan (klik) view ini dan gunakan menu

112

view sub menu GeoProcessing Wizard untuk memunculkan seri

kotak dialog “ geoprocessing”

4. Pada kotak dialog “geoprocessing” yang pertama ini

pilihlah radio button Intersect Two Themes. Kemudian klik

tombol “next” untuk beralih pada kotak dialog

selanjutnya.

5. Jika muncul kotak dialog “geoprocessing” yang kedua,

kliklah tombol hasil operasi intersecting ini.

Kemudian klik tombol Finish untuk keluar kotak dialog

yang bersangkutan.

6. Setelah menekan tombol Finish dan menunggu sesaat,

maka shapefile hasil operasi intersecting ini segera

akan di dapat.

7. Jika tabel atribut theme hasil operasi intersecting di

atas ditampilkan, maka akan diperoleh tampilan sebagai

berikut :

a. Jika tabel atribut theme ini diperhatikan maka akan

nampak bahwa sebagian field berasal dari tabel

113

atribut jenis tanah, sementara yang lain berasal

dari atribut curah hujan.

b. Tetapi karena unsur-unsur atau records yang terdapat

di dalam table atribut hasil intersect ini belum

memiliki skor sendiri (total) atau penilaian

lainnya, maka harus ditambahkan sendiri oleh

pengguna. Untuk menambahkan nilai ini, sebagai

contoh pengguna dapat menambahkan fields baru ke

dalam table atribut hasil intersecting (misalkan

total skor dan fungsi kawasan).

Berdasarkan proses geoprocessing yang telah

dilakukan, terdapat theme baru hasil akhir geoprosessing

yang merupakan data spasial irisan tiga theme (jenis

tanah, lereng, dan curah hujan) yang menjadi masukannya

terhadap theme overlay sebagai batas intersect-nya. Hasil

yang didapat kemudian diolah dalam bentuk fungsi kawasan

sehingga didapat kawasan lindung, penyangga, Budidaya

114

Tanaman Semusim (BTS), Budidaya Tanaman Tahunan (BTT),

dan Pemukiman.

115

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada kegiatan survey dan pemetaan sumber daya lahan,

SIG dimanfaatkan untuk pembuatan peta satuan lahan

homogen (SLH) yang disusun berdasarkan operasi tumpang

tindih (overlay) dua atau lebih peta. Kegiatan overlay yang

dilakukan pada saat praktikum menghasilkan peta fungsi

kawasan hasil yang diberi perlakuan intersect antara

sebuah tema/polygon dengan tema lainnya.

B. Saran

Alangkah baiknya praktikum dilaksanakan lebih teratur

dan dilaksanakan pada waktu yang tepat. Sehingga

praktikan dapat datang dan menyelesaikan praktikum dengan

baik.

116

DAFTAR PUSTAKA

Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinyadalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Elly, M. Jafar. 2009. Sistem Informasi Geografis. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Kadir, Abdul. 2003. Konsep dan Tuntunan Praktis Basisdata.Penerbit Andi. Yogyakarta.

Karim, Syaeful dan Djauharry Noor. 2006. Analisis DanPerancangan Sistem Informasi Geografis Sebagai Alat Bantu PembuatKeputusan Alokasi Industri Di Wilayah Kota Depok. UniversitasBina Nusantara. Yogyakarta.

117

Lillesand, Thomas M, dan Kiefer, Ralph W. 1990.Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.

Paryono, Petrus. 1994. Sistem Informasi Geografis. PenerbitAndi. Yogyakarta.

Permanasari, Intan. 2007. Aplikasi SIG Untuk Penyusunan BasisdataJaringan Jalan Di Kota Magelang. Universitas NegeriSemarang, Semarang.

Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis. Informatika.Bandung.

____________. 2004. Konsep-Konsep Dasar Sistem IndormasiGeografis. Informatika. Bandung.

Purwanto, Taufik. 2004. Analisis Data Spasial. FakultasGeografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ramakhrisnan, Johannes, Raghu and Gehrke. 2000. Database

Management Systems. McGraw-Hill. Singapore. Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView3.3

Professional. Andi Offset. Yogyakarta.

Yuliadji RW, Suryono GF, Ruben A. 1994. Aplikasi SIG untukPemetaan Informasi Pembangunan. Gramedia. Jakarta.

118