Dissolved Oxygen (DO)
Transcript of Dissolved Oxygen (DO)
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan diadakannya praktikum diatas
adalah untuk mengetahui analisis oksigen terlarut
dengan mengunakan azas winkler.
B. LANDASAN TEORI
1. DO (DISSOLVED OXYGEN)
DO atau kadar oksigen terlarut menyatakan
kandungan oksigen di dalam air. Kemampuan air
dalam melarutkan oksigen sangat tergantung pada
suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian
air.
Dilihat dari jumlahnya, oksigen terlarut
adalah satu jenis gas terlarut dalam air pada
urutan kedua setelah Nitrogen. Namun jika
dilihat kepentingannya bagi kehidupan ikan dan
udang, Oksigen menempati urutan paling atas.
Oksigen yang sangat diperlukan udang untuk
pernafasannya harus dalam bentuk terlarut dalam
air, karena udang tidak dapat memanfaatkan
Oksigen langsung dari udara.
Sumber utama Oksigen dalam perairan adalah
hasil difusi dari udara, terbawa melalui
presipitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis
fitoplankton. Sebaliknya, kandungan Oksigen
terlarut dalam air dapat berkurang karena
dimanfaatkan oleh aktivitas respirasi dan
perombakan bahan organik. Kekurangan Oksigen
dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi
karena stratifikasi salinitas yang dapat
terjadi setelah hujan lebat.
Besarnya kandungan Oksigen terlarut dalam
air dapat dinyatakan dengan konsentrasi absolut
(ppm) ataupun dengan konsentrasi relatifnya
(persenjenuh). Konsentrasi jenuh adalah
kandungan Oksigen terlamt dalam air pada saat
fase air dan udara dalam keadaan seimbang.
Nilai optimal kandungan Oksigen bagi kehidupan
udang > 5 ppm sekitar 100 % jenuh.
Pada konsentrasi yang cukup besar, terjadi
perbedaan tekanan parsial yang memungkinkan
penetrasi oksigen ke pembuluh darah melalui
lamela-lamela insang dan kemudian diikat dan
dimanfaatkan oleh haemocyanin dalam pembuluh
darah udang. Pada konsentrasi yang terlalu
rendah, tekanan parsialnya tidak mampu untuk
memungkinkan penetrasi oksigen, sehingga udang
dapat mati lemas karena kesulitan bernafas.
Gejalanya terlihat dengan berenangnya udang
secara tidak beraturan di permukaan air.
Konsentrasi yang berlebihan pun dapat
mengakibatkan kematian dengan terjadinya emboli
dalam pembuluh darah akibat terlalu banyaknya
gelembung udara (gas bubble disease).
Konsentrasi lewat jenuh dapat terjadi pada
tambak-tambak yang terlalu subur dan
fitoplankton tumbuh terlalu padat. Keadaan ini
dapat terjadi setelah tengah hari, yaitu
melalui aktivitas fotosintesis fitoplankton
banyak menghasilkan Oksigen dengan reaksi
sebagai berikut :
Khlorophil
6 CO2 + 6H2 O ——————> C6H12O6 + 6O2
Ultra violet
(cahaya matahari)
Difusi Oksigen hanya terjadi dengan cepat
pada lapisan permukaan air, sedangkan pada
lapisan di bawahnya, justru di tempat hidup
udang, difusi berjalan sangat lambat. Untuk
membantu distribusi Oksigen ke lapisan bawah,
diperlukan alat aerasi yang dapat berupa
blower, kincir air (paddle wheel), aire O-two ataupun
lainnya. Fungsi alat-alat aerasi tersebut
selain dapat mempercepat difusi Oksigen dan
distribusinya ke lapisan bawah, dapat juga
membantu melepaskan Oksigen ke atmosfir pada
keadaan yang lewat jenuh.
Oksigen
Oksigen merupakan unsur gas dengan symbol O.
Gas ini tidak berwarna dan tidak mempunyai
rasa. Di dalam tubuh, oksigen diedarkan ke
seluruh tubuh oleh darah. Oksigen diperlukan
oleh sel untuk mengubah glukosa menjadi energi.
