Dampak Ketegangan Korea Selatan Dan Korea utara

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam politik Internasional (sistem internasional) seperti halnya dalam kehidupan sosial, senantiasa berkaitan dengan konflik dan kerjasama. Bahkan dalam lingkungan kita sendiri dengan teman-teman, antarkeluarga, terdapat muatan- muatan dan corak kompetisi (konflik) dan kerjasama seperti itu. Konflik masih dapat dihindari jika terdapat kontrol yang baik dalam interaksi tersebut. Dalam tataran sistem internasional, masih terdapat beberapa kesamaan dengan konflik yang terjadi dalam tataran kehidupan sosial. Namun dalam tataran sistem internasional, intensitas dan tingkat kecenderungan untuk menekankan pada unsur-unsur kompetitif semakin intensif. Intensif yang dimaksud dapat tercermin dalam bentuk-bentuk perang, perlombaan senjata (arms race), dan sebagainya. Konflik adalah hasil terjadinya persaingan yang terdapat dalam sistem internasional (hubungan-hubungan antarnegara- bangsa) yang dilandasi oleh konsep: ego-centrisme atau aspirasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan negara dalam hubungannya dengan negara lain yang berasal dari perkembangan sistem negara-negara kebangsaan itu sendiri. 1 1 P. Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011) hlm 336-337. 1 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Transcript of Dampak Ketegangan Korea Selatan Dan Korea utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam politik Internasional (sistem internasional)

seperti halnya dalam kehidupan sosial, senantiasa berkaitan

dengan konflik dan kerjasama. Bahkan dalam lingkungan kita

sendiri dengan teman-teman, antarkeluarga, terdapat muatan-

muatan dan corak kompetisi (konflik) dan kerjasama seperti

itu. Konflik masih dapat dihindari jika terdapat kontrol yang

baik dalam interaksi tersebut.

Dalam tataran sistem internasional, masih terdapat

beberapa kesamaan dengan konflik yang terjadi dalam tataran

kehidupan sosial. Namun dalam tataran sistem internasional,

intensitas dan tingkat kecenderungan untuk menekankan pada

unsur-unsur kompetitif semakin intensif. Intensif yang

dimaksud dapat tercermin dalam bentuk-bentuk perang,

perlombaan senjata (arms race), dan sebagainya.

Konflik adalah hasil terjadinya persaingan yang terdapat

dalam sistem internasional (hubungan-hubungan antarnegara-

bangsa) yang dilandasi oleh konsep: ego-centrisme atau aspirasi

untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan

negara dalam hubungannya dengan negara lain yang berasal dari

perkembangan sistem negara-negara kebangsaan itu sendiri.1

1 P. Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011) hlm 336-337.

1 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Dalam kawasan Asia Timur, konflik antara Korea Utara dan

Korea Selatan dapat dijadikan contoh bahwa dalam sistem

internasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik

sebagai hasil dari interaksi. Konflik antara Korea Utara dan

Korea Selatan yang didasari dari perbedaan ideologi antara

keduanya membawa kedua negara ini terlibat dalam ketegangan.

Terlebih dengan intervensi negara-negara lain untuk memenuhi

kepentingannya semakin memperkeruh keadaan dan membuat kabur

dasar masalah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Ketegangan yang terjadi diantara kedua negara tersebut tentu

saja berdampak ke kedua belah pihak dan ke anggota-anggota

kawasan Asia timur lainnya. Dalam makalah ini kami akan

membahas bagaimana dinamika ketegangan Korea Utara dan Korea

Selatan berpengaruh pada kawasan Asia Timur.

1.2 Rumusan Masalah

Mengapa konflik Korea Utara dan Korea Selatan dapat

terjadi ?

Bagaimana dampaknya pada kedua negara yang terlibat dan

negara-negara anggota

kawasan Asia Timur ?

Bagaimana bentuk-bentuk penyelesaian konflik tersebut ?

1.3 Tujuan

Memahami apa yang dimaksud dengan Konflik dalam interaksi

internasional

2 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Mengetahui konflik yang terjadi di kawasan Asia Timur yaitu

konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan

Memahami dinamika konflik Korea Utara dan Korea Selatan dan

pihak-pihak yang turut

campur tangan dalam konflik.

