HAKIKAT MANAJEMEN STRATEGIS

22
HAKIKAT MANAJEMEN STRATEGIS Definisi Manajemen Strategis Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan. Manajemen strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer untuk mencapai keberhasilan organisasional. Istilah manajemen strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan, implementasi, dan evaluasi strategis, sedangkan perencanaan strategis merujuk hanya pada perumusan strategis. Tujuan manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok, perencanaan jangka panjang dan jangka pendek serta berusaha untuk mengoptimalkan tren-tren dewasa ini untuk esok. Rencana strategis adalah teknik permainan sebuah perusahaan. Persis seperti sebuah tim sebak bola memerlukan taknik main yang baik agar menang,suatu perusahaan mesti memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing dengan sukses. Rencana strategis dihasilkan dari pilihan manajerial yang sulit atas banyak alternative yang baik, dan hal ini menandakan komitmen pada pasar, kebijakan, prosedur, dan operasi tertentu di atas tindakan yang lain “ yang kalah menguntungkan”. Tahap-Tahap Manajemen Strategis Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu :

Transcript of HAKIKAT MANAJEMEN STRATEGIS

HAKIKAT MANAJEMEN STRATEGIS

Definisi Manajemen Strategis

            Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai

seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan,

serta  mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang

memampukan sebuah organisasi mencapai tujuan. Manajemen

strategis berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan

manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer

untuk mencapai keberhasilan organisasional. Istilah manajemen

strategis digunakan untuk merujuk pada perumusan,

implementasi, dan evaluasi strategis, sedangkan perencanaan

strategis merujuk hanya pada perumusan strategis. Tujuan

manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta

menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk esok,

perencanaan jangka panjang  dan jangka pendek serta berusaha

untuk mengoptimalkan tren-tren dewasa ini untuk esok.

            Rencana strategis adalah teknik permainan sebuah

perusahaan. Persis seperti sebuah tim sebak bola memerlukan

taknik main yang baik agar menang,suatu perusahaan mesti

memiliki rencana strategis yang baik untuk dapat bersaing

dengan sukses. Rencana strategis dihasilkan dari pilihan

manajerial yang sulit atas banyak alternative yang baik, dan

hal ini menandakan komitmen pada pasar, kebijakan, prosedur,

dan operasi tertentu di atas tindakan yang lain “ yang kalah

menguntungkan”.

Tahap-Tahap Manajemen Strategis

  Proses manajemen strategis terdiri atas tiga tahap yaitu :

1. Perumusan strategis

Perumusan strategis mencakup pengembangan visi dan misi,

identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi,

kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan

tujuan jangka panjang,pencarian strategi alternative, dan

pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Isu-isu

perumusan strategi mencakup penentuan bisnia apa yang akan

dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana

mengalokasikan sumberdaya, perlukah ekspansi atau

diversifikasi operasi dilakukan, perlukah perusahaan terjun ke

pasar internasional, perlukah merger atau penggabungan usaha

dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang

merugikan.

2. Penerapan strategis

Penerapan strategis mengharuskan perusahaan menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan

mengalokasikan sumberdaya, sehingga strategi-strategi yang

telah dirumuskan dapat dijalankan. Penerapan strategis

mencakup pengembangan budaya yang supportif pada strategi,

penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan

ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan

serta pemanfaatan system informasi, dan pengairan kompetensi

karyawan dengan kinerja organisasi.

            Penerapan strategi disebut dengan tahap aksi dari

manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi

karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah

dirumuskan. Seringkali dianggap sebagai tahap yang paling

sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi

strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan

personal. Keberhasilanya tergantung pada kemampuan manajer,

memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada

pengetahuan. Keterampilan interpersonal sangat penting bagi

penerapan strategi yang berhasil. Dan ini sangat mempengaruhi

arah gerak sebuah organisasi.

