TUGAS JIWA FENOMENA NADIA ISI
-
Upload
poltekkes-semarang -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of TUGAS JIWA FENOMENA NADIA ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan
stereotip mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang
membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan
perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami
remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya
maupun akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
diri remaja, mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang
berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa
remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan
dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan
penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi
tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu
memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut
dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah
yang dialami remaja dalam memenuhi tugas-tugas tersebut,
yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan
dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi
1
fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan
nilai-nilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat
status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah
pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang
lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh
orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan
tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya
kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang
dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang
datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan
serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan
peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk
menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat
seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan,
depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan
kesedihan yang kronis.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penyusunan makalah ini, kami merumuskan masalah
pada asuhan keperawatan jiwa .
C. TUJUAN
Tujuan umum : Meningkatkan pengetahuan mahasiswa
tentang kesehatan jiwa remaja sehingga dapat menciptakan
lingkuangan yang kondusif untuk perkembangan anak.2
Tujuan khusus :
1. Memberikan pembekalan kepada tenaga kesehatan untuk dapat
menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai kesehatan
jiwa remaja.
2. Meningkatkan peran serta mahasiswa dalam menangani remaja
bermasalah dan upaya pencegahannya.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa remaja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan, remaja adalah
usia yang rentan, konsep diri nya belum matang, masih terlalu
3
mudah meniru perilaku dari idolanya, kemampuan analisisnya
masih rendah, kemampuan kontrol emosi juga masih rendah.
Apakah tidak ada aspek positif dari remaja? tentu saja banyak
diantaranya :
a. Spontanitas
Mereka secara spontan melakukan suatu kegiatan tanpa
pertimbangan rasional dan analisa berpikir, ketika salah
seorang teman mereka merokok dan terlihat "Gentleman" di
mata mereka maka secara mencuri - curi mereka akhirnya
merokok. Petualang, mereka senang sekali bereksplorasi
dengan berbagai situasi dan keadaan, ketika sedang
hangatnya friendster mereka makai friendster, ketika lagi
demam facebook maka mereka ikut membuat account facebook.
b. Kebebasan
Mereka menuntut kebebasan dari orangtuanya untuk
melakukan apa yang ingin mereka lakukan, jika kebebasan
ini terfasilitasi maka mereka akan menjadi generasi
kreatif yang mampu mengharumkan nama bangsa.
Tetapi tentu saja mereka memiliki beberapa
kelemahan :
1. Tawuran, ketika melihat film Only The Strong maka
mereka berkeinginan menjadi jagoan, kemudian mereka
mengumpulkan teman - teman mereka dan akhirnya menyerang
kelompok remaja lain untuk menunjukkan eksistensinya.
2. Sex Bebas, kurangnya kontrol orang tua dan
terlalu mudahnya akses ke situs - situs porno membuat
mereka memiliki keinginan untuk mencoba, percobaan
4
pertama menjadi pengalaman menyenangkan akhirnya
kecanduan menjadi sebuah pengalaman yang berulang.
c. Penyalahgunaan obat, masa remaja adalah masa
transisi, mereka membutuhkan sebuah pembentukan identitas
sehingga ketika ada masalah yang menekan psikologis
mereka, kemudian mereka tidak menemukan seseorang yang
mau membantu mereduksi tekanan psikologis mereka akhirnya
mereka melarikan diri ke obat - obatan terlarang, minuman
keras bahkan narkotika.
d. Terlibat kegiatan kriminal ringan, karena mereka
masih labil masih mudah dibujuk maka bujukan untuk
melakukan sebuah perbuatan kriminal bisa menjadi ajang
pembuktian siapa mereka, akibatnya mereka harus berurusan
dengan aparat akibat kesalahan mereka tersebut.
