BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA

74
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Hukum Acara Pidana: ”Mengatur tata cara penyelidikan, penyidikan, penuntutan, peradilan, pelaksanaan, pengawasan, dan putusan hakim.” Hukum Pidana Formal (HAP): Mengatur bagaimana negara melalui alat-alat kekuasaannya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana. (D. Simons).

Transcript of BAHAN KULIAH HUKUM ACARA PIDANA

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP Hukum Acara Pidana: ”Mengatur tata cara penyelidikan, penyidikan, penuntutan, peradilan, pelaksanaan, pengawasan, dan putusan hakim.”

Hukum Pidana Formal (HAP): Mengatur bagaimana negara melalui alat-alat kekuasaannya melaksanakan haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana. (D. Simons).

TUJUAN ”Untuk menemukan kebenaran terutama kebenaran

materil setidak-tidaknya mendekati kebenaran, adalah kebenaran selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapa pelakunya yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan”.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan HAP : Mencari dan menemukan hukum pidana materil.

FUNGSI DAN TUJUAN HAP H.Pidana materil berfungsi untuk menentukan perb.2 apa yang dapat dipidana, siapa yang dapat dipidana dan jenis pidana apa yang dapat dilakukan. Sedangkan fungsi HAP: melaksanakan HP material artinya: menetapkan cara bagaimana negara dengan mempergunakan alat-alat perlengkapannya dapat mewujudkan wewenangnya untuk memidana atau membebaskan seseorang.

Ruang Lingkup HAP: Penyidikan perkara pidana Penuntutan Pemeriksaan di Pengadilan Upaya Hukum Pelaksanaan keputusan hakim Pengawasan dan pengamatan

terhadap Keputusan Hakim Peninjauan kembali keputusan.

Orang-orang yang terlibat dalam HAP

Tersangka/terdakwa Penyidik (polisi) Penuntut Umum Penasehat Hukum Hakim Saksi

SUMBER2 HAP UUD 1945 KUHAP No. 8 Tahun 1981 ttg HAP UU No. 2 Thn 1986 ttg Peradilan Umum jo. UU No. 8

Thn 2004 ttg Prbhan Atas UU No. 2 /1986 ttg Prdilan Umum jo. UU No. 49 Thn 2009 ttg Prbhan Kedua Atas UU No. 2/1986 ttg Prdilan Umum.

UU No. 14 Thn 1985 ttg MA jo. UU No. 5 Thn 2004 ttg Prbhan Atas UU No. 14 Thn 1985 ttg MA jo. Prbhan kedua dg UU No. 3 Thn 2009.

UU No. 48 Thn 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman, pd saat UU ini berlaku, UU No. 4 Thn 2004 ttg Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4358) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

SUMBER HAP UU No. 18 Thn 2003 ttg Advokat yg mlai berlaku

sejak diundangkan tanggal 5 April 2003. UU No. 2 Thn 2002 Ttg Kepolisian Negara

Republik Indonesia. UU No. 16 Thn 2004 ttg Kejaksaan Republik

Indonesia. UU No. 7 Thn 1992 ttg Pokok Perbangkan,

khususnya Pasal 37 jo. UU No. 10 Thn 1998. UU No. 31 Thn 1999 ttg Pmbrntasan Tindak Pidana

Korupsi. UU ini mngtur acara pidana khusus utk delik korupsi. Kaitannya dg KUHAP ialah dlm Psl 284 KUHAP. UU tsb dirubah dg UU No. 20 Thn 2001 ttg Prbhan Atas UU No. 31 Thn 1999 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU No. 13 Thn 1970 ttg Tata Cara Tindakan Kepolisian thdp anggota MPRS dan DPR Gotong Royong. UU ini msh brlku dan kata MPRS seharusnya dibaca MPR, sdngkan DPR seharusnya tanpa Gotong Royong.

SUMBER HAP UU No. 5 (PNPS) Thn 1959 ttg Wwnang Jaksa Agung/Jaksa Tentara Agung dan memperberat ancaman hukuman terhadap tindak pidana tertentu.

UU No. 7 (drt) Thn 1955 ttg Pengusutan, Penuntutan, dan Peradilan Tindak Pidana Ekonomi.

Peraturan Pemerintah No. 27 Thn 1983 ttg Pelaksanaan KUHAP.

