LAPORAN PENELITIAN - KEBERLANGSUNGAN KORAN CETAK DI ERA MULTI DIGITAL
Transcript of LAPORAN PENELITIAN - KEBERLANGSUNGAN KORAN CETAK DI ERA MULTI DIGITAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dikeluarkannya UU Kebebasan Pers Tahun 1999,
media di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat.
Salah satunya adalah media cetak yang pada tahun 2000-
2001 laris manis di pasaran. Tetapi itu hanya
sementara, yang ditahun-tahun selanjutnya berangsur-
angsur turun peredarannya di pasaran.
Menurut AC Nielsen, bahwa prosentase penurunan
pembaca media cetak sebesar 20% di tahun 2008,
sedangkan prosentase penjualan media cetak juga
mengalami penurunan sebesar 40%. Penurunan itu,
dikarenakan banyaknya media massa online yang
menyajikan berita lebih cepat dibandingkan media cetak
(sumber :
http://www.jurnalkomunikasi.com/home/mediamassa).
Hasil survey Nielsen diatas dilanjutkan, dengan
hasil yang menyatakan, bahwa pada tahun 2009 pembaca
koran semakin menurun, dari perolehan 28% pada tahun
2005 menjadi 19% di tahun 2009. Sedangkan, untuk
pembaca majalah pada tahun 2009 menurun menjadi 12% dan
pembaca tabloid menjadi 13%. Prosentase ini menurun
cukup jauh, karena pada tahun 2005 pembaca tabloid dan
majalah mencapai 20% (kompas.com).
Page 1 of 30
Pembaca merupakan salah satu sumber pendapatan
koran ataupun media cetak lain lewat jalur penjualan
produk. Tetapi bukan itu yang terbesar, sumber
pendapatan yang menyumbang kontribusi besar terhadap
kelangsungan hidup media cetak adalah iklan.
Belanja iklan di media pada tengah tahun pertama
2011 naik 17% menjadi Rp 33,4 triliun dari periode yang
sama tahun lalu. Pertumbuhan belanja iklan tahun ini
sedikit lebih lesu dibandingkan tahun lalu yang
mengalami kenaikan hingga 29% menjadi Rp 28,5 triliun
dari tahun 2009.(nielsen)
Dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan belanja
iklan baik di televisi, surat kabar dan majalah/tabloid
relatif lebih kecil. Namun pertumbuhan belanja iklan di
surat kabar lebih tinggi daripada di televisi dan
majalah/tabloid. Televisi hanya tumbuh 16% menjadi Rp
20,5 triliun, padahal pertumbuhan di tahun sebelumnya
mencapai 35%. Begitu pula dengan majalah/tabloid yang
hanya tumbuh 7% menjadi Rp 997 miliar, padahal
pertumbuhan di tahun lalu mencapai 16%. Hanya surat
kabar yang pertumbuhannya relatif stabil dengan 19%
menjadi Rp 11,8 triliun; sedikit lebih kecil daripada
tahun lalu yang mencapai 21%.(nielsen)
Porsi belanja iklan terbesar masih di televisi
(61%), disusul kemudian oleh surat kabar (36%) dan
majalah/tabloid (3%). Meski terbesar, porsi iklan di
televisi sedikit menurun, yaitu dari 62% pada tengah
Page 2 of 30
tahun pertama tahun lalu, sedangkan porsi iklan di
surat kabar bertambah dari 35%.(nielsen)
Tetapi pada tahun belakangan ini ada sedikit
perbedaan di tahun-tahun sebelumnya, nilai belanja
iklan di media nasional sepanjang semester I-2013
mencapai Rp 51,16 triliun, naik 25% dibandingkan
periode sama tahun lalu Rp 40,92 triliun. Kenaikan itu
didorong penambahan volume iklan hingga 6% menjadi 3,5
juta spot menjadi 3,3 juta spot di televisi, surat
kabar, dan majalah/tabloid.(daily)
Berdasarkan hasil kajian lembaga survei Nielsen
yang dirilis Kamis (22/ 8), persentase belanja iklan
terbesar masih di televisi dengan jumlah 68% dari total
belanja iklan media. Jumlah tersebut meningkat
dibandingkan tahun lalu yang masih 64%.(daily)
Kenaikan persentase belanja iklan di televisi
tentunya mengurangi porsi belanja iklan di media
lainnya seperti surat kabar dan majalah. Persentase
belanja iklan di surat kabar berkurang dari 33% pada
semester I-2012 menjadi 30% pada semester I-2013,
sedangkan di majalah/tabloid berkurang dari 3% menjadi
2%.(daily).
