HANIFAH SILFIANIE-FEB.pdf - Institutional Repository UIN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of HANIFAH SILFIANIE-FEB.pdf - Institutional Repository UIN ...
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DITINJAU
DARI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL AUDITOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Nama : Hanifah Silfianie
NIM : 1111082000051
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Hanifah Silfianie
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Januari 1993
3. Alamat : Jl. Dewi Sartika, Gang H. Raba No.23 Rt.003
Rw.01 Ciputat, Tangerang Selatan 15411.
4. Telepon : 0896 0129 5756
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Ciputat II Tahun 1999-2005
2. MTsN Tangerang II Pamulang Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri I Kota Tangerang Selatan Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. DATA KELUARGA
1. Ayah : Drs. Cecep Suryadi
2. Pekerjaan Ayah : PNS
3. Ibu : Apong Resmi
4. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
5. Alamat : Jl. Dewi Sartika, Gang H. Raba No.23 Rt.003
Rw.01 Ciputat, Tangerang Selatan 15411.
vii
THE FACTORS ANALYSIS OF INFLUENCE TO PREMATURE SIGN-OFF
OF AUDIT PROCEDURE BASED ON EXTERNAL AND INTERNAL
FACTORS OF AUDITOR
ABSTRACT
This research was aimed to examine the influence of audit risk,
supervisory action, self esteem and equity sensitivity on premature sign-off of
audit procedure. This research used primary data which collected by distributing
questionnaires to respondents. Questionnaires were distributed to auditors junior,
auditors senior, supervisors, and manager that working at Public Accountant
Firms in Jakarta. From 85 questionnaires that have been distributed, only 73
questionnaires have been received, and only 72 questionnaires that full filled and
could be processed. The research uses multiple regression analysis method.
The result of this research show that: (1) audit risk and supervisory action
have no significant influence on premature sign-off of audit procedure. (2) self
esteem and equity sensitivity have significantly influence to premature sign-off of
audit procedure. (3) audit risk, supervisory action, self esteem, and equity
sensitivity have significant influence on premature sign-off of audit procedure.
Keywords: audit risk, supervisory action, self esteem, equity sensitivity, premature
sign-off of audit procedure.
viii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DITINJAU
DARI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL AUDITOR
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner ke responden. Kuesioner dibagikan kepada auditor junior,
auditor senior, supervisor dan manajer yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik
di wilayah Jakarta. Dari 85 kuesioner yang dibagikan, hanya 73 kuesioner yang
diterima kembali, dan hanya 72 kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diproses.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) risiko audit dan tindakan
supervisi tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. (2) self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. (3) risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Kata kunci: risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, equity sensitivity,
penghentian prematur atas prosedur audit.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan semangat, dukungan baik
moril maupun materil serta curahan doa yang tiada henti-hentinya kepada
penulis (aku berjanji suatu saat nanti akan membuat kalian bangga, kalian
adalah orang tua terbaik dalam hidupku).
2. Kakanda-kakanda dan adinda tersayang teh Riny, teh Amel, teh Ica, dan
Rosy terimakasih untuk dukungan, canda tawa, suka duka yang telah kita
lalui selama ini, kalian adalah saudari-saudari ku yang luar biasa.
3. Suamiku tercinta Abang Fahri Adrian dan anakku tersayang Athifah
Irshania, terimakasih banyak atas support, doa, motivasi serta pengorbanan
nya selama ini. Kalian berdua inspirasiku, jangan pernah bosen
nyemangatin aku ya Love u so much...!
x
4. Bapak Afif Sulfa, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan dan semangat nya.
5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia meluangkan waktu, membimbing, mengarahkan demi
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Atiqah, S.E., M.S., Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
bersedia meluangkan waktu, membimbing, mengarahkan demi
terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
7. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku tersayang s’Thanny Amitie (Lita, Nisa, Nuni) yang
telah mewarnai hari-hariku sedih senang bareng, ngebolang bareng, dan
semoga persahabatan kita akan terus terjalin yaa dan semoga tetap kompak
nyemangatin satu sama lain dalam hal kebaikan. Sayang kalian ...!!
11. Special thanks to sahabat-sahabat Celoteh (Kaje, Kawe, Syaifa, Upa,
Emen, Mute, Fia, Dian, Usni) makasih yaa udah banyak mensupport baik
dalam hal akademik, maupun non akademik, kita udah banyak ngeluangin
waktu bersama, canda tawa, suka duka semua udah kita lakukan selama
ini, keep contact ya...!! semoga kita semua sukses kelak aamiin.
xi
12. Kawan-kawanku seperjuangan Akuntansi B yang sangat luar biasa,
kompak, dan kalian banyak memotivasi selama ini, mengenal kalian
adalah anugerah terindah. Dan ngga akan pernah terlupakan kebersamaan
yang pernah kita lewati selama masa kuliah.
13. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan
angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan selama ini kepada
penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang
telah disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan
mahasiswa atau mahasiswi lainnya.
Jakarta, 19 Agustus 2015
(Hanifah Silfianie)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................ i
Lembar Pengesahan Skripsi................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ............................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................ v
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................ vi
Abstract ..................................................................................................... vii
Abstrak ..................................................................................................... viii
Kata Pengantar ....................................................................................... ix
Daftar Isi .................................................................................................. xii
Daftar Tabel ............................................................................................. xvi
Daftar Gambar ........................................................................................ xviii
Daftar Lampiran ..................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 12
1.3.1 Tujuan Penelitian ...................................................................... 12
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................... 13
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................................... 14
2.1.1 Definisi Auditing ...................................................................... 15
2.1.2 Prosedur Audit .......................................................................... 16
2.1.3 Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ................ 19
2.1.4 Risiko Audit .............................................................................. 20
2.1.5 Tindakan Supervisi ................................................................... 21
2.1.6 Self Esteem ................................................................................ 25
2.1.7 Equity Sensitivity ....................................................................... 27
2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 29
2.3 Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ........................................... 45
2.3.1 Risiko Audit dengan Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit ................................................................................... 45
2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit ................................................................................... 47
2.3.3 Self Esteem dengan Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit ................................................................................... 49
2.3.4 Equity Sensitivity dengan Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit ................................................................................... 51
2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................ 52
xiv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 54
3.2 Metode Penetuan Sampel .................................................................... 54
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 55
3.4 Metode Analisis Data .......................................................................... 56
3.4.1 Statistik Deskriptif ................................................................... 56
3.4.2 Uji Kualitas Data ....................................................................... 56
3.4.3 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 57
3.4.4 Uji Hipotesis ............................................................................. 59
3.5 Operasional Variabel Penelitian .......................................................... 62
3.5.1 Risiko Audit .............................................................................. 62
3.5.2 Tindakan Supervisi ................................................................... 63
3.5.3 Self Esteem ................................................................................ 64
3.5.4 Equity Sensitivity ....................................................................... 64
3.5.5 Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ............................... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 71
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 71
4.1.2 Karakteristik Profil Responden ................................................. 73
4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 75
4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 76
xv
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data ............................................................. 76
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 84
4.3.1 Hasil Uji Multikolineritas ......................................................... 85
4.3.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................. 85
4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 86
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 87
4.4 Pembahasan ......................................................................................... 92
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 96
5.2 Saran .................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 102
xvi
Daftar Tabel
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 30
3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 67
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian .................................................... 71
4.2 Data Sampel Penelitian ..................................................................... 72
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 73
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir............................................................................................ 74
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ....................... 74
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman
Bekerja ............................................................................................. 75
4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 76
4.8 Hasil Uji Validitas Risiko Audit (AR) ............................................. 77
4.9 Hasil Uji Validitas Tindakan Supervisi (SA) ................................... 78
4.10 Hasil Uji Validitas Self Esteem (SE) ..................................................... 78
4.11 Hasil Uji Validitas Equity Sensitivity (ES) ................................................ 79
4.12 Hasil Uji Validitas Penghentian Prematur atas Prosedur
Audit (PSO) .............................................................................................. 79
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risiko Audit ............................................ 80
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tindakan Supervisi ......................... 81
xvii
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self Esteem ..................................... 82
4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Equity Sensitivity ........................... 82
4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit ................................................................................. 83
4.18 Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................... 83
4.19 Hasil Uji Multikolineritas ............................................................... 85
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................................... 88
4.21 Hasil Uji Statistik t .......................................................................... 89
4.22 Hasil Uji Statistik F ......................................................................... 92
xviii
Daftar Gambar
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .............................................................. 53
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ........................... 86
4.2 Grafik Scatterplot .............................................................................. 87
xix
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1. .................................................................................................... Surat
Penelitian Skripsi ........................................................................... 102
2. .................................................................................................... Kuesioner
Penelitian ....................................................................................... 108
3. .................................................................................................... Jawaban
Responden ..................................................................................... 117
4. .................................................................................................... Hasil Uji
Data SPSS ..................................................................................... 128
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan perusahaan di suatu negara sejalan dengan
berkembangnya profesi akuntan publik di negara tersebut. Profesi ini
merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik
inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak
terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan
keuangan (Mulyadi, 2002: 4).
Jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik digolongkan ke
dalam dua kelompok yaitu jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa
assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu
informasi bagi pengambil keputusan, pengambil keputusan memerlukan
informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan
keputusan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan
publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan
negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain kenyakinan (Mulyadi, 2002).
Arens, dkk. (2001) mendefinisikan pelayanan assurance sebagai pelayanan
atau jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi
bagi para pembuat keputusan.
Proses audit merupakan bagian dari assurance services, Pengauditan
ini melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil
2
keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang melakukan
audit, sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses pengauditan akan
berakibat pada berkurangnya kualitas informasi yang diterima oleh pengambil
keputusan (Suryanita et al, 2007). Sehingga profesi akuntan publik hadir
untuk memberikan penilaian atas keandalan (reliability) informasi akuntansi
yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan. Untuk itulah maka
pengujian oleh akuntan publik melalui proses audit diperlukan guna
menetralisir bias yang melekat pada informasi tersebut, sehingga laporan
yang telah dinyatakan wajar oleh akuntan publik akan berisi informasi yang
reliable.
Pengurangan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality)
merupakan pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan
secara sengaja oleh auditor (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004).
Pengurangan mutu ini dapat berupa tindakan seperti mengurangi jumlah
sampel audit, melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, tidak
memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan
pemberian opini saat semua prosedur yang disyaratkan belum dilaksanakan
secara lengkap.
Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit
quality-RAQ behaviors) adalah penghentian prematur atas prosedur audit
(Coram, Glovovic, Ng, & Woodliff 2008; Sososutiksno, 2005). Praktik ini
berhubungan dengan pengabaian atau bahkan penghentian terhadap prosedur-
prosedur yang harus dilaksanakan dalam program audit (audit program),
3
auditor tidak melakukan prosedur tersebut secara tuntas, tetapi auditor
memberikan suatu opini audit sebelum auditor melakukan pekerjaannya
secara tuntas. Penghentian prematur atas prosedur audit tersebut
menyebabkan pengurangan kualitas dalam audit yang diartikan sebagai
pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja
oleh auditor (Coram et al., 2008). Malone, dkk. (1996) mendeskripsikan
penghentian prematur atas prosedur audit sebagai tindakan yang dapat
mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit.
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit yang terjadi tentu
saja sangat berpengaruh secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang
dihasilkan auditor karena apabila salah satu langkah dalam prosedur audit
dihilangkan maka kemungkinan auditor membuat judgment yang salah akan
semakin tinggi. Kesalahan pembuatan opini atau judgment yang disebabkan
karena auditor tidak melakukan prosedur audit yang mencukupi dapat
menyebabkan auditor dituntut secara hukum (Heriningsih, 2001).
Graham (dalam Shapero et al., 2003) menyimpulkan bahwa
kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang
penting serta prosedur audit tidak dilakukan secara memadai.
Adapun salah satu contoh kasus yang diakibatkan oleh praktek
penghentian prematur atas prosedur audit yaitu PT Kimia Farma yang
merupakan salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia
pada tahun 2002 sempat mendapat kasus yang membuat kepercayaan publik
4
pada laporan keuangan yang telah diaudit menurun. Pada pelaksanaan audit
tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya
laba bersih sebesar Rp132 milyar, dan laporan tersebut diaudit oleh Hans
Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan
Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung
unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan
keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah
ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang
baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp99,56 miliar, atau lebih
rendah sebesar Rp32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan.
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai
yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma,
melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan
(master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3
Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian
persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001.
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan
dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut
dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak
berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa
KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti
standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut.
Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan
5
kecurangan tersebut. (TEMPO Interaktif, Jakarta: 2002); Oleh Yura Syahrul.
Kasus ini terjadi karena kelalaian akuntan publik dalam pelaksanaan audit
yang tidak memadai, sehingga disinyalir bahwa auditor gagal mendeteksi
kecurangan maupun kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, serta
pelanggaran prinsip independensi profesi akuntan publik karena telah gagal
mematuhi standar profesi di dalam kinerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa auditor melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit: (a) terbatasnya jangka waktu pengauditan yang
ditetapkan, (b) anggapan bahwa prosedur audit yang dilakukan tidak penting,
(c) prosedur audit tidak material, (d) prosedur audit yang kurang dimengerti,
(e) terbatasnya waktu penyampaian laporan audit, dan (f) faktor kebosanan
auditor (Alderman & Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Berdasarkan
alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan penghentian prematur atas prosedur
audit disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor, di mana faktor
karakteristik tersebut merupakan faktor internal dan faktor situasional saat
melakukan audit yang merupakan faktor eksternal (Weningtyas dkk., 2006).
Faktor risiko audit terindikasi sebagai faktor eksternal yang
berpengaruh pada penghentian prematur prosedur audit. Risiko yang timbul
karena auditor tanpa disadari tidak melakukan modifikasi pada pendapatnya
sebagaimana mestinya atas salah saji sebuah laporan keuangan disebut
sebagai risk audit (Kumala, 2013). Di dalam proses perencanaan audit,
auditor juga harus mempertimbangkan risiko audit, dalam penelitian ini risiko
yang dimaksud adalah risiko deteksi yang ditentukan oleh efektivitas
6
prosedur audit dan penerapannya oleh auditor (Kurniawan, 2008). Ketika
risiko deteksi rendah, maka auditor harus lebih banyak melakukan prosedur
audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit akan semakin rendah (Weningtyas, dkk., 2006). Penelitian terhadap
variabel risiko audit yang dilakukan oleh Weningtyas dkk (2006), Puji
(2010), Indarto (2011) dan Kusuma (2013) mendukung penelitian
Heriningsih (2002) yang menunjukan hasil berpengaruh positif dan
signifikan, penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan Wahyudi dkk (2006) dan Yuliana dkk (2009) yang menunjukan
hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit.
Penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi
karena pengaruh tindakan supervisi yang disinyalir sebagai faktor eksternal.
Pengendalian atas penghentian pekerjaan lebih dini merupakan hal yang
sangat penting pada setiap Kantor Akuntan Publik. Penghentian pekerjaan
lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan
dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit
aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini
maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi.
Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang
dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan
material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, juga membantu
mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan
7
sehingga kepuasan kerja bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi
harus mempertimbangkan kondisi yang memungkinkan terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010).
Comstock, (1994) dalam Martamin (2006) mengatakan supervisi
merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau mengarahkan
pekerjaan yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan
penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi
dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku
atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan
maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang ini, supervisi diwarnai dengan
gaya kepemimpinan partisipatif. Trempe et al, (1985) dalam Martamin (2006)
mengatakan ketika pekerja merasakan bahwa supervisor berlaku adil dan
kompeten serta yakin bahwa supervisor mempunyai niat baik dan sepenuh
hati maka kepuasan akan cenderung meningkat atau naik. Sebaliknya, ketika
pekerja memandang bahwa supervisor berlaku tidak adil, tidak kompeten atau
mendorong motivasi pribadi maka kepuasan akan cenderung menurun.
Penelitian Maulina, dkk (2010) tentang pengaruh tindakan supervisi terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Setya (2008). Berdasarkan hasil analisis data bahwa terdapat
hubungan negatif antara pelatihan dan tindakan supervisi pada penghentian
prematur atas prosedur audit.
