536
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
Bidang 6: Rekayasa sosial, pengembangan pedesaan dan pemberdayaan masyarakat”
IDENTIFIKASI KESALAHAN TERJEMAHAN MAHASISWA PADA MATA
KULIAH TERJEMAHAN SOSIAL BUDAYA BAHASA INDONESIA KE BAHASA
MANDARIN (KAJIAN SEMANTIK : KETIDAKSESUAIAN MAKNA)
Henggar P1, Adilla A.S2, Zuyinatul 3, Chendy A.P.S4
1Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRAK
Penerjemahan sebagai salah satu mata kuliah peminatan di prodi D3 Bahasa Mandarin
Unsoed diaplikasikan salah satunya dalam mata kuliah Terjemahan Sosial Budaya. Dalam mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menguasai teknik dan juga kemampuan menerjemahkan
bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin terutama dengan hal-hal yang berkaitan dengan sosial
budaya. Penelitian ini akan mengkaji kesalahan terjemahan mahasiswa pada mata kuliah sosial
budaya yang difokuskan pada kajian semantik. Peneliti melakukan pengamatan pada terjemahan
teks sosial budaya mahasiswa progam studi D3 Bahasa Mandarin Unsoed peserta mata kuliah
terjemahan sosial budaya, lalu melakukan analisis terhadap kesalahan linguistik dalam hal ini
lingkup semantik yang muncul, serta menyebar kuisioner untuk mendapatkan saran dalam
melakukan perbaikan terhadap sistem pengajaran khususnya terjemahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kesalahan didominasi oleh ambiguitas makna yang disebabkan kesalahan
pemilihan kata hal ini terjadi karena salah satu faktor yaitu kurangnya komptensi mahasiswa
terutama dalam menguasai kata dan konteks penggunaan.
Kata kunci : sosial budaya, terjemahan, semantik, bahasa Mandarin
ABSTRACT
Translation as one of the specialization courses in the D3 Mandarin Unsoed study program is applied,
one of which is the Socio-Cultural Translation course. In this course, students are expected to be able
to master the technique and also the ability to translate Indonesian into Mandarin, especially with
matters related to socio-cultural. This study will examine students' translation errors in socio-cultural
courses that are focused on semantic studies. The researcher made observations on the translation of
socio-cultural texts for students of the D3 Mandarin Unsoed study program participants of the socio-
cultural translation course, then analyzed linguistic errors in this case the semantic scope that
emerged, and distributed questionnaires to get suggestions for making improvements to the teaching
system, especially translation. . The results showed that the error was dominated by ambiguity of
meaning caused by an error in word choice. This was due to one of the factors, namely the lack of
student competence, especially in mastering words and context of use.
Keywords: socio-cultural, translation, semantics, Mandarin
537
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
PENDAHULUAN
Program studi D3 bahasa Mandarin Universitas Jenderal Soedirman merupakan program
studi jenjang diploma tiga dengan penjurusan akhir pariwisata dan penerjemahan bahasa Mandarin.
Kompetensi utama dalam pembelajaran bahasa Mandarin adalah kemampuan berbicara, membaca,
mendengarkan dan menulis. Selain empat kompetensi utama tersebut, mahasiswa juga memperdalam
kemampuan penerjemahan baik lisan, tertulis dalam berbagai bidang termasuk pariwisata. Untuk
mencapai kompetensi utama dan kemampuan menerjemahkan tersebut, program studi D3 bahasa
Mandarin Unsoed memberikan materi sesuai dengan jenjang untuk kompetensi dasar bahasa
Mandarin seperti Chuji Zhonghe yaitu mata kuliah komprehensif untuk mahasiswa tingkat dasar,
Zhongji Zhonghe untuk mahasiswa semester tiga dan empat. Mata kuliah penunjang peminatan
(penerjemahan dan pariwisata) dasar seperti teori penerjemahan dan dasar-dasar pariwisata mulai
dari semester satu hingga mata kuliah paket terjemahan di semester lima. Adapun salah satu cara
untuk mengukur keberhasilan penguasaaan kompetensi dasar mahasiswa program studi D3 bahasa
Mandarin adalah dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti ujian HSK (Hanyu Shuiping Kaoshi)
pada setiap akhir semester genap dan wajib lulus HSK 3 sebagai salah satu syarat kelulusan.
