JURNAL ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA PROF.HB. SA'ANIN SEBELUM DAN SETELAH DITETAPKAN...
-
Upload
universitasnegeripadang -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of JURNAL ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA PROF.HB. SA'ANIN SEBELUM DAN SETELAH DITETAPKAN...
ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB.
SA’ANIN SEBELUN DAN SETELAH DITETAPKAN SEBAGAI BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH
(Studi Empiris Pada Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin)
Oleh:
CHAIRUN AMALLIA
NIM. 1107691/2011
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
WISUDA PERIODE MARET 2015
ANALISIS KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT JIWA PROF. HB. SA’ANIN
SEBELUM DAN SETELAH DITETAPKAN SEBAGAI BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH
Chairun Amallia
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
ABSTARK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin berdasarkan rasio (1) likuiditas, (2) aktivitas,
(3) profitabilitas dan (4) struktur modal sebelum dan setelah rumah sakit ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif
kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin. Metode analisis yang digunakan
adalah iji beda. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat
α sebesar 5%. Hasil penelitian ini menyimpulkan (1) Tidak terdapat perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan berdasarkan rasio likuiditas rumah sakit sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (2) Tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan yang signifikan berdasarkan rasio aktivitas rumah sakit
sebelum dan setelah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (3) Tidak
terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan berdasarkan rasio profitabiltas
rumah sakit sebelum dan setelah ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah
(4) Tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan berdasarkan rasio
struktur modal rumah sakit sebelum dan setelah ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah dan (5) Penetapan Rumah Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin sebagai Badan
Layanan Umum Daerah belum memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja
keuangan rumah sakit yang dilihat dari likuiditas, akitivitas, profitabilitas dan
struktur modal rumah sakit.
Kata kunci: Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas, Struktur Modal
1
ABSTRACT
The this research aims to analyze the differences in the financial performance
of the mental hospital Prof. HB. Sa'anin based on the ratio of (1) liquidity , (2)
activities, (3) profitability and (4) capital structure before and after the hospital was
designated as a Public Service Agency for the region. This research is a descriptive
quantitative research. Types of data used in this study is secondary data obtained
from a mental hospital Prof. HB. Sa'anin. Methods of analysis used was a different
test. For hypothesis testing using the wilcoxon test with α-level of 5%. Results of the
study concluded (1) there wasn’t significant difference in financial performance
based on liquidity ratios before and after the hospital was designated as a Public
Service Agency area (2) there wasn’t significant difference in financial performance
based on the ratio of activity before and after the hospital was designated as a
Regional public service Bodies (3) there wasn’t significant difference in financial
performance based on the ratio of profitabiltas hospital before and after the Public
Service Body is defined as the area (4) there wasn’t significant difference in financial
performance based on the ratio capital structure before and after the hospital was
designated as a Regional Public Service Agencies and (5) the determination of
mental hospital Prof. HB. Sa'anin as a public service Agency Region have not
provided a significant impact on the financial performance of the hospitals as seen
from akitivitity, liquidity, profitability and capital structure of hospital
Keywords: Activity, profitability, Liquidity, capital structure
2
1. PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini
pemerintah diharapkan mampu
bekerja lebih profesional. Persepsi
masyarakat selama ini terhadap
pemerintah adalah sebagai
organisasai yang birokratis, lambat,
tidak efektif dan tidak efisien,
sementara itu manajemen modern
dari unit pemerintah harus
profesional, akuntabel, dan
transparan. Rumah sakit daerah
sebagai instansi pemerintah dalam
hal ini merupakan ujung tombak
pembangunan kesehatan
masyarakat. Rumah sakit
pemerintah yang terdapat dipusat
maupun didaerah tidak lepas dari
pengaruh tuntutan tersebut.
Persaingan bisnis dibidang
kesehatan terjadi pada seluruh
tingkat pelayanan, termasuk rumah
sakit. Seperti yang diketahui bahwa
rumah sakit merupakan suatu
organisasi yang kompleks. Rumah
sakit khususnya rumah sakit daerah
dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bersifat sosial
kepada masyarakat dan juga
memenuhi kebutuhan rumah sakit
daerah itu sendiri.
