LAPORAN PENELITIAN - KEBERLANGSUNGAN KORAN CETAK DI ERA MULTI DIGITAL

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dikeluarkannya UU Kebebasan Pers Tahun 1999, media di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Salah satunya adalah media cetak yang pada tahun 2000- 2001 laris manis di pasaran. Tetapi itu hanya sementara, yang ditahun-tahun selanjutnya berangsur- angsur turun peredarannya di pasaran. Menurut AC Nielsen, bahwa prosentase penurunan pembaca media cetak sebesar 20% di tahun 2008, sedangkan prosentase penjualan media cetak juga mengalami penurunan sebesar 40%. Penurunan itu, dikarenakan banyaknya media massa online yang menyajikan berita lebih cepat dibandingkan media cetak (sumber : http://www.jurnalkomunikasi.com/home/mediamassa). Hasil survey Nielsen diatas dilanjutkan, dengan hasil yang menyatakan, bahwa pada tahun 2009 pembaca koran semakin menurun, dari perolehan 28% pada tahun 2005 menjadi 19% di tahun 2009. Sedangkan, untuk pembaca majalah pada tahun 2009 menurun menjadi 12% dan pembaca tabloid menjadi 13%. Prosentase ini menurun cukup jauh, karena pada tahun 2005 pembaca tabloid dan majalah mencapai 20% (kompas.com). Page 1 of 30

Transcript of LAPORAN PENELITIAN - KEBERLANGSUNGAN KORAN CETAK DI ERA MULTI DIGITAL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dikeluarkannya UU Kebebasan Pers Tahun 1999,

media di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat.

Salah satunya adalah media cetak yang pada tahun 2000-

2001 laris manis di pasaran. Tetapi itu hanya

sementara, yang ditahun-tahun selanjutnya berangsur-

angsur turun peredarannya di pasaran.

Menurut AC Nielsen, bahwa prosentase penurunan

pembaca media cetak sebesar 20% di tahun 2008,

sedangkan prosentase penjualan media cetak juga

mengalami penurunan sebesar 40%. Penurunan itu,

dikarenakan banyaknya media massa online yang

menyajikan berita lebih cepat dibandingkan media cetak

(sumber :

http://www.jurnalkomunikasi.com/home/mediamassa).

Hasil survey Nielsen diatas dilanjutkan, dengan

hasil yang menyatakan, bahwa pada tahun 2009 pembaca

koran semakin menurun, dari perolehan 28% pada tahun

2005 menjadi 19% di tahun 2009. Sedangkan, untuk

pembaca majalah pada tahun 2009 menurun menjadi 12% dan

pembaca tabloid menjadi 13%. Prosentase ini menurun

cukup jauh, karena pada tahun 2005 pembaca tabloid dan

majalah mencapai 20% (kompas.com).

Page 1 of 30

Pembaca merupakan salah satu sumber pendapatan

koran ataupun media cetak lain lewat jalur penjualan

produk. Tetapi bukan itu yang terbesar, sumber

pendapatan yang menyumbang kontribusi besar terhadap

kelangsungan hidup media cetak adalah iklan.

Belanja iklan di media pada tengah tahun pertama

2011 naik 17% menjadi Rp 33,4 triliun dari periode yang

sama tahun lalu. Pertumbuhan belanja iklan tahun ini

sedikit lebih lesu dibandingkan tahun lalu yang

mengalami kenaikan hingga 29% menjadi Rp 28,5 triliun

dari tahun 2009.(nielsen)

Dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan belanja

iklan baik di televisi, surat kabar dan majalah/tabloid

relatif lebih kecil. Namun pertumbuhan belanja iklan di

surat kabar lebih tinggi daripada di televisi dan

majalah/tabloid. Televisi hanya tumbuh 16% menjadi Rp

20,5 triliun, padahal pertumbuhan di tahun sebelumnya

mencapai 35%. Begitu pula dengan majalah/tabloid yang

hanya tumbuh 7% menjadi Rp 997 miliar, padahal

pertumbuhan di tahun lalu mencapai 16%. Hanya surat

kabar yang pertumbuhannya relatif stabil dengan 19%

menjadi Rp 11,8 triliun; sedikit lebih kecil daripada

tahun lalu yang mencapai 21%.(nielsen)

