GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA

38
GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA A. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Negara adalah haluan negara tentang penyelenggaraan negara dalam garis-garis besar sebagai pernyataan kehendak rakyat secara menyeluruh dan terpadu yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk lima tahun guna mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. B. Maksud dan Tujuan Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan dengan maksud memberikan arah penyelenggaraan negara dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera untuk kurun waktu lima tahun ke depan. C. Landasan Garis-garis Besar Haluan Negara disusun atas dasar landasan idiil Pancasila dan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar 1945. KONDISI UMUM Kukuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan berkat dan rahmat Tuhan Yang Mahakuasa bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan menjadi dasar dilaksanakannya pembangunan di segala bidang. Sekalipun seluruh rakyat dan penyelenggara negara serta segenap potensi bangsa telah berusaha menegakkan dan melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun masih ada ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemajemukan yang rentan konflik, otonomi daerah yang belum terwujud, kebijakan yang terpusat, otoriter, serta tindakan

Transcript of GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARA

GARIS-GARIS BESAR HALUAN NEGARAA. Pengertian

Garis-garis Besar Haluan Negara adalah haluan negaratentang penyelenggaraan negara dalam garis-garis besarsebagai pernyataan kehendak rakyat secara menyeluruh danterpadu yang ditetapkan oleh Majelis PermusyawaratanRakyat untuk lima tahun guna mewujudkan kesejahteraanrakyat yang berkeadilan.

B. Maksud dan Tujuan

Garis-garis Besar Haluan Negara ditetapkan dengan maksudmemberikan arah penyelenggaraan negara dengan tujuanmewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan sosial,melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukumdalam tatanan masyarakat dan bangsa yang beradab,berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera untukkurun waktu lima tahun ke depan.

C. Landasan

Garis-garis Besar Haluan Negara disusun atas dasarlandasan idiil Pancasila dan landasan konstitusionalUndang-Undang Dasar 1945.

KONDISI UMUM

Kukuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak ProklamasiKemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan berkat dan rahmat TuhanYang Mahakuasa bagi rakyat Indonesia secara keseluruhanmenjadi dasar dilaksanakannya pembangunan di segala bidang.

Sekalipun seluruh rakyat dan penyelenggara negara sertasegenap potensi bangsa telah berusaha menegakkan danmelestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun masihada ancaman, hambatan, dan gangguan terhadap keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia.

Kemajemukan yang rentan konflik, otonomi daerah yang belumterwujud, kebijakan yang terpusat, otoriter, serta tindakan

ketidakadilan pemerintah yang dipicu oleh hasutan sertapengaruh gejolak politik internasional dapat mendorongterjadinya disintegrasi bangsa.

Penyelenggaraan negara yang menyimpang dari ideologi Pancasiladan mekanisme Undang-Undang Dasar 1945 telah mengakibatkanketidakseimbangan kekuasaan di antara lembaga-lembaga negaradan makin jauh dari cita demokrasi dan kemerdekaan yangditandai dengan berlangsungnya sistem kekuasaan yang bercorakabsolut karena wewenang dan kekuasaan Presiden berlebihan yangmelahirkan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme sehinggaterjadi krisis multidimensional pada hampir seluruh aspekkehidupan.

Ketidakpekaan penyelenggara negara terhadap kondisi dansituasi tersebut telah membangkitkan gerakan reformasi diseluruh tanah air yang ditandai dengan tumbangnya rezimotoriter. Gerakan reformasi telah mendorong secara relatifterjadinya kemajuan-kemajuan di bidang politik, usahapenegakan kedaulatan rakyat, peningkatan peran masyarakatdisertai dengan pengurangan dominasi peran pemerintah dalamkehidupan politik, antara lain dengan terselenggaranya SidangIstimewa MPR 1998; Pemilu 1999 yang diikuti banyak partai,netralitas pegawai negeri, serta TNI dan Polri; peningkatanpartisipasi politik, pers yang bebas serta Sidang Umum MPR1999. Namun, perkembangan demokrasi belum terarah secara baikdan aspirasi masyarakat belum terpenuhi.

Konflik sosial dan menguatnya gejala disintegrasi di berbagaidaerah seperti di Maluku merupakan gangguan bagi keutuhanNegara Kesatuan Republik Indonesia yang kalau tidak segeraditanggulangi akan dapat mengancam keberadaan dan kelangsunganhidup bangsa dan negara. Khusus bagi Daerah Istimewa Aceh danIrian Jaya hal-hal tersebut lebih merupakan ketidakpuasanterhadap kebijakan pemerintah pusat yang perlu segeradikoreksi dengan cepat dan tepat.

Di bidang hukum terjadi perkembangan yang kontroversial,disatu pihak produk materi hukum, pembinaan aparatur, saranadan prasarana hukum menunjukkan peningkatan. Namun, di pihaklain tidak diimbangi dengan peningkatan integritas moral danprofesionalisme aparat hukum, kesadaran hukum, mutu pelayananserta tidak adanya kepastian dan keadilan hukum sehinggamengakibatkan supremasi hukum belum dapat diwujudkan.

Tekad untuk memberantas segala bentuk penyelewengan sesuaituntutan reformasi seperti korupsi, kolusi, nepotisme, sertakejahatan ekonomi keuangan dan penyalahgunaan kekuasaan belumdiikuti langkah-langkah nyata dan kesungguhan pemerintah sertaaparat penegak hukum dalam menerapkan dan menegakkan hukum,terjadinya campur tangan dalam proses peradilan, serta tumpangtindih dan kerancuan hukum mengakibatkan terjadinya krisishukum.

Kondisi hukum yang demikian mengakibatkan perlindungan danpenghormatan hak asasi manusia di Indonesia masihmemprihatinkan yang terlihat dari berbagai pelanggaran hakasasi manusia, antara lain dalam bentuk tindak kekerasan,diskriminasi, dan kesewenang-wenangan.

Pembangunan di bidang pertahanan keamanan telah menunjukkankemajuan meskipun masih mengandung kelemahan. Kepercayaanmasyarakat terhadap aparatur TNI dan Polri melemah, antaralain, karena digunakan sebagai alat kekuasaan; rasa aman danketenteraman masyarakat berkurang; meningkatnya gangguankeamanan dan ketertiban; terjadinya kerusuhan massal danberbagai pelanggaran hukum serta pelanggaran hak asasimanusia.

Upaya mengatasi krisis ekonomi beserta dampak yangditimbulkannya telah dilakukan melalui proses reformasi dibidang ekonomi, tetapi hasilnya belum memadai karena (1)penyelenggaraan negara di bidang ekonomi selama ini dilakukanatas dasar kekuasaan yang terpusat dengan campur tanganpemerintah yang terlalu besar, sehingga kedaulatan ekonomitidak berada di tangan rakyat dan mekanisme pasar tidakberfungsi secara efektif; dan (2) kesenjangan ekonomi yangmeliputi kesenjangan antara pusat dan daerah, antardaerah,antarpelaku, dan antargolongan pendapatan, telah meluas keseluruh aspek kehidupan sehingga struktur ekonomi tidak kuatyang ditandai dengan berkembangnya monopoli serta pemusatankekuatan ekonomi di tangan sekelompok kecil masyarakat dandaerah tertentu.

Pengangguran makin meningkat dan meluas, hak dan perlindungantenaga kerja belum terwujud, jumlah penduduk miskin semakinmembengkak, dan derajat kesehatan masyarakat juga menurundrastis. Gejala itu bahkan menguat dengan terdapatnya indikasi

kasus-kasus kurang gizi di kalangan kelompok penduduk usiabawah lima tahun, yang dapat mengakibatkan timbulnya generasiyang kualitas fisik dan inteleknya rendah.

Konsep pembangunan berkelanjutan telah diletakkan sebagaikebijaksanaan. Namun, didalam pengalaman praktik selama ini,justru terjadi pengolahan sumber daya alam yang tidakterkendali dengan akibat kerusakan lingkungan yang mengganggukelestarian alam.