Dari data yang dikeluarkan Asosiasi Surat Kabar
Dunia, sepanjang rentang waktu 1995-2003, oplah koran
turun 5% di Amerika, 3% di Eropa dan 2% di Jepang. Bila
pada 1960-an empat dari lima orang Amerika membaca
koran, di tahun 2005 tinggal 2 dari lima orang saja
Page 3 of 30
yang masih membaca koran. Yang tiga orang lainnya telah
terbenam di dunia elektronik dan digital. Bahkan
menurut data yg tercatat di tahun 2007 sampai 2011,
lebih dari 80% penduduk di negara-negara maju, telah
membaca koran lewat internet, baik di rumah maupun
dalam perjalanan dengan telepon selular pintar.
Sementara itu, Menurut penelitan SPS di 9 kota
besar di Indonesia, jumlah pembaca internet mengalami
peningkatan yang stabil dari sekitar 10,3% di tahun
2007 menjadi hampir 20%, pada tahun 2013. (Sps)
Dari data-data diatas terlihat bahwa belakangan ini
media cetak atau lebih khususnya koran telah kehilangan
banyak pembaca dan mengalami penurunan jumlah belanja
iklan di koran.
Selain itu menurut Patricia Aufderheide,
perkembangan media online kemudian mempengaruhi media
lama (terutama cetak), karena banyak pasar mereka
beralih ke media online. Hal ini terjadi karena menjadi
fakta bahwa telekomunikasi telah menjadi bagian dari
hidup dan sumber sosial untuk mempromosikan dan
memperluas ruang publik (Patricia Aufderheide,
Telecomunication and the public interest, dalam Erik Barnouw, et
all, Conglomerates and the media, The New Press, New York,
1997, hal. 157.)
Oleh karena itu, peneliti tertarik meneliti
kelangsungan hidup koran cetak di era media online dan
Page 4 of 30
masa depan koran cetak di era media online yang semakin
tumbuh pesat saat ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di
atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
- Apa kelebihan dan kelemahan koran cetak dan koran
online?
- Bagaimana kelangsungan hidup koran cetak di era
media online?
C. Tujuan Penelitian
Di era media online seperti saat ini terdapat
perbedaan pendapat mengenai eksistensi koran di
kehidupan masyarakat. Bagi pembaca setia koran cetak
menolak jika koran cetak berkurang peredarannya dalam
masyarakat, karena jika koran semakin sukar dijumpai
bagaimana mereka bisa mendapatkan berita-berita hangat
yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Tetapi, sama halnya dengan pembicaraan Radio VS TV.
Media cetak juga terpengaruh dengan adanya media
online, meskipun media cetak mempunyai pembaca setia,
perubahan zaman akan melunturkan kesetiaan itu. Karena
lama kelamaan pandangan masyarakat akan lebih
mengutamakan kecepatan berita dibandingkan ketepatan
berita. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk
Page 5 of 30
meneliti kelangsungan hidup koran cetak di era media
online.
Semakin menurunnya pembaca koran cetak di era media
online yang semakin bertumbuh pesat saat ini.
Menimbulkan banyak pertanyaan tentang keberadaan koran
cetak di era media online. Karena disisi lain, media
online jauh lebih cepat dibandingkan media cetak dalam
hal penyampaian berita kepada masyarakat. Sehingga,
masyarakat banyak memilih yang lebih cepat. Oleh karena
itu, salah satu tujuan penelitian ini untuk memprediksi
eksistensi koran cetak di era media online. Punahkah
atau masih tetap eksis.
Koran cetak dengan koran online adalah dua hal yang
berbeda bentuk tetapi sama dalam hal menyampaikan
informasi kepada masyarakat. Persaingan ini yang
menyababkan peneliti ingin mengetahui sejauh mana
persaingan media online dan media cetak serta ingin
mengetahui kekurangan dan kelebihan keduanya.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis : diharapkan bisa menjadi bahan acuan
media cetak agar tetap eksis di era media online.
Manfaat teoritis : untuk menambah wawasan dan khasanah
keilmuan bidang komunikasi khususnya dalam hal media
cetak.