Sedangkan kemampuan yang berkaitan dengan peminatan dituangkan dalam terjemahan di laporan
Tugas Akhir mahasiswa.
Penerjemahan adalah suatu proses upaya mengganti teks (alih bahasa) dari bahasa sumber
(BSu) ke dalam teks bahasa sasaran (Bsa). Munday (2001) berkata bahwa “…as changing of an
original written teks in the original verbal language into a written teks in a different verbal
language” (adalah peralihan teks tulis dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran). Tarjana
(2013:1) mengatakan bahwa semantik merupakan suatu sub-ranah lingusitik yang mengkaji makna
dalam bahasa. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa makna merupakan suatu fenomena yang bersifat
multifaset; artinya orang dapat melihat makna dari berbagai perspektif. Kajian makna dapat dilihat
dengan memperhatikan makna refenrens dan sens, melalui logika atau referensi. Dari sekian banyak
cabang linguistik yang ada, peneliti membatasi penelitian hanya pada tataran semantik. Caranya
dengan menggunakan error analysis dengan prosedur sebagai berikut 1) mengumpulkan sample
kesalahan, 2) mengidentifikasi kesalahan, 3) menjelaskan kesalahan, 4) mengklasifikasi kesalahan,
dan 5) mengevaluasi kesalahan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang
kesalahan linguistik dalam terjemahan Mandarin-Indonesia yang dilakukan mahasiswa dengan
harapan dengan adanya hasil penelitian ini
Permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan kemampuan menerjemahkan bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Mandarin adalah sebagai berkut :1) Bagaimana bentuk kesalahan
linguistik pada terjemahan sosial budaya mahasiswa D3 Bahasa Mandarin UNSOED, 2) Faktor apa
yang menyebabkan terjadinya kesalahan linguistik pada terjemahan sosial budaya mahasiswa D3
538
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
Bahasa Mandarin UNSOED, 3) Bagaimana cara menghasilkan terjemahan tema sosial budaya yang
berkualitas?.
Penelitian ini melingkupi tatabahasa, penggunaan kata pada terjemahan bahasa Mandarin
dengan berlandaskan teori Analisis Kesalahan Berbahasa yang dijelaskan oleh Corder (1967). Dalam
analisa kesalahan linguistik bahasa Mandarin, penelitian ini didukung dengan teori kesalahan
linguistik menurut Tarigan (1988: 196). Adapun Kamus Bahasa Mandarin 《辞海》dan 《现代汉
语词典》 sebagai acuan makna dan dasar penggunaan kosakata bahasa Mandarin.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2021 di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal
Soedirman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data modifikasi
yang para ahli ungkapkan pada Tarigan (1998:62), berikut teknik analisis data modifikasi dalam
penelitian ini : 1) Mengklasifikan data, 2)Mengklasifikan kesalahan, 3)Mendeskripsikan kesalahan,
4) Mengoreksi kesalahan, 5) Mencari penyebab kesalahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap terjemahan tema sosial budaya dalam hasil terjemahan
mahasiswa prodi D3 bahasa Mandarin Unsoed peserta kelas terjemahan sosial budaya, ditemukan
kesalahan linguistik khususnya lingkup semantik, yaitu kesalahan pemilihan kata dalam
menerjemahkan, yang membuat kalimat tersebut ambigu secara makna bahkan sebagian besar tidak
sesuai tatabahasa bahasa Mandarin. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan hasil penelitian pada
kesalahan linguistik khususnya kesalahan semantik berdasarkan teori kesalahan linguistik Tarigan
(1988:196).
