biologi umum

71
BIOLOGI UMUM Sistematika dan Taksonomi OLEH ELSI ARYANTI 14222041 DOSEN PEMBIMBING Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG

Transcript of biologi umum

BIOLOGI UMUMSistematika dan Taksonomi

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Falahudin (2014) Klasifikasi merupakan usaha

manusia untuk melakukan kategorisasi, pengelompokkan

atau penggolongan atas daar kesamaan dan perbedaan

cirri yanga ada, dan dengan kaidah-kaidah tertentu,

untuk mempermudah dalam mengenal objek. Klasifikasi

dapat bersifat klasifikasi taksonomik dan nontaksonomik

(klasifikasi buatan/artificial). Kaidah-kaidah klasifikasi

telah diintis oleh C. Linneaus sebagi bapak klasifikasi

taksonomik antara lain :

1. Klasifikasi berdasarkan ciri-ciri yang ada pada

objek (naturalistic)

2. klasifikasi dilakukan menurut kesamaan dan

perbedaan cirri yang ada pada objek

3. klasifikasi ditaksonomik dijabarkan 7 takson

(tataran/hierarkis), meliputi spesies-genus-

famili-ordo-kelas-divisio-kingdom

4. nomenklatur untuk takson jenis (spesies) secara

binomial

5. menggunakan bahasa latin dan cara mengklasifikasi

adalah dikotomis

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum biologi yaitu :

1. Dapat berlatih menggunakan klasifikasi dikomonis

berdasar data-data hasil pengamatannya

2. Dapat memahami terjadinya perbedaan produk

klasifikasi antar kelompok

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Senin, 05 Januari 2015, Pukul 08:50-10:30 WIB di

ruang Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu:

3.2.2 Bahan

Adapun bahan dalam praktikum biologi yaitu :

3.3 Cara

Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum biologi yaitu :

1. Berdasarkan hasil pengamatan ciri-

ciri daun intraspesies dan interspesies,

identifikasi kesaman dan perbedaanya.

2. Temukan kesamaan- kesamaan secar

berjenjang secara dikotomonis.

3. Pada cara dikotomonis, setiap kali

pengelompokkan, kelompok objek selalu digolongkan

menjadi dua golongan

4. Buatlah diagram klasifikasi secasr

keseluruhan dari awal hingga akhir

5. Sebutkan dasar pengolongan pada

tiap tahap klasifikasi yang saudara lakukan

6. Buatlah laporan dan komunikasikan

hasilnya

BIOLOGI UMUM

Genetika

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Genetika merupakan biologoi dasar yang berkembang

tentang hereditas. Dalam hal ini akan melihat

bagaimanakah perbandingan genotip dan fenotip yang

dihasilkan dari perkawinan monohybrid dan dihibrid.

Mengapa setiap spesies genetika dan keturunannya

berbeda atau tudak mirip dengan yang lain. Bagaiman

kemungkinan keturunannya , akan dipelajaroi secara

sederhana (Falahudin, 2014)

1.4 Tujuan

Adapun tujuan praktikum biologi yaitu :

1. Dapat menunjukkan rasio genotip fenotip dari

perkawinan monohibrid

2. Dapat menunjukkan rasio genotip fenotip dari

perkawinan dihibrid

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Senin, 05 Januari 2015, Pukul 08:50-10:30 WIB di

ruang Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu:

1. Manik-manik (kancing warna warni)

2. Kantong plastik gelap sebagai kotak genetika

3. Satu kotak sebagai stamen

4. Kotak lainya sebagai putik

3.2.2 Bahan

Adapun bahan dalam praktikum biologi yaitu :

3.4 Cara

Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum biologi yaitu :

1. Pada perkawinan monohybrid, missal kita

mengawinkan dua tanaman erchis bunga merah,

heterozigot (Mm) dengan putih (mm)

2. Pilih dua macam warna kancing model genetika :

a. Kancing merah sebagai model gen merah (M,

dominan)

b. Kancing putih sebagai model gen putih (m,

pasangan resesifnya)

3. Siapkan gamet-gamet jantan dan gamet-gamet betina

yang terdiri dari gen M dan gen m masing-masing

sebanyak 25

4. Masukkan ke dalam kantung 1 (sebagai stamen) dan

kantung 2 (sebagai putik) masing-masing 20 gamet M

dan 20 gamet m

5. Lakukan persilangan secara acak (dengan mata

terpejam) gamet-gamet dari kedua kantung. Catat

hasil persilangan pada tabel data. Lakukan terus

sampai gamet habis

6. Ulangi persilangan ini paling tidak dua kali (kita

dapatkan 80 kejadian perkawinan). Semakin banyak

kejadin perkawinan kita dapatkan, semakin jelas

hasilnya)

7. Buatlah hasil pengamatan dalam bentuk tabel

BIOLOGI UMUMKonsep Dasar Ekosistem

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

DR. RISMALA KESUMA, M.KES

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN FATAH PALEMBANG

2014BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk

oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan

antara makhluk hidup dengan lingkungannya.Ekosistem

bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh

dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup

yang saling memengaruhi. Ekosistem merupakan

penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan

nteraksi timbal balik  antaraorganisme dan lingkungan

fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu

struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus

materi antara organisme dan anorganisme.

Pengetian ekosistem pertama kali dikemukaan oleh

seorang ahli ekologi kebangsaan inggris bernama A.G

Tansley walaupun konsep itu bukan konsep baru. Sebelum

akhir tahun 1800-an pentayaan resmi tentang istilah

dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai

terbit cukup menarik dalam literature-literature

ekologi di Amerika, Eropa dan Rusia. Pengertian

ekosistem menurut A.G Tansley Ekosistem adalah unit

fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya

tercakup organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik

dan abiotik) dan di antara keduanya saling memengaruhi.

Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar

dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang

memiliki komponen secara lengkap, memiliki relung

ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi

secara lengkap, sehingga dalam unit ini siklus materi

dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi

ekosistemnya (Odum, 1993).

Ekosistem adalah suatu system di alam dimana di

dalamnya teedapat hubungan timbal balik antara

organisme dengan organisme dengan lingkungannya.

