IBD makalah biologi sel
Transcript of IBD makalah biologi sel
TUGAS MAKALAHBIOLOGI SEL
Disusun Oleh:Dwi Kurniati Fakultas Kesehatan Masyarakat 1206276770
Dessy Anggraeni. S Fakultas Ilmu Keperawatan 1206218770Yashinta Astia Juniaputri Fakultas Kesehatan Masyarakat
1206211890Galih Widyasmoro Fakultas Ilmu Keperawatan 1206239970
Nur Laily Putri Fakultas Farmasi 1206210976
TUGAS MAKALAH
BIOLOGI SEL
UNIVERSITAS INDONESIA
Disusun Oleh:Dwi Kurniati Fakultas Kesehatan Masyarakat 1206276770
Dessy Anggraeni. S Fakultas Ilmu Keperawatan 1206218770Yashinta Astia Juniaputri Fakultas Kesehatan Masyarakat
1206211890Galih Widyasmoro Fakultas Ilmu Keperawatan 1206239970
Nur Laily Putri Fakultas Farmasi 1206210976
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Biologi Sel. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pengetahuan semua pihak.
Depok, 10 September 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................2
DAFTAR ISI...................................................2
PENDAHULUAN...............................................2
BAB II.......................................................2
ISI.......................................................2
Biologi Seluler...........................................2
A. Filogeni dan Ontogeni Sel..............................2
B. Sel....................................................2
C. Struktur dan Fungsi Organel Sel........................2
D. Metabolisme Sel........................................2
E. Sintesis Protein.......................................2
F. Pembelahan Sel.........................................2
BAB III.....................................................2
PENUTUP...................................................2
Daftar pustaka..............................................2
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun
semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan di dalam sel. Makhluk hidup
tersusun atas sel tunggal atau disebut organisme
uniseluler, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup
lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, adalah
organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel
terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh
manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme
berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh
bakteri berasal dari pembelahan sel bakteri induknya,
sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel
telur induknya yang sudah dibuahi. Di dalam sel
berlangsung semua kegiatan kehidupan seperti respirasi,
ekskresi, transportasi, dan sintesis. Dengan kata lain
sel adalah penyusun tubuh makhluk hidup yang merupakan
tempat berlangsungnya fungsi kehidupan.
BAB II
ISI
Biologi Seluler
A. Filogeni dan Ontogeni Sel
Filogeni merupakan kajian mengenai hubungan di
antara kelompok-kelompok organisme-organisme atau ilmu
yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme
dengan organisme yang lainnya, yang dikaitkan dengan
proses evolusi yang dianggap mendasarinya. Filogeni
(sejarah evolusi) merupakan sejarah evolusi suatu makhluk
hidup. Misalnya: dari primata tingkat rendah mengalami
evolusi primata tingkat tinggi -- primata bisa berdiri
dengan 2 kaki -- manusia purba -- manusia sempurna. Atau
bryophyte – pteridophyta – gymnospermae – angiospermae.
Sedangkan ontogeni mendeskripsikan asal-usul dan
perkembangan organisme sejak dari telur yang dibuahi ke
bentuk dewasanya. Ontogeni (sejarah perkembangan) adalah
sejarah perkembangan makhluk hidup. Misalnya perkembangan
makhluk hidup dari mulai zygot -- embrio -- fetus --
bayi -- anak -- dewasa.
B. Sel
Berdasarkan ada atau tidaknya membran inti, sel
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sel Prokariotik
Gambar 1. Sel prikokariotSel prokariotik adalah sel tanpa membran inti dan
organel-organelnya tidak dibatasi membran. Sel
prokariotik berukuran 1-10 mm. Susunan kromosomnya
sirkuler. Sel ini memiliki materi genetik berupa DNA yang
tidak dibungkus membran inti. DNA pada sel prokariotik
berbentuk sirkuler atau disebut nukleoid. Di luar
nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain dengan ukuran
yang lebih kecil yang disebut plasmid. Sebagian besar sel
prokariotik memliki dinding sel. Akitivitas sel terjadi
pada membran plasma dan di dalam sitoplasma. Contoh sel
prokariotik adalah Cyanobacteria dan sel bakteri.
2. Sel Eukariotik
Sel Hewan Sel Tumbuhan
Gambar 2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran
inti, sehingga terjadi pemisahan antara inti sel dan
sitoplasma. Kesatuan inti sel dan sitoplasma pada sel
eukariotik disebut protoplasma. Sel eukariotik berukuran
10-100 mm. Susunan kromosomnya linier. Materi genetik DNA
berada di dalam inti sel yang dibungkus oleh membran
inti. Organel-organelnya dibatasi membrane Membran selnya
tersusun atas senyawa lipoprotein yang sisi tengahnya
berupa fosfolipid. Sel eukariotik memiliki sejumlah
organel yang masing-masing memiliki fungsi spesifik.
Contoh sel eukariotik yaitu sel hewan dan sel tumbuhan.
Tabel 1. Perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik
C. Struktur dan Fungsi Organel Sel
1. Membran Sel
Struktur Prokariotik EukariotikMembran nukleus
- +
Membran plastida
- +
Nukleus - +Nukleolus - +Plastida - +/-Mitokondria - +Badan golgi - +Kromosom + (tunggal) + (ganda)DNA +
(telanjang)+ (denganprotein)
RNA + +Histon - +Pigmen + +Pembelahan amitosis Mitosis/meiosis
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai
membran plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif
yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah
yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran sel
juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel. Membran plasma memiliki ketebalan sekitar
8 nm.
Gambar 3. Struktur membrane selSusunan membran plasma yang lengkap dijelaskan
menurut suatu model mosaik cair. Membran plasma memiliki
struktur seperti lembaran tipis yang tersusun dari
molekul-molekul lipid, protein, dan sedikit karbohidrat
yang membentuk lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri.
Fungsi biologis membran plasma bergantung pada molekul-
molekul penyusunnya, yaitu lipid, protein, dan
karbohidrat.
1.1 Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau
berlemak yang tidak larut di dalam air. Lipid tidak cukup
besar dianggap sebagai makromolekul, namun memiliki
molekul biologis yang cukup besar. Senyawa-senyawa yang
termasuk lipid dikelompokkan menjadi satu karena memiliki
kesamaan ciri penting yaitu, lipid sulit dicampur dengan
air. Lipid mempunyai bentuk dan fungsi yang bervariasi.
Tipe-tipe lipid secara biologis adalah lemak, fosfolipid,
dan steroid.
1.1.a Lemak
Lemak merupakan molekul besar yang tersusun
dari sejumlah molekul yang lebih kecil melalui reaksi
dehidrasi. Lemak terpisah dari air karena air saling
membentuk ikatan hydrogen dan tidak mengikutkan lemak.
