pengaruh pemberian dana pinjaman oleh gapoktan tani - e ...

132
PENGARUH PEMBERIAN DANA PINJAMAN OLEH GAPOKTAN TANI TUMBUH LESTARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT TANI DI KANAGARIAN TALUAK IV SUKU KECAMATAN BANUHAMPU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Ekonomi Islam OLEH : DEVI RAHMAWATI 3212.020 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI 1437 H / 2016 M

Transcript of pengaruh pemberian dana pinjaman oleh gapoktan tani - e ...

PENGARUH PEMBERIAN DANA PINJAMAN OLEH GAPOKTAN TANI

TUMBUH LESTARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

MASYARAKAT TANI DI KANAGARIAN TALUAK IV SUKU

KECAMATAN BANUHAMPU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Ekonomi Islam

OLEH :

DEVI RAHMAWATI

3212.020

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI

1437 H / 2016 M

2

3

4

5

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan

Masyarakat Tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan

Banuhampu”. Maksud judul ini adalah untuk menganalisis pengaruh

pemberian dana pinjaman ini terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani

di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

Latar belakang penelitian ini adalah tingginya tingkat kemiskinan di

Sumatera Barat, khususnya di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan

Banuhampu, Kabupaten Agam. Dimana mayoritas penduduknya berprofesi

sebagai petani, karena tingkat pendidikan yang rendah. Maka untuk membantu

masyarakat tani ini, maka didirikanlah Kelompok Tani di setiap jorong di

Kanagarian Taluak IV Suku, kemudian bergabung dalam suatu gabungan

kelompok tani, yaitu Gapoktan Tani Tumbuh Lestari. Melalui Gapoktan ini,

para anggota Kelompok Tani dapat melakukan peminjaman untuk menambah

modal dalam bertani, baik bersawah atau berladang. Dan diharapkan dengan

adanya dana pinjaman ini, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tani di

Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research),dengan pendekatan kuantitatif, subyek penelitian adalah masyarakat

tani yang melakukan peminjaman kepada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

yang berjumlah 50 orang. Pengumpulan data yang digunakan melalui angket.

Teknik analisa yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana, dan

pengujian model uji F, uji t dan uji determinan (R2).

Hasil penelitian dengan menggunakan Regresi Linear Sederhana

bahwa dana pinjaman berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat tani sebesar 18,3%. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa

angka ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan namun lemah dari

pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.

Sedangkan sebesar 81,7% dipengaruhi oleh faktor faktor lain, yaitu modal awal

bertani yang telah ada sebelumnya, masyarakat tani masih melakukan

peminjaman di instansi lain, selain pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,

pengelolaan dana yang disalurkan kepada petani tidak dikelola dengan baik,

dan adanya pengalih fungsian pinjaman, seperti digunakan untuk berdagang

atau pada kegiatan yang tidak menambah kepada pendapatan masyarakat tani.

Dan juga dapat dibuktikan dengan F hitung sebesar 10,276 dengan

tingkat signifikan sebesar 0.002 < 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat

tani. Serta dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,275, yang mana t hitung > t

tabel, yang berarti pemberian dana pinjaman berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu.

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‟alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di Kanagarian

Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu”. Kemudian shalawat beriringan

salam senantiasa kita mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada

junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya

kepada kita sehingga menjadikan kita menjadi manusia beradab dan berilmu

pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam

halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan

berkat bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari

beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,

pertama sekali kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Afandi dan Ibunda

Aziar yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran

dan pengorbanan. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga juga kepada:

ii

1. Rektor IAIN Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah (FEBI) Bapak H. Harfandi, SE.,

M.Si

3. Bapak Yefri Joni MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi.

4. Ibu Hesi Eka Puteri, SE, Msi dan Ibu Sandra Dewi, SE, MM Selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ibu Era Sonita, SE, M.Si selaku Pembimbing Akademik (PA), yang telah

memberikan dorongan dan saran-saran kepada penulis untuk menyelesaikan

studi di IAIN Bukittinggi

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Bukittinggi yang juga memberikan masukan

dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

7. Bapak kepala beserta staff perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah

menyediakan fasilitas peminjaman buku yang penulis butuhkan dalam

penulisan skripsi ini.

8. Bapak Yusra Damri dan Arjunaidi, selaku Ketua dan Manajer Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data yang

diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Anggota peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yang telah

membantu mengisi kuesioner pada penelitian yang penulis lakukan. Sehingga

mendapatkan data dan semua keperluan penulis mengenai masalah yang

iii

penulis teliti.

10. Keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah mensupport

penulis selama ini.

11. Sahabat-sahabat penulis Jurusan Ekonomi Islam angkatan ’12, yang tidak

dapat disebutkan namanya satu per satu.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua

pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis berdo’a dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita

semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapan-Nya.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih

belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun

penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang

konstruktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik

dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, Februari 2016

Penulis

Devi Rahmawati

NIM. 3212.020

iv

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ........................................ 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 9

D. Penjelasan Judul………………………………………………… .. 10

E. Kajian Terdahulu .......................................................................... 12

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori ........................................................................ 17

1. Dana Pinjaman.......................................................................... 17

2. Pembiayaan............................................................................... 26

3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah ........................... 33

4. Pembiayaan Mudharabah pada KJKS ...................................... 36

5. Hukum Mudharabah dan Dasar Hukumnya ............................. 38

6. Landasan Syariah...................................................................... 39

v

7. Modal ........................................................................................ 40

8. Investasi ................................................................................... 44

9. Pendapatan ............................................................................... 46

10. Koperasi ................................................................................... 55

B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 61

C. Hipotesis ........................................................................ 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 63

B. Lokasi dan waktu penelitian.............................................................. 63

C. Sumber data .................................................................................... 63

D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 64

E. Teknik pengumpulan data ................................................................ 65

F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 66

1. Analisis Regresi Sederhana .............................................. 68

2. Pengujian Model Regresi............................................................. 69

a. Uji F (F- test) .......................................................................... 69

b. Uji t ................................................................................. 70

c. Koefisien Determinasi Majemuk (r2) .................................... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Monografi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ...................................... 72

1. Sejarah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ..................................... 72

2. Visi dan Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ........................... 74

3. Tujuan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ...................................... 75

vi

4. Strategi dan Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari................. 75

5. Prosedur Peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari .......... 76

6. Unit Unit Usaha Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ....................... 77

7. Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari .................. 79

B. Penyaluran Pinjaman pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari............. 81

C. Profil Anggota Gapoktan yang melakukan peminjaman .................. 82

D. Analisis Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di

Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu .................... 89

1. Bentuk Persamaan Regresi .......................................................... 89

2. Uji F (F- Test)……………………………………… .................. 90

3. Uji t……………………………………… .................................. 90

4. Koefisien Determinan Majemuk (r2) )………………………… . 91

E. Implikasi Temuan ............................................................................. 92

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 97

B. Saran ................................................................................................ 98

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah 34

2. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 61

3. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 79

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Kelompok Tani yang Tergabung dalam Gapoktan 4

Tani Tumbuh Lestari

2. Tabel 4.1 Distribusi Pinjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 81

3. Tabel 4.2 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan

Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Jenis Kelamin 82

4. Tabel 4.3 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari Berdasarkan Tingkat Pendidikan 83

5. Tabel 4.4 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari Berdasarkan Tingkat Usia 84

6. Tabel 4.5 Distribusi Anggota Peminjam pada

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Asal Kelompok Tani 85

7. Tabel 4.6 Distribusi Anggota Peminjam pada

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Jumlah Pengajuan 86

8. Tabel 4.7 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari Berdasarkan Pengalokasian Pinjaman 87

1

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016 M / 1437 H

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan adalah masalah utama dalam perekonomian, yang

sangat sulit untuk diatasi. Tingkat kemiskinan yang tinggi salah satunya di

Provinsi Sumatera Barat, yang mana persentase tingkat kemiskinan

sebesar 6,89% pada September 2014 dan jumlah ini meningkat dari tahun

sebelumnya. Adapun jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat sebanyak

354.740 kepala keluarga. 1

Kemiskinan sangat dekat dengan petani. Begitupun di Sumatera

Barat sendiri, rata rata penduduk miskin berprofesi sebagai petani. Petani

identik dengan orang yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki ilmu

pengetahuan yang luas, dan hal ini merupakan salah satu penyebab

kemiskinan.

Untuk memberantas kemiskinan di Sumatera Barat, Pemda

setempat berusaha membantu masyarakat tani miskin dengan membentuk

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Lembaga inilah yang paling dekat

dengan masyarakat tani dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.

Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan

usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga

1 www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488, diakses tanggal 08 September 2015 jam

15:00 WIB

3

mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi

anggotanya dan petani lainnya.2

Salah satu Gapoktan yang ada di Sumatera Barat yaitu Gapoktan

Tani Tumbuh Lestari yang berada di Kanagarian Taluak IV Suku

Kecamatan Banuhampu. Pada Kenagarian Taluak IV Suku ini mayoritas

penduduknya berprofesi sebagai petani, yang mana sebagian memiliki

lahan sendiri dan sebagian lagi sebagai buruh tani di ladang orang lain.

Sehingga penghasilan yang mereka peroleh masih sangat rendah. Melihat

kondisi ini, maka muncullah Gapoktan untuk membantu permasalahan

masyarakat tani di Kanagarian ini.

Gapoktan ini berada di bawah Badan Penyuluhan Pertanian dan

mengalirkan dana sebanyak Rp. 100.000.000 yang disebut dengan dana

PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan). Setiap kelompok tani

dapat meminjam dari Gapoktan, dengan persyaratan kelompok tani

membayar simpanan pokok Rp 20.000/ bulan. Peminjaman pada Gapoktan

ini tidak memakai jaminan, hanya berdasarkan prinsip saling percaya

layaknya pada koperasi.3

Peminjaman hanya dapat diberikan kepada masyarakat yang

tergabung dalam kelompok tani dan Gapoktan, hal ini dirasa kurang efektif

karena tidak mencakup semua lapisan masyarakat tani. Kelompok tani dan

2 www.litbang.pertanian.go.id/pemantapan kelembagaan pada gapoktan, akses 26 April

2015, pukul 10:00 WIB 3 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

4

Gapoktan kurang mesosialisasikan kepada masyarakat tentang

kelembagaan Kelompok Tani dan Gapoktan ini, serta manfaat yang

dirasakan bagi petani.4

Di samping itu, dana pinjaman ini harus digunakan sebaik baiknya

oleh petani, (pemilik/penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin

di pedesaan, dan untuk kegiatan ekonomi / usaha produktif dalam bidang

pertanian, baik modal kerja maupun untuk investasi. Jadi, dengan adanya

dana pinjaman tersebut, diharapkan pendapatan masyarakat tani di

Kanagarian Taluak IV Suku dapat meningkat.

Masyarakat tani dapat menggunakan dana tersebut untuk berusaha

dalam bidang pertanian, baik dalam hal bersawah atau berladang maupun

dalam hal kegiatan usaha yang memanfaatkan bahan bahan dari pertanian

ataupun membeli alat pertanian sebagai investasi. Dengan dana ini

diharapkan kemiskinan di Kanagarian Taluak IV Suku dapat berkurang

dan menambah kepada pendapatan daerah Kabupaten Agam dan Provinsi

Sumatera Barat. Serta dapat mengurangi tingkat pengangguran di

Sumatera Barat. Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ini terdiri dari beberapa

kelompok tani, yaitu:

4 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

5

Tabel 1.1

Kelompok Tani yang Tergabung dalam Gapoktan

No Nama Kelompok Tani Alamat Jumlah

Anggota

Jumlah

Peminjam

1 Tunas Muda Kapeh Panji 31 25

2 Jambu Air Berseri Jambu Air 20 -

3 Ateh Angko Tanjuang Alam 28 20

4 Sepakat Taluak 16 5

Jumlah 95 50

Sumber : Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 5

Dari tabel 1.1 dapat dilihat, bahwa kelompok tani yang banyak

melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Tunas Muda. Kelompok

Tani ini berada di Kapeh Panji, yang mana anggotanya berjumlah 31

orang. Pada awalnya Kelompok Tani ini memiliki usaha menjual pupuk

dan pada saat ini telah memiliki mesin penggiling padi sendiri dan usaha

kue dari bahan pertanian. Sedangkan Kelompok Tani yang tidak

melakukan peminjaman adalah Kelompok Tani Jambu Air Berseri, karena

memiliki Koperasi sendiri.6

Pertumbuhan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari dari mulai berdiri,

dapat dikatakan selalu berkembang dan tidak pernah mengalami

penghentian. Gapoktan ini berdiri pada tahun 2011, dengan program awal

menjual pupuk kepada masyarakat tani. Kemudian muncullah dana dari

dinas pertanian, berupa dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis

Pedesaan), yang diturunkan melalui program LKM-A (Lembaga

Keuangan Mikro Agribisnis). Dari sinilah masyarakat tani dapat

5 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, Jambu air, 13 April 2015, pukul

15:30 WIB 6 Arjuanidi, Manager Gapoktan, Data, Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, 06 April 2015,

pukul 15:00 WIB

6

meminjam kepada Gapoktan untuk bertani, seperti bersawah dan

berladang.

Sebagaimana telah dijelaskan pada tabel 1.1, bahwa Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari terdiri dari 4 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Tunas

Muda di Kapeh Panji, yang beranggotakan 31 orang, dengan jumlah

anggota yang meminjam sebanyak 25 orang. Dengan peminjaman berkisar

dari Rp 1.000.000 – Rp 10.000.000 dan jangka waktu peminjaman 15 –

20 bulan. Total pinjaman seluruh anggota sebesar Rp 75.500.000.

