KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI ...

11
KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI, PENAMBANGAN, PEMROSESAN PASIR ZIRKON DI KALTENG Dedi Hermawan, Pandu Dewanto dan Sudarto Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir ABSTRAK. KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI, PENAMBANGAN, PEMROSESAN PASIR ZIRKON DI KALTENG. Dari tahun 2004 sampai tahun 2008, menurut data yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan, volume eksport pasir zirkon dan konsentratnya mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Salah satu lokasi yang banyak terdapat pasir zirkon di Indonesia adalah Pulau Kalimantan. Sebagai contoh, Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2007 sampai dengan 2008 mengekspor pasir zirkon sekitar 51.000 ton sampai dengan 79.000 ton setiap tahunnya. Konsentrasi bahan sumber di dalam pasir zirkon menjadi penting untuk diketahui karena keberadaan radioaktif alam U dan Th di dalam pasir zirkon memiliki potensi bahaya radiasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu kajian terkait potensi cadangan bahan sumber yang terdapat dalam pasir zirkon beserta keselamatan radiasi yang diterapkan dalam proses penambangan ataupun pengolahan pasir zirkon. Pada makalah ini lokasi penambangan dan pengolahan pasir zirkon dibatasi pada provinsi Kalimantan Tengah saja. Dari hasil kajian diperoleh hasil bahwa bahan sumber yang ikut terbawa dalam ekspor pasir zirkon propinsi Kalteng berpotensi melebihi batas yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala Bapeten No.9 tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Protokol Tambahan Pada Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir. Dalam hal pemenuhan keselamatan radiasi, diperlukan peningkatan pengawasan K3 selama penambangan, proses/pengolahan oleh pekerja, pengawas/pembina pusat dan daerah, manajemen perusahaan untuk dapat mempermudah pencapaian pemenuhan terhadap ketentuan pengelolaan bahan sumber dan keselamatan radiasi berdasarkan regulasi nasional (BAPETEN) dan internasional. Kata Kunci : Zirkon, Bahan sumber, Ekspor ABSTRACT. ASSESSMENT OF SOURCE MATERIAL (U AND Th) IN EXPLORATION, MINING, PROCESSING OF ZIRCON SAND IN CENTRAL KALIMANTAN. From 2004 to 2008, according to data released by the Commerce Department, the volume of zircon sand and concentrates exports has increased highly. One of many locations in Indonesia that widely available zircon sand is Kalimantan island. For example, Central Kalimantan Province in 2007 to 2008 exports about 51,000 tones up to 79,000 tones of zircon sand annually. The concentration of source material in the zircon sand is important to be known because the presence of natural radioactive U and Th in zircon sand has the potential radiation hazard. Therefore it is necessary to conduct an assessment the potential reserves related to the source material contained in the zircon sand and radiation safety that are applied in the process of mining or processing of zircon sand. In this paper the location of mining and processing of zircon sand is restricted to the province of Central Kalimantan. From the assessment obtained that source material which is carried by zircon sand export form the province of Central Kalimantan have the potential to exceed the limits set by the BAPETEN Chairman Decree No.9 of 2006 About the Implementation of the Additional Protocol to the Accountability System and

Transcript of KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI ...

KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI,

PENAMBANGAN, PEMROSESAN PASIR ZIRKON DI KALTENG

Dedi Hermawan, Pandu Dewanto dan Sudarto

Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir

ABSTRAK.

KAJIAN BAHAN SUMBER (U DAN Th) PADA EKSPLORASI, PENAMBANGAN,

PEMROSESAN PASIR ZIRKON DI KALTENG. Dari tahun 2004 sampai tahun 2008,

menurut data yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan, volume eksport pasir zirkon dan

konsentratnya mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Salah satu lokasi yang banyak

terdapat pasir zirkon di Indonesia adalah Pulau Kalimantan. Sebagai contoh, Provinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2007 sampai dengan 2008 mengekspor pasir zirkon sekitar

