Keluarga Berencana
-
Upload
universitasnegerimalang -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Keluarga Berencana
STUDI KASUS EFEKTIFITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA KHUSUSNYA
DAERAH MUHARTO, KEL. KOTALAMA, KEC. KEDUNG KANDANG
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Biologi Sosial
yang dibina oleh Ibu Amy Tenzer
Oleh :
Kelompok 5
Laily Maghfiro Kamil Mastika / 110342422027
Nuril Islami /110342422020
Uni Baroroh Husnudin / 110342422035
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa
mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari hasil sensus
penduduk 2010, Indonesia menunjukkan gejala ledakan
penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat
237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen
pertahun, sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53
juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk ini jika tetap pada
angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan
mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang tinggi ini
akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan
(Anonim, 2010).
Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan kebutuhan
semakin meningkat, namun tidak diimbangi dengan perkembangan
yang baik pada berbagai bidang kehidupan, sehingga munculah
berbagai macam permasalahan yang kompleks, seperti kurangnya
lahan untuk tempat tinggal, yang menimbulkan kriminalitas,
pengangguran, pencemaran lingkungan, dan lain sebagainya.
Upaya untuk mengatasi ledakan jumlah pendudukan tersebut
salah satunya adalah melalui program Keluarga Berencana
(KB), dengan menekan angka kelahiran sehingga angka
pertambahan penduduk dapat ditekan.
Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha
untuk mencapai kesejahteraan keluarga. Program Keluarga
Berencana merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan
nasional yang bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan
penduduk yang seimbang, kesejahteraan ekonomi, spiritual,
dan sosial budaya penduduk Indonesia. Program ini diharapkan
dapat secara efektif mengatur jumlah anak yang dimiliki oleh
pasangan suami istri yaitu sebanyak 2 anak saja.
Untuk mengetahui efektifitas program KB khsusnya di
wilayah Malang, dilakukan observasi secarang langsung di
salah satu daerah yang mewakili yaitu di Jl. Muharto,
Kecamatan Kedungkadang. Kami memilih daerah ini karena
daerah ini merupakan pemukiman padat penduduk. Berdasarkan
data yang kami peroleh dari BKKBN untuk periode 2012,
peserta KB aktif tertinggi berasal dari daerah ini yaitu
sebesar 8.404 orang dan persentasenya 100%.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah yang dimaksud program KB dan tujuannya ?
1.2.2 Bagaimanakah hubungan biologi sosial dengan
pertambahan penduduk ?
1.2.3 Bagaimanakah efektifitas program KB khususnya di
Daerah Muharto, Kec. Kedungkandang, Kota Malang
terhadap permasalahan pertambahan penduduk?
1.2.4 Bagaimana pemecahan dari masalah yang timbul dari
pelaksanaan program KB?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian dari program KB dan
tujuannya.
1.3.2 Mengetahui hubungan biologi sosial dengan
pertambahan penduduk
1.3.3 Mengetahui efektifitas program KB khususnya di
Daerah Muharto, Kec Kedungkandang, Kota Malang terhadap
permasalahan pertambahan penduduk.
1.3.4 Mengetahui pemecahan dari masalah yang timbul dari
pelaksanaan program KB.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Program KB (Keluarga Berencana)
Keluarga Berencana (KB) adalah sebuah program yang
dicanangkan pemerintah dalam menekan kepadatan penduduk.
Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Selain itu, program KB ini juga diharapkan mampu
menstabilkan sinergi antara kehidupan sosial dengan sumber daya
yang ada. Sasaran dari program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang
ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan
cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan
sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga
yang berkualitas, keluarga sejahtera.
Sedangkan tujuan program KB adalah meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera dan berkualitas melalui perencanaan waktu
kehamilan, mengurangi angka kelahiran, mengatur jarak kelahiran
anak, mengatur usia perkawinan dan menunda usia perkawinan
sehingga terciptanya penduduk yang berkualitas dan sumber daya
manusia yang bermutu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Kantor Badan
Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) kota
Malang, dihasilkan informasi bahwa tingkat penduduk Kota Malang
yang mengikuti program KB atau tergolong anggota KB aktif semakin
tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kesungguhan dari tim
lapangan dalam memberi penyuluhan secara berkala. Selain itu,
setiap tahunnya selalu diadakan program KB gratis kepada
masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tertarik untuk mengikuti
program KB.
