Kajian usaha tani penggemukan kambing Marica di Sulawesi Selatan

7
Daftar lsi Optimaiisasi Lahan Menuju Peningkatan Pendapatan Usahatani Garut dalam Mendukung 577 Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman Sri Budhi Lestari dan Tri Joko Siswanto Peluang Usahatani Cabai Merah di Lahln Kering Kabupaten Gunungkidul 583 Murwati , Sarjiman dan Heri Basuki Persepsi dan Respon Petani Terhadap Teknologi Budidaya Cabai Merah Melalui Action 587 Research Facility (ARF) di UP FMA Desa Reban Kecamatan Reban Kabupaten Batang Rudi Prasetyo, dan Sherly Sisca Piay Faktor-Faktor Penentu Usahatani Cabai Merah di Kecamatan Bulu, dan Tlogomulyo 591 Kabupaten Temanggung Reni Oelviani, lndah Susilawati, dan Bambang Suryanto Peran Kelembagaan Petani dalam Pemasaran Jagung Manis (Studi Kasus Di Desa 596 Pandemuiyo, Temanggung) Sularno, Seno Easuki dan Parlul'tutan Sirait Analisis Nilai Tambah Komoditas Jagung Manis (Studi Kasus di Kabtipaten Temanggung) 602 Seno Easuki dan Dian Maharso Yuwono Dukungan lnformasi Pasar Terhadap Kebutuhan lnovasi Teknologi dan Peningkatan 611 Pendapatan Petani Cabai ( Capsicum annum L,) (Studi Kasus Di Kabupaten Magelang- Jawa Tengah) Sularno dan Parluhutan Sirait Analisis Kelayakan dan Pemasaran Jeruk Keprok Soe di Kabupaten Tirnor Tengah 620 Selatan-NTT Yusuf, Masyhuri, lrham dan Jangkung Handoyo Mulyo Kajian Usahatani Pisang untuk Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani 630 Sumarni dan Sukarjo Model Arisan dalam Pengembangan Pisang Ambon (Studi Kasus di Desa Jambangan 636 Kabupaten Batang) Seno Sasuki dan Abdul Choliq Analisis Strategi Pengembangan Agribisnis Manggis'Studi Kasus: Koperasi Bina Usaha 643 Al lhsan Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor" Kaslieyitno Albarru dan Chanifah Karakteristik Peternak Sapi Potong di Lokasi FEATI Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, 653 Kabupaten Magelang Dian Maharso Yuwono, Subihafta, dan Ulin Nuschati Analisis Finansial Usaha Sapi Potong "Pembibitan" Pada Model Kawasan Kandang 662 Komunal di Kelompok "Gangsang Makmur" di Desa Asmoro Bangun Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur Broto Wibowo, Budi Arsana l.G.M dan E. Juarini Kajian Usahatani Penggemukan Kambing Marica di Sulawesi Selatan 668 Novia Qomariyah, Matheus Sariubang, dan Pita Sudrajad ModelAgribisnis Usahaternak Kambing Peranakan Etawah (PE) diWilayah Sumber Bibit 674 Dwi Priyanto Pemberdayaan f\4asyarakat dalam Pengembangan Usaha Ter-nak Domba Melalui 683 Gapoktan Cahyati Setiani, Sarjana, dan Djoko Pramono Prosiding Senilaka l''!asional Dukungan Agro-lnavasi untuk Pemberdayaan Pelani, Kerjasana UNDIP, BPTP Jaieng, dan Pemprov Jateng, Semaranq 14 Juli 201i

Transcript of Kajian usaha tani penggemukan kambing Marica di Sulawesi Selatan

Daftar lsi

Optimaiisasi Lahan Menuju Peningkatan Pendapatan Usahatani Garut dalam Mendukung 577Program Ketahanan Pangan di Kabupaten Sleman

Sri Budhi Lestari dan Tri Joko Siswanto

Peluang Usahatani Cabai Merah di Lahln Kering Kabupaten Gunungkidul 583

Murwati , Sarjiman dan Heri Basuki

Persepsi dan Respon Petani Terhadap Teknologi Budidaya Cabai Merah Melalui Action 587Research Facility (ARF) di UP FMA Desa Reban Kecamatan Reban Kabupaten Batang

