Fitha Pembahasan

39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan UD. Bandeng Presto Erika Makassar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan, usaha ini dikelola sebagai industri kecil yang menjadi sumber pendapatan bagi keluarga. UD. Bandeng Presto Erika didirikan pada tahun 2002 sebagai sebuah lapangan kerja disektor industri perikanan yang mengolah hasil tambak terutama ikan bandeng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Makassar. Presto Erika merupakan sebuah nama yang mengarah pada proses produksi ikan bandeng yang hasilnya berupa ikan bandeng press dan dikemas dalam plastik dengan berbagai ukuran untuk dapat dijual kepada masyarakat. Selain memproduksi ikan bandeng press,

Transcript of Fitha Pembahasan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

UD. Bandeng Presto Erika Makassar merupakan

perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

makanan, usaha ini dikelola sebagai industri kecil

yang menjadi sumber pendapatan bagi keluarga. UD.

Bandeng Presto Erika didirikan pada tahun 2002

sebagai sebuah lapangan kerja disektor industri

perikanan yang mengolah hasil tambak terutama ikan

bandeng untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota

Makassar.

Presto Erika merupakan sebuah nama yang mengarah

pada proses produksi ikan bandeng yang hasilnya

berupa ikan bandeng press dan dikemas dalam plastik

dengan berbagai ukuran untuk dapat dijual kepada

masyarakat. Selain memproduksi ikan bandeng press,

perusahaan ini juga melakukan kegiatan distribusi

untuk menyalurkan hasil produksi kepada konsumen.

Pengelolaan kegiatan pemasaran ikan bandeng

dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan dan

kemampuan manajerial perusahaan untuk meraih pasar

sasarannya di Kota Makassar. antara lain menyalurkan

barang produksi bandeng press melalui koperasi

koperasi dan swalayan yang menjadi mitra perusahaan

di Kota Makassar.

Untuk mempermudah kegiatan penyaluran bandeng

presto kepada koperasi dan swalayan yang ada di Kota

Makassar, UD. Bandeng Presto Erika Makassar

menggunakan berbagai saluran distribusi yang antara

lain :

a. Distribusi langsung.

b. Distribusi melalui koperasi

c. Distribusi melalui swalayan

Kegiatan tersebut terus berlangsung dan sampai

saat ini koperasi dan swalayan di Kota Makassar telah

31

melakukan penjualan bandeng presto yang diperoleh

dari UD. Bandengn Presto Erika Makkasar.

4.1.2. Jumlah Karyawan

Setiap kegiatan usaha, menggunakan sumberdaya

manusia untuk melakukan kegiatan usaha guna

meningkatkan usaha tersebut. UD. Bandeng Presto Erika

Makassar menggunakan tenaga kerja sebanyak 14 orang

yang bekerja sesuai dengan job kerja mereka yang ada

dalam perusahaan tersebut.

Jumlah tenaga kerja tersebut terbagi atas

pemilik 1 (satu) orang, pemilik 1 (satu) orang

penjualan rutin 2 (dua) orang, bagian produksi 6

(enam) orang , Bagian pembelian 1 (satu) orang,

Administrasi 1 (satu) orang, koordinator salesmen 2

(dua) orang.

Terdapat juga bagian-bagain lain dalam perusahaan

yang dijabat rangka oleh karyawan yang ditunjuk oleh

pemilik perusahaan, sehingga kegiatan operasional

perusahaan berjalan dengan baik.

32

4.1.3. Struktur Organisasi UD. Bandeng Presto

Erika Makassar

Untuk melakukan kegiatan dalam UD. Bandeng

Presto Erika Makassar, maka perusahaan tersebut

menggunakan struktur organisasi yang dapat dilihat

pada gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi UD. Bandeng Presto Erika Makassar

33

PEMILIK

ADMINISTRASI

PRODUKSI PENJUALAN

SALESMAN

PEMBELIAN

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

(2005)

Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat dijelaskan

bahwa UD Bandeng Presto Erika walaupun dalam bentuk

usaha dagang, namun pelaksanaan tugasnya didasarkan

pada struktur organisasi yang sekaligus menjadi

struktur kerja perusahaan. Tugas masing-masing bagian

dalam perusahaan tersebut sebagai berikut :

a. Pemilik Perusahaan

Pemilik perusahaan sebagai penanggung jawab dalam

perusahaan berhak untuk melakukan pengambilan

keputusan untuk menentukan kebijakan pengembangan

perusahaan dengan koordinasi dari masing-masing

bagian.

Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan,

pimpinan perusahaan menerima dan memeriksa laporan

34

harian dari masing-masing bagian. Pimpinan perusahaan

juga harus menyampaikan laporan bulanan kepada

perusahaan UD. Bandeng Presto Erika tentang kegiatan

operasional perusahaan di Kota Makassar baik laporan

keuangan maupun laporan perkembangan kegiatan

penjualan perusahaan dan aktivitas lainnya yang

menjadi tanggung jawab pimpinan perusahaan.

b. Bagian Pembelian

Dalam perusahaan UD. Bandeng Presto Erika, bagian

pembelian mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk

mengelola kegiatan pembelian ikan bandeng. Bagian

pembelian bertanggung jawab atas transaksi pembelian

ikan bandeng yang menjadi bahan baku dan menjaga

kelancaran perusahaan.

c. Administrasi

Pada perusahaan ini terdapat bagian administrasi

yang bertugas untuk mengantur dan menata administrasi

usaha. Usaha ini dilengkapi dengan pengaturan

administrasi usaha yang memudahkan perusahaan untuk

35

menyediakan dokumen pembelian dan penjualan hasil

produksi. Bagian ini mempunyai hubungan yang sangat

erat dengan bagian lain yang ada di dalam perusahaan

karena bagian ini yang mengontrol kegiatan

administrasi perusahaan.

d. Pemasaran

Bagian pemasaran dalam usaha dagang ini mempunyai

tanggung jawab untuk melakukan kegiatan pemasaran

bandeng presto kepada konsumen yang dibantu oleh

tenaga sales.

e. Salesman

Salesman dalam perusahaan melakukan kegiatan

penjualan dan negosiasi dengan mitra usaha seperti

koperasi dan swalayan yang siap menjual dan

menyalurkan bandeng presto kepada konsumen.

4.2. Kegiatan Penyaluran dan Volume Penjualan

4.2.1. Kegiatan Penyaluran Bandeng presto

Usaha penjualan bandeng presto yang dilakukan

oleh UD. Bandeng Presto Erika dalam kajian ini lebih

36

difokuskan pada distribusi bandeng presto. Kegiatan

distribusi bandeng presto tersebut dilakukan dalam

tiga cara yaitu distribusi langsung kepada konsumen,

melalui, koperasi dan swalayan.

a. Kegiatan Penyaluran bandeng presto ke koperasi

Koperasi merupakan salah satu mitra usaha

perusahaan yang menjual bandeng presto yang

disalurkan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar.

Penyaluran bandeng presto melalui koperasi dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4.1

Penyaluran Bandeng presto dari UD. Bandeng PrestoErika Ke Koperasi

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

Keterangan :

= Garis penjualan

37

UD. BANDENGPRESTO ERIKAMAKASSAR

Koperasi Konsumen

= Garis pembelian

Dari gambar di atas, menunjukkan bahwa bandeng

presto yang disalurkan oleh UD. Bandeng Presto Erika

kepada koperasi yang ada di Kota Makassar. Koperasi

yang menjual bandeng presto, melakukan pembelian

bandeng presto ke UD. Bandeng Presto Erika Makassar

secara langsung, dengan harga yang telah ditentukan

oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar.

b. Penyaluran Bandeng presto Ke Swalayan

Kegiatan pembelian bandeng presto juga dilakukan

oleh swalayan untuk melayani permintaan konsumen.

Pada umumnya swalayan membeli bandeng presto dari

UD. Bandeng Presto Erika untuk kemudian dijual

kepada konsumen.

Kegiatan penyaluran yang dilakukan oleh UD.

