LAPORAN OCEANOGRAFI

64
LAPORAN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI Disusun oleh: Kelompok 45 MITA NURHIDAYATI (125080100111005) ANA LATIFATUS SA’DIYAH (125080100111093) AYU BUDI NASTITI (125080100111033) ANIK PURWANINGSIH (125080100111071) DEWI URIFAH (125080100111046) NININ DONA K (125080101111022) ACHMAD SOHIR (125080101111047) APRILLIEN SUKMAWATI (135080200111025) ZENDY DWI ARIFIN PRADANA (135080200111072) AGUNG BUDI IRAWAN (135080201111021)

Transcript of LAPORAN OCEANOGRAFI

LAPORAN PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI

Disusun oleh:

Kelompok 45

MITA NURHIDAYATI (125080100111005)

ANA LATIFATUS SA’DIYAH (125080100111093)

AYU BUDI NASTITI (125080100111033)

ANIK PURWANINGSIH (125080100111071)

DEWI URIFAH (125080100111046)

NININ DONA K (125080101111022)

ACHMAD SOHIR (125080101111047)

APRILLIEN SUKMAWATI (135080200111025)

ZENDY DWI ARIFIN PRADANA (135080200111072)

AGUNG BUDI IRAWAN (135080201111021)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page 2

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Oseanografi Disusun Sebagai Salah Satu

Syarat Menyelesaikan Praktikum Oseanografi dan Lulus Mata

Kuliah Oseanografi

Malang, 27

Oktober 2013

Koordinator Asisten

Asisten Pendamping

ELMA ROSITA U. ANDRI TRIO

S

NIM. 105080600111037

NIM. 105080601111036

Mengetahui,

Dosen Pengampu

M. A. Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc

NIP. 19710904 199903 1 001

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page i

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................iDAFTAR ISI...............................................iiKATA PENGANTAR............................................vi1. PENDAHULUAN............................................11.1 Latar Belakang......................................11.2 Maksud dan Tujuan...................................21.3 Waktu dan Tempat....................................2

2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................32.1 Perairan Laut.......................................32.2 Parameter Fisika....................................32.2.1 Suhu.............................................3

2.2.2 Kecepatan Arus...................................4

2.2.3 Kecerahan........................................4

2.2.4 Pasang Surut.....................................5

2.2.5 Gelombang........................................5

2.3 Parameter Kimia.....................................62.3.1 pH...............................................6

2.3.2 Salinitas........................................6

2.3.3 DO...............................................7

3. METODOLOGI.............................................83.1 Alat dan Fungsi.....................................83.1.1 Parameter Fisika.................................8

3.1.2 Parameter Kimia..................................8

3.2 Bahan dan Fungsi....................................93.2.1 Parameter Fisika.................................9

3.2.2 Parameter Kimia.................................10

3.3 Skema Kerja........................................113.3.1 Parameter Fisika................................11

3.3.2 Parameter Kimia.................................13

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page iii

4. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................144.1 Data Hasil Pengamatan..............................154.1.1 Parameter fisika................................15

4.1.2 Parameter Kimia.................................17

4.2 Analisa Prosedur...................................184.2.1 Parameter Fisika................................18

4.2.2 Parameter Kimia.................................20

4.3 Analisa Hasil......................................224.3.1 Parameter Fisika................................22

4.3.2 Parameter Kimia.................................25

4.4 Manfaat di bidang perikanan........................26 4.4.1 Parameter Fisika.........................264.4.2 Parameter Kimia.................................28

4 PENUTUP...............................................30 4.3...................................... Kesimpulan

304.4 Saran..............................................31

DAFTAR PUSTAKA............................................32LAMPIRAN..................................................34

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Salinometer...................................34Gambar 2. Refraktometer.................................34Gambar 3. Thermometer Hg................................34Gambar 4. pH Paper......................................34Gambar 5. Kompas........................................34Gambar 6. Peta Lokasi Praktikum.........................35Gambar 7. Pengukuran Arus...............................36Gambar 8. Pengukuran pasang Surut.......................36Gambar 9. Pengukuran Suhu...............................36

Gambar 10. Pengukuran Kecerahan.......................36Gambar 11. Pengukuran Do pada Saat Titrasi..............36

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page v

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kecepatan Arus..................15Tabel 2. Hasil Pengamatan Kecerahan.......................15Tabel 3. Hasil Pengamatan Suhu............................16Tabel 4.Hasil Pengamatan Tinggi Gelombang.................16Tabel 5. Hasil Pengamatan Periode Gelombang...............17Tabel 6. Hasil pengamatan Pasang Surut....................17Tabel 7. Lampiran 2………….……………………………………………………….37

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page vii

KATA PENGANTAR

Puji syukurkami panjatkan kepada Allah SWT karena atas

rahmat dan hidayah-Nyalah,kami diberi kemampuan dan kekuatan

untuk menyelesaikan laporan ini. Adapun laporan ini kami

tulis dengan tujuan sebagai syarat tiket masuk UAP (Ujian

Akhir Praktikum) mata kuliah Oseanografi.

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Diana Arfiati, MS. selaku Dekan Fakultas

Perikanan dan Ilmu kelautan

2. Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., P.hD selaku Dosen Pengampu

mata kuliah Oseanografi

3. M Arif Zainul Fuad S.Kel, M.Sc., selaku Dosen Pengampu

Praktikum mata kuliah Oseanografi

4. Kedua orang tua kami

5. Asisten Praktikum mata kuliah Oseanografi yang telah

memberikan motivasi serta dukungan baik moril maupun non

moril.

Dalam pengerjaan laporan ini kami menyadari bahwa

banyak sekali kekurangan dan kesalahan dalam pengerjaannya,

oleh karena itu, kami meminta maaf dan kami berharap kritik

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page viii

dan saran yang mampu memotifasi kami sehingga kami dapat

membuat laporan lebih baik lagi dikemudian hari.

Malang, 6 Mei 2013

Penyusun

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas

perairan kurang lebih dua pertiga dari seluruh wilayah

negara. Memiliki 17.508 buah pulau besar dan kecil, dengan

garis pantai sepanjang 81.000 km. Bila ditinjau dari segi

oseanografi, Indonesia memiliki perairan laut dangkal dan

perairan laut dalam. Perairan laut dangkal berupa paparan

(shell) dan diukur mulai dari garis surut terendah sampai

pada kedalaman 200 m. Di Indonesia dikenal ada dua paparan

yang cukup luas, yaitu disebelah barat adalah paparan Sunda

(Sunda plat) yang cukup luas sekitar 1,8 juta km2 dan

mencakup laut Cina Selatan, Teluk Thailand, Selat Malaka

dengan kedalaman 20 - 80 m. Paparan Sahul (Sahul plat)

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page ix

dengan kedalaman sekitar 30-90 m dan terbentang antara Irian

Jaya dan beberapa pulau kecil lainnya dengan

daratanAustralia. Diantara paparan Sunda dan paparan Sahul

terdapat laut yang relalif dalam meliputi Selat Bali, Laut

Flores, Laut Maluku dan Laut Banda (Genisa, 1998).

Oseanografi terdiri dari dua kata, yaitu oceanos yang

berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau

deskripsi (bahasa Yunani).Secara sederhana kita dapat

mengartikan Oseanografi sebagai gambaran atau deskripsi

tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap,

Oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan

(eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala fenomenanya.

Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang

murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu-

ilmu dasar yang lain.Ilmu-ilmu lain yang termasuk di

dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu bumi (geography), ilmu

fisika (physics), ilmu kimia (chemistry), ilmu hayat (biology) dan

ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2001).

