TUGAS JIWA FENOMENA NADIA ISI

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan. Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu: 1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi 1

Transcript of TUGAS JIWA FENOMENA NADIA ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan

stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut

dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang

membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan

perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami

remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya

maupun akibat perubahan lingkungan.

Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam

diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang

berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana

diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa

remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus

dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan

dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan

penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi

tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu

memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.

Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut

dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah

yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut,

yaitu:

1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan

dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi

1

fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan

nilai-nilai.

2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat

status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah

pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian

berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang

lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh

orangtua.

Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan

tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya

kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang

dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang

datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan

serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan

peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk

menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat

seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan,

depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan

kesedihan yang kronis.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini, kami merumuskan masalah

pada asuhan keperawatan jiwa .

C. TUJUAN

Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan mahasiswa

tentang kesehatan jiwa remaja sehingga dapat menciptakan

lingkuangan yang kondusif untuk perkembangan anak.2

Tujuan khusus :

1. Memberikan pembekalan kepada tenaga kesehatan untuk dapat

menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai kesehatan

jiwa remaja.

2. Meningkatkan peran serta mahasiswa dalam menangani remaja

bermasalah dan upaya pencegahannya.

3.   Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa remaja.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan, remaja adalah

usia yang rentan, konsep diri nya belum matang, masih terlalu

3

mudah meniru perilaku dari idolanya, kemampuan analisisnya

masih rendah, kemampuan kontrol emosi juga masih rendah.

Apakah tidak ada aspek positif dari remaja? tentu saja banyak

diantaranya :

a. Spontanitas

Mereka secara spontan melakukan suatu kegiatan tanpa

pertimbangan rasional dan analisa berpikir, ketika salah

seorang teman mereka merokok dan terlihat "Gentleman" di

mata mereka maka secara mencuri - curi mereka akhirnya

merokok. Petualang, mereka senang sekali bereksplorasi

dengan berbagai situasi dan keadaan, ketika sedang

hangatnya friendster mereka makai friendster, ketika lagi

demam facebook maka mereka ikut membuat account facebook.

b. Kebebasan

Mereka menuntut kebebasan dari orangtuanya untuk

melakukan apa yang ingin mereka lakukan, jika kebebasan

ini terfasilitasi maka mereka akan menjadi generasi

kreatif yang mampu mengharumkan nama bangsa.

Tetapi tentu saja mereka memiliki beberapa

kelemahan :

1. Tawuran, ketika melihat film Only The Strong maka

mereka berkeinginan menjadi jagoan, kemudian mereka

mengumpulkan teman - teman mereka dan akhirnya menyerang

kelompok remaja lain untuk menunjukkan eksistensinya.

2. Sex Bebas, kurangnya kontrol orang tua dan

terlalu mudahnya akses ke situs - situs porno membuat

mereka memiliki keinginan untuk mencoba, percobaan

4

pertama menjadi pengalaman menyenangkan akhirnya

kecanduan menjadi sebuah pengalaman yang berulang.

c. Penyalahgunaan obat, masa remaja adalah masa

transisi, mereka membutuhkan sebuah pembentukan identitas

sehingga ketika ada masalah yang menekan psikologis

mereka, kemudian mereka tidak menemukan seseorang yang

mau membantu mereduksi tekanan psikologis mereka akhirnya

mereka melarikan diri ke obat - obatan terlarang, minuman

keras bahkan narkotika.

d. Terlibat kegiatan kriminal ringan, karena mereka

masih labil masih mudah dibujuk maka bujukan untuk

melakukan sebuah perbuatan kriminal bisa menjadi ajang

pembuktian siapa mereka, akibatnya mereka harus berurusan

dengan aparat akibat kesalahan mereka tersebut.

Masih banyak hal lain yang terjadi pada remaja, salah

satu hal menyakitkan yang menimpa remaja adalah gangguan

jiwa, mengapa remaja bisa terkena gangguan jiwa dan apa

penyebabnya?

a. Sibling rivalry, persaingan dengan sudara kandung,

"seorang anak yang dibandingkan dengan sauadara

kandungnya secara terus menerus dan dalam jangka

waktu lama maka dia bisa mengalami gangguan konsep

diri harga diri rendah"

b. Loneliness, kesepian atau kesendirian adalah

sebuah situasi dimana anak tidak memiliki teman,

jarang bermain dengan teman sebaya karena berbagai

alasan, diharuskan mengasuh adik, diminta bekerja

5

oleh orang tua, dipekerjakan oleh orang lain dll,

resiko yang mungkin muncul adalah halusinasi

c. Salah pergaulan, jika anak salah berkumpul dengan

grup yang salah maka mereka bisa melakukan perilaku

kekerasan secara kelompok.

d. Karena status orang tua, seorang anak yang

memiliki seorang bapak yang ditetapkan menjadi

tersangka kasus korupsi kemudian ditahan maka anak

tersebut akan berusaha menghindar dari sosial atau

melakukan isolasi social

Banyak kejadian yang bisa terjadi pada remaja, peran

kita sangat dibutuhkan untuk mencegah hal - hal negatif

terjadi pada remaja - remaja yang kita kenal, remaja -

remaja yang kelak akan meneruskan tongkat estafet

pembangunan, berikan contoh positif kepada mereka lewat

tayangan sinetron yang mendidik, tayangan televisi yang

mendidik, film - film yang mendidik. Karena semakin gencar

bentuk - bentuk penyimpangan memasuki alam bawah sadar

maka ledakan emosi dan gangguan jiwa hanya menunggu waktu.

Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang

banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan

pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa

terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun

yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20%

( keys, 1998 ). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian

(ADHD / Attention Deficit-Hyperactivety) adalah gangguan

6

kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak,

dimana indensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%.

Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja

adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,

menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang

mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi

(Townsend, 1999). Dasar untuk memahami gangguan yang

terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja adalah sdengan

menggunakan teoi perkembangan. Penyimpangan dari norma-

norma perkembangan merupakan tanda bahaya penting adanya

suatu masalah.

Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak

meliputi redartasi mental, gangguan perkembangan, gangguan

eliinasi, gangguan perilaku disruptif, dan gangguan

ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga

terjadi pada masa dewasa adalah gangguan mood dan gangguan

psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau

remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan

serupa.

Jenis Gangguan Jiwa Anak-anak

1. Gangguan perkembangan pervasif. Ditandai dengan masalah

awal pada tiga area perkembangan utama : perilaku,

interaksi sosial, dan komunikasi.

a) Retardasi mental

Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan

keterbatasan sustandar dalam berfungsi, yang

dimanifestasikan dengan fungsi intelektual

secarasignifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ

7

dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang

ketrampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi,

perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, ketrampilan

sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri,

kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja.

b)Autisme

Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi

sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang

terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi

kurangnya responsivitas terhadap orang lain, menarik diri

dan berhubungan sosial, kerusakan yang menonjol dalam

komunikasi, dan respon yang aneh terhadap lingkungan

(mis., tergantung pada benda mati dangerakan tubuh yang

berulang-ulang seperti mengepakkan tangan, bergoyang-

goyang, dan memukul-mukul kepala).

c ) Ganguan perkembangan spesifik

Dicirikan dengan keterlambatan perkembanga yang

mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang,

seperti membaca, aritmatika, bahasa, dan artikulasi

verbal.

2. Defisit perhatian dan gangguan perilaku disrutif

a ) Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD)

Dicirikan dengantingkat gangguan perhatian,

impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan

tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di

sekitanya dua tempat (mis., disekolah dan di rumah) dan

terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).

b) Gangguan perilaku

8

Dicirikan dengan perilaku berulang, disuptif, dan

kesengajaan untuk tidak patuh, termasuk melanggar norma

dan peraturan social. Sebagian besaranak-anak dengan

gangguan ini mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan

kepribadian antisocial setelah berusia 18 tahun. Contoh

perilaku pada anak-anak dengan gangguan ini meliputi

mencuri, berbohong, menggertak, melarikan diri, membolos,

menyalahgunakan zat, melakukan pembakaan, bentuk

vandalisme yang lain, jahat terhadap binatang, dan seranga

fisik terhadap orang lain.

c) Gangguan penyimpangan oposisi

Gangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang

lebih ringan, meliputi perilaku yangkurang ekstrim.

Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang

lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku.

Perilaku dalam gangguan ini menujukkan sikap menentang,

seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang

rendah erhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras,

zat terlarang, atau keduanya.

3. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak

atau remaja dan berlanjut ke masa dewasa

a) Gangguan obsesif kompulsif, gangguan ansietas umum, dan

fobia

Banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, dengan

gejala yang sama dengan yang terlihat pada orang dewasa.

b)  Gangguan ansietas akibat perpisahan

Adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan

rasa takut berpisah dari orang yangpaling dekat dengannya.

9

Gejala-gejalanya meliputi menolak pergi ke sekolah,

keluhan somatic, ansietas berat terjadap perpisahan dan

khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang yang

mengasuhnya.

4. Skizofrenia

a) Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit

didiagnosis.

Gejala-gejalanya dapat menyerupai gangguan pervasive,

seperti autisme. walaupun penelitian tentang skizofrenia

anak-anak sangat sedikit, namun telah dijumpai perilaku

yang khas (Antai-Otong, 1995b), seperti beberapa gangguan

kognitif dan perilaku, menarik diri secara social,

komunikasi.

b) Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan

insidensinya selama masa remaja akhir sangat tinggi.

Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala

awalnya meliputi perubahan ekstrim dalamperilaku sehari-

hari, isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-

nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak

disadarinya.

5.      Gangguan mood

a)Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan

remaja dibanding pada orang dewasa (Kelter, 1999).

Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1%

sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi gangguan

biolar (jenis manik) pada anak-anak masih controversial.

Prevalensi penyakit bipolar pada remaja diperkirakan 1%.

10

Gejala depresi pada anak-anak sama dengan yang diobservasi

pada orang dewasa.

b) Bunuh diri.

Adanya gangguan mood merupakan faktor yang serius

untuk bunuh diri. Bunuh diri adalah penyebab kematian

utama ketiga padaindividu berusia 15 sampai 24 tahun.

Tanda-tanda bahaya bunuh diri pada remaja meliputi menarik

diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat

memberontak, menyalahgunakan obat atau alkohol, secara

tidak biasanya mengabaikan penampilan diri, kualitas

tugas-tugas sekolah menurun, membolos, keletian berlebihan

dan keluhan somatic, respon yang buruk terhadap pujian,

ancaan bunuh diri yang terang-terangan secara verbal, dan

membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah ( Newman,

1999)

6. Gangguan penyalahgunaan zat

a) Gangguan ini banyak terjadi ; diperkirakan 32% remaja

menderita gangguan penyalahgunaan zat (Johnson, 1997).

Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih tinggi

pada anak laki-laki disbanding perempuan. Risiko terbesar

mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia

antara 15 sampai 24 tahun. Pada remaja, perubahan

penggunaan zat dapat berkembang menjadi ketegantungan zat

dalam waktu2 tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan

waktu antara 15 sampai 20 tahun.

b) Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainya

merupakan hal yang banyak terjadi, termasuk gangguan mood,

gangguan ansietas, dan gangguan perilaku disruptif.

11

c) Tanda-bahaya penyalahgunaan zat pada remaja diantaranya

adalah penurunan fungsi sosial dan akademik, perubahan

dari fungsi sebelumnya, seperti perilaku menjadi agresif

atau menarik diri dari interaksi keluarga, perubahan

kepribadian dan toleransi yang rendah terhadap frustasi,

berhubungan dengan remaja lain yang juga menggunakan zat,

menyembunyikan atau berbohong tentang penggunaan zat.

12

BAB III

FENOMENA DI MASYARAKAT

Contoh Kasus Skizofrenia

Dalam film A Beautifull Mind, di ceritakan kisah seorang

pria yang bernama John Nash, seorang jenius dari Virginia

yang merupakan salah satu penerima beasiswa Carnegie. Sosok

John Nash merupakan pribadi yang sadar akan

ketidakmampuannya dalam bersosialisasi dan dia pun merasa

orang lain juga tak menyukainya, namun dia menyukai keadaan

tersebut. John Nash memiliki teman sekamar bernama Charles

Herman yang cukup dekat dengannya saat kuliah dan kembali

bertemu setelah bekerja, namun terakhir diketahui bahwa

ternyata keberadaan Charles Herman hanyalah sesosok Khayalan

yang dibuatnya.

Awal permasalahan mulai muncul ketika John Nash berpikir

bahwa dirinya di sewa oleh pemerintah melalui Wiliam Parcher

untuk suatu pekerjaan rahasia karena kejeniusannya, dia

melakukan pekerjaan layaknya seorang agen rahasia hingga dia

mengalami suatu kejadian yang membuatnya ingin berhenti dari

13

pekerjaannya tersebut, namun Wiliam Parcher justru

melarangnya. Sehingga John Nash merasa tertekan dan merasa

selalu di ikuti, dia merasa dirinya dianggap penting

sehingga tidak segera dibunuh. Dan terakhir pun diketahui

bahwa William Parcher dan misi rahasia itu semua hanyalah

khayalan yang dibuatnya sendiri.

Istrinya, Alicia large yang merasakan kejanggalan

perilaku suaminya yang menghubungi  seorang psikiater yang

bernama Dr. Rozen untuk mengobati suaminya. Pengobatan medis

selama 10 minggu cukup mengembalikan kesehatan jiwanya,

namun tidak lama penyakitnya tersebut kembali dan disinilah

John Nash dibantu istrinya Alicia Large berjuang untuk

melawan dan “mengabaikan” sosok khayalan yang terus berusaha

mengusiknya. Meskipun sempat istrinya stress namun tetap

bertahan demi sosok lelaki yang dinikahinya dan terus

mendukung suaminya, Sehingga akhirnya dia mampu membedakan

yang mana nyata dan yang mana delusi. Dan pada akhir cerita,

dia mendapatkan nobel atas penelitiannya yang selama ini dia

lakukan.

2.       Diagnosa

Somptom +

a.       Delusi (waham)

- Waham  kebesaran (grandiose); subjek (john nash)

memiliki keyakinan bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan

orang terkenal. Dalam kasus ini john menganggap bahwa

14

dirinya penting dan sangat berpengetahuan, karena ia mampu

memecahkan kode sandi alami. Dalam kasus ini, john diminta

untuk bekerja sama dengan pihak sipil untuk membantu mencari

kode sandi rahasia dalam peledakan bom yang akan dilakukan

di negara Amerika. Jika ia berhasil menemukan kode sandi

tersebut, maka pengeboman yang direncanakan terhadap negara

Amerika akan batal. Dalam artian bahwa pengeboman di wilayah

Amerika  tidak akan terjadi.

-  Waham  kejar; subjek merasa bahwa ia selalu

diikuti oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa setiap gerak

geriknya diawasi oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa ia

dimata-matai oleh pihak negara yang akan melakukan

pengeboman terhadap Amerika. Ia merasa keberadaanya tidak

aman, sehingga ia bermaksud untuk menolak kerja sama

terhadap pihak sipil dalam upaya penyelamatan negara agar

dirinya dapat selamat dari incaran teroris karena telah

berusaha mencegah rencana pengeboman.

b.       Halusinasi

John nash selalu melihat dan  mendengar suara-suara

orang yang mengawasi setiap perilakunya. Orang-orang

tersebut adalah tokoh yang dimunculkan dalam khayalannya,

yaitu:

Charles Herman          : teman sekamar saat di asrama

William Parcher         : pihak sipil, yang mengajaknya

bekerja sama dalam mencegah pngeboman.

15

Mercee                         :  keponakan dari

Charles Herman

Simptom –

Avolution/apati

John mengalami kesuulitan dalam melakukan aktivitasnya

di rumah, ia hanya selalu duduk terdiam di kursi tanpa

jelas memikirkan apa. Ia tidak melakukan pekerjaan apa

pun. Dalam rumahnya ia  hanya duduk dan merokok, mengurus

anak, membersihkan rumah, dan bahkan mencari pekerjaan

pun tidak ia lakukan.

Anhedonia

Ia kurang tertarik dalam berbagai aktivitas

rekreasional, ia kurang mampu dalam menjalin hubungan

pribadi engan seorang wanita, dan ia pun tidak begitu

tertarik dengan hubungan seks.

Asosialitas

John hanya memiliki tsedikit teman, karena ia kurang

bergaul dengan lingkungan sosialnya dan bahkan kurang

berminat untuk berkumpul dengan orang lain. Bahkan ia pun

tidak berminat untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan

orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Ia hanya sibuk

dengan dirinya sendiri.

Simtom disorganisasi

16

Dalam hal ini subjek memiliki perilaku aneh

(bizarre), ia selalu menuliskan ide-idenya di kaca

jendela, dan ia selalu mengoleksi berbagai media massa

seperti koran, majallah dan mengguntingnya. Ia menganggap

bahwa kesemuanya itu adalah sumber informasi baginya

untuk memecahkan kode. Bahkan ia selalu mengirim surat

rahasia kepada pemerintah mengenai rencana pengeboman

tersebut, yang sebenarnya hanyalalah khayalannya.

Diagnosis

Diagnosis skizofrenia pada subjek adalah adanya

waham/delusi. Dalam hal ini subjek mengalami waham kejar dan

waham kebesaran. Kriteria skizofrenia dalam DSM-TR-IV

Terdapat dua atau lebih simptom-simtom berikut dengan

porsi waktu yang signifikan selama sekurang-kurangnya 1

bulan: waham, halusinasi, disorganisasi perilaku atau

perilaku katatonik, somtom-simtom negatif

Keberfungsian sosial dan  pekerjaan menurun sejak

timbulnya gangguan

Gejala-gejala gangguan terjadi selam sekurang-kurangnya 6

bulan; sekuranng-kurangnya 1 bulan untuk simtom-simtom

pada poin pertama; selebihnya simtom-simtom negatif atau

simtom lain pada poin pertama dalam bentuk ringan.

o Dalam kasus John Nash dalam film ‘’a beatiful

mind’’, subjek mengalami simto-simtom negatif dan

17

positif  telah lebih dari 6 bulan. Bahkan telah

bertahun-tahun.

Berdasarkan pada DSM TR-IV, dengan berbagai simtom yang

muncul pada subjek, maka subjek dapat diktegorikan

menderita skizofrenia tipe Paranoid (Skizofrenia Paranoid)

Penderita skizofrenia paranoid selalu cemas, marah,

argumentatif, dan kadang kasar. Bahasa yang digunakan

meskipun merujuk pada delusi, namun tidak mengalami

disorganisasi.

Diagnosa banding

Simtom positif yang terdapat pada pasien skizofrenia

seperti waham. Meskipun waham terjadi pada lebih dari

separuh orang penderita skizofrenia namun juga terdapat

pada pasien diagnosis lain seperti  mania, depresi

delusional, dan gangguan waham.

18

BAB IV

PEMBAHASAN

Gangguan Jiwa Skizofrenia

Pendekatan psikologi yang digunakan dalam pembahasan  ini

adalah pendekatan Psikososial. Sullivan dalam Kaplan dan

Sadock (2003) mengemukakan teori psikodinamika skizofrenia

berdasarkan perjalanan-perjalanan klinik, di mana pusat dari

psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan

dengan orang lain. Lingkungan, terutama keluarga memegang

peran penting dalam proses terjadinya skizofrenia.

Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama

keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan

skizofrenia. Sebab, dikatakan oleh Sullivan bahwa

skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan pengalaman-

pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan

selama masa perkembangan individu (Akbar, 2008).

Titik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial

keluarga dan gangguan psikotik terutama skizofrenia adalah

pada efek yang menghapuskan hubungan traumatik sendiri

seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu,

mencari kambing hitam dan keterikatan ganda. Aspek-aspek

dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu

aspek informatif, aspek emosional dan aspek penilaian atau

penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang

19

dikatakan oleh House dan Kahn (1995) tersebut di atas di

titik beratkan pada besar dan padatnya jaringan kerja

sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat

hubungan sebelumnya (Akbar,2008).

Sama halnya dalam film A Beautifull Mind, dukungan sang 

istri dalam kesembuhan John Nash sangat besar dalam  proses

penyembuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya

dukungan sosial keluarga terhadap penderita berpengaruh

terhadap tingkat kesembuhan skizofrenia. Semakin kuat

dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan

semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia. Sebaliknya

semakin lemah dukungan sosial keluarga terhadap penderita

memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia.

Demikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait

dengan kuat lemahnya dukungan sosial keluarga.

Pemberian obat antipsikotik dapat mengurangi resiko

kekambuhan, tetapi obat-obatan tersebut tidak dapat

mengajarkan tentang kehidupan dan keterampilan meskipun

dapat memperbaiki kualitas hidup penderita melalui penekanan

gejala-gejala. Pengajaran kehidupan dan keterampilan sosial

hanya mungkin didapat penderita melalui dukungan sosial

keluarga. Dari penelitian didapat bahwa 45% penderita

skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik akan

mengalami kekambuhan dalam waktu 1 tahun pasca rawat,

sedangkan penderita yang diberi plasebo 70% kambuh (Akbar,

2008).

20

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

21

Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang

gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan

sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan

lebih rendah pada laki-laki dibandingkan para wanita;

khususnya wanita yang menikah; usia onset untuk wanita

adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti

juga pada skizofrenia. Teori etiologi mengenai gangguan

skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan. Tanda

dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk

semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik, dan

gangguan depresif. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya

dibuat apabila gejala2 definitif adanya skizofrenia dan

gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang

bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam

episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan

skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik

yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. Terapi

dilakukan dengan melibatkan keluarga, pengembangan skill

sosial dan berfokus pada rehabilitasi kognitif. Pada

farmakoterapi, digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti

depresan bila memenuhi kriteria diagnostik gangguan

skizoafektif tipe depresif. Sedangkan apabila gangguan

skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan

adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer.

Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh

menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala gangguan

afektifnya. Semakin menonjol dan persisten gejala

skizofrenianya maka pronosisnya buruk, dan sebaliknya

22

semakin persisten gejala-gejala gangguan afektifnya,

prognosis diperkirakan akan lebih baik.

B. SARAN

Diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan

jiwa sebagai bekal ketika praktek belajar lapangan jiwa (PBL

Jiwa) di rumah sakit jiwa, dan mampu melakukannya secara

komperhensif dan sesuai teori.

DAFTAR PUSTAKA

1. Olfson, Mark. Treatment Patterns for Schizoaffective

Disorder and Schizophrenia Among Medicaid Patients. Diakses

melalui: www.psychiatryonline.org/data/Journals/

2. American Psychiatric Association. Diagnosis dan

Statistical Manual of Mental disorders (DSM IV TM).

American Psychological Association (APA): Washington DC.

1996.

3. http://superfunny006.wordpress.com/2012/03/18/all-about-

skizofrenia/

23