Bandeng Presto Erika Makassar ke swalayan merupakan

salah satu bentuk penyaluran yang dapat dilihat pada

gambar berikut :

38

Gambar 4.2

Penyaluran Bandeng presto dari UD. Bandeng Presto Erika

Ke Super Market

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat

dijelaskan bahwa swalayan membeli bandeng presto dari

UD. Bandeng Presto Erika Makassar. Siklus ini

merupakan kaitan kerja sama antara, swalayan dengan

UD. Bandeng Presto Erika Makassar dalam melayani

permintaan masyarakat akan bandeng presto.

c. Penyaluran Bandeng presto Ke Konsumen

Kegiatan penjualan bandeng presto juga dilakukan

oleh UD. Bandeng Presto Erika untuk melayani

permintaan konsumen. Kegiatan penjualan yang

dilakukan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar ke

39

UD. BANDENGPRESTOERIKA

SWALAYANKonsumen

konsumen merupakan salah satu bentuk penyaluran

langsung yang dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.3

Penjualan Bandeng presto

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat

dijelaskan bahwa perusahaan melakukan penjualan

ditempat untuk melayani konsumen lokal atau sekitar

perusahaan yang membeli bandeng presto langsung dari

UD. Bandeng Presto Erika Makassar.

Perkembangan penyaluran bandeng presto melalui

koperasi dan swalayan ini memberikan jalur kerja bagi

UD. Bandeng Presto Erika guna meningkatkan volume

penjualan bandeng presto kepada konsumen. Kegiatan

penjualan bandeng presto kepada konsumen tergantung

juga pada kebutuhan dan permintaan konsumen karena

selera konsumen merupakan suatu hal yang mendasar dan

40

UD. BANDENGPRESTO ERIKA

Konsumen

sulit ditebak, oleh karena itu UD. Bandeng Presto

Erika Makassar mempunyai kebijakan distribusi yang

ditempuh melalui koperasi dan swalayan sebagai wadah

penyaluran produk bandeng presto di Kota Makassar.

4.2.2. Volume Penjualan Bandeng presto

UD. Bandeng Presto Erika dalam upaya untuk

memperoleh keuntungan usaha, mereka melakukan

kegiatan penjualan bandeng presto secara rutin kepada

koperasi dan swalayan. Tingkat penjualan yang

dilakukan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar

tidak terlepas dari kebutuhan bandeng presto,

sehingga untuk memenuhi permintaan bandeng presto,

UD. Bandeng Presto Erika Makassar menerima pesanan

bandeng presto dari koperasi dan swalayan.

a. Volume Penjualan Bandeng presto melalui koperasi

Volume penjualan bandeng presto yang diperoleh

perusahaan dari penjualan melalui koperasi dilakukan

secara berkesinambungan dengan tujuan untuk memenuhi

permintaan konsumen pada koperasi tersebut, dalam hal

41

ini koperasi yang ditujukan adalah koperasi yang

berada pada lingkungan instansi pemerintah seperti

koperasi pegawai negeri (KPN) di Kota Makassar.

Kopearsi tersebut menjadi mitra usaha untuk

memasarkan produk bandeng presto kepada konsumen, Hal

ini tentunya membuat penjualan melalui koperasi

terbatas namun permintaan karyawan terhadap bandeng

presto, membuat koperasi tersebut melakukan penjualan

bandeng presto. Volume penjualan bandeng presto

melalui koperasi dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.1. Volume Penjualan Bandeng presto melalui

koperasi

No. JenisBarang

Volume Penjualan (Rp)2002 2003 2004

1. Bandengpresto

7.545.000

8.725.000

9.480.000

7.545.000

8.725.000

9.480.000

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar (2005)

diolah

Pada tabel 1, menunjukkan bahwa tingkat volume

penjualan bandeng presto disalurkan melalui koperasi

42

tahun 2002 sebesar Rp. 7.545.000,- pada tahun 2003

volume penjualan bandeng presto sebesar Rp.8.725.000,

dan pada tahun 2004 volume penjualan bandeng presto

sebesar Rp.9.480.000,-

b. Volume Penjualan bandeng presto melalui

swalayan

Perusahaan UD. Bandeng Presto Erika Makassar juga

melakukan penjualan dan penyaluran bandeng presto

swalayan yang menjadi mitra usahanya, hal ini

dilakukan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar

untuk meningkatkan kegiatan penjualan dan penyaluran

bandeng presto kepada konsumen. Volume penjualan

bandeng presto melalui swalayan dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.2. Volume Penjualan Bandeng presto Swalayan

No. Jenis Barang Volume Penjualan (Rp)2002 2003 2004

1. Bandengpresto

8.879.000 9.976.000 12.255.500

8.879.000 9.976.000 12.255.500

43

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

(2005), diolah

Pada tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat volume

penjualan bandeng presto yang diperoleh melalui

saluran distribusi ke swalayan pada tahun 2002

sebesar Rp.8.879.000,- pada tahun 2003 volume

penjualan bandeng presto sebesar Rp.9.976.000, dan

pada tahun 2004 volume penjualan bandeng presto

sebesar Rp.12.255.500.

c. Penjualan bandeng presto kepada konsumen

Perusahaan UD. Bandeng Presto Erika Makassar juga

melakukan penjualan bandeng presto ke konsumen yang

menjadi konsumen perusahaan. Penjualan dilakukan

oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar untuk

meningkatkan kegiatan di dalam penjualan bandeng

presto kepada konsumen.

