i
STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM
MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA
KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK
BARAT
oleh Ahmadi
NIM 160.203.067
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
ii
STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA
KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT
Skripsi diajukan kepada Universitas Agama Islam Negeri Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
oleh Ahmadi
NIM 160.203.067
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2020
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh : Ahmadi, NIM: 160203067 dengan judul “Strategi Pengelolaan
Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa
Kekait Kecamatan Gunung Sari” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal: 24 Juli 2020
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag NIP. 19711102002121001
Pembimbing II
Umu Rosyidah, M.EI NIP. 197412092003122001
iv
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 24 Juli 2020
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb. Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara: Nama : Ahmadi
NIM : 160203067
Jurusan/Prodi : Ekonomi Syariah
Judul : Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan. Wassalammu’alaikum, Wr. Wb.
Pembimbing I
Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag NIP. 19711102002121001
Pembimbing II
Umu Rosyidah, M.EI. NIP. 197412092003122001
vii
Motto
“Seorang yang mengambil tali dan menggendong
kayu di punggungnya untuk dijual itu akan lebih
terpuji daripada mengemis, baik orang lain
memberinya maupun tidak.” (HR. Bukhari)1
1 Muhammad Sharif Chaudhry, Sistem Ekonomi Prinsip Dasar Islam, (Jakarta: Kencana,
2012), h. 71.
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sujud syukurku persembahkan kepadaMu ya Allah Swt, Tuhan Yang
Maha Agung dan Maha Tinggi. Atas Takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang
berpikir, berilmu, beriman, dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu
langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita saya dan mendapat
Ridho-Mu. Dengan ini saya persembahkan skripsi ini untuk :
1. Orang Tua tercinta (Ayahanda Junaidi dan Ibunda Riadi) yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada tara, serta doa yang mereka panjatkan
untuk keberhasilanku. Apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu
membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata bagi saya. Karya ini
saya persembahankan untuk kalian, sebagai wujud rasa terimakasih atas
pengorbanan dan jerih payah kalian sehingga saya dapat menggapai cita-
cita.
2. Sahabat dan seluruh teman di kampus tercinta, tanpa kalian mungkin masa-
masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja, maaf jika banyak salah
dengan maaf yang tak terucap. Terimakasih banyak atas teman-teman yang
telah memberikan support yang sifatnya membangun dan semoga bisa
dijadikan sebagai pelajaran bagi saya sendiri.
3. Dan yang trakhir, terimakasih untuk semua pihak yang sudah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini, karena keterbatasan penyusun hingga tidak
mampu menyebutkan satu persatu.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga
kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut.
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang
selalu memberikan motivasi dan semangat tanpa mengenal lelah.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam yang selalu memberikan motivasi serta penyemangat bagi
Mahasiswa.
3. Ibu Umu Rosyidah, M.EI selaku Pembimbing 1 dan Dr. Riduan Mas’ud,
M.Ag. yang selalu memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi
mendetail, terus menerus, dan tanpa mengenal bosan ditengah kesibukkan
beliau dalam suasan keakraban sehingga skripsi ini menjadi sempurna
dengan hasil bimbingan yang sangat luar biasa dan penulis akan hargai
untuk selamanya.
4. Ibu Hj. Atun Wardatun, Ph.D. selaku Wali Dosen yang selalu membimbing
dan memberikan support yang sangat baik.
x
5. Bapak dan Ibu dosen selaku pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis dan
semoga bisa diterapkan dikehidupan sehari-hari.
6. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis sayangi selamanya
yang telah membina dan yang selalu memanjatkan doa untuk kesuksesan
penulis agar menjadi lebih baik.
7. Buat teman-teman yang sangat penulis banggakan yang selalu memberikan
semangat dan saran yang sifatnya membangun.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak pengajar tersebut
mendapat pahala yang berlipat ganda dan semoga ilmu yang telah
diberikan mampu bernilai keberkahan di sisi Allah Swt. Dan semoga karya
ilmiah ini bisa dijadikan sebagai referensi baik untuk penulis dan pelajar
masa yang akan datang.
Mataram, 24 Juli 2020
Penulis,
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ......................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi-xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
ABSTRAK .................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ........................................ 7
xii
E. Telaah Pustaka ............................................................................. 9 F. Kerangka Teori ............................................................................ 12 G. Metode Penelitian ........................................................................ 37 H. Sistematika Pembahasan .............................................................. 43
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN .............................................. 45
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 45 1. Sejarah Desa Kekait ................................................................ 45 2. Letak Keadaan Demografi ....................................................... 46 3. Keadaan Ekonomi ................................................................... 48 4. Keadaan Sosial ........................................................................ 50
B. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait ............................... 60
C. Kendala/hambatan dari Peleksanaan Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM .. 67
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 75
A. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari ................................................................................. 77 1. Strategi Produksi ..................................................................... 77 2. Strategi Pemasaran .................................................................. 77 3. Strategi Promosi ...................................................................... 77 4. Strategi Sumber Daya Manusia ............................................... 77 5. Strategi Fungsional .................................................................. 77
B. Kendala Dalam Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari ............................. 85
BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 90
A. Kesimpulan .................................................................................. 90 B. Saran ............................................................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 95
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Tabel 2 Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Jumlah
Penduduk
Tabel 3 Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Pendidikan
Tabel 4 Data Rekapitulasi Harga Jual dan Bentuk Produksi Gula Aren
Tabel 5 Jumlah Besaran Biaya Tetap Produsen Gula Aren di Desa Kekait
Kecamatan Gunung Sari
Tabel 6 Data Rekapitulasi Biaya Variabel Produsen Gula Aren di Desa Kekait
Kecamatan Gunung Sari.
Tabel 7 Jumlah Biaya Total Produksi Gula Aren yang di Tanggung oleh
Produsen di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari
Tabel 8 Penerimaan Produsen Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung
Sari.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Photo Wawancara dengan Para Usaha Gula Aren
Lampiran 2 Daftar Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Kartu Konsultasi
xv
STRATEGI PENGELOLAAN USAHA GULA AREN DALAM MENINGKATKAN HARGA JUAL PRODUKSI UMKM DI DESA
KEKAIT KECAMATAN GUNUNG SARI
Oleh: Ahmadi
NIM 160203067
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari. Dilatarbelakangi bahwa pengusaha gula aren di Desa Kekait sebagai salah satu potensi lokal yang harus dikembangkan dan mampu memberikan peluang ekonomi masyarakat serta dapat dijadikan sebagai tempat pemanfaatan usaha gula aren terbanyak khususnya di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan menerapkan strategi yang dilakukan dalam pengelolaan untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pelaku usaha UMKM yang mempunyai usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, sedangkan data sekunder diperoleh dari arsip dokumen pihak Kantor Desa Kekait dan dokumen pelaku usaha gula aren beserta buku referensi lainnya. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan metode analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu metode analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa usaha yang dijalani oleh pelaku usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, pada umumnya sudah berjalan efektif dan bisa dikatakan berhasil yang sesuai dengan strategi pengelolaan usaha gula aren yang diterapkan untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM. Dan dalam penerapan strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dapat memberikan hasil positif bagi pelaku usaha gula aren yaitu dapat meningkatkan harga jual produk. Namun disamping keberhasilan sebuah usaha gula aren pasti ada kendala yang dihadapi diantaranya sulitnya menetapkan harga jual, belum terkendali laporan keuangan dan kurangnya alat-alat produksi gula aren.
Kata Kunci: Strategi Pengelolaan, Meningkatkan Harga Jual, Desa Kekait
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan era dunia bisnis sangat besar pengaruhnya jika seorang pelaku
bisnis tanpa ada ilmu pengetahuan yang luas mengenai sifat dan karakter dari
setiap bisnis yang akan dijalankan maka tidak bisa beroperasi dengan rencana
yang telah dirancang. Tata kelola usaha yang harus kuat dibina agar tujuannya
dalam bisnis bisa berjalan sesuai dengan harapan. Bisnis yang berlaku pada
saat ini akan sangat berbeda jika dibandingkan dengan jenis bisnis usaha yang
akan datang baik dari segi sistem dan sifatnya. Kolaborasi bisnis yang terjalin
mesti harus memiliki identitas resmi dengan pihak terkait pada masing-
masing perusahaan yang terlibat dalam usaha tersebut.
Berdasarkan sejarah yang diterbitkan oleh pemerintah tentang UMKM
di Indonesia pada tahun 1896-an sebelum Indonesia merdeka, pada tahun itu
belum di kenal luas mengenai sistem penerbitan UMKM tersebut. Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan para pelaku pembisnis yang
bergerak dalam berbagai pekerjaan atau usaha untuk mencapai tujuan bisnis.2
Kata UMKM di Negara Indonesia sudah tidak asing lagi, karena peran
UMKM yang berada di Indonesia sangatlah berpengaruh terhadap kinerja
dalam perusahaan dan UMKM sendiri bisa mengurangi tingkat pengangguran.
2Erwin Putera Permana dan Bambang Agus Sumantri, “Manejemen Koperasi”, dalam
https://www.academia.edu/35014732/Manajemen_Koperasi_dan_Usaha_Micro_Kecil_dan_Menengah, diambil tangga 01 Desember 2019, pukul 08.55.
2
Strategi pengelolaan usaha dibutuhkan dalam rangka tercapainya
sebuah tujuan usaha yang baik sehingga dalam usaha butuh proses untuk
mengembangkan semua jenis produk usaha yang dikembangkan. Sebuah
langkah untuk mengembangkan sebuah usaha dan hal utama yang harus
dilakukan sebelum merancang sebuah strategi pengelolaan yang baik mesti
harus menjaga risiko-risiko yang akan menghambat jalannya usaha dalam
strategi pengelolaan. Dengan demikian, kemajuan sebuah usaha akan sangat
berpengaruh terhadap risiko yang akan di hadapi ketika berjalannya suatu
usaha.
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.
Menurut Swastha strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuan.3 Setiap usaha yang sedang dijalankan tidak lepas dari
strategi pengelolaan dalam mengembangkan usaha.
Pengelolaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dari asal
kata kelola yaitu mengendalikan dan pengelolaan merupakan proses, cara,
perbuatan mengelola dan proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan
dan tujuan organisasi.4 Dari definisi diatas bisa disimpulan bahwa pengelolaan
3Nurahmi Hayani, Manajemen Pemasaran Bagi Pendidikan Ekonomi, (Pekanbaru: Suska
Press, 2012), h. 86. 4Dendi Sugono, “Database Utama KBBI”, dalam http://kbbi.web.id/kelola, diambil pada
tanggal 30 oktober 2019, pukul 10.25.
3
dengan memiliki kesamaan aplikasi yaitu pengorganisasian dalam mencapai
sebuah tujuan usaha.
Strategi pengelolaan usaha secara umum merupakan sebuah penetapan
sasaran dan arah tindakan serta alokasi sumber daya yang dipergunakan
merancang untuk mengurus dan mengatur kegiatan usaha yang dijalankan
oleh individu atau badan-badan secara efektif dan efisien dengan bantuan
segala bentuk aktivitas didalam mencapai suatu tujuan.5 Adapun cara yang
efektif untuk strategi pengelolaan usaha dalam meningkatkan harga jual
produk yang baik adalah mampu menganalisa setiap penjualan produk dan
mampu mengukur tingkat profit (keuntungan) dan kerugian dalam setiap
penjualan produk yang dipasarkan.6
Dalam konsep umum ekonomi islam menjelaskan mengenai
pengelolaan yang efektif bahwa seorang pengelola merupakan pemegang
amanat dari usaha dan wajib mengelola perusahaannya dengan baik, sehingga
bisa menguntungkan karyawannya dan memuaskan konsumennya.7 Dengan
demikian, pengelolaan/manajemen islam memandang bahwa tugas dan
tanggung jawab harus di tunaikan sebagaimana mestinya. Dalam Al-Quran
dikatakan pada surah QS. An-Nisa’ ayat 58 menyebutkan bahwa:
5Djati Julitriarsa dkk, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: BPFE, 1998),
h. 98. 6 Ibid., 7 Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktek, (Jakarta:
Gema Insani,2003), h.10.
4
Artinya: “Sesungguhnya Allah Swt menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah Swt memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah Swt adalah maha mendengar lagi maha
melihat”.(QS. An-Nisa.58).8
Dalam penelitian yang dituliskan oleh Nurul Aida yaitu “Strategi
Pengelolaan Usaha Fotokopi Cahaya di Banjarmasin”9. Skripsi ini membahas
tentang alat alternatif strategi pengelolaan dan prioritas utama strategi
pengelolaan yang tepat bagi usaha fotokopi cahaya di Banjarmasin. Kemudian
menjelaskan faktor internal ( kekuatan dan kelemahan ) usaha dan faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dengan menggunakan metode analisis
SWOT.
Dari uraian skripsi diatas bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu penulis menemukan relevansi yang sama antara masalah
skripsi ini dengan masalah yang penulis angkat yaitu skripsi tersebut
membahas sekilas strategi pengelolaan dipengaruhi faktor-faktor internal dan
ekternal dengan menggunakan analisis SWOT dan strategi pengelolaan yang
diterapkan dalam usaha tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Dan
perbedaannya dari kedua masalah terletak pada penelitian terdahulu
menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Sedangkan penelitian yang sekarang
8 Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Pustaka Agung
Harapan, 2006), h.87. 9 Nurul Aida, “Strategi Pengelolaan Usaha Fotokopi Cahaya di Banjarmasin”, (Skripsi,
FEBI UIN Antasari, Banjarmasin, 2017), h. 15.
5
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dimana penelitian yang
terdahulu sangat jauh perbedaanya dengan penelitian sekarang apabila ditinjau
dari segi metode penelitiannya. Dan perbedaan lainnya antara penelitian
terdahulu dengan sekarang yaitu objek dan tempat penelitian.
Begitupula sebagaimana yang dihadapi oleh pengusaha gula aren di
Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari telah memiliki strategi pengelolaan
usaha akan tetapi strateginya masih kurang efektif, baik itu dalam strategi
pengelolaan usaha dan meningkatkan harga jual produk. Seperti halnya yang
dikatakan oleh H. Mustaan menjelaskan dalam wawancara sejauh ini masih
mengkoordinir produsen gula aren di Desa Kekait, Lombok Barat. Dalam
sebulan, produksi gula merah semut yang dihasilkan baru mencapai 600 Kg.
Minimnya produksi ini lebih dikarenakan masih digunakannya pola-pola
produksi gula merah secara tradisional.10
Berdasarkan hasil observasi menujukkan bahwa permasalahan disini
pengusaha sendiri belum memiliki tingkat keahlian dalam strategi pengelolaan
yang baik dan efektif sehingga ketika pengusaha gula aren di dalam
melakukan penjualan selalu mengalami penurunan dan kerugian harga, karena
disebabkan oleh pengusaha gula aren dari segi strategi pengelolaan masih
memiliki kekurangan edukasi-edukasi dalam meningkatkan penjualan. Intinya
pengelolaan gula aren akan memiliki nilai tinggi ekonomis karena memiliki
keuntungan yaitu harga jual menjadi lebih tinggi, lebih mudah disimpan,
praktis, sehat, dan memiliki umur simpan cukup lama.
10 H. Mustaan (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Desember 2019.
6
Berdasarkan permasalahan diatas maka sangat penting untuk dilakukan
penelitian, karena potensi yang ada dalam usaha itu sangat layak untuk
dilakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren
dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan
Gunung Sari Lombok Barat”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti dapat
menyebutkan beberapa identifikasi rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga
jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari?
2. Apa saja kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha
gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi pengelolaan usaha gula aren dalam
meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan
Gunung Sari.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi
pengelolaan usaha gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.
2. Manfaat
1. Secara Teoritis
7
a. Dapat mengembangkan ilmu serta belajar di dalam mengelola gula
aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM.
b. Memperluas dan memperbanyak ilmu pengetahuan tentang strategi
pengelolaan gula aren dalam meningkatkan harga jual produk
UMKM.
2. Secara Praktisi
a. Dapat dijadikan sebagai wahana pengalaman kerja dan belajar dalam
sebuah lembaga-lembaga yang menjalankan suatu ide pikiran yang
bisa memajukan sistem perusahaan atau lembaga yang telah
direncanakan.
b. Mampu menerapkan kinerja-kinerja yang berpotensi dalam hal
pembuatan gula aren yang diterapkan di Desa Kekait Kecamatan
Gunung Sari.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Berdasarkan data yang telah disebutkan bahwa di dalam pengelolaan
gula aren membutuhkan perkembangan dan kemajuan secara efektif dan
tepat guna untuk memaksimalkan tingkat harga produksi gula aren. Dengan
demikian, pengelolaan tersebut membutuhkan pengendalian usaha yang
sempurna dengan adanya strategi dalam perencanaan usaha. Tanpa
dilandasi dengan dasar sistem strategi yang kuat maka usaha tersebut
menjadi lemah dan kurang sistematis. Strategi pengelolaan usaha memiliki
8
peran penting dalam suatu usaha guna untuk menjaga kualitas dan kuantitas
barang sehingga barang yang dijual memiliki mutu daya tarik harga jual
terhadap kepercayaan konsumen.
Untuk lebih jelasnya perlu diadakan uraian batasan pembahasan agar
terfokus atas dasar peneliti:
a. Peneliti berfokus kepada masalah dasar bagaimana cara atau strategi
pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produk
serta menganalisis kendala atau hambatan dalam pelaksanaan strategi
pengelolaan usaha gula aren guna untuk memperoleh data yang lebih
valid dan mendalam sesuai dengan masalah yang akan di bahas.
b. Mampu menciptakan harga jual yang bersaing dengan barang sejenis.
