identifikasi kesalahan terjemahan mahasiswa pada mata ...

12
536 Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers ”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI” 12-14 Oktober 2021 Purwokerto ISBN 978-602-1643-67-9 Bidang 6: Rekayasa sosial, pengembangan pedesaan dan pemberdayaan masyarakatIDENTIFIKASI KESALAHAN TERJEMAHAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH TERJEMAHAN SOSIAL BUDAYA BAHASA INDONESIA KE BAHASA MANDARIN (KAJIAN SEMANTIK : KETIDAKSESUAIAN MAKNA) Henggar P 1 , Adilla A.S 2 , Zuyinatul 3 , Chendy A.P.S 4 1 Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman ABSTRAK Penerjemahan sebagai salah satu mata kuliah peminatan di prodi D3 Bahasa Mandarin Unsoed diaplikasikan salah satunya dalam mata kuliah Terjemahan Sosial Budaya. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknik dan juga kemampuan menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan sosial budaya. Penelitian ini akan mengkaji kesalahan terjemahan mahasiswa pada mata kuliah sosial budaya yang difokuskan pada kajian semantik. Peneliti melakukan pengamatan pada terjemahan teks sosial budaya mahasiswa progam studi D3 Bahasa Mandarin Unsoed peserta mata kuliah terjemahan sosial budaya, lalu melakukan analisis terhadap kesalahan linguistik dalam hal ini lingkup semantik yang muncul, serta menyebar kuisioner untuk mendapatkan saran dalam melakukan perbaikan terhadap sistem pengajaran khususnya terjemahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan didominasi oleh ambiguitas makna yang disebabkan kesalahan pemilihan kata hal ini terjadi karena salah satu faktor yaitu kurangnya komptensi mahasiswa terutama dalam menguasai kata dan konteks penggunaan. Kata kunci : sosial budaya, terjemahan, semantik, bahasa Mandarin ABSTRACT Translation as one of the specialization courses in the D3 Mandarin Unsoed study program is applied, one of which is the Socio-Cultural Translation course. In this course, students are expected to be able to master the technique and also the ability to translate Indonesian into Mandarin, especially with matters related to socio-cultural. This study will examine students' translation errors in socio-cultural courses that are focused on semantic studies. The researcher made observations on the translation of socio-cultural texts for students of the D3 Mandarin Unsoed study program participants of the socio- cultural translation course, then analyzed linguistic errors in this case the semantic scope that emerged, and distributed questionnaires to get suggestions for making improvements to the teaching system, especially translation. . The results showed that the error was dominated by ambiguity of meaning caused by an error in word choice. This was due to one of the factors, namely the lack of student competence, especially in mastering words and context of use. Keywords: socio-cultural, translation, semantics, Mandarin

Transcript of identifikasi kesalahan terjemahan mahasiswa pada mata ...

536

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

Bidang 6: Rekayasa sosial, pengembangan pedesaan dan pemberdayaan masyarakat”

IDENTIFIKASI KESALAHAN TERJEMAHAN MAHASISWA PADA MATA

KULIAH TERJEMAHAN SOSIAL BUDAYA BAHASA INDONESIA KE BAHASA

MANDARIN (KAJIAN SEMANTIK : KETIDAKSESUAIAN MAKNA)

Henggar P1, Adilla A.S2, Zuyinatul 3, Chendy A.P.S4

1Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman

ABSTRAK

Penerjemahan sebagai salah satu mata kuliah peminatan di prodi D3 Bahasa Mandarin