Porsi belanja iklan terbesar masih di televisi

(61%), disusul kemudian oleh surat kabar (36%) dan

majalah/tabloid (3%). Meski terbesar, porsi iklan di

televisi sedikit menurun, yaitu dari 62% pada tengah

Page 2 of 30

tahun pertama tahun lalu, sedangkan porsi iklan di

surat kabar bertambah dari 35%.(nielsen)

Tetapi pada tahun belakangan ini ada sedikit

perbedaan di tahun-tahun sebelumnya, nilai belanja

iklan di media nasional sepanjang semester I-2013

mencapai Rp 51,16 triliun, naik 25% dibandingkan

periode sama tahun lalu Rp 40,92 triliun. Kenaikan itu

didorong penambahan volume iklan hingga 6% menjadi 3,5

juta spot menjadi 3,3 juta spot di televisi, surat

kabar, dan majalah/tabloid.(daily)

Berdasarkan hasil kajian lembaga survei Nielsen

yang dirilis Kamis (22/ 8), persentase belanja iklan

terbesar masih di televisi dengan jumlah 68% dari total

belanja iklan media. Jumlah tersebut meningkat

dibandingkan tahun lalu yang masih 64%.(daily)

Kenaikan persentase belanja iklan di televisi

tentunya mengurangi porsi belanja iklan di media

lainnya seperti surat kabar dan majalah. Persentase

belanja iklan di surat kabar berkurang dari 33% pada

semester I-2012 menjadi 30% pada semester I-2013,

sedangkan di majalah/tabloid berkurang dari 3% menjadi

2%.(daily).

Dari data yang dikeluarkan Asosiasi Surat Kabar

Dunia, sepanjang rentang waktu 1995-2003, oplah koran

turun 5% di Amerika, 3% di Eropa dan 2% di Jepang. Bila

pada 1960-an empat dari lima orang Amerika membaca

koran, di tahun 2005 tinggal 2 dari lima orang saja

Page 3 of 30

yang masih membaca koran. Yang tiga orang lainnya telah

terbenam di dunia elektronik dan digital. Bahkan

menurut data yg tercatat di tahun 2007 sampai 2011,

lebih dari 80% penduduk di negara-negara maju, telah

membaca koran lewat internet, baik di rumah maupun

dalam perjalanan dengan telepon selular pintar.

Sementara itu, Menurut penelitan SPS di 9 kota

besar di Indonesia, jumlah pembaca internet mengalami

peningkatan yang stabil dari sekitar 10,3% di tahun

2007 menjadi hampir 20%, pada tahun 2013. (Sps)

Dari data-data diatas terlihat bahwa belakangan ini

media cetak atau lebih khususnya koran telah kehilangan

banyak pembaca dan mengalami penurunan jumlah belanja

iklan di koran.

Selain itu menurut Patricia Aufderheide,

perkembangan media online kemudian mempengaruhi media

lama (terutama cetak), karena banyak pasar mereka

beralih ke media online. Hal ini terjadi karena menjadi

fakta bahwa telekomunikasi telah menjadi bagian dari

hidup dan sumber sosial untuk mempromosikan dan

memperluas ruang publik (Patricia Aufderheide,

Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et

all, Conglomerates and the media, The New Press, New York,

1997, hal. 157.)

Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti

kelangsungan hidup koran cetak di era media online dan

Page 4 of 30

masa depan koran cetak di era media online yang semakin

tumbuh pesat saat ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di

atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai

berikut :

- Apa kelebihan dan kelemahan koran cetak dan koran

online?

- Bagaimana kelangsungan hidup koran cetak di era

media online?

C. Tujuan Penelitian

Di era media online seperti saat ini terdapat

perbedaan pendapat mengenai eksistensi koran di

kehidupan masyarakat. Bagi pembaca setia koran cetak

menolak jika koran cetak berkurang peredarannya dalam

masyarakat, karena jika koran semakin sukar dijumpai

bagaimana mereka bisa mendapatkan berita-berita hangat

yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Tetapi, sama halnya dengan pembicaraan Radio VS TV.

Media cetak juga terpengaruh dengan adanya media

online, meskipun media cetak mempunyai pembaca setia,

perubahan zaman akan melunturkan kesetiaan itu. Karena

lama kelamaan pandangan masyarakat akan lebih

mengutamakan kecepatan berita dibandingkan ketepatan

berita. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk

Page 5 of 30

meneliti kelangsungan hidup koran cetak di era media

online.

Semakin menurunnya pembaca koran cetak di era media

online yang semakin bertumbuh pesat saat ini.