Beberapa Keputusan Presiden yang mengatur tentang acara pidana yaitu :

SUMBER HAP Kep. Presiden Republik Indonesia No. 73 Thn

1967 ttg Pmbrian Wwnang Kpd Jaksa Agung Mlkkan Pengusutan, Pemeriksaan Pendahuluan  Thdp Mrk Yg Mlkkan Tindakan Penyeludupan;

Kep. Presiden Republik Indonesia No. 228 Thn 1967 ttg Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi;

Intruksi Presiden Republik Indonesia No. 9 Thn 1974 ttg Tata Cara Tindakan Kepolisian  Thdp Pimpinan/Anggota DPRD Tingkat II dan II;

Kep. Presiden Republik Indonesia No. 7 Thn 1974 ttg Organisasi Polri;

Kep. Presiden Republik Indonesia No. 55 Thn 1991 ttg Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;

Kep. Presiden Republik Indonesia No. 43 Thn 1983 ttg Tunjangan Hakim

Kep. Presiden Republik Indonesia No. 44 Thn 1983 ttg Tunjangan Jaksa

Sejarah singkat HIR, RBg dan BRv1. HIR

HIR singkatan dari Herziene Inlandsch Reglement, merupakan salah satu sumber hukum acara perdata bagi daerah Pulau Jawa dan Madura peninggalan kolonial Hindia Belanda yang masih berlaku dinegara kita hingga kini. HIR sebenarnya berasal dari Inlansch Reglement (IR) atau Reglement Bumiputera.

2. 2. BRvBRv atau Rv singkatan dari Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering, merupakan Hukum Acara Perdata untuk golongan Eropa

3. RBgRBg adalah singkatan dari Rechtsreglement voor de Buitengewesten (Reglement untuk daerah seberang), merupakan Hukum Acara Perdata bagi daerah-daerah luar pulau Jawa dan Madura.

HAP yang pernah dilaksanakan kerajaan Belanda di Indonesia : Reglement op Rechterlijk Organisatie (Reg.

Organisasi Kehakiman) S.1848-57. memuat ttg ketentuan org. Kehakiman.

Reglement op de Burgerlijke Rechts Vordering (Reglement HAPerdata) S. 1849-63.

Reglement op de Strafvoordering (Reglement HAP) S.1849-63 yang memuat HAP bagi gol. Pddk eropah dan disamakan dengan mereka.

Land Gerechts Reglement (Hakim Kepolisian) S.1914-317 Memuat Hukum Acara di muka kehakiman yang memeriksa dan memutus perkara-perkara kecil untuk segala gol. Penduduk.

Inlandsch Reglement (IR)/(HIR) yang disebut: Reglement Bumi Putra S. 1949-19. HAPerdata dan Hukum Acara Pidana di muka pengadilan landrat bagi gol pddk Indonesia dan Timur Asing hanya berlaku di jawa dan Madura.

Reglement vor de Buitengewesten (RBg) S.1927-227 yang memuat Hukum Acara Perdata bagi pddk Indonesia dan Timur Asing yang di luar Pulau Jawa dan Madura

IR menjadi HIR Dalam perkembangan IR mengalami perubahan oleh karena tugas-tugas residen dalam pemerintahan semakin meningkat sehingga tugas peradilan menjadi terabaikan. Untuk mengatasi hal ini maka timbbul gagasan untuk melakukan perubahan terhadap ketentuan2 IR, karena sepanjang menyangkut tugas penuntutan dan pemeriksaan. Gagasan tersebut kemudian menjadi kenyataan melalui S. 1941-44 IR diperbaharui menjadi HIR (Herziene Inlandsch Reglement).

MASA JEPANG Semasa pendudukan bala tentra jepang tidak dilakukan perubahan yang mendasar di bidang hukum, kecuali nama pengadilan yang disesuaikan dengan nama jepang yaitu:

GUNSERE (OSAMU SEREI) = UU Nomor 1 Tahun 1942 dimana Landrat menjadi: TIE HOOIN dan diberlakukannya sebagai Hukum Acaranya adalah: HIR. Kemudian Landgerecht diubah namanya menjadi: KEIZAIHOOIN. Dengan Hukum Acaranya Landgerecht Reglement.

