hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya ...

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEINTIMAN KELUARGA DENGAN DAYA TAHAN STRES PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Dewi Ayu Astari Paramitha G0008206 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA DERAJAT KEINTIMAN KELUARGA DENGAN

DAYA TAHAN STRES PADA SISWA SMA NEGERI 1 SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Dewi Ayu Astari Paramitha

G0008206

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Dewi Ayu Astari P, G0008206, 2011. The Correlation between Family Intimacy and Stress Tolerance at the Students of SMA Negeri 1 Surakarta. Objectives: Sosial support especially family support is an important factor to increase stress tolerance. Someone who have a close relationship with their family will have a better coping mechanism to overcome the stress. This research aims to know the correlation between family intimacy and stress tolerance at the students of SMA Negeri 1 Surakarta. Methods: This was an analytic observational research with cross sectional approach. The subjects is at The Students of SMA Negeri 1 Surakarta. The sampling technique using purposive sampling. The research data obtained by four different questionaire, the L-MMPI questionnaire, the Family Intimacy instrument, Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance questionnaire (HRSS), and Holmes and Rahe Stress Scale questionnaire (HRSS). Statitical analysis using correlation test from pearson and linier regression. Results: This research obtained 62 samples. The average score of The Family Intimacy Instrument is 44.75 and SD 9.70. The average score of MSRS-ST questionnaire is 55.20 and SD 10.84. The average score of HRSS questionnaire is 335.24 and SD 146.04. Pearson Correlation test between family intimacy and stress tolerance has correlation coefficient r = -0.466 with p < 0.001. Pearson Correlation test between stressor and stress tolerance has correlation coefficient r = 0.078 with p = 0.274. Based on analyzed data with linier regression about the correlation between family intimacy and stress tolerance, the value of regression coefficient for family intimacy is -0.52 with p < 0.001 and the value of regression coefficient for stressor is 0.002 with p = 0.83. Conclusion: There is significant correlation between family intimacy and stress tolerance (p < 0.001). The stress tolerance for students with higher score of family intimacy is better than the students with lower score of family intimacy.

Key words : family intimacy, stress tolerance.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Dewi Ayu Astari P, G0008206, 2011. Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta.

Tujuan: Dukungan sosial dalam hal ini keluarga merupakan faktor penting untuk meningkatkan daya tahan terhadap stres. Orang yang memiliki kedekatan dengan keluarga memiliki mekanisme koping yang lebih baik dalam mengatasi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian diperoleh dari empat macam kuesioner, yaitu kuesioner L-MMPI, kuesioner Instrumen Keintiman Keluarga (IKK), kuesioner Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance (MSRS-ST) dan kuesioner Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS). Analisis statistik menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linier .

Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan total sampel sebanyak 62 siswa. Dari hasil kuesioner IKK didapatkan rata-rata skor keintiman keluarga sebesar 44.75 dan SD 9.70. Dari hasil kuesioner MSRS-ST didapatkan rata-rata skor toleransi stres sebesar 55.20 dan SD 10.84. Untuk kuesioner HRSS didapatkan rata-rata skor toleransi stres sebesar 335.24 dan SD 146.04. Uji korelasi derajat kentiman keluarga dengan daya tahan stres menghasilkan r = -0.466 dan nilai p < 0.001. Uji korelasi stresor dengan daya tahan stres menghasilkan r = 0.078 dan nilai p = 0.274. Hasil regresi linier hubungan derajat kentiman keluarga dengan daya tahan stres menghasilkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar -0.52 dengan nilai p < 0.001, dan koefisien regresi untuk stresor sebesar 0.002 dengan nilai p = 0.83.

Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres (p < 0.001). Daya tahan stres pada siswa dengan keintiman keluarga tinggi lebih baik daripada daya tahan stres pada siswa dengan keintiman keluarga rendah. Kata kunci : keintiman keluarga, daya tahan stres.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul : Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan

Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta

Dewi Ayu Astari Paramitha, G0008206, 2011

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari , Tanggal 2011

Pembimbing Utama Penguji Utama

Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ

NIP. 19510711198003 1 00 1 NIP. 19731003200501 1 001

Pembimbing Pendamping Anggota Penguji

Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD Arif Suryawan, dr., AIFM

NIP. 19551021 199412 1 001 NIP. 19580327198601 1 001

Tim Skripsi

Annang Giri Muelyo, dr., Sp. A, M. Kes

NIP: 19730410200501 1 001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan

Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta

Dewi Ayu Astari P., NIM: G.0008206, Tahun: 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Rabu, 5 Oktober 2011

Pembimbing Utama

Nama : Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ NIP : 19510711198003 1 00 1 ……………………… Pembimbing Pendamping

Nama : Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD NIP : 19551021 199412 1 001 .……………………... Penguji Utama

Nama : IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ NIP : 19731003200501 1 001 .……………………... Anggota Penguji Nama : Arif Suryawan, dr., AIFM NIP : 19580327198601 1 001 .……………………... Surakarta,………………. Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM NIP : 19660702 199802 2 001 NIP : 19510601 197903 1 002

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan

disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 21 Juni 2011

Asih Novea K.

NIM. G.0008058

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Asih Novea K, G.0008058, 2011. Pengaruh Dosis Ekstrak Etanol Propolis terhadap Kadar Alanin Transaminase (ALT) Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Minyak Goreng Pemanasan Berulang. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan dosis ekstrak etanol propolis terhadap kadar ALT tikus putih yang diinduksi minyak goreng pemanasan berulang. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Subyek dari penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus), berumur 6-8 minggu dengan berat 200 gram. Subyek dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Seluruh kelompok perlakuan diinduksi dengan minyak goreng 0,7 ml/200 gram BB/hari. Kemudian kelompok kontrol positif diberi vitamin C 18 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 1 diberi dosis ekstrak etanol propolis 3 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 2 diberi dosis ekstrak etanol propolis 6 mg/200 gram BB/hari dan kelompok perlakuan 3 diberi dosis ekstrak etanol propolis 12 mg/200 gram BB/hari. Pada hari ke-15 perlakuan, dilakukan pengambilan sampel darah dari pleksus retroorbitalis tikus untuk pengukuran kadar ALT. Kemudian data dianalisis menggunakan uji One way ANOVA. Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji One way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar ALT yang nyata antara kelima kelompok perlakuan (p = 0,000). Post Hoc Test menunjukkan kelompok perlakuan 1 dan 2 memiliki efektivitas yang sama dengan kelompok kontrol (+) dalam menurunkan kadar ALT. Sedangkan kelompok perlakuan 3 kurang efektif dalam menurunkan kadar ALT dibandingkan kelompok kontrol (+). Simpulan Penelitian: Ekstrak etanol propolis berpengaruh terhadap penurunan kadar ALT tikus putih yang diinduksi minyak goreng pemanasan berulang. Dosis ekstrak etanol propolis yang paling efektif untuk menurunkan kadar ALT adalah 6 mg/200 gram BB tikus putih/hari. Kata kunci: ekstrak etanol propolis, ALT, minyak goreng pemanasan berulang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Asih Novea K, G.0008058, 2011. The Effect of Extract Ethanolic Propolis Dosage to the Serum Alanin Transaminase (ALT) Level in White Rats (Rattus norvegicus) Induced by Deep Frying Oil. Objective: The purpose of this research is to find out whether the dosage of extract ethanolic propolis has an effect to the serum ALT level in white rats (Rattus norvegicus) induced by deep frying oil. Methods: This research is a laboratoric experiment using experimental randomized control group post test only design. Subjects of this research are 25 male white rats (Rattus norvegicus), 6-8 weeks of age and 200 grams of body weight. Subjects were divided into five groups. All groups were induced by 0,7 ml/200 gram body weight/day of deep frying oil. Furthermore the positive control group received 18 mg/200 gram body weight/day of vitamin C, the first group received 3 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis, the second group received 6 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis and the third group received 12 mg/200 gram body weight/day of extract ethanolic propolis. On the fifteenth day of treatment, blood samples were collected from the retroorbitalis plexus of white rats for the measurement of serum ALT level. Data was then analyzed by using One way ANOVA. Results: The statistical analysis by using One way ANOVA shows a significant difference in serum ALT level among the five groups of treatment with p value = 0,000. Post Hoc Test shows that the first group and the second group have the same effectivity as the positive control group to decrease the serum ALT level. Meanwhile the third group is less effective than the positive control group to decrease the serum ALT level. Conclusion: The extract ethanolic propolis has an effect to decrease the serum ALT level in white rats induced by deep frying oil. The most effective dosage to decrease the serum alanin transaminase (ALT) level in white rats induced by deep frying oil is 6 mg/200 gram of body weight/day. Key words: extract ethanolic propolis, ALT level, deep frying oil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dosis Ekstrak Etanol Propolis terhadap Kadar Alanin Transaminase (ALT) Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Minyak Goreng Pemanasan Berulang”. Penyusunan skripsi ini digunakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (FK UNS). Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK UNS. 2. Tim Skripsi FK UNS. 3. Kisrini, Dra., M.Si., Apt., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 4. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping , yang telah

memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis. 5. Prof. Dr. Muchsin Douwes, dr., MARS., AIFO selaku Penguji Utama yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 6. Yul Mariyah, Dra., M.Si., Apt., selaku Penguji Pendamping yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. 7. Dosen dan Staf Laboratorium Farmokologi FK UNS yang telah banyak

membantu penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orang tuaku tercinta (Drs. Sukamdah dan Supini) atas doa, motivasi dan

cinta kasih yang telah engkau berikan. Kakakku tersayang (Mbak Penny dan Mas Wahyu) atas suntikan semangat dan jemputanya di stasiun Tugu. Adik kembarku (Hasan dan Husein) atas kelucuan kalian. Keluarga besarku, Mbah kakung dan putri, pakdhe dan budhe, paklik dan bulik, keponakan dan sepupu yang telah memberikan doa restu dan dukungan, baik material, moral, maupun spiritual. Kalian semua membuatku berani bermimpi dan berlari tanpa lelah untuk terus mewujudkan semuanya. Aku cinta kalian semua.

9. Sahabat-sahabat terbaikku di kos Anissa (Nunik, Tika, Indi, Bani, Riani, Mustiqa, Rini, Rizky, Zahra, Dahniar), di kos Mufida dan di kos cendekia (Ninis, Rini, Lia, Mbak Mega, Mbak Sari, Mbak Mulki, Ica, Ira, Via) atas dukungan dan kebersamaannya selama ini, baik di waktu senang dan sedih.

10. Nunik Wijayanti W. sebagai partner yang hebat dalam penelitian payung ini. 11. Pak Sigit, Pak Atmoko dan Staf laboratorium klinik Rahanu yang telah

berpartisipasi dan membantu jalannya penelitian skripsi. 12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, 21 Juni 2011

Asih Novea K.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI halaman

PRAKATA ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 7

1. Propolis ........................................................................................... 7

2. Hati .................................................................................................. 12

3. Minyak Goreng Pemanasan Berulang sebagai Radikal Bebas ........ 15

4. Antioksidan ..................................................................................... 19

5. Aktivitas Antioksidan Propolis sebagai Hepatoprotektor............... 20

B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 23

C. Hipotesis ............................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 25

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

C. Subyek Penelitian .................................................................................. 25

D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 25

E. Rancangan Penelitian ............................................................................. 27

F. Identifikasi Variabel .............................................................................. 28

G. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 28

H. Alat dan Bahan ....................................................................................... 29

I. Penentuan Dosis ..................................................................................... 30

J. Cara Kerja ............................................................................................... 31

K. Teknik Analisis ....................................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 37

A. Data Hasil Penelitian ............................................................................. 37

B. Analisis Data Penelitian ......................................................................... 39

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 49

A. Simpulan ................................................................................................ 49

B. Saran ....................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi Kandungan Senyawa Kimia Rata-Rata Propolis……………9

Tabel 2. Rerata Kadar ALT Tikus Putih………………………………………...37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Rerata Kadar ALT Tikus Putih………………………….......38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Kadar ALT Tikus Putih pada Pengukuran Hari ke-15

Lampiran 2. Uji Normalitas Distribusi

Lampiran 3. Uji Homogenitas dan Uji One way ANOVA Kadar ALT

Lampiran 4. Hasil Post Hoc Test

Lampiran 5. Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada

Hewan Uji

Lampiran 6. Konversi Dosis untuk Manusia dan Berbagai Jenis Hewan

Lampiran 7. Pembuatan Ekstrak

Lampiran 8. Surat Keterangan Pemesanan Ekstrak dari LPPT UGM

Lampiran 9. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium Histologi

FK UNS

Lampiran 10. Surat Keterangan Pengukuran Kadar ALT

Lampiran 11. Brosur Cara Kerja Pengukuran Kadar ALT

Lampiran 12. Ethical Clearance

Lampiran 13. Foto-foto Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 5 Oktober 2011

Nama: Dewi Ayu Astari P.

NIM. G0008206

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan ridho-Nya skripsi dengan judul “Hubungan antara Derajat Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres pada Siswa SMA Negeri 1 Surakarta” dapat terselesaikan.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini tidaklah dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu:

1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, Sp. PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. M. Fanani, dr., Sp. KJ selaku pembimbing utama atas segala bimbingan, masukan, dan jalan keluar dari permasalahan yang timbul dalam proses penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku pembimbing pendamping atas segala bimbingan dan masukan mulai dari awal penyusunan hingga akhir penelitian skripsi ini.

4. IGB. Indro Nugroho, dr., Sp. KJ selaku penguji utama atas segala masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini.

5. Arif Suryawan, dr., AIFM selaku anggota penguji atas masukan dan koreksi untuk berbagai kekurangan dalam skripsi ini.

6. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

7. Drs. H. M. Thoyibun, SH, MM dan Drs. Teguh, M.Pd selaku Kepala dan Wakil Kepala SMA Negeri 1 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan banyak membantu dalam proses pengambilan sampel.

8. Dr. Djauhar K.D., Sp.OG., Irawati Karim, Nurcahyo K., Indah K., Dewi Ayu Aninditha, Dewi Ayu Andromedha, Dyah Ayu Nirmala, serta seluruh keluarga yang telah memberi dukungan dan doa untuk terselesaikannya skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat yang selalu memberi dukungan dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, Della K.P., Hida F.R.P., Nurotus S., Wella M., Adelia K., Edwin P.S.

