iv. analisis teknis

24
IV. ANALISIS TEKNIS Pada bagian ini akan dibahas hal-hal teknis berkaitan dengan perencanaan pendirian cabang outlet baru PIZZA PASTA di Surabaya Barat. Seperti yang telah diungkapkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) bahwa analisis- analisis yang dilakukan dalam bab Analisis Teknis ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Analisis Perkiraan Jumlah Optimal Meja dan Kursi Yang Diperlukan 2. Analisis Tata Letak (Lay Out) ruang dan fasilitas dari restoran Lokasi yang dipilih untuk pembangunan restoran cabang baru PIZZA PASTA adalah di Jl. H.R Mohamad no. 11 Surabaya. Lokasi di Jl. H.R. Mohamand tersebut dianggap sangat strategis karena terletak di tepi jalan besar dengan arus lalu lintas dua arah serta kondisi jalan H.R. Mohamad sendiri yang merupakan salah satu jalan yang menjadi akses masuk utama di wilayah Surabaya Barat. Sebagai langkah awal, manajemen PIZZA PASTA mengontrak tempat tersebut (tanah beserta bangunan di atasnya) selama 5 tahun dengan harga kontrak Rp 30 juta per tahun. Bangunan yang ada di lahan tersebut dulunya merupakan bangunan bekas showroom furniture, sehingga pihak manajemen PIZZA PASTA memutuskan untuk melakukan renovasi terhadap bangunan yang ada disesuaikan dengan kebutuhan dari restoran PIZZA PASTA.

Transcript of iv. analisis teknis

IV. ANALISIS TEKNIS

Pada bagian ini akan dibahas hal-hal teknis berkaitan dengan

perencanaan pendirian cabang outlet baru PIZZA PASTA di Surabaya Barat.

Seperti yang telah diungkapkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) bahwa analisis-

analisis yang dilakukan dalam bab Analisis Teknis ini meliputi tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Analisis Perkiraan Jumlah Optimal Meja dan Kursi Yang Diperlukan

2. Analisis Tata Letak (Lay Out) ruang dan fasilitas dari restoran

Lokasi yang dipilih untuk pembangunan restoran cabang baru PIZZA

PASTA adalah di Jl. H.R Mohamad no. 11 Surabaya. Lokasi di Jl. H.R.

Mohamand tersebut dianggap sangat strategis karena terletak di tepi jalan besar

dengan arus lalu lintas dua arah serta kondisi jalan H.R. Mohamad sendiri yang

merupakan salah satu jalan yang menjadi akses masuk utama di wilayah Surabaya

Barat. Sebagai langkah awal, manajemen PIZZA PASTA mengontrak tempat

tersebut (tanah beserta bangunan di atasnya) selama 5 tahun dengan harga kontrak

Rp 30 juta per tahun. Bangunan yang ada di lahan tersebut dulunya merupakan

bangunan bekas showroom furniture, sehingga pihak manajemen PIZZA PASTA

memutuskan untuk melakukan renovasi terhadap bangunan yang ada disesuaikan

dengan kebutuhan dari restoran PIZZA PASTA.

52

1. ANALISIS JUMLAH OPTIMAL MEJA DAN KURSI MAKAN

Jumlah kursi dan meja yang diperlukan tergantung dari tingkat

kedatangan tamu dalam satu periode waktu tertentu serta berapa lama rata-rata

tamu menghabiskan waktu untuk makan di restoran. Untuk mengukur laju tingkat

kedatangan, pihak manajemen melakukan pendataan setiap satu jam terhadap bon­

bon yang masuk. Selang pendataan dibuat setiap 1 jam karena berdasarkan

pengamatan dari pihak manajemen, rata-rata setiap tamu yang makan di restoran

PIZZA PASTA menghabiskan waktu sekitar 1 jam. Setiap sejam sekali kasir

mentransferkan bon-bon makan yang telah lunas dibayar oleh tamu kepada staf

akuntan. Selanjutnya staf akuntan yang bersangkutan akan membuat pendataan

bon-bon tersebut dengan tujuan agar pihak manajemen dapat mengetahui secara

jelas jam-jam ramai dan jam-jam sepi dari restoran PIZZA PASTA.

Pada kenyataanya karena kondisi pihak manajemen yang masih baru

pindah ke lokasi yang baru di Jl. H.R. Mohamad, bon-bon yang telah

dikelompokkan berdasarkan periode pembayaran tiap jam tersebut masih hanya

sekedar menjadi arsip saja dan belum diolah menjadi suatu laporan sama sekali.

