3 dana desa.pdf - JDIH Kabupaten Malang

66
1 BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 3 TAHUN 2021 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN RINCIAN DANA DESA PADA SETIAP DESA SERTA PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 222/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa, dan sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Tata Cara Penetapan dan Rincian Dana Desa pada Setiap Desa serta Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

Transcript of 3 dana desa.pdf - JDIH Kabupaten Malang

1

BUPATI MALANG

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI MALANG

NOMOR 3 TAHUN 2021

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN

DAN RINCIAN DANA DESA PADA SETIAP DESA

SERTA PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA

TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALANG,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 19

ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

222/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa,

dan sebagai pelaksanaan Peraturan Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana

Desa Tahun 2021, perlu membentuk Peraturan Bupati

tentang Tata Cara Penetapan dan Rincian Dana Desa pada

Setiap Desa serta Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Desa

Tahun Anggaran 2021;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan

Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan

Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II

Surabaya dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota

Besar Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965

Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2730);

2

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6398);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan

Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam

rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem

Keuangan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 134, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6516);

6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020

Nomor 239 Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 6570);

3

7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana

telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan

Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 6321);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana

Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua

atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang

Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5864);

9. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);

10. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang

Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 136);

11. Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2020 tentang

Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2020 Nomor 266);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015

tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80

Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);

4

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018

tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);

14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,

dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas

Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1035);

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 222/PMK.07/2020

tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2020 Nomor 1641);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1

Tahun 2016 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten

Malang Tahun 2016 Nomor 1 Seri D), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang

Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan

Daerah Nomor 1 Tahun 2016 tentang Desa (Lembaran

Daerah Kabupaten Malang Tahun 2020 Nomor 1 Seri D);

17. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2

Tahun 2016 tentang Penetapan Desa (Lembaran Daerah

Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 2 Seri D);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9

Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016

Nomor 1 Seri C), sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 12

Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Malang

Tahun 2018 Nomor 1 Seri C);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 8 Tahun 2020

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Malang

Tahun 2020 Nomor 3 Seri A);

20. Peraturan Bupati Malang Nomor 34 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,

serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

(Berita Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016 Nomor 7

Seri C);

21. Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2018 tentang

Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Daerah

Kabupaten Malang Tahun 2018 Nomor 17 Seri D);

5

22. Peraturan Bupati Malang Nomor 38 Tahun 2018 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten

Malang Tahun 2018 Nomor 12 Seri A), sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 195

Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati

Malang Nomor 38 Tahun 2018 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Malang

Tahun 2020 Nomor 11 Seri A);

23. Peraturan Bupati Malang Nomor 207 Tahun 2020 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2021 (Berita Daerah Kabupaten Malang

Tahun 2020 Nomor 16 Seri A);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENETAPAN

DAN RINCIAN DANA DESA PADA SETIAP DESA SERTA

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN

ANGGARAN 2021.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Malang.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Malang.

3. Bupati adalah Bupati Malang.

4. Inspektorat Daerah adalah Inspektorat Daerah Kabupaten

Malang.

5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa adalah Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Malang.

6. Camat adalah pemimpin kecamatan yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki

batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6

8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan

Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu Perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

10. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang

mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk

menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan

melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah

Daerah.

11. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala

Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang

diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung

tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang

diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur

kewilayahan.

12. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disingkat

BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi

pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari

penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan

ditetapkan secara demokratis.

13. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi

Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Malang dan digunakan untuk

mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan

pemberdayaan masyarakat.

14. Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah pilihan program

dan/atau kegiatan yang didahulukan dan diutamakan

daripada pilihan kegiatan lainnya untuk dibiayai dengan

Dana Desa.

15. Alokasi Dasar adalah alokasi yang dihitung berdasarkan

persentase tertentu dari anggaran Dana Desa yang dibagi

secara merata kepada setiap Desa berdasarkan klaster

jumlah penduduk.

16. Alokasi afirmasi adalah alokasi yang diberikan kepada

Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang memiliki

jumlah penduduk miskin tinggi.

17. Alokasi Kinerja adalah alokasi yang diberikan kepada desa

yang memiliki hasil penilaian kinerja terbaik.

7

18. Alokasi Formula adalah alokasi yang dihitung berdasarkan

indikator jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,

luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis Desa

setiap kabupaten/kota.

19. Indeks Kemahalan Konstruksi, yang selanjutnya disingkat

IKK adalah indeks yang mencerminkan tingkat kesulitan

geografis yang dinilai berdasarkan tingkat kemahalan

harga prasarana fisik secara relatif antar Daerah.

20. Indeks Kesulitan Geografis Desa, yang selanjutnya disebut

IKG Desa adalah angka yang mencerminkan tingkat

kesulitan geografis suatu Desa berdasarkan variabel

ketersediaan pelayanan dasar, kondisi infrastruktur,

transportasi, dan komunikasi.

21. Indikasi Kebutuhan Dana Desa adalah indikasi dana yang

perlu dianggarkan dalam rangka pelaksanaan Dana Desa.

22. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, yang

selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal

Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh

kuasa dari Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan

sebagian fungsi Kuasa Bendahara Umum Negara.

23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang

selanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangan

tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat.

24. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang

selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan

tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

25. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya

disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan

Pemerintahan Desa.

26. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat

RKUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara

yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara

Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan

negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada

bank sentral.

27. Rekening Kas Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat

RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah

yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh

penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran

daerah pada bank yang ditetapkan.

8

28. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disebut RKD adalah

rekening tempat penyimpanan uang Pemerintahan Desa

yang menampung seluruh penerimaan Desa dan untuk

membayar seluruh pengeluaran Desa pada bank yang

ditetapkan.

29. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disingkat

SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen, yang berisi permintaan pembayaran

tagihan kepada negara.

30. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disingkat SPM

adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pejabat Penguji

Surat Perintah Membayar untuk mencairkan dana yang

bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

31. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat

SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku Kuasa

Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran

atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

berdasarkan Surat Perintah Membayar.

32. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa

meliputi kewenangan berdasarkan hak asal usul,

kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang

ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

atau Pemerintah Daerah serta kewenangan lain yang

ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

atau Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

33. Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul adalah hak

yang merupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa

Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan

perkembangan kehidupan masyarakat.

34. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan

efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena

perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa.

35. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan

Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur

masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan

Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang

bersifat strategis.

9

36. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang

selanjutnya disebut RPJM Desa adalah Rencana Kegiatan

Pembangunan Desa untuk jangka waktu

6 (enam) tahun.

37. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disebut

RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk

jangka waktu 1 (satu) tahun.

38. Bantuan Langsung Tunai Desa, yang selanjutnya disebut

BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga

miskin atau tidak mampu di Desa yang bersumber dari

Dana Desa untuk mengurangi dampak ekonomi akibat

adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

39. Padat Karya Tunai Desa adalah kegiatan pemberdayaan

masyarakat Desa, khususnya yang miskin dan marginal,

yang bersifat produktif dengan mengutamakan

pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi

lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan,

mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan

rakyat.

40. Pandemi COVID-19 adalah bencana yang disebabkan

oleh faktor nonalam yaitu Corona Virus Disease 2019

(COVID-19) yang mengancam dan mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat Desa, sehingga

mengakibatkan korban jiwa manusia serta dampak sosial,

ekonomi, kesehatan dan kejiwaan atau psikologis

manusia.

41. Desa Aman COVID-19 adalah kondisi kehidupan Desa

yang tetap produktif di tengah Pandemi COVID-19 dengan

kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan

dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan

cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

42. SDGs Desa adalah upaya terpadu mewujudkan Desa

tanpa kemiskinan dan kelaparan, Desa ekonomi tumbuh

merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan,

Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa

berjejaring, dan Desa tanggap budaya untuk percepatan

pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

43. Tenaga Pendamping Profesional adalah tenaga profesional

yang direkrut oleh kementerian yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang Desa, pembangunan

daerah tertinggal, dan transmigrasi yang bertugas

pendampingan di tingkat Desa, Kecamatan, Daerah dan

Provinsi.

10

BAB II

JUMLAH DESA

Pasal 2

Jumlah Desa di Daerah ditetapkan sebanyak 378 (tiga ratus

tujuh puluh delapan) Desa pada 33 (tiga puluh tiga)

Kecamatan.

BAB III

PENGHITUNGAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA

Pasal 3

(1) Berdasarkan rincian Dana Desa yang ditetapkan dalam

Peraturan Presiden tentang Rincian APBN, Pemerintah

Daerah melakukan penghitungan rincian Dana Desa

setiap Desa.

(2) Rincian Dana Desa setiap Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dialokasikan secara merata dan berkeadilan

berdasarkan:

a. Alokasi Dasar setiap Desa;

b. Alokasi Afirmasi setiap Desa;

c. Alokasi Kinerja setiap Desa; dan

d. Alokasi Formula setiap Desa.

Pasal 4

(1) Besaran Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a untuk Daerah telah

ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang Rincian

APBN.

(2) Besaran Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dihitung dengan cara menjumlahkan Alokasi

Dasar setiap Desa di Daerah.

(3) Alokasi Dasar setiap Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditentukan berdasarkan klaster jumlah penduduk

dengan ketentuan:

a. Rp481.573.000,00 (empat ratus delapan puluh satu

juta lima ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) bagi Desa

dengan jumlah penduduk sampai dengan 100 (seratus)

jiwa;

11

b. Rp561.574.000,00 (lima ratus enam puluh satu juta

lima ratus tujuh puluh empat ribu rupiah) bagi Desa

dengan jumlah penduduk 101 (seratus satu) sampai

dengan 1.000 (seribu) jiwa;

c. Rp641.574.000,00 (enam ratus empat puluh satu juta

lima ratus tujuh puluh empat ribu rupiah) bagi Desa

dengan jumlah penduduk 1.001 (seribu satu) sampai

dengan 5.000 (lima ribu) jiwa;

d. Rp72l.575.000,00 (tujuh ratus dua puluh satu juta

lima ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) bagi Desa

dengan jumlah penduduk 5.001 (lima ribu satu)

sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) jiwa; dan

e. Rp801.576.000 (delapan ratus satu juta lima ratus

tujuh puluh enam ribu rupiah) bagi Desa dengan

jumlah penduduk di atas 10.000 (sepuluh ribu) jiwa.

(4) Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

bersumber dari data Kementerian Dalam Negeri.

(5) Daftar Desa penerima dan besaran Alokasi Dasar setiap

Desa berdasarkan klaster jumlah penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) berdasarkan surat pemberitahuan

Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan

Keuangan kepada Bupati.

Pasal 5

(1) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b dihitung dengan

menggunakan rumus:

AA Desa = (0,01 x DD) / {(2 x DST)} + (1 x DT)}

Keterangan:

AA Desa = Alokasi Afirmasi setiap Desa

DD = pagu Dana Desa nasional

DST = jumlah Desa sangat tertinggal yang

memiliki jumlah penduduk miskin tinggi

DT = jumlah Desa tertinggal yang memiliki

jumlah penduduk miskin tinggi

(2) Status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari data

Indeks Desa Membangun yang diterbitkan oleh

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi.

12

(3) Daftar Desa penerima dan besaran Alokasi Afirmasi setiap

Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan

surat pemberitahuan Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal Perimbangan Keuangan kepada Bupati.

Pasal 6

(1) Besaran Alokasi Kinerja setiap Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c untuk Daerah

telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang

Rincian APBN.

(2) Besaran Alokasi Kinerja setiap Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan menggunakan

rumus:

AK Desa = (0,00 x DD) / (0,1 x Jumlah Desa)

Keterangan:

AK Desa = Alokasi Kinerja setiap Desa

DD = pagu Dana Desa nasional

Jumlah Desa = jumlah Desa nasional

(3) Desa penerima Alokasi Kinerja sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) sebanyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah

Desa di Daerah.

(4) Desa penerima Alokasi Kinerja di Daerah

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan

berdasarkan perhitungan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(5) Daftar Desa penerima dan besaran Alokasi Kinerja setiap

Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan

surat pemberitahuan Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal Perimbangan Keuangan kepada Bupati.

Pasal 7

(1) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d untuk Daerah

telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden tentang

Rincian APBN.

(2) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan bobot:

a. 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk;

b. 40% (empat puluh persen) untuk angka kemiskinan;

c. 20% (dua puluh persen) untuk luas wilayah; dan

13

d. 30% (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan

geografis.

(3) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dihitung dengan menggunakan

rumus:

AF Desa = {(0,10 x Zl) + (0,40 x Z2) + (0,20 x Z3) +

(0,30 x Z4)} x AF Daerah

Keterangan:

AF Desa = Alokasi Formula setiap Desa

Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa

terhadap total penduduk Desa di

Daerah

Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap

Desa terhadap total penduduk miskin

Desa di Daerah

Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap

total luas wilayah Desa di Daerah

Z4 = rasio IKG setiap Desa terhadap IKG

Desa di Daerah

AF Daerah = Alokasi Formula Daerah

(4) Angka kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis

Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing masing

ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin Desa dan IKG

Desa.

(5) Jumlah penduduk sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) bersumber dari data Kementerian Dalam Negeri.

(6) Angka kemiskinan Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) menggunakan data jumlah penduduk miskin Desa

bersumber dari Kementerian Sosial dan/atau Badan Pusat

Statistik.