Laut memiliki sumber daya laut yang sangat kaya dan

penting, antara lain sumber daya perikanan, terumbu karang,

mangrove, bahan tambang, dan pada daerah pesisir dapat

dimanfaatkan sebagai obyek wisata yang menarik. Laut juga

mempunyai arti penting bagi kehidupan makhluk hidup seperti

manusia, ikan, tumbuh-tumbuhan, dan biota laut lainya (Erni,

2001).

1.2 Maksud dan Tujuan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page x

Maksud dari praktikum Oseanografi ini adalah untuk

mengetahui kualitas air laut di Pelabuhan Mayangan

Probolinggo, melihat faktor-faktor kualitas air seperti

arus, pH, suhu, salinitas, kecerahan, gelombang, pasang

surut serta oksigen terlarut (DO), serta meningkatkan

pemahaman praktikan tentang cara pengukuran paramater fisika

dan kimia air laut.

Tujuan dari praktikum Oseanografi ini adalah agar

praktikan dapat memahami dan mengetahui secara langsung

mengenai ilmu Oseanografi seperti arus, pH, suhu, salinitas,

kecerahan, gelombang, pasang surut serta oksigen terlarut

(DO), serta mampu melakukan pengukuran parameter fisika dan

kimia air laut.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Oseanografi dilaksanakan pada hari Minggu,

tanggal 20 Oktober 2013, pada pukul 09.00 - 16.00 WIB. Di

Unit Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan, Kota

Probolinggo, Jawa Timur.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xi

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perairan Laut

Menurut Nur (2010), wilayah perairan dibedakan menjadi

Perairan Darat dan Perairan Laut. Perairan Laut adalah

wilayah permukaan bumi yang tertutup oleh air asin.Perairan

laut dari pantai sampai ke dasar laut.Ilmu yang mempelajari

tentang keadaan lautan disebut Oseanografi.Luas lautan 361

juta km2 dan daratan 149 juta km2. Sehingga luas lautan 71%

dan luas daratan 29% dari luas permukaan bumi. Perbandingan

lautan dengan daratan adalah 7:3 (dibulatkan).

Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4

wilayah (zona), yaitu zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal

dan zona Abysal. Zona Lithoral adalah wilayah pantai atau pesisir

atau shore. Zona Neritic (wilayah laut dangkal),yaitu dari batas

wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Zona Bathyal

(wilayah laut dalam) adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman

antara 150 m hingga 1800 m. Sedangkan Zona Abyssal (wilayah laut

sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki kedalaman di

atas 1800 m (Waldopo, 2005).

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xii

2.2 Parameter Fisika

2.2.1 Suhu

Sverdrupet al.(1942) dalamKarif (2011), menyatakan

bahwa, suhu merupakan besaran fisika yang menyatakan

jumlah bahan yang terkandung dalam suatu benda.Suhu

merupakan salah satu parameter fisik laut yang

penting.Hal ini disebabkan suhu secara langsung

mempengaruhi proses fisiologi dan siklus reproduksi

hewan. Suhu juga mempengaruhi secara tidak langsung daya

larut oksigen yang digunakan dalam proses respirasi

organisme laut.

Menurut Hastenrath (1988) dalam Karif (2011), suhu

air laut terutama dipengaruhi oleh intensitas sinar

matahari.Selain itu, suhu air laut juga di pengaruhi oleh

curah hujan, penguapan, suhu udara, kecepatan angin,

kelembaban udara dan keadaan awan.

Suhu permukaan laut penting diketahui karena

merupakan indikator penting dalam pemantauan kondisi

Oseanografis dan pengaruh pemanasan global.Pengetahuan

tentang variabilitas suhu permukaan laut, dapat digunakan

untuk mengetahui lokasi front, upwelling, potensi

distribusi ikan, dan perubahan suhu yang terjadi pada

lautan (Karif, 2011).

2.2.2 Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan yang sangat luas yang

terjadi pada seluruh lautan di dunia.Arus permukaan

dibangkitkan terutama oleh angin yangberhembus di

permukaan laut.Selain itu, topografi muka air laut juga

turut mempengaruhi gerakan arus permukaan. Angin dan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xiii

topografi laut saat ini dapat diamati dengan menggunakan

satelit Altimetri Jason1. Dengan bantuan data darisatelit

ini, maka dapat dipetakan pola dari pergerakan arus laut

permukaan secara global (Widyastutidkk., 2010).

Menurut Aziz (2006), Arus laut terjadi dimana saja

di laut. Pada hakekatnya, energi yangmenggerakkan massa

air laut tersebut berasal dari matahari. Adanya

perbedaanpemanasan matahari terhadap permukaan bumi

menimbulkan pula perbedaanenergi yang diterima permukaan

bumi.Perbedaan ini menimbulkan fenomena arus laut dan

angin yang menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi

diseluruh muka bumi. Kedua fenomena ini juga saling

berkaitan erat satu dengan yang lain. Angin merupakan

salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus

laut selain gaya yang timbul akibat dari tidak samanya

pemanasan dan pendinginan air laut.

2.2.3 Kecerahan

Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan

dan pengukuran cahaya sinar matahari di dalam air dapat

dilakukan dengan menggunakan lempengan/kepingan Secchi

Disk. Satuan untuk nilai kecerahan dari suatu perairan

dengan alat tersebut adalah satuan meter (Gusrina, 2008).

Menurut Kamlasi (2008), kecerahan perairan

merupakan kebalikan dari kekeruhan. Kecerahan

airmemberikan petunjuk tentang daya tembus atau penetrasi

cahaya ke dalam air laut.Pada perairan alami kecerahan

sangat penting karena erat kaitannya dengan aktifitas

fotosintesis. Kecerahan merupakan faktor penting bagi

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xiv

prosesfotosintesis dan produksi primer dalam suatu

perairan.

2.2.4 Pasang Surut

Menurut Adisaputra (2010), pasang surut laut

merupakan suatu fenomena pergerakan naik

turunnyapermukaan air laut secara berkala yang

diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik

menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh

matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya

dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya

lebih kecil.

Ada dua macam pasang surut yaitu pasang purnama dan

pasang perbani. Pasang Purnama, ialah peristiwa

terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi

(besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan

kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama).

Pada kedua tanggal tersebut posisi Bumi - Bulan -

Matahari berada satu garis (konjungsi) sehingga kekuatan

gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu

menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke

bulan mengalami pasang naik besar. Sedangkan permukaan

bumi yang tidak menghadap ke bulan mengalami pasang surut

besar.SedangkanPasang Perbani ialah peristiwa terjadinya

pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang

kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada

kedua tanggal tersebut posisi Matahari – Bulan-Bumi

membentuk sudut 90°. Gaya tarik Bulan dan Matahari

terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xv

menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah

pasang terendah (rendah) (Waldopo, 2005).

2.2.5 Gelombang

Nining (2002) dalam Aziz (2006), menyatakan bahwa

gelombang laut pada umumnya timbul oleh pengaruh angin,

walaupun masih ada faktor-faktor lain yang dapat

menimbulkan gelombang di laut seperti aktifitas seismik

di dasar laut (gempa), letusan gunung api, gerakan kapal,

gaya tarik benda angkasa (bulan dan matahari). Gelombang

laut dapat juga terjadi di lapisan dalam (pada bidang

antara dari dua lapisan air yang mempunyai densitas

berbeda).Gelombang ini disebut gelombang dalam (internal

waves).

Pada hakekatnya fenomena gelombang laut

menggambarkan transmisi dari energi dan momentum.

Gelombang laut selalu menimbulkan sebuah ayunan air yang

bergerak tanpa henti-hentinya pada lapisan permukaan laut

dan jarang dalam keadaan sama sekali diam (Aziz, 2006).