Kesalahan Semantik
Kesalahan dalam tataran semantik menekankan pola ketidak sesuaian makna, baik yang
berhubungan dengan penyimpangan makna, fonologi, morfologi, maupun sintaksis. Kesalahan semantik
adalah kesalahan yang tidak hanya dilihat dari maknanya saja, tetapi juga perubahan makna yang
terdapat di dalamnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kesalahan semantik adalah kekeliruan dalam
memilih makna kata yang sesuai dengan konteks kalimatnya.
Salah satu yang menjadi fokus dalam analisis semantik adalah semantik leksikal. Semantik
leksikal adalah telaah tentang makna pada tataran leksem suatu bahasa. Kesalahan semantik leksikal
dibagi menjadi dua bagian: ambiguitas makna dan menyertai, dan ambiguitas makna yang terjadi
dikarenakan masalah yang muncul dalam pemilihan kata. James (1998) mengkategorikan ambiguitas
makna menjadi empat kategori: 1) menggunakan kata umum dari kata khusus, 2) menggunakan kata
khusus dari kata umum, 3)tidak terdapat kata atau kalimat yang homogeny, dan 4)ambiguitas makna
539
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
kata.
Pada penelitian ini, peneliti menekankan pada kesalahan atau kekeliruan pemilihan kata yang
menyebabkan penyimpangan makna dan atau ambiguitas makna dalam kalimat hasil terjemahan
dengan tema social budaya.
540
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
Tabel 1. Kesalahan Semantik pada Terjemahan Mahasiswa
No. Bahasa Sumber Bahasa sasaran Teknik
Penerjemahan
Sifat dan Jenis Kesalahan Analisis Kesalahan
1. Remaja di seluruh
dunia begitu lekat
dengan media sosial,
mereka terus
berkomunikasi lewat
media sosial, bahkan
pada saat makan,
berjalan dan belajar.
世界上的 /青少年 /
与/社交媒体的关系
/很近,甚至/吃饭/
时/,走路时,还有
/学习/时,/他们/一
直/在/社交媒体/交
通。
PL,HarfiahPL,PL,PL,
modulasi,
PL,PL,PL,AL,PL,PL,
PL,KD,PL/KD
Ambiguitas makna : kesalahan dalam pemilihan
kata
Teknik: menerjemahkan kata “lewat” menjadi “在” menggunakan teknik kreasi diskursif
Terdapat kesalahan pada pemilihan
kata 在 untuk menerjemahkan kata
“lewat” sebagai media komunikasi
dalam bahasa Mandarin. Mahasiswa
menggunakan teknik kreasi diskurtif
dalam menerjemahkan kata tersebut.
Penggunaan kata yang tidak sesuai
dengan konteks kalimat menyebabkan
kemabiguitasan terjemahan.
2. Waktu yang
dihabiskan untuk
media sosial
seringkali lebih
banyak dibandingkan
dengan waktu yang
dihabiskan untuk
belajar atau
berkumpul bersama
keluarga.
他们/在/社交媒体/
花费的/时间/比/学
习 /或者 /跟家人一
起 /团聚的时间 /更
多了。
PL,PL,PL,Harfiah,PL,
harfiah,PL,PL,PL,PL,
AL,PL
1. 花费 : ambiguitas makna : kesalahan dalam
pemilihan kata yang maknanya berdekatan
Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah
2. 比 ...更 : kesalahan pemilihan kata yang
menyertai grammar 比
Teknik penerjemahan yang digunakan adalah
harfiah
1.Pemilihan kata 花 费 untuk
menerjemahkan “dihabiskan” tidak
tepat. Mahasiswa menerjemahkan
menggunakan teknik harfiah, disataat
melakukan proses penerjemahan
mahasiswa mengganti makna BSu ke
dalam BSa tanpa melihat kontek yang
dimaksud. Dalam kalimat ini, yang
dihabiskan berada dalam konteks
waktu/durasi, diterjemahkan menjadi
花 , sedangkan 花 费
digunakandalam konteks
ongkos/biaya yang dihabiskan.
2.Mahasiswa menerjemahkan kata
lebih secara harfiah tanpa melihat
konteks dan struktur kalimat secara
keseluruhan. Menggunakan kata 更
untuk menerjemahkan ‘lebih”
541
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
menjadikan kalimat tersebut tidak
tepat, sebab ada kata pembanding 比
yang tidak membutuhkan 更.