(7) Luas wilayah Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) bersumber dari data Badan Pusat Statistik.

(8) Tingkat kesulitan geografis Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) menggunakan IKK Daerah bersumber dari

Badan Pusat Statistik.

Pasal 8

Rincian Dana Desa setiap Desa Tahun Anggaran 2021

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

14

BAB IV

TAHAPAN DAN PERSYARATAN PENYALURAN

Bagian Kesatu

Tahapan Penyaluran

Pasal 9

(1) Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD.

(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan melalui pemotongan Dana Desa dan

penyaluran dana hasil pemotongan Dana Desa ke RKD.

(3) Pemotongan Dana Desa dan penyaluran dana hasil

pemotongan Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa

pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati.

(4) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, dengan ketentuan:

a. tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu

Dana Desa setiap Desa, dengan rincian:

1. 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa

setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk

BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan

kelima paling cepat bulan Januari; dan

2. kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan

kesatu sampai dengan bulan kelima paling cepat

bulan Januari untuk bulan kesatu dan paling cepat

masing-masing bulan berkenaan untuk bulan

kedua sampai dengan bulan kelima.

b. tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu

Dana Desa setiap Desa, dengan rincian:

1. 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa

setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk

BLT Desa bulan keenam sampai dengan bulan

kesepuluh paling cepat bulan Maret; dan

2. kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan

keenam sampai dengan bulan kesepuluh paling

cepat bulan Juni untuk bulan keenam dan paling

cepat masing-masing bulan berkenaan untuk bulan

ketujuh sampai dengan bulan kesepuluh.

15

c. tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu

Dana Desa setiap Desa, dengan rincian:

1. 20% (dua puluh persen) dari pagu Dana Desa

setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk

BLT Desa bulan kesebelas sampai dengan bulan

kedua belas paling cepat bulan Juni; dan

2. kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan

kesebelas sampai dengan bulan kedua belas paling

cepat bulan November untuk bulan kesebelas dan

paling cepat akhir bulan November untuk bulan

kedua belas.

(5) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) untuk Desa berstatus Desa Mandiri dilakukan

dalam 2 (dua) tahap, dengan ketentuan:

a. tahap I sebesar 60% (enam puluh persen) dari pagu

Dana Desa setiap Desa, dengan rincian:

1. 60% (enam puluh persen) dari pagu Dana Desa

setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk

BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan

ketujuh paling cepat bulan Januari; dan

2. kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan

kesatu sampai dengan bulan ketujuh paling cepat

bulan Januari untuk bulan kesatu dan paling cepat

masing-masing bulan berkenaan untuk bulan

kedua sampai dengan bulan ketujuh.

b. tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu

Dana Desa setiap Desa, dengan rincian:

1. 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa

setiap Desa dikurangi kebutuhan Dana Desa

untuk BLT Desa bulan kedelapan sampai dengan

bulan kedua belas paling cepat bulan Maret; dan

2. kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan

kedelapan sampai dengan bulan kedua belas

paling cepat bulan Agustus untuk bulan kedelapan

dan paling cepat masing-masing bulan berkenaan

untuk bulan kesembilan sampai dengan bulan

kesebelas, serta paling cepat akhir bulan November

untuk bulan kedua belas.

(6) Desa Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

merupakan status Desa hasil penilaian yang dilakukan

setiap tahun dan ditetapkan oleh Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam

lndeks Desa.

16

Bagian Kedua

Persyaratan Penyaluran ke Desa

Pasal 10

(1) Penyaluran Dana Desa ke Desa dilaksanakan setelah

Kepala Desa menyampaikan dokumen persyaratan

penyaluran kepada Bupati melalui Camat, secara lengkap

dan benar, dengan ketentuan:

a. tahap I berupa peraturan Desa mengenai APB Desa

Tahun Anggaran 2021.

b. tahap II berupa:

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa tahap I menunjukkan rata-rata realisasi

penyerapan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh

persen) dan rata-rata capaian keluaran

menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga

puluh lima persen) dari Dana Desa tahap I yang

telah disalurkan;

3. peraturan Kepala Desa mengenai penetapan

keluarga penerima manfaat BLT Desa atau

peraturan Kepala Desa mengenai penetapan tidak

terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa; dan

4. berita acara konfirmasi dan rekonsiliasi kumulatif

sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2015 sampai

dengan Tahun Anggaran 2018 di RKD antara

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa.

c. tahap III berupa:

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa sampai dengan tahap II menunjukkan

rata-rata realisasi penyerapan paling sedikit

sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan rata-rata

capaian keluaran menunjukkan paling sedikit

sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari Dana

Desa tahap II yang telah disalurkan; dan

2. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat

Desa tahun anggaran sebelumnya.

17

(2) Penyaluran Dana Desa untuk Desa berstatus Desa

Mandiri dilaksanakan setelah Kepala Desa menyampaikan

dokumen persyaratan penyaluran kepada Bupati melalui

Camat, secara lengkap dan benar, dengan ketentuan:

a. tahap I berupa peraturan Desa mengenai APB Desa

Tahun Anggaran 2021.

b. tahap II berupa:

1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa tahun anggaran sebelumnya;

2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa tahap I menunjukkan rata-rata realisasi

penyerapan paling sedikit sebesar 50% (lima puluh

persen) dan rata-rata capaian keluaran

menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga

puluh lima persen) dari Dana Desa tahap I yang

telah disalurkan;

3. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat

Desa tahun anggaran sebelumnya;

4. peraturan Kepala Desa mengenai penetapan

keluarga penerima manfaat BLT Desa atau

peraturan Kepala Desa mengenai penetapan tidak

terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa; dan

5. berita acara konfirmasi dan rekonsiliasi kumulatif

sisa Dana Desa Tahun Anggaran 2015 sampai

dengan Tahun Anggaran 2018 di RKD antara

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa.

(3) Dalam hal Desa tidak melaksanakan BLT Desa

Tahun Anggaran 2020 selama 9 (sembilan) bulan,

selain persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b dan ayat (2) huruf b, penyaluran

tahap II Tahun Anggaran 2021 ditambahkan dokumen

persyaratan berupa peraturan Kepala Desa mengenai tidak

terdapat calon keluarga penerima manfaat BLT Desa yang

memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia cukup

anggaran per bulannya.

(4) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b angka 2, ayat (1) huruf c angka 1 dan ayat (2)

huruf b angka 2 dihitung berdasarkan rata-rata

persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan setiap

Desa.

18

(5) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian

keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

angka 2, ayat (1) huruf c angka 1 dan ayat (2) huruf b

angka 2, dilakukan sesuai dengan tabel referensi data

bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian keluaran, volume

keluaran, cara pengadaan, dan capaian keluaran.

(6) Dalam hal tabel referensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) belum memenuhi kebutuhan input data, Kepala

Desa menyampaikan permintaan perubahan tabel

referensi kepada Bupati melalui Camat untuk dilakukan

pemutakhiran.

(7) Perubahan tabel referensi sebagaimana dimaksud pada

ayat (6) mengacu pada ketentuan yang ditetapkan oleh

Kementerian Dalam Negeri.

Pasal 11

(1) Dalam rangka penyaluran Dana Desa tahap I untuk

kebutuhan BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan

kelima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4)

huruf a, Kepala Desa memenuhi ketentuan:

a. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (1) huruf a dan menyampaikan data jumlah

keluarga penerima manfaat setiap bulan yang berlaku

selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran

Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesatu kepada

Bupati melalui Camat; dan

b. Dana Desa untuk BLT Desa bulan kedua sampai

dengan bulan kelima masing-masing bulan disalurkan

setelah Kepala Desa menyampaikan data realisasi

jumlah keluarga penerima manfaat bulan sebelumnya

kepada Bupati melalui Camat.

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II untuk BLT Desa bulan

keenam sampai dengan bulan kesepuluh sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) huruf b masing-masing

bulan disalurkan setelah Kepala Desa menyampaikan data

realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan

sebelumnya kepada Bupati melalui Camat.

(3) Penyaluran Dana Desa tahap III untuk BLT Desa bulan

kesebelas sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4) huruf c masing-masing

bulan disalurkan setelah Kepala Desa menyampaikan data

realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan

sebelumnya kepada Bupati melalui Camat.

19

(4) Kepala Desa menyampaikan data realisasi jumlah keluarga

penerima manfaat bulan kedua belas kepada Bupati

melalui Camat paling lambat minggu ketiga bulan

Desember.

(5) Jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan jumlah yang

diperoleh dari realisasi jumlah keluarga penerima manfaat

BLT Desa bulan kesatu tahun sebelumnya atau hasil

pendataan jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa

tahun berkenaan.

(6) Dalam hal terdapat perubahan peraturan Kepala Desa

mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf b

angka 3, Kepala Desa menyampaikan perubahan

peraturan Kepala Desa dimaksud kepada Bupati melalui

Camat paling lambat minggu ketiga bulan Desember.

(7) Kepala Desa bertanggung jawab atas kebenaran data

realisasi jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan

ayat (4).

Pasal 12

(1) Dalam rangka penyaluran Dana Desa tahap I untuk Desa

berstatus Desa Mandiri, kebutuhan BLT Desa bulan

kesatu sampai dengan bulan ketujuh sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5) huruf a, Kepala Desa

memenuhi ketentuan:

a. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (2) huruf a dan menyampaikan data jumlah

keluarga penerima manfaat setiap bulan yang berlaku

selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran Dana

Desa untuk BLT Desa bulan kesatu kepada Bupati

melalui Camat; dan

b. Dana Desa untuk BLT Desa bulan kedua sampai

dengan bulan ketujuh masing-masing bulan

disalurkan setelah Kepala Desa menyampaikan data

realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan

sebelumnya kepada Bupati melalui Camat.

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II untuk BLT Desa bulan

kedelapan sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat (5) huruf b untuk

masing-masing bulan disalurkan setelah Kepala Desa

menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima

manfaat bulan sebelumnya kepada Bupati melalui Camat.

20

(3) Kepala Desa menyampaikan data realisasi jumlah keluarga

penerima manfaat BLT Desa bulan kedua belas untuk

Desa berstatus Desa Mandiri kepada Bupati melalui

Camat paling lambat minggu ketiga bulan Desember.

(4) Jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan jumlah yang

diperoleh dari realisasi jumlah keluarga penerima manfaat

BLT Desa bulan kesatu tahun sebelumnya atau hasil

pendataan jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa

tahun berkenaan.

(5) Dalam hal terdapat perubahan peraturan Kepala Desa

mengenai penetapan keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b

angka 4, Kepala Desa menyampaikan perubahan

peraturan Kepala Desa dimaksud kepada Bupati melalui

Camat paling lambat minggu ketiga bulan Desember.

(6) Kepala Desa bertanggung jawab atas kebenaran data

realisasi jumlah keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).

Pasal 13

(1) Pemotongan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (2) dilaksanakan dengan menggunakan SPP

dan SPM.

(2) Berdasarkan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar

menerbitkan SPM untuk penyaluran dana hasil

pemotongan Dana Desa ke RKD.

(3) Berdasarkan SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

KPPN menerbitkan SP2D untuk penyaluran dana hasil

pemotongan Dana Desa ke RKD.

(4) Berdasarkan penyaluran dana hasil pemotongan Dana

Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala

Desa menyampaikan lembar konfirmasi penerimaan

penyaluran Dana Desa di RKD kepada Bupati melalui

Camat.

Pasal 14

Format laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran

Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (1) dan ayat (2), format laporan konvergensi

pencegahan stunting tingkat Desa tahun anggaran

sebelumnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10

ayat (1) huruf c angka 2 dan ayat (2) huruf b angka 3,

dan format lembar konfirmasi penerimaan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 ayat (4) tercantum dalam

Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

21

BAB V

PENGGUNAAN

Pasal 15

(1) Dana Desa diprioritaskan penggunaannya untuk

pemulihan ekonomi dan pengembangan sektor prioritas

di Desa.

(2) Pemulihan ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

berupa jaring pengaman sosial, Padat Karya Tunai,

pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, sektor

usaha pertanian, dan pengembangan potensi Desa melalui

Badan Usaha Milik Desa.

(3) Pengembangan sektor prioritas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), berupa pengembangan Desa Digital, Desa

Wisata, usaha budi daya pertanian, peternakan,

perikanan, ketahanan pangan dan hewani, dan perbaikan

fasilitas kesehatan.

(4) Jaring pengaman sosial sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berupa BLT Desa menjadi prioritas utama dalam

penggunaan Dana Desa.

(5) Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) termasuk kegiatan dalam

rangka menanggulangi dampak Pandemi COVID-19.

Pasal 16

(1) Pemerintah Desa wajib menganggarkan dan melaksanakan

BLT Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4).

(2) BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

kepada keluarga penerima manfaat yang paling sedikit

memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili

di Desa bersangkutan; dan

b. tidak termasuk penerima bantuan Program Keluarga

Harapan (PKH), Kartu Sembako, Kartu Pra Kerja,

Bantuan Sosial Tunai, dan program bantuan sosial

Pemerintah lainnya.

(3) Dalam hal keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan petani,

BLT Desa dapat digunakan untuk kebutuhan pembelian

pupuk.

22

(4) Rincian keluarga penerima manfaat sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) berdasarkan kelompok pekerjaan

ditetapkan dengan peraturan Kepala Desa.