Masih banyak hal lain yang terjadi pada remaja, salah
satu hal menyakitkan yang menimpa remaja adalah gangguan
jiwa, mengapa remaja bisa terkena gangguan jiwa dan apa
penyebabnya?
a. Sibling rivalry, persaingan dengan sudara kandung,
"seorang anak yang dibandingkan dengan sauadara
kandungnya secara terus menerus dan dalam jangka
waktu lama maka dia bisa mengalami gangguan konsep
diri harga diri rendah"
b. Loneliness, kesepian atau kesendirian adalah
sebuah situasi dimana anak tidak memiliki teman,
jarang bermain dengan teman sebaya karena berbagai
alasan, diharuskan mengasuh adik, diminta bekerja
5
oleh orang tua, dipekerjakan oleh orang lain dll,
resiko yang mungkin muncul adalah halusinasi
c. Salah pergaulan, jika anak salah berkumpul dengan
grup yang salah maka mereka bisa melakukan perilaku
kekerasan secara kelompok.
d. Karena status orang tua, seorang anak yang
memiliki seorang bapak yang ditetapkan menjadi
tersangka kasus korupsi kemudian ditahan maka anak
tersebut akan berusaha menghindar dari sosial atau
melakukan isolasi social
Banyak kejadian yang bisa terjadi pada remaja, peran
kita sangat dibutuhkan untuk mencegah hal - hal negatif
terjadi pada remaja - remaja yang kita kenal, remaja -
remaja yang kelak akan meneruskan tongkat estafet
pembangunan, berikan contoh positif kepada mereka lewat
tayangan sinetron yang mendidik, tayangan televisi yang
mendidik, film - film yang mendidik. Karena semakin gencar
bentuk - bentuk penyimpangan memasuki alam bawah sadar
maka ledakan emosi dan gangguan jiwa hanya menunggu waktu.
Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang
banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan
pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa
terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun
yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20%
( keys, 1998 ). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian
(ADHD / Attention Deficit-Hyperactivety) adalah gangguan
6
kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak,
dimana indensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%.
Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya,
menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang
mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi
(Townsend, 1999). Dasar untuk memahami gangguan yang
terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja adalah sdengan
menggunakan teoi perkembangan. Penyimpangan dari norma-
norma perkembangan merupakan tanda bahaya penting adanya
suatu masalah.
Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak
meliputi redartasi mental, gangguan perkembangan, gangguan
eliinasi, gangguan perilaku disruptif, dan gangguan
ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga
terjadi pada masa dewasa adalah gangguan mood dan gangguan
psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau
remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan
serupa.
Jenis Gangguan Jiwa Anak-anak
1. Gangguan perkembangan pervasif. Ditandai dengan masalah
awal pada tiga area perkembangan utama : perilaku,
interaksi sosial, dan komunikasi.
a) Retardasi mental
Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan
keterbatasan sustandar dalam berfungsi, yang
dimanifestasikan dengan fungsi intelektual
secarasignifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ
7
dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang
ketrampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi,
perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari, ketrampilan
sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri,
kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja.
b)Autisme
Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi
sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang
terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi
kurangnya responsivitas terhadap orang lain, menarik diri
dan berhubungan sosial, kerusakan yang menonjol dalam
komunikasi, dan respon yang aneh terhadap lingkungan
(mis., tergantung pada benda mati dangerakan tubuh yang
berulang-ulang seperti mengepakkan tangan, bergoyang-
goyang, dan memukul-mukul kepala).
c ) Ganguan perkembangan spesifik
Dicirikan dengan keterlambatan perkembanga yang
mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang,
seperti membaca, aritmatika, bahasa, dan artikulasi
verbal.
2. Defisit perhatian dan gangguan perilaku disrutif
a ) Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD)
Dicirikan dengantingkat gangguan perhatian,
impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan
tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di
sekitanya dua tempat (mis., disekolah dan di rumah) dan
terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).
b) Gangguan perilaku
8
Dicirikan dengan perilaku berulang, disuptif, dan
kesengajaan untuk tidak patuh, termasuk melanggar norma
dan peraturan social. Sebagian besaranak-anak dengan
gangguan ini mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan
kepribadian antisocial setelah berusia 18 tahun. Contoh
perilaku pada anak-anak dengan gangguan ini meliputi
mencuri, berbohong, menggertak, melarikan diri, membolos,
menyalahgunakan zat, melakukan pembakaan, bentuk
vandalisme yang lain, jahat terhadap binatang, dan seranga
fisik terhadap orang lain.
c) Gangguan penyimpangan oposisi
Gangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang
lebih ringan, meliputi perilaku yangkurang ekstrim.
Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang
lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku.
Perilaku dalam gangguan ini menujukkan sikap menentang,
seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang
rendah erhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras,
zat terlarang, atau keduanya.
3. Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak
atau remaja dan berlanjut ke masa dewasa
a) Gangguan obsesif kompulsif, gangguan ansietas umum, dan
fobia
Banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, dengan
gejala yang sama dengan yang terlihat pada orang dewasa.
b) Gangguan ansietas akibat perpisahan
Adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan
rasa takut berpisah dari orang yangpaling dekat dengannya.
9
Gejala-gejalanya meliputi menolak pergi ke sekolah,
keluhan somatic, ansietas berat terjadap perpisahan dan
khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang yang
mengasuhnya.
4. Skizofrenia
a) Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit
didiagnosis.
Gejala-gejalanya dapat menyerupai gangguan pervasive,
seperti autisme. walaupun penelitian tentang skizofrenia
anak-anak sangat sedikit, namun telah dijumpai perilaku
yang khas (Antai-Otong, 1995b), seperti beberapa gangguan
kognitif dan perilaku, menarik diri secara social,
komunikasi.
b) Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan
insidensinya selama masa remaja akhir sangat tinggi.
Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala
awalnya meliputi perubahan ekstrim dalamperilaku sehari-
hari, isolasi social, sikap yang aneh, penurunan nilai-
nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak
disadarinya.
5. Gangguan mood
a)Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan
remaja dibanding pada orang dewasa (Kelter, 1999).
Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar antara 1%
sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi gangguan
biolar (jenis manik) pada anak-anak masih controversial.
Prevalensi penyakit bipolar pada remaja diperkirakan 1%.
10
Gejala depresi pada anak-anak sama dengan yang diobservasi
pada orang dewasa.
b) Bunuh diri.
Adanya gangguan mood merupakan faktor yang serius
untuk bunuh diri. Bunuh diri adalah penyebab kematian
utama ketiga padaindividu berusia 15 sampai 24 tahun.
Tanda-tanda bahaya bunuh diri pada remaja meliputi menarik
diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat
memberontak, menyalahgunakan obat atau alkohol, secara
tidak biasanya mengabaikan penampilan diri, kualitas
tugas-tugas sekolah menurun, membolos, keletian berlebihan
dan keluhan somatic, respon yang buruk terhadap pujian,
ancaan bunuh diri yang terang-terangan secara verbal, dan
membuang benda-benda yang didapat sebagai hadiah ( Newman,
1999)
6. Gangguan penyalahgunaan zat
a) Gangguan ini banyak terjadi ; diperkirakan 32% remaja
menderita gangguan penyalahgunaan zat (Johnson, 1997).
Angka penggunaan alkohol atau zat terlarang lebih tinggi
pada anak laki-laki disbanding perempuan. Risiko terbesar
mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia
antara 15 sampai 24 tahun. Pada remaja, perubahan
penggunaan zat dapat berkembang menjadi ketegantungan zat
dalam waktu2 tahun sedangkan pada orang dewasa membutuhkan
waktu antara 15 sampai 20 tahun.
b) Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainya
merupakan hal yang banyak terjadi, termasuk gangguan mood,
gangguan ansietas, dan gangguan perilaku disruptif.
11
c) Tanda-bahaya penyalahgunaan zat pada remaja diantaranya
adalah penurunan fungsi sosial dan akademik, perubahan
dari fungsi sebelumnya, seperti perilaku menjadi agresif
atau menarik diri dari interaksi keluarga, perubahan
kepribadian dan toleransi yang rendah terhadap frustasi,
berhubungan dengan remaja lain yang juga menggunakan zat,
menyembunyikan atau berbohong tentang penggunaan zat.