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin ditunjuk menjadi zona
integritas menuju wilayah bebas
korupsi. Penunjukan ini
dideklarasikan oleh Menteri
Perdayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Azawar
Abubakar, Senin 2 juli 2012 di
Auditorium Gebernuran yang
dikutip dari Harian Umum
Independen Singgalang tanggal 3
Juli 2012. Dengan deklarasi ini
RSJ. Prof. HB. Sa’anin akan
mejadi contoh bagi satuan kerja
perangkat daerah lainya dalam
melaksanakan birokrasi. Selain itu
rumah sakit ini sudah mendapatkan
ISO 9001: 2008 diantara 4 rumah
sakit daerah dalam naungan
provinsi, rumah sakit daerah ini
sudah mau mempublis laporan
keuangannya.
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin sebagai bagian dari
perangkat pemerintah daerah yang
dibentuk untuk membantu
pencapaian tujuan pemerintah
daerah dibidang kesehatan.
Penetapan Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Sa’anin sebagai Badan
Layanan Umum Daerah
memberikan kemudahan bagi
rumah sakit daerah berupa
fleksibelitas keleluasaan untuk
menerapkan praktek bisnis yang
sehat, untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
Penetapan rumah sakit sebagai
Badan Layanan Umum Daerah
diharapkan dapat memberikan
manfaat seperti kelancaran
pendanaan operasional,
mengurangi ketergantungan
terhadap subsidi pemerintah
daerah, dapat mengoptimalkan
pelayanan,serta akan berdampak
baik terhadap kinerja manajemen
rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas maka
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui perbedaan
likuiditas Rumah Sakit Jiwa
3
Prof. HB. Sa’anin sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah.
2. Untuk mengetahui perbedaaan
aktivitas Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah.
3. Untuk mengetahui perbedaan
profitabilitas Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin
sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
4. Untuk mengetahui perbedaan
struktur modal Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin
sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layan Umum Daerah.
2. KAJIAN TERORI DAN
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan merupakan
laporan yang menggambarkan
kondisi keuangan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu
(Kasmir, 2013; Sofyan, 2004; Johar,
2007). Menurut Kasmir (2013: 28)
dalam praktiknya ada lima macam
jenis laporan keuangan yang biasa
disusun:
a. Neraca.
b. Laporan laba rugi.
c. Laporan perubahan modal.
d. Laporan arus kas.
e. Laporan catatan atas laporan
keuangan.
2. Laporan Keuangan Rumah
Sakit
Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1981/MENKES/SK/XII/2010
Tentang Pedoman Akuntansi Badan
Layanan Umum (BLU) Rumah
Sakit pada bagian II laporan
keuangan bertujuan untuk
menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan(pengguna laporan
keuangan) dalam pengambilan
keputusan ekonomi rasional seperti:
1. Pemberi bantuan (donator).
2. Investor.
3. Kreditur.
4. Otoritas pengawasan.
5. Pemerintah.
6. Masyarakat.
Jenis-jenis laporan keuangan rumah
sakit:
1. Neraca
2. Laporan aktivitas
3. Laporan arus kas
4. Catatan atas laporan keuangan
3. Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Irham (2011: 2)
kinerja keuangan adalah suatu
analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana perusahaan
telah melaksanakan dengan
menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara benar.
Sedangkan menurut Jumirin dan
Veronica (2011) dalam menilai
kinerja keuangan dan prestasi
perusahaan, analisis keuangan
memerlukan tolak ukur yaitu rasio
atau indeks yang menghubungkan
4
dua data keuangan yang satu dengan
yang lainya
4. Kinerja Rumah Sakit
Menurut Tim BLUD dan BPKP
(2013:8) secara umum indikator
kinerja rumah sakit daerah meliputi
ukuran keuangan dan non
keuangan yang digunakan untuk
mengukur kinerja dari berbagai
aspek yang berbeda dari suatu
organisasi. Indikator penilaian
kinerja keuangan meliputi pada
cash ratio, current ratio, collection
period, inventory turnover (ITO),
total asset turnover (TATO),
return on investment (ROI), rasio
modal sendiri terhadap total asset
(equity financing ratio). Sedangkan
indikator penilaian kinerja non
keuangan meliputi indikator
kinerja pelayanan dan indikator
kinerja mutu pelayanan dan
manfaat bagi masyarakat.
5. Teori Badan Layanan Umum
Daerah
Menurut Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 61 tentang
pedoman teknis pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum
Daerah pada Bab 1 pasal 1 ayat 1
dijelaskan bahwa Badan Layan
Umum Daerah yang selanjutnya
disingkat BLUD adalah Satuan
kerja perangkat daerah atau unit
kerja pada satuan kerja perangkat
daerah dilingkungan pemerintah
daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan pada
masyarakat berupa penyediaan
barang atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan
kegiatanya didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas.
Dan pada ayat 2 dari peraturan
ini menjelaskan bahwa pola
pengelolaan keuangan BLUD
yang selanjutnya disngkat PPKP-
BLUD adalah pola pengelolaan
keuangan yang memberikan
fleksibelitas berupa keleluasan
untuk menerapkan praktek-
praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan
daerah pada umumnya. Pada ayat
3 lebih menekankan maksud dari
fleksibelitas itu sendiri yaitu
keleluasaan penelolaan keuangan/
barang BLUD pada batas
tertentu dapat dikecualiakan dari
ketentuan umum yang berlaku
Berdasarkan latar belakang
diatas maka hipotesis yang
didapat sebagai berikut:
H1: Likuiditas Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin pada masa
sebelum ditetapkan sebagai
Badan LayananUmum
Daerah berbeda dengan
Likuiditas Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
H2: Aktivitas Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin pada masa
sebelum ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum
Derah berbeda dengan
5
Aktivitas Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
H3: Profitabilitas Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin pada
masa sebelum ditetapkan
sebagai Badan Layanan
Umum Daerah berbeda
dengan Profitabilitas Rumah
Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin
setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah
H4: Struktur modal Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin pada
masa sebelum ditetapkan
sebagai Badan Layanan
Umum Derah berbeda
dengan Struktur modal
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin setelah ditetapkan
sebagai Badan Layanan
Umum Daerah.
3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah
dan tujuan yang telah dijelaskan
pada bab 1, maka penelitian ini
tergolong penelitian deskriptif
(descriptive research). Menurut
Nur dan Bambang (1999: 26)
Penelitian deskriptif merupakan
penelitian berupa fakta-fakta saat
ini dari suatu populasi. Tujuan
penelitian ini adalah menjelaskan
aspek-aspek yang relevan dengan
fenomena yang diamati
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin periode tahun 2010 sampai
tahun 2013.Periode sebelum
ditetapkan sebagai BLUD mulai
dari tahun 2010 sampai 2011.
Periode setelah ditetapkan sebagai
BLUD 2012 hingga 2013.
3.Jenis Data dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara
tidak lansung melaui perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data tersebut terdiri dari
data-data laporan keuangan (neraca
laporan realisasi anggaran, dan
daftar realisasi anggaran) Rumah
Sakit Jiwa Prof. HB. Sa’anin tahun
2010-2013.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
yang berasal dari laporan keuangan
tahunan Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Sanin selama tahun 2010
sampai tahun 2013. Data tersebut
bersumber dari rumah sakit
tersebut.
4.Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan teknik
observasi dokumentasi dengan
melihat laporan keuangan rumah
sakit. Dengan teknik ini penulis
mengumpulkan mengumpulkan
data laporan keuangan perusahaan
dari tahun 2010 sampai 2013.
5. Defenisi Operasional
a. Rasio likuiditas
menggambarkan kemampuan
rumah sakit memenuhi
kewajiban lancar atau jangka
6
pendek (Johar dan Heru, 2006:
230).
b. Rasio aktivitas dapat
menggambarkan kinerja
perusahaan dalam pengelolaan
persediaan dan piutangnya
(Kuswadi, 2006: 6).
c. Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang melihat kemampuan
rumah sakit dalam
menghasilkan laba
d. Rasio struktur modal ini
digunakan untuk mengukur
kemampuan rumah sakit dari
sisi pembiayaan yang
bersumber dari dana sendiri
(Johar dan Heru, 2006: 232).
6. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Penggunaan analisis deskriptif
ini ditunjukkan untuk mengetahui
gambaran kondisi kinerja keuangan
rumah sakit diukur dengan
menggunakan cash ratio, current
ratio, collection period, ITO,
TATO, ROI, equity financing ratio
sebelum dan setelah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum
Daerah.
b. Uji Wilcoxon
Uji wilcoxon adalah pengujian
nonparametrik yang digunakan
untuk membandingkan dua
kelompok yang berpasangan
dengan cara melihat perbedaan
kedua kelompok yang
dibandingkan (Jonathan, 2014:
213).
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Deskriptif Statistik
Tabel berikut ini menunjukan
mengenai kinerja keuangan
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin dilihat sebelum dan
sesudah ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah, dilihat
dari rata-rata rasio likuiditas,
aktivitas, profitabilitas, dan
struktur modal perusahaan.
Tabel. 1
Informasi Umum Kinerja
Keuangan Rumah Sakit
Variabel Sebelum BLUD Setelah BLUD
2010 2011 2012 2013
Cash Ratio 0.552 4.630 1.340 84.464
Current
Ratio 85.588 1557.214 70.092 273.391
Collection
Period 51.539 42.152 30.705 137.019
ITO 57.806 34.010 57.803 31.283
TATO 0.128 0.179 0.167 0.187
ROI 0.128 0.179 0.038 0.012
Equity
Financing
Ratio 0.99954
0.99998
0.99940 0.99954
Sumber: Data Olahan
Dari TabeL. 13 dapat dijelaskan
antara lain
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas
menggambarkan kemampuan
rumah sakit memenuhi kewajiban
lancar atau jangka pendek (Johar
dan Heru 2006: 230). Rasio
likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini ialah cash ratio dan
current ratio. Cash ratio
menunjukan kemampuan dari
rumah sakit untuk melunasi hutang
jangka pendeknya dengan
menggunakan kas dan surat
berharga jangka pendek. Terlihat
7
dari Tabel. 13, kemampuan rumah
sakit dalam menjamin hutang
jangka pendeknya sebelum dan
setelah BLUD bergerak secara
fluktuatif, pada tahun 2010 nilai
cash ratio 0,552x. Hal ini
mengartikan bahwa rumah sakit
pada tahun 2010 mampu menjamin
kewajiban jangka pendek dengan
kas yang dimilikinya sebanyak
0,552x. Pada tahun 2011
mengalami peningkatan menjadi
4,63x, peningkatan ini terjadi
disebabkan oleh peningkatan kas
pada tahun 2011 dibandingkan
tahun 2010. Pada awal penetapan
rumah sakit sebagai BLUD nilai
cash ratio rumah sakit mengalami
penurunan, pada tahun 2012, nilai
cash ratio rumah sakit ialah 1,34x,
penurunan nilai cash ratio pada
awal penetapan BLUD disebabkan
karena peningkatan nilai kas pada
tahun tersebut hampir sama
dengan peningkatan nilai
kewajiban lancar pada tahun
tersebut. Akan tetapi pada tahun
2013 kemampuan rumah sakit
dalam memenuhi hutang jangka
pendeknya dengan menggunakan
kas mengalami peningkatan yang
sangat pesat yaitu 84,464x.
Peningkatan pesat dari cash ratio
pada tahun 2013 dikarenakan
terjadi pengkatan nilai kas yang
sangat drastis pada tahun tersebut
sehingga nilai dari cash ratio
meningkat pesat.
Apabila dilihat dari penilaian
kinerja keuangan rumah sakit
sebelum dan setelah ditetapkan
sebagai BLUD perhitungan nilai
cash ratio rumah sakit bergerak
fluktuatif. Akan tetapi skor kinerja
keuangan berdasarkan pedoman
evausi kinerja RSD-PPK BLUD
yang dilihat dari aspek cash ratio
masih berada dalam kategori skor
3. Hal ini dikarenakan nilai cash
ratio dari 4 tahun periode
pengujian > 0,35x.
Current ratio menunjukan
likuiditas rumah sakit yang diukur
dengan membandingkan aktiva
lancar terhadap hutang lancar.
Terlihat dari data diatas nilai
current ratio rumah sakit
cenderung tidak stabil dan bergerak
fluktuatif. Pada tahun 2010 nilai
current ratio rumah sakit 85,588x.
Ini mengartikan bahwa rumah sakit
mampu menjamin kewajiban
jangka pendek pada tahun 2010
dengan menggunakan aset lancar
sebanyak 85,588x, dan pada tahun
2011 mengalami peningkatan yang
begitu pesat yaitu 1557,214x.
Peningkatan current ratio ini
dipengaruhi karena rendahnya nilai
hutang jangka pendek pada tahun
2011. Sedangkan pada tahun 2012,
current ratio rumah sakit
mengalami penurunan menjadi
70,092x. Ini dikarenakan terjadi
peningkatan hutang lancar dari
rumah sakit. Pada tahun 2013
terjadi peningkatan dari current
ratio menjadi 273,391x.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh
peningkatan aktiva lancar pada
tahun tersebut.
Current ratio rumah sakit
cenderung bergerak berfluktuatif,
akan tetapi skor dari penilaian
kinerja keuangan yang dilihat dari
aspek current ratio masih bisa
8
dikategorikan sangat baik, karena
dari 4 tahun perhitungan current
ratio masih berada pada posisi >
1,25x sehingga skor kinerja
keuangan yang dilihat dari current
ratio adalah 3.
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas dapat
menggambarkan kinerja rumah
sakit dalam pengelolaan persediaan
dan piutangnya. Rasio aktivitas
yang digunakan pada penelitian ini
ialah collection period, inventory
turnover (ITO) dan total asset
turnover (TATO). Collection
period memperlihatkan seberapa
cepat periode penagihan piutang
yang dilakukan oleh rumah sakit.
Nilai collection period rumah sakit
pada tahun 2010 ialah 51,539 hari,
hal ini mengartikan bahwa rumah
sakit mampu melakukan periode
penagihan piutang 51,539 hari.
Sedangkan pada tahun 2011
collection period mengalami
pergerakan yang lebih cepat
menjadi menjadi 42,152 hari. Pada
awal penetapan rumah sakit
sebagai BLUD nilai collection
period pada tahun 2012 ialah
30,075 hari. Hal ini
mengidentifikasikan pada awal
rumah sakit ditetapkan sebagai
BLUD kinerja keuangan yang
dilihat dari collection period
periode penagihan piutang rumah
sakit mengalami pergerakan yang
lebih cepat tetapi pada tahun 2013
collection period kemunduran
drastis menjadi 137,019 hari.
Penilaian kinerja keuagan yang
dilihat dari aspek collection period
bergerak fluktuatif, pada periode
2010, 2011 dan 2012 pergerakan
collection period bisa
dikategorikan baik karena berada
pada range ≤ 60 hari dan
berdasarkan ketentuan pedoman
evalusi kinerja PPK BLUD kinerja
keuangan rumah sakit yang dilihat
dari collection period mendapatkan
skor 3, sedangkan pada tahun 2013
kinerja keuangan yang dilihat dari
collection period mengalami
penurunan menjadi 137,019.
Sehingga skor kinerja keuangan
rumah sakit yang dilihat dari aspek
collection period menjadi 2,10
(120 < X < 150 hari).
Rasio inventory turnover (ITO)
digunakan untuk mengukur
efisiensi pengelolaan persediaan
(obat-obatan, non obat, peralatan
kantor, bahan basah, kering, dapur,
dan lainya) dirumah sakit. Dari
data diatas terlihat pergerakan rasio
ITO bergerak fluktuatif. Pada
tahun 2010 perputaran nilai ITO
ialah 57,086 hari dan pada tahun
2011 perputaran ITO semakin
cepat menjadi 34,010 hari. Akan
tetapi pada tahun 2012 perputaran
ITO pun menjadi lebih lama
57,803 hari sedangkan pada tahun
2013 perputaran ITO pun kembali
menjadi lebih cepat menjadi
31,283 hari. Penilaian kinerja
keuangan rumah sakit yang dilihat
dari nilai ITO rumah sakit bergerak
fluktuatif akan tetapi nilai ITO
rumah sakit dari 4 tahun periode
penilaian kinerja masih dalam
kategori bail karena masih berada
9
dalam range ≤ 60 hari, sehingga
kinerja keuangan rumah sakit yang
dilihat dari nilai ITO mendapatkan
skor 3.
Rasio total asset turnover
(TATO) digunakan untuk
mengukur berapa kali total aktiva
menghasilkan pendapatan pada
rumah sakit. Dari data diatas
terlihat pergerakan TATO
cenderung berfluktuatif. Pada
tahun 2010 nilai TATO rumah
sakit ialah 12,8 % sedangkan pada
tahun 2011 nilai TATO rumah
sakit ialah 17,9%. Akan tetapi pada
awal penetapan rumah sakit
sebagai BLUD tahun 2012 rasio
TATO rumah sakit mengalami
penurunann menjadi 16,7%
sedangkan pada tahun 2013 rasio
TATO rumah sakit mengalami
peningkatan kembali menjadi 18,7
%. Penilaian kinerja keuangan
rumah sakit yang dilihat dari aspek
TATO bergerak fluktuatif, akan
tetapi nilai dari TATO cenderung
rendah, masih berada pada posisi ≤
20, sehingga skor kinerja keuangan
dari 4 tahun periode penilaian ialah
0,80.
3.Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio
yang melihat kemampuan rumah
sakit dalam menghasilkan laba.
Rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini
ialah return on investment (ROI).
ROI dapat menunjukan
kemampuan rumah sakit
menghasilkan laba bersih dari
aktiva yang digunakan. Pada
tahun 2010 ROI rumah sakit 12,8
% dan pada tahun 2011 ROI
rumah sakit menjadi 17,9 %.
Sedangkan pada tahun 2012 ROI
mengalami penurunan menjadi
3,8% dan pada tahun 2013
penurunan menjadi 1,2 %. Hal
yang menyebabkan nilai ROI
sebelum BLUD lebih tinggi
dibandingkan setelah BLUD
karena sebelum BLUD rumah
sakit tidak memiliki belanja diluar
APBD sehingga surplus yang
dihasilkan rumah sakit lebih
tinggi, sedangkan setelah rumah
sakit ditetapkan sebagai BLUD
rumah sakit memiliki belanja
diluar APBD sehingga nilai
surplus yang dihasilkan tidak
lebih besar dibandingkan sebelum
BLUD. Penilaian kinerja
keuangan rumah sakit yang dilihat
dari aspek ROI terlihat
mengalaami penurunan akan
tetapi nilai dari ini tidak bisa
menjadi patokan sebab dilihat
dari pendapatan rumah sakit
setelah BLUD mengalami
peningkatan, akan tetapi karena
rumah sakit ini ditetapkan sebagai
BLUD dia memiliki keistimewaan
bisa mengelola keuangan sendiri
dengan memiliki pembelanjaan
diluar APBD, hal inilah yang
menyebabkan nilai ROI setelah
BLUD cenderung lebih kecil.
Pada tahun 2010 dan 2011 ROI
ialah 12,8 % & 17,9%. Nilai ROI
ini termasuk kategori 12 < X ≤ 13
sehingga skor kinerja keuangan
rumah sakit pada tahun 2010 ialah
2. Sedangkan pada tahun 2012
dan 2013 nilai ROI rumah sakit
ialah 0,07 % dan 1,2 %. Skor
kinerja keuangan pada tahun 2012
10
ialah 0,40 sebab nilai ROI berada
dalam kategori 0 < X ≤ 1,
sedangkan pada tahun 2013 skor
kinerja keuangan rumah sakit
berada pada skor 0,60 sebab nilai
ROI berada dalam range 1 < X ≤
3.
4.Rasio Struktur Modal
Rasio struktur modal
digunakan untuk mengukur
kemampuan rumah sakit dari sisi
pembiayaan yang bersumber dari
dana sendiri. Rasio struktur modal
yang digunakan dalam penelitian ini
ialah equity financing ratio.
Pergerakan rasio equity financing
ratio rumah sakit cenderung stabil
dan relatif sama. Terlihat pada
tahun 2010 nilai equity financing
ratio rumah sakit adalah sebesar
99,954% , dan tahun 2011 rasio ini
mengalami peningkatan yang tidak
signifikan menjadi 99,998%.
Selanjutnya pada tahun 2012 equity
finacing ratio rumah sakit
mengalami penurunan yang tidak
signifikan menjadi 99,940% dan
pada tahun 2013 terjadi sedikit
peningkatan menjadi 99,954%.
Penilaian kinerja keuangan rumah
sakit yang dilihat dari aspek equity
financing ratio cenderung stabil,
karena berada dalam range 90 ≤ X
< 100 sehingga berada pada skor
1,80 dari 4 tahun periode penilaian
kinerja.
2. UJI WILCOXON
1. Rasio likuiditas
Tabel 2 dan 3 dibawah ini akan
memperlihatkan hasil pengujian
terhadap cash dan current ratio
rumah sakit sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah.
Tabel. 2
Uji Wilcoxon Cash Ratio
Test Statistics
a
Sesudah - Sebelum
Z -1.342b
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data Olahan
Dari uji wilcoxon yang dilakukan
terhadap indikator kinerja keuangan
pada aspek cash ratio, terlihat pada
Tabel. 2 nilai signifikan hitung yang
diiperoleh yaitu 0,180 > 0,05. Hal
ini mengindikasikan tidak ada
perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan pada aspek cash ratio
sebelum dan setelah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
Tabel. 3
Uji Wilcoxon Current Ratio
Test Statistics
a
Sesudah – Sebelum
Z -1.342b
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks. Sumber: Data olahan
Dari uji wilcoxon yang dilakukan
terhadap indikator kinerja keuangan
pada aspek current ratio, terlihat
nilai signifikansi yang diiperoleh
yaitu 0,180 > 0,05. Hal ini
mengindikasikan tidak ada
11
perbedaan yang signifikan yang
terjadi pada kinerja keuagan pada
aspek current ratio. Dari keterangan
pada Tabel. 2 dan Tabel. 3 nilai
signifikansi dari 2 indikator
likuiditas > 0,05, sehingga Ho
diterima dan H1 ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan dari
kinerja keuangan yang dilihat dari
likuiditas Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Sa’anin sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).