Unsoed diaplikasikan salah satunya dalam mata kuliah Terjemahan Sosial Budaya. Dalam mata

kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknik dan juga kemampuan menerjemahkan

bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan sosial

budaya. Penelitian ini akan mengkaji kesalahan terjemahan mahasiswa pada mata kuliah sosial

budaya yang difokuskan pada kajian semantik. Peneliti melakukan pengamatan pada terjemahan

teks sosial budaya mahasiswa progam studi D3 Bahasa Mandarin Unsoed peserta mata kuliah

terjemahan sosial budaya, lalu melakukan analisis terhadap kesalahan linguistik dalam hal ini

lingkup semantik yang muncul, serta menyebar kuisioner untuk mendapatkan saran dalam

melakukan perbaikan terhadap sistem pengajaran khususnya terjemahan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa kesalahan didominasi oleh ambiguitas makna yang disebabkan kesalahan

pemilihan kata hal ini terjadi karena salah satu faktor yaitu kurangnya komptensi mahasiswa

terutama dalam menguasai kata dan konteks penggunaan.

Kata kunci : sosial budaya, terjemahan, semantik, bahasa Mandarin

ABSTRACT

Translation as one of the specialization courses in the D3 Mandarin Unsoed study program is applied,

one of which is the Socio-Cultural Translation course. In this course, students are expected to be able

to master the technique and also the ability to translate Indonesian into Mandarin, especially with

matters related to socio-cultural. This study will examine students' translation errors in socio-cultural

courses that are focused on semantic studies. The researcher made observations on the translation of

socio-cultural texts for students of the D3 Mandarin Unsoed study program participants of the socio-

cultural translation course, then analyzed linguistic errors in this case the semantic scope that

emerged, and distributed questionnaires to get suggestions for making improvements to the teaching

system, especially translation. . The results showed that the error was dominated by ambiguity of

meaning caused by an error in word choice. This was due to one of the factors, namely the lack of

student competence, especially in mastering words and context of use.

Keywords: socio-cultural, translation, semantics, Mandarin

537

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

PENDAHULUAN

Program studi D3 bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman merupakan program

studi jenjang diploma tiga dengan penjurusan akhir pariwisata dan penerjemahan bahasa Mandarin.

Kompetensi utama dalam pembelajaran bahasa Mandarin adalah kemampuan berbicara, membaca,

mendengarkan dan menulis. Selain empat kompetensi utama tersebut, mahasiswa juga memperdalam

kemampuan penerjemahan baik lisan, tertulis dalam berbagai bidang termasuk pariwisata. Untuk

mencapai kompetensi utama dan kemampuan menerjemahkan tersebut, program studi D3 bahasa

Mandarin Unsoed memberikan materi sesuai dengan jenjang untuk kompetensi dasar bahasa

Mandarin seperti Chuji Zhonghe yaitu mata kuliah komprehensif untuk mahasiswa tingkat dasar,

Zhongji Zhonghe untuk mahasiswa semester tiga dan empat. Mata kuliah penunjang peminatan

(penerjemahan dan pariwisata) dasar seperti teori penerjemahan dan dasar-dasar pariwisata mulai

dari semester satu hingga mata kuliah paket terjemahan di semester lima. Adapun salah satu cara

untuk mengukur keberhasilan penguasaaan kompetensi dasar mahasiswa program studi D3 bahasa

Mandarin adalah dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi)

pada setiap akhir semester genap dan wajib lulus HSK 3 sebagai salah satu syarat kelulusan.

Sedangkan kemampuan yang berkaitan dengan peminatan dituangkan dalam terjemahan di laporan

Tugas Akhir mahasiswa.

Penerjemahan adalah suatu proses upaya mengganti teks (alih bahasa) dari bahasa sumber

(BSu) ke dalam teks bahasa sasaran (Bsa). Munday (2001) berkata bahwa “…as changing of an

original written teks in the original verbal language into a written teks in a different verbal

language” (adalah peralihan teks tulis dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran). Tarjana