Sebagian kecil dari peminjam mengalami kemacetan dalam pengembalian

pinjaman.

Kelompok Tani Jambu Air Berseri, yang berlokasi di Jambu Air,

beranggotakan 20 orang, dan hanya melakukan kegiatan menyimpan uang,

dan tidak melakukan peminjaman pada Gapoktan, dikarenakan jorong ini

memiliki Koperasi tersendiri, yang jauh berdiri sebelum Gapoktan. Jadi

masyarakat tani di Jambu Air lebih banyak melakukan peminjaman pada

koperasi tersebut.7

Kelompok Tani Ateh Angko, yang berlokasi di Tanjuang Alam,

beranggotakan 28 orang, dan yang aktif meminjam sebanyak 20 orang.

Dengan peminjaman berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 20.000.000 dalam

jangka waktu hingga 24 bulan. Total pinjaman sebesar Rp 115.000.000.

Kelompok Tani tidak mengalami masalah dalam pengembalian,

7 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

7

dikarenakan usahanya berkembang dengan baik dan memperoleh laba.

Masyarakat ini lebih banyak berladang dari pada bersawah.

Kelompok Tani Sepakat, yang berada di Taluak. Anggotanya

berjumlah 16 orang, dan yang aktif meminjam sebanyak 5 orang.

Dikarenakan adanya modal dari pihak lain, seperti keluarga. Kelompok

tani inilah yang paling sedikit melakukan peminjaman. Rata rata

peminjaman sebanyak Rp 2.000.000 dengan jangka waktu 12 bulan. Total

pinjaman sebesar Rp 10.000.000. Kelompok tani ini lebih banyak

bersawah daripada berladang.

Keuntungan yang diperoleh dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

sebesar 14.000.000/ tahun, dan terus meningkat untuk tahun tahun

berikutnya. Sebagian dari keuntungan dari usaha Gapoktan dibagikan

kepada para anggota sebagai bagi hasil. 8

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, terdapat peningkatan

pendapatan terhadap usaha masyarakat tani dengan dana pinjaman yang

disalurkan Gapoktan ini, seperti dalam hal menggarap sawah dan

berladang, namun disini saya lebih melihat seberapa besar pengaruhnya

pemberian dana pinjaman ini terhadap pendapatan masyarakat tani.

Peningkatan berkisar dari Rp 500.000- Rp 1.500.000, dari pendapatan

awal. 9

8 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

8

Dalam proses pemberian pinjaman, pada awalnya berjalan dengan

lancar. Kemudian para anggota mulai macet untuk membayar dengan

berbagai alasan, salah satu penyebabnya yaitu usaha masyarakat yang

tidak berjalan dengan baik, yang disebabkan oleh berbagai faktor yang

mana salah satunya yaitu faktor cuaca. Maka Gapoktan mengambil

keputusan untuk tidak memberikan pinjaman lagi kepada kelompok tani

yang anggotanya macet dalam mengembalikan pinjaman sampai

anggotanya membayar pinjaman lagi. Namun hal ini kurang efektif, karena

dapat merugikan bagi anggota yang membayar rutin dan mengurangi

pendapatan dan operasional dari Gapoktan sendiri. Jadi, peminjaman tetap

diberikan kepada masyarakat tani.10

Dalam teorinya, adanya pemberian dana pinjaman dapat

menambah kepada peningkatan pendapatan. Dengan demikian dana yang

disalurkan Gapoktan seharusnya berjalan dengan baik dan berpengaruh

kepada usaha dan pendapatan dari masyarakat tani. Oleh karena itu,

penulis ingin meneliti seberapa jauh pengaruh dana yang dipinjamkan ini

dalam membantu masyarakat tani dalam meningkatkan pendapatannya.

Fakta sangat penting dalam suatu penelitian, khususnya pada

penelitian ini. Dengan adanya dana yang dipinjamkan Gapoktan kepada

petani, maka petani dapat memperoleh modal dalam menggarap sawah dan

ladang. Dengan demikian usahanya akan dapat berkembang, berarti taraf

hidup petani dapat meningkat dan roda perekonomian dapat bergerak

10

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

9

dengan semestinya, kemiskinan berkurang dan lapangan pekerjaan dapat

tersedia.

Berdasarkan pemaparan dan keterangan latar belakang diatas,

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di

Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh

pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian

Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu?

2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pengaruh pemberian dana pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan

Banuhampu.

10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian

Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

2. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Bagi Akademik, untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi

penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi yang

diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca

terutama tentang pengaruh pemberian dana pinjaman oleh

Gapoktan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.

b. Bagi Penulis, untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) dari Jurusan

Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan

penulis.

c. Bagi Gapoktan dan Masyarakat, untuk dapat dijadikan acuan

bagi Gapoktan agar lebih meningkatkan kinerjanya dan dapat

menyalurkan dananya bagi masyarakat tani dan mengetahui

seberapa besar pengaruh pemberian dana ini terhadap peningkatan

pendapatan para anggotanya.

d. Bagi Studi Lanjut, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi

studi selanjutnya.

11

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan untuk

memudahkan dalam memahami judul penelitian ini. Maka penulis akan

menjelaskan kata-kata penting diatas :

Pinjaman, yang dipinjam atau dipinjamkan, penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara gapoktan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.11

Jadi, pinjaman

yang ada pada judul ini hanya sekedar penamaan pada Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari, namun pada dasarnya adalah pembiayaan yang

berdasarkan prinsip syariah.

Gapoktan, yaitu gabungan dari beberapa kelompok tani yang

melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan

sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi

anggotanya dan petani lainnya.12

Pendapatan masyarakat, yaitu hasil kerja, arus kekayaan dalam

bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya

kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau jasa13

11

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonesia,2004),

Edisi 2, h.102 12

www.litbang.co.id,/ Kelembagaan Gapoktan, akses 20 Maret 2015, pukul 11:00 WIB 13

Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja

Grafindo,1960), h.18

12

Jadi, maksud dari kata kata diatas adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara gapoktan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut

setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil yang dijalankan

beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip

kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi

dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya, yang

bertujuan untuk memperoleh hasil kerja, kekayaan dalam bentuk uang

tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya kewajiban

sebagai akibat penjualan barang atau jasa.

Dengan demikian, pinjaman yang berupa penyertaan uang yang

diberikan oleh gabungan kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis

di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai

peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan

petani lainnya, yang apabila dikelola dengan sebaiknya akan

mendapatkan pendapatan berupa hasil dari usaha pertanian tersebut yang

merupakan pendapatan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan judul diatas, maka maksud secara umum

dari judul penelitian ini adalah pentingnya dana pinjaman untuk

masyarakat yang berekonomi rendah untuk menjalankan usahanya dalam

pertanian dan yang akan berpengaruh kepada peningkatan pendapatan

masyarakat tersebut.

13

E. Kajian Terdahulu

1. Saparudin, NIM 3208.032, Prodi Ekonomi Islam, Jurusan Ekonomi

Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M Djamil

Djambek Bukittinggi, dengan judul “Pengaruh Pembiayaan

Musyarakah BMT Agam Madani terhadap Peningkatan Pendapatan

Nasabah di Nagari Balingka”. Penelitian ini membahas bagaimana

pengaruh pembiayaan musyarakah yang diberikan bank terhadap

pendapatan nasabah, dengan populasi sebanyak 193 nasabah dan

sampel sebanyak 29 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu

regresi linear sederhana, korelasi, dan uji T. Hasil dari pengukuran

regresi linear sederhana ditemukan bahwa Y= 0,15 + 0,01X, sehingga

dapat diartikan 1 unit pembiayaan musyarakah maka pendapatan

nasabah meningkat sebesar 1% dari jumlah pembiayaan yang diberikan

oleh BMT tersebut. Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi,

ditemukan r = 0,21, yang berarti bahwa pembiayaan musyarakah

memiliki hubungan positif lemah terhadap peningkatan pendapatan

nasabah.14

2. Devi Sukriana, NIM 3209.045, Program Studi Ekonomi Islam, Jurusan

Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M.

Djamil Djambek Bukittinggi, dengan judul “Pengaruh Penyaluran

Simpan Pinjam Perempuan –PNPM Mandiri Pedesaan Terhadap

Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi Kasus Kenagarian Balai

14

Saparudin, Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BMT Agam Madani terhadap

Peningkatan Pendapatan Nasabah di Nagari Balingka, skripsi tidak diterbitkan, 2012

14

Gurah Kecamatan Ampek Angkek)”. Penelitian ini membahas

bagaimana pengaruh penyaluran Simpan Pinjam Perempuan terhadap

peningkatan laba usaha masyarakat, populasi dalam penelitian sebanyak

140 orang dan sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dengan

regresi linear sederhana, uji F dan uji t. Hasil yang diperoleh dari 30

responden dengan jenis usaha dagang dan konveksi terbukti pemberian

pinjaman berperan dalam meningkatkan usaha masyarakat. Hal ini

terlihat dengan adanya peningkatan usaha masyarakat serta peningkatan

pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah mendapat penyaluran

Simpan Pinjam Perempuan. Dari hasil uji F, diketahui bahwa F hitung

sebesar 10.415 dengan tingkat signifikan 0.003 dimana terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara penyaluran Simpan Pinjam

Perempuan dengan peningkatan usaha masyarakat. Dari hasil regresi

linear, diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu

3.227 > 2.048 dengan tingkat signifikan yang dipakai 0.05 atau taraf

kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan dua

variabel signifikan terhadap peningkatan usaha dan pendapatan

masyarakat15

3. Asra Oktaviandi, NIM. 3210.061, Jurusan Ekonomi Islam , Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi, dengan judul “ Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha

Rakyat (KUR) terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank

15

Devi Sukriana, Pengaruh Penyaluran Simpan Pinjam Perempuan –PNPM Mandiri

Pedesaan Terhadap Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi Kasus Kenagarian Balai Gurah

Kecamatan Ampek Angkek), skripsi tidak diterbitkan, 2013

15

Syariah Mandiri Kantor Cabang pembantu (KCP) Pasar Aur

Bukittinggi”. Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh pembiayan

Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan nasabah.

Teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linear sederhana, koefisien

konsistensi (R), koefisien determinasi (F), dan hasil yang diperoleh

pembiayaan KUR berpengaruh kepada peningkatan pendapatan nasabah

sebesar 21,8%, sedangkan 78,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini.16

Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, pada penelitian ini

penulis lebih menekankan pada pengaruh pemberian dana pinjaman

oleh Gapoktan Tani Tumbuh lestari terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat tani. Lebih berfokus kepada usaha di bidang pertanian, dan

kepada masyarakat tani yang melakukan pinjaman dan tergabung dalam

anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu, dan bagaimana pengaruh pemberian dana

pinjaman dengan dana PUAP yang disalurkan Gapoktan terhadap

pendapatan masyarakat tani, apakah ada peningkatan dari sebelum dan

sesudah menerima dana pinjaman tersebut.

Jadi, perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu pada objek

yang diteliti, yang mana penulis lebih berfokus pada masyarakat tani

yang melakukan peminjaman pada Gapoktan, sedangkan penelitian

sebelumnya objek berupa nasabah pada perbankan syariah, yang terdiri

16

Asra Oktaviandi, Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap

Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang pembantu (KCP) Pasar

Aur Bukittinggi, skripsi tidak diterbitkan, 2015

16

dari berbagai macam profesi. Kemudian dari sisi lokasi penelitian,

penelitian sebelumnya berfokus kepada bank syariah, sedangkan pada

penelitian ini penulis meneliti pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,

yang berada di desa dan dekat dengan petani.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas dalam

penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan dari skripsi

ini, yaitu :

Bab I, Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, kajian

terdahulu, dan sistematika penulisan.

Bab II, Landasan Teori, bab ini berisikan kerangka teori, yaitu dana

pinjaman, pembiayaan, meliputi pengertian pembiayaan, unsur unsur

pembiayaan, syarat sahnya akad pembiayaan, tujuan pembiayaan, kualitas

pembiayaan, pembiayaan mudharabah, modal, jaminan, investasi, dan

pendapatan, meliputi pengertian pendapatan, pendapatan masyarakat,

sumber sumber pendapatan, proses pendapatan, pendapatan rumah tangga

muslim, koperasi,pembiayaan mudharabah pada KJKS, Kerangka

pemikiran dan Hipotesis.

Bab III, Metodologi penelitian, bab ini terdiri dari jenis penelitian,

lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisa data.

17

Bab IV, Hasil penelitian, bab ini berisikan profil Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari dan analisis pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu.

Bab V, Penutup, bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari

penelitian yang dilakukan.

18

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016M / 1437 H

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teori

1. Dana Pinjaman

Pada dasarnya maksud dari dana pinjaman pada judul adalah

pembiayaan. Namun istilah yang digunakan pada Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari yaitu dana pinjaman, dikarenakan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

bukanlah bank syariah, jadi lembaga ini menggunakan nama dana

pinjaman sebagai pembiayaan. Jadi, prinsip dari Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari adalah koperasi syariah, namun belum memiliki badan hukum

sehingga belum tergabung pada KJKS (Koperasi Jasa keuangan Syariah).