51.000 ton sampai dengan 79.000 ton setiap tahunnya. Konsentrasi bahan sumber di dalam pasir

zirkon menjadi penting untuk diketahui karena keberadaan radioaktif alam U dan Th di dalam

pasir zirkon memiliki potensi bahaya radiasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu kajian terkait

potensi cadangan bahan sumber yang terdapat dalam pasir zirkon beserta keselamatan radiasi

yang diterapkan dalam proses penambangan ataupun pengolahan pasir zirkon. Pada makalah ini

lokasi penambangan dan pengolahan pasir zirkon dibatasi pada provinsi Kalimantan Tengah

saja. Dari hasil kajian diperoleh hasil bahwa bahan sumber yang ikut terbawa dalam ekspor

pasir zirkon propinsi Kalteng berpotensi melebihi batas yang ditetapkan oleh Peraturan Kepala

Bapeten No.9 tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Protokol Tambahan Pada Sistem

Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir. Dalam hal pemenuhan keselamatan

radiasi, diperlukan peningkatan pengawasan K3 selama penambangan, proses/pengolahan oleh

pekerja, pengawas/pembina pusat dan daerah, manajemen perusahaan untuk dapat

mempermudah pencapaian pemenuhan terhadap ketentuan pengelolaan bahan sumber dan

keselamatan radiasi berdasarkan regulasi nasional (BAPETEN) dan internasional.

Kata Kunci : Zirkon, Bahan sumber, Ekspor

ABSTRACT.

ASSESSMENT OF SOURCE MATERIAL (U AND Th) IN EXPLORATION, MINING,

PROCESSING OF ZIRCON SAND IN CENTRAL KALIMANTAN. From 2004 to 2008,

according to data released by the Commerce Department, the volume of zircon sand and

concentrates exports has increased highly. One of many locations in Indonesia that widely

available zircon sand is Kalimantan island. For example, Central Kalimantan Province in 2007

to 2008 exports about 51,000 tones up to 79,000 tones of zircon sand annually. The

concentration of source material in the zircon sand is important to be known because the

presence of natural radioactive U and Th in zircon sand has the potential radiation hazard.

Therefore it is necessary to conduct an assessment the potential reserves related to the source

material contained in the zircon sand and radiation safety that are applied in the process of

mining or processing of zircon sand. In this paper the location of mining and processing of

zircon sand is restricted to the province of Central Kalimantan. From the assessment obtained

that source material which is carried by zircon sand export form the province of Central

Kalimantan have the potential to exceed the limits set by the BAPETEN Chairman Decree No.9

of 2006 About the Implementation of the Additional Protocol to the Accountability System and

Control of Nuclear Materials. In terms of compliance with radiation safety, required increased

surveillance of K3 during mining, process / processing by the worker, supervisor / supervisors

and regional management company to be able the achievement of compliance with the

provisions of the management of materials and the safety of radiation sources based on national

regulations (BAPETEN) and international.

Keywords : Zircon, Source Material, Export

1. Pendahuluan

Dari tahun 2004 sampai tahun

2008, menurut data yang dikeluarkan

oleh Departemen Perdagangan, volume

eksport pasir zirkon dan konsentratnya

mengalami peningkatan yang sangat

tinggi. Puncak volume ekspor terjadi

pada tahun 2008 yaitu lebih dari

800.000 ton. Pertambangan pasir zirkon

ini sejak tahap penambangan

menghasilkan konsentrat mineral berat

(berkadar zirkon rendah) yang

mengandung bahan sumber berupa

uranium dan thorium yang cukup

signifikan dan bervariasi, diperkirakan

500 ppm atau bahkan lebih. Kemudian

pada tahap pengolahan dan pemurnian,

pasir zirkon tersebut dipisahkan dari

pengotornya menghasilkan konsentrat

mineral berat (dengan kadar zirkonium

yang lebih tinggi) yang siap diangkut

untuk diekspor.

Salah satu lokasi yang banyak

terdapat pasir zirkon di Indonesia

adalah Pulau Kalimantan. Sebagai

contoh, Provinsi Kalimantan Tengah

pada tahun 2007 sampai dengan 2008

mengekspor pasir zirkon sekitar 51.000

ton sampai dengan 79.000 ton setiap

tahunnya. Seperti di sebutkan

sebelumnya, bahan sumber terdapat

dalam penambangan dan pengolahan

pasir zirkon sehingga berpotensi untuk

membahayakan keselamatan pekerja,

masyarakat dan lingkungan.

