kajian teknis manajemen penimbunan batubara di - Jurnal ...

10
1 KAJIAN TEKNIS MANAJEMEN PENIMBUNAN BATUBARA DI ROM STOCKPILE PT. GANDA ALAM MAKMUR KECAMATAN KAUBUN DAN KARANGAN KABUPATEN KUTAI TIMUR KALIMANTAN TIMUR Muhammad Rizal Apriyadi 1) Syahrudin 2) , Budhi Purwoko. 2) 1) Mahasiswa S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak 2) Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak ABSTRAK Kegiatan di lokasi stockpile, secara teknis untuk menjaga kualitas batubara yang ditambang serta mampu mendukung rencana produksi batubara. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian terhadap penimbunan batubara di stockpile. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu area ROM stockpile yang dilengkapi dengan tanggul, saluran terbuka, settling pond, lantai dilapisi batubara kotor, serta luas ROM stockpile 6,78 Ha yang dibagi menjadi tiga area penimbunan yaitu ROM A, ROM B dan ROM C dengan total penerapan kapasitas batubara sebesar 150.000 mt, pemisahan produk batubara berdasarkan kandungan nilai GCV (Gross Calorific Value) dalam ar dan TS (Total Sulfur) dalam adb, pola penimbunan yang yang berjalan di ROM stockpile berupa pola windrow dengan metode layering. Kendala yang menyebabkan penerapan sistem FIFO tidak berjalan dengan baik yaitu meningkatnya jumlah produk dan jumlah penerimaan batuabara, selisih tertinggi antara rencana penerimaan dan rencana penjualan maka total batubara yang harus di timbun di ROM stokpile sebesar 507.503 mt dengan memerlukan luasan area timbunan 7,9605 Ha, jalan 1,8185 Ha, tanggul 0,2665 Ha, dan saluran air 0,2 Ha sehingga total luasan yang diperlukan sebesar 10,24 Ha. Kata kunci: Batubara, Manajemen Stockpile, Penimbunan. ABSTRACT Technically on the stockpile location to maintain the quality of coal that has been mined and is able to support coal production plans. If the design and management of coal stockpiles in the stockpile are not implemented properly, it will be a factor that can reduce the quality of coal and the quantity of coal due to inefficient coal revenues and expenditures. The results obtained from this study are stockpile ROM area equipped with embankment, open channel, settling pond and dirty coal coated floor, wide ROM stockpile 6.78 Ha which is divided into three landfill areas namely ROM A, ROM B and ROM C with total application coal capacity of 150,000 mt, separation of coal products based on the content of Gross Calorific Value (GCV) in ar and TS (Total Sulfur) in adb, the stockpile pattern that runs in ROM stockpile is a windrow pattern with Constraints layering method that causes the FIFO system to be implemented running well, namely the increase in the number of products and the amount of coal revenues, the highest difference between the planned revenue and planned sales, the total coal to be stockpiled in ROM stockpiles is 507,503 mt, requiring a landfill area of 7,9605 ha, road 1,8185 ha, embankment 0.2665 Ha, and 0.2 Ha water channel so that the total area needed is 10.24 Ha. Keyword : Coal, Stockpile, Stockpile Management, Stockpilling. I. PENDAHULUAN PT. Ganda Alam Makmur merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan umum komoditas batubara. Metode penambangan yang diterapkan adalah open pit (tambang terbuka), area pengolahan terdiri dari stockpile, mesin crusher, dan dermaga pemuatan batubara ke tongkang. Kegiatan di lokasi stockpile secara teknis untuk menjaga kualitas batubara yang telah ditambang serta mampu mendukung rencana produksi batubara. Desain dan sistem manajemen timbunan batubara pada stockpile harus dilaksanakan dengan baik, jika tidak maka akan menjadi faktor yang dapat menurunkan kualitas batubara dan kuantitas batubara. Dikarenakan tidak efisienya penerimaan dan pengeluaran batubara. Permasalahan yang timbul dalam penimbunan batubara antara lain, peningkatan kadar air akibat hujan, kontaminasi batubara dengan debu tanah, peningkatan penerimaan batubara dari pit penambangan serta penurunan penjualan batubara. Pengecilan ukuran butir yang menjadi pemicu proses swabakar batubara, tercampurnya batubara yang berbeda kualitas serta berkurangnya kuantitas batubara. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian terhadap efektivitas kerja di stockpile.

Transcript of kajian teknis manajemen penimbunan batubara di - Jurnal ...

1

KAJIAN TEKNIS MANAJEMEN PENIMBUNAN BATUBARA DIROM STOCKPILE PT. GANDA ALAM MAKMUR KECAMATAN

KAUBUN DAN KARANGAN KABUPATEN KUTAI TIMURKALIMANTAN TIMUR

Muhammad Rizal Apriyadi1) Syahrudin 2), Budhi Purwoko.2)

1) Mahasiswa S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak2) Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak

ABSTRAK

Kegiatan di lokasi stockpile, secara teknis untuk menjaga kualitas batubara yang ditambang serta mampumendukung rencana produksi batubara. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian terhadap penimbunanbatubara di stockpile. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, yaitu area ROM stockpile yang dilengkapidengan tanggul, saluran terbuka, settling pond, lantai dilapisi batubara kotor, serta luas ROM stockpile 6,78Ha yang dibagi menjadi tiga area penimbunan yaitu ROM A, ROM B dan ROM C dengan total penerapankapasitas batubara sebesar 150.000 mt, pemisahan produk batubara berdasarkan kandungan nilai GCV(Gross Calorific Value) dalam ar dan TS (Total Sulfur) dalam adb, pola penimbunan yang yang berjalan diROM stockpile berupa pola windrow dengan metode layering. Kendala yang menyebabkan penerapan sistemFIFO tidak berjalan dengan baik yaitu meningkatnya jumlah produk dan jumlah penerimaan batuabara,selisih tertinggi antara rencana penerimaan dan rencana penjualan maka total batubara yang harus di timbundi ROM stokpile sebesar 507.503 mt dengan memerlukan luasan area timbunan 7,9605 Ha, jalan 1,8185 Ha,tanggul 0,2665 Ha, dan saluran air 0,2 Ha sehingga total luasan yang diperlukan sebesar 10,24 Ha.

