Hubungan Trofik dalam Ekosistem

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada makalah yang kami buat, akan dibahas mengenai Hubungan Trofik dalam ekosistem Suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914). Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan 1

Transcript of Hubungan Trofik dalam Ekosistem

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada makalah yang kami buat, akan dibahas mengenai

Hubungan Trofik dalam ekosistem Suatu organisme hidup akan

selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya.

Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua

kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan

logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi

antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita

mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan

lingkungannya. Definisi ekologi seperti di atas, pertama kali

disampaikan oleh Ernest Haeckel (zoologiwan Jerman, 1834-1914).

Ekologi adalah cabang ilmu biologi yangbanyak memanfaatkan

informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia,

fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Ruang

lingkup ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan

ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan

ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor

abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain suhu, air,

kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik

adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,

tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan1

tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,

komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan

suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya

sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal

balik. Hubungan timbal balik antara biotik dengan abiotik

membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Dalam suatu

ekosistem selalu terjadi adanya saling ketergantungan antara

organisme dengan organisme serta organisme dengan

lingkungannya, hal itu menyebabkan adanya aliran energi di

dalam ekologi. Di dalam suatu ekosistem terdapat struktur dan

tingkat trofik dari organismenya yang menyebabkan terjadi

rantai makanan, aliran energi dan siklus materi (biokimia).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan Rantai Makanan?

2. Apakah yang di maksud dengan Jaring-jaring Makanan?

3. Bagaiamana Hubungan Rantai makanan dan tingkat trofik?

4. Apakah yang di maksud dengan piramida Ekologi?

5. Bagaimana peran ekosistem dalam Aliran Energi?

6. Bagaimana Interaksi antar organisme?

7. Bagaimana Tingkat Trofik dalam Ekosistem?

8. Bagaimana Hubungan Trofik dalam Ekosistem?

1.3 TUJUAN

2

1. Untuk mengetahui tentang Rantai Makanan

2. Untuk mengetahui tentang Jaring-jaring Makanan

3. Untuk Mengetahui Hubungan Rantai makanan dan tingkat trofik

4. Untuk Mengetahui piramida Ekologi

5. Untuk mengetahui peran ekosistem dalam Aliran Energi

6. Untuk mengetahui interaksi antar Organisme

7. Untuk mengetahui Tingkat Trofik dalam Ekosistem

8. Untuk menegetahui Hubungan Trofik dalam Ekosistem

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Rantai Makanan

Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam

tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.

Marilah sekarang kita membahas urutan tingkat makan memakan atau

3

tingkat trofik organisme yang terdapat pada suatu ekosistem. Kita

tahu bahwa tumbuhan hijau atau tumbuhan berklorofil dapat membuat

makanan sendiri dengan jalan fotosintesis, maka tumbuhan itu

disebut sebagai produsen. Sedangkan semua hewan yang memakan

produsen disebut konsumen pertama. Coba Anda sebutkan hewan yang

makan produsen. Bagus, sekarang Anda telah paham apa yang

dimaksud dengan konsumen pertama (konsumen tingkat I). Misalnya

ulat yang makan tumbuhan disebut konsumen pertama. Burung makan

ulat maka burung ini disebut konsumen kedua. Kemudian burung itu

Di makan ular pohon, maka ular pohon itu disebut konsumen ketiga.

Selanjutnya jika ular pohon tadi dimakan burung elang maka burung

elang itu disebut konsumen keempat dan seterusnya. Coba Anda

urutkan peristiwa makan memakan tersebut di atas, maka akan di

peroleh urutan sebagai berikut

Tumbuhan ulat burung ular pohon burung elang. Maka

peristiwa urutan makan memakan antar organisme disebut rantai

makanan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tentang rantai

makanan ini, dapatlah diberikan contoh : Tikus makan padi, tikus

mejadi makanan ular sawah, ular awah menjadi makanan burung

elang. Jadi bagannya dapat dilihat di bawah ini :

4

TanamanPADI

TIKUS ULARSAWAH

ELANG

Dalam contoh tersebut di atas tanaman padi sebagai produsen,

tikus merupakan konsumen tingkat pertama, ular sawah sebagai

konsumen tingkat kedua, burung elang sebagai konsumen tingkat

ketiga. Sebagai pengurai adalah bakteri, jamur dan lain - lain

yang memakan sisa - sisa atau bangkai dari tumbuh - tumbuhan atau

hewan - hewan tadi. Kalau kita perhatikan akan jelas bahwa

konsumen hampir selamanya merupakan tumbuhan berhijau daun,

dengan bantuan sinar matahari membentuk makanan. Konsumen tingkat

pertama adalah hewan - hewan pemakan tumbuhan (herbivor),

sedangkan konsumen tingkat dua - tiga dan seterusnya merupakan

hewan - hewan yang karnivor.