Sehingga untuk menganalisis tingkat kedatangan dari pengunjung restoran PIZZA

PASTA, penulis melakukan penelusuran terhadap arsip bon-bon pembayaran

tersebut dan mendata ulang berdasarkan jam yang tercantum pada setiap bon

pembayaran. Dalam melakukan analisis penulis tidak menggunakan data-data dari

outlet baru yang telah beroperasi sejak bulan Juni 1997 lalu dengan pertimbangan

kondisi restoran yang masih baru dibuka sehingga omzet yang dihasilkan masih

terlalu kecil untuk dijadikan sebagai acuan. Sehingga akhirnya data-data yang

53

diambil adalah data arsip bon-bon pembayaran selama sebulan tepatnya bulan

April 1997 dari cabang outlet Plasa Surabaya Lt. 1. Pemilihan data-data dari outlet

Plasa Surabaya untuk digunakan sebagai acuan analisis juga berdasarkan

keputusan dari pihak manajemen dengan pertimbangan bahwa target omzet yang

ditetapkan mulai awal tahun depan hingga lima tahun mendatang harus dapat

menyamai atau bahkan menyaingi omzet dari outlet Plasa Surabaya. Pemikiran ini

cukup beralasan melihat kenyataan bahwa semenjak dibukanya outlet H.R.

Mohamad pertengahan Juni 1997 lalu hingga saat ini, omzet bulanan dari delivery

service outlet Plasa Surabaya berkurang sekitar 40% disebabkan karena pesanan-

pesanan delivery dari wilayah Surabaya Barat beralih ditangani oleh outlet H.R.

Mohamad.

Berdasarkan bon-bon pembayaran selama sebulan pada bulan April 1997

dari outlet Plasa Surabaya tersebut, penulis melakukan rekapitulasi omzet harian

setiap satu jam mulai jam buka (jam 9.00 pagi) hinggu jam tutup (jam 11.00

malam). Namun untuk mempermudah analisis maka penulis tidak menggunakan

data bon-bon pembayaran sepanjang hari melainkan hanya menggunakan data-

data dari bon-bon pembayaran pada jam-jam ramai saja. Data-data inilah yang

nantinya dijadikan sebagai acuan untuk menentukan jumlah optimal meja dan

kursi yang diperlukan di outlet H.R. Mohamad.

Tabel 4.1. Tingkat Penjualan per jam

Selasa 1-4-97 72.065 117.463 138.965 123.578 112.904 169.183 203.383

54

Rabu 2-4-97 Kamis 3-4-97 Jumat 4-4-97 Sabtu 5-4-97 Minggu 6-4-97 Senin 7-4-97 Selasa 8-4-97 Rabu 9-4-97 Kamis 10-4-97 Jumat 11-4-97 Sabtu 12-4-97 Minggu 13-4-97 Senin 14-4-97 Selasa 15-4-97 Rabu 16-4-97 Kamis 17-4-97 Jumat 18-4-97 Sabtu 19-4-97 Minggu 20-4-97 Senin 21-4-97 Selasa 22-4-97 Rabu 23-4-97 Kamis

78.912

65.231

52.153

73.954

81.711

64.412

59.460

77.128

57.911

66.263

78.305

110.285

58.145

69.781

71.920

74.226

83.052

92.258

99.438

75.564

71.299

72.851

124.243

134.160

125.765

118.107

127.389

122.351

134.083

131.870

117.907

127.212

188.215

249.451

135.665

118.891

123.714

119.652

133.330

178.231

267.286

155.743

124.630

128.343

161.187

179.203

170.859

190.170

329.848

155.484

161.196

166.725

153.624

142.740

209.231

308.813

160.820

157.741

134.957

166.709

179.762

206.250

304.351

141.990

150.350

173.723

116.091

103.605

110.009

158.364

227.202

117.535

129.008

122.549

129.167

121.613

185.454

205.349

120.088

115.983

124.251

120.439

126.538

163.987

184.090

131.551

119.980

130.134

132.489

110.013

125.285

216.524

269.772

124.437

109.315

114.950

96.199

114.495

247.121

357.313

112.578

105.914

117.460

101.307

108.536

213.297

265.717

99.332

109. 741

101.645

181.178

146.081

184.269

350.079

297.230

185.414

163.261

176.590

157.595

180.670

393.925

402.130

211.996

133.050

190.329

185.557

201.250

404.584

417.451

170.780

197.478

155.322

219.209

201.335

205.622

402.429

416.184

212.188

216.069

198.520

207.283

209.034

416.226

388.068

215.431

232.355

211.167

199.643

175.872

394.757

453.597

220.768

196.970

226.186

55

24-4-97 Jumat 25-4-97 Sabtu 26-4-97 Minggu 27-4-97 Senin 28-4-97 Selasa 29-4-97 Rabu 30-4-97