Konsentrasi unsur radioaktif

alam di dalam pasir zirkon menjadi

penting untuk diketahui karena

keberadaan radioaktif alam U dan Th di

dalam pasir zirkon memiliki potensi

bahaya radiasi. Bahaya tersebut berupa

bahaya radiasi eksterna dan interna

yaitu terhirupnya debu pasir pada

proses penambangan, pengolahan

maupun pengangkutan.

Oleh sebab itu perlu dilakukan

suatu kajian terkait potensi cadangan

bahan sumber yang terdapat dalam pasir

zirkon beserta keselamatan radiasi yang

diterapkan dalam proses penambangan

ataupun pengolahan pasir zirkon. Pada

makalah ini lokasi penambangan dan

pengolahan pasir zirkon dibatasi pada

provinsi Kalimantan Tengah saja.

2. Tata Kerja

Tata kerja yang digunakan dalam

kajian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur terhadap

peraturan yang terkait, data

cadangan hipotetik zirkon di

Kalimantan tengah.

2. Pengambilan dan analisis

sampel pasir zirkon pada

beberapa perusahaan

penambangan pasir zirkon di

Kalimantan Tengah. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui kandungan bahan

sumber dalam pasir zirkon dan

meninjau kondisi bekerja pada

perusahaan pengolahan pasir

zirkon.

3. Teori

Bahan sumber yang berupa

uranium dan thorium, yang dihasilkan

dari setiap pertambangan pasir zirkon,

merupakan obyek pengawasan nasional

oleh BAPETEN dan internasional oleh

IAEA dalam rangka memenuhi

perjanjian safeguards yang diatur

dengan UU No. 8 tahun 1978 tentang

“Traktat Pembatasan Senjata Nuklir”

dan secara khusus diatur dalam

Peraturan Kepala BAPETEN No. 09

tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Protokol Tambahan pada Sistem

Pertanggungjawaban dan Pengendalian

Bahan Nuklir. Pada ketentuan umum

dalam PerKa BAPETEN No. 09 tahun

2006 ini ditetapkan bahwa bahan

sumber adalah:

a. uranium yang mengandung

campuran isotop yang terjadi di

alam;

b. uranium deplesi yang mengandung

isotop 235;

c. thorium;

d. uranium atau thorium seperti

tersebut pada huruf a, b, dan c

dalam bentuk logam, paduan logam,

senyawa kimia atau konsentrat;

e. bahan-bahan lain yang

mengandung satu atau lebih dari

bahan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, b, c, dan d dalam

konsentrasi yang ditetapkan oleh

BAPETEN; dan/atau

f. bahan selain yang dimaksud pada

huruf a, b, c, d, dan e yang

ditetapkan oleh Kepala BAPETEN.

Dalam peraturan tersebut telah

ditetapkan bahwa Pengusaha Instalasi

Nuklir dan Pengusaha Instalasi Non

Nuklir, dalam hal ini termasuk

Pengusaha Bidang Pertambangan Pasir

Zirkon wajib menyampaikan deklarasi

mengenai bahan nuklir yang belum

mencapai komposisi dan kemurnian

yang sesuai untuk fabrikasi bahan bakar

atau pengayaan isotop, maka dipakai

ketentuan sebagai berikut:

1. Jumlah, komposisi kimia,

penggunaan bahan sumber untuk

kegiatan nuklir atau non nuklir,

untuk setiap lokasi dengan jumlah

bahan nuklir melebihi 1 (satu) ton

uranium dan thorium

2. Jumlah, komposisi kimia dan negara

tujuan untuk setiap ekspor bahan

sumber khususnya untuk maksud

penggunaan non nuklir dalam

jumlah melebihi:

a. 10 (sepuluh) ton uranium atau

dalam hal ekspor uranium secara

berturut-turut kenegara yang

sama, masing-masing kurang

dari 10 (sepuluh) ton, tetapi

melebihi jumlah seluruhnya 10

(sepuluh) ton untuk setahun;

b. 20 (dua puluh) ton thorium atau

dalam hal ekspor thorium secara

berturut-turut ke negara yang

sama, masing-masing krang dari

20 (dua puluh) ton thorium,

tetapi melebihi jumlah

seluruhnya 20 (dua puluh) ton

untuk setahun.