E. Sistematika Pembahasan
- Cover
- Kata pengantar
Page 6 of 30
- Ringkasan/Abstrak
- Daftar isi
1. Pendahuluan : latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika pembahasan
2. Dasar Teori : konsep objek penelitian dan teori
penelitian
3. Metodologi penelitian : Jenis dan pendekatan
penelitian (kuantitatif atau kualitatif), subjek dan
objek penelitian, teknik pengumpulan data, identitas
narasumber/informan penelitian.
4. Hasil penelitian : deskripsi data penelitian dan
analisis hasil penelitian
5. Penutup : kesimpulan dan rekomendasi
- Daftar Pustaka
BAB II
DASAR TEORI
A. Teori Penelitian
Pengertian Komunikasi Massa
Menurut Tan dan Wright, (dalam Liliweri, 1991),
Komunikasi Massa adalah bentuk komunikasi yang
menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan
komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah
Page 7 of 30
banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat
heterogen dan menimbulkan efek tertentu.
Onong Uchjana Effendy mengartikan komunikasi massa
sebagai komunikasi melalui media massa modern, dan
media massa ini adalah surat kabar, radio, film, serta
televisi. Karena media itulah yang lazim digunakan
dalam kegiatan komunikasi massa. Dengan kalimat yang
lugas Bittner mengatakan, “Mass Communication Is Messages
Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of
People”(komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang) (Rahkmat, 1991 : 188).
Jalaludin Rakhmat, yang mengartikan komunikasi
massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah besar khalayak yang tersebar, heterogen dan
anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan
sesaat. (dalam Karlinah, dkk, 1999).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian
Komunikasi Massa adalah pesan yang yang ditujukan
kepada komunikan secara massal dalam jumlah besar,
tempat tinggal yang terpencar, heterogen, anonim dan
menimbulkan efek tertentu, melalui media cetak atau
elektronik sehinnga pesannya dapat diterima secara
serentak dan sesaat. Serta, dapat disimpulkan bahwa
Komunikasi Massa hanya dapat dilakukan melalui Media
Massa saja.
Page 8 of 30
Pengertian Media Massa
Media massa (mass media) singkatan dari media
komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu
saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses
komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi
:
1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak.
2. Universalitas, kesannya bersifat umum.
3. Perioditas, tetap atau berkala.
4. Kontinuitas, berkesinambungan.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru (Romly, 2002:5-
6).
Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hafied
Cangara, bahwa Media Massa adalah alat yang digunakan
dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi(
Cangara, 2011:128).
Dapat disimpulkan bahwa, media massa adalah alat
komunikasi massa dalam penyampaian pesan dari sumber
kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat mekanis
yang berbentuk cetak dan elektronik. Sehingga salah
satu bentuk media massa adalah media cetak.
Pengertian Media Cetak
Media cetak menurut Eric Barnow adalah segala
barang yang dicetak yang ditujukan untuk umum atau
untuk suatu publik tertentu. Dengan demikian yang
Page 10 of 30
dimaksud media cetak meliputi surat kabar, majalah,
serta segala macam barang cetakan yang ditujukan untuk
menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi.[4]
Sedangkan media cetak adalah media massa atau
penerbitan pers yang dicetak seperti surat kabar,
majalah, poster, pamflet, iklan, dan lain-lain (lihat –
Kurniawan Junaedhie,Ensiklopedi Pers Indonesia, Gramedia
Pustaka Utama, 1991).
Maka disimpulkan, media cetak adalah segala barang
yang dicetak dan termasuk penerbitan pers yang
ditujukan untuk umum atau suatu publik tertentu sebagai
sarana menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi.
Bentuk Media Cetak
Media massa cetak dari segi formatnya dibagi
menjadi enam yaitu :
1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas
broadsheet atau ½ plano)
2. Tabloid (½ broadsheet)
3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio
atau kuarto)
4. Buku (½ majalah)
5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman
lazimnya 4 – 8 halaman)
6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4
– 8) (Romly, 2002:6).
Page 11 of 30
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa koran atau surat
kabar termasuk dalam media massa yang berbentuk cetak
dengan ukuran kertas broadshet atau ½ plano.
Pengertian koran
Menurut Onong Uchjana Effendy, Surat kabar adalah
lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di
masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik,
bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa
saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui
pembaca (Effendy,1993:241).
Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan
surat kabar adalah Sebutan bagi penerbitan pers yang
masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi
tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan
serta diterbitkan secara berkala, bisa harian,
mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya
pun harus actual, juga harus bersifat universal,
maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan
manusia dari berbagai golongan dan kalangan (Junaidi,
1991 : 105).
Sedangkan jenis-jenis koran dapat dibedakan menurut
beberapa kategori, yakni (Cangara, 2011:129) :
Periode : koran harian (yang terbit setiap
hari baik dalam bentuk edisi pagi atau sore),
koran mingguan (yang terbit paling sedikit
satu kali dalam seminggu).
Page 12 of 30
Ukuran : dalam bentuk plano dan dalam bentuk
tabloid
Isi : surat kabar bersifat umum (informasi
masyarakat umum) dan surat kabar bersifat
khusus ( isinya memiliki ciri khas tertentu)
Dari segi pemasukan uang, koran lebih ditunjang
oleh iklan seperti halnya media lain, yakni media
online, TV, dan Radio. Boleh dikatakan hanya 1/3
pendapatan koran berasal dari harga jual koran itu
sendiri, selebihnya 2/3 berasal dari iklan (Cangara,
2011:130).
Jadi, koran adalah lembaran tercetak yang memuat
laporan yang terjadi di masyarakat diterbitkan secara
berkala, bisa harian, mingguan, serta diedarkan secara
umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan
dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca.
Koran juga terbagi dalam beberapa bentuk menurut
periode, ukuran dan isinya. Tetapi, sayangnya sumber
pemasukan koran dan media lain yang terbesar adalah
iklan.
Pengertian media online
Menurut Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005: 20).
Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk
media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia
(baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat
portal, website (situs web), radio-online, TV-online,
Page 13 of 30
pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik
masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan
user memanfaatkannya.
Dalam pengertian khusus, media online adalah media
komunikasi massa yang tersaji secara online di
internet, seperti versi online suratkabar atau majalah
dan portal berita online (situs berita).( Asep Syamsul
M. Romli, Jurnalistik Online: Panduan Mengelola Media
Online, Nuansa Cendikia, Bandung, 2012.)
Sehingga penulis menarik kesimpulan media online
adalah salah satu bentuk media massa yang tersaji
secara online.
Teori niche
Menurut teori ini, untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya setiap makhluk hidup memerlukan
sumber penunjang yang ada di alam sekitarnya. Bila
sumber penunjang kehidupan yang diperlukan itu sama dan
jumlahnya terbatas, maka akan terjadi perebutan atau
persaingan (John W. Dimmick, 2003: ix).
Menurut John W. Dimmick dan Eric Rothenbuhler,
terdapat tiga sumber utama yang menjadi sumber
kehidupan industri media yaitu capital (misalnya
pemasukan iklan), types of content (jenis isi media), dan
types of audience (jenis khalayak sasaran) (Rahmat
Kriyantono, 2006: 272-273).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sumber kehidupan
industri media adalah iklan, isi media, dan khlayak
Page 14 of 30
sasaran. Tetapi jika digabungkan dengan teori Cangara
diatas, yang menyatakan bahwa sumber terbesar koran dan
media lain adalah iklan. Maka dapat disimpulkan, bahwa
terjadi perebutan atau persaingan antara koran dan
media lain untuk mendapatkan sumber penunjang kehidupan
yang sama yakni, iklan. Sesuai dengan teori niche dalam
sub-bab ini.
Page 15 of 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Secara umum, metode adalah prosedur atau cara untuk
mengetahui sesuatu secara sistematis. Sementara
metodologi ialah suatu kajian untuk mempelajari
peraturan-peraturan dari suatu metode. Jadi metode
penelitian adalah kajian untuk mempelajari peraturan-
peraturan dalam penelitian. (Husnaini Usman dan Purnomo
Setiady A, 2000: 42). Jadi metode penelitian membantu
dan mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian.
Karena dengan adanya metode penelitian, peneliti
melakukan penelitian secara sistematik sesuai dengan
prosedur yang sudah dibuat.
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif.
Penelitian Deskriptif sendiri biasanya dilakukan
seorang peneliti untuk mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai keadaan sesuatu kepada obyek atau subyek
amatan secara rinci. Penelitian deskriptif adalah suatu
metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan objektif. Metode penelitian deskriptif
digunakan untuk memecahkan atau menjawab pemasalahan
yang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo,
2002:138 ). Dalam penelitian ini digambarkan bagaimana
masa depan koran cetak di era media online saat ini.