2. Setting Penelitian
Penentuan lokasi yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti
didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu:
1. Lokasinya terletak di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten
Lombok Barat yang termasuk salah satu produksi gula aren terbesar di
Kecamatan Gunung Sari.
2. Kebun dan tempat bermukim sangat memungkinkan untuk pembuatan
gula aren dalam keadan seperti itu menjadi salah satu tolak ukur dan
pendukung bagi pemasok gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.
E. Telaah Pustaka
Salah satu pendukung berjalannya penelitian ini yang sesuai dengan latar
belakang di atas, maka penyusun berusaha untuk melakukan analisis yang
9
lebih awal guna untuk mencari fakta-fakta yang riil sesuai dengan temuan-
temuan lapangan baik itu dalam segi observasi dan temuan lainnya dengan
hasil karya peneliti serta untuk menjamin keaslian dan keabsahan data yang di
teliti.
Semakin banyaknya suatu penelitian yang dilakukan oleh masing-
masing lembaga atau instansi-instansi, dengan hal ini harus ada penelitian
yang bersifat fundamental agar apa yang telah di teliti bisa di rilis dan cek
keaslian dari penelitian tersebut. Untuk itu, peneliti mencoba untuk
menelusuri dari beberapa karya ilmiah dan daftar pustaka yang telah di
teliti/publikasikan yaitu :
1. Jurnal Resmiwati Isnaini ddk, “Strategi Pengembangan Usaha Gula Aren di
Kabupaten Aceh Tenggara”.11
Dalam jurnal ini pokok permasalahan yang dijelaskan bahwa faktor-
faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dan faktor
eksternal merupakan peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi
strategi pengembangan usaha gula aren di Kabupaten Aceh Tenggara.
strategi pengembangan mampu mengubah kualitas produk gula aren
menjadi lebih baik dan proses panen gula aren yang baik. Persamaan
penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu sama-sama
meneliti mengenai strategi pengembangan/pengelolaan usaha dan gula aren.
Dan memiliki kesamaan untuk meningkatkan kualitas barang.
11Resmiwati Isnaini dkk, “Strategi Pengembangan Usaha Gula Aren di Kebupaten Aceh
Tenggara”. Agrica (Jurnal Agribisnis Sumatera Utara) Vol.4 No.2/Oktober 2011, h. 56.
10
Letak perbedaannya pada penelitian terdahulu terfokus faktor internal
dan eksternal kemudian strategi pengembangan usaha hanya terfokus atas
strategi yang tepat dalam pengembangan usaha gula aren di Kabupaten
Aceh Tenggara. Sedangkan penelitian sekarang terfokus kepada strategi
pengelolaan dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM dan
kendala/hambatan dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha gula aren
di Desa Kekait Lombok Barat.
2. Skripsi Fitriyana Nur Pangestika, “Strategi Pengelolaan Limbah Industri
Tahu Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisari
Cilongok Banyumas”, tahun skripsi 2018.12
Dalam skripsi ini membahas tentang proses penerapan strategi
pengelolaan limbah industri tahu Persoalan limbah industrialisasi juga
menjadi persoalan di kasus industri kecil. Sinergi antara industrialisasi dan
manajemen lingkungan pada dasarnya terkait dua aspek penting, pertama:
minimalisasi sumber penghasil limbah. Hal ini mengacu prinsip produk
yang sekecil mungkin menghasilkan limbah. Kedua: optimalisasi
pemanfaatan limbah hasil industri. Hasil penelitian ini dinyatakan bahwa
strategi pengelolaan sampah yang dioperasikan oleh pengelola untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat Kalisari miliki memenuhi peraturan
pemerintah tentang produksi bersih sebagai perintah agama tentang
12Fitriyana Nur Pangestika,“Strategi Pengelolaan Limbah Industri Tahu Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Kalisari Cilongok Banyumas”, (Skripsi, FEBI IAIN Purwokerto: Purwokerto, 2018), h. 6-7.
11
pentingnya menjaga lingkungan agar tetap selamat dan dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya.
Persamaannya dengan peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu sama-sama menerapkan strategi pengelolaan yang efektif guna untuk
mendapatkan peningkatan dalam strategi pengelolaan tersebut. Dan
perbedaannya penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Penelitian
terdahulu objek lokasi penelitiannya di Desa Kalisari Cilongok Banyumas
sedangkan penelitin sekarang melakukan penelitian berobjek di Desa
Kekait Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat.
3. Jurnal Puji Hastuti, “Analisis Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Upaya
Meningkatkan Penjualan Roti pada CV. Jordan Bakery di Landasan Ulin
Banjarbaru”.13
Dalam kajiannya membahas mengenai strategi pemasaran untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan, alat
transportasi yang masih dirasakan kurang memadai, mutu barang yang di
jual, perubahan cuaca, dan permasalahan-permasalahan yang berasal dari
salesman itu sendiri yang mengakibatkan penurunan omset penjualan yang
ada pada CV. Jordan Bakery.
Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu
sama-sama membahas mengenai faktor kendala/hambatan dan proses
penerapan strategi pemasaran dalam meningkatkan harga jual dan
13Puji Hastuti, “Analisis Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Upaya Meningkatkan
Penjualan Roti pada CV. Jordan Bakery di Landasan Ulin Banjarbaru”, Ekonomi Bisnis, Vol 2, No 1, Maret 2016, h. 45.
12
memberikan setiap peluang usaha untuk melakukan penjualan dengan yang
lebih baik dalam penjualan. Dan perbedaannya penelitian terdahulu dengan
penelitian sekarang adalah objek penelitian terdahulu berada di CV. Jordan
Bakery, yakni sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri
makanan. Sedangkan lokasi perusahaan beralamat di Kota Banjarbaru,
Kecamatan Lianganggang Kalimantan Selatan. Dan penelitian sekarang
objek penelitiannya berada di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari
Lombok Barat.
F. Kerangka Teoritik
Kerangka teori merupakan suatu kajian yang berisi tentang kerangka
konseptual dirancang oleh peneliti untuk menguraikan permasalahan yang
akan dibahas dan sesuai dengan teori-teori hasil nalar para peneliti sendiri.
Untuk lebih jelasnya penelitian ini akan diulaskan secara relevansi dari segi
konsep teori dan argumentasi peneliti sebagai berikut:
1. Strategi
a. Pengertian strategi
Secara umum strategi merupakan suatu plean tools atau alat
perencanaan dalam mengembangkan kerangka jalannya kesuksesan
sebuah usaha untuk mencapai tujuan.14 Namun dalam
perkembangannnya kata ini sering dipakai dalam pengertian yang lebih
14Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta:
erlangga, 2006), h. 12.
13
luas sebagai cara yang ditempuh sebuah organisasi atau pengelolaan
untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Menentukan strategi yang
digunakan tentu akan memperlakukan suatu usaha dengan cara yang
baik sesuai dengan harapan.
Strategi menurut Stephanie K. Marrus dalam Makhalul Ilmi yaitu
strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara serta upaya bagaimana agar tujuan tersebut bisa
tercapai.15 Dan sedangkan strategi menurut A. Halim merupakan suatu
cara dimana sebuah lembaga organisasi mencapai suatu tujuannya sesuai
dengan peluang serta ancaman pada lingkungan ekternal yang akan
dihadapi serta kemampuan dan sumber daya.16
Kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat ahli diatas bahwa
strategi merupakan suatu cara atau proses perencanaan dalam suatu
organisasi (usaha) untuk mencapai sebuah tujuan usaha.
b. Tujuan strategi
Mampu mencapai keinginan serta menyelesaikan suatu
permasalahan dalam bisnis dan mampu mengestimasi peningkatan nilai
produk untuk memajukan bisnis kearah yang lebih efektif. Dengan
demikian, mempertahankan bisnis yang dijalankan adalah salah satu
kunci fundamental untuk kesuksesan sebuah berbisnis. Oleh karena itu,
15 Makhalul Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
UII Press, 2002), h. 57. 16 Ibid., h. 58.
14
hal yang perlu diperhatika n adalah menjaga kearifan dan kualitas barang
untuk selalu memberi kepercayaan kepada konsumen. Dan tujuan
strategi akan mempresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas control
dan koordinasi yang baik, meminimalkan efek dari kondisi perubahan
yang jelek, kemudian memungkinkan untuk identifikasi, penentuan
prioritas serta eksploitasi peluang dan menyediakan pendekatan
kooperatif, terintegrasi dan antusias sehingga dapat untuk mengadapi
masalah dan peluang.17
c. Fungsi strategi
Dalam sebuah perusahaan tentu memiliki perbedaan pada fungsi
strategi dengan hasil yang berbeda juga, sehingga perusahaan tersebut
merencanakan sebuah fungsi strategi dengan cara yang efektif dan
perusahaan tersebut menjadi laris dan terkenal dalam dunia pemasaran
dengan mampu menciptakan fungsi strategi yang handal dan menjadi
kepercayaan konsumen.18 Kegunaannya untuk mengembangkan serta
memajukan perusahaan yang sedang dijalankan. Adapun beberapa
fungsi strategi yang dapat disebutkan yaitu: membuat perusahaan dapat
melaksanakan semua aktivitas operasional secara efisien dan dapat
membantu mendukung kemajuan perusahaan sehingga lebih mudah
membaca pangsa pasar ketika mengalami kemunduran.
d. Jenis-jenis strategi
17David, freed R, Manajemen Strategi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006) h.20 18Ismail Solihin, Manajemen Strategi, (Bandung: Erlangga, 2012), h. 4.
15
Adapun strategi yang sering digunakan oleh setiap perusahaan yang
ingin mengelola perusahaannya dengan efektif dan efisien. Ada beberapa
jenis-jenis strategi yang di sebutkan oleh David, Freed R dalam
Rachmat19 diantara yaitu sebagai berikut:
1. Strategi produksi, adalah untuk menetapkan hal-hal yang menjadi
produk unggulan, produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan
kompetensi pokok yang dimiliki.
2. Strategi pemasaran, merupakan untuk menetapkan pasar yang akan
digarap, kondisi pasar yang diinginkan, dan sebagainya.
3. Strategi promosi, merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi,
yaitu promosi yang hendak diluncurkan, media yang akan digunakan
untuk promosi, dan sebagainya.20
4. Strategi keuangan, adalah berkaitan dengan pendanaan serta
ketersediaan dana, baik untuk produksi, pemasaran maupun bagian
fungsional lainnya. Dari mana dana tersebut didapat dan cara
penggunaannya.
5. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang paling
penting dan mencangkup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM
yang tepat dan berkompeten pada bidang yang tepat sangat diperlukan.
6. Strategi fungsional lainnya berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,
konsultan, agen dan sebagainya dengan memerhatikan transparansi,
19 Rachmat, Manajemen Strategik…….., h. 54. 20 Ibid.,
16
kejujuran, dan keterbukaan. Strategi fungsional ini memfokuskan pada
kegiatan fungsional perusahaan yang mengacu pada isu-isu seperti
struktur modal yang diinginkan perusahaan, kebijakan investasi,
kebijakan utang, dan manajemen modal kerja.21
Dari kesemua jenis strategi diatas bisa diterapkan dengan baik
maka setiap usaha akan memiliki level pendapatan penjualan yang cukup
maksimal. Disamping adanya jenis-jenis stategi tersebut pasti akan
mengalami masalah dalam mengoprasikan usaha akan tetapi akan lebih
berisiko jika dalam usaha tidak memiliki strategi yang handal untuk
menunjang dan menjaga kesiagaan ketika adanya masalah yang dihadapi
oleh usaha.
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi sebagai berikut:
1. Meningkatkan potensi usaha bersifat komprehensif dalam setiap
bidang yang ada dalam bisnis.
2. Strategi perusahaan yang diterapkan oleh para pesaing dan sifat
lingkungan ekonomi masyarakat konsumen.
3. Perilaku pembelian konsumen dalam pasaran yang ditargetkan dan
daur hidup produk (product life cycle).
4. Melaksanakan dan meningkatkan segmentasi usaha pasar.22
21 Ibid., 22 Fred R. David, Manajemen Strategi……, h. 107.
17
Dengan adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi strategi
tersebut usaha dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam perusahaan
sehingga usaha yang dijalani bisa memperoleh keuntungan yang
maksimal. Penilaian strategi yang paling mendasar adalah peninjauan
ulang faktor-faktor yang mempengaruhi strategi dan pengambilan
langkah kolektif, pengendalian melalui evaluasi dan penilaian berkala
ditujukkan agar program, kebijakan dan strategi yang diterapkan dapat
berjalan sebagaimana mestinya, sesuai dengan harapan perusahaan dan
tanpa adanya penyimpangan.23
2. Pengelolaan
a. Pengertian pengelolaan
Pengelolaan terjemahan dari bahasa inggris yaitu “management”
atau manajemen yang artinya mengatur, organisasi, merencanakan dan
mengawasi.24 Kebanyakan menurut para ahli pengelolaan diterjemahkan
dalam istilah manajemen, karena dari segi makna dan fungsi dalam suatu
organisasi usaha memiliki kesamaan tujuan yaitu mencapai tujuan usaha.
Menurut Irawan dalam Basu Swasta dan Irawan mendefinisikan
pengelolaan sama dengan manajemen adalah penggerakan,
pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk memanfaatkan
secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan.25
23 Ibid., 24Bahrur Rosyid, Manajemen dan Aplikasinya dalam Organisasi, (Mataram: IAIN
Mataram, 2015), h. 3. 25Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1997).
h. 5
18
Jadi, kesimpulan yang bisa dipaparkan menurut para ahli
pengelolaan adalah suatu seni, cara atau proses yang dilakukan oleh
sebuah organisasi/usaha yang di dalamnya terdapat perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan atau pelaksanaan dan pengawasan guna
untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
b. Manajemen usaha
1. Pengertian pengelolaan usaha
Pengelolaan terjemahan dalam bahasa Indonesia, hingga saat
ini belum ada keseragaman. Berbagai istilah yang dipergunakan,
seperti ketatalaksanaan, manajemen, dan pengurusan. Untuk
menghindari penafsiran yang berbeda-beda, namun dalam hal ini
digunakan istilah manajemen. Dalam istilah manajemen mengandung
tiga pengertian yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen
sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu.26
Berdasarkan hasil paparan diatas identik manajemen bisa
diartikan sama dengan pengelolaan, tapi pada dasarnya makna dari
kedua istilah memiliki tujuan yang sama sehingga menurut para ahli
memiliki kesamaan ideologi makna antara manajemen dengan
pengelolaan. Langkah awal dari proses untuk menjalankan sebuah
pengelolaan adalah penetapan tujuan yang ingin dicapai dan rencana
26Bahrur Rosyid, Manajemen….., h. 4.
19
strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Penetapan tujuan bisnis dan
strategi untuk mencapai tujuan bisnis akan sangat menentukan
keberhasilan usaha. Penetapan tujuan bisnis memiliki manfaat utama
memberi arah dan pedoman bagi semua karyawan mengenai apa yang
harus dilakukan.
2. Peranan pengelolaan dalam organisasi/usaha dan perusahaan
Dalam peranan suatu usaha akan sangat berpengaruh dengan
adanya sifat kerja yang dilakukan oleh setiap pengusaha guna untuk
mewujudkan sistem yang stabil dalam usahanya sehingga perusahaan
yang diciptakan akan memiliki sebuah hasil yang bisa membuat
perusahaan yang didirikan menjadi maju dan berkembang. Pada
umumnya perusahaan merupakan satu organisasi, operasinya
dijalankan oleh banyak orang.27 Disamping itu, setiap pekerjaan yang
berada dalam perusahaan boleh dianggap telah bersepakat untuk
melakukan kegiatan kerja tertentu untuk mewujudkan tujuan
perusahaan, yaitu berusaha memperoleh keuntungan dari kegiatannya.
Terdapat kegiatan usaha yang tidak dapat digolongkan sebagai
organisasi. Oleh karena itu, setiap organisasi tidak bisa dijalankan
oleh satu perusahaan dan mesti memiliki cabang tersendiri.
3. Fungsi-fungsi pengelolaan usaha
27Muhammad Kurniawan, “Peran Manajemen Dalam Organisasi”, dalam
https://www.slideshare.net/MuhammadKurniawan5/peran-manajemen-dalam-organisasi, diambil tanggal 04 Februari 2020, pukul 07.50.
20
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi.
Pembagian fungsi-fungsi manajemen tujuannya adalah:
a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur dan terarah
b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi
direksi perusahaan.28
Berdasarkan menurut para ahli juga dapat mengemukakan
bahwa selama ini yang biasa digunakan dalam panduan sebuah
perusahaan yaitu POAC (pleaning, organizing, actuating,
controlling).29 Fungsi dan aktivitas yang harus dilakukan pada
setiap fungsi fundamental dalam praktiknya pembagian ini tidak
dapat dibedakan secara tajam dan tegas, karena setiap perusahaan
dalam usaha dan aktivitasnya agar mencapai suatu tujuan.
Dalam konteks fungsi desain pengembangan produk usaha
adalah salah satu cara untuk penyempurnaan usaha, dengan
perkembangan yang di terapkan akan sangat berpengaruh pada
langkah usaha menjadi lebih baik untuk kedepannya. Dengan
demikian, fungsi desain pengembangan tidak bisa di pisahkan dari
keberhasilan sebuah usaha.
1. Lingkungan yang mempengaruhi kegiatan pengelolaan usaha
28Ibid., h. 5. 29Mokhammad, “Fungsi Manajemen”, dalam https://www.haruspintar.com/fungsi-
manajemen/, diambil tanggal 16/12/2019, pukul 07.05.