59.238

77.833

93.051

124.855

73.877

71.434

68.225

123.632

147.395

176.396

300.307

128.432

122.617

116.900

162.190

190.515

208.622

316.125

141.655

113.718

126.307

123.195

114.065

165.054

252.361

121.356

124.155

110.427

123.048

124.859

206.748

279.770

101.967

127.519

132.571

129.659

171.783

379.585

413.261

153.427

150.972

177.884

153.698

190.965

419.248

379.366

146.397

199.367

205.705

Nampak bahwa terjadi suatu siklus mingguan pada data-data penjualan di

atas. Omzet pada hari-hari biasa (Senin s/d Jumat) cendrung stabil dari hari ke

hari sedangkan omzet meningkat secara cukup tajam pada hari Sabtu dan Minggu.

Siklus tersebut digambarkan secara lebih jelas melalui grafik 4.1 berikut ini:

Tingkat Penjualan ljcrdasarfcan Wnklu Krdatangan

Rp5Q0.OO0,M 1 • ,

Rp450 000,00

Rp50.fl00.00 •

RpO.OO i — • 1 1 1 1 1 f 1 • • 1 1 1 1 1 r — T , , , , , , .

|j li fj fj fi ii If H h U fi h h |! h [ ante J A Hari

Grafik 4.1

Tingkat Penjualan Harian Berdasarkan Waktu Kedatangan

56

Dari grafik 4.1 di atas nampak jelas bahwa omzet pada hari Sabtu dan

Minggu mengalami kenaikan sekitar 30% s/d 40% dibandingkan dengan pada hari

biasa (Senin s/d Jumat), sehingga untuk mengantisipasi melonjaknya tingkat

kedatangan pengunjung pada hari-hari tersebut, diputuskn untuk menggunakan

data penjualan hari Sabtu dan Minggu sebagai acuan penentuan jumlah optimal

kursi dan meja makan yang dibutuhkan.

Berdasarkan pengamatan dari pihak manajemen selama ini, rata-rata

seorang pengunjung di PIZZA PASTA menghabiskan uang sekitar Rp 10.000,00

sekali makan dan minum. Hal ini bisa dijadikan acuan untuk menentukan tingkat

kedatangan berdasarkan jumlah pengunjung tiap jam dengan asumsi setiap

kelipatan Rp 10.000,00 setara dengan satu orang pengunjung. Dengan demikian

untuk mengetahui perkiraan jumlah pengunjung yang datang setiap jam selama 30

hari pada bulan April 1997, maka data penjualan pada tabel 4.1 harus dibagi

dengan Rp 10.000,00. Hasilnya tertera pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Tingkat Kedatangan Pengunjung Tiap Jam

Selasa 1-4-97 Rabu 2-4-97 Kamis 3-4-97 Jumat 4-4-97 Sabtu 5-4-97 Minggu

n.o-i2.m

7

8

7

5

7

8

Tingkat Kedatangan Pengunjung (orang) 1X09-13.00 13.m-14.00 J4.00~15.00 M.OO-J9.00 19.00-20.00

12

12

13

13

12

13

14

16

18

17

19

33

12

12

10

11

16

23

11

13

11

13

22

27

17

18

15

18

35

30

20.00-2LM

20

22

20

21

40

42

6-4-97 Senin 7-4-97 Selasa 8-4-97 Rabu 9-4-97 Kamis 10-4-97 Jumat 11-4-97 Sabtu 12-4-97 Minggu 13-4-97 Senin 14-4-97 Selasa 15-4-97 Rabu 16-4-97 Kamis 17-4-97 Jumat 18-4-97 Sabtu 19-4-97 Minggu 20-4-97 Senin 21-4-97 Selasa 22-4-97 Rabu 23-4-97 Kamis 24-4-97 Jumat 25-4-97 Sabtu 26-4-97 Minggu 27-4-97 Senin 28-4-97