Di bidang pendidikan masalah yang dihadapi adalahberlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagipengembangan pribadi dan watak peserta didik, yang berakibathilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna hakikikehidupan. Mata pelajaran yang berorientasi akhlak danmoralitas serta pendidikan agama kurang diberikan dalam bentuklatihan-latihan pengamalan untuk menjadi corak kehidupansehari-hari. Karenanya masyarakat cenderung tidak memilikikepekaan yang cukup untuk membangun toleransi, kebersamaan,khususnya dengan menyadari keberadaan masyarakat yang majemuk.

Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologibelum dimanfaatkan secara berarti dalam kegiatan ekonomi,sosial dan budaya, sehingga belum memperkuat kemampuanIndonesia dalam menghadapi kerjasama dan persaingan global.

Kehidupan beragama belum memberikan jaminan akan peningkatankualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esabagi masyarakat. Merebaknya penyakit sosial, korupsi dansejenisnya, kriminalitas, pemakaian obat terlarang, perilakumenyimpang yang melanggar moralitas, etika dan kepatutan,memberikan gambaran terjadinya kesenjangan antara perilakuformal kehidupan keagamaan dengan perilaku realitas nyatakehidupan keseharian.

Status dan peranan perempuan dalam masyarakat masih bersifatsubordinatif dan belum sebagai mitra sejajar dengan laki-laki,yang tercermin pada sedikitnya jumlah perempuan yang menempatiposisi penting dalam pemerintahan, dalam badan legislatif danyudikatif, serta dalam masyarakat.

Penurunan peranan dan kualitas diri terjadi juga di kalangangenerasi muda. Kreativitas, kemauan, dan kemampuan

mengembangkan pemikiran dan melakukan kegiatan eksploratif,melakukan aksi sosial untuk berani coba-ralat pada generasimuda mengalami hambatan sehingga pada akhirnya menghambatproses kaderisasi bangsa.

Luasnya ruang lingkup pembangunan daerah terutama dalam rangkapelaksanaan otonomi daerah belum didukung oleh kesiapan dankemampuan sumber daya manusia dan aparatur pemerintah daerahyang memadai serta belum adanya perangkat peraturan bagipengelolaan sumber daya alam di daerah.

Pelaksanaan politik luar negeri yang lemah, antara lain karenatingginya ketergantungan pada utang luar negeri mengakibatkanturunnya posisi-tawar Indonesia dalam percaturaninternasional.

Keseluruhan gambaran tersebut menunjukkan kecenderunganmenurunnya kualitas kehidupan dan jati diri bangsa. Kondisiitu menuntut bangsa Indonesia, terutama penyelenggara negara,para elite politik dan pemuka masyarakat, agar bersatu danbekerja keras melaksanakan reformasi dalam segala bidangkehidupan untuk meningkatkan harkat, martabat, dankesejahteraan bangsa Indonesia.

VISI DAN MISI

A. VISI

Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalamwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukungoleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman,bertakwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaranhukum dan lingkungan menguasai ilmu pengetahuan danteknologi, memiliki etos kerja yang tinggi sertaberdisiplin.

B. MISI

Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan,ditetapkan misi sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspekkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupansehari-hari untuk mewujudkan kualitas keimanan danketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupandan mantapnya persaudaraan umat beragama yangberakhlak mulia, toleran, rukun dan damai.

4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib danketentraman masyarakat.

5. Pewujudan sistem hukum nasional, yang menjamintegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusiaberlandaskan keadilan dan kebenaran.

6. Pewujudan kehidupan sosial budaya yangberkepribadian, dinamis, kreatif dan berdaya tahanterhadap pengaruh globalisasi.

7. Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonominasional, terutama pengusaha kecil, menengah, dankoperasi, dengan mengembangkan sistem ekonomikerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yangberkeadilan berbasis pada sumber daya alam dansumber daya manusia yang produktif, mandiri, maju,berdaya saing, berwawasan lingkungan danberkelanjutan.

8. Pewujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunandaerah dan pemerataan pertumbuhan dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia.

9. Pewujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai olehmeningkatnya kualitas kehidupan yang layak danbermartabat serta memberi perhatian utama padatercukupinya kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang,papan, kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja.

10. Pewujudan aparatur negara yang berfungsimelayani masyarakat, profesional, berdaya guna,produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi,dan nepotisme.

11. Pewujudan sistem dan iklim pendidikan nasionalyang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlakmulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab,berketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam rangka mengembangkan kualitasmanusia Indonesia.

12. Pewujudan politik luar negeri yang berdaulat,bermartabat, bebas dan pro-aktif bagi kepentingannasional dalam menghadapi perkembangan global.

ARAH KEBIJAKAN

A. Hukum1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan

masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhanhukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknyanegara hukum.

2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh danterpadu dengan mengakui dan menghormati hukum agamadan hukum adat serta memperbaharui perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yangdiskriminatif, termasuk ketidakadilan gender danketidaksesuaiannya dengan tuntutan reformasi melaluiprogram legislasi.

3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebihmenjamin kepastian hukum, keadilan dan kebenaran,supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

4. Melanjutkan ratifikasi konvensi internasional,terutama yang berkaitan dengan hak asasi manusiasesuai dengan kebutuhan dan kepentingan bangsa dalambentuk undang-undang.

5. Meningkatkan integritas moral dan keprofesionalanaparat penegak hukum, termasuk Kepolisian NegaraRepublik Indonesia, untuk menumbuhkan kepercayaanmasyarakat dengan meningkatkan kesejahteraan,dukungan sarana dan prasarana hukum, pendidikan,serta pengawasan yang efektif.

6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebasdari pengaruh penguasa dan pihak mana pun.

7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yangmendukung kegiatan perekonomian dalam menghadapi eraperdagangan bebas tanpa merugikan kepentingannasional.

8. Menyelenggarakan proses peradilan secara cepat,mudah, murah dan terbuka, serta bebas korupsi,

kolusi, dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggiasas keadilan dan kebenaran.

9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, sertameningkatkan pelindungan, penghormatan, danpenegakan hak asasi manusia dalam seluruh aspekkehidupan.

10. Menyelesaikan berbagai proses peradilanterhadap pelanggaran hukum dan hak asasi manusiayang belum ditangani secara tuntas.

B. Ekonomi1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang

bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilandengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikanpertumbuhan ekonomi, nilai-nilai keadilan,kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunanberwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehinggaterjamin kesempatan yang sama dalam berusaha danbekerja, perlindungan hak-hak konsumen, sertaperlakuan yang adil bagi seluruh masyarakat.

2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil sertamenghindarkan terjadinya struktur pasar monopolistikdan berbagai struktur pasar yang distortif, yangmerugikan masyarakat.

3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksiketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan seluruhhambatan yang mengganggu mekanisme pasar, melaluiregulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yangdilakukan secara transparan dan diatur denganundang-undang.

4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan ataskemanusiaan yang adil bagi masyarakat, terutama bagifakir miskin dan anak-anak terlantar denganmengembangkan sistem dana jaminan sosial melaluiprogram pemerintah serta menumbuh kembangkan usahadan kreativitas masyarakat yang pendistribusiannyadilakukan dengan birokrasi yang efektif dan efisienserta ditetapkan dengan undang-undang.

5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi globalsesuai kemajuan teknologi dengan membangunkeunggulan kompetitif berdasarkan keunggulankomparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuaikompetensi dan produk unggulan di setiap daerah,

terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan,kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industrikecil dan kerajinan rakyat.

6. Mengelola kebijakan makro dan mikroekonomi secaraterkoordinasi dan sinergis guna menentukan tingkatsuku bunga wajar, tingkat inflasi terkendali,tingkat kurs rupiah yang stabil dan realistis,menyediakan kebutuhan pokok terutama perumahan danpangan rakyat, menyediakan fasilitas publik yangmemadai dan harga terjangkau, serta memperlancarperizinan yang transparan, mudah, murah, dan cepat.

7. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikanprinsip transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi,efektivitas, untuk menambah penerimaan negara danmengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.

8. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan,efisien, dan meningkatkan penerapan peraturanperundangan sesuai dengan standar internasional dandiawasi oleh lembaga independen.

9. Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeripemerintah untuk kegiatan ekonomi produktif yangdilaksanakan secara transparan, efektif dan efisien.Mekanisme dan prosedur peminjaman luar negeri harusdengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dandiatur dengan undang-undang.

10. Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan,dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saingglobal dengan membuka aksesibilitas yang samaterhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenaprakyat dan seluruh daerah melalui keunggulankompetitif terutama berbasis keunggulan sumber dayaalam dan sumber daya manusia dengan menghapus segalabentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.

11. Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dankoperasi agar lebih efisien, produktif dan berdayasaing dengan menciptakan iklim berusaha yangkondusif dan peluang usaha yang seluas-luasnya.Bantuan fasilitas dari negara diberikan secaraselektif terutama dalam bentuk perlindungan daripersaingan yang tidak sehat, pendidikan danpelatihan, informasi bisnis dan teknologi,permodalan, dan lokasi berusaha.

12. Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien,transparan, dan profesional terutama yang usahanyaberkaitan dengan kepentingan umum yang bergerakdalam penyediaan fasilitas publik, industripertahanan dan keamanan, pengelolaan aset strategis,dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan olehswasta dan koperasi. Keberadaan dan pengelolaanBadan Usaha Milik Negara ditetapkan dengan undang-undang.

13. Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentukketerkaitan usaha yang saling menunjang danmenguntungkan antara koperasi, swasta dan BadanUsaha Milik Negara, serta antara usaha besar,menengah dan kecil dalam rangka memperkuat strukturekonomi nasional.

14. Mengembangkan sistem ketahanan pangan yangberbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan,kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamintersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutuyang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkaudengan memperhatikan peningkatan pendapatan petanidan nelayan, serta peningkatan produksi yang diaturdengan undang-undang.

15. Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumberenergi dan tenaga listrik yang relatif murah danramah lingkungan dan secara berkelanjutan yangpengelolaannya diatur dengan undang-undang.

16. Mengembangkan kebijakan pertanahan untukmeningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secaraadil, transparan, dan produktif dengan mengutamakanhak-hak rakyat setempat, termasuk hak ulayat danmasyarakat adat, serta berdasarkan tata ruangwilayah yang serasi dan seimbang.

17. Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaansarana dan prasarana publik, termasuk transportasi,telekomunikasi, energi dan listrik, dan air bersihguna mendorong pemerataan pembangunan, melayanikebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau, sertamembuka keterisolasian wilayah pedalaman danterpencil.

18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruhdan terpadu yang diarahkan pada peningkatan

kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatanpengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungankerja dan kebebasan berserikat.

19. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatantenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikankompetensi, pelindungan dan pembelaan tenaga kerjayang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnyaeksploitasi tenaga kerja.

20. Meningkatkan penguasaan, pengembangan danpemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasukteknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutamausaha kecil, menengah, dan koperasi gunameningkatkan daya saing produk yang berbasis sumberdaya lokal.

21. Melakukan berbagai upaya terpadu untukmempercepat proses pengentasan masyarakat darikemiskinan dan mengurangi pengangguran, yangmerupakan dampak krisis ekonomi.

22. Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomiguna membangkitkan sektor riil terutama bagipengusaha kecil, menengah dan koperasi melalui upayapengendalian laju inflasi, stabilisasi kurs rupiahpada tingkat yang realistis, dan suku bunga yangwajar serta didukung oleh tersedianya likuiditassesuai kebutuhan.

23. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara dengan mengurangi defisit anggaran melaluipeningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsididan pinjaman luar negeri secara bertahap,peningkatan penerimaan pajak progresif yang adil danjujur, serta penghematan pengeluaran.

24. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan danrestrukturisasi utang swasta secara transparan agarperbankan nasional dan perusahaan swasta menjadisehat, terpercaya, adil, dan efisien dalam melayanimasyarakat dan kegiatan perekonomian.

25. Melaksanakan restrukturisasi aset negara,terutama aset yang berasal dari likuidasi perbankandan perusahaan, dalam rangka meningkatkan efisiensidan produktivitas secara transparan danpelaksanaannya dikonsultasikan dengan Dewan

Perwakilan Rakyat. Pengelolaan aset negara diaturdengan undang-undang.

26. Melakukan renegosiasi dan mempercepatrestrukturisasi utang luar negeri bersama-samadengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia,lembaga keuangan internasional lainnya, dan negaradonor dengan memperhatikan kemampuan bangsa dannegara, yang pelaksanaannya dilakukan secaratransparan dan dikonsultasikan dengan DewanPerwakilan Rakyat.

27. Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerjasama ekonomi bilateral dan multilateral dalam rangkameningkatkan volume dan nilai eksport terutama darisektor industri yang berbasis sumber daya alam,serta menarik investasi finansial dan investasiasing langsung tanpa merugikan pengusaha nasional.

28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/BadanUsaha Milik Daerah terutama yang usahanya berkaitandengan kepentingan umum. Bagi Badan Usaha MilikNegara yang usahanya tidak berkaitan dengankepentingan umum didorong untuk privatisasi melaluipasar modal.

C. Politik1. Politik Dalam Negeri

a. Memperkuat keberadaan dan keberlangsunganNegara Kesatuan Republik Indonesia yangbertumpu pada ke-bhinekatunggalika-an. Untukmenyelesailan masalah-masalah yang mendesakdalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara, perlu upaya rekonsiliasi nasionalyang diatur dengan undang-undang.

b. Menyempurnakan Undang-Undang Dasar 1945 sejalandengan perkembangan kebutuhan bangsa, dinamikadan tuntutan reformasi, dengan tetap memeliharakesatuan dan persatuan bangsa, serta sesuaidengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Meningkatkan peran Majelis PermusyawaratanRakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya dengan menegaskanfungsi, wewenang, dan tanggung jawab yangmengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan

tata hubungan yang jelas antara lembagaeksekutif, legislatif dan yudikatif.

d. Mengembangkan sistem politik nasional yangberkedaulatan rakyat, demokratis dan terbuka,mengembangkan kehidupan kepartaian yangmenghormati keberagaman aspirasi politik, sertamengembangkan sistem dan penyelenggaraan pemiluyang demokratis dengan menyempurnakan berbagaiperaturan perundang-undangan di bidang politik.

e. Meningkatkan kemandirian partai politikterutama dalam memperjuangkan aspirasi dankepentingan rakyat serta mengembangkan fungsipengawasan secara efektif terhadap kinerjalembaga-lembaga negara dan meningkatkanefektivitas, fungsi dan partisipasi organisasikemasyarakatan, kelompok profesi, dan lembagaswadaya masyarakat dalam kehidupan bernegara.

f. Meningkatkan pendidikan politik secara intensifdan komprehensif kepada masyarakat untukmengembangkan budaya politik yang demokratis,menghormati keberagaman aspirasi, danmenjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasimanusia berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar 1945.

g. Memasyarakatkan dan menerapkan prinsippersamaan dan anti-diskriminasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

h. Menyelenggarakan pemilihan umum secara lebihberkualitas dengan partisipasi rakyat seluas-luasnya atas dasar prinsip demokratis,langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,dan beradab yang dilaksanakan oleh badanpenyelenggara independen dan non-partisanselambat-lambatnya pada tahun 2004.

i. Membangun bangsa dan watak bangsa (nation andcharacter building) menuju bangsa dan masyarakatIndonesia yang maju, bersatu, rukun, damai,demokratis, dinamis, toleran, sejahtera, adildan makmur.

j. Menindaklanjuti paradigma baru Tentara NasionalIndonesia dengan menegaskan secara konsistenreposisi dan redefinisi Tentara Nasional

Indonesia sebagai alat negara dengan mengoreksiperan politik Tentara Nasional Indonesia dalamkehidupan bernegara. Keikutsertaan TentaraNasional Indonesia dalam merumuskankebijaksanaan nasional dilakukan melaluilembaga tertinggi negara MajelisPermusyawaratan Rakyat.