10. Siswa-siswi SMA Negeri 1 Surakarta yang bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari banyak kekurangan.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 5 Oktober 2011

Dewi Ayu Astari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI

PRAKATA............................................................................................................... vi

DAFTAR ISI............................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 4

A. Tinjauan Pustaka.................................................................................4

B. Kerangka Pemikiran........................................................................... 16

C. Hipotesis............................................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 18

A. Jenis Penelitian................................................................................... 18

B. Lokasi Penelitian................................................................................ 18

C. Subyek Penelitian............................................................................... 18

D. Teknik Sampling.................................................................................19

E. Rancangan Penelitian......................................................................... 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

F. Variabel Penelitian............................................................................. 20

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................... 21

H. Instrumen Penelitian........................................................................... 21

I. Cara Kerja........................................................................................... 23

J. Teknik Analisis Data.......................................................................... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 25

A. Deskripsi Sampel ............................................................................... 25

B. Analisis Statistika .............................................................................. 26

BAB V PEMBAHASAN..................................................................................... 30

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 33

A. Simpulan ............................................................................................ 33

B. Saran .................................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 34

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis

Kelamin............................................................................................. 25

Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian pada Masing-masing

Variabel............................................................................................. 26

Tabel 4.3. Uji Normalitas Penyebaran Data dengan Kolmogorov

Smirnov............................................................................................. 27

Tabel 4.4. Hasil Analisis Data Uji Regresi Linier tentang Hubungan antara

Keintiman Keluarga dan Stresor dengan Daya Tahan Stres............. 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 16

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian ........................................................ 20

Gambar 4.1. Diagram Scatter-plot Hubungan Keintiman Keluarga dengan Daya

Tahan terhadap Stres ..................................................................... 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Data Pribadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner L-MMPI

Lampiran 4. Kuesioner Keintiman Keluarga

Lampiran 5. Kuesioner Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST)

Lampiran 6. Kuesioner Holmes and Rahe Stress Scale (HHRSS)

Lampiran 7. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 8. Uji Normalitas Data dan Uji Analisis Data

Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai

hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang

terus menerus, yang tinggal dalam satu atap yang mempunyai ikatan

emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan yang lainnya.

Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi afektif dan koping antara lain

menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling

mengasihi, menghargai, terikat dan berhubungan, memberikan rasa aman,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat

terjadi stres (Friedman dalam Ali, 2006).

Perkembangan jaman dan tekanan dalam bidang akademik akhir-akhir

ini menuntut seorang anak untuk semakin banyak menghadapi stresor. Hal

inilah yang mengakibatkan kejadian stres pada anak meningkat. Padahal,

tidak semua anak mampu mengatasi stres yang dialami, dan para orang tua

seringkali juga tidak menyadari tekanan yang dialami anak-anak

(Vadakkekkara dalam Dinesh dan Kumari, 2010 dan Munsey, 2010).

Stres yang berkepanjangan dan tidak diatasi dengan baik akan

berdampak negatif pada kondisi fisik seperti meningkatkan tekanan darah,

meningkatkan risiko penyakit jantung, menurunkan sistem imun,

menyebabkan obesitas, dan diabetes (Rosmond, 2005). Dampak negatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

lainnya antara lain kecemasan, depresi, penurunan daya ingat, kemampuan

berbahasa, dan prestasi akademik (Farah et al., 2007 dan Evans et al., 2009).

Dalam menghadapi stres, setiap individu memiliki daya tahan atau nilai

ambang stres yang berbeda-beda. Tiap individu mempunyai cara sendiri untuk

penyesuaian diri terhadap stres, karena penilaian terhadap stresor dan stres

berbeda, dan karena tuntutan terhadap tiap individu juga berbeda, ini antara

lain tergantung pada umur, seks, kepribadian, inteligensi, emosi, stasus sosial,

dan pekerjaan individu (Maramis, 2009). Di samping kemampuan individu

untuk menghadapi stres, faktor lain yang cukup penting untuk meningkatkan

daya tahan terhadap stres adalah dukungan sosial (Taylor dalam Rumiani

2010). Di sinilah peran orang tua menjadi penting dalam mendidik dan

membekali anak tentang ketrampilan mengatasi masalah dalam kehidupan.

Keluarga merupakan pangkal terbentuknya kepribadian dan kematangan

seorang individu. Dua hal ini yang sebagian besar menentukan cara tiap

individual dalam menghadapi tantangan dan tuntutan-tuntutan kehidupan.

Pihak orangtua harus meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh dan

asah serta mau dan mampu meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga

akan terpenuhi kebutuhan psikologisnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis

akan membuat anak memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu

mengatasi masalah secara adaptif. Anak tidak akan segan dan tidak akan takut

untuk bercerita, berkeluh dan meminta pemecahan masalah kepada

orangtuanya (Suryanto, 2008). Dengan adanya dukungan psikologis dari

keluarga, diharapkan seseorang lebih bisa mengatasi permasalahan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dihadapi, dengan demikian lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami

stres.

Dari latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat topik penelitian

tentang hubungan keintiman keluarga terhadap daya tahan seseorang

mengatasi stres.

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini akan diteliti adakah hubungan antara derajat

keintiman keluarga dengan daya tahan stres?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara

derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan tentang hubungan antara derajat keintiman

keluarga dengan daya tahan stres.

2. Manfaat praktis

Bagi para orangtua diharapkan dapat menjadi motivasi untuk

meningkatkan keintiman dalam keluarga agar anak memiliki daya tahan

stres yang lebih baik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Keluarga

a. Definisi Keluarga

Menurut Shochib (2000) definisi keluarga dapat dilihat dari dimensi

hubungan darah dan hubungan sosial. Dalam dimensi hubungan darah,

keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara

satu dengan lainnya. Sedangkan dalam hubungan sosial, keluarga merupakan

suatu kesatuan yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi walaupun

tidak terdapat hubungan darah.

Menurut Soelaeman (1994) dalam Djamarah (2004), secara psikologis

keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal

bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin

sehingga terjadi saling memengaruhi, saling memperhatikan, dan saling

menyerahkan diri.

b. Fungsi Keluarga

Menurut Harton dan Hunt (1985) dalam Murdiyatmoko (2007),

beberapa fungsi keluarga antara lain:

1) Fungsi reproduksi, merupakan mekanisme melanjutkan keturunan,

melahirkan anak dan menumbuh-kembangkan anak.

2) Fungsi sosialisasi. Memberikan peran kepada keluarga untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan alam

kehidupannya di masa yang akan datang, kepercayaan, nilai, sikap,

dan mekanisme koping, memberikan feedback, dan memberikan

petunjuk dalam pemecahan masalah.

3) Fungsi afeksi. Keluarga memberikan kenyamanan emosional,

membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan

saat terjadi stres (Friedman dalam Ali, 2006). Hubungan afeksi ini

juga merupakan faktor penting bagi perkembangan kepribadian anak.

4) Fungsi perlindungan. Keluarga memberikan perlindungan fisik,

ekonomis, dan psikologis bagi para anggotanya sehingga dapat

menikmati keadaan yang dirasa aman tanpa ancaman dari pihak

manapun.

5) Fungsi ekonomi. Keluarga diharapkan menjalankan fungsi ekonomi,

dalam arti dapat menjamin pemenuhan kebutuhan material para

anggota keluarga.

6) Fungsi penentuan status, artinya bahwa melalui perkawinan

seseorang akan mendapatkan status atau kedudukan yang baru di

masyarakat yaitu suami atau istri. Secara otomatis seseorang itu akan

diperlakukan sebagai orang yang telah dewasa dan mampu

bertanggung jawab kepada diri, keluarga, anak-anak dan

masyarakatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c. Hubungan dalam Keluarga

Syarat utama berlangsungnya fungsi keluarga adalah terciptanya

hubungan keluarga yang baik, di mana setiap anak bisa mengembangkan

dirinya dengan bantuan orang tua dan saudara-saudaranya (Gunarsa dan

Yulia, 2008).