Self esteem berhubungan dengan depresi, tekanan kerja kecemasan
dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Seseorang yang mempunyai
8
self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami tekanan dalam
lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan
kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan
kerja yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah
cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan
auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi,
sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah
untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013).
Equity sensitivity merupakan suatu persepsi seseorang terhadap
keadilan dengan membandingkan antara inputs dan outcomes yang diperoleh
dari orang lain [(Ustadi & Utami, 2005)], dalam Lucyanda dan Gunardi
(2010). Equity sensitivity menjelaskan perbedaan perilaku etis dan tidak etis
yang disebabkan oleh karakter individual (Fauzi, 2001). Mowday (1991)
dalam Mueller dan Clarke (1998) menjelaskan bahwa equity theory sebagai
teori universal dari human motivation dan behavior harus dapat mengukur
perbedaan perilaku seseorang di tempat kerja.
Konsep equity sensitivity theory yang dikembangkan Huseman et al.
(1987) dari equity theory Adams (1965) dalam Lee (2007) menyatakan bahwa
orang memiliki persepsi tersendiri terhadap equity (adil) dan inequity (tidak
adil). Selanjutnya Huseman et al. (1987) membagi persepsi individu terhadap
equity dan inequity dalam tiga kategori, yaitu 1) benevolents adalah individu
yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi lebih besar
9
daripada apa yang diterima dari organisasi; 2) equity sensitives adalah
individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi sama
dengan apa yang diterima dari organisasi; dan 3) entitleds adalah individu
yang merasa adil ketika apa yang diterima dari organisasi lebih besar daripada
apa yang diberikan kepada organisasi. Individu yang berada di tengah-tengah
benevolents dan entitleds adalah equity sensitives yang sama-sama
menitikberatkan pada pekerjaan yang maksimal dan mencapai penghargaan
yang diinginkannya. Individu yang termasuk kategori benevolents akan
merasa puas ketika dapat memberikan sumbangan kepada organisasi lebih
besar dibandingkan dengan apa yang didapatkan dari organisasi. Dengan
demikian, individu benevolents tidak terlalu mengejar penghargaan seperti
kecenderungan yang dilakukan oleh individu entitleds yang lebih
mementingkan apa yang didapat dari organisasi daripada apa yang diberikan
kepada organisasi. Seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung
melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya
dibandingkan auditor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe
entitleds cenderung mengabaikan salah satu prosedur audit atau
menghentikan prosedur audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai
apa yang diinginkannya tersebut (Budiman, 2013).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) dan Budiman (2013) yang menguji
apakah risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity
memiliki dampak terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur
10
atas prosedur audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
terdapat pada beberapa hal. Pertama, penelitian ini juga menginvestigasi
apakah variabel tindakan supervisi yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010)
pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Kedua, perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya terletak dalam sampel penelitian. Sampel penelitian ini adalah
auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta.
Dipilihnya sampel pada wilayah ini, berdasarkan direktori daftar Kantor
Akuntan Publik tahun 2013 bahwa mayoritas Kantor Akuntan Publik tersebar
di wilayah DKI Jakarta, dari 492 jumlah KAP di Indonesia, sebanyak 236
Kantor Akuntan Publik tersebar luas di wilayah DKI Jakarta. Sementara
penelitian sebelumnya mengambil sampel penelitian pada auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan
Surakarta yang masih aktif.
Ketiga, metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis)
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Sementara penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis SEM
(Structural Equation Modeling).
Dari alasan-alasan di atas maka peneliti merasa termotivasi untuk
melakukan penelitian ini karena pentingnya untuk mengetahui faktor-faktor
11
baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi auditor dalam melakukan
penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu, yang juga ingin
diketahui dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen, terkait dengan membahas pengaruh
risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Maka penulis memilih judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur
atas Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal
Auditor”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah risiko audit, tindakan supervisi, self esteem,dan equity sensitivity
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
2. Apakah risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
3. Apakah tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit?
4. Apakah self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit?
12
5. Apakah equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh
antara variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem serta
equity sensitivity auditor terhadap perilaku penghentian prematur
prosedur audit.
2. Untuk menguji pengaruh risiko audit terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
3. Untuk menguji pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
4. Untuk menguji pengaruh self esteem terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
5. Untuk menguji pengaruh equity sensitivity terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh risiko
audit, tindakan supervisi, self esteem serta equity sensitivity
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Serta dapat
13
dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini.
2. Bagi praktisi, hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat dalam
penentuan perilaku auditor dan memberikan implikasi terhadap
Kantor Akuntan Publik khususnya dalam melaksanakan training,
alat bantu keputusan, penugasan personel pada penugasan audit,
dan proses penugasan audit.
3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, hasil penelitian ini menunjukkan
pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor
dalam melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan
dalam Standar Profesional Akuntan Publik.
4. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai acuan dan referensi bagi penelitian yang lebih
lanjut dengan variabel yang berbeda serta sebagai input untuk
menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas
prosedur audit.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Teori keagenan (Agency theory) yang dijadikan landasan teori
dalam penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur audit. Jansen
(1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah suatu kontrak di mana
satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk
melakukan beberapa layanan atas nama mereka dan kemudian
mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen
tersebut. Sehingga para pemilik perusahaan atau pemegang saham menunjuk
auditor yang bertujuan untuk melakukan pemeriksaan atau audit pada
kegiatan perusahaan yang telah dilakukan atau sedang dilakukan.
Teori keadilan (equity sensitivity theory) yang dikembangkan
Huseman et al. (1987) dari equity theory Adams (1965) dalam Lee (2007)
menyatakan bahwa orang memiliki persepsi tersendiri terhadap equity (adil)
dan inequity (tidak adil) yang menyatakan bahwa terdapat tiga tipe individu
yaitu 1) benevolents adalah individu yang merasa adil ketika apa yang
diberikan kepada organisasi lebih besar daripada apa yang diterima dari
organisasi; 2) equity sensitives adalah individu yang merasa adil ketika apa
yang diberikan kepada organisasi sama dengan apa yang diterima dari
organisasi; 3) entitleds adalah individu yang merasa adil ketika apa yang
diterima dari organisasi lebih besar dari apa yang diberikan kepada
15
organisasi. Teori ini berkaitan dengan variabel self esteem yang berhubungan
dengan depresi, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu.
2.1.1 Definisi Auditing
Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4)
adalah sebagai berikut:
“Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be
done by a competent, independent person”.
Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti
mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
Menurut Agoes (2004:3) auditing adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
16
Sedangkan menurut Halim (2008:1) definisi audit yang berasal
dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah
sebagai berikut:
“Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi
tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai
yang berkepentingan.”
2.1.2 Prosedur Audit
Menurut Arens, et al (2009:172), prosedur audit adalah rincian
instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada
suatu waktu tertentu saat berlangsungnya prosedur audit.
Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur audit sebagai
langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan
pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak
melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus memperoleh
bukti-bukti audit yang kompeten serta cukup melalui proses inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (IAI,
2001:150.1). Dalam usaha memperoleh bukti audit yang kompeten dan
17
cukup, maka auditor harus menyusun program audit sebelum
melaksanakan penugasan audit yang merupakan kumpulan dari
serangkaian prosedur audit yang akan dijalankan serta dibuat secara
tertulis. Kualitas kerja auditor dapat diketahui dari seberapa jauh
auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam
program audit (Malone dan Robert, 1996 dalam Ulum, 2005).
Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa
prosedur audit yang harus dilaksanakan oleh auditor dalam
mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur audit adalah
instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang
disebutkan dalam standart tersebut meliputi (Mulyadi, 2002) :
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen
atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan
oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah
dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen
tersebut.
2. Pengamatan
Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh
auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu
kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah karyawan,
prosedur, dan proses.
18
3. Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang
dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit
yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti
dokumenter.
4. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung
dari pihak ketiga yang bebas. Di samping auditor memakai
prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut, auditor
melaksanakan berbagai prosedur audit lainnya untuk
mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Prosedur audit ini sangat diperlukan bagi asisten agar tidak
melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan
efektif (Malone dan Roberts, 1996) dalam Suryanita (2007).
Dalam penelitian ini, prosedur audit yang digunakan
adalah yang ditetapkan dalam Standar Profesi Akuntan Publik
(SPAP) yang menurut Heriningsih (2002) mudah untuk
dilakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit.
Prosedur tersebut adalah :
1. Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.5 2001)
2. Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 2001)
19
3. Review kinerja internal auditor klien (PSA No.33 2001)
4. Informasi asersi manajemen (PSA No. 07 2001)
5. Prosedur analitik (PSA No.22 2001)
6. Proses konfirmasi (PSA No.07 2001)
7. Representasi manajemen (PSA No.17 2001)
8. Pengujian pengendalian tekhnik audit berbantu komputer
(PSA No. 59 2001)
9. Sampling audit (PSA No.26 2001)
10. Perhitungan fisik persediaan dan kas (PSA No.07 2001)
2.1.3 Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
SAS (Statement on Auditing Standards) No 82 dalam Donelly
et al (2003) menyatakan bahwa sikap auditor menerima perilaku
disfungsional merupakan indikator dari perilaku disfungsional aktual.
Dysfunctional Audit Behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan
(Donelly et al, 2003). Beberapa perilaku disfungsional yang
membahayakan kualitas audit yaitu: Underreporting of time, premature
sign off, dan altering replacement of audit procedure.
Premature Sign Off (PMSO) merupakan suatu keadaan yang
menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit
yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan
langkah yang lain (Marxen, 1990 dalam Sososutikno, 2003). PMSO ini
secara langsung mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar
profesional. Graham (1985) dalam Shapero et al. (2003) menyimpulkan
20
bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur
audit yang penting dari pada prosedur audit tidak dilakukan secara
memadai. Samsul Ulum (2005) menyatakan bahwa perilaku Prematur
Sign-Off Audit Procedures timbul karena rendahnya orientasi etis para
auditor (sifat relativisme yang tinggi). Chan dan Leung (2006); Leung
dan Cooper (2005) menyatakan bahwa perilaku etis yang rendah
disebabkan oleh orientasi etis individu yang rendah sehingga para
auditor tidak berperilaku etis dalam menjalankan profesinya.
2.1.4 Risiko Audit
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan
risiko audit. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor,
tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,
atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (SA
Seksi 312). Salah saji material bisa terjadi karena adanya kesalahan
(error) atau kecurangan (fraud). Error merupakan kesalahan yang tidak
disengaja (unintentional mistakes) sedangkan fraud merupakan
kecurangan yang disengaja, bisa dilakukan oleh pegawai perusahaan
(misalnya penyalahgunaan harta perusahaan untuk kepentingan pribadi)
atau oleh manajemen dalam bentuk rekayasa laporan keuangan.
Dalam penelitian ini risiko audit yang dimaksud adalah risiko
deteksi. Menurut (Mulyadi, 2002) Risiko deteksi adalah risiko sebagai
akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh efektivitas prosedur
21
audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena
ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100%
saldo akun atau golongan transaksi dan sebagian lagi karena
ketidakpastian seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa risiko
ini menyatakan suatu ketidakpastian yang dihadapi auditor di mana
kemungkinan bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor tidak
mampu untuk mendeteksi adanya salah saji yang material.
2.1.5 Tindakan Supervisi
Menurut Agus (2001) dalam Rapina dan Fransiska (2011)
supervisi merupakan kegiatan yang mengkoordinasikan pelaksanaan
tugas melalui pengarahan dan umpan balik (feedback) yang efektif dan
efisien.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SA Seksi 311, PSA No.
05 mendefinisikan :
“Supervisi mencakup pengarahan usaha asisiten dalam
mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut
tercapai.”
Tindakan supervisi didefinisikan sebagai pengarahan usaha
asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut tercapai (Maulina, dkk. 2010). Konsep tindakan supervisi
diterjemahkan ke beberapa aspek dari tindakan supervisi menurut
AECC Statement No. 4 yang salah satu pembahasannya adalah AECC
Recommendations for Supervisors of Early Work Experience, issues
22
statement No. 4 ini merupakan upaya AECC dalam mengatasi
kesenjangan antara harapan yang dibawa mahasiswa akuntansi dengan
pengalama kerja akuntan pemula yang dikhawatirkan akan menurunkan
kepuasan kerja akuntan pemula dan rendahnya kepuasan kerja tersebut
akan menurunkan daya tarik profesi akuntan sebagai profesi pilihan.
Rincian saran-saran pelaksanaan tindakan supervisi tersebut adalah:
1. Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan
mentoring yang kuat. Rincian aktifitas yang disarankan oleh AECC
adalah:
a. Supervisor sering memberikan feedback yang jujur, terbuka
dan interaktif kepada akuntan pemula di bawah supervisinya.
b. Supervisor memperhatikan pesan-pesan tak langsung dari
akuntan pemula dan jika yang disampaikan adalah
ketidakpuasan, secara langsung supervisor menanyakan
keadaan dan penyebabnya.
c. Supervisor meningkatkan konseling dan mentoring, misalnya
dengan memberikan pujian terhadap kinerja yang baik,
memperlakukan akuntan pemula sebagai profesional,
membantu akuntan pemula untuk mengenali peluang kerja
masa datang dan mempedulikan minat serta rencana akuntan
pemula.
d. Supervisor dituntut untuk mampu menjadi panutan sebagai
profesional di bidangnya, mampu menumbuhkan kebanggaan
23
akan profesi dan mampu menunjukkan kepada klien dan
masyarakat akan peran penting profesi yang digeluti tersebut.
2. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong
tercapainya kesuksesan. Rincian aktivitas yang disarankan AECC
adalah:
a. Menumbuhkan sikap mental pada akuntan pemula untuk
bekerja dengan benar sejak awal dan menciptakan kondisi
yang memungkinkan hal itu terjadi. Ini dapat dilaksanakan
dengan menjelaskan suatu penugasan kepada akuntan pemula
secara gamblang, mengalokasikan waktu yang cukup dalam
penugasan yang rumit sehingga bisa terselesaikan dengan baik,
menampung semua keluhan dan hambatan yang dihadapi
termasuk di antaranya hambatan anggaran (budgetary
constraints), dan menjelaskan bagaimana suatu bagian
penugasan sesuai dengan penugasan keseluruhan serta
senantiasa mengawasi akuntan pemula sampai penugasan
selesai.
b. Mendistribusikan tugas dan beban secara adil dan sesuai
dengan tingkat kemampuan akuntan pemula.
c. Meminimalkan stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan
menstimulasi terselesaikannya tugas. Rincian aktifitas yang
disarankan oleh AECC adalah:
24
a. Supervisor mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan
kemampuan dan kesiapan akuntan pemula.
b. Memaksimalkan kesempatan akuntan pemula untuk
menggunakan kemampuan, baik lisan (verbal) maupun tulisan,
berpikir kritis dan menggunakan teknik analitis serta
membantu akuntan pemula untuk meningkatkan kemampuan
tersebut.
Berdasarkan beberapa pernyataan yang ada, maka dapat
disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu tindakan atau
kegiatan yang mempunyai fungsi sebagai alat untuk
memotivasi serta mengarahkan karyawan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan.
Comstock, (1994) dalam Martamin (2006) mengatakan
supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau
mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri
dengan penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan
waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya,
supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak
bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa
sekarang ini, supervisi diwarnai dengan gaya kepemimpinan
partisipatif. Trempe et al, (1985) dalam Martamin (2006) mengatakan
ketika pekerja merasakan bahwa supervisor berlaku adil dan kompeten
serta yakin bahwa supervisor mempunyai niat baik dan sepenuh hati
25
maka kepuasan akan cenderung meningkat atau naik. Sebaliknya, ketika
pekerja memandang bahwa supervisor berlaku tidak adil, tidak
kompeten atau mendorong motivasi pribadi maka kepuasan akan
cenderung menurun.
Penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan
terjadi karena adanya tindakan supervisi. Pengendalian atas
penghentian pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting
pada setiap kantor akuntan publik. Penghentian pekerjaan lebih dini
akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan
dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat
risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk
mengontrol hal ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan
tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut
menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah,
menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan
balik atas kinerja bawahan, juga membantu mengurangi kebingungan
peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan
kerja bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi harus
mempertimbangkan kondisi yang memungkinkan terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010).