Menimbulkan banyak pertanyaan tentang keberadaan koran

cetak di era media online. Karena disisi lain, media

online jauh lebih cepat dibandingkan media cetak dalam

hal penyampaian berita kepada masyarakat. Sehingga,

masyarakat banyak memilih yang lebih cepat. Oleh karena

itu, salah satu tujuan penelitian ini untuk memprediksi

eksistensi koran cetak di era media online. Punahkah

atau masih tetap eksis.

Koran cetak dengan koran online adalah dua hal yang

berbeda bentuk tetapi sama dalam hal menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Persaingan ini yang

menyababkan peneliti ingin mengetahui sejauh mana

persaingan media online dan media cetak serta ingin

mengetahui kekurangan dan kelebihan keduanya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis : diharapkan bisa menjadi bahan acuan

media cetak agar tetap eksis di era media online.

Manfaat teoritis : untuk menambah wawasan dan khasanah

keilmuan bidang komunikasi khususnya dalam hal media

cetak.

E. Sistematika Pembahasan

- Cover

- Kata pengantar

Page 6 of 30

- Ringkasan/Abstrak

- Daftar isi

1. Pendahuluan : latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika pembahasan

2. Dasar Teori : konsep objek penelitian dan teori

penelitian

3. Metodologi penelitian : Jenis dan pendekatan

penelitian (kuantitatif atau kualitatif), subjek dan

objek penelitian, teknik pengumpulan data, identitas

narasumber/informan penelitian.

4. Hasil penelitian : deskripsi data penelitian dan

analisis hasil penelitian

5. Penutup : kesimpulan dan rekomendasi

- Daftar Pustaka

BAB II

DASAR TEORI

A. Teori Penelitian

Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Tan dan Wright, (dalam Liliweri, 1991),

Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang

menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan

komunikator dan komunikan secara massal,  berjumlah

Page 7 of 30

banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat

heterogen dan menimbulkan efek tertentu.

Onong Uchjana Effendy mengartikan komunikasi massa

sebagai komunikasi melalui media massa modern, dan

media massa ini adalah surat kabar, radio, film, serta

televisi. Karena media itulah yang lazim digunakan

dalam kegiatan komunikasi massa. Dengan kalimat yang

lugas Bittner mengatakan, “Mass Communication Is Messages

Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of

People”(komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar

orang) (Rahkmat, 1991 : 188).

Jalaludin Rakhmat, yang mengartikan komunikasi

massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada

sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen dan

anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga

pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat. (dalam Karlinah, dkk, 1999).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian

Komunikasi Massa adalah pesan yang yang ditujukan

kepada komunikan secara massal dalam jumlah besar,

tempat tinggal yang terpencar, heterogen, anonim dan

menimbulkan efek tertentu, melalui media cetak atau

elektronik sehinnga pesannya dapat diterima secara

serentak dan sesaat. Serta, dapat disimpulkan bahwa

Komunikasi Massa hanya dapat dilakukan melalui Media

Massa saja.

Page 8 of 30

Page 9 of 30

Pengertian Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media

komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu

saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses

komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi

:

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak.

2. Universalitas, kesannya bersifat umum.

3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru (Romly, 2002:5-

6).

Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hafied

Cangara, bahwa Media Massa adalah alat yang digunakan

dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak

(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi

mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi(

Cangara, 2011:128).

Dapat disimpulkan bahwa, media massa adalah alat

komunikasi massa dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat mekanis

yang berbentuk cetak dan elektronik. Sehingga salah

satu bentuk media massa adalah media cetak.

Pengertian Media Cetak

Media cetak menurut Eric Barnow adalah segala

barang yang dicetak yang ditujukan untuk umum atau

untuk suatu publik tertentu. Dengan demikian yang

Page 10 of 30

dimaksud media cetak meliputi surat kabar, majalah,

serta segala macam barang cetakan yang ditujukan untuk

menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi.[4]

Sedangkan media cetak adalah media massa atau

penerbitan pers yang dicetak seperti surat kabar,

majalah, poster, pamflet, iklan, dan lain-lain (lihat –

Kurniawan Junaedhie,Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia

Pustaka Utama, 1991).

Maka disimpulkan, media cetak adalah segala barang

yang dicetak dan termasuk penerbitan pers yang

ditujukan untuk umum atau suatu publik tertentu sebagai

sarana menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi.