Menurut kepala program Keluarga Berencana BKBPM kota Malang,
program KB ini di rasa cukup efisien, efektif, dan berhasil
diterapkan di masyarakat khususnya daerah Muharto, Dengan
demikian jumlah keluarga sejahtera di kawasan Muharto semakin
lama semakin meningkat. Selain itu, program KB ini juga
diharapkan mampu menstabilkan kehidupan sosial dengan sumber daya
yang ada.
Selain informasi tentang keefektifan program KB di daerah
Muharto. petugas Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga
Berencana Kota Malang juga memberikan informasi mengenai
kekurangan dan kelebihan tujuh metode alat kontrasepsi yang
beredar di masyarakat, berikut ini penjelasannya :
1. Suntikan
KB suntik dilakukan
setiap 1 atau 3 bulan ini,
mengandung hormon
progesteron dan estradiol.
Pada Ibu menyusui,
penggunaan KB suntik
selama1 bulan. Namun, bila seorang Ibu menyusui secara
eksklusif, maka paket KB suntik yang digunakan sampai 3
bulan. Efetivitas KB suntik ini sebesar 99,0-99,7%.
Kelebihan:
KB suntik dapat disesuaikan dengan masa menyusui,
dapat digunakan sejak hari pertama haid, dan tidak
mengganggu produksi ASI.
Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker
indung telur dan pembengkakan pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri
haid.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan
Kekurangan:
Terkadang menimbulkan flek.
Haid tidak teratur setelah pemakaian selama satu
tahun.
Bisa menyebabkan berat badan meningkat.
Nyeri di dada dan suasana hati mudah berubah.
Jika ingin kembali subur memerlukan waktu empat
bulan atau lebih.
2. Pil
Kelebihan :
Bisa digunakan wanita segala
usia
Siklus haid tidak terganggu.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Waktu yang dibutuhkan untuk kembali subur cepat.
Kekurangan :
Pemakaian tiga bulan pertama menyebabkan mual.
Terjadi perdarahan, terutama jika telat meminum
pil.
Menaikkan berat badan.
Penggunaan pil KB pada wanita yang memiliki darah
tinggi, merokok, dan berusia 35 tahun ke atas
beresiko terserang stress dan serangan jantung.
3. Intrauterine device (IUD) / spiral
Kelebihan :
Ampuh mencegah kehamilan
hingga 10 tahun dan dapat
digunakan hingga menopause.
Tidak mengganggu hubungan
intim dengan pasangan.
Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan.
Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
Mengurangi risiko terkena kanker serviks atau
leher rahim
Kekurangan :
Mengganggu siklus haid. Haid bisa lebih banyak dan
lebih lama sehingga dapat menyebabkan kekurangan
haid.
Pembengkakan di pinggul dan bisa keluar dari rahim
tanpa diketahui, sehingga wanita yang menggunakan
IUD harus periksa secara rutin.
Nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan .
4. Implan
Kelebihan :
Alat kontrasepsi yang aman tanpa
meletakkan benda asing ke dalam
rahim, karena diletakkan di
bawah kulit lengan tangan.
Implan yang bentuknya seperti
serpihan kayu ini dapat digunakan untuk 3 tahun.
Hanya perlu periksa pada petugas kesehatan apabila
ada keluhan.
Dapat dilepas sesuai kebutuhan, tidak mengganggu
hubungan intim dengan pasangan.
Tidak mengganggu jumlah dan kualitas ASI.
Kekurangan :
Timbul rasa mual, sakit kepala, dan menimbulkan
kegelisahan.
Membutuhkan tindakan pembedahan kecil untuk
insersi dan pencabutan.
Bisa meningkatkan atau menurunkan berat badan.
5. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan kesuburan seorang perempuan secara permanen.
Kelebihan :
Sangat efektif dan permanen
Tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI dan
tidak mengganggu proses menyusui.
Tidak mengganggu hubungan seksual dengan pasangan.
Kekurangan :
Tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan
operasi rekanalisasi.
Timbul perasaan menyesal yang sangat dalam jika
kemudian hari ingin memiliki anak.
Harus dilakukan oleh dokter yang terlatih atau
spesialis.
6. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinis untuk menghentikan
kapasitas repsoduksi pria dengan cara okusi vasa
diferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat
dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Kelebihan :
Sangat efektif dan permanen dan tidak ada efek
samping jangka panjang.