21
Lingkungan bersifat urgensi yang tidak bisa di pisahkan
dalam kehidupan begitu pula dengan lingkungan dalam
perusahaan tentu akan sangat mempengaruhi kegiatan setiap
perusahaan. Dalam sistem pasar bebas, perusahaan swasta
sangat penting peranannya dalam menentukan pola dan tingkat
kegiatan ekonomi, dan melalui interaksi dengan konsumen di
pasar maka perusahaan-perusahaan akan menentukan jenis-jenis
barang yang di produksikan dan tingkat produksi yang
dilakukan.30
Aspek lingkungan dalam perusahaan beroperasi dapat
menimbulkan efek yang penting pada efisiensi operasional
perusahaan, tingkat keuntungan yang akan diperoleh dan
kemungkinan perkembangan perusahaan di masa depan. Dapat
ditinjau secara menyeluruh, kondisi lingkungan yang baik
sangat penting artinya dalam menentukan perkembangan
kegiatan pengelolaan usaha dan dapat mempengaruhi kegiatan
pengelolaan dalam perusahaan.
c. Pengelolaan produk barang
Salah satu daya tarik kebanggaan dalam sistem kemajuan
perusahaan adalah bagaimana cara mengendalikan sifat produk yang
dijadikan sebagai alat kelancaran usaha di dalam intentitas dan kualitas
30Sadono Sukirno, et.al. “Pengantar…., h. 61-62.
22
produk yang ditawarkan. Fungi utama produk perubahan untuk
menghasilkan nilai jual yang tinggi atas permintaan para konsumen.31
Dalam pengelolaan produk barang hal yang paling utama
diperhatikan adalah masalah strategi pengelolaan produk barang dalam
segi pengemasan dan merek barang yang ditawarkan kepada konsumen.
Mengapa demikian, karena barang diperjual belikan cukup banyak
namun cara pengemasan dan merek yang diberikan masih sangat minim
sehingga para ahli pun memiliki komentar tentang kedua hal tersebut,
pengaruhnya sangat besar jika cara pengemasan barang yang berkualitas
dan bermerek konsumen akan cepat terpengaruh sehingga para
konsumen akan beralih kepada merek yang berkualitas tersebut. Kualitas
barang yang bagus dan rapi sangat terlihat jika penataannya dibuat
dengan semaksimal mungkin guna untuk menarik konsumen.
Dalam ekonomi islam mengajarkan tentang mengelola suatu
barang dengan baik yang sesuai dengan tuntunan agama islam seperti
halnya disebutkan dalam Al -quran dalam surah (Al-Baqarah (2):195)
menyebutkan yang artinya “Dan belanjakanlah harta bendamu dijalan
Allah Swt,janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah Swt
menyukai orang-orang yang berbuat baik”(QS. Al-Baqarah (2):215).32
31Tuty Awaliyah dan Muchayatin, “Pengelolaan Persediaan Barang Jadi Untuk
Mendukung Pusat Pertanggungjawaban Pendapatan Pada PT. Fukuryo Indonesia”, UNTAG Semarang, Vol. 8, No.1, 2019, h. 28.
32 Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, (Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006), h. 28.
23
Berbuat baik terhadap harta yang diberikan oleh Allah Swt adalah
bentuk tanggung jawab dan amanah bagi manusia sebagai pengelola
harta mereka, untuk itu tunaikkanlah kewajiban apa yang telah menjadi
aturan Allah Swt. Menjaga dan memelihara harta untuk dikelola
merupakan amanah yang harus dijaga agar semuanya menghasilkan
pahala disisi Allah Swt.
3. Harga Jual
a. Pengertian harga jual
Harga jual merupakan sejumlah kompensasi (uang ataupun barang)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau
jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan
produk tersbut menjadi laris terjual dan mendapatkan tingkat keuntungan
yang tinggi.33 Menurut Mulyadi harga jual adalah pada prinsipnya harga
jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang
wajar.34 Jadi harga jual adalah sejumlah biaya yang ditetapkan oleh
perusahaan untuk menentukan presentasi tingkat kerugian dan
keuntungan yang diperoleh perusahaan.
b. Tujuan harga jual
Dalam meningkatkan harga jual pada sebuah produk perusahaan
harus memiliki pedoman dalam mengembangkan produk yang akan
ditawarkan adalah perusahaan harus memperkirakan bagaimana biaya
33Suhardi Sigit, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: UST, 2000), h. 188 34Mulyadi, Akuntansi Manajemen Konep, Manfaat dan Rekayasa, (Jakarta: Salemba 4,
2001), h. 273.
24
akan beragam pada tingkat produksi yang berbeda-beda, melakukan
analisis permintaan dan penawaran, guna untuk menjaga kestabilan yang
akan mempengaruh harga jual barang dan memperkuat pangsa pasar
dengan meningkatkan kualitas produk.
c. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga jual
Kurva disisi permintaan menunjukkan reaksi menyeluruh dan pasar
terhadap pilihan tingkat harga yang kemungkinan akan dibebankan, dan
meringkas reaksi banyak individu yang memiliki kepekaan para pembeli
terhadap harga yang ditawarkan.35 Meskipun kepekaan para pembeli
terhadap harga yang berbeda-beda, namun ada hal-hal yang tetap sama,
yaitu diantaranya bahwa kepekaan terhadap harga dipengaruhi oleh
diantaranya:
1. Keunikan maksudnya semakin adanya keunikan suatu produk, maka
semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap produk, maka
sebuah perusahaan dituntut untuk selalu kreatif dan inovatif.
2. Adanya perubahan harga artinya jika harga yang di nominalkan
terlalu mahal dan tidak sesuai dengan lokasi pemasaran yang mahal
maka untuk lebih baiknya di standarkan dengan nilai jual produk yang
berada di lokasi tersebut.
3. Jumlah total pengeluaran artinya semakin rendah jumlah total
pengeluaran untuk membeli sebuah produk terhadap penghasilan
35Basu Swastha DH, Azas-azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 403
25
pembeli, maka semakin berkuranglah kepekaan pembeli terhadap
harga.
4. Persediaan artinya minat pembeli terhadap harga berkurang jika
pembeli tidak dapat menyimpan produk terebut.
5. Sulit membandingkan artinya semakin sulit pembeli membandingkan
mutu produk pengganti, maka semakin berkuranglah minat pembeli
terhadap harga.36
Menurut Efendi Pakpahan faktor yang sangat penting dalam
mempengaruhi volume harga jual adalah saluran distribusi yang
bertujuan untuk melihat peluang pasar apakah dapat memberikan laba
yang maksimum.37 Dari beberapa faktor diatas bahwa analisis dalam
perusahaan sangat di butuhkan atas perkembangan setiap kemajuan
perusahaan. Hasil uji dalam perusahaan akan sangat berpengaruh
dengan adanya faktor-faktor yang akan membuat perusahaan tersebut
menjadi melemah atau justru sebaliknya membuat setiap perusahaan
mengalami kenaikan harga. Instrumen alat pengendalian yang lebih
utama dalam perusahaan adalah pengendalian tentang harga jual, jika
perusahaan tersebut tidak mampu untuk melakukan identifikasi
terhadap faktor yang dihadapi maka perusahaan selalu mengalami
kelemahan dalam hal analisis harga jual.
d. Langkah-langkah untuk meningkatkan harga jual produk yaitu
36Ibid., h. 407. 37Efendi Pakpahan, Volume Penjualan, (Jakarta: PT. Bina Intitama Sejahtera, 2000),
h.156
26
1. Menjaga kualitas produk
Kepercayaan konsumen terjadi saat nilai barang yang dipasarkan
berkualitas baik atau buruk, jika barang itu bagus akan menghasilkan
nilai jual yang efektif. Meningkatkan kualitas barang dapat dicapai
dengan mengamankan produk dan menjaga mutu barang. Jika suatu
perusahaan mendapatkan kepercayaan tersebut dengan kualitas baik
maka harga jual barang akan semakin terkendali.38
2. Meningkatkan mutu kemasan
Mutu kemasan merupakan kapasitas suatu barang dan jaminan
keberlakuan barang dipasaran. Mutu kemasan cukup banyak
mempengaruhi jumlah penjualan dan nilai harga jual produk, dan hal
ini sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan dan minat
konsumen. Pengaruh kemasan selalu dikaitkan dengan keberagaman
produk dan memiliki harga yang berbeda-beda. Hal demikian, para
konsumen selalu menilai kemasan tersebut baik sebelum mengambil
keputusan dalam pembelian barang.
3. Meningkatkan mutu pelayanan
Jika produk yang dijalankan bisa menghasilkan laba besar, maka
dalam hal pelayanan juga mesti jauh lebih diperhatikan oleh setiap
perusahaan tersebut karena tujuannya agar para konsumen akan
merasa puas dan terus berminat akan barang yang ditawarkan. Hal
38Heru Prasetiya, “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi Industri
Genteng Guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Desa Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung”, (Skripsi, IAIN Tulung Agung: Tulung Agung), h. 61.
27
utama dalam usaha adalah mencapai kepuasan konsumen ketika
melakukan perbelanjaan atau yang lainnya.39
4. Menciptakan program promosi dan diskon
Ada beberapa riset telah dilakukan oleh sebagian para ahli dengan
menunjukkan bahwa program promosi dan diskon tidak bisa di
tinggalkan karena pengaruhnya sangat signifikan dalam penjualan
produk. Jika produk yang ditawarkan memiliki kualitas dan kuantitas
yang baik namun promosi dan diskon tidak di lakukan maka tidak
bisa berkembang perusahaan tersebut.
5. Menciptakan produk yang berbeda
Memiliki produk yang unik sudah tidak menjadi permasalahan dalam
perdagangan, namun hal ini adalah salah satu sebagai pemicu
pemasaran untuk meningkatkan harga jual, untuk membuktikan
barang yang berbeda ini jelas akan nilai permintaan barang semakin
meningkat, dengan adanya perbedaan produk yang ditawarkan.40
Berdasarkan langkah-langkah diatas menyimpulkan bahwa setiap
perusahaan mesti menginginkan usaha yang dijalani mengalami
peningkatan demi mencipatakan harapan usaha yang di jalani. Dengan
demikian, jika perusahaan tersebut selalu mengharapkan keuntungan
lebih maka harus menerapkan langkah-langkah diatas.
39Pawoon, “Bisnis Sukses”, dalam https://www.pawoon.com/5-langkah-sukses-
meningkatkan-penjualan-bisnis-anda/, diambil tanggal 05 Februari 2020, pukul 12.00. 40Novia Widya Utami, “Meningkatkan Penjualan”, dalam
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-4-cara-bagaimana-meningkatkan-penjualan-dalam-sebuah-bisnis/, diambil tanggal 07 Februari 2020, pukul 03.30.
28
Analisis untuk meningkatkan harga jual memiliki kesamaan
pengukuran dengan menggunakan konsep pendapatan.
a. Pendapatan
Pendapatan (revenue) merupakan menurut kamus manajemen
adalah uang atau imbalan yang diterima oleh setiap individu,
organisasi dan perusahaan lain dalam bentuk upah, imbalan, gaji,
sewa, komisi, biaya dan laba.41 Dan pendapatan menjadi efektif
tergantung bagaimana cara dikelola barang dalam usaha.
Tinggi dan rendahnya pendapatan dalam penjualan merupakan
hal yang wajar yang harus ditemukan, namun disamping hal itu
seorang pengusaha harus bisa melakukan analisis yang baik
terhadap usahanya tersebut. Dalam meningkatkan harga jual atau
pendapatan yang diperoleh mesti dapat memenuhi kebutuhan usaha.
Adapun rumusan dalam menganalisis pendapatan nilai harga
jual produk yaitu
π= TR-TC
Keterangan:
π = Pendapatan (revenue)
TR = Total Penerimaan
TC = Total Cost
b.Konsep Biaya
41 BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Hrapan, 2003), h. 230.
29
Biaya produksi merupakan keseluruhan biaya/beban yang
dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah produk yang siap
dipasarkan.42
Berdasarkan prilakunya dalam beraksi terhadap perubahan volume
produksi suatu produk tertentu, maka biaya dapat dikelompok
sebagai berikut43:
1.Biaya tetap adalah biaya relative tidak akan berubah walaupun
terjadi perubahan tingkat aktivitas dalam batas waktu tertentu, jika
jumlah aktivitas bertambah maka biaya jenis tersebut tidak akan
berubah/bertambah.
2.Biaya variabel adalah sejumlah biaya yang fluktuasi sesuai
dengan arah perubahan tingkat aktivitas perusahaan.
3.Biaya semi variabel adalah jenis biaya yang mengandung
komponen variabel dan sebagaian yang lain bersifat tetap/tidak
berubah/campuran.
Biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi suatu barang. Adapun persamaan untuk
menghitung total biaya adalah.44
TC=FC+VC
Keterangan:
TC=Total Cost
42 Rudianto, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 2013), h. 95. 43 Ibid,. 44 Ibid., h. 261.
30
FC=Biaya Tetap
VC=Biaya Variabel.
c. Penerimaan
Penerimaan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan.
Atau penerimaan total yaitu sejumlah nilai yang diterima dalam
hasil produksinya atau pengeluaran barang.45 Adapun rumusan
untuk menghitung penerimaan yaitu:
TR=Pq x Q
Keterangan:
TR=Penerimaan Total
Pq=Harga Jual Produk
Q=Jumlah Produksi
4. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
a. Pengertian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
Berdasarkan literatur yang ada hingga kini terdapat pengertian yang
didasarkan pada besar modal dan usaha serta jumlah tenaga kerja yang
digunakan.46 UMKM merupakan kategori bisnis berskala kecil yang
dipercaya mampu memberikan kontribusi terhadap perekonomian
Indonesia, terutama saat kritis ekonomi yang terjadi pada priode 1998
45 Muh. Nur Dian, Analisis Teori Pendapatan, (Bnadung: Pustaka Bandung, 2013), h. 197. 46Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), h. 45.
31
sampai dengan priode 2000. UMKM dianggap mampu bertahan pada
krisis dimana puluhan perusahaan besar mengalami kebangkrutan.47
b. Peranan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan
dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun
perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.48 Sedangkan kemampuan UMKM dalam menghadapi krisis
dan pembangunan perekonomian nasional disebabkan oleh UMKM
termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada umumnya fleksibel.
Dan UMKM dengan skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan
spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat lebih mudah
menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi. Dan
produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk yang
berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.49
Dalam menentukan peran yang baik dalam UMKM sangat
berpengaruh atas keberlangsungan usaha yang akan dijalani. Oleh sebab
itu, perlu adanya perhatian secara menyeluruh terhadap usaha yang
dimiliki oleh usaha tersebut, sehingga usaha harus berhati-hati dalam
mengambil peran. Dengan adanya peran yang baik bagi usaha maka
47 Isnaini Nurrohmah, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah Pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus BMT Beringharjo Yogyakarta”, (Skripsi, FSPE Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2015), h.1.
48 Ibid., 49 Glen Glenardi, Peran Perbankan dalam Pengembangan Keuangan Mikro, (Diskusi
Kelompok C2 Temu Nasional Bazar Pengembangan Mikro, 2002), h. 290.
32
akan bisa memajukan usaha tersebut dengan lebih baik dan kedepannya
usaha tersebut menjadi lebih baik.
c. Karakteristik usaha mikro
Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat
serta sumber daya manusia yan besar merupakan variabel pendukung
perkembangan dari usaha kecil tersebut. Dan mengelola sistem produksi
yang efisien dan efektif, serta melakukan terobosan dan inovasi yang
menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju
keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut.50
Secara umum, sektor usaha memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana
dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan
standar.
2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
3. Kemampuan untuk sumber dana negosiasi serta diversifikasi pasar
sangat terbatas.51
Karakteristik yang dimiliki oleh usaha mikro menyiratkan adanya
kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya masalah. Hal ini
50 Tulus Tambunan, UMKM di Indo…..,h. 1. 51 Pandji Anoraga, Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro, (Yogyakarta: PT. Dwi
Chandra Wacana, 2010), h. 32.
33
menyebabkan berbagai masalah internal terutama yang berkaitan dengan
pendanaan yang tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang jelas.
d. Kekuatan dan kelemahan UMKM
UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial merupakan andalan
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah
penyediaan lapangan kerja industri kecil dalam penyerapan tenaga kerja
patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan
50% tenaga kerja yang tersedia dan memanfaatkan sumber daya alam
sekitar, industri kecil sebagian besar memanfaatkan limbah atau hasil
sampai dari industry besar atau industri besar atau industri yang
lainnya.52
Sedangkan kelemahannya adalah kecenderungan konsumen yang
belum mempercayai mutu produk industri kecil dan kendala permodalan
usaha sebagian besar industri kecil memanfaatkan modal sendiri dalam
jumlah yang relatif kecil sehingga setiap usaha selalu mengalami
kelemahan dalam menjalankan usahanya.53
Begitupula untuk perkembangan usaha akan berpengaruh dengan
adanya kekuatan dan kelemahan usaha, maka perlu setiap usaha
mempunyai analisa yang kuat untuk mengidentifikasi setiap masalah
yang akan dihadapi sehingga tujuannya untuk menjaga kstabilan ketika
usaha tersebut mulai berkembang sesuai dengan rencana.