(2013:1) mengatakan bahwa semantik merupakan suatu sub-ranah lingusitik yang mengkaji makna

dalam bahasa. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa makna merupakan suatu fenomena yang bersifat

multifaset; artinya orang dapat melihat makna dari berbagai perspektif. Kajian makna dapat dilihat

dengan memperhatikan makna refenrens dan sens, melalui logika atau referensi. Dari sekian banyak

cabang linguistik yang ada, peneliti membatasi penelitian hanya pada tataran semantik. Caranya

dengan menggunakan error analysis dengan prosedur sebagai berikut 1) mengumpulkan sample

kesalahan, 2) mengidentifikasi kesalahan, 3) menjelaskan kesalahan, 4) mengklasifikasi kesalahan,

dan 5) mengevaluasi kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang

kesalahan linguistik dalam terjemahan Mandarin-Indonesia yang dilakukan mahasiswa dengan

harapan dengan adanya hasil penelitian ini

Permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan kemampuan menerjemahkan bahasa

Indonesia ke dalam bahasa Mandarin adalah sebagai berkut :1) Bagaimana bentuk kesalahan

linguistik pada terjemahan sosial budaya mahasiswa D3 Bahasa Mandarin UNSOED, 2) Faktor apa

yang menyebabkan terjadinya kesalahan linguistik pada terjemahan sosial budaya mahasiswa D3

538

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

Bahasa Mandarin UNSOED, 3) Bagaimana cara menghasilkan terjemahan tema sosial budaya yang

berkualitas?.

Penelitian ini melingkupi tatabahasa, penggunaan kata pada terjemahan bahasa Mandarin

dengan berlandaskan teori Analisis Kesalahan Berbahasa yang dijelaskan oleh Corder (1967). Dalam

analisa kesalahan linguistik bahasa Mandarin, penelitian ini didukung dengan teori kesalahan

linguistik menurut Tarigan (1988: 196). Adapun Kamus Bahasa Mandarin 《辞海》dan 《现代汉

语词典》 sebagai acuan makna dan dasar penggunaan kosakata bahasa Mandarin.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal

Soedirman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan

observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data modifikasi

yang para ahli ungkapkan pada Tarigan (1998:62), berikut teknik analisis data modifikasi dalam

penelitian ini : 1) Mengklasifikan data, 2)Mengklasifikan kesalahan, 3)Mendeskripsikan kesalahan,

4) Mengoreksi kesalahan, 5) Mencari penyebab kesalahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap terjemahan tema sosial budaya dalam hasil terjemahan

mahasiswa prodi D3 bahasa Mandarin Unsoed peserta kelas terjemahan sosial budaya, ditemukan

kesalahan linguistik khususnya lingkup semantik, yaitu kesalahan pemilihan kata dalam

menerjemahkan, yang membuat kalimat tersebut ambigu secara makna bahkan sebagian besar tidak

sesuai tatabahasa bahasa Mandarin. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan hasil penelitian pada

kesalahan linguistik khususnya kesalahan semantik berdasarkan teori kesalahan linguistik Tarigan

(1988:196).

Kesalahan Semantik

Kesalahan dalam tataran semantik menekankan pola ketidak sesuaian makna, baik yang

berhubungan dengan penyimpangan makna, fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Kesalahan semantik

adalah kesalahan yang tidak hanya dilihat dari maknanya saja, tetapi juga perubahan makna yang

terdapat di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesalahan semantik adalah kekeliruan dalam

memilih makna kata yang sesuai dengan konteks kalimatnya.

Salah satu yang menjadi fokus dalam analisis semantik adalah semantik leksikal. Semantik

leksikal adalah telaah tentang makna pada tataran leksem suatu bahasa. Kesalahan semantik leksikal

dibagi menjadi dua bagian: ambiguitas makna dan menyertai, dan ambiguitas makna yang terjadi

dikarenakan masalah yang muncul dalam pemilihan kata. James (1998) mengkategorikan ambiguitas

makna menjadi empat kategori: 1) menggunakan kata umum dari kata khusus, 2) menggunakan kata

khusus dari kata umum, 3)tidak terdapat kata atau kalimat yang homogeny, dan 4)ambiguitas makna

539

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

kata.