3. Penilaian strategis

Ini adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Manajer

mesti tahu kapan strategi tertentu tidak berjalan dengan baik,

penilaian maupun evaluasi strategi merupakan salah satu cara

untuk memperoleh informasi. Tiga aktivitas penilaian strategi

yang mendasar yaitu :

a)      Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang

menjadi landasan strategi saat ini.

b)      Pengukuran kinerja.

c)      Pengambilan langkah korektif

            Aktivitas perumusan, penerapan, dan penilaian

strategis terjadi di tiga level hierarki di sebuah organisasi

besar: korporat, divisional atau unit bisnis strategis, dan

fungsional. Dengan menjaga komunikasi dan interaksi antar

manajemer dan karyawan lintas tingkat hierarki, manajemen

strategis membantu sebuah perusahaan untuk menjadi suatu tim

yang kompetitif. Sebagaian besar bisnis berskala kecil dan

besar tidak memiliki divisi atau unit bisnis strategis, mereka

hanya mempunyai korporat atau fungsional. Namun demikian,

manajer dan karyawan di dua level ini mesti aktif terlibat di

dalam aktivitas manajemen strategis.

Mengintegrasikan Intuisi dan Analisis

            Proses manajemen strategis dapat di deskripsikan

sebagai sebuah pendekatan yang obyektif, logis, dan sistematis

untuk membuat keputusan-keputusan besar dalam organisasi.

Manajemen strategis betusaha mengorganisir informasi

kualitatif dan kuantitatif sedemikian rupa, sehingga

memungkinkan diambilnya keputusan yang efektif dalam kondisi

ketidakpastian yang melingkupi. Namun manajemen strategis

bukan ilmu murni yang mampu menawarkan pendekatan yang nyaman,

rapi, dan sangat jelas.

            Berdasarkan pengalaman, penilaian, dan perasaan

masa lalu, kebanyakan orang mengakui bahwa intusi sangat

penting untuk membuat keputusan strategis yang baik. Intusisi

secara khusus berguna untuk membuat keputusan dalam situasi

yang ditandai oleh ketidakpastian. Intuisi juga membantu

ketika terdapat berbagai variable yang saling terkait atau

ketika orang mesti memilih dari beberapa alternative yang

masuk akal. Beberapa manajer dan pemilik bisnis mengaku

memiliki kemampuan luar biasa untuk menggunakan intuisi dalam

membangun strategi yang cemerlang.

            Walaupun beberapa organisasi dewasa ini dapat

bertahan dan berkembang pesat karena memiliki orang-orang

jenius yang memimpin mereka, kebanyakan yang lain tidak

seberuntung itu. Sebagian besar memanfaatkan manajemen

strategis, yangdi dasarkan pada integrasi intuisi dan analisis

dalam pengambilan keputusan. Memilih pendekatan intuitif dan

analitik dalam pengambilan keputusan bukanlah sebuah proposisi

yang saling bertentangan. Pemikiran analitik dan pemikiran

intuitif melengkapi satu sama lain.

Mengadaptasi perubahan

            Proses manajemen strategi didasarkan pada

keyakinan bahwa organisasi mesti secara terus menerus

memonitor berbagai peristiwa dan trend internal serta

eksternal, sehingga perubahan dapat dibuat pada waktu ketika

dibutuhkan. Laju perubahan mempengaruhi organisasi sangat

drastis. Untuk bertahan semua organisasi harus mampu dengan

cerdik mengidentifikasi serta menyesuiakan diri dengan

perubahan. Manajemen strategis bertujuan membantu organisasi

untuk beradaptasi secara efektif terhadap perubahan dalam

jangka panjang.

            Perdagangan maya dan globalisasi merupakan

perubahan eksternal yang mengubah bisnis dan masyarakat saat

ini. Dalam peta politik, batas-batas antarnegara bisa jadi

jelas, tetapi dalam peta kompetitif yang menunjukkan aliran

riil aktivitas keuangan dan industri, batas-batas tersebut

semakin mengabur. Aliran informasi yang cepat telah

menyamarkan batas-batas nasional, sehingga orang disegenap

penjuru dunia semakin dapat melihat bagaimana orang lain di

belahan dunia yang berbeda. Dan ini menjadikan sebuah dunia

tanpa bataslengkap dengan warga global, pesaing global,

konsumen global, pemasok global, dan distribusi global.

Istilah-istilah kunci dalam manajemen Strategis

            Sebelum lebih jauh mendiskusikan manajemen

strategis, kita perlu mendefinisikan Sembilan istilah kunci :

keunggulan kompetitif, penyusunan strategis, pernyataan visi

dan misi, peluang dan ancaman eksternal, kekuatan dan

kelemahan internal, tujuan jangka panjang, strategi, tujuan

tahunan serta kebijakan.