Perbedaan HIR dengan KUHAP Tidak dikenal dalam HIR:

Hak tersangka (Psl 50-51 KUHAP) Bantuan hukum (Psl 69-70 KUHAP) Dasar hukum dalam surat perintah penangkapan (Psl 16-17 KUHAP)

Ganti rugi (Rehabilitasi Psl 95-96-97)

Pra Peradilan ( Psl 1 ayat 10 KUHAP)

Penggabunan (perdata+pidana Psl 98-101)

Koneksitas (Psl 89-90 KUHAP) Peninjauan Kembali Psl 263 KUHAP)

MASA INDONESIA MERDEKA Berdasarkan Pasal II AP UUD’45 di bidang Hukum Acara Pidana

masih tetap diberlakukan HIR dan Landgerecht Reglement. Baru pada tanggal 14 Januari 1951 melalui UU No.1 Drt 1951 dilakukan keseragaman HAP sebagai tindakan sementara untuk menyelenggarakan kesatuan dalam keseragaman kekuasaan dan acara pengadilan sipil di Indonesia. Atas dasar peraturan tsb maka sejak saat itu diseluruh wil. Indonesia dikenal pengadilan sehari-hari untuk segala gol. Pdd sipil di bidang peradilan umum yang terdiri-dari pengadilan negeri sebagai pengadilan tk I, PT sebagai Pengadilan Tk akhir dan MA.

Di dalam memenuhi perintah Ps. 24 UUD\45 maka dikeluarkanlah UU No. 19 tahun 1964 yang kemudian diganti dengan UU No. 14 Th 1970 ttg Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. Menurut pasal 12 UU Nomor 14 th 1970, HAP harus dibuat berdasarkan UU tersendiri untuk memenuhi harapan UU tsb pada tahun 1979 pemerintah mengajukan RUU Acara Pidana ke DPR yang kemudian setelah melalui proses legislatif pada taggal 23 Sept. 1981 disetujui DPR dan pada tanggal 31 Desember 1981 disahkan menjadi UU Nomor 8 tahun 1981 LN 1981-76.

Dengan lahirnya UU ini maka segala ketentuan Acara Pidana yang termuat dalam HIR dan UU No.1 Drt 1951 dan dalam berbagai perUUngan lainnya sepanjang menyangkut HAP dinyatakan tidak berlaku lagi.

ASAS….KESEIMBANGANAsas ini dijumpai dalam konsideran huruf c yang menegaskan bahwa dalam penegakan hukum harus bcrlandaskan prinsip keseimbangan yang serasi antara:

1.perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia dengan,

2. perlindungan terhadap kepentingan dan ketertiban masyarakat.

- perlindungan terhdp harkat & martbt man, kepentingan dan termasy.

Asas………PRADUGA TAK BERSALAH (Presumption of innocent): Penjelasan butir 3 huruf casas praduga tak bersalah, telah dirumuskan dalam Pasal 8 Undang undang Pokok Kekuasaan Kehakiman No. 14 Tahun 1970, yang berbunyi: "Setiap orang yang sudah disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap".

PRINSIP PEMBATASAN PENAHANANMasalah penahanan, merupakan persoalan yang paling esensial dalamsejarah kehidupan manusia. Setiap yang namanya penahanan, dengan sendirinya menyangkut nilai dan makna, antara lain:perampasan kebebasan dan kemerdekaan orang yang ditahan,menyangkut nilai-nilai perikemanusiaan dan harkat martabat kemanusiaan,menyangkut nama baik dan pencemaran atas kehormatan diri pribadi.Setiap penahan dengan sendirinya menyangkut pembatsan dan pencbutan smeentara sebagian hak-hak aasi manusia

ASAS GANTI RUGI DAN REHABILITASI (Psl 95, 96, dan Psl 97)PENGGABUNGAN PIDANA DENGAN TUNTUTAN GANTI RUGI (Psl 98 s/d Psl 101)ASAS PERADILAN SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN.PERADILAN TERBUKA UNTUK UMUM (Pasal 153 ayat 3)

DASAR HUKUM : a.Undang-undang RI No.8 Tahun 1981, Tentang Hukum Acara Pidana, LN.RI No.76. TLN. No.3309

b. Undang-undang RI No.4 Tahun 2004, Tentang Kekuasaan Kehakiman, LN.RI No.8/ 2004

3. Undang-undang RI No.5 Tahun 1991, Tentang Kejaksaan RI, LN.RI.No.59/ 1991

4. Undang-undang RI No.2 Tahun 2002, Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, LN.RI No 2002

5. Undang-undang RI No.18 Tahun 2003, Tentang Advokat, LN.RI No.49/ 2003, TLN No.4282

6. Undang-undang RI No.5 Tahun 2004, Tentang Perubahan atas UU No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, LN.RI No.9/ 2004

7. Peraturan-peraturan pelaksana lainnya, seperti SEMA dan PERMA. Dll.

ILMU-ILMU PEMBANTU HUKUM ACARA PIDANA

1. LOGIKA• Logika diperlukan dalam menghubungkan keterangan yang satu dengan yang lain seperti masalah pembuktian dan metode penyelidikan.