(5) Pendataan keluarga penerima manfaat BLT Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari

Kementerian Sosial.

(6) Besaran BLT Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah)

untuk bulan pertama sampai dengan bulan kedua belas

per keluarga penerima manfaat.

(7) Pembayaran BLT Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (6) dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan mulai

bulan Januari.

(8) Dalam hal pembayaran BLT Desa bulan kedua sampai

dengan bulan kedua belas lebih besar dari kebutuhan BLT

Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)

huruf a dan Pasal 12 ayat (1) huruf a, pembayaran atas

selisih kekurangan BLT Desa bulan berikutnya

menggunakan Dana Desa selain Dana Desa untuk BLT

Desa setiap bulan.

(9) Dalam hal pembayaran BLT Desa bulan kedua sampai

dengan bulan kedua belas lebih kecil dari kebutuhan

BLT Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1)

huruf a dan Pasal 12 ayat (1) huruf a, selisih lebih Dana

Desa untuk BLT Desa diarahkan penggunaannya untuk

kegiatan pemulihan ekonomi lainnya di Desa.

(10) Dalam hal tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT

Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Desa

menetapkan peraturan Kepala Desa mengenai tidak

terdapat keluarga penerima manfaat BLT Desa.

(11) Ketentuan mengenai kriteria, mekanisme pendataan,

penetapan data keluarga penerima manfaat BLT Desa dan

pelaksanaan pemberian BLT Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi mengenai prioritas penggunaan Dana Desa

dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

23

Pasal 17

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Desa tercantum dalam

Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Bupati ini.

Pasal 18

(1) Kegiatan yang didanai dari Dana Desa berpedoman pada

petunjuk teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.

(2) Pelaksanaan kegiatan yang didanai dari Dana Desa

diutamakan secara swakelola dengan menggunakan

sumber daya/bahan baku lokal, dan diupayakan dengan

lebih banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat Desa

setempat.

Pasal 19

(1) Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai kegiatan

yang tidak termasuk dalam prioritas penggunaan Dana

Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan

Pasal 16 setelah mendapat persetujuan Bupati.

(2) Dalam memberikan persetujuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Bupati melalui Camat memastikan

pengalokasian Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi

prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1)

dan Pasal 16 telah terpenuhi.

(3) Persetujuan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diberikan setelah Camat melaksanakan evaluasi

rancangan Peraturan Desa mengenai APB Desa dan Kepala

Desa membuat surat pernyataan bahwa pengalokasian

Dana Desa untuk kegiatan yang menjadi prioritas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan

Pasal 16 telah terpenuhi.

BAB VI

PUBLIKASI DAN PELAPORAN

Bagian Kesatu

Publikasi

Pasal 20

(1) Pemerintah Desa wajib mempublikasikan penetapan

Prioritas Penggunaan Dana Desa.

24

(2) Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri

atas:

a. hasil Musyawarah Desa; dan

b. data Desa, peta potensi dan sumber daya

pembangunan, dokumen RPJM Desa, dokumen RKP

Desa, Prioritas Penggunaan Dana Desa, dan dokumen

APB Desa.

(3) Publikasi APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b paling sedikit memuat nama kegiatan, lokasi

kegiatan, dan besaran anggaran.

Pasal 21

(1) Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20

dilakukan di ruang publik yang mudah diakses oleh

masyarakat Desa.

(2) Publikasi penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

dilakukan secara swakelola dan partisipatif.

(3) Dalam hal Pemerintah Desa tidak mempublikasikan

penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa di ruang

publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) BPD

menyampaikan teguran lisan dan/atau tertulis.

Bagian Kedua

Pelaporan

Pasal 22

(1) Kepala Desa menyampaikan laporan penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa kepada Menteri Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan dalam bentuk dokumen digital menggunakan

sistem informasi Desa yang disediakan oleh Kementerian

Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

25

(3) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan paling lama 1 (satu) bulan setelah RKP

Desa ditetapkan.

BAB VII

SANKSI

Pasal 23

(1) Dalam hal Kepala Desa telah ditetapkan sebagai tersangka

penyalahgunaan Dana Desa, Bupati menyampaikan surat

permohonan penghentian penyaluran Dana Desa kepada

Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan.

(2) Penghentian penyaluran Dana Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui surat Direktur

Jenderal Perimbangan Keuangan kepada Direktur

Jenderal Perbendaharaan dengan tembusan Bupati.

Pasal 24

(1) Dalam hal Pemerintah Desa tidak melaksanakan BLT Desa

selama 9 (sembilan) bulan pada Tahun Anggaran 2020,

dikenakan sanksi pemotongan Dana Desa sebesar 50%

(lima puluh persen) dari Dana Desa yang akan disalurkan

pada tahap II Tahun Anggaran 2021.

(2) Penyaluran Dana Desa tahap II sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) setelah dikurangi kebutuhan Dana Desa

untuk BLT Desa setiap tahapan.

(3) Pengenaan sanksi kepada Pemerintah Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal

berdasarkan hasil musyawarah Desa khusus/musyawarah

insidentil tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat

BLT Desa yang memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia

cukup anggaran setiap bulannya.

(4) Hasil musyawarah Desa khusus/musyawarah insidentil

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan

Peraturan Kepala Desa yang diketahui oleh Camat.

26

(5) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa menandai

Desa yang akan dikenakan sanksi pemotongan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada penyaluran

Dana Desa dalam aplikasi Online Monitoring Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN).

Pasal 25

(1) Dalam hal Pemerintah Desa tidak melaksanakan BLT Desa

selama 12 (dua belas) bulan pada Tahun Anggaran 2021,

dikenakan sanksi pemotongan Dana Desa sebesar 50%

(lima puluh persen) dari Dana Desa yang akan disalurkan

pada tahap II Tahun Anggaran 2022.

(2) Pengenaan sanksi kepada Pemerintah Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal

berdasarkan hasil musyawarah Desa khusus/musyawarah

insidentil tidak terdapat calon keluarga penerima manfaat

BLT Desa yang memenuhi kriteria dan/atau tidak tersedia

cukup anggaran setiap bulannya.

(3) Hasil musyawarah Desa khusus/musyawarah insidentil

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

peraturan Kepala Desa yang diketahui oleh Camat.

(4) Peraturan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) disampaikan oleh Bupati kepada kepala KPPN

selaku KPA Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan

Dana Desa melalui aplikasi Online Monitoring Sistem

Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN) sebagai

syarat penyaluran Dana Desa tahap II pada Tahun

Anggaran 2022.

BAB VIII

PEMBINAAN

Pasal 26

(1) Bupati melakukan pembinaan melalui sosialisasi,

pemantauan dan evaluasi prioritas penggunaan Dana

Desa secara berjenjang.

(2) Pembinaan melalui sosialisasi, pemantauan dan evaluasi

prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh perangkat daerah terkait

dan Camat.

27

(3) Pembinaan melalui sosialisasi, pemantauan dan evaluasi

prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dapat dibantu oleh Tenaga Pendamping

Profesional dan pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 27

Perangkat Daerah terkait berkoordinasi dengan Camat untuk

melakukan pemantauan dan evaluasi atas:

a. sisa Dana Desa di RKD; dan/atau

b. capaian keluaran Dana Desa.

Pasal 28

(1) Berdasarkan pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana

Desa di RKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

huruf a terdapat sisa Dana Desa di RKD, Perangkat

Daerah terkait berkoordinasi dengan Camat untuk:

a. meminta penjelasan kepada Kepala Desa mengenai

sisa Dana Desa di RKD tersebut; dan/atau

b. meminta Inspektorat Daerah untuk melakukan

pemeriksaan.

(2) Perangkat Daerah terkait menyampaikan hasil

pemantauan dan evaluasi kepada Bupati sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 29

(1) Sisa Dana Desa di RKD Tahun Anggaran 2020 yang

tidak dianggarkan kembali akan diperhitungkan

pada penyaluran Dana Desa tahap III Tahun

Anggaran 2021 atau penyaluran Dana Desa tahap II

Tahun Anggaran 2021 untuk Desa berstatus Desa Mandiri

setelah dikurangi kebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa.

28

(2) Dalam hal Dana Desa tahap III Tahun Anggaran 2021

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mencukupi,

selisih sisa Dana Desa diperhitungkan pada penyaluran

Dana Desa tahap II Tahun Anggaran 2022.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya

dalam Berita Daerah Kabupaten Malang.

Ditetapkan di Kepanjen

pada tanggal 29 Januari 2021

BUPATI MALANG,

ttd.

SANUSI

Diundangkan di Kepanjen

pada tanggal 29 Januari 2021

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MALANG,

ttd.

