Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum

43
Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum A.Latar Belakang. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. B. Kerangka Dasar Kurikulum. 1. Kelompok Mata Pelajaran.

Transcript of Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum

Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum

A.Latar Belakang.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yangbermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsitersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikannasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatanpendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemenpendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalamprogram wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkanuntuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melaluiolahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saingdalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikandimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutankebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatanefisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemenberbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secaraterencana, terarah, dan berkesinambungan.

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antaralain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahantentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasionalpendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensilulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar saranadan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standarpenilaian pendidikan.

B. Kerangka Dasar Kurikulum.

1. Kelompok Mata Pelajaran.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenispendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasardan menengah terdiri atas:

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;d) Kelompok mata pelajaran estetika;e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagiandari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsippengembangan kurikulum.

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar danmenengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedomanpada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduanpenyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkanberdasarkan prinsip-prinsip berikut.

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentinganpeserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didikmemiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untukmendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi pesertadidik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dankepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

b. Beragam dan terpadu.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristikpeserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta statussosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponenmuatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara

terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yangbermakna dan tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danseni.

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itusemangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikutidan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangkukepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikandengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupankemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilanvokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidangkajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikansecara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan danpemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikanformal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dantuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembanganmanusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dankepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah

harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto BhinekaTunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum.

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakanprinsip-prinsip sebagai berikut.a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dankondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagidirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayananpendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untukmengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar,yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untukmampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untukhidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untukmembangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yangaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapatpelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatansesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didikdengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi pesertadidik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, danmoral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik danpendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, danhangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa,ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, ditengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contohdan teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatanmultistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yangmemadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi,tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar sertalingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh danteladan).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosialdan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikandengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi matapelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalamkeseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadaiantarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

C. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yangharus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiapsatuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasaipeserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalamstruktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standarkompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkanstandar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangandiri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjangpendidikan dasar dan menengah.

1. Struktur Kurikulum SD/MI.

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yangditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai KelasI sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusunberdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi matapelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.

a. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, danpengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkankompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkanke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukanoleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuholeh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuaidengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai

dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi danatau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yangdapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konselingyang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPATerpadu” dan “IPS Terpadu”.

c. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melaluipendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakanmelalui pendekatan mata pelajaran. \

d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikandimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggusecara keseluruhan.

e. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah34-38 minggu.

=========== 0000 ==========

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

2. Balai Pustaka Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Sumber: http://samatigaraya.blogspot.com/2009/12/kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum.html

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013

A.Kerangka Dasar

Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan filosofis,sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan StandarNasional Pendidikan yang berfungsi sebagai acuan pengembangan

Struktur Kurikulum pada tingkat nasional dan pengembangan muatanlokal pada tingkat daerah serta pedoman pengembangan kurikulum padaSatuan Pendidikan.

Landasan filosofis

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupanbangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikanKurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yangberagam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untukmembangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalumenjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwakurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupangenerasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasimuda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkankehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luasbagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagikehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaantetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsadan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsamasa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurutpandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupandi masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulumuntuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatuproses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untukmengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasionaldan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yangdilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budayaberdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuaidengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik pesertadidik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dancemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulanbudaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalaminteraksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupanberbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektualdan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu danpembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yangsama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkankemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depanyang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuanintelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, danberpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yanglebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Denganfilosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensipeserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagipenyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangunkehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikanberdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulumberbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikanberdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagaikualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi,standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dantenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standarpengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalamanbelajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkankemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, danbertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukanguru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkanberupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan(2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awalpeserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik

menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruhpeserta didik menjadi hasil kurikulum.

Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundangan lainnyasebagaimana terdapat pada Dasar Hukum di bagian awal di atas.

B. Struktur Kurikulum

Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti,Kompetensi Dasar, Muatan Pembelajaran, mata pelajaran, dan bebanbelajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan.

Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian mata pelajaran untuksetiap satuan pendidikan dan/atau program pendidikan.

Struktur Kurikulum PAUD formal berisi program Pengembangan pribadianak.

Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan dasar berisi muatan umum.

Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas:

a. muatan umum;

b. muatan peminatan akademik;

c. muatan peminatan kejuruan; dan

d. muatan pilihan lintas minat/pendalaman minat.

Muatan umum terdiri atas:

v muatan nasional untuk satuan pendidikan; dan

v muatan lokal untuk satuan pendidikan sesuai dengan potensi dankeunikan lokal.

a. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai StandarKompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang Peserta Didik padasetiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan PengembanganKompetensi dasar.

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia pesertadidik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasivertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapatdijaga.

Kompetensi Inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial,pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai pengintegrasimuatan Pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapaiStandar Kompetensi Lulusan.

Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Contoh: Kompetensi Inti Kelas I SD/MI, sebagai berikut:

KI-1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,dan guru

KI-3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentangdirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yangdijumpainya di rumah dan di sekolah

KI-4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas danlogis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkananak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anakberiman dan berakhlak mulia

b. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatanPembelajaran, pengalaman belajar, atau mata pelajaran yang mengacupada Kompetensi inti. Kompetensi Dasar mencakup sikap spiritual,sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dalam muatanPembelajaran, mata pelajaran, atau mata kuliah. Kompetensi dasardirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasardikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensidasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkankompetensi inti sebagai berikut:

kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangkamenjabarkan KI-1

kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangkamenjabarkan KI-2

kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangkamenjabarkan KI-3

kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangkamenjabarkan KI-4

Contoh Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diKelas I SD

Dari KI-1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya,Kompetensi Dasarnya, antara lain:

1.1 Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah belajar sebagai bentukpemahaman terhadap Q.S. Al-Fatihah

1.2 Meyakini adanya Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Dari KI-2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,teman, dan guru, Kompetensi Dasarnya, antara lain:

2.1 Memiliki sikap jujur sebagai implementasi dari pemahaman sifat“shiddiq” Rasulullah SAW

2.2 Memiliki perilaku hormat dan patuh kepada orangtua dan gurusebagai implementasi dari pemahaman Q.S. Luqman (31): 14

[Selengkapnya rumusan Kompetensi Dasar setiap jenjang kelas per matapelajaran terdapat dalam Permendikbud No.67,68,69,70 Tahun 2013]

c. Muatan Pembelajaran atau Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum pendidikan dasar berisi muatan Pembelajaran ataumata pelajaran yang dirancang untuk mengembangkan Kompetensispiritual keagamaan, sikap personal dan sosial, pengetahuan, danketerampilan. Struktur Kurikulum pendidikan dasar terdiri atasStruktur Kurikulum:

a. SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajat; dan

b. SMP/MTs, SMPLB atau bentuk lain yang sederajat

Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang sederajatterdiri atas muatan:

a. pendidikan agama;

b. pendidikan kewarganegaraan;

c. bahasa;

d. matematika;

e. ilmu pengetahuan alam;

f. ilmu pengetahuan sosial;

g. seni dan budaya;

h. pendidikan jasmani dan olahraga;

i. keterampilan/kejuruan; dan

j. muatan lokal.

Dalam PP No.32 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Muatan tersebut dapatdiorganisasikan dalam satu atau lebih mata pelajaran sesuai dengankebutuhan satuan pendidikan dan program pendidikan.

Dalam Permendikbud No.67 Tahun 2013 dinyatakan bahwaberdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktuyang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. MatapelajaranKelompok A ( terdiri dari: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran, Bahasa Indonesia,Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial)adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan olehpusat. Matapelajaran Kelompok B yang terdiri atas matapelajaran SeniBudaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, danKesehatan adalah kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkanoleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan olehpemerintah daerah.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/MadrasahIbtidaiyah dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas VI. Matapelajaran Pendidikan Agamadan Budi Pekerti dikecualikan untuk tidak menggunakan pembelajarantematik-terpadu.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yangmengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai matapelajaran kedalam berbagai tema, Misalnya Tema di Kelas I: 1.Diri Sendiri,2.Kegemaranku, 3.Kegiatanku, 4.Keluargaku,5.Pengalamanku,6.Lingkungan Bersih,Sehat dan Asri, 7.Benda, Binatang, dan Tanamandi sekitarku, 8.Peristiwa Alam.

Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan kompetensi dasardari berbagai matapelajaran yaitu intra-disipliner, inter-disipliner, multi-disipliner, dan trans-disipliner.

Integrasi intra-disipliner dilakukan dengan caramengintegrasikan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilanmenjadi satu kesatuan yang utuh di setiap matapelajaran.

Integrasi inter-disipliner dilakukan dengan menggabungkankompetensi-kompetensi dasar beberapa matapelajaran agar terkait satudengan yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindariterjadinya tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.Integrasi multi-disipliner dilakukan tanpa menggabungkan kompetensi

dasar tiap matapelajaran sehingga tiap matapelajaran masih memilikikompetensi dasarnya sendiri.

Integrasi trans-disipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagaimatapelajaran yang ada dengan permasalahan-permasalahan yangdijumpai di sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual.

Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehinggapeserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengandemikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada pesertadidik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi sepertidijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematikseperti yang diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik-terpadu ini jugadiperkaya dengan penempatan matapelajaran Bahasa Indonesia di KelasI, II, dan III sebagai penghela matapelajaran lain. Melaluiperumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat berbagai matapelajarandalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehinggapenempatan matapelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghelamatapelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.