2.3Parameter Kimia

2.3.1 pH

pH (singkatan dari “puisance negatif de H”), yaitu

logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang terlepas

dalam suatu perairan. pH mempunyai pengaruh besar

terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH

perairan dipakai sebagai salah satu untuk menyatakan baik

buruknya suatu perairan (Gusrina, 2008).

Derajat keasaman menunjukan aktifitas ion hidrogen

dalam larutan tersebut dan dinyatakan sebagai konsentrasi

ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu atau pH = -log

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xvi

(H+). Konsentrasi pH mempengaruhi tingkat kesuburan

perairan karena mempengaruhi kehidupan jazad renik.Untuk

menciptakan suasana yang bagus dalam suatu perairan, pH

air harus sudah agak mantap atau tidak terlalu

bergoncang, karena ikan hanya tahan terhadap

penggoncangan pH antara 5 sampai 8. Jika keadaan ini

terpenuhi, ikan-ikan dapat hidup normal (Karif, 2011).

2.3.2 Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang

terdapat di dalam perairan. Pengertian salinitas yang

paling mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang

terdapat pada suatu perairan. Hal ini di karenakan

salinitas ini merupakan gambaran tentang padatan total di

dalam air setelah semua karbonat di konversi menjadi

oksida, semua bromida dan iodida di gantikan oleh

chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi

(Gusrina, 2008).

Salinitas sangat berpengaruh pada tekanan osmotik

air. Semakin tinggi salinitasnya maka akan semakin tinggi

pula tekanan osmotiknya (Karif, 2011). Naik turunnya

salinitas disebabkan oleh banyak hal diantaranya adalah

up welling dan pengaruh hujan yang turun secara terus

menerus dalam jangka waktu beberapa hari. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Hutabarat dan Evans dalam Bachrin

(2011), bahwa salinitas akan turun secara tajam yang

disebabkan oleh besarnya curah hujan. Salinitas bersifat

lebih stabil di lautan terbuka, walaupun dibeberapatempat

kadang-kadang salinitas menunjukan adanya fluktuasi

perubahan.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xvii

2.3.3 DO

Dilapisan permukaan laut konsentrasi gas oksigen

sangat bervariasi dan sangat dipengaruhi oleh suhu. Makin

tinggi suhu makin berkurang tingkat kelarutan oksigen.

Tapi anehnya semakin dalam pada beberapa ratus meter di

bawah permukaan air laut, walaupun suhu makin menurun

ternyata kadar oksigennya jua semakin berkurang sehingga

bisa di temukan lapisan air laut dengan kadar oksigen

minimum. Di laut oksigen terlarut (dissolved oxygen)

berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer dan dari

hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis

tanaman lain. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)

dibutuhkan oleh semuajasad hidup untuk pernapasan, proses

metabolisme atau pertukaran zatyang kemudian menghasilkan

energi untuk pertumbuhan dan pembiakan (Karif, 2011).

Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal

sari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil

fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan

tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung

sari beberapa faktor, seperti kekeruhan air, suhu,

salinitas, pergerakan massa air dan udara, seperti arus,

gelombang dan pasang surut (Salmin dalam David, 2011).

Ada beberapahal yang dapat menyebabkan berkurangnya

oksigendalam air, antara lain respirasi biota,

dekomposisibahan organik dan pelepasan oksigen ke udara

(Ulqodry dkk., 2010).

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xviii

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xix

3. METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi

3.1.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Termometer Hg : untuk mengukur suhu di lautan

b. Kecepatan Arus

Tali raffia : penghubung antar botol

bekas air mineral

Botol bekas air mineral (600 ml) 2 buah: sebagai

pemberat dan

pelampung

Stopwatch : menghitung waktu tempuh

Kompas : penunjuk arah angin

c. Kecerahan

Secchi disk : mengukur kecerahan air

laut

Karet gelang : menandai D1 dan D2 pada

tali secchi disk

Tongkat skala : mengukur panjang tali

d. Pasang Surut

Tide staff : mengukur pasang surut air laut

e. Gelombang

Tongkat skala 2 m : mengukur tinggi

gelombang air laut

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xx

Stopwatch : digunakan untuk menghitung

waktu

3.1.2 Parameter Kimia

a. pH

pH meter : mengukur pH air laut

b. Salinitas

Refraktometer : mengukur salinitas air

laut

c. DO

Water sampler : wadah untuk mengambil

sample air

Botol DO : wadah sample

Pipet tetes : untuk mengambil dan

memindahkan

larutandengan skala kecil

Pipet volum : untuk mengambil dan

memindahkan

larutandengan skala besar

Corong :untuk memindahkan larutan

Biuret : untuk titrasi

Statif : penyangga biuret

3.2 Bahan dan Fungsi

3.2.1 Parameter Fisika

a. Suhu

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxi

Air laut (perairan) : Sebagai media yang diukur

suhunya.

b. Kecepatan Arus

Air laut (perairan) : Sebagai media yang diukur

kecepatan arusnya.

c. Kecerahan

Air laut (perairan) : Sebagai media yang diukur

kecerahannya.

d. Gelombang

Air laut (perairan) : Sebagai media perairan

yang diukur tinggi

gelombang dan periode gelombang.

e. Pasang surut

Air laut (perairan) : Sebagai media yang diukur

pasang surutnya.

3.2.2 Parameter Kimia

a. pH

Air laut (perairan) : Sebagai media yang diukur

pH nya.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxii

pH paper : Untuk mengukur konsentrasi ion

hydrogen yang ada didalam

perairan.

b. Salinitas

Aquades : membersihkan membran

refraktometer.

Tissue : mengeringkan membran

refraktometer.

Air laut (perairan) : media yang diukur

salinitasnya.

c. DO (Dissolved Oxigen)

Air sampel : Bahan yang akan diamati

kandungan oksigennya.

MnSO4 (2 ml) : Mengikat oksigen yang

larut didalam air.

NaOH + KI (2ml) : Untuk membantu tejadinya

endapan cokelat dan

melepas I2

H2SO4 (2ml) : Melarutkan endapan cokelat dan

indikator suasana asam.

Amylum (3 tetes) : Sebagai indikator warna

ungu dan indikator

basa.

Na2S2O3(0,025N) : Sebagai titran

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxiii

3.3 Skema Kerja

3.3.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Dipegang tali pada thermometer alkohol

Dimasukkan dalam perairan dengan posisi

membelakangi matahari

Ditunggu selama 3 menit sampai air raksa

menunjukkan skala tertentu

Di ambil sample sebanyak 3 kali dengan

selang waktu 20 menit

Skala dibaca dengan cepat

b. Kecepatan arus

Diikat dengan tali rafia,yang bagian bawah

diisi air lokal

sebagai pemberatdan satunya sebagai pelampung

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxiv

Thermometer Hg

Hasil

2 buah botol bekas air mineral 600 ml

Dilepas ke perairan yang berarus

Dinyalakan stopwatch

Ditunggu sampai panjang tali terulur semua

(merenggang)

Dicatat waktunya (t) pada saat tali sudah

merenggang

Dihitung kecepatan arusnya dengan rumus V=St

c. Kecerahan

Dimasukkan kedalam perairan secara perlahan–

lahan hingga batas tampak dan tidak tampak

pertama kali,

Dicatat kedalamannya sebagai D1,

Diturunkan lebihdalam lagi hingga benar-benar

tidak tampak,

Ditarik pelan-pelan sampai batas nampak

kembali,

Dicatat kedalaman sebagai D2,

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxv

Hasil

Secchidisk

Dihitung kecerahannya dengan rumus D1+D22

d. Pasang Surut

Ditancapkan

Dilihat tinggi permukaan air sebagai t0 (cm)

