IV Turbidimetri

25
LAPORAN AWAL PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI TURBIDIMETRI NAMA : ANTIN AKHINO MADIWA NO.BP : 1210412029 FAKULTAS : MIPA JURUSAN : KIMIA HARI / TGL.PRAKTIKUM : RABU / 19 APRIL 2014 KELOMPOK : IV REKAN KERJA : 1. NADIA TRI UTARI 1210412039 2. MUHAMAD LUCKY FAJRI 1210413030 3. WAHYU RAMADHAN 1210413049 LABORATORIUM PENDIDIKAN I

Transcript of IV Turbidimetri

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI

TURBIDIMETRI

NAMA : ANTIN AKHINO MADIWA

NO.BP : 1210412029

FAKULTAS : MIPA

JURUSAN : KIMIA

HARI / TGL.PRAKTIKUM : RABU / 19 APRIL 2014

KELOMPOK : IV

REKAN KERJA : 1. NADIA TRI UTARI 1210412039

2. MUHAMAD LUCKY FAJRI 1210413030

3. WAHYU RAMADHAN

1210413049

LABORATORIUM PENDIDIKAN I

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2014

TURBIDIMETRI

I. TUJUAN PERCOBAAN

a. Mempelajari dan memahami peralatan visual

turbidimetri

b. Mempelajari sifat kekeruhan / turbidan dari

suspense padatan dalam cair

c. Menentukan konsentrasi sulfat pada larutan sampel

secara turbidimetris

II. TEORI

Turbidimetri merupakan analisis berdasarkan hamburan

cahaya. Analisis turbidimetri merupakan analisis

kuantitatif berdasarkan pada pengukuran kekeruhan

atau turbidan dari suatu larutan akibat adanya

partikel padat dalam larutan setelah sinar melewati

suatu larutan yang mengandung partikel yang

tersuspensi. Akibat partikel-partikel yang terdapat

di dalam larutan maka terjadilah hamburan cahaya.

Partikel-partikel tersebut akan menghamburkan cahaya

ke segala arah yang mengenai. Partikel yang

tersuspensi dapat mendispersikan sebahagian sinar

yang jatuh padanya ataupun menghalangi berkas sinar

sehingga mengurangi intensitas sinar yang diteruskan,

besaran ini merupakan fungsi dari kandungan partikel

yang tersuspensi.

Larutan yang tersuspensi memenuhi kriteria di

bawah ini :

1. Terdiri dari dua fasa yaitu tidak jernih dan

campuran heterogen

2. Dapat disaring dengan kertas saring serta ukuran

partakel sebesar 10-10 cm.

Perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap

cahaya yang tiba merupakan sifat optik dari

turbidimetri. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh

suatu suspense adalah fungsi konsentrasi jika

kondisi-kondisi lainnya konstan. Pengukuran

turbiditas dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok,

yaitu :

1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang

dihamburkan terhadap intesitas cahaya yang datang.

2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalam dimana

cahaya mulai tidak tampak dalam lapisan medium yang

keruh

3. Pengukuran perbandiangan intensitas cahaya yang

diteruskan terhadap cahaya yang datang.

Cahaya yang diukur pada turbidimeter yaitu cahaya

yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus dengan

konsentrasi dan ketebalan namun turbiditas tergantung

juga pada warna. Pada praktikum ini, turbidan atau

kekeruhan akan diukur dengan Visual turbiditimeter

(Helige Turbidimeter) dimana mata sebagai detektor

ketika tercapainya kesamaa kekeruhan terhadap

pembanding yang terkalibrasi. Disamping itu, dapat juga

diukur secara foto trbidimetri dimana alat fotometer

bertindak sebagai turbidimeter dengan mengukur

pengurangan sinar yang diteruskan.

