Dampak Ketegangan Korea Selatan Dan Korea utara
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Dampak Ketegangan Korea Selatan Dan Korea utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam politik Internasional (sistem internasional)
seperti halnya dalam kehidupan sosial, senantiasa berkaitan
dengan konflik dan kerjasama. Bahkan dalam lingkungan kita
sendiri dengan teman-teman, antarkeluarga, terdapat muatan-
muatan dan corak kompetisi (konflik) dan kerjasama seperti
itu. Konflik masih dapat dihindari jika terdapat kontrol yang
baik dalam interaksi tersebut.
Dalam tataran sistem internasional, masih terdapat
beberapa kesamaan dengan konflik yang terjadi dalam tataran
kehidupan sosial. Namun dalam tataran sistem internasional,
intensitas dan tingkat kecenderungan untuk menekankan pada
unsur-unsur kompetitif semakin intensif. Intensif yang
dimaksud dapat tercermin dalam bentuk-bentuk perang,
perlombaan senjata (arms race), dan sebagainya.
Konflik adalah hasil terjadinya persaingan yang terdapat
dalam sistem internasional (hubungan-hubungan antarnegara-
bangsa) yang dilandasi oleh konsep: ego-centrisme atau aspirasi
untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan
negara dalam hubungannya dengan negara lain yang berasal dari
perkembangan sistem negara-negara kebangsaan itu sendiri.1
1 P. Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011) hlm 336-337.
1 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Dalam kawasan Asia Timur, konflik antara Korea Utara dan
Korea Selatan dapat dijadikan contoh bahwa dalam sistem
internasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik
sebagai hasil dari interaksi. Konflik antara Korea Utara dan
Korea Selatan yang didasari dari perbedaan ideologi antara
keduanya membawa kedua negara ini terlibat dalam ketegangan.
Terlebih dengan intervensi negara-negara lain untuk memenuhi
kepentingannya semakin memperkeruh keadaan dan membuat kabur
dasar masalah perang antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Ketegangan yang terjadi diantara kedua negara tersebut tentu
saja berdampak ke kedua belah pihak dan ke anggota-anggota
kawasan Asia timur lainnya. Dalam makalah ini kami akan
membahas bagaimana dinamika ketegangan Korea Utara dan Korea
Selatan berpengaruh pada kawasan Asia Timur.
1.2 Rumusan Masalah
Mengapa konflik Korea Utara dan Korea Selatan dapat
terjadi ?
Bagaimana dampaknya pada kedua negara yang terlibat dan
negara-negara anggota
kawasan Asia Timur ?
Bagaimana bentuk-bentuk penyelesaian konflik tersebut ?
1.3 Tujuan
Memahami apa yang dimaksud dengan Konflik dalam interaksi
internasional
2 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Mengetahui konflik yang terjadi di kawasan Asia Timur yaitu
konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan
Memahami dinamika konflik Korea Utara dan Korea Selatan dan
pihak-pihak yang turut
campur tangan dalam konflik.
BAB II
PEMBAHASAN
3 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
2.1 Pengertian Konflik
Konflik adalah hasil terjadinya persaingan yang terdapat
dalam sistem internasional (hubungan-hubungan antarnegara-
bangsa) yang dilandasi oleh konsep: ego-centrisme atau aspirasi
untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan
negara dalam hubungannya dengan negara lain yang berasal dari
perkembangan sistem negara-negara kebangsaan itu sendiri.
Disamping itu kita juga masih bisa melihat sisi perbedaan
analisisnya antara dua kategori besar dengan berdasarkan
kepada sasaran (tujuan) yakni:
1. Balancing objective conflict (konflik dengan sasaran
keseimbangan)
2. Hegemonic objective conflict (konflik dengan sasaran
hegemonik)
Konflik dengan sasaran keseimbangan bertujuan untuk mencapai
kondisi (keadaan) seimbang mengenai suatu masalah yang
dipertentangkan sementara untuk menjelaskan sasaran konflik
yang hegemonik, adalah yang bertujuan untuk mendominasi
keadaan (situasi) dengan cara mencari atau pemulihan keadaan
(restoration) terhadap terganggunya suatu keseimbangan dalam
konflik hubungan antar Negara-negara. Para pelaku konflik
lebih cenderung tidak menunjukan perhatian (konsentrasi)
kepada adanya satu sasaran dan berupaya untuk mencapai
keunggulan sebanyak mungkin2.