6

6

8

6

7

8

11

6

7

7

7

8

9

10

8

7

7

6

8

9

12

7

12

13

13

12

13

19

25

14

12

12

12

13

18

27

16

12

13

12

15

18

30

13

16

16

17

15

14

21

31

16

16

13

17

18

21

30

14

15

17

16

19

21

32

14

12

13

12

13

12

19

21

12

12

12

12

13

16

18

13

12

13

12

11

17

25

12

12

11

11

10

11

25

36

11

11

12

10

11

21

27

10

11

10

12

12

21

28

10

19

16

18

16

18

39

40

21

13

19

19

20

40

42

17

20

16

13

17

38

41

15

21

22

20

21

21

42

39

22

23

21

20

18

39

45

22

20

23

15

19

42

38

15

58

Selasa 29-4-97 Rabu 30-4-97

7

7.

12

12

11

13

12

11

13

13

15

18

20

21

Analisis dilakukan dengan menggunakan data-data tingkat kedatangan

pada hari Sabtu dan Minggu. Tapi data-data Sabtu dan Minggu yang digunakan

hanyalah data jumlah pengunjung tertinggi pada hari-hari tersebut, dan kemudian

dicari rata-rata pengunjung teramai untuk dijadikan sebagai dasar penentuan

jumlah meja dan kursi. Sehingga pada akhirnya terdapat 8 data yang dipergunakan

dalam perhitungan, yaitu:

3 40 42 42 40 40 45 42 41

Dengan nilai rata-rata jumlah pengunjung tiap jam sama dengan : 41,5

Sehingga jumlah optimal kursi yang dibutuhkan adalah antara 42 s/d 45 jumlah

kursi.

Penentuan jumlah meja dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda.

Tentunya jumlah meja yang dibutuhkan sangat tergantung dari jumlah kursi

seperti yang telah ditentukan di atas. Namun terdapat suatu kendala di mana meja

yang digunakan tidak hanya menggunakan satu macam ukuran melainkan terdapat

dua jenis ukuran dari meja yang biasa digunakan, yaitu : meja ukuran kecil (60 cm

x 80 cm) yang biasa digunakan untuk dua buah kursi dan meja ukuran besar (80

cm x 120 cm) yang biasa digunakan untuk empat buah kursi. Selain itu juga

terdapat kombinasi dimana dua buah meja dijadikan satu (biasanya meja ukuran

59

besar) untuk mengantisipasi jumlah tamu (dalam satu order) yang lebih banyak

dan membutuhkan lebih banyak kursi dalam satu meja. Sisi yang digabungkan

biasanya adalah sisi lebar (80 cm) sehingga didpatkan ukuran meja yang lebih

panjang (80 cm x 240 cm) dan dapat menampung kursi antara 8 s/d 10 kursi.

Untuk menentukan jumlah meja yang diperlukan, perlu diketahui terlebih

dahulu kecenderungan makan bersama dari tamu-tamu yang datang ke PIZZA

PASTA, atau dengan kata lain, perlu diselidiki terlebih dahulu berapa jumlah

orang dalam satu kali order pesanan (tamu yang datang bersama). Sehingga

diperlukan suatu survey untuk mengetahui kebiasaan makan bersama dari orang-

orang di wilayah Surabaya Barat, dan berapa orang yang biasanya makan bersama

mereka. Dari situlah nantinya akan diketahui mana yang lebih sering diperlukan

antara meja ukuran kecil atau meja ukuran besar ataukah meja gabungan. Grafik

4.2. menunjukkan data-data hasil survey tersebut yang dilakukan terhadap 100

orang responden di wilayah Surabaya Barat.

Kebiasaan Makan Bersama Di Luar Berdasarkan survey terhadap seratus orang responden

2 0 *

20 »7d 25 26 «Jd 33 >35

kebiasaan makan luar

E 3 bersama keluarga

Hsendtnan sa ja

H bersama 1-2 teman

I B bersama suami/istrt/

pacar

I I lebih dan 2 teman

Grafik 2.2

Kebiasaan Makan Bersama Di Luar Berdasarkan Tingkat Usia

60

Nampak jelas bahwa pada golongan di bawah usia 20 tahun, yang

merupakan target market utama dari restoran PIZZA PASTA terdapat

kecenderungan yang cukup tinggi untuk makan luar bersama dengan lebih dari 2

orang teman lainnya atau makan bersama dengan pacar (berduaan saja). Namun

kecenderungan untuk makan berduaan saja ini relatif menurun pada golongan

tingkat usia 20 s/d 25 tahun dimana kecenderungan tertinggi terdapat pada

kebiasaan untuk makan bersama lebih dari 2 orang lainnya. Sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa meja yang lebih banyak diperlukan adalah meja