Kata kunci: Batubara, Manajemen Stockpile, Penimbunan.

ABSTRACTTechnically on the stockpile location to maintain the quality of coal that has been mined and is able tosupport coal production plans. If the design and management of coal stockpiles in the stockpile are notimplemented properly, it will be a factor that can reduce the quality of coal and the quantity of coal due toinefficient coal revenues and expenditures. The results obtained from this study are stockpile ROM areaequipped with embankment, open channel, settling pond and dirty coal coated floor, wide ROM stockpile6.78 Ha which is divided into three landfill areas namely ROM A, ROM B and ROM C with total applicationcoal capacity of 150,000 mt, separation of coal products based on the content of Gross Calorific Value(GCV) in ar and TS (Total Sulfur) in adb, the stockpile pattern that runs in ROM stockpile is a windrowpattern with Constraints layering method that causes the FIFO system to be implemented running well,namely the increase in the number of products and the amount of coal revenues, the highest differencebetween the planned revenue and planned sales, the total coal to be stockpiled in ROM stockpiles is 507,503mt, requiring a landfill area of 7,9605 ha, road 1,8185 ha, embankment 0.2665 Ha, and 0.2 Ha waterchannel so that the total area needed is 10.24 Ha.

Keyword : Coal, Stockpile, Stockpile Management, Stockpilling.

I. PENDAHULUAN

PT. Ganda Alam Makmur merupakan salah satuperusahaan yang bergerak di bidang pertambanganumum komoditas batubara. Metode penambanganyang diterapkan adalah open pit (tambang terbuka),area pengolahan terdiri dari stockpile, mesin crusher,dan dermaga pemuatan batubara ke tongkang.

Kegiatan di lokasi stockpile secara teknis untukmenjaga kualitas batubara yang telah ditambang sertamampu mendukung rencana produksi batubara.Desain dan sistem manajemen timbunan batubara padastockpile harus dilaksanakan dengan baik, jika tidak

maka akan menjadi faktor yang dapat menurunkankualitas batubara dan kuantitas batubara. Dikarenakantidak efisienya penerimaan dan pengeluaran batubara.

Permasalahan yang timbul dalam penimbunanbatubara antara lain, peningkatan kadar air akibathujan, kontaminasi batubara dengan debu tanah,peningkatan penerimaan batubara dari pitpenambangan serta penurunan penjualan batubara.

Pengecilan ukuran butir yang menjadi pemicuproses swabakar batubara, tercampurnya batubarayang berbeda kualitas serta berkurangnya kuantitasbatubara. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajianterhadap efektivitas kerja di stockpile.

2

Pola penimbunan batubara yang diterapkan diarea ROM stockpile merupakan maslah yang adadilapangan. Serta beberapa faktor penghambatpenerapan sistem FIFO (First In First Out) dalampenanganan timbunan batubara di ROM stockpile dancara meningkatkan penerapan sistem FIFO (First InFirst Out) dalam penanganan timbunan batubaraterhadap rencana produksi dan rencana penjualan diROM stockpile PT. Ganda Alam Makmur.

Tulisan dalam makalah ini bertujuan untukmengkaji kondisi ROM stockpile dan pola penimbunanbatubara di ROM stockpile, Mengetahui kendala teknispenerapan sistem FIFO (First In First Out) dalampenanganan timbunan batubara di ROM stockpile danmeningkatkan efektifitas penerapan sistem FIFO(First In First Out) pada timbunan batubara terhadaprencana produksi dan rencana penjualan di ROMstockpile PT. Ganda Alam Makmur sehingga dapatmemperlancar penjualan batubara selama periode2018.

II. METODOLOGI DAN PUSTAKA

Manajemen PenimbunanManajemen timbunan batubara sangat penting

untuk diperhatikan karena hal ini berkaitan eratdengan masalah pemeliharaan batubara yang ditimbundi stockpile (Fathoni, Solihin, & Ashari, 2017)

Syarat Teknis PenimbunanPelaksanaan penimbunan dan pembongkaran

yang dilakukan harus dapat dilakukan pengaturanpenimbunan atau pembongkaran yang baik. Hal iniuntuk menghindari terjadinya penimbunan yangmelebihi kapasitas penimbunan. Dalam hal ini perludiperhatikan teknis penimbunannya.

1. BatubaraBatubara sebagai salah satu syarat teknispenimbunan juga harus diperhatikan. Kondisibatubara yang berpengaruh adalah sebagai berikut.a) Ukuran Butirb) Batubara yang Ditimbun Diusahakan Sejenis

Gambar 1. Akses jalan di sekeliling tumpukanbatubara (Mulyana, 2005)

2. Keadaan Tempat PenimbunanKeadaan tempat timbunan yang berpengaruhterhadap syarat teknis penimbunan adalah sebagaiberikut:

a) Persiapan Lantai Timbunanb) Area Penimbunan yang Bersihc) Penangkal Angin atau Wind Sieldd) Sumber Air Bertekanan Tinggie) Saluran Air di Sekeliling Stockpilef) Posisi Timbunan

Gambar 2. Arah Penumpukan (Mulyana, 2005)

Gambar 3. Pemadatan pada Permukaan Menghadapke Arah Angin (Mulyana, 2005)

Pola PenimbunanSistem penimbunan memiliki dua metode yaitu

metode penimbunan terbuka (open stockpile) danmetode penimbunan tertutup (coverage storage).

