i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM ...

110
i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT oleh Ahmadi NIM 160.203.067 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020

Transcript of i STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM ...

i

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM

MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA

KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK

BARAT

oleh Ahmadi

NIM 160.203.067

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

ii

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA

KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Skripsi diajukan kepada Universitas Agama Islam Negeri Mataram

untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

oleh Ahmadi

NIM 160.203.067

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh : Ahmadi, NIM: 160203067 dengan judul “Strategi Pengelolaan

Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa

Kekait Kecamatan Gunung Sari” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal: 24 Juli 2020

Di bawah bimbingan

Pembimbing I

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag NIP. 19711102002121001

Pembimbing II

Umu Rosyidah, M.EI NIP. 197412092003122001

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 24 Juli 2020

Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Rektor UIN Mataram

di Mataram

Assalamu’alaikum, Wr.Wb. Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama : Ahmadi

NIM : 160203067

Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah

Judul : Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari

telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan. Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag NIP. 19711102002121001

Pembimbing II

Umu Rosyidah, M.EI. NIP. 197412092003122001

vi

vii

Motto

“Seorang yang mengambil tali dan menggendong

kayu di punggungnya untuk dijual itu akan lebih

terpuji daripada mengemis, baik orang lain

memberinya maupun tidak.” (HR. Bukhari)1

1 Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Prinsip Dasar Islam, (Jakarta: Kencana,

2012), h. 71.

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Sujud syukurku persembahkan kepadaMu ya Allah Swt, Tuhan Yang

Maha Agung dan Maha Tinggi. Atas Takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang

berpikir, berilmu, beriman, dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu

langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita saya dan mendapat

Ridho-Mu. Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Orang Tua tercinta (Ayahanda Junaidi dan Ibunda Riadi) yang telah

memberikan kasih sayang yang tiada tara, serta doa yang mereka panjatkan

untuk keberhasilanku. Apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu

membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata bagi saya. Karya ini

saya persembahankan untuk kalian, sebagai wujud rasa terimakasih atas

pengorbanan dan jerih payah kalian sehingga saya dapat menggapai cita-

cita.

2. Sahabat dan seluruh teman di kampus tercinta, tanpa kalian mungkin masa-

masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja, maaf jika banyak salah

dengan maaf yang tak terucap. Terimakasih banyak atas teman-teman yang

telah memberikan support yang sifatnya membangun dan semoga bisa

dijadikan sebagai pelajaran bagi saya sendiri.

3. Dan yang trakhir, terimakasih untuk semua pihak yang sudah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, karena keterbatasan penyusun hingga tidak

mampu menyebutkan satu persatu.

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan

shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga

kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses

tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.

1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang

selalu memberikan motivasi dan semangat tanpa mengenal lelah.

2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam yang selalu memberikan motivasi serta penyemangat bagi

Mahasiswa.

3. Ibu Umu Rosyidah, M.EI selaku Pembimbing 1 dan Dr. Riduan Mas’ud,

M.Ag. yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi

mendetail, terus menerus, dan tanpa mengenal bosan ditengah kesibukkan

beliau dalam suasan keakraban sehingga skripsi ini menjadi sempurna

dengan hasil bimbingan yang sangat luar biasa dan penulis akan hargai

untuk selamanya.

4. Ibu Hj. Atun Wardatun, Ph.D. selaku Wali Dosen yang selalu membimbing

dan memberikan support yang sangat baik.

x

5. Bapak dan Ibu dosen selaku pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis dan

semoga bisa diterapkan dikehidupan sehari-hari.

6. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi selamanya

yang telah membina dan yang selalu memanjatkan doa untuk kesuksesan

penulis agar menjadi lebih baik.

7. Buat teman-teman yang sangat penulis banggakan yang selalu memberikan

semangat dan saran yang sifatnya membangun.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak pengajar tersebut

mendapat pahala yang berlipat ganda dan semoga ilmu yang telah

diberikan mampu bernilai keberkahan di sisi Allah Swt. Dan semoga karya

ilmiah ini bisa dijadikan sebagai referensi baik untuk penulis dan pelajar

masa yang akan datang.

Mataram, 24 Juli 2020

Penulis,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ......................................................... vi

HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi-xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv

ABSTRAK .................................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ........................................ 7

xii

E. Telaah Pustaka ............................................................................. 9 F. Kerangka Teori ............................................................................ 12 G. Metode Penelitian ........................................................................ 37 H. Sistematika Pembahasan .............................................................. 43

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN .............................................. 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 45 1. Sejarah Desa Kekait ................................................................ 45 2. Letak Keadaan Demografi ....................................................... 46 3. Keadaan Ekonomi ................................................................... 48 4. Keadaan Sosial ........................................................................ 50

B. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait ............................... 60

C. Kendala/hambatan dari Peleksanaan Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM .. 67

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 75

A. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari ................................................................................. 77 1. Strategi Produksi ..................................................................... 77 2. Strategi Pemasaran .................................................................. 77 3. Strategi Promosi ...................................................................... 77 4. Strategi Sumber Daya Manusia ............................................... 77 5. Strategi Fungsional .................................................................. 77

B. Kendala Dalam Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari ............................. 85

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 90

A. Kesimpulan .................................................................................. 90 B. Saran ............................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 95

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian

Tabel 2 Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Jumlah

Penduduk

Tabel 3 Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Pendidikan

Tabel 4 Data Rekapitulasi Harga Jual dan Bentuk Produksi Gula Aren

Tabel 5 Jumlah Besaran Biaya Tetap Produsen Gula Aren di Desa Kekait

Kecamatan Gunung Sari

Tabel 6 Data Rekapitulasi Biaya Variabel Produsen Gula Aren di Desa Kekait

Kecamatan Gunung Sari.

Tabel 7 Jumlah Biaya Total Produksi Gula Aren yang di Tanggung oleh

Produsen di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari

Tabel 8 Penerimaan Produsen Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung

Sari.

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Photo Wawancara dengan Para Usaha Gula Aren

Lampiran 2 Daftar Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Kartu Konsultasi

xv

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA

KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI

Oleh: Ahmadi

NIM 160203067

ABSTRAK

Skripsi ini membahas tentang strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari. Dilatarbelakangi bahwa pengusaha gula aren di Desa Kekait sebagai salah satu potensi lokal yang harus dikembangkan dan mampu memberikan peluang ekonomi masyarakat serta dapat dijadikan sebagai tempat pemanfaatan usaha gula aren terbanyak khususnya di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang dilakukan dalam pengelolaan untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pelaku usaha UMKM yang mempunyai usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip dokumen pihak Kantor Desa Kekait dan dokumen pelaku usaha gula aren beserta buku referensi lainnya. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan metode analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu metode analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usaha yang dijalani oleh pelaku usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, pada umumnya sudah berjalan efektif dan bisa dikatakan berhasil yang sesuai dengan strategi pengelolaan usaha gula aren yang diterapkan untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM. Dan dalam penerapan strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dapat memberikan hasil positif bagi pelaku usaha gula aren yaitu dapat meningkatkan harga jual produk. Namun disamping keberhasilan sebuah usaha gula aren pasti ada kendala yang dihadapi diantaranya sulitnya menetapkan harga jual, belum terkendali laporan keuangan dan kurangnya alat-alat produksi gula aren.

Kata Kunci: Strategi Pengelolaan, Meningkatkan Harga Jual, Desa Kekait

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan era dunia bisnis sangat besar pengaruhnya jika seorang pelaku

bisnis tanpa ada ilmu pengetahuan yang luas mengenai sifat dan karakter dari

setiap bisnis yang akan dijalankan maka tidak bisa beroperasi dengan rencana

yang telah dirancang. Tata kelola usaha yang harus kuat dibina agar tujuannya

dalam bisnis bisa berjalan sesuai dengan harapan. Bisnis yang berlaku pada

saat ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan jenis bisnis usaha yang

akan datang baik dari segi sistem dan sifatnya. Kolaborasi bisnis yang terjalin

mesti harus memiliki identitas resmi dengan pihak terkait pada masing-

masing perusahaan yang terlibat dalam usaha tersebut.

Berdasarkan sejarah yang diterbitkan oleh pemerintah tentang UMKM

di Indonesia pada tahun 1896-an sebelum Indonesia merdeka, pada tahun itu

belum di kenal luas mengenai sistem penerbitan UMKM tersebut. Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan para pelaku pembisnis yang

bergerak dalam berbagai pekerjaan atau usaha untuk mencapai tujuan bisnis.2

Kata UMKM di Negara Indonesia sudah tidak asing lagi, karena peran

UMKM yang berada di Indonesia sangatlah berpengaruh terhadap kinerja

dalam perusahaan dan UMKM sendiri bisa mengurangi tingkat pengangguran.

2Erwin Putera Permana dan Bambang Agus Sumantri, “Manejemen Koperasi”, dalam

https://www.academia.edu/35014732/Manajemen_Koperasi_dan_Usaha_Micro_Kecil_dan_Menengah, diambil tangga 01 Desember 2019, pukul 08.55.

2

Strategi pengelolaan usaha dibutuhkan dalam rangka tercapainya

sebuah tujuan usaha yang baik sehingga dalam usaha butuh proses untuk

mengembangkan semua jenis produk usaha yang dikembangkan. Sebuah

langkah untuk mengembangkan sebuah usaha dan hal utama yang harus

dilakukan sebelum merancang sebuah strategi pengelolaan yang baik mesti

harus menjaga risiko-risiko yang akan menghambat jalannya usaha dalam

strategi pengelolaan. Dengan demikian, kemajuan sebuah usaha akan sangat

berpengaruh terhadap risiko yang akan di hadapi ketika berjalannya suatu

usaha.

Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana

strategi merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.

Menurut Swastha strategi adalah serangkaian rancangan besar yang

menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk

mencapai tujuan.3 Setiap usaha yang sedang dijalankan tidak lepas dari

strategi pengelolaan dalam mengembangkan usaha.

Pengelolaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari asal

kata kelola yaitu mengendalikan dan pengelolaan merupakan proses, cara,

perbuatan mengelola dan proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan

dan tujuan organisasi.4 Dari definisi diatas bisa disimpulan bahwa pengelolaan

3Nurahmi Hayani, Manajemen Pemasaran Bagi Pendidikan Ekonomi, (Pekanbaru: Suska

Press, 2012), h. 86. 4Dendi Sugono, “Database Utama KBBI”, dalam http://kbbi.web.id/kelola, diambil pada

tanggal 30 oktober 2019, pukul 10.25.

3

dengan memiliki kesamaan aplikasi yaitu pengorganisasian dalam mencapai

sebuah tujuan usaha.

Strategi pengelolaan usaha secara umum merupakan sebuah penetapan

sasaran dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang dipergunakan

merancang untuk mengurus dan mengatur kegiatan usaha yang dijalankan

oleh individu atau badan-badan secara efektif dan efisien dengan bantuan

segala bentuk aktivitas didalam mencapai suatu tujuan.5 Adapun cara yang

efektif untuk strategi pengelolaan usaha dalam meningkatkan harga jual

produk yang baik adalah mampu menganalisa setiap penjualan produk dan

mampu mengukur tingkat profit (keuntungan) dan kerugian dalam setiap

penjualan produk yang dipasarkan.6

Dalam konsep umum ekonomi islam menjelaskan mengenai

pengelolaan yang efektif bahwa seorang pengelola merupakan pemegang

amanat dari usaha dan wajib mengelola perusahaannya dengan baik, sehingga

bisa menguntungkan karyawannya dan memuaskan konsumennya.7 Dengan

demikian, pengelolaan/manajemen islam memandang bahwa tugas dan

tanggung jawab harus di tunaikan sebagaimana mestinya. Dalam Al-Quran

dikatakan pada surah QS. An-Nisa’ ayat 58 menyebutkan bahwa:

5Djati Julitriarsa dkk, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: BPFE, 1998),

h. 98. 6 Ibid., 7 Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktek, (Jakarta:

Gema Insani,2003), h.10.

4

Artinya: “Sesungguhnya Allah Swt menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila

menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah Swt memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah Swt adalah maha mendengar lagi maha

melihat”.(QS. An-Nisa.58).8

Dalam penelitian yang dituliskan oleh Nurul Aida yaitu “Strategi

Pengelolaan Usaha Fotokopi Cahaya di Banjarmasin”9. Skripsi ini membahas

tentang alat alternatif strategi pengelolaan dan prioritas utama strategi

pengelolaan yang tepat bagi usaha fotokopi cahaya di Banjarmasin. Kemudian

menjelaskan faktor internal ( kekuatan dan kelemahan ) usaha dan faktor

eksternal (peluang dan ancaman) dengan menggunakan metode analisis

SWOT.

Dari uraian skripsi diatas bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu penulis menemukan relevansi yang sama antara masalah

skripsi ini dengan masalah yang penulis angkat yaitu skripsi tersebut

membahas sekilas strategi pengelolaan dipengaruhi faktor-faktor internal dan

ekternal dengan menggunakan analisis SWOT dan strategi pengelolaan yang

diterapkan dalam usaha tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Dan

perbedaannya dari kedua masalah terletak pada penelitian terdahulu

menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan penelitian yang sekarang

8 Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Pustaka Agung

Harapan, 2006), h.87. 9 Nurul Aida, “Strategi Pengelolaan Usaha Fotokopi Cahaya di Banjarmasin”, (Skripsi,

FEBI UIN Antasari, Banjarmasin, 2017), h. 15.

5

menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian yang

terdahulu sangat jauh perbedaanya dengan penelitian sekarang apabila ditinjau

dari segi metode penelitiannya. Dan perbedaan lainnya antara penelitian

terdahulu dengan sekarang yaitu objek dan tempat penelitian.

Begitupula sebagaimana yang dihadapi oleh pengusaha gula aren di

Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari telah memiliki strategi pengelolaan

usaha akan tetapi strateginya masih kurang efektif, baik itu dalam strategi

pengelolaan usaha dan meningkatkan harga jual produk. Seperti halnya yang

dikatakan oleh H. Mustaan menjelaskan dalam wawancara sejauh ini masih

mengkoordinir produsen gula aren di Desa Kekait, Lombok Barat. Dalam

sebulan, produksi gula merah semut yang dihasilkan baru mencapai 600 Kg.

Minimnya produksi ini lebih dikarenakan masih digunakannya pola-pola

produksi gula merah secara tradisional.10

Berdasarkan hasil observasi menujukkan bahwa permasalahan disini

pengusaha sendiri belum memiliki tingkat keahlian dalam strategi pengelolaan

yang baik dan efektif sehingga ketika pengusaha gula aren di dalam

melakukan penjualan selalu mengalami penurunan dan kerugian harga, karena

disebabkan oleh pengusaha gula aren dari segi strategi pengelolaan masih

memiliki kekurangan edukasi-edukasi dalam meningkatkan penjualan. Intinya

pengelolaan gula aren akan memiliki nilai tinggi ekonomis karena memiliki

keuntungan yaitu harga jual menjadi lebih tinggi, lebih mudah disimpan,

praktis, sehat, dan memiliki umur simpan cukup lama.

10 H. Mustaan (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Desember 2019.

6

Berdasarkan permasalahan diatas maka sangat penting untuk dilakukan

penelitian, karena potensi yang ada dalam usaha itu sangat layak untuk

dilakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren

dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan

Gunung Sari Lombok Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat

menyebutkan beberapa identifikasi rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimana strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga

jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari?

2. Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha

gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan usaha gula aren dalam

meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan

Gunung Sari.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi

pengelolaan usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.

2. Manfaat

1. Secara Teoritis

7

a. Dapat mengembangkan ilmu serta belajar di dalam mengelola gula

aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM.

b. Memperluas dan memperbanyak ilmu pengetahuan tentang strategi

pengelolaan gula aren dalam meningkatkan harga jual produk

UMKM.

2. Secara Praktisi

a. Dapat dijadikan sebagai wahana pengalaman kerja dan belajar dalam

sebuah lembaga-lembaga yang menjalankan suatu ide pikiran yang

bisa memajukan sistem perusahaan atau lembaga yang telah

direncanakan.

b. Mampu menerapkan kinerja-kinerja yang berpotensi dalam hal

pembuatan gula aren yang diterapkan di Desa Kekait Kecamatan

Gunung Sari.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Berdasarkan data yang telah disebutkan bahwa di dalam pengelolaan

gula aren membutuhkan perkembangan dan kemajuan secara efektif dan

tepat guna untuk memaksimalkan tingkat harga produksi gula aren. Dengan

demikian, pengelolaan tersebut membutuhkan pengendalian usaha yang

sempurna dengan adanya strategi dalam perencanaan usaha. Tanpa

dilandasi dengan dasar sistem strategi yang kuat maka usaha tersebut

menjadi lemah dan kurang sistematis. Strategi pengelolaan usaha memiliki

8

peran penting dalam suatu usaha guna untuk menjaga kualitas dan kuantitas

barang sehingga barang yang dijual memiliki mutu daya tarik harga jual

terhadap kepercayaan konsumen.