52 Ibid., h. 45. 53 Ibid., h. 46.
34
5. Kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha
Setiap pengelolaan produk barang yang telah dibuat dapat terlaksana
dengan efektif dan tepat sasaran, akan banyak sekali tantangan yang harus
dihadapi untuk mengembangkan usaha dalam perusahaan tersebut harus
mampu mengidentifikasi atas kendala/hambatan yang dihadapi oleh setiap
perusahaan. Ada dua bentuk kendala atau hambatan dalam usaha yaitu
hambatan internal dan eksternal yang berada dalam lingkungan usaha.
Adapun kendala atau hambatan internal dan ekternal dalam pelaksanaan
strategi pengelolaan usaha54 yaitu:
a. Kendala internal berupa kurangnya alat teknologi yang merupakan salah
satu kendala pemicu utama dalam hal pengembangan barang yang akan
di jadikan sebagai produk perusahaan adalah sangat kurangnya alat
teknologi dalam pengembangan usaha baik pada segi pembuatan produk,
pengemasan produk sampai tahap penjualan produk.55
Disamping tersedianya alat teknologi dan sulitnya menentukan
harga jual merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
perusahaan, jika alat yang digunakan masih kurang berkualitas maka
hasilnya akan sangat minim juga. Kemudian terlalu fokus atas satu
informasi/lemahnya informasi merupakan perkembangan usaha akan
sangat menentukan keberlangsungan usaha itu sendiri, akan tetapi
54 Sri Hidajati Ramdani, “Analisis Faktor Eksternal Dan Internal Untuk Menentukan
Strategi Pemasaran Pada Cv Certowin Multi Trading Indonesia”, (JIMAFE), Vol. 1, Maret 2014, h. 50.
55Ibid.,
35
banyaknya perusahaan yang gulung tikar karena kendalanya kurangnya
informasi yang didapatkan, seperti halnya perusahaan dalam skala kecil.
Dengan demikian, kemajuan alat teknologi dan menggali lebih
banyak informasi baik dari usaha yang satu dengan usaha lainnya akan
sangat dibutuhkan dalam perusahaan untuk keberlangsungan usaha yang
dijalani. Maka perlu adanya alat teknologi dan sumber informasi yang
dijamin untuk keberlangsungan hidupnya suatu perusahaan. Tujuannya
agar produk yang diciptakan tidak sia-sia serta mampu menciptakan
produk yang menjadi kebanggaan setiap konsumen.
b. Kendala eksternal berupa menentukan lokasi usaha yang masih kurang
stabil, mampu meningkatkan harga penjualan serta menetapkan harga
pasar sehingga dari hasil riset beberapa perusahaan bahwa menunjukkan
pengaruh kendala yang terbesar adalah mengenai lokasi pendirian
sebuah usaha, jika usaha didirikan di lokasi pedalaman maka akan sangat
sulit untuk diakses produk yang dimiliki perusahaan dan keterjangkauan
konsumen akan sangat sulit untuk diperoleh, meningkatkan harga
penjualan harus tetap terjaga jika perusahaan tersebut memiliki edukasi
yang tinggi tentang hal tersebut maka tentu akan memiliki integritas
yang tinggi dengan memilih lokasi yang strategis, penuh keramaian
warga, pertengahan kota yang dapat diakses oleh para konsumen.56
Kemudian berkurangnya koordinasi jaringan kebersamaan mitra
usaha hal ini setidaknya adanya koordinasi dengan perusahaan lain
56Ibid.
36
membentuk sebuah jaringan usaha dengan perusahaan lain. Namun
kebanyakan pengusaha lebih memilih usaha sendiri tanpa adanya
koordinasi jaringan usaha untuk mengembangkan dan memperkenalkan
usahanya agar usaha yang dijalankan bisa tersebar cepat dan praktis.
Karena memungkinkan juga anggapan mereka jika membuat sebuah
koordinasi usaha, para pemimpin perusahaan beranggapan akan saling
melemahkan antar usaha, ini adalah suatu pemahaman yang salah, justru
dengan adanya koordinasi kebersamaan ini akan menumbuhkan
kemajuan usaha, saling mempererat hubungan satu perusahaan ke
perusahaan yang lain untuk saling membantu dalam hal kekurangan
sehingga mampu menciptakan lingkungan usaha yang positif.57
Dari beberapa kendala-kendala diatas dapat disimpulkan bahwa
setiap usaha wajib akan menemukan kendala-kendala dalam
pengembangan usaha itu sendiri, namun dari semua bentuk kendala-
kendala tersebut bisa di ambil sebagai pedoman dalam berbisnis,
tujuannya agar dapat mencegah terhadap kendala-kendala yang dihadapi
dan mampu mewujudkan usaha tersebut menjadi yang efektif sesuai
dengan harapan perusahaan.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
57Amelia Agustina, “Lingkungan Internal dan Eksternal”, dalam http://amel-
ameliaagustina.blogspot.com/2010/01/lingkungan-internal-dan-eksternal.html, diambil tanggal 03 Februari 2020, pukul 03.30
37
Metode penelitian merupakan suatu alat atau cara untuk melakukan
pengaturan atau pengecekan suatu objek dan subyek yang diteliti secara
komprehensif dan detail sesuai dengan temuan lapangan. Metode penelitian
ada dua macam yaitu metode penelitian kualitatif yang berupa ilustrasi atau
kata-kata yang mendeskripsikan suatu kondisi lapangan yang telah diteliti.
Sedangkan metode kuantitatif merupakan penelitian dalam skala
perhitungan angka-angka dan dalam bentuk statistik dan ekonomitrika.
Penelitian kualitatif dalam penelitian ini juga sesuai dengan masalah
yang dibahas yaitu untuk menggambarkan, menjelaskan serta memperoleh
keterangan yang luas dan mendalam mengenai strategi pengelolaan usaha
gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait
Kecamatan Gunung Sari.
2. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.58 Ada beberapa
yang peneliti gunakan sebagai teknik pengumpulan data yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan
dengan jalan mengadakan pengamatan yang disertai dengan pencatatan-
pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran yang dilakukan
secara langsung pada lokasi yang menjadi objek penelitian.59
58Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Kencana, 2012) h.138. 59Abdurahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 104.
38
Observasi dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu: observasi
partisipan yaitu observasi partisipan adalah peneliti terlibat dengan
kegiatan sehari-hari orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Kemudian observasi non partisipan merupakan
suatu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan tidak
ikut sertaan dalam objek yang diteliti.60 Berdasarkan dari kedua
perbedaan observasi dalam hal ini peneliti menggunakan observasi non
partisipan karena alasannya metode ini dilakukan dalam rangka untuk
mengetahui keadaan dan tidak terlibat dalam proses kegiatan yang
diteliti.
Namun peneliti hanya melakukan pengamatan untuk mendapatkan
gambaran tentang objek yang diteliti. Karena pada dasarnya observasi
digunakan untuk mengkaitkan atau mengamati dengan teori-teori yang
ada dan jika adanya perubahan yang muncul dan berkembang kemudian
dilakukan penganalisisan serta penilaian atas perubahan yang ditemukan
di lokasi penelitian. Sehingga dalam hal ini, peneliti menggunakan
observasi non partisipan dengan adanya data yang nyata ditemukan di
lapangan mengenai hal strategi pengelolaan usaha gula aren dalam
meningkatkan harga jual serta kendala/hambatan dalam pengelolaan
usaha gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.
60Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004), h. 69.
39
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara
tanya bebas (open interview), yang dikerjakan secara sistematis dan
berdasarkan tujuan penelitian tersebut. Wawancara ada dua macam yaitu
wawancara terstruktur dan non terstruktur.61 Pada penelitian ini penulis
menggunakan wawancara terstruktur dan turun langsung ke lapangan
dengan menanyakan kepada ketua atau pemilik usaha beserta anggota-
anggota yang terlibat dalam usaha tersebut, dengan pertanyaan secara
sistematis dan spesifikasi usaha yang digeluti kepada pengusaha gula
aren seputar tentang strategi pengelolaan usaha gula aren dalam
meningkatkan harga jual dan kendala/hambatan dalam pengelolaan
usaha gula aren di Desa Kekait Gunung Sari.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu yang ditujukan untuk mendapatkan
data langsung dari lokasi penelitian meliputi: buku-buku yang rilevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, video dokumenter data
yang relevan penelitian.62 Berdasarkan teknik dokumentasi ini, peneliti
memperoleh mengenai hal deskripsi umum seputar usaha gula aren yang
berada di Desa Kekait dan juga mendapatkan beberapa data, seperti
gambaran umum Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari, data penjualan
61Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 198. 62Riduwan, Metode & Teknik Penyusunan Tesis. (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 105.
40
produk, lokasi tempat usaha dan data-data yang terkait dengan penelitian
lainnya.
3. Sumber dan Jenis Data
a. Sumber data
Berdasarkan metode penelitian yang di gunakan adalah penelitian
kualitatif maka ada dua sumber data yang di rujuk yaitu data primer
merupakan suatu data yang di dapatkan secara langsung dari lapangan
baik itu berupa hasil dari bahan interview dan observasi lapangan. Serta
data sekunder yang merupakan suatu pengumpulan data yang berupa
dokumen-dokumen resmi, skripsi, buku-buku dan dokumentasi dari hasil
penelitian yang memiliki keterkaitan dengan pokok permasalahan yang
akan menjadi tujuan penelitian baik pada para pengusaha gula aren dan
hasil rujukkan yang ada.63
b. Jenis-jenis data
Menurut sifatnya, data dibagi menjadi dua bagian yaitu data
kualitatif merupakan sekumpulan data yang berupa kata-kata. Dan
mendeskripsikan keadaan alam sekitar yang menjelaskan secara
rinci.64Dan data kuantitatif merupakan penelitian yang melibatkan lima
komponen informasi ilmiah yaitu: teori, hipotesis, observasi,
generealisasi empiris, penerimaan dan penolakan hipotesis,
63Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015),
h. 302. 64Nurul Zuriah, Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 92.
41
mengandalkan kuisioner untuk mengumpulkan data, mengemukakan
variabel-variabel penelitian dalam analisis data.65
Adapun jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis
data kualitatif yaitu suatu data yang menyajikan data berupa penjelasan
dan perincian yang berkaitan dengan suatu masalah, baik dalam bentuk
kata ataupun kalimat yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti
yaitu mengenai hal strategi pengelolaan usaha gula aren dalam
meningkatkan harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan
Gunung sari Lombok Barat.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam pola, kategori, dan
menemukan apa yang terpenting dan apa yang harus dipelajari serta
memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain.66
Adapun cara-cara peneliti gunakan didalam menganalisis data yaitu
peneliti menyiapkan dokumentasi data lapangan, mengecek ulang data-data
yang telah disajikan dan mengumpulkan semua berkas-berkas hasil
penelitian lapangan. Dengan demikian, peneliti yang diangkat dapat penulis
menganalisa dan mencatat data yang ditemukan dan untuk melakukan
dokumentasi data dari wawancara dan observasi, kemudian data-data yang
65Bagon Suryanto dan Sutina, Metodologi Penelitian Sosial Berbagai Alternatif, (Jakarta:
Kencana, 2005), h. 135. 66Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2002), h. 248.
42
diperoleh dapat diolah dan bisa dijadikan sebagai data dalam proposal
skripsi ini.
Berdasarkan isi dari penelitian ini, peneliti menganalisis menggunakan
analisis deduktif dan analisis induktif yaitu analisis deduktif merupakan
suatu cara analisis masalah dan teori-teori umum yang berhubungan dengan
permasalahan, setelah ditemukan permasalahannya baru disimpulkan. Dan
analisis induktif merupakan menganalisis data dan praktik yang dilakukan
oleh masyarakat yang bersangkutan berkaitan dengan hasil penelitian dan
menjadikan teori secara umum.67
Dari kedua analisa, data yang ditemukan bisa dipaparkan atas dasar
teori dan masalah yang ditemukan di lapangan sesuai dengan kenyataan.
5. Validasi Data
Dalam validasi data dengan melakukan pengujian tentang keabsahan
dan keaslian data yang diteliti. Adapun untuk metode menguji keabsahan
data tersebut yaitu:
a. Perpanjangan waktu penelitian
Jika terdapat data yang kurang akurat, maka perlu adanya kajian ulang
peneliti dikemudian hari guna untuk memperoleh data yang lebih
komprehensif dan mampu untuk dipertanggung jawabkan atas semua
data yang telah didapatkan sesuai dengan hasil lapangan.
67Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008), h. 27.
43
b. Triangulasi data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut.68Keberadaan data ini akan sangat perlu adanya ketika terjadi
kesalahan data di kemudian hari.
c. Kecukupan referensi
Dalam pengecekan data tidak lepas dari buku-buku umum dan syariah
untuk melengkapi isi dari data tersebut guna untuk memenuhi sifat hasil
yang peneliti gunakan. Kecukupan referensi sebagai pelengkap atas
dasar tambahan isi dari semua bentuk buku, internet atau lainnya.
d. Mendiskusikan dengan teman sekitar
Bila permasalahan tidak kunjung bisa di pecahkan, metode yang bisa
digunakan juga berbicara serta diskusi analitik dengan teman dekat
sehingga memiliki tingkat keabsahan data, guna untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.69
H. Sistematika Pembahasan
Berdasarkan uraian proposal penelitian, peneliti dapat menyusun secara
sistematika isi pembahasan, dimana penulisannya mengacu kepada pedoman
penulisan skripsi UIN Mataram sebagai berikut:
68Sarwono dan Jonathan, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), h. 57. 69Ibid., h. 178.
44
1. Bagian awal
Terdiri atas: sampul depan dan halaman judul
2. Bagian isi
Terdiri dari: judul, latar belakang yang dijelaskan mengenai permasalahan
yang diteliti, rumusan masalah berisi tentang permasalahan yang harus
dipecahkan sesuai dengan judul, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat
dijelaskan tentang atensi masalah yang akan dibahas, ruang lingkup dan
setting penelitian berisi tentang rincian sekilas masalah dan tempat yang
diteliti, dan dilanjutkan dengan tinjauan pustaka, telaah pustaka, kerangka
teoritik berisi tentang penjelasan rincian isi masalah, rencana jadwal
kegiatan penelitian dan daftar pustaka.
45
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Desa Kekait
Desa Kekait merupakan salah satu Desa tua yang lahir pada waktu
penjajah Hindia Belanda masih menguasai wilayah Indonesia. Berdiri sejak
tahun 1866 jauh sebelum Indonesia merdeka. Apalagi kalau dibandingkan
dengan berdirinya Kabupaten Lombok Barat, Desa Kekait jauh lebih dulu
ada. Konon, nama Kekait diambil dari kata Bedait yang artinya bertemu
atau bisa juga artinya berkumpul. Jadi, wilayah ini dulunya merupakan
tempat persinggahan (tempat peristirahatan) para musyafir dari berbagai
penjuru Pulau Lombok yang hendak melakukan perjalanan ke wilayah
Lombok bagian utara, begitu juga sebaliknya dari Lombok Utara yang
menuju ke selatan mereka selalu singgah untuk beristirahat di tempat ini.
Dilihat dari kultur geografis, tempat ini sangat beralasan untuk di jadikan
tempat peristirahatan mereka.70
Hal ini disebabkan karena Desa Kekait dulu sebelum dimekarkan
dipisah dengan Desa Lembah Sari memiliki wilayah yang sangat luas.
Berada pada dataran tinggi dengan hamparan lahan pertanian perkebunan
yang sangat luas terdapat di dalamnya bentangan panjang pegunungan yang
sambung menyambung antara pegunungan yang satu dengan pegunungan
70 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 1.
yang lainnya yang seakan-akan memisahkan wilayah Lombok bagian utara
dengan wilayah Lombok bagian selatan. Sehingga di saat mereka merasa
kelelahan telah melakukan perjalanan panjang, mereka selalu
memanfaatkan wilayah ini sebagai tempat persinggahan mereka untuk
melakukan peristirahatan setelah melakukan perjalanan panjang yang
sangat melelahkan.71
Disamping alasan lokasi yang sangat strategis untuk dijadikan tempat
persinggahan dan peristirahatan, di tempat ini juga sembari mereka
melepaskan rasa capek dan lelah mereka juga akan mendapatkan minuman
khas air tuak (Air Nira) yang berkhasiat untuk memulihkan tenaga dan bisa
dijadikan obat sakit pinggang di samping untuk menghilangkan rasa haus
dan dahaga setelah mereka melakukan perjalanan jauh.72
2. Keadaan Demografi
a. Geografis
Secara geografis Desa Kekait terletak diantara 0,24º - 1,02º lintang
Utara dan 121º - 121,32º bujur timur. Desa Kekait memiliki luas wilayah
1.671 km². Terbagi menjadi 7 Dusun dan wilayahnya sendiri berbatasan
dengan Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara di sebelah utara,
Desa Gunung Sari di sebelah selatan, Desa Taman Sari di sebelah timur,
dan Desa Lembah Sari Kecamatan Batulayar di sebelah barat.73
71 Ibid., 72 H.M. Zaini (Kepala Desa Kekait), Wawancara, Kekait, 19 Juni 2020. 73 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 21.
Desa Kekait dilintasi oleh jalan raya provinsi yang menghubungkan
wilayah utara dan selatan Pulau Lombok. Hal tersebut menjadikan desa ini
sebagai daerah strategis terhadap arus lalu lintas barang dan jasa termasuk
juga jalan yang selalu dilalui oleh tamu tamu wisata yang berkunjung ke
kawasan wisata 3 Gili (Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan) di wilayah
Lombok Utara. Disamping letaknya yang sangat strategis dari sisi
perkembangan prekonomian masyarakatnya bisa di katakan berkembang
dengan cukup baik karena di tunjang dengan adanya dua pasar umum
tempat diperjual belikannya produk-produk lokal.