Dilihat tinggi permukaan air setelah 6 jam

sebagai t1 (cm)

Dicatat hasil pengamatan

Dihitung kecepatan pasang surut

e. Gelombang

Tinggi Gelombang

Ditancapkan atau ditegakkan dalam perairan

Diukur tinggi gelombang dan dilihat secara

lansung

Diulang pengukurannya sebanyak 3x

Diamati dan dicatat

Periode Gelombang

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxvi

Hasil

TideStaff

Hasil

Tongkat Skala

Hasil

Ditancapkan atau ditegakkan dalam perairan,

Dihitung lamanya waktu (dengan stopwatch)

yang diperlukan antara puncak gelombang I

dengan puncak gelombang II untuk melewati

tongkat skala tersebut,

Dilakukan pengukuran sebanyak 3x,

Diamati dan dicatat,

3.3.2 Parameter Kimia

a. pH

Dimasukkan kedalam sampel air (air laut)

Dikibas–kibaskan sampai setengah kering

Dicocokkan perubahan warnanya dengan kotak

standart

Diamati dan dicatat

b. Salinitas

Dibersihkan membran refraktometer dengan

aquades(kalibrasi)

Dikeringkan membrannya dengan tissue

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxvii

Tongkat Skala

Hasil

pH paper

Hasil

Refraktometer

Diambil air laut dengan menggunakan pipet

tetes

Diteteskan 1–2 tetes pada membran

refraktometer

Ditutup penutup membrannya 450

Diarahkan refraktometer menuju sumber

cahaya

Dibaca langsung nilai salinitas pada lensa

refraktometer

Diamati dan dicatat nilainya

c. DO (Dissolved Oksigen)

Diukur dan dicatat dimasukkan kedalam

water sampler dalam kondisi tutup

terbuka

Ditutup penutup water sampler

Dimasukkan water sampler kedalam

perairan

Disumbat mulut selang pada water

sampler

Ditunggu hingga terdengar bunyi “bulp”

dari selang yang sudah tidak disumbat

Diangkat water sampler

Dibuka penutup water sampler secara

perlahan

Ditutup botol DO secara perlahan agar O2

dari luar tidak masuk

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxviii

Hasil

Botol DO

Dikeluarkan botol DO dari water sampler

kemudian di bolak balik di lihat hingga

tidak ada gelembung, jika masih ada

ulang kembali

Dibawa ketempat uji

Dibuka tutup botol DO secara perlahan

ditetesi 2 ml MnSO4 dan 2 ml NaOH+KI

Dihomogenkan hingga terjadi endapan

cokelat

Dibuang air bening diatas endapan

Ditetesi 2 ml H2SO4

Dikocok atau dihomogenkan sampai

endapan larut

Ditetesi amylum sebanyak 4 tetes

Dititrasi dengan Na2S2O3 0,025 N sampai

berubah warna bening pertama kali

Dicatat ml titrannya

Dihitung dengan menggunakan rumus,

DO(mg/l)= V (titran)xN (titran )x8x1000

V (sampel )−4

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1 Parameter fisika

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxix

Sampel pada botol DO

Hasil

a. Kecepatan Arus

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kecepatan Arus

Percobaa

nJam Hasil m/s Perhitungan

110.15

WIB0,031 m/s

Diket:s = 5 m

t = 160 s

Dit:v = ?

Jawab:v = s/t

= 5/160

= 0,031 m/s

b. Kecerahan

Tabel 2. Hasil Pengamatan Kecerahan

Percobaa

nJam Hasil Perhitungan

1 09.40 WIB 172 cm

Diket:D1 = 183 cm

D2 = 161 cm

Dit:Kec ?

Jwb:Kec = D1+D22 =

183+1612

= 172 cm2 10.05 WIB 141 cm Diket: D1 = 161 cm

D2 = 121 cm

Dit:Kec ?

Jwb:Kec = D1+D22 =

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxx

161+1212

=141 cm

3 10.16 WIB 157,58 cm

Diket: D1 = 196 cm

D2 = 127,5 cm

Dit:Kec ?

Jwb: Kec = D1+D22 =

196+127,52

= 157,58 cm

Rata-rata 157,58 cm

c. Suhu

Tabel 3. Hasil Pengamatan Suhu

Percobaan Jam Hasil (oC)

1 09.50 WIB 300C

2 10.05 WIB 300C

3. 10.16 WIB 31 0C

Rata-rata 30,3 0C

d. Gelombang

Tinggi Gelombang

Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Gelombang

Pengukuran

ke-

I II III Rata-Rata

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxi

Puncak (cm) 129 108 105

Lembah (cm) 122 107 125

Selisih (cm) 7 1 -20 -4

Tinggi gelombang rata-rata = (7+1+-20) /3 = -4 cm

Periode Gelombang

Tabel 5. Hasil pengamatan Periode Gelombang

Pengukuran ke- I II IIIRata-

rataPeriode

Gelombang

(detik)

3 s 2 s 3 s 2,6 s

Periode gelombang rata-rata = (3 s+2 s+3 s) /3 =

2,6 s

e. Pasang Surut

Tabel 6.Hasil Pengamatan Pasang Surut

Percobaa

nJam

SkalaTideSt

affHasil Perhitungan

1 10.15 WIB 107 cm

2

cm/jm

Diket:T1 = 107

cm

T0 = 115 cm

t = 4 jam

Dit:Pasut ?

Jwb:

Pasut = t0−t1T

= 115−1074

2 14.15 WIB 115 cm

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxii

= 2 cm/jm

4.1.2 Parameter Kimia

a. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH paper : 8.38

b. Salinitas

Nilai Salinitas:

Salinometer : 35 ppt

Refraktofotometer : 32 ppt

c. Oksigen Terlarut (DO)

Nilai kandungan oksigen di perairan:7,642mg/l

Perhitungan mg/L = V (titran)xN (titran )x8x1000

V (sampel )−4

= 12,2x0,025x8x1000250−4 = 9,92 mg/l

4.2 Analisa Prosedur

4.2.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Disiapkan thermometer yang akan digunakan

terlebih dahulu. Thermometer Hg dicelupkan ke dalam

air laut selama kurang lebih 3 menit untuk mendapatkan

nilai suhu yang valid. Dalam pengamatan suhu,

thermometer dicelupkan dengan membelakangi matahari

karena cahaya matahari akan mempengaruhi suhu di dalam

penggunaannya thermometer tersebut, kemudian diangkat

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxiii

sedikit dari perairan sampai dapat terbaca dan dibaca

dengan cepat karena terdapat perbedaan antara suhu

yang berada di wilayah perairan dengan suhu diluar

perairan, kemudian dicatat hasil yang didapatkan.

b. Kecepatan Arus

Pada pengukuran kecepatan arusdigunakan alat

konvensional yang terbuat dari tali rafia sepanjang 5

m dan 2 buah botol air mineral 600 ml. Botol yang

paling ujung air diisi dengan air laut yang berfungsi

sebagai pemberat dan botol kosong sebagai pelampung,

kemudian disambung dengan tali rafia sepanjang 30 cm.