BAB II

PEMBAHASAN

3 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

2.1 Pengertian Konflik

Konflik adalah hasil terjadinya persaingan yang terdapat

dalam sistem internasional (hubungan-hubungan antarnegara-

bangsa) yang dilandasi oleh konsep: ego-centrisme atau aspirasi

untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan

negara dalam hubungannya dengan negara lain yang berasal dari

perkembangan sistem negara-negara kebangsaan itu sendiri.

Disamping itu kita juga masih bisa melihat sisi perbedaan

analisisnya antara dua kategori besar dengan berdasarkan

kepada sasaran (tujuan) yakni:

1. Balancing objective conflict (konflik dengan sasaran

keseimbangan)

2. Hegemonic objective conflict (konflik dengan sasaran

hegemonik)

Konflik dengan sasaran keseimbangan bertujuan untuk mencapai

kondisi (keadaan) seimbang mengenai suatu masalah yang

dipertentangkan sementara untuk menjelaskan sasaran konflik

yang hegemonik, adalah yang bertujuan untuk mendominasi

keadaan (situasi) dengan cara mencari atau pemulihan keadaan

(restoration) terhadap terganggunya suatu keseimbangan dalam

konflik hubungan antar Negara-negara. Para pelaku konflik

lebih cenderung tidak menunjukan perhatian (konsentrasi)

kepada adanya satu sasaran dan berupaya untuk mencapai

keunggulan sebanyak mungkin2.

Adalah konflik dengan sasaran hegemonic yang mirip dengan

perjuangan untuk memperoleh kekuasaan (struggle for power)2 P. Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011) hlm 338-340

4 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

sebagai konsekuensi atas konsep pertimbangan kekuatan

(balancing of power). Konflik yang terjadi antara Korea Utara

dan Korea Selatan adalah konflik dengan konsep Balancing

Objective Conflict (konflik dengan sasaran keseimbangan)

dimana dalam konflik ini kedua Negara ini saling mengganggu

stabilitas keamanan diantara kedua Negara tersebut dengan

meningkatkan kekuatan persenjatan kedua Negara. Konsep

Hegemonik juga turut ambil bagian dari konflik tersebut tetapi

konflik ini lebih fokus pada konflik dengan sasaran

keseimbangan. Alasan mengapa konflik Korea termasuk konflik

dengan sasaran Hegemonik karena adanya kepentingan-kepentingan

ideologi yang ingin saling menguasai. Korea utara dikuasai

ideologi komunis (Uni Soviet) dan Korea selatan dikuasai

ideology Liberal (Amerika Serikat).

2.2 Sejarah Konflik Korea Selatan dan Korea Utara

Perang antar dua Korea pernah terjadi dari 25 Juni 1950

sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara

dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang

dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat

dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni

Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea

Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk

Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya,

meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah

bendera PBB.

Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok,

menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang

menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga5 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di

Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi

polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang,

dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan

perang.

25 Juni 1950 - artileri telah diluncurkan, tank-tank dan

pasukan infanteri Tentara Korea Utara mulai menyerang

Korea Selatan, sebuah kawasan di selatannya berseberangan

haluan secara politik, yang hanya dipisahkan garis

imajiner 38˚.

4 Januari 1951 - Tentara Korea Utara yang dibantu Cina

berhasil menguasai Seoul.

27 Juli 1953 - Amerika Serikat, RRC, dan Korea Utara

menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden

Korea Selatan saat itu, Seungman Rhee, menolak

menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan

gencatan senjata tersebut. Secara resmi, perang ini belum

berakhir sampai dengan saat ini.

60 tahun kemudian..

26 Maret 2010-Tenggelamnya kapal Cheonan milik Korea

selatan mengindikasikan adanya keterlibatan Korea utara

dalam peristiwa ini. Eskalasi konflik kedua Negara

kembali meningkat, ketika Amerika serikat mengumumkkan

6 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

sanksi baru terhadap Korea utara terhadap peristiwa ini.

Menanggapi hal ini, Korea utara memberikan tawaran kepada

Korea selatan, termasuk reunifikasi keluarga dan

penerimaan bantuan banjir.

24 November 2010 - Korea utara melakukan serangan

artileri ke pulau Yeonpyeong yang menjadi markas militer

Korsel.

