Hukum pErdata Internasinal

21
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL OLEH: MIA KUSUMA FITRIANA,S.H.,M.Hum

Transcript of Hukum pErdata Internasinal

HUKUM PERDATA INTERNASIONALOLEH:MIA KUSUMA FITRIANA,S.H.,M.Hum

BAB IKAIDAH – KAIDAH HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Pengertian HPI

•HPI International Privat Law (Inggris) & Internationale Privat Rech (Belanda)

Hukum / kaedah / nilai2 / norma-norma / aturan yg ditetapkan / dirumuskan menjadi aturan2 yg berlaku & dilaksanakan pada suatu masyarakat utk menciptakan keadilan, ketertiban, & keamanan.

Perdata (Privat) hubungan hukum antar perorangan tanpa ada kepentingan Negara, pemerintah & kepentingan umum.

Internasional hubungan hokum yg dilakukan seseorang dgn orang lain yg melewati batas Negara (transnasional).

Terdapat unsur asing (Foreign Element)Hubungan hukum antar perorangan, dikatakan internasional karena ada hubungan hukum antara org yg 1 dengan org di Negara lain.

Ex: perkawinan yg berbeda KewarganegaraanYg bersifat public : hukumnya yg

internasional (berlaku utk semua). Yg bersifat privat : hubungan hokum antar

perorangan

SEJARAH HPI

Pada masa Romawi berkembang asas-asas HPI yang dilandasai asas territorial yang sampia sekarang masih dianggap sebagai asas HPI yang penting, yakni:

1.Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs)-hukum harus diberlakukan atas suatu benda adalah hukum dimana benda berada

atau terletak.

2.Asas Lex Loci Contractus - terhadap kontrak (yang bersifat HPI) adalah hukum dimana kontrak itu

dibuat atau ditandatangani.

3. Asas Lex Domicili-hukum yang mengatur hak dan kewajiban perorangan adalah hukum dimana

seseorang berkediaman tetap.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HPI DAN HUKUM INTERNASIONAL•Persamaan:-masing-masing mengaatur hubungan

atau persoalan yang melintas batas negara (Internasional)Perbedaan

HIObyek

Hubungan Publik

SubyekNegara

Sumber Hukum-Kebiasaan Internasional-General Principles of Law-Putusan-putusan Hakim dll.

Didalam Persitiwa/Hubungan Hukum tersebut terdapat unsur asing.

Terdapat unsur asing (Foreign Element)Hubungan hukum antar perorangan, dikatakan internasional karena ada hubungan hukum antara org yg satu dengan org di Negara lain.

Misalnya :1.Perkawinan yg berbeda KewarganegaraanYg bersifat public : hukumnya yg internasional (berlaku utk semua). Yg bersifat privat : hubungan hukum antar perorangan

2.Kontrak Ekspor Impor WNI dengan WNAYg bersifat public :hukumnya yg internasional (berlaku utk semua). Yg bersifat privat : hubungan hukum antar perorangan

MASALAH POKOK HPI

1. Hakim / Pengadilan mana yang berwenang menyelesaikan persoalan hukum yang mengandung unsur asing.

2. Hukum manakah yang harus diberlakukan untuk mengatur atau menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang mengandusng unsur asing.

3. Bilamana / sejauh mana suatu pengadilan harus memperhatikan dan mengakui putusan-putusan pengadilan asing.

•HPI :

1. Bagian dari system nasional Negara yg mengatur hubungan rakyatnya dgn rakyat Negara lain.

2. Hubungan hukumnya bersifat Transnasional

3. Masing2 negara memiliki HPI masing yg memiliki kedudukan sederajat dgn Negara lain.

BAB IITITIK – TITIK PERTALIAN DALAM HPIHPI melahirkan titik taut / titik pertalianTitik taut / titik pertalian yaitu faktor2/keadaan2/peristiwa2 yg menciptakan adanya hubungan perdata nasional.

Titik Pertalian Primer (Titik Taut Pembeda)•Titik taut / titik pertalian primer, yaitu;

Faktor-faktor/keadaan-keadaan/peristiwa-peristiwa yg dapat membedakan apakah suatu hubungan hukum yg dilakukan oleh seseorang dgn org lain adalah merupakan hub perdata internasional atau bukan hub. perdata internasional.

• Faktor2/keadaan2/peristiwa2 yg di maksud adalah :

1) Nasionalitas (kewarganegaraan) apabila yg melakukan hub itu memiliki kewarganegaraan yg berbeda. Berlaku pada Negara yg menganut system kewarganegaraan.

2) Bendera kapal karena mrupakan identitas suatu kapal. Dapat dikatakan juga Teritorialitas (menunjukkan wilayah hukum). Hokum yg digunakan adalah hokum yg berlaku di Negara pemilik bendera.

3) Domisili (tempat tinggal) berlaku bagi Negara yg menganut system hokum domisili. Pemberlakuannya di sesuaikan dgn dimana seseorang itu berdomisili tanpa memperhatikan WNnya atau WNA.

4) Residence (tempat kediaman ) 5) Kewarganegaraan Badan Hukum

6) Pilihan Hukum Intern

7) Tempat dilaksanakannya Perbuatan Hukum

Titik Pertalian Sekunder•Titik taut / titik pertalian sekunder faktor2/keadaan2/peristiwa2 yg dapat menentukan suatu ketentuan hukum yg diberlakukan atau akan di berlakukan dlm suatu peristiwa hub perdata internasional.