Adalah konflik dengan sasaran hegemonic yang mirip dengan
perjuangan untuk memperoleh kekuasaan (struggle for power)2 P. Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2011) hlm 338-340
4 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
sebagai konsekuensi atas konsep pertimbangan kekuatan
(balancing of power). Konflik yang terjadi antara Korea Utara
dan Korea Selatan adalah konflik dengan konsep Balancing
Objective Conflict (konflik dengan sasaran keseimbangan)
dimana dalam konflik ini kedua Negara ini saling mengganggu
stabilitas keamanan diantara kedua Negara tersebut dengan
meningkatkan kekuatan persenjatan kedua Negara. Konsep
Hegemonik juga turut ambil bagian dari konflik tersebut tetapi
konflik ini lebih fokus pada konflik dengan sasaran
keseimbangan. Alasan mengapa konflik Korea termasuk konflik
dengan sasaran Hegemonik karena adanya kepentingan-kepentingan
ideologi yang ingin saling menguasai. Korea utara dikuasai
ideologi komunis (Uni Soviet) dan Korea selatan dikuasai
ideology Liberal (Amerika Serikat).
2.2 Sejarah Konflik Korea Selatan dan Korea Utara
Perang antar dua Korea pernah terjadi dari 25 Juni 1950
sampai 27 Juli 1953, adalah sebuah konflik antara Korea Utara
dan Korea Selatan. Perang ini juga disebut "perang yang
dimandatkan" (bahasa Inggris proxy war) antara Amerika Serikat
dan sekutu PBB-nya dan komunis Republik Rakyat Cina dan Uni
Soviet (juga anggota PBB). Peserta perang utama adalah Korea
Utara dan Korea Selatan. Sekutu utama Korea Selatan termasuk
Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Britania Raya,
meskipun banyak negara lain mengirimkan tentara di bawah
bendera PBB.
Sekutu Korea Utara, seperti Republik Rakyat Tiongkok,
menyediakan kekuatan militer, sementara Uni Soviet yang
menyediakan penasihat perang dan pilot pesawat, dan juga5 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
persenjataan, untuk pasukan Tiongkok dan Korea Utara. Di
Amerika Serikat konflik ini diistilahkan sebagai aksi
polisional di bawah bendera PBB daripada sebuah perang,
dikarenakan untuk menghilangkan keperluan kongres mengumumkan
perang.
25 Juni 1950 - artileri telah diluncurkan, tank-tank dan
pasukan infanteri Tentara Korea Utara mulai menyerang
Korea Selatan, sebuah kawasan di selatannya berseberangan
haluan secara politik, yang hanya dipisahkan garis
imajiner 38˚.
4 Januari 1951 - Tentara Korea Utara yang dibantu Cina
berhasil menguasai Seoul.
27 Juli 1953 - Amerika Serikat, RRC, dan Korea Utara
menandatangani persetujuan gencatan senjata. Presiden
Korea Selatan saat itu, Seungman Rhee, menolak
menandatanganinya namun berjanji menghormati kesepakatan
gencatan senjata tersebut. Secara resmi, perang ini belum
berakhir sampai dengan saat ini.
60 tahun kemudian..
26 Maret 2010-Tenggelamnya kapal Cheonan milik Korea
selatan mengindikasikan adanya keterlibatan Korea utara
dalam peristiwa ini. Eskalasi konflik kedua Negara
kembali meningkat, ketika Amerika serikat mengumumkkan
6 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
sanksi baru terhadap Korea utara terhadap peristiwa ini.
Menanggapi hal ini, Korea utara memberikan tawaran kepada
Korea selatan, termasuk reunifikasi keluarga dan
penerimaan bantuan banjir.