Tingkat pendapatan yang diperoleh dari penjualan

bandeng presto ke konsumen dapat dilihat pada tabel

berikut :

44

Tabel 4.3. Volume Penjualan Bandeng presto ke

Konsumen

No. Jenis Barang Volume Penjualan (Rp)2002 2003 2004

1. Bandengpresto

5.125.000 6.995.000 7.112.500

5.125.000 6.995.000 7.112.500Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar

(2005), diolah

Pada tabel 3, menunjukkan bahwa tingkat

pendapatan penjualan bandeng presto yang diperoleh

melalui saluran distribusi ke konsumen pada tahun

2002 sebesar Rp.5.125.000,- pada tahun 2003 volume

penjualan bandeng presto sebesar Rp.6.995.000, dan

pada tahun 2004 volume penjualan bandeng presto

sebesar Rp.7.112.500

4.3. Analisis Biaya Pemasaran

Dalam melakukan kegiatan usaha UD. Bandeng

Presto Erika Makassar menggunakan biaya operasional

guna memperlancar usaha pembelian ikan bandeng dari

45

petani tambak dan melakukan proses pengolahan ikan

bandeng menjadi bandeng presto yang dipasarkan kepada

konsumen baikmelalui koperasi, swalayan mapun melalui

penjualan langsung yang dilakukan perusahaan kepada

konsumen.

Jenis biaya pemasaran yang digunakan dalam

kegiatan pemasaran produk bandeng presto pada UD.

Bandeng Presto Erika Makassar meliputi biaya yang

antara lain :

a. Biaya transportasi

b. Biaya pengepakan

c. Biaya iklan

Diantara semua jenis biaya operasional tersebut

di atas, maka untuk menganalisis efisiensi saluran

distribusi bandeng presto digunakan biaya pemasaran.

Besarnya biaya pemasaran dalam kegiatan

penyaluran dan penjualan bandeng presto dapat

dilihat pada tabel berikut :

46

Tabel 4.4. Biaya Pemasaran Dari Perusahaan KeKoperasi

TAHUN BIAYA PEMASARAN (Rp) %KenaikanTranspo

rtasiPengepakan

Iklan Jumlah

2002 1.875.150

3.125.250

1.250.100

6.250.500

-

2003 2.137.650

3.562.750

1.425.100

7.125.500

14,00

2004 2.274.600

3.791.000

1.516.400

7.582.000

6,41

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar (2005),

diolah

Pada tabel 4 di atas, menunjukkan bahwa jumlah

biaya pemasaran yang digunakan dalam kegiatan

distribusi bandeng presto ke koperasi pada tahun

2002 sebesar Rp.6.250.500,- pada tahun 2003 biaya

pemasaran mengalami peningkatan yang sebesar

47

Rp.7.125.500,- pada tahun 2004 jumlah biaya pemasaran

sebesar Rp.7.582.000,-

Sedangkan besarnya biaya pemasaran yang

digunakan perusahaan dalam menyalurkan barang pada

swalayan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5. Biaya Pemasaran perusahaan Dari PerusahaanKe Swalayan

TAHUN BIAYA PEMASARAN (Rp) %Kenaikan

Transportasi

Pengepakan

Iklan Jumlah

2002 1.930.500

3.217.500

1.287.000

6.435.000

-

2003 2.129.100

3.548.500

1.419.400

7.097.000

10,29

2004 2.641.200

4.402.000

1.760.800

8.804.000

24,05

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar (2005),

diolah

Pada tabel 5 di atas, menunjukkan bahwa jumlah biaya

pemasaran yang digunakan dalam kegiatan distribusi

bandeng presto di Swalayan pada tahun 2002 sebesar

Rp.6.435.000,- pada tahun 2003 biaya pemasaran

48

mengalami peningkatan yang sebesar Rp.7.097.000,-

pada tahun 2004 jumlah biaya pemasaran sebesar

Rp.8.804.000,-

Selain itu perusahaan juga melakukan pemasaran

langsung dengan biaya pemasaran yang digunakan dapat

disajikan tabel berikut :