Desa Kekait berada di ketinggian 500 m dari permukaan laut dengan
curah hujan 2000 mm/tahun. Wilayah topografi terdiri atas lembah dan
daerah perbukitan yang potensial untuk pengembangan sektor pertanian,
perkebunan, dan wisata alam (wisata pedesaan). Dengan luas wilayah
mencapai 1.671 Ha, Desa kekait terdiri dari pemukiman, lahan pertanian,
perkebunan dan hutan. Sampai saat ini, Desa Kekait telah mampu menjadi
produsen bagi beberapa hasil pertanian, peternakan, dan perkebunan di
wilayah Propinsi Nusa Tenggara Barat.74
Dari luas wilayah keseluruhan Desa Kekait 1.671 Ha. Peruntukannya
terbagi menjadi:
1. Pertanian sawah dan kebun masyarakat :
- Sawah Irigasi = 17 Ha
- Perkebunan Masyarakat = 909 Ha
- Lahan Hutan = 496 Ha
74 Ibid.,
2. Pemukiman / Perumahan :
- Pemukiman Umum = 149 Ha
- Gedung Perkantoran dan Sekolah = 5 Ha.75
3. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi warga Desa Kekait dapat dikategorikan menjadi dua
bagian yaitu keadaan ekonomi masyarakat menengah ke bawah dan
ekonomi menengah ke atas. Dan kalau di lihat kenyataan yang ada di
masyarakat masih lebih banyak di dominasi oleh Keadaan ekonomi
masyarakat yang menengah ke bawah. Hal ini disebabkan karena faktor
mata pencaharian penduduk adalah sebagian besar sebagai petani dan buruh
tani, petani penggarap dan sebagian lagi yaitu buruh harian lepas dan hanya
sebagian kecil saja pegawai swasta maupun yang mejadi PNS.76
Sehingga dapat di katakan secara umum keadaan ekonomi warga Desa
Kekait masih merupakan golongan ekonomi lemah seperti tertera pada
tabel Mata pencarian penduduk dibawah ini:
Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian77 No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani 986 2 Buruh Tani 489 3 Buruh / Swasta 274 4 Pegawai Negeri 91 5 Pengerajin 706 6 Pedagang 1029 7 Peternak 509 8 Nelayan 0 9 Montir 4
75 Ibid., 76 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 27. 77 Ibid.,
10 Guru Negeri/ Swasta 331 11 Perawat 32 12 Bidan 2 13 Dokter 1 14 Lain – Lain 94
Selain beberapa profesi di atas saat ini di Desa Kekait banyak
bermunculan kegiatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Industri
Rumahan (Home Industry) yang mampu meningkatkan perekonomian
masyarakat serta mengurangi angka pengangguran yang ada di Desa
Kekait.
4. Keadaan Sosial
a. Jumlah Penduduk
Pada akhir bulan Juli tahun 2016 ini jumlah penduduk Desa Kekait
adalah 7.558 jiwa dengan jumlah KK 2.538 yang terdiri dari :
a. Laki – laki : 3.734 jiwa
b. Perempuan :3.824 jiwa
TOTAL : 7.558 jiwa
Tabel. 2. Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Jumlah Penduduk78
No Dusun KK Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Dusun Kekait Daye
505 752 764 1.516
2 Dusun Kekait Thaibah
323 464 477 940
3 Dusun Kekait I
311 482 494 976
4 Dusun Kekait II
493 717 713 1.43
78 Ibid.,
5 Dusun Kekait Puncang
250 383 410 793
6 Dusun Wadon
422 617 629 1.246
7 Dusun Batu Butir
234 315 342 657
Jumlah 2.538 3.734 3.824 7.558 b. Pendidikan
Tabel. 3. Potensi Sumber Daya Manusia Desa Kekait berdasarkan Pendidikan79.
Pendidikan Jumlah (Orang) Profesi Jumlah (Orang)
Belum sekolah 820 Petani 986
7-45 thn tidak sekolah
258 Buruh tani 472
Tidak tamat SD 505 Buruh/swasta 115
Tamat SD/sederajat
1708 PNS 86
SLTP/sederajat 1922 Pengrajin 206
SMA/sederajat 1241 Pedagang 1079
D-1 6 Peternak 521 D-2 80 Nelayan - D-3 35 Montir 10 S-1 124 Dokter - S-2 12 Lain-lain 94 S-3 3 - -
5. Karakteristik Usaha Gula Aren
Karakteristik usaha merupakan suatu sifat yang ada dalam usaha tersebut
serta membawa kearaha keberhasilan sebuah usaha tersebut.
a. Sejarah Umum Gula Aren di Desa Kekait
Potensi yang harus dikembangkan dalam pedesaan tersebut
terbilang cukup banyak dan luas untuk dijadikan sebagai lahan pertanian
79 Dokumentasi Profil Desa Kekait, diambil pada tanggal 20 Juni 2020, h. 24.
dengan jumlah tanah yang luas untuk bertani. Desa Kekait terkenal
dengan simbol dalam pedesaan pula memberikan gambaran buah pohon
enau dimana maksudnya potensi usaha gula aren sangat baik sebagai
dijadikan pendapatan keluarga disamping potensi yang ada untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat sekitar.
Usaha gula aren merupakan suatu potensi yang memiliki nilai jual
yang baik dan menjadi sumber pendapatan utama tempat
menggantungkan nasib hidup keluarga bagi pengusaha gula aren
tersebut. Disamping potensi yang ada sangat dibutuhkan pengelolaan
dengan cara baik guna untuk memperoleh kreatif dan inovatif dalam
memproduksi gula aren.
Pada awal pendiriannya usaha gula aren, biasanya kisaran modal
yang digunakan sebesar Rp. 3.000.000,- dimana perincian pembelian
alat-alat produksi dan biaya-biaya serta pembayaran pengoperasian
lainnya.80 Modal usaha merupakan sejumlah biaya untuk menjalankan
sebuah usaha. Dimana modal harus tersedia sebelum mendirikan sebuah
usaha, karena modal usaha sebagai salah satu indikator untuk membuka
sebuah peluang usaha.
b. Luas lahan
Luas lahan yang dimiliki oleh produksi gula aren bermacam-macam, ada
yang lebih dari 1 Ha da nada juga yang kurang 1 Ha. Dan jumlah luas
lahan berpengaruh terhadap jumlah pohon aren yang tumbuh di lahan
80 H. Mustaan (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 18 Juni 2020.
tersebut. Dan sangat besar potensi yang harus digunakan dan mampu
menghasilkan jumlah produksi yang maksimal.
c. Penggunaan tenaga kerja
Kebiasaan yang dilakukan oleh produsen gula aren dalam penggunaan
tenaga kerja cukup dalam keluarganya itu sendiri, yang terdiri dari suami
dan seorang istri. Dengan masing-masing pembagian tugas yaitu seorang
suami pergi menyadap air nira dari pohon aren yang sesuai dengan
pohon aren yang akan di sadap, dan kemudian seorang istri bertugas
mencari kayu bakar dan memasak air nira hingga berubah menjadi gula
aren. Setelah gula aren tersebut dimasak kemudian dicetak dengan
tempurung kelapa dan didiamkan selama berapa jam kemudian
dimasukkan ke dalam plastik dan disimpan rapi agar kualitas gula aren
terjaga, agar tidak mudah berubah sebelum diambil oleh
pengempul/pembeli.
d. Hasil produksi gula aren
Hasil jumlah produksi gula aren di Desa Kekait bermacam-macam
tergantung dari jumlah produksi gula aren tersebut. Hasil sadapan
biasanya dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan waktu sore hari.
Pohon aren dapat menghasilkan air nira selama sehari paling banyak
sekitar 20 liter/ember dan sekurang-kurangnya 5 liter. Dan ukuran ada
yang lebih besar dan ada yang lebih kecil sesuai dengan keinginan
produsen itu sendiri dan tentu dengan harga yang berbeda pula, lebih
besar lebih mahal jika kecil maka lebih murah.
e. Harga jual dan bentuk produk gula aren
Harga jual dan bentuk produk gula aren di Desa Kekait bervariatif baik
dalam segi harga dan bentuk produk. Bentuk produk gula aren yaitu gula
semut dalam kisaran harga Rp. 50.000-55.000,- per kg dan untuk gula
briket antara kisaran Rp. 45.000-50.000,- per kg, dan kemudian gula
biasa antara kisaran harga Rp. 8.000-10.000,- per buah. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Tabel. 4. Data Rekapitulasi Harga Jual dan Bentuk Produksi Gula Aren No Nama Produk Harga/Hari Harga/Bulan
1 Gula Briket 100000 3000000
2 Gula Semut 150000 4500000
3 Gula Biasa 30000 900000
Total 380000 8400000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer.2020.
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, penjualan
gula aren bervariasi dan dari jumlah permintaan konsumen lebih banyak
mengambil ukuran gula aren berbentuk gula semut karena agak lama
kadar rusaknya dengan kiasaran harga Rp. 150000,- dan untuk ukuran
yang lebih kecil yaitu gula biasa dengan harga Rp. 30.000,-. Dan harga
jual beli terkadang bisa berbeda tergantung kondisi yang ada. Jika
semakin tinggi pendapatan yang diraih oleh produsen gula aren maka
semakin pula jumlah produksi semakin meningkat.
f. Kelengkapan alat produksi gula aren
Seperti yang sudah diulaskan diatas cara/proses pengolahan gula aren
mulai dari pengambilan air nira sampai dimasak dengan peralatan-
peralatan yang telah digunakan seperti wajan, golok sadep, kayu puter,
parut, ember, cetakan, tali, bumbung bambu dan saringan air nira.
Adapun besaran biaya peralatan yang ditanggung oleh produsen di Desa
Kekait dapat dilihat dalam tabel dibawah yaitu:
Tabel. 5. Jumlah besaran biaya tetap peralatan pengolahan gula aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari.
No Nama Alat Harga (Rp)/Hari Harga (Rp)/Bulan
1 Wajan 80000 2400000 2 Tali 30000 900000 3 Cetakan 10000 300000 4 Golok Sadep 25000 750000 5 Ember 20000 600000 6 Saringan 13000 390000 7 Parut 10000 300000
8 Bumbung Bambu 10000 300000
9 Kayu Puter 5000 150000
Total 203000 6090000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer 2020.
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa besaran biaya
yang dikeluarkan oleh produsen gula aren di Desa Kekait Gunung Sari
selama satu bulan produksi sebesar Rp. 6.090.000,-/bulan dan dalam
sehari dalam kisaran Rp. 1.650.000,-/hari. Dan biaya yang terbesar
dikeluarkan oleh produsen yaitu biaya wajan sebesar Rp. 80.000,-/hari
atau sebesar Rp. 2.400.000,-/bulan. Kesimpulannya adalah jika biaya
tetap yang dikeluarkan produsen untuk pembuatan gula aren masih
tergolong rendah. Dan jika semakin rendah biaya tetap yang ditanggung
produsen maka semakin tinggi laba yang akan diperoleh oleh produsen
tersebut. Dan dalam hal ini bisa meningkatkan harga jual produksi gula
aren itu sendiri.
g. Biaya Variabel
Adapun jenis-jenis biaya tidak tetap yang digunakan oleh produsen gula
aren yaitu kemasan, korek api, minyak tanah dan kayu bakar. Untuk
mengetahui rata-rata dari biaya variabel yang ditetapkan oleh produsen
dapat dilihat di dalam tabel berikut.
Tabel. 6. Data rekapitulasi data biaya variabel/biaya tidak tetap sebagai berikut:
No Nama Biaya Variabel
Rata-Rata(Rp)/Hari
Rata-Rata(Rp)/Bulan
1 Korek Api 1000 30000 2 Minyak Tanah 15000 450000 3 Kayu Bakar 25000 750000 4 Kemasan 2500 75000
Total 43500 1305000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020.
Berdasarkan hasil tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah nilai
rata-rata yang dikelaurkan oleh produsen gula aren yaitu selama satu
bulan sebesar Rp. 1.305.000,-/bulan, dan untuk perharinya yaitu sebesar
Rp. 43.500,-/hari. Dan biaya variabel terkecil dari biaya-biaya tersebut
yaitu korek api sebesar Rp. 1000,-/hari atau Rp. 30.000,-/bulan. Dan
yang paling besar nilainya yaitu kayu bakar sebesar Rp. 25000,-/hari dan
atau Rp. 750.000,-/perbulan. Biaya untuk pembelian kayu bakar tersebut
umumnya merupakan setengah dari hasil pembelian kayu bakar. Dan
setengahnya lagi dari hasil mencari dikebun sendiri.
Adapun cara untuk menghitung dari semua biaya-biaya diatas yaitu
dengan menggunakan pengukuran biaya total (total cost). Biaya total
adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
suatu barang dan jasa81. Adapun persamaan untuk mengukur atau
menghitung total biaya (TC) yaitu:
TC=FC+VC
Keterangan:
TC=Total Biaya
FC=Biaya Tetap
VC=Biaya Variabel
Tabel. 7. Jumlah biaya total produksi gula aren yang ditanggung oleh pengusaha gula aren. No Biaya-Biaya Jumlah(Rp)/Hari Jumlah(Rp)/Bulan
1 Biaya Tetap 203000 6090000 2 Biaya Variabel 43000 1305000
Jumlah 246000 7395000 Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020
Tabel diatas menjelaskan bahwa, total biaya untuk pengelolahan
gula aren yang dikeluarkan oleh produsen yaitu Rp. 246.000,-/hari dan
atau sebesar Rp. 7395000,-/bulan. Kesimpulannya jika semakin besar
pengeluaran beban-beban dalam produksi maka semakin kecil laba
untuk mendapatkan laba dari konsumen.
h. Penerimaan
Penerimaan merupakan sejumlah terima produsen dari hasil penjualan
suatu produksi. Sehingga penerimaan total adalah jumlah produksi yang
terjual dikalikan dengan harga jual produksi.82
81 Muhammad, Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, (Yogyakarta: BPFE, 2004), h. 262. 82 M. Nur Rianto, Euis Amali, Teori……, h. 197.
TR=Pq x Q
Keterangan:
TR=Penerimaan Total
Pq=Harga Jual Produksi
Q=Jumlah Produksi
Adapun penerimaan oleh masing-masing produsen gula aren dalam satu
kali produksi sebagai berikut:
Tabel. 8. Penerimaan produsen gula aren dalam satu kali produksi adalah sebagai berikut:
No Nama Harga/Buah PGA (Buah)/Hari
Penerimaan/Hari
1 H. Mustaan
28000 10 280000
2 Haris 25000 7 175000 3 Wahyudi 25000 8 200000 4 Madli 20000 12 240000 5 Mahin 26000 16 416000 6 Sahirin 25000 8 200000 7 Rasibah 28000 9 252000 8 H. Sabri 26000 8 208000 9 Angkasah 27000 5 135000
10 Khalid 28000 8 224000 Jumlah 258000 91 2330000
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2020.
Berdasarkan data tabel diatas menjelaskan bahwa, jumlah
penerimaan yang diperoleh dari hasil produksi dalam sehari sebesar Rp.
2.330.000,-/hari. Dan maing-masing penerimaan terbesar yaitu Rp.
280.000,-/hari dan penerimaan sedikit yaitu Rp. 135.000,-/hari. Dan
dimasing-masing penerimaan memperoleh laba yang sepada pula.
i. Pendapatan
Pendapatan/keuntungan merupakan sejumlah nilai uang yang diperoleh
atas para pengusaha, setelah penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya
atau total biaya83. Dengan demikian, pendapatan usaha disebut juga
sebagai laba usaha. Adapun persamaan untuk menghitung pendapatan
usaha adalah:
π = TR-TC
Ket:
π = Pendapatan
TR= Penerimaan
TC= Biaya Total
Adapun jumlah rata-rata pendapatan yang didapat oleh produsen
gula aren sebagai berikut:
Total penerimaan = Rp. 2.330.000,- Total biaya-biaya = Rp. 246.000,- _ Pendapatan/laba = Rp. 2.084.000,- Berdasarkan data yang telah ditemukan menunjukkan bahwa
strategi yang digunakan dalam pengelolaan usaha untuk meningkatkan
harga jual produksi UMKM di Desa Kekait Gunung Sari adalah dengan
rincian total penerimaan sebesar Rp. 2.330.000,-/hari dan untuk jumlah
beban-beban yang dikeluarkan oleh produsen sebesar Rp. 246.000,-/hari,
dengan memperoleh keuntungan yang sangat baik dalam angka sebesar
Rp. 2.048.000,-/hari.
83 Ibid,.
Kesimpulan yang bisa diambil dari jumlah data tersebut adalah
strategi yang digunakan untuk mengelola sangatlah baik sehingga bisa
dikatakan beruntung/memperoleh pendapatan yang maksimal artinya
bahwa strategi yang digunakan untuk pengelolaan dalam meningkatkan
harga jual produksi sangat layak dan patut untuk diterapkan.
B. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren dalam Meningkatkan Harga Jual
Produksi UMKM di Desa Kekait
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui apa saja strategi yang
dipakai dalam pengelolaan yang dilakukan usaha gula aren untuk
meningkatkan harga jual produksi UMKM. Penulis telah melakukan
wawancara terhadap pengusaha gula aren dan pihak lainnya mengenai judul
penelitian diatas dan sesuai dengan prosedur pedoman wawancara yang sudah
di siapkan sebelumnya.