Untuk lebih jelasnya perlu diadakan uraian batasan pembahasan agar

terfokus atas dasar peneliti:

a. Peneliti berfokus kepada masalah dasar bagaimana cara atau strategi

pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produk

serta menganalisis kendala atau hambatan dalam pelaksanaan strategi

pengelolaan usaha gula aren guna untuk memperoleh data yang lebih

valid dan mendalam sesuai dengan masalah yang akan di bahas.

b. Mampu menciptakan harga jual yang bersaing dengan barang sejenis.

2. Setting Penelitian

Penentuan lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti

didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu:

1. Lokasinya terletak di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten

Lombok Barat yang termasuk salah satu produksi gula aren terbesar di

Kecamatan Gunung Sari.

2. Kebun dan tempat bermukim sangat memungkinkan untuk pembuatan

gula aren dalam keadan seperti itu menjadi salah satu tolak ukur dan

pendukung bagi pemasok gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.

E. Telaah Pustaka

Salah satu pendukung berjalannya penelitian ini yang sesuai dengan latar

belakang di atas, maka penyusun berusaha untuk melakukan analisis yang

9

lebih awal guna untuk mencari fakta-fakta yang riil sesuai dengan temuan-

temuan lapangan baik itu dalam segi observasi dan temuan lainnya dengan

hasil karya peneliti serta untuk menjamin keaslian dan keabsahan data yang di

teliti.

Semakin banyaknya suatu penelitian yang dilakukan oleh masing-

masing lembaga atau instansi-instansi, dengan hal ini harus ada penelitian

yang bersifat fundamental agar apa yang telah di teliti bisa di rilis dan cek

keaslian dari penelitian tersebut. Untuk itu, peneliti mencoba untuk

menelusuri dari beberapa karya ilmiah dan daftar pustaka yang telah di

teliti/publikasikan yaitu :

1. Jurnal Resmiwati Isnaini ddk, “Strategi Pengembangan Usaha Gula Aren di

Kabupaten Aceh Tenggara”.11

Dalam jurnal ini pokok permasalahan yang dijelaskan bahwa faktor-

faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dan faktor

eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi

strategi pengembangan usaha gula aren di Kabupaten Aceh Tenggara.

strategi pengembangan mampu mengubah kualitas produk gula aren

menjadi lebih baik dan proses panen gula aren yang baik. Persamaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama

meneliti mengenai strategi pengembangan/pengelolaan usaha dan gula aren.

Dan memiliki kesamaan untuk meningkatkan kualitas barang.

11Resmiwati Isnaini dkk, “Strategi Pengembangan Usaha Gula Aren di Kebupaten Aceh

Tenggara”. Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.2/Oktober 2011, h. 56.

10

Letak perbedaannya pada penelitian terdahulu terfokus faktor internal

dan eksternal kemudian strategi pengembangan usaha hanya terfokus atas

strategi yang tepat dalam pengembangan usaha gula aren di Kabupaten

Aceh Tenggara. Sedangkan penelitian sekarang terfokus kepada strategi

pengelolaan dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM dan

kendala/hambatan dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha gula aren

di Desa Kekait Lombok Barat.

2. Skripsi Fitriyana Nur Pangestika, “Strategi Pengelolaan Limbah Industri

Tahu Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisari

Cilongok Banyumas”, tahun skripsi 2018.12

Dalam skripsi ini membahas tentang proses penerapan strategi

pengelolaan limbah industri tahu Persoalan limbah industrialisasi juga

menjadi persoalan di kasus industri kecil. Sinergi antara industrialisasi dan

manajemen lingkungan pada dasarnya terkait dua aspek penting, pertama:

minimalisasi sumber penghasil limbah. Hal ini mengacu prinsip produk

yang sekecil mungkin menghasilkan limbah. Kedua: optimalisasi

pemanfaatan limbah hasil industri. Hasil penelitian ini dinyatakan bahwa

strategi pengelolaan sampah yang dioperasikan oleh pengelola untuk

meningkatkan kesejahteraan rakyat Kalisari miliki memenuhi peraturan

pemerintah tentang produksi bersih sebagai perintah agama tentang

12Fitriyana Nur Pangestika,“Strategi Pengelolaan Limbah Industri Tahu Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisari Cilongok Banyumas”, (Skripsi, FEBI IAIN Purwokerto: Purwokerto, 2018), h. 6-7.

11

pentingnya menjaga lingkungan agar tetap selamat dan dapat meningkatkan

kesejahteraan rakyatnya.

Persamaannya dengan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang

yaitu sama-sama menerapkan strategi pengelolaan yang efektif guna untuk

mendapatkan peningkatan dalam strategi pengelolaan tersebut. Dan

perbedaannya penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Penelitian

terdahulu objek lokasi penelitiannya di Desa Kalisari Cilongok Banyumas

sedangkan penelitin sekarang melakukan penelitian berobjek di Desa

Kekait Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat.

3. Jurnal Puji Hastuti, “Analisis Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Upaya

Meningkatkan Penjualan Roti pada CV. Jordan Bakery di Landasan Ulin

Banjarbaru”.13

Dalam kajiannya membahas mengenai strategi pemasaran untuk

mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, alat

transportasi yang masih dirasakan kurang memadai, mutu barang yang di

jual, perubahan cuaca, dan permasalahan-permasalahan yang berasal dari

salesman itu sendiri yang mengakibatkan penurunan omset penjualan yang

ada pada CV. Jordan Bakery.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu

sama-sama membahas mengenai faktor kendala/hambatan dan proses

penerapan strategi pemasaran dalam meningkatkan harga jual dan

13Puji Hastuti, “Analisis Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan

Penjualan Roti pada CV. Jordan Bakery di Landasan Ulin Banjarbaru”, Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, h. 45.

12

memberikan setiap peluang usaha untuk melakukan penjualan dengan yang

lebih baik dalam penjualan. Dan perbedaannya penelitian terdahulu dengan

penelitian sekarang adalah objek penelitian terdahulu berada di CV. Jordan

Bakery, yakni sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri

makanan. Sedangkan lokasi perusahaan beralamat di Kota Banjarbaru,

Kecamatan Lianganggang Kalimantan Selatan. Dan penelitian sekarang

objek penelitiannya berada di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari

Lombok Barat.

F. Kerangka Teoritik

Kerangka teori merupakan suatu kajian yang berisi tentang kerangka

konseptual dirancang oleh peneliti untuk menguraikan permasalahan yang

akan dibahas dan sesuai dengan teori-teori hasil nalar para peneliti sendiri.

Untuk lebih jelasnya penelitian ini akan diulaskan secara relevansi dari segi

konsep teori dan argumentasi peneliti sebagai berikut:

1. Strategi

a. Pengertian strategi

Secara umum strategi merupakan suatu plean tools atau alat

perencanaan dalam mengembangkan kerangka jalannya kesuksesan

sebuah usaha untuk mencapai tujuan.14 Namun dalam

perkembangannnya kata ini sering dipakai dalam pengertian yang lebih

14Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta:

erlangga, 2006), h. 12.

13

luas sebagai cara yang ditempuh sebuah organisasi atau pengelolaan

untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Menentukan strategi yang

digunakan tentu akan memperlakukan suatu usaha dengan cara yang

baik sesuai dengan harapan.

Strategi menurut Stephanie K. Marrus dalam Makhalul Ilmi yaitu

strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai

penyusunan suatu cara serta upaya bagaimana agar tujuan tersebut bisa

tercapai.15 Dan sedangkan strategi menurut A. Halim merupakan suatu

cara dimana sebuah lembaga organisasi mencapai suatu tujuannya sesuai

dengan peluang serta ancaman pada lingkungan ekternal yang akan

dihadapi serta kemampuan dan sumber daya.16

Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat ahli diatas bahwa

strategi merupakan suatu cara atau proses perencanaan dalam suatu

organisasi (usaha) untuk mencapai sebuah tujuan usaha.

b. Tujuan strategi

Mampu mencapai keinginan serta menyelesaikan suatu

permasalahan dalam bisnis dan mampu mengestimasi peningkatan nilai

produk untuk memajukan bisnis kearah yang lebih efektif. Dengan

demikian, mempertahankan bisnis yang dijalankan adalah salah satu

kunci fundamental untuk kesuksesan sebuah berbisnis. Oleh karena itu,

15 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta:

UII Press, 2002), h. 57. 16 Ibid., h. 58.

14

hal yang perlu diperhatika n adalah menjaga kearifan dan kualitas barang

untuk selalu memberi kepercayaan kepada konsumen. Dan tujuan

strategi akan mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control

dan koordinasi yang baik, meminimalkan efek dari kondisi perubahan

yang jelek, kemudian memungkinkan untuk identifikasi, penentuan

prioritas serta eksploitasi peluang dan menyediakan pendekatan

kooperatif, terintegrasi dan antusias sehingga dapat untuk mengadapi

masalah dan peluang.17

c. Fungsi strategi

Dalam sebuah perusahaan tentu memiliki perbedaan pada fungsi

strategi dengan hasil yang berbeda juga, sehingga perusahaan tersebut

merencanakan sebuah fungsi strategi dengan cara yang efektif dan

perusahaan tersebut menjadi laris dan terkenal dalam dunia pemasaran

dengan mampu menciptakan fungsi strategi yang handal dan menjadi

kepercayaan konsumen.18 Kegunaannya untuk mengembangkan serta

memajukan perusahaan yang sedang dijalankan. Adapun beberapa

fungsi strategi yang dapat disebutkan yaitu: membuat perusahaan dapat

melaksanakan semua aktivitas operasional secara efisien dan dapat

membantu mendukung kemajuan perusahaan sehingga lebih mudah

membaca pangsa pasar ketika mengalami kemunduran.

d. Jenis-jenis strategi

17David, freed R, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) h.20 18Ismail Solihin, Manajemen Strategi, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 4.

15

Adapun strategi yang sering digunakan oleh setiap perusahaan yang

ingin mengelola perusahaannya dengan efektif dan efisien. Ada beberapa

jenis-jenis strategi yang di sebutkan oleh David, Freed R dalam

Rachmat19 diantara yaitu sebagai berikut:

1. Strategi produksi, adalah untuk menetapkan hal-hal yang menjadi

produk unggulan, produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan

kompetensi pokok yang dimiliki.

2. Strategi pemasaran, merupakan untuk menetapkan pasar yang akan

digarap, kondisi pasar yang diinginkan, dan sebagainya.

3. Strategi promosi, merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi,

yaitu promosi yang hendak diluncurkan, media yang akan digunakan

untuk promosi, dan sebagainya.20

4. Strategi keuangan, adalah berkaitan dengan pendanaan serta

ketersediaan dana, baik untuk produksi, pemasaran maupun bagian

fungsional lainnya. Dari mana dana tersebut didapat dan cara

penggunaannya.

5. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang paling

penting dan mencangkup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM

yang tepat dan berkompeten pada bidang yang tepat sangat diperlukan.

6. Strategi fungsional lainnya berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,

konsultan, agen dan sebagainya dengan memerhatikan transparansi,

19 Rachmat, Manajemen Strategik…….., h. 54. 20 Ibid.,

16

kejujuran, dan keterbukaan. Strategi fungsional ini memfokuskan pada

kegiatan fungsional perusahaan yang mengacu pada isu-isu seperti

struktur modal yang diinginkan perusahaan, kebijakan investasi,

kebijakan utang, dan manajemen modal kerja.21

Dari kesemua jenis strategi diatas bisa diterapkan dengan baik

maka setiap usaha akan memiliki level pendapatan penjualan yang cukup

maksimal. Disamping adanya jenis-jenis stategi tersebut pasti akan

mengalami masalah dalam mengoprasikan usaha akan tetapi akan lebih

berisiko jika dalam usaha tidak memiliki strategi yang handal untuk

menunjang dan menjaga kesiagaan ketika adanya masalah yang dihadapi

oleh usaha.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi sebagai berikut:

1. Meningkatkan potensi usaha bersifat komprehensif dalam setiap

bidang yang ada dalam bisnis.

2. Strategi perusahaan yang diterapkan oleh para pesaing dan sifat

lingkungan ekonomi masyarakat konsumen.

3. Perilaku pembelian konsumen dalam pasaran yang ditargetkan dan

daur hidup produk (product life cycle).

4. Melaksanakan dan meningkatkan segmentasi usaha pasar.22

21 Ibid., 22 Fred R. David, Manajemen Strategi……, h. 107.

17

Dengan adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi

tersebut usaha dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam perusahaan

sehingga usaha yang dijalani bisa memperoleh keuntungan yang

maksimal. Penilaian strategi yang paling mendasar adalah peninjauan

ulang faktor-faktor yang mempengaruhi strategi dan pengambilan

langkah kolektif, pengendalian melalui evaluasi dan penilaian berkala

ditujukkan agar program, kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat

berjalan sebagaimana mestinya, sesuai dengan harapan perusahaan dan

tanpa adanya penyimpangan.23

2. Pengelolaan

a. Pengertian pengelolaan

Pengelolaan terjemahan dari bahasa inggris yaitu “management”

atau manajemen yang artinya mengatur, organisasi, merencanakan dan

mengawasi.24 Kebanyakan menurut para ahli pengelolaan diterjemahkan

dalam istilah manajemen, karena dari segi makna dan fungsi dalam suatu

organisasi usaha memiliki kesamaan tujuan yaitu mencapai tujuan usaha.

Menurut Irawan dalam Basu Swasta dan Irawan mendefinisikan

pengelolaan sama dengan manajemen adalah penggerakan,

pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk memanfaatkan

secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.25

23 Ibid., 24Bahrur Rosyid, Manajemen dan Aplikasinya dalam Organisasi, (Mataram: IAIN

Mataram, 2015), h. 3. 25Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1997).

h. 5

18

Jadi, kesimpulan yang bisa dipaparkan menurut para ahli

pengelolaan adalah suatu seni, cara atau proses yang dilakukan oleh

sebuah organisasi/usaha yang di dalamnya terdapat perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan atau pelaksanaan dan pengawasan guna

untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

b. Manajemen usaha

1. Pengertian pengelolaan usaha

Pengelolaan terjemahan dalam bahasa Indonesia, hingga saat

ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan,

seperti ketatalaksanaan, manajemen, dan pengurusan. Untuk

menghindari penafsiran yang berbeda-beda, namun dalam hal ini

digunakan istilah manajemen. Dalam istilah manajemen mengandung

tiga pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen

sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu.26

Berdasarkan hasil paparan diatas identik manajemen bisa

diartikan sama dengan pengelolaan, tapi pada dasarnya makna dari

kedua istilah memiliki tujuan yang sama sehingga menurut para ahli

memiliki kesamaan ideologi makna antara manajemen dengan

pengelolaan. Langkah awal dari proses untuk menjalankan sebuah

pengelolaan adalah penetapan tujuan yang ingin dicapai dan rencana

26Bahrur Rosyid, Manajemen….., h. 4.

19

strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan tujuan bisnis dan

strategi untuk mencapai tujuan bisnis akan sangat menentukan

keberhasilan usaha. Penetapan tujuan bisnis memiliki manfaat utama

memberi arah dan pedoman bagi semua karyawan mengenai apa yang

harus dilakukan.

2. Peranan pengelolaan dalam organisasi/usaha dan perusahaan

Dalam peranan suatu usaha akan sangat berpengaruh dengan

adanya sifat kerja yang dilakukan oleh setiap pengusaha guna untuk

mewujudkan sistem yang stabil dalam usahanya sehingga perusahaan

yang diciptakan akan memiliki sebuah hasil yang bisa membuat

perusahaan yang didirikan menjadi maju dan berkembang. Pada

umumnya perusahaan merupakan satu organisasi, operasinya

dijalankan oleh banyak orang.27 Disamping itu, setiap pekerjaan yang

berada dalam perusahaan boleh dianggap telah bersepakat untuk

melakukan kegiatan kerja tertentu untuk mewujudkan tujuan

perusahaan, yaitu berusaha memperoleh keuntungan dari kegiatannya.

Terdapat kegiatan usaha yang tidak dapat digolongkan sebagai

organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi tidak bisa dijalankan

oleh satu perusahaan dan mesti memiliki cabang tersendiri.

3. Fungsi-fungsi pengelolaan usaha

27Muhammad Kurniawan, “Peran Manajemen Dalam Organisasi”, dalam

https://www.slideshare.net/MuhammadKurniawan5/peran-manajemen-dalam-organisasi, diambil tanggal 04 Februari 2020, pukul 07.50.

20

Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi.

Pembagian fungsi-fungsi manajemen tujuannya adalah:

a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur dan terarah

b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam

c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi

direksi perusahaan.28

Berdasarkan menurut para ahli juga dapat mengemukakan

bahwa selama ini yang biasa digunakan dalam panduan sebuah

perusahaan yaitu POAC (pleaning, organizing, actuating,

controlling).29 Fungsi dan aktivitas yang harus dilakukan pada

setiap fungsi fundamental dalam praktiknya pembagian ini tidak

dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap perusahaan

dalam usaha dan aktivitasnya agar mencapai suatu tujuan.

Dalam konteks fungsi desain pengembangan produk usaha

adalah salah satu cara untuk penyempurnaan usaha, dengan

perkembangan yang di terapkan akan sangat berpengaruh pada

langkah usaha menjadi lebih baik untuk kedepannya. Dengan

demikian, fungsi desain pengembangan tidak bisa di pisahkan dari

keberhasilan sebuah usaha.

1. Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan usaha

28Ibid., h. 5. 29Mokhammad, “Fungsi Manajemen”, dalam https://www.haruspintar.com/fungsi-

manajemen/, diambil tanggal 16/12/2019, pukul 07.05.

21

Lingkungan bersifat urgensi yang tidak bisa di pisahkan

dalam kehidupan begitu pula dengan lingkungan dalam

perusahaan tentu akan sangat mempengaruhi kegiatan setiap

perusahaan. Dalam sistem pasar bebas, perusahaan swasta

sangat penting peranannya dalam menentukan pola dan tingkat

kegiatan ekonomi, dan melalui interaksi dengan konsumen di

pasar maka perusahaan-perusahaan akan menentukan jenis-jenis

barang yang di produksikan dan tingkat produksi yang

dilakukan.30

Aspek lingkungan dalam perusahaan beroperasi dapat

menimbulkan efek yang penting pada efisiensi operasional

perusahaan, tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan

kemungkinan perkembangan perusahaan di masa depan. Dapat

ditinjau secara menyeluruh, kondisi lingkungan yang baik

sangat penting artinya dalam menentukan perkembangan

kegiatan pengelolaan usaha dan dapat mempengaruhi kegiatan

pengelolaan dalam perusahaan.

c. Pengelolaan produk barang

Salah satu daya tarik kebanggaan dalam sistem kemajuan

perusahaan adalah bagaimana cara mengendalikan sifat produk yang

dijadikan sebagai alat kelancaran usaha di dalam intentitas dan kualitas

30Sadono Sukirno, et.al. “Pengantar…., h. 61-62.

22

produk yang ditawarkan. Fungi utama produk perubahan untuk

menghasilkan nilai jual yang tinggi atas permintaan para konsumen.31

Dalam pengelolaan produk barang hal yang paling utama

diperhatikan adalah masalah strategi pengelolaan produk barang dalam

segi pengemasan dan merek barang yang ditawarkan kepada konsumen.

Mengapa demikian, karena barang diperjual belikan cukup banyak

namun cara pengemasan dan merek yang diberikan masih sangat minim

sehingga para ahli pun memiliki komentar tentang kedua hal tersebut,

pengaruhnya sangat besar jika cara pengemasan barang yang berkualitas

dan bermerek konsumen akan cepat terpengaruh sehingga para

konsumen akan beralih kepada merek yang berkualitas tersebut. Kualitas

barang yang bagus dan rapi sangat terlihat jika penataannya dibuat

dengan semaksimal mungkin guna untuk menarik konsumen.

Dalam ekonomi islam mengajarkan tentang mengelola suatu

barang dengan baik yang sesuai dengan tuntunan agama islam seperti

halnya disebutkan dalam Al -quran dalam surah (Al-Baqarah (2):195)

menyebutkan yang artinya “Dan belanjakanlah harta bendamu dijalan

Allah Swt,janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam

kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah Swt

menyukai orang-orang yang berbuat baik”(QS. Al-Baqarah (2):215).32

31Tuty Awaliyah dan Muchayatin, “Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Untuk

Mendukung Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan Pada PT. Fukuryo Indonesia”, UNTAG Semarang, Vol. 8, No.1, 2019, h. 28.

32 Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 28.

23

Berbuat baik terhadap harta yang diberikan oleh Allah Swt adalah

bentuk tanggung jawab dan amanah bagi manusia sebagai pengelola

harta mereka, untuk itu tunaikkanlah kewajiban apa yang telah menjadi

aturan Allah Swt. Menjaga dan memelihara harta untuk dikelola

merupakan amanah yang harus dijaga agar semuanya menghasilkan

pahala disisi Allah Swt.

3. Harga Jual

a. Pengertian harga jual

Harga jual merupakan sejumlah kompensasi (uang ataupun barang)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau

jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan

produk tersbut menjadi laris terjual dan mendapatkan tingkat keuntungan

yang tinggi.33 Menurut Mulyadi harga jual adalah pada prinsipnya harga

jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang

wajar.34 Jadi harga jual adalah sejumlah biaya yang ditetapkan oleh

perusahaan untuk menentukan presentasi tingkat kerugian dan

keuntungan yang diperoleh perusahaan.

b. Tujuan harga jual

Dalam meningkatkan harga jual pada sebuah produk perusahaan

harus memiliki pedoman dalam mengembangkan produk yang akan

ditawarkan adalah perusahaan harus memperkirakan bagaimana biaya

33Suhardi Sigit, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: UST, 2000), h. 188 34Mulyadi, Akuntansi Manajemen Konep, Manfaat dan Rekayasa, (Jakarta: Salemba 4,

2001), h. 273.

24

akan beragam pada tingkat produksi yang berbeda-beda, melakukan

analisis permintaan dan penawaran, guna untuk menjaga kestabilan yang

akan mempengaruh harga jual barang dan memperkuat pangsa pasar

dengan meningkatkan kualitas produk.

c. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga jual

Kurva disisi permintaan menunjukkan reaksi menyeluruh dan pasar

terhadap pilihan tingkat harga yang kemungkinan akan dibebankan, dan

meringkas reaksi banyak individu yang memiliki kepekaan para pembeli

terhadap harga yang ditawarkan.35 Meskipun kepekaan para pembeli

terhadap harga yang berbeda-beda, namun ada hal-hal yang tetap sama,

yaitu diantaranya bahwa kepekaan terhadap harga dipengaruhi oleh

diantaranya:

1. Keunikan maksudnya semakin adanya keunikan suatu produk, maka

semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap produk, maka

sebuah perusahaan dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif.

2. Adanya perubahan harga artinya jika harga yang di nominalkan

terlalu mahal dan tidak sesuai dengan lokasi pemasaran yang mahal

maka untuk lebih baiknya di standarkan dengan nilai jual produk yang

berada di lokasi tersebut.

3. Jumlah total pengeluaran artinya semakin rendah jumlah total

pengeluaran untuk membeli sebuah produk terhadap penghasilan

35Basu Swastha DH, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 403

25

pembeli, maka semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap

harga.

4. Persediaan artinya minat pembeli terhadap harga berkurang jika

pembeli tidak dapat menyimpan produk terebut.

5. Sulit membandingkan artinya semakin sulit pembeli membandingkan

mutu produk pengganti, maka semakin berkuranglah minat pembeli

terhadap harga.36

Menurut Efendi Pakpahan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi volume harga jual adalah saluran distribusi yang

bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba

yang maksimum.37 Dari beberapa faktor diatas bahwa analisis dalam

perusahaan sangat di butuhkan atas perkembangan setiap kemajuan

perusahaan. Hasil uji dalam perusahaan akan sangat berpengaruh

dengan adanya faktor-faktor yang akan membuat perusahaan tersebut

menjadi melemah atau justru sebaliknya membuat setiap perusahaan

mengalami kenaikan harga. Instrumen alat pengendalian yang lebih

utama dalam perusahaan adalah pengendalian tentang harga jual, jika

perusahaan tersebut tidak mampu untuk melakukan identifikasi

terhadap faktor yang dihadapi maka perusahaan selalu mengalami

kelemahan dalam hal analisis harga jual.

d. Langkah-langkah untuk meningkatkan harga jual produk yaitu

36Ibid., h. 407. 37Efendi Pakpahan, Volume Penjualan, (Jakarta: PT. Bina Intitama Sejahtera, 2000),

h.156

26

1. Menjaga kualitas produk

Kepercayaan konsumen terjadi saat nilai barang yang dipasarkan

berkualitas baik atau buruk, jika barang itu bagus akan menghasilkan

nilai jual yang efektif. Meningkatkan kualitas barang dapat dicapai

dengan mengamankan produk dan menjaga mutu barang. Jika suatu

perusahaan mendapatkan kepercayaan tersebut dengan kualitas baik

maka harga jual barang akan semakin terkendali.38

2. Meningkatkan mutu kemasan

Mutu kemasan merupakan kapasitas suatu barang dan jaminan

keberlakuan barang dipasaran. Mutu kemasan cukup banyak

mempengaruhi jumlah penjualan dan nilai harga jual produk, dan hal

ini sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dan minat

konsumen. Pengaruh kemasan selalu dikaitkan dengan keberagaman

produk dan memiliki harga yang berbeda-beda. Hal demikian, para

konsumen selalu menilai kemasan tersebut baik sebelum mengambil

keputusan dalam pembelian barang.

3. Meningkatkan mutu pelayanan

Jika produk yang dijalankan bisa menghasilkan laba besar, maka

dalam hal pelayanan juga mesti jauh lebih diperhatikan oleh setiap

perusahaan tersebut karena tujuannya agar para konsumen akan

merasa puas dan terus berminat akan barang yang ditawarkan. Hal

38Heru Prasetiya, “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi Industri

Genteng Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung”, (Skripsi, IAIN Tulung Agung: Tulung Agung), h. 61.

27

utama dalam usaha adalah mencapai kepuasan konsumen ketika

melakukan perbelanjaan atau yang lainnya.39

4. Menciptakan program promosi dan diskon

Ada beberapa riset telah dilakukan oleh sebagian para ahli dengan

menunjukkan bahwa program promosi dan diskon tidak bisa di

tinggalkan karena pengaruhnya sangat signifikan dalam penjualan

produk. Jika produk yang ditawarkan memiliki kualitas dan kuantitas

yang baik namun promosi dan diskon tidak di lakukan maka tidak

bisa berkembang perusahaan tersebut.

5. Menciptakan produk yang berbeda

Memiliki produk yang unik sudah tidak menjadi permasalahan dalam

perdagangan, namun hal ini adalah salah satu sebagai pemicu

pemasaran untuk meningkatkan harga jual, untuk membuktikan

barang yang berbeda ini jelas akan nilai permintaan barang semakin

meningkat, dengan adanya perbedaan produk yang ditawarkan.40

Berdasarkan langkah-langkah diatas menyimpulkan bahwa setiap

perusahaan mesti menginginkan usaha yang dijalani mengalami

peningkatan demi mencipatakan harapan usaha yang di jalani. Dengan

demikian, jika perusahaan tersebut selalu mengharapkan keuntungan

lebih maka harus menerapkan langkah-langkah diatas.

39Pawoon, “Bisnis Sukses”, dalam https://www.pawoon.com/5-langkah-sukses-

meningkatkan-penjualan-bisnis-anda/, diambil tanggal 05 Februari 2020, pukul 12.00. 40Novia Widya Utami, “Meningkatkan Penjualan”, dalam

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-4-cara-bagaimana-meningkatkan-penjualan-dalam-sebuah-bisnis/, diambil tanggal 07 Februari 2020, pukul 03.30.

28

Analisis untuk meningkatkan harga jual memiliki kesamaan

pengukuran dengan menggunakan konsep pendapatan.

a. Pendapatan

Pendapatan (revenue) merupakan menurut kamus manajemen

adalah uang atau imbalan yang diterima oleh setiap individu,

organisasi dan perusahaan lain dalam bentuk upah, imbalan, gaji,

sewa, komisi, biaya dan laba.41 Dan pendapatan menjadi efektif

tergantung bagaimana cara dikelola barang dalam usaha.

Tinggi dan rendahnya pendapatan dalam penjualan merupakan

hal yang wajar yang harus ditemukan, namun disamping hal itu

seorang pengusaha harus bisa melakukan analisis yang baik

terhadap usahanya tersebut. Dalam meningkatkan harga jual atau

pendapatan yang diperoleh mesti dapat memenuhi kebutuhan usaha.

Adapun rumusan dalam menganalisis pendapatan nilai harga

jual produk yaitu

π= TR-TC

Keterangan:

π = Pendapatan (revenue)

TR = Total Penerimaan

TC = Total Cost

b.Konsep Biaya

41 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Hrapan, 2003), h. 230.

29

Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya/beban yang

dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap

dipasarkan.42

Berdasarkan prilakunya dalam beraksi terhadap perubahan volume

produksi suatu produk tertentu, maka biaya dapat dikelompok

sebagai berikut43:

1.Biaya tetap adalah biaya relative tidak akan berubah walaupun

terjadi perubahan tingkat aktivitas dalam batas waktu tertentu, jika

jumlah aktivitas bertambah maka biaya jenis tersebut tidak akan

berubah/bertambah.

2.Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang fluktuasi sesuai

dengan arah perubahan tingkat aktivitas perusahaan.

3.Biaya semi variabel adalah jenis biaya yang mengandung

komponen variabel dan sebagaian yang lain bersifat tetap/tidak

berubah/campuran.

Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

untuk memproduksi suatu barang. Adapun persamaan untuk

menghitung total biaya adalah.44

TC=FC+VC

Keterangan:

TC=Total Cost

42 Rudianto, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 95. 43 Ibid,. 44 Ibid., h. 261.

30

FC=Biaya Tetap

VC=Biaya Variabel.

c. Penerimaan

Penerimaan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan.

Atau penerimaan total yaitu sejumlah nilai yang diterima dalam

hasil produksinya atau pengeluaran barang.45 Adapun rumusan

untuk menghitung penerimaan yaitu:

TR=Pq x Q

Keterangan:

TR=Penerimaan Total

Pq=Harga Jual Produk

Q=Jumlah Produksi

4. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

a. Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)

Berdasarkan literatur yang ada hingga kini terdapat pengertian yang

didasarkan pada besar modal dan usaha serta jumlah tenaga kerja yang

digunakan.46 UMKM merupakan kategori bisnis berskala kecil yang

dipercaya mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian

Indonesia, terutama saat kritis ekonomi yang terjadi pada priode 1998

45 Muh. Nur Dian, Analisis Teori Pendapatan, (Bnadung: Pustaka Bandung, 2013), h. 197. 46Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 45.

31

sampai dengan priode 2000. UMKM dianggap mampu bertahan pada

krisis dimana puluhan perusahaan besar mengalami kebangkrutan.47

b. Peranan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan

dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan.48 Sedangkan kemampuan UMKM dalam menghadapi krisis

dan pembangunan perekonomian nasional disebabkan oleh UMKM

termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada umumnya fleksibel.

Dan UMKM dengan skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan

spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat lebih mudah

menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi. Dan

produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk yang

berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.49

Dalam menentukan peran yang baik dalam UMKM sangat

berpengaruh atas keberlangsungan usaha yang akan dijalani. Oleh sebab

itu, perlu adanya perhatian secara menyeluruh terhadap usaha yang

dimiliki oleh usaha tersebut, sehingga usaha harus berhati-hati dalam

mengambil peran. Dengan adanya peran yang baik bagi usaha maka

47 Isnaini Nurrohmah, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus BMT Beringharjo Yogyakarta”, (Skripsi, FSPE Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), h.1.

48 Ibid., 49 Glen Glenardi, Peran Perbankan dalam Pengembangan Keuangan Mikro, (Diskusi

Kelompok C2 Temu Nasional Bazar Pengembangan Mikro, 2002), h. 290.

32

akan bisa memajukan usaha tersebut dengan lebih baik dan kedepannya

usaha tersebut menjadi lebih baik.

c. Karakteristik usaha mikro

Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk

dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat

serta sumber daya manusia yan besar merupakan variabel pendukung

perkembangan dari usaha kecil tersebut. Dan mengelola sistem produksi

yang efisien dan efektif, serta melakukan terobosan dan inovasi yang

menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju

keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut.50

Secara umum, sektor usaha memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana

dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan

standar.

2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

3. Kemampuan untuk sumber dana negosiasi serta diversifikasi pasar

sangat terbatas.51

Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya

kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini

50 Tulus Tambunan, UMKM di Indo…..,h. 1. 51 Pandji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, (Yogyakarta: PT. Dwi

Chandra Wacana, 2010), h. 32.

33

menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan

pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas.

d. Kekuatan dan kelemahan UMKM

UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial merupakan andalan

yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah

penyediaan lapangan kerja industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja

patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan

50% tenaga kerja yang tersedia dan memanfaatkan sumber daya alam

sekitar, industri kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil

sampai dari industry besar atau industri besar atau industri yang

lainnya.52

Sedangkan kelemahannya adalah kecenderungan konsumen yang

belum mempercayai mutu produk industri kecil dan kendala permodalan

usaha sebagian besar industri kecil memanfaatkan modal sendiri dalam

jumlah yang relatif kecil sehingga setiap usaha selalu mengalami

kelemahan dalam menjalankan usahanya.53

Begitupula untuk perkembangan usaha akan berpengaruh dengan

adanya kekuatan dan kelemahan usaha, maka perlu setiap usaha

mempunyai analisa yang kuat untuk mengidentifikasi setiap masalah

yang akan dihadapi sehingga tujuannya untuk menjaga kstabilan ketika

usaha tersebut mulai berkembang sesuai dengan rencana.

52 Ibid., h. 45. 53 Ibid., h. 46.

34

5. Kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha

Setiap pengelolaan produk barang yang telah dibuat dapat terlaksana

dengan efektif dan tepat sasaran, akan banyak sekali tantangan yang harus

dihadapi untuk mengembangkan usaha dalam perusahaan tersebut harus

mampu mengidentifikasi atas kendala/hambatan yang dihadapi oleh setiap

perusahaan. Ada dua bentuk kendala atau hambatan dalam usaha yaitu

hambatan internal dan eksternal yang berada dalam lingkungan usaha.