Pada penelitian ini, peneliti menekankan pada kesalahan atau kekeliruan pemilihan kata yang

menyebabkan penyimpangan makna dan atau ambiguitas makna dalam kalimat hasil terjemahan

dengan tema social budaya.

540

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

Tabel 1. Kesalahan Semantik pada Terjemahan Mahasiswa

No. Bahasa Sumber Bahasa sasaran Teknik

Penerjemahan

Sifat dan Jenis Kesalahan Analisis Kesalahan

1. Remaja di seluruh

dunia begitu lekat

dengan media sosial,

mereka terus

berkomunikasi lewat

media sosial, bahkan

pada saat makan,

berjalan dan belajar.

世界上的 /青少年 /

与/社交媒体的关系

/很近,甚至/吃饭/

时/,走路时,还有

/学习/时,/他们/一

直/在/社交媒体/交

通。

PL,HarfiahPL,PL,PL,

modulasi,

PL,PL,PL,AL,PL,PL,

PL,KD,PL/KD

Ambiguitas makna : kesalahan dalam pemilihan

kata

Teknik: menerjemahkan kata “lewat” menjadi “在” menggunakan teknik kreasi diskursif

Terdapat kesalahan pada pemilihan

kata 在 untuk menerjemahkan kata

“lewat” sebagai media komunikasi

dalam bahasa Mandarin. Mahasiswa

menggunakan teknik kreasi diskurtif

dalam menerjemahkan kata tersebut.

Penggunaan kata yang tidak sesuai

dengan konteks kalimat menyebabkan

kemabiguitasan terjemahan.

2. Waktu yang

dihabiskan untuk

media sosial

seringkali lebih

banyak dibandingkan

dengan waktu yang

dihabiskan untuk

belajar atau

berkumpul bersama

keluarga.

他们/在/社交媒体/

花费的/时间/比/学

习 /或者 /跟家人一

起 /团聚的时间 /更

多了。

PL,PL,PL,Harfiah,PL,

harfiah,PL,PL,PL,PL,

AL,PL

1. 花费 : ambiguitas makna : kesalahan dalam

pemilihan kata yang maknanya berdekatan

Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah

2. 比 ...更 : kesalahan pemilihan kata yang

menyertai grammar 比

Teknik penerjemahan yang digunakan adalah

harfiah

1.Pemilihan kata 花 费 untuk

menerjemahkan “dihabiskan” tidak

tepat. Mahasiswa menerjemahkan

menggunakan teknik harfiah, disataat

melakukan proses penerjemahan

mahasiswa mengganti makna BSu ke

dalam BSa tanpa melihat kontek yang

dimaksud. Dalam kalimat ini, yang

dihabiskan berada dalam konteks

waktu/durasi, diterjemahkan menjadi

花 , sedangkan 花 费

digunakandalam konteks

ongkos/biaya yang dihabiskan.

2.Mahasiswa menerjemahkan kata

lebih secara harfiah tanpa melihat

konteks dan struktur kalimat secara

keseluruhan. Menggunakan kata 更

untuk menerjemahkan ‘lebih”

541

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

menjadikan kalimat tersebut tidak

tepat, sebab ada kata pembanding 比

yang tidak membutuhkan 更.

3. Berbagai hal menjadi

alasan media sosial

begitu menarik bagi

para remaja, beberapa

alasannya yaitu

mendapatkan

perhatian, meminta

pendapat,

menumbuhkan citra,

hobi dan untuk

menambah teman.