Bentuk Media Cetak

Media massa cetak dari segi formatnya dibagi

menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas

broadsheet atau ½ plano)

2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio

atau kuarto)

4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman

lazimnya 4 – 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4

– 8) (Romly, 2002:6).

Page 11 of 30

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa koran atau surat

kabar termasuk dalam media massa yang berbentuk cetak

dengan ukuran kertas broadshet atau ½ plano.

Pengertian koran

Menurut Onong Uchjana Effendy, Surat kabar adalah

lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di

masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,

bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa

saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui

pembaca (Effendy,1993:241).

Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan

surat kabar adalah Sebutan bagi penerbitan pers yang

masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi

tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan

serta diterbitkan secara berkala, bisa harian,

mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya

pun harus actual, juga harus bersifat universal,

maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan

manusia dari berbagai golongan dan kalangan (Junaidi,

1991 : 105).

Sedangkan jenis-jenis koran dapat dibedakan menurut

beberapa kategori, yakni (Cangara, 2011:129) :

Periode : koran harian (yang terbit setiap

hari baik dalam bentuk edisi pagi atau sore),

koran mingguan (yang terbit paling sedikit

satu kali dalam seminggu).

Page 12 of 30

Ukuran : dalam bentuk plano dan dalam bentuk

tabloid

Isi : surat kabar bersifat umum (informasi

masyarakat umum) dan surat kabar bersifat

khusus ( isinya memiliki ciri khas tertentu)

Dari segi pemasukan uang, koran lebih ditunjang

oleh iklan seperti halnya media lain, yakni media

online, TV, dan Radio. Boleh dikatakan hanya 1/3

pendapatan koran berasal dari harga jual koran itu

sendiri, selebihnya 2/3 berasal dari iklan (Cangara,

2011:130).

Jadi, koran adalah lembaran tercetak yang memuat

laporan yang terjadi di masyarakat diterbitkan secara

berkala, bisa harian, mingguan, serta diedarkan secara

umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan

dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca.

Koran juga terbagi dalam beberapa bentuk menurut

periode, ukuran dan isinya. Tetapi, sayangnya sumber

pemasukan koran dan media lain yang terbesar adalah

iklan.

Pengertian media online

Menurut Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005: 20).

Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk

media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia

(baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat

portal, website (situs web), radio-online, TV-online,

Page 13 of 30

pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik

masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan

user memanfaatkannya.

Dalam pengertian khusus, media online adalah media

komunikasi massa yang tersaji secara online di

internet, seperti versi online suratkabar atau majalah

dan portal berita online (situs berita).( Asep Syamsul

M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media

Online, Nuansa Cendikia, Bandung, 2012.)

Sehingga penulis menarik kesimpulan media online

adalah salah satu bentuk media massa yang tersaji

secara online.

Teori niche

Menurut teori ini, untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya setiap makhluk hidup memerlukan

sumber penunjang yang ada di alam sekitarnya. Bila

sumber penunjang kehidupan yang diperlukan itu sama dan

jumlahnya terbatas, maka akan terjadi perebutan atau

persaingan (John W. Dimmick, 2003: ix).

Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler,

terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber

kehidupan industri media yaitu capital (misalnya

pemasukan iklan), types of content (jenis isi media), dan

types of audience (jenis khalayak sasaran) (Rahmat

Kriyantono, 2006: 272-273).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber kehidupan

industri media adalah iklan, isi media, dan khlayak

Page 14 of 30

sasaran. Tetapi jika digabungkan dengan teori Cangara

diatas, yang menyatakan bahwa sumber terbesar koran dan

media lain adalah iklan. Maka dapat disimpulkan, bahwa

terjadi perebutan atau persaingan antara koran dan

media lain untuk mendapatkan sumber penunjang kehidupan

yang sama yakni, iklan. Sesuai dengan teori niche dalam

sub-bab ini.

Page 15 of 30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum, metode adalah prosedur atau cara untuk

mengetahui sesuatu secara sistematis. Sementara

metodologi ialah suatu kajian untuk mempelajari

peraturan-peraturan dari suatu metode. Jadi metode

penelitian adalah kajian untuk mempelajari peraturan-

peraturan dalam penelitian. (Husnaini Usman dan Purnomo

Setiady A, 2000: 42). Jadi metode penelitian membantu

dan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.

Karena dengan adanya metode penelitian, peneliti

melakukan penelitian secara sistematik sesuai dengan

prosedur yang sudah dibuat.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif.