WAHYU HIDAYAT

Berita Daerah Kabupaten Malang

Tahun 2021 Nomor 3 Seri D

1

LAMPIRAN I

PERATURAN BUPATI MALANG

NOMOR 3 TAHUN 2021

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN DAN RINCIAN DANA

DESA PADA SETIAP DESA SERTA PETUNJUK

TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN

ANGGARAN 2021

RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA

TAHUN ANGGARAN 2021

NO. KECAMATAN DESA STATUS

DESA ALOKASI DASAR

ALOKASI

AFIRMASI

ALOKASI

KINERJA

ALOKASI

FORMULA

PAGU DANA DESA

PER-DESA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

1 Donomulyo 1 Tulungrejo Berkembang 641.574.000 - - 311.756.000 953.330.000

2 Banjarejo Berkembang 721.575.000 - - 414.911.000 1.136.486.000

3 Kedungsalam Maju 801.576.000 - - 491.365.000 1.292.941.000

4 Tlogosari Maju 641.574.000 - 288.153.000 233.057.000 1.162.784.000

5 Tempursari Berkembang 721.575.000 - - 240.059.000 961.634.000

6 Donomulyo Maju 801.576.000 - - 522.945.000 1.324.521.000

7 Purworejo Maju 721.575.000 - - 395.089.000 1.116.664.000

8 Sumberoto Maju 721.575.000 - - 400.789.000 1.122.364.000

9 Mentaraman Berkembang 721.575.000 - - 417.367.000 1.138.942.000

10 Purwodadi Berkembang 641.574.000 - - 330.650.000 972.224.000

2 Pagak 11 Sumbermanjing Kulon Maju 721.575.000 - - 251.882.000 973.457.000

12 Pandanrejo Berkembang 641.574.000 - - 173.983.000 815.557.000

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

13 Sumberkerto Maju 641.574.000 - - 455.109.000 1.096.683.000

14 Sempol Berkembang 721.575.000 - - 318.632.000 1.040.207.000

15 Pagak Maju 721.575.000 - - 586.487.000 1.308.062.000

16 Tlogorejo Berkembang 721.575.000 - - 360.333.000 1.081.908.000

17 Gampingan Maju 721.575.000 - - 401.088.000 1.122.663.000

18 Sumberejo Berkembang 721.575.000 - - 378.159.000 1.099.734.000

3 Bantur 19 Wonokerto Maju 721.575.000 - - 345.171.000 1.066.746.000

20 Rejosari Maju 721.575.000 - - 480.499.000 1.202.074.000

21 Bantur Maju 801.576.000 - 288.153.000 534.231.000 1.623.960.000

22 Wonorejo Maju 641.574.000 - - 188.406.000 829.980.000

23 Srigonco Maju 641.574.000 - - 253.906.000 895.480.000

24 Sumberbening Maju 721.575.000 - - 369.397.000 1.090.972.000

25 Bandungrejo Maju 721.575.000 - 288.153.000 583.311.000 1.593.039.000

26 Pringgondani Berkembang 721.575.000 - - 695.540.000 1.417.115.000

27 Rejoyoso Maju 721.575.000 - - 321.875.000 1.043.450.000

28 Karangsari Maju 721.575.000 - 288.153.000 364.833.000 1.374.561.000

4 Sumbermanjing Wetan 29 Tambakasri Berkembang 721.575.000 - - 381.634.000 1.103.209.000

30 Tegalrejo Berkembang 641.574.000 - - 411.466.000 1.053.040.000

31 Sekarbanyu Berkembang 641.574.000 - - 289.479.000 931.053.000

32 Klepu Berkembang 721.575.000 - - 457.858.000 1.179.433.000

33 Ringinkembar Berkembang 641.574.000 - - 536.832.000 1.178.406.000

34 Kedungbanteng Maju 721.575.000 - - 284.972.000 1.006.547.000

35 Sitiarjo Mandiri 721.575.000 - - 449.690.000 1.171.265.000

36 Sumberagung Maju 721.575.000 - - 469.506.000 1.191.081.000

37 Argotirto Berkembang 721.575.000 - - 473.758.000 1.195.333.000

38 Harjokuncaran Berkembang 721.575.000 - - 510.379.000 1.231.954.000

39 Sumbermanjing Wetan Maju 641.574.000 - - 211.047.000 852.621.000

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

40 Ringinsari Berkembang 641.574.000 - - 400.222.000 1.041.796.000

41 Druju Berkembang 801.576.000 - - 459.863.000 1.261.439.000

42 Tambakrejo Mandiri 721.575.000 - - 446.361.000 1.167.936.000

43 Sidoasri Maju 641.574.000 - - 432.080.000 1.073.654.000

5 Dampit 44 Sukodono Berkembang 721.575.000 - - 575.814.000 1.297.389.000

45 Sumbersuko Berkembang 721.575.000 - - 457.352.000 1.178.927.000

46 Srimulyo Berkembang 801.576.000 - - 751.209.000 1.552.785.000

47 Baturetno Berkembang 641.574.000 - - 363.063.000 1.004.637.000

48 Bumirejo Berkembang 721.575.000 - - 479.777.000 1.201.352.000

49 Amadanom Berkembang 721.575.000 - - 210.705.000 932.280.000

50 Pamotan Berkembang 801.576.000 - - 709.109.000 1.510.685.000

51 Majangtengah Berkembang 801.576.000 - - 550.365.000 1.351.941.000

52 Rembun Maju 721.575.000 - - 224.377.000 945.952.000

53 Pojok Maju 641.574.000 - - 163.493.000 805.067.000

54 Jambangan Berkembang 801.576.000 - - 441.904.000 1.243.480.000

6 Ampelgading 55 Lebakharjo Maju 721.575.000 - 288.153.000 217.658.000 1.227.386.000

56 Wirotaman Berkembang 641.574.000 - - 270.547.000 912.121.000

57 Tamanasri Maju 641.574.000 - - 271.784.000 913.358.000

58 Tirtomarto Maju 721.575.000 - - 168.984.000 890.559.000

59 Purwoharjo Berkembang 641.574.000 - - 211.029.000 852.603.000

60 Sidorenggo Maju 721.575.000 - 288.153.000 511.681.000 1.521.409.000

61 Tirtomoyo Maju 721.575.000 - - 342.237.000 1.063.812.000

62 Argoyuwono Berkembang 641.574.000 - - 277.693.000 919.267.000

63 Mulyoasri Berkembang 641.574.000 - - 372.243.000 1.013.817.000

64 Tawangagung Berkembang 641.574.000 - - 243.701.000 885.275.000

65 Simojayan Maju 721.575.000 - 288.153.000 347.852.000 1.357.580.000

66 Tamansari Berkembang 641.574.000 - - 262.021.000 903.595.000

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

67 Sonowangi Berkembang 641.574.000 - - 305.938.000 947.512.000

7 Poncokusumo 68 Dawuhan Berkembang 721.575.000 - 288.153.000 386.582.000 1.396.310.000

69 Sumberejo Berkembang 641.574.000 - - 419.236.000 1.060.810.000

70 Pandansari Berkembang 721.575.000 - - 422.290.000 1.143.865.000

71 Ngadireso Maju 641.574.000 - 288.153.000 404.791.000 1.334.518.000

72 Wonorejo Maju 641.574.000 - - 253.104.000 894.678.000

73 Karangnongko Maju 721.575.000 - - 276.038.000 997.613.000

74 Karanganyar Maju 721.575.000 - - 238.436.000 960.011.000

75 Jambesari Berkembang 721.575.000 - - 405.633.000 1.127.208.000

76 Ngebruk Berkembang 641.574.000 - - 235.915.000 877.489.000

77 Pajaran Maju 721.575.000 - 288.153.000 207.945.000 1.217.673.000

78 Argosuko Mandiri 641.574.000 - - 242.976.000 884.550.000

79 Wonomulyo Maju 721.575.000 - - 200.590.000 922.165.000

80 Belung Maju 721.575.000 - - 186.361.000 907.936.000

81 Wringinanom Berkembang 721.575.000 - - 337.294.000 1.058.869.000

82 Poncokusumo Maju 721.575.000 - - 264.480.000 986.055.000

83 Gubugklakah Maju 641.574.000 - - 231.446.000 873.020.000

84 Ngadas Maju 641.574.000 - - 192.004.000 833.578.000

8 Wajak 85 Sumberputih Maju 721.575.000 - - 351.635.000 1.073.210.000

86 Wonoayu Berkembang 641.574.000 - - 201.971.000 843.545.000

87 Bambang Berkembang 641.574.000 - - 548.730.000 1.190.304.000

88 Bringin Maju 721.575.000 - - 350.234.000 1.071.809.000

89 Dadapan Berkembang 721.575.000 - - 478.732.000 1.200.307.000

90 Patokpicis Berkembang 721.575.000 - - 383.985.000 1.105.560.000

91 Blayu Maju 721.575.000 - 288.153.000 509.740.000 1.519.468.000

92 Codo Maju 721.575.000 - - 422.687.000 1.144.262.000

93 Sukolilo Maju 721.575.000 - 288.153.000 339.194.000 1.348.922.000

5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

94 Kidangbang Maju 721.575.000 - - 304.330.000 1.025.905.000

95 Sukoanyar Maju 721.575.000 - - 261.510.000 983.085.000

96 Wajak Mandiri 801.576.000 - 288.153.000 343.884.000 1.433.613.000

97 Ngembal Maju 641.574.000 - - 416.898.000 1.058.472.000

9 Turen 98 Tawangrejeni Berkembang 721.575.000 - - 250.950.000 972.525.000

99 Kemulan Berkembang 721.575.000 - - 269.222.000 990.797.000

100 Sawahan Berkembang 721.575.000 - - 200.268.000 921.843.000

101 Undaan Berkembang 641.574.000 - - 222.081.000 863.655.000

102 Gedok Kulon Berkembang 641.574.000 - - 150.147.000 791.721.000

103 Gedok Wetan Maju 721.575.000 - - 267.731.000 989.306.000

104 Talok Berkembang 801.576.000 - - 243.785.000 1.045.361.000

105 Tanggung Berkembang 721.575.000 - - 261.513.000 983.088.000

106 Jeru Berkembang 721.575.000 - - 287.065.000 1.008.640.000

107 Pagedangan Maju 801.576.000 - - 461.655.000 1.263.231.000

108 Sanankerto Maju 641.574.000 - 288.153.000 172.791.000 1.102.518.000

109 Sananrejo Berkembang 721.575.000 - - 360.544.000 1.082.119.000

110 Kedok Berkembang 721.575.000 - - 149.396.000 870.971.000

111 Talangsuko Maju 721.575.000 - - 266.700.000 988.275.000

112 Tumpukrenteng Berkembang 721.575.000 - - 313.138.000 1.034.713.000

10 Gondanglegi 113 Putat Kidul Maju 641.574.000 - - 191.554.000 833.128.000

114 Gondanglegi Kulon Maju 801.576.000 - - 309.860.000 1.111.436.000

115 Sukosari Maju 641.574.000 - - 184.541.000 826.115.000

116 Gondanglegi Wetan Maju 801.576.000 - - 259.949.000 1.061.525.000

117 Sukorejo Berkembang 641.574.000 - - 167.234.000 808.808.000

118 Bulupitu Maju 641.574.000 - - 246.672.000 888.246.000

119 Panggungrejo Berkembang 641.574.000 - - 176.485.000 818.059.000

120 Ganjaran Berkembang 721.575.000 - - 471.645.000 1.193.220.000

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

121 Putat Lor Berkembang 721.575.000 - - 203.618.000 925.193.000

122 Urek-Urek Berkembang 721.575.000 - - 362.295.000 1.083.870.000

123 Ketawang Maju 641.574.000 - - 187.650.000 829.224.000

124 Putukrejo Berkembang 641.574.000 - - 190.553.000 832.127.000

125 Sumberjaya Berkembang 641.574.000 - - 161.819.000 803.393.000

126 Sepanjang Berkembang 801.576.000 - - 343.956.000 1.145.532.000

11 Kalipare 127 Putukrejo Berkembang 641.574.000 - - 224.331.000 865.905.000

128 Kalipare Maju 801.576.000 - 288.153.000 444.194.000 1.533.923.000

129 Sumberpetung Berkembang 721.575.000 - - 371.743.000 1.093.318.000

130 Sukowilangun Maju 721.575.000 - - 281.452.000 1.003.027.000

131 Tumpakrejo Berkembang 721.575.000 - - 219.925.000 941.500.000

132 Arjosari Berkembang 721.575.000 - - 428.915.000 1.150.490.000

133 Kalirejo Berkembang 641.574.000 - - 246.865.000 888.439.000

134 Arjowilangun Maju 801.576.000 - - 532.109.000 1.333.685.000

135 Kaliasri Berkembang 641.574.000 - - 204.543.000 846.117.000

12 Sumberpucung 136 Ternyang Maju 721.575.000 - - 312.892.000 1.034.467.000

137 Senggreng Mandiri 721.575.000 - 288.153.000 222.245.000 1.231.973.000

138 Sambigede Mandiri 721.575.000 - - 197.345.000 918.920.000

139 Ngebrug Mandiri 721.575.000 - - 180.180.000 901.755.000

140 Jatiguwi Mandiri 721.575.000 - - 201.753.000 923.328.000

141 Sumberpucung Mandiri 801.576.000 - - 220.526.000 1.022.102.000

142 Karangkates Mandiri 721.575.000 - - 192.904.000 914.479.000

13 Kepanjen 143 Kemiri Maju 641.574.000 - - 168.127.000 809.701.000

144 Sengguruh Maju 641.574.000 - - 115.509.000 757.083.000

145 Mangunrejo Maju 721.575.000 - - 251.349.000 972.924.000

146 Jenggolo Maju 721.575.000 - - 167.550.000 889.125.000

147 Kedungpedaringan Maju 641.574.000 - - 176.481.000 818.055.000

7

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

148 Tegalsari Maju 641.574.000 - - 230.205.000 871.779.000

149 Panggungrejo Maju 721.575.000 - - 203.652.000 925.227.000

150 Talangagung Maju 721.575.000 - - 174.461.000 896.036.000

151 Dilem Maju 721.575.000 - - 123.586.000 845.161.000

152 Sukoraharjo Maju 721.575.000 - - 222.795.000 944.370.000

153 Curungrejo Maju 721.575.000 - - 210.815.000 932.390.000

154 Jatirejoyoso Maju 721.575.000 - - 160.481.000 882.056.000

155 Ngadilangkung Maju 721.575.000 - - 176.752.000 898.327.000

156 Mojosari Maju 641.574.000 - 288.153.000 173.811.000 1.103.538.000

14 Bululawang 157 Sudimoro Berkembang 641.574.000 - 288.153.000 314.693.000 1.244.420.000

158 Kasri Berkembang 641.574.000 - - 214.945.000 856.519.000

159 Bakalan Berkembang 721.575.000 - - 239.533.000 961.108.000

160 Krebet Maju 721.575.000 - - 219.551.000 941.126.000

161 Gading Maju 641.574.000 - - 180.528.000 822.102.000