Larutan yang digunakan pada turbidimetri yaitu

berupa koloid atau tersuspensi. Larutan jernih dapat

diukur secara turbidimetri dengan penambahan emulgator

untuk mengemulsi larutan. Ukuran partikel larutan yang

tersusoensi atau koloid yang biasanya dapat dilihat

oleh mata yaitu 10 -10 cm

Pada turbidimeter hamburan yang terukur adalah

hamburan yang diteruskan atau membentuk sudut 180o.

Sinar yang dihamburkan oleh partikel dalam larutan

dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Hamburan Tyndall

Hamburan sinarnya memiliki diameter molekul-

molekul yang lebih besar dari sinar yang

dihamburkan. Intensitas sinar yang terpancar

sebanding dengan satu perpanjang gelombang

berpangkat empat.

2. Hamburan Reylegh

Hamburan sinarnya memiliki molekul-molekul yang

jauh lebih kecil dari sinar yang dihamburkan.

Intensitas sinar yang terpancar sebanding dengan

satu perpanjang gelombang berpangkat empat.

3. Hamburan Raman

Hamburan sinarnya dapat mengubah frekuensi antara

sinar yang datang dengan sinar yang dihamburkan.

Delapan macam faktor yang mempengaruhi hamburan

cahaya yang mengenai partikel di dalam larutan yaitu :

1. Konsentrasi cuplikan

Konsentrasi berbanding lurus dengan partikel.

Semakin kecil konsentrasi maka partikelnya juga

akan semakin kecil. Partikel yang kecil akan

sedikit menghamburkan sinar sehingga akan sulit

untuk membaca turbidannya.

2. Konsentrasi emulgator

Perbandinan antara konsentrasi dan emulgator

disebut dengan konsentrasi emulgator.

Konsentrasi memiliki hubungan berbanding lurus

dengan koloid yang terbentuk. Apabila

konsentrasi terlalu kecil maka koloid yang

terbentuk juga akan semakin kecil. Terlalu

kecilnya koloid yang terbentuk akan sulit

terbaca turbidannya oleh alat. Namun apabila

terlalu besar maka akan ada emulgator yang

terbuang dengan sia-sia.

3. Lamanya pendiaman

Faktor ini bergantung terhadap kecepatan reaksi

yang terjadi.

4. Kecepatan dan urutan pencampuran reagen

5. Suhu

Suhu tergantung kepada kondisi umum reaksi.

6. pH atau derajat keasaman

pH akan berhubungan dengan emulgator.

7. Kekuatan Ion

8. Intensitas sinar

Turbidimeter terdiri dari empat komponen, yaitu

:

1. Sumber cahaya

Cahaya yang dihasilkan oleh sumber cahaya harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Intensitas sinar yang dihasilkan harus stabil

b. Cahaya yang dihasilkan harus memiliki range

pada cahaya tampak

c. Sinar yang dihasilkan harus kontiniu

Sumber cahaya dapat berupa :

a. Lampu pijar (cahaya tampak)

b. Lampu busur (cahaya tampak)

c. Lampu fluoresen (UV)

d. Nerst Glower dan Globar (IR)

2. Filter

Filter terbagi menjadi dua yaitu filter light

dan filter dark. Filter light digunakan ketika

pelarut dan partikel terdispersi tidak

berwarna. Sedangkan filter dark digunakan

ketika pelarut dan partikel terdispersi

berwarna coklat.

3. Kuvet

Kuvet ada dua macam yaitu kuvet silinder dan

kuvet semi oktagonal.

Dapat berupa :

a. Kaca atau plastic

b. Kuarsa (daerah UV)

c. Kristal garam (daerah IR)

4. Detektor

Detektor yang digunakan pada turbidimeter

adalah detektor phototube.

Perbedaan visual turbidimeter dengan foto

turbidimeter yaitu visual turbidimeter bekerja

berdasarkan tercapainya kesamaan pengamatan kekeruhan

dengna detektor mata menggunakan sumber cahaya putih.

Sedangkan foto turbidimeter menggunakan sistema

detektor fotosel. Turbidan merupakan sifat optik akibat

dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai

perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya

yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh

suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-

kondisi lainnya konstan.

