pengaruh pemberian dana pinjaman oleh gapoktan tani - e ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of pengaruh pemberian dana pinjaman oleh gapoktan tani - e ...
PENGARUH PEMBERIAN DANA PINJAMAN OLEH GAPOKTAN TANI
TUMBUH LESTARI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
MASYARAKAT TANI DI KANAGARIAN TALUAK IV SUKU
KECAMATAN BANUHAMPU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Jurusan Ekonomi Islam
OLEH :
DEVI RAHMAWATI
3212.020
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI
1437 H / 2016 M
5
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan
Masyarakat Tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan
Banuhampu”. Maksud judul ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian dana pinjaman ini terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani
di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
Latar belakang penelitian ini adalah tingginya tingkat kemiskinan di
Sumatera Barat, khususnya di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan
Banuhampu, Kabupaten Agam. Dimana mayoritas penduduknya berprofesi
sebagai petani, karena tingkat pendidikan yang rendah. Maka untuk membantu
masyarakat tani ini, maka didirikanlah Kelompok Tani di setiap jorong di
Kanagarian Taluak IV Suku, kemudian bergabung dalam suatu gabungan
kelompok tani, yaitu Gapoktan Tani Tumbuh Lestari. Melalui Gapoktan ini,
para anggota Kelompok Tani dapat melakukan peminjaman untuk menambah
modal dalam bertani, baik bersawah atau berladang. Dan diharapkan dengan
adanya dana pinjaman ini, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat tani di
Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research),dengan pendekatan kuantitatif, subyek penelitian adalah masyarakat
tani yang melakukan peminjaman kepada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
yang berjumlah 50 orang. Pengumpulan data yang digunakan melalui angket.
Teknik analisa yang digunakan adalah Regresi Linear Sederhana, dan
pengujian model uji F, uji t dan uji determinan (R2).
Hasil penelitian dengan menggunakan Regresi Linear Sederhana
bahwa dana pinjaman berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat tani sebesar 18,3%. Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa
angka ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan namun lemah dari
pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.
Sedangkan sebesar 81,7% dipengaruhi oleh faktor faktor lain, yaitu modal awal
bertani yang telah ada sebelumnya, masyarakat tani masih melakukan
peminjaman di instansi lain, selain pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,
pengelolaan dana yang disalurkan kepada petani tidak dikelola dengan baik,
dan adanya pengalih fungsian pinjaman, seperti digunakan untuk berdagang
atau pada kegiatan yang tidak menambah kepada pendapatan masyarakat tani.
Dan juga dapat dibuktikan dengan F hitung sebesar 10,276 dengan
tingkat signifikan sebesar 0.002 < 0,05. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan antara dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
tani. Serta dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,275, yang mana t hitung > t
tabel, yang berarti pemberian dana pinjaman berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT, yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di Kanagarian
Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu”. Kemudian shalawat beriringan
salam senantiasa kita mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya
kepada kita sehingga menjadikan kita menjadi manusia beradab dan berilmu
pengetahuan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam
halangan dan rintangan. Namun, penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan
berkat bantuan dan bimbingan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dari
beberapa pihak. Maka, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga,
pertama sekali kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Afandi dan Ibunda
Aziar yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, kesabaran
dan pengorbanan. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga juga kepada:
ii
1. Rektor IAIN Bukittinggi, Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah (FEBI) Bapak H. Harfandi, SE.,
M.Si
3. Bapak Yefri Joni MA selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam IAIN Bukittinggi.
4. Ibu Hesi Eka Puteri, SE, Msi dan Ibu Sandra Dewi, SE, MM Selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
menyumbangkan buah pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Ibu Era Sonita, SE, M.Si selaku Pembimbing Akademik (PA), yang telah
memberikan dorongan dan saran-saran kepada penulis untuk menyelesaikan
studi di IAIN Bukittinggi
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Bukittinggi yang juga memberikan masukan
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
7. Bapak kepala beserta staff perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah
menyediakan fasilitas peminjaman buku yang penulis butuhkan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Bapak Yusra Damri dan Arjunaidi, selaku Ketua dan Manajer Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari yang telah meluangkan waktu untuk memberikan data yang
diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Anggota peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yang telah
membantu mengisi kuesioner pada penelitian yang penulis lakukan. Sehingga
mendapatkan data dan semua keperluan penulis mengenai masalah yang
iii
penulis teliti.
10. Keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah mensupport
penulis selama ini.
11. Sahabat-sahabat penulis Jurusan Ekonomi Islam angkatan ’12, yang tidak
dapat disebutkan namanya satu per satu.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
Penulis berdo’a dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita
semua diridhai oleh Allah SWT dan bernilai ibadah di hadapan-Nya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa di dalamnya masih
belum terlepas dari kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun
penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang
konstruktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik
dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.
Bukittinggi, Februari 2016
Penulis
Devi Rahmawati
NIM. 3212.020
iv
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ........................................ 8
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 9
D. Penjelasan Judul………………………………………………… .. 10
E. Kajian Terdahulu .......................................................................... 12
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori ........................................................................ 17
1. Dana Pinjaman.......................................................................... 17
2. Pembiayaan............................................................................... 26
3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah ........................... 33
4. Pembiayaan Mudharabah pada KJKS ...................................... 36
5. Hukum Mudharabah dan Dasar Hukumnya ............................. 38
6. Landasan Syariah...................................................................... 39
v
7. Modal ........................................................................................ 40
8. Investasi ................................................................................... 44
9. Pendapatan ............................................................................... 46
10. Koperasi ................................................................................... 55
B. Kerangka Pemikiran ................................................................. 61
C. Hipotesis ........................................................................ 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 63
B. Lokasi dan waktu penelitian.............................................................. 63
C. Sumber data .................................................................................... 63
D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 64
E. Teknik pengumpulan data ................................................................ 65
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 66
1. Analisis Regresi Sederhana .............................................. 68
2. Pengujian Model Regresi............................................................. 69
a. Uji F (F- test) .......................................................................... 69
b. Uji t ................................................................................. 70
c. Koefisien Determinasi Majemuk (r2) .................................... 70
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Monografi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ...................................... 72
1. Sejarah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ..................................... 72
2. Visi dan Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ........................... 74
3. Tujuan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ...................................... 75
vi
4. Strategi dan Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari................. 75
5. Prosedur Peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari .......... 76
6. Unit Unit Usaha Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ....................... 77
7. Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari .................. 79
B. Penyaluran Pinjaman pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari............. 81
C. Profil Anggota Gapoktan yang melakukan peminjaman .................. 82
D. Analisis Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di
Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu .................... 89
1. Bentuk Persamaan Regresi .......................................................... 89
2. Uji F (F- Test)……………………………………… .................. 90
3. Uji t……………………………………… .................................. 90
4. Koefisien Determinan Majemuk (r2) )………………………… . 91
E. Implikasi Temuan ............................................................................. 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 97
B. Saran ................................................................................................ 98
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Mudharabah 34
2. Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 61
3. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 79
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Kelompok Tani yang Tergabung dalam Gapoktan 4
Tani Tumbuh Lestari
2. Tabel 4.1 Distribusi Pinjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 81
3. Tabel 4.2 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan
Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Jenis Kelamin 82
4. Tabel 4.3 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari Berdasarkan Tingkat Pendidikan 83
5. Tabel 4.4 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari Berdasarkan Tingkat Usia 84
6. Tabel 4.5 Distribusi Anggota Peminjam pada
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Asal Kelompok Tani 85
7. Tabel 4.6 Distribusi Anggota Peminjam pada
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Berdasarkan Jumlah Pengajuan 86
8. Tabel 4.7 Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari Berdasarkan Pengalokasian Pinjaman 87
1
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan adalah masalah utama dalam perekonomian, yang
sangat sulit untuk diatasi. Tingkat kemiskinan yang tinggi salah satunya di
Provinsi Sumatera Barat, yang mana persentase tingkat kemiskinan
sebesar 6,89% pada September 2014 dan jumlah ini meningkat dari tahun
sebelumnya. Adapun jumlah penduduk miskin di Sumatera Barat sebanyak
354.740 kepala keluarga. 1
Kemiskinan sangat dekat dengan petani. Begitupun di Sumatera
Barat sendiri, rata rata penduduk miskin berprofesi sebagai petani. Petani
identik dengan orang yang berpendidikan rendah dan tidak memiliki ilmu
pengetahuan yang luas, dan hal ini merupakan salah satu penyebab
kemiskinan.
Untuk memberantas kemiskinan di Sumatera Barat, Pemda
setempat berusaha membantu masyarakat tani miskin dengan membentuk
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Lembaga inilah yang paling dekat
dengan masyarakat tani dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya.
Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan
usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga
1 www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488, diakses tanggal 08 September 2015 jam
15:00 WIB
3
mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi
anggotanya dan petani lainnya.2
Salah satu Gapoktan yang ada di Sumatera Barat yaitu Gapoktan
Tani Tumbuh Lestari yang berada di Kanagarian Taluak IV Suku
Kecamatan Banuhampu. Pada Kenagarian Taluak IV Suku ini mayoritas
penduduknya berprofesi sebagai petani, yang mana sebagian memiliki
lahan sendiri dan sebagian lagi sebagai buruh tani di ladang orang lain.
Sehingga penghasilan yang mereka peroleh masih sangat rendah. Melihat
kondisi ini, maka muncullah Gapoktan untuk membantu permasalahan
masyarakat tani di Kanagarian ini.
Gapoktan ini berada di bawah Badan Penyuluhan Pertanian dan
mengalirkan dana sebanyak Rp. 100.000.000 yang disebut dengan dana
PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan). Setiap kelompok tani
dapat meminjam dari Gapoktan, dengan persyaratan kelompok tani
membayar simpanan pokok Rp 20.000/ bulan. Peminjaman pada Gapoktan
ini tidak memakai jaminan, hanya berdasarkan prinsip saling percaya
layaknya pada koperasi.3
Peminjaman hanya dapat diberikan kepada masyarakat yang
tergabung dalam kelompok tani dan Gapoktan, hal ini dirasa kurang efektif
karena tidak mencakup semua lapisan masyarakat tani. Kelompok tani dan
2 www.litbang.pertanian.go.id/pemantapan kelembagaan pada gapoktan, akses 26 April
2015, pukul 10:00 WIB 3 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
4
Gapoktan kurang mesosialisasikan kepada masyarakat tentang
kelembagaan Kelompok Tani dan Gapoktan ini, serta manfaat yang
dirasakan bagi petani.4
Di samping itu, dana pinjaman ini harus digunakan sebaik baiknya
oleh petani, (pemilik/penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani miskin
di pedesaan, dan untuk kegiatan ekonomi / usaha produktif dalam bidang
pertanian, baik modal kerja maupun untuk investasi. Jadi, dengan adanya
dana pinjaman tersebut, diharapkan pendapatan masyarakat tani di
Kanagarian Taluak IV Suku dapat meningkat.
Masyarakat tani dapat menggunakan dana tersebut untuk berusaha
dalam bidang pertanian, baik dalam hal bersawah atau berladang maupun
dalam hal kegiatan usaha yang memanfaatkan bahan bahan dari pertanian
ataupun membeli alat pertanian sebagai investasi. Dengan dana ini
diharapkan kemiskinan di Kanagarian Taluak IV Suku dapat berkurang
dan menambah kepada pendapatan daerah Kabupaten Agam dan Provinsi
Sumatera Barat. Serta dapat mengurangi tingkat pengangguran di
Sumatera Barat. Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ini terdiri dari beberapa
kelompok tani, yaitu:
4 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
5
Tabel 1.1
Kelompok Tani yang Tergabung dalam Gapoktan
No Nama Kelompok Tani Alamat Jumlah
Anggota
Jumlah
Peminjam
1 Tunas Muda Kapeh Panji 31 25
2 Jambu Air Berseri Jambu Air 20 -
3 Ateh Angko Tanjuang Alam 28 20
4 Sepakat Taluak 16 5
Jumlah 95 50
Sumber : Gapoktan Tani Tumbuh Lestari 5
Dari tabel 1.1 dapat dilihat, bahwa kelompok tani yang banyak
melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Tunas Muda. Kelompok
Tani ini berada di Kapeh Panji, yang mana anggotanya berjumlah 31
orang. Pada awalnya Kelompok Tani ini memiliki usaha menjual pupuk
dan pada saat ini telah memiliki mesin penggiling padi sendiri dan usaha
kue dari bahan pertanian. Sedangkan Kelompok Tani yang tidak
melakukan peminjaman adalah Kelompok Tani Jambu Air Berseri, karena
memiliki Koperasi sendiri.6
Pertumbuhan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari dari mulai berdiri,
dapat dikatakan selalu berkembang dan tidak pernah mengalami
penghentian. Gapoktan ini berdiri pada tahun 2011, dengan program awal
menjual pupuk kepada masyarakat tani. Kemudian muncullah dana dari
dinas pertanian, berupa dana PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan), yang diturunkan melalui program LKM-A (Lembaga
Keuangan Mikro Agribisnis). Dari sinilah masyarakat tani dapat
5 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, Jambu air, 13 April 2015, pukul
15:30 WIB 6 Arjuanidi, Manager Gapoktan, Data, Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, 06 April 2015,
pukul 15:00 WIB
6
meminjam kepada Gapoktan untuk bertani, seperti bersawah dan
berladang.
Sebagaimana telah dijelaskan pada tabel 1.1, bahwa Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari terdiri dari 4 kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Tunas
Muda di Kapeh Panji, yang beranggotakan 31 orang, dengan jumlah
anggota yang meminjam sebanyak 25 orang. Dengan peminjaman berkisar
dari Rp 1.000.000 – Rp 10.000.000 dan jangka waktu peminjaman 15 –
20 bulan. Total pinjaman seluruh anggota sebesar Rp 75.500.000.
Sebagian kecil dari peminjam mengalami kemacetan dalam pengembalian
pinjaman.
Kelompok Tani Jambu Air Berseri, yang berlokasi di Jambu Air,
beranggotakan 20 orang, dan hanya melakukan kegiatan menyimpan uang,
dan tidak melakukan peminjaman pada Gapoktan, dikarenakan jorong ini
memiliki Koperasi tersendiri, yang jauh berdiri sebelum Gapoktan. Jadi
masyarakat tani di Jambu Air lebih banyak melakukan peminjaman pada
koperasi tersebut.7
Kelompok Tani Ateh Angko, yang berlokasi di Tanjuang Alam,
beranggotakan 28 orang, dan yang aktif meminjam sebanyak 20 orang.