Menurut Suleeman dalam Ihromi (2004), hubungan keluarga dapat

dilihat dari:

1) Hubungan suami istri

Adalah hubungan antara laki-laki dan perempuan yang diikat

oleh tali pernikahan yang sah dan memiliki tujuan untuk membentuk

suatu keluarga.

2) Hubungan orang tua-anak

Adalah kebersamaan antara orang tua dengan anak dalam

kehidupan sehari-hari yang merupakan hubungan timbal balik

(Gunarsa dan Yulia, 2008).

3) Hubungan antar saudara

Kedekatan emosi dan konflik dalam interkasi antarsaudara

dianggap sebagai faktor penting pada hubungan dalam keluarga.

Kualitas interaksi antara individu dengan individu lainnya disebut

sebagai keintiman. Dalam berinteraksi, masing-masing individu akan

menunjukkan perilaku timbal balik untuk mempertahankan tingkat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

keintiman (Patterson, 1982 dalam Laurencea dan Barrett, 1998). Keintiman

juga didefinisikan sebagai perasaan kedekatan yang berkembang dari

keterbukaan masing-masing individu (Perlman dan Fehr, 1987 dalam

Laurencea dan Barrett, 1998). Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

keintiman keluarga merupakan perasaan kedekatan antaranggota keluarga

yang muncul dari interaksi masing-masing individu sehingga muncul

keterbukaan antaranggota keluarga. Dengan kualitas kedekatan yang baik,

maka fungsi keluarga juga akan berjalan baik.

2. Stres

a. Definisi Stres

Menurut Hans Selye, stres adalah respon tubuh yang sifatnya

nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Pada gejala stres, gejala

yang dikeluhkan penderita didominasi oleh keluhan somatik (fisik), tetapi

dapat pula disertai keluhan psikis. Stres timbul manakala beban atau

tuntutannya melebihi kemampuan atau daya tahan seseorang baik secara

fisik maupun secara mental (Hawari, 2008).

Stres menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami

individu/organisme agar bisa beradaptasi atau menyesuaikan diri (Chugh,

2001; Nevid, Rathus, Greene, 2005).

Menurut McGrath dalam Sukadiyanto (2010), stres akan muncul pada

individu bila ada ketidakseimbangan atau kegagalan individu dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat jasmani maupun rohani.

Stres tidak dapat dihindari dan terjadi di semua segi kehidupan. Pada

level tertentu, stres dapat terlihat sebagai suatu bagian yang lazim dari proses

adaptasi terhadap perubahan lingkungan. Stres yang berkepanjangan dan

tidak diatasi dengan baik akan berdampak negatif pada kondisi fisik, mental

dan kemampuan kognitif pada anak-anak dan remaja (Steinberg, 2005).

Dampak negatif lainnya antara lain kecemasan, depresi, penurunan daya

ingat, kemampuan berbahasa, dan prestasi akademik (Farah et al., 2007 dan

Evans et al., 2009).

b. Gejala stres

Menurut Terzian (2010), seseorang yang sedang mengalami kesulitan

dalam mengatasi stres dapat dikenali dengan adanya perubahan mood,

fisik, dan tingkah laku sebagai berikut:

1) Perubahan fisik. Ketegangan pada otot, sakit kepala, sakit perut, sulit

tidur, tidak nafsu makan, dan kekurangan energi.

2) Perubahan mood berupa kecemasan, gelisah, kehilangan antusiasme

terhadap hal-hal yang disukai, mudah marah, cenderung menarik diri,

dan merasa putus asa.

3) Perubahan tingkah laku berupa kebiasaan makan yang kurang baik,

serta penurunan berat badan dalam jangka waktu tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

The American Institute of Stress juga menjelaskan beberapa gejala

stres yang sering muncul antara lain nyeri punggung, pendengaran

berdenging, keringat dingin, mulut kering, nyeri dada, palpitasi, mudah

panik, kecemasan berlebih, insomnia, sering bermimpi buruk, merasa

frustasi dan depresi, sulit berkonsentrasi, sulit menyerap informasi baru,

serta sulit membuat keputusan.

c. Epidemiologi

Menurut penelitian Twenge et al., tingkat stres dan gangguan

kesehatan mental pelajar dan mahasiswa dewasa ini meningkat lima kali

lebih tinggi dibandingkan kondisi yang diderita pelajar dan mahasiswa

pada era depresi besar 1938 silam. Penelitian ini dilakukan di lima

universitas dan melibatkan 77.576 pelajar dan mahasiswa serta

membandingkan data tahun 1938 hingga 2007. Secara umum, rata-rata

pelajar pada 2007 mengalami tekanan mental lima kali lebih besar daripada

pelajar pada usia yang sama di tahun 1938. Studi Twenge dan tim peneliti

dari Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) mengungkap

bahwa budaya populer dan faktor ekstenal, seperti kekayaan keluarga,

status hingga penampilan mempengaruhi tingkat kesehatan mental para

pelajar dan mahasiswa (Twenge et al., 2010).

Sebuah penelitian lain di New York menunjukkan bahwa anak-anak

dan remaja terus mengalami peningkatan level stres. Hampir sebagian

remaja (45%) usia 13-17 tahun dilaporakan mengalami level stres yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

meningkat dalam setahun terkahir, tetapi hanya 28% orang tua yang

menyadari bahwa level stres anak-anaknya meningkat. Sedangkan pada

26% anak usia 8-12 tahun yang mengalai peningkatan level stres, hanya

17% orang tua yang menyadari stres yang dialami anak-anak mereka. Hal

ini mengindikasikan bahwa orang tua tidak sepenuhnya memahami

keadaan stres yang dialami anak. Analisis tersebut didasarkan pada

penelitian terhadap 1206 anak-anak dan remaja usia 8-17 tahun yang

tinggal di Amerika Serikat (The American Psychological Association,

2009).

d. Sumber stres

Ada tiga sumber stres utama menurut Gunarya (2008):

1) Lingkungan, kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri,

antara lain:

a) Cuaca, kebisingan, kepadatan.

b) Tekanan waktu, standar prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa

aman dan harga diri.

c) Tuntutan hubungan antarpribadi, penyesuaian diri dengan teman,

pasangan, dan perubahan keluarga.

2) Fisiologik, berasal dari dalam tubuh:

a) Perubahan kondisi tubuh: masa remaja, haid, hamil, menopause,

andropause, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang tidur.

b) Reaksi tubuh: reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

mengakibatkan perubahan pada tubuh sehingga menimbulkan

stres.

3) Pikiran, merupakan stres yang bersumber dari pemaknaan diri dan

lingkungan. Pikiran akan menginterpretasi apakah pengalaman yang

dialami akan dianggap sebagai sebuah stresor atau tidak.

Menurut Maramis (2009), ada empat sumber stres secara psikologis,

yaitu:

1) Frustasi, muncul apabila ada penghalang antara individu dengan

kebutuhan atau tujuan individu. Frustasi yang muncul karena stresor

dari luar, misalnya: bencana alam, kecelakaan, peperangan, kematian

orang yang dicintai, norma-norma, dan adat-istiadat. Frustasi yang

muncul karena stresor dari dalam, misalnya: cacat badaniah,

kegagalan dalam penerimaan diri, merupakan frustasi yang

berhubungan dengan kebutuhan akan harga diri.

2) Konflik, terjadi apabila individu tidak dapat memilih antara dua atau

lebih kebutuhan atau tujuan.

3) Tekanan, yaitu sesuatu yang dirasakan menjadi beban bagi individu.