Dengan penamaan dana pinjaman terkesan sebagai lembaga

keuangan konvensional, padahal maksudnya yaitu pembiayaan, dalam hal

ini pembiayaan mudharabah. Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan

menguraikan pengertian pinjaman, dan bagaimana pinjaman menurut

Ekonomi Islam dan menurut fiqh muamalah, sehingga diperoleh

perbedaan antara pinjaman dan pembiayaan.17

a. Pengertian Pinjaman

Pinjaman adalah penyediaan uang dan tagihan berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

anggotanya yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya beserta imbalannya dalam jangka waktu tertentu.18

17

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 193 18

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,(Yogyakarta: Ekonesia, 2004),

Edisi 2, hal 102

20

Pinjaman juga didefenisikan sebagai penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan

yang telah dijanjikan.19

Dari pengertian di atas dapat kita lihat bahwa seseorang yang

diberikan pinjaman harus mengembalikannya dalam jangka waktu

tertentu berdasarkan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat dan

disetujui oleh kedua belah pihak ditambah dengan imbalan.

b. Unsur Unsur Pinjaman

Adapun unsur unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas

pinjaman adalah :

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi pinjaman bahwa

pinjaman yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan

benar benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang

2) Kesepakatan, di samping unsur percaya, di dalam pinjaman

juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi

pinjaman dengan si penerima pinjaman. Kesepakatan ini

dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing masing

pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing masing

19

Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2006), hal 361

21

3) Jangka waktu, setiap pinjaman yang diberikan mempunyai

jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa

pengembalian yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa

berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka

panjang.20

4) Resiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan

menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/ macet pemberian

pinjaman. Semakin panjang suatu pinjaman semakin besar

resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi

tanggungan bank atau lembaga keuangan lainnya, baik resiko

yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko

yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau

bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan

lainnya.21

5) Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu

pinjaman atau jasa tersebut. Dan pada koperasi dengan nama

jasa, yang akan kembali kepada anggota.22

20

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.

98 21

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.

98 22

Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013), cetakan ke-9, hal

122

22

c. Tujuan dan Fungsi Pinjaman

Pemberian suatu fasilitas pinjaman mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan pemberian pinjaman tersebut tidak akan terlepas dari misi

lembaga keuangan itu didirikan.

Adapun tujuan utama dari pemberian suatu pinjaman adalah :

1) Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh

hasil dari pemberian pinjaman tersebut.

2) Membantu usaha nasabah atau anggota, tujuan lainnya

adalah untuk membantu usaha nasabah yang

memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk

modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur

akan dapat mengembangkan dan memperluas

usahanya.23

3) Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin

banyak kredit yang disalurkan oleh pihak lembaga

keuangan, maka semakin baik, mengingat semakin

banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan

di berbagai sektor.24

23

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,…………………………, h. 100 24

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,…………………………, h. 100

23

Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas pinjaman

memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan daya guna uang, dengan adanya

pinjaman dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya

jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan

sesuatu yang berguna.

2) Untuk meningkatkan daya guna barang, pinjaman yang

diberikan oleh lembaga keuangan akan dapat digunakan

oleh si peminjam untuk mengolah barang yang tidak

berguna menjadi berguna atau bermanfaat

3) Untuk meningkatkan peredaran uang yang beredar,

pinjaman dapat menambah atau memperlancar arus barang

dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah

barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya

bertambah.

4) Sebagai alat stabilitas ekonomi, dengan memberikan

pinjaman dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena

dengan adanya pinjaman yang diberikan akan menambah

jumlah barang yang diperlukan masyarakat.

5) Untuk meningkatkan kegairahan usaha, bagi yang

meminjam tentu akan meningkatkan kegairahan usaha,

apalagi bagi nasabah yang modalnya pas pasan.

24

6) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, semakin

banyak pinjaman yang disalurkan, akan semakin baik,

terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.25

d. Jenis jenis Pinjaman

Secara umum jenis jenis pinjaman dapat dilihat dari berbagai

segi antara lain :

1) Dilihat dari segi kegunaan, terbagi 2:

a) Pinjaman investasi, biasanya digunakan untuk

keperluan usaha atau membangun usaha baru.

b) Pinjaman modal kerja. Digunakan untuk

memingkatkan produksi dalam

operasionalnya.26

2) Dilihat dari segi tujuan pinjaman, terbagi 3 :

a) Pinjaman produktif, pinjaman yang digunakan

untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi

b) Pinjaman konsumtif, pinjaman yang digunakan

untuk dikonsumsi secara pribadi.

c) Pinjaman perdagangan, pinjaman yang

digunakan untuk perdagangan27

25

Adiwarman Karim, Bank Islam, 2006,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal 361 26

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2011), hal 103 27

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ………………………….., h. 103

25

3) Dilihat dari segi jangka waktu, terbagi 3

a) Pinjaman jangka pendek, pinjaman yang

memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun

atau paling lama satu tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja

b) Pinjaman jangka menengah, jangka waktu

pinjamannya berkisar antara satu tahun sampai

dengan tga tahun, biasanya untuk investasi.

c) Pinjaman jangka panjang, pinjaman yang masa

pengembaliannya paling panjang. Waktu

pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima

tahun.28

4) Dilihat dari segi jaminan, terbagi 2 :

a) Pinjaman dengan jaminan, pinjaman yang diberikan

dengan suatu jaminan.

b) Pinjaman tanpa jaminan, merupakan pinjaman yang

diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.

5) Dilihat dari segi sector usaha, terbagi 7

a) Pinjaman pertanian, merupakan pinjaman yang

dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian

rakyat

28

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,………………………… …, h. 104

26

b) Pinjaman peternakan, dalam hal ini untuk jangka

pendek misalnya peternakan ayam dan jangka

panjang kambing atau sapi

c) Pinjaman industri, untuk membiayai industri

kecil, menengah atau besar

d) Pinjaman pertambangan, jenis usaha tambang

yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang.

e) Pinjaman pendidikan, merupakan pinjaman yang

diberikan untuk membangun sarana dan prasarana

pendidikan atau dapat pula berupa pinjaman

untuk para mahasiswa

f) Pinjaman profesi, diberikan kepada para

professional seperti dosen, dokter atau pengacara

g) Pinjaman perumahan, yaitu pinjaman untuk

membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan.29

e. Pinjaman dalam Fiqh Muamalah

Pinjaman dalam fiqh muamalah dikenal dengan nama qardh, yaitu

hutang piutang atau pinjaman suka rela. Qardh yaitu penyediaan uang

yang diberikan kepada yang berhutang dalam jangka waktu tertentu

yang harus dikembalikan sebanyak yang dipinjam tanpa adanya

tambahan dari uang yang dipinjamkan, walaupun ada hanya dalam

29

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.

105

27

bentuk uang administrasi, seperti halnya pada bank syariah, yaitu qardh

hasan, yaitu pinjaman suka rela.

Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah

(muqtaridh) yang memerlukan, yang mana nasabah al qardh wajib

mengembalikan jumlah po0kok yang diterima pada waktu yang telah

disepakati bersama dan biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

Qardh diberikan kepada nasabah apabila tidak memiliki kemampuan

untuk melakukan pembiayaan, sehingga inilah jalan terakhir agar tetap

memperoleh pinjaman.

Dalil pinjaman terdapat dalam QS Al Baqarah : 282

“ Hai orang yang beriman! Jika kamu bermuamalah tidak secara tunai

sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis.”30

Adapun hadis nabi yang berbicara tentang pinjaman (qardh):

“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia.

Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah

senantiasa menolong hamba Nya selama ia (suka) menolong

saudaranya.”31

Karena maksud dari dana pinjaman ini adalah pembiayaan, jadi pada

skripsi ini lebih diperdalam tentang pembiayaan, dan pembiayaan

mudharabah.

30

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 290 31

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294

28

2. Pembiayaan

Pada dasarnya, kegiatan usaha bank syariah dapat dikelompokkan

kedalam 3 (tiga) jenis produk, yaitu produk simpanan, produk asset yang

salah satunya pembiayaan dan produk jasa jasa.32

Pembiayaan merupakan

salah satu produk asset yang sangat berkembang pada saat ini yang

menggunakan prinsip bagi hasil.

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah atau lembaga

keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah

jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.33

b. Unsur Pembiayaan

Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan.

Hal ini berarti yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat

dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan

syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut,

unsur-unsur dalam pembiayaan tersebut adalah :

32

A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2012) , h. 78 33

A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah,…………………………. , h. 78-79

29

1) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul

mal) dan penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan

pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan merupakan

kerja sama yang saling menguntungkan, yang diartikan pula

sebagai kehidupan tolong-menolong.

2) Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang

didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.

3) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul mal

dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib

kepada shahibul mal.

4) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal

kepada mudharib.

5) Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu

merupakan unsur esensial pembiayaan.

6) Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul

mal maupun di pihak mudharib. Risiko di pihak shahibul

mal adalah risiko gagal bayar (risk of default), baik karena

kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan

bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan

membayar. Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan

dari pihak pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal yang

30

dari bermaksud untuk mencaplok perusahaan yang diberi

pembiayaan atau tanah yang dijaminkan.34

c. Syarat Sahnya Akad Pembiayaan

Sebelum pembiayaan direalisasikan, terlebih dahulu harus

dibuat akad atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban antara

bank dengan nasabah penerima fasilitas pembiayaan. Untuk sahnya

suatu perjanjian menurut ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata

diperlukan 4 syarat yaitu :

1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri (Sighat Al-Aqd)

Sepakat mereka yang mengikatkan diri adalah bahwa apa

yang dikehendaki oleh pihak yang satu disetujui atau

disepakati oleh pihak yang lain. Tidak ada kesepakatan

apabila suatu perjanjian muncul karena ada paksaan,

kekhilafan, atau penipuan.

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

Pertama, Ahliyatul Ada‟, yaitu kelayakan seseorang untuk

memenuhi kewajiban yang ditetapkan syarak atau orang

yang layak dengan sendirinya untuk melakukan berbagai

akad. Penentuan kelayakan ini para fuqaha sering hanya

menyebutkan mukallaf, yaitu akil balig, berakal sehat, dan

cakap hukum.

34

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2008),h. 5

31

Kedua, wilayah atau perwalian yang berarti adanya

kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh syarak atau

undang-undang kepada seseorang untuk melakukan tindakan

suatu akad, yang mempunyai akibat-akibat hukum.

3) Suatu hal tertentu (Mahal Al-Aqd / Al- Ma‟qud Alaih)

Suatu hal tertentu mengenai hak-hak dan kewajiban para

pihak harus dapat ditentukan secara jelas dalam perjanjian

yang bersangkutan, misalnya :

a) Maksimum pembiayaan yang diberikan (plafon

pembiayaan)

b) Tujuan pemberian pembiayaan

c) Tanggal jatuh tempo pembiayaan

d) Kewajiban nasabah penerima fasilitas untuk

melunasi hutang pokok, imbalan, dan biaya-biaya

lainnya berkenaan dengan pembiayaan yang

diberikan bank.

4) Suatu sebab yang halal (Maudhu Al-Aqd)

Dalam fikih sering disebut dengan maudhu al-aqd yang

berarti tujuan utama kenapa ditentukan adanya akad.35

35

A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah . . . , h. 153-160

32

d. Tujuan Pembiayaan

Pada dasarnya terdapat dua tujuan dari pembiayaan, yaitu :

1) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari

pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil

dari diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.

Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan

kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau

mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.

2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan

harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability

dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.36

e. Kualitas Pembiayaan

Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan

atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah

pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar

bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam

menentukan angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan

terperinci atas :

36

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management . . . , h. 6

33

1) Pembiayaan Lancar (Pass)

Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila

memenuhi kriteria antara lain ;

a) Pembayaran angsuran pokok dan / atau bunga tepat

waktu

b) Memiliki mutasi rekening yang aktif

c) Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan

agunan tunai (cash collateral)

2) Perhatian Khusus (Special Mention)

Pembiayaan digolongkan pembiayaan dalam perhatian

khusus apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga

bagi hasil yang belum melampaui sembilan puluh

hari

b) Kadang-kadang terjadi cerukan

c) Mutasi rekening relatif aktif

d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

diperjanjikan

e) Didukung oleh pinjaman baru

3) Kurang Lancar (Substandard)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan

dalam kurang lancar apabila memenuhi kriteria :

34

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bagi

hasil

b) Sering terjadi cerukan

c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang

diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari

e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi

debitur

f) Dokumentasi pinjaman yang lemah

4) Diragukan (Doubtful)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan

diragukan apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga

b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen

c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

d) Terjadi kapitalisasi bunga

e) Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk

perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan

5) Macet (Loss)

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan

macet apabila memenuhi kriteria :

a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga

b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

35

c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan

tidak dapat dicairkan pada nilai wajar 37

3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah

Akad penyaluran dana bank syariah dan lembaga keuangan syariah

lainnya berupa akad mudharabah, musyarakah, murabahah, salam,

istishna, ijarah dan qardh. Akad bank syariah dan lembaga keuangan

syariah lainnya yang utama dan paling penting yang disepakati para ulama

adalah akad pola bagi hasil dengan prinsip mudharabah.38

a. Pengertian Akad Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak

pemilik dana (shahibul maal ) sebagai pihak yang menyediakan modal

dana 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk

diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah)

sesuai dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak. Sedangkan

kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika

diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana

(mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan

dana.

37

Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, ……h.

33-37 38

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),

h.48

36

Akad mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik

dana (Shahibul mal) kepada pengelola dana ( mudharib) untuk

melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan

pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah

yang telah disepakati sebelumnya.

b. Mekanisme Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah

Dalam pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, lembaga

keuangan syariah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal) yang

menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah atau

anggota bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam kegiatan

usahanya.

Bagan pembiayaan Akad Mudharabah

Akad pembiayaan

Nasabah/anggota

usaha

Lembaga keuangan

Bagi hasil Nisbah (X) Nisbah (Y)

Modal

37

Gambar 2.1

Skema Pembiayaan Mudharabah

Sumber : A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah

(Gramedia Pustaka Utama, 2012)

c. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah

Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi

yaitu :

1) Pelaku akad, yaitu pemodal (shahibul mal) dan

pengelola (mudharib)

2) Objek akad, yaitu modal, kerja, dan keuntungan

3) Shighat, yaitu ijab dan qabul.

Syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah terdiri dari

syarat modal dan syarat keuntungan, yaitu

1) Modal harus berupa uang

2) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya

3) Modal harus tunai bukan hutang.

4) Keuntungan harus jelas ukurannya

5) Keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati kedua

belah pihak.39

39

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.

62

38

4. Pembiayaan Mudharabah pada KJKS (Koperasi Jasa Keuangan

Syariah)

Tata cara penyelenggaraan produk mudharabah yaitu pihak

pengelola sebagai pemilik proyek dapat mengajukan permohonan

pembiayaan kepada KJKS atau Unit Jasa keuangan Syariah Koperasi.

Kebutuhan dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan yang bersifat

modal kerja atau investasi. Ada 2 cara pembagian bagi hasil dalam system

pembiayaan mudharabah, yaitu bagi laba (profit sharing) yaitu pendapatan

setelah dikurangi beban dan bagi pendapatan (revenue sharing) yang

dihitung dari total pendapatan. Jika terjadi kerugian bukan kelalaian

pengelola (mudharib), maka KJKS akan menanggung kerugian.

Adapun proses pembiayaan pada sistem mudharabah, yaitu :

a. Mitra/ anggota, yaitu menyampaikan tujuan untuk kebutuhan dana

sebagai modal kerja untuk suatu proyek tertentu.

b. Account Officer, yaitu menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha,

historis usaha mitra usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif

serta kelayakan proyek atau usaha yang akan dikerjakan mitra usaha.

c. Unit Support (Administrasi pembiayaan, yaitu menganalisis mitra

usaha dari segi yuridis maupun kelengkapan/ perizinan dan

keabsahan proyek juga kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam

bidang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra

usaha.

39

d. Komite pembiayaan, yang berguna untuk memperoleh keputusan,

apakah permintaan mitra usaha dianggap tidak layak atau layak.

e. Surat persetujuan mudharabah kepada mitra usaha

f. Setelah menerima surat persetujuan, apabila mitra usaha setuju,

maka mitra usaha akan mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk

akad.

g. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad

sudah terlaksana, dan dana dapat dicairkan.

h. Setelah menerima dana dari KJKS, mitra usaha akan menyerahkan

tanda terima uang oleh mitra usaha

i. Selama proyek berjalan, account officer diwajibkan untuk turut

terlibat, monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta

biaya yang dikeluarkan.

j. Setelah proyek berjalan, mitra usaha akan melakukan pembayaran

bagi hasil kepada KJKS sesuai nisbah yang telah disepakati bersama.

k. Pembayaran pokok dilakukan diakhir periode selesainya jangka

waktu bersama.

5. Hukum Mudharabah dan Dasar Hukumnya

Secara eksplisit dalam Al Quran tidak dijelaskan langsung

mengenai hukum mudharabah. Dalam Islam, akad mudharabah

dibolehkan, karena bertujuan untuk saling membantu antara shahibul maal

dan mudharib.

40

a. Al Quran

Firman Allah QS An Nisa’: 29

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan

janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”

Maksud ayat diatas bahwa kita disuruh untuk berusaha, dan tidak

memakan harta orang lain secara semena mena, dan harta harus

diperoleh dengan cara yang lain, salah satunya pada pembiayaan.

b. Hadis Nabi Riwayat Thabrani, yang artinya “ Abbas bin Abdul

Muthallib jika meyerahkan harta sebagai mudharabah, ia

mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan

dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika

persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung

resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar

Rasulullah, beliau membenarkannya.” (H.R Thabrani dari Ibnu

Abbas).”40

c. Ijma’, diriwayatkan “sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,

mudharib), harta anak yatim sebagai mudharabah dan taka da

seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang

sebagai ijma‟ (Wahbah Zuhaily, al Fiqh al Islami wa Adillatuhu).”41

d. Qiyas, transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.

e. Kaidah fiqh “ pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh

dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

40

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294

41 Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 90

41

6. Landasan Syari’ah

a. Al-Qur’an (Qs. al – Ahzab : 70)

Artinya : “ Hai orang – orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar” (Qs.

al – Ahzab : 70) 42

Dari kutipan ayat al-Quran di atas terdapat makna bahwa

kejujuran merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia dalam

segala bidang kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan muamalah.

Jika kejujuran ini tidak diterapkan dalam perikatan, maka akan

merusak legalitas perikatan itu sendiri. Selain itu, jika terdapat

ketidakjujuran dalam perikatan, akan menimbulkan perselisihan

diantara para pihak.

b. Al- Hadist ( Hadist Nabi Riwayat Tirmidzi )

م حالال لح جائز بيي الوسلويي إال صلحا حر أوالص

م أحل حراها وال ا وسلوىى على شروطهن إال شرطا حر

حالال أو أحل حراها

Artinya : “ Perdamaian dapat dilakukan diantara kamu kaum

muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang

halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin

terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram ”( HR Tirmidzi dari „Amr bin „Auf ) 43

42

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, ( Jakarta : KENCANA, 2013), h. 97 43

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah . . . , h. 143

42

Dari hadist di atas dapat diambil makna bahwa pembiayaan

dan bank haruslah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan agar

pembiayaan dapat terealisasi. Syarat-syarat tersebut telah mengikat

antara anggota dengan koperasi, dan apabila salah satu pihak

melanggar maka akan menimbulkan perselisihan antara kedua belah

pihak.

7. Modal

Modal adalah faktor produksi yang ketiga. Ia adalah kekayaan

yang dipakai untuk menghasilkan kekayaan lagi. Modal meliputi semua

barang yang diproduksi tidak untuk dikonsumsi, melainkan untuk produksi

lebih lanjut.

a. Pengertian Modal

Modal adalah kekayaan yang didapatkan oleh manusia melalui

tenaganya sendiri dan kemudian menggunakannya untuk menghasilkan

kekayaan lebih lanjut.44

Pada umumnya, modal digolongkan menjadi 2, yaitu :

1) Modal tetap, mencakup barang produksi tahan lama yang

digunakan lagi dan hingga tak dapat dipakai lagi. Contohnya

bangunan dan mesin, peralatan, traktor dan truk.

2) Modal kerja, mencakup barang produksi sekali pakai, seperti

bahan mentah yang langsung habis sekali pakai.

44

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2012), h. 201

43

b. Arti Penting Modal

Modal memainkan peranan penting dalam produksi, karena

produksi tanpa modal akan menjadi sulit dikerjakan. Modal menempati

posisi penting dalam proses pembangunan ekonomi maupun dalam

penciptaan lapangan kerja. 45

c. Pembentukan Modal

Beberapa langkah yang diambil oleh Islam dalam upaya

pembentukan modal, yaitu :

1) Zakat, telah diterapkan atas harta yang ditimbun dalam

bentuk emas dan perak, simpanan di bank, uang tunai.46

2) Harta yang dimanfaatkan di dalam proses produksi

dibebaskan dari zakat. Misalnya, tanah pertanian bebas dari

zakat, binatang ternak yang dipekerjakan bebas pajak, kuda

yang digunakan untuk tunggangan.

3) Mereka yang menjual asetnya seperti rumah atau tanah

dianjurkan oleh Nabi SAW untuk menginvestasikan uangnya

lagi dengan cara membeli tanah atau rumah.

4) Memboroskan harta dalam bentuk pengeluaran yang

berlebihan atau mewah benar benar dilarang. Pembelian

barang mewah tidak dibenarkan dan hidup suka pamer juga

45

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam(Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2012), h. 202 46

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2012), h. 204

44

dicegah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S Al A’raaf :

31,

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)

masjid), Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-

lebihan.”47

Jadi, maksud ayat diatas bahwa kita harus sederhana dalam

membelanjakan uang dan hidup sederhana adalah pilihan utama dalam

Islam, maka pemborosan harta pun berhenti dan hartapun lalu mengalir ke

saluran saluran produktif. Dan hal ini juga mendorong pembentukan

modal.

d. Imbalan Bagi Modal

Di dalam perekonomian Islam, tak diragukan lagi bahwa

tabungan didorong, tetapi dilarang orang menabung di bank untuk

mendapatkan bunga, dan tidak boleh pula menyertakan modalnya ke

dalam bisnis secara bunga. Penabung dapat menginvestasikan modalnya

dengan mendirikan bisnis sendiri, atau dia menginvestasikan dengan

skema mudharabah atau musyarakah.

Di dalam mudharabah, seseorang menyediakan modal sedang

yang lain menyediakan tenaga kerja atau keahlian, lalu keduanya

membagi laba sesuai dengan kesepakatan. Jika terjadi bisnis itu

47

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2012), h. 205

45

merugi, maka seluruh kerugian menjadi tanggungan pemilik modal.

Di dalam musyarakah atau syirkah, semua pihak menyediakan modal

lalu berbisnis, membagi laba maupun rugi sesuai dengan setoran

modal masing masing.

Jika modal itu tidak dalam bentuk uang, melainkan dalam

bentuk bangunan, pabrik, atau mesin, maka ia dapat

menyewakannya dengan sewa tetap.48

8. Investasi

Investasi sebagai pendorong perkembangan ekonomi meliputi

investasi dalam pembangunan, pengetahuan, teknik dan keahlian. Selain

itu termasuk sumber sumber yang meningkatkan tenaga produksi yang

semuanya memerlukan keahlian pelakunya. Dengan kata lain investasi

akan memacu pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Fungsi investasi

yang meningkatkan produktivitas itu tidak saja berwujud pabrik dan

perlengkapan lainnya, tetapi juga berwujud human capital. 49

Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-

penanaman modal atau perusahaan membeli barang modal dan

perlengkapan- perlengkapan produksi, dengan maksud menambah

kemampuan memproduksi barang barang dan jasa jasa yang tersedia

dalam perekonomian.50

48

Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2012), h. 206 49

Irwan, M.Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta : BPFE Edisi Keenam,

2002), h. 89 50

Irwan, M. Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, ………………….., h. 91

46

Joseph Aloia Schumpeter membedakan investasi ke dalam :

a. Investasi terpengaruh ( induced investment), yaitu investasi yang

besar kecilnya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh perubahan

di dalam pendapatan nasional, volume penjualan, keuntungan

perusahaan, dan lain lain.

b. Investasi otonom (autonomous investment), yaitu investasi yang

besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi

lebih banyak ditentukan oleh perubahan perubahan yang bersifat

jangka panjang seperti adanya penemuan baru, perkembangan

teknologi, dan sebagainya.51

Bentuk bentuk investasi mengarah pada penggunaan modal.

Penggunaan modal yang dimaksud dapat berupa penambahan sumber daya

baru atau peningkatan sumber daya yang ada. Namun sifat terpenting dari

semuanya adalah bahwa hal tersebut melibatkan suatu trade off antara

konsumsi sekarang dan konsumsi di masa yang akan datang, antara sedikit

berkorban pada saat ini untuk memperoleh yang lebih banyak di masa

yang akan datang.52

51

Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Pertama,

(Jakarta: Rajawali Press, 2001), h. 103 52

Todaro Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Gelora Pratama,

1988), h. 87

47

Dalam melakukan investasi para investor sudah pasti

mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi. Ada beberapa resiko yang

dihadapi oleh investor, antara lain :

a. Resiko Inflasi, merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi

oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang dimana daya beli

yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

penyusutan.

b. Resiko tingkat bunga, tingkat bunga yang tidak pernah stabil, hari

ini naik, besok turun dan demikian pula sebaliknya akan berjalan

secara terus menerus.

c. Resiko pasar, resiko ini timbul karena pasar yang tidak menentu.

9. Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan

dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selam periode yang dipilih

pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal,

perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih

keuntungan, seperti manajemen rekening investasi terbatas. 53

Pendapatan

diperoleh setelah bekerja ataupun hasil dari warisan.

53

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 2001, (Jakarta: Gema

Insani), h. 204

48

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan (revenue) adalah arus kekayaan dalam bentuk uang

tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya kewajiban

sebagai akibat penjualan barang atau jasa.54

“Pendapatan menurut Syahrudin adalah pendapatan dalam bentuk

uang. Sedangkan menurut Sumitro pendapatan adalah hal yang paling

pokok dalam ekonomi, dimana pada tingkat pertama dan terakhir maka

pendapatan kita ditentukan oleh barang dan jasa itu berdasarkan atas

produksi, artinya atas kegiatan kita untuk menghasilkan barang dan jasa

guna memenuhi kebutuhan kita.”55

Ada tiga kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk

menentukan saat diakuinya pendapatan :

1) Saat Penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat

diserahkan kepada anggota pengakuan pendapatan

bersangkutan dengan penyerahan hal milik barang yang

dijual.

2) Saat pembayaran, pembayaran dapat pula diakui pada

pembayaran atas penjualan yang diterima.

3) Saat selesainya produksi, untuk barang yang nilainya

pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin,

pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi56

54

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 274 55

Syahrudin, Dasar Dasar Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: FEUI, 1990), h.23 56

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 274

49

b. Sumber Sumber Pendapatan

Seseorang individu dapat memperoleh pendapatan dengan jalan

bekerja maupun dengan harta benda yang dimilikinya. Misalnya tanah,

mesin, rumah atau yang lazim disebut dengan modal sehingga dapat

dikatakan bahwa untuk memperoleh pendapatan diidentikkan dengan

menjual barang atau jasa oleh suatu perusahaan atau pihak penjual.

Sumber sumber pendapatan lainnya :

1) Penjualan hasil produksi

2) Pembelian jasa atau penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak

lain, sehingga diperoleh hasil dalam bentuk bunga, sewa,

honorarium, dan lain lainnya.