1)        Keunggulan Kompetitif

               Pada intinya, manajemen strategis adalah

tentang bagaimana memperoleh dan mempertahankan keunggulan

kompetitif. Ini dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang

dapat dilakukan dengan jauh baik oleh sebuah perusahaan bila

dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan saingan”. Ketika

suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat

dilakukan oleh perusahaan saingan, iti dapat merepresentasikan

keunggulan kompetitif. Memperoleh dan mempertahankan

keunggulan kompetitif sangat penting bagi keberhasilan jangka

panjang sebuah organisasi.

               Normalnya, sebuah perusahaan dapat

mempertahankan suatu keunggulan kompetitifnya selama kurun

waktu tertentu saja sebab perusahaan-perusahaan saingan akan

segera meniru dan mendesak keunggulan tersebut. Sebuah

perusahaan mesti berjuang untuk meraih keunggulan kompetitif

yang berkelanjutan dengan cara :

         Terus menerus beradaptasi pada perubahan dalam trend serta

kegiatan eksternal dan kemampuan, kompetensi, serta sumberdaya

internal, dan

         Efektif merumuskan, menerapkan dan menilai berbagai

strategi yang semakin menguatkan faktor-faktor tersebut.

               Semakin banyak perusahaan memperoleh keunggulan

kompetitif dengan memanfaatkan internet untuk penjualan

langsung dan untuk komunikasi dengan pemasok, konsumen,

kreditor, mitra, pemegang saham, klien, dan pesaing yang

tersebar secara global. Perdagangan maya memungkinkan

perusahaan untuk menjual produk, mengiklankan, membeli suplai,

melacak inventori, meniadakan kerja administratif

konvensional, serta berbagai informasi. Secara total

perdagangan maya meminimalisir pengeluaran dan mengatasi

masalah yang terkait dengan jarak, waktu dan ruang dalam

melaksanakan bisnis. Dan demikian menghasilkan layanan

konsumen yang lebih baik, efisiensi yang lebih besar, produl

yang lebih bagus, dan profitabilitas yang tinggi.

2)        Penyusunan strategi

               Penyusunan strategis adalah individu-individu

yang paling bertanggung jawab bagi keberhasilan atau kegagalan

sebuah organisasi. Para penyusun strategi memiliki beragam

gelar jabatan, seperti pejabat eksekutif kepala, presiden,

pemilik, ketua dewan direksi, direktur eksekutif, penasehat,

dekan, atau wirausahawan.  Penyusunan strategis membantu

sebuah organisasi mengumpulkan, menganalisis, serta

mengorganisasi informasi. Mereka melacak kecenderungan

industry dan kompetitif, mengembangkan peramalan dan analisis

scenario, mengevaluasi kinerja korporat dan individual,

mencari peluang pasar, mengidentifikasi ancaman terhadap

bisnis, dan mengembangkan rancangan aksi yang kreatif. Para

perencana strategis umumnya berperan sebagai pendukung atau

staff. Biasanya ditemukan di level manajemen atas, mereka

memiliki otoritas yang sangat besar untuk membuat keputusan di

dalam perusahaan.

               Penyusunan strategi berbeda dari organisasi itu

sendiri, dan perbedaan-perbedaan ini mesti diperhatikan di

dalam perumusan, penerapan, dan penilaian strategi. Beberapa

penyususnan strategi tidak akan mempertimbangkan tipe-tipe

strategi tertentu karena filosofi personal mereka. Para

penyusun strategi berbeda-beda dalam hal sikap, nilai, etika,

kesediaan untuk mengambil risiko, memperhatikan tanggung jawab

social, keuntungan tujuan jangka pendek versus tujuan jangka

panjang, dan gaya manajemen.

3)        Pernyataan Visi dan Misi

               Organisasi dewasa ini mengembangkan suatu

pernyataan visi untuk menjawab pertanyaan, “ Kita ingin

menjadi seperti apa ?” mengembangkan penyataan visi sering

kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan

strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Banyak

pernyataan visi berupa satu kalimat tunggal.

               Pernyataan misi adalah “ pernyataan tujuan yang

secara jelas membedakan satu bisnis dari perusahaan-

perusahaaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan visi

menunjukkan cakupan operasi perusahaan dalam hal produk dan

pasar.  Pernyataan misi yang jelas melukiskan nilai dan

prioritas dari sebuah organisasi. Mengembangkan sebuah

pernyataan misi memaksa penyusun strategi untuk berfikir

mengenai hakikat dan cakupan operasi saat ini dan menilai

potesi pasar dan aktivitas di masa yang akan datang.