ukuran besar dengan kapasitas antara 4 s/d 6 kursi. Namun karena terdapat

kecenderungan yang cukup tinggi untuk makan berduaan saja pada golongan usia

di bawah 20 tahun, maka perlu juga disediakan meja ukuran kecil dengan jumlah

yang agak banyak sehingga kebutuhan tersebut dapat diantisipasi.

Saat ini restoran PIZZA PASTA telah beroperasi dengan menggunakan

100 buah seat (kursi) makan dan secara keseluruhan menggunakan meja ukuran

besar (80 cm x 120 cm). Akhir-akhir ini jenis kursi yang digunakan pun

mengalami sedikit perubahan. Beberapa kursi duduk yang telah ada diganti

dengan kursi duduk panjang bersandar dengan kapasitas dua orang tiap kursi.

Sehingga satu buah meja ukuran besar yang digunakan dapat menampung dua

buah kursi duduk panjang. Namun kursi duduk panjang semacam ini hanya

digunakan untuk meja dengan kapasitas empat orang. Untuk meja dengan

kapasitas dua orang atau meja gabungan yang berkapasitas 6 hingga 8 orang tetap

menggunakan kursi duduk bersandar biasa dengan kapasitas satu orang per kursi

61

untuk memudahkan dalam memindah-mindah tata letak meja dan kursi tersebut

jika tamu yang harus duduk dalam satu meja jumlahnya lebih banyak.

Dalam penentuan jumlah meja dan kursi ini sebenarnya terdapat kendala

yang harus dipikirkan, yaitu : luasan area yang tersedia dan aisle (jalan) yang

harus disediakan antar satu meja-kursi dengan meja-kursi lainnya sebagai tempat

lalu-lalang tamu atau pun pelayan yang bertugas. Soal luasan area yang

dibutuhkan sebenarnya tidak menjadi masalah karena jika dilihat dari jumlah seat

yang saat ini tersedia sebenarnya jumlahnya telah melebihi jumlah optimal yang

telah ditentukan, sehingga dapat dipastikan bahwa luasan area ruang makan yang

saat ini dipakai pun sudah lebih dari cukup. Namun yang perlu ditetapkan adalah

tata letak yang cukup baik untuk penataan meja dan kursi tadi yang tentunya harus

memperhitungkan tata letak aisle dan lebar aisle yang diperlukan. Berdasarkan

informasi dari pihak staf di lapangan, lebar minimal dari aisle yang dibutuhkan

adalah sebesar 80 cm dan tidak ada batasan maksimum untuk itu, asalkan jangan

sampai aisle ditetapkan terlalu besar karena akan membuang-buang area.

Terdapat dua faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan jumlah

meja, yaitu faktor objektif dan faktor subjektif. Yang termasuk dalam faktor

objektif di sini tentunya adalah faktor biaya pengadaan meja-meja tersebut yang

tentunya diusahakan seminimal mungkin, sedangkan yang termasuk dalam faktor

subjektif adalah kecenderungan makan bersama seperti yang telah disurvey

dengan kuisioner dan hasilnya tampak pada grafik 4.2. Perhitungan penentuan

jumlah optimal dari masing-masing jenis dan ukuran meja nantinya akan

menggunakan metode Programa Linear dengan minimasi Z sebagai fungsi dari

62

biaya dan menggunakan jumlah optimal seat dan faktor-faktor subjektif

(berdasarkan hasil survey dengan kuesioner) sebagai fungsi kendala (constraint).

Tiga jenis meja yang ada dijadikan sebagai variabel yaitu :

• Variabel Meja] mewakili jenis meja ukuran kecil dengan

kapasitas 2 orang/2 seat

• Variabel Meja2 mewakili jenis meja ukuran besar dengan

kapasitas 4 orang/4 seat dan bersifat permanen/tidak dapat

dipindah-pindahkan letaknya

• Variabel Meja3 mewakili jenis meja ukuran besar dengan

kapasitas 4 orang/4 seat dan bersifat non-permanen alias dapat

dipindah-pindahkan.