Dengan peminjaman berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 20.000.000 dalam
jangka waktu hingga 24 bulan. Total pinjaman sebesar Rp 115.000.000.
Kelompok Tani tidak mengalami masalah dalam pengembalian,
7 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
7
dikarenakan usahanya berkembang dengan baik dan memperoleh laba.
Masyarakat ini lebih banyak berladang dari pada bersawah.
Kelompok Tani Sepakat, yang berada di Taluak. Anggotanya
berjumlah 16 orang, dan yang aktif meminjam sebanyak 5 orang.
Dikarenakan adanya modal dari pihak lain, seperti keluarga. Kelompok
tani inilah yang paling sedikit melakukan peminjaman. Rata rata
peminjaman sebanyak Rp 2.000.000 dengan jangka waktu 12 bulan. Total
pinjaman sebesar Rp 10.000.000. Kelompok tani ini lebih banyak
bersawah daripada berladang.
Keuntungan yang diperoleh dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
sebesar 14.000.000/ tahun, dan terus meningkat untuk tahun tahun
berikutnya. Sebagian dari keuntungan dari usaha Gapoktan dibagikan
kepada para anggota sebagai bagi hasil. 8
Berdasarkan survei awal yang dilakukan, terdapat peningkatan
pendapatan terhadap usaha masyarakat tani dengan dana pinjaman yang
disalurkan Gapoktan ini, seperti dalam hal menggarap sawah dan
berladang, namun disini saya lebih melihat seberapa besar pengaruhnya
pemberian dana pinjaman ini terhadap pendapatan masyarakat tani.
Peningkatan berkisar dari Rp 500.000- Rp 1.500.000, dari pendapatan
awal. 9
8 Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
8
Dalam proses pemberian pinjaman, pada awalnya berjalan dengan
lancar. Kemudian para anggota mulai macet untuk membayar dengan
berbagai alasan, salah satu penyebabnya yaitu usaha masyarakat yang
tidak berjalan dengan baik, yang disebabkan oleh berbagai faktor yang
mana salah satunya yaitu faktor cuaca. Maka Gapoktan mengambil
keputusan untuk tidak memberikan pinjaman lagi kepada kelompok tani
yang anggotanya macet dalam mengembalikan pinjaman sampai
anggotanya membayar pinjaman lagi. Namun hal ini kurang efektif, karena
dapat merugikan bagi anggota yang membayar rutin dan mengurangi
pendapatan dan operasional dari Gapoktan sendiri. Jadi, peminjaman tetap
diberikan kepada masyarakat tani.10
Dalam teorinya, adanya pemberian dana pinjaman dapat
menambah kepada peningkatan pendapatan. Dengan demikian dana yang
disalurkan Gapoktan seharusnya berjalan dengan baik dan berpengaruh
kepada usaha dan pendapatan dari masyarakat tani. Oleh karena itu,
penulis ingin meneliti seberapa jauh pengaruh dana yang dipinjamkan ini
dalam membantu masyarakat tani dalam meningkatkan pendapatannya.
Fakta sangat penting dalam suatu penelitian, khususnya pada
penelitian ini. Dengan adanya dana yang dipinjamkan Gapoktan kepada
petani, maka petani dapat memperoleh modal dalam menggarap sawah dan
ladang. Dengan demikian usahanya akan dapat berkembang, berarti taraf
hidup petani dapat meningkat dan roda perekonomian dapat bergerak
10
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
9
dengan semestinya, kemiskinan berkurang dan lapangan pekerjaan dapat
tersedia.
Berdasarkan pemaparan dan keterangan latar belakang diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani di
Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian
Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu?
2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pengaruh pemberian dana pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan
Banuhampu.
10
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian
Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
2. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Bagi Akademik, untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi
penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi yang
diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
terutama tentang pengaruh pemberian dana pinjaman oleh
Gapoktan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.
b. Bagi Penulis, untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) dari Jurusan
Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi dan untuk menambah pengetahuan dan wawasan
penulis.
c. Bagi Gapoktan dan Masyarakat, untuk dapat dijadikan acuan
bagi Gapoktan agar lebih meningkatkan kinerjanya dan dapat
menyalurkan dananya bagi masyarakat tani dan mengetahui
seberapa besar pengaruh pemberian dana ini terhadap peningkatan
pendapatan para anggotanya.
d. Bagi Studi Lanjut, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi
studi selanjutnya.
11
D. Penjelasan Judul
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan untuk
memudahkan dalam memahami judul penelitian ini. Maka penulis akan
menjelaskan kata-kata penting diatas :
Pinjaman, yang dipinjam atau dipinjamkan, penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara gapoktan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.11
Jadi, pinjaman
yang ada pada judul ini hanya sekedar penamaan pada Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari, namun pada dasarnya adalah pembiayaan yang
berdasarkan prinsip syariah.
Gapoktan, yaitu gabungan dari beberapa kelompok tani yang
melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi
anggotanya dan petani lainnya.12
Pendapatan masyarakat, yaitu hasil kerja, arus kekayaan dalam
bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya
kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau jasa13
11
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonesia,2004),
Edisi 2, h.102 12
www.litbang.co.id,/ Kelembagaan Gapoktan, akses 20 Maret 2015, pukul 11:00 WIB 13
Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja
Grafindo,1960), h.18
12
Jadi, maksud dari kata kata diatas adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara gapoktan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil yang dijalankan
beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip
kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi
dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan petani lainnya, yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kerja, kekayaan dalam bentuk uang
tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya kewajiban
sebagai akibat penjualan barang atau jasa.
Dengan demikian, pinjaman yang berupa penyertaan uang yang
diberikan oleh gabungan kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis
di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai
peningkatan produksi dan pendapatan usaha tani bagi anggotanya dan
petani lainnya, yang apabila dikelola dengan sebaiknya akan
mendapatkan pendapatan berupa hasil dari usaha pertanian tersebut yang
merupakan pendapatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan judul diatas, maka maksud secara umum
dari judul penelitian ini adalah pentingnya dana pinjaman untuk
masyarakat yang berekonomi rendah untuk menjalankan usahanya dalam
pertanian dan yang akan berpengaruh kepada peningkatan pendapatan
masyarakat tersebut.
13
E. Kajian Terdahulu
1. Saparudin, NIM 3208.032, Prodi Ekonomi Islam, Jurusan Ekonomi
Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M Djamil
Djambek Bukittinggi, dengan judul “Pengaruh Pembiayaan
Musyarakah BMT Agam Madani terhadap Peningkatan Pendapatan
Nasabah di Nagari Balingka”. Penelitian ini membahas bagaimana
pengaruh pembiayaan musyarakah yang diberikan bank terhadap
pendapatan nasabah, dengan populasi sebanyak 193 nasabah dan
sampel sebanyak 29 orang. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
regresi linear sederhana, korelasi, dan uji T. Hasil dari pengukuran
regresi linear sederhana ditemukan bahwa Y= 0,15 + 0,01X, sehingga
dapat diartikan 1 unit pembiayaan musyarakah maka pendapatan
nasabah meningkat sebesar 1% dari jumlah pembiayaan yang diberikan
oleh BMT tersebut. Berdasarkan hasil pengujian koefisien korelasi,
ditemukan r = 0,21, yang berarti bahwa pembiayaan musyarakah
memiliki hubungan positif lemah terhadap peningkatan pendapatan
nasabah.14
2. Devi Sukriana, NIM 3209.045, Program Studi Ekonomi Islam, Jurusan
Ekonomi Islam, Sekolah Tinggi agama Islam Negeri (STAIN) Sjech M.
Djamil Djambek Bukittinggi, dengan judul “Pengaruh Penyaluran
Simpan Pinjam Perempuan –PNPM Mandiri Pedesaan Terhadap
Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi Kasus Kenagarian Balai
14
Saparudin, Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BMT Agam Madani terhadap
Peningkatan Pendapatan Nasabah di Nagari Balingka, skripsi tidak diterbitkan, 2012
14
Gurah Kecamatan Ampek Angkek)”. Penelitian ini membahas
bagaimana pengaruh penyaluran Simpan Pinjam Perempuan terhadap
peningkatan laba usaha masyarakat, populasi dalam penelitian sebanyak
140 orang dan sampel sebanyak 30 orang. Teknik analisis data dengan
regresi linear sederhana, uji F dan uji t. Hasil yang diperoleh dari 30
responden dengan jenis usaha dagang dan konveksi terbukti pemberian
pinjaman berperan dalam meningkatkan usaha masyarakat. Hal ini
terlihat dengan adanya peningkatan usaha masyarakat serta peningkatan
pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah mendapat penyaluran
Simpan Pinjam Perempuan. Dari hasil uji F, diketahui bahwa F hitung
sebesar 10.415 dengan tingkat signifikan 0.003 dimana terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara penyaluran Simpan Pinjam
Perempuan dengan peningkatan usaha masyarakat. Dari hasil regresi
linear, diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu
3.227 > 2.048 dengan tingkat signifikan yang dipakai 0.05 atau taraf
kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan dua
variabel signifikan terhadap peningkatan usaha dan pendapatan
masyarakat15
3. Asra Oktaviandi, NIM. 3210.061, Jurusan Ekonomi Islam , Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi, dengan judul “ Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank
15
Devi Sukriana, Pengaruh Penyaluran Simpan Pinjam Perempuan –PNPM Mandiri
Pedesaan Terhadap Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi Kasus Kenagarian Balai Gurah
Kecamatan Ampek Angkek), skripsi tidak diterbitkan, 2013
15
Syariah Mandiri Kantor Cabang pembantu (KCP) Pasar Aur
Bukittinggi”. Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh pembiayan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap peningkatan pendapatan nasabah.
Teknik analisis yang digunakan yaitu regresi linear sederhana, koefisien
konsistensi (R), koefisien determinasi (F), dan hasil yang diperoleh
pembiayaan KUR berpengaruh kepada peningkatan pendapatan nasabah
sebesar 21,8%, sedangkan 78,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.16
Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, pada penelitian ini
penulis lebih menekankan pada pengaruh pemberian dana pinjaman
oleh Gapoktan Tani Tumbuh lestari terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat tani. Lebih berfokus kepada usaha di bidang pertanian, dan
kepada masyarakat tani yang melakukan pinjaman dan tergabung dalam
anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu, dan bagaimana pengaruh pemberian dana
pinjaman dengan dana PUAP yang disalurkan Gapoktan terhadap
pendapatan masyarakat tani, apakah ada peningkatan dari sebelum dan
sesudah menerima dana pinjaman tersebut.
Jadi, perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu pada objek
yang diteliti, yang mana penulis lebih berfokus pada masyarakat tani
yang melakukan peminjaman pada Gapoktan, sedangkan penelitian
sebelumnya objek berupa nasabah pada perbankan syariah, yang terdiri
16
Asra Oktaviandi, Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang pembantu (KCP) Pasar
Aur Bukittinggi, skripsi tidak diterbitkan, 2015
16
dari berbagai macam profesi. Kemudian dari sisi lokasi penelitian,
penelitian sebelumnya berfokus kepada bank syariah, sedangkan pada
penelitian ini penulis meneliti pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,
yang berada di desa dan dekat dengan petani.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas dalam
penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan dari skripsi
ini, yaitu :
Bab I, Pendahuluan, bab ini berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, kajian
terdahulu, dan sistematika penulisan.
Bab II, Landasan Teori, bab ini berisikan kerangka teori, yaitu dana
pinjaman, pembiayaan, meliputi pengertian pembiayaan, unsur unsur
pembiayaan, syarat sahnya akad pembiayaan, tujuan pembiayaan, kualitas
pembiayaan, pembiayaan mudharabah, modal, jaminan, investasi, dan
pendapatan, meliputi pengertian pendapatan, pendapatan masyarakat,
sumber sumber pendapatan, proses pendapatan, pendapatan rumah tangga
muslim, koperasi,pembiayaan mudharabah pada KJKS, Kerangka
pemikiran dan Hipotesis.
Bab III, Metodologi penelitian, bab ini terdiri dari jenis penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisa data.
17
Bab IV, Hasil penelitian, bab ini berisikan profil Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari dan analisis pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu.
Bab V, Penutup, bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari
penelitian yang dilakukan.
18
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016M / 1437 H
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Dana Pinjaman
Pada dasarnya maksud dari dana pinjaman pada judul adalah
pembiayaan. Namun istilah yang digunakan pada Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari yaitu dana pinjaman, dikarenakan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
bukanlah bank syariah, jadi lembaga ini menggunakan nama dana
pinjaman sebagai pembiayaan. Jadi, prinsip dari Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari adalah koperasi syariah, namun belum memiliki badan hukum
sehingga belum tergabung pada KJKS (Koperasi Jasa keuangan Syariah).
Dengan penamaan dana pinjaman terkesan sebagai lembaga
keuangan konvensional, padahal maksudnya yaitu pembiayaan, dalam hal
ini pembiayaan mudharabah. Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan
menguraikan pengertian pinjaman, dan bagaimana pinjaman menurut
Ekonomi Islam dan menurut fiqh muamalah, sehingga diperoleh
perbedaan antara pinjaman dan pembiayaan.17
a. Pengertian Pinjaman
Pinjaman adalah penyediaan uang dan tagihan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
anggotanya yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya beserta imbalannya dalam jangka waktu tertentu.18
17
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 193 18
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,(Yogyakarta: Ekonesia, 2004),
Edisi 2, hal 102
20
Pinjaman juga didefenisikan sebagai penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang diberi pinjaman untuk mengembalikan uang
atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
yang telah dijanjikan.19
Dari pengertian di atas dapat kita lihat bahwa seseorang yang
diberikan pinjaman harus mengembalikannya dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat dan
disetujui oleh kedua belah pihak ditambah dengan imbalan.
b. Unsur Unsur Pinjaman
Adapun unsur unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas
pinjaman adalah :
1) Kepercayaan, yaitu keyakinan pemberi pinjaman bahwa
pinjaman yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan
benar benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang
2) Kesepakatan, di samping unsur percaya, di dalam pinjaman
juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi
pinjaman dengan si penerima pinjaman. Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing masing
pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing masing
19
Adiwarman Karim, Bank Islam, (Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2006), hal 361
21
3) Jangka waktu, setiap pinjaman yang diberikan mempunyai
jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa
pengembalian yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka
panjang.20
4) Resiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/ macet pemberian
pinjaman. Semakin panjang suatu pinjaman semakin besar
resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi
tanggungan bank atau lembaga keuangan lainnya, baik resiko
yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko
yang tidak sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau
bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan
lainnya.21
5) Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu
pinjaman atau jasa tersebut. Dan pada koperasi dengan nama
jasa, yang akan kembali kepada anggota.22
20
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.