5

2.2 Jaring-jaring Makanan

Apabila Anda mencoba menyusun rantai - rantai makanan dari

suatu habitat, setelah itu coba Anda perhatikan rantai makanan

itu, tentu ada satu organisme yang disukai oleh lebih dari satu

organisme atau ada satu organisme. Sebaliknya tentu ada satu

organisme yang suka makan lebih dari satu macam organisme.

Sehingga kalau Anda perhatikan rantai makanan yang telah Anda

buat tadi menjadi saling silang (jaring - jaring). Bentuk rantai

makanan yang demikian tadi disebut jaring - jaring makanan. Jadi

beberapa kumpulan rantai makanan itu disebut jaring - jaring

makanan. Contoh yang dapat Anda lihat dalam kehidupan sehari -

hari adalah tumbuhan rumput. Rumput itu dapat dimakan oleh

belalang, ulat, kambing, ayam, kuda, sapi dan sebagainya. Begitu

pula kelinci dapat dimakan oleh ular dan serigala. Untuk jelasnya

Anda dapat melihat contoh jaring - jaring makanan pada Gambar di

bawah ini.

6

2.3 Hubungan Rantai Makanan Dan Tingkat Trofik

Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan

peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi,

elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain

di sepanjang rantai makanan.Organisme dalam kelompok ekologi yang

terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat - tingkat

trofik. Tinggi trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai

makanan yang bernomor sama di tingkat memakan. Sumber asal energi

adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses

fotosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari udara.

Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat

trofik pertama. Hewan herbivor atau organisme yang memakan

tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivor yang

secara langsung memakan herbivor termasuk tingkat trofik ketiga,

sedangkan karnivor yang memakan karnivor di tingkat trofik tiga

termasuk dalam anggota tingkat trofik keempat.

7

2.4 Piramida Ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk

piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida

jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.

a. Piramida Jumlah

Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat

disajikan dalampiramida jumlah, Organisme di tingkat trofik

pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat

trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat

dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan

selalu lebih banyak daripada organisme herbivor. Demikian pula

jumlah herbivor selalu lebih banyak daripada jumlah karnivor

tingkat I. Karnivor tingkat I juga selalu lebih banyak daripada

karnivor tingkat II. Piramida jumlah ini didasarkan atas jumlah

organisme di tiap tingkat trofik.

8

b. Piramida Biomassa

Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu

dalam memperagakan aliran energi dalam ekologi. Penggambaran yang

lebih realistik dapat dengan piramida biomassa. Biomassa adalah

ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur

biomassa di tiap tingkat trofik maka rata – rata berat organisme

di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di

tiap tingkat diperkirakan. Piramida biomassa berfungsi

menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat

tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan

habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur,

kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran

seperti ini akan di dapat informasi yang lebih akurat tentang apa

yang terjadi pada ekosistem.

c. Piramida energi

Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi

yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan

piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan

dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran

paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Pada

piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut -

turut yang tersedia di tingkat trofik. Berkurangnya energi yang

terjadi di setiap trofik terjadi karena hal - hal berikut.

1. Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan

oleh tingkat trofik selanjutnya.

9

2. Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan

dikeluarkan sebagai sampah.

3. Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh

organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

2.5 Peran Ekosisten dalam Aliran Energi

Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan

kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya

dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Cahaya matahari

merupakan sumber energi utama kehidupan kita telah mengenal

energi yang masuk ke dalam jaring - jaring kehidupan melalui

produsen. Pada umumnya produsen adalah organisme yang

berfotosintesis. Organisme lainnya merupakan aneka ragam

konsumen. Rumput sewaktu tumbuh menimbun energi dalam tubuhnya;

rumput dimakan sapi; sapi kita makan. Jadi energi telah

dipindahkan dari rumput ke sapi dan dari sapi ke manusia. Tetapi

tidak seluruh energi yang semula ditangkap oleh rumput

dipindahkan ke dalam tubuh kita, melainkan hanya sebagian saja.

Rumput itu sendiri, karena tumbuh dan mempunyai kegiatan -

kegiatan lain, menggunakan sebagian energi yang ditangkapnya dari

matahari sebelum energi itu sampai ke sapi. Demikian pula sapi

sendiri mengadakan kegiatan yang menggunakan energi, umpamanya

untuk berjalan, mengusir lalat dengan ekornya dan lain - lain.