2. Rasio Aktivitas
Tabel 4, 5 dan 5 dibawah ini
akan memperlihatkan hasil
pengujian terhadap collection
period, ITO dan TATO rumah sakit
sebelum dan setelah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum
Daerah.
Tabel. 4
Uji Wilcxon Collection Period
Sumber: Data olahan
Terlihat pada Tabel. 4 nilai
signifikansi collection period yang
diiperoleh yaitu 0,655 > 0,05. Hal
ini mengindikasikan tidak ada
perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan pada aspek collection
period sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD).
Tabel. 5
Uji Wilcoxon ITO Test Statistics
a
Sesudah – Sebelum
Z -.447b
Asymp. Sig. (2-tailed) .655
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data olahan
Uji wilcoxon yang dilakukan
terhadap indikator kinerja keuangan
pada aspek ITO, terlihat pada
Tabel. 5 nilai signifikansi yang
diiperoleh yaitu 0,655 > 0,05. Hal
ini mengindikasikan tidak ada
perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan pada aspek ITO sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD).
Tabel. 6
Uji Wilcoxon TATO
Test Statistics
a
Sesudah - Sebelum
Z -1.342b
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
Sumber: Data olahan
Tabel. 6 memperlihatkan uji
wilcoxon yang dilakukan terhadap
indikator kinerja keuangan pada
aspek TATO, terlihat nilai
signifikansi yang diiperoleh yaitu
0,180 > 0,05. Hal ini
mengindikasikan tidak ada
perbedaan kinerja keuangan yang
Test Statisticsa
Sesudah – Sebelum
Z -.447b
Asymp. Sig. (2-tailed) .655
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
12
signifikan pada aspek TATO
sebelum dan setelah ditetapkan
sebagai Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD).
Hasil analisis dari uji wilcoxon
terhadap 3 indikator rasio aktivitas,
terlihat pada Tabel. 4, 5, dan 6 nilai
signifikan hitung dari 3 indikator
tersebut > 0,05, maka H0 diterima
dan H2 ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan tidak ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan
pada rasio aktivitas Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin sebelum dan
setelah ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
3. Rasio Profitabilitas
Tabel. 7 dibawah ini akan
memperlihatkan hasil pengujian
terhadap ROI rumah sakit sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum Daerah
Tabel. 7
Uji Wilcoxon ROI
Test Statistics
a
Sesudah – Sebelum
Z -1.342b
Asymp. Sig. (2-tailed) .180
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Sumber: Data olahan
Tabel. 7 memperlihatkan hasil
analisis dari uji wilcoxon yang
dilakukan terhadap komponen rasio
profitabilitas yaitu ROI, terlihat
nilai signifikan hitung ROI ialah
0,180 > 0,05. Maka Ho diterima dan
H3 ditolak, dapat disimpulkan tidak
ada perbedaan kinerja keuangan
yang signifikan yang terlihat pada
aspek profitabilitas Rumah Sakit
Jiwa Prof. HB. Sa’anin sebelum dan
setelah ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
4. Rasio Struktur Modal
Tabel. 8 dibawah ini akan
memperlihatkan hasil pengujian
terhadap equity financing ratio
rumah sakit sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan Layanan
Umum Daerah.
Tabel. 8
Uji Wilcoxon Equity Financing Ratio
Test Statistics
a
Sesudah - Sebelum
Z -1.342b
Asymp. Sig. (2-
tailed) .180
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks. Sumber: Data Olahan
Uji wilcoxon yang dilakukan
terhadap komponen rasio struktur
modal, nilai signifikan hitung dari
indikator tersebut ialah 0,180 >
0,05. Maka Ho diterima dan H4
ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan tidak ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan
terlihat dari rasio struktur modal
Rumah Sakit Jiwa Prof. HB.
Sa’anin sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
13
Berdasarkan penelitian
terhadap penilaian kinerja
keuangan Rumah Sakit Jiwa Prof.
HB. Sa’anin sebelum dan setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umu Daerah yang dilihat
dari rasio likuiditas, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas dan
struktur modal sebagai berikut:
a. Tidak terjadi perbedaan
kinerja keuangan yang
signifikan dilihat dari
indikator likuiditas, aktivitas,
profitabilitas dan struktur
modal rumah sakit sebelum
dan setelah ditetapkan sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah.