很多原因 /当 /社交

媒体/对青少年来说

/很有趣。 /其中一

个是 /得到 /人们的

关注 /,想要 /大家

的意见/,成长形象

/,爱好/,还有/可

以 /得到 /很多朋友

Modulasi, harfiah, PL,

PL,harfiah,

PL,PL,PL,PL,PL,PL,

PL,PL,PL, harfiah,

KD

1. 很 : ambiguitas makna : kesalahan dalam

pemilihan kata

Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah

2.有趣 :ambiguitas makna : kesalahan dalam

pemilihan kata yang maknanya berdekatan

Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah

3. 得到 :ambiguitas makna : kesalahan dalam

pemilihan kata yang maknanya berdekatan

Teknik yang digunakan adalah teknik modulasi

4. 很多朋友 :distorsi makna: kesalahan dalam

pemilihan kata yang menyebabkan perubahan

makna

Teknik yang digunakan adalah teknik kreasi

diskurtif

1. Pemilihan kata 很 untuk

menerjemahkan kata “begitu”

tidak tepat.

Penggunaan teknik harfiah dalam

menerjemahkan kata “begitu”

menjadi “很” tidak tepat. Karena “很”memiliki makana “sangat”, berbeda

dengat “begitu” yang berada

ditingkatan lebih tinggi dengan

“sangat”. Maka terjemahan yang

sebaiknya digunakan adalah “那么”

2. Penggunaan teknik harfiah dalam

menerjemahkan “有趣 ” untuk

menerjemahkan “menarik” pada

kalimat “begitu menarik bagi para

remaja” kurang tepat, 有趣lebih

kepada makna memiliki

ketertarikan.

3. Penggunaan teknik harfiah untuk

menerjemahkan

“menambah”menjadi 得 到 .

Penggunaan kata tersebut kurang

tepat karena 得 到 berarti

“mendapatkan sesuatu”

sedangkan yang dimaksud di

dalam kalimat adalah

“mendapatkan teman” , untuk

memulai pertemanan kata yang

tepat untuk digunakan adalah “交”.

542

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

4. Penggunaan teknik kreasi diskurtif

dalam menerjemahkan kata

“teman” menjadi “很多朋友 ”

terdapat distorsi makna karena

dalam BSu tidak di terangkan

jumlah temannya, sedangkan

ketika diterjemahkan terdapat

kata “ 很 多 ” yang memiliki

makna banyak

4. Membicarakan

masalah remaja

rasanya tak akan lepas

dari beberapa aspek

yang melekat pada

mereka yang rata-rata

masih berusia belasan

tahun.

说/关于/青少年的/

问题/看来/与/其中

原因/脱不了关系,

就是 /他们的年纪 /

差不多/还是/ 十几

年。

Harfiah, PL,,Harfiah,

PL, PL,PL

,PL,PL,PL,PL,PL,harf

iah,Harfiah, PL

1. 差不多 menyebabkan ambiguitas makna,

sebab dalam kebiasaaan bahasa

Mandarin, rata-rata bisa langsung

diterjemahkan ke 还是。

Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah

2. Kesalahan tata bahasa, seharusnya 与他们

的年纪还是十几年的年轻人其中原因

脱不了了。

1. Kesalahan pemilihan kata untuk

menerjemahkan kata rata-rata, sebab

dalam bahasa Mandarin konteks pada

kalimat yang diterjemahkan bisa

lansung menggunakan kata 还是 yang

berarti masih. Terlihat bahwa

mahasisw menerjemahkan secara

harfiah sehingga kata rata-rata tetap

dipertahankan.

2. Kesalahan jterletak pada struktur

bahasa Mandarin, dimana penerjemah

menambahkan 就 是 sebagai

penghubung yang kurang tepat dalam

kontek kalimat tersebut.

5. Mulai dari kondisi

emosi yang masih

labil, semangat

berkarya yang sangat

tinggi serta keinginan

untuk bisa tampil

eksis dan ingin diakui

oleh lingkungannya.

从反复无常的脾气

,精神饱满,还有

想要在他们环境中

得到认可和很有名

Delesi, PL,

Transposisi, PL,

Transposisi, Reduksi,

PL, PL,PL,PLPL,KD

1. Kata mulai tidak diterjemahkan ke dalam

bahasa Mandarin.