2. PSIKOLOGIKA• Mengerti tingkah laku dan dapat memberi penilaian atas hal itu. Hakim seharusnya mempunyai rasa seni, yang dapat mengerti dan menilai fakta-fakta yang sangat halus dan penyimpangan2 yang lahir dari unsur kejiwaan terdakwa. Jadi berguna dalam hal menghadapi manusia (Tersangka/terdakwa).

3. KRIMINALISTIKBerguna dalam hal menilai faktanya. Fakta-fakta yang ditemukan oleh hakim harus dapat dikonstruksikan sebelum ia menjatuhkan putusannya.

4. PSIKIATRIPsikiatri yang dipakai dalam hal-hal yang tidak normal, yaitu psikiatri utk peradilan atau forensik.

5. KRIMINOLOGIDiperlukan dalam rangka mengetahui sebab2 atau ltr blkg tjd kejahatan serta akibatnya terhdp masy.

PENYELIDIKAN: Serangkaian tindakan penyelidik utk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai TP guna menentukan dapat tdknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur UU ini.

Tindakan Penyelidikan bertujuan:“Utk menentukan adanya bukti awal sehingga penyidikan dapat dilakukan”

Fungsi :- Mencari dan menemukan peristiwa tindak pidana- Menentukan dapat atau tidaknya tindakan penyidikan dilakukan.

PENYELIDIK• Orang yg melakukan penyeldkn• Pejabat Polisi Negara RI (ps 4)

dr yg berpangkat rendah s.d setinggi-tingginya.

WWNANG PENYELIDIKBERDASARKAN HUKUM (Pasal 5):• Menerima laporan atau pengaduan• Mencari ket & brg bukti• Menyuruh berhenti org yg dicurigai

• Tdkan lain mnrt hk yg bertgg jwb:

- tdk berttngan dg aturan hk - selaras dg kewajiban hk - patut & msk akal dan dlm lk jab

- atas pertbgan yg layak - menghormati HAM

KEW.BERDSRKAN PERINTAH PENYIDIK PSL 1 hruf b

• Pengkpn, lrgn mngglkan tempat, penggeledahan, dan penyitaan

• Pemeriksaan dan penyitaan surat• Mgmbil sidik jari dan memotret• Membw & menhdpkan seseorg kpd penyidik

• PENYIDIKAN: Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam HAP untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang TP yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya

• Fungsi: - Mencari serta mengumpulkan bukti - membuat terang TP

- Menemukan tersangkanya

PENYIDIK

• Orang yg melkan penyidikan• Pejabat Polisi negara RI atau penyidik pegawai negeri sipil

(pasal 6 KUHAP)• Berpangkat sekurang2nya Pelda• Pydk Pembantu Serda-Serma• PPNS- IIb

Wewenang penyidik (Ps 7)• Menerima lpran atau pengaduan adanya TP• Menyrh berhti seorg tsk & mmrks tanda pengenal diri

• Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan

• Melak pemeriksaan & penyitaan surat• Mengambil sidik jari dan identitas org• Memanggil org utk didengar & diperiksa sbg tsk atau saksi

• Mendatangkan org ahli yg diperlukan• Mengadakan penghentian penyidikan• Mengadakan tindakan lain menurut hk yang bertanggung jawab

PENANGKAPAN (Psl 16):

• Pengekangan sementara waktu kebebasan tsk/tdw

• Guna kepentingan penyidikan atau penuntutan

SYARAT PENANGKAPAN

• Seorang tsk diduga keras melakukan TP

• Dugaan tsb didasarkan kepada bukti yang cukup

• TP yang dilakukan tmsk kejahatan dan bukan pelanggaran

TATA CARA PENANGKAPAN

• Dilakukan oleh POLRI • Membawa surat tugas penangkapan

• Memperlihatkan surat perintah penangkapan

ISI SURAT PERINTAH PENANGKAPAN• IDENTITAS TERSANGKA• ALASAN PENANGKAPAN• URAIAN SECARA SINGKAT PERKARA KEJAHATAN YANG DISANGKAKAN

• TEMPAT DIMANA IA AKAN DIPERIKSA

TERTANGKAP TANGAN• Pada wt sedang melakukan TP atau• Dengan segera sesudah beberapa saat TP dilakukan atau

• Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melk TP

• Apabila saat kemudian ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan TP yang menunjukkan bhw ia pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan TP

PENGGELEDAHAN• Penggeledahan Rumah: Tindakan penyidik utk memasuki rumah tempat tggl dan tempat tertutup lainnya utk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau penyitaan dan atau penangkapan dlm hal serta menurut cara yg diatur dalam UU.