Selanjutnya energi inilah yang digunakan untuk
melakukan berbagai aktivitas seperti aktifitas
fisik, penyerapan makanan, membangun kekebalan
tubuh, pemulihan kondisi tubuh dan penghancuran
bebarapa racun sisa metabolisme.Kekurangan
oksigen menyebabkan metabolisme tidak
berlangsung sempurna. Akibatnya tubuh terasa
lelah, pegal-pegal, mengantuk, kekabalan tubuh
menurun sehingga mudah terserang penyakit.
Air
Air merupakan komponen yang sangat berlimpah
di alam dan meliputi tiga per empat permukaan
bumi. Berbagai manfaat penting air di dalam
tubuh adalah :
1. Air merupakan pelarut optimum untuk
mengedarkan berbagai substansi di dalam
tubuh
2. Membantu tubuh menyerap berbagai komponen
yang penting
3. Meningkatkan fungsi ginjal dan pembuangan
urin
4. Meningkatkan stimulasi dan mengatur
kekebalan tubuh yang berlokasi di usus
5. Meningkatkan metabolisme
6. Mengoptimalkan fungsi aliran darah
7. Membuang racun dan garam dari dalam tubuh
Air yang murni sangat sempurna untuk proses
detoksifikasi dan membantu membersihkan semua
sel, organ dan cairan tubuh karena dapat
membawa berbagai substansi berbahaya keluar
dari tubuh kita. Air yang murni merupakan
pelindung alami dari berbagai infeksi seperti
influenza, pneumonia, campak dan penyakit
infeksi lainnya. Sebaliknya jika tubuh
kekurangan air, sel akan menjadi kering, kisut
sehingga mudah terkena infeksi.
AirOx
Oksigen dapat larut dalam air. Molekul-
molekul oksigen menempati ruang di antara
molekul air. Kandungan oksigen di dalam air
dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu,
tekanan dan jumlah zat yang terlarut di dalam
air.
1. Semakin rendah suhu air, kandungan oksigen
yang terkandung semakin besar. Itulah
sebabnya kita merasa lebih segar jika minum
air dingin.
2. Tekanan yang besar dapat memaksa lebih banyak
molekul oksigen masuk ke dalam ruang di
antara molekul air.
3. Kemurnian air juga mempengaruhi kelarutan
oksigen. Air yang murni memungkinkan oksigen
terlarut lebih banyak.
Umumnya air mengandung 4-6 ppm oksigen, air
pegunungan dapat mengandung sampai 8 ppm
oksigen. Dengan kemajuan teknologi Jerman
sekarang ini memungkinkan untuk meningkatkan
kandungan oksigen di air sampai dengan 80 ppm.
Pada kondisi normal, oksigen yang kita
hirup dari udara diserap oleh alveoli paru-
paru. Namun pada keadaan hipoksia (kekurangan
oksigen), tubuh manusia berkemampuan menangkap
oksigen dari pencernaan secara difusi. Hal ini
dikemukakan oleh Prof. Dr. Pakdaman M.D. yang
mengadakan penelitian untuk mengetahui pengaruh
mengkonsumsi air beroksigen tinggi di dalam
darah.
Beliau memgemukakan bahwa tekanan parsial
oksigen di dalam darah (pO2) merupakan
parameter yang penting yang menentukan
kandungan oksigen di dalam darah. Penelitiannya
menunjukkan adanya peningkatan tekanan parsial
oksigen di dalam darah setelah minum air minum
beroksigen tinggi.
a. Definisi Oksigen Terlarut (OT)
Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk
pernapasan, proses metabolisme atau
pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan
untuk oksidasi bahan-bahan organik dan
anorganik dalam proses aerobik. Sumber
utama oksigen dalam suatu perairan berasal
sari suatu proses difusi dari udara bebas
dan hasil fotosintesis organisme yang hidup
dalam perairan tersebut (SALMIN, 2000).
Kecepatan difusi oksigen dari udara,
tergantung sari beberapa faktor, seperti
kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan
massa air dan udara seperti arus, gelombang
dan pasang surut. ODUM (1971) menyatakan
bahwa kadar oksigen dalam air laut akan
bertambah dengan semakin rendahnya suhu dan
berkurang dengan semakin tingginya
salinitas.
