LAPORAN KULKER EKSPLORASI PT BA

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebutuhan dunia akan energi terus mengalami peningkatan yang sangat drastis. Hal ini sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat. Dengan kenaikan jumlah penduduk dan peningkatan standar kehidupan serta perubahan dunia industri, akan berhubungan erat dengan volume konsumsi energi. Jika dilihat dari volume konsumsi energi primer berdasarkan jenis bahan bakarnya, maka kebutuhan energi dunia dipasok dari minyak bumi sekitar 40%, batubara sekitar 25%, gas alam juga sekitar 25% dan tenaga nuklir sekitar 7%. Dengan kata lain bahan bakar fosil menutup sekitar 90% sumber kebutuhan energi. Dan dari jumlah tersebut, batubara menyumbang ¼ dari kebutuhan energi primer dari kebutuhan dunia tersebut. (Bambang Heriyadi; 2005) Di Indonesia kecenderungan untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber energi terbesar sudah sangat jelas terlihat pada era ini dan upaya untuk mencari energi alternatif sumber energi lain sedang dikembangkan, karena cadangan minyak bumi di indonesia sudah semakin menipis. Jelas bahwa diantara bahan bakar fosil, batubara memperlihatkan potensi yang paling besar, dan dengan 1

Transcript of LAPORAN KULKER EKSPLORASI PT BA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kebutuhan dunia akan energi terus mengalami

peningkatan yang sangat drastis. Hal ini sejalan dengan

pertambahan jumlah penduduk dunia yang semakin meningkat.

Dengan kenaikan jumlah penduduk dan peningkatan standar

kehidupan serta perubahan dunia industri, akan berhubungan

erat dengan volume konsumsi energi.

Jika dilihat dari volume konsumsi energi primer

berdasarkan jenis bahan bakarnya, maka kebutuhan energi

dunia dipasok dari minyak bumi sekitar 40%, batubara

sekitar 25%, gas alam juga sekitar 25% dan tenaga nuklir

sekitar 7%. Dengan kata lain bahan bakar fosil menutup

sekitar 90% sumber kebutuhan energi. Dan dari jumlah

tersebut, batubara menyumbang ¼ dari kebutuhan energi

primer dari kebutuhan dunia tersebut. (Bambang Heriyadi;

2005)

Di Indonesia kecenderungan untuk menggantikan

minyak bumi sebagai sumber energi terbesar sudah sangat

jelas terlihat pada era ini dan upaya untuk mencari energi

alternatif sumber energi lain sedang dikembangkan, karena

cadangan minyak bumi di indonesia sudah semakin menipis.

Jelas bahwa diantara bahan bakar fosil, batubara

memperlihatkan potensi yang paling besar, dan dengan

1

pengembangan batubara bersih, kecemasan manusia akan dampak

pembakaran batubara dapat diredakan. Banyak negara di dunia

termasuk negara maju kini beralih kembali ke batubara untuk

penyediaan energi masa depan, khususnya dalam jangka pendek

dan menengah.

Indonesia mempunyai cadangan batubara yang cukup

besar dengan kualitas yang cukup baik sebagai sumber daya

energi. Batubara ini memiliki nilai yang strategis dan

potensial untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dalam

negeri.

Sejalan dengan perkembangan zaman, peningkatan

energi untuk kebutuhan hidup dengan pertumbuhan industri

yang sangat pesat, hal ini mengakibatkan meningkatnya

permintaan akan sumber energi. Disisi lain tumbuh kesadaran

untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak

bumi dan juga untuk pencegahan penebangan hutan yang tidak

terkendali. Sebagian besar konsumsi energi di sektor rumah

tangga dan industri menggunakan bahan bakar minyak yang

kapasitas produksinya didalam negeri semakin menurun. Pada

tahun 1990, konsumsi energi Indonesia berkisar 144 ton atau

40,3% dari total keseluruhan energi nasional. Rata–rata

laju penambahan penggunaaan energi pada kedua sektor ini

masing–masing adalah 1,7% dan 6,1% pertahun dalam satu

dekade. Permintaan energi akan terus bertambah seiring

dengan meningkatnya populasi, dimana masih tetap didominasi

oleh bahan bakar minyak. Oleh karena itu, dalam rangka

penghematan pemakaian bahan bakar minyak (BBM), pemerintah

2

mencanangkan program diversifikasi energi, salah satu

program diversifikasi energi yang diperkenalkan adalah

pemakaian batubara. Untuk mendapatkan batubara, kegiatan

yang pertama dilakukan adalah eksplorasi.