2. Hubungan Luar Negeria. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia

yang bebas aktif dan berorientasi padakepentingan nasional, menitikberatkan padasolidaritas antarnegara berkembang, mendukungperjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolakpenjajahan dalam segala bentuk, sertameningkatkan kemandirian bangsa dan kerja samainternasional bagi kesejahteraan rakyat.

b. Dalam melakukan perjanjian dan kerja samainternasional yang menyangkut kepentingan danhajat hidup rakyat banyak harus denganpersetujuan lembaga perwakilan rakyat.

c. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luarnegeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktifdalam segala bidang untuk membangun citrapositif Indonesia di dunia internasional,memberikan pelindungan dan pembelaan terhadapwarga negara dan kepentingan Indonesia, sertamemanfaatkan setiap peluang positif bagikepentingan nasional.

d. Meningkatkan kualitas diplomasi gunamempercepat pemulihan ekonomi dan pembangunannasional, melalui kerjasama ekonomi regionalmaupun internasional dalam rangka stabilitas,kerja sama, dan pembangunan kawasan.

e. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segalabidang untuk menghadapi perdagangan bebas,terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA,APEC, dan WTO.

f. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negara-negara sahabat serta memperlancar prosedurdiplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisibagi penyelesaian perkara pidana.

g. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidangdengan negara tetangga yang berbatasan langsungdan kerja sama kawasan ASEAN untuk memeliharastabilitas, pembangunan, dan kesejahteraan.

3. Penyelenggara Negaraa. Membersihkan penyelenggara negara dari praktik

korupsi, kolusi, nepotisme dengan memberikansanksi seberat-beratnya sesuai dengan ketentuanhukum yang berlaku, meningkatkan efektivitaspengawasan internal dan fungsional sertapengawasan masyarakat, dan mengembangkan etikdan moral.

b. Meningkatkan kualitas aparatur negara denganmemperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalanserta memberlakukan sistem karier berdasarkanprestasi dengan prinsip memberikan penghargaandan sanksi.

c. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabatnegara dan pejabat pemerintah sebelum dansesudah memangku jabatan dengan tetapmenjunjung tinggi hak hukum dan hak asasimanusia.

d. Meningkatkan fungsi dan keprofesionalanbirokrasi dalam melayani masyarakat danakuntabilitasnya dalam mengelola kekayaannegara secara transparan, bersih, dan bebasdari penyalahgunaan kekuasaan.

e. Meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri danTentara Nasional Indonesia/Kepolisian NegaraRepublik Indonesia untuk menciptakan aparaturyang bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme,bertanggung jawab, profesional, produktif danefisien.

f. Memantapkan netralitas politik pegawai negeridengan menghargai hak-hak politiknya.

4. Komunikasi, Informasi, dan Media Massaa. Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi

melalui media massa modern dan mediatradisional untuk mencerdaskan kehidupanbangsa; memperkukuh persatuan dan kesatuan;membentuk kepribadian bangsa, serta

mengupayakan keamanan hak pengguna sarana danprasarana informasi dan komunikasi.

b. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagaibidang melalui penguasaan dan penerapanteknologi informasi dan komunikasi gunamemperkuat daya saing bangsa dalam menghadapitantangan global.

c. Meningkatkan peran pers yang bebas sejalandengan peningkatan kualitas dan kesejahteraaninsan pers agar profesional, berintegritas, danmenjunjung tinggi etika pers, supremasi hukum,serta hak asasi manusia.

d. Membangun jaringan informasi dan komunikasiantara pusat dan daerah serta antardaerahsecara timbal balik dalam rangka mendukungpembangunan nasional serta memperkuat persatuandan kesatuan bangsa.

e. Memperkuat kelembagaan, sumber daya manusia,sarana dan prasarana penerangan khususnya diluar negeri dalam rangka memperjuangkankepentingan nasional di forum internasional.

D. Agama1. Memantapkan fungsi, peran, dan kedudukan agama

sebagai landasan moral, spiritual, dan etika dalampenyelenggaraan negara serta mengupayakan agarsegala peraturan perundang-undangan tidakbertentangan dengan moral agama-agama.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melaluipenyempurnaan sistem pendidikan agama sehingga lebihterpadu dan integral dengan sistem pendidikannasional dengan didukung oleh sarana dan prasaranayang memadai.

3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidupantarumat beragama sehingga tercipta suasanakehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalamsemangat kemajemukan melalui dialog antarumatberagama dan pelaksanaan pendidikan agama secaradeskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkatperguruan tinggi.

4. Meningkatkan kemudahan umat beragama dalammenjalankan ibadahnya, termasuk penyempurnaankualitas pelaksanaan ibadah haji dan pengelolaanzakat, dengan memberikan kesempatan yang luas kepadamasyarakat untuk berpartisipasi dalampenyelenggaraannya.

5. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga-lembagakeagamaan dalam ikut mengatasi dampak perubahan yangterjadi dalam semua aspek kehidupan untukmemperkukuh jati diri dan kepribadian bangsa sertamemperkuat kerukunan hidup bermasyarakat, berbangsadan bernegara.

E. Pendidikan1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagiseluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusiaIndonesia berkualitas tinggi dengan peningkatananggaran pendidikan secara berarti.

2. Meningkatkan kemampuan akademik dan profesionalserta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenagakependidikan sehingga tenaga pendidik mampuberfungsi secara optimal terutama dalam peningkatanpendidikan watak dan budi pekerti agar dapat

mengembalikan wibawa lembaga dan tenagakependidikan.

3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasukpembaharuan kurikulum, berupa diversifikasikurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik,penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokalsesuai dengan kepentingan setempat, sertadiversifikasi jenis pendidikan secara profesional.

4. Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupunluar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap,dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasikeluarga dan masyarakat yang didukung oleh saranadan prasarana memadai.

5. Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistempendidikan nasional berdasarkan prinsipdesentralisasi, otonomi keilmuan dan manejemen.

6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yangdiselenggarakan baik oleh masyarakat maupunpemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yangefektif dan efisien dalam menghadapi perkembanganilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedinimungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruhmelalui berbagai upaya proaktif dan reaktif olehseluruh komponen bangsa agar generasi muda dapatberkembang secara optimal disertai dengan hakdukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya.

F. Sosial dan Budaya1. Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

a. Meningkatkan mutu sumber daya manusia danlingkungan yang saling mendukung denganpendekatan paradigma sehat, yang memberikanprioritas pada upaya peningkatan kesehatan,pencegahan, penyembuhan, pemulihan, danrehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungansampai usia lanjut.

b. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga danpelayanan kesehatan melalui pemberdayaan sumberdaya manusia secara berkelanjutan dan saranaprasarana dalam bidang medis, termasukketersediaan obat yang dapat dijangkau olehmasyarakat.

c. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenagakerja bagi seluruh tenaga kerja untukmendapatkan perlindungan, keamanan, dankeselamatan kerja yang memadai, yangpengelolaannya melibatkan pemerintah,perusahaan dan pekerja.

d. Membangun ketahanan sosial yang mampu memberibantuan penyelamatan dan pemberdayaan terhadappenyandang masalah kesejahteraan sosial dankorban bencana serta mencegah timbulnya giziburuk dan turunnya kualitas generasi muda.

e. Membangun apresiasi terhadap penduduk lanjutusia dan veteran untuk menjaga harkat danmartabatnya serta memanfaatkan pengalamannya.

f. Meningkatkan kepedulian terhadap penyandangcacat, fakir miskin, dan anak-anak terlantar,serta kelompok rentan sosial melalui penyediaanlapangan kerja yang seluas-luasnya dalam rangkameningkatkan kesejahteraan masyarakat.

g. Meningkatkan kualitas penduduk melaluipengendalian kelahiran, memperkecil angkakematian, dan peningkatan kualitas programkeluarga berencana.

h. Memberantas secara sistematis perdagangan danpenyalahgunaan narkotik dan obat-obat terlarangdengan memberikan sanksi yang seberat-beratnyakepada produsen, pengedar, dan pemakai.

i. Memberikan aksesibilitas fisik dan nonfisikguna menciptakan perspektif penyandang cacatdalam segala pengambilan keputusan.

2. Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisataa. Mengembangkan dan membina kebudayaan nasional

bangsa Indonesia yang bersumber dari warisanbudaya leluhur bangsa, budaya nasional yangmengandung nilai-nilai universal termasukkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalamrangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidupbermasyarakat dan membangun peradaban bangsa.

b. Merumuskan nilai-nilai kebudayaan Indonesia,sehingga mampu memberikan rujukan sistem nilaiterhadap totalitas perilaku kehidupan ekonomi,politik, hukum dan kegiatan kebudayaan dalam

rangka pengembangan kebudayaan nasional danpeningkatan kualitas berbudaya masyarakat.

c. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilaibudaya dalam rangka memilah-milah nilai budayayang kondusif dan serasi untuk menghadapitantangan pembangunan bangsa di masa depan.

d. Mengembangkan kebebasan berkreasi dalamberkesenian untuk mencapai sasaran sebagaipemberi inspirasi bagi kepekaan rasa terhadaptotalitas kehidupan dengan tetap mengacu padaetika, moral, estetika dan agama, sertamemberikan perlindungan dan penghargaanterhadap hak cipta dan royalti bagi pelaku senidan budaya.

e. Mengembangkan dunia perfilman Indonesia secarasehat sebagai media massa kreatif yang memuatkeberagaman jenis kesenian untuk meningkatkanmoralitas agama serta kecerdasan bangsa,pembentukan opini publik yang positif danpeningkatan nilai tambah secara ekonomi.

f. Melestarikan apresiasi nilai kesenian dankebudayaan tradisional serta menggalakkan danmemberdayakan sentra-sentra kesenian untukmerangsang berkembangnya kesenian nasional yanglebih kreatif dan inovatif, sehinggamenumbuhkan rasa kebanggaan nasional.

g. Menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisionalIndonesia sebagai wahana bagi pengembanganpariwisata nasional dan mempromosikannya keluar negeri secara konsisten sehingga dapatmenjadi wahana persahabatan antarbangsa.

h. Mengembangkan pariwisata melalui pendekatansistem yang utuh dan terpadu bersifatinterdisipliner dan partisipatoris denganmenggunakan kriteria ekonomis, teknis,ergonomis, sosial budaya, hemat energi,melestarikan alam dan tidak merusak lingkungan.

3. Kedudukan dan Peranan Perempuana. Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melaluikebijakan nasional yang diemban oleh lembaga

yang mampu memperjuangkan terwujudnyakesetaraan dan keadilan gender.

b. Meningkatkan kualitas peran dan kemandirianorganisasi perempuan dengan tetapmempertahankan nilai persatuan dan kesatuanserta nilai historis perjuangan kaum perempuan,dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaanperempuan serta kesejahteraan keluarga danmasyarakat.

4. Pemuda dan Olahragaa. Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan

kualitas manusia Indonesia sehingga memilikitingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup,yang harus dimulai sejak usia dini melaluipendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat.

b. Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaanolahraga prestasi harus dilakukan secarasistematis dan komprehensif melalui lembaga-lembaga pendidikan sebagai pusat pembinaandibawah koordinasi masing-masing organisasiolahraga termasuk organisasi olah ragapenyandang cacat bersama-sama dengan masyarakatdemi tercapainya sasaran prestasi yangmembanggakan di tingkat Internasional.

c. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasimuda dalam mengaktualisasikan segenap potensi,bakat, dan minat dengan memberikan kesempatandan kebebasan mengorganisasikan dirinya secarabebas dan merdeka sebagai wahana pendewasaanuntuk menjadi pemimpin bangsa yang beriman danbertaqwa, berakhlak mulia, patriotis,demokratis, mandiri, dan tanggap terhadapaspirasi rakyat.

d. Mengembangkan minat dan semangat kewirausahaandi kalangan generasi muda yang berdaya saing,unggul, dan mandiri.

e. Melindungi segenap generasi muda dari bahayadestruktif terutama bahaya penyalahgunaannarkotika, obat-obat terlarang dan zat adiktiflainnya (narkoba) melalui gerakan pemberantasandan peningkatan kesadaran masyarakat akanbahaya penyalahgunaan narkoba.

G. Pembangunan Daerah1. Umum

a. Mengembangkan otonomi daerah secara luas,nyata, dan bertanggung jawab dalam rangkapemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi,lembaga politik, lembaga hukum, lembagakeagamaan, lembaga adat, dan lembaga swadayamasyarakat, serta seluruh potensi masyarakatdalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonomidaerah bagi daerah provinsi, daerah kabupaten,daerah kota, dan desa.

c. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yangefektif dan kuat dengan memberdayakan pelakudan potensi ekonomi daerah, serta memperhatikanpenataan ruang, baik fisik maupun sosialsehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomisejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah.

d. Mempercepat pembangunan perdesaan dalam rangkapemberdayaan masyarakat terutama petani dannelayan melalui penyediaan prasarana,pembangunan sistem agribisnis, industri kecildan kerajinan rakyat, pengembangan kelembagaan,penguasaan teknologi, dan pemanfaatan sumberdaya alam.

e. Mewujudkan perimbangan keuangan antara pusatdan daerah secara adil dengan mengutamakankepentingan daerah yang lebih luas melaluidesentralisasi perizinan dan investasi sertapengelolaan sumber daya.

f. Memberdayakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerahdalam rangka melaksanakan fungsi dan perannyaguna memantapkan penyelenggaraan otonomi daerahyang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

g. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia didaerah sesuai dengan potensi dan kepentingandaerah melalui penyediaan anggaran pendidikanyang memadai.

h. Meningkatkan pembangunan di seluruh daerah,terutama di kawasan timur Indonesia, daerahperbatasan dan wilayah tertinggal lainnya

dengan berlandaskan pada prinsip desentralisasidan otonomi daerah.

2. Khusus

Dalam rangka pengembangan otonomi daerah di dalamwadah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sertauntuk menyelesaikan secara adil dan menyeluruhpermasalahan di daerah yang memerlukan penanganansegera dan bersungguh-sungguh, maka perlu ditempuhlangkah-langkah sebagai berikut:

Daerah Istimewa Aceha. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan menghargai kesetaraan dan keragamankehidupan sosial budaya masyarakat Aceh,melalui penetapan Daerah Istimewa Acehsebagai daerah otonom khusus yang diaturdengan undang-undang.

b. Menyelesaikan kasus Aceh secaraberkeadilan dan bermartabat denganmelakukan pengusutan dan pengadilan yangjujur bagi pelanggar hak asasi manusia,baik selama pemberlakuan Daerah OperasiMiliter maupun pasca pemberlakuan DaerahOperasi Militer.

Irian Jayaa. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam

wadah Negara Kesatuan Republik Indonesiadengan tetap menghargai kesetaraan dankeragaman kehidupan sosial budayamasyarakat Irian Jaya melalui penetapandaerah otonomi khusus yang diatur denganundang-undang.

b. Menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasimanusia di Irian Jaya melalui prosespengadilan yang jujur dan bermartabat.

MalukuMenugaskan pemerintah untuk segera melaksanakanpenyelesaian konflik sosial yang berkepanjangansecara adil, nyata, dan menyeluruh sertamendorong masyarakat yang bertikai agar pro-

aktif melakukan rekonsiliasi untukmempertahankan dan memantapkan integrasinasional.

H. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya

dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatankesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.

2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alamdan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi,rehabilitasi dan penghematan penggunaan, denganmenerapkan teknologi ramah lingkungan.

3. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintahpusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaanpengelolaan sumber daya alam secara selektif danpemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitasekosistem tetap terjaga, yang diatur dengan undang-undang.

4. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikankelestarian fungsi dan keseimbangan lingkunganhidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentinganekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataanruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang.

5. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkanpelestarian kemampuan keterbaharuan dalampengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaruiuntuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.