Pernyataan misi secara umum menggambarkan arah masa depan

suatu organisasi.

4)        Peluang Dan Ancaman Eksternal

               Ini menunjukkan pada berbagai trend dan

kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan

hidup, politik, hukum, pemerintahan, teknologi, dan kompetitif

yang dapat secara signifikan menguntungkan atau merugikan

suatu organisasi di masa yang akan datang. Sebagian besar

peluang dan ancaman berada di luar kendali organisasi, maka

karena itulah kata eksternal dipilih disini. Perubahan-perubahan

ini menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan konsekuensinya

kebutuhan akan tipe produk, jasa, dan strategi yang juga

berbeda. Ancaman eksternal yang serius akhir-akhir ini yang

semakin menggerus pangsa pasar adalah sistem penjualan online.

               Peluaang dan ancaman lain bisa jadi meliputi

munculnya aturan perundang-undangan yang baru, introduksi

produk baru oleh pesaing, bencana nasional, atau penurunan

nilai dollar. Kekuatan pesaing juga menjadi sebuah ancaman.

Salah satu aspek utama dari manajemen strategis adalah

perusahaan perlu merumuskan berbagai strategi untuk mengambil

keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau

meminimalkan dampak ancaman eksternal. Karena alas an ini

identifikasi, pengawasan, dan evalusi peluang dan ancaman

eksternal sangat penting bagi keberhasilan.

5)         Kekuatan dan Kelemahan Internal

               Kekuatan dan kelemahan internal merupakan

aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan

dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen,

pemasaran, keuangan, operasi, penelitian dan pengembangan, dan

aktivitas sistem informasi manajemen suatu bisnis.

Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

internal organisasional dalam wilayah fungsional suatu bisnis

merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang esensial.

Organisasi berjuang sekaligus meniadakan kelemahan internal.

               Kelemahan dan keuntungan keuntungan relatif

adalah informasi yang penting, dan dapat ditentukan lebih oleh

elemen-elemen keberadaan daripada kinerja.  Faktor internal

dapat ditentukan dengan sejumlah cara, termasuk menghitung

rasio, mengukur kinerja, dan membandingkan dengan pencapaian

masa lalu dan rata-rata industri. Berbagai macam survey juga

bisa dilakukan untuk menilai faktor-faktor internal seperti

semangat kerja, efektifitas produksi, dan loyalitas konsumen.

6)        Tujuan Jangka Panjang

               Tujuan dapat didefinisikan sebagai hasil-hasil

spesifik yang ingin diraih oleh suatu organisasi terkait

dengan misi dasarnya. Jangka panjang berarti lebih dari satu

tahun. Tujuan sangat penting bagi keberhasilan organisasional

sebab ia menyatakan arah, membantu dalam evaluasi, menciptakan

sinergi, menjelaskan prioritas, memfokuskan kordinasi, dan

menyediakan landasan bagi aktivitas perencanaan,

pengorganisasian, pemotivasian, serta pengontrolan. Tujuan

sebaiknya menantang, terukur, konsisten, masuk akal serta

jelas. dalam sebuah perusahaan multidimensional, tujuan harus

ditetapkan untuk keseluruhan perusahaan dan untuk tiap-tiap

divisi.

7)        Strategi

               Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan

jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup

ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan

produk, penetrasi pasar, likuiditas, dan joint ventura. Strategi

adalah aksi potensial yang membutuhkan keputusan manajemen

puncak dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Selain

itu, strategi mempengaruhi perkembangan jangkan panjang

perusahaan, biasanya untuk lima tahun ke depan, dan karenanya

berorientasi ke masa yang akan datang. Strategi mempunyai

konsekuensi multifungsi atau multidimensi serta perlu

mempertimbangkan, baik faktor eksternal maupun internal yang

dihadapi perusahaan.                

8)         Tujuan Tahunan

               Tujuan tahunan adalah tonggak jangka pendek

yang mesti dicapai organisasi untuk meraih tujuan jangka

panjangnya. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan

mesti terukur, kuantitatif, menantang, realistis, konsisten,

dan terprioritas. Tujuan tersebut ditetapkan di level

korporat, divisional, dan fungsional dalam sebuah organisasi

besar. Tujuan tahunan mesti dibuat untuk bidang manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan,

serta sistem informasi manajemen. Serangkaian tujuan tahunan

penting dalam penerapan strategi, sementara tujuan jangka

panjang terutama penting dalam perumusan strategis. Tujuan

tahunan merepresentasikan dasar bagi pengalokasian sumberdaya.