24 November 2010 - Korea utara melakukan serangan
artileri ke pulau Yeonpyeong yang menjadi markas militer
Korsel.
Sejak perang 1950-1953, Korea Utara dan Korea Selatan tak
pernah mengalami perang terbuka dan total, hanya ada
serangkaian perang terbatas. Meskipun kedua negara
memiliki dukungan negara besar seperti Amerika Serikat
dan Uni Soviet (Rusia), tetap saja tak pernah terjadi
perang berskala dan intensitas besar maupun massif.
Banyak pengamat yang mengatakan bahwa perang kedua negara
bersaudara ini adalah perang Proxy, atau perang yang tak
melibatkan kekuatan utama yaitu Amerika Serikat dan Uni
Soviet.
Perang tahun 1950-1953 berakhir dengan tanpa kemenangan,
kecuali angka korban jiwa yang signifikan di kedua belah
pihak. Ketika itu, politik global masih bi-polar, Amerika
Serikat dan Uni Soviet, perang masih dalam tataran perang
militer, kemajuan tekonologi dan peradaban dunia tak
sepesat sekarang. Ketika beragam permasalahan bilateral
kedua negara bersaudara ini makin kerap terjadi, bisa
saja pihak yang merasa terdzalimi, akan melakukan
7 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
perlawanan. Siapa yang menzalimi dan terdzalimi tentu
subyektif bagi kedua negara. Hal sekecil apapun bisa saja
menjadi pemicu perang.
2.3 Sebab-Sebab Terjadinya konflik Korea selatan dan Korea
Utara
Sebab-sebab Umum
a. Adanya persaingan ideologi antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet.
Salah satu dampak Perang Dunia II adalah adanya Perang
Dingin, yakni pertentangan antara Blok Barat dibawah komandan
Amerika Serikat dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet. Pihak
Korea Selatan yang berada dibawah pengaruh Amerika Serikat
mengembangkan paham liberal-kapitalis, sedangkan Korea Utara
dibawah pengaruh Uni Soviet mengembangkan paham sosialis-
komunis.
b. Pembagian wilayah korea menjadi dua bagian
8 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Setelah Perang Dunia II berakhir, Korea menjadi daerah yang
dipersengketakan. Dimana beberapa hari sebelum Jepang menyerah
pada tanggal 10 Agustus 1945, Amerika Serikat dan Uni Soviet
akan menerima tawanan-tawanan perang Jepang yang berada
didaerah Korea. Keputusan ini didasarkan pada Perjanjian
Potsdam 1945, yaitu membagi Korea menjadi dua bagian dengan
batas wilayah 38º Lintang Utara, menyerah kepada Amerika
Seikat dibawah pimpinan Letnal Jenderal John R. Hogde.
Sedangkan pasukan Jepang yang berada disebelah Utara garis 38º
Lintang Utara, menyerah kepada Uni Soviet dibawah pimpinan
kolonel Jenderal Ivan M. Christyalov.
Pihak Amerika Serikat dan Uni Soviet sebenarnya tidak
menjadikan garis tersebut sebagai garis demarkasi antara Korea
Utara dan Korea Selatan, melainkan garis tersebut hanya
merupakan batas wilayah untuk menerima tawanan-tawanan Jepang
pasca Perang Pasifik. Namun, pada akhirnya garis tersebut
berubah fungsi menjadi garis demarkasi antara pertahanan
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dengan demikian, pembagian
wilayah Korea enjadi dua bagian ini menjadi suatu garis
pertikaian antara dua kekuatan. Dilain pihak, secara tidak
langsung hal ini mengahalangi cita-cita bangsa Korea untuk
menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu
c. Tidak adanya kesepakatan antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet tentang pembentukan Korea Utara.
Pada bulan Desember 1945 diadakan konferensi para menteri
luar negeri di Moskow, konferensi ini diadakan sebagai tindak
lanjut dari Deklarasi Potsdam. Dalam konferensi tersebut
memperoleh atau menghasilkan kesepakatan antara Amerka
9 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Serikat, Uni Soviet dan Inggris yang menyatakan akan membentuk
pemerintahan Korea yang demokratis. Pemerintahan ini merupakan
pemerintahan perwakilan Internasional yang akan berlangsung
selama lima tahun, dimana dalam pemerintahan perwakilan
tersebut pasukan-pasukan Amerika Serikat maupun Uni Soviet
ikut serta didalamnya (joint Commission).