98 21
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.
98 22
Kasmir, Kewirausahaan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2013), cetakan ke-9, hal
122
22
c. Tujuan dan Fungsi Pinjaman
Pemberian suatu fasilitas pinjaman mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan pemberian pinjaman tersebut tidak akan terlepas dari misi
lembaga keuangan itu didirikan.
Adapun tujuan utama dari pemberian suatu pinjaman adalah :
1) Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh
hasil dari pemberian pinjaman tersebut.
2) Membantu usaha nasabah atau anggota, tujuan lainnya
adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk
modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur
akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya.23
3) Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin
banyak kredit yang disalurkan oleh pihak lembaga
keuangan, maka semakin baik, mengingat semakin
banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan
di berbagai sektor.24
23
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,…………………………, h. 100 24
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,…………………………, h. 100
23
Kemudian di samping tujuan di atas suatu fasilitas pinjaman
memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Untuk meningkatkan daya guna uang, dengan adanya
pinjaman dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya
jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan
sesuatu yang berguna.
2) Untuk meningkatkan daya guna barang, pinjaman yang
diberikan oleh lembaga keuangan akan dapat digunakan
oleh si peminjam untuk mengolah barang yang tidak
berguna menjadi berguna atau bermanfaat
3) Untuk meningkatkan peredaran uang yang beredar,
pinjaman dapat menambah atau memperlancar arus barang
dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga jumlah
barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya
bertambah.
4) Sebagai alat stabilitas ekonomi, dengan memberikan
pinjaman dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena
dengan adanya pinjaman yang diberikan akan menambah
jumlah barang yang diperlukan masyarakat.
5) Untuk meningkatkan kegairahan usaha, bagi yang
meminjam tentu akan meningkatkan kegairahan usaha,
apalagi bagi nasabah yang modalnya pas pasan.
24
6) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, semakin
banyak pinjaman yang disalurkan, akan semakin baik,
terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.25
d. Jenis jenis Pinjaman
Secara umum jenis jenis pinjaman dapat dilihat dari berbagai
segi antara lain :
1) Dilihat dari segi kegunaan, terbagi 2:
a) Pinjaman investasi, biasanya digunakan untuk
keperluan usaha atau membangun usaha baru.
b) Pinjaman modal kerja. Digunakan untuk
memingkatkan produksi dalam
operasionalnya.26
2) Dilihat dari segi tujuan pinjaman, terbagi 3 :
a) Pinjaman produktif, pinjaman yang digunakan
untuk peningkatan usaha atau produksi atau
investasi
b) Pinjaman konsumtif, pinjaman yang digunakan
untuk dikonsumsi secara pribadi.
c) Pinjaman perdagangan, pinjaman yang
digunakan untuk perdagangan27
25
Adiwarman Karim, Bank Islam, 2006,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal 361 26
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hal 103 27
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, ………………………….., h. 103
25
3) Dilihat dari segi jangka waktu, terbagi 3
a) Pinjaman jangka pendek, pinjaman yang
memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun
atau paling lama satu tahun dan biasanya
digunakan untuk keperluan modal kerja
b) Pinjaman jangka menengah, jangka waktu
pinjamannya berkisar antara satu tahun sampai
dengan tga tahun, biasanya untuk investasi.
c) Pinjaman jangka panjang, pinjaman yang masa
pengembaliannya paling panjang. Waktu
pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima
tahun.28
4) Dilihat dari segi jaminan, terbagi 2 :
a) Pinjaman dengan jaminan, pinjaman yang diberikan
dengan suatu jaminan.
b) Pinjaman tanpa jaminan, merupakan pinjaman yang
diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.
5) Dilihat dari segi sector usaha, terbagi 7
a) Pinjaman pertanian, merupakan pinjaman yang
dibiayai untuk sector perkebunan atau pertanian
rakyat
28
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,………………………… …, h. 104
26
b) Pinjaman peternakan, dalam hal ini untuk jangka
pendek misalnya peternakan ayam dan jangka
panjang kambing atau sapi
c) Pinjaman industri, untuk membiayai industri
kecil, menengah atau besar
d) Pinjaman pertambangan, jenis usaha tambang
yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang.
e) Pinjaman pendidikan, merupakan pinjaman yang
diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa pinjaman
untuk para mahasiswa
f) Pinjaman profesi, diberikan kepada para
professional seperti dosen, dokter atau pengacara
g) Pinjaman perumahan, yaitu pinjaman untuk
membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.29
e. Pinjaman dalam Fiqh Muamalah
Pinjaman dalam fiqh muamalah dikenal dengan nama qardh, yaitu
hutang piutang atau pinjaman suka rela. Qardh yaitu penyediaan uang
yang diberikan kepada yang berhutang dalam jangka waktu tertentu
yang harus dikembalikan sebanyak yang dipinjam tanpa adanya
tambahan dari uang yang dipinjamkan, walaupun ada hanya dalam
29
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011), h.
105
27
bentuk uang administrasi, seperti halnya pada bank syariah, yaitu qardh
hasan, yaitu pinjaman suka rela.
Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah
(muqtaridh) yang memerlukan, yang mana nasabah al qardh wajib
mengembalikan jumlah po0kok yang diterima pada waktu yang telah
disepakati bersama dan biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
Qardh diberikan kepada nasabah apabila tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan pembiayaan, sehingga inilah jalan terakhir agar tetap
memperoleh pinjaman.
Dalil pinjaman terdapat dalam QS Al Baqarah : 282
“ Hai orang yang beriman! Jika kamu bermuamalah tidak secara tunai
sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis.”30
Adapun hadis nabi yang berbicara tentang pinjaman (qardh):
“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia.
Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat, dan Allah
senantiasa menolong hamba Nya selama ia (suka) menolong
saudaranya.”31
Karena maksud dari dana pinjaman ini adalah pembiayaan, jadi pada
skripsi ini lebih diperdalam tentang pembiayaan, dan pembiayaan
mudharabah.
30
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 290 31
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294
28
2. Pembiayaan
Pada dasarnya, kegiatan usaha bank syariah dapat dikelompokkan
kedalam 3 (tiga) jenis produk, yaitu produk simpanan, produk asset yang
salah satunya pembiayaan dan produk jasa jasa.32
Pembiayaan merupakan
salah satu produk asset yang sangat berkembang pada saat ini yang
menggunakan prinsip bagi hasil.
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah atau lembaga
keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.33
b. Unsur Pembiayaan
Pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan.
Hal ini berarti yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat
dikembalikan oleh penerima pembiayaan sesuai dengan waktu dan
syarat-syarat yang telah disepakati bersama. Berdasarkan hal tersebut,
unsur-unsur dalam pembiayaan tersebut adalah :
32
A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2012) , h. 78 33
A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah,…………………………. , h. 78-79
29
1) Adanya dua pihak, yaitu pemberi pembiayaan (shahibul
mal) dan penerima pembiayaan (mudharib). Hubungan
pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan merupakan
kerja sama yang saling menguntungkan, yang diartikan pula
sebagai kehidupan tolong-menolong.
2) Adanya kepercayaan shahibul mal kepada mudharib yang
didasarkan atas prestasi dan potensi mudharib.
3) Adanya persetujuan, berupa kesepakatan pihak shahibul mal
dengan pihak lainnya yang berjanji membayar dari mudharib
kepada shahibul mal.
4) Adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari shahibul mal
kepada mudharib.
5) Adanya unsur waktu (time element). Unsur waktu
merupakan unsur esensial pembiayaan.
6) Adanya unsur risiko (degree of risk) baik di pihak shahibul
mal maupun di pihak mudharib. Risiko di pihak shahibul
mal adalah risiko gagal bayar (risk of default), baik karena
kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau ketidakmampuan
bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan
membayar. Risiko di pihak mudharib adalah kecurangan
dari pihak pembiayaan, antara lain berupa shahibul mal yang
30
dari bermaksud untuk mencaplok perusahaan yang diberi
pembiayaan atau tanah yang dijaminkan.34
c. Syarat Sahnya Akad Pembiayaan
Sebelum pembiayaan direalisasikan, terlebih dahulu harus
dibuat akad atau perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban antara
bank dengan nasabah penerima fasilitas pembiayaan. Untuk sahnya
suatu perjanjian menurut ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata
diperlukan 4 syarat yaitu :
1) Sepakat mereka yang mengikatkan diri (Sighat Al-Aqd)
Sepakat mereka yang mengikatkan diri adalah bahwa apa
yang dikehendaki oleh pihak yang satu disetujui atau
disepakati oleh pihak yang lain. Tidak ada kesepakatan
apabila suatu perjanjian muncul karena ada paksaan,
kekhilafan, atau penipuan.
2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
Pertama, Ahliyatul Ada‟, yaitu kelayakan seseorang untuk
memenuhi kewajiban yang ditetapkan syarak atau orang
yang layak dengan sendirinya untuk melakukan berbagai
akad. Penentuan kelayakan ini para fuqaha sering hanya
menyebutkan mukallaf, yaitu akil balig, berakal sehat, dan
cakap hukum.
34
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2008),h. 5
31
Kedua, wilayah atau perwalian yang berarti adanya
kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh syarak atau
undang-undang kepada seseorang untuk melakukan tindakan
suatu akad, yang mempunyai akibat-akibat hukum.
3) Suatu hal tertentu (Mahal Al-Aqd / Al- Ma‟qud Alaih)
Suatu hal tertentu mengenai hak-hak dan kewajiban para
pihak harus dapat ditentukan secara jelas dalam perjanjian
yang bersangkutan, misalnya :
a) Maksimum pembiayaan yang diberikan (plafon
pembiayaan)
b) Tujuan pemberian pembiayaan
c) Tanggal jatuh tempo pembiayaan
d) Kewajiban nasabah penerima fasilitas untuk
melunasi hutang pokok, imbalan, dan biaya-biaya
lainnya berkenaan dengan pembiayaan yang
diberikan bank.
4) Suatu sebab yang halal (Maudhu Al-Aqd)
Dalam fikih sering disebut dengan maudhu al-aqd yang
berarti tujuan utama kenapa ditentukan adanya akad.35
35
A. Wangsawidjadja, Pembiayaan Bank Syariah . . . , h. 153-160
32
d. Tujuan Pembiayaan
Pada dasarnya terdapat dua tujuan dari pembiayaan, yaitu :
1) Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari
pembiayaan berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil
dari diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah.
Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan
kepada usaha-usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau
mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.
2) Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan
harus benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability
dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.36
e. Kualitas Pembiayaan
Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan
atas risiko kemungkinan terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah
pembiayaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban untuk membayar
bagi hasil, serta melunasi pembiayaannya. Jadi unsur utama dalam
menentukan angsuran maupun pelunasan pokok pembiayaan dan
terperinci atas :
36
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management . . . , h. 6
33
1) Pembiayaan Lancar (Pass)
Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila
memenuhi kriteria antara lain ;
a) Pembayaran angsuran pokok dan / atau bunga tepat
waktu
b) Memiliki mutasi rekening yang aktif
c) Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan
agunan tunai (cash collateral)
2) Perhatian Khusus (Special Mention)
Pembiayaan digolongkan pembiayaan dalam perhatian
khusus apabila memenuhi kriteria :
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga
bagi hasil yang belum melampaui sembilan puluh
hari
b) Kadang-kadang terjadi cerukan
c) Mutasi rekening relatif aktif
d) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan
e) Didukung oleh pinjaman baru
3) Kurang Lancar (Substandard)
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan
dalam kurang lancar apabila memenuhi kriteria :
34
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bagi
hasil
b) Sering terjadi cerukan
c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah
d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan lebih dari sembilan puluh hari
e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi
debitur
f) Dokumentasi pinjaman yang lemah
4) Diragukan (Doubtful)
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan
diragukan apabila memenuhi kriteria :
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d) Terjadi kapitalisasi bunga
e) Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk
perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan
5) Macet (Loss)
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan
macet apabila memenuhi kriteria :
a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan / atau bunga
b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
35
c) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan
tidak dapat dicairkan pada nilai wajar 37
3. Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah
Akad penyaluran dana bank syariah dan lembaga keuangan syariah
lainnya berupa akad mudharabah, musyarakah, murabahah, salam,
istishna, ijarah dan qardh. Akad bank syariah dan lembaga keuangan
syariah lainnya yang utama dan paling penting yang disepakati para ulama
adalah akad pola bagi hasil dengan prinsip mudharabah.38
a. Pengertian Akad Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha/perniagaan antara pihak
pemilik dana (shahibul maal ) sebagai pihak yang menyediakan modal
dana 100% dengan pihak pengelola modal (mudharib), untuk
diusahakan dengan porsi keuntungan akan dibagi bersama (nisbah)
sesuai dengan kesepakatan di muka dari kedua belah pihak. Sedangkan
kerugian (jika ada) akan ditanggung pemilik modal, kecuali jika
diketemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pihak pengelola dana
(mudharib), seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan
dana.
37
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, Islamic Financial Management, ……h.
33-37 38
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
h.48
36
Akad mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik
dana (Shahibul mal) kepada pengelola dana ( mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan
pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah
yang telah disepakati sebelumnya.
b. Mekanisme Pembiayaan Berdasarkan Akad Mudharabah
Dalam pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, lembaga
keuangan syariah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul mal) yang
menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja, dan nasabah atau
anggota bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dalam kegiatan
usahanya.
Bagan pembiayaan Akad Mudharabah
Akad pembiayaan
Nasabah/anggota
usaha
Lembaga keuangan
Bagi hasil Nisbah (X) Nisbah (Y)
Modal
37
Gambar 2.1
Skema Pembiayaan Mudharabah
Sumber : A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah
(Gramedia Pustaka Utama, 2012)
c. Rukun dan Syarat Akad Mudharabah
Rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi
yaitu :
1) Pelaku akad, yaitu pemodal (shahibul mal) dan
pengelola (mudharib)
2) Objek akad, yaitu modal, kerja, dan keuntungan
3) Shighat, yaitu ijab dan qabul.
Syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah terdiri dari
syarat modal dan syarat keuntungan, yaitu
1) Modal harus berupa uang
2) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya
3) Modal harus tunai bukan hutang.
4) Keuntungan harus jelas ukurannya
5) Keuntungan harus dengan pembagian yang disepakati kedua
belah pihak.39
39
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
62
38
4. Pembiayaan Mudharabah pada KJKS (Koperasi Jasa Keuangan
Syariah)
Tata cara penyelenggaraan produk mudharabah yaitu pihak
pengelola sebagai pemilik proyek dapat mengajukan permohonan
pembiayaan kepada KJKS atau Unit Jasa keuangan Syariah Koperasi.
Kebutuhan dana tersebut dapat digunakan untuk pembiayaan yang bersifat
modal kerja atau investasi. Ada 2 cara pembagian bagi hasil dalam system
pembiayaan mudharabah, yaitu bagi laba (profit sharing) yaitu pendapatan
setelah dikurangi beban dan bagi pendapatan (revenue sharing) yang
dihitung dari total pendapatan. Jika terjadi kerugian bukan kelalaian
pengelola (mudharib), maka KJKS akan menanggung kerugian.
Adapun proses pembiayaan pada sistem mudharabah, yaitu :
a. Mitra/ anggota, yaitu menyampaikan tujuan untuk kebutuhan dana
sebagai modal kerja untuk suatu proyek tertentu.
b. Account Officer, yaitu menganalisis kelayakan bisnis mitra usaha,
historis usaha mitra usaha baik dari segi kualitatif dan kuantitatif
serta kelayakan proyek atau usaha yang akan dikerjakan mitra usaha.
c. Unit Support (Administrasi pembiayaan, yaitu menganalisis mitra
usaha dari segi yuridis maupun kelengkapan/ perizinan dan
keabsahan proyek juga kelengkapan dokumentasi perusahaan dalam
bidang hukum, dan kelayakan jaminan yang diajukan oleh mitra
usaha.
39
d. Komite pembiayaan, yang berguna untuk memperoleh keputusan,
apakah permintaan mitra usaha dianggap tidak layak atau layak.
e. Surat persetujuan mudharabah kepada mitra usaha
f. Setelah menerima surat persetujuan, apabila mitra usaha setuju,
maka mitra usaha akan mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk
akad.
g. Bagian administrasi pembiayaan memberikan informasi bahwa akad
sudah terlaksana, dan dana dapat dicairkan.
h. Setelah menerima dana dari KJKS, mitra usaha akan menyerahkan
tanda terima uang oleh mitra usaha
i. Selama proyek berjalan, account officer diwajibkan untuk turut
terlibat, monitoring perkembangan proyek dan pendapatan serta
biaya yang dikeluarkan.
j. Setelah proyek berjalan, mitra usaha akan melakukan pembayaran
bagi hasil kepada KJKS sesuai nisbah yang telah disepakati bersama.
k. Pembayaran pokok dilakukan diakhir periode selesainya jangka
waktu bersama.
5. Hukum Mudharabah dan Dasar Hukumnya
Secara eksplisit dalam Al Quran tidak dijelaskan langsung
mengenai hukum mudharabah. Dalam Islam, akad mudharabah
dibolehkan, karena bertujuan untuk saling membantu antara shahibul maal
dan mudharib.
40
a. Al Quran
Firman Allah QS An Nisa’: 29
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.”
Maksud ayat diatas bahwa kita disuruh untuk berusaha, dan tidak
memakan harta orang lain secara semena mena, dan harta harus
diperoleh dengan cara yang lain, salah satunya pada pembiayaan.
b. Hadis Nabi Riwayat Thabrani, yang artinya “ Abbas bin Abdul
Muthallib jika meyerahkan harta sebagai mudharabah, ia
mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan
dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika
persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung
resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar
Rasulullah, beliau membenarkannya.” (H.R Thabrani dari Ibnu
Abbas).”40
c. Ijma’, diriwayatkan “sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,
mudharib), harta anak yatim sebagai mudharabah dan taka da
seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang
sebagai ijma‟ (Wahbah Zuhaily, al Fiqh al Islami wa Adillatuhu).”41
d. Qiyas, transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
e. Kaidah fiqh “ pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh
dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
40
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294
41 Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 90
41
6. Landasan Syari’ah
a. Al-Qur’an (Qs. al – Ahzab : 70)
Artinya : “ Hai orang – orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar” (Qs.
al – Ahzab : 70) 42
Dari kutipan ayat al-Quran di atas terdapat makna bahwa
kejujuran merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia dalam
segala bidang kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan muamalah.
Jika kejujuran ini tidak diterapkan dalam perikatan, maka akan
merusak legalitas perikatan itu sendiri. Selain itu, jika terdapat
ketidakjujuran dalam perikatan, akan menimbulkan perselisihan
diantara para pihak.
b. Al- Hadist ( Hadist Nabi Riwayat Tirmidzi )
م حالال لح جائز بيي الوسلويي إال صلحا حر أوالص
م أحل حراها وال ا وسلوىى على شروطهن إال شرطا حر
حالال أو أحل حراها
Artinya : “ Perdamaian dapat dilakukan diantara kamu kaum
muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram, dan kaum muslimin
terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram ”( HR Tirmidzi dari „Amr bin „Auf ) 43
42
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, ( Jakarta : KENCANA, 2013), h. 97 43
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah . . . , h. 143
42
Dari hadist di atas dapat diambil makna bahwa pembiayaan
dan bank haruslah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan agar
pembiayaan dapat terealisasi. Syarat-syarat tersebut telah mengikat
antara anggota dengan koperasi, dan apabila salah satu pihak
melanggar maka akan menimbulkan perselisihan antara kedua belah
pihak.
7. Modal
Modal adalah faktor produksi yang ketiga. Ia adalah kekayaan
yang dipakai untuk menghasilkan kekayaan lagi. Modal meliputi semua
barang yang diproduksi tidak untuk dikonsumsi, melainkan untuk produksi
lebih lanjut.
a. Pengertian Modal
Modal adalah kekayaan yang didapatkan oleh manusia melalui
tenaganya sendiri dan kemudian menggunakannya untuk menghasilkan
kekayaan lebih lanjut.44
Pada umumnya, modal digolongkan menjadi 2, yaitu :
1) Modal tetap, mencakup barang produksi tahan lama yang
digunakan lagi dan hingga tak dapat dipakai lagi. Contohnya
bangunan dan mesin, peralatan, traktor dan truk.
2) Modal kerja, mencakup barang produksi sekali pakai, seperti
bahan mentah yang langsung habis sekali pakai.
44
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012), h. 201
43
b. Arti Penting Modal
Modal memainkan peranan penting dalam produksi, karena
produksi tanpa modal akan menjadi sulit dikerjakan. Modal menempati
posisi penting dalam proses pembangunan ekonomi maupun dalam
penciptaan lapangan kerja. 45
c. Pembentukan Modal
Beberapa langkah yang diambil oleh Islam dalam upaya
pembentukan modal, yaitu :
1) Zakat, telah diterapkan atas harta yang ditimbun dalam
bentuk emas dan perak, simpanan di bank, uang tunai.46
2) Harta yang dimanfaatkan di dalam proses produksi
dibebaskan dari zakat. Misalnya, tanah pertanian bebas dari
zakat, binatang ternak yang dipekerjakan bebas pajak, kuda
yang digunakan untuk tunggangan.
3) Mereka yang menjual asetnya seperti rumah atau tanah
dianjurkan oleh Nabi SAW untuk menginvestasikan uangnya
lagi dengan cara membeli tanah atau rumah.
4) Memboroskan harta dalam bentuk pengeluaran yang
berlebihan atau mewah benar benar dilarang. Pembelian
barang mewah tidak dibenarkan dan hidup suka pamer juga
45
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam(Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012), h. 202 46
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012), h. 204
44
dicegah. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S Al A’raaf :
31,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
masjid), Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.”47
Jadi, maksud ayat diatas bahwa kita harus sederhana dalam
membelanjakan uang dan hidup sederhana adalah pilihan utama dalam
Islam, maka pemborosan harta pun berhenti dan hartapun lalu mengalir ke
saluran saluran produktif. Dan hal ini juga mendorong pembentukan
modal.
d. Imbalan Bagi Modal
Di dalam perekonomian Islam, tak diragukan lagi bahwa
tabungan didorong, tetapi dilarang orang menabung di bank untuk
mendapatkan bunga, dan tidak boleh pula menyertakan modalnya ke
dalam bisnis secara bunga. Penabung dapat menginvestasikan modalnya
dengan mendirikan bisnis sendiri, atau dia menginvestasikan dengan
skema mudharabah atau musyarakah.
Di dalam mudharabah, seseorang menyediakan modal sedang
yang lain menyediakan tenaga kerja atau keahlian, lalu keduanya
membagi laba sesuai dengan kesepakatan. Jika terjadi bisnis itu
47
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012), h. 205
45
merugi, maka seluruh kerugian menjadi tanggungan pemilik modal.
Di dalam musyarakah atau syirkah, semua pihak menyediakan modal
lalu berbisnis, membagi laba maupun rugi sesuai dengan setoran
modal masing masing.
Jika modal itu tidak dalam bentuk uang, melainkan dalam
bentuk bangunan, pabrik, atau mesin, maka ia dapat
menyewakannya dengan sewa tetap.48
8. Investasi
Investasi sebagai pendorong perkembangan ekonomi meliputi
investasi dalam pembangunan, pengetahuan, teknik dan keahlian. Selain
itu termasuk sumber sumber yang meningkatkan tenaga produksi yang
semuanya memerlukan keahlian pelakunya. Dengan kata lain investasi
akan memacu pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Fungsi investasi
yang meningkatkan produktivitas itu tidak saja berwujud pabrik dan
perlengkapan lainnya, tetapi juga berwujud human capital. 49
Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanaman-
penanaman modal atau perusahaan membeli barang modal dan
perlengkapan- perlengkapan produksi, dengan maksud menambah
kemampuan memproduksi barang barang dan jasa jasa yang tersedia
dalam perekonomian.50
48
Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2012), h. 206 49
Irwan, M.Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta : BPFE Edisi Keenam,
2002), h. 89 50
Irwan, M. Suparmoko, Ekonomi Pembangunan, ………………….., h. 91
46
Joseph Aloia Schumpeter membedakan investasi ke dalam :
a. Investasi terpengaruh ( induced investment), yaitu investasi yang
besar kecilnya sangat tergantung atau dipengaruhi oleh perubahan
di dalam pendapatan nasional, volume penjualan, keuntungan
perusahaan, dan lain lain.
b. Investasi otonom (autonomous investment), yaitu investasi yang
besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tetapi
lebih banyak ditentukan oleh perubahan perubahan yang bersifat
jangka panjang seperti adanya penemuan baru, perkembangan
teknologi, dan sebagainya.51
Bentuk bentuk investasi mengarah pada penggunaan modal.
Penggunaan modal yang dimaksud dapat berupa penambahan sumber daya
baru atau peningkatan sumber daya yang ada. Namun sifat terpenting dari
semuanya adalah bahwa hal tersebut melibatkan suatu trade off antara
konsumsi sekarang dan konsumsi di masa yang akan datang, antara sedikit
berkorban pada saat ini untuk memperoleh yang lebih banyak di masa
yang akan datang.52
51
Muana Nanga, Makro Ekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, Edisi Pertama,
(Jakarta: Rajawali Press, 2001), h. 103 52
Todaro Michael, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Gelora Pratama,
1988), h. 87
47
Dalam melakukan investasi para investor sudah pasti
mempertimbangkan resiko yang akan dihadapi. Ada beberapa resiko yang
dihadapi oleh investor, antara lain :
a. Resiko Inflasi, merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi
oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang dimana daya beli
yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami
penyusutan.
b. Resiko tingkat bunga, tingkat bunga yang tidak pernah stabil, hari
ini naik, besok turun dan demikian pula sebaliknya akan berjalan
secara terus menerus.
c. Resiko pasar, resiko ini timbul karena pasar yang tidak menentu.
9. Pendapatan
Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan
dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selam periode yang dipilih
pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal,
perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih
keuntungan, seperti manajemen rekening investasi terbatas. 53
Pendapatan
diperoleh setelah bekerja ataupun hasil dari warisan.
53
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, 2001, (Jakarta: Gema
Insani), h. 204
48
a. Pengertian Pendapatan
Pendapatan (revenue) adalah arus kekayaan dalam bentuk uang
tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk atau menurunnya kewajiban
sebagai akibat penjualan barang atau jasa.54
“Pendapatan menurut Syahrudin adalah pendapatan dalam bentuk
uang. Sedangkan menurut Sumitro pendapatan adalah hal yang paling
pokok dalam ekonomi, dimana pada tingkat pertama dan terakhir maka
pendapatan kita ditentukan oleh barang dan jasa itu berdasarkan atas
produksi, artinya atas kegiatan kita untuk menghasilkan barang dan jasa
guna memenuhi kebutuhan kita.”55
Ada tiga kejadian yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan saat diakuinya pendapatan :
1) Saat Penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat
diserahkan kepada anggota pengakuan pendapatan
bersangkutan dengan penyerahan hal milik barang yang
dijual.
2) Saat pembayaran, pembayaran dapat pula diakui pada
pembayaran atas penjualan yang diterima.
3) Saat selesainya produksi, untuk barang yang nilainya
pasarnya sudah tertentu dan pemasarannya terjamin,
pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi56
54
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 274 55
Syahrudin, Dasar Dasar Teori Ekonomi Mikro, (Jakarta: FEUI, 1990), h.23 56
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 274
49
b. Sumber Sumber Pendapatan
Seseorang individu dapat memperoleh pendapatan dengan jalan
bekerja maupun dengan harta benda yang dimilikinya. Misalnya tanah,
mesin, rumah atau yang lazim disebut dengan modal sehingga dapat
dikatakan bahwa untuk memperoleh pendapatan diidentikkan dengan
menjual barang atau jasa oleh suatu perusahaan atau pihak penjual.
Sumber sumber pendapatan lainnya :
1) Penjualan hasil produksi
2) Pembelian jasa atau penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak
lain, sehingga diperoleh hasil dalam bentuk bunga, sewa,
honorarium, dan lain lainnya.