I. Pertahanan dan Keamanan1. Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai

paradigma baru secara konsisten melalui reposisi,redefinisi, dan reaktualisasi peran Tentara NasionalIndonesia sebagai alat negara untuk melindungi,memelihara dan mempertahankan keutuhan NegaraKesatuan Republik Indonesia terhadap ancaman dariluar dan dalam negeri, dengan menjunjung tinggi hakasasi manusia, dan memberikan dharma baktinya dalammembantu menyelenggarakan pembangunan.

2. Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamananrakyat semesta yang bertumpu pada kekuatan rakyatdengan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian NegaraRepublik Indonesia sebagai kekuatan utama didukung

komponen lainnya dari kekuatan pertahanan dankeamanan negara dengan meningkatkan kesadaran belanegara melalui wajib latih dan membangun kondisijuang, serta mewujudkan kebersamaan Tentara NasionalIndonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, danrakyat.

3. Meningkatkan kualitas keprofesionalan TentaraNasional Indonesia, meningkatkan rasio kekuatankomponen utama serta mengembangkan kekuatanpertahanan keamanan negara kewilayahan yang didukungdengan sarana, prasarana, dan anggaran yang memadai.

4. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja samabilateral bidang pertahanan dan keamanan dalamrangka memelihara stabilitas keamanan regional danturut serta berpartisipasi dalam upaya pemeliharaanperdamaian dunia.

5. Menuntaskan upaya memandirikan Kepolisian NegaraRepublik Indonesia dalam rangka pemisahan dariTentara Nasional Indonesia secara bertahap danberlanjut dengan meningkatkan keprofesionalannya,sebagai alat negara penegak hukum, pengayom danpelindung masyarakat selaras dengan perluasanotonomi daerah.

KAIDAH PELAKSANAAN

Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999 - 2004 yangditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam SidangUmum Majelis Permusyawaratan Rakyat 1999, harus menjadi arahpenyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga tinggi negara dansegenap rakyat Indonesia.

Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaannyasebagai berikut:

1. Presiden selaku kepala pemerintahan negara, menjalankantugas penyelenggaraan pemerintahan negara, berkewajibanuntuk mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintahandalam melaksanakan dan mengendalikan pembangunannasional.

2. Dewan Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, Badan PemeriksaKeuangan, dan Dewan Pertimbangan Agung berkewajibanmelaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara ini sesuai

dengan fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikanlaporan pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara dalamsidang tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat, sesuaidengan fungsi, tugas dan wewenangnya berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

4. Garis-garis Besar Haluan Negara dalam pelaksanaannyadituangkan dalam Program Pembangunan Nasional lima tahun(PROPENAS) yang memuat uraian kebijakan secara rinci danterukur yang ditetapkan oleh Presiden bersama DewanPerwakilan Rakyat.

5. Program Pembangunan Nasional lima tahun (PROPENAS)dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA) yangmemuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) danditetapkan Presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat.

Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999 – 2004 berlakusejak tanggal ditetapkan sampai dengan ditetapkannya Garis-garis Besar Haluan Negara oleh Sidang Umum MajelisPermusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 2004.

Untuk tahun pertama pelaksanaan Garis-garis Besar HaluanNegara tahun 1999 - 2004, kepada Presiden diberi kesempatanuntuk melakukan langkah-langkah persiapan, penyesuaian gunamenyusun program pembangunan nasional dan rencana pembangunantahunan yang memuat anggaran pendapatan dan belanja negaradengan tetap memelihara kelancaran penyelenggaraanpemerintahan negara.

Selama belum ditetapkan rencana pembangunan tahunanberdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1999 - 2004,pemerintah dapat menggunakan rencana anggaran pendapatan danbelanja negara yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Berhasilnya pelaksanaan penyelenggaraan negara untuk mencapaicita-cita bangsa, tergantung pada peran aktif masyarakat sertapada sikap mental, tekad, semangat, serta ketaatan dandisiplin para penyelenggara negara. Sehubungan dengan itu,

semua kekuatan sosial politik, organisasi kemasyarakatan, danlembaga kemasyarakatan lainnya perlu menyusun program menurutfungsi dan kemampuan masing-masing dalam melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Negara.

Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab bersama dan demimakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa, perludikembangkan peran aktif masyarakat dalam rangka menyiapkanGaris-garis Besar Haluan Negara yang akan datang.

Hasil pembangunan harus dapat dinikmati secara lebih meratadan adil oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai peningkatankesejahteraan lahir dan batin.

Pada akhirnya pembangunan nasional akan memperkuat jati diridan kepribadian manusia, masyarakat, dan bangsa Indonesiadalam suasana yang demokratis, tentram, aman dan damai.

SEJARAH PEMIKIRAN DAN PERKEMBANGAN PANCASILADI MASA ORDE LAMA, ORDE BARU DAN REFORMASI

Pancasila Pada Masa Orde Lama

Di setiap masa, pancasila mengalami perkembangan terutamadalam mengartikan Pancasila itu sendiri. Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila mengalami ideologisasi. Pada masa ini pancasila berusaha untukdibangun, dijadikan sebagai keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, pada masa itu menyampaikan ideologi Pancasila berangkat dari mitologi atau mitos, yang belum jelas bahwa pancasila dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi Soekarno tetap berani membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa Indonesia.

Soekarno di dalam menjalankan Pancasila tidak berjalan dengan mudah. Banyak tantangan yang dihadapi, yaitu muncul dari kelompok nasionalis-religius yang belum menerima Pancasila. Mereka masih menginginkan sila pertama dari Pancasila adalah “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Dan yang paling besar menolak Pancasila adalah Kahar Muzakar, yang selanjutnya memberntuk DI/TII sebagai perlawanan terhadap pemerintah dan untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam.

Selain itu, kelompok nasionalis-komunis, PKI, yang menginginkan negara Indonesia menjadi negara komunis. PKI menganggap tuhan tidak ada. Sedangkan negara Indonesia mengakui keberagaman agama yang ada di Indoensia. Ini berarti negara Indonesia percaya adanya tuhan. Tetapi di dalam perkembangannya, Presiden Soekarno lebih cenderung ke komunis dan tidak lagi bersifat nasionalis. Ini menjadi salah satu bukti penyelewengan Soekarno terhadap Pancasila. Penyelewenganyang lain adalah Soekarno menerapkan Demokrasi terpimpin, yaitu kekuasaan pemerintahan ada di tangan Soekarno. Padahal demokrasi yang benar adalah demokrasi yang dipegang dan dikendalikan oleh rakyat bukan oleh penguasa. Dan juga Soekarno mengeluarkan pernyataan bahwa presiden menjabat seumur hidup. Ini berarti negara Indonesia akan mengalami keotoriterian seorang penguasa.

Pancasila Pada Masa Orde BaruPancasila Pada Masa Orde Baru (1965-1998)         Terlaksananya dengan dasar “supersemar” dan TAP MPRS no.

XXXVII/MPRS/1968 periode ini disebut juga demokrasipancasila, karena segala bentuk penyelanggaraan negaraberlangsung berdasarkan nilai-nilai pancasila

Ciri-ciri umum :1.      Mengutamakan musyawarah mufakat2.      Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat3.      Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain4.      Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan5.      Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksankan hasil

keputusan musyawarah6.      Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur7.      Keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan nilai kebenaran dan keadilanOrde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila danUUD 1945 secara murni dan konsekuen. Semangat tersebut munculberdasarkan pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnyayang telah menyimpang dari Pancasila serta UUD 1945 demikepentingan kekuasaan. Akan tetapi, yang terjadi sebenarnyaadalah tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada masaorde lama, yaitu Pancasila tetap pada posisinya sebagai alatpembenar rezim otoritarian baru di bawah Soeharto.