Sejak perang 1950-1953, Korea Utara dan Korea Selatan tak

pernah mengalami perang terbuka dan total, hanya ada

serangkaian perang terbatas. Meskipun kedua negara

memiliki dukungan negara besar seperti Amerika Serikat

dan Uni Soviet (Rusia), tetap saja tak pernah terjadi

perang berskala dan intensitas besar maupun massif.

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa perang kedua negara

bersaudara ini adalah perang Proxy, atau perang yang tak

melibatkan kekuatan utama yaitu Amerika Serikat dan Uni

Soviet.

Perang tahun 1950-1953 berakhir dengan tanpa kemenangan,

kecuali angka korban jiwa yang signifikan di kedua belah

pihak. Ketika itu, politik global masih bi-polar, Amerika

Serikat dan Uni Soviet, perang masih dalam tataran perang

militer, kemajuan tekonologi dan peradaban dunia tak

sepesat sekarang. Ketika beragam permasalahan bilateral

kedua negara bersaudara ini makin kerap terjadi, bisa

saja pihak yang merasa terdzalimi, akan melakukan

7 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

perlawanan. Siapa yang menzalimi dan terdzalimi tentu

subyektif bagi kedua negara. Hal sekecil apapun bisa saja

menjadi pemicu perang.

2.3 Sebab-Sebab Terjadinya konflik Korea selatan dan Korea

Utara

Sebab-sebab Umum

a. Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni

Soviet.

Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang

Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat dibawah komandan

Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak

Korea Selatan yang berada dibawah pengaruh Amerika Serikat

mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara

dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-

komunis.

b. Pembagian wilayah korea menjadi dua bagian

8 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Setelah Perang Dunia II berakhir, Korea menjadi daerah yang

dipersengketakan. Dimana beberapa hari sebelum Jepang menyerah

pada tanggal 10 Agustus 1945, Amerika Serikat dan Uni Soviet

akan menerima tawanan-tawanan perang Jepang yang berada

didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian

Potsdam 1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan

batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah kepada Amerika

Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde.

Sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º

Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan

kolonel Jenderal Ivan M. Christyalov.

Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak

menjadikan garis tersebut sebagai garis demarkasi antara Korea

Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya

merupakan batas wilayah untuk menerima tawanan-tawanan Jepang

pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis tersebut

berubah fungsi menjadi garis demarkasi antara pertahanan

Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan demikian, pembagian

wilayah Korea enjadi dua bagian ini menjadi suatu garis

pertikaian antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak

langsung hal ini mengahalangi cita-cita bangsa Korea untuk

menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu

c. Tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni

Soviet tentang pembentukan Korea Utara.

Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri

luar negeri di Moskow, konferensi ini diadakan sebagai tindak

lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut

memperoleh atau menghasilkan kesepakatan antara Amerka

9 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan membentuk

pemerintahan Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan

pemerintahan perwakilan Internasional yang akan berlangsung

selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan perwakilan

tersebut pasukan-pasukan Amerika Serikat maupun Uni Soviet

ikut serta didalamnya (joint Commission).

Pelaksanaan pemerintahan perwakilan Internasional ternyata

tidak dapat diwujudkan, karena tidak adanya kesepakatan antara

Amerika Serikat dan Uni Soviet. Masalah korea kemudian dibawa

ke sidang sidang umum PBB. Pada tanggal 14 November 1947,

sidang umum PBB memutuskan untuk membentuk komisi yang disebut

“United Nations Temporary Commission on Korea” (komisi

Sementara PBB untuk Korea). Dari hasil sidang tersebut

menyarankan agar selambat-lambatnya pada tanggal 13 Maret

1948, di Korea diadakan pemilihan umum untuk memilih wakil-

wakil rakyat Korea. Tugas dari komisi Sementara PBB untuk

korea antara lain:

1.Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum

2.Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil

pemilihan umum untuk merundingkan umum untuk merundingkan

masalah kemerdekaan Korea.

Kemudian setelah wakil Korea terpilih, maka PBB kemudian

mengajukan rencana antara lain:

1. Membentuk dewan Nasional

2. Mendirikan pemerintahan Korea yang merdeka.

Sesudah pemerintahan Korea terbentuk maka tentara pendudukan

akan ditarik mundur. Korea Selatan dan Amerika Serikat dapat

10 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

menjalankan rencana tersebut, sebab rencana itu pada dasarnya

merupakan siasat dari Amerika Serikat sendiri yang mendominasi

dalam PBB. Akan tetapi, Uni Soviet menolak hal tersebut dan

mengusulkan, bahwa tentara pendudukan akan ditarik mundur

terlebih dahulu, dan baru kemudian mendirikan pemerintahan

Korea merdeka. Dengan demikian, Korea menjadi ajang pencaturan

politik dan militer antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Selanjutnya masing-masing pihak akhirnya membentuk

pemerintahan baru di Korea, yaitu:

1. Pada tanggal 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk

Republik Korea

(Korea Selatan) beribu kota di Seoul, dengan Syngman Rhee

sebagai Presiden pertama.