Penelitian Deskriptif sendiri biasanya dilakukan

seorang peneliti untuk mengajukan beberapa pertanyaan

mengenai keadaan sesuatu kepada obyek atau subyek

amatan secara rinci. Penelitian deskriptif adalah suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu

keadaan objektif. Metode penelitian deskriptif

digunakan untuk memecahkan atau menjawab pemasalahan

yang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo,

2002:138 ). Dalam penelitian ini digambarkan bagaimana

masa depan koran cetak di era media online saat ini.

Page 16 of 30

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan

sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif

mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah

laku yang dapat diamati oleh orang yang diteliti (Taylor

dan Bogdan, 1984 : 5). Dengan kata lain, penelitian ini

disebut penelitian kualitatif karena merupakan

penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan

metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi

kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data

deskriptif berupa data tertulis atau lisan di

masyarakat (Djajasudarma,2006: 11).

Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang dipakai

dalam penelitian ini adalah Etnometodologi.

Etnometodologi merupakan studi tentang bagaimana

individu mencipta dan memahami kehidupan sehari-hari.

Subjek penelitiannya bukanlah suku bangsa primitif

(asing) seperti yang sering menjadi subjek etnografi

tradisional. Tetapi orang atau kelompok dalam berbagai

situasi khusus atau tertentu di dalam masyarakat. Para

peneliti berusaha untuk mengerti bagaimana orang

memandang dan merumuskan struktur di dunia kehidupannya

sendiri sehari-hari (Sutopo, 2002: 30). Dalam

penelitian ini, peneliti memahami narasumber dari

interaksinya dengan koran cetak dan koran online dalam

Page 17 of 30

kehidupan sehari-hari. Sehingga narasumber dapat

merumuskan bagaimana masa depan koran cetak di era

media online.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek

penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada

latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Sejalan dengan definisi tersebut, Moeliono (1993: 862)

mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang yang

diamati sebagai sasaran penelitian. Dalam penelitian

ini, subjek yang digunakan sebagai informan adalah

orang-orang yang berhubungan dengan media cetak dan

media online, meliputi wartawan media cetak, wartawan

media online, pembaca media cetak, dan pembaca media

online.

Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang

menjadi sasaran penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia;

1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) obyek

penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa

orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.

Kemudian dipertegas (Anto Dayan, 1986: 21), obyek

penelitian, adalah pokok persoalan yang hendak diteliti

untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Dalam

penelitian ini, objek penelitiannya adalah koran cetak

dan koran digital.

Page 18 of 30

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa subjek dan objek

penelitian ini adalah koran cetak dan koran online

dengan informan wartawan koran cetak, wartawan koran

online, pembaca koran cetak dan pembaca koran online.

C. Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

didasarkan pada percakapan secara intensif dengan

suatu tujuan (Marshall dan Rossman, 1989 :82).

Wawancara adalah teknik penelitian yang paling

sosiologis karena bentuknya yang berasal dari interaksi

verbal antara peneliti dan responden (Black. 2009:

305). percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban

atas pertanyaan tersebut. percakapan in-formal menunjuk

pada kecenderungan sifat sangat terbuka sehingga

wawancara benar-benar mirip dengan percakapan (Pawito,

2007: 132).

Dalam penelitian ini, kami mewawancarai subyek

penelitian yang disebutkan diatas tadi, yang bertempat

di DPRD Sidoarjo, meliputi staf-staf dan wartawan yang

bertugas di DPRD Sidoarjo. Alasan peneliti memilih

lokasi ini, dikarenakan DPRD Sidoarjo sendiri setiap

harinya berlangganan 11 koran cetak dari berbagai media

serta penunjang akses internet untuk mengakses koran

online pun sangat mendukung. Sehingga bisa dikatakan

Page 19 of 30

berimbang dalam hal potensi untuk mengakses berita dari

media online maupun media cetak.

D. Identitas Narasumber

Dalam penelitian ini, kami menggunakan 5 narasumber

yang mewakili setiap subjek penelitian. Kesemuanya

bekerja atau sedang bertugas di DPRD Sidoarjo. Dengan

rician sebagai berikut :

1) Tri (pembaca media online)

Beliau adalah seorang IT di kantor DPRD Sidoarjo.

Beliau bertempat tinggal di kawasan Wonocolo, lebih

tepatnya jemursari. Katanya, Beliau juga lulusan

IAIN Sunan Ampel Fakultas Syari’ah.