Jadi jelaslah bahwa kita hanya mendapat sebagian kecil dari

cahaya matahari yang telah ditangkap oleh rumput. Dengan melihat

bagaimana organisme memperoleh makanannya sebagai sumber energi,

10

maka organisme dibedakan menjadi dua golongan. Yaitu organisme

yang mampu mengolah atau membuat makanannya sendiri dan golongan

yang tidak mampu mengolah makanannya sendiri. Energi dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energi

dapat berada dalam berbagai bentuk, seperti energi mekanik,

energi listrik, energi cahaya. Energi kimia, energi panas, energi

kinetik, energi inti, tetapi bentuk energi yang erat hubungannya

dengan kehidupan organisme adalah energi mekanik, energi kimia,

energi radiasi dan energi panas. Energi mekanik memiliki dua

bentuk yaitu energi kinetik dan energi potensial.

Energi kinetik dapat dijelaskan sebagai energi yang berguna

bila tubuh yang memilikinya melakukan gerakan dan diukur oleh

jumlah kerja yang dlakukan sampai tubuh istirahat. Energi

potensial merupakan energi cadangan dan berguna bila diubah ke

dalam bentuk energi kinetik untuk melakukan kerja. Perubahan

bentuk energi potensial ke bentuk energi kin melibatkan kerja

atau gerakan. Semua organisme untuk dapat hidup harus melakukan

kerja, oleh karena itu memerlukan sumber energi potensial yang

dapat digunakan. Sumber energi untuk organisme ialah energi kimia

yang terdapat di dalam makanannya. Atom - atom yang terdapat

dalam makananya dapat disusun kembali ke dalam gugusan yang

berbeda dengan pergerakan atom - atom itu, maka energi kimia

dalam bahan makanan dilepaskan. Oksidasi bahan makanan di dalam

proses pernafasan (respirasi) dapat menghasilkan energi yang

dapat digunakan untuk melakukan kerja. Perubahan bentuk energi di

atas adalah perubahan dari bentuk energi kimia ke bentuk energi

11

mekanik. Sekarang masalahnya dari mana organisme di alam

memperoleh energi, tidak lain tentu dari makanannya.

Di alam ada yang kita kenal dengan istilah tingkat trofik,

yaitu urutan tingkat makan - memakan. Dalam tingkat trofik ini

ada urutan organisme apa memakan organisme mana dan dimakan oleh

organisme lain mana. Organisme dilihat dari segi memperoleh

makanannya sebagai sumber energi, maka organisme dibagi menjadi

dua golongan, yaitu yang pertama organismeyang mampu mengolah

atau membuat makanannya sendiri dari bahan organik dengan bantuan

energi dari lingkungannya. Organisme seperti golongan ini disebut

organisme ototrof. Dilihat dari sumber energi yang digunakan

organisme ototrof dibagi menjadi dua, yaitu ototrof yang

berfotosintesis jika sumber energinya cahaya matahari dan ototrof

berkemosintesis jika sumber energinya diperoleh dengan mensintesis

bahan organik yang berasal dari reaksi kimia. Yang kedua adalah

organisme yang menggunakan organisme ototrof sebagai sumber

makanan penting. Organisme golongan kedua ini disebut organisme

heterotrof. Sampai sekarang kita telah menunjukkan bahwa energi

diteruskan dari satu organisme lain. Akhirnya semua energi yang

ditangkap oleh produsen akan kembali ke alam tak hidup. Tetapi

energi ini tidak lagi dalam bentuk cahaya seperti waktu

diterimanya. Suatu perkecualian adalah cahaya pada kunang -

kunang. Pada umumya energi meninggalkan sistem kehidupan dalam

bentuk panas. Karena panas ini tidak dapat digunakan dalam

fotosintesis, maka energi mengalir ke luar melalui jaring –

jaring kehidupan dalam satu jurusan. Setiap organisma hidup

12

melakukan kegiatan - kegiatan yang mengakibatkan pelepasan

energi. Oleh karena itu setiap tingkat konsumen bagian yang lebih

kecil dari energi semula yang ditangkap oleh produsen. Ini

membentuk Piramida energi.

2.6 Interaksi antar Organisme

Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Netral Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam

habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak

merugikan kedua belah pihak, disebut netral. Contohnya : antara

capung dan sapi.

b. Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator).

Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat

hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi sebagai pengontrol

populasi mangsa. Contoh : Singa dengan mangsanya, yaitu kijang,

rusa,dan burung hantu dengan tikus.

c. Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda

spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan

mengambil makanan dari hospes/inangnya sehingga bersifat

merugikan inangnya. contoh : Plasmodium dengan manusia,

Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.

d. Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang

berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi

sumber makanan; salah satu spesies diuntungkan dan spesies

13

lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek dengan pohon yang

ditumpanginya.