3) Penyerahan atau penjualan sumber ekonomi selain dari
produksi.
c. Proses Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah
pembentukan pendapatan ( earning process) dan realisasi pendapatan
(realization process).
1) Proses Pembentukan Pendapatan ( Earning Process)
Merupakan suatu konsep tentang terjadinya pendapatan, ini
berdasarkan pada asumsi bahwa semua kegiatan operasi yang
diperlukan dalam rangka mencari hasil yang melingkupi semua
tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun mengumpulkan
piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan
50
berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum
perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2) Proses Realisasi Pendapatan ( Realization Process)
Proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah
selesai dikerjakan dan dijual. 57
3) Pendapatan dari pemerintah
Pendapatan pemerintah berupa pembayaran tunjangan yaitu
pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah pada orang yang
tidak menawarkan barang atau jasa dalam pertukaran sebagian
tapi tidak selamanya.
Pembayaran tunjangan diberikan pada orang yang
mempunyai pendapatan rendah semata mata karena memang
memiliki pendapatan. Oleh karena itu, pembayaran tunjangan
mengurangi jumlah ketidaksetaraan dalam distribusi pendapatan
dan tidak semua pendapatan diterima oleh orang miskin.
d. Pengalaman Usaha dan Kerja
Dalam masa kerja, latihan berpengaruh terhadap pendapatan,
dilihat dari tujuan pelaksanaan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian atau keterampilan, sehingga dengan peralatan dan lingkungan
dapat menghasilkan produktivitas kerja yang lebih banyak dan mungkin
kualitas yang lebih tinggi.
57
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, ………………………………, h. 276
51
Dengan demikian kenaikan upah atau pembagian pendapatan yang
disebabkan oleh kenaikan produktivitas kerja, dimana kenaikan
produktivitas kerja antara lain dapat ditingkatkan melalui pendidikan
dan latihan dalam kerja.58
Masa kerja seseorang dalam pekerjaan merupakan suatu proses
latihan sambil melakukan pekerjaan, baik latihan di dalam pekerjaan
maupun diluar pekerjaan. Latihan akan menaikkan keterampilan dan
kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan, sehingga
mempertinggi produktivitas. Latihan yang dilakukan di luar pekerjaan
dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan pegawai baik secara
horizontal maupun vertikal. 59
e. Pendapatan Pribadi atau Disposible
Di dalam perhitungan pendapatan terdapat dua jenis istilah yang
selalu ditentukan nilainya dan penting untuk diketahui dan
diterangkan yaitu pendapatan pribadi dan pendapatan disposible.
Pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan
apapun yang diterima oleh penduduk suatu negara. Sedangkan
pendapatan disposible adalah pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak
yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa
dinamakan pendapatan disposible.60
58
Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), h. 241 59
Kustoro Budiarta, Pengantar Bisnis, …………………………….., h. 242 60
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar,……………………………..h. 276
52
Dari pengertian pendapatan di atas dapat diuraikan bahwa
pendapatan adalah seluruh penerimaan yang diterima oleh penduduk
suatu negara dalam satu periode, pendapatan pribadi ini akan
digunakan untuk tujuan yaitu :
1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga, dengan ciri ciri :
a) Pendapatan yang diterima, pendapatan ini akan sangat
mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga karena
konsumsi harus dipenuhi oleh masyarakat terutama
kebutuhan primer.
b) Apabila rumah tangga tidak bekerja, konsumsi tetap akan
dilakukan dan dinamakan pengeluaran otonom
(pengeluaran yang tidak bergantung pada pendapatan
rumah tangga).
c) Apabila akan berlaku pertambahan pendapatan, akan
berlaku pertambahan konsumsi, tetapi pertambahan
konsumsi akan kurang dari pertambahan pendapatan.61
2) Pengeluaran investasi atau menabung, investasi adalah
pengeluaran perorangan untuk membeli barang modal,
secara statistik dibedakan kepada tiga komponen, yaitu:
a) Pengeluaran keatas barang modal
b) Membangun rumah tempat tinggal
c) Perubahan dalam stok atau inventaris62
61
Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makro, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1994),h. 49
53
Sedangkan menabung adalah menyimpan kelebihan
pendapatan untuk masa yang akan datang dan apabila
terjadi hal hal yang diluar dugaan.
f. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat adalah pendapatan yang diperoleh oleh
perorangan, individu atau rumah tangga dalam suatu negara dalam
satu periode, jadi pendapatan masyarakat adalah pendapatan masing
masing individu masyarakat dalam suatu negara.63
Pendapatan masyarakat ini diperoleh dari beberapa faktor produksi
yaitu:
1) Pendapatan para pekerja yaitu gaji dan upah
2) Pendapatan dari usaha perorangan (perusahaan perorangan)
3) Pendapatan dari sewa
4) Bunga netto yaitu seluruh pembayaran bunga yang dilakukan
dikurangi bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga keatas
pinjaman usaha
5) Keuntungan perusahaan dan keuntungan dari investasi
masyarakat.
62
Sadono Sukirno, Pengantar Ekonomi Makro,………………………………………h. 50 63
Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 1960),h.18
54
Jadi, pendapatan masyarakat adalah seluruh penerimaan
masyarakat dalam satu periode, baik itu penerimaan dari gaji,
sewa, upah, pendapatan bunga dan lain lain.64
g. Karakteristik Pendapatan
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke
perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi
perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber
pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah
pendapatan serta proses penandingan.
Adapun karakteristik pendapatan tersebut adalah :
1) Sumber Pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara
tetapi tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan.
Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari
transaksi modal, laba dari penjualan aktiva yang bukan barang
dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga. 65
2) Produk dan Kegiatan Utama Perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam
bentuk jasa. Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan
berbagai macam produk atau baik berupa barang atau jasa atau
64
Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait,
………………..h.19 65
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,1990), h. 290
55
keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya
bagi perusahaan.
3) Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan,
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per
satuan kali kuantitas terjual. 66
h. Pendapatan Rumah Tangga Muslim
Neraca rumah tangga muslim terdiri atas empat perkiraan utama,
yaitu:
1) Pendapatan rumah tangga muslim, pendapatan rumah tangga
yang satu berbeda dengan pendapatan rumah tangga yang lain,
sesuai dengan kegiatan perekonomian atau pekerjaan kepala
rumah tangga.
2) Pendapatan pokok, pendapatan pokok dapat berbentuk
pendapatan per semester bergantung pada mata pencaharian
pokok kepala keluarga, dalam hal ini pertanian.
3) Pendapatan tambahan, yaitu pendapatan rumah tangga yang
dihasilkan anggota rumah tangga yang sifatnya tambahan,
seperti bonus atau pemberian dana bantuan.
4) Pendapatan lain lain, dapat berupa bantuan atau hibah dari
orang lain atau hasil perputaran harta. Bantuan istri kepada
suaminya dalam masalah keuangan rumah tangga dianggap
sebagai pendapatan lain lain karena hal ini dapat membantu
66
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h.23
56
pembelanjaan rumah tangga. Meskipun demikian, pendapatan
lain lain ini sulit diperkirakan sebelumnya. 67
10. Koperasi
Lembaga keuangan sangat banyak jumlahnya, mulai dari bank baik
bank konvensional ataupun bank syariah, BMT, BPR, koperasi, asuransi
syariah, dan lain lain. Koperasi merupakan salah satu lembaga keuangan
yang sangat dekat dengan masyarakat.
a. Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari kata cooperation yang berarti kerjasama.
Menurut istilah koperasi adalah suatu kumpulan yang dibentuk oleh
para anggota peserta yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para
anggotanya dengan harga relatif rendah dan bertujuan memajukan
tingkat hidup bersama.68
Di samping bentuk bentuk organisasi bisnis yang berorientasi
keuntungan, koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang
berorientasi kepada pelayanan, dapat memberikan sumbangan yang
kaya kepada realisasi sasaran suatu perekonomian Islam. 69
Dengan penekanan Islam pada persaudaraan, koperasi dalam
berbagai bentuknya untuk memecahkan persoalan yang saling
menguntungkan antara para produsen, pelaku bisnis, konsumen,
67
Husein Syahatah, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, 2004, (Jakarta: Gema Insani),
h.103 68
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294 69
M. Umer Chapra, Sistem Moneter Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000), h. 38
57
penabung, dan investor, seharusnya mendapatkan penekanan yang besar
dalam sebuah masyarakat Islam.
Masyarakat koperasi dapat menyumbangkan sejumlah pelayanan
yang banyak kepada para anggota, termasuk penyediaan keuangan
berjangka pendek bila diperlukan melalui dana mutual, ekonomi
penjualan dan pembelian dalam jumlah besar, pemeliharaan fasilitas,
pelayanan bimbingan, bantuan atau pelatihan untuk memecahkan
persoalan manajemen dan teknik, dan asuransi mutual.
Menurut Masfuk Zuhdi, koperasi adalah suatu perkumpulan
atau organisasi yang beranggotakan orang atau badan hokum yang
bekerja sama dengan penuh kesadaran untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota atas dasar sukarela secara kekeluargaan.
Sebagian ulama menyebut koperasi dengan syirkah taawuniyah
atau persekutuan tolong menolong yaitu perjanjian kerjasama antara
dua orang atau lebih, yang satu pihak menyediakan modal usaha,
sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing
membagi untung menurut perjanjian. 70
Dalam koperasi ini terdapat unsur mudharabah karena satu pihak
memiliki modal dan pihak lain melakukan usaha atas modal tersebut.
Koperasi kredit adalah koperasi yang memberikan pertolongan kepada
anggota anggotanya yang membutuhkan modal.
70
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 295
58
b. Hukum Pendirian Koperasi
Persekutuan adalah salah satu bentuk kerjasama yang dianjurkan
syara’ karena persekutuan berarti ada terdapat kesatuan. Dengan
kesatuan akan tercipta sebuah kekuatan, sehingga hendaknya kekuatan
ini digunakan untuk menegakkan sesuatu yang benar menurut syara’.
Sesuai pada Q.S Al Maidah ayat 2 ;
“ dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan
taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan”. (Q.S Al Maidah : 2)
Berdasarkan pada ayat al quran di atas kiranya dapat dipahami
bahwa tolong menolong dalam kebajikan dan dalam ketaqwaan
dianjurkan Allah. 71
Koperasi merupakan salah satu bentuk tolong
menolong , kerjasama, dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi
kebutuhan dan tolong menolong kebajikan adalah salah satu wasilah
untuk mencapai ketaqwaan yang sempurna.
Hadis Imam Bukhari dan Imam Ahmad dari anas bin malik
او مظهو مب قيم يب ر سو ل هللا ئذا وصز ت مظهوا وصز اخب ك ظب نمب
اذا كب ن ظب نمب تحجز ي و تمىع مه انظبو فذا نك مب فكيف اوصز ي
وصز ي
“tolonglah saudaramu yang menganiaya dan yang dianiaya
,sahabat bertanya ya rasulullah aku dapat menolong orang
yang dianiaya, tapi bagaimana menolong yang menganiaya ?
rasul menjawab, kamu tahan dan mencegahnya dari
menganiaya itulah arti menolong daripadanya”72
71
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 294 72
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo,2008), h. 296
59
Hadis tersebut dapat dipahami lebih luas, yaitu umat islam
dianjurkan untuk menolong orang orang yang ekonominya lemah
(miskin) dengan cara berkoperasi dan menolong orang orang kaya
jangan sampai mengisap darah orang orang miskin, seperti dengan cara
mempermainkan harga, menimbun barang, membungakan uang dan
cara lainnya.
“Menurut Fuad Mohd Fachruddin, perjanjian perseroan koperasi
yang dibentuk atas dasar kerelaan adalah sah. Mendirikan koperasi
dibolehkan menurut agama Islam tanpa ada keraguan raguan apapun
mengenai halnya, selama koperasi tidak melakukan riba atau
penghasilan haram. Tolong menolong adalah perbuatan yang terpuji
menurut agama Islam”.73
c. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KJKS)
Kegiatan KJKS adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menghimpun dana dari anggota dan menyalurkannya melalui
mekanisme Usaha Jasa Keuangan Syariah dan ditujukan penyalurannya
untuk anggota koperasi, calon anggota koperasi ataupun anggota
koperasi lain.
Pada prinsipnya, Koperasi Jasa keuangan Syariah adalah Koperasi
Simpan Pinjam Syariah yang kegiatan usahanya meliputi pembiayaan,
investasi, dan simpanan yang sistemnya sesuai pola bagi hasil (syariah).
Dalam koperasi simpan pinjam syariah, terdapat Dewan Pengawas
Syariah yang dipilih oleh koperasi berdasarkan keputusan dari rapat
anggota dimana dewan ini beranggotakan alim ulama yang ahli
persoalan dalam syariah. Dalam menjalankan fungsinya DPS pada
73
Hendri Suhendi,Fiqh Muamalah,, …………………………………. h. 298
60
koperasi berwenang untuk memberikan tanggapan atau melakukan
penafsiran terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah
Nasional.
d. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam Syariah
Simpanan dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah dana
yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota atau anggota koperasi
mitra kepada koperasi simpan pinjam syariah dalam bentuk simpanan /
tabungan simpanan berjangka.
1) Simpanan wadiah yad dhamanah, yaitu simpanan anggota KJKS
dengan akad wadiah atau titipan namun dengan sepertujuan
penyimpan dana simapana dapat digunakan oleh KJKS untuk
kegiatan yang bersifat operasional koperasi, dengan ketentuan
penyimpan tidak akan mendapatkan bagi hasil atas penyimpanan
dananya, tetapi bisa diganti kompensasinya dengan imbalan
bonus yang besarnya sesuai kebijakan dan kemampuan koperasi
yang bersangkutan.
2) Investasi mudharabah mutlaqah, yaitu tabungan dari anggota
pada koperasi dengan akad mudharabah mutlaqah yang
diperlakukan sebagai bentuk investasi anggota untuk
dimanfaatkan secara produktif dalam bentuk pembiayaan yang
ditujuakn kepada anggota koperasi, calon anggota, koperasi
lain atau anngotanya dengan pengelolaan secara professional
disertai ketentuan penyimpan mendapatkan bagi hasil atas
61
penyimpann dananya sesuai nisbah (proporsi bagi hasil) sesuai
dengan yang disepakati pada saat pembukaan rekening
tabungan.
3) Investasi mudharabah berjangka, yaitu tabungan anggota
koperasi dengan akad mudharabah al muthlaqah dimana
penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara
penyimpan dengan koperasi.