Pelaksanaan pemerintahan perwakilan Internasional ternyata
tidak dapat diwujudkan, karena tidak adanya kesepakatan antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Masalah korea kemudian dibawa
ke sidang sidang umum PBB. Pada tanggal 14 November 1947,
sidang umum PBB memutuskan untuk membentuk komisi yang disebut
“United Nations Temporary Commission on Korea” (komisi
Sementara PBB untuk Korea). Dari hasil sidang tersebut
menyarankan agar selambat-lambatnya pada tanggal 13 Maret
1948, di Korea diadakan pemilihan umum untuk memilih wakil-
wakil rakyat Korea. Tugas dari komisi Sementara PBB untuk
korea antara lain:
1.Mengadakan pengawasan keberlangsungan pemilihan umum
2.Mengadakan pembicaraan dengan para wakil rakyat hasil
pemilihan umum untuk merundingkan umum untuk merundingkan
masalah kemerdekaan Korea.
Kemudian setelah wakil Korea terpilih, maka PBB kemudian
mengajukan rencana antara lain:
1. Membentuk dewan Nasional
2. Mendirikan pemerintahan Korea yang merdeka.
Sesudah pemerintahan Korea terbentuk maka tentara pendudukan
akan ditarik mundur. Korea Selatan dan Amerika Serikat dapat
10 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
menjalankan rencana tersebut, sebab rencana itu pada dasarnya
merupakan siasat dari Amerika Serikat sendiri yang mendominasi
dalam PBB. Akan tetapi, Uni Soviet menolak hal tersebut dan
mengusulkan, bahwa tentara pendudukan akan ditarik mundur
terlebih dahulu, dan baru kemudian mendirikan pemerintahan
Korea merdeka. Dengan demikian, Korea menjadi ajang pencaturan
politik dan militer antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Selanjutnya masing-masing pihak akhirnya membentuk
pemerintahan baru di Korea, yaitu:
1. Pada tanggal 15 Agustus 1948 Amerika Serikat membentuk
Republik Korea
(Korea Selatan) beribu kota di Seoul, dengan Syngman Rhee
sebagai Presiden pertama.
2. Pada tanggal 9 September 1948 Uni Soviet membentuk Republik
Demokrasi Rakyat Korea (Korea Utara) beribu kota di
Pyongyang, dengan Kim II sung sebagai Presiden pertamanya
(Agung Leo S, 2012:134)
Sebab-sebab Khusus
Pada bulan desember 1948, sidang umum PBB mengesahkan
laporan tentang hasil-hasil pemilihan di Korea Selatan. Sidang
menyatakan bahwa pemerintahan Korea Selatan adalah satu-
satunya pemerintahan yang sah. Selain itu juga diputuskan
terbentuknya komisi baru Korea yakni Commission on Korea (Komisi
tentang Korea),tugas dari komisi ini antara lain:
1) Mengambil alih komisi sementara PBB di Korea11 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
2) Mencoba mengadakan penyatuan Korea
3) Mengadakan penyelidikan penarikan pasukan pendudukan di
Korea.
Dengan adanya keputusan tersebut, Korea Utara semakin
membenci Korea Selatan dan Amerika Serikat. Korea Utara merasa
hak-haknya tidak diakui PBB. Dengan demikian, Uni Soviet terus
mendukung Korea Utara untuk mendapatkan hak-haknya dan
mendapatkan wilayah Korea seluruhnya dengan jalan kekerasan
atau peperangan.