2) Titik (pembaca Koran Cetak)

Beliau bekerja sebagai receptionist di kantor DPRD

Sidoarjo. Beliau tinggal dikawasan Balongbendo

Sidoarjo. Dilihat dari perawakannya beliau berumur

di kisaran 26-an.

3) Sugeng (pembaca Koran Cetak)

Beliau bekerja sebagai salah satu staf keamanan di

kantor DPRD Sidoarjo. Beliau tinggal di Jl. Pahlawan

Sidoarjo. Beliau pernah mempunyai majalah Mentari

taoi sekarang sudah gulung tikar.

4) Edi (wartawan Koran Cetak)

Beliau adalah salah satu wartawan di Koran Metro1.

5) Robert (wartawan Koran Online)

Beliau adalah salah satu wartawan di Koran digital

Detik.com.

Page 20 of 30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Media cetak adalah media tertua di seluruh dunia.

Tetapi, sejak kemunculan media baru, yakni media

online. Banyak orang yang meragukan keberadaan media

cetak di era media online.

Di negara maju seperti Amerika, banyak media cetak

yang awalnya memproduksi koran cetak, beralih hanya

memproduksi koran digital saja di media online. Di

karenakan karena peradaban manusia di amerika sudah

cukup maju. Semua orang sudah mengerti dan paham dalam

pemanfaatan internet, serta biaya internet lebih murah

daripada biaya membeli sebuah koran cetak.

Tetapi lain halnya dengan negara berkembang seperti

indonesia, apakah media cetak masih eksis atau sudah

punah. Dalam penelitian ini akan di paparkan bagaimana

kehidupan koran cetak di era media online.

Dari wawancara dengan beberapa orang di kawasan

DPRD Sidoarjo peneliti menemukan hasil bahwa dari

kesemua narasumber berpendapat jika media cetak di

indonesia akan tetap eksis di era media online saat

ini. Seperti yang dikatakan oleh mas edi.

“alhamdulillah masih hidup dan masih terus neredardampai saat ini, buktinya sekarang di atas meja iniada 11 koran cetak. Selama masih ada orang yangbisa baca, koran akan tetap eksis.”

Page 21 of 30

Itu di karenakan penduduk indonesia masih banyak

yang gaptek.

Itupun di akui oleh salah seorang wartawan media

online yang bernama mas robert, hingga menjadi salah

satu kendala bagi media online. Berikut tutur katanya:

“kendalanya di nilai jual sih, di Indonesia sendirinilai jual media online masih kalah dengan cetak,jika kita lihat mayoritas orang Indonesia masihbanyak yang gaptek “buta elektronik” atau darikalangan menengah kebawah. Ya itu yang bikinkendala kita.”Hal ini senada dengan apa yang dikatakan mas edi

sebagai salah satu wartawan media cetak. Salah satu

keuntungan media cetak adalah yang menjadi kelemahan

media online. Berikut penuturannya :

“kalau di Indonesia sendiri ya, lebih efektif korancetak, karena lebih banyak pengguna media onlineitu kalangan atas atau high class, tapi jika korancetak itu lebih merakyat dan menyeluruh jadi bisadibaca oleh siapapun.”Yang senada juga dengan perkataan mbak tatik bahwa

semua orang tidak bisa mengakses media online.

“koran cetak akan tetap beredar, karena gak semuaorang bisa online dan gak semua orang paham dalammenggunakan internet”

Begitupun pendapat mas tri yang mengatakan bahwa

masih adanya generasi tua itu yang membuat koran masih

tetap beredar.

Page 22 of 30

“menurut saya endak akan ya... tapi hanya

berkurang, karena generasi terdahulu mendapat

berita dari koran, generasi dulu pun kan masih

banyak yang hidup nah mereka dengan sesuatu yang

bersifat online masih agak canggung dan kaku”buta

dengan hal-hal IT”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa koran cetak akan

tetap beredar jika keadaan masyarakat indonesia masih

gaptek, sulit akses internet, dan kondisi ekonomi

lemah, serta masih ada generasi tua yang membutuhkan

koran.

Tetapi, juga banyak yang tidak memungkiri bahwa

jika di suatu saat nanti keadaan masyarakat indonesia

sudah tidak gaptek dan sarana untuk mengakses internet

sudah merata pemakaiaannya di masyrakat. Maka lama

kelamaan media cetak akan tergeser dengan media online.