Setelah itu alat tersebut dilepaskan ke perairan dan

dihidupkanstopwatch. Stopwatch dimatikan ketika tali

yang dihubungkan dengan kedua botol tersebut

merenggang dengan sempurna, kemudian dicatat waktu

yang ditempuh hingga botol tersebut berada sejauh 5m

dari pengamatan. Kecepatan arus dapat dihitung yaitu

dengan cara membagi panjang tali dengan waktu yang

diperlukan:rumus kecepatan arus adalah (v) = st, dimana

s (panjang tali yang dipakai) dan t (lama waktu).

c. Kecerahan

Disiapkan secchi disk yang akan digunakan dan

dimasukkan kedalam perairan laut. Lalu secchi disk

diturunkan perlahan-lahan agar mudah dalam proses

pengamatan sampai batas tidak tampak pertama kali dan

diberikan tanda dengan karet gelang yang dihitung

sebagai D1. kemudiansecchi disk diturunkan lagi sampai

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxiv

tidak tampak sama sekali. Setelah itu secchi disk

diangkat kepermukaan perlahan-lahan agar tidak

terlewat dari proses pengamatan hingga secchi disk

pertama kali terlihat yang dihitung sebagai D2 dan

dicatat kedalaman D1 dan D2 setelah itu kecerahan

dihitung dengan rumus: Kecerahan (D) = D1+D22 , dimana

D1 adalah kedalaman saat secchi disk mulai tidak tampak

pertama kali, dan D2adaah kedalaman secchi disk mulai

tampak pertama kali.

d. Pasang Surut

Disiapkan alat yang akan digunakan yaitu tide

staff, kemudian dibawa keperairan pantai lalu

ditancapkan didasar perairan. Diukur ketinggian awal

permukaan laut dan dicatat, setelah itu didiamkan

selama kurang lebih 4 jam lalu dicatat ketinggian

permukaan laut kemudian dihitung nilai pasang surutnya

dengan rumus: Pasang Surut = t1−tT , dimana t1adalah

skala akhir pada tide staff,t0adalah skala awal pada

tide staff dan t adalah selang waktu pengukuran.

e. Gelombang

- Tinggi gelombang

Disiapkan tongkat skala yang akan

digunakan, kemudian dibawa keperairan pantai

lalu ditegakkan pada dasar perairan. Diukur

tinggi puncak gelombang dan lembah gelombang

yang dating,kemudian dihitung selisih yang

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxv

didapatkan dan dicatat hasilnya.Diulangi

langkah tersebut sebanyak tiga kali dan dicari

nilai rata-ratanya.

- Periode gelombang

Disiapkan tongkat skala yang akan

digunakan, kemudian dibawa keperairan pantai

lalu ditancapkan pada dasar perairan. Diukur

tinggi gelombang pertama yang datang dan

diukur lagi ketinggian gelombang kedua yang

datang dengan dihitung selisih waktu kedua

gelombang tersebut, kemudian diulangi langkah

diatas sebanyak tiga kali dan dicatat

hasilnya.Terakhir, dicari nilai rata-ratanya.

4.2.2 Parameter Kimia

a. pH (derajat keasaman)

- Metode konvensional

Pertama-tama disiapkan pH paper yang akan

digunakan, kemudian pH paper dicelupkan

kedalam sample air laut selama kurang lebih

dua menit agar air dapat meresap ke pH paper

dengan baik. Setelah itu dikibas-kibaskan

hingga pH paper setengah kering sehingga

pembacaan warna tidak salah, kemudian pH paper

dicocokkan dengan kotak standart untuk

mengetahui berapa pH yang terkandung dalam air

laut.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxvi

- Metode Modern

Kedua disiapkan pH meter yang akan

digunakan, kemudian pH meter di celupkan pada

botol yang berisi air laut. Setelah itu pH

meter dinyalakan dan dilihat nilai yang muncul

pada LCD pH meter. Setelah nilai pada pH meter

stabil maka dicatat sebagai nilai pH nya.

b. Salinitas

Disiapkan terlebih dahulu alat yang akan

digunakan yaitu refraktometer,serta bahan yang

diperlukan yaituair laut.Kemudian kaca refraktometer

dikalibrasi dengan cara meneteskan aquades ke kaca

refraktometer kemudian dikeringkan dengan tissue

secara searah agar kaca tidak tergores.Setelah itu,

air laut diteteskan sebanyak 1-2 tetes diatas kaca

refraktometer dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian

kaca refraktometer ditutup dengan kemiringan 450

perlahan-lahan agar tidak terjadi gelembung udara

karena dapat mempengaruhi proses pengamatan. Pembacaan

salinitas dilakukan dengan cara melihat dengan mata

kanan pada lubang pengamatan dengan memutar skala yang

tepat sampai terlihat terang, pembacaan skala

dilakukan menghadap cahaya matahari agar pengamatan

memperoleh data yang valid. Skala yang dibaca adalah

skala bagian kanan dengan garis yang berwarna biru

yang menunjukkan nilai salinitas.

Pertama-tama disiapkan salinometer, lalu

dikalibrasi dengan menggunakan aqudest agar pengukuran

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxvii

lebih valid,kemudiandikeringkan dengan tissue.Setelah

itu diambil air sampel dan diteteskan ke salinometer

2-4 tetes.Kemudian di tekan tombol “on” hingga muncul

tulisan “AAA” kemudian muncul nilai salinitasnya dan

dicatat hasilnya.

c. DO (Oksigen Terlarut)

Disiapkan terlebih dahulu water sampler dan botol

DO, kemudian botol DO dimasukkan kedalam water sampler

untuk mengambil air sample dari perairan laut. Pada

saat pengambilan air, botol DO dalam keadaan terbuka

dan dimasukkan kedalam water sampler, kemudian

dimasukkan keperairan, selang air yang berada diluar

tabung water sampler ditutup ujungnya agar air tidak

masuk kedalam tabung DO.Setelah itu, selang air baru

dibuka setelah sampai pada kedalaman yang diukur dari

setengah kecerahan. Setelah selang air berbunyi “blub”

yang menandakan botol sudah terisi penuh maka selang

kembali ditutup agar tidak terjadi kontaminasi pada

botol DO, kemudian water sampler diangkat. Setelah

penuh, botol DO ditutup saat masih didalam water

sampler agar volume botol DO nya menjadi valid tanpa

adanya gelembung udara, kerena gelembung udara

tersebut mempengaruhi jumlah oksigen yang terdapat

dalam botol DO. Setelah itu botol DO dikeluarkan dari

water sampler dan dilihat apakah ada gelembung

udaranya dengan membolak-balikkan botol DO, apabila

ada gelembung maka harus diulangi kembali pengambilan

air sampel hingga tidak ada gelembungnya.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxviii

Air sample dalam botol DO kemudian ditetesi

dengan 2 ml MnSO4 untuk mengikat oksigen terlarut yang

terkandung dalam air sampel. Kemudian ditambah 2 ml

NaOH+KI yang berfungsi untuk melepaskan I2dan membentuk

endapan coklat, kemudian dihomogenkan dengan cara

dibolak-balik. Didiamkan selama jangka waktu tertentu

agar endapan coklat terbentuk secara sempurna, setelah

terbentuk endapan, bagian air yang bening dibuang.

Endapan yang tersisa didalam botol DO ditetesi dengan

H2SO4 pekat sebanyak 2 ml yang berfungsi sebagai

pengkondisian asam dan melarutkan endapan coklat,

kemudian dihomogenkan agar tercampur hingga larutan

larut. Setelah larut diberi 3-4 tetes amylum yang

berfungsi sebagai pemberi warna dan pengkondisian

basa, kemudian larutan tersebut dititrasi dengan

menggunakan Na2S2O3 untuk mengikat I2 dan membentuk Na2I2

juga sebagai titran sampai air jernih pada saat

pertama kali, kemudian dicatat ml titran yang terpakai

dan dihitung DO menggunakan rumus sebagai berikut: DO

= V (titran)xN (titran )x8x1000

V (sampel )−4

4.3 Analisa Hasil

4.3.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang suhu,

didapatkan hasil pengukuran nilai suhu pada percobaan

pertama pukul 09.50 WIB sebesar 30°C, pada percobaan

kedua pukul 10.05 WIB sebesar 30°C dan pada percobaan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xxxix

ketiga pukul 10.16 WIB sebesar 31°C. Maka didapatkan

rata-rata suhu sebesar 30,3oC

Suhu air permukaan di perairan Nusantarakita

menurut Nontji (1993), umumnya berkisar antara 28-

310C.di lokasi di mana penaikan air (upwelling)

terjadi, misal di laut Banda, suhu air permukaan bisa

turun sampai sekitar 250C. Ini disebabkan karena air

yang dingin dari lapisan bawah terangkat ke atas.

b. Kecepatan Arus

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang

kecepatan arus, didapatkan hasil pengukuran nilai

kecepatan arus sebesar 0,031 m/s pada pukul 10.15 WIB.