Selain itu dalam Undang-undang

no. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara, pada pasal 50

disebutkan bahwa WUP mineral

radioaktif ditetapkan oleh Pemerintah

dan pengusahaannya dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dari Undang-

undang ini dapat diambil pemahaman

bahwa tambang mineral radioaktif,

wewenang pengawasannya ditentukan

oleh peraturan perundang-undangan

bidang ketenaganukliran, termasuk

Undang-undang No. 10 tahun 1997 dan

peraturan pelaksanaannya.

Dari beberapa pertimbangan di

atas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa kegiatan

pertambangan mineral yang

mengandung bahan sumber merupakan

objek pengawasan dari BAPETEN.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Sumber daya hipotetik zirkon di

Kalteng

Dari data yang dikeluarkan

oleh distemben Kalteng, diperoleh data-

data sumber daya hipotetik zirkon di

Kalteng seperti pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Sumber Daya Hipotetik Zirkon di DAS Kalimantan Tengah

Perhitungan cadangan bahan

sumber Kalimantan Tengah dilakukan

dengan menggunakan data hasil analisis

terhadap pasir zirkon (produk

perusahaan siap ekspor) di Kabupaten

Katingan dari beberapa perusahaan

berikut ini (nama perusahaan

disamarkan) :

1. PT. A

2. PT. B

Dari hasil analisa yang

dilakukan di Australia oleh salah satu

perusahaan pengolahan pasir zirkon

Katingan yaitu PT. A terhadap

konsentrat zirkon siap ekspor diperoleh

hasil sebagaimana terlihat pada tabel-2

berikut ini.

Tabel 2. Hasil Analisa XRF Pasir Zirkon Siap Ekspor Oleh PT. A Katingan di Australia

Dari hasil analisa tersebut dapat

diperoleh hasil bahwa pasir yang

diekspor memiliki kadar zirkon (ZrO2)

sekitar 65%. Dari hasil analisis ini dapat

dilihat bahwa konsentrat pasir zirkon

yang diekspor memiliki kandungan

bahan sumber yang bervariasi antara

385 ppm sampai 423 ppm

Apabila kita menganggap bahwa

kadar rata-rata bahan sumber adalah

sebesar 406 ppm maka PT A ini telah

mengekspor bahan sumber sebanyak

2.078,314 kg atau + 2 ton . Menurut

klasifikasi eksportir uranium (dunia),

nilai kadar 406 terletak jauh diatas very

low-grade ore (100 ppm) misal

Namibia.

Sebagai perbandingan, jumlah

produksi/ekspor seluruh propinsi

Kalimantan Tengah pada tahun 2008

dan 2009, dengan asumsi kadar bahan

sumber 406 ppm adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Perkiraan Ekspor Bahan Sumber Propinsi Kalimantan Tengah

Dengan asumsi yang didasarkan

pada kandungan bahan sumber dalam

konsentrat pasir zirkon yang diekspor

PT. A (Katingan) yaitu 406 ppm, maka

diperoleh hasil bahwa selama eksport

kosentrat pasir zirkon dari tahun 2008

dan 2009 asal propinsi Kalimantan

Tengah, telah terbawa atau diekspor

juga bahan sumber sebanyak 53 ton.

Kadar U+Th terbesar diperoleh

dari PT. B yaitu sebesar 855.25 ppm,

sehingga perkiraan Ekspor Bahan

Sumber Propinsi Kalimantan Tengah

yang terbawa/hilang dalam Ekspor

selama 2 tahun dari Propinsi

Kalimantan Tengah diperkirakan

sebesar ~ 113,47 ton seperti terlihat

pada tabel-4.