2. Pada tanggal 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik

Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) beribu kota di

Pyongyang, dengan Kim II sung sebagai Presiden pertamanya

(Agung Leo S, 2012:134)

Sebab-sebab Khusus

Pada bulan desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan

laporan tentang hasil-hasil pemilihan di Korea Selatan. Sidang

menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-

satunya pemerintahan yang sah. Selain itu juga diputuskan

terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission on Korea (Komisi

tentang Korea),tugas dari komisi ini antara lain:

1) Mengambil alih komisi sementara PBB di Korea11 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

2) Mencoba mengadakan penyatuan Korea

3) Mengadakan penyelidikan penarikan pasukan pendudukan di

Korea.

Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin

membenci Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara merasa

hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan demikian, Uni Soviet terus

mendukung Korea Utara untuk mendapatkan hak-haknya dan

mendapatkan wilayah Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan

atau peperangan.

12 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

2.4 Dampak Konflik Korea Selatan dan Korea Utara

Dampak Terhadap kedua Negara :

Dampak Ekonomi

Perang antar kedua pihak ini mengakibatkan hancurnya

infrastruktur dan ekonomi negara. Pada tahun 1970 ekonomi

kedua belah pihak sempat seimbang, namun orientasi ekonomi

Korea Utara lebih memprioritaskan pada kepentingan militer

dibanding dengan kebutuhan rakyatnya sendiri. Korea Utara

seringkali mengalami kekurangan makanan dan menyebabkan

tingginya tingkat kematian penduduk akibat kelaparan. Korea

Utara seringkali meminta bantuan dari luar negeri, tak

terkecuali dari pihak Korea Selatan.

Berbeda halnya dengan Korea Selatan, mereka lebih menekankan

pertumbuhan

ekonomi dengan liberalisasi pasar dan perdagangan, sehingga

perindustrian dan kemajuan ekonomi Korea Selatan maju dengan

pesat dan menjadi salah satu Macan Asia.

Dampak Politik

Korea Selatan mengadopsi sistem politik yang demokratis,

berbeda dengan sistem politik di Korea Utara yang komunis-

sentralistik. Dengan sistem demokrasi, maka pihak militer

meninggalkan perannya dari arena politik, sedangkan pihak

13 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Korea Utara lebih menekankan nilai hierarki struktur keluarga

sebagai pemimpin berikutnya.

Dampak Militer dan Keamanan

Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, Korea

Utara lebih menekankan ekonomi dalam upayanya meningkatkan

kapasitas militer dan nuklirnya. Dengan adanya sikap dan

pengaruh dari kepemilikan senjata nuklir ini, maka secara

tidak langsung menyebabkan instabilitas kawasan Asia Pasifik,

terlebih dengan beberapa percobaan peluncuran nuklir Korea

Utara yang menurut data intelijen mampu menjangkau sebagian

wilayah Amerika Serikat.3

Dinamika Konflik Terhadap Kawasan Asia Timur

Posisi negara-negara di kawasan Asia Timur dalam konteks

hubungan internasional amat berpengaruh besar. Pada dasarnya,

hubungan internasional di Asia Timur cukup banyak dihampiri

oleh berbagai macam konflik yang mayoritas dilatarbelakangi

oleh kepentingan-kepentingan di antara negara-negara tersebut.

Contoh konflik yang terjadi di Asia Timur salah satunya adalah

Korea utara dan Korea selatan.

Sumber ketegangan di kawasan Asia Timur terutama

disebabkan oleh hubungan yang kurang harmonis antara Jepang di

3 http://warofweekly.blogspot.com/2010/11/perang-korea-dan-dampaknya.html di akses pada 07 April 2014.

14 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

satu pihak dan China serta kedua Korea di pihak lain. Hubungan

kurang harmonis ini merupakan sisa-sisa Perang Dunia 2 berupa

emosi dan kecurigaan pihak China serta kedua Korea terhadap

Jepang di pihak lain.