Penimbunan yang umum dilakukan di dalamkegiatan pertambangan adalah dengan metodepenimbunan terbuka (open stockpile). Open stockpileatau stockpile adalah tempat penumpukan material diatas permukaan tanah secara terbuka dengan ukuransesuai tujuan dan proses yang digunakan. Polapenimbunan antara lain sebagai berikut.a) Cone ply merupakan pola dengan bentuk kerucut

pada salah satu ujungnya sampai tercapaiketinggian yang dikehendaki dan dilanjutkanmenurut panjang stockpile. Pola ini menggunakanalat curah, seperti stacker reclaimer.

b) Chevron merupakan pola dengan menempatkantimbunan satu baris material, sepanjang stockpiledan tumpukan dengan cara bolak balik hinggamencapai ketinggian yang diinginkan. Pola ini baikuntuk alat curah seperti belt conveyor atau stackerreclaimer.

c) Chevcon merupakan pola penimbunan dengankombinasi antara pola penimbunan chevron danpola penimbunan cone ply.

d) Windrow merupakan pola dengan tumpukan dalambaris sejajar sepanjang lebar stockpile danditeruskan sampai ketinggian yang dikehendakitercapai. Umumnya alat yang digunakan adalahbackhoe, bulldozer, dan loader.

Penanganan Timbunan BatubaraHal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganan

timbunan batubara diantaranya yaitu:a) Mengurangi Ketinggian Stockpileb) Pemadatan Timbunanc) Mengurangi Sudut Timbunan Batubarad) Menambahkan Additive Pada Saat Pembongkarane) Pemantauan Suhu Timbunan pada Stockpilef) Melakukan Manajemen FIFO (First In First Out)

3

Volume Timbunan BatubaraSyarat memenuhi target produksi yang

direncanakan maka diperlukan area stockpile yangluas dengan kapasitasnya mampu menampung rencanaproduksi batubara yang diinginkan. Geometritimbunan batubara di stockpile terdiri dari tinggi,sudut kemiringan, panjang dan lebar, namuntergantung dari bentuk bangun atau dimensinya.

\

Gambar 4 Bentuk kerucut terpancung (Bird, 2014)

Volume kerucut terpancung adalah:

V = 1/3 п x t (R2 + r2 + R x r)Dimana:

V : Volume kerucut terpancung (m3)t : Tinggi kerucut (m)r : Jari-jari lingkaran atas (m)R : Jari-jari lingkaran bawah (m)

Gambar 5. Bentuk limas terpancung (Bird, 2014)

Volume limas terpancung adalah:V = 1/3 x t x (B + A +√ B x A)

Dimana:V : Volume limas terpancung (m3)t : Tinggi limas (m)B : Luas bidang bawah (m2)A : Luas bidang atas (m2)

Parameter Kualitas Batubara

Basis AnalisisBasis dalam analisis untuk batubara terdiri dari 5

macam dengan penggunaan yang bisa salingdikonversi. Basis data dalam analisis uji parameterbatubara terdiri dari:

DMMF (Dried Mineral Matter Free Basis) DAF (Dried Ash Free basis) D (Dried basis) AD (Air Dried Basis) AR (As Received basis)

Standar AnalisisPengujian batubara terdiri dari beberapa macam

analisis, antara lain analisis ultimat.Setiap analisis memiliki tujuan masing-masing

untuk memperhitungkan parameter tertentu. Analisisproksimat merupakan analisis yang dilakukan untukmengetahui kandungan relatif zat terbang (volatilematter), kandungan air (moisture content), komponenanorganik berupa abu sebagai hasil pembakaran, sertakarbon tertambat (fixed carbon). Analisis proksimatini digunakan untuk mengetahui tingkat kemanfaatan

batubara dalam industri pengguna batubara. Analisisproksimat ini mengacu pada standar American Societyfor Testing and Materials (ASTM) dan terdiri dari:

Kadar Air Total (Total Moisture) Kandungan Zat Terbang (Volatile Matter) Kadar Abu (Ash) Kadar karbon tertambat (Fixed Carbon)

Metode Pelaksanaan PenelitianTahapan penelitian yang dilakukan dalam

kegiatan ini adalah :a) Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkaninformasi-informasi yang terkait manajemen dandesain penimbunan batubara di stockpile berupabuku, jurnal dan penelitian-penelitian sebelumnya.

b) Observasi LapanganTeknik ini dilakukan dengan cara peninjauanlapangan untuk melakukan pengamatan secaralangsung terhadap situasi, kondisi dan aktifitas dilokasi penelitian

c) Pengumpulan DataData penelitian terdiri dari data primer dan datasekunder. Data primer berupa data yang diperolehmelalui pengamatan langsung dilapangan. Data-data primer yang diperlukan antara lain: Letak aktual timbunan batubara berdasarkan

kualitas Sudut kemiringan aktual timbunan batubara Pola penimbunan dan pengeluaran aktual

batubara. Alat berat penunjang di ROM stockpile dan

Dump Truk Hauling Sedangkan datasekunder diperoleh dari studi literatur.