Rudi Prasetyo, dan Sherly Sisca Piay

Faktor-Faktor Penentu Usahatani Cabai Merah di Kecamatan Bulu, dan Tlogomulyo 591Kabupaten Temanggung

Reni Oelviani, lndah Susilawati, dan Bambang Suryanto

Peran Kelembagaan Petani dalam Pemasaran Jagung Manis (Studi Kasus Di Desa 596Pandemuiyo, Temanggung)

Sularno, Seno Easuki dan Parlul'tutan Sirait

Analisis Nilai Tambah Komoditas Jagung Manis (Studi Kasus di Kabtipaten Temanggung) 602

Seno Easuki dan Dian Maharso Yuwono

Dukungan lnformasi Pasar Terhadap Kebutuhan lnovasi Teknologi dan Peningkatan 611Pendapatan Petani Cabai ( Capsicum annum L,) (Studi Kasus Di Kabupaten Magelang-Jawa Tengah)

Sularno dan Parluhutan Sirait

Analisis Kelayakan dan Pemasaran Jeruk Keprok Soe di Kabupaten Tirnor Tengah 620Selatan-NTT

Yusuf, Masyhuri, lrham dan Jangkung Handoyo Mulyo

Kajian Usahatani Pisang untuk Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani 630

Sumarni dan Sukarjo

Model Arisan dalam Pengembangan Pisang Ambon (Studi Kasus di Desa Jambangan 636Kabupaten Batang)

Seno Sasuki dan Abdul Choliq

Analisis Strategi Pengembangan Agribisnis Manggis'Studi Kasus: Koperasi Bina Usaha 643Al lhsan Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor"

Kaslieyitno Albarru dan Chanifah

Karakteristik Peternak Sapi Potong di Lokasi FEATI Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, 653Kabupaten Magelang

Dian Maharso Yuwono, Subihafta, dan Ulin Nuschati

Analisis Finansial Usaha Sapi Potong "Pembibitan" Pada Model Kawasan Kandang 662Komunal di Kelompok "Gangsang Makmur" di Desa Asmoro Bangun Kecamatan Puncu,Kediri, Jawa Timur

Broto Wibowo, Budi Arsana l.G.M dan E. Juarini

Kajian Usahatani Penggemukan Kambing Marica di Sulawesi Selatan 668

Novia Qomariyah, Matheus Sariubang, dan Pita Sudrajad

ModelAgribisnis Usahaternak Kambing Peranakan Etawah (PE) diWilayah Sumber Bibit 674

Dwi Priyanto

Pemberdayaan f\4asyarakat dalam Pengembangan Usaha Ter-nak Domba Melalui 683Gapoktan

Cahyati Setiani, Sarjana, dan Djoko Pramono

Prosiding Senilaka l''!asional Dukungan Agro-lnavasi untuk Pemberdayaan Pelani,Kerjasana UNDIP, BPTP Jaieng, dan Pemprov Jateng, Semaranq 14 Juli 201i

Qomaiyah et al .- Kajian Usahatani Penggemukan Kambing Maica

KAJIAN USAHA TANI PENGGEMUKAN KAMBING MARICADI SULAWESI SELATAN

Novia Qomaiyahl, Matheus Saiubangl dan Pita Sudraja&

1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

ABSTRACT

Ihe assessnrcnt ained to determine the feasibility level of Marica faftening goatsin South Su/awesL This event was held in the village of Bonto Rannu l, Tolo UtaraVillage,'Kelara Distict, Jeneponto Regency on farmers' fields which used on-farmresearch and participatory rural appraach as the nethod of approaches and involvedfarmers directly in planning, execution and obseruation of the pefformance of thesetechnologies. This assessmenf involved farmers who were a member of FarmersGroup Prima. lt used 12 goats which consisted of 4 male goats treated T0 = control(technology of farmers); Tl = complete feed + local grass; T2 = complete feed + Iocalgrass + legume. Parameters measured were feed intake level (g/goat/hr), body weightgain, feed conversion and analysis of R/C ratio. Data were analyzed using t-test.Complete feed formulation technology (complete feed) with local grass + legume wasable to produce a higher increase to the average body weight gain (ADG) around59.72 g/goaUday, with a profit of Rp 10V,562.S/goat, and R / C ratio of 1.16, and thus, itwas viable to do by farmers in the research area.