3. Berbagai hal menjadi
alasan media sosial
begitu menarik bagi
para remaja, beberapa
alasannya yaitu
mendapatkan
perhatian, meminta
pendapat,
menumbuhkan citra,
hobi dan untuk
menambah teman.
很多原因 /当 /社交
媒体/对青少年来说
/很有趣。 /其中一
个是 /得到 /人们的
关注 /,想要 /大家
的意见/,成长形象
/,爱好/,还有/可
以 /得到 /很多朋友
。
Modulasi, harfiah, PL,
PL,harfiah,
PL,PL,PL,PL,PL,PL,
PL,PL,PL, harfiah,
KD
1. 很 : ambiguitas makna : kesalahan dalam
pemilihan kata
Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah
2.有趣 :ambiguitas makna : kesalahan dalam
pemilihan kata yang maknanya berdekatan
Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah
3. 得到 :ambiguitas makna : kesalahan dalam
pemilihan kata yang maknanya berdekatan
Teknik yang digunakan adalah teknik modulasi
4. 很多朋友 :distorsi makna: kesalahan dalam
pemilihan kata yang menyebabkan perubahan
makna
Teknik yang digunakan adalah teknik kreasi
diskurtif
1. Pemilihan kata 很 untuk
menerjemahkan kata “begitu”
tidak tepat.
Penggunaan teknik harfiah dalam
menerjemahkan kata “begitu”
menjadi “很” tidak tepat. Karena “很”memiliki makana “sangat”, berbeda
dengat “begitu” yang berada
ditingkatan lebih tinggi dengan
“sangat”. Maka terjemahan yang
sebaiknya digunakan adalah “那么”
2. Penggunaan teknik harfiah dalam
menerjemahkan “有趣 ” untuk
menerjemahkan “menarik” pada
kalimat “begitu menarik bagi para
remaja” kurang tepat, 有趣lebih
kepada makna memiliki
ketertarikan.
3. Penggunaan teknik harfiah untuk
menerjemahkan
“menambah”menjadi 得 到 .
Penggunaan kata tersebut kurang
tepat karena 得 到 berarti
“mendapatkan sesuatu”
sedangkan yang dimaksud di
dalam kalimat adalah
“mendapatkan teman” , untuk
memulai pertemanan kata yang
tepat untuk digunakan adalah “交”.
542
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
4. Penggunaan teknik kreasi diskurtif
dalam menerjemahkan kata
“teman” menjadi “很多朋友 ”
terdapat distorsi makna karena
dalam BSu tidak di terangkan
jumlah temannya, sedangkan
ketika diterjemahkan terdapat
kata “ 很 多 ” yang memiliki
makna banyak
4. Membicarakan
masalah remaja
rasanya tak akan lepas
dari beberapa aspek
yang melekat pada
mereka yang rata-rata
masih berusia belasan
tahun.
说/关于/青少年的/
问题/看来/与/其中
原因/脱不了关系,
就是 /他们的年纪 /
差不多/还是/ 十几
年。
Harfiah, PL,,Harfiah,
PL, PL,PL
,PL,PL,PL,PL,PL,harf
iah,Harfiah, PL
1. 差不多 menyebabkan ambiguitas makna,
sebab dalam kebiasaaan bahasa
Mandarin, rata-rata bisa langsung
diterjemahkan ke 还是。
Teknik yang digunakan adalah teknik harfiah
2. Kesalahan tata bahasa, seharusnya 与他们
的年纪还是十几年的年轻人其中原因
脱不了了。
1. Kesalahan pemilihan kata untuk
menerjemahkan kata rata-rata, sebab
dalam bahasa Mandarin konteks pada
kalimat yang diterjemahkan bisa
lansung menggunakan kata 还是 yang
berarti masih. Terlihat bahwa
mahasisw menerjemahkan secara
harfiah sehingga kata rata-rata tetap
dipertahankan.