Data sekunder meliputi: Peta layout stockpile Luas ROM stockpile Kemiringan lantai penimbunan Tonase realisasi penerimaan dan pengeluaran

batubara Rencana penerimaan Rencana pengeluaran Jenis kualitas batubara Tinggi dan sudut kemiringan maksimum

timbunan batubara di ROM stockpile Kapasitas maksimum ROM stockpile Kapasitas maksimum crushed stockpile

Analisis DataAnalisis data dilakukan secara matematis dengan

menggabungkan data-data yang diperoleh berupa dataprimer dan data sekunder. Kemudian dianalisa secarakualitatif maupun kuantitatif sehingga diperoleh hasilsesuai dengan tujuan penelitian ini. Analisis datameliputi beberapa tahapan yaitu: Mengamati teknis kerja di ROM stockpile. Menghitung kapasitas aktual ROM stockpile.

4

Kalkulasi perbandingan antara kapasitas aktualROM stockpile dengan kapasitas maksimum ROMstockpile (ketentuan perusahaan).

Menghitung peramalan pengeluaran berdasarkanrealisasi penjualan sebelumnya menggunakansoftware Microsoft Excel 2016.

Kalkulasi perbandingan antara rencanapenerimaan dan rencana peramalan pengeluaran(ketentuan perusahaan).

Menghitung lebar jalan di ROM stockpileberdasarkan alat berat dump truck hauling yangdigunakan.

Mendesain penimbunan dengan penerapan sistemFIFO (First In First Out) menggunakan softwareAutoCad 2007 sesuai parameter-parameter rencanapenerimaan, rencana pengeluaran, realisasipenerimaan batubara, pengeluaran batubara, tinggidan sudut timbunan, dan jenis kualitas batubara.

Volume TimbunanKerucut terpancung

V = 1/3 п x t (R2 + r2 + R x r)Dimana:

V : Volume kerucut terpancung (m3)t : Tinggi kerucut (m)r : Jari-jari lingkaran atas (m)R : Jari-jari lingkaran bawah (m)

Limas terpancungV = 1/3 x t (B + A +√ B x A)

Dimana :V : Volume limas terpancung (m3)t : Tinggi limas (m) : Luas bidang bawah (m2)A : Luas bidang atas (m2)

Gambar 6. Bagan alir penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilPT. Ganda Alam Makmur hanya memiliki satu

ROM stockpile yang terletak di sebelah timur darilokasi penambangan, tepatnya pada areal pengolahanbatubara di tepi Sungai Karangan, KecamatanSangkulirang, Kabupaten Kutai Timur. Jarak antaralokasi penambangan dengan lokasi pengolahanberkisar 25 km dari blok utara dan 40 km dari blokselatan. Areal pengolahan tersebut terdiri dari ROMstockpile, crusher plant, crushed stockpile dan jettyloading. Batubara yang masuk ke ROM stockpilekemudian di-crushing dan ditimbun di crushedstockpile dan siap dipasarkan. Apabila timbunanbatubara di crushed stockpile telah mencapai kapasitasmaksimumnya, maka batubara tersebut ditimbun diROM stockpile.

Alur Kegiatan Di ROM StockpileKegiatan penimbunan di ROM stockpile dimulai

dari masuknya batubara ke areal pengolahan yangdibawa oleh dump truck dari blok penambangan.Tahap pertama, batubara ditimbang pada jembatantimbang untuk mengetahui tonase batubara yangmasuk, selanjutnya batubara dibawa menuju ROMstockpile. Pada pintu masuk ROM stockpile, batubarayang dibawa dump truck berhenti pada pos samplingguna mengambil conto batubara yang akan dianalisakualitasnya sebagai kontrol kualitas dan membukapintu bak dump truck. Kemudian batubara dibawa kelokasi penimbunan sesuai dengan jenis produknya dandi-dumping. Tahap berikutnya, batubara ditimbun dandiatur sesuai dengan dimensi timbunan menggunakanalat berat loader dan dozer. Pengeluaran batubaradimulai dari pembongkaran timbunan menggunakandozer dan loader untuk dibawa ke chain feeder.Timbunan yang jauh dari chain feeder, pembongkarandilakukan dengan alat excavator dan dump truck.Setelah batubara masuk ke chain feeder, batubara di-crushing dan dibawa menggunakan conveyor menujucrushed stockpile ataupun langsung menuju kapaltongkang.

Desain ROM (Run Of Mine) StockpileKondisi desain ROM stockpile PT. Ganda Alam

Makmur adalah sebagai berikut:1. Luas lahan penimbunan batubara ROM stockpile

adalah 6,78 Ha. Lahan untuk penimbunan dibagimenjadi tiga yaitu ROM A, ROM B dan ROM C.

2. Permukaan lantai dasar ROM stockpile awalmulanya dilapisi bedding batubara kotor denganketebalan + 0,5 meter. Tujuannya untukmenghindari kontaminasi yang dapat merubahkualitas batubara. Lantai timbunan dibuat turun ditimur ke arah barat dengan kemiringan 1o.

3. Sekeliling ROM stockpile dibuat bundwall(tanggul) tinggi +2 meter dan ditanam tanamanbambu. Selain berfungsi membatasi area ROMstockpile juga sebagai penangkal angin.

5

4. Saluran air berupa paritan mengelilingi ROMstockpile untuk mengalirkan air yang masuk areapenimbunan menuju kolam pengendapan (settlingpond) sehingga dapat mencegah terjadinyagenangan air. Bentuk saluran air segitigaterpancung dengan lebar atas 1,5 meter dankedalaman 0,5 meter.