Lemak terbagi lagi menjadi lemak jenuh dan tak jenuh.
Menu makanan yang banyak akan lemak tak jenuhnya adalah
salah satu dari beberapa factor yang bisa berkontribusi
pada munculnya penyakit kardiovaskular yang dikenal
arterosklerosis. Fungsi utama lemak adalah sebagai
simpanan sumber energy, pelindung organ-organ vital,
menjaga suhu tubuh dari suhu yang dingin.
1.1.b Fosfolipid
Bersifat esensial bagi sel karena merupakan
komponen membrane sel. Tidak ada sel tanpa fosfolipid.
Fosfoipid menyusun diri menjadi lapisan ganda (bilayer).
Kepala fosfolipid bersifat hidrofilik dan ekor bersifat
hidrofobik.
1.1.c Steroid
Steroid adalah lipid yang bercirikan oleh rangka
karbon yang tersusun atas empat cincin yang menyatu.
Banyak hormon dan kolesterol yang tergolong steroid.
1.2 Protein
Jumlah dan tipe protein yang ada pada membran
sangat bervariasi pada setiap membran dari sel tergantung
pada fungsi spesifik yang diembannya. Secara umum protein
membran digolongkan menjadi dua, yaitu protein integral
dan protein perifer.
1.2.a Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins)
adalah protein yang menembus membran pada kedua
permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan
membran. Protein integral transmembran protein, dengan
daerah hidrofobik yang sepenuhnya span interior yang
hidrofobik membran. Bagian protein terkena interior dan
eksterior dari sel hydrophillic. Protein Integral dapat
berfungsi sebagai pori-pori yang memungkinkan ion
selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka juga
mengirimkan sinyal ke dalam dan keluar dari sel. Protein
ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada
kedua sisi, baik yang satu kali menembus membran
(singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus
membran (multipass protein). Setiap tembusan membran
merupakan struktur α-heliks dengan bagian yang tertanam
dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian
struktur primer protein yang menembus membran tersusun
oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik
dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor
dari fosfolipid, sementara bagian hidrofiliknya muncul
pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam
sitoplasmik). Bagian protein yang menyembul pada kedua
sisi permukaan tentulah bersifat hidrofilik, sehingga
mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
Protein integral yang bagian utamanya terletak
di permukaan membran sisi dalam sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer
melalui perantaraan ikatan kovalen dengan rantai asam
lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl.
Protein ini disintesis sebagai protein terlarut pada
sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan gugus
lipid secara kovalen pasca translasi, yaitu di dalam
retikulum endoplasma dan badan golgi.
Protein integral yang bagian utamanya terletak
di permukaan membran sisi luar sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin
inositol dengan perantaraan oligosakarida yang berikatan
secara kovalen.
1.2.b Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di
daerah perifer dari kedua sisi membran (sisi sitoplasmik
dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein membran
lain secara non kovalen, tidak berinteraksi dengan
fosfolipid lapis ganda. Tidak seperti protein yang
intergral span membran, protein perifer berada pada satu
sisi membran dan sering melekat pada protein perifer
proteins. Protein integral berfungsi sebagai titik anchor
untuk Sitoskeleton atau ekstraselular serat.
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam
membran plasma sangat bervariasi, diantaranya :
Sebagai enzim yang melekat membrane
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan
auksin pada sel-sel saat perkecambahan dan protein
integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang
berfungsi untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa
oksidasi dan reduksi molekul pembawa protin dan elektron
sambil membentuk ATP secara bersamaan).
Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat
menyerap sari makanan ke dalam pembuluh darah.
Sebagai elemen struktural membran plasma
Sebagai pompa proton pada membran dalam
mitokondria
Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor
pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor
estrogen dan memberi pesan perintah sel tersebut untuk
melaksanakan sintesis protein sesuai yang dikehendaki
(misal sel penanda pertumbuhan sekunder hewan) untuk
kedewasaan seksual.
Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein
yang menghadap keluar sel mengandung oligosakarida.
Protein tersebut dinamakan glikoprotein.
Sebagai cara membedakan antara sel diri (self)
dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel
diri mengenali sel asing karena adanya perbedaan
glikoprotein.
1.3 Karbohidrat
Karbohidrat melekat pada bagian kepala
fosfolipid maupun pada protein yang berada pada sisi
membran plasma yang menghadap ke luar sel. Karbohidrat
yang berikatan dengan lipid disebut glikolipid.
Glikolipid berfungsi sebagai sinyal pengenal untuk
interaksi antar sel. Karbohidrat yang berikatan dengan
protein disebut glikoprotein. Glikoprotein pada membran
plasma dapat mengikat protein dari membran sel-sel
tetangga maupun sel lain sehingga terjadi ikatan sel.
Membran plasma bersifat selektif permeabel yaitu
memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi terhadap ion,
molekul, dan senyawa yang melalui membran plasma.
Substansi yang melalui membran plasma dapat ditranspor
secara pasif dan aktif.
Transpor Pasif
Transpor pasif adalah mekanisme transpor zat
baik itu keluar ataupun masuk yang terjadi secara spontan
berdasarkan suatu kecenderungan materi untuk bergerak
dari tempat yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke
tempat yang memiliki konsentrasi lebih rendah. Singkatnya
zat-zat bergerak menuruni gradien konsentrasi. Sebagai
contoh adalah molekul-molekul oksigen yang bergerak
melintasi membran semi permeabel dengan menuruni gradien
konsentrasinya (GAMBAR 4). Artinya molekul gula berpindah
dari konsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi lebih
rendah. Sel tidak memerlukan energi untuk gerakan spontan
ini, karena perbedaan gradien konsentrasi itulah yang
merupakan energi potensial bagi perpindahan zat.
Gambar 4. Difusi molekul oksigen melintasi membran
Tidak hanya partikel selaku zat padat yang
memiliki pergerakan melintasi membran, namun air juga
memiliki jenis pergerakan sendiri. Pergerakan air sangat
bergantung pada konsentrasi zat terlarut di dalamnya.
Transpor pasif air atau osmosis adalah pergerakan air
melalui membran semi permeabel dari larutan yang memiliki
konsentrasi zat terlarut lebih rendah (hipotonik) ke
larutan yang memiliki konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi (hiperosmotik). Pergerakan ini memiliki makna
apabila terdapat dua jenis larutan yang berbeda
konsentrasinya. Sehingga dapat diketahui ke mana arah
pergerakan air berdasarkan konsentrasi zat terlarut pada
masing-masing larutan yang tentu saja dibatasi oleh
membran semi permeabel. Pergerakan air ini akan berhenti
atau mencapai titik kesetimbangan saat perbedaan nilai
konsentrasi zat terlarut pada kedua larutan mencapai
titik yang sama (GAMBAR 5).