Sebelumnya Korea adalah wilayah kekuasaan China karena

letak geografisnya yang dekat dengan China. Pada saat-saat

China tidak cukup kuat untuk melindungi otonom Korea, maka

bangsa lain, biasanya Jepang, akan mencoba untuk menginjakkan

kakinya di semenanjung Korea. Sejak abad pertama sebelum

Masehi, status internasional Korea pada umumnya ditentukan

oleh keunggulan China ataupun persaingan antara China dan

Jepang.

Pada perkembangan abad selanjutnya Korea dikuasai oleh

China sampai ke abad kesembilan belas runtuhnya kekuasaan

Cina. Jepang menyerang Korea dan menduduki Korea. Jepang

berhasil memenangkan tuntutannya sebagai akibat kemenangan

Jepang dalam peperangan China-Jepang pada tahun 1894-1895.

Selanjutnya Jepang mendapatkan saingan baru dalam mengawasi

Korea yaitu Uni Soviet yang mempunyai kepentingan juga di

Korea dari tahun 1896. Persaingan antara Jepang dan Uni Soviet

mendominasi Korea berakhir dengan dikalahkannya Uni Soviet

dalam perang Uni Soviet-Jepang pada tahun 1904 sampai 1905.

Dominasi Jepang atas Korea yang dengan kokohnya terlaksana itu

harus terhenti dengan kalahnya Jepang pada Perang Dunia II.

Pada akhir Perang Dunia II, dengan China dan Jepang terlampau

lemah untuk melaksanakan fungsi historis mereka mengenai

Korea, maka Amerika Serikat dan Uni Soviet mengambil alih

fungsi mengawasi dan melindungi Korea. Amerika Serikat,15 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

sesungguhnya mengambil alih tempat Jepang dan Uni Soviet

mengambil alih tempat China, dan keduanya tidak dapat

menyetujui negara lainnya untuk menguasai seluruh Korea. Di

pihak Jepang, keterlindungan wilayahnya adalah hal yang vital

bagi Amerika Serikat, dan dipihak lain China mendapatkan

dukungan dari Rusia.

Dengan demikian, pembagian Korea ke dalam wilayah Amerika

dan Rusia pada akhir Perang Dunia II merupakan ekspresi

kepentingan-kepentingan dari kedua negara yang bersangkutan

dan dari kekuatan yang mereka miliki, karena pada waktu itu

tidak ada yang berada dalam posisi berani mengambil resiko

konflik besar untuk menguasai seluruh Korea.

Pokok persoalan dari pengawasan seluruh Korea ini dimulai

ketika Korea Selatan diserang oleh Korea Utara yang didukung

Uni Soviet. Amerika Serikat mendukung mati-matian Korea

Selatan dengan adanya kepentingannya dalam keamanan Jepang dan

seluruh stabilitas Timur Jauh. Dengan kepentingan tersebut

negara-negara lain dan mendapatkan dukungan kuat dari Kanada

dan Inggris Raya, dukungan-dukungan tersebut dapat dijelaskan

karena kepentingan yang sama atau karena ketergantungan khusus

mereka atas jasa baik Amerika Serikat. Walaupun dukungan

tersebut tidak terlalu besar.

Perang Korea tidak menempatkan keamanan bersama dalam

percobaan-percobaan tindakannya selama ini. karena

kepentingan-kepentingan negara besar yang terlibat didalamnya

membatasi perang hingga semenanjung Korea. China menghalangi

Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masuk ke Korea Utara dan

sebaliknya Amerika Serikat menghalangi masuknya Korea Utara ke

16 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Korea Selatan. Keamanan bersama memerlukan tidak hanya

penghentian agresi yang bersifat sementara waktu tetapi

berlangsungnya keamanan di masa yang akan datang, suatu tujuan

yang akan dicapai jika dengan kekalahan China dalam, perang

mati-matian. Demikian juga, pemulihan pengawasan tradisional

China atas semenanjung Korea memerlukan kalahnya Amerika

Serikat dalam perang mati-matian. Amerika Serikat maupun China

tidak mau memikul beban dan resiko yang dituntut dalam

kegiatan demikian itu. Demikianlah kedua negara tersebut sudah

puas dengan berlanjutnya untuk sementara waktu pembagian

daerah tersebut, betapa pun gawat dan tidak stabilnya Korea

dalam dua lingkungan pengaruh, yang mencerminkan perimbangan

kekuasaan di Timur Jauh.