Page 16 of 30
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif
mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah
laku yang dapat diamati oleh orang yang diteliti (Taylor
dan Bogdan, 1984 : 5). Dengan kata lain, penelitian ini
disebut penelitian kualitatif karena merupakan
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan
metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi
kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa data tertulis atau lisan di
masyarakat (Djajasudarma,2006: 11).
Sedangkan jenis penelitian kualitatif yang dipakai
dalam penelitian ini adalah Etnometodologi.
Etnometodologi merupakan studi tentang bagaimana
individu mencipta dan memahami kehidupan sehari-hari.
Subjek penelitiannya bukanlah suku bangsa primitif
(asing) seperti yang sering menjadi subjek etnografi
tradisional. Tetapi orang atau kelompok dalam berbagai
situasi khusus atau tertentu di dalam masyarakat. Para
peneliti berusaha untuk mengerti bagaimana orang
memandang dan merumuskan struktur di dunia kehidupannya
sendiri sehari-hari (Sutopo, 2002: 30). Dalam
penelitian ini, peneliti memahami narasumber dari
interaksinya dengan koran cetak dan koran online dalam
Page 17 of 30
kehidupan sehari-hari. Sehingga narasumber dapat
merumuskan bagaimana masa depan koran cetak di era
media online.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek
penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada
latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Sejalan dengan definisi tersebut, Moeliono (1993: 862)
mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang yang
diamati sebagai sasaran penelitian. Dalam penelitian
ini, subjek yang digunakan sebagai informan adalah
orang-orang yang berhubungan dengan media cetak dan
media online, meliputi wartawan media cetak, wartawan
media online, pembaca media cetak, dan pembaca media
online.
Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang
menjadi sasaran penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia;
1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) obyek
penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa
orang, organisasi atau barang yang akan diteliti.
Kemudian dipertegas (Anto Dayan, 1986: 21), obyek
penelitian, adalah pokok persoalan yang hendak diteliti
untuk mendapatkan data secara lebih terarah. Dalam
penelitian ini, objek penelitiannya adalah koran cetak
dan koran digital.
Page 18 of 30
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa subjek dan objek
penelitian ini adalah koran cetak dan koran online
dengan informan wartawan koran cetak, wartawan koran
online, pembaca koran cetak dan pembaca koran online.
C. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
didasarkan pada percakapan secara intensif dengan
suatu tujuan (Marshall dan Rossman, 1989 :82).
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling
sosiologis karena bentuknya yang berasal dari interaksi
verbal antara peneliti dan responden (Black. 2009:
305). percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut. percakapan in-formal menunjuk
pada kecenderungan sifat sangat terbuka sehingga
wawancara benar-benar mirip dengan percakapan (Pawito,
2007: 132).
Dalam penelitian ini, kami mewawancarai subyek
penelitian yang disebutkan diatas tadi, yang bertempat
di DPRD Sidoarjo, meliputi staf-staf dan wartawan yang
bertugas di DPRD Sidoarjo. Alasan peneliti memilih
lokasi ini, dikarenakan DPRD Sidoarjo sendiri setiap
harinya berlangganan 11 koran cetak dari berbagai media
serta penunjang akses internet untuk mengakses koran
online pun sangat mendukung. Sehingga bisa dikatakan
Page 19 of 30
berimbang dalam hal potensi untuk mengakses berita dari
media online maupun media cetak.
D. Identitas Narasumber
Dalam penelitian ini, kami menggunakan 5 narasumber
yang mewakili setiap subjek penelitian. Kesemuanya
bekerja atau sedang bertugas di DPRD Sidoarjo. Dengan
rician sebagai berikut :
1) Tri (pembaca media online)
Beliau adalah seorang IT di kantor DPRD Sidoarjo.
Beliau bertempat tinggal di kawasan Wonocolo, lebih
tepatnya jemursari. Katanya, Beliau juga lulusan
IAIN Sunan Ampel Fakultas Syari’ah.
2) Titik (pembaca Koran Cetak)
Beliau bekerja sebagai receptionist di kantor DPRD
Sidoarjo. Beliau tinggal dikawasan Balongbendo
Sidoarjo. Dilihat dari perawakannya beliau berumur
di kisaran 26-an.