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan teori di atas, maka dapat disusun kerangka pemikiran
sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Pinjaman Peningkatan Pendapatan
Masyarakat
1. Modal kerja
2. Investasi
1. Hasil panen yang
banyak dari
sebelumnya
2. Memiliki usaha
sampingan
disamping bertani
62
Berdasarkan gambar 2.2 dapat diuraikan bahwa pinjaman yang
diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berupa modal kerja dalam
pertanian, yang dapat digunakan sebagai modal dalam bersawah, seperti
untuk membajak sawah, membeli benih padi, membeli pupuk dan lain
lain, dan juga berladang, seperti membeli bibit cabe, bibit wortel, pupuk
dan lain sebagainya. Petani juga bisa meminjam alat alat pertanian yang
ada pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, seperti traktor, mesin perontok
padi, dan lain lain. Dengan adanya pinjaman yang diberikan oleh
Gapoktan Tani, maka dapat meningkatkan peningkatan pendapatan
masyarakat tani, yang dapat dilihat dari panen yang banyak dari
sebelumnya karena semua yang diperlukan dapat terpenuhi. Dengan
bertambahnya hasil pertanian, maka petani bisa memiliki usaha lain selain
bertani, seperti berdagang.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.74
Berdasarkan
perumusan masalah dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diduga
terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian dana pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
74
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, (Bukittinggi, STAIN Press, 2013), h.66
63
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H
64
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berdasarkan fakta yang ada di lapangan (field research)
yang dilakukan dengan menggambarkan, memaparkan, dan menafsirkan suatu
fenomena yang terjadi pada saat ini.75
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV
Suku, Kecamatan Banuhampu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari pada
tanggal 05 Desember hingga 31 Desember 2015, yang berlokasi di Tanjuang
Alam, Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber tanpa
perantara dengan melakukan pertanyaan kepada responden terpilih melalui
kuisioner dan wawancara.
Data primer diperoleh dari wawancara langsung dan penyebaran
kuisioner kepada responden yaitu anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
yang melakukan peminjaman.
75
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, …………………………………h.15
65
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh penelusuran kepustakaan,
internet dan literatur lain yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder
dari penelitian ini diperoleh dari kepustakaan, internet dan dokumen dokumen
dari manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari Lestari, di Kanagarian Taluak IV
Suku, Kecamatan Banuhampu.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu
penelitian.76
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Gapoktan yang
melakukan pembiayaan yang berjumlah 50 orang.
Sampel adalah sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi
dan diteliti secara rinci. 77
Apabila jumlah populasinya sedikit, maka cara sensus
tepat untuk diterapkan. Sensus merupakan suatu penelitian yang dilakukan
terhadap seluruh anggota populasi.
Sebagaimana pendapat Suharsimi Arikanto, “Apabila subjeknya kurang
dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Dan apabila subjeknya besar dari 100, maka dapat diambil 10-
25%.78
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penulis mengambil seluruh populasi
untuk diteliti, yaitu sebanyak 50 orang.
76
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h.61
78
Suharsimi Ari Kunto, Suatu Pendekatan ke Praktek, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998)
66
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dilakukan dengan
mengamati persoalan yang diteliti dengan indera.79
Pada observasi ini
yang diamati yaitu usaha yang dilakukan masyarakat tani dengan dana
pinjaman dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV
Suku, Kecamatan Banuhampu.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik mengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara tanya jawab secara lisan dan bertatap muka
langsung dengan seseorang atau beberapa orang pewawancara dengan
seorang atau beberapa orang yang diwawancarai.80
Wawancara
dilakukan kepada Ketua Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, yaitu Bapak
Yusra Damri, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yaitu Bapak
Arjunaidi dan para anggota yang meminjam pada Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari ini.
3. Teknik pertanyaan/ Questionier
Pengumpulan data melalui kuisioner dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner atau daftar pertanyaan memiliki isi yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Kuisioner diajukan
79
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian…………………………….., h.108 80
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, …………………………….., h.108
67
kepada anggota Gapoktan Tani Tumbuh Lestari yang melakukan
peminjaman atau pembiayaan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data data tertulis
yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang
fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan masalah penelitian.81
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan dokumen-dokumen yang
diperlukan selama proses analisis pemberian dana pinjaman tersebut.
F. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Penelitian dengan
data kuantitatif dibutuhkan perangkat statistika yang berhubungan dengan
angka.
Statistika dapat diartikan sebagai sekumpulan konsep dan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan data kuantitatif
tentang bidang kegiatan tertentu, serta mengambil kesimpulan dalam situasi
dimana ada ketidakpastian dan variasi. SPSS merupakan salah satu software
yang dapat diandalkan dalam pengolahan data data statistik. 82
Berdasarkan dengan judul penelitian yang diambil, maka metode analisis
yang digunakan adalah analisa kuantitatif digunakan untuk melihat pengaruh
pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani.
81
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian,………………………., h.112 82
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, (Bukittinggi, STAIN Press, 2013), h.116
68
Adapun data yang telah terkumpul, diolah dengan beberapa langkah,
yaitu :
1. Editing, yaitu penulis memeriksa jawaban yang diberikan
responden, sehingga tidak ditemukan jawaban yang dikosongkan
atau rusak.
2. Coding, yaitu penulis mengklasifikasi seluruh angket yang telah
diisi dan memberikan kode tertentu untuk memudahkan proses
pengolah data.
3. Tabulasi, yaitu penulis memindahkan data ke dalam tabel agar
lebih mudah dianalisis. Tabel dibuat berdasarkan nomor
responden.
4. Data yang sudah terkumpul dan ditabulasi, dianalisa dengan
menggunakan perangkat statistik SPSS.
Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, maka rumus
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Regresi Sederhana
Regresi bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
pada variabel yang lain. Regresi dapat juga diartikan garis yang
menunjukkan hubungan dua macam variabel, hubungan antar variabel
ini dapat berupa hubungan searah/ hubungan positif, hubungan
berkebalikan/ hubungan negatif atau tidak ada hubungan .83
83
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 148
69
Persamaan Garis Regresi :
Y= a+b.X
Dimana :
Y = variabel dependen, yaitu peningkatan pendapatan
a = Konstanta, yang diperoleh dengan rumus :
a = ∑Y-b∑X
n 84
b = koefisien variabel X, yang diperoleh dengan rumus:
b = ∑XY - N XY
∑X2- NX
2 85
X= variabel independen, yaitu pinjaman
2. Pengujian Model Regresi
a. Uji F (F – test)
Digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara
bersama sama terhadap variabel terikat atau untuk melihat
keberartian hubungan keseluruhan variabel X terhadap variabel
Y.
R2 / k-1
F = (1- R2) / n-k
86
Keterangan :
k = jumlah variabel bebas dan variabel terikat
n = jumlah responden / banyaknya sampel
84
Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 366 85
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 149 86
Hesi Eka Puteri, Metodologi Penelitian, ………………………., h. 150
70
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Jika nilai F- statistik > F- tabel, maka H0 (hipotesis nol)
ditolak dan H1 diterima. Artinya model tersebut
signifikan.
2) Jika F- statistik < F- tabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Itu artinya model tersebut tidak signifikan.
b. Uji t
Yaitu untuk melihat keterkaitan hubungan masing
masing variabel bebas X terhadap variabel terikat Y
t = r √N-2
√1-r2
Keterangan :
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = banyaknya sampel
H0 : Secara parsial tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
dependen
H1 : Secara parsial terdapat pengaruh signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Kriteria Pengambilan Keputusan :
H0 diterima, apabila thitung < t tabel pada α = 5%
H1 diterima, apabila thitung > ttabel pada α = 5%
c. Koefisien Determinasi Majemuk (r2)
Yaitu variasi total uji dalam variabel terikat Y yang
dijelaskan oleh variabel bebas X. Berfungsi untuk
mengetahui signifikansi variabel maka harus dicari koefisien
determinasi (r2). Koefisien determinasi menunjukkan
71
besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel
dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka
semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan
variabel dependen.87
Jika determinasi (r2), semakin besar (mendekati
satu),maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel
independen adalah besar terhadap variabel dependen. Hal ini
berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti
terhadap variabel dependen.
Sebaliknya jika determinasi (r2) semakin kecil (
mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen semakin
kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat
menerangkan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Pengujian ini menggunakan rumus, :
r2
= [n (∑XY) – (∑X) (∑Y)]2
[ n (∑x2) – (∑x)
2 ] [ n (∑y
2) – (∑y)
2 ]88
r : nilai koefisien korelasi
∑x : jumlah pengamatan variabel x
∑y : jumlah pengamatan variabel y
87
Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 370 88
Anto Dajan, Pengantar Metode Statistic, 1986(Jakarta: LP3ES),h. 373
73
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Monografi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
1. Sejarah Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berdiri pada tanggal 27 Februari
2010, yang didirikan oleh Bapak Yusra Damri, Ibu Yeni M. Nur, Bapak
Yasir Mahdi, Bapak Zuhirman, Ibu Eva Yerni, Bapak Dedi Yusyardi,
Bapak Asdi dan Ibu Yumna. Gapoktan ini muncul karena adanya masukan
dari para ketua kelompok tani di masing masing jorong agar adanya suatu
perkumpulan dimana setiap anggota kelompok tani dapat berkumpul dan
dapat bertukar fikiran masalah pertanian.
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari berlokasi di Jorong Tanjuang
Alam, Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten
Agam. Gapoktan ini terdiri dari 4 Kelompok tani, yaitu Kelompok Tani
Tunas Muda di kapeh Panji yang dipimpin oleh Ibu Irnawati, Kelompok
Tani Jambu Air Berseri di Jambu Air yang dipimpin oleh Bapak Asdi,
Kelompok Tani Ateh Angko di Tanjuang Alam yang dipimpin oleh
Bapak Yusra Damri dan Kelompok Tani Sepakat di Taluak, yang dipimpin
oleh Bapak Muhammad Iqbal.
Awal pendirian Gapoktan ini, usaha yang dilakukan baru sekedar
menyediakan pupuk bagi para petani dan sosialisasi Gapoktan kepada
masyarakat tani melalui Kelompok Tani di jorong masing masing. Dan
kemudian pada bulan 11 September 2010, barulah turun dana PUAP
(Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan), yang dikeluarkan oleh Dinas
75
Pertanian melalui Badan Penyuluhan Pertanian. Pada 10 Januari 2011,
barulah Gapoktan mulai berjalan dengan efektif, terutama dalam program
LKM- A (Lembaga Keuangan Agribisnis Pedesaan), melalui program ini
maka masyarakat tani dapat meminjam dana modal untuk pertanian
kepada Gapoktan. Dengan adanya dana pinjaman ini, perekonomian
masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku dapat berangsur baik.
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, telah mengalami perkembangan
yang pesat dari awal berdiri, ini terbukti dengan terpilihnya Gapoktan ini
sebagai Gapoktan berprestasi se Kecamatan Banuhampu. Hal ini
membuktikan Gapoktan ini dapat bersaing dengan lembaga keuangan
lainnya. Kebanyakan lembaga keuangan desa, tidak dapat bertahan lama
dalam beroperasi, namun Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ini dapat
bertahan hingga tahun ini, tanpa adanya pemberhentian sementara.89
2. Visi dan Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
a. Visi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Visi dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah “Dengan Iman
dan Taqwa Petani di Kanagarian Taluak IV Suku, Amanah, Nyaman,
Tangguh, Aman, Produktif ”MANTAP” dalam Pengembangan sektor
pertanian kearah yang lebih baik”.
89
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
76
b. Misi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Adapun misi dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah :
1) Menumbuhkembangkan kewirausahaan Petani di Kanagarian
Taluak IV Suku dalam komunitas dan dalam menanam bibit
tanaman yang unggul.
2) Meningkatkan kualitas kesejahteraan Petani di Kanagarian
Taluak IV Suku melalui dana pinjaman yang disalurkan.
3) Membangun jaringan Agribisnis Kanagarian Taluak IV Suku
terdepan di Kecamatan Banuhampu dan termaju di Kabupaten
Agam Tahun 2017.
4) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya hayati Pertanian, di
Kanagarian Taluak IV Suku.90
3. Tujuan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Adapun tujuan dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari adalah :
a. Meningkatkan kesejahteraan Petani di Kanagarian Taluak IV
Suku melalui penyaluran dana pinjaman yang diberikan dan
berbagai bantuan yang disalurkan untuk bertani.
b. Meningkatkan kepemilikan asset produktif Petani di
Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
c. Mewujudkan etos kemandirian dalam Kelompok Pertanian,
Perkebunan dan Peternakan Rakyat di Kanagarian Taluak IV
Suku, Kecamatan Banuhampu.
90
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
77
d. Mengembangkan potensi Pertanian di Kanagarian Taluak IV
Suku, Kecamatan Banuhampu.
e. Membangun sentra produksi Pertanian di Kabupaten Agam
dan Kota Bukittinggi.
4. Strategi dan Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
a. Strategi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari:
1) Pemberdayaan dan pendampingan intensif petani di
Kanagarian Taluak IV Suku.
2) Pemuliaan dan pengembangan pertanian di Kanagarian
Taluak IV Suku.
3) Pembangunan Jaringan Pasar di Kecamatan Banuhampu.
b. Sasaran Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
1) Tercapainya kesejahteraan petani di Kanagarian Taluak IV
Suku melalui kegiatan Gerakan Masyarakat Tani Maju
Bersama.
2) Terwujudnya peningkatan kepemilikan asset produktif
petani di Kanagarian Taluak IV Suku.
3) Terwujudnya etos kemandirian dalam kelompok tani di
Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu.
4) Pengembangan potensi pertanian, di Kagarian Taluak IV
Suku.
5) Terbangun sentra produksi pertanian, di Kecamatan
78
Banuhampu. 91
5. Prosedur Peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Persyaratan pertama yang harus dipenuhi oleh petani yaitu tergabung
dalam Kelompok Tani di masing masing jorong. Selanjutnya, Ketua
Kelompok Tani harus mendaftarkan anggotanya untuk bergabung dengan
Gapoktan. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi yaitu menyetor modal
sebanyak Rp 2.000.000, sebagai investasi pada Gapoktan. Dengan
demikian, maka Kelompok Tani tersebut telah tergabung dengan Gapoktan
Tani Tumbuh Lestari, dan dapat berdiskusi dengan kelompok tani lainnya.