5. Settling pond berfungsi untuk mengendapkanpertikel-partikel padatan terbawa oleh air yangberasal dari tumpukan batubara di ROM stockpile.Settling pond PT. Ganda Alam Makmur terdiri daritiga kompartemen dengan saluran masuk dibuatzigzag. Panjang masing-masing kompartemen 80meter dan lebar 55 meter.

Kapasitas TimbunanBerdasarkan ketentuan perusahaan, timbunan

batubara masing-masing ROM memiliki kapasitas50.000 mt. Sehingga total yang dapat ditampung yaitusebesar 150.000 mt dengan berat jenis terbongkar(loose density) rata-rata produk batubara PT. GandaAlam Makmur sebsar 0,85 gr/cm3.

Pemisahan produk batubara yang diterapkan PTGanda Alam Makmur berdasarkan kandungan nilaiGCV (Gross Calorific Value) dalam ar dan TS (TotalSulfur) dalam adb. Pemberian simbol produk batubaraperusahaan diawali dengan nilai TS kemudiandilanjutkan nilai GCV. Batubara yang memiliki nilaiGCV atau TS tinggi maka diberi simbol “H”sedangkan batubara yang memiliki nilai GCV atau TSrendah diberi simbol “L”. Simbol nilai GCV padaproduk batubara didasarkan pada blok penambangankarena nilai GCV batubara blok selatan lebih tinggidibandingkan blok utara. Selain itu, khusus untukproduk seam 60 dipisahkan karena mengandung nilaiGCV yang lebih rendah dibandingkan nilai GCVbatubara yang terdapat pada blok utara padaumumnya. Jenis penggolongan produk batubara yangdiproduksi dan dijual selama penelitian ditampilkanpada tabel 1.Tabel 1. Parameter Kualitas Produk Batubara PT.

Ganda Alam Makmur

Hasil perhitungan jumlah batubara yang masukselama periode bulan November 2017 adalah 407.000mt dengan rincian seperti pada tabel berikut.Tabel 2. Realisasi Penerimaan Batubara Bulan

November 2017

Jumlah batubara ini merupakan akumulasi hasiltimbangan di ROM stockpile untuk setiap dump truckyang membawa batubara dari pit penambangan,sementara batubara yang keluar dari ROM stockpilesebesar 334.918,84 mt yang didapatkan daripengeluaran batubara (penjualan) langsung ketongkang sebesar 112.942,04 mt dan ke crushedstockpile sebesar 221.976,8 mt.Tabel 3. Realisasi Pengeluaran Batubara Bulan

November 2017

Sistem dan Pola PenimbunanSistem penimbunan yang diterapkan yaitu FIFO

(First In First Out) dimana dimana batubara yangpertama kali masuk adalah batubara yang dikeluarkanterlebih dahulu. Namun dari hasil penelitian dilapangan jumlah batubara yang masuk lebih banyakdaripada batubara yang keluar sehingga sistem FIFOsulit diterapkan karena beberapa faktor antara lainbatubara yang keluar disesuaikan dengan permintaankonsumen serta pintu pengeluaran batubara (chainfeeder) hanya terdapat pada ROM A dan ROM B.

Pola penimbunan yang diterapkan berupawindrow dengan metode layering yaitu ketikadilakukan penimbunan, pada setiap puncak-puncaktimbunan di-trimming secara horisontal denganmenggunakan alat wheel loader. Kemudiandipadatkan secara sistematis lapis demi lapis daribawah ke atas dengan tujuan mengatur pola timbunandan juga mengurangi rongga-rongga pada permukaanbatubara. Bentuk timbunan batubara limas terpancungyaitu timbunan memanjang sesuai dengan arahpenimbunannya.

Berdasarkan Standar Operasional Prosedur(SOP) PT Ganda Alam Makmur untuk tinggimaksimal timbunan batubara di ROM stockpile 10 mdari permukaan lantai dan sudut timbunan disesuaikandengan angle of repose sebesar 38o.Pengukuran sudutdilakukan setiap hari pukul 09.00 – 10.00 WITA padamasing-masing ROM. Hasil pengukuran suduttimbunan bervariasi mulai dari 38o – 42o. Batubaradengan sudut 38o merupakan batubara yang tidakdilakukan handling dalam jangka waktu yang lamasedangkan sudut 42o merupakan batubara yang sedangdilakukan handling. Semakin lama timbunan batubarayang tidak di handling maka sudut yang terbentukakan mendekati atau sama dengan angle of reposebatubara itu sendiri.

Alat Berat Di ROM Stockpile

Alat berat berfungsi sebagai penunjang kegiatanpenimbunan dan pembongkaran batubara. Pemilihanjenis alat berat yang digunakan mempengaruhi desaintimbunan dan luasan area penimbunan. Adapun alat

6

berat yang digunakan PT Ganda Alam Makmur diROM stockpile antara lain:

Tabel 4. Rata-Rata Sudut Timbunan Batubara di ROMStockpile

1. Dump TruckDump truck merupakan alat angkut yangdigunakan untuk mengangkut batubara dari letaktimbunan menuju chain feeder. Dump truck yangdigunakan berjumlah 2 unit NissanCWB450HDNA.

2. Wheel LoaderWheel Loader yang digunakan pada area ROMstcokpile PT. Ganda Alam Makmur sebanyak 2unit dengan tipe WA480-5.