Gambar 5. Proses Osmosis
Protein pada pemukaan membran yang telah
disinggung di penjelasan mengenai model membran memiliki
fungsi khusus sebgai bagian dari struktur membran dan
dalam kaitannya dengan transpor zat melalui membran.
Difusi yang dipermudah atau terfasilitasi adalah difusi
pertikel melalui membran sel yang mengunakan protein
spesifik yang ada di permukaan membran untuk membantu
proses difusi. Protein-protein spesifik tertentu dapat
mengubah konformasinya dan menangkap molekul zat tertentu
yang spesifik terhadap protein tersebut, untuk kemudian
di salurkan ke sisi lain membran. Pada jenis difusi ini,
hanya zat-zat tertentu yang bisa melakukan interaksi
dengan protein spesifik membran.
Transpor Aktif
Jenis pergerakan kedua untuk zat melintasi
membran adalah transpor aktif yang membutuhkan energi
sebagai penggerak prosesnya. Energi dibutuhkan karena
pada transpor aktif pergerakan zat yang terjadi adalah
melawan gradien konsentrasinya. Sehingga dapat
diibaratkan pergerakan yang melawan arus, dan tentu saja
membutuhkan energi dari luar untuk menjalankan prosesnya.
Energi yang digunakan dalam proses trasnpor aktif adalah
dalam bentuk ATP atau adenosin tripospat, yang merupakan
molekul energi umum pada hampir seluruh proses biologis.
Secara singkat proses transpor aktif membutuhkan
pelepasan satu buah ikatan pospat berenergi tinggi dari
molekul ATP untuk berikatan dengan protein spesifik yang
tertanam di membran sel. Perlekatan ini akan mengubah
konformasi protein sedemikian rupa sehingga cocok dengan
molekul zat akan di transpor (GAMBAR 7). ATP yang
kehilangan satu ikatan pospatnya akan menjadi molekul ADP
atau adenosin di pospat. ADP akan mengalami metabolisme
untuk penambahan satu ikatan pospat berenergi tinggi
untuk menjadi molekul ATP yang siap pakai untuk
menjalankan proses biologis lainnya.
Gambar 7. Tranpor AktifUntuk molekul-molekul dengan ukuran yang besar,
tidak dimungkinkan untuk melewati membran dengan
berdifusi atau melalui transpor aktif. Sebagai gantinya
terdapat mekanisme eksositosis dan endositosis yang
memungkinkan makromolekul untuk melewati membran.
Eksositosis, adalah mekanisme untuk mentranspor
materi keluar dari sel. Organel sel yang memiliki peran
dalam proses ini adalah aparatus golgi yang melakukan
pengemasan mejadi vesikula-vesikula untuk disekresikan.
Vesikula yang terbentuk dari aparatus golgi akan
dipindahkan menuju membran sel. Vesikula tersebut
nantinya akan mengalami penyatuan dengan membran dan
melepaskan materinya ke lingkungan di luar sel (GAMBAR 8).
Gambar 8. Proses Eksositosis
Endositosis, endositosis adalah mekanisme untuk
memasukkan makromolekul ke dalam sel melalui membran sel.
Terdapat tiga jenis proses endositosis. Pertama,
fagositosis. Pada dasarnya fagositosis adalah kebalikan
dari eksositosis, dimana materi ekstraselular melekat di
membran dan terjadi pelekukan ke dalam atau cleavage. Zat
yang dimasukkan ke dalam sel dengan fagositosis adalah
materi yang berukuran besar. Sebagai contoh suatu amuba
yang ”memakan” bakteri dengan menggunakan kaki semu
(pseudopodia). Kedua pseudopodia nantinya akan menyatu di
baian ujung dan menyelubungi seluruh bakteri. Pelekukan
yang semakin dalam ini nantinya akan memisahkan diri dari
membran sel dan menjadi vakuola-vakuola.
Gambar 9. Proses Fagositosis
Kedua, pinositosis. Proses ini hampir sama dengan fagositosis namun untuk molekul yang memiliki ukuran lebih kecil. Biasanya berupa droplet atau tetesan cairan yang di dalamnya mengandung bahan-bahan makanan (GAMBAR 10).
Gambar 10. Proses Pinositosis
Ketiga, endositosis yang di perantarai
reseptor. Kita sudah mengetahui dari pembahasan
sebelumnya bahwa terdapat protein-protein spesifik yang
tertanam di lapisan membran sel. Fungsi protein ini
selain menunjang proses difusi terfasilitasi juga
mendukung terjadinya proses endositosis yang diperantarai
reseptor. Dalam proses pinositosis, materi ekstraselular
yang dimasukkan tidaklah seragam dan masih memungkinkan
materi lain yang tidak diperlukan tercampur dalam
droplet. Namun, hal ini bisa dihindari dengan menggunakan
protein-protein sebagai reseptor spesifik bagi suatu
molekul. Protein yang merupakan reseptor spesifik suatu
molekul berkumpul di suatu tempat pada permukaan luar
membran plasma. Molekul-molekul tertentu yang memiliki
konformasi yang sesuai akan melekat pada reseptor
tersebut. Hasil pelekatan tersebut akan mengubah
konformasi komplek molekul-reseptor dan membran sel
tempat reseptor tertanam, untuk kemudian membentuk
pelekukan ke dalam (Gambar 10). Pelekukan ini semakin
dipermudah dengan adanya protein pelapis di wilayah
tampat banyak reseptor spesifik tertanam. Protein pelapis
ini yang berperan dalam mengubah bentuk membran sel agar
terbentuk suatu lekukan ke dalam. Pelekukan yang semakin
dalam akan didapatkan jika molekul yang menempel pada
reseptor semakin banyak. Endositosis yang diperantarai
reseptor memungkinkan sel mendapatkan suatu jenis molekul
dalam jumlah yang besar ketika kandungan molekul tersebut
kecil di lingkungan ekstraselular.
Gambar 10. Endositosis yang diperantarai reseptor
2. Inti Sel
Inti sel merupakan pusat pengendali semua aktivitas
seluler, di mana semua sinyal-sinyal kimiawi untuk
menjalankan kegiatan sel berawal. Pada sel eukariotik, di
dalam inti sel terdapat materi genetik yang berisi
informasi-informasi genetis suatu sel. Materi-materi
genetis dalam inti sel terdiri atas benang-benang
kromatin. Inti dipisahkan dari lingkungan sitoplasma oleh
membran inti yang merupakan membran ganda (GAMBAR 11).