Suspensi yang mengakibatkan terjadinya turbiditas

dapat dihitung dengan persamaan berikut :

S=logP0

P =Kbcd3λ

Keterangan : S = turbidansi

Po = intensitas cahaya yang datang

= Panjang gelombang

P = Intensitas cahaya yang dilewatkan

c = konsentrasi

b = ketebalan lapisan sampel

d = diameter rata-rata partikel

K = Ketetapan

Persamaan-persamaan ini berlaku untuk larutan

enecer.Untuk radiasi monokromatis ,K,d, adalah

tetapan sehingga persamaan di atas dapat diringkas

menjadi :

S bc atau S = Kbc

III. PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat beserta fungsinya

a. Helige (Visual) Turbidimeter digunakan

sebagai pengukur turbidan yang terbentuk pada

sampel.

b. Labu ukur 100 mL dan 50 mL digunakan sebagai

tempat pengenceran sampel.

c. Buret 50 mL digunakan sebagai tempat zat

untuk dikeluarkan dalam variasi mL.

d. Gelas ukur 10 mL digunakan sebagai pengukur

zat.

3.1.2 Bahan beserta fungsinya

a. Larutan standar sulfat 1000 ppm sebagai

larutan induk

b. BaCl2 - Tween 80 sebagai emulgator.

c. HCl 4 N sebagai penstabil kekeruhan pada

sulfat.

d. Aquadest digunakan sebagai pelarut /

pengencer zat.

3.2 Cara Kerja

A. Pembuatan larutan stadart

1. Larutan standart sulfat 50 ppm dibuat dalam

labu ukur 100 mL dengan mengencerkan larutan

induk 100o ppm.

2. Dengan bantuan buret, dibuat variasi larutan

standar sulfat dengan mengelurkan 0 ; 5 ; 10

; 20 ; 30 ; dan 40 mL pada enam buah labu

ukur 50 mL.

3. Masing-masing labu ukur ditambahkan 5 mL HCl

4 N dan 5 mL reagen campuran BaCl2 – Tween

80, diencerkan sampai tanda batas dengan

aquadest.

4. Larutan tugas diminta dengan menyerahkan

labu ukur 50 mL yang dilengkapi idenitas

praktikum pada Asisten.

5. Larutan diperlakukan sama dengan standart

lalu dikocok dan dipindahkan pada cuvet alat

turbidimeter.

B. Pemakaian Alat

1. Alat dihubungkan dengan sumber arus dan di

on kan, dibiarkan stabil selama beberapa

menit.

2. Larutan dimasukkan ke dalam cuvet dengan isi

sepertiga, lalu dipasangkan tutup/plugernya.

Ditempatkan pada alat Helige turbiditimeter

( diperhatikan jangan sampai ada gelembung

gas yang terperangkap ) .

3. Lensa okulernya diatur seperluya sehingga

didapatkan pengamatan yang tajam.

4. Tombol PI (dial alat) diatur sedemikian rupa

sehingga dicapai keadaan pengamatan

indicator tepat sama baurnya, lingkaran

tengah dan lingkaran pinggir (tidak teramati

bidang batas), baca nilai skala

indikatornya.

5. Pengamatan masing-masing dilakukan dua kali

dari arah dating yang berbeda, lalu rata-

ratakan nilai pengamatan saudara.

6. Blanko diganti dengan larutan standar C1,

lakukan pengukuran dengan cara yang sama,

demikian juga terhadap standar lainnya serta

sampel tugas Cx.

7. Dibuat kurva kalibrasi standar, lalu

tentukan kadara Cx sdr.