3) Penyerahan atau penjualan sumber ekonomi selain dari

produksi.

c. Proses Pendapatan

Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah

pembentukan pendapatan ( earning process) dan realisasi pendapatan

(realization process).

1) Proses Pembentukan Pendapatan ( Earning Process)

Merupakan suatu konsep tentang terjadinya pendapatan, ini

berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang

diperlukan dalam rangka mencari hasil yang melingkupi semua

tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun mengumpulkan

piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan

50

berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum

perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.

2) Proses Realisasi Pendapatan ( Realization Process)

Proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah

selesai dikerjakan dan dijual. 57

3) Pendapatan dari pemerintah

Pendapatan pemerintah berupa pembayaran tunjangan yaitu

pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah pada orang yang

tidak menawarkan barang atau jasa dalam pertukaran sebagian

tapi tidak selamanya.

Pembayaran tunjangan diberikan pada orang yang

mempunyai pendapatan rendah semata mata karena memang

memiliki pendapatan. Oleh karena itu, pembayaran tunjangan

mengurangi jumlah ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan

dan tidak semua pendapatan diterima oleh orang miskin.

d. Pengalaman Usaha dan Kerja

Dalam masa kerja, latihan berpengaruh terhadap pendapatan,

dilihat dari tujuan pelaksanaan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan,

keahlian atau keterampilan, sehingga dengan peralatan dan lingkungan

dapat menghasilkan produktivitas kerja yang lebih banyak dan mungkin

kualitas yang lebih tinggi.

57

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, ………………………………, h. 276

51

Dengan demikian kenaikan upah atau pembagian pendapatan yang

disebabkan oleh kenaikan produktivitas kerja, dimana kenaikan

produktivitas kerja antara lain dapat ditingkatkan melalui pendidikan

dan latihan dalam kerja.58

Masa kerja seseorang dalam pekerjaan merupakan suatu proses

latihan sambil melakukan pekerjaan, baik latihan di dalam pekerjaan

maupun diluar pekerjaan. Latihan akan menaikkan keterampilan dan

kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan, sehingga

mempertinggi produktivitas. Latihan yang dilakukan di luar pekerjaan

dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan pegawai baik secara

horizontal maupun vertikal. 59

e. Pendapatan Pribadi atau Disposible

Di dalam perhitungan pendapatan terdapat dua jenis istilah yang

selalu ditentukan nilainya dan penting untuk diketahui dan

diterangkan yaitu pendapatan pribadi dan pendapatan disposible.

Pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk

pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan

apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. Sedangkan

pendapatan disposible adalah pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak

yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa

dinamakan pendapatan disposible.60

58

Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 241 59

Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, …………………………….., h. 242 60

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar,……………………………..h. 276

52

Dari pengertian pendapatan di atas dapat diuraikan bahwa

pendapatan adalah seluruh penerimaan yang diterima oleh penduduk

suatu negara dalam satu periode, pendapatan pribadi ini akan

digunakan untuk tujuan yaitu :

1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga, dengan ciri ciri :

a) Pendapatan yang diterima, pendapatan ini akan sangat

mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga karena

konsumsi harus dipenuhi oleh masyarakat terutama

kebutuhan primer.

b) Apabila rumah tangga tidak bekerja, konsumsi tetap akan

dilakukan dan dinamakan pengeluaran otonom

(pengeluaran yang tidak bergantung pada pendapatan

rumah tangga).

c) Apabila akan berlaku pertambahan pendapatan, akan

berlaku pertambahan konsumsi, tetapi pertambahan

konsumsi akan kurang dari pertambahan pendapatan.61

2) Pengeluaran investasi atau menabung, investasi adalah

pengeluaran perorangan untuk membeli barang modal,

secara statistik dibedakan kepada tiga komponen, yaitu:

a) Pengeluaran keatas barang modal

b) Membangun rumah tempat tinggal

c) Perubahan dalam stok atau inventaris62

61

Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makro, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994),h. 49

53

Sedangkan menabung adalah menyimpan kelebihan

pendapatan untuk masa yang akan datang dan apabila

terjadi hal hal yang diluar dugaan.

f. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat adalah pendapatan yang diperoleh oleh

perorangan, individu atau rumah tangga dalam suatu negara dalam

satu periode, jadi pendapatan masyarakat adalah pendapatan masing

masing individu masyarakat dalam suatu negara.63

Pendapatan masyarakat ini diperoleh dari beberapa faktor produksi

yaitu:

1) Pendapatan para pekerja yaitu gaji dan upah

2) Pendapatan dari usaha perorangan (perusahaan perorangan)

3) Pendapatan dari sewa

4) Bunga netto yaitu seluruh pembayaran bunga yang dilakukan

dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga keatas

pinjaman usaha

5) Keuntungan perusahaan dan keuntungan dari investasi

masyarakat.

62

Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makro,………………………………………h. 50 63

Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja

Grafindo, 1960),h.18

54

Jadi, pendapatan masyarakat adalah seluruh penerimaan

masyarakat dalam satu periode, baik itu penerimaan dari gaji,

sewa, upah, pendapatan bunga dan lain lain.64

g. Karakteristik Pendapatan

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang

menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke

perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi

perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber

pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah

pendapatan serta proses penandingan.

Adapun karakteristik pendapatan tersebut adalah :

1) Sumber Pendapatan

Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara

tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan.

Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari

transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan barang

dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga. 65

2) Produk dan Kegiatan Utama Perusahaan

Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam

bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan

berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau

64

Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait,

………………..h.19 65

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 290

55

keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya

bagi perusahaan.

3) Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan,

Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per

satuan kali kuantitas terjual. 66

h. Pendapatan Rumah Tangga Muslim

Neraca rumah tangga muslim terdiri atas empat perkiraan utama,

yaitu:

1) Pendapatan rumah tangga muslim, pendapatan rumah tangga

yang satu berbeda dengan pendapatan rumah tangga yang lain,

sesuai dengan kegiatan perekonomian atau pekerjaan kepala

rumah tangga.

2) Pendapatan pokok, pendapatan pokok dapat berbentuk

pendapatan per semester bergantung pada mata pencaharian

pokok kepala keluarga, dalam hal ini pertanian.

3) Pendapatan tambahan, yaitu pendapatan rumah tangga yang

dihasilkan anggota rumah tangga yang sifatnya tambahan,

seperti bonus atau pemberian dana bantuan.

4) Pendapatan lain lain, dapat berupa bantuan atau hibah dari

orang lain atau hasil perputaran harta. Bantuan istri kepada

suaminya dalam masalah keuangan rumah tangga dianggap

sebagai pendapatan lain lain karena hal ini dapat membantu

66

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h.23

56

pembelanjaan rumah tangga. Meskipun demikian, pendapatan

lain lain ini sulit diperkirakan sebelumnya. 67

10. Koperasi

Lembaga keuangan sangat banyak jumlahnya, mulai dari bank baik

bank konvensional ataupun bank syariah, BMT, BPR, koperasi, asuransi

syariah, dan lain lain. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan

yang sangat dekat dengan masyarakat.

a. Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata cooperation yang berarti kerjasama.

Menurut istilah koperasi adalah suatu kumpulan yang dibentuk oleh

para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para

anggotanya dengan harga relatif rendah dan bertujuan memajukan

tingkat hidup bersama.68

Di samping bentuk bentuk organisasi bisnis yang berorientasi

keuntungan, koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang

berorientasi kepada pelayanan, dapat memberikan sumbangan yang

kaya kepada realisasi sasaran suatu perekonomian Islam. 69

Dengan penekanan Islam pada persaudaraan, koperasi dalam

berbagai bentuknya untuk memecahkan persoalan yang saling

menguntungkan antara para produsen, pelaku bisnis, konsumen,

67

Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, 2004, (Jakarta: Gema Insani),

h.103 68

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294 69

M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h. 38

57

penabung, dan investor, seharusnya mendapatkan penekanan yang besar

dalam sebuah masyarakat Islam.

Masyarakat koperasi dapat menyumbangkan sejumlah pelayanan

yang banyak kepada para anggota, termasuk penyediaan keuangan

berjangka pendek bila diperlukan melalui dana mutual, ekonomi

penjualan dan pembelian dalam jumlah besar, pemeliharaan fasilitas,

pelayanan bimbingan, bantuan atau pelatihan untuk memecahkan

persoalan manajemen dan teknik, dan asuransi mutual.

Menurut Masfuk Zuhdi, koperasi adalah suatu perkumpulan

atau organisasi yang beranggotakan orang atau badan hokum yang

bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan

kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.

Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah taawuniyah

atau persekutuan tolong menolong yaitu perjanjian kerjasama antara

dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha,

sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing

membagi untung menurut perjanjian. 70

Dalam koperasi ini terdapat unsur mudharabah karena satu pihak

memiliki modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut.

Koperasi kredit adalah koperasi yang memberikan pertolongan kepada

anggota anggotanya yang membutuhkan modal.

70

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 295

58

b. Hukum Pendirian Koperasi

Persekutuan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dianjurkan

syara’ karena persekutuan berarti ada terdapat kesatuan. Dengan

kesatuan akan tercipta sebuah kekuatan, sehingga hendaknya kekuatan

ini digunakan untuk menegakkan sesuatu yang benar menurut syara’.

Sesuai pada Q.S Al Maidah ayat 2 ;

“ dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan

taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan

permusuhan”. (Q.S Al Maidah : 2)

Berdasarkan pada ayat al quran di atas kiranya dapat dipahami

bahwa tolong menolong dalam kebajikan dan dalam ketaqwaan

dianjurkan Allah. 71

Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong

menolong , kerjasama, dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi

kebutuhan dan tolong menolong kebajikan adalah salah satu wasilah

untuk mencapai ketaqwaan yang sempurna.

Hadis Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari anas bin malik

او مظهو مب قيم يب ر سو ل هللا ئذا وصز ت مظهوا وصز اخب ك ظب نمب

اذا كب ن ظب نمب تحجز ي و تمىع مه انظبو فذا نك مب فكيف اوصز ي

وصز ي

“tolonglah saudaramu yang menganiaya dan yang dianiaya

,sahabat bertanya ya rasulullah aku dapat menolong orang

yang dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya ?

rasul menjawab, kamu tahan dan mencegahnya dari

menganiaya itulah arti menolong daripadanya”72

71

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294 72

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 296

59

Hadis tersebut dapat dipahami lebih luas, yaitu umat islam

dianjurkan untuk menolong orang orang yang ekonominya lemah

(miskin) dengan cara berkoperasi dan menolong orang orang kaya

jangan sampai mengisap darah orang orang miskin, seperti dengan cara

mempermainkan harga, menimbun barang, membungakan uang dan

cara lainnya.

“Menurut Fuad Mohd Fachruddin, perjanjian perseroan koperasi

yang dibentuk atas dasar kerelaan adalah sah. Mendirikan koperasi

dibolehkan menurut agama Islam tanpa ada keraguan raguan apapun

mengenai halnya, selama koperasi tidak melakukan riba atau

penghasilan haram. Tolong menolong adalah perbuatan yang terpuji

menurut agama Islam”.73

c. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KJKS)

Kegiatan KJKS adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menghimpun dana dari anggota dan menyalurkannya melalui

mekanisme Usaha Jasa Keuangan Syariah dan ditujukan penyalurannya

untuk anggota koperasi, calon anggota koperasi ataupun anggota

koperasi lain.

Pada prinsipnya, Koperasi Jasa keuangan Syariah adalah Koperasi

Simpan Pinjam Syariah yang kegiatan usahanya meliputi pembiayaan,

investasi, dan simpanan yang sistemnya sesuai pola bagi hasil (syariah).

Dalam koperasi simpan pinjam syariah, terdapat Dewan Pengawas

Syariah yang dipilih oleh koperasi berdasarkan keputusan dari rapat

anggota dimana dewan ini beranggotakan alim ulama yang ahli

persoalan dalam syariah. Dalam menjalankan fungsinya DPS pada

73

Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah,, …………………………………. h. 298

60

koperasi berwenang untuk memberikan tanggapan atau melakukan

penafsiran terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah

Nasional.

d. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam Syariah

Simpanan dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah dana

yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota atau anggota koperasi

mitra kepada koperasi simpan pinjam syariah dalam bentuk simpanan /

tabungan simpanan berjangka.

1) Simpanan wadiah yad dhamanah, yaitu simpanan anggota KJKS

dengan akad wadiah atau titipan namun dengan sepertujuan

penyimpan dana simapana dapat digunakan oleh KJKS untuk

kegiatan yang bersifat operasional koperasi, dengan ketentuan

penyimpan tidak akan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan

dananya, tetapi bisa diganti kompensasinya dengan imbalan

bonus yang besarnya sesuai kebijakan dan kemampuan koperasi

yang bersangkutan.

2) Investasi mudharabah mutlaqah, yaitu tabungan dari anggota

pada koperasi dengan akad mudharabah mutlaqah yang

diperlakukan sebagai bentuk investasi anggota untuk

dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan yang

ditujuakn kepada anggota koperasi, calon anggota, koperasi

lain atau anngotanya dengan pengelolaan secara professional

disertai ketentuan penyimpan mendapatkan bagi hasil atas

61

penyimpann dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) sesuai

dengan yang disepakati pada saat pembukaan rekening

tabungan.