Tabel 4.6. Biaya Pemasaran perusahaan

TAHUN BIAYA PEMASARAN (Rp) %KenaikanTranspo

rtasiPengepakan

Iklan Jumlah

2002 1.275.900

2.126.500

850.600 4.253.000

-

2003 1.723.800

2.873.000

1.149.200

5.746.000

35,10

2004 1.741.950

2.903.250

1.161.300

5.806.500

1,05

Sumber : UD. Bandeng Presto Erika Makassar (2005),

diolah

Pada tabel 6 di atas, menunjukkan bahwa jumlah

biaya pemasaran yang digunakan dalam penjualan

langsung hasil produksi bandeng presto pada tahun

49

2002 sebesar Rp.4.253.000,- pada tahun 2003 biaya

pemasaran mengalami peningkatan yang sebesar

Rp.5.746.000,- pada tahun 2004 jumlah biaya

pemasaran sebesar Rp.5.806.500,-

Ketiga jenis saluran distribusi pemasaran

tersebut mempunyai biaya pemasaran yang berbeda-beda

seiring dengan volume penjualan bandeng presto.

Besarnya biaya pemasaran tersebut menunjukkan

aktivitas perusahaan dalam memasarkan (menyalurkan)

bandeng presto baik melalui koperasi, swalayan maupun

secara langsung kepada konsumen yang ada di Kota

Makassar.

Dengan demikian dapat dianalisis laba bersih

yang diperoleh dari masing-masing saluran pemasaran

yang dilakukan oleh UD. Bandeng Presto Erika.

Besarnya pendapatan bersih yang diperoleh melalui

koperasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.7 . Laba Bersih Pada Penjualan pada koperasi

50

TAHUN Pendapatan(Rp)

Biaya(Rp)

LABABERSIH(Rp)

2002

2003

2004

7.545.000

8.725.000

9.480.000

6.250.500

7.125.500

7.582.000

1.294.500

1.599.500

1.898.000

Sumber : Data Primer (2005), diolah

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa

laba bersih yang diperoleh perusahaan dari hasil

penjualan bandeng presto melalui koperasi pada tahun

2002 sebesar Rp. 1.294.500, tahun 2003 sebesar

Rp.1.599.500 dan pada tahun 2004 laba yang diperoleh

sebesar Rp. 1.898.000,-

Sedangkan laba bersih yang diperoleh perusahaan

pada penjualan bandeng presto melalui swalayan dapat

dilihat pada table 8 sebagai berikut :

51

Tabel 4.8. Laba Bersih perusahaan melalui Swalayan

TAHUN Pendapatan(Rp)

Biaya(Rp)

LABABERSIH(Rp)

2002

2003

2004

8.879.000

9.976.000

12.255.500

6.435.000

7.097.000

8.804.000

2.444.000

2.879.000

3.451.500

Sumber : Data Primer (2005), diolah

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa

laba bersih yang diperoleh perusahaan melalui

penjualan pada swalayan pada tahun 2002 sebesar Rp.

2.444.000, tahun 2003 sebesar Rp. 2.879.000 dan pada

tahun 2004 laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.

3.451.500-

Penjualan bandeng presto yang dilakukan oleh

perusahaan secara langsung kepada konsumen

memperoleh laba bersih yang disajikan pada tabel

berikut :

52

Tabel 4.9. Laba Bersih dari penjualan langsung

TAHUN Pendapatan (Rp)

Biaya(Rp)

LABA BERSIH(Rp)

2002

2003

2004

5.125.000

6.995.000

7.112.500

4.253.000

5.746.000

5.806.500

872.000

1.249.000

1.306.000

Sumber : Data Primer (2005), diolah

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa

laba bersih yang diperoleh perusahaan dari hasil

penjualan bandeng presto secara langsung pada tahun

2002 sebesar Rp. 872.000, tahun 2003 sebesar Rp.