Penguatan peran matapelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuhmelalui penggabungan kompetensi dasar matapelajaran Ilmu PengetahuanSosial dan Ilmu Pengetahuan Alam ke dalam matapelajaran BahasaIndonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan pelajaranBahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran BahasaIndonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II,dan III menyebabkan semua matapelajaran yang diajarkan akan diwarnaioleh matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu PengetahuanAlam. Untuk kemudahan pengorganisasiannya, kompetensi-kompetensidasar kedua matapelajaran ini diintegrasikan ke matapelajaran lain(integrasi inter-disipliner).

Kompetensi dasar matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikanke kompetensi dasar matapelajaran Bahasa Indonesia dan kompetensidasar matapelajaran Matematika.

Kompetensi dasar matapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialdiintegrasikan ke kompetensi dasar matapelajaran Bahasa Indonesia,

ke kompetensi dasar matapelajaran Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan, dan ke kompetensi dasar matapelajaran Matematika.

Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, kompetensi dasarmatapelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alammasing-masing berdiri sendiri, sehingga pendekatan integrasinyaadalah multi-disipliner, walaupun pembelajarannya tetap menggunakantematik terpadu.

Prinsip pengintegrasian inter-disipliner untuk matapelajaran IlmuPengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan diatas dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalammatapelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatanlokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerahdiintegrasikan ke dalam matapelajaran Pendidikan Jasmani, Olahragadan Kesehatan.

d. Beban Belajar

Beban belajar memuat:

a. jumlah jam belajar yang dialokasikan untuk Pembelajaran suatutema, gabungan tema, mata pelajaran; atau

b. keseluruhan kegiatan yang harus diikuti Peserta Didik dalam satuminggu, semester, dan satu tahun pelajaran.

Beban belajar meliputi: a. kegiatan tatap muka; b. kegiatanterstruktur; dan c. kegiatan mandiri.

Contoh Beban Belajar di SD/MI:

1. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakandalam jam pembelajaran per minggu.

a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.

b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.

c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.

d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jampembelajaran.

Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semesterpaling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18minggu dan paling banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14minggu dan paling banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggudan paling banyak 40 minggu.

Sumber: http://muhammadrusliharahap.blogspot.com/2013/10/kerangka-dasar-dan-struktur-kurikulum.html

SEJARAH KURIKULUM DI INDONESIA 1945-2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi semakin lama semakin pesat. Hal inimengakibatkan semakin cepatnya perkembangan pemikiran peserta didikterutama peserta didik di Indonesia. Perkembangan pesat dariteknologi ini juga berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikanoleh guru kepada para peserta didik yang diakibatkan olehperkembangan teknologi pendidikan juga sudah tidak mendukung lagi.Oleh karena itu kurikulum di indonesia juga sudah kesekian kalidiubah untuk menyesuaikan perkembangan pendidikan denganperkembangan teknologi dan perkembangan peserta didik.

Perubahan-perubahan yang dilakukan pada kurikulum di Indonesiabertujuan untuk menyesuaikan dan mengembangkan pendidikan Indonesiake kualitas yang lebih baik dan sejalan dengan pertumbuhan ekonomidan teknologi. Selain itu perubahan kurikulum juga ditujukan untukmenyesuaikan perkembangan peserta didik.

Namun dalam setiap perubahan kurikulum, sistem kurikulum diindonesia tidak selalu berdampak positif, namun juga ada yangbersifat negatif sehingga diperlukan adanya perbaikan kembali padasistem pendidikan yang diterapkan pada saat itu.

Dalam makalah ini penulis ingin menguraikan beberapa hal mengenaibeberapa kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya.Sehingga penulis dan pembaca dapat memahami dan mengambil pelajarandari rangkuman beberapa kurikulum yang pernah diterapkan diIndonesia.

B.     RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awalkemerdekaan sampai sekarang?

C.     TUJUAN

Mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awalkemerdekaan sampai sekarang.

 BAB II

PEMBAHASAN

A. KURIKULUM

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligussebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum dapat(paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yangdiharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dankegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik.

 Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satukurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapatmenyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderungberubah.

Menurut Sudjana (1993 : 37) pada umumnya perubahan strukturalkurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni:

1.      Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepadapandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa.

2.      Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau strukturmata pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasukisi dari setiap mata pelajaran.

3.      Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkutpelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teoribelajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan danpenyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.

4.      Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkutketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga saranamaterial berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium,perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.

5.      Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan inimenyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilaisejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan danproduktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu systemdari kutikulum.

B.     SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikannasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952,1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006.