3) Investasi mudharabah berjangka, yaitu tabungan anggota

koperasi dengan akad mudharabah al muthlaqah dimana

penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara

penyimpan dengan koperasi.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori di atas, maka dapat disusun kerangka pemikiran

sebagai berikut :

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Pinjaman Peningkatan Pendapatan

Masyarakat

1. Modal kerja

2. Investasi

1. Hasil panen yang

banyak dari

sebelumnya

2. Memiliki usaha

sampingan

disamping bertani

62

Berdasarkan gambar 2.2 dapat diuraikan bahwa pinjaman yang

diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berupa modal kerja dalam

pertanian, yang dapat digunakan sebagai modal dalam bersawah, seperti

untuk membajak sawah, membeli benih padi, membeli pupuk dan lain

lain, dan juga berladang, seperti membeli bibit cabe, bibit wortel, pupuk

dan lain sebagainya. Petani juga bisa meminjam alat alat pertanian yang

ada pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, seperti traktor, mesin perontok

padi, dan lain lain. Dengan adanya pinjaman yang diberikan oleh

Gapoktan Tani, maka dapat meningkatkan peningkatan pendapatan

masyarakat tani, yang dapat dilihat dari panen yang banyak dari

sebelumnya karena semua yang diperlukan dapat terpenuhi. Dengan

bertambahnya hasil pertanian, maka petani bisa memiliki usaha lain selain

bertani, seperti berdagang.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.74

Berdasarkan

perumusan masalah dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diduga

terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian dana pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan pendapatan masyarakat

tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

74

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, (Bukittinggi, STAIN Press, 2013), h.66

63

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016 M / 1437 H

64

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berdasarkan fakta yang ada di lapangan (field research)

yang dilakukan dengan menggambarkan, memaparkan, dan menafsirkan suatu

fenomena yang terjadi pada saat ini.75

Analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis

pengaruh pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV

Suku, Kecamatan Banuhampu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari pada

tanggal 05 Desember hingga 31 Desember 2015, yang berlokasi di Tanjuang

Alam, Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber tanpa

perantara dengan melakukan pertanyaan kepada responden terpilih melalui

kuisioner dan wawancara.

Data primer diperoleh dari wawancara langsung dan penyebaran

kuisioner kepada responden yaitu anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

yang melakukan peminjaman.

75

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, …………………………………h.15

65

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penelusuran kepustakaan,

internet dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder

dari penelitian ini diperoleh dari kepustakaan, internet dan dokumen dokumen

dari manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Lestari, di Kanagarian Taluak IV

Suku, Kecamatan Banuhampu.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan

dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu

penelitian.76

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Gapoktan yang

melakukan pembiayaan yang berjumlah 50 orang.

Sampel adalah sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi

dan diteliti secara rinci. 77

Apabila jumlah populasinya sedikit, maka cara sensus

tepat untuk diterapkan. Sensus merupakan suatu penelitian yang dilakukan

terhadap seluruh anggota populasi.

Sebagaimana pendapat Suharsimi Arikanto, “Apabila subjeknya kurang

dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Dan apabila subjeknya besar dari 100, maka dapat diambil 10-

25%.78

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis mengambil seluruh populasi

untuk diteliti, yaitu sebanyak 50 orang.

76

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h.61

78

Suharsimi Ari Kunto, Suatu Pendekatan ke Praktek, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998)

66

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan

mengamati persoalan yang diteliti dengan indera.79

Pada observasi ini

yang diamati yaitu usaha yang dilakukan masyarakat tani dengan dana

pinjaman dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV

Suku, Kecamatan Banuhampu.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data yang

dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka

langsung dengan seseorang atau beberapa orang pewawancara dengan

seorang atau beberapa orang yang diwawancarai.80

Wawancara

dilakukan kepada Ketua Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, yaitu Bapak

Yusra Damri, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yaitu Bapak

Arjunaidi dan para anggota yang meminjam pada Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari ini.

3. Teknik pertanyaan/ Questionier

Pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuisioner atau daftar pertanyaan memiliki isi yang

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Kuisioner diajukan

79

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian…………………………….., h.108 80

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, …………………………….., h.108

67

kepada anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yang melakukan

peminjaman atau pembiayaan.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data data tertulis

yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang

fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.81

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang

diperlukan selama proses analisis pemberian dana pinjaman tersebut.

F. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Penelitian dengan

data kuantitatif dibutuhkan perangkat statistika yang berhubungan dengan

angka.

Statistika dapat diartikan sebagai sekumpulan konsep dan metode yang

digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan data kuantitatif

tentang bidang kegiatan tertentu, serta mengambil kesimpulan dalam situasi

dimana ada ketidakpastian dan variasi. SPSS merupakan salah satu software

yang dapat diandalkan dalam pengolahan data data statistik. 82

Berdasarkan dengan judul penelitian yang diambil, maka metode analisis

yang digunakan adalah analisa kuantitatif digunakan untuk melihat pengaruh

pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.

81

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian,………………………., h.112 82

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, (Bukittinggi, STAIN Press, 2013), h.116

68

Adapun data yang telah terkumpul, diolah dengan beberapa langkah,

yaitu :

1. Editing, yaitu penulis memeriksa jawaban yang diberikan

responden, sehingga tidak ditemukan jawaban yang dikosongkan

atau rusak.

2. Coding, yaitu penulis mengklasifikasi seluruh angket yang telah

diisi dan memberikan kode tertentu untuk memudahkan proses

pengolah data.

3. Tabulasi, yaitu penulis memindahkan data ke dalam tabel agar

lebih mudah dianalisis. Tabel dibuat berdasarkan nomor

responden.

4. Data yang sudah terkumpul dan ditabulasi, dianalisa dengan

menggunakan perangkat statistik SPSS.

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, maka rumus

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Regresi Sederhana

Regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

pada variabel yang lain. Regresi dapat juga diartikan garis yang

menunjukkan hubungan dua macam variabel, hubungan antar variabel

ini dapat berupa hubungan searah/ hubungan positif, hubungan

berkebalikan/ hubungan negatif atau tidak ada hubungan .83

83

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 148

69

Persamaan Garis Regresi :

Y= a+b.X

Dimana :

Y = variabel dependen, yaitu peningkatan pendapatan

a = Konstanta, yang diperoleh dengan rumus :

a = ∑Y-b∑X

n 84

b = koefisien variabel X, yang diperoleh dengan rumus:

b = ∑XY - N XY

∑X2- NX

2 85

X= variabel independen, yaitu pinjaman

2. Pengujian Model Regresi

a. Uji F (F – test)

Digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara

bersama sama terhadap variabel terikat atau untuk melihat

keberartian hubungan keseluruhan variabel X terhadap variabel

Y.

R2 / k-1

F = (1- R2) / n-k

86

Keterangan :

k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat

n = jumlah responden / banyaknya sampel

84

Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 366 85

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 149 86

Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 150

70

dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika nilai F- statistik > F- tabel, maka H0 (hipotesis nol)

ditolak dan H1 diterima. Artinya model tersebut

signifikan.

2) Jika F- statistik < F- tabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak. Itu artinya model tersebut tidak signifikan.

b. Uji t

Yaitu untuk melihat keterkaitan hubungan masing

masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y

t = r √N-2

√1-r2

Keterangan :

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = banyaknya sampel

H0 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel

dependen

H1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

Kriteria Pengambilan Keputusan :

H0 diterima, apabila thitung < t tabel pada α = 5%

H1 diterima, apabila thitung > ttabel pada α = 5%

c. Koefisien Determinasi Majemuk (r2)

Yaitu variasi total uji dalam variabel terikat Y yang

dijelaskan oleh variabel bebas X. Berfungsi untuk

mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien

determinasi (r2). Koefisien determinasi menunjukkan

71

besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel

dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka

semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan

variabel dependen.87

Jika determinasi (r2), semakin besar (mendekati

satu),maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini

berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk

menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti

terhadap variabel dependen.

Sebaliknya jika determinasi (r2) semakin kecil (

mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen semakin

kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat

menerangkan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

Pengujian ini menggunakan rumus, :

r2

= [n (∑XY) – (∑X) (∑Y)]2

[ n (∑x2) – (∑x)

2 ] [ n (∑y

2) – (∑y)

2 ]88

r : nilai koefisien korelasi

∑x : jumlah pengamatan variabel x

∑y : jumlah pengamatan variabel y

87

Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 370 88

Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 373

72

∑xy : jumlah hasil perkalian variabel x dan y

(∑x2) : jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x.

73

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016 M / 1437 H

74

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Monografi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

1. Sejarah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berdiri pada tanggal 27 Februari

2010, yang didirikan oleh Bapak Yusra Damri, Ibu Yeni M. Nur, Bapak

Yasir Mahdi, Bapak Zuhirman, Ibu Eva Yerni, Bapak Dedi Yusyardi,

Bapak Asdi dan Ibu Yumna. Gapoktan ini muncul karena adanya masukan

dari para ketua kelompok tani di masing masing jorong agar adanya suatu

perkumpulan dimana setiap anggota kelompok tani dapat berkumpul dan

dapat bertukar fikiran masalah pertanian.

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berlokasi di Jorong Tanjuang

Alam, Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten

Agam. Gapoktan ini terdiri dari 4 Kelompok tani, yaitu Kelompok Tani

Tunas Muda di kapeh Panji yang dipimpin oleh Ibu Irnawati, Kelompok

Tani Jambu Air Berseri di Jambu Air yang dipimpin oleh Bapak Asdi,

Kelompok Tani Ateh Angko di Tanjuang Alam yang dipimpin oleh

Bapak Yusra Damri dan Kelompok Tani Sepakat di Taluak, yang dipimpin

oleh Bapak Muhammad Iqbal.

Awal pendirian Gapoktan ini, usaha yang dilakukan baru sekedar

menyediakan pupuk bagi para petani dan sosialisasi Gapoktan kepada

masyarakat tani melalui Kelompok Tani di jorong masing masing. Dan

kemudian pada bulan 11 September 2010, barulah turun dana PUAP

(Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), yang dikeluarkan oleh Dinas

75

Pertanian melalui Badan Penyuluhan Pertanian. Pada 10 Januari 2011,

barulah Gapoktan mulai berjalan dengan efektif, terutama dalam program

LKM- A (Lembaga Keuangan Agribisnis Pedesaan), melalui program ini

maka masyarakat tani dapat meminjam dana modal untuk pertanian

kepada Gapoktan. Dengan adanya dana pinjaman ini, perekonomian

masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku dapat berangsur baik.

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, telah mengalami perkembangan

yang pesat dari awal berdiri, ini terbukti dengan terpilihnya Gapoktan ini

sebagai Gapoktan berprestasi se Kecamatan Banuhampu. Hal ini

membuktikan Gapoktan ini dapat bersaing dengan lembaga keuangan

lainnya. Kebanyakan lembaga keuangan desa, tidak dapat bertahan lama

dalam beroperasi, namun Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ini dapat

bertahan hingga tahun ini, tanpa adanya pemberhentian sementara.89

2. Visi dan Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

a. Visi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Visi dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah “Dengan Iman

dan Taqwa Petani di Kanagarian Taluak IV Suku, Amanah, Nyaman,

Tangguh, Aman, Produktif ”MANTAP” dalam Pengembangan sektor

pertanian kearah yang lebih baik”.

89

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

76

b. Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Adapun misi dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah :

1) Menumbuhkembangkan kewirausahaan Petani di Kanagarian

Taluak IV Suku dalam komunitas dan dalam menanam bibit

tanaman yang unggul.

2) Meningkatkan kualitas kesejahteraan Petani di Kanagarian

Taluak IV Suku melalui dana pinjaman yang disalurkan.

3) Membangun jaringan Agribisnis Kanagarian Taluak IV Suku

terdepan di Kecamatan Banuhampu dan termaju di Kabupaten

Agam Tahun 2017.

4) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya hayati Pertanian, di

Kanagarian Taluak IV Suku.90

3. Tujuan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Adapun tujuan dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan Petani di Kanagarian Taluak IV

Suku melalui penyaluran dana pinjaman yang diberikan dan

berbagai bantuan yang disalurkan untuk bertani.

b. Meningkatkan kepemilikan asset produktif Petani di

Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

c. Mewujudkan etos kemandirian dalam Kelompok Pertanian,

Perkebunan dan Peternakan Rakyat di Kanagarian Taluak IV

Suku, Kecamatan Banuhampu.

90

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

77

d. Mengembangkan potensi Pertanian di Kanagarian Taluak IV

Suku, Kecamatan Banuhampu.

e. Membangun sentra produksi Pertanian di Kabupaten Agam

dan Kota Bukittinggi.

4. Strategi dan Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

a. Strategi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari:

1) Pemberdayaan dan pendampingan intensif petani di

Kanagarian Taluak IV Suku.

2) Pemuliaan dan pengembangan pertanian di Kanagarian

Taluak IV Suku.

3) Pembangunan Jaringan Pasar di Kecamatan Banuhampu.

b. Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

1) Tercapainya kesejahteraan petani di Kanagarian Taluak IV

Suku melalui kegiatan Gerakan Masyarakat Tani Maju

Bersama.

2) Terwujudnya peningkatan kepemilikan asset produktif

petani di Kanagarian Taluak IV Suku.

3) Terwujudnya etos kemandirian dalam kelompok tani di

Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.

4) Pengembangan potensi pertanian, di Kagarian Taluak IV

Suku.

5) Terbangun sentra produksi pertanian, di Kecamatan

78

Banuhampu. 91

5. Prosedur Peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh petani yaitu tergabung

dalam Kelompok Tani di masing masing jorong. Selanjutnya, Ketua

Kelompok Tani harus mendaftarkan anggotanya untuk bergabung dengan

Gapoktan. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi yaitu menyetor modal

sebanyak Rp 2.000.000, sebagai investasi pada Gapoktan. Dengan

demikian, maka Kelompok Tani tersebut telah tergabung dengan Gapoktan

Tani Tumbuh Lestari, dan dapat berdiskusi dengan kelompok tani lainnya.