1.249.000 dan pada tahun 2004 laba bersih yang

diperoleh sebesar Rp. 1.306.000.-

4.4. Analisis Saluran Distribusi Bandeng presto

Berdasarkan perkembangan usaha penyaluran

bandeng presto yang dilakukan oleh UD. Bandeng Presto

Erika Makassar, distribusi bandeng presto dilakukan

secara langsung maupun melalui perantara. Dalam

53

kajian ini UD. Bandeng Presto Erika Makassar

menggunakan beberapa sistem distribusi yang antara

lain :

4.4.1. Distribusi Bandeng presto Melalui Koperasi

Penjualan bandeng presto melalui koperasi

dilakukan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar

dalam bentuk penyaluran bandeng presto kepada mitra

usahanya. Dalam kegiatan penjualan tersebut sistem

pembayarannya dilakukan secara tunai dan disesuaikan

dengan jumlah bandeng presto yang diterima oleh

koperasi untuk dijual, dimana banyak bandeng presto

yang dijual ke koperasi dibayarkan sesuai tunai

berdasarkan jumlah produk bandeng presto yang

disalurkan oleh UD. Bandeng Presto Erika Makassar.

Dari koperasi tersebut konsumen dapat memperoleh

bandeng presto dengan mudah untuk dikonsumsikan.

Distribusi bandeng presto melalui koperasu dapat

digambarkan sebagai berikut :

54

UD. Bandeng Presto Erika Koperasi

konsumen Jumlah bandeng presto yang

disalurkan dari UD. Bandeng Presto Erika Makassar ke

koperasi selalu ditujukan untuk memenuhi permintaan

konsumen yang berada di sekitar koperasi. Penyaluran

bandeng presto ke koperasi dilakukan berdasarkan

kebutuhan koperasi dalam memasarkan bandeng presto

kepada konsumen.

4.4.2. Distribusi Bandeng presto ke Swalayan

Distribusi bandeng presto ke Swalayan merupakan

perkembangan pelayanan penjualan bandeng presto

kepada mitra usaha bandeng presto. Dalam kajian ini

pengusaha swalayan membeli bandeng presto dengan

bentuk kerja sama dagang artinya Swalayan membantu

UD. Bandeng Presto Erika Makassar untuk menjual

bandeng presto ditempat usahanya. Untuk memperoleh

keuntungan penjualan bandeng presto pada Swalayan

harus menunggu sampai bandeng presto yang dipasokan

tersebut terjual untuk kemudian harga bandeng presto

55

tersebut dapat diterima oleh UD. Bandeng Presto

Erika. Bentuk penjualan ini yang mempengaruhi

pendapatan usaha UD. Bandeng Presto Erika Makassar.

Bentuk saluran distribusi yang digunakan dalam

kegiatan pemasaran bandeng presto melalui swalayan

dapat digambarkan sebagai berikut :

UD. Bandeng Presto Erika Swalayan

konsumen

4.4.3. Distribusi Bandeng presto langsung ke

konsumen

Distribusi bandeng presto langsung ke konsumen

merupakan bentuk pelayanan penjualan bandeng presto

kepada konsumen yang membeli bandeng presto pada

perusahaan.. Dalam kajian ini perusahaan menjual

bandeng presto dilakukan ditempat usahanya dengan

tujuan untuk memperoleh keuntungan penjualan bandeng

presto pada perusahaan dan sekaligus untuk memenuhi

permintaan masyarakat di sekitar lingkungan

perusahaan..

56

4.5. Analisis Efisiensi Saluran Distribusi Pemasaran

Bandeng presto Pada UD. Bandeng Presto Erika

Makassar.

Usaha distribusi bandeng presto yang dilakukan

UD. Bandeng Presto Erika tidak selama berjalan

dengan baik dan mulus, sehingga memerlukan analisis

yang akurat untuk mengkaji lebih dalam tentang

saluran distribusi yang lebih efisien.

Untuk menganalisis saluran distribusi, maka

dapat digunakan analisis efisiensi pemasaran dengan

formula sebagai berikut :

OutputEfisiensi = x 100 % (T. A. Rain,

1981) Input

Keterangan

output = Laba bersih yang diperoleh dari saluran

distribusi

Input = Biaya pemasaran yang dikeluarkan untuk

setiap saluran distribusi.