Pada lapisan permukaan, kadar oksigen
akan lebih tinggi, karena adanya proses
difusi antara air dengan udara bebas serta
adanya proses fotosintesis. Dengan
bertambahnya kedalaman akan terjadi
penurunan kadar oksigen terlarut, karena
proses fotosintesis semakin berkurang dan
kadar oksigen yang ada banyak digunakan
untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan
organik dan anorganik Keperluan organisme
terhadap oksigen relatif bervariasi
tergantung pada jenis, stadium dan
aktifitasnya. Kebutuhan oksigen untuk ikan
dalam keadaan diam relatif lebih sedikit
apabila dibandingkan dengan ikan pada saat
bergerak atau memijah.
Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat
menggunakan oksigen dari udara bebas,
memiliki daya tahan yang lebih terhadap
perairan yang kekurangan oksigen terlarut
(WARDOYO, 1978). Kandungan oksigen terlarut
(DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
nornal dan tidak tercemar oleh senyawa
beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut
minimum ini sudah cukup mendukung kehidupan
organisme (SWINGLE, 1968). Idealnya,
kandungan oksigen terlarut tidak boleh
kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam
dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan
bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5
ppm untuk kepentingan wisata bahari dan
biota laut (ANONIMOUS, 2004).
Oksigen memegang peranan penting sebagai
indikator kualitas perairan, karena oksigen
terlarut berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik. Selain
itu, oksigen juga menentukan khan biologis
yang dilakukan oleh organisme aerobik atau
anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan
oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan
organik dan anorganik dengan hasil akhirnya
adalah nutrien yang pada akhirnya dapat
memberikan kesuburan perairan. Dalam
kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan
akan 23 mereduksi senyawa-senyawa kimia
menjadi lebih sederhana dalam bentuk
nutrien dan gas.
Karena proses oksidasi dan reduksi
inilah maka peranan oksigen terlarut sangat
penting untuk membantu mengurangi beban
pencemaran pada perairan secara alami
maupun secara perlakuan aerobik yang
ditujukan untuk memurnikan air buangan
industri dan rumah tangga. Sebagaimana
diketahui bahwa oksigen berperan sebagai
pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia
beracun menjadi senyawa lain yang lebih
sederhana dan tidak beracun. Disamping itu,
oksigen juga sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme
tertentu, seperti mikroorganisme, sangat
berperan dalam menguraikan senyawa kimia
beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih
sederhana dan tidak beracun. Karena
peranannya yang penting ini, air buangan
industri dan limbah sebelum dibuang ke
lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya
kadar oksigennya.
b. Standard Mutu Oksigen Terlarut Dalam Air
Kebutuhan Oksigen Untuk Mengurai
Polutan.ntrasi kebutuhan oksigen untuk
menguraikan polutan ditunjukkan dengan
nilai BOD dan COD, semakin tinggi nilai
BOD dan COD suatu badan air maka
kebutuhan oksigen terlarut semakin besar
bahkan mengambil jatah yang seharusnya
dimanfaatkan oleh makluk hidup air.
Tingginya nilai BOD dan COD juga
menunjukkan rendahnya kualitas perairan
dalam mendukung kehidupan lingkungannya.
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan
dasar untuk kehidupan tanaman,hewan,dan
perairan. Kehidupan makhluk hidup dalam
air tersebut tergantung dari kemampuan
air untuk mempertahankan konsentrasi
oksigen minimal unttuk kebutuhan
hidupnya.
Ikan merupakan makhluk air
memerlukan oksigen tertinggi,sedangkan
terkecil ialah bakteri. Biota air hangat
memerlukan oksigen terlarut minimal 5
ppm. Sedangkan boita air dingin
memerlukan oksigen mendeekati jenuh.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam
keadaan jenuh bervariasi,tergantung dari
suhu dan tekanan atm. Pada suhu 200 C
tekanan 1 atm konsentrasi oksigen
telarut dalam keadaan jenuh adlah 9,2
ppm.