Gambar 11. Inti sel dan struktur pori membran inti
Inti sel memiliki pori-pori yang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya zat dari dan menuju inti sel.
Selubung dalam nukleus merupakan struktur lipid bilayer
dan selubung luarnya berupa lamina inti yang terdiri dari
protein.
3. Ribosom
Organel ini berfungsi sebagai pabrik yang
memproduksi protein. Terbuat dari RNA ribosomal dan
protein. Dalam pembuatan protein, ribosom dapat menempati
lokasi di sitoplasma yaitu berupa ribosom bebas dan
ribosom terikat di sistem endomembran (GAMBAR 12).
Gambar 12. Ribosom terikat membran
4. Sisten Endomembran
Seperti di sebutkan sebelumnya bahwa terdapat
ribosom yang terikat di sistem endomembran. Sistem
endomembran itu sendiri adalah komponen yang mengatur
lalu lintas protein dan menjalankan fungsi metabolik di
dalam sel. Terdapat beberapa komponen dalam sistem
endomembran, yaitu selubung inti, retikulum endoplasma,
aparatus golgi, lisosom, vakuola, dan membran plasma.
5. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma yang kemudian akan disebut
RE, sebagai organel yang menyediakan tempat bagi produksi
protein menempati setengah dari jumlah membran yang ada
di kebanyakan sel eukariotik. RE terdiri dari RE kasar
dan RE halus yang bersambungan langsung dengan selubung
inti di bagian hulunya (GAMBAR 13).
Gambar 13. Retikulum endoplasma
RE halus berfungsi dalam pembentukan lemak,
metabolisme karbohidrat, penetralan racun, dan sebagai
penyedia kaslium. Sementara RE kasar berfungsi
menyekresikan protein.
6. Aparatus Golgi
Aparatus golgi sebagai bagian dari sistem
endomembran terdiri dari banyak lapisan membran amilum
yang disebut sisterna. Fungsi dari aparatus golgi adalah
memodifikasi produk-produk dari RE, mengatur aliran
molekul-molekul besar, dan yang terakhir sebagai tempat
pengepakkan bagi materi-materi yang akan dikirim ke
vesikula.
Gambar 14. Apatatus Golgi
7. Lisosom
Setelah zat-zat asing masuk, sel akan melakukan
pengolahan dan ”pencernaan” terhadap zat asing. Organel
yang berperan dalam proses ini adalah lisosom dan hanya
dimiliki oleh sel hewan. Nama organel ini diambil dari
kata ”lisis” yang berarti pecah, sesuai dengan fungsinya
untuk mencerna, merombak, dan memecah materi komplek
menjadi lebih sederhana. Pencernaan yang dilakukan di
dengan lisosom di dalam sel dinamakan pencernaan
intraselular. Lisosom sendiri merupakan suatu kantung
yang mengandung enzim hidrolitik yang dapat merombak
makromolekul besar menjadi molekul-molekul sederhana
penyusunnya.
8. Vakuola
Vakuola hanya dimiliki oleh sel tumbuhan yang
berfungsi untuk menyimpan zat makanan dan air.
9. Mitokondria
Mitokondria dapat disebut sebagai ”baterai” bagi sel
karena menghasilkan energi dalam bentuk ATP sebagai hasil
dari respirasi selular yang terjadi di dalamnya.
Mitikondria memiliki membran ganda yang merupakan
fosfolipin bilayer dengan komposisi protein tertanam
membran yang unik. Membran dalam mitokondria, yang
disebut krista, menjadi tempat bagi proses transpor
elektron sebagai langkah terakhir dalam respirasi selular
yang menghasilkan energi berwujud ATP dalam jumlah besar.
Sementara bagian yang berisi substansi cair di antara
krista adalah matriks mitokondria. Jumlah mitikondria
sebagai penghasil energi terkait erat dengan tingkat
aktivitas suatu sel. Dengan demikian semakin tinggi
aktivitas selulernya maka akan semakin banyak mitokondria
yang dapt ditemukan dalam suatu sel.
10. Kloroplas
Organel kloroplas yang hanya terdapat pada sel
tumbuhan banyak mengandung pigmen hijau atau klorofil.
Selain itu organel ini memunyai membran ganda. Struktur
internal kloroplas terdiri dari banyak tumpukkan membran
pipih yang mengandung pigmen klorofil, disebut tilakoid.
Kemudian tilakoid ditumpuk menjadi komplek grana. Cairan
di luar tilakoid disebut stroma (GAMBAR 20). Fungsi utama
organel ini adalah sebagai tempat fotosintesis untuk
pembentukan amilum atau pati sebagai zat makanan.
11. Peroksisom
Peroksisom yang merupakan organel metabolik khusus
yang memiliki satu buah membran. Fungsi utama dari
organel ini adalah untuk mengoksidasi zat-zat karena
mengandung enzim pengoksidasi. Hasil dari metabolisme
tersebut adalah zat beracun yang disebut hidrogen
peroksida yang akan diolah menjadi air. Pada tumbuhan,
peroksisom memiliki nama lain yaitu glioksisom (GAMBAR 15),
yang terdapat pada daerah penyimpan zat lemak di biji.
Fungsi glioksisom adalah spesifik yaitu melakukan
metabolisme yang memulai suatu proses pengubahan asam
lemak menjadi gula, sebagai zat makanan untuk tumbuh bagi
biji.
12. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-
berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Hal
ini yang menyebabkan sel manusia dan hewan dapat
mempertahankan bentuknya padahal tidak memiliki dinding
sel seperti halnya sel tumbuhan. Sitoskeleton berperan
utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel.
Fungsi umum sitoskeleton adalah memberikan dukungan
mekanis pada sel dalam mempertahankan bentuknya.
Sitoskeleton juga terlibat dalam beberapa jenis motilitas
(gerak) sel. Istilah motilitas mencakup perubahan tempat
sel maupun pergerakan bagian sel yang terbatas. Motilitas
sel umunya membutuhkan interaksi sitoskeleton dengan
prottein yang disebut molekul motor. Molekul ini
menyebabkan sel otot berkontraksi. Vesikula mungkin
berjalan ke tujuannya dalam sel di sepanjang “mono-rel”
yang disediakan oleh sitoskeleton, dan sitoskeleton
memanipulasi membran plasma untuk membentuk vakuola
makanan selama fagositosis. Aliran sitoplasma yang
mensirkulasi materi dalam banyak sel tumbuhan besar
merupakan jenis lain gerak seluler yang disebabkan oleh
komponen sitoskeleteton. (Campbell, 2003).
Sitoskeleton tersusun dari tiga serabut, yaitu
Mikrotubula, mikrofilamen, dan filament intermediet.