2.1.6 Self Esteem
Istilah self esteem terindikasi sebagai faktor internal yang
berpengaruh pada penghentian prematur prosedur audit. Self
26
esteem sering digunakan para ahli untuk menandakan bagaimana
seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan
bagaimana penilaian individu tentang penghargaan terhadap dirinya,
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan atau tidak, adanya
pengakuan (penerimaan) atau tidak. Definisi self esteem
menurut Coopersmith (1967: 4-5) :
“ Self esteem we refer to the evaluation which the individual makes and
customarily maintains with regard to himself : it expresses an attitude
of approval or disapproval, and indicates the extent to which the
individual believes himself to be capable, significant, successful and
worthy. In short, self esteem is a personal judgment of worthiness that
is expressed in the attitudes the individual holds toward himself ”.
Artinya Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu
dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima
atau menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara
singkat self esteem adalah “personal judgment” mengenai perasaan
berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu
terhadap dirinya.
Self esteem berhubungan dengan depresi, tekanan kerja,
kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Seseorang
yang mempunyai self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami
27
tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem
tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya
dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor
yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih
baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa
mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi
auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013).
2.1.7 Equity Sensitivity
Equity merupakan fairness (keadilan) yang dirasakan oleh
seseorang dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi,
2001).Equity Theory menurut Adams dan Homans (dalam Ustadi,
2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe individu tentang teori
keadilan yaitu : equity sensitives, benevolents dan entitleds. Seseorang
membandingkan rasio outcomes dan inputs yang dimilikinya dengan
rasio outcomes dan inputs orang lain. Bila rasio tersebut dipandang
tidak sama, maka timbul inequity.
Equity sensitivity yang juga diindikasi sebagai faktor internal
yang menyebabkan penghentian prematur atas prosedur audit. Keadaan
tersebut menggambarkan keseimbangan antara inputs dan outcomes
sehingga berada ditengah-tengah antara benevolents dan entitleds.
Individu yang termasuk kategori benevolents akan merasa puas ketika
28
dapat memberikan sumbangan kepada organisasi lebih besar
dibandingkan dengan apa yang didapatkan dari organisasi. sehingga
individu tipe ini lebih cenderung untuk menerima keadaan inequity,
dengan demikian akan lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan
tindakan tidak etis (King et. al., 1993; Miles et. al., 1994 dalam Ustadi,
2005). Adapun entitleds (takers) menggambarkan individual yang
memiliki persepsi bahwa mereka lebih suka untuk memperoleh lebih
banyak daripada yang dapat mereka berikan kepada organisasi
(outcomes>inputs). Entitleds akan lebih banyak menuntut haknya
daripada memikirkan tindakan yang akan dapat diberikan. Individual.
Dengan karakter entitleds, individu akan cenderung untuk melakukan
tindakan tidak etis bila hasil yang diperoleh lebih kecil dari input yang
diberikan (Mudrack, 1999 dalam Ustadi, 2005). Individu yang berada di
tengah-tengah benevolents dan entitleds adalah equity sensitives yang
sama-sama menitikberatkan pada pekerjaan yang maksimal dan
mencapai penghargaan yang diinginkannya.
Dengan demikian, individu benevolents tidak terlalu mengejar
penghargaan seperti kecenderungan yang dilakukan oleh individu
entitleds yang lebih mementingkan apa yang didapat dari organisasi
daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Seorang auditor dengan
tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk
mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe
benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds cenderung
29
mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan prosedur
audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang
diinginkannya tersebut (Budiman, 2013).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang penghentian prematur atas prosedur audit serta
faktor-faktor baik eksternal maupun internal auditor seperti risiko audit,
tindakan supervisi, self esteem, serta equity sensitivity telah banyak
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Beberapa penelitian tersebut telah
banyak berkontribusi dalam memberikan masukan bagi auditor dalam
mendeteksi dan mengatasi terjadinya perilaku penghentian prematur atas
prosedur audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu
terkait penghentian prematur atas prosedur audit.
30
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
1. Mutia Maulina
Ratna Anggraini
Choirul Anwar
Pengaruh Tekanan
Waktu dan Tindakan
Supervisi Terhadap
Penghentian
Prematur atas
Prosedur Audit
Simposium Nasional
Akuntansi XIII
Purwokerto 2010
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: kuesioner
Sampel: auditor junior
dan senior yang bekerja
di KAP wilayah Jakarta
Selatan. Dari 70
kuisioner yang disebar
ada 57 kuisioner yang
kembali dan digunakan
sebagai data penelitian.
Tahun data: -
Metode analisis: metode
analisis regresi
linier berganda, uji f, uji
v v 1. Ada pengaruh yang signifikan
antara tekanan waktu terhadap
penghentian prematur atas
prosedur audit.
2. Tindakan supervisi tidak
berpengaruh signifikan terhadap
penghentian prematur atas
prosedur audit.
Berlanjut ke halaman berikutnya
31
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
t dan uji koefisien
determinasi
Variable lainnya: time
budget pressure (variabel
independen).
2. Imam Wahyudi,
Jurica Lucyanda
dan Loekman H.
Suhud
Praktik Penghentian
Prematur atas
Prosedur Audit
ISSN 2088-2106
Media Riset
Akuntansi, Vol. 1
No. 2 Agustus 2011
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: kuesioner
Sampel: auditor (partner,
senior dan junior) yang
bekerja di KAP wilayah
Jakarta yaitu sebanyak
100 KAP. 110 jumlah
kuisioner, 78 yang
kembali dan 75 kuisioner
yang dapat diolah
datanya karena 5
kuisioner datanya tidak
v v 1) Prosedur audit yang paling
sering ditinggalkan saat time
pressure adalah uji kepatuhan
terhadap sistem komputer
online klien, sedangkan
prosedur audit yang paling
jarang ditinggalkan oleh
auditor adalah konfirmasi
kepada pihak ketiga.
2) Dari lima variabel bebas yang
digunakan dalam memprediksi
praktik penghentian prematur,
hanya variabel materialitas
yang memiliki pengaruh,
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
32
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
lengkap.
Tahun data: 2011
Metode analisis : Urutan
prosedur yang dihentikan
: Uji Friedman
Uji hubungan variabel :
regresi logistik.
Uji validitas : pearson
correlation
Uji reliabilitas :
cronbach alpha
Variable lainnya:
materialitas, time
pressure, komitmen
profesional, serta
prosedur review dan
kontrol kualitas (variabel
sedangkan variabel time
pressure, risiko adit, prosedur
review dan kontrol kualitas
serta komitmen profesional
tidak mempunyai pengaruh
terhadap penghentian
prematur.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
33
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
independen).
3. Anisa Kusuma
Wardani
Decision Of Sign Off
Premature Based On
Audit Risk and Time
Budget Pressure By
The Public
Accountant Firms in
East Kalimantan
Journal of
Economics,
Business, and
Accountancy
Ventura Volume 16,
No. 2, August 2013,
pages 299 – 308
Accreditation No.
80/DIKTI/Kep/2012
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: kuesioner
Sampel: auditor
independen yang bekerja
pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang
berada yang berada di
Kalimantan Timur
Tahun data: -
Metode analisis: metode
analisis regresi linier
berganda
Variable lainnya: time
budget pressure (variabel
independen).
v v Risiko audit dan time budget
pressure berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
premature sign off, karena auditor
mengindikasikan terjadinya salah
saji informasi untuk risiko audit
sehingga kondisi ini mempercepat
keputusan premature sign off.
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
34
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
4. Taufik Qurrahman,
Susfayetti, Andi
Mirdah
Pengaruh Time
Pressure, Resiko
Audit, Materialitas,
Prosedur Review dan
Kontrol Kualitas,
Locus Of Control
serta Komitmen
Profesional Terhadap
Penghentian
Prematur atas
Prosedur Audit (Studi
Empiris pada KAP di
Palembang)
AKUNTANSI Vol. 1
No. 1, September
2012 e-Jurnal
BINAR
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: kuesioner
Sampel: auditor
independen yang bekerja
pada Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang
berada yang berada di
Palembang.
Tahun data: -
Metode analisis: metode
regresi logistik
Variable lainnya: time
pressure, materialitas,
prosedur review dan
kontrol kualitas, locus of
control, dan komitmen
profesional (variabel
v v 1.Hasil penelitian menunjukan
sebesar 31,1 % probabilitas
penghentian prematur proses
audit secara simultan dapat
dipengaruhi oleh time pressure,
risiko audit, materialitas,
prosedur review dan kontrol
kualitas, locus of control dan
komitmen profesional,
sedangkan 68,9 % perubahan
yang menyebabkan penghentian
prematur prosedur audit tidak
diamati oleh peneliti.
2. Terdapat dua variabel yang
memiliki pengaruh secara
parsial terhadap praktik
penghentian prematur prosedur
audit yaitu variabel Risiko
Audit dan Prosedur Review,
sedangkan empat variabel
lainnya yaitu Time Pressure,
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
35
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
ISSN 2303 – 1522 independen) Materialitas, Locus of Control
dan Komitmen Profesional
tidak mempunyai pengaruh
secara parsial terhadap praktik
penghentian prematur prosedur
audit.
5. Nita Andriyani
Budiman
Pengaruh Faktor
Internal dan
Eksternal Auditor
Terhadap
Penghentian
Prematur Atas
Prosedur dan
Kualitas Audit
Jurnal Akuntansi
dan Manajemen
jenis penelitian:
kuantitatif
sumber data: kuesioner
sampel: auditor yang
bekerja di 13 kap di
daerah istimewa
yogyakarta dan surakarta
yang masih aktif, hanya
12 kap yang dapat
dijadikan sebagai obyek
penelitian.
v v v v 1) Lokus kendali berpengaruh
terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit. Hubungan
antara lokus kendali dan
penghentian prematur atas
prosedur audit bersifat positif.
Hasil ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan
Donnelly et al. (2003).
2) Self esteem tidakberpengaruh
terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
36
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Vol. 24, No. 3,
Desember 2013
Hal. 131-142
tahun data: -
metode analisis: SEM
(Structural Equation
Modeling)
variable lainnya : lokus
kendali, tekanan waktu,
prosedur review dan
kontrol kualitas (variabel
independen). dan
kualitas audit (variabel
dependen).
3) Equity sensitivity tidak
berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas
prosedur audit.
4) Tekanan waktu berpengaruh
positif terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian yang dilakukan
Coram et al. (2000),
Heriningsih (2001),
Soobaroyen dan Chengabroyan
(2005), serta Weningtyas et al.
(2006).
5) Risiko deteksi berpengaruh
terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit.
6. Ni Made Surya
Andani dan I Made
Jenis Penelitian:
Kuantitatif
v v 1. Variabel time pressure serta
audit risk memiliki pengaruh
Tabel 2.1 (Lanjutan)
37
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Mertha
Pengaruh Time
Pressure, Audit Risk,
Professional
Commitment dan
Locus Of Control
Pada Penghentian
Prematur Prosedur
Audit
E-Jurnal Akuntansi
Universitas
Udayana 6.2
(2014):185-196
ISSN: 2302-8556
Sumber Data: Kuesioner
Sampel: 41 Orang
Auditor Di BPK-RI
Perwakilan Provinsi
Bali. Namun Hanya 34
Yang Menjadi Sampel
Karena 7 Responden
Tidak Berada Di Tempat,
Mengingat Kesibukan
Sebagai Auditor.
Tahun Data: 2013
Metode Analisis: Regresi
Berganda
Variable Lainnya: time
pressure, audit risk,
professional commitment
dan locus of control
(variabel independen).
positif signifikan pada
penghentian prematur prosedur
audit. Dimana semakin tinggi
time pressure dan audit risk
maka semakin tinggi peluang
auditor untuk melakukan
penghentian prematur prosedur
audit.
2. Variabel professional
commitment serta locus of
control mempunyai pengaruh
negatif signifikan pada
penghentian prematur prosedur
audit. Dimana semakin tinggi
professional commitment dan
locus of control maka semakin
rendah peluang auditor untuk
melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
38
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
7. Qianhua (Q) Ling,
Michael D. Akers,
Marquette
University, USA
An Examination Of
Underreporting of
Time And Premature
Signoffs by Internal
Auditors
Review of Business
Information
Systems – Fourth
Quarter 2010
Volume 14, Number
4
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: kuesioner
dengan
SurveyMonkey.com
yang memungkinkan
responden untuk
menyelesaikan survei
online dan juga dijamin
anonimitas nya.
Sampel: Anggota dari
the Institute of Internal
Auditors (IIA) di
Midwest. Data yang
diterima 123 tanggapan
secara total dari populasi
3.571 anggota bab yakni
tiga bab Wisconsin ( Fox
Valley, Madison , dan
Milwaukee ) dan tiga bab
v 1. Premature sign off terjadi
terutama pada audit kepatuhan
, diikuti oleh audit operasional
dan audit keuangan.
2. Responden dalam penelitian ini
percaya bahwa keterlambatan
waktu pelaporan adalah
perilaku tidak etis dan harus
diantisipasi oleh mereka
dengan melakukan pelaporan
sepanjang masa bekerja,
bahkan jika waktu yang
dibutuhkan tersebut melebihi
waktu yang di anggarkan.
3. Temuan ini juga menunjukkan
bahwa responden merasa
premature sign-off adalah
salah satu perilaku yang tidak
etis.
Berlanjut ke halaman berikutnya
Berlanjut ke halaman berikutnya
39
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Northern Illinois (
Chicago , Chicago -
Barat , dan Barat Laut
Metro Chicago ).
Tahun data: -
Metode analisis : (tidak
disebutkan di dalam
jurnal)
Variabel lainnya :
Underreporting of time
4. Premature sign off merupakan
akibat terutama dari kurangnya
skeptisme profesional dan
pelatihan yang tidak memadai.
8. Halil Paino,
Zubaidah Ismail
dan Malcolm Smith
Dysfunctional Audit
Behaviour: An
Exploratory study In
Malaysia
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: riset survey
Sampel:244 auditors
yang bekerja di KAP
berukuran kecil, sedang
hingga besar di negara
v 1. Premature sign off kerap
terjadi, dengan 57 persen
responden mengakui pernah
melakukan penghentian
prematur (PMSO) dalam
melakukan prosedur audit.
2. Kejadian PMSO paling sering
terjadi pada review / pengujian
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Berlanjut ke halaman berikutnya
40
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Edith Cowan
UniversityResearch
OnlineECU
Publications Pre.
2011
Malaysia yang terdaftar
di Malaysian Institute of
Accountants (MIA).
Tahun data: 2007
Metode analisis :
ANOVA
Variabel lainnya :
dysfunctional behavior,
audit quality (variabel
dependen)
Sistem Pengendalian Intern
(ICS), diikuti oleh PMSO pada
saat vouching biaya. Penelitian
ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Alderman dan
Deitrick (1982) dan Otley dan
Pierce (1996).yang menyoroti
pada objek yang sama.
3. Daerah paling mungkin dari
kejadian PMSO adalah kas ,
piutang dan hutang . Ketiga
rekening yang saling terkait
secara tunai , uang tunai
terlibat dalam kas penjualan ,
penjualan kredit ( piutang ) dan
pembayaran tunai ( hutang ) .
Ini adalah daerah kritis audit di
mana auditor harus
mendapatkan bukti yang cukup
dan tepat tentang masing-
masing pernyataan yang
Berlanjut ke halaman berikutnya
41
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
signifikan untuk transaksi dan
saldo yang berlaku .
4. Bahwa 72 persen dari semua
responden mengaku terlibat
dalam satu atau lebih dari
perilaku tertentu yang
menurukan kualitas audit,
setidaknya 'kadang-kadang'.
5. Auditor lebih cenderung
terlibat dalam perilaku
disfungsional yang melibatkan
'pengurangan mutu pekerjaan
audit untuk memenuhi
anggaran waktu.
9. David O Bryan,
Jeffrey J. Quirin,
dan
David P. Donnelly
Locus Of Control and
Jenis penelitian:
kuantitatif
Sumber data: riset survei
Sampel:205 auditor yang
v 1. Mengubah / mengganti
prosedur audit dipersepsikan
memiliki tingkat tertinggi
terjadinya diikuti oleh
underreporting waktu.
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
42
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Dysfunctional Audit
Behavior
Journal of Business
& Economics
Research - October
2005 Volume 3,
Number 10
bekerja di 10 KAP yang
beragam yakni terdiri
dari KAP Big 5, large
international, large
national, multi-state
regional, dan single state.