Seperti rezim otoriter pada umumnya lainnya, ideologisangat diperlukan orde baru sebagai alat untuk membenarkan danmemperkuat otoritarianisme negara. Sehingga Pancasila olehrezim orde baru kemudian ditafsirkan sedemikian rupa sehinggamembenarkan dan memperkuat otoritarianisme negara. Maka dariitu Pancasila perlu disosialisasikan sebagai doktrinkomprehensif dalam diri masyarakat Indonesia guna memberikanlegitimasi atas segala tindakan pemerintah yang berkuasa.dalam diri masyarakat Indonesia. Adapun dalam pelaksanaannyaupaya indroktinisasi tersebut dilakukan melalui berbagai cara,mulai dari pengkultusan Pancasila sampai dengan Penataran P4.

Upaya pengkultusan terhadap pancasila dilakukanpemerintah orde baru guna memperoleh kontrol sepenuhnya atasPancasila dan UUD 1945. Pemerintah orde baru menempatkan

Pancasila dan UUD 1945 sebagai sesuatu yang keramat sehinggatidak boleh diganggu gugat. Penafsiran dan  implementasiPancasila sebagai ideologi terbuka, serta UUD 1945 sebagailandasan konstitusi berada di tangan negara. PengkultusanPancasila juga tercermin dari penetapan Hari KesaktianPancasila setiap tanggal 1 Oktober sebagai peringatan ataskegagalan G 30 S/PKI dalam upayanya menggantikan Pancasiladengan ideologi komunis.

Retorika mengenai persatuan kesatuan menyebabkanpemikiran bangsa Indonesia yang sangat plural kemudiandiseragamkan. Uniformitas menjadi hasil konkrit dari kebijakanpolitik pembangunan yang unilateral. Gagasan mengenaipluralisme tidak mendapatkan tempat untuk didiskusikan secaraintensif. Sebagai pucaknya, pada tahun 1985 seluruh organisasisosial politik digiring oleh hukum untuk menerima Pancasilasebagai satu-satunya dasar filosofis, sebagai asas tunggal dansetiap warga negara yang mengabaikan Pancasila atau setiaporganisasi sosial yang menolak Pancasila sebagai asas tunggalakan dicap sebagai penghianat atau penghasut. Dengandemikian, jelaslah bahwa Orde Baru tidak hanya memonopolikekuasaan, tetapi juga memonopoli kebenaran. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat dengan negaradalam prakteknya diperlakukan sebagai pelaku tindak kriminalatau subversif.Sosialisasi Pancasila melalui Penataran P4

Pada era Orde Baru, selain dengan melakukan pengkultusanterhadap Pancasila, pemerintah secara formal jugamensosialisasikan nilai-nilai Pancasila melalui TAP MPR NOII/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan PengamalanPancasila (P4) di sekolah dan di masyarakat. Siswa, mahasiswa,organisasi sosial, dan lembaga-lembaga negara diwajibkan untukmelaksanakan penataran P4. Tujuan dari penataran P4 antaralain adalah membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasiPancasila sehingga dengan pemahaman yang sama diharapkanpersatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk danterpelihara. Melalui penegasan tersebut maka opini rakyat akanmengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah OrdeBaru. Selain sosialisasi nilai Pancasila dan menerapkan nilaiPancasila dalam kehidupan berbangsa, dalam kegiatan penataranjuga disampaikan pemahaman terhadap Undang- Undang Dasar 1945dan Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Pelaksanaan penataran P4sendiri menjadi tanggung jawab dari Badan Penyelenggara

Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(BP7).

Akan tetapi cara melakukan pendidikan semacam itu,terutama bagi generasi muda, berakibat fatal. Pancasila yangberisi nilai-nilai luhur, setelah dikemas dalam penataran P4,ternyata justru mematikan hati nurani  generasi muda terhadapmakna dari nilai luhur Pancasila tersebut. Hal itu terutamadisebabkan oleh karena pendidikan yang doktriner tidakdisertai dengan keteladanan yang benar. Setiap hari parapemimpin berpidato dengan selalu mengucapkan kata-kataPancasila dan UUD1945, tetapi dalam kenyataannya masyarakattahu bahwa kelakuan mereka jauh dari apa yang mereka katakan.Perilaku itu justru semakin membuat persepsi yang buruk bagipara pemimpin serta meredupnya Pancasila sebagai landasanhidup bernegara, karena masyarakat menilai bahwa aturan dannorma hanya untuk orang lain (rakyat) tetapi bukan atau tidakberlaku bagi para pemimpin.Atau dengan kata lain Pancasilahanya digunakan sebagai slogan yang menunjukkan kesetiaan semuterhadap pemerintah yang sedang berkuasa.Kesimpulan

Kecenderungan orde baru dalam memandang Pancasila sebagaidoktrin yang komprehensif terlihat pada anggapan bahwaideologi sebagai sumber nilai dan norma dan karena itu harusditangani (melalui upaya indoktrinasi) secara terpusat. Padaakhirnya, pandangan tersebut bermuara pada keadaan yangdisebut dengan perfeksionisme negara. Negara perfeksionis adalahnegara yang merasa tahu apa yang benar dan apa yang salah bagimasyarakatnya, dan kemudian melakukan usaha-usaha sistematisagar ‘kebenaran’ yang dipahami negara itu dapat diberlakukandalam masyarakatnya. Sehingga formulasi kebenaran yangkemudian muncul adalah sesuatu dianggap benar kalau haltersebut sesuai dengan keinginan penguasa, sebaliknya sesuatudianggap salah kalau bertentangan dengan kehendak penguasa.

Pancasila Pada Masa ReformasiTerlepas dari kenyataan yang ada, gerakan reformasi

sebagai upaya memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia ini harusdibayar mahal, terutama yang berkaitan dengan dampak politik,ekonomi, sosial, dan terutamakemanusiaan. Para elite politikcenderung hanya memanfaatkan gelombang reformasi ini gunameraih kekuasaan sehingga tidak mengherankan apabila banyak

terjadi perbenturan kepentingan politik. Berbagai gerakanmuncul disertai dengan akibat tragedi kemanusiaan yang sangatmemilukan. Banyaknya korban jiwa dari anak-anak bangsa danrakyat kecil yang tidak berdosa merupakan dampak dari benturankepentingan politik. Tragedi “amuk masa” di Jakarta,Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi,Maluku, Irian Jaya, serta daerah-daerah lainnya merupakanbukti mahalnya sebuah perubahan. Dari peristiwa-peristiwatersebut, nampak sekali bahwa bangsa Indonesia sudah berada diambang krisis degradasi moral dan ancaman disintegrasi.

Kondisi sosial politik ini diperburuk oleh kondisiekonomi yang tidak berpihak kepada kepentingan rakyat. Sektorriil sudah tidak berdaya sebagaimana dapat dilihat daribanyaknya perusahaan maupun perbankan yang gulung tikar dandengan sendirinya akan diikuti dengan pemutusan hubungan kerja(PHK). Jumlah pengangguran yang tinggi terus bertambah seiringdengan PHK sejumlah tenaga kerja potensial. Masyarakat kecilbenar-benar menjerit karena tidak mampu memenuhi kebutuhanhidup sehari-hari. Kondisi ini diperparah dengan naiknya hargabahan bakar minyak (BBM) dan listrik, serta harga bahankebutuhan pokok lainnya. Upaya pemerintah untuk mengurangibeban masyarakat dengan menyediakan dana sosial belum dapatdikatakan efektif karena masih banyak terjadi penyimpangandalam proses penyalurannya. Ironisnya kalangan elite politikdan pelaku politik seakan tidak peduli den bergaming akanjeritan kemanusiaan tersebut.

Di balik keterpurukan tersebut, bangsa Indonesia masihmemiliki suatu keyakinan bahwa krisis multidimensional itudapat ditangani sehingga kehidupan masyarakat akan menjadilebih baik. Apakah yang dasar keyakinan tersebut? Ada beberapakenyataan yang dapat menjadi landasan bagi bangsa Indonesiadalam memperbaiki kehidupannya, seperti: (1) adanya nilai-nilai luhur yang berakar pada pandangan hidup bangsaIndonesia; (2) adanya kekayaan yang belum dikelola secaraoptimal; (3) adanya kemauan politik untuk memberantas korupsi,kolusi, dan nepotisme (KKN).B. Pelaksanaan Pancasila dalam Bidang Ekonomi

Hampir semua pakar ekonomi Indonesia memiliki kesadaranakan pentingnya moralitas kemanusiaan dan ketuhanan sebagailandasan pembangunan ekonomi. Namun dalam praktiknya, merekatidak mampu meyakinkan pemerintah akan konsep-konsep danteori-teori yang sesuai dengan kondisi Indonesia. Bahkan tidak

sedikit pakar ekonomi Indonesia yang mengikuti pendapat ataupandangan pakar Barat (pakar IMF) tentang pembangunan ekonomiIndonesia.