9)         Kebijakan

               Kebijakan adalah sarana yang dengan tujuan

tahuanan akan dicapai. Kebijakan, meliputi pedoman, aturan,

dan prosedur yang ditetapkan untuk mendukung upaya pencapaian

tujuan yang tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk mengambil

keputusan dan menangani situasi yang repetitif atau berulang-

ulang.

               Kebijakan sangat penting bagi penerapan atau

implementasi strategi sebab mereka menjabarkan pengharapan

organisasi pada karyawan dan manajernya. Kebijakan

memungkinkan konsistensi dan kordinasi di dalam dan antar

departemen organisasional. Banyak riset menunjukkan bahwa

angkatan kerja sehat dapat secara lebih efektif dan efisien

mengimplementasikan strategi.

Model Manajemen Strategis

            Proses manajemen strategis dapat dengan cukup

mudah dipelajari dan diaplikasikan dengan menggunakan sebuah

model. Setiap model merepresentasikan proses tertentu.

            Ini merupakan sebuah model komprehensif dari

proses manajemen strategis yang diterima secara luas. Model

ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi merepresentasikan

sebuah pendekatan yang jelas dan praktis untuk merumuskan,

menerapkan, dan menilai strategi.

            Menilai visi, misi, tujuan, dan strategi yang

dimiliki suatu organisasi saat ini merupakan titik mula yang

logis untuk manajemen startegis sebab situasi dan kondisi

perusahaan saat ini memungkinkan menghalangi strategi tertentu

dan bahkan mendikte langkah aksi khusus. Setiap organisasi

mempunyai visi, misi, tujuan, dan strategi, meskipun elemen-

elemen ini tidak dirancang, dituliskan, atau dikomunikasikan

secara sadar.

            Proses manajemen strategis dinamis dan terus

menerus. Satu perubahan di salah satu komponen utama dalam

model tersebut dapat mendorong perubahan disalah satu atau

semua  komponen lain. Dan juga penyelenggaraan pertemuan

manajemen strategis secara periodik perlu dilakukan ini

bertujuan untuk mendorong kreativitas dan keterbukaan dari

para partisipan. Komunikasi yang baik dan umpan balik

dibutuhkan di dalam keseluruhan proses manajemen strategis.

            Penerapan proses manajemen strategis umumnya lebih

formal di organisasi-organisasi yang lebih besar atau mapan.

Formalitas disini merujuk pada partisipan, tanggungjawab,

otoritas, tugas, dan pendekatan yang ditetapkan. Bisnis yang

lebih kecil cenderung lebih tidak formal. Perusahaan yang

bersaing dalam lingkungan yang kompleks senantiasa berubah

dengan cepat, seperti perusahaan teknologi, cenderung lebih

formal dalam perencanaan strategis mereka. Perusahaan yang

memiliki banyak devisi, produk, pasar cenderung lebih formal

dalam mengaplikasikan konsep manajemen strategis. Formalitas

yang lebih besar dalam menerapkan proses manajemen strategis

umumnya secara positif terkait dengan biaya, cakupan, akurasi,

dan keberhasilan rencana di semua jenis dan ukuran organisasi.

Manfaat-Manfaat Manajemen Strategis

            Manfaat utama dari manajemen strategis untuk

membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih

baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi

yang lebih sistematis, logis, dan rasioanal. Ini tentunya akan

terus menjadi manfaat terbesar dari manajemen strategis, namun

berbagai riset kini menunjukkan bahwa proses, alih-alih

keputusan atau dokumen, merupakan konstribusi yang lebih

penting dari manajemen strategis. Komunikasi adalah kunci bagi

manajemen strategis yang berhasil. Melalui keterlibatan di

dalam prosesnya, manajer dan karyawan berkomitmen untuk

mendukung organisasi. Dialog dan partisipasi merupakan bahan

penyusun penting.

            Pelaksanaan manajemen strategis utamanya adalah

proses untuk mencapai pemahaman dan komitmen dari semua

manajer dan karyawan. Pemahaman merupakan manfaat paling

penting, serta diikuti oleh komitmen. Manfaat besar pada

akhirnya adalah hadirnya peluang bahwa proses tersebut

menyediakan ruang yang mampu memperdayakan individu.