3. ExcavatorROM stockpile PT Ganda Alam Makmur memilki1 unit excavator tipe ZX350H.

4. DozerFungsi dozer adalah untuk mendorong batubaradari letak timbunannya ke chain feeder danmeratakan lantai permukaan ROM stockpile. Dozerdigunakan terkait pengeluaran batubara apabilawheel loader sedang rusak. Dozer yang disediakansebanyak 1 unit tipe D85EX-15

5. Water TruckWater truck adalah unit yang digunakan untukmelakukan penyiraman di area ROM stockpile baiktimbunan batubara maupun jalannya. Penyiramanberfungsi untuk mengurangi debu sehingga tidakmengganggu aktifitas pekerjaan di ROM stockpile.Water truck yang dimiliki ROM stockpile PTGanda Alam Makmur sebanyak 1 unit HINO FM260 JD dengan kapasitas tangki 8000 L.

Permasalahan Di ROM Stockpile

Selain permasalahan terkait sistem FIFO yangberjalan tidak efektif, ditemukan beberapapermasalahan perlu diperbaiki antara lain:1. Terdapat beberapa cekungan pada lantai

permukaan ROM stockpile di ROM A dan ROM C.Kejadian ini mengakibatkan air yang berasal darihujan dapat menggenang sehingga terjadinyapembuburan batubara.

2. Beberapa saluran air tidak berjalan efektif akibattertimbun batubara yang disebabkan tidak adanyajarak antara timbunan batubara dengan saluran air.Pemberian jarak diperlukan untuk akses jalan alatberat dengan tujuan agar proses penimbunan danpembongkaran berjalan lancar. Selain itu,berfungsi meminimalkan hilangnya kuantitasbatubara akibat jatuh ke saluran air danterkontaminasi seperti pada timbunan LU di ROMB.

Kajian Kapasitas ROM Stockpile

Keseimbangan antara rencana produksi danrencana penjualan batubara merupakan hal pentingserta harus didukung oleh kapasitas stockpile yangmemadai. Hasil pengamatan di lapangan, penimbunanbatubara di ROM stockpile bergantung pada kapasitascrushed stockpile. Faktor penyebab utama yaitu luaslahan penimbunan produk batubara yang tidakmendukung dan kondisi pondasi lahan tidak stabil dicrushed stockpile. Saat crushed stockpile sudahmencapai kapasitas maksimum maka batubara akanditimbun sementara waktu di ROM stockpile. Batubaradari ROM stockpile dapat dimuat langsung ketongkang. Pemuatan dapat melalui dua arah sumberbatubara yaitu batubara dari crushed stockpile danbatubara dari ROM stockpile. Apabila tidak adakegiatan pemuatan batubara ke tongkang dan kapasitascrushed stockpile belum maksimal, maka batubara diROM stockpile dikeluarkan dan ditimbun di crushedstockpile.

Luas area crushed stockpile 4,25 hektar denganrata-rata panjang 475 m dan lebar 89,58 m. Awalpenerapan kapasitas crushed stockpile sebesar 225.000mt, namun setelah terjadinya penurunan pondasi lantaikapasitasnya dikurang menjadi 180.000 mt. Arealcrushed stockpile dibagi menjadi tiga bagianberdasarkan feeder dengan masing-masing memilikikapasitas sebesar 60.000 mt.

Penerimaan BatubaraPenerimaan batubara merupakan batubara yang

masuk ke ROM stockpile dari pit penambangan PTGanda Alam Makmur. Penerimaan batubara periodeJanuari-November 2017 ditampilkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik penerimaan batubara periodeJanuari-November 2017

Garis trend linier pada grafik diatas menunjukanpenerimaan batubara periode Januari-November 2017mengalami peningkatan. Peningkatan penerimaanbatubara dikarenakan tingginya permintaanpengeluaran batubara serta perusahaan yang baruberproduksi tahun 2016. Rata-rata perbandinganrencana penerimaan terhadap realisasi penerimaanbatubara sebesar 97%.

Penerimaan produk batubara yang ditentukanperusahaan ditampilkan pada gambar 8 di bawah ini.

7

Gambar 8. Grafik penerimaan berdasarkan produkbatubara periode Januari-November 2017

Berdasarkan grafik diatas, produk yang palingtinggi diproduksi PT Ganda Alam Makmur adalah LUyang merupakan batubara dari blok utara denganpersentase rata-rata 43% dari penerimaan tiap bulan,sedangkan penerimaan produk batubara terkecil adalahLS dengan persentase rata-rata 7 % dari penerimaantiap bulan.Tabel 5 Persentase Penerimaan Batubara Periode

Januari-November 2017

PT Ganda Alam Makmur mengalamipertambahan produk batubara yang dimulai padabulan Oktober 2017. Produk batubara yangditambahkan adalah HHS, HUL dan Seam 60,sehingga total produk batubara PT Ganda AlamMakmur adalah 7 produk. Pertambahan produk inisangat berpengaruh terhadap tata letak di ROMstockpile sehingga kapasitas yang awal diterapkantidak maksimal.

Rencana penerimaan PT Ganda Alam Makmurperiode Desember 2017 adalah 500.000 mt. Periodetahun 2018 direncanakan penerimaan batubara sebesar6.000.000 mt, artinya setiap bulan batubara yangditerima rata-rata sebesar 500.000 mt.Tabel 6. Rencana Penerimaan Batubara Periode

Desember 2017-Desember 2018

Penjualan BatubaraPenjualan batubara adalah batubara yang dijual

ke konsumen PT Ganda Alam Makmur. Pengeluaranbatubara dihitung berdasarkan jumlah batubara yangterjual setiap bulan. Realisasi penjualan batubaraperiode Januari-November 2017 mengalamipeningkatan. Peningkatan terlihat pada garis trendlinier gambar 9. Namun realisasi penjualan tidakkonstan karena belum ada kontrak jual-beli batubarajangka panjang antara PT Ganda Alam Makmurdengan konsumen. Kontrak jual-beli yang dilakukanselama penjualan berlangsung berupa jangka pendekyaitu kontrak 1 bulan.