Ekosistem tidak tergantung kepada ukurannya, tetapi

lebih ditentukan oleh kelengkapan komponennya. Suatu

ekosistem yang lengkap terdiri dari komponen biotik dan

abiotik. Komponen biotik adalah semua makhluk hidup

yang terdapat di dalam ekosistem, terdiri atas

produsen, konsumen, dan pengurai. Komponen abiotik

merupakan factor lingkungan yang mempengaruhi ekosistem

sebagai contoh suhu, kelembaban, struktur tanah, lama

penyinaran perhari, kecepatan angin dan intesitas

cahaya. Suatu ekosistem memiliki cirri-ciri yang khas

yang berbeda dengan ekosistem lainnya. Berdasarkan

habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekositem

daratan (teresterial), dan ekosistem perairan

(aquatic). Sebagai contoh ekosistem daratan adalah

hutan, padang rumput, dan semak belukar dibedakan

menjadi perairan air tawar dan air asin (Falahudin,

2014).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum biologi yaitu :

1. Mengetahui komponen penyusun ekosistem

2. Mengetahui hubungan antar komponen penyusun

ekosistem

3. Memahami prinsip dasar ekosistem

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh

seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A.G.

Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan

merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-

an, pernyataan-pernyataan resmi tentang istilah dan

konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit

cukup menarik dalam literatur-literatur ekologi di

Amerika, Eropa, dan Rusia. Ekosistem menurut A.G

Tansley Ekosistem adalah unit fungsional dasar dalam

ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan

lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di

antara keduanya saling memengaruhi. Ekosistem dikatakan

sebagai suatu unit fungsional dasar dalam ekologi

karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen

secara lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap,

serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga

dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi

sesuai dengan kondisi ekosistemnya (Odum, 1993).

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di

dalamnya teedapat hubungan timbal balik antara

organisme dengan organisme dengan lingkungannya.

Ekosistem tidak tergantung kepada ukurannya, tetapi

lebih ditentukan oleh kelengkapan komponennya. Suatu

ekosistem yang lengkap terdiri dari komponen biotik dan

abiotik (Falahudin, 2014).

Ekosistem menurut Woodbury (1954) adalah tatanan

kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,

tumbuhan dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit

kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi

bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi

(Setiadi, 1983).

Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur

lingkungan hidup dan kehidupan (biotik maupun abiotik)

secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi

dan saling tergantung satu dengan yang lainnya.

Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam suatu

komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai

suatu satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut,

1997).

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah jumlah semua

benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di

dalam lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan

mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang

kita tempati. Ahmad (1987:3) mengemukakan bahwa

lingkungan hidup adalah sistem kehidupan di mana

terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan

ekosistem. St. Munajat Danusaputra mendefinisikan bahwa

lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di

dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam

ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi

kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan

jasad hidup lainnya. Emil Salim berpendapat bahwa

Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan

dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita

tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk

kehidupan manusia. Salah seorang ahli ilmu lingkungan,

yaitu Otto Soemarwoto mengemukakan bahwa dalam bahasa

Inggris istilah lingkungan adalah environment.

Selanjutnya dikatakan, lingkungan atau lingkungan hidup

merupakan segala sesuatu yang ada pada setiap makhluk

hidup atau organisme dan berpengaruh pada kehidupannya.

Contoh, pada hewan seperti kucing, segala sesuatu di

sekeliling kucing dan berpengaruh pada keberlangsungan

hidup kucing tersebut maka itulah lingkungan hidupnya.

Demikian pula pada suatu jenis tumbuhan tertentu,

misalnya pohon mangga atau padi di sawah, segala

sesuatu yang mempengaruhi pertumbuhan atau kehidupan

tanaman tersebut itulah ling kungan hidupnya. Menurut

Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-

Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan hidup

merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk

hidup lainnya

.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Adapun saran dalam praktikum biologi yaitu :

perlunya pengarahan yang mendetail mengenai kegiatan

praktikum. Periksa kesiapan dan kelengkapan alat dan

bahan sebelum praktikum. Dan hati-hati ketika

berinteraksi di lingkungan luar.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan.1997.Aplikasi dan Penggunaan Citra LandsetDalam Pengukuran dan Pemetaan Lahan.Jakarta:BadanPlanologi Kehutanan

Falahudin, Irham.2014.Panduan Praktikum BiologiUmum.Palembang:REFA Press

Odum.1993.Dasar Dasar Ekologi.Yogyakarta:UGM Press

Setiadi.1983.Ekologi Lingkungan Hidup Dan

Pembangunan.Jakarta:Djambatan

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Sabtu, 29 November 2014, Pukul 09.00-11:15 WIB di

Punti Kayu Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu:

1. Higrometer

2. Thermometer

3. Meteran

4. Tali rafia

5. Kantong plastic ukuran sedang

3.2.2 Bahan

Adapun bahan dalam praktikum biologi yaitu :

1. Tumbuhan

2. Hewan

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum biologi yaitu :

3.3.1 Pengamatan Faktor Abiotik

1. Tentukan daerah yang akan diamati, usahakan

daerah yang masih bersifat alami

2. Buatlah petak contoh (sampel plot) kuadrat,

berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 2x2

meter sebanyatk 3 plot

3. Pada tiap plot lakukan pengamatan terhadap

komponen abiotiknya yaitu kelembaban,

temperature dan intensitas cahaya

4. Catah hasil pada tabel

3.3.2 Pengamatan Tumbuhan

1.Pada tiap plot lakukan pengamatan terhadap

macam dan jumlah tumbuhannya

2.Catat hasil pada tabel

3.3.3 Pengamatan Hewan

1.Pada tiap plot lakukan pengamatan terhadap

macam dan jumlah hewan pada tiap-tiap polt

yang dibuat

2.Catat hasil pada tabel

BIOLOGI UMUMPengenalan Mikroskop

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan salah satu alat optik dan alat indra

pada manusia yang berfungsi untuk melihat, memandang,

menatap, dan melaksanakan aktivitas atau biasa disebut

fotoreseptor. Mata memiliki keterbatasan dalam

penglihatan terutama untuk melihat benda berukuran

kecil/mikroskopis. Kebanyakan orang pada umumnya lebih

mudah melihat suatu benda dalam ukuran besar dan tampak

oleh mata tanpa alat bantu tertentu. Karena penglihatan

manusia terbatas maka diperlukan suatu aalt untuk

melihat benda mikroskopis yaitu mikroskop.

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van

Leuwenhoek dalam bentuk sederhana pada bidang

mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z

Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan

nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro

yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop

adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan

bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu

kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. (Syabatini,

2007).

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan

pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena

dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda

kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop optik

dan mikroskop elextron. Mikroskop optik yang sering

digunakan adalah mikroskop biologi dan mikroskop

stereo. Mikroskop elextron yang sering digunakan adalah

scanning elextron mikroskop dan teknik elextron

mikroskop. Salah satu alat pengukur obyek mikroskopis

adalah mikrometer. Ada dua mikrometer yaitu mikrometer

obyektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat

berfungsi bila dipakai bersama-sama dengan mikroskop.