Karena yang menjadi tujuan dari perhitungan ini nantinya adalah minimasi

biaya, maka yang ditetapkan sebagai Fungsi Tujuan (Z) adalah Fungsi Total

Biaya. Dalam hal ini koefisien masing-masing variabel ditetapkan berdasarkan

biaya yang dikeluarkan untuk masing-masing jenis meja dan kursi yang

diperlukan :

Variabel Mejal:

HargaMeja Rp 87,500.00

Harga Kursi 2 x Rp 115000 Rp 230,000.00

Koefisien Mejal Rp 317,500.00

63

Variabel Meja2,

Harga Meja

Harga Kursi

Koefisien Meja2

Rp 125,000.00

Rp 450,000.00

Rp 575,000.00

Variabel Meja3 :

Harga Meja

Harga Kursi 4 xRp 115000

Koefisien Meja3

Rp 125,000.00

Rp 460,000.00

Rp 585,000.00

Sehingga Fungsi Tujuan tersebut ditetapkan sebagai berikut:

Min : fungsi (Total Biaya) - 317500 Mejal + 575000 Meja2 + 585000 Meja3

Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui bahwa jumlah minimum

optimal kursi yang hams disediakan di outlet PIZZA PASTA adalah antara 42 s/d

45 seat. Penulis membulatkan angka tersebut ke atas sehingga jumlah optimal

minimum kursi yang hams disediakan ditetapkan sebanyak 50 seat. Sehingga

didapatkan suatu kendala (constraint) bahwa jumlah optimal seat yang hams

disediakan adalah lebih besar atau sama dengan 50. Kapasitas seat dari masing-

masing meja dijadikan sebagai koefisien dari masing-masing variabel meja.

Dengan demikian persamaan kendala ditetapkan sebagai berikut:

2 Meja J + 4 Meja2 + 4 Meja3 >50 (I)

64

Sedangkan kendala-kendala berikutnya ditetapkan berdasarkan

perbandingan prosentase berdasarkan survey dengan menggunakan angket dimana

responden ditanya berapa orang yang dibawa serta untuk sekali makan di luar.

Hasil dari survey ini dapat dilihat pada grafik berikut:

lebih dari 6 orang 5.00/5.0%

1 orang 9.00/9.0%

Grafik 2.3.

Perbandingan Jumlah Orang Tiap Kedatangan

Dari data di atas nampak bahwa 9 % responden menyatakan rata-rata

membawa serta satu orang lain bersamanya, sehingga jumlah total seat yang

dibutuhkan adalah 2 seat (membutuhkan Mejal). Sedangkan 53 % responden

menyatakan membawa sekitar 2-3 orang lain sehingga jumlah total adalah 3-4

orang sekali kunjungan (membutuhkan Meja2). Sedangkan sisanya sekitar total

38% membawa lebih dari 4 orang lain sehingga jumlah total adalah 5 orang atau

lebih untuk sekali kunjungan (membutuhkan Meja3). Sehingga perbandingan

jumlah yang diharapkan dari ketiga jenis meja tersebut adalah :

Mejal: Mejal: Meja3 = 9:53 : 38

65

Perbandingan di atas diformulasikan dalam bentuk pertidaksamaan kendala.

Masing-masing pertidaksamaan memuat dua variabel dengan perbandingan antara

kedua variabel yang bersangkutan melalui koefisien masing-masing :

• Mejal &Meja2 :

MejaX _9_ Mejal ~~53

9 Mejal > —Mejal

9 Mejal Mejal > 0

Mejal - Q.llMejal > 0 (2)

• Meja2 &Meja3 :

Mejai 38 Mejal ~~53

38 Meja3 > —Mejal

38 Meja2> Mejal > 0

Meja3-0.71Meja>0 (3)

• Mejal & Meja3 :

Mejal 9

Mejal, ~ 38

9 Mejal > —Meja3

38 9

Mejal Mejal > 0 38

Mejal - 0.14Meja3 > 0 (4)

66

Sehingga secara kesuluruhan persamaan-persamaan tujuan dan kendala dari

Programa Linear untuk menentukan jumlah meja makan adalah sebagai berikut:

Mm : Z = 317500Mejal + 575000 Meja2 + 585000 Meja3

Kendala :

2Mejal + 4 Mejal + 4Meja3 >0 (1)

Mejal -0,17Mejal >0 (1)

- 0,71 Mejal + Meja3 >0 (3)

Mejal - 0,14 Meja3 > 0 (4)