Hanya 125 data yang
dapat diolah hasilnya (65
persen).
Tahun data: 2007
Metode analisis : analisa
statistik deskriptif
Variabel lainnya :
underreporting of time,
replacing audit
procedures(variabel
dependen)
Premature sign-off dianggap
memiliki tingkat terendah
terjadinya. Urutan ranking ini
adalah sama untuk auditor
internal dan eksternal.
2. Bahwa eksternal auditor lebih
mungkin untuk terlibat dalam
tiga perilaku disfungsional .
3. Mengubah / mengganti
prosedur audit dianggap
memiliki kemungkinan
tertinggi terdeteksi diikuti
dengan premature sign-off.
Underreporting time dianggap
paling tidak mungkin untuk
dideteksi.
10. Shapeero, Type of research : v 1. Para akuntan memandang
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Berlanjut ke halaman berikutnya
43
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
Mike;Koh, Hian
Chye;Killough,
Larry N
Underreporting and
Premature Sign-Off
In Public Accounting
Managerial
Auditing Journal;
2003; 18, 6/7;
ABI/INFORM
Complete
pg. 478
kuantitatif
Source of data : data
diperoleh dengan
kuisioner yang
dikirimkan melalui surat
Sampling : dari 82
kuisioner yang
disebarkan kepada
akuntan yang bekerja di
KAP, ada 81 data yang
dapat diolah hasilnya.
Year : 2003
Analysis method : SEM
(Structural equation
modelling)
Other variables:
Underreporting time
(variable dependent),
aktifitas premature sign off/
penghentian prematur berbeda
dengan underreporting time/
keterlambatan dan segala hal
yang signifikan dalam proses
pengambilan keputusan dapat
disebabkan oleh nilai etika dari
keputusan tersebut.
2. Hasil menunjukkan bahwa
akuntan yang memiliki nilai
etika yang rendah maka akan
cenderung untuk melakukan
underreporting time ketika
mengambil keputusan. Dan
untuk akuntan yang memiliki
nilai etika yang besar
melakukan proses pengambilan
keputusan dengan menghindari
penghentian prematur pada
proses audit.
44
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
evaluation experience,
locus of control (variabel
independent).
3. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa
supervisor dan manajer lebih
jarang untuk melakukan
keterlambatan dalam pelaporan
dan penghentian prematur
dibandingkan dengan senior
auditor.
4. Individu yang memiliki locus
of control internal, lebih
mungkin (dari eksternal)
bergantung pada tekad mereka
sendiri benar dan salah dan
mengambil tanggung jawab
atas tindakan mereka. Hasil
penelitian ini juga
menunjukkan bahwa mereka
yang memiliki locus of control
internal kurang rentan terhadap
pengaruh luar dan lebih
mungkin untuk berperilaku Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 2.1 (Lanjutan)
45
No. Peneliti/ Judul/
Sumber Metodologi Penelitian
Persamaan & Perbedaan Hasil
X1 X2 X3 X4 Y
etis.
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
Tabel 2.1 (Lanjutan)
46
2.3 Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
2.3.1 Risiko Audit dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Dalam literatur penilaian risiko audit, auditor mengevaluasi
tingkat risiko audit tinggi, sedang atau rendah untuk mengidentifikasi
salah saji material yang potensial dan untuk merencanakan
pengumpulan bukti audit yang diharapkan dari cukup dan tepat untuk
menghasilkan laporan audit yang relevan, dapat diandalkan, dan tepat
waktu (Shin dan Han, 2004). Oleh karena itu, audit penilaian risiko
akan diasumsikan mempengaruhi peencanaan audit berikutnya,
pengambilan keputusan profesional, laporan audit, dan kinerja auditor.
Penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk. (2012:31)
menemukan bahwa penelitian menunjukan sebesar 31,1 % probabilitas
penghentian prematur proses audit secara simultan dapat dipengaruhi
oleh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan
kontrol kualitas, locus of control dan komitmen profesional, sedangkan
68,9 % perubahan yang menyebabkan penghentian prematur prosedur
audit tidak diamati oleh peneliti. Variabel risiko audit memiliki
pengaruh secara parsial terhadap praktik penghentian prematur prosedur
audit. Responden menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik
terhadap kas, investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak
melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang
berisiko tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut
akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan mengindikasikan bahwa
47
auditor telah melakukan penghentian prematur prosedur audit. Hasil
penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya
oleh Raghunatan (1991), Heriningsih (2002), Weningtyas dkk. (2006),
Yuliana dkk. (2009), Wibowo (2010) dan Lestari (2010).
Penelitian Wardani (2013:307) menunjukkan hasil bahwa
risiko audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
premature sign off, karena auditor mengindikasikan terjadinya salah saji
informasi untuk risiko audit sehingga kondisi ini mempercepat
keputusan premature sign off.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Budiman (2013:139)
memperoleh hasil bahwa risiko deteksi berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Sementara self esteem dan
equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah
berarti auditor menginginkan semua bahan bukti yang terkumpul dapat
mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut
dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan
jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang benar
dan lengkap. Dengan demikian, ketika risiko deteksi rendah, auditor
harus lebih banyak melakukan prosedur audit, sehingga kemungkinan
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin
rendah. Sebaliknya, jika auditor menetapkan risiko deteksi yang besar,
maka semakin besar kecenderungan auditor untuk melakukan
48
penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Weningtyas et al. (2006).
Penelitian selanjutnya dari Andani dan Mertha (2014:194)
Atas dasar hasil analisis data serta pembahasan yang sudah diuraikan,
bahwa faktor eksternal (situasional) auditor yakni audit risk mempunyai
pengaruh positif signifikan pada penghentian prematur atas prosedur
audit di Kantor BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali. Di mana semakin
tinggi audit risk maka semakin tinggi peluang auditor untuk melakukan
penghentian prematur prosedur audit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman,
dkk. (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan
Mertha (2014) dapat disimpulkan bahwa risiko audit memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Dengan demikian keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian
prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis
sebagai berikut:
Ha1 : Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur
Audit
Supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk
mengawasi atau mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan
49
perencanaa dan diakhiri dengan penyimpulan atas jalannya tugas.
Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses
yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika
seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia
akan dihukum. Pada masa sekarang ini supervisi diwarnai dengan gaya
kepemimpinan partisipatif (Comstock, 1994).
Murtanto dan Djasmin (2005) dalam Amilin dan
Supriatiningsih (2009), menyebutkan bahwa aspek utama yang harus
diperhatikan bagi supervisor akuntan pemula yaitu: (1) menunjukkan
sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat, (2) menciptakan kondisi
kerja yang mendorong tercapainya kesuksesan, dan (3) memberikan
penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesaikannya tugas.
Penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk. (2010:13)
memperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara tindakan
supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil
pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setya
(2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara
pelatihan dan tindakan supervisi pada penghentian prematur atas
prosedur audit. Namun, tindakan supervisi tetap diikutsertakan dalam
model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh tindakan
supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena
penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi
karena adanya tindakan supervisi. Pengendalian atas penghentian
50
pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap
kantor akuntan publik. Penghentian pekerjaan lebih dini akan
menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam
perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit
aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal
ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi.
Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan
yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan
sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja
bawahan, akan membantu mengurangi kebingungan peran dan
ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan kerja
bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi harus
mempertimbangkan kondisi yang memungkinkan terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010).
Dengan demikian, keterkaitan antara tindakan supervisi
dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan
melalui hipotesis sebagai berikut:
Ha2 : Tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
2.3.3 Self Esteem dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Penelitian yang dilakukan oleh (Budiman, 2013:138)
menunjukkan hasil bahwa self esteem tidak berpengaruh terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor dengan self esteem
51
tinggi kemungkinan dapat mengatasi kegagalan dengan baik daripada
auditor dengan self esteem rendah. Auditor dengan self esteem rendah
dalam penelitian ini ternyata tidak begitu mempengaruhi kinerja dan
tidak mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.
Walaupun seorang auditor memiliki self esteem rendah, akan tetapi
tetap saja auditor tersebut melakukan prosedur audit sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan salah satu prosedur
audit. Namun, self esteem tetap diikutsertakan dalam model penelitian
ini untuk menguji kembali pengaruh self esteem terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit karena self esteem berhubungan dengan
depresi, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Self
esteem juga berhubungan dengan tekanan kerja. Seseorang yang
mempunyai self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami
tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem
tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya
dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor
yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih
baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa
mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi
auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian
prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013).
52
Dengan demikian, keterkaitan antara self esteem dengan
penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui
hipotesis sebagai berikut:
Ha3 : Self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
2.3.4 Equity Sensitivity dengan Penghentian Prematur atas Prosedur
Audit
Penelitian yang dilakukan (Budiman, 2013:138) menunjukkan
bahwa equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Auditor dengan tipe benevolents
cenderung tidak melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai
apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe entitleds.
Auditor dengan tipe entitleds dalam penelitian ini ternyata masih tetap
berperilaku etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dan tetap
melakukan prosedur audit sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan tanpa mengabaikan salah satu prosedur audit. Meskipun
demikian, equity sensitivity tetap diikutsertakan dalam model penelitian
ini untuk menguji kembali pengaruh equity sensitivity terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit karena seorang auditor
dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis
untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan
tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds cenderung
mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan prosedur
53
audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang
diinginkannya tersebut (Budiman, 2013).
Dengan demikian, keterkaitan antara equity sensitivity dengan
penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui
hipotesis sebagai berikut:
Ha4 : Equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
2.4 Kerangka Pemikiran
Suryanita, et al (2007) menyimpulkan bahwa proses penghentian
prematur atas prosedur audit tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor
situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Faktor internal dalam
penelitian ini diwakili oleh self esteem dan equity sensitivity dari auditor dan
faktor eksternal yang mempengaruhi adalah risiko audit dan tindakan
supervisi. Dari uraian di atas maka gambaran menyeluruh mengenai
penghentian prematur atas prosedur audit disusun dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut:
54
Eksternal
Risiko Audit (X1)
Wahyudi, dkk. (2011),
Qurrahman, dkk.
(2012), Wardani
(2013), Budiman
(2013), serta Andani
dan Mertha (2014))
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Internal
Tindakan Supervisi
(X2)
Maulina, dkk. (2010)
sSupervisi
Self Esteem (X3)
Budiman (2013)
Equity Sensitivity (X4)
Budiman (2013)
Penghentian
Prematur atas
Prosedur Audit
Maulina, dkk. (2010),
Wahyudi, dkk. (2011),
Qurrahman, dkk.
(2012), Wardani
(2013), Budiman
(2013), serta Andani
dan Mertha (2014)
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau
lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel independen, yaitu risiko audit, tindakan supervisi,
self esteem serta equity sensitivity terhadap variabel dependen, yaitu
penghentian prematur atas prosedur audit. Populasi dari penelitian ini adalah
akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI
Jakarta.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling),
dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang
merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian) (Nur Indriantoro dan
Bambang Supomo, 2002) dengan kriteria sebagai berikut:
1. Populasi dalam penelitian ini merupakan auditor yang bekerja pada
seluruh Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta sesuai dengan
Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut
56
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berjumlah 236 Kantor Akuntan
Publik dan yang digunakan sebagai sampel sebanyak 10 Kantor
Akuntan Publik yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.
2. Responden yang digunakan dalam peneltian ini adalah partner,
manajer, auditor senior, supervisor dan auditor junior yang bekerja pada
Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan
dengan menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian
lapangan.
3.3.1 Penelitian Pustaka (Library Research)
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data
sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh
data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku,
jurnal, skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan
penghentian prematur atas prosedur audit.
3.3.2 Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini adalah diperoleh melalui penelitian
lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data
primer). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
auditor yang masih aktif bekerja pada Kantor Akuntan Publik.
Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally
administered questionnaires, yaitu kuisioner disampaikan dan
57
dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo,
2002:154).
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji
kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
3.4.2 Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka
peneliti menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sah atau tidaknya suatu
kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada
penelitian ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan
menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson correlation yang
diperoleh memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang
diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013).
58
3.4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Suatu kuisioner dikatakan reliabel, jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:
1) Repeated measure atau pengukuran ulang.
2) One shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya
hanya sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan.
Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian
Cronbach Alpha. suatu variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70 (Ghozali, 2013).
3.4.3 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji multikolineritas, uji normalitas dan uji
heteroskedastisitas.
3.4.3.1 Uji Multikolineritas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolineritas
dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor
(VIF) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
59
terdapat problem multikolineritas (multiko). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Suatu model regresi dikatakan bebas multiko jika
mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai
angka tolerance > 0,10. sedangkan jika dilihat dengan besaran
korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi
dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel
independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika korelasinya
kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206).
3.4.3.2 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel independen dan variabel dependen,
keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal
Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal
jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di
sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah
mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212).
3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
60
plot antara nilai pediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola
titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk
pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013).
3.4.4 Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data
variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso,
2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier
(Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari
risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity.
Sedangkan variabel dependennya adalah penghentian prematur atas
prosedur audit.
61
Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y : Penghentian prematur atas prosedur audit
A : Konstanta (harga Y, bila X=0)
b1-4 :Koefisien regresi (menunjukkan peningkatan atau
penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
hubungan nilai variabel independen).
X1 : Risiko audit
X2 : Tindakan supervisi
X3 : Self esteem
X4 : Equity sensitivity
e : Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
3.4.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan
1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
62
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013).
3.4.4.2 Uji statistik F
Uji statistik F menujukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F
digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi yang
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikan 0,05. Menurut santoso (2004:120)
dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima atau Ha ditolak. Ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak atau Ha diterima. Ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
3.4.4.3 Uji statistik t
63
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali,
2013).
Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima atau Ha ditolak. Ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen tidak mempunyai
pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0
ditolak atau Ha diterima. Ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen mempunyai pengaruh
secara individual terhadap variabel dependen.
3.5 Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya:
3.5.1 Risiko Audit (X1)
64
Risiko audit dalam penelitian ini terkait dengan risiko deteksi
yang merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor
dengan kemungkinan bahwa bahan bukti yang dikumpulkan tidak
mampu mendeteksi adanya salah saji material. Risiko ini muncul saat
auditor tidak melakukan konfirmasi, perhitungan fisik, dan melakukan
pengurangan jumlah sampel. Variabel ini diukur dengan menggunakan
instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan
oleh Wahyudi, dkk. (2011), Budiman (2013) serta Andani dan Merta
(2014) daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel
risiko deteksi terdiri dari 3 item pertanyaan dengan menggunakan skala
likert yang berkaitan dengan lima poin penilaian, dari sangat tidak
setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat
setuju (5).
3.5.2 Tindakan Supervisi (X2)
Tindakan supervisi didefinisikan sebagai pengarahan usaha
asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
tersebut tercapai. Konsep tindakan supervisi diterjemahkan ke beberapa
aspek dari tindakan supervisi menurut AECC Statement No. 4 yang
salah satu pembahasannya adalah AECC Recommendations for
Supervisors of Early Work Experience, yaitu aspek kepemimpinan dan
mentoring, aspek kondisi kerja, dan aspek penugasan. Variabel tindakan
supervisi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen
yang dikembangkan oleh Galih (2008) dan digunakan oleh Maulina,
65
dkk. (2010) yaitu sebanyak 15 instrumen. Instrumen-instrumen tersebut
kemudian dimodifikasi dengan jumlah pernyataan sebanyak 7 butir
dengan menggunakan skala likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1),
tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
3.5.3 Self Esteem (X3)
Self esteem berhubungan dengan depresi, kecemasan dan
motivasi yang terjadi pada setiap individu. Self esteem berhubungan
dengan tekanan kerja. Seseorang yang mempunyai self esteem rendah
berkemungkinan akan mengalami tekanan dalam lingkungan kerjanya.
Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan kemampuan
dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja
yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah
cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan
auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi,
sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem
rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit
(Budiman, 2013). Variabel ini diukur menggunakan 7 item pertanyaan.
dengan menggunakan skala likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1),
tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
3.5.4 Equity Sensitivity (X4)
Equity berhubungan dengan fairness (keadilan) yang dirasakan
seseorang dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi,
2001. Equity sensitivity mencoba menjelaskan perbedaan perilaku etis
66
dan tidak etis yang disebabkan oleh karakteristik individual (Fauzi,
2001). Terdapat tiga tipe individu tentang teori keadilan yaitu 1)
benevolent, adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan
kepada organisasi lebih besar daripada apa yang diterima dari
organisasi; 2) equity sensitives adalah individu yang merasa adil ketika
apa yang diberikan kepada organisasi sama dengan apa yang diterima
dari organisasi; dan 3) entitleds adalah individu yang merasa adil ketika
apa yang diterima dari organisasi lebih besar daripada apa yang
diberikan kepada organisasi. Dengan demikian, individu benevolents
tidak terlalu mengejar penghargaan seperti kecenderungan yang
dilakukan oleh individu entitleds yang lebih mementingkan apa yang
didapat dari organisasi daripada apa yang diberikan kepada organisasi.
Seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal
yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan
auditor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds
cenderung mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan
prosedur audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang
diinginkannya tersebut (Budiman, 2013). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Budiman, 2013), Variabel equity sensitivity diukur
dengan menggunakan 8 item pertanyaan dengan menggunakan skala
likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju
(3), setuju (4), dan sangat setuju (5).
3.5.5 Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
67
Penghentian prematur atas prosedur audit merupakan
penghentian satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam
prosedur audit Maulina, dkk. (2010). Indikator penghentian prematur
atas prosedur audit berupa mengakhiri program audit sebelum
waktunya, penghentian terhadap prosedur audit yang diisyaratkan,
mengabaikan prosedur audit, dan pemberian opini atas laporan
keuangan tanpa peninjauan mendalam. Variabel penghentian prematur
atas prosedur audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan
instrumen dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 butir dengan
menggunakan skala likert 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2),
kadang-kadang (3), sering (4), dan selalu (5).
68
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
No. Butir
Pertanyaan
Risiko
Audit
Weningtyas,
dkk (2006)
Risiko deteksi
tinggi
1. Tidak
melakukan
konfirmasi
dengan pihak
ketiga
Skala
Interval 1
2. Mengurangi
jumlah sampel
Skala
Interval 2
3. Tidak
melakukan
penghitungan
fisik pada kas,
investasi,
persediaan dan
aktiva tetap
Skala
Interval 3
Tindakan
Supervisi
Maulina,
dkk (2010)
Sikap
kepemimpinan
dan mentoring
1. Perhatian
supervisor
2. Konseling dan
mentoring
3. Feedback
Skala
Interval 1-3
Kondisi
kerja
1. Penjelasan
mengenai
penugasan
2. Alokasi waktu
3. Pengawasan dan
penugasan
4. Meminimalkan
stress
Skala
Interval 4-7
Self Esteem
Budiman
(2013)
Harga diri 1. Membina
hubungan baik
dengan rekan
sekerja
Skala
Interval 1
2. Mencapai
aktualisasi diri
Skala
Interval 2
3. Saling
membutuhkan
antara auditor
dengan
organisasi dan
rekan kerja
Skala
Interval 3
Berlanjut ke halaman berikutnya
69
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
No. Butir
Pertanyaan
4. Ingin dihormati
dan dihargai oleh
rekan sekerja
Skala
Interval 4
5. Merasa puas
dengan kinerja
diri sendiri
Skala
Interval 5
6. Merasa berguna
bagi orang lain
Skala
Interval 6
7. Yakin memiliki
potensi dan
kualias diri
Skala
Interval 7
Equity
Sensitivity
Clark, et. al
(2010);
Budiman
(2013)
Perbedaan
perilaku etis
dan tidak
etis yang
disebabkan
oleh
karakteristik
individual
1. Individu yang
cenderung
merasa adil
ketika
pengorbanan
yang dilakukan
lebih sedikit
daripada hasil
Skala
Interval 1
2. Individu yang
merasa puas
ketika
pengorbanan
yang dilakukan
lebih sedikit
daripada hasil
Skala
Interval 2
3. Puas akan hasil
yang diperoleh
bukan dari
usahanya
Skala
Interval 3
4. Merasa cerdas
ketika
pengorbanan
yang dilakukan
lebih sedikit
daripada hasil
Skala
Interval 4
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 3.1 (Lanjutan)
70
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
No. Butir
Pertanyaan
5. Merasa tidak
nyaman ketika
memperoleh
sedikit pekerjaan
Skala
Interval 5
6. Merasa tidak
puas ketika
memperoleh
sedikit pekerjaan
Skala
Interval 6
7. Pekerjaan
dengan tugas dan
tanggung jawab
yang banyak
adalah lebih baik
Skala
Interval 7
8. Tetap melakukan
yang terbaik
meskipun
keuntungan yang
diperoleh sedikit
Skala
Interval 8
Penghentian
Prematur
atas
Prosedur
Audit
Weningtyas,
dkk (2006)
Prosedur
audit pada
tahap
perencanaan
audit dan
pekerjaan
lapangan
yang telah
ditetapkan
dalam
SPAP
1. Tidak melakukan
pemahaman
bisnis klien dan
mengakhiri
progran audit
sebelum
waktunya
Skala
Interval 1
2. Tidak
menggunakan
Sistem
Pengendalian
Intern
Skala
Interval 2
3. Tidak
menggunakan
informasi asersi
dalam
merumuskan
tujuan audit dan
merancang
pengujian
substantif
Skala
Interval 3
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 3.1 (Lanjutan)
71
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
No. Butir
Pertanyaan
4. Tidak
menggunakan
fungsi auditor
internal
Skala
Interval 4
5. Tidak melakukan
prosedur analitis
dalam
perencanaan dan
review audit
Skala
Interval 5
6. Tidak melakukan
konfirmasi
dengan pihak
ketiga
Skala
Interval 6
7. Tidak
menggunakan
representasi
manajemen
Skala
Interval 7
8. Tidak melakukan
uji kepatuhan
terhadap
pengendalian
atas transaksi
dalam aplikasi
sistem computer
on-line
Skala
Interval 8
9. Mengurangi
jumlah sampel
yang
direncanakan
Skala
Interval 9
10. Mengabaikan
perhitungan fisik
terhadap kas atau
persediaan
Skala
Interval 10
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
Tabel 3.1 (Lanjutan)
72
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor
yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor,
auditor senior, dan auditor junior.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner
penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di
wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik
2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal
14 April 2015 hingga 29 Mei 2015. Peneliti mengambil sampel
sebanyak 10 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah
Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuesioner
dikirim
Kuesioner
dikembalikan
1. Usman & Rekan 5 5
2. Kartoyo & Rekan 5 5
Berlanjut ke halaman berikutnya
73
No. Nama Kantor Akuntan
Publik
Kuesioner
dikirim
Kuesioner
dikembalikan
3. Chaeroni & Rekan 10 10
4. Tanubrata Susanto Fahmi &
Rekan 12 0
5. Abubakar Usman & Rekan 5 5
6. Nugroho & Rekan 5 5
7. Gatot Victor 14 14
8. Mulyamin Sensi Suryanto &
Lianny 15 15
9. Hananta Budianto & Rekan 6 6
10. Sukardi Hasan 8 8
Total 85 73
Sumber: Data Primer
Kuesioner yang disebar berjumlah 85 buah dan jumlah
kuesioner yang kembali adalah sebanyak 73 kuesioner atau 85,88%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 12 buah atau 14,12%.
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 72 buah atau 84,70%,
sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara
lengkap oleh responden sebanyak 1 buah atau 1,18%. Gambaran
mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Auditor Persentase
1. Jumlah kuesioner yang disebar 85 100%
2. Jumlah kuesioner yang kembali 73 85,88%
3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 12 14,12%
Berlanjut ke halaman berikutnya
Tabel 4.1 (Lanjutan)
74
No. Keterangan Auditor Persentase
4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 1 1,18%
5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 72 84,70%
Sumber: Data primer yang diolah
4.1.2 Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada KAP di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan
terakhir, jabatan, dan pengalaman bekerja.
4.1.2.1 Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
PRIA 38 52,8 52,8 52,8
WANITA 34 47,2 47,2 100,0
Total 72 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 38 orang atau
52,8% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya
sebesar 34 orang atau 47,2% responden berjenis kelamin wanita.
4.1.2.2 Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.2 (Lanjutan)
75
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
D3 21 29,2 29,2 29,2
S1 51 70,8 70,8 100,0
Total 72 100,0 100,0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 51
responden atau 70,8%. Sisanya sebesar 29,2% atau sebanyak 21 orang
berpendidikan terakhir Diploma III (D3).
4.1.2.3 Deskripsi responden berdasarkan jabatan
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
AUDITOR JUNIOR 54 75,0 75,0 75,0
AUDITOR SENIOR 14 19,4 19,4 94,4
SUPERVISOR 4 5,6 5,6 100,0
Total 72 100,0 100,0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 54 orang atau sebesar 75% menduduki
posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan
sebagai auditor senior sebanyak 14 orang atau 19,4%, dan sisanya
adalah sebagai supervisor sebanyak 4 orang atau 5,6%.
4.1.2.4 Deskripsi responden berdasarkan pengalaman bekerja
76
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<3 Tahun 63 87,5 87,5 87,5
3-5 Tahun 8 11,1 11,1 98,6
5-10 Tahun 1 1,4 1,4 100,0
Total 72 100,0 100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden atau sebanyak 87,5% atau sekitar 63 auditor memiliki
pengalaman bekerja kurang dari 3 tahun , 11,1% atau sekitar 8 auditor
memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun dan sisanya 1,4% atau sekitar 1
orang auditor memiliki pengalaman 5-10 tahun.
4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian
4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi
variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, equity sensitivity
dan penghentian prematur atas prosedur audit akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
77
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Sum Mean Std.
Deviation
TAR 72 4 15 869 12,07 2,279
TSA 72 20 35 1984 27,56 3,288
TSE 72 16 35 1901 26,40 3,641
TES 72 8 36 1551 21,54 5,816
TPSO 72 10 43 1511 20,99 8,680
Valid N (listwise) 72
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa pada variabel risiko audit
jawaban minimum responden sebesar 4 dan maksimum sebesar 15,
dengan rata-rata total jawaban 12,07 dan standar deviasi sebesar 2,279.
Variabel tindakan supervisi jawaban minimum responden sebesar 20
dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 27,56 dan
standar deviasi sebesar 3,288. Pada variabel self esteem jawaban
minimum responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 35, dengan
rata-rata total jawaban 26,40 dan standar deviasi sebesar 3,641. Untuk
variabel equity sensitivity jawaban minimum responden sebesar 8 dan
maksimum sebesar 36, dengan rata-rata total jawaban 21,54 dan standar
deviasi sebesar 5,816. Dan untuk variabel penghentian prematur atas
prosedur audit jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum
sebesar 43, dengan rata-rata total jawaban 20,99 dan standar deviasi
sebesar 8,680.
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data
4.2.2.1 Hasil Uji Validitas
78
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Pearson Correlation, pedoman suatu model
dikatakan valid jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05
maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Hasil uji
validitas untuk variabel risiko audit dapat dilihat pada Tabel
4.8, hasil uji validitas untuk variabel tindakan supervisi dapat
dilihat pada Tabel 4.9, hasil uji validitas untuk variabel self
esteem ditunjukkan pada Tabel 4.10, dan Tabel 4.11
menunjukkan hasil uji validitas untuk variabel equity
sensitivity, serta Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji validitas
untuk variabel penghentian prematur atas prosedur audit.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Risiko Audit (AR)
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
AR1 0,756** 0,000 Valid
AR2 0,930** 0,000 Valid
AR3 0,919** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa
variabel risiko audit (X1) mempunyai kriteria valid untuk
semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah
0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam
pengujian.
79
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Tindakan Supervisi (SA)
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
SA1 0,832** 0,000 Valid
SA2 0,742** 0,000 Valid
SA3 0,832** 0,000 Valid
SA4 0,803** 0,000 Valid
SA5 0,810** 0,000 Valid
SA6 0,690** 0,000 Valid
SA7 0,556** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa
variabel tindakan supervisi (X2) mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di
bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan
dalam pengujian.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Self Esteem (SE)
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
SE1 0,441** 0,000 Valid
SE2 0,524** 0,000 Valid
SE3 0,713** 0,000 Valid
SE4 0,740** 0,000 Valid
SE5 0,838** 0,000 Valid
SE6 0,779** 0,000 Valid
SE7 0,762** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
variabel self esteem (X3) mempunyai kriteria valid untuk
semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah
80
0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam
pengujian.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Equity Sensitivity (ES)
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
ES1 0,602** 0,000 Valid
ES2 0,688** 0,000 Valid
ES3 0,635** 0,000 Valid
ES4 0,645** 0,000 Valid
ES5 0,759** 0,000 Valid
ES6 0,829** 0,000 Valid
ES7 0,757** 0,000 Valid
ES8 0,567** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa
variabel equity sensitivity (X4) mempunyai kriteria valid untuk
semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah
0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam
pengujian.
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
(PSO)
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
PSO1 0,710** 0,000 Valid
PSO2 0,822** 0,000 Valid
PSO3 0,854** 0,000 Valid
PSO4 0,803** 0,000 Valid
PSO5 0,849** 0,000 Valid
PSO6 0,846** 0,000 Valid
Berlanjut ke halaman berikutnya
81
Butir
Pertanyaan
Pearson
Correlation Sig (2-tailed) Kriteria
PSO7 0,833** 0,000 Valid
PSO8 0,804** 0,000 Valid
PSO9 0,762** 0,000 Valid
PSO10 0,759** 0,000 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa
variabel Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (Y)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi di bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut
dapat digunakan dalam pengujian.
4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi
dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat
dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha berada di atas
0,70.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel
risiko audit.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risiko Audit
Reliability Statistics
Cronbach’s
Alpha
Cronbach’s
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items
,842 ,839 3
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.12 (Lanjutan)
82
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach alpha atas
variabel risiko audit sebesar 0,839. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel
karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel
tindakan supervisi.
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tindakan Supervisi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
N of Items
,874 ,873 7
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach alpha atas
variabel tindakan supervisi sebesar 0,873. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel
karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel
self esteem.
83
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self Esteem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,824 ,816 7
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan nilai cronbach alpha atas
variabel self esteem sebesar 0,816. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel
equity sensitivity.
Tabel 4.16
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Equity Sensitivity
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,836 ,840 8
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach alpha atas
variabel equity sensitivity sebesar 0,840. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel
karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.
84
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel
penghentian prematur atas prosedur audit.
Tabel 4.17
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,937 ,939 10
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan nilai cronbach alpha atas
variabel penghentian prematur atas prosedur audit sebesar
0,939. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha
lebih besar dari 0,70.
Tabel 4.18
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's
Alpha
Jumlah
Item Keterangan
Risiko Audit 0,839 3 Reliabel
Tindakan Supervisi 0,873 7 Reliabel
Self Esteem 0,816 7 Reliabel
Equity Sensitivity 0,840 8 Reliabel
Penghentian
Prematur atas
Prosedur Audit
0,939 10 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa semua variabel yang
digunakan dalam penelitian ini memperoleh hasil yang
85
reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan
yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten
yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali akan
diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban
sebelumnya.
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
4.3.1 Hasil Uji Multikolineritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolineritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -3,597 11,452 -,314 ,754
TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439 ,913 1,095
TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432 ,704 1,420
TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011 ,790 1,265
TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000 ,833 1,201
a. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19 di atas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) di bawah
angka 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
0,913; 0,704; 0,790; dan 0,833 serta VIF sebesar 1,095; 1,420; 1,365;
dan 1,201 untuk variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem,
86
serta equity sensitivity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat
digunakan dalam penelitian ini.
4.3.2 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Gambar 4.1 menampilkan penyebaran data yang berada di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
87
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan
pada gambar 4.2
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y
dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.
hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
88
penghentian prematur atas prosedur audit berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaitu risiko audit, tindakan supervisi, self esteem,
dan equity sensitivity.
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model
analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:
4.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen.