Teknik yang digunaka adalah delesi

2. Kata tampil eksis diterjemahkan menjadi “很有

名” menyebabkan ambiguitas makna

Teknik yang digunakan adalah kreasi diskurtif

1.Terdapat penggunaan teknik delesi

sehingga kata mulai tidak

diterjemahkan ke dalam bahasa

Mandarin.

2. Terdapat penggunaan teknik kreasi

diskurtif. Kata tampil eksis

diterjemahkan menjadi “很有名 ”

yang memiliki arti sangat terkenal.

Berbeda jauh dengan teks BSu

“tampil eksis”. Penggunaan kata yang

tidak sesuai dengan konteks

543

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

menyebabkan ambiguitas makna.

Frasa “ 很 有 名 ”, untuk

menerjemahkan tampil eksis kurang

tepat, seharusnya 出现自己的存在。

6. Siapa yang tak ingin

eksistensinya diakui

oleh orang lain?

谁不希望自己的存

在被别人认可?

PL,PL,harfiah,

PL,PL,PL

Kolokasi : kekeliruan pemilihan kata ingin

diterjemahkan menjadi 希 望 yang berarti

berharap

Teknik penerjemahan harfiah

Penggunaan teknik harfiah sehingga

menghasilkan terjemahan yang sesuai

makna BSu namun tidak sesuai

dengan konteks ketika diterjemahkan

kedalam BSa. Kata “Ingin” lebih tepat

diterjemahkan menjadi 想.

7. Semua orang pasti

mau dan bahkan

berusaha untuk

mewujudkannya,

Begitu pula dengan

remaja, mereka yang

dalam usia masih

belia itu lebih suka

ketika memiliki

sebuah hal yang dapat

dibanggakan.

每个人都想要,甚

至试图让它发生,

,同样对于青少年

,那些年轻的人更

喜欢拥有值得骄傲

的东西。

PL, PL, modulasi, PL,

reduksi, modulasi

- -

8. Sementara itu dalam

ruang lingkup media

sosial, mendapat

perhatian dan

menumbuhkan citra

dapat dikategorkan

dengan ke-

eksistensian diri

与此同时,在社交

媒体的环境内,得

到关注和成长形象

也算是个个人存在

PL, PL,

PL,PL,harfiah,PL,

harfiah, PL,

PL,PL,PL,PL,PL

Ambiguitas makna karena adanya kesalahan

pemilihan makna untuk konteks kalimat dalam

bahasa sumber.

Teknik penerjemahan harfiah

Penggunaan teknik penerjemahan

harfiah ketika menerjemahkan kata

“dalam” dari bahasa sumber untuk

media sosial yang merupakan benda

abstrak menjadi kurang tepa, yang

seharusnya上 menjadi 内.

9. Ketika aktivitas yang

mereka bangun ini

adalah aktivitas

kreatif yang baik dan

他们在做活动时是

个很有趣的活动,

可以创造很多作品

。当然对青少年来

PL, PL, PL,PL,

Harfiah, PL, PL ,Amplifikasi, Harfiah,

PL, PL, PL, PL, PL,

1. Kata “ini” diterjemahkan menjadi 在 ,

menyebabkan ambiguitas makna pada bahasa

sasaran

Teknik penerjemahan harfiah

1. Penggunaan teknik harfiah dalam

menerjemahkan kata “ini” menjadi “

在”. Pemilihan kata ini kurang tepat

dan keluar konteks. Kata “ini” yang

544

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

dapat menghasilkan

banyak karya tentu

para remaja di

dalamnya akan sangat

terbantu menyalurkan

semangat dan ide

kreatif mereka dan

memperoleh sebuah

eksistensi diri yang

positif terhadap

lingkungan sosialnya.