Karena jumlah meja yang didapat nantinya adalah berupa bilangan bulat, maka

metode yang digunakan adalah metode Integer Linear Programming (ILP) dan

perhitungannya akan dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan

software QS. Adapun tahapan-tahapan iterasi yang terjadi (output kumputer) dapat

dilihat pada lembar lampiran

67

Sedangkan didapatkan solusi optimal sebagai berikut:

01-21-1998

V a r i a b l e

Hejal Heja2

1 8 :

1 1

-+— 1 1

25:55

S o l u t i on

3 6

- S o l u t i o n Summary for Heja —

I Objec t ive | | ( C o e f f i c i e n t | Va r i ab le |

I 317500 | Meja3 | I 575000 | |

S o l u t i o n

5

Minimized OBJ = 7327500 I t e r a t i o n = 21 Elapsed CPU Branch s e l e c t i o n : Neuest problem I n t e g e r t o l e r a n c e = .01

Page: 1 of 1 |

| O b j e c t i v e | | C o e f f i c i e n t |

| 585000 | 1 1

seconds = 0 | Max. #node • 6 |

Jumlah optimal: Meja 1=3; Mej'a 2 = 6; Meja 3 = 5

Dengan total Maya sebesar Up 7.327.500,00

4.2. PENGATURAN TATA LETAK FASILITAS DAN LUASAN RESTORAN

Dalam mengatur tata letak restoran PIZZA PASTA, perlu diketahui

terlebih dahulu bagian-bagian atau elemen-elemen dari restoran tersebut yang

dapat/perlu dipindah-pindahkan atau bagian-bagian mana dari outlet tersebut yang

tidak petlu dipindah-pindahkan. Pada outlet PIZZA PASTA baru ini, elemen-

elemen yang ada dibagi sebagai berikut:

1. Ruang Makan (Meja & Kursi Makan)

2. Ruang Masak (Dapur)

3. Ruang Persiapan

4. Ruang Pendingin (Chiller)

5. Gudang Bahan Makanan

68

6. Kasir

7. WC

8. Ruang Kantor

9. Gudang Kantor

10. Salad Bar

Lahan yang disewa oleh pihak manajemen PIZZA PASTA di jalan H.R.

Mohamad 11 berupa satu lahan tanah seluas 500 meter persegi dengaa dimensi :

lebar = 15 meter dan panjang * 33 meter.

Adapun kondisi awal bangunan saat baru disewa adalah berupa bangunan

2 lantai bekas toko furniture. Lantai pertama merupakan ruangan berlantai

keramik kecil dengan dinding kaca di bagian depan yang dulunya dimanfaatkan

sebagai display showroom untuk memamerkan mebel-mebel yang dijual.

Sedangkan lantai dua merupakan ruangan semi-permanen berlantai papan yang

dulunya dimanfaatkan sebagai gudang tempat menyimpan mebel. Lantai pertama

dan lantai kedua luasnya hampir sama besar yaitu sekitar 370 meter persegi

sehingga total luas bangunan adalah sekitar 750 meter persegi. Denah kondisi

awal bangunan lantai pertama dapat dilihat pada lembar lampiran.

Sedangkan lantai kedua hanya berupa suatu ruangan besar tanpa sekat

sehingga penulis merasa tidak perlu memuat denahnya dalam laporan ini.

Pengaturan tata letak fasilitas dan ruangan diatur berdasarkan kedekatan

dan kebutuhan luasan minimal dari tiap ruangan. Dalam hal ini pihak manajemen

memutuskan untuk menggunakan seluruh lantai kedua sebagai kantor pusat

69

manajemen PIZZA PASTA. Untuk menunjang kebutuhan tersebut, maka ruangan

besar di lantai kedua disekat-sekat dengan menggunakan papan triplex, dan dialasi

dengan karpet.

Sedangkan ruang makan (untuk tamu), dapur, gudang bahan makanan,

ruang pendingin, dan ruang persiapan diletakkan di lantai pertama. Dengan

demikian, elemen-elemen penunjang lainnya seperti Salad Bar, Kasir, WC, dsb

juga diletakkan di lantai pertama. Pihak manajemen juga memutuskan untuk

meletakkan gudang kantor di lantai pertama, mengingat fungsi dari gudang ini

adalah untuk menyimpan bahan-bahan makanan yang untuk selanjutnya akan

didistribusikan ke masing-masing outlet di seluruh Surabaya. Dengan

diletakkannya gudang ini di lantai pertama maka akan memudahkan karyawan

untuk memindahkan bahan-bahan tersebut ke kendaraan angkutan.