12 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
2.4 Dampak Konflik Korea Selatan dan Korea Utara
Dampak Terhadap kedua Negara :
Dampak Ekonomi
Perang antar kedua pihak ini mengakibatkan hancurnya
infrastruktur dan ekonomi negara. Pada tahun 1970 ekonomi
kedua belah pihak sempat seimbang, namun orientasi ekonomi
Korea Utara lebih memprioritaskan pada kepentingan militer
dibanding dengan kebutuhan rakyatnya sendiri. Korea Utara
seringkali mengalami kekurangan makanan dan menyebabkan
tingginya tingkat kematian penduduk akibat kelaparan. Korea
Utara seringkali meminta bantuan dari luar negeri, tak
terkecuali dari pihak Korea Selatan.
Berbeda halnya dengan Korea Selatan, mereka lebih menekankan
pertumbuhan
ekonomi dengan liberalisasi pasar dan perdagangan, sehingga
perindustrian dan kemajuan ekonomi Korea Selatan maju dengan
pesat dan menjadi salah satu Macan Asia.
Dampak Politik
Korea Selatan mengadopsi sistem politik yang demokratis,
berbeda dengan sistem politik di Korea Utara yang komunis-
sentralistik. Dengan sistem demokrasi, maka pihak militer
meninggalkan perannya dari arena politik, sedangkan pihak
13 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Korea Utara lebih menekankan nilai hierarki struktur keluarga
sebagai pemimpin berikutnya.
Dampak Militer dan Keamanan
Berdasarkan penjelasan yang telah dibahas sebelumnya, Korea
Utara lebih menekankan ekonomi dalam upayanya meningkatkan
kapasitas militer dan nuklirnya. Dengan adanya sikap dan
pengaruh dari kepemilikan senjata nuklir ini, maka secara
tidak langsung menyebabkan instabilitas kawasan Asia Pasifik,
terlebih dengan beberapa percobaan peluncuran nuklir Korea
Utara yang menurut data intelijen mampu menjangkau sebagian
wilayah Amerika Serikat.3
Dinamika Konflik Terhadap Kawasan Asia Timur
Posisi negara-negara di kawasan Asia Timur dalam konteks
hubungan internasional amat berpengaruh besar. Pada dasarnya,
hubungan internasional di Asia Timur cukup banyak dihampiri
oleh berbagai macam konflik yang mayoritas dilatarbelakangi
oleh kepentingan-kepentingan di antara negara-negara tersebut.
Contoh konflik yang terjadi di Asia Timur salah satunya adalah
Korea utara dan Korea selatan.
Sumber ketegangan di kawasan Asia Timur terutama
disebabkan oleh hubungan yang kurang harmonis antara Jepang di
3 http://warofweekly.blogspot.com/2010/11/perang-korea-dan-dampaknya.html di akses pada 07 April 2014.
14 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
satu pihak dan China serta kedua Korea di pihak lain. Hubungan
kurang harmonis ini merupakan sisa-sisa Perang Dunia 2 berupa
emosi dan kecurigaan pihak China serta kedua Korea terhadap
Jepang di pihak lain.
Sebelumnya Korea adalah wilayah kekuasaan China karena
letak geografisnya yang dekat dengan China. Pada saat-saat
China tidak cukup kuat untuk melindungi otonom Korea, maka
bangsa lain, biasanya Jepang, akan mencoba untuk menginjakkan
kakinya di semenanjung Korea. Sejak abad pertama sebelum
Masehi, status internasional Korea pada umumnya ditentukan
oleh keunggulan China ataupun persaingan antara China dan
Jepang.
Pada perkembangan abad selanjutnya Korea dikuasai oleh
China sampai ke abad kesembilan belas runtuhnya kekuasaan
Cina. Jepang menyerang Korea dan menduduki Korea. Jepang
berhasil memenangkan tuntutannya sebagai akibat kemenangan
Jepang dalam peperangan China-Jepang pada tahun 1894-1895.
Selanjutnya Jepang mendapatkan saingan baru dalam mengawasi
Korea yaitu Uni Soviet yang mempunyai kepentingan juga di
Korea dari tahun 1896. Persaingan antara Jepang dan Uni Soviet
mendominasi Korea berakhir dengan dikalahkannya Uni Soviet
dalam perang Uni Soviet-Jepang pada tahun 1904 sampai 1905.