说是个很好的事情

,因为可以说他们

自己的精神和主意

,让他们在社会里

可以得到很好的存

在。

PL, PL, PL, AL,

Kreasi Diskursif, PL,

PL, Amplifikasi, PL,

PL, PL,PL

2. Kata kreatif diterjemahkan menjadi 很有趣

yang berarti sangat menarik

seharusnya diterjamahkan menjadi 这

diterjamahkan 在 oleh mahasiswa

menyebabkan ambiguitas makna dan

juga kata kreatif yang diterjemahkan

menjadi 有趣.

10. Media sosial

Instagram telah

menimbulkan isu-isu

penting yang terkait

dengan kebebasan

berekspresi. Tidak

ada pusat dan tombol

untuk mematikan dan

menyalakan Internet

sehingga Internet

menjadi sulit

dikendalikan oleh

orang yang ingin

melakukannya.

Instagram 社交媒体

已经出了一些重要

的问题关于言论自

由。没有网络总部

和通断开关,所以

很难控制想上网的

人。

Borrowng, PL, PL,

PL, PL, harfiah, PL.

PL,PL,PL,PL,PL,amp

lifikasi linguistik,

modulasi

1. kata terkait yang diterjemahkan ke dalam 关于

sudah tepat namun penempat关于 dibelakang

objek kalimat menyebabkan ambiguitas.

Teknik penerjemahan harfiah

Penggunaan teknik penerjemahan

harfiah dalam kata “terkait” yang

diterjemahkan ke dalam 关于 sudah

tepat namun penempat 关 于

dibelakang objek kalimat

menyebabkan ambiguitas.

11. Namun, bagi para

pembela kebebasan

berekspresi,

kebebasan dari

adanya kontrol inilah

yang menjadi

kekuatan utama

medium ini.

但是,对言论自由

守护者来说,这个

自由是个现在主要

的实力。

PL, PL,PL,PL,

amplifikasi linguistik,

PL, delesi, PL, PL,

delesi, amplifikasi

linguistic, PL

Ambiguitas makna :kesalahan karena adanya

penghilangan kata dari bahasa sumber ke bahasa

sasaran. Seharusnya

这个控制自由是成为现在主要的实力。

Teknik penerjemahan delesi

Penggunaan teknik delesi

mengakibatkan penghapusan kata

“kontrol” dan “menjadi”. “Kebebasan

dari adanya “kontrol” ini

diterjemahkan hanya menjadi

“kebebasan ini” 这 个 自 由 ,

sehingga makna yang ingin

disampaikan dari bahasa sumber ke

bahasa sasaran berubah.

545

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

12. Khususnya pada

media sosial

Instagram.

特别是 Instagram社

交媒体。

PL,kreasi diskurtif,

borrowing, PL

Ambiguitas makna : kesalahan pemilihan kata

“pada”.

Penggunaan teknik kreasi diskurtif

dalam kata “pada” diterjemahkan

menjadi “是”, yang memiliki arti

“adalah”. Kata “pada” dalam bahasa

sumber tidak diterjemahkan secara

tepa pada bahasa sasaran, sehingga

terjadi ambiguitas makna pada hasil

terjemahan.

546

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

KESIMPULAN

Berdasarkan pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa kesalahan

yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah kesalahan pemilihan kata dengan makna yang

hampir sama namun memiliki fungsi yang berbeda. Ketika melihat teknik penerjemahan yang umumnya

digunakan oleh mahasiswa, selain teknik Padanan Lazim, teknik yang sering digunakan adalah teknik

Harfiah. Ketika teknik harfiah digunakan, maka cenderung terjadi kesalahan pemilihan kata yang

maknanya tidak sesuai dengan konteks kalimat. Seperti dalam contoh di atas kata “ingin” diterjemahkan

menjadi “希望 ”. Padahal kedua kata tersebut memiliki kontek yang berbeda. Kata 希望 ketika

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti “berharap”, memiliki makna yang jauh berbeda

dengan kata “ingin”. Kecenderungan mahasiswa dalam menggunakan teknik Harfiah dikarenakan

kompetensi bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia mahasiswa kurang.