162 Sukonolo Berkembang 641.574.000 - - 362.025.000 1.003.599.000

163 Lumbangsari Berkembang 721.575.000 - - 215.311.000 936.886.000

164 Wandanpuro Maju 721.575.000 - - 165.821.000 887.396.000

165 Sempalwadak Maju 641.574.000 - 288.153.000 145.115.000 1.074.842.000

166 Bululawang Mandiri 721.575.000 - 288.153.000 118.295.000 1.128.023.000

167 Krebet Senggrong Berkembang 641.574.000 - - 178.258.000 819.832.000

168 Kuwolu Berkembang 641.574.000 - - 265.305.000 906.879.000

169 Kasembon Maju 641.574.000 - - 318.358.000 959.932.000

170 Pringu Berkembang 641.574.000 - - 274.188.000 915.762.000

15 Tajinan 171 Gunungsari Maju 641.574.000 - - 264.973.000 906.547.000

172 Gunungronggo Maju 641.574.000 - - 293.555.000 935.129.000

173 Purwosekar Maju 641.574.000 - - 312.651.000 954.225.000

174 Ngawonggo Maju 641.574.000 - - 255.160.000 896.734.000

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

175 Pandanmulyo Mandiri 641.574.000 - - 333.295.000 974.869.000

176 Jatisari Maju 641.574.000 - 288.153.000 217.149.000 1.146.876.000

177 Tajinan Maju 641.574.000 - - 167.922.000 809.496.000

178 Randugading Mandiri 641.574.000 - 288.153.000 290.522.000 1.220.249.000

179 Jambearjo Maju 641.574.000 - - 190.564.000 832.138.000

180 Tangkilsari Maju 641.574.000 - 288.153.000 177.603.000 1.107.330.000

181 Sumbersuko Maju 721.575.000 - 288.153.000 260.730.000 1.270.458.000

182 Tambakasri Maju 721.575.000 - 288.153.000 143.955.000 1.153.683.000

16 Tumpang 183 Ngingit Berkembang 641.574.000 - - 193.317.000 834.891.000

184 Kidal Berkembang 721.575.000 - - 256.892.000 978.467.000

185 Kambingan Berkembang 641.574.000 - - 323.611.000 965.185.000

186 Pandanajeng Berkembang 641.574.000 - - 209.637.000 851.211.000

187 Pulungdowo Maju 721.575.000 - - 197.434.000 919.009.000

188 Bokor Berkembang 641.574.000 - - 125.805.000 767.379.000

189 Slamet Maju 641.574.000 - - 342.798.000 984.372.000

190 Wringinsongo Maju 641.574.000 - 288.153.000 200.256.000 1.129.983.000

191 Jeru Maju 721.575.000 - - 243.012.000 964.587.000

192 Malangsuko Maju 641.574.000 - - 102.378.000 743.952.000

193 Tumpang Mandiri 801.576.000 - - 216.175.000 1.017.751.000

194 Tulusbesar Berkembang 721.575.000 - - 303.064.000 1.024.639.000

195 Duwet Berkembang 641.574.000 - - 408.158.000 1.049.732.000

196 Benjor Berkembang 641.574.000 - - 245.789.000 887.363.000

197 Duwet Krajan Berkembang 641.574.000 - 288.153.000 334.900.000 1.264.627.000

17 Jabung 198 Taji Berkembang 641.574.000 - - 193.078.000 834.652.000

199 Ngadirejo Berkembang 641.574.000 - - 299.299.000 940.873.000

200 Kenongo Berkembang 641.574.000 - - 201.910.000 843.484.000

201 Sidorejo Berkembang 641.574.000 - - 314.224.000 955.798.000

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

202 Sukopuro Berkembang 721.575.000 - - 327.676.000 1.049.251.000

203 Pandansari Lor Berkembang 641.574.000 - - 225.969.000 867.543.000

204 Sidomulyo Berkembang 641.574.000 - - 379.241.000 1.020.815.000

205 Gadingkembar Berkembang 641.574.000 - - 396.666.000 1.038.240.000

206 Argosari Berkembang 641.574.000 - - 429.632.000 1.071.206.000

207 Kemantren Maju 801.576.000 - - 283.482.000 1.085.058.000

208 Sukolilo Berkembang 721.575.000 - - 311.125.000 1.032.700.000

209 Gunungjati Berkembang 641.574.000 - - 304.293.000 945.867.000

210 Jabung Berkembang 721.575.000 - - 452.874.000 1.174.449.000

211 Slamparejo Berkembang 721.575.000 - - 400.029.000 1.121.604.000

212 Kemiri Berkembang 721.575.000 - - 552.779.000 1.274.354.000

18 Pakis 213 Kedungrejo Berkembang 721.575.000 - - 295.191.000 1.016.766.000

214 Banjarejo Maju 721.575.000 - - 228.686.000 950.261.000

215 Pucangsongo Berkembang 641.574.000 - - 261.299.000 902.873.000

216 Sukoanyar Maju 721.575.000 - - 336.952.000 1.058.527.000

217 Sumberpasir Berkembang 721.575.000 - - 206.117.000 927.692.000

218 Pakiskembar Berkembang 721.575.000 - - 239.586.000 961.161.000

219 Sumberkradenan Berkembang 721.575.000 - - 327.349.000 1.048.924.000

220 Ampeldento Berkembang 721.575.000 - - 197.306.000 918.881.000

221 Sekarpuro Maju 801.576.000 - - 177.175.000 978.751.000

222 Mangliawan Berkembang 801.576.000 - - 287.776.000 1.089.352.000

223 Tirtomoyo Maju 801.576.000 - - 276.560.000 1.078.136.000

224 Saptorenggo Maju 801.576.000 - - 238.948.000 1.040.524.000

225 Asrikaton Maju 801.576.000 - - 241.058.000 1.042.634.000

226 Bunut Wetan Maju 801.576.000 - - 334.027.000 1.135.603.000

227 Pakisjajar Berkembang 801.576.000 - - 250.641.000 1.052.217.000

19 Pakisaji 228 Permanu Maju 721.575.000 - - 207.142.000 928.717.000

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

229 Karangpandan Maju 721.575.000 - - 136.005.000 857.580.000

230 Glanggang Berkembang 641.574.000 - - 239.529.000 881.103.000

231 Wonokerso Berkembang 641.574.000 - - 158.408.000 799.982.000

232 Karangduren Maju 721.575.000 - - 194.642.000 916.217.000

233 Sutojayan Berkembang 721.575.000 - - 212.095.000 933.670.000

234 Pakisaji Maju 721.575.000 - - 112.169.000 833.744.000

235 Jatisari Berkembang 721.575.000 - - 223.341.000 944.916.000

236 Wadung Berkembang 721.575.000 - - 274.589.000 996.164.000

237 Genengan Maju 721.575.000 - - 158.214.000 879.789.000

238 Kendalpayak Maju 721.575.000 - - 149.670.000 871.245.000

239 Kebonagung Maju 801.576.000 - - 239.841.000 1.041.417.000

20 Ngajum 240 Ngajum Maju 801.576.000 - - 460.424.000 1.262.000.000

241 Palaan Berkembang 641.574.000 - - 130.912.000 772.486.000

242 Ngasem Berkembang 721.575.000 - - 480.414.000 1.201.989.000

243 Banjarsari Berkembang 641.574.000 - - 261.201.000 902.775.000

244 Kranggan Berkembang 721.575.000 - - 319.769.000 1.041.344.000

245 Kesamben Berkembang 641.574.000 - - 177.511.000 819.085.000

246 Babadan Berkembang 721.575.000 - - 503.295.000 1.224.870.000

247 Balesari Berkembang 721.575.000 - - 382.427.000 1.104.002.000

248 Maguan Maju 641.574.000 - - 265.873.000 907.447.000

21 Wagir 249 Sumbersuko Berkembang 721.575.000 - - 372.599.000 1.094.174.000

250 Mendalanwangi Maju 721.575.000 - - 178.601.000 900.176.000

251 Sitirejo Maju 721.575.000 - - 183.470.000 905.045.000

252 Parangargo Maju 721.575.000 - - 122.211.000 843.786.000

253 Gondowangi Maju 721.575.000 - - 223.262.000 944.837.000

254 Pandanrejo Maju 721.575.000 - - 160.566.000 882.141.000

255 Petungsewu Maju 641.574.000 - 288.153.000 252.230.000 1.181.957.000

11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

256 Sukodadi Maju 641.574.000 - - 267.164.000 908.738.000

257 Sidorahayu Berkembang 721.575.000 - - 274.915.000 996.490.000

258 Jedong Berkembang 721.575.000 - - 252.533.000 974.108.000

259 Dalisodo Berkembang 721.575.000 - - 225.806.000 947.381.000

260 Pandanlandung Maju 721.575.000 - - 273.863.000 995.438.000

22 Dau 261 Kucur Maju 721.575.000 - 288.153.000 353.955.000 1.363.683.000

262 Kalisongo Mandiri 721.575.000 - 288.153.000 201.702.000 1.211.430.000

263 Karangwidoro Mandiri 721.575.000 - - 181.773.000 903.348.000

264 Petungsewu Maju 641.574.000 - - 193.509.000 835.083.000

265 Selorejo Maju 641.574.000 - - 208.993.000 850.567.000

266 Tegalweru Maju 641.574.000 - - 171.265.000 812.839.000

267 Landungsari Mandiri 721.575.000 - - 120.841.000 842.416.000

268 Mulyoagung Mandiri 801.576.000 - - 157.514.000 959.090.000

269 Gadingkulon Maju 641.574.000 - 288.153.000 275.578.000 1.205.305.000

270 Sumbersekar Mandiri 721.575.000 - 288.153.000 176.400.000 1.186.128.000

23 Karangploso 271 Tegalgondo Maju 721.575.000 - - 187.550.000 909.125.000

272 Kepuharjo Maju 721.575.000 - - 112.795.000 834.370.000

273 Ngenep Maju 801.576.000 - 288.153.000 374.252.000 1.463.981.000

274 Ngijo Maju 801.576.000 - - 187.404.000 988.980.000

275 Ampeldento Berkembang 641.574.000 - - 167.271.000 808.845.000

276 Girimoyo Mandiri 721.575.000 - - 127.487.000 849.062.000

277 Bocek Berkembang 721.575.000 - - 458.481.000 1.180.056.000

278 Donowarih Mandiri 721.575.000 - - 304.939.000 1.026.514.000

279 Tawangargo Berkembang 721.575.000 - - 539.468.000 1.261.043.000

24 Singosari 280 Wonorejo Berkembang 721.575.000 - - 509.260.000 1.230.835.000

281 Dengkol Maju 721.575.000 - - 423.516.000 1.145.091.000

282 Baturetno Berkembang 721.575.000 - - 215.172.000 936.747.000

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

283 Watugede Maju 721.575.000 - - 163.911.000 885.486.000

284 Banjararum Maju 801.576.000 - - 206.489.000 1.008.065.000

285 Tunjungtirto Maju 721.575.000 - - 189.726.000 911.301.000

286 Lang-Lang Berkembang 721.575.000 - - 221.075.000 942.650.000

287 Purwoasri Berkembang 721.575.000 - - 154.191.000 875.766.000

288 Klampok Berkembang 801.576.000 - - 327.799.000 1.129.375.000

289 Gunungrejo Berkembang 721.575.000 - - 417.017.000 1.138.592.000

290 Tamanharjo Maju 721.575.000 - - 147.251.000 868.826.000

291 Ardimulyo Maju 801.576.000 - - 144.134.000 945.710.000

292 Toyomarto Berkembang 801.576.000 - - 564.619.000 1.366.195.000

293 Randuagung Berkembang 801.576.000 - - 187.423.000 988.999.000

25 Lawang 294 Sidoluhur Berkembang 721.575.000 - - 425.903.000 1.147.478.000

295 Srigading Berkembang 641.574.000 - - 334.357.000 975.931.000

296 Sidodadi Maju 721.575.000 - - 230.192.000 951.767.000

297 Bedali Maju 801.576.000 - - 189.558.000 991.134.000

298 Mulyoarjo Maju 721.575.000 - - 165.274.000 886.849.000

299 Sumberngepoh Maju 641.574.000 - - 229.236.000 870.810.000

300 Sumberporong Maju 721.575.000 - - 117.134.000 838.709.000

301 Turirejo Mandiri 721.575.000 - - 228.651.000 950.226.000

302 Ketindan Mandiri 721.575.000 - - 228.921.000 950.496.000

303 Wonorejo Maju 721.575.000 - - 340.469.000 1.062.044.000

26 Pujon 304 Bendosari Maju 641.574.000 - - 329.295.000 970.869.000

305 Sukomulyo Maju 721.575.000 - - 914.212.000 1.635.787.000

306 Pujon Kidul Mandiri 641.574.000 - - 332.783.000 974.357.000

307 Pandesari Mandiri 801.576.000 - 288.153.000 382.962.000 1.472.691.000

308 Pujon Lor Maju 721.575.000 - - 322.779.000 1.044.354.000

309 Ngroto Mandiri 721.575.000 - - 275.188.000 996.763.000

13

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

310 Ngabab Maju 721.575.000 - - 348.125.000 1.069.700.000

311 Tawangsari Maju 721.575.000 - - 543.246.000 1.264.821.000

312 Madiredo Mandiri 721.575.000 - 288.153.000 683.301.000 1.693.029.000

313 Wiyurejo Maju 721.575.000 - - 299.757.000 1.021.332.000

27 Ngantang 314 Pagersari Maju 641.574.000 - - 409.176.000 1.050.750.000

315 Sidodadi Mandiri 721.575.000 - - 174.162.000 895.737.000

316 Banjarejo Maju 641.574.000 - - 319.859.000 961.433.000

317 Purworejo Mandiri 641.574.000 - - 346.947.000 988.521.000

318 Ngantru Mandiri 721.575.000 - - 344.606.000 1.066.181.000

319 Banturejo Mandiri 641.574.000 - - 208.243.000 849.817.000

320 Pandansari Maju 641.574.000 - - 246.859.000 888.433.000

321 Mulyorejo Maju 641.574.000 - 288.153.000 266.105.000 1.195.832.000

322 Sumberagung Mandiri 721.575.000 - - 259.005.000 980.580.000

323 Kaumrejo Mandiri 721.575.000 - - 159.712.000 881.287.000

324 Tulungrejo Maju 641.574.000 - - 435.413.000 1.076.987.000

325 Waturejo Maju 641.574.000 - - 290.926.000 932.500.000

326 Jombok Mandiri 641.574.000 - - 199.003.000 840.577.000

28 Kasembon 327 Pondokagung Berkembang 721.575.000 - - 528.214.000 1.249.789.000

328 Bayem Maju 721.575.000 - - 457.936.000 1.179.511.000

329 Pait Maju 641.574.000 - - 467.317.000 1.108.891.000

330 Wonoagung Berkembang 641.574.000 - - 297.777.000 939.351.000

331 Kasembon Mandiri 641.574.000 - - 194.860.000 836.434.000