Hubungan antara suhu dengan konsentrasi
oksigen terlarut max pada tekanan 1
atm,sebagai berikut :
Tabel 1.1.Hubungan antara Suhu dan
Oksigen Terlarut
Suhu Oksogen
(T) Terlarut(OT)
00 C 14,6 ppm100 C 11,3 ppm120 C 10,8 ppm140 C 10,4 ppm160 C 10 ppm180 C 9,5 ppm200 C 9,2 ppm220 C 8,8 ppm240 C 8,5 ppm260 C 8,2 ppm280 C 8,0 ppm300 C 7,6 ppm400 C 6,6 ppm500 C 5,6 ppm
Tabel 1.2. Persyaratan Produk Air Minum
Standard Nasional Dan Internasional
PARAMETER NATIONAL /INDONESIA FDA Codex
PRODUK SNI 01-3553-1996
Part 165(4-1-1997 Ed)
Codex STAN 108-1981
Nitrat (NO3) Maks 45 mg/I Maks 10 mg/I Maks 45 mg/I
Nitrit (NO2) Maks 0.005 mg/I Maks 1 mg/I
Maks 0.005 mg/I
Amonium (NH Maks 0.1 - -
4) mg/I
Sulfat (SO4) Maks 200 mg/I Maks 250 mg/I -
Klorida (CL) Maks 250 mg/I Maks 250 mg/I -
Florida (F) Maks 1 mg/I Maks 1 mg/I Maks 2mg/I
Sianida (CN) Maks 0.05 mg/I Maks 0.2 mg/I -
Besi (FE) Maks 0.3 mg/I Maks 0.3 mg/I -
Mangan (MN) Maks 0.05 mg/I Maks 0.05 mg/I Maks 2.0
mg/I
Klor bebas Maks 0,1 mg/I - -
Zinc - Maks 5.0 mg/I Maks 5.0mg/I
Phenols - Maks 0.001 mg/I -Total trihalomethan - Maks 0.10 mg/I -
Endrin - Maks 0.0002 mg/I -
Logam Berat :
Timbal (PB) Maks 0.05 mg/I Maks 0.005 mg/I Maks 0.05mg/I
Tembaga (CU) Maks 0.5 mg/I Maks 1.0 mg/I Maks 1
mg/I
Cadmium (Cd) Maks 0.01 mg/I Maks 0.005 mg/I
Maks 0.01 mg/I
Raksa (Hg) Maks 0.001 mg/I Maks 0.002 mg/I
Maks 0.001 mg/I
Cemaran Arsen(AS)
Maks 0.05 mg/I Maks 0.05 mg/I
Maks 0.05 mg/I
Mikrobiologi
Tabel 1.2. Persyaratan Produk Air Minum
Standard Nasional Dan Internasional
(Lanjutan)
(Lanjuta
Konsentrasi oksigen terlarut terlalu
rendah akan mengakibatkan ikan dan
binatang air lainnya akan mati.
Sebaliknya,konsentrasi OT terlalu tinngi
maka air tersebut cenderung bersifat
korosif karena kandungan O2 akan
Angka lempengtotal awal Maks
Angka lempengtotal akhir -
Bakteri bentuk coli < 2 APM/100 ml <_ 2
APM/mlC. perfringens Negatif/100ml
Salmonela Negatif/100mlPseudomonas - 0aerugnosa -Grop D Streptococi - 0
mengikat hidrogen yang melapisi lapisan
permukaan logam.
Penyebab utama kurangnya DO
diperairan adalah adanya bahan – bahan
buangan atau zat organik/anorganik yang
mengkonsumsi oksigen dalam reaksi auto
katalis yang terjadi secara alami.
Bahan–bahan buangan yang memerlukan
oksigen terutama yang terdiri dari
bahan–bahan organik maupun anorganik.
Polutan semacam ini sumbernya adlah dari
kegiatan – kegiatan manusia, hewan,
industri.
2. METODE ANALISIS OKSIGEN TERLARUT
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau
ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
b. Metoda elektrokimia
a. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Metoda titrasi dengan cara WINKLER
secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut.