Sedangkan arah arus berasal dari Utara menuju Selatan.

Variasi bulanan angin permukaan di atas perairan

Samudera Hindia terutama di belahan bumi bagian utara

sangat dipengaruhi oleh sistem monsun Asia - Australia

sebagai akibat pergeseran posisi matahari ke utara dan

selatan ekuator.Namun sebaliknya, pola sirkulasi angin

permukaan di belahan bumi bagian selatan relatif

konstan sepanjang tahun, yaitu angin bergerak ke arah

Barat dan Barat Laut.Hal ini disebabkan kondisi

geografis perairan Samudera Hindia, yaitu bagian utara

ekuator merupakan perairan tertutup dan sebaliknya

bagian selatan ekuator merupakan perairan terbuka

(Nontji, 1993).

c. Kecerahan

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang

kecerahan, didapatkan hasil pengukuran nilai kecerahan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xl

pada percobaan pertama pukul 09.40 WIB sebesar 172 cm

dengan D1 = 183 cm dan D2 = 161 cm, pada percobaan

kedua pukul 10.05 WIB sebesar 141 cm dengan D1 = 161 cm

dan D2 = 121 cm dan pada percobaan ketiga pukul 10.16

WIB sebesar 159,75 cm dengan D1 = 196 cm dan D2 = 127,5

cm. Maka rata-rata kecerahannya adalah 157,58 cm.

kondisi lingkungan perairan sebaiknya harus

memenuhi standard kualitas air laut yang baik bagi

kehidupan teripangseperti : pH 6,5–8,5, kecerahan air

laut 50 cm, kadar oksigen terlarut 4–8 mg/l (Agusta,

2012).

d. Pasang Surut

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang pasang

surut, didapatkan hasil pengukuran nilai pasang surut

pukul 10.15 WIB skala awal pada tide staff sebesar 107

cm dan pada pukul 14.15 WIB skala akhir pada tide

staff sebesar 115 cm. Selang waktu pengukuran adalah

4. Kecepatan pasang surut 2 cm/jam. Maka diperoleh

tipe pasang surut campuran condong diurnal.

Hasil penelitian tinggi pasang-surut (pasut)

selama tiga kali menunjukkan bulan Februari 2006

didapatkan berkisar antara 0,2-1,4 m merupakan tinggi

pasut paling besar dibandingkan dengan bulan Mei (0,2-

0,9 m) dan bulan Agustus (0,1-0,8 m). Pebruari

didapatkan jenis pasut diurnal campuran, bulan Mei

diperoleh jenis pasut diurnal penuh berubah menuju ke

diurnal campuran dan bulan Agustus didapatkan jenis

pasut antara dominan diurnal campuran (Hadikusumah,

2009).

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xli

e. Gelombang

- Tingggi Gelombang

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang

gelombang, didapatkan hasil pengukuran tinggi puncak

gelombang pertama 129 cm, tinggi lembah pertama 122

cm, tinggi puncak gelombang kedua 108 cm, tinggi

lembah gelombang kedua 107 cm dan tinggi puncak

gelombang ketiga 105 cm, tinggi lembah gelombang

ketiga 125 cm. Rata-rata tinggi puncak gelombang 114

cm dan rata-rata tinggi lembah gelombang 118 cm. Maka

diperoleh hasil rata-rata selisihnya sebesar -4 cm

Perubahan tinggi gelombang sangat bergantung pada

waktu, dimana secara umum didapatkan saat siang tinggi

gelombang menjadi meningkat, dan waktu malam berubah

menjadi berkurang atau menurun. Energi gelombang

antara tanggal 23–25 Pebruari diperoleh puncaknya (240

cm2) yang didominasi oleh periode 3 dt, dimana waktu

siang energi gelombang meningkat dan waktu malam

menurun. Secara umum perubahan tinggi gelombang

diakibatkan oleh tekanan angin (wind tres) di permukaan

laut didapatkan waktu siang lebih tinggi dan waktu

malam berubah menjadi melemah.Namun antara tanggal 26–

28 Pebruari energi gelombang meningkat baik waktu

siang maupun malam dengan puncaknya tanggal 26 (441

cm2) (Hadikusumah, 2009).

- Periode Gelombang

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlii

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang periode

gelombang, didapatkan hasil pengukuran nilai periode

gelombang pertama 1,34 detik, periode gelombang kedua

1,67 detik, dan periode gelombang ketiga adalah 2

detik. Rata-rata periode gelombang sebesar 1,67 detik.

Menurut Djunarsjah(2005),klasifikasi gelombang

laut (berdasarkan periode) adalah:

Tabel 7. Periode dan Jenis Gelombang

PeriodeJenis Gelombang

< 0,1 detik

0,1 detik - 1 detik

1 detik - 30 detik

30 detik - 5 menit

5 menit - 12 jam

12 jam - 24 jam

Kapiler

Ultra Gravitasi

Gravitasi

Infra Gravitasi

Periode Panjang

Pasut Laut

4.3.2 Parameter Kimia

a. pH

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang pH,

didapatkan hasil pengukuran nilai pH sebesar 8,38 pada

pH paper. Hal ini menunjukkan bahwa perairan

Probolinggo termasuk dalam kondisi cukup baik.

Adanya masukan-masukan limbah yang bersifat asam

atau alkalis dari daratan dapat pula menjadi penyebab

variasi pH. Untuk perairan Indonesia pH air laut

permukaan berkisar antara 6,0-8,5 (Romimohtarto (1988)

dalam Edward dkk. (2004).

b. Salinitas

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xliii

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang

salinitas, didapatkan hasil pengukuran nilai salinitas

sebesar 35 ppt dengan salinometer. Dan menggunakan

refraktofotometer sebesar 35 ppt. Jadi, Dapat

disimpulkan salinitas di perairan laut Probolinggo

termasuk cukup baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hamka (2003) dalam

Nursida (2011) yang mengemukakan bahwa dalam kegiatan

pembenihan ikanyang berhubungan langsung dengan aspek

teknis dalam memproduksi benih, salah satu aspek

penting yang harus dipenuhi sesuai Standar Nasional

Indonesia (SNI) adalahair laut harus bersih, tidak

tercemar dengan salinitas 28-35 ppt.

c. DO

Dari praktikum lapang Oseanografi tentang DO,

didapatkan nilai DO sebesar 9,92 mg/liter. Hal ini

menunjukkan bahwa perairan di Probolinggo termasuk

dalam keadaan cukup baik.