332 Sukosari Maju 721.575.000 - - 354.763.000 1.076.338.000

29 Gedangan 333 Sidodadi Maju 721.575.000 - - 530.294.000 1.251.869.000

334 Gajahrejo Maju 721.575.000 - - 524.467.000 1.246.042.000

335 Sindurejo Maju 721.575.000 - - 562.679.000 1.284.254.000

336 Gedangan Mandiri 721.575.000 - - 552.063.000 1.273.638.000

14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

337 Segaran Maju 721.575.000 - - 357.533.000 1.079.108.000

338 Sumberejo Maju 801.576.000 - - 422.611.000 1.224.187.000

339 Tumpakrejo Maju 721.575.000 - - 581.686.000 1.303.261.000

340 Girimulyo Maju 641.574.000 - - 509.311.000 1.150.885.000

30 Tirtoyudo 341 Pujiharjo Maju 721.575.000 - - 249.226.000 970.801.000

342 Sumbertangkil Berkembang 721.575.000 - - 307.956.000 1.029.531.000

343 Kepatihan Berkembang 641.574.000 - - 406.343.000 1.047.917.000

344 Jogomulyan Maju 641.574.000 - - 323.108.000 964.682.000

345 Tlogosari Maju 641.574.000 - - 139.896.000 781.470.000

346 Tirtoyudo Berkembang 721.575.000 - - 317.467.000 1.039.042.000

347 Sukorejo Berkembang 641.574.000 - - 233.700.000 875.274.000

348 Ampelgading Berkembang 721.575.000 - - 264.731.000 986.306.000

349 Tamankuncaran Maju 641.574.000 - - 209.011.000 850.585.000

350 Gadungsari Maju 641.574.000 - - 181.530.000 823.104.000

351 Wonoagung Maju 641.574.000 - - 316.000.000 957.574.000

352 Tamansatriyan Maju 721.575.000 - - 552.761.000 1.274.336.000

353 Purwodadi Berkembang 721.575.000 - - 332.763.000 1.054.338.000

31 Kromengan 354 Slorok Mandiri 721.575.000 - - 134.993.000 856.568.000

355 Jatikerto Mandiri 721.575.000 - - 231.696.000 953.271.000

356 Ngadirejo Maju 641.574.000 - - 214.567.000 856.141.000

357 Kromengan Mandiri 721.575.000 - - 278.171.000 999.746.000

358 Peniwen Maju 641.574.000 - - 172.924.000 814.498.000

359 Jambuwer Maju 721.575.000 - 288.153.000 242.804.000 1.252.532.000

360 Karangrejo Maju 721.575.000 - - 192.047.000 913.622.000

32 Wonosari 361 Kluwut Maju 641.574.000 - - 249.922.000 891.496.000

362 Plandi Maju 641.574.000 - - 153.118.000 794.692.000

363 Plaosan Berkembang 721.575.000 - - 231.452.000 953.027.000

15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 5+6+7+8

364 Kebobang Maju 721.575.000 - - 299.381.000 1.020.956.000

365 Sumbertempur Maju 641.574.000 - - 223.476.000 865.050.000

366 Sumberdem Maju 641.574.000 - 288.153.000 183.256.000 1.112.983.000

367 Wonosari Maju 721.575.000 - - 247.422.000 968.997.000

368 Bangelan Maju 641.574.000 - - 359.649.000 1.001.223.000

33 Pagelaran 369 Clumprit Maju 721.575.000 - - 273.014.000 994.589.000

370 Suwaru Maju 641.574.000 - - 120.844.000 762.418.000

371 Kademangan Maju 721.575.000 - - 453.271.000 1.174.846.000

372 Balearjo Berkembang 641.574.000 - - 295.375.000 936.949.000

373 Kanigoro Berkembang 801.576.000 - - 486.921.000 1.288.497.000

374 Brongkal Berkembang 721.575.000 - - 663.626.000 1.385.201.000

375 Pagelaran Maju 721.575.000 - - 246.699.000 968.274.000

376 Banjarejo Maju 721.575.000 - - 243.659.000 965.234.000

377 Karangsuko Maju 721.575.000 - - 212.232.000 933.807.000

378 Sidorejo Mandiri 801.576.000 - - 214.771.000 1.016.347.000

TOTAL 265.075.254.000 - 10.949.814.000 112.581.759.000 388.606.827.000

BUPATI MALANG,

ttd.

SANUSI

1

LAMPIRAN II

PERATURAN BUPATI MALANG

NOMOR 3 TAHUN 2021

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN DAN RINCIAN DANA

DESA PADA SETIAP DESA SERTA PETUNJUK

TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN

ANGGARAN 2021

A. FORMAT LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA

Pagu Desa : Rp.

a b c a b c d Rp Rp Rp Orang Hari Rp KK Rp

2 3 4 5 6 7 8 = 6-7 9 10 11 12 13 14 15

4 PENDAPATAN

4 2 TRANSFER

4 2 1 DANA DESA

JUMLAH PENDAPATAN

5 BELANJA

1 BIDANG PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN

1 1 SUB BIDANG……….

1 1 01 Kegiatan ...................................

1 1 02 dst ...................................

KetCara

PengadaanVolume KeluaranUraian Keluaran

Rekening

1 2Durasi Upah KPM BLT

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA

TAHAP ............ TAHUN ANGGARAN ………………….

PEMERINTAH DESA ..............

KECAMATAN ........

KABUPATEN............

1

Anggaran Realisasi SisaTenaga

KerjaUraian% Capaian

Keluaran

2

a b c a b c d Rp Rp Rp Orang Hari Rp KK Rp

2 3 4 5 6 7 8 = 6-7 9 10 11 12 13 14 15

2BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

DESA

2 1 SUB BIDANG……….

2 1 01 Kegiatan ...................................

2 1 02 dst ...................................

3BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN

DESA

3 1 SUB BIDANG……….

3 1 01 Kegiatan ...................................

3 1 02 dst ...................................

4BIDANG PEMBERDAYAAN

KEMASYARAKATAN DESA

4 1 SUB BIDANG……….

4 1 01 Kegiatan ...................................

4 1 02 dst ...................................

5

BIDANG PENANGGULANGAN BENCANA,

KEADAAN DARURAT DAN MENDESAK

DESA

5 1SUB BIDANG PENANGGULANGAN

BENCANA

5 1 00 PENANGGULANGAN BENCANA

5 1 00 5 4 Belanja Tak Terduga

5 1 00 5 4 1 Belanja Tak Terduga

5 1 00 5 4 1 01 Belanja Tak Terduga

1. Sterilisasi fasilitas umum dan fasilitas

sosial Desa *)

2. Penyediaan Obat-obatan *)

KetCara

PengadaanVolume KeluaranUraian Keluaran

Rekening

1 2Durasi Upah KPM BLT

1

Anggaran Realisasi SisaTenaga

KerjaUraian% Capaian

Keluaran

3

a b c a b c d Rp Rp Rp Orang Hari Rp KK Rp

2 3 4 5 6 7 8 = 6-7 9 10 11 12 13 14

3. Pembuatan Ruang Isolasi Diri/Karantina

Mandiri *)

4. Penyediaan Alat Pelindung Diri (Masker, APD

untuk Relawan, dst…) *)

5. Pembuatan Antiseptik (hand sanitizer /

Disinfektan *)

6. dll *)

5 2

5 2 00

5 2 00 5 4

5 2 00 5 4 1

5 2 00 5 4 1 01

5 3 SUB BIDANG KEADAAN MENDESAK

5 3 00

5 3 00 5 4

5 3 00 5 4 1

5 3 00 5 4 1 01

BLT Bulan Pertama

BLT Bulan ke……….dst

1

Anggaran Realisasi SisaTenaga

KerjaUraian% Capaian

Keluaran

Cara

PengadaanVolume KeluaranUraian Keluaran

Rekening

1 2Durasi Upah KPM BLT

SUB BIDANG KEADAAN DARURAT

KEADAAN DARURAT

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga

KEADAAN MENDESAK

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga

Belanja Tak Terduga

1. Bantuan Langsung Tunai (BLT) *)

4

a b c a b c d Rp Rp Rp Orang Hari Rp KK Rp

2 3 4 5 6 7 8 = 6-7 9 10 11 12 13 14 15

6 PEMBIAYAAN

6 2 Pengeluaran Pembiayaan

6 2 2 Penyertaan Modal Desa

6 2 2 1 Penyertaan Modal Desa

JUMLAH PEMBIAYAAN

JUMLAH

(PENDAPATAN - BELANJA - PEMBIAYAAN)

1

Anggaran Realisasi SisaTenaga

KerjaUraian% Capaian

KeluaranKet

Cara

PengadaanVolume KeluaranUraian Keluaran

Rekening

1 2Durasi Upah KPM BLT

*) Tidak mengikat pada penomoran dan nama kegiatan

………..,…./……/2021

Kepala Desa

(…………………………..)

5

PETUNJUK PENGISIAN

LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA

Nomor Uraian

1 Kolom 1 diisi dengan Kode Rekening sesuai dengan APB Desa

2 Kolom 2 diisi dengan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan yang menggunakan Dana Desa

3 Kolom 3 diisi dengan uraian keluaran. Misal: Pembangunan Jalan

4 Kolom 4 diisi dengan jumlah volume keluaran yang terdiri jumlah dan satuan keluaran. Misal: 500 meter

5 Kolom 5 diisi dengan cara pengadaan. Misal: swakelola, kontraktual

6 Kolom 6 diisi dengan jumlah anggaran dalam satuan Rupiah

7 Kolom 7 diisi dengan jumlah realisasi dalam satuan Rupiah

8 Kolom 8 diisi dengan selisih antara anggaran dan realisasi dalam satuan Rupiah

9 Kolom 9 diisi dengan persentase capaian keluaran dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Kegiatan pembangunan/pemeliharaan/pengembangan fisik dihitung sesuai perkembangan penyelesaian fisik

di lapangan dan foto;

b. Kegiatan non fisik dihitung dengan cara:

- Penyelesaian kertas kerja/kerangka acuan kerja yang memuat latar belakang, tujuan, lokasi, target/

sasaran, dan anggaran, sebesar 30%;

- Undangan pelaksanaan kegiatan, daftar peserta pelatihan dan konfirmasi pengajar, sebesar 50%;

- Kegiatan telah terlaksana, sebesar 80%; dan

- Laporan Pelaksanaan Kegiatan dan Foto, sebesar 100%.

10 Kolom 10, 11, dan 12 dalam rangka pelaksanaan program cash for work yang diisi hanya untuk kegiatan Dana

Desa pada bidang Pembangunan Desa

11 Kolom 13 dan 14 dalam rangka pelaksanaan jaring pengaman sosial program Bantuan Langsung Tunai kepada

keluarga penerima manfaat yang diisi hanya untuk kegiatan Dana Desa pada Bidang Penanggulangan Bencana,

Keadaaan Darurat dan Mendesak Desa

12 Kolom 15 diisi dengan keterangan, misal: berapa keluaran yang telah terlaksana (kuantitas)

6

B. FORMAT LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING TINGKAT DESA

LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING TINGKAT DESA

TERHADAP SASARAN 1.000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)

KABUPATEN : KECAMATAN : DESA : TAHUN :

TABEL 1. JUMLAH SASARAN 1.000 HPK (IBU HAMIL DAN ANAK 0-23 BULAN)

SASARAN JUMLAH TOTAL RUMAH

TANGGA 1.000 HPK

IBU HAMIL ANAK 0 - 23 BULAN

TOTAL KEK/RESTI TOTAL GIZI KURANG/GIZI BURUK/STUNTING

JUMLAH

TABEL 2. HASIL PENGUKURAN TIKAR PERTUMBUHAN (DETEKSI DINI STUNTING)

SASARAN JUMLAH TOTAL ANAK 0 - 23

BULAN HIJAU

(NORMAL) KUNING

(RESIKO STUNTING) MERAH

(TERINDIKASI STUNTING)

JUMLAH

TABEL3. KELENGKAPAN KONVERGENSI PAKET LAYANAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI 1.000 HPK

SASARAN INDIAKTOR JUMLAH %

IBU HAMIL

1 PERIKSA 4 KALI SELAMA KEHAMILAN

2 MENDAPAT DAN MEMINUM PIL FE SELAMA 90 HARI

3 IBU BERSALIN MENDAPAT LAYANAN PEMERIKSAAN NIFAS 3 KALI

4 MENGIKUTI KONSELING GIZI/KELAS IBU MINIMAL 4 KALI

5 IBU HAMIL (KEK/RESTI) MENDAPAT KUNJUNGAN RUMAH BULANAN

6 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN

7 RUMAH TANGGA IBU HAMIL MEMILIKI JAMBAN LAYAK

8 MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN

ANAK USIA

0-23 BULAN

(0-2 TAHUN)

1 ANAK USIA <12 BULAN MENDAPAT IMUNISASI DASAR LENGKAP

2 DITIMBANG BERAT BADAN RUTIN SETIAP BULAN

3 DIUKUR PANJANG/TINGGI BADAN 2 KALI DALAM SETAHUN

4 ORANG TUA/PENGASUH MENGIKUTI KONSELING GIZI BULANAN LAKl-LAKI TOTAL

5 KUJUNGAN RUMAH BAGI ANAK GIZI BURUK/KURANG/STUNTING

6 RUMAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI AKSES AIR MINUM AMAN

7 RUMAH TANGGA ANAK 0-2 TH MEMILIKI JAMBAN LAYAK

8 ANAK 0-2 TH JAMINAN KESEHATAN

9 ANAK 0-2 TH BULAN AKTA LAHIR

10 ORANG TUA/PENGASUH MENGIKUTI PARENTING BULANAN (PAUD)

ANAK

>2-6 TAHUN 1 ANAK >2-6 TAHUN AKTIF DALAM KEGIATAN PAUD MINIMAL 80%

TABEL 4. TINGKAT KONVERGENSI DESA

NO SASARAN JUMLAH INDIKATOR TINGKAT KONVERGENSI

YANG DITERIMA SEHARUSNYA DITERIMA

1 IBU HAMIL

2 ANAK 0-23 BULAN

TOTAL TINGKAT KONVERGENSI DESA

TABEL 5. PENGGUNAAN DANA DESA DALAM PENCEGAHAN STUNTING

NO BlDANG/KEGIATAN TOTAL

ALOKASI DANA

KEGIATAN PENCEGAHAN STUNTING

ALOKASI DANA % (PERSEN)

1 BIDANG PEMBANGUNAN DESA

2 BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TOTAL TINGKAT KONVERGENSI DESA

7

C. FORMAT LEMBAR KONFIRMASI PENERIMAAN PENYALURAN DANA

DESA DI REKENING KAS DESA

(KOP SURAT)

Telah terima dari : Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

selaku Penerima Kuasa Bupati

Untuk keperluan : Penyaluran Dana Hasil Pemotongan Dana Desa

TA 2021 Kabupaten Malang

Dengan rincian :

TAHAP TANGGAL

DITERIMA JUMLAH

TERBILANG

(dengan huruf)

(1) (2) (3) (4)

Dana tersebut telah diterima pada:

Nomor Rekening : …………………………………………………… (5)

Nama Rekening : …………………………………………………… (6)

Nama Bank : …………………………………………………… (7)

........... , tanggal ................. (8)

Kepala Desa ......................... (9)

Kecamatan .........................