Berikut salah satu penuturan narasumber yang bernama

mas tri :

“nah... kemungkinan dengan berkembangnya HP yg bisabuat internetan, dan orang indonesia sudah gakgaptek, mungkin koran cetak bisa jadi tergeser”.

Hal ini juga senada dengan perkataan mas sugeng

yang pernah memiliki media cetak tetapi akhirnya gulung

tikar karena kalah saing. Berikut penuturannya:

“lama-kelamaan akan tergeser dengan koran online,saya mengalaminya sendiri mas. Dulu saya pernahpunya majalah mentari, tapi karena gaka ada lagi

Page 23 of 30

pembacanya dan gak ada lagi yang mau iklan,sekarang udah gulung tikar, kalah saing mas denganmedia online”.

Jadi, koran cetak di indonesia akan runtuh jika

kalah saing dalam perebutan khalayak dan iklan, orang

indonesia sudah tidak gaptek, dan sarana untuk

mengakses internet sudah merata pemakaiannya di

masyarakat umum.

Disisi lain, ada yang berpendapat bahwa media cetak

akan tetap eksis sampai kapanpun. Karena kualitas media

cetak yang melebihi media online. Seperti yang

diucapkan mbak tatik berikut ini :

“tetep. Koran cetak masih tetap beredar karenabanyak berita yang belum dimuat di koran online,tetapi sudah di muat di koran cetak”.Dan juga perkataan mbak tatik selanjutnya bahwa

berita di media cetak lebih spesifik dan beragam

dibanding media online.

“karena koran cetak menyajikan berita-beritanyalebih spesifik dari pada koran online, koran cetakjuga lebih segmented, di koran cetak juga kita bisalihat informasi tentang gadget atau teknologi yangsedang in saat ini. Karena pada dasarnya saya lebihbanyak baca dan lihat-lihat koran tentangelektronik gitu, yang menampilkan gadget,handphone, laptop, dll”.Begitu juga dengan pengakuan mas robert, seorang

wartawan online. Bahwasanya media online lebih

mengutamakan up to date dari pada kelengkapan sebuah

berita. Beliau menyebutnya sebagai salah satu kemudahan

Page 24 of 30

menjadi wartawan media online. Berikut tutur wicara

beliau :

“ada, banyak kemudahan malahan. Enaknya jadiwartawan di media online itu kita ndak usah tadukdi kejar deadline, soalnya media online bisadicicil pemberitaannya dan masih boleh menulisberita yang belom lengkap karena memang mengejarupdatenya “kisah kelanjutannya”.”Koran cetak dan koran online memiliki kelebihan dan

kekurangan masing-masing. Seperti yang dikatakan mas

tri bahwa media online lebih praktis daripada media

online. Berikut kata-katanya:

“saya ini bukan dari golongan orang menengah keatas, jadi saya dulu ndak pernah ada pikiran buatbaca koran. Sekarang pun saya endak baca korancetak, memang karena saya ndak suka baca dan sayandak suka koran cetak. Koran cetak itu ribet, apayang saya btutuhkan itu ndak dalam satu pandanganmenurut saya. Kalau menggunakan media online, apayang saya butuhkan tinggal saya tulis lalu terpapardi situ, tiggal saya klik. Ndak perlu saya cariberita satu-satu gitu”.Pernyatan diatas senada dengan perkatan mas sugeng

yang menyatakan bahwa koran cetak akurat, tetapi koran

online lebih praktis. Berikut penuturannya:

“relatif mas, kalau cetak sih bagusnya beritanyalebih akurat, tetapi koran online lebih praktisdaripada koran cetak”.

Mas edi pun juga menyampaikan pendapat yang hampir

sama tentang keuntungan koran cetak yang tidak harus

menunggu sarana yang memadai untuk mendapatkan suatu

Page 25 of 30

berita seperti koran digital yang harus ada sarana yang

memadai untuk mengakses internet.

“yang pasti bisa tambah wawasan ya.. kan korandibaca untuk mendapat informasi ter-update. Danjuga jika membaca koran cetak konsumen lebih bisamembaca keseluruhan isi informasi di dalamnya, jaditidak sulit untuk mengetahuinya. Kalau menggunakanmedia online kadang jika kita sedang ingin sekalimembaca berita yang lagi “hot” tapi yang kita dapatadalah kekecewaan karena paketan habis ataumenunggu adanya wifi, dan juga karena banyaknyaberita di media online jadinya pembaca bingung maubaca yang mana? Nah kalau koran cetak kan beritanyasudah tersegmen dan berada pada halaman-halamanyang sudah ditentukan sebelumnya”.