57

Untuk mengetahui tingkat efisiensi dari setiap

saluran distribusi yang digunakan, maka terlebih

dahulu dilakukan perhitungan untuk mengetahui

besarnya output dan input dari saluran distribusi

bandeng presto. Output diperoleh merupakan laba

bersih dari setiap saluran distribusi sedangkan input

merupakan biaya pemasaran yang digunakan untuk

melakukan kegiatan saluran distribusi.

Adapun besarnya laba bersih yang digunakan

sebagai output untuk saluran distribusi bandeng

presto dari UD. Bandeng Presto Erika Makassar ke

koperasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Efisiensi saluran

distribusi ke koperasi

Uraian 2002 2003 2004

Output (Rp)

Input (Rp)

1.294.500

6.250.500

1.599.500

7.125.500

1.898.000

7.582.000

58

Efisiensi(%)

20,71 22,45 25,03

Sumber : Data primer, diolah

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan ke koperasi

pada tahun 2002 dapat menghemat biaya pemasaran

sebesar 20,71 persen, pada tahun 2003 perusahaan

dapat menghemat biaya pemasaran sebesar 22,45

persen, sedangkan pada tahun 2004 perusahaan dapat

menghemat biaya sebesar 25,03 persen.

Selain itu efisiensi saluran pemasaran dari

perusahaan ke Swalayan dihitung dan disajikan pada

tabel berikut :

59

Tabel 4.11. Perhitungan Efisiensi saluran distribusi

ke Swalayan

Uraian 2002 2003 2004

Output (Rp)

Input (Rp)

2.444.000

6.435.000

2.879.000

7.097.000

3.451.500

8.804.000

Efisiensi(%)

37,98 40,57 39,20

Sumber : Data primer, diolah

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan ke swalayan

pada tahun 2002 dapat menghemat biaya pemasaran

sebesar 37,98 persen, pada tahun 2003 perusahaan

dapat menghemat biaya pemasaran sebesar 40,57

persen, sedangkan pada tahun 2004 perusahaan dapat

menghemat biaya sebesar 39,20 persen.

Selain itu efisiensi saluran pemasaran dari

perusahaan langsung dihitung dan disajikan pada tabel

berikut :

Tabel 4.12 Saluran distribusi Langsung

60

Uraian 2002 2003 2004

Output (Rp)

Input (Rp)

872.000

4.253.000

1.249.000

5.746.000

1.306.000

5.806.500

Efisiensi(%)

20,50 21,74 22,49

Sumber : Data primer, diolah

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa

efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan ke langsung

pada tahun 2002 dapat menghemat biaya pemasaran

sebesar 20,50 persen, pada tahun 2003 perusahaan

dapat menghemat biaya pemasaran sebesar 21,74 persen,

sedangkan pada tahun 2004 perusahaan dapat menghemat

biaya sebesar 22,49 persen.

Selain swalayan dan koperasi, terdapat juga

kegiatan pemasaran langsung yang efisiensinya

diperoleh dalam 3 tahun yang dapat dijelaskan bahwa

pada tahun 2002 efisiensi pemasaran yang diperoleh

sebesar 20,50 % dari pemasaran bandeng presto yang

61

dilakukan secara langsung. Pada tahun 2003, efisiensi

pemasaran sebesar 21,74% dan pada tahun 2004,

efisiensi pemasaran sebesar 22,49.

Dengan perkataan lain dapat dijealskan bahwa

pada tahun 2002 saluran distribusi melalui swalayan

memberikan efisiensi pemasaran sebesar 37,98 % yang

berarti pemasaran melalui swalayan dapat menghemat

biaya pemasaran sebesar 37,98%, saluran distribusi

melalui koperasi dapat menghemat biaya pemasaran

sebesar 20,71 %, dan pemasaran langsung dapat

menghemat biaya sebesar 20,50 % Pada tahun 2003

saluran distribusi melalui swalayan dapat menghemat

biaya sebesar 40,57 %, pemasaran melalui koperasi

dapat menghemat biaya sebesar 22,45 % dan pemasaran

langsung dapat menghemat biaya sebesar 21,74 %.