Adapun kendala atau hambatan internal dan ekternal dalam pelaksanaan

strategi pengelolaan usaha54 yaitu:

a. Kendala internal berupa kurangnya alat teknologi yang merupakan salah

satu kendala pemicu utama dalam hal pengembangan barang yang akan

di jadikan sebagai produk perusahaan adalah sangat kurangnya alat

teknologi dalam pengembangan usaha baik pada segi pembuatan produk,

pengemasan produk sampai tahap penjualan produk.55

Disamping tersedianya alat teknologi dan sulitnya menentukan

harga jual merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam

perusahaan, jika alat yang digunakan masih kurang berkualitas maka

hasilnya akan sangat minim juga. Kemudian terlalu fokus atas satu

informasi/lemahnya informasi merupakan perkembangan usaha akan

sangat menentukan keberlangsungan usaha itu sendiri, akan tetapi

54 Sri Hidajati Ramdani, “Analisis Faktor Eksternal Dan Internal Untuk Menentukan

Strategi Pemasaran Pada Cv Certowin Multi Trading Indonesia”, (JIMAFE), Vol. 1, Maret 2014, h. 50.

55Ibid.,

35

banyaknya perusahaan yang gulung tikar karena kendalanya kurangnya

informasi yang didapatkan, seperti halnya perusahaan dalam skala kecil.

Dengan demikian, kemajuan alat teknologi dan menggali lebih

banyak informasi baik dari usaha yang satu dengan usaha lainnya akan

sangat dibutuhkan dalam perusahaan untuk keberlangsungan usaha yang

dijalani. Maka perlu adanya alat teknologi dan sumber informasi yang

dijamin untuk keberlangsungan hidupnya suatu perusahaan. Tujuannya

agar produk yang diciptakan tidak sia-sia serta mampu menciptakan

produk yang menjadi kebanggaan setiap konsumen.

b. Kendala eksternal berupa menentukan lokasi usaha yang masih kurang

stabil, mampu meningkatkan harga penjualan serta menetapkan harga

pasar sehingga dari hasil riset beberapa perusahaan bahwa menunjukkan

pengaruh kendala yang terbesar adalah mengenai lokasi pendirian

sebuah usaha, jika usaha didirikan di lokasi pedalaman maka akan sangat

sulit untuk diakses produk yang dimiliki perusahaan dan keterjangkauan

konsumen akan sangat sulit untuk diperoleh, meningkatkan harga

penjualan harus tetap terjaga jika perusahaan tersebut memiliki edukasi

yang tinggi tentang hal tersebut maka tentu akan memiliki integritas

yang tinggi dengan memilih lokasi yang strategis, penuh keramaian

warga, pertengahan kota yang dapat diakses oleh para konsumen.56

Kemudian berkurangnya koordinasi jaringan kebersamaan mitra

usaha hal ini setidaknya adanya koordinasi dengan perusahaan lain

56Ibid.

36

membentuk sebuah jaringan usaha dengan perusahaan lain. Namun

kebanyakan pengusaha lebih memilih usaha sendiri tanpa adanya

koordinasi jaringan usaha untuk mengembangkan dan memperkenalkan

usahanya agar usaha yang dijalankan bisa tersebar cepat dan praktis.

Karena memungkinkan juga anggapan mereka jika membuat sebuah

koordinasi usaha, para pemimpin perusahaan beranggapan akan saling

melemahkan antar usaha, ini adalah suatu pemahaman yang salah, justru

dengan adanya koordinasi kebersamaan ini akan menumbuhkan

kemajuan usaha, saling mempererat hubungan satu perusahaan ke

perusahaan yang lain untuk saling membantu dalam hal kekurangan

sehingga mampu menciptakan lingkungan usaha yang positif.57

Dari beberapa kendala-kendala diatas dapat disimpulkan bahwa

setiap usaha wajib akan menemukan kendala-kendala dalam

pengembangan usaha itu sendiri, namun dari semua bentuk kendala-

kendala tersebut bisa di ambil sebagai pedoman dalam berbisnis,

tujuannya agar dapat mencegah terhadap kendala-kendala yang dihadapi

dan mampu mewujudkan usaha tersebut menjadi yang efektif sesuai

dengan harapan perusahaan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

57Amelia Agustina, “Lingkungan Internal dan Eksternal”, dalam http://amel-

ameliaagustina.blogspot.com/2010/01/lingkungan-internal-dan-eksternal.html, diambil tanggal 03 Februari 2020, pukul 03.30

37

Metode penelitian merupakan suatu alat atau cara untuk melakukan

pengaturan atau pengecekan suatu objek dan subyek yang diteliti secara

komprehensif dan detail sesuai dengan temuan lapangan. Metode penelitian

ada dua macam yaitu metode penelitian kualitatif yang berupa ilustrasi atau

kata-kata yang mendeskripsikan suatu kondisi lapangan yang telah diteliti.

Sedangkan metode kuantitatif merupakan penelitian dalam skala

perhitungan angka-angka dan dalam bentuk statistik dan ekonomitrika.

Penelitian kualitatif dalam penelitian ini juga sesuai dengan masalah

yang dibahas yaitu untuk menggambarkan, menjelaskan serta memperoleh

keterangan yang luas dan mendalam mengenai strategi pengelolaan usaha

gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait

Kecamatan Gunung Sari.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.58 Ada beberapa

yang peneliti gunakan sebagai teknik pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan

dengan jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan-

pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan

secara langsung pada lokasi yang menjadi objek penelitian.59

58Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana, 2012) h.138. 59Abdurahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), h. 104.

38

Observasi dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu: observasi

partisipan yaitu observasi partisipan adalah peneliti terlibat dengan

kegiatan sehari-hari orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

sumber data penelitian. Kemudian observasi non partisipan merupakan

suatu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan tidak

ikut sertaan dalam objek yang diteliti.60 Berdasarkan dari kedua

perbedaan observasi dalam hal ini peneliti menggunakan observasi non

partisipan karena alasannya metode ini dilakukan dalam rangka untuk

mengetahui keadaan dan tidak terlibat dalam proses kegiatan yang

diteliti.

Namun peneliti hanya melakukan pengamatan untuk mendapatkan

gambaran tentang objek yang diteliti. Karena pada dasarnya observasi

digunakan untuk mengkaitkan atau mengamati dengan teori-teori yang

ada dan jika adanya perubahan yang muncul dan berkembang kemudian

dilakukan penganalisisan serta penilaian atas perubahan yang ditemukan

di lokasi penelitian. Sehingga dalam hal ini, peneliti menggunakan

observasi non partisipan dengan adanya data yang nyata ditemukan di

lapangan mengenai hal strategi pengelolaan usaha gula aren dalam

meningkatkan harga jual serta kendala/hambatan dalam pengelolaan

usaha gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.

60Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004), h. 69.

39

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara

tanya bebas (open interview), yang dikerjakan secara sistematis dan

berdasarkan tujuan penelitian tersebut. Wawancara ada dua macam yaitu

wawancara terstruktur dan non terstruktur.61 Pada penelitian ini penulis

menggunakan wawancara terstruktur dan turun langsung ke lapangan

dengan menanyakan kepada ketua atau pemilik usaha beserta anggota-

anggota yang terlibat dalam usaha tersebut, dengan pertanyaan secara

sistematis dan spesifikasi usaha yang digeluti kepada pengusaha gula

aren seputar tentang strategi pengelolaan usaha gula aren dalam

meningkatkan harga jual dan kendala/hambatan dalam pengelolaan

usaha gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu yang ditujukan untuk mendapatkan

data langsung dari lokasi penelitian meliputi: buku-buku yang rilevan,

peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, video dokumenter data

yang relevan penelitian.62 Berdasarkan teknik dokumentasi ini, peneliti

memperoleh mengenai hal deskripsi umum seputar usaha gula aren yang

berada di Desa Kekait dan juga mendapatkan beberapa data, seperti

gambaran umum Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, data penjualan

61Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 198. 62Riduwan, Metode & Teknik Penyusunan Tesis. (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 105.

40

produk, lokasi tempat usaha dan data-data yang terkait dengan penelitian

lainnya.

3. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber data

Berdasarkan metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian

kualitatif maka ada dua sumber data yang di rujuk yaitu data primer

merupakan suatu data yang di dapatkan secara langsung dari lapangan

baik itu berupa hasil dari bahan interview dan observasi lapangan. Serta

data sekunder yang merupakan suatu pengumpulan data yang berupa

dokumen-dokumen resmi, skripsi, buku-buku dan dokumentasi dari hasil

penelitian yang memiliki keterkaitan dengan pokok permasalahan yang

akan menjadi tujuan penelitian baik pada para pengusaha gula aren dan

hasil rujukkan yang ada.63

b. Jenis-jenis data

Menurut sifatnya, data dibagi menjadi dua bagian yaitu data

kualitatif merupakan sekumpulan data yang berupa kata-kata. Dan

mendeskripsikan keadaan alam sekitar yang menjelaskan secara

rinci.64Dan data kuantitatif merupakan penelitian yang melibatkan lima

komponen informasi ilmiah yaitu: teori, hipotesis, observasi,

generealisasi empiris, penerimaan dan penolakan hipotesis,

63Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),

h. 302. 64Nurul Zuriah, Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 92.

41

mengandalkan kuisioner untuk mengumpulkan data, mengemukakan

variabel-variabel penelitian dalam analisis data.65

Adapun jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis

data kualitatif yaitu suatu data yang menyajikan data berupa penjelasan

dan perincian yang berkaitan dengan suatu masalah, baik dalam bentuk

kata ataupun kalimat yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti

yaitu mengenai hal strategi pengelolaan usaha gula aren dalam

meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan

Gunung sari Lombok Barat.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam pola, kategori, dan

menemukan apa yang terpenting dan apa yang harus dipelajari serta

memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.66

Adapun cara-cara peneliti gunakan didalam menganalisis data yaitu

peneliti menyiapkan dokumentasi data lapangan, mengecek ulang data-data

yang telah disajikan dan mengumpulkan semua berkas-berkas hasil

penelitian lapangan. Dengan demikian, peneliti yang diangkat dapat penulis

menganalisa dan mencatat data yang ditemukan dan untuk melakukan

dokumentasi data dari wawancara dan observasi, kemudian data-data yang

65Bagon Suryanto dan Sutina, Metodologi Penelitian Sosial Berbagai Alternatif, (Jakarta:

Kencana, 2005), h. 135. 66Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2002), h. 248.

42

diperoleh dapat diolah dan bisa dijadikan sebagai data dalam proposal

skripsi ini.

Berdasarkan isi dari penelitian ini, peneliti menganalisis menggunakan

analisis deduktif dan analisis induktif yaitu analisis deduktif merupakan

suatu cara analisis masalah dan teori-teori umum yang berhubungan dengan

permasalahan, setelah ditemukan permasalahannya baru disimpulkan. Dan

analisis induktif merupakan menganalisis data dan praktik yang dilakukan

oleh masyarakat yang bersangkutan berkaitan dengan hasil penelitian dan

menjadikan teori secara umum.67

Dari kedua analisa, data yang ditemukan bisa dipaparkan atas dasar

teori dan masalah yang ditemukan di lapangan sesuai dengan kenyataan.

5. Validasi Data

Dalam validasi data dengan melakukan pengujian tentang keabsahan

dan keaslian data yang diteliti. Adapun untuk metode menguji keabsahan

data tersebut yaitu:

a. Perpanjangan waktu penelitian

Jika terdapat data yang kurang akurat, maka perlu adanya kajian ulang

peneliti dikemudian hari guna untuk memperoleh data yang lebih

komprehensif dan mampu untuk dipertanggung jawabkan atas semua

data yang telah didapatkan sesuai dengan hasil lapangan.

67Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008), h. 27.

43

b. Triangulasi data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut.68Keberadaan data ini akan sangat perlu adanya ketika terjadi

kesalahan data di kemudian hari.

c. Kecukupan referensi

Dalam pengecekan data tidak lepas dari buku-buku umum dan syariah

untuk melengkapi isi dari data tersebut guna untuk memenuhi sifat hasil

yang peneliti gunakan. Kecukupan referensi sebagai pelengkap atas

dasar tambahan isi dari semua bentuk buku, internet atau lainnya.

d. Mendiskusikan dengan teman sekitar

Bila permasalahan tidak kunjung bisa di pecahkan, metode yang bisa

digunakan juga berbicara serta diskusi analitik dengan teman dekat

sehingga memiliki tingkat keabsahan data, guna untuk memecahkan

masalah yang sedang dihadapi.69

H. Sistematika Pembahasan

Berdasarkan uraian proposal penelitian, peneliti dapat menyusun secara

sistematika isi pembahasan, dimana penulisannya mengacu kepada pedoman

penulisan skripsi UIN Mataram sebagai berikut:

68Sarwono dan Jonathan, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006), h. 57. 69Ibid., h. 178.

44

1. Bagian awal

Terdiri atas: sampul depan dan halaman judul

2. Bagian isi

Terdiri dari: judul, latar belakang yang dijelaskan mengenai permasalahan

yang diteliti, rumusan masalah berisi tentang permasalahan yang harus

dipecahkan sesuai dengan judul, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat

dijelaskan tentang atensi masalah yang akan dibahas, ruang lingkup dan

setting penelitian berisi tentang rincian sekilas masalah dan tempat yang

diteliti, dan dilanjutkan dengan tinjauan pustaka, telaah pustaka, kerangka

teoritik berisi tentang penjelasan rincian isi masalah, rencana jadwal

kegiatan penelitian dan daftar pustaka.

45

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Desa Kekait

Desa Kekait merupakan salah satu Desa tua yang lahir pada waktu

penjajah Hindia Belanda masih menguasai wilayah Indonesia. Berdiri sejak

tahun 1866 jauh sebelum Indonesia merdeka. Apalagi kalau dibandingkan

dengan berdirinya Kabupaten Lombok Barat, Desa Kekait jauh lebih dulu

ada. Konon, nama Kekait diambil dari kata Bedait yang artinya bertemu

atau bisa juga artinya berkumpul. Jadi, wilayah ini dulunya merupakan

tempat persinggahan (tempat peristirahatan) para musyafir dari berbagai

penjuru Pulau Lombok yang hendak melakukan perjalanan ke wilayah

Lombok bagian utara, begitu juga sebaliknya dari Lombok Utara yang

menuju ke selatan mereka selalu singgah untuk beristirahat di tempat ini.

Dilihat dari kultur geografis, tempat ini sangat beralasan untuk di jadikan

tempat peristirahatan mereka.70

Hal ini disebabkan karena Desa Kekait dulu sebelum dimekarkan

dipisah dengan Desa Lembah Sari memiliki wilayah yang sangat luas.

Berada pada dataran tinggi dengan hamparan lahan pertanian perkebunan

yang sangat luas terdapat di dalamnya bentangan panjang pegunungan yang

sambung menyambung antara pegunungan yang satu dengan pegunungan

70 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 1.

yang lainnya yang seakan-akan memisahkan wilayah Lombok bagian utara

dengan wilayah Lombok bagian selatan. Sehingga di saat mereka merasa

kelelahan telah melakukan perjalanan panjang, mereka selalu

memanfaatkan wilayah ini sebagai tempat persinggahan mereka untuk

melakukan peristirahatan setelah melakukan perjalanan panjang yang

sangat melelahkan.71

Disamping alasan lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan tempat

persinggahan dan peristirahatan, di tempat ini juga sembari mereka

melepaskan rasa capek dan lelah mereka juga akan mendapatkan minuman

khas air tuak (Air Nira) yang berkhasiat untuk memulihkan tenaga dan bisa

dijadikan obat sakit pinggang di samping untuk menghilangkan rasa haus

dan dahaga setelah mereka melakukan perjalanan jauh.72

2. Keadaan Demografi

a. Geografis

Secara geografis Desa Kekait terletak diantara 0,24º - 1,02º lintang

Utara dan 121º - 121,32º bujur timur. Desa Kekait memiliki luas wilayah

1.671 km². Terbagi menjadi 7 Dusun dan wilayahnya sendiri berbatasan

dengan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara di sebelah utara,

Desa Gunung Sari di sebelah selatan, Desa Taman Sari di sebelah timur,

dan Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar di sebelah barat.73

71 Ibid., 72 H.M. Zaini (Kepala Desa Kekait), Wawancara, Kekait, 19 Juni 2020. 73 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 21.

Desa Kekait dilintasi oleh jalan raya provinsi yang menghubungkan

wilayah utara dan selatan Pulau Lombok. Hal tersebut menjadikan desa ini

sebagai daerah strategis terhadap arus lalu lintas barang dan jasa termasuk

juga jalan yang selalu dilalui oleh tamu tamu wisata yang berkunjung ke

kawasan wisata 3 Gili (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan) di wilayah

Lombok Utara. Disamping letaknya yang sangat strategis dari sisi

perkembangan prekonomian masyarakatnya bisa di katakan berkembang

dengan cukup baik karena di tunjang dengan adanya dua pasar umum

tempat diperjual belikannya produk-produk lokal.