1.      KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)

Kurikulum yang digunakan di Indonesia pra kemerdekaan dipengaruhioleh tatanan sosial politik Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda,setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembangsaat itu. Pertama, sistem pendidikan Islam yang diselenggarakanperantren. Kedua, sistem pendidikan Belanda. Sistem pendidikanbelanda pun bersifat diskriminatif. Susunan persekolahan zamankolinial adalah sebagai berikut (Sanjaya, 2007:207):

a.       Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayimenggunakan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun.

b.      Untuk orang timur asing disediakan sekolah seperti SekolahCina 5 tahun dengan pengantar bahasa Cina, Hollandch Chinese School(HCS) yang berbahasa Belanda selama 7 tahun.

c.       Sedangkan untuk orang Belanda disediakan sekolah rendahsampai perguruan tinggi, yaitu Eropese Legere School 7 tahun,sekolah lanjutan HBS 3 dan 5 tahun Lyceum 6 tahun, MaddelbareMeisjeschool 5 tahun, Recht Hoge School 5 tahun, Sekolah kedokterantinggi 8,5 tahun, dan kedokteran gigi 5 tahun.

Tiga tahun setelah Indonesia merdeka pemerintah membuat kurikulum“Rencana Pelajaran”. Tahun 1947. Kurikulum ini bertahan sampai tahun1968 saat pemerintahan beralih pada masa orde baru.

a.      Rencana pelajaran 1947

Kurikulum ini lebih populer disebut dalam bahasa belanda “leerplan”, artinya rencana pelajaran, ketimbang “curriculum” (bahasaInggris). Perubahan kisi-kisi pendidikannya lebih bersifat politis:dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.

Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangatjuang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai developmentconformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusiaIndonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa laindi muka bumi ini.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.Bentuknya memuat dua hal pokok:

1)      Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya

2)      Garis-garis besar pengajaran (GBP)

Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran dalam artikognitif, namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku (value, attitude), meliputi :

1)      Kesadaran bernegara dan bermasyarakat;

2)      Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari

3)      Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Fokus pelajarannya pada pengembangan Pancawardhana, yaitu :

1)      Daya cipta,

2)      Rasa,

3)      Karsa,

4)      Karya,

5)      Moral.

Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi.

1)      Moral

2)      Kecerdasan

3)      Emosional/artistik

4)      Keprigelan (keterampilan)

5)      Jasmaniah.

b.      Rencana Pelajaran Terurai 1952

Ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harusmemperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupansehari-hari.

Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat. yaitu sekolah khususbagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP. Kelas

masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan,dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP,bisa langsung bekerja.

Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1954 yakni untuk jenjangSekolah Rakyat (SD) menurut Rencana Pelajaran 1947 adalah sebagaiberikut

1)      Bahasa Indonesia

2)      Bahasa Daerah

3)      Berhitung

4)      Ilmu Alam

5)      Ilmu Hayat

6)      Ilmu Bumi

7)      Sejarah

8)      Menggambar

9)      Menulis

10)  Seni Suara

11)  Pekerjaan Tangan

12)  Pekerjaan kepurtian

13)  Gerak Badan

14)  Kebersihan dan kesehatan

15)  Didikan budi pekerti

16)  Pendidikan agama

c.       Kurikulum Rencana Pendidikan 1964

Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 adalah bahwa pemerintah mempunyaikeinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalanpada jenjang SD. Kurikulum 1964 juga menitik beratkan padapengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yangkemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. Pada saat itupendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan

fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana(Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan,emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Cara belajar dijalankan dengan metode disebut gotong royongterpimpin. Selain itu pemerintah menerapkan hari sabtu sebagai harikrida. Maksudnya, pada hari Sabtu, siswa diberi kebebasan berlatihkegitan di bidang kebudayaan, kesenian, olah raga, dan permainan,sesuai minat siswa. Kurikulum 1964 adalah alat untuk membentukmanusia pacasialis yang sosialis Indonesia, dengan sifat-sifatseperti pada ketetapan MPRS No II tanun 1960.

Kurikulum 1964 bersifat separate subject curriculum, yang memisahkan matapelajaran berdasarkan lima kelompok bidang studi (Pancawardhana).Mata Pelajaran yang ada pada Kurikulum 1964 adalah:

1)      Pengembangan Moral

a)      Pendidikan kemasyarakatan

b)      Pendidikan agama/budi pekerti

2)      Perkembangan kecerdasan

a)      Bahasa Daerah

b)      Bahasa Indonesia

c)      Berhitung

d)     Pengetahuan Alamiah

3)      Pengembangan emosional atau Artistik

Pendidikan kesenian

4)      Pengembangan keprigelan

Pendidikan keprigelan

5)      Pengembangan jasmani

Pendidikan jasmani/Kesehatan

d.      Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 memiliki perubahan struktur kurikulum pendidikan dariPancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar,dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dariperubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dankonsekuen.