Key words : maica goat, fattening, complete feed

PENDAHULUAN

Provinsi Sulawesi Selatan sangatpotensial untuk pengembangan ternakkambing khususnya kambing lokal baik dilihatdari aspek teknis, ekonomi maupun sosialbudaya. Adapun kelebihan pengembanganternak kambing di Provinsi Sulawesi Selatanantara tain kambing memiliki kemampuanadaptasi terhadap lingkungan yang tinggikhususnya pada kondisi agroekosistem yangberbeda-beda, dapat memanfaatkan pakandengan kandungan nutrisi yang rendah,bersifat prolifik (beranak lebih dari satu ekorper kelahiran), memiliki pangsa pasar yangluas baik lokal Provinsi Sulawesi Selatanmaupun untuk diantarpulaukan(Devendra,1975). Kambing marica merupakankambing asli Provinsi Sulawesi Selatan yangbanyak dijumpai di Kabupaten Jenepontoyang juga merupakan sumber plasma nutfahnasional. Kambing marica memiliki kesamaanfisik dengan kambing kacang, namun memilikiciri fisik yang paling menonjol yaitu ukurannyalebih kecil dan tidak bertanduk serta kelihatanlincah dan agresif, selain itu telinganya tegakdan relatif kecil pendek dibandingkan dengantelinga kambing kacang (Batubara, 2007).Produktivitas kambing marica cukup baik,dimana jumlah anak memiliki peranan penting

khususnya bagi masyarakat pedesaanterutama terhadap total pendapatan petani,yaitu sekitar 15 - 48 % tergantung dari polausahataninya (Paat e/ al., 1992). Selain itudapat dijadikan sebagai tabungan yang dapatdijual setiap saat, mudah memeliharanya, danmemerlukan investasi yang relatif kecil.

Kabupaten Jeneponto merupakan sentrapengembangan kambing di Provinsi SulawesiSelatan. Populasi kambing di daerah tersebutsebesar 65.386 ekor pada tahun 2008 (BPS,2009). Adapun sistem pemeliharaan ternakkambing di Kabupaten Jeneponto masihbersifat tradisional dan merupakan usahasambilan dengan jumlah pemilikan yangbervariasi namum umumnya rendah yaitu 2-5ekor (Sutama et al., 2002). Salah satualternatif untuk meningkatkan produktivitaskambing, khususnya kambing marica adalahmelalui teknologi penggemukan (fattening).Teknologi penggemukan ini menggunakanpakan lengkap dengan memperhitungkankandungan nutrisi dari masing-masing bahanpenyusun dan tingkat kebutuhan nutrisi dariternak kambing yang diberi pakan. Pakankambing untuk usaha penggemukan disusunberdasarkan zat-zat nutrisi yang sangatdibutuhkan kambing potong untukmeningkatkan bobot badan. Salah satu zat

Prosiding Semilol<a Nasional"Dukungan Agrulnovasi untuk Pemberdayaan Petani'Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Sernarang 14 Juli2011

668

nutrisi penting yang sangat dibutuhkan dalamproses penggemukan kambing adalah protein.Protein sangat diperlukan oleh temak unfukpertumbuhan, membangun dan menjagaprotein jaringan dan organ tubuh, sertiasumber energi (Tillman et al., 1983).'Makincepat laju pertumbuhan ternak makin tinggiprotein yang dibutuhkan dalam pakan(Ensminger dan Parker, 1986). Tujuan daripengkajian ini adalah untuk mengetahuitingkat kelayakan usaha penggemukankambing marica di Sulawesi Selatan.

. METODOLOGI

Pengkajian ini dilaksanakan di DesaBonto Rannu l, Kelurahan Tolo Utara,Kecamatan Kelara, Kabupaten Jenepontopada Bulan Maret - November 2009 denganmenggunakan 12 ekor kambing marica jantanyang dibagi dalam 3 perlakuan, masing-masing 4 ekor. Kambing dipelihara selama 4bulan, dimana 1 bulan digunakan sebagaiwaKu adaptasi. Adapun perlakuan pakansebagai berikut.

