LAPORAN KEIKUTSERTAAN SEMINAR NASIONAL I-MEV 2014 PENGENALAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DAN...
Transcript of LAPORAN KEIKUTSERTAAN SEMINAR NASIONAL I-MEV 2014 PENGENALAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DAN...
LAPORAN KEIKUTSERTAAN SEMINAR NASIONAL I-MEV 2014
PENGENALAN TEKNOLOGI
PEMANFAATAN ENERGI ANGIN DAN IMPLEMENTASINYA
Oleh : Ainun Nidhar
Kelas : 4E
1
TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
MARET, 2014
A. Latar Belakang dan Pengenalan
Energi angin merupakan sumber energi yang juga dapat
dikatakan berasal dari energi matahari melalui radiasi panas
matahari di permukaan bumi yang berbeda-beda sehingga
menimbulkan perbedaan temperatur dan rapat massa udara di
permukaan bumi, yang mengakibatkan terjadinya perbedaan
tekanan sehingga menjadi aliran udara.
Energi angin sendiri telah banyak digunakan di berbagai
negara salah satunya Belanda, Denmark, Spanyol, bahkan di
Indonesia yaitu di Yogyakarta.
B. Potensi Angin di Indonesia
Indonesia sebenarnya memiliki potensi energi angin yang
cukup besar, karena Indonesia merupakan negara kepulauan,
sehingga memiliki garis pantai yang cukup panjang. Berdasarkan
survei yang dilakukan Lentera Angin Indonesia (LAN), daerah di
Indonesia yang memiliki potensi energi angin ialah Sulawesi
Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Bali, dan Papua Barat.
2
Sementara itu, kebutuhan listrik di Indonesia semakin
meningkat sejak adanya pemerataan pasokan listrik di beberapa
provinsi, khususnya di daerah yang masih belum “tersentuh”
pasokan listrik. Dan sampai saat ini pun masih banyak daerah
terpelosok yang masih belum mendapatkan pasokan listrik,
bahkan hanya untuk penerangan.
Sehingga di harapkan adanya potensi energi angin ini, dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk dikonversikan ke
energi listrik, guna memenuhi kebutuhan penggunaan listrik,
khususnya di daerah terpencil.
C. Pengenalan tentang Turbin Angin dan Batasan Pembahasan
1. Turbin Angin dan Alat Konversi Angin
Turbin angin berbentuk seperti fan, yang berguna untuk
mengalirkan udara/angin. Angin bergerak melewati fan
sehingga fan berputar dan generator bekerja (energi
mekanik menjadi energi listrik), energi listrik yang
dihasilkan generator akan di simpan lalu di ubah bentuk
arusnya (dari DC ke AC) dengan menggunakan inverter, dan
listrik dapat digunakan.
Daya yang dihasilkan turbin angin
Pturbin . Cp = Pmekanik
Dimana Cp merupakan koefisien daya turbin.
3
2. Efisiensi Turbin Angin
Efisiensi turbin angin terbesar pada turbin jenis 2
blade propeller, linear, 3 blade propeller, lalu Darius
type, Multi Blade, Holland type, dan terakhir Savonius
type. (di lihat dari grafik hubungan antara koefisien
daya dengan perbandingan kecepatan sudu).
Idealnya turbin memiliki efisiensi maksimum 60%, namun
ini hanya berdasarkan pada perhitungan teori, yang pada
faktanya tidak ada turbin angin yang mencapai efisiensi
60%.
3. Turbin Angin Skala Mikro
Banyaknya model turbin angin yang di produksi dan
digunakan, namun tidak semua jenis bisa bekerja dengan
maksimal dan ekonomis. Maka di buatlah turbin angin skala
mikro, alasannya ;
Secara ekonomis harga dan biaya operasional lebih
rendah
Teknologi yang lebih mundah dikuasai dan dikembangkan
Pada prakteknya pengelolaan di daerah terpencil lebih
mudah
Secara sosial lebih mudah diterima masyarakat
Dampak dan beban terhadap lingkungan yang kecil
4
D. Teknologi Inti Turbin Angin (Skala Mikro)
Tipe yang saat ini sedang gencar dikembangkan oleh Lentera
Angin Nusantara adalah jenis “The Sky Dancer” dengan 500W peak
Wind Turbine dengan spesifikasi
Tipe Turbin HAWT
Daya Output Maksimum 500Wp, v> 12 m/s
Kecepatan Awal Putaran 2,5 m/s
Kekuatan sudu, dapat berputar max 33 m/s
Diameter sudu 1,6m dan 2m
Jumlah sudu 3 buah
Meterial sudu kayu pinus
Putaran maksimum 1000 rpm
Sistem penyimpanan 24 V
Massa sistem turbin 25 kg
Ketinggian tiang 4-6 m
1. Komponen Pembentuk
Turbin dan Generator (AC phase) Controller
(DC) data Logger (DC)
Skalar (DC) Baterai (DC) Inverter
(AC) Beban (Peralatan Listrik)
5
2. Pengukuran dan Penelitian
Untuk memperlajari kinerja dan sistem pada tuebin angin
dibutuhkan ilmu-ilmu pengetahuan penunjang seperti
metereologi (untuk perhitungan energi angin, pemodelan)
guna simulasi prakiraan cuaca. Karena angin tidak tersu
bergerak dengan kecepatan yang sama, bisa dengan
kecepatan yang rendah atau kecepatan yang tinggi.