Tabel 4. Perkiraan Ekspor Bahan Sumber Provinsi Kalteng dihitung berdasarkan kadar

U+Th sebesar 855.25 ppm (PT. B)

Gambar 1. Perkiraan nilai cadangan bahan sumber DAS Kalteng dihitung berdasarkan

hasil analisis pasir zirkon siap ekspor (PT. B) dengan konsentrasi 855.25

ppm

Dari ilustrasi di atas, dapat

diambil kesimpulan bahwa cadangan

pasir zirkon dan Bahan Sumber ternyata

sangat berlimpah. Dengan asumsi

ekspor pasir zirkon sebanyak 60 ton

setiap tahun, maka cadangan hipotetik

pasir zirkon di Kalimantan Tengah akan

habis setelah 41 tahun. Dalam pasir

zirkon tersebut, masih terdapat sekitar

1001,2 ton bahan sumber (uranium dan

thorium) yang akan sangat disayangkan

apabila ikut terekspor atau terbawa lagi

“dengan percuma” ke luar negeri.

Perlu juga diketahui bahwa,

asumsi yang digunakan dalam analisis

diatas adalah dengan menggunakan

sumberdaya hipotetik. Sumber daya

hipotetik ini adalah sumberdaya dengan

asumsi minimal karena masih banyak

wilayah yang telah diketahui terdapat

endapan zirkon, tetapi masih belum

masuk dalam perhitungan ini.

Terkait dengan hal ini,

Pengusaha bidang pertambangan zirkon

mempunyai kewajiban untuk

menyampaikan deklarasi mengenai

bahan nuklir/sumber yang terkandung

dalam eksport mereka sesuai dengan

Peraturan Kepala BAPETEN No. 09

tahun 2006. Hal ini juga sesuai dengan

Nilai hipotetik ZrSiO4

di DAS Kalteng 2,6 jt

ton

Mengandung BS

(bahan sumber)

2223.65 ton

Ekspor pasir zirkon

Kalteng (2008-2009) =132rb

ton, BS terbawa = 112.89

ton

Sisa cadangan ZrSiO4

(2010) = 2,468 jt ton

Mengandung BS=2110,76

ton.

(Sumber daya ini akan habis

selama 41 th jika diekspor

60rb ton/th)

kewajiban deklarasi unsur-unsur yang

diekspor secara lengkap sesuai

persyaratan yang ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Perdagangan No.

14/M-DAG/PER/5/2008 tentang

Verifikasi Teknis terhadap Ekspor

Produk Pertambangan Tertentu.

4.2. Keselamatan Kerja Dalam

Pengolahan Pasir Zirkon

Dari hasil kunjungan ke instalasi

pengolahan pasir zirkon di Kalimantan,

para pekerja melakukan pekerjaan tanpa

alat perlindungan diri yang memadai.

Para pekerja tidak menggunakan alat

proteksi pernapasan ataupun

pengontrolan debu yang memadai

seperti terlihat pada gambar di bawah

ini.

Gambar 2. Pekerja Sedang Mengawasi

Proses Pengepakan Pasir Zirkon Siap

Ekspor

Gambar 3. Manajer Operasi Sedang

Melakukan Sampling Pasir Zirkon

Dari kedua gambar di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa

perlindungan terhadap bahaya radiasi

sangatlah kurang. Bahkan keselamatan

kerja umum yang berlaku di industri,

yang seharusnya diperhatikan dan

dilakukan, belum menjadi perhatian

bagi pengusaha pertambangan zirkon.

Padahal hal ini mutlak diperlukan dalam

rangka perlindungan bagi pekerja,

masyarakat dan lingkungan.

Selain itu, paparan radiasi dalam

pekerjaan pengolahan pasir zirkon harus

ditekan serendah mungkin. Paparan

radiasi yang ditimbulkan pasir zirkon

(terutama dalam bentuk tumpukan)

meskipun kecil, tetapi akan terkumulasi

dan dapat melewati ambang batas

paparan yang ditetapkan oleh

BAPETEN. Sebagai contoh pada

karung pasir zirkon siap ekspor 1000

kg, diperoleh hasil pengukuran laju

dosis permukaan terukur sebesar 1.82

µSv/h.

Gambar 4. Data Pengukuran Pasir Zirkon di PT. A Katingan

Selain itu, hal yang cukup

penting adalah bahaya radiasi interna

yang berpotensi besar terjadi karena hal

yang ditangani berbentuk serbuk

sehingga sangat mudah terhirup oleh

para pekerja.