Gambar 9. Grafik realisasi penjualan batubaraperiode Januari-November 2017

Rencana penjualan batubara PT Ganda AlamMakmur periode Desember 2017 sebesar 254.000 mt.Kontrak penjualan batubara ini dilakukan pada bulanNovember 2017. Daftar pembeli batubara PT GandaAlam Makmur dapat dilihat pada tabel 7.Tabel 7 Daftar Kontrak Jual-Beli Batubara Desember2017

Rencana penjualan selama periode tahun 2018dihitung berdasarkan realisasi penjualan sebelumnyadikarenakan belum ada kontrak jual-beli jangkapanjang. Perhitungan ini menggunakan softwareMicrosoft Excel 2016. Perhitungan rencana penjualan2018 terlihat mengalami kenaikan karena dari grafiksebelumnya penjualan setiap bulan mengalamikenaikan walaupun tidak konstan. Jumlah rencanapenjualan selama periode 2018 berdasarkanperhitungan berjumlah 6.298.451 mt.

Gambar 10. Grafik perhitungan rencana penjualanbatubara periode Januari-Desember 2018

8

Sisa BatubaraSisa batubara merupakan jumlah batubara hasil

pengurangan antara penerimaan batubara denganpenjualan batubara untuk setiap bulan. Sisa batubaraperiode Januari-November 2017 belum mancapaikapasitas maksimum stockpile PT Ganda AlamMakmur yaitu sebesar 330.000 mt.

Gambar 10. Grafik realisasi sisa batubara periodeJanuari-November 2017

Rencana sisa batubara untuk periode Desember2017-Desember 2018 dapat dilihat pada gambar 4.11.

Gambar 11. Grafik rencana sisa batubara periodeDesember 2017-Desember 2018

Bedasarkan gambar 11 bahwa rencana sisabatubara bulan Desember 2017 telah melewatikapasitas maksimum yang diterapkan oleh PT GandaAlam Makmur. Rencana sisa batubara terbesar telihatpada bulan Mei 2018. Selisih antara sisa batubarabulan Mei 2018 terhadap kapasitas maksimum yangditerapkan PT Ganda Alam Makmur sebesar 357.503mt. Jadi batubara yang harus ditampung di ROMstockpile sebesar 507.503 mt. Namun pada akhir bulanDesember 2018 rencana sisa batubara dibawah batasmaksimum.

Sisa batubara tertinggi kemudian dikalikandengan persentase rata-rata realisasi penerimaanbatubara pada bulan sebelumnya, sehingga didapatkantonase rencana batubara yang akan ditimbun sebagaiberikut.Tabel 8. Rencana Tonase Timbunan BatubaraTertinggi Berdasarkan Produk

PembahasanPeningkatan efektifitas sistem FIFO PT Ganda

Alam Makmur dapat dibenahi dari sektor luasstockpile dan pengawasan yang merupakan bagianpenting dalam memperlancar kegiatan produksi danpenjualan batubara. Luas stockpile dikhususkan padaROM stockpile karena pondasi crushed stokcpilemerupakan tanah timbunan yang tidak stabil. Selainitu, pengawasan difokuskan terhadap tata letaktimbunan, tinggi timbunan, kemiringan lantaipenimbunan, serta jarak antara timbunan dengansaluran air.

Pola PenimbunanPenerapan pola penimbunan windrow ini

berdasarkan keterkaitan alat-alat mekanis yangdigunakan oleh PT Ganda Alam Makmur. Windrowmenurut Sanwani, 1998 merupakan pola dengantumpukan dalam baris sejajar sepanjang lebarstockpile dan diteruskan sampai ketinggian yangdikehendaki tercapai. Umumnya alat yang digunakanadalah backhoe, bulldozer, dan loader.

Upaya Perbaikan Sistem FIFO

Berdarkan analisa hasil yang telah dilakukanbahwa penerapan sistem FIFO terkendala karenapenambahan jumlah produk dan meningkatnyaproduksi batubara PT Ganda Alam Makmur. Upayayang dilakukan yaitu menghitung jumlah area yangdiperlukan terhadap rencana tonase sisa batubara.Rencana perluasan area ditentukan pada beberapafaktor antara lain: Dimensi timbunan dibuat berbentuk limas

terpancung memanjang ke arah terdekatpengeluaran batubara (chain feeder) dengan tujuanuntuk memudahkan pekerjaan dalam prosespengeluaran batubara.

Sudut kemiringan timbunan batubara ditentukanberdasarkan angle of repose.

Analisa lereng timbunan batubara yang dilakukanoleh Dr. Barlian Dwinagara Maret 2013 dengannilai faktor keamanan > 1,3 nilai tinggi maksimaltimbunan batubara yang didapatkan pada lerengtunggal kondisi jenuh batubara sebesar 10 meter.

Timbunan dipisahkan berdasarkan kualitas masing-masing batubara.

Lebar jalan yang digunakan pada stockpile disesuaidengan jenis unit dump truck hauling. Perhitungansesuai dengan Partono Prodjusumarto, 1993 padakondisi 2 jalur sehingga didapatkan lebar jalansebesar 8,7045 = 9 m.

Besaran tonase timbunan batubara dihitungberdasarkan persentase realisasi penerimaanbatubara sebelumnya yang dikalikan terhadap sisatimbunan batubara tertinggi yaitu bulan Mei 2018.