Adapun jenis strategi yang digunakan dalam pengelolaan yang dilakukan
oleh pengusaha gula aren untuk meningkatkan harga jual produksi UMKM,
sebagaimana yang penulis dapatkan berdasarkan hasil wawancara langsung
dengan para informan dapat dipaparkan dibawah ini:
Jenis strategi yang sering digunakan dalam pengelolaan usaha gula aren
yaitu menggunakan jenis strategi produk, strategi pemasaran dan strategi
promosi seperti halnya dikatakan oleh H. Mustaan (selaku ketua anggota
usaha gula aren) bahwa :
Dalam setiap strategi yang saya gunakan untuk mengelola produk yaitu ada tiga jenis yang sedang diterapkan diantaranya menggunakan jenis strategi produk, strategi pemasaran dan strategi promosi. Dan setiap
strategi yang diterapkan mampu membantu saya untuk meneruskan usaha yang sedang saya jalani.84 Dan dalam hal ini serupa dikatakan oleh bapak Haris (anggota usaha gula
aren) bahwa :
Jenis strategi untuk pengelolaan usaha gula aren ini seperti halnya diterapkan oleh anggota lain yaitu ada strategi promosi, strategi pemasaran dan produk. Dan dari semua jenis itu kami selalu terapkan, karna hal ini membuat usaha yang kami jalani bisa terlihat hasil keuntungannya.85 Sedangkan dikatakan oleh bapak Khalid mengatakan dengan hal serupa
bahwa:
Usaha kami ini gunakan strategi dari keturunan saya yaitu dari ayah saya, yang dahulu mengajari saya dan mengenali saya usaha ini, dan strateginya itu, ada strategi pemasaran dan strategi produk. Dimana startegi ini yang biasa saya terapkan ketika saya membuat bersama istri saya.86
Menerapkan strategi yang unggul untuk memenuhi kebutuhan usaha
merupakan hal yang sangat penting bagi usaha, karena dengan adanya
penerapan strategi yang efektif bisa memperbaiki kinerja dalam usaha yang
dijalani sehingga para pengusaha gula aren dapat menjalani usahanya dengan
baik serta sesuai dengan harapan.
Sedangkan strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi gula
aren salah satu menjadi perhatian dalam usaha gula aren tersebut seperti
halnya diungkapkan oleh H. Mustaan menjelaskan bahwa :
Menjaga ketersediaan bahan baku produksi merupakan salah satu tugas berat kami selaku pengusaha gula aren, disamping adanya masalah yang
84 H. Mustaan (Ketua Kelompok Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 85 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 86 Bapak Khalid (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 14 Agustus 2020.
dihadapi dalam hal ketersediaan bahan baku produksi sehingga strategi yang kami lakukan harus benar-benar tersedia adanya.87 Hal serupa yang jelaskan oleh Haris (anggota usaha gula aren) tentang
strategi dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi bahwa : “Kami
menjaga dan melindungi bahan baku produksi tujuannya agar setiap bahan
baku yang kami gunakan bisa menghasilkan keuntungan dan banyaknya minat
pembeli nantinya”.88
Strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi adalah bentuk
kompeten yang perlu diterapkan dalam usaha. Hal ini bentuk penerapan yang
maksimal di dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi. Dengan
demikian, dalam strategi ini usaha mampu berjalan dan dan memenuhi
kebutuhan usahanya dengan baik.
Sedangkan untuk strategi yang dipakai meningkatkan kualitas dan
kuantitas barang dan tenaga kerja dalam meningkatkan harga jual produk.
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
barang tergantung dari strategi yang dilakukan, jika strateginya mampu untuk
memberikan efek positif pada barang maka hasil produknya akan memiliki
nilai kualitas dan kuantitas yang baik dan sangat diminati oleh para konsumen.
Dalam hal ini H. Mustaan menjelaskan dalam wawancara tersebut yaitu :
Kualitas dan kuantitas barang sebagai pemicu utama kami dalam menerapkan strategi yang ada, akan tetapi kualitas barang dan jumlah barang yang ada dan bermutu yang kami miliki bisa menaikkan level harga penjualan pasaran walapun sedikit belum terlalu maksimal namun bisa kami rasakan hasilnya dari kualitas barang kami.89
87 H.Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 88 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 89 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
Kemudian Haris angkat bicara dengan kata serupa diatas yaitu“Kualitas
dan jumlah barang dijual sangat baik dan bagus. Jika barang yang kami jual
tidak berkualitas maka kami tidak berani menjualnya dan takut adanya
komenan masyarakat yang membeli barang kami”.90
Kemudian dikatakan dengan hal serupa oleh anggota lain yaitu bapak
Madli, dia mengatakan bahwa:
Oh kualitas hal yang sangat kami jaga dalam usaha saya, karena kualitas itu bisa usaha saya diminati oleh pembeli, terkadang sampai pembeli ke rumah saya untuk beli, karena kualitas saya harus jaga, agar gula aren saya dikenal sampai dalam pasaran, dan kualitas bisa membawa usaha saya kepada keuntungan yang banyak.91 Kualitas dan kuantitas barang merupakan salah satu bentuk terjaminnya
suatu barang jika masuk dalam pasaran. Banyaknya usaha yang berdiri dengan
baik namun terkadang para konsumen belum tentu teliti dalam memilih
barang, terkadang banyak campuran dan bukan aslinya yang diperjual belikan
terhadap konsumen. Oleh karena itu, seorang pengusaha harus lebih teliti dan
mengutamakan strategi yang digunakan untuk melihat nilai kualitas dan
kuantitas barang yang dimiliki sehingga seorang pengusaha bisa memahami
tingkat kualitas dan kuantitas barang yang dipasarkan.
Adapun untuk para pengusaha untuk meningkatkan modal usaha dan
pengelolaan modal kerja yang diterapkan agar seluruh aktivitas usaha dapat
berjalan dengan lancar sebagaimana yang dipaparkan dalam wawancara yaitu
90 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 91 Bapak Madli (Selaku Anggota), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020.
H. Mustaan menyebutkan dalam isi wawancara mengenai hal diatas
bahwa :
Dalam pengendalian dana yang kami bisa gunakan usaha untuk meningkatkan modal usaha dan pengelolaan modal kerja kami hanya bisa mengandalkan modal usaha dan modal kerja sepenuhnya saja disamping minimnya pengetahuan kami. Namun disamping itu dalam pengelolaannya bisa kami kerjakan dengan belajar dan saling mengajar sehingga modal usaha yang kami miliki bisa meningkatkan modal usaha walaupun itu sekedarnya saja.92 Hal serupa yang telah dijawab oleh Haris (anggota usaha gula aren)
bahwa: “Usaha yang kami jalani sudah cukup lama, dan modal usaha yang
bisa kami gunakan seadanya saja dan untuk meningkatkan modal usaha kami
pun sesuai dengan keuntungan yang kami dapatkan”.93
Meningkatkan modal usaha dan modal kerja merupakan sebuah tanggung
jawab bagi seorang pengusaha dan sebuah amanah. Jika amanah tersebut
belum bisa terpenuhi maka usaha yang dijalani tidak mampu berjalan dengan
lancar dan jika usaha lancar maka pendapatan usaha semakin meningkat.
Begitupula dengan strategi penetapan harga dalam pasaran jika penetapan harga selalu memenuhi kebutuhan potensial usaha maka harga pasaran pun akan memiliki nilai yang maksimal dan tentu sesuai dengan aturan dalam strategi penetapan harga yang diterapkan dalam sebuah usaha. Dengan hal ini, ketua anggota usaha gula aren mengatakan bahwa: Strategi penetapan harga yang bisa kami terapkan dalam usaha kami yaitu sesuai dengan permintaan pasar jika kami jual terlalu mahal dipasaran maka pembeli belum mampu membayarnya. Untuk itu kami menggunakan strategi penetapan harga sesuai dengan permintaan konsumen dan kami tidak terlalu menjamin kalau penetapan harga melebihi dari kemampuan pelanggan maka usaha kami tidak bisa laku dipasaran atau dalam arti disesuaikan saja.94
92 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 93 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020 94 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
Hal senada yang dikatakan oleh Haris yaitu “Untuk penetapan harga kami
tidak berani memberikan harga terlalu mahal terhadap pembeli takutnya nanti
semua produk usaha gula aren kami tidak laku dipasaran”.95
Keberhasilan dan keunggulan sebuah bisnis sangat bergantung atas
meningkatnya nilai harga jual produk dalam pasaran sehingga setiap usaha
harus mampu menganalisis dan menilai bisnis yang dijalani atau selalu dalam
pantauan, karena dengan hal ini bisa melihat perkembangan usaha yang
dijalankan dan selalu adanya pencatatan dalam buku besar atau khusus.
Tujuannya untuk menjaga atau bisa mengurangi dari masalah yang dihadapi
dalam usaha.
Dengan demikian, H. Mustaan menjelaskan dalam tanya jawab peneliti
yaitu :
Banyak sekali kami raih dalam meningkatkan keberhasilan usaha kami diantaranya banyaknya para peminat usaha lokal yang ingin menjadi pengusaha gula aren, menjadi salah satu tempat sentral pembuatan gula aren dan dapat mengurangi tingkat pengangguran di Desa ini dengan adanya usaha gula aren.96 Hal serupa disebutkan oleh Wahyudi tentang penjelasan tersebut yaitu :
Keunggulan usaha yang kami jalani sebuah pelajaran bagi kami selaku pengusaha gula aren ini adalah usaha gula aren dapat membuat ekonomi keluarga kami menjadi produktif dan mampu mengurangi pengangguran bagi kami selaku pengusaha.97 Keunggulan usaha yang dapat meningkatkan produk merupakan suatu
potensi yang amat di inginkan oleh sebagian pengusaha guna untuk
menunjang usahanya dengan lebih baik dan mampu memberikan lowongan
95 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 96 Ibid., 97 Wahyudi (Selaku Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020.
kerja kepada masyarakat, hal ini yang diterapkan oleh para pengusaha gula
aren tersebut.
Adapun untuk menentukan promosi penjualan produk, sebagai motif atau
cara didalam mengembangkan suatu usaha untuk menentukan tingkat
penjualan barang, baik penjualan barang dipasar tradisional ataupun dipasar
modern (media internet). Dan kebijakan seperti ini patut untuk dijadikan
sebagai referensi bagi semua kalangan pengusaha, tujuannya agar setiap
barang masuk pasar bisa laku atau laris dijual.
H. Mustaan mengatakan mengenai hal diatas bahwa:
Promosi penjualan produk menjadi sebuah kemajuan usaha yang kami jalani untuk dipasarkan adalah salah satunya untuk meningkatkan harga jual pasar. Hal ini sangat penting bagi usaha kami. Terkadang kami jualan melalui internet dan melepas di setiap pedagang-pedagang dan adapun kami masukkan ke hotel tergantung dari permintaan konsumen.98 Hal serupa dikatakan Haris dalam tanya jawab bahwa :“Bentuk promosi
kami bisa lakukan terkadang memasukkan barang di pedagang dan pasar
kadang juga kami jualan online, tapi agak sulit juga bagi kami dalam promosi
barang kami”.99
Melakukan penjualan bukanlah hal yang mudah dalam pemasaran dan
dalam hal menentukan promosi penjualan memiliki konsep tersendiri ketika
pengusaha ingin melihat usahanya berjalan dengan baik dan tentu pengusaha
butuh dana yang maksimum untuk menentukan promosi penjualan, bagitupula
98 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 99 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
untuk mencari dan menentukan konsumen yang menjadi pelanggan setia
usaha.
C. Kendala atau hambatan dari Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha
Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM
Disisi kesuksesan yang telah di raih oleh setiap usaha dan berjalan dengan
baik dan tepat sasaran namun mesti akan menemukan titik berat dalam
pelaksanaannya yaitu kendala atau hambatan dalam usaha. Seperti halnya
yang dialami oleh para pengusaha gula aren ini. Dengan demikian, topik ini
sesuai dengan yang diungkapkan H. Mustaan (ketua anggota usaha gula aren)
bahwa :
Kalau masalah kendala memang banyak sekali dalam usaha yang kami temukan diantaranya tenaga kerja yang mumpuni, laporan keuangan tidak terkendali, sulitnya menetapkan harga jual, mencari nilai tambahan dan harga pasaran yang sesuai dengan permintaan konsumen/pasar. Selain ini, daya tahan produk yang belum memenuhi standar kebutuhan pasar modern dan disamping kendala tersebut alat-alat modern untuk pembuatan gula aren masih menggunakan alat tradisional ini juga menjadi kendala kami.100 Kemudian Haris menjelaskan dengan hal serupa mengenai masalah
tersebut bahwa : Kami terkadang kualahan dengan adanya kendala dalam usaha kami, akan tetapi kami selalu berusaha dan bersabar untuk meneruskannya, karena disamping kendala tersebut pasti ada hikmah dibelakang kendala yang kami alami saat ini. Dan kendalanya yang paling kami rasakan untuk saat ini yaitu kendala dalam meningkatkan penjualan dan menarik minat pembeli.101
100 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 101 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
Salah satu penghambat yang sering kali ditemukan dalam pengelolaan
usaha yaitu kurangnya edukasi dalam pengelolaan dan sulitnya mencari
pelanggan setia untuk tetap memilih produk yang dimiliki oleh perusahaan
tersebut. Dengan demikian, perlu adanya evaluasi dan edukasi yang komplit
untuk memenuhi standar dalam pengelolaan dan penjualan dan tujuannya agar
setiap produk yang dikeluarkan sesuai dengan minat konsumen dan mampu
memberikan kepuasan konsumen dalam membeli produk pada usaha tersebut.
Begitupula untuk menyingkapi masalah yang dihadapi dalam penerapan
strategi pengelolaan usaha. Masalah yang ada dalam usaha bukan untuk
melemahkan seorang pengusaha akan tetapi pengusaha harus mampu
mengambil sebuah pelajaran dalam hal tersebut, jika gagal dengan masalah
yang dihadapi maka perlu menggali dan bangkit kembali. Seperti halnya yang
dihadapi oleh para pengusaha gula aren tersebut.
Seiring dengan pemaparan diatas ketua anggota usaha gula aren
mengatakan bahwa :
Masalah yang datang dalam usaha itu hal biasa bagi kami, karena itu semua tidak mungkin kami bebas dari masalah yang ada dan karena lagu usaha yang kami jalani ini sudah dibilang cukup lama, jadi kami sudah biasa dengan masalah yang ada, dan terus berusaha mencari jalan terbaik buat usaha kami.102 Dan hal senada dikatakan oleh Haris yaitu :
Kalau tentang masalah dalam usaha itu tetap ada sebenarnya, namun kami sebagai pengusaha harus terus berusaha sesuai kemampuan kami dan karena hal ini juga kami selaku pengusaha gula aren baik pengelolaan dan penjualannya bisa memiliki hasil yang baik bagi kami.103
102 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 103 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
Dikatakan juga oleh bapak Mahin dengan ungkapan yang sama bahwa:
Iyah, selama ini yang biasa masalah saya terima dari usaha sih, seperti
halnya belum adanya dari pihak pemerintah kasih kami alat yang khusus
untuk pembuatan gula kek biar paruh waktu yang kita gunakan bisa cepat
tersaji tidak menunggu lama-lama dalam pembuatan. Ini adalah salah satu
masalah yang sering saya temukan, dan ini kan berhubungan dengan
pengelolaan kita agak menjadi lama begitu.104
Menyingkapi sebuah masalah pada usaha merupakan hal yang sangat
wajar keberadaannya, jikalau usaha tersebut tanpa ada masalah tentu itu sulit
untuk dipercaya. Terkadang dari masalah yang ada dalam usaha bisa membuat
seorang pengusaha menjadi kuat untuk bangkit lagi dan namun sebaliknya
gulung tikar karena tidak mampu menerima masalah yang menimpa usahanya.
Oleh karena itu, seorang pengelola atau manajer harus mampu menerima
masalah terhadap usaha yang dijalani serta mampu menganalisis dari setiap
masalah yang ada dalam usaha tersebut.
Sedangkan untuk kesulitan dalam menetapkan harga jual produk
merupakan sebuah tugas awal bagi pengusaha yang usahanya dikala
beroperasi untuk memperbaiki setiap kesulitan dalam penetapan harga harga
jual. Hal utama yang menjadi tujuan dalam penetapan harga jual yaitu mampu
meningkatkan dan mempertahankan persepsi konsumen terhadap keseluruhan
bauran produk yang ditawarkan oleh perusahaan.105
104 Bapak Mahin (Selaku Anggota), Wawancara, Kekait, 15 Agustus 2020. 105 Verina H. Secapramana, “Model Dalam Strategi Penetapan Harga”, Unitas,Vol. 9,
No.1, September 2000-Pebruari 2001, h. 34.
Seperti halnya yang telah diungkapkan oleh H. Mustaan selaku ketua
anggota usaha gula aren bahwa :
Kami selaku penjual tentu ingin melihat hasil penjualan memiliki nilai yang tinggi namun karena usaha yang kami geluti ini belum terlalu luas diketahui oleh pasar ataupun konsumen luas, jadi mengenai penetapan harga jual masih bergantung dengan keadaan ekonomi konsumen, kalau menjual terlalu mahal tentu mereka tidak mau membeli produk kami. Karena hal utama yang masih kami fikirkan tidak memberatkan pihak pembeli dan tugas kami selaku penjual memberikan kepuasan terhadap konsumen.106 Hal ini telah dikatakan senada yang diungkapkan oleh Haris yaitu :
Sulit memang kalau kami memberikan harga yang agak mahal kepada pembeli, karena takutnya nanti pembeli tidak membeli produk kami dan dalam penetapan harga kami hanya bisa bergantung terhadap permintaan pasar dan para pembeli saja, kalau sampai kami menjualnya dengan harga mahal tentu tidak laku jadi sewajarnya saja.107 Tingkat harga yang ditetapkan mempengaruhi kuantitas dan kualitas
barang yang dijual. Sementara itu dari sudut pandang konsumen bahwa harga
seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut
dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang. Dengan
demikian, pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen
meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam
penentuan nilai suatu produk konsumen membandingkan kemampuan suatu
barang dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang itu
sendiri.108
Adapun untuk keberlangsungan usaha yang dijalani tentu memiliki
laporan pencatatan keuangan atau pembukuan terkait modal, produksi dan
106 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 107 Haris (Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 108 Ibid., h. 32.
penjualan karena hal demikian akan menjadi salah satu tolak ukur di dalam
usaha yang dijalani, namun banyak sekali yang mengatur hal tersebut dengan
biasa saja tanpa harus terikat dengan masalah pembukuan keuangan.