Tetapi wartawan online pun, tidak mau kalah

menyampaikan pendapatnya tentang keunggulan dan

kelemahan media online dan media cetak yang sebenernya

masih dalam hal kepraktisan.

“karena saya orang media online, ya lebih efektifmedia online pastinya. Sebenarnya sama-sama efektifsih, kalau koran cetak efektif buat temen nungguantrian di rumah sakit atau dimanapun itu, tapimenurut saya media online itu lebih efektif danefisien ya. Males juga sih harus tenteng-tentengkoran kemana-mana dan dengan ukuran yang sedemikianlebar itu menyusahkan kita untuk membaca, jikamedia online kan kita hanya memerlukan gadget atauhandphone pun sekarang bisa dipake untukinternetan, apa lagi untuk mencari berita ter-update.”

Page 26 of 30

Jadi, dapat disimpulkan bahwa koran online dan

koran cetak memiliki kenunggulan dan kelemahan masing-

masing. Koran cetak mempunyai keunggulan dalam hal

berita yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa

dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet, tidak

praktis, dan kurang mudah dalam hal pencarian berita.

Beitupun dengan koran online yang mempunyai keunggulan

praktis, mudah dalam pencarian berita, dan bisa di

akses dimana dan kapan saja. tetapi kelemahannya adalah

harus ada sarana internet yang memadai, berita yang

tidak akurat karena kurang lengkap, kurang merakyat

dikalangan masyarakat indonesia yang kebanyakan

berekonomi menengah kebawah.

B. Analisis Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian diatas ada dua temuan yang

berhasil ditemukan oleh peneliti. Yakni :

Koran cetak di indonesia akan tetap beredar

jika keadaan masyarakat indonesia masih

gaptek, sulit akses internet, dan kondisi

ekonomi lemah, serta masih ada generasi tua

yang membutuhkan koran. Tetapi koran cetak di

indonesia akan runtuh jika kalah saing dalam

perebutan khalayak dan iklan, orang indonesia

sudah tidak gaptek, dan sarana untuk mengakses

internet sudah merata pemakaiannya di

masyarakat umum.

Page 27 of 30

Koran online dan koran cetak memiliki

keunggulan dan kelemahan masing-masing. Koran

cetak mempunyai keunggulan dalam hal berita

yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa

dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet,

tidak praktis, dan kurang mudah dalam hal

pencarian berita. Begitupun dengan koran

online yang mempunyai keunggulan praktis,

mudah dalam pencarian berita, dan bisa di

akses dimana dan kapan saja. tetapi

kelemahannya adalah harus ada sarana internet

yang memadai, berita yang tidak akurat karena

kurang lengkap, kurang merakyat dikalangan

masyarakat indonesia yang kebanyakan

berekonomi menengah kebawah.

Page 28 of 30

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Koran cetak di indonesia akan tetap beredar jika :

keadaan masyarakat indonesia masih gaptek

sulit akses internet

kondisi ekonomi lemah

serta masih ada generasi tua yang membutuhkan

koran

Tetapi koran cetak di indonesia akan runtuh jika

kalah saing dalam perebutan khalayak dan

iklan,

orang indonesia sudah tidak gaptek dan

sarana untuk mengakses internet sudah merata

pemakaiannya di masyarakat umum

Koran cetak mempunyai keunggulan dalam hal berita

yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa

dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet, tidak

praktis, dan kurang mudah dalam hal pencarian

berita.

Begitupun dengan koran online yang mempunyai

keunggulan praktis, mudah dalam pencarian berita,

dan bisa di akses dimana dan kapan saja. tetapi

kelemahannya adalah harus ada sarana internet yang

Page 29 of 30

memadai, berita yang tidak akurat karena kurang

lengkap, kurang merakyat dikalangan masyarakat

indonesia yang kebanyakan berekonomi menengah

kebawah.

B. Rekomendasi

Bagi media cetak agar mengurangi atau menghilangkan

kelemahan media cetak, yakni ribet, tidak praktis, dan

kurang mudah dalam pencarian berita. Serta

mempertahankan dan meningkatkan keunggulan yang sudah

dimiliki, yakni berita yang akurat, spesifik, dan

langsung bisa dibaca. Sehingga media cetak akan tetap

eksis dalam era media online.

Page 30 of 30