2.5 Upaya Penyelesaian Konflik antara Korea Selatan dan KoreaUtara

China akhirnya menyerukan dimulainya kembali perundingan

enam pihak (Six-party talks). Upaya itu untuk mencegah agar

Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) terpicu kembali

17 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

untuk menggelar perang saudara secara frontal, seperti 1950-

53. Menurut stasiun televisi CNN, seruan China itu muncul

setelah sejumlah negara mengkritik Beijing yang kurang serius

menanggapi buruknya ketegangan di Semenanjung Korea pasca

serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong. Belum ada kesediaan

resmi dari kedua Korea atas seruan itu.

Kalangan pejabat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain

menilai China sebetulnya punya pengaruh besar untuk ikut

mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan

kedua pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korea

Utara. Status itu tidak dimiliki banyak negara, termasuk

Amerika Serikat.

Ajakan perundingan ini disampaikan juru bicara pemerintah

China, Wu Dawei, di Beijing, Minggu 28 November 2010.

Dimulai secara berkala sejak Agustus 2003, forum itu

melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat,

Jepang, China, dan Rusia, untuk membahas cara mengatasi

konflik dan ancaman senjata nuklir di Semenanjung Korea.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, forum itu terhenti

karena meningkatnya lagi ketegangan antara Korea Utara dengan

Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Pada 2009, Korea Utara secara sepihak menghentikan dialog

itu setelah diganjar sanksi PBB setelah melakukan ujicoba

rudal. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya khawatir Korea

Utara gencar membuat senjata nuklir sehingga harus diberi

sanksi, termasuk perdagangan.

Wu menyatakan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di

Semenanjung Korea membuat masyarakat internasional, khususnya

18 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

anggota six-party talks, prihatin. Inilah alasan dasar China

mengajak keenam negara; Korea Selatan, Korea Utara, Amerika

Serikat, Rusia dan Jepang, untuk kembali melanjutkan

perundingan itu.

Dari pihak China, setelah melakukan pertimbangan yang hati-

hati, mengajak melakukan pertemuan darurat di antara para

pemimpin delegasi six-party talks pada awal Desember nanti di

Beijing untuk bertukar pandangan mengenai masalah yang terjadi

akhir-akhir ini. Six-party talks memiliki peranan yang penting

dalam memperkuat komunikasi di antara banyak pihak,

meningkatkan denuklirisasi di semenanjung Korea dan menjaga

perdamaian dan stabilitas di semenanjung dan Asia Tenggara.

Namun, belum ada kesediaan dari Korea Utara dan Korea

Selatan atas ajakan China itu. Bahkan Presiden Korsel, Lee

Myung-bak, mengatakan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat

untuk memulai kembali perundingan tersebut.

Sumber dari pemerintah Korea Selatan yang tidak ingin

disebutkan namanya, mengatakan bahwa perundingan ini tidak

akan menyelesaikan masalah. “Six-party talk tidak akan bisa

menggantikan agresi yang dilakukan oleh Korea Utara. Tindakan

nyata perlu dilakukan oleh Korea Utara untuk menunjukkan

perubahan kelakuan.”

Sementara itu, senator Amerika Serikat dari negara bagian

Arizona, John McCain, mengatakan bahwa perundingan ini memang

jalan yang baik. Namun Korea Utara tidak akan berhenti berulah

sampai diberikan hukuman yang berat. China, ujarnya, dapat

saja menghentikan Korea Utara, namun mereka tidak

melakukannya. China tidak bertindak seperti negara kekuatan

19 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

besar dunia yang bertanggung jawab. Mereka bisa saja

menurunkan ekonomi Korea Utara hingga sedengkul jika mereka

mau.

Adapun sanksi yang diberikan kepada Korea Utara bukan berasa

dari Amerika Serikat tetapi dari PBB. Resolusi PBB

merefleksikan konsensus dari dunia internasional, bahwa

tindakan Korea Utara melanggar kewajibannya dan mengancam

keamanan internasional. Ini adalah inti yang menyebabkan

sanksi itu dikeluarkan. Dengan tambahan Amerika Serikat juga

memberikan sanksi lain untuk Korea Utara. Sanksi yang

diberikan kepada Korea Utara, ditujukan agar negara itu dapat

menghormati kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.