3.3 Skema Kerja

Larutan SO42- 100 mg/L

- dibuat dari larutan induk SO42- 1000

mg/L

- dibuat dengan buret deretan standard

variasi 0; 5; 10; 20; 30; 50 dalam

labu ukur 100 mL

- + aquadest hingga volume 50 mL

- + 5 ml HCl

- + 5 ml campuran BaCl-Tween 80

- dikocok

- diencerkan sampai tanda batas

Campuran larutan

- pindahkan pada wadah sampel alat

turbidimeter

- diukur turbidan dari konsentrasi

terkecil

Turbidan terukur

Hasil

Buat kurva kalibrasi standard dari

data yang diperoleh

3.4 Skema Alat

DAFTAR PUSTAKA

Hadyana , Pudjaatmaka .1994. BUKU AJAR KIMIA ANALISIS

KUANTITATIF ANORGANIK . Buku Kedokteran: Jakarta

Rizki Agrindra Setya. 2010. Identifikasi Biohidrogen

Secara Fermentatatif Dengan Kultur Campuran

Menggunakan Glukosa Sebagai Substrat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Perhitungan

1. Pembuatan larutan standar 50 ppm

V1.N1 = V2.N2

100 mL.50 ppm = V2.1000 ppm

V2 = 5 mL

2. Pengenceran larutan standar Sulfat dengan

variasi volume

0 mL

V1.N1 = V2.N2

0 mL.50 ppm = 50

mL.N2 N2

= 0 ppm

5 mL

V1.N1 = V2.N2

5 mL.50 ppm = 50 mL.N2

N2 = 5 ppm

10 mL

V1.N1 = V2.N2

10 mL.50 ppm = 50

mL.N2

N2 = 10 ppm

20 mL

V1.N1 = V2.N2

20 mL.50 ppm = 50 mL.N2

N2 = 20 ppm

30 mL

V1.N1 = V2.N2

30 mL.50 ppm = 50

mL.N2

N2 =

30 ppm

40 mL

V1.N1 = V2.N2

40 mL.50 ppm = 50 mL.N2

N2 = 40 ppm

3. Persamaan Regresi

x

(volume

) mL

Y

(skala)

xy x2

0 10 0 05 12 60 2510 18 180 10020 23 460 40030 33 990 90040 46 1.84 1600

0x = ∑

105 x =17,5

y = ∑

142, y=23,67

xy=∑

3530

x∑ 2

=

3025

B = n . xy – ( x) ( y) n . x2 –

( x)2

= 6. 3530 – (105)(142)

6. 3025 –(105)2

= 0,88

A = ȳ – Bx

= 23,67 –

(0,88 . 17,5)

= 8,27

Y = A + Bx

Y = 8,27 + 0,88x

4. .Larutan sampel

Y= A + Bx

X = 8.27−AB = 39−8,270,88 = 34,9204 ppm

Jadi konsentrasi diperoleh sampel = 34,9204 ppm

Menentukan Vsample percobaan

V1 . N1 = V2 . N2

V1. 50 ppm = 50 ml . 34,9204 ppm

V1 = 34,9204 mL

V sample sebenarnya 34,9204 mL

% kesalahan = Volumepercobaan−volumeteoriVolumeteori x

100 %

= 34,9204−2.52,5 x 100%

= 1296.8 %

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini,yaitu turbidimetri yang

bertujuan untuk mempelajari sifat – sifat kekeruhan /

turbidan dari suatu cairan serta menentukan konsentrasi

sampel secara turbidimetris.

Prinsip dari praktikum ini adalah pengukuran

kekeruhan atau turbidan dari suatu suspensi dalam

cairan. Akibatnya ada sebagian sinar yang akan

ditebarkan menyebabkan berkurangnya kemampuan penentrasi

sinar oleh adanya partikel tersuspensi dan mengurangi

jumlah sinar yang diteruskan.

Larutan sulfat 1000ppm digunakan sebagai larutan

induk dan diencerkan dengan berbagai konsentrasi (0 ;

5 ; 10 ; 20; 30 ; 40 ).Pada percobaan ini, digunakan

reagen campuran BaCl2-Tween 80 dan HCl 4 N. Disini,

campuran BaCl2-Tween 80 berfungsi untuk membentuk

suspensi serta HCl 4N yang berfungsi untuk menstabilkan

kekeruhan atau emulgator. Tingkat turbidan / kekeruhan

dapat diukur pada larutan yang mengalami suspensi.