. T0 = kontrol (teknologi petani)r Tl = pakan konsentrat + rumput lokalo T2 = pakan konsentrat + rumput lokal+

leguminosa

Pakan konsentrat diberikan sebanyak 200g/ekorlhari, sedangkan pakan hijauan danleguminosa diberikan secara adlibitum.Pengamatan data dilakukan selama 3 bulan.Komposisi pakan konsentrat dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1. Komposisi pakan konsentrat

@mariyah et al.- Kajian Usahatani Penggemukan Kambing Marica

yang ada di Kecamatan Kelara yangberbatasan dengan Kecamatan Rumbia disebelah Utara, Kelurahan Tolo Timur disebelah Timur, Kabupaten Gowa di sebelahBarat dan Kelurahan Tolo Kota di sebelahselatan. Desa Bonto Rannu I memiliki luaswilayah 0,72 kmz dengan jumlah penduduk451 jiwa yang terdiri dari perempuansebanyak '44 jiwa dan laki-laki 207 jiwa.Sebagian besar lahan di Kelurahan Tolo Utaraadalah tanah kering yang terdiri dari kebunseluas 502,90 ha dan tanah sawah seluas 10ha, tanah pekarangan seluas 27,60 ha danpekuburan seluas 2 ha. Untuk jenis tanahpersawahan terdiri dari tanah sawahberpengairan setengah teknis 5 ha dan sawahtadah hujan seluas 5 ha. Tanaman panganyang diusahakan di Kelurahan Tolo Utarameliputi padi, kacang tanah, kacang hijau,kedelai dan ubi kayu. Populasi ternak yangada di Kelurahan Tolo Utara meliputi ternaksapi, kuda, dan kambing. Populasi ternaktertinggi adalah jenis ternak kambing yaitu 580ekor, kuda 360 ekor, dan sapi 63 ekor. Disamping itu dipelihara ternak ayam petelur1800 ekor, ayam ormone 3697 ekor, danbebek 849 ekor. Sedangkan di Desa BontoRannu I populasi sapi sebanyak 9 ekor, dankuda 44 ekor.

Mata pencaharian utama masyarakat diDesa Bonto Rannu l, Kelurahan Tolo Utara,Kecamatan Kelara, Kabupaten Jenepontoadalah sebagai petani. Jenis tanaman yangdominan diusahakan petani di Desa BontoRannu l, Kelurahan Tolo Utara, KecamatanKelara, Kabupaten Jeneponto adalah jagung,padi, dan cabe, sedangkan jenis ternak yangpaling banyak dipelihara adalah kambing.Berdasarkan hasil PRA (parfisipatory ruralappraisat) di lokasi penelitian menunjukkanbahwa rata-rata pemilikan tanah yangdiusahakan petani lebih kecil yaitu 0,5 t 2,0ha. Dari luasan tersebut sebagian besarberupa sawah irigasi teknislsemiteknis (83 %)dan sisanya berupa tegalan (kebun). Polatanam yang biasa dilakukan adalah padi-jagung. Dari usahatani tersebut di atas,diperoleh gambaran ting kat pendapatran petani(Tabel 2). Dari Tabel 1 terlihat bahwa denganmelaksanakan seluruh kegiatan tersebut diatas petani memperoleh pendapatanRp.4.150.000,- per periode produksi (MH)untuk satu keluarga. Selain itu, tidak semuakegiatan usaha dilakukan oleh petani secarapenuh dalam satu tahun secara teratur. Hal inisangat tergantung pada musim, ketersediaanwaktu, Iahan dan modal sehingga distribusipendapatan dalam satu tahun tidak dapat

Bahan Pakan Komposisi(%)Dedak padiBungkilkedelaiJagung gilingMineralmixJumlah 100

Parameter yang diamati adalah tingkatkonsumsi pakan (g/ekor/h$, pertambahanbobot badan, konversi pakan dan analisis R/Crasio. Data yang diperoleh dianalisis denganmenggunakan uji-t.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Wilayah