Prinsipnya dengan menggunakan titrasi
iodometri. Sampel yang akan dianalisis
terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2
den NaOH - KI, sehingga akan terjadi
endapan MnO2. Dengan menambahkan H2SO4 atan
HCl maka endapan yang terjadi akan larut
kembali dan juga akan membebaskan molekul
Iodium (I2) yang ekivalen dengan oksigen
terlarut. Iodium yang dibebaskan ini
selanjutnya dititrasi dengan larutan
standar natrium tiosulfat (Na2S203) dan
menggunakan indikator larutan amilum
(kanji).
Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
MnCI2 + NaOH Mn(OH)2 + 2 NaCI
2 Mn(OH) 2 + O2 MnO2 + 2 H20
MnO2 + 2 KI + 2 H2O Mn(OH) 2 + I2 + 2 KOH
I2 + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2 NaI
b. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan
metoda elektrokimia adalah cara langsung
untuk menentukan oksigen terlarut dengan
alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah
menggunakan probe oksigen yang terdiri dari
katoda dan anoda yang direndam dalarn
larutan elektrolit.
Pada alat DO meter, probe ini biasanya
menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda
timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda
ini dilapisi dengan membran plastik yang
bersifat semi permeable terhadap oksigen.
Aliran reaksi yang terjadi tersebut
tergantung dari aliran oksigen pada katoda.
Difusi oksigen dari sampel ke elektroda
berbanding lurus terhadap konsentrasi
oksigen terlarut. Penentuan oksigen
terlarut (DO) dengan cara titrasi
berdasarkan metoda WINKLER lebih analitis
apabila dibandingkan dengan cara alat DO
meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam
titrasi iodometri ialah penentuan titik
akhir titrasinya, standarisasi larutan
tiosulfat dan pembuatan larutan standar
kaliumbikromat yang tepat.Dengan mengikuti
prosedur penimbangan kaliumbikromat dan
standarisasi tiosulfat secara analitis,
akan diperoleh hasil penentuan oksigen
terlarut yang lebih akurat. Sedangkan
penentuan oksigen terlarut dengan H+ 24
cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan
salinitas sampel yang akan diperiksa.
Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital
terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut
dengan cara DO meter. Disamping itu,
sebagaimana lazimnya alat yang digital,
peranan kalibrasi alat sangat menentukan
akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, penentuan oksigen
terlarut dengan cara titrasi lebih
dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat. Alat DO meter masih
dianjurkan jika sifat penentuannya hanya
bersifat kisaran.
Dengan melakukan metode analisa maka dapat
diperoleh :
1. Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua
jasad hidupuntuk pernapasan dan proses
metabolisme. Dalam perairan oksigen berperan
dalam proses oksidasi dan reduksi bahan
kimia menjadi
senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrien
yang sangat dibutuhkan organisme perairan.
Sumber utama oksigen diperairan berasal dari
proses difusi udara bebas dan hasil proses
fotosintesis.
2. Untuk mengetahui kualitas suatu perairan,
parameter oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan
oksigen biokimia (BOD) memegang peranan
penting. Prinsip penentuannya bisa dilakukan
dengan cara 26 titrasi iodometri atau
langsung dengan alat DO meter.
3. Suatu perairan yang tingkat
pencemarannya rendah dan bisa dikatagorikan
sebagai perairan yang baik, maka kadar
oksigen terlarutnya (DO) > 5 ppm dan kadar
oksigen biokimianya (BOD) berkisar 0 - 10
ppm.
3. CONTOH PERMASALAHAN ATAU KASUS TENTANG OKSIGEN
TERLARUT
a. Alat Dan Metoda
Alat yang digunakan dalam praktikum ini
antara lain: bak plastik, aerasi, buret,
statif, gelas ukur, erlenmeyer, pipet
tetes, botol sampel dan aerator. 3.1.2
Bahan Bahan yang digunakan dalam praktrikum
ini antara lain: EM4, starbio, MnSO4, KOH-
KI, amilum, Na2S2O3, H2SO4, air kolam, dan
air limbah.
b. Metode /Cara Kerja
Bak plastik diisi air sebanyak 10 liter
yang terdiri dari 8 liter air kolam dan 2
liter air limbah. Persiapan dilakukan 2-3
hari sebelum praktikum. Kemudian diukur
kandungan oksigen terlarut dan BOD5 pada
awal (0 hari) yaitu sebelum perlakuan, dan
7 hari setelah perlakuan. Perlakuan yang
diberikan adalah pemberian starbio dengan
aerasi, starbio dengan non aerasi, EM4
dengan aerasi, EM4 dengan non aerasi,
aerasi saja dan non aerasi.