Kurikulum 1968 bertujuan agar  pendidikan ditekankan pada upayauntuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budipekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan padakegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, sertamengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapankhusus. Kurikulum 1968 disebut sebagai kurikulum bulat. Karenakurikulum ini hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatanmateri pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan denganpermasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apasaja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curriculum, artinya materipelajaran pada tingkat bawah mempunyai korelasi dengan kurikulumsekolah lanjutan. Bidang studi pada kurikulum ini dikelompokkan padatiga kelompok besar: pembinaan pancasila, pengetahuan dasar, dankecakapan khusus. Jumlah mata pelajarannya 9, yakni:

1)      Pembinaan Jiwa Pancasila

a)      Pendidikan agama

b)      Pendidikan kewarganegaraan

c)      Bahasa Indonesia

d)     Bahasa Daerah

e)      Pendidikan olahraga

2)      Pengembangan pengetahuan dasar

a)      Berhitung

b)      IPA

c)      Pendidikan kesenian

d)     Pendidikan kesejahteraan keluarga

3)      Pembinaan kecakapan khusus

Pendidikan kejuruan

2.      KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)

Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yangbersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis,dan mudah digabungkan dengan model yang lain. Kurikulum inibersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme,berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan adalah memeliharadanmewariskan ilmu pngetahuan, tehnologi, dan nilai-nilai budaya masalalu kepada generasi yang baru.

Menurut kurikulum ini, belajar adalah berusaha menguasai isi ataumateri pelajaran sebanyak-banyaknya. kurikulum subjek akademik tidakberarti terus tetap hanya menekankan materi yang disampaikan, dalamsejarah perkembangannya secara berangsur-angsur memperhatikan jugaproses belajar yang dilakukan peserta didik.

a)      Kurikulum 1975

Latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975 sebagai pedomanpelaksanaan pengajaran di sekolah menurut Menteri PendidikanRepublik Indonesia Sjarif Thajeb, adalah:

1)      Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah banyaktimbul gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.

2)      Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikannasional yang digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi :“Mengejar ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untukmempercepat lajunya pembangunan.

3)      Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional olehDepartemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untukmeninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.

4)      Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang dianggaplebih efisien dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikanIndonesia.

5)      Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untukmeninjau sistem yang kini sedang berlaku.

6)      Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut agarsesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai berikut.

1)      Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengankhirarki tujuan pendidikan.

2)      Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiappelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepadatercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.

3)      Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal dayadan waktu.

4)      Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal denganProsedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).

5)      Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepadastimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaranlebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandangkeberhasilan dalam belajar ditentukan oleh lingkungan denganstimulus dari luar, dalam hal ini sekolah dan guru.

Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-unsur :

1)      Tujuan institusional.

Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA.Tujuan Institusional adalah tujuanyang hendak dicapai lembaga dalam melaksanakan programpendidikannya.

2)      Struktur Program Kurikulum.

Struktur program adalah kerangka umum program pengajaran yang akandiberikan pada tiap sekolah.

3)      Garis-Garis Besar Program Pengajaran

Garis-Garis Besar Program Pengajaran, memuat hal-hal yangberhubungan dengan program pengajaran, yaitu.

a)      Tujuan Kurikuler, yaitu tujuan yang harus dicapai setelahmengikuti program pengajaran yang bersangkutan selama masapendidikan.

b)      Tujuan Instruksional Umum, yaitu tujuan yang hendak dicapaidalam setiap satuan pelajaran baik dalam satu semester maupun satutahun.

c)      Pokok bahasan yang harus dikembangkan untuk dijadikan bahanpelajaran bagi para siswa agar mencapai tujuan pendidikan yang telahditetapkan.

d)     Urutan penyampaian bahan pelajaran dari tahun pelajaran satuke tahun pelajaran berikutnya dan dari semester satu ke semesterberikutnya.

4)      Sistem Penyajian dengan Pendekatan PPSI (ProsedurPengembangan Sistem Instruksional)

Sistem PPSI berpandangan bahwa proses belajar-mengajar sebagai suatusystem yang senantiasa diarahkan pada pencapaian tujuan. PPSIsendiri merupakan sistem yang saling berkaitan dari satu instruksiyang terdiri atas urutan, desain tugas yang progresif bagi individudalam belajar (Hamzah B.Uno, 2007). Oemar Hamalik mendefinisikanPPSI sebagai pedoman yang disusun oleh guru dan berguna untukmenyusun satuan pelajaran. Komponen PPSI meliputi:

a)      Pedoman perumusan tujuan. Pedoman perumusan tujuanmemberikan petunjuk bagi guru dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus.