Kelurahan Tolo Utara merupakan salahsatu kelurahan dari 5 kelurahan dan 5 desa

Prosiding Semiloka Nasional"Duktngan Agro-lnovasiuntukPemberdayaan Petani"

Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli2011

601029

1

669

@mafuah et al .- Kqjlnn UsahataniPenggemukan Kambing Maica

diketahui secara pasti. Sehingga pendapatanriil petani dengan kegiatan usaha seperti itusulit untuk berkembang. Rata-rata jumlahanggota keluarga petani adalah 5 orang terdiridari petani, istri dan 3 orang anak. Berqrtipendapatian/kapita/tahun adalah Rp. 830.000,-.Berdasarkan pendapatan per kapita/tahunmaka petani tersebut masih tergolong miskin.Menurut Ananto (2004) bahwa petani denganpendapatan kurang dari Rp.1.000.000,-/kapita/tahun termasuk petani miskin yangperlu ditingkatkan pendapatannya melaluiinovasiteknologi pertanian. Data pada Tabel2mempedihatkan bahwa pendapatan yangpaling besar diperoleh dari usahatani jagung,namun produKivitasnya masih rendah.

Tabel2. Tingkat pendapatan petani dari setiapkegiatan usaha yang dilakukan petani

1.750.0002.000.000

400.000Jumlah (Rpl 4.150.000

Di samping bertanam padi dan jagung,petanijuga memelihara kambing rata-rata 14ekor, dengan memperoleh pendapatanRp.400.000,Jekorltahun atau Rp.33.000,-/ekor/bulan sehingga dikatakan bahwausahatani kambing terlihat belum optimalkarena skala pemeliharaannya relatif kecil.Meskipun pendapatan dari usahatani kambinglebih kecil namun petani lebih senang, karenatidak memerlukan biaya pemeliharaan, cukupdilepas di lahan kosong atau sawah yang bero.Selain itu, kambing merupakan tabungan yangsewaKu-waktu dapat diluangkan untukkeperluan yang sifatnya mendesak. Bahkanyang utiama adalah pertimbangan resikokegagalannya lebih kecil daripada usahatanaman. Oleh karena itu apabila memilikimodal cukup cenderung untuk memeliharakambing lebih banyak, karena denganmemelihara 10 ekor kambing saja dapatmemperoleh penerimaan usaha Rp. 634.650,-(Kusnadi,2005).

Tingkat Konsumsi Pakan, PertambahanBobot Badan Harian/PBBH dan KonverciPakan

Hasil penimbangan berat badan kambingselama dipelihara dapat dilihat pada Tabel 3.Berdasarkan Tabel 3 tampak bahwa rata-ratabobot badan kambing kontrol (T0) sebelumdigemukkan sebesar 15,275 kglekor, setelah 3bulan dipelihara berat badannya meningkat

menjadi 17,6 kg/ekor dengan pertambahanbobot badan harian (PBBH) 2,325 kg/ekor.Kambing yang mendapat pakan konsentratdengan pemberian hijauan lokal (Tl) memilikibobot badan awal sebesar 14,1 kg/ekor danbobot akhir sebesar 18,15 kg/ekor denganPBBH sebesar 4,05 kg/ekor, sedangkankambing yang mendapat pakan konsentratdengan pemberian hijauan lokal+leguminosa(T2) memiliki berat awal sebesar 14,18kg/ekor dan berat akhir sebesar 19,33 kg/ekordengan PBBH sebesar 5,15 kg/ekor. Tampakdari hasil yang diperoleh bahwa perlakuan T2memiliki PBBH lebih tinggi dibandingkandengan perlakuan T0 dan T1. Peningkatankonsumsi bahan kering pada perlakuan T2disebabkan meningkatnya ketersediaansumber nitrogen yang berasal dari konsentratbagi mikroba rumen sehingga laju fermentasi,kecemaan dan laju partikel makanan darirumen bertambah. Menurut Church (1988)konsumsi pakan dipengaruhi antara lain olehkandungan protein kasar, palatabilitas, bobotbadan, waktu tertahannya (retensi) bahanorganik dalam rumen, dan keadaan fisiologistemak, sedangkan menurut Mertens (1987)konsumsi bahan kering dipengaruhi olehkapasitas retikulum rumen dan jumlah energyyang didapat dalam upaya memenuhikebutuhannya, selain pengaruh psikogenik.