13. Mikrotubula
Ditemukan mikrotubula didalam sitiplasma semua sel
eukariotik. Mikrotubola itu merupakan batang lurus yang
berongga, dinding rongga tersusun dari protein globular
yang di sebut tubulin. Setiap molekul tubulin terdiri
dari dua subunit polipeptida yang serupa, yaitu tubulin α
dan tubulin β. diameter mikrotubula sekitar 25 nm dan
panjang 200 nm-25 µm. fungsi dari mikrotubula adalah
mempertahankan bentuk sel, motilitas sel, pergerakan
kromosomdalam pembelahan, serta pergerakan organel.
Gambar 17. Mikrotubula
14. Sentrosom dan Sentriol
Dalam banyak sel, mikrotubula tumbuh dari sentrosom.
Mikrotubula ini berfungsi sebagai balok penahan tekanan
sitoskeleton. Di dalam sentrosom sel hewan terdapat
sepasang sentriol, masing-masing tersusun atas sembilan
pasang triplet mikrotubula yang tersusun ke dalam suatu
cincin. Apabila sel membelah, sentriol ini bereplikasi
membentuk benang-benang gelendong inti. Sentriol adalah
struktur berbentuk tabung yang terbentuk dari
mikrotubulus dengan lebar 0,2 μm dan panjangnya 0,4 μm.
Sentriol berfungsi membentuk benang spindel untuk
memisahkan kromosom
15. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang
bertautan dan tipis, terdiri dari protein yang disebut
aktin. Mikrofilamen diameternya sekitar 7 nanometer (nm),
mikrofilamen ini di sebut juga mikrofilamen aktin karena
tersusun dari molekul aktin. fungsi dari mikrofilamen
adalah mempertahankan bentuk sel, perybahan bentuk sel,
kontraksi otot, pengaliran sitoplasma,motilitas sel
(seperti pada pseudopodia), dan pembelahan sel
(pembentukan alur pembelahan).
Gambar 18. Mikrofilamen
16. Filamen Intermediet
Ukuran filament intermediet sekitar 8 hingga 12 nm,
lebih besar dari mikrofilamen dan lebih kecil dari
mikrotubula, Subunit proteinnya tergantung pada jenis
sel, namun masih tergolong keratin.. Fungsinya adalah
untuk mempertahankan bentuk sel (unsur penahan-tarikan),
tempat bertautnya nucleus dan organel tertentu lainnya,
pembentukan lamina nukleus.
D. Metabolisme Sel
Metabolisme adalah rangkain reaksi kimia yang
diawali oleh substrat awal dan diakhiri oleh produk akhir
yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia yang terjadi
bukanlah reaksi kimia bolak-balik, melainkan hanya
terjadi satu arah, karena produk yang dihasilkan dari
reaksi pertama akan di gunakan lagi dalam reaksi
berikutnya sampai terbentuknya produk akhir dari satu
rangkaian proses metabolisme. Metabolism juga disebut
sebagai reaksi enzimatis, karena setiap reaksi metabolism
selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan
tujuannya metabolisme dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Katabolisme
Katabolisme adalah rangkaian reaksi kimia yang
substrat awalnya adalah molekul besar dan produk akhirnya
adalah molekul kecil, seperti polisakarida, lipid, asam
nukleat dan protein akan dipecah dan diuraikan menjadi
beberapa molekul yang lebih kecil seperti monosakarida,
asam lemak, nukleotida, dan asam amino. secara umum
katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau pembongkaran.
Biasanya katabolisme bersifat eksergonik atau
menghasilkan energy. Katabolisme memiliki dua fungsi,
fungsi pertama adalah menyediakan bahan baku untuk proses
sintesis molekul lain, sedangkan fungsi kedua adalah
untuk menyediakan energi kimia untuk melakukan berbagai
aktivitas kehidupan.
Proses katabolisme menghasilkan energi. Energi
kimia yang terdapat dalam senyawa tidak dapat digunakan
secara langsung oleh sel. Energi akan diubah terlebih
dahulu menjadi adenosin trifosfat (ATP) yang dapat
digunakan oleh sel sebagai sumber energi terpakai. Energi
itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-reaksi kimia,
pertumbuhan, transportasi, reproduksi, dan merespons
rangsangan.
Katabolisme karbohidrat adalah pemecahan molekul
karbohidrat menjadi unit-unit yang lebih kecil.
Katabolisme karbohidrat meliputi pemecahan polisakarida
menjadi monosakarida dan pemakaian glukosa (monosakarida)
dalam proses respirasi untuk menghasilkan energy dalam
bentuk ATP. ATP inilah yang digunakan oleh seluruhmahluk
hidup untuk melakukan seluruh aktivitas hidup.
Proses pemecahan polisakarida (pati) Maupin
disakarida menjadi monosakarida (gula sederhana) seperti
glukosa, galaktosa, dan fruktosa terjadi disepanjang
saluran pemcernaan dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan.
Dalam makanan yang kita konsumsi, lebih dari 80%
hasil katabolisme pati adalah glukosa, sedangkan
galaktosa dan fruktosa hanya mewakili 20% dari makanan
tersebut. Setelah penyerapan oleh usus halus, sebagian
fruktosa dan hampir semua galaktosa dengan segera diubah
menjadi glukosa. Dengan demikian sangat sedikit galaktosa
dan fruktosa yang terdapat dalam sirkulasi darah.
Glukosa (monosakarida) yang telah dipecah dalam
saluran pencernaan, selanjutnya dijadikan substar dalam
proses respirasi. Respirasi adalah cara sel untuk
mendapatkan energi dalam bentuk ATP dan energy electron
tinggi (NADH2, H2, FADH2). Terdapat dua jenis respirasi,
yaitu respirasi aerob dan anaerob.
1.1 Aerob
Respirasi aerob adalah pristiwa pembakaran zat yang
membutuhkan oksigen dari proses pernafasan. Respirasi
tingkan organisme berupa pertukaran oksigen dengan
karbondioksidadi dalam alveolus paru-paru. Sedangkan
respirasa tingkan sel terjadi dalam matriks mitokondria.
Secara sederhana reaksi yang terjadi pada respirasi aerob
adalah
C2H12O6 + 6O2
6CO2 + 6H2O + 36ATP
Respirasi aerob terjadi dalam beberapa tahap, yaitu
glikolisis, , siklus kreb dan transfer elektron.
1) Glikolisis
Sitoplasma merupakan tempat terjadinya proses
glikolisis, glikolisis adalah reaksi pelepasan energi
yang memecah satu molekul glukosa (terdiri dari 6 atom
karbon). Atau monosakarida yang lain menjadi 2 molekul
asam piruvat (terdiri dari 3 atom karbon), 2NADH dan 2
ATP.