Hasil pengukuran tersebut sesuai karena menurut

Effendi (2003), di perairan laut kadar oksigen

terlarut berkisar antara 11 mg/liter pada suhu 00C dan

pada suhu 250C sebesar 7 mg/liter. Kandungan oksigen

dalam air yang ideal adalah antara 3-7 ppm. Jika

kandungan oksigen kurang dari 3 ppm, maka ikan maupun

udang akan berada di permukaan air, demikian pula jika

oksigen terlalu tinggi, ikan maupun udang bisa mati

karena terjadi emboli dalam darah.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xliv

4.4 Manfaat di bidang perikanan

4.4.1 Parameter Fisika

a. Suhu

Menurut Limbong (2008), Suhu permukaan laut tidak

berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapan. Namun

terdapat pola atau trend yang menunjukan bahwa ikan

ukuran kecil lebih dominan tertangkap pada suhu hangat

sedangkan ukuran besar dapat tertangkap pada suhu

hangat dan dingin.

Suhu air adalah parameter fisika yang dipengaruhi

oleh kecerahan dan kedalaman.Air yang dangkal dan daya

tembus cahaya matahari yang tinggi dapat meningkatkan

suhu perairan.Suhu perairan mencerminkan jenis

organisme yang ada didalamnya, jadi fungsi suhu adalah

dapat menjadi parameter penentu ikan-ikan yang ada di

perairan tersebut.Selain itu juga untuk mengetahui

sebagaimana banyak plankton dalam perairan tersebut.

b. Kecepatan arus

Menurut Romimohtarto (2007) dalam Octasylva

(2008), manfaat dari arus bagi banyak biota adalah

menyangkut penambahan makanan bagi biota-biota

tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya.Untuk algae

kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat

dipenuhi.Sedangkan bagi binatang CO2 dan produk-produk

sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia. Arus

juga memainkan peranan penting bagi penyebaran

plankton, baik haloplankton maupun

meroplankton.Terutama bagi golongan terakhir yang

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlv

terdiri dari telur-telur dan burayak-burayak

avertebrata dasar dan ikan-ikan.

Manfaat arus laut bagi kehidupan adalah; Arus

musim dipergunakan untuk para nelayan bepergian dan

pulang kembali,terutama untuk para nelayan yang masih

mempergunakan perahu layar.Arus Konveksi menyebabkan

peredaran air, ini mempengaruhi pengangkutan bahan

makanan yang berpengaruh pula terhadap pengumpulan

ikan.Untuk masa depan arus laut bisa dimanfaatkan

untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air. Menyebarkan

tumbuh-tumbuhan. Misalnya kelapa dapat terbawa arus

ketempat lain, dihempaskan ke pantai dan kemudian

tumbuh di tempat itu.Arus laut memengaruhi

iklim.Umpamanya di Eropa Barat banyak hujankarena

pengaruh Arus Teluk (Gulf Stream) yang panas

(Susilawati, 2010).

c. Kecerahan

Manfaat kecerahan adalah untuk budidaya

perikanan, kecerahan air yang dipersyaratkan adalah

lebih dari 3 m, radiasi matahari penting dalam

melengkapi cahaya yang dibutuhkan tanaman hijau-

hijauan untuk dipakai dalam proses fotosintesa,

merupakan faktor penting dalam hubungannya dengan

perpindahan populasi hewan laut (Deddy, 2009).

Kecerahan adalah parameter fisika yang erat

kaitannya dengan proses fotosintesis pada suatu

ekosistem perairan. Kecerahan yang tinggi menunjukkan

daya tembus cahaya matahari yang jauh ke dalam

perairan, begitu juga sebaliknya. Jadi manfaat dalam

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlvi

perikanan adalah semakin banyak cahaya yang dapat

masuk akan menambah jumlah populasi dari fitoplankton

sebagai makanan dari ikan herbivora (Devin, 2011).

d. Pasang Surut

Pengetahuan tentang pasang surut sangat

diperlukan di dalam transportasi laut, kegiatan

pelabuhan, pembangunan di daerah pesisir pantai, dan

lain-lain (Deddy, 2009).

Manfaat pasang surut air laut salah satunya

adalah dalam pelestarian mangrove yang habitatnya

adalah pada daerah pasang surut air laut.Oleh karena

itu pelestarian mangrove sangat dibutuhkan karena

mangrove adalah tempat ikan-ikan mencari makan dan

tempat pemijahan oleh beberapa jenis ikan (Nontji,

1993).

e. Gelombang

Manfaat gelombang adalah dari gerakan air

berpengaruh terhadap pendekatan spora pada

substratnya.Karakteristik spora dan algae yang tumbuh

pada daerah berombak dan berarus kuat.Umumnya cepat

tenggelam dan memiliki kemampuan menempel dengan cepat

dan kuat. Sebagai contoh: Euchuma serra, E. Spinossum,

Gelidium spp dan Pleroladia spp. Sementara itu, algae yang

tumbuh di daerah yang tenang memiliki karakteristik

spora yang mengandung lapisan lendir dan memiliki

ukuran serta bentuk yang lebih besar. Gerakan air

tesebut juga sangat berperan dalam mempertahankan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlvii

sirkulasi zat hara yang berguna untuk pertumbuhan

(Deddy, 2009).

Manfaat gelombang dalam perikanan adalah dengan

membaca arah angin dan besarnya gelombang maka nelayan

akan dapat memprediksikan waktu melaut mereka dan

macam tangkapan yang akan diperoleh. Adanya gelombang

yang besar juga dapat dijadikan peringatan bagi para

nelayan agar tidak melaut (Nontji, 1993).

4.4.2 Parameter Kimia

a. pH

Menurut Romimohtarto (1991) dalam Anwar

(2011),air laut mempunyai kemampuan menyangga yang

sangat besar untuk mencegah perubahan pH. Perubahan pH

sedikit saja dari pH alami akan memberikan petunjuk

terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat

menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar CO2

yang dapat membahayakan kehidupan biota laut. Derajat

keasaman (pH) air laut permukaan di Indonesia umumnya

bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 –

8.5.Perubahan pH dapat mempunyai akibat buruk terhadap

kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun

tidak langsung (Romimohtarto, 1991).

Manfaat pengetahuan tentang pH adalah kita dapat

menyatakan suatu perairan itu layak sebagai tempat

hidup ikan atau sebaliknya. Karena pH pada perairan

yang berlebih maka ikan akan mudah terserang panyakit

dan mati (Nontji, 1993).

b. Salinitas

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlviii

Menurut Romimoharto (2007) dalam Octasylva

(2008), keanekaragaman salinitas dalam air laut akan

mempengaruhi jasad-jasad hidup akuatik melalui

pengendalian berat jenis dan keragaman tekanan

osmotik. Jenis-jenis biota perenang ditakdirkan untuk

mempunyai hampir semua jaringan-jaringan lunak yang

berat jenisnya mendekati berat jenis air laut biasa,

sedangkan jenis-jenis lainnya seperti bentos mempunyai

berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut di

atasnya.

Dengan parameter salinitas suatu perairan kita

dapat mengetahui kelayakan suatu perairan untuk suatu

usaha perikanan karena apabila salinitas tidak cocok

maka usaha tidak akan berjalan lancar. Dengan

parameter salinitas kita juga dapat melihat kira-kira

organosme apa saja yang dapat hidup pada perairan

tersebut (Nontji,1993).

c. DO

Salmin (2000) dalam Salmin (2005) menyatakan

bahwa, oksigen terlarut (Dissolved Oxigen = DO) dibutuhkan

oleh semua jasad hidup untuk pernapasan,proses

metabolism atau pertukaran zat yang kemudian

menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.

Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi

bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses

aerobic. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan

berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan

fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan

tersebut.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page xlix

Manfaat dari pengetahuan tentang oksigen yang

terlarut maka akan berimplikasi pada organisme yang

dapat berfotosintesis pada perairan karena dengan

semakin banyaknya oksigen yang terlarut dalam air maka

organisme yang dapat berfotosintesis akan lebih banyak

dan ekosistem akan berkembang baik (Nontji, 1993).