Seperti halnya dikatakan oleh ketua anggota usaha gula aren yaitu :
Memang dulu kami memiliki pembukuan terkait modal, produksi dan penjualan tersebut tapi karena menurut kami hal ini membuat kami sulit mengatur itu semua, kalau sudah bisa mencukupi atau menutupi biaya dari pembuatan dan pengoprasian usaha kami itu sudah cukup bagi kami.109 Sehubungan dengan penjelasan diatas Haris menambahkan dengan
ungkapan serupa yaitu :
Kalau mengenai hal pencatatan uang dari hasil keuntungan kami, kami tidak mencatat untuk saat sekarang ini tapi dulu kami sering mencatat tapi karena keuntungan kami terkadang turun maka kami tidak mencatat hal tersebut, hanya menggunakan perkiraan saja.110 Dikatakan oleh H. Sabri dengan ungkapan yang serupa bahwa:
Mmm masalah pencatatan uang, saya karena orang tidak berpendidikan hanya bisa usaha saja, biasanya kalau masalah pencatatan itu H. Mustaan sering menggunakan begitu tapi sekarang saya belum tahu apakah masih dia atau mungkin dia mencatat lagi, karena kan pencatatan itu butuh penulisan dengan angka, saya dengan hitung-hitungan saja sangat sulit, hehe.111 Sedangkan untuk pendapatan yang diperoleh para pengusaha, tergantung
terhadap konsumen yang membeli produk usahanya sehingga dengan
pendapatan tersebut tentu bisa menutupi setiap kali dalam produksi.
Seperti halnya disebutkan oleh H. Mustaan (ketua anggota usaha gula
aren) menyatakan bahwa :
109 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 110 Haris ( Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 111 H. Sabri (Selaku Anggota), Wawancara, 15 Agustus 2020.
Hasil pendapatan kami sangat bergantung atas jumlah pembeli, jika pembelian lebih banyak maka perusahaan kami bisa membuka peluang besar keuntungan kepada kami. Untuk omset yang sebenarnya sebelum menerapkan strategi pengelolaan itu kurang lebih 5 juta pertahun akan tetapi setelah menerapkan strategi pengelolaan yang baik kami bisa mencapai terkadang diangka 10 juta pertahun pokoknya tergantung dari pemesan pasar dan pembeli. Kami hanya bisa mengira saja tapi karena usaha gula aren ini sudah lama berdiri maka bisa kami baca pendapatan kami karena terbiasa sekalipun itu diluar dugaan kami.112 Kemudian Haris menambahkan hal tersebut dengan ungkapan yang
sedikit berbeda namun disini dijelaskan lebih detail akan tetapi hasilnya sama
yaitu :
Kami mendapatkan penjualan itu tergantung yang mesan terkadang. Dan kami memiliki berbagai macam bentuk produk tersebut ada gula semut dan gula briket dengan harga yang beda kalau gula yang belum diolah menjadi gula briket dan semut itu masih murah kisaran harga Rp 15.000-30.000 per buah, tapi setelah dijadikan menjadi gula briket kami bandrol dengan harga Rp 100.000-150.000-. per kg dan untuk gula semut Rp100.000-200.000 per kg.113 Jika dilihat dari nilai pendapatan dari ketahun sesudah menerapkan
strategi pengelolaan usaha gula aren menjelaskan bahwa bentuk strategi
pengelolaan yang digunakan masih dikatakan cukup baik dan usaha tersebut
mampu menutupi setiap kali produksi dari hasil gula aren tersebut.
Jadi berdasarkan hasil pemaparan data-data diatas maka strategi
pengelolaan dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM dapat
dijelaskan bahwa perjalanan usaha yang ditempuh oleh setiap pengusaha
bukan hal yang mudah, namun disisi kesusahan mereka mendirikan suatu
usaha akan memiliki dampak positif juga terhadap kesabaran dan usaha yang
112 H. Mustaan (Ketua Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020. 113 Bapak Haris ( Anggota Usaha Gula Aren), Wawancara, Kekait, 28 Juni 2020.
dimiliki sehingga banyak usaha yang melemah pada satu titik dan tidak bisa
beroperasi kembali karena dengan berbagai alasan akan tetapi seorang
pengusaha bukan memiliki sifat seperti hal itu.
Begitupula yang telah dialami oleh pengusaha usaha gula aren tersebut
dengan menerapkan strategi pengelolaan, menjaga ketersediaan bahan baku,
meningkatkan kualitas dan kuantitas barang, menentukan promosi dan
menentukan harga jual yang ada harus dimiliki setiap pengusaha, sehingga
usahanya bisa berkembang dengan baik. Strategi pengelolaan yang
digunakannya menurut penulis adalah cukup baik untuk dikembangkan dan
mampu dijadikan sebuah pelajaran berharga dalam menerapkan strategi yang
digunakan.
Dari strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dalam meningkatkan
harga jual produk dan para pengusaha gula aren dapat dikatakan berhasil dan
mampu meningkatkan harga jual produk, dan dengan menggunakan strategi
yang telah diterapkan dalam usaha gula aren tersebut. Diantaranya strategi
yang dilakukan untuk pengelolaan yaitu :
a. Strategi produk
Strategi produk yang diterapkan oleh pengusaha gula aren sangat efektif,
sehingga membuat produknya menjadi laku dipasaran dan para konsumen
merasa puas dengan produk yang dibeli oleh konsumen.
b. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang wajib ada dalam usaha. Guna
untuk meningkatkan harga jual produk serta dapat memberikan nilai
tambahan penjualan.
c. Strategi promosi
Strategi promosi yang telah diterapkan oleh para pengusaha gula aren baik
melalui pasar dan media, dapat meningkatkan harga jual. Dengan strategi
promosi tersebut perkembangan usaha gula aren dapat memberikan peluang
besar untuk memasukkan produk.
Dengan keberhasilan usaha gula aren yang telah diterapkan dalam
strategi yang digunakan pengelolaan dapat memberikan nilai positif untuk
meningkatkan harga jual produk. Dengan demikian, strategi dalam
pengelolaan untuk meningkatkan harga jual dapat menutupi biaya produksi
dan menambah mutu produk semakin membaik bagi perusahaan.
Menjaga kualitas dan kuantitas barang untuk dijadikan sebuah
keunggulan usaha termasuk dalam kategori menjaga nama baik perusahaan
tersebut, dan dari keunggulan itu akan menumbuhkan bagaimana cara
menentukan promosi barang dan menentukan harga jual produk, sehingga
suatu usaha layak untuk dijadikan sebagai referensi bagi usaha lainnya.
Kendala-kendala yang ada dan kesulitan penetapan harga jual dalam
perusahaan tersebut tentu suatu hal yang sangat sulit bagi usaha untuk
dihindari, karena hal itu termasuk masalah yang wajar dan penetapan harga
serta sulitnya mendapatkan nilai tambahan penjualan seperti yang telah
dikatakan dalam hasil wawancara. Diantara kendala-kendala tersebut yaitu
sulitnya menerapkan menentukan harga jual, meningkatkan harga jual dan
sulitnya mendapatkan nilai tambahan. Dan dari kesekian kendala yang ada
masih menjadi indikator dalam kehati-hatian mengambil keputusan
sebelum menerapkan sistem yang ada dalam usaha tersebut.
75
BAB III
PEMBAHASAN
A. Strategi Pengelolaan Usaha Gula Aren Dalam Meningkatkan Harga Jual
Produksi UMKM di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari
Lajunya pertumbuhan ekonomi masyarakat akan sangat bergantung atas
nilai usaha yang dilakukan, baik dengan melestarikan hasil usaha sendiri
maupun secara bermasyarakat. Dengan hal ini akan membuat seorang
usahawan di dalam sebuah lingkungan usaha akan memiliki inovasi dan
kreatif baru untuk bisa menampilkan hasil-hasil karya mereka.
Begitu pula dengan adanya potensi pengelolaan usaha gula aren tersebut
dan mampu untuk memanfaatkan dari setiap langkah dalam memajukan
potensi lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Setiap pengusaha
memiliki cara tersendiri untuk berkreatif dan berinovatif untuk
mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam usahanya serta mampu
menjadi sorotan bagi usaha lainnya.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana strategi
pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi
UMKM, karena strategi merupakan suatu plean tools atau alat perencanaan
dalam mengembangkan kerangka jalannya kesuksesan sebuah usaha untuk
mencapai tujuan.114 Sedangkan pengelolaan menurut Irawan dalam Basu
Swasta dan Irawan mendefinisikan pengelolaan sama dengan manajemen
114Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana……, h. 12.
76
adalah penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan usaha manusia untuk
memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu
tujuan.115
Hal ini sesuai dengan pernyataan G.R. Terry tujuan adalah hasil yang di
inginkan yang melukiskan skop yang jelas, serta memberikan arah kepada
usaha-usaha seorang pelaku usaha.116 Usaha yang di inginkan selalu
ditetapkan dalam suatu rencana (plan), karena itu hendaknya tujuan ditetapkan
jelas, realistis, dan cukup menantang. Maka usaha-usaha untuk mencapainya
cukup besar sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah, maka motivasi
untuk mencapainya rendah pula.
Pengusaha gula aren menerapkan strategi pengelolaan sendiri dengan
baik, dan mampu memberikan nilai positif dimata para konsumen dan
kebanyakan masyarakat menilai bahwa penjualan gula aren dengan strategi
pengelolaan yang baik akan membuat kemajuan dalam Desa dan mampu
menciptakan kreatif serta inovatif baru yang akan dikembangkan untuk
kedepannya.
Dalam penerapannya strategi yang akan digunakan dalam pengelolaan
yang dilakukan oleh pengusaha gula aren untuk meningkatkan harga jual
produk merupakan suatu edukasi yang tidak mudah untuk diterapkan dalam
setiap usaha yang akan dijalani. Adapun jenis-jenis strategi yang diterapkan
oleh pengusaha gula aren sebagai berikut:
115Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran….., h. 5 116 Melsafu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, pengertian dan masalah, (Jakarta, : Bumi
Aksara, 2005), h. 17.
77
1. Strategi produksi, merupakan menetapkan hal-hal yang menjadi produk
unggulan, produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan kompetensi
pokok yang dimiliki.
2. Strategi pemasaran, merupakan menetapkan pasar yang akan digarap,
kondisi pasar yang diinginkan, dan sebagainya.
3. Strategi promosi, merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi, yaitu
promosi yang hendak diluncurkan, media yang akan digunakan untuk
promosi, dan sebagainya.117
4. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang paling
penting dan mencangkup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM yang
tepat dan berkompeten pada bidang yang tepat sangat diperlukan.
5. Strategi fungsional lainnya berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,
konsultan, agen dan sebagainya dengan memerhatikan transparansi,
kejujuran, dan keterbukaan. Strategi fungsional ini memfokuskan pada
kegiatan fungsional perusahaan yang mengacu pada isu-isu seperti struktur
modal yang diinginkan perusahaan, kebijakan investasi, kebijakan utang,
dan manajemen modal kerja.118
Dalam semua dari segi jenis strategi dalam pengelolaan yang
digunakan oleh pengusaha gula aren akan membantu meningkatkan harga
jual produksi sehingga dengan penerapan strategi yang digunakan akan
memiliki dampak positif bagi perusahaan. Dengan demikian, upaya yang
117 Rachmat, Manajemen Strategik…….., h. 54. 118 Ibid.,
78
akan dijadikan sebagai pedoman keberlangsungan usaha akan sangat nyata
dikala usaha tersebut mendapatkan kesuksesan dalam penerapnnya.
Kualitas dan kuantitas produk gula aren cukup menjadi tugas utama
bagi pengusaha gula aren dengan tujuannya mampu memberikan produk
terbaik dan mampu menjadikan para pengusaha semangat atas kualitas
produk yang dibuat dan bisa membuat pengusaha gula aren bertahan atas
dukungan masyarakat dengan selalu meningkatkan mutu produk gula aren.
Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas barang ketika
menerapkan strategi yang dipakai oleh pengusaha gula aren untuk
meningkatkan harga jual produk merupakan salah satu bentuk kualitas
produk yang bergantung dari pengendalian sistem produksinya, oleh karena
itulah diperlukan pengawasan proses produksi yang ketat demi
menghasilkan produk yang berkualitas.
Proses produksi yang dilakukan perusahaan tersebut termasuk dalam
kategori proses produksi terus menerus (continuous process), karena dalam
kegiatan proses produksinya cukup jelas, dan berurutan antara proses yang
satu dengan proses yang lainnya. Sehingga hasil dari produksi yang
dihasilkan memiliki nilai yang menguntungkan dalam peningkatan harga
jual produk.119
Seperti yang telah dikatakan oleh para pengusaha gula aren sangat
memiliki dampak baik untuk keberlangsungan hidup pemasaran. Pengusaha
119 Rumanintya Lisaria Putri, “Peningkatan Kualitas Produk Melalui Penerapan Prosedur
dan Sistem Produksi”, WRA, Vol. 4, No. 2, Oktober 2016, h. 813.
79
gula aren sangat mengutamakan kemajuan dengan apa adanya dalam usaha
tersebut, dan lebih mementingkan kebutuhan dan tidak menyulitkan para
konsumen untuk membeli produk gula aren.
Dalam teorinya strategi penetapan harga jual produk sangat dominan
untuk diterapkan dalam sebuah usaha. Dan dalam penetapan harga jual,
seorang manajer harus mengukur potensi dampak sebelum menetapkan
harga jual, maka ada dua alat utama yang sering dibandingkan dan
digunakan usaha120 yaitu:
1. Penetapan harga jual berorientasi biaya yaitu para manajer menghitung
biaya untuk menyediakan bagi pembelanjaan (sewa, upah dan biaya
produksi). Ketika mereka menjumlahkan biaya-biaya dan menambahkan
angka untuk meraih laba dan dapat menghasilkan mark up.
2. Analisis titik impas yaitu para manajer menaksir biaya total versus
pendapatan untuk berbagai volume penjualan. Analisis ini menunjukkan
pada harga jual tertentu, kemungkinan hasil keuangan jumlah rugi atau
laba untuk setiap volume penjualan.
Strategi penetapan harga jual produk memerlukan berbagai
pertimbangan yang terintegrasi melalui biaya produksi dan biaya
operasional. Karena itu, penentuan harga jual produk haruslah
merupakan kebijakan yang harus benar-benar dipertimbangan secara
matang dan terintegrasi. Kebijakan harga yang dipilih perusahaan akan
120 Ricky W. Griffin, Bisnis, Ed. 8, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 329.
80
berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan perusahaan untuk
mencapai tujuannya.121
Selain adanya strategi penetapan harga jual produksi gula aren
yang digunakan maka akan menumbuhkan suatu peningkatan
keunggulan dalam produk yang akan dipasarkan, mutu produk
bergantung pada jumlah laba yang didapatkan oleh sebuah usaha,
sehingga usaha dikala produk memiliki keunggulan yang stabil maka
nilai mutu produk menjadi baik dimata konsumen dan mampu
memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
Untuk menentukan promosi di dalam penjualan produk gula aren
yang akan membawa usaha menuju yang lebih baik tentu bukan hal yang
mudah, maka perlu adanya usaha yang maksimal untuk menarik minat
konsumen dan setiap usaha harus mampu memberikan kepuasan
terhadap konsumen. Dengan demikian, konsumen yang merasa puas
terhadap barang dipasarkan maka pelanggan tersebut bisa menjadi
pelanggan setia bagi perusahaan.
Usaha gula aren yang digunakan untuk menentukan promosi bisa
dikatakan berhasil baik dalam mencari minat konsumen melalui berbagai
jalur yaitu pasar-pasar tradisional dan media sosial, walaupun hasil dari
penjualannya belum maksimal namun mampu menutup biaya sekali
121 Rudianto, Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Manajemen, (Jakarta:
Grasindo, 2013), h. 231.
81
produksi gula aren dan hal ini membuktikan penentuan promosi bisa
diterapkan dengan baik.
Menentukan promosi penjualan layak diterapkan dalam usaha dan
tujuannya mendapatkan kenaikan penjualan, mendapatkan pelanggan
baru dan menjaga kesetiaan pelanggan bahkan membantu mengubah
tingkah laku dan pendapatan konsumen. Adapun langkah-langkah dalam
menentukan promosi yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan promosi
Dengan menentukan tujuan promosi maka akan membuat aktivitas
promosi dapat berjalan dengan efisien.
b. Menentukan target pasar
Tentukan segmentasi yang lebih spesifik untuk menghadapi prilaku
konsumen yang bermacam-macam. Langkah ini akan sangat penting
untuk menghadapi persaingan. Dengan mengetahui target pasar secara
jelas dan spesifik maka usaha tersebut dapat membuat daftar anggaran
promosi yang dihasilkan.122
c. Menentukan alat promosi
Alat yang digunakan untuk melancarkan promosi harus ditentukan
denga tepat agar usaha yang dijalani bisa menghasilkan nilai yang
menguntungkan.