12
BAB III
FENOMENA DI MASYARAKAT
Contoh Kasus Skizofrenia
Dalam film A Beautifull Mind, di ceritakan kisah seorang
pria yang bernama John Nash, seorang jenius dari Virginia
yang merupakan salah satu penerima beasiswa Carnegie. Sosok
John Nash merupakan pribadi yang sadar akan
ketidakmampuannya dalam bersosialisasi dan dia pun merasa
orang lain juga tak menyukainya, namun dia menyukai keadaan
tersebut. John Nash memiliki teman sekamar bernama Charles
Herman yang cukup dekat dengannya saat kuliah dan kembali
bertemu setelah bekerja, namun terakhir diketahui bahwa
ternyata keberadaan Charles Herman hanyalah sesosok Khayalan
yang dibuatnya.
Awal permasalahan mulai muncul ketika John Nash berpikir
bahwa dirinya di sewa oleh pemerintah melalui Wiliam Parcher
untuk suatu pekerjaan rahasia karena kejeniusannya, dia
melakukan pekerjaan layaknya seorang agen rahasia hingga dia
mengalami suatu kejadian yang membuatnya ingin berhenti dari
13
pekerjaannya tersebut, namun Wiliam Parcher justru
melarangnya. Sehingga John Nash merasa tertekan dan merasa
selalu di ikuti, dia merasa dirinya dianggap penting
sehingga tidak segera dibunuh. Dan terakhir pun diketahui
bahwa William Parcher dan misi rahasia itu semua hanyalah
khayalan yang dibuatnya sendiri.
Istrinya, Alicia large yang merasakan kejanggalan
perilaku suaminya yang menghubungi seorang psikiater yang
bernama Dr. Rozen untuk mengobati suaminya. Pengobatan medis
selama 10 minggu cukup mengembalikan kesehatan jiwanya,
namun tidak lama penyakitnya tersebut kembali dan disinilah
John Nash dibantu istrinya Alicia Large berjuang untuk
melawan dan “mengabaikan” sosok khayalan yang terus berusaha
mengusiknya. Meskipun sempat istrinya stress namun tetap
bertahan demi sosok lelaki yang dinikahinya dan terus
mendukung suaminya, Sehingga akhirnya dia mampu membedakan
yang mana nyata dan yang mana delusi. Dan pada akhir cerita,
dia mendapatkan nobel atas penelitiannya yang selama ini dia
lakukan.
2. Diagnosa
Somptom +
a. Delusi (waham)
- Waham kebesaran (grandiose); subjek (john nash)
memiliki keyakinan bahwa dia memiliki hubungan khusus dengan
orang terkenal. Dalam kasus ini john menganggap bahwa
14
dirinya penting dan sangat berpengetahuan, karena ia mampu
memecahkan kode sandi alami. Dalam kasus ini, john diminta
untuk bekerja sama dengan pihak sipil untuk membantu mencari
kode sandi rahasia dalam peledakan bom yang akan dilakukan
di negara Amerika. Jika ia berhasil menemukan kode sandi
tersebut, maka pengeboman yang direncanakan terhadap negara
Amerika akan batal. Dalam artian bahwa pengeboman di wilayah
Amerika tidak akan terjadi.
- Waham kejar; subjek merasa bahwa ia selalu
diikuti oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa setiap gerak
geriknya diawasi oleh pihak sipil. Ia merasa bahwa ia
dimata-matai oleh pihak negara yang akan melakukan
pengeboman terhadap Amerika. Ia merasa keberadaanya tidak
aman, sehingga ia bermaksud untuk menolak kerja sama
terhadap pihak sipil dalam upaya penyelamatan negara agar
dirinya dapat selamat dari incaran teroris karena telah
berusaha mencegah rencana pengeboman.
b. Halusinasi
John nash selalu melihat dan mendengar suara-suara
orang yang mengawasi setiap perilakunya. Orang-orang
tersebut adalah tokoh yang dimunculkan dalam khayalannya,
yaitu:
Charles Herman : teman sekamar saat di asrama
William Parcher : pihak sipil, yang mengajaknya
bekerja sama dalam mencegah pngeboman.
15
Mercee : keponakan dari
Charles Herman
Simptom –
Avolution/apati
John mengalami kesuulitan dalam melakukan aktivitasnya
di rumah, ia hanya selalu duduk terdiam di kursi tanpa
jelas memikirkan apa. Ia tidak melakukan pekerjaan apa
pun. Dalam rumahnya ia hanya duduk dan merokok, mengurus
anak, membersihkan rumah, dan bahkan mencari pekerjaan
pun tidak ia lakukan.