Gambar 19. Keseluruhan proses respirasi selular
Gambar 20. Bagan Glikolisi
Keterangan:
Tahap penggunaan energi:
Penambahan gugus fosfat pada molekul glukosa dengan
bantuan enzim heksokinase sehingga terbentuk
glukosa 6-fosfat.
Glukosa 6-fosfat diubah menjadi isomer nya yaitu
fruktosa 6-fosfat.
Fosfofruktokinase mentransfer gugus fosfat dari ATP
ke fruktosa 6-fosfat fruktosa 1,6 bisfosfat.
Aldolase membagi molekul gula (fruktosa 1,6
bisfosfat) menjadi 2 molekul gula yang berbeda dan
merupakan isomernya.
Dua molekul gliseraldehid postat masing-masing akan
masuk pada tahapan glikolisis selanjutnya.
Tahap pelepasan energi:
Triosafosfat dehidrogenase mengkatalisis pemindahan
elektron dan H+ dari substrat (gliseraldehid
fosfat) ke NAD+ membentuk NADH.
Glikolisis menghasilkan ATP. Gula telah diubah
menjadi senyawa asam organik oleh
fosfogliserokinase.
Gugus fosfat dipindahkan sehingga menjadi 2-
fosfogliserat oleh fosfogliseromutase.
2-fosfogliserat melepaskan molekul H2O sehingga
terbentuk fosfoenol piruvat kinase oleh enolase.
Piruvat kinase mentransfer gugus fosfat sehingga
menghasilkan 2 ATP lagi.
2) Dekarboksilasi Oksidatif
Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam
mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan
diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung
dalam membrane mitokondria. Tahapannya sebagai
berikut: Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom
karbon, dioksidasi dengan bantuan enzim piruvat
dehidrogenase untuk melepas 1 atom karbonnya dan
mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan
terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi dan membentuk
NADH.
3) Siklus kreb
nama siklus iniberasal dari orang yang menemukan
secara rinci tapap kedua respirasi aerob ini, yaitu
Hans Krebs (tahun 1930-an). siklus kreb berlangsung
dalam matriks mitikondria.
Tahapan siklus krebs:
Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA
(beratom C2) yang bereaksi dengan asam
oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat
(beratom C6).
Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per
satu atom C nya hingga akhirnya kembali menjadi
asam oksaloasetat(beratom C4), peristiwa ini
diikuti dengan reaksi reduksi (pelepasan elektron
& ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+ menghasilkan 2
molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.
Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs
dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2
molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.
Gambar 21. Siklus Krebs atau siklus asam sitrat
Dalam siklus krebs, 1 molekul asam piruvat akan
menghasilkan 4molekul NADH, 1 molekul FHDH2 dan 1
molekul ATP.
4) Transfer elektron
Tahap akhir dari respirasi aerob adalah sistem
transpor elektron sering disebut juga sistem
(enzim) sitokrom oksidase atau sistem rantai pernapasan
yang berlangsung pada krista dalam mitokondria.
Pada tahap ini melibatkan donor elektron, akseptor
elektron, dan reaksi reduksi dan oksidasi
(redoks). Donor elektron adalah senyawa yang
dihasilkan selama tahap glikolisis maupun siklus
Krebs dan berpotensi untuk melepaskan elektron,
yaitu NADH2 dan FADH2. Sebanyak 10 molekul NADH dan
2 molekul FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis
dan siklus Krebs. Seluruhnya akan memasuki reaksi
redoks pada sistem transpor elektron.
Tahapan :
Mula-mula molekul NADH memasuki reaksi dan
dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase kembali
menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP,
kemudian diikuti molekul FADH2 yang
dihidrolisis oleh enzim flavoprotein kembali
menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul
ATP, keduanya juga melepaskan ion Hidrogen
diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi
oksidasi.
Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh
Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis
oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini
disebut reaksi reduksi. Reaksi reduksi dan
oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini
ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan
dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O
(air). Hasil akhir dari sistem transpor
elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul
H2O (air).
Gambar 22. Sistem transport elektron
1.2 Anaerob Respirasi anaerob merupakan reaksi yang tidak memerlukan
oksigen sebagai penerima elektrok akhir pada saat
pembentukan ATP. Respirasi aerob terjadi dalam
sitoplasma. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa
sebagai substrat. Pada respirasi anaerob, proses
glikolisi seperti pada respirasi aerob, tapi asam piruvat
yang terbentuk tidak memasuki siklus asam sitrat karena
tanpa oksigen.
Beberapa organisme yang melakukan fermentasi diantaranya
adalah bakteri dan Protista yang hidup di rawa, lumpur,
makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang
tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat
menggunakan oksigen untuk respirasi, tetapi dapat juga
melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen.
Contoh fermentasi adalah fermentasi alcohol dan
fermentasi asam laktat.
1) fermentasi alcoholFermentasi alkohol merupakan suatu reaksi
pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu
Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan
tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
2) fermentasi asam laktatFermentasi asam laktat adalah respirasi yang
terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika
kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja
terlalu berat
Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan
gejala kram dan kelelahan. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat
menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara
perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah
kembali menjadi piruvat
Gambar 23. Fermentasi asam laktat dan alkohol
2. AnabolismeAnabolisme adalah reaksi kimia yang substrat awalnya
merupakan molekul kecil atau sederhana dan produk
akhirnya adalah molekul besar atau kompleks,
anabolisme juga disebut proses penyusunan atau
sintesis suatu molekul, biasanya anabolisme bersifat
endergonic atau membutuhkan energy. Contoh
anabolisme karbohidrat adalah fotosintesis atau
sintesis karbohidrat dengan bantuan energy cahaya
matahari.
a. Fotosintesis
Fotosintesis adalah peristiwa menggunakan energy
cahaya untuk membentuk senyawa dasar karbohidrat
dari karbondioksida dan air, fotosintesis terjadi
didalam kloroplas. Jalannya reaksi-reaksi
fotosintesis terdiri dari reaksi terang dan reaksi
gelap.
1) Reaksi terang (reaksi yang bergantung pada cahaya)
Dalam reaksiterang terjadi tiga proses yang
berlangsung di dalam kloroplas, khususnya di
membrane tilakoid.
a) Pigmen fotosintesis menyerap energy cahaya
dan melepaskan electron yang akan masuk ke
system transport electron.
b) Molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk,
dan oksigen dilepas.
c) Pigmen fotosintesis yang melepaskan electron
menerima kembali electron sebagai gantinya.