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,545a ,297 ,255 7,493
a. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA
b. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.20 menunjukkan nilai R sebesar 0,545 atau
sebesar 54,5%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur
atas prosedur audit adalah cukup kuat karena berada dikisaran
0,40-0,599 (Ridwan dan Ahmad, 2007:62). Nilai adjusted R
Square sebesar 0,255 atau 25,5%, ini menunjukkan bahwa
variabel penghentian prematur atas prosedur audit yang dapat
89
dijelaskan oleh variabel risiko audit, tindakan supervisi, self
esteem dan equity sensitivity adalah sebesar 25,5%, sedangkan
sisanya sebesar 0,745 atau 74,5% (1-0,255) dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian
ini seperti tekanan waktu (Maulina, dkk. 2010; Wahyudi, dkk.
2011; Wardani 2013; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013),
materialitas (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012;
Andani dan Mertha, 2014), prosedur review (Wahyudi, dkk.
2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013), kontrol kualitas
(Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013),
komitmen profesional (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk.
2012; Andani dan Mertha, 2014), lokus kendali (Budiman,
2013; Andani dan Mertha, 2014).
4.3.4.2 Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat
dilihat pada tabel 4.22, jika nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan
menolak Ha.
90
Tabel 4.22
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 1586,788 4 396,697 7,065 ,000b
Residual 3762,198 67 56,152
Total 5348,986 71
a. Dependent Variable: TPSO
b. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.22 nilai F
diperoleh sebesar 7,065 dengan tingkat signifikansi 0,000.
Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha1
diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit,
tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
4.3.4.3 Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel
4.21, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha
91
diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.21
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,597 11,452
-,314 ,754
TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439
TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432
TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011
TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000
a. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh risiko audit terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel
risiko audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,439. Hal
ini berarti menolak Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa risiko
audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel risiko audit lebih besar dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh tindakan supervisi
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel
tindakan supervisi mempunyai tingkat signifikansi sebesar
92
0,432. Hal ini berarti menolak Ha3 sehingga dapat dikatakan
bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tindakan supervisi
lebih besar dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh self esteem terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel self
esteem mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,011. Hal ini
berarti menerima Ha4 sehingga dapat dikatakan bahwa self
esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel self esteem lebih kecil dari 0,05.
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh equity sensitivity terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel
equity sensitivity mempunyai tingkat signifikansi sebesar
0,000. Hal ini berarti menerima Ha5 sehingga dapat dikatakan
bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel equity sensitivity
lebih kecil dari 0,05.
93
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity
sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem, dan equity sensitivity berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit. Dengan demikian, auditor yang mengalami risiko audit, tindakan
supervisi, self esteem, dan equity sensitivity yang tinggi lebih cenderung
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010),
Wahyudi, dkk (2011), Qurrahman, dkk (2012), Wardani (2013),
Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014).
4.4.2 Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur
audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel risiko audit sebesar 0,439 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Ketika responden
menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik terhadap kas,
investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak melakukan
konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang tidak berisiko
tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut, tidak
akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan tidak mengindikasikan
94
bahwa auditor telah melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit (Wahyudi, dkk. 2011). Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, dkk (2011). Namun hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Qurrahman, dkk (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta
Andani dan Mertha (2014).
4.4.3 Pengaruh tindakan supervisi terhadap terhadap penghentian prematur
atas prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel tindakan supervisi sebesar 0,432 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ha2 ditolak atau tindakan supervisi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit. Penjelasan yang mungkin untuk ditolaknya Ha2 pada
penelitian ini adalah supervisi auditor yang dijadikan landasan dalam
melaksanakan tugas yang dibebankan bukan menjadi faktor penghalang
bagi auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur
audit. Hal ini disebabkan karena selama praktik penghentian prematur
atas prosedur audit dapat menghasilkan output audit yang sejalan
dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan keuangan, auditor
akan tetap melakukannya meskipun telah dilakukan pengarahan
kepadanya (Maulina, dkk. 2010). Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) yang menyatakan
bahwa tindakan supervisi memiliki hubungan yang tidak signifikan
95
terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, seperti
penghentian prematur atas prosedur audit.
4.4.4 Pengaruh self esteem terhadap terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel self esteem sebesar 0,011 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Hubungan antara self esteem dan
penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hal ini dapat
disebabkan karena seorang auditor yang memiliki self esteem rendah
cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan
auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi,
sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem
rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
Namun hasil dari penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Budiman (2013) yang menyatakan bahwa self esteem
memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit.
4.4.5 Pengaruh equity sensitivity terhadap terhadap penghentian prematur atas
prosedur audit
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi
variabel equity sensitivity sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat
96
disimpulkan bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan
terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara
equity sensitivity dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat
positif. Hal ini dapat disebabkan karena seorang auditor dengan tipe
entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk
mencapai apa yang diinginkannya sehingga auditor tipe ini memiliki
kecenderungan untuk mengabaikan salah satu prosedur audit atau
melakukan penghentian prematur atas prosedur audit hanya untuk
mencapai apa yang diinginkannya. Namun hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang
menyatakan bahwa equity sensitivity memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan
analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang
menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample
yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
2. Equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013)
yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak
signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample
yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
98
3. Risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, dkk
(2011). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk (2012), Wardani
(2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014) yang
menyatakan risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit.
4. Tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk
(2010) dan Wahyudi, dkk (2011).
5. Risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian
prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) dan Wahyudi,
dkk (2011).
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut:
99
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen
lainnya seperti tekanan waktu, materialitas, prosedur review,
kontrol kualitas, komitmen profesional dan lokus kendali guna
dapat mempengaruhi dan memperkuat variabel dependen.
2. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian
yang tepat saat menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner,
sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih tinggi dan
memperoleh hasil yang akurat.
3. Penelitian selanjutnya agar memperluas wilayah sampel penelitian
serta menambah jumlah sampel penelitian agar dapat diperoleh
hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode penelitian
yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada
responden untuk memperoleh data yang lebih berkualitas.
100
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Education Change Commision (AECC), 1993, Issue Statement
Number 4 Improving the Early Employment Experience, April 1993,
http://aaahq.org/AECC/Positionsandissue4.htm,internet.
Agoes, Sukrisno. 2004. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi
Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta.
Amilin dan Supriatiningsih. 2009. “Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi,
Komitmen Organisasional dan Komitmen Profesional Terhadap
Kepuasan Kerja Akuntan Publik Dengan Motivasi Sebagai Variabel
Interventing.” (Jurnal Ilmiah ESAI Volume 3 Nomor I).
Andani , Ni Made Surya &I Made Mertha. 2014. “Pengaruh Time Pressure, Audit
Risk, Professional Commitment dan Locus Of Control pada Penghentian
Prematur Prosedur Audit..”E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2,
185-196.
Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf.
2009.“Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An
Indonesian Adaptation”, 13th
edition, Salemba Empat, Jakarta.
Budiman, Nita Andriyani. 2013. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
Auditor Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur dan Kualitas
Audit.”Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 24, No. 3, Hal. 131-142.
Coram, P., Glovovic, A., Ng, J., & Woodliff, D. 2008. “The Moral Intenstiy of
Reduced Audit Quality Acts.” Auditing: A Journal of Practices & Theory.
Vol. 27, No. 1, 127-150.
Dewi, Maya Setya. 2008. “Pengaruh Pelatihan dan Tindakan Supervisi pada
Keputusan Premature Sign-Off.” Tesis Magister Akuntansi, Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Donnelly David P., Jeffrey J. Quirin dan David O’ Bryan. 2003. “Auditor
Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model
Using Auditors’ Personal Characteristics.”Behavioral Research in
Accounting. 15(3): 211-224.
Fauzi, Achmad. 2001. “Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual terhadap
Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi.” Thesis tidak dipublikasikan.
Program Pasca Sarjana,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ghozali, Imam. 2005.“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,
edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
101
Halil, Paino. 2011. “Dysfunctional Audit Behaviour: An Exploratory Study in
Malaysia. Edith Cowan University.” Research Online. ECU Publications
Pre.
Halim, Abdul., 2008. “Auditing Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan.” Jilid 1.
Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Herningsih, Sucahyo. 2001.” Penghentian Prematur atas Prosedur Audit: Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik”. Tesis, Universitas Gajah
MadaYogyakarta.
Huda, Syafril., Herawati, & Ethika.“Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit,
Tindakan Supervisi, Komitmen Profesional dan Materialitas Terhadap
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Study Empiris : Pada
Kantor Akuntan Publik Di Sumatera).” Fakultas Ekonomi, Universitas
Bung Hatta.
IAI Kompartemen Akuntan Publik (2001). Standar Profesi Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Kumala, Sari Nova. 2013. “Pemengaruh Penghentian Prematur Atas Prosedur
Audit pada Auditor Di Kap Surabaya.”Jurnal Riset Manajemen Dan
Akuntansi, 1 (1).
Kurniawan, Puji Wibowo. 2008. “Profesionalisme Auditor dalam Penghentian
Prematur atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kap Di Semarang).
Skripsi S1.” Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Lestari, Ayu Puji. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku dalam
Penghentian Prematur Prosedur Audit.” Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Martamin, Irvan. 2006. “Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap
Kepuasan Kerja Auditor.” Tesis Program Studi magister Sains Akuntansi
Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Maulina, Mutia, Ratna Anggraini, Choirul Anwar. 2010. “Pengaruh Tekanan
Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit.” Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Mulyadi. 2002. Auditing 1 : Edisi Enam. Jakarta : Salemba Empat.
Murtanto dan Melva Djasmin. 2005. “Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di
Kantor Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.7, No.1, hlm.84-109.
Qurrahman Taufik, Susfayetti, & Andi Mirdah. 2012. “Pengaruh Time Pressure,
Audit risk, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, Locus Of
102
Control Serta Professional commitment Terhadap Penghentian Prematur
Prosedur Audit.”E-Jurnal Binar Akuntansi, 1 (1).
Shapeero, Mike, Hian Chye Koh dan Larry N. Killough. 2003. “Underreporting
and Premature Sign-Off in Public Accounting.”Management
AuditingJournal. 16(2):113-127.
Ling, Qianhua., & Michael D. Akers. 2010. “An Examination Of Underreporting
Of Time And Premature Signoffs By Internal Auditors.” Review of
Business Information Systems – Fourth Quarter 2010 Volume 14, No. 4.
Bryan, David O., Jeffrey J. Quirin & David P. Donelly. 2005. “Locus Of Control
And Dysfunctional Audit Behavior.” Journal of Business & Economics
Research - October 2005 Volume 3, Number 10.
Sososutikno, Christina., 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan
Perilaku dengan Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas
Audit.”Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.
Suryanita, Doddy, Dan Hanung Triatmoko. 2006. “Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit” Simposium Nasional IX di Padang.
Ulum, Akhmad Samsul. 2005,”Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan
Antara Time Pressure dengan Prilaku Premature Sign-Off Prosedur
Audit,” Jurnal Maksi, Vol.5, No.2.
Wahyudi, Imam, Jurica Lucyanda, Loekman H. Suhud. 2011. “Praktik
Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.”. Media Riset Akuntansi,
Vol. 1 No. 2 Agustus.
Weningtyas, S., Setiawan, D., & Triatmoko. H. 2007. “Penghentian Prematur
Atas Prosedur Audit.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.10, No.1, 1-
19.
Yuliana, A.,Herawati, N.,& Arum, E. D. P. 2009. “Pengaruh Time pressure dan
Risiko Audit Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.”
Jurnal Cakrawala Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Februari, 21-32.
Pransiska, Lucky. 18 Mei 2010. “Kredit Macet Rp52Miliar, Akuntan Publik
Diduga Terlibat.” (Kompas.com).
http://regional.kompas.com/read/2010/05/18/21371744/akuntan.publik.di
duga.terlibat. (Diakses pada 17 Mei 2014, pukul 16.32).
Syahrul, Yura. 04 November 2002. “Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan
Tindak Pidana.” (TEMPO Interakif, Jakarta).
http://www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-Kasus-
Kimia-Farma-Merupakan-Tindak-Pidana. (Diakses pada 23 Mei 2014,
pukul 19.25).
110
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian
Prematur atas Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor
Eksternal dan Faktor Internal Auditor
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
Disusun Oleh :
Hanifah Silfianie
NIM : 1111082000051
111
Jakarta, 13 April 2015
Kepada,
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Saya :
Nama : Hanifah Silfianie
NIM : 1111082000051
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas
Prosedur Audit Ditinjau Dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor”.
Berkaitan dengan hal tersebut, Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i
untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap.
Sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja
Bapak/Ibu/Saudara/i. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sangat berarti demi
terselesaikannya penelitian ini.
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penghentan prematur atas prosedur audit. Data yang diperoleh
hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan
sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga
kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Dimohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membaca setiap
pertanyaan secara seksama dan menjawab dengan lengkap semua
pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi,
maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam meluangkan waktu untuk
mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
(Hanifah Silfianie)
112
A. Data Demografi Responden
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : ..............................
Nama KAP : ..............................
Jenis Kelamin :
( ) Pria
( ) Wanita
Pendidikan terakhir :
( ) D3
( ) S1
( ) S2
( ) S3
Posisi saat ini :
( ) Auditor Junior
( ) Auditor Senior
( ) Supervisor
( ) Manajer
( ) Partner
Lama bekerja sebagai auditor :
( ) < 3 tahun
( ) 3-5 tahun
( ) 5-10 tahun
( ) > 10 tahun
113
B. Variabel Penelitian
Pertanyaan berikut berhubungan dengan penghentian prematur atas
prosedur audit
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda, di mana :
1 = (TP) Tidak Pernah 3 = (KK) Kadang-kadang 5 = (S) Selalu
2 = (J) Jarang 4 = (SR) Sering
No. Pertanyaan Frekuensi
TP J KK SR S
1. Seberapa sering dalam merencanakan
audit, Anda tidak memerlukan
pemahaman bisnis klien?
2. Seberapa sering Anda tidak
menggunakan pertimbangan Sistem
Pengendalian Intern dalam audit
laporan keuangan?
3. Seberapa sering Anda tidak
menggunakan informasi asersi dalam
merumuskan tujuan audit dan
merancang pengujian substantif?
4. Seberapa sering Anda tidak
menggunakan fungsi auditor internal
dalam audit?
5. Seberapa sering Anda tidak melakukan
prosedur analitis dalam perencanaan
dan review audit?
6. Seberapa sering Anda tidak melakukan
konfirmasi dengan pihak ketiga dalam
audit laporan keuangan?
7. Seberapa sering Anda tidak
menggunakan representasi manajemen
dalam audit laporan keuangan?
8. Seberapa sering Anda tidak melakukan
uji kepatuhan terhadap pengendalian
atas transaksi dalam aplikasi sistem
computer on-line?
9. Seberapa sering Anda mengurangi
jumlah sampel yang direncanakan
dalam audit laporan keuangan?
114
No. Pertanyaan Frekuensi
TP J KK SR S
10. Seberapa sering Anda tidak melakukan
perhitungan fisik terhadap kas atau
persediaan?
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel risiko audit
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda :
1 = (STS) Sangat Tidak
Setuju
3 = (CS) Cukup Setuju 5 = (SS) Sangat Setuju
2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
No. Pertanyaan Frekuensi
STS TS CS S SS
1. Tidak melakukan konfirmasi dengan
pihak ketiga merupakan tindakan
beresiko tinggi.
2. Melakukan pengurangan jumlah
sampel dalam melakukan audit
merupakan tindakan beresiko tinggi.
3. Tidak melakukan perhitungan fisik
terhadap kas, investasi, persediaan/
aktiva tetap dalam audit laporan
keuangan merupakan tindakan beresiko
tinggi.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel tindakan supervisi
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda :
1 = (STS) Sangat Tidak
Setuju
3 = (CS) Cukup Setuju 5 = (SS) Sangat Setuju
2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
115
No. Pernyataan Frekuensi
STS TS CS S SS
1. Supervisor saya memperhatikan
keluhan-keluhan saya tentang
pekerjaan.
2. Supervisor saya sering memberikan
konseling dan mentoring.
3. Supervisor saya sering memberikan
feed back atas kinerja saya yang jujur
dan terbuka.
4. s
u
Supervisor saya memberikan
penjelasan mengenai penugasan.
5. Supervisor saya memberikan alokasi
waktu yang sesuai dengan tugas yang
diberikan.
6. Supervisor melakukan pengawasan
dalam penugasan.
7
.