Anhedonia
Ia kurang tertarik dalam berbagai aktivitas
rekreasional, ia kurang mampu dalam menjalin hubungan
pribadi engan seorang wanita, dan ia pun tidak begitu
tertarik dengan hubungan seks.
Asosialitas
John hanya memiliki tsedikit teman, karena ia kurang
bergaul dengan lingkungan sosialnya dan bahkan kurang
berminat untuk berkumpul dengan orang lain. Bahkan ia pun
tidak berminat untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan
orang-orang disekitar tempat tinggalnya. Ia hanya sibuk
dengan dirinya sendiri.
Simtom disorganisasi
16
Dalam hal ini subjek memiliki perilaku aneh
(bizarre), ia selalu menuliskan ide-idenya di kaca
jendela, dan ia selalu mengoleksi berbagai media massa
seperti koran, majallah dan mengguntingnya. Ia menganggap
bahwa kesemuanya itu adalah sumber informasi baginya
untuk memecahkan kode. Bahkan ia selalu mengirim surat
rahasia kepada pemerintah mengenai rencana pengeboman
tersebut, yang sebenarnya hanyalalah khayalannya.
Diagnosis
Diagnosis skizofrenia pada subjek adalah adanya
waham/delusi. Dalam hal ini subjek mengalami waham kejar dan
waham kebesaran. Kriteria skizofrenia dalam DSM-TR-IV
Terdapat dua atau lebih simptom-simtom berikut dengan
porsi waktu yang signifikan selama sekurang-kurangnya 1
bulan: waham, halusinasi, disorganisasi perilaku atau
perilaku katatonik, somtom-simtom negatif
Keberfungsian sosial dan pekerjaan menurun sejak
timbulnya gangguan
Gejala-gejala gangguan terjadi selam sekurang-kurangnya 6
bulan; sekuranng-kurangnya 1 bulan untuk simtom-simtom
pada poin pertama; selebihnya simtom-simtom negatif atau
simtom lain pada poin pertama dalam bentuk ringan.
o Dalam kasus John Nash dalam film ‘’a beatiful
mind’’, subjek mengalami simto-simtom negatif dan
17
positif telah lebih dari 6 bulan. Bahkan telah
bertahun-tahun.
Berdasarkan pada DSM TR-IV, dengan berbagai simtom yang
muncul pada subjek, maka subjek dapat diktegorikan
menderita skizofrenia tipe Paranoid (Skizofrenia Paranoid)
Penderita skizofrenia paranoid selalu cemas, marah,
argumentatif, dan kadang kasar. Bahasa yang digunakan
meskipun merujuk pada delusi, namun tidak mengalami
disorganisasi.
Diagnosa banding
Simtom positif yang terdapat pada pasien skizofrenia
seperti waham. Meskipun waham terjadi pada lebih dari
separuh orang penderita skizofrenia namun juga terdapat
pada pasien diagnosis lain seperti mania, depresi
delusional, dan gangguan waham.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Gangguan Jiwa Skizofrenia
Pendekatan psikologi yang digunakan dalam pembahasan ini
adalah pendekatan Psikososial. Sullivan dalam Kaplan dan
Sadock (2003) mengemukakan teori psikodinamika skizofrenia
berdasarkan perjalanan-perjalanan klinik, di mana pusat dari
psikopatologinya adalah gangguan kemampuan untuk berhubungan
dengan orang lain. Lingkungan, terutama keluarga memegang
peran penting dalam proses terjadinya skizofrenia.
Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya, lingkungan, terutama
keluarga memegang peran penting dalam proses penyembuhan
skizofrenia. Sebab, dikatakan oleh Sullivan bahwa
skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan pengalaman-
pengalaman traumatis dalam hubungannya dengan lingkungan
selama masa perkembangan individu (Akbar, 2008).