Pada reaksi terang, energy cahaya memacu
pelepasan electron dari fotosistem didalam
membrane tilakoid. Aliran electron melalui
system transport menghasilkan ATP dan NADPH.
ATP dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur
non siklik, yaitu electron mengalir dari
molekul air kemudian melalui fotosistem II
dan fotosistem I, electron dan ion hydrogen
akan membentuk NADPH dan ATP. Oksigen yang
dibebasskan berguna untuk respirasi aerob.
Gambar 24. Fotosistem
Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung klorofil a yang
disebut sebagai P700 karena dapat menyerap foton terbaik
pada panjang gelombang 700nm. Pusat reaksi pada
fotosistem II mengandung klorofil a yang di sebut P6280
karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang
gelombang 680nm.
2) Reaksi gelap (reaksi yang tidak bergantung pada cahaya)
Gambar 25. Proses reaksi gelap
E. Sintesis ProteinSintesis protein secara garis besar dibagi menjadi
dua tahapan utama, yaitu proses pembuatan molekul mRNA
pada inti sel (transkripsi) dan proses penerjemahan mRNA
oleh rRNA serta perangkaian asam amino di ribosom
(translasi).
1. Transkripsi
Transkripsi terjadi di inti sel. Pada tahap ini, RNA
polimerase akan melekat pada rantai DNA sehingga rantai
membuka. Salah satu rantai DNA yang akan diterjemahkan
(DNA template/rantai sense) mulai mendapatkan basa
pasangannya, sehingga tercipta rantai komplemen. Rantai
komplemen inilah yang kemudian akan menjadi mRNA
(messenger RNA).
RNA polimerase selanjutnya akan bergerak sepenjang rantai
DNA hingga kode-kode yang diperlukan selesai
diterjemahkan menjadi mRNA primer. Peristiwa ini hanya
terjadi pada rantai sense atau DNA template saja,
sedangkan pada rantai antisense atau DNA non-template
tidak akan terjadi. Setelah selesai, mRNA primer akan
dilepaskan dan selanjutnya akan melalui beberapa proses.
a. Capping dan polyadenilasi
b. Intron dihilangkan dan ekson akan bergabung splicing
c. Splicing akan berlanjut hingga terbentuk mRNA siap
pakai.
d. mRNA matang selanjutnya akan ditransfer ke
sitoplasma untuk menuju tahapan selanjutnya, yaitu
translasi di ribosom. Secara ringkas bisa juga dijelaskan
dengan tahap transkripsi DNA menjadi mRNA yang disusul
dengan tahap translasi mRNA menjadi polipeptida yang
berlangsung di ribosom.
e. Mekanisme transkripsi mRNA dengan menggunakan
molekul DNA sebagai pola yang memerlukan enzim polimerase
untuk merangkai setiap nukleotid sebagai berikut:
1) Basa T pada DNA dtranskripsi menjadi basa A pada
mRNA
2) Basa A pada DNA dtranskripsi menjadi basa U pada
mRNA
3) Basa C pada DNA dtranskripsi menjadi basa G pada
mRNA
4) Basa G pada DNA dtranskripsi menjadi basa C pada
mRNA
Transkripsi yang melibatkan enzim polimerase RNA untuk
satu satuan gena bukan berlangsung sekali, tetapi
berlangsung berlanjut banyak kali susul menyusul.
2. Translasi
Tahapan translasi merupakan tahapan dimana mRNA matang
dari dalam inti sel yang telah ditransfer ke sitoplasma,
tepatnya diribosom, segera diterjemahkan. Translasi
sendiri terdiri dari tiga tahapan, yaitu inisiasi,
elongasi dan terminasi.
a. Inisiasi
Pada saat mRNA sampai di ribosom, proses pertama kali
yang terjadi adalah inisiasi. Yaitu proses pengenalan
kodon (pasangan 3 kode: cth. UAA, AUG), yang dimana
sintesis akan dimulai dari kodon pemula (kodon start)
yang merupakan asam amino Metionin, dengan kode AUG.
Setelah kodon ini terbaca, asam amino pertama akan berada
diribosom untuk selanjutnya digabungkan dengan asam amino
selanjutnya.
Asam amino berada bebas disitoplasma dan dibawa menuju
ribosom oleh RNA transfer atau tRNA.
b. Elongasi
Elongasi merupakan proses kelanjutan dari inisiasi. Pada
tahapan ini, kodon akan terus dibaca dan tRNA akan terus
menerus membawa asam amino ke ribosom sesuai dengan kodon
yang ada pada mRNA.
Pada proses elongasi, ribosom biasanya akan berada pada
posisi agregat atau kumpulan. Dua atau lebih ribosom akan
melekat pada rantai mRNA secara bersama-sama sehingga
terlihat seperti sedang bergerombol. Fenomena ribosom
yang berkelompok ini disebut dengan polisom dan fungsinya
adalah mempercepat proses sintesis protein.
c. Terminasi
Terminasi merupakan proses terakhir dari translasi.
Proses ini mulai terjadi ketika kodon yang terbaca adalah
kodon-kodon yang mengkode berhentinya sintesis protein.
Kodon ini dinamakan dengan kodon stop, yang terdiri dari
tiga kodon yaitu UAA, UAG, dan UGA. Ketika salah satu
kodon-kodon tersebut terbaca, faktor pelepas akan
memberhentikan proses sintesis rantai asam amino.
Proses terminasi diakhiri dengan terbentuknya rantai asam
amino yang sangat panjang, atau lebih sering dinamakan
dengan rantai polipeptida. Penamaan ini didasarkan pada
ikatan antara satu asam amino dengan asam amino lainnya
yang dinamakan dengan ikatan peptida. Rantai polipeptida
inilah yang kita sebut dengan protein, lebih tepatnya
protein primer.
Protein atau rantai polipeptida dari hasil sintesis
protein merupakan rantai protein primer. Protein ini
harus mengalami modifikasi agar bisa digunakan dalam
tubuh. Proses modifikasi akan dilakukan dibadan golgi
setelah ditransfer dari retikulum endoplasma.
F. Pembelahan SelDalam proses pertumbuhannya, setiap sel melakukan
pembelahan. Pembelahan tersebut dibagi menjadi dua jenis,
yaitu pembelahan langsung dan tidak langsung. Pembelahan
langsung merupakan pembelahan yang terjadi tanpa adanya
tahapan-tahapan yang harus dilalui. Pembelahan ini
terjadi pada organism unisel. Sedangkan Pembelahan sel
secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui
tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan secara tidak
langsung dibagi menjadi pembelahan meiosis dan pembelahan
mitosis.