Pengukuran Oksigen Terlarut Air sempel
diambil dengan botol Winkler secara hati-
hati agar tidak ada gelembung air yang
masuk ke dalam botol. Kemudian menambahkan
1 ml larutan MnSO4 dan 1 ml larutan KOH-KI
ke dalam botol winkler yang berisi 250 ml
air sampel. Kemudian botol ditutup dan
dihomogenkan sampai terjadi endapan
berwarna coklat kemudian didiamkan sampai
mengendap. Kemudian menambahkan H2SO4 pekat
sebanyak 1 ml kemudian botol ditutup lalu
dihomogenkan sampai semua 6 endapan menjadi
larut dan berwarna coklat kekuningan.
Kemudian mengambil sebanyak 100 ml dengan
gelas ukur dan dimasukkan ke dalam labu
erlemeyer, lalu ditambahkan indikator
amilum sebamyak 5 tetes dan dititrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,025 N sampi warna
larutan menjadi bening.
Pengukuran BOD5 diukur dengan
menggunakan metode winkler Menyiapkan 4
buah botol sample BOD, 2 buah botol untuk
masingmasing sample dan blanko. Untuk 2
botol pertama langsung diukur oksigen
terlarutnya sebagai t = 0, sedang 2 botol
lainnya diinkubasi selama 5 hari pada suhu
200C baru diukur oksigen terlarutnya
sebagai t = 5.
Rumus perhitungan : (A0 – A5) – (S0 –
S5) T BOD5 = P
keterangan :
A0 = oksigen terlarut sampel pada nol
hari
A5 = oksigen terlarut sampel pada lima
hari
S0 = oksigen terlarut blanko pada nol
hari mg/L
S5 = oksigen terlarut blanko pada lima
hari
T = derajat pengenceran
P = persen perbandingan antara A0 : S0
Perubahan nilai oksigen terlarut
berdasarkan tingkat pengenceran dengan
perlakuan non aerasi menunjukkan bahwa
semakin rendah konsentrasi air, maka
cenderung tinggi nilai oksigen terlarutnya.
Pengenceran akan mempengaruhi kandungan
oksigen terlarut. Sistem aerasi menyebabkan
perubahan kandungan nilai oksigen yang
cukup besar karena gelembung aerasi
menghasilkan gelembung oksigen. Oleh karena
itu, limbah cair yang diberi perlakuan
aerasi mempunyai kandungan oksigen terlarut
dan BOD lebih besar dibandingkan dengan
limbah cair yang tidak diberi aerasi.
BAB II
ALAT & BAHAN
A. AlatAdapun alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
1. Botol Winkler
2. Pipet tetes
3. Buret dan Statif
4. Gelas ukur
5. Pengaduk
6. Beaker glass
B. Bahan
Adapun bahan yang diperlukan dalam praktikum ini
adalah:
1. Larutan MnSO4
2. Sample (Aqua dan Indodes)
3. H2SO4 (p)
4. Larutan Tio 0,025 N
5. Alkali Azida
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “AQUA”
Berikut ini prosedur kerja yang dilakukan
dalam penentuan oksigen terlarut pada sample
AQUA :
1. Dimasukkan sampel AQUA ke dalam botol winkler,
isi hingga penuh lalu tutup botol winkler
tersebut.
2. Dibuka botol winkler, lalu tambahkan 2 ml MnSO4
dan 4 ml Alkali Azida, kemudian aduk hingga
homogen, diamkan selama 4 menit.
3. Dibuang cairan jernih di atasnya (25ml)
4. Ditambahkan 2 ml H2SO4, dan aduk.
5. Lalu dititrasi dengan Tio 0,025 N, dengan
menggunakan larutan amylum sebagai indikator ±
2ml.
B. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “INDODES”
Berikut ini prosedur kerja yang dilakukan
dalam penentuan oksigen terlarut pada sample
AQUA :
1. Dimasukkan sampel INDODES ke dalam botol
winkler, isi hingga penuh lalu tutup botol
winkler tersebut.