Tabel3. Hasil penimbangan berat badankambing

Berat badan Berat badanuralan awal ftq) akhir ftq)

T0 (kontrol)

Kambing 1

Kambing 2

Kambing 3Kambing 4

Jumlah

Rata-rata

PBBH (ks/e)

15.8

14.3

t316

61.1

15.Tt5

17.8

16.6

17.4

18.6

70.4

17.6

2.325

B. T1Kambing 5

Kambing 6

Kambing 7

Kambirg 8

Jumlah

RatarataPBBH

ftq/ekod

15.5

14

13.8

13.1

56.4

14.1

17.8

16.3

19.2

19,3

72.6

18.154,05

c. T2

Kambing 9

Kambing 10

Kambing 11

Kambing 12

Jumlah

Rat+rataPBBH {ko/e)

13,1

10,1

14,2

19,3

56,7

14,175

18,5

15,2

20,2

23.4

77,3

19,325

5,15

Prosiding Semiloka Nasional'Dukungan Agwlnovasiuntuk Pemberdayaan Petani'Kejasana UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 2011

UsahaPadi (0,5 ha)Jagung (0,25 ha)Kambing (1 ekor)

670

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa rata-rata pertambahan berat badan harian (PBBH)kambing marica yang mendapat perlakuanpakan lebih tinggi dibandingkan kontrol petani(25,83 g/ekor/hr). Demikian juga dengaq hasilanalisis (ujit) menunjukkan bahwa perlakuanpakan konsentrat+rumput lokal+leguminosa(T2) berbeda sangat nyata (p<0,05) denganperlakuan kontrol (cara petani). Hal inimembuKikan bahwa semakin baik kualitaspakan semakin tinggi pula kenaikan beratbadan kambing marica yang digemukkan.Ditambahkan oleh Tillman ef a/. (1983) bahwapertumbuhan ternak meningkat sejalandengan meningkatnya konsumsi pakannya.

Tabel 4. Rata-rata pertambahan berat badanharian (PBBH) kambing marica

Pertambahan hrat badan harian/PBBH

Ulangan (g/ekor/hr)

T1 I21

2

3

4Jumlah

Rata+ata

28,89103,3325,83

25,5625,56

60,0068,89180,0045,00

60,0066,6766,6745,56

238,8959J2

Adapun rata-rata konsumsi pakankambing marica dapat dilihat pada Tabel 5.Kambing marica yang dipelihara secaratradisional memperlihatkan pertambahan beratbadan rendah, hal ini disebabkan pakannyatergantung pada jenis usahatani yangdilakukan serta ketersediaan rumput yangdisiapkan untuk temak kambing marica yangdipelihara. Di Desa Bonto Rannu l, KelurahanTolo Utara, Kecamatan Kelara, KabupatenJeneponto umumnya petemak kambingmenggemukkan kambingnya dengan pakanhasil sisa limbah pertanian seperti jeramijagung, dedak padi, daun gamal, daun nangka,daun turi serta rumput alam.

Tabel5. Rata-rata konsumsi pakanberdasarkan bahan kering (drymatter)

Konsumsi pakanUlangan (gfekor/hr)