Bagi anggota kelompok tani yang ingin meminjam uang kepada

Gapoktan, harus melengkapi sejumlah persyaratan, yaitu :

a. Fotokopi KTP suami istri

b. Fotokopi Surat Nikah

c. Mengisi formulir peminjaman

d. Lulus seleksi survey kelayakan

Proses peminjaman harus sepengetahuan Ketua Kelompok Tani

masing masing, melalui perantara Ketua inilah dana dapat dicairkan oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.92

91

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB 92

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

79

6. Unit Unit Usaha Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, terdiri dari beberapa unit usaha, yaitu :

a. LKM-A ( Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis), yaitu

bergerak dalam bidang usaha pinjam meminjam uang, dan

disinilah para anggota kelompok tani dapat meminjam dana

untuk keperluan pertanian.

b. UP3HP (Unit Penanganan, Pemprosesan, Pendistribusian Hasil

Pertanian), yaitu unit usaha yang bergerak dalam pengelolaan

hasil pertanian, mulai dari perawatan hingga pendistribusian.

Unit ini memiliki alat alat yang bisa dipinjam oleh anggota

Gapoktan, seperti traktor, mesin pemotong padi, mesin

penggiling padi, dll. Alat alat ini bantuan dari Dinas Pertanian

sebesar Rp 80.000.000, dengan syarat alat alat tersebut harus

dioperasikan, agar bermanfaat dan tidak rusak.

c. Sarana Prasarana, unit usaha ini menjual produk produk

pertanian, seperti pupuk, bibit tanaman, dll

d. Produksi Pertanian, menjual produk produk pertanian kepada

masyarakat luas.93

e. Bantuan yang diperoleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,

berupa:

93

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

80

1) Mesin bajak sawah (traktor)

2) Mesin potong rumput

3) Mesin perontok padi

4) Bantuan ternak kambing dengan kandangnya

5) Pupuk organik dan non organik, yang dibagikan setiap

hari senin.94

Bantuan bantuan tersebut akan dipinjamkan kepada petani

yang membutuhkan, seperti mesin bajak sawah, diperlukan

ketika akan membajak sawah setelah panen, mesin potong

rumput untuk memotong rumput dan tanaman liar, dan lain

lain.

94

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, ……………….., Jambu Air, 20

Desember 2015, pukul 15:00 WIB

81

7. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Sumber : Gapoktan Tani Tumbuh Lestari95

Berdasarkan gambar 4.1, dapat diuraikan bahwa susunan dari

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terdiri dari Kepala Gapoktan, yang

bertugas mengawasi dan memantau berjalannya operasional dari Gapoktan

Tani Tumbuh Lestari, mulai dari memantau dana pinjaman yang

disalurkan, proses pengembalian, laporan keuangan dan lain lain, dan

mengawasi pelatihan yang diberikan kepada petani yang tergabung dalam

Kelompok Tani.

95

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

Kepala Gapoktan

Yusra Damri

Bendahara

Yeni M. Noor

Sekretaris

Ernawati

LKM- A Manager

Arjunaidi

Kasir

Rini

Pembukuan

Puti Ameliani

82

Selanjutnya manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, bertugas

mulai dari proses pengajuan pinjaman sampai dana diturunkan, yaitu jika

ada yang mengajukan pinjaman, maka harus disurvey terlebih dahulu,

seperti dimana sawahnya, dan seberapa besar sawahnya, yang berguna

untuk melihat sejauh mana kemampuan dari petani untuk mengembalikan

pinjamannya. Apabila telah layak, barulah diturunkan dana pinjaman

tersebut.

Kemudian, apabila pengajuan pinjaman telah disetujui oleh

manager,maka selanjutnya dana diturunkan melalui bendahara, yang mana

bendahara bertugas menyimpan dana yang ada pada Gapoktan, mulai dari

simpanan anggota, simpanan wajib dan investasi yang diberikan masing

masing kelompok tani yang disebut juga dengan penyertaan modal.

Selanjutnya peminjam bisa mengambil dana pada bagian kasir, yang

bertugas untuk menyerahkan dana pinjaman yang telah diajukan oleh

petani dan menerima pembayaran per bulan, sebagai angsuran dari

pinjaman yang telah diberikan. 96

Semua catatan yang ada, dicatat pada bagian sekretaris, yaitu

mencatat jumlah angsuran peminjam, rapat rapat antara pengurus

Gapoktan dan dengan Badan Penyuluh Pertanian, yang akan memantau

dana yang dipinjamkan setiap bulannya. Dan akhirnya, apabila telah tutup

perbulan, semuanya dicatat oleh bidang pembukuan, yaitu merekap

laporan keuangan per bulan, mulai dari neraca, laporan laba rugi,

96

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,

06 April 2015, pukul 15:00 WIB

83

perubahan modal, serta SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan dibagikan

kepada anggota. Semuanya bekerjasama agar Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari semakin maju untuk kedepannya.

B. Penyaluran Pinjaman pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Pinjaman berupa pembiayaan mudharabah oleh Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari disalurkan kepada masyarakat tani yang tergabung dalam

kelompok tani masing masing jorong di Kanagarian Taluak IV Suku, yaitu

Kelompok Tani Tunas Muda di Kapeh Panji, Kelompok Tani Jambu Air

Berseri di Jambu Air, Kelompok Tani Ateh Angko di Tanjuang Alam dan

Kelompok Tani Sepakat di Taluak. Pinjaman sebagai penambah modal

dalam bertani, baik dalam bersawah ataupun berladang.

Tabel 4.1

Distribusi Pinjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Tahun Jumlah Pinjaman

(Rp)

Laju Pertumbuhan Pinjaman/tahun

2013 113.670.000

2014 122.350.000 122.350 – 113.670 x 100% = 7,63 %

113.670

2015 134.325.000 134.325 – 122.350 x 100% = 9,78 %

122.350

Sumber : Laporan Keuangan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

(2013-2015)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa laju pertumbuhan

pinjaman pertahunnya, yaitu pada tahun 2014 sebesar 7,63% dan laju

pertumbuhan pinjaman pada tahun 2015 sebesar 9,78%. Hal ini dapat

dilihat dari besarnya partisipasi masyarakat tani untuk meminjam setiap

tahunnya,sehingga dana yang disalurkan setiap tahunnya meningkat, yaitu

84

sebesar Rp 8.680.000 pada tahun 2014 dan Rp 11.975.000 pada tahun

2015.

Pinjaman juga disalurkan dalam bentuk peralatan dalam pertanian,

seperti traktor, mesin pemotong rumput dan mesin perontok padi. Dengan

demikian selain modal yang didapatkan masyarakat tani pun bisa

memenuhi kebutuhan peralatan dalam pertanian.. Penyaluran pinjaman ini

ditujukan kepada masyarakat tani yang tergabung dalam Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari.

C. Profil Anggota Gapoktan yang Melakukan Peminjaman

Dari 50 sampel penelitian, diperoleh gambaran responden sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Laki Laki 12

Perempuan 38

Total 50

Sumber : Data primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diuraikan bahwa perempuan lebih

banyak melakukan peminjaman, yaitu sebanyak 38 orang. Hal ini

dikarenakan perempuan lebih banyak bergerak di bidang usaha mikro

dibandingkan laki laki, yang hanya melakukan sebanyak 12 orang,

disebabkan lebih banyak bekerja pada orang lain dan tidak membuka

usaha sendiri.

85

Dari keseluruhan responden peminjaman berasal dari berbagai latar

belakang pendidikan yang berbeda, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Distribusi Anggota Peminjam di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah

SD 24

SMP 13

SMA/SMK 4

D3/SI 9

Total 50

Sumber : Data Primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.3, dapat diuraikan bahwa yang banyak

melakukan peminjaman yaitu masyarakat yang berlatar pendidikan SD,

yaitu sebanyak 24 orang. Disebabkan petani lebih identik dengan

kemiskinan karena tingkat pendidikan yang rendah, sehingga tidak bisa

memperoleh pekerjaan yang lebih baik untuk memperbaiki perekonomian.

Peminjam yang berlatang pendidikan SMP sebanyak 13 orang, hal

ini berarti para peminjam banyak yang putus sekolah, karena tidak

memiliki biaya lagi untuk melanjutkan pendidikannya dan hanya bisa

bekerja sebagai petani. Peminjam yang berpendidikan SMA dan SI yaitu 4

dan 9 orang, hal ini biasanya perempuan yang lebih dahulu berkeluarga

sebelum memperoleh pekerjaan, sehingga hanya bisa melakukan usaha di

bidang usaha mikro seperti pertanian, walaupun memiliki pendidikan yang

tinggi.

86

Dan jika dilihat dari umur para responden, dapat dilihat pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4

Distribusi Anggota Peminjam di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Tingkat Usia

Umur Jumlah

20-29 3

30-39 10

40-49 23

50-59 13

60-69 1

Total 50

Sumber : Data primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diuraikan bahwa masyarakat tani

yang banyak melakukan peminjaman rata rata berusia 40-49 tahun, yaitu

sebanyak 23 orang. Ini dapat dijelaskan bahwa masyarakat banyak

berpindah pindah profesi sebelumnya, dan akhirnya barulah di usia

tersebut memilih profesi sebagai petani, dan bagi perempuan mungkin

dikarenakan sibuk mengurus rumah tangga dan baru diusia tersebut bisa

bekerja optimal.

Selanjutnya, pada usia 50-59 tahun dan usia 30-39 sebanyak 13

orang dan 10 orang, hal ini berarti para peminjam baru mencoba bekerja

sebagai petani, disamping memiliki pekerjaan yang lain, seperti

berdagang. Kemudian yang paling sedikit melakukan peminjaman berusia

20-29 dan 60-69 yaitu sebanyak 3 orang dan 1 orang, hal ini dikarenakan

pada usia 20-29 masih memiliki modal yang cukup dalam bertani,

sedangkan pada usia 60-69 juga telah memiliki modal dari keluarganya,

dan mungkin juga dari hasil pensiunnya.

87

Anggota yang melakukan pinjaman berasal dari beberapa

kelompok tani yang ada di Kanagarian Taluak IV Suku, dapat dilihat pada

tabel 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.5

Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Asal Kelompok Tani

Kelompok Tani Jumlah Anggota

Peminjam

Tunas Muda Kapeh Panji 25 orang

Jambu Air Berseri -

Ateh Angko Tanjuang Alam 20 orang

Sepakat Taluak 5 orang

Total 50 orang

Sumber : Data primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.5, dapat diuraikan bahwa Kelompok Tani

yang aktif melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Tunas Muda

Kapeh Panji, yang berjumlah 25 orang, hal ini dikarenakan masyarakat

tani di Kapeh Panji tergolong banyak di banding jorong yang lain dan

perekonomiannya masih rendah. Selanjutnya Kelompok Tani Ateh Angko

sebanyak 20 orang, tidak jauh berbeda dari Tunas Muda dan

masyarakatnya masih berekonomi lemah, sehingga membutuhkan

tambahan modal dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.

Kelompok Tani yang paling sedikit melakukan peminjaman yaitu

Sepakat, hanya berjumlah 5 orang, karena mereka memiliki modal yang

cukup dalam bertani, seperti dibantu oleh keluarganya, dan yang tidak ada

melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Jambu Air Berseri, bukan

karena para petani telah memiliki modal yang cukup. Tetapi jorong Jambu

88

Air ini telah memiliki koperasi tersendiri jauh sebelum Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari ini berdiri, dan masyarakat tani meminjam untuk urusan

bertani pada koperasi ini.

Dan dari hasil angket dapat juga digambarkan bahwa pemberian

dana pinjaman terhadap masyarakat tani pada umumnya baru pertama kali

melakukan peminjaman, hal ini dijelaskan pada tabel :

Tabel 4.6

Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Jumlah Pengajuan

Kategori Frekuensi (Orang)

1 kali 37

2 kali 13

3 kali -

Total 50

Sumber : Data primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diuraikan bahwa rata rata masyarakat

tani baru pertama kali melakukan peminjaman, yaitu sebanyak 37 orang,

hal ini dikarenakan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari belum terlalu lama

aktif beroperasi, sehingga masyarakat baru pertama kali melakukan

peminjaman dengan jangka waktu yang bervariasi, dan apabila telah

melunasi pinjaman awal, baru bisa mengulang untuk melakukan

peminjaman.

Masyarakat yang telah melakukan pengulangan peminjaman yaitu

sebanyak 13 orang, yaitu sebanyak 2 kali, hal ini bisa dilakukan karena

mereka cepat dalam melunasi peminjaman pertama, mungkin karena

usahanya berkembang pesat, sehingga bisa melunasi pinjamannya sebelum

89

waktu yang ditentukan. Dan untuk peminjaman ke 3 kali belum ada,

dikarenakan belum menyelesaikan pinjaman pertama dan pinjaman kedua

mereka, dan jangka waktu yang lama dalam pengembalian, sehingga tidak

mungkin melakukan pengulangan peminjaman.

Dalam pengalokasian pinjaman kepada masyarakat tani oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, masih ada yang tidak mengalokasikan

dana pinjaman seluruhnya dalam bidang pertanian, dikarenakan

mengantisipasi apabila gagal panen, hal ini dapat diketahui dari tabel

berikut :

Tabel 4.7

Distribusi Anggota Peminjam Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

Berdasarkan Pengalokasian Pinjaman

Kategori Frekuensi (orang)

Modal Bertani 40

Tidak untuk modal bertani -

Tidak semuanya untuk modal

bertani

10

Total 50

Sumber : Data primer, data diolah

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diuraikan bahwa rata rata masyarakat

menggunakan dana pinjaman untuk modal bertani yaitu sebanyak 40 orang

dan ini telah sesuai dengan tujuan utama dana pinjaman ini diberikan.

Karena tujuan dari Gapoktan memberikan pinjaman yaitu untuk membantu

masyarakat tani yang kekurangan modal dalam bidang pertanian,bukan

dalam bidang lain.

90

Sedangkan sebanyak 10 orang, tidak semuanya untuk modal

bertani, ini dikarenakan mereka meminjam dalam jumlah banyak, dan

untuk menghindari kemungkinan gagal panen, maka masyarakat memutar

sebagian uangnya untuk usaha lain, seperti berdagang, membuka sablon,

dan usaha lainnya.

D. Analisis Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu

Dalam menganalisis pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat tani digunakan analisis kuantitatif

dengan bantuan SPSS versi 16.0 yang hasil penelitiannya terdapat pada

lampiran.

Dari pengolahan data ini menggunakan rumus regresi linear

sederhana yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Y= α + β X

Y= 229446.853 + 0.026X

(3,275) (2,262)

F test = 10,276

R2

= 0,183

1. Bentuk Persamaan Regresi

Y= 229446.853 + 0.026X

Konstanta 229446,853 menyatakan bahwa jika tidak ada pinjaman

yang diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, maka pendapatan

masyarakat tani sebesar 229.446,853. Koefisien regresi X sebesar 0,026

91

menyatakan bahwa setiap Gapoktan Tani Tumbuh Lestari memberikan

pembiayaan sebanyak 1% akan memberikan pengaruh peningkatan

pendapatan masyarakat tani sebesar 0,026%.

Jadi dapat dipahami bahwa semakin besar pertambahan penyaluran

dana pinjaman bagi masyarakat tani oleh Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari, maka akan ada peningkatan pendapatan masyarakat tani

tersebut.

2. Uji F (F- test)

Digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama

sama terhadap variabel terikat atau untuk melihat keberartian hubungan

keseluruhan variabel X terhadap variabel Y.

Dari hasil uji F test diperoleh F hitung= 10,276 dengan tingkat

signifikan F hitung ≤ 0.05 (0.000 ≤ 0.05) dan F tabel sebesar 2,12 maka

H0 ditolak. Oleh karena probabilitas (0.002) jauh lebih kecil dari 0.05

dan F hitung lebih besar dari F tabel (10,276 > 2,12), maka dapat

dikatakan bahwa dana pinjaman yang diberikan oleh Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari mempunyai pengaruh terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan

Banuhampu.

3. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel

dependen. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear sederhana maka

ditemui t hitung sebesar 3,275, sedangkan nilai t tabel dengan

92

signifikansi (α) 5% adalah 2,262 karena t hitung > t tabel (3,275 >

2,262) maka ini berarti pemberian dana pinjaman berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani pada

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu.

4. Uji r2 ( Koefisien Determinasi)

Pengujian ini berguna untuk mengetahui signifikansi variabel

sehingga harus dicari identifikasi determinan (r2). Dari tabel Variabel

Entered/Removed menunjukkan bahwa kedua variabel dimasukan

dalam model, tidak ada variabel yang dikeluarkan. Setelah mengetahui

seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, maka dapat

dilakukan pengujian koefisien determinan. Dimana didapatkan hasil

nilai Adjusted R Square < R square = (0,166 < 0,183) , berarti sebesar

18,3% peningkatan pendapatan masyarakat tani oleh pemberian

pinjaman yang disalurkan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.

Sisanya (100% - 18,3% = 81,7%) disebabkan oleh factor factor yang

lain yang tidak dianalisis dalam model.

Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa pemberian dana

pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari mempunyai pengaruh

dan manfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat tani di

kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, karena dalam

peminjaman ini kedua belah pihak sama sama beruntung, pihak

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari memperoleh keuntungan dari hasil

93

mark up sedangkan keuntungan bagi anggota peminjam yaitu

peningkatan pendapatan masyarakat tani yang dapat memperluas

sawah dan tanaman yang bisa ditanam di ladang dengan pinjaman

yang diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, dan masyarakat

tani dapat memperoleh barang barang yang dibutuhkan tanpa

menyediakan uang tunai dalam pertanian seperti mesin bajak sawah,

mesin pemotong rumput, mesin perontok padi, pupuk dan lain lain.

Petani yang ingin beternak juga disediakan oleh Gapoktan hewan

ternak, seperti kambing dan sapi.

E. Implikasi Temuan

Setelah melakukan analisa mengenai pengaruh pemberian dana

pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan

Banuhampu, maka pemberian dana pinjaman memiliki pengaruh

signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian

Taluak IV Suku. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian t statistic sebelumnya

dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu (3,275 > 2,262) dengan

nilai signifikan 0.002 yang berada jauh dibawah 0.05.

Dari hasil koefisien determinasi diperoleh angka sebesar 18,3%

yang artinya pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh

Lestari bukan merupakan satu satunya yang menjadi penentu peningkatan

pendapatan masyarakat, namun ada faktor lain, yaitu :

94

1. Modal awal yang digunakan masyarakat tani baik bersawah atau

berladang yang sudah ada sebelumnya. Sebelum masyarakat tani

mengajukan peminjaman ke Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,

nasabah sudah mempunyai modal awal yang bersumber dari modal

keluarga dan modal sendiri.

2. Selain mengajukan peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,

masyarakat tani juga melakukan peminjaman untuk penambahan

modal dari instansi instansi lain, seperti PNPM , arisan, dll.

3. Pengelolaan dana yang kurang baik, adanya anggota peminjam

yang mengajukan peminjaman dalam jumlah yang tidak sedikit

tetapi dalam pengelolaannya tidak memperhatikan peluang pasar

pada usahanya.

4. Adanya pengalih fungsian pinjaman, diantara masyarakat tani yang

mengajukan peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari

mengalih fungsikan pinjaman yang diberikan oleh Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari. Pada awalnya diniatkan untuk tambahan modal

dalam bertani, tetapi oleh anggota peminjam dialihkan kepada

usaha lain seperti berdagang yang bukan dalam bidang pertanian.

Oleh karena itu, untuk dapat lebih meningkatkan perekonomian

masyarakat, maka perlu dilakukan pelatihan pelatihan dari pemerintah dan

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ataupun pihak yang berhubungan dengan

penyaluran pinjaman ini agar factor factor lain juga dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat tani ke arah yang lebih baik.

95

Dari hasil tersebut, maka pemberian dana pinjaman dari Gapoktan

Tani Tumbuh Lestari ini merupakan langkah awal yang positif untuk

meningkatkan usaha serta pendapatan masyarakat tani, pembangunan desa

pada khususnya dan Negara pada umumnya.

Untuk lebih meningkatkan pendapatan masyarakat kedepan, maka

perlu adanya kebijakan dari pemerintah agar masyarakat tani dapat

mengembangkan usahanya agar lebih berkembang lagi, dan diperlukan

kebijakan pengawasan dari pemerintah agar dana yang telah disalurkan

pada masyarakat tani dapat disalurkan dengan baik dan tidak adanya

penyalahgunaan dana, dengan begitu apa yang diharapkan tentunya dapat

tercapai.

Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Russelly (2014),

ada pengaruh yang signifikan dari pembiayaan mudharabah dan

musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (return on equity). Pengaruhnya

sebesar 34,9%, sedangkan 65,1% dipengaruhi oleh faktor factor lain, yaitu

pembiayaan dengan pola jual beli (murabahah, salam, istishna),

pembiayaan dengan pola sewa (ijarah), dan pembiayaan dengan pola

pinjaman (qardh).97

Temuan lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian

dari Siti Ita (2011), ada pengaruh yang signifikan dari pembiayaan

mudharabah terhadap laba perusahaan Bank Muamalat Indonesia, yaitu

97

Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati, dkk, Analisis Pengaruh Pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah terhadap Tingkat Profitabilitas (Return on Equity, (Studi kasus

pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia, Periode 2009-2012), Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12 No 1, Juli 2014, hal 1-9

96

sebesar 45%, sedangkan 55% dipengaruhi oleh factor factor lain.

Diantaranya dari pembiayaan murabahah, ijarah dan qardh. 98

Selanjutnya, penelitian dari Lina Krisnawati, (2014), Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Bumiayu, dengan judul “Pengaruh Modal,

Kualitas Aset, dan Efisiensi terhadap Hasil Pengembalian pada Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Bawah Pengawasan Bank Indonesia

Purwokerto”. Ada pengaruh yang signifikan dari modal, kualitas asset,

dan efisiensi terhadap hasil pengembalian pada Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah di bawah pengawasan Bank Indonesia Purwokerto, pengaruhnya

sebesar 37,6%, yaitu dipengaruhi oleh variabel CAR (Rasio Kecukupan

Modal), NPF (Rasio Pembiayaan Bermasalah), dan BOPO (Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Memburuknya kualitas

pembiayaan akan berdampak pada meningkatnya penyisihan penghapusan

aktiva produktif yang akan mengurangi laba yang berdampak pada aspek

permodalan BPRS memadai.99

Jadi, dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan, yang mana pembiayaan

mudharabah dan musyarakah dipengaruhi oleh pembiayaan dengan pola

jual beli. Kemudian penelitian lainnya pembiayaan mudharabah

98

Siti Ita Rosita dan Abdul Rahman, Evaluasi Penerapan Pembiayaan Mudharabah dan

Pengaruhnya terhadap Laba Perusahaan (Studi kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,

Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 11 No 1, April 2011, hal 57-64 99

Lina Krisnawati, Pengaruh Modal, Kualitas Aset, dan Efisiensi terhadap Hasil

Pengembalian pada Bank pembiayaan Rakyat Syariah di Bawah Pengawasan Bank Indonesia

Purwokerto, Jurnal Bisnis dan Manajemen (JBIMA), Vol.2, No.2, September 2014, hal 182-194

97

dipengaruhi oleh rasio kecukupan modal, rasio pembiayaan bermasalah

dan biaya operasional.

Sedangkan temuan dalam penelitian ini bahwa pemberian dana

pinjaman berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.

Pengaruhnya masih lemah, yaitu sebesar 18,3%. Dan hal ini sejalan

dengan penelitian di atas, bahwa terdapat factor lain yang mempengaruhi

pemberian pembiayaan tersebut.

98

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016 M / 1437 H

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan telah diadakannya penelitian yang dilakukan pada Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu,

berdasarkan proses analisis yang dilakukan, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian dana pinjaman

berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat

tani. Besar pengaruhnya adalah 18,3%, sedangkan 81,7% dipengaruhi

oleh faktor faktor lain.

2. Pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat tani masih lemah, banyak faktor faktor lain yang

mempengaruhinya, yaitu modal awal bertani yang sudah ada

sebelumnya, masyarakat tani masih melakukan pengajuan pinjaman di

instansi lain, pengelolaan dana yang kurang baik dan tidak digunakan

secara optimal, serta adanya pengalih fungsian pinjaman

B. Saran

Berdasarkan kepada pembahasan dan analisis hasil pengujian di atas

penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian

Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, melakukan sosialisasi

kepada masyarakat tentang kelembagaan Gapoktan, agar lebih

100

banyak masyarakat tani yang tergabung dalam Gapoktan Tani

Tumbuh Lestari. Dengan banyaknya anggota, diharapkan Gapoktan

bisa menambah pinjaman yang disalurkannya, sehingga masyarakat

dapat memperoleh pendapatan yang lebih, dan tidak perlu

meminjam lagi pada instansi lain.

2. Diharapkan bagi masyarakat tani, dapat mengoptimalkan pinjaman

yang telah diberikan dalam bertani, dan tidak menggunakannya

untuk kegiatan lain.

101

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Antonio, Muhammad Syafi’i , Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema

Insani, 2001

Arikanto, Suharmi, Prosedur Penelitian Suatu Pemdekatan Praktik, Jakarta : Bina

Aksara, 1986

Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu

air, 06 April 2015, pukul 15:00 WIB

Badrulzaman, Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, 1978 Bandung : Offset

Alumni , cetakan 1

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media

Group, 2010

Chaudhry, Muhammad Syarif, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana Prenada

Media Grup, 2012

Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jakarta: LP3ES

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Basar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka, 1997

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2002

Karim,Adiwarman, Bank Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006

Kasmir, Kewirausahaan, 2013,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cetakan ke-9,

2013

Marzuki, Metodologi Riset: Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial,

Yogyakarta: Ekonisia, 2003

Muhamad.Metodologi Penelitian Ekonomi Islam:Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:

Rajawali Pers, 2008

Oktaviandi, Asra, Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap

Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

pembantu (KCP) Pasar Aur Bukittinggi, skripsi tidak diterbitkan, 2015

Saefuddin. Ahmad M. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi

Islam.(Jakarta :Rajawali Pers).1987.cet 1, edisi 1

Saparudin, Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BMT Agam Madani terhadap

Peningkatan Pendapatan Nasabah di Nagari Balingka, skripsi tidak

diterbitkan, 2012

Siregar, Syofyan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2013

102

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada, 2006

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 2004,Yogyakarta:

Ekonesia, Edisi 2, 2004

Suhendi, Hendri, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, edisi 1,

2008

Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, Jakarta: PT

Raja Grafindo, 1960

Sukriana, Devi, Pengaruh Penyaluran Simpan Pinjam Perempuan –PNPM

Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi

Kasus Kenagarian Balai Gurah Kecamatan Ampek Angkek), skripsi tidak

diterbitkan, 2013

Syafe’i, Rahmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001

Syahatah, Husein, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani, 2004

Teguh, Muhammad , Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta : PT. Raja Garfindo

Persada, 1999

www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488, diakses tanggal 08 September 2015

jam 15:00 WIB

www.litbang.pertanian.go.id/pemantapan kelembagaan pada gapoktan, akses 26

April 2015, pukul 10:00 WIB

103

Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh

Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap

Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani

di Kanagarian Taluak IV Suku,

Kecamatan Banuhampu

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2016 M / 1437 H

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119