Selain teknik Harfiah, penggunaan teknik Delesi dan Kreasi Diskurtif juga menjadi salah satu

alasan adanya kesalahan pemilihan kata sehinggan menghasilkan terjemahan BSu yang memiliki

ketidaksesuaian makna didalam BSa. Penggunaan teknik Delesi oleh mahasiswa salah satunya

disebabkan kurangnya kompetensi mahasiswa dalam bahasa Mandarin terutama dalam aspek tata bahasa

bahasa Mandarin. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, mahasiswa ketika mengalami

kesulitan dalam menerjemahkan suatu kata cenderung menghilangkan kata yang sulit untuk

diterjemahkan. Selain penggunaan teknik delesi, teknik kreasi diskurtif juga digunakan oleh mahasiswa

ketika mengalami kesulitan dalam menerjemahkan kata, frasa, atau klausa. Namun penggunaan teknik ini

menghasilkan hasil tejemahan yang tidak sesuai dengan teks BSu.

Berdasarkan kasus-kasus tersebut, peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa terdapat beberapa

alasan yang menyebabkan kesalahan terjemahan mahasiswa. Yang pertama lingkungan berbahasa

mahasiswa yang tidak memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Mandarin,

yang kedua masih adanya intervensi bahasa ibu dalam penyusunan kalimat dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Mandarin, sehingga menghasilkan terjemahan yang kurang berkualitas, yang ketiga

pemahaman akan tata bahasa dan budaya BSu dan BSa yang kurang sehingga menghasilkan terjehaman

yang kurang berkualitas disebabkan oleh kesalahan pemilihan kata dengan makna yang salah sehingga

menghasilkan terjemahan yang ambigu atau salah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kemenristek Dikti atas pembiayaan

penelitian ini melalui Hibah Penelitian Riset Peningkatan Kompetensi.

547

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”

12-14 Oktober 2021

Purwokerto

ISBN 978-602-1643-67-9

DAFTAR PUSTAKA

Catford,J.C. 1965. A Lingusitic Theory of Translation. Oxford University Press:London

Catford, J.C. 1965. A Lingusitic Theory of Translation. Oxford University Press:London

Dulay, H., Burt, M. & Krashen, S. (1982). Language Two. New York : Oxford University Press

James, C. (1998). Errors in Language Learning and Use: Exploring Error Analysis. Longman. Khansir,

A. A. (2012). Error Analysis and Second Language Acquisition. Theory and Practice in Language

Studies, 2(5), 1027–1032. https://doi.org/10.4304/tpls.2.5.1027-1032

Larson, M. L. (1984). Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. Lanham

Md: University Press of America

Larson, M. L. (1998). Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. Lanham

Md: University Press of America

Molina dan Albir. 2002. Translation Techniques Revisied: A Dynamic and Functionalist

Approach. Meta: Translation’s Journal, 47(4), 498-512.

http://doi.org/10.7202/008033ar

Munday, Jeremy. 2001. Introducing Translation Studies. London And New York: Routeledge

Nababan, M.R., Nuraeni & Sumardiono. 2012. Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan.

Kajian Linguistik dan Sastra, vol 24(1),39-57

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:

Angkasa Bandung.Kearns, Kate. 2000. Modern Linguistics Semantics. New York: ST. MARTIN’S

PRESS LLC.

Tarjan, Sri Samiati. 2013. Semantik. UNS Press. Surakarta

Wang Jianqin. 2012. 第二语言习得研究. Beijing: 商务印书馆出版社.

Prof. Dr. Windia, Wayan dkk. 2009. Pemikiran Kritis Guru Besar Universitas Udayana : Peran Semantik

dalam Penerjemahan. Denpasar: Udayana University Press