(Falahudin, 2014).

Dengan berkembang pesatnya Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) di era globalisasi sangat

memungkinkan pengguna teknologi membutuhkan alat bantu

seperti mikroskop dalam berbagai bidang kehidupan

terutama di bidang ilmu pengetahuan atau biasa disebut

sains biologi. Serta keingintahuan tentang objek-objek

mikroskopik menggunakan mikroskop adalah salah satu

cara yang harus dipilih. Maka berdasarkan paparan di

atas menarik untuk di buat laporan mengenai pengenalan

mikroskop.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan praktikum biologi yaitu :

1. Mengetahui macam-macam mikroskop

2. Mengetahui bagian-bagian mikroskop dan fungsinya

3. Mengetahui sifat-sifat bayangan pada mikroskop

4. Melatih keterampilan dalam pengukuran obyek

mikroskopis dan mikrometer

5. Mengetahui cara kerja opti lab

6. Mampu mengukur benda melalui foto camera opti lab

7. Mencetak dan menyimpan gambar dalam opti lab

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroskop

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van

Leuwenhoek dalam bentuk sederhana pada bidang

mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hans dan Z

Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan

nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro

yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop

adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan

bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu

kecil untuk dilihat dengan mata telanjang (Syabatini,

2007).

Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan

pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi, karena

dapat digunakan untuk mempelajari struktur benda-benda

kecil. Ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop optik

dan mikroskop elextron. Mikroskop optik yang sering

digunakan adalah mikroskop biologi dan mikroskop

stereo. Mikroskop elextron yang sering digunakan adalah

scanning elextron mikroskop dan teknik elextron

mikroskop. Salah satu alat pengukur obyek mikroskopis

adalah mikrometer. Ada dua mikrometer yaitu mikrometer

obyektif dan mikrometer okuler. Alat ini dapat

berfungsi bila dipakai bersama-sama dengan mikroskop

(Falahudin, 2014).

Mikroskop optik menghasilkan gambar yang diperbesar

dengan menggunakan sejumlah lensa untuk membengkokkan

cahaya. Beberapa mikroskop dalam industri dirancang

untuk meneliti materi tertentu, misalnya sel hidup.

Mikroskiop dapat menghasilkan perbesaran gambar sampai

1000 kali. Mikroskop elektron menghasilkan perbesaran

sampai 1,5 juta kali. Gambar yang dihasilkan oleh

mikroskop elektron difokuskan pada lensamagnetik.

Mikroskop elektron dapat dibedakan 2 tipe dasar yaitu :

SEM (Scanning Elextron Microscope) dan TEM

(Transmission Eectron Misroscope) (Dartoyo dkk, 2008).

Macam-macam mikroskop sebagai berikut :

1. Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya yang menggunakan dua system lensa

dalam rangkaiannya untuk menggambarkan objek disebut

lensa majemuk. Lensa objektif menutup objek dan

menghasilkan perbesaran gambar, lensa okuler dekat

dengan mata dan memperbesar gambaran. Mikroskop Van

Leeuwenhoek merupakan mikroskop sederhana sebab hanya

menggunakan satu lensa antara objek dan mata. Mikroskop

binokuler memiki dua tempat untuk melihat. Ada beberapa

mikroskop cahaya yang berbeda yaitu mikroskop medan

terang, mikroskop medan gelap, mikroskop diferensial

interference contrast nomarski dan mikroskop flouresen

(Ulul, 2012).

Adapun teknik mikrokop cahaya menurut Suharni dkk

(2008):

a. pengecatan sederhana : pengecatan specimen dengan cat

basa yang memberikan kontras yang baik antara

specimen dan latar belakangnya.

b. Pengecatan negative : Pengecatan latar belakang

dengan cat asam sehingga specimen dapat dibedakanb

dari latar belakangnhya

c. Pengecatan differensial : Pengecatan specimen

dengan 2 atau lebih cat basa untuk membedakan

struktur seluler

d. Pengecatan fluoresen : Pengecatan specimen dengan cat

yang berfluoresen.

2. Mikroskop Fluoresen

Mikroskop ini digunakan untuk mendeteksi mikrobia

tertentu,yang terlalu kecil dilihat dengan mikroskop

biasa atau sukar didapatkan ,sebab jumlahnya yang

banyak atau dalam kultur campuran. Mikroskop fluoresen

menggunakan sinar ultraviolet yang tidak terlihat.

Organism di cat dengan cat yang sinarnya terlihat

berfluoresen jika dikenai sinar ultra violet.

Pengecetan dapat dibuat sangat spesifik jika cat

melekat pada antibody yang hanya mengikat pada satu

organisme

(Suharni dkk, 2008).

3. Mikroskop stereo

Mikroskop stereo ini hanya bisa digunakan untuk

melihat benda-benda yang berukuran relatif agak besar.

Mikroskop stereo ini punya perbesaran 7 hingga 30 kali.

Benda yang diamati dengan mikroskop ini juga akan

terlihat secara tiga dimensi.

Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah

sebagai berikut

a. Ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita

dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati.

b. Sumber  cahaya   berasal  dari  atas sehingga  objek

yang tebal  dapat diamati

4. Mikroskop Electron

Mikroskop electron untuk melihat secara rinci

struktur mikrobia. Mikroskop electron menggunakan

electron untuk membentuk gambar. Lensa magnetic

digunakan oleh electron yang langsung berlawanan dengan

objek dan memfokuskan electron yang dihasilkan pada

layar atau papan fotografik. Ada dua macam mikroskop

electron yaitu TEM dan SEM. TEM digunakan untuk

mempelajari struktur subseluler dan hubungan satu

dengan lainnya. SEM sering digunakan untuk menerangkan

tentang permukaan srtuktur mikroba yang diinginkan.

Mikroskop electron digunkan untuk memberikan gambar

virus yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop

cahaya (Suharni dkk, 2008).

Teknik mikrokop cahaya:

a. Teknik metal shadowing (teknik pembanyangan logam) :

digunakan untuk memperlihatkan gambaran tiga dimensi.

Umumnya digunakan untuk mempelajari virus dan bakteri

b. Teknik freeze fracture(teknik pemecahan beku) : Untuk

menggambarkan permukaan organel dan membran.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Selasa, 03 November 2014, Pukul 08:50-10:30 WIB di

ruang Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu :

1. Mikroskop

2. Micrometer Obyektif

3. Micrometer Okuler

4. Gunting

5. Obyek Gelas

6. Deck glass

7. Optik Laboratorium

8. Camera Digital

3.2.2 Bahan

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu :

1. kertas Koran

2. Air

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Mengetahui Sifat Bayangan Mikroskop

1. Potonglah satu huruf darei kertas koran,

kemudian letakkan di atas obyek glass.