b. Penetapan Rumah Sakit Jiwa
Prof. HB. Sa’anin sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah belum memberikan
dampak yang signifikan
terhadap kinerja keuangan
rumah sakit yang dilihat dari
likuiditas, akitivitas,
profitabilitas dan struktur
modal rumah sakit. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dikemukakan maka
dapat diberikan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Seharusnya rumah sakit dapat
mengoptimalkan kinerja
keuangannya setelah
ditetapkan sebagai Badan
Layanan Umum Daerah
sehingga, penetapan Rumah
Sakit Jiw Prof. HB. Sa’anin
sebagai Badan Layanan Umu
Daerah bisa berjalan lebih
efektif.
b. Rumah sakit seharusnya
mengevaluasi hal-hal yang
membuat penetapan rumah
sakit sebagai Badan Layanan
Umum Daerah berjalan tidak
efektif.
c. Melakukan pengoptimalan
pengembangan masing-
masing unit bisnis.
d. Memahami dan menerapkan
secara maksimal penetapan
rumah sakit sebagai Badan
Layanan Umum Daerah dalam
penerapan fleksibelitas secara
keseluruhan sesuai dengan
ketetapan yang berlaku
sehingga dapat memberikan
dampak terhadap kinerja
rumah sakit.
e. Bagi peneliti selanjutnya,
dengan penelitian ini
diharapkan peneliti
selanjutnya dapat meneliti
lebih lanjut mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi
ketidak efektifan implementasi
penerapan rumah sakit sebagai
Badan Layanan Umum
Daerah terhadap kinerja
keuangan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2010. Pedoman
Akuntansi BLU Rumah Sakit.
Jakarta : Direktotarat Jendral
Bina Upaya Kesehatan.
Anonimous. 2012. Ditunjuk Jadi
Zona Integritas Bebas Korupsi
RSJ HB Saanin Jadi Contoh.
Online.
http://hariansinggalang.co.id.
3 juli 2012
14
Bringham, Eugane F dan Joul F
Houstoun. 2001. Manajemen
Keuangan.
Jakarta : Erlangga.
Farida Ratna Dewi & Rahman
Mubarok. 2010. Analisis
Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan Metode
Economic Value Added (EVA).
Jurnal Manajemen dan
Organisasi Vol I, No. 2,
Agustus 2010, hal. 107-116.
Harmono. 2011. Manajemen
Keuangan: Jakarta: Bumi
aksara
Heru Adi Prasetya & Johan
Arifin. 2006. Manajemen
Rumah Sakit Modern
Berbasis Komputer:
Mencakup Aspek Pemasarana
dan Manajemen Keuangan.
Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Husein Umar. 2003. Evaluasi
Kinerja Perusahaan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
IM.Sarjana, K. Budi Susrusa &
Dwi Putra Darmawan. 2013.
Analisis Kinerja Keuangan
pada Koperasi Serba Usaha di
Kabupaten Buleleng. Jurnal
Manajemen Agribisnis Vol.1,
No.2. Oktober 2013, hal-16-22
Irham Fahmi. 2012. Analisis
Kinerja Keuangan. Bandung :
Alfabeta.
Johar Arifin. 2007. Cara Cerdas
Menilai Kinerja Perusahaan
(Aspek Finansial dan Non
Finansial) Berbasis
Komputer. Jakarta: PT Raja
Grafindo
John J. Wild & K. R.
Subramanyam. 2012. Analisi
Laporan Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Jonathan Sarwono.2014. Teknik
Memilih Prosedur Analisis
Skripsi. Jakarta.: PT. Elex
Media Komputindo.
Jumirin Asyikin & Veronica
Suryanti Tanu. 2011. Analisis
Perbandingan Kinerja
Keuangan Perusahaan Farmasi
Milik Pemerintah (BUMN)
dengan Perusahaan Farmasi
Swasta yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Spread Vol. 1 No. 1,
April 2011, hal. 36-48.
Kasmir. 2010. Pengantar
Manajemen Keuangan. Jakarta:
Kencana
Kasmir. 2013. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT Raja
Garfindo
Keown, Arthur J dkk. 2008.
Manajemen Keuangan Edisi
Kesepuluh Jilid Satu. Jakarta:
Indeks.
Kuswadi. 2006. Memahami
Rasio-Rasio Keuangan Bagi
Orang Awam. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Najamuin.2011. Manajemen
Keuangan dam Aktualisasi
Syariah Modern. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.
Nur Indrianto & Bambang
Supomo.1999. Metodologi
Penelitian Bisnis: Untuk
Akuntansi & Manajemen.
Yogyakarta : BPFE..
15
Republik Indonesia. 2007.
Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 61 Tahun 2007
Tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia: Jakarta
Singgih Santoso. 2014. Panduan
Lengkap SPSS Versi 20 Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Sinta Wardani & Rachm
16