Desa Kekait berada di ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan

curah hujan 2000 mm/tahun. Wilayah topografi terdiri atas lembah dan

daerah perbukitan yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian,

perkebunan, dan wisata alam (wisata pedesaan). Dengan luas wilayah

mencapai 1.671 Ha, Desa kekait terdiri dari pemukiman, lahan pertanian,

perkebunan dan hutan. Sampai saat ini, Desa Kekait telah mampu menjadi

produsen bagi beberapa hasil pertanian, peternakan, dan perkebunan di

wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat.74

Dari luas wilayah keseluruhan Desa Kekait 1.671 Ha. Peruntukannya

terbagi menjadi:

1. Pertanian sawah dan kebun masyarakat :

- Sawah Irigasi = 17 Ha

- Perkebunan Masyarakat = 909 Ha

- Lahan Hutan = 496 Ha

74 Ibid.,

2. Pemukiman / Perumahan :

- Pemukiman Umum = 149 Ha

- Gedung Perkantoran dan Sekolah = 5 Ha.75

3. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi warga Desa Kekait dapat dikategorikan menjadi dua

bagian yaitu keadaan ekonomi masyarakat menengah ke bawah dan

ekonomi menengah ke atas. Dan kalau di lihat kenyataan yang ada di

masyarakat masih lebih banyak di dominasi oleh Keadaan ekonomi

masyarakat yang menengah ke bawah. Hal ini disebabkan karena faktor

mata pencaharian penduduk adalah sebagian besar sebagai petani dan buruh

tani, petani penggarap dan sebagian lagi yaitu buruh harian lepas dan hanya

sebagian kecil saja pegawai swasta maupun yang mejadi PNS.76

Sehingga dapat di katakan secara umum keadaan ekonomi warga Desa

Kekait masih merupakan golongan ekonomi lemah seperti tertera pada

tabel Mata pencarian penduduk dibawah ini:

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian77 No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 986 2 Buruh Tani 489 3 Buruh / Swasta 274 4 Pegawai Negeri 91 5 Pengerajin 706 6 Pedagang 1029 7 Peternak 509 8 Nelayan 0 9 Montir 4

75 Ibid., 76 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 27. 77 Ibid.,

10 Guru Negeri/ Swasta 331 11 Perawat 32 12 Bidan 2 13 Dokter 1 14 Lain – Lain 94

Selain beberapa profesi di atas saat ini di Desa Kekait banyak

bermunculan kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Industri

Rumahan (Home Industry) yang mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat serta mengurangi angka pengangguran yang ada di Desa

Kekait.

4. Keadaan Sosial

a. Jumlah Penduduk

Pada akhir bulan Juli tahun 2016 ini jumlah penduduk Desa Kekait

adalah 7.558 jiwa dengan jumlah KK 2.538 yang terdiri dari :

a. Laki – laki : 3.734 jiwa

b. Perempuan :3.824 jiwa

TOTAL : 7.558 jiwa

Tabel. 2. Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Jumlah Penduduk78

No Dusun KK Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Dusun Kekait Daye

505 752 764 1.516

2 Dusun Kekait Thaibah

323 464 477 940

3 Dusun Kekait I

311 482 494 976

4 Dusun Kekait II

493 717 713 1.43

78 Ibid.,

5 Dusun Kekait Puncang

250 383 410 793

6 Dusun Wadon

422 617 629 1.246

7 Dusun Batu Butir

234 315 342 657

Jumlah 2.538 3.734 3.824 7.558 b. Pendidikan

Tabel. 3. Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Pendidikan79.

Pendidikan Jumlah (Orang) Profesi Jumlah (Orang)

Belum sekolah 820 Petani 986

7-45 thn tidak sekolah

258 Buruh tani 472

Tidak tamat SD 505 Buruh/swasta 115

Tamat SD/sederajat

1708 PNS 86

SLTP/sederajat 1922 Pengrajin 206

SMA/sederajat 1241 Pedagang 1079

D-1 6 Peternak 521 D-2 80 Nelayan - D-3 35 Montir 10 S-1 124 Dokter - S-2 12 Lain-lain 94 S-3 3 - -

5. Karakteristik Usaha Gula Aren

Karakteristik usaha merupakan suatu sifat yang ada dalam usaha tersebut

serta membawa kearaha keberhasilan sebuah usaha tersebut.

a. Sejarah Umum Gula Aren di Desa Kekait

Potensi yang harus dikembangkan dalam pedesaan tersebut

terbilang cukup banyak dan luas untuk dijadikan sebagai lahan pertanian

79 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 24.

dengan jumlah tanah yang luas untuk bertani. Desa Kekait terkenal

dengan simbol dalam pedesaan pula memberikan gambaran buah pohon

enau dimana maksudnya potensi usaha gula aren sangat baik sebagai

dijadikan pendapatan keluarga disamping potensi yang ada untuk

memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat sekitar.

Usaha gula aren merupakan suatu potensi yang memiliki nilai jual

yang baik dan menjadi sumber pendapatan utama tempat

menggantungkan nasib hidup keluarga bagi pengusaha gula aren

tersebut. Disamping potensi yang ada sangat dibutuhkan pengelolaan

dengan cara baik guna untuk memperoleh kreatif dan inovatif dalam

memproduksi gula aren.

Pada awal pendiriannya usaha gula aren, biasanya kisaran modal

yang digunakan sebesar Rp. 3.000.000,- dimana perincian pembelian

alat-alat produksi dan biaya-biaya serta pembayaran pengoperasian

lainnya.80 Modal usaha merupakan sejumlah biaya untuk menjalankan

sebuah usaha. Dimana modal harus tersedia sebelum mendirikan sebuah

usaha, karena modal usaha sebagai salah satu indikator untuk membuka

sebuah peluang usaha.

b. Luas lahan

Luas lahan yang dimiliki oleh produksi gula aren bermacam-macam, ada

yang lebih dari 1 Ha da nada juga yang kurang 1 Ha. Dan jumlah luas

lahan berpengaruh terhadap jumlah pohon aren yang tumbuh di lahan

80 H. Mustaan (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 18 Juni 2020.

tersebut. Dan sangat besar potensi yang harus digunakan dan mampu

menghasilkan jumlah produksi yang maksimal.

c. Penggunaan tenaga kerja

Kebiasaan yang dilakukan oleh produsen gula aren dalam penggunaan

tenaga kerja cukup dalam keluarganya itu sendiri, yang terdiri dari suami

dan seorang istri. Dengan masing-masing pembagian tugas yaitu seorang

suami pergi menyadap air nira dari pohon aren yang sesuai dengan

pohon aren yang akan di sadap, dan kemudian seorang istri bertugas

mencari kayu bakar dan memasak air nira hingga berubah menjadi gula

aren. Setelah gula aren tersebut dimasak kemudian dicetak dengan

tempurung kelapa dan didiamkan selama berapa jam kemudian

dimasukkan ke dalam plastik dan disimpan rapi agar kualitas gula aren

terjaga, agar tidak mudah berubah sebelum diambil oleh

pengempul/pembeli.

d. Hasil produksi gula aren

Hasil jumlah produksi gula aren di Desa Kekait bermacam-macam

tergantung dari jumlah produksi gula aren tersebut. Hasil sadapan

biasanya dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan waktu sore hari.

Pohon aren dapat menghasilkan air nira selama sehari paling banyak

sekitar 20 liter/ember dan sekurang-kurangnya 5 liter. Dan ukuran ada

yang lebih besar dan ada yang lebih kecil sesuai dengan keinginan

produsen itu sendiri dan tentu dengan harga yang berbeda pula, lebih

besar lebih mahal jika kecil maka lebih murah.

e. Harga jual dan bentuk produk gula aren

Harga jual dan bentuk produk gula aren di Desa Kekait bervariatif baik

dalam segi harga dan bentuk produk. Bentuk produk gula aren yaitu gula

semut dalam kisaran harga Rp. 50.000-55.000,- per kg dan untuk gula

briket antara kisaran Rp. 45.000-50.000,- per kg, dan kemudian gula

biasa antara kisaran harga Rp. 8.000-10.000,- per buah. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel. 4. Data Rekapitulasi Harga Jual dan Bentuk Produksi Gula Aren No Nama Produk Harga/Hari Harga/Bulan

1 Gula Briket 100000 3000000

2 Gula Semut 150000 4500000

3 Gula Biasa 30000 900000

Total 380000 8400000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer.2020.

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, penjualan

gula aren bervariasi dan dari jumlah permintaan konsumen lebih banyak

mengambil ukuran gula aren berbentuk gula semut karena agak lama

kadar rusaknya dengan kiasaran harga Rp. 150000,- dan untuk ukuran

yang lebih kecil yaitu gula biasa dengan harga Rp. 30.000,-. Dan harga

jual beli terkadang bisa berbeda tergantung kondisi yang ada. Jika

semakin tinggi pendapatan yang diraih oleh produsen gula aren maka

semakin pula jumlah produksi semakin meningkat.

f. Kelengkapan alat produksi gula aren

Seperti yang sudah diulaskan diatas cara/proses pengolahan gula aren

mulai dari pengambilan air nira sampai dimasak dengan peralatan-

peralatan yang telah digunakan seperti wajan, golok sadep, kayu puter,

parut, ember, cetakan, tali, bumbung bambu dan saringan air nira.

Adapun besaran biaya peralatan yang ditanggung oleh produsen di Desa

Kekait dapat dilihat dalam tabel dibawah yaitu:

Tabel. 5. Jumlah besaran biaya tetap peralatan pengolahan gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.

No Nama Alat Harga (Rp)/Hari Harga (Rp)/Bulan

1 Wajan 80000 2400000 2 Tali 30000 900000 3 Cetakan 10000 300000 4 Golok Sadep 25000 750000 5 Ember 20000 600000 6 Saringan 13000 390000 7 Parut 10000 300000

8 Bumbung Bambu 10000 300000

9 Kayu Puter 5000 150000

Total 203000 6090000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2020.

Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa besaran biaya

yang dikeluarkan oleh produsen gula aren di Desa Kekait Gunung Sari

selama satu bulan produksi sebesar Rp. 6.090.000,-/bulan dan dalam

sehari dalam kisaran Rp. 1.650.000,-/hari. Dan biaya yang terbesar

dikeluarkan oleh produsen yaitu biaya wajan sebesar Rp. 80.000,-/hari

atau sebesar Rp. 2.400.000,-/bulan. Kesimpulannya adalah jika biaya

tetap yang dikeluarkan produsen untuk pembuatan gula aren masih

tergolong rendah. Dan jika semakin rendah biaya tetap yang ditanggung

produsen maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh oleh produsen

tersebut. Dan dalam hal ini bisa meningkatkan harga jual produksi gula

aren itu sendiri.

g. Biaya Variabel

Adapun jenis-jenis biaya tidak tetap yang digunakan oleh produsen gula

aren yaitu kemasan, korek api, minyak tanah dan kayu bakar. Untuk

mengetahui rata-rata dari biaya variabel yang ditetapkan oleh produsen

dapat dilihat di dalam tabel berikut.

Tabel. 6. Data rekapitulasi data biaya variabel/biaya tidak tetap sebagai berikut:

No Nama Biaya Variabel

Rata-Rata(Rp)/Hari

Rata-Rata(Rp)/Bulan

1 Korek Api 1000 30000 2 Minyak Tanah 15000 450000 3 Kayu Bakar 25000 750000 4 Kemasan 2500 75000

Total 43500 1305000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020.

Berdasarkan hasil tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah nilai

rata-rata yang dikelaurkan oleh produsen gula aren yaitu selama satu

bulan sebesar Rp. 1.305.000,-/bulan, dan untuk perharinya yaitu sebesar

Rp. 43.500,-/hari. Dan biaya variabel terkecil dari biaya-biaya tersebut

yaitu korek api sebesar Rp. 1000,-/hari atau Rp. 30.000,-/bulan. Dan

yang paling besar nilainya yaitu kayu bakar sebesar Rp. 25000,-/hari dan

atau Rp. 750.000,-/perbulan. Biaya untuk pembelian kayu bakar tersebut

umumnya merupakan setengah dari hasil pembelian kayu bakar. Dan

setengahnya lagi dari hasil mencari dikebun sendiri.

Adapun cara untuk menghitung dari semua biaya-biaya diatas yaitu

dengan menggunakan pengukuran biaya total (total cost). Biaya total

adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi

suatu barang dan jasa81. Adapun persamaan untuk mengukur atau

menghitung total biaya (TC) yaitu:

TC=FC+VC

Keterangan:

TC=Total Biaya

FC=Biaya Tetap

VC=Biaya Variabel

Tabel. 7. Jumlah biaya total produksi gula aren yang ditanggung oleh pengusaha gula aren. No Biaya-Biaya Jumlah(Rp)/Hari Jumlah(Rp)/Bulan

1 Biaya Tetap 203000 6090000 2 Biaya Variabel 43000 1305000

Jumlah 246000 7395000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020

Tabel diatas menjelaskan bahwa, total biaya untuk pengelolahan

gula aren yang dikeluarkan oleh produsen yaitu Rp. 246.000,-/hari dan

atau sebesar Rp. 7395000,-/bulan. Kesimpulannya jika semakin besar

pengeluaran beban-beban dalam produksi maka semakin kecil laba

untuk mendapatkan laba dari konsumen.

h. Penerimaan

Penerimaan merupakan sejumlah terima produsen dari hasil penjualan

suatu produksi. Sehingga penerimaan total adalah jumlah produksi yang

terjual dikalikan dengan harga jual produksi.82

81 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 262. 82 M. Nur Rianto, Euis Amali, Teori……, h. 197.

TR=Pq x Q

Keterangan:

TR=Penerimaan Total

Pq=Harga Jual Produksi

Q=Jumlah Produksi

Adapun penerimaan oleh masing-masing produsen gula aren dalam satu

kali produksi sebagai berikut:

Tabel. 8. Penerimaan produsen gula aren dalam satu kali produksi adalah sebagai berikut:

No Nama Harga/Buah PGA (Buah)/Hari

Penerimaan/Hari

1 H. Mustaan

28000 10 280000

2 Haris 25000 7 175000 3 Wahyudi 25000 8 200000 4 Madli 20000 12 240000 5 Mahin 26000 16 416000 6 Sahirin 25000 8 200000 7 Rasibah 28000 9 252000 8 H. Sabri 26000 8 208000 9 Angkasah 27000 5 135000

10 Khalid 28000 8 224000 Jumlah 258000 91 2330000

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020.

Berdasarkan data tabel diatas menjelaskan bahwa, jumlah

penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi dalam sehari sebesar Rp.

2.330.000,-/hari. Dan maing-masing penerimaan terbesar yaitu Rp.

280.000,-/hari dan penerimaan sedikit yaitu Rp. 135.000,-/hari. Dan

dimasing-masing penerimaan memperoleh laba yang sepada pula.

i. Pendapatan

Pendapatan/keuntungan merupakan sejumlah nilai uang yang diperoleh

atas para pengusaha, setelah penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya

atau total biaya83. Dengan demikian, pendapatan usaha disebut juga

sebagai laba usaha. Adapun persamaan untuk menghitung pendapatan

usaha adalah:

π = TR-TC

Ket:

π = Pendapatan

TR= Penerimaan

TC= Biaya Total

Adapun jumlah rata-rata pendapatan yang didapat oleh produsen

gula aren sebagai berikut:

Total penerimaan = Rp. 2.330.000,- Total biaya-biaya = Rp. 246.000,- _ Pendapatan/laba = Rp. 2.084.000,- Berdasarkan data yang telah ditemukan menunjukkan bahwa

strategi yang digunakan dalam pengelolaan usaha untuk meningkatkan

harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Gunung Sari adalah dengan

rincian total penerimaan sebesar Rp. 2.330.000,-/hari dan untuk jumlah

beban-beban yang dikeluarkan oleh produsen sebesar Rp. 246.000,-/hari,

dengan memperoleh keuntungan yang sangat baik dalam angka sebesar

Rp. 2.048.000,-/hari.

83 Ibid,.

Kesimpulan yang bisa diambil dari jumlah data tersebut adalah

strategi yang digunakan untuk mengelola sangatlah baik sehingga bisa

dikatakan beruntung/memperoleh pendapatan yang maksimal artinya

bahwa strategi yang digunakan untuk pengelolaan dalam meningkatkan

harga jual produksi sangat layak dan patut untuk diterapkan.

B. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren dalam Meningkatkan Harga Jual

Produksi UMKM di Desa Kekait

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apa saja strategi yang

dipakai dalam pengelolaan yang dilakukan usaha gula aren untuk

meningkatkan harga jual produksi UMKM. Penulis telah melakukan

wawancara terhadap pengusaha gula aren dan pihak lainnya mengenai judul

penelitian diatas dan sesuai dengan prosedur pedoman wawancara yang sudah

di siapkan sebelumnya.