122 Ricky W. Griffin, Bisnis……., h. 330.
82
d. Pengukuran efektivitas promosi
Tingkat keberhasilan belum tentu diketahui oleh sebagian usaha,
sehingga usaha yang dijalani terkadang melemah. Padahal dengan
adanya pengukuran kerja promosi sangat berpengaruh atas
pendapatan usaha, maka perlu diterapkan langkah tersebut.123
Semua langkah-langkah tersebut harus bisa digunakan dalam
usaha, agar usaha itu bisa berkembang dengan baik, kebanyakan
usaha hanya berjalan sesuai dengan langkahnya sendiri karena
seorang manajer belum mampu menganalisis usaha yang dijalani
sehingga usahanya tersebut menjadi lemah ditengah jalan tanpa
adanya perbaikan dengan langkah-langkah yang baik bagi usahanya
tersebut.
Begitupula untuk menentukan kepuasan konsumen sangat
dibutuhkan dalam pemasaran. Memuaskan kebutuhan pelanggan
adalah keinginan setiap produsen dengan menyediakan barang yang
bermutu. Selain menjadi faktor penting bagi keberlangsungan hidup
usaha tersebut, memuaskan kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan
keunggulan dalam persaingan.
Pelanggan yang merasa puas terhadap produk pelayanan
cenderung untuk membeli kembali dan mengajak calon pelanggan
123 Ibid., h. 331.
83
baru untuk menggunakan barang. Untuk dapat memuaskan pelanggan,
pihak penyedia layanan barang dapat dilakukan tahapan kiat124 yaitu:
a. Mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu dengan cara
melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Mampu menganalisis kebutuhan pelanggan dengan
bijak yang sesuai dengan permintaan konsumen.
b. Mengetahui proses pengambilan keputusan dalam membeli.
Dengan mengetahui tipe pengambilan keputusan pelanggan dalam
memilih dan memberi kepuasan terhadap konsumen.
c. Membangun kesadaran akan pentingnya kepuasan konsumen.
Membangun kesadaran harus diimplementasikan dalam tindakan
nyata bahwa semua unit/bagian yang ada dalam usaha harus
bertanggung jawab untuk memuaskan pelanggan.125
Dari tahapan diatas pihak pengusaha gula aren akan mampu
memberikan kesadaran terhadap kualitas produk yang dimiliki oleh
para pengusaha gula aren, sehingga para konsumen selalu tertarik
atas produk yang dibuat. Mutu produk memberikan kepuasan yang
kuat dan mampu bertahan selama produk tersebut memiliki
kualitas dan kuantitas yang baik dan tahan lama.
Menentukan kepuasan konsumen merupakan sebuah
tanggung jawab besar bagi setiap usaha, mampu mengidentifikasi
124 A. Usmara, Strategi Baru Manajemen Pemasaran, (Jogyakarta: Amara Books, 2003),
h. 124. 125 Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Yogyakarta: Ekonosia, 2001),
h. 94.
84
keinginan dan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian, usaha
yang didirikan akan memiliki dampak positif serta mampu
mengandalkan kualitas produk yang ada dalam perusahaan
tersebut.
B. Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan Strategi Pengelolaan Usaha
Gula Aren di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari
Dalam menjalankan sebuah usaha tentu tidaklah mudah untuk dijalani
hanya berbekal atau bermodal pemikiran saja namun butuh dalam hal
material/modal untuk menunjang usaha yang akan dijalani. Banyaknya
pengusaha yang sukses dalam menjalani usahanya namun banyaknya pula
pengusaha gagal dalam menjalani usahanya. Oleh karena itu, setiap pengusaha
harus memiliki potensi yang kuat dan mempunyai keahlian dalam setiap
bidang yang akan diterapkan dalam usaha, kegunaanya untuk menjaga dan
menganalisis setiap hambatan atau kendala yang akan dihadapi oleh usahanya.
Begitupula dengan masalah yang dihadapi oleh pengusaha gula aren yaitu
mengenai kendala/hambatan dalam usaha yang harus membuat pengusaha
semakin gencar dalam menghadapi kendala yang ada dalam usaha seperti
halnya kendala untuk kekurangan alat teknologi, kesulitan dalam menetapkan
harga jual, mencari nilai tambahan dan daya tahan produk yang belum
memenuhi kebutuhan pasar-pasar modern.
Kendala dalam menetapkan harga jual pasar merupakan sebuah rintangan
yang mesti dihadapi oleh seorang pengusaha, jika kurang pandai didalam
85
memasarkan produk maka barang yang diproduksi belum bisa memenuhi
standar dalam penjualan. Oleh karena itu, jika mengadakan ekspansi atas
produk yang dihasilkan dengan cara meningkatkan kualitas produk dan bisa
melayani dari keluhan setiap konsumen.126
Dan apabila keadaan organisasi lemah dengan kendala yang ada, namun
peluangnya di masa mendatang masih baik, sehingga melalui berbagai upaya
penajaman program, optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya,
peningkatan manajemen, dan perbaikan sarana, peluang tersebut dapat
dimanfaatkan untuk memperbaiki posisinya.127
Begitupula seperti halnya yang dialami pengusaha gula aren, mereka
selalu melakukan perbaikan sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar
untuk meningkatkan harga jual produk dan mampu memberikan terbaik bagi
produk dan dapat meningkatkan harga jual serta nilai tambah dalam penjualan
mamapu dioptimalkan dengan baik.
Menciptakan hal yang baru terhadap produk usaha akan sangat baik
keberadaanya karena ini akan mampu meredam adanya kendala yang ada,
tujuannya agar konsumen tidak fokus terhadap satu barang saja, sehingga
sangat penting untuk stabilitas barang yang baik dengan cara menambah
pangsa pasar, meningkatkan jumlah produk dan operasional usaha dan
126 Sri Hidajati Ramdani dan Firman Supriyat, “Analisis Faktor Eksternal dan Internal
Untuk Menentukan Strategi Pemasaran pada CV. Certowin Multi Trading Indonesia”, JIMAFE, Vol. 1, September 2014, h. 53.
127 Ibid.,
86
meningkatkan manajemen/pengelolaan perusahaan dengan lebih teratur dan
efektif.128
Usaha yang berjalan sangat bergantung atas strategi yang digunakan
untuk kemajuan usaha dan mampu meredam hambatan yang akan menimpa
perusahaan tersebut, maka perlu dengan adanya melakukan penelitian di setiap
pengeluaran dan kemasukkan dana ataupun produk ke dalam usaha tersebut.
Dengan demikian, angka kendala yang dihadapi bisa berkurang dan usaha
yang dijalani dapat berjalan sesuai dengan arahan pemilik usaha itu sendiri.
Apabila organisasi memiliki kekuatan yang baik, namun lini usahanya
terancam, sehingga harus mencari peluang-peluang untuk mempertahankan
usaha yang dimilikinya dan untuk menurunkan angka dari hambatan yang ada
dalam usaha tersebut maka perlu mengkaji kembali analisis usaha yang
dijalani dengan baik dan mampu meningkatkan pengelolaan yang lebih
baik.129
Kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha gula aren dalam menetapkan
harga jual merupakan tugas yang harus dianalisis dengan baik dan selalu
menerapkan kepuasan konsumen dan menciptakan kualitas dan kuantitas
produk secara terus menerus, agar produk yang dibuat mampu
mempertahankan mutu produk dan menuju yang lebih baik.
Kesulitan di dalam menetapkan harga jual akan menjadi perhatian atas
perkembangan sebuah usaha jika dilihat dari permintaan konsumen. Dalam
128 Ibid., 129 Lantif Diat Prasojo, Manajemen Startegi, (Yogyakarta: UNY Press, 2018), h. 58.
87
teorinya menjelaskan bahwa menetapkan harga jual produk dalam pasar harus
memiliki peran dan tujuan yang jelas, agar setiap menentukan harga jual
sesuai dengan tujuan dan dalam teori ini harus mampu diterapkan dengan baik
yang sesuai dengan standar menentukan harga jual.130
Mengidentifikasi kesulitan dalam menetapkan harga jual produk gula
aren harus sesuai dengan kemampuan usaha tersebut, jika dipaksakan hal itu
maka akan membuat dalam penetapan harga jual menjadi kaku dan tidak bisa
terjadi, karena hal ini bergantung atas dasar kemampuan pembeli dan
penilaian konsumen. Dan jika para konsumen merasa puas akan produk
tersebut maka bisa diterapkan penetapan harga jual dan selalu meningkatkan
mutu dari produk.
Hambatan dan kesuksesan usaha merupakan suatu hal tidak bisa lepas
dari setiap usaha, hanya tugas utama usaha tersebut harus mampu
menganalisis dengan baik dan teratur yang sesuai dengan pedoman yang
diterapkan dalam usahanya sehingga seorang pengusaha harus benar dan
pintar dalam memanfaatkan potensi yang ada dalam dirinya serta mampu
memimpin usahanya menuju yang lebih baik agar setiap kendala/hambatan
yang dihadapi bisa berprinsip untuk mengurangi masalah yang ada dalam
perusahaan.
130 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management, Thirteenth Edition, Ed.
13, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 121.
89
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dan kesimpulan pada bab sebelumnya
mengenai strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual
produksi UMKM di Desa Kekait dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Strategi yang dilakukan untuk pengelolaan dalam meningkatkan harga jual
produk dan para pengusaha gula aren dapat dikatakan berhasil dan mampu
meningkatkan harga jual produk, dan dengan menggunakan strategi yang
telah diterapkan dalam usaha gula aren tersebut. Diantaranya strategi yang
sudah diterapkan dan terkendali untuk pengelolaan usaha gula aren dalam
meningkatkan harga jual produk yaitu :
a. Strategi produk
Strategi produk yang diterapkan oleh pengusaha gula aren sangat efektif,
sehingga membuat produknya menjadi laku dipasaran dan para
konsumen merasa puas dengan produk yang dibeli oleh konsumen.
b. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal yang wajib ada dalam usaha. Guna
untuk meningkatkan harga jual produk serta dapat memberikan nilai
tambahan penjualan.
c. Strategi promosi
90
Strategi promosi yang telah diterapkan oleh para pengusaha gula aren
baik melalui pasar dan media, dapat meningkatkan harga jual. Dengan
strategi promosi tersebut perkembangan usaha gula aren dapat
memberikan peluang besar untuk memasukkan produk.
Dan dari semua strategi yang digunakan dalam pengelolaan guna
untuk meningkatkan harga jual produk bisa berjalan efektif dan efisien.
Pengendalian serta perencanaan yang telah diatur oleh pelaku usaha
gulaa aren dapat dijadikan sebagai potensi dan inovasi yang pantas
dijadikan sebagai edukasi bagi usaha lainnya.
2. Kendala-kendala dalam pelaksanaan strategi pengelolaan usaha gula aren
di Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari menjadi salah satu indikator utama
atau sebagai tugas utama sebagai seorang pengusaha untuk bisa
mengurangi efektifitas kendala atau hambatan yang akan dihadapi dalam
usaha harus mampu menganalisis setiap kendala yang akan nantinya
menekan tumbuhnya sebuah usaha seperti halnya menyikapi masalah,
kesulitan dalam menetapkan harga jual, memiliki laporan keuangan dan
usaha yang dijalani harus bisa menutupi biaya dalam satu priode produksi.
Hal ini harus bisa dijaga dan dianalisis dengan baik supaya usaha yang di
dirikan bisa memberikan efek positif baik internal dan eksternal pada usaha
tersebut.
B. Saran
Edukasi dan saran bagi pengusaha gula aren yaitu selalu melakukan dan
menerapkan strategi pengelolaan yang lebih baik kedepannya dan selalu dapat
91
meningkatkan harga jual produksi UMKM walaupun banyaknya kendala yang
ada dalam usaha, karena setiap ada hambatan pasti akan membawa jawaban
positif bagi pengusaha gula aren. Selalu memberikan kualitas dan kuantitas
barang terbaik dengan semua produk yang ada dalam usaha tersebut agar
pembeli tidak merasa bosan dengan produk yang ada dan tidak lupa untuk
menjaga kepercayaan konsumen.
Adapun untuk laporan/pembukuan keuangan harus diterapkan karena hal
ini sangat penting bagi seorang pengusaha, dan tujuan dari pembukuan
keuangan seorang pengusaha bisa melihat sisi laba dan rugi usaha. Jika disisi
kerugian yang terus terjadi maka perlu adanya evaluasi terhadap usaha
tersebut dan jika keuntungan yang naik maka perlu adanya peningkatan lagi
baik kualitas dan kuantitas barang sehingga keuntungan tersebut bisa bertahan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Karim dan Adiwarman. Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: IIIT Indonesia, 2002.
Baiq Amalia Raudlatunnisa. “Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Aren di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”, dalam http://eprints.unram.ac.id/id/eprint/8197, Internet Blogsport, 2019.
Bahrur Rosyid. MANAJEMEN dan Aplikasinya dalam ORGANISASI, Mataram : IAIN Mataram, 2015.
Diah Tuhfat Yoshida, Arsitektur Strategik: Sebuah Solusi Meraih Kemenangan dalam Dunia yang Senantiasa Berubah, Jakarta: PT Elex Komputindo Kelompok Gramedia, 2004.
Departemen Agama RI, Al-Qura,an dan Terjemahan, Jakarta: CV. Pustaka Agung Harapan, 2006.
Didin Hafinuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2003.
Djati Julitriarsa dkk, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, Yogyakarta: BPFE, 1998.
Djoko Mudjono, Buku Pintar Koperasi Simpan Pinjam,Yogyakarta :2012.
Husein Umar. Business An Introduction, cet. 2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Ismail. Pengantar Bisnis, Jakarta: Prenada Media, 2006.
Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2004
Jusmaliani. Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana, 2012.
Dendi Sugono. “Database Utama KBBI”, http://kbbi.web.id/kelola, Internet, 2019.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, cet. 8. Jakarta: Kencana, 2012.
Lantif Diat Prasojo, Manajemen Startegi, Yogyakarta: UNY Press, 2018.
93
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.
Malayu S.P. Hasibuan. MANAJEMEN: Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta : Bumi Aksara, 2017.
Melsafu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, pengertian dan masalah, Jakarta, : Bumi Aksara, 2005.
Muhammad. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: BPFE -Yogyakarta, 2004.
Mujahidin dan Akhmad. Ekonomi Islam, Jakarta: PT Raja Grafido Persada, 2007.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen Konep, Manfaat dan Rekayasa, Jakarta: Salemba 4, 2001.
Mughnifar Ilham. “Pengertian Strategi”, https://materibelajar.co.id/pengertian-strategi/, 2019.
Moeheriono. Perencanaan, Aplikasi dan Pengembangan. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bisnis dan Publik, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Nurul Zuriah, Metode Penelitian, Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Pewarta. “Warga Lombok Barat Kembangkan Desa Agrowisata Aren” dalam https://mataram.antaranews.com/berita/39305/warga-lombok- barat-kembangkan-desa-agrowisata-aren, diambil 5 oktober 2019, pukul 20.20, 2019.
Sadono Sukirno. et al. Pengantar Bisnis, cet. 3. Jakarta: Kencana, 2011.
Sarwono dan Jonathan, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
Swastha. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta: Liberty, 1998.
Suhardi Sigit. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: UST, 2000.
Sofian Assauri, Strategic Management : Sustainable Competitive Advantages, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.
Taufiqurokhman, Manajemen Strategik, Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2016.
Widiyono dan Mukhaer Pakkanna. Pengantar Bisnis, cet. 2. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.
95
2. Lampiran Daftar Pedoman Wawancara
1. Strategi pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM
96
a. Apa saja strategi yang dipakai dalam pengelolaan yang dilakukan Usaha Gula Aren untuk Meningkatkan Harga Jual Produksi UMKM?
b. Bagaimana strategi untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi Gula Aren ?
c. Apa saja strategi yang dipakai untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan tenaga kerja dalam meningkatkan harga jual produk?
d. Bagaimana cara UMKM untuk meningkatkan modal usaha? e. Bagaimana pengelolaan modal kerja yang diterapkan anda agar
seluruh aktivitas usaha dapat berjalan dengan lancar? f. Bagaimana strategi penetapan harga yang diterapkan untuk Usaha
Gula Aren yang dipasarkan? g. Apa saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan keunggulan
Usaha Gula Aren? h. Bagaimana cara anda untuk menentukan promosi penjualan produk? i. Bagaimana cara perusahaan mencari dan menentukan konsumen dan
pangsa pasar? 2. kendala-kendala dan dampak dari pelaksanaan strategi
pengelolaan usaha gula aren dalam meningkatkan harga jual produksi UMKM a. Apa saja kendala atau hambatan yang di hadapi dalam pengelolaan
usaha anda? b. Bagaimana cara menyikapi permasalahan yang dihadapi dalam
penerapan strategi pengelolaan usaha anda? c. Apakah ada kesulitan dalam menetapakan harga jual produk yang
anda produksi? d. Apakah pemilik usaha gula aren memiliki laporan pencatatan
keuangan atau pembukuan terkait modal, produksi dan penjualan? e. Apakah hasil penjualan selalu bisa menutupi biaya produksi rata-rata
yang digunakan dalam satu kali produksi gula aren? f. Apakah Strategi pengelolaan usaha gula aren dapat meningkatkan
harga jual produksi UMKM g. Berapakah omzet yang diperoleh pemilik usaha gula aren sebelum
dan setelah menerapkan strategi pengelolaan usaha gula aren?
3. Kartu Konsultasi
Top Related