Eksplorasi adalah tindakan mencari atau melakukan

penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu. Suatu

kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya

dengan memperhitungkan untung - ruginya, efisiensi,

ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi

tersebut.

Menurut Kbbi (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan

memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan,

terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu;

penyelidikan; penjajakan.

Menurut Situs Wikipedia Berbahasa Inodenisia

(Id.Wikipedia.Org)

Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan

perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah

yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan

angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas alam,

batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.

3

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

Eksplorasi adalah kegiatan penyelidikan geologi yang

dilakukan untuk mengidentifikasi,menetukan lokasi, ukuran,

bentuk, letak, sebaran, kuantitas dan kualitas suatu

endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan

analisis/kajian kemungkinan dilakukanya penambangan.

1.2. TUJUAN

Tujuan dilakukannya eksplorasi adalah untuk mengetahui

sumber daya cebakan deposit secara rinci, yaitu untuk

mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan menentukan

gambaran geologi deposit berdasarkan ukuran, bentuk,

sebaran, kuantitas dan kualitas suatu endapan mineral untuk

kemudian dapat dilakukan pengembangan secara ekonomis.

Secara point-point tujuan eksplorasi adalah;

Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan

galian dengan menggunakan metode tertentu.

Mengetahui jenis bahan galian dan sebaran di permukaan.

Mengetahui sebaran bahan galian kearah dalam dan

bentuknya.

Mengetahui besaran dan nilai ekonominya (sumber daya

mineral dan cadangan)

1.3. MANFAAT

Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum

pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan

4

bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya

sementara yang suatu saat akan habis tergali. Sehingga

untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah

cadangan serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan

yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal, disamping

untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi,

kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. 

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk adalah Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada tanggal 02 Maret

1981 dengan dasar peraturan pemeritah No. 42 tahun 1980

berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Penambangan di PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)

Tbk, diawali dengan kegiatan Eksplorasi Pada Tahun 1915 –

1918 Oleh Belanda dan produksi pertama kali pada tahun

1919.

Beberapa lembaga pengurus di PT. Bukit Asam (Persero)

Tbk. Secara berturut – turut adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1919 – 1942 Pemerintahan Hindia Belanda

2. Tahun 1942 – 1945 Pemerintahan Militer Jepang

3. Tahun 1945 – 1947 Pemerintahan Republik Indonesia

5

4. Tahun 1950 sampai dengan sekarang pemerintahan Republik

Indonesia yang terdiri dari :

a. Tahun 1950 – 1958 pengelola pertambangan

diberi nama Perusahaan Tambang Arang Bukit Asam

(PN.TABA)

b. Tahun 1959 – 1960 pengelola penambangan

dilaksanakan oleh Badan Urusan Perusahaan Tambang

Negara (BUPTAN)

c. Tahun 1961 – 1967 beralih menjadi Badan

Pimpinan Umum (BPU) yang membawahi 3 perusahaan

negara, yaitu perusahaan negara tambang batubara

Ombilin di Sumatera Barat, perusahaan negara arang

Bukit Asam di Tanjung Enim, dan perusahaan negara

tambang batubara Mahakam di Kalimantan Timur.

Dengan adanya peraturan Pemerintah No. 23

tahun 1968 Badan Pimpinan Umum (BPU) tersebut dijadikan

satu unit produksi perusahaan negara tambang batubara

sehingga pada tahun 1981 perusahaan negara tambang batubara

berganti menjadi PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

Setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 56 tahun

1990, pemerintah menggabungkan perusahaan umum tambang

batubara diseluruh Indonesia dengan nama PT. Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero).

2.2. LOKASI PERUSAHAAN

Lokasi PT. Bukit Asam (Persero) Tbk berkantor pusat di

Jalan Parigi No. 1 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul,

6

Kabupaten Muara Enim, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi

penambangan batubara terletak di Tanjung Enim, Kecamatan

Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera

Selatan. Lokasi dapat dijangkau melalui jalan darat ke arah

Barat Daya sejauh 200 km dan jalan kereta api 165 km dari

kota Palembang.

Lokasi kuasa penambangan (KP) yang dimiliki PT. Bukit

Asam (Persero) Tbk Unit Penambangan Tanjung Enim, meliputi

wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya seluas ± 7.700 ha.

Wilayah tersebut berada pada posisi (1030 45’-1030 50’)

bujur timur dan (30 42’ 30”-40 47’ 30”) lintang selatan.

Area tambang air laya (TAL) terdiri dari 560 ha daerah

penggalian dan 650 ha daerah penimbunan tanah yang

berjarak sekitar 5 km sebelah utara lokasi penggalian.

Daerah tambang merupakan daerah berbukit dan daerah landai,

dilalui oleh aliran sungai enim. Elevasi terendah pada

dasar sungai ± 40 m di atas permukaan laut dan tertinggi di

puncak bukit asam sekitar 282 m di atas permukaan laut.

2.3. LABORATORIUM PERUSAHAAN

Laboratorium PT BA, berlokasi di Tanjung Enim, jalan

Parigi dalam No.4 Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul,

Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan.

Dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari,

Laboratorium PTBA Tanjung Enim didukung oleh 2 unit kerja,

yaitu :

7

1. Laboratorium Penguji, yang berperan untuk melaksanakan

kegiatan pengujian batubara mulai dari tahap preparasi

contoh, analisis proksimat, analisis ultimat, indeks

kekerasan batubara, analisis ukuran butiran, nilai

kalor, titik leleh abu hingga komposisi abu, serta

melaksanakan pengujian air asam tambang untuk parameter

pH, total zat padat terlarut, total zat padat

tersuspensi, logam Fe dan Mn.

2. Laboratorium Kalibrasi, yang berperan untuk melaksanakan

kegiatan kalibrasi peralatan uji/ukur laboratorium

supaya memiliki tingkat akurasi yang tinggi, serta

melaksanakan perawatan/perbaikan peralatan uji/ukur

laboratorium.

2.4. VISI – MISI PERUSAHAAN

VISI PERUSAHAAN

Sebagaimana dinyatakan dalam angggaran dasar,

maksud dan tujuan didirikannya PT. Bukit Asam ( Persero)

Tbk adalah untuk turut melaksanakan dan menunjang

kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan

dibidang pertambangan bahan – bahan galian, terutama

pertambangan batubara.

8

Dalam usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut,

dengan memperhatikan faktor – faktor internal perusahaan

yang meliputi kekuatan dan kelemahan, serta faktor

eksternal berupa peluang dan ancaman yang akan dihadapi,

maka ditetapkan visi perusahaan, yaitu : ” Menjadi

perusahaan energi berbasis batubara yang ramah lingkungan”.

Dengan visi tersebut berarti pada masa yang akan datang

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk diharapkan tidak hanya

sebagai produsen batubara saja, melainkan juga dicita –

citakan berkembang menjadi suatu perusahaan energi berbasis

batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal

bagi stakeholders (pemegang saham, karyawan dan masyarakat

sekitar perusahaan).

MISI PERUSAHAAN

Untuk mencapai visi jangka panjang perusahaan

tersebut, maka ditetapkan misi bisnis perusahaan untuk 5

tahun kedepan (2006 – 2010), yaitu :

a. Fokus kepada core competency dan pertumbuhan yang

berkesinambungan.

b. Memberikan tingkat pengembalian yang optimum kepada

pemegang saham

9

c. Meningkatkan budaya korporasi yang mengutamakan

kinerja

d. Memberikan kontribusi pengembangan ekonomi nasional

e. Memberikan kontribusi yang maksimal dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan

Dengan misi tersebut diharapkan dalam 5 tahun

kedepan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk dalam pengoperasiannya

menerapkan cara produksi terbaik (best mining practice) dengan

mengacu pada penentuan harga komersial dan kompetitif (best

pricing practice).

10

BAB III

TEORI

3.1. KEGIATAN PENYELIDIKAN DALAM EKSPLORASI

Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan

yang mendukungnya. Penyelidikan tersebut adalah :

a) PENYELIDIKAN GEOLOGI

b) PENYELIDIKAN GEOKIMIA

Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui

perkiraan kadar logam, senyawa kimia dan unsur-unsur

penyerta dimana logam tersebut berada.

c) PENYELIDIKAN GEOFISIKA

Penyelidikan ini terdiri atas 4 metode yaitu :

Metode Geolistrik

Metode Seismik

Metode Magnet

Metode Gaya berat/Gravitasi

d) PEMBORAN EKSPLORASI

Dilaksanakan untuk mengetahui kedalaman mineral,

kualitas dan kalkulasi cadangan kasar/minimum untuk

dapat ditambang secara ekonomis.

3.2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA EKSPLORASI

Penggunaan atau pemilihan cara eksplorasi tergantung

pada :

Tahap eksplorasi.

Jenis bahan galian.

Bentuk endapan dan sebaran bahan berharganya

11

3.3. TAHAPAN EKSPLORASI

PENYELIDIKAN UMUM

a) Study Pustaka

Keadaan geologi regional

Keadaan tektonik

Keadaan paleogeography setting

Batasan luas daerah kerja

b) Pengecekan Dilapangan

Mencari singkapan batuan dan batubara

Mengambil contoh batuan dan batubara

PENYELIDIKAN PENDAHULUAN

a) Memetakan Daerah Kegiatan

Pemetaan Topografi

Pemetaan Foto Udara

b) Interpretasi Keadaan Geologi

Stratigrafi Kedudukan Batubara

Struktur Geologi

c) Pemboran

Korelasi

Hasil Perhitungan Cadangan

Bentuk Geometri Cadangan

12

Perkiraan Kualitas

PENYELIDIKAN DETAIL

a) pemboran

Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan

perhitungan cadangan

Anomaly geologi (sesar)

Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat

batubara)

b) Geofisika

Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti

Struktur geologi

Bentuk endapan batubara

c) Penentuan Metode Penambangan

COMMERCIAL EXPLORATION PROGRAMME

3.4. BAHAN GALIAN

Bahan galian logam: bahan galian yang dalam proses

penambangan dan pengolahan diambil logamnya. Bentuk

tubuh bijih dan sebaran bahan berharga di

dalamnyabermacam-macam, mulai dari sederhana sampai

sangat bervariasi.

13

Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses

penambangan dan pengolahan dalam bentuk mineral atau

batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.

Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai

sumber energi. Bentuk tubuh bahan galiannya biasanya

teratur.

Bentuk dan sebaran bahan galian.

3.5. PENYEBARAN DEPOSIT

Merata : pejal (massif), terserak merata. Koefisien

variasi kecil.

Tidak merata: terserak tidak merata. Koefisien variasi

sebaran besar.

Sangat tidak merata.

3.6. METODE EKSPLORASI

Metoda dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua

kelompok besar, yaitu :

METODE LANGSUNG

METODE LANGSUNG PERMUKAAN

a) Penyelidikan Singkapan (Out Crop)

Singkapan segar umumnya dijumpai pada :

14

- Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena

pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air

sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan

tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan

nampak sebagai singkapan segar

- Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal

ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan

oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi

yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan

gunung berapi yang memuntahkan material ke

permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya

gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi

yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau

timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat

dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b) Tracing Float (Penjejakan)

Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan

biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang

umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian

tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air,

dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan

berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai

float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan

lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada

daerah antara float yang terakhir dengan float yang

sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya

15

tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika

pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat

memberikan data yang diinginkan maka kita dapat

membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata

tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.

c) Tracing d engan Panning (Mendulang)

Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya

terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara

biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak

mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis

yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing

yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau

test pitting.

Cara-cara tracing, baik tracing float maupun

tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara

trenching atau test pitting.

1) Trenching (Pembuatan Parit)

Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya

bisa dilakukan pada overburden yang tipis, karena

pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan

ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5

meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai

tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini

dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan

jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai

maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan

arah arus sungai. Paritan dibangun dengan tujuan

16

untuk mengetahui tebal lapisan permukaan,

kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-

lain.