2. Kesalahan jterletak pada struktur
bahasa Mandarin, dimana penerjemah
menambahkan 就 是 sebagai
penghubung yang kurang tepat dalam
kontek kalimat tersebut.
5. Mulai dari kondisi
emosi yang masih
labil, semangat
berkarya yang sangat
tinggi serta keinginan
untuk bisa tampil
eksis dan ingin diakui
oleh lingkungannya.
从反复无常的脾气
,精神饱满,还有
想要在他们环境中
得到认可和很有名
。
Delesi, PL,
Transposisi, PL,
Transposisi, Reduksi,
PL, PL,PL,PLPL,KD
1. Kata mulai tidak diterjemahkan ke dalam
bahasa Mandarin.
Teknik yang digunaka adalah delesi
2. Kata tampil eksis diterjemahkan menjadi “很有
名” menyebabkan ambiguitas makna
Teknik yang digunakan adalah kreasi diskurtif
1.Terdapat penggunaan teknik delesi
sehingga kata mulai tidak
diterjemahkan ke dalam bahasa
Mandarin.
2. Terdapat penggunaan teknik kreasi
diskurtif. Kata tampil eksis
diterjemahkan menjadi “很有名 ”
yang memiliki arti sangat terkenal.
Berbeda jauh dengan teks BSu
“tampil eksis”. Penggunaan kata yang
tidak sesuai dengan konteks
543
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
menyebabkan ambiguitas makna.
Frasa “ 很 有 名 ”, untuk
menerjemahkan tampil eksis kurang
tepat, seharusnya 出现自己的存在。
6. Siapa yang tak ingin
eksistensinya diakui
oleh orang lain?
谁不希望自己的存
在被别人认可?
PL,PL,harfiah,
PL,PL,PL
Kolokasi : kekeliruan pemilihan kata ingin
diterjemahkan menjadi 希 望 yang berarti
berharap
Teknik penerjemahan harfiah
Penggunaan teknik harfiah sehingga
menghasilkan terjemahan yang sesuai
makna BSu namun tidak sesuai
dengan konteks ketika diterjemahkan
kedalam BSa. Kata “Ingin” lebih tepat
diterjemahkan menjadi 想.
7. Semua orang pasti
mau dan bahkan
berusaha untuk
mewujudkannya,
Begitu pula dengan
remaja, mereka yang
dalam usia masih
belia itu lebih suka
ketika memiliki
sebuah hal yang dapat
dibanggakan.
每个人都想要,甚
至试图让它发生,
,同样对于青少年
,那些年轻的人更
喜欢拥有值得骄傲
的东西。
PL, PL, modulasi, PL,
reduksi, modulasi
- -
8. Sementara itu dalam
ruang lingkup media
sosial, mendapat
perhatian dan
menumbuhkan citra
dapat dikategorkan
dengan ke-
eksistensian diri
与此同时,在社交
媒体的环境内,得
到关注和成长形象
也算是个个人存在
。
PL, PL,
PL,PL,harfiah,PL,
harfiah, PL,
PL,PL,PL,PL,PL
Ambiguitas makna karena adanya kesalahan
pemilihan makna untuk konteks kalimat dalam
bahasa sumber.
Teknik penerjemahan harfiah
Penggunaan teknik penerjemahan
harfiah ketika menerjemahkan kata
“dalam” dari bahasa sumber untuk
media sosial yang merupakan benda
abstrak menjadi kurang tepa, yang
seharusnya上 menjadi 内.
9. Ketika aktivitas yang
mereka bangun ini
adalah aktivitas
kreatif yang baik dan
他们在做活动时是
个很有趣的活动,
可以创造很多作品
。当然对青少年来
PL, PL, PL,PL,
Harfiah, PL, PL ,Amplifikasi, Harfiah,
PL, PL, PL, PL, PL,
1. Kata “ini” diterjemahkan menjadi 在 ,
menyebabkan ambiguitas makna pada bahasa
sasaran
Teknik penerjemahan harfiah
1. Penggunaan teknik harfiah dalam
menerjemahkan kata “ini” menjadi “
在”. Pemilihan kata ini kurang tepat
dan keluar konteks. Kata “ini” yang
544
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
dapat menghasilkan
banyak karya tentu
para remaja di
dalamnya akan sangat
terbantu menyalurkan
semangat dan ide
kreatif mereka dan
memperoleh sebuah
eksistensi diri yang
positif terhadap
lingkungan sosialnya.