2. Beri 2 tetes air dan tutup dengan deckglass

3. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran

lemah. Perhatikan bayangan yang terbentuk,

sama atau tidak dengan yang di obyek glass?

Tidak

4. Amati dengan perbesaran kuat, apa yang

terjadi? Bentuk objek berupa garis putus-putus

5. Geserlah ke atas, bagaimana banyangannya?

6. Perhatikan juga bayangan yang terbentuk jika

di geser ke bawah, ke atas dan ke bawah

3.3.2 Kalibrasi Micrometer

1. Micrometer obyektif diperlukan sama seperti

obyek glass dan dicari bayangan skalanya.

2. Bila telah terlihat, micrometer okuler

diletakkan di dalam perangkat wadah lensa

okuler, kemudian dipasang pada mikroskop lagi.

3. Skala-

skala pada kedua micrometer tersebut

disejajarkan, dimana salah satu anak skala

diatur sedemikian rupa sehingga saling lurus.

Jadi posisi kedua baris skala tersebut

berhimpit.

3.3.3 Mengukur Luas Bidang Pandang

1. Dengan mengeser-geserkan obyek glass dan

menentukan tanda tertentu yang dijumpai

padanya, maka dapat diukur diameter pandang.

Hal ini dilakukan karena seluruh skala yang

ada pada micrometer okuler lebih pendek

daripada diameter bidang pandang yang tampak.

2. Jika diameter diketahui, maka luas bidang

pandang dapat dihitung.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1 Mikroskop

No Gambar Mikroskop Keterangan

1 1. Lensa Okuler

2. Lensa obyektif

3. Meja objektif

4. Lengan mikroskop

5. Mikrometer sekrup

(pemutar halus)

6. Micrometer Sekrup

(pemutar kasar)

7. iluminator

8. penjepit objek

9. pengatur cahaya

10. Sakelar Lampu /

Tombol On/off

11. Tombol pengatur

meja objektif

12. Cincin pemutar

13. Kaki mikroskop

14. Kondensor

Tabel 2 Perbesaran Bayangan pada Objek

No PerbesaranSebelu

m

Setela

h

Sifat

Bayanga

n

1 4x10

Nyata,

terbali

k,

diperbe

sar

2 10x10

Nyata,

terbali

k,

diperke

cil

3 40x10

4.2 Pembahasan

Adapun hasil dari pembahasan di atas sebagai berikut

:

4.2.1 Pengertian Mikroskop

Falahudin (2014) berpendapat bahwa Mikroskop

merupakan alat bantu utama dalam melakukan

pengamatan dan penelitian dalam bidang biologi,

karena dapat digunakan untuk mempelajari struktur

benda-benda kecil. Mikroskop berasal dari kata mikro

yang berarti kecil dan scopium (penglihatan).

Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk

memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda

yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata

telanjang (Syabatini, 2007).

Berdasarkan pengertian mikroskop di atas dapat

disimpulkan bahwa mikroskop adalah suatu alat yang

digunakan untuk pengamatan, penelitian dan untuk

mempelajari benda berukuran mikroskopik.

4.2.2 Bagian dan Fungsi Mikroskop

Adapun bagian dan fungsi mikroskop menurut

Warghar yang di kutip oleh Ulul (2012) yaitu :

1. Lensa objektif

Lensa objektif berfungsi untuk memperbesar

bayangan dari lensa obyektif.

2. Revolver

Revolver berfungsi untuk memasang lensa

obyektif.

3. Lensa okuler

Lensa okuler berfungsi untuk membentuk

bayangan dari lensa obyektif.

4. Tubulus okuler

Tubulus berfungsi untuk meenghubungkan lensa

okuler, revolver, dan lensa obyektif.

5. Diafragma

Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak

sedikitnya cahaya yang masuk.

6. Kondensor

Kondensor berfungsi untuk memusatkan cahaya

pada preparat yang diamati.

7. Dasar atau kaki

Kaki berfungsi sebagai penyangga.

8. Tiang penyangga

Tiang penyangga berfungsi untuk menghubungkan

dasar dengan pegangan mikroskop.

9. Lensa mikroskop

Lensa mikroskop berfungsi tempat untuk

memegang mikroskop.

10. Meja benda

Meja benda berfungsi tempat untuk meletakan

preparat yang akan diamati dengan mikroskop.

11. Penjepit

Penjepit objek berfungsi sebagai penjepit

kaca yang berisi preparat agar tidak

bergeser-geser.

12. Makrometer

Makrometer atau pemutar kasar berfungsi untuk

menggerakkan lensa naik turun secara cepat.

13. Mikrometer

Mikrometer atau pemutar halus berfungsi untuk

menggerakkan lensa naik turun secara

perlahan-lahan.

4.2.3 Perbesaran Mikroskop dan Lensa Okuler

Perbesaran yang ada pada mikroskop yaitu : 4x10,

10x10, 40x10, dan 100x10. Mikroskop pada prinsipnya

terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa

objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat

dengan benda). Baik objektif maupun okulet dirancang

untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya

dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar.

Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang

sesuai dengan perbesaran yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Dartoyo, A.Ari dkk. 2008. Visual Victory. Jakarta: PTLentera Abadi.

Falahudin, Irham. 2014. Panduan Praktikum Biologi Umum.Palembang: Refa Press.

Suharni, Theresia Tri dkk. 2008. Mikrobiologi umum.Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Syabatini, Annisa. 2007. Pengenalan dan penggunaanmikroskop.http://annisanfushie.wordpress.com/2008/10/02/pengenalan-dan-penggunaan-mikroskop-dan-sel-sel-penyusun-jaringan-tumbuhan/. (Diakses padatanggal 04 November 2014).

Ulul, Azmi. 2012. Mengenal Alat-alat Praktikum kimia dan biologi.http://ululazmipayudani.blogspot.com/2012/04/mengeal-alat-alat-praktikum.html. (Diakses padatanggal 04 November 2014).

BIOLOGI UMUMBiologi Sebagai Ilmu

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Manusia memilki derajat yang tinggi dari semua

makhluk hidup. Sehingga memiliki kemampuan yang tidak

dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Ilmu pengetahuan

berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu

dan merasa tidak puas dengan yang dimilikinya. Manusia

selulu ingin tahu semua hal yang ada di lingkungasn

sekitarnya. Sifat ini mendorong manusia untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki dan menjawab

semua ketidaktahuannya tentang berbagai hal. Banyak

cara yang dilakukan untuk mengembangkan ilmunya salah

satunya dengan mengadakan penelitian.

Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus dari awal

tetapi bisa dengan mengembangkan penelitian yang sudah

ada sebelumnya. Biologi merupakan bagian dari ilmu

sains yang dapat dikembangkan menggunakan

penelitian/observasi. Biologi sama dengan dengan ilmu

sains lainnya hanya saja bioolgi khusus dan spesifik

mempelajari tentang makhluk hidup. Biologi sebagai ilmu

memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.

Biologi sebagai ilmu memiliki juaga mempunyai dampak

baik negative maupun positif tergantung kepada

penggunaan dan pemanfaatan ilmu biologi itu sendiri.

Oleh sebab itu perlu adanya kajian mengenai biologi

sebagai ilmu. Pengkajian ini harus sesuai dengan

prosedur dan kadarnya masing-masing.

Didalam ilmu biologi makhluk hidup memiliki ciri-

ciri salah satunya : mengalami pertumbuhan dan

perkembangan.

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Selasa, 04 November 2014, Pukul 08:50-10:30 WIB di

ruang Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu :

1. Tiga polibag ukuran sedang

2. Tanah organic

3. Tanah pasir

4. Tanah limbah

3.2.2 Bahan

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu :

1. Biji kacang hijau

2. Biji jagung

3. Biji lamtoro/petai china

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum biologi yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Memasukan masing-masing alat ke dalam polibag

3. Memilih bibit lalu menanamnya di masing-masing

polibag

4. Menyiram tanaman dan melakukan penelitian di

tempat gelap dan terang

5. Mencatat dan membuat laporan hasil pengamatan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman baik

kacang hijau, lamtoro, maupun jagung. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembahan

kacang hijau, lamtoro, dan jagung yaitu : kelembaban,

penyiraman, cahaya, bibit dan lain-lain.

5.2 Saran

Perlu adanya pengamatan setiap hari dalam melkukan

praktikum. Melakukan pengamatan dengan sungguh-sungguh.

Dan perlunya pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan

praktikum.

BIOLOGI UMUMPengenalan alat

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat

Termometer tubuh yang banyak dijual di pasaran

Indonesia saat ini adalah thermometer jenis analog dan

digital dengan display hasil pengukuran berbentuk papan

skala air raksa untuk analog dan tulisan pada display

LCD atau seven segment untuk jenis digital (Rahmat &

Ughi, 2010).

Penentuan kadar hemoglobin menurut Kosasih (1984) yang

dikutip oleh Sianturi dkk bahwa penentuan kadar

hemoglobin salah satunya adalah dengan menggunakan

metode Sahli dengan cara sebagai berikut : tabung

haemometer diisi dengan 5 tetes HCL 0,1 N. Darah

dihisap ke dalam pipet Sahli tepat hingga tanda garis

20. Ujung pipet dibersihkan dan koreksi kelebihan darah

denga kapas atau kertas saring. Isi pipet dimasukan ke

dalam tabung haemometer yang telah dibubuhi HCL. Pipet

dibilas dengan beberapa kali menghisap dan meniup pipet

campuran tersebut. Pipet dikeluarkan dari tabung

haemometer sambil meniupnya. Campuran tersebut

dikeluarkan setelah 3-5 menit dengan air suling setetes

demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk gelas

yang tersedia hingga warna dari campuran tersebut sama

dengan warna standar. Pada perbandingan warna, tabung

diletakkan demikian sehingga garis-garis pembacaan

berada di samping serta dengan cahaya matahari sebagai

latar belakang kemudian dilihat kadar hemoglobin.

Cahaya mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan sehari-hari misalnya cahaya lampu, dimana

iluminansi cahay bergantung pada jarak terhadap sumber

cahaya tersebut. Metode eksperimen merupakan salah satu

factor yang sangat penting dalam pembelajaran di ASISTM

(Australia School Inovation In Science, Technology &

Mathematics). Dalam percobaan intensitas cahaya yang

menyelidiki hubungan iluminansi cahay dan jarak dari

sumber cahay dengan menggunakan lux meter. Selain itu,

pencahayaan merupakan salah satu factor penting dalam

desain dan opersionalisasi sarana pendidikan. Besarnya

iluminansi cahay perlu diketahui karena pada dasarnya

manusia memerlukan pencahayaan yang cukup. Iluminansi

cahaya adalah suatu besaran fisika yang sangat

mempengaruhi kondisi suatu tempat misalnya kelembababn,

sushu dll. Alat untuk mengukur iluminansi cahaya adalah

lux meter atau light meter. Akan tetapi, alat ukur ini

agak sulit diperoleh dan harga alat tersebut terlalu

mahal sehingga hanya dapat ditemukan di Laboratorium

sekolah tertentu atau perguruan tinggi (Hartati &

Suprijadi, 2010).

Sensor PH digunakan untuk menentukan derajat

keasaman atau kebasaan dari suatu larutan. Pengukuran

dan pengendalian PH adalah sangat penting untuk

berbagai studi kimia dan biologi di Laboratorium dan

berbagai bidang industry. Pada umumnya jenis sensor PH

yang banyak digunakan terbuat dari bahan gelas yang

memilki ukuran yang relative besar, memilki tahanan

dalam yang sangat besar dalam orde Mega-Ohm dan mudah

pecah bila terjatuh atau terbentur. Berbagai uasaha

telah dilakukan untuk miniature sensor PH dengan

menggunakan teknologi monolitik dan teknologi film

tanpa mengubah fungsinya agar dapat lebih menghemat

ruang dan biaya (Debatarajal & Manurun, 2012).

BIOLOGI UMUMPengamatan Sel

OLEH

ELSI ARYANTI

14222041

DOSEN PEMBIMBING

Dr. RISMALA KESUMA, M.Kes

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

RADEN FATAH PALEMBANG

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hook. Robert

Hook menulis buku “Micrographia” tahun 1965. Dia

menyebutkan adanya sel atau pori ketika melihat irisan

kayu di bawah mikroskop yang dia kembangkan sendiri

pertama kali dalam biologi. Mikroskop buatannya itu

mikroskop sederhana, karena lensannya masih satu. Daya

membesarkannya pun hanya 30x. Hook menyebut bagian-

bagian tubuh tumbuhan itu “sel”, karena Nampak berupa

kamar-kamar kecil; berasal dari kata cella dari bahasa

latin, artinya lobang. Sel-sel atau pori itu berisi

cairan kental. T.Schwann dan M. Schleiden (1839)

merumuskan teori sel, yang berbunyi : “sel adalah unit

dasar kehidupan. Semua tumbuh-tumbuhan dan hewan

dibangun atas sel-sel” (Yatim, 1996).