Khusus produk LS ditimbun mendekati chainfeeder karena merupakan batubara utama (primary

9

coal) sebagai pengontrol kualitas saat blendingbatubara di vessel.

Arah pembongkaran timbunan dimulai dari sisiterdekat dengan chain feeder.

Pintu masuk dan keluar ROM stockpile masing-masing 1.

Hasil perhitungan berdasarkan faktor-faktor diatas antara lain:1. Jumlah luas yang diperlukan untuk timbunan

batubara menggunakan rumus volume limasterpancung John Bird, 2015 dengan pendekatantrial error. Jumlah luas yang diperlukan areatimbunan sebesar 7,9605 Ha

Tabel 9. Perhitungan Kebutuhan Luas Area Timbunan

2. Luas area yang diperlukan untuk sarana akses jalansebesar 1,8185 Ha

3. Luas yang diperlukan untuk tanggul sebesar0,2665 Ha

4. Luas untuk saluran air sebesar 0,2 HaTotal keseluruhan area yang diperlukan untuk

perencanaan penimbunan sebesar 10,24 Ha. Jikadibandingkan dengan luas ROM stockpile sebesar 6,78maka perlu adanya penambahan area sebesar 3,46 Ha.

IV. PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan penelitian yang telah diuraikan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Area ROM stockpile dilengkapi dengan tanggul,

saluran terbuka, settling pond dan lantai dilapisibatubara kotor.

2. Luas ROM stockpile 6,78 Ha yang dibagi menjaditiga area penimbunan yaitu ROM A, ROM B danROM C dengan total penerapan kapasitas batubarasebesar 150.000 mt.

3. Pemisahan produk batubara berdasarkankandungan nilai GCV (Gross Calorific Value)dalam ar dan TS (Total Sulfur) dalam adb.

4. Pola penimbunan yang yang berjalan di ROMstockpile berupa pola windrow dengan metodelayering.

5. Alat berat yang digunakan dalam penimbunan danpembongkaran batubara berupa dump truck, wheelloader, excavator, dan dozer.

6. Kendala yang menyebabkan penerapan sistemFIFO tidak berjalan dengan baik yaitumeningkatnya jumlah produk dan jumlahpenerimaan batubara .

7. Berdasarkan selisih tertinggi antara rencanapenerimaan dan rencana penjualan maka totalbatubara yang harus di timbun di ROM stokpilesebesar 507.503 mt dengan memerlukan luasanarea timbunan 7,9605 Ha, jalan 1,8185 Ha,tanggul 0,2665 Ha, dan saluran air 0,2 Ha sehinggatotal luasan yang diperlukan sebesar 10,24

8. Jika dibandingkan dengan luasan yang ada, makaperlu adanya penambahan luas sebesar 3,46 Ha.

Saran

1. Perawatan terhadap kemiringan lantai dan saluranair di ROM stockpile perlu ditingkatkan untukmenjaga kuantitas maupun kualitas timbunanbatubara. Sistem drainase yang tidak baik dapatmengakibatkan kadar air bebas naik danpembuburan batubara.

2. Penanaman vegetasi seperti penangkal angin perludiperbanyak untuk mengurangi kontaminasibatubara dari debu pengotor dan mengurangi debubatubara terbawa oleh angin.

3. Batubara yang memiliki umur timbunan lebih lamaperlu dilakukan pemadatan menggunakan wheelloader dan sudut kemiringan dilandaikan untukmenghindari masuknya udara ke timbunan yangmengakibatkan terjadinya proses swabakar.

DAFTAR PUSTAKAAnggayana, Komang. 2005. Diktat Kuliah Eksplorasi

Batubara – Genesa Batubara. DepartemenTeknik Pertambangan: Bandung.

Anonim. 2007. Coal Conversion Facts. World CoalInstitute.

Arif, Irwandy. 2014. Batubara Indonesia. PT.Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

ASTM D 388-1999. 1999. Standard Classification ofCoals by Rank. ASTM International:Amerika Serikat.

Bird, J. 2014. Basic Engineering Mathematics.Routledge.

Fathoni, R., Solihin, S., & Ashari, Y. (2017).Manajemen Penimbunan Batubara padaLokasi Rom Stockpile PT. Titan Wijaya,Desa Tanjung Dalam, Kecamatan UlokKupai, Kabupaten Bengkulu Utara, ProvinsiBengkulu.

Kentucky Geological Survey, University of Kentucky.2012. How is Coal Formed.http://www.uky.edu/KGS/coal/coalform.htm.Diterbitkan Juli 2012.

Muchjidin. 2006. Pengendalian Mutu Dalam IndustriBatubara. Bandung: ITB

10

Mulyana, H. 2005. Kualitas Batubara dan StockpileManagement.

Sanwani, Edi, dkk. 1998. Pencucian Batubara. JurusanTeknik Pertambangan-FTM. Pertambangan.Institut Teknologi Bandung.

Smakoski, T., Malon, A., Tyminski, M. 2011. Hardcoal reserves and resources in Polandaccording to the UNFC-2009. InternationalWorkshop on the UNFC, 29-30. September2011, Ankara, Turkey.

SNI. 1999. SNI 13-6011-1999. Klasifikasi sumberdyadan cadangan batubara. SNI: Jakarta.

Sukandarrumidi. 1995. Batubara Dan Gambut. GadjahMada University Press: Yogyakarta.

Sukardi B., Djamal, S Supriatna, S Santosa. 1995. PetaGeologi Lembar Muaralasan, Kalimantan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi:Bandung.

Trus, T. 2010. IEA Coal Data System. EnergyStatistics Division, Coal, Renewables,Electricity and Heat Section.