Adapun jenis strategi yang digunakan dalam pengelolaan yang dilakukan

oleh pengusaha gula aren untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM,

sebagaimana yang penulis dapatkan berdasarkan hasil wawancara langsung

dengan para informan dapat dipaparkan dibawah ini:

Jenis strategi yang sering digunakan dalam pengelolaan usaha gula aren

yaitu menggunakan jenis strategi produk, strategi pemasaran dan strategi

promosi seperti halnya dikatakan oleh H. Mustaan (selaku ketua anggota

usaha gula aren) bahwa :

Dalam setiap strategi yang saya gunakan untuk mengelola produk yaitu ada tiga jenis yang sedang diterapkan diantaranya menggunakan jenis strategi produk, strategi pemasaran dan strategi promosi. Dan setiap

strategi yang diterapkan mampu membantu saya untuk meneruskan usaha yang sedang saya jalani.84 Dan dalam hal ini serupa dikatakan oleh bapak Haris (anggota usaha gula

aren) bahwa :

Jenis strategi untuk pengelolaan usaha gula aren ini seperti halnya diterapkan oleh anggota lain yaitu ada strategi promosi, strategi pemasaran dan produk. Dan dari semua jenis itu kami selalu terapkan, karna hal ini membuat usaha yang kami jalani bisa terlihat hasil keuntungannya.85 Sedangkan dikatakan oleh bapak Khalid mengatakan dengan hal serupa

bahwa:

Usaha kami ini gunakan strategi dari keturunan saya yaitu dari ayah saya, yang dahulu mengajari saya dan mengenali saya usaha ini, dan strateginya itu, ada strategi pemasaran dan strategi produk. Dimana startegi ini yang biasa saya terapkan ketika saya membuat bersama istri saya.86

Menerapkan strategi yang unggul untuk memenuhi kebutuhan usaha

merupakan hal yang sangat penting bagi usaha, karena dengan adanya

penerapan strategi yang efektif bisa memperbaiki kinerja dalam usaha yang

dijalani sehingga para pengusaha gula aren dapat menjalani usahanya dengan

baik serta sesuai dengan harapan.

Sedangkan strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi gula

aren salah satu menjadi perhatian dalam usaha gula aren tersebut seperti

halnya diungkapkan oleh H. Mustaan menjelaskan bahwa :

Menjaga ketersediaan bahan baku produksi merupakan salah satu tugas berat kami selaku pengusaha gula aren, disamping adanya masalah yang

84 H. Mustaan (Ketua Kelompok Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 85 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 86 Bapak Khalid (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 14 Agustus 2020.

dihadapi dalam hal ketersediaan bahan baku produksi sehingga strategi yang kami lakukan harus benar-benar tersedia adanya.87 Hal serupa yang jelaskan oleh Haris (anggota usaha gula aren) tentang

strategi dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi bahwa : “Kami

menjaga dan melindungi bahan baku produksi tujuannya agar setiap bahan

baku yang kami gunakan bisa menghasilkan keuntungan dan banyaknya minat

pembeli nantinya”.88

Strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi adalah bentuk

kompeten yang perlu diterapkan dalam usaha. Hal ini bentuk penerapan yang

maksimal di dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi. Dengan

demikian, dalam strategi ini usaha mampu berjalan dan dan memenuhi

kebutuhan usahanya dengan baik.

Sedangkan untuk strategi yang dipakai meningkatkan kualitas dan

kuantitas barang dan tenaga kerja dalam meningkatkan harga jual produk.

Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

barang tergantung dari strategi yang dilakukan, jika strateginya mampu untuk

memberikan efek positif pada barang maka hasil produknya akan memiliki

nilai kualitas dan kuantitas yang baik dan sangat diminati oleh para konsumen.

Dalam hal ini H. Mustaan menjelaskan dalam wawancara tersebut yaitu :

Kualitas dan kuantitas barang sebagai pemicu utama kami dalam menerapkan strategi yang ada, akan tetapi kualitas barang dan jumlah barang yang ada dan bermutu yang kami miliki bisa menaikkan level harga penjualan pasaran walapun sedikit belum terlalu maksimal namun bisa kami rasakan hasilnya dari kualitas barang kami.89

87 H.Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 88 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 89 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

Kemudian Haris angkat bicara dengan kata serupa diatas yaitu“Kualitas

dan jumlah barang dijual sangat baik dan bagus. Jika barang yang kami jual

tidak berkualitas maka kami tidak berani menjualnya dan takut adanya

komenan masyarakat yang membeli barang kami”.90

Kemudian dikatakan dengan hal serupa oleh anggota lain yaitu bapak

Madli, dia mengatakan bahwa:

Oh kualitas hal yang sangat kami jaga dalam usaha saya, karena kualitas itu bisa usaha saya diminati oleh pembeli, terkadang sampai pembeli ke rumah saya untuk beli, karena kualitas saya harus jaga, agar gula aren saya dikenal sampai dalam pasaran, dan kualitas bisa membawa usaha saya kepada keuntungan yang banyak.91 Kualitas dan kuantitas barang merupakan salah satu bentuk terjaminnya

suatu barang jika masuk dalam pasaran. Banyaknya usaha yang berdiri dengan

baik namun terkadang para konsumen belum tentu teliti dalam memilih

barang, terkadang banyak campuran dan bukan aslinya yang diperjual belikan

terhadap konsumen. Oleh karena itu, seorang pengusaha harus lebih teliti dan

mengutamakan strategi yang digunakan untuk melihat nilai kualitas dan

kuantitas barang yang dimiliki sehingga seorang pengusaha bisa memahami

tingkat kualitas dan kuantitas barang yang dipasarkan.

Adapun untuk para pengusaha untuk meningkatkan modal usaha dan

pengelolaan modal kerja yang diterapkan agar seluruh aktivitas usaha dapat

berjalan dengan lancar sebagaimana yang dipaparkan dalam wawancara yaitu

90 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 91 Bapak Madli (Selaku Anggota), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020.

H. Mustaan menyebutkan dalam isi wawancara mengenai hal diatas

bahwa :

Dalam pengendalian dana yang kami bisa gunakan usaha untuk meningkatkan modal usaha dan pengelolaan modal kerja kami hanya bisa mengandalkan modal usaha dan modal kerja sepenuhnya saja disamping minimnya pengetahuan kami. Namun disamping itu dalam pengelolaannya bisa kami kerjakan dengan belajar dan saling mengajar sehingga modal usaha yang kami miliki bisa meningkatkan modal usaha walaupun itu sekedarnya saja.92 Hal serupa yang telah dijawab oleh Haris (anggota usaha gula aren)

bahwa: “Usaha yang kami jalani sudah cukup lama, dan modal usaha yang

bisa kami gunakan seadanya saja dan untuk meningkatkan modal usaha kami

pun sesuai dengan keuntungan yang kami dapatkan”.93

Meningkatkan modal usaha dan modal kerja merupakan sebuah tanggung

jawab bagi seorang pengusaha dan sebuah amanah. Jika amanah tersebut

belum bisa terpenuhi maka usaha yang dijalani tidak mampu berjalan dengan

lancar dan jika usaha lancar maka pendapatan usaha semakin meningkat.

Begitupula dengan strategi penetapan harga dalam pasaran jika penetapan harga selalu memenuhi kebutuhan potensial usaha maka harga pasaran pun akan memiliki nilai yang maksimal dan tentu sesuai dengan aturan dalam strategi penetapan harga yang diterapkan dalam sebuah usaha. Dengan hal ini, ketua anggota usaha gula aren mengatakan bahwa: Strategi penetapan harga yang bisa kami terapkan dalam usaha kami yaitu sesuai dengan permintaan pasar jika kami jual terlalu mahal dipasaran maka pembeli belum mampu membayarnya. Untuk itu kami menggunakan strategi penetapan harga sesuai dengan permintaan konsumen dan kami tidak terlalu menjamin kalau penetapan harga melebihi dari kemampuan pelanggan maka usaha kami tidak bisa laku dipasaran atau dalam arti disesuaikan saja.94

92 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 93 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020 94 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

Hal senada yang dikatakan oleh Haris yaitu “Untuk penetapan harga kami

tidak berani memberikan harga terlalu mahal terhadap pembeli takutnya nanti

semua produk usaha gula aren kami tidak laku dipasaran”.95

Keberhasilan dan keunggulan sebuah bisnis sangat bergantung atas

meningkatnya nilai harga jual produk dalam pasaran sehingga setiap usaha

harus mampu menganalisis dan menilai bisnis yang dijalani atau selalu dalam

pantauan, karena dengan hal ini bisa melihat perkembangan usaha yang

dijalankan dan selalu adanya pencatatan dalam buku besar atau khusus.

Tujuannya untuk menjaga atau bisa mengurangi dari masalah yang dihadapi

dalam usaha.

Dengan demikian, H. Mustaan menjelaskan dalam tanya jawab peneliti

yaitu :

Banyak sekali kami raih dalam meningkatkan keberhasilan usaha kami diantaranya banyaknya para peminat usaha lokal yang ingin menjadi pengusaha gula aren, menjadi salah satu tempat sentral pembuatan gula aren dan dapat mengurangi tingkat pengangguran di Desa ini dengan adanya usaha gula aren.96 Hal serupa disebutkan oleh Wahyudi tentang penjelasan tersebut yaitu :

Keunggulan usaha yang kami jalani sebuah pelajaran bagi kami selaku pengusaha gula aren ini adalah usaha gula aren dapat membuat ekonomi keluarga kami menjadi produktif dan mampu mengurangi pengangguran bagi kami selaku pengusaha.97 Keunggulan usaha yang dapat meningkatkan produk merupakan suatu

potensi yang amat di inginkan oleh sebagian pengusaha guna untuk

menunjang usahanya dengan lebih baik dan mampu memberikan lowongan

95 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 96 Ibid., 97 Wahyudi (Selaku Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020.

kerja kepada masyarakat, hal ini yang diterapkan oleh para pengusaha gula

aren tersebut.

Adapun untuk menentukan promosi penjualan produk, sebagai motif atau

cara didalam mengembangkan suatu usaha untuk menentukan tingkat

penjualan barang, baik penjualan barang dipasar tradisional ataupun dipasar

modern (media internet). Dan kebijakan seperti ini patut untuk dijadikan

sebagai referensi bagi semua kalangan pengusaha, tujuannya agar setiap

barang masuk pasar bisa laku atau laris dijual.

H. Mustaan mengatakan mengenai hal diatas bahwa:

Promosi penjualan produk menjadi sebuah kemajuan usaha yang kami jalani untuk dipasarkan adalah salah satunya untuk meningkatkan harga jual pasar. Hal ini sangat penting bagi usaha kami. Terkadang kami jualan melalui internet dan melepas di setiap pedagang-pedagang dan adapun kami masukkan ke hotel tergantung dari permintaan konsumen.98 Hal serupa dikatakan Haris dalam tanya jawab bahwa :“Bentuk promosi

kami bisa lakukan terkadang memasukkan barang di pedagang dan pasar

kadang juga kami jualan online, tapi agak sulit juga bagi kami dalam promosi

barang kami”.99

Melakukan penjualan bukanlah hal yang mudah dalam pemasaran dan

dalam hal menentukan promosi penjualan memiliki konsep tersendiri ketika

pengusaha ingin melihat usahanya berjalan dengan baik dan tentu pengusaha

butuh dana yang maksimum untuk menentukan promosi penjualan, bagitupula

98 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 99 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

untuk mencari dan menentukan konsumen yang menjadi pelanggan setia

usaha.

C. Kendala atau hambatan dari Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha

Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM

Disisi kesuksesan yang telah di raih oleh setiap usaha dan berjalan dengan

baik dan tepat sasaran namun mesti akan menemukan titik berat dalam

pelaksanaannya yaitu kendala atau hambatan dalam usaha. Seperti halnya

yang dialami oleh para pengusaha gula aren ini. Dengan demikian, topik ini

sesuai dengan yang diungkapkan H. Mustaan (ketua anggota usaha gula aren)

bahwa :

Kalau masalah kendala memang banyak sekali dalam usaha yang kami temukan diantaranya tenaga kerja yang mumpuni, laporan keuangan tidak terkendali, sulitnya menetapkan harga jual, mencari nilai tambahan dan harga pasaran yang sesuai dengan permintaan konsumen/pasar. Selain ini, daya tahan produk yang belum memenuhi standar kebutuhan pasar modern dan disamping kendala tersebut alat-alat modern untuk pembuatan gula aren masih menggunakan alat tradisional ini juga menjadi kendala kami.100 Kemudian Haris menjelaskan dengan hal serupa mengenai masalah

tersebut bahwa : Kami terkadang kualahan dengan adanya kendala dalam usaha kami, akan tetapi kami selalu berusaha dan bersabar untuk meneruskannya, karena disamping kendala tersebut pasti ada hikmah dibelakang kendala yang kami alami saat ini. Dan kendalanya yang paling kami rasakan untuk saat ini yaitu kendala dalam meningkatkan penjualan dan menarik minat pembeli.101

100 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 101 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

Salah satu penghambat yang sering kali ditemukan dalam pengelolaan

usaha yaitu kurangnya edukasi dalam pengelolaan dan sulitnya mencari

pelanggan setia untuk tetap memilih produk yang dimiliki oleh perusahaan

tersebut. Dengan demikian, perlu adanya evaluasi dan edukasi yang komplit

untuk memenuhi standar dalam pengelolaan dan penjualan dan tujuannya agar

setiap produk yang dikeluarkan sesuai dengan minat konsumen dan mampu

memberikan kepuasan konsumen dalam membeli produk pada usaha tersebut.

Begitupula untuk menyingkapi masalah yang dihadapi dalam penerapan

strategi pengelolaan usaha. Masalah yang ada dalam usaha bukan untuk

melemahkan seorang pengusaha akan tetapi pengusaha harus mampu

mengambil sebuah pelajaran dalam hal tersebut, jika gagal dengan masalah

yang dihadapi maka perlu menggali dan bangkit kembali. Seperti halnya yang

dihadapi oleh para pengusaha gula aren tersebut.

Seiring dengan pemaparan diatas ketua anggota usaha gula aren

mengatakan bahwa :

Masalah yang datang dalam usaha itu hal biasa bagi kami, karena itu semua tidak mungkin kami bebas dari masalah yang ada dan karena lagu usaha yang kami jalani ini sudah dibilang cukup lama, jadi kami sudah biasa dengan masalah yang ada, dan terus berusaha mencari jalan terbaik buat usaha kami.102 Dan hal senada dikatakan oleh Haris yaitu :

Kalau tentang masalah dalam usaha itu tetap ada sebenarnya, namun kami sebagai pengusaha harus terus berusaha sesuai kemampuan kami dan karena hal ini juga kami selaku pengusaha gula aren baik pengelolaan dan penjualannya bisa memiliki hasil yang baik bagi kami.103

102 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 103 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

Dikatakan juga oleh bapak Mahin dengan ungkapan yang sama bahwa:

Iyah, selama ini yang biasa masalah saya terima dari usaha sih, seperti

halnya belum adanya dari pihak pemerintah kasih kami alat yang khusus

untuk pembuatan gula kek biar paruh waktu yang kita gunakan bisa cepat

tersaji tidak menunggu lama-lama dalam pembuatan. Ini adalah salah satu

masalah yang sering saya temukan, dan ini kan berhubungan dengan

pengelolaan kita agak menjadi lama begitu.104

Menyingkapi sebuah masalah pada usaha merupakan hal yang sangat

wajar keberadaannya, jikalau usaha tersebut tanpa ada masalah tentu itu sulit

untuk dipercaya. Terkadang dari masalah yang ada dalam usaha bisa membuat

seorang pengusaha menjadi kuat untuk bangkit lagi dan namun sebaliknya

gulung tikar karena tidak mampu menerima masalah yang menimpa usahanya.

Oleh karena itu, seorang pengelola atau manajer harus mampu menerima

masalah terhadap usaha yang dijalani serta mampu menganalisis dari setiap

masalah yang ada dalam usaha tersebut.

Sedangkan untuk kesulitan dalam menetapkan harga jual produk

merupakan sebuah tugas awal bagi pengusaha yang usahanya dikala

beroperasi untuk memperbaiki setiap kesulitan dalam penetapan harga harga

jual. Hal utama yang menjadi tujuan dalam penetapan harga jual yaitu mampu

meningkatkan dan mempertahankan persepsi konsumen terhadap keseluruhan

bauran produk yang ditawarkan oleh perusahaan.105

104 Bapak Mahin (Selaku Anggota), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020. 105 Verina H. Secapramana, “Model Dalam Strategi Penetapan Harga”, Unitas,Vol. 9,

No.1, September 2000-Pebruari 2001, h. 34.

Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh H. Mustaan selaku ketua

anggota usaha gula aren bahwa :

Kami selaku penjual tentu ingin melihat hasil penjualan memiliki nilai yang tinggi namun karena usaha yang kami geluti ini belum terlalu luas diketahui oleh pasar ataupun konsumen luas, jadi mengenai penetapan harga jual masih bergantung dengan keadaan ekonomi konsumen, kalau menjual terlalu mahal tentu mereka tidak mau membeli produk kami. Karena hal utama yang masih kami fikirkan tidak memberatkan pihak pembeli dan tugas kami selaku penjual memberikan kepuasan terhadap konsumen.106 Hal ini telah dikatakan senada yang diungkapkan oleh Haris yaitu :

Sulit memang kalau kami memberikan harga yang agak mahal kepada pembeli, karena takutnya nanti pembeli tidak membeli produk kami dan dalam penetapan harga kami hanya bisa bergantung terhadap permintaan pasar dan para pembeli saja, kalau sampai kami menjualnya dengan harga mahal tentu tidak laku jadi sewajarnya saja.107 Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas dan kualitas

barang yang dijual. Sementara itu dari sudut pandang konsumen bahwa harga

seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut

dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang. Dengan

demikian, pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen

meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam

penentuan nilai suatu produk konsumen membandingkan kemampuan suatu

barang dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang itu

sendiri.108

Adapun untuk keberlangsungan usaha yang dijalani tentu memiliki

laporan pencatatan keuangan atau pembukuan terkait modal, produksi dan

106 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 107 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 108 Ibid., h. 32.

penjualan karena hal demikian akan menjadi salah satu tolak ukur di dalam

usaha yang dijalani, namun banyak sekali yang mengatur hal tersebut dengan

biasa saja tanpa harus terikat dengan masalah pembukuan keuangan.

Seperti halnya dikatakan oleh ketua anggota usaha gula aren yaitu :

Memang dulu kami memiliki pembukuan terkait modal, produksi dan penjualan tersebut tapi karena menurut kami hal ini membuat kami sulit mengatur itu semua, kalau sudah bisa mencukupi atau menutupi biaya dari pembuatan dan pengoprasian usaha kami itu sudah cukup bagi kami.109 Sehubungan dengan penjelasan diatas Haris menambahkan dengan

ungkapan serupa yaitu :

Kalau mengenai hal pencatatan uang dari hasil keuntungan kami, kami tidak mencatat untuk saat sekarang ini tapi dulu kami sering mencatat tapi karena keuntungan kami terkadang turun maka kami tidak mencatat hal tersebut, hanya menggunakan perkiraan saja.110 Dikatakan oleh H. Sabri dengan ungkapan yang serupa bahwa:

Mmm masalah pencatatan uang, saya karena orang tidak berpendidikan hanya bisa usaha saja, biasanya kalau masalah pencatatan itu H. Mustaan sering menggunakan begitu tapi sekarang saya belum tahu apakah masih dia atau mungkin dia mencatat lagi, karena kan pencatatan itu butuh penulisan dengan angka, saya dengan hitung-hitungan saja sangat sulit, hehe.111 Sedangkan untuk pendapatan yang diperoleh para pengusaha, tergantung

terhadap konsumen yang membeli produk usahanya sehingga dengan

pendapatan tersebut tentu bisa menutupi setiap kali dalam produksi.

Seperti halnya disebutkan oleh H. Mustaan (ketua anggota usaha gula

aren) menyatakan bahwa :

109 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 110 Haris ( Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 111 H. Sabri (Selaku Anggota), Wawancara, 15 Agustus 2020.

Hasil pendapatan kami sangat bergantung atas jumlah pembeli, jika pembelian lebih banyak maka perusahaan kami bisa membuka peluang besar keuntungan kepada kami. Untuk omset yang sebenarnya sebelum menerapkan strategi pengelolaan itu kurang lebih 5 juta pertahun akan tetapi setelah menerapkan strategi pengelolaan yang baik kami bisa mencapai terkadang diangka 10 juta pertahun pokoknya tergantung dari pemesan pasar dan pembeli. Kami hanya bisa mengira saja tapi karena usaha gula aren ini sudah lama berdiri maka bisa kami baca pendapatan kami karena terbiasa sekalipun itu diluar dugaan kami.112 Kemudian Haris menambahkan hal tersebut dengan ungkapan yang

sedikit berbeda namun disini dijelaskan lebih detail akan tetapi hasilnya sama

yaitu :

Kami mendapatkan penjualan itu tergantung yang mesan terkadang. Dan kami memiliki berbagai macam bentuk produk tersebut ada gula semut dan gula briket dengan harga yang beda kalau gula yang belum diolah menjadi gula briket dan semut itu masih murah kisaran harga Rp 15.000-30.000 per buah, tapi setelah dijadikan menjadi gula briket kami bandrol dengan harga Rp 100.000-150.000-. per kg dan untuk gula semut Rp100.000-200.000 per kg.113 Jika dilihat dari nilai pendapatan dari ketahun sesudah menerapkan

strategi pengelolaan usaha gula aren menjelaskan bahwa bentuk strategi

pengelolaan yang digunakan masih dikatakan cukup baik dan usaha tersebut

mampu menutupi setiap kali produksi dari hasil gula aren tersebut.

Jadi berdasarkan hasil pemaparan data-data diatas maka strategi

pengelolaan dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM dapat

dijelaskan bahwa perjalanan usaha yang ditempuh oleh setiap pengusaha

bukan hal yang mudah, namun disisi kesusahan mereka mendirikan suatu

usaha akan memiliki dampak positif juga terhadap kesabaran dan usaha yang

112 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 113 Bapak Haris ( Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.

dimiliki sehingga banyak usaha yang melemah pada satu titik dan tidak bisa

beroperasi kembali karena dengan berbagai alasan akan tetapi seorang

pengusaha bukan memiliki sifat seperti hal itu.

Begitupula yang telah dialami oleh pengusaha usaha gula aren tersebut

dengan menerapkan strategi pengelolaan, menjaga ketersediaan bahan baku,

meningkatkan kualitas dan kuantitas barang, menentukan promosi dan

menentukan harga jual yang ada harus dimiliki setiap pengusaha, sehingga

usahanya bisa berkembang dengan baik. Strategi pengelolaan yang

digunakannya menurut penulis adalah cukup baik untuk dikembangkan dan

mampu dijadikan sebuah pelajaran berharga dalam menerapkan strategi yang

digunakan.

Dari strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dalam meningkatkan

harga jual produk dan para pengusaha gula aren dapat dikatakan berhasil dan

mampu meningkatkan harga jual produk, dan dengan menggunakan strategi

yang telah diterapkan dalam usaha gula aren tersebut. Diantaranya strategi

yang dilakukan untuk pengelolaan yaitu :

a. Strategi produk

Strategi produk yang diterapkan oleh pengusaha gula aren sangat efektif,

sehingga membuat produknya menjadi laku dipasaran dan para konsumen

merasa puas dengan produk yang dibeli oleh konsumen.

b. Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang wajib ada dalam usaha. Guna

untuk meningkatkan harga jual produk serta dapat memberikan nilai

tambahan penjualan.

c. Strategi promosi

Strategi promosi yang telah diterapkan oleh para pengusaha gula aren baik

melalui pasar dan media, dapat meningkatkan harga jual. Dengan strategi

promosi tersebut perkembangan usaha gula aren dapat memberikan peluang

besar untuk memasukkan produk.

Dengan keberhasilan usaha gula aren yang telah diterapkan dalam

strategi yang digunakan pengelolaan dapat memberikan nilai positif untuk

meningkatkan harga jual produk. Dengan demikian, strategi dalam

pengelolaan untuk meningkatkan harga jual dapat menutupi biaya produksi

dan menambah mutu produk semakin membaik bagi perusahaan.

Menjaga kualitas dan kuantitas barang untuk dijadikan sebuah

keunggulan usaha termasuk dalam kategori menjaga nama baik perusahaan

tersebut, dan dari keunggulan itu akan menumbuhkan bagaimana cara

menentukan promosi barang dan menentukan harga jual produk, sehingga

suatu usaha layak untuk dijadikan sebagai referensi bagi usaha lainnya.

Kendala-kendala yang ada dan kesulitan penetapan harga jual dalam

perusahaan tersebut tentu suatu hal yang sangat sulit bagi usaha untuk

dihindari, karena hal itu termasuk masalah yang wajar dan penetapan harga

serta sulitnya mendapatkan nilai tambahan penjualan seperti yang telah

dikatakan dalam hasil wawancara. Diantara kendala-kendala tersebut yaitu

sulitnya menerapkan menentukan harga jual, meningkatkan harga jual dan

sulitnya mendapatkan nilai tambahan. Dan dari kesekian kendala yang ada

masih menjadi indikator dalam kehati-hatian mengambil keputusan

sebelum menerapkan sistem yang ada dalam usaha tersebut.

75

BAB III

PEMBAHASAN

A. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual

Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari

Lajunya pertumbuhan ekonomi masyarakat akan sangat bergantung atas

nilai usaha yang dilakukan, baik dengan melestarikan hasil usaha sendiri

maupun secara bermasyarakat. Dengan hal ini akan membuat seorang

usahawan di dalam sebuah lingkungan usaha akan memiliki inovasi dan

kreatif baru untuk bisa menampilkan hasil-hasil karya mereka.

Begitu pula dengan adanya potensi pengelolaan usaha gula aren tersebut

dan mampu untuk memanfaatkan dari setiap langkah dalam memajukan

potensi lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Setiap pengusaha

memiliki cara tersendiri untuk berkreatif dan berinovatif untuk

mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam usahanya serta mampu

menjadi sorotan bagi usaha lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana strategi

pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi

UMKM, karena strategi merupakan suatu plean tools atau alat perencanaan

dalam mengembangkan kerangka jalannya kesuksesan sebuah usaha untuk

mencapai tujuan.114 Sedangkan pengelolaan menurut Irawan dalam Basu

Swasta dan Irawan mendefinisikan pengelolaan sama dengan manajemen

114Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana……, h. 12.

76

adalah penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk

memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu

tujuan.115

Hal ini sesuai dengan pernyataan G.R. Terry tujuan adalah hasil yang di

inginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memberikan arah kepada

usaha-usaha seorang pelaku usaha.116 Usaha yang di inginkan selalu

ditetapkan dalam suatu rencana (plan), karena itu hendaknya tujuan ditetapkan

jelas, realistis, dan cukup menantang. Maka usaha-usaha untuk mencapainya

cukup besar sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah, maka motivasi

untuk mencapainya rendah pula.

Pengusaha gula aren menerapkan strategi pengelolaan sendiri dengan

baik, dan mampu memberikan nilai positif dimata para konsumen dan

kebanyakan masyarakat menilai bahwa penjualan gula aren dengan strategi

pengelolaan yang baik akan membuat kemajuan dalam Desa dan mampu

menciptakan kreatif serta inovatif baru yang akan dikembangkan untuk

kedepannya.

Dalam penerapannya strategi yang akan digunakan dalam pengelolaan

yang dilakukan oleh pengusaha gula aren untuk meningkatkan harga jual

produk merupakan suatu edukasi yang tidak mudah untuk diterapkan dalam

setiap usaha yang akan dijalani. Adapun jenis-jenis strategi yang diterapkan

oleh pengusaha gula aren sebagai berikut:

115Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran….., h. 5 116 Melsafu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, pengertian dan masalah, (Jakarta, : Bumi

Aksara, 2005), h. 17.

77

1. Strategi produksi, merupakan menetapkan hal-hal yang menjadi produk

unggulan, produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan kompetensi

pokok yang dimiliki.

2. Strategi pemasaran, merupakan menetapkan pasar yang akan digarap,

kondisi pasar yang diinginkan, dan sebagainya.

3. Strategi promosi, merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi, yaitu

promosi yang hendak diluncurkan, media yang akan digunakan untuk

promosi, dan sebagainya.117

4. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang paling

penting dan mencangkup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM yang

tepat dan berkompeten pada bidang yang tepat sangat diperlukan.

5. Strategi fungsional lainnya berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,

konsultan, agen dan sebagainya dengan memerhatikan transparansi,

kejujuran, dan keterbukaan. Strategi fungsional ini memfokuskan pada

kegiatan fungsional perusahaan yang mengacu pada isu-isu seperti struktur

modal yang diinginkan perusahaan, kebijakan investasi, kebijakan utang,

dan manajemen modal kerja.118

Dalam semua dari segi jenis strategi dalam pengelolaan yang

digunakan oleh pengusaha gula aren akan membantu meningkatkan harga

jual produksi sehingga dengan penerapan strategi yang digunakan akan

memiliki dampak positif bagi perusahaan. Dengan demikian, upaya yang

117 Rachmat, Manajemen Strategik…….., h. 54. 118 Ibid.,

78

akan dijadikan sebagai pedoman keberlangsungan usaha akan sangat nyata

dikala usaha tersebut mendapatkan kesuksesan dalam penerapnnya.

Kualitas dan kuantitas produk gula aren cukup menjadi tugas utama

bagi pengusaha gula aren dengan tujuannya mampu memberikan produk

terbaik dan mampu menjadikan para pengusaha semangat atas kualitas

produk yang dibuat dan bisa membuat pengusaha gula aren bertahan atas

dukungan masyarakat dengan selalu meningkatkan mutu produk gula aren.

Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas barang ketika

menerapkan strategi yang dipakai oleh pengusaha gula aren untuk

meningkatkan harga jual produk merupakan salah satu bentuk kualitas

produk yang bergantung dari pengendalian sistem produksinya, oleh karena

itulah diperlukan pengawasan proses produksi yang ketat demi

menghasilkan produk yang berkualitas.

Proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut termasuk dalam

kategori proses produksi terus menerus (continuous process), karena dalam

kegiatan proses produksinya cukup jelas, dan berurutan antara proses yang

satu dengan proses yang lainnya. Sehingga hasil dari produksi yang

dihasilkan memiliki nilai yang menguntungkan dalam peningkatan harga

jual produk.119

Seperti yang telah dikatakan oleh para pengusaha gula aren sangat

memiliki dampak baik untuk keberlangsungan hidup pemasaran. Pengusaha

119 Rumanintya Lisaria Putri, “Peningkatan Kualitas Produk Melalui Penerapan Prosedur

dan Sistem Produksi”, WRA, Vol. 4, No. 2, Oktober 2016, h. 813.

79

gula aren sangat mengutamakan kemajuan dengan apa adanya dalam usaha

tersebut, dan lebih mementingkan kebutuhan dan tidak menyulitkan para

konsumen untuk membeli produk gula aren.

Dalam teorinya strategi penetapan harga jual produk sangat dominan

untuk diterapkan dalam sebuah usaha. Dan dalam penetapan harga jual,

seorang manajer harus mengukur potensi dampak sebelum menetapkan

harga jual, maka ada dua alat utama yang sering dibandingkan dan

digunakan usaha120 yaitu:

1. Penetapan harga jual berorientasi biaya yaitu para manajer menghitung

biaya untuk menyediakan bagi pembelanjaan (sewa, upah dan biaya

produksi). Ketika mereka menjumlahkan biaya-biaya dan menambahkan

angka untuk meraih laba dan dapat menghasilkan mark up.

2. Analisis titik impas yaitu para manajer menaksir biaya total versus

pendapatan untuk berbagai volume penjualan. Analisis ini menunjukkan

pada harga jual tertentu, kemungkinan hasil keuangan jumlah rugi atau

laba untuk setiap volume penjualan.

Strategi penetapan harga jual produk memerlukan berbagai

pertimbangan yang terintegrasi melalui biaya produksi dan biaya

operasional. Karena itu, penentuan harga jual produk haruslah

merupakan kebijakan yang harus benar-benar dipertimbangan secara

matang dan terintegrasi. Kebijakan harga yang dipilih perusahaan akan

120 Ricky W. Griffin, Bisnis, Ed. 8, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 329.

80

berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan untuk

mencapai tujuannya.121

Selain adanya strategi penetapan harga jual produksi gula aren

yang digunakan maka akan menumbuhkan suatu peningkatan

keunggulan dalam produk yang akan dipasarkan, mutu produk

bergantung pada jumlah laba yang didapatkan oleh sebuah usaha,

sehingga usaha dikala produk memiliki keunggulan yang stabil maka

nilai mutu produk menjadi baik dimata konsumen dan mampu

memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

Untuk menentukan promosi di dalam penjualan produk gula aren

yang akan membawa usaha menuju yang lebih baik tentu bukan hal yang

mudah, maka perlu adanya usaha yang maksimal untuk menarik minat

konsumen dan setiap usaha harus mampu memberikan kepuasan

terhadap konsumen. Dengan demikian, konsumen yang merasa puas

terhadap barang dipasarkan maka pelanggan tersebut bisa menjadi

pelanggan setia bagi perusahaan.

Usaha gula aren yang digunakan untuk menentukan promosi bisa

dikatakan berhasil baik dalam mencari minat konsumen melalui berbagai

jalur yaitu pasar-pasar tradisional dan media sosial, walaupun hasil dari

penjualannya belum maksimal namun mampu menutup biaya sekali

121 Rudianto, Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Manajemen, (Jakarta:

Grasindo, 2013), h. 231.

81

produksi gula aren dan hal ini membuktikan penentuan promosi bisa

diterapkan dengan baik.