Keingintahuan manusia tentang hal baru membuat

manusia menciptakan alat- alat untuk menjawab berbagai

problema. Penemuan sel berhubungan erat dengan adanya

penemuan mikroskop oleh Robert Hook. Mikroskop

berfungsi untuk melihat jasad renik salah satunya sel.

Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Hal ini

menarik untuk dipelajari karena setiap makhluk hidup

tersusun atas beribu-ribu sel. Sel yang berukuran kecil

tidak kasat mata mampu menyusun dan membentuk individu

secara utuh. Sel hewan dan sel tumbuhan memilki

persamaan dan perbedaaan baik secara struktur maupun

fungsi. Begitu pula antara sel hidup dan sel mati.

Sel merupakan unit terkecil tubuh makhluk hidup,

baik secara structural maupun fungsional. Sel terdiri

membran plasma, sitoplasma, nukleus dan organel lain

yang masing-masing mempunyai fungsi khusus dan secara

terpadu menyusun sistem kompak. Berdasarkan cirri-cri

dapat dibedakan antara sel hidup dengan sel yang mati

serta mampu membedakan antara sel hewan dengan sel

tumbuhan (Falahuudin, 2014).

Sel adalah unit dasar suatu organisme. Sel berasal

dari istilah cellula yang pertama kali digunakan oleh

Robert Hook pada tahun 1665. Hooke memberikan istilah

ini untuk ruang kecil yang dibatasi oleh dinding, yang

dilihatnya pada sel gabus. Selanjutnya, ia mengamati

jaringan tumbuhan yang lain dan melihat bahwa sel-

selnya berisi cairan (Kanisius, 2006).

Sel merupakan struktur satuan kehidupan tumbuhan dan

hewan, sekarang sudah diterima secara umum. Hal ini

membuktikan adanya salah satu pendapat yang paling

bermanfaat dan berhasil dalam mempelajari benda-benda

hidup, karena di bawah dampaknya (pengaruh yang kuat)

masalah pokok yang hanya mendasari spekulasi para

ilmuwan sebelumnya, terbuka bagi penyelidikan langsung.

Hal penelitian seperti telah memberikan kemajuan yang

pesat dalam pengetahuan tentang botani, walaupun masih

banyak yang harus dipelajari baik mengenai struktur

maupun kegiatan sel-sel hidup (Tjitrosomo, 1983).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum biologi yaitu :

1. Mengetahui perbedaan ciri pokok antara sel hewan

dan sel tumbuhan

2. Mengetahui perbedaan ciri pokok antara sel hidup

dan sel mati

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sel

Sel adalah unit dasar suatu organisme. Sel berasal

dari istilah cellula yang pertama kali digunakan oleh

Robert Hook pada tahun 1665. Hooke memberikan istilah

ini untuk ruang kecil yang dibatasi oleh dinding, yang

dilihatnya pada sel gabus. Selanjutnya, ia mengamati

jaringan tumbuhan yang lain dan melihat bahwa sel-

selnya berisi cairan (Kanisius, 2006).

T.Schwann dan M. Schleiden (1839) merumuskan teori

sel, yang berbunyi : “sel adalah unit dasar kehidupan.

Semua tumbuh-tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel”.

Antonie Van Leeuwenhoek (1674), secara terpisah membuat

mikroskop sederhana pula yang digunakan untuk melihat

mikroba (jasad renik) dalam air, serta bagian-bagian

yang memungkinkan terkandung dalam suatu cairan tubuh

makhluk. Karena itulah ia dijuluki bapak mikrobiologi.

Ia juga dijuluki sebagai bapak andrologi (ilmu kelamin

pria), karena dialah pertama kali merekam ditemukannya

spermatozoa dalam mani orang. Robert Brown (1831),

menemukan adanya inti dalam sel, dan menyimpulkan bahwa

inti itu komponen dasar dan selalu ada dalam sel. H.J.

Dutrochet (1824) menemukan, bahwa semua tumbuhan dan

hewan terdiri dari sel berbentuk gembungan yang sangat

kecil. J. Purkinye (180) dan Hugo von Mohl (1846)

memperkenalkan istilah protoplasma, yakni cairan yang

mengisi ruang yang disebut sel oleh Hooke. Mohl bersama

Karl Nugeli mempelajari peristiwa pembelahan sel.

Mereka berkesimpulan bahwa inti dan plasma sel

mengalami pembelaqhan untuk jadi 2 sel anak. Virchow

(1859) berkesimpulan bahwa semua sel berasal dari sel

yang telah lebih dulu ada, populer dengan istilah omni

cellulae cellula” (Yatim, 1996).

Sel merupakan unit terkecil tubuh makhluk hidup,

baik secara struktural maupun fungsional. Sel terdiri

membran plasma, sitoplasma, nukleus dan organel lain

yang masing-masing mempunyai fungsi khusus dan secara

terpadu menyusun sistem kompak. Berdasarkan ciri-cri

dapat dibedakan antara sel hidup dengan sel yang mati

serta mampu membedakan antara sel hewan dengan sel

tumbuhan (Falahuudin, 2014).

Sel menurut Tjitrosomo (1983) merupakan struktur

satuan kehidupan tumbuhan dan hewan, sekarang sudah

diterima secara umum. Prasaja (2012) berpendapat bahwa

sel adalah unit kehidupan terkecil, yang berarti sel

ini menjalani metabolisme, homeostatis, perkembangan

dan reproduksi. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa sel adalah unit terkecil dari makhluk

hidup.

B. Struktur Sel

Berdasarkan organisasi internalnya, sel dapat

dibedakan menjadi sel prokariotik dan sel eukariotik.

Disebut prokariotik jika inti selnya tidak dibatasi

selaput (tidak mempunyai membran inti), misalnya

ganggang biru (Cyanophyta) dan bakteri. Disebut

eukariotik jika sudah mempunyai membran inti (selaput

inti), misalnya sel-sel hewan dan tumbuhan. Bentuk

dasar dari sel adalah polihedral (14 sisi). Pada

jaringan tumbuhan juga ditemukan sel dengan sisi 12,

13, 15, 16 atau lebih. Menurut Matzke (1956) hamper

seluruh sel memiliki 14 sisi dinding sel, tetapi

ditemukan juga tetragon dan hexagon. Komponen utama sel

tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma, dan inti.