Tekanan dari dalam dapat disebabkan individu mempunyai harapan

yang tinggi terhadap dirinya namun tidak disesuaikan dengan

kemampuannya sendiri. Tekanan dari luar, misalnya: atasan di kantor

menuntut pekerjaan cepat diselesaikan sementara waktu yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

disediakan sering mendesak.

4) Krisis, keadaan akibat stresor mendadak dan besar yang

menimbulkan stres dan mengganggu keseimbangan yang ada secara

tiba-tiba. Hal ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, kegagalan usaha

ataupun kematian. Setelah mengalami krisis, individu bisa menjadi

lebih peka bila mengalami stres lagi, tetapi juga bisa menjadi lebih

kuat atau lebih matang bila menghadapi stres di kemudian hari.

e. Reaksi adaptasi terhadap stres

Menurut Hans Selye (1976) dalam Nevid, Rathus, dan Greene (2005),

dalam keadaan stres seseorang akan mengalami suatu respon biologis umum

yang disebut sebagai sindrom adaptasi menyeluruh (general adaptation

syndrome/GAS). GAS terdiri dari tiga tahap:

1) Tahap reaksi waspada (alarm reaction)

Persepsi terhadap stresor yang muncul secara tiba-tiba menggerakkan

tubuh untuk mempertahankan diri. Reaksi ini diawali oleh otak dan

diatur oleh sistem endokrin dan cabang simpatis dari sistem saraf

otonom.

2) Tahap resistansi (resistance stage)

Apabila stresor dialami terus-menerus, maka seseorang akan lebih

tahan (resisten) terhadap stres. Pada tahap ini respon endokrin dan

sistem simpatis tetap ada tetapi tidak setinggi pada reaksi waspada.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3) Tahap kelelahan (exhaustion stage)

Pada tahap ini, stres yang menetap mulai memicu masalah kesehatan.

Produksi kortisol yang terus-menerus pada stres kronis dapat

menurunkan sistem kekebalan sehingga tubuh menjadi lebih rentan

terhadap penyakit.

f. Daya tahan mengatasi stres

Garg dan Rastogi (2009) menyatakan, daya tahan mengatasi stres

adalah daya yang dimiliki dan dikerahkan seseorang dalam menghadapi

situasi dan perasaan yang penuh tekanan, serta berbagai kejadian dalam

hidup yang menimbulkan stres, termasuk berusaha untuk bereaksi positif

terhadap stresor.

Daya tahan menghadapi stres juga dapat dianggap sebagai

kemampuan individu untuk bangkit kembali saat menghadapi tekanan atau

ancaman. The American Psychological Association mendefinisikan daya

tahan ini sebagai kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi

kesulitan, trauma, atau tragedi (Yemm, 2009)

Dalam menghadapi stres, setiap individu memiliki daya tahan atau

nilai ambang stres yang berbeda-beda. Tiap individu juga mempunyai cara

sendiri untuk penyesuaian diri terhadap stres. Stres yang sama belum tentu

menimbulkan dampak yang sama. Ini disebabkan oleh penilaian terhadap

stresor dan stres yang berbeda, juga karena tuntutan terhadap tiap individu

juga berbeda, yang antara lain tergantung pada umur, seks, perkembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kepribadian, inteligensi, kematangan emosional, kemampuan kognitif,

stasus sosial, dan dukungan keuarga (Kottler dan Chen, 2008; Maramis,

2009).

Beberapa faktor psikososial yang berhubungan dengan daya tahan

mengatasai stres antara lain optimisme dan emosi positif, rasa humor,

kemampuan kognitif, penerimaan diri, mekanisme koping, spiritualitas,

serta dukungan sosial dari keluarga atau lingkungan sekitar (Southwick,

Vythilingam, Charney, 2005).

3. Hubungan antara Keintiman Keluarga dengan Daya Tahan Stres

Menurut Taylor (2000) dalam Rumiani (2010), di samping kemampuan

individu untuk menghadapi stres, faktor lain yang cukup penting untuk

meningkatkan daya tahan terhadap stres adalah dukungan sosial (social

support).

Penelitian yang dilakukan Jemmot dan Magloire (1988) menunjukkan

bahwa individu yang mendapat dukungan sosial mempunyai respon imun yang

lebih baik dalam menghadapi stres. Dukungan sosial juga berfungsi sebagai

penyangga (buffer) yang melindungi individu selama menghadapi stres, dan

mengurangi dampak negatif dari stresor. Dukungan sosial juga membuat

penilaian individu terhadap stresor lebih baik, meredam intensitas reaksi

fisiologis tubuh terhadap stres, mengurangi tingkah laku yang merusak

kesehatan seperti merokok, dan minum-minuman beralkohol, dan mendorong

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

upaya koping yang lebih konstruktif (Weiten, et al., 2009).

Dimensi dukungan sosial sangat luas, namun Bronfenbrenner

menyebutkan lapis terdekat setiap orang adalah mikrosistem yaitu keluarga

(Bee dan Boyd, 2007 dalam Rumiani, 2010). Oleh karena itu, keluarga bisa

disebut penyangga utama bagi seseorang dalam menghadapi stres. Dukungan

dari anggota keluarga, pasangan, dan teman dekat membantu seseorang

mengatasi stres (Myers, 2011).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan:

tidak diteliti

Keintiman keluarga

1. Perkembangan emosi lebih

baik.

2. Fungsi keluarga berjalan

baik.

3. Ada dukungan psikologis dari

keluarga dalam menghadapi

masalah.

Derajat keintiman keluarga

rendah

Derajat keintiman keluarga

tinggi

Daya tahan mengatasi stres

kurang baik

Daya tahan mengatasi stres lebih

baik

1. Perkembangan emosi kurang

baik.

2. Fungsi keluarga berjalan

kurang baik.

3. Kurang dukungan psikologis

dari keluarga dalam

menghadapi masalah.

Status ekonomi, cara didik

orangtua, lingkungan sosial

budaya, gaya hidup,dll.

Stresor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

C. Hipotesis

Berdasarkan beberapa teori pada tinjauan pustaka dan kerangka

pemikiran, disusun hipotesis bahwa ada hubungan antara derajat keintiman

keluarga dengan daya tahan seseorang dalam mengatasi stres.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional atau disebut juga penelitian transversal sebab variabel bebas dan variabel

tergantung diobservasi hanya sekali pada saat yang sama (Murti, 2006).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas

XI SMA Negeri 1 Surakarta, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

a. Siswa kelas X dan XI SMA Negeri 1 Surakarta yang resmi masih

terdaftar.

2. Kriteria eksklusi

a. Skor L-MMPI dengan jawaban “tidak” ≥ 10.

b. Tidak mengisi satu atau lebih pertanyaan pada kuesioner keintiman

keluarga ataupun kuesioner daya tahan stres.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang

berkaitan dengan karakteristik populasi atau kriteria inklusi dan ekslusi (Murti,

2006).

Untuk mengontrol variabel perancu, maka pengaruh variabel perancu ikut

diperhitungkan dengan model analisis multivariat. Karena itu, maka ukuran

sampel ditentukan dengan rumus menurut Murti (2006), sebagai berikut:

= 15-20 × 2

= 30-40 sampel

Berdasarkan penghitungan rumus di atas, maka dalam penelitian ini akan

digunakan minimal 40 sampel.

n = 15-20 × jumlah variabel independen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

E. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: derajat keintiman keluarga.