3) Sugeng (pembaca Koran Cetak)
Beliau bekerja sebagai salah satu staf keamanan di
kantor DPRD Sidoarjo. Beliau tinggal di Jl. Pahlawan
Sidoarjo. Beliau pernah mempunyai majalah Mentari
taoi sekarang sudah gulung tikar.
4) Edi (wartawan Koran Cetak)
Beliau adalah salah satu wartawan di Koran Metro1.
5) Robert (wartawan Koran Online)
Beliau adalah salah satu wartawan di Koran digital
Detik.com.
Page 20 of 30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Media cetak adalah media tertua di seluruh dunia.
Tetapi, sejak kemunculan media baru, yakni media
online. Banyak orang yang meragukan keberadaan media
cetak di era media online.
Di negara maju seperti Amerika, banyak media cetak
yang awalnya memproduksi koran cetak, beralih hanya
memproduksi koran digital saja di media online. Di
karenakan karena peradaban manusia di amerika sudah
cukup maju. Semua orang sudah mengerti dan paham dalam
pemanfaatan internet, serta biaya internet lebih murah
daripada biaya membeli sebuah koran cetak.
Tetapi lain halnya dengan negara berkembang seperti
indonesia, apakah media cetak masih eksis atau sudah
punah. Dalam penelitian ini akan di paparkan bagaimana
kehidupan koran cetak di era media online.
Dari wawancara dengan beberapa orang di kawasan
DPRD Sidoarjo peneliti menemukan hasil bahwa dari
kesemua narasumber berpendapat jika media cetak di
indonesia akan tetap eksis di era media online saat
ini. Seperti yang dikatakan oleh mas edi.
“alhamdulillah masih hidup dan masih terus neredardampai saat ini, buktinya sekarang di atas meja iniada 11 koran cetak. Selama masih ada orang yangbisa baca, koran akan tetap eksis.”
Page 21 of 30
Itu di karenakan penduduk indonesia masih banyak
yang gaptek.
Itupun di akui oleh salah seorang wartawan media
online yang bernama mas robert, hingga menjadi salah
satu kendala bagi media online. Berikut tutur katanya:
“kendalanya di nilai jual sih, di Indonesia sendirinilai jual media online masih kalah dengan cetak,jika kita lihat mayoritas orang Indonesia masihbanyak yang gaptek “buta elektronik” atau darikalangan menengah kebawah. Ya itu yang bikinkendala kita.”Hal ini senada dengan apa yang dikatakan mas edi
sebagai salah satu wartawan media cetak. Salah satu
keuntungan media cetak adalah yang menjadi kelemahan
media online. Berikut penuturannya :
“kalau di Indonesia sendiri ya, lebih efektif korancetak, karena lebih banyak pengguna media onlineitu kalangan atas atau high class, tapi jika korancetak itu lebih merakyat dan menyeluruh jadi bisadibaca oleh siapapun.”Yang senada juga dengan perkataan mbak tatik bahwa
semua orang tidak bisa mengakses media online.
“koran cetak akan tetap beredar, karena gak semuaorang bisa online dan gak semua orang paham dalammenggunakan internet”
Begitupun pendapat mas tri yang mengatakan bahwa
masih adanya generasi tua itu yang membuat koran masih
tetap beredar.
Page 22 of 30
“menurut saya endak akan ya... tapi hanya
berkurang, karena generasi terdahulu mendapat
berita dari koran, generasi dulu pun kan masih
banyak yang hidup nah mereka dengan sesuatu yang
bersifat online masih agak canggung dan kaku”buta
dengan hal-hal IT”.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa koran cetak akan
tetap beredar jika keadaan masyarakat indonesia masih
gaptek, sulit akses internet, dan kondisi ekonomi
lemah, serta masih ada generasi tua yang membutuhkan
koran.
Tetapi, juga banyak yang tidak memungkiri bahwa
jika di suatu saat nanti keadaan masyarakat indonesia
sudah tidak gaptek dan sarana untuk mengakses internet
sudah merata pemakaiaannya di masyrakat. Maka lama
kelamaan media cetak akan tergeser dengan media online.
Berikut salah satu penuturan narasumber yang bernama
mas tri :
“nah... kemungkinan dengan berkembangnya HP yg bisabuat internetan, dan orang indonesia sudah gakgaptek, mungkin koran cetak bisa jadi tergeser”.