• Penggeledahan Badan: Tindakan penyidik utk mengadakan pemeriksaan badan dan atau pakaian tersangka utk mencari benda yg diduga keras ada pada badannya atau dibawanya serta untuk disita.

• Penggeledahan: Tindakan penyidik yg dibenarkan UU utk memasuki dan melakukan pemeriksaan dirumah tempat kediaman seseorang atau utk melakukan pemeriksaan terhdp badan dan pakaian seseorang.

Tujuan • Melakukan tindakan pemeriksaan dan atau

• Penyitaan dan atau• Penangkapan

TATA CARA PENGGELEDAHAN• PENGGELEDAHAN BIASA - Harus ada “Surat Izin”

Ka.PN - Petugas membw dan

memperlihatkan surat tugas - didampingi 2 saksi, jika

penghuni tdk setuju (RT,RW) - membuat BA penggeledahan - penjagaan rumah atau

tempat

P. DALAM KEADAAN MENDESAK• Dapat langsung dilakukan tanpa lebih dahulu mendpt Izin Ka. PN

- halaman rmh tsk - tempat lain tsk bertpt tggl

- ditempat tindak pidana dilak.

- penginapan dan tpt umum lain

KEADAAN SANGAT PERLU DAN MENDESAK• Diduga keras terdapat terdw akan melarikan diri

• Mengulangi tindak pidana• Benda yang dapat disita dikhawatirkan akan dimusnahkan (dipindahkan).

KEC.TERTANGKAP TANGAN DILARANG BERTINDAK MEMASUKI DAN MELAKUKAN PENGGELEDAHAN PADA SAAT:

• Ruang dimana sedang berlsg sidang MPR,DPR atau DPRD

• Sedang berlangsung ibadah atau upacara keagamaan dan

• Ruang sedang berlangsung sidang pengadilan

PENAHANAN• Penempatan tsk atau terdakwa ditempat ttt oleh penyidik atau PU atau hakim dlm hal serta mnrt cara yg diatur KUHAP

• Penydkan: Penydk atau PP atas Perintah Pydk

• Penuntutan: PU• Pemeriksaan: Hakim

SYARAT PENAHANAN• Syarat Objektif: - Tindak pidana yg dilakukan itu diancam dg pidana penjara 5 th atau lebih

- Tindak pidana yg kurang dr 5 th ttp tindak pidana itu disebutkan dlm KUHAP

• Syarat Subjektif: - Tsk atau tdw diduga keras sbg plk - Berdasarkan bukti yg cukup - Adapun kekhawatiran tsk atau tdw akan: melarikan diri,menghilangkan brg bukti dan mengulangi Tindak Pidana

JANGKA WT PENAHANAN DAN PENAHANAN LANJUTAN

TK PMRSN PJBT JK WT

PERPJGN PNHNJLHPJBT JK WT

PENYIDIKAN PYDK 20 PU 40 60

PENUNTUTAN PU 20 Ka.PN 30 50

PMRSN DI PN HAKIM PN 30 Ka.PN 60 90

PMRSN BANDING HAKIM PT 30 Ka.PT 60 90

PMRSN KASASI HAKIM MA 50 Ka. MA 60 110

JUMLAH 400

PENGECUALIAN PERPANJANGAN PENAHANAN

TK PMRSN PJBT JK WT

PERPJGN PNHNJLHPJBT JK WT

PENYIDIKAN Ka.PN 30 Ka.PN 30 60PENUNTUTAN Ka.PN 30 Ka.PN 30 60

PMRSN DI PN Ka.PT 30 Ka.PT 30 60

PMRSN BANDING HAKIM MA

30 HAKIM MA

30 60

PMRSN KASASI Ka. MA 30 Ka. MA 30 60

JUMLAH 300

PENGURANGAN MASA TAHANAN

• Tahanan Rutan= lamanya masa tahanan

• Tahanan Rumah= 1/3 masa tahanan

• Tahanan Kota= 1/5 masa tanahan.