Pemberdayaan merupakan tindakan meningkatkan efektifitas

karyawan dengan mendorong mereka berpartisipasi di dalam

pembuatan keputusan dan untuk mengambil inisiatif serta

menggunakan imajinasi mereka.

            Semakin banyak perusahaan dan lembaga menggunakan

manajemen strategis untuk membuat keputusan yang efektif.

Nsmun, manajemen atrategis sendiri bukanlah jaminan

keberhasilan, ia bisa tidak berfungsi jika dijalankan dengan

baik dan benar.

Keuntungan Keuangan

            Organisasi yang menggunakan konsep manajemen

strategis lebih menguntungkan dan berhasil daripada yang

tidak. Bisnis menggunakan berbagai konsep manajemen strategis

menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjuaan,

profitabilitas, dan produktivitas dibandingkan dengan

perusahaan yang tanpa aktivitas perencanaan strategi yang

sistematis.perusahaan yang berkinerja tinggi cenderung membuat

perencanaan sistematis untuk mempersiapkan diri menghadapi

fluktuasi masa depan dalam lingkungan internal dan eksternal.

Dan juga biasanya menunjukkan kinerja keuangan jangka panjang

yang relatif  lebih baik.

            Perusahaan berkinerja tinggi membuat keputusan

yang lebih cerdas dengan antisipasi yang baik terhadap

konsekuensi jangka pendek dan panjang. Disisi lain, perusahaan

yang berkinerja kurang baik sering sibuk dengan berbagai

aktifitas jangka pendek yang tidak mencerminkan perkiraan yang

baik akan kondisi yang akan datang. Para penyusun strategi di

organisasi yang kurang baik sering kali terlena oleh upaya

menyeleseikan berbagai persoalan internal dan memenuhi waktu

kerja administratif. Mereka biasanya meremehkan kekuatan

pesaing dan menganggap terlampau tinggi kekuatan perusahaan

mereka sendiri. Dan juga sering kali menyatakan bahwa kinerja

yang buruk disebabkan oleh beragam faktor yang tak terkontrol,

seperti ekonomi yang lesu, perubahan teknologi, atau

persaingan dari perusahaan asing.

Keuntungan Non-Keuangan

            Selain membantu oerubahan menghindari bencana

keuangan, manajemen strategi menawarkan keuntungan nyata lain,

seperti meningkatnya kesadaran akan ancaman eksternal,

membaiknya pemahaman akan strategi pesaing, naiknya

produktivitas karyawan, menurunnya resistensi pada perubahan,

dan pemahaman yang lebih jelas akan relasi kinerja dan

imbalan. Manajemen strategis meningkatkan kapabilitas

pencegahan persoalan organisasi sebab ia mendorong interaksi

antarmanajer di semua level divisional dan fungsional.

            Selain memberdayakan manajer dan karyawan,

manajemen strategis sering menciptakan keteraturan dan

disiplin pada suatu perusahaan yang dengan cara lain kacau. Ia

bisa menjadi awal dari sebuah system manajerial yang efisien

dan efektif, dan juga membangkitkan kembali kepercayaan pada

strategi bisnis yang saat itu dijalankan atau menunjukkan

perlunya aksi-aksi korektif. Proses manajemen strategis

menyediakan landasan untuk mengidentifikasi dan

merasionalisasi perlunya perubahan dilakukan oleh semua

manajer dan karyawan di sebuah perusahaan. Ia membantu untuk

melihat perubahan sebagai suatu peluang bukan sebuah ancaman.

            Greenley menyatakan bahwa manajemen strategis

menawarkan keuntungan-keuntungan berikut :

a.         Memungkinkan identifikasi, pemprioritasan, dan pemanfaatan

peluang yang muncul.

b.        Menyediakan pandangan yang objektif tentang persoalan

manajemen.

c.         Merepresentasikan sebuah kernagka kerja untuk aktivitas

koordinasi dan kontrol yang baik.

d.        Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang tidak

menguntungkan.

e.         Memungkinkan keputusan besar yang mampu mendukung tujuan

yang sudah ditetapkan.

f.         Memungkinkan alokasi yang lebih efektif dari waktu dan

sumberdaya untuk mengejar peluang yang telah diidentifikasi.

g.        Memungkinkan pengalokasian sumberdaya yang lebih sedikit

untuk memperbaiki kesalahan atau membuat berbagai keputusan

ad-hoc.

h.        Menciptakan kerangka kerja bagi komunikasi internal

antarpersonal.

i.          Membantu mengintegrasikan perilaku individual menjadi

upaya bersama.

j.          Menyediakan landasan untuk mengklarifikasi tanggung jawab

individual.

k.        Mendorong hadirnya pemikiran ke depan.

l.          Menyediakan pendekatan kooperatif, terintegrasi, dan

antusias untuk menangani persoalan dan peluang.

m.      Mendorong perilaku yang positif terhadap perubahan.

n.        Menciptakan kedisiplinan dan formalitas pada manajemen

bisnis.