Hal ini juga senada dengan perkataan mas sugeng
yang pernah memiliki media cetak tetapi akhirnya gulung
tikar karena kalah saing. Berikut penuturannya:
“lama-kelamaan akan tergeser dengan koran online,saya mengalaminya sendiri mas. Dulu saya pernahpunya majalah mentari, tapi karena gaka ada lagi
Page 23 of 30
pembacanya dan gak ada lagi yang mau iklan,sekarang udah gulung tikar, kalah saing mas denganmedia online”.
Jadi, koran cetak di indonesia akan runtuh jika
kalah saing dalam perebutan khalayak dan iklan, orang
indonesia sudah tidak gaptek, dan sarana untuk
mengakses internet sudah merata pemakaiannya di
masyarakat umum.
Disisi lain, ada yang berpendapat bahwa media cetak
akan tetap eksis sampai kapanpun. Karena kualitas media
cetak yang melebihi media online. Seperti yang
diucapkan mbak tatik berikut ini :
“tetep. Koran cetak masih tetap beredar karenabanyak berita yang belum dimuat di koran online,tetapi sudah di muat di koran cetak”.Dan juga perkataan mbak tatik selanjutnya bahwa
berita di media cetak lebih spesifik dan beragam
dibanding media online.
“karena koran cetak menyajikan berita-beritanyalebih spesifik dari pada koran online, koran cetakjuga lebih segmented, di koran cetak juga kita bisalihat informasi tentang gadget atau teknologi yangsedang in saat ini. Karena pada dasarnya saya lebihbanyak baca dan lihat-lihat koran tentangelektronik gitu, yang menampilkan gadget,handphone, laptop, dll”.Begitu juga dengan pengakuan mas robert, seorang
wartawan online. Bahwasanya media online lebih
mengutamakan up to date dari pada kelengkapan sebuah
berita. Beliau menyebutnya sebagai salah satu kemudahan
Page 24 of 30
menjadi wartawan media online. Berikut tutur wicara
beliau :
“ada, banyak kemudahan malahan. Enaknya jadiwartawan di media online itu kita ndak usah tadukdi kejar deadline, soalnya media online bisadicicil pemberitaannya dan masih boleh menulisberita yang belom lengkap karena memang mengejarupdatenya “kisah kelanjutannya”.”Koran cetak dan koran online memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Seperti yang dikatakan mas
tri bahwa media online lebih praktis daripada media
online. Berikut kata-katanya:
“saya ini bukan dari golongan orang menengah keatas, jadi saya dulu ndak pernah ada pikiran buatbaca koran. Sekarang pun saya endak baca korancetak, memang karena saya ndak suka baca dan sayandak suka koran cetak. Koran cetak itu ribet, apayang saya btutuhkan itu ndak dalam satu pandanganmenurut saya. Kalau menggunakan media online, apayang saya butuhkan tinggal saya tulis lalu terpapardi situ, tiggal saya klik. Ndak perlu saya cariberita satu-satu gitu”.Pernyatan diatas senada dengan perkatan mas sugeng
yang menyatakan bahwa koran cetak akurat, tetapi koran
online lebih praktis. Berikut penuturannya:
“relatif mas, kalau cetak sih bagusnya beritanyalebih akurat, tetapi koran online lebih praktisdaripada koran cetak”.
Mas edi pun juga menyampaikan pendapat yang hampir
sama tentang keuntungan koran cetak yang tidak harus
menunggu sarana yang memadai untuk mendapatkan suatu
Page 25 of 30
berita seperti koran digital yang harus ada sarana yang
memadai untuk mengakses internet.
“yang pasti bisa tambah wawasan ya.. kan korandibaca untuk mendapat informasi ter-update. Danjuga jika membaca koran cetak konsumen lebih bisamembaca keseluruhan isi informasi di dalamnya, jaditidak sulit untuk mengetahuinya. Kalau menggunakanmedia online kadang jika kita sedang ingin sekalimembaca berita yang lagi “hot” tapi yang kita dapatadalah kekecewaan karena paketan habis ataumenunggu adanya wifi, dan juga karena banyaknyaberita di media online jadinya pembaca bingung maubaca yang mana? Nah kalau koran cetak kan beritanyasudah tersegmen dan berada pada halaman-halamanyang sudah ditentukan sebelumnya”.