Dominasi Jepang atas Korea yang dengan kokohnya terlaksana itu
harus terhenti dengan kalahnya Jepang pada Perang Dunia II.
Pada akhir Perang Dunia II, dengan China dan Jepang terlampau
lemah untuk melaksanakan fungsi historis mereka mengenai
Korea, maka Amerika Serikat dan Uni Soviet mengambil alih
fungsi mengawasi dan melindungi Korea. Amerika Serikat,15 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
sesungguhnya mengambil alih tempat Jepang dan Uni Soviet
mengambil alih tempat China, dan keduanya tidak dapat
menyetujui negara lainnya untuk menguasai seluruh Korea. Di
pihak Jepang, keterlindungan wilayahnya adalah hal yang vital
bagi Amerika Serikat, dan dipihak lain China mendapatkan
dukungan dari Rusia.
Dengan demikian, pembagian Korea ke dalam wilayah Amerika
dan Rusia pada akhir Perang Dunia II merupakan ekspresi
kepentingan-kepentingan dari kedua negara yang bersangkutan
dan dari kekuatan yang mereka miliki, karena pada waktu itu
tidak ada yang berada dalam posisi berani mengambil resiko
konflik besar untuk menguasai seluruh Korea.
Pokok persoalan dari pengawasan seluruh Korea ini dimulai
ketika Korea Selatan diserang oleh Korea Utara yang didukung
Uni Soviet. Amerika Serikat mendukung mati-matian Korea
Selatan dengan adanya kepentingannya dalam keamanan Jepang dan
seluruh stabilitas Timur Jauh. Dengan kepentingan tersebut
negara-negara lain dan mendapatkan dukungan kuat dari Kanada
dan Inggris Raya, dukungan-dukungan tersebut dapat dijelaskan
karena kepentingan yang sama atau karena ketergantungan khusus
mereka atas jasa baik Amerika Serikat. Walaupun dukungan
tersebut tidak terlalu besar.
Perang Korea tidak menempatkan keamanan bersama dalam
percobaan-percobaan tindakannya selama ini. karena
kepentingan-kepentingan negara besar yang terlibat didalamnya
membatasi perang hingga semenanjung Korea. China menghalangi
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masuk ke Korea Utara dan
sebaliknya Amerika Serikat menghalangi masuknya Korea Utara ke
16 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Korea Selatan. Keamanan bersama memerlukan tidak hanya
penghentian agresi yang bersifat sementara waktu tetapi
berlangsungnya keamanan di masa yang akan datang, suatu tujuan
yang akan dicapai jika dengan kekalahan China dalam, perang
mati-matian. Demikian juga, pemulihan pengawasan tradisional
China atas semenanjung Korea memerlukan kalahnya Amerika
Serikat dalam perang mati-matian. Amerika Serikat maupun China
tidak mau memikul beban dan resiko yang dituntut dalam
kegiatan demikian itu. Demikianlah kedua negara tersebut sudah
puas dengan berlanjutnya untuk sementara waktu pembagian
daerah tersebut, betapa pun gawat dan tidak stabilnya Korea
dalam dua lingkungan pengaruh, yang mencerminkan perimbangan
kekuasaan di Timur Jauh.
2.5 Upaya Penyelesaian Konflik antara Korea Selatan dan KoreaUtara
China akhirnya menyerukan dimulainya kembali perundingan
enam pihak (Six-party talks). Upaya itu untuk mencegah agar
Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) terpicu kembali
17 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
untuk menggelar perang saudara secara frontal, seperti 1950-
53. Menurut stasiun televisi CNN, seruan China itu muncul
setelah sejumlah negara mengkritik Beijing yang kurang serius
menanggapi buruknya ketegangan di Semenanjung Korea pasca
serangan artileri ke Pulau Yeonpyeong. Belum ada kesediaan
resmi dari kedua Korea atas seruan itu.
Kalangan pejabat Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain
menilai China sebetulnya punya pengaruh besar untuk ikut
mendamaikan kedua Korea karena punya hubungan yang erat dengan
kedua pihak. Bahkan, China merupakan sekutu terdekat Korea
Utara. Status itu tidak dimiliki banyak negara, termasuk
Amerika Serikat.