2. Variabel terikat: daya tahan stres.

3. Variabel luar:

a. Stresor

b. Status ekonomi

c. Cara didik orang tua

d. Gaya hidup

Siswa SMA Negeri 1 Surakarta

Isian data pribadi

HRSS

L-MMPI

Sampel

Instrumen Keintiman Keluarga

Analisis korelasi Pearson dan regresi linier

MSRS-ST

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Keintiman keluarga adalah suatu sikap dan perilaku yang diberikan

orang tua kepada anaknya. Sebagai alat ukur adalah Instrumen Keintiman

Keluarga dengan skala interval.

2. Variabel terikat

Daya tahan mengatasi stres adalah daya yang dimiliki dan

dikerahkan seseorang dalam menghadapi situasi dan perasaan yang penuh

tekanan, serta berbagai kejadian dalam hidup yang menimbulkan stres,

termasuk berusaha untuk bereaksi positif terhadap stresor. Sebagai alat ukur

adalah Miller Smith Rating Scale for Stres Tolerance (MSRS-ST) dengan

skala interval.

3. Variabel perancu

Variabel perancu yang diteliti pada penelitian ini adalah stresor. Stresor

merupakan kejadian atau peristiwa dalam hidup yang mengakibatkan stres.

Sebagai alat ukur digunakan Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS) dengan

skala interval.

H. Instrumen Penelitian

1. Isian data pribadi

2. Lie minessota Multiphrasic Personality Inventory (L-MMPI), yaitu pertanyaan

yang digunakan untuk skala kebohongan responden, terdiri dari 15 butir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pertanyaan yang harus dijawab “ya” atau “tidak”. Informasi yang diberikan

Responden dinilai tidak dapat dipercaya apabila jumlah jawaban”tidak”

melebihi 10. (Syamsulhadi, 1995).

3. Instrumen Keintiman Keluarga (IKK), yaitu daftar pertanyaan yang digunakan

untuk mengetahui kedekatan hubungan responden dengan orangtuanya.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berisi 12 butir pertanyaan yang

telah dimodifikasi dan divalidasi oleh Sudiyanto dan Sumarni (1984) dalam

Dharmawan (2008). Derajat keintiman keluarga dinilai dari rata-rata :

jumlah skor tertinggi + jumlah skor terendah

2

Individu dengan skor di bawah rata-rata dinyatakan memiliki derajat keintiman

keluarga rendah, sedangkan individu dengan skor di atas rata-rata dinyatakan

memiliki derajat keintiman keluarga tinggi.

4. Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS), yaitu daftar 43 peristiwa hidup yang

dapat mengakibatkan stres. Skala ini dikembangkan pada tahun 1967 oleh Dr.

Thomas H. Holmes dan Dr. Richard H. Rahe. Holmes dan Rahe

mengkategorikan tingkat stres ke dalam empat katagori. Skor kurang dari 150

sebagai stres ringan, skor 150-299 tergolong stres sedang dan skor di atas 300

tergolong stres berat.

5. Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance (MSRS-ST), yaitu daftar

pertanyaan untuk menilai daya tahan seseorang dalam mengatasi stres yang

berisi 20 pertanyaan di mana masing-masing diberi skor 1 hingga 5. Angka skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

1 (hampir selalu dikerjakan), sedangkan angka skor 5 (tidak pernah dikerjakan),

sesuai dengan ukuran seberapa jauh berlakunya bagi yang bersangkutan.

Instrumen ini telah diuji oleh Brodjonegoro (1988) dengan nilai batas pemisah

43. Individu dengan nilai toleransi stres < 43 dinyatakan sebagai individu

dengan daya tahan stres yang baik, individu dengan nilai toleransi stres ≥ 43

dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan stres yang kurang baik.

I. Cara Kerja

1. Tiap siswa SMA diberi tiga macam kuesioner (Skala L-MMPI, Skala IKK,

Skala HRSS, dan Skala MSRS-ST) secara bersamaan beserta isian data pribadi

responden. Setiap skala diminta untuk diisi secara lengkap sesuai petunjuk.

2. Skala L-MMPI dihitung terlebih dahulu. Skala ini berisi 15 butir pernyataan

untuk dijawab responden dan dapat dipertanggungjawabkan kejujurannya bila

jawaban ”tidak” berjumlah kurang dari 10. Responden diikutsertakan jika

memenuhi syarat.

3. Kemudian Skala Instrumen Keintiman Keluarga dihitung dari rata-rata

jumlah skor tertinggi dan terendah. Keintiman keluarga tergolong tinggi

apabila jumlah skor diatas rata-rata dan tergolong rendah apabila jumlah skor

di bawah nilai rata-rata.

4. Selanjutnya penghitungan Skala Holmes and Rahe Stress Scale (HRSS). Skor

kurang dari 150 sebagai stres ringan, skor 150-299 tergolong stres sedang

dan skor di atas 300 tergolong stres berat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

5. Kemudian perhitungan Skala Miller Smith Rating Scale for Stress Tolerance

(MSRS-ST). Individu dengan nilai toleransi stres < 43 dinyatakan sebagai

individu dengan daya tahan sress yang baik, individu dengan nilai toleransi

stres ≥ 43 dinyatakan sebagai individu dengan daya tahan stres yang kurang

baik.

6. Setelah data diperoleh, dianalisis dengan uji korelasi pearson dan uji regresi

linier dengan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for Windows.

J. Teknik dan Analisis Data

Untuk menguji hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya

tahan stres dianalisis dengan uji korelasi pearson dilanjutkan dengan uji regresi

linier menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17 for

Windows.

Adapun model analisis regresi linier dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Keterangan:

Y = Daya tahan stres

X1 = Keintiman keluarga

X2 = Stresor

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 di SMA Negeri 1

Surakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Surakarta kelas X dan

XI. Pada penelitian ini didapat total sampel sebanyak 62 siswa. Seluruh sampel

yang didapat pada penelitian ini memenuhi kriteria inklusi.

Tabel 4.1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah Persen % Umur 14 tahun 9 14.5 15 tahun 42 67.7 16 tahun 11 17.7 Jenis Kelamin Laki-laki 29 46.8 Perempuan 33 53.2

Sumber : Data primer 2011

Berdasarkan tabel umur, didapatkan sampel yang berumur 14 tahun 9 orang,

15 tahun 42 orang, dan 16 tahun 11 orang. Berdasarkan tabel jenis kelamin,

didapatkan sampel dengan jenis kelamin laki-laki 29 orang dan sampel dengan

jenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sampel

dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki.

Skor keintiman keluarga diperoleh dari hasil tabulasi data nilai Skala IKK

yang terdiri dari 12 aitem. Dari Tabel 4.2 dapat diketahui Skala IKK memiliki nilai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

minimum 21 dan nilai maksimum 59. Rata-rata nilai Skala IKK adalah 44.75 ±

9.70. Sedangkan nilai stresor diperoleh dari Skala HRSS yang terdiri dari 40

aitem. Berdasarkan hasil kuesioner pada Tabel 4.2 diketahui data Skala HRSS

memiliki nilai minimum 92 dan nilai maksimum 803. Rata-rata data nilai Skala

HRSS 335.24 ± 146.04. Skor daya tahan terhadap stres diperoleh dari Skala

MSRS-ST yang terdiri dari 20 aitem. Pada Tabel 4.2 diketahui hasil data Skala

MSRS-ST memiliki nilai minimum 33, nilai maksimum 81, dan nilai rata-rata

55.20 ± 10.84.