1) Choise of Law (pilihan hukum) para pihak memilih hukum tertentu utk di berlakukan berdasarkan kesepakan para pihak.

2) Lex Rae Sitae utk suatu benda, hokum yg berlaku adalah dimana letak benda tsb.

3) Lex Loci Actus (perbuatan) utk suatu perbuatan hukum, hukum yg berlaku adalah dimana perbuatan hukum dilakukan

4) Lex Loci Contractus (tempat di buatnya kontrak) utk perbuatan kontrak, hokum yg berlaku adalah dimana kontrak tersebut di sepakati

5) Lex Loci Commisi Delicti (perbuatan melawan hukum) dimana tempat perbuatan melanggar hukum itu dilakukan, hukum di tempat itulah yg berlaku.

6).Mobilia Sequntuuntur Personam (Kewarganegaraan atau Domisili pemilik benda bergerak)

7) Lex Loci Celebrationis (Tempat Diresmikannya Pernikahan)

8) Lex Patriae (Kewarganegaraan)

9) Lex Domicile (Domisili)

10) Kewarganegaraan Bendera atau Pesawat Udara

11) Tempat Kediaman

12) Tempat Keduddukan Badan Hukum

13) Lex Loci Solutionis (Tempat Dilaksanakannya Kontrak)

• Terhadap Titik Taut Penentu ini, didalam sitem hukum Indonesia terdapat 3 kaidah utama HPI yang diatur dalam Pasal 16, 17 dan 18 Algemene Bepalingen van Wetgeving voor Indonesia (AB).

• Berkaitan dengan Status Personal, menurut pasal 16 AB harus di atur menurut hukum kebangsaan atau kewarganegaraannya.

• Berkaitan dengan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak, menurut pasal 17 AB di atur menurut hukum negara tempat terletaknya benda tsb.

• Berkaitan dengan Perbuatan Hukum, menurut pasal 18 AB di atur menurut hukum tempat dilaksanakannya perbuatan hukum.

Hukum Acara dalam HPIDasar2 dlm penetapan Yurisdiksi Perkara Trans-Nasional :1) Titik taut Primer2) Titik taut SekunderSubstansi pokok yg dibicarakan dlm Yurisdiksi yaitu terkait dgn kewenangan / kompetensi suatu Pengadilan Negara tertentu atas pokok perkara.

Dgn demikian, pokok HPI yaitu :1. Hakim / Peradilan mana yg berwenang menyelesaikan perkara yg mengandung unsur asing.2. Hukum mana yg harus diberlakukan oleh hakim / pengadilan dlm menyelesaikan perkara yg mengandung unsure asing.3. Sejauh mana pengadilan nasional Negara akan mengakui putusan2 hkum asing / mengenai hak2 yg dimunculkan berdasarkan hkum / putusan pengadilan asing.

BAB IIIASAS-ASAS HPI

Hukum yang berlaku terhadap Benda Bergerak dan Tidak Bergerak

A) Benda Tidak BergerakAsas umum yang diterima didalam HPI menentukan bahwa status benda tidak bergerak ditetapkan berdasarkan,

- Lex Rei Sitae atau Lex SitusPandangan yang sama juga diikuti oleh Indonesia.Menurut Pasal 17 AB pengaturan mengenai Benda Tidak Bergerak di Indonesia,

-diatur berdasarkan hukum dimana benda yang bersangkutan berada/terletak.

B) Benda Bergerak

Berkaitan dengan benda bergerak didalam dua asas mengajarkan bahwa hukum yang berlaku dalam masalah benda bergerak adalah ditetapkan berdasar;

1. Hukum tempat pemegang hak atas benda tsb berkewarganegaraan (asas nasionalistas)

2. Hukum tempat pemegang hak atas benda tsb berdomisili (asas domisili)

C) Benda Tidak Berwujud

Asas HPI yang relevan dengan benda tidak berwujud diantaranya menetapkan bahwa, yang harus diberlakukan adalah, sistem hukum;

1. Kreditur berdomisili2. Gugatan atas benda diajukan3. Pembuatan perjanjian utang-piutang4. Pilihan Hukum5. The Substantial Connection6. Pihak yang prestasinya paling khas.

Asas – asas HPI dalam Keluarga

A). PerkawinanDalam perkawinian ini asas-asa HPI

kaitannya dengan;- Keabsahan perkawinan- Akibat Hukum Perkawinan- Perceraian dan Akibat Hukumnyacontoh: Perceraian bisa diselesaikan

atas dasar Lex Loci Celebrationis / Joint Nationality / Joint Residende/ Tempat diajukannya perceraian.

B). Pewarisan

Pada dasarnya pewarisan dikenal melalui 2 hal, yaitu;

1. Undang-undang2. Testamen (Surat Wasiat)

Fakta-fakta dalam perkara pewarisan yang potensial dapat mempertautkan perkara HPI adalah:

1. Status dan kedudukan harta peninggalan2. Penentuan kapasitas hukum pewaris3. Penentuan Validitas Substantial/formal

dari testamen