Ajakan perundingan ini disampaikan juru bicara pemerintah
China, Wu Dawei, di Beijing, Minggu 28 November 2010.
Dimulai secara berkala sejak Agustus 2003, forum itu
melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat,
Jepang, China, dan Rusia, untuk membahas cara mengatasi
konflik dan ancaman senjata nuklir di Semenanjung Korea.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, forum itu terhenti
karena meningkatnya lagi ketegangan antara Korea Utara dengan
Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Pada 2009, Korea Utara secara sepihak menghentikan dialog
itu setelah diganjar sanksi PBB setelah melakukan ujicoba
rudal. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya khawatir Korea
Utara gencar membuat senjata nuklir sehingga harus diberi
sanksi, termasuk perdagangan.
Wu menyatakan peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di
Semenanjung Korea membuat masyarakat internasional, khususnya
18 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
anggota six-party talks, prihatin. Inilah alasan dasar China
mengajak keenam negara; Korea Selatan, Korea Utara, Amerika
Serikat, Rusia dan Jepang, untuk kembali melanjutkan
perundingan itu.
Dari pihak China, setelah melakukan pertimbangan yang hati-
hati, mengajak melakukan pertemuan darurat di antara para
pemimpin delegasi six-party talks pada awal Desember nanti di
Beijing untuk bertukar pandangan mengenai masalah yang terjadi
akhir-akhir ini. Six-party talks memiliki peranan yang penting
dalam memperkuat komunikasi di antara banyak pihak,
meningkatkan denuklirisasi di semenanjung Korea dan menjaga
perdamaian dan stabilitas di semenanjung dan Asia Tenggara.
Namun, belum ada kesediaan dari Korea Utara dan Korea
Selatan atas ajakan China itu. Bahkan Presiden Korsel, Lee
Myung-bak, mengatakan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat
untuk memulai kembali perundingan tersebut.
Sumber dari pemerintah Korea Selatan yang tidak ingin
disebutkan namanya, mengatakan bahwa perundingan ini tidak
akan menyelesaikan masalah. “Six-party talk tidak akan bisa
menggantikan agresi yang dilakukan oleh Korea Utara. Tindakan
nyata perlu dilakukan oleh Korea Utara untuk menunjukkan
perubahan kelakuan.”
Sementara itu, senator Amerika Serikat dari negara bagian
Arizona, John McCain, mengatakan bahwa perundingan ini memang
jalan yang baik. Namun Korea Utara tidak akan berhenti berulah
sampai diberikan hukuman yang berat. China, ujarnya, dapat
saja menghentikan Korea Utara, namun mereka tidak
melakukannya. China tidak bertindak seperti negara kekuatan
19 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
besar dunia yang bertanggung jawab. Mereka bisa saja
menurunkan ekonomi Korea Utara hingga sedengkul jika mereka
mau.
Adapun sanksi yang diberikan kepada Korea Utara bukan berasa
dari Amerika Serikat tetapi dari PBB. Resolusi PBB
merefleksikan konsensus dari dunia internasional, bahwa
tindakan Korea Utara melanggar kewajibannya dan mengancam
keamanan internasional. Ini adalah inti yang menyebabkan
sanksi itu dikeluarkan. Dengan tambahan Amerika Serikat juga
memberikan sanksi lain untuk Korea Utara. Sanksi yang
diberikan kepada Korea Utara, ditujukan agar negara itu dapat
menghormati kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya.
Bila Korea Utara dapat mengikuti apa yang telah disepakati
dalam Six Party Talks, Semenanjung Korea akan bersih dari
nuklir dan tentunya dapat menuju ke normalisasi hubungan kedua
Korea. Selain itu,Opsi yang ditawarkan Korea selatan yang
bernama Korean Peninsula Trust Proses dimana Korea selatan bersedia
memberikan bantuan kemanusiaan kepada Korea utara jika ia
bersedia untuk menekan ambisinya dalam proliferasi nuklir.