PENYITAAN• Serangkaian tindakan penyidik utk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya benda bergerak atau tdk bergerak, berwujud atau tdk berwujud guna kepentingan pembuktian dlm penyidikan, penuntutan dan peradilan

TATA CARA PENYITAAN DALAM KEADAAN BIASA• Harus ada surat izin dari Ka PN

• Menunjukkan tanda pengenal• Memperlihatkan benda yg akan disita

• Disaksikan oleh Kepala Desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi

• Membuat BA penyitaan dan menyampaikan turunannya

• Membungkus benda sitaan

PENYITAAN DLM KEADAAN PERLU DAN MENDESAK

• Tanpa Surat Izin Ka. PN• Hanya terbatas atas Benda Bergerak saja

• Wajib segera melaporkan guna mendapatkan persetujuan

BENDA2 YG DAPAT DISITA• Benda atau tagihan terdw yg seluruhnya atau sebgn diprlh dr TP atau hasil dari TP

• Benda yg tlh digunakan scr lsg utk melk TP atau mempspkn TP

• Benda yg digunkn utk meng-halang2ngi penyidikan TP

• Benda lain yg mempunyai hubungan lsg dgn TP yg dilakukan.

PEMANGGILANPEMANGGILAN DILAKUKAN DG: • Surat panggilan yg sah ditanda tangani oleh penydk yg berwng menyebutkan alasan pemanggilan scr tegas

• Memperhatikan tenggang waktu yg wajar atr diterimanya panggilan dan hari pemeriksaan

PEMERIKSAAN TERSANGKA

PENYIDIK WAJIB MEMBERITAHU-KAN KEPADA TERSANGKA:• Haknya utk mendptkan BH• Kewajiban didampingi penasehat hukum yang ditunjuk oleh penyidik,PU,hakim (>5 thn)

DALAM MELAKUKAN PEMERIKSAAN TSK PENYDK HARUS MEMPERHATIKAN:

• Tsk didgr ketnya tanpa tekanan dari siapapun

• Apbl mengajukan saksi penydk wajib memanggil dan memeriksa

• Semua ket tsk wajib dicatat dl BA sesuai dg kata2 yg diucpkan

• BA ditanda tangani Pydk dan tsk

• Jk tsk tidak mau tanda tangan dicatat dl BA dg menybt alasannya

PEMERIKSAAN SAKSI• Saksi tdk disumpah kcl ada alasan yg cukup utk diduga bhw ia tdk dpt hadir disidang pgdlan

• Saksi diperiksa scr tersendiri namun bila diperlukan mrk dpt dipertemukan satu sama lain

• Pemeriksaan tanpa tekanan dr siapapun dan dlm bentuk apapun namun wajib memberikan ket sebenarnya.

PRA PENUNTUTAN KUHAP mnybt ttg prapenuntutan, nmun tdk mngtur ttg apa definisi dr prapenuntutan. Psl yg ada kaitannya dg prapenuntutan yaitu Psl 14 butir b KUHAP dg kaitannya dg Psl 110 ayat (3)&(4).

Pnyrhan brkas prkra mnrut Psl 110 ayah (1) KUHAP “pnyrhan brkas prtma ini dlm KUHAP diknal dg sbtan (“Prapenuntutan”)”. Bl mmprhtkan bunyi Psl 110 ayat (1) KUHAP di ats sbb: “dlm hal PU brpndpat bhw hsl pnyidikan tsb trnyta msh krg lngkp PU sgr mngmblkan brks prkra itu kpd pnyidik disertai ptnjuk utk dilngkpi”.

PRAPENUNTUTANLnjtan…., Atau Prapenuntutan adl tindkan PU utk mmbri ptnjuk dlm rngka pnympurnaan pnydikan olh pnydik.

Prosedurnya: Apbl PU menerima berkas perkara pydkan dr pydk maka ia segera meneliti & mempljrinya & dlm wt 7 hr wajib memberitahukan kpd pydk apkh Berkas Perkara itu sdh lengkap atau blm. Kalau blm lengkap berkas itu dikembalikan kpd pydk disertai dg petunjuk. Berkas itu wajib dikembalikan oleh PU dlm jgk wt 14 hr sejak ia menerima berkas dr peydk. Berkas yg dikembalikan ke pydk maka harus disempurnakan dlm jgk wt 14 hr & dikembalikan kpd PU.