Apabila suspensi tidak terbentuk, maka penyebaran cahaya

yang akan diamati tidak akan maksimal.

Dari percoban yang telah dilakukan, didapatkan nilai

turbidan berbanding lurus dengan konsentrasi. Hal ini

berarti bahwa semakin besar konsentrasi sulfat yang

digunakan maka semakin banyak partikel-partikel yang

akan menghamburkan sinar yang datang dan mengakibatkan

tingkat kekeruhannya akan semakin besar pula. Pengukuran

nilai turbidan dilakukan sampai tercapainya pengamatan

tepat bayangan baur-baur dimana tidak terdapat bidang

batas antara bagian lingkaran dalam dengan lingkaran

luar pada pengamatan.

Kesalahan pada praktikum berdasarkan perhitungan

didapatan sangat besar, hal ini dapat disebabkan oleh

dua faktor yaitu faktor pengamatan detektor dan faktor

alat yang memiliki ketelitian yang rendah.

Nilai turbidan tersebut juga bisa terlihat dari grafik

yang didapatkan dari data praktikum dan perhitungan

bahwa grafik turbidan dan konsentrasi berbanding lurus.

4.3 Grafik

0 5 10 15 20 25 30 35 40 450

10

20

30

40

50

f(x) = 0.652229133247089 x + 15.2579668822768R² = 0.55930550514708

Skala Vs Konsentrasi

Konsentrasi

Turb

idan

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat kita

simpulkan bahwa :

1. Prinsip dari turbidimetri adalah pengukuran

kekeruhan atau turbidan dari suatu suspensi dalam

cairan.

2. Kekeruhan / turbidan berbanding lurus dengan

konsentrasi.

3. Turbidimetri mengukur jmulah sinar hamburan

yang diserap yang memiliki sudut serapan sebesar

180º.

4. Pengukuran nilai turbidan dilakukan sampai

tercapainya pengamatan tepat bayangan baur-baur.

5. Konsentrasi berbanding lurus dengan nilai

turbidan.

5.2 Saran

Supaya praktikum selanjutnya dapat berjalan

lebih baik, maka disarankan :

1. Teliti dalam melakukan pengenceran.

2. Pahami prosedur dan prinsip kerja.

3. Jangan lupa memberi reagen campuran sebelum

mengukur skala pada turbidimeter.

VI. Analisa Jurnal

1. Judul

Studi pengaruh aktivitas enzimitas dan m

ikrobiologis terhadap kekeruhan,keasaman dan

intensitas bau jus mengkudu

2. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh aktivitas enzimitas dan

mikrobiologis terhadap kekeruhan,keasaman dan

intensitas bau jus mengkudu

3. Metoda yang digunakan

Metoda yang digunakan adalah analisis parameter

dimana pengukuran kekeruhan dilakukan dengan

metoda turbidimeter,disini juga dilihat pengaruh

enzimitas terhadap kekeruhan dan pH jus mengkudu

4. Kelebihan dan kekerungan jurnal

Kelebihan

Kelebihannya yaitu dapat menentukan pengaruh

aktivitas enzimitas dan mikrobiologis terhadap

kekeruhan,keasaman dan intensitas bau jus

mengkudu, dan melestarikan buah mengkudu dan

membuatnya menjadi buah yang diminati

Kekurangan

Kekurangan dari jurnal ini yaitu memerlukan

beberapa metoda untuk mengetahui pengaruh

aktivitas enzimitas dan mikrobiologis terhadap

kekeruhan,keasaman dan intensitas bau jus mengkudu

serta membutuhkan waktu yang cukup lama.

5. Hasil

Tingkat enzimitas dapat menurunkan kekeruhan pada

jus mengkudu dan juga akan menurunkan pH dari jus

mengkudu.