Memonitoring dan konseling yang
diberikan supervisor dalam tugas dapat
meminimalkan stress dalam
menghadapi pekerjaan.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel Harga Diri (Self
Esteem)
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda :
1 = (STS) Sangat Tidak
Setuju
3 = (CS) Cukup Setuju 5 = (SS) Sangat Setuju
2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
No. Pernyataan Frekuensi
STS TS CS S SS
1. Saya cenderung membina hubungan
yang karib dengan rekan sekerja.
2. Menurut saya aktualisasi diri harus
116
No. Pernyataan Frekuensi
STS TS CS S SS
dicapai
3. Saya merasa organisasi ini dan rekan-
rekan sekerja saya membutuhkan saya.
4. Saya ingin disukai dan dihormati
teman-teman sekerja saya.
5. Secara keseluruhan, saya puas dengan
diri saya sendiri.
6. Kadang-kadang saya berpikir bahwa
keberadaan saya saat ini sangat
berguna.
7. Saya merasa bahwa dalam diri saya
banyak memiliki potensi dan kualitas
yang baik.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel (Equity Sensitivity)
Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan
penilaian anda :
1 = (STS) Sangat Tidak
Setuju
3 = (CS) Cukup Setuju 5 = (SS) Sangat Setuju
2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
No. Pernyataan Frekuensi
STS TS CS S SS
1. Saya cenderung untuk melakukan
pekerjaan sesedikit mungkin,
sementara mendapatkan imbalan
sebanyak mungkin atas pekerjaan saya.
2. saya merasa sangat puas di tempat
kerja ketika saya harus melakukan
pekerjaan sesedikit mungkin.
3. Sangat memuaskan bagi saya, ketika
saya mendapatkan sesuatu tanpa
melakukan apapun dalam pekerjaan.
4. Pekerja yang cerdas adalah dia yang
bisa mendapatkan sebanyak mungkin
imbalan yang ia inginkan dengan
memberikan sesedikit mungkin
117
No. Pernyataan Frekuensi
STS TS CS S SS
pekerjaan.
5. Di tempat kerja, saya merasa tidak
nyaman ketika hanya ada sedikit
pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
saya.
6. Saya akan menjadi sangat tidak puas
dengan pekerjaan saya, jika saya punya
sedikit atau tidak ada pekerjaan yang
harus dilakukan.
7. Lebih baik untuk memiliki pekerjaan
dengan banyak tugas dan tanggung
jawab dari pada hanya sedikit tugas
dan tanggung jawab.
8. Jika saya menerima upah rendah dan
keuntungan yang sedikit, saya akan
terus mencoba untuk melakukan yang
terbaik dalam pekerjaan saya.
119
Jawaban Responden Variabel Risiko Audit
No RISIKO AUDIT (RA)
1 2 3 TRA
1 5 5 5 15
2 4 2 2 8
3 4 2 2 8
4 5 5 5 15
5 4 2 2 8
6 4 4 4 12
7 4 5 4 13
8 4 4 4 12
9 4 4 4 12
10 4 4 4 12
11 4 4 4 12
12 4 5 5 14
13 5 5 5 15
14 4 4 4 12
15 5 5 5 15
16 5 4 5 14
17 4 5 5 14
18 4 5 5 14
19 4 4 3 11
20 5 3 5 13
21 4 4 4 12
22 5 5 5 15
23 3 3 3 9
24 4 4 5 13
25 2 2 3 7
26 5 4 4 13
27 4 4 4 12
28 5 5 5 15
29 3 3 3 9
120
No RISIKO AUDIT (RA)
1 2 3 TRA
30 5 5 5 15
31 5 4 4 13
32 4 5 4 13
33 5 5 5 15
34 4 4 5 13
35 4 5 5 14
36 3 3 4 10
37 4 4 4 12
38 4 5 5 14
39 3 4 3 10
40 4 4 4 12
41 4 4 4 12
42 5 5 4 14
43 4 4 5 13
44 4 4 4 12
45 4 4 4 12
46 4 4 4 12
47 4 4 5 13
48 3 4 4 11
49 4 4 4 12
50 1 1 2 4
51 5 4 5 14
52 5 4 4 13
53 4 4 4 12
54 5 5 5 15
55 5 5 5 15
56 5 4 4 13
57 3 4 3 10
58 4 4 4 12
59 4 4 4 12
60 4 4 4 12
61 4 4 4 12
62 4 4 5 13
63 4 4 5 13
64 4 4 4 12
65 4 2 2 8
66 4 2 2 8
67 4 4 4 12
68 4 4 4 12
121
No RISIKO AUDIT (RA)
1 2 3 TRA
69 4 2 2 8
70 4 2 2 8
71 5 4 4 13
72 4 4 4 12
Jawaban Responden Variabel Tindakan Supervisi
No TINDAKAN SUPERVISI (SA)
1 2 3 4 5 6 7 TSA
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 4 4 4 4 4 4 4 28
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 5 5 5 5 5 5 5 35
5 4 4 4 4 4 4 4 28
6 4 4 4 4 4 4 2 26
7 4 4 4 5 4 4 4 29
8 4 3 4 4 4 4 4 27
9 4 4 5 4 4 4 4 29
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 4 4 4 4 4 3 4 27
12 3 3 5 5 5 5 5 31
13 3 3 4 4 4 3 4 25
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 4 4 4 4 4 5 29
16 4 3 4 4 4 4 4 27
17 3 3 4 5 5 5 4 29
18 3 3 4 4 3 3 3 23
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 4 4 4 4 4 4 4 28
21 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 4 4 4 4 3 27
23 3 2 3 3 3 3 3 20
24 4 5 4 5 4 4 4 30
25 4 4 4 4 4 4 4 28
122
No TINDAKAN SUPERVISI (SA)
1 2 3 4 5 6 7 TSA
26 4 4 4 3 4 3 4 26
27 4 4 4 4 4 4 4 28
28 4 4 4 4 4 4 4 28
29 5 5 5 5 5 5 5 35
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 4 4 4 4 4 4 4 28
32 4 4 4 4 3 3 4 26
33 4 4 4 4 3 3 4 26
34 4 2 4 4 4 4 4 26
35 4 5 5 4 4 4 4 30
36 4 4 4 4 4 4 4 28
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 4 4 4 4 4 4 28
40 3 4 3 4 3 4 4 25
41 5 5 5 4 4 4 4 31
42 4 4 4 5 4 4 4 29
43 4 4 4 4 4 4 4 28
44 4 4 4 3 4 3 4 26
45 5 5 4 5 4 4 5 32
46 4 4 4 4 4 5 4 29
47 4 4 4 4 3 4 4 27
48 4 4 4 5 5 4 4 30
49 4 4 4 4 4 4 3 27
50 3 3 4 4 3 3 3 23
51 3 4 4 3 4 4 4 26
52 4 3 4 4 4 4 3 26
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 4 5 5 4 5 4 4 31
55 5 5 5 5 5 5 5 35
56 4 3 4 4 4 4 3 26
57 4 5 4 4 3 4 3 27
58 4 4 4 4 4 4 4 28
59 4 4 4 4 4 4 4 28
60 2 3 2 3 3 4 4 21
61 2 3 2 3 3 4 4 21
62 4 4 4 3 4 3 4 26
63 4 4 4 5 5 4 4 30
123
No TINDAKAN SUPERVISI (SA)
1 2 3 4 5 6 7 TSA
64 2 3 2 3 3 3 4 20
65 4 4 4 4 4 4 4 28
66 4 4 4 4 4 4 4 28
67 2 3 2 3 3 3 4 20
68 2 3 2 3 3 4 4 21
69 4 4 3 4 3 4 5 27
70 4 4 4 4 4 4 4 28
71 4 4 3 4 3 5 4 27
72 4 4 3 3 3 3 4 24
Jawaban Responden Variabel Self Esteem
No SELF ESTEEM (SE)
1 2 3 4 5 6 7 TSE
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 4 5 4 4 4 4 4 29
3 4 5 4 4 4 4 4 29
4 5 5 5 5 5 5 5 35
5 4 5 4 4 4 4 4 29
6 4 4 4 4 4 4 4 28
7 4 4 4 4 4 5 4 29
8 4 4 4 4 4 4 3 27
9 4 4 4 4 4 5 4 29
10 4 4 4 4 4 4 4 28
11 5 5 4 3 3 3 3 26
12 5 5 5 3 3 1 3 25
13 4 4 4 4 2 2 2 22
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 4 5 4 5 3 3 3 27
16 4 3 4 2 4 4 4 25
17 5 5 3 3 1 3 3 23
18 4 4 4 4 2 2 2 22
19 5 4 3 2 3 3 3 23
20 4 4 3 3 3 3 4 24
21 3 3 3 3 3 3 3 21
22 4 3 3 3 1 1 1 16
124
No SELF ESTEEM (SE)
1 2 3 4 5 6 7 TSE
23 4 4 4 4 3 3 3 25
24 4 4 3 4 3 3 4 25
25 4 4 4 4 2 3 3 24
26 4 4 3 3 3 3 4 24
27 4 4 4 4 4 4 4 28
28 4 4 2 2 2 2 2 18
29 5 5 5 5 5 5 5 35
30 5 5 5 5 5 5 5 35
31 5 5 3 3 3 3 4 26
32 3 4 4 3 3 3 4 24
33 4 4 5 3 2 2 2 22
34 4 4 4 5 3 3 3 26
35 4 4 4 4 3 3 4 26
36 5 5 5 5 3 3 4 30
37 4 4 4 3 4 3 4 26
38 5 5 4 3 3 3 3 26
39 3 4 3 3 3 4 4 24
40 4 4 4 3 3 3 3 24
41 5 5 5 5 3 3 3 29
42 4 4 2 2 2 3 3 20
43 4 4 4 3 3 3 4 25
44 4 4 4 3 3 3 4 25
45 5 5 5 4 3 3 3 28
46 4 4 4 4 4 4 5 29
47 4 4 4 5 4 4 5 30
48 4 3 4 4 3 4 5 27
49 4 4 4 3 4 4 3 26
50 4 4 3 3 3 3 4 24
51 4 5 4 5 3 4 3 28
52 3 4 3 3 3 3 3 22
53 4 4 4 4 4 4 4 28
54 4 5 5 5 5 5 5 34
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 3 4 3 3 3 3 3 22
57 3 3 3 3 3 3 3 21
58 4 4 4 4 4 4 4 28
59 4 4 4 4 4 4 4 28
60 4 4 4 4 4 4 4 28
125
No SELF ESTEEM (SE)
1 2 3 4 5 6 7 TSE
61 4 4 4 4 4 4 4 28
62 4 4 3 3 3 3 4 24
63 5 5 5 3 3 3 4 28
64 4 4 4 4 4 4 4 28
65 4 4 4 4 3 3 4 26
66 4 3 3 4 4 4 4 26
67 4 4 4 4 4 4 4 28
68 4 4 4 4 4 4 4 28
69 4 4 5 4 4 4 4 29
70 4 3 3 4 4 4 4 26
71 5 5 5 3 4 3 3 28
72 4 4 3 3 3 4 3 24
Jawaban Responden Variabel Equity Sensitivity
No EQUITY SENSITIVITY (ES)
1 2 3 4 5 6 7 8 TES
1 1 1 1 1 1 1 1 1 8
2 2 2 1 2 2 3 4 4 20
3 3 2 1 2 2 3 4 4 21
4 2 1 1 1 1 1 1 1 9
5 3 2 1 2 2 3 4 4 21
6 4 2 2 2 2 2 2 2 18
7 1 2 2 2 2 2 1 1 13
8 2 2 2 2 2 2 2 2 16
9 1 2 2 2 2 2 1 2 14
10 1 1 1 1 4 4 3 4 19
11 2 3 2 1 3 4 4 4 23
12 2 2 2 4 3 3 3 4 23
13 4 1 1 1 2 5 4 3 21
14 4 3 3 4 3 4 4 4 29
15 3 3 3 5 4 4 4 4 30
16 1 1 1 1 4 3 4 4 19
17 2 2 2 4 3 3 3 3 22
18 4 1 1 1 2 5 3 3 20
19 2 3 2 2 3 3 3 4 22
20 2 2 2 2 4 4 4 4 24
21 2 2 2 2 4 4 4 4 24
126
No EQUITY SENSITIVITY (ES)
1 2 3 4 5 6 7 8 TES
22 4 1 1 1 2 5 4 4 22
23 4 2 2 2 5 5 5 4 29
24 1 1 1 1 4 4 5 4 21
25 4 2 2 4 3 3 4 4 26
26 2 2 2 2 4 3 4 4 23
27 2 2 2 2 2 2 2 2 16
28 2 2 2 2 2 4 4 4 22
29 1 1 1 1 1 1 1 1 8
30 1 1 1 1 1 1 1 1 8
31 2 2 2 2 4 4 4 4 24
32 2 2 2 2 4 4 4 4 24
33 1 1 1 2 5 4 4 4 22
34 4 2 2 2 5 5 5 4 29
35 1 1 1 1 5 5 5 5 24
36 4 2 2 4 4 4 5 4 29
37 4 3 3 5 3 4 4 4 30
38 3 3 2 2 3 3 4 5 25
39 3 4 4 4 4 4 4 3 30
40 2 2 2 2 3 3 3 4 21
41 1 1 1 1 3 3 4 4 18
42 2 2 2 2 4 4 4 4 24
43 1 1 1 1 3 4 4 4 19
44 2 2 2 2 1 2 2 2 15
45 1 1 1 1 1 1 1 1 8
46 4 4 4 4 4 4 3 1 28
47 4 4 5 4 4 5 4 1 31
48 4 4 3 4 4 4 3 1 27
49 2 2 2 3 3 3 3 1 19
50 2 1 1 2 2 2 1 1 12
51 2 3 3 3 4 2 2 2 21
52 3 3 2 2 4 4 4 4 26
53 2 2 1 2 4 4 4 2 21
54 4 5 4 5 4 5 4 5 36
55 2 2 2 2 4 4 4 4 24
56 2 2 2 2 4 4 4 4 24
57 2 3 3 2 3 4 4 1 22
58 2 2 2 4 4 4 4 2 24
59 2 3 4 2 4 4 2 4 25
60 2 3 3 2 4 4 3 3 24
61 2 3 3 2 4 4 3 3 24
62 2 2 2 2 4 3 4 4 23
63 2 1 1 1 1 1 1 1 9
127
No EQUITY SENSITIVITY (ES)
1 2 3 4 5 6 7 8 TES
64 2 3 3 2 4 4 3 3 24
65 3 2 1 1 2 3 4 4 20
66 3 2 1 2 2 3 4 4 21
67 2 3 3 2 4 4 3 3 24
68 2 3 3 2 4 4 3 3 24
69 2 2 1 2 2 3 4 4 20
70 3 2 1 2 2 3 4 4 21
71 2 2 2 2 3 4 4 3 22
72 2 2 2 2 3 3 4 4 22
Jawaban Responden Variabel Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
No
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TPSO
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 21
3 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 21
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
5 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 21
6 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 13
7 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 17
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 14
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
11 2 2 3 3 2 1 2 2 1 2 20
12 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 34
13 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 16
14 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 35
15 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 27
16 4 2 4 2 4 2 1 1 2 1 23
128
No
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TPSO
17 4 3 4 3 3 4 2 3 4 2 32
18 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 16
19 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 18
20 1 1 1 2 2 1 2 2 3 2 17
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
22 3 2 1 1 1 1 1 1 3 3 17
23 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 16
24 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11
25 5 4 3 2 2 2 2 2 1 2 25
26 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
31 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 18
32 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 19
33 3 3 1 1 1 1 1 2 3 3 19
34 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 14
35 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11
36 2 2 1 1 1 1 1 2 1 2 14
37 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 35
38 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 19
39 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 21
40 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 14
41 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 17
42 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 14
43 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
45 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 21
46 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 43
47 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 43
48 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 43
49 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 12
50 2 2 2 1 1 2 3 2 3 1 19
51 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 18
52 4 2 2 4 2 1 1 4 2 1 23
53 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 15
54 1 2 4 4 4 5 5 3 4 5 37
55 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 12
56 4 2 2 4 2 1 1 4 2 1 23
129
No
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 TPSO
57 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 19
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
59 4 4 4 1 1 1 3 4 2 2 26
60 5 4 4 4 2 2 2 2 2 2 29
61 5 4 4 4 2 2 2 2 2 2 29
62 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21
63 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 11
64 5 4 4 4 2 2 2 2 2 2 29
65 2 2 2 2 1 1 1 2 3 3 19
66 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 18
67 5 4 4 4 4 2 2 2 2 2 31
68 5 4 4 4 4 2 2 2 2 2 31
69 2 2 3 3 2 3 2 2 3 4 26
70 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 23
71 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 20
72 3 3 2 2 2 3 2 2 2 1 22
LAMPIRAN 4
Hasil Uji Data SPSS
130
HASIL UJI VALIDITAS RISIKO AUDIT Correlations
AR1 AR2 AR3 TAR
AR1
Pearson Correlation 1 ,551**
,517**
,756**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72
AR2
Pearson Correlation ,551**
1 ,837**
,930**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72
AR3
Pearson Correlation ,517**
,837**
1 ,919**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72
TAR
Pearson Correlation ,756**
,930**
,919**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
131
HASIL UJI VALIDITAS TINDAKAN SUPERVISI Correlations
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7 TSA
SA1
Pearson
Correlation 1 ,699
** ,772
** ,577
** ,552
** ,386
** ,297
* ,832
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,011 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA2
Pearson
Correlation ,699
** 1 ,553
** ,438
** ,398
** ,362
** ,380
** ,742
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,001 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA3
Pearson
Correlation ,772
** ,553
** 1 ,630
** ,726
** ,390
** ,220 ,832
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,063 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA4
Pearson
Correlation ,577
** ,438
** ,630
** 1 ,654
** ,618
** ,358
** ,803
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA5