Menentukan promosi penjualan layak diterapkan dalam usaha dan

tujuannya mendapatkan kenaikan penjualan, mendapatkan pelanggan

baru dan menjaga kesetiaan pelanggan bahkan membantu mengubah

tingkah laku dan pendapatan konsumen. Adapun langkah-langkah dalam

menentukan promosi yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan promosi

Dengan menentukan tujuan promosi maka akan membuat aktivitas

promosi dapat berjalan dengan efisien.

b. Menentukan target pasar

Tentukan segmentasi yang lebih spesifik untuk menghadapi prilaku

konsumen yang bermacam-macam. Langkah ini akan sangat penting

untuk menghadapi persaingan. Dengan mengetahui target pasar secara

jelas dan spesifik maka usaha tersebut dapat membuat daftar anggaran

promosi yang dihasilkan.122

c. Menentukan alat promosi

Alat yang digunakan untuk melancarkan promosi harus ditentukan

denga tepat agar usaha yang dijalani bisa menghasilkan nilai yang

menguntungkan.

122 Ricky W. Griffin, Bisnis……., h. 330.

82

d. Pengukuran efektivitas promosi

Tingkat keberhasilan belum tentu diketahui oleh sebagian usaha,

sehingga usaha yang dijalani terkadang melemah. Padahal dengan

adanya pengukuran kerja promosi sangat berpengaruh atas

pendapatan usaha, maka perlu diterapkan langkah tersebut.123

Semua langkah-langkah tersebut harus bisa digunakan dalam

usaha, agar usaha itu bisa berkembang dengan baik, kebanyakan

usaha hanya berjalan sesuai dengan langkahnya sendiri karena

seorang manajer belum mampu menganalisis usaha yang dijalani

sehingga usahanya tersebut menjadi lemah ditengah jalan tanpa

adanya perbaikan dengan langkah-langkah yang baik bagi usahanya

tersebut.

Begitupula untuk menentukan kepuasan konsumen sangat

dibutuhkan dalam pemasaran. Memuaskan kebutuhan pelanggan

adalah keinginan setiap produsen dengan menyediakan barang yang

bermutu. Selain menjadi faktor penting bagi keberlangsungan hidup

usaha tersebut, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan

keunggulan dalam persaingan.

Pelanggan yang merasa puas terhadap produk pelayanan

cenderung untuk membeli kembali dan mengajak calon pelanggan

123 Ibid., h. 331.

83

baru untuk menggunakan barang. Untuk dapat memuaskan pelanggan,

pihak penyedia layanan barang dapat dilakukan tahapan kiat124 yaitu:

a. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu dengan cara

melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Mampu menganalisis kebutuhan pelanggan dengan

bijak yang sesuai dengan permintaan konsumen.

b. Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli.

Dengan mengetahui tipe pengambilan keputusan pelanggan dalam

memilih dan memberi kepuasan terhadap konsumen.

c. Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen.

Membangun kesadaran harus diimplementasikan dalam tindakan

nyata bahwa semua unit/bagian yang ada dalam usaha harus

bertanggung jawab untuk memuaskan pelanggan.125

Dari tahapan diatas pihak pengusaha gula aren akan mampu

memberikan kesadaran terhadap kualitas produk yang dimiliki oleh

para pengusaha gula aren, sehingga para konsumen selalu tertarik

atas produk yang dibuat. Mutu produk memberikan kepuasan yang

kuat dan mampu bertahan selama produk tersebut memiliki

kualitas dan kuantitas yang baik dan tahan lama.

Menentukan kepuasan konsumen merupakan sebuah

tanggung jawab besar bagi setiap usaha, mampu mengidentifikasi

124 A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran, (Jogyakarta: Amara Books, 2003),

h. 124. 125 Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Yogyakarta: Ekonosia, 2001),

h. 94.

84

keinginan dan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, usaha

yang didirikan akan memiliki dampak positif serta mampu

mengandalkan kualitas produk yang ada dalam perusahaan

tersebut.

B. Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha

Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari

Dalam menjalankan sebuah usaha tentu tidaklah mudah untuk dijalani

hanya berbekal atau bermodal pemikiran saja namun butuh dalam hal

material/modal untuk menunjang usaha yang akan dijalani. Banyaknya

pengusaha yang sukses dalam menjalani usahanya namun banyaknya pula

pengusaha gagal dalam menjalani usahanya. Oleh karena itu, setiap pengusaha

harus memiliki potensi yang kuat dan mempunyai keahlian dalam setiap

bidang yang akan diterapkan dalam usaha, kegunaanya untuk menjaga dan

menganalisis setiap hambatan atau kendala yang akan dihadapi oleh usahanya.

Begitupula dengan masalah yang dihadapi oleh pengusaha gula aren yaitu

mengenai kendala/hambatan dalam usaha yang harus membuat pengusaha

semakin gencar dalam menghadapi kendala yang ada dalam usaha seperti

halnya kendala untuk kekurangan alat teknologi, kesulitan dalam menetapkan

harga jual, mencari nilai tambahan dan daya tahan produk yang belum

memenuhi kebutuhan pasar-pasar modern.

Kendala dalam menetapkan harga jual pasar merupakan sebuah rintangan

yang mesti dihadapi oleh seorang pengusaha, jika kurang pandai didalam

85

memasarkan produk maka barang yang diproduksi belum bisa memenuhi

standar dalam penjualan. Oleh karena itu, jika mengadakan ekspansi atas

produk yang dihasilkan dengan cara meningkatkan kualitas produk dan bisa

melayani dari keluhan setiap konsumen.126

Dan apabila keadaan organisasi lemah dengan kendala yang ada, namun

peluangnya di masa mendatang masih baik, sehingga melalui berbagai upaya

penajaman program, optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya,

peningkatan manajemen, dan perbaikan sarana, peluang tersebut dapat

dimanfaatkan untuk memperbaiki posisinya.127

Begitupula seperti halnya yang dialami pengusaha gula aren, mereka

selalu melakukan perbaikan sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar

untuk meningkatkan harga jual produk dan mampu memberikan terbaik bagi

produk dan dapat meningkatkan harga jual serta nilai tambah dalam penjualan

mamapu dioptimalkan dengan baik.

Menciptakan hal yang baru terhadap produk usaha akan sangat baik

keberadaanya karena ini akan mampu meredam adanya kendala yang ada,

tujuannya agar konsumen tidak fokus terhadap satu barang saja, sehingga

sangat penting untuk stabilitas barang yang baik dengan cara menambah

pangsa pasar, meningkatkan jumlah produk dan operasional usaha dan

126 Sri Hidajati Ramdani dan Firman Supriyat, “Analisis Faktor Eksternal dan Internal

Untuk Menentukan Strategi Pemasaran pada CV. Certowin Multi Trading Indonesia”, JIMAFE, Vol. 1, September 2014, h. 53.

127 Ibid.,

86

meningkatkan manajemen/pengelolaan perusahaan dengan lebih teratur dan

efektif.128

Usaha yang berjalan sangat bergantung atas strategi yang digunakan

untuk kemajuan usaha dan mampu meredam hambatan yang akan menimpa

perusahaan tersebut, maka perlu dengan adanya melakukan penelitian di setiap

pengeluaran dan kemasukkan dana ataupun produk ke dalam usaha tersebut.

Dengan demikian, angka kendala yang dihadapi bisa berkurang dan usaha

yang dijalani dapat berjalan sesuai dengan arahan pemilik usaha itu sendiri.

Apabila organisasi memiliki kekuatan yang baik, namun lini usahanya

terancam, sehingga harus mencari peluang-peluang untuk mempertahankan

usaha yang dimilikinya dan untuk menurunkan angka dari hambatan yang ada

dalam usaha tersebut maka perlu mengkaji kembali analisis usaha yang

dijalani dengan baik dan mampu meningkatkan pengelolaan yang lebih

baik.129

Kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha gula aren dalam menetapkan

harga jual merupakan tugas yang harus dianalisis dengan baik dan selalu

menerapkan kepuasan konsumen dan menciptakan kualitas dan kuantitas

produk secara terus menerus, agar produk yang dibuat mampu

mempertahankan mutu produk dan menuju yang lebih baik.

Kesulitan di dalam menetapkan harga jual akan menjadi perhatian atas

perkembangan sebuah usaha jika dilihat dari permintaan konsumen. Dalam

128 Ibid., 129 Lantif Diat Prasojo, Manajemen Startegi, (Yogyakarta: UNY Press, 2018), h. 58.

87

teorinya menjelaskan bahwa menetapkan harga jual produk dalam pasar harus

memiliki peran dan tujuan yang jelas, agar setiap menentukan harga jual

sesuai dengan tujuan dan dalam teori ini harus mampu diterapkan dengan baik

yang sesuai dengan standar menentukan harga jual.130

Mengidentifikasi kesulitan dalam menetapkan harga jual produk gula

aren harus sesuai dengan kemampuan usaha tersebut, jika dipaksakan hal itu

maka akan membuat dalam penetapan harga jual menjadi kaku dan tidak bisa

terjadi, karena hal ini bergantung atas dasar kemampuan pembeli dan

penilaian konsumen. Dan jika para konsumen merasa puas akan produk

tersebut maka bisa diterapkan penetapan harga jual dan selalu meningkatkan

mutu dari produk.

Hambatan dan kesuksesan usaha merupakan suatu hal tidak bisa lepas

dari setiap usaha, hanya tugas utama usaha tersebut harus mampu

menganalisis dengan baik dan teratur yang sesuai dengan pedoman yang

diterapkan dalam usahanya sehingga seorang pengusaha harus benar dan

pintar dalam memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya serta mampu

memimpin usahanya menuju yang lebih baik agar setiap kendala/hambatan

yang dihadapi bisa berprinsip untuk mengurangi masalah yang ada dalam

perusahaan.

130 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management, Thirteenth Edition, Ed.

13, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 121.

88

89

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan dan kesimpulan pada bab sebelumnya

mengenai strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual

produksi UMKM di Desa Kekait dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dalam meningkatkan harga jual

produk dan para pengusaha gula aren dapat dikatakan berhasil dan mampu

meningkatkan harga jual produk, dan dengan menggunakan strategi yang

telah diterapkan dalam usaha gula aren tersebut. Diantaranya strategi yang

sudah diterapkan dan terkendali untuk pengelolaan usaha gula aren dalam

meningkatkan harga jual produk yaitu :

a. Strategi produk

Strategi produk yang diterapkan oleh pengusaha gula aren sangat efektif,

sehingga membuat produknya menjadi laku dipasaran dan para

konsumen merasa puas dengan produk yang dibeli oleh konsumen.

b. Strategi pemasaran

Strategi pemasaran merupakan hal yang wajib ada dalam usaha. Guna

untuk meningkatkan harga jual produk serta dapat memberikan nilai

tambahan penjualan.

c. Strategi promosi

90

Strategi promosi yang telah diterapkan oleh para pengusaha gula aren

baik melalui pasar dan media, dapat meningkatkan harga jual. Dengan

strategi promosi tersebut perkembangan usaha gula aren dapat

memberikan peluang besar untuk memasukkan produk.

Dan dari semua strategi yang digunakan dalam pengelolaan guna

untuk meningkatkan harga jual produk bisa berjalan efektif dan efisien.

Pengendalian serta perencanaan yang telah diatur oleh pelaku usaha

gulaa aren dapat dijadikan sebagai potensi dan inovasi yang pantas

dijadikan sebagai edukasi bagi usaha lainnya.

2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha gula aren

di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari menjadi salah satu indikator utama

atau sebagai tugas utama sebagai seorang pengusaha untuk bisa

mengurangi efektifitas kendala atau hambatan yang akan dihadapi dalam

usaha harus mampu menganalisis setiap kendala yang akan nantinya

menekan tumbuhnya sebuah usaha seperti halnya menyikapi masalah,

kesulitan dalam menetapkan harga jual, memiliki laporan keuangan dan

usaha yang dijalani harus bisa menutupi biaya dalam satu priode produksi.

Hal ini harus bisa dijaga dan dianalisis dengan baik supaya usaha yang di

dirikan bisa memberikan efek positif baik internal dan eksternal pada usaha

tersebut.

B. Saran

Edukasi dan saran bagi pengusaha gula aren yaitu selalu melakukan dan

menerapkan strategi pengelolaan yang lebih baik kedepannya dan selalu dapat

91

meningkatkan harga jual produksi UMKM walaupun banyaknya kendala yang

ada dalam usaha, karena setiap ada hambatan pasti akan membawa jawaban

positif bagi pengusaha gula aren. Selalu memberikan kualitas dan kuantitas

barang terbaik dengan semua produk yang ada dalam usaha tersebut agar

pembeli tidak merasa bosan dengan produk yang ada dan tidak lupa untuk

menjaga kepercayaan konsumen.

Adapun untuk laporan/pembukuan keuangan harus diterapkan karena hal

ini sangat penting bagi seorang pengusaha, dan tujuan dari pembukuan

keuangan seorang pengusaha bisa melihat sisi laba dan rugi usaha. Jika disisi

kerugian yang terus terjadi maka perlu adanya evaluasi terhadap usaha

tersebut dan jika keuntungan yang naik maka perlu adanya peningkatan lagi

baik kualitas dan kuantitas barang sehingga keuntungan tersebut bisa bertahan.

92

DAFTAR PUSTAKA

Azwar Karim dan Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: IIIT Indonesia, 2002.

Baiq Amalia Raudlatunnisa. “Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Aren di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”, dalam http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/8197, Internet Blogsport, 2019.

Bahrur Rosyid. MANAJEMEN dan Aplikasinya dalam ORGANISASI, Mataram : IAIN Mataram, 2015.

Diah Tuhfat Yoshida, Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah, Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia, 2004.

Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006.

Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2003.

Djati Julitriarsa dkk, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: BPFE, 1998.

Djoko Mudjono, Buku Pintar Koperasi Simpan Pinjam,Yogyakarta :2012.

Husein Umar. Business An Introduction, cet. 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Ismail. Pengantar Bisnis, Jakarta: Prenada Media, 2006.

Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004

Jusmaliani. Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana, 2012.

Dendi Sugono. “Database Utama KBBI”, http://kbbi.web.id/kelola, Internet, 2019.

Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, cet. 8. Jakarta: Kencana, 2012.

Lantif Diat Prasojo, Manajemen Startegi, Yogyakarta: UNY Press, 2018.

93

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Malayu S.P. Hasibuan. MANAJEMEN: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta : Bumi Aksara, 2017.

Melsafu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, pengertian dan masalah, Jakarta, : Bumi Aksara, 2005.

Muhammad. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE -Yogyakarta, 2004.

Mujahidin dan Akhmad. Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2007.

Mulyadi. Akuntansi Manajemen Konep, Manfaat dan Rekayasa, Jakarta: Salemba 4, 2001.

Mughnifar Ilham. “Pengertian Strategi”, https://materibelajar.co.id/pengertian-strategi/, 2019.

Moeheriono. Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Nurul Zuriah, Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Pewarta. “Warga Lombok Barat Kembangkan Desa Agrowisata Aren” dalam https://mataram.antaranews.com/berita/39305/warga-lombok- barat-kembangkan-desa-agrowisata-aren, diambil 5 oktober 2019, pukul 20.20, 2019.

Sadono Sukirno. et al. Pengantar Bisnis, cet. 3. Jakarta: Kencana, 2011.

Sarwono dan Jonathan, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Swastha. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998.

Suhardi Sigit. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: UST, 2000.

Sofian Assauri, Strategic Management : Sustainable Competitive Advantages, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.

Taufiqurokhman, Manajemen Strategik, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016.

Widiyono dan Mukhaer Pakkanna. Pengantar Bisnis, cet. 2. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.

94

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Lampiran Photo Kegiatan Wawancara dan Pembuatan Gula Aren

95

2. Lampiran Daftar Pedoman Wawancara

1. Strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM

96

a. Apa saja strategi yang dipakai dalam pengelolaan yang dilakukan Usaha Gula Aren untuk Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM?

b. Bagaimana strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi Gula Aren ?

c. Apa saja strategi yang dipakai untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan tenaga kerja dalam meningkatkan harga jual produk?

d. Bagaimana cara UMKM untuk meningkatkan modal usaha? e. Bagaimana pengelolaan modal kerja yang diterapkan anda agar

seluruh aktivitas usaha dapat berjalan dengan lancar? f. Bagaimana strategi penetapan harga yang diterapkan untuk Usaha

Gula Aren yang dipasarkan? g. Apa saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keunggulan

Usaha Gula Aren? h. Bagaimana cara anda untuk menentukan promosi penjualan produk? i. Bagaimana cara perusahaan mencari dan menentukan konsumen dan

pangsa pasar? 2. kendala-kendala dan dampak dari pelaksanaan strategi

pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM a. Apa saja kendala atau hambatan yang di hadapi dalam pengelolaan

usaha anda? b. Bagaimana cara menyikapi permasalahan yang dihadapi dalam

penerapan strategi pengelolaan usaha anda? c. Apakah ada kesulitan dalam menetapakan harga jual produk yang

anda produksi? d. Apakah pemilik usaha gula aren memiliki laporan pencatatan

keuangan atau pembukuan terkait modal, produksi dan penjualan? e. Apakah hasil penjualan selalu bisa menutupi biaya produksi rata-rata

yang digunakan dalam satu kali produksi gula aren? f. Apakah Strategi pengelolaan usaha gula aren dapat meningkatkan

harga jual produksi UMKM g. Berapakah omzet yang diperoleh pemilik usaha gula aren sebelum

dan setelah menerapkan strategi pengelolaan usaha gula aren?

3. Kartu Konsultasi