Bila Korea Utara dapat mengikuti apa yang telah disepakati

dalam Six Party Talks, Semenanjung Korea akan bersih dari

nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi hubungan kedua

Korea. Selain itu,Opsi yang ditawarkan Korea selatan yang

bernama Korean Peninsula Trust Proses dimana Korea selatan bersedia

memberikan bantuan kemanusiaan kepada Korea utara jika ia

bersedia untuk menekan ambisinya dalam proliferasi nuklir.

Korsel bahkan menawarkan lebih yaitu dengan membantu

pembangunan infrastruktur. Dengan penyelesaian bilateral

ini,maka diharapkan Korea selatan dan Korea utata dapat

membangun kepercayaannya masing-masing tanpa melibatkan

intervensi kepentingan eksternal.

Selain itu, dengan pemberian bantuan ekonomi dan Economic

Assistance dalam pembangunan, diharapkan Korea utara mampu untuk

membangun perekonomiannya sendiri dan mereduksi bantuan asing

yang selama ini menjadi sumber utama perekonomian Korea utara.

20 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Sesuai dengan perspektif liberalis yang menyatakan bahwa

demokrasi dan free trade mampu mereduksi keinginan untuk

berkonflik atau berperang, karena dengan free trade, Negara

cenderung memilih untuk berkompetisi dalam pasar dan

meningkatkan kapabilitas ekonominya dari pada militernya. Hal

ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat

dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan sikap

Korea utara.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perang Korea disebabkan oleh adanya persaingan ideologi

antara AS dan Uni Soviet, pembagian wilayah menjadi dua

bagian, dan tidak adanya kesepakatan antara AS dan Uni Soviet

tentang pembentukan Korea Utara. Sebab khususnya adalah adanya

yang mengesahkan laporan pemilihan di Korea Selatan. Korea

Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Perang Korea

berlangsung antara tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953. Perang

tersebut bukan sekedar perang antara Korea Utara dan Korea

Selatan. Tetapi di balik Korea Utara ada Uni Soviet dan RRC,

sedangkan di balik Korea Selatan ada Amerika Serikat dan

sekutu-sekutu PBB-nya. Korea Utara sempat menguasai Seoul dan

wilayah-wilayah Korea Selatan, namun Korea Selatan sempat

bangkit dan unggul. Pada akhirnya Korea Utara berhasil memukul

mundur pasukan PBB ke Selatan. Namun pada perang ini tidak ada

21 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

pihak yang menang atau kalah, kedua negara sama-sama mengalami

kerugian dan menewaskan banyak korban.

Perang Korea tidak menempatkan keamanan bersama dalam

percobaan-percobaan tindakannya selama ini. karena

kepentingan-kepentingan negara besar yang terlibat didalamnya

membatasi perang hingga semenanjung Korea. Dan pembagian

wilayah Korea merupakan ekspresi kepentingan-kepentingan dari

kedua negara yang bersangkutan dan dari kekuatan yang mereka

miliki. Hal ini terlihat saat China dan Jepang lemah saat

akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet

mengambil alih fungsi sebagai pengawas dan pelindung Korea.

DAFTAR PUSTAKA

Sitepu,P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

22 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan

Schouten, Peer. Ed. 2012. Theory Talks. Terj. Bambang wahyu

nugroho. Jakarta: LP3M UMY

Morgentahau,Hans J. 2010. Politik Antar Bangsa. Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia. http://warofweekly.blogspot.com/2010/11/perang-korea-dan-dampaknya.html

www. Sejarah Perang Korea.htm

http://www.kaskus.co.id/thread/515e4d7820d7193a1e000008/kronologi-konflik-korea-selatan-dan-korea-utara

http://vinandhika-p--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-47698-MBP%20Asia%20Timur-Hubungan%20Internasional%20di%20Asia%20Timur.html

http://www.academia.edu/3743253/Diplomasi_konflik_Semenanjung_Korea#Bajora, J. (2013). The Six-Party Talks on North Korea’sNuclear Program.

http://www.cfr.org/proliferation/six-party-talks-north-koreas-nuclear-program/p13593 diakses pada27 April 2013

Six Party Talks. http://www.slideshare.net/jdobinsky/six-party-talks diakses pada 27April 2013.

23 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan