Manejemen Sumber Daya Manusia
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of Manejemen Sumber Daya Manusia
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIAMATA KULIAH: MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MAKANAN MASSAL
Disusun Oleh
Kelompok 5
1.Dwi Ayu Novianty
2.Mili Hartini
3.Nur Azizah Hestyani
4.Rissa Okni
5.Yesinta Octavia
6.Zainun Nasriyah
PROGRAM STUDI S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA BORNEO BANJARBARU
2015Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA” yang penyusun sajikan
berdasarkan pengumpulan bahan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA”
sebagai tambahan pengetahuan tentang bagaimana kita mengatur sumber
daya manusia di dalam suatu instalasi agar dapat dimanfaatkan secara
efektif dan efisien. Disadari bahwa makalah ini masih kurang dari
sempurna, oleh karena itu diperlukan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penyusunan makalah dimasa yang akan datang .
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Manajemen
Penyelenggaraan Makanan Massal yaitu Ibu Rijanti Abdurrachim, DCN,
M.Kes yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun makalah dengan baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas bagi pembaca. Terima kasih.
Penyusun,
Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMSDM terdiri dari kata manajemen dan sumberdaya manusia.
Manajemen adalah seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia
dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Sumberdaya tersebut meliputi: men
(manusia), money (uang), methode (metode/ cara/ sistem), materials
(bahan), machines (mesin), dan market (pasar). Unsur manusia yang
merupakan salah satu unsur sumberdaya berkembang menjadi suatu
bidang ilmu manajemen yang disebut MSDM yang merupakan terjemahan
dari man power manajemen. Manajemen yang mengatur unsur manusia ini
ada yang menyebut manajemen kepegawaian atau manajemen personalia.
MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
instalasi, karyawan dan masyarakat.
MSDM sering disamakan dengan Manajemen Personalia, yakni
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,
dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya tujuan
perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
Persamaan MSDM dengan manajemen personalia jelas keduanya
merupakan ilmu yang mengatur manusia dalam suatu organisasi, agar
mendukung terwujudnya atau tercapainya tujuan. Perbedaan MSDM dan
manajemen personalia: MSDM dikaji secara makro, manajemen personalia
dikaji secara mikro. MSDM menganggap karyawan merupakan kekayaan
(asset) utama organisasi yang harus dipelihara dengan baik,
manajemen personalia menganggap karyawan merupakan faktor produksi
yang harus dimanfaatkan secara produktif. MSDM pendekatannya secara
modern, Manajemen personalia pendekatannya secara klasik.
Fokus kajian MSDM adalah masalah tenaga kerja manusia yang
diatur menurut urutan fungsi-fungsinya, agar efektif dan efisien
dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Karyawan adalah perencana, pelaku dan selalu berperan aktif dalam
aktivitas perusahaan/bisnis.
B. Tujuan Makalah1. Untuk memahami semua yang berkaitan dengan Manajemen sumber daya
manusia.
2. Untuk melengkapi penugasan dari mata kuliah Manajemen
Penyelengaraan Makanan Massal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah
suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber
daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan
efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai
tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi
maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan
adalah manusia - bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya
bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti
psikologi, sosiologi, dll. Unsur MSDM adalah manusia.
Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan
dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber daya
manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
B. Peranan dan Ruang Lingkup MSDM
Peranan MSDM adalah mengatur program kepegawaian yang
menyangkut masalah masalah sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatan tenaga kerja yang
efektif sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job
discription, job specification, job requirement, dan job
evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan
berdasarkan asas the right man in the right place and the
right man in the right job bahkan untuk akhir-akhir ini in the
right man in the right time.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumberdaya manusia pada
masa yang akan datang.
5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan
kebijaksanaan pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan yang
sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat pekerja
8. Melaksanakan pendidikan , latihan, dan penilaian prestasi
karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangonnya.
Ruang lingkup kegiatan MSDM: Proses yang dapat dilakukan oleh
manajer personalia meliputi:
1. Merancang dan mengorganisasikan pekerjaan serta
menglokasikannya kepada karyawan .
2. Merencanakan , menarik dan menyeleksi, melatih dan
mengembangkan karyawan secara efektif untuk dapat melakukan
pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya.
3. Menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang dapat memuaskan
berbagai kebutuhan karyawan melalui kesemptan pengembangan
karir, sistem kompensasi atau balas jasa yang adil, serta
hubungan antara karyawan dan atasan yang serasi melalui
organisasi karyawan yang dibentuk.
4. Mempertahankan dan menjamin efektivitas dan semangat kerja
yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.
C. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun fungsi manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Perencanaan.
Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif
dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membantu terwujudnya tujuan, perencanaan dilakukan dengan
menetapkan program kepegawaian.
2. Pengorganisasian.
Pengorganisasia adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan
organisasi.
3. Pengarahan.
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau
bekerja dengan baik, mau bekerjasama, pimpinan menugaskan
bawahan agar semua tugasnya dikerjakan dengan baik .
4. Pengendalian.
Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan
mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
dengan rencana, apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan
diadakan perbaikan . Pengendalian karyawan meliputi kehadiran,
kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan.
Pengadaan adalah proses penarikan , seleksi, penempatan ,
orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
6. Pengembangan.
Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan
yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.
7. Kompensasi.
Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak
langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan
jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi
adalah adil dan layak.
8. Pengitegrasian.
Pengitegrasian adalah untuk mempersatukan kepentingan
perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerjasama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh
laba , karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil
pekerjaannya.
9. Pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka
tetap mau bekerja baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
10. Kedisiplinan.
Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma. Perusahaan
harus mengusahakan tercapainya keinginan tersebut.
11. Pemberhetian.
Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
perusahaan, Pemberhentian dapat disebabkan keinginan
perusahaan, keinginan karyawan, kontrak kerja berakhir,
pensiun , dan sebab sebab lainnya.
D. Rekruitmen (Pengadaan Karyawan) dan Seleksi
Pengadaan karyawan hendaknya memperhatikan analisis pekerjaan,
uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, persyaratan pekerjaan,
evaluasi pekerjaan, pengayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan dan
penyederhanaan pekerjaan.
Analisis pekerjaan adalah menganalisis untuk mendesain
pekerjaan apa yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya,
dan mengapa pekerjaan itu harus dilakukan.
Uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan
tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan
pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan suatu jabatan tertentu
dalam organisasi.
Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas
minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu
jabatan dengan baik dan kompeten. Spesifikasi memberikan
informasi mengenai hal-hal: Tingkat pendidikan pekerja, Jenis
kelamin pekerja, keadaan fisik pekerja, pengetahuan dan
kecakapan pekerja, batas umur pekerja, nikah atau belum, minat
pekerja, emosi dan temperamen pekerja, pengalaman pekerja.
Persyaratan pekerjaan adalah persyratan-persyaratan jabatan
tentang keterampilan yang dikehedaki, juga alat-alat yang
diperlukan .
Evaluasi pekerjaan adalah penilaian berat-ringannya pekerjaan,
mudah-sukarnya pekerjaan, besar kecilnya resiko pekerjaan,
pemberian nama pekerjaan, pemberian peringkat , harga atau
gaji suatu pekerjaan.
Perluasan dan pengayaan pekerjaan, perluasan pekejaan adalah
memperbanyak tugas atau pekerjaan kepada seseorang karyawan
dalam jabatannya untuk meningkatkan variasi pekerjaan dan
mengurangi pekerjaan yang sifatnya membosankan.Pengayaan
pekerjaan adalah perluasan pekerjaan dan tanggung jawab secara
vertikal yang akan dikerjakan pejabat dalam jabatannya untuk
memberikan kepuasan bagi pengembangan pribadimya.
Penyederhanaan pekerjaan adalah penggunaan logika untuk
mencari penggunaan yang paling ekonomis dari usaha manusia,
materi, mesin-mesin , waktu dan ruangan agar cara-cara yang
paling baik dan paling mudah dalam pelaksanaan pekerjaan.
Langkah-langkah pengadaan karyawan: Peramalan kebutuhan tenaga
kerja, penarikan, seleksi, penempatan , orientasi dan induksi
karyawan. Peramalan kebutuhan tenaga kerja diperlukan agar kebutuhan
tenaga kerja dimasa depan sesuai dengan kebutuhan dan beban
pekerjaan. Peramalan didasarkan faktor internal dan eksternal,
misalnya jumlah produksi, ramalan usaha, perluasan perusahaan,
perkembangan teknologi, tingkat permintaan dan penawaran tenaga
kerja, perencanaan karier pegawai.
Penarikan adalah usaha mencari dan memikat para calon tenaga
kerja agar mau melamar lowongan kerja yang ada pada suatu
perusahaan.
Sumber penarikan ada dua yakni sumber internal dan sumber
eksternal. Sumber internal karyawan yang akan mengisi lowongan
diambil dari dalam perusahaan , sumber eksternal karyawan yang akan
mengisi lowongan jabatan diambil dari luar perusahaan antara lain
dari:
1. Kantor penempatan tenaga kerja.
2. Lembaga-lembaga pendidikan.
3. Referensi karyawan atau rekanan.
4. Serikat-serikat buruh.
5. Pencakokan dari perusahaan lain.
6. Nepotisme dan leasing.
7. Pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa, dan
lain-lain.
Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua yaitu
yang akan diterima dan yang ditolak.
Dasar seleksi:
1. Kebijaksanaan perburuhan pemerintah.
2. Spesifikasi pekerjaan.
3. Ekonomis, rasional
4. Etika sosial.
Tujuan seleksi penerimaan karyawan untuk mendapatkan :
1. Karyawan yang berkualitas dan potensial.
2. Karyawan yang jujur dan disiplin.
3. Karyawan yang cakap dan penempatannya yang tepat.
4. Karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja.
5. Karyawan yang memenuhi undang-undang perburuhan.
6. Karyawan yang dapat bekerjasama baik secara vertikal maupun
horizontal.
7. Karyawan yang dinamis dan kreatif.
8. Karyawan yang inovatif dan penuh tanggungjawab.
9. Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
10. Mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan.
Unsur-unsur yang diseleksi meliputi antara lain;
1. Surat lamaran bermeterai atau tidak.
2. Ijazah sekolah dan daftar nilanya.
3. Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman.
4. Referensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya.
5. Wawancara langsung dengan pelamar bersangkutan.
6. penampilan dan keadaan fisik (cantik atau gantengnya) pelamar.
7. keturunan dari pelamar bersangkutan.
8. tulisan pelamar.
Unsur-unsur tersebut sering disebut tidak ilimiah, misal
tulisan baik tampang cakap, bicara lancar belum tentu terampil dan
bersemangat kerja. Karena itu ada yang lebih ilmiah misalnya:
Seleksi dilaksanakan dengan metode kerja yang jelas dan
sistematis, berorientasi kepada prestasi kerja, berorientasi kepada
kebutuhan riil karyawan, berdasar analisis pekerjaan dan berpedoman
kepada undang-undang perburuhan.
Kualifikasi seleksi meliputi: Umur, keahlian, kesehatan fisik,
pendidikan, jenis kelamin, tampang, bakat, temperamen, karakter dan
kepribadian, pengalaman kerja, kerjasama, kejujuran, kedisiplinan,
inisiatif dan kreativitas.
Langkah-langkah seleksi:
1. Seleksi surat-surat lamaran.
2. pengisian blanko lamaran.
3. Pemeriksaan referensi.
4. Wawancara pendahuluan.
5. Tes penerimaan.
6. Tes psikologi.
7. Tes kesehatan.
8. Wawancara akhir atasan langsung.
9. Memutuskan diterima atau ditolak.
E. Orientasi, Pelatihan, dan Pengembangan
Penempatan karyawan merupakan tindak lanjut dari seleksi,
yaitu menempatkan calon karyawan yang diterima pada
jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya dan sekaligus mendelgasikan
authority kepada orang tersebut.
Orientasi atau perkenalan bagi setiap karyawan baru
dilaksanakan untuk menyatakan bahwa mereka betul-betul diterima
dengan tangan terbuka menjadi karyawan yang akan bekerjasama dengan
karyawan lain pada perusahaan.
Induksi karyawan adalah kegiatan untuk mengubah perilaku karyawan
baru supaya menyesuaikan diri dengan tata tertib perusahaan.
Pelatihan, mengacu pada pengertian sebagai upaya sistematik
yang dilakukan oleh organisasi terhadap para pegawai, dalam rangka
meningkatkan kompetensi tertentu, dibutuhkan untuk melaksana
pekerjaan dan meningkatkan kinerja kerja pada masa sekarang. Tujuan
pelatihan adalah perubahan sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan &
perilaku spesifik yg berkaitan dengan pekerjaan pegawai sekarang.
Pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan.
Tujuan pengembangan: Meningkatkan produktivitas, meningkatkan
efisiensi, mengurangi kerusakan, mengurangi kecelakaan, meningkatkan
pelayanan, meningkatkan moral dan semangat, memberi kesempatan
meningkatkan karier, meningkatkan kemampuan konseptual, technical
skill, human skill, manajerial skill, meningkatkan kemampuan
memimpin, meningkatkan penerimaan balas jasa (gaji, upah
insentif,bonus), memuaskan konsumen.
Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode
yang telah ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan yang
dirumuskan oleh bagian atau suatu tim pengembangan. Metode
pengembangan terdiri atas metode latihan atau training yang
diberikan kepada karyawan operasional dan metode pendidikan atau
lecturing yang khusus diberikan kepada karyawan manajerial.
1. On the Job Training
Yaitu pelatihan dengan instruksi, maksudnya adalah para
pekerja ditempatkan dalam kondisi riil dibawah bimbingan dan
supervise dari seorang pegawai senior atau supervisor. Metode ini
menggunakan pendekatan Job Instruction Training yakni instruktur
memberikan pelatihan kepada pegawai senior atau supervisor kemudian
pegawai senior memberikan pengalamannya kepada pekerja!
2. Vestibule
Yakni suatu metode latihan yang dilakukan dalam kelas atau
workshop yang bia sanya diselenggarakan dalam suatu perusahaan
industry untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru dan
melatih mereka mengerjakan pekerjan tersebut. Tentunya dengan
duplikasi bahan, alat-alat dan konisi yang akan mereka temui dalam
situasi kerja yang sebenarnya.
3. Demonstrasi
Yakni metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan
penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui
contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan. Peserta melihat
sendiri teknik mengerjakannya, diberikan penjelasan-penjelasan
bahkan kalau perlu mencoba mempraktekannya sendiri.
4. Programmed Instruction
Merupakan bentuk pelatihan agar peserta dapat belajar sendiri
karena langkah-langkah pengerjaan sudah diprogram, biasanya dengan
computer, buku atau mesin pengajar. Instruksi terprogram meliputi
pemecahan informasi dalam beberapa bagian kecil sedemikian rupa
sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami dan
saling berhubungan.
5. Magang
Melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih berpengalaman
dan dapat ditambah pada teknik off the job training. Banyak pekerja
ketrampilan tangan seperti tukang pipa dan kayu, dilatih melalui
program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan bisa disamakan
dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat tinggi dari
peserta sekaligus memiliki feedback yang tinggi pula. Sedangkan
untuk pengembangan dengan metode lecturing, ada beberapa pendekatan
yang bisa dipakai, namun dalam makalah ini pemakalah hanya
menyajikan lima metode yang paling sering digunakan dalam suatu
perusahaan :
6. Seminary
Metode ini menggunakan pendekatan ceramah atau presentasi dari
instruktur. Gunanya tentu untuk meningkatkan kemampuan manajerial
para pimpinan. Metode ini dilakukan dalam dalam suatu classroom
dengan jangkauan audiens yang banyak.
7. Lokakarya.
Menggunakan pendekatan yang mirip dengan seminary, yakni
menggunakan ceramah atau presentasi, namun bedanya, peserta tidak
pasif mendengarkan begitu saja, tapi juga turut diminta
partisipasinya dalam memecahkan suatu masalah.
8. Under Study.
Hampir sama dengan on the job training, hanya bedanya
dilakukan dalam tataran kepemimpinan. Dimana calon pemimpin
dipersiapkan untuk menggantikan jabatan atasannya. Calon
dipersiapkan untuk mengisi jabatan apabila pimpinannya berhenti.
9. Job Rotation
Adalah teknik pengembangan yang dilakukan dengan cara
memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan lainnya secara
periodic untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada setiap
jabatan. Hal ini merupakan antisipasi jika ia dipromosikan, ia akan
siap, memiliki pengetahuan dan kapasitas yang baik
10. Coaching dan Counseling
Coaching adalah suau metode pendidikan dengan cara atasan
mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada bawahannya. Dalam
metode ini, supervisor diperlukan sebagai petunjuk untuk
memberitahukan kepada para peserta mengenai tugas yang akan
dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Sedangkan counseling
adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara pekerja
dan manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti
keinginannya, ketakutannya dan aspirasinya.
F. Hak dan Kewajiban
1. Hak dan Kewajiban Karyawan terhadap Perusahaan
• Hak atas Pekerjaan
Hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia. Karena,
pertama kerja melekat pada tubuh manusia. Kerja adalah aktivitas
tubuh dan karena itu tidak bisa dilepaskan atau dipikirkan lepas
dari tubuh manusia. Karena tubuh adalah milik kodrati atau asasi
setiap orang, dan karena itu tidak bisa dicabut, dirampas, atau
diambil darinya, maka kerja pun tidak bisa dicabut, dirampas, atau
diambil dari seseorang.
Kedua, kerja merupakan perwujudan diri manusia. Melalui kerja,
manusia merealisasikan dirinya sebagai manusia dan sekaligus
membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi. Melalui
kerja manusia menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang
mandiri. Ketiga, hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi
manusia karena kerja berkaitan dengan hak atas hidup, bahkan hak
atas hidup yang layak. Hanya dengan melalui kerjanya manusia dapat
hidup dan juga dapat hidup secara layak sebagai manusia.
• Hak atas Upah yang Adil
Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan
dituntut seseorang sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu
perusahaan. Karena itu, perusahaan yang bersangkutan mempunyai
kewajiban untuk memberikan upah yang adil. Dengan hak atas upah yang
adil sesungguhnya ditegaskan dalam tiga hal. Pertama, bahwa setiap
pekerja mendapatkan upah. Artinya, setiap pekerja berhak mendapatkan
upah.
Kedua, setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah. Ia juga
berhak untuk memperoleh upah yang adil, yaitu upah yang sebanding
dengan tenaga yang telah disumbangkannya. Ketiga, hak atas upah yang
adil adalah bahwa pada prinsipnya tidak boleh ada perlakuan yang
berbeda atau diskriminatif dalam soal pemberian upah kepada semua
karyawan.
• Hak untuk Berserikat dan Berkumpul
Persoalan upah yang adil berkaitan dengan kepentingan dua
pihak yang saling bertentangan: pemilik modal dan pekerja.
Sehubungan dengan ini, tidak dapat pula disangkal bahwa upah yang
adil tidak selamanya diberlakukan dalam suatu perusahaan. Karena
itu, dalam banyak kasus upah yang adil memang harus juga
diperjuangkan oleh pekerja itu sendiri.
• Hak atas Perlindungan Keamanan dan Kesehatan
Selain hak-hak diatas, dalam bisnis modern sekarang ini
semakin dianggap penting bahwa para pekerja dijamin keamanan,
keselamatan, dan kesehatannya. Lingkungan kerja dalam industri
modern khususnya yang penuh dengan berbagai risiko tinggi
mengharuskan adanya jaminan perlindungan atas keamanan, keselamatan
dan kesehatan bagi para pekerja. Beberapa hal yang perlu dijamin
dalam kaitan dengan hak atas keamanan, keselamatan, dan kesehatan
ini. Pertama, setiap pekerja berhak mendapat perlindungan atas
keamanan, keselamatan dan kesehatan melalui program jaminan atau
asuransi keamanan dan kesehatan yang diadakan perusahaan itu.
Kedua, setiap pekerja berhak mengetahui kemungkina resiko yang
akan dihadapinya dalam menjalankan pekerjaannya dalam bidang
tertentu dalam perusahaan tersebut. Karena itu, perusahaan harus
memberikan informasi serinci mungkin tentang kemungkinan-kemungkinan
risiko, bentuk, dan lingkupnya serta kompensasi (bentuk dan
jumlahnya) yang akan diterimanya atau keluarganya harus sudah
diketahui sejak awal. Ini perlu untuk mencegah perselisihan untuk
mencegah kemungkinan perusahaan dituntut oleh pekerja dan
keluarganya, juga di maksudkan untuk mencegah pekerja dicurangi
dalam pemberian kompensasi tersebut.
Ketiga, setiap pekerja bebas untuk memilih dan menerima
pekerjaan dengan resiko yang sudah diketahuinya itu atau sebaliknya
menolaknya.Dengan kata lain, pekerja tidak boleh dipaksa atau
terpaksa untuk melakukan suatu pekerjaan penuh resiko.Karena itu,
setelah dia mengetahui resiko dan kompensasinya, ia harus secara
terbuka menerima atau menolaknya tanpa paksaan apa pun.
• Hak untuk Diproses Hukum secara Sah
Hak ini terutana berlaku ketika seorang pekerja dituduh dan
diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan pelanggaran
atau kesalahan tertentu. Dalam hal ini, pekerja tersebut wajib
diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan tindakannya. Ia wajib
diberi kesempatan untuk membuktikan apakah ia melakukan kesalahan
seperti dituduhkan atau tidak. Konkretnya, kalau ia tidak bersalah
ia wajib diberi kesempatan untuk membela diri. Jadi, dia harus
didengar pertimbangannya, alasannya, saksi yang mungkin
dihadapkannya, atau kalau dia bersalah dia harus diberi kesempatan
untuk mengaku secara jujur dan meminta maaf.
• Hak untuk Diperlakukan secara sama
Dengan hak ini ditegaskan bahwa semua pekerja, pada
prinsipnya, harus diperlakukan secara sama. Artinya, tidak boleh ada
diskriminasidalam perusahaan entah berdasarkan warna kulit, jenis
kelamin, etnis, agama, dan semacamnya, baik dalam sikap dan
perlakuan, gaji, maupun perluang untuk jabatan, pelatihan atau
pendidikan lebih lanjut. Tentu saja tetap saja ada perbedaan di sana
sini, tetapi perbedaan dalam gaji dan peluang misalnya, harus
didasarkan pada kriteria dan pertimbangan yang rasional, objektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka, misalnya, atas dasar
kemampuan, pengalaman, prestasi. Diskriminasi yang didasarkan pada
jenis kelamin, etnis, agama, dan semacamnya adalah perlakuan yang
tidak adil.
• Hak atas Rahasia Pribadi
Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk mengetahui riwayat
hidup dan data pribadi tertentu dari setiap karyawan, karyawan punya
hak untuk dirahasiakan data pribadinya itu. Bahkan perusahaan harus
menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui oleh
perusahaan dan ingin tetap dirahasiakan oleh karyawan.
• Hak atas Kebebasan Suara Hati
Hak ini menuntut agar setiap pekerja harus dihargai kesadaran
moralnya. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara
hatinya adalah hal yang baik. Konkretnya, pekerja tidak boleh
dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak
baik: melakukan korupsi, menggelapkan uang perusahaan, menurunkan
standard an ramuan produk tertentu demi memperbesar keuntungan,
menutup-nutupi kecurangan yang dilakukan perusahaan atau atasan. Dia
tidak boleh dipaksa untuk melakukan hal ini kalau berdasarkan
pertimbangan suara hatinya hal-hal itu tidak baik dan tidak boleh
dilakukannya.
Ada tiga kewajiban pekerja yang penting, yaitu kewajiban
ketaatan, kewajiban konfidensialitas, dan kewajiban loyalitas:
1. Kewajiban ketaatan
Seorang karyawan yang memasuki sebuah perusahaan tertentu
memiliki konsekuensi untuk taat dan patuh terhadap perintah dan
petunjuk yang diberikan perusahaan karena mereka sudah terikat
dengan perusahaan. Namun demikian, karyawan tidak harus mematuhi
semua perintah yang diberikan oleh atasanya apabila perintah
tersebut dinilai tidak bermoral dan tidak wajar.
Seorang karyawan di dalam perusahaan juga tidak harus menaati
perintah perusahaan tersebut apabila penugasan yang diberikan
kepadanya tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya.
2. Kewajiban konfidensialitas
Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk menyimpan
informasi yang sifatnya sangat rahasia. Setiap karyawan di dalam
perusahaan, terutama yang memiliki akses ke rahasia perusahaan
seperti akuntan, bagian operasi, manajer, dan lain lain memiliki
konsekuensi untuk tidak membuka rahasia perusahaan kepada khalayak
umum. Kewajiban ini tidak hanya dipegang oleh karyawan tersebut
selama ia masih bekerja disana, tetapi juga setelah karyawan
tersebut tidak bekerja di tempat itu lagi. Sangatlah tidak etis
apabila seorang karyawan pindah ke perusahaan baru dengan membawa
rahasia perusahaannya yang lama agar ia mendapat gaji yang lebih
besar.
3. Kewajiban loyalitas
Konsekuensi lain yang dimiliki seorang karyawan apabila dia
bekerja di dalam sebuah perusahaan adalah dia harus memiliki
loyalitas terhadap perusahaan. Dia harus mendukung tujuan-tujuan dan
visi-misi dari perusahaan tersebut. Karyawan yang sering berpindah-
pindah pekerjaan dengan harapan memperoleh gaji yang lebih tinggi
dipandang kurang etis karena dia hanya berorientasi pada materi
belaka. Ia tidak memiliki dedikasi yang sungguh-sungguh kepada
perusahaan di tempat dia bekerja. Maka sebagian perusahaan
menganggap tindakan ini sebagai tindakan yang kurang etis bahkan
lebih ekstrim lagi mereka menganggap tindakan ini sebagai tindakan
yang tidak bermoral.
2. Hak dan Kewajiban Perusahaan terhadap Karyawan
Hak perusahaan terhadap pekerja (Karyawan):
1. Berhak sepenuhnya atas hasil kerja pekerja.
2. Berhak atas ditaatinya aturan kerja oleh pekerja, termasuk
pemberian sanksi
3. Berhak atas perlakuan yang hormat dari pekerja
4. Berhak melaksanakan tata tertib kerja yang telah dibuat oleh
pengusaha
Selain membebani karyawan dengan berbagai kewajiban terhadap
perusahan, suatu perusahaan juga berkewajiban untuk memberikan hak-
hak yang sepadan dengan karyawan. Perusahaan hendaknya tidak
melakukan praktik-praktik diskriminasi dan eksploitasi terhadap para
karyawannya. Perusahaan juga harus memperhatikan kesehatan para
karyawannya, serta perusahaan hendaknya tidak berlaku semena-mena
terhadap para karyawannya.
Ada beberapa alasan mengapa diskriminasi dianggap tidak pantas
di dalam perusahaan. Alasan-alasan tersebut antara lain adalah :
1. Diskriminasi bisa merugikan perusahaan itu tersendiri, karena
perusahaan tidak berfokus pada kapasitas dan kapabilitas calon
pelamar, melainkan pada faktor-faktor lain diluar itu.
Perusahaan telah kehilangan kemampuan bersaingnya karena
perusahaan tersebut tidak diisi oleh orang-orang yang kompeten
di bidangnya.
2. Diskriminasi juga melecehkan harkat dan martabat dari orang
yang didiskriminasi.
3. Diskriminasi juga tidak sesuai dengan teori keadilan. Terutama
keadilan distributif.
Lawan kata dari diskriminasi adalah favoritisme. Favoritisme
berarti mengistimewakan seseorang dalam menyeleksi karyawan,
menyediakan bonus, dan sebagainya. Meskipun berbeda jauh dengan
diskriminasi, favoritisme tetap dipandang tidak adil karena
memperlakukan orang lain secara tidak merata. Namun di dalam hal-hal
tertentu, favoritisme masih dapat ditolerir seperti dalam
pengelolaan toko kecil dan tempat-tempat peribadatan. Favoritisme
tidak dapat ditolerir lagi di dalam pemerintahan dan perusahaan-
perusahaan besar yang membutuhkan ketrampilan dan kemampuan yang
lebih terhadap para pegawainya. Prinsip ini juga bertentangan dengan
prinsip birokrasi yang dikemukakan oleh Max Weber.
Perusahaan hendaknya juga mendistribusikan gaji secara adil terhadap
seluruh karyawannya. Hendaknya perusahaan tidak hanya menggunakan
evaluasi kinerja saja untuk menentukan gaji para karyawannya, tapi
akan lebih etis lagi apabila perusahaan juga ikut memperhitungkan
berapa kepala yang bergantung pada sang karyawan tersebut.
G. Penilaian Tenaga
Penilaian prestasi karyawan adalah kegiatan manager untuk
mengevaluasi perilaku karyawan dan prestasi kerja karyawan untuk
menetapkan kebijaksanaan SDM selanjutnya.
Yang dinilai kesetiaan, prestasi kerja, kedisiplinan, kejujuran,
kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa,
loyalitas, kecakapan, tanggungjawab, pekerjaan saat sekarang,
potensi kerja yang akan datang, sifat dan hasil kerjanya. Syarat-
syarat penilai: Jujur, adil, obyektif, memiliki pengetahuan unsur–
unsur yang dinilai, mengetahui uraian pekerjaan secara jelas,
memiliki kewenangan, memiliki keimanan.
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan
atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi dibedakan
menjadi dua yaitu kompensasi langsung berupa gaji, upah, dan upah
insentif. Kompensasi tidak langsung berupa kesejahteraan karyawan.
Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Upah adalah balas
jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas
perjanjian yang disepakati pembayarannya.Upah insentif adalah
tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tertentu yang
prestasinya diatas prestasi standar. Upah insentif ini merupakan
alat yang dipergunakan pendukung prinsip adil dalam pemberian
kompensasi. Benefit dan service adalah kompensasi tambahan yang
diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua
karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,
misalnya tunjangan hari raya, uang pensiun, pakaian dinas,
kafetaria, mushola, olahraga, darmawisata.
Faktor –faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi:
1. Penawaran dan permintaan tenagakerja.
2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan.
3. Serikat buruh/ organisasi karyawan.
4. Produktivitas karyawan.
5. Pemerintah dengan undang-undang dan kepres.
6. Biaya hidup.
7. posisi jabatan karyawan.
8. Pendidikan dan pengalaman karyawan.
9. Kondisi perekonomian nasional.
10. Jenis dan sifat pekerjaan.
Pemeliharaan adalah usaha mempertahankan atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, sikap karyawan agar tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan pemeliharaan :
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
2. Meningkatakan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn over karyawan.
4. Meningkatkan ketenangan , rasa aman, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
Metode-metode pemeliharaan:
1. Komunikasi
2. Insentif.
3. kesejahteraan karyawan.
4. Kesehatan dan keselamatan kerja
5. Hubungan industrial.
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati
peraturan perusahaan dan norma-norma yang berlaku. Indikator
kedisiplinan; tujuan jelas,kemampuan memadai, teladan kepemimpinan,
balas jasa yang layak, keadilan, adanya pengawasan melekat, sanksi
hukuman, ketegasan, hubungan kemanusiaan.
Pembehentian adalah pemutusan hubungan kerja seseorang
karyawan dengan organisasi perusahaan. Dengan pemberhentian berarti
berakhirnya keterikatan kerja karyawan terhadap perusahaan.
Alasan-alasan pemberhentian;
1. Undang-undang.
2. Keinginan perusahaan.
3. keinganan karyawan.
4. Pensiun
5. kontrak kerja berakhir.
6. kesehatan karyawan.
7. Meninggal dunia.
8. Peusahaan dilikuidasi.
Keinginan perusahaan memberhentikan karyawan disebabkan hal-
hal sebagai berikut:
1. Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya.
2. Perilaku dan disiplinnya kurang baik.
3. Melanggar peraturanperaturan dan tatatertib perusahaan.
4. Tidak dapat bekerjasama dan terjadi konflik dengan karyawan
lain.
5. Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan.
Pemberhentian karyawan ini merupakan fungsi yang terakhir dari MSDM.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan aset
perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan
sektor sentral dan penting dalam rangka pencapaian tujuan di suatu
perusahaan, karena dengan adanya kemampuan skill para pekerja dan
kualitas sumber daya manusia dapat menggerakan perusahaan dengan
baik dan benar. Maju dan tidaknya perusahaan tergantung pada
pengelolaan sumber daya manusia, ini dapat dilakukan dalam suatu
perusahaan itu atau oleh suatu departemen tertentu.
B. Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar manajemen
sumber daya manusia hendaknya dijalankan dengan sebaik mungkin,
mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi sumber daya manusia
dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi.
Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi
manajer sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen
terhadap sumber daya manusia dalam organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
H. Malayu SP Hasibuan, 2003, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta,
Bumi Aksara.
T. Hani Handoko, 2003, Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,
Yogyakata, BPFE.
Dessler,Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi bahasa
Indonesia , jilid 1 & 2, Alih bahasa : Benyamin Molan,
Prenhallindo,.Jakarta.
Gomes, Faustino Cardoso. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia, Andi
Offset Yogyakarta.
Mathis, Robert. L & John H. Jackson. 2002. Human Resource
Management, 9th edition, Thomson Learning. Jimmy Sadeli & Bayu
Prawira Hie, (Penerjemah) Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
kesembilan, Salemba Empat, Jakarta.
O’ Reilly, Ronald. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia (63 Ways How
To Boost Your Employees), alih bahasa: E.P. Dharmawan & H. Siregar,
Tim Prestasi Pustaka, Jakarta.
Panggabean, Mutiara S, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia
Indonesia. Jakarta.
Shearer, Bruce. 2003. Compensation Policy and Worker Performance :
Identifiying Incentive Effects from Field Experiments, CIRANO 45,
Quebec, Canada.
Siagian, Sondang P. 2001. Manajemen Sumberdaya Manusia, cet.9, Bumi
Aksara, Jakarta.
Simamora Henry. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YPKN,
edisi kedua, Yogyakarta
Walker, James W. 1992. Human Resource Strategy, McGraw Hill, 5th
ed., New Cork, USA.
Werther Jr., William B., & Keith Davies. 1996. Human Resources and
Personnel Management, 5th ed., McGraw Hill, Inc.
Yuniarsih, Tjutju & Suwatno, 2008. Manajemen Sumberdaya Manusia
(teori, aplikasi & isu penelitian), Sekolah Pascasarjana UI dan
Apfabeta Bandung.
Becker, Brian E., Mark A. Huselid & Dave Ulrich, 2009. The HR Score
card (Mengaitkan Manusia, Strategi fan Kinerja) Penerjemah : Dian
Rahadyanto Basuki, Erlangga, Indonesia.
K. Bertens, Etika,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka 1992), Hal 178-179
Http://Etika Bisnis.blog (oleh: Dedi)
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2077878-pengertian-hak-
dan-kewajiban/
http://www.scribd.com/doc/39227308/Pengertian-Kewajiban
Erni R. Ernawan, Business Ethics(Bandung: Alfabeta2007) Hal 69
Burhanuddin salam, etika sosial asas moral dalam kehidupan manusia
(jakarta:PT. Rineka Cipta 1997)hal 14-16
Ibid hal 13-14
http://alimaksum.alkhoirot.net/2011/05/manusia-dan-tanggung-
jawab.html
A. Sonny Keraf, Hukum Kodrat dan Teori Hak Milik Pribadi
(Yogyakarta: Kanisius, 1997).
Erni R. Ernawan, Business Ethics,(Bandung:Alfabeta),2007 Hal 69
Http://hak-kewajiban-karyawan perusahaan
K. Bertens, Etika,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka 1992), Hal 192-193
Http://hak-kewajiban-karyawan perusahaan