T() T1 T2

@mariyah et al.- Kajian UsahataniPenggemukan Kambing Marica

Tingginya pertumbuhan pada (T2)didukung oleh tingkat konsumsi bahan keringharian yang lebih tinggi dibandingkan dengankontrol. Jumlah konsumsi bahan kering padafl2) yaitu sebesar '157,05 g/ekor/hari namuntidak berbeda nyata (p<0,05) dengankonsumsi bahan kering kontrol (T1) yaitu151,23 giekor/hari. Tingginya konsumsi pada(T2) mungkin dipengaruhi oleh perbedaanukuran (sze) konsentrat yang digunakan yaitububuk (mash). Ternak yang mendapat pakandalam bentuk bubuk kelihatannya tidak perlumelakukan proses pengunyahan (chewing)terlebih dahulu sehingga laju pengosonganpakan dalam saluran pencernaan lebih cepatdan temak dapat mengkonsumsi ransum lagi,pada akhirnya konsumsi bahan keringnyameningkat. Di samping ukuran pakan yangdiberikan, perbedaan konsumsi bahan keringsangat dipengaruhi oleh jenis pakan yangdiberikan (Budiarsana et al., 2006). Hal inidapat dilihat dari konsumsi ternak kontrol yangdiberi pakan terdiri dari leguminosa segar(gamal dan lamtoro) tingkat konsumsipakannya rendah. Hal ini membuktikan bahwakonsumsi pakan berupa completefeed+rumput lokal+leguminosa sebesar 2 Yo

dari bobot badan sangat palatabel bagi ternakkambing marica. Berdasarkan perhitungantingkat konversi pakan pada Tabel 6, tampakbahwa perlakuan T2 memiliki konversi pakansebesar 2,63 lebih kecil dibandingkan T0 danT1. Hal ini menunjukkan bahwa tingkatkonsumsi pakan T2 tinggi diimbangi dengantingkat kenaikan bobot badan yang tinggi puta.

Tabel 6. Rataan konsumsi bahan kering,pertambahan bobot badan dankonversi pakan

Perlakuan

TO

22,2225,5626,67

Konsumsi BK (g/ekor/hari)

Bobot Badan Awal (kg)Bobot Badan Akhir (kg)Pertambahan BobotBadan Harian (g/ekor/hr)

Konversi Pakan

151.23 149.63 157.05

15.275 14.1 14.17517.6 18.15 19.33

25.83 45.00 59.72

5.85 3.33 2.63

1

23

4

JumlahRata-rata

151,10

149,00

154,00

150,80604,90151,23

151,60147,50

150,70

M8,74598,50149,63

156,10

157,50151,40163,20

628,20157,05

Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi dapat dilihat pada Tabel7, tampak bahwa harga jual kambing denganpedakuan f2 lebih mahal dibandingkankambing dengan perlakuan T0 dan T1. Hal inidisebabkan kambing yang dipelihara denganpemberian pakan konsentrat+hijauanlokal+leguminosa (T2) memiliki bobot badanlebih tinggi sehingga harga jualnya juga tinggi.

Prosiding Semiloka Nasiona/ "Duktngan Agro-lnovasi untuk Pemberdayaan Petani"Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli2011

671

Qomariah et al .- Kajian UsahataniPenggemukan Kanbing Maria

Keunfungan kambing per ekor denganperlakuan T2 Rp.107.562,- lebih tinggidibandingkan kontrol [f0) Rp.39.812,- danperlakuan 1 O1) Rp.62.062,-. Selain ituberdasarkan analisis R/C rasio tampak bahwaRl/C rasio perlakuan T2 (1,162) lebih tinggidibandingkan perlakuan T0 (1,087) dan T1

TabelT. Analisis ekonomi penggemukan kambing marica

(1,094) sehingga dikatakan bahwa pemberianpakan complete feed dengan pakan hijuanlokal+leguminosa pada kambing marica selainmampu meningkatkan bobot badannya jugameningkatkan posisi nilai jualnya yang lebihtinggi.

Kontrol (T0)

No Uraian Nilai Satuan

H.Saiuan

T1Jumlah H, Satuan Jumlah

{Rp) Nrrar 5aruan (Rp) (Rp)

I2

Nitai satuan H' satuan '?iljin

A. Biaya1 Bakalan 42 Pakan:

Konsentrat

Pikuten

Hijauan 8103 Obatobatan:

Obat cacing

Tenamycin4 Penyusutan:

Kandang 3

Peralatan 3

928 kg

2.7 kg

kg 2ffi 162000 810 kg

4 buah

1 botol

75000 3

3750 3

1840750

2000000 4400

ekor 400000 1600000 4 ekor

Jumlah 2000000

159250

39812.5

1.087

400000 1600000 4 ekor 400000 1600000

7s0 696000 928 kg 750 69600030000 81000 2.7 kg 30000 81000

200 162000 900 ks 200 180000

1000 400010000 10000

25000 75000

1250 3750

Jumlah 26,1975{l

bulan 25000

bulan 1250Jumlah

B. Pendapatan1 Penjulan kambing 4 ekor 5000002 Penjualan kotoran

1000 4000 4 buah10000 10000 1 botol

bulan 25000 75000 3 bulanbulan 1250 3750 3 bulan

Jumlah 263175{l

24825062062.5

1.094

ekor 700000 2800000 4 ekor 750000 3000000kg 200 80000 400 kg 200 80000Jumlah 2880000 Jumtah 3080000

C. Keunfungan(B -A)per ekor

D. RJC rasio

430250

107562.5

1.162

KESIMPULAN

Teknologi formulasi pakan lengkap(complete feed) dengan pakan hijauanlokal+leguminosa menghasilkan pertambahanbobot badan (PBBH) lebih tinggi 59,72g/ekor/hari dengan keuntungan sebesarRp.107.562,5,-/ekor dan berdasarkan analisisR/C rasio sebesar 1,162 sehingga layak untukdiusahakan petani di Desa Bonto Rannu l,Kelurahan Tolo Utara, Kecamatan Kelara,Kabupaten Jeneponto.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2008. Statistik PetemakanSulawesi Selatan. Dinas PetemakanPropinsi Sulawesi Selatan. Makassar

Astuti M. 1984. The impact of atitude on sheepand goat production. Working paperno.30, SR-CRSP Balitnak, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2009. Jeneponto dalamAngka. Jeneponto

Batubara, A. 2007. Tujuh Plasma nutfahKambing di lndonesia. Sinar Tani 25 April -1 Mei.

Budiarsana, l.GM., l-K. Sutama dan TatanKostaman. 2006. Kajian ekonomipemanfaatan jerami padi fermentasisebagai pakan dasar pada ransumkambing peranakan etawah jantan muda.Pros. Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner. Pusat Penelitiandan Pengembangan Peternakan. Bogor.

Church, D. C. 1988. The Ruminant Animal.Digestive Physiologi and Nutrition.Prentice Hall, Eglewood C

Prosiding Semiloka Nasional "Dukungan Agrolnovasi untuk Pemberdayaan Petani'Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli2011

672

Qomariyah et al.- Kajim Usahatani Penggemukan Kambing Marica

Devendra, C. 1975. Goat. Animallmprovement Research Division.Malaysian Agricultural Research andDevelopment tnstitute. Malaysi a.

Ensminger, M. E and R.O. Parkers. ,1986.

Sheep and Goats Science. Sth Ed. Thelnterstate. Printers & Publisher. lnc.Danville lllinois pp. 235-253.

Martawidjaja, M., B. Setiadi., dan S. S. Sitorus.2001. Pengaruh pemberian konsentratterhadap keragaan kambing kacang jantansapihan. Pros. Seminar NasionalPetemakan dan Veteriner. Puslitbangnak,Bogor, Hlm: 595-600.

Mertens, D. R. 1987. Predic{ing lntake andDigestibility Using Mathematical Models ofRuminant Function. J. Animal Science 64 :

1548 - 1558.

Paat, PC., B. Setiadi, dan M. Sariubang. 1992.Peranan Usaha Ternak KambingPeranakan Etawah dalam Sistem UsahaTani di Banggal Majene. Pros. SarasehanUsaha Temak kambing dan DombaMenyongsong Era PJPT ll.

Sutama, L K. 1996. Puberty and EarlyReproductive Performance of PeranakanEtawah Goat. Proc. sth AAAP Anim Sci.Congr. Bali. lndonesia.

Tilman, A. D., H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo.,S, Prawirokusumo., S. Labdosoekojo. 1983.llmu Makanan Ternak Dasar. FakultasPeternakan UGM. Gadjah Mada UniversityPress.

Prosiding Semiloka Nasional "Dukungan Agr*lnovasi untuk Pemberdayaan Petani'Kerjasama UNDIP, BPTP Jdmg, dan Pemprov Jateng, Semarang 14 Juli 201 1

673