Tetapi wartawan online pun, tidak mau kalah
menyampaikan pendapatnya tentang keunggulan dan
kelemahan media online dan media cetak yang sebenernya
masih dalam hal kepraktisan.
“karena saya orang media online, ya lebih efektifmedia online pastinya. Sebenarnya sama-sama efektifsih, kalau koran cetak efektif buat temen nungguantrian di rumah sakit atau dimanapun itu, tapimenurut saya media online itu lebih efektif danefisien ya. Males juga sih harus tenteng-tentengkoran kemana-mana dan dengan ukuran yang sedemikianlebar itu menyusahkan kita untuk membaca, jikamedia online kan kita hanya memerlukan gadget atauhandphone pun sekarang bisa dipake untukinternetan, apa lagi untuk mencari berita ter-update.”
Page 26 of 30
Jadi, dapat disimpulkan bahwa koran online dan
koran cetak memiliki kenunggulan dan kelemahan masing-
masing. Koran cetak mempunyai keunggulan dalam hal
berita yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa
dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet, tidak
praktis, dan kurang mudah dalam hal pencarian berita.
Beitupun dengan koran online yang mempunyai keunggulan
praktis, mudah dalam pencarian berita, dan bisa di
akses dimana dan kapan saja. tetapi kelemahannya adalah
harus ada sarana internet yang memadai, berita yang
tidak akurat karena kurang lengkap, kurang merakyat
dikalangan masyarakat indonesia yang kebanyakan
berekonomi menengah kebawah.
B. Analisis Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian diatas ada dua temuan yang
berhasil ditemukan oleh peneliti. Yakni :
Koran cetak di indonesia akan tetap beredar
jika keadaan masyarakat indonesia masih
gaptek, sulit akses internet, dan kondisi
ekonomi lemah, serta masih ada generasi tua
yang membutuhkan koran. Tetapi koran cetak di
indonesia akan runtuh jika kalah saing dalam
perebutan khalayak dan iklan, orang indonesia
sudah tidak gaptek, dan sarana untuk mengakses
internet sudah merata pemakaiannya di
masyarakat umum.
Page 27 of 30
Koran online dan koran cetak memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Koran
cetak mempunyai keunggulan dalam hal berita
yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa
dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet,
tidak praktis, dan kurang mudah dalam hal
pencarian berita. Begitupun dengan koran
online yang mempunyai keunggulan praktis,
mudah dalam pencarian berita, dan bisa di
akses dimana dan kapan saja. tetapi
kelemahannya adalah harus ada sarana internet
yang memadai, berita yang tidak akurat karena
kurang lengkap, kurang merakyat dikalangan
masyarakat indonesia yang kebanyakan
berekonomi menengah kebawah.
Page 28 of 30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koran cetak di indonesia akan tetap beredar jika :
keadaan masyarakat indonesia masih gaptek
sulit akses internet
kondisi ekonomi lemah
serta masih ada generasi tua yang membutuhkan
koran
Tetapi koran cetak di indonesia akan runtuh jika
kalah saing dalam perebutan khalayak dan
iklan,
orang indonesia sudah tidak gaptek dan
sarana untuk mengakses internet sudah merata
pemakaiannya di masyarakat umum
Koran cetak mempunyai keunggulan dalam hal berita
yang akurat, spesifik dan secara langsung bisa
dibaca. Tetapi mempunyai kelemahan ribet, tidak
praktis, dan kurang mudah dalam hal pencarian
berita.
Begitupun dengan koran online yang mempunyai
keunggulan praktis, mudah dalam pencarian berita,
dan bisa di akses dimana dan kapan saja. tetapi
kelemahannya adalah harus ada sarana internet yang
Page 29 of 30
memadai, berita yang tidak akurat karena kurang
lengkap, kurang merakyat dikalangan masyarakat
indonesia yang kebanyakan berekonomi menengah
kebawah.
B. Rekomendasi
Bagi media cetak agar mengurangi atau menghilangkan
kelemahan media cetak, yakni ribet, tidak praktis, dan
kurang mudah dalam pencarian berita. Serta
mempertahankan dan meningkatkan keunggulan yang sudah
dimiliki, yakni berita yang akurat, spesifik, dan
langsung bisa dibaca. Sehingga media cetak akan tetap
eksis dalam era media online.
Page 30 of 30