1. Pembelahan Mitosis (Pembelahan Non-Reduksi)
Pembelahan mitosis adalah pembelahan yang tidak mengalami
reduksi kromosom. Berikut ini adalah tahapan pembelahan
mitosis:
a. Profase
Merupakan tahap awal dari pembelahan sel secara
mitosis maupun miosis , yang ditandai dengan:
1) Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom,
kemudian kromosom mengganda membentuk kromatida.
2) Membran nukleus dan nukleolus mulai menghilang
menghilang
3) Sentriol bergerak menuju kutub yang berlawanan.
4) Benang spindel yang keluar dari masing masing
sentriol pada kutub berbeda.
b. Metafase
Tahap ini ditandai dengan :
1) Kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang
equator / bidang pembelahan berhadap hadapan .
c. Anafase
Tahap ini ditandai dengan:
1) Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan
2) Keadaan sel jadi memanjang , membran sel melekuk,
pada akhir anafase
3) Pada fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan /
pengurangan dari tetrad kromosom ketika berhadapan pada
fase metafase terpisah menjadi masing masing 2n (diploid)
d. Telofase
Tahap ini ditandai dengan :
1) Kromosom / kromatid telah sampai di kutub-kutub yang
berlawanan, terbentuk sekat pemisah sehingga sel terlihat
terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti.
2) Membran nukleus mulai terbentuk dan membungkus
kromosom dan nukleolus mulai tampak
3) Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan
akhirnya tak terlihat lagi
4) Terjadi sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di
dahului oleh Karyokinesis (inti jadi 2) dan akhirnya
terlihat sel membelah menjadi 2.
2. Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi)
Pembelahan meiosis adalah pembelahan yang mengalami
reduksi kromosom. Pembelahan ini terjadi bukan di sel
kelamin namun di kelenjar kelamin seperti testes atau
ovarium dimana pembelahan untuk membentuk sel kelamin (n)
dari sel tubuh (2n /diploid), sel tubuh yang membentuk
tidak sembarangan sel tubuh tetapi sel induk kelamin atau
induk sperma/induk ovum yang mempunyai nama latin
Spermatogonium/Oogonium kedua induk itu terus dibentuk
namun jelas secara mitosis (2n-2n). Pembelahan meiosis
bertujuan
a. untuk membentuk sel-sel kelamin.
b. membentuk pengurangan jumlah kromosom (mereduksi)
c. pereduksian bertujuan untuk membentuk hasil zygot
dari perteuan dua sel kelamin yang selalu sama dengan
individu yang ada /individu sebelumnya
d. untuk mencapainya Pembelahan meiosis berlangsung
melalui dua tahapan pembelahan, yaitu meiosis 1 dan
meiosis 2 secara langsung tanpa penggandaan lagi karena
harus ada reduksi kromosom. Tahapan pembelahan meiosis:
1) Profase I
Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan
meiosis 1 lain.
a) Leptoten
Fase ini ditandai dengan benang kromatin menebal
memendek berubah menjadi kromosom.
b) Zigoten
Fase ini ditandai dengan kromosom homolog saling
berdekatan dan berpasangan membentuk sinapsis atau
bivalen. (Searching kromosom homolog)
c) Pakiten
Pada fase ini terjadi penggandaan atau replikasi
kromosom, menjadi dua kromatid dengan sentromer yang
masih tetap menyatu atau berlekatan dan belum membelah,
sehingga disebut tetrad.( 2n - 4n)
d) Diploten
Pada fase ini antar lengan kromosom dapat terjadi
kiasma. Kiasma merupakan tempat terjadinya pindah
silang.sehngga terjadi kemungkinan crossing over ya di
fase ini
e) Diakinesis
Fase ini ditandai dengan munculnya benang spindle
yang keluar diantara dua sentriol, yang telah berada di
kutub-kutub yang berlawanan. Pada fase ini nucleolus dan
membrane nucleus menghilang, dan tetrad mulai bergerak
menuju budang equator.
Salah satu contoh proses meiosis adalah
proses gametosis. Gametosis adalah pembentukan gamet/sel
kelamin. Gamet jantan adalah spermatozoa. Sedangkan gamet
betina adalah ovum.
a. Spermatogenesis
Pembentukan spermatozoa di gonad jantan (di tubulus
seminiferus). Spermatogenesis dimulai dengan
perkembangan spermatogonium. Kemudian spermatogonium
membelah secara mitosis menjadi spermatosit primer.
Kemudian spermatosit primer membelah secara meiosis 1
menjadi spermatosit sekunder. Kemudian membelah lagi
secara meiosis (meiosis 2) menjadi spermatid yang
kemudian berkembang menjadi sperma.
b. Oogenesis
Oogenesis dimulai dengan perkembangan oogonium.
Kemudian oogonium membelah secara meiosis 1 menjadi oosit
primer. Kemudian oosit primer membelah secara (meiosis 2)
menjadi oosit sekunder dan satu badan polar. Kemudian
badan polar membelah lagi menjadi dua badan polar. Oosit
sekunder membelah menjadi satu badan polar dan satu ootid
yang kemudian berkembang menjadi ovum.
Gamet bersifat haploid karena mengalami reduksi. Tujuan
dari reduksi tersebut adalah supaya hasil zigot yang
terbentuk dari pertemuan dua sel kelamin selalu sama
dengan individu sebelumnya.
BAB III
PENUTUPA. Kesimpulan
Sel adalah kesatuan struktural, kesatuan
fungsional, kesatuan pertumbuhan, kesatuan hereditas,
dan kesatuan reproduksi makhluk hidup serta merupakan
tempat terjadinya fungsi kehidupan. Secara umum ada dua
macam sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel
hewan dan sel tumbuhan memiliki membran plasma yang
fungsinya sebagai tempat keluar dan masuknya ion,
molekul, atau senyawa dari dan ke dalam sel. Sel
terdiri dari beberapa organel sel yang memiliki
struktur dan fungsinya masing-masing.
B. Saran
Pengetahuan tentang sel merupakan pengetahuan yang
bersifat mendasar untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu
kesehatan yang akan diterapkan pada penanganan di
lapangan. Ilmu dasar inilah yang harus diperdalam untuk
melangkah kepada pamahaman yang lebih konprehensif
tentang bagaimana tubuh manusia bekerja. Secara
anatomis maupun fisiologis, tubuh manusia merupakan
suatu organisme kompleks yang terdiri dari banyak
bagian-bagian spesifik penyusunnya. Sel merupakan unit
terkecil sebagai batu bata penyusun kompelsitas suatu
organisme. Sehingga pemahaman yang lebih mendalam
tentang bagaimana sel melakukan metabolismenya sangat
diperlukan untuk aplikasi terhadap penerapan ilmu
kesehatan yang lebih maju.