Kekurangan :
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung
atau nbeberapa saat tindakan akibat reaksi
anafilaksi yang disebabkan oleh tindakan
manipulasi yang berlebihan terhadap anyaman
pembuluh darah di sekitar vasa diferensia.
7. Kondom
Kelebihan :
Murah dan mudah dibeli secara umum dan tidak
perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan :
Mengganggu hubungan seksual dan keberhasilan
bergantung pada cara pemakaian.
(Kondom Wanita) (Kondom Pria)
2.2 Hubungan Biologi Sosial Terhadap Masalah Kepadatan Penduduk (KB)
Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang tidak
diimbangi dengan angka mortalitas yang ada mengakibatkan jumlah
penduduk di Indonesia semakin meningkat yang menyebabkan
kepadatan penduduk. Kepadatan ini berpotensi terhadap pemicu
munculnya dampak lain yang berakibat pada kompleksnya
permasalahan biologis seperti penyakit yang timbul karena tidak
terpenuhinya gizi akibat dari jumlah anak yang lebih dari dua
orang serta berbagai permasalahan lainnya. Hal ini seyogyanya
mejadi tanggung jawab setiap orang untuk menyadari dampak di masa
yang akan datang dan solusi untuk menanggulanginya. Selain
kesadaran dari warga, pemerintah juga wajib bertindak dalam
memberikan jalan keluar yang efektif dan efisien dalam
menanganinya. Satu dari sekian banyak cara yang ditawarkan oleh
pemerintah untuk menekan angka pertambahan penduduk adalah
melalui program Keluarga Berencana atau KB. Keluarga Berencana
ini ditargetkan untuk keluarga yang baru menikah (Pasangan Usia
Subur) yang berkeinginan untuk menunda kehamilan dimana hanya
diperbolehkan memiliki dua anak tiap keluarga.
Dalam ruang lingkup biologi, keberadaan program Keluarga
Berencana ini merupakan bidang yang berkaitan dengan dunia
biologi karena teknik yang digunakan dalam program KB terecakup
dalam pembelajaran biologi. Sehingga dapat dikatakan bahwa KB
merupakan salah satu cara yang menggunakan prinsip biologi yang
dapat dikenal secara meluas dalam menghadapi atau memecahkan
masalah kehidupan sosial, khusunya kepadatan penduduk.
2.3 Efektifitas Program KB
Pada kenyataanya pada tahun awal dicanangkannya program KB
di Indonesia ini memberikan hasil yang sangat memuaskan. Buktinya
adalah di tahun 90an hingga 20an program ini mampu menekan jumlah
penduduk di indonesia dengan drastis. Dengan bergotong royongprogram Keluarga Berencana di Indonesia berhasil menurunkan tingkat
kelahiran menjadi hanya 2,3 kelahiran dari 100 juta kelahiran.
Dikatakan demikian, karena keberhasilan ini tidak lepas dari adanya
partisipasi masyarakat di wilayah pedesaan pada 1970 silam.
Kedung Kandang merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kota Malang. Kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki
masyarakat yang aktif mengikuti KB tertinggi dibandingkan
kecamatan lainnya. Pernyataan ini di dapatkan berdasarkan
pernyataan salah satu petugas KB di Badan Keluarga Berencana Dan
Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM). Berdasarkan pengamatan yang kami
lakukan di kawasan Muharto tepatnya di RT 07 yang memiliki jumlah
kepala keluarga 25, diperoleh informasi rata-rata penduduk memang
mengikuti program KB. Para pasangan yang baru menikah biasanya
mengikuti program KB ini setelah memiliki anak pertama.
Walaupun program KB dinilai cukup sukses namun masih
terdapat beberapa kasus, dimana ditemukan 2 keluarga yang
memiliki jumlah anak 3 dan keluarga yang memiliki jumlah anak
hingga 8. Keluarga Ibu Wiwik memiliki 4 anak dengan jarak
kelahiran yang sangat dekat yakni sekitar 1,5 tahun. Ibu Wiwik
menyatakan bahwa beliau sebelumnya mengikuti program KB sejak
awal pernikahannya. Namun berkali-kali mengganti alat kontrasepsi
karena ketidakcocokan. Penggantian metode KB yang dilakukan Ibu
Wiwik juga lebih banyak mengikuti saran dari para tetangga
daripada konsultasi kepada petugas kesehatan terdekat. Hal ini
disebabkan karena kurangnya kesadaran Ibu Wiwik tentang kesehatan
reproduksi dan jasmani beliau. Selain Ibu Wiwik, ada Ibu Ramelan
yang memiliki anak berjumlah 8. Jarak dari anak yang
dilahirkannya kurang lebih berselisih 1 tahunan setengah. Alasan
yang beliau ungkapkan adalah sama yakni ketidakcocokan terhadap
alat kontrasepsi yang digunakan.