Paparan radiasi pada tumpukan

pasir zirkon yang diukur di tempat

pengolahan dan penyimpanan adalah

bervariasi, tergantung pada jenis

pengolahan dan asal pasir zirkon.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan

sebelumnya maka bahan sumber yang

ikut terbawa dalam ekspor pasir zirkon

propinsi Kalteng pada tahun 2008 dan

2009 adalah sebesar 113,47 ton. Dengan

demikian volume bahan sumber yang

diekspor berpotensi melebihi batas yang

ditetapkan oleh Peraturan Kepala

Bapeten No.9 tahun 2006 Tentang

Pelaksanaan Protokol Tambahan Pada

Sistem Pertanggungjawaban dan

Pengendalian Bahan Nuklir.

Terkait dengan hal ini, maka

kewajiban untuk mencantumkan

kandungan bahan sumber (U dan Th)

dalam dokumen pra ekspor perlu untuk

dipatuhi oleh eksportir pasir zirkon,

dengan tujuan untuk memudahkan

pengendalian bahan sumber dalam

pertambangan pasir zirkon.

Dalam hal pemenuhan

keselamatan radiasi, diperlukan

peningkatan pengawasan K3 (sebagai

syarat minimal) selama penambangan,

proses/pengolahan dan pengangkutan

oleh pekerja, pengawas/pembina pusat

dan daerah, manajemen perusahaan

untuk dapat mempermudah pencapaian

pemenuhan terhadap ketentuan

pengelolaan bahan sumber dan

keselamatan radiasi berdasarkan

regulasi nasional (BAPETEN) dan

internasional.

Selain itu diperlukan

peningkatan pengawasan terhadap

pengelolaan bahan sumber oleh

pemerintahan pusat dan daerah untuk

mengurangi kerugian negara misalnya

dengan melalui pengenaan wajib pajak

terhadap bahan sumber yang ikut

terbawa dalam ekspor pasir zirkon.

6. Daftar Pustaka

[1]. IAEA Safety Report Series No.51,

Radiation Protection and NORM

Residu Management in the Zircon

and Zirconia Industries, IAEA,

July 2007

[2]. Sudarto, Dyah Kalista, Kajian

Teknis Aspek Pengawasan Bahan

Nuklir Dalam Pasir Zirkon,

Prosiding Seminar Sains dan

Teknologi Nasional– UNILA,

Lampung, 2007.

[3]. Sutoto Abadi, Pertambangan

Zirkon Di Kalimantan Tengah,

Presentasi Rapat Koordinasi 29

Maret 2010, BAPETEN, Jakarta,

2010.

[4]. Undang-undang No.10 tahun

1997 tentang Ketenaganukliran,

Jakarta, 1997

[5]. Peraturan Pemerintah No. 27

Tahun 2002 tentang Pengelolaan

Limbah Radioaktif, Jakarta, 2002

[6]. Peraturan Pemerintah No. 33

Tahun 2007 tentang Keselamatan

dan Keamanan Sumber Radiasi

Pengion, Jakarta, 2007

[7]. Peraturan Kepala Bapeten No.9

tahun 2006 Tentang Pelaksanaan

Protokol Tambahan Pada Sistem

Pertanggungjawaban Dan

Pengendalian Bahan Nuklir,

Jakarta, 2006

[8]. Peraturan Kepala Bapeten No.9

tahun 2009 Intervensi Terhadap

Paparan Yang Berasal Dari

Technologically Enhanced

Naturally Occurring Radioactive

Material, Jakarta, 2009

Tanya Jawab

1. Wahyu B.K (Badan Geologi/ ESDM) Kandungan U & Th dalam Zirkon?

Jawaban: Kandungan U & Th dalam

zircon bervariasi di setiap lokasi karena

terkait dengan struktur geologi masing-

masing daerah. Dari hasil survey yang

telah dilakukan rentang kandungan U &

Th adalah antara 200 ppm – 855 ppm.

2. M. Najib (PPGN/ BATAN)

Apakah kegunaan Zr dalam dunia

industry?

Jawaban: Di dunia industri zircon

banyak digunakan sebagai pewarna

keramik, bahan refraktori dan abrasive,

tabung sinar katoda, dan bahkan sebagai

campuran kelongsong bahan bakar

nuklir