b)      b) Pedoman prosedur pengembangan alat penilaian. Tes yangdigunakan dalam PPSI disebut criterion referenced test yaitu tesyang digunakan unuk mengukur efektifitas program/ pelaksanaanpengajaran.

c)      Pedoman proses kegiatan belajar siswa. Pedoman proseskegiatan belajar siswa merupakan petunjuk bagi guru untuk menetapkanlangkah-langkah kegiatan belajar siswa sesuai dengan bahan pelajaranyang harus dikuasai dan tujuan khusus instruksional yang harusdicapai oleh para siswa

d)     Pedoman program kegiatan guru. Pedoman program kegiatan gurumerupakan petunjuk-petunjuk bagi guru untuk merencanakan programkegiatan bimbingan sehingga para siswa melakukan kegiatan sesuaidengan rumusan TIK.

e)      Pedoman pelaksanaan program. Pedoman pelaksanaan programmerupakan petunjuk-petunjuk dari program yang telah disusun.

f)       Pedoman perbaikan atau revisi. Pedoman perbaikan ataurevisi yang merupakan pengembangan program setelah selesaidilaksanakan.

5)      Sistem Penilaian

Penilaian menggunakan PPSI diberikan pada setiap akhir pelajaranatau pada akhir satuan pelajaran tertentu.

6)      Sistem Bimbingan dan Penyuluhan

Setiap siswa memiliki tingkat kecepatan belajar yang tidak sama.Sehingga mereka memerlukan pengarahan yang akan mengembagkan merekamenjadi manusia yang mampu meraih masa depan yang lebih baik.

7)      Supervisi dan Administrasi

Sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan pengelolaan yangterarah, baik yang digunakan oleh para guru, administrator sekolah,maupun para pengamat sekolah menggunakan teknik supervisi danadministrasi sekolah yang dapat dipelajari pada Pedoman pelaksanaankurikulum tentang supervise dan administrasi.

Mata Pelajaran dalam Kurikulum tahun 1975 adalah

1)      Pendidikan agama

2)      Pendidikan Moral Pancasila

3)      Bahasa Indonesia

4)      IPS

5)      Matematika

6)      IPA

7)      Olah raga dan kesehatan

8)      Kesenian

9)      Keterampilan khusus

b)      Kurikulum 1984

Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983menyiratakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulumdari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, karena suda dianggap tidakmampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmupengetahuan dan teknologi . Secara umum dasar perubahan kurikulum1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut.

1)      Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belumtertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.

2)      Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagaibidang studi dengan kemampuan anak didik.

3)      Terdapat kesenjangan antara program kurikulum danpelaksanaannya di sekolah.

4)      Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan hampirdi setiap jenjang.

5)      Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkatkanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk PendidikanLuar Sekolah.

6)      Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhikebutuhan perkembangan lapangan kerja.

Kurikulum 1984 memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1)      Berorientasi kepada tujuan instruksional. Didasari olehpandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalamwaktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-benarfungsional dan efektif.

2)      Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melaluicara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaranyang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secarafisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa

memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranahkognitif, afektif, maupun psikomotor.

3)      Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatanspiral. Spiral adalah pendekatan yang digunakan dalam pengemasanbahan ajar berdasarkan kedalaman dan keluasan materi pelajaran.

4)      Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikanlatihan. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai mediadigunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.

c)      Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan ataukematangan siswa. Pemberian materi pelajaran berdasarkan tingkatkematangan mental siswa dan penyajian pada jenjang sekolah dasarharus melalui pendekatan konkret, semikonkret, semiabstrak, danabstrak dengan menggunakan pendekatan induktif dari contoh-contoh kekesimpulan.

d)     Menggunakan pendekatan keterampilan proses. Keterampilanproses adalah pendekatan belajar-mengajar yang memberi tekanankepada proses pembentukkan keterampilan memperoleh pengetahuan danmengkomunikasikan perolehannya.

Kebijakan dalam penyusunan Kurikulum 1984 adalah sebagai berikut.

1)           Adanya perubahan dalam perangkat mata pelajaran inti.Kurikulum 1984 memiliki enam belas mata pelajaran inti.

2)           Penambahan mata pelajaran pilihan yang sesuai denganjurusan masing-masing.

3)           Perubahan program jurusan. Kalau semula pada Kurikulum1975 terdapat 3 jurusan di SMA, yaitu IPA, IPS, Bahasa, maka dalamKurikulum 1984 jurusan dinyatakan dalam program A dan B. Program Aterdiri dari.

a)      A1, penekanan pada mata pelajaran Fisika

b)      A2, penekanan pada mata pelajaran Biologi

c)      A3, penekanan pada mata pelajaran Ekonomi

d)     A4, penekanan pada mata pelajaran Bahasa dan Budaya.

e)      B, penekanan keterampilan kejuruan. Tetapi mengingat programB memerlukan sarana sekolah yang cukup maka program ini untuksementara ditiadakan.