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page l

4 PENUTUP

4.3 Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat dari praktikum Oseanografi

yang dilaksanakan pada tanggal 21 April 2013 di Pelabuhan

Perikanan Pantai, Mayangan, Probolinggo adalah:

Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang

lautan serta sifat-sifat laut dan segala sesuatu yang

terkandung di dalam laut. Oseanografi terbagi menjadi

empat (4) cabang ilmu yaitu: Fisika Oseanografi,

Geologi Oseanografi, Kimia Oseanografi, dan Biologi

Oseanografi.

Arus laut permukaan pencerminan langsung daripada

angin yang bertiup pada waktu itu. Jadi arus

permukaaan ini digerakkan oleh angin.

Kecerahan perairan adalah ukuran penetrasi sinar

cahaya yang masuk ke dalam perairan dan mencapai

daerah di bawah air, atau dengan kata lain sebagai

ukuran sejauh mana kita dapat melihat ke dalam air

laut.

Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas

dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk

mengukur suhu adalah termometer.

Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam

garam) yang terlarut dalam satu liter.

Derajat Keasaman (pH) adalah suatu ekspresi dari

konsentrasi ion hydrogen yang ada di dalam perairan.

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page li

Gelombang adalah gerakan naik turunnya sebuah tubuh

perairan yang dinyatakan dengan naik turunnya

permukaan secara bergantian.

Pasang surut adalah gelombang yang dibangkitkan oleh

adanya interaksi antara laut, matahari dan bulan.

Oksigen terlarut dalam air adalah parameter kualitas

air yang sangat vital bagi kehidupan organisme

perairan.

Hasil pengamatan dari praktikum Oseanografi adalah:

Pada parameter fisika

Kecepatan arus = 0,031 m/detik

Kecerahan = 157,58 cm

Suhu = 30,30 C

Tinggi gelombang = -4 cm, Periode Gelombang = 2,6

sekon

Pasang surut = 2 cm/jam

Pada parameter kimia

Derajat Keasaman (pH)

pH Paper : 8,38

Salinitas =

Refraktometer :32 ppt

Salinometer :35 ppt

Oksigen terlarut (DO) = 9,92 mg/l

4.4 Saran

Sebaiknya dalam praktikum Oseanografi yang ada

dilapang, para praktikan diharapkan tidak bercanda dan tetap

fokus dalam praktikumnya agar data yang di dapat lebih

akurat dan meyakinkan, terlebih lagi untuk para asisten

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lii

harus tetap memberikan pengawasan dan dukungan kepada para

praktikan agar dapat menjalani praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra, Asyari. 2010. Modul Pelatihan Pembangunan Indeks

Kerentanan Pantai

Agusta, Chaterina. 2012. Pengelolaan Pesisir dan Kelautan Terpadu.

Bogor:IPB

Anwar, Nurmila. 2008. Kondisi Umum Teluk Palabuhanratu. Bogor:IPB

Aziz, M.Furqon. 2006. Gerak Air di laut. Jurnal Oseana, Volume

XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 9-21

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page liii

Djunarsjah, Eka. 2005. Sifat-sifat Fisik Air Laut

Edward dkk. 2004. Pengamatan Beberapa Sifat Kimia Dan Fisika Air Laut Di

Ekosistem Terumbu Karang Pulau Sipora Dan Siberut, Kepulauan Mentawai

(Sumatra Barat). Jurnal Sorihi. Volume III. Nomor 01.

Ternate:UKT

Genisa, Abdul Samad. 1998. Beberapa Catatan tentang Alat Tangkap

Ikan Pelagik Kecil. Jurnal Oseana, Volume XXIII, nomor 3

dan 4, 1998:19-34

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid I. Jakarta: Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Hadikusumah. 2009. Karakteristik Gelombang Dan Arus Di Eretan,

Indramayu.Makara, Sains, Vol. 13, No. 2, November 2009: 163-172

Hartami, Prama. 2008. Pembangunan di Wilayah Pesisir. Bogor:IPB

Hutabarat, Sahala.2001.Pengaruh Kondisi Oseanografi Terhadap

Perubahan Iklim, Produktivitas dan Distribusi Biota Laut.

Semarang:UNDIP

Kamlasi, Yusuf. 2008. Parameter Kimia Perairan Lautan

Karif, Indra Verdian. 2011. Variabilitas Suhu Permukaan Laut di

Laut Jawa dari Citra Satelit Aqua Modis dan Terra Modis.

Bogor:IPB

Limbong, Mario. 2008. Pengaruh Suhu Permukaaan Laut Terhadap

Jumlah dan Ukuran Hasil Tangkapan Ikan Cakalang di Perairan

Teluk Palabuhanratu Jawa Barat. Bogor:IPB

Misran, Erni. 2001. Aplikasi Teknologi Berbasiskan Membrane Dalam

Bidang Bioteknologi Kelautan: Pengendalian Pencemaran.

Medan:USU

Nontji, Anugerah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta:Djambatan

Nur, Djakaria M. 2010. Dasar Pembagian Laut berdasarkan Luas dan

Letaknya

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page liv

Nursida, Nur Fajrina. 2011. Polimorfisme Ikan Kerapu Macan

(Ephinephelus Fuscoguttatus FORSSKÅL) yang Tahan Bakteri Vibrio

Alginolitycus dan Toleran Salinitas Rendah Serta Salinitas Tinggi.

Makassar: UNHAS

Octasylva, A. R. P. 2008. Studi Karakteristik Ekologi Halobates sp Di

Perairan Utara Papua. Bogor:IPB

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)

sebagai Salah Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan.

Jurnal Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005: 21-26

Susilawati. 2010. Hidrosfir. BBM 3

Ulqodry, T. Zia dkk. 2010. Karakterisitik dan Sebaran Nitrat, Fosfat,

dan Oksigen Terlarut di Perairan Karimunjawa Jawa Tengah

Waldopo. 2005. Perairan Darat Dan Laut

Widyastuti, Rahma dkk. 2010. Pemodelan Pola Arus Laut Permukaan Di

Perairan Indonesia Menggunakan Data Satelit Altimetri Jason-1.

Surabaya:ITS

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lv

LAMPIRAN 1

1. Sebagian Gambar Alat Yang Digunakan:

Gambar 1. Salinometer

Gambar 2. Refraktometer

Gambar 3. Thermometer Hg

Gambar 4. pH Paper

Gamba

r 5. Kompas

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lvi

2. Denah Lokasi Praktikum Oseanografi

Pelabuhan Perikanan Pantai, Mayangan, Probolinggo

Lintang : Selatan, 7,72090

Bujur : Timur, 113,23050

Akurat : 14 meter

Ketinggian : 33 meter

Akurat tinggi : 34 meter

Gambar 6. Peta Lokasi Praktikum

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lvii

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lviii

3. Dokumentasi Praktikum

Gambar 7. Pengukuran Arus

Gambar 9. Pengukuran Suhu

Gambar 11. Titrasi

Gambar 8. Pengukuran Pasang

Surut

Gambar 10. Pengukuran

Kecerahan

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lix

LAMPIRAN 2

No Parameter Alat Di lapang Gambar Literatur

1Kecepatan

Arus

( Google Image,2013)

2 Kecerahan

(Google Image,2013)

3 Suhu

(Google Image,2013)

4 Salinitas -

(Google Image,2013)

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lx

5 pH -

(Google Image,2013)

6 Gelombang

(Google Image,2013)

7Pasang

Surut

(Google Image,2013)8 DO

(Oksigen

Terlarut)

(Google Image,2013)

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lxi

(Google Image,2013)

LAPORAN OSEANOGRAFI KELOMPOK 45Page lxii