Berdasarkan kedua kasus tersebut, kami memperoleh pernyataan
dari ketua RT setempat bahwa permasalahan seperti itu tidak
pernah diungkapkan warga sebelumnya, dan juga penyelesaian dari
permasalahan warga ini juga belum pernah dilakukan dikarenakan
tidak adanya pengawasan dari badan khusus KB yang meninjau lokasi
warga secara langsung. Selama ini, petugas khusus program KB
hanya melakukan penyuluhan di tempat-tempat tertentu selama
setahun sekali namun jarang sekali ada warga yang mengikuti
penyuluhan tersebut dikarenakan info tentang adanya penyuluhan
tersebut hanya dari mulut ke mulut.
2.4 Pemecahan yang Di Ajukan
Banyaknya warga yang masih memiliki anak lebih dari tiga
bukan disebabkan karena mereka tidak ikut program KB, akan tetapi
disebabkan karena ketidakcocokan alat kontrasepsi yang digunakan.
Banyak warga yang mengganti alat kontrasepsinya karena adanya
berbagai efek samping yang ditimbulkan, salah satunya adalah
penurunan berat badan, dan gangguan haid, timbulnya flek hitam
yang berlangsung ketika penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Hal
tersebut disebabkan karena mereka tidak banyak mengetahui tentang
macam alat kontrasepsi dan efek samping yang ditimbulkan.
Kebanyakan mereka memilih alat kontrasepsi berdasarkan dari alat
yang paling banyak digunakan oleh orang. Kurangnya penyuluhan
tentang KB juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, harus diakdakan penyuluhan yang
menyeluruh tentang KB, pasangan suami istri (untuk menggunakan
suatu alat kontrasepsi harus mendapat persetujuan dari suami dan
istri) harus melakukan diskusi dan konsultasi pada bidan dan
dokter kandungan yang akan menjelaskan tentang macam alat
kontrasepsi, kekurangan dan kelebihan, efek yang ditimbulkan dan
syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan suatu alat
kontrasepsi tersebut.
Berkaitan dengan hal di atas yang menjadi penting dalam
solusi tersebut adalah megetahui riwayat kesehatan dari pengguna
maupun calon pengguna, karena pentingnya memilih alat kontrasepsi
berdasarkan kesesuian akan gaya hidup yang dijalani agar alat
yang terpilih untuk digunakan dapat secara efektif bekerja serta
menjamin terbebas dari penyakit seksual yang menular.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program KB merupakan suatu program yang mengatur angka
kelahiran masyarakat dengan teknik tertentu dengan tujuan
mengurangi kepadatan dari penduduk yang apabila dibiarkan dapat
memberikan dampak terhadap permasalahan social seperti
diantaranya adalah semakin tingginya jumlah penduduk yang
mengakibatkan kepadatan, seiring dengn kepadatan tersebut akan
memicu konflik lain berupa kelaparan, kemiskinan, tindak
kriminalitas dan lain-lain. Program KB pada wilayah ini sudah
efektif, akan tetapi masih ada beberapa permasalahn seperti
ditemukannya 2 kasus keluarga yang masih memiliki anak 4-8 anak
dengan jarak lahir yang dekat. Hal ini diperkuat oleh kenyataan
bahwa pada daerah tertentu di Kota Malang yakni Daerah Muharto
masih mengalami kepadatan penduduk disebabkan ketidakcocokan
penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan hal ini, sebagai
mahasiswa yang mampu disampaikan adalah mengenai dirutinkannya
konsultasi antar pihak KB dengan rakyat secara meluas dan
transparansi pengguna KB agar penggunaan alat kontrasepsi dapat
sesuai dengan riwayat kesehatan pengguna.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik dan semaksimal mungkin
melengkapi data serta kekompakan kelompok yang selalu solid
terjaga.
Lampiran 1 ( dokumentasi foto narasumber)
Gambar 1. Keluarga Ny. Wiwik dan ke-4 buah hati
Gambar 2. Keluarga Ny. Ramlan dan ke-8 buah hati