2) Test Pitting (Pembuatan Sumur Uji)

ika dengan trenching tidak dapat memberikan data

yang akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting

untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya

relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test

pitting kita harus memilih daerah yang terbebas

dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan

menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji

dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji

harus bebas dari air, karena dengan adanya air

dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan

penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada

sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur

uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor

keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan

penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah

runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan

pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur

uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai

30 meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari

penggalian sumur adalah gejala longsoran,

keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan

lain-lain.

17

METODE LANGSUNG BAWAH PERMUKAAN

Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila

tidak ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi

permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik,

karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman

maksimum yang dapat dicapai + 30 meter. Eksplorasi langsung

bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan

permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah

permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan,

misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah

batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko

yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.

Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang

harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus berlangsung

tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan

diadakan pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga

diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki

singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik

dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya,

yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah

masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya

tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk

menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya

eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.

Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan

membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.

18

Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar

yang menembus kedua kaki bukit.

Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang

bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi

sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat

kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.

Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada

endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus

atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya

(dalam pengeboran).

Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari

“level” ke arah “level” yang dibawahnya.

Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan

pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak yang pertama

dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan

menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-

pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif

(tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat

dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical

drilling).

Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar

(rotary drilling) dengan menara bor yang dapat dipindah-

pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara

pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan

perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun

19

di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas

pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan

secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat

pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah

ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang,

pipa yang berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya

(dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.

Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan

untuk mengambil contoh (sampling) untuk diamati, pengeboran

juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi

(misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga

untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan

penambangan material keras). Dari data pengeboran dan

sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah

pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan

batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat

memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.

METODA TIDAK LANGSUNG

A). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOFISIKA

Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk

memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara

pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan

bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika

diantaranya :

METODA GRAVITASI

20

Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda

di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik

benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul

digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan

merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat

yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di

tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga

lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk

struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi

dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.

Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat

yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat

sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar

“torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat

mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di

berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya

gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan,

distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density)

dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu

tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti

lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur

suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan

aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali

gravitasi.

21

METODA MAGNETIK

Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik,

dimana seolah-olah ada suatu barang magnet raksasa yang

membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini

mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus

listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet

yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik

permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama

yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan

intensitas.

Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang

sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan dalam apa yang

disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki

intensitas 35.000 sampai 70.000 gamma jika diukur pada

permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik akan

menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan

segera dapat diketahui.

METODA SEISMIK

Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan

pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam

penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan

dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar

3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya

getaran yang terjadi diukur.

Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut

pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan

dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon

22

(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur

di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi.

Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan

gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan

rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan

batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa

permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan

kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda.

Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan

kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut.

Cepat rambat gelombang seismik pada batuan tergantung

pada :

Jenis batuan

Derajat pelapukan

Derajat pergerakan

Tekanan

Porositas (kadar air)

Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)

METODE GEOLISTRIK

Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis

(resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan

jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan

sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter

23

persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung,

satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter.

Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi

biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan

dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk

memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode

arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode

lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena

arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau

“potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam

penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak

yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

B). METODE TIDAK LANGSUNG CARA GEOKIMIA

Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur

jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau

gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa

konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya

atau background geokimia.

Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-

unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali

merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu

titik atau batuan dengan titik lainnya.

Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung

untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur

yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses

24

untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi

kimia.

Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan

alat dan pemilihan anggota serta apa-apa yang mesti

dipersiapkan, misalkan sbb :

a) Pemilihan Anggota Tim atau Tenaga Ahli

Geologist.

Geophysist.

Exploration Geologist.

Geochemist.

Operator Alat, dll.

b) Rencana Biaya

c) Pemilahan waktu yang tepat

d) Penyiapan Peralatan atau Perbekalan

Peta Dasar.

Alat Surveying, Alat Ukur atau GPS.

Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat

Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat

bor)

Alat Tulis.

Alat Komunikasi.

Keperluan sehari - hari.

Obat - obatan atau P3K.

e) Sesampai di Lapangan :

Membuat base camp (perkemahan).

Mencek peralatan atau perbekalan.

Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk

menentukan langkah-langkah lebih lanjut.

25

Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan

sesuai dengan keadaan sebenarnya (bila perlu).

26