Penulis mencoba merancang pengaturan tata letak bagian-bagian tersebut

dengan menggunakan metode ARC (Activity Relationship Chart).

70

Ruang Makan

Dapur

Ruang Persiapan

Kasir

Chiller

Gudang Bahan Baku

Salad Bar

WC

Keterangan Tabel:

A = MutJak untuk berdekatan

E = Sangat periling untuk berdekatan

1 = Penting untuk berdekatan

O = Cukup biasa untuk berdekatan

U = Tidak penting untuk berdekatan

X = Tidak dikehendaki untuk berdekatan

Desk rip si Alasan :

1 = adanya aktivitas perpindahan barang

2 = segi estetika / keindahan

3 = adanya kemungkinan kerusakan

4 = bau / koioran

5 = adanya kepentingan sejenis

6 = administrasi

Untuk mengevaluasi tata letak baru setelah renovasi, maka kita perlu

membandingkan tabel ARC di atas dengan denah baru (hasil renovasi) di bawah

ini (kapasitas tempat duduk 100 seat):

71

Pstrkir Sepeda Motor

Karyawan

mm mmmm«tt«a| WMWM

DO >

> F

^ikg&afa^**£&MtKit^^

'• ''-.'• '• 5 ' _'-n' • ' • •.'*. \ \ . " \ A - ' * • ' • 'i *• i''

PDUPfe^'P •w^nWiW, - - . f o«Wup i£ *AraWfc«SB* fe tA^^^

72

Jika dibandingkan dengan tabel di atas nampak bahwa penataan ruang dan

fasilitas dari denah yang baru memilki kedekatan yang sesuai dengan Tabel ARC,

dengan demikian kondisi lay-out yang sekarang sebenarnya telah cukup optimal.

Hanya saja pada denah awal di atas, meja dan kursi yang digunakan (kapasitas

104 seat) sangat melampaui jumlah optimal meja dan kursi hasil perhitungan

Linear Programming yang hanya memerlukan sekitar minimal 50 seat. Komposisi

minimal yang ditetapkan berdasarkan perhitungan adalah : 3 buah meja 1 (2 seat

per meja), 6 buah meja 2 (kapasitas 4 seat/meja), dan 5 buah meja 3 (kapasitas 4

seat/meja). Jumlah total seat minimal yang harus tersedia adalah :

2x3 + 4x6 + 4x5 = 50 seat

Namun berdasarkan masukan dari pihak manajemen, jumlah tiap jenis meja

sebaiknya dilebihkan sekitar 50 % untuk mengantisipasi peningkatan jumlah

pengunjung dan ekspansi. Dengan demikian komposisi meja sebagai berikut:

Jumlah meja 1 = 3 x 1,5 &5

Jumlah meja 2 = 6x 1,5 »9

Jumlah meja 3 = 5 x 1,5 #8

Sehingga jumlah seat yang harus tersedia menjadi:

Meja 1=5x2 = 10 seat

Meja 2 = 9 x 4 = 36 seat

Meja 3 = 8x4 = 32 seat +

78 seat

Dengan jumlah dan komposisi meja seperti ini maka penulis membuat usulan

denah baru dengan memperhatikan besar aisle antara 1,5 - 2 m, sebagai berikut:

73

74

Pada denah di atas nampak suatu area kosong (Empty Space) berukuran

5,3 m x 6 m di sebelah kiri bawah ruang makan. Area ini merupakan kelebihan

ruangan yang timbul karena penyusutan jumlah meja dan kursi makan yang

dipakai. Untuk memanfaatkan area ini, penulis mengusulkan berbagai alternatif

penggunaan yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak manajemen.

Alternatif-alternatif pemanfaatan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Digunakan sebagai tempat bermain anak-anak (seperti di MacDonad's)

sehingga dapat menarik jumlah pengunjung yang lebih banyak

2) Disewakan kepada pihak waralaba lain yang jenis makanannya tidak

menyaingi PIZZA PASTA, sehingga dapat menambah income bagi

perusahaan

3) Digunakan sebagai Party Area, dimana area tersebut ditutup pada

momen-momen biasa dan dibuka jika diperlukan tempat atau

tambahan meja bagi keperluan pesta atau perayaan-perayaan khusus.