2.7 Tingkat Trofik dalam Ekosistem

Mahluk hidup didalam ekosistem berdasarkan jaringjaring

makanan berada pada tingkat berbeda. Tingkatan tropik paling

bawah adalah produsen, tingkatan kedua adalah herbivora dan

tingkatan selanjutnya adalah karnivora. Tingkatan paling bawah

mempunyai populasi lebih besar dibandingkan tingkat diatasnya.

14

Berdasarkan ukuran populasi sensitifitas tingkat tropik paling

atas relatif lebih sensitif terhadap kepunahan.

Tingkat trofik yang secara mendasar mendukung yang lainnya

dalam suatu ekosistem terdiri dari dari organisme autotrof, atau

produsen primer ekosistem tersebut. Sebagian besar produsen

primer adalah organisme fotosintetik yang menggunakan energi

cahaya untuk mensintesis gula dan senyawa organik lainnya, yang

kemudian digunakan oleh produsen primer tersebut sebagai bahan

bakar untuk respirasi seluler dan sebagai bahan bangunan untuk

pertumbuhan. Organisme yang menempati tingkat pertama dalam

trofik ini adalah tumbuhan. Tumbuhan dapat melakukan proses

fotosintesis sehingga ia disebut sebagai organisme autotrof.

Tingkatan selanjutnya yaitu konsumen primer. Konsumen

tingkat primer ini biasanya ditempati oleh organisme herbivora.

Herbivora yang memakan tumbuhan atau alga, adalah konsumen

primer. Tingkat trofik yang berikutnya terdiri dari kosumen

sekunder, karnivora yang memakan herbivora. Karnivora ini

selanjtnya dapat dimakan karnivora yang lain yang merupakan

konsumen tersier, dan beberapa ekosistem bahkan memiliki

karnivora dengan tingkat yang lebih tiggi lagi. Beberapa

konsumen, detritivora, mendapat energinyadari detritus, yang

merupakan bahan organik yang tak hidup, seperti feses, daun yang

gugur dan bangkai organisme mati dari semua tingkat trofik.

Detrivora sering membentuk suatu hubungan utama antara

produsen primer dalam suatu ekosistem. Di sungai, misalnya banyak15

diantara bahan organik yang digunakan oleh konsumen, disediakan

oleh tumbuhan terestial yang memasuki ekosistem sebagai dedaunan

dan serpihan-serpihan lain yang jatuh ke dalam air atau tercuci

oleh aliran permukaan. Seekor udang karang mungkin bisa memeakan

detritus tumbuhan didasar sebuah sungai atau danau yang kemudian

udang karang tersebut dimakan oleh seekor ikan.  Dalam sebuah

hutan, burung kemungkinan memakan cacing tanah yang telah memakan

sampah dedaunan dipermukaan tanah.

2.7 Hubungan Trofik Dalam Ekosistem

Setiap ekosistem memiliki suatu struktur trofik dari

hubungan makan-memakan. Jalur di sepanjang perpindahan makanan

dari tingkat trofik satu ke yang lainnya dikenal sebagai rantai

makanan.

Tingkat trofik rantai makanan 

Produsen primer        : Tumbuhan

Konsumen primer         : Herbivora

Konsumen sekunder : Karnivora (tikus)

Konsumen tersier   : Karnivora (ular)

Konsumen kuartener : Karnivora (elang)

Detritivora               : Bakteri, fungi dll.

1. Efisiensi ekologis, persentase energi yang di transfer dari

satu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya.

16

2. Piramida jumlah, dimana ukuran masing- masing tingkat trofik

sebanding dengan jumlah organisme yang terdapat pada masing-

masing tingkat trofik. Makin tinggi tingkat trofik maka

jumlahnya semakin sedikit.

3. Piramida biomassa, dimana setiap tingkat menggambarkan

biomassa tanaman t egakkan dalam suatu tingkat trofik.transfer

energi tidak efisien.

Siklus biogeokimia

Meskipun ekosistem menerima masukan energi matahari yang pada

prinsipnya tidak akan habis, unsur kimia hanya tersedia dalam

jumlah terbatas. Dengan demikian kehidupan di bumi bergantung

pada siklus ulang (daur ulang) unsur-unsur kimia yang penting.

Karena perputaran kimia melibatkan komponen biotik dan abiotik

suatu ekosistem, perputaran itu juga disebut siklus biogeokimia.

Siklus air, air sangat penting bagi organisme hidup. Selain

kontribusi air secara langsung bagi keseluruhan hidup

lingkungan, pergerakan di dalam dan antarekosistem juga

mentransfer zat-zat lain dalam beberapa siklus biogeokimia.