Pearson
Correlation ,552
** ,398
** ,726
** ,654
** 1 ,580
** ,385
** ,810
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA6
Pearson
Correlation ,386
** ,362
** ,390
** ,618
** ,580
** 1 ,418
** ,690
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,002 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SA7
Pearson
Correlation ,297
* ,380
** ,220 ,358
** ,385
** ,418
** 1 ,556
**
Sig. (2-tailed) ,011 ,001 ,063 ,002 ,001 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
TSA
Pearson
Correlation ,832
** ,742
** ,832
** ,803
** ,810
** ,690
** ,556
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS SELF ESTEEM Correlations
SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7 TSE
SE1
Pearson
Correlation 1 ,649
** ,479
** ,192 ,110 ,023 ,103 ,441
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,107 ,358 ,846 ,389 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
132
SE2
Pearson
Correlation ,649
** 1 ,511
** ,328
** ,167 ,108 ,134 ,524
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,005 ,160 ,367 ,263 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SE3
Pearson
Correlation ,479
** ,511
** 1 ,575
** ,462
** ,268
* ,295
* ,713
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,023 ,012 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SE4
Pearson
Correlation ,192 ,328
** ,575
** 1 ,490
** ,503
** ,423
** ,740
**
Sig. (2-tailed) ,107 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SE5
Pearson
Correlation ,110 ,167 ,462
** ,490
** 1 ,830
** ,755
** ,838
**
Sig. (2-tailed) ,358 ,160 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SE6
Pearson
Correlation ,023 ,108 ,268
* ,503
** ,830
** 1 ,750
** ,779
**
Sig. (2-tailed) ,846 ,367 ,023 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
SE7
Pearson
Correlation ,103 ,134 ,295
* ,423
** ,755
** ,750
** 1 ,762
**
Sig. (2-tailed) ,389 ,263 ,012 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
TSE
Pearson
Correlation ,441
** ,524
** ,713
** ,740
** ,838
** ,779
** ,762
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS EQUITY SENSITIVITY Correlations
ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8 TES
ES1
Pearson
Correlation 1 ,464
** ,368
** ,515
** ,114 ,441
** ,361
** ,145 ,602
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,342 ,000 ,002 ,223 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES2
Pearson
Correlation ,464
** 1 ,881
** ,678
** ,399
** ,358
** ,181 ,048 ,688
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,127 ,688 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES3 Pearson
Correlation ,368
** ,881
** 1 ,668
** ,464
** ,363
** ,067 -,081 ,635
**
133
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,002 ,577 ,499 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES4
Pearson
Correlation ,515
** ,678
** ,668
** 1 ,334
** ,259
* ,209 ,032 ,645
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,004 ,028 ,077 ,789 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES5
Pearson
Correlation ,114 ,399
** ,464
** ,334
** 1 ,720
** ,617
** ,438
** ,759
**
Sig. (2-tailed) ,342 ,001 ,000 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES6
Pearson
Correlation ,441
** ,358
** ,363
** ,259
* ,720
** 1 ,781
** ,534
** ,829
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,002 ,028 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES7
Pearson
Correlation ,361
** ,181 ,067 ,209 ,617
** ,781
** 1 ,737
** ,757
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,127 ,577 ,077 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
ES8
Pearson
Correlation ,145 ,048 -,081 ,032 ,438
** ,534
** ,737
** 1 ,567
**
Sig. (2-tailed) ,223 ,688 ,499 ,789 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
TES
Pearson
Correlation ,602
** ,688
** ,635
** ,645
** ,759
** ,829
** ,757
** ,567
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS
PROSEDUR AUDIT Correlations
PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10 TPSO
PSO1
Pearson
Correlation 1 ,871** ,760** ,559** ,535** ,402** ,349** ,495** ,359** ,308** ,710**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,002 ,009 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO2 Pearson
Correlation ,871** 1 ,798** ,589** ,605** ,560** ,590** ,586** ,479** ,503** ,822**
134
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO3
Pearson
Correlation ,760** ,798** 1 ,702** ,761** ,678** ,631** ,552** ,477** ,483** ,854**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO4
Pearson
Correlation ,559** ,589** ,702** 1 ,696** ,598** ,576** ,618** ,540** ,547** ,803**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO5
Pearson
Correlation ,535** ,605** ,761** ,696** 1 ,791** ,724** ,628** ,567** ,524** ,849**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO6
Pearson
Correlation ,402** ,560** ,678** ,598** ,791** 1 ,838** ,643** ,678** ,655** ,846**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO7
Pearson
Correlation ,349** ,590** ,631** ,576** ,724** ,838** 1 ,746** ,629** ,675** ,833**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO8
Pearson
Correlation ,495** ,586** ,552** ,618** ,628** ,643** ,746** 1 ,621** ,610** ,804**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO9
Pearson
Correlation ,359** ,479** ,477** ,540** ,567** ,678** ,629** ,621** 1 ,815** ,762**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
PSO10
Pearson
Correlation ,308** ,503** ,483** ,547** ,524** ,655** ,675** ,610** ,815** 1 ,759**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
TPSO
Pearson
Correlation ,710** ,822** ,854** ,803** ,849** ,846** ,833** ,804** ,762** ,759** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI RELIABILITAS RISIKO AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 72 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
135
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,842 ,839 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AR1 4,11 ,723 72
AR2 3,93 ,939 72
AR3 4,03 ,934 72
Inter-Item Correlation Matrix
AR1 AR2 AR3
AR1 1,000 ,551 ,517
AR2 ,551 1,000 ,837
AR3 ,517 ,837 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
AR1 7,96 3,224 ,557 ,314 ,911
AR2 8,14 2,093 ,816 ,720 ,667
AR3 8,04 2,153 ,790 ,705 ,695
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12,07 5,192 2,279 3
136
HASIL UJI RELIABILITAS TINDAKAN SUPERVISI
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 72 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,874 ,873 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
SA1 3,85 ,685 72
SA2 3,90 ,675 72
SA3 3,93 ,699 72
SA4 4,03 ,581 72
SA5 3,92 ,599 72
SA6 3,94 ,554 72
SA7 3,99 ,544 72
Inter-Item Correlation Matrix
SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7
SA1 1,000 ,699 ,772 ,577 ,552 ,386 ,297
SA2 ,699 1,000 ,553 ,438 ,398 ,362 ,380
SA3 ,772 ,553 1,000 ,630 ,726 ,390 ,220
SA4 ,577 ,438 ,630 1,000 ,654 ,618 ,358
SA5 ,552 ,398 ,726 ,654 1,000 ,580 ,385
SA6 ,386 ,362 ,390 ,618 ,580 1,000 ,418
SA7 ,297 ,380 ,220 ,358 ,385 ,418 1,000
137
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SA1 23,71 7,533 ,748 ,710 ,843
SA2 23,65 7,976 ,625 ,531 ,861
SA3 23,63 7,477 ,746 ,753 ,843
SA4 23,53 8,084 ,725 ,584 ,848
SA5 23,64 7,980 ,731 ,666 ,846
SA6 23,61 8,607 ,585 ,485 ,865
SA7 23,57 9,122 ,425 ,288 ,882
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
27,56 10,814 3,288 7
HASIL UJI RELIABILITAS SELF ESTEEM
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 72 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,824 ,816 7
Item Statistics
138
Mean Std. Deviation N
SE1 4,13 ,529 72
SE2 4,18 ,589 72
SE3 3,89 ,723 72
SE4 3,69 ,799 72
SE5 3,39 ,848 72
SE6 3,47 ,855 72
SE7 3,65 ,808 72
Inter-Item Correlation Matrix
SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
SE1 1,000 ,649 ,479 ,192 ,110 ,023 ,103
SE2 ,649 1,000 ,511 ,328 ,167 ,108 ,134
SE3 ,479 ,511 1,000 ,575 ,462 ,268 ,295
SE4 ,192 ,328 ,575 1,000 ,490 ,503 ,423
SE5 ,110 ,167 ,462 ,490 1,000 ,830 ,755
SE6 ,023 ,108 ,268 ,503 ,830 1,000 ,750
SE7 ,103 ,134 ,295 ,423 ,755 ,750 1,000
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
SE1 22,28 11,837 ,313 ,473 ,834
SE2 22,22 11,358 ,391 ,486 ,826
SE3 22,51 10,028 ,591 ,585 ,797
SE4 22,71 9,590 ,613 ,480 ,793
SE5 23,01 8,803 ,742 ,785 ,768
SE6 22,93 9,136 ,656 ,765 ,785
SE7 22,75 9,430 ,640 ,623 ,788
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
26,40 13,258 3,641 7
HASIL UJI RELIABILITAS EQUITY SENSITIVITY
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
139
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 72 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,836 ,840 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ES1 2,33 ,993 72
ES2 2,13 ,887 72
ES3 1,96 ,926 72
ES4 2,19 1,083 72
ES5 3,08 1,123 72
ES6 3,38 1,093 72
ES7 3,33 1,138 72
ES8 3,14 1,237 72
Inter-Item Correlation Matrix
ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8
ES1 1,000 ,464 ,368 ,515 ,114 ,441 ,361 ,145
ES2 ,464 1,000 ,881 ,678 ,399 ,358 ,181 ,048
ES3 ,368 ,881 1,000 ,668 ,464 ,363 ,067 -,081
ES4 ,515 ,678 ,668 1,000 ,334 ,259 ,209 ,032
ES5 ,114 ,399 ,464 ,334 1,000 ,720 ,617 ,438
ES6 ,441 ,358 ,363 ,259 ,720 1,000 ,781 ,534
ES7 ,361 ,181 ,067 ,209 ,617 ,781 1,000 ,737
ES8 ,145 ,048 -,081 ,032 ,438 ,534 ,737 1,000
140
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ES1 19,21 27,857 ,476 ,553 ,827
ES2 19,42 27,514 ,594 ,824 ,815
ES3 19,58 27,852 ,524 ,868 ,822
ES4 19,35 26,878 ,515 ,600 ,823
ES5 18,46 25,181 ,656 ,710 ,804
ES6 18,17 24,479 ,754 ,793 ,791
ES7 18,21 25,097 ,652 ,813 ,805
ES8 18,40 27,202 ,395 ,578 ,843
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21,54 33,829 5,816 8
HASIL UJI RELIABILITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS
PROSEDUR AUDIT
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 72 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 72 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,937 ,939 10
141
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PSO1 2,42 1,253 72
PSO2 2,17 1,007 72
PSO3 2,21 1,061 72
PSO4 2,24 1,144 72
PSO5 1,90 1,090 72
PSO6 1,81 1,057 72
PSO7 1,85 1,016 72
PSO8 2,10 1,023 72
PSO9 2,13 ,978 72
PSO10 2,18 1,191 72
Inter-Item Correlation Matrix
PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10
PSO1 1,000 ,871 ,760 ,559 ,535 ,402 ,349 ,495 ,359 ,308
PSO2 ,871 1,000 ,798 ,589 ,605 ,560 ,590 ,586 ,479 ,503
PSO3 ,760 ,798 1,000 ,702 ,761 ,678 ,631 ,552 ,477 ,483
PSO4 ,559 ,589 ,702 1,000 ,696 ,598 ,576 ,618 ,540 ,547
PSO5 ,535 ,605 ,761 ,696 1,000 ,791 ,724 ,628 ,567 ,524
PSO6 ,402 ,560 ,678 ,598 ,791 1,000 ,838 ,643 ,678 ,655
PSO7 ,349 ,590 ,631 ,576 ,724 ,838 1,000 ,746 ,629 ,675
PSO8 ,495 ,586 ,552 ,618 ,628 ,643 ,746 1,000 ,621 ,610
PSO9 ,359 ,479 ,477 ,540 ,567 ,678 ,629 ,621 1,000 ,815
PSO10 ,308 ,503 ,483 ,547 ,524 ,655 ,675 ,610 ,815 1,000
Item-Total Statistics
142
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PSO1 18,57 61,460 ,626 ,864 ,938
PSO2 18,82 61,981 ,778 ,868 ,930
PSO3 18,78 60,739 ,815 ,810 ,928
PSO4 18,75 60,697 ,748 ,617 ,931
PSO5 19,08 60,472 ,807 ,753 ,928
PSO6 19,18 60,939 ,805 ,803 ,928
PSO7 19,14 61,671 ,792 ,840 ,929
PSO8 18,89 62,100 ,756 ,684 ,931
PSO9 18,86 63,361 ,708 ,723 ,933
PSO10 18,81 61,060 ,691 ,737 ,934
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20,99 75,338 8,680 10
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLINERITAS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -3,597 11,452 -,314 ,754
TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439 ,913 1,095
TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432 ,704 1,420
TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011 ,790 1,265
143
TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000 ,833 1,201
a. Dependent Variable: TPSO
Coefficient Correlations
a
Model TES TAR TSE TSA
1
Correlations
TES 1,000 -,111 ,149 ,298
TAR -,111 1,000 ,151 -,287
TSE ,149 ,151 1,000 -,365
TSA ,298 -,287 -,365 1,000
Covariances
TES ,028 -,008 ,007 ,016
TAR -,008 ,167 ,017 -,038
TSE ,007 ,017 ,075 -,032
TSA ,016 -,038 -,032 ,104
a. Dependent Variable: TPSO
Collinearity Diagnostics
a
Model Dimension Eigenvalue Condition
Index
Variance Proportions
(Constant) TAR TSA TSE TES
1
1 4,889 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,069 8,438 ,00 ,01 ,02 ,02 ,62
3 ,029 12,955 ,00 ,77 ,01 ,11 ,02
4 ,008 24,051 ,03 ,20 ,55 ,74 ,00
5 ,005 32,961 ,97 ,02 ,43 ,13 ,35
a. Dependent Variable: TPSO
2. HASIL UJI NORMALITAS
145
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
TAR 72 4 15 869 12,07 2,279
TSA 72 20 35 1984 27,56 3,288
TSE 72 16 35 1901 26,40 3,641
TES 72 8 36 1551 21,54 5,816
TPSO 72 10 43 1511 20,99 8,680
Valid N (listwise) 72
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
146
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 TES, TAR, TSE,
TSAb
. Enter
a. Dependent Variable: TPSO
b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,545a ,297 ,255 7,493
a. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA
b. Dependent Variable: TPSO
ANOVA
a
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 1586,788 4 396,697 7,065 ,000b
Residual 3762,198 67 56,152
Total 5348,986 71
a. Dependent Variable: TPSO
b. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -3,597 11,452 -,314 ,754
TAR -,318 ,408 -,084 -,779 ,439
TSA -,255 ,322 -,097 -,791 ,432
TSE ,715 ,275 ,300 2,604 ,011
TES ,769 ,168 ,515 4,588 ,000
a. Dependent Variable: TPSO