Bagi anggota kelompok tani yang ingin meminjam uang kepada
Gapoktan, harus melengkapi sejumlah persyaratan, yaitu :
a. Fotokopi KTP suami istri
b. Fotokopi Surat Nikah
c. Mengisi formulir peminjaman
d. Lulus seleksi survey kelayakan
Proses peminjaman harus sepengetahuan Ketua Kelompok Tani
masing masing, melalui perantara Ketua inilah dana dapat dicairkan oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.92
91
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB 92
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
79
6. Unit Unit Usaha Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, terdiri dari beberapa unit usaha, yaitu :
a. LKM-A ( Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis), yaitu
bergerak dalam bidang usaha pinjam meminjam uang, dan
disinilah para anggota kelompok tani dapat meminjam dana
untuk keperluan pertanian.
b. UP3HP (Unit Penanganan, Pemprosesan, Pendistribusian Hasil
Pertanian), yaitu unit usaha yang bergerak dalam pengelolaan
hasil pertanian, mulai dari perawatan hingga pendistribusian.
Unit ini memiliki alat alat yang bisa dipinjam oleh anggota
Gapoktan, seperti traktor, mesin pemotong padi, mesin
penggiling padi, dll. Alat alat ini bantuan dari Dinas Pertanian
sebesar Rp 80.000.000, dengan syarat alat alat tersebut harus
dioperasikan, agar bermanfaat dan tidak rusak.
c. Sarana Prasarana, unit usaha ini menjual produk produk
pertanian, seperti pupuk, bibit tanaman, dll
d. Produksi Pertanian, menjual produk produk pertanian kepada
masyarakat luas.93
e. Bantuan yang diperoleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,
berupa:
93
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
80
1) Mesin bajak sawah (traktor)
2) Mesin potong rumput
3) Mesin perontok padi
4) Bantuan ternak kambing dengan kandangnya
5) Pupuk organik dan non organik, yang dibagikan setiap
hari senin.94
Bantuan bantuan tersebut akan dipinjamkan kepada petani
yang membutuhkan, seperti mesin bajak sawah, diperlukan
ketika akan membajak sawah setelah panen, mesin potong
rumput untuk memotong rumput dan tanaman liar, dan lain
lain.
94
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, ……………….., Jambu Air, 20
Desember 2015, pukul 15:00 WIB
81
7. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Sumber : Gapoktan Tani Tumbuh Lestari95
Berdasarkan gambar 4.1, dapat diuraikan bahwa susunan dari
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terdiri dari Kepala Gapoktan, yang
bertugas mengawasi dan memantau berjalannya operasional dari Gapoktan
Tani Tumbuh Lestari, mulai dari memantau dana pinjaman yang
disalurkan, proses pengembalian, laporan keuangan dan lain lain, dan
mengawasi pelatihan yang diberikan kepada petani yang tergabung dalam
Kelompok Tani.
95
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
Kepala Gapoktan
Yusra Damri
Bendahara
Yeni M. Noor
Sekretaris
Ernawati
LKM- A Manager
Arjunaidi
Kasir
Rini
Pembukuan
Puti Ameliani
82
Selanjutnya manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, bertugas
mulai dari proses pengajuan pinjaman sampai dana diturunkan, yaitu jika
ada yang mengajukan pinjaman, maka harus disurvey terlebih dahulu,
seperti dimana sawahnya, dan seberapa besar sawahnya, yang berguna
untuk melihat sejauh mana kemampuan dari petani untuk mengembalikan
pinjamannya. Apabila telah layak, barulah diturunkan dana pinjaman
tersebut.
Kemudian, apabila pengajuan pinjaman telah disetujui oleh
manager,maka selanjutnya dana diturunkan melalui bendahara, yang mana
bendahara bertugas menyimpan dana yang ada pada Gapoktan, mulai dari
simpanan anggota, simpanan wajib dan investasi yang diberikan masing
masing kelompok tani yang disebut juga dengan penyertaan modal.
Selanjutnya peminjam bisa mengambil dana pada bagian kasir, yang
bertugas untuk menyerahkan dana pinjaman yang telah diajukan oleh
petani dan menerima pembayaran per bulan, sebagai angsuran dari
pinjaman yang telah diberikan. 96
Semua catatan yang ada, dicatat pada bagian sekretaris, yaitu
mencatat jumlah angsuran peminjam, rapat rapat antara pengurus
Gapoktan dan dengan Badan Penyuluh Pertanian, yang akan memantau
dana yang dipinjamkan setiap bulannya. Dan akhirnya, apabila telah tutup
perbulan, semuanya dicatat oleh bidang pembukuan, yaitu merekap
laporan keuangan per bulan, mulai dari neraca, laporan laba rugi,
96
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu air,
06 April 2015, pukul 15:00 WIB
83
perubahan modal, serta SHU (Sisa Hasil Usaha) yang akan dibagikan
kepada anggota. Semuanya bekerjasama agar Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari semakin maju untuk kedepannya.
B. Penyaluran Pinjaman pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Pinjaman berupa pembiayaan mudharabah oleh Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari disalurkan kepada masyarakat tani yang tergabung dalam
kelompok tani masing masing jorong di Kanagarian Taluak IV Suku, yaitu
Kelompok Tani Tunas Muda di Kapeh Panji, Kelompok Tani Jambu Air
Berseri di Jambu Air, Kelompok Tani Ateh Angko di Tanjuang Alam dan
Kelompok Tani Sepakat di Taluak. Pinjaman sebagai penambah modal
dalam bertani, baik dalam bersawah ataupun berladang.
Tabel 4.1
Distribusi Pinjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Tahun Jumlah Pinjaman
(Rp)
Laju Pertumbuhan Pinjaman/tahun
2013 113.670.000
2014 122.350.000 122.350 – 113.670 x 100% = 7,63 %
113.670
2015 134.325.000 134.325 – 122.350 x 100% = 9,78 %
122.350
Sumber : Laporan Keuangan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
(2013-2015)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa laju pertumbuhan
pinjaman pertahunnya, yaitu pada tahun 2014 sebesar 7,63% dan laju
pertumbuhan pinjaman pada tahun 2015 sebesar 9,78%. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya partisipasi masyarakat tani untuk meminjam setiap
tahunnya,sehingga dana yang disalurkan setiap tahunnya meningkat, yaitu
84
sebesar Rp 8.680.000 pada tahun 2014 dan Rp 11.975.000 pada tahun
2015.
Pinjaman juga disalurkan dalam bentuk peralatan dalam pertanian,
seperti traktor, mesin pemotong rumput dan mesin perontok padi. Dengan
demikian selain modal yang didapatkan masyarakat tani pun bisa
memenuhi kebutuhan peralatan dalam pertanian.. Penyaluran pinjaman ini
ditujukan kepada masyarakat tani yang tergabung dalam Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari.
C. Profil Anggota Gapoktan yang Melakukan Peminjaman
Dari 50 sampel penelitian, diperoleh gambaran responden sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki Laki 12
Perempuan 38
Total 50
Sumber : Data primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.2, dapat diuraikan bahwa perempuan lebih
banyak melakukan peminjaman, yaitu sebanyak 38 orang. Hal ini
dikarenakan perempuan lebih banyak bergerak di bidang usaha mikro
dibandingkan laki laki, yang hanya melakukan sebanyak 12 orang,
disebabkan lebih banyak bekerja pada orang lain dan tidak membuka
usaha sendiri.
85
Dari keseluruhan responden peminjaman berasal dari berbagai latar
belakang pendidikan yang berbeda, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.3
Distribusi Anggota Peminjam di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah
SD 24
SMP 13
SMA/SMK 4
D3/SI 9
Total 50
Sumber : Data Primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.3, dapat diuraikan bahwa yang banyak
melakukan peminjaman yaitu masyarakat yang berlatar pendidikan SD,
yaitu sebanyak 24 orang. Disebabkan petani lebih identik dengan
kemiskinan karena tingkat pendidikan yang rendah, sehingga tidak bisa
memperoleh pekerjaan yang lebih baik untuk memperbaiki perekonomian.
Peminjam yang berlatang pendidikan SMP sebanyak 13 orang, hal
ini berarti para peminjam banyak yang putus sekolah, karena tidak
memiliki biaya lagi untuk melanjutkan pendidikannya dan hanya bisa
bekerja sebagai petani. Peminjam yang berpendidikan SMA dan SI yaitu 4
dan 9 orang, hal ini biasanya perempuan yang lebih dahulu berkeluarga
sebelum memperoleh pekerjaan, sehingga hanya bisa melakukan usaha di
bidang usaha mikro seperti pertanian, walaupun memiliki pendidikan yang
tinggi.
86
Dan jika dilihat dari umur para responden, dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4
Distribusi Anggota Peminjam di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Tingkat Usia
Umur Jumlah
20-29 3
30-39 10
40-49 23
50-59 13
60-69 1
Total 50
Sumber : Data primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diuraikan bahwa masyarakat tani
yang banyak melakukan peminjaman rata rata berusia 40-49 tahun, yaitu
sebanyak 23 orang. Ini dapat dijelaskan bahwa masyarakat banyak
berpindah pindah profesi sebelumnya, dan akhirnya barulah di usia
tersebut memilih profesi sebagai petani, dan bagi perempuan mungkin
dikarenakan sibuk mengurus rumah tangga dan baru diusia tersebut bisa
bekerja optimal.
Selanjutnya, pada usia 50-59 tahun dan usia 30-39 sebanyak 13
orang dan 10 orang, hal ini berarti para peminjam baru mencoba bekerja
sebagai petani, disamping memiliki pekerjaan yang lain, seperti
berdagang. Kemudian yang paling sedikit melakukan peminjaman berusia
20-29 dan 60-69 yaitu sebanyak 3 orang dan 1 orang, hal ini dikarenakan
pada usia 20-29 masih memiliki modal yang cukup dalam bertani,
sedangkan pada usia 60-69 juga telah memiliki modal dari keluarganya,
dan mungkin juga dari hasil pensiunnya.
87
Anggota yang melakukan pinjaman berasal dari beberapa
kelompok tani yang ada di Kanagarian Taluak IV Suku, dapat dilihat pada
tabel 4.5 di bawah ini :
Tabel 4.5
Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Asal Kelompok Tani
Kelompok Tani Jumlah Anggota
Peminjam
Tunas Muda Kapeh Panji 25 orang
Jambu Air Berseri -
Ateh Angko Tanjuang Alam 20 orang
Sepakat Taluak 5 orang
Total 50 orang
Sumber : Data primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.5, dapat diuraikan bahwa Kelompok Tani
yang aktif melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Tunas Muda
Kapeh Panji, yang berjumlah 25 orang, hal ini dikarenakan masyarakat
tani di Kapeh Panji tergolong banyak di banding jorong yang lain dan
perekonomiannya masih rendah. Selanjutnya Kelompok Tani Ateh Angko
sebanyak 20 orang, tidak jauh berbeda dari Tunas Muda dan
masyarakatnya masih berekonomi lemah, sehingga membutuhkan
tambahan modal dari Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.
Kelompok Tani yang paling sedikit melakukan peminjaman yaitu
Sepakat, hanya berjumlah 5 orang, karena mereka memiliki modal yang
cukup dalam bertani, seperti dibantu oleh keluarganya, dan yang tidak ada
melakukan peminjaman yaitu Kelompok Tani Jambu Air Berseri, bukan
karena para petani telah memiliki modal yang cukup. Tetapi jorong Jambu
88
Air ini telah memiliki koperasi tersendiri jauh sebelum Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari ini berdiri, dan masyarakat tani meminjam untuk urusan
bertani pada koperasi ini.
Dan dari hasil angket dapat juga digambarkan bahwa pemberian
dana pinjaman terhadap masyarakat tani pada umumnya baru pertama kali
melakukan peminjaman, hal ini dijelaskan pada tabel :
Tabel 4.6
Distribusi Anggota Peminjam pada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Jumlah Pengajuan
Kategori Frekuensi (Orang)
1 kali 37
2 kali 13
3 kali -
Total 50
Sumber : Data primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diuraikan bahwa rata rata masyarakat
tani baru pertama kali melakukan peminjaman, yaitu sebanyak 37 orang,
hal ini dikarenakan Gapoktan Tani Tumbuh Lestari belum terlalu lama
aktif beroperasi, sehingga masyarakat baru pertama kali melakukan
peminjaman dengan jangka waktu yang bervariasi, dan apabila telah
melunasi pinjaman awal, baru bisa mengulang untuk melakukan
peminjaman.
Masyarakat yang telah melakukan pengulangan peminjaman yaitu
sebanyak 13 orang, yaitu sebanyak 2 kali, hal ini bisa dilakukan karena
mereka cepat dalam melunasi peminjaman pertama, mungkin karena
usahanya berkembang pesat, sehingga bisa melunasi pinjamannya sebelum
89
waktu yang ditentukan. Dan untuk peminjaman ke 3 kali belum ada,
dikarenakan belum menyelesaikan pinjaman pertama dan pinjaman kedua
mereka, dan jangka waktu yang lama dalam pengembalian, sehingga tidak
mungkin melakukan pengulangan peminjaman.
Dalam pengalokasian pinjaman kepada masyarakat tani oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, masih ada yang tidak mengalokasikan
dana pinjaman seluruhnya dalam bidang pertanian, dikarenakan
mengantisipasi apabila gagal panen, hal ini dapat diketahui dari tabel
berikut :
Tabel 4.7
Distribusi Anggota Peminjam Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
Berdasarkan Pengalokasian Pinjaman
Kategori Frekuensi (orang)
Modal Bertani 40
Tidak untuk modal bertani -
Tidak semuanya untuk modal
bertani
10
Total 50
Sumber : Data primer, data diolah
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diuraikan bahwa rata rata masyarakat
menggunakan dana pinjaman untuk modal bertani yaitu sebanyak 40 orang
dan ini telah sesuai dengan tujuan utama dana pinjaman ini diberikan.
Karena tujuan dari Gapoktan memberikan pinjaman yaitu untuk membantu
masyarakat tani yang kekurangan modal dalam bidang pertanian,bukan
dalam bidang lain.
90
Sedangkan sebanyak 10 orang, tidak semuanya untuk modal
bertani, ini dikarenakan mereka meminjam dalam jumlah banyak, dan
untuk menghindari kemungkinan gagal panen, maka masyarakat memutar
sebagian uangnya untuk usaha lain, seperti berdagang, membuka sablon,
dan usaha lainnya.
D. Analisis Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari terhadap Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu
Dalam menganalisis pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat tani digunakan analisis kuantitatif
dengan bantuan SPSS versi 16.0 yang hasil penelitiannya terdapat pada
lampiran.
Dari pengolahan data ini menggunakan rumus regresi linear
sederhana yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Y= α + β X
Y= 229446.853 + 0.026X
(3,275) (2,262)
F test = 10,276
R2
= 0,183
1. Bentuk Persamaan Regresi
Y= 229446.853 + 0.026X
Konstanta 229446,853 menyatakan bahwa jika tidak ada pinjaman
yang diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, maka pendapatan
masyarakat tani sebesar 229.446,853. Koefisien regresi X sebesar 0,026
91
menyatakan bahwa setiap Gapoktan Tani Tumbuh Lestari memberikan
pembiayaan sebanyak 1% akan memberikan pengaruh peningkatan
pendapatan masyarakat tani sebesar 0,026%.
Jadi dapat dipahami bahwa semakin besar pertambahan penyaluran
dana pinjaman bagi masyarakat tani oleh Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari, maka akan ada peningkatan pendapatan masyarakat tani
tersebut.
2. Uji F (F- test)
Digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama
sama terhadap variabel terikat atau untuk melihat keberartian hubungan
keseluruhan variabel X terhadap variabel Y.
Dari hasil uji F test diperoleh F hitung= 10,276 dengan tingkat
signifikan F hitung ≤ 0.05 (0.000 ≤ 0.05) dan F tabel sebesar 2,12 maka
H0 ditolak. Oleh karena probabilitas (0.002) jauh lebih kecil dari 0.05
dan F hitung lebih besar dari F tabel (10,276 > 2,12), maka dapat
dikatakan bahwa dana pinjaman yang diberikan oleh Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan
Banuhampu.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel
dependen. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear sederhana maka
ditemui t hitung sebesar 3,275, sedangkan nilai t tabel dengan
92
signifikansi (α) 5% adalah 2,262 karena t hitung > t tabel (3,275 >
2,262) maka ini berarti pemberian dana pinjaman berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani pada
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu.
4. Uji r2 ( Koefisien Determinasi)
Pengujian ini berguna untuk mengetahui signifikansi variabel
sehingga harus dicari identifikasi determinan (r2). Dari tabel Variabel
Entered/Removed menunjukkan bahwa kedua variabel dimasukan
dalam model, tidak ada variabel yang dikeluarkan. Setelah mengetahui
seluruh variabel dimasukkan dalam analisis persamaan, maka dapat
dilakukan pengujian koefisien determinan. Dimana didapatkan hasil
nilai Adjusted R Square < R square = (0,166 < 0,183) , berarti sebesar
18,3% peningkatan pendapatan masyarakat tani oleh pemberian
pinjaman yang disalurkan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari.
Sisanya (100% - 18,3% = 81,7%) disebabkan oleh factor factor yang
lain yang tidak dianalisis dalam model.
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa pemberian dana
pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari mempunyai pengaruh
dan manfaat bagi peningkatan pendapatan masyarakat tani di
kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, karena dalam
peminjaman ini kedua belah pihak sama sama beruntung, pihak
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari memperoleh keuntungan dari hasil
93
mark up sedangkan keuntungan bagi anggota peminjam yaitu
peningkatan pendapatan masyarakat tani yang dapat memperluas
sawah dan tanaman yang bisa ditanam di ladang dengan pinjaman
yang diberikan oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, dan masyarakat
tani dapat memperoleh barang barang yang dibutuhkan tanpa
menyediakan uang tunai dalam pertanian seperti mesin bajak sawah,
mesin pemotong rumput, mesin perontok padi, pupuk dan lain lain.
Petani yang ingin beternak juga disediakan oleh Gapoktan hewan
ternak, seperti kambing dan sapi.
E. Implikasi Temuan
Setelah melakukan analisa mengenai pengaruh pemberian dana
pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat tani di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan
Banuhampu, maka pemberian dana pinjaman memiliki pengaruh
signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat tani di Kanagarian
Taluak IV Suku. Hal ini ditunjukkan oleh pengujian t statistic sebelumnya
dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel yaitu (3,275 > 2,262) dengan
nilai signifikan 0.002 yang berada jauh dibawah 0.05.
Dari hasil koefisien determinasi diperoleh angka sebesar 18,3%
yang artinya pemberian dana pinjaman oleh Gapoktan Tani Tumbuh
Lestari bukan merupakan satu satunya yang menjadi penentu peningkatan
pendapatan masyarakat, namun ada faktor lain, yaitu :
94
1. Modal awal yang digunakan masyarakat tani baik bersawah atau
berladang yang sudah ada sebelumnya. Sebelum masyarakat tani
mengajukan peminjaman ke Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,
nasabah sudah mempunyai modal awal yang bersumber dari modal
keluarga dan modal sendiri.
2. Selain mengajukan peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari,
masyarakat tani juga melakukan peminjaman untuk penambahan
modal dari instansi instansi lain, seperti PNPM , arisan, dll.
3. Pengelolaan dana yang kurang baik, adanya anggota peminjam
yang mengajukan peminjaman dalam jumlah yang tidak sedikit
tetapi dalam pengelolaannya tidak memperhatikan peluang pasar
pada usahanya.
4. Adanya pengalih fungsian pinjaman, diantara masyarakat tani yang
mengajukan peminjaman di Gapoktan Tani Tumbuh Lestari
mengalih fungsikan pinjaman yang diberikan oleh Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari. Pada awalnya diniatkan untuk tambahan modal
dalam bertani, tetapi oleh anggota peminjam dialihkan kepada
usaha lain seperti berdagang yang bukan dalam bidang pertanian.
Oleh karena itu, untuk dapat lebih meningkatkan perekonomian
masyarakat, maka perlu dilakukan pelatihan pelatihan dari pemerintah dan
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari ataupun pihak yang berhubungan dengan
penyaluran pinjaman ini agar factor factor lain juga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat tani ke arah yang lebih baik.
95
Dari hasil tersebut, maka pemberian dana pinjaman dari Gapoktan
Tani Tumbuh Lestari ini merupakan langkah awal yang positif untuk
meningkatkan usaha serta pendapatan masyarakat tani, pembangunan desa
pada khususnya dan Negara pada umumnya.
Untuk lebih meningkatkan pendapatan masyarakat kedepan, maka
perlu adanya kebijakan dari pemerintah agar masyarakat tani dapat
mengembangkan usahanya agar lebih berkembang lagi, dan diperlukan
kebijakan pengawasan dari pemerintah agar dana yang telah disalurkan
pada masyarakat tani dapat disalurkan dengan baik dan tidak adanya
penyalahgunaan dana, dengan begitu apa yang diharapkan tentunya dapat
tercapai.
Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian Russelly (2014),
ada pengaruh yang signifikan dari pembiayaan mudharabah dan
musyarakah terhadap tingkat profitabilitas (return on equity). Pengaruhnya
sebesar 34,9%, sedangkan 65,1% dipengaruhi oleh faktor factor lain, yaitu
pembiayaan dengan pola jual beli (murabahah, salam, istishna),
pembiayaan dengan pola sewa (ijarah), dan pembiayaan dengan pola
pinjaman (qardh).97
Temuan lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian
dari Siti Ita (2011), ada pengaruh yang signifikan dari pembiayaan
mudharabah terhadap laba perusahaan Bank Muamalat Indonesia, yaitu
97
Russely Inti Dwi Permata, Fransisca Yaningwati, dkk, Analisis Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah dan Musyarakah terhadap Tingkat Profitabilitas (Return on Equity, (Studi kasus
pada Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia, Periode 2009-2012), Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12 No 1, Juli 2014, hal 1-9
96
sebesar 45%, sedangkan 55% dipengaruhi oleh factor factor lain.
Diantaranya dari pembiayaan murabahah, ijarah dan qardh. 98
Selanjutnya, penelitian dari Lina Krisnawati, (2014), Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Bumiayu, dengan judul “Pengaruh Modal,
Kualitas Aset, dan Efisiensi terhadap Hasil Pengembalian pada Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Bawah Pengawasan Bank Indonesia
Purwokerto”. Ada pengaruh yang signifikan dari modal, kualitas asset,
dan efisiensi terhadap hasil pengembalian pada Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah di bawah pengawasan Bank Indonesia Purwokerto, pengaruhnya
sebesar 37,6%, yaitu dipengaruhi oleh variabel CAR (Rasio Kecukupan
Modal), NPF (Rasio Pembiayaan Bermasalah), dan BOPO (Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional). Memburuknya kualitas
pembiayaan akan berdampak pada meningkatnya penyisihan penghapusan
aktiva produktif yang akan mengurangi laba yang berdampak pada aspek
permodalan BPRS memadai.99
Jadi, dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan, yang mana pembiayaan
mudharabah dan musyarakah dipengaruhi oleh pembiayaan dengan pola
jual beli. Kemudian penelitian lainnya pembiayaan mudharabah
98
Siti Ita Rosita dan Abdul Rahman, Evaluasi Penerapan Pembiayaan Mudharabah dan
Pengaruhnya terhadap Laba Perusahaan (Studi kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,
Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah Ranggagading Volume 11 No 1, April 2011, hal 57-64 99
Lina Krisnawati, Pengaruh Modal, Kualitas Aset, dan Efisiensi terhadap Hasil
Pengembalian pada Bank pembiayaan Rakyat Syariah di Bawah Pengawasan Bank Indonesia
Purwokerto, Jurnal Bisnis dan Manajemen (JBIMA), Vol.2, No.2, September 2014, hal 182-194
97
dipengaruhi oleh rasio kecukupan modal, rasio pembiayaan bermasalah
dan biaya operasional.
Sedangkan temuan dalam penelitian ini bahwa pemberian dana
pinjaman berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat.
Pengaruhnya masih lemah, yaitu sebesar 18,3%. Dan hal ini sejalan
dengan penelitian di atas, bahwa terdapat factor lain yang mempengaruhi
pemberian pembiayaan tersebut.
98
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan telah diadakannya penelitian yang dilakukan pada Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari di Kanagarian Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu,
berdasarkan proses analisis yang dilakukan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa :
1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian dana pinjaman
berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat
tani. Besar pengaruhnya adalah 18,3%, sedangkan 81,7% dipengaruhi
oleh faktor faktor lain.
2. Pengaruh pemberian dana pinjaman terhadap peningkatan pendapatan
masyarakat tani masih lemah, banyak faktor faktor lain yang
mempengaruhinya, yaitu modal awal bertani yang sudah ada
sebelumnya, masyarakat tani masih melakukan pengajuan pinjaman di
instansi lain, pengelolaan dana yang kurang baik dan tidak digunakan
secara optimal, serta adanya pengalih fungsian pinjaman
B. Saran
Berdasarkan kepada pembahasan dan analisis hasil pengujian di atas
penelitian ini, dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada Gapoktan Tani Tumbuh Lestari di Kanagarian
Taluak IV Suku, Kecamatan Banuhampu, melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang kelembagaan Gapoktan, agar lebih
100
banyak masyarakat tani yang tergabung dalam Gapoktan Tani
Tumbuh Lestari. Dengan banyaknya anggota, diharapkan Gapoktan
bisa menambah pinjaman yang disalurkannya, sehingga masyarakat
dapat memperoleh pendapatan yang lebih, dan tidak perlu
meminjam lagi pada instansi lain.
2. Diharapkan bagi masyarakat tani, dapat mengoptimalkan pinjaman
yang telah diberikan dalam bertani, dan tidak menggunakannya
untuk kegiatan lain.
101
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Antonio, Muhammad Syafi’i , Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani, 2001
Arikanto, Suharmi, Prosedur Penelitian Suatu Pemdekatan Praktik, Jakarta : Bina
Aksara, 1986
Arjunaidi, Manager Gapoktan Tani Tumbuh Lestari, wawancara interview, Jambu
air, 06 April 2015, pukul 15:00 WIB
Badrulzaman, Mariam Darus, Perjanjian Kredit Bank, 1978 Bandung : Offset
Alumni , cetakan 1
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media
Group, 2010
Chaudhry, Muhammad Syarif, Sistem Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2012
Dajan, Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jakarta: LP3ES
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Basar Bahasa Indonesia,
Jakarta : Balai Pustaka, 1997
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002
Karim,Adiwarman, Bank Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006
Kasmir, Kewirausahaan, 2013,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cetakan ke-9,
2013
Marzuki, Metodologi Riset: Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial,
Yogyakarta: Ekonisia, 2003
Muhamad.Metodologi Penelitian Ekonomi Islam:Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:
Rajawali Pers, 2008
Oktaviandi, Asra, Pengaruh Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap
Peningkatan Pendapatan Nasabah Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
pembantu (KCP) Pasar Aur Bukittinggi, skripsi tidak diterbitkan, 2015
Saefuddin. Ahmad M. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi
Islam.(Jakarta :Rajawali Pers).1987.cet 1, edisi 1
Saparudin, Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BMT Agam Madani terhadap
Peningkatan Pendapatan Nasabah di Nagari Balingka, skripsi tidak
diterbitkan, 2012
Siregar, Syofyan, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2013
102
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2006
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, 2004,Yogyakarta:
Ekonesia, Edisi 2, 2004
Suhendi, Hendri, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, edisi 1,
2008
Sumitro, Azas Azas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, Jakarta: PT
Raja Grafindo, 1960
Sukriana, Devi, Pengaruh Penyaluran Simpan Pinjam Perempuan –PNPM
Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Laba Usaha Masyarakat (Studi
Kasus Kenagarian Balai Gurah Kecamatan Ampek Angkek), skripsi tidak
diterbitkan, 2013
Syafe’i, Rahmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2001
Syahatah, Husein, Ekonomi Rumah Tangga Muslim, Jakarta: Gema Insani, 2004
Teguh, Muhammad , Metodologi Penelitian Ekonomi, Jakarta : PT. Raja Garfindo
Persada, 1999
www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1488, diakses tanggal 08 September 2015
jam 15:00 WIB
www.litbang.pertanian.go.id/pemantapan kelembagaan pada gapoktan, akses 26
April 2015, pukul 10:00 WIB
103
Pengaruh Pemberian Dana Pinjaman oleh
Gapoktan Tani Tumbuh Lestari terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani
di Kanagarian Taluak IV Suku,
Kecamatan Banuhampu
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2016 M / 1437 H