Siklus karbon, karbon adalah bahan utama penyusun dasar seua

senyawa organik. Pergerakannya melalui sutu ekosistem

berbarengan dengan pergerakan energi, melebihi zat kimia

lain. Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler

bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama

karbon.

17

Siklus nitrogen, nitrogen adalah suatu unsur kimia utama

lain dalam ekosistem. Nitrogen merupakan penyusun protein

organisme-organisme.nitrogen memasuki ekosistem melalui dua

jalur alamiah yang keutamaan relatifnya sangat bervariasi

dari satu ekosistem ke ekosistem yang lainnya. Jalur lain

untuk memasuki ekosistem adalah melalui fiksasi nitrogen

(hanya prokariota tertentu yang dapat mengfiksasi nitrogen).

Siklus fosfor, fosfor dibutuhkan untuk bahan utama penyusun

asam nukleat, fosfolipid, atp dan pembawa energi lainnya.

Siklus fosfor tidak melalui atmosfer karena tidak ada gas

yang mengandung fosfor secara signifikan.

BAB III

PENUTUP

18

3.1 Kesimpulan

Suatu organisme hidup selalu berinteraksi dengan organisme

lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi bersifat

saling mempengaruhi dan timbal balik, disebut ekosistem. Di dalam

ekosistem terjadi interaksi antarkomponen ekosistem. Pola - pola

interaksi melibatkan faktor – faktor biotik, abiotik, rantai

makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia yang berlangsung

pada tingkat individu, populasi, dan komunitas. Rantai makanan

adalah perpindahan materi dan energi dari satu makhluk hidup ke

makhluk hidup lain dalam peristiwa atau proses makan dan dimakan

dengan satu arah. Urutan makan memakan dalam rantai makanan

disebut tingkat trofik atau disebut pula struktur trofik. Dari

struktur trofik terbentuklah gambaran secara grafik yang disebut

piramida ekologi. Tingkat pertama yaitu yang paling bawah dari

piramida merupakan produsen. Tingkat di atas produsen adalah

herbivora sebagai konsumen pertama, disambung karnivora yang

disebut konsumen kedua, selanjutnya konsumen ketiga dan

seterusnya yang berada di puncak piramida disebut karnivora

puncak. Beberapa rantai makanan atau membentuk jaring - jaring

makanan. Kita kenal 3 bentuk piramida ekologi, yaitu piramida

jumlah bila satuannya ekor atau batang, piramida biomassa bila

satuannya gram atau kilogram per meter persegi, dan yang terakhir

piramida energi, bila satuannya kalori atau kilokalori per meter

persegi. Piramida jumlah kurang informatif, piramida biomassa

lebih baik dari piramida jumlah, dan yang terbaik adalah piramida

19

energi, karena tergambar jelas penurunan energi yang tersedia

untuk setiap tingkat trofik. Produsen memiliki jumlah energi

sebagai persediaan terbesar, makin ke arah puncak piramida jumlah

persediaan energi makin kecil. Aliran energi merupakan rangkaian

urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi lain,

dimulai dari sinar matahari, produsen, konsumen primer sampai

konsumen tingkat tinggi hingga ke detritivor, berlangsung dalam

ekosistem. Siklus biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa

kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali

lagi ke abiotik. Siklus biogeokimia antara lain siklus air,

karbon, oksigen, dan nitrogen.

3.2 Saran

Kepada teman-teman rekan Mahasiswa lebih fokus kepada mata

Kuliah Ekologi saat dimana kelompok kami akan mempresentasikan

hasil Makalah kami, dan agar lebih menghargai kami saat berdiri

di depan. Semoga saja kita dapat menerima ilmu dari mata kuliah

ini dengan baik.

20

DAFTAR PUSTAKA

http://nainanggraeni.wordpress.com/ipa-1/keanekaragaman/tingkat-

keanekaragaman-organisme/

unit_5.Ekologitumbuhan_hubunganTrofik.Pdf

21

http://tipsmenaikkantrhx.wordpress.com/2014/08/16/peranan-

hubungan-tropik-ekosistem/

Campbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Campbell, N. A. Reece, dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi jilid II.

Erlangga. Jakarta.

Hardjosuwarno, S. 1990. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Fakultas

Biologi UGM.Yogyakarta.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan, Bumi Aksara. Jakarta.

Irwan Zoenrani. 2003 prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi.Bumi

Aksara Jakarta.

Ondum. E.P 1993 Dasar-dasar Ekologi UGM.Yogyakarta.

22