Titik berat penelitian-penelitian tentang dukungan sosial
keluarga dan gangguan psikotik terutama skizofrenia adalah
pada efek yang menghapuskan hubungan traumatik sendiri
seperti pernyataan emosi, rasa kebersamaan yang semu,
mencari kambing hitam dan keterikatan ganda. Aspek-aspek
dukungan sosial keluarga terdiri dari empat aspek yaitu
aspek informatif, aspek emosional dan aspek penilaian atau
penghargaan serta aspek instrumental, sebagaimana yang
19
dikatakan oleh House dan Kahn (1995) tersebut di atas di
titik beratkan pada besar dan padatnya jaringan kerja
sosial, misalnya hubungan dengan keluarga dan sifat-sifat
hubungan sebelumnya (Akbar,2008).
Sama halnya dalam film A Beautifull Mind, dukungan sang
istri dalam kesembuhan John Nash sangat besar dalam proses
penyembuhannya. Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya
dukungan sosial keluarga terhadap penderita berpengaruh
terhadap tingkat kesembuhan skizofrenia. Semakin kuat
dukungan sosial keluarga terhadap penderita memungkinkan
semakin cepat tingkat kesembuhan skizofrenia. Sebaliknya
semakin lemah dukungan sosial keluarga terhadap penderita
memungkinkan semakin lama tingkat kesembuhan skizofrenia.
Demikian juga halnya dengan kekambuhan skizofrenia, terkait
dengan kuat lemahnya dukungan sosial keluarga.
Pemberian obat antipsikotik dapat mengurangi resiko
kekambuhan, tetapi obat-obatan tersebut tidak dapat
mengajarkan tentang kehidupan dan keterampilan meskipun
dapat memperbaiki kualitas hidup penderita melalui penekanan
gejala-gejala. Pengajaran kehidupan dan keterampilan sosial
hanya mungkin didapat penderita melalui dukungan sosial
keluarga. Dari penelitian didapat bahwa 45% penderita
skizofrenia yang mendapat pengobatan antipsikotik akan
mengalami kekambuhan dalam waktu 1 tahun pasca rawat,
sedangkan penderita yang diberi plasebo 70% kambuh (Akbar,
2008).
20
Gangguan skizoafektif merupakan suatu gangguan jiwa yang
gejala skizofrenia dan gejala afektif terjadi bersamaan dan
sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan
lebih rendah pada laki-laki dibandingkan para wanita;
khususnya wanita yang menikah; usia onset untuk wanita
adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti
juga pada skizofrenia. Teori etiologi mengenai gangguan
skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan. Tanda
dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk
semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik, dan
gangguan depresif. Diagnosis gangguan skizoafektif hanya
dibuat apabila gejala2 definitif adanya skizofrenia dan
gangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain, dalam
episode yang sama. Sebagian diantara pasien gangguan
skizoafektif mengalami episode skizoafektif berulang, baik
yang tipe manik, depresif atau campuran keduanya. Terapi
dilakukan dengan melibatkan keluarga, pengembangan skill
sosial dan berfokus pada rehabilitasi kognitif. Pada
farmakoterapi, digunakan kombinasi anti psikotik dengan anti
depresan bila memenuhi kriteria diagnostik gangguan
skizoafektif tipe depresif. Sedangkan apabila gangguan
skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yang diberikan
adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer.
Prognosis bisa diperkirakan dengan melihat seberapa jauh
menonjolnya gejala skizofrenianya, atau gejala gangguan
afektifnya. Semakin menonjol dan persisten gejala
skizofrenianya maka pronosisnya buruk, dan sebaliknya
22
semakin persisten gejala-gejala gangguan afektifnya,
prognosis diperkirakan akan lebih baik.
B. SARAN
Diharapkan mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan
jiwa sebagai bekal ketika praktek belajar lapangan jiwa (PBL
Jiwa) di rumah sakit jiwa, dan mampu melakukannya secara
komperhensif dan sesuai teori.
DAFTAR PUSTAKA
1. Olfson, Mark. Treatment Patterns for Schizoaffective
Disorder and Schizophrenia Among Medicaid Patients. Diakses
melalui: www.psychiatryonline.org/data/Journals/
2. American Psychiatric Association. Diagnosis dan
Statistical Manual of Mental disorders (DSM IV TM).
American Psychological Association (APA): Washington DC.
1996.
3. http://superfunny006.wordpress.com/2012/03/18/all-about-
skizofrenia/
23