TATA CARA PRAPENUNTUTAN Penyerahan BP Peydkan oleh Pydk ke PU

- Tahap I : Penyerahan Berkas saja kpd PU

* Menyatakan BP penyidikan tlh lengkap

* Menyatakan BP penyidikan blm lengkap

maka PU mengadakan “Prapenuntutan”

-TahapII : Jika penyidikan telah selesai penyerahan tanggung jawab atas barang bukti dan tersangka kepada PU oleh penyidik

JANGKA WAKTU PRAPENUNTUTAN Berkas pd PU: 7 hr meneliti berkas + 7 hari membuat berita acara pendapat (14 hari)

Pada penyidik untuk dilengkapi: 14 hari

Satu kali prapenuntutan: 28 hari

Prapenuntutan hanya boleh 1 kali (pedoman pelaksanaan KUHAP, rasionya:

* mengingat asas peradilan cepat,sederhana,br

* Hak tersangka * masa tahanan tersangka

PENUNTUTAN Tindakan PU utk melimpahkan perkara pidana ke PN yg berwenang dlm hal dan menurut cara yg diatur dlm KUHAP dg permintaan spy diperiksa dan diputus oleh hakim di sdg pengadilan.

Tiap-tiap perb.penuntutan mencegah daluarsa (lewat waktu) asal saja perb.itu diketahui oleh yg dituntut atau diberitahukan kpdnya.

KEWENANGAN PENUNTUTAN PU berwenang melakukan penuntutan terhadap siapapun yg didakwa melkukan TP dlm daerah hukumnya dg melimpahkan perkara kpd pengadilan yg berwenang mengadili.

Apbl berkas perkara penuntutan sdh lengkap, maka PU segera menentukan apk berkas perkara itu memenuhi syarat utk dituntut atau tdk.

Kalau tdk memenuhi syarat maka PU menghentikan penuntutan

Klu cukup alasan utk dituntut mk PU secepatnya membuat surat dakwaan

TINDAK PIDANA TDK DITUNTUT DIHENTIKAN PENUNTUTAN: * Tidak cukup bukti * Bukan Tindak Pidana * Ditutup demi hukum Dideponir: dikesampingkan demi kepentingan hukum.

CARA PU MENGAJUKAN PERKARA PIDANA KE PN

Secara Biasa: diperiksa dengan acara pemeriksaan biasa (152-202)

Secara singkat: diperiksa dg acara pemeriksaan singkat (203-204)

Secara Cepat: 1. Perkara Tindak Pidana Ringan: diperiksa dg acara pemeriksaan TP ringan (205-210)

2. Perkara TP Pelanggaran Lalu Lintas Jalan ttt: diperiksa dg acara pemeriksaan TP pelggaran lalu lintas jalan ttt (211-216)

PEMERIKSAAN DAN PERKARA YANG DIPERIKSA

BIASA : Perkara kejahatan yang pene- rapan hkmnya sulit karena duduk

perkaranya sukar. SINGKAT: Perkara kejahatan atau pelang-garan yg duduk perkaranya sederhana, yg hukuman pjr atau kurungan paling sedikit 3 bl atau denda minimal RP. 7500,-

CEPAT: a. Ringan: perkara yang dg pidana penjr atau kurungan

paling lama 3 bl dan atau denda sebanyak2-

nya Rp.7500,- dan penghinaan ringan

b. LLJ : perkara pelanggaran ttt terhdp peraturan per- Uungan lalu lintas jalan.

PERBEDAAN ANTARA ACARA PEMERIKSAAN

BIASA SINGKAT TP RINGAN TPLL JALAN1. Ada surat Pelimpahan

2. Ada S. Dakwaan

3. Ada Berita Acara Sdg

4. Ada Putusan tersendiri

5. Tdw dpt menggunakan semua upaya hukum

1. Tdk ada surat Pelimpahan Perkara

2. Tdk ada S. Dakwaan (dakwaan dikerjakan pd permulaan sdg dan dicatat dlm BAS

3. Ada Berita Acara Sdg

4.Tdk dibuat Putusan tersendiri put.dicatat dlm BA pd tdw diberikan penetapan amar put

5. Tdw dpt menggunakan semua upaya hukum

1. Tdk ada surat Pelimpahan Perkara2. Tdk ada S. Dakwaan3. Perkara diajukan penyidik atas kuasa PU

4. Perkara diajukan pada hr yg tlh ditetapkan dan diperiksa pada hr itu juga

5. Tdk ada BAS, ada catatan sidang

6. Saksi tdk disumpah kec. Hakim menganggap perlu.7. .Tdk dibuat Putusan tersendiri put.dicatat dlm catatan sidang

1. Tdk ada surat BA penyidikan2. Tdk ada S. Dakwaan3. Perkara diajukan penyidik atas kuasa PU

4. Perkara diajukan pada hr yg tlh ditetapkan dan diperiksa pada hr itu juga5. Tdk ada BAS6. Tdk ada catatan sdg ttp ada register perkara7. Tdw dpt dwkli disdg8. Tdw tdk hadir put.by verstek9. Verstek dpt di verzet10. Tdk dibuat put.sendiri dictat dlm register perkara

11. Put.PN dlm TK I dan terakhir kcl dipidana pjr/kurungan dpt Bandin

PROSEDUR PEMERIKSAAN BIASA PN berwenang mk PN menunjuk hakim yg menyidangkan perkara tsb.