Didalam sitoplasma terdapat reticulum endoplasma, badan

golgi, mitokondria, plastid, badan mikro, ribosom,

sferosom, mikrotubula, vakuola, dan benda ergastis.

Adanya dinding sel pada tumbuhan merupakan ciri penting

yang membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel

ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas.

Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi

sel di bawahnya dari kekeringan. Dinding sel berfungsi

sebagai penyokong mekanis organ tumbuhan, khususnya

pada dinding tebal. Bahan utama dinding sel adalah

selulosa, yaitu polisakarida dengan formula empiris

(C6H10O5)n. Sitoplasma merupakan bagian dari protoplas.

Secara fisik, sitoplasma merupakan senyawa yang liat,

dan agak bening jika terkena sinar yang dapat dilihat.

Secara kimia, struktur sitoplasma sangat rumit dan

komponen utamanya terdiri atas 85-90% air. Aliran

sitoplasma sering kali dapat dilihat dengan mikroskop

cahaya pada sel hidup (Kanisius, 2006).

Tjitrosomo (1983) berpendapat bahwa setiap sel

mengandung bahan semi-cair yang susunan kimiawi dan

struktur bagian dalamnya teramat rumit. Bahan semi-cair

itu dinamakan protoplasma yang merupakan, bahan hidup

sel. Secara kolektif, seluruh kandungan setiap sel

tertentu, acap kali dinamakan protoplas. Padas sel

tumbuhan ada dinding sel yang mengelilingi protoplasma.

Dinding ini bersifat permeable dan merupakan lapisan

pelindung. Protoplasma pada umumnya terdiri dari

nukleus (inti) dan sitoplasma. Didalam sel kebanyakan

tumbuhan terdapat struktur seperti gelembung yang

dinamakan vakuola. Vakuola merupakan suatu daerah yang

berisi cairan sel dan dikelilingi oleh membrane

vakuola. Walaupun terlihat sebagai bagian daripada

vakuola, membrane inti sebenarnya merupakan lapisan

pembatas bagian dalam sitoplasma. Cairan sel yang ada

di dalam vakuola terdiri dari air (sebanyak 98 %) yang

mengandung berbagai protein, gula, asam organic, dan

senyawa lain, kesemuanya terlarut atau terpancar secara

koloidal. Nukleus biasanya merupakan cirri sruktukral

sel yang paling menyolok (kecuali pada bakteri dan alga

hijau-biru, yang tidak bernukleus). Nukleus pada

tumbuhan biasanya bulat atau lonjong, adan agak lebih

pekat daripada sitoplasma yang mengelilinginya.

Perkembangan membran plasma merupakan tahap sangat

penting dalam terjadinya bentuk kehidupan yang paling

awal. Tanpa membran plasma, sebuah sel tidak mungkin

melangsungkan kehidupannya. Membrab plasma yang

menyelubungi sebuah sel selain membatasi keberadaan

sebuah sel, juga memelihara perbedaan-perbedaan pokok

antara isi sel dengan lingkungannya. Petunjuk pertama

mengisyaratkan bahwa membran dalam organisme hidup

tersusun dari molekul-molekul lipid dalam dua lapisan

berasal dari percobaan yang dilakukan dalam tahun 1925.

Lipid yang diekstraksi dengan aseton dari membrane sel

darah merah diapungkan pada permukaan air. (Subowo,

1995)

Organel sel dan fungsinya yaitu : Plasmalemma (PL):

tempat berlangsungnya difusi secara selektif, transfor

aktif, cytosis, penerima dan penyampai rangsangan serta

respons, komunikasi, dan benteng pertahanan. E. Overton

(1890) mempelajari permeabilitas membrane sel terhadap

berbagai zat. Ia menemukan bahwa zat yang larut dalam

lemak merembes lebih baik daripada zat yang tak larut

dalam lemak. Maka ia menduga bahwa PL terdiri dari

lapisan lemak. Retikulum endoplasma (RE): sintesa

protein, metabolisme lemak; transport zat ke alat

golgi, dan untuk detoksikasi. Alat golgi (AG): tempat

persenyawaan karbonhidrat atau lemak dengan protein;

memadatkan dan membungkus bahan untuk digetahkan dan

mencadangkannya; membuat lisosom; membuat PL. Lisosom

(LS): pencernaan, regenerasi, penyembuhan, remodeling,

resorbsi. Mitikondria (MK): penghasil ATP , metabolism

lemak dan sintesa steroid, produksi panas. Plastid:

mengandung pigment ( zat warna), terutama pada

tumbuhan. Sentriol: mengatur pembelahan sel, produksi

mikrotubul dan mikrofilamen, produksi cilia dan

flagella; control gerakan. Mikrotubul (MT): sitoskelet;

transport, gerakan. Mikrofilamen (MF): sitoskelet;

transport, gerakan. Periksisom: pencernaa zat tertentu,

mengandung enzim proksidase, untuk merombak peroksida

yang meracun jadi H2O DAN O2. Inti (nukleus) : tempat

kromatin dan nukleolus. Kromatin: bahan genetis;

nukleous: produksi ribosom (Yatim, 1996).

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum Biologi Umum dilakukan pada

hari Senin, 24November 2014, Pukul 08:50-10:30 WIB di

ruang Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri

Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan praktikum biologi yaitu :

3.2.1 Alat

Adapun alat dalam praktikum biologi yaitu:

1. Methilen Blue

2. Mikroskop

3. Cutter

4. Obyek glass

5. Deck glass

3.2.2 Bahan

Adapun bahan dalam praktikum biologi yaitu :

1. Bawang merah (Allium cepa)

2. Gabus ketela pohon (Manihot utilisima)

3. Rheo discolor

4. Aquades

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum biologi yaitu :

4.3.1 Pengamatan sel epitel pipi (Rheo discolor)

1. Koreklah permukaan pipi sebelah dalam dengan

tusuk gigi atau jari

2. Oleskan ujung yang masih basah dengan

methilene blue dan tutup dengan deck glass

3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran

lemah. Kemudian perbesaran kuat

4. Gambar dan beri keterangannya! (membran sel,

nucleus, plasma, dan granula)

4.3.2 Pengamatan sel bawang merah(Allium cepa)

1. Bukalah satu lapis umbi bawang merah dan

buatlah sayatan kulit ari umbi lapis

tersebut.

2. Letakkan sayatan di obyek glass dan beri 2-3

tetes air dan tutup dengan deck glass secara

perlahan jangan sampai ada gelembung udara.