Mengapa Beberapa perusahaan Tidak Melakukan Perencanaan

Strategis

            Beberapa perusahaan tidak melakukan perencanaan

strategis, sementara beberapa perusahaan yang lain

menjalankannya, seperti tidak menerima dukungan dari para

manajer dan karyawan. Beberapa alas an untuk tiada atau

buruknya perencanaan strategis adalah :

Struktur penghargaan yang buruk

Dalam pergulatan untuk bertahan

Menyia-nyiakan waktu

Terlampau mahal

Kemalasan

Puas dengan keberhasilan

Takut gagal

Kepercayaan diri yang berlebihan

Pengalaman buruk masa lalu

Kepentingan pribadi

Ketakutan akan sesuatu yang belum jelas

Perbedaan pendapat

Kecurigaan

Lubang Perangkap Dalam Manajemen Strategis

            Perencanaan strategis merupakan sebuah proses

menuntut, rumit, dan komplek yang menuntun organisasi ke

wilayah yang belum terjamah. Ia tidak menyediakan resep siap

pakai untuk meraih keberhasilan, menawarkan kerangka kerja

untuk menghadapi pertanyaan dan memecahkan masalah. Waspada

terhadap lubang-lubang perangkap potensial dan siap untuk

menghadapinya sangat penting bagi keberhasilan.

            Beberapa lubang perangkap untuk diwaspadai dan

dihindari dalam perencanaan strategis adalah :

Menggunakan perencanaan strategis untuk meraih control

atau keputusan dan sumberdaya.

Melakukan perencanaan strategis hanya untuk memuaskan

persyaratan akreditasi dan regulative.

Terlalu tergesa-gesa beralih dari pengembangan misi ke

perumusan strategi.

Gagal mengkomunikasikan rencana kepada para karyawan,

yang terus bekerja dalam kegamangan.

Manajer puncak membuat banyak keputusan intuitif yang

berlawanan dengan rencana formal.

Gagal menggunakan rencana sebagai standar untuk mengukur

kinerja.

Mendelegasikan perencanaan kepada “perencana”  alih-alih

melibatkan manajer.

Gagal untuk melibatkan semua karyawan kunci dalam seluruh

fase perencanaan.

Gagal untuk menciptakan iklim kolaboratif yang mendukung

perubahan.

Menganggap perencanaan tidak penting atau tidak perlu.

Menjadi terpaku pada persoalan-persoalan yang yang

dihadapi saat ini, sehingga tidak mampu membuat persiapan

yang memadai.

Bersikap terlalu formal dalam perencanaan, sehingga

fleksibilitas dan kretivitas terhambat.

Panduan untuk Manajemen Strategis yang Efektif

            Kegagalan untuk mengikuti paduan khusus dalam

menjalankan manajemen strategis dapat memunculkan kritisme

terhadap proses dan menciptakan persoalan bagi organisasi.

Satu bagian integral dari penilaian strategis merupakan

evaluasi atas kualitas proses manajemen strategis tersebut.

            Manajemen strategis tidak boleh menjadi sebuah

mekanisme birikratis untuk memperjuangkan dan melanggengkan

kepentingan pribadi. Ini mesti menjadi sebuah proses reflektif

yang membuat para manajer dan karyawan di dalam sebuah

organisasi lebih familiar dengan isu-isu strategi kunci dan

alternatif yang masuk akal untuk menyeleseikan beragam

persoalan. Manajemen strategis tidak boleh menjadi

ritualistik, tak terjangkau, terpaku, atau terlalu formal,

dapat diprediksi, dan kaku. Salah satu peran utama penyusunan

strategis adalah memfasilitasi proses pembelajaran dan

perubahan organisasional secara terus-menerus.

            Sebuah panduan penting untuk manajemen strategis

yang efektif adalah keterbukaan. Kesediaan dan keinginan untuk

mempertimbangkan informasi baru, sudut pandang baru, gagasan

baru, dan kemungkinan baru adalah hal yang penting; semua

organisasi mesti memiliki semangat untuk mencari dan belajar.