Korsel bahkan menawarkan lebih yaitu dengan membantu
pembangunan infrastruktur. Dengan penyelesaian bilateral
ini,maka diharapkan Korea selatan dan Korea utata dapat
membangun kepercayaannya masing-masing tanpa melibatkan
intervensi kepentingan eksternal.
Selain itu, dengan pemberian bantuan ekonomi dan Economic
Assistance dalam pembangunan, diharapkan Korea utara mampu untuk
membangun perekonomiannya sendiri dan mereduksi bantuan asing
yang selama ini menjadi sumber utama perekonomian Korea utara.
20 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Sesuai dengan perspektif liberalis yang menyatakan bahwa
demokrasi dan free trade mampu mereduksi keinginan untuk
berkonflik atau berperang, karena dengan free trade, Negara
cenderung memilih untuk berkompetisi dalam pasar dan
meningkatkan kapabilitas ekonominya dari pada militernya. Hal
ini dapat mendorong pencabutan sanksi juga. Semua ini dapat
dilakukan, tetapi membutuhkan waktu lama dan perubahan sikap
Korea utara.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perang Korea disebabkan oleh adanya persaingan ideologi
antara AS dan Uni Soviet, pembagian wilayah menjadi dua
bagian, dan tidak adanya kesepakatan antara AS dan Uni Soviet
tentang pembentukan Korea Utara. Sebab khususnya adalah adanya
yang mengesahkan laporan pemilihan di Korea Selatan. Korea
Utara merasa hak-haknya tidak diakui PBB. Perang Korea
berlangsung antara tanggal 25 Juni 1950—27 Juli 1953. Perang
tersebut bukan sekedar perang antara Korea Utara dan Korea
Selatan. Tetapi di balik Korea Utara ada Uni Soviet dan RRC,
sedangkan di balik Korea Selatan ada Amerika Serikat dan
sekutu-sekutu PBB-nya. Korea Utara sempat menguasai Seoul dan
wilayah-wilayah Korea Selatan, namun Korea Selatan sempat
bangkit dan unggul. Pada akhirnya Korea Utara berhasil memukul
mundur pasukan PBB ke Selatan. Namun pada perang ini tidak ada
21 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
pihak yang menang atau kalah, kedua negara sama-sama mengalami
kerugian dan menewaskan banyak korban.
Perang Korea tidak menempatkan keamanan bersama dalam
percobaan-percobaan tindakannya selama ini. karena
kepentingan-kepentingan negara besar yang terlibat didalamnya
membatasi perang hingga semenanjung Korea. Dan pembagian
wilayah Korea merupakan ekspresi kepentingan-kepentingan dari
kedua negara yang bersangkutan dan dari kekuatan yang mereka
miliki. Hal ini terlihat saat China dan Jepang lemah saat
akhir Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Uni Soviet
mengambil alih fungsi sebagai pengawas dan pelindung Korea.
DAFTAR PUSTAKA
Sitepu,P. Anthonius. 2011. Studi Hubungan Internasional.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
22 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan
Schouten, Peer. Ed. 2012. Theory Talks. Terj. Bambang wahyu
nugroho. Jakarta: LP3M UMY
Morgentahau,Hans J. 2010. Politik Antar Bangsa. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. http://warofweekly.blogspot.com/2010/11/perang-korea-dan-dampaknya.html
www. Sejarah Perang Korea.htm
http://www.kaskus.co.id/thread/515e4d7820d7193a1e000008/kronologi-konflik-korea-selatan-dan-korea-utara
http://vinandhika-p--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-47698-MBP%20Asia%20Timur-Hubungan%20Internasional%20di%20Asia%20Timur.html
http://www.academia.edu/3743253/Diplomasi_konflik_Semenanjung_Korea#Bajora, J. (2013). The Six-Party Talks on North Korea’sNuclear Program.
http://www.cfr.org/proliferation/six-party-talks-north-koreas-nuclear-program/p13593 diakses pada27 April 2013
Six Party Talks. http://www.slideshare.net/jdobinsky/six-party-talks diakses pada 27April 2013.
23 |Dinamika Konflik Korea Utara dan Korea Selatan