.......................... (10)

........................................... (11)

Stempel Materai

Rp. 10.000,-

8

PETUNJUK PENGISIAN

LEMBAR KONFIRMASI PENERIMAAN PENYALURAN DANA DESA

DI REKENING KAS DESA

NOMOR URAIAN ISIAN

(1) Diisi tahapan penyaluran

(2) Diisi tanggal dana diterima

(3) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam angka)

(4) Diisi jumlah dana yang diterima (dalam huruf)

(5) Diisi nomor rekening penerima dana

(6) Diisi nama rekening penerima dana

(7) Diisi nama bank penerima dana

(8) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat

(9) Diisi jabatan penanda tangan (Kepala Desa)

(10) Diisi tanda tangan (Kepala Desa)

(11) Diisi nama penanda tangan (Kepala Desa)

BUPATI MALANG,

ttd.

SANUSI

LAMPIRAN III

PERATURAN BUPATI MALANG

NOMOR 3 TAHUN 2021

TENTANG

TATA CARA PENETAPAN DAN RINCIAN

DANA DESA PADA SETIAP DESA SERTA

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

DESA TAHUN ANGGARAN 2021

PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DESA

TAHUN ANGGARAN 2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) telah menimbulkan

korban jiwa, dan kerugian material yang semakin besar, sehingga

berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan

masyarakat. Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 telah diprioritaskan

untuk penanganan COVID-19. Kegiatannya berupa Desa tanggap

COVID-19, Padat Karya Tunai Desa, dan Bantuan Langsung Tunai

Dana Desa. Selanjutnya, untuk memperkuat adaptasi kebiasaan baru

dan pemulihan ekonomi di Desa, penggunaan Dana Desa Tahun 2020

juga difokuskan untuk membiayai Desa Aman COVID-19 dan Padat

Karya Tunai Desa (PKTD) untuk pemberdayaan ekonomi Desa melalui

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 tetap diarahkan

pada jaring pengaman sosial, Desa Aman COVID-19 dan pemulihan

ekonomi nasional yang mencakup sektor strategis nasional, meliputi:

1. sarana/prasarana energi;

2. sarana/prasarana komunikasi;

3. sarana/prasarana pariwisata;

4. pencegahan stunting; dan

5. pengembangan Desa inklusif.

2

B. Tujuan:

1. memberikan arah Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021

untuk pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional,

dan adaptasi kebiasaan baru untuk mendukung pencapaian SDGs

Desa; dan

2. mengatur Prioritas Penggunaan Dana Desa, Penetapan Prioritas

Penggunaan Dana Desa, publikasi dan pelaporan, serta

pembinaan, pemantauan, dan evaluasi Prioritas Penggunaan Dana

Desa.

C. Prinsip-Prinsip:

Prioritas Penggunaan Dana Desa didasarkan pada prinsip:

1. kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat dan

martabat manusia;

2. keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan kepentingan

seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;

3. kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap

keanekaragaman budaya dan kearifan lokal sebagai pembentuk

kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan universal;

4. keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang

lestari untuk keberlanjutan kehidupan manusia; dan

5. kepentingan nasional adalah pengutamaan pelaksanaan

kebijakan strategis nasional untuk mewujudkan kesejahteraan

rakyat.

3

BAB II

PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

A. SDGs Desa

Undang-Undang tentang Desa memandatkan bahwa tujuan

pembangunan Desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan

melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan

prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta

pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara

berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah

pembangunan Desa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan

tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi Desa di masa

depan.

Untuk mengoperasionalkan tujuan pembangunan Desa yang

dimandatkan oleh Undang-Undang tentang Desa, maka penggunaan

Dana Desa diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan) tipologi Desa

dan 18 (delapan belas) tujuan SDGs Desa sebagai berikut:

1. Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan

SDGs Desa 1 : Desa tanpa kemiskinan; dan

SDGs Desa 2 : Desa tanpa kelaparan.

2. Desa ekonomi tumbuh merata

SDGs Desa 8 : pertumbuhan ekonomi Desa merata;

SDGs Desa 9 : infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;

SDGs Desa 10 : desa tanpa kesenjangan; dan

SDGs Desa 12 : konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.

3. Desa peduli kesehatan

SDGs Desa 3 : Desa sehat dan sejahtera;

SDGs Desa 6 : Desa layak air bersih dan sanitasi; dan

SDGs Desa 11 : kawasan permukiman Desa aman dan nyaman.

4. Desa peduli lingkungan

SDGs Desa 7 : Desa berenergi bersih dan terbarukan;

SDGs Desa 13 : Desa tanggap perubahan iklim;

SDGs Desa 14 : Desa peduli lingkungan laut; dan

SDGs Desa 15 : Desa peduli lingkungan darat.

5. Desa peduli pendidikan

SDGs Desa 4 : pendidikan Desa berkualitas.

6. Desa ramah perempuan

SDGs Desa 5 : keterlibatan perempuan Desa.

7. Desa berjejaring

SDGs Desa 17 : kemitraan untuk pembangunan Desa.

4

8. Desa tanggap budaya

SDGs Desa 16 : Desa damai berkeadilan; dan

SDGs Desa 18 : kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif.

Upaya pencapaian SDGs Desa dalam situasi dan kondisi

Pandemi COVID-19 tidaklah mudah, karena itulah, penggunaan Dana

Desa Tahun Anggaran 2021 diprioritaskan untuk membiayai kegiatan

yang mendukung pencapaian 10 (sepuluh) SDGs Desa yang berkaitan

dengan kegiatan pemulihan ekonomi nasional, program prioritas

nasional, dan adaptasi kebiasaan baru Desa. 10 (sepuluh) SGDs Desa

tersebut adalah:

1) Desa tanpa kemiskinan;

2) Desa tanpa kelaparan;

3) Desa sehat sejahtera;

4) Keterlibatan perempuan Desa;

5) Desa berenergi bersih dan terbarukan;

6) Pertumbuhan ekonomi Desa merata;

7) Konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan;

8) Desa damai berkeadilan;

9) Kemitraan untuk pembangunan Desa; dan

10) Kelembagaan Desa dinamis dan budaya Desa adaptif.

B. Pemulihan Ekonomi Nasional Sesuai Kewenangan Desa

Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi

nasional sesuai kewenangan Desa meliputi:

1. Pembentukan, pengembangan, dan revitalisasi Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama, meliputi:

a. Pendirian Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha

Milik Desa Bersama;

b. Penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan

Usaha Milik Desa Bersama;

c. Penguatan permodalan Badan Usaha Milik Desa dan/atau

Badan Usaha Milik Desa Bersama; dan

d. Pengembangan usaha Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan

Usaha Milik Desa Bersama yang difokuskan kepada

pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa

dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:

1) pengelolaan hutan Desa;

2) pengelolaan hutan adat;

3) pengelolaan air minum;

4) pengelolaan pariwisata Desa;

5

5) pengolahan ikan (pengasapan, penggaraman, dan

perebusan);

6) pengelolaan wisata hutan mangrove (tracking, jelajah

mangrove dan wisata edukasi);

7) pelatihan sentra pembenihan mangrove dan vegetasi pantai;

8) pelatihan pembenihan ikan;

9) pelatihan usaha pemasaran dan distribusi produk

perikanan; dan

10) pengolahan sampah.

e. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pembentukan,

pengembangan, dan revitalisasi badan usaha milik Desa

dan/atau badan usaha milik Desa bersama yang sesuai dengan

kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.

2. Penyediaan listrik Desa

a. pembangkit listrik tenaga mikrohidro;

b. pembangkit listrik tenaga biodiesel;

c. pembangkit listrik tenaga matahari;

d. pembangkit listrik tenaga angin;

e. instalasi biogas;

f. jaringan distribusi tenaga listrik (bukan dari Perusahaan Listrik

Negara); dan

g. kegiatan lainnya untuk mewujudkan penyediaan listrik Desa

yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam

Musyawarah Desa.

3. Pengembangan usaha ekonomi produktif

a. pembangunan usaha berskala produktif di bidang pertanian,

perkebunan, peternakan dan/atau perikanan yang difokuskan

pada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa

dan/atau perdesaan;

b. pengembangan jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri

rumahan yang difokuskan kepada pembentukan dan

pengembangan produk unggulan Desa dan/atau perdesaan;

c. penyediaan dan pengelolaan sarana/prasarana pemasaran

produk unggulan Desa dan/atau perdesaan;

d. pendayagunaan perhutanan sosial;

e. pendayagunaan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;

f. investasi usaha ekonomi produktif yang ramah lingkungan; dan

g. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pengembangan usaha

ekonomi produktif ramah lingkungan yang sesuai dengan

kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.

6

C. Program Prioritas Nasional Sesuai Kewenangan Desa

Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas

nasional sesuai kewenangan Desa meliputi:

1. Pendataan Desa

a. pendataan potensi dan sumber daya pembangunan Desa;

b. pendataan pada tingkat rukun tetangga;

c. pendataan pada tingkat keluarga;

d. pemutakhiran data Desa termasuk data kemiskinan; dan

e. kegiatan pendataan Desa lainnya yang sesuai dengan

kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah Desa.

2. Pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan Desa

a. penyusunan peta potensi dan sumber daya pembangunan Desa;

b. pemutakhiran peta potensi dan sumber daya pembangunan

Desa;

c. kegiatan pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan

Desa lainnya yang sesuai kewenangan Desa dan diputuskan

dalam Musyawarah Desa.

3. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi

a. pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian sistem

administrasi keuangan dan aset Desa dengan aplikasi digital

yang disediakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah

Tertinggal, dan Transmigrasi;

b. pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian sistem

informasi Desa yang berbasis aplikasi digital yang disediakan

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi;

c. pengembangan keterbukaan informasi pembangunan Desa

berbasis aplikasi digital; dan

d. pengadaan sarana/prasarana teknologi informasi dan

komunikasi berbasis aplikasi digital meliputi:

1) tower untuk jaringan internet;

2) pengadaan komputer;

3) Smartphone; dan

4) langganan internet.

e. kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian

teknologi informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan

kewenangan Desa yang diputuskan dalam Musyawarah Desa.

4. Pengembangan Desa wisata

a. pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan

sarana dan prasarana Desa wisata;

7

b. promosi Desa wisata diutamakan melalui gelar budaya dan

berbasis digital;

c. pelatihan pengelolaan Desa wisata;

d. pengelolaan Desa wisata;

e. kerjasama dengan pihak ketiga untuk investasi Desa wisata;

dan

f. kegiatan pengembangan Desa wisata lainnya yang sesuai

dengan kewenangan Desa yang diputuskan dalam Musyawarah

Desa.

5. Penguatan ketahanan pangan

a. pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan,

peternakan dan/atau perikanan untuk ketahanan pangan;

b. pembangunan lumbung pangan Desa;

c. pengolahan pasca panen; dan

d. kegiatan penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai

dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah

Desa.

6. Pencegahan stunting di Desa

a. pengelolaan advokasi konvergensi pencegahan stunting di Desa

dengan menggunakan aplikasi digital electronic-Human

Development Worker (e-HDW);

b. pemberian insentif untuk Kader Pembangunan Manusia

(KPM), kader posyandu dan pendidik Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD);

c. tindakan promotif dan preventif untuk pencegahan stunting

melalui rumah Desa sehat;

d. memberikan layanan peningkatan layanan kesehatan,

peningkatan gizi dan pengasuhan anak melalui kegiatan:

1) kesehatan ibu dan anak;

2) konseling gizi;

3) bersih dan sanitasi;

4) perlindungan sosial untuk peningkatan askes ibu hamil dan

menyusui serta balita terhadap jaminan kesehatan dan

administrasi kependudukan;

5) pendidikan tentang pengasuhan anak melalui Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD);

6) pengasuhan anak di keluarga termasuk pencegahan

perkawinan anak; dan

7) pendayagunaan lahan pekarangan keluarga dan tanah kas

Desa untuk pembangunan Kandang, Kolam dan Kebun (3K)

dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan bergizi

untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah.

8

7. Pengembangan Desa inklusif

a. kegiatan pelayanan dasar untuk kelompok marginal dan

rentan yaitu: perempuan, anak, lanjut usia, suku dan

masyarakat adat terpencil, penghayat kepercayaan,

disabilitas, kelompok masyarakat miskin, dan kelompok

rentan lainnya;

b. penyelenggaraan forum warga untuk penyusunan usulan

kelompok marginal dan rentan;

c. pemberian bantuan hukum bagi kelompok marginal dan

rentan;

d. penguatan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk

membentuk kesalehan sosial di Desa; dan

e. kegiatan lainnya untuk mewujudkan Desa inklusif yang

sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam

Musyawarah Desa.

D. Adaptasi Kebiasaan Baru Desa

Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk adaptasi kebiasaan baru

Desa meliputi:

1. Desa Aman COVID-19

a. Agenda Aksi Desa Aman COVID-19 diantaranya:

1) menerapkan secara ketat adaptasi kebiasaan baru:

a) seluruh warga Desa memakai masker ketika ke luar

rumah;

b) terdapat tempat cuci tangan pakai sabun dan air

mengalir yang siap pakai di setiap tempat umum, antara

lain di depan warung, toko, dan los pasar, di tempat

ibadah, tempat pelayanan umum seperti balai Desa,

poskesdes, dan lain-lain; dan

c) senantiasa jaga jarak dalam setiap aktivitas di ruang

umum dan di dalam ruangan.

2) merawat sebagian ruang isolasi Desa agar sewaktu-waktu

siap digunakan ketika dibutuhkan.

3) mempertahankan pos jaga Desa guna:

a) mendata dan memeriksa tamu yang masuk Desa;

b) mendata dan memeriksa kondisi kesehatan warga yang

keluar masuk Desa;

c) mendata dan memeriksa warga yang baru datang dari

rantau; dan

d) merekomendasikan warga Desa dari rantau atau warga

Desa yang kurang sehat untuk karantina mandiri.

9

b. Transformasi Relawan Desa Lawan COVID-19 menjadi

Relawan Desa Aman COVID-19 dengan struktur sebagai

berikut:

1) Ketua: Kepala Desa

2) Wakil Ketua: Ketua Badan Permusyawaratan Desa

3) Anggota:

a) Perangkat Desa;

b) Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD);

c) Kepala Dusun atau yang setara;

d) Ketua Rukun Warga;

e) Ketua Rukun Tetangga;

f) Pendamping Lokal Desa;

g) Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH);

h) Pendamping Desa Sehat;

i) Pendamping lainya yang berdomisili di Desa;

j) Bidan Desa;

k) Tokoh Agama;

l) Tokoh Adat;

m) Tokoh Masyarakat;

n) Karang Taruna;

o) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); dan

p) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).

4) mitra:

a) Bhayangkara Pembina Keamanan Dan Ketertiban

Masyarakat (Babinkamtibmas);

b) Bintara Pembina Desa (Babinsa); dan

c) Pendamping Desa.

5) Tugas Relawan Desa Aman COVID-19:

a) melakukan sosialisasi tentang adaptasi kebiasaan baru

di Desa untuk berdisiplin menjalankan protokol

kesehatan yaitu: memakai masker, menjaga jarak, dan

cuci tangan;

b) mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua,

balita, serta orang yang memiliki penyakit menahun,

penyakit tetap, dan penyakit kronis lainnya, serta

mendata keluarga yang berhak mendapat manfaat atas

berbagai kebijakan terkait jaring pengamanan sosial

dari Pemerintah Pusat maupun daerah, baik yang telah

maupun yang belum menerima; dan

c) melakukan penyemprotan disinfektan jika diperlukan,

menyediakan tempat cuci tangan dan/atau cairan

pembersih tangan (hand sanitizer) di tempat umum.

10

BAB III

PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA

A. Kewenangan Desa

1. Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan berdasarkan

peraturan Desa mengatur mengenai Kewenangan Desa

Berdasarkan Hak Asal- Usul dan Kewenangan Lokal Berskala

Desa.

2. Apabila Desa tidak memiliki peraturan Desa mengatur mengenai

Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan

Lokal Berskala Desa, maka dasar penentuan Prioritas

Penggunaan Dana Desa adalah Peraturan Bupati Malang

Nomor 28 Tahun 2018 tentang Kewenangan Desa Berdasarkan

Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

B. Swakelola

1. Program dan/atau kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus

dilaksanakan secara swakelola oleh Desa sesuai ketentuan dalam

Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Umum

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

2. Desa dalam melaksanakan swakelola penggunaan Dana Desa

dapat melakukan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan tentang pengadaan barang dan

jasa di Desa.

3. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat Desa misalnya:

studi banding, pelatihan pra-tugas Kepala Desa, pengembangan

kapasitas Badan Pemberdayaan Desa yang didanai Dana Desa

dilaksanakan secara swakelola oleh Desa atau Badan Kerjasama

Antar-Desa, dan dilarang dikerjakan oleh pihak ketiga.

C. Padat Karya Tunai Desa

1. Penggunaan Dana Desa diutamakan untuk dilaksanakan dengan

pola Padat Karya Tunai Desa (PKTD).

2. Pekerja diprioritaskan bagi penganggur, setengah penganggur,

Perempuan Kepala keluarga (PEKKA), anggota keluarga miskin,

serta anggota masyarakat marginal lainnya.

3. Besaran anggaran upah kerja paling sedikit 50% (lima puluh

persen) dari total biaya per kegiatan yang dilakukan menggunakan

pola PKTD.

4. Pembayaran upah kerja diberikan setiap hari.

11

5. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dikelola

dengan menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga para

pekerja dari COVID-19, meliputi: menggunakan masker,

menerapkan jarak aman antara satu pekerja dengan pekerja

lainnya minimum 2 (dua) meter, dan warga Desa yang sakit

dilarang ikut bekerja di PKTD.

6. Jenis kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) meliputi antara

lain:

a. pertanian dan perkebunan untuk ketahanan pangan:

1) pemanfaatan lahan kosong milik Desa untuk tanaman

pangan dan perkebunan;

2) pemanfaatan lahan kosong milik warga untuk penanaman

sayuran dan lain-lain; dan

3) penanaman tumpang sari tanaman pokok di lahan-lahan

perkebunan.

b. restoran dan wisata Desa:

1) kebersihan tempat wisata yang dikelola Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama;

2) kebersihan tempat kuliner yang dikelola Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama; dan

3) membuka partisipasi warga untuk berusaha di lokasi-lokasi

wisata.

c. perdagangan logistik pangan:

1) pemeliharaan bangunan pasar;

2) Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa

Bersama berperan sebagai aggregator untuk membeli

komoditas Desa untuk dijual kembali di pasar yang lebih

luas;

3) Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa

Bersama memberikan talangan kepada petani dan

pengusaha kecil untuk melakukan produksi; dan

4) tambahan penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa

dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama kepada

produksi yang menguntungkan di Desa.

d. perikanan:

1) pemasangan atau perawatan karamba bersama;

2) bagi hasil budidaya ikan air tawar melalui Badan

Usaha Milik Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa

Bersama; dan

3) membersihkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan tempat

penjualan ikan lainnya yang dikelola Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama.

12

e. peternakan:

1) membersihkan kandang ternak milik Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama;

2) penggemukan ternak bersama dengan sistem bagi hasil

yang dikelola Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan

Usaha Milik Desa Bersama; dan

3) kerja sama Badan Usaha Milik Desa dan/atau Badan

Usaha Milik Desa Bersama dan peternak dalam

pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk organik.

f. industri pengolahan dan pergudangan untuk pangan

1) perawatan gudang milik Badan Usaha Milik Desa dan/atau

Badan Usaha Milik Desa Bersama;

2) perawatan alat penggilingan padi milik Badan Usaha Milik

Desa dan/atau Badan Usaha Milik Desa Bersama; dan

3) penyewaan gudang secara murah yang sebagian dibayar

melalui dana Desa.

D. Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa

Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan melalui

penilaian terhadap daftar program/kegiatan pembangunan Desa

untuk difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi nasional, program

prioritas nasional, dan adaptasi kebiasaan baru Desa yang mendukung

SDGs Desa. Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan Prioritas

Penggunaan Dana Desa adalah sebagai berikut:

1. berdasarkan permasalahan dan potensi penyelesaian masalah

yang ada di Desa dipilih program/kegiatan yang paling dibutuhkan

masyarakat Desa dan yang paling besar kemanfaatannya untuk

masyarakat Desa, sehingga Dana Desa dilarang untuk dibagi rata;

2. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus lebih banyak

melibatkan masyarakat Desa khususnya Padat Karya Tunai Desa

(PKTD);

3. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus

dilaksanakan secara swakelola dengan menggunakan sumberdaya

yang ada di Desa;

4. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dipastikan

adanya keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang; dan

5. program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dikelola

secara partisipatif, transparan dan akuntabel.

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilaksanakan

melalui aplikasi digital yang disediakan oleh Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

13

E. Pengembangan Kegiatan Di Luar Prioritas Penggunaan Dana Desa

Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2021 diprioritaskan

untuk menjalankan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan

Stabilitasi Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona

Virus Disease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam rangka menghadapi

ancaman yang membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau

Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang, maka

pembangunan kantor Kepala Desa, Balai Desa dan/atau tempat

ibadah tidak diperbolehkan.

F. Tahapan Perencanaan Penggunaan Dana Desa

1. Untuk keterbukaan informasi pembangunan Desa, Desa

menginformasikan secara terbuka kepada masyarakat Desa

hal-hal sebagai berikut:

a. data Desa serta peta potensi dan sumber daya pembangunan

Desa;

b. dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Desa;

c. program/proyek masuk Desa;

d. besaran anggaran Desa dan sumber pembiayaan

pembangunan Desa; dan

e. kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan

ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan adaptasi

kebiasaan baru Desa yang mendukung SDGs Desa.

2. Musyawarah Dusun/Kelompok

a. warga Desa mendiskusikan rencana Prioritas Penggunaan

Dana Desa berdasarkan data dan informasi yang diberikan

oleh Desa melalui berbagai forum diskusi;

b. tim penyusunan RPJM Desa atau tim penyusunan RKP Desa

menyelenggarakan Musyawarah Dusun/Kelompok untuk

mendiskusikan rencana Prioritas Penggunaan Desa;

c. masyarakat Desa merumuskan usulan program dan kegiatan

yang diprioritaskan untuk didanai dengan Dana Desa; dan

d. hasil Musyawarah Dusun/Kelompok menjadi usulan warga

dalam Musyawarah Desa.

3. Musyawarah Desa

Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dibahas dan

disepakati dalam Musyawarah Desa. Masyarakat Desa wajib

mengawal usulan Prioritas Penggunaan Dana Desa agar dibahas

dan disepakati dalam Musyawarah Desa. Berita Acara

Musyawarah Desa menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen

RPJM Desa, RKP Desa, dan APB Desa.

14

BAB IV

PUBLIKASI DAN PELAPORAN

A. Publikasi

Prioritas Penggunaan Dana Desa wajib dipublikasikan oleh

Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa di ruang publik yang

dapat diakses masyarakat Desa yang dilakukan secara swakelola dan

partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat Desa.

Sarana publikasi Prioritas Penggunaan Dana Desa dapat

dilakukan melalui:

1. baliho;

2. papan informasi Desa;

3. media elektronik;

4. media cetak;

5. media sosial;

6. website Desa;

7. selebaran (leaflet);

8. pengeras suara di ruang publik; dan

9. media lainnya sesuai dengan kondisi di Desa.

B. Pelaporan

1. Pelaporan Prioritas Penggunaan Dana Desa dikelola dengan

mengggunakan aplikasi Sistem Informasi Desa yang disediakan oleh

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi.

2. Bagi Desa-desa yang tidak memiliki akses internet sehingga tidak

dapat menggunakan aplikasi sistem informasi Desa secara online,

dapat melakukan pelaporan Prioritas Penggunaan Dana Desa secara

offline dengan difasilitasi oleh Tenaga Pendamping Profesional.

15

BAB V

PEMBINAAN

1. Pembinaan, pemantauan dan evaluasi Prioritas Penggunaan Dana

Desa dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan digital yaitu

menggunakan aplikasi Sistem Informasi Desa yang disediakan oleh

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi.

2. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

mengendalikan penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa

Tahun Anggaran 2021 secara berjenjang dengan memberikan arahan

pembinaan kepada Desa melalui mekanisme online.

3. Kepala Desa memberikan tanggapan dan informasi balik kepada

Pemerintah Daerah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah

Pusat secara online.

4. Pemantauan penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan

menggunakan mekanisme sistem peringatan dini dan sistem tanggap

dini yang dikelola secara tersentralisasi.

5. Masyarakat Desa berhak menyampaikan pengaduan kepada

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi, serta Kantor Staf Presiden (KSP), melalui:

a. Layanan telepon : 1500040

b. Layanan SMS Center : 087788990040, 081288990040

c. Layanan WhatsApp : 087788990040

d. Layanan PPID : Biro yang membidangi Hubungan

Masyarakat Kementerian Desa,

Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi

e. Layanan Sosial Media : 1) @Kemendesa (twitter);

2) Kemendesa.1 (facebook);

3) kemendesaPDTT (instagram);

4) sipemandu.kemendesa.go.id; dan

5) website http: www.lapor.go.id (LAPOR

Kantor Staf Presiden/KSP).

BUPATI MALANG,

ttd.

SANUSI