Pilar Sistem Ekonomi Pancasila meliputi: (1) ekonomikaetik dan ekonomika humanistik (dasar), (2) nasional ekonomidan demokrasi (cara/metode operasionalisasi), dan (3) ekonomiberkeadilan sosial (tujuan). Kontekstualisasi dan implementasiPancasila dalam bidang ekonomi cukup dikaitkan dengan pilar-pilar di atas dan juga dikaitkan dengan pertanyaan-pertanyaandasar yang harus dipecahkan oleh sistem ekonomi apapun.Pertanyaan-pertanyaan itu adalah: (a) Barang dan jasa apa yangakan dihasilkan dan berapa jumlahnya; (b) Bagaimana pola ataucara memproduksi barang dan jasa itu, dan (c) Untuk siapabarang tersebut dihasilkan, dan bagaimana mendistribusikanbarang tersebut ke masyarakat.

Langkah yang perlu dilakukan adalah perlu digalakkankembali penanaman nilai-nilai Pancasila melalui prosespendidikan dan keteladanan. Perlu dimunculkan gerakanpenyadaran agar ilmu ekonomi ini dikembangkan ke arah ekonomiyang humanistik, bukan sebaliknya mengajarkan keserakahan danmendorong persaingan yang saling mematikan untuk memuaskankepentingan sendiri. Ini dilakukan guna mengimbangi ajaranyang mengedepankan kepentingan pribadi, yang melahirkanmanusia sebagai manusia ekonomi (homo ekonomikus), telahmelepaskan manusia dari fitrahnya sebagai makhluk sosial (homosocius), dan makhluk beretika (homo ethicus).

Relevankah Ekonomi Pancasila dalam memperkuat perananekonomi rakyat dan ekonomi negara di era global (isme)kontemporer? Mereka skeptis, bukankah sistem ekonomi kitasudah mapan, makro-ekonomi sudah stabil dengan indikatorrendahnya inflasi (di bawah 5%), stabilnya rupiah (Rp8.500,-), menurunnya suku bunga (di bawah 10%). Lalu, apakahtidak mengada-ada bicara sistem ekonomi dari ideologi yangpernah “tercoreng”, dan tidak nampak wujudnya, tidakrealistis, dan utopis? Mereka ini begitu yakin bahwa masalahekonomi (krisis 97) adalah karena “salah urus” dan bukannya“salah sistem”, apalagi dikait-kaitkan dengan “salah ideologi”atau “salah teori” ekonomi. Tidak dapat disangkal, KKN yangikut memberi sumbangan besar bagi keterpurukan ekonomi bangsaini. Namun, krisis di Indonesia juga tidak terlepas dariberkembangnya paham kapitalisme disertai penerapan liberalismeekonomi yang “kebablasan”. Akibatnya, kebijakan, program, dan

kegiatan ekonomi banyak dipengaruhi paham (ideologi), moral,dan teori-teori kapitalisme-liberal.Di sinilah relevansi Ekonomi Pancasila, sebagai “media” untukmengenali (detector) bekerjanya paham dan moral ekonomi yangberciri neo-liberal Pancasila sebagaimana dimaksud dalamPembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuanRepublik Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsistendalam kehidupan bernegara.Pembangunan politik memiliki dimensi yang strategis karenahampir semua kebijakan publik tidak dapat dipisahkan darikeberhasilannya. Tidak jarang kebijakan publik yangdikeluarkan pemerintah mengecewakan sebagian besar masyarakat.Beberapa penyebab kekecewaan masyarakat, antara lain: (1)kebijakan hanya dibangun atas dasar kepentingan politiktertentu, (2) kepentingan masyarakat kurang mendapatperhatian, (3) pemerintah dan elite politik kurang berpihakkepada masyarakat, (4) adanya tujuan tertentu untukmelanggengkan kekuasaan elite politik.

Keberhasilan pembangunan politik bukan hanya dilihat ataudiukur dar terlaksananya pemilihan umum (pemilu) danterbentuknya lembaga-lembaga demokratis seperti MPR, Presiden,DPR, dan DPRD, melainkan harus diukur dari kemampuan dankedewasaan rakyat dalam berpolitik. Persoalan terakhirlah yangharus menjadi prioritas pembangunan bidang politik. Hal inisesuai dengan kenyataan objektif bahwa manusia adalah subjeknegara dan karena itu pembangunan politik harus dapatmeningkatkan harkat dan martabat manusia. Namun, cita-cita inisulit diwujudkan karena tidak ada kemauan dari elite politiksebagai pemegang kebijakan publik dan kegagalan pembangunanbidang politik selama ini.Pembangunan politik semakin tidak jelas arahnya, manakalapembangunan bidang hukum mengalami kegagalan. Penyelewengan-penyelewengan yang terjadi tidak dapat ditegakkan oleh hukum.Hukum yang berlaku hanya sebagai simbol tanpa memiliki maknayang berarti bagi kepentingan rakyat banyak. Pancasila sebagaiparadigma pembangunan politik juga belum dapat direalisasikansebagaimana yang dicita-citakan. Oleh karena itu, perluanalisis ulang untuk menentukan paradigma yang benar-benarsesuai dan dapat dilaksanakan secara tegas dan konsekuen.

Pancasila sebagai paradigma pambangunan politik dan hukumkiranya tidak perlu dipertentangkan lagi. Bagaimanakahmelaksanakan paradigma tersebut dalam praksisnya? Inilah

persoalan yang perlu mendapat perhatian dalam pembangunanpolitik dan hukum di masa-masa mendatang.Apabila dianalisis, kegagalan tersebut disebabkan olehbeberapa persoalan seperti:1.      Tidak jelasnya paradigma pembangunan politik dan hukum

karena tidak adanya blue print.2.      Penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan

masih bersifat parsial.3.      Kurang berpihak pada hakikat pembangunan politik dan

hukum.Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengannilai-nilai Pancasila telah membawa implikasi yang luas danmendasar bagi kehidupan manusia Indonesia. Pembangunan bidangini boleh dikatakan telah gagal mendidik masyarakat agar mampuberpolitik secara cantik dan etis karena lebih menekankan padaupaya membangun dan mempertahankan kekuasaan. Implikasi yangpaling nyata dapat dilihat dalam pembangunan bidang hukumserta pertahanan dan keamanan.

Pembangunan bidang hukum yang didasarkan pada nilai-nilaimoral (kemanusiaan) baru sebatas pada tataran filosofis dankonseptual. Hukum nasional yang telah dikembangkan secrarasional dan realistis tidak pernah dapat direalisasikankarena setiap upaya penegakan hukum selalu dipengaruhi olehkeputusan politik. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabilapembangunan bidang hukum dikatakan telah mengalami kegagalan.Sementara, pembangunan bidang pertahanan dan keamanan jugatelah menyimpang dari hakikat sistem pertahanan yang ingindikembangkan seperti yang dicita-citakan oleh para pendirirepublik tercinta ini. Pembangunan pertahanan dan keamananlebih diarahkan untuk kepentingan politik, terutama gunamempertahankan kekuasaan.

GBHN DANPANCASILA DI MASA ORDE LAMA, ORDE BARU

DAN REFORMASI

Disusun Oleh :

Kurnia Firda FarhanahEkonomi / Akuntansi 1B

14.642.0135

UNIVERSITAN PANCA MARGA PROBOLINGGOJl. Yos Sudarso Pabean, Dringu, 67271

Probolinggo.