Hakim yg ditunjuk menetapkan hr sdg dan memerintahkan PU memnggil tdw & saksi

Pemanggilan secara sah menurut ktt:

a. bagi tdw Pasal 145,146 ayat (1) & 227

b. bagi saksi pada Pasal 146 ayat (2) & 227 KUHAP

PENGERTIAN SURAT DAKWAAN

Surat yg dibuat jaksa PU atas dasar BAP yg diterimanya dr penyidik yg memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap ttg rumusan tindak pidana yg telah dilakukan seseorang atau beberapa orang.

JENIS SAKSI Yang diwajibkan menjadi saksi (penjelasan Pasal 159 ayat (2) KUHAP, 224 KUHP)

Yang tdk dpt didengar sebagai saksi dan dapat mengundurkan diri (Pasal 168) Kcl Pasal 169 KUHAP.

Yg dpt minta dibebaskan dr kewajiban mjd saksi (Pasal 170 KUHAP)

Yg dpt didengar ket.nya tanpa disumpah (Pasal 171 KUHAP)

SYARAT SURAT DAKWAAN SYARAT FORMIL: a. Identitas Terdakwa b. Diberi tgl & ditandatangani JPU

Jika tdk memenuhi SF: SD dapat dibatalkan

SYARAT MATERIL; Menguraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai:

a. Tindak Pidana yg didakwakan

b. Menyebutkan waktu dan tempat tindak

pidana dilakukan. Jika tdk memenuhi SM: SD batal demi hukum

PENGERTIAN LENGKAP Menyebut semua unsur TP yg didakwakan

Menguraikan setiap unsur dg fakta2 jlnya peristiwa yg didakwakan

Menyebutkan waktu dan tempat diwjdkan TP

Menyebutkan Pasal peraturan yg didakwakan

ARTINYA CERMAT DAN JELAS

TP yg didakwakan Kualifikasinya Unsur subjektif dan objektif Hub.setiap unsur dg jlnya peristiwa yg menjadi pokok dakwaan.

BENTUK SURAT DAKWAAN TUNGGAL ALTERNATIF PRIMER-SUBSIDER KUMULATIF CAMPURAN/KOMBINASI

DAKWAAN TUNGGALSurat Dakwaan yg dibuat olh PU apbla  tindak  pid  yg  dilnggar  olh ssorg hny stu&tdk ada krguan ats psal yg didkwkan.

ACARA PRA PERADILAN (PASAL 79,80 & 81 KUHAP

Dlm wt 3 hr setlh diterima permintaan, hakim yg ditunjuk menetapkan hr sdg

Dlm memeriksa & memutus, hakim praperadilan hrs mendengar ket dari tsk atau pemohon

Pemeriksaan dilakukan scr cepat dan selambat-lambatnya 7 hr hakim tlh menjatuhkan putusannya

Dlm hal suatu perkara tlh mulai diperiksa PN sdgkan pemeriksaan perkara pra peradilan blm selesai maka permintaan pra peradilan gugur

Put pd tk penyidikan tdk menutup kemungkinan diajukan lagi pd tk penuntutan

Keput.hakim hrs memuat dg jelas dasar dan alasannya

Put. Menetapkan bhw suatu penangkapan/penahanan tdk sah mk penyidik atau PU hrs membebaskan tdw

Put.penghentian penyidikan/penuntutan tdk sah penydkn atau

PENGERTIAN KASASI Kasasi berasal dari bahasa Perancis : Cassation, dengan kata kerja casser, yang berarti membatalkan atau memecahkan putusan pengadilan, karena dianggap mengandung kesalahan dalam penerapan hukum, yang tunduk pada kasasi hanyalah kesalahan-kesalahan di dalam penerapan hukum saja. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahkamah Agung adalah memeriksa dan memutus permohonan kasasi. Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Agung menyebutkan bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:a) tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;b) salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;c) lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

YANG MEMERIKSA DAN DIPERIKSA

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung, bahwa salah satu tugas dan wewenang Mahkamah Agung adalah memeriksa dan memutus permohonan kasasi.

Pasal 30 ayat (1): MA dalam tingkat kasasi membatalkan putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua lingkungan peradilan karena:a) tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;b) salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;c) lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang- undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.