2. Dibuka botol winkler, lalu tambahkan 2 ml MnSO4
dan 4 ml Alkali Azida, kemudian aduk hingga
homogen, diamkan selama 15 menit.
3. Dibuang cairan jernih di atasnya (25ml)
4. Ditambahkan 2 ml H2SO4, dan aduk.
5. Lalu dititrasi dengan Tio 0,025 N, dengan
menggunakan larutan amylum sebagai indikator ±
2ml.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
A. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “AQUA”
Sampel :Aqua
Vol. Sampel :110,3 ml
Vol. MnSO4 : 2 ml
Vol. Alkali Azida :4 ml
Waktu didiamkan :4 menit
Vol. sampel yang dibuang : 25 ml
Vol. H2SO4(p) :2 ml
Indikator Amylum :± 2 ml
N Tio :0,025 N
Vol. Titrasi :4,6 ml
Pengamatan Perubahan Warna:
Larutan Bening + MnSO4 Larutan
Bening
Larutan Bening + Alkali Azida
Larutan Kuning Kecoklatan
didiamkan
Larutan Kuning Kecoklatan 4 menit
Terbentuk Endapan Coklat
Endapan Coklat + H2SO4(p) Larutan
Orange
titrasi
Larutan Orange Na2S2O3 Larutan Kuning
Larutan Kuning + Indikator Amylum
Larutan Biru Kehitaman
titra
si
Larutan Biru Kehitaman Na2S2O3 Larutan Biru
Muda
B. PENENTUAN OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “INDODES”
Sampel :Indodes
Vol.Sampel :96,2 ml
Vol. MnSO4 :2 ml
Vol. Alkali Azida :4 ml
Waktu didiamkan :15 menit
Vol. sampel yang dibuang : 25 ml
Vol. H2SO4(p) :2 ml
Indikator Amylum :± 2 ml
N Tio :0,025 N
Vol. Titrasi :4,25 ml
Pengamatan Perubahan Warna:
Larutan Bening + MnSO4 Larutan
Jernih
Larutan Jernih + Alkali Azida
Larutan Kuning
didiamkan
Larutan Kuning Kecoklatan 15 menit
Larutan Jernih + Terbentuk
Endapan Coklat
Larutan Jernih + Endapan CoklatEndapan + H2SO4(p)
Larutan
Orange
titrasi
Larutan Orange Na2S2O3 Larutan Kuning
Larutan Kuning + Indikator Amylum
Larutan Biru Kehitaman
titra
si
Larutan Biru Kehitaman Na2S2O3 Larutan Biru
Muda
BAB V
PENGOLAHAN DATA
A. OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “AQUA”
Diketahui : Volume sampel (volume botol
winkler) = 110,3 ml
Volume Tio = 4,6 ml
N. Tio = 0,025 N
Ditanya : DO =...?
Penyelesaian :
B. OKSIGEN TERLARUT PADA SAMPEL “INDODES”
Diketahui : Volume sampel (volume botol
winkler) = 96,2 ml
Volume Tio = 4,25 ml
N. Tio = 0,025 N
Ditanya : DO =...?
Penyelesaian :
BAB VI oksigen
REAKSI
2H2O + MnSO4 Mn(OH)2 +
H2SO4
2Mn(OH)2 + O2 2MnO2 +
2H2O
MnO2 + 2 KI + 2NaN3 MnO2 +
2KI + 2NaN3
MnO2 + 2 KI + NaN3 + 2H2SO4
MnSO4 + K2SO4
+ I2 +
NaN3 + 2H2O
I2 + 2NaS2O3 Na2S4O6 + 2NaI
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan Oksigen Terlarut di dalam AQUA adalah
10,785 ppm
2. Kandungan Oksigen Terlarut di dalam INDODES adalah
11,94 ppm
DAFTAR PUSTAKA
American Public Health Association.1998.”Standard
Methods for The Examination Of Water And
Wastewater”.Washington DC.
Ayers,R.S.1976.”Water Quality for Agriculture FAO”.Rome
Effendi, Hefni.2003.”Telaah Kualitas
Air”.Yogyakarta:Penerbit Kanisisus.