Tabel 4.2. Deskripsi Statistik Hasil Penelitian pada Masing-Masing Variabel

Variabel Jumlah Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

Keintiman keluarga (skor)

62 21.00 59.00 44.75 9.70

Stresor (skor) 62 92.00 803.00 335.24 146.04 Daya tahan terhadap stres (skor)

62 33.00 81.00 55.20 10.84

Sumber : Data primer 2011

B. Analisis Statistika

Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji korelasi

Pearson dilanjutkan dengan regresi linier dengan program SPSS 17.00 for

windows. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara 2

variabel numerik. Sedangkan uji regresi linier digunakan untuk memprediksi

berapa besar perubahan pada variabel terikat jika variabel bebas mengalami

perubahan (Sastroasmoro, 2010). Adapun syarat uji korelasi pearson dan uji

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

regresi linier adalah data berskala numerik dan terdistribusi secara normal. Untuk

mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji

normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai

p > 0.05 pada masing-masing kelompok tersebut. Uji normalitas yang dilakukan

pada masing-masing sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun

analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih

tinggi dibandingkan dengan deskriptif sehingga dalam penelitian ini dilakukan

dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan jika sampel

lebih dari 50 sampel (Dahlan, 2005).

Tabel 4.3. Uji Normalitas Penyebaran Data dengan Kolmogorov Smirnov

Data Nilai p Keterangan

Keintiman keluarga (skor) 0.076 Distribusi normal

Stresor (skor) 0.200 Distribusi normal

Daya tahan stres (skor) 0.200 Distribusi normal

Sumber : Data primer 2011

Pada uji normalitas penyebaran data dengan Kolmogorov-Smirnov, skor

keintiman keluarga mempunyai nilai p = 0.076, stresor mempunyai nilai p = 0.200

dan daya tahan terhadap stres mempunyai nilai p = 0.200. Karena nilai p > 0.05,

dapat disimpulkan bahwa distribusi skor keintiman keluarga, stresor dan daya

tahan stres terdistribusi normal sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan

pengolahan dengan uji korelasi pearson dan regresi linear.

Dari hasil uji hipotesis dengan korelasi pearson Skala IKK dan Skala

MSRS-ST didapatkan hasil r = -0.466 dan nilai p < 0.001. Dari hasil statistik ini

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dapat diketahui bahwa semakin tinggi skor keintiman keluarga maka semakin

rendah skor Skala MSRS-ST yang artinya daya tahan terhadap stres semakin baik.

Sedangkan korelasi pearson Skala IKK dan Skala HRSS didapatkan hasil r =

0.078 dan nilai p = 0.274. Dari nilai p dapat diketahui bahwa hubungan antara

stresor dengan daya tahan stres kurang signifikan.

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi linier,

pada Tabel 4.4 didapatkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar

-0.52 dengan nilai p < 0.001. Nilai negatif memiliki arti bahwa semakin kecil skor

keintiman keluarga akan diikuti oleh peningkatan jumlah skor toleransi stres,

dengan kata lain semakin tidak intim maka daya tahan siswa terhadap stres

semakin berkurang.

Tabel 4.4. Hasil Analisis Data Uji Regresi Linier tentang Hubungan antara

Keintiman Keluarga dan Stresor dengan Daya Tahan Stres

Variabel Koefisien

regresi

p 95.00% Confidence Interval

Batas Bawah Batas Atas

Keintiman Keluarga (skor) -0.52 < 0.001 -0.78 -0.26

Stresor (skor) 0.002 0.83 -0.02 0.02

N Observasi 62

Adjusted R2 0.19

~p < 0.001

Sumber : Data primer 2011

Pada Tabel 4.4, didapatkan N observasi sebesar 62, artinya besar sampel

yang diteliti berjumlah 62 orang. Dari tabel tersebut juga didapatkan adjusted R2

0.19, artinya 19% peningkatan daya tahan stres dipengaruhi oleh derajat keintiman

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

keluarga dan stresor. Dalam hal ini adjusted R2 telah mengoreksi R square

sehingga lebih mencerminkan hasil.

Gambar 4.1 Diagram Scatter-plot Hubungan Keintiman Keluarga dengan Daya

Tahan terhadap Stres

Gambar Scatter-plot di atas menunjukkan dengan lebih jelas hubungan

antara keintiman keluarga dengan daya tahan stres. Gambar tersebut memberikan

informasi bahwa siswa dengan keintiman keluarga yang tinggi akan memiliki

tingkat intoleransi stres yang rendah, dengan kata lain daya tahan terhadap

stresnya lebih tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 30

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2011 dengan memberikan

kuesioner kepada 62 siswa di SMA Negeri 1 Surakarta. Seluruh sampel yang didapat

pada penelitian ini memenuhi kriteria inklusi penelitian.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan korelasi pearson diketahui bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keintiman keluarga dengan daya

tahan stres (r = -0.466; p < 0.001). Sedangkan antara stresor dengan daya tahan stres

didapatkan hubungan yang kurang signifikan (r = 0.078; p = 0.274).

Berdasarkan analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi linier,

didapatkan koefisien regresi untuk keintiman keluarga sebesar -0.52 dengan nilai p <

0.001. Nilai koefisien regresi negatif memiliki arti bahwa semakin kecil skor

keintiman keluarga akan diikuti oleh peningkatan jumlah skor toleransi stres, dengan

kata lain semakin tidak intim maka daya tahan siswa terhadap stres semakin

berkurang. Dengan kata lain, siswa yang memiliki derajat keintiman keluarga yang

tinggi akan memiliki daya tahan stres yang lebih baik daripada siswa dengan derajat

keintiman keluarga yang lebih rendah. Hal ini sesuai dengan hipotesis sebelumnya

yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan

daya tahan seseorang dalam mengatasi stres.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor toleransi stres siswa dengan

derajat keintiman keluarga tinggi lebih rendah dibandingkan dengan skor toleransi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

siswa dengan derajat keintiman rendah. Hal ini sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Taylor (2000) dalam Rumiani (2010) bahwa dukungan sosial

dalam hal ini keluarga merupakan faktor penting untuk meningkatkan daya tahan

terhadap stres. Keluarga juga bisa disebut penyangga utama bagi seseorang dalam

menghadapi stres. Dukungan dari anggota keluarga, pasangan, dan teman dekat

membantu seseorang mengatasi stres (Myers, 2011).

Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian yang

dilakukan Jemmot dan Magloire (1988) bahwa dukungan keluarga membantu

melindungi individu selama menghadapi stres, mengurangi dampak negatif dari

stresor, dan membuat penilaian individu terhadap stresor lebih baik, meredam

intensitas reaksi fisiologis tubuh terhadap stres, dan mendorong upaya koping yang

lebih konstruktif (Weiten, et al., 2009). Hal ini menunjukkan orang yang mendapat

dukungan dari orang terdekat, atau memiliki kedekatan dengan keluarga memiliki

mekanisme koping yang lebih baik dalam mengatasi stres sehingga memiliki daya

tahan stres yang lebih baik.

Sedangkan koefisien regresi untuk stresor sebesar 0.002 dengan nilai p = 0.83

menunjukkan bahwa antara stresor dengan daya tahan stres memiliki hubungan yang

kurang signifikan. Tiap individu mempunyai cara sendiri untuk penyesuaian diri

terhadap stres. Stres yang sama belum tentu menimbulkan dampak yang sama. Ini

disebabkan oleh penilaian terhadap stresor dan stres yang berbeda, juga karena

perbedaan tuntutan terhadap tiap individu, serta dipengaruhi oleh kepribadian,

inteligensi, kematangan emosional, dan kemampuan kognitif (Kottler dan Chen,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

2008; Maramis, 2009).

Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai adjusted R2 0.19, artinya 19%

peningkatan daya tahan stres dipengaruhi oleh derajat keintiman keluarga dan stresor.

Sedangkan 81% sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak ikut

diperhitungkan dalam penelitian ini.

Penelitian ini mempunyai kelemahan dalam hal lokasi cakupan yang terlalu

sempit dan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat menjadi perancu hasil

penelitian yang digolongkan dalam variabel luar tidak terkendali seperti status

ekonomi, gaya hidup, cara didik orang tua.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 33

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan antara derajat keintiman keluarga dengan daya tahan stres yang

secara statistik signifikan (p < 0.001). Siswa yang memiliki derajat keintiman

keluarga tinggi akan memiliki daya tahan stres yang lebih baik daripada siswa

dengan derajat keintiman keluarga yang lebih rendah.

B. Saran

1. Pada orang tua, sebaiknya meningkatkan fungsinya dalam hal fungsi asih, asuh

dan asah serta mau meluangkan waktunya untuk anak-anak sehingga akan

terpenuhi kebutuhan psikologisnya, dengan demikian akan membuat anak

memiliki mekanisme koping yang positif dan mampu mengatasi masalah secara

adaptif.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi cakupan penelitian yang

lebih luas, termasuk juga dilakukannya analisis tarhadap variabel-variabel

perancu lain, dengan harapan semakin memperkuat simpulan dan semakin

memperkecil bias.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

DAFTAR PUSTAKA

Ali Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. hal: 2. Brodjonegoro N.E. 1988. Hipertensi,Stres Psikososial Kronik, Penyakit Darah

Tinggi, Stres, Hipertensi Tipe A, Tegang,Ilmu Penyakit Syaraf. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak diterbitkan.

Chugh S. 2001. Understanding & Managing Stres.

http://www.searo.who.int/en/Section7/Section22/Section1105/Section1107.htm. (24 Februari 2011).

Dahlan, M. S. 2009. Statitiska untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba

Medika, hal: 12-13. Dharmawan W.I. 2008. Hubungan Riwayat Keintiman Orangtua-Anak dengan

Perilaku Antisosial. Surakarta: FK UNS. Skripsi. Tidak diterbitkan. Dinesh S., Kumari S. 2010. Childhood Stres. http://www.help-

stres.net/tag/statistics-on-adolescent-stres-in-india. (24 Februari 2011). Djamarah S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. hal: 16-17. Evans G.W., Schamberg M.A. (2009). Childhood poverty, chronic stres, and

adult working memory. Proceedings of the National Academy of Sciences, 10. hal: 6545-6549.

Farah M., Nobel K., & Hurt H. (2007). The Developing Adolescent Brain In

Socioeconomic Context. In D. Romer (Ed.), Adolescent psychology and the developing brain: Integrating brain and prevention science. New York, NY: Oxford University Press. hal: 373-387.

Garg P., Rastogi R. 2009. Emotional Intelligence and Stres Resiliency:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

A Relationship Study. International Journal of Educational Administration Vol.1. No.1. India: Research India Publications. hal: 3. http://www.ripublication.com/ijeav1/ijeav1n1_1.pdf (23 Februari 2011).

Gunarsa, S.D. 2004. Dari Anak sampai Usia Lanjut. Jakarta : PT.BPK Gunung

Mulia, hal: 283-284. Gunarya A. 2008. Manajemen Stres. Pusat Bimbingan dan Konseling Univeritas

Hasanuddin. http://www.unhas.ac.id/maba/bss2009/manajemen%20diri/Modul%20MD08-Manajemen%20Stres.pdf (26 Februari 2011).

Gunarsa S.D., Yulia. 2008. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga.

Cetakan ke-8. Jakarta: Gunung Mulia. hal: 30-31. Hawari D. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dam Depresi. Edisi kedua. Cetakan II.

Jakarta : FKUI, hal : 130-2. Ihromi T.O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia. hal: 100. Kottler J., Chen David. 2008. Stres Management and Prevention. Application to

Daily Life. USA: Thomson Wadsworth. hal: 65 Laurenceau J.P., Barrett F.L. 1998. Intimacy as an Interpersonal Process: The

Importance of Self-Disclosure Partner Disclosure, and Perceived Partner Responsiveness in Interpersonal Exchanges, Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 74. No. 5. hal: 1238-1239.

Maramis W.F. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran. Surabaya : Airlangga University

Press. hal: 69-85. Munsey C. 2010. The Kids aren’t All Right. A Publication of the American

Psychological Association Vol.41. No.1. hal: 22.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Murdiyatmoko J. 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Jakarta: Grafindo Media Pratama. hal: 44-45.

Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif

dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, hal : 68, 136.

Myers D. 2004. Exploring Psychology: Emotions, Stres, and Health. Ed. 7.

Chapter 11. New York: Worth Publishers. hal: 502. Nevid J.S., Rathus S.A., Greene B. 2005. Psikologi Abnormal jilid 1 Terjemahan.

Jakarta: Erlangga. hal: 135-139. Rosmond R. 2005. Role of The Pathogenesis Of The Metabolic Syndrome.

Psychoneuroendocrinology, 30(1), hal: 1-10. Rumiani. 2010. Optimalisasi Peran Keluarga sebagai Stres Buffer dalam

Menghadapi Bencana. Yogyakarta: UII. Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2010. Dasar-daras Metodologi Penelitian Klinis

Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto. Shochib Moh. 2000. Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. hal: 17. Southwick S. M., Vythilingam M., Charney D.S. 2005. The Psychobiology of

Depression and Resilience to Stres: Implications for Prevention and Treatment. Annual Review of Clinical Psychology. Vol. 1: 255-291. http://www.annualreviews.org/doi/abs/10.1146/annurev.clinpsy.1.102803.143948 (26 Februari 2011).

Steinberg L. 2005. Adolescence 7th ed. New York, NY: McGraw-Hill. pp: 533. Sukadiyanto. 2010. Stres dan Cara Menguranginya. Cakrawala Pendidikan.

Februari 2010, Th. XXIX, No. 1. Yogyakarta : FIK UNY. hal: 56-57.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Syamsulhadi. 1995. Pengantar Sexuologi. Surakarta : UNS Press. Terzian M., Moore K. A., Nguyen H. N. 2010. Assessing Stres in Children and

Youth : A Guide for-out-of-School Time Program Practitioners. http://www.childtrends.org/Files/Child_Trends2010_10_05_RB_AssessingStres.pdf. (2 Februari 2011).

The American Institute of Stres. Effect of Stres. http://www.stres.org/topic-

effects.htm (5 Februari 2011). The American Psychological Association. 2009. APA survey raises concern about

parent perceptions of children’s stres. http://www.apa.org/news/press/releases/2009/11/stres.aspx (7 Februari 2011)

Twenge J.M., Gentile B., DeWall C. N., Ma Debbie, Lacefield K., Schurtz D. R.

2010. Birth cohort increases in psychopathology among young Americans, 1938-2007: A cross-temporal meta-analysis of the MMPI. Clinical psychology review 2010;30(2):145-54.

Weiten W., Lloyd M.A., Dunn D.S., Hammer E.Y. 2009. Psychology Applied to

Modern Life: Adjustment in the 21st Century. Ed 9. USA: Wadsworth. hal: 93-94.

Yem, Graham. 2009. Building your personal resilience to reduce stres.

http://www.managingpressure.com/downloads/14_Microsoft_Word_Building_your_personal_resilience_to_reduce_stres.pdf (21 Februari 2011).