说是个很好的事情
,因为可以说他们
自己的精神和主意
,让他们在社会里
可以得到很好的存
在。
PL, PL, PL, AL,
Kreasi Diskursif, PL,
PL, Amplifikasi, PL,
PL, PL,PL
2. Kata kreatif diterjemahkan menjadi 很有趣
yang berarti sangat menarik
seharusnya diterjamahkan menjadi 这
diterjamahkan 在 oleh mahasiswa
menyebabkan ambiguitas makna dan
juga kata kreatif yang diterjemahkan
menjadi 有趣.
10. Media sosial
Instagram telah
menimbulkan isu-isu
penting yang terkait
dengan kebebasan
berekspresi. Tidak
ada pusat dan tombol
untuk mematikan dan
menyalakan Internet
sehingga Internet
menjadi sulit
dikendalikan oleh
orang yang ingin
melakukannya.
Instagram 社交媒体
已经出了一些重要
的问题关于言论自
由。没有网络总部
和通断开关,所以
很难控制想上网的
人。
Borrowng, PL, PL,
PL, PL, harfiah, PL.
PL,PL,PL,PL,PL,amp
lifikasi linguistik,
modulasi
1. kata terkait yang diterjemahkan ke dalam 关于
sudah tepat namun penempat关于 dibelakang
objek kalimat menyebabkan ambiguitas.
Teknik penerjemahan harfiah
Penggunaan teknik penerjemahan
harfiah dalam kata “terkait” yang
diterjemahkan ke dalam 关于 sudah
tepat namun penempat 关 于
dibelakang objek kalimat
menyebabkan ambiguitas.
11. Namun, bagi para
pembela kebebasan
berekspresi,
kebebasan dari
adanya kontrol inilah
yang menjadi
kekuatan utama
medium ini.
但是,对言论自由
守护者来说,这个
自由是个现在主要
的实力。
PL, PL,PL,PL,
amplifikasi linguistik,
PL, delesi, PL, PL,
delesi, amplifikasi
linguistic, PL
Ambiguitas makna :kesalahan karena adanya
penghilangan kata dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Seharusnya
这个控制自由是成为现在主要的实力。
Teknik penerjemahan delesi
Penggunaan teknik delesi
mengakibatkan penghapusan kata
“kontrol” dan “menjadi”. “Kebebasan
dari adanya “kontrol” ini
diterjemahkan hanya menjadi
“kebebasan ini” 这 个 自 由 ,
sehingga makna yang ingin
disampaikan dari bahasa sumber ke
bahasa sasaran berubah.
545
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
12. Khususnya pada
media sosial
Instagram.
特别是 Instagram社
交媒体。
PL,kreasi diskurtif,
borrowing, PL
Ambiguitas makna : kesalahan pemilihan kata
“pada”.
Penggunaan teknik kreasi diskurtif
dalam kata “pada” diterjemahkan
menjadi “是”, yang memiliki arti
“adalah”. Kata “pada” dalam bahasa
sumber tidak diterjemahkan secara
tepa pada bahasa sasaran, sehingga
terjadi ambiguitas makna pada hasil
terjemahan.
546
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data dan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa kesalahan
yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah kesalahan pemilihan kata dengan makna yang
hampir sama namun memiliki fungsi yang berbeda. Ketika melihat teknik penerjemahan yang umumnya
digunakan oleh mahasiswa, selain teknik Padanan Lazim, teknik yang sering digunakan adalah teknik
Harfiah. Ketika teknik harfiah digunakan, maka cenderung terjadi kesalahan pemilihan kata yang
maknanya tidak sesuai dengan konteks kalimat. Seperti dalam contoh di atas kata “ingin” diterjemahkan
menjadi “希望 ”. Padahal kedua kata tersebut memiliki kontek yang berbeda. Kata 希望 ketika
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia memiliki arti “berharap”, memiliki makna yang jauh berbeda
dengan kata “ingin”. Kecenderungan mahasiswa dalam menggunakan teknik Harfiah dikarenakan
kompetensi bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia mahasiswa kurang.