Pemodelan bentuk turbin di butuhkan untuk meninggkatkan
daya tahan (umur) turbin tersebut, sehingga tahan
terhadap kecepatan angin maksimum di suatu daerah (contoh
angin puting beliung, topan, dan sebagainya).
3. Perancangan Blade
Perameter desain suatu blade bergantung pada :
Sudut dan jarak antar blade dan panjang blade, hal ini
dikarenakan agar kita mengetahui pada jumlah blade
sekian, berapa sudut yang di gunakan agar putaran blade
akan mencapai maksimum.
Material yang digunakan, bahan yang digunakan haruslah
bahan yang ringan dan mudah didapatkan serta ekonomis
Ketahanan terhadap lingkungan, blade dibuat haruslah
tahan terhadap kecepatan tertentu (misalnya saat
badai), terhadap angin dan gesekan partikel udara.
6
4. Gaya Putar Bila Turbin
Gambar D.1 gaya putar bilah turbin
5. Generator
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik
dengan menggunakan prinsip induksi magnetik. Kualitas
daya yang dihasilkan pada umumnya diatur dengan
menggunakan komponen elektronika daya, sehingga tegangan
7
dan frekuensi keluaran generator dapat diatur sedemikian
rupa sesuai kebutuhan (dengan controller).
Gambar D.2 Generator
6. Fin
Berfungsi untuk mengarahkan turbin menghadap arah
datangnya angin.
Gambar D.3 Fin
8
E. Transfer Teknologi
Sebelumnya turbin angin sudah di gunakan di awal tahun
1940an, hingga sekarang teknologi kincir angin mulai
berkembang cukup pesat sehingga muncul berbagai macam tipe
turbin angin. Diantaranya pengembangan blade, perkembangan
model blade yang ada sebenarnya masih memiliki banyak kendala
diantaranya sulitnya blade berputar karena kecilnya kecepatan
angin, ataupun material blade yang digunakan masih cukup
“berat” sehingga hanya angin yang “cukup” kencang yang bisa
memutarnya.
Pada tipe turbin “The Sky Dancer’ yang dikembangkan oleh
Lentera Angin Nusantara (LAN), blade dapat berputar dengan
kecepatan minimal 2,5 m/s dan ini lebih baik dibandingkan
blade South-West Air-X Wind Turbine (dibandingkan pada testing
di Ciheras).
9
Controller
generasi 2A
Tegangan 12 V-
Relay
Controller
generasi 3A
Tegangan 24 V-
Relay
duty cycle (10%
Dari testing yang dilakukan LAN di Ciheras ini pun
dilakukan pendataan distribusi arah dan lecepatan angin yang
dilakukan setiap hari secara terpadu, dan di dapat grafik
pengisian daya efektif (pada jam produktif) satu hari 760Wh.
Yang mana real dan estimasi perhitungan hampir sama, dan hasil
ini memenuhi konsumsi dasar energi listrik dari estimasi, dan
hasil ini lebih baik dari pada turbin angin tipe South West.
Selain blade, LAN melakukan transfer teknologi dengan
menginovasi generator dan
Controller
10
Generator
Generasi 1
3 fasa
Magnet permanen
Putaran 100 rpm
Generator
Generasi 2
3 fasa
Magnet permanen
Putaran 100 rpm
Controller
generasi 2B
Tegangan 12 V-
Relay
duty cycle (10% -
15%) jika > 20V
Controller generasi
3B
Tegangan 12 V-Relay
duty cycle (50% -
60%) jika > 55V
F. Ketahanan Turbin Terhadap Kondisi Lingkungan
1. Karat di sekitar Shaft furling
Tidak di pungkiri bahwa benda logam yang bedara di
ruang terbuka akan mengalami korosi (karatan), begitu pun
dengan tubin (salah satunya bagian Shaft furling). Korosi
pun akan lebih cepat terjadi apabila turbin diletakkan
pada area pantai, karena udara yang mengalir mengandung
partikel garam.
Solusi yang digunakan untuk mencegah korosi ini dengan
pengecatan bagian shaft furling ini dengan campuran bahan
kimia tertentu.
11
Controller
generasi 1
Tegangan 12 V-No
Relay
Gambar F.1 korosi pada shaft fluring
2. Kerusakan pada ujung blade
Udara yang mengalir melewati blade tidak seutuhnya
udara, angin pasti membawa partikel-partikel kecil
misalnya butiran pasir dan sebagainya. Partikel yang di
bawa angin, dapat merusak ujung-ujung blade, karena ada
peristiwa tumbukan antara partikel tersebut dengan ujung
blade.
Solusi yang digunakan untuk mengurangi kemungkinan
terjadinya kerusakan pada ujung blade, ialah dengan
memasang bahan sejenis lembaran seng untuk menutupi
bagian ujung blade.
12
Gambar F.2 korosi pada ujung blade
G. Implementasi Teknologi
LAN sendiri tidak hanya mengionovasi turbin angin yang sudah
ada tetapi mempersembahkan turbin yang mereka buat untuk
digunakan masyarakat terpencil, salah satunya di daerah Kapan
desa Kalihi, Nusa Tenggara Timur. Dimana perancangan tersebut
dilakukan dengan :
Perancangan pondasi
Pemrosesan tiang turbin angin
Perancangan power house
Layouting penempatan turbin, PV, dan power house
Perancangan wiring sistem dan jaringan transmisi
Tanya Jawab:
1. Bagaimana jika ingin memasang instalasi turbin angin di
jalan tol?
13
Turbin angin kurang bisa diterapkan pada di jalan tol,
karena kecepatan kendaraan yang melintas tidak stabil, dan
jika nantinya daya outputnya lebih dari 500 watt maka
controller dan generatornya akan rusak.
2. Bagimana dengan pemasangan alumunium (lembaran seng) pada
blade? Apakah mempengaruhi putaran atau tidak?
Pemasangan alumuniun tidak begitu berpengaruh pada putaran
blade. Namun harus di lihat juga airflow mampu/tahan atau
tidak terhadap pemasangan alumunium tersebut.
3. Bagaimana caranya berbicara dengan pejabat daerah setempat
saat ingin memasang turbin angin di daerah tersebut?
Dengan melakukan pendekana sosial, dan memberitahu bahwa
teknologgi yang ada pada turbin angin iini tidak akan
menggangu dan merusak lingkungan.
4. Berapa jarak per unit turbin satu dengan turbin lainnya?
Berapa luas yang dibutuhkan? Dan berapa daya yang
dihasilkan?
Pada umumnya Indonesia lebih banyak mendapat angin muson
barat, dengan kecepatan rata-ratanya 12 m/s, sehingga jika
ingin memasang turbin untuk arah utara-selatan maka jarak
antar turbin min 3m. dan jika ingin memasang turbin untuk
arah timur-barat maka jarak antar turbinnya 7 x Diameter
blade, atau kira-kira lebih dari 10 m. sehingga pemasangan
turbin biasanya dilakukan dengan model zig-zag, atau dengan
memvariasikan ketinggian tiang turbin.
5. Bagaimana pengaruh cuaca terhadap generator?
Maksimum umur turbin dengan lingkungan tertentu ialah 20
tahun.
14
6. Bagaimana perawatan turbin angin itu sendiri?
Perawatan dilakukan dengan membuat SOP pada setiap alat yang
ada, sehingga kita tau saat alat dalam kondisi seperti apa
yang bisa di bilang alat itu rusak (missal dari perubahan
elemennya, adanya suara yang tidak biasa pada alat tersebut,
dll). Dan biasanya dilakukan pengecekan satu minggu sekali,
atau 3 bulan sekali.
7. Mengapa efisiensi turbin maksimalnya hanya 60%?
Faktanya tidak ada turbin yang efisiensinya mencapai 60%,
nilai 60% di dapatkan dari perhitungan teoritis.
15