Pada tahun 2004 saluran distribusi yang

digunakan dalam memasarkan bandeng presto melalui

swalayan dapat menghemat biaya pemasaran sebesar

39,20 %, pemasaran bandeng presto melalui koperasi

62

dapat menghemat biaya sebesar 25,03% dan pemasaran

langsung dapat menghemat biaya sebesar 22,49 %

Dengan demikain diperoleh bahwa saluran

distribusi yang paling efisiensi adalah saluran

distribusi ke swalayan, kemudian distribusi melalui

koperasi dan distribusi langsung yang dilakukan

terhadap konsumen yang dapat membeli bandeng presto

langsung di perusahaan.

63

BAB V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan yang dikemukakan dalam

penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian diperoleh bahwa kegiatan

pemasaran perusahaan melalui swalayan yang lebih

efisien dibandingkan dengan pemasaran melalui

koperasi dan pemasaran langsung, karena swalayan

membeli barang dalam jumlah yang besar dan

kemudian dipasarkan ke konsumen. Sedangkan

64

koperasi hanya menjual berdasarkan kemampuan

koperasi begitupula dengan kegiatan penjualan

langsung pada perusahaan.

2. Hasil analisis diperoleh bahwa pada tahun 2002

pemasaran bandeng presto dengan menggunakan

saluran distribusi melalui swalayan dapat

menghemat biaya sebesar 37,98 %, melalui koperasi

20,71% dan pemasaran langung dapat menghemat biaya

sebesar 20,50%. Tahun 2003 pemasaran bandeng

presto dengan menggunakan saluran distribusi

melalui swalayan dapat menghemat biaya sebesar

40,57 %, melalui koperasi 22,45% dan pemasaran

langung dapat menghemat biaya sebesar 21,74% dan

pada tahun 2004 pemasaran bandeng presto dengan

menggunakan saluran distribusi melalui swalayan

dapat menghemat biaya sebesar 39,20 %, melalui

koperasi 25,03% dan pemasaran langung dapat

menghemat biaya sebesar 22,49%.

5.2. Saran

65

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat

disarankan sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kegiatan pemasaran, maka

perusahaan harus melakukan kegiatan penjualan

bandeng presto dengan menggunakan saluran

distribusi yang lebih efisien dan menjangkau

seluruh pasar konsumen yang ada di Kota Makassar.

2. Untuk meningkatkan pendapatan usaha, maka

perusahaan harus meningkatkan kinerja pemasaran

bandeng presto dengan memanfaatkan saluran

distribusi yang ada pada perusahaan guna

kelancaran kegiatan penjualan barang dari

perusahaan ke konsumen melalui pedagang perantara.

66

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha, DH dan Ibnu Sukotjo, 1997, Pengantar BisnisModern, Edisi Ke-3 Cetakan Ke V Liberty Yogyakarta.

Catur Rismiati dan Bondan Suratno, 2001 Pemasaran Barangdan Jasa, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Fadly Syahruddin, 2003, Analisis Saluran Distribusi Biskuit Pada PT.Roda Mas Kendari, Skripsi, Unhalu

Fredy Rangkuti, 1999, Manajemen Pemasaran, Salemba Empat,Jakarta.

Gregorius Chandra, 2001 Pemasaran Global, Penerbit Andi,Yogyakarta.

Irawan dan Wijaya, 1996, Prinsip-Prinisp Pemasaran, Edisi ICetakan I, BPFE-Yogyakarta.

Irfah Umar, S. 2005, Analisis Saluran Distribusi Obat Paten JenisOTC pada PT. Kimia Farma Trading dan Distribution CabangKendari, Skripsi Unhalu.

Nitisemito, S.A. 1991, Marketing, Cetakan ke VII PenerbitGhalia Indonesia, Jakarta.

67

Philip Kotler, 1993 Manajemen Pemasaran, Jilid I Edisi VI,Penerbit Erlangga, Surabaya.

----------------, 1997 Manajemen Pemasaran, Jilid I,Penerbit PT. Perhalindo Jakarta.

----------------, 1997 Manajemen Pemasaran, Jilid 2,Penerbit PT. Perhalindo Jakarta.

Sofyan Assauri, 1999, Manajemen Pemasaran, Rajawali Press,jakarta.

Surachman, 1991, Intisari Manajemen pemasaran, Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, Bandung.

T.A. Rain, 1981, Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Mutu, SuatuBunga Serampai, The Liang Gie, Bacaan Gajah MadaUnivesitas Press, Yogyakarta.

Willian J. Stanton, 1988, Fundamental Of Marketing, SevenEdition, MC, Grand Hall, New York.

68