Selain teknik Harfiah, penggunaan teknik Delesi dan Kreasi Diskurtif juga menjadi salah satu
alasan adanya kesalahan pemilihan kata sehinggan menghasilkan terjemahan BSu yang memiliki
ketidaksesuaian makna didalam BSa. Penggunaan teknik Delesi oleh mahasiswa salah satunya
disebabkan kurangnya kompetensi mahasiswa dalam bahasa Mandarin terutama dalam aspek tata bahasa
bahasa Mandarin. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, mahasiswa ketika mengalami
kesulitan dalam menerjemahkan suatu kata cenderung menghilangkan kata yang sulit untuk
diterjemahkan. Selain penggunaan teknik delesi, teknik kreasi diskurtif juga digunakan oleh mahasiswa
ketika mengalami kesulitan dalam menerjemahkan kata, frasa, atau klausa. Namun penggunaan teknik ini
menghasilkan hasil tejemahan yang tidak sesuai dengan teks BSu.
Berdasarkan kasus-kasus tersebut, peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan kesalahan terjemahan mahasiswa. Yang pertama lingkungan berbahasa
mahasiswa yang tidak memfasilitasi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Mandarin,
yang kedua masih adanya intervensi bahasa ibu dalam penyusunan kalimat dari bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Mandarin, sehingga menghasilkan terjemahan yang kurang berkualitas, yang ketiga
pemahaman akan tata bahasa dan budaya BSu dan BSa yang kurang sehingga menghasilkan terjehaman
yang kurang berkualitas disebabkan oleh kesalahan pemilihan kata dengan makna yang salah sehingga
menghasilkan terjemahan yang ambigu atau salah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kemenristek Dikti atas pembiayaan
penelitian ini melalui Hibah Penelitian Riset Peningkatan Kompetensi.
547
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers
”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan XI”
12-14 Oktober 2021
Purwokerto
ISBN 978-602-1643-67-9
DAFTAR PUSTAKA
Catford,J.C. 1965. A Lingusitic Theory of Translation. Oxford University Press:London
Catford, J.C. 1965. A Lingusitic Theory of Translation. Oxford University Press:London
Dulay, H., Burt, M. & Krashen, S. (1982). Language Two. New York : Oxford University Press
James, C. (1998). Errors in Language Learning and Use: Exploring Error Analysis. Longman. Khansir,
A. A. (2012). Error Analysis and Second Language Acquisition. Theory and Practice in Language
Studies, 2(5), 1027–1032. https://doi.org/10.4304/tpls.2.5.1027-1032
Larson, M. L. (1984). Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. Lanham
Md: University Press of America
Larson, M. L. (1998). Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. Lanham
Md: University Press of America
Molina dan Albir. 2002. Translation Techniques Revisied: A Dynamic and Functionalist
Approach. Meta: Translation’s Journal, 47(4), 498-512.
http://doi.org/10.7202/008033ar
Munday, Jeremy. 2001. Introducing Translation Studies. London And New York: Routeledge
Nababan, M.R., Nuraeni & Sumardiono. 2012. Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan.
Kajian Linguistik dan Sastra, vol 24(1),39-57
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Angkasa Bandung.Kearns, Kate. 2000. Modern Linguistics Semantics. New York: ST. MARTIN’S
PRESS LLC.
Tarjan, Sri Samiati. 2013. Semantik. UNS Press. Surakarta
Wang Jianqin. 2012. 第二语言习得研究. Beijing: 商务印书馆出版社.
Prof. Dr. Windia, Wayan dkk. 2009. Pemikiran Kritis Guru Besar Universitas Udayana : Peran Semantik
dalam Penerjemahan. Denpasar: Udayana University Press
Top Related