4)      Pentahapan waktu pelaksanaan

Kurikulum 1984 dilaksanakan secara bertahap dari kelas I SMAberturut tahun berikutnya di kelas yang lebih tinggi.

a)      Kurikulum 1994

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang SistemPendidikan Nasional menyebutkan bahwa Kurikulum Sekolah MenengahUmum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaranmenekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajarmengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran.Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salahsatu tugasnya ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim inimemandang bahwa materi (isi) pelajaran harus diberikan cukup banyakkepada siswa, sehingga siswa selesai mengikuti pelajaran padaperiode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran yang cukupbanyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,di antaranya sebagai berikut.

1)      Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistemcaturwulan. Diharapkan agar siswa memperoleh materi yang cukupbanyak.

2)      Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaranyang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)

3)      Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukansatu sistem kurikulum inti untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

4)      Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih danmenggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baiksecara mental, fisik, dan sosial.

5)      Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikandengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir

siswa, sehingga menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilanmenyelesaikan soal dan pemecahan masalah siswa.

6)      Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, darihal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke halyang komplek.

7)      Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perludilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.

Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,di antaranya sebagai berikut:

1)      Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya matapelajaran dan banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran.

2)      Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurangrelevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurangbermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakankurikulum dengan diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994.Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkanprinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu :

1)      Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upayamenyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

2)      Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsiyang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar,potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.

Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengahdilaksanakan bertahap yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek danpenyempurnaan jangka panjang.

3.      KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KTSP (2004/ 2006)

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994)berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurangdalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kitatidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat

aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi padapenguasaan kompetensi secara holistik.

Penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didikyangdimaksudkan itu telah diamanatkan dalam kebijakan-kebijakannasionalsebagai berikut:

1)      Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang Pendidikan.

2)      Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004.

3)      Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4)      Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentangOtonomi Daerah

5)      Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan

Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yang antara lainmenyatakan pusat berkewenangan dalam menentukan: kompetensi siswa;kurikulum dan materi pokok; penilaian nasional;dan kalenderpendidikan.

Atas dasar itulah maka Indonesia memilih untuk memberlakukanKurikulum KBK sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan sertapenyempurnaannya dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).

a)      Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (Kurikulum BerbasisKompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasidiantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagaidaerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan.jpendidikan nasional.

KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajarandipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting padatingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yangdiharapkan.

Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge,understanding, skill, value, attitude, dan interest. Denganmengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai,

dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telahdipelajarinya.

Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensilulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimilikisetelah mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimilikisetelah menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik(pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan),kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi dengandunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan danbudaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkankemampuan dasar yang dimiliki siswa

Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan,dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikirdan bertindak. Sedangkan Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK)merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi danhasil belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatanbelajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalampengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, BalitbangDepdiknas, 2002:3).

1)      Kompetensi Utama

Anderson dan Krathwhol (2001:ii), Kompetensi Utama dapat dikelompokmenjadi 4 (empat) gugus, yaitu:

a)      factual knowledge, menyangkut pengetahuan tentang fitur-fiturdasar pebelajar dalam disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalammemecahkan masalah. Jenis kompetensi ini, yaitu: pengetahuan tentangterminologi, dan pengetahuan tentang detil spesifik (specific details)serta fiturfitur dasar (basic elements).

b)      conceptual knowledge, meliputi kompetensi yang menunjukkanpemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yanglebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut.Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah, pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerjadan generalisasinya, serta pengetahuan tentang teori, model,paradigma dan struktur dasar.

c)      procedural knowledge, meliputi pengetahuan dan pemahamanbagaimana melakukan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan

kriteria dalam menggunakan keterampilan, algotima, teknik, danmetode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu pengetahuan tentangketerampilan khusus (subject-specific skills) dan perhitungan-perhitungan(algorithm), pengetahuan tentang teknik dan metode khusus (subject-specifictechniques and methods), serta pengetahuan tentang kriteria penggunaansebuah prosedur yang tepat.

d)     metacognitive knowledge. merupakan kompetensi yang menyangkuttentang pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran sertamemahami kognisi diri sendiri. Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu:pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif,termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus, danpengetahuan tentang diri sendiri.

Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani denganlima unsur pokok yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu:Pengembangan kepribadian (MK), pengembangan keahlian danketerampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB),pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupanbermasyarakat (PBB).

Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 adalah.

1)      KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dankompetenasi Paradigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learningto do, learning to live together, dan learning to be.

2)      Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dansiswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.

3)      Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu,tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.

4)      Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkanmetode pembelajaran PAKEM dan CTL,

5)      Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif,penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, danafektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas.