3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesarn

lemah. Kemudian perbesaran kuat

4. Gambar dan beri keterangannya! (dinding sel,

nukleus, plasma)

4.3.3 Pengamatan sel gabus (Manihot utilisima)

1. Ambilah gabus dari ketela pohon, pada bagian

tengah batang.

2. buatlah sayatan setipis mungkin, lalu

letakkan sayatan di obyek glass dan beri 2-3

tetes air.

3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesarn

lemah. Kemudian perbesaran kuat

4. Gambar dan beri keterangannya! (dinding sel,

vakuola)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Table 1. Pengamatan Sel Bawang Merah Tanpa

Menthilen Blue

Gambar sel Keterangan1. Inti sel

2. Dinding sel

3. Membran plasma

Table 2. Pengamatan Sel Bawang Merah Menggunakan

Menthilen Blue

Gambar sel Keterangan1. Inti sel

2. Dinding sel

3. Membran plasma

Table 3. Pengamatan Sel Gabus Tanpa Menthilen

Blue

Gambar sel Keterangan1. Vakuola

2. Dinding sel

Table 4. Pengamatan Sel Gabus Menggunakan

Menthilen Blue

Gambar sel Keterangan1. Vakuola

2. Dinding sel

Table 5. Pengamatan Sel Rheo Discolor Tanpa

Menthilen Blue

Gambar sel Keterangan1. Inti sel

2. Membran plasma

3. Dinding sel

Table 6. Pengamatan Sel Rheo Discolor Menggunakan

Menthilen Blue

Gambar sel Keterangan4. Inti sel

5. Membran plasma

6. Dinding sel

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa

tabel 1. pengamatan sel bawang merah tanpa menggunakan

methilen blue dengan perbesaran 4x10 dibawah mikroskop

bahwa sel adalah unit fungsional penyusun makhluk

hidup. Kanisius (2006) berpendapat sel adalah unit

dasar suatu organisme. Dalam pengamatan sel bawang

merah menggunakn mikroskop dapat terlihat bagian-bagian

sel yaitu dinding sel, membrane plasma serta inti sel

atau nukleus. Bawang merah merupakan sel hidup hal ini

dikarenakan sel bawang merah memiliki inti sel dan

membrane plasma. Inti selnya satu terletak di bagian

tengah dan tersusun sangat rapat.Dinding sel adalah

bagian luar sel tumbuhan yang amat keras. Dinding sel

berfungsi sebagai pelindung sel. Membran plasma

merupakan lapisan terluar sitoplasma yang melekat pada

dinding sel dan teramat tipis.

Menurut Tjitrosomo (1983) fungsi dari membran plasma

yaitu tempat berlangsungnya difusi secara selektif,

transfor aktif, Cytosis, penerima dan penyampai

rangsangan serta respons, komunikasi, dan benteng

pertahanan. Nukleus atau biasa disebut inti sel adalah

tempat kromatin dan nukleous. Kanisius (2006) dalam

bukunya menyatakan bahwa hamper semua sel tumbuhan

tingkat tinggi mempunyai inti. Didalam inti terdapat

anak inti yang berbentuk butiran dan serabut, dan tidak

dibatasi oleh selaput. Anak inti berisi RNA, DNA, dan

protein. Inti membawa informasi untuk protein sel dalam

DNA.

Tabel 2. Pengamatan sel bawang merah menggunakan

methilen blue sama dengan sel bawang merah tanpa

methilen blue terlihat inti sel, membran plasma, dan

dinding sel di bawah mikroskop serta termasuk sel

hidup. Tetapi sel bawang merah menggunakan methilen

blue berwarna lebih merah muda dan ungu, membran plasma

berwarna merah muda daripada sel bawang merah tanpa

methilen blue.

Dalam tabel 3. Pengamatan sel gabus tanpa methilen

blue dengan perbesaran 4x10 di bawah mikroskop dapat

terlihat dinding sel dan vakuola. Sel gabus dapat

dikatakan sel mati karena tidak memilki inti sel dan

membran plasma seperti sel bawang merah. Kanisius

(2006) berpendapat bahwa lebih dari 90% volume sel

tunbuhan dewasa berupa vakuola. Vakuola adalah rongga

(ruangan) sel yang berair yang dikelilingi oleh

selaput, yang disebut tonoplas. Fungsi dari vakuola

adalah mengatur air atau cairan di dalam sel, misalnya

dalam osmoregulasi, penyimpanan, dan dalam pencernaan.

Tabel 4. Pengamatan sel gabus menggunakan methilen blue

memilki perbedaan dengan pengamatan sel gabus tanpa

methilen blue yaitu : warna vakuola kuning-kekuningan

lebih terang dan. Termasuk sel mati, tiadak memiliki

inti sel dan membran plasma.

Pada tabel 5. Pengamatan sel Rheo discolor tanpa

methilen blue termasuk sel hidup sel hidup mempunyai inti

sel dan membran sel. Pada pengamatan di bawah mikroskop

bagian sel Rheo discolor agak sulit ditemukan karena

stukrutnya tidak sejelas sel bawang merah dan sel

gabus. Perlu diamati beberapa kali agar dapat melihat

bagian dari sel Rheo discolor. Di dalam Rheo discolor

terdapat stomata. Stomata biasa di sebut mulut daun.

Sedangkan tabel 6. pengamatan sel Rheo discolor

menggunakan methilen blue bentuk bagian selRheo discolor

agak renggang tidak serapat sel Rheo discolor tanpa

methilen blue.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Sel di

bagi menjadi dua yaitu prokariotik (tidak memiliki

membran inti sel) dan eukariotik (memiliki membran inti

sel). Sel terdiri membran plasma, sitoplasma, nukleus

dan organel lain yang masing-masing mempunyai fungsi

khusus dan secara terpadu menyusun sistem kompak.

Bawang merah (Allium cepa) dan Rheo discolor termasuk sel

hidup memiliki inti sel dan membran plasma. Sedangkan

sel gabus termasuk sel mati memiliki vakuola dan

dinding sel.

5.2 Saran

Adapun saran dalam praktikum biologi yaitu : Perlu

adanya ketelitian khusus dalam melakukan pengamatan,

perlu adanya semangat keingintahuan mengenai

pengamatan, serta lebih hati-hati dalam melakukan

pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Falahudin, Irham. 2014. Panduan Praktikum Biologi Umum. Palembang: REFA Press.

Kanisius. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi dkk. 1983.Botani Umum 1.Bandung: Angkasa.

Yatim, Wildan. 1996. Biologi Modern. Bandung: PT Tarsito Bandung.