Manajer dan karyawan mesti mampu mendeskripsikan posisi para

penyusun strategi, disiplin semacam ini akan mendorong

munculnya pemahaman dan pembelajaran.

            Keputusan strategi harus memilih seperti antara

pertimbangan jangka panjang versus jangka pendek atau

memaksimalkan keuntungan versus meningkatkan kekayaan pemegang

saham. Pemilihan strategi melibatkan penilaian dan prefensi

subjektif. Dalam banyak kasus, kurangnya objektivitas di dalam

perumusan strategi mengakibatkan hilangnya keunggulan

kompetitif dan profitabilitas. Kebanyakan dewasa ini menyadari

bahwa berbagai konsep dan teknik manajemen strategis dapat

meningkatkan efektivitas keputusan. Faktor-faktor subjektif

seperti sikap terhadap risiko, konsen tanggung jawab soaial,

dan budaya organisasional akan selalu mempengaruhi keputusan

perumusan strategis, tetapi organisasi perlu seobjektif

mungkin dalam mempertimbangkan berbagai faktor kualitatif.

Etika Bisnis dan Manajemen Strategis

            Etika bisnis dapat didefinisikan sebagai prinsip-

prinsip dalam organisasi yang menjadi pedoman dalam

pengambilan keputusan dan perilaku. Etika bisnis yang baik

merupakan salah satu prasyarat manajemen strategis yang baik.

Kesadaran yag terus meningkat mengenai pentingnya etika

bisnis. Para penyusun strategis adalah individu yang paling

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip etika

yang baik dipertimbangkan dan dipraktikkan di dalam

organisasi. Semua perumusan, penerapan, dan penilaian

strategis mempunyai konsekuensi etis.

            Sekedar memiliki kode etik tidak cukup untuk

memastikan perilaku bisnis yang etis. Kode etik dipandang

sebagai trik kehumasan, serangkaian ungkapan klise, atau

riasan bibir saja. Untuk memastikan bahwa kode etik itu

dibaca, dipahami, diyakini, dan diingat, organisasi perlu

mengadakan lokakarya etika periodik untuk membuat orang peka

terhadap situasi tempat kerja dengan isu-isu etika mungkin

muncul. Jika karyawan melihat contoh hukuman yang diberikan

untuk pelanggaran kode etik dan imbalan untuk pelaksanaanya,

hal ini membantu menegaskan pentingnya kode etik sebuah

perusahaan.

            Para penyusun strategis bertanggung jawab secara

moral pada perusahaan. Dan juga bertanggung jawab untuk

mengembangkan, mengkomunikasikan dan melaksanakan kode etik

bisnis untuk organisasi mereka. Salah satu bagian integral

dari tanggung jawab semua manajer adalah menunjukkan

kepemimpinan etika melalui contoh dan demontrasi yang terus-

menerus. Manajer memegang posisi yang memungkinkan mereka

untuk mempengaruhi serta mendidik banyak orang. Ini membuat

manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan

cara pengambilan keputusan yang etis.

            Beberapa tindakan bisnis yang dapat digolongkan

tidak etis mencakup iklan atau label yang menyesatkan,

berbahaya bagi lingkungan hidup, keamanan produk dan jasa

buruk, hasil penggelapan, perdagangan orang dalam, produk

dumping atau cacat di pasar asing, kurangnya pemberian

kesempatan yang setara bagi kaum perempuan dan minoritas,

harga yang terlampau tinggi, pengambilalihan yang diwarnai

pertikaian, pemindahan pekerjaan ke luar negeri, dan pemerasan

buruh yang tidak tergabung dalam serikat buruh.

            Program-program pelatihan etika menekankan praktik

bisnis yang etis, perkembangan dan diskusi kode etik, dan

prosedur untuk mendiskusikan serta melaporkan perilaku yang

tidak etis. Perusahaan juga dapat mendukung pengambilan

keputusan yang etis dan strategis dengan memasukkan

pertimbangan-pertimbangan etis ke dalam rencana jangka

panjangnya, mengintegrasikan proses pengambilan keputusan yang

etis ke dalam proses penilaian kinerja, dengan mendorong

pelaporan praktik-praktik yang tidak etis, dengan memonitor

kinerja departemen dan korporat terkait dengan berbagai isu

etis.