6)      KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasilbelajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajarmengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS).

b)      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulumoperasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridisdiamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik IndonesiaNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PenyusunanKTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu padaStandar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untukpendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melaluiPeraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yangdikeluarkan oleh BSNP.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalenderpendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada PermendiknasNomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yangdituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahankajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yangharus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikantertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulumtingkat satuan pendidikan yang memuat:

1)      Kerangka dasar dan struktur kurikulum,

2)      Beban belajar,

3)      Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan ditingkat satuan pendidikan, dan

4)      Kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusanpeserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untukseluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensilulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yangtelah disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturanMenteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SIdan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikanpertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuanKTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak adaintervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen PendidikanNasional. Dengan demikian diharapkan KTSP yang disusun akan sesuaidengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dankebutuhan masyarakat.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjangpendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusunoleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikandasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensidaerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, danpeserta didik.

1)      Tujuan diadakannya KTSP

a)      Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian daninisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola danmemberdayakan sumberdaya yang tersedia.

b)      Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalampengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c)      Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikantentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Mulyasa (2006: 22-23)

KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuhhal berikut :

a)      Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang danancaman bagi dirinya.

b)      Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnyainput pendidikan yang akan dikembangkan.

c)      Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolahkarena sekolah sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolahtersebut.

d)     Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangankurikulum dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

e)      Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannyamasing-masing.

f)       Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengansekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu pendidikan.

g)      Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkunganyang berubah secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153)adalah sebagai berikut.

a)      Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan pesertadidik dan lingkungannya.

b)      Beragam dan terpadu.

c)      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,dan seni.

d)     Relevan dengan kebutuhan.

e)      Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansipendidikan tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.

f)       Menyeluruh dan berkesinambungan.

g)      Belajar sepanjang hayat,

h)      Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.

2)      Komponen KTSP

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagaiberikut.

a)      Visi dan misi satuan pendidikan

Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakanrepresentasi dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatuorganisasi dalam hal ini sekolah pada masa yang akan datang.

b)      Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikanmenengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikutipendidikan lebih lanjut.

c)      Kalender pendidikan

Kalender pendidikan untuk pengembang kurikulum jam belajar efektifuntuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan denganstandar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki pesertadidik.

d)     Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP terdiri atas.

·         Mata pelajaran

·         Muatan lokal

·         Kegiatan pengembangan diri

·         Pengaturan beban belajar

·         Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan

·         Pendidikan kecakapan hidup

·         Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

e)      Silabus

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok matapelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasiwaktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuanpendidikan.

f)       Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yangmenggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapaisatu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isidan dijabarkan dalam silabus.

4.      KURIKULUM 2013

Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarayang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentukdokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan,konten dan bahan pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yangdidasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulumsatuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencanatertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi).Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harusmengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dariprestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa masa kini, dankehidupan bangsa di masa mendatang.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1)      Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawabtantangan zaman yang selalu berubah;

2)      Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3)      Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakansalah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yangdiamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional.

Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialamipeserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadihasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untukmengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama ataulebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1)      Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakandalam bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebihlanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

2)      Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorialmengenai kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3)      Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajaripeserta didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.

4)      Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif,keterampilan psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuanpendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu matapelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utamakurikulum.

5)      Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukankonsep, generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal daripendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-basedcurriculum”.

6)      Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsipakumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7)      Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasaikompetensi pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikankarakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan adalah kontenyang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif danpsikomotorik adalah kemampuan penguasaan konten yang dapatdilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan penguasaan konten yanglebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang tidaklangsung.

8)      Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi,bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaranremedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat

memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkatmemuaskan).

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1)      Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukanmerupakan daftar mata pelajaran.

2)      Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuanpendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan.

3)      Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai olehpengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilanberpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagaimata pelajaran.

4)      Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap,keterampilan dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulumberbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiappeserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulumberbasis kompetensi.

5)      Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan danminat.

6)      Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,dan kepentingan peserta didik serta lingkungannya.

7)      Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmupengetahuan, budaya, teknologi, dan seni.

8)      Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan..

9)      Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaandan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

10)  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingannasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

11)  Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui danmemperbaiki pencapaian kompetensi.

Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:

1)      Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjangpendidikan yaitu:

-          Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X

-          Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI

-          Juli 2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X,XI, dan XII

2)      Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013– 2015

3)      Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun2012 – 2014

4)      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi,dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untukSMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013

5)      Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untukmenemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upayapenanggulangan: Juli 2013 – 2016

Sumber: http://www.mindalaman.sch.id/2014/11/perkembangan-kurikulum-pendidikan.html

REFERENSI

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan KurikulumTingkat satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:BSNP.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional.Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum, Dasar-dasar danPengembangannya. Bandung: Mandar Maju

           Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. DokumenKurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas